Transcript
Page 1: Penerapan Metode Pembelajaran Kooperatif Tipe Talking

233

Amanah: Jurnal Amanah Pendidikan dan Pengajaran

Volume 1 Nomor 3: 233-245 (2020)

Amanah: Jurnal Amanah Pendidikan dan Pengajaran

https://jurnal.pgrisultra.or.id/ojs/

ISSN 2721-9739 (Online)

Penerapan Metode Pembelajaran Kooperatif Tipe Talking Stick untuk

Meningkatkan Hasil Belajar pada Mata Pelajaran Aqidah Akhlak Kelas VIII

di MTS. Negeri 4 Wakatobi

Application Of The Talking Stick Talking Cooperative Learning Methods To Improve

Learning Outcomes In Class VIII Aqidah Academic Lessons In MTS. State 4 Wakatobi

Suarni1*

, Jamsia2

1,2Fakultas Agama Islam Universitas Muhammadiyah Kendari

Jl. KH. Ahmad Dahlan No. 10 Kota Kendari, Indonesia.,

*Email: [email protected]

Received: 24th

September, 2020; Revision: 25th

October, 2020; Accepted: 27th

November, 2020

Abstrak

Tujuan penelitian ini yaitu: (1) untuk mengetahui penerapan pembelajaran kooperatif tipe Talking stick

dalam meningkatkan prestasi belajar pada mata pelajaran Aqidah akhlaq kelas VIII di MTs. Negeri 4 Wakatobi;

dan (2) untuk mengetahui seberapa besar penerapan pembelajaran kooperatif tipe Talking stick dalam

meningkatkan prestasi belajar pada mata pelajaran Aqidah akhlaq kelas VIII di MTs. Negeri 4 Wakatobi.

Penelitian ini adalah Penelitian Tindakan Kelas (PTK). Subyek penelitian ini adalah peserta didik kelas VIII

MTs. Negeri 4 Wakatobi yang berjumlah 25 peserta didik yang terdiri dari 13 laki-laki dan 12 perempuan.

Penelitian ini dilaksanakan 4 kali pertemuan yang dilaksanakan dalam II siklus dengan langkah-langkah yaitu:

(1) tahap perencanaan tindakan; (2) tahap pelaksanaan tindakan; (3) tahap observasi/pengamatan; (4) evaluasi;

dan (5) tahap refleksi. Berdasarkan hasil penelitian menunjukkan bahwa: (a) Penerapan metode kooperatif tipe

talking stick yaitu dengan cara pendidik memberikan tongkat kepada peserta didik, lalu peserta didik

mengilirkannya kepada yang lain sesuai sehingga membentuk sebuah kelompok, kemudian masing-masing

kelompok menjawab pertanyaan dari pendidik, setelah itu setiap peserta didik yang mendapat tongkat harus

menjawab pertanyaan dari pendidik dan berdiri untuk mempresentasikan didepan kelas; dan (b) hasil penelitian

dengan menggunakan metode pembelajaran kooperatif tipe talking stick dapat meningkatkan hasil belajar

peserta didik pada mata pelajaran Aqidah Akhlak di MTs. Negeri 4 Wakatobi. Hal ini dapat dilihat pada

pencapaian nilai rata-rata pada setiap siklusnya. Pada siklus I adalah 69.32 dengan presentase ketuntasan 60%

dan meningkat pada siklus II menjadi 81. 96 dengan presentase ketuntasan klasikal mencapai 92%.

Kata Kunci: metode pembelajaran kooperatif, tipe learning stick, meningkatkan hasil belajar. aqidah akhlak

Abstract

The objectives of this study are: (1) to determine the application of the Talking stick type of cooperative

learning in improving learning achievement in Aqidah akhlaq subject class VIII at MTs. Negeri 4 Wakatobi; (2)

to find out how much the application of the Talking stick type of cooperative learning in improving learning

achievement in Aqidah akhlaq subject class VIII at MTs. Negeri 4 Wakatobi. This research is a Classroom

Action Research (CAR). The subjects of this study are students of class VIII MTs. Negeri 4 Wakatobi, totaling 25

students consisting of 13 boys and 12 girls. This research was conducted 4 meetings which were conducted in II

cycles with the following steps: (1) action planning stage; (2) action implementation stage; (3) observation/

observation stage; (4) evaluation; and (5) reflection stage. Based on the results of the research shows that: (1)

The implementation of the talking stick type cooperative method, namely by the way the educator gives the stick

to the students, then the students turn it around to others accordingly to form a group, then each group answers

questions from the educator, after that each student who gets the stick must answer questions from the educator

and stand up to present it in front of the class; and (2) The results of the study using the talking stick type

cooperative learning method can improve student learning outcomes in Aqidah Akhlak subjects at MTs. Negeri 4

Wakatobi. This can be seen in the achievement of the average value in each cycle. In the first cycle it was 69.32

with a completeness percentage of 60% and increased in the second cycle to 81. 96 with the percentage of

classical completeness reaching 92%.

Keywords: cooperative learning method, learning stick type, improve learning outcomes. aqidah akhlak

Page 2: Penerapan Metode Pembelajaran Kooperatif Tipe Talking

234

Penerapan Metode Pembelajaran Kooperatif …

Amanah: Jurnal Amanah Pendidikan dan Pengajaran 1(2): 233-241 (2020)

PENDAHULUAN

Pendidikan merupakan proses usaha yang

sangat kompleks dan sulit. Hal ini disebabkan

karena pendidikan melibatkan banyak unsur dan

elemen penting yang harus terpadu secara

fungsional agar dapat berjalan bersama menuju

tujuan pendidikan yang ingin dicapai.

Diperlukan keterampilan yang memadai dari ara

tenaga pendidikan untuk mengolah, mengatur

dan mengendalikan proses pendidikan tersebut

agar selalu berproses sesuai dengan tujuan

pendidikan itu sendiri. Perkembangan ilmu

pengetahuan dan teknologi telah membawa

perubahan yang sangat signifikan terhadap

berbagai jenis dimensi kehidupan manusia, baik

dalam ekonomi, sosial, budaya, maupun

pendidikan. Dalam UU. No. 20 tahun 2003

tentang sistem pendidikan Nasional.

Menurut Skinner seperti yang dikutip

barlow dalam bukunya Educational Psychology:

The Teaching Learning Process berpendapat

bahwa, belajar adalah suatu proses adaptasi atau

penyesuaian tingkah laku yang berlangsung

secara progresif. Proses adaptasi tersebut akan

mendatangkan hasil yang optimal apabila diberi

penguat (reinforcer). Hintzman berpendapat

belajar adalah suatu perubahan yang terjadi

dalam diri organisme (manusia atau hewan)

disebabkan oleh pengalaman yang dapat

mempengaruhi tingkah laku organisme.

Perubahan yang ditimbulkan oleh pengalaman

tersebut baru dikatakan belajar apabila

mempengaruhi organisme.

Proses pembelajaran banyak masalah yang

dihadapi oleh guru, diantaranya pemilihan

metode mengajar yang tepat agar tujuan

pembelajaran dapat tercapai secara baik dan

peserta didik dapat belajar secara efektif dan

efisien. Dengan adanya penerapan metode

kooperatif tipe talking stick diharapkan peserta

didik dapat menerima dengan baik, terkait hal

ini dengan adanya penerapan pembelajaran tipe

talking stick peserta didik tidak jenuh dalam

pelaksanaan belajar mengajar, karena

keunggulan talking stick adalah sistem

pendukung dari pembelajaran kooperatif yang

berupa tongkat disamping itu talking stick bisa

diterapkan untuk semua materi pelajaran baik

umum maupun agama, dengan di buktikan pada

penelitian terdahulu.

Sehingga keunggulan penerapan metode

kooperatif adalah dimana sistem belajar dan

bekerja dalam kelompok-kelompok kecil yang

berjumlah 4-6 secara kaloboratif dapat

merangsang peserta didik lebih bergairah dalam

belajar. Karena pada dasarnya peserta didik

tidak bekerja sendiri melainkan bekerja sama

dengan kelompok dengan menerapkan metode

diskusi, guru sebagai pengajar dan fasilitator

memanfaatkan dengan sebaik-baiknya

bagaimana cara mengajar secara baik, objektif

dan menghibur.

Rendahnya kemampuan peserta didik,

dalam hal ini menerima pembelajaran di dalam

kelas, di karenakan peserta didik kurang

memperhatikan guru pada saat menerangkan

pembelajaran terkait materi yang diajarkan,

faktor yang mempengaruhi yaitu kurang adanya

trobosan yang efektif dalam memilih metode

pembelajaran yang dilakukan oleh guru

sedangkan faktor lain dari guru yaitu kurang

adanya motivasi ke peserta didik yang dilakukan

di dalam kelas sehingga nantinya akan

mempengaruhi peserta didik, dalam konteks

cenderung akan bosan dalam kegiatan belajar

mengajar di dalam kelas, kurangnya metode

yang dilakukan oleh guru untuk menciptakan

sebuah pembelajaran yang efektif dan inovatif.

Melalui penelitian tindakan kelas ini yang

dilakukan pada peserta didik kelas VIII MTs.

Negari 4 Wakatobi diharapkan dengan

penerapan pembelajaran kooperatif tipe takling

stick peserta didik dapat menerima dengan baik.

Terkait hal ini sebelumnya penulis

melakukan wawancara dengan guru bidang studi

Aqidah akhlaq kelas VIII yang dimana

sebelumnya sudah pernah melakukan penerapan

pembelajaran kooperatif dengan permainan

merangkai di punggung temannya. Tetapi

dengan penerapan tersebut hasil belajar dari

peserta didik belum maksimal, dikarenakan

metode yang digunakan cenderung lebih

monoton sehingga kurang adanya semangat

yang lebih untuk peserta didik, dengan hasil

demikian nilai raport setiap individu ada yang

meningkat dan masih ada yang belum. Faktor

yang mempengaruhi hambatan-hambatan pada

saat mengajar di kelas yaitu peserta didik sering

berisik, dikarenakan kurang memperhatikan

guru pada saat mengajar di kelas.

Disisi lain guru juga kurang bisa

mengkondisikan suasana kelas dan kurang

adanya motivasi ke peserta didik dalam

melakukan kegiatan pembelajaran di kelas,

dimana nilai individu peserta didik yang tuntas

sebanyak 6 peserta didik dengan prosentase

(27%) sedangkan yang belum tuntas sebanyak

Page 3: Penerapan Metode Pembelajaran Kooperatif Tipe Talking

235

Penerapan Metode Pembelajaran Kooperatif …

Amanah: Jurnal Amanah Pendidikan dan Pengajaran 1(3): 233-245 (2020)

14 peserta didik dengan prosentase (72%),

dengan demikian masih banyak peserta didik

yang belum memenuhi ketentuan kriteria

minimum (KKM), yang dimana sekolahan

menentukan (KKM) mata pelajaran Aqidah

akhlaq kelas VIII yaitu 65.

Dalam hal ini dengan adanya trobosan

memlilih metode kooperatif tipe talking stick

secara baik dan menghibur, di harapkan kegiatan

pembelajaran lebih meningkat dan tidak jenuh

dalam melakukan aktivitas pembelajaran

didalam kelas, guru juga berusaha untuk

mengajar secara optimal dan memotivasi peserta

didik serta mengkondisikan kelas dengan

sebaik-baiknya, sehingga nantinya akan

meningkatkan semangat belajar dan pasti akan

mempengaruhi terhadap prestasi belajar peserta

didik yang bersumber dari pertanyaan guru,

yang nantinya akan di jawab oleh peserta didik

secara bergiliran melalui media tongkat.

METODE PENELITIAN

Jenis Penelitian

Penelitian ini termasuk dalam jenis

penelitian tindakan kelas (classroom action

research). Ciri utama dari penelitian tindakan

kelas yakni adanya tindakan-tindakan (aksi)

tertentu untuk memperbaiki proses belajar di

kelas.

Setting Penelitian

Penelitian dilakukan di MTSN 4 Wakatobi.

Waktu Penelitian dilaksanakan pada semester 1

tahun ajaran 2018-2019 dengan membutuhkan

waktu kurang lebih 6 bulan yaitu bulan Mei –

Oktober 2018 mulai dari penyusunan proposal,

penelitian, sampai penyusunan laporan.

Tindakan dilaksanakan pada waktu proses KBM

berlangsung sehingga tidak mengganggu

kegiatan peserta didik yang lain.

Subjek Penelitian

Subyek penelitian tindakan kelas ini adalah

peserta didik kelas VIII MTSN 4 Wakatobi

Kabupaten Wakatobi semester 1 tahun ajaran

2018 – 2019. Peserta didik kelas VIII yang akan

diteliti ini termasuk kelas yang peserta didiknya

memiliki hasil belajar rendah. Jumlah peserta

didik 25 Orang.

Sumber Data

Sumber data dalam penelitian ini adalah

peserta didik kelas VIII MTs Negeri 4 Wakatobi

Tahun Ajaran 2018. Peserta didik yang diambil

sebagai subjek wawancara adalah sebanyak tiga

peserta didik. Tiga peserta didik tersebut sebagai

sampel yang terdiri dari peserta didik

berkemampuan tinggi, peserta didik

berkemampuan sedang, dan peserta didik

berkemampuan rendah. Dari ketiga peserta didik

tersebut dapat diketahui tanggapan mereka yang

dapat mewakili seluruh peserta didik terhadap

proses pembelajaran yang telah dilakukan. Hal

ini menjadi pertimbangan untuk mengetahui

sejauh mana keberhasilan peserta didik dalam

pembelajaran Aqidah Akhlaq menggunakan

pembelajaran kooperatif tipe talking

stick.Dilihat dari asalnya, data dibedakan

menjadi data primer dan data sekunder.

Teknik dan Alat Pengumpul Data

Dalam suatu penelitian selalu terjadi teknik

pengumpulan data. Pengumpulan data adalah

prosedur sistematik dan standar untuk

memperoleh data yang diperlukan. Prosedur

yang digunakan dalam pengumpulan data:

1. Tes. Menurut Pupuh Fathurrohman dan

Sutikno: “Tes adalah alat pengukuran berupa

pertanyaan, perintah, dan petunjuk yang

ditunjukkan kepada peserta didik untuk

mendapatkan respon sesuai dengan petunjuk.

(Pupuh Fathurrohman dan Sutikno, 2010).

Subyek dalam hal ini adalah peserta didik

kelas VIII harus mengisi item-item yang ada

dalam tes yang telah direncanakan, guna

untuk mengetahui tingkat keberhasilan

peserta didik dalam proses pembelajaran.

Dalam penelitian ini, tes yang diberikan ada

dua macam yaitu:

a. Post test (tes awal), tes yang diberikan

sebelum tindakan. Tujuan dari pre tes ini

adalah untuk mengetahui pemahaman peserta

didik tentang materi yang sudah diajarkan

sebelumnya.

b. Post test (tes akhir), yaitu tes yang diberikan

setiap akhir tindakan untuk mengetahui

pemahaman peserta didik dan ketuntasan

belajar peserta didik pada masing-masing

pokok bahasan. Tujuan dari post test ini

adalah untuk mengetahui peningkatan

pemahaman dan hasil belajar peserta didik

terhadap materi yang telah diajarkan dengan

menerapkan pembelajaran kooperatif tipe

talking stick

2. Observasi. Observasi adalah upaya merekam

segala peristiwa dan kegiatan yang terjadi

selama tindakan perbaikan itu berlangsung

Page 4: Penerapan Metode Pembelajaran Kooperatif Tipe Talking

236

Penerapan Metode Pembelajaran Kooperatif …

Amanah: Jurnal Amanah Pendidikan dan Pengajaran 1(3): 233-245 (2020)

dengan atau tanpa alat bantuan. (Siswono,

2008)

Dalam penelitian tindakan kelas,

observasi dipusatkan pada proses maupun

hasil tindakan beserta segala peristiwa yang

melingkupinya. Observasi dilakukan untuk

mengamati kegiatan di kelas selama kegiatan

pembelajaran. Lembar observasi digunakan

untuk mengumpulkan data tentang keadaan

subjek penelitian yang meliputi situasi dan

aktivitas peserta didik dan guru terhadap

kegiatan pembelajaran selama

berlangsungnya penelitian tindakan. Data

hasil observasi dicatat dalam lembar

observasi yang selanjutnya digunakan

sebagai data yang menggambarkan

berlangsungnya kegiatan pembelajaran.

Dalam penelitian ini observasi merupakan

alat bantu yang digunakan peneliti ketika

mengumpulkan data melalui pengamatan dan

pencatatan secara sistematis terhadap

fenomena yang diselidiki.

3. Dokumen. Dokumentasi yaitu

mengumpulkan data dengan melihat atau

mencatat suatu laporan yang sudah tersedia.

(Ahmad Tanzeh, 2011). Metode ini

dilakukan dengan melihat dokumen-

dokumen resmi seperti: catatan-catatan serta

buku-buku peraturan yang ada. Dokumen

sebagai metode pengumpulan data adalah

setiap persyaratan tertulis yang disusun oleh

seseorang atau lembaga untuk keperluan

pengujian suatu peristiwa atau menyajikan

akunting. Alasan dokumen dijadikan sebagai

data untuk membuktikan penelitian karena

dokumen merupakan sumber yang stabil,

dapat berguna sebagai bukti untuk pengujian,

mempunyai sifat yang alamiah, tidak reaktif

sehingga mudah ditemukan dengan teknik

kajian isi. Disamping itu, hasil kajian isi akan

membuka kesempatan untuk memperluas

pengetahuan terhadap sesuatu yang

diselidiki. (Tanze Ahmad, 2011).

Untuk memperkuat hasil penelitian ini

peneliti menggunakan dokumentasi berupa

foto-foto pada saat peserta didik melakukan

proses pembelajaran dengan menggunakan

pembelajaran kooperatif tipe talking stick pada

mata pelajaran Aqidah Akhlaq materi

memahami Akhlak terhadap diri sendiri. Peserta

didik mengerjakan lembar kerja post test siklus

I, dan post test siklus II, serta pada saat peneliti

menjelaskan materi memahami Akhlak terhadap

diri sendiri.

Teknik Analsis Data

Data dalam penelitian ini akan dianalisis

dengan menggunakan statistic deskriptif yang

dimaksudkan untuk memberikan gambaran

peningkatan hasil belajar siswa setelah

penerapan metode pembelajaran Kooperatif Tipe

Talking Stick. Adapun rumus yang digunakan

dalam menganalisis data tersebut adalah: (a)

untuk mengetahui nilai rata-rata hasil belajar

peserta didik dengan rumus

Keterangan:

X= nilai rata-rata yang diperoleh peserta didik

Σf = jumlah nilai yang diperoleh tiap peserta

didik

N= jumlah siswa secara keseluruhan. (Sudjono,

2013 )

(b) untuk mengetahui persentase ketuntasan

hasil belajar peserta didik

Keterangan:

P = persentase

∑ = jumlah peserta didik pada kategori

ketuntasan belajar

N = jumlah seluruh peserta didik (Daryanto,

2012 )

Validitas Data

Validitas atau kesahihan merupakan ukuran

dari instrument yang digunakan dalam

penelitian. Sebuah data dikatakan valid apabila

tes tersebut dapat mengukur apa yang hendak di

ukur. (Suwandi, 2009). Maka untuk mengukur

validtas data, peneliti menggunakan langkah-

langkah tersebut sebagai berikut:

1. Data hasil belajar yang diperoleh dari

pengisian angket dan direkap oleh peneliti

2. Supaya diperoleh data yang valid, maka

data angket dibandingkan dengan data hasil

wawancara peserta didik dan observasi

awal.

3. Observasi dilakukan pada saat kegiatan

proses pembelajaran berlangsung dengan

menggunakan lembar observasi yang

susdah disusun

4. Refleksi peneliti lakukan bersama observer

mengulas hasil observasi mengenai

perubahan yang terjadi sebagai pengaruh

penerapan metode pembelajaran kooperatif

type talking stick dalam meningkatkan hasil

belajar pada mata pelajaran Aqidah akhlak.

Page 5: Penerapan Metode Pembelajaran Kooperatif Tipe Talking

237

Penerapan Metode Pembelajaran Kooperatif …

Amanah: Jurnal Amanah Pendidikan dan Pengajaran 1(3): 233-245 (2020)

Indikator Keberhasilan

Untuk menentukan keberhasilan penelitian

ini, maka ditetapkan indikator kinerja atau

Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM) yang

ditetapkan oleh sekolah selanjutnya digunakan

sebagai acuan keberhasilan peserta didik dalam

pembelajaran. Adapun keberhasilan penelitian

ini adalah apabila setiap peserta didik

memperoleh nilai hasil belajar mencapai ≥60

secara individu, dan 70% dari jumlah peserta

didik yang memperoleh nilai KKM tersebut

(secara klasikal), artinya hasil belajar peserta

didik sudah mengalami peningkatan dalam

pelaksanaan pembelajaran metode Kooperatif

Tipe Talking Stick pada peserta didik kelas VIII

MTs. Negeri 4 Wakatobi

Prosedur Penelitian

Berdasarkan jenis penelitian sebagaimana

dipaparkan sebelumnya, rancangan atau desain

PTK yang digunakan adalah menggunakan

metode PTK Kemmis & Mc. Taggart yang

dalam alur penelitiannya yakni meliputi

langkah-langkah (Suharsimi arikunto, 2010):

(a) perencanaan (plan); (b) melaksanakan

tindakan (act); (c) melaksanakan pengamatan

(observe); dan (d) mengadakan refleksi atau

analisis (reflection). Secara sederhana alur

pelaksanaan tindakan kelas dapat dilihat pada

Gambar 1.

Gambar 1. Siklus PTK Model Kemmis dan

Mc. Taggart

Gambar 1 diperlihatkan bahwa tahap

pertama yang harus dilakukan dalam PTK adalah

rencana awal (plan) yang didalamnya terdapat

rencana dari setiap siklus meliputi RPP, metode

pembelajaran, media, dan materi pembelajaran.

Tahap kedua adalah tindakan (action) dan

observasi (observe), tindakan dalam PTK yaitu

melaksanakan pembelajaran materi memahami

Akhlak Terpuji Terhadap Diri Sendiri sesuai

dengan rencana pembelajaran. Sedangkan

observasi yaitu pengamatan yang dilakukan di

dalam kelas. (Suharsimi Arikunto, 2010).

Mengamati apa yang terjadi di dalam proses

pembelajaran, serta mencatat hal-hal yang terjadi

di dalam kelas. Tahap ketiga adalah refleksi

(reflect) yaitu merupakan tahapan dimana guru

melakukan introspeksi diri terhadap tindakan

pembelajaran yang dilakukan. Kemudian

diteruskan dengan rencana yang direvisi (revised

plan) yaitu guru membuat rencana pembelajaran

berdasarkan hasil refleksi pada siklus pertama

diteruskan dengan tindakan, observasi, dan

refleksi. Dalam penelitian kolaborasi ini, pihak

yang melakukan tindakan adalah peneliti sebagai

guru, sedangkan yang diminta melakukan

pengamatan terhadap berlangsungnya tindakan

adalah teman sejawat dan guru mata pelajaran

Aqidah Akhlaq kelas VIII.

HASIL DAN PEMBAHASAN

Hasil Sebelum Tindakan Sebelum pelaksanaan tindakan dalam hal

penerapan metode pembelajaran Kooperatif Tipe

Talking Stick, penelitian ini diawali dengan

melakukan observasi/ pengamatan awal dan

melakukan pertemuan dengan guru bidang studi

Aqidah Akhlak pada MTs. Negeri 4 Wakatobi,

dan dari hasil observasi yang dialukan peneliti

ditemukan bahwa dalam proses pembelajaran

pendidik masih belum menggunakan metode

yang menarik (proses pembelajaran monoton),

yang mengakibatkan peserta didik kurang

tertarik, dan bosan serta merasa jenuh dalam

proses belajar Aqidah Akhlak hal tersebut

menyebabkan hasil belajar peserta didik rendah,

dimana masih banyak peserta didik yang

memiliki nilai dibawah 60, sedangkan KKM

yang ditetapkan di kelas VIII MTs. Negeri 4

Wakatobi adalah 65.

Setelah dilakukannya observasi pada proses

pembelajaran peneliti melakukan kegiatan pra

tindakan, dimana sebelum masuk pada penelitian

tindakan siklus I peneliti melakukan tes awal

yang bertujuan untuk mengetahui bagaimana

kemampuan peserta didik pada materi pokok

Akhlak Terpuji Terhadap Diri Sendiri (Tawakal,

Ikhtiar, Sabar, Syukur, dan Qana’ah) sebelum

dilaksanakannya tindakan, dan dari hasil tes

tersebut dijadikan sebagai nilai sekor awal

Page 6: Penerapan Metode Pembelajaran Kooperatif Tipe Talking

238

Penerapan Metode Pembelajaran Kooperatif …

Amanah: Jurnal Amanah Pendidikan dan Pengajaran 1(3): 233-245 (2020)

peserta didik yang nantinya dijadikan sebagai

patokan untuk melihat peningkatan hasil belajar

peserta didik dari siklus I sampai siklus II setelah

diterapkannya metode pembelajaran Kooperatif

Tipe Talking Stick.

Setelah peneliti melakukan pertemuan

langsung dengan guru Aqidah Akhlak

kelas VIII MTs. Negeri 4 Wakatobi dalam hal

membicarakan proses pelaksanaan penelitian

yang akan dilaksanakan di kelas VIII MTs.

Negeri 4 Wakatobi, telah disepakati oleh peneliti

dan guru Aqidah Akhlak bahwa penelitian ini

dilaksanakan dari tanggal 19 September sampai

Selesai. Penelitian tindakan kelas ini

dilaksanakan dalam 2 siklus. Setiap siklus

dilaksanakan selama 4 jam pelajaran atau 2 kali

pertemuan. Guru dan peneliti bersepakat untuk

melaksanakan penelitian dengan menggunakan

jam pelajaran sesuai dengan jadwal pelajaran

yang berlaku di kelas VIII MTs. Negeri 4

Wakatobi agar kegiatanpembelajaran berjalan

dengan lancar dan tidak menganggu jam mata

pelajaran lain.

Penelitian tindakan kelas ini dilaksanakan

oleh peneliti bersama guru Aqidah Akhlak kelas

VIII MTs. Negeri 4 Wakatobi sebagai

kolaborator (pengamat), yaitu pihak yang

melakukan pengamatan (observer) terhadap

berlangsungnya proses pembelajaran

menggunakan metode pembelajaran Kooperatif

Tipe Talking Stic

Sebelum melakukan tindakan (menerapkan

metode Kooperatif Tipe Talking Stick) terlebih

dahulu memberikan pertanyaan tentang materi

yang sudah di bahas kepada peserta didik dengan

tujuan untuk mengetahui kemampuan dan atau

sudah sejauh mana peserta didik mengetahui

materi yang sebelumnya sudah diajarkan

gurunya.

Oleh karena itu dalam merencanakan

tindakan pembelajaran menggunakan metode

pembelajara Kooperatif Tipe Talking Stick,

dengan metode pembelajaran baru yang akan

diterapkan dalam proses pembelajaran Aqidah

Akhlak ini merupakan salah satu solusi yang

ditawarkan peneliti untuk meningkatkan hasil

belajar peserta didik. Peneliti dalam menyusun

rencana tindakan, melakukan konsultasi dengan

guru mata pelajaran Aqidah Akhlak kelas VIII

MTs. Negeri 4 Wakatobi yang bernama Asman

Razak, S.Ag.

Metode pembelajaran yang dimaksud adalah

metode pembelajaran Kooperatif Tipe Talking

Stick, karena metode Kooperatif Tipe Talking

Stick, ini dalam penerapannya sangat sederhana

setiap peserta didik dimulai dengan guru

membagi kelompok, guru menyiapkan tongkat

dilanjutkan dengan menjelaskan materi

pembelajaran. Selesai menjelaskan guru

memberikan kesempatan kepada peserta didik

yang mendapatkan tongkat untuk menjawab

pertanyaan dari guru.

Kegiatan dilanjutkan sampai semua

kelompok mendapatkan tongkat dari guru.

Selanjutnya guru membimbing peserta didik

apabila ada pertanyaan yang tidak bisa di jawab.

Dan dilanjutkan dengan membagikan LKS

kepada peserta didik untuk dikerjakan secara

individu. Setelah selesai guru meminta beberapa

peserta didik untuk membacakan hasilnya di

depan kelas, sedangkan yang lain menanggapi.

Kegiatan akhir dilaksanakan kurang lebih selama

20 menit. Diawali dengan bersama-sama

menyimpulkan materi yang telah dibahas.

Selanjutnya peserta didik diberikan soal-soal

evaluasi untuk dikerjakan. Sebagai penutup

kemudian guru memberikan motivasi kepada

peserta didik agar lebih giat belajar.

Dengan itu peneliti pada setiap pertemuan

siklus I-II membuat tongkat yang berbentuk

panjang dari karton. Sehingga tongkat tidak

terkesan monoton yang dapat membuat peserta

didik tidak merasa bosan, dengan membentuk

tongkat dengan kertas karton proses

pembelajaran diharapkan bisa dalam suasana

yang menyenagkan. Melalui suasana yang

menyenangkan diharapkan. materi yang

disampaikan oleh pendidik menjadi lebih mudah

di pahami peserta didik, karena bagaimana pun

juga dengan metode Kooperatif Tipe Talking

Stick ini peserta didik terlibat langsung dan

mendapatkan pengalaman nyata dalam kegiatan

pembelajaran.

Dengan demikian, proses pembelajaran akan

berlangsung dengan lebih variatif dan tidak

monoton dengan prinsip membelajarkan,

memberdayakan peserta didik dan bukan

mengajar peserta didik.Langkah-langkah dalam

penerapan metode pembelajaran Kooperatif Tipe

Talking Stick sebagai berikut:

Pelaksanaan Tindakan Siklus I

Tahap perencanaan siklus I adalah

menyusun rencana tindakan yang akan

dilaksanakan selama siklus I sesuai dengan

metode pembelajaran Kooperatif Tipe Talking

Stick pada materi pokok Akhlak Terpuji

Terhadap Diri (Tawakal, Ikhtiar, Sabar, Syukur

dan Qana’ah). Siklus I dilaksanakan sebanyak 2

pertemuan pembelajaran yaitu tanggal 19 sampai

selesai sesuai dengan kesepakatan guru mata

Page 7: Penerapan Metode Pembelajaran Kooperatif Tipe Talking

239

Penerapan Metode Pembelajaran Kooperatif …

Amanah: Jurnal Amanah Pendidikan dan Pengajaran 1(3): 233-245 (2020)

pelajaran Aqidah Akhlak Kelas VIII sebagai

kolaborator peneliti dalam penelitian ini.

Adapun tahapan persiapan rencana tindakan

siklus I sebagai berikut:

(a) Menyusun Rencana Pelaksanaan

Pembelajaran (RPP) tentang materi yang

akan diajarkan sesuai dengan pembelajaran

kooperatif tipe talking stick.

(b) Mempersiapkan materi pelajaran yaitu

memahami Akhlak terhadap diri sendiri.

(c) Mempersiapkan lembar kerja pesera didik

yaitu lembar kerja pre test dan lembar kerja

post test siklus I.

(d) Menyusun dan mempersiapkan lembar

observasi aktivitas peneliti dan lembar

observasi aktivitas peserta didik.

Siklus I pertemuan I (pertama) peneliti

laksanakan pada hari Rabu, pukul 10:45 WITA

tanggal 19 Septemer 2018 materi pokok Akhlak

Terpuji Terhadap Diri dengan sub materi

bahasan, pengertian, hikmah, akibat dan contoh

perilaku Tawakal, Ikhtiar dan Sabar, dengan

alokasi waktu 2x45 menit (1x pertemuan)

dengan menerapkan metode pembelajaran

Kooperatif Tipe Talking Stick. Peneliti

melaksanakan tindakan pembelajaran

berdasarkan skenario sesuai dengan kegiatan

yang termuat dalam RPP yaitu:

Kegiatan awal pada proses pembelajaran

diawali dengan mengucap salam, menyapa

peserta didik, berdoa, mengabsen peserta didik,

mengatur kelas dan kesiapan peserta didik,

melakukan apersepsi, menyampaikan tujuan

pembelajaran dan menjelaskan tahapan tentaang

metode pembelajaran Kooperatif Tipe Talking

Stick Kegiatan inti dilaksanakan kurang lebih

selama 45 menit, dimulai dengan guru membagi

kelompok, guru menyiapkan tongkat dilanjutkan

dengan menjelaskan materi pembelajaran.

Selesai menjelaskan guru memberikan

kesempatan kepada peserta didik yang

mendapatkan tongkat untuk menjawab

pertanyaan dari guru

Kegiatan dilanjutkan sampai semua

kelompok mendapatkan tongkat dari guru.

Selanjutnya guru membimbing peserta didik

apabila ada pertanyaan yang tidak bisa di jawab.

Dan dilanjutkan dengan membagikan LKS

kepada peserta didik untuk dikerjakan secara

individu. Setelah selesai guru meminta beberapa

peserta didik untuk membacakan hasilnya di

depan kelas, sedangkan yang lain menanggapi.

Kegiatan akhir dilaksanakan kurang lebih

selama 20 menit. Diawali dengan bersama-sama

menyimpulkan materi yang telah dibahas.

Selanjutnya peserta didik diberikan soal-soal

evaluasi untuk dikerjakan. Sebagai penutup

kemudian guru memberikan motivasi kepada

peserta didik agar lebih giat belajar,

memberitahukan materi selanjutnya dan

menutup pelajaran dengan berdoa serta

mengucap salam.

1) Pertemuan ke-2

Siklus I pertemuan 2 dilaksanakan pada hari

Rabu tgl 26 September 2018 pukul 10:45

dengan materi ajar Akhlak Terpuji Terhadap

Diri dengan sub materi bahasan pengertian,

hikmah, akibat dan contoh perilaku Syukur dan

Qana’ah. Pada kegiatan awal, pendidik

mengawali dengan kegiatan pembelajaran

mengucap salam, menyapa peserta didik,

berdoa, mengabsen peserta didik, mengatur

kelas, melakukan apersepsi, menyampaikan

tujuan pembelajaran dan memberikan arahan

tentang metode pembelajaran Kooperatif Tipe

Talking Stick.

Kegiatan inti dilaksanakan kurang lebih

selama 45 menit, dimulai dengan guru membagi

kelompok, guru menyiapkan tongkat dilanjutkan

dengan menjelaskan materi pembelajaran.

Selesai menjelaskan guru memberikan

kesempatan kepada peserta didik yang

mendapatkan tongkat untuk menjawab

pertanyaan dari guru.

Kegiatan dilanjutkan sampai semua

kelompok mendapatkan tongkat dari guru.

Selanjutnya guru membimbing peserta didik

apabila ada pertanyaan yang tidak bisa di jawab.

Dan dilanjutkan dengan membagikan LKS

kepada peserta didik untuk dikerjakan secara

individu. Setelah selesai guru meminta beberapa

peserta didik untuk membacakan hasilnya di

depan kelas, sedangkan yang lain menanggapi.

Kegiatan akhir dilaksanakan kurang lebih

selama 20 menit. Diawali dengan bersama-sama

menyimpulkan materi yang telah dibahas.

Selanjutnya peserta didik diberikan soal-soal

evaluasi untuk dikerjakan. Sebagai penutup

kemudian guru memberikan motivasi kepada

peserta didik agar lebih giat belajar,

memberitahukan materi selanjutnya dan

menutup pelajaran dengan berdoa serta

mengucap salam.

Selama pelaksanaan pembelajaran siklus I

pertemuan pertama dan kedua, observer

melakukan pengamatan terhadap proses

pembelajaran Aqidah Akhlak dengan penerapan

metode pembelajaran Kooperatif Tipe Talking

Page 8: Penerapan Metode Pembelajaran Kooperatif Tipe Talking

240

Penerapan Metode Pembelajaran Kooperatif …

Amanah: Jurnal Amanah Pendidikan dan Pengajaran 1(3): 233-245 (2020)

Stick. Pengamatan tersebut dilakukan sejak awal

hingga akhir pelajaran dengan menggunakan

lembar observasi aktivitas pendidik dan lembar

observasi peserta didik untuk mengetahui

kesesuain antara rencana tindakan dengan

pelaksanaan tindakannya.

Hasil aktifitas guru pada siklus I pertemuan

pertama: data hasil pengamatan peneliti terhadap

kegiatan guru pada saat kegiatan belajar

mengajar penelitian tindakan kelas diatas hasil

observasi kegiatan guru pada tahap proses

pembelajaran yang diawali dengan tiga tindakan

kegitan utama yaitu sebagai berikut: (a)

perencanaan pembelajaran terlaksana dengan

baik; dan (b) proses tindakan pembelajaran tidak

terlaksana dengan baik. Selanjutnya bagian

penutup proses pembelajaran tidak sepenuhnya

berjalan dengan baik.

Hasil aktivitas guru pada siklus I pertemuan

kedua: kinerja pendidik pada saat menerapkan

metode pembelajaran Kooperatif Tipe Talking

Stick sudah cukup baik, dan sudah mengalami

peningkatan hal tersebut dapat dilihat dari hasil

presentase ketuntasan dimana siklus I pertemuan

pertama presentase ketuntasan sudah ada

peningkatan. Banyak aktivitas peserta didik pada

siklus I pertemuan pertama masih banyak yang

belum terlaksana hal tersebut dapat dilihat dari

presentase ketuntasannya yang masih

berkategorikan kurang baik. Hasil aktivitas

peserta didik pada siklus i pertemuan kedua:

menunjukkan bahwa aktivitas peserta didik pada

siklus I pertemuan II telah mengalami

peningkatan dari siklus satu sebelumnya yang

presentase ketuntasannya meningkat.

Setelah dilaksanakan siklus I sebanyak dua

kali pertemuan , pertemuan kedua diadakan tes

atau evaluasi, evaluasi ini dilakukan untuk

mengetahui keberhasilan tindakan siklus I

dengan menngunakan metode pembelajaran

Kooperatif Tipe Talking Stick, pemberian tes

hasil belajar dilakukan pada akhir siklus. Berikut

ini data perolehan nilai pada hasil siklus I

dengan menggunakan metode pembelajaran

Kooperatif Tipe Talking Stick: Hasil data diatas

diperoleh dari perhitungan dengan menggunakan

rumus: Untuk menghitung nilai rata-rata di

gunakan rumus:

sedangkan untuk menghitung persentase

ketuntasan klasikal hasil belajar peserta didik di

hitung dengan menggunakan rumus

Hasil tes pada siklus I ada peningkatan

penguasaan peserta didik terhadap materi

pelajaran Akhlak Terpuji Terhadap Diri Sendiri

(Tawakal, Ikhtiar, Sabar, Syukur dan Qana’ah)

dibandingkan sebelum adanya tindakan, peserta

didik yang memperoleh nilai diatas KKM

sebanyak 15 orang dari 25 jumlah peserta didik

dengan presentase ketuntasan mencapai 60%

dengan nilai rata-rata 69.32.

Pada pelaksanaan tindakan siklus I ini,

penerapan metode pembelajaran Kooperatif Tipe

Talking Stick belum sepenuhnya berjalan dengan

sempurna. Sehingga peneliti bersama guru mata

pelajaran Aqidah Akhlak bersama-sama menilai

dan mendiskusikan kelemahan dan kekurangn

yang terdapat pada pelaksanaan tindakan siklus I

untuk kemudian diperbaiki dan dilaksanakan

pada tahap siklus II. ada beberapa hal yang perlu

diperbaiki:

1. Pendidik belum optimal dalam memotivasi

peserta didik dan pendidik belum optimal

dalam menyampaikan materi dan

menyampaikan teknik permainan metode

pembelajaran Kooperatif Tipe Talking

Stick, maka pendidik perlu lebih terampil

lagi dalam memotivasi, menyampaikan

materi dan teknik main metode Kooperatif

Tipe Talking Stick.

2. Pendidik belum optimal dalam pengelolaan

waktu dan kelas, maka perlu

mendistribusikan waktu secara baik.

3. Peserta didik kurang antusias selama

pembelajaran berlangsung, maka pendidik

harus lebih terampil dan bersemangat

dalam memotivasi peserta didik, sehingga

peserta didik akan lebih semagat belajar

dan dapat merespon materi pembelajaran

dengan baik.

4. Sebagian peserta didik banyak yang sibuk

sendiri, dan membuat keributan didalam

kelas

5. Hasil belajar belum mencapai standar

ketuntasan secara klasikal yang telah

ditentukan.

Berdasarkan hasil observasi, evaluasi dan

refleksi diatas, maka penelitian ini dilanjutkan

dengan tindakan siklus II karena indikator

keberhasilan tindakan kelas ini belum tercapai

dan peserta didik belum terbiasa mengikuti

pembelajaran dengan metode pembelajaran

Kooperatif Tipe Talking Stick sehingga terkesan

masih kaku.

Page 9: Penerapan Metode Pembelajaran Kooperatif Tipe Talking

241

Penerapan Metode Pembelajaran Kooperatif …

Amanah: Jurnal Amanah Pendidikan dan Pengajaran 1(3): 233-245 (2020)

Deskripsi Pelaksanaan Tindakan Siklus II

Perencanaan pembelajaran siklus II

dilaksanakan untuk memperbaiki proses

pembelajaran yang dipandang belum tuntus pada

pembelajaran siklus I. kegiatan perencanaan

pada siklus II sejalan dengan perencanaan

pembelajaran pada siklus I. Adapun tindakan

perbaikan pada siklus II adalah sebagai berikut:

1. Peneliti menjelaskan kembali metode

pembelajaran Kooperatif Tipe Talking Stick

yang akan digunakan sehingga peserta didik

lebih memahami apa yang akan dilakukan.

2. Peneliti harus meningkatkan motivasi kepada

peserta didik pada saat proses pembelajaran

berlangsung, sehingga peserta didik aktif

dalam proses pembelajaran.

3. Peneliti harus mengikut sertakan semua

peserta didik agar aktif dalam berdiskusi dan

terlibat langsung dalam proses pembelajaran

4. Peneliti akan memberikan bimbingan kepada

peserta didik yang mengalami kesulitan

dalam memecahkan masalah yang ditemukan

selama berdiskusi.

Pada tahap perencanaan ini, peneliti

menyiapkan hal-hal yang diperlukan untuk

pelaksanaan tindakan siklus II, yaitu:

a. Menyusun rencana pelaksanaan

pembelajaran (RPP) dengan materi pokok

Akhlak Terpuji Terhadap Diri Sendiri dengan

materi bahasan tentang Tawakal, Ikhtiar,

Sabar, Syukur dan Qana’ah yang didalamnya

memuat tentang metode pembelajaran

Kooperatif Tipe Talking Stick yang

digunakan untuk menyampaikan bahan ajar

dan sebagai solusi pemecahan masalah dalam

proses pembelajaran pendidikan agama islam

di kelas VIII

b. Peneliti menyiapkan sumber buku dan media

pembelajaran berupa media tongkat yang

berisi materi yang telah diajarkan. Media

tongkat yang peneliti buat berbahan kertas

karton yang dibentuk dengan memanjang.

c. Membuat lembar observasi terhadap aktivitas

peserta didik dan guru untuk memantau

kegiatan yang dilakukan selama proses

pembelajaran berlangsung.

d. Membuat alat evaluasi berupa tes tertulis

untuk mengetahui hasil yang dicapai setelah

mengikuti kegiatan pembelajaran.

Pelaksanaan tindakan pada siklus II

dilaksanakan sebanyak 2x pertemuan, dengan

materi pokok Akhlak Terpuji Terhadap Diri

Sendiri dengan cakupan sub materi bahasan

Tawakal, Ikhtiar, Sabar, Syukur dan Qana’ah,

pertemuan pertama dilaksanakan pada tanggal 3

September 2018 dan pertemuan kedua

dilaksanakan pada tanggal 10, September 2018

jam 10:45-12:45, pada pelaksanaan tindakan

lanjutan siklus II ini peneliti kembali

melaksanakan proses pembelajaran sesuai

dengan skenario pembelajaran yang telah dibuat

dalam Rencana Pelaksanaan Pembelajaran

(RPP) yang telah dilaksanakan sebelumnya pada

siklus I. Selain itu peneliti melaksanakan

tindakan perbaikan sebagaimana yang telah

direncanakan pada tahap perencanaan.

Hasil aktifitas guru pada siklus II

pertemuan pertama: masih ada beberapa hal

yang dilakukan peneliti namun belum sempurna.

Namun demikian secara umum kegiatan

pembelajaran yang dilakukan peneliti sudah

sesuai dengan rencana yang ditetapkan pada

lembar observasi, dapat dilihat bahwa presentase

ketuntasa pada siklus II pertemuan I ini sudah

berada pada kategori baik. Pada siklus II

pertemuan kedua aktivitas dalam pembelajaran

yang dilakukan peneliti sudah sangat baik hal

tersebut dilihat pada ketuntasa klasikal yang di

peroleh dari kegiatan observasi yang dilakukan

oleh observer yaitu bapak Asman Razak, S.Ag.

dengan perolehan ketuntasan klasikal yang

berada pada kategori taraf keberhasilan dengan

kategori sangat baik.

Hasil Aktivitas Peserta Didik Pada Siklus

II Pertemuan Pertama: peserta didik pada siklus

II pertemuan pertama diatas telah terlaksana

dengan baik dimana dalam proses pembelajaran

aktivitas peserta didik menunjukkan

peningkatan yang baik, hal tersebut dapat

dilihat dari perolehan ketuntasa secara klasikal

yaitu sudah mencapai 78,46% dimana anagka

tersebut menunjukkan kategori keberhasilan

dengan baik.

Selama proses pembelajaran dari siklus I

sampe siklus II aktivitas peserta didik dalam

proses pembelajaran selalu menunjukkan

peningkatan yang sangat baik, hal itu dapat

dilihat dari ketuntasan klasikal yang diperoleh

dari setiap siklusnya mengalami peningkatan,

dimana siklus pertama pertemuan pertama

ketuntasan yang didapat hanya dipertemuan

kedua siklus I meningkat, dipertemuan ketiga

siklus II meningkat dan terakhir pertemuan

keempat siklus II tambah meningkat dalam

kriteria ketuntasan adalah keberhasilan yang

sangat baik

Evaluasi

Page 10: Penerapan Metode Pembelajaran Kooperatif Tipe Talking

242

Penerapan Metode Pembelajaran Kooperatif …

Amanah: Jurnal Amanah Pendidikan dan Pengajaran 1(3): 233-245 (2020)

Kegiatan selanjutnya adalah mengadakan

tes atau evaluasi tindakan siklus II pada materi

pokok Akhlak Terpuji Terhadap Diri Sendiri

(Tawakal, Ikhtiar, Sabar, Syukur dan Qana’ah)

secara individual, evaluasi yang dilakukan ini

adalah untuk melihat tingkat penguasaan dan

hasil belajar peserta didik terhadap materi

tersebut setelah diterapkannya metode

pembelajaran Kooperatif Tipe Talking Stick

dalam proses pembelajaran. Hasil belajar peserta

didik dapat dilihat pada table berikut:

Data Nilai Hasil Belajar Aqidah Akhlak Kelas

VIII MTs. Negeri 4 Wakatobi Pada Siklus II

dengan materi pokok akhlak terpuji terhadap diri

sendiri (tawakal, ikhtiar, sabar, syukur dan

qana’ah)setelah penerapan metode pembelajaran

Kooperatif Tipe Talking Stick diperoleh dari

perhitungan dengan menggunakan rumus: Untuk

mengitung nilai rata-rata digunakan rumus:

sedangkan untuk memghitung presentase atau

ketuntasan klasikal hasil belajar peserta didik di

hitung dengan menggunakan rumus

berdasarkan tabel diatas dapat diketahui bahwa

dari 25 peserta didik yang mengikuti evaluasi

akhir sebanyak 23 peserta didik telah mencapai

kriteria ketuntasan minimal (KKM), sedangkan

2 peserta didik masih belum mencapai kriteria

yang telah ditetapkan.

Dengan peningkatan yang telah dicapai

tersebut dari setiap siklusnya hal itu

menunjukkan bahwa penguasaan dan

pemahaman peserta didik terhadap materi

pembelajaran khususnya materi pokok Akhlak

Terpuji Terhadap Diri Sendiri, hal itu dapat

dibuktikan dengan meningkatnya hasil belajar

peserta didik pada setip siklus dimana pada

siklus I presentase ketuntasan peserta didik 60%

pada siklus II meningkat mencapai 92%, dengan

demikian dapat dikatakan bahwa penerapan

metode pembelajaran Kooperatif Tipe Talking

Stick dapat meningkatkan hasil belajar peserta

didik kelas VIII MTs. Negeri 4 Wakatobi

Data hasil evaluasi belajar peserta didik

tampak bahwa kemampuan peserta didik

dalam menyebutkan cara menghormati dan

patuh pada orang tua, menyebutkan cara

bergaul kepada yang lebih tua sudah cukup

bagus, hal ini tampak dari hasil evaluasi

peserta didik yang cukup menggembirakan.

Hal ini menunjukkan bahwa perbaikan

pembelajaran yang dilaksanakan berhasil.

Hal ini juga menunjukkan bahwa prestasi

belajar ada peningkatan, sementara prestasi

belajar aqidah akhlaq sebelum menggunakan

metode pembelajaran kooperatif tipe talking

sitck kurang dari 65. Suasana pembelajaran

juga sangat kondusif, peserta didik sangat

antusias dengan proses pembelajaran.

Sehingga hasil diskusi dengan teman sejawat

dan masukan dari teman-teman guru yang lain

serta kepala sekolah bahwa perbaikan

pembelajaran tidak dilanjutkan.

Proses Penerapan Metode Kooperatif Tipe

Talking Stick Pada Mata Pelajaran Aqidah

Akhlak

Penelitian ini dilakukan untuk

meningkatkan hasil belajar Aqidah Akhlak

peserta didik kelas VIII MTs. Negeri 4

Wakatobi, dengan diterapkannya metode

Kooperatif Tipe Talking Stick diharapkan

peserta didik lebih termotivasi dalam proses

pembelajaran. Dalam penelitian ini terdapat II

siklus yang masin-masing siklus terdiri dari 2x

pertemuan, sebelum melakukan tindakan,

terlebih dahulu peneliti melakukan tes awal (pre

tes) untuk mengetahui seberapa jauh materi yang

dipahami oleh peserta didik. Setelah itu peneliti

menilai hasil tes awal dan menganalisanya.

Dari hasil analisa tersebut memang

diperlukan tindakan untuk meningkatkan hasil

belajar peserta didik pada mata pelajaran Aqidah

Akhlak dan fokus penelitian ini pada materi

Akhlak Terpuji Terhadap Diri Sendiri (Tawakal,

Ikhtiar, Sabar, Syukur dan Qana’ah). Penelitian

ini terbagi menjadi tiga bagian yakni kegiatan

awal, inti dan penutup. Pada kegiatan awal ini

terdiri dari membuka pelajaran dengan

mengucap salam, berdoa, absensi, apersepsi, dan

memotivasi peserta didik, serta memberikan

penjelasan awal terkait kompetensi yang akan

dicapai peserta didik setelah pembelajaran.

Pada kegiatan inti terdiri dari penjelasan

materi, penerapan metode Kooperatif Tipe

Talking Stick, dengan cara membiasakan peserta

didik untuk saling bekerja sama antar kelompok

mengenai materi yang telah diberikan, setelah

itu pada pertemuan kedua untuk masing-masing

siklus peserta didik diberikan soal evaluasi (tes

akhir). Pada kegiatan akhir, peneliti bersama

dengan peserta didik menyimpulkan hasil

pembelajaran dan memberi penguatan kepada

peserta didik, untuk menutup kegiatan

pembelajaran peneliti mengajak peserta didik

untuk berdoa, dan mengucapkan salam.

Page 11: Penerapan Metode Pembelajaran Kooperatif Tipe Talking

243

Penerapan Metode Pembelajaran Kooperatif …

Amanah: Jurnal Amanah Pendidikan dan Pengajaran 1(3): 233-245 (2020)

Tes yang dilakukan pada setiap siklus

digunakan untuk mengetahui seberapa jauh

pemahaman peserta didik memahami materi

yang telah disampaikan oleh peneliti.

Implementasi metode pembelajaran Kooperatif

Tipe Talking Stick kedalam mata pelajaran

Aqidah Akhlak telah dilaksanakan dengan baik

dan sesuai rencana. Hal ini dapat memberikan

pengaruh positif terhadap diri peserta didik yaitu

peserta didik menjadi lebih aktif, lebih semangat

dalam mengikuti pelajaran, dan dapat

meningatkan hasil belajar peserta didik.

Penerapan metode Kooperatif Tipe Talking Stick

pada mata pelajaran Aqidah Akhlak dapat

meningkatkan hasil belajar peserta didik.

Peningkatan hasil belajar dapat dilihat dari hasil

tes (tes akhir siklus I dan II). Adapun nilai hasil

tes dapat dijelaskan pada Tabel 1. Tabel 1. Rekapitulasi hasil belajar peserta didik pada

tiap siklus

Berdasarkan Tabel 1 dapat diketahui bahwa

hasil belajar peserta didik pada setiap siklus

mangalami peningkatan. Hal ini dapat dilihat

dari hasi tes ketuntasan belajar peserta didik

hanya 60% pada tes akhir siklus I dan meningkat

lagi pada tes akhir siklus II menjadi 92%. Jadi,

dari hasil tes dapat disimpulkan bahwa

penerapan metode Kooperatif Tipe Talking

Stick dapat meningkatkan hasil belajar peserta

didik.

Hal ini dimaksudkan agar peserta didik

lebih aktif dalam pembelajaran. Berdasarkan

penelitian yang dilakukan pada awal

pembelajaran oleh guru Aqidah Akhlak, maka

metode pembelajaran Kooperatif Tipe Talking

Stick sangat efektif dalam meningkatkan hasil

belajar peserta didik, aktivitas peserta didik,

serta aktivitas guru dalam proses pembelajaran.

KESIMPULAN DAN SARAN

Kesimpulan

1. Penerapan metode pembelajaran Kooperatif

Tipe Talking Stick pada mata pelajaran

Aqidah Akhlak kelas VIII MTs. Negeri 4

Wakatobi merupakan pembelajaran yang

dilakukan peneliti sebanyak 2 siklus dan

masing-masing siklus sebanyak 2x

pertemuan, pelaksanaan siklus-siklus

tersebut meliputi empat tahapan kegiatan,

yaitu tahap perencanaan, tahap tindakan,

tahap observasi dan tahap refleksi. Sebelum

peneliti melakukan tindakan terlebih dahulu

peneliti memberikan pertanyaan mengenai

seputar pembelajaran yang sudah di berikan

oleh guru sebelumnya dengan maksud

untuk mengukur tingkat pemahaman awal

peserta didik, dan memberikan post test

untuk mengukur tingkat keberhasilan

belajar peserta didik pada setiap akhir

siklus.

2. Hasil penelitian dengan menggunakan

metode pembelajaran Kooperatif Tipe

Talking Stick pada pokok bahasan Akhlak

Terpuji Terhadap Diri Sendiri khususnya di

kelas VIII MTs. Negeri 4 Wakatobi, bahwa

hasil belajar peserta didik dapat ditingkatkan

hal ini dapat dilihat pada pencapaian nilai

rata-rata pada setiap siklusnya. Pada siklus I

adalah 69.32 dengan presentase ketuntasan

60% yang belum tuntas sebanyak 10 orang

dan meningkat pada siklus II menjadi 81.96

dengan presentase ketuntasan klasikal

mencapai 92% yang belum tuntas sebanyak 2

orang. Dari data tersebut terlihat bahwa

penerapan pembelajaran kooperatif tipe

talking stick dapat meningkatkan hasil belajar

Aqidah Akhlaq materi memahami Akhlak

Terpuji Kepada Diri Sendiri terhadap peserta

didik kelas VIII MTs. Negeri 4 Wakatobi.

Saran

Dalam penelitian ini dapat disarankan:

1. Bagi Madrasah Tsanawiyah Negeri 4

Wakatobi peneliti menyarankan hendaknya

hal yang baik ini dapat dipertahankan dan

ditingkatkan lagi.

2. Untuk lebih meningkatkan mutu pendidikan

dalam pembelajaran penggunaan metode

pembelajaran kooperatif tipe talking stick

sangat tepat untuk dilaksanakan.

3. Bagi guru, agar pelajaran Aqidah Akhlaq

dapat diterima dengan baik oleh para

No Kreteria Tes

akhir I

Tes

akhir II

1 Jumlah peserta didik

yang hadir

25 25

2 Jumlah peserta didik

yang tuntas

15 23

3 Jumlah peserta didik

yang tidak tuntas

10 2

4 Total nilai seluruh

peserta didik

1.375 2.049

5 Rata-rata nilai 69.32 81. 96

6 Presentase ketuntasan 60 % 92 %

Page 12: Penerapan Metode Pembelajaran Kooperatif Tipe Talking

244

Penerapan Metode Pembelajaran Kooperatif …

Amanah: Jurnal Amanah Pendidikan dan Pengajaran 1(3): 233-245 (2020)

peserta didik, maka perlu ditumbuhkan

sikap dan kemampuan awal yang positif

terhadap Aqidah Akhlaq. Hasil penelitian

ini dapat dipakai bagi peserta didik yang

berkepentingan terutama bagi guru kelas

ataupun guru mata pelajaran Aqidah

Akhlaq.

4. Kepada para pembaca yang berminat untuk

mengadakan penelitian lebih lanjut,

disarankan dapat meneliti faktor-faktor lain

yang mungkin dapat mempengaruhi

prestasi belajar mata pelajaran Aqidah

Akhlaq.

5. Proses pembelajaran harus melibatkan

seluruh peserta didik untuk secara langsung

melakukan kegiatan dalam pembelajaran

sehingga dapat meningkatkan pemahaman

pada peserta didik.

Daftar Pustaka

Abdurrahman Saleh Abdullah. (2005). Teori

Pendidikan Berdasarkan Al-Qur.an, Jakarta:

PT.Rineka Cipta.

Abu Ali Ahmad Ibn Miskawaih. (1994). Menuju

Kesempurnaan Akhlak, Terjemahanya. Helmi

Hidayat, Bandung: Mizan.

Agus Suprijono. (2013). Cooperative Learning

teori dan Aplikasi PAIKEM, Yogyakarta :

Pustaka Pelajar.

Ahmad Mustofa. (1999). Akhlak Tasawu, Bandung:

Pustaka Setia.

Ahmad Tanzeh. (2011). Metodologi Peneltian

Praktis, Yogyakarta: Teras.

Anita Lie. (2007). Cooperative Learning:

Mempraktikkan Cooperative Learning di Ruang-

ruang Kelas, Jakarta: Gramedia.

Anonim. (2009). Undang-undang RI No. 20 Tahun

2009, tentang Sistem Pendidikan Nasional,

Jakarta: Sinar Grafida.

Arikunto, Suharjo. (2010). Penelitian Tindakan

Kelas, Jakarta : Bumi Aksara.

Aris Shoimin. (2014). Model Pembelajaran

Inovatif dalam Kurikulum 2013, Yogyakarta: Ar-

Ruzz Media.

Asmaran A.S. (1992). Pengantar Studi Akhlak,

Jakarta : Rajawali Press.

Departemen Agama RI, (2005). Al-Hikmah al-Quran

dan Terjemaannya. Surabaya: Duta Ilmu

Surabaya.

Departemen Agama RI. (2004). Direktorat Jenderal

Kelembagaan Agama Islam, Kurikulum 2004

Standar kompetensi Madrasah Tsanawiyah,

Jakarta: Departemen Pendidikan Nasional.

E. Mulyasa. (2011). Praktik Penelitian Tindakan

Kelas, Bandung: PT. Remaja Rosdakarya.

Hamdani. (2011). Strategi Belajar Mengajar,

Bandung: Pustaka Setia.

Hitzman. (2013). Pembelajaran Kontekstual Konsep

dan Aplikasi, Bandung: PT Refika Aditama.

M. Dalyono. (2007). Psikologi Pendidikan, Jakarta:

Rineka Cipta.

Miftahul Huda. (2014). Model-Model Pembelajaran

dan Pengajaran: Isu-isu Metodis dan

Paradigmatis, Yogyakarta: Pustaka Pelajar.

Muhaimin, Abdul Majid, Jusuf Mudzakir, Marno.

(2005). Kawasan dan Wawasan Studi Islam,

Jakarta: Prenada Media.

Muhammad Thobroni dan Arif Mustofa. (2013).

Belajar dan Pembelajaran: Pengembangan

Wacana dan Praktik Pembelajaran dalam

Pembangunan Nasional, Jogjakarta: Ar-Ruzz

Media.

Nana Syaodih Sukmadinata. (2005). Landasan

Psikologi Proses Pendidikan, Bandung: PT.

Remaja Rosdakarya Offiset.

Nur Asma. (2006). Model Pembelajaran Kooperatif,

Jakarta: Departeman Pendidikan Nasional.

Pupuh Fathurrohman dan Sutikno. (2010). Strategi

Belajar Mengajar: Melalui Penanaman Konsep

Umum dan Konsep Islami, Bandung: Refika

Aditama.

Purwanto. (2009). Prinsip-Prinsip dan Teknik

Evaluasi Hasil Belajar, Yogyakarta: PT. Rosda.

Rusman. (2012). Model-model Pembelajaran:

Mengembangkan Profesionalisme Guru, Jakarta:

PT. Raja Grafindo Persada.

Siswono. (2008). Mengajar dan Meneliti Penelitian

Tindakan Kelas (PTK) Unsur Program PUD :

UNESA.

Page 13: Penerapan Metode Pembelajaran Kooperatif Tipe Talking

245

Penerapan Metode Pembelajaran Kooperatif …

Amanah: Jurnal Amanah Pendidikan dan Pengajaran 1(3): 233-245 (2020)

Skinner. (2013). Psikologi Pendidikan, Dengan

Pendekatan Baru, Bandung PT Remaja

Rosdakarya.

Slavin. (2011). Coopratif Learning: Mengembangkan

Kemampuan Belajar Berkelompok,

Bandung:Alfabta.

Wina Sanjaya. (2010). Strategi Pembelajaran

Berorientasi Standar Proses Pendidikan, Jakarta:

Prenada Media Group.

Zainal Aqib. (2014). Penelitian Tindakan Kelas,

Bandung: CV Yrama Widya.

Zakiyah Daradjat dkk. (1996). Ilmu Pendidikan

Islam, Jakarta: Bumi Aksara.


Recommended