Transcript
Page 1: PENERAPAN METODE PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE STAD …

i

PENERAPAN METODE PEMBELAJARAN

KOOPERATIF TIPE STAD DALAM

MENINGKATKAN KERJASAMA DAN HASIL

BELAJAR KOMPETENSI MENGGUNAKAN ALAT

UKUR SISWA KELAS X TKR B SMK PATRIOT

PITURUH TAHUN PELAJARAN 2015/2016

SKRIPSI

Disusun sebagai salah satu syarat

untuk memperoleh gelar Sarjana Pendidikan

Oleh

BINAR INDRA LAKSANA

NIM 122170032

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN TEKNIK OTOMOTIF

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN

UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH PURWOREJO

2016

Page 2: PENERAPAN METODE PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE STAD …

ii

Page 3: PENERAPAN METODE PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE STAD …

iii

Page 4: PENERAPAN METODE PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE STAD …

iv

Page 5: PENERAPAN METODE PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE STAD …

v

PRAKATA

Puji syukur penyusun panjatkan kehadirat Allah SWT karena berkat

rahmat dan hidayah-Nya sehingga penyusun dapat menyelesaikan skripsi yang

berjudul “Penerapan Metode Pembelajaran Kooperatif Tipe STAD Dalam

Meningkatkan Kerjasama Dan Hasil Belajar Kompetensi Menggunakan Alat Ukur

Siswa Kelas X TKR B SMK Patriot Pituruh ” sampai dengan selesai.

Penyusunan skripsi ini tidak lepas dari bantuan, arahan, dan bimbingan

dari berbagai pihak. Oleh karena itu, penyusun mengucapkan terima kasih kepada:

1. Drs. H. Supriyono, M. Pd., Rektor Universitas Muhammadiyah Purworejo

yang telah memberikan kesempatan kepada peneliti untuk menuntut ilmu di

lembaga pendidikan tinggi ini.

2. Yuli Widiyono, M. Pd., Dekan FKIP Universitas Muhammadiyah Purworejo

yang telah memberikan izin penelitian.

3. Arif Susanto, M.Pd.,Ketua Program Studi Pendidikan Teknik Otomotif yang

telah membantu prosedur perizinan penelitian.

4. Suyitno, M.Pd., Pembimbing I yang dengan penuh kesabaran telah memberikan

bimbingan, pengarahan serta koreksi dalam penyusunan skripsi.

5. Drs. H. Ashari, M.Sc, Pembimbing II yang dengan penuh kesabaran telah mem-

berikan bimbingan, pengarahan serta koreksi dalam penyusunan skripsi.

6. Kepala SMK Patriot Pituruh beserta staf yang telah memberikan izin dan

kemudahan dalam penelitian ini

Page 6: PENERAPAN METODE PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE STAD …

vi

7.

Page 7: PENERAPAN METODE PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE STAD …

vii

MOTTO

“Kebahagiaan orang tua adalah hal yang paling utama

dan harus saya utamakan.”

“Lingkungan adalah tempat dimana kita berpijak, adaptasilah dengan

lingkunganmu jika hidupmu ingin tentram,

kenali lingkunganmu pahami lingkunganmu lalu sikapi lingkunganmu.”

“Serap dan Resapilah ilmu dimanapun kita berpijak”

“Jangan benarkan kebiasaan, tapi biasakan kebenaran.

Jangan sesali hari kemarin, hadapi hari ini, rencanakan hari esok”

“Perjuangkan apa yang perlu kita perjuangkan, lalu nikmati prosesnya,

syukuri hasilnya”

Page 8: PENERAPAN METODE PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE STAD …

viii

PERSEMBAHAN

Alkhamdulillahi robbil ‘alamin. Dengan izin Allah SWT, pemberian

Anugrah tak ternilai dalam segala kekuranganku, yang selalu memberikan

rahmat dan karunia sehingga skripsi ini dapat selesai disusun, dan Karyaini

kupersembahkanuntuk :

Ibu dan Bapak yang tak henti-hentinya mendoakan ku, memberikan

semangat, motivasi, ilmu dan kasih sayang yang tak pernah putus, selalu

memberikan yang terbaik untukku, serta kakak dan adikku yang selalu

berbagi.

Sahabat-sahabatku yang telah memberikan semangat, yang membuatku

menangis/tertawa bahagia dan mengajarkanku banyak hal .

Keluarga besar Himpunan Mahasiswa Teknik Otomotif (HIMATO), yang

telah memberikan ilmu dan mengajarkan kekeluargaan.

Perempuan terindah yang masih dalam rahasia’Nya yang akan menemani

hidupku nanti.

Rekan-rekan pendidikan teknik otomotif, terimakasih atas kerjasama dan

persahabatannya, semoga kita sukses dan selalu dalam lindungan’Nya

Page 9: PENERAPAN METODE PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE STAD …

ix

ABSTRAK

Binar Indra Laksana. “ Penerapan Metode Pembelajaran Kooperatif Tipe STAD

Dalam Meningkatkan Kerjasama Dan Hasil Belajar Kompetensi Menggunakan

Alat Ukur Siswa Kelas X TKR B SMK Patriot Pituruh Tahun Pelajaran

2015/2016”. Skripsi. Pendidikan Teknik Otomotif. FKIP, Universitas

Muhammadiyah Purworejo 2016.

Penelitian ini bertujuan: (1) Untuk mengetahui bagaimana penerapan

pembelajaran kooperatif tipe STAD dalam meningkatkan kerjasama dan hasil

belajar pada kompetensi menggunakan Alat Ukur siswa kelas X TKR B SMK

Patriot Pituruh, (2) Untuk mengetahui seberapa besar peningkatan kerjasama

siswa kelas X TKR B SMK Patriot Pituruh dengan penerapan pembelajaran

kooperatif tipe Student Teams Achievement Division (STAD), (3) Untuk

mengetahui seberapa besar peningkatan hasil belajar siswa kelas X TKR B SMK

Patriot Pituruh dengan pembelajaran kooperatif tipe Student Teams Achievement

Division (STAD).

Jenis penelitian yang digunakan adalah penelitian tindakan kelas (PTK).

Instrumen penelitian ini menggunakan lembar observasi dan soal tes berbentuk

pilihan ganda pada tiap siklus. Teknik analisis data yang digunakan dalam

penelitian ini adalah deskriptif. Subjek dalam penelitian ini adalah siswa kelas X

TKR B SMK Patriot Pituruh tahun ajaran 2015/2016 yang berjumlah 37 siswa.

Urutan kegiatan penelitian ini melalui 4 tahap meliputi ; (1) Perencanaan, (2)

Pelaksanaan, (3) Pengamatan, (4) Refleksi.

Hasil Penelitian menunjukan bahwa: (1) penerapan pembelajaran

kooperatif tipe STAD di kelas X TKR B SMK Patriot Pituruh menjadikan siswa

lebih bersemangat dan antusias dalam memperhatikan pemaparan karena diberi

motivasi dan apersepsi yang mudah dipahami dan saat diskusi kelompok siswa

lebih aktif dalam menyampaikan pendapat dan member tanggapan saat kelompok

lain melakukan pemaparan. Selain itu juga lebih peduli dengan kelompoknya dan

saling membantu, (2) tingkat kerjasama siswa meningkat dari 47,2% pada kondisi

awal menjadi 72% pada siklus I dan 85% pada siklus II. (3) Presentase pencapaian

hasil belajar siswa meningkat pada tiap siklusnya, kondisi awal nilai rata-rata

yaitu 65 menjadi 74 pada siklus I dengan presentase pencapaian 54% dan pada

siklus II nilai rata-rata menjadi 85 dengan presentase pencapaian 89%. Dengan

demikian dapat disimpulkan bahwa Penerapan Metode Pembelajaran Kooperatif

Tipe STAD dapat meningkatkan kerjasama dan hasil belajar siswa kelas X TKR B

SMK Patriot Pituruh, terbukti dengan adanya peningkatan presentase pada tiap

siklusnya.

Kata Kunci : Kerjasama, Hasil Belajar, Pembelajaran Kooperatif, Kompetensi

Menggunakan Alat Ukur

Page 10: PENERAPAN METODE PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE STAD …

x

DAFTAR ISI

Halaman

HALAMAN JUDUL ............................................................................................... i

HALAMAN PERSETUJUAN PEMBIMBING ..................................................... ii

HALAMAN PENGESAHAN ................................................................................. iii

PERNYATAAN ......................................................................................................... iv

PRAKATA ................................................................................................................. v

MOTTO .................................................................................................................. vii

PERSEMBAHAN ...................................................................................................... viii

ABSTRAK ................................................................................................................. ix

DAFTAR ISI .............................................................................................................. x

DAFTAR TABEL ...................................................................................................... xii

DAFTAR GAMBAR ................................................................................................. xiii

DAFTAR LAMPIRAN .............................................................................................. xiv

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang ................................................................................... 1

B. Identifikasi Masalah ........................................................................... 7

C. Batasan Masalah................................................................................. 7

D. Rumusan Masalah .............................................................................. 8

E. Tujuan Penelitian ............................................................................... 8

F. Manfaat Penelitian ............................................................................. 9

BAB II KAJIAN TEORI, TINJAUAN PUSTAKA, KERANGKA PIKIR DAN

HIPOTESIS TINDAKAN

A. Kajian Teori ....................................................................................... 11

B. Tinjauan Pustaka ................................................................................ 39

C. Kerangka Pikir ................................................................................... 41

D. Hipotesis Tindakan ............................................................................ 42

Page 11: PENERAPAN METODE PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE STAD …

xi

BAB III METODE PENELITIAN

A. Desain Penelitian ............................................................................... 43

B. Tempat dan Waktu Penelitian ............................................................ 51

C. Subjek Penelitian ............................................................................... 51

D. Teknik Pengumpulan Data ................................................................. 52

E. Instrumen Penelitian .......................................................................... 52

a. Validitas ........................................................................................ 54

b. Reliabilitas .................................................................................... 57

F. Teknis Analisis Data .......................................................................... 58

G. Kriteria Keberhasilan ......................................................................... 60

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

A. Deskripsi Data .................................................................................... 61

1. Siklus I ......................................................................................... 62

2. Siklus II ........................................................................................ 71

B. Analisis Data ..................................................................................... 79

C. Pembahasan Hasil Penelitian ............................................................ 81

BAB V PENUTUP

A. Simpulan .......................................................................................... 83

B. Keterbatasan Penelitian .................................................................... 84

C. Saran ................................................................................................. 84

DAFTAR PUSTAKA

LAMPIRAN

Page 12: PENERAPAN METODE PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE STAD …

xii

DAFTAR TABEL

Tabel 1. Pembagian siswa kedalam TIM STAD ..................................................... 25

Tabel 2. Kisi-kisi Soal Alat Ukur Siklus I ............................................................ 53

Tabel 3. Kisi-kisi Soal Alat Ukur Siklus II ........................................................... 53

Tabel 4. Kategori indeks daya pembeda ............................................................... 56

Tabel 5. Kategori tingkat kesukaran soal .............................................................. 57

Tabel 6. Lembar Observasi Kerjasama ................................................................. 59

Tabel 7. Hasil Observasi Kerjasama Pada Kondisi Awal ...................................... 61

Tabel 8. Langkah kegiatan pembelajaran siklus I ................................................. 63

Tabel 9. Daftar Nilai Kelas X TKR B Siklus I ...................................................... 70

Tabel 10. Langkah kegiatan pembelajaran siklus II ............................................... 72

Tabel 11. Daftar Nilai Kelas X TKR B Siklus II ................................................... 78

Tabel. 12 Peningkatan Hasil Belajar Alat Ukur ...................................................... 80

Page 13: PENERAPAN METODE PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE STAD …

xiii

DAFTAR GAMBAR

Gambar 1. Kerangka pikir ...................................................................................... 41

Gambar 2. Siklus PTK ............................................................................................ 43

Gambar 3. Histogram Persentase Kerjasama kondisi awal ..................................... 62

Gambar 4. Histogram Persentase Kerjasama siklus I ............................................. 68

Gambar 5. Histogram Persentase Kerjasama siklus II ............................................ 76

Gambar 6. Histogram Persentase Kerjasama siklus I dan II ................................... 76

Gambar 7. Histogram Persentase Kerjasama tiap siklus ......................................... 80

Gambar 8. Histogram Peningkatan Hasil Belajar tiap siklus. ................................. 81

Page 14: PENERAPAN METODE PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE STAD …

xiv

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1 Rencana Pelaksanaan Pembelajaran Siklus I ................................... 88

Lampiran 2 Rencana Pelaksanaan Pembelajaran Siklus II ................................. 91

Lampiran 3 Soal Tes siklus I ................................................................................ 93

Lampiran 4 Soal Tes Siklus II .............................................................................. 98

Lampiran 5 Daftar Nilai Awal siswa ................................................................... 103

Lampiran 6 Pembagian Kelompok....................................................................... 104

Lampiran 7 Lembar Observasi Kerjasama ........................................................... 105

Lampiran 8 Daftar Nilai Tiap Siklus . .................................................................. 107

Lampiran 9 Lembar Jawaban ............................................................................... 108

Lampiran 10 Surat-surat ....................................................................................... 109

Lampiran 11 Kartu Bimbingan Skripsi ................................................................... 115

Lampiran 12 Dokumentasi . .................................................................................... 117

Page 15: PENERAPAN METODE PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE STAD …

1

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Pendidikan merupakan kebutuhan manusia sepanjang hidup dan

selalu berubah sesuai dengan perkembangan zaman, teknologi dan budaya

masyarakat. Pendidikan dapat diperoleh dari pendidikan dalam keluarga

atau yang disebut pendidikan informal dan pendidikan yang diperoleh di

sekolah atau pendidikan formal. Kedua lingkungan pendidikan tersebut

sama-sama akan berusaha untuk memberikan perkembangan pendidikan

yang positif bagi anak. Menurut Undang-Undang Dasar Negara Republik

Indonesia Tahun 1945 salah satu tujuan pendidikan nasional bangsa

Indonesia adalah untuk mencerdaskan kehidupan bangsa. Pencapaian

tujuan nasional untuk mencerdaskan kehidupan bangsa dilakukan melalui

pendidikan.

Lembaga pendidikan sebagai bagian dari sistem kehidupan telah

berupaya mengembangkan struktur kurikulum, sistem pendidikan, dan

model pembelajaran yang efektif dan efisien untuk meningkatkan SDM

yang berkualitas. Pembelajaran yang efektif dan efisien dilakukan secara

berkesinambungan. Karena tanpa adanya pembelajaran yang

berkesinambungan, maka kualitas pendidikan tidak akan ada kemajuan.

Kualitas pembelajaran dapat dilihat dari interaksi siswa dengan

pedoman belajar dan pendidik. Interaksi yang terjadi selama proses belajar

Page 16: PENERAPAN METODE PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE STAD …

2

tersebut dipengaruhi oleh lingkungannya antara lain: siswa, guru, dan

materi ajar. Interaksi yang berkualitas adalah yang menyenangkan dan

dapat menciptakan pengalaman belajar. Dalam hal ini, tentu peranan guru

sangatlah penting. Bagaimana guru melakukan usaha-usaha untuk dapat

menumbuhkan dan memberikan motivasi agar siswa melakukan aktivitas

belajar dengan baik dan meningkatkan hasil belajar. Peranan guru dalam

mengajar termasuk faktor yang mempengaruhi hasil belajar siswa.

Hasil belajar termasuk salah satu motivasi siswa untuk belajar,

karena jika hasil belajar siswa tinggi maka siswa akan semakin termotivasi

untuk lebih giat belajar karena kepuasan hasil yang dicapai tersebut. Pada

hakikatnya hasil belajar adalah kemampuan yang diperoleh anak setelah

melalui kegiatan belajar. Belajar itu sendiri merupakan suatu proses dari

seseorang yang berusaha untuk memperoleh suatu bentuk perilaku yang

relatif menetap. Jadi hasil belajar merupakan hasil dari suatu interaksi

tindak belajar dan tindak mengajar.

Hasil belajar pada hakikatnya yaitu berubahnya perilaku peserta

didik meliputi kognitif, afektif serta psikomotornya. Sehingga setiap

pendidik pastinya akan mengharapkan agar hasil belajar peserta didiknya

itu meningkat setelah melakukan proses pembelajaran. Proses

pembelajaran yang saat ini lebih mengarah kepada student oriented

berpusat pada siswa dimana siswa yang lebih aktif dalam mencari

informasi.

Page 17: PENERAPAN METODE PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE STAD …

3

Sistem pembelajaran seperti ini memberikan kesempatan seluas-

luasnya kepada siswa untuk terlibat secara langsung dan aktif dalam

proses pembelajaran, di samping itu siswa juga dituntut untuk memiliki

kemampuan yang baik dalam berkomunikasi maupun dalam ketrampilan

proses kelompok (group process skills). Dalam hal ini kerja kelompok

sangat penting dalam membentuk kerjasama guna mencapai tujuan

bersama yaitu hasil belajar yang diinginkan.

Fokus untuk bekerjasama juga merupakan suatu hal yang dapat

menghilangkan sifat yang cepat menyerah dan meningkatkan tanggung

jawab belajar pribadi. Siswa akan bersama-sama menyerap informasi,

saling mengajari, saling menghargai, maka akan meningkatkan hubungan

antar anggota lebih solid. Kerjasama timbul apabila orang menyadari

bahwa mereka mempunyai kepentingan yang sama dan pada saat yang

bersamaan mempunyai cukup pengetahuan dan pengendalian terhadap diri

sendiri untuk memenuhi kepentingan tersebut.

Namun pada kenyataanya dari hasil wawancara pada tanggal 27

Oktober 2015 dan 5 November 2015, dengan salah seorang pendidik yang

mengajar produktif di SMK Patriot Pituruh mengungkapkan pembelajaran

dengan berkelompok belum dapat dimaksimalkan, karena masih banyak

siswa yang belum bekerjasama dengan baik antar anggota yang lain.

Ketidakjelasan dalam memahami pola kerjasama, membuat beberapa

siswa terkadang memiliki reaksi awal yang tidak menyenangkan saat

ditanyakan mengenai pengelompokan dalam kelas.

Page 18: PENERAPAN METODE PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE STAD …

4

Kerjasama dapat dikembangkan melalui pembelajaran kompetensi

menggunakan Alat Ukur. Aktivitas berkelompok siswa dapat dilihat dari

kemampuan siswa dalam memahami cara pemakaian, cara perawatan, cara

kerja maupun fungsi dari Alat Ukur. Dalam kegiatan pembelajaran, materi

Alat Ukur merupakan salah satu materi muatan lokal yang ada dan sesuai

dengan kurikulum. Upaya untuk memaksimalkan proses pembelajaran

sering mengalami berbagai kendala, diantaranya kurangnya kesadaran

bekerjasama dalam berkelompok, mereka belum tahu mengenai

penggunaan alat ukur, kurangnya pengetahuan siswa dalam memahami

fungsi dan pembacaan alat ukursehingga hasil belajar belum tercapai

sesuai dengan tujuan.

Rekayasa proses pembelajaran dapat didesain oleh guru

sedemikian rupa. Idealnya pendekatan pembelajaran untuk siswa pandai

harus berbeda dengan kegiatan siswa berkemampuan sedang atau kurang

(walaupun untuk memahami konsep yang sama), karena siswa mempunyai

keunikan masing-masing. Hal ini menunjukan bahwa pemahaman guru

terhadap pendekatan, model, strategi, metode dan teknik pembelajaran

tidak bisa diabaikan.

Metode adalah cara yang digunakan untuk mengimplementasikan

rencana yang sudah disusun dalam kegiatan nyata agar tujuan yang telah

disusun tercapai secara optimal. Menurut David (Abdul Majid, 2014:193),

menyebutkan bahwa method is a way in achieving something (cara untuk

mencapai sesuatu). Artinya, metode digunakan untuk merealisasikan

Page 19: PENERAPAN METODE PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE STAD …

5

strategi yang telah ditetapkan. Dengan demikian, metode dalam rangkaian

sistem pembelajaran memegang peranan yang sangat penting.

Keberhasilan implementasi strategi pembelajaran sangat tergantung pada

cara guru menggunakan metode pembelajaran karena suatu strategi

pembelajaran hanya mungkin dapat diimplementasikan melalui

penggunaan metode pembelajaran.

Model pembelajaran yang diterapkan guru belum melibatkan siswa

secara aktif. Guru masih menerapkan pembelajaran teacher-centered

dimana guru menjelaskan materi dengan media microsoft office

powerpoint sedangkan siswa hanya memperhatikan. Saat ini penggunaan

metode pembelajaran yang inovatif sangat penting untuk menunjang

keberhasilan dalam sebuah pembelajaran. Untuk itulah guru dituntut

kreatif dalam menggunakan suatu metode, sehingga peserta didik akan

lebih memahami materi yang diajarkan dari pada hanya menggunaan

metode teacher-centered.

Berdasarkan hasil pengamatan dan wawancara di SMK Patriot

Pituruh, nilai rata-rata ulangan pada beberapa mata pelajaran masih

rendah yaitu 6.50 dari KKM 7.50, ini menunjukan bahwa pembelajaran

peralatan tangan di kelas X TKR SMK PATRIOT masih belum dapat

memaksimalkan kemampuan kerjasama dan hasil belajar siswa. Untuk itu

difokuskan pada keaktifan siswa, maka perlulah dikembangkan suatu

metode pembelajaran yang mampu meningkatkan keaktifan siswa dalam

kegiatan pembelajaran seperti metode pembelajaran yang lebih bersifat

Page 20: PENERAPAN METODE PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE STAD …

6

kooperatif dan mampu menyajikan menjadi menarik serta dapat

melibatkan peran siswa secara menyeluruh dan interaktif.

Model pembelajaran kooperatif adalah model pembelajaran yang

mengutamakan kerja sama untuk mencapai tujuan pembelajaran.

Pembelajaran kooperatif merupakan bentuk pembelajaran dengan cara

siswa belajar dan bekerja dalam kelompok-kelompok kecil secara

kolaboratif, yang anggotanya terdiri dari 4 sampai dengan 6 orang, dengan

struktur kelompok yang bersifat heterogen. Ada berbagai macam model

pembelajaran kooperatif, salah satunya pembelajaran yang diharapkan

mampu meningkatkan kerjasama dan hasil belajar dalam pembelajaran

menggunakan Alat Ukur adalah model pembelajaran kooperatif tipe

Student Teams Achievement Division ( STAD) .

Dalam penelitian ini, peneliti mengkaji STAD yaitu metode

pembelajaran yang melibatkan siswa sejak perencanaan, baik dalam

menentukan topik maupun mempelajarinya. Masing-masing kelompok

memiliki kemampuan akademik yang heterogen, sehingga dalam satu

kelompok akan terdapat satu siswa berkemampuan tinggi, dua orang

berkemampuan sedang, dan satu siswa lagi berkemampuan rendah.

Kelebihan dari metode STAD ini adalah dapat memberikan kesempatan

kepada siswa untuk bekerjasama, dapat menguasai pelajaran yang

diajarkan, siswa dapat mengisi satu satu sama lain. Metode ini menuntut

para siswa untuk memiliki kemampuan dalam ketrampilan proses

kelompok, dan kecerdasan dalam menjawab soal-soal tes yang diberikan

Page 21: PENERAPAN METODE PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE STAD …

7

sehingga dengan pemilihan metode tersebut diharapkan bagi siswa bisa

memperoleh informasi tidak hanya dari guru saja akan tetapi dapat

meningkatkan peran serta dan keaktifan siswa dalam mempelajari Alat

Ukur.

Berdasarkan latar belakang tersebut peneliti bermaksud untuk

berupaya meningkatkan kerjasama dan hasil belajar siswa kelas X TKR B

SMK Patriot Pituruh pada pembelajaran kompetensi menggunakan Alat

Ukur melalui pembelajaran kooperatif tipe STAD.

B. Identifikasi Masalah

Berdasarkan uraian latar belakang masalah di atas, maka diidentifikasi

permasalahan penelitian tersebut sebagai berikut :

1. Model pembelajaran yang diterapkan guru belum melibatkan siswa

secara aktif.

2. Kurangnya pengetahuan siswa dalam memahami penggunaan alat ukur

dan perawatannya.

3. Kurangnya kerjasama dalam belajar berkelompok.

4. Masih banyak siswa yang hasil belajarnya belum maksimal khususnya

dalam kompetensi penggunaan alat ukur.

C. Batasan Masalah

Berdasarkan latar belakang dan identifikasi masalah tersebut dalam

penelitian hanya dibatasi pada masalah yaitu penerapan metode

Page 22: PENERAPAN METODE PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE STAD …

8

pembelajaran Student Teams Achievement Division terhadap kerjasama

dan hasil belajar pada kompetensi menggunakan alat ukur siswa kelas X

TKR B SMK Patriot Pituruh

D. Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang, identifikasi masalah dan pembatasan

masalah, perumusan masalah dalam penelitian ini yaitu :

1. Bagaimana penerapan pembelajaran kooperatif tipe Student Teams

Achievement Division dalam meningkatkan kerjasama dan hasil

belajar siswa kelas X TKR B SMK Patriot Pituruh ?

2. Seberapa besar peningkatan kerjasama siswa kelas X TKR B SMK

Patriot Pituruh dengan penerapan pembelajaran kooperatif Student

Teams Achievement Division?

3. Seberapa besar peningkatan hasil belajar siswa kelas X TKR B SMK

Patriot Pituruh dengan penerapan pembelajaran kooperatif Student

Teams Achievement Division?

E. Tujuan Penelitian

Berdasarkan rumusan masalah di atas, dapat ditentukan tujuan penelitian

ini sebagai berikut :

1. Untuk mengetahui bagaimana penerapan metode pembelajaran

kooperatif tipe Student Teams Achievement Division dalam

Page 23: PENERAPAN METODE PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE STAD …

9

meningkatkan kerjasama dan hasil belajar kompetensi menggunakan

alat ukur siswa kelas X TKR B SMK Patriot Al-iman Pituruh.

2. Untuk mengetahui seberapa besar peningkatan kerjasama siswa

dengan penerapan pembelajaran kooperatif Student Teams

Achievement Division.

3. Untuk mengetahui seberapa besar peningkatan hasil belajar siswa

dengan penerapan pembelajaran kooperatif tipe Student Teams

Achievement Division.

F. Manfaat Penelitian

Adapun manfaat dalam penelitian ini adalah dengan pembelajaran

kooperatif tipe Student Teams Achievement Division meliputi :

1. Manfaat Praktis

a) Bagi Sekolah

1) Bagi guru

Dapat menambah khasanah ilmu mengenai penerapan

pembelajaran kooperatif tipe STAD untuk meningkatkan

kerjasama dan hasil belajar siswa.

2) Bagi Siswa

a. Siswa dapat meningkatkan hasil belajar.

b. Siswa dapat meningkatkan kerjasama, kemampuan

mengemukakan pendapat dan pertanyaan, kemampuan

memecahkan masalah, dan kemampuan berkomunikasi.

Page 24: PENERAPAN METODE PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE STAD …

10

2. Manfaat Teoritis

Menambah khasanah ilmu mahasiswa tantang peningkatan

kerjasama dan hasil belajar siswa pada pembelajaran kompetensi

menggunakan Alat Ukur melalui penerapan pembelajaran kooperatif

tipe STAD.

Page 25: PENERAPAN METODE PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE STAD …

11

BAB II

KAJIAN TEORI, TINJAUAN PUSTAKA, KERANGKA PIKIR

DAN RUMUSAN HIPOTESIS

A. Kajian Teori

1. Teori Belajar

Teori belajar merupakan sebuah panduan untuk guru

mengelola kelas serta membantu guru untuk memahami peserta didik,

mengevaluasi proses, perilaku guru sendiri serta belajar siswa yang

telah dicapai. Pemahaman mengenai teori belajar akan membantu

guru dalam memberikan dukungan dan bantuan kepada siswa

sehingga dapat mencapai hasil yang maksimal. Menurut Sani Abullah

Ridwan (2013: 2-38) ,hal yang harus dipahami dalam teori belajar

adalah :

a) Konsep dasar teori tersebut beserta ciri-ciri dan persyaratan yang

melingkupinya.

b) Bagaimana sikap dan peran guru dalam proses pembelajaran.

c) Faktor lingkungan (fasilitas, alat, suasana).

d) Tahapan yang harus dilakukan guru dalam proses pembelajaran.

e) Hal-hal yang harus dilakukan peserta didik dalam proses belajar.

Teori belajar dikembangkan berdasarkan ilmu psikologi,

yakni ilmu yang membahas tentang perilaku dan proses mental.

Teori belajar yang berkembang berdasarkan ilmu psikologi ada 5

yaitu :

11

Page 26: PENERAPAN METODE PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE STAD …

12

1) Teori Behaviorisme

Merupakan sebuah teori tentang perubahan tingkah laku

sebagai hasil dari pengalaman. Teori ini berpengaruh terhadap

pengembangan teori dan praktik pendidikan dan pembelajaran

yang dikenal sebagai behavioristik. Teori behaviorisme

menjelaskan bahwa belajar adalah perubahan perilaku yang dapat

diamati, diukur, dan dinilai secara konkret. Teori ini

menggunakan model hubungan stimulus-respons dan

menempatkan peserta didik sebagai individu yang pasif.

Pandangan teori behaviorisme yang dikembangkan oleh beberapa

ahli telah cukup lama dianut oleh para pendidik. Menurut salah

satu pakar teori behaviorisme, Clark Leonard Hull menjelaskan

bahwa “kebutuhan biologis dan pemuasan kebutuhan biologis

menempati posisi sentral dalam seluruh kegiatan manusia.

Stimulus dalam belajar hampir semuanya dapat dikaitkan dengan

kebutuhan biologis, walaupun responnya bervariasi” . Namun dari

semua teori behaviorisme yang dikembangkan teori Skinner

memberikan pengaruh yang paling besar terhadap perkembangan

teori belajar behavioristik.

Tujuan pembelajaran dalam behavioristik ditekankan pada

penambahan pengetahuan. Aplikasi ini tergantung pada tujuan

pembelajaran, sifat materi pembelajaran, karakteristik siswa, serta

media dan fasilitas pembelajaran tersedia. Teori ini menganggap

Page 27: PENERAPAN METODE PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE STAD …

13

bahwa segala sesuatu yang ada di dunia nyata terstruktur rapi dan

teratur sehingga peserta didik harus diharapkan yang jelas.

Pandangan teori behaviorisme juga cenderung mengarahkan

peserta didik untuk berfikir linier, konvergen, tidak kreatif, dan

tidak produktif.

2) Teori Kognitivisme

Menurut teori kognitivisme pembelajaran terjadi dengan

mengaktifkan indra siswa agar memperoleh pemahaman.

Pengaktifan indra dapat dilaksanakan dengan menggunakan

media atau alat bantu melalui berbagai metode. Pendidikan

menurut teori belajar kognitif adalah sebagai berikut :

a) Pendidikan menghasilkan kemampuan berfikir untuk

menyelesaikan persoalan yang dihadapi.

b) Kurikulum dirancang sesuai pengetahuan dan keterampilan.

c) Peserta didik diharapkan selalu aktif.

Teori belajar yang berkembang berdasarkan teori ini

adalah teori perkembangan piaget, teori kognitif bruner, dan

teori bermakna ausubel. Piaget mendeskripsikan proses atau

perubahan struktur kognitif terjadi melalui adaptasi yang

berimbang (ekuilibrium) yang mencakup proses asimilasi dan

akomodasi.

Page 28: PENERAPAN METODE PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE STAD …

14

3) Teori Konstruktivisme Sosial

Konstruksivisme dikembangkan oleh Lev Somenovich

Vygotsky yang menyatakan bahwa pembentukan pengetahuan

dan perkembangan kognitif terbentuk melalui internalisasi/

penguasaan proses sosial. Teori ini merupakan teori sosiogenesis,

yang membahas tentang faktor primer (kesadaran sosial) dan

faktor sekunder (individu), serta pertumbuhan kemampuan.

Implikasi teori konstruktivisme sosial dalam pembelajaran

dilakukan dengan memperhatikan hal-hal sebagai berikut:

a) Dasar pembelajaran adalah bahwa dalam diri siswa sudah ada

pengetahuan, pemahaman, kecakapan, pengalaman tertentu.

b) Peserta didik belajar dengan mengonstruksi (menambah,

merivisi, atau memodifikasi) pengetahuan, pemahaman,

kecakapan, pengalaman lama menjadi pengetahuan,

pemahaman, kecakapan, dan pengalaman baru.

c) Guru berperan memfasilitasi terjadinya proses konstruksi

pengetahuan. Peran guru hanya sekedar membantu

menyediakan saran dan situasi supaya proses konstruksi

pengetahuan pada diri peserta didik.

4) Teori Humanisme

Humanisme adalah aliran dalam psikologi yang muncul

tahun 1950-an sebagai reaksi terhadap behaviorisme dan

psikoanalisis. Menurut Combs bahwa banyak guru membuat

Page 29: PENERAPAN METODE PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE STAD …

15

kesalahan dengan berasumsi bahwa peserta didik mau belajar

apabila materi pembelajarannya disusun dan disajikan

sebagaimana mestinya. James Bugentan (Sani, 2013: 38)

mengemukakan kostulat psikologi humanistik yaitu sebagai

berikut:

a) Manusia tidak bisa direproduksi menjadi komponen-

komponen.

b) Manusia memiliki konteks yang unik didalam dirinya.

c) Kesadaran manusia menyertakan kesadaran akan diri

dalam konteks orang lain.

d) Manusia mempunyai pilihan-pilihan dan tanggung

jawab.

e) Manusia bersifat intensional. Mereka mencari makna,

nilai, dan memiliki kreativitas.

Teori Humanisme dibagi menjadi 3 yaitu :

1. Teori Maslow yaitu dimana individu berperilaku dalam

upaya untuk kebutuhan yang bersifat hierarkis.

2. Pembelajaran Progesif yaitu bahwa belajar menyangkut

apa yang harus dikerjakan siswa untuk dirinya sendiri.

3. Teori Sosial yaitu peserta didik belajar melalui

pengamatan atau berdasarkan apa yang mereka saksikan.

Page 30: PENERAPAN METODE PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE STAD …

16

5) Teori Sibernetik

Teori belajar sibernetik merupakan teori belajar yang relatif

baru dibandingkan dengan teori belajar yang telah ada. Teori

ini memiliki kesamaan dengan teori kogntif yaitu

mementingkan proses belajar dari pada hasil belajar. Hal yang

terpenting dalam teori ini adalah sistem informasi yang akan

menentukan terjadinya proses belajar. Sebuah informasi

mungkin akan dipelajari oleh seorang peserta didik dengan

satu macam proses belajar, namun informasi yang sama

mungkin akan dipelajari peserta didik yang lain melalui proses

belajar yang beda.

Fungsi guru dalam pembelajaran sibernetik adalah

merencakan, mempersiapkan, dan melengkapi stimulus untuk

masukan simbolik (informasi verbal, kata-kata, angka-angka,

dan sebagainya) dan masukan reverensial (objek dan

peristiwa). Guru berperan membimbing peserta didik dalam

memahami informasi yang cocok dan membimbing mereka

memanipulasi proses memahami konsep dan mempersiapkan

umpan balik (feedback) dari sebuah latian atau pembelajaran.

2. Hakikat Belajar

Keseluruhan proses pendidikan di sekolah, suatu kegiatan belajar

merupakan kegiatan yang paling pokok. Ini berarti berhasil tidaknya

kegiatan pencapaian tujuan pendidikan banyak bergantung kepada

Page 31: PENERAPAN METODE PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE STAD …

17

bagaimana proses belajar yang dialami oleh siswa sebagai peserta

didik. Pandangan seseorang tentang belajar akan mempengaruhi

tindakan-tindakanya yang berhubungan dengan belajar dan setiap

orang mempunyai pandangan yang berbeda tentang belajar.

Menurut Morgan (Purwanto, 2007: 84) belajar adalah setiap

perubahan yang relatif menetap dalam tingkah laku yang terjadi

sebagai suatu hasil dari latihan atau pengalaman. Cronbach (Sumadi,

2012: 231) menyatakan bahwa “ Learning is shown by change in

behavior as a result of experience “artinya belajar adalah perolehan

perubahan tingkah laku akibat praktik dan pengalaman. Jadi menurut

Cronbach belajar yang sebaik-baiknya adalah dengan mengalami, dan

dalam mengalami itu si pelajar mempergunakan pancaindra. Sesuai

dengan pendapat ini adalah pendapatnya Harold Spears, Spears

menyatakan bahwa “learning is to observe, to read, to imitate, to try

something themselves, to listen, to follow direction“ yang artinya

belajar adalah untuk mengamati, membaca, meniru, mencoba sesuatu

sendiri, mendengarkan sesuai petunjuk. Senada dengan apa yang

dikemukakan Cronbach diatas itu ialah pendapat McGeoh (Sumadi

2012: 231) yang menyatakan bahwa; “learning is a change in

performance as a result of practice “ yaitu belajar merupakan

perubahan dalam kinerja sebagai hasil dari praktek.

Selanjutnya definisi yang lebih eksplisit lagi yaitu dengan

menunjukan yang bukan belajar adalah definisi yang dikemukakan

Page 32: PENERAPAN METODE PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE STAD …

18

oleh Hilgard. Hilgard (Sumadi 2012: 232) mendefinisikan sebagai

berikut ; “Learning is the process by which an activity originates or is

changed through training procedures (wheter in the laboratory or in

the natural environment) as distinguished from change by factors not

attributable to training“ artinya belajar adalah proses dimana suatu

kegiatan berasal atau diubah melalui prosedur pelatihan sebagai

perbedaan dari perubahan oleh faktor yang tidak disebabkan pelatihan.

Menurut Burton (Susanto 2013; 3),belajar dapat diartikan

sebagai perubahan tingkah laku pada diri individu berkat adanya

interaksi antara individu dengan individu lain dan individu dengan

lingkungannya sehingga mereka lebih mampu berinteraksi dengan

lingkungannya. Sementara menurut E.R. Hilgard (Susanto 2013; 3),,

belajar adalah suatu perubahan kegiatan reaksi terhadap lingkungan.

Perubahan kegiatan yang dimaksud mencakup pengetahuan,

kecakapan, tingkah laku, dan ini diperoleh melalui latihan

(pengalaman). Hilgard menegaskan bahwa belajar merupakan proses

mencari ilmu yang terjadi dalam diri seseorang melalui latihan,

pembiasaan, pengalaman dan sebagainya. Senada dengan pendapat

Syaiful (2013: 37) bahwa belajar adalah suatu proses perubahan

perilaku atau pribadi seseorang berdasarkan praktek dan pengalaman

tertentu.

Berdasarkan beberapa pendapat di atas dapat disimpulkan

bahwa belajar adalah Proses yang melahirkan atau mengubah suatu

Page 33: PENERAPAN METODE PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE STAD …

19

tingkah laku melalui jalan, latihan apakah dalam labolatorium atau

dalam lingkungan alamiah yang dibedakan dari perubahan-perubahan

oleh faktor-faktor serta proses dimana tingkah laku ditimbulkan atau

diubah melalui latihan atau pengalaman. Belajar itu membawa

perubahan, bahwa perubahan itu pada pokoknya adalah didapatkannya

kecakapan baru (dalam arti Kenntnis dan Fertingkeit). Perubahan itu

terjadi karena usaha (dengan disengaja).

3. Pembelajaran

Menurut Hamalik (2007: 57) pembelajaran adalah suatu kombinasi

yang tersusun meliputi unsur-unsur manusiawi, material, fasilitas,

perlengkapan, dan prosedur yang saling mempengaruhi mencapai

tujuan pembelajaran. Menurut Gagne dan Brigga (Abdul 2014: 283)

Pembelajaran adalah rangkaian peristiwa events yang mempengaruhi

pembelajaran sehingga proses belajar dapat berlangsung dengan

mudah. Pada dasarnya pembelajaran merupakan kegiatan terencana

yang mengkondisikan/ merangsang seseorang agar bisa belajar dengan

baik agar sesuai dengan tujuan pembelajaran. Oleh sebab itu, kegiatan

pembelajaran akan bermuara pada dua kegiatan pokok. 1). Bagaimana

orang melakukan tindakan perubahan tingkah laku melalui kegiatan

belajar, 2). Bagaimana orang melakukan tindakan penyampaian ilmu

pengetahuan melalui kegiatan mengajar. Hal ini menunjukan bahwa

makna pembelajaran merupakan kondisi eksternal kegiatan belajar

Page 34: PENERAPAN METODE PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE STAD …

20

yang antara lain dilakukan oleh guru dalam mengkondisikan

seseorang untuk belajar.

4. Metode Pembelajaran

Menurut Abdullah (2013: 158) Metode pembelajaran merupakan

langkah operasional dari strategi pembelajaran yang dipilih untuk

mencapai tujuan pembelajaran.Metode mengajar menurut Susanto

(2013; 43) adalah cara yang digunakan guru dalam mengorganisasikan

kelas pada umumnya atau dalam menyajikan bahan pelajaran pada

khususnya. Metode pembelajaran menurut Gagne (Abdullah, 2013:

158) ada enam, yakni tutorial, kuliah, resitasi, diskusi, kegiatan

laboratorium, dan pekerjaan rumah. Metode tersebut dapat dijelaskan

bahwa: a). Tutorial, terjadi interaksi dua arah antara tutor dan peserta

didik. b). Ceramah/kuliah yaitu informasi satu arah dari sumber

belajar (guru) pada peserta didik. c). Diskusi, terjadi interaksi dua

arah antara peserta didik. d). Kegiatan leboratorium, dimana peserta

didik berinteraksi dengan sumber belajar berupa alat, bahan dan

kejadian yang ada disekitar. e). Belajar mandiri, peserta didik

berinteraksi dengan sumber belajar yang belum dipelajari atau diolah.

f). Latihan, peserta didik menggunakan keterampilan yang dimiliki

secara berulang-ulang.

5. Pembelajaran Kooperatif

Ada beberapa istilah untuk menyebutkan pembelajaran berbasis

sosial yaitu pembelajaran kooperatif (cooperative learning) dan

Page 35: PENERAPAN METODE PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE STAD …

21

pembelajaran kolaboratif. Pembelajaran kolaboratif didefinisikan

sebagai falsafah mengenai tanggung jawab pribadi dan sikap

menghormati sesama. Peserta didik bertanggung jawab atas belajar

mereka sendiri dan berusaha menemukan informasi untuk menjawab

pertanyaan-pertanyaan yang dihadapkan pada mereka.

Pembelajaran kooperatif dalam buku Slavin (2005: 5-8) dijelaskan

bahwa pembelajaran kooperatif adalah pembelajaran dimana para

siswa berada dalam kelompok-kelompok kecil yang diharapkan siswa

dapat bekerja sama, saling membantu dalam diskusi yang dibagi oleh

guru dan dapat mengetahui pembahasan yang disampaikan oleh guru.

Setiap kelompok beranggotakan empat siswa atau lebih untuk duduk

bersama dan berdiskusi.

Ada banyak alasan yang membuat pembelajaran kooperatif

memasuki jalur utama praktik pendidikan. Salah satunya adalah

berdasarkan penelitian dasar yang mendukung penggunaan

pembelajaran kooperatif untuk meningkatkan pencapaian prestasi para

siswa, dan juga akibat positif lainnya yang dapat mengembangkan

hubungan antar kelompok, penerimaan terhadap teman sekelas yang

lemah dalam bidang akademik, dan meningkatkan rasa harga diri.

Kooperatif memiliki makna luas, yaitu menggambarkan keseluruhan

proses sosial dalam belajar dan mencakup pula pengertian kolaboratif.

Page 36: PENERAPAN METODE PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE STAD …

22

Menurut Majid (2014; 174) pembelajaran kooperatif adalah model

pembelajaran yang mengutamakan kerja sama untuk mencapai tujuan

pembelajaran.

a. Ciri-ciri pembelajaran kooperatif :

1) Siswa bekerja dalam kelompok untuk menuntaskan materi

belajar.

2) Kelompok dibentuk dari siswa yang memiliki keterampilan

tinggi, sedang dan rendah (heterogen)

3) Apabila memungkinkan, anggota kelompok berasal dari ras,

budaya suku dan jenis kelamin yang berbeda.

4) Penghargaan lebih berorientasi pada kelompok daripada

individu.

b. Keuntungan pembelajaran kooperatif diantaranya adalah ;

1) Menghilangkan perasaan “terisolasi” dan panik.

2) Menggantikan bentuk persaingan (competition) dengan saling

kerja sama (cooperatif)

3) Melibatkan siswa untuk aktif di dalam proses belajar.

4) Menciptakan suasana kelas yang lebih rilek dan tidak terlalu

resmi (more relaxed and informal classroom).

5) Karena belajar di grup yang kecil hambatan rasa malu

(barriers of shyness) dan rasa kurang percaya diri (lack of

confidence) dapat dikurangi.

Page 37: PENERAPAN METODE PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE STAD …

23

c. Metode-metode Pembelajaran Kooperatif.

Metode-metode Pembelajaran Kooperatif meliputi: 1) Jigsaw, 2)

Think-Pair-Share, 3) Numbered Heads Together, 4) Group

Investigation, 5) Two Stay Two Stray, 6) Make a Match, 7)

Listening Team, 8) Inside-Outside Circle, 9) Bamboo Dancing, 10)

Student Teams Achievement Division

6. Pembelajaran Kooperatif Tipe Student Teams Achievement Division

(STAD)

Student Teams Achievement Division (STAD), yang dikembangkan

oleh dikemukakan oleh Robert Slavin dkk di Universitas John Hopkin

(Slavin, 2005; 143) merupakan pembelajaran kooperatif yang paling

sederhana, dan merupakan pembelajaran kooperatif yang cocok

digunakan guru yang baru menggunakan pembelajaran kooperatif,

a) Komponen utama dalam STAD

Dalam metode ini terdiri atas lima komponen utama,yaitu ;

1) Presentasi Kelas

Materi dalam STAD pertama kali diperkenalkan dalam

presentasi di dalam kelas. Ini merupakan pengajaran langsung

seperti yang sering kali dilakukan atau diskusi pelajaran yang

dipimpin oleh guru, tetapi bisa juga memasukkan presentasi

audiovisual.

Page 38: PENERAPAN METODE PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE STAD …

24

2) Tim

Tim terdiri dari empat atau lima siswa yang mewakili

seluruh bagian dari kelas dalam hal kinerja akademik, jenis

kelamin, ras dan etnisitas. Fungsi utama dari tim ini adalah

memastikan bahwa semua anggota tim benar-benar belajar.

Dalam membagi siswa ke dalam tim, seimbangkan tim agar

(a) tiap tim terdiri atas level yang kinerjanya berkisar dari yang

rendah, sedang dan tinggi, dan (b) level kinerja yang sedang

dari semua tim yang ada dikelas hendaknya setara. Gunakan

daftar peringkat siswa berdasarkan kinerjanya, bagikan huruf

tim kepada masing-masing siswa. Misalnya, dalam sembilan

tim yang ada dikelas anda akan menggunakan huruf A sampai

I. Mulailah dari atas daftar tersebut dengan huruf A; lanjutkan

huruf berikutnya kepada peringkat menengah, bila sudah

sampai pada huruf tim yang terakhir, lanjutkan penamaan

huruf tim dengan arah berlawanan.

Misalnya jika menggunakan huruf A-I, siswa kesembilan

dan kesepuluh ditempatkan pada tim I, dan ke sebelas

ditempatkan pada tim H, selanjutnya ke tim G, dan seterusnya.

Jika sudah sampai kembali ke huruf A, berhentilah dan ulangi

proses lagi dimulai dan diakhiri A. Dalam tim harus dilihat

terlebih dahulu keseimbangan ras, etnik dan jenis kelaminnya.

Jika misalnya, seperempat dari keseluruhan kelas berkulit

Page 39: PENERAPAN METODE PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE STAD …

25

hitam, paling tidak satu siswa dari tiap tim haruslah berkulit

hitam.

Tabel. 1 Pembagian siswa ke dalam TIM

Tingkatan Peringkat Nama Tim

Siswa berprestasi

tinggi

1

2

3

4

5

6

7

8

9

A.

B.

C.

D.

E.

F.

G.

H.

I.

Siswa berprestasi

sedang

10

11

12

13

14

15

16

17

18

19

20

21

22

23

24

25

26

27

28

I.

H.

G

F

E

D

C

B

A

A.

B.

C.

D.

E.

F.

G.

H.

I.

Siswa berprestasi

rendah

29

30

31

32

33

34

35

36

37

I.

H.

G

F

E

D

C

B

A

Page 40: PENERAPAN METODE PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE STAD …

26

3) Kuis

Setelah sekitar satu atau dua periode setelah guru

memberikan presentasi dan sekitar satu atau dua periode

praktik tim, para siswa akan mengerjakan kuis individual.

4) Skor kemajuan individual

Gagasan dibalik skor kemajuan individual adalah untuk

memberikan kepada tiap siswa tujuan kinerja yang dapat

dicapai apabila mereka bekerja lebih giat dan memberikan

kinerja yang lebih baik daripada sebelumnya. Tiap siswa

diberikan skor awal yang diperoleh dari kinerja siswa tersebut

dan dikumpulkan poin untuk tim mereka.

5) Rekognisi Tim

Tim akan mendapatkan sertifikat atau bentuk penghargaan

yang lain apabila skor rata-rata mereka mencapai kriteria

tertentu.

Dapat disimpulkan bahwa Model pembelajaran tipe STAD adalah

salah satu model pembelajaran yang berguna untuk menumbuhkan

kemampuan kerjasama,kreatif, berpikir kritis dan ada kemampuan

untuk membantu teman serta merupakan pembelajaran kooperatif

yang sangat sederhana.

7. Kerjasama

Tim Mitra Guru (2006: 60) mendefisinikan, kerjasama adalah usaha

bersama antar individu atau kelompok untuk mencapai tujuan bersama.

Page 41: PENERAPAN METODE PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE STAD …

27

Beberapa bentuk kerjasama antara lain sebagai berikut :

a) Kerjasama spontan yaitu kerjasama serta-merta, tanpa adanya suatu

perintah atau tekanan tertentu

b) Kerjasama langsung yaitu kerjasama yang berasal dari perintah

atasan atau penguasa.

c) Kerjasama kontrak yaitu kerjasama atas dasar atau perjanjian

tertentu.

d) Kerjasama tradisional yaitu kerjasama sebagai suatu sstem sosial.

Misalnya gotong royong atau gugur gunung.

Menurut Freddy (1997: 43) definisi kerjasama adalah mau

menerima saran, dan gagasan, orang lain,bekerja sama secara

harmonis dengan orang-orang lain untuk mencapai tujuan. Utomo

(2012: 121) mengatakan bahwa kerjasama dalam kelompok adalah

sebuah kegiatan sekelompok siswa yang biasanya berjumlah kecil

yang diorganisir untuk kepentingan belajar dan menuntut kegiatan

kooperetif dari beberapa individu. Apsek-aspek kelompok yang

harus diperhatikan dalam kerja kelompok adalah : 1) Aspek tujuan,

2) Interaksi, 3) Kepemimpinan, 4) Advisor, 5) Evaluator.

Dari beberapa pendapat para ahli tentang kerjasama di atas dapat

disimpulkan bahwa kerjasama adalah usaha bersama antar individu atau

kelompok yang terkoordinasi untuk mencapai tujuan bersama sehingga

terdapat hubungan erat antara tugas pekerjaan anggota kelompok lain

demikian penyelesaiannya.

Page 42: PENERAPAN METODE PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE STAD …

28

8. Hasil Belajar

Nana Sudjana (2014: 22) Hasil belajar adalah kemampuan-

kemampuan yang dimiliki siswa setelah ia menerima pengalaman

belajarnya. Horward Kingsley membagi tiga macam hasil belajar, yakni

a). Keterampilan dan kebiasaan, b) Pengetahuan dan pengertian, c)

Sikap dan cita-cita. Masing-masing jenis hasil belajar dapat diisi

dengan bahan yang telah ditetapkan dalam kurikulum. Sedangkan

Gagne membagi lima kategori hasil belajar, yakni (a) Informasi verbal,

(b) keterampilan intelektual, (c) strategi kognitif, (d) sikap, (e)

keterampilan motoris. Dalam sistem pendidikan nasional rumusan

tujuan pendidikan, baik tujuan kurikuler maupun tujuan instruksional,

menggunakan klasifikasi hasil belajar dari Benyamin Bloom yang

secara garis besar membaginya menjadi tiga ranah, yakni ranah

kognitif, ranah afektif dan ranah psikomotor.

1) Ranah kognitif

Jumlah dan jenis proses kognitif diambil dari taksonomi

pembelajaran yang dikemukakan oleh Bloom. Seperti halnya

taksonomi yang lama, taksonomi yang baru secara umum juga

menunjukkan penjenjangan dari proses kognitif yang sederhana ke

proses kognitif yang lebih kompleks. Namun demikian

penjenjangan pada taksonomi yang baru lebih fleksibel sifatnya.

Artinya, untuk dapat melakukan proses kognitif yang lebih tinggi

Page 43: PENERAPAN METODE PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE STAD …

29

tidak mutlak disyaratkan penguasaan proses kognitif yang lebih

rendah.

a) Menghafal (remember) / (C 1)

Menarik kembali informasi yang tersimpan dalam memori

jangka panjang. Mengingat merupakan proses kognitif yang

paling rendah tingkatannya. Untuk mengkondisikan agar

“mengingat” bias menjadi baguan belajar bermakna, tugas

mengingat hendaknya selalu dikaitkan dengan aspek

pengetahuan yang lebih luas dan bukan sebagai suatu yang

lepas dan terisolasi. Kategori ini mencakup dua macam

proses kognitif: mengenali (recognizing) dan mengingat

(recalling)

b) Memahami (understand) / (C 2)

Mengkonstruk makna atau pengertian berdasarkan

pengetahuan awal yang dimiliki, mengaitkan informasi

yang baru dengan pengetahuan yang telah dimiliki, atau

mengintegrasikan pengetahuan yang baru ke dalam skema

yang telah ada dalam pemikiran siswa. Karena penyusunan

skema adalah konsep, maka pengetahuan konseptual

merupakan dassar pemahaman. Kategori memahami

mencakup tujuh proses kognitif: menafsirkan, memberikan

contoh, mengkelasifikasikan, meringkas, menarik inferensi,

memabandingkan, dan menjelaskan.

Page 44: PENERAPAN METODE PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE STAD …

30

c) Mengaplikasikan (applying) / (C 3)

Mencakup penggunaan suatu prosedur guna menyelesaikan

masalah atau mengerjakan tugas. Oleh karena itu

mengaplikasikan berkaitan erat dengan pengetahuan

procedural. Namun tidak berarti bahwa kategori ini hanya

sesuai untuk pengetahuan prosedural saja. Kategori ini

mencakup dua macam proses kognitif: menjalankan dan

mengimplementasika.

d) Menganalisis (analyzing) / (C 4)

Menguraikan suatu permasalahan atau obyek ke unsur-

unsurnya dan menentukan bagaimana saling keterkaitan

antar unsur-unsur tersebut dan struktur besarnya. Ada tiga

macam proses kognitif yang tercakup dalam menganalisis:

membedakan, mengorganisir, dan menemukan pesan

tersirat.

e) Sintesis (C 5)

Menggabungkan beberapa unsur menjadi suatu bentuk

kesatuan. Ada tiga macam proses kognitif yang tergolong

dalam kategori ini, yaitu: membuat, merencanakan, dan

memproduksi.

f) Mengevaluasi (C 6)

Membuat suatu pertimbangan berdasarkan kriteria dan

standar yang ada.

Page 45: PENERAPAN METODE PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE STAD …

31

Ada dua macam proses kognitif yang tercakup dalam kategori

ini: memeriksa dan mengkritik.

2) Ranah afektif

Ada beberapa tingkatan bidang afektif sebagai tujuan dan tipe

hasil belajar. Tingkatan tersebut dimulai dari tingkat dasar

sampai tingkat yang kompleks. Tingkat tersebut adalah sebagai

berikut:

a) Receiving/attending, yakni semacam kepekaan dalam

menerima rangsangan (stimulus) dari luar datang pada sisi

baik dalam bentuk masalah situasi dan gejala. Dalam tipe

ini termasuk kesadaran, keinginan untuk menerima

stimulus, kontrol dan seleksi gejala atau rangsangan dari

luar.

b) Responding (jawaban), yakni reaksi yang diberikan

seseorang terhadap stimulasi yang datang dari luar. Dalam

hal ini termasuk ketepatan reaksi, perasaan, kepuasan

dalam menjawab stimulus dari luar yang datang pada

dirinya.

c) Valuing (penilaian), yakni berkenaan dengan nilai dan

kepercayaan tehadap gejala atau stimulus tadi. Dalam

evaluasi ini termasuk didalamnya kesediaan menerima nilai

latar belakang atau pengalaman untuk menerima nilai dan

kesepakatan terhadap nilai tersebut.

Page 46: PENERAPAN METODE PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE STAD …

32

d) Organisasi, yakni pengembangan nilai ke dalam satu

system organisai termassuk menentukan hubungan satu

nilai dengan nilai yang lain serta kemantapan dan prioritas

nilai yang dimiliki.

e) Karakteristik nilai atau internalisasi nilai, yakni

keterpaduan semua system yang telah dimiliki seseorang,

yang mempengaruhi pola kepribadian dan ntingkah

lakunya. Kedalamnya termasuk keseluruhan nilai dan

karakteristiknya.

3) Ranah psikomotor

Hasil belajar psikomotor tampak dalam bentuk

keterampilan (skill) dan kemampuan bertindak individu

(seseorang).

Ketiga ranah tersebut menjadi objek penilaian hasil belajar.

Diantara ketiga ranah itu, ranah kognitiflah yang paling banyak

dinilai oleh guru di sekolah karena berkaitan dengan

kemampuan para siswa dalam menguasai isi bahan pengajaran.

Menurut Nawawi (Susanto 2013: 5) Hasil belajar dapat

diartikan sebagai tingkat keberhasilan siswa dalam mempelajari

materi pelajaran di sekolah yang dinyatakan dalam skor yang

diperoleh dari hasil tes mengenai sejumlah materi pelajaran

tertentu.Secara sederhana, yang dimaksud hasil belajar siswa

adalah kemampuan yang diperoleh anak setelah melalui

Page 47: PENERAPAN METODE PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE STAD …

33

kegiatan belajar. Karena kegiatan belajar itru sendiri merupakan

suatu proses dari seseorang yang berusaha untuk memperoleh

suatu bentuk perubahan perilaku yang relatif menetap. Dalam

kegiatan pembelajaran atau kegiatan instruksional, biasanya

guru menetapkan tujuan belajar. Anak yang berhasil dalam

belajar adalah yang berhasil mencapai tujuan-tujuan

pembelajaran atau tujuan intstruksional.

Untuk mengetahui apakah hasil belajar yang dicapai telah

sesuai dengan tujuan yang dikehendaki dapat diketahui melalui

evaluasi. Sebagaimana dikemukakan oleh Sunal (Susanto 2013:

5) bahwa evaluasi merupakan proses penggunaan informasi

untuk membuat pertimbangan seberapa efektif suatu program

telah memenuhi kebutuhan siswa.Menurut Purwanto (2011; 44)

hasil belajar adalah hasil yang dicapai dari proses belajar

mengajar sesuai dengan tujuan pendidikan. Hasil belajar diukur

untuk mengetahui pencapaian tujuan pendidikan sehingga hasil

belajar harus sesuai dengan tujuan pendidikan.

Dari beberapa tipe diatas dapat disimpulkan bahwa hasil

belajar adalah nilai yang dicapai oleh seseorang dengan

kemampuan maksimal. Tipe-tipe tersebut dapat mempengaruhi

belajar dan hasil belajar siswa, sehingga mampu mewujudkan

suatu kemampuan dan manajemen dalam belajar yang baik.

Karakteristik yang berbeda dari tiap individu baik fisik

Page 48: PENERAPAN METODE PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE STAD …

34

maupun psikis memerlukan perhatian khusus bagi guru untuk

menjaga perkembangan siswa agar proses belajar berlangsung

lebih baik sesuai dengan kemampuan.

a. Faktor yang mempengaruhi hasil belajar :

Menurut teori Gestalt, (Susanto, 2013: 13) belajar merupakan suatu

proses perkembangan. Artinya bahwa secara kondrati jiwa raga anak

mengalami perkembangan. Perkembangan sendiri memerlukan

sesuatu baik yang berasal dari diri siswa sendiri maupun pengaruh

lingkungannya. Berdasarkan teori ini hasil belajar siswa dipengaruhi

oleh dua hal, siswa itu sendiri dan lingkungannya. Pertama, siswa;

dalam arti kemampuan berpikir atau tingkah laku intelektual,

motivasi, minat dan kesiapan siswa. Baik jasmani maupun rohani.

Kedua, lingkungan; yaitu sarana dan prasarana, kompetensi guru,

kreativitas guru, sumber-sumber belajar, metode serta dukungan

lingkungan, keluarga, dan lingkungan.Pendapat yang senada

dikemukakan oleh Wasliman (Susanto 2013;12), hasil belajar yang

dicapai oleh peserta didik merupakan hasil interaksi antara berbagai

faktor yang mempengaruhi, baik faktor internal maupun faktor

eksternal.

1) Faktor internal: faktor internal merupakan faktor yang bersumber

dari dalam diri peserta didik, yang mempengaruhi kemampuan

belajarnya. Faktor internal ini meliputi: kecerdasan, minat dan

Page 49: PENERAPAN METODE PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE STAD …

35

perhatian, motivasi belajar, ketekunan, sikap, kebiasaan belajar

dan kondisi fisik dan kesehatan.

2) Faktor eksternal: faktor yang berasal dari luar diri peserta didik

yang mempengaruhi hasil belajar yaitu keluarga, sekolah, dan

masyarakat. Keadaan keluarga berpengaruh terhadap hasil belajar

siswa. Keluarga yang morat marit keadaan ekonominya,

pertengkaran suami istri, perhatian orangtua yang kurang terhadap

anaknya, serta kebiasaan sehari-hari berperilaku yang kurang baik

dari orangtua dalam kehidupan sehari-hari berpengaruh dalam

hasil belajar peserta didik.

Selanjutnya, dikemukakan oleh Wasliman (Susanto, 2013: 13)

bahwa sekolah merupakan salah satu faktor yang ikut menentukan hasl

belajar siswa. Semakin tinggi kemampuan belajar siswa dan kualitas

pengajaran disekolah, maka semakin tinggi pula hasil belejar siswa.

Menurut Djamarah (2015: 21) menyatakan bahwa ;

"Belajar adalah suatu aktivitas yang dilakukan secara sadar untuk

mendapatkan sejumlah kesan dari bahan yang telah dipelajari.

Hasil dari aktivitas belajar terjadilah perubahan dalam diri

individu. Dengan demikian, belajar dikatakan berhasil bila telah

terjadi perubahan dalam diri individu. Sebaliknya, bila tidak

terjadi perubahan dalam diri individu, maka belajar dikatakan

tidak berhasil"

Hasil belajar menurut Syah (2015: 89)adalah taraf keberhasilan

peserta didik dalam mempelajari materi pelajaran di sekolah yang

dinyatakan dalam bentuk skor skor yang diperoleh dari hasil tes

mengenai sejumlah materi pelajaran tertentu.

Page 50: PENERAPAN METODE PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE STAD …

36

Berdasarkan beberapa pengertian diatas dapat disimpulkan bahwa

hasil belajar yaitu kemampuan-kemampuan yang dimiliki siswa setelah

ia menerima pengalaman belajar yang mencakup peringkat dan tipe

prestasi belajar ,hasil efektif, tipikal berfikir berkaitan dengan ranah

kognitif, tipikal berbuat berkaitan dengan ranah psikomotor, dan tipikal

perasaaan berkaitan dengan ranah afektif.Apabila siswa belajar maka

prestasi belajar dapat dilihat kemampuannya. Kemampuan tersebut

dapat dilihat dari terkumpulnya data yang menginformasikan kemajuan

belajar siswa, yang biasanya berbentuk raport sebagai laporan kepada

orang tua. Secara umum nilai raport yang baik menggambarkan prestasi

belajar yang baik begitupun sebaliknya, hal ini merupakan perwujudan

dari ketekunan dan keseriusan dalam belajar terhadap prestasi belajar

siswa

9. Pembelajaran kompetensi menggunakan Alat Ukur Mekanik

Sebagian besar pengukuran dalam bidang otomotif adalah

menyangkut pengukuran linier atau pengukuran panjang (jarak).

Diameter poros, diameter silinder, tinggi nok, kedalaman alur ring

piston merupakan contoh dari dimensi panjang (linier). Untuk itu perlu

dipelajari bagaimana cara mengukurnya dan alat-alat ukur apa saja yang

dapat digunakan untuk mengukurnya.

Berdasarkan cara mengukurnya maka dapat dibedakan dua jenis

pengukuran yaitu pengukuran langsung dan pengukuran linier tak

langsung. Demikian juga dengan peralatan ukurnya, ada alat ukur linier

Page 51: PENERAPAN METODE PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE STAD …

37

langsung dan alat ukur linier tak langsung. Pengukuran langsung adalah

pengukuran yang hasil pengukurannya dapat langsung dibaca pada

skala ukur dari alat ukur yang digunakan.

Dengan demikian alat ukur yang digunakan adalah alat ukur yang

mempunyai skala yang bisa langsung dibaca skalanya. Alat ukur linier

langsung yang banyak digunakan dalam bidang otomotif adalah Mistar

Geser. Alat ukur ini dalam praktik sehari-hari mempunyai banyak

sebutan antara lain: mistar geser, jangka sorong, mistar ingsut, sketmat,

sigmat, atau vernier caliper. Pada batang mistar geser terdapat skala

utama (mainscale) atau skala tetap yang cara pembacaannya seperti

meteran biasa. Pada ujung yang satu dilengkapi dengan dua rahang ukur

yaitu rahang ukur tetap dan rahang ukur gerak sedang ujung yang lain

dilengkapi dengan ekor. Dengan demikian mistar geser dapat digunakan

untuk mengukur dimensi luar, dimensi dalam, kedalaman benda ukur.

Disamping skala utama, pada mistar geser juga dilengkapi dengan skala

vernier (vernier scale) atau skala nonius.

a) Tingkat ketelitian mistar geser

Mistar geser (Vernier caliver) digunakan untuk mengukur diameter

luar, diameter dalam dan mengukur kedalaman dengan ketelitiannya

dalam satuan Metris adalah 0,1 mm, 0,05 mm dan 0,02 mm.

Sedangkan untuk satuan British adalah 1/128 inchi, 1/256 inchi, dan

1/1000 inchi.

Page 52: PENERAPAN METODE PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE STAD …

38

b) Cara membaca skala pengukuran pada mistar geser

Mistar geser yang banyak beredar pada umumnya mempunyai dua

system satuanya itu system metric dan system inchi. Sistem metric

terdapat pada bagian bawah, sedang system inchi terletak pada

bagian atas. Masing-masing system mempunyai dua skala, yaitu

skala utama dan skala nonius atau skala vernier. Skala utama

terdapat pada badan mistar geser atau pada skala tetap, sedang

skala nonius terdapat pada rahang geser.

c) Cara menggunakan mistar geser

Hasil pengukuran benda ukur dengan menggunakan mistar geser

sangat dipengaruhi oleh beberapa factor antara lain: factor

sipengukur, benda yang diukur, pengaruh lingkungan, dan cara

menggunakan alat ukur. Adapun cara penggunaan mistar geser

antara lain sebagai berikut :

1. Bersihkan benda yang akan diukur dan alat ukur.

2. Periksa bahwa skala vernier bergerak dengan bebas, dan angka

nol pada kedua skala bertemu dengan tepat.

3. Pada waktu melakukan pengukuran, usahakan benda yang

diukur sedekat mungkin dengan skala utama. Pengukuran

diujung rahang mistar geser menghasilkan pembacaan yang

kurang akurat.

4. Tempatkan mistar geser tegak lurus dengan benda yang diukur.

Page 53: PENERAPAN METODE PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE STAD …

39

B. Tinjauan Pustaka

Hasil penelitian yang dapat digunakan sebagai pendukung

dilaksanakannya penelitian ini sebagai berikut :

1. Vima Eko Prasetyo (2011) “ Upaya Peningkatan Kerjasama pada

MateriSistem Bahan Bakar Bensin dengan Metode Think Pair

Share di SMK INSTITUT INDONESIA. Kesimpulan yang

terdapat pada penelitian ini yaitu : (1) penelitian ini dapat

digunakan sebagai salah satu kajian dalam melakukan penelitian

tindakan kelas, (2) sebagai bahan kajian untuk guru dalam

meningkatkan mutu pendidian secara bersama-sama, (3) untuk

meningkatkan keaktifan siswa kerjasama dalam belajar.

2. Irawati Eka Safitri Vima (2009) dengan judul Efektifitas

Penerapan Model Pembelajaran kooperatif tipe Student Teams

Achievement Division pada mata pelajaran kimia untuk peserta

didik kelas X semester 2 SMAN 1 Pacitan. Hasil dari penelitian

penerapan model pembelajaran tipe STAD mengungkapkan bahwa

melalui kegiatan pembelajaran kooperatif STAD menunjukkan

bahwa hasil belajar kelas experimen lebih baik dibanding kelas

kontrol.

3. Erni Yunita (2012) dengan judul Penerapan Model Pembelajaran

Tipe STAD Dengan Media VCD Untuk Meningkatkan Prestasi

Belajar Matematika Siswa Kelas VII B SMP Negeri 4 Purworejo

Tahun Pelajaran 2011/2012. Dari hasil analisis data diperoleh

Page 54: PENERAPAN METODE PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE STAD …

40

bahwa hasil rerata pemahaman konsep siswa pada siklus I

mencapai 79,125 dengan ketuntasan klasikal 71,879% dan hasil

siklus II sudah mencapai 83,00 dengan ketuntasan klasikal 87,5%.

Ini berarti hasil penelitian tersebut menunjukan peningkatan

prestasi belajar matematika siswa.

4. Suyitno,M.Pd (2012) dengan judul “Student Teams Achievement

Division Sebagai Inovasi Metode Pembelajaran Di SMK.” Tujuan

dari penelitian ini untuk menemukan inovasi yang tepat bagi

pelaksanaan pembelajaran, meningkatkan hasil belajar siswa dan

aktivitas serta respon pembelajaran. Hasil dari penelitian

menunjukan bahwa untuk peningkatan respon siswa dari siklus I

ke siklus II sebesar 13.57% sedangkan dari siklus II ke siklus III

sebesar 21,43%. Sedangkan peningkatan inisiatif siswa dari siklus

I ke siklus II sebesar 3,57% dan dari siklus II ke siklus III sebesar

35%. Adapun hasil belajar siswa pada siklus I yang mencapai

kelulusan adalah 25 siswa dengan persentase sebesar 73,52%,

pada siklus II yaitu 29 siswa dengan persentase 85,29% dan pada

siklus III yaitu 33 siswa dengan persentase kelulusan 97,06%.

Ketuntasan hasil belajar siswa mencapai 95% sehingga

pembelajaran tuntas pada mata diklat penggunaan dan

pemeliharaan alat ukur dapat tercapai.

Page 55: PENERAPAN METODE PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE STAD …

41

C. Kerangka Berpikir

Kerangka pikir pada penelitian ini disajikan dalam bentuk diagram pada

gambar berikut :

Gambar 1. Kerangka Pikir

Kerjasama sangat penting bagi siswa untuk meningkatkan hasil belajar

siswa, kerjasama dapat dikembangkan melalui pembelajaran Kompetensi

Menggunakan Alat Ukur Pada siswa kelas X TKR B SMK Patriot Pituruh

hasil belajarnya tergolong masih rendah. Oleh karena itu peneliti

menerapkan Student Teams Achievement Division (STAD) dalam

Kerjasama dan

Hasil Belajar

dapat

dikembangkan

melalui

pembelajaran

kompetensi

menggunakan

alat ukur

Kerjasama siswa di

kelas X TKR B

SMK PATRIOT

PITURUH belum

maksimal

Hasil belajar

siswa kelasX

TKR B SMK

PATRIOT

PITURUH masih

tergolong rendah.

Menerapkan STAD dalam pembelajaran kompetensi

menggunakan alat ukur

Model pembelajaran STAD

mempunyai karakteristik

untuk meningkatkan

kerjasama siswa :

membangun strategi,

menentukan masalah, dan

menciptakan lingkungan

yang mendukung.

Penelitian yang

relevan:.Irawati Eka Safitri

Vima (2009) deengan judul

Efektifitas Penerapan

Model Pembelajaran

kooperatif tipe Student

Teams Achievement

Division pada mata

pelajaran kimia untuk

peserta didik kelas X

semester 2 SMAN 1

Pacitan

Kerjasama dan Hasil belajar

siswa kelas X TKR B SMK

PATRIOT PITURUH

meningkat.

Page 56: PENERAPAN METODE PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE STAD …

42

pembelajaran Kompetensi Menggunakan Alat Ukur. Model pembelajaran

STAD mempunyai karakteristik untuk meningkatkan kerjasama,

meningkatkan hasil belajar siswa, menentukan masalah dan menciptakan

lingkungan yang mendukung. Pada model pembelajaran STAD terdapat

tahapan kuis dan penghargaan, yang akan dilakukan peneliti secara relevan

untuk meningkatkan kerjasama dan hasil belajar siswa pada kelas X TKR B

SMK Patriot Pituruh.

D. Hipotesis Tindakan

Berdasarkan teoritis dan kerangka berpikir yang telah diuraikan diatas

secara rinci maka hipotesis dalam penelitian ini adalah : dengan penerapan

pembelajaran kooperatif tipe Student Teams Achievement Division (STAD)

dapat meningkatkan kerjasama dan hasil belajar siswa dalam kompetensi

menggunakan Alat Ukur siswa kelas X TKR B PATRIOT PITURUH.

Page 57: PENERAPAN METODE PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE STAD …

43

BAB III

METODE PENELITIAN

A. Desain Penelitian

Metode penelitian yang digunakan adalah Penelitian Tindakan Kelas

(PTK) melalui proses pengkajian dengan beberapa siklus. Penelitian ini

menggunakan setting penelitian tindakan yang difokuskan untuk

memecahkan masalah dalam proses pembelajaran kelas. Dalam penelitian ini

dilakukan 2 siklus dimana setiap siklus terdiri atas beberapa tahapan yaitu : 1)

Perencanaan, 2) Pelaksanaan, 3) pengamatan, 4) refleksi. Berikut adalah

gambar siklus PTK.

Gambar 2. Siklus PTK

Perencanaan

Pelaksanaan

Pengamatan

Refleksi SIKLUS I

Perencanaan

Pelaksanaan

Pengamatan

Refleksi SIKLUS I

Dan seterusnya

43

Page 58: PENERAPAN METODE PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE STAD …

44

(1) Siklus I

a. Perencanaan

Kegiatan yang dilakukan pada tahap ini meliputi:

1) Penyusunan desain pembelajaran yang mencakup penentuan

jenis dan topik yang akan dijadikan proyek kelompok,

penemuan kelompok, dan kegiatan pembelajaran dalam kelas.

2) Membuat instrumen penelitian dan menyusun RPP.

3) Sosialisasi kepada siswa mengenai pembelajaran yang akan

dilaksanakan dengan menggunakan model pembelajaran

kooperatif tipe STAD (Student Teams Achievement Division).

b. Tindakan

Pada tahap ini RPP yang telah disusun diterapkan dalam proses

pembelajaran. Proses pembelajaran yang dilaksanakan di kelas X

TKR B SMK Patriot Pituruh ini adalah pembelajaran kooperatif

tipe STAD (Student Teams Achievement Division). Tahapan

pembelajaran ini meliputi:

1) Persiapan

a) Materi

Materi pembelajaran STAD dirancang sedemikian rupa untuk

pembelajaran secara kelompok. Sebelum menyajikan materi

pembelajaran, dibuat lembar kegiatan yang akan dipelajari

kelompok kooperatif dan lembar jawaban dari lembar

kegiatan tersebut.

Page 59: PENERAPAN METODE PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE STAD …

45

b) Menetapkan siswa dalam kelompok

Kelompok siswa merupakan bentuk kelompok yang

heterogen. Setiap kelompok beranggotakan 4-5siswa yang

terdiri dari siswa yang berkemampuan tinggi, sedang dan

rendah. Guru tidak boleh membiarkan siswa memilih

kelompok sendiri karena akan cenderung memilih teman

yang disenangi saja.

c) Menentukan Skor Awal

Skor awal siswa dapat diambil melalui pre test yang

dilakukan guru sebelum pembelajaran metode STAD dimulai

atau dari skor test paling akhir yang dimiliki oleh siswa.

Selain itu, skor awal dapat diambil dari nilai raport siswa

pada semester sebelumnya.

d) Kerja sama kelompok sebelum memulai pembelajaran

kooperatif, sebaiknya diawali dengan latihan-latihan kerja

sama kelompok.

e) Jadwal aktifitas

STAD terdiri dari lima kegiatan pengajaran yang teratur yaitu

penyampaian materi pelajaran olehguru, kerja kelompok, tes

penghargaan kelompok dan laporan berkala kelas.

2) Mengajar

Setiap pembelajaran dalam STAD dimulai dengan presentasi

kelas, yang meliputi pendahuluan, pengembangan, petunjuk

Page 60: PENERAPAN METODE PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE STAD …

46

praktis, aktivitas kelompok, dan kuis. Dalam presentasi kelas,

hal-hal yang perlu diperhatikan adalah ;

a) Pendahuluan

(1) Guru menjelaskan kepada siswa apa yang akan dipelajari

dan mengapa hal itu penting untuk memunculkan rasa

ingin tahu siswa. Hal ini dapat dilakukan dengan cara

memberi teka-teki, memunculkan masalah-masalah yang

berhubungan dengan materi dalam kehidupan sehari-hari,

dan sebagainya.

(2) Guru dapat menyuruh siswa bekerja dalam kelompok

untuk menentukan konsep atau untuk menimbulkan rasa

senang pada pembelajaran.

b) Pengembangan

(1) Guru menentukan tujuan-tujuan yang ingin dicapai dari

pembelajaran.

(2) Guru menekankan bahwa yang diinginkan adalah agar

siswa mempelajari dan memahami makna, bukan hafalan.

(3) Guru memeriksa pemahaman siswa sesering mungkin

dengan memberikan pertanyaan-pertanyaan.

(4) Guru menjelaskan mengapa jawabannya benar atau salah.

(5) Guru melanjutkan materi jika siswanya memahami pokok

masalahnya

Page 61: PENERAPAN METODE PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE STAD …

47

c) Praktek terkendali

1) Guru memberi perintah kepada siswa untuk mengajarkan

soal-soal atau jawaban pertanyaan-pertanyaan yang

diajukan oleh guru.

2) Guru memanggil siswa secara acak untuk menjawab

pertanyaan atau menyelesaikan soal-soal yang diajukan oleh

guru. Hal ini akan menyebabkan siswa mempersiapkan diri

untuk menjawab pertanyaan atau soal-soal yang diajukan.

3) Guru tidak perlu memberikan soal atau pertanyaan yang

lama penyelesaiannya pada kegiatan ini. Sebaliknya siswa

mengerjakan satu atau dua soal, dan kemudian guru

memberikan umpan balik.

3) Kegiatan Kelompok

a. Pada hari pertama kegiatan kelompok STAD, guru

sebaiknya menjelaskan apa yang dimaksud bekerja dalam

kelompok, yaitu:

1) Siswa mempunyai tanggung jawab untuk memastikan

bahwa temandalam kelompoknya telah mempelajari

materi dalam kegiatan yang diberikan oleh guru.

2) Tidak seorang pun siswa selesai belajar sebelum semua

anggota kelompok menguasai pelajaran.

3) Mintalah bantuan kepada teman satu kelompok apabila

seorang anggota kelompok mengalami kesulitan dalam

Page 62: PENERAPAN METODE PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE STAD …

48

memahami materi sebelum meminta bantuan kepada

guru.

4) Dalam satu kelompok harus saling berbicara sopan.

b. Guru dapat mendorong siswa dengan menambahkan

peraturan peraturan lain sesuai kesepakatan bersama.

Selanjutnya kegiatan yang dilakukan guru adalah:

1) Guru meminta siswa berkelompok dengan teman

sekelompoknya.

2) Guru memberikan lembar kegiatan (lembar diskusi)

beserta lembar jawabannya.

3) Guru menyarankan siswa agar bekerja secara

berpasangan atau dengan seluruh anggota kelompok

tergantung pada tujuan yang dipelajarinya. Jika mereka

mengerjakan soal-soal maka setiap siswa harus

mengerjakan sendiri dan selanjutnya mencocokkan

jawabannya dengan teman sekelompoknya. Jika ada

seorang teman yang belum memahami, teman

sekelompoknya bertanggung jawab untuk menjelaskan.

Tekankanlah bahwa lembar kegiatan (lembar diskusi)

untuk diisi dan dipelajari. Dengan demikian setiap

siswa mempunyai lembar jawaban untuk diperiksa oleh

teman sekelompoknya.

Page 63: PENERAPAN METODE PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE STAD …

49

d. Guru melakukan pengawasan kepada setiap kelompok

selama siswa bekerja dalam kelompok. Sesekali guru

mendekati kelompok untuk mendengarkan bagaimana

anggota kelompok berdiskusi.

4) Kuis atau Tes

Setelah siswa bekerja dalam kelompok selama kurang lebih

dua kali penyajian, guru memberikan kuis atau tes individual.

Setiap siswa menerima satu lembar kuis. Waktu yang disediakan

guru untuk kuis adalah setengah sampai satu jam pelajaran.

Hasil dari kuis itu kemudian diberi skor dan akan disumbangkan

sebagai skor kelompok.

5) Penghargaan Kelompok

a. Menghitung skor individu dan kelompok

Setelah diadakan kuis, guru menghitung skor perkembangan

individu dan skor kelompok berdasarkan rentang skor yang

diperoleh setiap individu. Skor perkembangan ditentukan

berdasarkan skor awal siswa.

b.Menghargai hasil belajar kelompok

Setelah guru menghitung skor perkembangan individu dan

skor kelompok, guru mengumumkan kelompok yang

memperoleh poin peningkatan tertinggi. Setelah itu guru

memberi penghargaan kepada kelompok tersebut yang berupa

Page 64: PENERAPAN METODE PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE STAD …

50

sertifikat atau berupa pujian. Untuk pemberian penghargaan ini

tergantung dari kreativitas guru.

c. Observasi

Selama kegiatan pembelajaran kooperatif dengan tipe STAD,

peneliti yang dibantu observer lain melakukan observasi. Observasi

yang dilaksanakan berupa monitoring dan mendokumentasikan

segala aktivitas siswa di kelas.

d. Refleksi

Pada akhir siklus dilakukan refleksi terhadap pelaksanaan

pembelajaran berdasarkan hasil dari kegiatan pada tahapan

tindakan dan observasi hasil dari kegiatan pada tahapan tindakan

dan observasi yang dianalisis sebagai bahan untuk merefleksi

apakah pembelajaran yang dilaksanakan sebelumnya sesuai dengan

yang direncanakan dan diharapkan.

2. Siklus II

Hasil refleksi pada siklus I kemudian ditindak lanjuti dengan

pelaksanaan siklus yang kedua . Tahapan-tahappan yang dilaksanakan

pada siklus ini meliputi:

a. Perencanaan

1) Menyusun RPP.

2) Mempersiapkan instrumen yang sama dengan siklus I.

Page 65: PENERAPAN METODE PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE STAD …

51

b. Tindakan

Pelaksanaan pembelajaran sesuai dengan RPP yang telah

disusun. Proses pembelajaran yang dilaksanakan dengan

menerapakan model kooperatif tipe STAD.

c. Observasi

Observasi peneliti dibantu observer mengamati dan mencatat

segala aktivitas siswa selama proses pembelajaran.

d. Refleksi

Pada tahap ini peneliti membandingkan hasil pada siklus II

dengan hasil pada siklus I. Apakah ada peningkatan hasil belajar

siswa atau tidak, apabila tidak ada peningkatan hasil belajar maka

siklus tetap dilanjutkan sampai berhasil, tetapi apabila berhasil maka

peneliti dan guru sepakat untuk menghentikan siklus ini.

B. Tempat dan Waktu Penelitian

Penelitian ini dilaksanakan di SMK Patriot Pituruh kabupaten Purworejo.

Waktu pelaksanaan penelitian adalah bulan Oktober 2015 – Maret 2016.

C. Subjek Penelitian

Subjek penelitian ini adalah siswa kelas X TKR B SMK Patriot Pituruh

tahun pelajaran 2015 / 2016 yang berjumlah 37 siswa. Penentuan Kelas X

TKR B karena kelas tersebut berdasarkan pengamatan peneliti hasil

Page 66: PENERAPAN METODE PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE STAD …

52

belajarnya rendah. Dengan demikian kelas tersebut perlu dilakukan tindakan

untuk meningkatkan hasil belajarnya.

D. Teknik Pengumpulan Data

Teknik pengumpulan data adalah cara yang ditempuh peneliti untuk

mendapatkan data dan fakta yang terjadi dalam penelitian. Adapun metode

yang digunakan untuk mengumpulkan data adalah dengan menggunakan

lembar observasi dan test. Tes merupakan salah satu alat untuk melakukan

pengukuran, yaitu alat untuk mengumpulkan informasi karakteristik suatu

objek. Karakteristik objek dapat berupa keterampilan, pengetahuan, bakat,

minat, baik yang dimiliki individu maupun kelompok. Tes yang digunakan

dalam penelitian ini adalah dengan memberikan soal kepada siswa tentang

materi yang diberikan. Selain itu juga dengan pengumpulan data dengan

dokumentasi, yaitu dengan mendokumentasikan arsip-arsip hasil belajar

siswa sebelum dilakukan penelitian.

E. Instrumen Penelitian

Menurut Arikunto, (2013: 51) Instrumen penelitian adalah alat bantu

yang digunakan oleh peniliti untuk mengumpulkan data penelitian dengan

cara melakukan pengukuran. Instrumen penelitian berupa soal-soal tes untuk

mengukur peningkatan hasil belajar siswa dengan menggunakan model

pembelajaran Student Teams Achievement Division yang terdiri dari 20 soal

pilihan ganda.

Page 67: PENERAPAN METODE PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE STAD …

53

Adapun kisi-kisi tes sebagai berikut :

Tabel. 2 Kisi-kisi Soal Alat Ukur Siklus I

Variabel No Indikator No butir

soal

Jumla

h

Alat

Ukur

Jangka

Sorong

1 Memahami jenis-jenis jangka

sorong

1, 2, 3,4 4

2 Mengetahui ketelitian jangka

sorong

5, 6, 7,8 4

3 Mengetahui bagian-bagian

Jangka Sorong

9, 10,

11, 12,

13

5

4 Megetahui cara menggunakan

jangka sorong

14, 15,

16

3

5 Membaca jangka sorong 17, 18,

19, 20

4

Total 20

Tabel. 3 Kisi-kisi Soal Alat Ukur Siklus II

Variabel No Indikator No butir soal

Jumlah

P Alat

Ukur

Mekanik

Micrometer

1 Memahami

micrometer

1, 2, 3, 4 4

2 Mengetahui bagian-

bagian micrometer

5, 6, 7, 8 4

3 Mengetahui

ketelitian

micrometer

9, 10, 11, 12 4

4 Mengetahui fungsi

bagian pada

micrometer

13, 14, 15, 16 4

5 Membaca

micrometer

17, 18, 19,20 4

Total 20

Page 68: PENERAPAN METODE PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE STAD …

54

a. Validitas

Validitas berkenaan dengan ketetapan. Instrumen dikatakan valid

apabila instrumen tersebut dapat dengan tepat mengukur apa yang hendak

diukur (Eko, 2012; 141). Tes sebagai salah satu alat ukur hasil belajar

dapat dikatakan valid apabila tes itu dapat tepat mengukur hasil belajar

yang hendak diukur. Dengan tes yang valid akan menghasilkan data hasil

belajar yang valid pula.

Sebaliknya tes dikatakan tidak valid bila digunakan untuk mengukur

suatu keadaan yang tidak tepat diukur dengan tes tersebut. Misalnya : tes

tertulis bukan untuk mengukur ketrampilan gaya renang. Sebelum tes

digunakan untuk mengumpulkan data terlebih dahulu harus diperiksa

bahwa tes telah valid. Hal itu diperlukan untuk menjamin adanya

kesesuaian antara tes dengan hasil belajar yang ingin diukur.

1) Daya Pembeda

Tujuannya adalah untuk menentukan dapat tidaknya suatu soal

membedakan kelompok dalam aspek yang diukur sesuai dengan

perbedaan yang ada dalam kelompok itu. Indeks daya pembeda ini

didapat dari selisih proposi yang menjawab dari masing-masing

kelompok. Indeks ini menunjukkan antara fungsi social dengan fungsi

tes secara keseluruhan. Dengan demikian validitas soal ini sama dengan

daya pembeda soal yaitu daya dalam membedakan antar peserta tes

yang yang berkemampuan rendah. Angka menunjukkan besarnya daya

pembeda berkisar antara -1 sampai dengan +1. Tanda negatif

Page 69: PENERAPAN METODE PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE STAD …

55

menandakan bahwa peserta tes yang kemampuannya rendah dapat

menjawab benar, sedangkan peserta tes yang kemampuannya tinggi

menjawab salah. Dengan demikian, soal yang indeks daya pembedanya

negatif menunjukkan terbaliknya kualitas peserta tes.

Untuk mengukur daya pembeda suatu soal menggunakan rumus sebagai

berikut:

D =𝐵𝑎

𝐽𝑎+

𝐵𝑏

𝐽𝑏= 𝑃𝑎 − 𝑃𝑏

Keterangan:

D : daya pembeda

J : jumlah peserta tes

Ja : banyaknya peserta kelompok atas

Jb : banyaknya peserta kelompok bawah

Ba : banyaknya peserta kelompok atas yang menjawab soal dengan

benar

Pa : Proporsi peserta kelompok atas yang menjawab benar (ingat, P

sebagai indeks kesukaran)

Pb : proporsi peserta kelompok bawah yang menjawab benar

Untuk mengetahui tingkat perbedaan masing-masing soal, maka

dibutuhkan kriteria disetiap soalnya karena setiap soal tentu memiliki

tingkatan yang berbeda.

Page 70: PENERAPAN METODE PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE STAD …

56

Kriteria yang digunakan untuk menganalisa soal adalah sebagai berikut:

Tabel. 4 Kategori indeks daya pembeda

Nilai D Klasifikasi Interprestasi

>0.20 Poor Daya lemah sekali, dianggap tidak

memiliki daya pembeda yang baik

0.20 – 0.40 Satisfactory Memiliki daya pembeda yang

cukup (sedang)

0.40 – 0.70 Good Memiliki daya pembeda yang baik

0.70 – 1.00 Excellent Memiliki daya pembeda yang baik

sekali

Bertanda negatif - Daya pembeda negatif (jelek sekali)

Akhirnya sebagai tindak lanjut atas hasil analisis mengenai daya

pembeda butir hasil belajar tersebut adalah:

1) Butir soal yang telah memiliki daya pembeda item yang baik

(satisfactory, good, excellent) hendaknya dimasukkan dalam bank

soal dan bisa digunakan kembali pada tes yang akan datang.

2) Butir soal yang daya pembedanya masih rendah (poor) ada 2, yaitu:

diperbaiki atau didrop.

3) Khusus butir soal yang angka indeksnya bertanda negatif, sebaiknya

pada tes hasil belajar yang akan datang tidak dikeluarkan kembali.

2) Tingkat kesukaran

Bermutu atau tidaknya butir-butir soal tes hasil belajar pertama

dapat diketahui dari derajat kesukaran atau taraf kesulitan yang dimiliki

oleh masing-masing butiran soal tersebut. Butir-butir soal tes hasil

belajar dapat dinyatakan baik, apabila butir-butir soal tersebut tidak

terlalu sukar dan pula tidak terlalu mudah dengan kata lain derajat

Page 71: PENERAPAN METODE PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE STAD …

57

kesukaran item itu adalah sedang atau cukup. Rumusnya adalah sebagai

berikut:

Keterangan rumus:

𝝆 = Proposi menjawab benar atau tingkat kesukaran

∑𝒙 = Banyaknya siswa yang menjawab benar

𝑺𝒎 = Skor maksimum

𝑵 = Jumlah siswa

Hasil dari penghitungan yang telah dilakukan, maka dihubungkan

dengan katagori tingkat kesukaran.

Tabel. 5 Kategori tingkat kesukaran soal

b. Reliabilitas

Sebuah tes dapat dikatakan dipercaya (reliable) jika memberikan

hasil yang tetap atau ajek (consistens) apabila diteskan berkali-kali (Eko,

2012:157). Tes hasil belajar dikatakan ajek apabila hasil pengukuran saat

ini menunjukkan kesamaan hasil pada saat yang berlainan waktunya

terhadap siswa yang sama.

𝝆 =∑𝒙

𝑺𝒎𝑵

Nilai p Kategori

< 0.30 Terlalu sukar

0.30 – 0.70 Cukup (sedang)

>0.70 Terlalu mudah

Page 72: PENERAPAN METODE PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE STAD …

58

F. Teknik Analisis Data

1. Analisis data hasil belajar siswa

a. Analisis data siswa yang memperoleh nilai hasil belajar ≥ 75

Untuk menghitung presentase siswa yang memperoleh nilai hasil

belajar ≥ 75 (tuntas), maka digunakan rumus :

𝑃 (%) =n

N× 100%

Keterangan :

P (%) = Presentase siswa yang mendapat nilai ≥ 75

n = Jumlah siswa yang mendapat nilai ≥ 75

N = Jumlah seluruh siswa

b. Analisis nilai rata-rata hasil belajar siswa

Nilai rata-rata hasil belajar siswa diperoleh dengan menggunakan

rumus:

𝑋 =∑𝑥

N

Keterangan :

X͞͞͞͞ = Nilai rata-rata hasil belajar siswa

∑x = Jumlah nilai hasil belajar seluruh siswa

N = Jumlah seluruh siswa

2. Analisis data Kerjasama siswa

Untuk mengetahui kerjasama siswa, dalam pnelitian ini peneliti

mengamati kegiatan siswa ketika proses pembelajaran berlangsung.

Page 73: PENERAPAN METODE PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE STAD …

59

Dalam pengamatannya, peneliti mengisi lembar observasi kerjasama

siswa yang sudah disiapkan. Lembar observasi kerjasama ini terdiri dari 5

butir pertanyaan. Setiap pertanyaan digunakan untuk mengamati kegiatan

siswa, sehingga dapat diketahui tingkat kerjasama siswa.

Tabel.6

Lembar Observasi Kerjasama.

No Nama Kegiatan

Jumlah Siswa

Persentase

% Ya Tidak

1 Memberikan ide / pendapat

2 Menerima pendapat orang lain

3 Melaksanakan tugas yang

diberikan kelompok

4 Sifat membantu teman

5 Kepedulian terhadap kesulitan

sesama anggota kelompok

Rata-rata

a. Analisis data siswa yang aktif dalam kerjasama

Menganalisis hasil observasi kerjasama siswa dengan cara menghitung

presentase tiap kategori untuk setiap tindakan dengan rumus:

𝑥 (%) =n

N× 100%

Keterangan:

x (%) = Presentase siswa yang aktif

Page 74: PENERAPAN METODE PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE STAD …

60

n = Jumlah siswa yang aktif/ menjawab Ya

N = Jumlah seluruh siswa

Setelah data terkumpul dari siklus I dan siklus II, maka dapat diketahui

tingkat keberhasilan siswa dalam pembelajaran kompetensi menggunakan alat

ukur dengan menggunakan metode Student Teams Achivement Division di

SMK Patriot Pituruh tahun pelajaran 2015 / 2016.

G. Kriteria Keberhasilan

Sesuai dengan KKM yang diterapkan di SMK Patriot Pituruh yaitu 75,

maka dalam penelitian ini dikatakan berhasil bila memenuhi :

1) Presentase kerjasama peserta didik mencapai 75% atau lebih.

2) Hasil belajar peserta didik memperoleh presentase 75% atau lebih jumlah

peserta didik memperoleh 75 keatas.

Page 75: PENERAPAN METODE PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE STAD …

61

BAB IV

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

A. Deskripsi Data

Sebelum dilaksanakan penelitian tindakan kelas, maka dilakukan

pengamatan terhadap proses pembelajaran pra penelitian. Hasil

pengamatan menunjukan bahwa proses pembelajaran hanya menggunakan

metode ceramah, belum melibatkan siswa secara aktif dan berpusat pada

guru. Dengan metode tersebut maka kerjasama dan hasil belajar siswa

pada beberapa mata pelajaran juga belum maksimal, terbukti dari hasil

ulangan kompetensi menggunakan Alat Ukur Mekanik yang masih

tergolong rendah yaitu 6,50 dari KKM 7,50. Dari pengamatan awal

kegiatan belajar siswa di kelas X TKR B dapat diketahui kerjasama siswa

sebagai berikut :

Tabel. 7

Hasil Observasi Kerjasama Pada Kondisi Awal

No Nama Kegiatan

Jumlah

Siswa Persentase

% Ya Tidak

1 Memberikan ide / pendapat 19 18 51%

2 Menerima pendapat orang lain. 17 20 46%

3 Melaksanakan tugas yang

diberikan kelompok

15 22 40%

4 Sifat membantu teman 19 18 51%

5 Kepedulian terhadap kesulitan

sesama anggota kelompok 18 19 48%

Rata-rata 47.2%

61

Page 76: PENERAPAN METODE PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE STAD …

62

Dari rekapitulasi hasil observasi kerjasama siswa pada kondisi awal di

atas, dapat disajikan dalam bentuk histogram sebagai berikut :

Gambar 3. Histogram Persentase Kerjasama siswa kelas X TKR B Pada

kondisi awal

Melihat kondisi tersebut maka dilakukan perbaikan pembelajaran.

Adapun penelitian ini dilaksanakan dalam 2 siklus, dimana dalam 1 siklus

terdiri dari 4 langkah yaitu a) Perencanaan, b) Pelaksanaan , c)

Pengamatan, d) Refleksi. Dengan metode Student Teams Achievement

Division dapat diperoleh hasil penelitian sebagai berikut :

1. Siklus 1

a. Perencanaan

Kegiatan yang dilakukan pada tahap ini meliputi:

4) Penyusunan desain pembelajaran yang mencakup penentuan

jenis dan topik yang akan dijadikan proyek kelompok,

penemuan kelompok, dan kegiatan pembelajaran dalam kelas.

19

17

15

20

1818

20

22

17

19

51% 46% 40% 51% 48% 47,2%

0

5

10

15

20

25

1 2 3 4 5

Ya Tidak persentase %

Page 77: PENERAPAN METODE PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE STAD …

63

Langkah-langkah pembelajaran dalam kelas.

Tabel. 8

Langkah kegiatan pembelajaran

No Pertemuan Hari,Tanggal Kegiatan

1 Siklus I

Pertemuan

pertama

(07.15-

08.45)

Senin,11

Januari 2016 Salam Pembuka

Mengecek kehadiran siswa

Menjelaskan metode

pembelajaran STAD

Membagi siswa kedalam

kelompok

Diskusi kelompok dan kuis

Mengamati kegiatan siswa dan

mengisi lembar observasi

Memberikan motivasi dan

menjelaskan pertemuan

selanjutnya

Penutup

2 Siklus I

Pertemuan

kedua

(08.45-

10.15)

Rabu, 13

Januari 2016 Salam Pembuka

Mengecek kehadiran siswa

Diskusi kelompok dan

presentasi kelompok

Tes individu

Penghargaan Tim

Memberikan kesimpulan

pembelajaran

Penutup

5) Membuat instrumen penelitian dan menyusun RPP.

6) Sosialisasi kepada siswa mengenai pembelajaran yang akan

dilaksanakan dengan menggunakan model pembelajaran

kooperatif tipe STAD (Student Teams Achievement Division).

b. Pelaksanaan Tindakan

Tindakan yang telah dilaksanakan oleh peneliti adalah sebagai

berikut :

Page 78: PENERAPAN METODE PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE STAD …

64

1. Hari Senin 11 Januari 2016

a) Kegiatan awal

1. Salam pembuka dan berdoa.

2. Peneliti membuka pelajaran di kelas.

3. Peneliti mengecek kehadiran siswa.

4. Peneliti memberikan motivasi dan apersepsi tentang

Alat Ukur Mekanik.

5. Peneliti menjelaskan gambaran metode pembelajaran

yang akan digunakan dan menjelaskan bahwa dalam

metode ini keberhasilan individu akan menentukan

keberhasilan kelompok, karena setiap anggota

kelompok harus menyumbangkan skor hasil tesnya.

b) Kegiatan inti

1) Peneliti membagikan modul yang digunakan sebagai

sumber belajar.

2) Siswa (dibimbing oleh peneliti) mendiskusikan tentang

alat ukur mekanik jangka sorong.

3) Kemudian peneliti membagi siswa dalam kelas menjadi

beberapa kelompok. Kelompok siswa merupakan

bentuk kelompok yang heterogen. Setiap kelompok

beranggotakan 4-5 siswa yang terdiri dari siswa yang

berkemampuan tinggi,sedang dan rendah didapat dari

data penilaian sebelumnya. Data nilai awal siswa

Page 79: PENERAPAN METODE PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE STAD …

65

disajikan dalam lampiran 5 dan pembagian anggota

kelompok pada lampiran 6 .

4) Peneliti bersama siswa menyiapkan alat dan bahan

yang diperlukan.

5) Siswa belajar secara berkelompok serta mendiskusikan

permasalahan yang diberikan untuk dipresentasikan.

6) Peneliti memanggil siswa secara acak untuk menjawab

pertanyaan dan menyelesaikan soal-soal yang diajukan

peneliti dan peneliti memberikan umpan balik.

7) Peneliti mengamati kegiatan siswa dan mengisi lembar

observasi kerjasama.

8) Di akhir jam pelajaran siswa merapihkan kelas dan

membersihkan peralatan yang telah digunakan.

c) Kegiatan penutup

Dalam kegiatan penutup peneliti memberikan simpulan

dari hasil kegiatan pembelajaran dan dilanjutkan dengan

berdoa sebelum pulang.

2. Hari Rabu 13 Januari 2016

Pada hari Rabu setelah peneliti mengecek kehadiran

siswa, peneliti mengadakan evaluasi teori Alat Ukur Mekanik

Jangka Sorong dan presentasi perkelompok dari hasil diskusi

dalam menyelesaikan permasalahan. Sebelum pelaksanaan

evaluasi teori, peneliti menanyakan kepada siswa bahwa

Page 80: PENERAPAN METODE PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE STAD …

66

apakah siswa sudah memahami materi yang telah dipelajari

bersama pada pertemuan sebelumnya. Sebagian besar siswa

mengatakan sudah memahami materi yang diajarkan tersebut,

sehingga peneliti menganggap bahwa semua siswa telah

menguasai materi.

Tes yang diberikan kepada siswa akan menentukan

nilai atau poin tim. Setiap anggota kelompok mempunyai

kesempatan menyumbangkan poin bagi kelompoknya. Dalam

mengerjakan tes dari peneliti, siswa tidak diperbolehkan

bekerjasama dengan yang lain, karena kerjasama tim sudah

dilakukan saat kuis yang diajukan ke masing-masing tim.

Peneliti memberikan penjelasan bahwa diberikan tes akhir ini

siswa harus menunjukan bahwa siswa benar-benar belajar

secara individu dan agar setiap siswa atau anggota tim

berpartisipasi aktif dalam kegiatan pembelajaran. Setiap

jawaban benar, oleh peneliti dihitung dan dinilai. Nilai dari

setiap anggota kelompok digunakan untuk menentukan skor

perkembangan yang akan disumbangkan kepada timnya.

Peneliti memberikan penghargaan kepada masing-masing tim

yang mencapai nilai rata-rata poin perbaikan sesuai kriteria.

Setelah memberikan penghargaan peneliti mengakhiri

pelajaran dengan menyimpulkan materi bersama siswa dan

Page 81: PENERAPAN METODE PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE STAD …

67

memberi motivasi agar siswa lebih giat belajar kemudian

diakhiri dengan salam dan doa.

c. Pengamatan

Pengamatan pada siklus I meliputi :

1) Penerapan pembelajaran dengan metode STAD dari hasil

penelitian siklus I yang diperoleh dari pengamatan observer

didapat bahwa masih ada siswa yang enggan mendengarkan

penjelasan guru, masih ada siswa yang ramai saat

pembelajaran berlangsung, kurangnya siswa menyampaikan

pendapat, keaktifan siswa mengajukan pertanyaan dan masih

ada siswa yang kurang peduli terhadap kelompoknya.

2) Pengamatan dilakukan oleh peneliti selama proses dengan

menggunakan lembar observasi yang sudah disediakan untuk

mengetahui kerjasama siswa selama pembelajaran

berlangsung. Dalam siklus I dapat diketahui berapa tingkat

kerjasama siswa ketika proses pembelajaran, seperti

dijelaskan sesuai pada lampiran 7 tabel 1. Dari rekapitulasi

hasil observasi kerjasama siswa pada siklus I tersebut, dapat

disajikan dalam bentuk histogram pada Gambar 4 Histogram

Persentase Kerjasama Siswa Kelas X TKR B Pada Siklus I

dibawah ini :

Page 82: PENERAPAN METODE PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE STAD …

68

Gambar 4 Histogram Persentase Kerjasama Siswa Kelas X

TKR B Pada Siklus I

Berdasarkan hasil dari observasi siklus I dapat dijelaskan

bahwa terjadi peningkatan persentase kerjasama siswa dari

47,2% kondisi awal, menjadi 72% pada siklus I.

3) Penilaian hasil tes teori.

Pengamatan lain juga dilakukan peneliti dengan

memberikan tes teori Alat Ukur Mekanik kompetensi

menggunakan Jangka Sorong pada siklus I. Peneliti

memberikan soal sebanyak 20 butir soal dengan bentuk

pilihan ganda. Soal tersebut diperoleh setelah peneliti

melakukan uji validasi kepada validator dari instrumen soal

yang telah dibuat sebelumnya, guna mencari soal yang layak

digunakan sebagai instrumen penelitian. Dari hasil tes

evaluasi di kelas X TKR B diperoleh nilai kompetensi

menggunakan Alat Ukur Mekanik sebagai berikut :

2729

2527 26

108

1210 11

73% 78% 67% 73% 70% 72%

0

5

10

15

20

25

30

35

1 2 3 4 5

Persentase Kerjasama Siklus I

Ya Tidak Persentase

Page 83: PENERAPAN METODE PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE STAD …

69

a) Hasil uji Validitas dan Realibitas

(1) Validasi soal

Uji validasi soal telah disahkan oleh validator dan

soal sudah layak untuk digunakan.

(2) Daya pembeda

Dari hasil analisis data, hasil rata-rata dari daya

pembeda pada siklus 1 adalah 0,15 dengan indeks

daya pembeda mudah

(3) Tingkat kesukaran soal

Dari hasil analisis data, hasil rata-rata dari tingkat

kesukaran soal pada siklus 1 adalah 0,8 dengan

kategori tingkat kesukaran mudah

b) Analisis data siswa yang memperoleh nilai hasil belajar ≥

75

𝑃 (%) =n

N× 100%

Keterangan :

P (%) = Presentase siswa yang mendapat nilai ≥

75

n = Jumlah siswa yang mendapat nilai ≥ 75

N = Jumlah seluruh siswa

P % = 20 : 37 x 100%

= 54%

Page 84: PENERAPAN METODE PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE STAD …

70

c) Analisis nilai rata-rata hasil belajar siswa

𝑋 =∑𝑛

∑s

X = Nilai rata-rata hasil belajar siswa

∑n =Jumlah nilai hasil belajar seluruh siswa

∑s = Jumlah seluruh siswa

Tabel. 9

Daftar Nilai Kelas X TKR B Siklus I

No Interval Frekuensi

1 50 – 60 _

2 61 – 70 17

3 71 – 80 18

4 81 – 90 2

5 91 – 100 0

X͞͞͞͞ = 2740 : 37

= 74

d. Refleksi

Data yang diperoleh pada lembar observasi dan catatan

lapangan dianalisis, kemudian dilakukan refleksi. Pelaksanaaan

refleksi berupa diskusi antara peneliti dan guru mata pelajaran.

Diskusi bertujuan untuk mengevalusi hasil tindakan yang telah

dilakukan dengan cara melakukan penilaian terhadap proses yang

terjadi, masalah yang muncul, dan segala yang berkaitan dengan

tindakan yang dilakukan.

Page 85: PENERAPAN METODE PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE STAD …

71

Dari hasil observasi dapat diketahui kerjasama siswa pada

observasi siklus I meningkat dibandingkan pada observasi awal

dengan kenaikan persentase dari 47% menjadi 72% sesuai pada

lampiran 7 tabel 1. Selain kerjasama siswa meningkat, dari hasil

evaluasi teori juga menunjukan kenaikan nilai rerata pada materi

Alat Ukur Mekanik dengan kenaikan rerata 65 menjadi 74 dengan

persentase 54 %. Dari hasil yang didapat dari kondisi awal dan

tindakan penelitian pada siklus I, menunjukan peningkatan hasil

kerjasama pada siswa dan meningkatnya hasil evaluasi teori pada

pelajaran Alat Ukur Mekanik.

2. Siklus II

Pembelajaran pada siklus II ini untuk memperbaiki dari siklus I,

karena pada siklus I, dari hasil observasi aktivitas siswa terutama yang

menyangkut partisipasi kerjasama belajar siswa pada aspek

mengemukakan pendapat dalam kelompok, keaktifan siswa

mengajukan pertanyaan, dan ketepatan menjawab soal masih tegolong

kriteria kurang, belum mencapai kriteria cukup baik atau baik.

a. Perencanaan Tindakan

1) Permasalahan diidentifikasi melalui observasi pada siklus I.

2) Menyusun rencana pelaksanaan pembelajaran.

Page 86: PENERAPAN METODE PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE STAD …

72

Langkah-langkah pembelajaran dikelas

Tabel. 10

Langkah kegiatan pembelajaran

No Pertemuan Hari,Tanggal Kegiatan

1 Siklus II

Pertemuan

pertama

(07.15-

08.45)

Senin,18

Januari 2016 Salam Pembuka

Mengecek kehadiran siswa

Membahas pertemuan

sebelumnya

Membagi siswa kedalam

kelompok

Diskusi kelompok dan kuis

Mengamati kegiatan siswa dan

mengisi lembar observasi

Memberikan motivasi dan

menjelaskan pertemuan

selanjutnya

Penutup

2 Siklus II

Pertemuan

kedua

(08.45-

10.15)

Rabu, 20

Januari 2016 Salam Pembuka

Mengecek kehadiran siswa

Diskusi kelompok dan

presentasi kelompok

Tes individu

Penghargaan Tim

Memberikan kesimpulan

pembelajaran

Penutup

3) Menyediakan lembar observasi kerjasama siswa.

4) Mempersiapkan kisi-kisi, soal tes dan lembar penilaian.

5) Mempersiapkan sarana dan media pembelajaran yang digunakan

dalam setiap pembelajaran.

b. Pelaksanaan Tindakan

Tindakan yang telah dilaksanakan oleh peneliti adalah sebagai

berikut:

Page 87: PENERAPAN METODE PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE STAD …

73

1) Hari Senin 18 Januari 2016

Pada hari senin setelah peneliti memberikan tes evaluasi Alat

Ukur Mekanik pada siklus I. Peneliti melanjutkan

penyampaian materi pada siklus II. Adapun perinciannya

sebagai berikut :

a) Kegiatan awal

1) Salam pembuka dan berdoa

2) Peneliti membuka pelajaran di kelas

3) Peneliti mengecek kehadiran siswa

4) Peneliti memberikan motivasi dan apersepsi tentang

Alat Ukur Mekanik.

b) Kegiatan inti

1) Peneliti membagikan modul yang digunakan sebagai

sumber belajar.

2) Siswa (dibimbing oleh peneliti) mendiskusikan tentang

alat ukur mekanik mikrometer.

3) Kemudian peneliti membagi siswa dalam kelas menjadi

beberapa kelompok. Kelompok siswa merupakan

bentuk kelompok yang heterogen. Setiap kelompok

beranggotakan 4-5 siswa yang terdiri dari siswa yang

berkemampuan tinggi,sedang dan rendah didapat dari

data penilaian sebelumnya.

Page 88: PENERAPAN METODE PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE STAD …

74

4) Peneliti bersama siswa menyiapkan alat dan bahan

yang diperlukan.

5) Siswa belajar secara berkelompok serta mendiskusikan

permasalahan yang diberikan untuk dipresentasikan.

6) Peneliti memanggil siswa secara acak untuk menjawab

pertanyaan dan menyelesaikan soal-soal yang diajukan

peneliti dan peneliti memberikan umpan balik.

7) Peneliti mengamati kegiatan siswa dan mengisi lembar

observasi kerjasama.

8) Di akhir jam pelajaran siswa merapihkan kelas dan

membersihkan peralatan yang telah digunakan.

c) Kegiatan penutup

Dalam kegiatan penutup peneliti memberikan

simpulan dari hasil diskusi dilanjutkan dengan berdoa

sebelum pulang.

2) Hari Rabu 20 Januari 2016

a) Kegiatan awal

1) Peneliti membuka pelajaran di kelas.

2) Peneliti mengecek kehadiran siswa.

3) Peneliti memberikan motivasi dan apersepsi tentang Alat

Ukur mikrometer.

4) Peneliti membagi siswa ke dalam tim

Page 89: PENERAPAN METODE PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE STAD …

75

b) Kegiatan inti

Pada hari rabu peneliti mengadakan diskusi kelompok dan

evaluasi teori Alat Ukur Mekanik kompetensi menggunakan

alat ukur.

c) Kegiatan penutup

Dalam kegiatan penutup peneliti memberikan simpulan

dari hasil kegiatan pembelajaran, kemudian memberi

penghargaan kepada tim dan dilanjutkan dengan berdoa

sebelum pulang.

c. Pengamatan

Pengamatan pada siklus II meliputi :

1) Pengamatan penerapan model pembelajaran STAD. Pada saat

penyajian kelas siswa lebih bersemangat dan antusias dalam

memperhatikan pemaparan karena diberi motivasi dan apersepsi

yang mudah dipahami. Selanjutnya saat diskusi kelompok siswa

lebih aktif dalam menyampaikan pendapat dan memberi

tanggapan saat kelompok lain melakukan pemaparan. Selain itu

juga lebih peduli dengan kelompoknya dan saling membantu.

2) Pengamatan kerjasama dilakukan oleh peneliti selama proses

pembelajaran dengan menggunakan lembar observasi yang

sudah disediakan untuk mengetahui aktifitas siswa selama

pembelajaran berlangsung. Dalam siklus II dapat diketahui

berapa tingkat kerjasama siswa ketika proses pembelajaran,

Page 90: PENERAPAN METODE PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE STAD …

76

seperti dijelaskan pada lampiran 7 tabel 2. Dari rekapitulasi hasil

observasi kerjasama siswa pada siklus II diatas, dapat disajikan

dalam bentuk histogram pada lampiran Gambar 5 Histogram

Persentase Kerjasama Siswa Kelas X TKR B Pada Siklus II.

Gambar 5. Histogram persentase kerjasama siklus II.

Gambar 6. Histogram persentase kerjasama siklus I dan II.

Berdasarkan hasil dari observasi siklus II dapat dijelaskan

bahwa terjadi peningkatan persentase kerjasama siswa dari 72%

siklus I, menjadi 85% pada siklus II.

3134

3032 31

63

75 6

83% 91% 81% 86% 83% 85%0

10

20

30

40

1 2 3 4 5

Persentase Kerjasama Siklus II

Ya

Tidak

Persentase

72%85%

0%

20%

40%

60%

80%

100%

Siklus 1 Siklus 2

Persentase Kerjasama Siklus I dan II

Siklus 2

Siklus 1

Page 91: PENERAPAN METODE PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE STAD …

77

3) Penilaian hasil tes teori.

Pengamatan lain juga dilakukan peneliti dengan memberikan tes

teori Alat Ukur Mekanik tentang mikrometer pada siklus II.

Peneliti membeikan soal sebanyak 20 butir soal dengan bentuk

pilhan ganda. Soal tersebut diperoleh setelah peneliti melakukan

uji validasi kepada validator dari instrumen soal yang telah

dibuat sebelumnya, guna mencari soal yang layak digunakan

sebagai instrumen penelitian. Dari hasil tes evaluasi di kelas X

TKR B diperoleh nilai Alat Ukur Mekanik kompetensi dasar

mikrometer sebagai berikut :

a) Analisis data siswa yang memperoleh nilai hasil belajar ≥

75

𝑃 (%) =n

N× 100%

Keterangan :

P (%) = Presentase siswa yang mendapat nilai ≥

75

n = Jumlah siswa yang mendapat nilai ≥ 75

N = Jumlah seluruh siswa

P % = 33 : 37 x 100%

= 89%

b) Analisis nilai rata-rata hasil belajar siswa

𝑋 =∑𝑛

∑s

Page 92: PENERAPAN METODE PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE STAD …

78

X = Nilai rata-rata hasil belajar siswa

∑n =Jumlah nilai hasil belajar seluruh siswa

∑s = Jumlah seluruh siswa

Tabel. 11

Daftar Nilai Kelas X TKR B Siklus II

No Interval Frekuensi

1 50 – 60 0

2 61 – 70 4

3 71 – 80 8

4 81 – 90 25

5 91 – 100 2

X͞͞͞͞ = 3145 : 37

= 85

d. Refleksi

Data yang diperoleh pada lembar observasi dan catatan

lapangan dianalisis, kemudian dilakukan refleksi. Pelaksanaaan

refleksi berupa diskusi antara peneliti dan guru mata pelajaran.

Diskusi bertujuan untuk mengevaluasi hasil tindakan yang telah

dilakukan dengan cara melakukan penilaian terhadap proses yang

terjadi, masalah yang muncul, dan segala yang berkaitan dengan

tindakan yang dilakukan.

Dari hasil observasi dapat diketahui kerjasama siswa pada

observasi siklus II meningkat dibandingkan dengan siklus I yaitu

dengan kenaikan persentase dari 72% menjadi 85%. Selain

kerjasama siswa meningkat, dari hasil evaluasi teori juga

menunjukan kenaikan nilai rerata pada materi Alat Ukur Mekanik

Page 93: PENERAPAN METODE PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE STAD …

79

dengan kenaikan rerata 74 dengan persentase 54% menjadi 85

dengan persentase 89%.

B. Analisis Data

1. Kerjasama

Untuk mengetahui kerjasama siswa, dalam pnelitian ini

peneliti mengamati kegiatan siswa ketika proses pembelajaran

berlangsung. Dalam pengamatannya, peneliti mengisi lembar

observasi kerjasama siswa yang sudah disiapkan. Lembar observasi

kerjasama ini terdiri dari 5 butir pertanyaan. Setiap pertanyaan

digunakan untuk mengamati kegiatan siswa, sehingga dapat diketahui

tingkat kerjasama siswa.

Dari hasil pengamatan, setelah diterapkan model pembelajaran

Student Teams Achievement Division (STAD) pada kompetensi

menggunakan alat ukur, persentase kerjasama siswa mengalami

kenaikan pada tiap siklusnya dari observasi awal yaitu sebesar 47 %,

meningkat menjadi 72 % pada siklus I dan terjadi peningkatan juga

dengan persentase rata-rata 85 % pada siklus II. Hasil rekapitulasi

kerjasama siswa pada tiap siklus dapat dijelaskan dengan histogram

dibawah ini :

Page 94: PENERAPAN METODE PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE STAD …

80

Gambar 7. Histogram Persentase Kerjasama tiap siklus.

Dari histogram hasil rekapitulasi kerjasama siswa tiap siklus, dapat

dilihat bahwa terjadi peningkatan dari kondisi awal, siklus I, dan

siklus II.

2. Hasil Belajar Siswa

Berdasarkan hasil pelaksanaan tindakan pada kondisi awal, siklus

I, dan siklus II dapat dinyatakan bahwa terjadi peningkatan hasil

belajar di kelas X TKR B. Peningkatan asil belajar dapat dijelaskan

dengan tabel berikut :

Tabel. 12

Peningkatan Hasil Belajar Alat Ukur Mekanik Kelas X TKR B

Kelas Variabel

Nilai Rata - rata

Kondisi

Awal Siklus I Siklus II

X TKR B Hasil Belajar Alat

Ukur Mekanik 65 74 85

Berdasarkan tabel peningkatan hasil belajar tersebut dapat

digambarkan dengan histogram sebagai berikut :

47%

72%85%

0%

20%

40%

60%

80%

100%

Kondisi awal Siklus 1 Siklus 2

Persentase Kerjasama tiap siklus

Siklus 2

Siklus 1

Kondisi awal

Page 95: PENERAPAN METODE PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE STAD …

81

Gambar 8. Histogram Peningkatan Hasil Belajar Alat Ukur Mekanik

tiap siklus.

C. Pembahasan Hasil Penelitian

Dengan menggunakan metode Student Teams Achievement Division

merupakan suatu hal yang baru bagi siswa kelas X TKR B SMK Patriot

Pituruh untuk meningkatkan kualitas kerjasama dan hasil belajar siswa.

Proses ini dapat berjalan dengan baik pada tiap siklus hingga berakhirnya

siklus II. Peneliti menilai bahwa dari kedua siklus yang telah dilaksanakan,

proses evaluasi ternyata dapat dilaksanakan dengan baik menggunakan

metode Student Team Achievement Division.

Berdasarkan hasil observasi awal yang dilakukan peneliti

mendapatkan hasil kerjasama yang hanya mencapai 47% dari 5 butir

pertanyaan yang digunakan untuk mengamati kegiatan siswa dengan

jumlah 37 responden. Kemudian pengamatan lain juga dilakukan peneliti

dengan mengambil data nilai evaluasi hasil belajar, nilai yang diperoleh

siswa hanya mencapai nilai rata-rata 65.

65 7485

0

20

40

60

80

100

Kondisi awal Siklus 1 Siklus 2

Hasil Belajar Alat Ukur Tiap Siklus

X TKR B

Page 96: PENERAPAN METODE PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE STAD …

82

Berdasarkan hasil observasi pada siklus I terjadi peningkatan

kerjasama siswa menjadi 72%, kemudian nilai rata-rata hasil belajar juga

meningkat mencapai 74 dari jumlah soal tes 20 berbentuk pilihan ganda,

rata-rata dari nilai siswa belum mencapai KKM yaitu 75, KKM belum

tercapai dikarenakan dari jumlah seluruh siswa 37 terdapat 17 siswa yang

belum mencapai KKM. Siswa yang sudah mencapai KKM hanya 54% dari

jumlah seluruh siswa yaitu hanya 20 siswa. Melihat hasil tersebut yaitu

hanya 54% yang tuntas mencapai KKM yang dalam kriteria keberhasilan

yaitu 75% dari jumlah seluruh siswa, maka dari itu dilaksanakan

perencanaan siklus II dilakukan peneliti untuk dapat mencapai kriteria

keberhasilan, setelah siklus II terlaksana peneliti mendapatkan hasil

keterampilan berpikir kritis siswa dengan persentase 85% dan nilai rata-

rata hasil belajar meningkat menjadi 85 yang dianggap sudah mencapai

nilai standar KKM yaitu 33 siswa. Namun dari rata-rata hasil belajar

seluruh siswa yaitu 85, terdapat 4 siswa yang masih belum mencapai

KKM yaitu dengan nilai 70. Dengan hasil tersebut maka persentase

kelulusan meningkat menjadi 89% , sehingga kriteria keberhasilan yaitu

75% sudah tercapai.

Dengan dilaksanakannya metode Students Teams Achievement

Division ini siswa menjadi lebih termotivasi untuk dapat belajar dengan

kelompok dengan tercapainya hasil belajar yang baik. Hasil penelitian ini

mengalami peningkatan prestasi hasil belajar siswa hingga rata-rata

mencapai standar KKM 75.

Page 97: PENERAPAN METODE PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE STAD …

83

BAB V

SIMPULAN DAN SARAN

A. Simpulan

Berdasarkan hasil Penelitian Tindakan Kelas yang dilaksanakan pada mata

pelajaran Alat Ukur Mekanik kelas X TKR B SMK Patriot Pituruh, maka dapat

disimpulkan bahwa:

1. Penerapan metode Student Teams Achievement Division. Pada saat

penyajian kelas siswa lebih bersemangat dan antusias dalam

memperhatikan pemaparan karena diberi motivasi dan apersepsi yang

mudah dipahami. Selanjutnya saat diskusi kelompok siswa lebih aktif

dalam menyampaikan pendapat dan memberi tanggapan saat kelompok

lain melakukan pemaparan. Selain itu juga lebih peduli dengan

kelompoknya dan saling membantu. Pemahaman siswa terhadap

kompetensi menggunakan alat ukur juga meningkat karena model

pembelajaran yang lebih asyik dan terdapat penghargaan tersendiri dalam

pembelajaran sehingga siswa lebih senang dalam belajar.

2. Peningkatan kerjasama siswa meningkat, dengan rata-rata pada observasi

awal yaitu 47 %, observasi pada siklus I menjadi 72%, dan pada siklus II

menjadi 85%.

3. Peningkatan hasil belajar pada siklus I teori kondisi awal yaitu 65, setelah

dilaksanakan siklus I meningkat menjadi 74 dengan persentase pencapaian

54% dan pada akhir siklus II terjadi peningkatan menjadi 85 dengan

83

Page 98: PENERAPAN METODE PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE STAD …

84

persentase pencapaian 89%. Hal ini membuktikan bahwa adanya

peningkatan kerjasama dan hasil belajar teori.

B. Keterbatasan Penelitian

1. Instrumen penelitian tidak dilengkapi dengan angket.

2. Kurangnya koordinasi dengan guru yang mengajar Alat Ukur Mekanik di

SMK Patriot Pituruh.

C. Saran

1. Bagi guru

Diharapkan membuat inovasi baru dalam proses pembelajaran untuk dapat

meningkatkan kemampuan dan hasil belajar siswa SMK.

2. Bagi pihak sekolah

Perlu dilakukan sosialisasi metode Student Teams Achievement Division

pada mata pelajaran yang lain, sehingga keberhasilan dapat bersama-sama

dicapai oleh semua pihak.

3. Bagi Siswa

Hendaknya siswa ikut berperan aktif dalam mata pelajaran Alat Ukur

Mekanik, sehingga metode ini dapat dilaksanakan dengan baik.

Page 99: PENERAPAN METODE PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE STAD …

85

DAFTAR PUSTAKA

Abdullah, Ridwan Sani. 2013, Inovasi Pembelajaran. Jakarta; Bumi Aksara

Majid, Abdul, 2014. Strategi Pembelajaran. Bandung: PT. Remaja Rosdakarya

Purwanto, 2011. Evaluasi Hasil Belajar. Yogyakarta; Pustaka Belajar

Putro,Eko W. 2012, Teknik Penyusunan Instrumen penelitian, Yogyakarta;

Pustaka Belajar

Rangkuti,Freddy. 1997. Riset Pemasaran. Jakarta; Gramedia Pustaka Utama

Rasyid, Harun & Mansur,2009. Penilaian Hasil Belajar. Bandung, CV Wacana

Prima

Sagala,Syaiful, 2013 . Konsep & Makna pembelajaran. Bandung

Slavin, R. E, 2005. Cooperative learning. Bandung: Penerbit Nusa Media.

Sudjana Nana, 2014. Penilaian hasil proses belajar mengajar. Bandung : PT.

Remaja Rosdakarya.

Suryabrata, Sumadi.2012. Psikologi Pendidikan. Jakarta: Rajawali Pers

Susanto, Ahmad, 2013 . Teori belajar dan pembelajaran di Sekolah Dasar.

Jakarta: Kencana Prenada Media Group.

Suyitno, 2012. Prosiding Seminar Nasional. Yogyakarta : jurusan Pendidikan

Teknik Boga dan Busana Fakultas Teknik UNY. Diakses pada hari Rabu, 30

maret 2016 pada pukul 02:45:26 WIB

Tim Mitra Guru. 2007. Ilmu Pengetahuan Sosial Sosiologi. Erlangga

Utomo,wahyu Lilik. 2012. Psikologi Pendidikan Purworejo; buku tidak

diterbitkan.UMP

Mutadi.2010; “STAD sebagai salah satu bentuk cooperative learning”, tersedia di;

http://mutadi.wordpress.com/ diakses pada tanggal 30 November 2015

Vima Eko Prasetyo (2011) “ Upaya Peningkatan Kerjasama pada MateriSistem

Bahan Bakar Bensin dengan Metode Think Pair hare di SMK INSTITUT

INDONESIA.

Page 100: PENERAPAN METODE PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE STAD …

86

Irawati Eka Safitri Vima (2009) dengan judul Efektifitas Penerapan Model

Pembelajaran kooperatif tipe Student Teams Achievement Division pada

mata pelajaran kimia untuk peserta didik kelas X semester 2 SMAN 1

Pacitan

Erni Yunita (2012) dengan judul Penerapan Model Pembelajaran Tipe STAD

Dengan Media VCDUntuk Meningkatkan Prestasi Belajar Matematika Siswa

Kelas VII B SMP Negeri 4 Purworejo Tahun Pelajaran 2011/2012.

Page 101: PENERAPAN METODE PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE STAD …

87

LAMPIRAN

Page 102: PENERAPAN METODE PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE STAD …

88

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN

Mata Pelajaran : Kompetensi Kejuruan Mekanik Otomotif

Kelas / Semester : X /2

Pertemuan Ke- : 1 & 2

Alokasi Waktu : 45 x 4

Standar Kompetensi : Menggunakan Alat – alat Ukur

Kompetensi Dasar : Menggunakan Alat – alat ukur

Indikator :- Alat ukur mekanik digunakan sesuai aturan

- Proses pembacaan hasil alat ukur dilakukan dengan cepat sesuai ketentuan standar

I. Tujuan Pembelajaran

Siswa mampu menggunakan alat – alat ukur mekanik jangka sorong.

II. Materi Ajar

a. Pengukuran berbagai jenis dimensi dengan jangka sorong b. Prsedur pengukuran dengan K3

III. Metode

a. Ceramah b. Diskusi c. Tanya jawab d. Pemberian Tugas

IV. Kegiatan Pembelajaran

a) Kegiatan awal

1. Salam pembuka dan berdoa.

2. Peneliti membuka pelajaran di kelas.

3. Peneliti mengecek kehadiran siswa.

4. Peneliti memberikan motivasi dan apersepsi tentang Alat Ukur

Mekanik.

5. Peneliti menjelaskan gambaran metode pembelajaran yang akan

digunakan dan menjelaskan bahwa dalam metode ini keberhasilan

individu akan menentukan keberhasilan kelompok, karena setiap

anggota kelompok harus menyumbangkan skor hasil tesnya.

LAMPIRAN 1

Page 103: PENERAPAN METODE PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE STAD …

89

b) Kegiatan inti

1) Peneliti membagikan modul yang digunakan sebagai sumber belajar.

2) Siswa (dibimbing oleh peneliti) mendiskusikan tentang alat ukur

mekanik jangka sorong.

3) Kemudian peneliti membagi siswa dalam kelas menjadi beberapa

kelompok. Kelompok siswa merupakan bentuk kelompok yang

heterogen. Setiap kelompok beranggotakan 4-5 siswa yang terdiri

dari siswa yang berkemampuan tinggi,sedang dan rendah didapat

dari data penilaian sebelumnya.

4) Peneliti bersama siswa menyiapkan alat dan bahan yang diperlukan.

5) Siswa belajar secara berkelompok serta mendiskusikan

permasalahan yang diberikan untuk dipresentasikan.

6) Peneliti memanggil siswa secara acak untuk menjawab pertanyaan

dan menyelesaikan soal-soal yang diajukan peneliti dan peneliti

memberikan umpan balik.

7) Peneliti mengamati kegiatan siswa dan mengisi lembar observasi

kerjasama.

8) Di akhir jam pelajaran siswa merapihkan kelas dan membersihkan

peralatan yang telah digunakan.

c) Kegiatan penutup

Dalam kegiatan penutup peneliti memberikan simpulan dari hasil

kegiatan pembelajaran dan dilanjutkan dengan berdoa sebelum

pulang.

V. Alat/Bahan/Sumber Belajar

a. White Board

b. Board Marker

c. Alat ukur mekanik

d. Benda kerja

e. Modul

VI. Evaluasi

1. Apa nama lain dari jangka sorong ?

Page 104: PENERAPAN METODE PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE STAD …

90

2. Berapa saja ketelitian mistar geser ?

3. Sebutkan bagian-bagian jangka sorong ?

4. Apa fungsi dari jangka sorong ?

5. Tulislah hasil pembacaan skala pengukuran pada mistar geser berikut ini :

Jawaban

1. Mistar geser, jangka sorong, mistar ingsut, sketmat, sigmat,atau vernier caliper.

2. Ketelitian jangka sorong antara lain : 0,1mm, 0,05 mm, 0,02 mm.

3. Bagian-bagian Jangka sorong : Rahang tetap atas,rahang tetap bawah, rahang

sorong atas, rahang sorong bawah, tombol kunci, skala nonius, skala utama,

dan tangkai pengukur kedalaman.

4. Fungsi jangka sorong : Untuk mengukur kedalaman, mengukur diameter

dalam, mengukur diameter luar.

5. Hasil pembacaan skala pengukuran pada mistar geser :

(a) 9,26 mm

(b) 17,40 mm

Page 105: PENERAPAN METODE PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE STAD …

91

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN

Mata Pelajaran : Kompetensi Kejuruan Mekanik Otomotif

Kelas / Semester : X /2

Pertemuan Ke- : 1 & 2

Alokasi Waktu : 45 x 4

Standar Kompetensi : Menggunakan Alat – alat Ukur

Kompetensi Dasar : Menggunakan Alat – alat ukur

Indikator :- Alat ukur mekanik digunakan sesuai aturan

- Proses pembacaan hasil alat ukur dilakukan dengan cepat sesuai ketentuan standar

I. Tujuan Pembelajaran

Siswa mampu menggunakan alat – alat ukur mekanik mikrometer.

II. Materi Ajar a. Pengukuran berbagai jenis dimensi dengan mikrometer b. Prsedur pengukuran dengan K3

III. Metode a. Ceramah b. Diskusi c. Tanya jawab d. Pemberian Tugas

IV. Kegiatan Pembelajaran

a. Kegiatan awal

1. Salam pembuka dan berdoa.

2. Peneliti membuka pelajaran di kelas.

3. Peneliti mengecek kehadiran siswa.

4. Peneliti memberikan motivasi dan apersepsi tentang Alat Ukur

Mekanik.

5. Peneliti menjelaskan gambaran metode pembelajaran yang akan

digunakan dan menjelaskan bahwa dalam metode ini keberhasilan

individu akan menentukan keberhasilan kelompok, karena setiap

anggota kelompok harus menyumbangkan skor hasil tesnya.

LAMPIRAN 2

Page 106: PENERAPAN METODE PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE STAD …

92

b. Kegiatan inti

1. Peneliti membagikan modul yang digunakan sebagai sumber

belajar.

2. Siswa (dibimbing oleh peneliti) mendiskusikan tentang alat ukur

mekanik mikrometer.

3. Kemudian peneliti membagi siswa dalam kelas menjadi

beberapa kelompok. Kelompok siswa merupakan bentuk

kelompok yang heterogen. Setiap kelompok beranggotakan 4-5

siswa yang terdiri dari siswa yang berkemampuan tinggi,sedang

dan rendah didapat dari data penilaian sebelumnya.

4. Peneliti bersama siswa menyiapkan alat dan bahan yang

diperlukan.

5. Siswa belajar secara berkelompok serta mendiskusikan

permasalahan yang diberikan untuk dipresentasikan.

6. Peneliti memanggil siswa secara acak untuk menjawab

pertanyaan dan menyelesaikan soal-soal yang diajukan peneliti

dan peneliti memberikan umpan balik.

7. Peneliti mengamati kegiatan siswa dan mengisi lembar observasi

kerjasama.

8. Di akhir jam pelajaran siswa merapihkan kelas dan

membersihkan peralatan yang telah digunakan.

c. Kegiatan penutup

Dalam kegiatan penutup peneliti memberikan penghargaan dan

simpulan, dari hasil kegiatan pembelajaran dan dilanjutkan dengan

berdoa sebelum pulang.

V. Alat/Bahan/Sumber Belajar

1. White Board

2. Board Marker

3. Alat ukur mikrometer

4 Benda kerja

5 Modul

Page 107: PENERAPAN METODE PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE STAD …

93

SOAL TES ALAT UKUR MEKANIK Jawablah pertanyaan dibawah ini dengan benar !! 1. Gambar dibawah ini adalah jenis alat ukur.....

a. Micrometer b. Mistar geser

c. Multimeter d. Multitester

2. Di bawah ini adalah nama lain dari jangka sorong kecuali

a. Micrometer b. Mistar Geser

c. Sketmat Sigmat d. Mistar Ingsut

3. Di bawah ini yang termasuk fungsi dari jangka sorong adalah

a. Untuk mengukur kedalaman luar b. Untuk mengukur diameter kedalaman c. Untuk mengukur diameter luar dan dalam d. Untuk mengukur ketelitian

4. Jangka sorong mempunyai jumlah strip sebanyak 10 pada skala nonius

adalah ciri jangka sorong dengan ketelitian ? a. 0,01 mm b. 0,001 mm

c. 0,1 mm d. 1,0 mm

5. Gambar di bawah ini adalah jangka sorong dengan ketelitian berapa

a. 0,1 mm b. 0,01 mm

c. 0,05 mm d. 0,5 mm

LAMPIRAN 3

Page 108: PENERAPAN METODE PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE STAD …

94

6. Jangka sorong dengan ketelitian 0,02 mempunyai jumlah strip berapa pada skala nonius a. 10 b. 20 c. 40

d. 50

7. Gambar di samping yang ditunjukan dengan tanda panah adalah untuk pengukuran....

a. Kedalaman b. Diameter luar c. Diameter dalam d. Kerataan

8. Berdasarkan gambar

dibawah, maka dapat diketahui ketelitian dari jangka sorong tersebut adalah …

a. 0,02 mm b. 0,05 mm

c. 0,5 mm d. 0,1 mm

9. Apa nama lain dari skala tetap pada jangka sorong ? a. Main scale b. Vernier scale

c. Skala nonius d. Skala geser

10. Di bawah ini adalah nama lain dari skala geser pada jangka sorong kecuali a. Skala nonius b. Vernier scale

c. Main scale d. Skala vernier

11. Berikut ini yang merupakan bagian dari jangka sorong adalah

a. Rahang tetap bawah dan tombol pengunci b. Tombol pengunci dan Rahang tetap tengah c. Rahang tetap tengah dan rahang tetap bawah d. Skala atas dan samping

Untuk soal 12 – 15 lihat gambar di bawah ini !

Page 109: PENERAPAN METODE PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE STAD …

95

12. Ditunjukan dengan nomor berapa bagian Skala utama ?

a. 1 b. 2

c. 3 d. 4

13. Ditunjukan dengan nomor berapa bagian yang berfungsi mengukur diameter

dalam ? a. 1 b. 2

c. 3 d. 4

14. Gambar dengan nomor 2 berfungsi untuk....

a. Mengukur kedalaman b. Mengukur diameter luar c. Mengukur ketelitian d. Mengukur diameter dalam

15. Nama bagian yang ditunjukan dengan nomor 3 adalah....

a. Skala utama b. Skala vernier

c. Skala tetap d. Main scale

16. Berikut ini adalah cara penggunaan jangka sorong adalah....

a. Bersihkan benda yang akan diukur b. Periksa skala utama dapat bergerak bebas atau tidak c. Pengukuran diusahakan diberikan jarak dengan skala utama d. Pengukuran dilakukan miring

17. Dari gambar di bawah ini berapakah hasilnya

a. 24,70 cm b. 24,07 cm

c. 2,47 cm d. 2,57 cm

18. Dari gambar di bawah ini berapakah hasilnya

Page 110: PENERAPAN METODE PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE STAD …

96

a. 47,4 cm b. 4,74 cm

c. 40,74 cm d. 4,07 cm

19. Berapakah hasil pembacaan dari jangka sorong tersebut ?

a. 10,2 mm b. 11 mm

c. 11,8 mm d. 12 mm

20. Berapakah hasil pembacaan dari skala jangka sorong dibawah ?

a. 14, 28 mm b. 14, 35 mm c. 28, 28 mm d. 28, 35 mm

******* Semoga Sukses *******

Page 111: PENERAPAN METODE PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE STAD …

97

Kunci Jawaban Soal Alat Ukur Mekanik Siklus 1

NO KUNCI JAWABAN NO KUNCI JAWABAN

1 B 11 A

2 A 12 D

3 C 13 A

4 C 14 B

5 C 15 B

6 D 16 A

7 B 17 C

8 D 18 B

9 A 19 C

10 C 20 B

Page 112: PENERAPAN METODE PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE STAD …

98

SOAL TES ALAT UKUR MEKANIK SIKLUS 2

Jawablah pertanyaan dibawah ini dengan memberi tanda silang (X) pada huruf a, b, c, atau d pada jawaban yang menurut anda benar ! 1. Gambar dibawah ini adalah jenis alat ukur ....

a. Jangka Sorong b. Micrometer c. Multitester d. Caliper

2. Skala pada micrometer dibagi dua jenis yaitu....

a. Skala utama dan skala geser b. Skala vernier dan skala geser c. Skala utama dan skala putar d. Skala geser dan skala putar

3. Mengukur diameter poros dengan micrometer, merupakan pengukuran....

a. Pengukuran langsung b. Pengukuran tidak langsung c. Pengukuran dengan kaliber batas d. Semua jawwaban benar

4. Yang berfungsi sebagai skala utama pada Micrometer adalah ....

a. Skala Vernier b. Skala Sleeve c. Rachet d. Skala Thimble

5. Setiap satu kali putaran penuh (360o) pada skala thimble micrometer maka

pada skala utama bertambah…. a 1 mm b. 0,1 mm

LAMPIRAN 4

Page 113: PENERAPAN METODE PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE STAD …

99

c. 0,05 mm d. 0,5 mm

Gambar untuk soal nomor 6 dan 7

6. Pada gambar di atas “spindle” ditunjukkan oleh nomor....

a. 1 b. 2 c. 3 d. 4

7. Angka 5 pada gambar tersebut menunjukkan... a. Anvil b. Spindle c. Lock clamp d. Rachet stopper

8. Pengertian dari Anvil pada micrometer adalah ...

a. Penumpu tetap untuk benda kerja yang akan diukur b. Poros yang digerakkan oleh thimble c. Bagian yang berulir dan berpasangan dengan ulir spindle. d. Pengunci

9. Micrometer dikatakan lebih teliti dari pada vernier, karena dapat mengukur

sampai ketelitian... a. 0,01 mm b. 0,02 mm c. 0,05 mm d. 0,1 mm

10. Outside Micrometer digunakan untuk pengukuran... a. Kedalaman alur b. Diameter dalam c. Diameter luar d. Kebengkokan poros

11. Hasil penggukuran gambar dibawah ini adalah …..

a. 3,33 mm b. 3,35 mm

Page 114: PENERAPAN METODE PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE STAD …

100

c. 3,80 mm d. 3,83 mm

12. Dalam kalibrasi mikrometer, bagian mana yang diputar ? a. Thimble b. Rachet stopper c. Sleeve d. Anvil

13. Jarak tiap setrip alat ukur mikrometer pada skala tetap/sleeve yang diatas

garis adalah …… a 0,2 mm b. 0,1 mm c. 0,02 mm d. 1 mm

14. Fungsi dari skala timble pada micrometer adalah a. Menunjukkan nilai angka nomimal hasil pengukuran b. Menunjukkan nilai angka desimal hasil pengukuran c. Mengatur tekanan pada benda kerja d. Berputar mengikuti gerakan dari proses pengukuran

15. Apabila poros micrometer sudah menyentuh permukaan bidang benda kerja

yang diukur maka agar tidak merusak micrometer, maka bagian yang harus diputar adalah …. a. Skala thimble b. Ratchet c. Skala sleeve d. Pengunci

16. Nilai satu strip pada thimble dalam micrometer adalah ...... a. 0,5 mm b. 0,2 mm c. 0,01 mm d. 0,02 mm

17. Hasil dari pengukuran dibawah ini adalah ....

a. 4,59 mm b. 4,60 mm

Page 115: PENERAPAN METODE PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE STAD …

101

c. 4,61 mm d. 4,62 mm

18. Micrometer yang digunakan untuk mengukur piston Astrea Supra over size 75 adalah micrometer dengan batas ukur …. a. 0 – 25 mm b. 25 – 50 mm c. 50 – 75mm d. 75 – 100 mm

19. Hasil pengukuran dari gambar dibawah ini adalah ....

a. 5,31 b. 5,81 c. 7,31 d. 7,81

20. Berapakah hasil pengukuran dibawah ini....

a. 10,40 b. 10,90 c. 11,40 d. 11,90

Page 116: PENERAPAN METODE PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE STAD …

102

Kunci Jawaban Soal Tes Siklus 2

NO Kunci jawaban NO Kunci Jawaban

1 B 11 D

2 C 12 C

3 A 13 D

4 B 14 B

5 D 15 B

6 B 16 C

7 D 17 C

8 A 18 D

9 A 19 C

10 C 20 A

Page 117: PENERAPAN METODE PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE STAD …

103

DAFTAR NILAI AWAL SISWA KELAS X TKR B SMK PATRIOT PITURUH

No Nama Nilai Awal

1 Adi Rodi 65

2 Aditya Dwi Pangestu 65

3 Afif Abyan Abdul Alim 75

4 Ahmad Zuhud 65

5 Amad Solikhin 70

6 Anggi Maulana 75

7 Ardiyanto Harimulyo 55

8 Cici Winarto 60

9 Dedi Budiman 70

10 Deni Iswanto 75

11 Didit Hadianto 80

12 Dimas Firdaus Adiansa 65

13 Dwi Krisyuliyantoro 70

14 Eko Widodo 65

15 Feby Dwi Riyanto 60

16 Fendy Irawan 50

17 Frenki Hermawan 60

18 Hardani 50

19 Imam Muchfarid 55

20 Imam Muttaqin 65

21 Irfan Setiawan 65

22 Joko Purwanto 65

23 Krisna Bagus Pratama 65

24 Malik Adjianto 75

25 Muhamad Mustajab 65

26 Muhammad Shidiq 60

27 Mulyono 65

28 Nur Abdul Rahman 65

29 Nur Rohman 75

30 Rizka Okta Beri 65

31 Rizki Ramadhan 65

32 Rizki Yuliantoro 60

33 Supendi 55

34 Sutri Iswanto 65

35 Yogi Sigit Cahyono 60

36 Rizal Fauzi 80

37 Wisnu Cahyo Prayogo 60

JUMLAH 2405

RATA-RATA 65

LAMPIRAN 5

Page 118: PENERAPAN METODE PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE STAD …

104

Pembagian Siswa Kedalam Kelompok

Nama Tim Nama Anggota

A

Adi Rodi Aditya Dwi Pangestu Afif Abyan Abdul Alim Ardiyanto Harimulyo

B

Ahmad Zuhud Amad Solikhin Anggi Maulana

Fendy Irawan

C

Didit Hadianto

Dedi Budiman

Eko Widodo

Muhammad Shidiq

D

Dwi Krisyuliyantoro

Irfan Setiawan

Dimas Firdaus Adiansa

Feby Dwi Riyanto

E

Krisna Bagus Pratama

Muhamad Mustajab

Mulyono

Cici Winarto

F

Rizal Fauzi

Rizki Yuliantoro

Rizka Okta Beri

Hardani

G

Nur Rohman

Rizka Okta Beri

Yogi Sigit Cahyono

Imam Muchfarid

H

Malik Adjianto

Muhammad Shidiq

Sutri Iswanto

Imam Muttaqin

I

Deni Iswanto

Rizki Ramadhan

Nur Abdul Rahman

Wisnu Cahyo Prayogo

Supendi

LAMPIRAN 6

Page 119: PENERAPAN METODE PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE STAD …

105

LEMBAR OBSERVASI KERJASAMA PADA SIKLUS 1

Tempat observasi : SMK PATRIOT PITURUH

Tanggal observasi : Rabu, 13 Januari 2016

Tabel 1. Lembar observasi kerjasama siklus 1

No Nama Kegiatan

Jumlah Siswa

Persentase %

Ya Tidak

1 Memberikan ide / pendapat 27 10 73%

2 Menerima pendapat orang lain. 29 8 78%

3 Melaksanakan tugas yang diberikan kelompok

25 12 67%

4 Sifat membantu teman 27 10 73%

5 Kepedulian terhadap kesulitan sesama anggota kelompok

26 11 70%

Rata-rata 72%

Observer

(Wahyu Ramadhi)

LAMPIRAN 7

Page 120: PENERAPAN METODE PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE STAD …

106

LEMBAR OBSERVASI KERJASAMA PADA SIKLUS 2

Tempat observasi : SMK PATRIOT PITURUH

Tanggal observasi : Rabu, 20 Januari 2016

Tabel 2. Lembar observasi kerjasama siklus 2

No Nama Kegiatan

Jumlah Siswa

Persentase %

Ya Tidak

1 Memberikan ide / pendapat 31 6 83%

2 Menerima pendapat orang lain. 34 3 92%

3 Melaksanakan tugas yang diberikan kelompok

30 7 30%

4 Sifat membantu teman 32 5 86%

5 Kepedulian terhadap kesulitan sesama anggota kelompok

31 6 83%

Rata-rata 85%

Observer

(Wahyu Ramadhi)

Page 121: PENERAPAN METODE PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE STAD …

107

DAFTAR NILAI HASIL BELAJAR SISWA KELAS X TKR B SMK PATRIOT PITURUH

No Nama Nilai awal Siklus I Siklus II

1 Ahmad Budiyanto 65 75 80

2 Abdul Ghufron 65 80 95

3 Agus Widodo 75 80 80

4 Ahmat Mutakin 65 85 90

5 Airlangga Pandu Irawan 70 75 85

6 Arif Alfian 75 70 70

7 Arif Prabowo 55 70 70

8 Falahudin 60 70 70

9 Fredy Bintar Ramadhan 70 85 95

10 Iqbal Arif Maulana 75 75 85

11 Muhamad Arifin 80 65 70

12 Rifqi Widiyanto 65 80 80

13 Ajis Sukmaaji 70 70 90

14 Budi Arif Supriyanto 65 75 90

15 Budi Prasetyo 60 65 80

16 Cahyono 50 65 90

17 Fajrudin 60 75 90

18 Fuat Zain 50 70 90

19 Gavin Yuditya 55 65 85

20 Herno Pangestu Pribadi 65 80 85

21 Hendra S 65 80 80

22 M. nugraha 66 80 90

23 Muhammad Januar R 65 75 90

24 Apri Amilia Nugroho 75 70 85

25 Sujatmoko Hermansyah 65 80 85

26 Tri Ululiyah 60 70 90

27 Uripto Wijaya 65 65 90

28 Yudhistira Bayu Wardana 65 70 90

29 Yusril Candra Idayat 75 85 90

30 Zahid Muchtar Rifa`i 65 65 85

31 Zuhri Saiful Hadi 65 65 90

32 Nur rizki Arfian 60 80 80

33 Wahyu Setiawan 55 80 80

34 Wahyu Tri Hartati 66 70 90

35 Yulianto Sudiman 60 70 80

36 Rizal Fauzi 80 80 90

37 Wisnu Cahyo Prayogo 60 80 90

JUMLAH 2407 2740 3145

RATA-RATA 65,05 74 85

LAMPIRAN 8

Page 122: PENERAPAN METODE PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE STAD …

108

LEMBAR JAWABAN !

NAMA : .............................. KELOMPOK : ............................... KELAS : ...............................

Berilah tanda silang ( X ) pada salah satu pilihan jawaban yang benar !

1 A B C D

2 A B C D

3 A B C D

4 A B C D

5 A B C D

6 A B C D

7 A B C D

8 A B C D

9 A B C D

10 A B C D

11 A B C D

12 A B C D

13 A B C D

14 A B C D

15 A B C D

16 A B C D

17 A B C D

18 A B C D

19 A B C D

20 A B C D

LAMPIRAN 9

Page 123: PENERAPAN METODE PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE STAD …

109

SURAT-SURAT

LAMPIRAN 10

Page 124: PENERAPAN METODE PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE STAD …

110

Page 125: PENERAPAN METODE PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE STAD …

111

Page 126: PENERAPAN METODE PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE STAD …

112

Page 127: PENERAPAN METODE PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE STAD …

113

Page 128: PENERAPAN METODE PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE STAD …

114

Page 129: PENERAPAN METODE PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE STAD …

115

Page 130: PENERAPAN METODE PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE STAD …

116

Page 131: PENERAPAN METODE PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE STAD …

117


Recommended