Transcript
Page 1: PEMBANGUNAN EKONOMI YANG BERKELANJUTAN DAN BERWAWASAN LINGKUNGAN

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Saat ini dunia mulai mengkhawatirkan masalah kerusakan lingkungan, utamanya

masalah banyaknya jumlah karbon yang terlepas ke udara sebagai faktor terjadinya

kenaikan suhu bumi. Namun, disaat yang bersamaan setiap negara berlomba-lomba

membangun perekonomiannya. Ketika kegiatan ekonomi dilakukan, sampah, limbah,

polutan juga dilhasilkan. Inilah yang menjadi sumber masalah lingkungan yang terjadi

di muka bumi. Surya T. Djajadiningrat pernah membahas masalah ini sebelumnya,

hubungan antara ekonomi dan lingkungan, di mana dalam bukunya yang berjudul

Pengantar Ekonomi Lingkungan Surya T. Djajadiningrat memberikan penjelasan yang

lebih luas tentang bidang ekonomi lingkungan yang dianggap kontroversial khususnya

menjadi perdebatan antara pemihak lingkungan (environmentalis) dengan pelaksana

pembangunan (developmentalist).

Analisa ekonomi mengenai dampak pembangunan terhadap sumber daya alam

dan lingkungan hidup tidak dapat menjelaskan sepenuhnya mengenai masalah

lingkungan dan solusi bagi masalah tersebut, tetapi dapat memberikan informasi

mengenai biaya yang timbul dari rusaknya lingkungan dan juga memberikan informasi

mengenai kebijakan yang perlu diterapkan untuk mengatasi masalah lingkungan.

Rusaknya Lingkungan menyebabkan kegiatan ekonomi terhambat. Dengan keadaan

seperti ini, dapatlah dikatakan bahwa pertumbuhan ekonomi dan perlindungan

lingkungan merupakan dua hal yang saling terkait dan saling mempengaruhi. Ini berarti,

jika lingkungan dan ekonomi seimbang, maka ekonomi berkelanjutan dapat terjadi. Di

sinilah perlunya menganalisis hubungan timbal balik antara lingkungan dan ekonomi.

1

Page 2: PEMBANGUNAN EKONOMI YANG BERKELANJUTAN DAN BERWAWASAN LINGKUNGAN

1.2 Ruang Lingkup Masalah

Adapun lingkup masalah yang akan dibahas oleh penulis dalam makalah ini,

yaitu bagaimana menyelesaikan masalah lingkungan yang timbul sebagai dampak dari

kegiatan ekonomi dilihat dari sudut pandang hubungan timbal balik antara lingkungan

dan ekonomi dan bagaimana mewujudkan pembangunan ekonomi yang berkelanjutan

dan berwawasan lingkungan.

1.3 Tujuan Penulisan

Adapun tujuan pernulisan makalah ini yaitu agar menjadi sumber acuan bagi

penyelesaian masalah lingkungan melalui analisis hubungan timbal balik antara

lingkungan dan ekonomi demi pembangunan ekonomi yang berkelanjutan dan

berwawasan lingkungan dan menjadi sumber acuan untuk penelitian selanjutnya

mengenai permasalahan ekonomi lingkungan.

1.4 Metode penelitian

Metode yang digunakan dalam penelitian yaitu analisis deskriptif kualitatif

dengan melakukan kajian literatur mengenai buku-buku yang membahas mengenai

masalah yang diangkat oleh penulis dan juga mencari rujukan lainnya.

1.5 Dasar Teori

Pertumbuhan ekonomi yang semakin baik dapat menyebabkan kerusakan

lingkungan alam yang tidak dapat diperbaiki. Sedangkan, lingkungan alam itu sendiri

merupakan unsur penting bagi ekonomi, apabila daya dukung lingkungan alam menurun

maka ekonomi akan kehilangan kemampuannya untuk tumbuh. Sebaliknya, jika semua

kegiatan ekonomi dihentikan dengan harapan melindungi lingkungan, maka tindakan ini

dapat menimbulkan proses degradasi lingkungan, terutama dalam kaitannya dengan

pertumbuhan penduduk. Hal ini dikemukakan oleh Surya T. Djajadiningrat dalam

bukunya yang berjudul Pengantar Ekonomi Lingkungan.

Implementasinya dalam cakupan yang akan dibahas dalam makalah ini berupa

hubungan timbal balik antara lingkungan dan ekonomi, di mana keduanya saling terkait

dan saling mempengaruhi satu sama lain.

2

Page 3: PEMBANGUNAN EKONOMI YANG BERKELANJUTAN DAN BERWAWASAN LINGKUNGAN

BAB II

ANALISIS HUBUNGAN TIMBAL BALIK ANTARA EKONOMI

DAN LINGKUNGAN

2.1 Lingkungan

Lingkungan atau lingkungan hidup adalah sistem yang di dalamnya terdapat satu

kesatuan dengan semua benda, daya, keadaaan, dan makhluk hidup termasuk manusia

dan perilakunya yang menentukan perikehidupan serta kesejahteraan manusia dan

makhluk hidup lainnya (Seorjani dkk, 1987:3). Kekayaan yang ada di lingkungan

merupakan salah satu hal yang menjadi penyokong kehidupan manusia. Manusia tidak

bisa hidup tanpa makanan, pakaian, tempat tinggal, air, udara, dan sebagainya yang

disediakan oleh lingkungan. Seiring dengan perkembangan pemikiran manusia,

pengelolaan dan pemanfaatan lingkungan dari zaman prasejarah, sejarah hingga zaman

modern terus berkembang pesat hingga saat ini.

Ketika zaman prasejarah, manusia melakukan perburuan, kemudian berkembang

menjadi bercocok tanam. Semua yang dilakukan manusia saat zaman prasejarah

melibatkan lingkungan di sekitanya. Kemudian pada zaman sejarah manusia mulai

mengembangkan lagi kegiatan pengolahan atau pemanfaatan lingkungan. Pemikiran

manusia di zaman sejarah mulai berkembang sehingga muncullah berbagai inovasi

terbaru, seperti kekayaan yang ada di lingkungan diubah menjadi barang dan jasa yang

kemudian diperjualbelikan. Masuk ke zaman modern, pemikiran manusia berkembang

jauh lebih pesat lagi, terlebih lagi dalam pengelolaan dan pemanfaatan sumber daya

alam di lingkungan dikarenakan berkembangnya ilmu pengetahuan dan adanya

teknologi yang semakin canggih. Ilmu pengetahuan menjadikan manusia lebih cerdas

lagi dalam hal pemilihan barang-barang yang ada di lingkungan yang dapat

dimanfaatkan lebih baik lagi. Sedangkan , adanya teknologi menyebabkan manusia

dengan mudahnya dapat mengolah barang-barang yang disediakan oleh lingkungan

3

Page 4: PEMBANGUNAN EKONOMI YANG BERKELANJUTAN DAN BERWAWASAN LINGKUNGAN

yang awalnya belum mempunyai harga lebih untuk diperjualbelikan lalu diubah menjadi

barang yang lebih bernilai.

Setelah membahas sedikit mengenai perkembangan pengolahan, pengelolaan,

dan pemanfaatan lingkungan dari zaman prasejarah , sejarah, hingga modern,

selanjutnya akan dibahas mengenai klasifikasi sumber daya alam yang ada di

lingkungan. Secara umum, kita dapat menemukan dua komponen yang ada di

lingkungan, khususnya dalam hal sumber daya alam, yaitu komponen yang disebut

sebagai stok dan komponen yang disebut sebagai “flows” (alur).

Komponen yang pertama merupakan komponen yang dianggap sewaktu-waktu

dapat berkurang jumlahnya hingga habis, dengan kata lain cadangannya terbatas.

Apabila saat ini komponen tersebut jumlahnya masih banyak, mungkin beberapa tahun

mendatang stoknya akan habis. Dengan demikian, komponen stok ini disebut juga

sebagai sumber daya alam yang tidak dapat diperbaharui (nonrenewable). Termasuk

dalam komponen ini antara lain sumber daya mineral, miyak, gas bumi, dan sebagainya.

Komponen yang kedua merupakan komponen yang jumlah kuantitas fisiknya dapat

berubah sepanjang waktu. Jumlah yang dimanfaatkan dari komponen ini sekarang, bisa

saja mempengaruhi atau tidak mempengaruhi ketersediaannya di masa mendatang.

Dengan kata lain, komponen ini disebut sebagai sumber daya alam yang dapat

diperbaharui (renewable). Dalam komponen ini, untuk regenerasinya ada yang

tergantung pada proses biologi, seperti ikan dan hutan (proses reproduksi) dan yang

tidak tergantug pada proses biologi, seperti udara, energi surya, air dan sebagainya

yang termasuk di dalamnya.

Meskipun dibuat perbedaan yang jelas antara kedua komponen, namun jika

terjadi kesalahan dalam pengelolaan maka komponen yang dapat diperbaharui bisa saja

dengan mudah berubah menjadi tidak dapat diperbaharui. Misalnya, hutan yang

digunakan dan dimanfaatkan secara intensif tanpa memberikan kesempatan kepada

hutan tersebut untuk tumbuh kembali atau beregenerasi akan mengakibatkan hutan

tersebut tidak dapat diperbaharui. Dengan demikian, suatu sumber lingkungan yang

spesifik tidak dapat dianggap sebagai suatu kesatuan tersendiri tetapi dalam sistem

sumber yang interdependen.

4

Page 5: PEMBANGUNAN EKONOMI YANG BERKELANJUTAN DAN BERWAWASAN LINGKUNGAN

2.2 Ekonomi dan Ekonomi Lingkungan

Pemahaman mengenai ekonomi lingkungan perlu didasari terlebih dahulu oleh

pemahaman mengenai ekonomi itu sendiri. Menurut Field (2009:2), “Economic is the

study of how and why individuals and group make decisions about the use and

distribution of valuable human and nonhuman resources.” Dalam hal ini, kegiatan

ekonomi tidak hanya melibatkan sumber daya manusia tetapi juga melibatkan sumber

daya alam, di mana sumber daya alam itu sendiri merupakan faktor terpenting dalam

kegiatan ekonomi, utamanya dalam kegiatan produksi barang dan jasa. Ini berarti ada

keterkaitan yang sangat jelas antara kegiatan ekonomi dan sumber daya dari lingkungan,

keterkaitan ini dijelaskan dalam konsep ekonomi lingkungan.

Ekonomi dibagi menjadi dua bagian yaitu ekonomi mikro dan makro. Ekonomi

mikro adalah adalah studi tentang perilaku individu dan kelompok-kelompok kecil.

Ekonomi mikro juga mempelajari bagaimana berbagai keputusan dan perilaku tersebut

mempengaruhi penawaran dan permintaan atas barang dan jasa, yang akan menentukan

harga dan bagaimana harga, pada gilirannya, menentukan penawaran dan permintaan

barang dan jasa selanjutnya. Sedangkan, ekonomi makro adalah studi mengenai

tampilan ekonomi secara keseluruhan (Field, 2009:2). Ekonomi mikro digunakan untuk

lebih memahami konsep ekonomi lingkungan, sedangkan ekonomi makro akan

digunakan untuk memahami konsep pembangunan ekonomi yang berkelanjutan yang

akan dibahas pada Bab 3.

Environmental economics is the application of the principles of economics to

the study of how environmental resources are managed (Field, 2009:2). Ekonomi

lingkungan dapat dianalisis dengan menggunakan beberapa prinsip ekonomi mikro

yakni prinsip-prinsip ekonomi kesejahteraan dan aspek dis-ekonomi atau discounting.

Dalam ekonomi kesejahteraan dijelaskan bagaimana ekstraksi sumber daya alam dapat

memberikan manfaat atau kesejahteraan kepada masyarakat secara keseluruhan.

Pengukuran kesejahteraan tersebut menggunakan pengukuran surplus yang dapat

diperoleh dari konsumsi maupun produksi barang dan jasa yang dihasilkan dari sumber

daya alam yang ada di lingkungan dengan melihat interaksi antara permintaan dan

penawaran, di mana kurva permintaan dan penawaran diturunkan. Kurva permintaan

dan penawaran diturunkan terkait dengan penggunaan sumber daya alam di lingkungan

5

Page 6: PEMBANGUNAN EKONOMI YANG BERKELANJUTAN DAN BERWAWASAN LINGKUNGAN

secara seimbang. Penurunan keduanya bertujuan untuk meminimalisir pengeksplotasian

sumber daya alam secara berlebihan dan kesejahteraan masyarakat tercapai.

Adapun aspek dis-ekonomi atau discounting merupakan proses yang

mencerminkan bagaimana masyarakat berperilaku terhadap ekstraksi sumber daya alam

dan bagaimana mereka menilai sumber daya alam itu sendiri. Proses discounting

digunakan untuk menentukan pengambilan keputusan yang bersifat intertemporal, di

mana terjadi dualisme dalam penentuan apakah suatu sumber daya alam akan diekstrak

sekarang atau menunggu sampai periode yang akan datang. Keputusan yang

intertemporal tersebut disebabkan karena sumber daya alam, baik yang terbarukan

maupun yang tidak terbarukan merupakan aset atau kapital (natural asset) yang

pemanfaatannya tidak hanya ditentukan oleh produktivitas oleh kapital itu sendiri, tetapi

juga menyangkut ketersediaannya dimasa mendatang, serta adanya resiko dan

ketidakpastian dari ekstraksi sumber daya alam.

2.3 Analisis Pengaruh Lingkungan terhadap Ekonomi

Lingkungan merupakan salah satu aset terpenting dalam kegiatan ekonomi.

Lingkungan memenuhi sebuah kegiatan produksi barang dan jasa serta kegiatan

konsumsi rumah tangga dan perusahaan. Peran lingkungan alam digolongkan dalam 3

kategori yaitu

a. Persediaan Bahan Baku

Sebagaimana yang kita ketahui lingkungan menyediakan beraneka ragam

bahan baku seperti udara, air, mineral, dan sebagainya yang sangat dibutuhkan

oleh rumah tangga dan perusahaan.

b. Wadah untuk Limbah

Ketika kegiatan ekonomi dilakukan oleh rumah tangga dan perusahaan

tentunya akan menghasilkan limbah, baik itu berupa limbah padat, gas, maupun

cair. Semua limbah yang dihasilkan dalam kegiatan ini tentunya dibuang ke

lingkungan sebagai wadah.

6

Page 7: PEMBANGUNAN EKONOMI YANG BERKELANJUTAN DAN BERWAWASAN LINGKUNGAN

c. Penyedia Fasilitas

Lingkungan memiliki banyak potensial yang bisa dimanfaatkan, terutama

dalam hal fasilitas. Lingkungan menyediakan fasilitas berupa jalan,

pemandangan untuk pariwisata, pantai, dan lain sebaginya.

Jika seandainya dikalkulasikan biaya dari pemanfaatan tiap kekayaan lingkugan

yang diambil tentu saja tidak ada yang mampu membayarnya sebab kekayaan

lingkungan yang diambil sudah sangat banyak. Namun, realitanya beberapa komponen

lingkungan yang dimanfaatkan belum dicanangkan biaya pemanfaatannya ke dalam

biaya produksi. Lingkungan masih saja dinilai “gratis” untuk dieksploitasi kekayaannya.

Ketika lingkungan terus menerus dikeruk kekayaannya tanpa sedikit pun diberi

kesempatan untuk tumbuh kembali atau diberi perlindungan agar tidak habis

persediaanya di masa mendatang. Seandainya hal tersebut terjadi tentunya lingkungan

tidak dapat menyediakan lagi kebutuhan konsumsi rumah tangga dan perusahaan serta

kebutuhan kegiatan produksi.

Tidak hanya mengenai faktor pengeksplotasian lingkungan yang intensif tanpa

henti. Kegiatan ekonomi juga terhambat jika limbah yang dibuang ke lingkungan

jumlah idak terbatas sehingga lingkungan kehilangan kemampuan asimilasinya dan

tidak dapat mempertahankan mutu lingkungan. Sebagai contoh, ketika banyaknya

jumlah pabrik industri yang menghasilkan asap yang kemudian dilepaskan ke atmosfer

secara intensif maka jumlah konsentrasi yang semakin berat akan merusak

keseimbangan gas di atmosfer karena lingkungan kehilangan kemampuan asimilasinya

untuk mengatasi banyaknya konsentrasi gas yang terlepas ke atmosfer, terjadilah

penumpukkan karbon dioksida dan karbon monoksida di atmosfer. Jadi, apabila

lingkungan tidak dapat memenuhi fungsinya sebagai wadah pembuangan limbah, maka

lingkungan juga tidak akan mampu memenuhi fungsinya sebagai penyedia bahan baku

dan fasilitas.

Jelaslah lingkungan alam merupakan komponen penting dalam sistem ekonomi.

Segala yang disediakan oleh lingkungan alam bagi kegiatan ekonomi merupakan aset

yang perlu dijaga dan dilindungi serta diadakan perbaikan terhadapnya jika ada

kerusakan, sebab tanpa lingkungan alam sistem ekonomi tidak akan berfungsi dan

tentunya kegiatan ekonomi tidak dapat berjalan (Djadjadiningrat, 1997:10).

7

Page 8: PEMBANGUNAN EKONOMI YANG BERKELANJUTAN DAN BERWAWASAN LINGKUNGAN

2.4 Analisis Pengaruh Ekonomi terhadap Lingkungan

Lingkungan merupakan aset terpenting dalam sistem ekonomi, hal ini telah

dibahas pada sub bab sebelumnya. Kegiatan ekonomi yang mengeksploitasi kekayan

lingkungan alam yang berlebihan tanpa mengadakan perbaikan atau memberi

kesempatan kepada lingkungan untuk tumbuh kembali dan mempertahankan

kemampuan asimilasinya menyebabkan munsul berbagai masalah lingkungan. Namun,

jika semua kegiatan ekonomi dihentikan dengan tujuan ingin melindungi lingkungan,

maka tindakan ini juga akan memberikan dampak terhadap lingkungan itu sendiri.

Dampak itu berupa terjadinya degradasi lingkungan, utamanya dalam kaitannya dengan

pertumbuhan penduduk.

Ketika jumlah penduduk semakin banyak maka semakin banyak pula penduduk

yang ingin mendapatkan pekerjaan. Namun, jika kegiatan ekonomi dihentikan maka

akan terjadi pengangguran. Penelitian secara seksama dibeberapa negara miskin

menunjukkan bahwa salah satu faktor kerusakan alam yaitu kemiskinan dan kurang

tersedianya kebutuhan. Misalnya, orang miskin akan terlibat dalm penebangan hutan

untuk mencari makan, bahan bakar dan tempat berlindung. Jika kegiatan ini dilakukan

terus menerus otomatis akan sama saja dengan kondisi ketika kegiatan ekonomi

dilakukan, yaitu eksploitasi kekayaan lingkungan yang kemudian akan menimbulkan

masalah kerusakan lingkungan.

Kerusakan lingkungan dapat terjadi ketika pertumbuhan ekonomi berkembang

sangat cepat. Pelestarian sumber daya alam dan pengendalian pencemaran yang tidak

diindahkan juga akan menyurutkan kegiatan ekonomi dengan sangat cepat, terutama

ketika penduduk sedang berkembang. Namun, jika semua kegiatan ekonomi dihentikan

dengan tujuan melindungi lingkungan, maka proses degradasi lingkungan akan terjadi,

terutama dalam kaitannya dengan pertumbuha penduduk. Oleh karena itu, tujuan

kebijakan mengelola ekonomi harus difokuskan pada pertumbuhan ekonomi yang

berkelanjutan dan berwawasan lingkungan (Djadjadiningrat, 1997:5-6).

8

Page 9: PEMBANGUNAN EKONOMI YANG BERKELANJUTAN DAN BERWAWASAN LINGKUNGAN

BAB III

PEMBANGUNAN EKONOMI YANG BERKELANJUTAN DAN

BERWAWASAN LINGKUNGAN

3.1 Hubungan Ekonomi dan Lingkungan yang Seimbang

Dalam bab sebelumnya telah dijelaskan bahwa ekonomi dan lingkungan

merupakan dua hal yang saling mempengaruhi dan saling terkait satu sama lain. Ketika

lingkungan digunakan secara internsif dan berlebihan untuk kegiatan produksi, yang

kemudian kegiatan produksi tersebut menghasilkan limbah yang jumlahnya tidak

terbatas, maka lingkungan akan rusak sehingga kegiatan ekonomi terhambat bahkan

tidak dapat berjalan ketika lingkungan kehilangan fungsinya. Namun, ketika kegiatan

ekonomi juga dihentikan, maka degradasi lingkungan juga akan terjadi. Oleh karena itu,

untuk mengatasi masalah-masalah tersebut dibutuhkanlah hubungan yag seimbang

antara ekonomi dan lingkungan.

Hubungan ekonomi dan lingkungan yang seimbang digambarkan dalam sebuah

konsep ekonomi lingkungan. Prinsip utama ekonomi lingkungan yaitu tujuan kebijakan

pertumbuhan mutu lingkungan dan Produk National Bruto (Gross National

Product/GNP) harus diperlakukan dalam keseimbangan. Kebijakan-kebijakan

mengelola ekonomi perlu mempertimbangkan lingkungan sebagai komponen integral

dalam pengambilan keputusan.

Mutu lingkungan alam dapat membatasi proses pertumbuhan ekonomi, sehingga

pertumbuhan ekonomi yang berkelanjutan hanya mungkin terjadi apabila ada

perlindungan lingkungan yang memadai. Di sinilah keseimbangan ekonomi dan

lingkungan akan terjadi. Kontrol terhadap pemanfaatan dan pengelolaan lingkungan

alam sebagai sumber daya yang menyediakan bahan baku, wadah limbah, dan fasilitas

perlu dilakukan. Tidak hanya itu, biaya lingkungan pun perlu dimasukkan dalam biaya

9

Page 10: PEMBANGUNAN EKONOMI YANG BERKELANJUTAN DAN BERWAWASAN LINGKUNGAN

produksi sehingga biaya tersebut dapat digunakan untuk membiayai perbaikan

lingkungan. Dengan demikian, lingkungan dapat terlindungi dan kegiatan ekonomi akan

tetap berjalan seiring dengan ketersediaan sumber daya alam oleh lingkungan

(Reksohardiprodjo dan Pradono, 1988:2).

3.2 Konsep Pembangungan yang Berkelanjutan dan Berwawasan Lingkungan

Dalam pembangunan ekonomi terjadi satu masalah yang sangat penting untuk

ditemukan solusinya yaitu bagaimana cara menghadapi masalah pemenuhan kebutuhan

pembangunan di satu sisi dan masalah mengenai upaya mempertahankan kelestarian

lingkungan di sisi lain. Seperti yang telah dibahas pada subbab sebelumnya

pembangunan ekonomi yang berkelanjutan dan berwawasan lingkungan hanya dapat

terjadi jika terjadi keseimbangan antara pembangunan ekonomi yang akan dilakukan

dan lingkungan sebagai sumber daya alam yang digunakan untuk produksi terlindungi

(Djadjadiningrat, 1997:6).

Konsep mengenai keberlanjutan itu sendiri sangatlah mulitidimensi dan multi-

interpretasi. Menurut Heal (1998), konsep keberlanjutan paling tidak mengandung dua

dimensi yaitu dimensi waktu di mana suatu keberlanjutan pastinya menyangkut apa yag

akan terjadi di masa depan dan dimensi interaksi di mana perlunya keseimbangan antara

sistem ekonomi dan sistem lingkungan yang hakikatnya saling mempengaruhi satu sama

lain. Sedangkan, Pezzey (1992) berpendapat bahwa keberlanjutan memiliki pengertian

statik dan dinamik, di mana keberlanjutan diartikan sebagai pemanfaatan sumber daya

yang terbarukan yang sertai dengan laju teknologi yang konstan (statik) atau sumber

daya tidak terbarukan yang dimanfaatkan sementara laju teknologi terus mengalami

perubahan (Fauzi, 2004:231).

10

Page 11: PEMBANGUNAN EKONOMI YANG BERKELANJUTAN DAN BERWAWASAN LINGKUNGAN

BAB IV

PENUTUP

4.1 Simpulan

Ekonomi dan lingkungan merupakan dua komponen yang saling terkait dan

saling mempengaruhi. Jika tidak terjadi keseimbangan di antara keduanya maka akan

menimbulkan masalah kerusakan lingkungan atau pun masalah ekonomi. Pemanfaatan

sumber daya alam di lingkungan dengan baik, tanpa mengeksploitasi secara berlebihan

dan melindungi sumber daya alam di lingkungan serta menjaga ketersediaannya akan

memberikan dampak baik bagi pertumbuhan ekonomi. Masalah lingkungan dapat

diselesaikan jika dalam kebijakan ekonomi dimasukkan anggaran biaya lingkungan

dalam biaya produksi sebagaimana kekayaan yang ada di lingkungan dimanfaatkan

untuk memproduksi barang dan jasa. Pembangunan ekonomi yang berkelanjutan dan

berwawasan lingkungan dapat tercipta ketika ekonomi dapat tumbuh dengan baik dan

masalah lingkungan tidak terjadi, dengan kata lain, hubungan ekonomi dan lingkungan

seimbang.

4.2 Saran

Dengan demikian, diharapkan pelestarian dan perlindungan terhadap lingkungan

sebagai tiang penyangga kokoh kehidupan manusia yang menyediakan segala

kebutuhan manusia harus dilaksanakan sebaik-baiknya sehingga kebutuhan manusia

dapat terpenuhi secara maksimal dan pembangunan ekonomi yang berkelanjutan dapat

tercapai.

11

Page 12: PEMBANGUNAN EKONOMI YANG BERKELANJUTAN DAN BERWAWASAN LINGKUNGAN

DAFTAR PUSTAKA

Djadjadiningrat, Surya T.1997. Pengantar Ekonomi Lingkungan. Jakarta: PT Pustaka LP3ES Indonesia

Fauzi, Akhmad.2006. Ekonomi Sumber Daya Alam :Teori dan Aplikasi. Jakarta: PT Gramedia Pustaka Utama

Field, Barry C dan Martha K. Field.2009. Environmental Economics :An Introduction, Fifth Edition. New York : The McGraw Hill Companies

Reksohadiprodjo, Sukanto dan Pradono.1988. Ekonomi Sumber daya Alam dan Energi. Yogyakarta : BPFE Yogyakarta

Soerjani, Mohammad dkk.1987. Lingkungan. Jakarta : UI-Press

12


Recommended