Transcript
Page 1: PEDOMAN AKADEMIK PROGRAM STUDI PENDIDIKAN DOKTERpd.fk.ub.ac.id/wp-content/uploads/2013/09/Buku-Pedoman-2013-201… · PEDOMAN AKADEMIK PROGRAM STUDI PENDIDIKAN DOKTER Tahun Akademik

PEDOMAN AKADEMIK

PROGRAM STUDI

PENDIDIKAN DOKTER

Tahun Akademik 2013-2014

Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan

FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS BRAWIJAYA

MALANG

Page 2: PEDOMAN AKADEMIK PROGRAM STUDI PENDIDIKAN DOKTERpd.fk.ub.ac.id/wp-content/uploads/2013/09/Buku-Pedoman-2013-201… · PEDOMAN AKADEMIK PROGRAM STUDI PENDIDIKAN DOKTER Tahun Akademik

PEDOMAN AKADEMIK PROGRAM STUDI

PENDIDIKAN DOKTER

FAKULTAS KEDOKTERAN

UNIVERSITAS BRAWIJAYA MALANG 2013

Page 3: PEDOMAN AKADEMIK PROGRAM STUDI PENDIDIKAN DOKTERpd.fk.ub.ac.id/wp-content/uploads/2013/09/Buku-Pedoman-2013-201… · PEDOMAN AKADEMIK PROGRAM STUDI PENDIDIKAN DOKTER Tahun Akademik

Visi

Menjadi Institusi Pendidikan Kedokteran yang Terkemuka dan

Bertaraf Internasional dan Berjiwa Entrepreneur

Untuk Meningkatkan Kualitas Hidup Masyarakat

Misi

Mengembangkan Pendidikan, Penelitian, dan Pengabdian Kepada Masyarakat

di Bidang Kedokteran Terkini Serta Bermutu

Untuk Membangun Masa Depan Bangsa dengan Dilandasi Nilai-Nilai Universal

Nilai

1. Profesional

2. Dedikatif

3. Futuristik

4. Komitmen dan Kebersamaan

5. Unggul

6. Berjiwa Entrepreneur

Page 4: PEDOMAN AKADEMIK PROGRAM STUDI PENDIDIKAN DOKTERpd.fk.ub.ac.id/wp-content/uploads/2013/09/Buku-Pedoman-2013-201… · PEDOMAN AKADEMIK PROGRAM STUDI PENDIDIKAN DOKTER Tahun Akademik
Page 5: PEDOMAN AKADEMIK PROGRAM STUDI PENDIDIKAN DOKTERpd.fk.ub.ac.id/wp-content/uploads/2013/09/Buku-Pedoman-2013-201… · PEDOMAN AKADEMIK PROGRAM STUDI PENDIDIKAN DOKTER Tahun Akademik
Page 6: PEDOMAN AKADEMIK PROGRAM STUDI PENDIDIKAN DOKTERpd.fk.ub.ac.id/wp-content/uploads/2013/09/Buku-Pedoman-2013-201… · PEDOMAN AKADEMIK PROGRAM STUDI PENDIDIKAN DOKTER Tahun Akademik
Page 7: PEDOMAN AKADEMIK PROGRAM STUDI PENDIDIKAN DOKTERpd.fk.ub.ac.id/wp-content/uploads/2013/09/Buku-Pedoman-2013-201… · PEDOMAN AKADEMIK PROGRAM STUDI PENDIDIKAN DOKTER Tahun Akademik
Page 8: PEDOMAN AKADEMIK PROGRAM STUDI PENDIDIKAN DOKTERpd.fk.ub.ac.id/wp-content/uploads/2013/09/Buku-Pedoman-2013-201… · PEDOMAN AKADEMIK PROGRAM STUDI PENDIDIKAN DOKTER Tahun Akademik
Page 9: PEDOMAN AKADEMIK PROGRAM STUDI PENDIDIKAN DOKTERpd.fk.ub.ac.id/wp-content/uploads/2013/09/Buku-Pedoman-2013-201… · PEDOMAN AKADEMIK PROGRAM STUDI PENDIDIKAN DOKTER Tahun Akademik

i

PENGANTAR

Puji syukur senantiasa kita panjatkan kepada Allah Tuhan Yang Maha Kuasa, bahwa

atas ridloNya, Buku Pedoman Akademik T.A.2013/2014 ini bisa terselesaikan. Buku Pedoman Akademik 2013/2014 untuk Penyelenggaraan Program Studi

Pendidikan Dokter Fakultas Kedokteran Universitas Brawijaya ini disusun oleh tim yang

telah ditetapkan sesuai dengan Keputusan Dekan Fakultas Kedokteran Universitas Brawijaya No. 204/SK/UN10.7/KP/2013 kemudian diterbitkan berdasarkan Keputusan

Dekan Fakultas Kedokteran Universitas Brawijaya No. 246.A/SK/UN10.7/AK/2013 dengan harapan dapat menjadi acuan bagi seluruh sivitas akademika yang terlibat

dalam penyelenggaraan Kurikulum Berbasis Kompetensi untuk Tahun Akademik 2013/2014. Dibandingkan dengan Pedoman Akademik Tahun Akademik sebelumnya (2012/2013), dalam buku ini ada sedikit perubahan, khususnya pada

bab pelaksanaan rotasi klinik (VIII), yang semula hanya 79 minggu (3 semester) menjadi 96 minggu (4 semester) dan tentang evaluasi (bab IX). Adapun susunan

struktur kurikulum untuk seluruh Tahap Akademik sejak Semester I sampai dengan Semester VII, masih tetap sama dengan program penyelenggaraan PBM tahun sebelumnya, yaitu terdiri atas 2 semester Tahap Dasar Kedokteran dan 5 semester Tahap Kompetensi

Klinik. Mata Kuliah Elektif yang sudah diberikan sejak tahun 2011/2012, masih tetap dilaksanakan pada Semester IV dan V. Beberapa mata kuliah yang tergolong Humaniora

seperti Agama, Bioetika, Pancasila dan Kewarganegaraan diberikan dalam bentuk blok longitudinal. Disamping itu, model pembelajaran Problem Based Learning diganti

dengan moedl doctoring, pada setiap akhir Semester III sampai dengan Semester VII untuk melatih mahasiswa melakukan self directed learning. Demikian juga, teknik pengalaman belajar untuk berinteraksi dengan masyarakat diberikan melalui

Program Kerja Nyata Mahasiswa (PKNM) yang dilaksanakan pada akhir tahap pendidikan akademik (Semester VII).

Semoga dengan rakhmat dan ridlo Allah swt, kita semua berharap agar buku Pedoman Akademik ini dapat membantu kesempurnaan pelaksanaan pendidikan dokter

dengan acuan Kurikulum Berbasis Kompetensi di Program Studi Pendidikan Dokter Fakultas Kedokteran Universitas Brawijaya

Fakultas Kedokteran Universitas Brawijaya

Dekan,

Ttd.

Dr. dr. Karyono Mintaroem, SpPA NIP. 19501116 198002 1 001

Page 10: PEDOMAN AKADEMIK PROGRAM STUDI PENDIDIKAN DOKTERpd.fk.ub.ac.id/wp-content/uploads/2013/09/Buku-Pedoman-2013-201… · PEDOMAN AKADEMIK PROGRAM STUDI PENDIDIKAN DOKTER Tahun Akademik

ii

DAFTAR ISI

PENGANTAR................................................................................................. i DAFTAR ISI.................................................................................................. ii

DAFTAR TABEL ............................................................................................ v DAFTAR GAMBAR ......................................................................................... vi

DAFTAR LAMPIRAN ...................................................................................... vii

Bab I KOMPETENSI DAN STANDAR KOMPETENSI DOKTER 1.1. Batasan Kompetensi ........................................................... 1 1.2. Jabaran Operasional Kompetensi ......................................... 1

1.3. Elemen Kompetensi ............................................................ 2 1.4. Acuan Standar Kompetensi Dokter ....................................... 2

1.5. Manfaat Standar Kompetensi Dokter .................................... 3 1.5.1. Bagi Institusi Pendidikan Kedokteran ........................ 3

1.5.2. Bagi Pengguna ........................................................ 3 1.5.3. Bagi Orang Tua Mahasiswa dan Penyandang Dana ... 3 1.5.4. Bagi Mahasiswa ...................................................... 3

1.5.5. Bagi KementerianPendidikan Nasional dan Badan Akreditasi Nasional .................................................. 3

1.5.6. Bagi Kolegium Dokter Indonesia ............................. 4 1.5.7. Bagi Kolegium Dokter Spesialis ................................ 4

1.5.8. Bagi Program Adaptasi bagi Lulusan Luar Negeri....... 4 1.6. Standar Kompetensi Dokter ................................................. 4

1.6.1. Area Kompetensi ..................................................... 4

1.6.2. Komponen Kompetensi ............................................ 4 1.6.3. Penjabaran Kompetensi ........................................... 6

1.6.4. Penjabaran Area Kompetensi dalam Struktur Kurikulum ............................................................... 18

1.6.5. Dasar Pengukuran Kompetensi ................................ 19

Bab II KURIKULUM BERBASIS KOMPETENSI PROGRAM STUDI

PENDIDIKAN DOKTER (PSPD) FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS BRAWIJAYA

2.1. Sejarah .............................................................................. 21 2.2. Definisi Kurikulum dan Pendekatan Pembelajaran ................. 22 2.3. Karakteristik KBK PSPD FKUB .............................................. 23

2.4. Struktur Kurikulum .............................................................. 26 2.4.1. Umum .................................................................... 27

2.4.2. Tahap Pendidikan Dasar Kedokteran ........................ 27 2.4.3. Tahap Pendidikan Kompetensi Klinik ........................ 28

2.4.4. Tahap Kepaniteraan Klinik (Profesi) .......................... 29 2.5. Isi Kurikulum ...................................................................... 30

2.5.1. Struktur Kurikulum .................................................. 30

2.5.2. Sebaran Matakuliah di Setiap Semester .................... 32 2.5.3. Mata Kuliah Elektif .................................................. 34

2.5.4. Tahap Kepaniteraan Klinik (Profesi/Rotasi Klinik) ....... 34

Page 11: PEDOMAN AKADEMIK PROGRAM STUDI PENDIDIKAN DOKTERpd.fk.ub.ac.id/wp-content/uploads/2013/09/Buku-Pedoman-2013-201… · PEDOMAN AKADEMIK PROGRAM STUDI PENDIDIKAN DOKTER Tahun Akademik

iii

Bab III PERAN, FUNGSI, KOORDINASI, PELAKSANAAN PEMBELAJARAN 3.1. Peran dan Fungsi dalam Penyelengaraan Pembelajaran ........ 35

3.1.1. Pimpinan Fakultas ................................................... 35 3.1.2. Gugus Jaminan Mutu (GJM) ..................................... 35

3.1.3. Unit Jaminan Mutu (UJM) ....................................... 36 3.1.4. Medical Education Unit (MEU) ................................. 36 3.1.5. Jurusan/ Program Studi ........................................... 36

3.1.6. Laboratorium .......................................................... 39 3.1.7. UPT Labskill & Laboratorium Sentral Biomedik .......... 40

3.1.8. Urusan Administrasi Akademik Program Studi ........... 40 3.1.9. Penanggungjawab Matakuliah (PJMK) ...................... 41

3.1.10. Kelompok Pengajar ................................................. 41 3.1.11. Mahasiswa .............................................................. 42

3.2. Prosedur dan Koordinasi Proses Pembelajaran ...................... 43

Bab IV PEMBELAJARAN BLOK

4.1. Strategi Pembelajaran ......................................................... 46 4.2. Struktur Materi ................................................................... 46

4.3. Organisasi dan Prosedur Pembelajaran Blok ......................... 48 4.4. Rancangan Pembelajaran Blok ............................................. 51 4.5. Implementasi Pembelajaran Blok ......................................... 52

Bab V PEMBELAJARAN BLOK LONGITUDINAL

5.1. Doctoring ........................................................................... 58 5.2. Metodologi ......................................................................... 63 5.3. Tugas Akhir ........................................................................ 66

5.4. Program Kerja Nyata Mahasiswa (PKNM) ............................. 69

Bab VI KETERAMPILAN DAN KETERAMPILAN KLINIK 6.1. Keterampilan Dalam Pendidikan Dokter ................................ 73

6.2. Macam Keterampilan dan Pembelajaran ............................... 73 6.3. Keterampilan Klinik ............................................................. 75 6.4. Pembelajaran Keterampilan Klinik di Program Studi

Pendidikan Dokter FKUB...................................................... 77 6.5. Organisasi Pembelajaran Keterampilan Klinik ........................ 86

6.6. Buku Pedoman Pembelajaran Keterampilan Klinik ................. 89

Bab VII PROGRAM ELEKTIF 7.1. Definisi .............................................................................. 91 7.2. Tujuan Pembelajaran .......................................................... 92

7.3. Jenis Program .................................................................... 93 7.4. Penyelenggara Program Elektif ............................................ 93

7.5. Beban Belajar ..................................................................... 93 7.6. Strategi Pembelajaran ......................................................... 94

Page 12: PEDOMAN AKADEMIK PROGRAM STUDI PENDIDIKAN DOKTERpd.fk.ub.ac.id/wp-content/uploads/2013/09/Buku-Pedoman-2013-201… · PEDOMAN AKADEMIK PROGRAM STUDI PENDIDIKAN DOKTER Tahun Akademik

iv

Bab VIII PENDIDIKAN TAHAP PROFESI

8.1. Umum................................................................................ 95 8.2. Mahasiswa ......................................................................... 95

8.3. Batas Masa Pendidikan ........................................................ 97 8.4. Pengalaman Belajar, Tempat Pendidikan dan

Sumber Daya Pendidikan .................................................... 97 8.5. Pelaksanaan Pembelajaran .................................................. 97 8.6. Evaluasi ............................................................................. 98

8.7. Bentuk Sanksi ..................................................................... 99 8.8. Hak Banding Mahasiswa ...................................................... 100

Bab IX EVALUASI HASIL PEMBELAJARAN

9.1. Umum................................................................................ 101 9.2. Tujuan ............................................................................... 101 9.3. Jenis Evaluasi ..................................................................... 102

9.4. Evaluasi Hasil Belajar .......................................................... 102 9.5. Ujian Penunjang ................................................................. 111

9.6. Konversi Skor menjadi Nilai Huruf ........................................ 113 9.7. Penilaian Kemampuan Akademik ......................................... 113

9.8. Evaluasi Pendidikan dan Lama Masa Studi ............................ 114 9.9. Transkrip Akademik ............................................................ 116 9.10. Sertifikat Kompetensi .......................................................... 116

9.11. Yudisium ............................................................................ 116

Bab X BIMBINGAN KONSELING, KEPENASIHATAN AKADEMIK, SERTA KEGIATAN EKSTRAKURIKULER 10.1. Bimbingan Konseling ........................................................... 120

10.2. Kepenasehatan Akademik ................................................... 120 10.3. Kegiatan Ekstrakurikuler ...................................................... 122

Page 13: PEDOMAN AKADEMIK PROGRAM STUDI PENDIDIKAN DOKTERpd.fk.ub.ac.id/wp-content/uploads/2013/09/Buku-Pedoman-2013-201… · PEDOMAN AKADEMIK PROGRAM STUDI PENDIDIKAN DOKTER Tahun Akademik

v

DAFTAR TABEL

Tabel 2.1. Sebaran, Kodifikasi dan Beban Studi Matakuliah ............................. 32

Tabel 8.1. Sebaran Lama Stase dan Beban Studi Rotasi Klinik ......................... 98

Tabel 9.1. Konvensi Skor ke dalam Nilai Huruf ............................................... 113

Page 14: PEDOMAN AKADEMIK PROGRAM STUDI PENDIDIKAN DOKTERpd.fk.ub.ac.id/wp-content/uploads/2013/09/Buku-Pedoman-2013-201… · PEDOMAN AKADEMIK PROGRAM STUDI PENDIDIKAN DOKTER Tahun Akademik

vi

DAFTAR GAMBAR

Gambar 2.1. Bagan Struktur Kurikulum ..................................................... 31

Gambar 3.1. Bagan Koordinasi Pembelajaran KBK PS Pendidikan Dokter

(PSPD) ................................................................................. 43

Gambar 4.1. Bagan Organisasi dan Prosedur Pembelajaran Blok ................. 48

Gambar 4.2. Komponen Pembelajaran Blok ............................................... 52

Gambar 4.3. Contoh “Topic & Topic Tree” Sistem Reproduksi .................... 55

Gambar 6.1. Organisasi Pembelajaran Keterampilan ................................... 86

Gambar 9.1. Proses Evaluasi Komponen Blok ............................................. 103

Gambar 9.2. Alur Proses Pendidikan Dokter di PSPD FKUB ......................... 119

Gambar 10.1. Alur Bimbingan Akademik untuk mahasiswa semester 1-7 ...... 123

Gambar 9.1. Alur Bimbingan Akademik untuk mahasiswa semester 8-11 .... 123

Page 15: PEDOMAN AKADEMIK PROGRAM STUDI PENDIDIKAN DOKTERpd.fk.ub.ac.id/wp-content/uploads/2013/09/Buku-Pedoman-2013-201… · PEDOMAN AKADEMIK PROGRAM STUDI PENDIDIKAN DOKTER Tahun Akademik

vii

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1 Format Buku Blok ................................................................. 124

Lampiran 2 Pedoman Tutorial ................................................................. 125

Lampiran 3 Lembar Observasi Tutorial ..................................................... 128

Lampiran 4 Evaluasi Mahasiswa terhadap Tutor ....................................... 131

Lampiran 5 Evaluasi Mahasiswa atas Kinerja Dosen Pemberi Kuliah ........... 132

Page 16: PEDOMAN AKADEMIK PROGRAM STUDI PENDIDIKAN DOKTERpd.fk.ub.ac.id/wp-content/uploads/2013/09/Buku-Pedoman-2013-201… · PEDOMAN AKADEMIK PROGRAM STUDI PENDIDIKAN DOKTER Tahun Akademik

PEDOMAN AKADEMIK FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS BRAWIJAYA PROGRAM STUDI PENDIDIKAN DOKTER

1

2013-2014

Bab I

KOMPETENSI DAN STANDAR KOMPETENSI DOKTER

1.1 Batasan Kompetensi

Berdasarkan Pasal 1 Surat Keputusan Menteri Pendidikan Nasional No.

045/U/2002 tentang Kurikulum Inti Pendidikan Tinggi, yang dimaksud dengan

Kompetensi adalah seperangkat tindakan cerdas, penuh tanggung jawab yang

dimiliki seseorang sebagai syarat untuk dianggap mampu oleh masyarakat

dalam melaksanakan tugas-tugas di bidang pekerjaan tertentu.

1.2 Jabaran Operasional Kompetensi

Batasan Kompetensi di atas dijabarkan sebagai berikut:

1.2.1 Kompetensi sebagai “seperangkat tindakan cerdas yang penuh

tanggungjawab” menunjukkan bahwa hakikat dasar Kompetensi adalah

sebuah kemampuan yang diperoleh dari integrasi 3 domain: a) cerdas,

sebagai kemampuan kognitif yang merupakan buah pikir intelektual, b)

tindakan, sebagai kemampuan psikomotorik, dan c) bertanggungjawab,

merupakan kemampuan afektif sebagai buah perilaku dan sikap.

1.2.2 Dalam konteks profesi dokter, kompetensi ini mengandung makna

sebagai integrasi kemampuan berfikir, bertindak, dan berperilaku

sebagai seorang dokter. Setiap tindakan profesional seorang dokter

harus didasarkan kepada hasil berfikir yang dapat

dipertanggungjawabkan secara ilmiah, dilakukan sesuai dengan standar

prosedur yang ditetapkan, dan disertai dengan sikap dan perilaku sesuai

dengan etika, kode etik, dan tanggungjawab seorang dokter.

1.2.3 Penguasaan keilmuan (kognitif), keterampilan bertindak (psikomotorik),

sikap dan perilaku profesional (afektif), secara sendiri-sendiri tidak

menggambarkan penguasaan kompetensi, melainkan harus dilakukan

secara integratif diantara ketiganya.

1.2.4 Dengan kerangka berfikir di atas, maka pembelajaran kompetensi pada

dasarnya adalah pembelajaran dengan mengintegrasikan ketiga domain

itu sekaligus. Tanpa mengintegrasikan ketiganya, pembelajaran tidak

dapat dikatakan sebagai bentuk pembelajaran kompetensi.

1.2.5 “Dianggap mampu oleh masyarakat“ dalam definisi kompetensi

mengindikasikan beberapa hal: 1) bahwa lulusan Program Studi

Pendidikan Dokter tidak otomatis dipandang kompeten dalam

Page 17: PEDOMAN AKADEMIK PROGRAM STUDI PENDIDIKAN DOKTERpd.fk.ub.ac.id/wp-content/uploads/2013/09/Buku-Pedoman-2013-201… · PEDOMAN AKADEMIK PROGRAM STUDI PENDIDIKAN DOKTER Tahun Akademik

PEDOMAN AKADEMIK FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS BRAWIJAYA PROGRAM STUDI PENDIDIKAN DOKTER

2

2013-2014

menjalankan tugasnya melainkan telah dibekali dengan kompetensi

untuk mampu memerankan kompetensi itu di masyarakat (“competence

performer”), 2) kompetensi berbeda dengan ijazah yang merupakan

bentuk pengakuan resmi institusi pendidikan yang menghasilkannya, dan

3) dalam praktek, pengakuan masyarakat atas kompetensi lulusan

pendidikan dokter direpresentasikan oleh Konsil Kedokteran Indonesia

dengan memberikan lisensi untuk berpraktek di masyarakat.

1.2.6 “Melaksanakan tugas-tugas di bidang pekerjaan tertentu“,

mengindikasikan bahwa kompetensi itu spesifik untuk setiap profesi, dan

sebaliknya kompetensi itu tidak dapat dilaksanakan apabila yang

bersangkutan bertugas di masyarakat di luar profesinya tersebut.

1.3. Elemen Kompetensi

Dari uraian di atas, dapat disimpulkan bahwa pada dasarnya didalam

kompetensi terkandung beberapa elemen, masing-masing: a) kompetensi

sebagai landasan kepribadian, b) kompetensi sebagai penguasaan ilmu dan

keterampilan, c) kompetensi sebagai kemampuan berkarya, dan d) kompetensi

sebagai sikap dan perilaku dalam berkarya menurut tingkat keahlian,

berdasarkan ilmu dan keterampilan yang dikuasai, dan e) kompetensi juga

merupakan pemahaman kaidah berkehidupan masyarakat sesuai dengan

keahlian dalam berkarya.

1.4. Acuan Standar Kompetensi Dokter

Untuk mengukur kompetensi dokter perlu ditetapkan sejumlah parameter

yang menjadi acuan ketercapaiannya. Dalam konteks standar pendidikan dokter

secara nasional, Standar Kompetensi Dokter yang ditetapkan Konsil Kedokteran

Indonesia merupakan parameter acuan bagi Program Studi Pendidikan Dokter

FKUB. Dalam konteks standar pendidikan internasional, Program Studi

Pendidikan Dokter FKUB menggunakan standar yang ditetapkan oleh World

Federation of Medical Education: WFME Global Standards Basic Medical

Education for Quality Improvement (WFME, Copenhagen, 2003) dan SKDI

2012.

Dengan dikuasainya standar kompetensi oleh seorang profesi dokter,

maka yang bersangkutan akan mampu: a) mengerjakan tugas atau pekerjaan

profesinya, b) mengorganisasikan tugasnya agar pekerjaan tersebut dapat

dilaksanakan, c) segera tanggap dan tahu apa yang harus dilakukan bilamana

terjadi sesuatu yang berbeda dengan rencana semula, d) menggunakan

kemampuan yang dimiliki untuk memecahkan masalah di bidang profesinya,

dan e) melaksanakan tugas dengan kondisi berbeda.

Page 18: PEDOMAN AKADEMIK PROGRAM STUDI PENDIDIKAN DOKTERpd.fk.ub.ac.id/wp-content/uploads/2013/09/Buku-Pedoman-2013-201… · PEDOMAN AKADEMIK PROGRAM STUDI PENDIDIKAN DOKTER Tahun Akademik

PEDOMAN AKADEMIK FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS BRAWIJAYA PROGRAM STUDI PENDIDIKAN DOKTER

3

2013-2014

1.5 Manfaat Standar Kompetensi Dokter

1.5.1 Bagi Institusi Pendidikan Kedokteran

Sesuai dengan Undang-Undang RI No. 20 tahun 2003 tentang Sisdiknas

dan Peraturan Pemerintah No. 19 tahun 2005 tentang Standar Nasional

Pendidikan yang mengatakan bahwa kurikulum program studi menjadi

wewenang institusi pendidikan kedokteran, maka Standar Kompetensi

Dokter merupakan kerangka acuan utama bagi institusi pendidikan

kedokteran dalam mengembangkan kurikulumnya masing-masing.

Dengan demikian, walaupun kurikulum berbeda, tetapi dokter yang

dihasilkan dari berbagai institusi diharapkan memiliki kesetaraan dalam

hal penguasaan kompetensi.

1.5.2 Bagi Pengguna

Standar Kompetensi Dokter dapat dijadikan kerangka acuan utama bagi

Departemen Kesehatan maupun Dinas Kesehatan Propinsi ataupun

Kabupaten dalam pengembangan sumber daya manusia kesehatan,

dalam hal ini dokter, agar dapat memberikan pelayanan kesehatan yang

baik. Dengan Standar Kompetensi, Kemenkes dan Dinas Kesehatan

sebagai pihak yang akan memberikan lisensi dapat mengetahui

kompetensi apa yang telah dikuasai oleh dokter dan kompetensi apa

yang perlu ditambah, sesuai dengan kebutuhan spesifik di tempat kerja.

Dengan demikian pihak Depkes dan Dinas Kesehatan dapat

menyelenggarakan pembekalan atau pelatihan jangka pendek sebelum

memberikan Ijin Praktik.

1.5.3 Bagi Orang Tua Mahasiswa dan Penyandang Dana

Dengan standar kompetensi dokter, orang tua mahasiswa dan

penyandang dana dapat mengetahui secara jelas kompetensi yang akan

dikuasai oleh mahasiswa. Hal ini sebagai bentuk akuntabilitas publik.

1.5.4 Bagi Mahasiswa

Standar Kompetensi Dokter dapat digunakan oleh mahasiswa untuk

mengarahkan proses belajarnya, karena mahasiswa mengetahui sejak

awal kompetensi yang harus dikuasai di akhir pendidikan. Dengan

demikian proses pendidikan diharapkan dapat berjalan lebih efektif dan

efisien.

1.5.5 Bagi Kementerian Pendidikan Nasional dan Badan Akreditasi

Nasional

Standar Kompetensi Dokter dapat dikembangkan lebih lanjut menjadi

kriteria pada Akreditasi Program Studi Pendidikan Dokter.

Page 19: PEDOMAN AKADEMIK PROGRAM STUDI PENDIDIKAN DOKTERpd.fk.ub.ac.id/wp-content/uploads/2013/09/Buku-Pedoman-2013-201… · PEDOMAN AKADEMIK PROGRAM STUDI PENDIDIKAN DOKTER Tahun Akademik

PEDOMAN AKADEMIK FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS BRAWIJAYA PROGRAM STUDI PENDIDIKAN DOKTER

4

2013-2014

1.5.6 Bagi Kolegium Dokter Indonesia

Standar Kompetensi Dokter dapat dijadikan acuan dalam

menyelenggarakan program pengembangan profesi secara

berkelanjutan.

1.5.7 Bagi Kolegium Dokter Spesialis

Standar Kompetensi Dokter dapat dijadikan acuan dalam merumuskan

kompetensi dokter spesialis yang merupakan kelanjutan dari pendidikan

dokter.

1.5.8 Bagi Program Adaptasi bagi Lulusan Luar Negeri

Standar Kompetensi Dokter dapat digunakan sebagai acuan untuk

menilai kompetensi dokter lulusan luar negeri.

1.6 Standar Kompetensi Dokter

Program Studi Pendidikan Dokter FKUB mengacu pada Standar Kompetensi

Dokter Indonesia (SKDI) 2012 yang ditetapkan Konsil Kedokteran Indonesia

sebagai berikut :

1.6.1 Area Kompetensi:

a. Komunikasi efektif

b. Keterampilan klinis

c. Landasan ilmiah ilmu kedokteran

d. Pengelolaan masalah kesehatan

e. Pengelolaan informasi

f. Mawas diri dan pengembangan diri

g. Etika, moral, medikolegal dan profesionalisme serta keselamatan

pasien.

1.6.2 Komponen Kompetensi:

1.6.2.1 Area Komunikasi Efektif

a. Berkomunikasi dengan pasien serta anggota keluarganya

b. Berkomunikasi dengan sejawat

c. Berkomunikasi dengan masyarakat

d. Berkomunikasi dengan profesi lain.

1.6.2.2 Area Keterampilan Klinis

a. Memperoleh dan mencatat informasi yang akurat serta penting

tentang pasien dan keluarganya

b. Melakukan prosedur klinik dan laboratorium

c. Melakukan prosedur kedaruratan klinis.

1.6.2.3 Area Landasan Ilmiah Ilmu Kedokteran

a. Menerapkan konsep-konsep dan prinsip-prinsip ilmu biomedik,

klinik, perilaku, dan ilmu kesehatan masyarakat sesuai dengan

pelayanan kesehatan tingkat primer

Page 20: PEDOMAN AKADEMIK PROGRAM STUDI PENDIDIKAN DOKTERpd.fk.ub.ac.id/wp-content/uploads/2013/09/Buku-Pedoman-2013-201… · PEDOMAN AKADEMIK PROGRAM STUDI PENDIDIKAN DOKTER Tahun Akademik

PEDOMAN AKADEMIK FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS BRAWIJAYA PROGRAM STUDI PENDIDIKAN DOKTER

5

2013-2014

b. Merangkum dari interpretasi anamnesis, pemeriksaan fisik, uji

laboratorium dan prosedur yang sesuai

c. Menentukan efektivitas suatu tindakan.

1.6.2.4 Area Pengelolaan Masalah Kesehatan

a. Mengelola penyakit, keadaan sakit dan masalah pasien sebagai

individu yang utuh, bagian dari keluarga dan masyarakat

b. Melakukan pencegahan Penyakit dan Keadaan Sakit

c. Melaksanakan pendidikan kesehatan dalam rangka promosi

kesehatan dan pencegahan penyakit

d. Menggerakkan dan memberdayakan masyarakat untuk

meningkatkan derajat kesehatan

e. Mengelola sumber daya manusia serta sarana dan prasarana secara

efektif dan efisien dalam pelayanan kesehatan primer dengan

pendekatan Kedokteran Keluarga.

1.6.2.5 Area Pengelolaan Informasi a. Menggunakan teknologi informasi dan komunikasi untuk membantu

penegakan diagnosis, pemberian terapi, tindakan pencegahan dan

promosi kesehatan, serta penjajagaan, dan pemantauan status

kesehatan pasien

b. Memahami manfaat dan keterbatasan teknologi informasi

c. Memanfaatkan informasi kesehatan.

1.6.2.6 Area Mawas Diri dan Pengembangan Diri a. Menerapkan mawas diri

b. Mempraktikkan belajar sepanjang hayat

c. Mengembangkan pengetahuan baru.

1.6.2.7 Area Etika, Moral, Medikolegal dan Profesionalisme serta Keselamatan

Pasien

a. Memiliki sikap profesional

b. Berperilaku profesional dalam bekerja sama

c. Sebagai anggota Tim Pelayanan Kesehatan yang profesional

d. Melakukan praktik kedokteran dalam masyarakat multikultural di

Indonesia

e. Memenuhi aspek medikolegal dalam praktik kedokteran

f. Menerapkan keselamatan pasien dalam praktik kedokteran.

Page 21: PEDOMAN AKADEMIK PROGRAM STUDI PENDIDIKAN DOKTERpd.fk.ub.ac.id/wp-content/uploads/2013/09/Buku-Pedoman-2013-201… · PEDOMAN AKADEMIK PROGRAM STUDI PENDIDIKAN DOKTER Tahun Akademik

PEDOMAN AKADEMIK FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS BRAWIJAYA PROGRAM STUDI PENDIDIKAN DOKTER

6

2013-2014

1.6.3 Penjabaran Kompetensi

1.6.3.1 Area Komunikasi Efektif

Kompetensi Inti:

Mampu menggali dan bertukar informasi secara verbal dan non

verbal dengan pasien pada semua usia, anggota keluarga,

masyarakat, kolega dan profesi lain.

Lulusan Dokter Mampu:

a. Berkomunikasi dengan pasien serta anggota

keluarganya

1) Bersambung rasa dengan pasien dan keluarganya

Memberikan salam

Memberikan situasi yang nyaman bagi pasien

Menunjukkan sikap empati dan dapat dipercaya

Mendengarkan dengan aktif (penuh perhatian dan

memberi waktu yang cukup pada pasien untuk

menyampaikan keluhannya dan menggali permasalahan

pasien)

Menyimpulkan kembali masalah pasien, kekhawatiran,

maupun harapannya

Memelihara dan menjaga harga diri pasien, hal-hal yang

bersifat pribadi, dan kerahasiaan pasien sepanjang waktu

Memperlakukan pasien sebagai mitra dan meminta

persetujuannya dalam memutuskan suatu terapi dan

tindakan.

2) Mengumpulkan Informasi

Mampu menggunakan open-ended maupun closed

question dalam menggali informasi (move from open to

closed question properly)

Meminta penjelasan pada pasien pada pernyataan yang

kurang dimengerti

Menggunakan penalaran klinik dalam penggalian riwayat

penyakit pasien sekarang, riwayat keluarga, atau riwayat

kesehatan masa lalu

Melakukan penggalian data secara runtut dan efisien

Tidak memberikan nasehat maupun penjelasan yang

prematur saat masih mengumpulkan data.

3) Memahami Perspektif Pasien

Menghargai kepercayaan pasien terhadap segala sesuatu

yang menyangkut penyakitnya

Page 22: PEDOMAN AKADEMIK PROGRAM STUDI PENDIDIKAN DOKTERpd.fk.ub.ac.id/wp-content/uploads/2013/09/Buku-Pedoman-2013-201… · PEDOMAN AKADEMIK PROGRAM STUDI PENDIDIKAN DOKTER Tahun Akademik

PEDOMAN AKADEMIK FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS BRAWIJAYA PROGRAM STUDI PENDIDIKAN DOKTER

7

2013-2014

Melakukan eksplorasi terhadap kepentingan pasien,

kekhawatirannya, dan harapannya

Melakukan fasilitasi secara profesional terhadap ungkapan

emosi pasien (marah, takut, malu, sedih, bingung, eforia,

maupun pasien dengan hambatan komunikasi misalnya

bisu-tuli, gangguan psikis)

Mampu merespon verbal maupun bahasa non-verbal dari

pasien secara profesional

Memperhatikan faktor biopsikososiobudaya dan norma-

norma setempat untuk menetapkan dan mempertahankan

terapi paripurna dan hubungan dokter pasien yang

professional

Menggunakan bahasa yang santun dan dapat dimengerti

oleh pasien (termasuk bahasa daerah setempat) sesuai

dengan umur, tingkat pendidikan ketika menyampaikan

pertanyaan, meringkas informasi, menjelaskan hasil

diagnosis, pilihan penanganan serta prognosis.

4) Memberi Penjelasan dan Informasi

Mempersiapkan perasaan pasien untuk menghindari rasa

takut dan stres sebelum melakukan pemeriksaan fisik

Memberi tahu adanya rasa sakit atau tidak nyaman yang

mungkin timbul selama pemeriksaan fisik atau

tindakannya

Memberi penjelasan dengan benar, jelas, lengkap, dan

jujur tentang tujuan, keperluan, manfaat, risiko prosedur

diagnostik dan tindakan medis (terapi, operasi, prognosis,

rujukan) sebelum dikerjakan

Menjawab pertanyaan dengan jujur, memberi konsultasi,

atau menganjurkan rujukan untuk permasalahan yang

sulit.

Memberikan edukasi dan promosi kesehatan kepada

pasien maupun keluarganya

Memastikan mengkonfirmasikan bahwa informasi dan

pilihan-pilihan tindakan telah dipahami oleh pasien

Memberikan waktu yang cukup kepada pasien untuk

merenungkan kembali serta berkonsultasi sebelum

membuat persetujuan

Menyampaikan berita buruk secara profesional dengan

menjunjung tinggi etika kedokteran

Memastikan kesinambungan pelayanan yang telah dibuat

dan disepakati.

Page 23: PEDOMAN AKADEMIK PROGRAM STUDI PENDIDIKAN DOKTERpd.fk.ub.ac.id/wp-content/uploads/2013/09/Buku-Pedoman-2013-201… · PEDOMAN AKADEMIK PROGRAM STUDI PENDIDIKAN DOKTER Tahun Akademik

PEDOMAN AKADEMIK FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS BRAWIJAYA PROGRAM STUDI PENDIDIKAN DOKTER

8

2013-2014

b. Berkomunikasi dengan sejawat

1) Memberi informasi yang tepat kepada sejawat tentang kondisi

pasien baik secara lisan, tertulis, atau elektronik pada saat

yang diperlukan demi kepentingan pasien maupun ilmu

kedokteran

2) Menulis surat rujukan dan laporan penanganan pasien dengan

benar, demi kepentingan pasien maupun ilmu kedokteran

3) Melakukan presentasi laporan kasus secara efektif dan jelas,

demi kepentingan pasien maupun ilmu kedokteran.

c. Berkomunikasi dengan masyarakat

1) Menggunakan bahasa yang dipahami oleh masyarakat

2) Menggali masalah kesehatan menurut persepsi masyarakat

3) Menggunakan teknik komunikasi langsung yang efektif agar

masyarakat memahami kesehatan sebagai kebutuhan

4) Memanfaatkan media dan kegiatan kemasyarakatan secara

efektif ketika melakukan promosi kesehatan

5) Melibatkan tokoh masyarakat dalam mempromosikan

kesehatan secara profesional.

d. Berkomunikasi dengan profesi lain

1) Mendengarkan dengan penuh perhatian, dan memberi waktu

cukup kepada profesi lain untuk menyampaikan pendapatnya

2) Memberi informasi yang tepat waktu dan sesuai kondisi yang

sebenarnya ke perusahaan jasa asuransi kesehatan untuk

pemrosesan klaim

3) Memberikan informasi yang relevan kepada penegak hukum

atau sebagai saksi ahli di pengadilan (jika diperlukan)

4) Melakukan negosiasi dengan pihak terkait dalam rangka

pemecahan masalah kesehatan masyarakat. 1.6.3.2 Area Keterampilan Klinis

Keterampilan Klinis dibelajarkan seiring dengan pembelajaran matakuliah Kurikulum Berbasis Kompetensi yang relevan dengan

keterampilan klinis tersebut. Pembelajaran Keterampilan klinis dimaksudkan untuk memperoleh

kompetensi paripurna berupa integrasi keterampilan berfikir (tingkat kompetensi di atas) , keterampilan bertindak, dan keterampilan

bersikap/berperilaku sebagai tuntutan profesionalisme dokter. Kompetensi Inti:

Melakukan prosedur klinis sesuai masalah, kebutuhan pasien dan

sesuai kewenangannya.

Page 24: PEDOMAN AKADEMIK PROGRAM STUDI PENDIDIKAN DOKTERpd.fk.ub.ac.id/wp-content/uploads/2013/09/Buku-Pedoman-2013-201… · PEDOMAN AKADEMIK PROGRAM STUDI PENDIDIKAN DOKTER Tahun Akademik

PEDOMAN AKADEMIK FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS BRAWIJAYA PROGRAM STUDI PENDIDIKAN DOKTER

9

2013-2014

Lulusan Dokter Mampu:

a. Memperoleh dan mencatat informasi yang akurat serta

penting tentang pasien dan keluarganya

Menggali dan merekam dengan jelas keluhan-keluhan yang

disampaikan (bila perlu disertai gambar), riwayat penyakit saat

ini, medis, keluarga, sosial serta riwayat lain yang relevan.

b. Melakukan prosedur klinik dan laboratorium

1) Memilih prosedur klinis dan laboratorium sesuai dengan

masalah pasien

2) Melakukan prosedur klinis dan laboratorium sesuai

kebutuhan pasien dan kewenangannya

3) Melakukan pemeriksaan fisik dengan cara yang seminimal

mungkin menimbulkan rasa sakit dan ketidaknyamanan pada

pasien

4) Melakukan pemeriksaan fisik yang sesuai dengan masalah

pasien

5) Menemukan tanda-tanda fisik dan membuat rekam medis

dengan jelas/ benar

6) Mengidentifikasi, memilih ,menentukan pemeriksaan

laboratorium yang sesuai

7) Melakukan pemeriksaan laboratorium dasar

8) Membuat permintaan pemeriksaan laboratorium penunjang

9) Menentukan pemeriksaan penunjang untuk tujuan penapisan

penyakit

10) Memilih dan melakukan keterampilan terapeutik, serta

tindakan prevensi sesuai dengan kewenangannya.

c. Melakukan prosedur kedaruratan klinis

1) Menentukan keadaan kedaruratan klinis

2) Memilih prosedur kedaruratan klinis sesuai kebutuhan pasien

atau menetapkan rujukan

3) Melakukan prosedur kedaruratan klinis secara benar dan etis,

sesuai dengan kewenangannya

4) Mengevaluasi dan melakukan tindak lanjut.

1.6.3.3 Area Landasan Ilmiah Ilmu Kedokteran

Kompetensi Inti:

Mengidentifikasi, menjelaskan dan merancang penyelesaian masalah

kesehatan secara ilmiah menurut ilmu kedokteran mutakhir untuk

mendapat hasil yang optimum.

Page 25: PEDOMAN AKADEMIK PROGRAM STUDI PENDIDIKAN DOKTERpd.fk.ub.ac.id/wp-content/uploads/2013/09/Buku-Pedoman-2013-201… · PEDOMAN AKADEMIK PROGRAM STUDI PENDIDIKAN DOKTER Tahun Akademik

PEDOMAN AKADEMIK FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS BRAWIJAYA PROGRAM STUDI PENDIDIKAN DOKTER

10

2013-2014

Lulusan Dokter Mampu:

a. Menerapkan konsep-konsep dan prinsip-prinsip ilmu

biomedik, klinik, perilaku, dan ilmu kesehatan masyarakat

sesuai dengan pelayanan kesehatan tingkat primer

1) Menjelaskan prinsip-prinsip ilmu kedokteran dasar yang

berhubungan dengan terjadinya masalah kesehatan, beserta

patogenesis dan patofisiologinya

2) Menjelaskan masalah kesehatan baik secara molekular

maupun selular melalui pemahaman mekanisme normal dalam

tubuh

3) Menjelaskan faktor-faktor non biologis yang berpengaruh

terhadap masalah kesehatan

4) Mengembangkan strategi untuk menghentikan sumber

penyakit, mekanisme patogenesis dan patofisiologis, akibat

yang ditimbulkan, serta risiko spesifik secara efektif

5) Menjelaskan berbagai pilihan yang mungkin dilakukan dalam

penanganan pasien

6) Menjelaskan tujuan pengobatan secara fisiologis dan

molekular15

7) Menjelaskan secara rasional dan ilmiah dalam menentukan

penanganan penyakit baik klinik, epidemiologis, farmakologis,

fisiologis, diet, olah raga, atau perubahan perilaku

8) Menjelaskan pertimbangan pemilihan intervensi berdasarkan

farmakologi, fisiologi, gizi, ataupun perubahan tingkah laku

9) Menjelaskan indikasi pemberian obat, cara kerja obat, waktu

paruh, dosis, serta penerapannya pada keadaan klinik

10) Menjelaskan kemungkinan terjadinya interaksi obat dan efek

samping

11) Menjelaskan manfaat terapi diet pada penanganan kasus

tertentu

12) Menjelaskan perubahan proses patofisiologi setelah

pengobatan

13) Menjelaskan prinsip-prinsip pengambilan keputusan dalam

mengelola masalah kesehatan.

b. Merangkum dari interpretasi anamnesis, pemeriksaan

fisik, uji laboratorium dan prosedur yang sesuai

1) Menjelaskan (patofisiologi atau terminologi lainnya) data klinik

dan laboratorium untuk menentukan diagnosis pasti.

2) Menjelaskan alasan hasil diagnosis dengan mengacu pada

evidence- based medicine.

Page 26: PEDOMAN AKADEMIK PROGRAM STUDI PENDIDIKAN DOKTERpd.fk.ub.ac.id/wp-content/uploads/2013/09/Buku-Pedoman-2013-201… · PEDOMAN AKADEMIK PROGRAM STUDI PENDIDIKAN DOKTER Tahun Akademik

PEDOMAN AKADEMIK FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS BRAWIJAYA PROGRAM STUDI PENDIDIKAN DOKTER

11

2013-2014

c. Menentukan efektivitas suatu tindakan

1) Menjelaskan bahwa kelainan dipengaruhi oleh tindakan

2) Menjelaskan parameter dan indikator keberhasilan pengobatan.

3) Menjelaskan perlunya evaluasi lanjutan pada penanganan

penyakit.

1.6.3.4 Area Pengelolaan Masalah Kesehatan

Kompetensi Inti:

Mengelola masalah kesehatan pada individu, keluarga, ataupun

masyarakat secara komprehensif, holistik, berkesinambungan,

koordinatif, dan kolaboratif dalam konteks pelayanan kesehatan

tingkat primer.

Lulusan Dokter Mampu:

a. Mengelola penyakit, keadaan sakit dan masalah pasien

sebagai individu yang utuh, bagian dari keluarga dan

masyarakat

1) Menginterpretasi data klinis dan merumuskannya menjadi

diagnosis sementara dan diagnosis banding

2) Menjelaskan penyebab, patogenesis, serta patofisiologi suatu

penyakit

3) Mengidentifikasi berbagai pilihan cara pengelolaan yang sesuai

penyakit pasien

4) Memilih dan menerapkan strategi pengelolaan yang paling

tepat berdasarkan prinsip kendali mutu, kendali biaya, manfaat,

dan keadaan pasien serta sesuai pilihan pasien

5) Melakukan konsultasi mengenai pasien bila perlu

6) Merujuk ke sejawat lain sesuai dengan Standar Pelayanan

Medis yang berlaku, tanpa atau sesudah terapi awal

7) Mengelola masalah kesehatan secara mandiri dan bertanggung

jawab sesuai dengan tingkat kewenangannya

8) Memberi alasan strategi pengelolaan pasien yang dipilih

berdasarkan patofisiologi, patogenesis, farmakologi, faktor

psikologis, sosial, dan faktor-faktor lain yang sesuai

9) Membuat instruksi tertulis secara jelas, lengkap, tepat, dan

dapat dibaca1

10) Menulis resep obat secara rasional (tepat indikasi, tepat obat,

tepat dosis, tepat frekwensi dan cara pemberian, serta sesuai

kondisi pasien), jelas, lengkap, dan dapat dibaca

11) Mengidentifikasi berbagai indikator keberhasilan pengobatan,

memonitor perkembangan penanganan, memperbaiki dan

mengubah terapi dengan tepat

Page 27: PEDOMAN AKADEMIK PROGRAM STUDI PENDIDIKAN DOKTERpd.fk.ub.ac.id/wp-content/uploads/2013/09/Buku-Pedoman-2013-201… · PEDOMAN AKADEMIK PROGRAM STUDI PENDIDIKAN DOKTER Tahun Akademik

PEDOMAN AKADEMIK FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS BRAWIJAYA PROGRAM STUDI PENDIDIKAN DOKTER

12

2013-2014

12) Memprediksi, memantau, mengenali kemungkinan adanya

interaksi obat dan efek samping, memperbaiki atau mengubah

terapi dengan tepat

13) Menerapkan prinsip-prinsip pelayanan dokter keluarga secara

holistik, komprehensif, koordinatif, kolaboratif, dan

berkesinambungan dalam mengelola penyakit dan masalah

pasien

14) Mengidentifikasi peran keluarga pasien, pekerjaan, dan

lingkungan sosial sebagai faktor yang berpengaruh terhadap

terjadinya penyakit serta sebagai faktor yang mungkin

berpengaruh terhadap pertimbangan terapi. b. Melakukan Pencegahan Penyakit dan Keadaan Sakit

1) Mengidentifikasi, memberi alasan, menerapkan dan memantau

strategi pencegahan tertier yang tepat berkaitan dengan

penyakit pasien, keadaan sakit atau permasalahannya

(pencegahan tertier adalah pencegahan yang digunakan untuk

memperlambat progresi dari penyakitnya dan juga timbulnya

komplikasi, misalnya diet pada penderita DM, olah raga dan

sebagainya)

2) Mengidentifikasi, memberikan alasan, menerapkan dan

memantau strategi pencegahan sekunder yang tepat berkaitan

dengan pasien dan keluarganya (pencegahan sekunder adalah

kegiatan penapisan untuk mengidentifikasi faktor risiko dari

penyakit laten untuk memperlambat atau mencegah timbulnya

penyakit, contoh pap smear, mantoux test).

3) Mengidentifikasi, memberikan alasan, menerapkan dan

memantau kegiatan strategi pencegahan primer yang tepat,

berkaitan dengan pasien, anggota keluarga dan masyarakat

(Pencegahan primer adalah mencegah timbulnya penyakit,

misalnya imunisasi).

4) Mengidentifikasi peran keluarga pasien, pekerjaan, dan

lingkungan sosial sebagai faktor risiko terjadinya penyakit dan

sebagai faktor yang mungkin berpengaruh terhadap

pencegahan penyakit.

5) Menunjukkan pemahaman bahwa upaya pencegahan penyakit

sangat bergantung pada kerja sama tim dan kolaborasi dengan

professional di bidang lain.

Page 28: PEDOMAN AKADEMIK PROGRAM STUDI PENDIDIKAN DOKTERpd.fk.ub.ac.id/wp-content/uploads/2013/09/Buku-Pedoman-2013-201… · PEDOMAN AKADEMIK PROGRAM STUDI PENDIDIKAN DOKTER Tahun Akademik

PEDOMAN AKADEMIK FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS BRAWIJAYA PROGRAM STUDI PENDIDIKAN DOKTER

13

2013-2014

c. Melaksanakan pendidikan kesehatan dalam rangka promosi

kesehatan dan pencegahan penyakit 1) Mengidentifikasi kebutuhan perubahan perilaku dan modifikasi

gaya hidup untuk promosi kesehatan pada berbagai kelompok

umur, jenis kelamin, etnis, dan budaya

2) Merencanakan dan melaksanakan pendidikan kesehatan dalam

rangka promosi kesehatan di tingkat individu, keluarga, dan

masyarakat

3) Bekerja sama dengan sekolah dalam mengembangkan program

“Usaha Kesehatan Sekolah (UKS)”. d. Menggerakkan dan memberdayakan masyarakat untuk

meningkatkan derajat kesehatan

1) Memotivasi masyarakat agar mampu mengidentifikasi masalah

kesehatan masyarakat

2) Menentukan insidensi dan prevalensi penyakit di masyarakat serta

mengenali keterkaitan yang kompleks antara faktor psikologis,

kultur, sosial, ekonomi, kebijakan, dan faktor lingkungan yang

berpengaruh pada suatu masalah kesehatan

3) Melibatkan masyarakat dalam mengembangkan solusi yang tepat

bagi masalah kesehatan masyarakat

4) Bekerja sama dengan profesi dan sektor lain dalam menyelesaikan

masalah kesehatan dengan mempertimbangkan kebijakan

kesehatan pemerintah, termasuk antisipasi terhadap timbulnya

penyakit-penyakit baru

5) Menggerakkan masyarakat untuk berperan serta dalam intervensi

kesehatan

6) Merencanakan dan mengimplementasikan intervensi kesehatan

masyarakat, serta menganalisis hasilnya

7) Melatih kader kesehatan dalam pendidikan kesehatan

8) Mengevaluasi efektivitas pendidikan kesehatan

9) Bekerja sama dengan masyarakat dalam menilai ketersediaan,

pengadaan dan pemanfaatan pelayanan kesehatan masyarakat.

e. Mengelola sumber daya manusia dan sarana – prasarana

secara efektif dan efisien dalam pelayanan kesehatan primer

dengan pendekatan kedokteran keluarga

1) Menjalankan fungsi managerial (berperan sebagai pemimpin,

pemberi informasi, dan pengambil keputusan)

2) Menerapkan manajemen mutu terpadu dalam pelayanan

kesehatan primer dengan pendekatan kedokteran keluarga

3) Mengelola sumber daya manusia

4) Mengelola fasilitas, sarana dan prasarana.

Page 29: PEDOMAN AKADEMIK PROGRAM STUDI PENDIDIKAN DOKTERpd.fk.ub.ac.id/wp-content/uploads/2013/09/Buku-Pedoman-2013-201… · PEDOMAN AKADEMIK PROGRAM STUDI PENDIDIKAN DOKTER Tahun Akademik

PEDOMAN AKADEMIK FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS BRAWIJAYA PROGRAM STUDI PENDIDIKAN DOKTER

14

2013-2014

1.6.3.5 Area Pengelolaan Informasi

a. Kompetensi Inti:

Mengakses, mengelola, menilai secara kritis kesahihan dan

kemamputerapan informasi untuk menjelaskan dan menyelesaikan

masalah, atau mengambil keputusan dalam kaitan dengan pelayanan

kesehatan di tingkat primer.

b. Lulusan Dokter Mampu

1) Menggunakan teknologi informasi dan komunikasi untuk membantu

penegakan diagnosis, pemberian terapi, tindakan pencegahan dan

promosi kesehatan, serta penjagaan, dan pemantauan status

kesehatan pasien

Menggunakan teknologi informasi dan komunikasi (internet)

dengan baik

Menggunakan data dan bukti pengkajian ilmiah untuk menilai

relevansi dan validitasnya

Menerapkan metode riset dan statistik untuk menilai kesahihan

informasi ilmiah

Menerapkan keterampilan dasar pengelolaan informasi untuk

menghimpun data relevan menjadi arsip pribadi

Menerapkan keterampilan dasar dalam menilai data untuk

melakukan validasi informasi ilmiah secara sistematik

Meningkatkan kemampuan secara terus menerus dalam

merangkum dan menyimpan arsip. 2) Memahami manfaat dan keterbatasan teknologi informasi

Menerapkan prinsip teori teknologi informasi dan komunikasi untuk

membantu penggunaannya, dengan memperhatikan secara khusus

potensi untuk berkembang dan keterbatasannya.

3) Memanfaatkan informasi kesehatan

Memasukkan dan menemukan kembali informasi dan database

dalam praktik kedokteran secara efisien

Menjawab pertanyaan yang terkait dengan praktik kedokteran

dengan menganalisis arsipnya

Membuat dan menggunakan rekam medis untuk meningkatkan

mutu pelayanan kesehatan.

1.6.3.6 Area Mawas Diri dan Pengembangan Diri

a. Kompetensi Inti:

1) Melakukan praktik kedokteran dengan penuh kesadaran atas

kemampuan dan keterbatasannya

Page 30: PEDOMAN AKADEMIK PROGRAM STUDI PENDIDIKAN DOKTERpd.fk.ub.ac.id/wp-content/uploads/2013/09/Buku-Pedoman-2013-201… · PEDOMAN AKADEMIK PROGRAM STUDI PENDIDIKAN DOKTER Tahun Akademik

PEDOMAN AKADEMIK FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS BRAWIJAYA PROGRAM STUDI PENDIDIKAN DOKTER

15

2013-2014

2) Mengatasi masalah emosional, personal, kesehatan, dan

kesejahteraan yang dapat mempengaruhi kemampuan profesinya

3) Belajar sepanjang hayat

4) Merencanakan, menerapkan dan memantau perkembangan profesi

secara berkesinambungan. b. Lulusan Dokter Mampu

1) Menerapkan mawas diri

Menyadari kemampuan dan keterbatasan diri berkaitan dengan

praktik kedokterannya dan berkonsultasi bila diperlukan

Mengenali dan mengatasi masalah emosional, personal dan

masalah yang berkaitan dengan kesehatannya yang dapat

mempengaruhi kemampuan profesinya

Menyesuaikan diri dengan tekanan yang dialami selama

pendidikan dan praktik kedokteran

Menyadari peran hubungan interpersonal dalam lingkungan

profesi dan pribadi

Mendengarkan secara akurat dan bereaksi sewajarnya atas kritik

yang membangun dari pasien, sejawat, instruktur, dan penyelia

Mengelola umpan balik hasil kerja sebagai bagian dari pelatihan

dan praktik

Mengenali nilai dan keyakinan diri yang sesuai dengan praktik

kedokterannya

Mengikuti kemajuan ilmu pengetahuan yang baru.

Berperan aktif dalam Program Pendidikan dan Pelatihan

Kedokteran Berkelanjutan (PPPKB) dan pengalaman belajar

lainnya

Menunjukkan sikap kritis terhadap praktik kedokteran berbasis

bukti (Evidence-Based Medicine)

Mengambil keputusan apakah akan memanfaatkan informasi

atau evidence untuk penanganan pasien dan justifikasi alasan

keputusan yang diambil

Menanggapi secara kritis literatur kedokteran dan relevansinya

terhadap pasiennya

Menyadari kinerja professionalitas diri dan mengidentifikasi

kebutuhan belajarnya.

2) Mengembangkan pengetahuan baru

Mengidentifikasi kesenjangan dari ilmu pengetahuan yang sudah

ada dan mengembangkannya menjadi pertanyaan penelitian

yang tepat

Page 31: PEDOMAN AKADEMIK PROGRAM STUDI PENDIDIKAN DOKTERpd.fk.ub.ac.id/wp-content/uploads/2013/09/Buku-Pedoman-2013-201… · PEDOMAN AKADEMIK PROGRAM STUDI PENDIDIKAN DOKTER Tahun Akademik

PEDOMAN AKADEMIK FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS BRAWIJAYA PROGRAM STUDI PENDIDIKAN DOKTER

16

2013-2014

Merencanakan, merancang, dan mengimplementasikan

penelitian untuk menemukan jawaban dari pertanyaan

penelitian.

Menuliskan hasil penelitian sesuai dengan kaidah artikel ilmiah

Membuat presentasi ilmiah dari hasil penelitiannya. 1.6.3.7 Area Etika, Moral, Medikolegal dan Profesionalisme serta Keselamatan

Pasien

Kompetensi Inti

a. Berperilaku professional dalam praktik kedokteran serta mendukung

kebijakan kesehatan

b. Bermoral dan beretika serta memahami isu-isu etik maupun aspek

medikolegal dalam praktik kedokteran

c. Menerapkan program keselamatan pasien.

Lulusan Dokter Mampu

a. Memiliki sikap profesional

1) Menunjukkan sikap yang sesuai dengan Kode Etik Dokter

Indonesia

2) Menjaga kerahasiaan dan kepercayaan pasien

3) Menunjukkan kepercayaan dan saling menghormati dalam

hubungan dokter pasien

4) Menunjukkan rasa empati dengan pendekatan yang menyeluruh

5) Mempertimbangkan masalah pembiayaan dan hambatan lain

dalam memberikan pelayanan kesehatan serta dampaknya

6) Mempertimbangkan aspek etis dalam penanganan pasien sesuai

standar profesi

7) Mengenal alternatif dalam menghadapi pilihan etik yang sulit

8) Menganalisis secara sistematik dan mempertahankan pilihan etik

dalam pengobatan setiap individu pasien.

b. Berperilaku profesional dalam bekerja sama

1) Menghormati setiap orang tanpa membedakan status sosial

2) Menunjukkan pengakuan bahwa tiap individu mempunyai

kontribusi dan peran yang berharga, tanpa memandang status

sosial

3) Berperan serta dalam kegiatan yang memerlukan kerja sama

dengan para petugas kesehatan lainnya

4) Mengenali dan berusaha menjadi penengah ketika terjadi konflik

5) Memberikan tanggapan secara konstruktif terhadap masukan

dari orang lain

Page 32: PEDOMAN AKADEMIK PROGRAM STUDI PENDIDIKAN DOKTERpd.fk.ub.ac.id/wp-content/uploads/2013/09/Buku-Pedoman-2013-201… · PEDOMAN AKADEMIK PROGRAM STUDI PENDIDIKAN DOKTER Tahun Akademik

PEDOMAN AKADEMIK FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS BRAWIJAYA PROGRAM STUDI PENDIDIKAN DOKTER

17

2013-2014

6) Mempertimbangkan aspek etis dan moral dalam hubungan

dengan petugas kesehatan lain, serta bertindak secara

professional

7) Mengenali dan bertindak sewajarnya saat kolega melakukan

suatu tindakan yang tidak profesional.

c. Berperan sebagai anggota Tim Pelayanan Kesehatan yang

profesional

1) Berperan dalam pengelolaan masalah pasien dan menerapkan

nilai-nilai profesionalisme 2) Bekerja dalam berbagai tim pelayanan kesehatan secara efektif

3) Menghargai peran dan pendapat berbagai profesi kesehatan

4) Berperan sebagai manager baik dalam praktik pribadi maupun

dalam sistem pelayanan kesehatan

5) Menyadari profesi medis yang mempunyai peran di masyarakat

dan dapat melakukan suatu perubahan

6) Mampu mengatasi perilaku yang tidak profesional dari anggota

tim pelayanan kesehatan lain.

d. Melakukan praktik kedokteran dalam masyarakat multikultural di

Indonesia

1) Menghargai perbedaan karakter individu, gaya hidup, dan

budaya dari pasien dan sejawat

2) Memahami heterogenitas persepsi yang berkaitan dengan usia,

gender, orientasi seksual, etnis, kecacatan dan status sosial

ekonomi.

e. Aspek Medikolegal dalam praktik kedokteran

Memahami dan menerima tanggung jawab hukum berkaitan

dengan:

1) Hak asasi manusia

2) Resep obat

3) Penyalahgunaan tindakan fisik dan seksual

4) Kode Etik Kedokteran Indonesia

5) Pembuatan surat keterangan sehat, sakit atau surat kematian

6) Proses di pengadilan

7) Memahami UU RI No. 29 tahun 2004 tentang Praktik Kedokteran

8) Memahami peran Konsil Kedokteran Indonesia sebagai badan

yang mengatur praktik kedokteran

9) Menentukan, menyatakan dan menganalisis segi etika dalam

kebijakan kesehatan.

Page 33: PEDOMAN AKADEMIK PROGRAM STUDI PENDIDIKAN DOKTERpd.fk.ub.ac.id/wp-content/uploads/2013/09/Buku-Pedoman-2013-201… · PEDOMAN AKADEMIK PROGRAM STUDI PENDIDIKAN DOKTER Tahun Akademik

PEDOMAN AKADEMIK FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS BRAWIJAYA PROGRAM STUDI PENDIDIKAN DOKTER

18

2013-2014

f. Aspek keselamatan pasien dalam praktik kedokteran

1) Menerapkan standar keselamatan pasien :

Hak pasien

Mendidik pasien dan keluarga

Keselamatan pasien dan kesinambungan pelayanan

Penggunaan metoda peningkatan kinerja untuk melakukan

evaluasi dan program peningkatan keselamatan pasien

Peran kepemimpinan dalam meningkatkan keselamatan pasien

Mendidik calon tenaga kesehatan tentang keselamatan pasien

Komunikasi yang merupakan kunci bagi calon tenaga

kesehatan untuk mencapai keselamatan pasien.

2) Menerapkan 7 (tujuh) langkah keselamatan pasien :

Membangun kesadaran akan nilai keselamatan pasien

Memimpin dan mendukung calon tenaga kesehatan

Mengintegrasikan aktifitas pengelolaan risiko

Mengembangkan sistem pelaporan

Melibatkan dan berkomunikasi dengan pasien

Belajar dan berbagi pengalaman tentang keselamatan pasien

Mencegah cidera melalui implementasi sistem keselamatan

pasien.

1.6.4. Penjabaran Area Kompetensi dalam Struktur Kurikulum

Ketujuh Area Kompetensi dalam butir 1.6.3 selanjutnya dijabarkan

dan disistrubusikan dalam Struktur Kurikulum Program Studi

Pendidikan Dokter FKUB. Seluruh Area Kompetensi tersebut

dibelajarkan dalam Blok-blok sebagai Unit Pembelajaran dalam tiap

Semester. Sebagaimana akan diuraikan lebih lanjut dalam butir

2.4.1. Pendidikan Dokter FKUB terbagi dalam 3 tahap pendidikan

masing-masing : Tahap Pendidikan Dasar Kedokteran, Tahap

Kompetensi Klinik, dan Tahap Kepaniteraan.

Pada Tahap Dasar Kedokteran, peserta didik akan menguasai

Kompetensi Dasar Kedokteran yang lebih menitik beratkan kepada

Penguasaan Area Kompetensi Landasan Ilmiah Ilmu Kedokteran

yang umumnya bersifat kognitif dengan penguasaan psikomotorik

terutama bersifat praktikal. Pada Tahap ini peserta didik juga akan

menguasai dasar-dasar bagi seluruh Area Kompetensi termasuk

Dasar Komunikasi, Dasar Keterampilan Klinis, Dasar Etika dan

Medikolegal.

Seluruh materi terkait dengan hal ini disusun dalam Blok Kompetensi

Dasar dan Blok Keterampilan Klinik Dasar.

Page 34: PEDOMAN AKADEMIK PROGRAM STUDI PENDIDIKAN DOKTERpd.fk.ub.ac.id/wp-content/uploads/2013/09/Buku-Pedoman-2013-201… · PEDOMAN AKADEMIK PROGRAM STUDI PENDIDIKAN DOKTER Tahun Akademik

PEDOMAN AKADEMIK FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS BRAWIJAYA PROGRAM STUDI PENDIDIKAN DOKTER

19

2013-2014

Pada Tahap Kompetensi Klinik, perserta didik akan menguasai

Kompetensi Klinik yang sepenuhnya mengacu pada definisi

Kompetensi sedemikian rupa sehingga jabaran area kompetensi

kedalam Blok-Blok sepenuhnya akan memenuhi unsur kognitif,

psikomotor klinis, dan afektif profesional. Blok-blok ini disusun

berbasis pada Sistem.

Pada Tahap Kepaniteraan mahasiswa akan mengikuti pembelajaran

prosedur klinik dalam mengaplikasikan seluruh Area Kompetensi

dalam real setting baik di rumah sakit, jejaringnya, maupun di

komunitas, sesuai dengan level of competence yang ditentukan oleh

Konsil Kedokteran Indonesia.

1.6.5 Dasar Pengukuran Kompetensi

Penguasaan Kompetensi diukur berdasarkan tingkat ketercapaiannya

dalam menangani :

a. Penyakit-penyakit yang ditetapkan oleh Konsil Kedokteran Indonesia

yang dipilih menurut beban penyakit yang timbul berdasarkan

perkiraan data kesakitan, data kematian serta case fatality rate di

Indonesia pada tingkat layanan primer, tingkat keseriusan problem

yang ditimbulkan dan efeknya terhadap individu, keluarga, dan

masyarakat.

b. Penyakit-penyakit tersering berdasarkan Index Clinical Situation (ICS)

setiap laboratorium/departemen/bagian klinik fakultas kedokteran

yang disusun berdasarkan daftar penyakit tersering yang

menyebabkan pasien rawat inap, penyakit tersering yang

menyebabkan pasien datang untuk rawat jalan, penyakit tersering

menimbulkan masalah kesehatan masyarakat dan lingkungan.

1.6.5.1 Tingkat Kompetensi

Tingkat kemampuan yang diharapkan dicapai pada akhir pendidikan

dokter adalah sebagai berikut.

Tingkat Kemampuan 1

Dapat mengenali dan menempatkan gambaran-gambaran klinik

sesuai penyakit ketika membaca literatur. Dalam korespondensi

dapat mengenal gambaran klinik, dan tahu cara memperoleh

informasi lebih lanjut. Bila menghadapi pasien dengan suatu

gambaran klinik dan mampu menduga penyakitnya, dokter segera

merujuk.

Page 35: PEDOMAN AKADEMIK PROGRAM STUDI PENDIDIKAN DOKTERpd.fk.ub.ac.id/wp-content/uploads/2013/09/Buku-Pedoman-2013-201… · PEDOMAN AKADEMIK PROGRAM STUDI PENDIDIKAN DOKTER Tahun Akademik

PEDOMAN AKADEMIK FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS BRAWIJAYA PROGRAM STUDI PENDIDIKAN DOKTER

20

2013-2014

Tingkat Kemampuan 2 Mampu membuat diagnosis klinik berdasarkan pemeriksaan fisik dan

pemeriksaan tambahan yang diminta olehnya. Dokter mampu

merujuk pasien secepatnya ke spesialis yang terkait dan mampu

menindak-lanjuti sesudahnya.

Tingkat Kemampuan 3a Mampu membuat diagnosis klinik berdasarkan pemeriksaan fisik dan

pemeriksaan tambahan yang diminta olehnya. Dokter dapat

memutuskan dan memberi terapi pendahuluan serta merujuk ke

spesialis yang relevan (bukan kasus kedaruratan medik).

Tingkat Kemampuan 3b Mampu membuat diagnosis klinik berdasarkan pemeriksaan fisik dan

pemeriksaan tambahan yang diminta olehnya. Dokter dapat

memutuskan dan memberi terapi pendahuluan, serta merujuk ke

spesialis tyang relevan (kasus kedaruratan medik).

Tingkat Kemampuan 4 Mampu membuat diagnosis klinik berdasarkan pemeriksaan fisik dan

pemeriksaan tambahan yang diminta olehnya. Dokter dapat

memutuskan dan mampu menangani problem secara mandiri hingga

tuntas.

1.6.5.2 Keterampilan Klinis

Tingkat keterampilan klinis (piramida Miller), diukur melalui scored-

observation sebagai berikut.

Tingkat Keterampilan 1 (knows)

Mampu mengetahui secara teoritik tentang konsep, teori, prinsip,

prosedur melakukan tindakan klinis.

Tingkat Keterampilan 2 (knows why / seen)

Mampu menjelaskan secara teoretik tentang konsep, teori, prinsip,

prosedur melakukan tindakan klinis, dan mampu menjelaskan

alasan dibalik suatu tindakan klinis yang dilakukan. Pernah melihat

atau pernah didemonstrasikan selama pendidikannya.

Tingkat Keterampilan 3 (knows how)

Pernah melakukan/pernah menerapkan dibawah supervisi.

Tingkat Keterampilan 4 (does)

Pernah melakukan atau pernah menerapkan dibawah supervisi

dan dengan pengalaman itu dapat menggunakan dan

menerapkannya dalam konteks praktik dokter secara mandiri.

Page 36: PEDOMAN AKADEMIK PROGRAM STUDI PENDIDIKAN DOKTERpd.fk.ub.ac.id/wp-content/uploads/2013/09/Buku-Pedoman-2013-201… · PEDOMAN AKADEMIK PROGRAM STUDI PENDIDIKAN DOKTER Tahun Akademik

PEDOMAN AKADEMIK FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS BRAWIJAYA PROGRAM STUDI PENDIDIKAN DOKTER

21

2013-2014

Bab II

KURIKULUM BERBASIS KOMPETENSI

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN DOKTER

FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS BRAWIJAYA

2.1 Sejarah

Sejak tahun 1982, pendidikan dokter di Indonesia mengacu pada

“Kurikulum Inti Pendidikan Dokter Indonesia” atau KIPDI I yang

menitikberatkan pada penguasaan disiplin ilmu. Sesuai dengan percepatan

perkembangan Ilmu Kedokteran dan Kesehatan, telah disepakati bahwa KIPDI

diperbarui setiap 10 tahun. Pada tahun 1994, KIPDI II diterbitkan dan masih

menitikberatkan pada penguasaan disiplin ilmu sehingga gambaran dokter yang

dihasilkan belum terinci secara eksplisit.

Standar Kompetesensi Dokter disusun untuk memperbarui KIPDI II tahun

1994 yang sudah saatnya diganti. Format Standar Kompetensi Dokter berbeda

dengan KIPDI sebelumnya, karena menyesuaikan dengan perkembangan

peraturan terkini yang tercantum pada SK Mendiknas No.045/U/2002, Undang-

Undang RI Nomor 20 tahun 2003 tentang Sisdiknas, Undang-Undang RI Nomor

29 tahun 2004 tentang Praktik Kedokteran, dan Peraturan Pemerintah Nomor

19 tahun 2005 tentang Standar Nasional Pendidikan.

Jauh sebelum ditetapkannya, sejak SK Mendiknas No.045/U/2002, melalui

Tim Penataan Kurikulum yang dibentuk berdasarkan SK Dekan FKUB No.

86//ST/J.191.10/KP/1999, FKUB telah berupaya mengembangkan kurikulum

mengacu pada The Five Star Doctor (WHO-SEARO, 1995). Hasil kerja tim ini

menjadi bahan Rapat Kerja Tahun 2000 yang menghasilkan Profil Lulusan dan

Kompetensi lulusan yang saat itu diputuskan mencacu pada Kompetensi

Lulusan berdasarkan The Australian Medical Council. Untuk tindak lanjutnya,

melalui SK Dekan FKUB No. 036/SK/J10.1.1.17/KP/2002 dibentuk Komite

Kurikulum. Produk Komite ini berupa Struktur Kurikulum KBK yang pertama kali

dibahas dan disetujui dalam Rapat Kerja Tahun 2004. Pada saat itu, banyak

rumusan Kompetensi Lulusan Pendidikan Dokter digagaskan. Selain dari The

Australian Medical Council, muncul pula Konsep Kompetensi Dokter dari Proyek

Health Worker Service World Bank/DitjenDikTi dan dari Asosiasi Institusi

Pendidikan Kedokteran Indonesia (AIPKI). Acuan akhir adalah rumusan

Kompetensi berdasarkan SK Mendiknas No 045/U/2002 pada pasal 2,sedang

Standar Kompetensi mengacu pada rumusan Konsil Kedokteran Indonesia

(KKI).

Untuk mempersiapkan pembelajaran Kurikulum Berbasis Kompetensi

(KBK), Dekan FKUB membentuk Tim Persiapan Pelaksanaan Problem Base

Page 37: PEDOMAN AKADEMIK PROGRAM STUDI PENDIDIKAN DOKTERpd.fk.ub.ac.id/wp-content/uploads/2013/09/Buku-Pedoman-2013-201… · PEDOMAN AKADEMIK PROGRAM STUDI PENDIDIKAN DOKTER Tahun Akademik

PEDOMAN AKADEMIK FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS BRAWIJAYA PROGRAM STUDI PENDIDIKAN DOKTER

22

2013-2014

Learning (PBL) dengan Surat Tugas No. 901/ST/J10.1.17/KP/2004. Tim ini

mengadakan beberapa kali uji coba penyelenggaraan PBL, Training of

Trainersuntuk calon fasilitator PBL, pelatihan penyusunan modul untuk

mempersiapkan bahan ajar, sekaligus sosialisasi PBL/KBK bagi dosen,

mahasiswa, dan tenaga administrasi. Pada tahun itu pula dibuka labskill sebagai

prasarana dan sarana pembelajaran keterampilan klinis.

Menjelang diawalinya implementasi KBK pada tahun ajaran 2007-2008,

Dekan membentuk Kelompok Kerja Substansi Kurikulum melalui SK No.

035/SK/J10.1.17/KP/2007 yang kemudian dikembangkan menjadi Medical

Education Unit berdasarkan SK Dekan FKUB No. 046/SK/J10.1.17/2007 yang

bertugas mengembangkan kurikulum, Sumber Daya Manusia

(SDM),infrastruktur, teknologi informasi, dan monitoring evaluasi atas KBK. Unit

ini telah merancang Struktur Kurikulum, Mekanisme Pengkoordinasian

Pelaksanaan KBK, Proses Belajar Mengajar KBK,PenilaianProses dan Hasil

Belajar KBK, yang dituangkan dalam Pedoman Akademik 2007-2008,yang

terusdikembangkan setiap tahunnya sampai kini. Untuk lebih mengefektifkan

kinerja serta sinergi dengan Jurusan Kedokteranuntuk proses pembelajaran di

Program Studi Pendidikan Dokter,pada tahun 2011 Medical Education Unit

mengalami pengembangan personil dengan fungsi seperti sebelumnya, danunit

ini yang menyusun Pedoman Akademik.

2.2 Definisi Kurikulum dan Pendekatan Pembelajarannya

Kurikulum, menurut David Pratt (1990)adalah: “An organized set of formal

teaching and learning intentions“. Mengacu kepada definisi tersebut, hakekat

sebuah kurikulum adalah sebuah dokumen tertulis tentang struktur

pembelajaran yang memiliki manajerial yang jelas dan terencana (organized),

mengikat (formal) dosen maupun mahasiswa dalam sebuah proses belajar

mengajar yang mempunyai tujuan yang jelas (teaching-learning intentions).

Sebagai sebuah struktur, maka kurikulum harus terdiri dari: rumusan tujuan,

materi ajar yang dibutuhkan untuk mencapai tujuan beserta distribusinya

secara tepat kedalam semester, distribusinya kedalam mata kuliah, dan

distribusinya dalam beban belajar, proses belajar mengajar dengan model

pembelajaran yang sesuai, evaluasi proses (yang dapat diamati) dan hasil

belajar yang terstandarisasi (dapat diukur), untuk menghasilkan pengukuran

(scoring) dan penilaian (grading) serta pengambilan keputusan yang adil,

objektif, dan jujur.

Dalam konteks kurikulum konvensional, ketercapaian tujuan kurikulum

dinyatakan dengan kelulusan atas seluruh mata kuliah disiplin ilmu (discipline-

based).

Dalam konteks KBK, ketercapaian tujuan kurikulum dinyatakan dengan

telah dikuasainya kompetensi yang ditetapkan yang diukur berdasarkan Standar

Page 38: PEDOMAN AKADEMIK PROGRAM STUDI PENDIDIKAN DOKTERpd.fk.ub.ac.id/wp-content/uploads/2013/09/Buku-Pedoman-2013-201… · PEDOMAN AKADEMIK PROGRAM STUDI PENDIDIKAN DOKTER Tahun Akademik

PEDOMAN AKADEMIK FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS BRAWIJAYA PROGRAM STUDI PENDIDIKAN DOKTER

23

2013-2014

Kompetensi yang digunakan,yaitu Standar Nasional yang mengacu Standar

Kompetensi Dokter dari Konsil Kedokteran Indonesia (SKDI) ,dan Standar

Internasional yang mengacupada WFME Global Standandarts of Basic Medical

Education for Quality Improvement .

Kurikulum, menurut KepMenDikNas 045/U/2002 pasal 3 dan 5, terdiri dari

Kurikulum Inti sebagai penciri kompetensi utama yang ditetapkan secara

nasional, dan Kurikulum Pendukung yang berisi kompetensi pendukung atau

kompetensi lain yang bersifat khusus dan gayut dengan kompetesi utama suatu

program studi yang ditetapkan oleh program studi itu sendiri.

2.3 Karakteristik KBK PSPD FKUB

2.3.1 KBK Program Studi Pendidikan Dokter FKUB (PSPD FKUB), dirancang

melalui sejarah yang cukup panjang dengan pendalaman pada

karakteristik dan kapasitas berkembang yang ada (lihat Sejarah).Oleh

karena itu, selain karakteristik KBK pada umumnya, KBK PSPD FKUB

mengamanatkan pula keinginan stakeholders terutama para senior untuk

selain membekali kompetensi bagi lulusannya, juga membekali

penguasaan disiplin ilmu kedokteran, agar selain mampu bekerja di

sektor kesehatan masyarakat, lulusan juga berpeluang

mengembangkan diri sebagai ilmuwan atau melanjutkan diri

sebagai pengembang Ilmu Kedokteran (medical scientist). Dalam

konteks operasional, hal ini memberikan tugas kepada Laboratorium di

lingkungan PSPD FKUB untuk selain wadah membelajarkan kompetensi,

juga menjadi pusat pengembangan penelitian dan pengabdian kepada

masyarakat terkait disiplin ilmu masing-masing. 2.3.2 Penekanan pada pembelajaran disiplin ilmu ini akan memperkuat

pencapaian area kompetensi“Landasan Ilmiah Ilmu Kedokteran” dalam

implementasi tugas profesi. 2.3.3 PSPD FKUB menetapkan Kedaruratan Medik dan Biomediksebagai

unggulan institusinya. Sehubungan dengan itu, secara institusional.

unggulan ini dimasukkan kedalam KBK sebagai Kurikulum Pendukung

sesuai ketetapan KepMenDikNas di atas.

2.3.4 Bagi PSPD FKUB, masyarakat pengguna (stakeholders) bukan hanya

masyarakat yang membutuhkan layanan kesehatan dan atau kedokteran

dari lulusannya. Masyarakat pengguna lainnya, dimana lulusan juga

dapat berkiprah, adalah komunitas ilmiah baik Lembaga Riset dan

Pengembangan, juga pendidikan jenjang akademik S2-S3. Implementasi

Kebijakan ini dalam KBK PSPD FKUB dinyatakan dengan pembelajaran

Metodologi Riset dan penelitian untuk menyusunTugas Akhir (TA) yang

bersifat wajib. Pembelajaran disiplin ilmu yang disebut sebagai Mata

Page 39: PEDOMAN AKADEMIK PROGRAM STUDI PENDIDIKAN DOKTERpd.fk.ub.ac.id/wp-content/uploads/2013/09/Buku-Pedoman-2013-201… · PEDOMAN AKADEMIK PROGRAM STUDI PENDIDIKAN DOKTER Tahun Akademik

PEDOMAN AKADEMIK FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS BRAWIJAYA PROGRAM STUDI PENDIDIKAN DOKTER

24

2013-2014

Kuliah Disiplin Ilmu (MKDI) secara sinergis pada setiap Blok KBK dengan

pembelajaran kompetensi yang disebut sebagai Mata Kuliah Kompetensi

(MKK). 2.3.5 Evaluasi keberlanjutan studi dilaksanakanpada akhir Semester II, VII,

dan XI, agar mahasiswa yang memang memiliki potensi akademik yang

baik dapat melanjutkan pendidikannya ke semester-semester berikutnya.

Kebijakan ini bertujuan untuk menjamin kualitas lulusan Uji Kompetensi

Dokter tetap terjaga, selain menjamin kualitas PSPD FKUB sendiri

sebagai institusi pendidikan dokter yang unggul dan berkualitas.

2.3.6 Dengan dasar-dasar di atas serta penerapan otonomi pendidikan

khususnya otonomi akademik, maka selain karakteristik KBK pada

umumnya, PSPD FKUB mengembangkan KBK-nya dengan

karakteristik berikut:

a. Masa Studi adalah 5,5 tahun, terdiri dari Pendidikan Tahap Akademik

7 semester dan Pendidikan Tahap Profesi Dokter 4 semester.

b. Curriculum content sepanjang 7 semester disusun sesuai dengan

prinsip pembelajaran KBK. Pada semester awal, pembelajaran

keilmuan dibelajarkan lebih banyak dan semakin berkurang pada

semester-semester diatasnya. Sebaliknya, penguasaan keterampilan

klinik (clinical skill) menjadi lebih banyak menjelang pendidikan tahap

rotasi klinik dilaksanakan.

c. Pendidikan Tahap Akademik akan menghasilkan lulusan dengan gelar

Sarjana Kedokteran (SKed.). Sebagai Sarjana, selain dapat

melanjutkan mengikuti Pendidikan Tahap Profesi Dokter, lulusan dapat

melanjutkan diri mengikuti pendidikan akademik S2 dan selanjutnya. d. Pembelajaran pada dua semester awal dari Tahap Pendidikan

Akademik dimaksudkan untuk pencapaian dasar 7 Area Kompetensi

KKI terutama “Area Komunikasi Efektif”dan “Landasan Ilmiah-Ilmu

Kedokteran”. Tahap ini berujung pada evaluasi keberlanjutan studi ke

semester-semester barikutnya. e. Pembelajaran pada lima semester berikutnyamerupakan pembelajaran

ilmu-ilmu klinik berbasis pada Sistim (System-based Clinical Science).

Pada setiap Sistim dibelajarkan: Struktur dan Fungsi Normal

sertaPerubahan Patologis Sistim tersebut, Penyakit yang menyangkut

Sistim, Prinsip Terapi, Dampak Penyakit pada Individu, Keluarga, dan

Masyarakat, sertaKedaruratan Medik (sebagai konsekuensi menjadi

Unggulan PSPD FKUB). Acuan dalam penyusunan materi ini adalah

SKDI dan United States Medical Licensing Examination (USMLE) tahun

2008. Tahap ini diakhiri dengan evaluasi untuk memperoleh gelar

SKed.

Page 40: PEDOMAN AKADEMIK PROGRAM STUDI PENDIDIKAN DOKTERpd.fk.ub.ac.id/wp-content/uploads/2013/09/Buku-Pedoman-2013-201… · PEDOMAN AKADEMIK PROGRAM STUDI PENDIDIKAN DOKTER Tahun Akademik

PEDOMAN AKADEMIK FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS BRAWIJAYA PROGRAM STUDI PENDIDIKAN DOKTER

25

2013-2014

f. Pendidikan Tahap Akademik ditambah Pendidikan Tahap Profesi rotasi

klinik akan menghasilkan lulusan dengan sebutan Dokter (tanpa lisensi

ataudoctor without license) yaitu dokter yang belum memiliki hak

untuk berpraktik dan dengan sendirinya belum memperoleh ijin untuk

berpraktik (SIP).

g. Pembelajaran Kompetensi berlangsung sinergis dan integratif dengan

Pembelajaran Disiplin Ilmu. Pembelajaransebagaimana diuraikan nanti

pada bab-bab berikutnya, menggunakan model Blok.Setiap Blok akan

mengandung komponen Mata Kuliah Disiplin Ilmu (MKDI) baik dalam

bentuk perkuliahan dengan atau tanpa praktikum, dan komponen

Mata kuliahKompetensi (MKK) yang terdiri dari modul dan

keterampilan klinik dari MKDI tersebut yang terintegrasi dalam

pembelajarannya.

h. Menyadari bahwa penyusunan modul dengan tema disease atau

clinical skill tertentu tidak dapat mengakomodasi seluruh materi

disiplin ilmu, maka materi MKDI yang tidak terlibat dalam modul dapat

dibelajarkan tersendiri sepanjang pembelajaran setiap Blok

berlangsung, pada Semester III sampai dengan Semester VII.

i. Materi MKDI yang relevan dengan modul dan keterampilan klinik

(clinical skill) tertentu, diintegrasikan kedalam dan menjadi komponen

pendukung modul dan keterampilan kliniktersebut. Setiap modul diberi

nama yang menggambarkan isi modul terintegrasi. j. Oleh karena itu sebuah Blok akan mengandung komponen

penguasaan kompetensi dan komponen penguasaan disiplin ilmu

sekaligus.

k. Untuk meningkatkan mutu lulusan khususnya dalam area “Landasan

Ilmiah IlmuKedokteran” dan “Area Mawas Diri serta Pengembangan

Diri”, PSPD FKUB membelajarkan Metodologi Riset dan memberikan

Tugas Akhir kepada mahasiswanya. Pembelajaran materi ini

menunjukkan berkorelasi positif dengan ketercapaian prestasi

bergengsi dalam berbagai lomba karya ilmiah nasional yang diadakan

Dikti dan institusi lain. Materi ini mendorong pula ketercapaian

paradigma learning how to learn sebagai bekal pencapaian area

kompetensi “Belajar Sepanjang Hayat”.

l. PSPD FKUB menerapkan pula PBL-hybrid pada setiap semester

kurikulumnya untuk memperkuat pencapaian kompetensi “Belajar

Sepanjang Hayat” dan memelihara konsistensi pendekatan

pembelajaran dengan pendekatan SPICES (Student Centered,

Page 41: PEDOMAN AKADEMIK PROGRAM STUDI PENDIDIKAN DOKTERpd.fk.ub.ac.id/wp-content/uploads/2013/09/Buku-Pedoman-2013-201… · PEDOMAN AKADEMIK PROGRAM STUDI PENDIDIKAN DOKTER Tahun Akademik

PEDOMAN AKADEMIK FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS BRAWIJAYA PROGRAM STUDI PENDIDIKAN DOKTER

26

2013-2014

Problem-based, Intergrated, Community Oriented, Early Exposure to

Clinic, andSystematic) pada setiap Blok KBK.

m. Di ujung Semester VII, sebelum tahap rotasi klinik, diberikan mata

kuliah kompetensi tentang keamanan pasien sesuai dengan The WHO

Patient Safety Curriculum Guides for Medical Schools yang bertujuan

memberikan kompetensi dalam penanganan/manajemen terhadap

kesalahan terapi atau timbulnya reaksi samping (adverse reactions)

dan secara umum untuk lebih meningkatkan komunikasi efektif,

penggunanaan evidence-based medicine,serta berpraktik dengan

aman dan etis.

n. Dengan melalui pembelajaran-pembelajaran di atas, maka lulusan

PSPD FKUB akan memperoleh: 1) Transkrip Kompetensi, 2) Sertifikat

Penguasaan Kompetensi, dan 3) Transkrip Akademik untuk digunakan

memasuki pasar kerja dan atau komunitas ilmiah lainnya.

2.4 Struktur Kurikulum

Sebagaimana diketahui, selain kurikulum yang ditetapkan oleh Konsil

Kedokteran Indonesia, setiap Program Studi sebagai infrastruktur Universitas

juga mempunyai kewajiban membelajarkan kurikulum yang menjadi kurikulum

wajib Nasional dan Universitas. Struktur Kurikulum pada setiap semester

umumnya terbagi menjadi Blok dan Non Blok dengan pedoman sebagai berikut:

Blok, adalahunit pembelajaran terkecil dalam tiap Semester yang

membelajarkan kompetensi secara menyeluruh (kognitif, psikomotor, dan

afektif) tentang suatu segmen pendidikan kedokeran. Dalam hal ini FKUB

memilih Blok yang berbasis pada Sistim Tubuh Manusia. Dinamakan Blok,

oleh karena pada akhir pembelajarannya, kompetensi tema tersebut telah

dikuasai dan tidak dibelajarkan lagi pada pembelajaran selanjutnya,

kecuali dalam aplikasinya dalam tahap kepaniteraan klinik.

Pada semester I dan II atau pada Tahap Dasar Kedokteran, struktur

kurikulum terdiri dari Blok Kompetensi Dasar Kedokteran. Blok Kompetensi

Dasar Kedokteran memuat seluruh materi ke tujuh Area Kompetensi

pendidikan dokter yang akan mendasari Area Kompetensi Klinis. Oleh

karena itu Blok Kompetensi Dasar Kedokteran dimungkinkan lebih banyak

menekankan aspek kognitif dan ketrampilan berbasis praktikal atau

keterampilan klinik dasar. Pada semester III sampai dengan VII, struktur

kurikulum terdiri dari Blok Kompetensi Klinik yang memuat seluruh materi

ke tujuh Area Kompetensi secara terintegrasi horisontal maupun vertikal

terkait ketiga domain kognitif,psikomotor, dan afektif. Blok Kompetensi

Klinis dinamakan sesuai dengan Sistim Tubuh Manusia. Dalam Blok

Kompetensi Klinis dimungkinkan penamaan Blok tidak berbasis

Page 42: PEDOMAN AKADEMIK PROGRAM STUDI PENDIDIKAN DOKTERpd.fk.ub.ac.id/wp-content/uploads/2013/09/Buku-Pedoman-2013-201… · PEDOMAN AKADEMIK PROGRAM STUDI PENDIDIKAN DOKTER Tahun Akademik

PEDOMAN AKADEMIK FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS BRAWIJAYA PROGRAM STUDI PENDIDIKAN DOKTER

27

2013-2014

Sistimdengan catatan materi blok tersebut berbasis multisistim dan

membelajarkan ketiga domain secara konsisten. Non Blok, merupakan Unit Pembelajaran dalam semester yang memuat

materi diluar materi yang ditetapkan Konsil Kedokteran Indonesia akan

tetapi menjadi materi wajib secara nasional, universitas, atau fakultas.

Disebut Non Blok oleh karena materi tidak langsung terkait dengan isi

kurikulum menurut Konsil Kedokteran Indonesia. Pada unit Non-Blok isi

kurikulum tidak harus berisi ketiga domain kognitif,psikomotorik, dan

afektif, tidak pula harus merupakan integrasi horisontal dan vertikal antara

disiplin klinik dan preklinikseperti halnya pada pembelajaran Blok.

Pembelajaran Unit Non Blok ini dimuat tersendiri dalam Bab V.

2.4.1 Umum

a. Pendidikan Dokter di Program Studi Pendidikan Dokter FKUB ditempuh

dalam 5,5 tahun. Pendidikan ini dibagi menjadi 2 tahap pendidikan

berurutan, masing-masing Tahap Pendidikan Akademik berlangsung 7

semester dan Tahap Pendidikan Profesi 4 semester.Tahap Pendidikan

Akademik meliputi Tahap Pendidikan Dasar Kedokteran selama 2

semester yakni SemesterI dan II, serta Tahap Pendidikan Kompetensi

Klinik selama 5 semester. Tahap Pendidikan Profesi terdiri dari Tahap

rotasi klinik. b. Implementasi Pendidikan dikaitkan dengan kekhususan Kurikulum

Berbasis Kompetensi baik kekhususan dalam penetapan beban studi

maupun dalam proses belajar mengajarnya yang berbeda bermakna

terhadap pembelajaran konvensional. c. Setiap Blok terdiri dari 4 komponen: 1) Mata Kuliah Disiplin Ilmu

(MKDI) yang terkait dengan tema Blok, 2) Praktikum MKDI (kalau

ada), 3) Modul terintegrasi (integrasi MKDI terkait tema Blok), dan 4)

Skill (pembelajaran keterampilan klinik terkait tema Blok). Pada

SemesterI dan II, modul dan keterampilanklinik tidak selalu berkaitan. d. Setiap Blok disebut sebagai Mata Kuliah Kompetensi (MKK). e. Diluar struktur Blok, pada semester tertentu terdapat PBL- hybrid,

Metodologi, Tugas Akhir, danProgram Kerja Nyata Mahasiswa (PKNM).

2.4.2 Tahap Pendidikan Dasar Kedokteran

a. Pendidikan Dasar Kedokteran meliputi ilmu-ilmu Dasar Kedokteran,

Kedokteran Dasar dan Keterampilan Klinik Dasar.

b. Pendidikan pada tahap ini bertujuan menghasilkanpenguasaan

Kompetensi Dasar Kedokteran, khususnya dalam pencapaian

kompetensi “Landasan Ilmiah Ilmu Kedokteran” yang akan menjadi

Page 43: PEDOMAN AKADEMIK PROGRAM STUDI PENDIDIKAN DOKTERpd.fk.ub.ac.id/wp-content/uploads/2013/09/Buku-Pedoman-2013-201… · PEDOMAN AKADEMIK PROGRAM STUDI PENDIDIKAN DOKTER Tahun Akademik

PEDOMAN AKADEMIK FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS BRAWIJAYA PROGRAM STUDI PENDIDIKAN DOKTER

28

2013-2014

dasar bagi penguasaan keilmuan Kedokteran Klinik dan Keterampilan

Klinik pada tahap-tahap selanjutnya.

c. Pada tahap ini dibelajarkan matakuliah Dasar Kedokteran (Humaniora,

Metodologi), dan matakuliah Kedokteran Dasar: Blok Bioetika dan

Hukum Kedokteran, Blok Biosains 1 (Biomol, Biokimia, Biosel), Blok

Biosains 2 (Anatomi, Histologi, Fisiologi, Patologi Anatomi Dasar),Blok

Ilmu Kedokteran Masyarakat-Kedokteran Pencegahan (IKM-KP), Blok

Biologi Mikroba-InfeksiMikroba-Imunologi, Blok Farmakokinetik-

Farmakodinami (PK-PD), Blok Siklus Hidup dan Nutrisi.

d. Pada tahap ini dibelajarkan mata kuliah Keterampilan Klinis Dasar

yaitu: Dasar Komunikasi Efektif dan History Taking(anamnesis), Dasar

Kedaruratan Medik, Pemeriksaan Fisik Diagnostik Umum dan Tanda-

Tanda Vital (General Survey-Vital Sign).

e. Tahap ini sekaligus merupakan penapisan tahap-1bagi mereka yang

dapat atau tidak dapat melanjutkan pendidikan KBK di Program Studi

Pendidikan Dokter Jurusan Kedokteran FKUB.

2.4.3 Tahap Pendidikan Kompetensi Klinik

a. Pendidikan pada tahap ini bertujuan mencapai seluruh area

kompetensi dokter melalui pembelajaran Blok-Blok Kompetensi Klinik

(clinical sciences) berbasis Sistim. b. Pada tahap ini terdapat 14 blok meliputi 11 sistim dan 3 Disiplin Ilmu

Kedokteran Klinik yang tidak termasuk dalam Sistim. c. Blok Komptetensi Klinikyaitu: 1) Sistim Muskuloskeletal, 2) Sistim

Hematologi dan Jaringan Limforetikuler, 3) Sistim Kulit dan Jaringan

Ikat, 4) Sistim Saraf dan Jiwa, 5) Sistim Mata dan THT, 6) Sistim

Kardiovaskuler, 7) Sistim Respirasi, 8) Sistim Gastro-Entero-

Hepatologi, 9) Sistim Reproduksi, 10) Sistim Ginjal dan Saluran Kemih,

11) Sistim Endokrin dan Metabolik, 12) Anestesi, 13) Penyakit Tropik

& Infeksi, 14) Kedokteran Forensik, Etika dan Kode Etik Kedokteran,

serta Keamanan Pasien.

d. Pada semester diluar pembelajaran Blok, terdapat PBL-hybrid, Tugas

Akhir danPKMN.

e. Pada setiap Blok, beberapa mata kuliahdasar kedokteran dan

kedokteran klinik terintegrasi baik horisontal maupun vertikal kedalam

Blok yang relevan. f. Keterampilan klinik terkait dengan Blok/MKK tersebut juga

diintegrasikan. Keterampilan klinik dibelajarkan dalam “Sistim

Labskill”. Yang dimaksud “Sistim Labskill” adalah sistim pembelajaran

keterampilan klinik yang dilaksanakan baik di Labskill, di lab sentral

Page 44: PEDOMAN AKADEMIK PROGRAM STUDI PENDIDIKAN DOKTERpd.fk.ub.ac.id/wp-content/uploads/2013/09/Buku-Pedoman-2013-201… · PEDOMAN AKADEMIK PROGRAM STUDI PENDIDIKAN DOKTER Tahun Akademik

PEDOMAN AKADEMIK FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS BRAWIJAYA PROGRAM STUDI PENDIDIKAN DOKTER

29

2013-2014

Biomedik, dan di Laboratorium atau di Bagian/Departemen yang

dipandang perlu. Pembelajaran Keterampilan klinik dikoordinasikan

oleh Tim Skill dibawah Jurusan Kedokteran. g. Setelah menyelesaikan tahap pendidikan ini, diperoleh gelar Sarjana

Kedokteran (SKed.) dan berhak mengikuti Wisuda Sarjana (apabila

tidak melanjutkan ke tahap pendidikan profesi). h. Tahap pendidikan ini merupakan tahap penapisan (penapisan tahap-2)

untuk mengikuti tahap pendidikan selanjutnya. Gelar Sarjana

Kedokteran yang diperoleh merupakan prasyarat otomatis untuk

melanjutkan pendidikan ke tahap rotasi klinik atau untuk

mendaftarkan diri mengikuti Program Pascasarjana S2.

2.4.4 Tahap Kepaniteraan Klinik (Profesi)

a. Tahap ini merupakan pembelajaran klinik (kontak dengan pasien)

untuk mencapai kompetensi seorang dokter yang professional.

b. Lama Studi Pendidikan tahap ini adalah 4 semester (96 minggu).

c. Pada tahap ini lulusan Sarjana Kedokteran mengikuti pembelajaran

profesi dokter dalam bentuk kepaniteraan klinik di Jejaring Lahan

Pendidikan dibawah supervisi dosen yang kompeten.

d. Yang dimaksud Jejaring Lahan Pendidikan adalah sarana/prasarana

pembelajaran klinik terpadu dan dalam konteks pengelolaan

pembelajaran dibawah koordinasi Jurusan Kedokteran. Jejaring dapat

meliputi: Rumahsakit Utama Pendidikan, Rumahsakit afiliasi/satelit,

dan Pusat Kesehatan Masyarakat yang dimanfaatkan bagi pendidikan

profesi dokter PSPD FKUB.

e. Pembelajaran dilaksanakan oleh dosen tetap, dosen jejaring lahan

pendidikan baik sebagai dosen luar biasa maupun sebagai dosen

kontrak. Legitimasi dalam pembelajaran dicapai dengan Surat Tugas

Rencana Pembelajaran dari Jurusan dan Surat Tugas Melaksanakan

Pembelajaran dari Dekan.

f. Pembelajaran rotasi klinik dilakukan oleh Jurusan yang didelegasikan

kepada Koordinator Pembelajaran Klinik dibawah Program Studi.

g. Setelah menyelesaikan tahap ini dengan baik, mahasiswa/Sarjana

Kedokteran berhak mendapatkan sebutan Dokter, akan tetapi tanpa

lisensi sebagai pengakuan untuk diperbolehkan melakukan praktik

dokter.

h. Mengacu kepada Surat SK Dikti (27/DIKTI/Kep/2014) tentang UKDI

sebagai exit exam, sebelum dinyatakan lulus sebagai dokter (melalui

yudisium) maka setiap mahasiswa diwajibkan mengikuti Uji

Page 45: PEDOMAN AKADEMIK PROGRAM STUDI PENDIDIKAN DOKTERpd.fk.ub.ac.id/wp-content/uploads/2013/09/Buku-Pedoman-2013-201… · PEDOMAN AKADEMIK PROGRAM STUDI PENDIDIKAN DOKTER Tahun Akademik

PEDOMAN AKADEMIK FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS BRAWIJAYA PROGRAM STUDI PENDIDIKAN DOKTER

30

2013-2014

Kompetensi Dokter Indonesia (UKDI) yang diselenggarakan secara

nasional.

2.5 Isi Kurikulum

2.5.1. Struktur Kurikulum

Pada Struktur Kurikulum Program Studi Pendidikan Dokter, mata kuliah

humaniora dibelajarkan secara tersendiri dan secara kontekstual di

dalam mata kuliah Sistim (sistim tubuh). Mata kuliah Bahasa Indonesia

dan Bahasa Inggris dibelajarkan untuk tujuan penulisan karya ilmiah

yang baik dan benar, disamping Bahasa Indonesia diperlukan sebagai

alat berkomunikasi dalam pembelajaran history taking. Termasuk mata

kuliah humaniora adalah mata kuliahKewarganegaraan.

Secara umum, yang dimaksud dengan beban 1 sks adalah “satuan

waktu efektif” yang setara dengan tatap muka, tutorial tugas modul,

dan mandiri selama 24-25 jam. Dalam hal pelaksanaan mata kuliah

Elektif yang sifatnya merupakan best practice, maka alokasi waktu

yang disediakan adalah 1 minggu efektif untuk beban 1 sks.

Struktur kurikulum berbasis kompetensi PS Pendidikan Dokter dapat

dilihat pada Gambar 2.1 pada halaman berikut.

Page 46: PEDOMAN AKADEMIK PROGRAM STUDI PENDIDIKAN DOKTERpd.fk.ub.ac.id/wp-content/uploads/2013/09/Buku-Pedoman-2013-201… · PEDOMAN AKADEMIK PROGRAM STUDI PENDIDIKAN DOKTER Tahun Akademik

PEDOMAN AKADEMIK FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS BRAWIJAYA PROGRAM STUDI PENDIDIKAN DOKTER

31

2013-2014

S

EM

ES

TE

R

TA

HA

P

ISI PEMBELAJARAN

IN

TE

RN

SH

IP

MAGANG

UKDI

XI

RO

TA

SI

KLIN

IK

ROTASI KLINIK BERBASIS LABORATORIUM/BAGIAN/DEPARTEMEN (37 sks)

X

IX

VIII

VII

KO

MP

ET

EN

SI

KLIN

IK

Blok 17:

Sistim Reproduksi (5)

Blok 18:

Keselamatan Pasien (4) Kedokteran Forensik (3)

Anestesi (2)

Kepaniteraan Klinik Muda

PKNM(3) Enterpreunership

(2)

PBL5

(1)

VI

Tugas Akhir(4)

Blok 15: Sist.Gastro-Entero-

Hepato(7) Kedokteran Tropik (2)

Blok 16: Sistim Ginjal & Saluran Kemih

(4)

PBL4 (1)

V

Metodologi-3 (2)

Blok 13:Sistim Kardiovaskuler

(7)

Blok 14: Sistim Respirasi

(5)

MK Elektif (bebas)

(2)

PBL3 (1)

IV

Metodologi 2

(2)

Blok 11: Sistim Saraf (5)

Psikiatri (3)

Blok 12: SistimMata (3)

THT (3)

MK Elektif (bebas)

(2)

PBL2 (1)

III

Blok 7:

Sistim Muskuloskeletal (8)

Blok 8:

Sistim Hematologi (6)

Blok 9:

Sistim Kulit & Jaringan Ikat (4)

Blok 10: Sistim

Endokrin-

Metabolik (4)

PBL1 (1)

II

DA

SA

R K

ED

OK

TE

RA

N

Blok 4: (Biosains 3)

Biologi Mikroba (3) Dasar Inf.Mikroba

(2) Imunologi (2)

Blok 5:

(Biosains 4)

Farmako

kinetik & Farmako dinami

(3)

Bedah,

Onkologi,Rad

iologiDasar (1)

Blok 6:

(Biosains 5)

Siklus Hidup

& Nutrisi (5)

Kewarga

negaraan (2)

Bhs Inggris

(2) Bhs.Indo

(2)

Basic Life

Support (2)

I

Metod 1 (2)

Agama (2)

Bioetika & Hk. Kedok

teran (2)

Blok 1:

(Biosains 1) Biokimia, Biomol,

Biosel (3)

Dasar Komunikasi&History Taking

(2)

Blok 2:

(Biosains 2) Struktur, Fungsi,

Patologi Umum

(4)

Blok 3:

IKM KP ! (3) IKM KP 2 (3)

Basic

Physical Examination & VS

(2)

Gambar 2.1 Bagan Struktur Kurikulum

Page 47: PEDOMAN AKADEMIK PROGRAM STUDI PENDIDIKAN DOKTERpd.fk.ub.ac.id/wp-content/uploads/2013/09/Buku-Pedoman-2013-201… · PEDOMAN AKADEMIK PROGRAM STUDI PENDIDIKAN DOKTER Tahun Akademik

PEDOMAN AKADEMIK FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS BRAWIJAYA PROGRAM STUDI PENDIDIKAN DOKTER

32

2013-2014

2.5.2. Sebaran Mata kuliah di Setiap Semester

Sebaran mata kuliah berdasarkan tahap pendidikan dan semester

dengan beban studi serta kode mata kuliah adalah seperti pada Tabel

2.1.

Tabel 2.1 Sebaran Kodifikasi dan Beban Studi Mata kuliah

Tahap Pendidikan

Semester Blok Mata kuliah Kode

mata kuliah

Beban Studi (sks)

Dasar Kedokteran

I

Blok 1 Biosains 1, berisi:

Biokimia, Biologi Molekuler, Biologi Seluler

DK1.1 3

Blok 2 Biosains 2, berisi:

Struktur,Fungsi, dan Patologi Umum

DK1.2 4

Blok 3 Dasar Ilmu Kesehatan Masyarakat& Kedokteran Pencegahan, terdiri dari:

IKM-KP 1: Riwayat Alami Penyakit, Sehat-Sakit-Penyakit, Tingkat Pencegahan, dan

Faktor ResikoLingkungan Sos-Bud, Gizi Komunitas,Epidemiologi

DK2.1 3

IKM-KP 2: Prinsip Dasar Manajemen

Kesehatan Komunitas

DK2.2 3

Blok

Longi-

tudinal

Dasar Komunikasi&History Taking DK3.1 2

Basic Physical Examination DK3.2 2

Metodologi 1, berisi: Keterampilan Dasar Umum (Generic Skill)

KM1 2

Bioetika & Hukum Kedokteran BE 2

Agama H1 2

Jumlah sks 23

II

Blok 4 Biosains 3, terdiri dari:

Biologi Mikroba DKBM 3

Dasar Infeksi Mikroba

DKMI 2 Imunologi DKIM 2

Blok 5 Biosains 4, terdiri dari : Farmakokinetik & Farmakodinami

DK 1.4 3

Blok 6 Biosains 5, terdiri dari :

Siklus Hidup& Nutrisi

DK1.5 5

Blok

Longi-

tudinal

Bedah, Onkologi,Radiologi, PADasar

1

Basic Life Support DK3.3 2

Kewarganegaraan H2 2

Bahasa Indonesia H3 2

Bahasa Inggris H4 2

Jumlah sks 24

Page 48: PEDOMAN AKADEMIK PROGRAM STUDI PENDIDIKAN DOKTERpd.fk.ub.ac.id/wp-content/uploads/2013/09/Buku-Pedoman-2013-201… · PEDOMAN AKADEMIK PROGRAM STUDI PENDIDIKAN DOKTER Tahun Akademik

PEDOMAN AKADEMIK FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS BRAWIJAYA PROGRAM STUDI PENDIDIKAN DOKTER

33

2013-2014

Kompetensi Klinik

III

Blok 7 SistimMuskuloskeletal KKMS 8

Blok 8 SistimHematologi & Limforetikuler KKHL 6

Blok 9 Sistim Klinik Kulit & Jaringan Ikat KKKJI 4

Blok 10 Sistim Endokrin-Metabolik KKEM 4

Problem Based Learning 1 PBL 1 1

Jumlah sks 23

IV Blok 11 SistimSaraf dan Jiwa

KKSJ 8

Blok 12 Mata dan THT KKMT 6

Blok

Longi-

tudinal

Metodologi 2, berisi: Biosatistik, Critical appraisal, Evidence Based Medicine

KM2 2

Problem Based Learning 2 PBL2 1

Mata kuliah Elektif-1 MKE1 2

Jumlah sks 19

V Blok 13 Sistim Kardiovaskuler

KKKV 7

Blok 14 Sistim Respirasi

KKR 5

Blok

Longi-tudinal

Metodologi 3, berisi: Dasar penyusunan proposal penelitian

Tugas Akhir

KM3 2

Problem Based Learning 3 PBL3 1

Mata kuliah Elektif-2 MKE2 2

Jumlah sks 17

VI

Blok 15 Sistim Gastro-Entero-Hepatologi KKGEH 7

Kedokteran Tropik KKKT 2

Blok 16 Sistim Ginjal dan Saluran Kemih KKGSK 4

Pelaksanaan Tugas Akhir TA

4

Problem Based Learning 4

PBL4 1

Jumlah sks 18

VII

Blok 17 Sistim Reproduksi

KKRep 5

Blok 18 Keselamatan Pasien, Kedokteran Forensik, dan Anestesi terdiri dari:

KKKPKF

Keselamatan Pasien KKPS 4

Kedokteran Forensik KKKF 3 Anestesi KKA 2

Entrepreneurship KEn 2

Problem Based Learning 5

PBL5 1

Program Kerja Nyata Mahasiswa PKNM 3

Jumlah sks 20

Jumlah beban studi Tahap Sarjana Kedokteran 144 sks

Page 49: PEDOMAN AKADEMIK PROGRAM STUDI PENDIDIKAN DOKTERpd.fk.ub.ac.id/wp-content/uploads/2013/09/Buku-Pedoman-2013-201… · PEDOMAN AKADEMIK PROGRAM STUDI PENDIDIKAN DOKTER Tahun Akademik

PEDOMAN AKADEMIK FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS BRAWIJAYA PROGRAM STUDI PENDIDIKAN DOKTER

34

2013-2014

2.5.3 Mata kuliah Elektif

Jumlah mata kuliah elektif yang disediakan adalah sebanyak 6 topik 12

sks masing-masing dengan beban studi 2 sks. Mahasiswa wajib

mengambil mata kuliah elektif sebanyak 4 sks yang tersebar di 2

semester yaitu Semester IV dan Semester V.

Topik mata kuliah elektif akan diumumkan setiap menjelang semester

yang akan membelajarkan mata kuliah tersebut.

2.5.4 Tahap Kepaniteraan Klinik (Profesi/Rotasi Klinik)

Pembelajaran mata kuliah pada tahap rotasi klinik masih menggunakan

sistim rotasi klinik berbasis laboratorium. Beban Pendidikan Tahap

Profesi Dokter adalah 47 sks dilaksanakan selama 96 minggu masa

kepaniteraan klinik. Pembelajaran pendidikan tahap rotasi klinik diuraikan

pada bab tersendiri.

Page 50: PEDOMAN AKADEMIK PROGRAM STUDI PENDIDIKAN DOKTERpd.fk.ub.ac.id/wp-content/uploads/2013/09/Buku-Pedoman-2013-201… · PEDOMAN AKADEMIK PROGRAM STUDI PENDIDIKAN DOKTER Tahun Akademik

PEDOMAN AKADEMIK FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS BRAWIJAYA

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN DOKTER

35

2013-2014

Bab III

PERAN, FUNGSI, KOORDINASI

PELAKSANAAN PEMBELAJARAN

Manajemen internal yang efektif, produktif, dan efisien merupakan salah satu

indikator kualitas sebuah institusi pendidikan. Manifestasi dari manajemen internal

yang seperti itu akan tercipta apabila terdapat deskripsi jelas tentang peran, fungsi,

dan tugas masing-masing unsur penyelenggaraan pembelajaran Kurikulum Berbasis

Kompetensi (KBK).

Unsur yang dimaksud meliputi: Pimpinan Fakultas, Gugus Penjaminan Mutu

(GJM), Unit Penjaminan Mutu (UJM), Jurusan, Medical Education Unit (MEU),

Laboratorium, Penanggung-Jawab Mata kuliah dan Kelompok Pengajar, Staf

Administrasi Akademik, Penasehat Akademik, Unit Bimbingan dan Konseling, serta

Mahasiswa.

3.1 Peran dan Fungsi dalam Penyelenggaraan Pembelajaran

3.1.1 Pimpinan Fakultas

a. Pimpinan Fakultas terdiri dari Dekan, Pembantu Dekan I Urusan

Akademik, Pembantu Dekan II Urusan Personalia dan Keuangan,

Pembantu Dekan III Urusan Kemahasiswaan Fakultas Kedokteran

Universitas Brawijaya.

b. Pimpinan Fakultas dalam Pedoman Akademik ini berfungsi sebagai

Pimpinan Struktural Fakultas dalam implementasi kurikulum.

c. Pimpinan Fakultas bertugas:

1) Menyelenggarakan tugas dan fungsi fakultas dalam memelihara

penyelenggaraan pendidikan oleh Program Studi, khususnya

dalam impementasi kurikulum

2) Merumuskan jabaran produk normatif Senat Fakultas menyangkut

penyelenggaraan Kurikulum Berbasis Kompetensi kedalam

program operasional

3) Merumuskan Kebijakan Operasional Fakultas terkait dengan

penyelenggaraan dan pengembangan Kurikulum.

3.1.2 Gugus Jaminan Mutu (GJM)

a. Gugus Jaminan Mutu Fakultas (GJM) adalah unit penunjang Fakultas,

di bawah dan bertanggungjawab kepada Dekan dalam hal

pengendalian standar dan penjaminan mutu Institusi Fakultas.

b. Dalam melaksanakan tugasnya, mengacu pada Petunjuk Pelaksanaan

dari Pusat Jaminan Mutu (PJM) Universitas.

Page 51: PEDOMAN AKADEMIK PROGRAM STUDI PENDIDIKAN DOKTERpd.fk.ub.ac.id/wp-content/uploads/2013/09/Buku-Pedoman-2013-201… · PEDOMAN AKADEMIK PROGRAM STUDI PENDIDIKAN DOKTER Tahun Akademik

PEDOMAN AKADEMIK FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS BRAWIJAYA

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN DOKTER

36

2013-2014

3.1.3 Unit Jaminan Mutu (UJM)

a. Unit Jaminan Mutu (UJM) adalah unit penunjang fakultas di bawah

dan bertanggungjawab kepada Dekan dalam hal pengendalian standar

dan penjaminan mutu Program Studi. b. Unit Jaminan Mutu (UJM) bertugas:

1) Menyusun Standar Penjaminan Mutu Program Studi dalam

melaksanakan tugas dan fungsi penyelenggaraan Kurikulum

Berbasis Kompetensi di Program Studi Pendidikan Dokter

2) Menyusun dan melaksanakan Standar Operasional Prosedur (SOP)

Monitoring dan Evaluasi terhadap Program Studi dalam

penyelenggaraan KBK Program Studi Pendidikan Dokter

3) Bersama Medical Education Unit melakukan monitoring dan

evaluasi penyelenggaraan kurikulum dan proses belajar mengajar

oleh Program Studi.

3.1.4 Medical Education Unit (MEU)

Medical Education Unit berfungsi sebagai unit penunjang fakultas di

bawah dan bertanggungjawab kepada Dekan dalam perencanaan,

pengkajian, dan pengembangan kurikulum, monitoring dan evaluasi

internal terhadap kurikulum, proses belajar mengajar, keterampilan

instruksional dosen, dan infrastruktur akademik fakultas.

3.1.5 Program Studi Pendidikan Dokter

a. Jurusan dalam Pedoman Akademik ini adalah Program Studi

Pendidikan Dokter yang merupakan salah satu Program Studi diantara

6 Program Studi yang ada di Fakultas Kedokteran Universitas

Brawijaya yang ditetapkan berdasarkan Keputusan Dekan Fakultas

Kedokteran Universitas Brawijaya atas nama Rektor Universitas

Brawijaya. b. Personalia Jurusan terdiri dari seorang Ketua dan seorang Sekretaris

yang dipilih dan ditetapkan berdasarkan Keputusan Rektor No.

175/SK/2012 tentang Pemberhentian dan Pengangkatan

Ketua/Sekretaris Jurusan Fakultas Kedokteran Universitas Brawijaya

periode 2012-2016 dan Keputusan Dekan Nomor:

078/SK/UN.10/KP/2012 tentang Pelaksana Tugas Ketua dan Sekretaris

Jurusan Kedokteran Fakultas Kedokteran Universitas Brawijaya. c. Struktur dan Kedudukan Jurusan sesuai dengan Struktur Program

Studi menurut Struktur dan Kedudukan Organisasi Fakultas

Kedokteran Universitas Brawijaya. d. Jurusan berfungsi sebagai unit struktural dalam organisasi Fakultas

Kedokteran Universitas Brawijaya yang bertanggungjawab kepada

Page 52: PEDOMAN AKADEMIK PROGRAM STUDI PENDIDIKAN DOKTERpd.fk.ub.ac.id/wp-content/uploads/2013/09/Buku-Pedoman-2013-201… · PEDOMAN AKADEMIK PROGRAM STUDI PENDIDIKAN DOKTER Tahun Akademik

PEDOMAN AKADEMIK FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS BRAWIJAYA

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN DOKTER

37

2013-2014

Dekan Fakultas Kedokteran Universitas Brawijaya sebagai unit

penyelenggara Pendidikan Dokter. e. Jurusan dalam Pedoman Akademik ini membawahi Program Studi

Pendidikan Dokter dan Kelompok Pengajar terkait dengan program

studi tersebut. f. Dalam menyelenggarakan pendidikan dokter, Jurusan bersama Ketua

Program Studi bertugas:

1) Mengoperasionalkan Visi, Misi, dan Grand Strategy fakultas sesuai

dengan fungsi dan kedudukannya di bidang akademik, khususnya

dalam penyelenggaraan Kurikulum Berbasis Kompetensi di

fakultas

2) Menetapkan Silabus dan Isi Pengajaran

3) Menetapkan area, komponen, dan kompetensi bahan ajar tiap

mata kuliah Kurikulum Berbasis Kompetensi

4) Menjaga agar seluruh area kompetensi tersebar secara

proporsional dalam seluruh mata kuliah dan keterampilan yang

dibelajarkan

5) Menetapkan laboratorium yang akan menjadi host sebagai tempat

utama pembelajaran kompetensi terkait

6) Mengkoordinasikan Penanggungjawab Mata Kuliah Kompetensi

(PJMK)

7) Mengkoordinasikan pelaksanaan pembelajaran dan evaluasi hasil

belajar Program Studi Pendidikan Dokter.

g. Dalam melaksanakan tugasnya, Program Studi dibantu oleh:

1) Koordinator Pendidikan Dasar Kedokteran, untuk Semester I, dan

II 2) Koordinator Pendidikan Kompetensi Kinik, untuk Semeste rIII, IV,

V, VI, dan VII 3) Koordinator Pendidikan rotasi klinik, untuk pendidikan tingkat

profesi

h. Dalam penyelenggaraan pendidikan dokter berdasarkan Kurikulum

Berbasis Kompetensi, Jurusan berkoordinasi dengan:

1) Pimpinan fakultas, dalam hal implementasi kebijakan akademik

fakultas, dan penyelenggaraan ketetapan fakultas terkait dengan

tugas dan fungsi Jurusan.

2) Jurusan lain dilingkungan fakultas dalam hal resource sharing

penggunaan sumberdaya manusia, sarana, prasarana, dan unit-

unit penyelenggara pendidikan serta administrasi akademik

fakultas.

Page 53: PEDOMAN AKADEMIK PROGRAM STUDI PENDIDIKAN DOKTERpd.fk.ub.ac.id/wp-content/uploads/2013/09/Buku-Pedoman-2013-201… · PEDOMAN AKADEMIK PROGRAM STUDI PENDIDIKAN DOKTER Tahun Akademik

PEDOMAN AKADEMIK FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS BRAWIJAYA

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN DOKTER

38

2013-2014

3) Unit Jaminan Mutu dalam hal koordinasi pemantauan penjaminan

mutu kurikulum dan pelaksanaan proses belajar mengajar.

4) Medical Education Unit, dalam hal koordinasi tentang:

Perencanaan, pengkajian, dan pengembangan konsep

kurikulum dan evaluasi kurikulum

Perencanaan, pengkajian, dan pengembangan konsep proses

belajar mengajar dan evaluasi hasil belajar

Perencanaan, pengkajian, serta pengembangan konsep

keterampilan instruksional dosen dan konsep pengembangan

infrastruktur Jurusan.

5) Laboratorium, dalam hal:

Penempatan dosen laboratorium dalam kelompok pengajar

pengampu mata kuliah Kurikulum Berbasis Kompetensi

Penetapan bahan ajar mata kuliah laboratorium dalam mata

kuliah Kurikulum Berbasis Kompetensi

Pemanfaatan sarana dan prasarana akademik yang dimiliki

laboratorium dalam pembelajaran terintegrasi Kurikulum

Berbasis Kompetensi

Monitoring dan evaluasi proses dan hasil pelaksanaan

pembelajaran Kurikulum Berbasis Kompetensi.

6) Penanggungjawab Mata Kuliah Kompetensi (PJMK), dalam hal:

Mengkooordinasikan penyusunan jadwal, materi pembelajaran,

tutor/fasilitator dan pengampu materi pembelajaran, serta

pelaksanaan ujian dan penilaian mata kuliahkompetensi.

7) Sub bagian Administrasi Akademik Fakultas dalam hal:

Mengkoordinasikan unit administrasi khusus jurusan dalam

jajaran tata usaha, khususnya di bagian adminsitrasi akademik

fakultas untuk tata laksana administrasi pengajaran dan

pelaksanaan pembelajaran di Program Studi

Mengusulkan kebutuhan, pemanfaatan, pemeliharaan, dan

pengembangan sarana dan prasarana tata usaha dan bagian

administrasi akademik fakultas yang diperlukan bagi

perencanaan dan penyelenggaraan pembelajaran.

8) Dosen Penasehat Akademik, melalui otoritas Pembantu Dekan I

dalam hal: pembimbingan rencana studi, cara belajar, dan

pemantauan proses dan hasil belajar mahasiswa.

9) Unit Bimbingan Konseling, melalui otoritas Pembantu Dekan III

dalam hal bimbingan non-akademik yang diperlukan mahasiswa.

10) Mahasiswa melalui perwakilannya, dalam hal: perencanaan,

pelaksanaan, pemantauan, dan evaluasi proses belajar mengajar.

Page 54: PEDOMAN AKADEMIK PROGRAM STUDI PENDIDIKAN DOKTERpd.fk.ub.ac.id/wp-content/uploads/2013/09/Buku-Pedoman-2013-201… · PEDOMAN AKADEMIK PROGRAM STUDI PENDIDIKAN DOKTER Tahun Akademik

PEDOMAN AKADEMIK FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS BRAWIJAYA

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN DOKTER

39

2013-2014

3.1.6 Laboratorium

a. Laboratorium adalah unit fakultas yang berfungsi sebagai pusat

pembelajaran, sumber belajar, dan dosen dalam disiplin ilmu terkait

dengan pembelajaran Kurikulum Berbasis Kompetensi. b. Dalam Pedoman Akademik ini, Laboratorium bertugas:

1) Memfasilitasi Jurusan dalam penggunaan sarana dan prasarana

belajar baik sebagai host maupun sebagai wadah penunjang

pembelajaran KBK

2) Memfasilitasi permintaan Jurusan dalam menunjuk dosen

laboratorium yang menjadi host Mata Kuliah kompetensi(MKK)

untuk menjadi Penanggungjawab Mata Kuliah (PJMK) dan atau

anggota kelompok pengajar mata kuliahKBK

3) Memfasilitasi Jurusan dengan mengkontribusikan bahan ajar

(course content) mata kuliahnya yang relevan dengan kompetensi

tertentu.

c. Dalam hal memfasilitasi Mata Kuliah Disiplin Ilmu (MKDI)di atas,

Laboratorium seyogyanya:

1) Memperhatikan dan berkoordinasi dengan Program Studi untuk

menjaga pemerataan pendistribusian dosen laboratorium dalam

kegiatan Jurusan agar seluruh dosen laboratoriumnya berfungsi

maksimal dalam memenuhi standar Beban Mengajar Dosen (BKD)

masing-masing dosen.

2) Memperhatikan dan berkoordinasi dengan Program Studi untuk

menjaga agar program pengajaran Laboratorium (kuliah dan

praktikum) tersebar dalam program pengajaran Jurusan secara

proporsional agar tujuan instruksional masing-masing mata kuliah

laboratorium tetap dapat dicapai secara maksimal

3) Memperhatikan dan berkoordinasi dengan Jurusan untuk menjaga

agar isi mata kuliah (course content) laboratorium dapat

terdistribusikan secara proporsional kedalam silabus Jurusan

4) Memelihara dan mengembangkan mutu isi mata kuliah yang

relevan dengan kompetensi yang akan dicapai lulusan

5) Tetap mengembangkan potensi akademik, keterampilan

instruksional, penelitian dan pengembangan ilmu dosen

dilingkungannya dalam menunjang pembelajaran Kurikulum

Berbasis Kompetensi.

Page 55: PEDOMAN AKADEMIK PROGRAM STUDI PENDIDIKAN DOKTERpd.fk.ub.ac.id/wp-content/uploads/2013/09/Buku-Pedoman-2013-201… · PEDOMAN AKADEMIK PROGRAM STUDI PENDIDIKAN DOKTER Tahun Akademik

PEDOMAN AKADEMIK FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS BRAWIJAYA

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN DOKTER

40

2013-2014

d. Laboratorium dipimpin oleh seorang Kepala Laboratorium yang

bertanggungjawab kepada Dekan dalam perancangan dan

pelaksanaan tugas Laboratorium, yaitu:

1) Menjaga terdistribusinya pembelajaran ilmu di Laboratorium dalam

MKK dan MKDI untuk mencapai kompetensi dokter yang

ditetapkan

2) Melaksanakan pengembangan ilmu di Laboratorium melalui

penelitian & pengabdian kepada masyarakat

3) Mengatur pengembangan staf dalam bidang akademik dan

profesional

e. Dalam melaksanakan tugasnya, Kepala Laboratorium dibantu oleh

satu atau lebih Penanggungjawab Pembelajaran (PJP) untuk

mengkoordinasikan pembelajaran dengan setiap Program Studi yang

menggunakan Laboratorium terkait dalam proses belajar

mengajarnya. f. Dalam hal pembelajaran Mata kuliah Kurikulum Berbasis Kompetensi,

PJP bertanggungjawab terhadap evaluasi hasil belajar MKDI dan atas

sepengetahuan Kepala Laboratorium menyerahkan nilai ujian MKDI

kepada PJMK.

3.1.7 UPT Labskill & Laboratorium Sentral Biomedik

UPT Labskill dan Laboratorium Sentral Biomedik dalam Pedoman

Akademik ini adalah unit penunjang teknis fakultas di bawah Dekan yang

berfungsi menjadi tempat memfasilitasi pembelajaran Keterampilan

Klinis, Penelitian, dan Pembelajaran Biomedik Pendidikan Dokter.

3.1.8 Urusan Administrasi Akademik Program Studi

a. Urusan administrasi akademik Jurusan dalam Pedoman Akademik ini

adalah staf Tata Usaha Fakultas yang bertugas khusus menunjang

administrasi pembelajaran Kurikulum Berbasis Kompetensi yang

dilaksanakan oleh Program Studi. b. Sebagai staf penunjang pembelajaran Kurikulum Berbasis Kompetensi,

bertugas membantu Program Studi dengan memberikan daya dukung

dalam operasionalisasi akademik serta melaksanakan registrasi

akademik yang meliputi:

1) Registrasi mahasiswa baru dan daftar ulang mahasiswa lama

2) Registrasi keikutsertaan mahasiswa dalam kegiatan akademik

khusus seperti Semester Pendek dan lain-lain

3) Presensi dosen dan mahasiswa dalam proses belajar mengajar

Page 56: PEDOMAN AKADEMIK PROGRAM STUDI PENDIDIKAN DOKTERpd.fk.ub.ac.id/wp-content/uploads/2013/09/Buku-Pedoman-2013-201… · PEDOMAN AKADEMIK PROGRAM STUDI PENDIDIKAN DOKTER Tahun Akademik

PEDOMAN AKADEMIK FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS BRAWIJAYA

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN DOKTER

41

2013-2014

4) Membantu penjadwalan kegiatan, tempat, dan waktu

pembelajaran dengan berkoordinasi dengan program studi lain

5) Administrasi Kartu Rencana Studi (KRS), Kartu Hasil Studi (KHS),

Kartu Hasil Kemajuan Belajar (KHKB) mahasiswa peserta

Kurikulum Berbasis Kompetensi

6) Melaksanakan penyusunan, penyimpanan, dan pemanfaatan

database akademik dalam Sistim Informasi Akademik (SIAkad)

7) Melaksanakan pengisian berkala dan berkesinambungan borang

akreditasi akademik

8) Melaksanakan penyiapan sarana/prasarana rapat-rapat akademik

Jurusan.

3.1.9 Penanggungjawab Mata Kuliah (PJMK)

a. Penanggungjawab Mata Kuliah (PJMK) adalah dosen yang ditetapkan

Dekan untuk mengkoordinasikan sebuah Kelompok Pengajar dalam

perancangan, pembelajaran dan evaluasi Mata Kuliah Kompetensi

(MKK) tertentu. b. Dalam mengelola MKK dibawah koordinasinya, PJMK bertugas:

1) Mengkoordinasikan materi pembelajaran MKK bersama PJP

sebagai representasi Laboratorium

2) Mengkoordinasikan jadwal, pembelajaran, dan ujian MKK

3) Mengkoordinasikan tugas mengajar dosen dalam kelompok

4) Menetapkan model pembelajaran yang digunakan

5) Menyampaikan hasil belajar mahasiswa kepada Jurusan

c. PenanggungjawabMata Kuliah bertanggungjawab dan berada di

bawah koordinasi Jurusan.

3.1.10 Kelompok Pengajar

a. Kelompok Pengajar dalam Pedoman Akademik ini adalah sekelompok

dosen yang ditunjuk Jurusan dan mewakili Laboratorium dalam

mengampu mata kuliah Kurikulum Berbasis Kompetensi terkait disiplin

ilmu masing-masing. b. Kelompok pengajar bertanggungjawab secara fungsional kepada

Jurusan dan secara struktural kepada Laboratorium. c. Kelompok Pengajar berfungsi sebagai pelaksana pembelajaran dan

evaluasi hasil belajar Mata Kuliah Kompetensi atas nama Jurusan. d. Kelompok Pengajar merupakan kelompok dosen dari berbagai disiplin

ilmu yang diintegrasikan baik secara vertikal maupun horizontal.

Page 57: PEDOMAN AKADEMIK PROGRAM STUDI PENDIDIKAN DOKTERpd.fk.ub.ac.id/wp-content/uploads/2013/09/Buku-Pedoman-2013-201… · PEDOMAN AKADEMIK PROGRAM STUDI PENDIDIKAN DOKTER Tahun Akademik

PEDOMAN AKADEMIK FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS BRAWIJAYA

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN DOKTER

42

2013-2014

3.1.11 Mahasiswa

a. Mahasiswa dalam Pedoman Akademik ini adalah mahasiswa yang

berhak mengikuti pendidikan di Fakultas Kedokteran Universitas

Brawijaya apabila memenuhi kriteria berikut:

1) Masuk Fakultas Kedokteran Universitas Brawijaya melalui

berbagai seleksi resmi penerimaan mahasiswa baru

2) Terdaftar pada tahun akademik bersangkutan

3) Memiliki Nomor Induk Mahasiswa (NIM)

4) Memenuhi dan atau tidak melakukan pelanggaran terhadap

persyaratan administratif yang ditentukan Universitas/Fakultas/

Program Studi untuk mengikuti pendidikan

5) Mengisi dan memiliki Kartu Rencana Studi (KRS)

6) Bersedia mematuhi peraturan dan ketentuan yang berlaku di

Universitas/Fakultas/Jurusan.

b. Mahasiswa berhak:

1) Memperoleh pendidikan yang sebaik-baiknya

2) Memperoleh informasi dan sosialisasi yang memadai atas segala

sesuatu terkait dengan program pembelajaran Kurikulum Berbasis

Kompetensi yang diikutinya

3) Ikut dan menyampaikan pendapat dan aspirasinya dalam

perencanaan, pemantauan dan evaluasi institusional program

pendidikan yang diikuti

4) Memperoleh bantuan bimbingan, dan konseling, serta

kepenasehatan akademik.

c. Mahasiswa berkewajiban:

Mematuhi seluruh ketentuan dan peraturan akademik dan

administratif Fakultas, Jurusan, maupun Laboratorium yang berlaku. d. Proses penyampaian pendapat/aspirasi dilakukan secara santun dan

beretika melalui Pembantu Dekan I Bidang Akademik dan Jurusan

dalam segala permasalahan menyangkut perencanaan, pelaksanaan,

dan evaluasi pembelajaran, serta kepenasehatan akademik. e. Proses penyampaian pendapat/aspirasi dilakukan secara santun dan

beretika melalui Pembantu Dekan III Bidang Kemahasiswaan dan

Jurusan dalam segala permasalahan menyangkut kemahasiswaan,

minat, bakat, kesejahteraan, serta pembinaan ekstrakurikuler,

bimbingan dan konseling.

Page 58: PEDOMAN AKADEMIK PROGRAM STUDI PENDIDIKAN DOKTERpd.fk.ub.ac.id/wp-content/uploads/2013/09/Buku-Pedoman-2013-201… · PEDOMAN AKADEMIK PROGRAM STUDI PENDIDIKAN DOKTER Tahun Akademik

PEDOMAN AKADEMIK FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS BRAWIJAYA

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN DOKTER

43

2013-2014

3.2 Prosedur dan Koordinasi Proses Pembelajaran Prosedur dan Koordinasi Proses Pembelajaran dalam pelaksanaan Kurikulum

Berbasis Kompetensi dapat dilihat pada Gambar 3.1 berikut ini.

Gambar 3.1 Bagan Koordinasi Pembelajaran KBK PS Pendidikan Dokter

(PSPD)

Keterangan:

1) Dekan, dalam Pedoman Akademik ini, memimpin dan mengkoordinasikan

Jurusan, MEU, UJM, Laboratorium Mata Kuliah Dasar Ilmu (MKDI), UPT

Labskill, Lab Sentral Biomedik untuk keharmonisan. 2) Medical Education Unit menyusun rancangan kurikulum, silabus, model

pembelajaran, model evaluasi, bersama-sama PSPD. Draft rancangan

diserahkan kepada Dekan sebagai pertimbangan pelaksanaan kurikulum

setiap tahun ajar.

UJM

MK Non-Blok

MK Non-Blok

PJMK Keterampilan

Klinik

PJMK Keterampilan

Klinik

PJP

PJP

Kepala Lab

Sentral Biomedik

o Ketua Jurusan/KPS

o Sekr Jurusan/SPS

Subag Akademik Ka Ur Adm Akad

PSPD

PJMK Keterampilan

Klinik

Kepala UPT Labskill

Kepala

Laboratorium

Urusan Pengelolaan

PBM

Urusan Evaluasi

Hasil Belajar

Urusan Sarana/Prasarana

Akademik

PJP

Medical

Education Unit

Sekretariat

PSPD

Dekan

PD I,II,III

- Kepaniteraan Klinik

- Kompetensi Klinik

Koordinator:

- Dasar Kedok.

Tim PBL

Tim TA

GJM

Tim PKNM

PJMK:

MKK dalam Blok

Page 59: PEDOMAN AKADEMIK PROGRAM STUDI PENDIDIKAN DOKTERpd.fk.ub.ac.id/wp-content/uploads/2013/09/Buku-Pedoman-2013-201… · PEDOMAN AKADEMIK PROGRAM STUDI PENDIDIKAN DOKTER Tahun Akademik

PEDOMAN AKADEMIK FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS BRAWIJAYA

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN DOKTER

44

2013-2014

3) Melalui rapat koordinasi dengan Program Studi, MEU, dan GJM, Dekan

memutuskan menetapkan Kurikulum dan Pelaksanaannya untuk satu tahun

ajar. 4) Jurusan selaku pimpinan Program Studi Pendidikan Dokter memiliki sebuah

sekretariat dipimpin Sekretaris Jurusan dan mempunyai sekurang-kurangnya

seorang staf sekretariat. 5) Dalam melaksanakan tugasnya, Program Studi dibantu oleh:

Koordinator Pendidikan Dasar Kedokteran, untuk SemesterI dan II

Koordinator Pendidikan KompetensiKinik, untuk SemesterIII, IV, V, VI,

dan VII

Koordinator Pendidikan Rotasi Klinik untuk Semester VIII, IX, X 6) Sekretariat Jurusan mengadministrasikan database Jurusan, pengarsipan

surat keluar masuk Jurusan, dan berkoordinasi dengan Bagian Tata Usaha

Fakultas terkait dengan tugas Jurusan. 7) Dalam mengkoordinasikan pembelajaran, Jurusan membawahi PJMK dari

masing-masing Mata Kuliah Kompetensi, serta pejabat setara dengan PJMK

untuk pembelajaran Pengembangan Keterampilan.

8) Dalam proses pembelajaran dan evaluasi hasil belajar, PJMK berkoordinasi

dengan PJP sebagai representasi laboratorium (MKDI) yang terkait dengan

Mata Kuliah kompetensi (MKK) atau Blok yang dibelajarkan 9) Dalam proses pembelajaran dan evaluasi hasil belajar, PJMK melalui

sekretaris Jurusan berkoordinasi dengan staf Bagian Tata Usaha Subag

Akademik Urusan Administrasi Akademik Jurusan Kedokteran terkait urusan

yang diperlukannya. 10) Dalam melaksanakan dukungan penunjang pembelajaran Jurusan, Urusan

Administrasi Jurusan Kedokteran terdiri dari sekurang-kurangnya seorang

staf, masing-masing untuk:

Urusan Sarana/Prasarana Akademik

Urusan Pelaksanaan Pembelajaran

Urusan Evaluasi Hasil Belajar Pendidikan Dokter. 11) Staf Urusan Sarana/Prasarana Akademik ditunjuk diantara staf Subag Umum

Tata Usaha berkoordinasi dengan Kepala Urusan Administrasi Akademik

Jurusan bertugas:

menyediakan ruangan dan sarana pembelajaran serta fasilitas sumber

belajar yang diperlukan Jurusan

merawat serta menjaga sustainabilitas prasarana termasuk listrik agar

pembelajaran terlaksana tanpa gangguan.

12) Staf Urusan Pelaksanaan Pembelajaran bertugas:

mengadakan/menggandakan modul, lembar-lembar observasi dan

perangkat lunak pembelajaran lainnya

Page 60: PEDOMAN AKADEMIK PROGRAM STUDI PENDIDIKAN DOKTERpd.fk.ub.ac.id/wp-content/uploads/2013/09/Buku-Pedoman-2013-201… · PEDOMAN AKADEMIK PROGRAM STUDI PENDIDIKAN DOKTER Tahun Akademik

PEDOMAN AKADEMIK FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS BRAWIJAYA

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN DOKTER

45

2013-2014

bersama Kasubag Akademik mengatur pelaksanaan, tempat dan waktu

ujian.

13) Staf Urusan Evaluasi Hasil Belajar bertugas:

membuat form ujian MKK, Pengembangan Keterampilan, dan perangkat

lunak evaluasi lainnya

mengolah nilai bekerja sama dengan TIK Fakultas dan Sekretariat Jurusan

melaksanakan administrasi KRS, KHS, KHKB

mengolah dan menyimpan data nilai untuk Transkrip Akademik, Transkrip

Kompetensi, dan Sertifikat Kompetensi. 14) Staf sekretariat MEU dan UJM dapat ditunjuk diantara Staf Urusan Akademik

PSPD. 15) Nama-nama staf Urusan Akademik di atas diumumkan terutama kepada para

PJMK. 16) PSPD membawahi dan mengkoordinasikan semua PJMK dalam menjadwal

pembelajaran dan evaluasi MKK dan Pengembangan Keterampilan dengan

menugaskan Urusan Administrasi Akademik Jurusan Kedokteran untuk

secara langsung membantu kelancaran administrasi penyelenggaraan

pembelajaran dan evaluasi.

17) Kepala Laboratorium berkoordinasi dengan Ketua PSPD dalam hal:

penunjukan dosen PJMK

penunjukan dosen anggota kelompok pengajar MKK terkait

penggunaan prasarana/sarana laboratorium untuk pembelajaran MKK dan

pengembangan keterampilan

penetapan bahan ajar kompetensi terkait Mata Kuliah Disiplin Ilmu (MKDI)

pembuatan soal ujian.

18) Kepala Laboratorium berkoordinasi dengan PSPD melalui Penanggung Jawab

Pembelajaran (PJP) di Laboratoriumnya masing-masing

19) PSPD bersama PJMK Pengembangan Ketrampilan terkait berkoordinasi

dengan Kepala UPT Lanskill dan Kepala Laboratorium Biomedik, untuk

pembelajaran ketrampilan dan penelitian/pengembangan pembelajaran

biomedik.s

20) PSPD, Medical Education Unit, Gugus Jaminan Mutu (GJM), Unit Jaminan

Mutu (UJM), Kepala UPT Labskill, Kepala Laboratorium Sentral Biomedik

membuat laporan berkala kepada Dekan.

Page 61: PEDOMAN AKADEMIK PROGRAM STUDI PENDIDIKAN DOKTERpd.fk.ub.ac.id/wp-content/uploads/2013/09/Buku-Pedoman-2013-201… · PEDOMAN AKADEMIK PROGRAM STUDI PENDIDIKAN DOKTER Tahun Akademik

PEDOMAN AKADEMIK FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS BRAWIJAYA PROGRAM STUDI PENDIDIKAN DOKTER

46

2013-2014

Bab IV

PEMBELAJARAN BLOK

Yang dimaksud pembelajaran Blok adalah pembelajaran integratif dari

beberapa mata kuliah laboratorium/bagian/departemen yang saling berkaitan dalam

rangka untuk mencapai kompetensi tertentu. Integrasi dapat bersifat horizontal yaitu

Blok pada Semester I dan Semester II, dan bersifat vertikal yaitu Blok mata kuliah

Sistem.Proses Belajar MengajarBlok terdiri dari:Strategi Pembelajaran, Struktur

Materi, Organisasidan Prosedur Pembelajaran Blok, Rancangan Pembelajaran, dan

Implementasi Pembelajaran

4.1 Strategi Pembelajaran

4.1.1 Pembelajaran dilaksanakan dengan pendekatan/strategi SPICES

(Student-centered, Problem-based, Integrated, Community-based,

Elective, Systematic). 4.1.2 Program pembelajaran harus diupayakan terpusat pada aktivitas

mahasiswa misalnya diskusi, belajar mandiri, self inquiry, seminar,dan

cara belajar aktif lainnya sepanjang dimungkinkan. 4.1.3 Program pembelajaran diupayakan menggunakan atau mengetengahkan

‘Masalah’ sebagai titik masuk penguasaan ilmu, keterampilan, dan

perilaku, serta pemicu (trigger) pembelajaran aktif oleh mahasiswa.

‘Masalah’ merujuk pada identifikasi yang ditetapkan Konsil Kedokteran

Indonesia dan berdasarkan Index Clinical Situation. 4.1.4 Untuk mendapatkan penguasaan holistik dan komprehensif,

pembelajaran dilakukan dengan mengintegrasikan mata kuliah-mata

kuliah terkait baik vertikal maupun horizontal.

4.2 Struktur Materi

4.2.1 Tiap semester terdiri dari 1 atau lebih Blok. Blok merupakan unit terkecil

dari pembelajaran KBK untuk menghasilkan kompetensi tertentu.

Pembelajaran akan dilanjutkan untuk Blok berikutnya tanpa kembali lagi

kepada Blok sebelumnya. 4.2.2 Tiap Blok mempunyai tema sendiri sebagai landasan berintegrasinya

beberapa Mata kuliah Disiplin Ilmu kedalam Blok sesuai dengan tema

tersebut. Seluruh mata kuliah, praktikum, dan keterampilan klinik dalam

1 Blok bersama-sama membentuk Mata kuliah Kompetensi (MKK),

sehingga penamaan Blok identik dengan nama MKK yang bersangkutan.

Page 62: PEDOMAN AKADEMIK PROGRAM STUDI PENDIDIKAN DOKTERpd.fk.ub.ac.id/wp-content/uploads/2013/09/Buku-Pedoman-2013-201… · PEDOMAN AKADEMIK PROGRAM STUDI PENDIDIKAN DOKTER Tahun Akademik

PEDOMAN AKADEMIK FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS BRAWIJAYA PROGRAM STUDI PENDIDIKAN DOKTER

47

2013-2014

4.2.3 Sehubungan dengan itu, pada setiap Blok terdapat 3 komponen

pembelajaranyaitu:

a. Komponen ModulMKK, disusun dengan mengintegrasikan

beberapa MKDI yang relevan dengan tujuan modul. Oleh karena

penguasaan modul MKKmengindikasikan penguasaan kompetensi

Blok terkait, maka modul MKKmerupakan materi utama dalam Blok

yang membutuhkan alokasi waktu yang lebih banyak. Di dalam satu

Blok dapat membelajarkan lebih dari satu modul. Topik modul

ditentukan/dipilih sesuai dengan jenis penyakit yang disebutkan

dalam SKDI atau berdasarkan index clinical situation.

b. Komponen Skill(keterampilan klinik) merupakan materi

pembelajaran keterampilan terkait dengan tema Blok.

c. Materi MKDIadalah materi laboratorium/bagian/departemen yang

sesuai dengan tema Blok tetapi tidak ikut berintegrasi dalam Modul

Blok. Pemberian materi ini adalah dalam rangka memperoleh

penguasaan disiplin ilmu yang nantinya menjadi bagian dari transkrip

akademik mata kuliah tersebut di akhir pendidikan. Meskipun

demikian, sebagian materi laboratorium ini akan ikut berintegrasi

kedalam Modul MKK dan menjadi bagian pembentukan kompetensi

sesuai tema Blok.

Praktikum MKDI diadakan dengan maksud memperkaya

(enrichment) materi MKDI. Apabila praktikum MKDI terkait dengan

hal-hal yang memang dilakukan oleh seorang dokter dalam praktik,

maka materi praktikum itu dimasukkan ke dalam materi keterampilan

(skill) dan dibelajarkan dalam konteks pembelajaran keterampilan

klinik.

Ketiga komponen dibelajarkan dan diujikan/dievaluasi sebagai suatu

kesatuan pencapaian kompetensi Blok/Mata Kuliah Kompetensi (MKK).

4.2.4 Di luar Blok pada semester tertentu terdapat rangkaian pembelajaran

mata kuliah kompetensi spesifik, Tugas Akhir,PBL, dan PKNM, serta mata

kuliah lain yang tidak terkait dengan tema Blok.

Page 63: PEDOMAN AKADEMIK PROGRAM STUDI PENDIDIKAN DOKTERpd.fk.ub.ac.id/wp-content/uploads/2013/09/Buku-Pedoman-2013-201… · PEDOMAN AKADEMIK PROGRAM STUDI PENDIDIKAN DOKTER Tahun Akademik

PEDOMAN AKADEMIK FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS BRAWIJAYA PROGRAM STUDI PENDIDIKAN DOKTER

48

2013-2014

4.3 Organisasi dan Prosedur Pembelajaran Blok

Gambar 4.1 Bagan Organisasi dan Prosedur Pembelajaran Blok

4.3.1 Ketua Program Studi (KPS)

Dalam konteks pembelajaran KBK, KPS merupakan koordinator dan

penanggungjawab pengelolaan proses belajar mengajar di Program Studi

Pendidikan Dokter

4.3.2 Sekretaris Program Studi (SPS)

Sekretaris Jurusan merupakan pimpinan kesekretariatan Program Studi.

SPS dapat mewakili KPS dalam hal KPS berhalangan hadir atau

mendelegasikan wewenang kepadanya dalam berbagai kegiatan.

4.3.3 Kepala Laboratorium

Pimpinan struktural Laboratorium yang bertugas memimpin dan

mengkoordinasikan pendidikan, penelitian, dan pengabdian kepada

masyarakat di Laboratorium masing-masing.Dalam konteks pembelajaran

Blok, Kepala Laboratorium menetapkan materi ajarLaboratorium, dosen

pengampu, dan beban studi yang akan diintegrasikan kedalam

pembelajaran Blok.

KETUA PROGRAM STUDI

SEKRETARIS PROGRAM STUDI

KOORDINATOR

BLOK

TIMSKILL

MKDI

KULIAH PRAKTIKUM MODUL MKK SKILL

KEPALA

LABORATORIUM

M

KONTRIBUTOR

BLOK

SEKRETARIS

BLOK

NON BLOK Metodologi, Tugas Akhir, PBL, PKNM,

Lain-Lain

FASILITATOR

BLOK

MKK

PJP

Page 64: PEDOMAN AKADEMIK PROGRAM STUDI PENDIDIKAN DOKTERpd.fk.ub.ac.id/wp-content/uploads/2013/09/Buku-Pedoman-2013-201… · PEDOMAN AKADEMIK PROGRAM STUDI PENDIDIKAN DOKTER Tahun Akademik

PEDOMAN AKADEMIK FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS BRAWIJAYA PROGRAM STUDI PENDIDIKAN DOKTER

49

2013-2014

4.3.4 Blok dan Tim Blok a. Blok merupakan unit pembelajaran terkecil dalam implementasi

Kurikulum Berbasis Kompetensi. Dalam 1 semester terdapat sekurang-kurangnya 2 Blok.

b. Untuk kepentingan pembelajaran, dan evaluasi hasil belajar setiap

Blok, Program Studi menetapkan: tema Blok sesuai dengan

kurikulum, Penanggung Jawab Mata Kuliah Kompetensi (PJMK) yang

akan menjadi Koordinator Blok, Sekretaris Blok, MKDI yang terkait

dengan pembelajaran Blok, Tim Skill terkait dengan pembelajaran

keterampilan klinik sesuai tema Blok, jadwal dan alokasi waktu

pembelajaran dan evaluasi satu Blok, serta mengumumkan hasil

belajar Blok. c. Diluar Blok, Jurusan menetapkan pembelajaran dalam semester

terkait yaitu Tugas Akhir, serta mengkoordinasikan langsung

penyelenggaraan Problem Based Learning pada 1 minggu terakhir

SemesterIII sampai dengan VII sebagai bagian Pencapaian

Kompetensi Belajar Sepanjang Hayat, serta PKNM untuk memberikan

pengalaman belajar kepada mahasiswa dalam berinteraksi langsung

dengan kelompok masyarakat (masyarakat kampus atau di luar

kampus). d. Tim Blok adalah kelompok dosen yang bertugas merencanakan,

membelajarkan, dan mengevaluasi proses dan hasil belajar suatu

Blok, terdiri dari :

1) Koordinator Blok

Juga menjadi Penanggungjawab Mata Kuliah Kompetensi

(PJMK)

Mengkoordinasikan Perancangan, Pembelajaran, dan

Evaluasi Hasil Belajar Blok

Mengkoordinasikan penyusunan Buku Blok(termasuk Modul

MKK untuk mahasiswa) dan Buku Pedoman Tutor dalam

memfasilitasi tutorial dalam diskusi kelompok kecil

menggunakan Modul MKK

Menyelenggarakan training of trainerbagi fasilitator Blok

untuk melaksanakan tugas tutorial dalam Blok

Mengkoordinasikan evaluasi hasil belajar Blok

Bertanggung jawab kepada PSPD

PJMK merekomendasikan susunan nama dosen anggota Tim

Blok kepada PSPD agar diusulkan kepada Dekan untuk diberi

Surat Tugas.

Page 65: PEDOMAN AKADEMIK PROGRAM STUDI PENDIDIKAN DOKTERpd.fk.ub.ac.id/wp-content/uploads/2013/09/Buku-Pedoman-2013-201… · PEDOMAN AKADEMIK PROGRAM STUDI PENDIDIKAN DOKTER Tahun Akademik

PEDOMAN AKADEMIK FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS BRAWIJAYA PROGRAM STUDI PENDIDIKAN DOKTER

50

2013-2014

2) Sekretaris Tim Blok

Mendokumentasikan seluruh dokumen Blok, serta mewakili

Koordinator Blokdalam hal berhalangan hadir dalam suatu

kegiatan Blok.

3) Kontributor Blok

adalah dosen yang ditunjuk oleh Kepala Laboratorium

masing-masing dan ditetapkan oleh Jurusan untuk menyusun

Buku Blok dan Modul pembelajaran Blok. Secara struktural,

bertanggungjawab kepada Kepala Laboratorium masing-

masing dalam hal kesesuaian dan kedalaman materi yang

dibutuhkan untuk Blok terkait serta hasil evaluasinya.Dengan

demikian, untuk nama PJMK dari masing-masing mata kuliah

yang bergabung menjadi satu Blok selanjutnya disebut

dengan Kontributor Blok, yaituBiologi Mikroba,

Imunologi,Infeksi Mikroba,IKM-KP1, IKMKP2, Gastro-Entero-

Hepat, Kedokteran Tropik, Keselamatan Pasien, Kedokteran

Forensik, Anestesi.

4) Fasilitator Blok

Fasilitator adalah dosen yang ditunjuk oleh Kepala

Laboratorium untuk ikut dalam suatu Blokuntuk

membelajarkan MKDI terkait, baik dalam modul terintegrasi

(Modul MKK) danmodul yang tidak terintegrasi (Modul MKDI)

dalam Blokterkait, maupun yang dikuliahkan/dipraktikumkan.

Secara struktural, fasilitator Blok bertanggungjawab kepada

Kepala Laboratorium masing-masing, terkait isi dan

kedalaman MKDI.

Secara fungsional sebagai anggota Tim Blok, fasilitator

berada dibawah koordinasi PJMK.

Fasilitator dapat juga bertugas sebagai tutor. 5) Tutor

Tutor adalah dosen yang bertugas sebagai pembimbing

dalam kelompok diskusiatauinstruktur dalam pembelajaran

keterampilan pada pembelajaran blok.

Jurusan dapat mengusulkan kepada Kepala Laboratorium

untuk menunjuk staf dosennya menjadi tutor dari suatu

bloksekalipun Laboratorium tersebut tidak ikut berintegrasi

didalamnya.

Page 66: PEDOMAN AKADEMIK PROGRAM STUDI PENDIDIKAN DOKTERpd.fk.ub.ac.id/wp-content/uploads/2013/09/Buku-Pedoman-2013-201… · PEDOMAN AKADEMIK PROGRAM STUDI PENDIDIKAN DOKTER Tahun Akademik

PEDOMAN AKADEMIK FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS BRAWIJAYA PROGRAM STUDI PENDIDIKAN DOKTER

51

2013-2014

6) Tim Skill

Tim skill adalah kelompok dosen yang ditunjuk oleh Dekan

atas usulan Jurusan untuk mengkoordinasikan semua jenis

keterampilan klinis di tahap Sarjana Kedokteran.

Tim Skill berkoordinasi dengan Penanggung Jawab Blok dan

Kepala Labskill untuk setiap pembelajaran keterampilan

klinis.

Tim skill mempunyai struktur organisasi tersendiri misalnya

ketua, wakil ketua, sekretaris, divisi-divisi, dan anggota.

4.4 Rancangan Pembelajaran Blok

Rancangan Pembelajaran dilaksanakan sesuai prosedur berikut: a. Pada awal semester yang berjalan, Program Studi mengumumkan kepada

seluruh laboratorium tentang tema Blok yang akan dibelajarkan pada

semester berikutnya serta meminta Kepala Laboratorium untuk

mengirimkan nama dosen pengampu, materi/topik MKDI, dan

bebansertaalokasi waktu untuk membelajarkannya. b. Sebagai respon terhadap pengumuman Program Studi, setiap Kepala

Laboratorium mengirimkan hal-hal diatas kepada Program Studi. c. Program Studi menetapkan Ketua dan Sekretaris Bloksebagai Penanggung

Jawab Mata Kuliah Kompetensi (PJMK) dengan memperhatikanMata kuliah

Disiplin Ilmu utama yang berkontribusi dalam pembelajaran Blok terkait. d. Ketua dan Sekretaris Tim Blok membentuk rancangan TimBlok dari nama-

nama dosen yang diajukan laboratorium untuk berintegrasi dalam

Blok.Rancangan Tim Blok disampaikan kepada Jurusan untuk nantinya

ditetapkan oleh Dekan. e. Program Studi menetapkan besaran beban studi, jumlah jam dan alokasi

waktu, serta rencana ruang pembelajaran Blok dalam semester yang akan

datang. f. Tim Blok dipimpin koordinatornya mengadakan rangkaian pertemuan untuk

menyusun Buku Blokyang berisi: rancangan pembelajaran dan evaluasi

proses serta evaluasi hasil belajar, rincian rencana/jadwal pembelajaran

Blok, susunan dosen kontributor pengampuan kuliah, kontributor penyusun

dan pengampuan modul, kontributor pengampuan praktikum, kontributor

pengampu pembelajaran keterampilan klinik, dan mengajukannya kepada

Program Studi. g. Program Studi kemudian:

1) Mengusulkan Tim Blok kepada Dekan untuk penetapannya

2) Menyiapkan dukungan Logistik untuk pembelajaran Blok

Page 67: PEDOMAN AKADEMIK PROGRAM STUDI PENDIDIKAN DOKTERpd.fk.ub.ac.id/wp-content/uploads/2013/09/Buku-Pedoman-2013-201… · PEDOMAN AKADEMIK PROGRAM STUDI PENDIDIKAN DOKTER Tahun Akademik

PEDOMAN AKADEMIK FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS BRAWIJAYA PROGRAM STUDI PENDIDIKAN DOKTER

52

2013-2014

3) Meminta Koordinator Dasar Kedokteran (Semester I dan II),

Koordinator Pendidikan Kompetensi Klinik (Semester III sampai dengan

VII), dan Koordinator clekshipuntuk mengkoordinasikan rancangan

pembelajaran kepada Tim Blok, Staf Administrasi Akademik, dan unit

TIK dalam hal memperoleh dukungan logistik pembelajaran blok antara

lain: uploading Buku Blok, penggandaan Buku Blok, lembar observasi

kinerja dosen oleh mahasiswa, lembar observasi keterampilan belajar

dan berkomunikasi dalam tutorial

4) Berkoordinasi dengan MEU dan laboratorium terkait untuk menyusun

rancangan monitoring dan umpan balik.

4.5 Implementasi Pembelajaran Blok

4.5.1 Sesuai strategi SPICES, proses belajar mengajar dilaksanakan secara

integratif (horizontal dan atau vertikal) baik integrasi tematis sesuai

Tema Blok ataupun secara fungsional dalam modul-modul yang disusun

dalam Buku Blok. 4.5.2 Pembelajaran dalam satu Blok terdiri dari pembelajaran: Mata kuliah

Disiplin Ilmu (termasuk tatap muka, diskusi kelompok kecil MKDI, serta

praktikumMKDI), diskusi kelompok kecil menggunakan Modul MKK, dan

Pembelajaran Keterampilan Klinik (skill).

TE

MA

B

LO

K

MODUL MKK

SKILL

(keterampilan

klinik)

MKDI (Kuliah materi laboratorium

termasuk praktikum)

Gambar 4.2 Komponen Pembelajaran Blok

a. Kuliah

1) Kuliah diselenggarakan dalam rangka integrasi tematis, untuk

memberi kesempatan semua laboratorium yang berintegrasi

dalam suatu Blok membelajarkan Mata kuliah Disiplin Ilmu

(MKDI) masing-masing secara utuh sesuai Tema Blok. Dalam

hal ini, laboratorium dapat menggunakan modul MKDI (tidak

terintegrasi) yang didiskusikan dalam kelompok-kelompok kecil.

Page 68: PEDOMAN AKADEMIK PROGRAM STUDI PENDIDIKAN DOKTERpd.fk.ub.ac.id/wp-content/uploads/2013/09/Buku-Pedoman-2013-201… · PEDOMAN AKADEMIK PROGRAM STUDI PENDIDIKAN DOKTER Tahun Akademik

PEDOMAN AKADEMIK FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS BRAWIJAYA PROGRAM STUDI PENDIDIKAN DOKTER

53

2013-2014

2) Materi MKDI yang terkait dengan pembelajaran modul MKK

yang tidak dikuliahkan, dibelajarkan secara terpadu dalam

diskusi kelompok kecil d ibawah koordinasi PJMK.

3) Alokasi waktu dan tempat diusulkan oleh Tim Blok, diatur oleh

Jurusan, dan dilaksanakan oleh personal Laboratorium terkait.

b. Praktikum

1) Praktikum diselenggarakan oleh masing-masing Laboratorium

dengan alokasi waktu dan tempat ditentukan diusulkan oleh

Tim Blok dan diatur oleh Program Studi, dan dilaksanakan oleh

Laboratorium masing-masing

2) Praktikum dimaksudkan untuk memberian “enrichment” atau

pengkayaan bagi materi-materi dalam perkuliahan MKDI

3) Praktikum dari suatu Laboratorium yang merupakan

pembelajaran untuk memperoleh keterampilan klinik dalam

praktek sehari-hari seorang dokter umum, diulang dan dinilai

dalam pembelajaran keterampilan (skill).

c. Tutorial menggunakan Modul MKK

1) Modul MKK merupakan kumpulan materi MKDI yang secara

fungsional saling berintegrasi untuk memperoleh pemahaman

holistik dan komprehensif atas satu ataulebih topik klinis

terhadap penyakit tertentu, sindroma tertentu, maupun kasus-

kasus klinik terkait dengan tema

2) Karena integrasinya bersifat fungsional, maka pada prinsipnya,

inti materi modul MKK adalah terutama menyangkut penyakit,

gejala/sindroma klinik, dan kasus klinik sesuai tema Blok dan

terkait dengan penyakit, gejala/sindroma klinis yang ditentukan

dalam Standar Kompetensi Dokter oleh Konsil Kedokteran

Indonesia

3) Dosen dari MKDI/Laboratorium yang terkait langsung dengan

topik modul merupakan Kontributor Utama yang memfasilitasi

penyusunan modul MKK. Dosen MKDI lain yang berintegrasi

dalam penyusunan suatu ModulMKK merupakan tutor dalam

diskusi kelompok pembelajaran modul MKK. Dalam hal jumlah

tutor tidak mencukupi, PJMK dapat meminta kepada Jurusan

untuk menugaskan standby tutor (“sby tutor”) dalam kegiatan

diskusi kelompok

4) Modul MKK disusun oleh para kontributor modul dibawah

koordinasi PJMK/koordinator blok.

5) Buku blok disampaikan kepada mahasiswa secara soft-copy

uploading, kecuali tugas modul diberikan mahasiswa dalam

bentuk print out.

Page 69: PEDOMAN AKADEMIK PROGRAM STUDI PENDIDIKAN DOKTERpd.fk.ub.ac.id/wp-content/uploads/2013/09/Buku-Pedoman-2013-201… · PEDOMAN AKADEMIK PROGRAM STUDI PENDIDIKAN DOKTER Tahun Akademik

PEDOMAN AKADEMIK FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS BRAWIJAYA PROGRAM STUDI PENDIDIKAN DOKTER

54

2013-2014

6) Secara mandiri di rumah maupun terjadwal dalam silabus blok,

mahasiswa mengerjakan tugas modul yang ada dalam buku

blok, sebelum pembelajaran blok

7) dimulai. Kegiatan mandiri ini merupakan upaya penyiapan prior

knowledge mahasiswa terutama sebelum mengikuti tutorial.

8) Pembelajaran modul MKK diselenggarakan dalam bentuk

tutorial dalam diskusi kelompok. Mahasiswa disarankan

membawa buku teks, diktat, laptop sebagai sumber belajar

atau referensi selama ber-argumentasi dalam diskusi kelompok.

9) Proses tutorial dilaksanakan menggunakan pedoman tutorial

yang terlampir dalam buku pedoman ini.

Ruang kuliah, ruang praktikum, ruang diskusi, beserta perangkat

alat bantu belajar dipersiapkan Sub Bagian Akademik Fakultas atas

instruksi Jurusan dan di koordinasikan dengan Koordinator

Blok/PJMK.

4.5.3 Sumber Belajar (Learning Resources)

4.5.3.1 Buku Blok

Buku blok adalah buku yang menjadi pedoman

penyelenggaraan suatu blok (format acuanbuku blok terlampir).

Buku blok berisi:

a. Umum: Nama/tema Blok, Semester/beban studi, Tim Blok,

Laboratorium yang berintegrasi, dan Daftar Fasilitator

&Tutor b. Pendahuluan:

1) Overview: penjelasan ringkas tentang bagaimana

blokakan dibelajarkan dan dievaluasi, MKDI apa saja

yang akan dikuliahkan, praktikum apa yang akan

diadakan, berapa modul dan apa judul/tema modul,

keterampilan klinik apa yang akan dibelajarkan.

2) Hasil pembelajaran (learning outcomes): sesuai

dengan area kompetensi MKK yang ingin dicapai

3) Tujuan pembelajaran (learning objectives):

merupakan kompetensi Laboratorium yang terkait

c. Materi Blok: modul MKK, Mata Kuliah Disiplin Ilmu (MKDI)

yang terkait, praktikum MKDI (jika ada)

d. Skill station,berisi jenis skill(keterampilan klinik) yang

dibelajarkan oleh masing-masing Laboratorium yang

berintegrasi

e. Hubungan dengan Blok Lain

f. Jadwal Pembelajaran Blok

Page 70: PEDOMAN AKADEMIK PROGRAM STUDI PENDIDIKAN DOKTERpd.fk.ub.ac.id/wp-content/uploads/2013/09/Buku-Pedoman-2013-201… · PEDOMAN AKADEMIK PROGRAM STUDI PENDIDIKAN DOKTER Tahun Akademik

PEDOMAN AKADEMIK FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS BRAWIJAYA PROGRAM STUDI PENDIDIKAN DOKTER

55

2013-2014

g. Asesmen Blok: pedoman singkat penilaian, pembobotan

masing-masing komponen blok yang dibelajarkan

4.5.3.2 Modul MKK

Modul MKK diberi nama sesuai Sistem yang dibelajarkan dan

nama tersebut menggambarkan suatu pembelajaran yang

terintegrasi.

Modul MKK berisi:

I. Tujuan Pembelajaran Modul

II. Topic and Topic Tree

III. Overview

IV. Tugas Modul, merupakan penugasan kepada mahasiswa

sebelum memasuki tutorial, dimaksudkan untuk

menyiapkan prior knowledge mahasiswa sebelum kegiatan

belajar mengajar Blok.

Misalnya: Modul tentang ‘Ikterus’, maka tugas modul

antara lain adalah tentang struktur normal sistim

hepatobilier, mekanisme bilirubin dsb.

Mahasiswa akan mengerjakan tugas ini dalam buku kerja

mahasiswa.Pada saat dosen membelajarkan kuliah pakar

tentang modul ini, asumsinya adalah mahasiswa sudah

mengetahui lebih dahulu tentang struktur normal,

mekanisme bilirubin dan sebagainya.

V. Referensi, berisi daftar buku teks/bahan bacaan wajib

yang diacu mahasiswa untuk mengerjakan tugas modul

diatas.

Gambar 4.3 Contoh ‘Topic & Topic Tree’ Sistem Reproduksi

Page 71: PEDOMAN AKADEMIK PROGRAM STUDI PENDIDIKAN DOKTERpd.fk.ub.ac.id/wp-content/uploads/2013/09/Buku-Pedoman-2013-201… · PEDOMAN AKADEMIK PROGRAM STUDI PENDIDIKAN DOKTER Tahun Akademik

PEDOMAN AKADEMIK FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS BRAWIJAYA PROGRAM STUDI PENDIDIKAN DOKTER

56

2013-2014

4.5.3.3 Buku Pedoman Tutorial (teacher guidance book )

Buku Pedoman Tutorial adalah buku pegangan tutor ketika

memfasilitasi kegiatan tutorial/diskusi kelompok. Buku ini

menjadi penting mengingat pembelajaran modul adalah

multidisipliner tergantung MKDI yang berintegrasi dalam

pembelajaran modul tersebut. Pada sisi lain, para tutor memiliki

latar belakang satudisiplinilmu saja. Oleh karena itu,bukuini

dapat digunakan untuk menyamakan ‘jawaban’ atau‘penjelasan’

yang diperlukan baik menyangkut fungsi-fungsi tutor maupun

isi diskusi agar isi diskusi tidak melenceng jauh dari Tujuan

Belajar yang ditentukan.

Buku ini memuat :

A. Tugas Modul yang sama dengan buku kerja mahasiswa,

hanya dalam buku pedoman ini, jawaban atas Tugas Modul

sudah ada dengan kata-kata kunci yang dicetak miring

untuk memudahkan tutor mengenal dengan cepat inti

jawaban yang didiskusikan mahasiswa. Jika setiap kata

miring itu terucapkan dengan jelas saat diskusi mahasiswa

maka diskusi dipandang telah mencapai tujuan belajar yang

ditentukan. Jika ada kata kunci yang tidak didiskusikan,

maka tutor mengetahui hal apa yang menjadi tujuan

belajar tetapi tidak dicapai dari diskusi tersebut. Pada akhir

pertemuan, dosen akan mengklarifikasi hasil diskusi. Pada

saat inilah dosen harus memberi komentar atas isi diskusi

baik menyangkut tugas modul yang sudah dirumuskan

dengan benar maupun hal-hal yang perlu dipelajari kembali

oleh mahasiswa atau untuk diusulkan kepada Koordinator

Tim Blokagar di ‘Kuliah Pakar’ kan secara khusus. B. Pedoman penilaian atas observasi diskusi kelompok

berisikan sejumlah parameter penilaian, agar didapatkan

penilaian yang relatif lebih objektif. Variabel dalam lembar

observasi tutorial menyangkut: keterampilan belajar,

memimpin, berkolaborasi, perbedaan pendapat, hadir tepat

waktu, berpartisipasi dalam diskusi, dan sebagainya. Pada dasarnya buku pedoman tutorial tidak lain adalah buku

blok dimana tugas modul ditulis dan disediakan kotak jawaban

yang sudah terisi. 4.5.3.4 Buku Kerja Mahasiswa

Buku kerja mahasiswa adalah buku yang ditulis mahasiswa

dalam menjawab tugas modul yang disampaikan dalam

Page 72: PEDOMAN AKADEMIK PROGRAM STUDI PENDIDIKAN DOKTERpd.fk.ub.ac.id/wp-content/uploads/2013/09/Buku-Pedoman-2013-201… · PEDOMAN AKADEMIK PROGRAM STUDI PENDIDIKAN DOKTER Tahun Akademik

PEDOMAN AKADEMIK FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS BRAWIJAYA PROGRAM STUDI PENDIDIKAN DOKTER

57

2013-2014

bukublok. Buku ini seperti halnya buku pedoman tutorial,

Tugas Modul dengan halaman jawaban yang dikosongkan.

Kumpulan dari buku kerja setiap mahasiswa mencerminkan

portofolio kegiatan belajar mahasiswa.

Pada dasarnya buku kerja ini bisa berupa buku blok yang pada

halaman jawaban tugas modul dikosongkan untuk diisi

mahasiswa.

Selain itu, dalam konteks tahap clerkship, disediakan buku kerja

untuk mencatat seluruh aktivitas klinik (clinical learning

recording) menyangkut kasus yang dipelajari, prosedur klinik

yang diikuti, tugas-2 kepaniteraan yang diberikan, dan

sebagainya, masing-masing dengan tingkat pencapaian

kompetensinya. Buku kerja ini akan sangat bermanfaat dalam

penilaian portofolio mahasiswa. 4.5.3.5 Lembar Observasi Tutorial Mahasiswa

Lembar Observasi mahasiswa adalah perangkat alat ukur untuk

menilai aktivitas tutorial mahasiswa yang diukur berdasarkan

variabel parameter yang telah disebutkan diatas. 4.5.3.6 Lembar Observasi Kinerja Dosen

Untuk mengamati kinerja dosen dalam proses belajar mengajar,

perlu dibuat beberapa instrumen. Salah satunya adalah

penilaian berdasarkan hasil asesmen mahasiswa sebagai

stakeholder utama. Pada lembar ini mahasiswa per individu

menilai dosennya dengan parameter yang sama, antara lain

sikap dan perilaku dosen, kejelasan penjelasan/kuliah dosen,

sistimatika pembelajaran yang runtut, waktu yang disediakan

dosen untuk beinteraksi dan mendengarkan pendapat

mahasiswanya, objektivitas dosen dalam menilai mahasiswa.

Page 73: PEDOMAN AKADEMIK PROGRAM STUDI PENDIDIKAN DOKTERpd.fk.ub.ac.id/wp-content/uploads/2013/09/Buku-Pedoman-2013-201… · PEDOMAN AKADEMIK PROGRAM STUDI PENDIDIKAN DOKTER Tahun Akademik

PEDOMAN AKADEMIK FAKULTAS KEDOKTERAN UIVERSITAS BRAWIJAYA PROGRAM STUDI PENDIDIKAN DOKTER

58

2013-2014

Bab V

PEMBELAJARAN BLOK LONGITUDINAL

Pembelajaran Blok Longitudinal adalah Proses Belajar Mengajar materi

kurikulum yang memiliki keberlanjutan dari satu semester ke semester lain karena

didisain untuk memuat sasaran belajar yang komplek, integrasi lintas disiplin ilmu

dan bersifat pengembangan (developmental). Mata kuliah yang termasuk dalam

pembelajaran Blok Longitudinal ini antara lain; Doctoring, Metodologi Penelitian &

Tugas Akhir, Program Kerja Nyata Mahasiswa (PKNM), Bioetika & Kedokteran, serta

Humaniora.

Sebagaimana disebutkan dalam Bab IV, Proses Belajar Mengajar dalam

implementasi Kurikulum Berbasis Kompetensi di PSPD FKUB menggunakan

pendekatan pembelajaran SPICES (Harden,1986). Metodologi penelitian dan Tugas

Akhir, serta Doctoring merupakan materi kurikulum yang akan ini memberikan

paparan pengalaman belajar serta berlatih tidak hanya untuk mencapai kompetensi

standar nasional, namun kedua blok ini akan memberikan kesempatan peserta didik

untuk belajar keterampilan belajar, praktik penalaran kritis, keterampilan mawas diri

dan pengembangan diri berkelanjutan sebagai ciri khas dari seorang intelektual

sekaligus professional di bidang medis.

5.1 Doctoring

5.1.1 Batasan

Blok Pengembangan Kompetensi Terintegrasi (Doctoring) adalah Mata

Kuliah Kompetensi longitudinal yang ditujukan untuk membantu mahasiswa

mencapai kompetensi dokter secara integral meliputi penguasaan ilmu dan

keterampilan, komunikasi efektif serta sikap dan perilaku profesional sebagai

dokter secara utuh di bawah supervisi dan umpan balik konstruktif dari dosen.

Doctoring ini disusun dengan landasan konseptual sebagai berikut:

a. Integratif

Blok Doctoring diupayakan sedemikian rupa membantu mahasiswa untuk

berpikir komprehensif dan integral sebagai seorang calon dokter layanan

Page 74: PEDOMAN AKADEMIK PROGRAM STUDI PENDIDIKAN DOKTERpd.fk.ub.ac.id/wp-content/uploads/2013/09/Buku-Pedoman-2013-201… · PEDOMAN AKADEMIK PROGRAM STUDI PENDIDIKAN DOKTER Tahun Akademik

PEDOMAN AKADEMIK FAKULTAS KEDOKTERAN UIVERSITAS BRAWIJAYA PROGRAM STUDI PENDIDIKAN DOKTER

59

2013-2014

kesehatan primer baik dalam menganalisis masalah kesehatan individu dan

masyarakat maupun dalam merencanakan serta melakukan strategi

penyelesaiannya.

b. Kontekstual

Blok Doctoring dapat dilihat sebagai suatu Mata Kuliah Pengayaan yang

menjadi tempat bagi peserta didik untuk belajar secara aplikatif dengan

kontek yang disesuaikan se-riil mungkin dengan lingkungan tempat

seorang dokter layanan primer bekerja. Blok Doctoring ini diharapkan akan

menjadi mata rantai antara pembelajaran di kelas dengan setting riil tempat

dokter bekerja, Kesesuaian kontek ini diaplikasikan dalam bentuk kesesuaian

materi, tingkat kesulitan serta penataan tempat praktik.

c. Partisipatif-Developmental

Artinya proses pembelajaran dalam Doctoring dilaksanakan sedemikian rupa

untuk membantu pengembangan diri dan perilaku profesional

mahasiswa untuk menjadi dokter (nurturance from student to physician)

dengan melalui proses interaksi dan pemberian umpan balik konstruktif

(constructive feedback) baik oleh dosen, teman sejawat, pasien simulasi

maupun sejawat profesi lain.

5.1.2 Kompetensi yang ingin dicapai melalui Doctoring dan Deskripsi

Sasaran Belajar

5.1.2.1 Kompetensi

Pada setiap pembelajaran Doctoring, mahasiswa diharapkan dapat

mengelaborasi pencapaian kesembilan area kompetensi profesi dokter FKUB

dengan proporsi pembobotan disesuaikan dengan tahapan pengembangan

kompetensi.

Page 75: PEDOMAN AKADEMIK PROGRAM STUDI PENDIDIKAN DOKTERpd.fk.ub.ac.id/wp-content/uploads/2013/09/Buku-Pedoman-2013-201… · PEDOMAN AKADEMIK PROGRAM STUDI PENDIDIKAN DOKTER Tahun Akademik

PEDOMAN AKADEMIK FAKULTAS KEDOKTERAN UIVERSITAS BRAWIJAYA PROGRAM STUDI PENDIDIKAN DOKTER

60

2013-2014

5.1.2.2 Deskripsi Sasaran Belajar sesuai dengan tahapan

pengembangan

Penyusunan konsep pengembangan kompetensi pada blok Doctoring ini

menggunakan prinsip-prinsip longitudinal development terintegrasi (Spiral

Integrated Development) yang merupakan pendekatan I dalam SPICES

(Harden, 1984,2005), konsep Professional Development dari Dreyfus (1980)

serta konsep RIME dari Pangaro (1999) (Lihat Lampiran 1 & 2) dan dihasilkan

pentahapan sebagai berikut:

a. Doctoring I (Semester II) Doctor As Scholar & Scientist : Intellectual

Reporter

Mahasiswa Pendidikan Dokter mampu mengaplikasikan konsep, teori dasar-

dasar kedokteran, ilmu kedokteran dasar dan humaniora dalam untuk

melakukan analisis konseptual masalah kesehatan individu dan masyarakat

sederhana dengan penalaran kritis yang didukung keterampilan pencarian bukti

saintifik terbaik (evidence based) dengan keterampilan pencarian literatur yang

baik (Internet literacy). Pada tahap ini mahasiswa juga diharapkan mampu

mempresentasikan hasil wawancara medis, hasil analisis literatur dan

penyusunan strategi penyelesaian masalah secara akademik dengan

menerapkan prinsip-prinsip presentasi efektif dan etis.

b. Doctoring II (Semester III & IV) Doctor as Healthcare Practitioner

(Healer) : Intrepeter-Junior Manager

Dengan kemampuan analisis dan penalaran kritis yang baik mahasiswa

diharapkan mampu melakukan melakukan anamnesa secara lebih elegan, etis

dan kontruktif melakukan pemeriksaan fisik dan prosedur klinis dengan baik,

dan mampu mengintrepetasikan informasi, tanda dan gejalan klinis yang

didaptkan dalam suatu diagnosis kerja dan diagnosis banding. Dengan

diagnosis kerja dan banding ini mahasiswa diharapkan dapat mengusulkan

pemeriksaan penunjang yang relevan , diagnosis dan perencanaan terapi

farmakologis serta non farmakologis terutama untuk kasus-kasus medis non

komplikasi. Mahasiswa juga diharapkan telah mampu menerapkan prinsip-

prinsip pelayanan berbasis pada kepentingan dan keselamatan pasien (Patient

Page 76: PEDOMAN AKADEMIK PROGRAM STUDI PENDIDIKAN DOKTERpd.fk.ub.ac.id/wp-content/uploads/2013/09/Buku-Pedoman-2013-201… · PEDOMAN AKADEMIK PROGRAM STUDI PENDIDIKAN DOKTER Tahun Akademik

PEDOMAN AKADEMIK FAKULTAS KEDOKTERAN UIVERSITAS BRAWIJAYA PROGRAM STUDI PENDIDIKAN DOKTER

61

2013-2014

centered care approach), holistik-komprehensif serta menjunjung tinggi

profesionalisme.

c. Doctoring III (Semester V – VII & profesi) Doctor as Universal

Professional : Senior Manager & Educator

Mahasiswa pendidikan dokter mampu menganalisis dan melakukan intervensi

permasalahan kesehatan individu sesuai standar kompetensi dan situasi

pelayanan kesehatan serta masalah kesehatan masyarakat esensial dengan

menggunakan pengetahuan kedokteran integratif, pendekatan sistem, wawasan

kesehatan internasional (Global health), keterampilan klinis komprehensif yang

mengedepankan prinsip-prinsip profesionalisme, pengembangan diri

berkelanjutan dan multiprofesionalisme dalam praktik layanan kesehatan

berbasis rumah sakit maupun pusat layanan kesehatan primer.

Tabel 5.1 Sasaran Belajar Doctoring dan Milestone Pencapaiannya

Kompetensi

Milestone & Semester

Doctoring I Doctoring

II

Doctoring

III

Semester I -II

III - IV Semester V – VII & profesi

Tema Pengembangan

Doctor As Scholar & Scientist :

Intellectual Reporter

Doctor as Healthcare Practitioner (Healer) :

Intrepeter-Junior

Manager

Doctor as Universal

Professional : Senior

Manager & Educator

Profesional Luhur Perilaku

Profesional & Komunikasi Efektif

+ + ++

Mawas diri dan Pengembangan Diri

+ + ++

Komunikasi Efektif +++ +++ ++

Aplikasi Ilmu Biomedik dalam Kedoktearn Kognitif & critical

Thinking

+ + +

Pengelolaan Informasi & Kesarjanaan : EBM Practice

+ +++ +++

Keterampilan Klinis

Psikomotor/Skill

+ ++ ++

Pengelolaan Masalah Kesehatan (Clinical Problem Solving, Patient Management)

+ ++ ++

Kedokteran Emergensi dan

Tanggap Bencana (Emergency Skill)

+ ++ ++

Keterangan : Jumlah tanda + mencerminkan kuantifikasi muatan kompetensi

Page 77: PEDOMAN AKADEMIK PROGRAM STUDI PENDIDIKAN DOKTERpd.fk.ub.ac.id/wp-content/uploads/2013/09/Buku-Pedoman-2013-201… · PEDOMAN AKADEMIK PROGRAM STUDI PENDIDIKAN DOKTER Tahun Akademik

PEDOMAN AKADEMIK FAKULTAS KEDOKTERAN UIVERSITAS BRAWIJAYA PROGRAM STUDI PENDIDIKAN DOKTER

62

2013-2014

5.1.3 Proses Pembelajaran

Setiap pelaksanaan Blok Doctoring terdiri dari rangkaian pembelajaran dengan

metode sbb:

1. Diskusi Kelompok Kecil Pembelajaran Berbasis Masalah (SGD PBL) dengan

Metode 7 Jumps

2. Kuliah Pakar/Symposium Klarifikasi Topik Esensial (S)

3. Latihan Komunikasi/History taking & Keterampilan Klinis Terintegrasi

(iTramed)

4. Belajar mandiri dan kolaboratif melalui collaborative learning environment

5. Penalaran klinis melalui praktik EBM dan POMR

6. Belajar reflektif melalui Portfolio Belajar (Learning portfolio)

5.1.4 Organisasi Pelaksanaan Doctoring

Blok Doctoring diselenggarakan di bawah koordinasi Seorang Penanggung

Jawab Mata Kuliah yang ditunjuk oleh Ketua Program Studi berdasarkan

pertimbangan beban kerja dosen, motivasi dan kemampuan managerial dan

interpersonal. Penanggung Jawab Mata Kuliah membentuk tim Blok yang terdiri

dari Kontributor materi/narasumber, tutor dan dosen kontributor teknis, serta

administrasi dengan pembagian kerja sebagai berikut:

Page 78: PEDOMAN AKADEMIK PROGRAM STUDI PENDIDIKAN DOKTERpd.fk.ub.ac.id/wp-content/uploads/2013/09/Buku-Pedoman-2013-201… · PEDOMAN AKADEMIK PROGRAM STUDI PENDIDIKAN DOKTER Tahun Akademik

PEDOMAN AKADEMIK FAKULTAS KEDOKTERAN UIVERSITAS BRAWIJAYA PROGRAM STUDI PENDIDIKAN DOKTER

63

2013-2014

No Komponen Tim Blok

Tugas

1 Penanggung Jawab Blok

Bertanggung Jawab atas perencanaan, implementasi dan monev internal Blok doctoring Melaporkan Nilai Doctoring kepada KaProdi setiap akhir

pelaksanaan Blok Melakukan remediasi atau make up bagi mahasiswa yang capaian kompetensinya belum memuaskan

Melakukan standar setting penentuan batas lulus Blok

2 Narasumber Memberikan masukan konten keilmuan maupun keterampilan klinis

dari Blok dan sekaligus menyampaikan materi melalui Kuliah

3 Tutor Memfasilitasi mahasiswa mencapai kompetensi yang ditetapkan

Memberikan umpan balik positif terhadap performa mahasiswa Memberikan penilaian atas kinerja dan capaian kompetensi mahasiswa

Melaporkan hasil penilaian, hasil monev internal kepada PJMK

4 Dosen Kontributor Teknis/Sekretaris

Blok

Membantu PJMK dalam memfasilitasi proses perancangan dan pembuatan sumber daya belajar (learning resources) termasuk merancang skenario PBL dan latihan keterampilan klinis, jadwal,

menentukan tutor pengganti dan membuat laporan/evaluasi pelaksanaan Blok

5 Administrasi Membantu tugas PJMK dan Dosen Kontributor Teknis dalam:

- Menyiapkan absensi kegiatan pendidikan - Menyebarkan kuisoner kepuasaan - Mengumpulkan borang penilaian dosen atas performa

mahasiswa, mahasiswa atas performa dosen

5.1.5 Template Struktur & Tentative Rundown Blok Doctoring

Senin Selasa Rabu Kamis Jum’at Sabtu

/Minggu

08.00 – 09.00 Overview/Kontrak

Belajar

Kuliah Pakar PBL Step 6-7

Pleno & Kuliah

Pakar

Formatif

quiz

OSCE S

em

est

er

Terjadw

al

09.00 – 10.00 PBL Step 1-5

10.00 – 11.00 Latihan Intrepetasi

Lab

Kuliah Pakar Pleno & Kuliah Pakar 11.00 – 12.00 Kuliah Pakar ISHOMA

12.00 – 13.00 ISHOMA ISHOMA

13.00 – 14.00 Skill Teaching Orientation

(Lecture)

Skill Teaching Orientation

(Lecture)

Skill Teaching Orientation

(Lecture)

Skill Teaching Orientation

(Lecture)

Refleksi Kolaboratif

Learning

14.00 – 15.00 Skill Teaching

Anamnesa – Clinical reasoning (Dx-DDx)

Skill Teaching

Anamnesa – Clinical reasoning

(Dx-DDx

Skill Teaching

Planning Tx, KIE/konseling

Skill Teaching

Planning Tx, KIE/konseling

15.00 – 16.00

5.2 Metodologi

Pekerjaan seorang dokter mempunyai dampak langsung pada kehidupan

manusia, karena itu setiap pertimbangan dan pilihan tindakan yang dilakukan

Page 79: PEDOMAN AKADEMIK PROGRAM STUDI PENDIDIKAN DOKTERpd.fk.ub.ac.id/wp-content/uploads/2013/09/Buku-Pedoman-2013-201… · PEDOMAN AKADEMIK PROGRAM STUDI PENDIDIKAN DOKTER Tahun Akademik

PEDOMAN AKADEMIK FAKULTAS KEDOKTERAN UIVERSITAS BRAWIJAYA PROGRAM STUDI PENDIDIKAN DOKTER

64

2013-2014

seorang dokter harus didasari oleh bukti ilmiah yang kuat akan ketepatan dan

kebenarannya. Profesi dokter mengalami perkembangan pesat baik dari segi

keilmuan dan tekhnologi maupun perkembangan konsep pelayanan dan praktek

pelayanan. Dilain pihak kemajuan kualitas sumberdaya manusia secara umum

juga meningkatkan kepekaan masyarakat akan mutu pelayanan kesehatan.

Perkembangan di atas menunjukkan bahwa dokter selain harus mempunyai

kompetensi praktis diharapkan juga mempunyai kemampuan berpikir ilmiah dan

kritis sehingga mampu secara terus menerus mengembangkan keilmuan dan

menemukan pelayanan terbaik.

Dalam perkembangan paradigma baru ini, maka kemampuan untuk

memperbarui pengetahuan dan keahlian dengan pendekatan berpikir ilmiah

menjadi penting bagi seorang dokter. Konsep pembelajaran metodologi

dirancang untuk memberikan dasar ketrampilan intelektual bagi mahasiswa.

5.2.1 Batasan

Mata kuliah Metodologi adalah bentuk MK Blok yang bersifat vertikal,

termasuk dalam kelompok pengembangan keterampilan non-klinik

yang sifatnya penunjang untuk pencapaian kompetensi dokter.

Pembelajaran MK Metodologi dibagi dalam tiga tahap, yaitu Metodologi

1 yang dibelajarkan pada SemesterI, Metodologi-2 dibelajarkan pada

Semester IV, dan Metodologi 3 pada Semester V.

Metodologi 1menggunakan tema “Metode Ilmiah & Keterampilan

Belajar”, yang pada dasarnya berisi generic skill. Dalam topik Metode

Ilmiah, dibahas dasar-dasar filosofis ilmu pengetahuan kedokteran,

konsep berpikir logis, kritis dan etis dalam memahami fakta, fenomena

ilmu dan teknologi kedokteran serta menerapkan Ilmu Kedokteran

sebagai proses pembelajaran berkelanjutan. Keterampilan

Belajardimaksudkan dapat membantu mahasiswa dalam hal

memahamicara belajar efektif masing-masing individu dan cara efektif

mengakses informasi secara umum termasuk melalui situs internet.

Metodologi 2 merupakan proses pembelajaran teori dan

praktikum tentang kritisi artikel ilmiah bidang kesehatan. Pembahasan

difokuskan pada praktek kritisi konsep kausalitas dalam artikel ilmiah

Page 80: PEDOMAN AKADEMIK PROGRAM STUDI PENDIDIKAN DOKTERpd.fk.ub.ac.id/wp-content/uploads/2013/09/Buku-Pedoman-2013-201… · PEDOMAN AKADEMIK PROGRAM STUDI PENDIDIKAN DOKTER Tahun Akademik

PEDOMAN AKADEMIK FAKULTAS KEDOKTERAN UIVERSITAS BRAWIJAYA PROGRAM STUDI PENDIDIKAN DOKTER

65

2013-2014

yang banyak mendasari penemuan baru dalam keilmuan dan teknologi

kedokteran (Evidence-Based Medicine).

Metodologi 3 atau Metodologi Riset, memberikan dasar

kemampuan intelektual yang terbentuk dari kemampuan berkomunikasi

dan berpikir ilmiah sehingga mampu berpikir kritis dan menemukan

pemecahan permasalahan secara ilmiah. Fokus bahasan dari mata

kuliah ini meliputi dasar ilmiah melakukan penelitian, penulisan

perumusan masalah, pengembangan kerangka konsep termasuk

hipotesis penelitian, dan perancangan desain penelitian guna menjawab

permasalahan penelitian. LuaranMK Metodologi-3 adalah proposal

penelitian yang diharapkan menjadi dasar penyusunan Tugas Akhir

mahasiswa.

5.2.2 Proses Pembelajaran

Metodologi 1 dibelajarkandalam bentuk tatap muka dan secara

berkelompok mahasiswa diberi tugas menyusun karya ilmiah sederhana

menggunakan metode ilmiah yang berisi kritik etik terhadap masalah

kesehatan di masyarakat. Tugas kelompok diseminarkan pada akhir

pembelajaran.

Metodologi 2 dibelajarkan dalam bentuk tatap muka dan diskusi

kelompok kecil dalam menyelesaikan tugas-tugas modul. Mahasiswa

secara individu membuat laporan tugas kritisi ilmiah terhadap laporan

penelitian tentang bidang kesehatan klinik dan masyarakat (agen

etiologik/patomekanisme/diagnosis/terapi/prognosis).

Metodologi 3 difokuskan pada pengembangan proses berpikir

ilmiah melalui proses penelitian yang dituangkan dalam bentuk

penulisan perencanaan kajian suatu permasalahan atau proposal.

Metodologi 3 dibelajarkan dalam bentuk kuliah dan bimbingan dalam

penyusunan serta presentasi proposal penelitian. Evaluasi hasil belajar

adalah gabungan antara nilai ujian teori dan nilai proposal.

Page 81: PEDOMAN AKADEMIK PROGRAM STUDI PENDIDIKAN DOKTERpd.fk.ub.ac.id/wp-content/uploads/2013/09/Buku-Pedoman-2013-201… · PEDOMAN AKADEMIK PROGRAM STUDI PENDIDIKAN DOKTER Tahun Akademik

PEDOMAN AKADEMIK FAKULTAS KEDOKTERAN UIVERSITAS BRAWIJAYA PROGRAM STUDI PENDIDIKAN DOKTER

66

2013-2014

5.3 Tugas Akhir

5.3.1 Batasan

Tugas Akhir merupakan karya ilmiah dalam bidang/cabang ilmu

tertentu yang ditulis berdasarkan hasil penelitian laboratorik maupun

lapangan, atau tugas lain yang telah ditentukan oleh Fakultas.

Pelaksanaan Tugas Akhir adalah wajib ditempuh mahasiswaProgram

Studi Pendidikan Dokter FKUB sebagai salah satu syarat untuk

mendapatkan gelar kesarjanaan.

5.3.2 Syarat-syarat diperkenankan melaksanakan Tugas Akhir

a. Terdaftar sebagai mahasiswa pada tahun akademik yang

bersangkutan

b. IP Kumulatif sekurang-kurangnya 2,00

5.3.3 Waktu penyelesaian Tugas Akhir

a. Tugas Akhir dilaksanakanpada Semester VI dan atau selambat-

lambatnya selesai pada akhir Semester VII.

b. Perpanjangan waktu harus mendapatkan persetujuan Dekan/Ketua

Jurusan dengan tata cara yang ditentukan oleh Fakultas.

5.3.4 Bimbingan Tugas Akhir

a. Jumlah Pembimbing

Seorang mahasiswa yang melaksanakan Tugas Akhir, dibimbing

oleh dua orang yang terdiri dari 1 (satu) orang Pembimbin g I dan

1 (satu) orang Pembimbing II. Penyimpangan persyaratan di atas

ditentukan oleh Dekan atas usul Tim Tugas Akhir.

b. Penentuan Pembimbing

1) Dekan menentukan PembimbingIdan PembimbingIIatas usul

Tim Tugas Akhir.

2) Pembimbing II dapat berasal dari luar Fakultas selama

diperlukan

3) Dosen luar biasa atau dosen tamu dapat diusulkan menjadi

Pembimbing I atau Pembimbing II.

Page 82: PEDOMAN AKADEMIK PROGRAM STUDI PENDIDIKAN DOKTERpd.fk.ub.ac.id/wp-content/uploads/2013/09/Buku-Pedoman-2013-201… · PEDOMAN AKADEMIK PROGRAM STUDI PENDIDIKAN DOKTER Tahun Akademik

PEDOMAN AKADEMIK FAKULTAS KEDOKTERAN UIVERSITAS BRAWIJAYA PROGRAM STUDI PENDIDIKAN DOKTER

67

2013-2014

c. Syarat Pembimbing

1) PembimbingIadalah dosen yang memiliki kepangkatan

serendah-rendahnya Lektor bagi pemegang ijazah minimal S2

(Magister) atau Asisten Ahli bagi pemegang ijazah S3

(Doktor).

2) PembimbingII adalah dosen dengan kepangkatan serendah-

rendahnya Lektor bagi pemegang ijazah minimal S2 (Magister)

atau Asisten Ahli bagi pemegang ijazah S3 (Doktor).

d. Tugas dan Kewajiban Pembimbing

1) Tugas dan kewajiban PembimbingIadalah:

Membantu mahasiswa dalam mencari permasalahan yang

dijadikan dasar penyusunan Tugas Akhir

Membimbing mahasiswa dalam menyelesaikan Tugas

Akhir

Membimbing mahasiswa dalam penulisan Tugas Akhir.

2) Tugas dan kewajiban PembimbingII adalah membantu

PembimbingIdan melengkapi pembimbingan Tugas Akhir

mahasiswa.

5.3.5 Proses penyusunan Tugas Akhir

a. Mahasiswa mengajukan judul penelitian pada saat pembelajaran

Metodologi Riset, kemudian melalui pembimbingan oleh 1 (satu)

orang fasilitator akan disusun proposal Tugas Akhir.

b. Fasilitator pada mata kuliah Metodologi Riset tersebut selanjutnya

akan bertindak sebagai Pembimbing I dalam pelaksanaan Tugas

Akhir.

c. Di dalam proses pelaksanaan Tugas Akhir, mahasiswa akan

mendapatkan Pembimbing II yang distribusinya diatur oleh Tim

Pengelola Tugas Akhir.

d. Mahasiswa harus mendapatkan pernyataan layak etik dari Tim

Kelayakan Etik Penelitian apabila penelitian Tugas Akhir

menyangkut manusia dan hewan coba.

Page 83: PEDOMAN AKADEMIK PROGRAM STUDI PENDIDIKAN DOKTERpd.fk.ub.ac.id/wp-content/uploads/2013/09/Buku-Pedoman-2013-201… · PEDOMAN AKADEMIK PROGRAM STUDI PENDIDIKAN DOKTER Tahun Akademik

PEDOMAN AKADEMIK FAKULTAS KEDOKTERAN UIVERSITAS BRAWIJAYA PROGRAM STUDI PENDIDIKAN DOKTER

68

2013-2014

e. Setelah selesai melaksanakan penelitian yang ditulis dalam bentuk

naskah Tugas Akhir, hasilnya akan diuji oleh Tim Penguji.

5.3.6 Ujian Tugas Akhir

a. Ujian Tugas Akhir program sarjana bersifat komprehensif.

b. Ujian Tugas Akhir dilaksanakan secara lisan dan bertujuan untuk

mengevaluasi mahasiswa dalam penguasaan ilmu dan penerapan

teknologi sesuai dengan bidang yang dikaji.

c. Majelis Penguji ditetapkan oleh Dekan atas usul Tim Pengelola

Tugas Akhir.

d. Susunan Majelis Penguji terdiri dari PembimbingI & II sebagai

anggota, dan seorang penguji di luar pembimbing merangkap

sebagai Ketua.

e. Dalam hal mahasiswa menggunakan konsultan dalam penyelesaian

Tugas Akhirnya, konsultan tidak menjadi penguji pada ujian Tugas

Akhir.

f. Ketua Penguji adalah dosen / tenaga lain yang berkompeten

dibidangnya yang ditentukan oleh Dekan atas usul Tim Pengelola

Tugas Akhir.

g. Tugas Majelis Penguji:

1) Ketua Penguji bertugas memimpin dan mengatur kelancaran

pelaksanaan ujian

2) Majelis Penguji bertugas menguji dan memberikan penilaian

pada kandidat Sarjana Kedokteran

3) Menentukan kelulusan kandidat Sarjana Kedokteran dan

menyampaikan hal-hal yang terkait dengan penyelesaian

pelaksanaan Tugas Akhir

4) Menentukan tugas-tugas/ ketentuan lain yang harus dipenuhi

oleh kandidat yang dinyatakan tidak lulus.

5.3.7 Waktu Ujian Tugas Akhir

a. Waktu yang disediakan untuk ujian Tugas Akhir Sarjana Kedokteran

sebanyak-banyaknya adalah2 (dua) jam.

Page 84: PEDOMAN AKADEMIK PROGRAM STUDI PENDIDIKAN DOKTERpd.fk.ub.ac.id/wp-content/uploads/2013/09/Buku-Pedoman-2013-201… · PEDOMAN AKADEMIK PROGRAM STUDI PENDIDIKAN DOKTER Tahun Akademik

PEDOMAN AKADEMIK FAKULTAS KEDOKTERAN UIVERSITAS BRAWIJAYA PROGRAM STUDI PENDIDIKAN DOKTER

69

2013-2014

b. Mahasiswa yang telah dinyatakan lulus dalam Berita Acara Ujian

Tugas Akhir diperbolehkan mendaftar yudisium Sarjana.

5.3.8 Penyusunan Tugas Akhir berbahasa Inggris

a. Bagi mahasiswa yang menyusun Tugas Akhir menggunakan bahasa

Inggris, diberikan satu pembimbing tambahan (PembimbingIII atau

konsultan) dari Laboratorium Bahasa Inggris.

b. Pembimbing III bertugas memberikan bimbingan dalam hal

penyusunan kalimat menggunakan kaidah bahasa Inggris yang baik

dan benar

c. Pembimbing III tidak menjadi penguji pada ujian Tugas Akhir.

Peraturan tersebut di atas juga berlaku untuk mahasiswa asing yang

menyusun Tugas Akhirnya dalam bahasa Indonesia.

5.3.9 Karya Tulis Ilmiah pengganti Tugas Akhir

a. Karya tulis ilmiah yang berupa penelusuran studi pustaka dan

berupa penelitian yang didanai yang dinyatakan layak mengikuti

PIMNAS yang diadakan oleh Kementerian Pendidikan Nasional,

dapat diterima sebagai karya tulis ilmiah Tugas Akhir tanpa melalui

ujian Tugas Akhir dan diberi nilai A.

b. Karya tulis sebagai finalis yang diadakan oleh institusi tertentu dan

berskala Nasional dapat menggantikan karya tulis ilmiah Tugas

Akhir tanpa melalui ujian Tugas Akhir dan diberi nilai A.

c. Karya tulis ilmiah pada butir a dan b diatas diserahkan kepada Tim

Pengelola Tugas Akhir dalam bentuk format Tugas Akhir yang telah

ditetapkan, dengan menyertakan SK Dekan.

5.4 Program Kerja Nyata Mahasiswa(PKNM)

5.4.1 Batasan

PKNM merupakan bentuk pendidikan dengan cara memberikan

pengalaman belajar kepada mahasiswa untuk berinteraksi langsung

dengan Pokmas (Kelompok Masyarakat) atau Masyarakat Mitra

Kegiatan (Masyarakat Kampus atau di luar kampus), dan secara

Page 85: PEDOMAN AKADEMIK PROGRAM STUDI PENDIDIKAN DOKTERpd.fk.ub.ac.id/wp-content/uploads/2013/09/Buku-Pedoman-2013-201… · PEDOMAN AKADEMIK PROGRAM STUDI PENDIDIKAN DOKTER Tahun Akademik

PEDOMAN AKADEMIK FAKULTAS KEDOKTERAN UIVERSITAS BRAWIJAYA PROGRAM STUDI PENDIDIKAN DOKTER

70

2013-2014

langsung mengidentifikasi serta berupaya ikut menangani masalah-

masalah yang dihadapi pokmas tersebut. Kegiatan PKNM merupakan

kegiatan intrakurikuler.PKNM merupakan bentuk KKN di Fakultas

Kedokteran UB yang dimaksudkan untuk memberikan pengalaman

belajar dan pengalaman kerja nyata, serta mendewasakan kepribadian

dan memperluas wawasan mahasiswa.

5.4.2 Tujuan Kompetensi

Melalui kegiatan PKNM mahasiswa diharapkan mampu menguasai:

Pemahaman pendekatan interdisiplin

Pemahaman manfaat IPTEK tepat guna dan keterampilan penerap-

annya

Pemahaman kehidupan masyarakat dan permasalahannya

Pemberdayaan cara berpikir profesional dan kepedulian sosial

5.4.3 Pelaksanaan Pembelajaran

Pada prinsipnya PKNM merupakan program yang banyak terkait dengan

kegiatan pengabdian masyarakat namun termasuk dalam kegiatan

akademis. Kegiatan pengabdian masyarakat sendiri adalah semua

kegiatan di luar kegiatan penelitian dan kegiatan penelitian. Kegiatan

pengabdian masyarakat merupakan bagian dari program

Pengembangan Masyarakat (community development). Kegiatan-

kegiatan pengembangan masyarakat dimaksudkan untuk tercapainya

perilaku sehat yang berkelanjutan. Oleh karena itu, dari PKNM yang

berkesinambungan diharapkan dapat mengubah pengetahuan, sikap,

dan perilaku masyarakat secara sustainable.

5.4.3.1 Unsur PKNM

Kegiatan-kegiatan dalam PKNM hendaknya mengandung

unsur kegiatan berikut:

a. Pelayanan Masyarakat (community services)

Page 86: PEDOMAN AKADEMIK PROGRAM STUDI PENDIDIKAN DOKTERpd.fk.ub.ac.id/wp-content/uploads/2013/09/Buku-Pedoman-2013-201… · PEDOMAN AKADEMIK PROGRAM STUDI PENDIDIKAN DOKTER Tahun Akademik

PEDOMAN AKADEMIK FAKULTAS KEDOKTERAN UIVERSITAS BRAWIJAYA PROGRAM STUDI PENDIDIKAN DOKTER

71

2013-2014

Pelayanan kepada masyarakat dimaksudkan sebagai

kegiatan public outreach untuk lebih memperkenalkan

keberadaan PKNM kepada masyarakat luas baik yang

menjadi sasaran langsung maupun bukan sasaran

langsung dari kegiatan.

Pelayanan masyarakat ini dapat berupa: pencegahan

primer, pencegahan sekunder (tindakan kuratif),

pencegahan tersier (rehabilitatif).

b. Pemberdayaan Masyarakat (community empowering)

Pemberdayaan masyarakat dilakukan melalui kegiatan-

kegiatan yang berkaitan dengan memberikan akses yang

lebih luas kepada masyarakat untuk menunjang

kemandiriannya. Kegiatan ini meliputi: pelatihanuntuk

meningkatkan skill, wawasan, mengubah mindset, atau

untuk meningkatkan penghasilan, pendampingan

masyarakat secara berkala bagi keluarga rawan gizi,

pembentukan kader dari kalangan masyarakat setempat,

kunjungan lapangan bagi masyarakat, studi banding bagi

masyarakat.

c. Hubungan Masyarakat (community relation)

Kegiatan ini berkaitan dengan pengembangan

kesepahaman yang dilakukan melalui komunikasi dan

informasi kepada pihak-pihak terkait.

Kegiatan ini meliputi: penyuluhan kesehatan secara

langsung kepada masyarakat, dan penyelenggaraan

konsultasi kesehatan di sekolah.

5.4.3.2 Bentuk Kegiatan PKNM

Kegiatan PKNM meliputi 2 kegiatan yaitu ”Pembekalan” dan

”Kegiatan Lapangan”.

a. Pembekalan, terdiri dari:

Page 87: PEDOMAN AKADEMIK PROGRAM STUDI PENDIDIKAN DOKTERpd.fk.ub.ac.id/wp-content/uploads/2013/09/Buku-Pedoman-2013-201… · PEDOMAN AKADEMIK PROGRAM STUDI PENDIDIKAN DOKTER Tahun Akademik

PEDOMAN AKADEMIK FAKULTAS KEDOKTERAN UIVERSITAS BRAWIJAYA PROGRAM STUDI PENDIDIKAN DOKTER

72

2013-2014

Latihan pembekalan yang diberi beban 1/3 dari

alokasi waktu PKNM

Evaluasi pembekalan berupa ujian pembekalan yang

akan diperhitungkan dalam nilai akhir pembekalan

Mahasiswa dengan satuan kredit kegiatan (SKK)

lebih dari 3 tetap wajib mengikuti pembekalan dan

ujian pembekalan.

b. Kegiatan Lapangan:

Beban kegiatan lapangan adalah 2/3 alokasi waktu

PKNMyang diselesaikan dalam 1 (satu)

semester.Kegiatan lapangan PKNM terdiri dari:

1) Diagnosis awal di komunitas

2) Pembuatan proposal

3) Kegiatan intervensi di komunitas

4) Pembuatan laporan

5) Presentasi di kampus.

Page 88: PEDOMAN AKADEMIK PROGRAM STUDI PENDIDIKAN DOKTERpd.fk.ub.ac.id/wp-content/uploads/2013/09/Buku-Pedoman-2013-201… · PEDOMAN AKADEMIK PROGRAM STUDI PENDIDIKAN DOKTER Tahun Akademik

PEDOMAN AKADEMIK FAKULTAS KEDOKTERAN UIVERSITAS BRAWIJAYA PROGRAM STUDI PENDIDIKAN DOKTER

73

2013-2014

Bab VI

KETERAMPILAN DAN KETERAMPILAN KLINIK

6.1 Keterampilan Dalam Pendidikan Dokter

Dalam hal keterampilan dalam pendidikan dokter, kompetensi dokter

menyiratkan integrasi 3 jenis keterampilan, yaitu :

a. Keterampilan menguasai ilmu kedokteran, disebut pula sebagai

keterampilan intelektual, adalah keterampilan mengakses, mengumpulkan,

menganalisis, mensintesis, menyimpulkan, menyampaikan kesimpulan

mengenai ilmu kedokteran untuk dimanfaatkan dalam praktik di klinik,

praktik di masyarakat, maupun dalam konteks pengembangan ilmu.

b. Keterampilan pelayanan kepada masyarakat dalam konteks individu,

keluarga, masyarakat tertentu, dan bangsa merupakan bagian dari

kompetensi dokter dalam mengaplikasikan ilmu kedokteran dalam praktik

klinik berdasarkan prosedur kedokteran dalam setting kesehatan

masyarakat (community health services).

c. Keterampilan bersikap dan berperilaku merupakan bagian dari

profesionalisme dokter dalam berkomunikasi dengan pasien dan

komunitas dalam berbagai setting (anak, dewasa, orangtua, situasi

pasien/komunitas yang spesifik, termasuk komunikasi antar profesi

kesehatan) dalam praktik klinik dan pelayanan komunitas.

6.2 Macam Keterampilan dan Pembelajarannya

6.2.1 Keterampilan menguasai Ilmu Kedokteran

Keterampilan ini merupakan akumulasi keterampilan: penguasaan

teknologi informatika, berfikir kritis, berfikir analitis, berfikir skeptis

yang teratur, berfikir sistimatis, mengidentifikasi dan memecahkan

masalah.

Dalam konteks implementasi KBK di Program Studi Pendidikan Dokter

FKUB, keterampilan ini dibelajarkan melalui:

Page 89: PEDOMAN AKADEMIK PROGRAM STUDI PENDIDIKAN DOKTERpd.fk.ub.ac.id/wp-content/uploads/2013/09/Buku-Pedoman-2013-201… · PEDOMAN AKADEMIK PROGRAM STUDI PENDIDIKAN DOKTER Tahun Akademik

PEDOMAN AKADEMIK FAKULTAS KEDOKTERAN UIVERSITAS BRAWIJAYA PROGRAM STUDI PENDIDIKAN DOKTER

74

2013-2014

a. Modul Blok. Modul dalam sebuah blok disampaikan dan atau

diakses mahasiswa sebelum pembelajaran blok yang

bersangkutan dimulai. Didalam modul disampaikan sejumlah tugas

modul (modul task) yang harus dikerjakan mahasiswa sebelum

pembelajaran blok itu dimulai. Pemberian tugas modul ini

merupakan bentuk pembelajaran “student active learning” yang

sekaligus bertujuan menyiapkan mahasiswa sebelum

pembelajaran melalui diskusi maupun kuliah (menyiapkan prior

knowledge).

b. Modul Doctoring. Merupakan pembelajaran integrasi vertikal

yang diterapkan secara longitudinal dan dilaksanakan setiap akhir

semester. Dalam Modul ini, mahasiswa akan mendapatkan

pengalaman belajar mengaplikasikan pengetahuan, skil dan

perilaku yang telah dipelajari selama blok sebelumnya ke dalam

permasalah kesehatan individu maupun masyarakat yang menjadi

prioritas dalam SKDI maupun masalah terkini. Metode

pembelajaran yang digunakan adalah metode multifacet

diantaranya SGD PBL 7 Jumps, Kuliah Pakar Interaktif, Belajar

Mandiri dengan fasilitasi teknologi berbasis informasi,

Pembelajaran Clinical Reasoning, Role Play, Pembelajaran Skil

komprehensif dan self reflection.

6.2.2 Keterampilan Pelayanan Kepada Masyarakat

Terdiri dari keterampilan memberikan informasi dan pelayanan

kesehatan preventif, kuratif, rehabilitatif, dan promotif kepada

msyarakat dalam konteks individu, keluarga, dan komunitas tertentu.

Pembelajaran keterampilan pelayanan masyarakat dilaksanakan sesuai

dengan blok-blokyang terkait. Dapat pula dilaksanakan dalam kaitan

dengan program elektif dan atau program community

placement(termasuk Program Kerja Nyata Mahasiswa) oleh

Laboratorium Ilmu Kesehatan Masyarakat dan Kesehatan Pencegahan

(IKM-KP).

Page 90: PEDOMAN AKADEMIK PROGRAM STUDI PENDIDIKAN DOKTERpd.fk.ub.ac.id/wp-content/uploads/2013/09/Buku-Pedoman-2013-201… · PEDOMAN AKADEMIK PROGRAM STUDI PENDIDIKAN DOKTER Tahun Akademik

PEDOMAN AKADEMIK FAKULTAS KEDOKTERAN UIVERSITAS BRAWIJAYA PROGRAM STUDI PENDIDIKAN DOKTER

75

2013-2014

Dalam konteks Pencapaian “The Five Star Doctor” (WHO,2000),

pembelajaran ini dimaksudkan juga sebagai pembelajaran untuk

mencapai kompetensi: care provider, decision maker, communicator,

community leader, dan manager.

6.2.3 Keterampilan Bersikap dan Berperilaku

Terdiri dari keterampilan bersapa salam, berbicara sopan, berlaku

santun, beretika, memimpin, dipimpin, berkolaborasi, dalam ikatan

sebagai sesama manusia, sesama warga, sesama profesi

kesehatan,dalam kehidupan beragama, berbangsa, dan bernegara.

Keterampilan ini dibelajarkan dalam konteks pembelajaran humaniora,

bioetik, dan kode etik kedokteran, komunikasi efektif, dan eksplisit

dalam pembelajaran keterampilan klinik.

6.3 Keterampilan Klinik

6.3.1 Batasan

a. Keterampilan Klinik, menurut Konsil Kedokteran Indonesia,

adalah kegiatan mental dan atau fisik yang terorganisasi serta

memiliki bagian-bagian kegiatan yang saling bergantung dari

awal hingga akhir. Dalam melaksanakan praktik dokter, lulusan

dokter perlu menguasai keterampilan klinik yang akan digunakan

dalam membangun diagnosis maupun menyelesaikan suatu

masalah kesehatan. Keterampilan klinik ini perlu dilatihkan sejak

awal pendidikan dokter secara berkesinambungan hingga akhir

pendidikan dokter.

Keterampilan klinik (clinical skill) merupakan bagian dari

kompetensi dokter dalam hal keterampilan mengaplikasikan Ilmu

Kedokteran terhadap seorang pasien berdasarkan prosedur

kedokteran dalam setting praktik klinik (clinical procedure).

b. Profesionalisme Dokter ditentukan dari kemampuannya

mengintegrasikan ketiga keterampilan tersebut diatas bersama-

sama dalam menjalankan tugas profesionalnya sebagai dokter.

Page 91: PEDOMAN AKADEMIK PROGRAM STUDI PENDIDIKAN DOKTERpd.fk.ub.ac.id/wp-content/uploads/2013/09/Buku-Pedoman-2013-201… · PEDOMAN AKADEMIK PROGRAM STUDI PENDIDIKAN DOKTER Tahun Akademik

PEDOMAN AKADEMIK FAKULTAS KEDOKTERAN UIVERSITAS BRAWIJAYA PROGRAM STUDI PENDIDIKAN DOKTER

76

2013-2014

c. Dalam KBK PSPD seorang calon dokter dituntut untuk dapat

melakukan setidaknya 7 macam keterampilan klinik secara

sistimatik, yaitu: 1) komunikasi interpersonal dan history

taking/anamnesa, 2) pemeriksaan fisik, 3) keterampilan memilih

dan melakukan prosedural diagnostik serta intrepetasi data

medis, 4) penalaran klinis dan problem solving, 5) keterampilan

membuat resep, 6) keterampilan tindakan terapetik prosedural,

7) konseling medik, edukasi & advokasi pasien.

6.3.2 Tujuan Pembelajaran

Pengembangan Keterampilan Klinik bertujuan mencapai kompetensi:

a. Belajar sepanjang hayat khususnya mampu belajar cara belajar

b. Berkomunikasi secara ilmiah khususnya berfikir kritis dan analitis

c. Berkolaborasi, menyatakan pendapat, menghargai perbedaan

pendapat, dan bekerja dalam satu tim

d. Melakukan penelitian dan menyusun karya ilmiah berdasarkan

kaidah-kaidah keilmuan biomedik, kedokteran dan kesehatan

e. Berkomunikasi dengan efektif kepada pasien dan keluarganya,

serta dengan sejawatnya (termasuk dengan profesi kesehatan

lainnya) dalam permasalahan dan memberikan pelayanan yang

efektif

f. Berperilaku dan bertindak profesional kepada pasien dan kepada

sejawatnya

g. Melakukan interview medis untuk mengumpulkan informasi/

temuan klinis yang relevan dan mengidentifikasi perspektif

pasien

h. Melakukan pemeriksaan fisik untuk mengidentifikasi penemuan-

penemuan penting sambil tetap memelihara dan menjaga harga

diri (patient’s dignity) pasien

i. Menganalisis informasi klinis menuju diagnosis dan rancangan

terapi

Page 92: PEDOMAN AKADEMIK PROGRAM STUDI PENDIDIKAN DOKTERpd.fk.ub.ac.id/wp-content/uploads/2013/09/Buku-Pedoman-2013-201… · PEDOMAN AKADEMIK PROGRAM STUDI PENDIDIKAN DOKTER Tahun Akademik

PEDOMAN AKADEMIK FAKULTAS KEDOKTERAN UIVERSITAS BRAWIJAYA PROGRAM STUDI PENDIDIKAN DOKTER

77

2013-2014

j. Menyampaikan informasi klinis dan kesimpulan-kesimpulannya

dengan tepat dalam laporan lisan maupun tertulis

k. Mengembangkan self-awareness terkait sikap, kepercayaan,

keyakinan, dan perilaku seseorang yang dapat mempengaruhi

prakteknya sebagai dokter.

6.4 Pembelajaran Keterampilan Klinik di Program Studi Pendidikan

Dokter FKUB

Pembelajaran Keterampilan Klinik dilakukan bersamaan dan menjadi bagian

dari pembelajaran Blok yang relevan. Pembelajaran berlangsung dalam skill

laboratory system yaitu pembelajaran keterampilan klinis yang dilakukan

secara terintegrasi baik di gedung Labskill, di ruang-ruang praktikum

Laboratorium terkait dengan proses pengayaan(enrichment) penguasaan Blok,

di Laboratorium Sentral Biomedik FKUB, di Klinik dan Ruang Rawat Inap

Rumah Sakit Pendidikan dan Rumah Sakit afiliasi/satelit Lahan Pendidikan, dan

di Masyarakat.

6.4.1 Tingkat Kemampuan Keterampilan Klinik

Daftar keterampilan klinis dikelompokkan menurut bagian atau

departemen terkait. Pada setiap keterampilan klinik ditetapkan tingkat

kemampuan menggunakan Piramid Miller (knows, knows how, shows,

does) yang diharapkan dicapai oleh mahasiswa di akhir

pendidikan.Pembelajaran keterampilan klinik disesuaikan dengan

tingkat kemampuan yang harus dimiliki seorang dokter umum dalam

praktik klinik.

Tingkat kemampuan keterampilan klinik didasarkan pada konsep

Piramida Miller, sebagai berikut :

a. Tingkat Kemampuan 1: Mengetahui dan Menjelaskan

Lulusan dokter memiliki pengetahuan teoritis mengenai

keterampilan ini, sehingga dapat menjelaskan kepada teman

sejawat, pasien maupun klien tentang konsep, teori, prinsip

maupun indikasi, serta cara melakukan, komplikasi yang timbul,

dan sebagainya.

Page 93: PEDOMAN AKADEMIK PROGRAM STUDI PENDIDIKAN DOKTERpd.fk.ub.ac.id/wp-content/uploads/2013/09/Buku-Pedoman-2013-201… · PEDOMAN AKADEMIK PROGRAM STUDI PENDIDIKAN DOKTER Tahun Akademik

PEDOMAN AKADEMIK FAKULTAS KEDOKTERAN UIVERSITAS BRAWIJAYA PROGRAM STUDI PENDIDIKAN DOKTER

78

2013-2014

Tingkat kemampuan ini dibelajarkan dalam 1 paket pembelajaran

blok MKK dibawah tanggungjawab tim blok. Modul

pembelajarannya terintegrasi dalam modul-modul blok. Evaluasinya

merupakan bagian dari evaluasi MKK (blok).

b. Tingkat Kemampuan 2: Pernah Melihat atau pernah

didemonstrasikan

Lulusan dokter memiliki pengetahuan teoritis mengenai

keterampilan ini (baik konsep, teori, prinsip maupun indikasi, cara

melakukan, komplikasi, dan sebagainya). Selain itu, selama

pendidikan pernah melihat atau pernah didemonstrasikan

keterampilan ini.

Tingkat kemampuan ini dibelajarkan dalam 1 paket pembelajaran

blok MKK dibawah tanggungjawab Tim Blok. Modul

pembelajarannya terintegrasi dalam modul-modul blok.

Demonstrasi dapat dilakukan oleh tim Blok di ruang kelas atau

ruang Labskill (per Sistim). Evaluasinya merupakan bagian dari

evaluasi MKK (Blok).

c. Tingkat kemampuan 3: Pernah melakukan atau pernah

menerapkan di bawah supervisi

Lulusan dokter memiliki pengetahuan teoritis mengenai

keterampilan ini (baik konsep, teori, prinsip maupun indikasi, cara

melakukan, komplikasi, dan sebagainya). Selama pendidikan

pernah melihat atau pernah didemonstrasikan keterampilan ini, dan

pernah menerapkan keterampilan ini beberapa kali di bawah

supervisi.

Tingkat kemampuan ini dibelajarkan dalam 1 paket pembelajaran

blok MKK dibawah tanggungjawab Tim Blok. Modul

pembelajarannya terintegrasi dalam modul-modul blok.

Demonstrasi baik dalam bentuk simulasi manekin maupun simulasi

pasien dilakukan oleh tim Blok di ruang kelas atau ruang Labskill

Page 94: PEDOMAN AKADEMIK PROGRAM STUDI PENDIDIKAN DOKTERpd.fk.ub.ac.id/wp-content/uploads/2013/09/Buku-Pedoman-2013-201… · PEDOMAN AKADEMIK PROGRAM STUDI PENDIDIKAN DOKTER Tahun Akademik

PEDOMAN AKADEMIK FAKULTAS KEDOKTERAN UIVERSITAS BRAWIJAYA PROGRAM STUDI PENDIDIKAN DOKTER

79

2013-2014

(per Sistim) dibawah koordinasi Tim Blok. Evaluasinya merupakan

bagian dari evaluasi MKK (blok).

d. Tingkat kemampuan 4: Mampu melakukan secara mandiri

Lulusan dokter memiliki pengetahuan teoritis mengenai

keterampilan ini (baik konsep, teori, prinsip maupun indikasi, cara

melakukan, komplikasi, dan sebagainya). Selama pendidikan

pernah melihat atau pernah didemonstrasikan keterampilan ini, dan

pernah menerapkan keterampilan ini beberapa kali di bawah

supervisi serta memiliki pengalaman untuk menggunakan dan

menerapkan keterampilan ini dalam konteks praktik dokter secara

mandiri.

Tingkat kemampuan ini dibelajarkan dalam 1 paket pembelajaran

blok MKK dibawah tanggungjawab Tim Blok. Modul

pembelajarannya terintegrasi dalam modul-modul blok.

Demonstrasi baik dalam bentuk simulasi manekin maupun pasien

“volunteer” / “standardized“ dilakukan oleh Tim Blok di ruang kelas,

ruang Labskill (per Sistim) dibawah koordinasi Tim Blok, dan

dibawah koordinasi Kepala Laboratorium Klinik yang bersangkutan

apabila dalam rotasi klinik. Evaluasinya merupakan bagian dari

evaluasi MKK (Blok). Skor skill digabungkan kedalam Nilai MKK

dengan pembobotan tertentu untuk menjadi bagian dari Nilai

Kompetensi, sedang Tim Skill memberikan keterangan tercapai atau

tidak tercapainya kompetensi keterampilan klinik Miller 4 ini (lihat

Bab Evaluasi).

6.4.2 Jenis Pembelajaran Keterampilan Klinik

Pembelajaran keterampilan klinik KBK PS Pendidikan Dokter FKUB

meliputi:

a. Pada Semester I-II

1) Dasar-dasar keterampilkan berkomunikasi

2) Dasar-dasar anamenesis (general history taking)

3) Dasar-dasar pemeriksaan fisik

Page 95: PEDOMAN AKADEMIK PROGRAM STUDI PENDIDIKAN DOKTERpd.fk.ub.ac.id/wp-content/uploads/2013/09/Buku-Pedoman-2013-201… · PEDOMAN AKADEMIK PROGRAM STUDI PENDIDIKAN DOKTER Tahun Akademik

PEDOMAN AKADEMIK FAKULTAS KEDOKTERAN UIVERSITAS BRAWIJAYA PROGRAM STUDI PENDIDIKAN DOKTER

80

2013-2014

4) Pemeriksaan fisik dasar, yaitu general survey dan vital sign

5) Ketrampilan basic life support (BLS)

b. Pada Semester III – VII

1) History taking khusus pada setiap sistim tubuh

2) Pemeriksaan fisik khusus sistim tubuh

3) Pemeriksaan penunjang / prosedur diagnostik dam intepretasi

hasil pemeriksaan pada setiap sistimtubuh, meliputi:

Prosedur teknis

Prosedur laboratorik

4) Pelaporan (reporting), dapat berupa laporan:

Oral

Tertulis

5) Skill integrasi pada doctoring dan kepaniteraan umum

6.4.3 Keterampilan Berkomunikasi

Keterampilan berkomunikasi dibelajarkan dalam 2 fase pendidikan.

Fase pertama, yaitu pada paruh pertama Semester I diberikan Dasar

Komunikasi. Materi ini disampaikan dalam bentuk kuliah/tatap muka

tentang KonsepdanPrinsip Komunikasi, dan

praktikketerampilandiLabskilltentangkomunikasi dokter-pasien.

Pembelajaran keterampilan ini dilakukan dalam kelompok-kelompok

didampingi Tutor Komunikasi bertempat di Labskill atau tempat lain

yang disediakan oleh Koordinator Labskill. Selama proses

pembelajaran, dilakukan observasi menggunakan instrumen

observasi Praktik Keterampilan Komunikasi. Setiap kali

pembelajaran diakhiri dengan pemberian umpan-balik (feedback).

Tutor menuliskan skor dalam lembar obervasi, menandatangani dan

menyerahkannya kepada PJMK Komunikasi.

Fase kedua, keterampilan komunikasi diintegrasikan kedalam

pembelajaran history taking. Pengintegrasian ini dilakukan

berdasarkan sudut pandang, bahwa pada dasarnya history

takingmenyangkut anamnesis tentang apa yang akan ditanyakan/

Page 96: PEDOMAN AKADEMIK PROGRAM STUDI PENDIDIKAN DOKTERpd.fk.ub.ac.id/wp-content/uploads/2013/09/Buku-Pedoman-2013-201… · PEDOMAN AKADEMIK PROGRAM STUDI PENDIDIKAN DOKTER Tahun Akademik

PEDOMAN AKADEMIK FAKULTAS KEDOKTERAN UIVERSITAS BRAWIJAYA PROGRAM STUDI PENDIDIKAN DOKTER

81

2013-2014

informasi yang akan dicari, sedangkan communication skill

menyangkut bagaimana menanyakan/mencari informasinya.

Keduanya akan bersinergi dalam membentuk kompetensi

keterampilan bertanya/menggali informasi. History takingakan

menjadi optimal bila dilakukan dengan cara berkomunikasi yang

efektif. Sebaliknya sangat sukar menggali informasi apabila cara

berkomunikasi tidak efektif apalagi sampai menimbulkan penolakan

(rejection) pasien untuk memberi informasi. Informasi yang

disampaikan pasien umumnya dalam bentuk/istilah keseharian,

sepenggal-sepenggal, dan karena kultur kadang-kadang bahkan

tidak disampaikan meskipun sesungguhnya merupakan informasi

vital yang ingin diperoleh dokter. Sementara itu, dokter tentu tidak

dapat menggunakan terlampau banyak istilah medis yang tidak

diketahui oleh pasien yang menyebabkan history takingtidak akan

maksimal.Pada Semester III dan selanjutnya, history taking dan

komunikasi dibelajarkan dalam sistim terkait.

6.4.4 Dasar-Dasar Anamnesis (General History Taking )

Materi integrasi antara communication skill dan history taking harus

merupakan“milestone“ dalam melakukan anamnesis, terdiri dari:

a. Aspek komunikasi

1) Persiapan anamnesis

Relaksasi diri, mereview catatan medik sebelumnya,

menyiapkan catatan

2) Menetapkan urutan anamnesis: dimulai dari membuka

interview, bertutur dan bersikap selama interview, menutup

interview, dan mengkomunikasikan hasil interview dan

rancangan tindakan yang akan diambil kepada pasien

3) Membangun hubungan dengan pasien

Teknik anamnesis meliputi: menjadi pendengar aktif,

pertanyaan terarah, komunikasi non verbal, respons empati,

validasi informasi, menyimpulkan, menguatkan hati pasien.

Page 97: PEDOMAN AKADEMIK PROGRAM STUDI PENDIDIKAN DOKTERpd.fk.ub.ac.id/wp-content/uploads/2013/09/Buku-Pedoman-2013-201… · PEDOMAN AKADEMIK PROGRAM STUDI PENDIDIKAN DOKTER Tahun Akademik

PEDOMAN AKADEMIK FAKULTAS KEDOKTERAN UIVERSITAS BRAWIJAYA PROGRAM STUDI PENDIDIKAN DOKTER

82

2013-2014

4) Menyesuaikan interview pada kondisi spesifiq

Keterampilan menghadapi pasien: diam tak mau

berkomunikasi, bingung, kapasitas berbicara terbatas, banyak

bicara, marah, tersinggung, berbeda bahasa dasar,

kurangcerdas, agak tuli, buta, intelegensi terbatas, atau

membutuhkan nasihat pribadi

5) Mengkomunikasikan topik sensitif

Berkomunikasi tentang hal-hal sensitif seperti riwayat seksual,

kesehatan mental, pengguna alkohol dan narkoba, kekerasan

dalam keluarga, kasus kritis menuju kematian.

b. Aspek sosial dalam interview

Kemampuan menyikapi perbedaan budaya,gender, pasien

baru/lama.

c. Tujuh (7) aspek history taking:

1) Identifikasi data dan sumber anamnesis: usia, gender,

pekerjaan, status perkawinan,otoanamnesis/heteroanamnesis

2) Keluhan utama

3) “Present illness”

4) Riwayat penyakit

5) Riwayat keluarga

6) Riwayat diri dan sosial

7) Review Sistem

6.4.5 Pemeriksaan Fisik Dasar (Basic Physical Examination)

Pemeriksaan fisik dasar teridiri dari 3 kegiatan pembelajaran

yaitu:general survey, vital sign, danpemeriksaan fisik dasar per regional

a. General survey

Pemeriksaan fisik dasar meliputi pemeriksaan dasar neonatus, anak,

remaja, dewasa, wanita hamil, dan orangtua menyangkut

penampilan umum pasien, yaitu:

Page 98: PEDOMAN AKADEMIK PROGRAM STUDI PENDIDIKAN DOKTERpd.fk.ub.ac.id/wp-content/uploads/2013/09/Buku-Pedoman-2013-201… · PEDOMAN AKADEMIK PROGRAM STUDI PENDIDIKAN DOKTER Tahun Akademik

PEDOMAN AKADEMIK FAKULTAS KEDOKTERAN UIVERSITAS BRAWIJAYA PROGRAM STUDI PENDIDIKAN DOKTER

83

2013-2014

1) Statusmental: kesadaran, cara berjalan dan gerakan motorik,

cara berpakaian, kebersihan pribadi (bau badan dan mulut),

ekspresi wajah, fungsi-fungsi kognitif

2) Tanda-tanda distress: cardiac - respiratory distress, nyeri, cemas,

depresi

3) Warna dan lesi pada kulit, rambut, dan kuku

4) Berat dan tinggi badan

5) Obese, cachexia

6) Pemeriksaan “Body Mass Index(BMI)”

Agar supaya keterampilan psikomotorik dapat dikembangkan

menjadi kompetensi yang komprehensif, maka interpretasi lebih

lanjut dari general survey yang diperoleh akan dibelajarkan pada

Sistim-Sistim yang terkait misalnya:

1) Status mental di belajarkan lebih lanjut pada Sistim Saraf dan

Jiwa

2) Obese, cachexia, berat dan tinggi badan, pemeriksaan BMI

dibelajarkan lebih lanjut pada topik Nutrisi

3) Tanda-tandadistress dibelajarkan lebih lanjut pada Sistim

Kardiovaskuler, Sistim Respirasi, dan Psikiatri.

b. Vital Sign

1) Tekanan darah

2) Irama dan frekuensi denyut jantung

3) Irama dan frekuensi pernapasan

4) Suhu badan

5) Situasi khusus: melemah atau tidak terdengarnya suara

Korotkoff, arrythmia, white coat hypertension, obese, cachexia

c. Pemeriksaan fisik dasar per regional

Melalui teknik pemeriksaan kardinal (inspeksi, palpasi, perkusi, dan

auskultasi) terhadap:

1) Kepala dan leher termasuk tiroid

2) Thorax, termasuk: jugularvenous pressure, carotid upstrokes and

bruits, PMI, suara jantung ke tiga, murmur, mitral stenosis

Page 99: PEDOMAN AKADEMIK PROGRAM STUDI PENDIDIKAN DOKTERpd.fk.ub.ac.id/wp-content/uploads/2013/09/Buku-Pedoman-2013-201… · PEDOMAN AKADEMIK PROGRAM STUDI PENDIDIKAN DOKTER Tahun Akademik

PEDOMAN AKADEMIK FAKULTAS KEDOKTERAN UIVERSITAS BRAWIJAYA PROGRAM STUDI PENDIDIKAN DOKTER

84

2013-2014

3) Paru, payudara, axilla

4) Abdomen

5) Muskuloskeletal: extremitas superior dan inferior

6.4.6 Keputusan Klinis (Clinical Judgement)

Dalam konteks membelajarkan keterampilan mengidentifikasi masalah

dan menyusun diagnosis setelah pembelajaran keterampilan klinis

dasar diatas, perlu dibelajarkan langkah-langkah keterampilan secara

berurutan sebagai berikut:

a. Mengidentifikasi temuan abnormal

b. Melokalisasi temuan secara anatomis

c. Menginterpretasi temuan dalam kaitan mempelajari kemungkinan-

kemungkinan proses penyakit (masalah), dan menyusun daftar

masalah

d. Menyusun hipotesis terhadap setiap masalah diatas

e. Menguji hipotesis dalam rangka menegakkan diagnosis kerja

f. Mengembangkan rencana tindakan yang disetujui pasien

Pembelajaran keterampilan clinical judgement dilakukan seusai

pembelajaran keterampilan history taking dan pemeriksaan fisik,

bersama-sama dengan pembobotan tertentu menentukan nilai

keterampilan klinik Blok terkait (lihat Bab Evaluasi).

6.4.7 Prosedur Diagnostik

Prosedur diagnostik adalah keterampilan klinis melakukan pemeriksaan

penunjang untuk mendukung penegakan diagnosis.Pembelajaran

keterampilan prosedur diagnostik meliputi keterampilan prosedural dan

keterampilan laboratorik.

Daftar prosedur diagnostik yang dibelajarkan/dilatihkan sesuai dengan

Daftar Prosedur Diagnostik Konsil Kedokteran Indonesia.

a. Keterampilan Prosedural adalah keterampilan memahami,

menjelaskan, mengamati, melakukan sendiri atau dibawah supervisi

Page 100: PEDOMAN AKADEMIK PROGRAM STUDI PENDIDIKAN DOKTERpd.fk.ub.ac.id/wp-content/uploads/2013/09/Buku-Pedoman-2013-201… · PEDOMAN AKADEMIK PROGRAM STUDI PENDIDIKAN DOKTER Tahun Akademik

PEDOMAN AKADEMIK FAKULTAS KEDOKTERAN UIVERSITAS BRAWIJAYA PROGRAM STUDI PENDIDIKAN DOKTER

85

2013-2014

(tergantung tingkat kemampuan Miller yang ditetapkan) mengenai

pemeriksaan prosedural untuk mendukung diagnosis.

b. Keterampilan Laboratorik adalah keterampilan melakukan

pemeriksaan laboratoris sederhana untuk mendukung penegakan

diagnosis.

Pada Semester I dan II, keterampilan prosedur diagnostik dikaitkan

dengan pembelajaran pemeriksaan fisik dasar; sedangkan pada

Semester III dan seterusnya, dikaitkan sesuai dengan keperluan

menunjang penegakan diagnostik penyakit-penyakit yang terkait Sistim

yang dibelajarkan.

6.4.8 Pelaporan (Reporting)

Keterampilan klinik membuat pelaporan medik terdiri dari 2 kegiatan:

a. Laporan medik tertulis: menyusun dokumen medico-legal yang

digunakan dokter sehari-hari dalam follow-uppasien dan rekam

medik rumah sakit, maupun dalam praktik klinik. Laporan ini

memuat anamnesis, pemeriksaan fisik, garis besar differential

diagnosis dan rancangan pemeriksaan lanjutan serta pengobatan.

Keterampilan ini dibelajarkan dalam rotasi departemental di

ruangan perawatan pasien.

b. Laporan oral: dibelajarkan melalui kegiatan rotasi departemental,

misalnya dalam morning report, dan case presentation.

6.4.9 Basic Life Support

Disebut juga sebagai “Cardio-Pulmonary Rescuscitation (CPR)”,

dibelajarkan dalam kerangka mengatasi kolaps mendadak akibat

cardiac arrest dengan memelihara aliran nafas (airway) dan memelihara

perfusi jaringan sampai tindakan definitif dilakukan. Pembelajaran

diberikan pada Semester II di Labskill atau tempat yang ditentukan oleh

koordinator Labskill.

Page 101: PEDOMAN AKADEMIK PROGRAM STUDI PENDIDIKAN DOKTERpd.fk.ub.ac.id/wp-content/uploads/2013/09/Buku-Pedoman-2013-201… · PEDOMAN AKADEMIK PROGRAM STUDI PENDIDIKAN DOKTER Tahun Akademik

PEDOMAN AKADEMIK FAKULTAS KEDOKTERAN UIVERSITAS BRAWIJAYA PROGRAM STUDI PENDIDIKAN DOKTER

86

2013-2014

6.5 Organisasi Pembelajaran Keterampilan Klinik

Pembelajaran keterampilan dilakukan dalam suatu skill laboratory system yaitu

sistim terpadu pemanfaatan seluruh sarana/prasarana pembelajaran untuk

pembelajaran keterampilan klinik. Sistem ini terdiri dari:

1) Gedung Laboratorium Keterampilan(Labskill)beserta seluruh fasilitas

pembelajaran didalamnya

2) Laboratorium untuk kegiatan praktikum

3) Laboratorium untuk kegiatan pelayanan publik

4) Rumahsakit Pendidikan dan atau RS afiliasi/satelit

5) Laboratorium Sentral Biomedik.

Organisasi pembelajaran keterampilan dapat dilihat pada Gambar 6.1 berikut.

Organisasi Pembelajaran

SKILL

Skill-Laboratory System

RANCANGANMateri - Tim Trainer – Jadwal

Sarana/prasarana – Instrumen PBM

Tim SkillTim Blok

Kepala

Laboratorium

Kontributor Skill Blok

Anggota Tim Skill

JURUSAN/PROGRAM STUDI

PROSES PEMBELAJARANOverview - Training

EVALUASI HASIL TRAINING

Koordinasi SDM

Trainer

Koordinasi Pra/Sarana

Gambar 6.1 Organisasi Pembelajaran Keterampilan

a. Dalam konteks pembelajaran keterampilan klinik, Jurusan/Program Studi

mmembawahi dan mengkoordinasikan kinerja 2 tim, masing-masing Tim

Blok dan Tim Skill.

Page 102: PEDOMAN AKADEMIK PROGRAM STUDI PENDIDIKAN DOKTERpd.fk.ub.ac.id/wp-content/uploads/2013/09/Buku-Pedoman-2013-201… · PEDOMAN AKADEMIK PROGRAM STUDI PENDIDIKAN DOKTER Tahun Akademik

PEDOMAN AKADEMIK FAKULTAS KEDOKTERAN UIVERSITAS BRAWIJAYA PROGRAM STUDI PENDIDIKAN DOKTER

87

2013-2014

b. Tim Blok adalah tim yang berfungsi merancang, menyusun, dan

mengimplementasikan pembelajaran dan evaluasi hasil belajar pada setiap

Blok. Dalam konteks pembelajaran keterampilan klinik, tim Blok harus: 1)

menyusun rancangan pembelajaran keterampilan klinik menyangkut tema

Blok, 2) melaksanakan, menjelaskan, mendemonstrasikan dan meng-

evaluasi keterampilan klinik pada tingkat kemampuan Miller 1,2, 3, 4; dan

3) bekerjasama dengan Tim Skill dan laboratorium/departemen/bagian

klinik dalam pembelajaran di Labskill maupun saat Rotasi Klinik.

c. Organisasi Tim Blok terdiri dari seorang ketua yang menjadi koordinator

blok/ penanggungjawab MKK (PJMK) yang bertanggung jawab kepada

Jurusan/Program Studi; seorang sekretaris Tim Blok, beberapa orang

anggota tim kontributor blok yang bertugas menyusun dan mengembang-

kan buku blok dan modul pembelajaran blok termasuk modul pembe-

lajaran keterampilan klinik yang akan dibelajarkan dibawah koordinasi Tim

Skill (bila pembelajarannya di Labskill) atau dibawah Kepala Laboratorium

(bila dibelajarkan dalam konteks rotasi klinik).

d. Tim Skill adalah tim yang berfungsi: 1) merancang, mengalokasikan

tempat dan waktu, mengkoordinasikan pembelajaran keterampilan klinik

di Labskill. Pembelajaran keterampilan klinik dalam kerangka rotasi klinik

tidak menjadi tanggungjawab tim ini melainkan oleh laboratorium klinik

yang bersangkutan, 2) mengeluarkan surat keterangan tercapai atau

belum tercapainya kompetensi keterampilan klinik mahasiswa saat

belajar di Labskill.

e. Tim Blok dan Tim Skill menunjuk staf dosen sebagai tim pelatih (trainer)

yang akan membelajarkan dan mengevaluasi keterampilan klinik di

Labskill. Kepala laboratoriumklinik menugaskan staf dosen di

laboratoriumnya untuk membelajarkan keterampilan klinik dalam rangka

rotasi di laboratorium terkait.

f. Dalam konteks pembelajaran keterampilan klinik, Kepala Laboratorium

menugaskan Penanggung Jawab Pembelajaran (PJP) untuk bergabung

dengan Tim Skill dalam hal merancang, melaksanakan, mengevaluasi

keterampilan klinik dibawah koordinasi tim blok.

Page 103: PEDOMAN AKADEMIK PROGRAM STUDI PENDIDIKAN DOKTERpd.fk.ub.ac.id/wp-content/uploads/2013/09/Buku-Pedoman-2013-201… · PEDOMAN AKADEMIK PROGRAM STUDI PENDIDIKAN DOKTER Tahun Akademik

PEDOMAN AKADEMIK FAKULTAS KEDOKTERAN UIVERSITAS BRAWIJAYA PROGRAM STUDI PENDIDIKAN DOKTER

88

2013-2014

g. Koordinator Labskill menyediakan pra/sarana pembelajaran sesuai dengan

keperluan tim skill. Sarana dimaksud adalah sarana pembelajaran yang

dimiliki labskill termasuk instrumen observasi keterampilan.

h. Dengan demikian, mekanisme koordinasi pembelajaran keterampilan klinik

adalah sbb.:

1) Jurusan/Program Studi mengkoordinasikan Tim Blok dan Tim Skill.

2) Kepala Laboratorium menyediakan staf dosen di Laboratoriumnya

untuk diusulkan/ditetapkan menjadi anggota tim pembelajaran

keterampilan klinik di labskill melalui Surat Tugas Jurusan. Kepala

Laboratorium menetapkan staf dosen di laboratoriumnya untuk

membelajarkan dan mengevaluasi keterampilan klinik dalam rotasi

klinik dibagiannya. Hasil evaluasi keterampilan klinik di

laboratorium/bagian bersama dengan hasil evaluasi pembelajaran

dalam rangka rotasi, ditentukan oleh Kepala Laboratorium dan

dinyatakan sebagai lulus atau tidak lulus dalam rotasi di

laboratorium/departemen/bagian-nya.

3) Tim Blok bertanggungjawab akan isi materi pembelajaran

keterampilan klinik termasuk menyusun instrumen evaluasi proses dan

luaran (output) pembelajaran keterampilan klinik untuk disimpan dan

digandakan oleh Koordinator labskill.

4) Tim Skill bertanggungjawab atas koordinasi penyelenggaraan

pembelajaran keterampilan klinik di Labskill.

5) Koordinator labskill bertanggungjawab untuk memenuhi kebutuhan

pembelajaran keterampilan klinik yang dijadwalkan Tim Skill termasuk

sarana/prasarana dan instrumen observasi dan evaluasi keterampilan

klinik terkait.

6) Rancangan, pembelajaran, dan evaluasi keterampilan dilakukan oleh

Tim Blok dan anggota Tim Skill.

7) Tim Skill mengevaluasi dan mengeluarkan surat keterangan tercapai

atau tidak tercapainya kompetensi keterampilan klinik.

8) Hasil evaluasi keterampilan klinik dalam bentuk skor disampaikan

kepada Ketua Tim Blok untuk bersama-sama dengan hasil

Page 104: PEDOMAN AKADEMIK PROGRAM STUDI PENDIDIKAN DOKTERpd.fk.ub.ac.id/wp-content/uploads/2013/09/Buku-Pedoman-2013-201… · PEDOMAN AKADEMIK PROGRAM STUDI PENDIDIKAN DOKTER Tahun Akademik

PEDOMAN AKADEMIK FAKULTAS KEDOKTERAN UIVERSITAS BRAWIJAYA PROGRAM STUDI PENDIDIKAN DOKTER

89

2013-2014

pembelajaran lainnya diukur dan dikonservasikan kedalam Nilai

Kompetensi Blok terkait.

6.6 Buku Pedoman Pembelajarn Keterampilan Klinik

Buku Pedoman pembelajaran keterampilan klinik, baik teacher’s guide,

student’s handbook, maupun buku Log (student’sworkbook) disusun oleh tim

khusus dibawah koordinasi Medical Education Unit.

Sebagai rujukan dalam penyusunan terebut, digunakan buku berikut.

a. Untuk “history taking, communication skill, physical exam”:

Lynn.S.Bickley, 2009.Bates’ Guide to Physical Examination and History

Taking, Wolters Kluwers, Lippincott, Williams and Wilkins, 10th Ed.

Queens University, Clinical Skill Program, 2008.Queens’s Physical

Examination Manual, 6th Ed.

Queens University, Clinical Skill Program, 2007.Clinical Skills, Phase 2B

Manual: The Medical History.

AFMC National Clinical Skills Working Group, 2008.Evidence Based

Clinical Skills Document.

b. Untuk prosedur diagnostik:

Lynn. S.Bickley, 2009.Bates’ Guide to Physical Examination and History

Taking, Wolters Kluwers, Lippincott, Williams and Wilkins, 10th Ed.

AFMC National Clinical Skills Working Group, 2008.Evidence Based

Clinical Skills Document.

Queens University, Clinical Skill Program, 2007.Clinical Skills, Phase

2A,B,C, Manual: Clinical Skill.

c. Untuk “reporting”:

Lynn. S.Bickley, 2009.Bates’ Guide to Physical Examination and History

Taking, Wolters Kluwers, Lippincott, Williams and Wilkins, 10th Ed.

Queens University, Clinical Skill Program, 2007.Clinical Skills Practice,

Phase 2B Manual: The Case Write Up.

Queens University, Clinical Skill Program, 2007.Clinical Skills, Phase 2B

Manual: The Brief Presentation.

Page 105: PEDOMAN AKADEMIK PROGRAM STUDI PENDIDIKAN DOKTERpd.fk.ub.ac.id/wp-content/uploads/2013/09/Buku-Pedoman-2013-201… · PEDOMAN AKADEMIK PROGRAM STUDI PENDIDIKAN DOKTER Tahun Akademik

PEDOMAN AKADEMIK FAKULTAS KEDOKTERAN UIVERSITAS BRAWIJAYA PROGRAM STUDI PENDIDIKAN DOKTER

90

2013-2014

Queens University, Clinical Skill Program, 2008.Clinical Skills, Phase 2B

Manual: The Oral Case Presentation.

d. Untuk pelatihan dengan “standardized patient”:

Queens University, Clinical Skill Program, 2008. Clinical Skills, Phase 2B

Manual: Guidelines for Working with Standardized Patients.

Page 106: PEDOMAN AKADEMIK PROGRAM STUDI PENDIDIKAN DOKTERpd.fk.ub.ac.id/wp-content/uploads/2013/09/Buku-Pedoman-2013-201… · PEDOMAN AKADEMIK PROGRAM STUDI PENDIDIKAN DOKTER Tahun Akademik

PEDOMAN AKADEMIK FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS BRAWIJAYA PROGRAM STUDI PENDIDIKAN DOKTER

91

2013-2014

Bab VII

PROGRAM ELEKTIF

7.1 Definisi

Program elektif adalah program pembelajaran yang wajib diikuti

mahasiswa akan tetapi tema/topik/materinya merupakan pilihan mahasiswa

sendiri.

Sesuai dengan Standar Pendidikan Dokter Indonesia, maka program

pendidikan (kurikulum) dilakukan dengan pendekatan SPICES dimana “E” pada

SPICES tersebut merupakan singkatan dari Elective (Elektif) yang artinya

institusi Pendidikan Dokter memberi kesempatan peserta didik/mahasiswa

untuk mengembangkan minat khusus yang bermanfaat dalam pencapaian

kompetensi utama sesuai dengan luasan karir profesi yang diingkinkan di masa

depan (KKI, 2006). Secara Internasional definisi ini memiliki kesamaan dengan

apa yang disebut dengan program Student Selected Components (SSC)

sebagaimana tertuang dalam Tomorrow Doctor (GMC, 2009), Scottish Doctor

(Riley, 2009) atau disebut dengan optional option dalam standar global WFME

(WFME, 2003). Standar Kompetensi Dokter Indonesia yang tujuan utamanya

mempersiapkan lulusan pendidikan dokter untuk lebih baik mempersiapkan diri

menjadi penyedia layanan kesehatan primer mencantumkan daftar penyakit,

hampir tidak mungkin dijumpai semuanya dalam masa belajar. Dengan

demikian, selain membantu mahasiswa mencapai kompetensi yang sesuai

dengan pengembangan karir yang dikehendaki, bagi institusi pendidikan dokter,

pelaksanaan program elektif merupakan bagian dari upaya menuju insitusi

berstandar Internasional.

Di dalam Standar Pendidikan Dokter disebutkan bahwa materi elektif

dapat merupakan rumusan komponen kompetensi lokal yang merepresentasi-

kan visi dan misi institusi pendidikan dan atau rumusan kompetensi untuk

memenuhi kebutuhan pelayanan serta penyelesaian masalah kesehatan lokal

(KKI, 2006).

Page 107: PEDOMAN AKADEMIK PROGRAM STUDI PENDIDIKAN DOKTERpd.fk.ub.ac.id/wp-content/uploads/2013/09/Buku-Pedoman-2013-201… · PEDOMAN AKADEMIK PROGRAM STUDI PENDIDIKAN DOKTER Tahun Akademik

PEDOMAN AKADEMIK FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS BRAWIJAYA PROGRAM STUDI PENDIDIKAN DOKTER

92

2013-2014

7.2 Tujuan Pembelajaran

Secara umum, tujuan pembelajaran program elektif akan bermanfaat bagi

program studi, mahasiswa, dan laboratorium/bagian/departemen.

a. Dari sisi Program Studi, program elektif akan memperkaya pencapaian area

kompetensi Mawas Diri dan Pengembangan Ilmu.

b. Dari sisi mahasiswa, Program Elektif dimaksudkan untuk memberi peluang

baginya menambah atau memperdalam wawasan pendidikan dokternya), di

dalam ataupun di luar materi standar yang harus dikuasainya, sesuai minat

ataupun sesuai dengan rencana pengembangan karirnya dikemudian hari,

sebagai praktisi, peneliti/ pengembang ilmu kedokteran, manager/ leader/

decision-maker/care provider di klinik dan terutama dalam komunitas.

c. Dari sisi Laboratorium/Bagian, dimaksudkan untuk memberi peluang

memberi kesempatan pada mahasiswa untuk memperdalam topik/materi

yang dipandang penting oleh Bagian/Laboratorium akan tetapi tidak cukup

tersedia ruang dan waktu untuk dibelajarkan dalam Blok.

Tujuan program elektif di Program Studi Pendidikan Dokter Universitas

Brawijaya adalah sebagai berikut :

a. Mencapai kompetensi lokal PSPD FKUB yang memberikan daya saing lebih

bagi profesi dokter lulusan khususnya dalam bidang kegawat daruratan

medis, riset biomedik-biomolekuler

b. Menyiapkan lulusan agar memiliki nilai tambah kompetitif dalam pendidikan

lanjutan dan persiapan lebih baik jenjang karir spesialisasi

c. Memberi kesempatan mahasiswa untuk mendapatkan pengalaman belajar

dan pengembangan diri sebagai calon pemimpin masyarakat dan

professional di bidang kesehatan.

7.3 Jenis Program

7.3.1 Modul elektif utama

Modul elektif utama adalah modul elektif yang mencirikan kekhasan

dari PSPD FKUB sebagai perwujudan visi dan misi institusi untuk

menghasilkan dokter yang memiliki kemampuan lebih dalam

penguasaan kompetensi.

Page 108: PEDOMAN AKADEMIK PROGRAM STUDI PENDIDIKAN DOKTERpd.fk.ub.ac.id/wp-content/uploads/2013/09/Buku-Pedoman-2013-201… · PEDOMAN AKADEMIK PROGRAM STUDI PENDIDIKAN DOKTER Tahun Akademik

PEDOMAN AKADEMIK FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS BRAWIJAYA PROGRAM STUDI PENDIDIKAN DOKTER

93

2013-2014

Topik dari modul elektif utama meliputi :

Kedokteran Emergensi (Kegawat daruratan medis)

Ilmu kedokteran Klinis (Spesialisasi dalam 12 sistem)

Biomedik-biomolekuler

7.3.2 Modul elektif pendukung

Modul elektif pendukung adalah modul elektif yang memberi

kesempatan mahasiswa untuk mengembangkan diri sesuai dengan

minat dan bakat yang dapat memberi nilai tambah dan daya saing

sebagai seorang profesional di bidang kesehatan, misalnya

pengembangan skill kepemimpinan

7.4 Penyelenggara Program Elektif

Program elektif diselenggarakan dibawah koordinasi PJMK Elektif yang

bertanggung jawab untuk menyiapkan materi yang akan dibelajarkan di

semester terkait dan evaluasinya. Materi program elektif dilaksanakan dalam

modul-modul pembelajaran integratif yang dapat diperoleh dari

Laboratorium/ Bagian/ Departemen

Sekelompok dosen yang mendapatkan mandat jurusan untuk melaksanakan

modul elektif

Lembaga kemahasiswaan intra kampus yang programnya telah dapat

disetarakan sebagai modul elektif pendukung.

7.5 Beban Belajar

Beban belajar modul elektif diukur dengan satuan kredit semester yang

disetarakan dengan pencapaian sasaran pembelajaran (kompetensi) dalam

satuan jam. Beban total program elektif setiap mahasiswa selama pendidikan

dokter adalah 4 sks yang tersebar di Semester IV dan V atau disetarakan

dengan 4 minggu pengalaman belajar.

Page 109: PEDOMAN AKADEMIK PROGRAM STUDI PENDIDIKAN DOKTERpd.fk.ub.ac.id/wp-content/uploads/2013/09/Buku-Pedoman-2013-201… · PEDOMAN AKADEMIK PROGRAM STUDI PENDIDIKAN DOKTER Tahun Akademik

PEDOMAN AKADEMIK FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS BRAWIJAYA PROGRAM STUDI PENDIDIKAN DOKTER

94

2013-2014

7.6 Strategi Pembelajaran

a. Topik/Materi matakuliah elektif dapat berupa kajian kasus klinis/isu

kesehatan masyarakat nasional atau internasional /riset dalam klinik atau

komunitas, pendalaman prosedur klinik atau prosedur penunjang tertentu.

b. Secara prosedural, tema/topik/materi ditawarkan setiap tahunnya oleh

Departemen/Bagian/Laboratorium dan dicantumkan dalam semester-

semester terkait pada Pedoman Akademik.

c. Mahasiswa dipersilahkan memilih satu diantara tawaran tersebut untuk

dilaksanakan dan diakhiri sesuai semester dan beban studi yang ditentukan.

d. Selama kegiatan elektif, mahasiswa memperoleh bimbingan dari Bagian/

Laboratorium/Departemen terkait. Oleh karena itu demi efisiensi,

pelaksanaan program elektif disesuaikan dengan semester dimana blok

terkait tema/topik/materi elektif itu dijadwalkan dan merupakan

advancement dari Blok tersebut bagi mahasiswa yang meminatinya.

e. Penilaian program elektif diluar asesmen hasil belajar, melainkan dilakukan

secara portofolio.

f. Program Studi akan memberikan sertifikat yang menyatakan bahwa telah

mengikuti kegiatan tersebut.

Page 110: PEDOMAN AKADEMIK PROGRAM STUDI PENDIDIKAN DOKTERpd.fk.ub.ac.id/wp-content/uploads/2013/09/Buku-Pedoman-2013-201… · PEDOMAN AKADEMIK PROGRAM STUDI PENDIDIKAN DOKTER Tahun Akademik

PEDOMAN AKADEMIK FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS BRAWIJAYA PROGRAM STUDI PENDIDIKAN DOKTER

95

2013-2014

Bab VIII

PENDIDIKAN TAHAP PROFESI

8.1 Umum

8.1.1 Pengertian Dasar

a. Pendidikan tahap Profesi adalah suatu tahap pendidikan yang

memberikan kesempatan kepada mahasiswa untuk kontak personal

dengan pasien, dibawah supervisi dokter pembimbing klinik.

b. Pendidikan tahap Profesi diperuntukkan bagi mahasiswa yang telah

dinyatakan lulus pendidikan tahap akademik dan telah bergelar

Sarjana Kedokteran, selama waktu tertentu untuk menghasilkan

lulusan yang menguasai kompetensi keahlian dalam profesi dokter,

di Rumah Sakit Pendidikan dan/atau di lapangan guna mencapai

syarat yang ditentukan untuk mendapatkan sebutan ‘dokter’.

c. Masa pendidikan tahap profesi adalah masa pendidikan untuk

menyelesaikan seluruh program rotasi di laboratorium / bagian /

departemen di klinik (departmental based).

8.1.2 Tujuan Pembelajaran

Meningkatkan keterampilan mahasiswa dalam hal:

Komunikasi efektif

Basic Clinical Skills

Penggunaan Ilmu Dasar Kedokteran dalam praktek kedokteran

Diagnosis, manajemen and pencegahan

Lifelong Learning

8.2 Mahasiswa

8.2.1 Persyaratan

Mahasiswa yang dapat mengikuti pendidikan tahap profesi harus

memenuhi persyaratan sebagai berikut:

a. Bergelar Sarjana Kedokteran (S.Ked)

b. Telah mengucapkan janji Dokter Muda

Page 111: PEDOMAN AKADEMIK PROGRAM STUDI PENDIDIKAN DOKTERpd.fk.ub.ac.id/wp-content/uploads/2013/09/Buku-Pedoman-2013-201… · PEDOMAN AKADEMIK PROGRAM STUDI PENDIDIKAN DOKTER Tahun Akademik

PEDOMAN AKADEMIK FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS BRAWIJAYA PROGRAM STUDI PENDIDIKAN DOKTER

96

2013-2014

c. Terdaftar sebagai mahasiswa di Fakultas Kedokteran Universitas

Brawijaya.

d. Memenuhi persyaratan akademis pendidikan tahap Fakultas

Kedokteran Universitas Brawijaya.

8.2.2 Hak, Kewajiban dan Tanggung Jawab

a. Mahasiswa selama menjalani pendidikan tahap profesi berhak:

1) Memperoleh bimbingan dan asuhan sebaik-baiknya dari

seluruh staf pengajar pendidikan tahap profesi

2) Menggunakan segala fasilitas yang disediakan di tempat

pendidikan.

b. Peserta didik selama menjalani pendidikan tahap profesi

berkewajiban:

1) Mentaati segala peraturan, norma dan hukum yang berlaku

dalam kaitannya dengan profesi dokter.

2) Melaksanakan dan menjaga norma dan etika profesi dokter.

3) Bekerja efektif dan efisien.

4) Menjaga nama baik almamater dan instansi tempat

pendidikan.

5) Melaksanakan dan menjaga komunikasi yang baik dengan

semua pihak yang berhubungan dengan program pendidikan

profesi

c. Tanggung jawab Mahasiswa.

1) Mahasiswa selama menjalani pendidikan tahap profesi

bertanggung jawab atas segala kegiatan yang dilakukan

menurut peraturan dan hukum yang berlaku.

2) Tanggung jawab medis teknis mahasiswa ada pada dosen

pembimbingnya.

3) Pendidikan tahap profesi adalah dilaksanakan selama 96

minggu masa rotasi klinil

Page 112: PEDOMAN AKADEMIK PROGRAM STUDI PENDIDIKAN DOKTERpd.fk.ub.ac.id/wp-content/uploads/2013/09/Buku-Pedoman-2013-201… · PEDOMAN AKADEMIK PROGRAM STUDI PENDIDIKAN DOKTER Tahun Akademik

PEDOMAN AKADEMIK FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS BRAWIJAYA PROGRAM STUDI PENDIDIKAN DOKTER

97

2013-2014

8.3 Batas Masa Pendidikan

a. Program pendidikan tahap profesi dijadwalkan selama 4 (empat) semester

dan harus diselesaikan selama-lamanya 8 (delapan) semester.

b. Pelaksanaan ketentuan sebagaimana dimaksud dalam hal di atas ditetapkan

oleh Dekan Fakultas Kedokteran Universitas Brawijaya.

8.4 Pengalaman Belajar, Tempat Pendidikan dan Sumber Daya Pendidikan

a. Pengalaman Belajar

1) Pengalaman belajar klinik

2) Pengalaman belajar lapangan yang dalam pelaksanaannya termasuk o

Pengalaman belajar ceramah

Pengalaman belajar diskusi

Pengalaman belajar praktik

b. Tempat pendidikan tahap tahap profesi adalah

RSUD dr. Saiful Anwar - Malang sebagai rumah sakit pendidikan

utama.

Rumah Sakit lain (rumah sakit satelit/jejaring), instansi kesehatan

dan instansi lain yang terkait sebagai unsur Penunjang Pelaksanaan

Pendidikan

c. Sumber Daya Pendidikan

Pengadaan dan pendayagunaan sumber daya pendidikan serta pembiayaan

program pendidikan tahap tahap profesi diperoleh dari sumber pemerintah,

masyarakat dan pihak-pihak lain sesuai dengan peraturan yang berlaku.

8.5 Pelaksanaan Pembelajaran

a. Dalam hal pelaksanaan pembelajaran di tahap tahap profesi Jurusan

dibantu oleh Koordinator Klinik

b. Koordinator Klinik membawahi administrasi yang mengurusi semua

kegiatan rotasi klinik

c. Koordinator Klinik dapat merupakan perpanjangan tangan Ketua

Jurusan/Sekretaris Jurusan dalam hal menyelesaikan permasalahan

mahasiswa saat melaksanakan kegiatan rotasi klinik

Page 113: PEDOMAN AKADEMIK PROGRAM STUDI PENDIDIKAN DOKTERpd.fk.ub.ac.id/wp-content/uploads/2013/09/Buku-Pedoman-2013-201… · PEDOMAN AKADEMIK PROGRAM STUDI PENDIDIKAN DOKTER Tahun Akademik

PEDOMAN AKADEMIK FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS BRAWIJAYA PROGRAM STUDI PENDIDIKAN DOKTER

98

2013-2014

d. Koordinator Klinik beserta staf administrasinya bertanggungjawab kepada

Ketua Jurusan.

Sebaran mata kuliah dan waktu rotasi klinik beserta beban studi dapat dilihat

pada Tabel 8.1

Tabel 8.1 Sebarasn, Lama Stase dan Beban Studi Rotasi Klinik

No Urut

Laboratorium Kode Lama Stase

(Minggu) SKS

1 Keterampilan Medik Tramed 8 4

2 Ilmu Penyakit Dalam IPD 10 5

3 Pulmonologi dan Ilmu Kedokteran Respirasi PARU 2 1

4 Kardiologi dan Ilmu Kedokteran Vaskuler KARDIO 2 1

5 Ilmu Kesehatan Anak IKA 8 4

6 Ilmu Bedah IB 8 4

7 Ilmu Kebidanan dan Kandungan OBG 8 4

8 Ilmu Kesehatan Masyarakat dan Kedokteran

Pencegahan IKM-KP 8 4

9 Kedokteran Keluarga PDK 4 2

10 Neurologi NEURO 4 2

11 Ilmu Kesehatan Jiwa IKJ 4 2

12 Ilmu kesehatan Mata IKM 4 2

13 Ilmu THT IKTHTKL 4 2

14 Ilmu Kesehatan Kulit & Veneorogi IKKK 4 2

15 Kedokteran Emergensi dan Disaster EM 3 1,5

16 Ilmu Kedokteran Fisik dan Rehabilitasi IKFR 2 1

17 Radiologi RAD 4 2

18 Anestesi AN 3 1,5

19 Ilmu Kedokteran Forensik dan Medikolegal IKF 4 2

20 Ujian Komprehensif (termasuk libur akademik) 2 0

JUMLAH 96 47

8.6 Evaluasi

a. Evaluasi terhadap mahasiswa pendidikan tahap tahap profesi meliputi

domain kognitif, afektif dan psikomotor serta disiplin, norma dan etika

kedokteran yang berlaku.

b. Evaluasi dilaksanakan selama dan pada akhir masa rotasi klinik.

Page 114: PEDOMAN AKADEMIK PROGRAM STUDI PENDIDIKAN DOKTERpd.fk.ub.ac.id/wp-content/uploads/2013/09/Buku-Pedoman-2013-201… · PEDOMAN AKADEMIK PROGRAM STUDI PENDIDIKAN DOKTER Tahun Akademik

PEDOMAN AKADEMIK FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS BRAWIJAYA PROGRAM STUDI PENDIDIKAN DOKTER

99

2013-2014

c. Evaluasi pendidikan tahap profesi berupa ujian tulis, CEx, mini-CEx, OSCE

laboratorium, OSCE komprehensif.

d. Evaluasi selama masa pendidikan tahap profesi di suatu laboratorium,

dilaksanakan oleh Kepala Laboratorium yang bersangkutan berserta staf

pengajar yang berwewenang untuk itu.

e. Evaluasi akhir program pendidikan tahap pendidikan tahap profesi

dilaksanakan oleh Jurusan bersama Kepala Laboratorium dan Penanggung

Jawab Pendidikan.

f. Nilai akhir pendidikan tahap profesi merupakan fungsi dari seluruh hasil

evaluasi selama menjalani masa kepaniteraan klinik, dan dinyatakan dalam

nilai huruf.

g. Mahasiswa dinyatakan lulus pendidikan tahap pendidikan tahap profesi bila

mencapai sekurang-kurangnya nilai C untuk seluruh mata kuliah pada rotasi

klinik yang dijalaninya.

h. Bagi mahasiswa yang bermaksud memperbaiki nilai untuk meningkatkan

IPK, diberi kesempatan mengikuti Ujian Khusus (UK) yang diadakan

menjelang yudisium dengan nilai perolehan maksimum 80 atau B+. Dalam

hal hasil UK lebih rendah dari nilai sebelumnya, maka diambil nilai yang

terbaik.

i. Mahasiswa yang telah dinyatakan lulus pendidikan tahap pendidikan tahap

profesi berhak menyandang gelar ‘dokter (dr.)’ tanpa lisensi setelah

mengucapkan lafal sumpah dokter pada upacara yang diselenggarakan

untuk maksud itu. Untuk mendapatkan lisensi dokter, lulusan selanjutnya

harus mengikuti program magang (internship).

8.7 Bentuk Sanksi

a. Mahasiswa diwajibkan mengganti waktu yang ditinggalkan pada akhir rotasi

klinik

b. Apabila mahasiswa meninggalkan lebih dari waktu yang diperbolehkan,

maka rotasi klinik di laboratorium/bagian/departemen yang bersangkutan

dianggap gugur.

Page 115: PEDOMAN AKADEMIK PROGRAM STUDI PENDIDIKAN DOKTERpd.fk.ub.ac.id/wp-content/uploads/2013/09/Buku-Pedoman-2013-201… · PEDOMAN AKADEMIK PROGRAM STUDI PENDIDIKAN DOKTER Tahun Akademik

PEDOMAN AKADEMIK FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS BRAWIJAYA PROGRAM STUDI PENDIDIKAN DOKTER

100

2013-2014

c. Mahasiswa dengan alasan yang dibenarkan fakultas, diperbolehkan

meninggalkan kegiatan dalam masa pendidikan tahap profesi sesuai dengan

peraturan yang berlaku di setiap Laboratorium/Bagian/ Departemen dengan

tetap mengganti sejumlah hari yang ditinggalkan.

d. Pelanggaran terhadap program, kewajiban, etika, norma sosial dan hukum

kedokteran yang berlaku dapat diberikan sanksi, administratif dan atau

hukum yang akan diatur tersendiri dengan Surat Keputusan Dekan.

8.8 Hak Banding Mahasiswa

Mahasiswa berhak mengajukan permohonan peninjauan kembali atas sanksi

yang didapat kepada Dekan.

Page 116: PEDOMAN AKADEMIK PROGRAM STUDI PENDIDIKAN DOKTERpd.fk.ub.ac.id/wp-content/uploads/2013/09/Buku-Pedoman-2013-201… · PEDOMAN AKADEMIK PROGRAM STUDI PENDIDIKAN DOKTER Tahun Akademik

PEDOMAN AKADEMIK FAKULTAS KEDOKTERAN UIVERSITAS BRAWIJAYA PROGRAM STUDI PENDIDIKAN DOKTER

101

2013-2014

Bab IX

EVALUASI HASIL PEMBELAJARAN

9.1 Umum

a. Evaluasi Hasil Belajar Program Studi merupakan bagian dari siklus

Manajemen Pembelajaran Jurusan yang terdiri dari 6 proses, yaitu:

Perancangan Pembelajaran, Penyelenggaraan Pembelajaran, Monitoring

Pembelajaran, Evaluasi Pembelajaran, Umpan Balik Pembelajaran, dan

Umpan Balik bagi Pengembangan Pembelajaran dalam Insitusi Jurusan.

b. Variabel Evaluasi Pembelajaran dalam siklus diatas meliputi: Kurikulum,

Dosen, Mahasiswa, Proses Interaksi Belajar Mengajar, Atmosfir Akademik,

dan Sarana/Prasarana serta Media Pembelajaran. Variabel-variabel ini

merupakan variabel institusional utama yang sangat mempengaruhi hasil

pembelajaran yang dilakukan institusi secara menyeluruh.

c. Evaluasi yang dimaksud dalam Bab ini adalah menyangkut Evaluasi Hasil

Belajar mahasiswa.

9.2 Tujuan

Evaluasi Hasil Belajar bertujuan untuk:

a. Menentukan keberhasilan belajar berdasarkan pencapaian kompetensi

dokter sebagaimana ditetapkan oleh Konsil Kedokteran Indonesia (KKI),

yang secara komprehensif meliputi: aspek kognitif, dan keterampilan

bertindak serta bersikap/berperilaku sebagai seorang dokter. Keberhasilan

dinyatakan dengan diberikannya Transkrip Kompetensi dan Sertifikat

Kompetensi sebagai pengakuan atas dicapainya standar kompetensi profesi

dokter.

b. Menentukan keberhasilan belajar setiap Disiplin Ilmu Kedokteran.

Keberhasilan dinyatakan dengan diberikannya Transkrip Akademik sebagai

bentuk pengakuan kesarjanaan dibidang kedokteran.

c. Menentukan boleh tidaknya mahasiswa peserta evaluasi melanjutkan pada

tahap pendidikan selanjutnya di Program Studi Pendidikan Dokter FKUB.

Page 117: PEDOMAN AKADEMIK PROGRAM STUDI PENDIDIKAN DOKTERpd.fk.ub.ac.id/wp-content/uploads/2013/09/Buku-Pedoman-2013-201… · PEDOMAN AKADEMIK PROGRAM STUDI PENDIDIKAN DOKTER Tahun Akademik

PEDOMAN AKADEMIK FAKULTAS KEDOKTERAN UIVERSITAS BRAWIJAYA PROGRAM STUDI PENDIDIKAN DOKTER

102

2013-2014

9.3 Jenis Evaluasi

a. Evaluasi Hasil Belajar (Evaluasi), untuk menentukan tingkat pencapaian

kompetensi pada masing-masing Blok (termasuk Matakuliah Non-Blok yaitu

PBL, Metodologi, Tugas Akhir, dan PKNM), sedangkan Evaluasi Keberhasilan

Studi untuk menentukan boleh tidaknya mahasiswa peserta evaluasi

melanjutkan pendidikannya pada tingkat berikutnya.

b. Sesuai dengan definisi kompetensi, maka evaluasi dilakukan secara integral

atas komponen-komponen kompetensi, masing-masing komponen kognitif

dan komponen keterampilan (psikomotor dan afektif).

c. Evaluasi komponen psikomotorik dan afektif dilakukan dengan evaluasi

observasional menggunakan instrumen observasi. Termasuk dalam evaluasi

observasional adalah evaluasi keterampilan klinik yang meliputi kemampuan

psikomotor dan berperilaku dalam melakukan komunikasi, history taking,

mempraktikkan keterampilan teknis dan prosedur klinik baik dalam setting

latihan, simulasi dalam Labskill maupun dalam setting di klinik dan jejaring

pendidikan lainnya.

d. Termasuk dalam evaluasi butir c di atas adalah Objective Structured Clinical

Examination (OSCE) dan ujian Mini-CEx di setiap Laboratorium klinik.

e. Evaluasi komponen kognitif dilakukan dengan uji kompetensi secara tertulis

dan atau lisan dalam bentuk Ujian Mata Kuliah Disiplin Ilmu, Ujian

Praktikum, Ujian Topik dan Ujian Modul.

f. Hasil dari evaluasi seluruh komponen itu menunjukkan tingkat keberhasilan

dan penguasaan atas kompetensi yang diujikan.

9.4 Evaluasi Hasil Belajar

a. Evaluasi Hasil Belajar terdiri dari evaluasi Blok/MKK, evaluasi non-Blok, dan

evaluasi penunjang.

b. Evaluasi Blok terdiri dari evaluasi komponen Blok: 1) evaluasi Matakuliah

Disiplin Ilmu (Kuliah dan Praktikum) yang berintegrasi dalam Blok terkait,

2) evaluasi Akhir Blok, 3) Evaluasi Tengah Semester (UTS) dan 4) evaluasi

keterampilan/Akhir Semester (UAS).

c. Evaluasi Non-Blok terdiri dari evaluasi PBL, Metodologi, Tugas Akhir, PKNM,

dan Program Elektif.

Page 118: PEDOMAN AKADEMIK PROGRAM STUDI PENDIDIKAN DOKTERpd.fk.ub.ac.id/wp-content/uploads/2013/09/Buku-Pedoman-2013-201… · PEDOMAN AKADEMIK PROGRAM STUDI PENDIDIKAN DOKTER Tahun Akademik

PEDOMAN AKADEMIK FAKULTAS KEDOKTERAN UIVERSITAS BRAWIJAYA PROGRAM STUDI PENDIDIKAN DOKTER

103

2013-2014

d. Evaluasi Penunjang terdiri dari: Perbaikan Ujian Blok, Semester Pendek,

Ujian Khusus, dan Ujian Kemajuan Belajar (Progress test).

e. Evaluasi Hasil Belajar dilakukan dalam 3 tahap: skoring (pemberian angka),

grading (transformasi angka ke dalam nilai), dan pengambilan keputusan

(lulus/tidak lulus)

f. Kriteria pembuatan soal sesuai dengan kriteria yang diterapkan Unit Uji

Kompetensi Dokter Indonesia (UKDI) FKUB.

g. Proses Evaluasi masing-masing komponen Blok digambarkan sebagai

berikut:

Gambar 9.1 Proses Evaluasi Komponen Blok

(yang berkaitan dengan MKDI-A)

9.4.1 Evaluasi Hasil Belajar Blok

9.4.1.1 Evaluasi Mata Kuliah Disiplin Ilmu (MKDI)

a. Evaluasi MKDI meliputi ujian MKDI Ujian Topik dan Ujian

Praktikum MKDI.

b. Evaluasi MKDI dilakukan oleh Laboratorium terkait,

dilaksanakan pada tempat dan jadwal sesuai jadwal

pembelajaran Blok yang disusun oleh Tim Blok dan

ditetapkan oleh Program Studi

UJIAN MKDI-A (TERMASUK PRAKTIKUM )

UJIAN MKDI-A

PADA BLOK-BLOK

LAIN

UJIAN MODUL MKK

(BLOK-X)

ASESMEN SKILL

ASSESSMEN

SKILL LAINNYA

TRANSKRIP AKADEMIK

MKDI-A

TRANSKRIP AKADEMIK

MKK/BLOK-X

SERTIFIKAT

KOMPETENSI

Page 119: PEDOMAN AKADEMIK PROGRAM STUDI PENDIDIKAN DOKTERpd.fk.ub.ac.id/wp-content/uploads/2013/09/Buku-Pedoman-2013-201… · PEDOMAN AKADEMIK PROGRAM STUDI PENDIDIKAN DOKTER Tahun Akademik

PEDOMAN AKADEMIK FAKULTAS KEDOKTERAN UIVERSITAS BRAWIJAYA PROGRAM STUDI PENDIDIKAN DOKTER

104

2013-2014

c. Jumlah soal, jenis ujian Multiple Choice Question (MCQ),

tingkat kedalaman soal, pembobotan, scoring, grading dari

ujian MKDI ditentukan oleh masing-masing Laboratorium.

Untuk mengakomodir mahasiswa di kelas Berbahasa

Inggris maka soal disusun dalam bahasa Indonesia dan

Bahasa Inggris.

d. Evaluasi Praktikum dirancang dan dilaksanakan oleh

Laboratorium terkait, alokasi waktu di usulkan

Laboratorium kepada Tim Blok yang selanjutnya ditetapkan

oleh Program Studi. Tempat pelaksanaan ujian praktikum

di Laboratorium masing-masing.

e. Apabila di dalam MKDI dibelajarkan modul MKDI (yang

sifatnya non-integrasi), maka nilai modul tersebut

merupakan bagian dari skor kognitif MKDI.

f. Skor Akhir MKDI dihitung dari skor kognitif dan skor

praktikum yang pembobotannya diserahkan kepada

Laboratorium masing-masing.

g. Skor Akhir MKDI tidak dikonversikan ke dalam nilai dan

menjadi sebagian dari skor MKK/Blok.

h. Skor akhir MKDI ini juga menjadi bagian untuk

diperhitungkan oleh Laboratorium terkait sebagai bagian

Nilai MKDI yang bersangkutan dalam Transkip Akademik.

i. Total skor MKDI baru dikonversikan ke dalam nilai pada

Transkrip Akademik (pada tahap akhir program Sarjana

Kedokteran).

9.4.1.2 Evaluasi Modul MKK (Ujian Akhir Blok/UAB dan Ujian

Tengah Semester/UTS)

a. Ujian Akhir Blok (UAB) adalah ujian untuk MKK/blok

terintegrasi yang dilakukan oleh Tim Blok/MKK,

dilaksanakan pada tempat dan waktu sesuai dengan jadwal

pembelajaran Blok dan disusun oleh Tim Blok dan

ditetapkan oleh jurusan/Program Studi

Page 120: PEDOMAN AKADEMIK PROGRAM STUDI PENDIDIKAN DOKTERpd.fk.ub.ac.id/wp-content/uploads/2013/09/Buku-Pedoman-2013-201… · PEDOMAN AKADEMIK PROGRAM STUDI PENDIDIKAN DOKTER Tahun Akademik

PEDOMAN AKADEMIK FAKULTAS KEDOKTERAN UIVERSITAS BRAWIJAYA PROGRAM STUDI PENDIDIKAN DOKTER

105

2013-2014

b. Ujian Tengah Semester (UTS) adalah ujian yang

diselenggarakan khusus untuk MKK/Blok yang tidak

terintegrasi pada tengah semester yang bersangkutan,

diselenggarakan pada tempat dan waktu sesuai dengan

jadwal pembelajaran blok dan disusun oleh Tim Blok dan

ditetapkan oleh jurusan/Program Studipp

c. Materi ujian berasal dari kontributor materi MKDI/MKK

terkait, dengan jumlah dan komposisi materi soal yang

ditentukan oleh Penanggung Jawab Mata Kuliah (PJMK)

masing-masing Blok MKK.

d. Soal UAB/UTS disusun dalam bentuk pilihan ganda (Multiple

Choice Questions=MCQ) dengan scoring, grading dan

pembobotan yang ditentukan oleh Tim Blok dengan tingk

kedalaman yang berpedoman kepada tingkat kompetensi

yang harus dicapai oleh mahasiswa sesuai dengan ‘Standar

Kompetensi Dokter Indonesia (SKDI) 2012. Soal-soal

tersebut disusun dalam bahasa Indonesia dan bahasa

Inggris.

e. Model/konstruksi soal ujian modul (UAB/UTS) diharapkan

sesuai dengan konstruksi Ujian Kompetensi Dokter

Indonesia (UKDI).

f. Skor Hasil Ujian Modul MKK (UAB/UTS) merupakan bagian

dan akan menjadi unsur perhitungan skor Akhir Blok/MKK.

g. Untuk dapat mengikuti UAB/UTS dipersyaratkan kehadiran

mahasiswa dalam kegiatan tatap muka termasuk diskusi

kelompok minimum 80%. Mahasiswa yang tingkat

kehadirannya kurang dari 80% tidak diperkenankan

mengikuti UAB/UTS.

9.4.1.3 Evaluasi Ketrampilan Klinik

a. Evaluasi untuk Ketrampilan Klinik pada semester I dan II

yang tidak termasuk dalam suatu sistem tubuh tertentu,

dilakukan melalui lembar observasi

1) Lembar observasi keterampilan klinik disusun

berdasarkan variabel-variabel yang diobservasi dengan

menggunakan skor masing-masing pada skala Lickert.

2) Skor tersebut dikonversikan ke dalam nilai dengan

pedoman:

Skor >80 diberi sebutan “lulus” (pass) atau dengan nilai

“A”

Page 121: PEDOMAN AKADEMIK PROGRAM STUDI PENDIDIKAN DOKTERpd.fk.ub.ac.id/wp-content/uploads/2013/09/Buku-Pedoman-2013-201… · PEDOMAN AKADEMIK PROGRAM STUDI PENDIDIKAN DOKTER Tahun Akademik

PEDOMAN AKADEMIK FAKULTAS KEDOKTERAN UIVERSITAS BRAWIJAYA PROGRAM STUDI PENDIDIKAN DOKTER

106

2013-2014

Skor ≤80 diberi sebutan “gagal” (fail) atau dengan nilai

”D”

3) Nilai konversi digunakan sebagai dasar untuk

memberikan Sertifikat Kompetensi

4) Untuk mahasiswa yang mendapat nilai “D” (gagal/fail),

diberi kesempatan untuk melakukan perbaikan nilai

ketrampilan pada periode pembelajaran ketrampilan

yang sama, dan bila masih gagal lagi maka nilainya akan

diperhitungkan bersama-sama nilai evaluasi yang lain.

b. Evaluasi keterampilam pada semester III dan seterusnya

yang berbasis pada Sistem Tubuh, merupakan evaluasi

terhadap komponen-komponen keterampilan pada setiap

sistem dengan menggunakan lembar observasi.

1) Komponen evaluasi

Anamnesis/Keterampilan Berkomunikasi

Pemeriksaaan Fisik

Pemeriksaan penunjang

2) Evaluasi komponen di atas ditambah evaluasi

Keterampilan Diagnosis. Merancang Tindakan Terapi

dan Pelaporan (Reporting)

3) Skor ketrampilan klinik dalam satu blok diperhitungkan

di antara skor-skor di atas dengan pembobotan tertentu

4) Skor keterampilan klinik:

Dikonversikan ke dalam nilai “lulus (pass)” atau

“gagal (fail)” sebagai dasar untuk memberikan

Sertifikat Kompetensi

Tanpa dikonversi, skor ini akan menjadi bagian dari

Skor Akhir Blok/MKK

5) Objective Structured Clinical Examination (OSCE)

Objective Structured Clinical Examination (OSCE)

dilakukan masing-masing satu kali pada akhir setiap

Semester. Pelaksanaannya dirancang dalam sejumlah

“station” yang mewakili materi skill yang terlibat dalam

pembelajaran MKK/Blok terkait.

6) Skor akhir keterampilan pada blok tersebut adalah:

Skor akhir keterampilan = skor ketrampilan MKK/Blok + Skor OSCE 2

Page 122: PEDOMAN AKADEMIK PROGRAM STUDI PENDIDIKAN DOKTERpd.fk.ub.ac.id/wp-content/uploads/2013/09/Buku-Pedoman-2013-201… · PEDOMAN AKADEMIK PROGRAM STUDI PENDIDIKAN DOKTER Tahun Akademik

PEDOMAN AKADEMIK FAKULTAS KEDOKTERAN UIVERSITAS BRAWIJAYA PROGRAM STUDI PENDIDIKAN DOKTER

107

2013-2014

7) Mahasiswa yang tidak mengikuti pembelajaran skill

tanpa alasan yang dibenarkan oleh fakultas/Prodi, tidak

diperkenankan mengikuti ujian OSCE

9.4.1.4 Evaluasi/ Ujian Akhir Semester (UAS)

a. Evaluasi Akhir Semesetr dilakukan pada akhir setiap

semester dengan jadwal yang disusun oleh Jurusan/Prodi

b. Materi UAS berasal dari kontributor materi MKDI/MKK

terkait, dengan jumlah dan komposisi materi soal yang

ditentukan oleh Penanggung Jawab Mata Kuliah (PJMK)

masing-masing Blok MKK.

c. Soal UAS disusun dalam bentuk pilihan ganda (Multiple

Choice Questions=MCQ) dengan scoring, grading dan

pembobotan yang ditentukan oleh Tim Blok dengan tingkat

kedalaman yang berpedoman kepada tingkat kompetensi

yang harus dicapai oleh mahasiswa sesuai dengan Standar

Kompetensi Dokter Indonesia (SKDI). Soal-soal tersebut

disusun dalam bahasa Indonesia dan bahasa Inggris.

d. Model/konstruksi soal UAS diharapkan sesuai dengan

konstruksi Ujian Kompetensi Dokter Indonesia (UKDI).

e. Skor Hasil UAS merupakan bagian dan akan menjadi unsur

perhitungan skor Akhir Blok/MKK.

f. Untuk dapat mengikuti UAS dipersyaratkan kehadiran

mahasiswa dalam kegiatan tatap muka termasuk diskusi

kelompok minimum 80%. Mahasiswa yang tingkat

kehadirannya kurang dari 80% tidak diperkenankan

mengikuti UAS

g. Hasil Ujian Akhir Semester diperhitungkan dengan rumus:

9.4.2 Evaluasi Hasil Belajar Blok Longitudinal

Pembelajaran Non-Blok terdiri dari PBL, Metodologi, Tugas Akhir, PKNM,

dan matakuliah Elektif.

9.4.2.1. Penilaian PBL

Oleh karena tujuan utama pembelajaran PBL adalah

mengembangkan keterampilan belajar, maka proses

Nilai Akhir MKK = 1 x Skor MKDI (Topik) + 2 x Skor UAB + 2 x Skor UAS 5

Page 123: PEDOMAN AKADEMIK PROGRAM STUDI PENDIDIKAN DOKTERpd.fk.ub.ac.id/wp-content/uploads/2013/09/Buku-Pedoman-2013-201… · PEDOMAN AKADEMIK PROGRAM STUDI PENDIDIKAN DOKTER Tahun Akademik

PEDOMAN AKADEMIK FAKULTAS KEDOKTERAN UIVERSITAS BRAWIJAYA PROGRAM STUDI PENDIDIKAN DOKTER

108

2013-2014

pembelajaran diberikan pembobotan yang lebih besar dan

terhadap hasil ujian PBL tidak ada ujian perbaikan.

Nilai PBL pada setiap semester dihitung sebagai berikut:

Nilai PBL = 2x Nilai Diskusi + 1x Ujian tulis PBL

3

9.4.2.2. Evaluasi Metodologi

Oleh karena waktu pembelajaran MK Metodologi tidak

menggunakan sistem end block, maka disyaratkan kehadiran

mahasiswa 80%.

a. Evaluasi Metodologi-1: Evaluasi hasil belajar adalah

gabungan antara nilai ujian, tugas terstruktur / seminar.

Nilai Akhir = 60% ujian tulis (MCQ) + 40% tugas terstruktur

(termasuk seminar)

b. Evaluasi Metodologi-2: evaluasi hasil belajar adalah

gabungan antara nilai ujian, tugas kritisi

Nilai Akhir = 60% ujian tulis (MCQ) + 40% tugas kritisi

c. Evaluasi Metodologi-3: evaluasi hasil belajar adalah

gabungan antara nilai ujian, dan proposal.

Nilai Akhir = 40% ujian tulis (MCQ) + 60% nilai proposal

9.4.2.3. Evaluasi Tugas Akhir

a. Penilaian ujian Tugas Akhir meliputi:

1) Penilaian Proses Penulisan Tugas Akhir dan Penilaian

Selama Ujian dengan bobot masing-masing 50%

Page 124: PEDOMAN AKADEMIK PROGRAM STUDI PENDIDIKAN DOKTERpd.fk.ub.ac.id/wp-content/uploads/2013/09/Buku-Pedoman-2013-201… · PEDOMAN AKADEMIK PROGRAM STUDI PENDIDIKAN DOKTER Tahun Akademik

PEDOMAN AKADEMIK FAKULTAS KEDOKTERAN UIVERSITAS BRAWIJAYA PROGRAM STUDI PENDIDIKAN DOKTER

109

2013-2014

2) Penilaian Proses Penulisan oleh Pembimbing meliputi

Sikap (40%), Pengetahuan keilmuan (40%), Kreativitas

Keilmuan (20%)

3) Penilaian Selama Ujian oleh Majelis Penguji meliputi

Naskah (40%), Penyajian (40%), Pengetahuan

keilmuan (20%).

b. Penentuan Nilai Akhir:

Nilai akhir ujian Tugas Akhir (TA) diputuskan melalui musya-

warah Majelis Penguji. Nilai akhir ujian dinyatakan dengan

skor yang kemudian dikonversi ke dalam huruf A, B+, B,

C+, C, D+, D atau E. Atas kesepakatan Majelis Penguji, nilai

(huruf) tersebut dapat diumumkan kepada mahasiswa pada

saat selesai ujian, atau setelah mahasiswa memperbaiki

naskah TA-nya sesuai advis Majelis Penguji.

c. Mahasiswa dinyatakan “lulus” apabila sekurang-kurangnya

memperoleh nilai C. Dalam hal revisi dianggap cukup

banyak, Ketua Penguji boleh mengumumkan dengan kata

“lulus” saja.

d. Mahasiswa yang dinyatakan belum lulus ujian harus

melaksanakan keputusan Majelis Penguji.

9.4.2.4. Program Kerja Nyata Mahasiswa (PKNM)

a. Program Kerja Nyata Mahasiswa (PKNM) adalah kegiatan

yang wajib diikuti oleh setiap mahasiswa. Kegiatan ini

dikoordinir oleh Pembantu Dekan Bidang Kemahasiswaan,

bersama mahasiswa dari Program Studi lain di lingkungan

Universitas Brawijaya. Dengan kegiatan ini mahasiswa

dilatih untuk dapat bekerja sama dengan disiplin ilmu lain

dalam menghadapi masalah yang nyata di masyarakat, dan

merupakan bagian dari pendidikan lintas profesi (Inter

Professional Education = IPE)

Page 125: PEDOMAN AKADEMIK PROGRAM STUDI PENDIDIKAN DOKTERpd.fk.ub.ac.id/wp-content/uploads/2013/09/Buku-Pedoman-2013-201… · PEDOMAN AKADEMIK PROGRAM STUDI PENDIDIKAN DOKTER Tahun Akademik

PEDOMAN AKADEMIK FAKULTAS KEDOKTERAN UIVERSITAS BRAWIJAYA PROGRAM STUDI PENDIDIKAN DOKTER

110

2013-2014

b. Supervisi oleh Pembimbing dilakukan sebanyak 2 kali pada

saat awal dan akhir kegiatan intervensi

b. Evaluasi kegiatan PKNM terdiri dari :

Evaluasi “input” meliputi Ujian Pembekalan

Evaluasi “Proses” meliputi penilaian terhadap kinerja

dan progress kegiatan mahasiswa melalui Buku Log

masing-masing

Evaluasi “Out put” meliputi Nilai Proposal, Nilai

Laporan dan Nilai Presentasi

c. Nilai Akhir (NA) dihitung dengan menggunakan rumus :

(1x nilai “input”) + (2x rerata nilai proses) +

(2x rerata nilai “output”) Nilai Akhir PKNM =

5

d. Bagi mahasiswa yang memiliki nilai SKK ≥3, maka rerata

nilai proses menggunakan kriteria:

SKK 3-10 setara dengan nilai skor 80

SKK >10 setara dengan nilai skor 85

9.4.2.5. Evaluasi Matakuliah Elektif

a. Metode asesmen hasil belajar modul elektif disesuaikan

dengan karakter kompetensi yang hendak dicapai dengan

mengacu Piramida Miller.

b. Penilaian (asesmen) hasil belajar dalam modul elektif

menggunakan portofolio. Portofolio yang dimaksud adalah

kumpulan rekaman aktivitas dan prestasi mahasiswa selama

melakukan proses belajar disertai dengan refleksi

bagaimana mereka mencapai kompetensi yang dikehendaki.

c. Hasil evaluasi modul elektif diberikan dalam bentuk

sertifikat yang menyatakan bahwa telah mengikuti

kegiatan tersebut.

Page 126: PEDOMAN AKADEMIK PROGRAM STUDI PENDIDIKAN DOKTERpd.fk.ub.ac.id/wp-content/uploads/2013/09/Buku-Pedoman-2013-201… · PEDOMAN AKADEMIK PROGRAM STUDI PENDIDIKAN DOKTER Tahun Akademik

PEDOMAN AKADEMIK FAKULTAS KEDOKTERAN UIVERSITAS BRAWIJAYA PROGRAM STUDI PENDIDIKAN DOKTER

111

2013-2014

9.5 Ujian Penunjang

Ujian Penunjang adalah ujian-ujian yang diadakan untuk memperbaiki hasil

ujian sumatif, meningkatkan indeks prestasi, dan mengukur perkembangan

kemampuan retensi mahasiswa terhadap penguasaan kompetensi. Bagi

mahasiswa yang mengambil ujian perbaikan, maka nilai akhir yang dipakai

adalah nilai yang terbaik di antara nilai-nilai yang pernah dicapai sebelum dan

sesudah mengikuti ujian perbaikan.

9.5.1 Perbaikan Ujian Blok (Ujian Perbaikan)/Semester Pendek (SP)

a. Semester Pendek dilakukan pada setiap akhir semester (semester

ganjil dan semester genap).

b. Untuk mengikuti Semester Pendek, mahasiswa harus mendaftar

pada Bagian Sub Akademik.

c. Semester Pendek merupakan peluang bagi mahasiswa untuk

melakukan perbaikan skor MKK maupun MKDI pada semester

terkait. Mahasiswa diperbolehkan mengambil SP satu kali untuk

setiap modul MKK dan/atau MKDI

d. Semester Pendek diperuntukkan bagi mahasiswa yang sudah

pernah mengikuti pembelajaran Blok untuk MKK terkait.

e. Nilai perolehan Semester Pendek maksimal 80.

f. Mahasiswa yang belum pernah mengikuti pembelajaran blok karena

alasan yang dibenarkan fakultas, diperbolehkan mengikuti SP

dengan nilai perolehan maksimum 80.

g. Semester Pendek dilaksanakan oleh laboratorium masing-masing

terkait dengan Blok yang dibelajarkan pada semester

bersangkutan.

h. Skor Akhir MKK atau MKDI diambil dari skor tertinggi antara nilai SP

dengan skor sebelumnya. Skor Akhir MKDI ini merupakan bagian

transkrip akademik MKDI bersangkutan.

i. Skor tertinggi dari MKK/MKDI dipakai untuk perhitungan Nilai Akhir

Blok.

Page 127: PEDOMAN AKADEMIK PROGRAM STUDI PENDIDIKAN DOKTERpd.fk.ub.ac.id/wp-content/uploads/2013/09/Buku-Pedoman-2013-201… · PEDOMAN AKADEMIK PROGRAM STUDI PENDIDIKAN DOKTER Tahun Akademik

PEDOMAN AKADEMIK FAKULTAS KEDOKTERAN UIVERSITAS BRAWIJAYA PROGRAM STUDI PENDIDIKAN DOKTER

112

2013-2014

9.5.2 Ujian Khusus (UK)

a. Menjelang penapisan tahap-1 yaitu sebelum memasuki tahap

Kompetensi Klinik (pada akhir Semester II), dimungkinkan diadakan

Ujian Khusus untuk memberikan kesempatan kepada mahasiswa

memperbaiki IPK.

b. Ujian Khusus juga dimungkinkan diberikan kepada mahasiswa

menjelang penapisan tahap-2 yaitu sebelum memasuki tahap

Clerkship (pada akhir Semester VII), untuk memberikan

kesempatan kepada mahasiswa memperbaiki IPK.

c. Untuk mengikuti Ujian Khusus, mahasiswa wajib mendaftar pada

Bagian Sub Akademik.

d. Perolehan nilai untuk Ujian Khusus maksimum adalah 75.

9.5.3 Ujian Komprehensif

Ujian komprehensif adalah ujian yang diadakan pada akhir tahap

pendidikan sesuai dengan struktur kurikulum, yang dimaksudkan untuk

mengevaluasi kemampuan mahasiswa menyerap pembelajaran kognitif

selama tahap pendidikan terkait.

Ujian komprehensif dilaksanakan pada akhir tahap Dasar

Kedokteran untuk bisa mengikuti tahap Kompetensi Klinik, dan

pada akhir tahap Kompetensi Klinik untuk bisa mengikuti tahap

pendidikan Clerkship.

Materi ujian pada akhir tahap Dasar Kedokteran adalah materi

pembelajaran Semester I dan II (kecuali matakuliah Humaniora dan

matakuliah Skill), sedangkan materi ujian komprehensif pada akhir

tahap Kompetensi Klinik adalah materi pembelajaran Semester I

sampai dengan Semester VII.

9.5.4 Ujian Kemajuan Belajar (Progress Test)

a. Ujian kemajuan belajar merupakan ujian formatif dan

dilaksanakan pada setiap akhir tahun (Desember).

b. Ujian ini wajib diikuti oleh setiap mahasiswa, dan merupakan

prasyarat untuk mengikuti yudisium Sarjana Kedokteran (SKed.).

Page 128: PEDOMAN AKADEMIK PROGRAM STUDI PENDIDIKAN DOKTERpd.fk.ub.ac.id/wp-content/uploads/2013/09/Buku-Pedoman-2013-201… · PEDOMAN AKADEMIK PROGRAM STUDI PENDIDIKAN DOKTER Tahun Akademik

PEDOMAN AKADEMIK FAKULTAS KEDOKTERAN UIVERSITAS BRAWIJAYA PROGRAM STUDI PENDIDIKAN DOKTER

113

2013-2014

9.6 Konversi Skor Menjadi Nilai Huruf

Konversi skor ke dalam nilai huruf mengacu pada kriteria berikut.

Tabel 9.1 Konversi Skor ke dalam Nilai Huruf

Skor Nilai Huruf

>80 A

75,1 s/d 80 B+

70 s/d 75 B

60,1 s/d <70 C+

56 s/d 60 C

50,1 s/d <56 D+

45,1 s/d 50 D

≤ 45 E

9.7 Penilaian Kemampuan Akademik

9.7.1 Indeks Prestasi (IP) adalah parameter yang digunakan untuk mengukur

kemampuan individu mahasiswa berdasarkan hasil studi yang diperoleh

pada semester sebelumnya.

9.7.2 Indeks Prestasi (IP) diukur sebagai berikut.

IP adalah Indeks Prestasi, dapat berupa IP

semester atau IP Kumulatif

K adalah jumlah beban sks masing-masing

Matakuliah Kompetensi

NA adalah Nilai Akhir masing-masing

Matakuliah Kompetensi (MKK)

n adalah jumlah Matakuliah Kompetensi yang diambil dalam 1

semester terkait

9.7.3 Besarnya beban studi pada setiap semester ditentukan sama untuk

setiap mahasiswa. Hal ini disebabkan karena dalam Kurikulum Berbasis

Kompetensi, digunakan sistim end block. Tiap blok terdiri atas sejumlah

Matakuliah Kompetensi dengan beban studi masing-masing. Mahasiswa

tidak dapat mengambil matakuliah tertentu melainkan mengambil

seluruh blok dalam 1 semester. Dengan perkataan lain, besarnya IP

n

∑ Ki NAi I = 1

IP = ---------------

n

∑ Ki I = 1

Page 129: PEDOMAN AKADEMIK PROGRAM STUDI PENDIDIKAN DOKTERpd.fk.ub.ac.id/wp-content/uploads/2013/09/Buku-Pedoman-2013-201… · PEDOMAN AKADEMIK PROGRAM STUDI PENDIDIKAN DOKTER Tahun Akademik

PEDOMAN AKADEMIK FAKULTAS KEDOKTERAN UIVERSITAS BRAWIJAYA PROGRAM STUDI PENDIDIKAN DOKTER

114

2013-2014

semester tidak berpengaruh terhadap jumlah dan beban Matakuliah

Kompetensi yang akan diambil.

9.7.4 Indeks Prestasi Kumulatif (IPK) adalah parameter yang digunakan

untuk mengukur kemampuan individu mahasiswa berdasarkan hasil

studi seluruh semester sebelumnya.

9.7.5 Besarnya Indeks Prestasi Kumulatif menjadi salah satu parameter

penentuan dapat tidaknya mahasiswa melanjutkan studinya pada

Program Studi Pendidikan Dokter.

9.8 Evaluasi Pendidikan dan Lama Masa Studi

9.8.1 Evaluasi Pendidikan adalah Evaluasi untuk menentukan boleh tidaknya

seorang mahasiswa melanjutkan pendidikan dokter pada semester-

semester berikutnya.

9.8.2 Evaluasi diadakan 3 kali, masing-masing :

9.8.2 Evaluasi pada akhir Semester II (Tahap Kedokteran Dasar)

a. Evaluasi disini adalah untuk menentukan apakah mahasiswa

dipandang telah menguasai dasar-dasar Ilmu Kedokteran

untuk dapat melanjutkan diri pada tahap pendidikan

Kompetensi Klinik (Semester III dan selanjutnya).

b. Mahasiswa dinyatakan lulus apabila

IPK ≥ 2

Nilai semua matakuliah di Semester I dan Semester II

sekurang-kurangnya C

Lulus pada Ujian Komprehensif tahap Dasar

Kedokteran.

c. Mahasiswa yang tidak lulus masih dapat memperbaiki diri

dalam waktu selama-lamanya 2 semester. Jika sesudah

tenggang waktu tersebut belum juga lulus, mahasiswa

yang bersangkutan diminta mengundurkan diri dari

Program Studi Pendidikan Dokter.

Page 130: PEDOMAN AKADEMIK PROGRAM STUDI PENDIDIKAN DOKTERpd.fk.ub.ac.id/wp-content/uploads/2013/09/Buku-Pedoman-2013-201… · PEDOMAN AKADEMIK PROGRAM STUDI PENDIDIKAN DOKTER Tahun Akademik

PEDOMAN AKADEMIK FAKULTAS KEDOKTERAN UIVERSITAS BRAWIJAYA PROGRAM STUDI PENDIDIKAN DOKTER

115

2013-2014

9.8.2.1 Evaluasi pada akhir Semester VII (Tahap Kompetensi Klinik)

a. Evaluasi di sini adalah untuk menentukan apakah

mahasiswa dipandang telah memenuhi syarat untuk

menyandang gelar Sarjana Kedokteran (SKed.) dan dapat

melanjutkan diri ke tahap pendidikan profesi dan atau

pendidikan pascasarjana.

b. Mahasiswa dinyatakan memenuhi syarat lulus Sarjana

Kedokteran apabila:

IPK ≥ 2

Nilai MKK serendah-rendahnya C.

Lulus pada ujian komprehensif tahap Kompetensi

Klinik

Lulus TOEIC dengan skor ≥ 500

c. Mahasiswa yang tidak lulus masih dapat memperbaiki diri

dalam waktu selama-lamanya 2 semester. Jika sesudah

tenggang waktu tersebut belum juga lulus, mahasisw

yang bersangkutan diminta mengundurkan diri dari

Program Studi Pendidikan Dokter.

9.8.2.2 Evaluasi pada akhir Tahap Profesi

a. Evaluasi ini dimaksudkan untuk menentukan apakah

seorang mahasiswa dapat mengikuti program internship/

magang.

b. Nilai rotasi setiap bagian klinik serendah-rendahnya C.

c. Masa studi pendidikan tahap profesi dapat diikuti selama-

lamanya 8 (delapan) semester, termasuk UKDI.

d. Jika sesudah tenggang waktu tersebut belum juga lulus,

mahasiswa yang bersangkutan diminta mengundurkan

diri dari Program Studi Pendidikan Dokter.

9.8.2.3 Ketetapan putus studi dikeluarkan oleh Rektor berdasarkan

laporan fakultas sesuai rekomendasi dekan atas usul dari

Program Studi Pendidikan Dokter.

Page 131: PEDOMAN AKADEMIK PROGRAM STUDI PENDIDIKAN DOKTERpd.fk.ub.ac.id/wp-content/uploads/2013/09/Buku-Pedoman-2013-201… · PEDOMAN AKADEMIK PROGRAM STUDI PENDIDIKAN DOKTER Tahun Akademik

PEDOMAN AKADEMIK FAKULTAS KEDOKTERAN UIVERSITAS BRAWIJAYA PROGRAM STUDI PENDIDIKAN DOKTER

116

2013-2014

9.9 Transkrip Akademik

a. Transkrip Akademik adalah tanda lulus pendidikan dokter yang berisikan

daftar Matakuliah Kompetensi (MKK) yang diajarkan sepanjang pendidikan

dokter dari semester I sampai VII dan tahap profesi termasuk nilai akhir

masing-masing MKK dan nilai selama menjalani rotasi pada setiap

laboratorium/bagian di klinik.

b. Nilai-nilai merepresentasikan penguasaan standar kompetensi dokter yang

dipersyaratkan untuk dipergunakan melakukan registrasi dokter pada Konsil

Kedokteran Indonesia dan mendapatkan tanda registrasi untuk mengikuti

tahap magang (internship).

9.10 Sertifikat Kompetensi

a. Sertifikat kompetensi adalah pernyataan bahwa mahasiswa yang

bersangkutan telah mengikuti dan mencapai kompetensi keterampilan klinik

suatu blok MKK.

b. Sertifikat Kompetensi digunakan sebagai bagian prasyarat untuk mengikuti

rotasi klinik terkait sistim / bagian tertentu yang membutuhkan kompetensi

tersebut dalam praktik klinik.

9.11 Yudisium

Nilai akhir kelulusan ditetapkan dalam proses yudisium. Yudisium diadakan pada

akhir pendidikan tahap kompetensi klinik (Sarjana Kedokteran) dan tahap

clerkship (Dokter).

9.12.1 Sarjana Kedokteran

a. Dalam yudisium seorang mahasiswa dinyatakan layak

menyandang gelar Sarjana Kedokteran apabila lulus dalam

transkrip kompetensi dengan nilai sekurang-kurangnya C, memiliki

sertifikat kompetensi.

b. Seorang mahasiswa dapat dinyatakan lulus sebagai Sarjana

Kedokteran apabila telah memenuhi seluruh ketentuan pendidikan

sebagaimana tercantum dalam Pedoman Akademik ini dan tidak

melampaui maksimum masa studi 11 (sebelas) semester.

Page 132: PEDOMAN AKADEMIK PROGRAM STUDI PENDIDIKAN DOKTERpd.fk.ub.ac.id/wp-content/uploads/2013/09/Buku-Pedoman-2013-201… · PEDOMAN AKADEMIK PROGRAM STUDI PENDIDIKAN DOKTER Tahun Akademik

PEDOMAN AKADEMIK FAKULTAS KEDOKTERAN UIVERSITAS BRAWIJAYA PROGRAM STUDI PENDIDIKAN DOKTER

117

2013-2014

c. Predikat kelulusan terdiri dari 3 tingkat yaitu ‘Memuaskan’, ‘Sangat

Memuaskan’, dan ‘Dengan Pujian’.

d. Indeks Prestasi Kumulatif (IPK) sebagai dasar menentukan

predikat kelulusan:

IPK 2,00 – 2,75: memuaskan (“satisfy”)

IPK 2,76 – 3,50: sangat memuaskan (“excellent”)

IPK 3,51 – 4.00: dengan pujian (“cum laude”)

e. Predikat kelulusan ‘dengan pujian’ (‘cum laude’) juga dengan

memperhatikan ketepatan lama studi yaitu 7 (tujuh) semester

dengan nilai minimal MKK adalah B.

9.12.2 Dokter

a. Mahasiswa yang telah mengikuti seluruh putaran rotasi klinik dan

dinyatakan lulus oleh laboratorium masing-masing berarti telah

dapat mengikuti Uji Kompetensi Dokter Indonesia yang

dipersyaratkan sebagai exit exam bagi seluruh calon dokter di

Indonesia.

b. Mahasiswa yang akan mengikuti UKDI diharuskan mengikuti

bimbingan yang diselenggarakan oleh PSPD dan lulus dari Try out

yang diselenggarakan olen tim pembina UKDI.

c. Seorang mahasiswa dapat dinyatakan lulus sebagai “dokter”

apabila telah memenuhi seluruh ketentuan pendidikan

sebagaimana tercantum dalam Pedoman Akademik ini dan tidak

melampaui maksimum masa studi profesi 8 (delapan) semester,

termasuk Uji Kompetensi Dokter Indonesia (UKDI) yang meliputi

ujian berbasis komputer (Computer Based Test = CBT) dan OSCE,

yang diselenggarakan secara nasional setiap tahun 4 (empat) kali.

d. Predikat kelulusan terdiri dari 3 tingkat yaitu ‘memuaskan’, ‘sangat

memuaskan’, dan ‘dengan pujian’.

e. Indeks Prestasi Kumulatif (IPK) sebagai dasar menentukan

predikat kelulusan:

Page 133: PEDOMAN AKADEMIK PROGRAM STUDI PENDIDIKAN DOKTERpd.fk.ub.ac.id/wp-content/uploads/2013/09/Buku-Pedoman-2013-201… · PEDOMAN AKADEMIK PROGRAM STUDI PENDIDIKAN DOKTER Tahun Akademik

PEDOMAN AKADEMIK FAKULTAS KEDOKTERAN UIVERSITAS BRAWIJAYA PROGRAM STUDI PENDIDIKAN DOKTER

118

2013-2014

IPK 2,00 – 2,75: memuaskan (“satisf

IPK 2,76 – 3,50: sangat memuaskan (“excellent”)

IPK 3,51 – 4.00: dengan pujian (“cum laude”)

f. Predikat kelulusan ‘dengan pujian’ juga dengan memperhatikan

ketepatan lama studi rotasi klinik yaitu 4 (empat) semester dengan

nilai minimal B

Alur proses pendidikan dokter di PSPD FKUB secara ringkas dapat dilihat pada

Gambar 9.2 berikut ini

Page 134: PEDOMAN AKADEMIK PROGRAM STUDI PENDIDIKAN DOKTERpd.fk.ub.ac.id/wp-content/uploads/2013/09/Buku-Pedoman-2013-201… · PEDOMAN AKADEMIK PROGRAM STUDI PENDIDIKAN DOKTER Tahun Akademik

PEDOMAN AKADEMIK FAKULTAS KEDOKTERAN UIVERSITAS BRAWIJAYA PROGRAM STUDI PENDIDIKAN DOKTER

119

2013-2014

Gam

bar

9.2

. Alu

r P

rose

s P

end

idik

an D

okt

er d

i PSP

D F

aku

ltas

Ked

0kt

eran

Un

iver

sita

s B

raw

ijaya

Page 135: PEDOMAN AKADEMIK PROGRAM STUDI PENDIDIKAN DOKTERpd.fk.ub.ac.id/wp-content/uploads/2013/09/Buku-Pedoman-2013-201… · PEDOMAN AKADEMIK PROGRAM STUDI PENDIDIKAN DOKTER Tahun Akademik

PEDOMAN AKADEMIK FAKULTAS KEDOKTERAN UIVERSITAS BRAWIJAYA PROGRAM STUDI PENDIDIKAN DOKTER

120

2013-2014

Bab X

BIMBINGAN KONSELING, KEPENASEHATAN AKADEMIK,

SERTA KEGIATAN EKSTRAKURIKULER

Sesuai dengan Pedoman Akademik Universitas dan ketentuan minimal

requirement dari Global Standard of Medical Education sebagaimana ditentukan oleh

World Federation of Medical Education (WFME), dan untuk menunjang keberhasilan

studi, maka kepada mahasiswa diberi hak untuk mendapatlan Bimbingan, Konseling,

dan Kepenasehatan Akademik.

10.1 Bimbingan-Konseling

a. Bimbingan Konseling adalah proses pemberian bantuan secara sistematis

dan intensif kepada mahasiswa dalam rangka pengembangan pribadi,

sosial, studi, dan karirnya demi masa depannya.

b. Bimbingan Konseling diberikan oleh Konselor yang mempunyai keahlian

dibidangnya dalam satu unit Bimbingan Konseling Fakultas.

c. Pembimbingan dan Konseling dibawah koordinasi Pembantu Dekan III

Bidang Kemahasiswaan.

10.2 Kepenasehatan Akademik

a. Jurusan menetapkan sejumlah dosen sebagai Penasehat Akademik bagi

mahasiswa.

b. Penasehat Akademik (PA) bertugas:

1) Memberi persetujuan dan memberi pertimbangan kepada mahasiswa

tentang rencana mahasiswa dalam pengambilan Mata Kuliah yang

dituangkan dalam Kartu Rencana Studi (KRS) nya.

2) Bertanggungjawab atas kebenaran isi KRS

3) Setiap mahasiswa diharapkan secara aktif menemui dosen Penasehat

Akademik masing-masing, dan tidak hanya menemui/meminta tanda

tangan dosen PA untuk keperluan pengersahan KRS.

c. Untuk mahasiswa semester 1 s/d 7, diharapkan menemui dosen PA-nya

paling sedikit 3 (tiga) kali per semester, sedangkan mahasiswa yang sedang

menjalani rotasi klinik (semester 8-11), harus menemui dosen PA atau

Page 136: PEDOMAN AKADEMIK PROGRAM STUDI PENDIDIKAN DOKTERpd.fk.ub.ac.id/wp-content/uploads/2013/09/Buku-Pedoman-2013-201… · PEDOMAN AKADEMIK PROGRAM STUDI PENDIDIKAN DOKTER Tahun Akademik

PEDOMAN AKADEMIK FAKULTAS KEDOKTERAN UIVERSITAS BRAWIJAYA PROGRAM STUDI PENDIDIKAN DOKTER

121

2013-2014

wakilnya di bagian/ laboratorium masing-masing paling sedikit 1 (satu) kali

untuk setiap siklus.

d. Penasehat akademik harus benar-benar menguasai Peraturan Akademik,

Sistim Pendidikan, dan Sistim Evaluasi Hasil Belajar sehingga mampu

membantu mahasiswa secara maksimal agar efektif mengikuti

pembelajaran pada setiap semester.

e. Administrasi kepenasehatan akademik diatur melalui sejumlah daftar dan

kartu yang harus dipahami Penasehat Akademik.

1) Daftar :

Daftar nama mahasiswa

Daftar Hadir mahasiswa

Daftar Nilai Ujian

2) Kartu :

Kartu Rencana Studi (KRS), dikeluarkan oleh Program Studi,

mencatat semua matakuliah yang diprogramkan mahasiswa pada

masing-masing semester.

Kartu hasil Studi (KHS) dikeluarkan oleh Program Studi, mencatat

Nilai yang diperoleh mahasiswa bagi matakuliah yang di program

dalam KRS.

Kartu Matakuliah Disiplin Ilmu (MKDI) yang dikeluarkan oleh

masing-masing Laboratorium yang mencatat Nilai/Skor Ujian

Matakuliah Disiplin Ilmu yang diperoleh sebagai bagian dari Ujian

Matakuliah Kompetensi.

Kartu Hasil Uji Kemajuan Belajar.

3) Program Studi ppmengesahkan Kartu Hasil Studi dan menetapkan Kartu

Rencana Studi untuk semester berikutnya.

4) Kepenasehatan Akademik dibawah koordinasi Pembantu Dekan I

Bidang Akademik.

10.3 Kegiatan Ekstrakurikuler (Ko-Kurikuler)

a. Selain kegiatan kemahasiswaan dibawah tanggungjawab dan pembinaan

dari Pembantu Dekan III Bidang Kemahasiswaan dan untuk menunjang

Page 137: PEDOMAN AKADEMIK PROGRAM STUDI PENDIDIKAN DOKTERpd.fk.ub.ac.id/wp-content/uploads/2013/09/Buku-Pedoman-2013-201… · PEDOMAN AKADEMIK PROGRAM STUDI PENDIDIKAN DOKTER Tahun Akademik

PEDOMAN AKADEMIK FAKULTAS KEDOKTERAN UIVERSITAS BRAWIJAYA PROGRAM STUDI PENDIDIKAN DOKTER

122

2013-2014

keberhasilan studi, Program Studi perlu menyelenggarakan bersifat ko-

kurikuler.

b. Kegiatan Ko-Kurikuler berupa kegiatan yang dimaksudkan untuk:

1) Meningkatkan kemampuan penguasaan ilmu dan belajar cara belajar

(learning how to learn) yang merupakan paradigma baru dalam proses

pembelajaran.

2) Meningkatkan peran serta aktif mahasiswa dalam berbagai lomba

penulisan karya ilmiah dan kegiatan penalaran lainnya.

3) Meningkatkan kepekaan dan tanggung jawab sosial kemasyarakatan

sebagai bagian pengembangan community doctor.

4) Meningkatkan partisipasi aktif mahasiswa dalam penelitian yang

diadakan dosen. Upaya ini dimaksudkan untuk meningkatkan atmosfir

akademik yang dibutuhkan mahasiswa untuk belajar dengan baik di

dalam kampus.

5) Meningkatkan kemampuan penghayatan cultural diversity untuk

memahami dan menghayati keberagaman sosial, budaya, agama antar

bangsa. Kegiatan ini dimaksudkan untuk menyiapkan mahasiswa lebih

baik dalam rangka cross-border medical education.

Page 138: PEDOMAN AKADEMIK PROGRAM STUDI PENDIDIKAN DOKTERpd.fk.ub.ac.id/wp-content/uploads/2013/09/Buku-Pedoman-2013-201… · PEDOMAN AKADEMIK PROGRAM STUDI PENDIDIKAN DOKTER Tahun Akademik

PEDOMAN AKADEMIK FAKULTAS KEDOKTERAN UIVERSITAS BRAWIJAYA PROGRAM STUDI PENDIDIKAN DOKTER

123

2013-2014

Gambar 10.1. Alur Bimbingan Akademik untuk mahasiswa semester 1-7

Gambar 10.2. Alur Bimbingan Akademik untuk mahasiswa semester 8-11

Page 139: PEDOMAN AKADEMIK PROGRAM STUDI PENDIDIKAN DOKTERpd.fk.ub.ac.id/wp-content/uploads/2013/09/Buku-Pedoman-2013-201… · PEDOMAN AKADEMIK PROGRAM STUDI PENDIDIKAN DOKTER Tahun Akademik

PEDOMAN AKADEMIK FAKULTAS KEDOKTERAN UIVERSITAS BRAWIJAYA PROGRAM STUDI PENDIDIKAN DOKTER

124

2013-2014

Lampiran 1.

Format Buku Blok

TEMA BLOK : .......................................................................

Semester : ......................

A. UMUM

1. Nama/Tema dari Blok/MKK

2. Semester/ Beban Studi

3. Tim Blok

a. Koordinator / Penanggung Jawab matakuliah (PJMK)

b. Sekretaris

c. Laboratorium yang terintegrasi

1) Laboratorium Utama

2) Laboratorium Pendukung

d. Daftar Fasilitator (kontributor)

e. Daftar Tutor

4. Pendahuluan

a. Overview

b. Kompetensi yang akan dicapai (termasuk 7 area kompetensi yang

akan dicapai)

5. Tujuan Pembelajaran

6. Materi Blok

a. Matakuliah Disiplin Ilmu

b. Praktikum MKDI (jika ada)

c. Modul

d. Keterampilan klinik

7. Skill Station

B. MODUL

1. Learning Objective Mapping

2. Topic and Topic Tree

3. Modul Overview

4. Modul Tasks

5. References

C. HUBUNGAN DENGAN BLOK LAIN

D. JADWAL PEMBELAJARAN BLOK

E. ASESMEN BLOK

Page 140: PEDOMAN AKADEMIK PROGRAM STUDI PENDIDIKAN DOKTERpd.fk.ub.ac.id/wp-content/uploads/2013/09/Buku-Pedoman-2013-201… · PEDOMAN AKADEMIK PROGRAM STUDI PENDIDIKAN DOKTER Tahun Akademik

PEDOMAN AKADEMIK FAKULTAS KEDOKTERAN UIVERSITAS BRAWIJAYA PROGRAM STUDI PENDIDIKAN DOKTER

125

2013-2014

Lampiran 2.

Pedoman Tutorial

A. Tugas Perserta Diskusi Kelompok (Tutorial)

1. Tugas Dasar Tutor dalam Diskusi Kelompok

a. Mendorong partisipasi aktif setiap anggota diskusi kelompok

b. Membantu Ketua Kelompok menjaga dinamika kelompok dan menjaga

ketepatan waktu diskusi

c. Mengecek ketepatan dan kebenaran pencatatan hasil diskusi oleh

sekretaris Kelompok. Dari catatan kelompok dapat diketahui hal-2 yang

telah, belum, keluar dari konteks pemahaman seharusnya atas materi

diskusi dan tujuan belajar.

d. Menghindarkan terjadinya “side tracking“, yaitu usaha untuk

mengalihkan topik diskusi ke hal-hal diluar tujuan belajar.

e. Menjamin tercapainya Tujuan Belajar

f. Mengisi Lembar observasi dengan benar karena skor observasi memiliki

bobot tinggi yang berpengaruh terhadap Nilai Akhir mahasiswa.

g. Menghindarkan diri sebagai yang “berkuasa” dalam diskusi dengan :

1) Duduk diantara peserta, tidak dalam posisi “berjarak“

2) Bila terdapat hal-2 atau materi diskusi yang tidak benar, tidak boleh

dikoreksi langsung melainkan diluruskan dengan cara-cara tidak

langsung

3) Mempersilahkan kelompok memilih sendiri ketua dan sekretaris

kelompok sebelum diskusi

2. Tugas Ketua Kelompok

a. Memimpin diskusi dari awal sampai selesai

b. Menjamin seluruh peserta memperoleh giliran berbicara menyatakan

pendapat

c. Memelihara dinamika kelompok

d. Menjaga ketepatan waktu

Page 141: PEDOMAN AKADEMIK PROGRAM STUDI PENDIDIKAN DOKTERpd.fk.ub.ac.id/wp-content/uploads/2013/09/Buku-Pedoman-2013-201… · PEDOMAN AKADEMIK PROGRAM STUDI PENDIDIKAN DOKTER Tahun Akademik

PEDOMAN AKADEMIK FAKULTAS KEDOKTERAN UIVERSITAS BRAWIJAYA PROGRAM STUDI PENDIDIKAN DOKTER

126

2013-2014

e. Memastikan tiap peserta membawa catatan/buku teks/lap top agar

setiap pendapat harus berbasis pada literatur yang benar ,bukan debat

pokrol

f. Menjaga agar sekretaris menulis dan menyimpulkan secara benar.

3. Tugas Sekretaris Kelompok

a. Mencatat butir-2 yang menjadi kesimpulan kelompok

b. Menulis butir-2 secara runtut

c. Sebagai mahasiswa peserta diskusi, tidak hanya mencatat tetapi juga

berhak menyatakan pendapat, dan menghindari menulis pendapat

pribadi.

d. Mencatat sumber jawaban peserta kelompok (buku teks atau literatur

yang digunakan dalam diskusi)

4. Tugas Anggota Kelompok

a. Mengikuti langkah-langkah diskusi yang ditentukan ketua

b. Berpartisipasi aktif dalam kelompok tanpa mendominasi atau malah

berdiam diri dalam berdiskusi

c. Mendengar pendapat peserta lain dengan seksama

d. Aktif bertanya

e. Memastikan apakah topik yang tujuan belajar sudah didiskusikan

f. Berbagi informasi dengan peserta lainnya.

B. Melakukan Tutorial

1. Memulai diskusi

a. Ciptakan suasana kelompok menjadi relaks

b. Sampaikan “ aturan main “ dalam diskusi

c. Sampaikan review tentang hal-hal pokok yang menjadi materi inti diskusi

2. Memelihara kesinambungan diskusi

a. Dengar dan catat ide-ide yang muncul

b. Minta komentar peserta lain terhadap pendapat seorang peserta

3. Menjaga “ fokus “ diskusi “

a. Jika diskusi “menyimpang” catat hal-hal yang menyimpang

b. Lakukan interupsi tanpa mengoreksi, misalnya, tutor mengatakan :

Page 142: PEDOMAN AKADEMIK PROGRAM STUDI PENDIDIKAN DOKTERpd.fk.ub.ac.id/wp-content/uploads/2013/09/Buku-Pedoman-2013-201… · PEDOMAN AKADEMIK PROGRAM STUDI PENDIDIKAN DOKTER Tahun Akademik

PEDOMAN AKADEMIK FAKULTAS KEDOKTERAN UIVERSITAS BRAWIJAYA PROGRAM STUDI PENDIDIKAN DOKTER

127

2013-2014

1) Sebaiknya hal itu kita kesampingkan dulu dan dibicarakan lain kali

2) Coba kita bicarakan kembali tentang (fokus) .

3) Bagaimana jika kita perjelas yang kita bicarakan sebelumnya

(fokus)?

4. Menutup Tutorial :

a. Review hasil diskusi

b. Ingatkan tugas diskusi berikutnya

c. Bila perlu sampaikan catatan khusus anda terhadap setiap peserta

C. “ Harus “ Dan “ Tidak Boleh “ Dalam Tutorial

1. Hal-hal yang harus dilakukan Tutor :

a. Bicara singkat, jelas, dan seperlunya. Jangan anda habiskan waktu

mahasiswa berdiskusi

b. Beri pertanyaan yang jelas dan fokus. Memberi alternatif pertanyaan

teralu banyak akan memperlebar diskusi yang tidak perlu.

c. Gunakan nama akrab peserta untuk menghindari formalitas berlebihan

d. Interpretasikan pendapat seorang peserta lalu tanyakan apah peserta

lain setuju dengan interpretasi itu.

e. Lakukan “probing“ (memancing ) untuk memperjelas jawaban/pendapat.

2. Hal-hal yang tidak boleh dilakukan Tutor :

a. Mengulang-ulang pertanyaan peserta

b. Mengulang-ulang jawaban peserta

c. Menjawab langsung pertanyaan peserta

d. Menyalahkan langsung pendapat peserta

e. Terlalu sering menginterupsi

Page 143: PEDOMAN AKADEMIK PROGRAM STUDI PENDIDIKAN DOKTERpd.fk.ub.ac.id/wp-content/uploads/2013/09/Buku-Pedoman-2013-201… · PEDOMAN AKADEMIK PROGRAM STUDI PENDIDIKAN DOKTER Tahun Akademik

PEDOMAN AKADEMIK FAKULTAS KEDOKTERAN UIVERSITAS BRAWIJAYA PROGRAM STUDI PENDIDIKAN DOKTER

128

2013-2014

Lampiran 3.

Lembar Observasi Tutorial

No ASPEK OBSERVASI

Skor

1

Sikap terhadap sesama anggota kelompok

1) Mendengarkan dengan penuh perhatian pendapat sesama anggota

2) Sopan dalam bersikap, santun dalam berbicara dengan sesama

3) Memberi kesempatan dan waktu bagi sesama untuk menyampaikan informasi

tanpa tekanan

4) Menghargai pendapat teman sekalipun mungkin tidak sependapat

2

Tanggungjawab

1) Hadir tepat waktu dan menyelesaikan tugas modul yang diminta

2) Aktif memelihara dinamika kelompok:

3) Menyampaikan Informasi yang benar dan jelas sumbernya

4) Mengembangkan diskusi dengan isu-2 yang relevan

3

Keterampilan Berkomunikasi verbal

1) Menyampaikan informasi langsung dan jelas

2) Menggunakan kata-kata yang mudah dipahami

3) Bertanya tanpa memojokkan

4) Membantu memperjelas informasi yang disampaikan teman

TANDA TANGAN &

NAMA TERANG TUTOR :

SKOR

AKHIR

Tanggal : ……………………………..

Semester : ……………………………..

Blok : ……………………………..

Modul : ……………………………..

Topik : ……………………………..

Nama Tutor : ……………………………..

Nama Mahasiswa : ………………………

NIM : ………………………

Kelompok : ………………………

1. Aspek observasi : Sikap dalam kelompok ,Tanggungjawab, Keterampilan berkomunikasi

2. Tiap tutor mengikuti kriteria yang sama seperti tercantum dibawah setiap aspek Observasi

3. Scoring : 1 : Kurang ; 2 : Cukup ; 3. Baik ; 4 : Amat Baik

4. Score akhir : 3 s/d 5 Kurang ; 6 s/d 8 Cukup ; 9 s/d 11 Baik ; 12 Amat Baik

5. Penguasaan keilmuan ditentukan dalam ujian modul

Page 144: PEDOMAN AKADEMIK PROGRAM STUDI PENDIDIKAN DOKTERpd.fk.ub.ac.id/wp-content/uploads/2013/09/Buku-Pedoman-2013-201… · PEDOMAN AKADEMIK PROGRAM STUDI PENDIDIKAN DOKTER Tahun Akademik

PEDOMAN AKADEMIK FAKULTAS KEDOKTERAN UIVERSITAS BRAWIJAYA PROGRAM STUDI PENDIDIKAN DOKTER

129

2013-2014

Penjelasan Cara Penilaian Observasi Tutorial

1. Ada 3 karakteristik mahasiswa yang dipertunjukkan peserta dalam diskusi: sikap

terhadap sesama anggota dalam kelompok, tanggungjawab, dan keterampilan

berkomunikasi.

2. Tiap karakteristik diamati melalui 4 variabel.

3. Tiap variabel yang ditunjukkan di beri skor 1 dan seterusnya hingga bila peserta

mempertunjukkan ke empat variabel dalam suatu karakteristik, maka

karakteristik itu akan memperoleh skor maksimal 4. Dengan demikian rentang

skor tiap karakteristik adalah antara 1 s/d 4.

4. Karena pada ketiga karakteristik terdapat 3 x 4 variabel, maka total skor yang

dimungkinkan untuk lembar observasi ini adalah 12 dan rentang skor total 3 s/d

12.

5. Apabila dilakukan konversi ke rentang skor 1 – 100, dan kemudian dikonversi

kedalam Nilai (grade) maka didapatkan keadaan seperti dalam tabel berikut:

Rentang Skor Kasar Skor ekivalen terhadap Nilai Konversi Skor kedalam Nilai

< 7 60 C

7 – 8 70 C+

8,5 – 9,5 75 B

10 – 11 80 B+

≥11,5 85 A

6. Nilai Akhir Modul diperhitungkan dari Skor Ujian Modul dan Skor Tutorial

dengan pembobotan tertentu. Skor diskusi/tutorial diberikan dengan mengingat

bahwa proses pembelajaran dalam KBK ini terutama melalui diskusi kelompok.

Bila diskusi diberi nilai rendah akan mengurangi motivasi mahasiswa mengikuti

tutorial. Sebaliknya Nilai terlalu tinggi dapat menjadi bias mengingat subjektivitas

antar tutor dalam menilai sekalipun sudah dupayakan membuat alat ukur yang

sederhana dan mampu mengeliminasi subjektivitas tersebut.

Page 145: PEDOMAN AKADEMIK PROGRAM STUDI PENDIDIKAN DOKTERpd.fk.ub.ac.id/wp-content/uploads/2013/09/Buku-Pedoman-2013-201… · PEDOMAN AKADEMIK PROGRAM STUDI PENDIDIKAN DOKTER Tahun Akademik

PEDOMAN AKADEMIK FAKULTAS KEDOKTERAN UIVERSITAS BRAWIJAYA PROGRAM STUDI PENDIDIKAN DOKTER

130

2013-2014

Untuk Semester I s/d II, kegiatan diskusi kelompok merupakan kegiatan melatih

belajar aktif maka Nilai Akhir Tutorial adalah Nilai Tutorial x pembobotan 10%,

sedang pada semester III sampai dengan VII mahasiswa dipandang sudah cukup

terlatih belajar aktif berdiskusi maka pembobotan nilai akhir Tutorial adalah 20%

nilai tutorial.

Contoh : Seorang mahasiswa semester I mendapat nilai tutorial 60 dan hasil Ujian

Modul 80, maka Nilai Akhir Modul yang bersangkutan adalah: (10% x 60)

+ (90% X 80) = 6 + 72= 78. Untuk nilai yang sama, seorang mahasiswa

semester V akan mendapatkan Nilai Akhir Modul: (20% x 60) + (80% x

80) = 12 + 64 = 76

7. Berbeda dengan skor tutorial Modul yang diberi bobot seperti diatas, skor untuk

tutorial PBL diberi pembobotan 2x karena diskusi kelompok PBL mempunyai

tujuan utama membentuk keterampilan belajar sehingga tidak mengutamakan

output dari diskusi itu sendiri. Skor Ujian PBL dibobotkan 1x mengingat output

bukan prioritas.

Contoh : seorang mahasiswa memperoleh skor 70 untuk tutorial PBL dan 60 untuk

Ujian PBL, maka Nilai Akhir PBL adalah 2 x 70 + 1 x 60 = 66,6

3

Page 146: PEDOMAN AKADEMIK PROGRAM STUDI PENDIDIKAN DOKTERpd.fk.ub.ac.id/wp-content/uploads/2013/09/Buku-Pedoman-2013-201… · PEDOMAN AKADEMIK PROGRAM STUDI PENDIDIKAN DOKTER Tahun Akademik

PEDOMAN AKADEMIK FAKULTAS KEDOKTERAN UIVERSITAS BRAWIJAYA PROGRAM STUDI PENDIDIKAN DOKTER

131

2013-2014

Lampiran 4.

Evaluasi Mahasiswa Terhadap Tutor

Nama fasilitator/tutor :

Topik :

Kelas : A / B / KBI

Isilah borang evaluasi ini dengan sejujur-jujurnya! Pengisian bersifat rahasia. Lembar

ini tidak perlu diberi nama dan tidak mempengaruhi nilai anda. Setelah diisi,

serahkan lembar ini kepada penanggung jawab PBL (dikumpulkan per kelompok).

Terima kasih atas partisipasi anda.

Keterangan:

Skala penilaian: 1 2 3 4

(Sangat tidak setuju) (Sangat setuju)

No. ASPEK YANG DI EVALUASI 1 2 3 4

1. Tutor hadir tepat waktu.

2. Tutor mempersiapkan diri dengan baik untuk mengikuti diskusi

3. Tutor dapat memotivasi keingintahuan dan penalaran kritis

dengan memberikan pertanyaan yang relevan

4. Tutor dapat memotivasi mahasiswa untuk mengutarakan

pendapat tanpa rasa takut

5. Tutor mampu mengaktifkan proses diskusi (interaksi antar

mahasiswa)

6. Tutor menghargai pendapat mahasiswa

7. Tutor dapat memberikan umpan balik saat diperlukan

8. Tutor memberikan perhatian penuh selama diskusi berjalan

9. Tutor r memfasilitasi semua anggota kelompok untuk berperan

aktif dalam diskusi

10. Tutor memotivasi tanggung jawab kepemimpinan mahasiswa

Berikan saran anda untuk peningkatan kualitas tutor (bila lembar tidak mencukupi,

tuliskan pada lembar di baliknya)

Lampiran 5.

Page 147: PEDOMAN AKADEMIK PROGRAM STUDI PENDIDIKAN DOKTERpd.fk.ub.ac.id/wp-content/uploads/2013/09/Buku-Pedoman-2013-201… · PEDOMAN AKADEMIK PROGRAM STUDI PENDIDIKAN DOKTER Tahun Akademik

PEDOMAN AKADEMIK FAKULTAS KEDOKTERAN UIVERSITAS BRAWIJAYA PROGRAM STUDI PENDIDIKAN DOKTER

132

2013-2014

Evaluasi Mahasiswa Atas Kinerja Dosen

Sdr/Sdri Mahasiswa,

Kami memerlukan komentar anda tentang kinerja dan “performance” dosen dalam

mengajar (memberi kuliah). Komentar anda akan menjadi umpan balik untuk

memperbaiki kualitas proses belajar-mengajar di Jurusan Kedokteran. Silahkan anda

mengisi lembar evaluasi ini dengan memberikan tanda “√” pada kotak yang sesuai

dengan pendapat anda, Pada lembar evaluasi ini tidak perlu dituliskan nama anda.

Terima kasih, kami sangat menghargai partisipasi anda.

Nama Dosen : .......................................................................................

Topik Kuliah : .......................................................................................

No PARAMETER 1 2 3 4 Σ

1 Keterampilan berkomunikasi:

a. Mampu dan lancar menggunakan bahasa

Inggris

b. Presentasi jelas dan mudah dimengerti

Subtotal 2 Perhatian terhadap mahasiswa:

a. Membantu mahasiswa apabila mahasiswa

kesulitan dalam memahami materi kuliah

b. Memotivasi mahasiswa untuk berani bertanya

dan menyampaikan pendapat

c. Menciptakan suasana belajar yang kondusif

dan termotivasi

Subtotal 3 Pengorganisasian materi kuliah:

a. Materi kuliah disusun secara sistematik dan

runtut

Subtotal 4 Keterampilan mengajar:

a. Menggunakan berbagai teknik instruksional

Page 148: PEDOMAN AKADEMIK PROGRAM STUDI PENDIDIKAN DOKTERpd.fk.ub.ac.id/wp-content/uploads/2013/09/Buku-Pedoman-2013-201… · PEDOMAN AKADEMIK PROGRAM STUDI PENDIDIKAN DOKTER Tahun Akademik

PEDOMAN AKADEMIK FAKULTAS KEDOKTERAN UIVERSITAS BRAWIJAYA PROGRAM STUDI PENDIDIKAN DOKTER

133

2013-2014

dan media pembelajaran

b. Menjelaskan kuliah menggunakan contoh-

contoh, ilustrasi, atau pengulangan or

repetition

Subtotal Total skor

Rerata skor (total skor dibagi 8)

Catatan: Skor 1 = kurang ; Skor 2 = cukup ; Skor 3 = baik; Skor 4 = sangat baik


Recommended