Transcript
Page 1: Pbl Sk1 Dimasadriyonow Blok Kedkel

LI.1 Memahami dan Menjelaskan Batasan-Batasan & Terminologi

Kedokteran Keluarga serta Perkembangannya

LO.1.1 Definisi

Dokter keluarga merupakan dokter yang mengabdikan dirinya dalam bidang profesi dokter maupun kesehatan yang memiliki pengetahuan, ketrampilan melalui pendidikan khusus di bidang kedokteran keluarga yang mempunyai wewenang untuk menjalankan praktek dokter keluarga. ( IKK FKUI 1996 )

Dokter keluarga adalah dokter yang mempunyai tanggung jawab menyelenggarakan pelayanan kesehatan personal, menyeluruh terpadu, berkesinambungan dan proaktif sesuai dengan kebutuhan pasiennya sebagai anggota satu unit keluarga, komunitas serta lingkungannya serta bila menghadapi masalah kesehatan khusus yang tak tertanggulangi bertindak sebagai coordinator dalam konsultasi dan atau rujukan pada dokter ahli yang sesuai. ( AAFP, IDI, Singapura )

Dokter Keluarga adalah dokter praktek umum, hanya dalam prakteknya menggunakan pendekatan kedokteran keluarga. Pendekatan kedokteran keluarga itu prinsip ada 4, pelayanan yang bersifat personal (invidual) bukan keluarga, pelayanan yang bersifat primer artinya hanya melayani sebatas dokter pelayanan primer, lalu komprehensif artinya DK sebagai Dokter praktek umum melayani 4 ranah pelayanan yaitu promotif, preventif, kuratif, dan rehabilitatif. Lalu yang ke empat adalah kontinyu, ini yang sering dilupakan para dokter prakter umum padahal hal tersebut sangat penting, the continuity of care atau kesinambungan pelayanan. Jangan sampai seseorang itu dilayani oleh banyak dokter, sehingga mengulang pelayanan lagi, pemeriksaan lagi, obatnya jadi double-double dan seterusnya. ( dr. Sugito Wonodirekso )

LO.1.2 Latar Belakang dan Perkembangannya

Ilmu kedokteran keluarga (family medicine), haruslah dibedakan dengan ilmu kesehatan keluarga (family health). Sekalipun sasaran keduanya adalah sama, yakni keluarga (family), tetapi ilmu kedokteran keluarga tidak sama dengan ilmu kesehatan keluarga. Ilmu kedokteran keluarga lebih mengacu pada aplikasi ilmu kedokteran (medical sciences), sedangkan ilmu kesehatan keluarga lebih mengacu pada aplikasi ilmu kesehatan masyarakat (public health sciences). Karena adanya perbedaan yang seperti ini, tidaklah mengherankan jika ruang lingkup pelayanan kesehatan keluarga lebih terkait pada masalah-masalah keluarga yang ada hubungannya dengan masalah kesehatan masyarakat. Misalnya, masalah kesejahteraan ibu dan anak, keluarga berencana, pencegahan penyakit dan kecelakaan, tumbuh kembang, dan atau masalah gizi ibu hamil, bayi dan anak yang terdapat dalam suatu komunitas dan atau masyarakat. Sedangkan ruang lingkup pelayanan kedokteran keluarga lebih terkait pada masalah-masalah

Page 2: Pbl Sk1 Dimasadriyonow Blok Kedkel

keluarga yang ada hubungannya dengan masalah kedokteran yakni, masalah sehat-sakit yang dihadapi oleh perseorangan sebagai bagian dari anggota keluarga.

Sejarah Kedokteran Keluarga

PDKI pada awalnya merupakan sebuah kelompok studi yang bernama Kelompok Studi Dokter Keluarga (KSDK, 1983), sebuah organisasi dokter seminat di bawah IDI. Anggotanya beragam, terdiri atas dokter praktik umum dan dokter spesialis.

Pada tahun 1986, menjadi anggota organisasi dokter keluarga sedunia (WONCA). Pada tahun 1990, setelah Kongres Nasional di Bogor, yang bersamaan dengan Kongres

Dokter Keluarga Asia-Pasifik di Bali, namanya diubah menjadi Kolese Dokter Keluarga Indonesia (KDKI), namun tetap sebagai organisasi dokter seminat.

Pada tahun 2003, dalam Kogres Nasional di Surabaya, ditasbihkan sebagai perhimpunan profesi, yang anggotanya terdiri atas dokter praktik umum, dengan nama Perhimpunan Dokter Keluarga Indonesia (PDKI), namun saat itu belum mempunyai kolegium yang berfungsi.

Dalam Kongres Nasional di Makassar 2006 didirikan Kolegium Ilmu Kedokteran Keluarga (KIKK) dan telah dilaporkan ke IDI dan MKKI.

Kegiatan untuk mengembalikan pelayanan dokter keluarga di Indonesia telah dimulai sejak tahun 1981 dengan berdirinya Kelompok Studi Dokter Keluarga. Pada Tahun 1990 melalui kongres yang kedua di Bogor, nama organisasi dirubah menjadi Kolese Dokter Keluarga Indonesia (KDKI). Sekalipun organisasi ini sejak tahun 1988 telah menjadi anggota IDI, tapi pelayanan dokter keluarga di Indonesia belum secara resmi mendapat pengakuan baik dari profesi kedokteran ataupun dari pemerintah.Untuk lebih meningkatkan program kerja, terutama pada tingkat internasional, maka pada tahun 1972 didirikanlah organisasi internasional dokter keluarga yang dikenal dengan nama World of National College and Academic Association of General Practitioners / Family Physicians (WONCA). Indonesia adalah anggota dari WONCA yang diwakili oleh Kolese Dokter Keluarga Indonesia. Untuk Indonesia, manfaat pelayanan kedokteran keluarga tidak hanya untuk mengendalikan biaya dan atau meningkatkan mutu pelayanan kesehatan, akan tetapi juga dalam rangka turut mengatasi paling tidak 3 (tiga) masalah pokok pelayanan kesehatan lain yakni:

Pendayagunaan dokter pasca PTT Pengembangan Jaminan Pemeliharaan Kesehatan Masyarakat Menghadapi era globalisasi

Pengembangan Dokter Keluarga di Indonesia

Di Indonesia kebijaksanaan pengembangan pelayanan kedokteran keluarga dilakukan melalui berbagai cara. Dalam beberapa tahun terakhir pada beberapa fakultas kedokteran dari beberapa universitas terkemuka telah dilakukan upaya-upaya untuk mengintegrasikan pelayanan kedokteran keluarga dalam kurikulum pendidikan dokter yakni sesuai dengan anjuran WHO bahwa "family medicine" selayaknya diintegrasikan dalam pendidikan "community medicine" karena kedekatannya. Akan masih diperlukan

Page 3: Pbl Sk1 Dimasadriyonow Blok Kedkel

waktu untuk mendapatkan tetapi produk dari sistem pendidikan kedokteran ini yakni dokter umum lulusan fakultas kedokteran yang mempunya wawasan kedokteran keluarga karena kebijakan ini baru dikembangkan.

Sementara itu bagi dokter umum lulusan fakultas kedokteran sebelumnya yang saat ini ada di masyarakat, untuk mendapatkan kompetensi khusus selaku dokter keluargaharus dilakukan dengan cara mengikuti pelatihan secara terprogram dan bekesinambungan. Dalam beberapa tahun terakhir telah banyak dilakukan program dan upaya konversi dari dokter umum menjadi dokter keluarga yang bersertifikat dan diakui melalui pelatihan-pelatihan. Kurikulum yang telah disepakati dari hasil rumusan kerjasama tripartid pengembangan dokter keluarga (IDI / KDKI-FK-Depkes) meliputi empat paket keterampilan dan keilmuan, yaitu :

Paket A:

1. Nilai Sentral Kedokteran Keluarga2. Pelayanan Personal, Pelayanan Berkelanjutan, Pelayanan Komprehensif3. Keluarga sebagai suatu unit pelayanan4. Pelayanan Emergency, Pelayanan di rumah dan rerawatan di rumah5. Pelayanan Palliative/palatif

Paket B:

1. Manajemen SDM2. Manajemen fasilitas dan utilitas3. Manajemen Informasi4. Manajemen Keuangan meliputi asuransi/managed care

Paket C: Ketrampilan Teknis Medis dan pelayanan dalam situasi spesifik,

A. Ketrampilan Praktek :

1. Proses Konsultasi2. Ketrampilan komunikasi3. Ketrampilan konseling4. Merubah perilaku5. Ketrampilan Manajemen Penyakit6. Ketrampilan Pelayanan emergencyB. Common Symtomps:

1. Fatique2. Weightloss3. Fever4. Dyspepsia5. Breathlessness6. Cough7. Sorethroat

Page 4: Pbl Sk1 Dimasadriyonow Blok Kedkel

8. Chest pain9. Diarrhoea10. Constipation11. Vomiting12. Abdominal Pain13. Skin Rash14. Backache15. Joint pain16. Dizziness17. Headache18. Insomnia19. Persistently Crying Baby20. Red EyeC.Kelainan Spesifik

1. Cardiovascular and respiratory dissorders2. Gastrointestinal dissorders3. Renal and hematological dissorders4. Psychological dissorders5. Skin Dissorders6. Bone and Joint dissorders7. Nervous System, Eye and Ear dissorders8. Nutritional, metabolic and endocrine dissorders

Paket D: Kedokteran terapan dalam bermacam-macam kelompok umur

1. Child and adolescence Health2. Women’s Health3. Men’s Health4. Health of the Working Adult5. Elder’s Health6. Public Health

LO.1.3 Ruang Lingkup

Batasan dokter keluarga :

1. Dokter keluarga adalah dokter yang mengutamakan penyediaan pelayanan komprehensif bagi semua orang yang mencari pelayanan kedokteran

2. Dokter keluarga adalah dokter yang dapat memberikan pelayanan kesehatan yang berorientasi komunitas dengan titik berat kepada keluarga, bila perlu aktif mengunjungi penderita atau keluarganya

3. Dokter keluarga adalah dokter yang memiliki tanggung jawab menyelenggarakan pelayanan kesehatan yang menyeluruh yang dibutuhkan oleh semua anggota yang terdapat dalam satu keluarga dan dapat merujuk ke dokter ahli yang sesuai.

4. Dokter keluarga adalah dokter yang melayani masyarakat sebagai kontak pertama yang merupakan pintu masuk ke system pelayanan kesehatan.

Page 5: Pbl Sk1 Dimasadriyonow Blok Kedkel

5. Dokter keluarga adlah dokter yang menyelenggarakan pelayanan kesehatan personal, tingkat pertama, menyeluruh dan berkesinambungan kepada pasien yang terkait dengan keluarga, komunitas, serta lingkungannya.

Batasan pelayanan dokter keluarga banyak macamnya. Dua diantaranya yang dipandang cukup penting adalah:

1. Pelayanan dokter keluarga adalah pelayanan kedokteran yang menyeluruh yang memusatkan pelayanannya kepada keluarga sebagai suatu unit, dimana tanggung jawab dokter terhadap pelayanan kesehatan tidak dibatasi oleh golongan umur atau jenis kelamin pasien, juga tidak oleh organ tubuh atau jenis penyakit tertentu saja (The American Academy of Family Physician, 1969).

2. Pelayanan dokter keluarga adalah pelayanan spesialis yang luas yang bertitik tolak dari suatu pokok ilmu yang dikembangkan dari berbagai disiplin ilmu lainnya terutama ilmu penyakit dalam, ilmu kesehatan anak, ilmu kebidanan dan kandungan, ilmu bedah serta ilmu kedokteran jiwa, yang secara keseluruhan membentuk kesatuan yang terpadu, diperkaya dengan ilmu perilaku, biologi dan ilmu - ilmu klinik, dan karenanya mampu mempersiapkan dokter untuk mempunyai peranan yang unik dalam menyelenggarakan penatalaksanaan pasien, penyelesaian masalah, pelayanan konseling, serta dapat bertindak sebagai dokter pribadi yang mengkoordinasikan seluruh pelayanan kesehatan (The American Academy of Family Physician, 1969).

Kedua batasan ini sekalipun dikemukakan oleh satu organisasi yang sama, yakni The American Academy of Family Physician, rumusannya tidaklah sama. Rumusan yang pertama, karena menunjuk pada karakteristik pelayanan, lebih ditujukan untuk kepentingan penyelenggaraan pelayanan. Sedangkan rumusan yang kedua, karena lebih menunjuk pada penerapan disiplin ilmu, lebih ditujukan untuk kepentingan pendidikan dan pelatihan.

LO.1.4 Tugas

Pelayanan pada praktek dokter keluarga

Pelayanan yang diselenggarakan pada praktek dokter keluarga banyak macamnya. Secara umum dapat dibedakan atas tiga macam : 1. Menyelenggarakan pelayanan rawat jalan

Pada bentuk ini, pelayanan yang diselenggarakan pada praktek dokter keluarga hanya pelayanan rawat jalan saja. Dokter yang menyelenggarakan praktek dokter keluarga tersebut tidak melakukan pelayanan kunjungan dan perawatan pasien di rumah atau pelayanan rawat inap di rumah sakit. Semua pasien yang membutuhkan pertolongan diharuskan datang ke tempat praktek dokter keluarga. Jika kebetulan pasien tersebut memerlukan pelayanan rawat inap, pasien tersebut dirujuk ke rumah sakit. 2. Menyelenggarakan pelayanan rawat jalan, kunjungan dan perawatan pasien dirumah.

Pada bentuk ini, pelayanan yang diselenggarakan pada praktek dokter keluarga mencakup pelayanan rawat jalan serta pelayanan kunjungan dan perawatan pasien di rumah. Pelayanan bentuk ini lazimnya dilaksanakan oleh dokter keluarga yang tidak mempunyai akses dengan rumah sakit.

Page 6: Pbl Sk1 Dimasadriyonow Blok Kedkel

3. Menyelenggarakan pelayanan rawat jalan, kunjungan dan perawatan pasien di rumah, serta pelayanan rawat inap di rumah sakit.

Pada bentuk ini, pelayanan yang diselenggarakan pada praktek dokter keluarga telah mencakup pelayanan rawat jalan, kunjungan dan perawatan pasien di rumah, serta perawatan rawat inap di rumah sakit. Pelayanan bentuk ini lazimnya diselenggarakan oleh dokter keluarga yang telah berhasil menjalin kerja sama dengan rumah sakit terdekat dan rumah sakit tersebut memberi kesempatan kepada dokter keluarga untuk merawat sendiri pasiennya di rumah sakit.

Di daerah pedesaan, karena dokter keluarga tidak mempunyai akses dengan rumah sakit, maka dokter keluarga tersebut hanya menyelenggarakan pelayanan rawat jalan saja. Pelayanan rawat inap dirujuk sertakan sepenuhnya kepada dokter yang bekerja dirumah sakit. Tetapi pengaturan rujukan untuk pelayanan rawat inap tersebut, tetap dilakukan oleh dokter keluarga. Dokter keluarga memberikan bantuan sepenuhnya, dan bahkan turut mencarikan tempat perawatan dan jika perlu turut mengantarkannya ke rumah sakit.

Sekalipun pelayanan yang diselenggarakan pada praktek dokter keluarga tidak sama, perlulah diingatkan bahwa orientasi pelayanan dokter keluarga yang diselenggarakan tetap tidak boleh berbeda. Orientasi pelayanan dokter keluarga bukan sekedar menyembuhkan penyakit, tetapi diarahkan pada upaya pencegahan penyakit. Atau jika tindakan penyembuhan yang dilakukan, maka pelaksanaannya, kecuali harus mempertimbangkan keadaan pasien sebagai manusia seutuhnya, juga harus mempertimbangkan pula keadaan sosial ekonomi keluarga dan lingkungannya.

Praktek dokter keluarga tidak menangani keluhan pasien atau bagian anggota badan yang sakit saja, tetapi individu pasien secara keseluruhan. Kesamaan lain yang ditemukan adalah pada ruang lingkup masalah kesehatan yang ditangani. Praktek dokter keluarga melayani seluruh anggota keluarga dan semua masalah kesehatan yang ditemukan pada keluarga. Untuk dapat menyelenggarakan pelayanan yang seperti ini dibutuhkan pelbagai pengetahuan dan keterampilan yang luas. Karena adanyan ciri yang seperti inilah ditemukan pihakpihak yang tidak sependapat bahwa dokter spesialis dapat bertindak sebagai dokter keluarga. Oleh kalangan yang terakhir ini disebutkan bahwa dokter keluarga harus memiliki pengetahuan dan keterampilan yang luas, yang mencakup pengetahuan dan keterampilan beberapa dokter spesialis, dan karenanya tidak mungkin jika diselenggarakan oleh satu dokter spesialis saja.

Dari uraian tentang orientasi serta ruang lingkup masalah kesepakatan yang ditangani pada praktek dokter keluarga diatas, jelaslah bahwa pelayanan kedokteran yang diselenggarakan pada praktek dokter keluarga memang agak berbeda dengan pelayanan kedokteran yang diselenggarakan oleh dokter umum dan atau dokter spesialis. Pelayanan kedokteran yang diselenggarakan pada praktek dokter keluarga pada umumnya :

a. lebih aktif dan bertanggung jawab

Page 7: Pbl Sk1 Dimasadriyonow Blok Kedkel

Karena pelayanan kedokteran yang diselenggarakan pada praktek dokter keluarga mengenal pelayanan kunjungan dan atau perawatan pasien di rumah, bertanggung jawab mengatur pelayanan rujukan dan konsultasi, dan bahkan, apabila memungkinkan, turut menangani pasien yang memerlukan pelayanan rawat inap di rumah sakit, maka pelayanan kedokteran yang diselenggarakan pada praktek dokter keluarga umunya lebih aktif dan bertanggung jawab dari pada dokter umum.

b. Lebih lengkap dan bervariasi

Karena praktek dokter keluarga menangani semua masalah kesehatan yang ditemukan pada semua anggota keluarga, maka pelayanan dokter keluarga pada umumnya lebih lengkap dan bervariasi dari pada dokter umum. Tidak mengherankan jika dengan pelayanan yang seperti ini, seperti yang ditemukan di Amerika Serikat misalnya, praktek dokter keluarga dapat menyelesaikan tidak kurang dari 95 % masalah kesehatan yang ditemukan pada pasien yang datang berobat.

c. Menangani penyakit pada stadium awal

Sekalipun praktek dokter keluarga dapat menangani pasien yang telah membutuhkan pelayanan rawat inap, bukan selalu berarti praktek dokter keluarga sarna dengan dokter spesialis. Praktek dokter keluarga hanya sesuai untuk penyakit -penyakit pada stadium awal saja. Sedangkan untuk kasus yang telah lanjut atau yang telah terlalu spesialistik, karena memang telah berada diluar wewenang dan tanggung jawab dokter keluarga, tetap dan harus dikonsultasikan dan atau dirujuk kedokter spesialis. Seperti yang dikatakan oleh Malerich (1970), praktek dokter keluarga memang sesuai untuk penyakit-penyakit yang masih dalam stadium dini atau yang bersifat umum saja. ‘The family doctor cannot be expected to treat all problems as best possible, but he can be expected to treat all common diseases as best possible’.

LO.1.5 Tujuan dan Manfaat

Tujuan umumPada dasarnya sama dengan tujuan pelayanan kesehatan secara umum, yaitu

terwujudnya keadaan sehat bagi setiap anggota keluarga

Tujuan khususErat hubungannya dengan sejarah perkembangan pelayanan dokter keluarga dan

ciri pelayanan dokter keluarga, yaitu terpenuhinya kebutuhan keluarga akan pelayanan kedokteran yang lebih efisien dan efektif

Apabila pelayanan dokter keluarga dapat diselenggarakan dengan baik, akan banyak manfaat yang diperoleh. Manfaat yang dimaksud antara lain adalah (Cambridge Research Institute, 1976) :

Page 8: Pbl Sk1 Dimasadriyonow Blok Kedkel

a. Akan dapat diselenggarakan penanganan kasus penyakit sebagai manusia seutuhnya, bukan hanya terhadap keluhan yang disampaikan.

b. Akan dapat diselenggarakan pelayanan pencegahan penyakit dan dijamin kesinambungan pelayanan kesehatan.

c. Apabila dibutuhkan pelayanan spesialis, pengaturannya akan lebih baik dan terarah, terutama ditengah-tengah kompleksitas pelayanan kesehatan saat ini.

d. Akan dapat diselenggarakan pelayanan kesehatan yang terpadu sehingga penanganan suatu masalah kesehatan tidak menimbulkan pelbagai masalah lainnya.

e. Jika seluruh anggota keluarga ikut serta dalam pelayanani maka segala keterangan tentang keluarga tersebut, baik keterangan kesehatan ataupun keterangan keadaan sosial dapat dimanfaatkan dalam menangani masalah kesehatan yang sedang dihadapi.

f. Akan dapat diperhitungkan pelbagai faktor yang mempengaruhi timbulnya penyakit, termasuk faktor sosial dan psikologis.

g. Akan dapat diselenggarakan penanganan kasus penyakit dengan tatacara yang lebih sederhana dan tidak begitu mahal dan karena itu akan meringankan biaya kesehatan.

h. Akan dapat dicegah pemakaian pelbagai peralatan kedokteran canggih yang memberatkan biaya kesehatan.

LI.2 Memahami dan Menjelaskan Prinsip dan Standarisasi Pelayanan

Kedokteran Keluarga

LO.2.1 Prinsip Pelayanan

Prinsip Pelayanan1. Dokter kontak pertama (first contact) : DK adalah pemberi layanan kesehatan

(provider) yang pertama kali ditemui pasien/klien dalam masalah kesehatannya2. Layanan bersifat pribadi (personal care) : DK memberikan layanan yang bersifat

pribadi dengan mempertimbangkan pasiensebagai bagian dari keluarga3. Pelayanan paripurna (comprehensive) : DK memberikan pelayanan menyeluruh yang

memadukan promosi kesehatan, pencegahan penyakit, pengobatan, dan rehabilitasi dengan aspek fisik, psikologis, dans ocial budaya.

4. Pelayanan bersinambungan (continuous care) : Pelayanan DK berpusat pada orangnya (pasient-centered) bukan pada penyakitnya(diseases-centered)

5. Mengutamakan pencegahan (prevention first) : Karena berangkat dari paradigma sehat, maka upaya pencegahan oleh DK dilaksanakan sedini mungkin

6. Koordinasi : Dalam upaya mengatasi masalah pasien DK perlu berkonsultasi dengan disiplin ilmulainnya

7. Kolaborasi : Bila pasien membutuhkan pelayanan yang berada diluar kompetensinya, DK bekerjasamadan mendelegasikan pengelolaan pasiennya pada pihak lain yang berkompeten

8. Family oriented : Dalam mengatasi masalah DK mempertimbangkan konteks keluarga, dampak kondisi pasien terhadap keluarga dan sebaliknya

Page 9: Pbl Sk1 Dimasadriyonow Blok Kedkel

9. Community oriented : DK dalam mengatasi masalah pasien haruslah tetap memperhatikan dampak kondisi pasien terhadap komunitas dan sebaliknya

Prinsip kedokteran keluarga:

1) Continuity of Care (Pelayanan yang Berkesinambungan)2) Comprehensive of Care (Pelayanan yang Menyeluruh)3) Coordination of Care (Pelayanan yang Terkoordinasi)4) Community (Masyarakat)5) Prevention (Pencegahan)6) Family (Keluarga)

Prinsip-prinsip pelayanan dokter keluarga di Indonesia mengikuti anjuran WHO dan WONCA yang mencantumkan prinsip-prinsip ini dalam banyak terbitannya. Prinsip – prinsip ini juga merupakan simpulan untuk dapat meningkatkan kualitas layanan dokter primer dalam melaksanakan pelayanan kedokteran. Prinsip-prinsip pelayanan/pendekatan kedokteran keluarga adalah memberikan / mewujudkan :

1.Pelayanan yang holistik dan komprehensif2.Pelayanan yang kontinu3.Pelayanan yang mengutamakan pencegahan4.Pelayanan yang koordinatif dan kolaboratif5.Penanganan personal bagi setiap pasien sebagai bagian integral dari keluarganya6.Pelayanan yang mempertimbangkan keluarga, lingkungan kerja, dan lingkungan

tempat tinggalnya7.Pelayanan yang menjunjung tinggi etika dan hukum8.Pelayanan yang dapat diaudit dan dapat dipertanggungjawabkan9.Pelayanan yang sadar biaya dan sadar mutu

Dalam praktik sehari-hari dokter keluarga harus:

1. Selalu mengingat bahwa pasien adalah mahluk biopsikososial dan bukan sekumpulan organ

2. Tetap berkiprah di ranah layanan primer sesuai dengan kewenangannya, karena itu harus bekerjasama secara mutualistis dengan semua pihak termasuk dokter penyelenggara layanan sekunder, pasien, dan keluarganya.

3. Sadar bahwa tugasnya memerlukan ilmu yang luas dan dalam serta keterampilan prosedur klinis layanan primer yang prima, dengan tetap menjunjung tinggi etika, moral, hukum, dan profesionalisme.

LO.2.2 Standard Pelayanan

1. Standar Pemeliharaan Kesehatan di Klinik (Standards of clinical care)

a. Standar Pelayanan Paripurna (standard of comprehensive of care)

Page 10: Pbl Sk1 Dimasadriyonow Blok Kedkel

Pelayanan yang disediakan dokter keluarga adalah pelayanan medis strata pertama untuk semua orang yang bersifat paripurna (comprehensive), yaitu termasuk pemeliharaan dan peningkatan kesehatan (promotive), pencegahan penyakit dan proteksi khusus (preventive and spesific protection), pemulihan kesehatan (curative), pencegahan kecacatan (disability limitation) dan rehabilitasi setelah sakit (rehabilitation) dengan memperhatikan kemampuan sosial serta sesuai dengan mediko legal etika kedokteran.

1) Pelayanan medis strata pertama untuk semua orang

Pelayanan dokter keluarga merupakan praktik umum dengan pendekatan kedokteran keluarga yang memenuhi standar pelayanan dokter keluarga dan diselenggarakan oleh dokter yang sesuai dengan standar profesi dokter keluarga serta memiliki surat ijin pelayanan dokter keluarga dan surat persetujuan tempat praktik.

2) Pemeliharaan dan peningkatan kesehatan

Pelayanan dokter keluarga memiliki sistim untuk memperhatikan pemeliharaan kesehatan dan peningkatan kesehatan pasien dan keluarganya.

3) Pencegahan penyakit dan proteksi khusus

Pelayanan dokter keluarga memiliki sistim untuk menggunakan segala kesempatan dalam menerapkan pencegahan masalah kesehatan pada pasien dan keluarganya.

4) Deteksi dini

Pelayanan dokter keluarga memiliki sistim untuk menggunakan segala kesempatan dalam melaksanakan deteksi dini penyakit dan melakukan penatalaksanaan yang tepat untuk itu.

5) Kuratif medik

Pelayanan dokter keluarga memiliki sistim untuk melaksanakan pemulihan kesehatan dan pencegahan kecacatan pada strata pelayanan tingkat pertama, termasuk kegawatdaruratan medik, dan bila perlu akan dikonsultasikan dan / atau dirujuk ke pusat pelayanan kesehatan dengan strata yang lebih tinggi.

6) Rehabilitasi medik dan sosial

Pelayanan dokter keluarga memiliki sistim untuk menerapkan segala kesempatan rehabilitasi pada pasien dan/atau keluarganya setelah mengalami masalah kesehatan atau kematian baik dari segi fisik, jiwa maupun sosial.

7) Kemampuan sosial keluarga

Pelayanan dokter keluarga memiliki sistim untuk memperhatikan kondisi sosial pasien dan keluarganya.

8) Etik medikolegal

Page 11: Pbl Sk1 Dimasadriyonow Blok Kedkel

Pelayanan dokter keluarga memiliki sistim yang sesuai dengan mediko legal dan etik kedokteran.

b. Standar Pelayanan Medis (standard of medical care)

Pelayanan yang disediakan dokter keluarga merupakan pelayanan medis yang melaksanakan pelayanan kedokteran secara lege artis.

1) Anamnesis

Pelayanan dokter keluarga melaksanakan anamnesis dengan pendekatan pasien (patient-centered approach) dalam rangka memperoleh keluhan utama pasien, kekhawatiran dan harapan pasien mengenai keluhannya tersebut, serta memperoleh keterangan untuk dapat menegakkan diagnosis

2) Pemeriksaan fisik dan pemeriksaan penunjang

Dalam rangka memperoleh tanda-tanda kelainan yang menunjang diagnosis atau menyingkirkan diagnosis banding, dokter keluarga melakukan pemeriksaan fisik secara holistik; dan bila perlu menganjurkan pemeriksaan penunjang secara rasional, efektif dan efisien demi kepentingan pasien semata.

3) Penegakkan diagnosis dan diagnosis banding

Pada setiap pertemuan, dokter keluarga menegakkan diagnosis kerja dan beberapa diagnosis banding yang mungkin dengan pendekatan diagnosis holistik.

4) Prognosis

Pada setiap penegakkan diagnosis, dokter keluarga menyimpulkan prognosis pasien berdasarkan jenis diagnosis, derajat keparahan, serta tanda bukti terkini (evidence based).

5) Konseling

Untuk membantu pasien (dan keluarga) menentukan pilihan terbaik penatalaksanaan untuk dirinya, dokter keluarga melaksanakan konseling dengan kepedulian terhadap perasaan dan persepsi pasien (dan keluarga) pada keadaan di saat itu.

6) Konsultasi

Pada saat-saat dinilai perlu, dokter keluarga melakukan konsultasi ke dokter lain yang dianggap lebih piawai dan / atau berpengalaman. Konsultasi dapat dilakukan kepada dokter keluarga lain, dokter keluarga konsultan, dokter spesialis, atau dinas kesehatan, demi kepentingan pasien semata.

Page 12: Pbl Sk1 Dimasadriyonow Blok Kedkel

7) Rujukan

Pada saat-saat dinilai perlu, dokter keluarga melakukan rujukan ke dokter lain yang dianggap lebih piawai dan/atau berpengalaman. Rujukan dapat dilakukan kepada dokter keluarga lain, dokter keluarga konsultan, dokter spesialis, rumah sakit atau dinas kesehatan, demi kepentingan pasien semata.

8) Tindak lanjut

Pada saat-saat dinilai perlu, dokter keluarga menganjurkan untuk dapat dilaksanakan tindak lanjut pada pasien, baik dilaksanakan di klinik, maupun di tempat pasien.

9) Tindakan

Pada saat-saat dinilai perlu, dokter keluarga memberikan tindakan medis yang rasional pada pasien, sesuai dengan kewenangan dokter praktik di strata pertama, dan demi kepentingan pasien.

10) Pengobatan rasional

Pada setiap anjuran pengobatan, dokter keluarga melaksanakannya dengan rasional, berdasarkan tanda bukti (evidence based) yang sahih dan terkini, demi kepentingan pasien.

11) Pembinaan keluarga

Pada saat-saat dinilai bahwa penatalaksanaan pasien akan berhasil lebih baik, bila adanya partisipasi keluarga, maka dokter keluarga menawarkan pembinaan keluarga, termasuk konseling keluarga.

c. Standar Pelayanan Menyeluruh (standard of holistic of care)

Pelayanan yang disediakan dokter keluarga bersifat menyeluruh, yaitu peduli bahwa pasien adalah seorang manusia seutuhnya yang terdiri dari fisik, mental, sosial dan spiritual, serta berkehidupan di tengah lingkungan fisik dan sosialnya.

1) Pasien adalah manusia seutuhnya

Pelayanan dokter keluarga memiliki sistim untuk memandang pasien sebagai manusia yang seutuhnya.

2) Pasien adalah bagian dari keluarga dan lingkungannya

Pelayanan dokter keluarga memiliki sistim untuk memandang pasien sebagai bagian dari keluarga pasien, dan memperhatikan bahwa keluarga pasien dapat mempengaruhi dan/atau dipengaruhi oleh situasi dan kondisi kesehatan pasien.

3) Pelayanan menggunakan segala sumber di sekitarnya

Page 13: Pbl Sk1 Dimasadriyonow Blok Kedkel

Pelayanan dokter keluarga mendayagunakan segala sumber di sekitar kehidupan pasien untuk meningkatkan keadaan kesehatan pasien dan keluarganya.

d. Standar Pelayanan Terpadu (standard of integration of care)

Pelayanan yang disediakan dokter keluarga bersifat terpadu, selain merupakan kemitraan antara dokter dengan pasien pada saat proses penatalaksanaan medis, juga merupakan kemitraan lintas program dengan berbagai institusi yang menunjang pelayanan kedokteran, baik dari formal maupun informal.

1) Koordinator penatalaksanaan pasien

Pelayanan dokter keluarga merupakan koordinator dalam penatalaksanaan pasien yang diselenggarakan bersama, baik bersama antar dokter-pasien-keluarga, maupun bersama antar dokter – pasien - dokter spesialis / rumah sakit.

2) Mitra dokter – pasien

Pelayanan dokter keluarga merupakan keterpaduan kemitraan antara dokter dan pasien pada saat proses penatalaksanaan medis.

3) Mitra lintas sektoral medik

Pelayanan dokter keluarga bekerja sebagai mitra penyedia pelayanan kesehatan dengan berbagai sektor pelayanan kesehatan formal di sekitarnya.

4) Mitra lintas sektoral alternatif dan komplimenter medik

Pelayanan dokter keluarga mempedulikan dan memperhatikan kebutuhan dan perilaku pasien dan keluarganya sebagai masyarakat yang menggunakan berbagai pelayanan kesehatan nonformal di sekitarnya.

e. Standar Pelayanan Bersinambung (standard of continuum care)

Pelayanan yang disediakan dokter keluarga merupakan pelayanan bersinambung, yang melaksanakan pelayanan kedokteran secara efektif efisien, proaktif dan terus menerus demi kesehatan pasien.

1) Pelayanan proaktif

Pelayanan dokter keluarga menjaga kesinambungan layanan secara proaktif.

2) Rekam medik bersinambung

Informasi dalam riwayat kesehatan pasien sebelumnya dan pada saat datang, digunakan untuk memastikan bahwa penatalaksanaan yang diterapkan telah sesuai untuk pasien yang bersangkutan.

3) Pelayanan efektif efisien

Page 14: Pbl Sk1 Dimasadriyonow Blok Kedkel

Pelayanan dokter keluarga menyelenggarakan pelayanan rawat jalan efektif dan efisien bagi pasien, menjaga kualitas, sadar mutu dan sadar biaya.

4) Pendampingan

Pada saat-saat dilaksanakan konsultasi dan / atau rujukan, pelayanan dokter keluarga menawarkan kemudian melaksanakan pendampingan pasien, demi kepentingan pasien.

2. Standar Perilaku dalam Praktik (Standards of behaviour in practice)

a. Standar perilaku terhadap pasien (patient-physician relationship standard)

Pelayanan dokter keluarga menyediakan kesempatan bagi pasien untuk menyampaikan kekhawatiran dan masalah kesehatannya, serta memberikan kesempatan kepada pasien untuk memperoleh penjelasan yang dibutuhkan guna dapat memutuskan pemilihan penatalaksanaan yang akan dilaksanakannya.

1) Informasi memperoleh pelayanan

Pelayanan dokter keluarga memberikan keterangan yang adekuat mengenai cara untuk memperoleh pelayanan yang diinginkan.

2) Masa konsultasi

Waktu untuk konsultasi yang disediakan oleh dokter keluarga kepada pasiennya adalah cukup bagi pasien untuk menyampaikan keluhan dan keinginannya, cukup untuk dokter menjelaskan apa yang diperolehnya pada anamnesa dan pemeriksaan fisik, serta cukup untuk menumbuhkan partisipasi pasien dalam melaksanakan penatalaksanaan yang dipilihnya, sebisanya 10 menit untuk setiap pasien.

3) Informasi medik menyeluruh

Dokter keluarga memberikan informasi yang jelas kepada pasien mengenai seluruh tujuan, kepentingan, keuntungan, resiko yang berhubungan dalam hal pemeriksaan, konsultasi, rujukan, pengobatan, tindakan dan sebagainya sehingga memungkinkan pasien untuk dapat memutuskan segala yang akan dilakukan terhadapnya secara puas dan terinformasi.

4) Komunikasi efektif

Dokter keluarga melaksanakan komunikasi efektif berlandaskan rasa saling percaya.

5) Menghormati hak dan kewajiban pasien dan dokter Dokter keluarga memperhatikan hak dan kewajiban pasien, hak dan kewajiban dokter termasuk menjunjung tinggi kerahasiaan pasien.

b. Standar perilaku dengan mitra kerja di klinik (Standard of partners relationship in practice)

Pelayanan dokter keluarga mempunyai seorang dokter keluarga sebagai pimpinan manajemen untuk mengelola klinik secara profesional.

Page 15: Pbl Sk1 Dimasadriyonow Blok Kedkel

1) Hubungan profesional dalam klinik

Dokter keluarga melaksanakan praktik dengan bantuan satu atau beberapa tenaga kesehatan dan tenaga lainnya berdasarkan atas hubungan kerja yang profesional dalam suasana kekeluargaan.

2) Bekerja dalam tim

Pada saat menyelenggarakan penatalaksanaan dalam peningkatan derajat kesehatan pasien dan keluarga, pelayanan dokter keluarga merupakan sebuah tim.

3) Pemimpin klinik

Pelayanan dokter keluarga dipimpin oleh seorang dokter keluarga atau bila terdiri dari beberapa dokter keluarga dapat dibagi untuk memimpin bidang manajemen yang berbeda di bawah tanggung jawab pimpinan.

c. Standar perilaku dengan sejawat (Standard of working with colleagues)

Pelayanan dokter keluarga menghormati dan menghargai pengetahuan, ketrampilan dan kontribusi kolega lain dalam pelayanan kesehatan dan menjaga hubungan baik secara profesional.

1) Hubungan profesional antar profesi

Pelayananan dokter keluarga melaksanakan praktik dengan mempunyai hubungan profesional dengan profesi medik lainnya untuk kepentingan pasien.

2) Hubungan baik sesama dokter

Pelayanan dokter keluarga menghormati keputusan medik yang diambil oleh dokter lain dan memperbaiki penatalaksanaan pasien atas kepentingan pasien tanpa merugikan nama dokter lain.

3) Perkumpulan profesi

Dokter keluarga dalam pelayanan dokter keluarga adalah anggota perkumpulan profesi yang sekaligus menjadi anggota Ikatan Dokter Indonesia dan berpartisipasi pada kegiatan-kegiatan yang ada.

d. Standar pengembangan ilmu dan ketrampilan praktik (Standard of knowledge and skill development)

Pelayanan dokter keluarga selalu berusaha mengikuti kegiatan-kegiatan ilmiah guna memelihara dan menambah ketrampilan praktik serta meluaskan wawasan pengetahuan kedokteran sepanjang hayatnya.

1) Mengikuti kegiatan ilmiah

Page 16: Pbl Sk1 Dimasadriyonow Blok Kedkel

Pelayanan dokter keluarga memungkinkan dokter yang berpraktik untuk secara teratur dalam lima tahun praktiknya mengikuti kegiatan - kegiatan ilmiah seperti pelatihan, seminar, lokakarya dan pendidikan kedokteran berkelanjutan lainnya.

2) Program jaga mutu

Pelayanan dokter keluarga melakukan program jaga mutu secara mandiri dan / atau bersama - sama dengan dokter keluarga lainnya, secara teratur ditempat praktiknya.

3) Partisipasi dalam kegiatan pendidikan

Pelayanan dokter keluarga mempunyai itikad baik dalam pendidikan dokter keluarga, dan berusaha untuk berpartisipasi pada pelatihan mahasiswa kedokteran atau pelatihan dokter.

4) Penelitian dalam praktik

Pelayanan dokter keluarga mempunyai itikad baik dalam penelitian dan berusaha untuk menyelenggarakan penelitian yang sesuai dengan etika penelitian kedokteran, demi kepentingan kemajuan pengetahuan kedokteran.

5) Penulisan ilmiah

Dokter keluarga pada pelayanan dokter keluarga berpartisipasi secara aktif dan / atau pasif pada jurnal ilmiah kedokteran.

e. Standar partisipasi dalam kegiatan masyarakat di bidang kesehatan (standard as community leader)

Pelayanan dokter keluarga selalu berusaha berpartisipasi aktif dalam segala kegiatan peningkatan kesehatan di sekitarnya dan siap memberikan pendapatnya pada setiap kondisi kesehatan di daerahnya.

1) Menjadi anggota perkumpulan sosial

Dokter keluarga dan petugas kesehatan lainnya yang bekerja dalam pelayanan dokter keluarga, menjadi anggota perkumpulan sosial untuk mempeluas wawasan pergaulan.

2) Partisipasi dalam kegiatan kesehatan masyarakat

Bila ada kegiatan-kegiatan kesehatan masyarakat di sekitar tempat praktiknya, pelayanan dokter keluarga bersedia berpartisipasi aktif dalam kegiatan-kegiatan tersebut.

3) Partisipasi dalam penanggulangan bencana di sekitarnya

Page 17: Pbl Sk1 Dimasadriyonow Blok Kedkel

Bila ada wabah dan bencana yang mempengaruhi kesehatan di sekitarnya, pelayanan dokter keluarga berpartisipasi aktif dalam penanggulangan khususnya dalam bidang kesehatan.

3. Standar Pengelolaan Praktik (Standards of practice management)

a. Standar sumber daya manusia (Standard of human resources)

Dalam pelayanan dokter keluarga, selain dokter keluarga, juga terdapat petugas kesehatan dan pegawai lainnya yang sesuai dengan latar belakang pendidikan atau pelatihannya.

1) Dokter keluarga

Dokter keluarga yang bekerja pada pelayanan dokter keluarga adalah dokter yang bersertifikat dokter keluarga dan patut menjadi panutan masyarakat dalam hal perilaku kesehatan.

2) Perawat

Perawat yang bekerja pada pelayanan dokter keluarga telah mengikuti pelatihan pelayanan dengan pendekatan kedokteran keluarga.

3) Bidan

Bidan yang bekerja pada pelayanan dokter keluarga telah mengikuti pelatihan pelayanan dengan pendekatan kedokteran keluarga.

4) Administrator klinik

Pegawai administrasi yang bekerja pada pelayanan dokter keluarga, telah mengikuti pelatihan untuk menunjang pelayanan pendekatan kedokteran keluarga.

b. Standar manajemen keuangan (Standard of finance management)

Pelayanan dokter keluarga mengelola keuangannya dengan manajemen keuangan profesional.

1) Pencatatan keuangan

Keuangan dalam praktek dokter keluarga tercatat secara seksama dengan cara yang umum dan bersifat transparansi.

2) Jenis sistim pembiayaan praktik

Manajemen keuangan pelayanan dokter keluarga dikelola sedemikian rupa sehingga dapat mengikuti, baik sistem pembiayaan praupaya maupun sistim pembiayaan fee-for service

c. Standar manajemen klinik (Standard management of clinic for practice)

Page 18: Pbl Sk1 Dimasadriyonow Blok Kedkel

Pelayanan dokter keluarga dilaksanakan pada suatu tempat pelayanan yang disebut klinik dengan manajemen yang profesional.

1) Pembagian kerja

Semua personil mengerti dengan jelas pembagian kerjanya masing-masing.

2) Program pelatihan

Untuk personil yang baru mulai bekerja di klinik diadakan pelatihan kerja (job training) terlebih dahulu.

3) Program kesehatan dan keselamatan kerja (K3)

Seluruh personil yang bekerja di klinik mengikuti prosedur K3 (kesehatan dan keselamatan kerja) untuk pusat pelayanan kesehatan.

4) Pembahasan administrasi klinik

Pimpinan dan staf klinik secara teratur membahas pelaksanaan administrasi klinik

LI.3 Memahami dan Menjelaskan Kompetensi dan Peran Dokter Keluarga

pada Pelayanan Kesehatan Primer

Dokter keluarga harus mempunyai kompetensi khusus yang lebih dari pada seorang

lulusan fakultas kedokteran pada umumnya. Kompetensi khusus inilah yang perlu dilatihkan

melalui program perlatihan ini. Yang dicantumkan disini hanyalah kompetensi yang harus

dimiliki oleh setiap Dokter Keluarga secara garis besar. Rincian memgenai kompetensi ini, yang

dijabarkan dalam bentuk tujuan pelatihan,

1. Menguasai dan mampu menerapkan konsep operasional kedokteran keluarga,

2. Menguasai pengetahuan dan mampu menerapkan ketrampilan klinik dalam pelayanan

kedokteran keluarga,

3. Menguasai ketrampilan berkomunikasi, menyelenggarakan hubungan profesional dokter-

pasien untuk :

a) Secara efektif berkomunikasi dengan pasien dan semua anggota keluarga dengan

perhatian khusus terhadap peran dan risiko kesehatan keluarga,

b) Secara efektif memanfaatkan kemampuan keluarga untuk berkerjasana

menyelesaikan masalah kesehatan, peningkatan kesehatan, pencegahan dan

Page 19: Pbl Sk1 Dimasadriyonow Blok Kedkel

penyembuhan penyakit, serta pengawasan dan pemantauan risiko kesehatan

keluarga,

c) Dapat bekerjasama secara profesional secara harmonis dalam satu tim pada

penyelenggaraan pelayanan kedokteran/kesehatan.

4. Memiliki keterampilan manajemen pelayanan kliniks.

a) Dapat memanfaatkan sumber pelayanan primer dengan memperhitungkan potensi

yang dimiliki pengguna jasa pelayanan untuk menyelesaikan masalahnya.

b) Menyelenggarakan pelayan kedokteran keluarga yang bermutu sesuai dengan

standar yang ditetapkan.

5. Memberikan pelayanan kedokteran berdasarkan etika moral dan spritual.

6. Memiliki pengetahuan dan ketrampilan di bidang pengelolaan pelayanan kesehatan

termasuk sistem pembiayaan (Asuransi Kesehatan/JPKM).

Kompetensi dokter keluarga yang tercantum dalam Standar Kompetensi Dokter Keluarga

yang disusun oleh Perhimpunan Dokter Keluarga Indonesia tahun 2006 adalah (Danasari, 2008) :

a. Keterampilan komunikasi efektif

b. Keterampilan klinik dasar

c. Keterampilan menerapkan dasar ilmu biomedik, ilmu klinik, ilmu perilaku dan

epidemiologi dalam praktek kedokteran keluarga

d. Keterampilan pengelolaan masalah kesehatan pada individu, keluarga ataupun

masyarakat dengan cara yang komprehensif, holistik, berkesinambungan, terkoordinir

dan bekerja sama dalam konteks Pelayanan Kesehatan Primer

e. Memanfaatkan, menilai secara kritis dan mengelola informasi

f. Mawas diri dan pengembangan diri atau belajar sepanjang hayat

g. Etika moral dan profesionalisme dalam praktek

Pada dasarnya kompetensi yang harus dimiliki oleh dokter keluarga selain harus memiliki

kompetensi dokter menurut Konsil Kedokteran Indonesia, juga harus memiliki tambahan

kompetensi untuk dokter keluarga, diantaranya :

A. Area komunikasi efektif

Page 20: Pbl Sk1 Dimasadriyonow Blok Kedkel

1) Berkomunikasi dengan pasien serta anggota keluarganya

Menempatkan diri sebagai mitra keluarga dalam penatalaksaan masalah kesehatan

pasien dan keluarga

Mampu melaksanakan anamnesis dengan pendekatan pasien (patient centered

approach) dalam rangka memperoleh keluhan utama pasien, kekhawatiran dan

harapan pasien mengenai keluhannya tersebut serta memperoleh keterangan untuk

dapat menegakkan diagnosis

Memahami masalah yang sebenarnya terjadi dengan menggali dan menganalisa faktor-

faktor keluarga pasien yang berhubungan dengan masalah kesehatan pasien

Mampu memberikan informasi yang jelas kepada pasien mengenai seluruh tujuan,

kepentingan, keuntungan, resiko yang berhubungan dalam hal pemeriksaan,

konsultasi, rujukan pengobatan, tindakan dan sebagainya seingga memungkinkan

pasien untuk dapat memutuskan segala yang akan dilakukan terhadapnya secara puas

dan terinformasi

Mampu menggali, menganalisa dan menganjurkan sumber daya yang ada pada

keluarga dan lingkungan untuk kepentingan pentalaksanaan kesehatan pasien dan

keluarganya

Mampu melakukan konseling perorangan dan konseling kelompok (keluarga maupun

kelompok lain)

2) Berkomunikasi dengan masyarakat

Mampu merencanakan dan menerapkan pendidikan kesehatan yang sesuai bagi pasien,

keluarga dan komunitas yang ada dihadapannya dengan media yang tepat guna

B. Area keteampilan klinis

1) Mampu menganalisa informasi dalam rekam medik dan rekam keluarga utuk

menegakkan diagnostik holistik dan perencanaan komprehensif bagi pasien dan

keluarganya

2) Mampu elaksanakan pendampingan pasien secara profesional demi kepentingan pasien

pada saat dibutuhkan dalam layanan konsultasi dan/atau rujukan

3) Mampu secara trampil melakukan prosedur tunjangan hidup dasar (basic life support) dan

ACLS dimanapun berada

C. Area pengelolaan masalah kesehatan

Page 21: Pbl Sk1 Dimasadriyonow Blok Kedkel

1) Mampu menyelenggarakan pelayanan rawat jalan efektif efisien bagi pasien, menjaga

kualitas, sadar mutu, dan sadar biaya

2) Mampu menyelenggarakan pelyanan yang peduli dan perhatian pada kebutuhan dan

perilaku pasien dan keluarganya sebgai masyarakat

3) Mampu mengidentifikasi, mmberi alas an, menerapkan dan merencanakan strategi

pencegahan primer, sekunder dan tersier bagi seluruh anggota keluarga pasien seta

komunikasi sekitar pasien

4) Mampu menempatkan diri untuk berpartisipasi dalam program pendidikan kesehatan bagi

komunitas sesuai dengan kebutuhan

5) Mampu menempatkan diri untuk berpartisipasi dalam pergerakkan masyarakat dalam

penanggulangan bencana dan rehabilitasi komunitas pasca bencana

6) Mampu menyusun system untuk memandang pasien sebagai bagian keluarga pasien dan

memperhatikan bahwa keluarga pasien dapat mempengaruhi dan atau dipengaruhhi oleh

situasi dan kondisi kesehatan pasien

7) Mampu mendayagunakan sumber di sekitar kehidupan pasien untuk mengingkatkan

keadaan kesehatan pasien dan keluarganya

8) Mampu memperhatikan latar belakang social, budaya, ekonomi pasien dalam

berkomunikasi dan menawarkan pilihan tindakan

D. Area pengelolaan informasi

1) Mampu mengaplikasikan EBM dan appraisal kritis suatu informasi baru dalam praktik

keseharian

2) Mampu merencakan dan menerapkan teknologi informasi dan komunikasi guna

memberi pelayanan yang memuaskan bagi pasein dan keluarganya

E. Area mawas diri dan pengembangan diri

Mampu menginisiasi dan melaksanakan Program Pendidikan Keprofesian Kedokteran

Berkelanjutan (P2KB) untuk diri dan perkumpulan profesinya

F. Area etika, moral, medikolegal, dan profesionalisme serta keselamatan pasien

1) Mampu menempatkan diri sebagai mitra penyedia pelyanan kesehatan dengan berbagai

sektor pelyanan kesehatan formal di sekitarnya

2) Mampu melakukan program jaga mutu (quality assurance) secara mandiri dan atau

bersama-sama dengan dokter keluarga lainnya

Page 22: Pbl Sk1 Dimasadriyonow Blok Kedkel

3) Mampu menjadi pimpinan professional pada suau pusat pelayanan kedokteran

kesehatan primer

4) Mampu menganalisa persamaan dan perbedaaan karate individu, keluarga, hingga factor

social budaya yang berpengaruh pada kesehatan pasien dan keluarga

Yang membedakan pelayanan Dokter Keluarga dengan pelayanan spesialistik adalah, Dokter keluarga berupaya menyembuhkan dan menyehatkan pasien dengan mempertimbangkan dan atau memanfaatkan potensi dan kendala habitatnya, sementara spesialistik di RS berusaha menyembuhkan pasien dalam lingkungan artifisial yang dibuat ideal untuk membantu penyembuhan itu. Tersirat pengertian bahwa mungkin saja sebuah keluarga ditangani oleh lebih dari satu Dokter Keluarga atau KDK, atau seorang anggota keluarga memiliki DK/KDK yang berbeda dengan anggota keluarga lainnya. Di Indonesia sebagian DPU telah melaksanakan prinsip – prinsip itu, namun masih dalam bentuk yang perlu disempurnakan (Wonodirekso, 2003).

Dokter Layanan Primer adalah sebutan bagi mahasiswa lulusan Fakultas Kedokteran, karena kewenangannya hanya sebatas pelayanan primer. Para lulusan tersebut disebut juga “Dokter Praktik Umum” karena cakupan layanan yang diberikan tidak dibatasi oleh jenis penyakit, jenis kelamin, sistem organ, dan golongan manusia. Jadi sebenarnya DLP dan DPU adalah sosok yang sama. DLP/DPU sebenarnya adalah basic medical doctor atau basic primary care doctor atau dokter layanan primer dasar. Diperlukan kelanjutan karir untuk menjadi advance primary care doctor atau dokter layanan kesehatan paripurna, namun waktu pendidikan dokter sangat pendek untuk dapat menjadi dokter layanan primer yang paripurna. Di inggris luluasn FK belum boleh langsung praktik mandiri akan tetapi harus internship yang sebenarnya magang kepada GP (general practicioner) senior yang bersertifikat selama 3 tahun. Pascamagang, setelah memenuhi syarat tertentu, barulah dokter tersebut boleh praktik mandiri dan memperoleh sebutan GP. Magang itulah proses yang membuat DPU dasar menjadi DPU paripurna. Kematangan pribadi dan ilmu serta ketrampilan untuk praktik mandiri seorang DPU paripurna berbeda keluasan dan kedalaman ilmu serta keterampilannya dengan DPU dasar. Di Inggris para DPU paripurna ini disebut GP dimana dinegara lain disebut Dokter Keluarga. Pendidikan dokter dengan KBK menghendaki lulusannya yang masih DLP dasar mampu menerapkan pendekatan kedokteran keluarga dalam praktiknya (Wonodirekso & Pattiradjawane, 2010)

DAFTAR PUSTAKA

Azwar, Azrul. 1995. Pengantar Pelayanan Dokter Keluarga. IDI : Jakarta.

Azwar, Azrul ; Gan, Goh Lee ; Wonodirekso, Sugito. 2004. A Primer on Family Practice. Singapore International Foundation: Singapore.

Page 23: Pbl Sk1 Dimasadriyonow Blok Kedkel

Danasari. 2008. Standar Kompetensi Dokter Keluarga. PDKI : Jakarta.

Qomariah. 2000. Sekilas Kedokteran Keluarga. FK Yarsi : Jakarta.