Transcript
Page 1: PBL Blok16 Theresia 102012165 Diare Akut Karena Dehidrasi

Tinjauan Pustaka

Diare Akut pada Anak yang Disertai dengan

Tanda-tanda Dehidrasi Ringan

102012165

E4

17 Mei 2014

Fakultas Kedokteran Universitas Krida Wacana

Jl. Arjuna No.6 Jakarta Barat 11510 Telp. 021-56942061 Fax. 021-5631731

Email : [email protected]

Pendahuluan

Tuhan menciptakan manusia dengan begitu sempurnanya dari sistem indera, sistem

muskuloskeletal, sistem sirkulasi, maupun beberapa sistem organ lainnya yang penting

dalam menunjang kehidupan, salah satu di antaranya adalah sistem gastrointestinal. Semua

sistem diatas bekerja dengan saling mendukung satu dengan yang lainnya. Sistem

gastrointestinal/pencernaan memegang peranan tersendiri yang tentunya juga sangat penting

bagi manusia. Melalui kerja sistem ini, tubuh kita bisa menerima semua nutrisi yang

dibutuhkan untuk melakukan aktivitas dan sebagai saluran pengeluaran sisa-sisa makanan

yang tidak dapat dicerna serta mengatur keseimbangan cairan dalam tubuh selain melalui

sistem kemih. Keberadaan sistem ini sesungguhnya berupa sebuah pipa yang tidak berhenti

dari mulut hingga anus. Sehingga, banyak mikroorganisme luar yang dapat dengan mudah

menginvasi sistem pencernaan, dan oleh karena itu dikatakan bahwa sistem pencernaan

bukanlah bagian yang steril dalam tubuh kita, walaupun banyak pula mikroorganisme yang

mati oleh asam lambung. Ternyata selain mikroorganisme, kelainan juga dapat muncul dari

sistem keseimbangan cairan yang terjadi di lumen usus, sehingga bila terlalu banyak serat

atau terlalu sedikit serat juga akan mengganggu kelancaran sistem ini. Dengan masuknya

baik mikroorganisme maupun faktor lainnya, dapat membuat kelainan pada sistem ini.

Keluhan gejala atau kelainan yang terjadi pada sistem ini cukup bervariasi, namun ada

beberapa gejala yang sudah tampak khas, salah satu diantaranya adalah berupa diare.

Berdasarkan kepentingan fungsional dari sistem pencernaan ini, maka bila terjadi suatu

1

Page 2: PBL Blok16 Theresia 102012165 Diare Akut Karena Dehidrasi

gejala yang menandakan adanya gangguan, maka tentu dapat mempengaruhi kerja tubuh dan

sistem-sistem yang lain.1

Pada kasus ini, seorang anak datang dengan keluhan diare sejak 2 hari yang lalu

yang disertai demam. Frekuensi diare 6 kali, dengan konsistensi cair dan tidak didapati

darah dan lendir. Keadaan anak lemas dan hanya berbaring. Dari pemeriksaan fisik didapati

tanda-tanda yang mengarah pada dehidrasi. Dari cerita pasien dan dari pemeriksaan yang

dilakukan, dapat mengarah pada diagnosis diare akut dengan disertai dehidrasi yang berat,

tetapi kita harus memastikannya dengan prosedur yang sudah ditentukan dan tentunya

sesegera mungkin memperbaikki dehidrasi yang ada pada anak tersebut untuk menghindari

dari komplikasi lainnya. Pada diare, harus segera diketahui faktor penyebab terjadinya

penyakit, dikarenakan banyak faktor yang dapat menyebabkan diare dengan tata laksana

yang berbeda-beda. Sehingga setelah didapati hasil pemeriksaan penunjang dapat membantu

dalam penegakkan diagnosis.1

Anamnesis

Diare bisa terjadi akibat penyakit yang bisa sembuh sendiri, akibat infeksi, atau

manifestasi penyakit serius, seperti kolitis ulseratifa, keganasan usus, atau malabsorpsi.

Yang penting pada diare adalah penentuan penyebab diare, adakah kekurangan cairan atau

elektrolit atau kehilangan darah, serta tanda-tanda yang menunjukkan sebab dasar yang

serius, misalnya penyakit radang usus, obstruksi usus sub-akut, atau tanda-tanda

malabsorpsi. Anamnesis yang akurat sangat vital dalam menegakkan diagnosis.2

Data anamnesis terdiri atas beberapa kelompok data penting:

1. Identitas pasien

Nama,tempat tanggal lahir, usia (neonatus, balita, sekolah), jenis kelamin, nama

orangtua, alamat, dan sebagainya.

2. Riwayat penyakit sekarang

Keluhan utama pasien.

3. Riwayat penyakit dahulu

Kronologi penyakit, ada tidaknya riwayat sakit dahulu yang pernah di derita

4. Riwayat kesehatan

Berupa riwayat kehamilan, riwayat kelahiran, riwayat pertumbuhan (berat badan

tinggi badan), riwayat makanan.

2

Page 3: PBL Blok16 Theresia 102012165 Diare Akut Karena Dehidrasi

5. Riwayat keluarga dan lingkungan, sosial-ekonomi-budaya.

Pada anamnesis, perlu ditanyakan hal –hal sebagai berikut :

- Lama diare,frekuensi, volume, konsistensi tinja, warna, bau, ada/ tidak lendir dan

darah

- Bila disertai muntah : volume dan frekuensinya

- Kencing : biasa, berkurang, jarang atau tidak kencing dalam 6-8 jam terakhir

- Makanan minuman yang diberikan sebelum dan selama diare

- Adakah panas atau penyakit lain yang menyertai, seperti : batuk, pilek, otitis media,

campak.

- Tindakan yang telah dilakukan orang tua selama anak diare, seperti : memberi oralit,

membawa berobat ke puskesmas/ rumah sakit

- Obat-obatan yang telah diberikan kepada anak selama diare

- Alergi obat-obatan / makanan pada anak.3

a. Waktu dan frekuensi diare

Diare pada malam hari sepanjang hari selalu menunjukan penyakit organik.

Perasaan ingin buang air besar yang tidak bisa ditahan merupakan kunci penting bagi

petunjuk ke arah penyakit inflamasi. Diare yang timbul akut terus berlanjut menjadi

kronik dengan riwayat berpergian mengingatkan pada diare pada turis traveler diarea

atau sprue tropis. Diare dengan frekuensi 3-4 kali sehari dan terjadi pagi hari

menunjukkan sindrom usus iriatif.4

b. Bentuk tinja

Bila terdapat minyak dalam tinja menunjukan insufisiensi pancreas. Tinja

pucat (steatorea) menandakan kelainan di proksimal ileosekal. Diare seperti air biasa

terjadi akibat kelainan pada semua tingkat dari system pencernaan terutama usus

halus. Adanya makanan yang tidak tercerna adaalah manifestasi dari kontak yang

terlalu cepat antara tinja dan dinding usus. Bau asam menunjukan penyerapan

karbohidrat yang tidak sempurna. Harus dibedakan antara perdarahan yang disertai

diare dengan perdarahan yang menyertai tinja normal. Pada kolitis infeksi dan kolitis

3

Page 4: PBL Blok16 Theresia 102012165 Diare Akut Karena Dehidrasi

ulserosa perdarahan disertai dengan diare, sedangkan perdarahan yang menyertai tinja

normal terdapat pada keganasan, polip, hemoroid, dan fissura ani.4

c. Nyeri abdomen dan keluhan lain yang menyertai diare

Nyeri abdomen ini merupakan kelainan tak khas, karena dapat terjadi pada

kelainan organik maupun non organik. Pada penyakit organik, lokasi rasa sakit

menetap sedangkan pada diare psikogenik nyerinya dapat berubah ubah baik tempat

maupun penyebarannya. Nyeri abdomen yang disebabkan kelainan ususkecil

berlokasi disekitar pusat, dan kolik yang diakibatkan kelaianan usus besar, letaknya

suprapubik. Nyeri terus menerus menandakan ulserasi yang berat pada usus atau

adanya komplikasi abses. Demam sering menyertai infeksi atau keganasan. Mual dan

muntah dapat juga menunjukan infeksi.4

d. Obat

Banyak macam obat mengakibatkan diare, seperti laksan, antasida, diuretik,

bahkan neomisin. Penghentian obat beberapa hari dapat dicoba untuk membantu

menegakkan diagnosis. Bila diare berhenti dengan dihentikannya obat, maka

kemungkinan besar diare disebabkan oleh obat tersebut.4

e. Makanan

Diare dan mual yang menyertai minum susu menunjukkan dugaan kuat

terhadap intoleransi lactose dan sindrom usus iriatif. Pada pada pasien dengan riwayat

diare terhadap makanan tertentu biasanya mempunyai riwayat alergi dalam

keluarganya atau manifestasi alergi lain seperti asma.4

f. Lain-lain

Anamnesis diare berupa air yang sangat hebat tanpa gejala yang jelas ke arah

infeksi dapat dikarenakan antara lain tumor endokrin penyebab diare yaitu karsinoma

meduler tiroid dan diare hormonal yang lain misalnya fipoma, sindrom karsinoid atau

kecanduan obat-obat pencahar.4

Pada pasien dengan diare akut akan datang dengan berbagai gejala klinik tergantung

penyebab penyakit dasarnya. Keluhan diarenya berlangsung kurang dari 15 hari. Diare

karena penyakit usus halus biasanya berjumlah banyak, diare air, dan sering berhubungan

dengan malabsorpsi dan dehidrasi sering didapatkan. Diare karena kelainan kolon sering kali

berhubungan dengan tinja berjumlah kecil tetapi sering, bercampur darah dan ada sensasi

ingin ke belakang. Pasien dengan diare akut infektif datang dengan keluhan khas yaitu

4

Page 5: PBL Blok16 Theresia 102012165 Diare Akut Karena Dehidrasi

nausea, muntah, nyeri abdomen, demam, dan tinja yang sering, bisa air, malabsorptif, atau

berdarah tergantung bakteri patogen yang spesifik. Secara umum, patogen usus halus tidak

invasif, dan patogen ileokolon lebih mengarah ke invasif.1

Penting juga untuk ditanyakan bila diduga diakibatkan oleh keracunan makanan,

hubungannya dengan kapan saat makan suatu makanan dan efeknya pada orang lain yang

makan makanan yang sama.5

Pemeriksaan Fisik

Pada pemeriksaan fisik perlu diperiksa : berat badan, suhu tubuh, frekuensi denyut jantung

dan pernapasan serta tekanan darah. Selanjutnya perlu dicari tanda-tanda utama dehidrasi :

kesadaran, rasa haus, dan turgor kulit abdomen serta tanda-tanda tambahan lainnya, seperti :

ubun-ubun besar cekung atau tidak , mata cekung atau tidak, ada atau tidaknya air mata,

bibir, mukosa mulut dan lidah kering atau basah.6

Pernapasan yang cepat dan dalam indikasi adanya asidosis metabolik. Bising usus yang

lemah atau tidak ada bila terdapat hipokalemi. Pemeriksaan ekstremitas perlu karena perfusi

dan capilarry refill dapat menentukan derajat dehidrasi yang terjadi.6

Penilaian beratnya atau derajat dehidrasi dapat ditentukan dengan cara obyektif yaitu dengan

membandingkan berat badan sebelum dan selama diare. Subyektif dengan menggunakan

kriteria WHO, Skor Maurice King, kriteria MMWR dan lain- lain dapat dilihat pada tabel

berikut.6

Tabel 1. Penentuan derajat dehidrasi menurut WHO 1995.6

5

Page 6: PBL Blok16 Theresia 102012165 Diare Akut Karena Dehidrasi

Sumber : UKK-Gastroenterologi-Hepatologi IDAI . Buku ajar gastroenterologi-hepatologi. Ed ke-3. Jakarta : Badan penerbit

IDAI;2012.h.102-3.

Tabel 2. Penentuan derajat dehidrasi menurut sistim pengangkaan – Maurice King.6

Sumber : UKK-Gastroenterologi-Hepatologi IDAI . Buku ajar gastroenterologi-hepatologi. Ed ke-3. Jakarta : Badan penerbit

IDAI;2012.h.102-3.

Tabel 3. Penentuan derajat dehidrasi menurut MMWR 2003.6

Sumber : UKK-Gastroenterologi-Hepatologi IDAI . Buku ajar gastroenterologi-hepatologi. Ed ke-3. Jakarta : Badan penerbit

IDAI;2012.h.102-3.

Pemeriksaan Penunjang

Pemeriksaan Tinja

6

Page 7: PBL Blok16 Theresia 102012165 Diare Akut Karena Dehidrasi

Pemeriksaan tinja selalu penting, mula-mula di perhatikan apakah bentuknya cair,

setengah padat, atau bercampur darah, lendir. Harus segera di periksa apakah ada amoeba,

cacing/telur, leukosit, dan eritrosit. Adanya gelembung lemak memberi dugaan kearah

malabsorbsi lemak dan penyakit pancreas. Adanya eritrosit menunjukkan adanya infeksi,

sedangkan jika ada leukosit kemungkinan ada infeksi dan inflamasi usus. Pemeriksaan pH

tinja perlu dilakukan bila ada dugaan malabsorbsi karbohidrat, di mana pH tinja di bawah 6,

di sertai tes reduksi positif menunjukan adanya intoleransi glukosa. Pewarnaan gram perlu di

lakukan untuk mengetahui diare oleh karena infeksi bakteri, jamur, dan sebagainya. Selain itu

dapat di periksa sifat tinja berupa volume baik itu banyak dan berbau busuk menunjukkan

adanya infeksi dan bila terdapat kelainan demikian, dapat langsung di lakukan kultur tinja.

Bila terdapat minyak dalam tinja menunjukan insufisiensi pancreas, tinja pucat (steathore)

menandakan kelainan di proximal ileosekal. Diare seperti air bisa terjadi akibat kelainan

pada semua tingkat dari GI tract. Adanya makanan yang tidak tercerna di saluran cerna

adalah manifestasi dari kontak yang terlalu cepat antara tinja dengan dinding usus.

Sedangkan bau asam menunjukkan adanya penyerapan karbohidrat yang tidak sempurna.

Perlu di bedakan perdarahan yang disertai diare atau perdarahan yang menyertai tinja normal.

Pada colitis infeksi dan colitis ulcerosa perdarahan disertai dengan diare, sedangkan yang

menyertai tinja normal ada keganasan, hemoroid. Polip dan lainnya. Pemeriksaan fisik tinja

normal tidak selalu menyingkirkan kelainan organic.7

Pemeriksaan Darah

Idealnya pemeriksaan darah di lakukan setelah pemeriksaan tinja. Bila pemeriksaan tinja saja

belum mengarah ke diagnosis. Pada diare inflamasi ditemukan lekositosis, LED yang

meningkat dan hipoproteinemia. Albumin dan globulin rendah akan mengesankan suatu

protein losing enteropathy akibat inflamasi intestina seperti anemia defesiensi besi, B12 serta

asam folat pada gangguan absorbsi. Kadar B12 rendah adanya pertumbuhan bakteri yang

berlebihan pada semua tempat di usus kecil. Kadar albumin rendah menunjukkan adanya

tanda protein loosing dari peradangan di ileum, yeyunum, kolon atau pada syndrome

malabsorbsi. Semua keadaan di atas perlu konfirmasi dengan biobsi. Eusinofil dapat di

jumpai pada gastroenteritis eusinofilik, alergi makanan, atau infeksi parasit diusus.

Pemeriksaan serologis terhadap amoeba harus dilakukan. Pada pasien dengan kecurigaan

infeksi kronik perlu di periksa juga kemungkinan imunodefisiensi.7

Working Diagnosis

7

Page 8: PBL Blok16 Theresia 102012165 Diare Akut Karena Dehidrasi

Anak laki-laki 7 tahun, mengalami diare sejak 2 hari yang lalu, disertai demam 38.5

C. Selama sakit anak ini hanya meminum obat penurun panas dan tidak berobat ke dokter.

Frekuensi diare 6x/hari, konsistensi cair, dan tidak ada darah dan lendir. Sejak 1 hari yang

lalu, anak ini menjadi tidak nafsu makan dan asupan cairan berkurang. Beberapa jam

sebelum berobat, anak menjadi lemas dan hanya terbaring di tempat tidur, sehingga Ibunya

memutuskan untuk membawa anak tersebut ke UGD RS terdekat. Menurut Ibunya anak ini

terakhir membuang air kecil sudah 4 jam yang lalu. Pada PF, didapati anak tampak sangat

lemah, TD 90/60, denyut nadi 90x/menit, frekuensi nafas 20x/menit cepat dan dalam,

temperatur 39 C, kelopak mata cekung, bibir kering dan pecah-pecah, turgor kulit kembali

sangat lambat, akral hangat. 

Dari hasil anamnesis dan pemeriksaan fisik, memang pasien sudah mengarah pada

diagnosa diare akut dengan adanya dehidrasi ringan tetapi ada beberapa hal lain yang perlu

diperhatikan dalam penegakkan diagnosis dari diare, yaitu dengan menemukan penyebab

terjadinya diare. Untuk itu diperlukan pemeriksaan penunjang berupa pemeriksaan darah,

pemeriksaan kimia darah, elektrolit, pemeriksaan tinja. Diare adalah buang air besar

(defekasi) dengan tinja berbentuk cair atau setengah cair (setengah padat), kandungan air

tinja lebih banyak dari biasanya, yaitu lebih dari 200 gram atau 200 ml/24 jam. Definisi lain

memakai kriteria frekuensi, yaitu buang air besar encer lebih dari 3 kali per hari. Buang air

besar encer tersebut dapat/tanpa disertai lendir dan darah.1,5

Diare akut yaitu diare yang berlangsung kurang dari 15 hari. Sedangkan menurut

World Gastroenterology Organization Global Guidelines 2005, diare akut didefinisikan

sebagai pasase tinja yang cair dan lembek dengan jumlah lebih banyak dari normal,

berlangsung kurang dari 14 hari. Diare persisten merupakan istilah yang dipakai di luar

negeri yang menyatakan diare yang berlangsung 15-30 hari yang merupakan kelanjutan dari

diare akut. Diare infektif adalah bila penyebabnya infeksi. Sedangkan diare non infektif bila

tidak ditemukan infeksi sebagai penyebab pada kasus tersebut. Diare organik adalah bila

ditemukan penyebab anatomik, bakteriologik, hormonal, atau toksikologik. Diare

fungsional bila tidak dapat ditemukan penyebab organik.1,5

Differential Diagnosis

1. Diare Infeksius dengan Penyebab Virus.

8

Page 9: PBL Blok16 Theresia 102012165 Diare Akut Karena Dehidrasi

Virus yang dihubungkan dengan gastroenteritis pada anak adalah rotavirus,

calisivirus, adenovirus enterik, astrovirus, dan anggota agen Norwalk. Rotavirus

merupakan penyebab diare yang paling sering di musim dingin yang dapat

menyebabkan sakit sedang sampai berat, sedangkan pada remaja menyebabkan sakit

ringan. Invasinya pada epitel usus kecil bagian atas dapat menyebar ke kolon bila

berat. Bisa juga menyebabkan kerusakan pada villosa, defisiensi disakaridase

sekunder sementara, dan peradangan lamin propria. Muntah dapat berlangsung

selama 3-4 hari, dan diare dapat berlangsung selama 7-19 hari.8

2. Diare Infeksius dengan Penyebab Bakteri

Ada beberapa bakteri yang sering menimbulkan diare, diantaranya Escherichia coli,

hanya strain tertentu yang dapat menyebabkan diare. E. coli diklasifikasikan menurut

mekanisme diare, yaitu enteropatogenik (EPEC), enterotoksigenik (ETEC),

enteroinvasive (EIEC), enteroadheren (EAEC), dan enterohemorrhagik (EHEC).

EPEC dan ETEC melekat pada sel epitel usus kecil bagian atas dan melepas toksin

yang merangsang sekresi usus dan membatasi absorpsi. EIEC menginvasi kolon,

menghasilkan kerusakan mukosa dengan peradangan akut. EPEC menyebabkan

kejadian epidemi diare pada tempat penitipan anak. ETEC merupakan penyebab

Traveller’s Diarrhea. EHEC (O157:H7) menyebabkan kolitis hemorrhagik dan

sebagian kasus Hemolytic Uremic Syndrome. Bakteri lain adalah Salmonella, yang

ditularkan melalui kontak dengan binatang yang terinfeksi atau dari produk-produk

makanan yang terkontaminasi dan juga menginvasi mukosa usus. Bakteri lain adalah

Shigella, yang dapat menghasilkan toksin, baik hanya toksin atau kombinasi dengan

invasi jaringan. Biasanya selain diare, disertai demam tinggi, dan kejang-kejang.

Untuk bakteri Campylobacter jejuni, dapat menyebabkan 15% kejadian diare akibat

bakteri, infeksi menular melalui kontak dengan orang yang sedang diare dan juga

melalui air dan makanan yang terkontaminasi. C. jejuni ini menginvasi mukosa

jejenum, ileum, dan kolon yang menyebabkan enterokolitis. Kebanyakan dapat

sembuh spontan sebelum diagnosis ditegakkan. Bakteri lain berupa Yersenia

enterocolitica, ditularkan melalui binatang peliharaan dan makanan. Bakteri lain

adalah Clostridium difficile merupakan penyebab lazim diare akibat antibiotik. Pada

keracunan makanan ada beberapa tanda khusus berupa onset yang mendadak, suatu

sumber bersama, muntah epidemik, dan diare.8

9

Page 10: PBL Blok16 Theresia 102012165 Diare Akut Karena Dehidrasi

3. Diare Infeksius dengan Penyebab Parasit

Parasit yang sering adalah Entamoeba histolytica dan Giardia lamblia di Amerika

Utara. Amebiasis pada iklim yang lebih panas, sedangkan giardiasis bersifat endemik

di seleruh USA. Tempat infeksi dari E. histolytica adalah di kolon, walaupun bisa

invasi ke hati, paru, dan otak. Onsetnya akut, berdarah, dan terdapat leukosit.

Penularan G. lamblia adalah melalui kista yang tertelan, baik dari kontak individu

ataupun dari makanan, air tawar yang terkontaminasi tinja. Menginvasi epitel

duodenum dan jejenum dengan onset yang samar. Manifestasinya berupa anoreksia,

mual, muntah, kembung, asistensi abdomen, diare cair, intoleransi laktosa, dan

penurunan berat badan. Parasit lain adalah Cryptosporidium pada anak adalah dapat

sembuh sendiri.8

4. Alergi makanan terutama terhadap susu sapi, apabila terdapat eksim atau atopi

lainnya.

Alergi makanan didefinisikan sebagai suatu reaksi terhadap protein makanan yang

merugikan, yang disebabkan oleh suatu hipersensitivitas imun, yaitu suatu interaksi

antara sedikitnya satu protein makanan dengan satu atau lebih mekanisme imun.

Reaksi yang merugikan terhadap makanan dapat merupakan masalah, terutama pada

bayi dan anak, serta dapat memberikan spektrum yang luas dari reaksi-reaksi klinis

seperti gejala pada kulit, gastrointestinal , serta gejala lainnya. Pada bayi-bayi muda,

kulit dan saluran gastrointestinal merupakan organ target yang paling umum terkena,

sedangkan gejala-gejala respiratorik sangat jarang tampak. Adapun gejala gejala

gastrointestinal meliputi sindrom alergi total, anafilaksis gastrointestinal,enterokolitis

karena protein makanan, kolitis karena makanan, refluks gastroesofageal, dan

sebagainya.3,9

Etiologi

Kepentingan relatif dan sifat-sifat epidemiologi patogen diare bervariasi sesuai

dengan lokasi geografis. Anak-anak di negara sedang berkembang menjadi terinfeksi dengan

berbagai kelompok patogen bakteri dan parasit, sedang semua anak di negara maju serta

negara yang sudah berkembang akan mendapat rotavirus, dan pada banyak kasus

enteropatogen virus lain dan G. lamblia selama usia 5 tahun pertamanya. Diare akut atau

diare jangka pendek dapat disertai dengan salah satu bakteri, virus atau parasit yang terdaftar

pada Tabel 1. Diare kronis atau menetap yang berakhir 14 hari atau lebih lama dapat karena

10

Page 11: PBL Blok16 Theresia 102012165 Diare Akut Karena Dehidrasi

agen infeksius, termasuk G. lamblia, Cryptosporidium, dan E. coli enteroagregatif atau

enteropatogenik, setiap enteropatogen yang menginfeksi hospes terganggu imun; atau gejala-

gejala sisa karena cedera usus oleh setiap enteropatogen pascainfeksi akut. Ada banyak juga

penyebab diare noninfeksius pada anak seperti cacat anatomik sistem pencernaan (malrotasi,

striktura, atrofi mikrofili), malabsorpsi (defisiensi disakaridase, garam empedu lumen

berkurang, inefisiensi pankreas), kelainan hormonal, keracunan makanan, keganasan, dan

berbagai macam penyebab lainnya.58

Tabel 1. Agen-agen Penyebab Diare8

Bakteri Virus Parasit

Aeromonas sp. Astrovirus CryptosporidiumBacillus cereus Calicivirus Cyclospora sp.Campylobacter jejuni Coronavirus Entamoeba histolyticaClostridium perfringens Adenovirus enterik Enterocytozoon bieneusiClostridium difficile Norwalk virus Giardia lambliaEscherichia coli Rotavirus Isospora belliPlesiomonas shigellosis Strongyloides stercoralisSalmonellaShigellaStaphylococcus aureusVibrio choleraeVibrio parahaemolyticusYersinia enterocolitica

Enteropatogen bakteri dapat menyebabkan diare radang atau nonradang, dan

enteropatogen spesifik dapat disertai dengan salah satu manifestasi klinis. Umumnya, diare

radang akibat Aeromonas spp., Campylobacter jejuni, Clostridium difficile, E. coli

enteroinvasif, dan E. coli enterohemorhagik, Plesiomonas shigelloides, Salmonella sap.,

Shigella spp., Vibrio parahaemolyticus, dan Yersinia enterocolitica. Diare nonradang dapat

disebabkan oleh E. coli enteropatogen, E. coli enterotoksik, dan Vibrio cholerae.8

Enteropatogen parasit berupa Giardia lamblia adalah penyebab parasit diare

yang paling sering di Amerika Serikat, patogen lain adalah Cryptosporidium, Entamoeba

histolytica, Strongyloides stercoralis, Isospora belli, dan Enterocytozoon bieneusi. Dua agen

terakhir ditemukan paling sering pada orang-orang dengan sindrom defisiensi imun didapat

(AIDS). Penderita diare biasanya tidak perlu mempunyai tinjanya untuk diperiksa telur dan

parasit kecuali kalau ada riwayat perjalanan ke daerah endemik baru-baru ini, biakan tinja

negatif untuk enteropatogen lain, dan diare menetap selama lebih dari 1 minggu; mereka

merupakan bagian dari ledakan serangan diare; atau mereka menderita gangguan imun.

11

Page 12: PBL Blok16 Theresia 102012165 Diare Akut Karena Dehidrasi

Pemeriksaan lebih dari satu spesimen tinja mungkin perlu untuk menegakkan diagnosis.

Obat-obat tertentu, senyawa anti diare, dan barium dapat mengganggu identifikasi

enteropatogen parasit. Enteropatogen virus didapati empat penyebab gastroenteritis virus

adalah rotavirus, adenovirus enterik, astovirus dan kalsivirus.8

Epidemiologi

Penyakit diare adalah salah satu penyebab utama morbiditas dan mortalitas pada

anak di seluruh dunia, yang menyebabkan satu miliar kejadian sakit dan 3-5 juta kematian

setiap tahunnya. Di Amerika Serikat, 20-35 juta kejadian diare terjadi setiap tahun, pada

16,5 juta anak sebelum usia 5 tahun, menghasilkan 2,1-3,7 juta kunjungan dokter, 220.000

penginapan di rumah sakit, 924.000 hari rumah sakit, dan 400-500 kematian. Mekanisme

penularan utama untuk patogen diare adalah tinja-mulut, dengan makanan dan air yang

merupakan penghantar untuk kebanyakan kejadian. Enteropatogen yang infeksius pada

pemasukan (inokulum) yang sedikit (Shigella, virus enterik, Giardia lamblia,

Cryptosporidium. dan mungkin Eschericia coli 0157:H7) dapat ditularkan dengan kontak

dari orang ke orang. Faktor-faktor yang menambah kerentanan terhadap infeksi dengan

enteropatogen adalah umur muda, defisiensi imun, campak, malnutrisi, perjalanan ke daerah

endemik, kekurangan ASI, pemajanan terhadap keadaan sanitasi jelek, makan makanan atau

air yang terkontaminasi, tingkat pendidikan ibu, dan pengunjung pusat perawatan harian.8

Patofisiologi

Patofisiologi

Diare dapat disebabkan oleh satu atau lebih dari patofisiologi/patomekanisme

sebagai berikut, yaitu osmolaritas intraluminal yang meninggi, disebut diare osmotik,

sekresi cairan dan elektrolit meninggi disebut diare sekretorik, malabsorpsi asam empedu,

malabsorbsi lemak, defek sistem pertukaran anion/transport elektrolit aktif di enterosit,

motilitas dan waktu transit usus abnormal, gangguan permeabilitas usus, inflamasi dinding

usus, disebut diare inflamatorik, infeksi dinding usus, disebut diare infeksi.1

Diare osmotik, diare tipe ini disebabkan meningkatnya tekanan osmotik intralumen

dari usus halus yang disebabkan oleh obat-obat/zat kimia yang hiperosmotik (antara lain

MgSO4, Mg(OH)2), malabsorpsi umum dan defek dalam absorpsi mukosa usus misal pada

defisiensi disakaridase, malabsorpsi glukosa/galaktosa. Diare sekretorik, diare tipe ini

12

Page 13: PBL Blok16 Theresia 102012165 Diare Akut Karena Dehidrasi

disebabkan oleh meningkatnya sekresi air dan elektrolit dari usus, menurunnya absorpsi.

Yang khas pada diare ini yaitu secara klinis ditemukan diare dengan volume tinja yang

banyak sekali. Diare tipe ini akan tetap berlangsung walaupun dilakukan puasa

makan/minum. Penyebab dari diare tipe ini antara lain karena efek enterotoksin pada infeksi

Vibrio cholerae, atau Escherichia coli, penyakit yang menghasilkan hormon (VIPoma),

reseksi ileum (gangguan absorpsi garam empedu), dan efek obat laksatif (dioctyl sodium

sulfosuksinat).1

Malabsorbsi asam empedu, malabsorbsi lemak, Diare tipe ini didapatkan pada

gangguan pembentukan/produksi micelle empedu dan penyakit-penyakit saluran bilier dan

hati. Defek sistem pertukaran anion/transpor elektrolit aktif di enterosit, diare tipe ini

disebabkan adanya hambatan mekanisme transport aktif Na+K+ ATP-ase di enterosit dan

absorpsi Na+ dan air yang abnormal. Motilitas dan waktu transit usus abnormal, diare tipe

ini disebabkan hipermotilitas dan iregularitas motilitas usus sehingga menyebabkan absorpsi

yang abnormal di usus halus. Penyebab gangguan motilitas antara lain: diabetes melitus,

pasca vagotomi, hipertiroid.1

Gangguan permeabilitas usus, diare tipe ini disebabkan permeabilitas usus yang

abnormal disebabkan adanya kelainan morfologi membran epitel spesifik pada usus halus.

Inflamasi dinding usus (diare inflamatorik), diare tipe ini disebabkan adanya kerusakan

mukosa usus karena proses inflamasi, sehingga terjadi produksi mukus yang berlebihan dan

eksudasi air dan elektrolit kedalam lumen, gangguan absorpsi air dan elektrolit. Inflamasi

mukosa usus halus dapat disebabkan infeksi (disentri Shigella) atau non infeksi (kolitis

ulseratif dan penyakit Crohn). Diare infeksi, diare yang disebabkan oleh infeksi bakteri yang

merupakan penyebab tersering dari diare. Dari sudut kelainan usus, diare oleh bakteri dibagi

atas non invasif (tidak merusak mukosa) dan invasif (merusak mukosa).1

Bakteri non invasif menyebabkan diare karena toksin yang disekresi oleh bakteri

tersebut, yang disebut diare toksigenik. Contoh diare toksigenik antara lain kolera (Eltor).

Enterotoksin yang dihasilkan kuman Vibrio cholare/eltor merupakan protein yang dapat

menempel pada epitel usus, yang lalu membentuk adenosin monofosfat siklik (cAMF) di

dinding usus dan menyebabkan sekresi aktif anion klorida yang diikuti air, ion bikarbonat

dan kation natrium dan kalium. Mekanisme absorpsi ion natrium melalui mekanisme pompa

natrium tidak terganggu karena itu keluarnya ion klorida (diikuti ion bikarbonat, air, natrium,

ion kalium) dapat dikompensasi oleh meningginya absorpsi ion natrium (diiringi oleh air, ion

13

Page 14: PBL Blok16 Theresia 102012165 Diare Akut Karena Dehidrasi

kalium dan ion bikarbonat, klorida). Kompensasi ini dapat dicapai dengan pemberian larutan

glukosa yang diabsorpsi secara aktif oleh dinding sel usus.1

Patogenesis

Yang berperan pada terjadinya diare akut terutama karena infeksi yaitu faktor

kausal (agent) dan faktor pejamu (host). Faktor pejamu adalah kemampuan tubuh untuk

mempertahankan diri terhadap organisme yang dapat menimbulkan diare akut, terdiri dari

faktor-faktor daya tangkis atau lingkungan internal saluran cerna antara lain keasaman

lambung, motilitas usus, imunitas, dan juga lingkungan mikroflora usus. Faktor kausal yaitu

daya penetrasi yang dapat merusak sel mukosa, kemampuan memproduksi toksin yang

mempengaruhi sekresi cairan usus halus, serta daya lekat kuman.1

Patogenesis diare karena infeksi bakteri/parasit, yaitu diare karena bakteri non

invasif (enterotoksigenik). Bakteri yang tidak merusak mukosa misal V.cholerae Eltor,

Enterotoxigenic E.coli (ETEC), dan C. perfringens. V. cholerae eltor mengeluarkan toksin

yang terikat pada mukosa usus halus 15-30 menit sesudah diproduksi vibrio. Enterotoksin ini

menyebabkan kegiatan berlebihan nikotinamid adenin dinukleotid pada dinding sel usus,

sehingga meningkatkan kadar adenosisn 3’,5’-siklik monofosfat (cAMP) dalam sel yang

menyebabkan sekresi aktif anion klorida kedalam lumen usus yang diikuti oleh air, ion

bikarbonat, kation natrium dan kalium (Gambar 1).1

Gambar 1. Ilustrasi

Diare Invasif dan Non-Invasif.10

Diare karena bakteri/parasit invasif (enterovasif). Bakteri yang merusak (invasif)

antara lain Enteroinvasive E.coli (EIEC), Salmonella, Shigella, Yersinia, C. perfringens tipe

C. Diare disebabkan oleh kerusakan dinding usus berupa nekrosis dan ulserasi. Sifat

14

Page 15: PBL Blok16 Theresia 102012165 Diare Akut Karena Dehidrasi

diarenya sekretorik eksudatif. Cairan diare dapat tercampur lendir dan darah. Walau

demikian infeksi kuman-kuman ini dapat juga bermanifestasi sebagai diare koleriformis.

Kuman Salmonella yang sering menyebabkan diare yaitu S.paratyphi B, S. typhimurium, S.

enterriditis, S. choleraesuis. Penyebab parasit yang sering yaitu E. histolitika dan Glamblia.1

Di negara maju, infeksi virus merupakan penyebab pada 50-60 persen gastroenteritis

akut pada anak berusia di bawah 5 tahun. Rotavirus, virus RNA rantai ganda, merupakan

agen utama yang menjadi penyebab epidemi gastroenteritis musim dingin. Terdapat beberapa

strain Rotavirus dan strain agen-agen lain seperti Astrovirus, Calicivirus, yang berbeda dan

hal ini merupakan kendala dalam pengembangan vaksin yang efektif. Muntah dapat

merupakan satu-satunya gambaran klinis yang nyata, karena diare mungkin tidak terjadi

selama beberapa jam dan bahkan kemudian tinja yang cair dapat risalah tafsirkan sebagai

urine pada popok yang basah. Sering terdapat kolik abdomen dengan nyeri tekan yang tidak

dapat dijelaskan serta bising usus yang meningkat. Harus diingat bahwa muntah dan diare

mungkin merupakan gejala klinis pada kondisi yang memerlukan tindakan bedah, seperti

apendisitis, penyakit Hirschsprung, dan intususepsi. Muntah dan diare juga dapat merupakan

akibat gangguan non-gastrointestinal seperti infeksi saluran napas atas, infeksi urine, dan

meningitis.10

Manifestasi Klinis

Kebanyakan manifestasi klinik dan sindrom-sindrom klinik dari diare sangat erat

hubungannya dengan patogen yang menginfeksi dan juga jumlah patogen yang masuk ke

dalam tubuh manusia untuk tumbuh. Manifestasi lain juga berhubungan dengan

perkembangan dari komplikasi yang mungkin muncul, misalnya dehidrasi dan

ketidakseimbangan elektrolit, dan keadaan natural dari patogen tersebut. Biasanya toksin

yang tertelan (misalnya, Staphylococcus aureus) dihubungkan dengan onset yang sangat akut

dari mual dan muntah sekitar 6 jam, dengan kemungkinan disertai demam, keram perut, dan

diare setelah 8-72 jam. Diare yang berair dan keram perut setelah inkubasi selama 8-16 jam

bisa dikarenakan oleh bakteri penghasil enterotoksin, yaitu Clostridium perfringens, dan

Bacillus cereus. Keram perut dan diare yang berair setelah 16-48 jam dari masa inkubasi bisa

dihubungkan dengan infeksi karena Norovirus, beberapa bakteri penghasil enteroroksin,

Cyptosporidium, dan Cyclospora. Beberapa organisme, termasuk didalamnya Salmonella,

Shigella, Campylobacter jejuni, Yersinia enterocolitica, Enteroinvasive Escherichia coli, dan

Vibrio parahaemolyticus, menghasilkan diare yang mengandung darah yang dibarengi

15

Page 16: PBL Blok16 Theresia 102012165 Diare Akut Karena Dehidrasi

dengan keberadaan leukosit di feses, yang dapat dihubungkan dengan keram perut, tenesmus,

dan juga demam, kelainan diatas menandakan disentri akibat bakteri.11

Diare berdarah dan keram perut setelah 72-120 jam masa inkubasi dihubungkan

dengan infeksi akibat dari Shigella dan juga Shigatoxin-producing Escherichia coli (E. coli

O157: H7). Organisme yang dihubungkan dengan disentri atau diare yang memiliki darah

juga bisa menyebabkan diare berair saja tanpa dibarengi dengan demam atau dapat berlanjut

pada komplikasi yang lebih berat akibat dari disentri. Meskipun banyak manifestasi dari

gastroenteritis akut pada anak adalah tidak spesifik, beberapa gejala klinik dapat membantu

mengidentifikasi kategori luas dari diare dan memungkinkan pemberian antibiotik atau tata

laksana diare lainnya sesuai dengan faktor penyebab. Terkadang mungkin saja ada terjadi

tumpang tindih antar gejala-gejala. Prediksi positif seseorang menderita disentri sangat

buruk, tetapi prediksi seseorang terkena diare akibat bakteri bisa lebih baik dengan tidak

adanya tanda-tanda disentri. Penentuan penyebab hanya bisa dilakukan dengan pemeriksaan

laboratorium.11

Komplikasi

Beberapa masalah mungkin terjadi selama pengobatan rehidrasi. Beberapa di antaranya

membutuhkan pengobatan khusus.3

a. Hipernatremi

Penderita diare dengan natrium plasma > 150 mmol/L memerlukan pemantauan

berkala yang ketat. Tujuannya adalah menurunkan kadar natrium secara perlahan-

lahan. Penurunan kadar natrium plasma yang cepat sangat berbahaya oleh karena

dapat menimbulkan edema otak. Rehidrasi oral atau nasogastrik menggunakan oralit

adalah cara terbaik dan paling aman.3

b. Hiponatremi

Anak dengan diare yang hanya minum air putih atau cairan yang mengandung sedikit

garam, dapat terjadi hiponatremi (Na < 130 mol/L). hiponatremi sering terjadi pada

anak dengan shigellosis dan pada anak malnutrisi berat dengan oedema. Oralit aman

dan efektif untuk terapi dari hampir semua anak dengan hiponatremi.3

c. Hiperkalemia

Disebut hiperkalemia jika K > 5 mEq/L, koreksi dilakukan dengan pemberian kasium

glukonas.3

16

Page 17: PBL Blok16 Theresia 102012165 Diare Akut Karena Dehidrasi

d. Hipokalemia

Dikatakan hipokalemia bila K <3,5 mEq/L. hipokalemi dapat menyebabkan

kelemahan otot, paralitik ileus, gangguan fungsi ginjal dan aritmia jantung.

Hipokalemi dapat dicegah dan kekurangan kalium dapat dikoreksi dengan

menggunakan oralit dan memberikan makanan yang kaya kalium selama diare dan

sesudah diare berenti.3

e. Kejang

Kegagalan upaya rehidrasi oral dapat terjadi pada keadaan tertentu misalnya

pengeluaran tinja cair yang sering dengan volume yang banyak, muntah yang

menetap, tidak dapat minum, kembung dan ileus paralitik, serta malabsorpsi glukosa.

Pada keadaan-keadaan tersebut mungkin penderita harus diberikan cairan intravena.

Pada anak yang mengalami dehidrasi walaupun tidak selalu, dapat terjadi kejang

sebelum atau selama pengobatan rehidrasi. Kejang tersebut dapat disebabkan oleh

karena hipoglikemi, kebanyakan terjadi pada bayi atau anak yang gizinya buruk ,

hiperpireksia, kejang terjadi bila panas tinggi, misalnya melebih 40oC , hipernatremia

atau hiponatremia.3

f. Diare persisten atau diare kronik

Faktor seperti malnutrisi, defisiensi imun, defisiensi mikronutrien dan ketidaktepatan

terapi diare menjadi faktor risiko terjadinya diare berkepanjangan. Pada akhirnya

diare berkepanjangan akan menjadi diare persisten yang memiliki konsekuensi

enteropati dan malabsorpsi nutrisi lebih lanjut. Dua faktor utama mekanisme diare

kronis adalah faktor intralumen yang berkaitan dengan proses pencernaan dalam

lumen, termasuk gangguan pankreas, hepar dan brush border membran. Faktor

lainnya adalah faktor mukosal yang mempengaruhi pencernaan dan penyerapan

sehingga berhubungan dengan segala proses yang mengakibatkan perubahan

integritas membran mukosa usus maupun gangguan pada fungsi transport protein. 3

Penatalaksanaan

Sebagian besar penyakit diare pada anak disebabkan oleh infeksi. Pada sebagian

besar kasus, tidak perlu dilakukan identifikasi terhadap organisme penyebab, karena proses

penyakit swasirna dan pengobatan serupa apapun penyebabnya. Terapi utama adalah

rehidrasi dan pemeliharaan hidrasi sampai diare mereda serta menghindari malnutrisi akibat

kurangnya asupan nutrien.12

17

Page 18: PBL Blok16 Theresia 102012165 Diare Akut Karena Dehidrasi

Namun, pada beberapa keadaan identifikasi patogen akan mengubah pengobatan

sehingga perlu dilakukan pemeriksaan laboratorium. Apabila tinja mengandung leukosit dan

atau darah makroskopik atau anak tampak toksik, kemungkinan infeksi bakteri invasif

meningkat, dan harus dilakukan biakan tinja. Demikian juga, diare pada anak dengan

gangguan kekebalan atau yang dirawat inap memerlukan evaluasi yang lebih ekstensif karena

risiko infeksi oportunistik. Selain itu, virus atau bakteri enteropatogen dapat menimbulkan

enteropati pascaenteritis yang memerlukan pemantauan nutrisi yang teliti, pada kelompok

usia ini lebih sering terjadi intoleransi laktosa persisten yang memerlukan perubahan

temporer susu formula. Karena kemungkinan sekuele semacam ini, anak perlu diperiksa

untuk mengukur hidrasi dan nutrisi secara objektif (misalnya, berat anak) serta dipantau

selama perjalanan penyakitnya. Pada neonatus dengan diare diperlukan “pikiran yang

terbuka” mengenai kemungkinan kausa noninfeksi, dan diagnosis penyakit diare kongenital,

termasuk gangguan malabsorpsi primer, kelainan transportasi, dan defek di struktur membran

brush border, harus dipertimbangkan.12

Penggunaan terapi rehidrasi oral (TRO) telah semakin luas diterima di seluruh dunia

karena merupakan terapi yang cepat, aman, efektif, dan murah untuk penyakit diare. Larutan

rehidrasi oral efektif dalam mengobati anak apa pun penyebab diare atau berapa pun kadar

natrium serum anak saat awitan terapi. Larutan rehidrasi oral yang optimal harus dapat

mengganti air, natrium, kalium, dan bikarbonat, dan larutan tersebut juga harus isotonik atau

hipotonik. Penambahan glukosa ke dalam larutan meningkatkan penyerapan natrium dengan

memanfaatkan kotransportasi natrium yangdigabungkan dengan glukosa yang maksimal

apabila konsentrasi glukosa tidak lebih daripada 110 sampai 140 mmol/L (2,0 sampai 2,5

g/L). Pada larutan rehidrasi oral yang berbahan dasar serealia, glukosa digantikan oleh

polimer kompleks yang terhidrolisis di usus untuk menghasilkan pasokan glukosa dan asam

amino secara bertahap untuk mempermudah kotransportasi natrium. Larutan-larutan ini sama

efektifnya dengan larutan yang mengandung glukosa.12

Penelitian klinis telah membuktikan bahwa larutan rehidrasi oral dengan konsentrasi

natrium 30 sampai 90 m£q/L aman dan efektif untuk pengobatan diare nonkolera. Dengan

demikian, larutan yang sama dapat digunakan untuk rehidrasi dan terapi pemeliharaan.

Namun, apabila digunakan larutan rehidrasi dengan konsentrasi natrium yang tinggi (75

sampai 90 mEq/L) untuk mengganti defisit natrium selama rehidrasi awal, untuk mengganti

pengeluaran yang terus berlanjut harus digunakan larutan dengan konsentrasi natrium yang

18

Page 19: PBL Blok16 Theresia 102012165 Diare Akut Karena Dehidrasi

lebih rendah (40 sampai 50 mEq/L) karena kekhawatiran akan hipernatremia. Clear liquids,

misalnya jus, soda pop, dan Gatorade kurang mengandung natrium dan kalium untuk

mengganti kehilangan melalui diare, yang masing-masing antara 35 sampai 50 mEq/L dan 15

sampai 40mEq/L. Pencampuran larutan rehidrasi oral dengan “clear liquids” ini harus

dihindari, karena hal ini akan mengencerkan konsentrasi natrium dan/atau kalium dan pada

sebagian besar kasus, meningkatkan konsentrasi glukosa melebihi kadar efektif.12

Terapi rehidrasi oral harus digunakan pada semua anak dengan dehidrasi ringan

sampai sedang. Defisit cairan harus diganti dengan lebih sering memberikan cairan melalui

botol, sendok, atau tegukan selama 4 sampai 6 jam pertama. Anak dengan dehidrasi 5% akan

memerlukan 50 sampai 75 mL/kg selama periode awal untuk mengganti defisit dan

mengatasi pengeluaran yang terus terjadi. Namun, kita sangat sulit membedakan secara

prospektif antara dehidrasi ringan dan sedang hanya berdasarkan pemeriksaan fisik. Dengan

demikian, kombinasi parameter klinis misalnya pertambahan berat, pemulihan nadi normal,

pengeluaran urine dan berat jenisnya, turgor kulit, dan tingkat aktivitas keseluruhan dapat

digunakan untuk menilai efektivitas rehidrasi. Setelah rehidrasi tercapai, terapi pemeliharaan

dengan larutan rehidrasi oral harus terus menggantikan pengeluaran yang terus

berlangsung.12

Kontraindikasi pemakaian TRO adalah syok, volume tinja lebih dari 10 mL/kg/jam,

ileus, atau intoleransi monosakarida. Pada pasien dengan temuan-temuan ini, rehidrasi harus

menggunakan cairan intravena. Pada pasien yang tidak dapat atau tidak mau minum, larutan

rehidrasi oral dapat diberikan melalui selang nasogastrik atau gastrostomi. Muntah sering

terjadi pada penyakit diare. Muntah bukan merupakan kontraindikasi pemberian TRO dan

tidak menurunkan angka keberhasilan keseluruhan TRO.12

Setelah rehidrasi yang adekuat tercapai, masalah berikutnya yang perlu diatasi

adalah pemulihan makanan yang normal dan sesuai usia. Secara tradisional, selama diare

akut dianjurkan “pengistirahatan usus” parsial atau total, sebagian didasarkan pada observasi

bahwa pemulihan makan secara dini dapat meningkatkan frekuensi dan volume buang air

besar. Sayangnya, hal ini juga menyebabkan malnutrisi, dengan hampir tanpa asupan kalori,

anak dapat kehilangan 1 sampai 2% berat tubuhnya per hari. Penyerapan sebagian nutrien

mungkin terganggu selama pemulihan dari diare, tetapi secara rata-rata, lebih dari 80%

karbohidrat dan lebih dari 50% protein dan lemak dalam makanan diserap. Selain itu, bahan

bakar enterosit berupa glutamin dan asam lemak rantai pendek mungkin mempercepat

19

Page 20: PBL Blok16 Theresia 102012165 Diare Akut Karena Dehidrasi

pemulihan pasca infeksi usus. Dengan demikian, jelaslah bahwa re-feeding harus diusahakan

segera setelah rehidrasi.12

Pilihan makanan awal mungkin mencakup makanan yang mudah diserap, misalnya

nasi dan mi gandum serta makanan komplementer, seperti pisang yang banyak mengandung

kalium. Makanan yang diberikan dalam jumlah sedikit dan sering juga diserap lebih baik.

Makanan yang kandungan gulanya tinggi misalnya jus buah dapat menyebabkan diare

osmotik dan seharusnya dihindari. Para anak yang secara eksklusif atau secara primer

mendapat susu sapi atau susu formula komersial harus diamati secara cermat apabila mereka

terus mengonsumsi susu. Sebagian besar anak dapat mentoleransi rejimen ini, tetapi pada

sebagian akan terjadi asidosis atau dehidrasi rekuren. Sebaiknya dilakukan penundaan selama

24 sampai 48 jam pemberian makanan, dan penggunaan formula bebas laktosa mungkin ber-

manfaat.12

Pemberian obat anti diare mungkin dibutuhkan. Terdapat tiga kategori obat

antidiare, yaitu obat intralumen, obat antimotilitas, dan obat antisekretorik. Obat intralumen

mencakup adsorben, bulk-formingfiber (serat pembentuk massa tinja), dan obat lain yang

mengubah mikroflora usus. Obat intralumen yang paling luas digunakan adalah suspensi

tanah liat atau silikat yang berfungsi sebagai absorben. Tersedia berbagai preparat yang

terdiri dari hanya tanah liat atau tanah liat dicampur dengan pektin (Kaopectate) dan atau

opiat antimotilitas (Donnagel). Magnesium alumunium silikat aktif yang disebut atapulgit

adalah suatu absorben yang terdapat pada Diasorb dan Rheaban. Senyawa-senyawa ini jelas

mengubah konsistensi tinja. Bulk-formingfibers misalnya polikarbofil, metilselulosa, benih

psilium, dan serat kedelai yang ditambahkan ke dalam formula bayi juga efektif sebagai zat

penormal tinja hidrofîlik. Namun, walaupun silikat dan bulk-formingfiber mungkin

menyebabkan pemulihan ‘kosmetis’, masih belum jelas apakah keduanya antidiare sejati

yang ditandai dengan tidak terjadi perubahan dalam kehilangan air tinja total. Dua obat yang

mengubah mikroflora usus terbukti efektif dalam pengobatan penyakit diare. Saccharomyces

boulardii, yang merupakan ragi nonpatogen, dapat digunakan untuk mengobati dan

mengurangi angka kekambuhan enterokolitis Clostridium difficile; Lactobacillus GG dapat

mengurangi keparahan dehidrasi retrovirus.12

Opiat, termasuk paregorik serta obat sintetik, seperti kodein, difenoksilat, dan

loperamid sering digunakan sebagai obat antimotilitas untuk pengobatan simtomatik diare

ringan pada orang dewasa. Karena efek sampingnya, obat-obat ini jangan digunakan secara

20

Page 21: PBL Blok16 Theresia 102012165 Diare Akut Karena Dehidrasi

rutin untuk diare akut pada anak. Efek samping utama opiat adalah sedasi dan ileus usus,

tetapi keduanya minimal pada loperamid. Ileus yang ditimbulkan oleh opiat dapat

memperparah infeksi yang sudah ada, terutama disenteri, dan penimbunan cairan sekresi di

usus. Cairan ini dapat menyesatkan pemeriksa karena menimbulkan perasaan aman palsu

berkaitan dengan potensi dehidrasi. 12

Somatostatin dan analog sintetik okteotrid adalah peptida inhibitorik yaitu

antisekretorik yang merangsang penyerapan natrium dan klorida serta menghambat sekresi

klorida. Bismut subsalisilat memiliki baik efek antimikroba maupun antisekretorik. Pepto-

Bismol, yang mengandung, bismut subsalisilat dan campuran tanah liat magnesium alumi-

nium silikat, terbukti efektif dalam mengobati traveller’s diarrhea dan sebagai terapi adjuvan

untuk larutan rehidrasi oral dalam mengurangi keparahan dan durasi diare infantilis. Namun,

kita harus berhati-hati dalam pemakaian bismut subsalisilat, karena kemungkinan salisilisme

akut dan kronik serta ensefalopati bismut kronik akibat pemberian yang berlebihan.12

Sebagian besar diare pada anak terutama pada bayi disebabkan oleh virus, karena itu

antibiotik  pada bayi dengan diare hanya diberikan pada kasus tertentu saja. Pemberian obat

antidine yang banyak beredar saat ini meskipun dari beberapa laporan memperlihatkan hasil

yang baik dalam hal lama dan frekuensi diare. Tetapi, hal ini belum dimasukkan ke dalam

rekomendasi penanganan diare pada anak. 13

Pada kasus-kasus yang memang memerlukan antibiotik, ternyata dapat menurunkan durasi

diare dan keparahan dari diare serta juga mencegah terjadinya komplikasi. Walaupun

penggunaan antibiotik biasanya untuk satu buah mikroba saja, tetapi karena penyebarannya

yang meluas dapat saja dengan mudah berakhir pada resistensi akibat antibiotik.

Nitazoxanide sebuah anti infeksi sudah bisa digunakan untuk beberapa jenis patogen, baik

dari virus, bakteri, maupun parasit.11

Prognosis

Prognosis biasanya bagus karena kebanyakan kasus gastroenteritis adalah kasus

yang dapat sembuh dengan sendirinya. Biasanya keadaan anak akan membaik dengan

dilakukan rehidrasi intravena. Pasien yang diberikan rehidrasi secara oral yang adekuat akan

memperlihatkan perbaikan dirinya secara bertahap.14

21

Page 22: PBL Blok16 Theresia 102012165 Diare Akut Karena Dehidrasi

Di negara maju, dengan perbaikan yang mencukupi, prognosis memang memiliki

hasil yang baik. Tetapi dari data kematian yang diakibatkan oleh diare tampak meningkat

pada anak-anak di Amerika Serikat. Faktor resiko terjadinya kematian ini antara lain,

kelamin laki-laki, ras hitam, bayi berat lahir rendah, dan angka Apgar yang rendah. Kematian

umumnya dikarenakan dehidrasi dan malnutrisi sekunder dari rehidrasi oral yang diberikan.

Dehidrasi berat harus diperbaikki dengan cairan secara parenteral. Pada saat malnutrisi dari

malabsorpsi sekunder terjadi, prognosis menjadi kurang baik, kecuali kalau pasien ini di

rawat di rumah sakit dan suplemen secara parenteral dapat segera dimulai.15

Pencegahan

Penderita yang dirawat inap harus ditempatkan pada tindakan pencegahan enterik,

termasuk cuci tangan sebelum dan sesudah kontak penderita, jas panjang bila ada

kemungkinan pencemaran dan sarung tangan bila menyentuh bahan yang terinfeksi.

Penderita dan keluarganya harus dididik mengenai cara perolehan enteropatogen dan cara-

cara mengurangi penularan. Penderita yang mendatangi pusat perawatan harian harus

dipisahkan dari pusat atau dirawat pada daerah tersendiri sampai diare telah mengurang.

Kasus diare yang disebabkan oleh Entamoeba histolytica, episode akibat E. coli 0157:H7,

Giardia. Campylobacter, Salmonella. Shigella, V. cholerae dan V. parahaemolylica harus

dilaporkan pada departemen kesehatan setempat. Vaksin tersedia untuk mencegah atau

mengubah infeksi oleh Salmonella typhi dan Vibrio cholerae. Kedua vaksin mempunyai

penggunaan terbatas di Amerika Serikat.8

Kesimpulan

Diare yang dialami anak pada kasus diatas adalah diare akut dengan dehidrasi ringan

berdasarkan pengklasifikasian menurut WHO. Terapi yang terpenting adalah pemberian

rehidrasi oral sedini mungkin guna mencegah dehidrasi lebih lanjut. Namun, anak juga tetap

harus diberikan diet seperti biasa dan tidak boleh dipuasakan guna mempercepat proses

penyembuhan epitel usus halus. Dengan pelaksanaan yang tepat serta kerja sama yang baik

dari orang tua dalam menangani kasus diare akut yang disertai dehidrasi ini, prognosis dari

kasus diatas baik.

22

Page 23: PBL Blok16 Theresia 102012165 Diare Akut Karena Dehidrasi

Daftar Pustaka

1. Sudoyo AW, Setiyohadi B, Alwi I, Simadibrata MK, Setiati S, penyunting. Buku

ajar ilmu penyakit dalam. Jilid I. Edisi ke-4. Jakarta: InternaPublishing;

2009.h.548-55.

2. Gleadle J. At a glance: anamnesis dan pemeriksaan fisik. Jakarta: Penerbit

Erlangga; 2008.h.63

3. UKK-Gastroenterologi-Hepatologi IDAI . Buku ajar gastroenterologi-hepatologi.

Ed ke-3. Jakarta : Badan penerbit IDAI;2012.h.87-116,125.

4. Wiknjosastro H, Saifuddin AB, Rachimhadhi T. Ilmu kebidanan. Edisi 3; jilid III.

Jakarta: P.T. Gramedia. 2004. Hal 630-40.

5. Rubenstein D, Wayne D, Bradley J. Lecture notes: kedokteran klinis. Edisi ke-6.

Jakarta: Penerbit Erlangga; 2007.h.50-2.

6. UKK-Gastroenterologi-Hepatologi IDAI . Buku ajar gastroenterologi-hepatologi.

Ed ke-3. Jakarta : Badan penerbit IDAI;2012.h.87-116,125.

7. Norasid H, Surratmadja S, Asnil PO. Gastroenteritis (Diare) akut dalam:

Gastroenterologi anak praktis, Ed Suharyono, Aswitha B, EM Halimun: edisi ke2

Jakarta 2005: Balai penerbit FK-UI hal 51-76

8. Behrman RE, Kliegman RM, penyunting. Nelson esensi pediatri. Edisi ke-4.

Jakarta: Penerbit Buku Kedokteran EGC; 2010.h.510-5,889-93.

9. Saputra L, Gultom E. Sinopsis pediatri. Jakarta : Binarupa Aksara;2012.h.228.

10. Hull D, Johnston DI. Dasar-dasar pediatri. Edisi ke-3. Jakarta: Penerbit Buku

Kedokteran EGC; 2008.h.157-60.

11. Kliegman, Behrman, Jenson, Stanton, editors. Nelson textbook of pediatrics. 18th

Edition. Philadelphia: Saunders Elsevier; 2007.p.1605-17.

12. Appleton, Lange. Buku ajar pediatri rudolph. Volume II. Edisi ke-20. Jakarta:

Penerbit Buku Kedokteran EGC; 2007.h.1142-5

13. Diare pada Anak, Bagaimana Menanganinya?, diunduh dari http://www.idai.or.id/

kesehatananak/artikel.asp?q=1987415145752, 19 Mei 2013.

14. Pediatric Gastroenteritis Follow-up, diunduh dari http://emedicine.medscape.com/

article/964131-followup#a2650, 19 Mei 2013.

23

Page 24: PBL Blok16 Theresia 102012165 Diare Akut Karena Dehidrasi

15. Diarrhea Follow-up, diunduh dari http://emedicine.medscape.com/article/928598-

followup#a2650, 19 Mei 2013.

24