Transcript
  • 7/23/2019 Patofisiologi Hipertensi Pada Lansia

    1/20

    PATOFISIOLOGI HIPERTENSI PADA LANSIA

    Pada lansia mekanisme dasar peningkatan sistoliknya sejalan dengan peningkatan usia

    terjadinya penurunan elastisitas dan meregang pada arteri besar. Tekanan aorta meningkat

    sangat tinggi dengan penambahan volume intavaskuler yang sedikit menunjukan kekakuan

    pembuluh darah pada usia lanjut. Secara hemodinamik hipertensi sistolik di tandai dengan

    penurunan kelenturan pembuluh arteri besar resistensi feriper yang tinggi pengisian diastolic

    yang abnormal dan bertambahnya masa ventrikel kiri. Penurunanvolume darah dan output

    jantung disertai dengan kekakuan arteri besar menyebabkan penurunan tekanan diastolic.

    Usia lanjut dengan hipertensi sistolik dan diastolic output jantung, volume intravaskuler,

    aliran darah keginjal aktivitas plasma rennin yang lebih rendah dan resistensi perifer.

    Perubahan aktifitas sistim saraf simpatis dengan bertambahnya nerophineprin menyebabkan

    penurunan tingkat kepekaan sistim reseptor beta adregenik sehingga berakibat penurunan

    fungsi relaksasi otot pembuluh darah.

    Lanjut usia mengalami kerusakan stuktural dan fungsional pada arteri besar yang

    membawa darah dari jantung menyebabkan semakin parahnya pengerasan pembuluh darah

    dan tingginya tekanan darah.

    iposkan !!th "ctober #$!# oleh %i&al 'yonu

    http://www.blogger.com/profile/09234554369955408728http://www.blogger.com/profile/09234554369955408728
  • 7/23/2019 Patofisiologi Hipertensi Pada Lansia

    2/20

    HIPERTENSI

    Hipertensi pada Lansia

    "leh (

    )urlaely *itriana

    '!+$$$-

    PENDAHULUAN

    Latar Belakang

    /PS 0#$$+1 menyatakan salah satu outcome atau dampak dari pembangunan nasional yang

    telah dilaksanakan di 'ndonesia selama ini terutama di bidang kesehatan dan kesejahteraan

    adalah meningkatnya angka rata2rata usia harapan hidup penduduk. Peningkatan angka rata2

    rata tersebut mencerminkan makin bertambah panjangnya masa hidup penduduk secara

    keseluruhan yang membawa konsekuensi makin bertambahnya jumlah lansia.

    /erbagai pihak menyadari bahwa jumlah lansia 0lanjut usia1 di 'ndonesia yang semakin

    bertambah akan membawa pengaruh besar dalam pengelolaan masalah kesehatannya.

    3olongan lansia ini akan memberikan masalah kesehatan khusus yang membutuhkan

    pelayanan kesehatan tersendiri mulai dari gangguan mobilitas alat gerak sampai pada

    gangguan jantung.

    45" 04orld 5ealth "rgani&ation1 menyatakan bahwa di dunia penyakit kardiovaskulermerupakan sebab kematian terbesar pada populasi usia 6 tahun ke atas dengan jumlah

    kematian lebih banyak di negara berkembang. iperkirakan penyakit kardiovaskuler

    merupakan $7 sebab kematian di negara industri maju dan 8 kematian di negara

    berkembang 09oswara #$$-1.

    Penyakit kardiovaskuler yang paling banyak dijumpai pada lansia adalah penyakit jantung

    koroner, hipertensi, serta penyakit jantung pulmonik. 5ipertensi sering ditemukan pada lansia

    dan biasanya tekanan sistolenya yang meningkat. :enurut batasan hipertensi yang dipakai

    sekarang ini, diperkiran #-7 wanita dan !+7 pria berusia lebih dari 6 tahun menderita

    hipertensi. Sementara menurut para ahli, angka kematian akibat penyakit jantung pada lansia

    dengan hipertensi adalah tiga kali lebih sering dibandingkan lansia tanpa hipertensi pada usiayang sama 0Purwati et al. #$$#1.

    Prevalensi hipertensi di seluruh dunia, diperkirakan sekitar !2#$7. 5ipertensi lebih banyak

    menyerang pada usia setengah baya pada golongan umur 26+ tahun. 5ipertensi di ;sia

    diperkirakan sudah mencapai

  • 7/23/2019 Patofisiologi Hipertensi Pada Lansia

    3/20

    Pola konsumsi dan perilaku hidup dapat memicu dan meningkatkan risiko hipertensi pada

    manula. 9onsumsi makanan manis, asin, berlemak, jeroan, makanan yang diawetkan,

    minuman beralkohol dan minuman berkafein secara berlebihan serta kurang konsumsi serat

    dari sayur atau buah mempercepat terjadinya hipertensi. 3aya hidup yang diduga

    berhubungan dengan kejadian hipertensi antara lain aktivitas fisik, kebiasaan merokok, dan

    stres. Seseorang yang kurang aktif melakukan aktivitas fisik pada umumnya cenderungmengalami kegemukan sehingga akan menaikkan tekanan darah. Selain itu faktor lain yang

    menunjang terjadi hipertensi adalah stres dan merokok.

    5ipertensi pada lansia pernah diabaikan karena dianggap bukan masalah, tetapi sekarang

    telah diakui bahwa hipertensi pada lansia memegang peranan besar sebagai faktor risiko baik

    untuk jantung maupun otak yang berakibat pada munculnya stroke dan penyakit jantung

    koroner. "leh karena itu untuk menurunkan angka morbiditas dan angka mortalitas karena

    penyakit kardiovaskuler adalah dengan memperbaiki keadaan hipertensi. Uraian di atas

    merupakan latar belakang yang membuat penulis tertarik untuk mengetahui lebih lanjut

    mengenai hipertensi pada lansia.

    Tujuan

    Tujuan pembuatan makalah ini adalah untuk mempelajari pengertian, kriteria dan klasifikasi,

    etiologi, faktor risiko, patofisiologi, gejala, komplikasi, diagnosa, penatalaksanaan,

    pencegahan, dan diet hipertensi khususnya pada lansia.

    Kegunaan

    :akalah ini diharapkan dapat memberikan informasi dan wawasan kepada pembaca

    mengenai hipertensi pada lansia. /agi kelompok lansia, makalah ini dapat digunakan sebagai

    masukan untuk memperhatikan kebiasaan makan serta gaya hidup mereka yang merupakan

    faktor risiko terjadinya hipertensi. Sedangkan bagi pemerintah, makalah ini sebagai bahan

    masukan dalam penanggulangan dan pencegahan kejadiaan hipertensi pada lansia sebagai

    wujud kepedulian dalam menekan angka morbiditas dan mortalitas akibat penyakit

    kardiovaskuler.

    HASIL DAN PEMBAHASAN

    Proses Penuaan

    /ila seseorang mulai menua, maka segala sel2sel tubuhnya dapat dipastikan sedangmengalami proses degenerasi secara fisiologik. Proses ini umumnya ditandai dengan semakin

    menurunnya kemampuan sel2sel tubuh untuk memperbaiki diri dari kerusakan dan efisiensi

    kerja yang berkurang dari kelenjar2kelenjar tubuh 0;stawan?4ahyuni !=

  • 7/23/2019 Patofisiologi Hipertensi Pada Lansia

    4/20

    menurun, dan 01 indra pengecap dan pembau sudah kurang sensitif 0kurang peka1 yang

    menyebabkan selera makan menurun 09oswara #$$-1.

    Lansia

    :enurut UU )o.!- Th.!==< tentang 9esejahteraan Lanjut Usia, yang dimaksud denganlanjut usia adalah seseorang yang telah mencapai usia 6$ tahun ke atas 0Tilarso dkk #$$$

    dalam )adhira #$$61. 5al ini sejalan dengan pernyataan "rganisasi 9esehatan unia 045"1

    yang menilai bahwa usia 6$ tahun adalah awal usia peralihan menuju ke arah segmen

    penduduk tua. Sedangkan untuk di 'ndonesia, menurut 4idya 9arya Pangan dan 3i&i 0!=!+$

    mm5g sistolik dan =$ mm5g diastolik. an seseorang dinyatakan mengidap hipertensi

    bila tekanan darahnya B !+$ mm5g tekanan sistolik dan =$ mm5g tekanan diastoliknya.

    Tabel ! 9lasifikasi hipertensi menurut 45"C'S5

  • 7/23/2019 Patofisiologi Hipertensi Pada Lansia

    5/20

    9lasifikasi Sistolik 0mm5g1 iastolik 0mm5g1

    )ormal D !+$ D =$

    5ipertensi %ingan !+$2!

  • 7/23/2019 Patofisiologi Hipertensi Pada Lansia

    6/20

    0#$$!1 faktor yang mempengaruhi prevalensi hipertensi antara lain ras, umur, obesitas,

    asupan garam yang tinggi, adanya riwayat hipertensi dalam keluarga.

    9lasifikasi hipertensi menurut sebabnya dibagi menjadi dua yaitu sekunder dan primer.

    5ipertensi primer adalah hipertensi yang tidak diketahui penyebabnya namun ada beberapa

    faktor yang diduga menyebabkan terjadinya hipertensi tersebut antara lain( faktor keturunan,ciri perseorangan, dan kebiasaan hidup 0Puspita 4% #$$=1. 5ipertensi sekunder merupakan

    jenis yang penyebab spesifiknya dapat diketahui 0Lanny S dkk #$$+1. Penderita hipertensi

    sekunder ada 72!$7 kasus. Pada hipertensi penyebab dan patofisiologinya sudah diketahui

    sehingga dapat dikendalikan dengan obat2obatan atau pembedahan 0;rjatmo T ? 5endra U

    #$$!1.

    9lasifikasi hipertensi menurut gejala dibedakan menjadi dua yaitu hipertensi enigna dan

    hipertensialigna. 5ipertensienigna adalah keadaan hipertensi yang tidak menimbulkan

    gejala2gejala, biasanya ditemukan pada saat penderita dicek up. 5ipertensialigna adalah

    keadaan hipertensi yang membahayakan biasanya disertai dengan keadaan kegawatan yang

    merupakan akibat komplikasi organ2organ seperti otak, jantung dan ginjal 0:ahalul #$$dalam Suheni E #$$1.

    Etiologi

    Penyebab hipertensi pada orang dengan lanjut usia adalah terjadinya perubahan2perubahan

    pada( Flastisitas dinding aorta menurun,

    9atup jantung menebal dan menjadi kaku,

    kemampuan jantung memompa darah menurun !7 setiap tahun sesudah berumur #$ tahun,

    kemampuan jantung memompa darah menurun menyebabkan menurunnya kontraksi dan

    volumenya. 9ehilangan elastisitas pembuluh darah, hal ini terjadi karena kurangnya

    efektifitas pembuluh darah perifer untuk oksigenasi,

    serta meningkatnya resistensi pembuluh darah perifer 0;nonim #$$=1.

    Selain itu, faktor genetik dianggap penting sebagai sebab timbulnya hipertensi. ;nggapan ini

    didukung oleh banyak penelitian pada hewan percobaan dan tentunya pada manusia itu

    sendiri. *aktor genetik tampaknya bersifat mulifaktorial akibat defek pada beberapa gen yang

    berperan pada pengaturan tekanan darah. *aktor lingkungan merupakan faktor yang paling

    berperan dalam perjalanan munculnya penyakit hipertensi. Semakin banyak seseorang

    terpapar faktor2faktor tersebut maka semakin besar kemungkinan seseorang menderita

    hipertensi, juga seiring bertambahnya umur seseorang 0*auci ;S et al !==

  • 7/23/2019 Patofisiologi Hipertensi Pada Lansia

    7/20

    dengan faktor risiko lain yang timbul sebagai sindrom metabolik, yaitu hipertensi dengan

    gangguan toleransi glukosa atau diabetes mellitus 0:1, dislipidemia 0tingginya kolesterol

    darah1 dan obesitas 09rummel #$$+ dalam ;syiyah #$$=1. 9ondisi fisiologis lainnya dapat

    menyebabkan hipertensi diantaranya adalah aterosklerosis 0penebalan pada dinding ateri yang

    menyebabkan hilangnya elastisitas pembuluh darah1, bertambahnya jumlah darah yang

    dipompa ke jantung, penyakit ginjal, kelenjar adrenal, dan system saraf simpatis 03anong!==

  • 7/23/2019 Patofisiologi Hipertensi Pada Lansia

    8/20

    3aya hidup merupakan disposisi atau watak yang melatarbelakangi perilaku, reaksi atau

    respon seseorang terhadap diri dan lingkungan yang mempengaruhinya 0:ulyono !=

  • 7/23/2019 Patofisiologi Hipertensi Pada Lansia

    9/20

    Stres

    Stres dapat meningkatkan aktivitas saraf simpatik yang mengatur fungsi saraf dan hormon,

    sehingga dapat meningkatkan denyut jantung, menyempitkan pembuluh darah, dan

    meningkatkan retensi air dan garam 0Syaifuddin #$$61. Pada saat stres, sekresi katekolamin

    akan semakin meningkat sehingga renin, angiotensin, dan aldosteron yang dihasilkan jugasemakin meningkat 09labunde #$$ dalam ;siyiyah #$$=1. Peningkatan sekresi hormon

    tersebut berdampak pada peningkatan tekanan darah. Selain itu, faktor psikososial dari waktu

    terdesakCtidak sabar, prestasi kerja, kompetisi, permusuhan, depresi dan rasa gelisah

    berhubungan dengan kejadian hipertensi 0;siyiyah #$$=1.

    Ke"iasaan Makan

    9ebiasaan makan yang diduga berhubungan dengan kejadian hipertensi adalah pola konsumsi

    buah dan sayur, makanan manis, makanan asin, makanan berlemak, jeroan, makanan awetan,

    minuman beralkohol, dan minuman berkafein.

    Konsu$si "ua# dan sa'ur

    Penelitian yang dilakukan oleh auchet et al* 0#$$1 menyebutkan bahwa peningkatan

    konsumsi sayur dan buah serta penurunan konsumsi lemak pangan, disertai dengan

    penurunan konsumsi lemak total dan lemak jenuh, dapat menurunkan tekanan darah.

    Penemuan ini memperkuat hasil penelitian sebelumnya, The !urse+s Health Study and the

    health #rofessionals ,ollo- up Study groups% yang menemukan bahwa penurunan risiko

    jantung koroner dan stroke berhubungan dengan tingginya pola konsumsi buah, sayur,

    kacang2kacangan, ikan, dan padi2padian tumbuk.

    9onsumsi buah dan sayur B+$$ gram per hari dapat menurunkan risiko hipertensi dengan

    semakin bertambahnya umur. 5al ini tidak saja disebabkan oleh aktivitas antioksidan dalam

    buah dan sayur, tetapi juga karena adanya komponen lain seperti serat, mineral kalsium, dan

    magnesium. "rang yang mengonsumsi buah dan sayur biasanya memiliki kebiasaan yang

    lebih sehat, seperti( melakukan aktivitas fisik lebih banyak, tidak merokok, dan tidak

    mengonsumsi alkohol, yang secara keseluruhan dapat menurunkan risiko hipertensi 0TS(2

    !.6 mm5g,#D$.$#@ T(2! mm5g,#D$.$$1 0auchet et al* #$$1. Pasien hipertensi

    dianjurkan mengonsumsi buah dan sayur yang mengandung serat pangan minimal -$ mgChari

    05artono #$$61.

    9onsumsi tinggi sayur dan buah serta rendah karbohidrat dan lemak dapat digunakan sebagaipola makan untuk penurunan berat badan. Penelitian yang dilakukan oleh Ledikwe et al*

    0#$$1 pada

    nyata antara konsumsi pangan yang memiliki densitas energi rendah dengan penurunan berat

    badan 0pD$.$$!1.

    Serat pangan dapat membantu meningkatkan pengeluaran kolesterol melaluifeces dengan

    jalan meningkatkan waktu transitbahan makanan melalui usus kecil. Selain itu, konsumsi

    serat sayur dan buah akan mempercepat rasa kenyang. 9eadaan ini menguntungkan karena

    dapat mengurangi pemasukan energi dan obesitas, dan akhirnya akan menurunkan risiko

    hipertensi 09risnatuti?Eenrina #$$1.

    Konsu$si $akanan $anis dan tinggi energi

  • 7/23/2019 Patofisiologi Hipertensi Pada Lansia

    10/20

    :enurut penelitian Hhonson et al. 0#$$1, dosis fruktosa yang tinggi 0!$7 air menghasilkan

    I asupan energi dibandingkan dengan jumlah fruktosa yang biasa dikonsumsi 6$71 dapat

    meningkatkan tekanan darah dan perubahan mikrovaskuler.

    Seseorang yang mengonsumsi makananCminuman manis tidak akan merasa puas dan akan

    makan terus menerus. 9onsumsi yang berlebihan akan meningkatkan asupan energi yangselanjutnya disimpan dalam tubuh sebagai cadangan lemak. Penumpukan lemak tubuh pada

    perut akan menyebabkan obesitas sentral, sedangkan penumpukan pada pembuluh darah akan

    menyumbat peredarah darah akan membentuk plak 0arterosklerosis1 yang dapat berdampak

    pada hipertensi dan jantung koroner 0Hhonson et al. #$$1.

    Konsu$si $akanan asin dan a)etan

    :akanan asin dan makanan yang diawetkan adalah makanan dengan kadar natrium tinggi.

    )atrium adalah mineral yang sangat berpengaruh pada mekanisme timbulnya hipertensi.

    9risnatuti dan Eenrina 0#$$1 menyatakan bahwa makanan asin dan awetan biasanya

    memiliki rasa gurih 0umami1 sehingga dapat meningkatkan nafsu makan. Pengaruh asupannatrium terhadap hipertensi terjadi melalui peningkatan volume plasma 0cairan tubuh1 dan

    tekanan darah.

    4illiams 0!==!1 menjelaskan bahwa mekanisme yang mendasari sensitivitas garam pada

    beberapa pasien mungkin disebabkan oleh beberapa hal, antara lain( ketidakmampuan ginjal

    untuk mensekresikan natrium, pengaturan sirkulasi ginjal yang tidak normal dan sekresi

    aldosteron. 9onsumsi natrium akan mengatur reaksi adrenal dan renal vascular terhadap

    angiostensin ''. %eaksi adrenal akan meningkat dan reaksi renal vascular akan menurun

    dengan adanya pembatasan konsumsi natrium 04illiams !==!1.

    Konsu$si $akanan "erle$ak dan jeroan

    9onsumsi jenis pangan yang digoreng 0deep frying1 berpengaruh meningkatnya asupan

    energi dari lipid. :akanan yang digoreng memiliki rasa gurih, renyah, enak, dan kaya lemak.

    5al ini menyebabkan seseorang ingin makan terus menerus, sehingga memiliki densitas

    energi yang tinggi dan tingkat kepuasan yang rendah. %endahnya tingkat kepuasaan dapat

    berpengaruh tehadap kemampuan respon insulin dan leptin, hormon yang menstimulasi

    respon lapar2kenyang 03uallar?Gastillon et al#$$1.

    9onsumsi pangan tinggi lemak juga dapat menyebabkan penyumbatan pembuluh darah yang

    dikenal dengan arterosklerosis. Lemak yang berasal dari minyak goreng tersusun dari asamlemak jenuh rantai panjang 0long.saturated fatty acid1. 9eberadaannya yang berlebih di

    dalam tubuh akan menyebabkan penumpukan dan pembentukan plak di pembuluh darah.

    Pembuluh darah menjadi semakin sempit dan elastisitasnya berkurang. 9andungan lemak

    atau minyak yang dapat menggangu kesehatan jika jumlahnya berlebih lainnya adalah (

    kolesterol, trigliserida, lo- density lipoprotein0LL1 0;lmatsier #$$-1.

    Heroan 0usus, hati, babat, lidah, jantung, dan otak, paru1 banyak mengandung asam lemak

    jenuh 0saturated fatty acid S,'1. Heroan mengandung kolesterol +2! kali lebih tinggi

    dibandingkan dengan daging. Secara umum, asam lemak jenuh cenderung meningkatkan

    kolesterol darah, #26$7 lemak yang berasal dari hewani dan produknya merupakan asam

    lemak jenuh. Setiap peningkatan !7 energi dari asam lemak jenuh, diperkirakan akanmeningkatkan #. mg CdL kolesterol darah, akan tetapi hal ini tidak terjadi pada semua orang.

  • 7/23/2019 Patofisiologi Hipertensi Pada Lansia

    11/20

    Lemak jenuh terutama berasal dari minyak kelapa, santan, dan semua minyak lain seperti

    minyak jagung, minyak kedelai yang mendapat pemanasan tinggi atau dipanaskan berulang2

    ulang. 9elebihan lemak jenuh akan menyebabkan peningkatan kadar LL kolesterol

    0;lmatsier #$$-1.

    Konsu$si alko#ol

    9onsumsi alkohol diakui sebagai faktor penting yang berhubungan dengan tekanan darah.

    9ebiasaan konsumsi alkohol harus dihilangkan untuk menghindari peningkatan tekanan

    darah 05artono #$$61. Hika dibandingkan dengan orang yang bukan peminum alkohol, maka

    terdapat perbedaan yang signifikan dalam hal tingginya tekanan darah. 9onsumsi alkohol -

    kali lipat per hari dapat menjadi pencetus meningkatnya tekanan darah dan berhubungan

    dengan peningkatan - mm5g. 9onsumsi alkohol seharusnya kurang dari # kali per hari 0#+

    o& bir, !$ o& wine, atau # o& whiskey murni1 pada laki2laki untuk pencegahan peningkatan

    tekanan darah. /agi perempuan dan orang yang memiliki berat badan berlebih,

    direkomendasikan tidak lebih dari ! kali minum per hari 09rummel #$$+ dalam ;syiyah

    #$$=1. )amun akan lebih baik jika konsumsi alkohol tidak dilakukan.

    Konsu$si kaein

    Penelitian mengenai pengaruh kafein terhadap kejadian hipertensi belum menunjukkan hasil

    yang konsisten. /eberapa penelitian menunjukkan adanya pengaruh negatif antara konsumsi

    kafein dengan kejadian hipertensi. ua studi kohort yang dilakukan selama ! tahun pada

    !.=+ wanita berusia -$2- tahun dari!urses Health Studies0)5Ss1, keduanya tidak

    menunjukkan hubungan linear antara konsumsi kafein dengan risiko kejadian hipertensi.

    )amun ditemukan adanya hubungan dengan pola invers U antara konsumsi kopi dengan

    kejadian hipertensi 04hinkelmayer et al*#$$1.

    9afein mempunyai sifat antagonis endogenous adenosin, sehingga dapat menyebabkan

    vasokontriksi dan peningkatan resistensi pembuluh darah tepi. )amun, dosis yang digunakan

    dapat mempengaruhi efek peningkatan tekanan darah. Seseorang yang biasa minum kopi

    dengan dosis kecil mempunyai adaptasi yang rendah terhadap efek kafein daripada orang

    yang biasa mengonsumsinya dengan dosis besar 0Uiterwaal et al. #$$1.

    Patoisiologi Hipertensi

    :ekanisme yang mengontrol konstriksi dan relaksasi pembuluh darah terletak dipusat

    vasomotor, pada medulla diotak. ari pusat vasomotor ini bermula jaras saraf simpatis, yangberlanjut ke bawah ke korda spinalis dan keluar dari kolumna medulla spinalis ganglia

    simpatis di toraks dan abdomen. %angsangan pusat vasomotor dihantarkan dalam bentuk

    impuls yang bergerak ke bawah melalui sistem saraf simpatis ke ganglia simpatis. Pada titik

    ini, neuron preganglion melepaskan asetilkolin, yang akan merangsang serabut saraf pasca

    ganglion ke pembuluh darah, dimana dengan dilepaskannya norepineprin mengakibatkan

    konstriksi pembuluh darah. /erbagai faktor seperti kecemasan dan ketakutan dapat

    mempengaruhi respon pembuluh darah terhadap rangsang vasokonstriksi. 'ndividu dengan

    hipertensi sangat sensitif terhadap norepinefrin, meskipun tidak diketahui dengan jelas

    mengapa hal tersebut bisa terjadi 0/runner ? Suddarth #$$#1.

    Pada saat bersamaan dimana sistem saraf simpatis merangsang pembuluh darah sebagairespons rangsang emosi, kelenjar adrenal juga terangsang, mengakibatkan tambahan aktivitas

  • 7/23/2019 Patofisiologi Hipertensi Pada Lansia

    12/20

    vasokonstriksi. :edulla adrenal mensekresi epinefrin, yang menyebabkan vasokonstriksi.

    9orteks adrenal mensekresi kortisol dan steroid lainnya, yang dapat memperkuat respons

    vasokonstriktor pembuluh darah. Jasokonstriksi yang mengakibatkan penurunan aliran ke

    ginjal, menyebabkan pelepasan rennin. %ennin merangsang pembentukan angiotensin ' yang

    kemudian diubah menjadi angiotensin '', suatu vasokonstriktor kuat, yang pada gilirannya

    merangsang sekresi aldosteron oleh korteks adrenal. 5ormon ini menyebabkan retensinatrium dan air oleh tubulus ginjal, menyebabkan peningkatan volume intra vaskuler

    0/runner ? Suddarth #$$#1.

    Semua faktor ini cenderung mencetuskan keadaan hipertensi.

    Untuk pertimbangangerontology. Perubahan struktural dan fungsional pada sistem pembuluh

    perifer bertanggungjawab pada perubahan tekanan darah yang terjadi pada usia lanjut.

    Perubahan tersebut meliputi aterosklerosis, hilangnya elastisitas jaringan ikat dan penurunan

    dalam relaksasi otot polos pembuluh darah, yang pada gilirannya menurunkan kemampuan

    distensi dan daya regang pembuluh darah. 9onsekuensinya, aorta dan arteri besar berkurang

    kemampuannya dalam mengakomodasi volume darah yang dipompa oleh jantung 0volume

    sekuncup1, mengakibatkan penurunan curang jantung dan peningkatan tahanan perifer0/runner ? Suddarth #$$#1.

    &ejala Hipertensi

    :enurut Lanny Sustrani 0#$$+1 gejala>gejala hipertensi antara lain sakit kepala, Hantung

    berdebar2debar, sulit bernafas setelah bekerja keras atau mengangkat beban kerja, mudah

    lelah, penglihatan kabur, wajah memerah, hidung berdarah, sering buang air kecil terutama di

    malam hari telingga berdering 0tinnitus) dan dunia terasa berputar. Gara yang tepat untuk

    meyakinkan seseorang memiliki tekanan darah tinggi adalah dengan mengukur tekanan

    darahnya. 5ipertensi yang sudah mencapai taraf lanjut, yang berarti telah berlangsung

    beberapa tahun dapat menyebabkan sakit kepala, pusing, napas pendek, pandangan mata

    kabur, dan gangguan tidur 0Puspita 4% #$$=1.

    Ko$plikasi Hipertensi

    :enurut Tabrani 0!==1 dalam Puspita 4% 0#$$=1 komplikasi hipertensi antara lain(

    a. Penyakit jantung

    arah tinggi dapat menimbulkan penyakit jantung karena jantung harus memompa darah

    lebih kuat untuk mengatasi tekanan yang harus dihadapi pada pemompaan jantung. ;da duakelainan yang dapat terjadi pada jantung yaitu( !1 kelainan pembuluh darah jantung, yaitu

    timbulnya penyempitan pembuluh darah jantung yang disebut dengan penyakit jantung

    koroner, #1 payah jantung, yaitu penyakit jantung yang diakibatkan karena beban yang terlalu

    berat suatu waktu akan mengalami kepayahan sehingga darah harus dipompakan oleh jantung

    terkumpul di paru2paru dan menimbulkan sesak nafas yang hebat. Penyakit ini disebut

    dengan kelemahan jantung sisi kiri.

    b. Tersumbat atau pecahnya pembuluh darah otak 0stroke1

    Tersumbatnya pembuluh darah otak atau pecahnya pembuluh darah otak dapat menyebabkan

    terjadinya setengah lumpuh. Stroke dapat timbul akibat pendarahan tekanan tinggi di otak,atau akibat embulus yang terlepas dari pembuluh non2 otak yang terpajan tekanan tinggi.

  • 7/23/2019 Patofisiologi Hipertensi Pada Lansia

    13/20

    Stroke dapat terjadi pada hipertensi kronik apabila arteri2arteri yang memperdarahi otak

    mengalami hipertrofi dan menebal, sehingga aliran darah ke daerah>daerah yang diperdarahi

    berkurang.

    c. 3agal ginjal

    9egagalan yang ditimbulkan terhadap ginjal adalah tergangguanya pekerjaan

    pembuluh darah yang terdiri dari berjuta2juta pembuluh darah halus. /ila terjadi kegagalan

    ginjal tidak dapat mengeluarkan &at2&at yang harus dikeluarkan oleh tubuh misalnya ureum.

    d. 9elainan mata

    arah tinggi juga dapat menimbulkan kelainan pada mata berupa penyempitan pembuluh

    darah mata atau berkumpulnya cairan di sekitar saraf mata. 5al ini dapat menyebabkan

    terjadinya gangguan penglihatan.

    e. iabetes mellitus

    iabetes melitus atau yang sering dikenal dengan penyakit kencing manis merupakan

    gangguan pengolahan gula 0glukosa1 oleh tubuh karena kekurangan insulin.

    Diagnosa Hipertensi

    3ofir 0#$$#1 dalam Puspita 4% 0#$$=1 menyatakan bahwa tekanan darah diukur setelah

    seseorang duduk atau berbaring selama lima menit. :isalnya diperoleh angka !+$C=$ mm5g

    atau lebih dapat diartikan sebagai hipertensi, tetapi diagnosis tidak dapat ditegakkan hanyaberdasarkan satu kali pengukuran. Hika pada pengukuran pertama memberikan hasil yang

    tinggi maka tekanan darah diukur kembali dan kemudian diukur sebanyak dua kali pada dua

    hari berikutnya untuk meyakinkan adanya hipertensi. Tekanan darah diukur dengan

    menggunakan alatsphygmomanometer0termometer1 dan stetoskop.

    5asil pengukuran bukan hanya menentukan adanya tekanan darah tinggi tetapi digunakan

    juga untuk menggolongkan beratnya hipertensi. Setelah diagnosis ditegakkan dilakukan

    pemeriksaan terhadap organ utama terutama pembuluh darah, jantung, otak dan ginjal.

    Pemeriksaan untuk menentukan penyebab dari hipertensi terutama dilakukan pada penderita

    usia muda. Pemeriksaan ini bisanya berupa rongent dan radioisotope ginjal, rongent dada,

    serta pemeriksaan darah dan air kemih untuk hormon tertentu 03ofir #$$# dalam Puspita 4%#$$=1.

    Penatalaksanaan Hipertensi

    Tujuan penatalaksanaan hipertensi adalah menurunkan tekanan darah secara cepat dan

    seaman mungkin untuk menyelamatkan jiwa penderita. :enurut Susialit 0!==1 dalam

    Puspita 4% 0#$$=1, penatalaksanaan hipertensi secara garis besar dibagi menjadi dua jenis

    yaitu(

    a. Penatalaksanaan non2farmakologis atau perubahan gaya hidup

  • 7/23/2019 Patofisiologi Hipertensi Pada Lansia

    14/20

    Penatalaksanaan non2farmakologis berupa perubahan gaya hidup yang menghindari faktor

    risiko terhadap timbulnya suatu penyakit seperti merokok, minum alkohol, konsumsi garam

    berlebihan, hiperlipidema, obesitas, olahraga yang tidak teratur dan stres.

    b. Penatalaksanaan farmakologis atau dengan obat

    Pada sebagian besar pasien pengobatan dimulai dengan dosis kecil obat antihipertensi

    kemudian jika tidak ada kemajuan secara perlahan dosisnya dinaikkan namun disesuaikan

    juga dengan umur, kebutuhan, dan hasil pengobatan. "bat antihipertensi yang dipilih harus

    mempunyai efek penurunan tekanan darah selama #+ jam dengan dosis sekali sehari. Sebagai

    pengelompokan faktor risiko penyakit hipertensi berikut dengan pengobatannya dalam tabel -

    berikut ini dipaparkan mengenai stratifikasi risiko dan pengobatan hipertensi.

    Tabel - Stratifikasi risiko dan pengobatan hipertensi

    berdasarkan The oint !ational "ommittee on $etection% &valuation and

    Treatment of High lood #ressure 0!==1

    erajat 5ipertensi

    0mm5g1

    9elompok %isiko ;

    0tidak ada faktor

    risiko, tidak ada

    kerusakan organ

    target1

    9elompok %isiko /

    0minimal ! faktor

    risiko, tidak

    termasuk diabetes,

    tidak ada kerusakan

    organ target1

    9elompok %isiko G

    0kerusakan organ

    target dan atau

    diabetes, dengan

    atau tanpa faktor

    risiko lain1

    )ormaltinggi

    0!-$2

    !-=C

  • 7/23/2019 Patofisiologi Hipertensi Pada Lansia

    15/20

    Sumber( 3ofir dkk 0#$$#1 dalam Puspita 4% 0#$$=1

    Pen*ega#an Hipertensi

    5ipertensi dapat dicegah dengan mengubah pola hidup terutama pada lansia menjadi pola

    hidup sehat untuk memperbaiki derajat kesehatan. Perubahan pola hidup sehat ini merupakanpengobatan non farmakologis yang bertujuan menghilangkan atau mengurangi faktor risiko

    yang dapat memperberat penyakitnya 0:arlian L ? S Tantan #$$1.

    Perubahan ini mencakup hal2hal berikut, yaitu( mengurangi asupan garam, mengurangi berat

    badan pada penderita yang obesitas, melakukan aktivitas fisik dan olahraga, mengurangi

    konsumsi makanan berlemak, mengurangiCmenghentikan kebiasaan merokok,

    menghindariCmengurangi minuman beralkohol dan kafein, menghindari stres, menghindari

    pemakaian obat2obatan yang dapat meningkatkan tekanan darah, mengontrol kadar gula

    darah dan kolesterol bagi penderita hipertensi yang disertai dengan penyakit kencing manis

    dan hiperkolestrolemia 0:arlian L ? S Tantan #$$1.

    Diet Hipertensi

    iet yang diberikan bagi pasien hipertensi adalah diet rendah garam yang terbagi menjadi

    tiga yaitu( pertama, rendah garam ' 0#$$2+$$ mg )a1 untuk hipertensi berat dengan edema,

    dan asites. 9edua, rendah garam '' 06$$2

  • 7/23/2019 Patofisiologi Hipertensi Pada Lansia

    16/20

    antara lain adalah kebiasaan konsumsi buah dan sayur, makanan manis, asin, berlemak,

    jeroan, makanan yang diawetkan, minuman beralkohol, dan minuman berkafein.

    :ekanisme yang mengontrol konstriksi dan relaksasi pembuluh darah terletak dipusat

    vasomotor, pada medulla diotak. ari pusat vasomotor ini bermula jaras saraf simpatis, yang

    berlanjut ke bawah ke korda spinalis dan keluar dari kolumna medulla spinalis gangliasimpatis di toraks dan abdomen. Pada saat bersamaan dimana sistem saraf simpatis

    merangsang pembuluh darah sebagai respons rangsang emosi, kelenjar adrenal juga

    terangsang, mengakibatkan tambahan aktivitas vasokonstriksi.

    :edulla adrenal mensekresi epinefrin, yang menyebabkan vasokonstriksi. 9orteks adrenal

    mensekresi kortisol dan steroid lainnya, yang dapat memperkuat respons vasokonstriktor

    pembuluh darah. Jasokonstriksi yang mengakibatkan penurunan aliran ke ginjal,

    menyebabkan pelepasan rennin. %ennin merangsang pembentukan angiotensin ' yang

    kemudian diubah menjadi angiotensin '', suatu vasokonstriktor kuat, yang pada gilirannya

    merangsang sekresi aldosteron oleh korteks adrenal. 5ormon ini menyebabkan retensi

    natrium dan air oleh tubulus ginjal, menyebabkan peningkatan volume intra vaskuler.

    3ejala>gejala hipertensi antara lain sakit kepala, Hantung berdebar2debar, sulit bernafas

    setelah bekerja keras atau mengangkat beban kerja, mudah lelah, penglihatan kabur, wajah

    memerah, hidung berdarah, sering buang air kecil terutama di malam hari telingga berdering

    0tinnitus) dan dunia terasa berputar. 9omplikasi hipertensi antara lain penyakit jantung,

    tersumbat atau pecahnya pembuluh darah otak 0stroke1, gagal ginjal, kelainan mata, dan

    diabetes mellitus. iagnosis hipertensi tidak dapat ditegakkan hanya berdasarkan satu kali

    pengukuran. Pemeriksaan yang dilakukan bisanya berupa rongent dan radioisotope ginjal,

    rongent dada, serta pemeriksaan darah dan air kemih untuk hormon tertentu.

    Penatalaksanaan hipertensi secara garis besar dibagi menjadi dua jenis yaitu( penatalaksanaan

    non2farmakologis atau perubahan gaya hidup dan Penatalaksanaan farmakologis atau dengan

    obat. 5ipertensi dapat dicegah dengan mengubah pola hidup terutama pada lansia menjadi

    pola hidup sehat untuk memperbaiki derajat kesehatan. iet yang diberikan bagi pasien

    hipertensi adalah diet rendah garam yang terbagi menjadi tiga yaitu rendah garam ', rendah

    garam '', dan rendah garam '''. :akanan yang dianjurkan adalah makanan tanpa garam

    dapur.

    Saran

    Untuk mengurangi risiko hipertensi pada lansia, hendaknya mengurangi asupan garam,makanan berlemak, jeroan, makanan yang diawetkan, minuman beralkohol dan berkafein,

    konsumsi rokok, meningkatkan aktifitas olahraga, konsumsi sayur dan buah, serta memiliki

    pola hidup sehat dengan sesekali menyempatkan diri untuk melakukan refreshing. Upaya

    sosialisasi kepada masyarakat, terkait dengan faktor2faktor risiko hipertensi hendaknya

    dilakukan secara terus2menerus baik oleh pemerintah maupun instansi terkait untuk

    menurunkan kejadian hipertensi yang merupakan salah satu penyakit yang memiliki risiko

    kematian tinggi.

    DA!TAR PUSTAKA

    /'nonim0* 1223* &mpat 4elas masalah 5esehatan utama pada lansia*---*nurse67*-ordpress*com/ 89 Sep 12820*

    http://www.nurse87.wordpress.com/http://www.nurse87.wordpress.com/
  • 7/23/2019 Patofisiologi Hipertensi Pada Lansia

    17/20

    ;isyiyah )*. #$$=. *aktor risiko hipertensi pada empat kabupatenCkota dengan prevelensi

    hipertensi tertinggi di Hawa dan Sumatera Kskripsi. /ogor( *akultas Fkologi :anusia, 'nstitut

    Pertanian /ogor.

    ;lmatsier S. #$$-.#rinsip $asar :lmu ;izi* Hakarta( 3ramedia Pustaka Utama.

    ;lmatsier S. #$$.#enuntun $iet. Hakarta( 3ramedia Pustaka Utama.

    ;ndiyani S*. #$$. *aktor2faktor yang mempengaruhi gaya hidup dan coping mechanism

    guru S negeri dan swasta 0kejadian di 9ecamatan Purwakarta, 9ota Gilegon, Hawa /arat1

    Kskripsi. /ogor( *akultas Pertanian, 'nstitut Pertanian /ogor.

    ;rif :ansjoer dkk. #$$$.Kapita Sele5ta Kedo5teran ilid :. Hakarta( :edia ;esculapius.

    ;rjatmo T, 5endra U. #$$!.:lmu #enya5it $alam* a5arta< /alai Penerbit *9U'.

    ;rmilawati dkk. #$$. 5ipertensi dan *aktor %isikonya dalam 9ajian Fpidemiologi.:akassar( /agian Fpidemioogi *9: U)5;S.

    ;sep Pajario. #$$#. :odifikasi gaya hidup. www. angelnet.infoCindeM K!+ Sep #$!$.

    ;stawan :, 4ahyuni :. !=ut ?sia 122@. Hakarta( /iro Pusat Statistik.

    /runner, Suddarth. #$$#.Kepera-atan edi5al edah Aol 1. Hakarta( F3G.

    auchet et al* #$$. ietary patterns and blood pressure change over 2y follow up in the

    SU. J'. :;N cohort.'m "lin !utr

  • 7/23/2019 Patofisiologi Hipertensi Pada Lansia

    18/20

    'man Soeharto. #$$!* Kolesterol $an =ema5 ahat% Kolesterol $an =ema5 ai5% $an #roses

    Ter>adinya Serangan antung $an Stro5e. Hakarta( 3ramedia Pustaka utama.

    Hhonson et al* #$$. Potential role of sugar 0fructose1in the epidemic of hypertension, obesity

    and the metabolic syndrome, diabetes, kidney disease, and cardiovascular disease. 'm "lin

    !utr

  • 7/23/2019 Patofisiologi Hipertensi Pada Lansia

    19/20

    Supariasa et al*. #$$!.#enilaian Status ;izi. Hakarta( F3G.

    Smith, Tom. !=

  • 7/23/2019 Patofisiologi Hipertensi Pada Lansia

    20/20