Download docx - Pantai dan Pesisir

Transcript
Page 1: Pantai dan Pesisir

Pantai dan Pesisir

Pesisir adalah bagian permukaan bumi yang terletak antara

pasang naik dan pasang surut. Pada waktu pasang naik, pesisir

tertutup oleh air laur dan pada waktu pasang surut nampak berupa

daratan. Oleh karena itu, pesisir sama panjangnya dengan pantai.

Lebar pesisir tidak sama untuk semua pantai, tergantung pada jenis

pantainya. Pada pantai-pantai yang sangat landai lebar pesisir dapat

mencapai beberapa puluh meter. Pada waktu surut, pesisir nampak

terbentang memanjang sepanjang pantai dan merupakan

bentangan pasir yang indah sehingga dapat dijadikan salah satu

objek wisata pantai. Pada pantai-pantai yang curam, lebar pesisir

sangat sempit karena ketika pasang naik, air laut tertahan oleh

dinding pantai sehingga tidak dapat mengalir lebih jauh ke arah

daratan.

Wilayah pesisir merupakan daerah pertemuan antara darat dan

laut; ke arah darat meliputi bagian daratan, baik kering maupun terendam air, yang masih dipengaruhi sifat-sifat laut seperti pasang

surut, angin laut, dan perembesan air asin; sedangkan ke arah laut

meliputi bagian laut yang masih dipengaruhi oleh proses-proses

alami yang terjadi di darat seperti sedimentasi dan aliran air tawar,

maupun yang disebabkan oleh kegiatan manusia di darat seperti

penggundulan hutan dan pencemaran (Soegiarto, 1976; Dahuri et

al, 2001).

Keadaan dan bentuk pantai berbeda pada setiap tempat. Beberapa

jenis pantai yang sering dijumpai antara lain:

1) Pantai landai, yaitu pantai yang bentuknya hampir rata dengan

Page 2: Pantai dan Pesisir

permukaan laut. Laut di pantai landai biasanya sangat dangkal.

Pantai landai dijumpai di pantai sebelah timur Pulau Sumatra,

pantai sebelah utara Pulau Jawa, dan Pantai Selatan Kalimantan.

2) Pantai curam atau pantai terjal, yaitu pantai yang bentuknya

curam menghadap ke laut oleh karena pegunungan yang

membentang sepanjang pantai sehingga lereng yang curam

langsung berbatasan dengan laut. Pada pantai ini sering terdapat

gua-gua pantai akibat pukulan ombak yanhg berlangsung setiap

saat. Pantai curam banyak ditemukan di pantai barat Sumatra,

pantai selatan Jawa dan pantai-pantai lainnya yang lautnya

berbatasan dengan daerah pegunungan.

3) Pantai karang, yaitu di sepanjang pantainya ditemukan banyak

pulau-pulau karang, misalnya di pantai timur laut Benua Australia.

4) Pantai mangrove (pantai bakau), yaitu pantai yang ditutupi oleh

hutan bakau, banyak terdapat di daerah tropis dan banyak lumpur,

serta sering tergenang air terutama ketika pasang naik. Pantai

mangrove banyak terdapat di pantai timur Sumatra dan pantaipantai

rendah lainnya di seluruh Nusantara.

Laut

Laut adalah kumpulan air asin yang luas dan berhubungan dengan

samudra. Laut menutupi permukaan bumi kurang lebih 75%. Batas

perairan laut dengan daratan disebut garis pantai (pertemuan

permukaan laut dengan daratan). Perairan laut di permukaan bumi

tidak merata luasnya. Pada belahan bumi utara tertutup lautan

sebesar 60%, sedangkan pada belahan bumi selatan yang tertutup

Page 3: Pantai dan Pesisir

lautan sekitar 80%.

Air di laut merupakan campuran dari 96,5% air murni dan 3,5%

material lainnya seperti garam-garaman, gas-gas terlarut, bahanbahan

organik dan partikel-partikel tak terlarut. Sifat-sifat fisis utama

air laut ditentukan oleh 96,5% air murni.

Untuk mengetahui kedalaman laut, dilakukan pengukuranpengukuran

yang disebut “menduga dalamnya laut”. Pengukuran

kedalaman laut ini dapat dilakukan dengan dua cara, yaitu:

1) Batu duga, cara ini disebut juga tali unting, merupakan cara

mengukur kedalaman laut yang paling sederhana. Sebongkah besi

diikat pada ujung tali dan sebuah tabung beserta alat pemberat

diturunkan ke dasar laut. Sistem ini memerlukan waktu yang lama

karena untuk mengukur kedalaman laut sampai 5000 m saja memerlukan waktu sampai satu jam. Selain itu, kedalaman laut

yang sebenarnya kadang-kadang kurang tepat disebabkan tali yang

diturunkan sering condong atau lengkung karena terbawa oleh arus

laut. Keuntungan yang diperolehdengan cara batu duga ialah dapat

diperoleh jenis tanah, air dan binatang yang terbawa oleh tabung

yang tertancap ke dasar laut, sedangkan pemberat yang berupa

bola besi yang diikatkan pada ujung tali akan terlepas dan

tertinggal di dasar laut.

2) Gema duga, cara ini merupakan teknologi yang lebih maju danmulai digunakan sejak tahun 1920. Cara ini menggunakan alatpengirim dan penerima gelombang suara. Suara dari alat pengirimakan merambat ke dasar laut dan sesampainya di dasar lautdipantulkan kembali ke atas. Pantulan kembali gema suara akanditerima oleh alat penerima di atas kapal. Alat gema duga seringdinamakan hidrofon. Dengan mengetahui kecepatan suara yangditerima, maka dapat diketahui kedalamannnya. Dengan

Page 4: Pantai dan Pesisir

pengandaian kecepatan suara dalam air laut 1.500 m/s, dihasilkanrumus kedalaman laut sebagai berikut:

Contoh: Waktu antara dikirimkannya suara dari kapal sampaiditerima kembali gema suaranya oleh hidrofon di atas kapaladalah 7 detik. Maka kedalaman laut tersebut adalah:

Dengan waktu hanya 7 detik, laut yang kedalamannya mencapai5.250 m telah dapat diketahui (bandingkan dengan cara batu duga).Keuntungan cara ini adalah pengukuran kedalaman laut berlangsungdengan cepat, dan tidak perlu berhenti. Disamping itu, pengukuran

dapat dilakukan pada wilayah yang luas. Kelemahan cara ini adalah

tidak dapat mengambil contoh jenis tanah dan air dari dasar laut.

Dengan diadakannya survey kedalaman laut, maka pada dasar laut

diketahui memiliki beberapa macam relief, antara lain:

ľ Paparan benua (continental shelf), yaitu dasar laut yang

bentuknya agak rata (landai) yang terletak di pinggir benua.

Kedalaman paparan benua kurang dari 200 m. Paparan benua

merupakan zona laut dangkal dan termasuk bagian dari benua.

Luas paparan benua (7% dari luas dasar laut) lebarnya tidak sama

untuk semua benua, ada yang lebar ada pula yang sempit. Lebar

rata-rata 65-70 km dengan kedalaman rata-rata 60 m.

Page 5: Pantai dan Pesisir

Lereng benua (continental slope), yaitu bagian dasar laut yang

menurun dengan tajam mulai dari pinggir paparan benua.

Kedalaman lereng benua berkisar antara 200-1.500 m.

Dasar laut (ocean floor), merupakan dasar lautan yang

sebenarnya. Luasnya hampir

2323 dari dasar lautan dengan kedalaman rata-rata 4.000 m. Dasar

laut ini terdiri dari dataran yang luas, cekungan laut, punggung

laut, gunung-gunung laut, serta palung-palung laut. Punggung laut

membentuk suatu sistem pegunungan di dasar laut, sama halnya

dengan sistem pegunungan di daratan.

Palung laut (trogh), yaitu dasar laut dalam yang curam, sempit,dan memanjang. Bentuknya hampir sama dengan ngarai didaratan. Bagian ini merupakan laut yang terdalam di dasar laut. Disetiap samudra terdapat palung-palung laut antara lain PalungMariana, Palung Mindanau di sebelah timur Kepulauan Mariana diSamudra Pasifik merupakan laut yang terdalam di dunia, dengankedalaman 10.830 m.

a) Jenis laut menurut letaknya

. Laut tepi, yaitu bagian laut yang berada di pinggir benua yang

dipisahkan oleh kepulauan dari samudra. Contoh: Laut Utara,

yang dipisahkan oleh Kepulauan Inggris dari Samudra Atlantik

dan Laut Cina Selatan, yang dipisahkan oleh Kepulauan

Indonesia dan Kepulauan Filipina dari Samudra Pasifik.

. Laut pedalaman, yaitu laut yang hampir seluruhnya dikelilingi

oleh daratan. Contoh: Laut Baltik, Laut Hitam, Laut Adriatik, Laut

Merah, dsb.

. Laut Tengah, yaitu laut yang memisahkan dua benua atau

lebih. Contoh: Laut Tengah (mediterania) memisahkan Benua

Page 6: Pantai dan Pesisir

Eropa dengan Afrika, serta Laut Indonesia yang memisahkan

Benua Asia dengan Australia.

b) Jenis laut menurut zona kedalamannya✔ Zona litoral atau pesisir, yaitu bagian laut yang terletak antarapasang naik dan pasang surut. Pada waktu pasang naik, bagianini merupakan laut, tetapi pada saat pasang surut merupakandaratan.✔ Zona epineritis, yaitu bagian lautan di antara garis surut airlaut sampai kedalaman 36-50 m.✔ Zona neritis, yaitu bagian laut yang memiliki kedalaman antara50-200 m. daerah ini merupakan zona laut dangkal dan masihmerupakan bagian dari benua sehingga zona ini disebut landaskontinen, bersamaan letaknya dengan paparan benua. Zona inimerupakan zona laut yang kaya akan ikan dan tanaman lautkarena zona ini masih dapat dicapai oleh sinar mataharisehingga tumbuhan laut dan plankton tumbuh dengan subur.

✔ Zona batial, yaitu bagian laut pada kedalaman antara 200-2.000 m. zona ini bersamaan letaknya dengan landas benua(continental slope).✔ Zona abisal, yaitu bagian laut yang sangat dalam.Kedalamannya lebih dari 2.000 m. zona ini meliputi dasar lautan(ocean floor). Binatang dan tumbuh-tumbuhan yang berada dizona ini sangat sedikit, karena zona ini tidak dapat lagi ditembusoleh sinar matahari. Disamping itu, tekanan air laut di zona inisangat besar. Keadaan di dalam laut ini dingin dan sangat gelap.

c) Jenis laut menurut cara terjadinya✔ Laut transgresi, yaitu laut yang terjadi karena permukaan airlaut di muka bumi naik, misalnya setelah berakhirnya zaman es

(zaman glasial), air laut naik 70 m sehingga bagian daratan yang

rendah digenangi oleh air laut. Contoh: Laut Jawa, Selat Malaka,

Selat Karimata, Laut Arafuru, dsb.

. Laut ingresi, yaitu laut yang terjadi karena dasar laut turun

akibat gerakan-gerakan tektonik, baik secara horizontal maupun

vertikal. Laut ini umumnya sangat dalam. Contoh: Laut Banda

(7.440 m), Laut Jepang (4.000 m), Laut Tengah (4.400 m), dsb.

Page 7: Pantai dan Pesisir

. Laut regresi, yaitu laut yang hilang atau laut yang mengalami

penyempitan. Pada zaman glasial, laut di permukaan bumi turun

sehingga laut-laut mengalami penyempitan dan yang dangkal

menjadi daratan. Laut regresi dapat pula terjadi karena naiknya

dasar laut akibat gaya endogen dari dalam bumi. Contoh: Laut

Jawa, Selat Malaka, Selat Karimata, dan Laut Arafuru, pada

waktu zaman es (zaman glasial) menjadi daratan sehingga pada

waktu itu diperkirakan Indonesia bagian barat menjadi satu

dengan Benua Asia dan Papua bersatu dengan Benua Australia.

Khusus untuk wilayah pantai dan pesisir, dimana pembahasan ini ditekankan, ada beberapa istilah yang perlu dikemukakan untuk mendapatkan persamaan persepsi yaitu PANTAI (SHORE) dan PESISIR (COAST)

- PANTAI (SHORE), adalah daerah dimana air laut dan daratan bertemu. Pantai berupa dartan yang sempit atau lebar dimana pengaruh air laut berpengaruh dalam cara pembentukkannya. Daratan pantai di bentuk oleh perbedaan pasang surut air laut atau kegiatan maksimum ombak mencapai daratan. Garis pantai (shoreline) diartikan sebagai garis yang dibentuk pertemuan antara daratan dan permukaan tinggi air laut rata-rata dari ketinggian pasang surut laut.

- PESISIR (COAST), adalah daratan dibagian dalam pantai yang secara dominan dibentuk oleh proses-proses yang berlangsung di laut.

Page 8: Pantai dan Pesisir

Proses Pantai

Pantai selalu menyesuaikan bentuk profilnya sedemikian rupa sehingga mampu menghancurkan energi gelombang yang datang. Penyesuaian bentuk tersebut merupakan tanggapan dinamis alami pantai terhadap laut. Ada dua tipe anggapan pantai dinamis terhadap gerak gelombang, yaitu tanggapan terhadap kondisi gelombang normal dan tanggapan terhadap gelombang badai. Kondisi gelombang normal terjadi dalam waktu yang lebih lama, dan energi gelombang dengan mudah dapat dihancurkan oleh mekanisme pertahanan alami pantai. Pada saat badai terjadi gelombang mempunyai energi besar. Sering pertahanan alami pantai tidak mampu menahan serangan gelombang, sehingga pantai dapat tererosi. Setelah gelombang besar reda, pantai akan kembali ke bentuk semula oleh pengaruh gelombang normal. Tetapi ada kalanya pantai yang tererosi tersebut tidak kembali ke lokasi semula. Dengan demikian pantai tersebut mengalami erosi. Material yang terbawa arus tersebut di atas akan mengendap di daerah yang lebih tenangm seperti di muara sungai, teluk, pelabuhan, dan sebagainya, sehingga mengakibatkan sedimentasi di daerah tersebut. (Triatmodjo, 1999)

Proses dinamis pantai sangat dipengaruhi oleh littoral transport, yang didefinisikan sebagai gerak sedimen di daerah dekat pantai (nearshore zone) oleh gelombang dan arus. Littoral transport dapat dibedakan menjadi dua macam transpor yaitu transpor sepanjang garis pantai dan transpor tegak lurus pantai (onshore – offshore transport). Material (pasir) yang ditranspor disebut dengan littoral drift. Transpor tegak lurus pantai terutama ditentukan oleh kemiringan gelombang, ukuran sedimen, dan kemiringan pantai. Pada umumnya gelombang dengan kemiringan besar menggerakkan material ke arah laut, dan gelombang kecil dengan periode panjang menggerakkan material ke arah darat.

(Triatmodjo, 1999)

Page 9: Pantai dan Pesisir

Suatu pantai mengalami erosi, akresi (sedimentasi) atau tetap stabil tergantung pada sedimen yang masuk (suplai) dan yang meninggalkan pantai tersebut. Sebagian besar permasalahan pantai adalah erosi yang berlebihan. Erosi pantai terjadi apabila di suatu pantai yang ditinjai mengalami kehilangan/ pengurangan sedimen; artinya sedimen yang terangkut lebih besar dari yang diendapkan. Akresi atau sedimentasi juga dapat mengurangi fungsi pantai atau bangunan-bangunan pantai, seperti pengendapan di muara yang dapat mengganggu aliran sungai dan lalu-lintas pelayaran, serta pengendapan di pelabuhan dan alur pelayaran.

(Triatmodjo,1999)

Tipe – Tipe Pantai Secara sederhana, pantai dapat diklasifikasikan berdasarkan material penyusunnya, yaitu menjadi: - Pantai Batu (rocky shore), yaitu pantai yang tersusun oleh batuan induk yang keras seperti batuan beku atau sedimen yang keras.

- Beach, yaitu pantai yang tersusun oleh material lepas. Pantai tipe ini dapat dibedakan menjadi:

- Sandy beach (pantai pasir), yaitu bila pantai tersusun oleh endapan pasir.

- Gravely beach (pantai gravel, pantai berbatu), yaitu bila pantai tersusun oleh gravel atau batuan lepas. Seperti pantai kerakal.

- Pantai bervegetasi, yaitu pantai yang ditumbuhi oleh vegetasi pantai. Di daerah tropis, vegetasi pantai yang dijumpai tumbuh di sepanjang garis pantai adalah mangrove, sehingga dapat disebut Pantai Mangrove. Bila tipe-tipe pantai di atas kita lihat dari sudut pandang proses yang bekerja membentuknya, maka pantai dapat dibedakan menjadi:

- Pantai hasil proses erosi, yaitu pantai yang terbentuk terutama melalui proses erosi yang bekerja di pantai. Termasuk dalam kategori ini adalah pantai batu (rocky shore).

- Pantai hasil proses sedimentasi, yaitu pantai yang terbentuk terutama kerena prose sedimentasi yang bekerja di pantai. Termasuk kategori ini adalah beach. Baik sandy beach maupun gravely beach.

- Pantai hasil aktifitas organisme, yaitu pantai yang terbentuk karena aktifitas organisme tumbuhan yang tumbuh di pantai. Termasuk kategori ini adalah pantai mangrove.

Kemudian, bila dilihat dari sudut morfologinya, pantai dapat dibedakan menjadi: - Pantai bertebing (cliffed coast), yaitu pantai yang memiliki tebing vertikal. Keberadaan tebing ini menunjukkan bahwa pantai dalam kondisi erosional. Tebing yang terbentuk dapat berupa tebing pada batuan induk, maupun endapan pasir.

- Pantai berlereng (non-cliffed coast), yaitu pantai dengan lereng pantai. Pantai berlereng ini biasanya merupakan pantai pasir. Klasifikasi tipe-tipe pantai berdasarkan pada sedimen penyusunnya itu juga mencerminkan tingkat energi (gelombang dan atau arus) yang ada di lingkungan pantai tersebut. Pantai gravel mencerminkan pantai dengan energi tinggi, sedang pantai lumpur mencerminkan lingkungan berenergi rendah atau sangat rendah. Pantai pasir menggambarkan kondisi energi menengah. Di Pulau Jawa, pantai berenergi

Page 10: Pantai dan Pesisir

tinggi umumnya diojumpai di kawasan pantai selatan yang menghadap ke Samudera Hindia, sedang pantai bernergi rendah umumnya di kawasan pantai utara yang menghadap ke Laut Jawa.

Daerah pantai yang masih mendapat pengaruh air laut dibedakan menjadi tiga bagian, yaitu :

1. Beach (daerah pantai), yaitu daerah yang langsung mendapat pengaruh air laut dan selalu dapat dicapai oleh pasang naik dan pasang turun.

2. Shore line (garis pantai), jalur pemisah yang relatif berbentuk baris dan merupakan batas antara daerah yang dicapai air laut dan yang tidak bisa dicapai.

3. Coast (pantai), daerah yang berdekatan dengan laut dan masih mendapat pengaruh air laut. Klasifikasi Pantai Antara pantai yang satu dengan garis pantai yang lainnya mempunyai perbedaan. Perbedaan dari masing-masing jenis pantai tersebut umumnya disebabkan oleh kegiatan gelombang dan arus laut.

Menurut Johnson, pantai dapat dibedakan menjadi empat macam, yaitu:

a. Pantai yang Tenggelam (Shoreline of submergence)

Shoreline of submergence merupakan jenis pantai yang terjadi apabila permukaan air mencapai atau menggenangi permukaan daratan yang mengalami penenggelaman. Disebut pantai tenggelam karena permukaan air berada jauh di bawah permukaan air yang sekarang. Untuk mengetahui apakah laut mengalami penenggelaman atau tidak dapat dilihat dari keadaan pantainya. Naik turunnya permukaan air laut selama periode glasial pada jaman pleistosin menyebabkan maju mundurnya permukaan air laut yang sangat besar. Selain itu, penenggelaman pantai juga bisa terjadi akibat penenggelaman daratan. Hal ini terjadi karena permukaan bumi pada daerah tertentu dapat mengalami pengangkatan atau penurunan yang juga dapat mempengaruhi keadaan permukaan air laut. Pengaruh ini sangat terlihat di daerah pantai dan pesisir.

Pada bentang lahan yang disebabkan oleh proses geomorfologi, pantai yang tenggelam dapat dibagi menjadi beberapa jenis. Hal ini dapat dilihat dari bentuk pantai yang berbeda sebagai akibat dari pengaruh gelombang dan arus laut. Jenis-jenis pantai tersebut antara lain:

- Lembah sungai yang tenggelam

Pada umumnya lembah sungai yang tenggelam ini disebut estuarium, sedangkan pantainya disebut pantai ria. Lembah sungai ini dapat mengalami penenggelaman yang disebabkan oleh pola aliran sungai serta komposisi dan struktur batuannya.

b. Fjords atau lembah glasial yang tenggelam

Fjords merupakan pantai curam yang berbentuk segitiga atau berbentuk corong. Fjords atau lembah glasial yang tenggelam ini terjadi akibat pengikisan es. Ciri khas dari bagian pantai yang tenggelam ini yaitu panjang, sempit, tebingnya terjal dan bertingkat-tingkat, lautnya dalam, dan kadang-kadang memiliki sisi yang landai. Pantai fjords ini terbentuk apabila daratan mengalami penurunan secara

Page 11: Pantai dan Pesisir

perlahan-lahan. Bentang lahan ini banyak terdapat di pantai laut di daerah lintang tinggi, dimana daerahnya mengalami pembekuan di musim dingin. Misalnya di Chili, Norwegia, Tanah Hijau, Alaska, dan sebagainya.

c. Bentuk pengendapan sungai

Bentuk pengendapan sungai dibedakan menjadi beberapa macam, yaitu: (1) Delta, yaitu endapan sungai di pantai yang berbentuk segitiga dan cembung ke arah laut; (2) Dataran banjir, yaitu sungai yang terdapat di kanan dan kiri sungai yang terjadi setelah sungai mengalami banjir; (3) Kipas alluvial, yaitu bentuk pengendapan sungai seperti segitiga, biasanya terdapat di daerah pedalaman, dan ukurannya lebih kecil bila dibandingkan dengan delta, serta sungainya tidak bercabang-cabang.

d. Bentuk pengendapan glasial

Bentuk pengendapan ini disebabkan oleh proses pencairan es.

e. Bentuk permukaan hasil diastrofisme

Bentuk kenampakan ini dapat diilustrasikan sebagai fault scraps (bidang patahan), fault line scraps (bidang patahan yang sudah tidak asli), graben (terban), dan hocgbacks. Setelah mengalami penenggelaman, fault scraps, fault line scraps, dan dinding graben akan langsung menjadi pantai.

f. Bentuk permukaan hasil kegiatan gunung api

Jenis pantai yang disebabkan oleh kegiatan gunung api ini dapat dibedakan menjadi dua macam, yaitu: (1) Merupakan hasil kegiatan kerucut vulkanis (mound), yang menyebabkan terbentuknya pantai yang cembung ke luar; (2) Merupakan hasil kegiatan aliran lava (lava flow), yang menyebabkan terbentuknya pantai yang cekung ke luar

g. Pantai yang Terangkat (Shoreline of emergence)

Pantai ini terjadi akibat adanya pengangkatan daratan atau adanya penurunan permukaan air laut. Pengangkatan pantai ini dapat diketahui dari gejala-gejala yang terdapat di lapangan dengan sifat yang khas, yaitu:

- Terdapatnya bagian atau lubang dataran gelombang yang terangkat Di daerah ini banyak dijumpai teras-teras pantai (stacks), lengkungan tapak (arches), pantai terjal (cliffs), serta gua-gua pantai (caves). - Terdapatnya teras-teras gelombang

Teras gelombang ini terbentuk pada saat permukaan air mencapai tempat-tempat di mana teras tersebut berada. Teras-teras ini merupakan batas permukaan air. - Terdapatnya gisik (beaches)

Gisik yaitu tepian laut yang terdapat di atas permukaan air laut yang terjadi karena adanya pengangkatan dasar laut. - Terdapatnya laut terbuka

Page 12: Pantai dan Pesisir

Laut terbuka ini terjadi karena adanya dasar laut yang terangkat.

- Garis pantai yang lurus (straight shoreline) Erosi gelombang dan pengendapannya pada laut dangkal cenderung menurunkan bentang lahan dan menyebabkan dasar laut dasar laut yang dangkal menjadi datar. Apabila dasar laut yang dangkal tersebut sekarang mengalami pengangkatan, maka garis pantai yang terbentuk akan kelihatan lurus. h. Pantai yang Netral (Neutral shoreline)

Jenis pantai ini terjadi di luar proses penenggelaman dan pengangkatan, misalnya pantai yang terjadi pada delta, plain hanyutan, terumbu karang, gunung api, gumuk-gumuk pasir, dan jenis pantai yang merupakan hasil dari sesar (patahan).

i. Pantai Majemuk (Compound shorelines) Jenis pantai ini terjadi sebagai gabungan dua atau lebih proses di atas. Berarti dalam suatu daerah bisa terjadi proses penenggelaman, pengangkatan, pengendapan, dan sebagainya.

memanjang sepanjang pantai (longshore bar). Offshore bar menyebabkan lokasigelombang pecah berada lebih jauh dari garis pantai yang memperlebar surf zone dimana sisa energi gelombang dihancurkan dan berfungsi sebagai pertahanan pantaiterhadap serangan gelombang.Pada saat terjadi gelombang badai, di mana gelombang besar dan elevasi mujcaair diam lebih tinggi karena adanya setup gelombang dan, angin. Surf zone tidak cukupuntuk menghancurkan energi gelombang tersebut. Akibatnya pantai, berm, dan kadang-kadang dunes yang terbuka terhadap serangan gelombang akan mengalami erosi.

Gelombang badai yang berlangsung cukup lama semakin banyak mengerosi bukit pasir (sand dunes) dan membawa material yang tererosi tersebut dibawa ke arah laut(offshore) dalam jumlah besar dan diendapkan. Selama terjadinya badai tersebut terlihat perubahan profil pantai. Dengan membandingkan profil pantai sebelum dan sesudah badai, dapat diketahui volume sedimen yang tererosi dan mundurnya garis pantai(Triatmodjo.B,1999).

- Pantai Berlumpur

Pantai berlumpur terjadi di daerah pantai di mana terdapat banyak muara sungaiyang membawa sedimen suspensi dalam jumlah besar ke laut. Selain itu kondisigelombang di pantai tersebut relatif tenang sehingga tidak mampu untuk membawasedimen tersebut ke perairan dalam di laut lepas. Sedimen suspensi tersebut dapatmenyebar pada suatu daerah perairan yang luas sehingga membentuk pantai yang datar,luas dan dangkal. Kemiringan dasar laut / pantai sangat kecil.

- Pantai bertebing terjal (cliff)

Pantai bertebing terjal merupakan bentuk lahan hasil bentukan erosi marin yang paling banyak terdapat. Bentukan dan roman cliff berbeda satu dengan yang lainnya, karena dipengaruhi oleh struktur batuan, dan jenis batuan serta sifat batuan. Cliff pada batuan

Page 13: Pantai dan Pesisir

beku akan lain dengan cliff pada batuan sedimen. Pelapisan batuan sedimen misalnya akan berbeda dengan pelapisan yang miring dan pelapisan mendatar. Sebatas daerah di atas ombak, umumnya tertutup oleh vegatasi, sedangkan bagian bawahnya umumnya berupa singkapan batuan. Aktivitas pasang surut dan gelombang mengikis bagian tebing, sehingga membentuk bekas-bekas abrasi seperti: a. Tebing (cliff)

b. Tebing bergantung (notch)

Rataan gelombang pasang surut Pada daerah bertebing terjal, pantai biasanya berbatu (rocky beach) berkelok-kelok dengan banyakterdapat gerak massa batuan (mass movement rockfall type). Proses ini mnyebabkan tebing bergerak mundur (slope retreat) khususnya pada pantai yang proses abrasinya aktif. Apabila batuan penyusun daerah ini berupa batuan gamping atau batuan lain yang banyak memiliki retakan (joints) air dari daerah pedalaman mengalir melalui sistem retakan tersebut dan muncul di daerah pesisir dan daerah pantai. Di Indonesia pantai bertebing terjal ini banyak terdapat di bagian Barat Pulau Sumatera,pantai Selatan Pulau Jawa, Sulawesi, dan pantai Selatan pulau-pulau Nusa Tenggara.Tebing bergantung (nocth) juga merupakan cliff, hanya saja pada bagian tebing yang dekat dengan permukaan air laut melengkung ke arah darat, sehingga pada tebing tersebut terdapat relung. Relung terjadi sebagai akibat dari benturan gelombang yang secara terus menerus ke dinding tebing. Manakala atap relung tersebut tidak kuat, maka tebing tersebut akan runtuh dan tebing menjadi rata kembali dan di depan pantai terdapat banyak material berupa blok-blok atau bongkah-bongkah dengan berbagai ukuran. Rataan gelombang pasang surut pada pantai bertebing terjal ini merupakan suatu zona yang tekadang terendam air laut pada saat pasang naik dan terkadang kering pada saat air laut surut. Rataan gelombang pasang surut ini sering juga merupakan beach dengan meterial yang bisa berupa material halus sampai kasar yang tergangtung pada kekuatan gelombang yang bekerja pada tebingpantai. Di bawah rataan pasang surut ini ada yang berupa bidang yang lebih keras terkadang terdapat material beach yang disebut dengan Plat form.

- Pantai bergisik

Pantai bergisik ini pada dasarnya merupakan daerah pasang surut yang terdapat endapan material hasil abrasi. Material ini dapat berupa material halus dan juga bisa berupa material yang kasar. Namun pantai bergisik tidak saja terdapat pada pantai cliff, tetapi juga bisa terdapat pada daerah pantai yang landai. Pada pantai yang landai material gisik ini kebanyakan berupa pasir,dan sebagaian kecil berupa meterial dengan butiran kerikil sampai yang lebih besar. Pada umumnya material pasir suatu gisik pantai berasal dari daerah pedalaman yang di bawah air sungai ke laut, kemudian diendapkan oleh arus laut sepanjang patai. Gisik seperti ini dapat dijumpai di sekitar muara sungai.

- Pantai berawa payau

Rawa payau juga mencirikan daerah pantai yang tumbuh atau akresi (accretion). Proses sedimentasi merupakan penyebab bertambahnya majunya pantai ke arah laut. Material penyusun umumnya berbutir halus dan medan ini berkembang pada lokasi yang gelombangnya kecil atau terhalang serta dengan kondisi air laut yang relatif dangkal. Karena airnya payau, maka daerah ini kemungkinan untuk pengemabangannya sangat terbatas. Rawa payau ini pada umumnya ditumbuhi oleh tumbuhan rawa

Page 14: Pantai dan Pesisir

payau seperti bakau, nipah, dan tumbuh-tumbuhan rawa lainnya yang hidup di air payau. Tumbuhan bakau ini dapat berfungsi sebagai pemecah gelombang dan sebagai penghalangpengikisan di pantai, sebaliknya sedimentasi bisa terjadi. Oleh karena itu pantai mengalami akresi. Peranan bakau di dalam merangsang pertumbuhan pantai terbukti jelas jika bakaunya hilang/ mati, ditebang habis, maka yang terjadi adalah sebaliknya yaitu pantai mengalami erosi. Pada pantai yang mengalami akresi, umumnya terdapat urutan (squence) tumbuhaan yang ada yaitu bakau yang paling depan, dibelakangnya nipah, tumbuhan rawa air tawar/ lahan basah. Batas teratas dari bakau adalah setinggi permukaan air pasang maksimum. Permukaan air pasang tertinggi terjadi pada saat pasang purnama (pada saat bulan purnama) dan pasang perbani (pada saat bulan gelap/ bulan mati).

- Pantai berterumbu karang.

Terumbu karang (coral reef) terbentuk oleh aktivitas binatang karang dan jasad renik lainnya. Prosesini terjadi pada areal-areal yang cukup luas. Bird (1970: 190-193) pada intinya menyatakan bahwabinatang karang dapat hidup dengan beberapa persyaratan kondisi yaitu:

a. Air jernih

b. Suhu tidak lebih dari 18o

c. Kadar garam antara 27 – 38 ppm

d. Arus laut tidak derasTerumbu karang yang banyak muncul kepermukaan banyak terdapat di kepulauan Indonesia.

Pada pulau-pulau karang yangterangkat umumnya banyak terdapat endapan puing-puing dan pasir koral di lepas pantainya.Ukuran butiran puing dan pasir lebih kasar kearah datanganya ombak/ gelombang jika gelombang tanpa penghalang. Proses tektonik sering berpengaruh pula terhadap terumbu karang. Atol adalah hasil kombinasi proses binatang karang dengan proses tektonik yangberupa subsiden.

Hasil Pengendapan

Bentukan hasil pengendapan marine di pantai dapat dibagi beberapa bagian yaitu Beach dan Bar

a. Beach adalah timbunan puing batuan di atas sepanjang daerah yang terpotong gelombang yang sifatnya hanya sementara. Mungkin sekali beach itu merupakan kesatuan yang sangat panjang,tidak terputus-putus hingga mencapai ratusan km, tetapi ada pula yang hanya beberapa ratus meter dan merupakan kesatuan yang pendek-pendek. Apalagi beach yang terjadi pada daerah-daerah teluk. Hal ini disebabkan oleh adanya kekuatan gelombang yang terpusat padasemenanjung, hingga semenanjung merupakan pusat pengikisan. Oleh karena itulah semenanjung pada umumnya diakhiri oleh suatu cliff. Sebaliknya dengan tenaga gelombang itu di teluk-teluk hasil pengikisan disebarkan sebgai beach. Beach sifatnya yang sementara, karena sewaktu-waktu akan tersapu gelombang pada waktu air pasang, namun pada pantai yang bergeser ke arah laut sifat beach lebih mantap.

Page 15: Pantai dan Pesisir