Transcript
Page 1: OPTIMASI FORMULA GEL EKSTRAK KAYU SECANG (Caesalpinia ...repository.setiabudi.ac.id/763/2/TESIS.pdfoptimasi formula gel ekstrak kayu secang (caesalpinia sappan l.) menggunakan kombinasi

OPTIMASI FORMULA GEL EKSTRAK KAYU SECANG (Caesalpinia

sappan L.) MENGGUNAKAN KOMBINASI KARBOPOL

DAN NA CMC SERTA GLISERIN DENGAN

METODE SIMPLEX LATTICE DESIGN

TESIS

Oleh:

Andi Nur Ilmi Adriana

SBF 081510107

FAKULTAS FARMASI

UNIVERSITAS SETIA BUDI

SURAKARTA

2017

Page 2: OPTIMASI FORMULA GEL EKSTRAK KAYU SECANG (Caesalpinia ...repository.setiabudi.ac.id/763/2/TESIS.pdfoptimasi formula gel ekstrak kayu secang (caesalpinia sappan l.) menggunakan kombinasi

i

OPTIMASI FORMULA GEL EKSTRAK KAYU SECANG (Caesalpinia

sappan L.) MENGGUNAKAN KOMBINASI KARBOPOL

DAN NA CMC SERTA GLISERIN DENGAN

METODE SIMPLEX LATTICE DESIGN

TESIS

Diajukan untuk memenuhi salah satu syarat mencapai

derajat SarjanaStrata-2

Program Pascasarjana Ilmu Farmasi

Minat Farmasi Sains

Oleh:

Andi Nur Ilmi Adriana

SBF 081510107

HALAMAN JUDUL

FAKULTAS FARMASI

UNIVERSITAS SETIA BUDI

SURAKARTA

2017

Page 3: OPTIMASI FORMULA GEL EKSTRAK KAYU SECANG (Caesalpinia ...repository.setiabudi.ac.id/763/2/TESIS.pdfoptimasi formula gel ekstrak kayu secang (caesalpinia sappan l.) menggunakan kombinasi

ii

PENGESAHAN TESIS

berjudul

OPTIMASI FORMULA GEL EKSTRAK KAYU SECANG (Caesalpinia

sappan L.) MENGGUNAKAN KOMBINASI KARBOPOL

DAN NA CMC SERTA GLISERIN DENGAN

METODE SIMPLEX LATTICE DESIGN

Oleh:

Andi Nur Ilmi Adriana

SBF 081510107

Dipertahankan dihadapan Panitia Penguji Tesis

Fakultas Farmasi Universitas Setia Budi

Pada tanggal: .....................

Mengetahui,

Fakultas Farmasi

Universitas Setia Budi

Dekan.

Pembimbing

Dr. Mimiek Murrukmihadi, S.U., Apt Prof. Dr. R.A. Oetari, SU., MM., Apt

Pembimbing Pendamping,

Dr. Rina Herowati, M.Si., Apt.

Penguji:

1. Dr. Gunawan Pamudji W, M.Si., Apt ...............

2. Dr. Jason Merari P, M.Si., Apt ................

3. Dr. Rina Herowati, M.Si., Apt ...............

4. Dr. Mimiek Murrukmihadi, SU., Apt ..................

Page 4: OPTIMASI FORMULA GEL EKSTRAK KAYU SECANG (Caesalpinia ...repository.setiabudi.ac.id/763/2/TESIS.pdfoptimasi formula gel ekstrak kayu secang (caesalpinia sappan l.) menggunakan kombinasi

iii

HALAMAN PERSEMBAHAN

Kupersembahkan kepada Allah AWT, segala puji dan syukur atas segala

rahmat dan karuniaNya yang senantiasa diberikan kepada hamba,

dan shalawat kepada Nabi Muhammad SAW,

sebagai Rahmatanlilalamin

Ayahanda tercinta Andi Muh Adnas BA dan Ibunda

tercinta Andi Ratnawati S.Pd atas doa dan

harapan yang tulus senantiasa dipanjatkan

kehadirat Allah SWT dalam

mengiringi setiap langkah.

Pendampingku Muhdar Bahtiar atas kesabaran dan dorongan semangat

yang senantiasa diberikan serta semua adik-adikku

sebagai sumber segala inspirasi hidup

Page 5: OPTIMASI FORMULA GEL EKSTRAK KAYU SECANG (Caesalpinia ...repository.setiabudi.ac.id/763/2/TESIS.pdfoptimasi formula gel ekstrak kayu secang (caesalpinia sappan l.) menggunakan kombinasi

iv

PERNYATAAN

Saya menyatakan bahwa tesis ini adalah hasil pekerjaan saya sendiri dan

tidak terdapat karya yang pernah diajukan untuk memperoleh gelar megister di

suatu Perguruan Tinggi dan sepanjang pengetahuan saya tidak terdapat karya atau

pendapat yang pernah ditulis atau diterbitkan orang lain, kecuali yang secara

tertulis diacu dalam naskah ini dan disebutkan dalam daftar pustaka.

Saya siap menerima sanksi baik secara akademis maupun hukum apabila

tesis ini merupakan jiplakan dari penelitian atau karya ilmiah atau skripsi orang

lain.

Surakarta,………………

Andi Nur Ilmi Adriana

Page 6: OPTIMASI FORMULA GEL EKSTRAK KAYU SECANG (Caesalpinia ...repository.setiabudi.ac.id/763/2/TESIS.pdfoptimasi formula gel ekstrak kayu secang (caesalpinia sappan l.) menggunakan kombinasi

v

KATA PENGANTAR

Alhamdulilah, segalah puji dan syukur bagi Allah SWT yang maha

pengasih dan maha penyayang atas semua rahmat dan hidayah-Nya sehingga

sehingga saya dapat menyelesaikan tesis ini guna mencapai gelar megister farmasi

dai Universitas Setia Budi. Tesis ini berjudul “OPTIMASI FORMULA GEL

EKSTRAK KAYU SECANG (Caesalpinia sappan L.) MENGGUNAKAN

KOMBINASI KARBOPOL DAN NA CMC SERTA GLISERIN DENGAN

METODE SIMPLEX LATTICE DESIGN” Dengan harapan dapat memberi

manfaat bagi pembaca dan dapat memberikan tambahan pengetahuan di bidang

farmasi khususnya dalam bidang pengobatan tradisional.

Pada kesempatan ini, dengan kerendahan hati saya mengucapkan banyak

terimakasih kepada:

1. Dr. Djoni Tarigan, MBA., selaku Rektor Universitas Setia Budi, yang telah

memberi kesempatan dan fasilitas kepada penulis.

2. Prof. Dr. R.A. Oetari, SU., MM., Apt., selaku Dekan Fakultas Farmasi

Universitas Setia Budi.

3. Dr. Mimiek Murrukmihadi, S.U., Apt selaku Dosen Pembimbing utama yang

telah memberikan bantuan berupa bimbingan serta saran dalam menyelesaikan

tesis ini.

4. Dr. Rina Herowati, M.Si., Apt., selaku Dosen Pembimbing pendamping yang

telah meluangkan waktu, perhatian dan keikhlasnnya dalam memberikan

ilmu danbimbingan sehingga tesis ini terselesaikan.

Page 7: OPTIMASI FORMULA GEL EKSTRAK KAYU SECANG (Caesalpinia ...repository.setiabudi.ac.id/763/2/TESIS.pdfoptimasi formula gel ekstrak kayu secang (caesalpinia sappan l.) menggunakan kombinasi

vi

5. Bapak Dr. Gunawan Pamudji W, M.Si., Apt dan bapak Dr. Jason Merari P,

M.Si., Apt yang telah banyak menyediakan waktu untuk menguji dan

memberikan saran dan kritik demi kesempurnaan tesis ini.

6. Bapak dan Ibu dosen, Bapak dan Ibu laboran, staf, karyawan dan karyawati

Universitas Setia Budi.

7. Ayah, Ibu, serta keluarga besarku yang selalu mendoa’kan, memberikan

kepercayaan, kasih sayang, dan dukungan baik moral maupun material yang

tiada hentinya.

8. Asisten pembimbing di Laboratorium Fitokimia USB, Surakarta

9. Asisten pembimbing di Laboratorium tekhnologi sediaan farmasi USB,

Surakarta

10. Perpustakaan Universitas Setia Budi beserta karyawan dan karyawati.

11. Teman-teman S2 Farmasi angkatan 2014, terima kasih atas dukungan.

12. Kiki, Wulan, kak meli, kak Yoga, kenup dan teman-teman yang lain yang

selalu setia menjadi sahabat terbaik yang banyak membantu selama

pembuatan tugas ini.

13. Teristimewa pacar tercinta yang selalu sabar menanti dengan dorongan

semangat yang tak henti selama pembuatan tugas ini.

14. Semua pihak yang telah membantu penulis sampai tugas ini selesai.

Penulis menyadari bahwa tesis ini masih banyak kekurangan karena

keterbatasan dan pengalaman penulis. Segala bentuk saran dan kritik yang bersifat

membangun sangat penulis harapkan. Akhir kata penulis berharap semoga apa

Page 8: OPTIMASI FORMULA GEL EKSTRAK KAYU SECANG (Caesalpinia ...repository.setiabudi.ac.id/763/2/TESIS.pdfoptimasi formula gel ekstrak kayu secang (caesalpinia sappan l.) menggunakan kombinasi

vii

yang telah penulis kemukakan ini akan berguna bagi penulis pada khususnya, dan

bagi pembaca pada umumnya.

Surakarta, …………………

Penulis

Page 9: OPTIMASI FORMULA GEL EKSTRAK KAYU SECANG (Caesalpinia ...repository.setiabudi.ac.id/763/2/TESIS.pdfoptimasi formula gel ekstrak kayu secang (caesalpinia sappan l.) menggunakan kombinasi

viii

DAFTAR ISI

Halaman

HALAMAN JUDUL ................................................................................................ i

PENGESAHAN TESIS .......................................................................................... ii

HALAMAN PERSEMBAHAN ............................................................................ iii

KATA PENGANTAR ............................................................................................ v

DAFTAR ISI ........................................................................................................ viii

DAFTAR TABEL ................................................................................................... x

DAFTAR GAMBAR ............................................................................................. xi

DAFTAR LAMPIRAN ........................................................................................ xiii

INTISARI ............................................................................................................. xiv

ABSTRACT .......................................................................................................... xv

BAB I PENDAHULUAN .................................................................................. 1

A. Latar Belakang Masalah .................................................................. 1

B. Rumusan Masalah ........................................................................... 3

C. Tujuan Penelitian ............................................................................. 4

D. Kegunaan Penelitian ........................................................................ 4

E. Keaslian Penelitian .......................................................................... 5

BAB II TINJAUAN PUSTAKA ......................................................................... 6

A. Kosmetik.......................................................................................... 6

1. Uraian Kosmetik ....................................................................... 6

2. Stabilitas Kosmetik ................................................................... 7

B. Kulit ................................................................................................. 8

C. Gel ................................................................................................. 10

1. Penggolongan gel ................................................................... 10

1.1. Berdasarkan jumlah fasenya ............................................ 11

1.2. Berdasarkan karakteristik cairan yang ada dalam gel ..... 11

1.3. Berdasarkan bahan pembentuk gel. ................................. 11

D. Monografi Bahan ........................................................................... 14

1. Carbopol ................................................................................. 14

2. Carboxymethylcellulose ......................................................... 16

3. Gliserin ................................................................................... 17

4. Methylis parabenum (metil paraben) ..................................... 17

5. Trietanolamin ......................................................................... 18

Page 10: OPTIMASI FORMULA GEL EKSTRAK KAYU SECANG (Caesalpinia ...repository.setiabudi.ac.id/763/2/TESIS.pdfoptimasi formula gel ekstrak kayu secang (caesalpinia sappan l.) menggunakan kombinasi

ix

E. Tanaman ekstrak kayu secang (Caesalpinia sappan L.) ............... 19

1. Taksonomi Secang ................................................................. 19

2. Keterangan botani tanaman secang ........................................ 19

3. Kegunaan ................................................................................ 19

4. Kandungan kimia ................................................................... 20

F. Pemisahan Senyawa ...................................................................... 21

1. Pengertian ekstrak .................................................................. 21

2. Metode penyarian ................................................................... 21

3. Maserasi .................................................................................. 22

4. Sokhletasi ............................................................................... 23

5. Perkolasi ................................................................................. 23

6. Penyari .................................................................................... 23

G. Simplex lettice design.................................................................... 24

H. Landasan teori ............................................................................... 28

I. Hipotesis ........................................................................................ 29

BAB III METODE PENELITIAN ..................................................................... 30

A. Populasi dan Sampel...................................................................... 30

1. Populasi .................................................................................. 30

2. Sampel .................................................................................... 30

B. Variabel Penelitian ........................................................................ 30

1. Identifikasi variabel utama ..................................................... 30

2. Klasifikasi variabel utama ...................................................... 30

3. Definisi operasional variabel utama ....................................... 31

C. Bahan dan Alat .............................................................................. 32

1. Bahan ...................................................................................... 32

2. Alat ......................................................................................... 32

D. Jalannya Penelitian ........................................................................ 32

1. Determinasi simplisia kayu secang ........................................ 32

2. Pembuatan serbuk herba kayu secang .................................... 32

3. Pembuatan ekstrak etanol kayu secang .................................. 33

4. Standarisasi ekstrak ................................................................ 33

4.1 Penentuan susut pengeringan ........................................... 33

4.2 Identifikasi kandungan kimia ekstrak etanol kayu secang 33

E. Pembuatan Gel............................................................................... 34

1. Formula. ................................................................................. 34

2. Penentuan formula optimum .................................................. 36

3. Pembuatan gel dari formulasi optimum ................................. 36

4. Pengujian stabilitas fisik gel optimum ekstrak kayu secang .. 37

4.1 Uji Organoleptis. .............................................................. 37

4.3 Uji Homogenitas Gel. ....................................................... 37

4.4 Uji Viskositas Gel. ........................................................... 37

4.5 Uji Daya Sebar Gel. .......................................................... 38

4.6 Uji Daya Lekat Gel. .......................................................... 38

4.7 Uji pH Gel. ....................................................................... 38

4.8 Uji Iritasi. .......................................................................... 39

Page 11: OPTIMASI FORMULA GEL EKSTRAK KAYU SECANG (Caesalpinia ...repository.setiabudi.ac.id/763/2/TESIS.pdfoptimasi formula gel ekstrak kayu secang (caesalpinia sappan l.) menggunakan kombinasi

x

F. Analisis Hasil................................................................................. 40

G. Skema Rencana Prosedur Penelitian ............................................. 41

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN .................................... 43

1. Hasil determinasi kayu secang ............................................... 43

2. Pengeringan bahan dan pembuatan serbuk ............................ 43

3. Penetapan kadar air ............................................................... 43

4. Hasil pembuatan ekstrak etanol kayu secang ......................... 44

5. Identifikasi kandungan senyawa dalam kayu secang ............. 44

6. Karakteristik ekstrak ............................................................... 46

7.1. Viskositas ........................................................................ 47

7.2. Daya sebar ....................................................................... 48

7.3. Daya lekat ........................................................................ 49

7.4 Uji pH ............................................................................... 49

8. Penentuan profil sifat fisik gel kayu secang ........................... 46

8.1. Uji viskositas ................................................................. 50

8.2. Daya sebar ....................................................................... 51

8.3. Daya lekat ........................................................................ 53

8.4 pH. .................................................................................... 55

9. Penetapan Profil Formula Optimum ....................................... 57

10. Uji Normalitas ........................................................................ 58

10.1 Hasil Uji Levene’s (Homegenitas). ................................ 59

10.2 Hasil pengujian independen sampel t –tes ..................... 59

11. Hasil pengujian stabilitas fisik gel kayu secang optimum ..... 61

11.1. Organoleptis .................................................................. 61

11.2. Homogenitas .................................................................. 63

11.3 Viskositas ....................................................................... 63

11.4 Daya Sebar ..................................................................... 65

11.5 Daya Lekat ..................................................................... 66

11.6.Uji pH ............................................................................. 67

12. Hasil pengujian iritasi gel optimum kayu secang pada kulit

kelinci ..................................................................................... 68

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN ............................................................ 70

A. Kesimpulan .................................................................................... 70

B. Saran .............................................................................................. 70

DAFTAR PUSTAKA ........................................................................................... 71

LAMPIRAN .......................................................................................................... 75

DAFTAR TABEL

Tabel Halaman

Page 12: OPTIMASI FORMULA GEL EKSTRAK KAYU SECANG (Caesalpinia ...repository.setiabudi.ac.id/763/2/TESIS.pdfoptimasi formula gel ekstrak kayu secang (caesalpinia sappan l.) menggunakan kombinasi

xi

Tabel 1. Identifikasi dengan KLT ......................................................................... 34

Tabel 2. Penentuan aras tinggi dan aras rendah faktor pencampuran ................... 35

Tabel 3. Rancangan formula berdasarkan Simplex Lattice Design ....................... 35

Tabel 4. Formula gel antioksidan kayu secang ..................................................... 35

Tabel 5. Hasil identifikasi KLT ekstrak kayu secang ........................................... 44

Tabel 6. Hasil pemeriksaan karaketristik ekstrak etanol kayu secang merah ....... 46

Tabel 7. Profil sifat fisik gel untuk penentuan formula optimum ......................... 47

Tabel 8. Kolmogorov-Smirnov ............................................................................. 58

Tabel 9. Data Hasil Pengujian Independen Sample T-Tes ................................... 59

Tabel 10. Hasil organoleptis gel optimum kayu secang ....................................... 61

Tabel 11. Hasil Pengamatan Homogenitas ........................................................... 63

Tabel 12. Tabel Sifat Fisik Formula Optimum ..................................................... 67

DAFTAR GAMBAR

Gambar Halaman

Page 13: OPTIMASI FORMULA GEL EKSTRAK KAYU SECANG (Caesalpinia ...repository.setiabudi.ac.id/763/2/TESIS.pdfoptimasi formula gel ekstrak kayu secang (caesalpinia sappan l.) menggunakan kombinasi

xii

Gambar 1. Rumus bangun carbopol ...................................................................... 15

Gambar 2. Rumus bangun carboxymethylcellulose .............................................. 16

Gambar 3. Rumus bangun gliserin ........................................................................ 17

Gambar 4. Rumus bangun metil paraben .............................................................. 18

Gambar 5. Rumus bangun trietanolamin .............................................................. 18

Gambar 6. Simplex Lettice Design model Model Linear ...................................... 25

Gambar 7. Simplex lattice design model special cubic untuk 3 ............................ 26

Gambar 8. Skema rencana pembuatan ekstrak kayu secang ................................. 41

Gambar 9. Skema penentuan formulasi optimum gel kayu secang ...................... 42

Gambar 10. Identifikasi KLT kayu secang ........................................................... 45

Gambar 11. Model grafik analisis viskositas ........................................................ 51

Gambar 12. Model grafik analisis daya sebar ....................................................... 53

Gambar 13. Model grafik analisis daya lekat........................................................ 54

Gambar 14. Model grafik analisis pH ................................................................... 56

Gambar 15. Diagram desirability .......................................................................... 57

Gambar 16. Model grafik analisis formula optimum ............................................ 58

Page 14: OPTIMASI FORMULA GEL EKSTRAK KAYU SECANG (Caesalpinia ...repository.setiabudi.ac.id/763/2/TESIS.pdfoptimasi formula gel ekstrak kayu secang (caesalpinia sappan l.) menggunakan kombinasi

xiii

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran Halaman

Lampiran 1. Hasil determinasi kayu secang ........................................................ 76

Lampiran 2. Rajangan kayu secang dan gel kayu secang .................................. 78

Lampiran 3. Data pembuatan serbuk kayu secang .............................................. 80

Lampiran 4. Hasil pengujian sifat fisik gel Kayu secang .................................... 81

Lampiran 5. Data penetapan kadar susut pengeringan ........................................ 83

Lampiran 6. Data pembuatan ekstrak etanol kayu secang .................................. 84

Lampiran 7. Perhitungan Rf flavonoid dan tanin ................................................ 85

Lampiran 8. Rancangan formula sediaan gel kayu secang secara Simplex Lattice

Design ............................................................................................. 87

Lampiran 9. Lampiran hasil pengamatan uji iritasi ............................................. 88

Lampiran 10. Data analisis uji-t gel ekstrak kayu secang ..................................... 89

Lampiran 11. Perhitungan uji iritasi pada kulit kelinci ......................................... 91

Lampiran 12. Lampiran Uji Hedonik .................................................................... 93

Page 15: OPTIMASI FORMULA GEL EKSTRAK KAYU SECANG (Caesalpinia ...repository.setiabudi.ac.id/763/2/TESIS.pdfoptimasi formula gel ekstrak kayu secang (caesalpinia sappan l.) menggunakan kombinasi

xiv

INTISARI

Tanaman secang (Caesalpinia sappan L.) diduga memiliki khasiat sebagai

antioksidan. Penggunaan kayu secang untuk pemakaian topikal kurang praktis,

sehingga dibuat sediaan gel. Kemudian gel dilakukan optimasi dengan metode

Simplex Lattice Design agar dihasilkan formula yang optimum sehingga

dihasilkan gel yang stabil. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui kombinasi

gelling agentkarbopol dan CMC serta humektan gliserin yang dapat menghasilkan

formula optimal pada sediaan gel kayu secang.

Ekstrak dengan penyari etanol 96% berupa ekstrak yang digunakan untuk

dibuat sediaan gel menggunakan basis carbopol 940, CMC dan gliserin sehingga

didapat 13 formula, lalu dioptimasi berdasarkan sifat fisik viskositas, daya lekat,

pH dan daya sebar. Metode optimasi Simplex Lattice Design menggunakan

program design- expert 8.0.6.1.

Kombinasi optimum antara carbopol 940 CMC dan gliserin sebagai basis

pada pembuatan gel ekstrak kayu secang (Caesalpinia sappan L.) dengan metode

Simplex Lattice Design yaitu carbopol 6,1 %, CMC 34,4 % dan gliserin 14,4%.

Hasil uji-t viskositas, daya lekat, daya sebar menunjukkan tidak ada beda

signifikan.Waktu penyimpanan berpengaruh terhadap stabilitas fisik gel dimana

viskositas gel cenderung menurun selama satu bulan penyimpanan dan gel

menyebabkan iritasi pada kulit kelinci.

Kata kunci: Kayu secang, carbopol 940, CMC, gliserin, Simplex Lattice Design.

Page 16: OPTIMASI FORMULA GEL EKSTRAK KAYU SECANG (Caesalpinia ...repository.setiabudi.ac.id/763/2/TESIS.pdfoptimasi formula gel ekstrak kayu secang (caesalpinia sappan l.) menggunakan kombinasi

xv

ABSTRACT

Secang Plant (Caesapalpinia sappan L.) allegedly has the efficacy as an

antioxidant. The use of Secang wood for topical use is less practical, so gel

preparation is made. Then the gel is optimized by Simplex Lattice Design method

to produce an optimum formula to produce a stable gel. This research aims to

determine the combination of gelling agent carbopol and CMCand humectant

glycerin which can produce optimal formula on gel preparation of Secang wood.

Extract with 96% penyari ethanol in the form of extract which used for gel

preparation using carbopol 940, CMC and glycerine base to obtain 13 formula,

then it optimized based on physical properties of viscosity, adhesion, pH and

spreading. Simple Lattice Design optimization method using design-expert

program 8.0.6.1.

The optimum combination of carbopol 940 CMC and glycerin as a base on

the manufacture of Secang wood gel extract (Caesalpinia sappan L.) using Simple

Lattice Design method those are carbopol 6.1%, 34.4%, and glycerin 14.4%. The

result of t-test of viscosity, adhesion, and spreading showed no significant

difference. The storage time affects the physical stability of the gel where the gel

viscosity tends to decrease for one month of storage.

Keyword: secang plant, carbopol 940,CMC, glycerin, Simplex Lattice Design.

Page 17: OPTIMASI FORMULA GEL EKSTRAK KAYU SECANG (Caesalpinia ...repository.setiabudi.ac.id/763/2/TESIS.pdfoptimasi formula gel ekstrak kayu secang (caesalpinia sappan l.) menggunakan kombinasi

1

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Permintaan tanaman yang berkhasiat sebagai obat yang digunakan sebagai

produk kesehatan, suplemen makanan dan kosmetika pada negara maju ataupun

berkembang semakin meningkat. Hal ini disebabkan karena adanya pengakuan

bahwa produk dari bahan alam tidak toksik, memiliki sedikit efek samping,

mudah didapatkan dan harga yang terjangkau. Selain itu juga diperoleh data

bahwa produk dari bahan alam memiliki aktifitas biologis yang lebih luas serta

batas keamanan lebih tinggi dibandingkan obat sintetik (Kataky & Handique,

2010).

Salah satu tanaman di Indonesia yang berkhasiat sebagai antioksidan adalah

kayu secang (Caesalpinia sappan L.) yang merupakan tanaman famili

Caesalpiniaceae yang banyak ditemui di Indonesia. Kayu secang secara empiris

diketahui memiliki banyak khasiat penyembuhan dan sering dikonsumsi oleh

masyarakat sebagai minuman kesehatan. Kayu secang memiliki kandungan

senyawa berupa brazilin (C16H14O5), sappanin (C12H12O4), brazilein, minyak

atsiri seperti D-α-felandrena, asam galat, osinema, dan damar. Berdasarkan hasil

penelitian Wetwitayaklung et al., (2005), kayu secang memiliki daya antioksidan

secara in vitro dan in vivo pada ekstrak yang sederhana. Kayu secang sebagai

antioksidan memiliki nilai IC50 8,86 ppm (Sufia & Harlia, 2014). Daya

antioksidan yang tinggi pada kayu secang karena kandungan brazilinnya.

Page 18: OPTIMASI FORMULA GEL EKSTRAK KAYU SECANG (Caesalpinia ...repository.setiabudi.ac.id/763/2/TESIS.pdfoptimasi formula gel ekstrak kayu secang (caesalpinia sappan l.) menggunakan kombinasi

2

Formulasi ekstrak kayu secang dalam sediaan gel dalam basis carbopol

dan Na CMC digunakan untuk meningkatkan efektivitas penggunaan ekstrak kayu

secang pada kulit. Gliserin dapat berfungsi sebagai pengawet, antimikroba,

emolien, humektan, dan meningkatkan viskositas (Rowe et al 2006).

Gel kadang-kadang disebut jeli, didefinisikan sebagai sediaan semipadat

terdiri atas suspensi yang dibuat dari partikel anorganik yang kecil atau molekul

organik yang besar, terpenetrasi oleh suatu cairan. Gel dapat diformulasikan

dengan beberapa macam basis. Basis gel yang dapat digunakan dalam bidang

kosmetik dan farmasi salah satunya adalah polimer karboksivinil yaitu carbopol.

Carbopol merupakan gel hidrofilik yang konsentrasi kecil dapat berfungsi sebagai

basis gel dengan kekentalan yang cukup (Saifullah & Kuswahyuning, 2008)

Sediaan gel dipilih karena mudah mengering, membentuk lapisan film yang

mudah dicuci dan memberikan rasa dingin di kulit.

Dalam penelitian ini ekstrak kayu secang (Caesalpinia sappan L.) yang

mengandung brazilien yang mempunyai efek antioksidan dibuat sediaan gel

dengan kombinasi karbopol dan Na CMC sebagai Gelling agent serta Gliserin

sebagai Humektan selain dari pada itu di gunakan pula beberapa macam bahan

antara lain Metil paraben sebagai pengawet.

Keuntungan penggunaan CMC-Na sebagai basis gel diantaranya adalah

memberikan viskositas stabil pada sediaan. Namun, penggunaan CMC-Na sebagai

basis gel dapat membentuk larutan koloida dalam air yang dapat membuat gel

menjadi tidak jernih karena menghasilkan dispersi koloid dalam air yang ditandai

munculnya bintik-bintik dalam gel (Rowe et al, 2006). Selain itu, sediaan gel

Page 19: OPTIMASI FORMULA GEL EKSTRAK KAYU SECANG (Caesalpinia ...repository.setiabudi.ac.id/763/2/TESIS.pdfoptimasi formula gel ekstrak kayu secang (caesalpinia sappan l.) menggunakan kombinasi

3

berbasis CMC-Na memiliki diameter penyebaran yang lebih kecil dibanding gel

berbasis karbopol. Penambahan basis gel berupa karbopol diharapkan dapat

memperbaiki kekurangan tersebut, sehingga gel yang dihasilkan menjadi jernih

dan diharapkan memiliki daya sebar yang baik. Kombinasi CMC-Na dan karbopol

yang tepat pada proporsi tertentu diharapkan akan menghasilkan gel yang

diharapkan. Berdasarkan (Rowe et al, 2006), kadar CMC-Na yang digunakan

sebagai basis gel adalah 3-6%, sedangkan karbopol adalah 0,5-2%.

Salah satu metode yang dapat digunakan untuk mendapatkan kombinasi

karbopol dan CMC-Na serta gliserin yang menghasilkan formula dengan sifat

fisik optimal adalah SLD (Simplex Lattice Design). Keuntungan dari metode ini

adalah praktis dan cepat karena merupakan penentuan formula dengan coba-coba

(trial and error) (Amstrong & James, 1996). Metode SLD dapat digunakan untuk

optimasi formula pada berbagai jumlah komposisi bahan yang berbeda.

Berdasarkan pertimbangan di atas, maka dilakukan penelitian dengan tujuan

mengetahui formula optimum gel kayu secang berdasarkan metode SLD (Simplex

Lattice Design)

B. Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang yang telah diuraikan di atas, maka diajukan

permasalahan dalam penelitian ini meliputi:

1. Bagaimanakah pengaruh kombinasi karbopol dan Na CMC serta Gliserin

terhadap sifat fisik gel ekstrak kayu secang?

Page 20: OPTIMASI FORMULA GEL EKSTRAK KAYU SECANG (Caesalpinia ...repository.setiabudi.ac.id/763/2/TESIS.pdfoptimasi formula gel ekstrak kayu secang (caesalpinia sappan l.) menggunakan kombinasi

4

2. Berapakah kombinasi karbopol dan Na CMC serta Gliserin dalam gel ekstrak

etanol kayu secang untuk mendapatkan sifat fisik optimum dengan metode

Simplex Lattice Design ?

3. Apakah formula optimum gel ekstrak etanol kayu secang memiliki stabilitas

fisik yang meliputi uji daya lekat, daya sebar, pH dan viskositas?

4. Apakah formula gel ekstrak kayu secang dapat menyebabkan iritasi?

C. Tujuan Penelitian

Tujuan dari penelitian ini adalah:

1. Untuk mengetahui pengaruh kombinasi karbopol dan Na CMC serta Gliserin

terhadap sifat fisik gel ekstrak kayu secang.

2. Untuk mengetahui berapakah kombinasi karbopol dan Na CMC serta Gliserin

dalam gel ekstrak kayu secang dengan metode Simplex Lattice Design.

3. Mengetahui stabilitas fisik formula optimum gel ekstrak kayu secang.

4. Mengetahui apakah formula gel ekstrak kayu secang aman berdasarkan uji anti

iritasi.

D. Kegunaan Penelitian

Hasil penelitian ini diharapkan dapat digunakan sebagai masukan untuk

pengembangan pemanfaatan ekstrak etanol kayu secang (Caesalpinia sappan L.)

sebagai kosmetik tradisional (sediaan gel) dan dapat memberikan perkembangan

ilmu pengetahuan di bidang kesehatan sebagai antioksidan.

Page 21: OPTIMASI FORMULA GEL EKSTRAK KAYU SECANG (Caesalpinia ...repository.setiabudi.ac.id/763/2/TESIS.pdfoptimasi formula gel ekstrak kayu secang (caesalpinia sappan l.) menggunakan kombinasi

5

E. Keaslian Penelitian

Dalam penelitian yang dilakukan oleh (Maulina & Sugihartini, 2015) Kulit

buah manggis telah terbukti memiliki efek anti inflamasi dan mempercepat

proliferasi fibroblas yang berhubungan dengan efek menyembuhkan luka bakar.

Oleh karena itu perlu diformulasikan dalam bentuk sediaan gel untuk

mempermudah dalam penggunaannya. Formulasi gel membutuhkan gelling agent

agar menghasilkan gel yang baik. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui jenis

gelling agent yang akan memberikan sifat fisik gel dan aktivitas mengobati luka

bakar yang paling baik. Terdapat tiga formula gel yang dirancang dengan

perbedaan jenis gelling agent yaitu : FI (gelling agent karbopol); FII (gelling agent

CMC Na); FIII (gelling agent tragakan). Sediaan gel yang diperoleh diuji

organoleptis, homogenitas, pH, daya sebar, daya lekat, konsistensi dan efek

menyembuhkan luka bakar.

Dalam penelitian ini peneliti menggunakan bahan utama ekstrak kayu

secang (Caesalpinia sappan L.) untuk membuat sediaan gel antioksidan dengan

kombinasi karbopol dan Na CMC sebagai Gelling agent serta Gliserin sebagai

Humektan untuk mendapatkan stabilitas fisik yang baik meliputi daya lekat, daya

sebar, pH dan viskositas dengan menggunakan metode Simplex Lattice Design.

Page 22: OPTIMASI FORMULA GEL EKSTRAK KAYU SECANG (Caesalpinia ...repository.setiabudi.ac.id/763/2/TESIS.pdfoptimasi formula gel ekstrak kayu secang (caesalpinia sappan l.) menggunakan kombinasi

6

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

A. Kosmetik

1. Uraian Kosmetik

Kosmetika adalah sediaan yang digunakan pada bagian luar tubuh manusia

dan membran mukosa dengan tujuan untuk membersihkan, mengharumkan dan

memodifikasi bagian tersebut sesuai yang diinginkan. Sinar UV yang bersumber

dari sinar matahari merupakan musuh utama kecantikan dalam proses penuaan

dini. Dua faktor yang sangat berperan dalam penuaan, antara lain faktor internal

dan faktor eksternal. Faktor internal sangat sulit dicegah karena akan terbentuk

secara alami. Faktor eksternal dapat ditanggulangi dengan memakai pelembab

yang mengandung antioksidan (Hernani dan Rahardjo 2005).

Kosmetika berasal dari kata kosmein (Yunani) yang berarti berhias. Bahan

yang digunakan dalam kosmetik dapat menggunakan bahan alam seperti herbal

maupun bahan sintetik selama digunakan secara aman. Pengertian kosmetik

adalah sediaan atau paduan bahan yang siap digunakan pada bagian luar badan

(epidermis, rambut, kuku, bibir dan organ kelamin luar), gigi dan rongga mulut

untuk membersihkan, menambah daya tarik, mengubah penampilan, melindungi

supaya dalam keadaan baik, memperbaiki bau badan tetapi tidak dimaksudkan

untuk mengobati atau menyembuhkan penyakit (Anonim, 2009). Kosmetika

diharapkan mampu menghasilkan suatu perubahan baik dalam struktur maupun

faal sel kulit. Misalnya, perubahan susunan sel kulit yang tua ke arah yang lebih

Page 23: OPTIMASI FORMULA GEL EKSTRAK KAYU SECANG (Caesalpinia ...repository.setiabudi.ac.id/763/2/TESIS.pdfoptimasi formula gel ekstrak kayu secang (caesalpinia sappan l.) menggunakan kombinasi

7

muda, atau perubahan produksi kelenjar keringat yang membentuk minyak pada

permukaan kulit (Wasitaatmadja, 1997). Kosmetika dicampur dengan bahan-

bahan yang berasal dari obat tropikal yang dapat mempengaruhi struktur dan faal

kulit. Bahan-bahan tersebut misalnya anti jerawat (sulfur, resorsin), anti jasad

renik (heksaklorofen), anti pengeluaran keringat (aluminium klorida), plasenta,

atau hormon (estrogen). Bahan-bahan inilah yang dikenal sebagai kosmetik atau

kosmeto-medik (Wasiatatmadja, 1997).

Berdasarkan penggolongan kosmetika Direktorat Jenderal POM

Departemen Kesehatan RI yang dikutip dari berbagai karangan ilmiah tentang

kosmetika membagi kosmetika dalam preparat untuk bayi, preparat untuk mandi,

preparat untuk mata, preparat wangi-wangian. preparat untuk rambut, preparat

untuk rias (make up), preparat untuk pewarna rambut, preparat kebersihan mulut,

preparat untuk kebersihan badan, preparat untuk kuku, preparat untuk cukur,

preparat untuk perawatan kulit, preparat untuk proteksi sinar matahari

(Wasitaatmadja, 1997).

2. Stabilitas Kosmetik

Stabilitas didefinisikan sebagai kemampuan suatu produk obat atau

kosmetik untuk bertahan dalam batas spesifikasi yang diterapkan sepanjang

periode penyimpanan dan penggunaan untuk menjamin identitas, kekuatan,

kualitas, dan kemurnian produk. Sedangkan definisi sediaan kosmetik yang stabil

adalah suatu sediaan yang masih berada dalam batas yang dapat diterima selama

periode waktu penyimpanan dan penggunaan, dimana sifat dan karateristiknya

sama dengan yang dimilikinya pada saat dibuat (Djajadisastra, 2007)

Page 24: OPTIMASI FORMULA GEL EKSTRAK KAYU SECANG (Caesalpinia ...repository.setiabudi.ac.id/763/2/TESIS.pdfoptimasi formula gel ekstrak kayu secang (caesalpinia sappan l.) menggunakan kombinasi

8

Ketidakstabilan fisika dari sediaan ditandai dengan beberapa perubahan

yaitu perubahan warna, timbul bau, perubahan atau pemisahan fase, pecahnya

emulsi, pengendapan suspensi atau caking, perubahan konsistensi, pertumbuhan

kristal, terbentuknya gas dan perubahan fisik lainnya. Kestabilan dari suatu emulsi

ditandai dengan tidak adanya penggabungan fase dalam, tidak adanya creaming,

dan memberikan penampilan, bau, warna, dan sifat-sifat fisik lainnya yang baik.

Ketidakstabilan fisik suatu emulsi atau suspensi dapat dipengaruhi oleh faktor-

faktor yang mempengaruhi kestabilan kimia dari bahan pengemulsi (emulgator),

suspending agent, antioksidan, pengawet dan bahan aktif.

B. Kulit

Kulit merupakan lapisan pembungkus tubuh dan organ terbesar ditubuh

(sekitar 15% dari total berat badan dewasa) (Kanitakis, 2002. Rostamailis, 2005).

Fungsi utama kulit antara lain melindungi dari gangguan secara fisika, kimia dan

biologi, mencegah kehilangan air dan kelembapan dalam tubuh, memegang

peranan dalam pengaturan suhu, mengurangi efek radiasi UV, organ sensoris dan

sintetis vitamin D3 (Gawkrodger, 2002).

Kulit terbagi dari tiga lapisan epidermis, dermis dan jaringan subkutan.

Epidermis adalah lapisan kulit paling terluar. Epidermis mengandung keratinosit

yang berfungsi untuk mensintesis keratin. Lapisan ini sangat penting dari segi

kosmetik karena memberikan tekstur kulit dan kelembaban. Dermis mengandung

kolagen dan melanosit yang menghasilkan pigmen melanin yang bertanggung

jawab atas warna kulit. Paparan sinar dengan panjang gelombang dalam rentang

Page 25: OPTIMASI FORMULA GEL EKSTRAK KAYU SECANG (Caesalpinia ...repository.setiabudi.ac.id/763/2/TESIS.pdfoptimasi formula gel ekstrak kayu secang (caesalpinia sappan l.) menggunakan kombinasi

9

UV-A akan merangsang pembentukan melanin, yang berfungsi sebagai lapisan

pelindung pada kulit. Jaringan subkutan mengandung sel-sel lemak yang disebut

liposit. Ketebalan masing-masing lapisan bervariasi tergantung pada lokasi

ditubuh(Anonim, 2009) (Kanitakis, 2002)

Kulit dapat mengalami pengaruh lingkungan luar seperti sinar matahari

(Rostamailis, 2005).Sinar ultra violet (UV) dapat digolongkan menjadi UV A

dengan panjang gelombang diantara 320-400 nm, UV B dengan panjang

gelombang 290-320 nm dan UV C dengan panjang gelombang 100-290 nm.

Semua Sinar UV A diemisikan ke bumi, sedangkan sinar UV B sebagian

diemisikan ke bumi (terutama yang panjang gelombang mendekati UV A). Sinar

UV B dengan panjang gelombang lebih pendek dan sinar UV C tidak dapat

diemisikan ke bumi karena diserap lapisan ozon di atmosfir bumi. Lapisan ozon

yang diatmosfer rusak, sinar UV B yang masuk ke bumi akan semakin banyak

(Anonim, 2009).

Pemaparan sinar matahari berlebihan dapat membahayakan kulit manusia,

karena kerusakan kulit dapat terjadi segera setelah pemaparan, yaitu berupa

eritema atau kulit terbakar yang merupakan gejala terjadinya degradasi sel dan

jaringan. Kerusakan kulit yang terjadi dalam pemaparan jangka panjang akan

memberikan efek yang bersifat kumulatif akibat pemamparan sinar matahari

berlebihan dalam jangka waktu tertentu, antara lain adalah penuaan dini kulit dan

kemungkinan kanker kulit (Lowe at al, 1990).

Kulit manusia telah memiliki sistem perlindungan alamiah terhadap efek

sinar matahari yang merugikan dengan cara penebalan stratum korneum dan

Page 26: OPTIMASI FORMULA GEL EKSTRAK KAYU SECANG (Caesalpinia ...repository.setiabudi.ac.id/763/2/TESIS.pdfoptimasi formula gel ekstrak kayu secang (caesalpinia sappan l.) menggunakan kombinasi

10

pigmentasi kulit. Sistem perlindungan alamiah tidak efektif untuk menahan

kontak dengan sinar matahari yang berlebih sehingga diperlukan perlindungan

tambahan, seperti menggunakan sediaan tabir surya. Indonesia sebagai negara

tropis dengan pemaparan sinar matahari yang cukup tinggi sangat membutuhkan

sediaan kosmetik yang berperan sebagai tabir surya (Anonim, 1985).

C. Gel

Kata gel diturunkan dari kata gelatin dan bila dilacak dari bahasa Latin,

yaitu gelu yang berarti beku dan galare, berarti pembekuan atau pengentalan. Kata

ini mengindikasikan suatu keadaan berbentuk cairan seperti padatan yang tidak

mengalir, namun elastik dan memiliki beberapa sifat seperti suatu cairan

(T.N.Saifullah dan Kuswahyuning, 2008).

Dalam farmakope, gel kadang-kadang disebut jeli, didefinisikan sebagai

sediaan semipadat terdiri atas suspensi yang dibuat dari partikel anorganik yang

kecil atau molekul organik yang besar, terpenetrasi oleh suatu cairan. Gel dapat

digunakan untuk obat yang diberikan secara topikal atau dimasukkan ke dalam

lubang tubuh (T.N.Saifullah dan Kuswahyuning, 2008). Beberapa keuntungan

sediaan gel (Voigt, 1994) adalah: kemampuan penyebarannya baik pada kulit,

efek dingin, yang dijelaskan melalui penguapan lambat dari kulit, tidak ada

penghambatan fungsi rambut secara fisiologis, kemudahan pencuciannya dengan

air yang baik dan pelepasan obatnya baik.

1. Penggolongan gel

Gel dapat dibedakan menjadi beberapa golongan sebagai berikut :

Page 27: OPTIMASI FORMULA GEL EKSTRAK KAYU SECANG (Caesalpinia ...repository.setiabudi.ac.id/763/2/TESIS.pdfoptimasi formula gel ekstrak kayu secang (caesalpinia sappan l.) menggunakan kombinasi

11

1.1. Berdasarkan jumlah fasenya. Gel dibedakan menjadi gel fase

tunggal dan gel fase ganda. Gel tunggal merupakan gel yang banyak digunakan

dalam farmasi dan kosmetik karena berbentuk semipadat, tingkat kejernihan

tinggi, mudah diaplikasikan dan mudah dhilangkan. Gel fase tunggal dapat dibuat

dari bahan pembentuk gel seperti tragakan, gelatin, metil selulosa, Na-

karboksimetil selulosa, Na-alginat, carbomer, dan polivinil alkohol. Gel fase

ganda adalah gel yang massanya terdiri dari jaringan partikel kecil yang terpisah.

Contoh gel fase ganda adalah bentonit magma, gel aluminium hidroksida, gel

aluminium fosfat, gel aluminium karbonat (T.N.Saifullah dan Kuswahyuning,

2008).

1.2. Berdasarkan karakteristik cairan yang ada dalam gel. Gel

dibedakan menjadi gel hidrofobik dan gel hidrofilik. Basis gel hidrofobik

(oleogel) umumnya mengandung paraffin cair dan polietilen atau minyak lemak

dengan bahan pembentuk gel koloidal silika atau aluminium atau zinc sabun.

Basis gel hidrofilik (hidrogel) umumnya terdiri atas air, gliserol, atau

propilenglikol dengan bahan pembentuk gel seperti tragakan, starch, turunan

selulosa, polomer karboksivinil, dan magnesium-aluminium silikat (T.N.Saifullah

dan Kuswahyuning, 2008).

1.3. Berdasarkan bahan pembentuk gel. Gel dibedakan menjadi gel

organik dan gel anorganik. Gel anorganik biasanya berupa gel fase ganda,

misalnya gel aluminium hidroksida dan bentonit magma. Gel organik biasanya

berupa gel fase tunggal dan mengandung polomer sintetik maupun alami sebagai

Page 28: OPTIMASI FORMULA GEL EKSTRAK KAYU SECANG (Caesalpinia ...repository.setiabudi.ac.id/763/2/TESIS.pdfoptimasi formula gel ekstrak kayu secang (caesalpinia sappan l.) menggunakan kombinasi

12

bahan pembentuk gel, misalnya karbopol, tragakan (T.N.Saifullah dan

Kuswahyuning, 2008).

Xerogel, yaitu gel padat dengan kadar solven yang rendah. Xerogel dapat

dibuat melalui penguapan solven sehingga meninggalkan matrik gel. Xerogel

dapat membentuk struktur gel kembali dengan penambahan suatu bahan yang

dapat mengembangkan matrik gel. Contoh xerogol adalah gelatin kering, selulosa

kering dan polistirene (T.N.Saifullah dan Kuswahyuning, 2008).

Berdasarkan komposisinya, dasar gel dapat dibedakan menjadi dasar gel

hidrofobik dan dasar gel hidrofilik (Ansel, 2012).

1.3.1 Dasar gel hidrofobik. Dasar gel hidrofobik terdiri dari partikel-

partikel anorganik. Apabila ditambahakan ke dalam fase pendispersi, hanya ada

sedikit sekali interaksi antara kedua fase tersebut dan tidak secara spontan

menyebar pada fase pendispersi (Ansel, 2012). Dasar gel hidrofobik antara lain

petrolatum, mineral oil/gel polietilen, plastibase, alumunium stearat, carbowax.

1.3.2 Dasar gel hidrofilik. Dasar gel hidrofilik umunya adalah molekul-

molekul organik yang besar dan dapat dilarutkan atau disatukan dengan molekul

dari fase pendispersi. Sifat sistem koloid hidrofilik biasanya lebih mudah untuk

dibuat dan memiliki stabilitas yang lebih besar (Ansel, 2012). Dasar gel hidrofilik

antara lain bentonit, veegum, silika, pektin, tragakan, metil selulosa, karbomer.

Sifat fisik dan kimia gel akan dipengaruhi oleh penambahan reaktan, pH,

suhu, dan kondisi usia pengendapan gel. Gel harus memenuhi persyaratan kontrol

kualitas yang telah ditetapkan, antara lain :

Page 29: OPTIMASI FORMULA GEL EKSTRAK KAYU SECANG (Caesalpinia ...repository.setiabudi.ac.id/763/2/TESIS.pdfoptimasi formula gel ekstrak kayu secang (caesalpinia sappan l.) menggunakan kombinasi

13

1.3.3 Organoleptis. Organoleptis biasa dilakukan dengan

mendeskripsikan warna, kejernihan, transparansi, kekeruhan, dan bentuk sediaan.

Uji organoleptis dilakukan untuk melihat tampilan fisik sediaan dengan cara

melakukan pengamatan terhadap bentuk, warna, dan bau dari sediaan yang telah

dibuat.

1.3.4 Homogenitas. Homogenitas gel dapat diuji dengan mengoleskan gel

pada sebuah kaca objek. Gel yang homogenitasnya baik tidak mengandung

butiran-butiran kasar saat dioleskan di kaca objek. Uji homogenitas juga dapat

dilakukan secara visual dengan cara melihat bentuk atau penampakan dan adanya

daya agregat setelah gel berada dalam wadah. Syarat homogenitas adalah tidak

boleh mengandung bahan kasar yang dapat teraba.

1.3.5 pH. Nilai pH menunjukkan derajat keasaman suatu bahan. Nilai pH

idealnya sama dengan pH kulit atau tempat pemakaian. Hal ini bertujuan untuk

menghindari iritasi. pH normal kulit manusia berkisar antara 4,5-6,5 (Ansel,

2012).Pengukuran pH dapat dilakukan menggunakan pH universal yang dicelup

dengan sedikit gel selama tiga detik, kemudian dikibas-kibas dan ditunggu tiga

detik. Hasil pengukuran dibandingkan dengan kisaran pH sesuai perubahan warna

yang terjadi pada kertas pH.

1.3.6 Viskositas. Viskositas adalah besaran yang menyatakan suatu

tahanan cairan untuk mengalir, semakin tinggi viskositas maka semakin besar

kekuatan yang supaya cairan tersebut mengalir dengan laju tertentu. Viskositas

dipengaruhi oleh suhu, umumnya viskositas akan semakin berkurang dengan

meningkatnya suhu. Viskositas menentukan sifat sediaan dalam hal campuran dan

Page 30: OPTIMASI FORMULA GEL EKSTRAK KAYU SECANG (Caesalpinia ...repository.setiabudi.ac.id/763/2/TESIS.pdfoptimasi formula gel ekstrak kayu secang (caesalpinia sappan l.) menggunakan kombinasi

14

sifat alirnya, pada saat diproduksi, dimasukkan ke dalam kemasan, serta sifat-sifat

penting pada saat pemakaian, seperti konsistensi, daya sebar, daya lekat dan

kelembaban. Selain itu, viskositas juga akan mempengaruhi stabilitas fisik dan

ketersediaan hayatinya.

1.3.7 Daya sebar. Daya sebar merupakan kemampuan suatu sediaan untuk

disebarkan pada kulit dan kemudahan dari sediaan tersebut untuk dapat dioleskan

pada kulit tanpa membutuhkan penekanan yang kuat, hal ini berkaitan dengan

kenyamanan pada saat pemakaian. Penentuan daya sebar dilakukan dengan

ekstensometer. Sejumlah tertentu gel diletakkan di pusat antara dua lempeng

glass, kemudian diberi beban selama interval waktu tertentu.Selanjutnya luas area

penyebaran yang terjadi akibat peningkatan beban diukur, nilai luas area ini

menggambarkan karakteristik daya sebar gel tersebut (Voight, 1995). Daya sebar

sediaan semipadat berkisar pada diameter 3-5 cm.

1.3.8 Daya lekat. Daya lekat gel berhubungan dengan lamanya kontak

antara gel dengan kulit dan kenyamanan penggunaan gel. Gel yang baik mampu

memberikan waktu kontak yang efektif dengan kulit sehingga efek yang

diharapkan dapat tercapai.

D. Monografi Bahan

1. Carbopol

Carbopol merupakan resin dari carbomer. Sinonim dari carbopol antara lain:

acritamer; acrylic acyd polymer; carboxy polymethylene; polyacrylic acid;

carboxyvynil polymer; pemulen; Ultrez. Carbopol berbentuk serbuk halus putih,

sedikit berbau khas, higroskopis, memiliki berat 1,76-2,08 g/ cm3 dan titik lebur

Page 31: OPTIMASI FORMULA GEL EKSTRAK KAYU SECANG (Caesalpinia ...repository.setiabudi.ac.id/763/2/TESIS.pdfoptimasi formula gel ekstrak kayu secang (caesalpinia sappan l.) menggunakan kombinasi

15

pada 2600C selama 30 menit. Larut dalam air, etanol dan gliserin satu gram

carbopol dinetralisasi kira-kira 0,4 g sodium hidroksida selama preparasi gel,

larutan harus digerakkan secara perlahan-lahan secara merata sampai tercipta

gelembung udara. Carbopol bersifat stabil, higroskopik, penambahan temperatur

berlebih dapat mengakibatkan kekentalan menurun sehingga mengurangi

stabilitas.

Gambar 1. Rumus bangun carbopol

Carbopol 941 memiliki viskositas 4.000-11.000 digunakan sebagai bahan

pengental yang baik, viskositas tinggi, sering digunakan dalam gel, krim, salep.

Aplikasi pada formulasi farmasetika atau teknologi yaitu carbopol bisa digunakan

dalam formulasi farmasetika bentuk cair atau semi padat sebagai suspending

agent atau peningkatan viskositas. Carbopol juga digunakan sebagai emulsifying

agent pada sediaan emulsi O/W untuk pemakaian luar, digunakan pada kosmetik

secara terapeutik (Rowe et al, 2006).

Carbopol digunakan sebagai basis gel karena bersifat non toksik dan tidak

menimbulkan reaksi hipersensitif ataupun reaksi-reaksi alergi terhadap

penggunaan obat secara topikal. Carbopol dapat menghasilkan viskositas yang

tinggi pada konsentrasi yang rendah serta bekerja secara efektif pada kisaran pH

yang luas (Rowe et al, 2006).

Page 32: OPTIMASI FORMULA GEL EKSTRAK KAYU SECANG (Caesalpinia ...repository.setiabudi.ac.id/763/2/TESIS.pdfoptimasi formula gel ekstrak kayu secang (caesalpinia sappan l.) menggunakan kombinasi

16

2. Carboxymethylcellulose

Turunan selulosa termasuk golongan polimer semi sintetik. Turunan

selulosa yang banyak digunakan sebagai bahan pembentuk gel misalnya

carboxymethylcellulose, hidroksipropil selulosa dan metil selulosa. Perbedaan

metil selulosa dan natrium karboksimetil selulosa dapat larut dalam air dingin

maupun air panas (Voigt, 1995).

Gambar 2. Rumus bangun carboxymethylcellulose(Ditjen, 1981)

Karboksimetil selulosa merupakan polomer anionik. Proses pembuatan

gelnya memerlukan suatu kation, biasanya menggunakan natrium (Na). CMC-Na

larut dalam air maupun campuran air-gliserin. Gel dengan medium air stabil pada

pH 2-10, tetapi rentan terhadap mikroba. Kelarutan dari CMC mudah terdispersi

dalam air membentuk koloidal, tidak larut dalam etanol (95%) P dalam eter P dan

dalam pelarut organik lain (Ditjen, 1979).

Keuntungan CMC adalah stabil pada suhu 1000C dalam waktu yang lama

tanpa mengalami koagulasi (Voigt, 1995). Natrium karboksimetilselulosa

mengandung 6,5% dan tidak lebih dari 9,5% natrium dihitung terhadap zat yang

telah dikeringkan, berupa serbuk atau butiran putih atau kuning gading, tidak

berbau atau hampir tidak berbau dan higroskopis (Ditjen, 1995). Fungsi dari

Page 33: OPTIMASI FORMULA GEL EKSTRAK KAYU SECANG (Caesalpinia ...repository.setiabudi.ac.id/763/2/TESIS.pdfoptimasi formula gel ekstrak kayu secang (caesalpinia sappan l.) menggunakan kombinasi

17

CMC-Na adalah sebagai coating agent, penstabil, gelling agent, suspending

agent,desintegrant pada tablet dan kapsul, bahan pengisi tablet, meningkatkan

viskositas dan water absorbsing agent (Rowe et al 2006).

3. Gliserin

Gliserin mengandung tidak kurang dari 95,0% C3H8O3. Kegunaannya

sebagai humektan, pelarut. Penyimpanannya dalam wadah tertutup rapat (Ditjen,

1981).

Gambar 3. Rumus bangun gliserin(Ditjen, 1981)

Glycerolum atau gliserin atau gliserol mempunyai bobot molekul 92,09

dengan rumus molekul C3H8O3. Pemerian gliserin merupakan cairan jernih seperti

sirup yang tidak berwarna, berasa manis, berbau khas lemah, higroskopis dan

netral terhadap lakmus. Gliserin dapat bercampur dengan air dan dengan etanol,

tidak larut dalam kloroform dalam eter dalam minyak lemak dan dalam minyak

menguap (Anonim, 1995).

4. Methylis parabenum (metil paraben)

Metil paraben atau sering dikenal dengan nama nipagin mempunyai berat

molekul 152,15 dengan rumus molekul C8H8O3. Pemerian; serbuk hablur halus,

putih, hampir tidak berbau, tidak mempunyai rasa kemudian agak membakar

diikuti rasa tebal (Anonim 1986).

Page 34: OPTIMASI FORMULA GEL EKSTRAK KAYU SECANG (Caesalpinia ...repository.setiabudi.ac.id/763/2/TESIS.pdfoptimasi formula gel ekstrak kayu secang (caesalpinia sappan l.) menggunakan kombinasi

18

Gambar 4. Rumus bangun metil paraben

Larut dalam 500 bagian air, dalam 20 bagian air mendidih, 3,5 bagian

etanol (95%) P dan dalam larutan alkali hidroksida P; mudah larut dalam eter P

dan dalam 60 bagian gliserol P panas dan dalam 40 bagian lemak minyak nabati

panas, jika didinginkan larutan tetap jernih. Khasiat dari metil paraben adalah

sebagai zat tambahan sekaligus pengawet sediaan (Anonim, 1986).

5. Trietanolamin

Trietanolamin memliliki bobot jenis 1,120 sampai 1,128, indeks bias 1,481

sampai 1,486. Kegunaanya sebagai zat tambahan dan penyimpanannya dalam

wadah tertutup rapat dan terlindung dari cahaya (Anonim, 1980).

Gambar 5. Rumus bangun trietanolamin(Ditjen, 1981)

Trietanolamin atau TEA mempunyai rumus molekul N(C2H4OH)3.

Trietanolamin merupakan cairan agak kental, tidak berwarna sampai kuning muda

dan bau amoniak dan bersifat agak higroskopis. Kelarutan TEA: dapat bercampur

dengan air dan dengan etanol; larut dalam kloroform (Anonim, 1986).

Page 35: OPTIMASI FORMULA GEL EKSTRAK KAYU SECANG (Caesalpinia ...repository.setiabudi.ac.id/763/2/TESIS.pdfoptimasi formula gel ekstrak kayu secang (caesalpinia sappan l.) menggunakan kombinasi

19

E. Tanaman ekstrak kayu secang (Caesalpinia sappan L.)

1. Taksonomi Secang

Klasifikasi tanaman secang adalah sebagai berikut :

Kingdom : Plantae

Divisi : Spermatophyta

Subdivisi : Angiospermae

Kelas : Diotyledonae

Ordo : Fabales

Famili : Fabaceae

Genus : Caesalpinia

Spesies : Caesalpinia SappanL.

2. Keterangan botani tanaman secang

Kayu secang merupakan tumbuhan yang biasa tumbuh di daerah tropis dan

biasa dijumpai sebagai tanaman pagar serta hidup pada ketinggian 500-1000 m

diatas permukaan laut. Tanaman secang memiliki klasifikasi yaitu termasuk ke

dalam familia caesalpiniaceae, genus Caesalpinia L., dan dengan nama ilmiah

Caesalpinia sappan L (Anonim, 1985; Tjitrosoepomo, 1994).

3. Kegunaan

Di daerah tropis pada umumnya, tanaman secang biasa dipergunakan

sebagai pewarna makanan, kosmetik, cat dan memiliki potensi aksi farmakologi.

Tanaman secang banyak mengandung tanin yang baik untuk menyamak barang

dari kulit dan memiliki kegunaan lain seperti mengobati TBC, luka, antidiare,

analgetik, antipiretik, penyakit kulit, desinfektan, tonikum, dan rematik

(Anonim,1985; Rudjiman, 1995). Menurut Heyne (1987), kayu secang

dipergunakan untuk menyembuhkan penyakit yang berkaitan dengan peredaran

darah seperti memar, murus darah, muntah darah dan sebagainya. Di Thailand

Page 36: OPTIMASI FORMULA GEL EKSTRAK KAYU SECANG (Caesalpinia ...repository.setiabudi.ac.id/763/2/TESIS.pdfoptimasi formula gel ekstrak kayu secang (caesalpinia sappan l.) menggunakan kombinasi

20

kayu secang dipergunakan dalam pewarna makanan, garmen dan kosmetik. Juga

telah diketemukan bahwa ekstrak kayu secang memiliki aktivitas antioksidan serta

menunjukkan pengaruh yang signifikan dalam menurunkan daya hidup

spermatozoa (Wetwitayaklung et al, 2005).

4. Kandungan kimia

Bila batang tanaman secang dipotong kemudian diambil kulitnya maka

akan diperoleh kayu yang berwarna merah kecoklatan yang diberi nama sappan

(Wallis, 1955). Kayu secang mengandung zat warna, asam galat, asam tanat,

sedikit minyak atsiri, resin, tanin dan polifenol (Perry, 1980; Sugati dan

Hutapea,1991). Kayu secang memiliki kandungan senyawa berupa brazilin

(C16H14O5), sappanin (C12H12O4), brazilein, minyak atsiri seperti D-α-felandrena,

asam galat, osinema, dan damar.

Berdasarkan hasil penelitian Wetwitayaklung et al., (2005). Komponen

utama dari ekstrak kayu secang telah diketahui yaitu dalam bentuk komponen

fenolik, dan terdiri dari 4 macan sub tipe struktur yaitu sub tipe brazilin, kalkon,

protosapanin, dan homoisoflavonoid. Diantaranya derivat protosapanin seperti

protosapanin B dan isoprotosapanin B, 10-Ometilprotosapanindan 10-O-

metilisoprotosapanin, sama pula halnya dengan protosapanin E1 dan protosapanin

E2 merupakan suatu pasangan epimer. Sementara itu epimer homoisoflavonoid

seperti sapanol dan episapanol, 4-Ometilsapanoldan 4-O-metilepisapanol, 3-O-

metilsapanol dan 3-O metilepisapanol telah dapat diisolasi dari kayu secang.

Terakhir telah diisolasi pula senyawa baru dari kayu secang dan

teridentifikasi sebagai 3-benzilkroman yang merupakan turunan dari 3’-deoksi-4-

Page 37: OPTIMASI FORMULA GEL EKSTRAK KAYU SECANG (Caesalpinia ...repository.setiabudi.ac.id/763/2/TESIS.pdfoptimasi formula gel ekstrak kayu secang (caesalpinia sappan l.) menggunakan kombinasi

21

O-metilepisapanol, dan dengan komponen lainnya dalam kayu secang yaitu

:protosapanin A, sapankalkon, sapanon, asam palmitat, (+)-(8S,8’S)-

bisdihidrosiringenin, brazilein, 3-deoksisapankalkon, (+)-lioniresinol, 3-

deoksisapanon B, protosapanin B, isoprotosapanin B, 3'-O-metilbrazilin dan

brazilin (Fu et al, 2008).

F. Pemisahan Senyawa

1. Pengertian ekstrak

Ekstrak adalah sediaan padat yang diperoleh dengan mengestraksi zat aktif

dari simplisia nabati atau hewan menggunakan pelarut yang sesuai, kemudian

semua atau hampir semua pelarut diusapkan dan massa atau serbuk yang tersisa

diperlakukan sehingga memenuhi baku yang ditetapkan. Pembakuan ekstrak

dimaksudkan agar zat berkhasiat untuk diatur dosisnya. Sediaan ekstrak dapat

distandarisasikan zat berkhasiatnya, sedangkan kadar zat berkhasiat dalam

simplisia sukar dan beragam (Ditjen, POM 1979)

2. Metode penyarian

Penyaringan merupakan pemindahan massa zat aktif yang semula berada

dalam sel, ditarik oleh cairan penyari sehingga terjadi larutan zat aktif dalam

cairan penyari. Penyarian akan bertambah baik bila permukaan serbuk simplisia

yang bersentuhan dengan cairan penyari makin luas (Ditjen, POM,1986). Sistem

pelarut yang digunakan dalam ekstraksi harus dipilih berdasarkan kemampuannya

dalam melarutkan jumlah yang maksimal dan zat aktif seminimum mungkin bagi

unsur yang tidak diinginkan (Ansel, 2012).

Page 38: OPTIMASI FORMULA GEL EKSTRAK KAYU SECANG (Caesalpinia ...repository.setiabudi.ac.id/763/2/TESIS.pdfoptimasi formula gel ekstrak kayu secang (caesalpinia sappan l.) menggunakan kombinasi

22

Metode penyarian yang digunakan tergantung pada wujud dan kandungan

zat dari bahan yang akan disari. Metode dasar penyarian adalah maserasi,

perkolasi, dan soxhletasi. Pemilihan terhadap ketiga metode di atas disesuaikan

dengan kepentingan dalam memperoleh sari (Harbone, 1987).

3. Maserasi

Maserasi (Macerase: Mengairi, melunakkan) adalah cara ekstraksi yang

sederhana. Maserasi disimpan terlindungi dari cahaya langsung (mencegah reaksi

yang dikatalisis cahaya atau perubahan warna) dan dikocok kembali. Waktu

maserasi diperlukan kurang lebih 5 hari untuk memungkinkan berlangsungnya

proses yang menjadi dasar dari cairan (melarutnya bahan simplisia dari yang

rusak yang terbentuk pada penghalusan ekstraksi (difusi) bahan kandungan dari

sel yang masih utuh. Keadaan diam selama maserasi menyebabkan turunnya

perpindahan bahan aktif (Voight, 1995).

Cairan maserasi dan cairan yang diperoleh melalui perasan disatukan

dengan mencuci sisa perasan dengan bahan ekstraksi, sisa kandungan bahan

ekstraktif dan untuk menyeimbangkan kembali kehilangan akibat penguapan yang

terjadi pada penyaringan dan pengepresan. Hasil ekstraksi disimpan dalam kondisi

dingin beberapa hari, lalu cairannya dituang dan disaring (Voigt, 1994).

Proses maserasi dilakukan sebagai berikut: 10 bagian simplisia atau

campuran simplisia dengan derajat halus yang cocok dimasukkan kedalam suatu

bejana, kemudian dituang 75 bagian penyari, ditutup dan dibiarkan selama 5 hari

terlindung dari cahaya matahari sambil sesekali diaduk. Campuran tersebut

diserkai selama 5 hari, diperas, dicuci ampasnya dengan cairan penyari sampai

diperoleh 100 bagian. Maserasi dipindah dalam bejana tertutup dan dibiarkan

Page 39: OPTIMASI FORMULA GEL EKSTRAK KAYU SECANG (Caesalpinia ...repository.setiabudi.ac.id/763/2/TESIS.pdfoptimasi formula gel ekstrak kayu secang (caesalpinia sappan l.) menggunakan kombinasi

23

ditempat yang sejuk, terlindung dari cahaya selama dua hari, maserasi

dienaptuangkan atau disaring, kemudian maserasi disuling atau diuapkan pada

tekanan rendah pada suhu tidak lebih dari 50°C sampai konsistensi yang

dikehendaki (Ditjen POM, 1986).

4. Sokhletasi

Sokhletasi merupakan salah satu metode ekstraksi cara panas dengan

menggunakan pelarut yang selalu baru umumnya dilakukan dengan alat khusus

sehingga sehingga ekstraksi yang kontinyu dengan jumlah pelarut relatif konstan

dengan adanya pendingin balik (Ditjen POM, 1986).

5. Perkolasi

Perkolasi adalah cara penyaring yang dilakukan dengan mengalirkan

cairan penyari melalui serbuk simplisia yang telah dibasahi. Prinsip perkolasi

adalah serbuk simplisia ditempatkan dalam suatu bejana silinder, yang bagian

bawah diberi sekat berpori. Cairan penyari dialirkan dari atas ke bawah melalui

serbuk tersebut, cairan penyari akan melarutkan zat aktif dari sel-sel yang dilalui

sampai mencapai keadaan jenuh. Gerak ke bawah disebabkan oleh kekuatan gaya

beratnya sendiri dan cairan diatasnya, dikurangi dengan daya kapiler yang

cenderung untuk menahan. Alat yang digunakan untuk perkolasi disebut

perkolator. Bentuk perkolator ada tiga macam yaitu perkolator berbentuk tabung,

perkolator berbentuk paruh dan perkolator berbentuk corong (Ditjen POM, 1986).

6. Penyari

Pelarut adalah cairan yang digunakan untuk ekstraksi. Pemilihan pelarut

yang digunakan dalam ekstraksi dari bahan obat tertentu berdasarkan daya larut

Page 40: OPTIMASI FORMULA GEL EKSTRAK KAYU SECANG (Caesalpinia ...repository.setiabudi.ac.id/763/2/TESIS.pdfoptimasi formula gel ekstrak kayu secang (caesalpinia sappan l.) menggunakan kombinasi

24

yang aktif, zat yang tidak aktif serta zat yang tidak diinginkan tergantung perparat

yang digunakan (Ansel, 2012)

Etanol tidak menyebabkan pembengkakan membran sel dan memperbaiki

stabilitas bahan obat terlarut. Keuntungan lain, etanol mampu mengendapkan

albumin dan menghambat kerja enzim. Umunya yang digunakan sebagai cairan

pengestraksi adalah campuran bahan pelarut yang berlainan, khususnya campuran

etanol-air.

Farmakope Indonesia penetapkan sabagai cairan penyari adalah air, etanol,

etanol-air, atau eter. Etanol dipertimbangkan sebagai penyari karena lebih selektif,

kapang dan kuman sulit tumbuh dalam etanol 20% ke atas tidak beracun, netral,

absorbsinya baik, etanol dapat bercampur dengan air pada segala perbandingan

dan panas yang diperlukan untuk pemekatan lebih sedikit (Ditjen POM, 1986).

Etanol dapat melarutkan alkaloid basa, minyak menguap, glikosida,

kurkumin, kumarin, antrakinon, flavanoid, streoid, damar, dan klorofil lemak,

malam, tanin, dan saponin hanya sedikit larut. Zat pengganggu yang terlarut

hanya terbatas. Untuk meningkatkan penyarian biasanya menggunakan campuran

etanol dan air dimana perbandingannya tergantung pada bahan dicari (Anonim,

1986.).

G. Simplex Lettice Design

Suatu formula merupakan campuran dari beberapa komponen. Setiap

perubahan fraksi dari salah satu komponen dari campuran akan merubah

sedikitnya satu variabel atau bahkan lebih fraksi komponen lain. Jika Xi

adalah fraksi dari komponen I dalam campuran fraksi, maka:

Page 41: OPTIMASI FORMULA GEL EKSTRAK KAYU SECANG (Caesalpinia ...repository.setiabudi.ac.id/763/2/TESIS.pdfoptimasi formula gel ekstrak kayu secang (caesalpinia sappan l.) menggunakan kombinasi

25

0 ≤ Xi ≥ 1 i =1,2,…..,q ……………………………………….(1)

Campuran akan mengandung sedikitnya I komponen dan jumlah fraksi dari

semua komponen adalah tetap (=1), ini berarti:

X1 + X2 + ….. + Xq = 1 ……………………………………………….(2)

Area yang menyatakan semua kemungkinan kombinasi dari komponen-

komponen dapat dinyatakan oleh interior dan garis batas dari suatu gambar

dengan q tiap sudut dan q-1 dimensi. Simplex Lattice Design yang paling

sederhana adalah simplex dengan 2 variabel atau komponen, seperti yang

dapat terlihat pada gambar 6.

Gambar 6. Simplex Lettice Design model Model Linear (Bolton & Bon, 2004)

Y = B1(A) + B2(B) + B12(A)(B) …………………………………….(3)

Atau

Y = Ba(A) + Bb(B) + Bab(A)(B) ……………………………………..(4)

Atau

Y = b1X1 + b2X2 + b12X1X2 …………………………………………...(5)

Y = respon

(A)(B) = proporsi A dan B

B1, B2, B12 = koefisien yang diperoleh dari hasil percobaan

Page 42: OPTIMASI FORMULA GEL EKSTRAK KAYU SECANG (Caesalpinia ...repository.setiabudi.ac.id/763/2/TESIS.pdfoptimasi formula gel ekstrak kayu secang (caesalpinia sappan l.) menggunakan kombinasi

26

Semua fraksi dari kombinasi dua campuran dapat dinyatakan sebagai

garis lurus. Jika ada 3 komponen (q=3), maka akan dinyatakan sebagai dua

dimensi dengan 3 sudut yaitu merupakan gambar segitiga sama sisi (model

special cubic) seperti terlihat pada gambar 3. Panjang tiap sisi segitiga

menggambarkan ukuran 3 komponen sebagai suatu fraksi dar keseluruhan

komponen.

Gambar 7. Simplex lattice design model special cubic untuk 3 (Mandlik, Saugat, & Deshpande,

2012)

Tiap sudut segitiga sama sisi tersebut menyatakan komponen murni atau

presentase maksimum komponen itu, dengan atau tanpa adanya dua

komponen lain atau pada konsentrasi minimumnya. Titik A menyatakan

formula yang hanya mengandung komponen A atau presentase maksimum

komponen A dengan atau tanpa komponen B dan C pada konsentrasi

minimum. Garis AC menyatakan semua kemungkinan campuran A dan C.

Titik D menyatakan campuran 0,5 komponen A dan 0,5 komponen C, dan

atau komponen B pada konsentrasi minimumnya. Yang harus diperhatikan

adalah ketiga sisi segitiga harus mempunyai skala yang sama (Bolton & Bon,

2004).

Page 43: OPTIMASI FORMULA GEL EKSTRAK KAYU SECANG (Caesalpinia ...repository.setiabudi.ac.id/763/2/TESIS.pdfoptimasi formula gel ekstrak kayu secang (caesalpinia sappan l.) menggunakan kombinasi

27

Hubungan fungsional antara respon (variabel tergantung) dengan

komposisi (variabel bebas) dinyatakan dengan persamaan:

Y = b1X1 + b2X2 + b3X3 + b12X1X2 + b23X2X3 + b13X1X3 + b123X1X2X3 …(6)

Y = respon

X1, X2, X3 = fraksi dari tiap komponen

b1, b2, b3 = koefisien regresi dari X1, X2, X3

b12, b13, b23 = koefisien regresi dari X1 – X2, X1 – X3, X2 – X3

b123 = koefisien regresi dari X1 – X2 – X3

Dalam persamaan di atas tidak terdapat b0 (intersep) yang merupakan suatu

konstanta dari suatu titik potong, karena dalam model segitiga sama sisi ini

tidak dimungkinkan adanya suatu titik potong.

Untuk q = 3, maka persamaan (2) berubah menjadi:

X1 + X2 + X3 = 1 ………………………………………………………(7)

Berdasarkan persamaan (7) didapat X3 = 1 – (X1 + X2) dan jika disubstitusikan

ke persamaan (6) menjadi:

Y = B1 X1 + B2 X2 + B3 [1 – (X1 + X2)] + B12 X1 X2 + B13 X1 [1- (X1 + X2)] +

B23 X2 [1 – (X1 + X2)] + B123 X1 X2 [1 – (X1 + X2)] ……………..(8)

Jika persamaan (8) diubah dalam bentuk persamaan kuadrat dengan

basis X2 maka:

( - B23 – B123 X1) X22 + (B2 – B3 + B12 X1 – B13 X1 + B23 – B23 X1 + B123 X1 –

B123 X12) X2 + (B1 X1 + B3 – B3 X1 + B13 X1 – B13 X1

2) – Y = 0 ……....(9)

Dengan dikaitkan pada Y = ax2 + bx + c, maka:

a = - B23 – B123 X1

Page 44: OPTIMASI FORMULA GEL EKSTRAK KAYU SECANG (Caesalpinia ...repository.setiabudi.ac.id/763/2/TESIS.pdfoptimasi formula gel ekstrak kayu secang (caesalpinia sappan l.) menggunakan kombinasi

28

b = B2 – B3 + B12 X1 – B13 X1 + B23 – B23 X1 + B123 X1 – B123 X12

c = B1 X1 + B3 – B3 X1 + B13 X1 – B13 X12 – Y

Koefisiean diketahui dari perhitungan regresi dan Y adalah respon yang

diinginkan. Nilai X1 ditentukan maka nilai X2 dapat dihitung, akan didapatkan

2 nilai X2 dan dicari X2 yang memenuhi syarat yaitu memenuhi persamaan (1)

dan (8) dengan kata lain X2 digunakan untuk mencari nilai X3 dengan

persamaan (8). Setelah semua nilai didapatkan dimasukkan ke dalam segitiga

maka akan didapatkan contour plot yang diinginkan (Armstrong, 2009).

H. Landasan teori

Untuk memudahkan dalam penggunaan ekstrak kayu secang maka dapat

dibuat sediaan gel. Kombinas dua gelling agent yaitu Karbopol dan Na CMC

serta gliserin sebagai humektan. Penggunaan CMC-Na sebagai basis gel dapat

membentuk larutan koloida dalam air yang dapat membuat gel menjadi tidak

jernih karena menghasilkan dispersi koloid dalam air yang ditandai munculnya

bintik-bintik dalam gel (Rowe et al, 2006). Selain itu, sediaan gel berbasis

CMC-Na memiliki diameter penyebaran yang lebih kecil dibanding gel berbasis

karbopol.

Salah satu metode yang dapat digunakan untuk mendapatkan kombinasi

karbopol dan CMC-Na serta gliserin yang menghasilkan formula dengan sifat

fisik optimal adalah SLD (Simplex Lattice Design). Keuntungan dari metode ini

adalah praktis dan cepat karena merupakan penentuan formula dengan coba-coba

(trial and error) (Amstrong & James, 1996). Metode SLD dapat digunakan untuk

optimasi formula pada berbagai jumlah komposisi bahan yang berbeda.

Page 45: OPTIMASI FORMULA GEL EKSTRAK KAYU SECANG (Caesalpinia ...repository.setiabudi.ac.id/763/2/TESIS.pdfoptimasi formula gel ekstrak kayu secang (caesalpinia sappan l.) menggunakan kombinasi

29

Berdasarkan pertimbangan di atas, maka dilakukan penelitian dengan tujuan

mengetahui formula optimum gel kayu secang berdasarkan metode SLD (Simplex

Lattice Design.

Pada penelitian ini digunakan CMC Na dan Karbopol yang berfungsi

sebagai agen penstabilisasi dan gelling agent (Rowe, 2006) Gelling agent

merupakan bahan yang dapat meningkatkan viskositas dan stabilitas sediaan,

memberikan karakteristik sifat alir serta memberikan struktur internal yang

kompleks. Gliserin digunakan sebagai humektan yang dapat menjaga kandungan

air pada sediaan dan dapat menjaga kelembaban kulit. Sebagian besar sediaan

menggunakan humektan karena berfungsi menjaga kelembaban dengan menarik

air dari udara, sehingga gel yang dibuat dengan kombinasi carbopol, CMC dan

gliserin memiliki stabilitas fisik yang baik.

I. Hipotesis

Hipotesis yang dapat di susun dari penelirtian ini adalah

1. Gel ekstrak etanol kayu secang dengan kombinasi Carbopol, Na CMC dan

gliserin memberikan sifat fisik yang optimum.

2. Gel ekstrak etanol kayu secang dengan kombinasi carbopol, Na CMC dan

gliserin memberikan sifat fisik optimum dengan metode Simplex Lattice

Design.

3. Formula optimum gel ekstrak etanol kayu secang dengan kombinasi Carbopol,

Na CMC dan gliserin memiliki stabilitas fisik yang baik.

4. Formula optimum gel ekstrak etanol kayu secang dengan kombinasi carbopol,

Na CMC dan gliserin aman terhadap parameter uji iritasi.

Page 46: OPTIMASI FORMULA GEL EKSTRAK KAYU SECANG (Caesalpinia ...repository.setiabudi.ac.id/763/2/TESIS.pdfoptimasi formula gel ekstrak kayu secang (caesalpinia sappan l.) menggunakan kombinasi

30

BAB III

METODE PENELITIAN

A. Populasi dan Sampel

1. Populasi

Populasi adalah semua gel ekstrak kayu secang (Caesalpinia sappan L.)

dengan kombinasi karbopol dan Na CMC sebagai basis gel serta gliserin sebagai

pengawet yang berbeda-beda konsentrasinya.

2. Sampel

Sampel yang digunakan dalam penelitian adalah kayu secang yang di

dikumpulkan dari daerah Tawangmangu Surakarta, Jawa Tengah pada bulan

Agustus 2016.

B. Variabel Penelitian

1. Identifikasi variabel utama

Variabel utama dalam penelitian ini adalah proporsi dari gel ekstrak kayu

secang (Caesalpinia sappan L.) dengan kombinasi karbopol dan Na CMC sebagai

basis gel serta gliserin sebagai pengawet yang dioptimasi dengan metode simplex

lattice design.Pengujian stabilitas fisik gel dengan berbagai pengujian.

2. Klasifikasi variabel utama

Variabel bebas utama dalam penelitian ini diklasifikasi dalam berbagai

variabel antara lain variabel bebas, variabel kendali dan variabel tergantung.

Variabel bebas yang dimaksud dalam penelitian ini adalah variabel yang

sengaja direncanakan diteliti pengaruhnya terhadap variabel tergantung. Variabel

Page 47: OPTIMASI FORMULA GEL EKSTRAK KAYU SECANG (Caesalpinia ...repository.setiabudi.ac.id/763/2/TESIS.pdfoptimasi formula gel ekstrak kayu secang (caesalpinia sappan l.) menggunakan kombinasi

31

bebas dari penelitian ini adalah kombinasi karbopol dan Na CMC sebagai basis

gel serta gliserin sebagai pengawet dalam 13 formula gel ekstrak kayu secang

(Caesalpinia sappan L.) dengan metode Simplex Lettice Design.

Variabel tergantung adalah pusat persoalan yang merupakan kriteria

penelitian ini. Variabel tergantung dalam penelitian ini adalah stabilitas fisik gel

yaitu viskositas, pH, daya lekat gel dan daya sebar gel.

Variabel terkendali yang dimaksud dalam penelitian ini adalah variabel

yang dianggap berpengaruh selain variabel bebas. Variable terkendali dalam

penelitian ini adalah proses pembuatan sediaan gel, peralatan yang digunakan,

pengujian iritasi gel kayu secang pada kelinci, kualitas bahan dan penelitian

3. Definisi operasional variabel utama

Pertama, kayu secang dikumpulkan dari daerah Tawangmangu Surakarta,

Jawa Tengah pada bulan Agustus 2016.

Kedua, Ekstrak etanol kayu secang yang diperoleh dengan memaserasi

serbuk kayu secang dengan etanol 96%, kemudian diuapkan dengan rotary vacum

evaporator hingga diperoleh ekstrak kental.

Ketiga, gel ekstrak etanol kayu secang adalah hasil pencampuran ekstrak

kayu secang (Caesalpinia sappan L.)dengan basis gel.

Keempat, viskositas adalah ukuran dari ketahanan fluidan yang diubah

baik dengan tekanan maupun tegangan. Viskositas digunakan untuk mengukur

daya kekentalan gel. Semakin kental gel, semakin melekat pada kulit.

Kelima, aktivitas antioksidan adalah efek yang ditimbulkan dari gel

ekstrak kayu secang (Caesalpinia sappan L.) sebelum dan sesudah dibuat sediaan

gel.

Page 48: OPTIMASI FORMULA GEL EKSTRAK KAYU SECANG (Caesalpinia ...repository.setiabudi.ac.id/763/2/TESIS.pdfoptimasi formula gel ekstrak kayu secang (caesalpinia sappan l.) menggunakan kombinasi

32

C. Bahan dan Alat

1. Bahan

Bahan utama yang digunakan adalah kayu secang merah yang diperoleh

dari Tawamangu Karang Anyer Jawa Tengah, bahan kimia yang digunakan jika

tidak dinyatakan lain berkualitas farmasetik (Pharmaceutical grade) yang

didapatkan dari Brataco, Indonesia. Bahan kimia tersebut adalahetanol 96%,

Carbopol, Na CMC, gliserin, trietanolamin, metil paraben, air suling.

2. Alat

Alat-alat yang digunakan dalam penelitian ini adalah neraca gram kasar,

neraca gram halus, disc mill, gelas ukur, beaker glass, Erlenmeyer, tabung reaksi,

corong kaca, ayakan no 40, oven, botol maserasi, wadah gel, viscometer Rion

VT-04, mortir dan stamfer, alat uji daya lekat, alat uji daya sebar, water bath,

vakum rotary evaporator dan alat uji pH.

D. Jalannya Penelitian

1. Determinasi simplisia kayu secang

Tahap pertama penelitian ini adalah menetapkan kebenaran sampel kayu

secang berkaitan dengan ciri-ciri morfologis yang ada pada tanaman kayu secang

terhadap kepustakaan dan dibuktikan di Laboratorium Balai Besar Penelitian dan

Pengembangan Tanaman Obat dan Obat Tradisional Tawamangu.

2. Pembuatan serbuk herba kayu secang

Sebanyak 3 kg kayu secang merah (Caesalpinia sappan L.) yang telah

kering setelah dioven diserbuk dengan mesin penyerbuk, kemudian diayak dengan

ayakan no 40. Serbuk yang tidak terayak dihaluskan lagi sampai semua serbuk

Page 49: OPTIMASI FORMULA GEL EKSTRAK KAYU SECANG (Caesalpinia ...repository.setiabudi.ac.id/763/2/TESIS.pdfoptimasi formula gel ekstrak kayu secang (caesalpinia sappan l.) menggunakan kombinasi

33

terayak. Setelah itu serbuk ditimbang lagi untuk menentukan perhitungan bobot

persen kering terhadap bobot basah.

3. Pembuatan ekstrak etanol kayu secang

Ekstrak dibuat dengan cara maserasi dengan menggunakan etanol 96%.

Satu bagian serbuk kering kayu secang dimasukkan kedalam maserator, ditambah

10 bagian etanol 96%, direndam selama 6 jam sambil sekali-kali diaduk,

kemudian didiamkan sampai 24 jam. Maserat dipisahkan dan proses diulangi

dengan jenis dan jumlah pelarut yang sama. Semua maserat dikumpulkan dan

diuapkan dengan penguap vakum hingga diperoleh ekstrak kental. Rendemen

yang diperoleh ditimbang dan dicatat.

Rendemen: tidak kurang dari 9%

4. Standarisasi ekstrak

4.1 Penentuan susut pengeringan. Sejumlah 0,1 g ekstrak ditimbang

dalam krus porselen bertutup yang sebelumnya telah dipanaskan pada suhu 1050C

selama 30 menit dan telah ditera. Diratakan dengan menggoyangkan hingga

merupakan lapisan setebal 10 – 15 mm dan dikeringkan pada suhu penetapan

hingga bobot tetap, tutupnya dibuka, dibiarkan krus dalam keadaan tertutup dan

mendingin dalam desikator hingga suhu kamar, kemudian dicatat bobot tetap yang

diperoleh untuk menghitung persentase susut pengeringannya

.

4.2 Identifikasi kandungan kimia ekstrak etanol kayu secang.

Identifikasi senyawa dengan KLT pada penelitian kali ini dilakukan pada

ekstrak kayu secang. Kromatografi lapis tipis (KLT) dilakukan untuk mengetahui

Page 50: OPTIMASI FORMULA GEL EKSTRAK KAYU SECANG (Caesalpinia ...repository.setiabudi.ac.id/763/2/TESIS.pdfoptimasi formula gel ekstrak kayu secang (caesalpinia sappan l.) menggunakan kombinasi

34

kandungan kimia yang terdapat pada ekstrak kayu secang. Senyawa yang

diidentifikasi yaitu flavonoid, dan tanin.

Tabel 1. Identifikasi dengan KLT

Senyawa Fase diam Fase gerak Pereaksi

semprot

Hasil

pustaka

Daftar

pustaka

Flavonoid Silika gel

GF 254

n- butanol :

asam asetat : air

(4 : 1 :5)

Larutan sitro

borat

Kuning Hartanti

2008

Tanin Silika gel

GF 254

n- heksan: etil

asetat (3 : 7)

FeCl3 1% Kuning

kehitaman

Depkes

1987

E. Pembuatan Gel

Gel ekstrak kayu secang pada penelitian ini dibuat berdasarkan formula

acuan yang telah di cantumkan dibawah ini.

1. Formula.

Formula acuan (Saifullah 2008)

Carbopol 941 0,5 %

Gliserin 10 %

Trietanolamin 0,5 %

Pengawet q.s

Aquadest ad 30 ml

Formula rancangan Gel ekstrak kayu secang sebagai berikut

Ekstrak etanolik kayu secang 3 g

Carbopol 0,5 - 4,5 g

Na CMC 3 – 7 g

Gliserin 9 – 13 g

Trietanolamin 0.15 g

Metil Paraben 0,06 g

Air Suling Ad 30 ml

Page 51: OPTIMASI FORMULA GEL EKSTRAK KAYU SECANG (Caesalpinia ...repository.setiabudi.ac.id/763/2/TESIS.pdfoptimasi formula gel ekstrak kayu secang (caesalpinia sappan l.) menggunakan kombinasi

35

Setelah membuat rancangan formula berdasarkan acuan yang telah

ditentukan maka untuk mendapatkan formula yang akan ditentukan secara

otomatis oleh Software Design Expert Versi 8.0.6.1, maka sebelumnya harus

menentuakan batas bawah dan batas atas dari ketiga faktor pencampuran, setelah

batas atas dan batas bawah di tentukan dan dimasukkan kedalam aplikasi Software

Design Expert Versi 8.0.6.1, maka secara otomatis rancangan formula

berdasarkan Simplex Lattice Design akan muncul baru bisa ditentukan konsentrasi

bahan dari masing-masing formula.

Tabel 2. Penentuan aras tinggi dan aras rendah faktor pencampuran

Kode nilai sebenarnya (persen dalam formula)

Nilai2 Carbopol Na CMC Gliserin

0 0,5 (1%) 3 (4%) 9 (15%)

1 4,5 (2%) 7 (5%) 13 (25%)

Catatan

0 = batas bawah = minimum

1 = batas atas = maksimum

Tabel 3. Rancangan formula berdasarkan Simplex Lattice Design

Bahan / gel

Run Carbopol Na CMC Gliserin

(X1) (X2) (X3)

1 0,5 0 0,5

2 0 1 0

3 0,167 0,167 1,667

4 0,333 0,333 0,333

5 0 0 1

6 1 0 0

7 0,667 0,167 0,167

8 0 1 0

9 1 0 0

10 0,5 0,5 0

11 0,167 0,667 0,167

12 0 0 1

13 0 0,5 0,5

X1 = Carbopol X2 = Na CMC X3=Gliserin

Page 52: OPTIMASI FORMULA GEL EKSTRAK KAYU SECANG (Caesalpinia ...repository.setiabudi.ac.id/763/2/TESIS.pdfoptimasi formula gel ekstrak kayu secang (caesalpinia sappan l.) menggunakan kombinasi

35

Tabel 4. Formula gel antioksidan kayu secang

Bahan Formula (mg)

F1 F2 F3 F4 F5 F6 F7 F8 F9 F10 F11 F12 F13

Ekstrak kayu

secang

3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3

Carbopol 2,5 0,5 1,17 1,83 0,5 4,5 3,17 0,5 4,5 2,5 1,17 0,5 0,5

Na CMC 3.00 7 3,67 4,33 3 3 3,67 7 3 5 5,67 3 5

Gliserin 11 9 11,67 10,33 13 9 9,67 9 9 9 9,67 13 11

Trietanolamin 0,15 0,15 0,15 0,15 0,15 0,15 0,15 0,15 0,15 0,15 0,15 0,15 0,15

Metil paraben 0,06 0,06 0, 06 0, 06 0, 06 0,06 0,06 0, 06 0,06 0, 06 0, 06 0, 06 0, 06

Aquadest ad 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30

Total 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30

Page 53: OPTIMASI FORMULA GEL EKSTRAK KAYU SECANG (Caesalpinia ...repository.setiabudi.ac.id/763/2/TESIS.pdfoptimasi formula gel ekstrak kayu secang (caesalpinia sappan l.) menggunakan kombinasi

36

36

Cara pembuatan gel. Karboksimetilselulosa dikembangkan ke dalam

aquadest panas 20 kalinya pada beaker glass. Nipagin dilarutkan dengan aquadest

dalam mortir dan ditambahkan gliserin, diaduk sampai homogen. Carbopol 940

ditambahkan pada campuran tersebut sambil terus diaduk dengan cepat. Hasil

pengembangan CMC dan trietanolamin ditambahkan ke dalam campuran,

kemudian diaduk dengan pengadukan ringan sampai diperoleh massa gel yang

transparan. Ditambahkan ekstrak kayu secang dan sisa aquadest ke dalam

campuran, lalu diaduk sampai didapatkan sediaan gel yang homogen.

2. Penentuan formula optimum

Formula optimum dipilih berdasarkan nilai total respon yang paling besar.

Total respon dapat dihitung dengan rumus :

R total = R1 + R

2 + R

3 +….+ R

n

R1,2,3,…,n

adalah respon dengan parameter yang kita tentukan sesuai dengan

desain yang kita inginkan. Bobot R1R

2R

3 dan seterusnya ditentukan oleh peneliti

dengan jumlah bobot total yang sama dengan 1. Pada penelitian ini digunakan 3

respon dari sifat fisik gel yang dianggap penting yaitu daya lekat gel (detik), daya

sebar gel (cm), dan viskositas (dPas).

3. Pembuatan gel dari formulasi optimum

Karboksimetilselulosa dikembangkan ke dalam aquadest panas 20 kalinya

pada beaker glass. Nipagin dilarutkan dengan aquadest dalam mortir dan

ditambahkan gliserin, diaduk sampai homogen. Carbopol 940 ditambahkan pada

campuran tersebut sambil terus diaduk dengan cepat. Hasil pengembangan CMC

dan trietanolamin ditambahkan ke dalam campuran, kemudian diaduk dengan

pengadukan ringan sampai diperoleh massa gel yang transparan. Ditambahkan

Page 54: OPTIMASI FORMULA GEL EKSTRAK KAYU SECANG (Caesalpinia ...repository.setiabudi.ac.id/763/2/TESIS.pdfoptimasi formula gel ekstrak kayu secang (caesalpinia sappan l.) menggunakan kombinasi

37

37

ekstrak kayu secang dan sisa aquadest ke dalam campuran, lalu diaduk sampai

didapatkan sediaan gel yang homogen.

4. Pengujian stabilitas fisik gel optimum ekstrak kayu secang

4.1 Uji Organoleptis. Uji organoleptis gel meliputi uji warna, bau

dankonsistensi gel untuk mengetahui secara fisik keadaan gel. Pemeriksaan

organoleptis dilakukan untuk mendiskripsikan warna, bau dan konsistensi dari

sediaan gel yang sudah bercampur dengan basis, sediaan yang dihasilkan

sebaiknya memiliki warna yang menarik, bau yang menyenangkan dan kekentalan

yang cukup agar nyaman dalam penggunaan. Pengujian dilakukan setelah sediaan

gel dibuat dalam satu hari (Voigt 1995).

4.3 Uji Homogenitas Gel. Ekstrak kayu secang yang telah dibuat sediaan

gel diuji homogenitasnya dengan dioleskan pada sekeping kaca atau bahan

transparan yang cocok. Homogenitas ditunjukkan dengan tidak adanya butiran

kasar pada sediaan. Pengujian dilakukan setelah sediaan gel dibuat dalam satu

hari.

4.4 Uji Viskositas Gel. Pengukuran viskositas gel dilakukan dengan

menggunakan alat, viscotester VT-04E (Rion CO, Ltd). Rotor dipasang pada

viskoseter dengan menguncinya berlawanan arah dengan jarum jam. Cup diisi

sampel gel yang akan diuji, setelah itu tempatkan rotor berada ditengah-tengah

cup yang berisi gel, kemudian alat dihidupkan. Rotor mulai berputar dan jarum

penunjuk viskositas secara otomatis akan bergerak menuju kekanan, kemudian

setelah stabil viskositas dibaca pada skala dari rotor yang digunakan (Anief,

1988).

Page 55: OPTIMASI FORMULA GEL EKSTRAK KAYU SECANG (Caesalpinia ...repository.setiabudi.ac.id/763/2/TESIS.pdfoptimasi formula gel ekstrak kayu secang (caesalpinia sappan l.) menggunakan kombinasi

38

38

4.5 Uji Daya Sebar Gel. Uji ini dilakukan dengan menggunakan alat-alat

seperti sepasang cawan petri, anak timbang gram dan stop watch kemudian

dilakukan dengan cara menimbang 0,5 g gel, diletakkan dengan kaca yang

lainnya, diletakkan kaca tersebut di atas massa gel dan dibiarkan 1 menit.

Diameter gel yang menyebar (dengan mengambil panjang rata-rata diameter dari

beberapa sisi) diukur, kemudian ditambahkan 50 g, 100 g, 150 g, 200 g, sebagai

bahan tambahan, setiap penambahan beban didiamkan selama 1 menit sesudah itu

dicatat diameter gel yang menyebar seperti sebelumnya. Pengujian dilakukan

setelah sediaan gel dibuat dalam satu hari. (Voigth, 1994).

4.6 Uji Daya Lekat Gel. Uji ini dilakukan dengan menggunakan alat-

alatseperti alat tes melekat gel. Dua gelas obyek, stopwatch, anak timbangan gram

dan dilakukan dengan cara melekatkan gel secukupnya di atas gelas obyek yang

lain di atas tersebut kemudian ditekan dengan beban 500 g selama 5 menit

kemudian pasang obyek gelas pada alat tes kemudian dilepaskan beban berat 20 g

dan dicatat waktu sampai kedua obyek tersebut terlepas diulangi cara di atas pada

masing-masing formula sebanyak 5 kali. Pengujian dilakukan setelah sediaan gel

dibuat dalam satu hari. (Miranti, 2009).

4.7 Uji pH Gel. Uji ini dilakukan dengan menggunakan alat pH meter

dengan cara sebanyak 1 gram sediaan diencerkan dengan aquadestilata hingga 10

mL. Diambil sediaan dan ditempatkan pada tempat sampel PH meter, kemudian

ditunggu sampai indikator PH meter stabil dan menunjukan nilai PH yang konstan

(Haisyah, 2012).

Page 56: OPTIMASI FORMULA GEL EKSTRAK KAYU SECANG (Caesalpinia ...repository.setiabudi.ac.id/763/2/TESIS.pdfoptimasi formula gel ekstrak kayu secang (caesalpinia sappan l.) menggunakan kombinasi

39

39

4.8 Uji Iritasi. Pada penelitian ini dilakukan pengujian iritasi primer

terhadap hewan uji kelinci untuk mengetahui tingkat keamanan apakah gel kayu

secang layak digunakan atau tidak. Oleh karena itu sebelum dilakukan

pengamatan terlebih dahulu hewan uji atau kelinci dicukur dengan menggunakan

pisau cukur dengan membuat kotak berukuran 2 x 2 cm dipunggung kelinci.

Setelah itu punggung kelinci dibersihkan pelan-pelan dengan aquadest. Setelah

punggung kelinci di bersihkan lalu kulit kelinci diolesi dengan gel kayu secang

sesuai dengan dosis yang ditentukan dimana punggung kiri dan kanan kelinci

pertama pada kotak 1 di oleskan gel sebanyak 1 kali, pada kotak II dioleskan gel

sebanyak 2 kali, sedangkan pada kotak III dioleskan gel sebanyak 3 kali.

Sedangkan pada punggung kiri dan kanan kelinci kedua pada kotak IV dioleskan

gel sebanyak 4 kali, pada kotak ke V dioleskan zat uji sebanyak 5 kali, sedangkan

pada kotak VI sebagai kontrol yaitu gel tanpa ekstrak kayu secang. Kemudian

kotak-kotak tersebut dilapisi dengan kasa steril untuk menjaga agar hewan uji

tidak dapat menelan senyawa zat uji yang diberikan. Setelah itu dilakukan

pengamatan gejala toksik selama 3 hari.

Dalam uji iritasi primer ada dua macam pengamatan yaitu pengamatan

kualitatif dan pengamatan kuantitatif. Pengamatan kualitatif dilakukan dengan

melihat gejala toksik iritasi primer dengan melihat timbul tidaknya eritema dan

edema setelah terpejamoleh tiap formula. Sedangkan untuk analisis kuantitatif

dilakukan dengan mengelompokan eritema dan edema kedalam skor-skor yang

sesuai.

Skor etitema : 0= tidak ada eritema ; 1= eritema ringan (diameter

<25,00 mm) ; 2= eritema sedang (diameter antara 25,10-30,00 mm) ; 3=

Page 57: OPTIMASI FORMULA GEL EKSTRAK KAYU SECANG (Caesalpinia ...repository.setiabudi.ac.id/763/2/TESIS.pdfoptimasi formula gel ekstrak kayu secang (caesalpinia sappan l.) menggunakan kombinasi

40

40

eritema kuat (diameter antara 30,10-35,00) ; 4= eritema parah (diameter

>35,10 mm). Skor udem : 0= tidak ada udem ; 1= uden ringan (ketebalan

<1mm) ; 2= udem sedang (ketebalan 1,10-2,00 mm) ; 3= udem parah (ketebalan

>2,00 mm) (Sukandar, 2006 : 126).

F. Analisis Hasil

Data hasil uji viskositas, daya sebar dan daya lekat semua pada metode

Simplex Lattice Design dianalisis dengan menggunakan Software Design Expert

Versi 8.0.6.1 untuk mendapatkan formula optimum. Dari formula optimum

dilanjutkan uji kesusaian Kolmogorov-Smirnov untuk mengetahui apakah data

percobaan formula optimum terdistribusi normal atau tidak. Data yang

terdistribusi normal dilanjutkan uji-t satu sampel dengan taraf kepercayaan 95%

untuk mengetahui perbedaan antara prediksi sifat fisik formula optimum dengan

sifat fisik formula optimum hasil percobaan. Perbandingan sifat fisik sediaan

antara awal pembuatan dan setelah penyimpanan formula optimum gel ekstrak

etanolik kayu secang ini dilakukan analisa menggunakan uji-t dua sampel

berpasangan dengan taraf kepercayan 95% yang digunakan untuk menentukan

stabilitas dari gel pengujian dilakukan dengan menggunakan SPSS versi 17.

Page 58: OPTIMASI FORMULA GEL EKSTRAK KAYU SECANG (Caesalpinia ...repository.setiabudi.ac.id/763/2/TESIS.pdfoptimasi formula gel ekstrak kayu secang (caesalpinia sappan l.) menggunakan kombinasi

41

41

G. SkemaRencana Prosedur Penelitian

Gambar 8. Skema rencana pembuatan ekstrak kayu secang

Disortasi dan dicuci

Dikeringkan

Diserbuk dengan mesin

penyerbuk

Diayak dengan ayakan

no.40

Kayu Secang

Serbuk kayu secang

Filtrat Residu

Diuapkan pada vacum

rotary evaporator

dengan suhu 400C

Ekstrak kental

Uji kadar air

Maserasi dengan etanol

96%

Disaring dengan kain

pemeras

Ekstrak dipakai untuk

pembuatan gel

Uji kandungan

kimia

Page 59: OPTIMASI FORMULA GEL EKSTRAK KAYU SECANG (Caesalpinia ...repository.setiabudi.ac.id/763/2/TESIS.pdfoptimasi formula gel ekstrak kayu secang (caesalpinia sappan l.) menggunakan kombinasi

42

42

Gambar 9. Skema penentuan formulasi optimum gel kayu secang

Run

I

Gel Etanol Kayu Secang

Uji Sifat Fisik

Formula optimum

Kesimpulan

1. Uji organoleptis

2. Uji homogenitas

3. Viskositas

4. Daya sebar

5. Daya lekat

6. Uji pH

7. Uji iritasi

8. Uji hedonik

1. Viskositas

2. Daya sebar

3. Daya lekat

4. Uji pH

Ekstrak kayu secang

Analisis data

Run

II

Run

III

Run

IIV

Run

V

Run

VI

Run

VII

Run

XIII

Uji Sifat Fisik gel

Optimasi

Run

VIII

Run

IX

Run

XI

Run

XII

Run

X

Page 60: OPTIMASI FORMULA GEL EKSTRAK KAYU SECANG (Caesalpinia ...repository.setiabudi.ac.id/763/2/TESIS.pdfoptimasi formula gel ekstrak kayu secang (caesalpinia sappan l.) menggunakan kombinasi

43

BAB IV

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

1. Hasil determinasi kayu secang

Determinasi dimaksudkan untuk menghindari kesalahan dari tanaman

yang digunakan dalam penelitian. Determinasi berdasarkan pustaka Backer, C.A

dan Brink R.C.B. (1965). Determinasi tanaman dilakukan untuk mengetahui

keshhbenaran tanaman yang diambil, mencocokkan diri dengan morfologi

tanaman yang akan diteliti dengan kunci determinasi dan menghindari kesalahan

pengumpulan bahan.

Hasil determinasi kayu secang (Caesalpinia sappan L) yang diperoleh dari

Laboratorium Morfologi Sistematik Tumbuhan, Balai Besar Penelitian dan

Pengembangan Tanaman Obat dan Obat Tradisional Tawamangu sebagai berikut:

1a – 2b – 3b – 4a – 5b – 6a– 7b familia 28. Caesalpinia.

1a - 2b - 3b - 5b - 7b – 8a Caesalpinia sappan L.

2. Pengeringan bahan dan pembuatan serbuk

Berat kayu secang basah adalah 7000 gram didapat serbuk kayu secang

sebesar 3000 mg. Data tersebut diperoleh rendemen serbuk buah apel kering

terhadap berat buah apel basah adalah sebesar 42,8 %. Data hasil pengeringan dan

perhitungan rendemen dapat dilihat pada lampiran 4.

3. Penetapan kadar air

Penetapan kadar air serbuk simplisia dilakukan untuk mengetahui kadar

kelembaban suatu bahan. Penetapan kadar air serbuk simplisia menggunakan alat

Moisture Balance. Prinsip kerja alat ini yaitu terjadinya pemanasan serbuk

Page 61: OPTIMASI FORMULA GEL EKSTRAK KAYU SECANG (Caesalpinia ...repository.setiabudi.ac.id/763/2/TESIS.pdfoptimasi formula gel ekstrak kayu secang (caesalpinia sappan l.) menggunakan kombinasi

44

44

kemudian terjadi penguapan sampai bobot serbuk konstan. Hal ini dilakukan agar

menghindari rusaknya serbuk simplisia karena kelembaban yang tinggi.

Kelembaban yang tinggi dapat memudahkan pertumbuhan jamur dan bakteri serta

perubahan kimia yang dapat merusak simplisia. Batas maksimal kadar air dalam

serbuk adalah 8,8%. Hasil penetapan kadar susut pengeringan yang didapat

sebesar 7,46%. Data penetapan kadar susut pengeringan dapat dilihat pada

lampiran 5.

4. Hasil pembuatan ekstrak etanol kayu secang

Serbuk kayu secang sebanyak 1800 gram dan diperoleh ekstrak kental

sebesar 300 gram. Prosentase rendemen yang didapat yaitu 54 %. Data hasil

pembuatan ekstrak etanol kayu secang dapat dilihat pada lampiran 6.

5. Identifikasi kandungan senyawa dalam kayu secang

Uji identifikasi kandungan senyawa dalam penelitian ini meliputi uji

flavonoid, dan tanin. Hasil identifikasi dapat dilihat pada tabel .

Tabel 5. Hasil identifikasi KLT ekstrak kayu secang

Senyawa Fase

diam Fase gerak Pustaka

Hasil

percobaan Rf

Flavonoid Silika gel

GF 254

n- butanol :

asam asetat : air

(4 : 1 :5)

Kuning Cokelat

kemerahan 0,28

Tanin

Silika gel

GF 254

n- heksan : etil

asetat (3 : 7)

Kuning

kehitaman

Merah

kecokelatan 0,88

Page 62: OPTIMASI FORMULA GEL EKSTRAK KAYU SECANG (Caesalpinia ...repository.setiabudi.ac.id/763/2/TESIS.pdfoptimasi formula gel ekstrak kayu secang (caesalpinia sappan l.) menggunakan kombinasi

45

45

Gambar 10. Identifikasi KLT kayu secang

Dari hasil identifikasi ini bisa disimpulkan bahwa ekstrak kayu secang

mengandung, flavonoid, dan tanin sebagai senyawa antioksidan dan ekstrak yang

digunakan benar- benar ekstrak kayu secang.

Flavonoid

Deeteksi sinar uv 254 nm

Tanin

Deteksi sinar uv 254 nm

Page 63: OPTIMASI FORMULA GEL EKSTRAK KAYU SECANG (Caesalpinia ...repository.setiabudi.ac.id/763/2/TESIS.pdfoptimasi formula gel ekstrak kayu secang (caesalpinia sappan l.) menggunakan kombinasi

46

46

6. Karakteristik ekstrak

Karakteristik ekstrak etanol kayu secang merah dilakukan dengan upaya

menjamin produk akhir ekstrak etanol kayu secang merah mempunyai nilai

parameter tertentu yang konstan dan ditetapkan.

Tabel 6. Hasil pemeriksaan karaketristik ekstrak etanol kayu secang merah

Sampel Parameter Hasil Uji % Standar mutu menurut

Farmakope Herbal Kayu

Secang

Merah Organoleptik

Kental, merah

kecokelatan, khas,

agak pahit dan Pekat

Kental, kuning

kecokelatan, khas, agak

pahit dan pekat

Susut Pengeringan

7,84%

Tidak lebih dari 8,8%

Dari tabel 6 dapat dilihat hasil pemeriksaan organoleptik ekstrak, diperoleh

hasil bahwa ekstrak kayu secang merah berkonsistensi kental, berwarna merah

cokelat tua, berbau khas dan berasa agak pahit.

Tujuan pemeriksaan susut pengeringan adalah untuk memberi batas

maksimal tentang besarnya zat aktif yang hilang pada proses pengeringan. Susut

pengeringan ekstrak kayu secang sebesar 7,48%. Nilai tersebut kurang dari 8,8%,

batas yang ditentukan oleh Farmakope Herbal. Susut pengeringan yang hilang

pada suhu 105 0C selain air juga senyawa-senyawa lain yang mudah menguap..

7. Penentuan profil sifat fisik gel kayu secang

Hasil dari masing- masing uji sifat fisik campuran bahan akan didapatkan

profil sifat fisik campuran bahan dari persamaan dan perhitungan berdasarkan

Simplex Lattice Design dengan menggunakan program design- expert 8.0.6.1.

Hasil yang didapat akan digunakan untuk menentukan formula optimum.

Tabel di bawah menunjukkan hasil sifat fisik gel yang didasarkan pada

viskositas, daya lekat, pH dan daya sebar. Profil sifat fisik gel ini selanjutnya

Page 64: OPTIMASI FORMULA GEL EKSTRAK KAYU SECANG (Caesalpinia ...repository.setiabudi.ac.id/763/2/TESIS.pdfoptimasi formula gel ekstrak kayu secang (caesalpinia sappan l.) menggunakan kombinasi

47

47

dibuat acuan untuk menentukan formula optimum dengan menggunakan metode

Simplex Lattice Design yang menggunakan program Design Expert.

Tabel 7. Profil sifat fisik gel untuk penentuan formula optimum

Formula Viskositas (dPas Daya Sebar

(cm)

Daya Lekat

(detik) pH

1 260,0±38,9 3,33±0,14 26,0±4,9 4,24±0,15

2 190,0±41,8 4,23±0,07 13,0±2,9 4,17±0,17

3 210,0±41,8 3,13±0,05 19,0±2,9 4,17±1,33

4 310,0±61,4 3,02±0,02 39,0±7,4 4,65±0,32

5 160,0±42,1 3,96±0,05 10,0±1,1 4,16±0,02

6 230,0±40,8 2,62±0,15 21,0±2,7 4,15±0,03

7 290,0±61,0 3,05±0,08 13,0±2,9 4,26±0,08

8 190,0±41,8 4,23±0,07 13,0±2,9 4,17±0,17

9 230,0±40,8 2,62±0,15 21,0±2,7 4,15±0,03

10 260,0±38,9 3,17±0,06 16,0±2,7 4,26±0,05

11 240,0±41,8 3,25±0,05 19,0±3,5 4,19±0,02

12 160,0±42,1 3,96±0,05 10,0±1,1 4,16±0,02

13 190,0±41,8 3,85±0,09 15,0±3,9 4,15±0,02

7.1. Viskositas gel kayu secang. Viskositas suatu gel mempengaruhi efek

yang akan ditimbulkan, gel yang yang terlalu encer menyebabkan waktu lekat

yang singkat sehingga efektivitas penghantaran zat aktif menjadi rendah

sebaliknya jika viskositas sediaan gelnya kental, maka semakin lama gel akan

melengkat pada kulit, semakin lama juga waktu penetrasi obat ke dalam kulit

sehingga absorpsi obat optimal. Hasil pengamatan uji viskositas gel dapat dilihat

pada tabel 7.

Viskositas adalah suatu pernyataan tahanan dari suatu cairan unuk

mengalir, makin tinggi viskositas, akan makin besar tahanannya. Pada penelitian

ini didapatkan viskositas yang berbeda pada tiap formula yang dapat dilihat pada

tabel 7. Hal ini dikarenakan adanya perbedaan konsentrasi carbopol 940 dan

gliserin yang terkandung pada tiap formulanya. Semakin banyak carbopol 940

Page 65: OPTIMASI FORMULA GEL EKSTRAK KAYU SECANG (Caesalpinia ...repository.setiabudi.ac.id/763/2/TESIS.pdfoptimasi formula gel ekstrak kayu secang (caesalpinia sappan l.) menggunakan kombinasi

48

48

yang ditambahkan akan menaikkan viskositas. Hal ini dikarenakan carbopol 940

baik dalam menaikkan viskositas.

Viskositas sediaan gel yang dihasilkan menunjukkan bahwa semakin

tinggi konsentrasi karbopol, maka viskositas sediaan gel semakin meningkat.

Peningkatan jumlah gelling agent dapat memperkuat matriks penyusun gel

sehingga mengakibatkan kenaikan viskositas (Zatz & Kushla, 1996)

7.2. Daya sebar gel kayu secang. Uji daya sebar dimaksudkan agar untuk

mengetahui apakah sediaan gel ini dapat menyebar dengan baik atau tidak.

Semakin luas penyebaran maka semakin mudah diaplikasikan pada kulit sehingga

absrobsi pada kulit semakin maksimal. Dalam penelitian ini digunakan nilai daya

sebar yang didapat dari rata- rata nilai daya sebar gel yang diberi beban 99,1106

gram yang didiamkan selama 1 menit. Hasil uji daya sebar dapat dilihat pada tabel

7.

Dari tabel di atas didapat daya sebar yang berbeda tiap formulanya. Daya

sebar yang paling bagus adalah pada formula 5 dan 12. Hal ini dikarenakan pada

formula tersebut ditambahkan sedikit carbopol 940 sehingga viskositas gel rendah

dan daya sebarnya bagus. Pemberian karbopol dengan konsentrasi tinggi akan

meningkatkan viskositas gel, sedangkan daya sebar gel sangat berpengaruh oleh

viskositas sehingga semakin tinggi viskositas maka diameter daya sebar sediaan

akan semakin kecil, maka pemberian karbopol dengan konsentrasi rendah akan

menurunkan viskositas sehingga diameter daya sebar gel semakin besar (Mursyid,

2014)

Page 66: OPTIMASI FORMULA GEL EKSTRAK KAYU SECANG (Caesalpinia ...repository.setiabudi.ac.id/763/2/TESIS.pdfoptimasi formula gel ekstrak kayu secang (caesalpinia sappan l.) menggunakan kombinasi

49

49

7.3. Daya lekat gel kayu secang. Uji daya lekat sediaan dimaksudkan

agar dapat mengetahui daya lekat gel terhadap kulit. Dalam penelitian ini

dilakukan dengan 5 kali replikasi untuk masing- masing formula. Hasil

pengukurannya dapat dilihat pada tabel 17.

Lamanya melekat gel merupakan kemampuan gel untuk melekat dan

melapisi permukaan kulit sewaktu digunakan agar dapat berfungsi maksimal

sehingga dengan pengukuran lamanya melekat gel dapat dilihat kemampuan

melekat gel pada daerah pemakaiannya.

Hasil pengujian dapat dilihat pada tabel 7 memperlihatkan bahwa formula

4 memiliki daya lekat yang kuat karena semakin tinggi konsentrasi karbopol maka

semakin besar daya lekat yang dihasilkan. Faktor yang mempengaruhi daya lekat

gel adalah jumlah dan kekuatan matriks gel. Semakin banyak dan kuat matriks

gel maka daya lekatnya akan meningkat dengan mekanisme putusnya ikatan

hidrogen yang terjadi antara polimer (karbopol) dengan air segingga ikatan antara

sesama rantai polimer semakin kuat. (Zatz & Kushla, 1996)

Dari tabel di atas didapatkan daya lekat yang berbeda tiap formulanya.

Semakin besar daya lekat gel semakin bagus. Daya lekat paling baik adalah pada

formula VI dan IX.

7.4 Uji pH gel kayu secang. pengukuran pH dilakukan bertujuan untuk

mengetahui apakah gel yang difomulasikan telah sesuai dengan pH kulit atau

tidak. Nilai pH dari sediaan topikal harus berada dalam kisaran pH balance yang

sesuai dengan kulit yaitu 4,5-6,5. Nilai pH tidak boleh terlalu asam karena dapat

menyebabka iritasi kulit, dan tidak boleh terlalu basa karena dapat menyebabkan

kulit bersisik (Supomo et al, 2014). Pada hasil pengukuran pH awal sediaan gel

Page 67: OPTIMASI FORMULA GEL EKSTRAK KAYU SECANG (Caesalpinia ...repository.setiabudi.ac.id/763/2/TESIS.pdfoptimasi formula gel ekstrak kayu secang (caesalpinia sappan l.) menggunakan kombinasi

50

50

kayu secang ternyata ke 13 sediaan gel memiliki nilai 4,15 – 4,65 ternyata nilai

pH sediaan gel hanya satu sediaan yang masuk kisaran pH balance mungkin

dikarenakan pengaruh konsentrasi karbopol yang mempengaruhi nilai pH sediaan

gel.

Hasil pengamatan uji pH gel yang dapat dilihat pada tabel 7 menunjukkan

bahwa gel optimum kayu secang merah bersifat asam karena hasil yang didapat

kurang dari 7. Hasil pengukuran ini menunjukkan bahwa sediaan gel belum

hampir memenuhi kriteria kulit, yaitu dalam interval 4,5 – 6,5. Hasil pengamatan

terhadap uji pH gel optimum dapat dilihat pada tabel 7

8.1. viskositas. Berdasarkan data tabel di atas didapatkan persamaan

viskositas dari persamaan Simplex Lattice Design dengan menggunakan program

Design Expert sebagai berikut :

Y = +231 (A) + 189 (B) + 156 (C) + 204 (A) (B) + 247 (A) (C) + 36 (B) (C) +

1286 (A) (B) (C)

Keterangan : Y = respon viskositas

(A) = Proporsi carbopol 100%

(B) = Proporsi CMC 100%

(C) = Proporsi Gliserin 100%

(A)(B) = Proporsi Carbopol dan CMC

(A) (C) =Proporsi Carbopol dan Gliserin

(B) (C) = Proporsi CMC dan Gliserin

(A) (C) (C) = Proporsi Carbopol, CMC dan Gliserin

Dari persamaan di atas didapatkan data bahwa meningkatnya proporsi

carbopol akan meningkatkan viskositas (231), meningkatnya proporsi CMC akan

meningkatkan viskositas (189), meningkatnya proporsi Gliserin akan menaikkan

viskositas (156), proporsi antara Carbopol dan CMC akan menaikkan viskositas

(204), proporsi Carbopol dan Gliserin akan menaikka viskositas (247), proporsi

Page 68: OPTIMASI FORMULA GEL EKSTRAK KAYU SECANG (Caesalpinia ...repository.setiabudi.ac.id/763/2/TESIS.pdfoptimasi formula gel ekstrak kayu secang (caesalpinia sappan l.) menggunakan kombinasi

51

51

CMC dan Gliserin akan meningkatkan viskositas (36) dan proporsi dari ketiga

faktor akan menaikkan viskositas (1286) .

Berdasarkan data pada tabel di atas didapatkan profil viskositas dari

persamaan Simplex Lattice Design dengan menggunakan program, digambarkan

sebagai berikut :

Gambar 11. Model grafik analisis viskositas

Gambar di atas menunjukkan bahwa semakin banyak proporsi carbopol,

semakin banyak CMC dan semakin sedikit gliserin yang ditambahkan dalam

formula akan menaikkanviskositas gel. Dari hasil pengukuran viskositas sediaan

gel kayu secang merah melalui persamaan Simplex Lattice Designdapat diperoleh

kesimpulan bahwa semakin tinggi konsentrasi karbopol, maka viskositas sediaan

gel semakin meningkat (Banu dkk, 2013). Peningkatan jumlah gelling agentdapat

memperkuat matriks penyusun gel sehingga mengakibatkan kenaikan viskositas

(Zatz & Kushla, 1996)

8.2. Daya sebar. Berdasarkan data pada tabel di atas didapatkan

persamaan Simplex Lattice Design dengan menggunakan program Design Expert

Page 69: OPTIMASI FORMULA GEL EKSTRAK KAYU SECANG (Caesalpinia ...repository.setiabudi.ac.id/763/2/TESIS.pdfoptimasi formula gel ekstrak kayu secang (caesalpinia sappan l.) menggunakan kombinasi

52

52

sebagai berikut :

Y = +2.67 (A) + 3.06 (B) + 3.93 (C) + 1,95 (A) (B) + 0,30 (A) (C) + 1,49 (B) (C)

– 34,22 (A) (B) (C)

Keterangan : Y = respon viskositas

(A) = Proporsi carbopol 100%

(B) = Proporsi CMC 100%

(C) = Proporsi Gliserin 100%

(A)(B) = Proporsi Carbopol dan CMC

(A) (C) = Proporsi Carbopol dan Gliserin

(B) (C) = Proporsi CMC dan Gliserin

(A) (C) (C) = Proporsi Carbopol, CMC dan Gliserin

Dari persamaan di atas didapatkan data bahwa meningkatnya proporsi

carbopol akan meningkatkan daya sebar (2,67), meningkatnya proporsi CMC

akan meningkatkan sebar (3,6), meningkatnya proporsi Gliserin akan

meningkatkan daya sebar (3,93), proporsi antara Carbopol dan CMC akan

meningkatkan daya sebar (1,95), proporsi Carbopol dan Gliserin akan menaikkan

daya sebar (0,30), proporsi CMC dan Gliserin akan meningkatkan daya sebar

(1,49) dan proporsi dari ketiga faktor akan menurunkandaya sebar (34,22) .

Berdasarkan data pada tabel di atas didapatkan profil daya sebar dari

persamaan Simplex Lattice Design dengan menggunakan program, digambarkan

sebagai berikut :

Page 70: OPTIMASI FORMULA GEL EKSTRAK KAYU SECANG (Caesalpinia ...repository.setiabudi.ac.id/763/2/TESIS.pdfoptimasi formula gel ekstrak kayu secang (caesalpinia sappan l.) menggunakan kombinasi

53

53

Gambar 12. Model grafik analisis daya sebar

Gambar di atas menunjukkan bahwa semakin sedikit proporsi carbopol

semakin semakin banyak CMC dan semakin sedikit proporsi gliserin yang

ditambahkan dalam tiap formula akanmeningkatkan daya sebar gel. Dari hasil

pengukuran daya sebar gel kayu secang merah dari persamaan Simplex Lattice

Design dapat diperoleh kesimpulan bahwa konsentrasi CMC sangat berpengaruh

terhadap daya sebar gel. Salah satu faktor yang mempengaruhi daya sebar gel

adalah jumlah dan kekuatan matriks gel. Semakin banyak dan kuat matriks gel

yang bertanggung jawab terhadap terbentuknya matriks gel adalah gelling agent.

Dengan demikian konsentrasi gelling agent akan menambah dan memperkuat

matriks gel (Zatz & Kushla, 1996). Oleh karena itu dominan yang menentu respon

daya sebar adalah Na CMC.

8.3. Daya lekat. Berdasarkan data pada tabel di atas didapatkan persamaan

daya lekat dari persamaan Simplex Lattice Design menggunakan program Design

Expert sebagai berikut :

Page 71: OPTIMASI FORMULA GEL EKSTRAK KAYU SECANG (Caesalpinia ...repository.setiabudi.ac.id/763/2/TESIS.pdfoptimasi formula gel ekstrak kayu secang (caesalpinia sappan l.) menggunakan kombinasi

54

54

Y = +20,98 (A) + 12,74 (B) + 9,40 (C) – 5,72 (A) (B) + 38,28 (B) (C) + 8,86 (B)

(C) + 397,87 (A) (B) (C)

Keterangan : Y = respon viskositas

(A) = Proporsi carbopol 100%

(B) = Proporsi CMC 100%

(C) = Proporsi Gliserin 100%

(A)(B) = Proporsi Carbopol dan CMC

(A) (C) = Proporsi Carbopol dan Gliserin

(B) (C) = Proporsi CMC dan Gliserin

(A) (C) (C) = Proporsi Carbopol, CMC dan Gliserin

Dari persamaan di atas didapatkan data bahwa meningkatnya proporsi

carbopol akan meningkatkan daya lekat (20,98), meningkatnya proporsi CMC

akan meningkatkan daya lekat (12,74), meningkatnya proporsi Gliserin akan

meningkatkan daya lekat (9,40), proporsi antara Carbopol dan CMC akan

mengurangi daya lekat (5,72), proporsi Carbopol dan Gliserin akan meningkatkan

daya lekat (38,28), proporsi CMC dan Gliserin akan meningkatkan daya lekat

(8,86) dan proporsi dari ketiga faktor akan meningkatkan daya lekat (397,87) .

Berdasarkan data tabel di atas didapatkan profil daya lekat dari persamaan

Simplex Lattice Design, digambarkan sebagai berikut :

Gambar 13. Model grafik analisis daya lekat

Page 72: OPTIMASI FORMULA GEL EKSTRAK KAYU SECANG (Caesalpinia ...repository.setiabudi.ac.id/763/2/TESIS.pdfoptimasi formula gel ekstrak kayu secang (caesalpinia sappan l.) menggunakan kombinasi

55

55

Gambar di atas menunjukkan bahwa semakin banyak proporsi carbopol

semakin banyak CMC dan semakin sedikit proporsi gliserin yang ditambahkan

dalam formula akan menaikkan daya lekat gel. Dari pengujian daya lekat gel kayu

secang merah dengan persamaan Simplex Lattice Design dapat diperoleh

kesimpulan bahwa jenis gelling agent sangat berpengaruh terhadap daya lekat

yaitu karbopol itu di karenakan penambahan karbopol dapat meningkatkan

viskositas (lebih kental) sehingga dapat meningkatkan waktu perlekatan gel (Lena

& Nining, 2015)

Faktor yang mempengaruhi daya lekat gel adalah jumlah dan kekuatan

matriks gel. Semakin banyak dan kuat matriks gel maka daya lekatnya akan

meningkat dengan mekanisme putusnya ikatan hidrogen yang terjadi antara

polimer (karbopol) dengan air segingga ikatan antara sesama rantai polimer

semakin kuat. (Zatz & Kushla, 1996)

8.4 pH. Berdasarkan data pada tabel di atas didapatkan persamaan daya

lekat dari persamaan Simplex Lattice Design menggunakan program Design

Expert sebagai berikut :

Y = +4,15 (A) + 4,16 (B) + 4,15 (C) + 0,30 (A) (B) + 0,23 (B) (C) – 0,21 (B) (C)

+ 7,80 (A) (B) (C)

Keterangan : Y = respon viskositas

(A) = Proporsi carbopol 100%

(B) = Proporsi CMC 100%

(C) = Proporsi Gliserin 100%

(A)(B) = Proporsi Carbopol dan CMC

(A) (C) =Proporsi Carbopol dan Gliserin

(B) (C) = Proporsi CMC dan Gliserin

(A) (C) (C) = Proporsi Carbopol, CMC dan Gliserin

Page 73: OPTIMASI FORMULA GEL EKSTRAK KAYU SECANG (Caesalpinia ...repository.setiabudi.ac.id/763/2/TESIS.pdfoptimasi formula gel ekstrak kayu secang (caesalpinia sappan l.) menggunakan kombinasi

56

56

Dari persamaan di atas didapatkan data bahwa meningkatnya proporsi

carbopol akan meningkatkan pH (4,15), meningkatnya proporsi CMC akan

meningkatkan pH (4,16), meningkatnya proporsi Gliserin akan meningkatkan pH

(4,15), proporsi antara Carbopol dan CMC akan meningkatkan pH (0,30),

proporsi Carbopol dan Gliserin akan meningkatkan pH (0,23), proporsi CMC dan

Gliserin akan menurunkan pH (0,21) dan proporsi dari ketiga faktor akan

meningkatkan pH (7,80) ..

Berdasarkan data tabel di atas didapatkan profil pH dari persamaan

Simplex Lattice Design, digambarkan sebagai berikut :

Gambar 14. Model grafik analisis pH

Gambar di atas menunjukkan bahwa semakin banyak proporsi carbopol

semakin banyak CMC dan semakin sedikit proporsi gliserin yang ditambahkan

dalam formula akan menaikkan pH. Dari pengujian pH gel kayu secang merah

dengan persamaan Simplex Lattice Design dapat diperoleh kesimpulan bahwa

penambahan CMC dan karbopol dapat berpengaruh terhadap nilai pH gel kayu

secang merah dikarenakan gelling agentkarbopol bersifat asam dan penambahan

Page 74: OPTIMASI FORMULA GEL EKSTRAK KAYU SECANG (Caesalpinia ...repository.setiabudi.ac.id/763/2/TESIS.pdfoptimasi formula gel ekstrak kayu secang (caesalpinia sappan l.) menggunakan kombinasi

57

57

ekstrak dapat menurunkan nilai pH sebab gelling agent CMC memiliki pH 6,5-8,5

(Ditjen, 1995)

8. Penetapan Profil Formula Optimum

Optimasi gel dalam penelitian ini didasarkan pada pengujian terhadap uji

viskositas, uji daya lekat, dan uji daya sebar menggunakan program design- expert

8.0.6.1.

Gambar 15. Diagram desirability

Nilai desirability merupakan nilai fungsi tujuan optimasi yang

menunjukkan kemampuan program untuk memenuhi keinginan berdasarkan

kriteria yang ditetapkan. Kisaran nilai desirability antara 0 sampai 1,0. Nilai

desirability yang semakin mendekati nilai 1,0 menunjukkan semakin sempurna.

Tujuan optimasi bukan untuk memperoleh nilai desirability 1,0, tetapi untuk

mencari kondisi terbaik yang mempertemukan semua fungsi tujuan (Raissi &

Farzani, 2009)

Page 75: OPTIMASI FORMULA GEL EKSTRAK KAYU SECANG (Caesalpinia ...repository.setiabudi.ac.id/763/2/TESIS.pdfoptimasi formula gel ekstrak kayu secang (caesalpinia sappan l.) menggunakan kombinasi

58

58

Gambar 16. Model grafik analisis formula optimum

Berdasarkan program didapatkan formula optimum yang diprediksi dari

daerah optimum tersebut dengan komposisi carbopol 1,83 g, CMC 4,33 g dan

gliserin 10,34 g. Dari program ditemukan nilai optimum dengan desirability 0.85.

Program juga memprediksi untuk respon viskositas sebesar 294,35 dPas, daya

sebar sebesar 3,33 cm, daya lekat sebesar 29,97 detik, dan pH sebesar 4,47.

9. Uji Normalitas

Uji normalitas dilakukan untuk mengetahui normal atau tidaknya sebaran

distribusi data yang digunakan dalam penelitian. Uji normalitas sebaran data dapat

dilihat pada nilai signifikansi atau probabilitas > 0,05 maka data berdistribusi

normal.

Tabel 8. Kolmogorov-Smirnov

Model Z Probability

(p) Kriteria Kesimpulan

Daya Sebar 0,705 0,703

P> α (0,05)

Data Berdistribusi Normal

Daya Lekat 0,869 0,436 Data Berdistribusi Normal

Viskositas 0,758 0,614 Data Berdistribusi Normal

H 0,795 0,552 Data Berdistribusi Normal

Page 76: OPTIMASI FORMULA GEL EKSTRAK KAYU SECANG (Caesalpinia ...repository.setiabudi.ac.id/763/2/TESIS.pdfoptimasi formula gel ekstrak kayu secang (caesalpinia sappan l.) menggunakan kombinasi

59

59

Sumber : Data sekunder yang diolah oleh peneliti (2017)

Dari tabel di atas diketahui bahwa nilai signifikansi atau probabilitas >

0,05 maka dapat disimpulkan sebaran data berdistribusi normal.

10.1 Hasil Uji Levene’s (Homegenitas). Pengujian levene’s test

(homogenitas) dilakukan sebagai syarat untuk menentukan hasil yang akan dibaca

pada kolom hasil pengujian independent sample t-test

Berdasarkan hasil pengujian levene’s test diketahui bahwa keempat

variabel yang diamati, yaitu: daya sebar, daya lekat, viskositas, dan pH memiliki

nilai probabilitas > 0,05, menunjukkan bahwa keempat variabel amatan yang

diteliti memiliki data yang homogen atau memiliki syarat yang terpenuhi (Equal

Variance Assumed).

10.2 Hasil pengujian independen sampel t –tes. Pengujian independen t-

test dilakukan untuk menguji perbedaan nilai daya sebar, daya lekat, viskositas,

dan pH antara kelompok prediksi dan percobaan pada tingkat minimum. Adapun

hasil selengkapnya adalah sebagai berikut:.

Tabel 9. Data Hasil Pengujian Independen Sample T-Tes

t-test for Equality of Means

Variabel T df

Sig.(2-

tailed)

Mean

Difference Mean Difference

95% Confidence

Interval of the

Difference

Upper Lower

Daya Sebar -0,833 8 0,429 -0,056 0,0672 -0,21097

0,0989

7

Daya Lekat -15,514 8 0 -22,122 1,4259 25,41013

-

18,834

Viskositas 12,824 8 0 -132,46 10,3293 156,2794

-

108,64

pH -5,476 8 0,001 -0,864 0,15778 -1,22785

-

0,5002

Page 77: OPTIMASI FORMULA GEL EKSTRAK KAYU SECANG (Caesalpinia ...repository.setiabudi.ac.id/763/2/TESIS.pdfoptimasi formula gel ekstrak kayu secang (caesalpinia sappan l.) menggunakan kombinasi

60

60

Berdasarkan hasil pengujian pada table di atas, menunjukkan bahwa tidak

terdapat perbedaan yang signifikan antara kelompok prediksi dan percobaan pada

Daya Sebar Gel Kayu Secang. Hal tersebut dapat dilihat pada nilai thitung sebesar -

0,833 dengan nilai probabilitas sebesar 0,429 > 0,05, yang berarti tidak terdapat

perbedaan signifikan antara dua kelompok perlakuan tersebut.

Hasil pengujian menunjukkan bahwa terdapat perbedaan signifikan daya

lekat antara kelompok prediksi dan percobaan pada gel kayu secang, hal tersebut

dapat di lihat pada perolehan nilai thitung sebesar -15,514 dengan nilai probabilitas

sebesar 0,000 < 0,05. Hasil pengujian menunjukkan bahwa daya lekat pada

kelompok percobaan memiliki nilai mean sebesar 41,5520 lebih baik

dibandingkan pada kelompok prediksi yang memiliki nilai mean sebesar 19,4300.

Hasil pengujian menunjukkan bahwa terdapat perbedaan signifikan

viskositas antara kelompok prediksi dan percobaan pada gel kayu secang, hal

tersebut dapat di lihat pada perolehan nilai thitung sebesar -12,824 dengan nilai

probabilitas sebesar 0,000 < 0,05. Hasil pengujian menunjukkan bahwa viskositas

pada kelompok percobaan memiliki nilai mean sebesar 376,0000 lebih baik

dibandingkan pada kelompok prediksi yang memiliki nilai mean sebesar

243,5400.

Hasil pengujian menunjukkan bahwa terdapat perbedaan signifikan pH

antara kelompok prediksi dan percobaan pada gel kayu secang, hal tersebut dapat

di lihat pada perolehan nilai thitung sebesar -5,476 dengan nilai probabilitas sebesar

0,001 < 0,05. Hasil pengujian menunjukkan bahwa pH pada kelompok percobaan

Page 78: OPTIMASI FORMULA GEL EKSTRAK KAYU SECANG (Caesalpinia ...repository.setiabudi.ac.id/763/2/TESIS.pdfoptimasi formula gel ekstrak kayu secang (caesalpinia sappan l.) menggunakan kombinasi

61

61

memiliki nilai mean sebesar 5,0400 lebih baik dibandingkan pada kelompok

prediksi yang memiliki nilai mean sebesar 4,1760.

10. Hasil pengujian stabilitas fisik gel kayu secang optimum

Gambar sediaan gel optimum

Demikan hasil uji stabilitas fisik gel formula optimum yang telah

dilampirkan pada gambar di atas.

11.1. Organoleptis gel formula optimum. Organoleptis dilakukan untuk

mendiskripsikan warna,bau, dan konsistensi. Hasil pengamatan terhadap uji

organoleptis gel optimum dapat dilihat pada tabel 10.

Tabel 10. Hasil organoleptis gel optimum kayu secang

Waktu

Pemeriksaan Warna Bau Konsistensi

Hari Pertama Orange Kemerahan Essens Rose Semi Solid Sangat kental

Hari ke 8 Merah Cerah Essens Rose Semi Solid Kental

Hari ke 15 merah agak gelap Essens Rose Semi Solid Kental

Hari ke 22 merah agak gelap Essens Rose semi solid kental

Hasil pengamatan organoleptis gel optimum kayu secang menunjukkan

bahwa gel memiliki warna merah , berbau khas minyak mawar sebagai pewangi,

dan konsistensinya agak kental.

Page 79: OPTIMASI FORMULA GEL EKSTRAK KAYU SECANG (Caesalpinia ...repository.setiabudi.ac.id/763/2/TESIS.pdfoptimasi formula gel ekstrak kayu secang (caesalpinia sappan l.) menggunakan kombinasi

62

62

Berdasarkan tabel 15 menunjukkan hasil pengamatan organoleptis gel

optimum kayu secang merah memiliki warna orange kemerahan dari hari pertama

pembuatan dan berubah warna menjadi merah cerah pada hari ke 8 dan pada hari

ke 15 dan hari ke 22 berubah menjadi agak gelap, warna merah pada gel

disebabkan kandungan Zat Braziline pada ekstrak yang merupakan zat warna dari

kayu secang yang mengandung antioksidan dan perubahan stabilitas warnanya

sangat berpengaruh pada penyimpanan, brazilin membentuk warna merah jika

terkena sinar matahari dan dapat terjadi perubahan secara lambat karena pengaruh

cahaya, sehingga brazilin harus disimpan pada tempat yang gelap (Fu et al, 2008).

Jadi cahaya yang sangat mempengaruhi perubahan warna kayu secang menajadi

gelap setelah penyimpanan selama 22 hari.

Warna sediaan yang dihasilkan tidak transparan seperti gel pada

umumnya tapi menurut Formularium Kosmetika Indonesia warna sediaan gel

tidak harus transparan, masih diperbolehkan hingga buram. (Suardi et al, 2009).

Sedangkan bau khas mawar itu berasal dari essens Rose yang ditambahkan

sebagai pewangi pada sediaan gel kayu secang merah. Dan konsistensi gel

optimum kayu secang merah berpengaruh pada penyimpanan dari hari pertama

pembuatan yang memiliki konsistensi semi solid sangat kental berubah menjadi

semi solid kental pada pemeriksaan minggu ketiga dan keempat. Berdasarkan

hasil pengamatan sediaan gel kayu secang merah mengalami perubahan warna

dan perubahan konsistensi sehingga dapat dismpulkan sediaan gel kayu secang

merah tidak stabil secara fisik.

Page 80: OPTIMASI FORMULA GEL EKSTRAK KAYU SECANG (Caesalpinia ...repository.setiabudi.ac.id/763/2/TESIS.pdfoptimasi formula gel ekstrak kayu secang (caesalpinia sappan l.) menggunakan kombinasi

63

63

11.2. Homogenitas gel formula optimum. Uji homogenitas gel dilakukan

untuk mengetahui apakah ekstrak kayu secang dan semua bahan dalam sediaan

sudah homogen atau belum. Hasil pengamatan terhadap uji homogenitas gel

optimum didapatkan gel yang homogen. Semakin baik homogenitas gel maka

akan didapatkan dosis gel yang sama dan merata dalam pemakaiannya.

Tabel 11. Hasil Pengamatan Homogenitas

Waktu Pemeriksaan Homogenitas

Hari pertama Homogen, tidak menunjukkan adanya gumpalan

Hari ke 8 Homogen, tidak menunjukkan adanya gumpalan

Hari ke 15 Homogen, tidak menunjukkan adanya gumpalan

Hari ke 22 Homogen, tidak menunjukkan adanya gumpalan

Hasil pemeriksaan homogenitas pada sediaan gel menunjukkan bahwa

sediaan gel tidak memperlihatkan butir-butir kasar pada saat sediaan dioleskan

pada plat kaca. Hal ini menunjukkan bahwa sediaan yang dibuat mempunyai

susunan yang homogen. Gel yang dihasilkan tetap homogen selama penyimpanan

22 hari sehingga dapat dikatakan sediaan gel stabil. Susunan gel dikatakan

homogen bila terdapat persamaan warna yang merata dan tidak ditemukan

partikel-partikel yang berbeda (Titaley et al, 2014)

11.3 Viskositas gel formula optimum. Pengujian stabilitas fisik gel

optimum kayu secang didasarkan pada perubahan viskositas gel. Ketidakstabilan

gel ditunjukkan dengan berubahnya viskositas dari gel tersebut. Pengujian ini

dilakukan dengan melihat viskositas gel dari waktu pembuatan dan setelah

penyimpanan dengan suhu ruangan berkisar 25oC sampai dengan hari ke 22.

Hasil pengamatan menunjukkan bahwa viskositas gel formula optimum

cenderung menurun. Hal ini menunjukkan bahwa gel optimum sudah dalam

Page 81: OPTIMASI FORMULA GEL EKSTRAK KAYU SECANG (Caesalpinia ...repository.setiabudi.ac.id/763/2/TESIS.pdfoptimasi formula gel ekstrak kayu secang (caesalpinia sappan l.) menggunakan kombinasi

64

64

keadaan tidak stabil. Hal ini ditunjukkan dengan besarnya viskositas yang

menurun dari hari pertama sampai pada hari ke 22.

Berdasarkan pengukuran viskositas sediaan gel kayu secang merah yang

dihasilkan bahwa viskositas sediaan mengalami penurunan dari hari pertama

pembuatan hingga hari ke 22 pembuatan, hal ini dapat disebabkan karena

keluarnya cairan yang terjerat dalam gel akibat adanya kontraksi matriks dalam

gel. Penurunan viskositas gel secara drastis juga dapat disebabkan sediaan gel

menunjukkan karakteristik yaitu syneresis yang merupakan keluarnya cairan yang

terjerat dalam gel sehingga memungkinkan cairan bergerak menuju permukaan,

oleh karena itu sediaan akan mengalami penurunan viskositas. Berkurangnya

kekentalan gel dapat juga disebabkan karena faktor luar seperti suhu ruangan

selama penyimpanan (Wathoni et al, 2009)

Pada tabel 12, menunjukkan formula gel optimum dari hari pertama

pembuatan sampai hari ke 22, mengalami perubahan viskositas yaitu semakin

lama disimpan maka viskositasnya juga semakin turun, tetapi tingkat

penurunannya tidak terlalu jauh dari viskositas awal. Penurunan viskositas

tersebut kemungkinan dapat disebabkan karena adanya pengaruh polimer terhadap

perubahan suhu dimana ketika suatu gel disimpan pada suhu panas akan

membentuk bola (disentangle) mengakibatkan viskositas gel semakin menurun

(Mursyid, 2014). Berkurangnya kekentalan gel dapat disebabkan oleh faktor luar

seperti suhu ruang selama waktu penyimpanan (Wathoni et al, 2009).

Page 82: OPTIMASI FORMULA GEL EKSTRAK KAYU SECANG (Caesalpinia ...repository.setiabudi.ac.id/763/2/TESIS.pdfoptimasi formula gel ekstrak kayu secang (caesalpinia sappan l.) menggunakan kombinasi

65

65

11.4 Daya Sebar gel formula optimum . Pengujian daya sebar dilakukan

untuk kemampuan gel dapat menyebar pada kulit dan dengan cepat memberikan

efektivitasnya (Voight, 1995)

Hasil uji daya sebar sediaan gel kayu secang memperlihatkan daya sebar

memperlihatkan daya sebar yang berbeda dan mengalami peningkatan daya sebar

yang signifikan dari hari pertama sampai hari ke 22 penyimpanan. Sediaan gel

juga menunjukkan hubungan yang berbanding terbalik antara daya sebar dengan

viskositas, semakin besar viskositas sediaan, maka daya sebarnya menjadi

semakin kecil. Semakin besar daya sebar sediaan gel, maka akan semakin

terpenetrasi pada kulit dan menunjukkan efektivitasnya.

Parameter data sebar sediaan gel yang baik yaitu 5-7 cm (Garg et al, 2002)

sedangkan daya sebar gel pada formula optimum antara 3,51-4,61 cm yang

menunjukkan bahwa sediaan tidak memenuhi persyaratan. Hal ini disebabkan

galling agent CMC Na dimasukkan ke dalam air, Na +lepas dan terganti dengan

ion H+dan membentuk CMCH yang akan meningkatkan viskositas (Bochek et al,

2002) , sehingga gel yang berbasis CMC Na memiliki diameter penyebaran yang

lebih kecil.

Pada tabel 12, menunjukkan bahwa diameter daya sebar formula gel

optimum kayu secang dari hari pertama pembuatan sampai hari ke 22, mengalami

perubahan yang cenderung meningkat, hal ini kemungkinan dapat disebabkan

karena adanya pengaruh polimer terhadap perubahan suhu dimana ketika suatu gel

disimpan pada suhu panas akan membentuk bola (disentangle)mengakibatkan

viskositas gel semakin menurun, dan daya sebar gel sangat dipengaruhi oleh

Page 83: OPTIMASI FORMULA GEL EKSTRAK KAYU SECANG (Caesalpinia ...repository.setiabudi.ac.id/763/2/TESIS.pdfoptimasi formula gel ekstrak kayu secang (caesalpinia sappan l.) menggunakan kombinasi

66

66

viskositas sehingga semakin tinggi viskositas maka diameter daya sebar sediaan

akan semakin kecil (Mursyid, 2014).

11.5 Daya Lekat gel formula optimum. Uji daya lekat bertujuan untuk

mengetahui waktu yang dibutuhkan gel tersebut untuk menempel pada kulit dan

mengetahui pengaruh penyimpanan terhadap daya lekat gel tersebut.

Hasil uji daya lekat selama 22 hari penyimpanan, sediaan gel mengalami

penurunan daya lekat. Secara umum. Kemampuan gel melekat pada kulit dapat

mempengaruhi efek terapi yang dihasilkan. Semakin lama sediaan melekat pada

kulit, maka efek terapi yang diberikan oleh sediaan akan lebih lama sebab sediaan

akan lebih lama kontak dengan kulit (Ansel, 2012).

Pada tabel 12, menunjukkan bahwa waktu daya lekat formula gel optimum

kayu secang dari hari pertama pembuatan sampai hari ke 22, mengalami

perubahan yang cenderung menurun. hal ini kemungkinan dapat disebabkan

karena penurunan viskositas yang disebabkan sediaan gel menunjukkan

karakteristik yaitu syneresis yang merupakan proses keluarnya cairan untuk

bergerak menuju permukaan, oleh karena itu sediaan akan mengalami penurunan

viskositas selama penyimpanan sehingga sangat mempengaruhi perlekatan karena

semakin kental gel maka perlekatannya juga akan semakin lama (Banu et al,

2013).

Hasil pengujian daya lekat menunjukkan bahwa daya lekat gel optimum

kayu secang meliputi antara 27-41 detik selama waktu pemeriksaan. Syarat untuk

daya lekat sediaan topikal adalah tidak kurang dari 4 derik, (Ulaen et al, 2012).

Hal ini menunjukkan sediaan gel memenuhi persyaratan daya lekat.

Page 84: OPTIMASI FORMULA GEL EKSTRAK KAYU SECANG (Caesalpinia ...repository.setiabudi.ac.id/763/2/TESIS.pdfoptimasi formula gel ekstrak kayu secang (caesalpinia sappan l.) menggunakan kombinasi

67

67

11.6.Uji pH gel formula optimum. Pengukuran pH sediaan gel optimum

kayu secang merah menggunakan pH indikator universal.

Pengujian pH dilakukan untuk mengukur pH (derajat keasaman) sediaan

dan untuk mengetahui apakah sediaan sudah memenuhi syarat pH yang sesuai

dengan kondisi pH kulit yaitu 4,5-6,5 (Aulton, 1988). Pada pengamatan pH yang

dilakukan setiap minggu selama 4 minggu menghasilkan gel yang memiliki pH

antara 4,4-5 yang mengalami perubahan selama penyimpanan dapat dilihat pada

tabel 12. Sediaan yang dihasilkan bersifat asam, pH yang bersifat terlalu asam

dapat menyebabkan iritasi sedangkan pH yang terlalu basa menyebabkan kulit

bersisik.

Pada tabel 12, menunjukkan bahwa uji pH formula gel optimum kayu

secang dari hari pertama pembuatan sampai hari ke 22 mengalami penurunan,

penurunan nilai pH tersebut dapat disebabkan faktor lingkungan seperti suhu dan

penyimpanan yang kurang baik (Banu et al, 2013).

Tabel 12. Tabel Sifat Fisik Formula Optimum

Macam Uji Waktu Pemeriksaan

Hari 1 Hari 8 Hari 15 Hari 22

Viskositas

(dPas) 376± 21,23 328± 21,67* 310±26,45* 272±21,67*

Daya Sebar

(cm) 3,51± 0,16 3,89± 0,17* 4,21± 0,06* 4,61± 1,90*

Daya Lekat

(Detik) 41,5± 2,69 36,5± 3,06* 29,8± 1,17* 27,4± 3,28*

pH 5± 0,33 4,6± 0,24* 4,5± 0,16* 4,4 ± 0,20* Keterangan :

*: Berbeda signifikan terhadap pengujian minggu sebelumnya ( ˂ 0,05 )

Page 85: OPTIMASI FORMULA GEL EKSTRAK KAYU SECANG (Caesalpinia ...repository.setiabudi.ac.id/763/2/TESIS.pdfoptimasi formula gel ekstrak kayu secang (caesalpinia sappan l.) menggunakan kombinasi

68

68

Dari hasil uji statistika formula gel optimum menunjukkan semua

pengujian selama setiap minggu dalam rentan 22 hari memiliki perbedaan yang

bermakna setiap minggunya.

11. Hasil pengujian iritasi gel optimum kayu secang pada kulit kelinci

Lampiran 9 menunjukkan bahwakelinci pertama pada kulit normal

maupun kulit lecet selama pemeriksaan terjadi eritema dan edema, sementara pada

kelinci kedua kulit normal maupun kulit lecet terjadi eritema dan edema yang

disebabkan oleh zat aktif yang mengandung polifenol yang bersifat asam (Oktaf,

2013). Sehingga dapat menyebabkan iritasi ringan pada kulit. Sementara pada

kontrol negatif (Basis gel tanpa zat aktif) tidak terjadi eritema maupun edema

pada kulit normal berbeda dengan kulit lecet pada pemeriksaan hari terakhir

terjadi eritema dan edema, hal ini disebabkan zat tambahan gel berupa

Trietanolamin yang dapat menyebabkan iritasi ringan (Bochek et al, 2002).

Dari hasil perhitungan indeks iritasi primer pada kelinci pertama yaitu 1

yang merupakan iritasi sangat sedikit atau hampir tidak ada, sedangkan pada

kelinci kedua yaitu 2 yang merupakan iritasi sedikit. Jadi dapat disimpulkan

ternyata zat uji yang digunakan yaitu sediaan gel kayu secang dapat

mengakibatkan iritasi (edema/eritema sedikit) pada kulit. Pada kulit lecet ketika

pencukuran, kemungkinan kulit kelinci ada yang tergores sehingga kulit yang

terluka ini berarti barier pertama dari kulit terganggu dan kulit yang lecet memang

menyebabkan permeabilitas meningkat yang pada akhirnya malah diabsorbsi

secara perkutan, padahal penggunaan ini adalah ditujukan untuk topikal.

Page 86: OPTIMASI FORMULA GEL EKSTRAK KAYU SECANG (Caesalpinia ...repository.setiabudi.ac.id/763/2/TESIS.pdfoptimasi formula gel ekstrak kayu secang (caesalpinia sappan l.) menggunakan kombinasi

69

69

Penyebab terjadinya iritasi pada kelinci setelah pngujian selama tiga hari

adalah sediaan gel yang bersifat asam yang tidak balance dengan standart pH kulit

antara 4,5-6,5 (Aulton, 1988). Apabila sediaan gel terlalu asam dari pH kulit maka

akan dikhawatirkan akan mengiritasi kulit tetapi jika terlalu basa maka

dikhawatirkan kulit akan terlalu kering (Tranggono, 2007).

Page 87: OPTIMASI FORMULA GEL EKSTRAK KAYU SECANG (Caesalpinia ...repository.setiabudi.ac.id/763/2/TESIS.pdfoptimasi formula gel ekstrak kayu secang (caesalpinia sappan l.) menggunakan kombinasi

70

BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan

Pertama, kombinasi optimum antara carbopol 940, CMC dan gliserin

sebagai basis pada pembuatan gel ekstrak kayu secang (Caesalpinia sappan L.)

dapat memberi pengaruh yang baik terhadap sifat fisik gel.

Kedua, Kombinasi antara carbopol, CMC dan Gliserin sebagai basis pada

pembuatan gel kayu secang (Caesalpinia sappan L.) dengan metode Simplex

Lattice Design yaitu carbopol 1,83 g, CMC 4,33 g dan Gliserin 10,34 g.

Ketiga, Formula gel optimum kayu secang tidak stabil dalam penyimpanan

selama 22 hari setelah pembuatan.

Keempat, Formula optimum gel kayu secang menyebabkan iritasi pada

kulit kelinci ditandai dengan edema dan eritema.

B. Saran

Pertama, perlu dilakukan penelitian secara in vivo dan in vitro untuk

membuktikan aktivitas antioksidan dari ekstrak kayu secang.

Kedua, perlu dilakukan optimasi dengan metode lain seperti metode design

factorial.

Page 88: OPTIMASI FORMULA GEL EKSTRAK KAYU SECANG (Caesalpinia ...repository.setiabudi.ac.id/763/2/TESIS.pdfoptimasi formula gel ekstrak kayu secang (caesalpinia sappan l.) menggunakan kombinasi

71

DAFTAR PUSTAKA

Amstrong, N, & James, K. 1996. Pharmaceutical Experimental Design and

Interpretation,. London: Taylor & Francis Publiser.

Anonim. 1985. Cara Pembuatan Simplisia. Jakarta: Departemen Kesehatan

Republik Indonesia.

Anonim. 1979. Cermin Dunia Kedokteran. Edisi Khusus (Fakultas Kedokeran

Universitas Sumatra Utara). Kalbe Farma.

Ansel, H. 2012. Pengantar Bentuk Sediaan Farmasi IV. Terjemahan Dari

introduction to Pharmacetical Dosage Form oleh Farida Ibrahim. Jakarta:

UI Press.

Batubara, I., Siti, & Wulan, T. 2013. Effectiveness of Anti-Acne Cream of Sappan

Wood (Caesalpinia sappan) Against Propionibacterium acnes on Rabbit

Skin. Jurnal Ilmu Kefarmasian Indonesia ISSN 1693-1831 , 175-181.

Bolton, S. 1997. pharmaceutical statistics : Pravtical and clinical aplication Edisi

III. New york: Marcel Dekker, Inc.

Bolton, S., & Bon, C. 2004. Pharmaceutical Statistics. New york: Marcel Dekker,

Inc.

Damron, M. 2003. Klasifikasi Makhluk Hidup : Mamalia. Jakarta: Gramedia

Pustaka Utama.

Ditjen, P. 1979. Farmakope Indonesia. Edisi III. Jakarta: Departemen Kesehatan

Indonesia.

Ditjen, P. 1995. Farmakope Indonesia. Edisi IV. Jakarta: Departemen Kesehatan

Republik Indonesia.

Ditjen, P. 2001. Inventarsi Tanaman Obat Indonesia (I) Jilid 2. Jakarta:

Departemen Kesehatan Republik Indonesia.

Ditjen, P. 1981. Kodeks Kosmetika Indonesia Volume I. Jakarta: Departemen

Kesehatan Republik Indonesia.

Ditjen, P. 1986. Kodeks Kosmetika Indonesia Volume II. Jakarta: Departemen

Kesehatan Republik Indonesia .

Page 89: OPTIMASI FORMULA GEL EKSTRAK KAYU SECANG (Caesalpinia ...repository.setiabudi.ac.id/763/2/TESIS.pdfoptimasi formula gel ekstrak kayu secang (caesalpinia sappan l.) menggunakan kombinasi

72

Ditjen, P. 2009. Naturakos, Volume IV. Jakarta: Badan Pengawas Obat dan

Makanan.

Ditjen, P. 1986. Sediaan Galenik. Jakarta: Departemen Kesehatan Indonesia.

Djajadisastra, J. 2007. Buku Pegangan Ilmu Pengetahuan Kosmetik. Jakarta: PT.

Gramedia Pustaka Utama.

Elfahmi, Woerdenbag, H., & Kayser, O. 2014. Indonesian traditional herbal

medicine towards rational phytopharmacological use. Journal of Herbal

Medicine , 4(2),51-73.

Fessenden, R., & Fessenden, J. 1994. Kimia Organik. Jilid 1. Jakarta: Erlangga.

Fu, L., Huang, X., Lai, Z., Hu, Y., & Liu, H. 2008. A New 3-Benzylchroman

Derivative from Sappan Lignum (Caesalpinia sappan). Molecules 2008 ,

13, 1923-1930 DO10.3390/molecules13081923,.

Garg, A., Aggar, Wal, D., Garg, S., & Singla, A. 2002. Spreading of semisolid

Formulatio: An Update. Pharmaceutical technology., P.84.102.

www.prarmtgech.com , 134.

Gawkrodger, D. 2002. Dermatology, An Illustrated Colour Text. 3rd ed.

Edinburgh: Churchill Livingstone.

Ghosal, M., & Mandal, P. 2012. Phytochemical screening and antioxidant

activities of two selected ‘Bihi’ fruits used as vegetables in Darjeeling

Himalaya. International Journal of Pharmacy and Pharmaceutical Sciences .

Harbone, Y. B. 1987. Metode Fitokimia : Penuntun Cara Modern Menganalisis

Tumbuhan. Diterjemahakan oleh Kosasih Padmawinata dan Iwaug

Soediro. Bandung: Penerbit ITB.

Kanitakis, J. 2002. Anatomy, histology and immunohistochemistry of normal

human skin. European Journal of Dermatology , 12 :390–401.

Kataky, A., & Handique, P. 2010. A brief overview on Andrographis paniculata

(Burm. f) Nees., a high valued medicinal plant: Boon over synthetic drugs.

Asian J Sci Techno , 6, 113-118.

Kim, C. 2005. Advanced Pharmaceutics : Physicochemical Principles,. CRC Press

LLC, Florida , 214-235.

Lachman, L., Lierberman, H., & Kanig, J. 1994. Teori dan Praktek Farmasi

Industri. III ed. . Jakarta: Penerbit Universitas Indonesia, .UI Press.

Page 90: OPTIMASI FORMULA GEL EKSTRAK KAYU SECANG (Caesalpinia ...repository.setiabudi.ac.id/763/2/TESIS.pdfoptimasi formula gel ekstrak kayu secang (caesalpinia sappan l.) menggunakan kombinasi

73

Loomis, T. 1978. Toksikologi dasar. Jogjakarta: IKIP semarang Press.

Lu, F. 1995. Toksikologi dasar dasar dan penelitian resiko (terjemahan)

Nugroho Edisi ke 2. Jakarta: UI Press.

Marinova, G., & Batchvarov, V. 2011. Evaluation of Methods for Determination

of the Free Radical Scavenging Activity by DPPH. Bulgarian Journal of

Agricultural Science , 17(1).

Maulina, L., & Sugihartini, N. 2015. Formulation Gel Ethanolic Extract Of

Pericarp Mangosten (Garcinia mangostana L.) With Variation Of Gelling

Agentas Wound Healling Dosage Form. Pharmaҫiana, Vol. 5, No. 1, , 43-

52.

Miranti, L. 2009. Pengaruh Konsentrasi Minyak Atsiri Kencur (Kaempferia

galangae) Dengan Basis Salep Larut Air Terhadap Sifat Fisik Salep dan

Daya Hambat Bakteri Staphylococcus aureus Secara In vitro. Surakarta:

Fakultas Farmasi Universitas Muhamadiyah.

Oktaf, R. 2013. Identifikasi Senyawa Aktif dalam Ekstrak Etanol Kayu Secang

(Caesalpinia sappan. L.). Prosiding Semirata FMIPA Universitas

Lampung , 215.

Rostamailis. 2005. Penggunaan Kosmetik, Dasar Kecantikan & Berbusana yang

Serasi. Jakarta: Penerbit Rineka Cipta.

Rowe, R., Sheskey, P., & Waller, P. 2006. Handbook of Pharmaceutical

Excipients. Edisi keempat. Washington DC: Pharmaceutical Press and

American Pharmacist Associations..

Saifullah, T., & Kurniawan, D. 2009. Teknologi Sediaan Farmasi. Edisi Pertama.

Yogyakarta: Universitas Gadjah Mada Press.

Saifullah, T., & Kuswahyuningsih, R. 2008. Teknologi & Formulasi Sediaan

Semipadat. Yogyakarta: Laboratorium Teknologi Farmasi Fakultas

Farmasi Universitas Gadjah Mada.

Sufia, & Harlia. 2014. Uji Aktivitas Antioksidan Dan Sitotoksisitas campuran

Metanol Kayu Secang (Caesalpinia sappan L.) Dan Kulit Kayu Manis

(Cinnamomum burmannii B). Jurnal Kimia Khatulistiwa , 132.

Toselli, L. 2008. Panduan Lengkap Manikur Dan Pedikur. Terjemahan A

Comprete Guide to Manicure and Pedicure. Jakarta: Penerbit PT

Gramedia.

Page 91: OPTIMASI FORMULA GEL EKSTRAK KAYU SECANG (Caesalpinia ...repository.setiabudi.ac.id/763/2/TESIS.pdfoptimasi formula gel ekstrak kayu secang (caesalpinia sappan l.) menggunakan kombinasi

74

Tranggono, R. 2007. Buku Pegangan Ilmu Pengetahuan Kosmetik. Jakarta:

Penerbit Pustaka Utama.

Voigt, R. 1995. Buku Pelajaran Teknologi Farmasi, Diterjemahkan oleh

Soendani Soendani Noerrono, Edisi V, Cetakan Kedua, Universitas

Gadjah Mada Press. Yogyakarta: Hlm 366-367.

Wasitaatmadja, S. 1997. Penuntun Ilmu Kosmetik Medik. Jakarta: UI Press.

Page 92: OPTIMASI FORMULA GEL EKSTRAK KAYU SECANG (Caesalpinia ...repository.setiabudi.ac.id/763/2/TESIS.pdfoptimasi formula gel ekstrak kayu secang (caesalpinia sappan l.) menggunakan kombinasi

75

LAMPIRAN

L A M P I R A N

Page 93: OPTIMASI FORMULA GEL EKSTRAK KAYU SECANG (Caesalpinia ...repository.setiabudi.ac.id/763/2/TESIS.pdfoptimasi formula gel ekstrak kayu secang (caesalpinia sappan l.) menggunakan kombinasi

76

Lampiran 1. Hasil determinasi kayu secang

Page 94: OPTIMASI FORMULA GEL EKSTRAK KAYU SECANG (Caesalpinia ...repository.setiabudi.ac.id/763/2/TESIS.pdfoptimasi formula gel ekstrak kayu secang (caesalpinia sappan l.) menggunakan kombinasi

77

Page 95: OPTIMASI FORMULA GEL EKSTRAK KAYU SECANG (Caesalpinia ...repository.setiabudi.ac.id/763/2/TESIS.pdfoptimasi formula gel ekstrak kayu secang (caesalpinia sappan l.) menggunakan kombinasi

78

Lampiran 2.Rajangan kayu secang dan gel kayu secang

Rajangan kayu secang

Ekstrak kayu secang

Page 96: OPTIMASI FORMULA GEL EKSTRAK KAYU SECANG (Caesalpinia ...repository.setiabudi.ac.id/763/2/TESIS.pdfoptimasi formula gel ekstrak kayu secang (caesalpinia sappan l.) menggunakan kombinasi

79

Formula gel

Gel formula optimum

Hari Pertama Hari Ke 8 Hari ke 22

Stabilitas Gel Formula Optimum

Page 97: OPTIMASI FORMULA GEL EKSTRAK KAYU SECANG (Caesalpinia ...repository.setiabudi.ac.id/763/2/TESIS.pdfoptimasi formula gel ekstrak kayu secang (caesalpinia sappan l.) menggunakan kombinasi

80

Lampiran 3. Data pembuatan serbuk kayu secang

Simplisia Bobot basah (g) Bobot kering (g) Rendemen (%)

Kayu Secang 7000 1800 25,7

Perhitungan rendemen

rendemen =berat kering

berat basah 100

=

7000 100 = 25,7%

Page 98: OPTIMASI FORMULA GEL EKSTRAK KAYU SECANG (Caesalpinia ...repository.setiabudi.ac.id/763/2/TESIS.pdfoptimasi formula gel ekstrak kayu secang (caesalpinia sappan l.) menggunakan kombinasi

81

Lampiran 4. Hasil pengujian sifat fisik gel Kayu secang

Hasil viskositas sediaan gel kayu secang

Formula Viskositas (dPas)

Mean SD Rep 1 Rep 2 Rep 3 Rep 4 Rep 5

I 280 250 300 200 280 260 38,98

II 150 200 250 200 150 190 41,83

III 200 200 250 150 250 210 41,83

IV 250 380 250 350 350 310 61,48

V 100 150 200 180 200 160 42,19

VI 250 180 250 200 280 230 40,86

VII 350 400 380 300 250 290 61,07

VIII 150 200 250 200 150 190 41,83

IX 250 180 250 200 280 230 40,86

X 280 250 200 280 300 260 38,98

XI 250 200 250 300 200 240 41,83

XII 100 150 200 180 200 160 42,19

XIII 150 200 250 150 200 190 41,83

Hasil daya sebar sediaan gel kayu secang

Formula Daya sebar

Mean SD Rep 1 Rep 2 Rep3 Rep 4 Rep 5

I 3,45 3,53 3,23 3,21 3,26 3,33 0,14

II 4,17 4,23 4,25 4,35 4,15 3,02 0,07

III 3,15 3,1 3,05 3,2 3,17 3,13 0,05

IV 2,17 3,0 2,28 2,54 2,31 2,46 0,09

V 3,95 3,97 4 4,05 3,9 3,96 0,05

VI 2,85 2,71 2,53 2,48 2,53 2,62 0,15

VII 2,97 2,98 3,05 3,15 3,13 3,05 0,08

VIII 4,17 4,23 4,25 4,35 4,15 3,02 0,07

IX 2,85 2,71 2,53 2,48 2,53 2,62 0,15

X 3,05 3,18 3,19 3,21 3,22 3,17 0,06

XI 3,25 3,18 3,28 3,33 3,25 3,25 0,05

XII 3,95 3,97 4 4,05 3,9 3,96 0,05

XIII 3,95 3,81 3,73 3,84 3,95 3,85 0,09

Page 99: OPTIMASI FORMULA GEL EKSTRAK KAYU SECANG (Caesalpinia ...repository.setiabudi.ac.id/763/2/TESIS.pdfoptimasi formula gel ekstrak kayu secang (caesalpinia sappan l.) menggunakan kombinasi

82

Hasil daya lekat sediaan gel kayu secang

Formula Daya Lekat (Cm)

Mean SD Rep1 Rep 2 Rep3 Rep4 Rep5

I 25 20 30 32 23 26 4,94

II 10 12 11 15 17 13 2,91

III 20 18 15 25 17 19 3,8

IV 30 40 35 40 50 39 7,41

V 9 10 11 12 11 10 1,14

VI 23 20 18 20 25 21 2,77

VII 25 30 31 28 25 27 2,77

VIII 10 12 11 15 17 13 2,91

IX 23 20 18 20 25 21 2,77

X 15 15 13 20 18 16 2,77

XI 25 20 17 16 21 10 3,56

XII 9 10 11 12 11 19 1,14

XIII 10 13 15 18 20 15 3,96

Hasil uji pH sediaan gel kayu secang

Formula Uji pH

Mean SD Rep 1 Rep 2 Rep 3 Rep 4 Rep 5

I 4,18 4,2 4,53 4,16 4,16 4,24 0,15

II 4,11 4,23 4,2 4,18 4,15 4,17 0,04

III 4,1 4,13 1,18 4,2 4,25 4,17 1,33

IV 4,71 5,05 4,53 4,78 4,18 4,65 0,32

V 4,18 4,18 4,13 4,15 4,17 4,16 0,02

VI 4,13 4,17 4,13 4,21 4,12 4,15 0,03

VII 4,31 4,25 4,18 4,21 4,38 4,26 0,08

VIII 4,11 4,23 4,2 4,18 4,15 4,17 0,04

IX 4,13 4,17 4,13 4,21 4,12 4,15 0,03

X 4,25 4,21 4,18 4,21 4,31 4,26 0,05

XI 4,17 4,18 4,21 4,23 4,17 4,19 0,02

XII 4,18 4,18 4,13 4,15 4,17 4,16 0,02

XIII 4,11 4,15 4,17 4,15 4,18 4,15 0,02

Page 100: OPTIMASI FORMULA GEL EKSTRAK KAYU SECANG (Caesalpinia ...repository.setiabudi.ac.id/763/2/TESIS.pdfoptimasi formula gel ekstrak kayu secang (caesalpinia sappan l.) menggunakan kombinasi

83

Lampiran 5. Data penetapan kadar susut pengeringan

Simplisia Penimbangan (g) Susut pengeringan (%) Rata- rata (%)

Kayu secang

2,00

2,00

2,00

8

7

7,4

7,46

Page 101: OPTIMASI FORMULA GEL EKSTRAK KAYU SECANG (Caesalpinia ...repository.setiabudi.ac.id/763/2/TESIS.pdfoptimasi formula gel ekstrak kayu secang (caesalpinia sappan l.) menggunakan kombinasi

84

Lampiran 6.Data pembuatan ekstrak etanol kayu secang

Simplisia Bobot serbuk (g) Bobot ekstrak (g) Rendemen (%)

Kayu secang 600 243,3609 40,6

Perhitungan rendemen

rendemen =berat ekstrak

berat serbuk 100

=

600 100 = 40,6%

Page 102: OPTIMASI FORMULA GEL EKSTRAK KAYU SECANG (Caesalpinia ...repository.setiabudi.ac.id/763/2/TESIS.pdfoptimasi formula gel ekstrak kayu secang (caesalpinia sappan l.) menggunakan kombinasi

85

Lampiran 7. Perhitungan Rf flavonoid dan tanin

Flavanoin

Deteksi sinar uv 254 nm

Tanin

Deteksi sinar uv 254 nm

Page 103: OPTIMASI FORMULA GEL EKSTRAK KAYU SECANG (Caesalpinia ...repository.setiabudi.ac.id/763/2/TESIS.pdfoptimasi formula gel ekstrak kayu secang (caesalpinia sappan l.) menggunakan kombinasi

86

Perhitungan Rf

1. Flavonoid

sampel

1. Rf=x

y=1,4

5=0,28

Pembanding (rutin)

Rf=x

y=

5=0,46

3. Tanin

sampel

2. Rf=x

y=4

5=0,94

Pembanding (serbuk tanin murni)

Rf=x

y=

5=0,96

Page 104: OPTIMASI FORMULA GEL EKSTRAK KAYU SECANG (Caesalpinia ...repository.setiabudi.ac.id/763/2/TESIS.pdfoptimasi formula gel ekstrak kayu secang (caesalpinia sappan l.) menggunakan kombinasi

87

Lampiran 8. Rancangan formula sediaan gel kayu secang secara Simplex

Lattice Design

Bahan

Formula (g)

F1 F2 F3 F4 F5 F6 F7 F8 F9 F10 F11 F12 F13

Ekstrak kayu

secang 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3

Carbopol 2,50 0,50 1,17 1,83 0,50 4,50 3,17 0,50 4,50 2,50 1,17 0,50 0,50

Na CMC 3.00 7,00 3,07 4,33 3,00 3,00 3,67 7,00 3,00 5,00 5,67 3,00 5,00

Gliserin 11,00 9,00 11,67 10,33 13,00 9,00 9,67 9,00 9,00 9,00 9,67 13,00 11,00

Trietanolamin 0,15 0,15 0,15 0,15 0,15 0,15 0,15 0,15 0,15 0,15 0,15 0,15 0,15

Metil paraben 0,06 0,06 0,06 0,06 0,06 0,06 0,06 0,06 0,06 0,06 0,06 0,06 0,06

Aquadest ad 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30

Total 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30

Page 105: OPTIMASI FORMULA GEL EKSTRAK KAYU SECANG (Caesalpinia ...repository.setiabudi.ac.id/763/2/TESIS.pdfoptimasi formula gel ekstrak kayu secang (caesalpinia sappan l.) menggunakan kombinasi

88

Lampiran 9. Lampiran hasil pengamatan uji iritasi

Hasil Pengamatan pengujian iritasi

Kelinci

Waktu

pemeriksaan

Jam ke

24

Jam ke

48

Jam ke

72

Kelinci pertama dengan kulit

normal Eritema I 0 0 1

II 0 0 1

III 0 0 1

Edema I 0 0 2

II 0 0 1

III 0 0 1

Kelinci pertama dengan kulit

lecet Eritema I 1 1 1

II 1 1 1

III 1 1 1

Edema I 0 1 1

II 0 0 1

III 0 0 1

Kelinci kedua dengan kulit

normal Eritema IV 0 0 1

V 0 0 1

VI 0 0 0

Edema IV 0 0 1

V 0 0 1

VI 0 0 0

Kelinci kedua dengan kulit

lecet Eritema IV 1 0 1

V 1 1 1

VI 1 1 0

Edema IV 1 0 1

V 1 1 1

VI 1 1 0

Skor 0 : Tanpa edema/eritema 1 : Edema/eritema sangat sedikit atau hampir tidak ada 2 : Edema/eritema sedikit I : 1 x oles II : 2 x oles III : 3 x oles IV : 4 x oles V : 5 x oles VI : Kontrol (-)

Page 106: OPTIMASI FORMULA GEL EKSTRAK KAYU SECANG (Caesalpinia ...repository.setiabudi.ac.id/763/2/TESIS.pdfoptimasi formula gel ekstrak kayu secang (caesalpinia sappan l.) menggunakan kombinasi

89

Lampiran 10. Data analisis uji-t gel ekstrak kayu secang

NPar Tests

T-Test

Group Statistics

Kelompok N Mean Std. Deviation Std. Error

Mean

Daya Sebar Prediksi 5 3,4240 ,02408 ,01077 Percobaan 5 3,4800 ,14832 ,06633

Daya Lekat Prediksi 5 19,4300 1,69862 ,75964 Percobaan 5 41,5520 2,69826 1,20670

Viskositas Prediksi 5 243,5400 14,26436 6,37921 Percobaan 5 376,0000 18,16590 8,12404

pH Prediksi 5 4,1760 ,10714 ,04792 Percobaan 5 5,0400 ,33615 ,15033

One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test

10 10 10 10

3,4520 30,4910 309,7700 4,6080

,10443 11,85149 71,49049 ,51253

,223 ,275 ,240 ,251

,223 ,275 ,240 ,251

-,176 -,240 -,213 -,178

,705 ,869 ,758 ,795

,703 ,436 ,614 ,552

N

Mean

Std. Dev iation

Normal Parametersa,b

Absolute

Positive

Negative

Most Extreme

Dif f erences

Kolmogorov -Smirnov Z

Asy mp. Sig. (2-tailed)

Daya Sebar Daya Lekat Viskositas pH

Test distribution is Normal.a.

Calculated f rom data.b.

Page 107: OPTIMASI FORMULA GEL EKSTRAK KAYU SECANG (Caesalpinia ...repository.setiabudi.ac.id/763/2/TESIS.pdfoptimasi formula gel ekstrak kayu secang (caesalpinia sappan l.) menggunakan kombinasi

90

Independent Samples Test

Levene's Test for Equality of

Variances t-test for Equality of Means

F Sig. t df Sig. (2-

tailed)

Mean Difference

Std. Error Difference

95% Confidence Interval of the

Difference

Upper Lower

Daya Sebar

Equal variances assumed

4,181 ,075 -,833 8 ,429 -,05600 ,06720 -,21097 ,09897

Equal variances not assumed

-,833 4,211 ,449 -,05600 ,06720 -,23895 ,12695

Daya Lekat

Equal variances assumed

,893 ,372 -15,514 8 ,000 -22,12200 1,42590 -25,41013 -18,83387

Equal variances not assumed

-15,514 6,740 ,000 -22,12200 1,42590 -25,52025 -18,72375

Viskositas

Equal variances assumed

,090 ,772 -12,824 8 ,000 -132,46000 10,32930 -

156,27940 -

108,64060

Equal variances not assumed

-12,824 7,574 ,000 -132,46000 10,32930 -

156,51466 -

108,40534

pH Equal variances assumed

2,470 ,155 -5,476 8 ,001 -,86400 ,15778 -1,22785 -,50015

Equal variances not assumed

-5,476 4,804 ,003 -,86400 ,15778 -1,27461 -,45339

Page 108: OPTIMASI FORMULA GEL EKSTRAK KAYU SECANG (Caesalpinia ...repository.setiabudi.ac.id/763/2/TESIS.pdfoptimasi formula gel ekstrak kayu secang (caesalpinia sappan l.) menggunakan kombinasi

91

Lampiran 11. Perhitungan uji iritasi pada kulit kelinci

Perhitungan uji iritasi pada kulit kelinci I

Rata-rata eritema normal=eritema kulit normal 24 jam + eritema kulit normal 72 jam

2

=

2= 1,5

Rata-rata edema normal=edema kulit normal 24 jam + edema kulit normal 72 jam

2

=

2= 2

Rata-rata eritema l =eritema kulit lecet 24 jam + eritema kulit lecet 72 jam

2

=

2= 3

Rata-rata edema lecet=edema kulit lecet 24 jam + edema kulit lecet 72 jam

2

=

2= 1,5

ndeks eritema primer= eritema kulit normal + eritema kulit lecet

2

=

2= 2,25

ndeks edema primer= edema kulit normal + edema kulit lecet

2

=

2= 1,75

Page 109: OPTIMASI FORMULA GEL EKSTRAK KAYU SECANG (Caesalpinia ...repository.setiabudi.ac.id/763/2/TESIS.pdfoptimasi formula gel ekstrak kayu secang (caesalpinia sappan l.) menggunakan kombinasi

92

Perhitungan uji iritasi pada kulit kelinci II

Rata-rata eritema normal=eritema kulit normal 24 jam + eritema kulit normal 72 jam

2

=

2= 1

Rata-rata edema normal=edema kulit normal 24 jam + edema kulit normal 72 jam

2

=

2= 2

Rata-rata eritema lecet=eritema kulit lecet 24 jam + eritema kulit lecet 72 jam

2

=

2= 1,5

Rata-rata eritema normal=eritema kulit lecet 24 jam + eritema kulit lecet 72 jam

2

=

2= 1

ndeks eritema primer= eritema kulit normal + eritema kulit lecet

2

=

2= 1,25

ndeks edema primer= edema kulit normal + edema kulit lecet

2

=

2= 1,5

Page 110: OPTIMASI FORMULA GEL EKSTRAK KAYU SECANG (Caesalpinia ...repository.setiabudi.ac.id/763/2/TESIS.pdfoptimasi formula gel ekstrak kayu secang (caesalpinia sappan l.) menggunakan kombinasi

93

Lampiran 12. Lampiran Uji Hedonik

Tabel Uji Kesukaan

Tekstur

Warna

Aroma

Respon Suka

Kurang

suka

Tidak

suka suka

kurang

suka

tidak

suka suka

kurang

suka

tidak

suka

1 √

2

3 √

4

5 √

6

7 √

8

9

10 √

11

12 √

13

14

15

√ √

16

17 √

18

19 √

20

Jumlah 8 6 6 8 7 5 8 6 6

Keterangan:

Suka : 3

Kurang suka : 2

Tidak suka : 1

Page 111: OPTIMASI FORMULA GEL EKSTRAK KAYU SECANG (Caesalpinia ...repository.setiabudi.ac.id/763/2/TESIS.pdfoptimasi formula gel ekstrak kayu secang (caesalpinia sappan l.) menggunakan kombinasi

94

Viskositas

NPar Tests

Descriptive Statistics

N Mean Std. Deviation Minimum Maximum

viskositas 20 320.00 41.802 250 400

One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test

viskositas

N 20

Normal Parametersa,,b

Mean 320.00

Std. Deviation 41.802

Most Extreme Differences Absolute .164

Positive .134

Negative -.164

Kolmogorov-Smirnov Z .731

Asymp. Sig. (2-tailed) .659

a. Test distribution is Normal.

b. Calculated from data.

Oneway Test of Homogeneity of Variances

Viskositas

Levene Statistic df1 df2 Sig.

.110 3 16 .953

ANOVA

Viskositas

Sum of Squares Df Mean Square F Sig.

Between Groups 24840.000 3 8280.000 15.847 .000

Within Groups 8360.000 16 522.500

Total 33200.000 19

Page 112: OPTIMASI FORMULA GEL EKSTRAK KAYU SECANG (Caesalpinia ...repository.setiabudi.ac.id/763/2/TESIS.pdfoptimasi formula gel ekstrak kayu secang (caesalpinia sappan l.) menggunakan kombinasi

95

Multiple Comparisons

Dependent Variable:viskositas

(I) formula 1

(J) formula 1

Mean Difference

(I-J) Std. Error Sig.

95% Confidence Interval

Lower Bound Upper Bound

Tukey HSD 1 2 42.000* 14.457 .046 .64 83.36

3 60.000* 14.457 .004 18.64 101.36

4 98.000* 14.457 .000 56.64 139.36

2 1 -42.000* 14.457 .046 -83.36 -.64

3 18.000 14.457 .609 -23.36 59.36

4 56.000* 14.457 .007 14.64 97.36

3 1 -60.000* 14.457 .004 -101.36 -18.64

2 -18.000 14.457 .609 -59.36 23.36

4 38.000 14.457 .078 -3.36 79.36

4 1 -98.000* 14.457 .000 -139.36 -56.64

2 -56.000* 14.457 .007 -97.36 -14.64

3 -38.000 14.457 .078 -79.36 3.36

LSD 1 2 42.000* 14.457 .010 11.35 72.65

3 60.000* 14.457 .001 29.35 90.65

4 98.000* 14.457 .000 67.35 128.65

2 1 -42.000* 14.457 .010 -72.65 -11.35

3 18.000 14.457 .231 -12.65 48.65

4 56.000* 14.457 .001 25.35 86.65

3 1 -60.000* 14.457 .001 -90.65 -29.35

2 -18.000 14.457 .231 -48.65 12.65

4 38.000* 14.457 .018 7.35 68.65

4 1 -98.000* 14.457 .000 -128.65 -67.35

2 -56.000* 14.457 .001 -86.65 -25.35

3 -38.000* 14.457 .018 -68.65 -7.35

*. The mean difference is significant at the 0.05 level.

Homogeneous Subsets

Viskositas

formula 1 N

Subset for alpha = 0.05

1 2 3

Tukey HSDa 4 5 272.00

3 5 310.00 310.00

2 5 328.00

1 5 370.00

Sig. .078 .609 1.000

Means for groups in homogeneous subsets are displayed.

a. Uses Harmonic Mean Sample Size = 5,000.

Page 113: OPTIMASI FORMULA GEL EKSTRAK KAYU SECANG (Caesalpinia ...repository.setiabudi.ac.id/763/2/TESIS.pdfoptimasi formula gel ekstrak kayu secang (caesalpinia sappan l.) menggunakan kombinasi

96

Daya Sebar

NPar Tests Descriptive Statistics

N Mean Std. Deviation Minimum Maximum

daya Sebar 20 4.0095 .46750 3.31 4.81

One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test

daya Sebar

N 20

Normal Parametersa,,b

Mean 4.0095

Std. Deviation .46750

Most Extreme Differences Absolute .142

Positive .142

Negative -.102

Kolmogorov-Smirnov Z .637

Asymp. Sig. (2-tailed) .812

a. Test distribution is Normal.

b. Calculated from data.

Oneway

Descriptives

daya Sebar

N Mean

Std. Deviatio

n Std. Error

95% Confidence Interval for Mean

Minimum Maximum Lower

Bound Upper Bound

1 5 3.5160 .16727 .07481 3.3083 3.7237 3.31 3.77

2 5 3.6900 .17889 .08000 3.4679 3.9121 3.51 3.91

3 5 4.2140 .06986 .03124 4.1273 4.3007 4.13 4.31

4 5 4.6180 .16162 .07228 4.4173 4.8187 4.41 4.81

Total 20 4.0095 .46750 .10454 3.7907 4.2283 3.31 4.81

ANOVA

daya Sebar

Sum of Squares Df Mean Square F Sig.

Between Groups 3.789 3 1.263 55.522 .000

Within Groups .364 16 .023

Total 4.152 19

Page 114: OPTIMASI FORMULA GEL EKSTRAK KAYU SECANG (Caesalpinia ...repository.setiabudi.ac.id/763/2/TESIS.pdfoptimasi formula gel ekstrak kayu secang (caesalpinia sappan l.) menggunakan kombinasi

97

Multiple Comparisons

Dependent Variable:daya Sebar

(I) formula 1

(J) formula 1

Mean Difference

(I-J) Std. Error Sig.

95% Confidence Interval

Lower Bound Upper Bound

Tukey HSD

1 2 -.17400 .09538 .298 -.4469 .0989

3 -.69800* .09538 .000 -.9709 -.4251

4 -1.10200* .09538 .000 -1.3749 -.8291

2 1 .17400 .09538 .298 -.0989 .4469

3 -.52400* .09538 .000 -.7969 -.2511

4 -.92800* .09538 .000 -1.2009 -.6551

3 1 .69800* .09538 .000 .4251 .9709

2 .52400* .09538 .000 .2511 .7969

4 -.40400* .09538 .003 -.6769 -.1311

4 1 1.10200* .09538 .000 .8291 1.3749

2 .92800* .09538 .000 .6551 1.2009

3 .40400* .09538 .003 .1311 .6769

LSD 1 2 -.17400 .09538 .087 -.3762 .0282

3 -.69800* .09538 .000 -.9002 -.4958

4 -1.10200* .09538 .000 -1.3042 -.8998

2 1 .17400 .09538 .087 -.0282 .3762

3 -.52400* .09538 .000 -.7262 -.3218

4 -.92800* .09538 .000 -1.1302 -.7258

3 1 .69800* .09538 .000 .4958 .9002

2 .52400* .09538 .000 .3218 .7262

4 -.40400* .09538 .001 -.6062 -.2018

4 1 1.10200* .09538 .000 .8998 1.3042

2 .92800* .09538 .000 .7258 1.1302

3 .40400* .09538 .001 .2018 .6062

*. The mean difference is significant at the 0.05 level.

Homogeneous Subsets daya Sebar

formula 1 N

Subset for alpha = 0.05

1 2 3

Tukey HSDa 1 5 3.5160

2 5 3.6900

3 5 4.2140

4 5 4.6180

Sig. .298 1.000 1.000

Means for groups in homogeneous subsets are displayed.

a. Uses Harmonic Mean Sample Size = 5,000.

Page 115: OPTIMASI FORMULA GEL EKSTRAK KAYU SECANG (Caesalpinia ...repository.setiabudi.ac.id/763/2/TESIS.pdfoptimasi formula gel ekstrak kayu secang (caesalpinia sappan l.) menggunakan kombinasi

98

Daya Lekat

NPar Tests Descriptive Statistics

N Mean Std. Deviation Minimum Maximum

daya lekat 20 33.8805 6.20020 23.18 45.15

One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test

daya lekat

N 20

Normal Parametersa,,b

Mean 33.8805

Std. Deviation 6.20020

Most Extreme Differences Absolute .163

Positive .163

Negative -.103

Kolmogorov-Smirnov Z .727

Asymp. Sig. (2-tailed) .666

a. Test distribution is Normal.

b. Calculated from data.

Oneway Descriptives

daya lekat

N Mean Std.

Deviation Std. Error

95% Confidence Interval for Mean

Min Max Lower Bound Upper Bound

hari ke 1 5 41.5520 2.69826 1.20670 38.2017 44.9023 38.12 45.15

hari ke 8 5 36.5940 3.06394 1.37024 32.7896 40.3984 32.14 40.25

hari ke 15 5 29.8820 1.17513 .52553 28.4229 31.3411 28.17 31.21

hari ke 22 5 27.4940 3.28851 1.47067 23.4108 31.5772 23.18 31.28

Total 20 33.8805 6.20020 1.38641 30.9787 36.7823 23.18 45.15

ANOVA

daya lekat

Sum of Squares df Mean Square F Sig.

Between Groups 614.952 3 204.984 28.407 .000

Within Groups 115.454 16 7.216

Total 730.406 19

Page 116: OPTIMASI FORMULA GEL EKSTRAK KAYU SECANG (Caesalpinia ...repository.setiabudi.ac.id/763/2/TESIS.pdfoptimasi formula gel ekstrak kayu secang (caesalpinia sappan l.) menggunakan kombinasi

99

Multiple Comparisons

Dependent Variable:daya lekat

(I) formula1 (J) formula1

Mean Difference

(I-J) Std. Error Sig.

95% Confidence Interval

Lower Bound Upper Bound

Tukey HSD

hari ke 1 hari ke 8 4.95800* 1.69893 .045 .0973 9.8187

hari ke 15 11.67000* 1.69893 .000 6.8093 16.5307

hari ke 22 14.05800* 1.69893 .000 9.1973 18.9187

hari ke 8 hari ke 1 -4.95800* 1.69893 .045 -9.8187 -.0973

hari ke 15 6.71200* 1.69893 .006 1.8513 11.5727

hari ke 22 9.10000* 1.69893 .000 4.2393 13.9607

hari ke 15 hari ke 1 -11.67000* 1.69893 .000 -16.5307 -6.8093

hari ke 8 -6.71200* 1.69893 .006 -11.5727 -1.8513

hari ke 22 2.38800 1.69893 .514 -2.4727 7.2487

hari ke 22 hari ke 1 -14.05800* 1.69893 .000 -18.9187 -9.1973

hari ke 8 -9.10000* 1.69893 .000 -13.9607 -4.2393

hari ke 15 -2.38800 1.69893 .514 -7.2487 2.4727

LSD hari ke 1 hari ke 8 4.95800* 1.69893 .010 1.3564 8.5596

hari ke 15 11.67000* 1.69893 .000 8.0684 15.2716

hari ke 22 14.05800* 1.69893 .000 10.4564 17.6596

hari ke 8 hari ke 1 -4.95800* 1.69893 .010 -8.5596 -1.3564

hari ke 15 6.71200* 1.69893 .001 3.1104 10.3136

hari ke 22 9.10000* 1.69893 .000 5.4984 12.7016

hari ke 15 hari ke 1 -11.67000* 1.69893 .000 -15.2716 -8.0684

hari ke 8 -6.71200* 1.69893 .001 -10.3136 -3.1104

hari ke 22 2.38800 1.69893 .179 -1.2136 5.9896

hari ke 22 hari ke 1 -14.05800* 1.69893 .000 -17.6596 -10.4564

hari ke 8 -9.10000* 1.69893 .000 -12.7016 -5.4984

hari ke 15 -2.38800 1.69893 .179 -5.9896 1.2136

*. The mean difference is significant at the 0.05 level.

daya lekat

formula1 N

Subset for alpha = 0.05

1 2 3

Tukey HSDa hari ke 22 5 27.4940

hari ke 15 5 29.8820

hari ke 8 5 36.5940

hari ke 1 5 41.5520

Sig. .514 1.000 1.000

Means for groups in homogeneous subsets are displayed.

a. Uses Harmonic Mean Sample Size = 5,000.

Page 117: OPTIMASI FORMULA GEL EKSTRAK KAYU SECANG (Caesalpinia ...repository.setiabudi.ac.id/763/2/TESIS.pdfoptimasi formula gel ekstrak kayu secang (caesalpinia sappan l.) menggunakan kombinasi

100

pH

NPar Tests Descriptive Statistics

N Mean Std. Deviation Minimum Maximum

pH 20 4.6200 .45026 3.20 5.40

One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test

pH

N 20

Normal Parametersa,,b

Mean 4.6200

Std. Deviation .45026

Most Extreme Differences Absolute .195

Positive .129

Negative -.195

Kolmogorov-Smirnov Z .872

Asymp. Sig. (2-tailed) .433

a. Test distribution is Normal.

b. Calculated from data.

Oneway

ANOVA

pH

Sum of Squares df Mean Square F Sig.

Between Groups 1.564 3 .521 3.646 .035

Within Groups 2.288 16 .143

Total 3.852 19

Page 118: OPTIMASI FORMULA GEL EKSTRAK KAYU SECANG (Caesalpinia ...repository.setiabudi.ac.id/763/2/TESIS.pdfoptimasi formula gel ekstrak kayu secang (caesalpinia sappan l.) menggunakan kombinasi

101

Multiple Comparisons

Dependent Variable:pH

(I) formula 1 (J) formula 1

Mean Difference

(I-J) Std. Error Sig.

95% Confidence Interval

Lower Bound Upper Bound

Tukey HSD

hari ke 1 hari ke 8 .40000 .23917 .369 -.2843 1.0843

hari ke 15 .50000 .23917 .198 -.1843 1.1843

hari ke 22 .78000* .23917 .023 .0957 1.4643

hari ke 8 hari ke 1 -.40000 .23917 .369 -1.0843 .2843

hari ke 15 .10000 .23917 .975 -.5843 .7843

hari ke 22 .38000 .23917 .412 -.3043 1.0643

hari ke 15 hari ke 1 -.50000 .23917 .198 -1.1843 .1843

hari ke 8 -.10000 .23917 .975 -.7843 .5843

hari ke 22 .28000 .23917 .653 -.4043 .9643

hari ke 22 hari ke 1 -.78000* .23917 .023 -1.4643 -.0957

hari ke 8 -.38000 .23917 .412 -1.0643 .3043

hari ke 15 -.28000 .23917 .653 -.9643 .4043

LSD hari ke 1 hari ke 8 .40000 .23917 .114 -.1070 .9070

hari ke 15 .50000 .23917 .053 -.0070 1.0070

hari ke 22 .78000* .23917 .005 .2730 1.2870

hari ke 8 hari ke 1 -.40000 .23917 .114 -.9070 .1070

hari ke 15 .10000 .23917 .681 -.4070 .6070

hari ke 22 .38000 .23917 .132 -.1270 .8870

hari ke 15 hari ke 1 -.50000 .23917 .053 -1.0070 .0070

hari ke 8 -.10000 .23917 .681 -.6070 .4070

hari ke 22 .28000 .23917 .259 -.2270 .7870

hari ke 22 hari ke 1 -.78000* .23917 .005 -1.2870 -.2730

hari ke 8 -.38000 .23917 .132 -.8870 .1270

hari ke 15 -.28000 .23917 .259 -.7870 .2270

*. The mean difference is significant at the 0.05 level.

Homogeneous Subsets pH

formula 1 N

Subset for alpha = 0.05

1 2

Tukey HSDa hari ke 22 5 4.2600

hari ke 15 5 4.5400 4.5400

hari ke 8 5 4.6400 4.6400

hari ke 1 5 5.0400

Sig. .412 .198

Means for groups in homogeneous subsets are displayed.

a. Uses Harmonic Mean Sample Size = 5,000.

Page 119: OPTIMASI FORMULA GEL EKSTRAK KAYU SECANG (Caesalpinia ...repository.setiabudi.ac.id/763/2/TESIS.pdfoptimasi formula gel ekstrak kayu secang (caesalpinia sappan l.) menggunakan kombinasi

102

Oneway Descriptives

pH

N Mean Std.

Deviation Std. Error

95% Confidence Interval for Mean

Min Max Lower

Bound Upper Bound

hari ke 1 5 5.0400 .33615 .15033 4.6226 5.4574 4.50 5.40

hari ke 8 5 4.6400 .24083 .10770 4.3410 4.9390 4.30 4.90

hari ke 15 5 4.5400 .16733 .07483 4.3322 4.7478 4.30 4.70

hari ke 22 5 4.2600 .61074 .27313 3.5017 5.0183 3.20 4.70

Total 20 4.6200 .45026 .10068 4.4093 4.8307 3.20 5.40

ANOVA

pH

Sum of Squares df Mean Square F Sig.

Between Groups 1.564 3 .521 3.646 .035

Within Groups 2.288 16 .143

Total 3.852 19

Page 120: OPTIMASI FORMULA GEL EKSTRAK KAYU SECANG (Caesalpinia ...repository.setiabudi.ac.id/763/2/TESIS.pdfoptimasi formula gel ekstrak kayu secang (caesalpinia sappan l.) menggunakan kombinasi

103

Multiple Comparisons

Dependent Variable:pH

(I) formula 1

(J) formula 1

Mean Difference

(I-J) Std. Error Sig.

95% Confidence Interval

Lower Bound Upper Bound

Tukey HSD

hari ke 1 hari ke 8 .40000 .23917 .369 -.2843 1.0843

hari ke 15 .50000 .23917 .198 -.1843 1.1843

hari ke 22 .78000* .23917 .023 .0957 1.4643

hari ke 8 hari ke 1 -.40000 .23917 .369 -1.0843 .2843

hari ke 15 .10000 .23917 .975 -.5843 .7843

hari ke 22 .38000 .23917 .412 -.3043 1.0643

hari ke 15

hari ke 1 -.50000 .23917 .198 -1.1843 .1843

hari ke 8 -.10000 .23917 .975 -.7843 .5843

hari ke 22 .28000 .23917 .653 -.4043 .9643

hari ke 22

hari ke 1 -.78000* .23917 .023 -1.4643 -.0957

hari ke 8 -.38000 .23917 .412 -1.0643 .3043

hari ke 15 -.28000 .23917 .653 -.9643 .4043

LSD hari ke 1 hari ke 8 .40000 .23917 .114 -.1070 .9070

hari ke 15 .50000 .23917 .053 -.0070 1.0070

hari ke 22 .78000* .23917 .005 .2730 1.2870

hari ke 8 hari ke 1 -.40000 .23917 .114 -.9070 .1070

hari ke 15 .10000 .23917 .681 -.4070 .6070

hari ke 22 .38000 .23917 .132 -.1270 .8870

hari ke 15

hari ke 1 -.50000 .23917 .053 -1.0070 .0070

hari ke 8 -.10000 .23917 .681 -.6070 .4070

hari ke 22 .28000 .23917 .259 -.2270 .7870

hari ke 22

hari ke 1 -.78000* .23917 .005 -1.2870 -.2730

hari ke 8 -.38000 .23917 .132 -.8870 .1270

hari ke 15 -.28000 .23917 .259 -.7870 .2270

*. The mean difference is significant at the 0.05 level.

Homogeneous Subsets pH

formula 1 N

Subset for alpha = 0.05

1 2

Tukey HSDa hari ke 22 5 4.2600 34e

hari ke 15 5 4.5400 4.5400

hari ke 8 5 4.6400 4.6400

hari ke 1 5 5.0400

Sig. .412 .198

Means for groups in homogeneous subsets are displayed.

a. Uses Harmonic Mean Sample Size = 5,000.

Page 121: OPTIMASI FORMULA GEL EKSTRAK KAYU SECANG (Caesalpinia ...repository.setiabudi.ac.id/763/2/TESIS.pdfoptimasi formula gel ekstrak kayu secang (caesalpinia sappan l.) menggunakan kombinasi

104

Uji Hedonik

Tekstur

Chi-Square Test

Frequencies

Tekstur

Observed N Expected N Residual

Tidak suka 6 6.7 -.7

Kurang suka 6 6.7 -.7

suka 8 6.7 1.3

Total 20

Test Statistics

Tekstur

Chi-Square .400a

df 2

Asymp. Sig. .819

a. 0 cells (,0%) have

expected frequencies less

than 5. The minimum

expected cell frequency is

6,7.

Page 122: OPTIMASI FORMULA GEL EKSTRAK KAYU SECANG (Caesalpinia ...repository.setiabudi.ac.id/763/2/TESIS.pdfoptimasi formula gel ekstrak kayu secang (caesalpinia sappan l.) menggunakan kombinasi

105

Warna

Chi-Square Test

Frequencies

Warna

Observed N Expected N Residual

Tidak suka 5 6.7 -1.7

Kurang suka 7 6.7 .3

Suka 8 6.7 1.3

Total 20

Test Statistics

Warna

Chi-Square .700a

df 2

Asymp. Sig. .705

a. 0 cells (,0%) have

expected frequencies less

than 5. The minimum

expected cell frequency is

6,7.

Page 123: OPTIMASI FORMULA GEL EKSTRAK KAYU SECANG (Caesalpinia ...repository.setiabudi.ac.id/763/2/TESIS.pdfoptimasi formula gel ekstrak kayu secang (caesalpinia sappan l.) menggunakan kombinasi

106

Aroma

Chi-Square Test

Frequencies

Aroma

Observed N Expected N Residual

Tidak suka 5 6.7 -1.7

Kurang suka 6 6.7 -.7

Suka 9 6.7 2.3

Total 20

Test Statistics

Aroma

Chi-Square 1.300a

df 2

Asymp. Sig. .522

a. 0 cells (,0%) have

expected frequencies less

than 5. The minimum

expected cell frequency is

6,7.


Recommended