Download pptx - Morfologi lesi kulit

Transcript
Page 1: Morfologi lesi kulit

+ MORFOLOGI LESI KULIT

Pembimbing: dr. Suswardana, Sp. KK,

M.Kes

Disusun oleh: Livia Nathania Kosasih

(07120070052)

Kepaniteraan Klinik Ilmu Kulit dan Kelamin

Rumah Sakit Marinir CilandakUniversitas Pelita Harapan

Periode 24 September – 27 Oktober 2012

Page 2: Morfologi lesi kulit

+PENDAHULUAN

Penyakit kulit merupakan penyakit yang banyak dijumpai di Indonesia.

Morbiditas penyakit kulit, terutama pada anak, menduduki peringkat ke-3 setelah infeksi saluran nafas dan diare.

Faktor penyebab (infeksi, gangguan alergi-imunologik, psikis, metabolik-endokrin, proses penuaan, dan faktor lingkungan) menimbulkan manifestasi yang berbeda-beda.

Page 3: Morfologi lesi kulit

+PENDAHULUAN

Morfologi: kelainan kulit yang tampak oleh mata biasa dan merupakan gambaran yang khas.

Siemens (1958), Fitzpatrick, dan Walker

(1962) mengelompokkan morfologi kulit

berdasarkan letaknya terhadap permukaan kulit.

Page 4: Morfologi lesi kulit

+LESI BERDASARKAN LETAKNYA TERHADAP PERMUKAAN KULIT

Lesi Berdasarkan

Letak

Sama Rata (Flat)

Lebih tinggi

Lebih rendah

Page 5: Morfologi lesi kulit

+Sama Rata (flat)

Makula

Eritema

Telengiektasi

Purpura

Sikatriks eutrofi

Lebih Tinggi

Papul

Nodus

Urtikaria

Vesikel

Bula

Lebih Tinggi

Kista

Skuama

Krusta

Vegetatasi

Sikatriks hipertrofi

Lebih Rendah

Erosi

Ekskoriasi

Ulkus

Fisura

Fistel

Lebih Rendah

Sinus

Guma

Sikatriks atrofi

Page 6: Morfologi lesi kulit

+MAKULA

Kelainan kulit berbatas tegas berupa perubahan warna tanpa elevasi atau depresi.

Makula dapat memiliki berbagai macam ukuran atau warna.

Putih vitiligo, coklat café-au-lait spot, biru Mongolian spots, merah kelainan vaskular permanen (port-wine stains) atau dilatas kapiler akibat inflamasi (eritema).

Jika lesi diberi tekanan lesi tetap berwarna merah, maka lesinya adalah purpura karena adanya ekstravasasi sel darah merah.

Jika lesi diberi tekanan kemerahan menghilang, maka lesi diakibatkan oleh dilatasi vaskular.

Page 7: Morfologi lesi kulit

+MAKULA

Page 8: Morfologi lesi kulit

+PAPULA

Definisi: penonjolan di permukaan kulit dengan konsistensi padat, berbatas tegas, dengan diameter < 0,5 cm.

Lesi berada pada letak lebih tinggi dari permukaan kulit.

Papul dapat dipalpasi.

Elevasi pada papul disebabkan oleh deposit metabolik atau produk-produk lokal, infiltrat selular, inflamasi atau non-inflamasi, atau hiperplasia dari elemen seluler.

Bentuk-bentuk papul: bulat seperti kubah, kerucut (folikular), poligonal (lichen planus), atau terdiri dari elevasi multipel, kecil, dan tertutup (vegetasi).

Page 9: Morfologi lesi kulit

+PAPULA

Page 10: Morfologi lesi kulit

+PLAK (Plaque)

Lesi kulit yang ditandai elevasi di atas permukaan kulit yang memenuhi suatu area permukaan yang relatif luas dibandingkan dengan tingginya di atas permukaan kulit.

Berbatas tegas.

Contoh: kondiloma latum (sifilis stadium II), yang disebut juga plaque mucous.

Page 11: Morfologi lesi kulit

+PLAK (Plaque)

Plaque –type psoriasis atau psoriasis vulgaris.

Page 12: Morfologi lesi kulit

+NODUS

Penonjolan di permukaan kulit lebih besar dari papul (> 0,5 cm), infiltratnya dapat terletak di epidermis, dermis, atau subkutis.

Biasanya terjadi akibat proses inflamasi atau neoplasma.

Bentuk: agak bulat mirip kubah. Dapat diraba dan digerakkan.

Dalam perkembangannya dapat mengalami supurasi menjadi abses.

Contoh: eritema nodosum pada tuberkulosis kutis (eritema indurativum Bazin).

Page 13: Morfologi lesi kulit

+NODUS

Page 14: Morfologi lesi kulit

+URTIKA

• Edema setempat yang timbul mendadak dan menghilang perlahan-lahan.

• Edema tersebut berisi cairan plasma dari pembuluh darah akibat vasodilatasi dan peningkatan permeabilitas kapiler.

• Klinis: edema berbatas tegas, kemerahan di sekitarnya, dan di bagian tengah tampak lebih pucat.

• Bila edema meluas ke struktur yang lebih dalam, misalnya di saluran nafas atas dan saluran cerna, disebut angiodema.

Page 15: Morfologi lesi kulit

+URTIKA

Page 16: Morfologi lesi kulit

+VESIKEL

Gelembung di permukaan kulit berisi cairan serosa, berbatas tegas, mempunyai atap dan dasar, berukuran < 0,5 cm.

Klinis: terlihat tegang, mengkilat, dan tidak mudah pecah.

Isi vesikel dapat berupa cairan serosa (jernih), atau pus (disebut pustul), atau darah (disebut vesikel hemoragik).

Bagian tengah atap vesikel dapat berbentuk delle (umbilikasi), misalnya: varisela atau herpes zoster.

Page 17: Morfologi lesi kulit

+VESIKEL

Page 18: Morfologi lesi kulit

+BULA

• Vesikel berukuran lebih besar dari 0,5 cm.

• Bila berisi nanah disebut bula purulen, bila berisi darah disebut bula hemoragik.

• Bila pus mengendap di bagian bawah sehingga tampak dalam posisi menggantung disebut bula hipopion khas pada impetigo vesiko-bulosa.

• Vesikel atau bula secara histopatologis merupakan celah yang terbentuk di intra atau interselular, atau di bawah stratum basal.

Page 19: Morfologi lesi kulit

Pemfigoid Bullosa

Bulla intra epidermalPemfigus Vulgaris

Bulla sub epidermal

Page 20: Morfologi lesi kulit

+KISTA

Rongga yang terbentuk kemudian (bukan rongga alami) dan mempunyai kapsul

(simpai), letaknya dapat di epidermis, dermis, dan subkutis.

Dapat terbentuk dari duktus kelenjar, pembuluh darah, pembuluh getah bening

yang tersumbat. Dindingnya berasal dari sel epitel atau endotel.

Palpasi: konsistensi kenyal-keras, kadang-kadang fluktuasi (+), tanda radang (-). Isi kista: cairan kental atau setengah padat.

Contoh: kista epidermal (aterom) dan kista dermal steatosistoma.

Page 21: Morfologi lesi kulit

+KISTA

Kista Aterom: kista epidermal tanpa tanda radang, bagian tengah terlihat titik (pungtum) yang merupakan saluran sebum.

Page 22: Morfologi lesi kulit

+SKUAMA

Stratum korneum yang terlepas, dapat terjadi primer atau sekunder.

Skuama kasar dapat terlihat secara kasar mata, misalnya pada psoriasis, eritroderma, iktiosis.

Skuama halus (pitiriasis) mirip bedak, yang dapat dilihat dengan cara meregangkan kulit atau mengeroknya. Misalnya pada pitiriasis versikolor dan pitiriasis rosea.

Page 23: Morfologi lesi kulit

+

SKUAMA

Terdiri dari : ptiriasiformis

(halus), psoriasiformis

(berlapis-lapis),

iktiosiformis (seperti sisik

ikan), kutikular (tipis), dan

lamelar (berlapis).

Page 24: Morfologi lesi kulit

+KRUSTA

Cairan tubuh yang mengering di atas permukaan kulit.

Warna krusta bergantung pada asal cairannya.

Warna kekuningan serum (pada erosi).Warna hitam (krusta hemoragik) darah (pada ekskoriasi darah menjadi kering).

Warna kuning kehijauan pus.

Page 25: Morfologi lesi kulit

+KRUSTA

Page 26: Morfologi lesi kulit

+VEGETASI

Erupsi kulit yang tumbuh ke permukaan, dapat berasal dari dasar ulkus atau dari kulit.

Vegetasi yang menyerupai tonjolan papil disebut papilomatosa. Misalnya pada karsinoma planoselular.

Vegetasi dengan papil runcing-runcing disebut veruciformis. Misalnya pada kondiloma akuminata.

Vegetasi kasar seperti parutan (verukosa) disebut vegetasi keratotik atau verukosa. Misalnya pada veruka vulgaris.

Page 27: Morfologi lesi kulit

+VEGETASI

Page 28: Morfologi lesi kulit

+EROSI

Kehilangan jaringan yang tidak melebihi stratum basal.

Klinis: terlihat serum (cairan bening).

Erosi dapat terjadi karena trauma, misalnya garukan, luka serut (laserasi), vesikel atau bula superfisial yang pecah.

Page 29: Morfologi lesi kulit

+EKSKORIASI

Kehilangan jaringan

sampai stratum

papilare di dermis.

Klinis: tampak bintik-bintik

perdarahan di kulit.

Page 30: Morfologi lesi kulit

+ULKUS

Kehilangan jaringan yang melebihi stratum papilare, berbentuk mirip cawan, mempunyai tepi, dinding, kasar, dan isi.

Bentuk: bulat, lonjong, tidak beraturan, plong (bulat mirip sumur) seperti pada ulkus trofik.

Sekitar ulkus dapat tenang atau terdapat tanda inflamasi akut/ kronis (biasanya hiperpigmentasi).

Tepi ulkus datar atau meninggi.

Dasar ulkus berisi jaringan granulasi, bila sehat berwarna merah cerah dan bersih, pada yang kurang sehat kotor dan pucat.

Page 31: Morfologi lesi kulit

+ULKUS

Page 32: Morfologi lesi kulit

+FISURA (RAGADES)

Kontinuitas (kesinambungan) kulit hilang sehingga kulit terbelah tanpa kehilangan jaringan.

Kedalaman fisura dapat sampai kutis atau subkutis.

Biasanya fisura terjadi setelah trauma tajam dan berbentuk linear.

Fisura dapat juga terjadi akibat kulit yang kering, peregangan kulit dan pecah, biasanya di sudut bibir, telapak kaki, dan sela jari kaki.

Page 33: Morfologi lesi kulit

+FISURA

Page 34: Morfologi lesi kulit

+SIKATRIKS

Jaringan parut dengan permukaan yang licin, halus, mengkilat, dan tidak berambut.

Sikatriks disebut eutrofi bila permukaannya sama rata dengan kulit.

Atrofi jika permukaanya lebih rendah kulit lebih tipis dan keriput.

Pada sikatriks hipertrofik tampak jaringan sikatriks tumbuh ke samping dan atas, melebihi ukuran awal luka.

Bila tumbuh sangat berlebihan disebut keloid.

Page 35: Morfologi lesi kulit

+SIKATRIKS

Page 36: Morfologi lesi kulit

+ABSES

Akumulasi pus di jaringan karena proses supurasi, berbatas tegas, mempunyai dinding disertai tanda radang.

Letaknya dalam sehingga pus tidak terlihat dari kulit.

Page 37: Morfologi lesi kulit

Berbagai istilah untuk ukuran, susunan, kelainan/ bentuk, penyebaran dan lokalisasi

Ukuran

• Miliar : sebesar kepala jarum pentul

• Lentikular : Sebesar biji jagung

• Numular : Sebesar uang logam

• Plakat : Lebih besar dari numular

Page 38: Morfologi lesi kulit

Numular

Lesi arkuata

Lesi anular

Serpiginosa

Page 39: Morfologi lesi kulit

Susunan kelainan/bentuk

• Liniar : seperti garis lurus

• Sirsinar anular : seperti lingkaran

• Arsinar : berbentuk bulan sabit

• Polisiklik : bentuk pinggiran yang sambung

menyambung

• Korimbiformis : susunan seperti induk ayam yang

dikelilingi anak-anaknya

SUSUNAN KELAINAN/

BENTUK

Page 40: Morfologi lesi kulit

+

Bentuk

• Teratur : misalnya bulat, lonjong, dsb

• Tidak teratur

Page 41: Morfologi lesi kulit

+Penyebaran dan Lokalisasi

• Sirkumskrip : berbatas tegas

• Difus : tidak berbatas tegas

• Generalisata : tersebar pada sebagian besar badan

• Universalis : seluruh atau hampir seluruh badan

Drag picture to placeholder or click icon to add

Drag picture to placeholder or click icon to add

Page 42: Morfologi lesi kulit

+• Solitar : hanya satu lesi

• Herpetiformis : vesikel berkelompok

seperti pada H. Zoster

• Konfluens : 2 atau lebih lesi yang

menjadi satu

• Diskret : terpisah satu dengan yang lain

Page 43: Morfologi lesi kulit

• Serpiginosa : proses yang menjalar ke

satu jurusan, diikuti oleh penyembuhan

bagian yang ditinggalkan

• Irisformis : Eritema yang berbentuk

bulat lonjong dengan vesikel yang

berwarna lebih gelap di tengahnya

Page 44: Morfologi lesi kulit

+


Recommended