Download ppt - Mata Kuliah Fonologi

Transcript
Page 1: Mata Kuliah Fonologi

fonologifonologi 11dirmandirman

MATA KULIAH FONOLOGIMATA KULIAH FONOLOGI

OLEHOLEH

DIRMAN, M.Pd.DIRMAN, M.Pd.

Page 2: Mata Kuliah Fonologi

dirmandirman fonologifonologi 22

Pengertian FonologiPengertian Fonologi

• Dari beberapa sumber, pengertian Dari beberapa sumber, pengertian fonologi dapat dikemukakan sebagai fonologi dapat dikemukakan sebagai berikutberikut

• 1) Fonologi ialah bagian dari tata 1) Fonologi ialah bagian dari tata bahasa yang memperlajari bunyi-bahasa yang memperlajari bunyi-bunyi bahasa (Keraf, 1984: 30).bunyi bahasa (Keraf, 1984: 30).

Page 3: Mata Kuliah Fonologi

dirmandirman fonologifonologi 33

pengertianpengertian

• 2) Fonologi ialah bidang dalam linguistik yang 2) Fonologi ialah bidang dalam linguistik yang menyelidiki bunyi-bunyi bahasa menurut menyelidiki bunyi-bunyi bahasa menurut fungsinya (Kridalaksana, 1995: 57).fungsinya (Kridalaksana, 1995: 57).

• 3) Fonologi ialah bidang linguistik yang 3) Fonologi ialah bidang linguistik yang mempelajari, menganalisis, dan mempelajari, menganalisis, dan membicarakan runtutan bunyi-bunyi bahasa, membicarakan runtutan bunyi-bunyi bahasa, yang secara etimologi terbentuk dari kata yang secara etimologi terbentuk dari kata fonfon yaitu bunyi dan yaitu bunyi dan logilogi yaitu ilmu (Chaer, 1994: yaitu ilmu (Chaer, 1994: 102).102).

Page 4: Mata Kuliah Fonologi

dirmandirman fonologifonologi 44

simpulansimpulan

• Berdasarkan beberapa sumber Berdasarkan beberapa sumber tersebut dapatlah disimpulkan tersebut dapatlah disimpulkan bahwa fonologi ialah bidang linguisik bahwa fonologi ialah bidang linguisik atau lmu bahasa yang menyelidiki, atau lmu bahasa yang menyelidiki, mempelajari, menganalisis, dan mempelajari, menganalisis, dan membicarakan runtutan bunyi-bunyi membicarakan runtutan bunyi-bunyi bahasa yang dihasilkan oleh alat bahasa yang dihasilkan oleh alat ucap manusia berserta fungsinya.ucap manusia berserta fungsinya.

Page 5: Mata Kuliah Fonologi

dirmandirman fonologifonologi 55

Cabang FonologiCabang Fonologi

• Cabang FonologiCabang Fonologi

Fonologi

Fonetik Fonemik

Page 6: Mata Kuliah Fonologi

dirmandirman fonologifonologi 66

PengertianPengertian

• 1) Fonetik adalah cabang studi 1) Fonetik adalah cabang studi fonologi yang mempelajari bunyi fonologi yang mempelajari bunyi bahasa tanpa memperhatikan bahasa tanpa memperhatikan apakah bunyi-bunyi tersebut apakah bunyi-bunyi tersebut mempunyai fungsi sebagai pembeda mempunyai fungsi sebagai pembeda makna atau tidak (Chaer, 1994: makna atau tidak (Chaer, 1994: 102).102).

Page 7: Mata Kuliah Fonologi

dirmandirman fonologifonologi 77

PengertianPengertian

• 2) Fonetik adalah ilmu yang 2) Fonetik adalah ilmu yang menyelidiki dan menganalisa bunyi-menyelidiki dan menganalisa bunyi-bunyi ujaran yang dipakai dalam bunyi ujaran yang dipakai dalam tutur, serta mempelajari bagaimana tutur, serta mempelajari bagaimana menghasilkan bunyi-bunyi tersebut menghasilkan bunyi-bunyi tersebut dengan alat ucap manusia (Keraf, dengan alat ucap manusia (Keraf, 1984: 30).1984: 30).

Page 8: Mata Kuliah Fonologi

dirmandirman fonologifonologi 88

PengertianPengertian

• Fonetik adalah ilmu yang menyelidiki Fonetik adalah ilmu yang menyelidiki penghasilan, penyampaian, dan penghasilan, penyampaian, dan penerimaan bunyi bahasa; ilmu penerimaan bunyi bahasa; ilmu interdisipliner linguistik dengan interdisipliner linguistik dengan fisika, anatomi, dan psikologi fisika, anatomi, dan psikologi (Kridalaksana, 1995: 56).(Kridalaksana, 1995: 56).

Page 9: Mata Kuliah Fonologi

dirmandirman fonologifonologi 99

simpulansimpulan

• Dengan demikian, jelaslah bahwa fonetik Dengan demikian, jelaslah bahwa fonetik itu ialah cabang studi fonologi yang itu ialah cabang studi fonologi yang menyelidiki, mempelajari, dan menyelidiki, mempelajari, dan menganalisis penghasilan, menganalisis penghasilan, penyampaian, dan penerimaan bunyi-penyampaian, dan penerimaan bunyi-bunyi ujaran/bahasa yang dipakai dalam bunyi ujaran/bahasa yang dipakai dalam tutur tanpa memperhatikan fungsinya tutur tanpa memperhatikan fungsinya sebagai pembeda makna/arti, yang sebagai pembeda makna/arti, yang melibatkan analisis ilmu fisika, anatomi, melibatkan analisis ilmu fisika, anatomi, dan psikologi.dan psikologi.

Page 10: Mata Kuliah Fonologi

dirmandirman fonologifonologi 1010

FonemikFonemik

• 1) 1) Fonemik adalah cabang studi Fonemik adalah cabang studi fonologi yang mempelajari bunyi fonologi yang mempelajari bunyi bahasa dengan memperhatikan fungsi bahasa dengan memperhatikan fungsi bunyi tersebut sebagai pembeda bunyi tersebut sebagai pembeda makna. Untuk jelasnya kalau kita makna. Untuk jelasnya kalau kita perhatikan baik-baik ternyata bunyi [i] perhatikan baik-baik ternyata bunyi [i] yang terdapat pada kata-kata [intan], yang terdapat pada kata-kata [intan], [angin], dan [batik] adalah tidak sama. [angin], dan [batik] adalah tidak sama.

Page 11: Mata Kuliah Fonologi

dirmandirman fonologifonologi 1111

• Begitu juga bunyi [p] pada kata Begitu juga bunyi [p] pada kata inggris [pace], [space], dan [map], inggris [pace], [space], dan [map], juga tidak sama. Ketidaksamaan juga tidak sama. Ketidaksamaan bunyi [i] dan bunyi [p] pada deretan bunyi [i] dan bunyi [p] pada deretan kata-kata di atas itulah salah satu kata-kata di atas itulah salah satu contoh obyek atau sasaran studi contoh obyek atau sasaran studi fonetik. fonetik.

Page 12: Mata Kuliah Fonologi

dirmandirman fonologifonologi 1212

• Dalam kajiannya, fonetik akan berusaha Dalam kajiannya, fonetik akan berusaha mendeskripsikan perbedaan bunyi-bunyi itu mendeskripsikan perbedaan bunyi-bunyi itu serta menjelaskan sebab-sebabnya. serta menjelaskan sebab-sebabnya. Sebaliknya, perbedaan bunyi [p] dan [b] Sebaliknya, perbedaan bunyi [p] dan [b] yang terdapat, misalnya, pada kata [paru] yang terdapat, misalnya, pada kata [paru] dan [baru] adalah menjadi contoh sasaran dan [baru] adalah menjadi contoh sasaran studi fonemik, sebab perbedaan bunyi [p] studi fonemik, sebab perbedaan bunyi [p] dan [b] itu menyebabkan berbedanya dan [b] itu menyebabkan berbedanya makna kata [paru] dan [baru] itu (Chaer, makna kata [paru] dan [baru] itu (Chaer, 1994: 102).1994: 102).

Page 13: Mata Kuliah Fonologi

dirmandirman fonologifonologi 1313

PengertianPengertian

• 2) fonemik adalah ilmu yang 2) fonemik adalah ilmu yang mempelajari bunyi ujaran dalam mempelajari bunyi ujaran dalam fungsinya sebagai pembeda arti fungsinya sebagai pembeda arti (Keraf, 1984: 30).(Keraf, 1984: 30).

• 3) Fonemik adalah penyelidikan 3) Fonemik adalah penyelidikan mengenai sistem fonem suatu mengenai sistem fonem suatu bahasa (Kridalaksana, 1995: 56).bahasa (Kridalaksana, 1995: 56).

Page 14: Mata Kuliah Fonologi

dirmandirman fonologifonologi 1414

simpulansimpulan

• Jadi, Jadi, jelaslah bahwa fonemik itu adalah cabang jelaslah bahwa fonemik itu adalah cabang studi fonologi yang menyelidiki dan mempelajari studi fonologi yang menyelidiki dan mempelajari bunyi ujaran/bahasa atau sistem fonem suatu bunyi ujaran/bahasa atau sistem fonem suatu bahasa dalam fungsinya sebagai pemdeda arti.bahasa dalam fungsinya sebagai pemdeda arti.

• Kalau dalam fonetik kita mempelajari segala Kalau dalam fonetik kita mempelajari segala macam bunyi yang dapat dihasilkan oleh alat-alat macam bunyi yang dapat dihasilkan oleh alat-alat ucap serta bagaimana tiap-tiap bunyi itu ucap serta bagaimana tiap-tiap bunyi itu dilaksanakan, maka dilaksanakan, maka dalam fonemik kita dalam fonemik kita mempelajari dan menyelidiki kemungkinan-mempelajari dan menyelidiki kemungkinan-kemungkinan, bunyi ujaran/bahasa yang kemungkinan, bunyi ujaran/bahasa yang manakah dapat mempunyai fungsi untuk manakah dapat mempunyai fungsi untuk membedakan arti.membedakan arti.

Page 15: Mata Kuliah Fonologi

dirmandirman fonologifonologi 1515

Jenis-jenis FonetikJenis-jenis Fonetik

• Menurut urutan proses terjadinya bunyi bahasa, Chaer Menurut urutan proses terjadinya bunyi bahasa, Chaer (1994: 103) membedakan adanya tiga jenis fonetik, yaitu (1994: 103) membedakan adanya tiga jenis fonetik, yaitu

FonetikFonetik

Fonetik ArtikulatorisFonetik Akustik

Fonetik Auditoris

Page 16: Mata Kuliah Fonologi

dirmandirman fonologifonologi 1616

penjelasanpenjelasan

• fonetik artikulatoris, disebut juga fonetik artikulatoris, disebut juga fonetik organis atau fonetik fisiologis, fonetik organis atau fonetik fisiologis, mempelajari bagaimana mekanisme mempelajari bagaimana mekanisme alat-alat bicara manusia bekerja alat-alat bicara manusia bekerja dalam menghasilkan bunyi bahasa dalam menghasilkan bunyi bahasa serta bagaimana bunyi-bunyi itu serta bagaimana bunyi-bunyi itu diklasifikasikan.diklasifikasikan.

Page 17: Mata Kuliah Fonologi

dirmandirman fonologifonologi 1717

penjelasanpenjelasan

• Fonetik akustik mempelajari bunyi Fonetik akustik mempelajari bunyi bahasa sebagai peristiwa fisis atau bahasa sebagai peristiwa fisis atau fenomena alam. Bunyi-bunyi itu fenomena alam. Bunyi-bunyi itu diselidiki frekuensi getarannya, diselidiki frekuensi getarannya, amplitudonya, intensitasnya, dan amplitudonya, intensitasnya, dan timbrennya timbrennya

• Fonetik auditoris mempelajari Fonetik auditoris mempelajari bagaimana mekanisme penerimaan bagaimana mekanisme penerimaan bunyi bahasa itu oleh telinga kita.bunyi bahasa itu oleh telinga kita.

Page 18: Mata Kuliah Fonologi

dirmandirman fonologifonologi 1818

• Kridalaksana (1995: 57) mengemukakan adanya Kridalaksana (1995: 57) mengemukakan adanya fonetik-fonetik sebagai berikut.fonetik-fonetik sebagai berikut.

Fonetik instrumental

Fonetik parametris

Fonetik terapan

Fonetik

Page 19: Mata Kuliah Fonologi

dirmandirman fonologifonologi 1919

penjelasanpenjelasan

• Fonetik instrumental adalah bagian Fonetik instrumental adalah bagian dari fonetik yang merekam, dari fonetik yang merekam, menganalisis, dan mengukuur unsur-menganalisis, dan mengukuur unsur-unsur bunyi dengan mesin atau alat-unsur bunyi dengan mesin atau alat-alat elektronis seperti spektograf, alat elektronis seperti spektograf, osiloskop, dan lai-lain.osiloskop, dan lai-lain.

Page 20: Mata Kuliah Fonologi

dirmandirman fonologifonologi 2020

• Fonetik parametris adalah pendekatan dalam Fonetik parametris adalah pendekatan dalam fonetik yang memandang wicara sebagai sistem fonetik yang memandang wicara sebagai sistem fisiologis tunggal dengan variabel-variabel fisiologis tunggal dengan variabel-variabel artikulasi dalam saluran suara yang terus-menerus artikulasi dalam saluran suara yang terus-menerus bergerak dan saling bekerja sama dalam dimensi bergerak dan saling bekerja sama dalam dimensi waktu untuk menghasilkan kontinuum bunyi yang waktu untuk menghasilkan kontinuum bunyi yang disegmentasikan oleh pendengar menurut kaidah disegmentasikan oleh pendengar menurut kaidah bahasa yang berlaku. Pandangan dinamsis ini bahasa yang berlaku. Pandangan dinamsis ini berbeda dari pandangan statsis yang menganggap berbeda dari pandangan statsis yang menganggap wicara sebagai urutan segmen-segmen yang wicara sebagai urutan segmen-segmen yang terurai sebagai kumpulan ciri-ciri yang dapat terurai sebagai kumpulan ciri-ciri yang dapat dipisah-pisahkan (tempat artikulasi, artikulator, dan dipisah-pisahkan (tempat artikulasi, artikulator, dan sebagainya).sebagainya).

Page 21: Mata Kuliah Fonologi

dirmandirman fonologifonologi 2121

• Fonetik terapan yaitu bidang Fonetik terapan yaitu bidang linguistik terapan yang mencakup linguistik terapan yang mencakup metode dan teknik pengucapan metode dan teknik pengucapan bunyi dengan tepat; misalnya, untuk bunyi dengan tepat; misalnya, untuk melatih orang yang gagap, untuk melatih orang yang gagap, untuk melatih pemain drama, dan melatih pemain drama, dan sebagainya.sebagainya.

Page 22: Mata Kuliah Fonologi

dirmandirman fonologifonologi 2222

• Ramelan (1985: 82) mengemukakan Ramelan (1985: 82) mengemukakan adanya fonetik sebagai berikut:adanya fonetik sebagai berikut:

fonetik umum fonetik khusus

fonetikfonetik

Page 23: Mata Kuliah Fonologi

dirmandirman fonologifonologi 2323

PenjelasanPenjelasan

• fonetik umum, yaitu fonetik yang fonetik umum, yaitu fonetik yang membahas bunyi bahasa yang dapat membahas bunyi bahasa yang dapat dihasilkan manusia secara umum.dihasilkan manusia secara umum.

• Fonetik khusus, yaitu fonetik yang Fonetik khusus, yaitu fonetik yang memfokuskan perhatiannya pada bunyi memfokuskan perhatiannya pada bunyi bahasa tertentu, misalnya fonetik yang bahasa tertentu, misalnya fonetik yang mempelajari bunyi-bunyi bahasa Indonesia mempelajari bunyi-bunyi bahasa Indonesia disebut fonetik bahasa Indonesia.disebut fonetik bahasa Indonesia.

Page 24: Mata Kuliah Fonologi

dirmandirman fonologifonologi 2424

Alat UcapAlat Ucap

Alat UcapAlat Ucap

Titik artikulasiTitik artikulasi bagian dari alat bagian dari alat

ucap yang ucap yang menjadi tujuan menjadi tujuan

sentuh dari sentuh dari artikulatorartikulator

Udara, yang dialirkan keluardari paru-paru.

Artikulator, bagian dari alat ucap yang dapat digerakkan atau atau digeserkan

untuk menimbulkan suatu bunyi.

Page 25: Mata Kuliah Fonologi

dirmandirman fonologifonologi 2525

Pita SuaraPita Suara

• Di ujung atas dari larynx terdapatlah Di ujung atas dari larynx terdapatlah dua buah pita yang elastis yang dua buah pita yang elastis yang disebut pita suara. Letak pita suara disebut pita suara. Letak pita suara itu horizontal. Antara kedua pita itu horizontal. Antara kedua pita suara itu terdapat suatu celah yang suara itu terdapat suatu celah yang disebut glottis.disebut glottis.

Page 26: Mata Kuliah Fonologi

dirmandirman fonologifonologi 2626

VokalVokal

• Vokal adalah bunyi ujaran yang terjadi karena udara yang Vokal adalah bunyi ujaran yang terjadi karena udara yang keluar dari paru-paru tidak mendapat halangan (Keraf, keluar dari paru-paru tidak mendapat halangan (Keraf, 1984: 34). 1984: 34).

VokalVokal

Posisi Bibir Maju Mundurnya Lidah

Tinggi Rendahnya Lidah

Page 27: Mata Kuliah Fonologi

dirmandirman fonologifonologi 2727

DiftongDiftong

DiftongDiftong

Diftong turun Diftong lebar

Diftong naik Diftong sempit

Page 28: Mata Kuliah Fonologi

dirmandirman fonologifonologi 2828

KonsonanKonsonan

• Konsonan adalah bunyi ujaran yang terjadi Konsonan adalah bunyi ujaran yang terjadi karena udara yang keluar dari paru-paru karena udara yang keluar dari paru-paru mendapat halangan. (Keraf, 1984: 35). mendapat halangan. (Keraf, 1984: 35). Konsonan adalah bunyi bahasa yang Konsonan adalah bunyi bahasa yang dihasilkan dengan menghambat aliran dihasilkan dengan menghambat aliran udara pada satu tempat di saluran suara di udara pada satu tempat di saluran suara di atas glottis; bunyi bahasa yang dapat atas glottis; bunyi bahasa yang dapat berada pada tepi suku kata dan tidak berada pada tepi suku kata dan tidak sebagai inti suku kata; fonem yang sebagai inti suku kata; fonem yang mewakili bunyi tersebut (Kridalaksana, mewakili bunyi tersebut (Kridalaksana, 1993: 118).1993: 118).

Page 29: Mata Kuliah Fonologi

dirmandirman fonologifonologi 2929

Berdasarkan artikulator Berdasarkan artikulator dan titik artikulasinyadan titik artikulasinya • Konsonan-konsonan dapat dibagi atas:Konsonan-konsonan dapat dibagi atas:• 1) Konsosnan bilabial, yaitu bunyi yang dihasilkan 1) Konsosnan bilabial, yaitu bunyi yang dihasilkan

dengan mempertemukan kedua belah bibir: p, b, dengan mempertemukan kedua belah bibir: p, b, m, w. Karena kedua belah bibir sama-sama m, w. Karena kedua belah bibir sama-sama bergerak, serta keduanya juga menjadi titik bergerak, serta keduanya juga menjadi titik sentuh dari bibir yang lainnya, maka sekaligus sentuh dari bibir yang lainnya, maka sekaligus mereka bertindak sebagai artikulator dan titik mereka bertindak sebagai artikulator dan titik artikulasi.artikulasi.

• 2) Konsonan labiodental, yaitu bunyi yang 2) Konsonan labiodental, yaitu bunyi yang dihasilkan dengan mempertemukan gigi atas dihasilkan dengan mempertemukan gigi atas sebagai titik artikulasi dan bibir bawah sebagai sebagai titik artikulasi dan bibir bawah sebagai artikulatornya: f, v.artikulatornya: f, v.

Page 30: Mata Kuliah Fonologi

dirmandirman fonologifonologi 3030

• Konsonan apikointerdental, yaitu bunyi yang Konsonan apikointerdental, yaitu bunyi yang terjadi dengan ujung lidah (apex) yang bertindak terjadi dengan ujung lidah (apex) yang bertindak sebagai artikulator dan daerah antargigi (dens) sebagai artikulator dan daerah antargigi (dens) sebagai titik artikulasinya. Dalam bahasa sebagai titik artikulasinya. Dalam bahasa Indonesia hanya terdapat konsonan t dan n. Indonesia hanya terdapat konsonan t dan n. Dalam bahasa Jawa terdapat konsonan t, d, dan n.Dalam bahasa Jawa terdapat konsonan t, d, dan n.

• 4) Konsonan apikoalveolar, yaitu bunyi yang 4) Konsonan apikoalveolar, yaitu bunyi yang dihasilkan oleh ujung lidah sebagai artikulator dan dihasilkan oleh ujung lidah sebagai artikulator dan lengkung kaki gigi (alveolum) sebagai titik lengkung kaki gigi (alveolum) sebagai titik artikulasinya. Dalam bahasa Indonesia hanya artikulasinya. Dalam bahasa Indonesia hanya terdapat d dan n, sedangkan dalam bahasa Jawa terdapat d dan n, sedangkan dalam bahasa Jawa terdapat t, d, dan n.terdapat t, d, dan n.

Page 31: Mata Kuliah Fonologi

dirmandirman fonologifonologi 3131

• Konsonan palatal, yaitu bunyi yang Konsonan palatal, yaitu bunyi yang dihasilkan oleh bagian tengah lidah sebagai dihasilkan oleh bagian tengah lidah sebagai artikulatror dan langit-langit keras (palatum) artikulatror dan langit-langit keras (palatum) sebagai titik artikulasinya: c, j, ny.sebagai titik artikulasinya: c, j, ny.

• 6) Konsonan velar, yaitu bunyi yang 6) Konsonan velar, yaitu bunyi yang dihasilkan oleh belakang lidah sebagai dihasilkan oleh belakang lidah sebagai artikulator dan langit-langit lembut (velum) artikulator dan langit-langit lembut (velum) sebagai titik artikulasinya, misalnya: k, g, sebagai titik artikulasinya, misalnya: k, g, ng, kh.ng, kh.

Page 32: Mata Kuliah Fonologi

dirmandirman fonologifonologi 3232

• 7) Hamzah (glotalstop), yaitu bunyi yang 7) Hamzah (glotalstop), yaitu bunyi yang dihasilkan dengan posisi pita suara dihasilkan dengan posisi pita suara tertutup sama sekali, sehinga sama sekali tertutup sama sekali, sehinga sama sekali menghalangi udara yang keluar dari paru-menghalangi udara yang keluar dari paru-paru. Celah antara kedua pita suara (sama paru. Celah antara kedua pita suara (sama dengan glottis) tertutup rapat. dengan glottis) tertutup rapat.

• 8) Laringal, yaitu bunyi yang terjadi 8) Laringal, yaitu bunyi yang terjadi karena pita suara terbuka lebar. Bunyi ini karena pita suara terbuka lebar. Bunyi ini dimasukkan dalam konsonan karena udara dimasukkan dalam konsonan karena udara yang keluar mengalami gesekanyang keluar mengalami gesekan

Page 33: Mata Kuliah Fonologi

dirmandirman fonologifonologi 3333

Berdasarkan halangan yang Berdasarkan halangan yang dijumpai udara waktu keluar dari dijumpai udara waktu keluar dari paru-paruparu-paru

Konsonan hambat (stop)

konsonankonsonan

Frikatif Spiran Likuida atau disebut juga

lateral

Getar atau tril

Page 34: Mata Kuliah Fonologi

dirmandirman fonologifonologi 3434

PenjelasanPenjelasan

• 1) Konsonan hambat (stop), yaitu konsonan yang terjadi 1) Konsonan hambat (stop), yaitu konsonan yang terjadi karena udara yang keluar dari paru-paru sama sekali karena udara yang keluar dari paru-paru sama sekali dihalangi, misalnya: p, b, k, t, d, dan lai-lain. Dalam dihalangi, misalnya: p, b, k, t, d, dan lai-lain. Dalam pelaksanaannya, konsonan hambat dapat disudahi dengan pelaksanaannya, konsonan hambat dapat disudahi dengan suatu letusan; dalam hal ini konsonan hambat itu tersebut: suatu letusan; dalam hal ini konsonan hambat itu tersebut: konsonan peletus atau konsonan eksplosif, misalnya konsonan peletus atau konsonan eksplosif, misalnya konsonan p dalam kata konsonan p dalam kata pukul, laparpukul, lapar. Atau konsonan hambat . Atau konsonan hambat itu dapat dilaksanakan dengan tidak ada letusan; maka itu dapat dilaksanakan dengan tidak ada letusan; maka hambat itu bersifat implosif, misalnya t dalam kata berat, hambat itu bersifat implosif, misalnya t dalam kata berat, parit, dan lai-lain. Dengan cara sederhana dapat dikatakan parit, dan lai-lain. Dengan cara sederhana dapat dikatakan bahwa hambat eksplosif terdapat bila suatu konsonan bahwa hambat eksplosif terdapat bila suatu konsonan hambat diikuti vokal, sedangkan konsonan hambat implosif hambat diikuti vokal, sedangkan konsonan hambat implosif terjadi bila konsonan hambat itu tidak diikuti vokal.terjadi bila konsonan hambat itu tidak diikuti vokal.

Page 35: Mata Kuliah Fonologi

dirmandirman fonologifonologi 3535

• 2) Frikatif, yaitu bila udara yang keluar 2) Frikatif, yaitu bila udara yang keluar dari paru-paru digesekkan, terjadilah dari paru-paru digesekkan, terjadilah bunyi yang disebut bunyi geser atau bunyi yang disebut bunyi geser atau frikatif, misalnya f, v, kh.frikatif, misalnya f, v, kh.

• 3) Spiran, yaitu bila udara yang keluar 3) Spiran, yaitu bila udara yang keluar dari paru-paru mendapat halangan berupa dari paru-paru mendapat halangan berupa pengadukan, sedangkan sementara itu pengadukan, sedangkan sementara itu terdengar bunyi desis, maka konsonan itu terdengar bunyi desis, maka konsonan itu disebut spiran; s, z, sy.disebut spiran; s, z, sy.

Page 36: Mata Kuliah Fonologi

dirmandirman fonologifonologi 3636

• 4) Likuida atau disebut juga lateral, 4) Likuida atau disebut juga lateral, yaitu bunyi yang dihasilkan dengan yaitu bunyi yang dihasilkan dengan mengangkat lidah ke langit-langit mengangkat lidah ke langit-langit sehingga udara terpaksa diaduk dan sehingga udara terpaksa diaduk dan keluar melalui kedua sisi (sisi = latin: keluar melalui kedua sisi (sisi = latin: latus) lidah: l.latus) lidah: l.

Page 37: Mata Kuliah Fonologi

dirmandirman fonologifonologi 3737

• 5) Getar atau tril, yaitu bunyi yang 5) Getar atau tril, yaitu bunyi yang dihasilkan dengan mendekatkan lidah ke dihasilkan dengan mendekatkan lidah ke alveolum atau pangkal gigi, kemudian lidah alveolum atau pangkal gigi, kemudian lidah itu menjauhi lagi alveolum, dan seterusnya itu menjauhi lagi alveolum, dan seterusnya terjadi lagi seperti tadi berulang-ulang terjadi lagi seperti tadi berulang-ulang dengan cepat, sehingga udara yang keluar dengan cepat, sehingga udara yang keluar digetarkan. Bunyi ini, yang dihasilkan digetarkan. Bunyi ini, yang dihasilkan dengan ujung lidah sebagai artikulator dengan ujung lidah sebagai artikulator disebut getar apical (apical tril). disebut getar apical (apical tril).

Page 38: Mata Kuliah Fonologi

dirmandirman fonologifonologi 3838

• Di samping itu dalam ilmu bahasa dikenal Di samping itu dalam ilmu bahasa dikenal pula semacam bunyi getar lain yang pula semacam bunyi getar lain yang mempergunakan anak tekak sebagai mempergunakan anak tekak sebagai artikulatornya, dan yang bertindak sebagai artikulatornya, dan yang bertindak sebagai titik artikulasinya adalah belakang lidah. titik artikulasinya adalah belakang lidah. Konsonan getar macam ini disebut: getar Konsonan getar macam ini disebut: getar uvular (uvular tril). Getar apical uvular (uvular tril). Getar apical dilambangkan dengan /r/, sedangkan getar dilambangkan dengan /r/, sedangkan getar uvular secara fonetis dilambangkan uvular secara fonetis dilambangkan dengan /R/. dengan /R/.

Page 39: Mata Kuliah Fonologi

dirmandirman fonologifonologi 3939

Berdasarkan turut tidaknya pita suara Berdasarkan turut tidaknya pita suara bergetar, konsonan dapat dibagi atas:bergetar, konsonan dapat dibagi atas:

• 1) Konsonan bersuara, yaitu bila pita 1) Konsonan bersuara, yaitu bila pita suara turut bergetar: b, d n. g, w, suara turut bergetar: b, d n. g, w, dan sebagainya.dan sebagainya.

• 2) konsonan tak bersuara, yaitu bila 2) konsonan tak bersuara, yaitu bila pita suara tidak bergetar: p, t, c, k, pita suara tidak bergetar: p, t, c, k, dan sebagainyadan sebagainya

Page 40: Mata Kuliah Fonologi

dirmandirman fonologifonologi 4040

Berdasarkan jalan yang diikuti arus udara Berdasarkan jalan yang diikuti arus udara ketika keluar dari rongga ujaran, konsonan ketika keluar dari rongga ujaran, konsonan

dapat dibeda-bedakan atas:dapat dibeda-bedakan atas:

• 1) Konsonan oral, yaitu bila udaranya 1) Konsonan oral, yaitu bila udaranya keluar melalui rongga mulut (mulut = keluar melalui rongga mulut (mulut = Latin: os, -oris), misalnya p, b, k, d, w, Latin: os, -oris), misalnya p, b, k, d, w, dan sebagainya.dan sebagainya.

• 2) konsonan nasal, yaitu bila udaranya 2) konsonan nasal, yaitu bila udaranya keluar melalui rongga hidung (hidung keluar melalui rongga hidung (hidung = Latin: nasus), misalnya: m. n, ny, ng. = Latin: nasus), misalnya: m. n, ny, ng.

Page 41: Mata Kuliah Fonologi

dirmandirman fonologifonologi 4141

IntonasiIntonasi

Tekanan (Stress)

IntonasiIntonasi

Nada Perhentian

Durasi

Page 42: Mata Kuliah Fonologi

dirmandirman fonologifonologi 4242

tekanantekanan

Tekanan Distingtif dan Nondistingtif

Tekanan dalam Bahasa Indonesia

Tekanan Kalimat

tekanantekanan

Page 43: Mata Kuliah Fonologi

dirmandirman fonologifonologi 4343

PenjelasanPenjelasan

• Intonasi adalah kerja sama antara Intonasi adalah kerja sama antara nada, tekanan, durasi, dan perhentian-nada, tekanan, durasi, dan perhentian-perhentian yang menyertai suatu perhentian yang menyertai suatu tutur, dari awal hingga ke perhentian tutur, dari awal hingga ke perhentian terakhir (Keraf,1984: 38). Intonasi terakhir (Keraf,1984: 38). Intonasi adalah pola perubahan nada yang adalah pola perubahan nada yang dihasilkan pembicara pada waktu dihasilkan pembicara pada waktu mengucapkan ujaran atau bagian-mengucapkan ujaran atau bagian-bagiannya (Kridalaksana, 1993: 85).bagiannya (Kridalaksana, 1993: 85).

Page 44: Mata Kuliah Fonologi

dirmandirman fonologifonologi 4444

tekanantekanan

• 1) Pengertian Tekanan1) Pengertian TekananYang dimaksud dengan tekanan (stress) adalah Yang dimaksud dengan tekanan (stress) adalah suatu jenis unsur supra segmental yang ditandai suatu jenis unsur supra segmental yang ditandai oleh keras lembutnya arus ujaran. Arus ujaran oleh keras lembutnya arus ujaran. Arus ujaran yang lebih keras atau lebih lembut ditentukan yang lebih keras atau lebih lembut ditentukan oleh amlpitudo getaran, yang dihasilkan oleh oleh amlpitudo getaran, yang dihasilkan oleh tenaga yang lebih kuat atau lebih lemah. Bila kita tenaga yang lebih kuat atau lebih lemah. Bila kita mengucapkan sepatah kata secara nyaring, mengucapkan sepatah kata secara nyaring, misalnya kata /perumahan/, maka akan terdengar misalnya kata /perumahan/, maka akan terdengar bahwa dalam arus ujaran itu ada bagian yang bahwa dalam arus ujaran itu ada bagian yang lebih keras diucapkan dari bagian yang lainlebih keras diucapkan dari bagian yang lain

Page 45: Mata Kuliah Fonologi

dirmandirman fonologifonologi 4545

• Jadi, dalam hal ini dapat dibeda-Jadi, dalam hal ini dapat dibeda-bedakan beberapa macam tekanan bedakan beberapa macam tekanan yang bertalian dengan tingkatan yang bertalian dengan tingkatan keras-lembutnya, yaitu:keras-lembutnya, yaitu:

• Tekanan paling kerasTekanan paling keras

• Tekanan kerasTekanan keras

• Tekanan lembutTekanan lembut

• Tekanan paling lembutTekanan paling lembut

Page 46: Mata Kuliah Fonologi

dirmandirman fonologifonologi 4646

PenjelasanPenjelasan

• 1) Pengertian Tekanan1) Pengertian Tekanan

• Yang dimaksud dengan tekanan (stress) Yang dimaksud dengan tekanan (stress) adalah suatu jenis unsur supra adalah suatu jenis unsur supra segmental yang ditandai oleh keras segmental yang ditandai oleh keras lembutnya arus ujaran.lembutnya arus ujaran. Arus ujaran yang Arus ujaran yang lebih keras atau lebih lembut ditentukan lebih keras atau lebih lembut ditentukan oleh amlpitudo getaran, yang dihasilkan oleh amlpitudo getaran, yang dihasilkan oleh tenaga yang lebih kuat atau lebih oleh tenaga yang lebih kuat atau lebih lemah.lemah.

Page 47: Mata Kuliah Fonologi

dirmandirman fonologifonologi 4747

• Bila kita mengucapkan sepatah kata Bila kita mengucapkan sepatah kata secara nyaring, misalnya kata secara nyaring, misalnya kata /perumahan/, maka akan terdengar /perumahan/, maka akan terdengar bahwa dalam arus ujaran itu ada bahwa dalam arus ujaran itu ada bagian yang lebih keras diucapkan dari bagian yang lebih keras diucapkan dari bagian yang lain. Jadi, dalam hal ini bagian yang lain. Jadi, dalam hal ini dapat dibeda-bedakan beberapa dapat dibeda-bedakan beberapa macam tekanan yang bertalian dengan macam tekanan yang bertalian dengan tingkatan keras-lembutnya, yaitu:tingkatan keras-lembutnya, yaitu:

Page 48: Mata Kuliah Fonologi

dirmandirman fonologifonologi 4848

• Tekanan paling kerasTekanan paling keras

• Tekanan kerasTekanan keras

• Tekanan lembutTekanan lembut

• Tekanan paling lembutTekanan paling lembut

Page 49: Mata Kuliah Fonologi

dirmandirman fonologifonologi 4949

• 2) Tekanan Distingtif dan Nondistingtif2) Tekanan Distingtif dan Nondistingtif• Dalam beberapa bahasa Barat, misalnya Dalam beberapa bahasa Barat, misalnya

Inggris dan Belanda, tekanan dapat Inggris dan Belanda, tekanan dapat berfungsi untuk membedakan arti berfungsi untuk membedakan arti (distingtif). Berarti bila tekanan keras pada (distingtif). Berarti bila tekanan keras pada suatu bagian (segmen) dari kata suatu bagian (segmen) dari kata dipindahkan ke bagian yang lain maka dipindahkan ke bagian yang lain maka makna kata berubah, misalnya: makna kata berubah, misalnya:

• InggrisInggris : : refuserefuse = sampah= sampah• refuserefuse = menolak= menolak

Page 50: Mata Kuliah Fonologi

dirmandirman fonologifonologi 5050

• 3) Tekanan dalam Bahasa Indonesia3) Tekanan dalam Bahasa Indonesia

• Walapun tekanan dalam bahasa Walapun tekanan dalam bahasa Indonesia tidak bersifat distingtif, itu Indonesia tidak bersifat distingtif, itu tidak berarti bahwa kata-kata dalam tidak berarti bahwa kata-kata dalam bahasa Indonesia tidak mengandung bahasa Indonesia tidak mengandung tekanan. Seperti dalam ilustrasi dengan tekanan. Seperti dalam ilustrasi dengan kata /prumahan/, jelas ada tekanan kata /prumahan/, jelas ada tekanan dalam bahasa Indonesia. dalam bahasa Indonesia.

Page 51: Mata Kuliah Fonologi

dirmandirman fonologifonologi 5151

• Tetapi yang menimbulkan persoalan adalah di Tetapi yang menimbulkan persoalan adalah di mana letak tekanan keras pada kata-kata bahasa mana letak tekanan keras pada kata-kata bahasa Indonesia? Bangsa Indonesia yang memiliki Indonesia? Bangsa Indonesia yang memiliki bermacam-macam bahasa daerah dan dialek, bermacam-macam bahasa daerah dan dialek, memiliki pola intonasi yang berbeda ragamnya. memiliki pola intonasi yang berbeda ragamnya. Keanekaan intonasi itu dibawa serta ke dalam Keanekaan intonasi itu dibawa serta ke dalam bahasa Indonesia, hingga mempengaruhi pula bahasa Indonesia, hingga mempengaruhi pula intonasi bahasa Indonesia. Dalam pergaulan kita intonasi bahasa Indonesia. Dalam pergaulan kita sehari-hari, kita menjumpai bermacam-macam sehari-hari, kita menjumpai bermacam-macam orang yang mempergunakan bahasa Indonesia, orang yang mempergunakan bahasa Indonesia, tetapi betapa beda intonasi yang digunakan oleh tetapi betapa beda intonasi yang digunakan oleh seorang Jawa dari seorang Batak, seorang Minang seorang Jawa dari seorang Batak, seorang Minang dari seorang Sunda, Ambon atau Flores dari seorang Sunda, Ambon atau Flores

Page 52: Mata Kuliah Fonologi

dirmandirman fonologifonologi 5252

• Tetapi katakanlah manakah dari Tetapi katakanlah manakah dari semua intonasi itu yang benar? semua intonasi itu yang benar? Ukuran-ukuran manakah yang Ukuran-ukuran manakah yang dipakai untuk menetapkan intonasi dipakai untuk menetapkan intonasi yang benar? Hingga kini belum ada yang benar? Hingga kini belum ada ketentuan resmi mengenai hal itu. ketentuan resmi mengenai hal itu.

Page 53: Mata Kuliah Fonologi

dirmandirman fonologifonologi 5353

• 4) Tekanan Kalimat4) Tekanan Kalimat

• Walaupun tekanan yang distingtif Walaupun tekanan yang distingtif dalam bidang kata tidak ada dalam dalam bidang kata tidak ada dalam bahasa Indonesia dalam bidang bahasa Indonesia dalam bidang kalimat tekanan yang distingtif itu kalimat tekanan yang distingtif itu ada. Tekanan semacam itu biasanya ada. Tekanan semacam itu biasanya disebut empasis.disebut empasis.

Page 54: Mata Kuliah Fonologi

dirmandirman fonologifonologi 5454

• Tekanan itu dibuat antara lain kalau ada Tekanan itu dibuat antara lain kalau ada kata atau bagian tertentu dari kalimat kata atau bagian tertentu dari kalimat dipentingkan atau dipertentangkan dipentingkan atau dipertentangkan dengan bagian lain. Misalnya: dengan bagian lain. Misalnya:

• Anak Anak itu memukul adikku.itu memukul adikku.• Anak Anak ituitu memukul adikku. memukul adikku.• Anak itu Anak itu memukulmemukul adikku. adikku.• Anak itu memukul Anak itu memukul adikkuadikku• Anak itu memukul Anak itu memukul adikku.adikku.

Page 55: Mata Kuliah Fonologi

dirmandirman fonologifonologi 5555

NadaNada

Nada yang Distingtif dan Nondistingtif

Nada dalam Kalimat

NadaNada

Page 56: Mata Kuliah Fonologi

dirmandirman fonologifonologi 5656

PenjelasanPenjelasan

• 1) Pengertian Nada1) Pengertian Nada

• Yang dimaksud dengan nada Yang dimaksud dengan nada (pitch) adalah suatu jenis unsur (pitch) adalah suatu jenis unsur suprasegmental yang ditandai suprasegmental yang ditandai oleh tinggi rendahnya arus oleh tinggi rendahnya arus ujaran (Keraf, 1984: 42).ujaran (Keraf, 1984: 42).

Page 57: Mata Kuliah Fonologi

dirmandirman fonologifonologi 5757

• Tinggi rendahnya arus ujaran terjadi Tinggi rendahnya arus ujaran terjadi karena frekuensi getaran yang karena frekuensi getaran yang berbeda antara segmen. Bila seorang berbeda antara segmen. Bila seorang berada dalam kesedihan ia akan berada dalam kesedihan ia akan berbicara dengan nada yang rendah. berbicara dengan nada yang rendah.

Page 58: Mata Kuliah Fonologi

dirmandirman fonologifonologi 5858

• Sebaliknya berada dalam keadan gembira Sebaliknya berada dalam keadan gembira atau marah, nada tinggilah yang atau marah, nada tinggilah yang dipergunakan orang. Suatu perintah atau dipergunakan orang. Suatu perintah atau pertanyaan selalu disertai nada yang khas. pertanyaan selalu disertai nada yang khas. Nada dalam ilmu bahasa biasanya Nada dalam ilmu bahasa biasanya dilambangkan dengan angka misalnya /232/ dilambangkan dengan angka misalnya /232/ yang berarti segmen pertama lebih rendah yang berarti segmen pertama lebih rendah bila dibandingkan dengan segmen kedua, bila dibandingkan dengan segmen kedua, sedangkan segmen ketiga lebih rendah dari sedangkan segmen ketiga lebih rendah dari segmen kedua. segmen kedua.

Page 59: Mata Kuliah Fonologi

dirmandirman fonologifonologi 5959

• Kata /bangsat/ akan diucapkan dengan Kata /bangsat/ akan diucapkan dengan nada yang berbeda kalau situasi yang nada yang berbeda kalau situasi yang dimasuki itu berbeda: dimasuki itu berbeda:

• 4 34 3 3 . . 2 3 . . 2• /bang – sat/ dan /bang – sat//bang – sat/ dan /bang – sat/• Nada dalam tutur yang pertama Nada dalam tutur yang pertama

melukiskan kemarahan atau kekecewaan. melukiskan kemarahan atau kekecewaan. Tutur yang kedua terjadi waktu seorang Tutur yang kedua terjadi waktu seorang berkelakar dengan kawannya.berkelakar dengan kawannya.

Page 60: Mata Kuliah Fonologi

dirmandirman fonologifonologi 6060

• Nada yang Distingtif dan Nondistingtif Nada yang Distingtif dan Nondistingtif

• Dalam bahasa German, demikian juga Dalam bahasa German, demikian juga dalam bahasa nusantara, nada dalam dalam bahasa nusantara, nada dalam bidang kata tidak diakui sebagai fonem, bidang kata tidak diakui sebagai fonem, yaitu bahwa tidak ada nada yang bersifat yaitu bahwa tidak ada nada yang bersifat distingtif. Sebaliknya, ahli-ahli bahasa distingtif. Sebaliknya, ahli-ahli bahasa mengakui bahwa nada (pitch) dalam bahasa mengakui bahwa nada (pitch) dalam bahasa Yunani dan Cina mempunyai fungsi Yunani dan Cina mempunyai fungsi distingtif, yaitu peranan untuk membedalkan distingtif, yaitu peranan untuk membedalkan arti.arti.

Page 61: Mata Kuliah Fonologi

dirmandirman fonologifonologi 6161

• Dalam bahasa Cina terdapat empat Dalam bahasa Cina terdapat empat kesatuan nada yang dilambangkan kesatuan nada yang dilambangkan dengan tanda-tanda tertentu, yaitu:dengan tanda-tanda tertentu, yaitu:

• Nada menurun Nada menurun ==

• Nada rataNada rata ==

• Nada menurun lalu naikNada menurun lalu naik ==

• Nada mendakiNada mendaki ==

Page 62: Mata Kuliah Fonologi

dirmandirman fonologifonologi 6262

Durasi dalam KalimatDurasi dalam Kalimat

• Sebagai sudah dikatakan di atas durasi Sebagai sudah dikatakan di atas durasi dalam bidang kata tidak terdapat dalam dalam bidang kata tidak terdapat dalam bahasa Indonesia. Namun dalam bidag bahasa Indonesia. Namun dalam bidag kalimat terdapat durasi yang distingtif. kalimat terdapat durasi yang distingtif. Sebuah segmen dalam sebuah kalimat Sebuah segmen dalam sebuah kalimat dapat diucapkan dalam waktu yang dapat diucapkan dalam waktu yang relatif lama dari segmen-segmen lain relatif lama dari segmen-segmen lain dalam kalimat, untuk menekan segmen dalam kalimat, untuk menekan segmen itu.itu.

Page 63: Mata Kuliah Fonologi

dirmandirman fonologifonologi 6363

• Misalnya: Misalnya:

• /pakaian yang dipakainya itu maha..l /pakaian yang dipakainya itu maha..l sekali/sekali/

Page 64: Mata Kuliah Fonologi

dirmandirman fonologifonologi 6464

• Atau apabila seorang lagi berpidato atau Atau apabila seorang lagi berpidato atau berbicra akan mengucapkan bagian berbicra akan mengucapkan bagian tertentu dari pidatonya, entah berwujud tertentu dari pidatonya, entah berwujud klausa, kalimat, atau rangkaian kalimat-klausa, kalimat, atau rangkaian kalimat-kalimat dalam waktu yang lebih lambat dari kalimat dalam waktu yang lebih lambat dari bagian-bagian lainnya. Dan dalam banyak bagian-bagian lainnya. Dan dalam banyak hal cara ini sering digunakan bagian yang hal cara ini sering digunakan bagian yang tidak penting diucapkan cepet-cepet. tidak penting diucapkan cepet-cepet. Sementara bagian yang penting diucapkan Sementara bagian yang penting diucapkan lambat-lambat lambat-lambat

Page 65: Mata Kuliah Fonologi

dirmandirman fonologifonologi 6565

PerhentianPerhentian

• Perhentian macam yang pertama Perhentian macam yang pertama disebut perhentian antara koma atau disebut perhentian antara koma atau perhentian nonfinal atau jeda. perhentian nonfinal atau jeda. Perhentian ini biasanya dilambangkan Perhentian ini biasanya dilambangkan dengan tanda koma (,). Sedangkan dengan tanda koma (,). Sedangkan perhentian macam yang kedua disebut perhentian macam yang kedua disebut perhentian akhir/pinal. Perhentian ini perhentian akhir/pinal. Perhentian ini biasanya dilambangkan dengan titik (.) biasanya dilambangkan dengan titik (.) atau titik koma (;)atau titik koma (;)

Page 66: Mata Kuliah Fonologi

dirmandirman fonologifonologi 6666

• Bila suaranya merendah, dan akan Bila suaranya merendah, dan akan dilambangkan dengan tanda tanya dilambangkan dengan tanda tanya (?). Kalau suaranya menaik, dan (?). Kalau suaranya menaik, dan akan dilambangkan dengan tanda akan dilambangkan dengan tanda seru (!).Kalau suaranya lebih keras seru (!).Kalau suaranya lebih keras kedengaran dengan suara yang kedengaran dengan suara yang menurun.menurun.

Page 67: Mata Kuliah Fonologi

dirmandirman fonologifonologi 6767

• Perhatikan macam-macam kalimat dengan Perhatikan macam-macam kalimat dengan macam-macam perhentian di bawah ini:macam-macam perhentian di bawah ini:

• //Saya pergi ke BogorSaya pergi ke Bogor/ hanya ada / hanya ada perhentian akhir.perhentian akhir.

• /7/7menurut laporan FBI tahun 1981, menurut laporan FBI tahun 1981, sepertiga peristiwa pembunuhan di florida sepertiga peristiwa pembunuhan di florida ada hubungannya dengan narkotikaada hubungannya dengan narkotika /ada /ada satu perhentian antara dan satu satu perhentian antara dan satu perhentian final.perhentian final.

Page 68: Mata Kuliah Fonologi

dirmandirman fonologifonologi 6868

• //bahwa kecanduan narkotika bahwa kecanduan narkotika merusak manusia, baik pisik maupun merusak manusia, baik pisik maupun mental, sudah sering dikemukakan, mental, sudah sering dikemukakan, dan bukti-buktinyadan bukti-buktinya pun banyakpun banyak /ada /ada lebih dari satu perhentian antara dan lebih dari satu perhentian antara dan satu perhentian akhir.satu perhentian akhir.

Page 69: Mata Kuliah Fonologi

dirmandirman fonologifonologi 6969

Pengertian FonemPengertian Fonem

• Objek penelitian fonetik adalah fon, Objek penelitian fonetik adalah fon, yaitu bunyi bahasa pada umumnya yaitu bunyi bahasa pada umumnya tanpa memperhatikan apakah bunyi tanpa memperhatikan apakah bunyi tersebut mempunyai fungsi sebagai tersebut mempunyai fungsi sebagai pembeda makna kata atau tidak. pembeda makna kata atau tidak. Sebaliknya, objek penelitian fonemik Sebaliknya, objek penelitian fonemik adalah adalah fonem, yakni bunyi bahasa fonem, yakni bunyi bahasa yang dapat atau berfungsi yang dapat atau berfungsi membedakan makna katamembedakan makna kata..

Page 70: Mata Kuliah Fonologi

dirmandirman fonologifonologi 7070

• Kalau dalam fonetik, misalnya kita Kalau dalam fonetik, misalnya kita meneliti bunyi-bunyi /a/ yang berbeda meneliti bunyi-bunyi /a/ yang berbeda pada kata-kata seperti pada kata-kata seperti lancar, labalancar, laba, dan , dan lainlain; atau meneliti perbedaan bunyi /i/ ; atau meneliti perbedaan bunyi /i/ seperti yang terdapat pada kata seperti yang terdapat pada kata ini, ini, intan, intan, dandan pahit pahit: maka dalam fonemik : maka dalam fonemik kita meneliti apakah perbedan bunyi itu kita meneliti apakah perbedan bunyi itu mempunyai fungsi sebagai pembeda mempunyai fungsi sebagai pembeda makna atau tidak. makna atau tidak.

Page 71: Mata Kuliah Fonologi

dirmandirman fonologifonologi 7171

• Jika bunyi itu membedakan makna, Jika bunyi itu membedakan makna, maka bunyi tersebut kita sebut maka bunyi tersebut kita sebut fonemfonem, dan jika tidak membedakan , dan jika tidak membedakan makna adalah bukan fonem.makna adalah bukan fonem.

Page 72: Mata Kuliah Fonologi

dirmandirman fonologifonologi 7272

• Fonem adalah bunyi terkecil yang Fonem adalah bunyi terkecil yang dapat membedakan arti, sedangkan dapat membedakan arti, sedangkan huruf adalah lambang bunyi atau huruf adalah lambang bunyi atau lambang fonem (Finoza, 2005: 61). lambang fonem (Finoza, 2005: 61). Fonem tidak sama dengan huruf. Fonem tidak sama dengan huruf. Fonem adalah bunyi dari huruf, dan Fonem adalah bunyi dari huruf, dan huruf adalah lambang dari bunyi. huruf adalah lambang dari bunyi. Jumlah huruf ada 26, jumlah fonem Jumlah huruf ada 26, jumlah fonem lebih dari 26. lebih dari 26.

Page 73: Mata Kuliah Fonologi

dirmandirman fonologifonologi 7373

• Ada fonem yang dilambangkan oleh Ada fonem yang dilambangkan oleh dua huruf seperti /kh/, /ng/, dan /sy/. dua huruf seperti /kh/, /ng/, dan /sy/. Ada beberapa huruf yang Ada beberapa huruf yang dilambangkan oleh satu fonem dilambangkan oleh satu fonem seperti /e/ pada kata /sate/, /pedas/, seperti /e/ pada kata /sate/, /pedas/, dan /enak/.dan /enak/.

Page 74: Mata Kuliah Fonologi

dirmandirman fonologifonologi 7474

• Klasifikasi FonemKlasifikasi Fonem• Fonem dapat diklasifikasi atau digolongkan Fonem dapat diklasifikasi atau digolongkan

atas:atas:• Fonem SegmentalFonem Segmental Fonem segmental ialah fonem yang dapat Fonem segmental ialah fonem yang dapat

dianalisis, karena merupakan bagian dari dianalisis, karena merupakan bagian dari unsur segmental bahasa. Jenis fonem ini unsur segmental bahasa. Jenis fonem ini disebut juga fonem primer, misalnya /a/, /b/, disebut juga fonem primer, misalnya /a/, /b/, /c/, /d/, dan sebagainya. Fonem segmental ini /c/, /d/, dan sebagainya. Fonem segmental ini dibagi atas vokal, diftong, dan konsonan.dibagi atas vokal, diftong, dan konsonan.

Page 75: Mata Kuliah Fonologi

dirmandirman fonologifonologi 7575

• Fonem SuprasegmentalFonem Suprasegmental

• Fonem suprasegmental yaitu Fonem suprasegmental yaitu fonem yang kehadirannya menyertai fonem yang kehadirannya menyertai fonem segmental. Jenis fonem ini fonem segmental. Jenis fonem ini disebut juga fonem sekunder, disebut juga fonem sekunder, misalnya tekanan, nada, intonasi, misalnya tekanan, nada, intonasi, dan sebagainya.dan sebagainya.

Page 76: Mata Kuliah Fonologi

dirmandirman fonologifonologi 7676

• 1)Tekanan adalah kuat lemahnya 1)Tekanan adalah kuat lemahnya suara ketika suatu bunyi bahasa suara ketika suatu bunyi bahasa diucapkan (difonasikan).diucapkan (difonasikan).

• 2) Nada adalah tinggi rendahnya 2) Nada adalah tinggi rendahnya atau naik turunnya suatu arus ujaran atau naik turunnya suatu arus ujaran atau bunyi bahasa. Dalam bahasa atau bunyi bahasa. Dalam bahasa Cina dan Muangthai nada ini sangat Cina dan Muangthai nada ini sangat menentukan makna leksis.menentukan makna leksis.

Page 77: Mata Kuliah Fonologi

dirmandirman fonologifonologi 7777

• 3) Durasi adalah panjang pendeknya 3) Durasi adalah panjang pendeknya waktu yang diperlukan untuk waktu yang diperlukan untuk mengucapkan sebuah bunyi, mengucapkan sebuah bunyi, misalnya /lembab/ diucapkan dengan misalnya /lembab/ diucapkan dengan /lem/ lebih panjang daripada /bab/./lem/ lebih panjang daripada /bab/.

• 4) Jeda adalah perhentian di antara 4) Jeda adalah perhentian di antara arus ujaran, baik di antara fonem dan arus ujaran, baik di antara fonem dan fonem maupun di antara kata dan kata. fonem maupun di antara kata dan kata.

Page 78: Mata Kuliah Fonologi

dirmandirman fonologifonologi 7878

AlofonAlofon

• Alofon adalah varian fonem Alofon adalah varian fonem berdasarkan posisi. Misalnya, berdasarkan posisi. Misalnya, fonem /i/ pada kata fonem /i/ pada kata ingkar, citaingkar, cita, dan , dan taritari, masing-masing /i/ tersebut , masing-masing /i/ tersebut merpakan alofon dari /i/; fonem /o/ merpakan alofon dari /i/; fonem /o/ mempunyai alofon seperti pada kata mempunyai alofon seperti pada kata tokohtokoh dan dan tokotoko, dan sebagainya., dan sebagainya.

Page 79: Mata Kuliah Fonologi

dirmandirman fonologifonologi 7979

Perubahan FonemPerubahan Fonem

• Dalam pelaksanaan bunyi-bunyi Dalam pelaksanaan bunyi-bunyi ujaran, terjadlah pengaruh timbal ujaran, terjadlah pengaruh timbal balik antara bunyi-bunyi ujaran yang balik antara bunyi-bunyi ujaran yang berdekatan. Karena adanya pengaruih berdekatan. Karena adanya pengaruih timbal balik itu terjadilah perubahan-timbal balik itu terjadilah perubahan-perubahan bunyi ujaran; ada perubahan bunyi ujaran; ada perubahan yang jelas kedengaran, ada perubahan yang jelas kedengaran, ada yang kurang jelas kedengaran.yang kurang jelas kedengaran.

Page 80: Mata Kuliah Fonologi

dirmandirman fonologifonologi 8080

• Perubahan yang tidak jelas misalnya: Perubahan yang tidak jelas misalnya: fonem /a/ yang berada dalam suku fonem /a/ yang berada dalam suku kata terbuka kedengarannya lebih kata terbuka kedengarannya lebih nyaring, bila dibandingkan dengan nyaring, bila dibandingkan dengan fonem /a/ yang terdapat dalam suku fonem /a/ yang terdapat dalam suku kata tertutup; bandingkan antara: kata tertutup; bandingkan antara: pada, kata, rata, dengan bedak, pada, kata, rata, dengan bedak, tidak, sempat, dan lain-lain. tidak, sempat, dan lain-lain.

Page 81: Mata Kuliah Fonologi

dirmandirman fonologifonologi 8181

• Perubahan-perubahan yang jelas kedengaran dan Perubahan-perubahan yang jelas kedengaran dan yang terpenting, yang biasa terdapat dalam yang terpenting, yang biasa terdapat dalam bahasa adalah:bahasa adalah:

• AsimilasiAsimilasi• Asimilasi dalam pengertian biasa berarti Asimilasi dalam pengertian biasa berarti

penyamaan. Dalam ilmu bahasa asimilasi berarti penyamaan. Dalam ilmu bahasa asimilasi berarti proses dua bunyi yang tidak sama disamakan proses dua bunyi yang tidak sama disamakan atau dijadikan hampir bersamaan. Asimilasi dapat atau dijadikan hampir bersamaan. Asimilasi dapat dibagi berdasarkan beberapa segi, yaitu dibagi berdasarkan beberapa segi, yaitu berdasarkan tempat dari fonem yang berdasarkan tempat dari fonem yang diasimilasikan, dan berdasarkan sifat asimilasi itu diasimilasikan, dan berdasarkan sifat asimilasi itu sendiri.sendiri.

Page 82: Mata Kuliah Fonologi

dirmandirman fonologifonologi 8282

Berdasarkan tempat dari fonem yang Berdasarkan tempat dari fonem yang

diasimilasikan, asimilasi dapat dibadi atas:diasimilasikan, asimilasi dapat dibadi atas:

• Asimilasi progresif: bila bunyi yang Asimilasi progresif: bila bunyi yang diasimilasikan terletak sesudah bunyi yang diasimilasikan terletak sesudah bunyi yang mengasimilasikan. Contoh dalam bahasa mengasimilasikan. Contoh dalam bahasa Indonesia sejauh ini belum dapat Indonesia sejauh ini belum dapat ditemukan. Tetapi untuk memperjelas ditemukan. Tetapi untuk memperjelas proses ini dapat diambil suatu contoh asing: proses ini dapat diambil suatu contoh asing:

• Latin Kuno: colnis > Latin: collies.Latin Kuno: colnis > Latin: collies.

• Dalam contoh di atas fonem /n/ Dalam contoh di atas fonem /n/ diasimilasikan dengan fonem /i/ yang diasimilasikan dengan fonem /i/ yang mendahuluinya.mendahuluinya.

Page 83: Mata Kuliah Fonologi

dirmandirman fonologifonologi 8383

• Asimilasi regresif: bila bunyi yang Asimilasi regresif: bila bunyi yang diasimilaskan mendahului bunyi yang diasimilaskan mendahului bunyi yang mengasimilasikan, misalnya: mengasimilasikan, misalnya:

• al salam (Arab) al salam (Arab) - assalam- assalam > asalam> asalam

• in + perfectin + perfect - imperfect- imperfect > > imperfekimperfek

• ad + similatioad + similatio - assimilasi- assimilasi > asimilasi> asimilasi

• in + moralin + moral - immoral- immoral > imoral> imoral

Page 84: Mata Kuliah Fonologi

dirmandirman fonologifonologi 8484

berdasarkan sifat asimilasi itu berdasarkan sifat asimilasi itu sendiri, asmilasi dapat dibedakan sendiri, asmilasi dapat dibedakan

atasatas::• 1) Asimilasi total: bila dua fonem yang 1) Asimilasi total: bila dua fonem yang

disamakan itu dijadikan serupa betul: disamakan itu dijadikan serupa betul:

• ad + similatioad + similatio - assimilasi> - assimilasi> asimilasiasimilasi

• in + moralin + moral - immoral- immoral > imoral > imoral

• al + salamal + salam - assalam- assalam > > asalamasalam

Page 85: Mata Kuliah Fonologi

dirmandirman fonologifonologi 8585

• 2) Asimilasi parsial: bila kedua fonem 2) Asimilasi parsial: bila kedua fonem yang disamakan itu, hanya yang disamakan itu, hanya disamakan sebagian saja, misalnya: disamakan sebagian saja, misalnya:

• in + perfect- imperfect> in + perfect- imperfect> imperfekimperfek

• in + postin + post - import- import > impor, > impor, dan lain-lain.dan lain-lain.

Page 86: Mata Kuliah Fonologi

dirmandirman fonologifonologi 8686

• DisimilasiDisimilasi• Kebalikan dari asimilasi adalah disimilasi, Kebalikan dari asimilasi adalah disimilasi,

yaitu proses dimana dua bunyi yang sama yaitu proses dimana dua bunyi yang sama dijadikan tidak sama. Contoh: dijadikan tidak sama. Contoh:

• saj- jana Sktsaj- jana Skt - sarjana- sarjana• kolonelkolonel - kornel- kornel• prakrtiprakrti Skt.Skt. - pekerti- pekerti• lauk-lauklauk-lauk - lauk-pauk - lauk-pauk• sayur-sayursayur-sayur - sayur-mayur- sayur-mayur• citta Skt.citta Skt. - cipta - cipta

Page 87: Mata Kuliah Fonologi

dirmandirman fonologifonologi 8787

Suara BaktiSuara Bakti

• Dalam mengucapkan kata-kata seperti: Dalam mengucapkan kata-kata seperti: gurauan, kepulauan, pakaian, putra, putri, gurauan, kepulauan, pakaian, putra, putri, bahtrabahtra, dan lain-lain, kedengaran bahwa , dan lain-lain, kedengaran bahwa dalam hubungan fonem-fonem itu timbul dalam hubungan fonem-fonem itu timbul lagi bunyi w atau y, an/tara u-a, dan antara lagi bunyi w atau y, an/tara u-a, dan antara i-a. sedangkan pada kata-kata i-a. sedangkan pada kata-kata putraputra, , putriputri, , dan dan bahtrabahtra diselipkan bunyi e (pepet) diselipkan bunyi e (pepet) antara t-r bunyi ini sama sekali tidak antara t-r bunyi ini sama sekali tidak mempunyai fungsi untuk membedakan arti; mempunyai fungsi untuk membedakan arti; gunanya hanya sebagai pelancar ucapan gunanya hanya sebagai pelancar ucapan saja. saja.

Page 88: Mata Kuliah Fonologi

dirmandirman fonologifonologi 8888

• Bunyi-bunyi semacam itu disebut Bunyi-bunyi semacam itu disebut suara baktisuara bakti..

• Jadi, suara bakti adalah bunyi yang Jadi, suara bakti adalah bunyi yang timbul antara dua fonem, dan timbul antara dua fonem, dan mempunyai fungsi untuk mempunyai fungsi untuk melancarkan ucapan suatu kata. melancarkan ucapan suatu kata.

Page 89: Mata Kuliah Fonologi

dirmandirman fonologifonologi 8989

DAFTAR PUSTAKADAFTAR PUSTAKA

• Cahyono, Bambang Yudi. 1995. Cahyono, Bambang Yudi. 1995. Kristal-Kristal Ilmu BahasaKristal-Kristal Ilmu Bahasa. . Surabaya: Airlangga University Press.Surabaya: Airlangga University Press.

• Chaer, Abdul. Chaer, Abdul. 19941994. Linguistik Umum. Linguistik Umum. . Jakarta: PT Rineka Jakarta: PT Rineka Cipta.Cipta.

• Depdikbud. Depdikbud. 1993. 1993. Tata Bahasa Baku Bahasa IndonesiaTata Bahasa Baku Bahasa Indonesia. . Jakarta: Balai Pustaka.Jakarta: Balai Pustaka.

• Finoza, Lamuddin. Finoza, Lamuddin. 2005. 2005. Komposisi Bahasa IndonesiaKomposisi Bahasa Indonesia. . Jakarta: Diksi Insan Mulia. Jakarta: Diksi Insan Mulia.

• Keraf, Gorys. Keraf, Gorys. 1994. 1994. Tata Bahasa Indonesia.Tata Bahasa Indonesia. Ende Flores: Ende Flores: Nusa IndahNusa Indah

• Kridalaksana, Harimurti. 1993. Kridalaksana, Harimurti. 1993. Kamus LinguistikKamus Linguistik, Jakarta: PT , Jakarta: PT Gramedia Pustaka Utama.Gramedia Pustaka Utama.

• Ramelan. 1985. Ramelan. 1985. English PhoneticsEnglish Phonetics. . Semarang: IKIP Semarang: IKIP Semarang press.Semarang press.

Page 90: Mata Kuliah Fonologi

dirmandirman fonologifonologi 9090

TERIMA KASIHTERIMA KASIH


Recommended