Transcript
  • 8/12/2019 Master Lbm 2 Sgd 14 modul jiwa

    1/47

    LBM 2 Jiwa Page 1

    MUDAH SUKA MUDAH DUKA

    Step 1

    PERILAKU DAN JIWA

    SGD 14 / 2011

    Lbm 2

  • 8/12/2019 Master Lbm 2 Sgd 14 modul jiwa

    2/47

    LBM 2 Jiwa Page 2

    Depresi: suatu masa terganggunya fungsi manusia yg berkaitan dg alam perasaan yg sedih dan gejala

    penyertanya, termasuk perubahan pd pola tidur dan nafsu makan, psikomotor, konsentrasi, anhedonia,

    kelelahan, rasa putus asa, ketidakberdayaan dan bunuh diri. (Kaplan, 2010)

    Mood: emosional secara internal (tdk terlihat oleh org lain hanya diri sendiri yg tahu).

    Afektif: emosi yg bisa diobservasi (yg terlihat/tampak). Ekspresi eksternal.

    Step 2

    1. Mekanisme otak menerima rangsang ketika otak suka dan bgmn mekanisme otak ketika otak tidak suka?

    2. Bagaimana patofisiologi seseorang mudah suka mudah duka?

    3. Mengapa pasien kehilangan minat dan kegembiraan, kurang semangat dan tidur terganggu yg dialami

    kurang lebih 1 bulan ini?

    4. Pemeriksaan fisik dan lab apa saja yg dibutuhkan dokter?

    5. Macam2 gangguan suasana perasaan/mood

    6. Mengapa pasien mencoba untuk bunuh diri?

    7. Keadaan apa saja yg menyebabkan penurunan GAF?8. DD

    9. Penanganan farmakologi dan non farma untuk kasus di skenario

    Bagaimana kriteria diagnostik

    Bgmn klasifikasi gangguan suasana perasaan

    Step 3

    1. Mekanisme otak menerima rangsang ketika otak suka dan bgmn mekanisme otak ketika otak tidak suka?

    Ketika tidak suka: dikaitkan dg depresi

    Kl suka: dikaitkan dg mania. Trjd peningkatan dopamine, serotonin, dan nonepinefrin.

    Nonepinefrin mempengaruhi reseptor prasinap beta2adrenergicmenyebabkan aktiv.reseptor dopamine

    turun.

    Kl mania: tdk trjd aktivasi beta2adrenergic. Dopamine meningkat.

    Trjd aktivasi beta2adrenergic di neuron seratogenic , Serotonin menurundepresi

    tdk trjd aktivasi beta2adrenergic di neuron seratogenic , Serotonin meningkatmania

    Dopamine

    Kasus bunuh diri: depresidopamine menurun. Kl maniadopamin meningkat

    Berkaitan dg memori.

    2. Bagaimana patofisiologi seseorang mudah suka mudah duka?

    Glutamate: ggn moodglutamat yg terlalu tereksitasi menyebbkn episode mania.

    Factor HPA neoendokrin. Keluarnya kortisol

    mempengaruhi mood seseorang Pengalamanteori kognitif yg mempengaruhi 3 hal: menilai diri sendiri terlalu negative,

    anggapan dia trdhp lingkungan trlalu menuntut , ketakutan trhdp masa depan

    f.kromosom8, 11, kromosom X

    3. Mengapa pasien kehilangan minat dan kegembiraan, kurang semangat dan tidur terganggu yg dialami

    kurang lebih 1 bulan ini?

    Ada perubahan serotoninmelatonin u/ tidur. Serotonin rendah maka kelenjar pineal tdk baik maka

    siklus tidur terganggu.

  • 8/12/2019 Master Lbm 2 Sgd 14 modul jiwa

    3/47

    LBM 2 Jiwa Page 3

    Ada pnybab depresi: segitiga kognitif depresi. Terlalu negative dg dirinya sendiri. Trhadap lingkungan

    merasa tdk berguna. Merasa masa depan ga ada harapan untuknya.

    Kortisolrespon utama stresskl meningkatmerangsang cRH dan ACTHtdk bs

    terkontrolgangguan tidur dan gangguan minat dan aktivitas

    Factor psikososial

    Factor kepribadian premorbid: oral dependent(trgntg org lain), obsessive kompulsif

    tingkat depresi lebihtinggi

    4. Pemeriksaan fisik dan lab apa saja yg dibutuhkan dokter?

    PF umum: vital sign

    Urin rutin

    Darah rutin

    MRI

    CT SCAN, PET

    5. Macam2 gangguan suasana perasaan/mood

    Ada 4

    Mania: suasana perasaan dg senang, bekerja dg senang. Mengganggu aktivitas sehari2

    Hipomania: tdk Mengganggu aktivitas sehari2 Depresif: sangat ingin bunuh diri

    Campuran: senang lalu tiba2 sedih depresif

    Ada 3

    Episode: tunggal atau multiple

    Berat gejalana: mania dan depresi

    Hipomania

    Mania akut

    Mania deliria

    Depresi ringan : 2 gejala utama depresi & 2 gejala tambahan,

    Sedang : 2 gejala utama dan 3gejala tambhan

    Berat : 2 gejala utama & lebih dari 4 gejala tambahanGejala utama

    Afek depresi

    Energy berkurang

    Kehilangan minat serta kegembiraan

    Gejala tambhan

    Konsentrasi menurun

    Nafsu makan menurun

    BB turun

    Diri sendiri merasa pesimis

    Dg/ tanpa gejala somatic;

    Hipertimia: merasa afektif berlebihan. Macamnta

    Eforia: seneng berlebihan

    Eksaltasi: pasien pny kepercayaan diri berlebih

    Ekstase: seolah2 merasa kenikmatan

    Maniak: afektif berlebih

    Hipotimia: afektifnya menurun

    Poikilotimia: afektifnya cepat berubah

    Paratimia:afektifnya tdk sesuai dg lingkungan yg sebenarnya

  • 8/12/2019 Master Lbm 2 Sgd 14 modul jiwa

    4/47

    LBM 2 Jiwa Page 4

    Tension: merasa tertekan terus menerus

    Anxiety: takut/cemas terus menerus

    Panic:kecemasan luar biasa

    Ambivalensi: ada 2 perasaan berbeda pada satu waktu.contoh: bercerita bahagia tapi menangis.

    Ketawa sambil menangis.

    Depersonalisasi: gangguan afek yg gejala utama itu perasaannya di luar realita dan lingkungan ygada. Contoh: seseorang yg tdk punya uang tp tampak biasa saja/tdk sedih pdhl realitanya

    kesulitan.

    Depresi

    Mania

    Gangguan bipolar: ada periode tertentu yg depresi dan mania. Ada jeda dlm minggu bahkan sampai 6

    bulan.

    6. Mengapa pasien mencoba untuk bunuh diri?

    Karena kadar serotonin pada cairan cerebrospinalnya menurun.

    Banyak masalah itu trkdg malah menyelesaikan hidup Mekanisme Pertahanan Jiwa kurang baik.

    7. Keadaan apa saja yg menyebabkan penurunan GAF?

    Mencoba bunuh diri atau melukai diri sendiri dan membahayakan orang lain.8. DD

    Depresi

    Definisi

    Patfis

    Klasifikasi

    Terbanyak pd wanita.biasanya pada usia lebih dari 21 tahun.

    Gangguan Bipolar

    Definisi : gangguan mood yg kronis disertai episode mania, hipomania, depresi dan campuran.

    Patfis.

    Klasifikasi

    Bipolar I: depresi, mania

    Bipolar II: depresi, hipomania

    Mania

    Definisi: kesenangan yg berlebihan

    Trias Mania: euphoria, flight of ideas, leugorhea (bicara cepat dan tdk bs dihentikan)

    9. Penanganan farmakologi dan non farma untuk kasus di scenario

    Non farma: edukasi keluarga. Tdk ngomong asal2an pd pasien . dijaga makanan, tidurnya,pekerjaan yg tdk

    mencetuskan stress.

    Antidepresan trisiklik: amitriptilin 150-300mg, Imipramin

    SSRis: Sentralin

    Mixed DA, NE Reuptake inhibitor: Trazodon

    MOAI:, Fenilzin

    Anti mania: Lithium

    Tetrasiklik: Mirzatapin,

    Triazalopiridin: Nefazadon, trizadon

  • 8/12/2019 Master Lbm 2 Sgd 14 modul jiwa

    5/47

    LBM 2 Jiwa Page 5

    SNRI

    SNRi : Venlaflaksin

    Step 4

    Step 7

    1. Mekanisme otak menerima rangsang ketika otak suka dan bgmn mekanisme otak ketika otak tidak suka?

    Factor biologis

    Amin Biogenik

    NE dan Serotonin merupakan neurotransmitter yang berperan dalam

    patofisiologi gangguan mood

    Norepinefrin

    Melibatkan reseptor adrenergic-alfa2, karena aktivasi reseptor tersebut

    menyebabkan penurunan jumlah NE yang dilepaskan

    Etiologi stressor:

    pekerjaan

    Biologi

    Psikososial

    Genetik

    Gangguan mood/afek

    Gejala Utama

    Gejala Penyerta

    Depresi

    Depresi Ringan Depresi Sedang Depresi berat

    Anti Depresan

  • 8/12/2019 Master Lbm 2 Sgd 14 modul jiwa

    6/47

    LBM 2 Jiwa Page 6

    Adanya noradrenergic yang hampir murni, obat antidepresan yang efektif

    secara klinis, sebagai contohnya Desipramine (Norpramine), mendukung lebih

    lanjut peranan NE di dalam patofisiologi sekurangnya gejala depresi

    Serotonin

    Penurunan serotonin mencetuskan depresi

    Beberapa pasien yang bunuh diri memiliki konsentrasi metabolit serotonin di

    dalam cairan serebrospinal yang rendah dan konsentrasi tempat ambilan

    serotonin yang rendah di trombosit

    Dopamine

    Aktivitas dopamine menurun pada depresi dan meningkat pada mania

    Jalur dopamine mesolimbik mungkin mengalami disfungsi pada depresi dan bahwareseptor dopamine tipe 1 (D1) mungkin hipoaktif pada depresi

    Factor neurokimiawi lain

    Neurotransmitter asam amino, khususnya gamma-aminobutyric acid (GABA) dan

    peptide neuroaktif (khususnya vasopressin dan opiate endogen), juga telah

    dilibatkan dalam patofisiologi gangguan mood

    System second-messenger, seperti adenylate cyclase, phosphotidylinositol dan

    regulasi kalsium, mungkin juga memiliki relevansi penyebab

    Regulasi neuroendokrin

    Sumbu neuroendokrin utama yang menarik perhatian di dalam gangguan mood

    adalah sumbu adrenal, tiroid dan hormone pertumbuhan

    Yang lainnya adalah penurunan sekresi nocturnal melantonin, penurunan

    pelepasan prolaktin terhadap pemberian tryptophan, penurunan kadar dasar FSH

    dan LH dan penurunan kadar testosterone pada laki-laki

    Sumbu adrenal pelepasan kortisol adalah diatur pada orang normal ataupun

    yang mengalami depresi.

    Neuron di nucleus paraventrikuler (PVN) corticotrophin-releasing hormone

    (CRH) ACTH (dilepaskan bersama dengan endorphin beta dan lipoprotein-beta)

    menstimulasi kortisol dari korteks adrenal kortisol memberikan feedback

    melalui dua mekanisme :

  • 8/12/2019 Master Lbm 2 Sgd 14 modul jiwa

    7/47

    LBM 2 Jiwa Page 7

    Mekanisme cepat, yang peka terhadap kecepatan peningkatan konsentrasi kortisol,

    beroperasi melalui reseptor kortisol di hipokampus dan menyebabkan penurunan ACTH

    Mekanisme lambat, yang sensitive terhadap konsentrasi kortisol dalam keadaan mantap,

    diperkirakan bekerja melalui reseptor hipofisis dan adrenal

    Factor genetika

    Penelitian keluarga

    Saudara derajat pertama penderita ggn bipolar I => 8 - 18 kali > saudara derajat

    pertama subjek kontrol untuk menderita gangguan bipolar I & 2-10 kali lebih

    menderita ggn depresif berat.

    Saudara derajat pertama penderita ggn depresif berat => 1,5-2,5 kali > saudara

    derajat pertama subjek kontrol untuk menderita gangguan bipolar I dan 2-3 kali

    lebih mungkin menderita gangguan depresif berat.

    Penelitian adopsi

    Anak biologis dari orang tua yg menderita, berada dlm risiko menderita ggn mood,

    bahkan jika dibesarkan oleh keluarga angkat yg tidak menderita gangguan

    Penelitian kembar

    Anak kembar menunjukkan bahwa angka kesesuaian untuk gangguan bipolar I

    pada kembar monozigotik adalah 33-90 %, untuk ggn depresif berat angka adalah

    50 %.

    Sebaliknya, angka kesesuaian pada kembar dizigotik adalah 5-25 % untuk ggn

    bipolar I dan 10-25 % untuk ggn depresif berat

    Penelitian yang berhubungan

    Factor psikososial

    Peristiwa kehidupan dan stres lingkungan.

    Peristiwa kehidupan (clefts) melepaskan corticotropin-releasing hormone (CRH),

    menstimulasi pelepasan hormon adrenokortikotropik (ACTH) dari hipofisis anterior.

    ACTH => pelepasan kortisol dari korteks adrenal. Kortisol memberikan umpan batik

    (feed back) pada jaringan kerja melalui sekurangnya dua mekanisme:

    mekanisme umpan balik cepat, peka terhadap kecepatan peningkatan konsentrasi kortisol,

    beroperasi melalui reseptor kortisol di hipokampus dan menyebabkan pelepasan ACTH;

  • 8/12/2019 Master Lbm 2 Sgd 14 modul jiwa

    8/47

    LBM 2 Jiwa Page 8

    mekanisme umpan batik lambat, sensitif terhadap konsentrasi kortisol, bekerja melalui

    reseptor hipofisis dan adrenal.

    Sinopsis Psikiatri, Kaplan & Sadock ed. 7 jilid satu

    HPA aksis (Hypothalamic-Pituitary-Adrenal)

    Bila pengalaman yang berbentuk stressor dalam kehidupan sehari-hari kita

    tercatat dalam korteks serebri dan sistem limbik sebagai stresor atau emosi yang

    mengganggu, bagian dari otak ini akan mengirim pesan ke tubuh. Tubuh meningkatkan

    kewaspadaan untuk mengatasi stressor tersebut. Target adalah kelenjar adrenal.

  • 8/12/2019 Master Lbm 2 Sgd 14 modul jiwa

    9/47

    LBM 2 Jiwa Page 9

    Adrenal akan mengeluarkan hormon kortisol untuk mempertahankan kehidupan.

    Kortisol memegang peranan penting dalam mengatur tidur, nafsu makan, fungsi ginjal,

    sistem imun, dan semua faktor penting kehidupan.Peningkatan aktivitas glukokortikoid

    (kortizol) merupakan respon utama terhadap stressor.Kadar kortisol yang meningkat

    menyebabkan umpan balik, yaitu hipotalamus menekan sekresi cortikotropik-

    releasing hormone (CRH) , kemudian mengirimkan pesan ini ke hipofisis sehingga

    hipofisi juga menurunkan produksi adrenocortictropin hormon (ACTH). Akhirnya

    pesan ini juga diteruskan kembali ke adrenal untuk mengurangi produksi kortisol.

    Pengalaman buruk seperti penganiayaan pada masa anak atau penelantaran pada

    awal perkembangan merupakan faktor yang bermakna untuk terjadinya gangguan mood

    pada masa dewasa.

    Sistem CRH merupakan sistem yang paling terpengaruh oleh stressor yang

    dialami seseorang pada awal kehidupannya. Stressor yang berulang menyebabkan

    peningkatan sekresi CRH, dan penurunan sensitivitas reseptor CRH adenohipofisis.Stressor pada awal masa perkembangan ini dapat menyebabkan perubahan yang

    menetap pada sistem neurobiologik atau dapat membuat jejak pada sistem syaraf yang

    berfungsi merespon respon tersebut. Akibatnya, seseorang menjadi rentan terhadap

    stressor dan resiko terhadap penyakit-penyakit yang berkaitan dengan stressor

    meningkat, seperti terjadinya depresi setelah dewasa.

    Stressor pada awal kehidupan seperti perpisahan dengan ibu, pola pengasuhan

    buruk, menyebabkan hiperaktivitas sistem neuron CRH sepanjang kehidupannya. Selain

    itu , setelah dewasa, reaktivitas aksis HPA sangat berlebihan terhadap stressor.

    Adanya faktor genetik yang disertai dengan stressor di awal kehidupan,

    mengakibatkan hiperaktivitas dan sensitivitas yang menetap pada sistem syaraf.

    Keadaan ini menjadi dasar kerentanan seseorang terhadap depresi setelah dewasa.

    Depresi dapat dicetuskan hanya oleh stressor yang derajatnya sangat ringan.

    Peneliti lain melaporkan bahwa respons sistem otonom dan hipofisis-adrenal

    terhadap stressor psikososial pada wanita dengan depresi yang mempunyai riwayat

    penyiksaan fisik dan seksual ketika masa anak lebih tinggi dibanding kontrol.

    Stressor berat di awal kehidupan menyebabkan kerentanan biologik seseorang

    terhadap stressor. Kerentanan ini menyebabkan sekresi CRH sangat tinngi bila orang

    tersebut menghadapi stressor. Sekresi tinggi CRH ini akan berpengaruh pula pada

    tempat di luar hipotalamus, misalnya di hipokampus. Akibatnya, mekanisme umpan

    balik semakin terganggu. Ini menyebabkan ketidakmampuan kortisol menekan sekresi

    CRH sehingga pelepasan CRH semakin tinggi. Hal ini mempermudah seseorang

    mengalami depresi mayor, bila berhadapan dengan stressor.

  • 8/12/2019 Master Lbm 2 Sgd 14 modul jiwa

    10/47

    LBM 2 Jiwa Page 10

    Peningkatan aktivitas aksis HPA meningkatkan kadar kortisol. Bila peningkatan

    kadar kortisol berlangsung lama, kerusakan hipokampus dapat terjadi. Kerusakan ini

    menjadi prediposisi depresi. Simptom gangguan kognitif pada depresi dikaitkan dengan

    gangguan hipokampus.

    Hiperaktivitas aksis HPA merupakan penemuan yang hampir selalu konsisten

    pada gangguan depresi mayor. Gangguan aksis HPA pada depresi dapat ditunjukkan

    dengan adanya hiperkolesterolemia, resistennya sekresi kortisol terhadap supresi

    deksametason, tidak adanya respon ACTH terhadap pemberian CRH, dan peningkatan

    konsentrasi CRH di cairan serebrospinal.Gangguan aksis HPA, pada keadaan depresi,

    terjadi akibat tidak berfungsinya sistem otoregulasi atau fungsi inhibisi umpan balik.

    Hal ini dapat diketahui dengan test DST (dexamethasone supression test)

    (Askep Neuropsikologi Depresi)

    Several things might potentially go wrong with this process and lead to a serotonin deficit. Just

    to enumerate a few possibilities:

    Not enough serotonin is produced,

    There are not enough receptor sites to receive serotonin,

    Serotonin is being taken back up too quickly before it can reach receptor sites,

    Chemical precursors to serotonin (molecules that serotonin is manufactured from) may be

    in short supply, or

    Molecules that facilitate the production of serotonin may be in too short supply.

  • 8/12/2019 Master Lbm 2 Sgd 14 modul jiwa

    11/47

    LBM 2 Jiwa Page 11

    As you can see, if there is a breakdown anywhere along the path, neurotransmitter supplies may

    not be adequate for your brain's needs. Inadequate supplies lead to the symptoms that we know

    as depression.

    kadar kortisol

    Pagi hari: 5-25 mg/dL

    Sore hari: 2,5-12,5 mg/dL

    2. Bagaimana patofisiologi seseorang mudah suka mudah duka?

    FAKTOR GENETIK

    Seseorang yang memiliki keluarga dengan gangguan mood memiliki resiko lebih besar menderita

    gangguan mood daripada masyarakat pada umumnya. Tidak semua orang yang dalam keluarganya

    terdapat anggota keluarga yang menderita depresi secara otomatis akan terkena depresi, namun

    diperlukan suatu kejadian atau peristiwa yang dapat memicu terjadinya depresi. Pengaruh gen lebih besar

    pada depresi berat dibandingkan depresi ringan dan lebih berpengaruh pada individu muda dibanding

    individu yang lebih tua. Penelitian oleh Kendler (1992) dari Departemen Psikiatri Virginia Commonwealth

    University menunjukkan bahwa resiko depresi sebesar 70% karena faktor genetik, 20% karena faktor

    lingkungan dan 10% karena akibat langsung dari depresi berat.4

    Pada penelitian keluarga ditemukan bahwa keluarga derajat pertama dari penderita gangguan bipolar I

    kemungkinan 8 sampai 18 kali lebih besar untuk menderita gangguan bipolar I dan 2 sampai 10 kali lebih

    besar untuk menderita gangguan depresi berat dibanding kelompok kontrol. Keluarga derajat pertama

    pasien dengan gangguan depresif berat kemungkinan 1,5 sampai 2,5 kali lebih besar untuk menderita

    gangguan bipolar I dan 2 sampai 3 kali lebih besar untuk menderita gangguan depresif berat dibanding

    kelompok kontrol.2

    Kemungkinan untuk menderita gangguan mood menurun jika derajat hubungan keluarga melebar.

    Contohnya, keluarga derajat kedua seperti sepupu lebih kecil kemungkinannya daripada keluarga derajat

    pertama seperti kakak misalnya untuk menderita gangguan mood. Sekitar 50% pasien dengan gangguan

    bipolar I memiliki orang tua dengan gangguan mood terutama depresi. Jika orang tua menderita

    gangguan bipolar I maka kemungkinan anaknya menderita gangguan mood sebesar 25%. Jika kedua

    orang tua menderita gangguan bipolar I maka kemungkinan anaknya menderita gangguan mood adalah

    50-75%.2

    Pada penelitian adopsi, anak biologis dari orang tua dengan gangguan mood tetap beresiko terkena

    gangguan mood walaupun mereka telah dibesarkan oleh keluarga angkat yang tidak menderita gangguan

    mood. Orang tua biologis dari anak adopsi dengan gangguan mood mempunyai prevalensi gangguan

    mood yang sama dengan orang tua dari anak dengan gangguan mood yang tidak diadopsi. Prevalensi

    gangguan mood pada orang tua angkat sama dengan prevalensi pada populasi umumnya.2

    Pada penelitian saudara kembar, angka kejadian gangguan bipolar I pada kedua saudara kembar

    monozigot adalah 33-90% dan untuk gangguan depresif berat, angka kejadian pada kedua saudara

    kembar monozigot adalah 50%. Pada kembar dizigot angkanya berkisar 5-25% untuk menderita gangguan

    bipolar I dan 10-25% untuk menderita gangguan depresif berat.

    2

    Hubungan antara gangguan mood khususnya gangguan bipolar I dengan petanda genetik telah dilaporkan

    pada kromosom 5, 11 dan X. Gen reseptor D1 terletak pada kromosom 5 dan gen untuk tiroksin

    hidroksilase yaitu enzim yang membatasi kecepatan sintesis katekolamin berlokasi di kromosom 11.2

    Sekitar 25% dari kasus penyakit bipolar dalam keluarga terkait lokus dekat sentromer pada kromosom 18

    dan sekitar 20% terkait lokus pada kromosom 21q22.3. Tidak ada penyebab tunggal untuk gangguan

    bipolar namun gangguan ini biasanya merupakan hasil dari kombinasi faktor keluarga, biologis, psikologis

    dan faktor sosial.7

  • 8/12/2019 Master Lbm 2 Sgd 14 modul jiwa

    12/47

    LBM 2 Jiwa Page 12

    FAKTOR PSIKOSOSIAL

    Telah lama diamati bahwa peristiwa kehidupan yang menyebabkan stress sering mendahului episode

    pertama pada gangguan mood. Beberapa klinisi mempercayai bahwa peristiwa kehidupan memainkan

    peranan penting dalam depresi.2

    Beberapa artikel menjelaskan hubungan antara fungsi keluarga dengan onset serta perjalanan gangguanmood khususnya gangguan depresif berat. Ada bukti bahwa individu yang kehilangan ibu saat masih muda

    memiliki resiko lebih besar terkena depresi. Pada pola pengasuhan, orang tua yang menuntut dan kritis,

    menghargai kesuksesan dan menolak semua kegagalan membuat anak mudah terserang depresi di masa

    depan. Anak yang menderita penyiksaan fisik atau seksual membuat seseorang mudah terkena depresi

    sewaktu dewasa.4

    Aspek-aspek kepribadian juga mempengaruhi kerentanan terhadap depresi dan tinggi rendahnya depresi

    yang dialami seseorang. Tipe kepribadian tertentu seperti dependen, obsesif kompulsif, histerikal,

    antisosial dan paranoid beresiko mengalami depresi.2 Menurut Gordon Parker, seseorang yang

    mengalami kecemasan tingkat tinggi, mudah terpengaruh, pemalu, suka mengkritik diri sendiri, memiliki

    harga diri yang rendah, hipersensitif, perfeksionis dan memusatkan perhatian pada diri sendiri (self

    focused) memiliki resiko terkena depresi.

    4

    Sigmund Freud menyatakan suatu hubungan antara kehilangan objek dengan melankolia. Ia menyatakan

    bahwa kekerasan yang dilakukan pasien depresi diarahkan secara internal karena identifikasi terhadap

    objek yang hilang. Menurut Melanie Klein, siklus manik depresif merupakan pencerminan kegagalan pada

    masa kanak-kanak untuk mendapat introjeksi mencintai. Pasien depresi menderita karena mereka

    memiliki objek cinta yang dihancurkan oleh mereka sendiri. Klein memandang mania sebagai tindakan

    defensif yang disusun untuk mengidealisasi orang lain, menyangkal adanya agresi atau destruktivitas

    terhadap orang lain dan mengembalikan objek cinta yang hilang.2

    E Bibring memandang depresi sebagai suatu afek yang berasal dari ketegangan dalam ego antara aspirasi

    seseorang dengan kenyataan yang ada. Pasien yang terdepresi menyadari bahwa mereka tidak hidup

    dengan ideal sehingga mereka merasa putus asa dan tidak berdaya. Menurut Heinz Kohut, orang yang

    terdepresi merasakan suatu ketidaklengkapan dan putus asa kerena tidak menerima respon yangdiinginkan.

    2

    Menurut teori kognitif, interpretasi yang keliru dalam menilai pengalaman hidup, penilaian diri yang

    negatif, pesimis dan keputusasaan yang terus-menerus berhubungan dengan depresi. Pandangan negatif

    yang terus dipelajari selanjutnya akan menimbulkan perasaan depresi.2

    A person may be having an episode of bipolar disorder if he or she has a number

    of manic or depressive symptoms for most of the day, nearly every day, for at least

    one or two weeks. Sometimes symptoms are so severe that the person cannot

    function normally at work, school, or home.

    http://www.nimh.nih.gov/health/publications/bipolar-disorder/nimh-bipolar-adults.pdf

    http://www.nimh.nih.gov/health/publications/bipolar-disorder/nimh-bipolar-adults.pdfhttp://www.nimh.nih.gov/health/publications/bipolar-disorder/nimh-bipolar-adults.pdfhttp://www.nimh.nih.gov/health/publications/bipolar-disorder/nimh-bipolar-adults.pdf
  • 8/12/2019 Master Lbm 2 Sgd 14 modul jiwa

    13/47

    LBM 2 Jiwa Page 13

    Penelitian kembar.

    Anak kembar menunjukkan angka kesesuaian

    pd ggn bipolar 1 kembar monozigotik: 33-90 %, untuk ggn depresif berat: 50 %.

    Sebaliknya, angka kesesuaian pada kembar dizigotik adalah 5-25 % untuk ggn bipolar I dan 10-25 % untuk

    ggn depresif berat. When a person meets someone, with whom they feel a special attraction to, a chemical cocktail begins to

    brew in their brain. A mixture of 30-40 different hormones (epinephrine, dopamine, and testosterone to

    name a few) begin to download into your bloodstream giving us the feeling of euphoria. In the early days

    of the attraction, this cocktail can begin to flood from our brains just from standing next to this person in

    line or sitting next to them in class without any exchange of words. Hormones that are meant to assure

    the propagation of the species are responsible for this chemical reaction and usually last anywhere from

    three months to two years. They generally signal to us a strong physical attraction and eventually the

    desire to mate. These feelings are thrilling, euphoric and generally have the effect of robbing us of our

    common sense.

    UW Marshfield/Wood County student

    3. Mengapa pasien kehilangan minat dan kegembiraan, kurang semangat dan tidur terganggu yg dialami

    kurang lebih 1 bulan ini?

    Deksametason adalah suatu analog sintetik dari kortisol. bahwa 50 % pasiendepresi gagal ber-respon supresi kortisol yang normal terhadap dosis tunggaldeksametason yang menyebabkan stres lebih sering mendahului episodepertama gangguan mood daripada episode selanjutnya.

  • 8/12/2019 Master Lbm 2 Sgd 14 modul jiwa

    14/47

    LBM 2 Jiwa Page 14

    Stres episode pertama perubahan biologi otak perubahanneurotransmiter dan sistem pemberi signal intraneuronal

    Stressor yang menetap dapat menurunkan kadar norepinefrin di forbrain medial.

    pada depresi.

    Pasien kemungkinan menderita depresi sesuai dengan gejala dari depresi yaitu

    F32.Episode Depresi

    Gejala utama (pada derajat ringan, sedang dan berat) :

    afek depresif

    kehilngan minat dan kegembiraan, dan

    berkurangnya energi yang menuju meningkatnya keadaan mudah lelah (rasa lelah yang nyata

    sesudah kerja sedikit saja) dan menurunnya aktivitas.

    Gejala Lainnya :

    Konsentrasi dan perhatian berkurang

    Harga diri dan kepercayaan diri berkurang

    Gagasan tentaang rasa bersalah dan tidak berguna

    Pandangan masa depan yang suram dan pesimistis

  • 8/12/2019 Master Lbm 2 Sgd 14 modul jiwa

    15/47

    LBM 2 Jiwa Page 15

    Gagasan atau perbuatan membahayakan diri atau bunuh diri

    Tidur terganggu

    Nafsu makan berkurang

    Untuk episode depresif dari ketiga tingkat keparahan tersebut diperlukan masa sekurang-kurangnya

    dua mingguuntuk penegakkan diagnosis, akan tetapi periode lebih pendek dapat dibenarkan jika

    gejala luar biasa beratnya dan berlangsung cepat.

    4. Pemeriksaan fisik dan lab apa saja yg dibutuhkan dokter?

    Px. Status Mental

    1. Episode Depresif:

    a. Deskripsi umum: Retradasi psikomotor menyeluruh merupakan gejala yang paling umum,

    walaupun agitasi psikomotor juga sering ditemukan khususnya pada pasien lansia. Secara klasik,

    seorang pasien depresi memiliki postur yang membungkuk tidak terdapat pergerakan spontan,

    pandangan mata yang putus asa dan memalingkan pandangan.

    b. Mood, afek dan perasaan: Pasien tersebut sering kali dibawa oleh anggota keluarganya atau

    teman kerjanya karena penarikan sosial dan penurunan aktifitas secara menyeluruh.

    c. Bicara: Banyak pasien terdepresi menunjukkan suatu kecepatan dan volume bicara yang

    menurun, berespon terhadap pertanyaan dengan kata tunggal dan menunjukkan yang lambat

    terhadap suatu pertanyaan.

    Gangguan Persepsi: Pasien terdepresi dengan waham atau halusinasi dikatakan menderita

    episode depresi berat dengan ciri psikotik. Waham sesuai mood pada pasien terdepresi adalah

    waham bersalah, memalukan, tidak berguna, kemiskinan, kegagalan, kejar, dan penyakit somatikterminalPikiran: Pasien terdepresi biasanya memiliki pandangan negatif tentang dunia dan

    dirinya sendiri. Isi pikiran mereka sering kali melibatkan perenungan tentang kehilangan,

    bersalah, bunuh diri, dan kematian. Kirakira 10% memiliki gejala jelas gangguan berpikir,

    biasanya penghambatan pikiran dan kemiskinan isi pikiran.

    Sensorium dan Kognisi: Daya ingat, kirakira 5070% dari semua pasien terdepresi memiliki

    suatu gangguan kognitif yang sering kali dinamakan pseudodemensia depresif, dengan keluhan

    gangguan konsentrasi dan mudah lupa.

    Pengendalian Impuls: Kirakira 1015% pasien terdepresi melakukan bunuh diri dan kirakira

    dua pertiga memiliki gagasan bunuh diri. Resiko meninggi untuk melakukan bunuh diri saat

    mereka mulai membaik dan mendapatkan kembali energi yang diperlukan untuk merencanakan

    dan melakukan suatu bunuh diri (bunuh diri paradoksikal / paradoxical suicide). Reliabilitas: Semua informasi dari pasien terlalu menonjolkan hal yang buruk dan menekankan

    yang baik.

    Episode Manik:

    Deskriksi Umum: Pasien manik adalah tereksitasi, banyak bicara, kadang kadang mengelikan

    dan sering hiperaktif. Suatu waktu mereka jelas psikotik dan terdisorganisasi, memerlukan

    pengikatan fisik dan penyuntikan intra muskular obat sedatif.

  • 8/12/2019 Master Lbm 2 Sgd 14 modul jiwa

    16/47

    LBM 2 Jiwa Page 16

    Mood, afek dan perasaan: Pasien manik biasanya euforik dan lekas marah. Mereka memiliki

    toleransi frustasi yang rendah, yang dapat menyebabkan perasaan kemarahan dan permusuhan.

    Secara emosional adalah labil, beralih dari tertawa menjadi lekas marah menjadi depresi dalam

    beberapa menit atau jam.

    Bicara: Pasien manik tidak dapat disela saat mereka bicara dan sering kali rewel dan penganggu

    bagi orangorang disekitarnya. Saat keadaan teraktifitas meningkat pembicaraan penuhgurauan, kelucuan, sajak, permainan katakata dan halhal yang tidak relefan. Saat tingkat

    aktifitas meningkat lagi, asosiasi menjadi longgar, kemampuan konsentrasi menghilang,

    menyebabkan gagasan yang meloncatloncat (flight of idea), gadogado kata dan neologisme.

    Pada kegembiraan manik akut pembicaraan mungkin sama sekali inkoheren dan tidak dapat

    membedakan dari pembicaraan skizofrenik.

    Gangguan Persepsi: Waham ditemukan pada 75% dari semua pasien manik. Waham sesuai mood

    seringkali melibatkan kesehatan, kemampuan atau kekuatan yang luar biasa. Dapat juga

    ditemukan waham dalam halusinasi aneh yang tidak sesuai mood.

    Pikiran: Isi pikirannya termasuk tema kepercayaan dan kebesaran diri, sering kali perhatiannya

    mudah dialihkan. Fungsi kognitif ditandai oleh aliran gagasan yang tidak terkendali cepat.

    Sensorium dan Kognisi: Secara kasar orientasi dan daya ingat adalah intak walaupun beberapapasien manik mungkin sangat euforik sehingga mereka menjawab secara tidak tepat. Gejala

    tersebut disebut mania delirium (delirious mania) oleh Emil Kraepelin.

    Pengendalian Impuls: Kirakira 75% pasien manik adalah senang menyerang atau mengancam.

    Perimbangan dan Tilikan: Gangguan pertimbangan merupakan tanda dari pasien manik. Mereka

    mungkin melanggar peraturan dengan kartu kredit, aktifitas seksual dari finansial, kadang

    melibatkan keluarganya dalam kejatuhan finasial.

    Reliabilitas: Pasien manik terkenal tidak dapat dipercaya dalam informasinya.

    http.//www.geocities.com.fkupn

    Positron Emission Tomography (PET) Scan merupakan salah satu modalitas kedokteran nuklir, yang

    untuk pertama kali dikenalkan oleh Brownell dan Sweet pada tahun 1953. Prototipenya telah dibuat padasekitar tahun 1952, sedangkan alatnya pertama kali dikembangkan di Massachusetts General Hospital, Boston

    pada tahun 1970. Positron yang merupakan inti kinerja PET pertama kali diperkenalkan oleh PAM Dirac pada

    akhir tahun 1920-an. PET adalah metode visualisasi metabolisme tubuh menggunakan radioisotop pemancar

    positron. Oleh karena itu, citra (image) yang diperoleh adalah citra yang menggambarkan fungsi organ tubuh.

    Fungsi utama PET adalah mengetahui kejadian di tingkat sel yang tidak didapatkan dengan alat pencitraan

    konvensional lainnya. Kelainan fungsi atau metabolisme di dalam tubuh dapat diketahui dengan metode

    pencitraan (imaging) ini. Hal ini berbeda dengan metode visualisasi tubuh yang lain seperti foto rontgen,

    computed tomography (CT), magnetic resonance imaging (MRI) dan single photon emission computerized

    tomography (SPECT).

    A. Prinsip Kerja PET-Scan.

    Sel-sel kanker memiliki tingkat metabolisme yang lebih tinggi dari sel-sel lain. Salah satu

    karakteristik adalah bahwa sel-sel kanker memerlukan tingkat yang lebih tinggi glukosa untuk energi. Ini

    adalah langkah-langkah proses biologis PET. Positron emisi tomografi (PET) membangun sistem pencitraan

    medis gambar 3D dengan mendeteksigamma sinar radioaktif yang dikeluarkan saat glukosa (bahan radioaktif)

    http://translate.googleusercontent.com/translate_c?hl=id&langpair=en%7Cid&u=http://www.maxim-ic.com/glossary/definitions.mvp/term/Gamma-Correction/gpk/982&rurl=translate.google.co.id&usg=ALkJrhh7Yjv8rtAb0dGzirlGJGPOWzkOaAhttp://translate.googleusercontent.com/translate_c?hl=id&langpair=en%7Cid&u=http://www.maxim-ic.com/glossary/definitions.mvp/term/Gamma-Correction/gpk/982&rurl=translate.google.co.id&usg=ALkJrhh7Yjv8rtAb0dGzirlGJGPOWzkOaA
  • 8/12/2019 Master Lbm 2 Sgd 14 modul jiwa

    17/47

    LBM 2 Jiwa Page 17

    tertentu disuntikkan ke pasien. Setelah dicerna, gula tersebut diolah diserap oleh jaringan dengan tingkat

    aktivitas yang lebih tinggi / metabolisme (misalnya, tumor aktif) daripada bagian tubuh.

    PET-scan dimulai dengan memberikan suntikan FDG (suatu radionuklida glukosa-based) dari jarum

    suntik ke pasien. Sebagai FDG perjalanan melalui tubuh pasien itu memancarkan radiasi gamma yang

    terdeteksi oleh kamera gamma, dari mana aktivitas kimia dalam sel dan organ dapat dilihat. Setiap aktivitas

    kimia abnormal mungkin merupakan tanda bahwa tumor yang hadir.

    Sinar Gamma yang dihasilkan ketika sebuah positron dipancarkan dari bahan radioaktif bertabrakan

    dengan elektron dalam jaringan. Tubrukan yang dihasilkan menghasilkan sepasang foton sinar gamma yang

    berasal dari situs tabrakan di arah yang berlawanan dan terdeteksi oleh detektor sinar gamma diatur di sekitar

    pasien.

    Detektor PET terdiri dari sebuah array dari ribuan kilau kristal dan ratusan tabung photomultiplier

    (PMTS) diatur dalam pola melingkar di sekitar pasien. Kilau kristal mengkonversi radiasi gamma ke dalam

    cahaya yang dideteksi dan diperkuat oleh PMTS.

  • 8/12/2019 Master Lbm 2 Sgd 14 modul jiwa

    18/47

  • 8/12/2019 Master Lbm 2 Sgd 14 modul jiwa

    19/47

    LBM 2 Jiwa Page 19

    Kamera PET memiliki kejernihan citra yang lebih baik dibandingkan kamera gamma yang secara

    umum digunakan pada kedokteran nuklir. Hal ini dikarenakan pendeteksiannya didasarkan pada coincidence

    detection.

    Ketika positron dilepaskan dari fluor-18, partikel ini akan segera bergabung dengan elektron dan

    terjadilah anihilasi. Dari anihilasi ini dihasilkan radiasi gelombang elektromagnetik dengan energi sebesar 511

    V dengan arah berlawanan (180o). Adanya dua buah proton yang dilepaskan secara bersamaan ini

    memungkinkannya dilakukan coincidence detection. Pada coincidence detection ini, sinyal yang ditangkap

    oleh detektor akan diolah jika dua buah sinyal diperoleh secara bersamaan. Jika hanya satu buah sinyal yang

    ditangkap, maka sinyal tersebut dianggap sebagai pengotor. Oleh karenanya, hampir seluruh sinyal pengotor

    dapat dieliminasi dengan cara ini.

    Hasil foto PET-Scan.

    Physical Examination

    No physical findings are specific to major depressive disorder; instead, the diagnosis is based on the

    history and the mental status examination. Nevertheless, a complete mental health evaluation should

  • 8/12/2019 Master Lbm 2 Sgd 14 modul jiwa

    20/47

    LBM 2 Jiwa Page 20

    always include a medical evaluation to rule out organic conditions that might imitate a depressive

    disorder. Most of these fall into the following major general categories:

    Infection

    Medication

    Endocrine disorder

    Tumor Neurologic disorder

    Laboratory Studies to Rule Out Organic Causes

    Depression is a clinical diagnosis, based on the history and physical findings. No diagnostic laboratory tests are

    available to diagnose major depressive disorder, but focused laboratory studies may be useful to exclude potential

    medical illnesses that may present as major depressive disorder. These laboratory studies might include the

    following:

    Complete blood cell (CBC) count

    Thyroid-stimulating hormone (TSH)

    Vitamin B-12 Rapid plasma reagin (RPR)

    HIV test

    Electrolytes, including calcium, phosphate, and magnesium levels

    Blood urea nitrogen (BUN) and creatinine

    Liver function tests (LFTs)

    Blood alcohol level

    Blood and urine toxicology screen

    Arterial blood gas (ABG)

    Dexamethasone suppression test (Cushing disease, but also positive in depression)

    Cosyntropin (ACTH) stimulation test (Addison disease)

    Neuroimaging

    Neuroimaging can help clarify the nature of the neurologic illness that may produce psychiatric symptoms, but

    these studies are costly and may be of questionable value in patients without discrete neurologic deficits.

    Computed tomography (CT) scanning or magnetic resonance imaging (MRI) of the brain should be considered if

    organic brain syndrome or hypopituitarism is included in the differential diagnosis.

    Positron emission tomography (PET) imaging provides the means for the study of receptor binding of certain

    ligands and the effect a compound may have on receptors. However, PET scanning is problematic for use with

    children and adolescents because it requires complex equipment and uses radiation.

    Using single-photon emission computed tomography (SPECT) scanning, Tutus et al reported significant differences

    between the perfusion index values of untreated adolescents with depression and those of control patients. The

    researchers found that adolescents with major depressive disorder may have regional blood flow deficits in the leftanterofrontal and left temporal cortical regions, with greater right-left perfusion asymmetry than healthy control

    patients.

    http://emedicine.medscape.com/article/1982163-overviewhttp://emedicine.medscape.com/article/1982163-overviewhttp://emedicine.medscape.com/article/1982163-overview
  • 8/12/2019 Master Lbm 2 Sgd 14 modul jiwa

    21/47

    LBM 2 Jiwa Page 21

    Fase Tidur

    Terdapat dua fase utama tidur, yaitu Non-Rapid Eye Moevement (NREM) dan Rapid Eye Movement (REM).

    Keterangan serta tahapan-tahapan yang terjadi di dalamnya adalah sebagai berikut.

    Fase Tidur: Non-REM (NREM)

    Non-rapid eye movement terbagi menjadi 4 tahap: N1N4, yang masing-masingnya lebih dalam dari yang lainnya.

    N1dimulai saat kita mulai tertidur dan berlangsung dalam waktu yang sangat singkat, sekitar 5 menit.

    Mata bergerak sangat lambat di bawah kelopak, aktifitas otot menurun, dan pada tahap ini kita sangat

    mudah terbangun. Banyak orang yang merasakan sensasi seperti terjatuh pada tahap ini, yang

    menyebabkan kontraksi otot secara tiba-tiba (disebut hypnic myoclonia).

    N2tahap ini bisa dikatakan sebagai tahap awal saat kita benar-benar tidur, dan berlangsung antara 10-

    30 menit. Pada tahap ini otot tubuh menjadi sangat rileks, aktifitas otak lebih lambat, gerakan mata

    berhenti, detak jantung melambat dan temperatur tubuh menurun. Seseorang agak susah terbangun di

    tahap ini.

    N3 & N4kedua tahap ini merupakan tahap paling dalam dari tidur NREM. Sangat sulit untuk terbangun

    pada tahap ini, dan jika terbangun kita akan mengalami disorientasi serta membutuhkan penyesuaian

    selama beberapa menit. Pada bagian terdalam dari tahap ini, aktifitas otak sangat lambat, dan aliran

    darah lebih banyak diarahkan ke otot, mengisi energi fisik tubuh.

    Selama tahap tidur lelap (deep sleep) pada fase NREM, tubuh akan meregenerasi dan memperbaiki sel-sel tubuh,

    serta memperkuat sistem imun tubuh.

    Fase Tidur: REM

    Fase REM biasanya terjadi 70 90 menit setelah kita tertidur. Fase tidur ini lebih dalam dari NREM. Selama fase

    REM ini, biasanya mata bergerak-gerak/berkedut (itulah mengapa fase ini disebut rapid eye movement) dan napas

    menjadi lebih tidak teratur, aktifitas otak dan ritme detak jantung juga meningkat.

    Umumnya mimpi terjadi saat fase tidur REM. Namun otak melumpuhkan otot -otot tubuh, khususnya tangan dan

    kaki, sehingga kita tidak ikut bergerak saat bermimpi.

  • 8/12/2019 Master Lbm 2 Sgd 14 modul jiwa

    22/47

    LBM 2 Jiwa Page 22

    Siklus NREM dan REM dalam Tidur

    Selama tidur, seseorang biasanya melewati setidaknya 3 tahapan dalam NREM sebelum masuk ke fase

    REM. Siklus atau perputaran antara dua fase ini akan terus berulang selama tidur, yang masing-masingya

    membutuhkan waktu antara 1 2 jam. Dan siklus ini dapat berulang sekitar 3 hingga 4 kali dalam satu

    malam.

    http://webkesehatan.com/fase-siklus-tidur-tahapan-tidur/

    polysomnography

    5. Macam2 gangguan suasana perasaan/mood

    PPDGJ-III/ICD-X

    F30-F39 Ggn Suasana Perasaan

    (Mood{Afektif})

    Perubahan suasana perasaan (mood)/afek- Depresi dg atau tanpa ansietas

    - Elasi-mania:suasana perasaan yg meningkat

    perubahan tingkat aktivitas, kemampuan kognitif dan pembicaraan serta fungsi vegetatif (tidur,makan,

    seksual dan irama biologis lain)

    Dptggn fs interpersonal, sosial dan pekerjaan

  • 8/12/2019 Master Lbm 2 Sgd 14 modul jiwa

    23/47

    LBM 2 Jiwa Page 23

    Kelainan Fundamental

    Ggn mood/afektif dibedakan:

    - episode tunggal atau multipel

    - depresi ringan, sedang, berat tanpa gejala

    psikotik atau dg gejala psikotik

    - hipomania, mania tanpa gejala psikotik ataudg gejala psikotik

    - depresi ringan- sedang tanpa atau dg gejala

    somatik.

    UNIPOLARatau gangguan depresi (gangguan depresi mayor) terjadi pada salah satu atau lebih dari

    episode depresi tanpa adanya latar belakang dari kejadian manik atau hipomanik.

    seseorang dapat mengalami satu episode depresif mayor yang diikuti oleh kembalinya pada keadaan awal

    fungsionalnya.

    BIPOLARgangguan dengan satu atau lebih episode manik/ hipomanik serta hiperaktifitas dimanapenilaian dan perilaku penderita pada keadaan ini seringkali terganggu.

    episode manik atau hipomanik sering bergantian dengan episode depresif mayor dengan periode

    gangguan dari suasana hati yang normal

    BIPOLAR memiliki dua kutub, manik dan depresi. menurut PDGJ JILID III gangguan ini bersifat episode

    berulang yang menunjukkan suasana perasaan pasien dan tingkat aktivitasnya jelas terganggu, dan

    gangguan ini pada waktu tertentu terdiri dari peninggian suasana perasaan serta peningkatan energi dan

    aktivitas (mania atau hipomania) dan pada waktu yang lain berupa penurunan suasana perasaan serta

    pengurangan energi dan aktivitas (depresi).

    episode manikbiasanya mulai dengan tiba-tiba dan berlangsung antara 2 minggu sampai 4-5 bulanepisode depresicenderung berlangsung lebih lama (sekitar 6 bulan)

    menurut DSM IV gangguan bipolar dibedakan menjadi 2 yaitu gangguan bipolar I dan II.

    gangguan bipolar I atau tipe klasikditandai dengan adanya episode yaitu manik dan depresi

    gangguan bipolar IIditandai dengan hipomanik dan depresi

    F31 Gangguan Afektif Bipolar

    Ggn episode berulang sekurang-kurangnya dua episode: peningkatan (hipomania, mania) dan penurunan

    (depresi)

    Antara episode ggn tdpt periode fungsi normal

    Episode manik onset tiba-tiba: 2 mgg - 5 bln.

    Episode depresi onset > lama, rata-rata: 6 bln Sering tjd setelah stres / trauma mental

    Termasuk : psikosis manik-depresif

    Episode manic :

    Biasanya paling sedikit belangsung selama satu minggu, afeknya meningkat, lebih gembira,

    mudah tersinggung atau membumbung tinggi. Ditambah dengan :

  • 8/12/2019 Master Lbm 2 Sgd 14 modul jiwa

    24/47

    LBM 2 Jiwa Page 24

    rasa percaya harga diri yang meningkat (merasa hebat/megalomania)

    kebutuhan akan tidur berkurang

    lebih banyak bicara

    flight of ideas (loncat gagasan)

    agitasi psikomotor, ingin segera memenuhi keinginannya

    boros, banyak belanja, banyak telepon

    perhatian mudah beralih banyak melakukan hal-hal yang menghibur (menari, menyanyi dll)

    banyak melakukan transaksi tanpa perhitungan masak yang merugikan

    Kaplan & Saddock: Concise textbook of Cl in ical Psychiatry , second edi t ion, L ipp incot t Wi l l iam &

    Wilk ins , 2004.

    Episode depresi :

    Gejala Utama :

    Afek depresi Kehilangan minat dan kegembiraan

    Berkurangnya energi yang menuju meningkatnya keadaan yg mudah lelah ( rasa

    lelah yg nyata sesudah kerja sedikit saja ) dan menurunnya aktivitas

    Gejala Tambahan :

    Konsentrasi dan perhatian berkurang

    Harga diri dan kepercayaan diri berkurang

    Gagasan tentang rasa bersalah dan tidak berguna

    Pandangan masa depan yang suram dan pesimistis

    Gagasan atau perbuatan membahayankan diri atau bunuh diri

    Tidur terganggu

    Nafsu makan menurun

    Dr. Rusdi Masl im, PPDGJ III

  • 8/12/2019 Master Lbm 2 Sgd 14 modul jiwa

    25/47

    LBM 2 Jiwa Page 25

    Mood yang meluap-luap (expansive mood): ekspresi perasaan seseorang tanpa pembatasan, seringkali

    dengan penilaian yang berlebihan terhadap kepentingan atau makna seseorang

    Mood yang iritabel (irritable mood): mudah diganggu atau dibuat marah

    Pergeseran mood (mood yang labil): osilasi antara euphoria dan depresi atau kecemasan

    Elevated mood: suasana mood yang meninggi

    Euphoria:elasi yang kuat dengan perasaan kebesaran Kegembiraan yang luar biasa (ecstasy): perasaan kegairahan yang kuat

    Depresi:perasaan kesedihan yang psikopatologis

    Anhedonia:hilangnya minat terhadap dan menarik diri dari semua aktivitas rutin dan menyenangkan,

    sering kali disertai dengan depresi

    Dukacita atau berkabung: kesedihan yang sesuai dengan kehilangan yang nyata

    Aleksitimia:ketidakmampuan atau kesulitan dalam menggambarkan atau menyadari emosi atau mood

    seseorang

    Kaplan & Saddock

    MOOD

    Mood eutimia: adalah suasana perasaan dalam rentang normal, yakni individu mempunyai penghayatanperasaan yang luas dan serasi dengan irama hidupnya

    Mood hipotimia: adalah suasana perasaan yang secara pervasif diwarnai dengan kesedihan dan

    kemurungan. Individu secara subyektif mengeluhkan tentang kesedihan dan kehilangan semangat. Secara

    obyektif tampak dari sikap murung dan perilakunya yang lamban

    Mood disforia: menggambarkan suasana perasaan yang tidak menyenangkan. Seringkali diungkapkan

    sebagai perasaan jenuh, jengkel, atau bosan.

    Mood hipertimia: suasana perasaan yang secara perfasif memperlihatkan semangat dan kegairahan yang

    berlebihan terhadap berbagai aktivitas kehidupan. Perilakunya menjadi hiperaktif dan tampak enerjik

    secara berlebihan.

    Mood eforia: suasana perasaan gembira dan sejahtera secara berlebihan.

    Mood ekstasia: suasana perasaan yang diwarnai dengan kegairahan yang meluap luap. Sering terjadipada orang yang menggunakan zat psikostimulansia

    Aleksitimia: adalah suatu kondisi ketidakmampuan individu untuk menghayati suasana perasaannya.

    Seringkali diungkapkan sebagai kedangkalan kehidupan emosi. Seseorang dengan aleksitimia sangat sulit

    untuk mengungkapkan perasaannya.

    Anhedonia: adalah suatu suasana perasaan yang diwarnai dengan kehilangan minat dan kesenangan

    terhadap berbagai aktivitas kehidupan.

    Mood kosong: adalah kehidupan emosi yang sangat dangkal,tidak atau sangat sedikit memiliki

    penghayatan suasana perasaan. Individu dengan mood kosong nyaris kehilangan keterlibatan emosinya

    dengan kehidupan disekitarnya. Keadaan ini dapat dijumpai pada pasien skizofrenia kronis.

    Mood labil:

    suasana perasaan yang berubah ubah dari waktu ke waktu. Pergantian perasaan dari sedih, cemas,marah, eforia, muncul bergantian dan tak terduga. Dapat ditemukan pada gangguan psikosis akut

    Mood iritabel:

    suasana perasaan yang sensitif, mudah tersinggung, mudah marah dan seringkali bereaksi berlebihan

    terhadap situasi yang tidak disenanginya

    AFEK

  • 8/12/2019 Master Lbm 2 Sgd 14 modul jiwa

    26/47

    LBM 2 Jiwa Page 26

    Afek menumpul: merupakan penurunan serius dari kemampuan ekspresi emosi yang tampak dari tatapan

    mata kosong, irama suara monoton dan bahasa tubuh yang sangat kurang.

    Afek mendatar: adalah suatu hendaya afektif berat lebih parah dari afek menumpul. Pada keadaan ini

    dapat dikatakan individu kehilangan kemampuan ekspresi emosi. Ekspresi wajah datar, pandangan mata

    kosong, sikap tubuh yang kaku, gerakan gerakan sangat minimal, dan irama suara datar seperti robot.

    Afek serasi: menggambarkan keadaan normal dari ekspresi emosi yang terlihat dari keserasian antaraekspresi emosi dan suasana yang dihayatinya

    Afek tidak serasi: kondisi sebaliknya yakni ekspresi emosi yang tidak cocok dengan suasana yang dihayati.

    Misalnya seseorang yang menceritakan suasana duka cita tapi dengan wajah riang dan tertawa tawa.

    Afek labil:

    Menggambarkan perubahan irama perasaan yang cepat dan tiba tiba, yang tidak berhubungan dengan

    stimulus eksternal.

    6. Mengapa pasien mencoba untuk bunuh diri?

    Beck mengamati secara klinis bahwa ketika pasien depresi yakin tidak ada solusi untuk masalah kehidupan

    yang serius, mereka memandang bunuh diri sebagai jalan keluar dari situasi yang tak tertahankan.

    Menurut formulasi Beck's, putus asa merupakan karakteristik inti dari depresi dan berfungsi sebagai

    penghubung antara depresi dan bunuh diri.

    http://repository.usu.ac.id/bitstream/123456789/31492/5/Chapter%20I.pdf

    7. Keadaan apa saja yg menyebabkan penurunan GAF?

    Yang membahayakan untuk mencoba melukai atau membunuh diri sendiri/orang lain.Langsung menjadi 20-11.

    PPDGJ III

    8. DD

    F32 EPISODE DEPRESIF

    http://repository.usu.ac.id/bitstream/123456789/31492/5/Chapter%20I.pdfhttp://repository.usu.ac.id/bitstream/123456789/31492/5/Chapter%20I.pdfhttp://repository.usu.ac.id/bitstream/123456789/31492/5/Chapter%20I.pdf
  • 8/12/2019 Master Lbm 2 Sgd 14 modul jiwa

    27/47

    LBM 2 Jiwa Page 27

    Gejala utama ( pada derajat ringan, sedang, dan berat ):

    Afek depresif

    Kehilangan minat dan kegembiraan, dan

    Berkurangnya energi yang menuju meningkatnya keadaan mudah lelah (rasa

    lelah yang nyata sesudah kerja sedikit saja) dan menurunnya aktivitas

    Gejala lainnya :

    Kosentrasi dan perhatian berkurang

    Harga diri dan kepercayaan berkurang

    Gagasan tentang rasa bersalah dan tidak berguna

    Pandangan masa depan yang suram dan pesimistis

    Gagasan atau perbuatan membahayakan diri sendiri atau bunuh diri.

    Tidur terganggu

    Nafsu makan berkurang

    Untuk episode depresif dari ketiga tingkat keparahan tersebut diperlukan masa

    sekurang-kurangnya 2 minggu untuk penegakan diagnosis, akan tetapi periode

    lebih pendek dapat dibenarkan jika gejala luar biasa beratnya dan berlangsung

    cepat.

    Kategori diagnosis episode depresif ringan (F32.0), sedang (F32.1) dan berat

    (F32.2) hanya digunakan untuk episode depresi tunggal (yang pertama). Episode

    depresif berikutnya harus diklasifikasikan di bawah salah satu diagnosis

    gangguan depresif berulang (F33.-)

    F32.0 Episode Depresif Ringan

    Sekurang-kurangnya harus ada 2 dari 3 gejala utama depresi seperti tersebut

    diatas;

    Ditambah sekurang-kurangnya 2 dari gejala lainnya: (a) sampai dengan (g).

    Tidak boleh ada gejala yang berat diantaranya.

    Lamanya seluruh episode berlangsung sekurang-kurangnya sekitar 2 minggu.

    Hanya sedikit kesulitan dalam pekerjaan dan kegiatan sosial yang biasa

    dilakukannya.

    Karakter kelima: F32.00 = Tanpa gejala somatik

    F32.01 = Dengan gejala somatik

  • 8/12/2019 Master Lbm 2 Sgd 14 modul jiwa

    28/47

    LBM 2 Jiwa Page 28

    F32.1 Episode Depresif Sedang

    Sekurang-kurangnya harus ada 2 dari 3 gejala utama depresi seperti pada

    episode depresi ringan (F30.0);

    Ditambah sekurang-kurangnya 3 (dan sebaiknya 4) dari gejala lainnya;

    Lamanya seluruh episode berlangsung minimum sekitar 2 minggu.

    Menghadapi kesulitan nyata untuk meneruskan kegiatan sosial, pekerjaan dan

    urusan rumah tangga.

    Karakter kelima: F32.10 = Tanpa gejala somatik

    F32.11 = Dengan gejala somatik

    F32.2 Episode Depresif Berat Tanpa gejala Psikotik

    Semua 3 gejala utama dari depresi harus ada.

    Ditambah sekurang-kurangnya 4 dari gejala lainnya, dan diantaranya harus

    berintensitas berat.

    Bila ada gejala penting (misalnya agitasi atau retardasi psikomotor) yang

    mencolok, maka pasien mungkin tidak mau atau tidak mampu untuk melaporkan

    banyak gejalanya secara rinci.

    Dalam hal demikian penilaian secara menyeluruh terhadap episode depresif berat

    masih dapat dibenarkan.

    Episode depresif biasanya harus berlangsung sekurangnya 2 minggu, akan tetapi

    jika gejala sangat berat dan beronset sangat cepat, maka masih dibenarkan untuk

    menegakkan diagnosis dalam waktu kurang dari 2 minggu.

    Sangat tidak mungkin bagi pasien meneruskan kegiatan sosial, pekerjaan atau

    urusan rumah tangga, kecuali pada taraf yang sangat terbatas.

    F32.3 Episode Depresif Berat Dengan Gejala Psikotik

    Episode Depresi Berat yang memenuhi kriteria menurut F32.2 tersebut diatas.

    Disertai waham, halusinasi atau stupor depresif. Waham biasanya melibatkan ide

    tentang dosa, kemiskinan, atau malapetaka yang mengancam, dan pasien merasa

    bertanggung jawab akan hal itu. Halusinasi auditorik atau olfaktorik biasanya

    berupa suara yang menghina atau menuduh, atau bau kotoran atau daging

    membusuk.

    Reteardasi psikomotor yang berat dapat menuju pada stupor.

  • 8/12/2019 Master Lbm 2 Sgd 14 modul jiwa

    29/47

    LBM 2 Jiwa Page 29

    Jika diperlukan, waham atau halusinasi dapat ditentukan sebagai serasi atau

    tidak serasi dengan afek (mood congruent).

    F32.8 Episode Depresif Lainnya

    F32.9 Episode Depresif YTT

    F33 GANGGUAN DEPRESIF BERULANG

    Gangguan ini tersifat dengan episode berulang dari :

    episode depresif ringan (F32.0),

    episode depresif sedang (F32.1),

    episode depresif berat (F32.2 dan F32.3).

    Episode masing-masing rata-rata lamanya sekitar 6 bulan, akan tetapi

    frekuensinya lebih jarang dibandingkan dengan gangguan afektif bipolar.

    Tanpa riwayat adanya episode tersendiri dari peninggian afek dan hiperaktivitas

    yang memenuhi kriteria mania (F30.1 dan F30.2).

    Namun kategori ini tetap harus digunakan jika ternyata ada episode singkat dari

    peninggian afek dan hiperaktivitas ringan yang memenuhi kriteria hipomania

    (F30.0) segera sesudah suatu episode depresif (kadang-kadang tampaknya

    dicetuskan oleh tindakan pengobatan depresi).

    Pemulihan keadaan biasanya sempurna diantara episode namun sebagian kecilpasien mungkin mendapat depresi yang akhirnya menetap, terutama pada usia

    lanjut (untuk keadaan ini, kategori ini harus tetap digunakan).

    Episode masing-masing, dalam berbagai tingkat keparahan, seringkali dicetuskan

    oleh peristiwa kehidupan yang penuh stress dan trauma mental lain (adanya

    stress tidak esensial untuk penegakan diagnosis).

    F33.0 Gangguan Depresif Berulang, Episode Kini Ringan

    Untuk menegakkan diagnosis pasti:

    Kriteria untuk gangguan depresif berulang (F33.-) harus dipenuhi dan episode

    sekarang harus memenuhi kriteria untuk episode depresif ringan (F32.0); dan

    Sekurang-kurangnya dua episode telah berlangsung masing-masing selama

    minimal 2 minggu dengan sela waktu beberapa bulan tanpa gangguan afektif

    yang bermakna.

  • 8/12/2019 Master Lbm 2 Sgd 14 modul jiwa

    30/47

    LBM 2 Jiwa Page 30

    Karakter kelima: F33.00 = Tanpa gejala somatik

    F33.01 = Dengan gejala somatik

    F33.1 Gangguan Depresif Berulang, Episode Kini Sedang

    Untuk menegakkan diagnosis pasti:

    Kriteria untuk gangguan depresif berulang (F33.-) harus dipenuhi dan episode

    sekarang harus memenuhi kriteria untuk episode depresif ringan (F32.1); dan

    Sekurang-kurangnya dua episode telah berlangsung masing-masing selama

    minimal 2 minggu dengan sela waktu beberapa bulan tanpa gangguan afektif

    yang bermakna.

    Karakter kelima: F33.10 = Tanpa gejala somatik

    F33.11 = Dengan gejala somatik

    F33.2 Gangguan Depresif Berulang, Episode Kini Berat Tanpa Gejala Psikotik

    Untuk menegakkan diagnosis pasti:

    Kriteria untuk gangguan depresif berulang (F33.-) harus dipenuhi dan episode

    sekarang harus memenuhi kriteria untuk episode depresif berat tanpa gejala

    psikotik (F32.2); dan

    Sekurang-kurangnya dua episode telah berlangsung masing-masing selama

    minimal 2 minggu dengan sela waktu beberapa bulan tanpa gangguan afektif

    yang bermakna.

    F33.3 Gangguan Depresif Berulang, Episode Kini Berat Dengan Gejala Psikotik

    Untuk menegakkan diagnosis pasti:

    Kriteria untuk gangguan depresif berulang (F33.-) harus dipenuhi dan episode

    sekarang harus memenuhi kriteria untuk episode depresif berat dengan

    gejala psikotik (F32.3); dan

    Sekurang-kurangnya dua episode telah berlangsung masing-masing selama

    minimal 2 minggu dengan sela waktu beberapa bulan tanpa gangguan afektif

    yang bermakna.

    F33.4 Gangguan Depresif Berulang, Kini Dalam Remisi

    Untuk menegakkan diagnosis pasti:

  • 8/12/2019 Master Lbm 2 Sgd 14 modul jiwa

    31/47

    LBM 2 Jiwa Page 31

    Kriteria untuk gangguan depresif berulang (F33.-) harus pernah dipenuhi

    masa lampau, tetapi keadaan sekarang seharusnya tidak memenuhi kriteria

    untuk episode depresif dengan derajat keparahan apa pun atau gangguan lain

    apa pun dalam F30-F39; dan

    Sekurang-kurangnya dua episode telah berlangsung masing-masing selama

    minimal 2 minggu dengan sela waktu beberapa bulan tanpa gangguan afektif

    yang bermakna.

    F33.8 Gangguan Depresif Berulang Lainnya

    F33.9 Gangguan Depresif Berulang YTT

    F34 GANGGUAN SUASANA PERASAAN (MOOD[AFEKTIF]) MENETAP

    F34.0 Siklotimia

    Ciri esensial adalah ketidak-stabilan menetap dari afek (suasana perasaan),

    meliputi banyak periode depresi ringan dan hipomania ringan, diantaranya tidak

    ada yang cukup parah atau cukup lama untuk memenuhi kriteria gangguan afektif

    bipolar (F31.-) atau gangguan depresif berulang (F33.-).

    Setiap episode alunan afektif (mood swings) tidak memenuhi kriteria untuk mana

    pun yang disebut dalam episode manik (F30.-) atau episode depresif (F32.-).

    F34.1 Distimia

    Ciri esensial adalah afek depresif yang berlangsung sangat lama yang tidak

    pernah atau jarang sekali cukup parah untuk memenuhi kriteria gangguan

    depresif berulang ringan atau sedang (F33.0 atau F33.1).

    Biasanya mulai pada usia dini dari masa dewasa dan berlangsung sekurang-

    kurangnya beberapa tahun, kadang-kadang untuk jangka waktu tidak terbatas.

    Jika onsetnya pada usia lebih lanjut, gangguan ini seringkali merupakan kelanjutan

    suatu episode depresif tersendiri (F32) dan berhubungan dengan masa

    berkabung atau stres lain yang tampak jelas.

    F34.8 Gangguan Afektif Menetap Lainnya

  • 8/12/2019 Master Lbm 2 Sgd 14 modul jiwa

    32/47

    LBM 2 Jiwa Page 32

    Kategori sisa untuk gangguan afektif menetap yang tidak cukup parah atau tidak

    berlangsung cukup lama untuk memenuhi kriteria siklotimia (F34.0) atau distimia

    (F34.1), namun secara klinis bermakna.

    F34.9 Gangguan Afektif Menetap YTT

    F38 GANGGUAN SUASANA PERASAAN (MOOD[AFEKTIF]) LAINNYA

    F38.0 Gangguan Afektif Tunggal Lainnya

    F38.00 = Episode afektif campuran

    Episode afektif yang berlangsung sekurang-kurangnya selama 2 minggu yang

    bersifat campuran atau pergantian cepat (biasanya dalam beberapa jam) antara

    gejala hipomanik, manik dan depresif.

    F38.1 Gangguan Afektif Berulang Lainnya

    F38.10 = Episode depresif singkat berulang

    Episode depresif singkat yang berulang, muncul kira-kira sekali sebulan selama

    satu tahun yang lampau.

    Semua episode depresif masing-masing berlangsung kurang dari 2 minggu (yang

    khas ialah 2-3 hari, dengan pemulihan sempurna) tetapi memenuhi kriteria

    simtomatik untuk episode depresif ringan, sedang atau berat (F32.0, F32.1,

    F32.2).F38.8 Gangguan Afektif Lainnya YTT

    Merupakan kategori sisa untuk gangguan afektif yang tidak memenuhi kriteria

    untuk kategori mana pun dari F30-F38.1 tersebut diatas.

    F38.9 Gangguan Afektif YTT

    Untuk dipakai hanya sebagai langkah terakhir jika tak ada istilah lain yang dapat

    digunakan.

    Termasuk: psikosis afektif YTT.

    DD

    F32 Episode Depresi

    Definisi

  • 8/12/2019 Master Lbm 2 Sgd 14 modul jiwa

    33/47

    LBM 2 Jiwa Page 33

    Menurut seorang ilmuwan terkemuka yaitu Phillip L. Rice (1992), depresi adalah gangguan

    mood, kondisi emosional berkepanjangan yang mewarnai seluruh proses mental (berpikir,

    berperasaan dan berperilaku) seseorang.

    Definisi lain mengatakan bahwa depresi merupakan suatu gangguan suasana perasaan

    (mood) yang menahun mencakup terdapatnya gangguan alam perasaan yang depressif

    (tertekan), hilangnya minat atau rasa senang dalam semua segi kegiatan kehidupan,

    termasuk lenyapnya semangat melakukan semua aktifitas yang disenangi dalam waktu

    senggangnya. Kondisi gangguan ini bisa berlangsung selama beberapa hari sampai

    beberapa minggu.

    KAPLAN

    Klasifikasi

    F32.0 Episode depresif ringan

    F32.1 Episode depresif sedang

    F32.2 Episode depresif berat tanpa gejala psikotik

    F32.3 Episode depresif berat dengan gejala psikotik

    F32.8 Episode depresif lainnya

    F32.9 Episode depresif YTT

    PPDGJ III

    Manifestasi klinik

    (i). Perubahan pada Kondisi Emosional:

    Perubahan pada mood (perasaan terpuruk, depresi, sedih, atau muram).

    Penuh air mata atau menangis.

  • 8/12/2019 Master Lbm 2 Sgd 14 modul jiwa

    34/47

    LBM 2 Jiwa Page 34

    Meningkatnya iritabilitas ( Kegelisahan atau kehilangan kesabaran).

    (ii). Perubahan dalam Motivasi :

    Perasaan tidak termotivasi, atau memiliki kesulitan untuk memulai agi hari atau

    bahkan sulit bangun dari tempat tidur.

    Menurunnya tingkat partisipasi sosial atau minat pada aktivitas sosial.

    Kehilangan kenikmatan atau minat dalam aktivitas menyenangkan.

    Menurunnya minat pada seks.

    Gagal untuk berespons pada pujian atau reward.

    (iii). Perubahan dalam Fungsi danPerilaku Motorik :

    Bergerak atau berbicara dengan lebih perlahan daripada biasanya.

    Perubahan dalam kebiasaan tidur ( tidur terlalu banyak atau terlalu sedikit,

    bangun lebih awal dari biasanya danmerasa kesulitan untuk kembali tidur di

    pagi buta ).

    Perubahan dalam selera makan ( makan terlalu banyak atau terlalu sedikit).

    Perubahan dalam berat badan ( bertambah atau kehilangan berat badan).

    Berfungsi secara kurang efektif daripada biasanya di tempat kerja, atau di

    sekolah.

    (iv). Perubahan Kognitif :

    Kesulitan berkonsentrasi atau berpikir jernih.

    Berpikir negatif mengenai diri sendiri danmasa depan.

    Perasaan bersalah atau menyesal mengenai kesalahan di masa lalu.

    Kurangnya self-esteem atau merasa tidak adekuat.

  • 8/12/2019 Master Lbm 2 Sgd 14 modul jiwa

    35/47

    LBM 2 Jiwa Page 35

    Berpikir akan kematian atau bunuh diri.

    Kapita Selekta Kedokteran Jilid 1

    Gejala utama:

    Afek depresif

    Kehilangan minat dan kegembiraan

    Berkurangnya energy yang menuju menjngkatnya keadaan mudah lelah (rasa lelah yang

    nyata sesudah kerja sedikit saja) dan menurunnya aktifitas.

    Gejala lainnya:

    Konsentrasi dan perhatian berkurang

    Harga diri dan kepercayaan diri berkurang

    Gagasan tentang rasa bersalah dan tidak berguna

    Pandangan masa depan yang suram dan pesimistik

    Gagasan atau perbuatan membahayakan diri atau bunuh diri

    Tidur terganggu

    Nafsu makan berkurang

    PPDGJ III

    Diagnosis

    F32.0 Episode depresif ringan

    Sekurang-kurangnya harus ada 2 dari 3 gejala utama depresi seperti tersebut diatas.

    Ditambah sekurang-kurangnya 2 dari gejala lainnya .

  • 8/12/2019 Master Lbm 2 Sgd 14 modul jiwa

    36/47

    LBM 2 Jiwa Page 36

    Tidak boleh ada gejala yang berat diantaranya.

    Lamanya seluruh episode berlangsung sekurang-kurangnya sekitar 2 minggu.

    Hanya sedikit kesulitan dalam pekerjaan dan kegiatan social yang biasa dilakukannya.

    F32.1 Episode depresif sedang

    Sekurang-kurangnya harus ada 2 dari 3 gejala utama depresi seperti pada episode

    depresi ringan

    Ditambah sekurang-kurangnya 3 (dan sebaiknya 4) dari gejala lainnya

    Lamanya seluruh episode berlangsung minimum sekitar 2 minggu.

    Menghadapi kesulitan nyata untuk meneruskan kegiatan social, pekerjaan dan urusan

    rumah tangga.

    F32.2 Episode depresif berat tanpa gejala psikotik

    Semua 3 gejala utama depresi harus ada

    Ditambah sekurang-kurangnya 4 dari gejala lainnya ,dan beberapa diantaranya harus

    berintensitas berat.

    Bila ada gejala penting (misalnya agitasi atau retardasi psikomotor) yang mencolok

    ,maka pasien mungkin tidak mau atau tidak mampu untuk melaporkan banyak gejalanya

    secara rinci.

    Dalam hal demikian ,penilaina secara menyeluruh terhadap episode depresif berat

    masih dapat dibenarkan.

    Episode depresif biasanya harus berlangsung sekurang-kurangnya 2 minggu ,akantetapi jika gejala amat berat dan beronset sangat cepat ,maka masih dibenarkan

    untuk menegakkan diagnose dalam kurun waktu kurang dari 2 minggu.

    Sangat tidak mungkin pasien akan mampu meneruskan kegiatan social, pekerjaan atau

    urusan rumah tangga, kecuali pada taraf yang sangat terbatas.

  • 8/12/2019 Master Lbm 2 Sgd 14 modul jiwa

    37/47

    LBM 2 Jiwa Page 37

    F32.3 Episode depresif berat dengan gejala psikotik

    Episode depresif berat yang memenuhi criteria menurut F32.2 tersebut diatas

    Disertai waham,halusianasi, atau stupor depresif.Waham biasanya melibatkan ide

    tentang dosa,kemiskinan atau malapetaka yang mengancam, dan pasien merasa

    bertangguang jawab atas hal itu.Halusinasi auditorik atau olfaktorik biasanya berupa

    suara yang menghina atau menuduh,atau bau kotoran atau daging membusuk.Retardasi

    psikomotor yang berat dapat menuju pada stupor.

    Jika diperlukan, waham atau halusinasi dapat ditentukan sebagai serasi atau tidak

    serasi dengan afek (mood congruent).

    PPDGJ III

    Penatalaksanaan

    Ada 3 hal yang perlu diperhatikan

    keselamatan pasien harus didahulukan

    diagnosis harus ditegakkan dengan benar

    rencana terapi tidak hanya menghilangkan gejala, juga memperhatikan aspek pemulihan kedepan

    Perawatan di rumah sakit : indikasi rawat adalah untuk penegakkan diagnosis, menghindarkan resiko

    bunuh diri atau bunuh orang dan untuk mengatasi perawatan diri yang terabaikan

    Terapi psikososial:

    Terapi kognitif

    Terapi interpersonal

    Terapi tingkah laku

    PsikoTerapi

    Terapi keluarga

    Terapi obat:

    Antidepresi (trisiklik, tetnasiklik, MAO-A inhibitor, SSRI dll)

  • 8/12/2019 Master Lbm 2 Sgd 14 modul jiwa

    38/47

    LBM 2 Jiwa Page 38

    Lithium carbonate

    Boleh ditambahkan obat anticemas apabila diperlukan

    Boleh diberikan obat antipsikosis apabila ada gejala psikotik

    ECT:

    Alasan:

    obat-obatan kurang efektif

    pasien tidak bisa menenima obat-obatan

    kesembuhan segena dengan alasan klinis

    Secara umum depresi dapat diatasi dengan 2 cara yaitu dengan menggunakan obat-obatan dan

    terapi.

    Terapi depresi terdiri dari 2 cara yaitu terapi konseling dan psikoterapi. Terkadang para

    penderita depresi memerlukan rawat inap di rumah sakit. Rawat inap dilakukan pada pasien

    yang kurang mendapat dukungan dari lingkungan, sekalipun depresi yang dialaminya tergolong

    ringan. Salah satu contoh dari terapi yaitu Terapi Kejang Listrik. Terapi ini diindikasikan

    pada depresi berat yang tidak berespons dengan obat antidepresan. Mereka yang beresiko

    tinggi bunuh diri, atau mereka dengan retardasi psikomotor yang menimbulkan masalah serius

    dalam hal pemberian makan dan lain-lain. Terapi kejang listrik agaknya dirasa lebih efektif

    daripada obat-obatan. Angka rekurensi setelah terapi kejang listrik hampir mencapai 50 %

    dalam 6 bulan. Efek-efek yang tidak diinginkan dari terapi kejang listrik antara lain amnesia

    sementara danperasaan kacau, dankemungkinan perubahan kognitif jangka panjang.

    Obat-obatan antidepresan

    Antidepresan Pilihan

    Nama Obat Dosis Lazim

    Harian

    Potensi Sedatif Potensi

    Antikolinergik

  • 8/12/2019 Master Lbm 2 Sgd 14 modul jiwa

    39/47

    LBM 2 Jiwa Page 39

    Imipramin

    Desipramin

    Amitriptilin

    Doksepin

    100-200

    100-200

    75-200

    75-150

    Rendah

    Rendah

    Tinggi

    Tinggi

    Sedang

    Rendah

    Tinggi

    Sedang

    Obat-obatan spesifik lainnya seperti :

    Mianserin, 30-90 mg malam hari.

    Flupentiksol, 1,5-4,5mg/hari per oral.

    Litium Karbonat, 600mg per oral tiap 8 jam.

    Fenelzin, 15mg per oral tiap 8 jam.

    Prednison, 15-30mg per hari.

    Karbamazepin.

    Ada yang menyebutkan sulosi bagi penderita depresi selain dengan obat-obatan antidepresanataupun terapi, yaitu dengan :

    Olahraga.

    Kathryn Lance, penulis buku Running for Health and Beauty mengemukakan bahwa senam merupakan

    upaya yang efektif untuk mengatasi depresi. Pendapat ini didukung sepenuhnya oleh para peneliti

    karena dengan olahraga dapat memperlancar sirkulasi darah danoksigen dalam tubuh, misalnya : lari,

    bersepeda, jalan cepat, danberenang.

    Kegiatan.

    Penderita depresi dianjurkan untuk melakukan kegiatan-kegiatan yang dapat mengalihkan fokus

    perhatian mereka dari masalah. Seperti contoh kegiatan yang menghasilkan karya seni, misalnya :

  • 8/12/2019 Master Lbm 2 Sgd 14 modul jiwa

    40/47

    LBM 2 Jiwa Page 40

    melukis, mengambil foto, menggambar, membatik, membuat patung, membuat barang-barang dari

    keramik.

    Pertanyaan.

    Andrew Matthews dalam bukunya Being Happy memberikan ilustrasi yang menarik tentang

    pertanyaan-pertanyaan penting yang dapat digunakan untuk mengurangi rasa depresi.

    Orang Lain.

    Dengan berbagi perasaan, beban yang kita pikul akan terasa lebih ringan. Namun, tidak selamanya hal

    ini bisa kita lakukan.

    Makanan.

    Catherine Houck dalam artikelnya, How to Beat A Bad Mood, menganjurkan penderita depresi untuk

    mengkonsumsi makanan yang mengandung karbohidrat, karena karbohidrat dipercaya dapat

    menstimulasi otak untuk memproduksi serotonin yang dapat membuat kita lebih tenang danrelaks.

    Warna.

    Patricia Szczerba menyarankan untuk memilih warna yang tepat untuk mengendalikan perasaan kita.

    Musik.

    Carol Merle-Fishman mengemukakan bahwa jika kita sedang marah dianjurkan mendengarkan musik

    dengan ritme tinggi, danjika sedang sedih mendengarkan musik melankolis.

  • 8/12/2019 Master Lbm 2 Sgd 14 modul jiwa

    41/47

    LBM 2 Jiwa Page 41

    PERBEDAAN MANIA DAN DEPRESI

    Perbedaan Klinis Antara Depresi dan Mania

    No Pembeda Sindroma Depresif Sindroma Manik

    1. Mood Depresi, iritabel, ataucemas(tapi pasien

    mungkin tersenyum atau

    menolak perubahan

    mood subjektif dan

    sebaliknya mengeluhkan

    nyeri atau keluhan

    somatic lain)

    Jeritan tangis (tapipasien dapat mengeluh

    tak mampu menangisatau mengalami emosi)

    Elasi, iritabel, atau hostil Menangis sejenak (sebagai

    bagian keadaan campuran)

    2. Manifestasi psikologis

    terkait

    Tak punya keyakinandiri,harga diri rendah,

    sesal diri,

    Konsentrasi buruk ,bimbang

    Reduksi gratifikasi ,tdkada minat dalam

    Harga diriberlebihan,membual,grandi

    ositas

    Pikiran brpacu,asosiasiclang( pikiran baru

    dicetuskan oleh bunyi

    ucapan bukan

  • 8/12/2019 Master Lbm 2 Sgd 14 modul jiwa

    42/47

  • 8/12/2019 Master Lbm 2 Sgd 14 modul jiwa

    43/47

    LBM 2 Jiwa Page 43

    EPISODE MANIK GEJALA KHAS/MENONJOL

    Hipomania Afek yang meninggi/berubah disertai peningkatanaktifitas , menetap selama sekurang-kurangnya

    beberapa hari berturut-turut

    Mania tanpa gejala psikotik Episode berlangsung sekurang-kurangnya 1

    minggu

    Cukup berat sampai mengacaukan seluruhpekerjaan atau hampir seluruh aktifitas social yang

    biasa dilakukan Aktifitas yang berlebihan,percepatan & kbanyakan

    bicara,keb tdr yang berkurang, Ide-ide perihal

    kebesaran/grandiose ideas dan terlaluoptimistik

    Mania dengan Gejala psikotik Gmbrn klinisnya > berat dari mania tanpa gjala psikotik Harga diri yang membumbung dan gagasan kebesaranwaham

    kebesaran

    Iritabilitas & kecurigaan waham kejar (delusion ofpersecution)

    Waham & halusinasi sesuai dengan keadaan afek tersebut(mood-congruent)

    SUMBER : Buku Saku Diagnosis Gangguan Jiwa Rujukan Ringkas dari PPDGJ

    III, dr. Rusdi

    Maslim

  • 8/12/2019 Master Lbm 2 Sgd 14 modul jiwa

    44/47

    LBM 2 Jiwa Page 44

    PENATALAKSANAAN

    Generic N.dagang Dosis lazim

    dewasa

    (mg/hr)

    preparat

    Litium carbonate

    Carbamazepine

    Valproic acid

    Tegretol, Bamgotil

    Depakene

    400

    Kapsul (150,300,600 mg)

    Tablet (300mg)

    Tablet lepas lambat

    (300,450 mg)

    Sirup (8 mEq/5ml)

    Tablet 200 mg

    Sirup 100 mg/5ml

    Kapsul 250 mg

    Sirup 250mg/5ml

    Tablet lepas lambat

    125,250,500 mg

    Penatalaksanaan

    Tabel 2. Panduan Obat-Obatan Bipolar Berdasarkan British Association of Psychopharmacology (Sumber:

    Journal of Psychopharmacology2003)

    Obat Dosis Monitoring Efek samping

    Lithium Dosis tunggal 800 mg, malam hari.

    Dosis direndahkan pada pasien

    diatas 65 tahun dan yang

    mempunyai gangguan ginjal.

    Kadar lithium dalam

    serum harus dipantau

    setiap 3-6 bulan,

    sedangkan tes fungsi

    ginjal dan tiroid diperiksa

    setiap 12 bulan.

    Tremor, poliuria, polidipsi,

    peningkatan berat badan,

    gangguan kognitif,

    gangguan saluran cerna,

    rambut rontok,

    leukositosis, jerawat, dan

    edema

    ANTI MANIA

    MANIA AKUT

    Litium carbonatPROFILAKSIS MANIA

    Haloperidol

    Carbamazepine

    Valproic acid

    Litium carbonat

  • 8/12/2019 Master Lbm 2 Sgd 14 modul jiwa

    45/47

    LBM 2 Jiwa Page 45

    Valproate

    (divalproate

    semisodium)

    Rawat inap: dosis inisial 20-30

    mg/kg/hari.

    Rawat jalan: dosis inisial 500

    mg, titrasi 250-500 mg/hari.

    Dosis maksimum 60 mg/kg/hari.

    Tes fungsi hati pada 6

    bulan pertama.

    Nyeri pada saluran cerna,

    peningkatan ringan enzim

    hati, tremor, dan sedasi

    Karbamazepin Dosis inisial 400 mg.

    Dosis maintenance 200-1600

    mg/hari.

    Darah rutin, dan tes fungsi

    hati dilakukan pada 2

    bulan pertama.

    Lelah, mual, diplopia,

    pandangan kabur, dan

    ataxia

    Lamotrigine Dosis inisial 25 mg/hari pada 2

    minggu pertama, lalu 50 mg pada

    minggu kedua dan ketiga.

    Dosis diturunkan setengahnya bila

    pasien juga mendapat valproate.

    Rash kulit,

    hipersensitifitas, sindrom

    Steven Johnson, toksik

    epidermal nekrolisis

    Efek Samping

    Sedasi ( rasa mengantuk, kewaspadaan berkurang, kinerja psikomotor menurun,

    kemampuan kognitif menurun, dll )

    Efek Antikolinergik ( mulut kering, retensi urin, penglihatan kabur, konstipasi, sinus

    tekikardia, dll )

    Efek Anti adrenergik alfa ( perubahan EKG, hipotensi )

    Efek Neurotoksis ( tremor halus, gelisah, agitasi, insomnia )

    Cara mengatasinya :

    Gastric lavage ( hemodialisis tdk bermanfaat oleh karena obat Trisiklik bersifat protein

    binding forced diuresis juga tdk bermanfaat oleh karena renal excretion of free drug

    rendah )

    Diazepam 10 mg ( im ) untuk mengatasi konvulsi

    Prostigmine 0,5 1,0 mg ( im ) untuk mengatasi efek anti kolinergik ( dp diulangi setiap

    30 45 sampai gejala mereda )

    Monitoring EKG untuk deteksi kelainan jantung

    Maslim, Rusdi, Panduan Praktis Penggunaan Klinis Obat Psikotropik, 2001, Edisi ke-3

  • 8/12/2019 Master Lbm 2 Sgd 14 modul jiwa

    46/47

    LBM 2 Jiwa Page 46

    Klasifikasi

    Menurut American Psychiatric Association, bipolar dibagi menjadi 4 katagori:

    bipolar I : ditandai dengan terjadinya satu atau lebih episode manik atau episode campuran, dan biasanya

    diikuti dengan episode depresi mayor umumnya cukup parah dan perlu perawatan di rumah sakit

    bipolar II : dikarakterisir oleh satu atau lebih episode depresi mayor dan diikuti sedikitnya satu episode

    hipomanik

    siklotimik (cyclothymic) : ditandai dengan adanya sejumlah episode hipomanik atau gejala depresi, tapi

    gejala itu belum termasuk dlm criteria manik atau depresi mayor masih ringan tapi mungkin bisa

    berkembang menjadi bipolar I atau II pada 15-50% pasien

    Bipolar non-spesifik : ditandai dengan tanda-tanda bipolar tapi tidak memenuhi kriteria gangguan bipolar

    spesifik

    Diet

    Terkecuali pada penderita dengan monoamine oxidase inhibitors (MAOIs), tidak ada diet khusus yang

    dianjurkan. Penderita dianjurkan untuk tidak merubah asupan garam, karena peningkatan asupan garam

    membuat kadar litium serum menurun dan menurunkan efikasinya, sedangkan mengurangi asupan garam

    dapat meningkatkan kadar litium serum dan menyebabkan toksisitas.

    Lithium and Thyroid Function

    People with bipolar disorder often have thyroid gland problems. Lithium treatment may also cause

    low thyroid levels in some people.22

    Low thyroid function, called hypothyroidism, has been

    associated with rapid cycling in some people with bipolar disorder, especially women.

    Because too much or too little thyroid hormone can lead to mood and energy changes, it is

    important to have a doctor check thyroid levels carefully. A person with bipolar disorder may need

    to take thyroid medication, in addition to medications for bipolar disorder, to keep thyroid levels

    balanced.

    2. Atypical antipsychotic medications are sometimes used to treat symptoms of bipolar disorder. Often, these

    medications are taken with other medications. Atypical antipsychotic medications are called atypical to set

    them apart from earlier medications, which are called conventional or fi rst-generation antipsychotics.

    Olanzapine (Zyprexa), when given with an antidepressant medication, may help relieve symptoms of

    severe mania or psychosis.28

    Olanzapine is also available in an injectable form, which quickly treats agitation

    associated with a manic or mixed episode. Olanzapine can be used for maintenance treatment of bipolar disorder as

    well, even when a person does not have psychotic symptoms. However, some studies show that people taking

    olanzapine may gain weight and have other side effects that can increase their risk for diabetes and heart disease.

    These side effects are more likely in people taking olanzapine when compared with people prescribed other atypical

    antipsychotics.

    Aripiprazole (Abilify), like olanzapine, is approved for treatment of a manic or mixed episode. Aripiprazoleis also used for maintenance treatment after a severe or sudden episode. As with olanzapine, aripiprazole also can be

    injected for urgent treatment of symptoms of manic or mixed episodes of bipolar disorder.

    Quetiapine (Seroquel) relieves the symptoms of severe and sudden manic episodes. In that way, quetiapineis like almost all antipsychotics. In 2006, it became the first atypical antipsychotic to also receive FDA approval for

    the treatment of bipolar depressive episodes.

    Risperidone (Risperdal) and ziprasidone (Geodon) are other atypical antipsychotics that may also beprescribed for controlling manic or mixed episodes

  • 8/12/2019 Master Lbm 2 Sgd 14 modul jiwa

    47/47

    3. Antidepressant medications are sometimes used to treat symptoms of depression in

    bipolar disorder. People with bipolar disorder who take antidepressants often take a mood stabilizer too.

    Doctors usually require this because taking only an antidepressant can increase a persons risk of switching

    to mania or hypomania, or of developing rapid cycling symptoms.29

    To prevent this switch, doctors who

    prescribe antidepressants for treating bipolar disorder also usually require the person to take a mood-

    stabilizing medication at the same time. Recently, a large-scale, NIMH-funded study showed that for many people, adding an

    antidepressant to a mood stabilizer is no more effective in treating the depression than using only a mood

    stabilizer.30

    Fluoxetine (Prozac), paroxetine (Paxil), sertraline (Zoloft), and bupropion (Wellbutrin) areexamples of antidepressants that may be prescribed to treat symptoms of bipolar depression.

    Some medications are better at treating one type of bipolar symptoms than another. For example,

    lamotrigine (Lamictal) seems to be helpful in controlling depressive symptoms of bipolar disorder.