Download docx - Makalah tokoh sosiologi

Transcript
Page 1: Makalah tokoh sosiologi

Oleh :

Nama : Bagus Ridhani

Kelas : X1

SMAN 1 BARABAI

2015

Page 2: Makalah tokoh sosiologi

KATA PENGANTAR

Puji dan syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa atas rahmat dan

karunianya sehinnga dapat menyelesaikan tugas makalah sosiologi yang

berjudul “Tokoh-Tokoh Sosiologi” ini.

Saya menyadari, penyusunan makalah ini masih jauh dari

sempurna, serta masih banyak kekurangan. Saya mohon kritik dan saran

dari teman-teman semua agar makalah ini menjadi lebih sempurna.

Saya mengucapkan terima kasih kepada Guru mata pelajaran

Sosiologi atas bimbingannya, dan juga kepada teman-teman yang terlibat

didalamnya, sehingga makalah ini bisa tersusun.

Akhirnya, Saya berharap, makalah ini bisa bermanfaat bagi saya

sendiri ataupun semua pihak yang memerlukan.

DAFTAR ISI

KATAPENGANTAR………………………………………………………...…..  i

DAFTAR ISI…………..……………………………………………………...…. ii

i

Page 3: Makalah tokoh sosiologi

BAB I   PENDAHULUAN………………………………………………………. 1

1.1   Latar Belakang Masalah..………………………………………...  1

1.2   Rumusan Masalah.................................................................... 1

1.3   Tujuan Penulisan .....................................................................  1

BAB II    PEMBAHASAN………………..…………………………………….. 2

2.1    Karl Max .................................................................................   2

2.1.1  Teori Karl Max...............................................................  3

2.1.2  Analisa Karl Max Tentang Kapitalisme............................ 4

2.2   Ferdinan Tonnies ...................................................................   8

2.2.1   Teori Ferdinan Tonnies ………..................................... 

9

2.3. Talcot Parsons ...................................................................... 13

2.3.1 Teori Talcot Parsons……………………………………… 16

BAB III   PENUTUP………………………………………………………….. 22

3.1  Kesimpulan ............................................................................ 22

DAFTAR PUSTAKA……………………………………………………….... 23

ii

Page 4: Makalah tokoh sosiologi

BAB I

PENDAHULUAN

1.1.  Latar Belakang Masalah

Sosiologi merupakan suatu ilmu yang telah melalui proses

perkembangan pemikiran filosofi dan empirical-histories. Fenomena sosial

yang terjadi di Eropa Barat antara abad ke-15  hingga abad ke-18

merupakan latar belakang yang sangat mempengaruhi perkembangan

sosiologi. Sosiologi dianggap sebagai ilmu pengetahuan yang memiliki

banyak pengertian dikarenakan sangat banyak masalah sosiologi yang

ada di masyarakat.

Sosiologi merupakan ilmu pengetahuan yang terus berkembang.

Suatu pandangan dan pemahaman yang digagas oleh pakar sosiologi

pada jaman tertentu, akan mendapat kritikan dan pembaharuan oleh

pakar sosiologi pada jaman berikutnya, tergantung dari situasi sosial dan

politk pada jamannya, dengan menjadikan pandangan yang dahulu

sebagai titik tolak untuk mendapatkan gagasan baru.

1.2    Rumusan Masalah

a. siapa sajakah tokoh tokoh yang berperan dalam teori teori

sosiologi ?

b. bagaimana mereka bisa mencetuskan teori tersebut ?

1.3   Tujuan Penulisan

a. Untuk lebih mengetahui biografi para ahli sosiologi

b. Untuk Memahami apa yang di fikirkan para ahli tersebut

c. Untuk Mengetahui tentang makna teori teori tersebut

1

Page 5: Makalah tokoh sosiologi

BAB II

PEMBAHASAN

2.1 Karl Max

Karl Marx lahir di Trier, sebuah kota di Jerman, dekat perbatasan

dengan Prancis di tahun 1818. lahir setelah perang Napoleon, dan

setahun setelah David Ricardo meluncurkan bukunya “The Principles of

Political Economy”. Dia merupakan pendiri Idiologi komunis yang

sekaligus merupakan seorang teoritikus besar kapitalisme. Bukan hanya

sekedar ekonom, namun juga seorang philosopis, sosiologis, dan seorang

revolusionir. Merupakan seorang profesor dalam berbagai ide yang

Revolusioner, yang menginspirasi pemikir-pemikir lainnya. Setelah

menyelesaikan gelar Ph. D dalam filsafat pada tahun 1841 di Bonn, Berlin,

dan Jena. Maka dari sinilah karier Marx dimulai. Pemikiran Karl Marx

merupakan adopsi antara filsafat Hegel, French, dan tentunya pemikiran

dari David Ricardo (pemikir teori ekonom klasik). Analisa Karl Marx

tentang kapitalisme merupakan aplikasi dari teori yang dikembangkan

oleh G.W.F Hegel, dimana teorinya berpendapat juka,”sejarah berproses

melalui serangkaian situasi dimana sebuah ide yang diterima akan eksis,

tesis. Namun segea akan berkontradiksi dengan oposisinya, antitesis.

Yang kemudian melahirkanlah antitesis, kejadian ini akan terus berulang,

sehingga konflik-konflik tersebut akan meniadakan segala hal yang

berproses menjdai lebih baik.”

Karl Marx beserta teman dekatnya, yakni Friedrich Engles (1820-

1895) menuliskan sebuah buku “Das Kapital”, yang isinya kurang lebih

tentang bagaimana ekonomi sosial atau komunis diorganisasikan. Yang

kemudian disusul buku The Communist Manifesto (1848) yang berisikan

daftar singkat karakter alamiah komunis. Dimana suprastruktur yang

berfungsi untuk menjaga relasi produksi yang dipengaruhi oleh historis

(seni, literatur, musik, filsafat, hukum, agama, dan bentuk budaya lai yang

diterima oleh masyarakat). Prinsip-prinsip komunis modern dalam

bukunya tersebut antara lan :

 

2

Page 6: Makalah tokoh sosiologi

1. pengahapusan kekayaan tanah dan menerapkan sewa tanah bagi

tujuan-tujuan publik.

2. pengenaan pajak pendapat (tax income) yang bertingkat.

3. pengapusan seluruh hak-hak warisan.

4. penarikan kekayaan seluruh emigran dan para penjahat atau

pemberontak.

5. sentralisasi kredit pada negara melalui bank nasional dengan modal

negara dan monopoli yang bersifat eksklusif.

6. sentralisasi alat-alat komunikasi, dan transportasi di tangan negara.

7. perluasan pabrik dan alat-alat produksi yang dimilki oleh negara,

menggarap tanah yang tanah, dan meningkatkan guna tanah yang sesuai

dengan perencanaan umum.

Karl Marx percaya dalam kapitalisme, terjadi keterasinagan (alienasi)

manusia dari dirinya sendiri. Kekayaan pribadi dan pasar menurutnya

tidak memberikan nilai dan arti pada semua yang mereka rasakan

sehingga mengasingkan manusia, manusia dari diri mereka sendiri. Hasil

keberadaan pasar, khususnya pasar tenaga kerja menjauhkan

kemampuan manusia untuk memperoleh kebahagiaan sejati, karena dia

menjauhkan cinta dan persahabatan. Dia berpendepat bahwa dalam

ekonomi klasik, menerima pasar tanpa memperhatikan kekayaan pribadi,

dan pengaruh kebradaan pasar pada manusia. Sehingga sangat penting

untuk mengetahui hubungan antra kekayaan pribadi, ketamakan,

pemisahan buruh, modal dan kekayaan tanah, antara pertukaran dengan

kompetisi, nilai dan devaluasi manusia, monopoli dan kompetisi dan lain-

lain. Fokus kritiknya terhadap ekonomi klasik adalah tidak

memepertimbangkan kekuatan produksi akan meruntuhkan hubungan

produksi.

2.1.1 Teori Karl Marx

Hasil dari teori historis Karl Marx pada masyarakat antara lain :

masyarakat feudalisme, dimana faktor-faktor produksi berupa tanah pertanian dikuasai oleh tuan-tuan tanah.

3

Page 7: Makalah tokoh sosiologi

Pada masa kapitalisme hubunganantara kekuatan dan relasi prodksi akan berlangsung, namunkarena terjadi peningkatan output dan kegiatanekonomi, sebagaimana feudalisme juga mengandung benih kehancurannya, maka kapitalismepun akan hancur dan digantikan dengan masyarakat sosialise.

Masa sosialisme dimana relasi produksi mengikuti kapitalisme masih mengandung sisa-sisa kapitlisme.

Pada masa komunisme, manusia tidak didorong untuk bekerja dengan intensif uang atau materi.

Menurut Karl Marx dalam komoditas dan kelas dapat dibagi menjadi dua

kelas, yaitu:

1. kaum kapitalis (borjuis) yang memiliki alat-alat produksi.2. Kaum buruh (proletar) yang tidak memiliki alat-alat produksi, ruang

kerja, maupun bahan-bahan produksi.

Teori historis dari Karl Marx mencoba menerapkan nya ke dalam

masyarakat, dengan meneliti antara kekuatan dan relasi produksi. Dimana

nantinya akan terjadi sebuah kontradiksi, yang berakibat perubahan

kekuatan produksi dari penggilingan tangan pada sistem feodal menjadi

penggilingan uap pada sistem kapitalisme. Menurutnya satu-satunya

biaya sosial untuk memproduksi barang adalah buruh.

2.1.2 Analisa Karl Marx Tentang Kapitalisme

Karl marx adalah salah satu penentang ekonomi kapitalis

memunculkan akibat social yang tidak diinginkan dan sebagai

pertentangan pada kapitalisme menjadi lebih nyata dari waktu ke waktu.

Kritik karl marx ini tertuang pada hukum Karl Marx tentang kapitalisme,

yang berisi tentang :

1. Surplus pengangguran

Pada konsep tentang surplus pengangguran ini, Karl Marx

berpendapat bahwa selalu terjadi kelebihan penawaran tenaga kerja yang

erdampak pada penekanan tingkat upah sehingga menjadi surplus value

dan keuntungan tetap bernilai positif. Karl Marx melihat ada 2 faktor

penyebab terjadinya surplus tenaga kerja ini. Pertama, yaitu Direct

Recruitment yang terjadi akibat penggantian tenaga kerja manusia oleh

4

Page 8: Makalah tokoh sosiologi

mesin-mesin produksi. Kedua, Indirect Recruitment yang terjadi akibat

adanya anggota baru tenaga kerja yang memasuki pasar tenaga kerja.

2. Penurunan tingkat keuntungan

Dalam model Karl Marx dirumuskan bahwa tingkat keuntungan (P)

mempunyai hubungan positif dengan tingkat surplus Value (S’) dan

mempunyai hubungan negative dengan organic komposition of capita

(Q).P=S’(1-Q)

Dengan asumsi bahwa surpus value dipertahankan untuk tidak berubah.

Setiap kenaikan dalam organic composition of capital akan menghasilkan

penurunan pada tingkat keuntungan, melalui mekanisme sebagai berikut.

Menurut Karl Marx ada pengaruh yang kuat para kapitalis untuk

menghimpun modal. Penghimpunan modal ini berarti bahwa aka nada

lebih banya fariabel modal yang digunakan untuk menambah tenaga

kerja, sehingga akan menaikkan upah dan akan mengurangi tingkat

pengangguran. Tingkat surplus value akan mengalami penurunan sebagai

akibat dari naiknya upah, begitu juga tingkat laba juga akan turun. Para

kapitalis akan bereaksi dengan mengganti tenaga kerja manusia dengan

mesin dengan menambah organic composition of capital. Jika tingkat

surplus value dipertahankan untuk tidak berubah maka kenaikan pada

organic composition of capital akan mendorong tingkat keuntungan pada

level yang lebih rendah.

3. Krisis Bisnis

Pada konteks krisis bisnis (depresi), Karl Marx berpendapat bahwa

adanya perubahan orientasi atau tujuan dari proses produksi dari tujuan

nilai guna pada zaman ekonomi barter berubah menjadi tujuan nilai tukar

dan keuntungan saat dibawah kapitalisme, menyebabkan terjadinya

fluktuasi ekonomi. Pada ekonomi barter, produse hanya menghasilkan

barang untuk dikonsumsi sendiri atau ditukar dengan komoditi yang lain,

sehingga pada saat ekonomi barter ini tidak pernah terjadi over produksi.

Sedangkan ketika tujuan produksi berubah menjadi nilai tukar dan

5

Page 9: Makalah tokoh sosiologi

keuntungan maka terjadinya over produksi pada suatu perekonomian

akan mungkin terjadi. Over produksi itu sendiri akan berdampak pada

menurunnya tingkat keuntungan.

Perubahan tingkat keuntungan tersebut akan berdampak pada

pengeluaran untuk infestasi. Volatility dari pengeluaran infestasi inilah

yang menurut pendapat Karl Mark merupakan penyebab umum dari

fluktuasi pada keseluruhan aktifitas ekonomi. menghasilkan siklus bisnis,

hal ini Karl Marx bercermin pada pertumbuhan dramatic pada industry

tekstil di Inggris dengan mekanisme sebagai berikut. Adanya ledakan

pada teknologi akan menyebabkan peningkatan akumulasi dari modal dan

permintaan pada tenaga kerja. Jumlah pengangguran akan berkurang,

tingkat upah akan naik, surplus value akan berkurang, dan tingkat surplus

value akan berkurangdan akhirnya akan mengurangi tingkat keuntungan.

Penurunan tingkat keuntungan akan menyebabkan penurunan akumulasi

modal dan akan menyebabkan depresi. Namun menurut Karl Marx

depresi ini mempunyai elemen yang akhirnya, cepat atau lambat akan

menyebabkan ekspansi yang baru pada kegiatan ekonomi.

Teori klasikmelihat bahwaadanya pasar di harapkan dapat

memecahkan masalah alokasi sumber daya yang ada, hal ini akan

menciptakan suatu kondisi keseimbangan dalam jangka panjang.

4. Jatuhnya nilai profit dan krisis bisnis

Dalam model Karl Marxian sebuah ekonomi klasik dengan jelas

bergantung pada kapitalis itu sendiri yang berupaya untuk mengubah

jumlah atau nilai profit dan mengubah ekspetasi profit dalam kaitannya

dengan krisis bisnis. Karl Marx memakai hukumnya itu untuk menjelaskan

fluktusi dalam jangka pendek dalam aktifitas ekonomi. Untuk memperoleh

profit yang besar, aliran kapitalis menambah komposisi modal an ternyata

hal itu justru menurunkan profit.

Kaum kapitalis secara periodic akan berusaha menanggulangi

jatuhnya nilai profit dengan mengurangi infestasi secara berlebih yang

dapat menyebabkan aktifitas ekonomi mengalami fluktuasi yang nantinya

bias menyebabkan krisis.

6

Page 10: Makalah tokoh sosiologi

Karl Marx mengatakan bahwa fakor yang menyebabkan fluktuasi

dalam aktifitas bisnis, yaitu: jatuhnya nilai profit, factor teknologi baru yang

tidak sama, dan tidak proporsionalnya pengembangan dalam suatu sector

ekonomi yang nantinya dapat menyebabkan penurunan dalam level

kegiatan ekonomi.

Fluktuasi menurutnya terjadi dalam suatu system karena pada

dasarnya kebanyakan dari aktifitas kapitalis cenderung ingin mencari

jumlah profit sebanyak mungkin.

Adapun teori karl marx tentang krisis bisnis mungkin banyak terdapat

kekurangan secara internal, tidak diragukan lagi bahwa pandangannya

tentang kapitalis secara mendasar belum stabil. Meskipun begitu, visi dari

karl marx tentang teori kapitalis ini secara lebih lanjut tidak mendapat

smabutan oleh teori orthodox sapai tahun 1930.

5. Konsentrasi modal

Meskipun model karl marx memberi asumsi mengenai adanya pasar

persaingan sempurna dengan jumlah yang besar untuk perusahan-

perusahan kecil dalam tiap –tiap industry, namun karena ketatnya

persaingan maka akan mengarah pada jatuhnya industry-industri kecil

sehingga akan mengurangi persaingan.

Untuk mengurangi adanya persaingan salah satunya dengan

peusatan modal. Pemusatan modal ini terjadi melalui sebuah redistribusi

pada modal. Karl Marx menujukan bahwa perusahaan yang besar lebih

bias mencapai skala ekonomi yang lebih baik ketimbang perusahaan yang

kecil, hal ini disebabkan karena perusahaan yang besar itu dapat

memproduksi dengan biaya yang rendah. Persaingan diantara

perusahaan yang besar dan yang kecil menghasilkan pertumbuhan

monopoli. Penambahan modal secara lebih jauh dengan mengembangkan

sistem kredit dan kerja sama dalam bentuk organisasi bisnis.

7

Page 11: Makalah tokoh sosiologi

6. Bertambahnya kesengsaraan kaum proletar

kontradiksi kapitalisme menurut marx menyebabkan bertambahnya

tingkat kesengsaraan pada kaum proletar. Bertambahnya kesengsaraan

secara absolut menunjukkan pendapatan dari masyarakat secara global

menurun dalam sistem kapitalis dan juga menunjukan bahwa bagian

pendapatan nasional mereka menjadi turun di kemudian hari.

Hingga pada akhirnya marx berasumsika secara konsisten bahwa hal

yang harus dilakukan untuk menghilangkan kesengsaraan, yakni dengan

lebih memperhatikan pada kualitas hidup mereka.

2.2 Ferdinan Tonnies

Ferdinand Tonnies lahir tahun 1855 di Schleswig, Holstein, Jerman

Timur.  Kuliahnya di universitas Tubingen di Husum, dan tahun 1877

menerima gelar doctor sastra klasik. Kemudian ia tertarik mempelajari

filsafat, sejarah, psikologi, ekonomi, dan sosiologi. Tahun 1881 memulai

karirnya sebagai dosen di Universitas Kiel.

Bersama dengan Max Weber, George Simmel, Werner Sombart, ia

mendirikan German Sosiologycal Assocoation di tahun 1909. Ia hidup

dijaman Nazi dan menentangnya. Semasa hidupnya telah menghasilkan

karya, terutama bidang Sosiologi dan Filossofi. Ia meninggal dunia pada 9

April 1936. Karyanya, antara lain, sebagai berikut; gemeinschaft und

gesellschaft (1887), custom (1909), sociological studies and criticism (3

jilid, 1952), introduction to sociology (1937) dan lain-lain.

Ferdinand Tonnies dalam karya gemeinschaft und gesellschaft

(1887), mengenalkan teori bentuk kehidupan social di masyarakat, yaitu;

gemeinschaft (community, paguyuban, komunitas) dan geselschaft

(society, patembayan, masyarakat). Sebagai sosiolog, FerdinandTonnies

termasuk mazhab organis dan evolusioner, bersama Herbert Spencer,

W.G. Summer, Emile Durkheim.

8

Page 12: Makalah tokoh sosiologi

2.2.1 Teori Ferdinan Tonnies

Dua masyarakat menurut Ferdinand Tonnies:

1.  Masyarakat yang bertipe zweekwille

Yaitu masyarakat yang didasarkan pada  kemauanrasional yang

hendak mencapai suatu tujuan. apabila orang hendak mencapai suatu

tujuan tertentu dan mengambil tindakan rasional kearah itu. Suatu no

nonsense mentality menuntun orang dalam merencanakan langkah-

langkahtepatuntukmencapaitujuanitu. (dikutip dari buku sosiologi klasik

dan modern jilid I karangan Johnson, Doyle Paul) menonjol di kalangan

pedagang, ilmuwan dan pejabat- pejabat.

2.  Masyarakat triebwille

Yaitu masyarakat yang didasarkan pada dorongan batin berupa

perasaan. Mengikuti sejumlah langkah atau tindakan, yang tidak berasal

dari perhitungan akal- budi melulu, melainkan dari watak, hati, atau jiwa

yang bersangkutan. Triebwille bersumber pada selera, perasaan,

kecenderungan psikis, tradisi atau keyakinan orang. . (dikutip dari buku

sosiologi klasik dan modern jilid I karangan Johnson, Doyle Paul)  paling

menonjol di kalangan kaum petani, orang seniman, rakyat sederhana,

khususnya wanita dan generasi muda.

Maka Ferdinand Tonnies mengeluarkanteori:

1.      Gemeinschaft (paguyuban)

Merupakan bentuk kehidupan bersama dimana anggota- anggotanya

diikat dalam hubungan batin yang murni dan bersifat alamiah dan bersifat

kekal. Dasar hubungan adalah rasa cinta dan persatuan batin yang juga

bersifat nyata dan organis sebagaimana dapat diumpamakan peralatan

hidup tubuh manusia atau hewan. Sedangkan menurut Selo Soemardjan

dan Soelaiman Soemardi gemeinschaft adalah bentuk hidup bersama

yang lebih bersesuaian dengan triebwille. Kebersamaan dan kerjasama

tidak dilaksanakan untuk mencapai suatu tujuan di luar, melainkan

9

Page 13: Makalah tokoh sosiologi

dihayati sebagai tujuan dalam dirinya.(dikutip dari buku soiologi suatu

pengatar. karangan Soekanto, Soerjono) Orangnya merasa dekat satu

sama lain dan memperoleh kepuasan karenanya. Suasanalah yang

dianggap penting daripada tujuan. Spontanitas diutamakan diatas undang-

undang atau keteraturan. Toennies menyebut sebagai contoh  keluarga,

lingkungan tetangga, sahabat- sahabat, serikat pertukangan dalam abad

pertengahan, gereja, desa, dan lain sebagainya. Para anggota

diperstukan dan disemangati dalam perilaku sosial mereka oleh ikatan

persaudaraan, simpati dan perasaan lainnya sehingga mereka terlibat

secara psikis dalam suka duka hidup bersama. Dengan kata lain bahwa

mereka sehati dan sejiwa. Menurut Ferdinand Toennies prototipe semua

persekutuan hidup yang dinamakan gemeinschaft itu keluarga. Ketiga

soko guru yang menyokong gemeinschaft adalah:

a.      Gemeinschaft by blood (ikatan darah)

Yaitu gemeinschaft yang mendasarkan diri pada ikatan darah atau

keturunan. Contoh: kekerabatan, masyarakatmasyarakatsuatu daerah

yang terdapat di daerah lain. Seperti ikatan mahasiswa Jambi di

Yogyakarta.

b.      Gemeinschaft of place (ikatan tempat)

Yaitu gemeinschaft yang mendasarkan diri pada tempat tinggal yang

saling berdekatan sehingga dimungkinkan untuk dapat saling tolong

menolong. Contoh: RT dan RW.

c.       Gemeinschaft of mind (ikatan pernikahan)

Yaitu gemeinschaft yang mendasarkan diri pada ideologi atau pikiran

yang sama.

2.      Gesellschaft (patembayan)

Merupakan bentuk kehidupan bersama yang merupakan ikatan lahir

yang bersifat pokok dan biasanya untuk jangka waktu yang pendek.

Gesellschaft bersifat sebagai suatu bentuk dalam pikiran belaka, serta

strukturnya bersifat mekanis sebagaimana dapat diumpamakan pada

10

Page 14: Makalah tokoh sosiologi

sebuah mesin. Sedangkan menerut Selo Soemardjan dan Soeliman

Soemardi gesellscaft merupakan tipe asosiasi  dimana relasi- relasi

kebersamaan dan kebersatuan antara orang berasal dari faktor- faktor

lahiriah seperti persetujuan, peraturan, undang- undang dan sebagainya.

( dikutipdaribukusoiologisuatupengatar. karangan Soekanto,

Soerjono) Menurut Toennies teori gesellschaft berhubungan dengan

penjumlahan atau kumpulan orang yang dibentuk atau secara buatan.

Apabila dilihat secara sepintas kumpulan itu mirip dengan

gemeinschaft yaitu sejauh para individual hidup bersama dan tinggal

bersama secara damai tetapi dalam gemeinschaft mereka pada dasarnya

terus bersatu sekalipun ada faktor- faktor yang memisahkan, sedang

dalam gesellschaft pada dasarnya mereka tetap terpisah satu dari yang

lain, sekalipun ada faktor- faktor yang mempersatukan.  Toennies

memakai istilah “hidup yang organis dan nyata (real)” untuk relasi- relasi

yang berlaku didalam gemeinschaft dan istilah “ struktur yang khayal dan

mekanis” untuk relasi- relasi yang berlaku di dalam gesellschaft. Namun

Toennies tidak pernah mengatakan bahwa tipe masyarakat gemeinschaft

adalah (sama dengan ) organisme, dan tipe masyarakat gesellschaft

adalah (sama dengan mekanisme). Sebaliknya ia menolak banyak ralisme

maupun nominalisme, yang kedua- duanya sejak aristoteles selalu di

bandingkan oleh filsuf- filsuf dan telah menghasilakan dua gambaran

masyarkat yang ekstrem. Ia hanya bertujuan untuk melukiskan atas cara

abstrak dan dengan memakai konsep- konsep dua bentuk atau tipe

kehidupan bersama yang berbeda- beda dan merupakan dua

kemungkinan abstrak.

Sebagaimana telah dikatakan oleh Cooley, bahwa konsep- konsep

egoisme dan altruisme, pilihan bebas dan kewajiban sosial, hanya saling

menolak dibidang konseptual saja, sedang dalam kenyataannya mereka

tetap terjalin menjadi satu hidup, demikian juga halnya dengan konsep-

kosep gemeinschaft dan gesellschaft.  Dalam kenyataan praktis mereka

tidak saling menolak, sebab tidak mungkin ada gemeinschaft tanpa ciri- cir

gesellschaft dan tidak ada gesellschaft tanpa ciri- ciri gemeinschaft.

11

Page 15: Makalah tokoh sosiologi

Misalnya, keluarga tradisional dan masyarakat desa,yang merupakan

contoh- contoh gemeinschaft tidak akan dapat bertahan terus, seandainya

tidak ada peraturan, undang- undang, sistem kepemimpinan dan sistem

peradilan. Sekalipun orangnya didorong oleh idealisme dan kemauan baik

dan menggabungkan diri kedalam suatu gemeinschaft, mereka tetap

membutuhkan beberapa  kepastian yang menyangkut rejeki dan

kebutuhan lain.di pihak lain, walaupun suatu perusahaan atau administrasi

negara diatur dan diselenggarkan secara birokratis dan rasional menurut

gambaran gesellschaft, unsur- unsur manusia yang nonrasional akan

tetap ikut memainkan peran dan  mempengaruhi interaksi orang yang

bersangkutan. Seandainya tidak, mereka menjadi kumpulan robot- robot

yang tidak berjiwa. Sama sebagaimana zweekwille dan triebwille selalu

terjalin.

Toennies  menegaskan, bahwa setiap relasi selalu mengungkapkan

ketunggalan dalam  kebhinekaan, dan kebhinekan dalam ketunggalannya.

Hanya kalau kita membuat suatu deskripsi yang umum dan abstrak, kita

mempertentangkan unsur yang satu terhadap unsur yang lainnya.

Misalnya, kita berkata bahwa seorang seniman menharapkan

penghargaan, sedang seorang pedagang mengharapkan keuntungan. Ini

suatu pertentangan abstrak dan generalisasi. Sebab dalam kenyataan

hidup kedua hal tampak dalam keadaan tercampur. Seniman juga harus

mencari uang dan si pedagang sebagai manusia juga menginginkan

penghargaan.  Begitu pula dengan kedua tipe masyarakat, mereka selalu

berbentuk campuran. Pola interaksi yang berlaku dalam gemeinschaft dan

pola yang berlaku dalam gesellschaft tidak salig menolak atau

bertentangan satu sama lain. Tiap-tiap relasi mengandung dua aspek,

selalu ada dua hal yang kait mengkait dan tidak mungkin dipisahkan.

Namun demikian, dalam tipe gemeinschaft unsur hukum, peraturan, dan

disiplin kurang diperhatikan dan sama menonjol seperti dalam

gesellschaft, sedang unsur perasaan dan solidaritas, yang berasal dari

penghargaan (triebwille) tidak begitu menonjol dalam gesellschaft.

12

Page 16: Makalah tokoh sosiologi

Paradigm atau alasan Ferdinand Tonnies mengeluarkan teori tersebut

adalah:

a. paradigma fakta sosial

b. paradigma fenomena sosial

c. paradigma tingkah laku atau perilaku sosial

3. Evolusi Tanpa Kemajuan

Evolusi tanpa kemajuan yang diungkapkan oleh Ferdinan Tonnies

sebagai bentuk perubahan pola pikir. Seseorang mengharapakan suatu

keadaan yang pada dasarnya bertolak belakang dengan kenyataan.Hal ini

berkaitan dengan kerinduan atau nostalgia masyarakat gesellschaft pada

pola hubungnan sosial layaknya masyarakat gemeinschaft.

2.3 Talcott Parsons

Parson lahir tahun 1902 di Colorado Spring, Colorado. Ia berasal dari

latar belakang religius dan intelektual. Ayahnya seorang Pendeta, profesor

dan akhirnya menjadi rektor sebuah perguruan tinggi kecil. Parsons

mendapat gelar sarjana muda dari Universitas Amherst tahun 1924 dan

menyiapkan disertasinya di London School of Economics. Di tahun

berikutnya ia pindah ke Heidelberg, Jerman. Max Weber lama berkarir di

Heildelberg dan meski ia telah meninggal 5 tahun sebelum kedatangan

Parsons, pengaruh Weber tetap bertahan dan jandanya terus

menyelengarakan diskusi ilmiah di rumah dan Parsons menghadirinya.

Parson sangat dipengaruhi oleh karya Weber dan sangat dipengaruhi oleh

karya Weber dan akhirnya menulis disertainya di Heidelberg, yang

sebagian menjelaskan karya Weber.

Parsons mengajar di Harvard pada 1927 dan meski berganti jurusan

beberapa kali, ia tetap di Harvard hingga akhir hayatnya tahun 1979.

Kemajuan kariernya tak begitu cepat. Ia tak mendapatkan jabatan

profesor hingga tahun 1939. dua tahun sebelumnya ia menerbitkan The

Structure Social Action, sebuah buku yang tak hanya memperkenalkan

13

Page 17: Makalah tokoh sosiologi

pemikiran sosiolog utama seperti Weber kepada sejumlah besar sosiolog,

tetapi juga meletakkan landasan bagi teori yang dikembangkan Parsons

sendiri.

Sesudah itu karier akademis Parsons maju pesat. Dia menjadi ketua

jurusan sosiologi di Harvard pada 1944 dan dua tahun kemudian

mendirikan Departemen Hubungan Sosial yang tak hanya memasukkan

sosiolog,  tetapi juga berbagai sarjana ilmu sosial lainnya. Tahun 1949, ia

terpilih menjadi Presiden The American Sociological Association. Tahun

1950-an dan menjelang tahun 1960-an, dengan diterbitkan buku seperti

The Social System (1951) Parsons menjadi tokoh dominan dalam

sosiologi Amerika.

Tetapi, di akhir 1960-an Parsons mendapat serangan dari sayap

radikal sosiologi Amerika yang baru muncul. Parsons dinilai

berpandangan politik konservatif dan teorinya dianggap sangat konservatif

dan tak lebih dari dianggap sangat konservatif dan hak lebih dari sebuah

skema kategorisasi yang rumit. Tetapi tahun 1980-an timbul kembali

perhatian terhadap teori Parsons, tak hanya di Amerika Serikat, tetapi di

seluruh dunia (Alexander , 1982:83; Buxton, 1985; camic, 1990; Holton

dan Tumer, 1986; Sciulli dan Gerstein, 1985). Horton dan Tumer mungkin

terlalu berlebihan ketika mengatakan bahwa “karya Parsons

mencerminkan sumbangan yang lebih berpengaruh terhadap teori

sosiologi ketimbang Marx, Weber, Durkheim, atau pengikut mereka masa

kini sekalipun” (1986:13). Pemikiran Parsons tak hanya memengaruhi

pemikir konservatif, tetapi juga teoritisi neo-Marxian, terutama Jurgen

Habermas.

Setelah kematian Parsons, sejumlah berkas mahasiswanya,

semuanya sosiolog sangat terkenal, merenungkan arti penting teorinya

maupun pencipta teori itu sendiri. Dalam renungan mereka, pada sosiolog

ini mengemukakan pengertian menarik tentang Parsons dan karyanya.

Beberapa pandangan selintas mengenai Parsons yang direproduksi di sini

bukan dimaksudkan untuk membuat gambaran yang masuk akal, tetapi

14

Page 18: Makalah tokoh sosiologi

dimaksudkan untuk mengemukakan pandangan selintas yang provokatif

mengenai Parsons dan karya-karyanya.

Robert Merton adalah salah seorang mahasiswanya ketika Parsons

baru saja mulai mengajar di Harvard. Merton yang menjadi teoritisi

terkenal karena teori ciptaannya sendiri, menjelaskan bahwa mahasiswa

pascasarjana yang datang ke Harvard di tahun-tahun itu bukan hendak

belajar dengan Parsons, tetapi dengan Sorokin, anggota senior jurusan

sosiologi yang telah menjadi musuh utama parsons (Zafirovski, 2001) :

Generasi mahasiswa pascasarjana yang paling awal datang ke

Harvard, dan tak seorangpun yang ingin belajar dengan Parsons. Mereka

tak mungkin berbuat demikian selain karena alasan paling sederhana;

pada 1931 ia belum dikenal publik apalagi sebagai seorang sosiolog.

Meski kami mahasiswa belajar dengan Sorokin yang masyhur, sebagian

diantara kami diharuskan bekerja dengan Parsons yang tak terkenal itu.

(Merton, 1980-69).

Celaan Merton tentang kuliah pertama Parsons dalam teori, juga menarik,

terutama karena materi yang disajikan adalah basis untuk salah satu buku

teori paling berpengaruh dalam sejarah sosiologi :

Lama sebelum Parsons menjadi salah seorang tokoh tua terkenal di

dunia sosiologi, bagi kami mahasiswa angkatan paling awal, dia hanyalah

seorang pemuda yang sudah tua. Kemasyhurannya berasal dari kuliah

pertamanya dalam teori yang kemudian menjadi inti karya besarnya, The

Structure of Social Action, yang tidak terbit hingga lima tahun setelah

publikasi lisannya di kelas (Merton, 1980:69-70).Meski tak semua orang

sependapat dengan penilaian positif Merton tentang Parsons, mereka

akan mengakui penilaian berikut :Kematian Parsons menandai

berakhirnya suatu era dalam sosiologi. Ketika (suatu era baru) dimulai, era

itu benar-benar akan dibentengi oleh tradisi besar pemikiran sosiologi

yang ia tinggalkan untuk kita (Merton, 1980:71).

15

Page 19: Makalah tokoh sosiologi

2.3.1 Teori Talcott Parsons

Talcot parson mempunyai teori yang mengemukakan tentang social

cybernatic yang awalnya di kemukakan oleh Durkheim. Menurut talcot

parson, masyarakat bukan persamaan tetapi dapat dikatakan sebagai

masyarakat jika mereka dapat mengintegrasikan suatu perbedaan-

perbedaan. Didalam integrasi itu terdapat suatu proses-proses dalam

perbedaan. Masyarakat ada jika sudah terbentuk suatu sistem. Manusia

menciptakan suatu hubungan yang bertujuan menciptakan hal-hal yang

terdapat didalam benak kita yang biasa dikatakan dengan super ego.

Tallcot parson mengadakan suatu penelitian yaitu tentang perkembangan

masyarakat Eropa. Dalam hal adanya kekuasaan terhadap gereja.

Didalam kekuasaan gereja kelompok yang satu menghancurkan yang lain.

Kekuasaan gereja itu muncul satu mekanisme yang terdapat dalam

hukum dan hukum tersebut telah diterapkan dalam negara tersebut.

Tallcot parson juga berbicara tentang kondisi prasyarat yang artinya

menggambarkan masyarakat melalui proses-proses. Kondisi prasyarat

merupakan gambaran yang berjaring-jaring yang biasa disebut dengan

Cyber. Parson sebagai sistem sosial. Esensi sistem sosial menurut Tallcot

Parson disebut dengan Cybernatic. Menurut Tallcot Parson, walaupun kita

mempunyai sebuah konflik tetapi tetap mempunyai tujuan yang jelas.

Menurut pendapat dari Tallcot Parson, masyarakat itu saling

keterkaitan dalam menjalankan suatu hubungan atau interaksi, sehingga

kondisi satu merupakan prasyarat dalam kehidupan. Esensi masyarakat

itu berawal dari yang kecil menuju yang lebih besar kemudian menjadi

prasyarat. Terdapat proses-proses yang ditandai dalam 4 fungsi, yaitu

sumber ekonomi atau fungsi adaptasi, yang mendorong fungsi adaptasi

adalah menyesuaikan dengan kemampuan. Fungsi adaptasi ini dijalankan

oleh sistem ekonomi. Jika individu mau berkorban maka suatu integrasi

membutuhkan sumber daya. Yang kedua adalah pencapaian tujuan.

Didalam pencapaian tujuan terdapat beberapa suatu tujuan yang harus

dijalankan misalnya menentukan tujuan bersama dari suatu kelompok.

16

Page 20: Makalah tokoh sosiologi

Mencari persamaan visi dan misi didalam suatu kelompok. Misalnya saja

negara yang mempunyai fungsi politik. Yang ketiga adalah integrasi.

Integrasi sebagai hukum yang terdiri dari suatu teks yang tertulis dan

terdapat bukti, kemudian setelah disepakati akan muncul suatu aturan-

aturan yang berlaku. Yang terakhir adalah pemeliharaan pola-pola yang

sudah ada. Didalam pemeliharaan pola-pola ini terdapat fungsi-fungsi

yang harus dijalankan. Misalnya dalam sistem budaya yaitu sistem cara

hidup bersama dengan pendidikan yang sudah ada.

Talcott Parson mengatakan seperti halnya teoretisi neoevolusi

lainnya, menunjukkan adanya perkembangan masyarakat tradisional.

Menurut Parsons, masyarakat akan berkembang melalui tiga tingkatan

utama yaitu primitif, intermediate, dan modern. Dari tiga tahapan ini, oleh

Parsons dikembangkan lagi ke dalam sub klasifikasi evolusi sosial

sehingga menjadi lima tingkatan yaitu primitif, advanced primitif and

arcchaic, historic intermediate, seedbed societies, dan modern societies.

Parsons meyakini bahwa perkembangan masyarakat berkaitan dengan

perkembangan keempat unsur subsistem utama yaitu kultural

(pendidikan), kehakiman (integrasi), pemerintahan (pencapain tujuan),

dan ekonomi (adaptasi). Tolak ukur yang digunakan Parsons untuk

mendeteksi dan sekaligus membedakan tingkatan perubahan masyarakat

(5 tingkatan) adalah artikulasi pengembangan fungsi integrasinya. Puncak

perkembangan terpenting terhadap fungsi integrasi ini adalah ditemukan

bahasa tulisan dan kunci terhadap sambungan proses evolusi sosial.

Penemuan simbol komunikasi bahasa menandai fase transisi dari

masyarakat primitif ke tingkat intermediate. Sedangkan penemuan hukum

formal menandai fase transisi dari intermediate ke masyarakat maju

(advanced).

Talcott Parsons melahirkan teori fungsional tentang perubahan.

Seperti para pendahulunya, Parsons juga menganalogikan perubahan

sosial pada masyarakat seperti halnya pertumbuhan pada mahkluk hidup.

Komponen utama pemikiran Parsons adalah adanya proses diferensiasi.

Parsons berasumsi bahwa setiap masyarakat tersusun dari sekumpulan

17

Page 21: Makalah tokoh sosiologi

subsistem yang berbeda berdasarkan strukturnya maupun berdasarkan

makna fungsionalnya bagi masyarakat yang lebih luas. Ketika masyarakat

berubah, umumnya masyarakat tersebut akan tumbuh dengan

kemampuan yang lebih baik untuk menanggulangi permasalahan

hidupnya. Dapat dikatakan Parsons termasuk dalam golongan yang

memandang optimis sebuah proses perubahan. Asumsi dasar dari Teori

Fungsionalisme Struktural, yaitu bahwa masyarakat menjadi suatu

kesatuan atas dasar kesepakatan dari para anggotanya terhadap nilai-

nilai tertentu yang mampu mengatasi perbedaan-perbedaan sehingga

masyarakat tersebut dipandang sebagai suatu sistem yang secara

fungsional terintegrasi dalam suatu keseimbangan. Dengan demikian

masyarakat adalah merupakan kumpulan sistem-sistem sosial yang satu

sama lain berhubungan dan saling memiliki ketergantungan.

Teori Fungsionalisme Struktural mempunyai latar belakang kelahiran

dengan mengasumsikan adanya kesamaan antara kehidupan organisme

biologis dengan struktur sosial dan berpandangan tentang adanya

keteraturan dan keseimbangan dalam masyarakat. Teori Fungsionalisme

Struktural Parsons mengungkapkan suatu keyakinan yang optimis

terhadap perubahan dan kelangsungan suatu sistem. Akan tetapi

optimisme Parson itu dipengaruhi oleh keberhasilan Amerika dalam

Perang Dunia II dan kembalinya masa kejayaan setelah depresi yang

parah itu. Parson memberikan jawaban atas masalah yang ada pada

fungsionalisme structural dengan menjelaskan beberapa asumsi yaitu

system mempunyai property keteraturan dan bagian-bagian yang saling

tergantung, system cenderung bergerak kea rah mempertahankan

keteraturan diri atau keseimbangan., system bergerak statis, artinya ia

akan bergerak pada proses perubahan yang teratur., sifat dasar bagian

suatu system akan mempengaruhi begian-bagian lainnya, system akam

memelihara batas-batas dengan lingkungannya, alokasi dan integrasi

merupakan ddua hal penting yang dibutuhkan untuk memelihara

keseimbangan system, system cenderung menuju kerah pemeliharaan

keseimbangan diri.

18

Page 22: Makalah tokoh sosiologi

Teori fungsional ini menganut faham positivisme, yaitu suatu ajaran

yang menyatakan bahwa spesialisasi harus diganti dengan pengujian

pengalaman secara sistematis, sehingga dalam melakukan kajian

haruslah mengikuti aturan ilmu pengetahuan alam. Dengan demikian,

fenomena tidak didekati secara kategoris, berdasarkan tujuan

membangun ilmu dan bukan untuk tujuan praktis. Analisis teori fungsional

bertujuan menemukan hukum-hukum universal (generalisasi) dan bukan

mencari keunikan-keunikan (partikularitas). Dengan demikian, teori

fungsional berhadapan dengan cakupan populasi yang amat luas,

sehingga tidak mungkin mengambilnya secara keseluruhan sebagai

sumber data. Sebagai jalan keluarnya, agar dapat mengkaji realitas

universal tersebut maka diperlukan representasi dengan cara melakukan

penarikan sejumlah sampel yang mewakili. Dengan kata lain, keterwakilan

(representatifitas) menjadi sangat penting.Walaupun fungsionalisme

struktural memiliki banyak pemuka yang tidak selalu harus merupakan

ahli-ahli pemikir teori, akan tetapi paham ini benar-benar berpendapat

bahwa sosiologi adalah merupakan suatu kajian tentang struktur-struktur

sosial sebagai suatu unit-unit yang terbentuk atas bagian-bagian yang

saling terkait.

Fungsi dikaitkan sebagai segala kegiatan yang diarahkan kepada

memenuhi kebutuhan atau kebutuhan-kebutuhan dari sebuah sistem. Ada

empat persyaratan mutlak yang harus ada supaya termasuk masyarakat

bisa berfungsi. Keempat persyaratan itu disebutnya AGIL. AGIL adalah

singkatan dari Adaption, Goal, Attainment, Integration, dan Latency. Demi

keberlangsungan hidupnya, maka masyarakat harus menjalankan fungsi-

fungsi tersebut, yakni, Adaptasi (adaptation): supaya masyarakat bisa

bertahan dia harus mampu menyesuaikan dirinya dengan lingkungan dan

menyesuaikan lingkungan dengan dirinya, Pencapain tujuan (goal

attainment): sebuah sistem harus mampu menentukan tujuannya dan

berusaha mencapai tujuan-tujuan yang telah dirumuskan itu, Integrasi

(integration): masyarakat harus mengatur hubungan di antara komponen-

komponennya supaya dia bisa berfungsi secara maksimal, dan Latency

19

Page 23: Makalah tokoh sosiologi

atau pemeliharaan pola-pola yang sudah ada: setiap masyarakat harus

mempertahankan, memperbaiki, dan membaharui baik motivasi individu-

individu maupun pola-pola budaya yang menciptakan dan mepertahankan

motivasi-motivasi itu.

Sistem Tindakan. Sistem mengandaikan adanya kesatuan antara

bagian-bagian yang berhubungan satu sama lain. Kesatuan antara bagian

itu pada umumya mempunyai tujuan tertentu. Dengan kata lain, bagian-

bagian itu membentuk satu kesatuan (sistem) demi tercapainya tujuan

atau maksud tertentu, seperti halnya, Sistem organisme biologis (aspek

bilogis manusia sebagai satu sistem), dalam sistem tindakan berhubungan

dengan fungsi adaptasi yakni menyesuaikan diri dengan lingkungan dan

mengubah lingkungan sesuai dengan kebutuhan, Sistem kepribadian,

melaksanakan fungsi pencapaian tujuan dengan merumuskan tujuan dan

menggerakkan seluruh sumber daya untuk mencapai tujuan-tujuan itu,

Sistem sosial berhubungan dengan fungsi integrasi dengan mengontrol

komponen-komponen pembentuk masyarakat itu, dan Sistem kebudayaan

berhubungan dengan fungsi pemeliharaan pola-pola atau struktur-struktur

yang ada dengan menyiapkan norma-norma dan nilai-nilai yang

memotivasi mereka dalam berbuat sesuatu. Skema Tindakan. Didalam

skema tindakan, terdapat empat komponen skema tindakan yang di

kemukakan oleh Talcott Parsons, yang pertama yaitu Pelaku atau actor,

dalam artian aktor atau pelaku ini dapat terdiri dari seorang individu atau

suatu koletifitas. Parsons melihat aktor ini sebagai termotivisir untuk

mencapai tujuan. Yang kedua yaitu Tujuan (goal) dalam artian tujuan yang

ingin dicapai biasanya selaras denga nilai-nilai yang ada di dalam

masyarakat. Yang ketiga yaitu Situasi dalam artian tindakan untuk

mencapai tujuan ini biasanya terjadi dalam situasi. Hal-hal yang termasuk

dalam situasi ialah prasarana dan kondisi. Yang ke empat yaitu Standar-

standar normative dalam artian ini adalah skema tindakan yang paling

penting menurut Parsons. Guna mencapai tujuan, aktor harus memenuhi

sejumlah standar atau aturan yang berlaku. Perubahan Sosial. Konsep

perubahan sosial Parsons bersifat perlahan-lahan dan selalu dalam usaha

20

Page 24: Makalah tokoh sosiologi

untuk menyesuaikan diri demi terciptanya kembali equilibrium. Dengan

kata lain, perubahan yang dimaksudkan oleh Parsons itu bersifat

evolusioner dan bukannya revolusioner.

Pendekatan fungsionalisme-struktural dapat dikaji melalui anggapan

-anggapan dasar yaitu, Masyarakat haruslah dilihat sebagai suatu sistem

dari bagian-bagian yang saling berhubungan satu sama lain, Hubungan

saling mempengaruhi di antara bagian-bagian suatu sistem bersifat timbal

balik, Sekalipun integrasi sosial tidak pernah dapat dicapi dengan

sempurna, namun secara fundamental sistem sosial selalu cenderung

bergerak kearah keseimbangan yang bersifat dinamis, Sistem sosial

senantiasa berproses ke arah integrasi sekalipun terjadi ketegangan,

disfungsi dan penyimpangan,Perubahan-perubahan dalam sistem sosial,

terjadi secara gradual (perlahan-lahan atau bertahap), melalui

penyesuaian-penyesuaian dan tidak secara revolusioner, Faktor paling

penting yang memiliki daya integrasi suatu sistem sosial adalah

konsensus atau mufakat di antara para anggota masyarakat mengenai

nilai-nilai kemasyarakatan tertentu.

21

Page 25: Makalah tokoh sosiologi

BAB III

PENUTUP

3.1   Kesimpulan

Dari penjelasan mengani pengertian teori-teori menurut para ahli di

atas dapat di simpulkan bahwa pemikiran mereka mengenai teori-teori

tersebut sama namun dari tahun ke tahun pengertian yang sudah lama

lebih di kembangkan lagi menjadi pengertian yang lebih singkat namun

memiliki arti yang tidak berbeda jauh dengan pengertian sebelumnya.

Hal itu dikarenakan pemikiran orang modern lebih cepat dan melihat

dari permasalahan sosiologi jaman sekarang pun lebih beragam daripada

jaman dahulu, sehingga pemahaman yang lama harus di ubah sesuai

dengan waktu dimana para ahli tersebut tinggal.

Bukan berarti pemahaman yang sudah lalu ditinggalkan begitu saja,

pemahaman yang sudah lalu merupakan pedoman bagi para ahli jaman

sekarang untuk dijadikan bahan pemikiran untuk mengembangkan teori-

teori tersebut.

22

Page 26: Makalah tokoh sosiologi

DAFTAR PUSTAKA

http://moulidy.blogspot.co.id/2014/12/bab-i-pendahuluan-1.html

http://abu-abu-putih.blogspot.co.id/2012/07/karl-marx-dan-

pemikirannya.html

https://hobirsoleh.wordpress.com/tag/pemikiran-karl-marx-dan-teorinya/

http://triyono10-triyono10.blogspot.co.id/2012/01/teori-sosiologi-ferdinand-

tonnies.html

https://nurhidayati494.wordpress.com/2014/03/02/teori-talcott-parson/

23