MAKALAH
BAHASA INDONESIA
“Strategi Menyimak Efektif”
Disusun Oleh:
Nama : GERMANA GETRUDIS IGO
NIM : 1321010028
PROGRAM STUDI BAHASA DAN SASTRA INDONESIA
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS NUSA CENDANA 2 BAJAWA
2014
i
KATA PENGANTAR
Puji syukur kehadirat Tuhan yang Maha Pengasih dan Maha Penyayang, karena
berkat rahmat-Nya, kami bisa menyusun dan menyajikan makalah yang berisi tentang
“Strategi Menyimak Efektif”. Adapaun tujuan penulisan makalah ini adalah untuk
memenuhi salah satu tugas mata kuliah Bahasa Indonesia yang diberikan oleh dosen
mengenai Keterampilan Menyimak sebagai syarat untuk memenuhi aspek penilaian.
Penulis juga mengucapkan terima kasih kepada berbagai pihak yang telah memberikan
informasinya.
Penulis menyadari bahwa dalam penyusunan makalah ini masih terdapat banyak
kekurangan dan jauh dari kesempurnaan. Oleh karena itu, penulis mengharapkan kritik
serta saran yang membangun guna menyempurnakan makalah ini dan dapat menjadi
acuan dalam menyusun makalah-makalah atau tugas-tugas selanjutnya.
Penulis juga memohon maaf apabila dalam penulisan makalah ini terdapat
kesalahan pengetikan dan kekeliruan sehingga membingungkan pembaca dalam
memahami makalah ini.
Bajawa, Januari 2014
Penulis
ii
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL .................................................................................................
KATA PENGANTAR ...............................................................................................
DAFTAR ISI ..............................................................................................................
BAB I PENDAHULUAN ..........................................................................................
1.1. Latar Belakang .............................................................................................
1.2. Rumusan Masalah ........................................................................................
1.3. Batasan Masalah ..........................................................................................
1.4. Tujuan Penulisan .........................................................................................
BAB II PEMBAHASAN ...........................................................................................
2.1. Hakikat Menyimak ......................................................................................
2.2. Pengertian Menyimak ..................................................................................
2.3. Tujuan Menyimak ........................................................................................
2.4. Jenis-Jenis Menyimak ..................................................................................
2.5. Faktor-faktor Yang Mempengaruhi Keberhasilan Menyimak Efektif ........
2.6. Cara Meningkatkan Keterampilan Menyimak Efektif ................................
2.7. Prinsip-prinsip Peningkatan Kemampuan Menyimak .................................
2.8. Ciri-ciri Penyimak Yang Ideal .....................................................................
2.9. Kegiatan Menyimak .....................................................................................
BAB III PENUTUP ...................................................................................................
3.1. Kesimpulan ..................................................................................................
3.2. Saran ............................................................................................................
i
ii
iii
1
2
2
2
2
3
3
4
5
7
8
8
9
9
10
12
12
12
iii
BAB I
PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang
Betapa penting peran menyimak dalam kehidupan sehari-hari, kiranya tidak
perlu diragukan lagi. Dalam kehidupan sehari-hari manusia selalu dihadapkan
pada berbagai kesibukan menyimak. Apalagi dalam era globalisasi seperti saat ini,
sejalan dengan perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi, masyarakat
dituntut untuk mampu menyimak berbagai informasi dengan cepat dan tepat, baik
melalui berbagai media, seperti radio, televisi, telepon, dan internet, maupun
melalui tatap muka secara langsung. Berbagai lembaga, baik di lingkungan
pemerintah maupun swasta, sering mendatangkan para pakar yang sesuai dengan
bidang informasi yang dibutuhkannya untuk memecahkan masalah yang dihadapi
melalui kegiatan rapat, ceramah, seminar, diskusi, debat, simposium, dan
sebagainya. Dalam kegiatan semacam itu, peserta dituntut untuk memiliki
keterampilan menyimak yang memadai.
Dalam proses interaksi dan komunikasi diperlukan keterampilan berbahasa
aktif, kreatif, produktif dan resetif apresiatif yang mana salah satu unsurnya
adalah keterampilan menyimak yang bertujuan untuk menangkap dan memahami
pesan ide serta gagasan yang terdapat pada materi atau bahasa simakan.
Jika diperinci, minimal ada empat peran menyimak dalam kehidupan, yaitu
sebagai landasan belajar bahasa, penunjang keterampilan berbicara, membaca, dan
menulis, pelancar komunikasi, dan penambah informasi.
Apabila dibandingkan dengan aktivitas berbahasa yang lain, aktivitas
menyimak selalu melebihi kegiatan berbicara, membaca, dan menulis (hasil
penelitian Paul T. Rankin: menyimak: 42%; berbicara: 25%; membaca: 15%;
menulis: 11% ). Hal itu menunjukkan bahwa menyimak mempunyai peran yang
penting. Untuk itu peranan keterampilan menyimak siapa saja sebagai suatu hal
mendesak yang harus dilaksanakan
Dengan demikian menyimak sangat penting dalam proses belajar mengajar,
oleh karena itu kami akan mencoba menyusun konstribusi ilmu menyimak dalam
peningkatan upaya menyimak efektif.
1
1.2. Rumusan Masalah
Dalam pembahasan makalah ini kami akan memfokuskan pada beberapa
masalah di bawah ini:
1. Faktor apa saja yang mempengaruhi keberhasilan menyimak efektif
2. Tujuan apa yang akan di capai melalui keterampilan menyimak
3. Manfaat apa yang akan diperoleh setelah belajar menyimak
4. Mengetahui ciri – ciri penyimak ideal
1.3. Batasan Masalah
Dalam batasan masalah ini kami akan membatasi masalah tentang ruang
lingkup menyimak dalam peningkatan uapaya menyimak efektif.
1.4. Tujuan Penulisan
Adapun tujuan penulisan makalah ini adalah:
1. Mengetahui faktor apa saja yang mempengaruhi keberhasilan menyimak
efektif.
2. Untuk mengetahui ciri-ciri penyimak ideal
2
BAB II
PEMBAHASAN
2.1. Hakikat Menyimak
Istilah mendengarkan, mendengar dan menyimak sering kita jumpai dalam
dunia pengajaran bahasa. Ketiga istilah itu berkaitan dengan makna.
Peristiwa mendengar biasanya terjadi secara kebetulan, tiba-tiba dan tidak diduga
sebelumnya. Karena itu kegiatan mendengar tidak direncanakan. Hal itu terjadi
secara kebetulan. Apa yang didengar mungkin tidak dimengerti maknanya dan
mungkin pula tidak menjadi perhatian sama sekali. Suara yang didengar masuk
telingan kanan dan keluar dari telinga kiri. Dalam hal tertentu suara yang didengar
itu dipahami benar-benar maknanya. Hal itu terbukti dari reaksi si pendengar yang
bersangkutan.
Mendengarkan setingkat lebih tinggi tarafnya dari mendengar. Bila dalam
peristiwa mendengar belum ada faktor kesengajaan , maka dalam peristiwa
mendengarkan hal itu sudah ada. Faktor pemahaman biasanya juga mungkin tidak
ada karena hal itu belum menjadi tujuan. Mendengarkan sudah mencakup
mendengar.
Di antara ketiga istilah teraf tertinggi diduduki istilah menyimak. Dalam
peristiwa menyimak sudah ada faktor kesengajaan. Faktor pemahaman merupakan
unsur utama dalam setiap peristiwa menyimak. Bila mendengar sudah tercakup
dalam mendengarkan maka baik mendengar maupun mendengarkan sudah
tercakup dalam menyimak.
Peristiwa menyimak selalu diawali dengan mendengarkan bunyi bahasa
baik secara langsung atau pun melalui rekaman, radio atau televisi. Bunyi bahasa
yang ditangkap oleh telinga diidentifikasi bunyinya. Pengelompokannya menjadi
suku kata, kata, frasa dan klausa, kalimat dan wacana. Lagu dan intonasi yang
menyertai ucapan pembicarapun turut diperhatikan oleh penyimak. Bunyi bahasa
yang diterima kemudian diinterpretasikan maknanya, ditelaah kebenarannya atau
dinilai lalu diambil keputusan menerima atau menolaknya. Berdasarkan uraian di
atas maka dapat disimpulkan difinisi menyimak sbb :
3
“ Menyimak adalah suatu proses yang mencakup kegiatan mendengarkan
bunyi bahasa, mengidentifikasi, menginterpretasi, menilai dan mereaksi atas
makna yang terkandung di dalamnya. “ Menyimak melinbatkan pendengaran,
penglihatan, penghayatan, ingatan, pengertian. Bahkan situasi yang menyertai
bunyi bahasa yang disimakpun harus diperhitungkan dalam menentukan
maknanya.
2.2. Pengertian Menyimak
Menyimak adalah mendengar secara khusus dan terpusat pada objek yang
disimak (panduan bahasa dan sastra Indonesia,
Pengertian menyimak menurut ahli
1. Drs. Natasasmita Hanapi. 1995: 18)
Menyimak dapat didefinisikan suatu aktivitas yang mencakup kegiatan
mendengar dan bunyi bahasa, mengidentifikasi, menilik, dan mereaksi atas
makna yang terkandung dalam bahan simakan. (Djago Tarigan; 1991: 4).
2. Tarigan ( 1994 : 27 )
Pada kegiatan mendengar mungkin si pendengar tidak memahami apa yang
didengar. Pada kegiatan mendengarkan sudah ada unsur kesengajaan, tetapi
belum diikuti unsure pemahaman karena itu belum menjadi tujuan. Kegiatan
menyimak mencakup mendengar, mendengarkan dan disertai usaha untuk
memahami bahan simakan. Oleh karena itu dalam kegiatan menyimak ada
unsure kesengajaan, perhatian dan pemahaman, yang merupakan unsure utama
dalam setiap peristiwa menyimak. Penilaiannya pun selalu terdapat dalam
peristiwa menyimak, bahkan melebihi unsur perhatian.
3. Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (dalam Sutari,1997:16),
Mendengar mempunyai makna dapat menangkap bunyi dengan telinga. Sadar
atau tidak, kalau ada bunyi maka alat pendengaran kita akan menangkap atau
mendengar bunyi-bunyi tersebut. Kita mendengar suara itu, tanpa unsur
kesengajaan. Proses mendengar terjadi tanpa perencanaan tetapi datang secara
kebetulan. Bunyi-bunyi yang hadir di telinga itu mungkin menarik perhatian,
mungkin juga tidak. Mendengarkan atau menyimak merupakan proses
menangkap pesan atau gagasan yang disajikan melalui ujaran.
4
2.3. Tujuan Menyimak
Penyimak yang baik adalah penyimak yang berencana. Salah satu butir dari
perencanaan itu ada alasan tertentu mengapa yang bersangkutan menyimak.
Alasan inilah yang kita sebut sebagai tujuan menyimak. Menyimak pada
hakikatnya adalah mendengarkan dan memahami isi bahan simakan Karena itu
dapat disimpulkan bahwa tujuan utama menyimak adalah menangkap,memahami,
atau menghayati pesan,ide, gagasan yang tersirat dalam bahan simakan.
Tujuan yang bersifat umum itu dapat dipecah-pecah menjadi beberapa bagian
sesuai dengan aspek tertentu yang ditekankan. Perbedaan dalam tujuan
menyebabkan perbedaan dalam aktivitas menyimak yang bersangkutan. Salah
satu klasifikasi tujuan menyimak adalah seperti pembagian berikut yaitu
menyimak untuk tujuan :
1. Mendapatkan fakta
Pengumpulan fakta dapat dilakukan dengan berbagai cara. Para peneliti
mengumpulkan atau mendapatkan fakta melalui kegiatan penelitian, riset atau
eksperimen. Pengumpulan fakta seperti cara ini hanya dapat dilakukan oleh
orang-orang terpelajar. Bagi rakyat biasa hal itu jarang atau hampir-hampir
tidak dapat dilakukan. Cara lain yang dapat dilakukan dalam pengumpulan
fakta ialah melalui membaca. Orang-orang terpelajar sering mendapatkan
fakta melakui kegiatan membaca seperti membaca buku-buku ilmu
pengetahuan, laporan penelitian, makalah hasil seminar,majalah ilmiah, dan
populer, surat kabar, dsb. Hal yang seperti ini pun jarang dilakukan oleh
rakyat biasa. Dalam masyarakat tradisional pengumpulan fakta melalui
menyimak tersebut banyak sekali digunakan. Dalam masyarakat modern pun
pengumpulan fakta melalui menyimak itu masih banyak digunakan.
2. Mengevaluasi fakta
Tujuan ketiga dalam suatu proses menyimak adalah mengevaluasi fakta-fakta
yang disampaikan pembicara. Dalam situasi ini penyimak sering mengajukan
sejumlah pertanyaan seperti antara lain :
a. Benarkah fakta yang diajukan?
b. Relevankah fakta yang diajukan?
c. Akuratkah fakta yang disampaikan?
5
Apabila fakta yang disampaikan pembicara sesuai dengan kenyataan,
pengalaman dan pengetahuan penyimak maka fakta itu dapat diterima.
Sebaliknya bila fakta yang disampaikan kurang akurat atau kurang relevan,
atau kurang meyakinkan kebenarannya maka penyimak pantas meragukan
fakta tersebut. Hasil pengevaluasian fakta-fakta ini akan berpengaruh kepada
kredibilitas isi pembicaraan dan pembicaranya. Setelah selesai mengevaluasi
biasanya penyimak akan mengambil simpulan apa isi pembicaraan pantas
diterima atau ditolak.
3. Mendapatkan inspirasi
Adakalanya orang menghadiri suatu konvensi, pertemuan ilmiah atau jamuan
tertentu, bukan untuk mencari atau mendapatkan fakta. Mereka menyimak
pembicaraan orang lain semata-mata untuk tujuan mencari ilham. Penyimak
seperti ini biasanya orang yang tidak memerlukan fakta baru. Yang mereka
perlukan adalah sugesti, dorongan, suntikan semangat, atau inspirasi guna
pemecahan masalah yang sedang mereka hadapi. Mereka ini sangat
mengharapkan pembicara yang isnpiratif, sugestif dan penuh gagasan orisinal.
Pembicaraan yang semacam ini dapat muncul dari tokoh-tokoh yang disegani,
dari direktur perusahaan, orator ulung, tokoh periklanan, salesman dsb.
4. Menghibur diri
Sejumlah penyimak datang menghadiri pertunjukan seperti bioskop,
sandiwara, atau percakapan untuk menghibur diri. Mereka ini adalah orang-
orang yang sudah lelah letih dan jenuh. Mereka perlu penyegaran fisik dan
mental agar kondisinya pulih. Karena itulah mereka menyimak untuk tujuan
menghibur diri. Sasaran yang mereka pilih pun tertentu, misalnya menyimak
pembicaraan cerita-cerita lucu, banyolan percakapan pelawak, menonton
pertunjukan yang kocak seperti yang dibawakan Grup Srimulat.
5. meningkatkan kemampuan berbicara
Tujuan menyimak yang lain yaitu untuk meningkatkan keterampilan
berbicara. Dalam hal ini penyimak memperhatikan seseorang pembicara pada
segi:
a. Cara mengorganisasikan bahan pembicaraan
b. Cara penyampaian bahan pembicaraan
6
c. Cara memikat perhatian pendengar
d. Cara mengarahkan perhatian pendengar
e. Cara menggunakan alat-alat bantu seperti mikrofon, alat peraga dsb.
f. Cara memulai dan mengakhiri pembicaraan
Semua hal tersebut diperhatikan oleh penyimak dan kemudian dipraktikkan.
Menyimak yang seperti inilah yang disebut menyimak untuk tujuan
peningkatan kemampuan berbicara. Cara menyimak untuk tujuan peningkatan
kemampuan berbicara biasanya dilakukan oleh mereka yang baru belajar
menjadi orator dan mereka yang mau menjadi profesional dalam membawa
acara atau master ceremony.
2.4. Jenis-Jenis Menyimak
1. Berdasarkan sumber suara yang disimak, penyimak dibagi menjadi dua bagian
yaitu:
a. Intrapersonal listening atau menyimak intrapribadi
b. Interpersonal listening atau penyimak antar pribadi
2. Berdasarkan pada cara penyimakan bahan yang disimak, dapat
diklarifikasikan sebagai berikut:
a. Menyimak ekstensif (extensive listening)
Menyimak ekstensif ialah kegiatan menyimak tidak memerlukan
perhatian, ketentuan dan ketelitian sehingga penyimak hanya memahami
seluruh secara garis besarnya saja.
Menyimak ekstensif meliputi:
1) Menyimak social
2) Menyimak sekunder
3) Menyimak estetik
b. Menyimak Intensif
Menyimak intensif adalah kegiatan menyimak dengan penuh perhatian,
ketentuan dan ketelitian sehingga penyimak memahami secara mendalam.
Menyimak intensif meliputi:
1) Menyimak kritis
2) Introgatif
7
3) Menyimak penyelidikan
4) Menyimak kreatif
5) Menyimak konsentratif
6) Menyimak selektif
2.5. Faktor Yang Mempengaruhi Keberhasilan Menyimak efektif
1. Unsur Pembicara
Pembicara haruslah menguasai materi, penuh percaya diri, berbicara sistematis
dan kontak dengan penyimak juga harus bergaya menarik / bervariasi.
2. Unsur Materi
Unsur yang diberikan haruslah actual, bermanfaat, sistematis dan seimbang.
3. Unsur Penyimak / Pendengar
a. Kondisi siswa dalam keadaan baik
b. Siswa harus berkonsentrasi
c. Adanya minat siswa dalam menyimak
d. Penyimak harus berpengalaman luas
4. Unsur Situasi
a. Waktu penyimakan
b. Saran unsur pendukung
c. Suasana lingkungan
2.6. Cara Meningkatkan Keterampilan Menyimak Efektif
Ada beberapa hal yang perlu diperhatikan dalam meningkatkan
keterampilan menyimak efektif seperti berikut ini:
1. Bersikaplah secara positif;
2. Bertindak responsif;
3. Cegahlah gangguan-gangguan;
4. Simaklah dan ungkaplah maksud pembicara;
5. Carilah tanda-tanda yang akan datang;
6. Carilah rangkuman pembicaraan terlebih dahulu;
7. Nilailah bahan-bahan penunjang; dan
8. Carilah petunjuk-petunjuk nonverbal.
8
2.7. Prinsip-prinsip Peningkatan Kemampuan Menyimak
Ada perbedaan dalam gaya belajar dari setiap jenis pembelajar. Semua gaya
belajar memuat strategi-strategi belajar dan menggambarkan prinsip-prinsip
belajar. Dari gambaran ini dan berdasarkan pengembangan keterampilan
berbahasa, dapat ditarik beberapa garis panduan umum:
1. Kemampuan menyimak meningkat melalui interaksi tatap muka. Melalui
interaksi dalam bahasa Indonesia, pembelajar memiliki kesempatan untuk
mendapatkan masukan bahasa yang baru dan kesempatan untuk mengecek
kemampuan menyimaknya sendiri. Interaksi tatap muka menyediakan
stimulasi untuk meningkatkan kemampuan memaknai bahan simakan.
2. Kemampuan menyimak meningkat melalui pemusatan perhatian pada makna
dan upaya mempelajari bahan yang penting dan baru dalam bahasa sasaran.
3. Kemampuan menyimak meningkat melalui kegiatan pemahaman. Dengan
memusatkan perhatian pada tujuan-tujuan khusus menyimak, para pembelajar
memiliki kesempatan untuk menilai dan merevisi apa yang telah mereka
capai.
4. Kemampuan menyimak meningkat melalui perhatian terhadap kecermatan dan
analisis bentuk. Dengan belajar memahami bunyi-bunyi dan kata-kata secara
cermat pada saat melakukan aktivitas yang berorientasi pada makna, para
pembelajar dapat memperoleh kemajuan. Dengan belajar mendengarkan
bunyi-bunyi dan kata-kata secara cermat, mereka memperoleh keyakinan
dalam memahami bahan simakan (Rost, 1991: 7).
2.8. Ciri-Ciri Penyimak Efektif yang Ideal
Menurut Kamidjan dan Suyono (dalam Depdiknas 2002:17) menyatakan
bahwa penyimak yang baik adalah penyimak yang memiliki tiga sikap berikut ini.
1. Sikap objektif.
Sikap yang objektif adalah pandangan penyimak terhadap bahan simakan. Jika
bahan simakan itu baik, ia akan menyatakan baik, demikian pula sebaliknya.
Penyimak sebaiknya tidak mudah terpengruh oleh hal-hal di luar kegiatan
menyimak, seperti pribadi pembicara, ruang, suasana, sarana, dan prasarana.
2. Sikap kooperatif.
9
Sikap kooperatif adalah sikap penyimak yang siap bekerjasama dengan
pembicara untuk keberhasilan komunikasi tersebut. Sikap yang bermusuhan
atau bertentangan dengan pembicara akan menimbulkan kegagalan dalam
menyimak. Jika hal itu terjadi, maka penyimak akan mendapatkan pesan dari
pembicara. Sikap yang baik adalah sikap berkooperatif dengan pembicara.
3. Bahan simakan.
Bahan simakan merupakan unsure terpenting dalam komunikasi lisan,
terutama dalam menyimak. Yang dimaksud bahan simakan adalah pesan yang
disampaikan pembicara kepada penyimak. Bahan simakan itu dapat berupa
konsep, gagasan, dan informasi. Jika pembicara tidak dapat menyampaikan
informasi dengan baik, maka pesan itu tidak dapat diserap oleh penyimak. Jika
hal itu terjadi, berakibat terjadinya kegagalan dalam komunikasi lisan tersebut.
Siap fisik dan mental. Yaitu penyimak benar-benar menyiapkan diri untuk
menyimak, misalnya menjaga kondisi badan yang sehat, tidak lelah, mental
stabil, dan pikiran jernih.
2.9. Kegiatan Menyimak
1. menyimak komprehensif
Adapun komponen yang termasuk dalam proses menyimak:
a. Rangsang bunyi
Weafer 91972) memasukan kata-kata, bunyi isyarat dan bunyi-bunyi
lainnya sebagai tipe-tipe simbol bunyi yang dapat diterima dan dapat
dimaknai oleh penyimak.
b. Penerimaan alat peraga
c. Perhatian dan penyelesaian
d. Pemberian makna.
2. Fungsi comprehensive listening
Fungsinya berkonsentrasi pada pesan-pesan yang disampaikan selanjutnya
kaitan antara satu pesan dengan lainnya agar sampai pemahaman yang
dikehendaki.
3. Faktor-faktor yang berkaitan dengan menyimak konprehensif
a. Memori
10
Adapun memori dalam diri kita memiliki tiga fungsi penting
1) Menyusun arah tentang apa yang akan kita lakukan dalam aktivitas
2) Memberikan struktur baku terhadap pemahaman kita kepada suatu
aktivitas apabila konsep-konsep kita tersebut dikemukakan oleh orang
lain
3) Memberikan arah/pedoman untuk mengingat pengalaman/
pengetahuan dan informasi-informasi yang telah diketahui
sebelumnya.
b. Konsentrasi
Salah satu alasan mengapa pendengar tak dapat berkonsentrasi pada
sumber pembicaraan (penuturan) adalah kemungkinan karena sering
berkomunikasi dalam rentang yang terlalu lama, sehingga keadaan seperti
ini menuntutnya untuk membagi-bagi energi. Untuk memperhatikan antara
berbagai ragam rangsang dan tidak merespon pada suatu rangsang saja.
Alasan yang kedua adalah karena pendengar salah mengarahkan energi
untuk memperhatikan (attention energy).
c. Pembendaharaan kata
Faktor yang mempengaruhi kemampuan komprehensif pendengar adalah
ukuran kosa kata. Diasumsikan bahwa ukuran kosa kata merupakan
variabel penting dalam pemahaman pendengar.
Dalam peran kita sebagai komunikator, kita memiliki empat jenis kosa
kata fungsional yang sangat bervariasi ukurannya, jenis kosa kata itu
dibedakan berdasarkan usia, saat seseorang melakukan komunikasi.
4. Faktor-faktor tambahan
a. Faktor kurang seringnya diadakan penelitian-penelitian yang terkontrol
secara ilmiah
b. Tak banyak mengenal paliditas dan realibitas tes mendengar yang
diterapkan dalam penelitian
c. Karena sebagian besar peneliti belum terkoordinir dengan baik.
11
BAB III
PENUTUP
3.1. Kesimpulan
Dari makalah ini dapat kita ambil kesimpulan yaitu:
1. Antara mendengar, mendengarkan dan menyimak itu berbeda
2. Menyimak merupakan tingkatan yang paling tinggi diantara kegiatan tersebut
3. Menyimak merupakan keterampilan yang sangat di perlukan dalam semua
kegiatan baik kegiatan akademik maupun kegiatan sehari-hari, terlebih dalam
kegiatan pembelajaran bahasa.
4. Setiap kegiatan menyimak mempunyai kegiatan yang berbeda-beda.
3.2. Saran
Penulis menyarankan kepada pembaca untuk mempelajari menyimak lebih
mendalam agar kegiatan menyimak yang dilakukan berkualitas lebuh baik
sehingga efektif dan efisien.
12