Download docx - Makalah PKN

Transcript
Page 1: Makalah PKN

MAKALAH

PENDIDIKAN KEWARGANEGARAAN

(SOFTSKILL)

Disusun Oleh :

Nama NPM Kelas/Jurusan/Fakultas

Idris Ardian 14213210 2EA32/ Manajemen/Ekonomi

FAKULTAS EKONOMI

UNIVERSITAS GUNADARMA

2014/2015

Page 2: Makalah PKN

Kata Pengantar

Assalamu’alaikum Wr. Wb.

Segala puji bagi Allah SWT, yang telah melimpahkan rahmat dan hidayah-NYA

sehingga Saya dapat menyelesaikan Makalah Pendidikan Kewarganegaraan ini.

Dalam kesempatan ini Saya ingin mengucapkan banyak terima kasih kepada semua

pihak yang telah mendukung pelaksanaan makalah ini, terutama kepada :

1. Bapak Sri Waluyo selaku Pengajar Pendidikan Kewarganegaraan Kelas 2EA32.

2. Terima kasih kepada Kedua Orang Tua Saya yang telah memberi dukungan moral

dan materi.

Saya menyadari Makalah Pendidikan Kewarganegaraan ini jauh dari kesempurnaan,

harapan dan keinginan Saya, dengan selesainya Makalah Pendidikan Kewarganegaraan ini

mudah-mudahan dapat bermanfaat bagi semua.

Wassalamu’alaikum Wr. Wb.

Bekasi, April 2015

Penyusun

i

Page 3: Makalah PKN

DAFTAR ISI

Halaman

KATA PENGANTAR.......................................................................................................... i

DAFTAR ISI........................................................................................................................ ii

BAB I PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang .......................................................................................................... 1

1.2. Rumusan Masalah...................................................................................................... 2

BAB II PEMBAHASAN

2.1. Pengertian dan Ruang Lingkup HAM........................................................................ 3

2.2. Sejarah HAM.............................................................................................................. 4

2.3. Hak Asasi dalam UUD 1945...................................................................................... 8

2.4. HAM Menurut UU No. 39 Th. 1999.......................................................................... 10

2.5. Kewajiban Asasi Manusia.......................................................................................... 11

2.6. HAM Pada Tataran Global......................................................................................... 13

2.3. Hak di Indonesia : Masalah dan Penanganannya....................................................... 14

BAB III PENUTUP

3.1. Kesimpulan................................................................................................................. 17

3.2. Saran .......................................................................................................................... 17

DAFTAR PUSTAKA

ii

Page 4: Makalah PKN

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Sejak lahir, manusia memiki sebuah hak untuk hidup kemudian seiring berjalannya

waktu manusia memiliki hak untuk tumbuh dan berkembang. Ketika manusia beranjak pada

usia remaja mereka memiliki hak untuk berpendapat setelah itu mereka memasuki fase

dimana mereka menjadi lebih bertanggungjawab dan mampu menggunakan suaranya untuk

kemajuandirinya serta lingkungannya untuk itu manusia memiliki hak untuk memilih.Dari

semua hak itulah manusia pada akhirnya memiliki hak asasi yang harusdijunjung tinggi dan

diakui oleh orang lain. Hak asasi merupakan pemberian Tuhan YME kepada manusia agar

mereka mempertahankan dan memperjuangkan haknya selama mereka hidup di dunia. Hak ini

lebih penting daripada hak seorang presiden ataupun seorang raja karena tanpa hak ini hidup

manusia akan selalu terjajah oleh manusia lainnya. Oleh karena itu kita harus

mempertahankan hak kita serta menjunjung tinggi hak asasi manusia. Hak ini sering kali

dilanggar oleh manusia demi mempertahankan hak pribadinya, sehingga manusia hanya

mementingkan haknya tanpa memperdulikan hak asasi manusia.Hak Asasi Manusia adalah

hak dasar yang ada sejak manusia dilahirkan ke bumi sebagai anugerah Tuhan YME. Hak

Asasi Manusia bersifat universal dan abadi. Hak Asasi Manusia dihormati, dijunjung tinggi

dan dilindungi oleh Negara berdasarkan hukum yang mengatur Negara itu sendiri. Hak Asasi

Manusia tidak akan diakui tanpa adanya perjuangan untuk menegakkan Hak Asasi Manusia

tersebut. Bagaimana caranya agar kita mampu menegakkan Hak Asasi Manusia ? Serta apa

yang harus dilakukan oleh kita dalam menjunjung tinggi Hak Asasi Manusia agar

terwujudnya suatu keadilan dilingkungan masyarakat Indonesia ? Untuk itu, kita perlu

mengerti dan memahami beberapa materi yang membahas tentang Hak Asasi Manusia.

1

Page 5: Makalah PKN

1.2 Rumusan Masalah

Dalam makalah ini penulis mengidentifikasi masalah sebagai berikut:

Apa pengertian dan ruang lingkup HAM

Sejarah HAM

Hak asasi dalam UUD 1945

HAM menurut UU NO 39 TH 1999

Kewajiban Asasi Manusia

HAM pada tatanan global; serta

HAM di Indonesia: Masalah dan penegakannya

2

Page 6: Makalah PKN

BAB II

PEMBAHASAN

2.1 Pengertian dan Ruang Lingkup Hak Asasi Manusia (HAM)

HAM adalah hak-hak dasar yang melekat pada diri manusia,tanpa hak-hak itu manusia

tidak dapat hidup layak sebagai manusia.Menurut John Locke HAM adalah hak-hak yang

diberikan langsung oleh Tuhan Yang Maha Pencipta sebagai hak yang kodrati. Dalam pasal 1

Undang-Undang Nomor 39 Tahun 1999 tentang HAM disebutkan bahwa “Hak Asasi Manusia

adalah seperangkat hak yang melekat pada hakekat dan keberadaan manusia sebagai makhluk

Tuhan Yang Maha Esa dan merupakan anugerah-Nya yang wajib dihormati, dijunjung tinggi,

dan dilindungi oleh negara, hukum, pemerintah dan setiap orang, demi kehormatan serta

perlindungan harkat dan martabat manusia”.

Ruang lingkup HAM meliputi:

- Hak pribadi: hak-hak persamaan hidup, kebebasan, keamanan, dan lain-lain;

- Hak milik pribadi dan kelompok sosial tempat seseorang berada;

- Kebebasan sipil dan politik untuk dapat ikut serta dalam pemerintahan; serta

- Hak-hak berkenaan dengan masalah ekonomi dan sosial.

Hakikat Hak Asasi Manusia sendiri adalah merupakan upaya menjaga keselamatan

eksistensi manusia secara utuh melalui aksi keseimbangan antara kepentingan perseorangan

dengan kepentingan umum. Begitu juga upaya menghormati, melindungi, dan menjunjung

tinggi Hak Asasi Manusia menjadi kewajiban dan tangung jawab bersama antara individu,

pemeritah (Aparatur Pemerintahan baik Sipil maupun Militer),dan negara.Berdasarkan

beberapa rumusan hak asasi manusia di atas, dapat ditarik kesimpulan tentang beberapa sisi

pokok hakikat hak asasi manusia, yaitu :

a) HAM tidak perlu diberikan, dibeli ataupun di warisi, HAM adalah bagian dari

manusia secara otomatis.

b) HAM berlaku untuk semua orang tanpa memandang jenis kelamin, ras, agama,

etnis, pandangan politik atau asal usul sosial, dan bangsa

3

Page 7: Makalah PKN

c) HAM tidak bisa dilanggar, tidak seorangpun mempunyai hak untuk membatasi

atau melanggar hak orang lain. Orang tetap mempunyai HAM walaupun sebuah

negara membuat hukum yang tidak melindungi atau melanggar HAM.

2.2 Sejarah HAM

Sejarah Internasional Hak Asasi Manusia

Umumnya para pakar Eropa berpendapat bahwa lahirnya HAM dimulai dengan

lahirnya Magna Charta pada tahun 1215 di Inggris. Magna Charta antara lain mencanangkan

bahwa raja yang tadinya memiliki kekuasaan absolut (raja yang menciptakan hukum, tetapi ia

sendiri tidak terikat pada hukum), menjadi dibatasi kekuasaannya dan mulai dapat dimintai

pertanggungjawaban di muka umum. Dari sinilah lahir doktrin raja tidak kebal hukum lagi

dan mulai bertanggungjawab kepada hukum. Sejak itu mulai dipraktekkan kalau raja

melanggar hukum harus diadili dan harus mempertanggungjawabkan kebijakasanaannya

kepada parlemen. Jadi, sudah mulai dinyatakan dalam bahwa raja terikat kepada hukum dan

bertanggungjawab kepada rakyat, walaupun kekuasaan membuat Undang-undang pada masa

itu lebih banyak berada di tangan raja. Dengan demikian, kekuasaan raja mulai dibatasi

sebagai embrio lahirnya monarkhi konstitusional yang berintikan kekuasaan raja sebagai

simbol belaka. Lahirnya Magna Charta ini kemudian diikuti oleh perkembangan yang lebih

konkret, dengan lahirnya Bill of Rights di Inggris pada tahun 1689. Pada masa itu mulai

timbul adagium yang intinya adalah bahwa manusia sama di muka hukum (equality before the

law). Adagium ini memperkuat dorongan timbulnya negara hukum dan demokrasi. Bill of

rights melahirkan asas persamaan. Para pejuang HAM dahulu sudah berketatapan bahwa hak

persamaan harus diwujudkan betapapun beratnya resiko yang dihadapi karena hak kebebasan

baru dapat diwujudkan kalau ada hak persamaan. Untuk mewujudkan semua itu, maka

lahirlah teori Roesseau (tentang contract social/perjanjian masyarakat), Motesquieu dengan

Trias Politikanya yang mengajarkan pemisahan kekuasaan guna mencegah tirani, John Locke

di Inggris dan Thomas Jefferson di Amerika dengan hak-hak dasar kebebasan dan persamaan

yang dicanangkannya.

Perkembangan HAM selanjutnya ditandai dengan munculnya The American

Declaration of Independence yang lahir dari paham Roesseau dan Montesqueu. Jadi,

walaupun di Perancis sendiri belum dirinci apa HAM itu, tetapi di Amerika Serikat lebih

dahulu mencanangkan secara lebih rinci. Mulailah dipertegas bahwa manusia adalah merdeka

4

Page 8: Makalah PKN

sejak di dalam oerut ibunya, sehingga tidaklah logis bila sesudah lahir, ia harus dibelenggu.

Selanjutnya pada tahun 1789 lahirlah The French Declaration, dimana hak-hak yang lebih

rinci lagi melahirkan dasar The Rule of Law. Antara lain dinyatakah tidak boleh ada

penangkapan dan penahanan yang semena-mena, termasuk ditangkap tanpa alasan yang sah

dan ditahan tanpa surat perintah yang dikeluarkan oleh pejabat yang sah. Dinyatakan pula

presumption of innocence, artinya orang-orany yang ditangkap kemudian ditahan dan dituduh,

berhak dinyatakan tidak bersalah sampai ada keputusan pengadilan yang berkekuatan hukum

tetap yang menyatakan ia bersalah. Dipertegas juga dengan freedom of expression (bebas

mengelaurkan pendapat), freedom of religion (bebas menganut keyakinan/agama yang

dikehendaki), the right of property (perlindungan terhadap hak milik) dan hak-hak dasar

lainnya. Jadi, dalam French Declaration sudah tercakup semua hak, meliputi hak-hak yang

menjamin tumbuhnyademokrasi maupun negara hukum yang asas-asasnya sudah dicanangkan

sebelumnya.

Perlu juga diketahui The Four Freedoms dari Presiden Roosevelt yang dicanangkan

pada tanggal 6 Januari 1941, dikutip dari Encyclopedia Americana, p.654 tersebut di bawah

ini :

"The first is freedom of speech and expression everywhere in the world. The second is

freedom of every person to worship God in his own way-every where in the world. The third

is freedom from want which, translated into world terms, means economic understandings

which will secure to every nation a healthy peacetime life for its inhabitants-every where in

the world. The fourth is freedom from fear-which, translated into world terms, means a

worldwide reduction of armaments to such a point and in such a through fashion that no

nation will be in a position to commit an act of physical agression against any neighbor-

anywhere in the world."

Semua hak-hak ini setelah Perang Dunia II (sesudah Hitler memusnahkan berjuta-juta

manusia) dijadikan dasar pemikiran untuk melahirkan rumusan HAM yang bersifat universal,

yang kemudian dikenal dengan The Universal Declaration of Human Rights yang diciptakan

oleh PBB pada tahun 1948.

5

Page 9: Makalah PKN

Sejarah Nasional Hak Asasi Manusia

Deklarasi HAM yang dicetuskan di Perserikatan Bangsa-Bangsa pada tanggal 10

Desember 1948, tidak berlebihan jika dikatakan sebagai puncak peradaban umat manusia

setelah dunia mengalami malapetaka akibat kekejaman dan keaiban yang dilakukan negara-

negara Fasis dan Nazi Jerman dalam Perang Dunia II. Deklarasi HAM sedunia itu

mengandung makna ganda, baik ke luar (antar negara-negara) maupun ke dalam (antar

negara-bangsa), berlaku bagi semua bangsa dan pemerintahan di negara-negaranya masing-

masing. Makna ke luar adalah berupa komitmen untuk saling menghormati dan menjunjung

tinggi harkat dan martabat kemanusiaan antar negara-bangsa, agar terhindar dan tidak

terjerumus lagi dalam malapetaka peperangan yang dapat menghancurkan nilai-nilai

kemanusiaan. Sedangkan makna ke dalam, mengandung pengertian bahwa Deklarasi HAM

seduania itu harus senantiasa menjadi kriteria objektif oleh rakyat dari masing-masing negara

dalam menilai setiap kebijakan yang dikelauarkan oleh pemerintahnya.

Bagi negara-negara anggota PBB, Deklarasi itu sifatnya mengikat. Dengan demikian

setiap pelanggaran atau penyimpangan dari Deklarasi HAM sedunia si suatu negara anggota

PBB bukan semata-mata menjadi masalah intern rakyat dari negara yang bersangkutan,

melainkan juga merupakan masalah bagi rakyat dan pemerintahan negara-negara anggota

PBB lainnya. Mereka absah mempersoalkan dan mengadukan pemerintah pelanggar HAM di

suatu negara ke Komisi Tinggi HAM PBB atau melalui lembaga-lembaga HAM internasional

lainnya unuk mengutuk bahkan menjatuhkan sanksi internasional terhadap pemerintah yang

bersangkutan.

Adapun hakikat universalitas HAM yang sesungguhnya, bahwa ke-30 pasal yang

termaktub dalam Deklarasi HAM sedunia itu adalah standar nilai kemanusiaan yang berlaku

bagi siapapun, dari kelas sosial dan latar belakang primordial apa pun serta bertempat tinggal

di mana pun di muka bumi ini. Semua manusia adalah sama. Semua kandungan nilai-nilainya

berlaku untuk semua.

Di Indonesia HAM sebenarnya telah lama ada. Sebagai contoh, HAM di Sulawesi

Selatan telah dikenal sejak lama, kemudian ditulis dalam buku-buku adat (Lontarak). Antara

lain dinyatakan dalam buku Lontarak (Tomatindo di Lagana) bahwa apabila raja berselisih

faham dengan Dewan Adat, maka Raja harus mengalah. Tetapi apabila para Dewam Adat

sendiri berselisih, maka rakyatlah yang memustuskan. Jadi asas-asas HAM yang telah disorot

sekarang, semuanya sudah diterpkan oleh Raja-Raja dahulu, namun hal ini kurang

6

Page 10: Makalah PKN

diperhatikan karena sebagian ahli hukum Indonesia sendiri agaknya lebih suka mempelajari

teori hukum Barat. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa HAM sudah lama lahir di

Indonesia, namun dalam perkembangannya tidak menonjol karena kurang dipublikasikan.

Human Rights selalu terkait dengan hak individu dan hak masyarakat. Ada yang bertanya

mengapa tidak disebut hak dan kewajban asasi. Juga ada yang bertanya mengapa bukan Social

Rights. Bukankan Social Rights mengutamakan masyarakat yang menjadi tujuan ?

Sesungguhnya dalam Human Rights sudah implisit adanya kewajiban yang harus

memperhatikan kepentingan masyarakat. Demikian juga tidak mungkin kita mengatakan ada

hak kalau tanpa kewajiban. Orang yang dihormati haknya berkewajiban pula menghormati

hak orang lain. Jadi saling hormat-menghormati terhadap masing-masing hak orang. Jadi

jelaslah kalau ada hak berarti ada kewajiban. Contoh : seseorang yang berhak menuntut

perbaikan upah, haruslah terlebih dahulu memenuhi kewajibannya meningkatkan hasil

kerjanya. Dengan demikian tidak perlu dipergunakan istilah Social Rights karena kalau kita

menghormati hak-hak perseorangan (anggota masyarakat), kiranya sudah termasuk pengertian

bahwa dalam memanfaatkan haknya tersebut tidak boleh mengganggu kepentingan

masyarakat. Yang perlu dijaga ialah keseimbangan antara hak dan kewajiban serta antara

kepentingan perseorangan dengan kepentingan umum (kepentingan masyarakat). Selain itu,

perlu dijaga juga keseimbangan antara kebebasan dan tanggungjawab. Artinya, seseorang

memiliki kebebasan bertindak semaunya, tetapi tidak memperkosa hak-hak orang lain. Ada

yang mengatakan bahwa pelaksanaan HAM di Indonesia harus sesuai dengan latar belakang

budaya Indonesia. Artinya, Universal Declaration of Human Rights kita akui, hanya saja

dalam implementasinya mungkin tidak sama dengan di negara-negara lain khususnya negara

Barat yang latar belakang sejarah dan budayanya berbeda dengan kita. Memang benar bahwa

negara-negara di dunia (tidak terkecualai Indonesia) memiliki kondisi-kondisi khusus di

bidang politik, sosial, ekonomi, budaya dan lain sebagainya, yang bagaimanapun, tentu saja

berpengaruh dalam pelaksanaan HAM. Tetapi, tidak berarti dengan adanya kondisi yang

bersifat khusus tersebut, maka prinsip-prinsip mendasar HAM yang universal itu dapat

dikaburkan apalagi diingkari. Sebab, universalitas HAM tidak identik dengan

"penyeragaman". Sama dalam prinsip-prinsip mendasar, tetapi tidak mesti seragam dalam

pelaksanaan. Disamping itu, apa yang disebut dengan kondisi bukanlah sesuatu yang bersifat

statis. Artinya, suatu kondisi tertentu tidak dapat dipergunakan sebagai patokan mutlak.

Kondisi itu memiliki sifat yang berubah-ubah, dapat dipengaruhi dan diciptakan dari waktu ke

7

Page 11: Makalah PKN

waktu. Oleh karena itu, masalahnya adalah kembali kepada siapa yang mengkondisikan dan

mengapa diciptakan kondisi seperti itu ?

2.3 Hak Asasi dalam UUD 1945

Masalah Hak Asasi Manusia (HAM) secara jelas diatur dalam UUD 1945 yang

diamandemen. Tapi, bukan berarti sebelum itu UUD 1945 tidak memuat masalah

HAM. Hak asasi yang diatur saat itu antara lain hak tentang merdeka disebut pada

bagian pembukaan, alinea kesatu. Kemudian, hak berserikat diatur dalam pasal 28, hak

memeluk agama pada pasal 29, hak membela negara pada pasal 30, dan hak mendapat

pendidikan, terdapat pada pasal 31.Dalam UUD 1945 yang diamandemen, HAM

secara khusus diatur dalam Bab XA, mulai pasal 28 A sampai dengan pasal 28 J.

Pasal 28 A : Setiap orang berhak untuk hidup serta berhak mempertahankan hidup dan

kehidupannya.

Pasal 28 B : (1) Setiap orang berhak membentuk keluarga dan melanjutkan keturunan melalui

perkawinan sah. (2) Setiap anak berhak atas kelangsungan hidup, tumbuh, dan berkembang

serta berhak atas perlindungan dari kekerasan dan diskriminasi.

Pasal 28 C : (1) Setiap orang berhak mengembangkan diri melalui pemenuhan kebutuhan

dasarnya, berhak mendapat pendidikan dan memperoleh manfaat dan ilmu pengetahuan dan

teknologi, seni dan budaya, demi meningkatkan kualitas hidupnya dan demi kesejahteraan

umat manusia. (2) Setiap orang berhak untuk memajukan dirinya dalam memperjuangkan

haknya secara kolektif untuk membangun masyarakat, bangsa, dan negaranya.

Pasal 28 D : (1) Setiap orang berhak atas pengakuan, jaminan, perlindungan, dan kepastian

hukum yang adil serta perlakuan yang sama di hadapan hukum. (2) Setiap orang berhak

untuk bekerja serta mendapat imbalan dan perlakuan yang adil dan layak dalam hubungan

kerja. (3) Setiap warga negara berhak memperoleh kesempatan yang sama dalam

pemerintahan. (4) Setiap orang berhak atas status kewarganegaraan.

Pasal 28 E : (1) Setiap orang bebas memeluk agama dan beribadat menurut agamanya,

memilih pendidikan dan pengajaran, memilih pekerjaan, memilih kewarganegaraan, memilih

tempat tinggal di wilayah negara dan meninggalkannya, serta hendak kembali. (2) Setiap

orang berhak atas kebebasan meyakini kepercayaan menyatakan pikiran dan sikap, sesuai

dengan hati nuruninya. (3) Setiap orang berhak atas kebebasan berserikat, berkumpul, dan

mengeluarkan pendapat.

8

Page 12: Makalah PKN

Pasal 28F

Setiap  orang  berhak  untuk  berkomunikasi  dan  memperoleh informasi untuk 

mengembangkan  pribadi  dan  lingkungan  sosialnya,  serta  berhak  untuk mencari, 

memperoleh,  memiliki,  menyimpan,  mengolah,  dan  menyampaikan

informasi dengan menggunakan segala jenis saluran yang tersedia. **)

Pasal 28G

(1)  Setiap  orang  berhak atas perlindungan  diri pribadi,  keluarga,  kehormatan,

martabat, dan harta benda yang dibawah  kekuasaannya,  serta berhak atas rasa aman  dan 

perlindungan  dari  ancaman ketakutan  untuk  berbuat  atau tidak berbuat sesuatu yang 

merupakan hak asasi. **)

(2)  Setiap  orang  berhak  untuk  bebas  dari  penyiksaan  dan  perlakuan  yang

merendahkan  derajat  martabat  manusia  dan  berhak   memperoleh  suaka

politik dari negara lain. **)

Pasal 28H

(1)Setiap orang berhak hidup sejahtera lahir dan batin, bertempat tinggal, dan

medapatkan  lingkungan  hidup  baik  dan  sehat  serta  berhak  memperoleh

pelayanan kesehatan. **)

(2)  Setiap  orang  mendapat  kemudahan  dan  perlakuan  khusus  untuk

memperoleh  kesempatan  dan  manfaat  yang  sama  guna  mencapai

persamaan dan keadilan. **)

(3)  Setiap  orang  berhak  atas  jaminan  sosial  yang  memungkinkan

pengembangan dirinya secara utuh sebagai manusia yang bermartabat. **)

(4)  Setiap  orang  berhak mempunyai  hak milik  pribadi  dan  hak milik  tersebut

tidak boleh diambil alih secara sewenangwenang oleh siapa pun. **)

Pasal 28I

(1)  Hak untuk hidup, hak untuk tidak disiksa, hak kemerdekaan pikiran dan hati nurani,  hak 

beragama,  hak  untuk  tidak  diperbudak,  hak  untuk  diakui

sebagai pribadi dihadapan hukum, dan hak untuk  tidak dituntut atas dasar hukum  yang 

berlaku  surut  adalah  hak  asasi  manusia   yang  tidak  dapat dikurangi dalam keadaan 

apa pun. **)

(2)  Setiap  orang  berhak bebas atas  perlakuan  yang bersifat  diskriminatif  atas

dasar apa pun dan berhak mendapatkan perlindungan terhadap perlakuan yang bersifat

9

Page 13: Makalah PKN

diskriminatif itu. **)

(3) Identitas budaya dan hak masyarakat tradisional dihormati selaras denganPerkembangan 

zaman dan peradaban. **)

(4)  Perlindungan,  pemajuan,  penegakan,  dan  pemenuhan  hak  asasi manusia

adalah tanggung jawab negara, terutama  pemerintah. **)

(5)  Untuk menegakan dan melindungi hak assi manusia sesuai  dengan prinsip negara 

hukum  yang  demokratis,  maka  pelaksanaan  hak  asasi  manusia dijamin,  diatur,  dan 

dituangkan  dalam  peraturan   perundanganundangan. **)

Pasal 28J

(1) Setiap orang wajib menghormati hak asasi manusia orang laindalam tertibkehidupan 

bermasyarakat, berbangsa, dan  bernegara. **)

(2)  Dalam  menjalankan  hak  dan  kebebasannya,  setiap  orang  wajib  tunduk kepada 

pembatasan  yang  ditetapkan  dengan  undang-undang   dengan maksud semata-

mata untuk menjamin pengakuan serta  penghormatan atas hak  kebebasan orang  lain 

dan untuk memenuhi   tuntutan  yang adil  sesuai dengan  pertimbangan moral,  nilainilai 

agama,   keamanan,  dan  ketertiban umum dalam suatu masyarakat  demokratis. **)

2.4 HAM Menurut UU No. 39 Th. 1999

Pengertian HAM, menurut UU 39/1999 tentang HAM, adalah seperangkat hak

yang melekat pada hakikat dan keberadaan manusia sebagai makhluk Tuhan Yang

Maha Esa dan merupakan anugerah-Nya yang wajib dihormati, dijunjung tinggi dan

dilindungi oleh negara, hukum, Pemerintah, dan setiap orang demi kehormatan serta

perlindungan harkat dan martabat manusia.

Pemikiran-pemikiran yang mendasari lahirnya UU ini, sebagaimana disebut pada bagian

Umum Penjelasan Pasal demi Pasal, adalah sebagai berikut:

a. Tuhan Yang Maha Esa adalah pencipta alam semesta dengan segala isinya;

b. pada dasarnya, manusia dianugerahi jiwa, bentuk, struktur, kemampuan, kemauan serta

berbagai kemudahan oleh Penciptanya, untuk menjamin kelanjutan hidupnya;

c. untuk melindungi, mempertahankan, dan meningkatkan martabat manusia, diperlukan

pengakuan dan perlindungan hak asasi manusia, karena tanpa hal tersebut manusia akan

kehilangan sifat dan martabatnya, sehingga dapat mendorong manusia menjadi serigala

bagi manusia lainnya (homo homini lupus);

10

Page 14: Makalah PKN

d. karena manusia merupakan makhluk sosial, maka hak asasi manusia yang satu dibatasi

oleh hak asasi manusia yang lain, sehingga kebebasan atau hak asasi manusia bukanlah

tanpa batas;

e. hak asasi manusia tidak boleh dilenyapkan oleh siapapun dan dalam keadaan apapun;

f. setiap hak asasi manusia mengandung kewajiban untuk menghormati hak asasi manusia

orang lain, sehingga di dalam hak asasi manusia terdapat kewajiban dasar;

g. hak asasi manusia harus benar-benar dihormati, dilindungi, dan ditegakkan, dan untuk itu

pemerintah, aparatur negara, dan pejabat publik lainnya mempunyai kewajiban dan

tanggungjawab menjamin terselenggaranya penghormatan, perlindungan, dan penegakan

hak asasi manusia.

2.5 Kewajiban Asasi Manusia

Hakekatnya dalam kehidupan manusia ada dua dimensi kehidupan yaitu

dimensi individu dan dimensi sosial. Pada tataran individu, seseorang akan

membangun pada dirinya praktek dan pengembangan nilai yang akan mengarahkan

berbagai tindakan dirinya dalm upaya mencapai rasa puas diri. Walaupun demikian

rasa puas diri yang hendak dicapai dapat dibagi dalam dua gradasi yaitu gradasi

pertama adalah adanya kebutuhan dan keinginan yang bersifat individu. Pada gradasi

kedua yang bersifat lebih tinggi adalah kesadaran sosial juga mempunyai jenis

kebutuhan sosial dan keinginan sosial. Pada tataran individu, cara mencapainya tentu

tidak diperkenankan bila kehendak tersebut bila akan dieksekusi  sudah jelas akan

merugikan orang lain, demikian pula pada level kehidupan sosial.

Pada tataran praktek, seseorang yang mempunyai self awareness yang akan

dapat membedakan antara kebutuhan dan keinginan. Peran agama yang merupakan

rujukan nilai yang akan membentuk dan memancarkan perilakunya disamping akar

budayanya, bila diaktualisasikan akan memancarkan pola praktek kewajiban manusia.

Dalam konteks atau semangat ini, maka semua agama telah jelas mengajarkan nilai-

nilai toleransi dan pembentuk motivasi perilaku luhur, baik untuk tujuan ke-akheratan

maupun untuk tujuan ke-duniawi-an. Demikian pula dalam konstruksi hubungan dan

perilaku sosial, misalnya, agama Islam telah memberikan rujukan nilai seperti

mekanisme musyawarah dalam menyelesaikan persoalan, kemudian tolong-menolong

dalam hal kebaikan, tanpa melihat perbedaan agama, suku, status sosial dll. Nilai-nilai

11

Page 15: Makalah PKN

seperti ini yang perlu dilakukan re-aktualisasinya dalam konstruksi hubungan sosial

dalam wadah Indonesia ini sehingga menumbuhkan proses-proses sinergitas-positif.

Bila keadaan ini yang terjadi maka proses pensejahteraan bangsa tentu akan lebih

terpacu atau lebih akseleratif. Karenanya dimensi hubungan horizontal dalam nilai-

nilai agama ini yang perlu mendapat prioritas dalam aktualisasi diri, baik sejak

pemahamannya maupun dalam aspek praktikalitasnya. Maka karakter yang

membentuk perilaku ini sesungguhnya merupakan kewajiban asasi manusia (KAM)

sebagai makhluk ibadah.

Maka dalam sebuah komunitas yang bernama bangsa yang dibangun atas

kesamaan nilai-nilai budaya, maka dalam wadah kebangsaan perlu dibangun sebuah

konstruksi teologi yang mampu keluar dari kesempitan (aliran) agama dan mampu

mendorong umat menyapa baik komunitas internalnya maupun yang di luarnya. Ada

dua hal yang potensial yang dapat dicapai dalam pengembangan teologi kebangsaan.

Pertama, sikap bahwa manusia tidak mungkin dapat hidup sendiri, maka dalam

kesadaran ini “semangat memberi” (giver) merupakan  sikap  terbaik  sebagai

pengganti dari sikap selalu menuntut hak, tanpa diimbangi dengan pengertian adanya

kewajiban (taker). Kedua, dalam beragama dan soal-soal keagamaan, yang mendorong

manusia sebagi makhluk ibadah untuk selalu berbuat baik  dapat dikembangkan

menjadi perilaku yang baku dan menjadi sikap yang tidak ter-buru-buru atau mudah

menggunakan alasan agama untuk menghakimi orang lain.Untuk itu, bila dengan

berbagai kejadian yang ada didunia ini dapat dianggap sebagai sedang terjadinya krisis

nilai, yang merupakan akar dari berbagai krisis yang ada, maka bila digunakan teori

seven habit-nya Covey, maka pada tataran : Kemauan – Mengutamakan yang Utama

(First Thing First- Yang penting dan mendesak) dengan penjelasan sebgai berikut :

Kemampuan manusia berupa kemauan apabila diaktualkan secara optimal akan menghasilkan

kebiasaan hidup teratur – mengutamakan yang utama, dan penuh displin dalam membuat tata

letak antara prioritas utama, kepentingan, dan urgensitas. Keteraturan dan displin tidak dapat

diraih tanpa kemauan keras untuk merebut tanggung jawab. Orang yang tahu tata letak akan

membuat kebiasaan hidup efektif.

Pada level aktualisasi yang  rendah, kemampuan ini akan menghasilkan

kebiasaan hidup berupa mentalitas jalan-pintas, atau the simple answer, menolak

12

Page 16: Makalah PKN

tanggung jawab hidup sehingga tidak terjadi keteraturan. Membesar-besarkan hal yang

kecil dan mengabaikan hal yang menjadi benih-benih   peristiwa besar  (kebocoran

atau kemampetan talang).  Orang yang malas tidak berarti hidupnya efektif meskipun

ia menolak bertanggung jawab karena pada dasarnya hidup ini tidak memberi pilihan

antara  bertanggung jawab atau tidak, melainkan harus bertanggung jawab. Maka

dalam hal ini dalam asumsi sedang terjad globalisasi krisis nilai, maka nilai utama atau

First Thing First yang harus ditegakkan saat ini adalah mulai dengan menegakkan dan

mempraktekkan “kewajiban asasi manusia” atau (KAM). Marilah bangsa indonesia

membangun identitas karakternya dengan semaraknya praktek moralitas giver, sebagai

manifestasi ari kesadaran nilai KAM.

2.6 Hak Asasi Manusia (HAM) pada tataran Global

Sebelum konsep HAM diritifikasi PBB, terdapat beberapa konsep utama

mengenai HAM ,yaitu:

a. HAM menurut konsep Negara-negara Barat:

1. Ingin meninggalkan konsep Negara yang mutlak.

2. Ingin mendirikan federasi rakyat yang bebas.

3. Filosofi dasar: hak asasi tertanam pada diri individu manusia.

4. Hak asasi lebih dulu ada daripada tatanan Negara.

b. HAM menurut konsep sosialis:

1. Hak asasi hilang dari individu dan terintegrasi dalam masyarakat

2. Hak asasi tidak ada sebelum Negara ada.

3. Negara berhak membatasi hak asasi manusia apabila situasi menghendaki.

c. HAM menurut konsep bangsa-bangsa Asia dan Afrika:

1. Tidak boleh bertentangan ajaran agama sesuai dengan kodratnya.

2. Masyarakat sebagai keluarga besar, artinya penghormatan utama terhadap

kepala keluarga

3. Individu tunduk kepada kepala adat yang menyangkut tugas dan kewajiban

sebagai anggota masyarakat.

d. HAM menurut konsep PBB;

Konsep HAM ini dibidani oleh sebuah komisi PBB yang dipimpin oleh Elenor

Roosevelt dan secara resmi disebut “ Universal Decralation of Human Rights”.

13

Page 17: Makalah PKN

Universal Decralation of Human Rights menyatakan bahwa setiap orang mempunyai:

 Hak untuk hidup

Kemerdekaan dan keamanan badan

Hak untuk diakui kepribadiannya menurut hukum

Hak untuk mendapat jaminan hukum dalam perkara pidana

Hak untuk masuk dan keluar wilayah suatu Negara

Hak untuk mendapat hak milik atas benda

 Hak untuk bebas mengutarakan pikiran dan perasaan

 Hak untuk bebas memeluk agama

Hak untuk mendapat pekerjaan

Hak untuk berdagang

Hak untuk mendapatkan pendidikan

Hak untuk turut serta dalam gerakan kebudayaan masyarakat

Hak untuk menikmati kesenian dan turut serta dalam kemajuan keilmuan.

2.7 HAM di Indonesia : Masalah dan Penanganannya

Sejalan dengan amanat Konstitusi, Indonesia berpandangan bahwa pemajuan

dan perlindungan HAM harus didasarkan pada prinsip bahwa hak-hak sipil, politik,

ekonomi, sosial budaya, dan hak pembangunan merupakan satu kesatuanyang tidak

dapat di pisahkan, baik dalam penerapan, pemantauan, maupun dalam

pelaksanaannya. Sesuai dengan pasal 1 (3), pasal 55, dan 56 Piagam PBB upaya

pemajuan dan perlindungan HAM harus dilakukan melalui sutu konsep kerja sama

internasional yang berdasarkan pada prinsip saling menghormati, kesederajatan, dan

hubungan antar negaraserta hukum internasional yang berlaku.

Program penegakan hukum dan HAM meliputi pemberantasan korupsi,

antitrorisme, serta pembasmian penyalahgunaan narkotika dan obat berbahaya. Oleh

sebab itu, penegakan hukum dan HAM harus dilakukan secara tegas, tidak

diskriminatif dan konsisten.

Kegiatan-kegiatan pokok penegakan hukum dan HAM meliputi hal-hal

berikut:

1. Pelaksanaan Rencana Aksi Nasional Hak Asasi Manusia (RANHAM) dari 2004-2009

sebagai gerakan nasional

14

Page 18: Makalah PKN

2. Peningkatan efektifitas dan penguatan lembaga / institusi hukum ataupun lembaga

yang fungsi dan tugasnya menegakkan hak asasi manusia

3. Peningkatan upaya penghormatan persamaan terhadap setiap warga Negara di depan

hukum melalui keteladanan kepala Negara beserta pimpinan lainnya untuk memetuhi/

menaati hukum dan hak asasi manusia secara konsisten serta konsekuen

4. Peningkatan berbagai kegiatan operasional penegakan hukum dan hak asasi manusia

dalam rangka menyelenggarakan ketertiban sosial agar dinamika masyarakat dapat

berjalan sewajarnya.

5. Penguatan upaya-upaya pemberantasan korupsi melalui pelaksanaan Rencana, Aksi

Nasional Pemberantasan Korupsi.

6. Peningkatan penegakan hukum terhadao pemberantasan tindak pidana terorisme dan

penyalahgunaan narkotika serta obat lainnya.

7. Penyelamatan barang bukti kinerja berupa dokumen atau arsip/lembaga Negara serta

badan pemerintahan untuk mendukung penegakan hukum dan HAM.

8. Peningkatan koordinasi dan kerja sama yang menjamin efektifitas penegakan hukum

dan HAM.

9. Pengembangan system manajemen kelembagaan hukum yang transparan.

10. Peninjauan serta penyempurnaan berbagai konsep dasar dalam rangka mewujudkan

proses hukum yang kebih sederhana, cepat, dan tepat serta dengan biaya yang

terjangkau oleh semua lapisan masyarakat.

Contoh-Contoh Kasus Pelanggaran HAM

1. Terjadinya penganiayaan pada praja STPDN oleh seniornya dengan dalih pembinaan

yang menyebabkan meninggalnya Klip Muntu pada tahun 2003.

2. Dosen yang malas masuk kelas atau malas memberikan penjelasan pada suatu mata

kuliah kepada mahasiswa merupakan pelanggaran HAM ringan kepada setiap

mahasiswa.

3. Para pedagang yang berjualan di trotoar merupakan pelanggaran HAM terhadap para

pejalan kaki, sehingga menyebabkan para pejalan kaki berjalan di pinggir jalan

sehingga sangat rentan terjadi kecelakaan.

15

Page 19: Makalah PKN

4. Orang tua yang memaksakan kehendaknya agar anaknya masuk pada suatu jurusan

tertentu dalam kuliahnya merupakan pelanggaran HAM terhadap anak, sehingga

seorang anak tidak bisa memilih jurusan yang sesuai dengan minat dan bakatnya.

5. Kasus Babe yang telah membunuh anak-anak yang berusia di atas 12 tahun, yang

artinya hak untuk hidup anak-anak tersebut pun hilang

6. Masyarakat kelas bawah mendapat perlakuan hukum kurang adil, bukti nya jika

masyarakat bawah membuat suatu kesalahan misalkan mencuri sendal proses hukum

nya sangat cepat, akan tetapi jika masyarakat kelas atas melakukan kesalahan misalkan

korupsi, proses hukum nya sangatlah lama

7. Kasus Tenaga Kerja Wanita (TKW) yang bekerja di luar negeri mendapat

penganiayaan dari majikannya

8. Kasus pengguran anak yang banyak dilakukan oleh kalangan muda mudi yang kawin

diluar nikah

16

Page 20: Makalah PKN

BAB III

PENUTUP

3.1 Kesimpulan

HAM adalah hak-hak dasar yang dimiliki oleh manusia sesuai dengan kiprahnya. Setiap

individu mempunyai keinginan agar HAM-nya terpenuhi, tapi satu hal yang perlu kita

ingat bahwa Jangan pernah melanggar atau menindas HAM orang lain.Dalam kehidupan

bernegara HAM diatur dan dilindungi oleh perundang-undangan RI, dimana setiap bentuk

pelanggaran HAM baik yang dilakukan oleh seseorang, kelompok atau suatu instansi atau

bahkan suatu Negara akan diadili dalam pelaksanaan peradilan HAM, pengadilan HAM

menempuh proses pengadilan melalui hukum acara peradilan HAM sebagaimana terdapat

dalam Undang-Undang pengadilan HAM.

3.2 Saran

Sebagai makhluk sosial kita harus mampu mempertahankan dan memperjuangkan HAM

kita sendiri. Di samping itu kita juga harus bisa menghormati dan menjaga HAM orang

lain jangan sampai kita melakukan pelanggaran HAM. Dan jangan sampai pula HAM kita

dilanggar dan dinjak-injak oleh orang lain.Jadi dalam menjaga HAM kita harus mampu

menyelaraskan dan mengimbangi antara HAM kita dengan orang lain.

17

Page 21: Makalah PKN

DAFTAR PUSTAKA

Ubaedillah, Abdul Rozak, Demokrasi Hak Asasi Manusia dan Masyarakat

Madani, edisi ketiga,Kencana Prenada Media Group,Jakarta.

Kansil C.S.T., Modul Pancasila dan Kewarganegaraan,cetakan kedua, PT

Pradnya Paramita,Jakarta,2005.

www.Google.com

http://pusham.uii.ac.id/ham/7_Chapter1.pdf.