BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Law is a command of the Lawgiver (hukum adalah perintah dari penguasa),
dalam arti perintah dari mereka yang memiliki kekuasaan tertinggi atau yang
memegang kedaulatan. Demikian John Austin, seperti dikutip oleh Prof Lili
Rasyidi. Perdebatan mengenai hububngan hukum dan politik memiliki akar
sejarah panjang dalam ilmu hukum. Bagi kalangan penganut aliran positivisme
hukum seperti John Austin, hukum adalah tidak lain dari produk politik atau
kekuasaan. Pada sisi lain, pandangan berbeda datang dari kalangan aliran sejarah
dalam ilmu hukum, yang melihat hukum tidak dari dogmatika hukum dan undang-
undang semata, akan tetapi dari kenyataan-kenyataan sosial yang ada dalam
masyarakat dan berpandangan bahwa hukum itu tergantung pada penerimaan
umum dalam masyarakat dan setiap kelompok menciptakan hukum yang hidup.
Hukum adalah aturan secara resmi yang mengikat masyarakatnya berupa
larangan-larangan dan peraturan-peraturan yang di buat untuk mengatur
masyarakat suatu negara. Hukum juga dapat di artikan sebagai perantara utama
dalam hubungan sosial antar masyarakat terhadap kriminalisasi dalam hukum
pidana dan perdata dan juga sebagai perlindungan hak asasi manusia. Secara
umum fungsi hukum adalah untuk menertibkan dan mengatur masyarakat serta
menyelesaikan masalah-masalah yang timbul.
Hukum merupakan peraturan-peraturan yang diciptakan oleh suatu negara
atau lembaga yang berwenang dan memiliki sifat memaksa, memaksa memiliki
makna bahwa diwajibkan untuk dipatuhi dan jika dilanggar maka sebagai
resikonya individu yang melanggar akan mendapatkan sanksi dari negara atau
pejabat yang berwenang. Dari pengertian hukum tersebut sudah ditegaskan bahwa
hukum itu dibuat untuk dipatuhi dan ada sanksi bagi yang melanggarnya, namun
kenyataan dilapangan ternyata hukum dibuat justru untuk dilanggar dan hanya
Perkembangan Sitem Penegakan Hukum di Negara Indonesia | 1
bersifat tertulis semata. Dan hal itu terjadi karena pelaksanaan hukum di
Indonesia memiliki banyak kelemahan dan kekurangan, sehingga dengan kita
mempelajari dan mengkaji kekurangan, kelemahan dan permasalahan yang terjadi
di negara ini, kita bisa memperbaiki apa yang kurang baik ini menjadi lebih baik.
Ada beberapa permasalahan-permasalahan yang terjadi di Negara Indonesia,
permasalahan itu disebabkan oleh berbagai hal, beberapa diantaranya adalah
masalah pada sistem peradilannya, perangkat hukumnya dan tidak konsistennya
para penegak hukum terhadap hukum itu sendiri serta intervensi kekuasaan
maupun perlindungan hukum terhadap masyarakatnya. Pelaksanaan hukum itu
sendiri juga memiliki kelemahan pada Produk Hukum, Penegak Hukum dan
Sanksi Hukumnya.
Makalah ini dibuat untuk membahas hal-hal yang menyebabkan hukum itu
seolah tidak mampu menciptakan ketertiban hidup bermasyarakat dan seakan
hanya sebagai formalitas bahkan seringkali dipandang sebelah mata oleh
masyarakat karena sistemnya yang kurang baik dan sering disalahgunakan.
Melalui sedikit pemaparan dalam makalah ini semoga dapat menimbulkan
motivasi bagi penulis dan pembaca untuk dapat bersama-sama menegakkan
supremasi hukum dalam kehidupan berbangsa dan bernegara.
B. Tujuan Penulisan
Adapun tujuan dari penulisan makalah ini adalah :
1. Untuk memenuhi tugas Mata Pelajaran PKN sebagai salah satu syarat
pembelajaran yang diajarkan.
2. Untuk Mengetahui apa itu sistem penegakan hukum di Indonesia.
3. Untuk mengetahui bagaimana penegakan hukum di Indonesia
4. Untuk Mempelajari Kondisi Hukum di Indonesia
5. Untuk Membahas Lemahnya system penegaka hukum diIndonesia
Perkembangan Sitem Penegakan Hukum di Negara Indonesia | 2
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
1. Pengertian Hukum
Pengertian tentang hukum itu sulit untuk diseragamkan karena ada beberapa
pandangan, tinjauan dan kajian dari berbagai sudut pandang. Sebagian orang
berpendapat bahwa hukum merupakan peraturan-peraturan yang dibuat oleh
negara atau lembaga yang berwenang dan bersifat memaksa. Memaksa
memiliki makna bahwa mengharuskan untuk dipatuhi dan jika tidak mematuhi
akan mendapatkan sanksi dari negara atau pejabat yang berwenang.
Beberapa pendapat dari para ahli tentang pengertian hukum:
1) Grotius, dalam ”De Jure Belli ac Facis tahun 1625”. “ Hukum adalah peraturan
tentang moral yang menjamin keadilan”.
2) Ultrech dalam bukunya yang berjudul : ”PENGANTAR DALAM HUKUM
INDONESIA”, ” Hukum adalah himpunan-himpunan peraturan-peraturan
(perintah-perintah dan larangan-larangan) yang mengurus tata tertib suatu
masyarakat dan karena itu harus ditaati oleh masyarakat itu”.
3) Van Volenhoven, dalam ”Het Adatrecht Van Nederlands Indie”. Hukum
adalah suatu gejala dalam keadaan bentur dan membentur tanpa henti-hentinya
dengan gejala-gejala lainnya.
2. Tujuan dan Fungsi Hukum
Perkembangan Sitem Penegakan Hukum di Negara Indonesia | 3
Tujuan hukum secara umum adalah untuk mengatur tingkah laku manusia
dalam
lingkungan masyarakat, agar terwujud keamanan, ketertiban, kedamaian dan
kesejahteraan.
Tujuan hukum menurut pendapat beberapa ahli antara lain:
Van Apeldoorn, yaitu untuk mengatur tata pergaulan hidup manusia secara
damai dan adil.
Van Kan, yaitu untuk menjaga kepentingan tiap manusia supaya
kepentingan itu tidak dapat diganggu.
Ultrecht, yaitu bertugas untuk menjamin adanya kepastian hukum dalam
pergaulan manusia.
Mohtar Kusumaatmadja, yaitu terpeliharanya dan terjaminnya keteraturan
(kepastian) dan ketertiban.
Fungsi hukum adalah untuk membatasi tingkah laku manusia dalam lingkungan
masyarakat, agar manusia tidak bertindak/bersikap semena-mena.
3. Unsur-Unsur Hukum
Adapun unsur-unsur hukum yaitu:
Peraturan mengenai tingkah laku manusia dalam pergaulan masyarakat.
Peraturan itu dibuat oleh badan-badan resmi yang berwajib.
Peraturan itu bersifat memaksa.
Perkembangan Sitem Penegakan Hukum di Negara Indonesia | 4
Sanksi terhadap pelanggaran peraturan tersebut adalah tegas.
4. Ciri-Ciri Unsur Hukum
Adanya perintah dan/atau larangan.
Perintah dan/atau larangan itu harus ditaati setiap orang.
5. Ketentuan Bahwa Indonesia Negara Hukum
a. UUD 1945 pasal 1 ayat 3 (hasil amandemen) menyebutkan bahwa Negara
Indonesia adalah negara hukum.
b. UUD 1945 pasal 27 ayat 1: segala warga negara bersamaan kedudukannya
didalam hukum dan pemerintahan serta wajib menjunjung hukum dan
pemerintahan hukum itu dengan
tidak ada kecualinya.
c. Indonesia adalah negara hukum yang memenuhi ciri-ciri negara hukum
yaitu:
1). Diakuinya hak asasi manusia.
2). Adanya asas legalitas (semua tindakan berdasarkan peraturan/hukum
yang berlaku).
3). Adanya suatu peradilan yang bebas dan tidak memihak.
6. Arti Pentingnya Hukum Bagi Warga Negara
Perkembangan Sitem Penegakan Hukum di Negara Indonesia | 5
a. Memberikan rasa keadilan bagi warga negara: hukum dibuat untuk
menciptakan keadilan karena dengan peratuaran terdapat bukti-bukti
tertulis untuk mengatur kehidupan manusia.
b. Menjamin kepentingan hukum bagi warga negara: dengan adanya
hukum kehidupan ada kepastian hukum bagi warga negara untuk
bertindak/melakukan perbuatan tidak ragu-ragu.
c. Melindungi dan mengayomi hak-hak warga negara: hukum berfungsi
melindungi dan mengayomi hak-hak warga negara. Hak-hak warga
negara atau manusia sebenarnya sudah ada sebelum ada peraturan
tetapi tanpa ada peraturan hak itu akan dirampas oleh orang lain.
Dengan peraturan diharapkan hak itu tetap ada dan terus terjaga.
Perkembangan Sitem Penegakan Hukum di Negara Indonesia | 6
BAB III
PEMBAHASAN
1. Sistem Penegakan Hukum di Indonesia
Sistem berasal dari bahasa Yunani “systema” yang berarti suatu keseluruhan yang
tersusun dari sekian banyak bagian (whole compound of several parts). Sistem
merupakan suatu kebulatan yang memiliki unsur-unsur dan peran yang saling
berkaitan dan saling mempengaruhi. Masing-masing bagian atau unsur harus dilihat
dalam kaitannya dengan bagian-bagian atau unsur-unsur lain dan dengan
keseluruhannya seperti mozaik atau legpuzzle. Sistem merupakan pengorganisasian
dari bagian-bagian yang saling berhubungan dan saling menggantungkan diri satu
dari yang lain dan membentuk satu kesatuan. Suatu sistem adalah suatu perangkat
komponen yang berkaitan secara terpadu dan dikoordinasikan sedemikian rupa untuk
mencapai tujuan yang telah ditentukan.
Adapun ciri-ciri dari sistem yaitu : terikat pada waktu dan tempat; kontinu,
berkesinambungan, dan otonom; terdapat pembagian di dalamnya; tidak
menghendaki adanya konflik antara unsur-unsur atau bagian-bagian; sebagai
pelengkap; dan memiliki konsep yang fundamental. Dengan demikian dapat
dirumuskan bahwa sistem hukum adalah suatu keseluruhan yang terdiri atas bagian-
bagian atau unsur-unsur yang saling menentukan, saling pengaruh mempengaruhi dan
tidak boleh saling bertentangan (harus konsisten), untuk mencapai suatu tujuan
tertentu. Secara sederhana, sistem hukum adalah susunan hukum yang teratur. Sistem
hukum terdiri dari suatu keseluruhan kompleks unsur-unsur yaitu peraturan, putusan,
pengadilan, lembaga atau organisasi, dan nilai-nilai. Sistem hukum bersifat kontinu,
berkesinambungan dan otonom. Sistem hukum berfungsi untuk menjaga atau
mengusahakan keseimbangan tatanan dalam masyarakat (restitutio in integrum).
Perkembangan Sitem Penegakan Hukum di Negara Indonesia | 7
Sistem hukum bukan sekedar kumpulan peraturan-peraturan saja namun
peraturan-peraturan itu dapat diterima sebagai sah apabila dikeluarkan dari sumber-
sumber yang sama, seperti peraturan hukum, yurisprudensi, dan kebiasaan. Menurut
Friedman, suatu sistem hukum terdiri dari : struktur atau kelembagaan sebagai
kerangka dasar dari sistem hukum itu sendiri, substansi hukum yang terdiri dari
aturan-aturan yang bersifat materiil maupun formil, dan budaya hukum yakni nilai-
nilai atau pandangan masyarakat termasuk perilaku aparat dalam sistem hukum itu
sendiri.
Di Indonesia dikenal ada beberapa sistem hukum yang berlaku, yaitu sistem
hukum adat, sistem hukum Islam, dan sistem hukum nasional. Sistem hukum nasional
dan sistem hukum Indonesia adalah dua hal yang berbeda. Sistem hukum nasional
berarti sistem hukum yang diberlakukan oleh negara (state law), sedangkan sistem
hukum Indonesia merefleksikan keanekaragaman hukum yang hidup dalam
masyarakat. Sistem hukum nasional berasal dari dua istilah yaitu sistem dan hukum
nasional. Pengertian sistem telah dijelaskan di bagian terdahulu. Sedangkan hukum
nasional adalah hukum atau peraturan perundang-undangan yang didasarkan kepada
landasan ideologi dan konstitusional negara, yaitu Pancasila dan UUD 1945 atau
hukum yang dibangun di atas kreativitas atau aktivitas yang didasarkan atas cita rasa
dan rekayasa bangsa sendiri.
Hukum nasional tidak lain adalah sistem hukum yang bersumber dari nilai-
nilai budaya bangsa yang sudah lama ada dan berkembang sekarang. Sistem hukum
nasional adalah sebuah sistem hukum (meliputi materiil dan formil; pokok dan
sektoral) yang dibangun berdasarkan ideologi negara Pancasila, UUD 1945 dan dapat
juga bersumber pada hukum lain asal tidak bertentangan dengan jiwa Pancasila dan
UUD 1945, serta berlaku di seluruh Indonesia.
Perkembangan Sitem Penegakan Hukum di Negara Indonesia | 8
Sistem hukum nasional seperti yang diutarakan di atas tersebut masih belum
dapat terwujud sepenuhnya di Indonesia. Masih begitu banyak peraturan perundang-
undangan yang saling tumpang tindih dan bertentangan satu sama lain. Hukum
sebagai suatu sistem tidak menghendaki adanya peraturan yang saling tumpah tindih
atau bertentangan. Di Indonesia masih banyak peraturan perundang-undangan yang
tidak mencerminkan nilai-nilai Pancasila maupun UUD 1945 sehingga dalam
penerapannya tidak memberikan rasa keadilan bagi rakyat dan tidak adanya kepastian
hukum.
Ketika berbicara mengenai sistem hukum, maka ada tiga komponen penting
yang juga perlu dilihat, yaitu legal structure, legal substance, dan legal culture.
Pembangunan sistem hukum yang dilakukan di Indonesia masih dominan secara
substansi saja, namun struktur dan budayanya masih kurang mendapatkan perhatian.
Indonesia belum memiliki sistem hukum nasional yang representatif. Untuk dapat
mewujudkan sistem hukum nasional yang berlandaskan keadilan maka perlu
dikembangkan budaya hukum di seluruh lapisan mayarakat. Kemudian mengakui dan
menghormati hukum adat dan hukum agama serta memperbaharui undang-undang
warisan kolonial dan hukum nasional yang diskriminatif. Perilaku aparat penegak
hukum juga perlu diperbaiki sehingga tidak hanya hukumnya saja yang baik tapi
dalam implementasinya pun dapat berjalan dengan baik karena dukungan aparat
penegak hukum yang baik pula. Hal-hal tersebut perlu mendapat perhatian yang
sungguh-sungguh dan dilaksanakan dengan sebaik-baiknya pula oleh pemerintah dan
masyarakat.
2. Penegakan hukum di Indonesia
Hukum adalah aturan secara resmi yang mengikat masyarakatnya berupa larangan-
larangan dan peraturan-peraturan yang di buat untuk mengatur masyarakat suatu
negara. Hukum juga dapat di artikan sebagai perantara utama dalam hubungan sosial
Perkembangan Sitem Penegakan Hukum di Negara Indonesia | 9
antar masyarakat terhadap kriminalisasi dalam hukum pidana dan perdata dan juga
sebagai perlindungan hak asasi manusia. Secara umum fungsi hukum adalah untuk
menertibkan dan mengatur masyarakat serta menyelesaikan masalah-masalah yang
timbul.
Berikut pendapat hukum menurut para ahli :
Menurut Aristoteles bahwa hukum hanya sebagai kumpulan peraturan yang tidak
hanya mengikat masyarakat tetapi juga hakim.
Menurut Plato bahwa hukum merupakan peraturan-peraturan yang teratur dan
tersusun baik yang mengikat masyarakat.
Menurut R.Soeroso SH, hukum adalah himpunan peraturan yang dibuat oleh yang
berwenang dengan tujuan mengatur tata kehidupan bermasyarakat yang mempunyai
ciri memerintah dan melarang serta mempunyai sifat memaksa dengan menjatuhkan
sanksi hukuman bagi yang melanggarnya.
Menurut Abdulkadir Muhammad, SH bahwa hukum adalah segala peraturan
tertulis dan tidak tertulis yang mempunyai sanksi yang tegas terhadap pelanggarnya.
Hukum di Indonesia adalah negara yang menganut sistem hukum campuran
dengan sistem hukum utama yaitu sistem hukum Eropa Kontinental. Sistem hukum
Eropa Kontinental adalah suatu sistem hukum dengan ciri-ciri adanya berbagai
ketentuan-ketentuan hukum dikodifikasi (dihimpun) secara sistematis yang akan
ditafsirkan lebih lanjut oleh hakim dalam penerapannya. Selain itu di Indonesia juga
berlaku sistem hukum adat dan sistem hukum agama yang mengikat masyarakatnya.
Hukum adat adalah seperangkat norma dan aturan yang berlaku di suatu wilayah.
Hukum adat cenderung masih mengandung unsur kepercayaan terhadap nenek
moyang di wilayah tersebut yang sulit untuk di tinggalkan. Sedangkan hukum agama
Perkembangan Sitem Penegakan Hukum di Negara Indonesia | 10
adalah sistem hukum yang berdasarkan ketentuan agama tertentu yang terdapat dalam
Kitab Suci masing-masing agama.
Pada pelaksanaan hukum maupun penegakan hukum di Indonesia masih
tergolong memiliki kelemahan yang di latarbelakangi oleh sanksi hukum. Secara
keseluruhan bentuk sanksi yang diterima oleh pelaku kejahatan yang merugikan
banyak orang sering tidak sebanding dengan kejahatan yang tergolong kecil.
Meskipun kecil maupun besar kejahatan tersebut tetap saja hal tersebut dapat di
katakan sebagai kejahatan yang harus di tegakan keadilannya. Sebagai contoh
ketidaktegasan hukum di Indonesia adalah hukum dapat di perjual belikan pada pihak
yang mempunyai kekuasaan. Tapi semua itu kembai ke diri kita masing-masing
apakah kita sudah mematuhi hukum sepenuhnya, kalau belum bagaimana kita
mengubah negeri ini sedangkan diri kita belum sepenuhnya menaati hukum yang
berlaku.
Penegak hukum di Indonesia yang mash terbilang lemah dan tidak tegas itu
dapat kita lihat dari kasus-kasus seperti kasus lalulintas, persidangan san yang sering
kita lihat di acara-acaran berita televisi. Begitu miris kita melihatnya dari kesaksian
maupun dari pihak penegak hukum yang sepertinya pura-pura tidak tahu menahu
tentang kebohongan yang para pelaku katakana. Tidak malukah penegak hukum kita
dengan kejadian tersebut, padahal mereka sadar hukum dan di sumpah untuk berlaku
jujur dalam menjalankan tugas mereka ddalam menegakkan hukum di Indonesia.
Sebagai contoh selanjutnya, terjadi pada lingkungan lalulintas. Pelanggaran
lalulintas yang sering kita lihat di jalan raya, para penegak hukum memberi sanksi
kepada para pelanggar pengguna jalan yang melanggar peraturan perlalulintasan.
Seharusnya pengguna jalan tersebut di hukum oleh pihak yang berwenang sehingga
menimbulkan efek jera terhadap pelanggar tetapi mereka dapat bernegosiasi diantara
pelanggar dan penegak hukum. Mereka yang melanggar dengan mudah
Perkembangan Sitem Penegakan Hukum di Negara Indonesia | 11
mengeluarkan sejumlah uang yang telah disepakati saat bernegosiasi itu berlangsung.
Sehingga mereka dapat melanjutkan perjalanan mereka tanpa harus mendapatkan
perlakuan hukum. Dengan kejadian tersebut dapat membuat peraturan yang sudah
dibuat untuk menertibkan dan membuat nyaman para pengguna jalan, membuat
hukum Indonesia menjadi isapan jempol belaka. Jadi percuma saja para petinggi
Negara membuat atau selalu merevisi hukum hanya untuk dilanggar dan hanya
menjadi sebuah tulisan saja.
Tidak hanya contoh di atas saja yang membuat kita mengetahui betapa
lemahnya penegakan hukum di Indonesia. Sebagai contoh selanjutnya adalah kasus
korupsi yang sedang di perkarakan akhir-akhir ini. Menangani kasus korupsi memang
tidak semudah membalikan telapak tangan. Tetapi walaupun sesulit apapun
mengatasi masalah korupsi, tetap saja kita harus tetap membasmi pelaku-pelaku
korupsi karna hal tersebut sangat merugikan banyak pihak khususnya rakyat
Indonesia dan akan membuat masyarakat tidak mempercayai lagi hukum dan penegak
hukum di Indonesia. Jangan sampai masyarakat tidak lagi mempunyai pegangan
untuk hidup teratur dan sejahtera kalau hukum di negaranya sudah tidak benar.
Tidak merasa bersalahkah para penegak hukum membuat hukum tersebut
hanya sebagai selembar kertas yang tidak mempunyai kekuatan apapun dan harus
berharap pada siapa lagi masyarakat yang tidak mempunyai ekonomi atau kekuasaan.
Jika suatu ketika mereka harus berurusan dengan pihak yang berwajib tetapi mereka
tidak bersalah dan mereka harus terkena hukuman kerena mereka berekonomi rendah
sedangkan yang mempunyai ekomoni tinggi, mereka dapat menggunakan kekuasaan
mereka agar dapat terbebas dari hukuman sehingga yang miskin hanya bisa diam dan
tertindas dan hanya menerima kenyataan pahit yang harus mereka terima atas
hukuman yang seharusnaya bukan untuk mereka terima dan bukan atas dasar
kesalahan mereka.
Perkembangan Sitem Penegakan Hukum di Negara Indonesia | 12
Dari semua contoh diatas tidak sepenuhnya menjadi kesalahan pihak penegak
hukum tapi masyarakat pada umumnya pun juga dapat di persalahkan. Karna
peraturan dibuat bukan untuk penegak hukum semata tapi untuk masyarakat luas
juga. Karna dalam hukum tidak ada strata tapi semuanya adalah sama dimata hukum.
Penegak hukum melakukan hal tersebut mungkin karna ada kesempatan yang
memancing mereka melakukan hal tersebut. Untuk itu perbenahilah diri sendiri kita
mulai sekarang. Karena ketegakan hukum dapat terwujud dengan bagaimana kita
memupuk keteraturan dalam diri kita masing-masing terlebih dahulu.
3. Kondisi hukum di Indonesia dan Perkembangan system penegakan
hukum di Indonesia
Memperhatikan perkembangan sistem hukum Indonesia, kita akan melihat adanya
ciri-ciri yang spesifik dan menarik untuk dikaji. Sebelum pengaruh hukum dari
penjajahan Belanda di Indonesia berlaku hukum adat dan hukum Islam yang
berbeda-beda dari berbagai masyarakat adat di Indonesia dari setiap kerajaan dan
etnik yang berbeda. Setelah masuk penjajah Belanda membawa hukumnya sendiri
yang sebagian besarnya merupakan konkordansi dengan hukum yang berlaku di
Belanda yaitu hukum tertulis dan perundang-undangan yang bercorak positivis.
Walaupun demikian Belanda menganut politik hukum adat (adatrechtpolitiek),
yaitu membiarkan hukum adat itu berlaku bagi golongan masyarakat Indonesia asli
dan hukum Eropa berlaku bagi kalangan golongan Eropa yang bertempat tinggal
di Indonesia (Hindia Belanda). Dengan demikian pada masa Hindia Belanda
berlaku pluralisme hukum. Perkembangan hukum di Indonesia menunjukkan
kuatnya pengaruh hukum kolonial dan meninggalkan hukum adat.
Karena itu, dalam melihat persoalan hukum di Indonesia harus dipandang dari
kenyataan sejarah dan perkembangan hukum Indonesia itu. Pada saat sekarang ini
terdapat perbedaan cara pandang terhadap hukum diantara kelompok masyarakat
Indonesia. Berbagai ketidakpuasan atas penegakkan hukum dan penanganan
berbagai persoalan hukum bersumber dari cara pandang yang tidak sama tentang
Perkembangan Sitem Penegakan Hukum di Negara Indonesia | 13
apa yang dimaksud hukum dan apa yang menjadi sumber hukum. Tulisan ini akan
mengkaji permasalahan ini dari sudut pandang teori positivis yang berkembang
dalam ilmu hukum dengan harapan akan mendapatkan gambaran tentang akar
persoalan pembangunan sistem hukum Indonesia pada masa mendatang.
Pandangan Aliran Positivis Tentang Hukum
Aliran positivisme hukum berasal dari ajaran sosiologis yang dikembangkan oleh
filosof Perancis; August Comte (1798-1857) yang berpendapat bahwa terdapat
kepastian adanya hukum-hukum perkembangan mengatur roh manusia dan segala
gejala hidup bersama dan itulah secara mutlak. August Comte hanya mengakui
hukum yang dibuat oleh negara. (Achmad Ali, 2002, : 265). Untuk memahami
positivisme hukum tidak dapat diabaikan metodelogi positivis dalam sains yang
mengahruskan dilakukannya validasi dengan metode yang terbuka atas setiap kalin
atau proposisi yang diajukan. Karena itu bukti empirik adalah syarat universal untuk
diterimanya kebenaran dan tidak berdasarkan otoritas tradisi atau suatu kitab suci.
Menurut Fletcher (Fletcher 1996 : 33) Positivisme hukum mempunyai pandangan
yang sama tentang diterimanya validasi. Seperti halnya positivisme sains yang tidak
dapat menerima pemikiran dari suatu proposisi yang tidak dapat diverifikasi atau
yang tidak dapat difalsifikasi., tetapi karena hukum itu ada karena termuat dalam
perundang-undangan apakah dipercaya atau tidak. Hukum harus dicantumkan dalam
undang-undang oleh lembaga legislatif dengan memberlakukan, memperbaiki dan
merubahnya.
Positivisme hukum berpandangan bahwa hukum itu harus dapat dilihat dalam
ketentuan undang-undang, karena hanya dengan itulah ketentuan hukum itu dapat
diverifikasi. Adapan yang di luar undang-undang tidak dapat dimasukkan sebagai
hukum karena hal itu berada di luar hukum. Hukum harus dipisahkan dengan moral,
walaupun kalangan positivis mengakui bahwa focus mengenai norma hukum sangat
Perkembangan Sitem Penegakan Hukum di Negara Indonesia | 14
berkaitan dengan disiplin moral, teologi, sosiolgi dan politik yang mempengaruhi
perkembangan sistem hukum. Moral hanya dapat diterima dalam sistem hukum
apabila diakui dan disahkan oleh otoritas yang berkuasa dengan memberlakukannya
sebagai hukum.
Lebih jauh, pandangan dan pendapat dari mazhab positivisme ini dapat ditelusuri dari
pendapat dan pandangan dari para penganut terpenting dari mazhab ini antara lain
John Austin, seorang ahli hukum yang berkebangsaan Inggeris yang mewakili
pandangan positivis dari kelompok penganut sistem hukum Common Law dan Hans
Kelsen, seorang ahli hukum yang berkebangsaan Jerman yang mewakili pandangan
positivis dari kelompok penganut sistem hukum Eropa Kontinental.
Menurut John Austin (seperti dikutip Achmad Ali, Ibid, hlm. 267), hukum adalah
perintah kaum yang berdaulat. Ilmu hukum berkaitan dengan hukum positif atau
dengan ketentuan-ketentuan lain yang secara tegas disebut demikian. Pendapat Austin
sangat dipengaruhi oleh pandangannya mengenai kedaulatan negara yang memiliki
dua sisi yaitu sisi eksternal dalam bentuk hukum internasional dan sisi internal dalam
bentuk hukum positif. Kedaulatan negara menuntut ketaatan dari penduduk warga
negara. Lebih lanjut menurut Austin, ketaatan ini berbeda dengan ketaatan seseorang
karena ancaman senjata. Ketaatan warga negara terhadap kedaulatan negara
didasarkan pada legitimasi. Menurut pandangan Austin (Lili Rasyidi, 2001, : 58),
hukum sebagai suatu sistem yang logis, tetap dan bersifat tertutup (closed logical
system). Hukum dipisahkan secara tegas dari keadilan dan tidak didasarkan pada
nilai-nilai yang baik atau buruk. Ada empat unsur hukum yaitu adanya perintah,
sanksi, kewajiban dan kedaulatan. Ketentuan yang tidak memenuhi ke empat unsur
ini tidak dapat dikatan sebagai positive law.
Selanjutnya Lili Rasyidi (Ibid, : 59-60) menyimpulkan pokok-pokok ajaran
Analytical Jurisprudence dari Austin, yaitu :
Perkembangan Sitem Penegakan Hukum di Negara Indonesia | 15
1. Ajarannya tidak berkaitan dengan soal atau penilain baik dan buruk, sebab
peniliain terbeut berada di luar hukum;
2. Walau diakui adanya hukum moral yang berpengaruh terhadap masyarakat,
namun secara yuridis tidak penting bagi hukum.
3. Pandangannya bertolak belakang dengan baik penganut hukum alam maupun
mazhab sejarah;
4. Hakekat dari hukum adalah perintah. Semua hukum positif adalah perintah
dari yang berdaulat/penguasa.
5. Kedaulatan adalah hal di luar hukum, yaitu berada pada dunia politik atau
sosiologi karenanya tidak perlu dipersoalkan sebab dianggap sebagai sesuatu
yang telah ada dalam kenyataan;
6. Ajaran Austin kurang/tidak memberikan tempat bagi hukum yang hidup
dalam masyarakat.
4. Lemahnya sistem hukum di Indonesia
Contoh fakta yang membuktikan lemahnya system penegakan hokum di
Indonesia:
Penyakit yang melanda negara ini bukan disebabkan karena Tsunami dan gempa
yang berkekuatan 8,7 SR, bukan juga karena meletusnya gunung Merapi atau bahkan
karena kebakaran hutan. Tetapi penyakit yang sedang dialami oleh bangsa ini
disebabkan karena degradasi nilai-nilai dan moral pancasila.
Hal tersebut sangat mengkhawatirkan, karena degradasi nilai-nilai dan moral
pancasila telah terjadi diseluruh elemen masyarakat. Dari mulai para profesional,
tokoh masyarakat, para terpelajar, para pendidik, elit politik, bahkan hingga para
pemimpin bangsa dan negara.
Fakta yang telah menunjukan dari degradasi tersebut adalah pornografi dan
pornoaksi yang makin vulgar ditunjukan oleh kalangan muda hingga elit politik,
Perkembangan Sitem Penegakan Hukum di Negara Indonesia | 16
tindakan KKN dimana-mana, kasus mafia hukum dan peradilan yang tak kunjung
selesai, gerakan terorisme oleh salah satu kelompok masyarakat indonesia sendiri dan
yang baru-baru ini sedang terjadi adalah kasus mafia hukum dan peradilan yang tidak
jelas statusnya, bahkan para tindak pidana dapat melarikan diri sampai ke luar negeri.
Ironisnya, surat pencegahan ke luar negeri oleh Ditjen Imigrasi Kemenhukum
dan HAM dikeluarkan pasca kepergian tersangka dari Indonesia dan itu merupakan
buruknya komunikasi di aparat penegak hukum. Selain itu, guna menghindari rumah
tahana, sudah menjadi tren yang cukup lama para tersangka kasus korupsi berkelit
dengan alasan sakit. Itu semua merupakan sedikit contoh kecil dari gunung es
degradasi nilai-nilai dan moral Pancasila telah terjadi dalam kehidupan
bermasyarakat, berbangsa dan bernegara dewasa ini.
Belakangan ini, dapat terlihat bagaimana sebenarnya keadaan penegakan
hukum di Indonesia yang kian lama kian memburuk. Hal tersebut dipicu oleh
lemahnya penegakan hukum seperti pada kasus dana talangan Bank Century, skandal
Nazarudin, kasus Nunun Nurbaeti, kasus pegawai pajak Dhana Widyatmaja hingga
kasus pemerintah daerah Tanjung Jagung Timur yang hingga saat ini belum
terselesaikan.
Melalui hasil survei yang dilakukan oleh Lembaga Survei Indonesia (LSI)
diketahui bahwa persepsi publik terhadap kondisi politik dan hukum di Indonesia
terus memburuk. Salah satu sebab utama dari penurunan persepsi publik terhadap
kondisi politik dan penegakkan hukum di Indonesia adalah kian maraknya kasus-
kasus korupsi yang melibatkan para elite politik, seperti kasus cek pelawat dan kasus
dugaan suap Kementerian Pemuda dan Olahraga dalam pembangunan Wisma Atlet
SEA Games.
Penilaian buruk itu tidak hanya berdasarkan dari hasil survei yang dilakukan
Lembaga Survei Indonesia (LSI) pada pertengahan Desember 2011, tetapi publik juga
menilai kinerja pemerintahan dalam pemberantasan korupsi buruk atau sangat buruk
dengan proporsi di bawah 50 persen. Padahal, data longitudinal sejak 2005 sampai
2011 menunjukkan proporsi sikap positif publik senantiasa lebih besar dalam isu
Perkembangan Sitem Penegakan Hukum di Negara Indonesia | 17
penanggulangan korupsi yang pada tahun-tahun sebelumnya menunjukan kinerja
yang baik dengan mengungkap dan menuntaskan kasus-kasus korupsi seperti Gayus
yang saat ini sedang menjalankan hukumannya.
Penanggung jawab penurunan kepercayaan publik ini bukan hanya
pemerintah, tetapi semua pihak yang secara langsung berkaitan dengan penegakan
hukum, seperti integritas lembaga penegak hukum, baik Polri, Kejaksaan Agung,
pengadilan termasuk Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK). Karena apa yang dinilai
buruk dalam demokrasi Indonesia berkaitan dengan tata kelola pemerintahan,
terutama dalam penegakan hukum (rule of law), dan pengawasan terhadap korupsi.
Data Governance Indicator World Bank 2011 menunjukkan, dalam sepuluh
tahun terakhir demokrasi Indonesia tidak mengalami kemajuan berarti dan masih
tetap negatif. Dengan banyaknya kasus korupsi yang terjadi dalam pemerintahan,
kepastian hukum rendah, regulasi yang tidak berkualitas, dan inefisiensi
penyelenggaraan negara. Jika keadaan ini terus berlanjut, kepercayaan publik
terhadap penegakan hukum dan pemberantasan korupsi akan menurun.
Sampai akhir tahun 2009, kinerja pemerintah dalam memberantas korupsi
sangat tinggi, yaitu mencapai angka 83,7 persen dimana banyak kasus korupsi yang
dapat terungkap dan terselesaikan. Namun, sejak Januari atau 10 bulan terakhir terjadi
penurunan kinerja pemerintah yang tajam sampai 34 persen. Penurun kinerja para
penegak hukum terlihat dari beberapa kasus yang ditangani, seperti Bank Century,
kasus cicak dan buaya, atau kasus mafia hukum lainnya dan bahkan sangat terlihat
dari munculnya kasus suap ketua hakim untuk membebaskan satu pihak yang
bersalah.
Adanya permainan politik juga menjadi faktor penyebab munculnya berbagai
kasus suap untuk melindungi para tindak pidana kelas kakap untuk lepas dari jerat
hukumnya. Kasus-kasus yang terjadi di Indonesia sebenarnya hanya sebagian
kecilnya dapat terungkap, untuk kasus-kasus yang lebih besar belum dapat terungkap
karena masih dilindungi oleh para tangan kanannya yang terlebih dahulu terjerat
kasus.
Perkembangan Sitem Penegakan Hukum di Negara Indonesia | 18
Lembaga penegak hukum seperti hakim pun kini dapat dibayar untuk
melepaskan para koruptor dari jerat hukumnya. Sedang kan untuk rakyat biasa yang
tidak berkecukupan di beri hukuman yang berat hanya karena seorang nenek mencuri
beberapa biji kopi dari perkebunan. Kasus ini sebenarnya tidak layak untuk masuk ke
dalam meja hijau. Hal ini mencerminkan bahwa penegak hukum di Indonesia, sangat
tidak bermutu karena tidak bisa memilah mana kasus yang seharusnya masuk ke
pengadilan dan mana kasus yang seharusnya dapat di selesaikan secara manusiawi.
Sungguh sangat ironis, jika menjabar kasus-kasus seperti itu yang masih saja terjadi
hingga saat ini.
Masyarakat juga menilai, hukuman terhadap koruptor sejauh ini tidak adil.
Rakyat umumnya menginginkan koruptor dihukum seberat-beratnya, setidaknya
dihukum seumur hidup, untuk menciptakan efek jera dan tak akan tumbuh koruptor-
koruptor yang baru yang berani mengambil uang rakyatnya. salah satu aspek yang
jarang dilihat dalam pemberantasan korupsi adalah sistem pemenjaraan atau lembaga
pemasyarakatan. Hukuman sosial juga penting bagi terpidana koruptor agar berefek
jera.
Penilaian yang buruk terhadap integritas lembaga penegak hukum sebenarnya
sudah tidak asing lagi. Lembaga survei lain, seperti Transparency International, juga
pernah menilai tingkat korupsi di Indonesia yang semakin meningkat.
Untuk dapat mengatasi permasalahan tersebut salah satunya adalah dengan
mensinkronkan antara sistem, pembuat hukum dan pelaksananya. Selain itu, dengan
diterapkannya hukuman dengan memiskinkan para terdakwa kasus mavia hukum.
Sanksi ini bertujuan untuk para calon koruptor dan terdakwa jera untuk melakukan
korupsi. Karena apabila ketiga komponen utama dalam hukum tersebut sudah
sinkron, maka negara akan sembuh kembali seperti semula.
Dari kasus di atas, dapat digambarkan bagaimana sebenarnya keadaan
penegakan hukum di Indonesia. Maka perlu adanya strategi yang harus dilakukan
agar kasus-kasus hukum dapat diminimalisir, salah satunya dengan adanya
Perkembangan Sitem Penegakan Hukum di Negara Indonesia | 19
transparansi penyidikan. Masalah transparansi proses penyidikan sangat penting
dilakukan untuk membangun integritas lembaga penegak hukum yang bersih.
Tanpa adanya transparansi penyidikan, penyalahgunaan kewenangan dan
praktik koruptif mudah saja terjadi didalamnya. Oleh karena itu, transparansi
penyidikan dalam penegakan hukum perlu terus dibangun dan dikembangkan untuk
menjaga dan mengontrol integritas penegak hukum.
Tidak hanya transparansi penyidikan agar tidak terjadi penyalahgunaan
kewenangan dan praktik koruptif, tetapi untuk pencegah tindak korupsi perlu
diadakannya transparansi sistem pembayaran dalam pemerintahan agar uang rakyat
tidak masuk ke dalam kantong para pemilik kekuasaan. Dengan dibuatnya sistem
pembayaran pajak yang langsung masuk ke dalam kas negara tanpa perantara
pegawai pajak akan dapat meminimalisir kasus korupsi dalam institusi perpajakan
Indonesia.
Perkembangan Sitem Penegakan Hukum di Negara Indonesia | 20
BAB IV
PENUTUP
A. Kesimpulan
Masalah penegakan hukum di Indonesia harus segera ditangani agar bangsa
Indonesia menuju bangsa yang adil, tidak ada ketimpangan hukum. Masalah
penegakan hukum harus ditangangi oleh seluruh Warga Negara Indonesia,
pejabat hukum harus bisa menangani kasus hukum tanpa pandang bulu. Selain
perbaikan kinerja aparat, materi hukum sendiri juga harus terus menerus
diperbaiki membuat undang-undang hukum yang jelas dan tidak bisa disuap
oleh uang ataupun materi lainnya, kemudian masyarakat juga harus tertib
hukum. Semua dijalankan berdasarkan hati nurani masing-masing, iman dan
ketaqwaan sangat diperlukan.
Penegakan hukum yang konsisten harus terus diupayakan untuk
mengembalikan kepercayaan masyarakat terhadap hukum di Indonesia.
Semua harus bekerja sama untuk membangun Negara Indonesia yang adil,
jika salah, harus dihukum sesuai hukum yang berlaku tanpa pengecualian
apakah orang tersebut merupakan anak Presiden ataukan anak seorang buruh.
B. Saran
Semoga penulisan makalah ini dapat memberi manfaat bagi para pembaca,
serta pembaca dapat memahami perkembangan sistem penegakan hukum di
Negara Indonesia. Dan dapat dimanfaatkan dalam aplikasi kehidupan sehari –
hari.
Perkembangan Sitem Penegakan Hukum di Negara Indonesia | 21
DAFTAR PUSTAKA
sudut-sepi.blogspot.com › Ilmu Hukum . Yang diakses tanggal 28 Oktober 2012.Pukul 19.00
hukum-on.blogspot.com/.../bagaimana-hukum-di. Yang diakses tanggal 28 Oktober 2012.Pukul 19.00
id.wikipedia.org/wiki/Hukum Yang diakses tanggal 28 Oktober 2012.Pukul 19.00
hamdanzoelva.wordpress.com/.../hukum-dan-polit. Yang diakses tanggal 28 Oktober 2012.Pukul 19.00
Perkembangan Sitem Penegakan Hukum di Negara Indonesia | 22