Download docx - makalah PKN

Transcript

BAB IPENDAHULUAN

1.1Latar BelakangSetiap bangsa sudah pasti mempunyai cita-cita yang ingin diwujudkan dalam hidup dan kehidupan nyata. Cita-cita itu merupakan arahan dan atautujuan yang sebenar-benarnya dan mempunyai fungsi sebagai penentu arah dari tujuan nasionalnya. Namun demikian, pencapaian cita-cita dan tujuan nasional itu bukan sesuatu yang mudah diwujudkan karena dalam perjalanannya kearah itu akan munculenergi baik yang positif maupun negatifyang memaksa suatu bangsa untuk mencari solusi terbaik, terarah, konsisten, efektif, dan efisien.Energi positif bisa muncul dari dua situasi kondisi yaitu dalam negeri dan luar negeri. Kedua situasi kondisi itu akan menjadi motor dan stimulan untuk membangkitkan kesadaran pada bangsa untuk membangun ketahanan nasional yang holistik dan komprehensif. Di sisi lain, energi negatif juga akan muncul dari dua situasi kondisi tadi, yang biasanya menjadi penghambat dan rintangan untukmembangun ketahanan nasional. Energi negatifbiasanya muncul secara parsial tetapi tidak bisa dipungkiri dalam banyak hal merupakan suatu produk yang tersistem dan terstruktur dengan rapi dalam sistem operasional yang memakan waktu lama.Energi positif tersebut diatas dalam banyak wacana biasanya disebut dengan daya dan upaya penguatan pembangunan suatu bangsa dalam rangka mencapai cita-cita dan tujuan nasionalnya. Sementara itu, energi negatif cenderung untuk menghambat dengan tujuan akhir melemahkan bahkan menghancurkan suatu bangsa.Kemampuan, kekuatan, ketangguhan dan keuletan sebuah bangsa melemahkan dan atau menghancurkan setiap tantangan, ancaman, rintangan dan gangguan itulah yang yang disebut dengan Ketahanan Nasional. Oleh karena itu, ketahanan nasional mutlak senantiasa untuk dibina dan dibangun serta ditumbuhkembangkan secara terus-menerus dengan simultan dalam upaya mempertahankan hidup dan kehidupan bangsa. Lebih jauh dari itu adalah makin tinggi tingkat ketahanan nasional suatu bangsamaka makin kuat pula posisi bangsa itu dalam pergaulan dunia.Bangsa dan negara Indonesiasejakproklamasi pada tanggal 17 Agustus 1945 puntidak lepas dan luput dari persoalan yang berkaitan denganketahanan nasional karena dalam perjalanan sejarahnya, Negara Kesatuan Republik Indonesia mengalami pasang surut dalam menjaga eksistensi dan kelangsungan hidupsebagai sebuah bangsa dan negara yang merdeka dan berdaulat. Apabila dilihat dari geopolitik dan geostrategi yang kemudian dikaitkan dengan potensi-potensi yang dimilikinya maka bangsa Indonesia berada pada posisi yang rawan dengan instabilitas nasional yang diakibatkan dari berbagai kepentingan seperti persaingan dan atau perebutan pengaruh baik dari dalam negeri maupun dari luar negeri. Hal itu sudah dipastikan akan memberikan dampak bagi hidup dan kehidupan bangsa dan negara Indonesiadalam jangka pendek maupun jangka panjang.Indonesia adalah negara yang bersandar pada kekuatan hukum sehingga kekuasaan dan penyelenggaraan hidup dan kehidupan kenegaraan diatur oleh hukum yang berlaku. Dengan kata lain, hukum sebagai pranata sosial disusun untuk kepentingan seluruh rakyat dan bangsa yaitu menjaga ketertiban bagi seluruh rakyatnya. Kondisi kehidupan nasional itu menjadi salah satu kekuatan ketahanan nasional karena adanya jaminan kekuasaan hukum bagi semua pihak yang ada di Indonesia dan lebih jauh daripada itu adalah menjadi cermin bagaimana rakyat Indonesia mampu untuk tumbuh dan berkembang dalam suatu wilayah yang menempatkan hukum sebagai asas berbangsa dan bernegara dengan menyandarkan pada kepentingan dan aspirasi rakyat.Konsepsi ketahanan nasional adalah konsepsi pengembangan kekuatan nasional melalui pengaturan dan penyelenggaraan kesejahteraan dan keamanan yang seimbang, serasi dan selaras dalam seluruh aspek kehidupan secara utuh dan terpadu berlandaskan UUD 1945 dan wawasan nusantara dengan kata lain konsepsi ketahanan nasional merupakan pedoman untuk meningkatkan keuletan dan ketangguhan bangsa yang mengandung kemampuan mengembangan kekuatan nasional dengan pendekatan kesejahteraan dan keamanan. Kesejahteraan dapat digambarkan sebagai kemampuan bangsa dalam menumbuhkan dan mengembangkan nilai-nilai nasionalnya demi sebesar-besarnya kemakmuran yang adil dam merata, rohaniah, dan jasmaniah. Sedangkan keamanan adalah kemampuan bangsa melindungi nilai-nilai nasional terhadap ancaman dari luar maupun dari dalam.

1.2 Rumusan MasalahBerdasarkan latar belakang diatas, maka masalah yang akan dibahas dalam makalah ini diantaranya :1. Apa yang dimaksud Ketahanan Nasional ?2. Apa yang dimaksud asta gatra dalam Ketahanan Nasional ?3. Apa saja penjelasan mengenai asta gatra dalam Ketahanan Nasional ?

1.3 TujuanBerdasarkan rumusan masalah diatas, maka dapat kita ketahui tujuan dari penyusunan makalah ini, diantaranya :1. Untuk mengetahui definisi Ketahanan Nasional2. Untuk mengetahui unsur-unsur kekuatan Nasional Indonesia (asta gatra)3. Untuk mengetahui sejauh mana asta gatra berperan dalam mewujudkan ketahanan nasional4. Untuk mengetahui sudah efektifkah asta gatra tersebut dalam mewujudkan ketahanan nasional

BAB IIPEMBAHASAN

2.1Pengertian Ketahanan Nasional Indonesia Ketahanan Nasional pastinya mempunyai rumusan dengan pengertian yang baku dalam upayanya menghadapi dinamika perkembangan duniadari masa ke masa. Kepastian itumenjadi keharusan karena dipakai sebagai titik dasar atau titik tolak untuk gerak implemetasi/penerapan di dalam hidup dan kehidupan masyarakat berbangsa dan bernegara.Pengertian baku Ketahanan Nasional bangsa Indonesia adalah kondisi dinamik bangsa Indonesia yang meliputi segenapaspek kehidupan nasional yang terintegrasi, berisi keuletan dan ketangguhan yang mengandung kemampuan mengembangkan kekuatan nasional, dalam menghadapi dan mengatasisegala tantangan, ancaman, hambatan dan gangguan baik yang datang dari luar maupun dari dalam untuk menjamin identitas , integritas, kelangsunganhidup bangsa dan negara serta perjuangan mencapai tujuan nasionalnya.Ketahanan nasional hanya dapat terwujud kalau meliputi seluruh segi kehidupan bangsa yang biasanya kita namakan aspek social kehidupan, meliputi Ideologi, Politik, Ekonomi, Sosial, Budaya dan Hankam. Juga meliputi aspek alam, yaitu Geografi, Penduduk dan Kekayaan Alam. Di lingkungan Lembaga Ketahanan Nasioanal seluruh segi kehidupan bangsa dinamakanAstra Gatra, terdiri dariPanca Gatra (social)danTri Gatra (Alam). Seluruhnya itu harus selalu diusahakan untuk memberikan peranannya dalam perwujudan Kesejahteraan dan Keamanan.Oleh karena itu, Ketahanan Nasional adalah kondisi hidup dan kehidupannasional yang harus senantiasa diwujudkan dan dibina secara terus-menerus serta sinergik. Hal demikian itu, dimulai dari lingkungan terkecil yaitu diri pribadi, keluarga, masyarakat, bangsa dan negaradengan modal dasar keuletan dan ketangguhan yang mampu mengembangkan kekuatan nasional. Proses berkelanjutan itu harus selalu didasari oleh pemikiran geopolitik dan geostrategi sebagai sebuah konsepsi yang dirancangdan dirumuskan dengan memperhatikan konstelasi yang ada disekitar Indonesia.Konsepsi Ketahanan Nasional Indonesia adalah konsepsi pengembangan kekuatan nasional melalui pengaturan dan penyelenggaraan kesejahteraan dan keamanan yang seimbang, serasi dan selaras dalam seluruh aspek kehidupan secara utuh, menyeluruh dan terpadu berlandaskan Pancasila, UUD 1945 dan Wawasan Nusantara. Dengan kata lain, konsepsi Ketahanan Nasional Indonesia merupakan pedoman (sarana) untuk meningkatkan (metode) keuletan dan ketangguhanbangsa yang mengandung kemampuan mengembangkan kekuatan nasional, dengan pendekatan kesejahteraan dan keamanan. Kesejahteraan dapat digambarkan sebagai kemampuan bangsa dalam menumbuhkembangkan nilai-nilai nasionalnya, demi sebesar-besar kemakmuran yang adil dan merata, rohaniah dan jasmaniah. Sementara itu, keamanan adalah kemampuan bangsa dan negara untuk melindungi nilai-nilai nasionalnya terhadap ancaman dari luar maupun dari dalam.Hakikat Ketahanan Nasional Indonesia adalah keuletan dan ketangguhan bangsa yang mengandung kemampuan mengambangkan kekuatan nasional untuk dapat menjamin kelangsungan hidup bangsa dan negara dalam mencapai tujuan nasional.Hakikatkonsepsi Ketahanan Nasional Indonesia adalah pengaturan dan penyelenggaraan kesejahteraan dan keamanan secara seimbang , serasi dan selaras dalam aspek hidup dan kehidupan nasional.Salah satu pengaruh yang dapat mengancam ketahanan nasional yaitu kekayaan alam seperti sumber daya energi. Bila kita mencermati kelangkaan energi yang terjadi saat ini dapat menjadi sebuah ancaman yang serius bagi Negara kesatuan republik Indonesia di masa yang akan datang. Dikatakan demikian karena hal tersebut akan dapat mengganggu jalannya pembangunan Nasional yang berkelanjutan dan pada akhirnya nanti mengancam ketahanan nasional.Sebagaimana yang tercantum dalam pembukaan Undang-undang Dasar 1945, tujuan pembangunan Nasional adalah: Melindungi segenap bangsa Indonesia dan seluruh tumpah darah Indonesia, Memajukan kesejahteraan umum, Mencerdaskan kehidupan bangsa dan ikut serta melaksanakan ketertiban dunia berdasarkan kemerdekaan, perdamaian abadi dan keadilan.Keamanan nasional yang mendukung suasana kondusif dalam mewujudkan tujuan pembangunan nasional sangat diperlukan, dimana sistem keamanan nasional meliputi keamanan individu,kebebasan,jiwa dan harta individu dan keluarganya; keamanan publik yang berkaitan dengan pemeliharaan keamanan penyelenggaraan pemerintah Negara,pelayanan dan pengayoman terhadap rakyat dan masyarakat; keamanan internal yang menyangkut pemeliharaan keamanan dalam negeri meliputi seluruh perikehidupan rakyat, masyarakat, bangsa dan Negara; pertahanan nasional yang meliputi pemeliharaan keamanan kemerdekaan bangsa, kedaulatan Negara, keutuhan wilayah Negara dan keamanan vital national interest pada umumnya.Pada masa akhir pemerintahan presiden Suharto Mei 1998 dimana stabilitas politik dan ekonomi di dalam negeri yang sempat terganggu yang di akibatkan antara lain karena kasus kelangkaan BBM (Bahan bakar minyak),mungkin dapat terulang kembali kepada masa pemerintahan SBY dengan diperlihatkan tanda-tanda berupa kecemasan para pelaku ekonomi akan prospek perekonomian Indonesia di masa yang akan datang akibat naiknya harga minyak dunia; kepastian penanganan kasus-kasus hukum; kondisi politik dan keamanan dalam Negara; sehingga mulai munculnya keraguan sebagian masyarakat terhadap kinerja lembaga-lembaga pemerintahan atau kemampuan pemerintah SBY mengantisipasi kondisi yang ada ini.Hal lain yang perlu juga mendapat perhatian dalam mewujudkan tujuan pembangunan Nasional adalah Lingkungan hidup. Dalam era globalisasi dan pengalaman buruk yang terjadi seperti efek rumah kaca akibat pembakaran yang melepaskan karbon dioksida(CO2) menipisnya lapisan ozon akibat gas CFC (clorofluorocarbon) yang terlepas ke udara, terlepasnya logam berat pada penambangan emas, dan ion-ion menyebabkan kita harus lebih sadar akan resiko yang membbahayakan kelangsungan kehidupan di bumi ini. Lebih-lebih lagi,kecepatan berlangsungnya perubahan dalam penggunaan sumber daya meninggalkan sedikit waktu untuk mengantisipasi dan mencegah dampak yang tidak diharapkan.

2.2. Pengertian Asta Gatra dalam Ketahanan NasionalUnsur-unsur kekuatan nasional di Indonesia diistilahkan dengan gatra dalam ketahanan nasional Indonesia. Sedangkan unsur-unsur kekuatan nasional Indonesia dikenal dengan nama Astagatra yang terdiri atas Trigatra danPancagatra.1)Trigatra adalah aspek alamiah yang terdiri atas penduduk, sumber daya alam, dan wilayah.2)Pancagatra adalah aspek sosial yang terdiri atas ideologi, politik, ekonomi, sosial budaya, dan pertahanan keamanan.Unsur-unsur tersebut dianggap mempengaruhi negara dalam hal mengembangkan kekuatan nasionalnya untuk menjamin kelangsungan hidup bangsa dan negara yang bersangkutan.Dalam praktiknya kondisi ketahanan nasional dapat kita ketahui melalui pengamatan atas delapan gatra yang sudah disebutkan diatas. Sedangkan lemah/menurunnya tingkat ketahanan nasional akan menurunkan kemampuan bangsa dalam menghadapi ancaman kekuatan yang terjadi.

2.3Penjelasan Atas Tiap Gatra dalam ketahanan Nasional

2.3.1 Gatra Letak dan Kedudukan GeografiGatra letak geografi atau wilayah menentukan kekuatan nasional negara. Hal yang terkait dengan wilayah negara meliputi;a. Bentuk wilayah negara : dapat berupa negara pantai, negara kepulauan atau Negara kontinentalb. Luas wilayah negara : ada negara dengan wilayah yang luas dan negara dengan wilayah yang sempit (kecil)c. Posisi geografis, astronomis, dan geologis negarad. Daya dukung wilayah negara ; ada wilayah yang habittable dan ada wilayah yang unhabittableDalam kaitannya dengan wilayah negara, pada masa sekarang perlu dipertimbangankan adanya kemajuan teknologi transportasi, informasi dan komunikasi. Suatu wilayah yang pada awalnya sama sekali tidak mendukung kekuatan nasional, karena penggunaan teknologi bisa kemungkinan menjadi unsur kekuatan nasional Negara.

2.3.2 Gatra Kekayaan AlamSumber kekayaan alam dalam suatu wilayah, baik kualitas maupun kuantitasnya sangat diperlukan bagi kehidupan nasional. Oleh karena itu keberadaannya perlu dijaga kelestariannya. Kedaulatan wilayah nasional, merupakan sarana bagi tersedianya sumber kekayaan alam dan menjadi modal dasar pembangunan. Selanjutnya pengelolaan dan pengembangan sumber kekayaan alam merupakan salah satu indikator ketahanan nasional.Hal-hal yang berkaitan dengan unsur sumber daya alam sebagai elemen ketahanan nasional adalah meliputi :a. Potensi sumber daya alam wilayah yang bersangkutan ; mencakup sumber daya alam hewani, nabati, dan tambangb. Kemampuan mengeksplorasi sumber daya alamc. Pemanfaatan sumber daya alam dengan memperhitungkan masa depan dan lingkungan hidupd. Kontrol atas sumber daya alam

2.3.3 Gatra PendudukGatra penduduk sangat besar pengaruhnya terhadap upaya membina dan mengembangkan ketahanan nasional. Penduduk yang produktif, atau yang sering disebut sebagai sumber daya manusia yang berkualitas, mempunyai korelasi positif dalam pemanfaatan sumber daya alam serta menjaga kelestarian lingkungan hidup (geografi), baik fisik maupun sosial.

2.3.4 Gatra IdeologiIdeologi suatu negara diartikan sebagai guiding of principles atau prinsip yang dijadikan dasar suatu bangsa. Ideologi adalah pengetahuan dasar atau cita-cita. Ideologi merupakan konsep yang mendalam mengenai kehidupan yang dicita-citakan serta yang ingin diiperjuangkan dalam kehidupan nyata. Ideologi dapat dijabarkan kedalam sistem nilai kehidupan, yaitu serangkaian nilai yang tersusun secara sistematis dan merupakan kebulatan ajaran dan doktrin. Dalam strategi pembinaan ideologi ada beberapa prinsip yang harus diperhatikan yaitu: Ideologi harus diaktualisasikan dalam bidang kenegaraan oleh WNI. Ideologi sebagai perekat pemersatu harus ditanamkan pada seluruh WNI. Ideologi harus dijadikan panglima, bukan sebaliknya. Aktualisasi ideologi dikembangkan kearah keterbukaan dan kedinamisan. Ideologi pancasila mengakui keaneragaman dalam hidup berbangsa dan dijadikan alat untuk menyejahterakan dan mempersatukan masyarakat. Kalangan elit eksekutif, legislatif, dan yudikatif harus harus mewujudkan cita-cita bangsa dengan melaksanakan GBHN dengan mengedepankan kepentingan bangsa. Mensosialisasikan pancasila sebagai ideologi humanis, religius, demokratis, nasionalis, dan berkeadilan. Tumbuhkan sikap positif terhadap warga negara dengan meningkatkan motivasi untuk mewujudkan cita-cita bangsa.Dalam tinjauan terminologis, ideology is Manner or content of thinking characteristic of an individual or class (cara hidup atau tingkah laku atau hasil pemikiran yang menunjukan sifat-sifat tertentu dari seorang individu atau suatu kelas). Ideologi adalah ideas characteristic of a school of thinkers a class of society, a plotitical party or the like (watak atau ciri-ciri hasil pemikiran dari pemikiran suatu kelas di dalam masyarakat atau partai politik atau pun lainnya). Ideologi ternyata memiliki beberapa sifat, yaitu dia harus merupakan pemikiran mendasar dan rasional. Kedua, dari pemikiran mendasar ini dia harus bisa memancarkan sistem untuk mengatur kehidupan. Ketiga, selain kedua hal tadi, dia juga harus memiliki metode praktis bagaimana ideologi tersebut bisa diterapkan, dijaga eksistesinya dan disebarkan.Pancasila sebagaimana kita yakini merupakan jiwa, kepribadian dan pandangan hidup bangsa Indonesia. Disamping itu juga telah dibuktikan dengan kenyataan sejarah bahawa Pancasila merupakan sumber kekuatan bagi perjuangan karena menjadikan bangsa Indonesia bersatu.Pancasila dijadikan ideologi dikerenakan, Pancasila memiliki nilai-nilai falsafah mendasar dan rasional. Pancasila telah teruji kokoh dan kuat sebagai dasar dalam mengatur kehidupan bernegara. Selain itu, Pancasila juga merupakan wujud dari konsensus nasional karena negara bangsa Indonesia ini adalah sebuah desain negara moderen yang disepakati oleh para pendiri negara Republik Indonesia kemudian nilai kandungan Pancasila dilestarikan dari generasi ke generasi. Pancasila pertama kali dikumandangkan oleh Soekarno pada saat berlangsungnya sidang Badan Penyelidik Usaha Persiapan Kemerdekaan Republik Indonesia (BPUPKI).Pada pidato tersebut, Soekarno menekankan pentingnya sebuah dasar negara. Istilah dasar negara ini kemudian disamakan dengan fundamen, filsafat, pemikiran yang mendalam, serta jiwa dan hasrat yang mendalam, serta perjuangan suatu bangsa senantiasa memiliki karakter sendiri yang berasal dari kepribadian bangsa. Sebagaimana kita ketahui bersama bahwa Pancasila secara formal yudiris terdapat dalam alinea IV pembukaan UUD 1945. Di samping pengertian formal menurut hukum atau formal yudiris maka Pancasila juga mempunyai bentuk dan juga mempunyai isi dan arti (unsur-unsur yang menyusun Pancasila tersebut). Tepat 64 tahun usia Pancasila, sepatutnya sebagai warga negara Indonesia kembali menyelami kandungan nilai-nilai luhur tersebut.1. Ketuhanan (Religiusitas)Nilai religius adalah nilai yang berkaitan dengan keterkaitan individu dengan sesuatu yang dianggapnya memiliki kekuatan sakral, suci, agung dan mulia. Memahami Ketuhanan sebagai pandangan hidup adalah mewujudkan masyarakat yang beketuhanan, yakni membangun masyarakat Indonesia yang memiliki jiwa maupun semangat untuk mencapai ridlo Tuhan dalam setiap perbuatan baik yang dilakukannya. Dari sudut pandang etis keagamaan, negara berdasar Ketuhanan Yang Maha Esa itu adalah negara yang menjamin kemerdekaan tiap-tiap penduduknya untuk memeluk agama dan beribadat menurut agama dan kepercayaan masing-masing. Dari dasar ini pula, bahwa suatu keharusan bagi masyarakat warga Indonesia menjadi masyarakat yang beriman kepada Tuhan, dan masyarakat yang beragama.2. Kemanusiaan (Moralitas)Kemanusiaan yang adil dan beradab, adalah pembentukan suatu kesadaran tentang keteraturan, sebagai asas kehidupan, sebab setiap manusia mempunyai potensi untuk menjadi manusia sempurna, yaitu manusia yang beradab. Manusia yang maju peradabannya tentu lebih mudah menerima kebenaran dengan tulus, lebih mungkin untuk mengikuti tata cara dan pola kehidupan masyarakat yang teratur, dan mengenal hukum universal. Kesadaran inilah yang menjadi semangat membangun kehidupan masyarakat dan alam semesta untuk mencapai kebahagiaan dengan usaha gigih, serta dapat diimplementasikan dalam bentuk sikap hidup yang harmoni penuh toleransi dan damai.3. Persatuan (Kebangsaan) IndonesiaPersatuan adalah gabungan yang terdiri atas beberapa bagian, kehadiran Indonesia dan bangsanya di muka bumi ini bukan untuk bersengketa. Bangsa Indonesia hadir untuk mewujudkan kasih sayang kepada segenap suku bangsa dari Sabang sampai Marauke. Persatuan Indonesia, bukan sebuah sikap maupun pandangan dogmatik dan sempit, namun harus menjadi upaya untuk melihat diri sendiri secara lebih objektif dari dunia luar. Negara Kesatuan Republik Indonesia terbentuk dalam proses sejarah perjuangan panjang dan terdiri dari bermacam-macam kelompok suku bangsa, namun perbedaan tersebut tidak untuk dipertentangkan tetapi justru dijadikan persatuan Indonesia.4. Permusyawaratan dan PerwakilanSebagai makhluk sosial, manusia membutuhkan hidup berdampingan dengan orang lain, dalam interaksi itu biasanya terjadi kesepakatan, dan saling menghargai satu sama lain atas dasar tujuan dan kepentingan bersama. Prinsip-prinsip kerakyatan yang menjadi cita-cita utama untuk membangkitkan bangsa Indonesia, mengerahkan potensi mereka dalam dunia modern, yakni kerakyatan yang mampu mengendalikan diri, tabah menguasai diri, walau berada dalam kancah pergolakan hebat untuk menciptakan perubahan dan pembaharuan. Hikmah kebijaksanaan adalah kondisi sosial yang menampilkan rakyat berpikir dalam tahap yang lebih tinggi sebagai bangsa, dan membebaskan diri dari belenggu pemikiran berazaskan kelompok dan aliran tertentu yang sempit.5. Keadilan SosialNilai keadilan adalah nilai yang menjunjung norma berdasarkan ketidak berpihakkan, keseimbangan, serta pemerataan terhadap suatu hal. Mewujudkan keadilan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia merupakan cita-cita bernegara dan berbangsa. Itu semua bermakna mewujudkan keadaan masyarakat yang bersatu secara organik, dimana setiap anggotanya mempunyai kesempatan yang sama untuk tumbuh dan berkembang serta belajar hidup pada kemampuan aslinya. Segala usaha diarahkan kepada potensi rakyat, memupuk perwatakan dan peningkatan kualitas rakyat, sehingga kesejahteraan tercapai secara merata.

2.3.5 Gatra Politik 1. PengertianPolitik berasal dari kata politik yang mengandung makna kekuasaan (pemerintahan) dan atau politik yang berarti kebijaksanaan. Di Indonesia, kita tidak memisahkan politik dari policik. Hubungan ini tercermin pada pemerintahan negara yang berfungsi sebagai penentu kebijaksanaan dan ingin mewujudkan aspirasi semi tuntutan masyarakat. Karena itu, kebijaksanaan pemerintahan negana tersebut harus serasi dan selaras dengan keinginan dan aspirasi masyarakat.Pengertian ketahanan Nasional dibidang politik adalah kondisi dinamik suatu bangsa, berisi keuletan dan ketangguhan yang mengandung kemampuan mengembangkan kekuatan nasional, di dalam menghadapi dan mengatasi segala tantangan, ancaman, hambatan serta gangguan baik yang datang dari luar maupun dari dalam yang langsung maupun tidak langsung membahayakan kehidupan politik Bangsa dan Negara. Politik di Indonesia, yang harus dilihat dalam konteks Ketahanan Nasional, meliputi dua bagian utama, yaitu Politik dalam negeri dan Politik luar negeri.

A. Politik Dalam NegeriPolitik dalam negeri adalah kehidupan politik dan kenegaraan berdasarkan Pancasila dan UUD 1945 yang mampu menyerap aspirsi, dan dapat mendorong partisipasi masyarakat dalam satu sistem. Unsur-unsurnya terdiri dari struktur politik, proses politik, budaya politik, komunikasi politik, dan partisipasi politik. Struktur Politik merupakan wadah penyaluran kepentingan masyarakat dan sekaligus wadah pengkaderan pimpinan nasional.

B. Politik Luar NegeriPolitik luar negeri adalah salah satu sarana pencapaian kepantingan nasional dalam pergaulan antarbangsa. Politik luar negeri Indonesia yang berlandaskan pada Pembukaan UUD 1945 melaksanakan ketertiban dunia berdasarkan kemerdekaan, perdamaian abadi, keadilan sosial, serta anti penjajahan karena tidak sesuai dengan perikemanusiaan dan perikeadilan.

2. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Ketahanan Nasional di Bidang PolitikTelah dikemukakan bahwa Ketahanan Nasional dibidang politik terkait pada dan terhubung dengan ketahanan-ketahanan dibidang lain, misalnya ideologi, ekonomi dan sebagainya. Dengan kata lain ketahanan Nasional dibidang Politik terpengaruh oleh ketahanan-ketahanan dibidang-bidang lain. Lain daripada itu masih terdapat beberapa faktor penting yang menentukan tingkat Ketahanan Nasional dibidang politik, yaitu :1) Adanya ideologi Nasional yang dapat mewujudkan suatru realitas politik dan memiliki fleksibilitas yang dapat menyesuaikan dan mengisi kebutuhan dan tuntunan zaman.2) Adanya pimpinan Nasional yang kuat, berwibawa disamping mengerti dan mampu mengisi aspirasi dan cita-cita rakyat.3) Adanya pemerintah yang bersih, efesien dan efektif, mampu menyelenggarakan pemerintahan yang demokratis dan menyelenggarakan pembangunan dalam peningkatan taraf hidup rakyat.4) Adanya masyarakat yang mempunyai kesadaran politik, disiplin nasional dan dinamika sosial yang tinggi sehingga tumbuh motivasi dan aktivitas konstruktif yang membangkitkan partisipasi aktif dalam pembangunan nasional.Dengan memahami faktor-faktor tersebut dapat dilakukan usaha-usaha untuk meningkatkan ketahanan Nasional dibidang politik dengan menciptakan dan pemeliharaan faktor-faktor tersebut.

3. Pengaruh Kehidupan Politik yang Berjiwa dan Bersemangat Demokrasi Pancasila Terhadap Ketahanan Nasional di Bidang Politik.Beberapa hal yang memperjelas pengaruh demokrasi Pancasila terhadap Ketahanan Nasional di bidang politik antara lainnya adalah :a) Kemantapan Infra Struktur PolitikDengan berhasilnya penyerdehanaan kepartaian dimana telah dapat dikelompokkan kekuatan-kekuatan sosial politik ke dalam dua Partai Politik dan satu Golongan Karya dapatlah dicegah terpecah belahnya bangsa Indonesia baik secara mental ideologis maupun secara fisik ke dalam berbagai macam golongan. Undang-undang nomor 3 tahun 1975 tentang partai politik dan golongan karya telah memantapkan pengelompokkan tersebut dan mengakhiri system banyak partai di Indonesia, suatu keadaan yang belum pernah dicapai Indonesia pada masa-masa sebelumnya. Hal yang sama juga berlaku terhadap organisasi kemasyarakatan yang juga merupakan komponen penting dari infra struktur politik kita. Menurut pasal 2 ayat (1) Undang-undang No. 8 tahun 1985 tentang organisasi kemasyarakatan, Organisasi kemasyarakatan berdasarkan Pancasila sebagai satu-satunya asas.Dikaitkan dengan Persatuan Indonesia, demokrasi Pancasila menghendaki integrasi bangsa dan tumpah darah Indonesia, disamping juga menuntut identitas Nasional, kepribadian Nasional dan stabilitas Nasional. Integritas Nasional dan stabilitas nasional merupakan syarat bagi terwujudnya kekuatan bangsa yang pada gilirannya dapat dibina kea rah terciptanya Ketahanan Nasional.b) Kemantapan Supra Struktur PolitikDengan supra struktur politik, yang terdiri dari lembaga-lembaga konstitusional, yaitu lembaga Tertinggi Negara akan tercipta stabbilitas atau kemantapan karena supra struktur politik tersebut didukung oleh infra struktur politik yang mantap pula. Rakyat, baik secara berkelompok yang selanjutnya merupakan kekuatan sosial politik, maupun secara individual dapat ikut berpartisipasi dalam pemerintahan melalui wakil-wakilnya. Dengan demikian berarti bahwa system politik dan juga mekanisme Pemerintah dapat memenuhi fungsinya, yaitu: Mempertahankan pola, dalam arti dapat mempertahankan tata cara, kebiasaan-kebiasaan, norma-norma dan prosedur-prosedur yang berlaku. Menyelesaikan ketegangan, dalam arti dapat mendamaikan perselisihan, konflik danperbedaan pendapat yang selalu timbul dalam masyarakat dengan cara dan prosedur yang sedapat-dapatnya memuaskan semua pihak. Menyesuaikan diri dengan perubahan-perubahan, dalam arti memiliki kemampuan adaptasi yang besar untuk menyesuaikan diri dengan perkembangan-perkembangan yang terjadi baik di dalam masyarakat itu sendiri maupun di luar negri. Mampu mencapai tujuan Nasional, dalam arti mengkristalisir keinginan-keinginan anggota masyarakat menjadi satu tujuan Nasional yang harus dicapai dan penentuan cara-cara pencapaian tujuan. Mengintregasikan, dalam arti mampu menjamin keutuhan seluiruh system sosial itu sendiri.c) Pimpinan Nasional yang Kuat dan BerwibawaBentuk organisasi pemerintahan pusat yang Presidensial dimaksudkan untuk memperoleh pimpinan pemerintahan sekaligus pimpinan Nasional yang kuat dan berwibawa yang memberikan bimbingan yang dinamis kepada masyarakat. Pimpinan Nasional yang kuat dan berwibawa ini sangat diperlukan untuk desintegratif dan destruktif ke arah yang intregatif dan konstruktif atas dasar dan menurut jiwa dan semangat demokrasi pancasila. Seringkali terjadi pergolakan hebat yang melanda masyarakat Indonesia, yang di satu pihak menghadapi situasi serba kurang dan dilain pihak mengalami kebingungan mengenai identitas dan kebudayaan sendiri.d) Pemerintah yang Bersih, Efektif dan EfesienPemerintah yang demikian mampu menyelenggarakan pemerintahan yang demokratis, mampu meningkatkan taraf hidup rakyat, dan mampu melaksanakan politik luar negri yang bebas dan aktif yang menunjang kepentingan Nasional dan yang memberikan sumbangan bagi ketertiban dunia yang berdasarkan kemerdekaan, perdamaian abadi dan keadilan sosial.Demokrasi pancasila yang pelaksanaanya dibidang Supra struktur politik (lembaga-lembaga konstitusional) berdasarkan mekanisme yang diatur dalam UUD 1945 dapat menciptakan pemerintahan yang bersih, efektif dan efesien tersebut. Hal ini disebabkan karena : Adanya kontrol dari DPR terhadap pemerintah, baik control eksekutif, control perpajakan maupun control keuangan. Adanya kesatuan antara pimpinan bangsa Negara, pimpinan pemerintahan dan pemegang kekuasaan tertinggi ABRI, yang mana dapat menjamin pemerintahan yang efektif dan efesien dalam arti kuat dan mampu bertindak dengan cepat dan tepat.

2.3.6 Gatra EkonomiPerekonomian adalah salah satu aspek kehidupan nasional yang berkaitan dengan pemenuhan kebutuhan masyarakat,yang meliputi produksi,distribusi,serta konsumsi barang dan jasa dan dengan usaha-usaha untuk meningkatkan taraf hidup masyarakat.Ketahanan ekonomi diartikan sebagai kondisi dinamis kehidupan perekonomian bengsa yang berisi keuletan dan ketangguhan kekuatan nasional dalam menghadapi serta segala tantangan, ancaman,hambatan,serta gangguan yang datang dari luar maupun dari dalam secara langsung maupun tidak langsung untuk menjamin kelangsungan hidup politik bangsa dan negara RI berdasarkan Pancasila dan UUD1945.Pembangunan ekonomi diarahkan pada mantapnya ketahanan ekonomi melalui iklim usaha yang sehat serta pemanfaatan ilmu pengetahuan dan teknologi,tersedianya barang dan jasa, terpeliharanya fungsi lingkungan hidup serta meningkatnya daya saing dalam lingkup perekonomian global.Kehidupan bangsa Indonesia dalam Negara Republik Indonesia yang bersendikan Pancasila tidak bebas dari aneka ragam ancaman, tantangan, hambatan dan gangguan . Itu ada yang datang dari luar negeri maupun dari dalam negeri sendiri, sebab tidak semua pihak setuju dengan apa yang hendak dituju negara kita.Sejak bangsa Indonesia memproklamasikan kemerdekaannya melalui Dwi Tunggal Sukarno Hatta, kita tidak pernah bebas dari ancaman , tantangan, hambatan dan gangguan. Setelah tahun 1966, ketika kita berhasil mengakhiri pemberontakan Gestapu/PKI , boleh dikatakan bahwa ancaman tidak ada lagi. Sebab yang kita maksudkan dengan ancaman adalah satu kondisi yang dapat menyebabkan berakhirnya kelangsungan hidup Negara Republik Indonesia berdasarkan Pancasila. Namun meskipun ancaman sudah tidak kita alami lagi, tantangan, hambatan dan gangguan tetap ada dan bahkan meningkat.Bangsa Indonesia, berdasarkan pengalamannya, telah menetapkan satu cara untuk mengatasi ancaman, tantangan, hambatan dan gangguan itu. Cara itu adalahKetahanan Nasional. Yang kita maksudkan dengan Ketahanan Nasional adalahkondisi dinamis bangsa berisikan keuletan dan ketangguhan yang membentuk kekuatan nasionalyang dapat mengatasi setiap ancaman, tantangan, hambatan dan gangguan, baik yang datang dari luar maupun dari dalam, yang secara langsung atau tidak langsung membahayakan kelangsungan hidup bangsa serta pencapaian tujuan nasional.Dengan cara Ketahanan Nasional kita telah berhasil mengatasi semua ancaman di masa lampau sehingga Republik Indonesia selamat dari segala ujian itu. Dan di masa depan Ketahanan Nasional harus selalu kita pelihara agar dapat mencegah timbulnya ancaman baru. Meskipun begitu tantangan-tantangan baru terus timbul dan harus kita atasi.Ketahanan Nasional mempunyai aspek utama, yaituKesejahteraan dan Keamanan.Kesejahteraan dan Keamanan adalah dua aspek dari Ketahanan Nasional yang dapat dibedakan tetapi tak dapat dipisahkan. Sebab itu, mengusahakan terwujudnya Ketahanan Nasional hakikatnya merupakan satu proses membentuk Kesejahteraan dan Keamanan buat negara dan bangsa. Ada kalanya bangsa berada dalam tingkat perjuangan yang memerlukan titik berat pada Kesejahteraan, sedangkan pada tingkat perjuangan lain mungkin juga titik berat harus pada Keamanan . Namun sekalipun titik berat diletakkan pada salah satu aspek, aspek yang lain tidak boleh hilang sama sekali. Sebab seperti dalam ilmu hitung apabila kita kalikan satu angka dengan nol, hasilnya menjadi nol pula. Jadi kalau salah satu aspek sama sekali tidak diperhatikan, Ketahanan Nasional akan sama dengan nol atau tidak ada Ketahanan Nasional. Paling baik adalah kalau kita dapat membentuk kondisi harmonis antara Kesejahteraan dan Keamanan, meskipun hal itu tidak mudah tercapai.Ketahanan Nasional hanya dapat terwujud kalau meliputi seluruh segi kehidupan bangsa yang biasanya kita namakan aspek sosial kehidupan, meliputi Ideologi, Politik, Ekonomi, Sosial, Budaya dan Hankam. Juga meliputi aspek alam , yaitu Geografi, Penduduk dan Kekayaan Alam. Di lingkungan Lembaga Ketahanan Nasional seluruh segi kehidupan bangsa itu dinamakanAsta Gatra,terdiri dariPanca Gatra (Sosial)danTri Gatra (Alam). Seluruhnya itu harus selalu diusahakan untuk memberikan perannya dalam perwujudan Kesejahteraan dan Keamanan.A. Kemiskinan merupakan kelemahanAdalah satu kenyataan bahwa kemiskinan masih terdapat dalam jumlah besar di Indonesia. Meskipun jumlah rakyat yang hidup di bawahgaris kemiskinansudah dapat kita kurangi secara mencolok, yaitu dari sekitar 70 persen pada tahun 1970 menjadi sekitar 15 persen pada tahun 1993, namun itu masih meliputi tidak kurang dari 27 juta orang. Satu jumlah yang sama dengan jumlah penduduk satu negara ukuran menengah seperti Canada (28 juta) dan jauh di atas penduduk Malaysia (19 juta). Padahal rakyat Indonesia yang hidup sedikit di luar garis kemiskinan juga masih tergolong miskin sekali. Maka dengan begitu jumlah penduduk Indonesia yang masih hidup miskin banyak sekali.Kondisi penduduk demikian tidak mendukung adanya Ketahanan Nasional yang kuat, malahan melemahkannya. Seperti telah diuraikan, Ketahanan Nasional terdiri dari Kesejahteraan dan Keamanan yang dapat dibedakan tetapi tidak dipisahkan. Kalau masih banyak sekali penduduk Indonesia miskin, sekalipun ada kecenderungan akan membaik, maka Kesejahteraan pada waktu ini belum tinggi. Karena itu juga Keamanan belum dalam kondisi yang cukup baik. Oleh karena itu Kemiskinan merupakan tantangan yang harus dapat diatasi secepat mungkin untuk dapat mewujudkan Ketahanan Nasional yang tangguh.Kemiskinan itu dapat dilihat secara absolut dan relatif. Dilihat secara absolut kita mempunyai tingkat kemiskinan sebagaimana diindikasikan oleh penghasilan per capita yang sekarang sebesar 730 dollar AS atau sekitar Rp 1.500.000 per tahun. Pada umumnya penghasilan yang dinilai memadai adalah kalau sudah di atas 2.000 dollar AS atau sekitar Rp 4.500.000 per tahun. Jadi keadaan kita secara absolut baru sepertiga yang dinilai normal. Padahal angka Rp 1.500.000 per capita / tahun itu jauh dari gambaran keadaan penghasilan penduduk yang sebenarnya. Sebab ada yang segolongan kecil yang kaya sekali dengan penghasilan per capita mungkin tidak kalah dari penduduk di negara maju, jadi lebih dari 20.000 dollar AS atau Rp 45 juta setahun. Sedangkan mayoritas penduduk di bawah Rp 1.500.000, bahkan mungkin sekali di bawah Rp 1.000.000 per tahun.Secara relatif kondisi penghasilan bangsa Indonesia masih amat parah juga, karena harus dibandingkan dengan penghasilan per capita bangsa-bangsa yang lain, khususnya yang tinggal sekitar kita. Kita adalah bangsa termiskin di lingkungan ASEAN menurut laporan World Bank Atlas 1995. Singapore adalah terkaya dengan $ 19.310, Malaysia $ 3.160, Thailand $ 2.040, Filipina $ 830, sedangkan Brunei Darussalam menurut majalah Asia Week 10 Februari 1995 $ 18.500. Maka jelas sekali bahwa kita baik secara absolut maupun relatif masih tergolong bangsa yang miskin, apalagi kalau melihat penghasilan mayoritas penduduk yang di bawah Rp 1.000.000 atau $ 500. Meskipun sekitar 5 persen penduduk Indonesia tidak kalah hidupnya dari rata-rata penduduk Singapore.Akan tetapi kita tidak boleh berkecil hati. Sebab kalau kita bandingkan penghasilan per capita sekarang dengan tahun 1969 ketika kita mulai dengan Pembangunan Nasional, yaitu hanya sebesar $ 80 saja, maka nampak bahwa keadaan kita sekarang sudah sembilan kali lipat. Bahkan mayoritas yang masih di bawah $ 500 sudah meningkat sekurang-kurangnya tiga kali lipat. Itu menunjukkan bahwa Pembangunan Nasional kita berhasil, tidak hanya untuk yang golongan kecil saja, tetapi juga untuk mayoritas penduduk. Itu berarti bahwa bangsa Indonesia mempunyai kekuatan untuk tumbuh. Dan perkiraan yang diberikan oleh Presiden Soeharto bahwa pada akhir PJP Kedua kita sudah mencapai penghasilan per capita di atas $ 2.000 bukan hal yang mustahil.Namun itu masih dua puluh lima tahun lagi, sedangkan sekarang bangsa kita masih diliputi kemiskinan. Dan karena kemiskinan yang masih sangat luas itu timbul banyak kelemahan dalam Ketahanan Nasional kita.Kalau orang itu miskin dan ia mempunyai keluarga yang menjadi tanggung jawabnya, maka seluruh keluarga itu hidup dalam kemiskinan. Itu membawa akibat yang bersifat material dan mental.Keluarga itu secara material kurang dapat menyediakan makanan yang cukup, apalagi yang sehat dan cukup bergizi. Buat mereka yang penting adalah asalkan setiap hari dapat makan dan perut tidak terlalu keroncongan. Akibat dari kurang makan makanan bergizi kesehatan menjadi rawan, tenaga bekerja tidak besar karena kurang mampu mengeluarkan energi dan kemampuan berpikir menjadi lemah karena otak kurang mendapat peredaran darah. Kalau ada anggota keluarga yang masih sekolah, maka sukar dapat belajar dengan baik. Kalau sudah bekerja, maka kurang dapat bekerja dengan produktivitas tinggi. Dan mudah terserang penyakit yang membuat kehidupan makin sengsara karena kurang mampu membeli obat. Dengan begitu harapan hidup menjadi tidak terlalu panjang.Ada orang yang sanggup mengatasi kekurangan material itu dengan sikap mental yang kuat sekali. Sekalipun kurang makan yang bergizi tetapi masih sanggup mengeluarkan energi cukup untuk menghasilkan tenaga fisik yang memadai. Juga masih dapat membuat dirinya mampu berpikir secara tajam. Ini semua adalah hasil dari pemusatan pikiran dan perasaan yang dapat dicapai orang, apabila ia mampu menyatukan diri dengan Tuhan Yang Maha Kuasa melalui kontemplasi. Itu berarti bahwa orang itu dapat menggunakan kekuatan mentalnya untuk menguasai seluruh kehidupannya, termasuk kehidupan materialnya. Buat orang seperti itu kemiskinan tidak harus berarti kelemahan.Akan tetapi orang yang sanggup berbuat demikian biasanya terbatas jumlahnya. Mayoritas rakyat Indonesia termasuk manusia yang mentalnya sama perannya dalam kehidupannya dengan peran kondisi materialnya. Jadi kalau keadaan materialnya miskin, itu juga mempengaruhi kondisi mentalnya. Orang itu menjadi acuh tak acuh dan tidak mempunyai perhatian terhadap hal-hal di luar masalah kehidupannya secara langsung. Ia menjadi mudah dipengaruhi oleh pihak lain yang dapat memberikan sesuatu kepadanya dan akibatnya ia kurang mempunyai pendirian sendiri. Kemauan dan keuletan mentalnya lemah dan mudah menyerah terhadap kesulitan. Tidak mempunyai motivasi untuk melakukan sesuatu yang menunjukkan kekuatan. Tidak ada keinginan untuk mengubah kehidupannya sehingga dapat keluar dari kemiskinan. Kalau mempunyai satu pekerjaan , sama sekali tidak ada niat untuk menghasilkan pekerjaan yang bermutu tinggi. Jadi tidak ada padanya pengertian efisiensi dan efektivitas, melainkan asal jadi. Atau orang itu menjadi a-sosial dan melawan masyarakat. Bentuk umum adalah melakukan tindakan kriminal untuk membalas keburukan kehidupan yang harus ia alami, seakan-akan masyarakatlah yang menjadi sebab kondisinya yang buruk itu. Maka dalam masyarakat yang miskin kita justru akan menemukan tingkat kriminalitas yang tinggi. Makin buruk kondisi materialnya makin lemah pula kondisi mentalnya.Keadaan demikian jelas sekali tidak menunjang Ketahanan Nasional, sebab Ketahanan Nasional baru terwujud dalam kondisi dinamis satu bangsa yang berisikan keuletan dan ketangguhan. Sedangkan kemiskinan menghasilkan masyarakat yang sikapnya acuh tak acuh, kalau bekerja asal jadi saja, di sekolah tidak ada kemampuan untuk belajar banyak. Biasanya masyarakat demikian rawan terhadap berbagai pengaruh negatif dari pihak lain yang mampu memberikan sesuatu yang sedikit saja untuk kehidupan orang yang miskin. Juga tingginya kriminalitas melemahkan Ketahanan Nasional.Syukur sekali bahwa kondisi masyarakat Indonesia tidak berada pada kondisi kemiskinan yang ekstrim, sehingga kondisi material serta mentalnya tidak separah gambaran di atas. Akan tetapi di beberapa bagian Tanah Air kita kondisi kemiskinan cukup mengkhawatirkan, yaitu daerah di mana jumlah rakyat yang hidup di bawah garis kemiskinan merupakan mayoritas penduduk. Juga secara umum sikap dan pandangan masyarakat terhadap kehidupan bukan atau belum pandangan yang berniat menghasilkan keunggulan. Umumnya orang melihat kehidupan baru pada tingkatmediokritas (mediocrity),artinya kalau berbuat sesuatu hal cukup menghasilkan apa adanya dan tidak mengejar prestasi tinggi.Memang masyarakat mungkin menunjukkan keuletan seperti yang kita lihat dalam Perang Kemerdekaan. Akan tetapi keuletan itu hanya bersifat passif, yaitu sanggup mengalami penderitaan berjangka panjang. Itu satu hal yang tentu penting juga. Akan tetapi Ketahanan Nasional memerlukan tidak hanya keuletan passif, melainkan juga keuletan aktif. Yaitu keuletan untuk melakukan satu usaha guna membawa kemajuan dalam waktu yang panjang sambil menghadapi dan mengatasi berbagai rintangan.Dalam hal ketangguhan , masyarakat Indonesia masih amat lemah. Itu dapat dilihat dari lebarnya kesenjangan antara yang dikatakan dengan yang diperbuat. Hal itu disebabkan karena manusia Indonesia pada umumnya belum sanggup mengeluarkan energi yang memadai. Akibatnya daya tindak dan kemampuan berbuatnya masih lemah. Padahal Ketahanan Nasional memerlukan ketangguhan di samping keuletan.Apabila dilihat dalam hubungan negara dan bangsa , maka kemiskinan mengakibatkan banyak hal yang kurang menunjang Ketahanan Nasional yang tangguh. Karena rakyat masih termasuk miskin, maka pemerintah tidak dapat mengadakan penarikan pajak yang luas. Akibatnya adalah bahwa penerimaan pemerintah relatif rendah apabila dibandingkan dengan jumlah penduduk yang begitu banyak. Karena keuangan pemerintah tidak banyak, maka berbagai usaha yang harus dibiayai pemerintah juga terbatas sifatnya. Itu kita lihat dalam penyusunan ABRI yang seharusnya merupakan satu kekuatan hankam yang seimbang di darat, laut dan udara, mengingat kondisi geografis Indonesia. Akan tetapi karena membangun Angkatan Laut dan Angkatan Udara yang besar cukup mahal, demikian pula untuk membentuk kekuatan militer darat yang modern dan mobil, maka yang ada hanyalah kekuatan territorial yang besar. Sedangkan Angkatan Laut, Angkatan Udara dan Angkatan Darat yang mobil amat terbatas kekuatannya. Juga belum dapat disusun kemampuan Kepolisian yang sesuai dengan tuntutan meningkatnya kriminalitas. Penyelenggaraan pendidikan nasional amat dirintangi oleh kondisi guru yang kurang bermutu, karena pemerintah belum dapat mengadakan pendidikan guru yang bermutu dan juga belum dapat memberikan kehidupan guru yang memadai dengan gaji yang wajar. Pemerintah juga belum dapat menggaji pegawai sipil dan anggota ABRI sesuai dengan mereka yang bekerja di dunia swasta, karena keuangan pemerintah terbatas. Jadi banyak sekali yang seharusnya dilakukan pemerintah untuk membuat negara kita kuat, belum dapat dilakukan karena penerimaan pemerintah memang sangat terbatas. Sedangkan penerimaan terbatas itu terutama disebabkan oleh kemiskinan yang masih luas. Dengan fungsi pemerintah yang menghadapi berbagai keterbatasan itu tidak mungkin dihasilkan Kesejahteraan dan Keamanan yang bermutu. Berarti Ketahanan Nasional pun tidak tinggi .Maka kita melihat bahwa sebagai akibat Kemiskinan , Ketahanan Nasional Indonesia masih belum sekuat yang kita inginkan. Memang dalam masyarakat kita ada orang-orang yang kuat karakternya dan menunjukkan keuletan serta ketangguhan yang tinggi. Mereka tidak terlalu terpengaruh oleh kondisi kemiskinan yang meliputi masyarakat. Akan tetapi itu tidak cukup untuk membuat Ketahanan Nasional tinggi, karena mayoritas penduduk belum demikian gambarannya. Oleh sebab itu untuk kepentingan Ketahanan Nasional harus ada usaha mengatasi kemiskinan, baik dalam arti absolut maupun relatif. Kesejahteraan nasional harus tinggi dan dengan begitu memungkinkan pula menciptakan Keamanan yang tinggi pula.B. Mengatasi KemiskinanUntuk keluar dari kondisi Kemiskinan seluruh bangsa harus berjuang dan bersatu. Kita harus mempunyai keyakinan bahwaMenjadi Kayaadalah sesuatu yang Mulia dan harus dikejar dengan sekuat tenaga, selama itu dilakukan dengan cara yang halal dan tidak bertentangan dengan hukum serta norma agama. Dan itu tidak bertentangan dengan Pancasila, UUD 1945 dan semua agama yang ada di Indonesia. Sebaliknya justru Pancasila, UUD 1945 dan semua agama yang ada di Indonesia membenarkan manusia menjadi kaya dan bahwa menjadi kaya adalah sesuatu yang mulia.Memang pernah ada pandangan dalam masyarakat Indonesia bahwa mengusahakan kehidupan yang kaya adalah berdosa. Seakan-akan ajaran agama , termasuk agama Islam, tidak qmembenarkan orang mengusahakan kekayaan. Sebetulnya pandangan demikian adalah akibat dari usaha pihak penjajah dan pihak lain yang tidak mau melihat rakyat Indonesia maju, khususnya dalam kehidupan ekonominya. Pada waktu itu setiap usaha rakyat ditekan oleh penjajah dengan bantuan pihak lain yang berkepentingan, sehingga akhirnya kewirausahaan rakyat Indonesia dekat kepada kemusnahan. Sebab penjajah takut kalau rakyat Indonesia yang jumlahnya begitu besar ( pada tahun 1942 ketika Hindia Belanda runtuh penduduk Indonesia sudah sekitar 60 juta orang, padahal seluruh penduduk Belanda hanya sekitar 10 juta orang dan yang ada di Indonesia tidak lebih dari 2 juta orang), dapat membentuk kekuatan ekonomi, maka penjajahan Belanda dapat tersingkir oleh kekuatan bangsa Indonesia. Itu sebabnya dalam sistem ekonomi penjajahan, Belanda menempatkan golongan Asia Non-Pribumi sebagai lapisan antara Belanda yang berada di lapisan puncak dan penduduk pribumi sebagai lapisan bawah. Jadi secara struktural bangsa Indonesia memang sengaja dimiskinkan oleh penjajah. Di samping itu sikap budaya (terutama di Jawa) yang menganggap kegiatan berusaha itu rendah, juga cukup berpengaruh.Karena keadaan itu berlangsung cukup lama , yaitu sekurang-kurangnya seratus tahun, maka ketika bangsa Indonesia mencapai kemerdekaan belum sekali gus rakyat pribumi dapat keluar dari kondisi struktural yang mengekang itu. Baru setelah kita melakukan Pembangunan Nasional yang kita mulai pada tahun 1969, terjadi proses likuidasi kemiskinan struktural itu. Akan tetapi proses itu tidak berjalan cepat karena memang tidak mudah untuk sekali gus membiasakan rakyat yang sudah bertahun-tahun hidup dalam kondisi kemiskinan berubah mempunyai pandangan dinamis dalam memperbaiki kehidupannya. Sebagian besar rakyat masih cenderung menunggu pemberian dari pihak lain, khususnya pemerintah, ketimbang berusaha keras meningkatkan penghasilannya. Itu masih sisa-sisa kemiskinan struktural yang kita gambarkan sebelumnya, yaitu bahwa orang yang terlalu miskin itu menjadi apathis dan acuh tak acuh.Maka usaha untuk menghilangkan kemiskinan tidak cukup hanya dengan memberikan modal atau kesempatan kepada pihak miskin. Bersamaan dengan pemberian kesempatan usaha serta modal harus pula ditingkatkan kondisi mentalnya. Harus ditumbuhkan kepercayaan pada diri sendiri, bahwa ia dapat menjalankan usaha yang menghasilkan penghasilan melebihi dari pada sebelumnya dan kemudian harus ditumbuhkan hasrat untuk membangun kehidupan yang sejahtera dan jauh lebih baik ketimbang sekarang.Peningkatan kondisi mental itu harus dilakukan melalui pendidikan umum kepada rakyat yang memberikan pengertian dan pandangan yang lebih luas tentang kehidupan. Melalui pendidikan umum ditumbuhkan pandangan bahwa kegiatan berusaha tidak lebih rendah dari pada kegiatan yang lain. Bahkan perlu disadarkan bahwa untuk mengatasi kondisi miskin, manusia harus mampu berusaha dan bekerja dengan keras. Perlu pula ditumbuhkan sikap berdisiplin agar dalam kegiatannya berusaha ia tahu menaati peraturan dan menetapi waktu. Diberikan pelajaran berhitung agar orang itu dapat menghitung segala penerimaan dan pengeluaran serta dibiasakan hidup hemat dan menjauhi pemborosan. Selain itu pendidikan agama yang baik adalah amat penting apabila tidak hanya membicarakan ritual belaka, melainkan juga segala makna dan nilai di belakang ritual.Pendidikan agama harus mengajarkan bahwa Tuhan adalah Maha Murah dan Maha Adil, yang berarti bahwa barang siapa berusaha dan berikhtiar dengan sekuat tenaga juga akan memperoleh ganjaran yang setimpal dari Tuhan. Perlu dibangun sikap rakyat bahwa Tuhan tidak melarang orang menjadi kaya, asalkan memperolehnya atau mengusahakannya dengan jalan yang khalal serta menggunakan kekayaannya untuk kepentingan orang banyak, khususnya yang masih kekurangan. Penting sekali ditumbuhkan pengertian bahwa Tuhan tidak akan memperbaiki keadaan satu umat apabila umat itu sendiri tidak berusaha memperbaiki nasibnya. Sikap demikian akan menghasilkan keuletan aktif dalam kehidupan yang diperlukan untuk dapat membangun penghasilan lebih tinggi.Selain itu pendidikan perlu mengajarkan agar orang hidup hemat dan jujur dan selalu ingat kepada Tuhan Yang Maha Kuasa. Sebaliknya harus diciptakan kebiasaan untuk tidak bersikap boros, baik boros dalam penggunaan barang maupun dalam waktu. Itu semua akan menghasilkan sikap hidup yang saksama dalam segala aspek . Langkah demi langkah akan tercipta sikap untuk mengejar kualitas dalam segala pekerjaan dan bahkan keunggulan dalam prestasi. Kalau itu tercapai maka sudah mulai ada ketangguhan hidup.Akan tetapi memang tidak cukup hanya ada sikap dan perilaku rakyat yang kondusif untuk berusaha. Perlu juga uluran tangan berupa pemberian peluang bagi mereka agar sikap serta perilaku itu dapat menghasilkan kegiatan produktif. Untuk itu diperlukan modal dan kesempatan usaha. Itu tidak dapat datang dengan sendirinya, terutama dalam dunia yang makin maju ini. Mereka yang sudah maju tidak ingin memperoleh persaingan dari pihak lain yang muncul kemudian. Jadi akan selalu berusaha agar jangan ada pihak lain yang masuk dalam dunia usaha. Oleh sebab itu perlu ada kebijaksanaan dan tindakan pemerintah yang membantu tumbuhnya pengusaha baru.Dilihat dari sudut Ketahanan Nasional diperlukan sekali terwujudnya lapisan pengusaha kecil dan menengah yang besar jumlahnya dan tinggi mutunya. Tidak cukup satu negara hanya mempunyai lapisan pengusaha besar yang kuat. Sebab lapisan pengusaha kecil dan menengah justru merupakan inti kekuatan ekonomi satu bangsa dan bukan pengusaha besar. Terbukti dari pengalaman bangsa lain yang sudah maju ekonominya, bahwa pengusaha kecil dan menengah menciptakan kesempatan kerja jauh lebih banyak ketimbang usaha besar. Buat Indonesia yang setiap tahun harus menampung angkatan kerja baru sekitar 2 juta orang, penciptaan kesempatan kerja itu amat penting. Selain itu usaha kecil dan menengah juga merupakan pertahanan terpenting untuk menghadapi masuknya barang dari luar. Lapisan usaha kecil dan menengah itu dapat disamakan satu pertahanan territorial dalam bidang ekonomi nasional.Karena itu usaha rakyat bersama pemerintah untuk membangun usaha kecil dan menengah dalam jumlah besar serta bermutu tinggi mempunyai dua manfaat sekali gus. Di satu pihak akan sangat dikurangi tingkat kemiskinan dan dihilangkan kesenjangan lebar antara pihak kaya dan mayoritas masyarakat yang miskin. Di pihak lain diwujudkan sarana untuk menghadapi masalah penyediaan kesempatan kerja serta pertahanan terhadap dominasi produksi luar negeri.Melihat kondisi masyarakat kita sekarang, hal itu dapat dimulai dengan memperbaiki kondisi dan kemampuan apa yang dinamakanpengusaha informal ,yaitu para pedagang kaki lima, pedagang asongan dan semacam itu. Sebenarnya mereka itu sudah mempunyai sikap usaha yang dibuktikan oleh tekadnya berdagang. Akan tetapi mereka berada di luar usaha formal, karena kemampuan dan kondisinya. Dalam kondisi dan situasi itu mereka sering kali malahan mendapat perlakuan kurang baik dan kurang tepat dari pihak berkuasa, karena pihak berkuasa hanya melihat kegiatan mereka dari segi peraturan belaka. Dengan menggusur mereka dari tempat usaha mereka sebetulnya pihak berkuasa menghilangkan satu potensi penting yang ada pada rakyat kita.Oleh sebab itu sebaiknya pengusaha informal diubah menjadi pengusaha formal, yaitu membentuk lapisan pengusaha kecil. Untuk itu perlu diberikan pendidikan agar mereka mengerti caranya berusaha yang teratur. Dengan begitu mereka akan beralih dari usaha informal menjadi pengusaha formal, yaitu pengusaha yang diakui pemerintah. Selain pendidikan mereka kemudian perlu diberi kemampuan lebih besar, berupa modal dan peluang usaha. Yang terpenting adalah bahwa mereka ada peluang memasarkan hasil usaha mereka. Jadi mungkin perlu dibangun koperasi meliputi pengusaha dengan kegiatan yang sama. Mereka diberi tempat yang baik tetapi tidak mahal dan mudah dikunjungi oleh pembeli. Ini perlu ditegaskan karena sering kali kita melihat bahwa pemerintah daerah membangun tempat penjualan atau pasar yang justru mematikan kemungkinan memperoleh pembeli. Ini terjadi kalau tempat penjualan atau pasar itu terletak di bagian kota yang secara tradisional tidak didatangi pembeli. Dengan begitu para pengusaha baru itu tidak akan mungkin dapat bersaing dengan para pedagang lama, Mereka kemudian akan meninggalkan tempat penjualan yang telah ditetapkan dan kembali menjadi pedagang informal.Di luar kota besar dan juga di desa-desa pun perlu dihidupkan usahawan kecil dan menengah yang melakukan aneka ragam kegiatan produktif. Karena di tempat-tempat itu umumnya belum ada pengusaha informal, maka masih perlu dihidupkan semangat usaha di kalangan rakyat. Untuk itu berbagai organisasi kemasyarakatan dapat dimanfaatkan, seperti pesantren, Karang Taruna, dan sebagainya. Dalam kegiatan organisasi itu diadakan pendidikan usahawan sehingga nanti ada peserta organisasi itu yang berminat membuka usahanya sendiri. Orang-orang itu nanti juga perlu mendapat bantuan usaha sampai mampu berdiri sendiri.Kalau kita sudah berhasil membangun lapisan usaha kecil dan menengah, sekalipun masih belum banyak jumlahnya dan belum betul-betul bermutu, maka perlu disusun satujaringan komunikasiataunetworkyang menghubungkan para usahawan itu. Dalam jaringan itu perlu ada pihak yang berfungsi membantu kepada pihak yang baru mulai atau yang masih lemah usahanya. Jadi pada tahap permulaan pemerintah mengusahakan agar ada pengusaha yang sudah mapan bersedia menjadi pihak pemberi bantuan. Bantuan yang diperlukan adalah nasehat dan informasi, seperti informasi bagaimana pengusaha baru dapat memperoleh kredit tambahan, bagaimana memperbaiki teknik dan teknologi produksi atau bagaimana mencari pasar bagi hasil produksinya. Sebab itu harus ada pengusaha yang sudah mapan dan berpengalaman sebagai pihak pemberi bantuan. Pemerintah tidak dapat menjalankan fungsi itu, karena orang pemerintah tidak mempunyai pengalaman usaha. Tetapi pemerintah diperlukan untuk mengajak pengusaha mapan ikut aktif dalam penyusunan jaringan komunikasi itu. Tanpa ajakan pemerintah pengusaha mapan tidak akan mau turut dalam pembentukan jaringan itu. Kalau jaringan komunikasi itu makin mampu menjalankan fungsinya dan pengusaha kecil dan menengah makin banyak dan bermutu, maka dari mereka sendiri akan timbul orang-orang yang menjadi pihak pemberi bantuan kepada pengusaha yang baru mulai.Terwujudnya jaringan komunikasi itu juga mempunyai manfaat bagi Ketahanan Nasional. Sebab melalui jaringan itu akan selalu diketahui apabila ada unsur-unsur yang sifatnya mengganggu kehidupan masyarakat dan bangsa. Dengan begitu wilayah nasional kita, baik di daratan maupun di lautan, akan selalu memperoleh pengawasan yang saksama apabila kita makin banyak mempunyai nelayan di laut dan pengusaha di darat. Sekali gus itu akan memberikan kesempatan bagi tumbuhnya pengusaha-pengusaha baru, karena mereka tidak merasa khawatir memasuki satu kehidupan yang serba tidak diketahui. Orang yang mau menjadi pengusaha baru selalu dapat mendatangi pengusaha lama dan minta nasehat dan petunjuknya. Dengan begitu jumlah usahawan kecil akan terus bertambah banyak. Kemudian dari usahawan kecil itu akan tumbuh usahawan menengah yang makin banyak pula dan makin tinggi mutunya. Akan terwujud keadaan masyarakat yang makin teratur dan tinggi penghasilannya, tetapi sekali gus juga satu masyarakat yang makin ulet dan tangguh.Melalui proses itu kemiskinan akan makin hilang dari masyarakat Indonesia. Dan yang akan terbentuk adalah satu masyarakat yang terutama terdiri dari golongan menengah. Kondisi demikian merupakan keadaan yang paling baik bagi terwujudnya Ketahanan Nasional yang andal. Sebab dampaknya akan terasa di segala aspek kehidupan bangsa, baik dalam ideologi, politik, ekonomi, sosial, budaya, agama dan hankam. Ideologi Pancasila akan lebih mantap sebagai pedoman kehidupan karena orang melihat dan merasakan kemajuan dalam kehidupan yang menganut Pancasila. Kondisi politik akan lebih mantap, karena masyarakat yang baik penghasilannya cenderung lebih baik menjalankan sistem demokrasi Pancasila. Ekonomi nasional akan menjadi lebih kuat, baik secara absolut dengan penghasilan per capita lebih tinggi maupun secara relatif dibandingkan dengan bangsa-bangsa lain. Keadaan sosial pun makin baik, pengangguran akan jauh berkurang dan orang miskin makin habis. Kondisi kehidupan beragama akan lebih bermutu karena masyarakat akan mempunyai kesempatan lebih banyak untuk mencurahkan perhatian kepada ibadah, asalkan juga selalu memperhatikan iman dan takwa. Hankam akan lebih tangguh karena masyarakat yang lebih kaya juga akan mampu membina kekuatan hankam, termasuk kepolisian, yang lebih mampu menjalankan fungsinya.Yang penting sekarang adalah bahwa kita menunjukkan perbuatan menuju ke sasaran itu secara kongkrit dan tidak hanya berbicara saja. Sebab sudah jauh waktunya untuk menghilangkan kemiskinan dari bumi Indonesia.

2.3.7 Gatra Sosial dan BudayaKetahanan budaya adalah kondisi dinamika kehidupan yang berisi keuletan dan ketangguhan yang mengandung kemampuan mengembangkan kekuatan nasional didalam menghadapi dan mengatasi segala masalah, ancaman, gangguan, hambatan dan tantangan baik yang datang dari dalam maupun luar. Yang langsung maupun tidak langsung membahayakan kelangsungan kehidupan sosial budaya bangsa dan Negara RI yang berdasarkan Pancasila dan UUD 1945.Sedangkan kebudayaan merupakan gambaran seluruh cara hidup yang melembaga dalam suatu masyarakat yang manifetasinya tampak dalam tingkah laku dan tingkah laku tersebut dapat dipelajari. Dengan demikian ketahanan sosial yang dibentuk oleh kekuatan kebudayaan tertentu bisa dipelajari dan diupayakan untuk meningkatkan kualitasnya. Ternyata kebudayaan mampu mengikat individu untuk mewujudkan kesatuan dan melakukan aktivitas bersama dalam rangka mempertahankan kehidupannya.Saat ini saya tertarik untuk membahas ketahanan budaya kita dalam bentuk kesenian. Mungkin selama ini banyak masyarakat yang salah mengertikan antara kebudayaan dan kesenian. Banyak yang mengatakan bahwa kebudayaan adalah kesenian. Padahal seperti yang kita ketahui bersama bahwa Kesenian hanyalah bagian dari kebudayaan.Kebudayaan secara utuh sebenarnya meliputi pola pikir atau mindset suatu masyarakat (tentang segala perihal kehidupannya di masa lampau, masa kini dan masa depan), yang banyak terekspresikan melalui aneka-ragam dan aneka dimensi kesenian. Demikian pula, kesenian merupakan salah satu wadah dominan untuk mengartikulasikan kebudayaan tak berwujud (intangible culture).Memang kebudayaan sangatlah identik dengan kesenian, tetapi kesenian hanyalah bagian daripada budaya, oleh karena itu pandangan masyarakat yang masih awam tentang kebudayaan haruslah kita luruskan.Setelah kita mengetahui beberapa pengantar diatas yang meliputi pengertian ketahanan budaya, kebudayaan, serta kesenian. Sekarang kita masuk ke dalam masalah inti kita, yaitu kesenian sebagai upaya ketahanan budaya. Kita tahu bahwa Indonesia adalah Negara yang multikultur dengan berbagai macam ras, suku bangsa, agama, dll yang membuat Indonesia sangat kaya dengan kebudayaan-kebudayaan yang ada. Tentunya hal ini membawa dampak positif untuk Indonesia, tapi apakah upaya dari warga Negara dan tentunya Negara kita sendiri tentang kelestarian budaya sudah ada? Saya kira masih sedikit orang-orang yang peduli dengan budaya-budaya kita! Kenapa saya berpendapat seperti itu, sekarang kita lihat, masyarakat Indonesia sekarang ini lebih mementingkan modernitas dari pada peduli dengan budaya kita sendiri.Contoh kecilnya dari ketidak pedulian masyarakat dengan budaya kita antara lain: Banyak orang lebih memilih mendengarkan musik-musik dari luar negeri daripada harus mendegarkan lagu daerah, anak-anak kecil sekarang ini lebih suka memainkan playstation dari pada permainan-permainan tradisional dari Indonesia, orang-orang mengajarkan kepada anaknya bahasa inggris bukan bahasa daerahnya masing-masing. Dan masih banyak yang lainnya. Itu hanya contoh kecil ketidak pedulian masyarakat kita tentang kayanya budaya kita sendiri.Akhir-akhir ini banyak kesenian Indonesia yang di klaim oleh Negara tetangga kita yaitu Malaysia, kenapa hal itu bisa terjadi? Banyak hal yang dapat melandasi hal tersebut, diantarannya adalah warga Indonesia tidak mau melestarikan budayanya sendiri, dan Negara pun tidak mematenkan budya-budaya yang kita miliki.Saya rasa jika semua kebudayaan yang kita miliki dipatenkan oleh Negara kita maka Negara kita ini adalah Negara dengan kebudayaan terbanyak di seluruh dunia. Tetapi apa yang terjadi dengan Negara kita? Kita baru mau bertindak setelah Malaysia mengklaim kesenian kita setidaknya ada 10 kebudayaan Indonesia yang di klaim oleh Malaysia, antara lain: .Batik, Lagu Rasa Sayange, Reog Ponorogo, Wayang Kulit, Kuda Lumping, Rendang Padang, Keris, Angklung, Tari Pendet dan Tari Piring danGamelan Jawa.Kasus klaim budaya yang dilakukan oleh malaysia kepada Indonesia memang sudah sangat banyak dan sering. Banyak kasus, bahkan sebagian besar diantaranya memicu ketegangan bilateral dua negara yang mengakibatkan kemarahan masyarakat Indonesia di dunia offline maupun online, di dunia online mereka kerap perang mulut dan perang hack (cyber), sementara di dunia offline ada yang mengusulkan untuk perang saja dengan malaysia.Oleh karena berbagai kasus diatas hendaknya masyarakat kita sadar, bahwa kita hendaknya memperkuat pertahanan budaya kita. Lewat bidang apapun, agar kita memiliki Negara yang kuat dan bangsa yang hebat.Penanaman nilai-nilai dan norma-norma agar warga masyarakat peduli dengan budaya kita harus ditanamkan di hati anak-anak sejak dini. Pendidikan karakter serta pendidikan kewarganegaraan sangat penting dilakukan agar para penerus bangsa kita memiliki moral yang bagus dan memiliki rasa cinta tanah air terhadap Negara kita.Hal-hal tersebut bisa dilakukan melalui contoh kecil, misalnya membiasakan anak-anak muda untuk mencintai produk dalam negeri, menbiasakan anak-anak kecil dengan permainan-permainan tradisional, dengan kesenian-kesenian yang ada seperti tari-tarian, alat music tradisional dan lain sebagainya. Hal itu harus ditanamkan sejak dini agar para penerus generasi muda kita memiliki mental yang kuat dan tangguh menghadapi berbagai macam ancaman yang ada.Menurut Koentjaraningrat nilai budaya bangsa Indonesia mempunyai 2 bentuk ancaman, ialah : 1. Ancaman di dalam negeri.Contohnya adalah pemeberontakan dan subversi yang berasal atau terbentuk dari masyarakat Indonesia.2. Ancaman dari luar negeri.Contohnya adalah infiltrasi, subversi dan intervensi dari kekuatan kolonialisme dan imperialisme serta invasi dari darat, udara dan laut oleh musuh dari luar negri.Untuk mendukung semua itu. Semangat kebangsaan, kepedulian berbudaya, kemauan menjadi masyarakat global yang berbudaya dan bermartabat, mengembangkan tanggungjawab, reaktualisasi terwujudnya budaya malu, keuletan, kemandirian dan hal-hal semacam Itu merupakan fitur-fitur budaya dan kebudayaan yang perlu terus ditumbuhkembangkan, mulai dari diri sendiri, lingkungan, sampai pada tatanan nasional.Oleh karena itu Kesenian merupakan bagian penting dari kebudayaan, sebagai ekspresi dan artikulasi dari hasil cipta, karsa dan karya. Apabila kesenian dapat mentransformasi diri sebagai milik bersama dan kebanggaan bersama yang dipangku oleh suatu masyarakat (lokal atau nasional), maka kesenian akan dapat berperan untuk meningkatkan ketahanan budaya.Dengan demikian, dalam Pembangunan Nasional, kesenian sebagai bagian dari Kebudayaan Nasional memperoleh maknanya dalam kaitan dengan pemahaman dan apresiasi nilai-nilai kultural. Oleh karena itu, untuk meningkatkan ketahanan budaya bangsa, maka Pembangunan Nasional perlu bertitik-tolak dari upaya-upaya pengembangan kesenian yang mampu melahirkan nilai-tambah kultural. Pakem-pakem seni (lokal dan nasional) perlu tetap dilanggengkan, karena berakar dalam budaya masyarakat. Melalui dekomposisi dan rekonstruksi, rekoreografi, renovasi, revitalisasi, refungsionalisasi, disertai improvisasi dengan aneka hiasan, sentuhan-sentuhan nilai-nilai dan nafas baru, akan mengundang apresiasi dan menumbuhkan sikap posesif terhadap pembaharuan dan pengayaan (atau enrichment) karya-karya seni. Di sinilah awal dari kesenian menjadi kekayaan budaya dan modal sosial-kultural masyarakat.

2.3.8 Gatra Pertahanan dan KeamananKetahanan nasional adalah suatu kondisi dinamis suatu bangsa yang terdiri atas keuletan dan kemampuan untuk mengembangkan kekuatan nasional dalam menghadapi segala macam bentuk ancaman, tantangan, hambatan, dan gangguan yang datang dari dalam maupun dari luar, secara langsung maupun tidak langsung yang mengancam dan membahayakan integritas, identitas, kelangsungan hidup bangsa dan Negara serta perjuangan dalam mewujudkan perjuangan nasional. Keamanan memiliki dua definisi yaitu definisi strategis (strategic definition) dan definisi non-strategis ekonomi (economic non-strategic definition). Definisi yang pertama umumnya menempatkan keamanan sebagai nilai abstrak, terfokus pada upaya mempertahankan independensi dan kedaulatan negara, dan umumnya berdimensi militer. Sementara, definisi kedua terfokus pada penjagaan terhadap sumber-sumber ekonomi dan aspek non-militer dari fungsi negara.Memasuki era modern, masyarakat lebih egois memikirkan kepentingan masing-masing dan bila terdapat perbuatan yang mengganggu kepentingan mereka, tidak dapat dielakkan terjadinya kekerasan dengan korban yang bahkan satu keluarga, agama, negara, ras, dan sebagainya. Jadi konflik yang terjadi belakangan ini yang mengaitkan pihak-pihak beda agama tidaklah aneh karena pada dasarnya dalam satu agama saja sering terjadi pertentangan, bahkan dalam satu mazhab agama juga bisa terjadi.Negara seharusnya membentuk sebuah sistem keamanan untuk melindungi segenap masyarakatnya tidak hanya melindungi serangan dari luar negara, tetapi juga dari serangan atau saling serang yang terjadi dalam masyarakatnya. Dengan sebuah sistem keamanan nasional, penanganan kekerasan dalam masyarakat bisa teratasi dengan baik. Pada dasarnya konsep keamanan nasional ini bersifat preventif dan represif. Dalam hal preventif, dengan bekerjanya seluruh aktor Keamanan Nasional seperti BIN,Polri,dan TNI,segara dapat diketahui konsep-konsep kekerasan yang sedang diorganisasi sehingga dapat dilakukan pencegahan yang diperlukan.Dalam hal represif,di kala terjadi kekerasan,koordinasi yang baik antara Polri dan TNI penentunya sehingga efek kerugian yang ditimbulkan akan berkurang karena dapat dengan lebih cepat ditangani.A. Faktor penyebab lemahnya ketahanan nasional di bidang keamanan Kebijakan tentang kelautan masih tumpang tindihIndonesia belum sepenuhnya tegas dalam mengelola kelautan. Amandemen laut sebagai alat pemersatu sudah harus dilakukan. Secara geopolitis dan keamanan, Indonesia harus menciptakan pemikirannya sendiri dalam hal maritim sebagai sebuah kekuatan baru. Maritim sebagai kekuatan baru Indonesia dapat dilakukan asalkan perubahan paradigma dalam hal wawasan nusantara yang mempersatukan pulau-pulau kecil dan besar dilakukan. Penanganan kasus kekerasan terasa lambatPenanganan kasus kekerasan terasa lambat dikarenakan fungsi koordinasi yang buruk antara lembaga POLRI dan TNI. Maraknya teroris di kalangan masyarakatPengawasan aparat keamanan masih lemah. Terbukti dengan beberapa kali kejadian-kejadian yang identik dengan kejahatan terorisme, seperti pada peristiwa bom bunuh diri di masjid yang terletak di kawasan polres Cirebon dimana aparat keamanan baru menyadari adanya tindak terorisme setelah bom tersebut meledak. Bukti kelemahan ini karena kewaspadaan polisi hanya terpusat pada tempat- tempat tertentu seperti mall, hotel, dan tempat sejenis lainnya. Kurangnya perhatian pemerintah dalam hal anggaran pelatihan dan peralatan sistem keamanan bagi TNI.Pemerintah kurang memperhatikan anggaran pelatihan dan peralatan system keamanan bagi TNI menyebabkan mereka kurang maksimal dalam menjalankan kewajibannya sebagai aparat penegak keamanan.B. Dampak dari faktor-faktor yang menyebabkan lemahnya ketahanan nasional di bidang keamanan Kejahatan konvensionalSeperti pencurian, penipuan, perampokan, kekerasan rumah tangga, pembunuhan atau kejahatan susila yang merupakan karakteristik cerminan kondisi perekonomian, intensitasnya masih cukup tinggi dan semakin bervariasi. Kejahatan transnasionalPesatnya perkembangan teknologi informasi dan semakin mengglobalnya dunia menyebabkan kejahatan transnasional seperti penyelundupan senjata, perdagangan manusia, perdagangan anak-anak dan perempuan, ataupun perdagangan narkoba semakin kompleks dan semakin tinggi intensitasnya. Kejahatan narkobaSementara itu tindak kejahatan narkoba sebagai bagian kejahatan transnasional yang dilakukan oleh warga negara Indonesia maupun oleh orang asing yang beroperasi di Indonesia baik sebagai pengedar maupun pengguna, kondisinya semakin memprihatinkan. Konflik komunalMeskipun di beberapa wilayah pasca konflik seperti Kalimantan Barat, Maluku dan Poso masih ditemui berbagai upaya untuk mendorong terjadinya konflik komunal, namun kesigapan aparat keamanan dalam mendeteksi dan mengatasi gejala awal telah mampu meredam potensi konflik menjadi tidak muncul ke permukaan. Gangguan keamanan di wilayah yurisdiksi laut IndonesiaGangguan keamanan di wilayah yurisdiksi laut Indonesia terutama gangguan pelayaran penumpang maupun barang belum menunjukkan gejala penurunan. Tingkat kejadian pembajakan (piracy) di laut intensitasnya masih tinggi dan sulit diatasi oleh aparat penegak hukum. Kejahatan terhadap sumber daya alamLemahnya sistem pengawasan dan pengamanan pengelolaan sumber daya alam, telah mengundang pihak-pihak tertentu termasuk pihak asing untuk memanfaatkannya secara ilegal baik berupa illegal logging, illegal minning maupun illegal fishing yang mengakibatkan kerugian negara mencapai ratusan trilyun setiap tahunnya.C. Penanggulangan lemahnya ketahanan nasional di bidang keamananPenindakan para pelaku pada proses peradilan akan cepat bila antara Polri dan TNI juga bekerja sama dengan baik. Dalam hal ini untuk pencegahan dan agar maksimal dalam menangani kekerasan yang terjadi dalam masyarakat, merupakan keniscayaan untuk menciptakan sebuah konsep keamanan nasional yang luar biasa. Menciptakan keamanan nasional yang baik akan berujung pada kesejahteraan masyarakat.Pengembangan sumber daya baik sumber daya manusia maupun sumber daya alam dengan memberikan perhatian jauh lebih besar pada sistem pelatihan maupun pengembangan.Sistem pertahanan dan keamanan yang berpihak pada kepentingan masyarakat banyak yang dapat memberikan jaminan rasa aman di masyarakat.Memperkuat sistem pertahanan dan keamanan nasional yang dijalankan secara benar dan berpihak pada kepentingan seluruh rakyat.

BAB IIIPENUTUP

3.1 KesimpulanUntuk mencapai ketahanan nasional menurut Indonesia diperlukan beberapa gatra delapan, yaitu:1) Gatra Penduduk2) Gatra Sumber Daya Alam3) Gatra Wilayah4) Gatra Ideologi5) Gatra Politik6) Gatra Ekonomi7) Gatra Sosial Budaya8) Gatra Pertahanan KeamananDari delapan Gatra tersebut kita juga bisa mengetahui seberapa kuat ketahanan yang dimiliki Negara kita, dan kita bisa menilai serta membandingkan ketahanan Negara kita dengan Negara lain.Melihat situasi dan kondisi yang dialami Indonesia dewasa ini, asta gatra dalam ketahanan nasional sudah mulai berkurang keefektifannya yang disebabkan berbagai macam factor.Oleh karena itu, untuk mewujudkan ketahanan nasional, maka kita perlu mengefektifkan kembali asta gatra dalam ketahanan nasional itu sendiri. Karena dengan adanya ketahanan nasional di Negara kita, maka perdamaian pun akan mudah diciptakan dalam lingkup hidup bermasyarakat dalam satu Negara. 3.2 SaranKondisi kehidupan nasional merupakan pencerminan ketahanan nasional yang mencakup astra gatra (tri gatra dan panca gatra), sehingga ketahanan nasional adalah kondisi yang harus dimiliki dalam semua aspek kehidupan bermasyarakat, berbangsa dan bernegara dalam wadah NKRI yang dilandasioleh landasan idiil Pancasila, landasan konstitusional UUD 1945, dan landasan visional Wawasan Nasional. Utnuk mewujudkan keberhasilan ketahanan nasional diperlukan kesadaran setiap warga negara Indonesia, yaitu :1.Memiliki semangat perjuangan bangsa dalam bentuk perjuangan non fisik yang berupa keuletan dan ketangguhan yang tidak mengenal menyerah yang mengandung kemampuan mengembangkan kekuatan nasional dalam rangka menghadapi segala ancaman, gangguan, tantangan dan hambatan baik yang datang dari luar maupun dari dalam, untuk menjamin identitas, integritas, kelangsungan hidup bangsa dan negara serta perjuangan mencapai tujuan nasional.2.Sadar dan peduli terhadap pengaruh-pengaruh yang timbul pada aspek ideologi, politik, ekonomi, sosial budaya dan pertahanan keamanan, serta aspek ketiga kehidupan alamiah (tri gatra) sehingga setiap warga negara Indonesia baik secara individu maupun kelompok dapat mengeliminir pengaruh tersebut, karena bangsa Indonesia cinta damaiakan tetapi lebih cinta kemerdekaan. Hal itu tercermin akan adanya kesadaran bela negara dan cinta tanah air.Apabila setiap warga negaraIndonesia memiliki semangat perjuangan bangsa dan sadarserta peduli terhadap pengaruh yang timbul dalam bermasyarakat, berbangsa dan bernegara serta dapat mengeliminir pengaruh-pengaruh tersebut, maka akan tercermin keberhasilan ketahanan nasional Indonesia.

DAFTAR PUSTAKA

1. http://fitrirahmayanti99.wordpress.com/2003/06/31/memperkuat-ketahanan-nasioanal-di-bidang-keamanan2. http://kumpulansebuahskripsi.blogspot.com/3. http://sayidiman.suryohadiprojo.com/4. Buku-Modul-Kuliah-Kewarganegaraan.Pdf5.

36