Download docx - Makalah Komunitas 2 Fix

Transcript
Page 1: Makalah Komunitas 2 Fix

MAKALAH

KOMUNITAS II

“ASUHAN KEPERAWATAN KELUARGA DENGAN ANAK USIA SEKOLAH”

DISUSUN OLEH :

ERIK SUSANTI ( 1211031

)

ANGGITA AGUSTINA ( 1211017

)

ADRIANUS ASA B. ( 1211034

)

NILSA PRIH UTAMI

(1211019 )

ANDRI LONA

(1212083 )

YUVENTUS MARIO A ( 1212078

)

1

Page 2: Makalah Komunitas 2 Fix

PRODI S-1 KEPERAWATAN

SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN

PATRIA HUSADA

BLITAR

2015

KATA PENGANTAR

PUJI SYUKUR PENYUSUN PANJATKAN KEHADIRAT TUHAN YANG MAHA

ESA YANG TELAH MEMBERI RAHMAT DAN KARUNIA-NYA SEHINGGA

MAKALAH TENTANG “ASUHAN KEPERAWATAN KELUARGA DENGAN ANAK USIA

SEKOLAH” INI DAPAT TERSELESAIKAN. MAKALAH INI DIAJUKAN GUNA

MEMENUHI TUGAS MATA KULIAH KOMUNITAS II. KAMI MENGUCAPKAN

TERIMA KASIH KEPADA SEMUA PIHAK YANG TELAH MEMBANTU SEHINGGA

MAKALAH INI DAPAT DISELESAIKAN SESUAI DENGAN WAKTUNYA.

MAKALAH INI MASIH JAUH DARI SEMPURNA, OLEH KARENA ITU SAYA

MENGHARAPKAN KRITIK DAN SARAN YANG BERSIFAT MEMBANGUN DEMI

KESEMPURNAAN MAKALAH INI.

SEMOGA MAKALAH INI MEMBERIKAN INFORMASI BAGI MASYARAKAT

DAN BERMANFAAT UNTUK PENGEMBANGAN ILMU PENGETAHUAN BAGI Kita

semua.

2

Page 3: Makalah Komunitas 2 Fix

Blitar, Mei 2015

Penyusun

DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR....................................................................................... 2

DAFTAR ISI...................................................................................................... 3

BAB I PENDAHULUAN.................................................................................. 4

1.1 Latar Belakang......................................................................................... 4

1.2 Rumusan Masalah.................................................................................... 5

1.3 Tujuan....................................................................................................... 5

BAB II TINJAUAN PUSTAKA....................................................................... 6

2.1Konsep Keluarga....................................................................................... 6

2.1.1 Definisi Keluarga........................................................................ 6

2.1.2 Ciri-ciri Keluarga ....................................................................... 6

2.1.3 Struktur Keluarga........................................................................ 7

2.1.4 Fungsi Keluarga.......................................................................... 7

2.1.5 Tugas Perkembangan Sesuai Tahap Perkembangan ( Duval ).... 8

2.1.6 Tugas Keluarga dalam bidang Kesehatan................................... 9

2.2 Anak Usia Sekolah................................................................................... 10

2.2.1 Definisi Anak Usia Sekolah........................................................ 10

2.2.2 Kelompok Anak Usia Sekolah.................................................... 10

2.2.3 Ciri-ciri Anak Usia Sekolah........................................................ 11

2.2.4 Perkembangan Fisik.................................................................... 12

2.2.5 Perkembangan Kognitif.............................................................. 13

2.2.6 Perkembangan Psikososial.......................................................... 14

2.2.7 Tugas Perkembangan Orangtua pada Anak Usia Sekolah.......... 16

3

Page 4: Makalah Komunitas 2 Fix

2.2.8 Tugas Perkembangan Keluarga pada Anak Usia Sekolah.......... 17

2.2.9 Promosi Kesehatan...................................................................... 19

2.2.10 Masalah Kesehatan Spesifik anak Usia Sekolah....................... 20

BAB III ASUHAN KEPERAWATAN............................................................ 23

3.1 Pengkajian..................................................................................................... 23

3.2 Diagnosa Keperawatan.................................................................................. 32

BAB IV PENUTUP........................................................................................... 35

3.1 Kesimpulan............................................................................................... 35

3.2 Saran......................................................................................................... 35

DAFTAR PUSTAKA........................................................................................ 36

BAB 1

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Anak merupakan individu tersendiri yang bertumbuh dan berkembang secara unik dan

tidak dapat diulang setelah usianya bertambah. Menurut UU No. 4 tahun 1979 tentang

Kesejahteraan Anak, yang dimaksud anak adalah seseorang yang belum mencapai umur

21 tahun dan belum pernah menikah. Saat ini yang disebut anak bukan lagi yang berumur

21 tahun, tetapi berumur 18 tahun, seperti yang ditulis Hurlock (1980) masa dewasa dini

dimulai umur 18 tahun.

Meskipun demikian, anak masih dikelompokkan lagi menjadi tiga sesuai dengan

kelompok usia, yaitu: usia 2-5 tahun disebut usia prasekolah; usia 6-12 tahun sisebut usia

sekolah; dan usia 13-18 tahun disebut usia remaja.

Anak usia sekolah dapat disebut sebagai akhir dari masa kanak-kanak sejak usia 6

tahun atau masuk sekolah dasar kelas satu, ditandai oleh kondisi yang sangat

mempengaruhi penyesuaian pribadi dan penyesuaian sosial anak. 

Selama “pertengahan tahun” masa kanak-kanak ini, dasar-dasar untuk peran dewasa

dalam pekerjaan, rekreasi, dan interaksi sosial terbentuk. Dinegara-negara industri

periode ini dimulai saat anak mulai masuk sekolah dasar sekitar usia 6 tahun, pubertas

sekitar usia 12 tahun merupakan tanda akhir masa kanak-kanak menengah. Langkah

perkembangan selama anak mengembangkan kompetensi dalam ketrampilan fisik,

kognitif, dan psikososial. Selama masa ini anak menjadi lebih baiak dalam berbagai hal;

4

Page 5: Makalah Komunitas 2 Fix

misalnya, mereka dapat berlari lebih cepat dan lebih jauh sesuai perkembangan

kecakapan dan daya tahannya.

Sekolah atau pengalaman pendidikan memperluas dunia anak dan merupakan transisi

dari kehidupan yang secara relatif bebas bermain ke kehidupan dengan bermain, belajar,

dan bekerja yang terstruktur. Sekolah dan rumah mempengaruhi pertumbuhan dan

perkembangan membutuhkan penyesuaian dengan orang tua dan anak, anak harus belajar

menghadapi peraturan dan harapan yang dituntut oleh sekolah dan teman sebaya. Orang

tua harus membiarkan anak-anak membuat keputusan menerima tanggung jawab dan

belajar dari pengalaman kehidupan.

Saat anak melalui penyesuaian ini, perawat membantu meningkatkan kesehatannya.

Hal ini dilakukan dengan membantu orang tua dan anak mengidentifikasi stresor

potensial dan merancang intervensi untuk meminimalkan stres dan respons stres anak.

Intervensi melibatkan orang tua, anak dan guru untuk mencapai ke-0berhasilan yang

maksimal.

1.2 Rumusan Masalah

Adapun rumusan masalah makalah ini adalah sebagai berikut :

1. Apa yang dimaksud dengan keluarga?

2. Apa yang dimaksud dengan anak usia sekolah?

3. Bagaimana perkembangan anak usia sekolah ?

4. Bagaimana tugas perkembangan keluarga dengan anak usia sekolah ?

5. Apa sajakah permasalahan yang mencul pada anak usia sekolah ?

6. Bagaimana proses asuhan keperawatan keluarga dengan anak usia sekolah?

1.3 Tujuan

a. Tujuan Umum

Secara umum makalah ini dibuat untuk mempelajari lebih dalam tentang asuhan

keperawatan keluarga terhadap anak usia sekolah. Disamping itu, penulisan juga

bertujuan untuk memenuhi tugas mata kuliah Komunitas II yang bertujuan untuk

menerapkan konsep materi keperawatan keluarga.

b. Tujuan Khusus

1. Mahasiswa mampu menjelaskan definisi keluarga.

5

Page 6: Makalah Komunitas 2 Fix

2. Mahasiswa mampu menjelaskan definisi anak usia sekolah

3. Mahasiswa mampu menjelaskan tahap tumbuh kembang anak usia sekolah.

4. Mahasiswa mampu menjelaskan tugas perkembangan keluarga dengan anak

sekolah.

5. Mahasiswa mampu menjelaskan masalah-masalah pada anak usia sekolah.

6. Mahasiswa mampu menjelaskan asuhan keperawatan keluarga dengan anak usia

sekolah.

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Keluarga

2.1.1 Definisi Keluarga

Keluarga  adalah unit terkecil masyarakat, terdiri dari suami istri dan anaknya

atau ayah dan anaknya atau ibu dan anaknya. (UU. No 10, 1992). keluarga  adalah

kumpulan dua orang / lebih hidup bersama dengan keterikatan aturan dan emosional,

dan setiap individu punya peran masing-masing (Friedman 1998).

Whall (1986) dalam analisis konsep tentang keluarga  sebagai unit yang perlu

dirawat, ia mendefinisikan keluarga  sebagai kelompok yang mengidentifikasikan diri

dengan anggotanya yang terdiri dari dua individu atau lebih yang asosiasinya

dicirikan oleh istilah-istilah khusus, yang boleh jadi tidak diikat oleh hubungan darah

atau hukum, tapi yang berfungsi sedemikian rupa sehingga mereka menganggap diri

mereka sebagai sebuah keluarga .

Dapat disimpulkan bahwa keluarga  adalah unit terkecil dari masyarakat dua

orang / lebih, memiliki ikatan perkawinan dan pertalian darah, hidup dalam satu

rumah tangga, berinteraksi, punya peran masing-masing dan mempertahankan suatu

budaya.

2.1.2 Ciri-ciri Keluarga

6

Page 7: Makalah Komunitas 2 Fix

1. Diikat tali perkawinan

2. Ada hubungan darah

3. Ada ikatan batin

4. Tanggung jawab masing –masing

5. Ada pengambil keputusan

6. Kerjasama

7. Interaksi

8. Tinggal dalam suatu rumah

2.1.3 Struktur Keluarga

1. Struktur peran keluarga, formal dan informal

2. Nilai/ norma keluarga, norma yg diyakini oleh keluarga. Berhubungan dengan

kesehatan

3. Pola komunikasi keluarga, bagaimana komunikasi orangtua anak, ayah ibu, &

anggota lain

4. Struktur kekuatan Keluarga, kemampuan Mempengaruhi dan mengendalikan

orang lain untuk kesehatan

2.1.4 Fungsi Keluarga

Friedman (1998) mengidentifikasi lima fungsi dasar keluarga, sebagai

berikut:

1. Fungsi afektif (the affective function) adalah fungsi keluarga yang utama untuk

mengajarkan segala sesuatu untuk mempersiapkan anggota keluarga berhubungan

dengan orang lain. Fungsi ini dibutuhkan untuk perkembangan individu dan

psikososial anggota keluarga.

2. Fungsi sosialisasi dan tempat bersosialisasi (socialization and social placement

function) adalah fungsi mengembangkan dan tempat melatih anak untuk

berkehidupan sosial sebelum meninggalkan rumah untuk berhubungan dengan

orang lain di luar rumah.

3. Fungsi reproduksi (the reproductive function) adalah fungsi untuk

mempertahankan generasi dan menjaga kelangsungan keluarga.

7

Page 8: Makalah Komunitas 2 Fix

4. Fungsi ekonomi (the economic function), yaitu keluarga berfungsi untuk

memenuhi kebutuhan keluarga secara ekonomi dan tempat untuk mengembangkan

kemampuan individu meningkatkan penghasilan untuk memenuhi kebutuhan

keluarga.

5. Fungsi perawatan/ pemeliharaan kesehatan (the health care function). Keluarga

juga berperan atau berfungsi untuk melaksanakan praktek asuhan kesehatan, yaitu

untuk mencegah terjadinya gangguan kesehatan dan atau merawat anggota

keluarga yang sakit. Kemampuan keluarga dalam memberikan asuhan kesehatan

mempengaruhi status kesehatan keluarga. Kesanggupan keluarga melaksanakan

pemeliharaan kesehatan dapat dilihat dari tugas kesehatan keluarga yang

dilaksanakan. Keluarga yang dapat melaksanakan tugas kesehatan berarti sanggup

menyelesaikan masalah kesehatan (Setyowati, 2008).

2.1.5 Tugas Perkembangan sesuai tahap perkembangan ( Duval )

(Sociological Perspective)

1. Keluarga baru menikah

a.membina hubungan Intim

b. bina hubungan dengan keluarga lain: teman dan kelompok sosial

c.mendiskusikan rencana punya anak

2. Keluarga. Dengan anak baru lahir

a.persiapan menjadi orang tua

b. adaptasi keluarga baru , interaksi keluarga, hubungan Seksual

3. Keluarga dengan anak usia pra sekolah

a.memenuhi kebutuhan Anggota keluarga : rumah, rasa aman

b. membantu anak untuk bersosialisasi

c.mempertahankan hubungan yg sehat keluarga intern dan luar

d. pembagian tanggung jawab

e.kegiatan untuk stimulasi perkembangan Anak

4. Keluarga dengan anak usia sekolah

a.membantu sosialisasi anak dengan lingkungan luar

b. mempertahankan keintiman pasangan

c.memenuhi kebutuhan yang meningkat

5. Keluarga dengan anak remaja

a.memberikan kebebasan seimbang dan bertanggug jawab

b. mempertahankan hubungan Intim dengan keluarga

8

Page 9: Makalah Komunitas 2 Fix

c.komunikasi terbuka : hindari, debat, permusuhan

d. persiapan perub. Sistem peran

6. Keluarga mulai melepas anak sebagai dewasa

a.perluas jar. Keluarga dari keluarga inti ke extended

b. pertahnakan keintiman pasanagan

c.mabantu anak untuk mandiri sbg keluarga baru

d. penataan kembali peran orang tua

7. Keluarga usia pertengahan

a.pertahankan keseh. Individu dan pasangan usia pertengahan

b. hubungan Serasi dan memuaskan dengan anak- anaknya dan sebaya

c.meningkatkan keakraban pasangan

8. Keluarga usia tua

a.pertahankan suasana saling menyenangkan

b. adapatasi perubahan : kehil.pasangan,kek. Fisik,penghasilan

c.pertahankan keakraban pasangan

d. melakukan life review masa lalu

2.1.6 Tugas Keluaga Dalam Bidang Kesehatan

Tugas keluarga dalam bidang Kesehatan menurut Friedman, (1981) adalah :

1. Mengenal gangguan perkembangan Kesehatan setiap anggotanya.

2. Mengambil keputusan untuk melakukan tindakan yang tepat.

3. Memberikan keperawatan pada anggota keluarga yang sakit, dan yang tidak dapat

membantu dirinya sendiri karena cacat atau usianya terlalu muda.

4. Mempertahankan suasana di rumah yang menguntungkan kesehatan dan

perkembangan kepribadian anggota keluarga.

5. Mempertahankan hubungan timbal balik antara keluarga dan lembaga-lembaga

Kesehatan yang menunjukkan pemanfaatan dengan baik fasilitas-fasilitas

Kesehatan yang ada.

9

Page 10: Makalah Komunitas 2 Fix

2.2 Anak Sekolah

2.2.1 Definisi Anak Usia Sekolah

Anak usia sekolah merupakan suatu periode yang dimulai saat anak masuk

sekolah dasar sekitar usia 6 tahun sampai menunjukan tanda akhir masa kanak-kanak

yaitu 12 tahun.

Langkah perkembangan selama anak mengembangkan kompetensi dalam

ketrampilan fisik, kognitif, dan psikososial. Selama masa ini anak menjadi lebih baik

10

Page 11: Makalah Komunitas 2 Fix

dalam berbagai hal, misalnya mereka dapat berlari dengan cepat dan lebih jauh sesuai

perkembangan kecakapan dan daya tahannya.

2.2.2 Kelompok Anak Usia Sekolah

Kelompok teman sebaya mempengaruhi perilaku anak. Perkembangan fisik,

kognitif dan sosial meningkat. Anak meningkatkan kemampuan komunikasi.

1. Anak usia 6-7 tahun :

membaca seperti mesin

mengulangi tiga angka mengurut ke belakang

membaca waktu untuk seperempat jam

anak wanita bermain dengan wanita

anak laki-laki bermain dengan laki-laki

cemas terhadap kegagalan

kadang malu atau sedih

peningkatan minat pada bidang spiritual

2. Anak usia 8-9 tahun:

kecepatan dan kehalusan aktivitas motorik meningkat

menggunakan alat-alat seperti palu

peralatan rumah tangga

ketrampilan lebih individual

ingin terlibat dalam segala sesuatu

menyukai kelompok dan mode

mencari teman secara aktif

3. Anak usia 10-12 tahun:

pertambahan tinggi badan lambat

pertambahan berat badan cepat

perubahan tubuh yang berhubungan dengan pubertas mungkin tampak

mampu melakukan aktivitas seperti mencuci dan menjemur pakaian

sendiri

memasak, menggergaji, mengecat

menggambar, senang menulis surat atau catatan tertentu

membaca untuk kesenangan atau tujuan tertentu

teman sebaya dan orang tua penting

mulai tertarik dengan lawan jenis

11

Page 12: Makalah Komunitas 2 Fix

sangat tertarik pada bacaan, ilmu pengetahuan

4. Usia remaja : 13 - 18 tahun

2.2.3 Ciri-ciri Anak Usia Sekolah

Anak usia sekolah disebut sebagai masa akhir anak-anak sejak usia 6 tahun

dengan ciri-ciri sebagai berikut :

1. Label yang digunakan oleh orang tua

a. Usia yang menyulitkan karena anak tidak mau lagi menuruti

perintah dan lebih dipengaruhi oleh teman sebaya dari pada orang

tua ataupun anggota keluarga lainnya

b. Usia tidak rapi karena anak cenderung tidak memperdulikan dan

ceroboh dalam penampilan

c. Usia bertengkar karena banyak terjadi pertengkaran antar keluarga

dan membuat suasana rumah yang tidak menyenangkan bagi

semua anggota keluarga

2. Label yang digunakan pendidik/guru

a. Usia sekolah dasar : anak diharapkan memperoleh dasar-dasar

pengetahuan yang dianggap penting untuk keberhasilan

penyesuaian diri pada kehidupan dewasa dan mempelajari

perbagai ketrampilan penting tertentu baik kurikuler maupu

ekstrakurikuler

b. Periode kritis dalam berprestasi : anak membentuk kebiasaan

untuk mencapai sukses, tidak sukses, atau sangat sukses yang

cenderung menetap sampai dewasa

3. Label yang digunakan oleh ahli psikologi

a. Usia berkelompok : perhatian utama anak tertuju pada keinginan

diterima oleh teman-teman sebaya sebagai anggota kelompok

b. Usia penyesuaian diri : anak ingin menyesuaikan dengan standar

yang disetujui oleh kelompok dalam penampilan, berbicara dan

berperilaku

c. Usia kreatif :suatu masa yang akan menentukan apakah anak akan

menjadi konformis (pencipta karya baru) atau tidak

12

Page 13: Makalah Komunitas 2 Fix

d. Usia bermain : suatu masa yang mempunyai keinginan bermain

yang sangat besar karena adanya minat dan kegiatan untuk

bermain

2.2.4 Perkembangan Fisik

1.      Tinggi dan berat badan

Laju pertumbuhan selama tahun sekolah awal lebih lambat dari pada setelah

lahir tetapi, meningkat secara terus menerus. Pada anak tertentu mungkin tidak

mengikuti pola secara tepat. Anak usia sekolah lebih langsing dari pada anak usia

prasekolah, sebagai akibat perubahan distribusi dan kekebalan lemak (Edelmen dan

Mandle, 1994)

Sekolah memberi peluang pada anak untuk membandingkan dirinya dengan

kelompok besar anak anak dengan usia yang sama. Pemeriksaan fisik yang biasanya

diperlukan selama kelas 1 merupakan kesempatan yang baik perawat untuk

mendiskusikan dengan anak dan orang tua tentang pengaruh genetic, nutrisi, dan olah

raga terhadap tinggi dan berat badan. Anak laki laki sedikit labih tinggi dan lebih

berat dari pada anak perempuan selama tahun pertama sekolah. Kira kira 2 tahun

sebelum pubertas. Anak mengalami peningkatan pertumbuhan yang cepat.

2.      Fungsi kardiovaskular

Fungsi kardiovaskular baik dan stabil selama tahun usia sekolah. Denyut

jantung rata- rata 70 – 90 denyut/menit, tekanan darah normal 110 / 70 mm Hg dan

frekuensi pernafasan stabil 19 – 21, Pertumbuhan paru minimal dan pernafasan

menjadi lebih lambat, lebih dalam, dan lebih teratur. Akan tetapi pada akhir periode

ini jantung 6 kali ukurannya saat lahir dan umumnya sudah mencapai ukuran dewasa.

3.      Fungsi neuromuscular

Anak usia sekolah menjadi labih lentur karena koordinasi otot besar

meningkat dan kekuatannya dua kali lipat. Banyak anak berlatih ketrampilan motorik

kasar yaitu berlari, melompat, menyeimbangkan gerak tubuh, dan menangkap selama

bermain. Menghasilkan peningkatan ketrampilan neuromuscular. Perbedaan

individual dalam kecepatan pencapaian penguasaan ketrampilan dasar mulai terlihat.

Perbedaan individual dalam ketrampilan motorik terbentuk dalam partisipasi anak

dalam aktivitas yang membutuhkan pergerakan otot yang terkoordinasi dan

kemampuan motorik halus.

13

Page 14: Makalah Komunitas 2 Fix

Ketrampilan motorik halus terlambat tertinggal oleh ketrampilan motorik

kasar tetapi berkembang kira- kira dalam kecepatan yang sama, saat kontrol jari dan

pergelangan tangan tercapai, anak menjadi pandai melakukan aktivitas. Ketrampilan

meningkatkan motorik halus pada anak dalam pertengahan masa kanak – kanak

membuat mereka menjadi sangat mandiri dalam merawat kebutuhan personal lain.

Mereka mengembangkan keinginan personal yang kuat dalam proses kebutuhan ini

akan terpenuhi. Penyaklit dan hospitalisasi mengancam pengendalian anak dalam area

ini. Maka sangat penting mengizinkan mereka untuk berpartisipasi dalam perawatan

dan mempertimbangkan kemandirian sebanyak mungkin.

4.      Nutrisi

Periode usia sekolah merupakan salah satu masalah nutrisi secara relative. Jika

terjadi defisiensi biasanya defisiensi zat besi, vitamin A, atau kalsium. Anak usia

sekolah dapat belajar banyak hal tentang piramida makanan dan diet yang seimbang

dengan membantu menyiapkan makanan. Perawat harus menganjurkan orang tua

untuk menyediakan makanan dalam jumlah yang adekuat bagi anak untuk mendukung

pertumbuhan dan aktivitas.

2.2.5 Perkembangan Kognitif

Perubahan kognitif pada anak usia sekolah adalah pada kemampuan untuk

berfikir dengan cara yang logis. Pemikiran anak usia sekolah tidak lagi di dominasi

oleh persepsinya dan sekaligus kemampuan untuk memahami dunia secara luas.

Sekitar 7 tahun, anak memasuki tahap piaget ketiga yaitu perkembangan kognitif,

yang di kenal sebagai operasional konkret, ketika merewka mampu mengunakan

symbol secara operasional (aktivitas mental) dalam pemikiran bukan kerja Mereka

mulai menggunakan proses pemikiran yang logis dengan materi konkret. Periode ini

di tandai dengan tiga kemampuan atau kecakapan yaitu mengklasifikasikan,

menyusun, dan mengasosiasikan. Pada akhir masa ini anak sudah memiliki

kemampuan memecahkan masalah (problem solving) yang sederhana.

1.      Perkembangan bahasa

Bahasa adalah sarana berkomunikasi dengan orang lain. Dalam pengertian ini

tercakup semua semua cara untuk berkomunikasi, dimana pikiran dan perasaan di

nyatakan dalam bentuk tulisan, lisan, isyarat, atau gerak dengan menggunakan kata-

kata, kalimat bunyi, lambing, gambar atau lukisan, dengan bahasa, semua manusia

14

Page 15: Makalah Komunitas 2 Fix

dapat mengenal dirinya, sesama manusia, alam sekitar, ilmu pengetahuan, dan nilai-

nilai moral atau agama.

Terdapat dua faktor penting yang mempengaruhi perkembangan bahasa, yaitu

sebagai berikut :

a. Proses jadi matang, dengan perkataan lain anak itu menjadi matang

(orang-orang suara / bicara sudah berfungsi ) untuk berkata kata.

b. Proses belajar yang berarti bahwa anak yang telah matang untuk

berbicara lalu mempelajari bahasa orang lain dengan jalan mengimitasi/

meniru ucapan atau kata-kata yang di dengarnya.

Perkembagan bahasa sangat cepat selama masa kanak-kanak tengah dan

pencapaian berbahasa tidak lagi sesuai dengan usianya. Rata-rata anak usia 6 tahun

memiliki kosakata sekitar 3000 kata yang cepat berkembang dengan meluasnya

pergaulan dengan teman sebaya dan orang dewasa serta kemampuannya membaca.

Anak meningkatkan penggunaan berbahasa dan mengembangkan pengetahuan

strukturalnya. Mereka menjadi lebih menyadari aturan sintaksis, aturan merangkai kta

menjadi kalimat.

2.2.6 Perkembangan Psikososial

Selama masa ini anak berjuang untuk mendapatkan kompetensi dan

ketrampilan yang penting bagi mereka yang berfungsi sama sepertu dewasa. Anak

usia sekolah yang mendapatkan keberthasilan positif merasa adanya perasaan

berharga. Anak-anak yang menghadapi kegagalan dapat merasakan mediokritas (biasa

saja ) / perasaan tidak berharga yang dapat mengakibatkan menarik diri dari sekolah

dan teman sebaya.

1.      Perkembangan moral

Kebutuhan kode moral dan aturan social menjadi lebih nyata sesuai

kemampuan kognitif dan pengalaman social anak sekolah, mereka memandang aturan

sebagai prinsip dasar kehidupan, bukan hanya perintah dari yang memiliki otoritas.

Anak mulai mengenal konsep moral pertama kali dari lingkungan keluarga. Usaha

untuk menanamkan konsep moral sejak dini merupakan hal yang seharusnya, karena

informasi yang di terima anak mengenai benar salah, baik buruk, akan menjadi

pedoman pada tingkah lakunya.

2.      Hubungan sebaya

15

Page 16: Makalah Komunitas 2 Fix

Anak usia sekolah menyukai sebaya ssejenis dari pada sebaya lain jenis.

Identitas jender yang kuat dapat di lihat pada ikatan yang kuat dengan teman sejenis

yang di pertahankan oleh anak biasa di sebut “geng“. Umumnya anak laki-laki dan

perempuan memandang jenis kelamin yang berbeda secara negative. Pengaruh sebaya

menjadi lebih berbeda selama tahap perkembangan ini. Konformitas terlihat pada

perilaku, gaya berpakaian, dan pola berbicara yang di dorong dan dipengaruhi adanya

kontak dengan sebaya. Identitas kelompok meningkat, seiring perubahan anak sekolah

menuju adolesens.

3.      Identitas seksual

Freud menggambarkan usia sekolah sebagai periode laten karena ia merasa

pada periode ini anak memiliki sedikit ketertarikan dalam seksualitasnya. Sekarang

ini banyak peneliti percaya bahwa anak usia sekolah memiliki ketertarikan yang besar

pada seksualitasnya.

4.      Konsep diri dan kesehatan

Selama usia sekolah identitas dan konsep diri menjadi lebih kuat dan lebih

individual. Persepsi sehat sakit berdasarkan pada fakta yang mudah diobservasi

seperti adanya atau tidak adanya penyakit dan keadekuatan tidur atau makan.

Kemampuan fungsional standar untuk kesehatan personal dan kesehatan yang lain

dinilai.

2.2.7 Tugas Perkembangan Orangtua pada Anak Usia Sekolah

Ketika anak memasuki usia sekolah, orangtua sebenarnya merasa bahwa

tahapan ini lebih berkurang kadar sibuknya, karena pekerjaan rumah sudah dapat

berjalan secara rutin. Anak secara umum merasa puas mengenai hubungannya dengan

orangtua dan mulai terlibat dalam aktivitas rumah tangga.

1.      Mendukung perkembangan anak

Mendukung perkembangan anak dilakukan dengan cara membiarkan anak

untuk pergi dan bergabung dengan dunia di luar rumahnya. Semakin lama, akan

semakin sedikit waktu anak tersebut berada di rumahnya. Sejak pagi hingga siang

anak harus bersekolah, kemudian setelah itu tidak jarang anak mengikuti kegiatan

olahraga atau klub-klub tertentu bersama dengan grupnya, sehingga anak pulang ke

rumah dalam keadaan lelah pada malam hari untuk beristirahat. Belum lagi ajakan

temannya untuk menginap di rumahnya, berlibur bersama, ikut camp, mengunjungi

kerabat pada hari libur, dsb. Semua kegiatan tersebut di atas sangat baik untuk

16

Page 17: Makalah Komunitas 2 Fix

perkembangan anak dalam hal kemandirian, memperluas pengalaman dan untuk

perkembangan kepribadiannya.

Ketika anak mulai bergabung dengan teman sebaya mereka, orientasi mereka

mulai berkembang kearah peernya. Maka orangtua harus mendukung hubungan ini,

karena penelitian membuktikan bahwa anak dengan dukungan yang sangat baik dari

anggota keluarganya akan memgang teguh norma, nilai dan identifikasi terhadap

keluarganya bahkan ketika mereka sedang berinteraksi dengan orang lain

(Bowerman&Kinch, 1959). Seorang ibu yang memiliki hubungan pertemanan yang

hangat akan lebih mudah untuk membiarkan anaknya bergabung dengan dunia luar.

2.      Mempertahankan hubungan pernikahan

Beberapa studi, termasuk data dari National Opinion Research Centre

mengindikasikan bahwa efek dari kehadiran anak pada sebuah pernikahan dapat

membawa efek yang negatif. Hal ini ditemukan pada semua ras, agama, level

pendidikan, dan status pekerjaan (Davis, 1978). Sebanyak 6 survey nasional sejak

tahun 1973 sampai 1978 menemukan bahwa kehadiran anak cenderung mengurangi

kebahagiaan orangtua, dalam hal:

1. Ikut campur dalam hubungan pernikahan (marital companionship)

2. Mengurangi spontanitas hubungan seksual antara suami dan istri

3. Meningkatkan potensi kecemburuan dan kompetensi untuk memperoleh afeksi,

waktu dan perhatian,

4. Menjaga pasangan yang tidak bahagia dari perceraian, setidaknya untuk

beberapa saat (Glenn&Mc Lanchan,1982).

Permasalahan pernikahan pada keluarga dengan anak usia sekolah biasanya

lebih sering terjadi dibandingkan momen lainnya. Biasanya mereka mengalami 4 kali

problem lebih sering. Potensi problem terbesar bisanya mengenai pengaturan anak di

rumah, sehingga mengurangi ekspresi afeksi dari pasangan suami-istri, dan dijadikan

nomor kedua (Swensen&Moore, 1979).

Ekspresi cinta dari pasangan mulai berkurang selama perjalanan pernikahan. Hal

ini biasanya terjadi pada pasangan yang menerapkan peran gender tradisional dalam

berhubungan, dimana hubungan keduanya kemudian hanya menjadi sebuah kebiasaan

yang didasarkan pada kebutuhan, perasaan, dan harapan dari satu pihak ke pihak

lainnya. Model pernikahan seperti ini lebih baik menggunakan metode diskusi

daripada menghindar dalam penyelesaian konfliknya, dan yang lebih pentingberusaha

untuk mengekspresikan cintanya secara spontan (Swensen,Eskew,&Kohlhepp, 1981).

17

Page 18: Makalah Komunitas 2 Fix

Menjaga hubungan pernikahan pada saat usia anak memasuki usia sekolah sangatlah

penting, tidak hanya untuk kepentingan suami dan istri saja, tetapi juga demi

kepentingan anak kelak

2.2.8 Tugas Perkembangan Keluarga Pada Anak Usia Sekolah

1.     Menyediakan Tempat Tinggal yang Cocok dan Memperhatikan Kesehatan

Anak

Keluarga dengan anak usia sekolah mencari tempat tinggal yang sesuai dengan

kemampuan mereka. Mereka lebih menyukai rumah yang dapat diperluas dan

memungkinkan penggunaan energi secara efisien yang dekat dengan sekolah dan job

security. Hauenstein dalam penelitiannya membagi populasi menjadi dua macam

yaitu :

a. High stress neighborhoods à ditandai dengan crowded, susunan, keluarga

mengalami kesulitan membuat suatu pertemuan

b. Low stress neighborhoods à kebanyakan adalah keluarga-keluarga yang

stabil, jalan-jalan yang aman.

Dari sini dapat disimpulkan bahwa tak seorangpun yang ingin tinggal di area

yang tinggi tingkat kriminal yang sangat membahayakan anak-anak dan juga orang

dewasa. Yang sering tinggal di area seperti ini biasanya adalah keluarga yang tidak

bekerja (pengangguran) dan punya masala-masalah dalam perkawinan. Dapat dilihat

bahwa menyediakan tempat tinggal yang sesuai adalah suatu tugas yang berat dan

memberi tantangan terutama dalam situasi ekonomi yang sulit seperti sekarang.

2.      Keuangan Keluarga dengan Anak Usia Sekolah

Pengeluaran keluarga yang paling besar biasanya adalah untuk makan,

kemudian untuk rumah, transport, dan kebutuhan rumah tangga. Keempat item utama

tersebut kira-kira membutuhkan 65,1 % dari semua uang yang dihabiskan tiap

individu dalam sebuah keluarga. Belum lagi untuk biaya pengobatan, pakaian,

rekreasi, dan yang lainnya.

Ibu sering bekerja untuk membantu keuangan keluarga dan anak-anak.

Kebanyakan ibu bekerja pada pekerjaan apapun menginginkan pekerjaan yang sesuai

dengan keterampilan yang mereka miliki. Penghasilan mereka biasanya tidak sebesar

penghasilan suaminya, tetapi mereka dapat membantu menyediakan segala sesuatu

yang dibutuhan keluarga.

18

Page 19: Makalah Komunitas 2 Fix

Pekerjaan part time mungkin adalah pekerjaan yang baik untuk ibu ketika

anak berada di sekolah atau ketika ayah mereka dapat menemani anak-anak.

3.      Pemberian Tanggung Jawab Dalam Memelihara Rumah

Dalam keluarga modern, dapur bukan lagi wilayah eksklusif ibu, tetapi juga

bagi ayah dan anak yang lebih tua.

a.       Partisipasi anak

Partisipasi anak dalam menjaga rumah dapat dipertimbangkan, tergantung

bagaimana keluarganya, usia dan jenis kelamin anak, dan apakah ibu mereka bekerja

atau tidak. Anak laki-laki dan perempuan dapat saling membantu untuk memasak dan

membersihkan rumah.

b.      Bantuan dari suami

Lewis menyatakan bahwa istri lebih aktif dalam membuat keputusan ketika

anak di rumah. Interaksi dengan ayah juga sangat penting, karena dapat membantu

anak bersikap disekolah seperti halnya hubungan dengan peers, orangtua, dan saudara

kandung (Feldman & Feldman, 1975). Hubungan antara suami-istri dapat

ditingkatkan dengan saling berbagi tugas dalam menjaga anak dan rumah tangga.

4.      Sosialisasi

Sosialisasi adalah sebuah proses dimana individu dibantu untuk:

a. Diterima dalam anggota suatu kelompok

b. Mengembangkan sense-nya sebagai social being

c. Berinteraksi dengan orang lain dalam variasi peran, posisi, dan status

d. Antisipasi terhadap harapan dan reaksi dari orang lain

e. Persiapan untuk peran masa depan yang mereka harapkan

Sosialisasi bermanfaat untuk tiap anggota keluarga dalam mengembangkan

skills, attitude dan potensi seseorang di masyarakat. Sosialisasi berlangsung terus

menerus dalam kehidupan sebagai suatu peran baru di setiap situasi baru atau

kelompok yang individu tersebut baru memasukinya. Anak-anak usia sekolah lebih

mengembangkan hubungan dengan orang lain daripada dengan keluarganya sendiri.

5.      Komunikasi Di Dalam Keluarga Dan Anak Usia Sekolah

Keluarga adalah sebuah sarana komunikasi untuk anak usia sekolah.

Kebanyakan anak senang menceritakan pengalaman mereka, banyak bertanya, dan

mengekspresikan sesuatu.

19

Page 20: Makalah Komunitas 2 Fix

Komunikasi orangtua-anak didukung saat anak merasa bebas

menanyakanatau berbicara hal personal tentang masalah pubertas yang dialami dan

tentang kelmpok mereka.

2.2.9 Promosi Kesehatan Selama Periode Usia Sekolah

Periode usia sekolah merupakan periode klinis untuk penerimaan latihan

perilaku dan kesehatan menuju kehidupan dewasa yang sehat. Jika tingkat kognisi

meningkat pada periode ini, pendidikan kesehatan yang efektif harus dikembangkan

dengan tapat. Promosi praktek kesehatan yang baik merupakan tanggung jawab

perawat.

Selama progam ini, perawat berfokus pada pengembangan perilaku yang

secara positif berpengaruh pada status kesehatan anak. Perawat dapat berperan untuk

memenuhi tujuan kebijakan nasional dengan menigkatkan kebiasaan gaya hidup yang

sehat termasuk nutrisi. Anak usia sekolah harus berpartisipasi dalam progam

pendidikan yang memungkinkan mereka untuk merencanakan, memilih dan

menyajikan makanan yang sehat. Perawat juga mengikutsertakan orang tua tentang

peningkatan kesehatan yang tepatbagi anak usia sekolah. Orang tua perlu mengenali

pentingnya kunjungan pemeliharaan kesehatan.

2.2.10 Masalah Kesehatan Spesifik Pada Anak Usia Sekolah

Kecelakaan dan cedera merupakan masalah kesehatan utama yang terjadi

pada anak. Anak usia sekolah juga secara signifikan mengalami kanker, cacat lahir,

pembunuhan, dan penyakit jantung. Pada kelompok usia ini, masalah ini memiliki

angka mordibitas tinggi jumlah infeksi hampir 80% dari seluruh penyakit anak.

Infeksi pernafasan merupakan prevalensi terbanyak, flu biasa tetap merupakan

penyakit utama pada masa ini.

Beberapa kelompok lebih mudah mengalami penyakit dan ketidakmampuan,

sering kali sebagai akibat adanya rintangan pencapaian pelayanan kesehatan.

Permasalahan mental, gangguan belajar, kerusakan sensasi, dan malnutrisi merupakan

prevalensi terbanyak di antara anak-anak yang hidup dalam kemiskinan.

Masalah-masalah yang sering terjadi pada anak usia sekolah meliputi bahaya

fisik dan psikologis.

      1.      Bahaya Fisik

a.       Penyakit

20

Page 21: Makalah Komunitas 2 Fix

Penyakit yang sering dialami adalah yang berhubungan dengan kebersihan diri

b.      Kegemukan

Bahaya kegemukan yang dapat terjadi :

Anak kesulitan mengikuti kegiatan bermain sehingga kehilangan kesempatan

untuk keberhasilan social

Teman-temannya sering mengganggu dan mengejek sehingga anak menjadi

rendah diri

c.      Kecelakaan

Meskipun tidak meninggalkan bekas fisik, kecelakaan sering dianggap sebagai

kegagalan dan anak lebih bersikap hati-hati akan bahayanya bagi psikologisnya

sehingga anak merasa takut dan hal ini dapat berkembang menjadi rasa malu yang

akan mempengaruhi hubungan social

d.     Kecanggungan

Anak mulai membandingkan kemampuannya dengan teman sebaya bila muncul

perasaan tidak mampu dapat menjadi dasar untuk rendah diri

e.      Kesederhanaan

Hal ini sering dilakukan oleh anak-anak dan orang dewasa memandangnya sebagai

perilaku kurang menarik sehingga anak menafsirkannya sebagai penolakan yang

dapat mempengaruhi konsep diri anak

2.      Bahaya Psikologis

a.       Bahaya dalam berbicara

Ada 4 (empat) bahaya dalam berbicara yang umum terdapat pada anak-anak usia

sekolah yaitu :

Kosakata yang kurang dari rata-rata menghambat tugas-tugas di sekolah dan

menghambat komunikasi dengan orang lain

Kesalahan dalam berbicara, cacat dalam berbicara (gagap) akan membuat anak

jadi sadar diri sehingga anak hanya berbicara bila perlu saja

Anak yang kesulitan berbicara dalam bahasa yang digunakan dilingkungan

sekolah akan terhalang dalam usaha untuk berkomunikasi dan mudah merasa

bahwa ia berbeda

Pembicaraan yang bersifat egosentris, mengkritik dan merendahkan orang

lain, membual akan ditentang oleh temannya

b.      Bahaya emosi

21

Page 22: Makalah Komunitas 2 Fix

Anak akan dianggap tidak matang bila menunjukan pola-pola emosi yang kurang

menyenangkan seperti marah yang berlebihan, cemburu masih sangat kuat sehingga

kurang disenangi orang lain.

c.       Bahaya bermain

Anak yang kurang memiliki dukungan sosial akan merasa kekurangan kesempatan

untuk mempelajari permainandan olah raga untuk menjadi anggota kelompok, anak

dilarang berkhayal, dilarang melakukan kegiatan kreatif dan bermain akan menjadi

anak penurut yang kaku.

d.      Bahaya dalam konsep diri

Anak yang mempunyai konsep diri yang ideal biasanya merasa tidak puas terhadap

diri sendiri dan tidak puas terhadap perlakuan orang lainbila konsep sosialnya

didasarkan pada pelbagai stereotip, anak cenderung berprasangka dan bersikap

diskriminatif dalam memperlakukan orang lain. Karena konsepnya berbobot emosi

dan cenderung menetap serta terus menerus akan memberikan pengaruh buruk pada

penyesuaian sosial anak

e.       Bahaya moral

Bahaya umum diakitkan dengan perkembangan sikap moral dan perilaku anak-anak :

Perkembangan kode moral berdasarkan konsep teman-teman atau berdasarkan

konsep-konsep media massa tentang benar dan salah yang tidak sesuai dengan

kode orang dewasa

Tidak berhasil mengembangkan suara hati sebagai pengawas perilaku

Disiplin yang tidak konsisten membuat anak tidak yakin akan apa yang

sebaiknya dilakukan

Hukuman fisik merupakan contoh agresivitas anak

Menganggap dukungan teman terhadap perilaku yang salah begitu memuaskan

sehingga menjadi perilaku kebiasaan

Tidak sabar terhadap perilaku orang lain yang salah

f.       Bahaya yang menyangkut minat

Bahaya yang dihubungkan dengan minat masa anak usia sekolah :

Tidak berminat terhadap hal-hal yang dianggap penting oleh teman-teman

sebaya

Mengembangkan sikap yang kurang baik terhadap minat yang dapat bernilai

bagi dirinya, misal kesehatan dan sekolah

g.      Bahaya hubungan keluarga

22

Page 23: Makalah Komunitas 2 Fix

Kondisi-kondisi yang menyebabkan merosotnya hubungan keluarga :

Sikap terhadap peran orang tua, orang tua yang kurang menyukai peran orang

tua dan merasa bahwa waktu, usaha dan uang dihabiskan oleh anak cenderung

mempunyai hubungan yang buruk dengan anak-anaknya

Harapan orang tua, kritikan orang tua pada saat anak gagal dalam

melaksanakan tugas sekolah dan harapan-harapan orang tua maka orang tua

sering mengkritik, memarahi dan bahkan menghukum anak

Metode pelatihan anak, disiplin yang otoriter pada keluarga besar dan disiplin

lunak pada keluarga kecil yang keduanya menimbulkan pertentangan dirumah

dan meyebabkan kebencian pada anak. Disiplin yang demokratis biasanya

menghasilkan hubungan keluarga yang baik.

Status sosial ekonomi, bila anak merasa benda dan rumah miliknya lebih

buruk dari temannya maka anak sering menyalahkan orang tua dan orang tua

cenderung membenci hal itu

Pekerjaan orang tua, pandangan mengenai pekerjaan ayah mempengaruhi

persaan anak dan bila ibu seorang karyawan sikap terhadap ibu diwarnai oleh

pandangan teman-temannya mengenai wanita karier dan oleh banyaknya

beban yang harus dilakukan di rumah.

Perubahan sikap kepada orang tua, bila orang tua tidak sesuai dengan harapan

idealnya anak, anak cenderung bersikap kritis dan membandingkan orang

tuanya dengan orang tua teman-temannya.

Pertentangan antar saudara, anak-anak yang merasa orang tuanya pilih kasih

terhadap saudara-saudaranya maka anak akan menentang orang tua dan

saudara yang dianggap kesayangan orang tua

Perubahan sikap terhadap sanak keluarga, anak-anak tidak menyukai sikap

sanak keluarga yang terlalu memerintah atau terlalu tua dan orang tua akan

memarahi anak serta sanak keluarga membenci sikap sianak

Orang tua tiri, anak yang membenci orang tua tiri karena teringat orang tua

kandung yang tidak serumah akan memperlihatkan sikap kritis, negativitas dan

perilaku yang sulit.

BAB III

ASUHAN KEPERAWATAN

23

Page 24: Makalah Komunitas 2 Fix

3.1 Pengkajian

Dalam tahap pengkajian, data yang perlu diperoleh oleh perawat yaitu data yang

berhubungan dengan keluarga dan anak.

Pengkajian yang berhubungan dengan keluarga adalah :

1. Identitas

Nama KK, alamat, komposisi keluarga ( nama, seks, hubungan keluarga,

pendidikan, pekerjaan ).

2. Tipe keluarga

Mengenai jenis dan tipe keluarga

3. Suku bangsa

Mengkaji asal / suku bangsa keluarga.

4. Suku bangsa

Mengkaji asal / suku bangsa keluarga

5. Status social ekonomi keluarga, ditentukan oleh penghasilan seluruh anggota

keluarga

6. Aktivitas rekreasi keluarga

7. Riwayat dan tahap perkembangan keluarga

8. Tahap perkembangan keluarga saat ini : tahap perkembangan keluarga ditentukan

oleh usia anak tertua dari keluraga inti.

9. Tugas perkembangan keluarga yang belum terpenuhi : tugas keluarga yang belum

terpenuhi dan kendala ya14.ng dihadapi keluarga.

10. Riwayat kesehatan keluarga inti : riwayat kesehatan keluarga inti. Riwayat

kesehatan masing – masing anggota keluarga, perhatian terhadap upaya

pencegahan penyakit.

11. Riwayat kesehatan keluarga suami istri yang menjelaskan riwayat kesehatan

generasi diatas, tentang riwayat penyakit keturunan , upaya generasi tersebut

tentang upaya penanggulangan penyakit, upaya kesehatan yang diperhatikan

sampai saat ini.

12. Lingkungan

a. Karakteristik rumah : tentang rumah yang dihuni keluarga meliputi luas, tipe,

jumlah ruangan, pemanfaatan ruangan, jumlah ventilasi, perletakan perabot

rumah, sarana pembuangna air limbah dan MCK, sarana air bersih danh

minum yang digunakan.

24

Page 25: Makalah Komunitas 2 Fix

b. Karakteristik lingkungan : karakteristik dari tetangga, dan komunitas setempat,

yaitu tempat keluarga bertempat tinggal.

c. Mobilitas geografis keluarga menggambarkan mobilitas keluarga dan anggita

keluarga, mungkin keluarga sering berpindah tempat.

d. Hubungan keluarga dengan lingkungan : menjelaskan mengenai waktu yang

digunakan keluarga untuk berkumpul serta perkumpulan keluarga yang adadan

sejauh mana keluarga berinteraksi

13. Struktur keluarga

a. Struktur peran yang menjelaskan peran masing – masing anggota keluarga

secara formal maupun informal baik dikeluarga maupun dimasyarakat.

b. Nilai atau norma keluarga yang dianut oleh keluarga.

c. Pola komunikasi keluarga, bagaimana cara keluarga berkomunikasi, siapa

pengambil keputusan utama dan bagaimana peran anggota keluarga dalam

menciptakan komunikasi.

d. Struktur kekuatan keluarga, kemampuan keluarga untuk mempengaruhi dan

mengendalikan anggota keluarga untuk mengubah perilaku yang berhubungan

dengan kesehatan.

14. Fungsi keluarga

a. fungsi afeksi, gambaran diri anggota keluarga, perasaan memiliki dan dimiliki

anggota keluarga , dukunagn anggota keluarga, hubungan psikososial dalam

anggota keluarga, bagaimana keluarga mengembangkan sikap saling

menghargai.

b. Fungsi sosialisasi, hubungan anggota keluarga, sejauh mana anggota keluarga

belajar tentang disiplin, nilai, norma budaya dan perilaku yang berlaku

dikeluarga dan masyarakat.

c. Fungsi perawatan kesehatan, mengetahui kemampuan keluarga untuk

mengenal masalah kesehatan, mengambil keputusan, merawat anggota

keluarga, memodifikasi lingkungan, menggunakan fasilitas pelayanan

kesehatan.

15. Stress dan koping keluarga

a. Stressor jangka pendek dan panjang

b. Stressor jangka pendek adalah stressor yang dialami keluarga dan penyesuaian

lebih kurang 6 bulan. Stressor jangka panjang memerlukan waktu penyesuaian

lebih 6 bulan.

25

Page 26: Makalah Komunitas 2 Fix

c. Kemamapuan keluarga berespon terhadap stressor

d. Strategi koping

e. Strategi adaptasi disfungsional

16. Pemeriksaan kesehatan

17. Harapan keluarga

18. Komposisi Keluarga

Komposisi keluarga terdiri dari nama, tempat tanggal lahir, jenis kelamin,

pendidikan, dan pekerjaan

Contoh tabel :

NO. Nama TTL Gender Hub.

Dg KK

Pend. Pekerjaan

.

.

19. Genogram

Aturan yang harus dipenuhi dalam pembuatan genogram

1) Anggota keluarga yang lebih tua berada di sebelah kiri

2) Umur anggota keluarga ditulis pada simbol laki-laki atau perempuan

3) Tahun dan penyebab kematian ditulis di sebelah simbol laki-laki atau

perempuan

26

Page 27: Makalah Komunitas 2 Fix

4) Penggunaan simbol dalam genogram

Laki-laki Perempuan Menikah Cerai

Pisah Anak kandung Anak Kembar

Aborsi Klien Meninggal

Contoh kasus semu Genogram

Tinggal dalam 1 rumah

20. Pengkajian fokus anak usia sekolah

1. Bagaimana karakteristik teman bermain

2. Bagaimana lingkungan bermain

3. Berapa lama anak menghabiskan waktunya disekolah

27

Ket. gambar:

: laki-laki

: perempuan

: menikah

: serumah

: klien

: perempuan meninggal

Page 28: Makalah Komunitas 2 Fix

4. Bagaimana stimulasi terhadap tumbuh kembang anak dan adakah sarana yang

dimilikinya

5. Bagaimana temperamen anak saat ini

6. Bagaiman pola anak jika menginginkan sesuatu barang

7. Bagaimana pola orang tua menghadapi permintaan anak

8. Bagaimana prestasi yang dicapai anak saat ini

9. Kegiatan apa yang diikuti anak selain di sekolah

10. Sudahkah memperoleh imiunisasi ulangan selama disekolah

11. Pernahkah mendapat kecelakaan selama disekolah atau dirumah saat bermain

12. Adakah penyakit yang muncul dan dialami anak selama masa ini

13. Adakah sumber bacaan lain selain buku sekolah dan apa jenisnya

14. Bagaimana pola anak memanfaatkan waktu luangnya

15. Bagaimana pelaksanaan tugas dan fungsi keluarga

21. Pertanyaan Dengan Pendekatan 11 Fungsi Gordon

1. Pola persepsi kesehatan dan pengelolaan kesehatan

a. Apa yang dilakukan orang tua untuk menunjang pertumbuhan dan perkembangan

anak ?

b. Bagaimana pertumbuhan dan perkembang anak dari bayi sampai saat ini?

c. Riwayat penyakit apa yang dimiliki anak?

d. Bagaimana kondisi kesehatan keluarga dengan anak usia pra sekolah secara

umum? (dalam beberapa tahun belakangan)

e. Terserang penyakit flu di tahun lalu? pernah tidak masuk kerja atau sekolah?

f. Hal terpenting apa yang anda lakukan untuk menjaga kesehatan baik dalam

kondisi sehat maupun saat sakit? apakah hal tersebut memberikan perbedaan pada

kesehatan? (termasuk perbaikan kesehatan pada anggota keluarga, jika sesuai)

g. Ada anggota keluarga yang merokok, mengkonsumsi alkohol dan narkotika?

h. Bagaimana dengan imunisasi? tenaga pelayan kesehatan? frekuensi cek

kesehatan? kecelakaan (rumah, tempat kerja, sekolah, berkendara)? (jika sesuai, :

penyimpanan obat, pembersihan produk, penyebaran karpet, dll)

i. Di masa lalu, apakah mudah untuk menemukan cara untuk mengikuti petunjuk

dan saran dokter, perawa, pekerja sosial (jika sesuai)?

j. Apakah selalu manjaga keamanan dalam melakukan aktivitas agar terhindar dari

kecelakaan dalam rumah? (contohnya : mematikan kompor saat meninggalkan

28

Page 29: Makalah Komunitas 2 Fix

rumah, tidak meletakkan benda tajam di sembarang tempat, menghindarkan

permainan yang dapat melukai atau mercuni anak )

k. Apakah anak diajari cara merawat diri / mandi dan mengajarkan cuci tangan

sebelum makan, menggosok gigi setiap akan tidur dan setelah makan?

l. Hal penting dalam kesehatan keluarga yang bisa saya tangani?

Penilaian :

a. Penampakan umum dari anggota keluarga dan kondisi rumah

b. Jika sesuai : penyimpanan obat, tempat tidur,box/tempat bermain bayi, kompor,

penyebaran karpet, bahaya-bahaya, dll.

2. Pola Metabolisme Gizi

Riwayat :

a. Pola konsumsi makanan keluarga? (gambarkan). Suplemen (vitamin, jenis snack,

dll)? Frekuensi makan?

b. Pola konsumsi minum keluarga? (gambarkan). Suplemen : jenis yang tersedia (jus

buah, soft drink, kopi, dll)?

c. Selera makan?

d. Apakah mengonsumsi makanan sehat (4 sehat, 5 sempurna)?

e. Apakah suka membeli makanan / jajan di luar rumah dengan frekunsi yang

sering?

f. Masalah gigi? Frekuensi perawatan gigi?

g. Apakah ada yang mempunyai masalah kulit? Masalah dalam penyembuhan?

Penilaian :

Jika ada kesempatan : lihat isi kulkas, persiapan makanan, komposisi makanan, dll.

3. Pola Eliminasi

a. Berapa kali BAK dalam sehari? bagaimana warna urine?

b. Berapa kali BAB dalam sehari? bagaimana konsistensi feses?

c. Bagimana pembuangan kotoran hewan peliharaan? (dalam atau luar ruangan)

d. Jika terindikasi : masalah dengan lalat, kecoa, tikus?

Penilaian :

Jika ada kesempatan : nilai fasilitas toilet, pembuangan sampah, pembuangan kotoran

hewan peliharaan; indikator resiko adanya lalat, kecoa, tikus.

29

Page 30: Makalah Komunitas 2 Fix

4. Pola Kegiatan Olah Raga

a. Bagaimana cara ibu dalam mengasuh anak? Apakah dibiasakan digendong?

b. Olahraga apa yang biasa dilakukan ibu bersama anak? berapa lama?

c. Secara umum, apakah keluarga sering/jarang melakukan olah raga? berapakali

olahraga dalam satu minggu?

d. Apakah kegiatan keluarga yang disenangi? aktif atau pasif?

e. Masalah dalam belanja (transportasi), memasak, menyimpan dalam rumah,

menyusun anggaran untuk makan, baju, perawatan rumah, biaya rumah?

Penilaian :

Pola pemeliharaan rumah secara umum, pemeliharaan masing-masing personal.

5. Pola Istirahat-Tidur

Riwayat :

a. Bagaimana tidur anak dimalam dan siang hari? Berapa lama anak tidur?

b. Berapa lama anggota keluarga tidur? Secara umum, anggota keluarga terlihat

beristirahat dengan baik dan siap untuk bekerja/sekolah?

c. Kondisi ruang dan tenang untuk tidur?

d. Keluarga mempunyai waktu khusus untuk bersantai?

Penilaian :

Jika ada kesempatan : observasi ruang untuk tidur dan penyusunannya.

6. Pola Persepsi-Kognitif

Riwayat :

a. Punya masalah pendengaran atau penglihatan? bagaimana mengatasinya?

b. Apakah ada keputusan besar yang dibuat dalam keluarga? bagaimana cara

memutuskannnya?

c. Apakah ada masalah komunikasi dalam keluarga?

d. Bagaimanakah frekuensi dan kualitas komunikasi dengan anak?

Penilaian :

a. Jika terindikasi : bahasa yang digunakan di dalam rumah

b. Ide-ide dan pertanyaan yang dimiliki (abstrak/konkret)

c. Tingakatan Kosakata

d. Kedekatan anak dengan orang tua

30

Page 31: Makalah Komunitas 2 Fix

7. Pola Persepsi Diri dan Persepsi Konsep Diri

Riwayat :

a. Sebagian besar anggota keluarga merasa nyaman/tidak nyaman menjadi bagian

dari keluarga?

b. Suasana hati keluarga secara umum? senang? cemas? depresi? apa yang bisa

membantu mengubah suasana hati keluarga?

c. Bagaimana suasana hati anggota keluarga saat berkumpul sekeluarga?

Penilaian :

a. Pernyataan umum tentang suasana hati keluarga : gugup (5) santai (1), tingaktan 1

sampai 5

b. Anggota keluarga secara umum tegas (5) atau pasif(1), tingkatan mulai 1-5.

8. Pola Hubungan Peran

Riwayat :

a. Anggota keluarga (atau rumahtangga)? umur anggota keluarga dan struktur

keluarga (diagram)

b. Ada masalah keluarga yang sulit diatas (keluarga inti/besar)? Kelahiran anak?

Jikasesuai : pasangan pernah memperlakukanmu dengan kasar atau pada anak-

anak?

c. Hubungan baik atau tidak terlalu baik diantara anggota keluarga?

d. Hubungan saudara kandung? Adakah persaingan antara kakak dengan adik?

e. Jika sesuai pendapatan sesuai dengan kebutuhan?

f. Merasa ada jarak (terisolasi) dari masyarakat? tetangga?

Penilaian :

a. Interaksi diantara anggota keluarga (jika tersedia)

b. Observasi : Peran kepemimpinan dalam keluarga

9. Pola seksual-Reproduksi

Riwayat :

a. Jika sesuai (pasangan seksual dalam rumah tangga atau situasinya): hubungan

seksual memuaskan? Berubah? Masalahnya?

b. Apakah mengikuti program keluarga berencana? mengikuti program KB apa?

apakah ada masalah?

31

Page 32: Makalah Komunitas 2 Fix

c. Jika seusia (umur anak) : merasa nyaman dalam menjelaskan/berdiskusi tentang

hal yang berkaitan dengan seksual?

Penilaian : tidak ada

10. Pola mengatasi stress (coping keluarga)

Riwayat :

a. Ada perubahan besar dalam keluarga dalam beberapa tahun terakhir?

b. Keluarga sering bisa bersantai atau tegang? Kapan ketegangan terjadi dan apa

yang bisa membantu ketegangan? apakah ada yang menggunakan obat, narkotika,

alkohol, untuk mengurangi ketegangan?

c. Kapan (jika ada) terjadi masalah keluarga, bagaimana cara mengatasinya?

d. Apakah cara tersebut kebanyakan selalu berhasil menangani masalah?

Pengamatan : tidak ada

11. Pola Nilai dan Keyakinan

a. Secara umum, keluarga mendapat hal yang mereka harapkan dalam hidupnya?

b. Apa hal penting untuk masa depan?

c. Apakah ada aturan dalam keluarga yang setiap orang yakini sebagai hal yang

penting?

d. Pentingnya agama dalam keluarga? apakah hal ini membantu anda ketika muncul

masalah?

32

Page 33: Makalah Komunitas 2 Fix

3.3 Diagnosa Keperawatan

1. Aktual

Perubahan hubungan keluarga yang berhubungan dengan ketidakmampuan keluarga

merawat anak yang sakit

Tujuan : Hubungan keluarga meningkat menjadi harmonis dengan dukungan yang

adekuat

Intervensi :

1. Diskusikan tentang tugas keluarga

2. Diskusikan bahaya jika hubungan keluarga tidak harmonis saat anggota keluarga

sakit

3. Kaji sumber dukungan keluarga yang ada disekitar keluarga

4. Ajarkan anggota keluarga memberikan dukungan terhadap upaya pertolongan

yang telah dilakukan

5. Ajarkan cara merawat anak dirumah Rujuk ke fasilitas kesehatan yang sesuai

kemampuan keluarga

2. Risiko/risiko tinggi

Risiko tinggi hubungan keluarga tidak harmonis berhubungan dengan ketidakmampuan

keluarga mengenal masalah yang terjadi pada anaknya

Tujuan : ketidakharmonisan keluarga menurun

Intervensi :

1. Diskusikan faktor penyebab ketidak harmonisan keluarga

1. Diskusikan tentang tugas perkembangan keluarga

2. Diskusikan tentang tugas perkembangan anak yang harus dijalani

3. Diskusikan cara mengatasi masalah yang terjadi pada anak

4. Diskusikan tentang alternatif mengurangi atau menyelesaikan masalah

5. Ajarkan cara mengurangi atau menyelesaikan masalah

6. Beri pujian bila keluarga dapat mengenali penyebab atau mampu membaut

alternatif

33

Page 34: Makalah Komunitas 2 Fix

2. Potensial atau sejahtera

Meningkatnya hubungan yang harmonis antar anggota keluarga

Tujuan : dipertahankanya hubungan yang harmonis

Intervensi :

1. Anjurkan untuk mempertahankan pola komunikasi terbuka pada keluarga

2. Diskusikan cara-cara penyelesaian masalah dan beri pujian atas kemampuannya

3. Bantu keluarga mengenali kebutuhan anggota keluarga (anak usia sekolah)

4. Diskusikan cara memenuhi kebutuhan anggota keluarga tanpa menimbulkan

masalah

34

Page 35: Makalah Komunitas 2 Fix

BAB IV

KESIMPULAN DAN SARAN

4.1 Kesimpulan

Keluarga  adalah unit terkecil dari masyarakat dua orang / lebih, memiliki ikatan

perkawinan dan pertalian darah, hidup dalam satu rumah tangga, berinteraksi, punya

peran masing-masing dan mempertahankan suatu budaya.

Perkembangan keluarga merupakan proses perubahan yang terjadi pada system keluarga

meliputi; perubahan pola interaksi dan hubungan antar keluarga disepanjang waktu.

Perubahan ini terjadi melalui beberapa tahapan atau kurun waktu tertentu. Pada setiap

tahapan mempunyai tugas perkembangan yang harus di penuhi agar tahapan tersebut

dapat dinilai dengan sukses.

Anak usia sekolah merupakan suatu periode yang dimulai saat anak masuk sekolah dasar

sekitar usia 6 tahun sampai menunjukan tanda akhir masa kanak-kanak yaitu 12 tahun.

4.2 Saran

Penulis berharap dengan makalah ini, semoga mahasiswa dapat mengerti bagaimana

asuhan keperawatan keluarga anak usia sekolah, dan mampu memahami permasalahan anak

usia sekolah sehingga bisa berpikir kritis dalam melakukan tindakan keperawatan.

35

Page 36: Makalah Komunitas 2 Fix

DAFTAR PUSTAKA

Christeinsen, paula J. 2009. Proses keperawatan : aplikasi model konseptual edisi 4 ( alih

bahasa : yuyun yuningsih, yasmin asih ). Jakarta : EGC

Drs. E.B. surbakti M.A. 2008. Sudah siapkah menikah. Jakarta : PT Elex Media

Komputindo

Efendi, ferry makhfudli. 2009. Keperawatan kesehatan komunitas : teori dan praktik

dalam keperawatan. Jakarta : salemba medika

Friedman, marilyn M. 1998. Keperawatan Keluarga : Teori dan Praktik. Jakarta : EGC

Potter & Perry. 2009. Fundamental keperawatan. Jakarta : Salemba Medika

Suprajitno. 2004. Asuhan keperawatan keluarga : aplikasi dalam praktik. Jakarta : EGC

Soetjiningsih .1994. Tumbuh Kembang Anak, Bagian Kesehatan Anak FK Udayana,

Jakarta : EGC

Soetjiningsih. 1995. Tumbuh kembang anak. Jakarta: EGC.

Wilkinson, Judith M. 2006. Buku Saku Diagnosis Keperawatan, edisi 7. Jakarta : EGC

McCloskey, Bulechek. 2000. “Nursing Interventions Classification (NIC)”. United States

of America: Mosby.

Meidean, J., M. 2000. “Nursing Outcomes Classification (NOC)”. United States of

America: Mosby.

NANDA Internasional. 2012. Diagnosa Keperawatan: Definisi dan Klasifikasi. Jakarta:

EGC.

36