Download pdf - Makalah KLB DIARE klp 2

Transcript
Page 1: Makalah KLB DIARE klp 2

1

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Penyakit diare masih menjadi salah satu masalah kesehatan

masyarakat yang penting karena merupakan penyumbang utama ketiga

angka kesakitan dan kematian anak di berbagai Negara termasuk

Indonesia. Diperkirakan lebih dari 1,3 miliar serangan dan 3,2 juta

kematian per tahun pada balita disebabkan oleh diare. Setiap anak

mengalami episode serangan diare rata-rata 3,3 kali setiap tahun. Lebih

kurang 80% kematian terjadi pada anak berusia kurang dari dua tahun.

Penyakit Diare masih sering menimbulkan KLB ( Kejadian Luar

Biasa ) dengan jumlah penderita yang banyak dalam waktu yang singkat.

Namun dengan tata-laksana Diare yang cepat, tepat dan bermutu

kematian dapat ditekan seminimal mungkin. Peristiwa bertambahnya

penderita atau kematian yang disebabkan oleh suatu penyakit di wilayah

tertentu, kadang-kadang dapat merupakan kejadian yang mengejutkan

dan membuat panik masyarakat di wilayah itu

Penyebab utama kematian akibat diare adalah dehidrasi akibat

kehilangan cairan dan elektrolit melalui tinja. Penyebab kematian lainnya

adalah disentri, kurang gizi dan infeki. Golongan usia yang paling

menderita akibat diare adalah anak-anak karena daya tahan tubuhnya

yang masih lemah. Data survey kesehatan rumah tangga (SKRT)

menunjukkan angka kematian diare pada anak balita adalah 6,6% per

tahun pada tahun 1980, kemudian 3,7% (tahun 1985), 2,1%n (tahun

1992), dan 1,0% (tahun 1995).

Diare merupakan penyebab kurang gizi yang penting terutama

pada anak. Diare menyebabkan anoreksia (kurangnya nafsu makan)

sehingga mengurangi asupan gizi, dan diare dapat mengurangi daya

serap usus terhadap saari makanan. Dalam keadaan infeksi, kebutuhan

ari makanan pada anak yang mengalami diare akan meningkat, sehingga

Page 2: Makalah KLB DIARE klp 2

2

setiap serangan diare akan menyebabkan kekurangan gizi. Jika hal ini

berlangsung terus-menerus akan mengakibatkan gangguan pertumbuhan

anak.

Dewasa ini kejadian wabah penyakit sudah merupakan masalah

global, sehingga mendapat perhatian utama dalam penetapan kebijakan

kesehatan masyarakat. Letusan penyakit akibat pangan (foodborne

disease) dan kejadian wabah penyakit lainnya terjadi tidak hanya di

berbagai negara berkembang dimana kondisi sanitasi dan higiene

umumnya buruk, tetapi juga di negara-negara maju. Oleh karena itu

disiplin ilmu epidemiologi berupaya menganalisis sifat dan penyebaran

berbagai masalah kesehatan dalam suatu penduduk tertentu serta

mempelajari sebab timbulnya masalah dan gangguan kesehatan tersebut

untuk tujuan pencegahan maupun penanggulangannya.

B. Rumusan Masalah

Adapun rumusan masalah pada makalah ini sebagai berikut:

1. Apakah yang di maksud dengan KLB diare?

2. Apa saja tindakan atau tatalaksana penderita diare saat KLB?

3. Bagaimana sistem pencatatan dan pelaporan saat KLB diare?

4. Organisasi apa saja yang di libatkan dalam penanggulangan

diare?

5. Apakah yang di maksud dengan diare?

6. Bagaimanakah epidemiologi terjadinya diare?

7. Bagaimanakah klasifikasi diare?

8. Bagaimanakah etiologi diare?

9. Bagaimanakah patogenesis diare?

10. Apa saja gejala-gejala atau tanda-tanda diare?

11. Contoh kasus diare yang pernah terjadi di Sulawesi Selatan?

C. Tujuan

Page 3: Makalah KLB DIARE klp 2

3

Adapun tujuan dari makalah ini sebagai berikut:

1. Untuk mengetahui pengertian KLB diare

2. Untuk mengetahui tindakan atau tatalaksana penderita diare saat

KLB.

3. Untuk mengetahui sistem pencatatan dan pelaporan saat KLB

diare.

4. Untuk mengetahui Organisasi yang di libatkan dalam

penanggulangan diare.

5. Untuk mengetahui pengertian diare.

6. Untuk mengetahui epidemiologi terjadinya diare.

7. Untuk mengetahui klasifikasi diare.

8. Untuk mengetahui etiologi diare.

9. Untuk mengetahui patogenesis diare.

10. Untuk mengetahui gejala-gejala atau tanda-tanda diare.

11. Untuk mengetahui kasus diare yang ada di Sulawesi Selatan

BAB II

PEMBAHASAN

Page 4: Makalah KLB DIARE klp 2

4

A. Pengertian KLB ( Kejadian Luar Biasa ) Diare

Kejadian Luar Biasa (KLB) yaitu timbulnya atau meningkatnya

kejadian kesakitan dan atau kematian yang bermakna secara

epidemiologis pada suatu daerah dalam kurun waktu tertentu, dan

merupakan keadaan yang dapat menjurus pada terjadinya wabah

(Permenkes RI No.949/Menkes/SK/VIII/2004).

Kriteria KLB Diare, sesuai Permenkes RI no.1501/

MENKES/PER/X/2010:

1. Timbulnya suatu penyakit menular tertentu sebagaimana dimaksud

pada pasal 4 Permenkes RI No. 1501/MENKES/PER/2010.

(Konfirmasi kolera) yang sebelumnya tidak ada atau tidak dikenal pada

suatu daerah.

2. Peningkatan kejadian kesakitan terus menerus selama

(tiga) kurun waktu dalam jam, hari, atau minggu berturut turut.

3. Peningkatan kejadian kesakitan dua kali atau lebih

dibandingkan dengan periode sebelumnya dalam kurun waktu jam,

hari atau minggu.

4. Jumlah penderita baru dalam periode waktu 1 (satu)

bulan menunjukkan kenaikan dua kali atau lebih dibandingkan dengan

angka rata-rata per bulan dalam tahun sebelumnya.

5. Rata rata jumlah kejadian kesakitan perbulan selama

1(satu) tahun menunjukkan kenaikan dua kali atau

lebih dibandingkan dengan rata rata jumlah kejadian

kesakitan perbulan pada tahun sebelumnya.

6. Angka kematian kasus (CFR) dalam 1(satu) kurun

waktu tertentu menunjukkan kenaikan 50% atau lebih

dibandingkan dengan angka kematian kasus pada suatu periode

sebelumnya dalam kurun waktu yang sama.

Jadi KLB diare adalah timbulnya atau meningkatnya kejadian

kesakitan dan atau kematian akibat penyakit diare, yang bermakna secara

Page 5: Makalah KLB DIARE klp 2

5

epidemiologis pada suatu daerah dalam kurun waktu tertentu, dan

merupakan keadaan yang dapat menjurus pada terjadinya wabah.

B. Tindakan atau Tatalaksana Penderita Diare Saat KLB

1. Penyelidikan KLB diare

a) Tujuan

1) Memutus rantai penularan

2) Menegakkan diagnosa penderita yang dilaporkan

3) Mengidentifikasi etiologi diare.

4) Memastikan terjadinya KLB Diare

5) Mengetahui distribusi penderita menurut waktu, tempat dan orang.

6) Mengidentifikasi sumber dan cara penularan penyakit diare

7) Mengidentifikasi populasi rentan

b) Tahap penyelidikan

1) Mengumpulkan, mengolah dan menganalisis informasi termasuk

faktor risiko yang ditemukan.

2) Membuat kesimpulan berdasarkan tempat, orang dan waktu

2. Pemunutasan rantai penularan diare

a) Peningkatan kualitas kesehatan lingkungan yang

mencakup : air bersih, jamban, pembuangan sampah dan air limbah.

b) Promosi kesehatan yang mencakup : pemanfaatan

jamban, air bersih dan minum air yang sudah dimasak, pengendalian

serangga/lalat.

3. Penanggulangan KLB diare

a) Mengaktifkan Tim Gerak Cepat (TGC)

TCG terdiri dari unsur lintas program dan lintas sektor.

b) Pembetukan Pusat Rehidrasi (Posko KLB Diare) Pusat Rehidrasi

dibentuk dengan maksud untuk menampung penderita diare yang

memerlukan perawatan dan pengobatan. Pusat Rehidrasi dipimpin

oleh seorang dokter dan dibantu oleh tenaga kesehatan yang dapat

melakukan tatalaksana kepada penderita diare. Tempat yang dapat

Page 6: Makalah KLB DIARE klp 2

6

dijadikan sebagai Pusat Rehidrasi adalah tempat yang terdekat dari

lokasi KLB diare dan terpisah dari pemukiman.

Adapun tugas dari Pusat Rehidrasi adalah :

1) Memberikan pengobatan penderita diare sesuai dengan tatalaksana

standar serta mencatat perkembangan penderita

2) Melakukan pencatatan penderita : nama, umur, jenis kelamin,

alamat lengkap, masa inkubasi, gejala, diagnosa/klasifikasi dan lain-

lain.

3) Mengatur logistik obat–obatan dan lain lain.

4) Pengambilan sampel usap dubur penderita sebelum diterapi.

5) Penyuluhan kesehatan kepada penderita dan

keluarganya.

6) Menjaga agar Pusat Rehidrasi tidak menjadi

sumber penularan.

7) Membuat laporan harian/mingguan penderita

diare baik rawat jalan maupun rawat inap.

8) Sistem rujukan

c) Penemuan penderita Diare secara aktif untuk mencegah kematian di

masyarakat, dengan kegiatan :

1) Penyuluhan intensif agar penderita segera mencari pertolongan.

2) Mengaktifkan Posyandu sebagai Pos Oralit.

3) Melibatkan Kepala Desa/RW/RT atau tokoh masyarakat untuk

membagikan oralit kepada warganya yang diare

d) Analisis tatalaksana penderita untuk memperoleh gambaran :

1) Ratio pengunaan obat (oralit, Zinc, RL, antibiotika)

2) Proporsi derajat dehidrasi

3) Proporsi penderita yang dirawat di Pusat Rehidrasi.

C. Sistem Pencatatan atau Pelaporan Saat KLB Diare

1. Pengumpulan data diare

a) Laporan Rutin

Page 7: Makalah KLB DIARE klp 2

7

Dilakukan oleh Puskesmas dan Rumah Sakit

melalui SP2TP (LB), SPRS (RL), STP dan rekapitulasi diare. Karena diare

termasuk penyakit yang dapat menimbulkan wabah maka perlu dibuat

laporan mingguan (W2). Untuk dapat membuat laporan rutin perlu

pencatatan setiap hari (register) penderita diare yang datang ke sarana

kesehatan, posyandu atau kader agar dapat dideteksi tanda–tanda akan

terjadinya KLB/wabah sehingga dapat segera dilakukan tindakan

penanggulangan secepatnya. Laporan rutin ini dikompilasi oleh petugas

RR/Diare di Puskesmas kemudian dilaporkan ke Tingkat Kabupaten/Kota

melalui laporan bulanan (LB) dan STP setiap bulan.

Petugas/Pengelola Diare Kabupaten/Kota membuat rekapitulasi dari

masing-masing Puskesmas dan secara rutin (bulanan) dikirim ke tingkat

Propinsi dengan menggunakan formulir rekapitulasi diare. Dari tingkat

Propinsi direkap berdasarkan kabupaten/kota secara rutin (bulanan) dan

dikirim ke Pusat.

b) Laporan KLB diare

Setiap terjadi KLB/wabah harus dilaporkan

dalam periode 24 jam (W1) dan dilanjutkan dengan laporan khusus yang

meliputi :

1) Kronologi terjadinya KLB

2) Cara penyebaran serta faktor-faktor yang mempengaruhinya

3) Keadaan epidemiologis penderita

4) Hasil penyelidikan yang telah dilakukan

5) Hasil penanggulangan KLB dan rencana tindak lanjut

c) Pengumpulan data melalui studi kasus

Pengumpulan data ini dapat dilakukan satu tahun sekali,

misalnya pada pertengahan atau akhir tahun. Tujuannya untuk

mengetahui “base line data” sebelum atau setelah program

dilaksanakan dan hasil penilaian tersebut dapat digunakan untuk

perencanaan di tahun yang akan datang.

2. Pengolahan, analisa dan interprestasi

Page 8: Makalah KLB DIARE klp 2

8

Data-data yang telah dikumpulkan diolah dan ditampilkan dalam

bentuk tabel-tabel atau grafik, kemudiandianalisis dan

diinterpretasi. Analisis ini sebaiknya dilakukan berjenjang dari Puskesmas

hingga Pusat, sehingga kalau terdapat permasalahan segera dapat

diketahui dan diambil tindakan pemecahannya.

3. Penyebarluasan hasil interprestasi

Hasil analisis dan interpretasi terhadap data yang telah

dikumpulkan, diumpanbalikkan kepada pihak-pihakyang berkepentingan

yaitu kepada pimpinan di daerah (kecamatan hingga Dinkes Propinsi)

untuk mendapatkan tanggapan dan dukungan penangganannya.

D. Organisasi Yang Dilibatkan Dalam Penanggulangan Diare

Organisasi yang terlibat dalam penganggulangan KLB diare antara

lain adalah :

1) Unit Pelayanan Kesehatan

2) Dinas Kesehatan Kabupaten/Kota

3) Dinas Kesehatan Propinsi

4) Departemen Kesehatan.

E. Definisi Diare

Menurut WHO (1980) Diare adalah buang air besar encer lebih dari 3

kali sehari . Diare menurut definisi Hippocrates adalah buang air besar

dengan frekuensi yang tidak normal (meningkat), konsistensi tinja menjadi

lebih lembek atau cair. Diare merupakan suatu keadaan pengeluaran tinja

yang tidak normal atau tidak seperti biasanya ditandai dengan

peningkatan volume, keenceran serta frekuensi lebih dari 3 kali sehari dan

pada neonates lebih dari 4 kali sehari dengan tanpa lender darah. (Aziz,

2006).Diare dapat juga didefinisikan sebagai suatu kondisi dimana terjadi

perubahan dalam kepadatan dan karakter tinja, atau tinja cair dikeluarkan

tiga kali atau lebih perhari. (Ramaiah,2002).Diare merupakan salah satu

Page 9: Makalah KLB DIARE klp 2

9

gejala dari penyakit pada sistem gastrointestinal atau penyakit lain diluar

saluran pencernaan. (Ngastiyah, 2003).

Jadi diare adalah buang air besar yang frekuensinya lebih dari 3

kali sehari dengan konsistensi tinja yang encer.

F. Epidemiologi Diare

Penyebab diare ditinjau dari host, agent dan environment, yang diuraikan

sebagai berikut:

1. Host

Menurut Widjaja (2004), bahwa host yaitu diare lebih banyak terjadi

pada balita, dimana daya tahan tubuh yang lemah/menurun system

pencernaan dalam hal ini adalah lambung tidak dapat menghancurkan

makanan dengan baik dan kuman tidak dapat dilumpuhkan dan betah

tinggal di dalam lambung, sehingga mudah bagi kuman untuk menginfeksi

saluran pencernaan. Jika terjadi hal demikian, akan timbul berbagai

macam penyakit termasuk diare.

2. Agent

Agent merupakan penyebab terjadinya diare, sangatlah jelas yang

disebabkan oleh faktor infeksi karena faktor kuman, malabsorbsi dan

faktor makanan. Aspek yang paling banyak terjadi diare pada balita yaitu

infeksi kuman e.colli, salmonella, vibrio chorela (kolera) dan serangan

bakteri lain yang jumlahnya berlebih dan patogenik (memanfaatkan

kesempatan ketika kondisi lemah) pseudomonas. (Widjaja, 2004).

3. Environment

Faktor lingkungan sangat menentukan dalam hubungan interaksi

antara penjamu (host) dengan faktor agent. Lingkungan dapat dibagi

menjadi dua bagian utama yaitu lingkungan biologis (flora dan fauna

disekitar manusia) yang bersifat biotik: mikroorganisme penyebab

penyakit, reservoir penyakit infeksi (binatang, tumbuhan), vector pembawa

penyakit, tumbuhan dan binatang pembawa sumber bahan makanan,

obat, dan lainnya. Dan juga lingkungan fisik, yang bersifat abiotic: yaitu

udara, keadaan tanah, geografi, air dan zat kimia. Keadaaan lingkungan

Page 10: Makalah KLB DIARE klp 2

10

yang sehat dapat ditunjang oleh sanitasi lingkungan yang memenuhi

syarat kesehatan dan kebiasaan masyarakat untuk Perilaku Hidup Bersih

dan Sehat (PHBS). Pencemaran lingkungan sangat mempengaruhi

perkembangan agent yang berdampak pada host (penjamu) sehingga

mudah untuk timbul berbagai macam penyakit, termasuk diare.

G. Klasifikasi Diare

Klasifikasi diare berdasarkan lama waktu diare terdiri dari :

1. Diare akut

Diare akut yaitu buang air besar dengan frekuensi yang meningkat dan

konsistensi tinja yang lembek atau cair dan bersifat mendadak datangnya

dan berlangsung dalam waktu kurang dari 2 minggu. Menurut Depkes

(2002), diare akut yaitu diare yang berlangsung kurang dari 14 hari tanpa

diselang-seling berhenti lebih dari 2 hari. Berdasarkan banyaknya cairan

yang hilang dari tubuh penderita, gradasi penyakit diare akut dapat

dibedakan dalam empat kategori, yaitu: (1) Diare tanpa dehidrasi, (2)

Diare dengan dehidrasi ringan, apabila cairan yang hilang 2-5% dari berat

badan, (3) Diare dengan dehidrasi sedang, apabila cairan yang hilang

berkisar 5-8% dari berat badan, (4) Diare dengan dehidrasi berat, apabila

cairan yang hilang lebih dari 8-10%.

2. Diare persisten

Diare persisten adalah diare yang berlangsung 15-30 hari, merupakan

kelanjutan dari diare akut atau peralihan antara diare akut dan kronik.

3. Diare kronik

Diare kronis adalah diare hilang-timbul, atau berlangsung lama dengan

penyebab non-infeksi, seperti penyakit sensitif terhadap gluten atau

gangguan metabolisme yang menurun. Lama diare kronik lebih dari 30

hari. Menurut (Suharyono, 2008), diare kronik adalah diare yang bersifat

menahun atau persisten dan berlangsung 2 minggu lebih.

H. Etiologi Diare

Etiologi diare dapat dibagi dalam beberapa faktor, yaitu :

Page 11: Makalah KLB DIARE klp 2

11

1. Faktor infeksi

a) Infeksi enteral

Infeksi enteral yaitu infeksi saluran pencernaan yang merupakan

penyebab utama diare pada anak. Infeksi parenteral ini meliputi: (a)

Infeksi bakteri: Vibrio, E.coli, Salmonella, Shigella,

Campylobacter, Yersinia, Aeromonas dan sebagainya. (b) Infeksi virus:

Enteroovirus (Virus ECHO, Coxsackie, Poliomyelitis), Adenovirus,

Rotavirus, Astrovirus dan lain-lain. (c) Infestasi parasite :

Cacing (Ascaris, Trichiuris, Oxyuris, Strongyloides), protozoa (Entamoeba

histolytica, Giardia lamblia, Trichomonas hominis), jamur (candida

albicans).

b) Infeksi parenteral

Infeksi parenteral yaitu infeksi dibagian tubuh lain diluar alat pencernaan,

seperti Otitis Media akut (OMA), Tonsilofaringitis,

Bronkopneumonia, Ensefalitis dan sebagainya. Keadaan ini terutama

terdapat pada bayi dan anak berumur dibawah 2 tahun.

2. Faktor Malabsorbsi

a.Malabsorbsi Karbohidrat (disakarida, monosakarida)

Pada bayi kepekaan terhadap lactoglobulis dalam susu formula

menyebabkan diare. Gejalanya berupa diare berat, tinja berbau sangat

asam, sakit di daerah perut.

b. Malabsorbsi lemak

Dalam makanan terdapat lemak yang disebut trglyserida. Dengan bantuan

kelenjar lipase mengubah lemak menjadi micelles yang siap diabsorbsi

usus. Jika tidak ada lipase dan terjadi kerusakan mukosa usus, diare

dapat terjadi. Gejalanya adalah tinja mengandung lemak.

c. Malabsorbsi protein

Terjadi pada gangguan pankreas (enzim pencernaan terganggu) dan

kelaianan mucosa usus pada saat pemeriksaan

3. Faktor makanan

Makanan basi, beracun, alergi terhadap makanan.

Page 12: Makalah KLB DIARE klp 2

12

4. Faktor psikologis

Rasa takut dan cemas. Walaupun jarang dapat menimbulkan diare

terutama pada anak yang lebih besar.

5. Faktor Pendidikan

Menurut penelitian, ditemukan bahwa kelompok ibu dengan status

pendidikan SLTP ke atas mempunyai kemungkinan 1,25 kali memberikan

cairan rehidrasi oral dengan baik pada balita dibanding dengan kelompok

ibu dengan status pendidikan SD ke bawah.

6. Faktor pekerjaan

Jenis pekerjaan umumnya berkaitan dengan tingkat pendidikan dan

pendapatan. Tetapi ibu yang bekerja harus membiarkan anaknya diasuh

oleh orang lain, sehingga mempunyai risiko lebih besar untuk terpapar

dengan penyakit.

7. Faktor umur balita

Sebagian besar diare terjadi pada anak dibawah usia 2 tahun. Balita

yang berumur 12-24 bulan mempunyai resiko terjadi diare 2,23 kali

dibanding anak umur 25-59 bulan.

8. Faktor lingkungan

Penyakit diare merupakan merupakan salah satu penyakit yang

berbasisi lingkungan. Dua faktor yang dominan yaitu sarana air bersih dan

pembuangan tinja. Kedua faktor ini akan berinteraksi bersama dengan

perilaku manusia.

9. Faktor Gizi

Diare menyebabkan gizi kurang dan memperberat diarenya. Oleh

karena itu, pengobatan dengan makanan baik merupakan komponen

utama penyembuhan diare tersebut. Bayi dan balita yang gizinya kurang

sebagian besar meninggal karena diare. Hal ini disebabkan karena

dehidrasi dan malnutrisi. Faktor gizi dilihat berdasarkan status gizi yaitu

baik = 100-90, kurang = <90-70, buruk = <70 dengan BB per TB.

10. Faktor sosial ekonomi masyarakat

Page 13: Makalah KLB DIARE klp 2

13

Sosial ekonomi mempunyai pengaruh langsung terhadap faktor-faktor

penyebab diare. Kebanyakan anak mudah menderita diare berasal dari

keluarga besar dengan daya beli yang rendah, kondisi rumah yang buruk,

tidak mempunyai penyediaan air bersih yang memenuhi persyaratan

kesehatan.

11. Faktor makanan dan minuman yang dikonsumsi

Kontak antara sumber dan host dapat terjadi melalui air, terutama air

minum yang tidak dimasak dapat juga terjadi secara sewaktu mandi dan

berkumur. Kontak kuman pada kotoran dapat berlangsung ditularkan pada

orang lain apabila melekat pada tangan dan kemudian dimasukkan

kemulut dipakai untuk memegang makanan. Kontaminasi alat-alat makan

dan dapur. Bakteri yang terdapat pada saluran pencernaan adalah bakteri

Etamoeba colli, salmonella, sigella. Dan virusnya yaitu Enterovirus, rota

virus, serta parasite yaitu cacing (Ascaris, Trichuris), dan jamur (Candida

albikan).

I. Patogenesis Diare

Mekanisme dasar yang menyebabkan timbulnya diare ialah :

1. Gangguan osmotik

Akibat terdapatnya makanan atau zat yang tidak dapat diserap akan

menyebabkan tekanan osmotic dalam rongga usus meninggi, sehingga

terjadi pergeseran air dan elektrolit kedalam rongga usus. Isi rongga usus

yang berlebihan ini akan merangsang usus untuk mengeluarkannya

sehingga timbul diare. Mukosa usus halus adalah epitel berpori, yang

dapat dilewati air dan elektrolit dengan cepat untuk mempertahankan

tekanan osmotik antara isi usus dengan cairan ekstraseluler. Diare terjadi

jika bahan yang secara osmotic dan sulit diserap. Bahan tersebut berupa

larutan isotonik dan hipertonik. Larutan isotonik, air dan bahan yang larut

Page 14: Makalah KLB DIARE klp 2

14

didalamnya akan lewat tanpa diabsorbsi sehingga terjadi diare. Bila

substansi yang diabsorbsi berupa larutan hipertonik, air, dan elektronik

akan pindah dari cairan ekstraseluler kedalam lumen usus sampai

osmolaritas dari usus sama dengan cairan ekstraseluler dan

darah,sehingga terjadi pula diare.

2. Gangguan sekresi

Akibat rangsangan tertentu (misal oleh toksin) pada dinding usus akan

terjadi peningkatan sekresi air dan elektrolit kedalam rongga usus dan

selanjutnya diare timbul karena terdapat peningkatan isi rongga usus.

Akibat rangsangan mediator abnormal misalnya enterotoksin,

menyebabkan villi gagal mengabsorbsi natrium, sedangkan sekresi klorida

disel epitel berlangsung terus atau meningkat. Hal ini menyebabkan

peningkatan sekresi air dan elektrolit kedalam rongga usus. Isi rongga

usus yang berlebihan akan merangsang usus mengeluarkannya sehingga

timbul diare. Diare mengakibatkan terjadinya:

a) Kehilangan air dan elektrolit serta gangguan asam basa yang

menyebabkan dehidrasi, asidosis metabolik dan hypokalemia.

b) Gangguan sirkulasi darah dapat berupa renjatan hipovolemik atau

prarenjatan sebagai akibat diare dengan atau tanpa disertai dengan

muntah, perpusi jaringan berkurang sehingga hipoksia dan

asidosismetabolik bertambah berat, kesadaran menurun dan bila tak

cepat diobati penderita dapat meninggal.

c) Gangguan gizi yang terjadi akibat keluarnya cairan yang berlebihan

karena diare dan muntah. Kadang-kadang orang tuanya menghentikan

pemberian makanan karena takut bertambahnya muntah dan diare pada

anak atau bila makanan tetap diberikan dalam bentuk diencerkan.

Hipoglikemia akan sering terjadi pada anak yang sebelumnya telah

menderita malnutrisi atau bayi dengan gagal bertambah berat badan,

sehingga akibat hipoglikemia dapat terjadi edema otak yang dapat

menyebabkan kejang dan koma (Suharyono, 2008).

3. Gangguan motilitas usus

Page 15: Makalah KLB DIARE klp 2

15

Hiperperistaltik akan mengakibatkan berkurangnya kesempatan usus

untuk menyerap makanan, sehingga timbul diare. Sebaliknya bila

peristaltic usus menurun akan mengakibatkan bakteri tumbuh berlebihan

yang selanjutnya dapat menimbulkan diare pula. Patogenesis diare akut

adalah:

a) Masuknya jasad renik yang msih hidup kedalam usus halus setelah

berhasil melewati rintangan asam lambung.

b) Jasad renik tersebut berkembang biak (multiplikasi) didalam usus

halus.

c) Oleh jasad renik dikeluarkan toksin (toksin Diaregenik).

d) Akibat toksin tersebut terjadi hipersekresi yang selanjutnya akan

menimbulkan diare.

Patogenesis Diare kronis: Lebih kompleks dan faktor-faktor yang

menimbulkannya ialah infeksi bakteri, parasit, malabsorbsi, malnutrisi dan

lain-lain.

J. Gelaja-gejala dan Tanda-tanda Penyakit Diare

Beberapa gejala dan tanda penyakit diare antara lain:

1. Gejala umum

a. Berak cair atau lembek dan sering adalah gejala khas diare

b. Muntah, biasanya menyertai diare pada gastroenteritis akut

c. Demam, dapat mendahului atau tidak mendahului gejala diare

d. Gejala dehidrasi, yaitu mata cekung, ketegangan kulit menurun, apatis

bahkan gelisah.

2. Gejala spesifik

a. Vibrio cholera: diare hebat, warna tinja seperti cucian beras dan

berbau amis

b. Disenteriform: tinja berlendir dan berdarah

Diare berkepanjangan dapat menyebabkan:

Page 16: Makalah KLB DIARE klp 2

16

1. Dehidrasi (kekurangan cairan)

Tergantung dari presentase cairan tubuh yang hilang, dehidrasi dapat

terjadi ringaan sedang atau berat.

2. Gangguan sirkulasi

Pada diare akut, kehilangan cairan dapat terjadi dalam waktu yang

singkat. Jika kehilangan cairan ini lebih dari 10% berat badan, pasien

dapat mengalami syok atau presyok yang disebabkan oleh

berkurangnya volume darah (hipovolemia)

3. Gangguan asam-basa (asidosis)

Hal ini terjadi akibat kehilangan cairan elektrolit (bikarbonat) dari dalam

tubuh. Sebagai kompensasinya tubuh akan bernapas cepat untuk

membantu meningkatkan Ph arteri.

4. Hipoglikemia (kadar gula darah rendah)

Hipoglikemia sering terjadi pada anak yang sebelumnya mengalami

malnutrisi (kurang gizi). Hipoglikemia dapat mengakibatkan koma.

Penyebab yang pasti belum diketahui, kemungkinan karena cairan

ekstraseluler menjadi hipotonik dan air masuk ke dalam cairan

intraseluler sehingga terjadi edema otak yang mengakibatkan koma.

5. Gangguan gizi

Gangguan ini terjadi karena asupan makanan yang kurang dan output

yang berlebihan. Hal ini akan bertambah berat bila pemberian

makanan dihentikan, serta sebelumnya penderita sudah mengalami

kekurangan gizi (malnutrisi) pada cubitan kulit turgor kembali lambat,

napas cepat, anak terlihat lemah

K. Contoh Kasus Diare yang terjadi di Sulawesi Selatan

Penyakit diare sampai kini masih menjadi masalah kesehatan

masyarakat, walaupun secara umum angka kesakitan masih berfluktuasi,

dan kematian diare yang dilaporkan oleh sarana pelayanan dan kader

kesehatan mengalami penurunan namun penyakit diare ini masih sering

Page 17: Makalah KLB DIARE klp 2

17

menimbulkan KLB yang cukup banyak bahkan menimbulkan kematian.

Di Indonesia, hasil survei yang dilakukan oleh program, diperoleh

angka kesakitan Diare untuk tahun 2000 sebesar 301 per 1.000

penduduk, angka ini meningkat bila dibandingkan dengan hasil survei

yang sama pada tahun 1996 sebesar 280 per 1.000 penduduk.

Sedangkan berdasarkan laporan kabupaten/ kota pada tahun 2008

diperoleh angka kesakitan diare sebesar 27,97 per 1000 penduduk.

Sedangkan angka kesakitan diare pada tahun 2009 sebesar 27,25%.

Jauh menurun jika dibandingkan 12 tahun sebelumnya.

Kabupaten/kota dengan angka kesakitan diare tertinggi (36,87-55,13

per 1000 penduduk) yaitu Kab. Takalar, Enrekang, Tanatoraja, Palopo,

Luwu Utara, dan Luwu Timur (merah). Sedangkan terendah (1,16-19,40

per 1000 penduduk) yaitu Kab. Selayar, Bulukumba, Jeneponto, Sinjai,

Maros, Bone, Sidrap, dan Parepare (hijau).

Pada tahun 2002 jumlah penderita pada KLB diare tersebar pada 2

kabupaten/kota dengan 4 kecamatan dan 4 desa dengan jumlah penderita

sebanyak 54 penderita tanpa kematian. Sedangkan tahun 2003, jumlah

penderita pada KLB diare tersebar pada 13 kabupaten/kota dengan 21

kecamatan dan 27 desa dengan jumlah penderita sebanyak 1.156

penderita dengan 45 kematian. Dan untuk jumlah kejadian, penderita dan

kematian akibat diare cenderung menurun pada tahun 2004. Adapun

jumlah kejadian luar biasa diare periode Januari–Desember 2004

sebanyak 21 kejadian, dengan jumlah penderita sebanyak 1.145 orang

dan jumlah kematian sebanyak 25 penderita (CFR=2,18%), tersebar pada

10 kabupaten, 15 kecamatan dan 24 desa. Untuk tahun 2005, jumlah

kejadian luar biasa diare periode Januari – Desember sebanyak 8

kejadian, 8 kab./kota dengan jumlah penderita sebanyak 443 orang,

dengan kematian sebanyak 9 orang (CFR=2,03%). Sementara di tahun

Page 18: Makalah KLB DIARE klp 2

18

2006 tercatat jumlah KLB diare sebanyak 14 kejadian, dengan jumlah

penderita 465 orang dan CFR sebesar 2,15%. Adapun faktor-faktor yang

mempengaruhi atau berhubungan dengan terjadinya penyakit diare

adalah belum meningkatnya kualitas kebiasaan hidup bersih dan sehat

masyarakat pada umumnya dan khususnya hygiene perorangan, dan

penggunaan sarana SAMIJAGA yang memenuhi syarat kesehatan belum

membudaya pada masyarakat di pedesaan.

Sementara itu, jumlah kasus/penderita diare yang dapat dihimpun

melalui laporan dari 23 kabupaten/kota selama tahun 2003 adalah

sebesar 172.742 penderita (IR=2,070/00), meninggal 73 orang

(CFR=0,04%). Kabupaten/Kota yang terlihat menunjukkan cakupan

penemuan penderita tertinggi dalam tahun 2003 ini adalah Kota Palopo

146,74%, Kota Makassar 115,04%, Kab. Soppeng 112,63% dan Kab.

Enrekang 111,67%. Untuk tahun 2004, kasus diare yang dilaporkan

sebanyak 177.409 kasus (cakupan 68,70%) dengan kematian sebanyak

66 orang (CFR=0,04%). Jumlah kasus tertinggi pada kelompok umur > 5

tahun (91.379 kasus) kematian 29 orang dan kelompok umur 1 – 4 tahun

(57.087 kasus) kematian 17 orang sedang jumlah kasus terendah pada

kelompok umur < 1 tahun (28.946 kasus) kematian 20 orang. Kab./kota

yang terlihat menunjukkan cakupan penemuan penderita tertinggi pada

tahun 2004 masih tetap Kota Palopo (152,42%) dan Kota Makassar

(128,62%). Sedangkan untuk kasus diare selama tahun 2005 tercatat

sebanyak 188.168 kasus (72,87%) dengan kematian sebanyak 57 orang

(CFR=0,03%). Jumlah kasus tertinggi pada kelompok umur > 5 tahun

(100.347 kasus) dengan kematian 19 orang dan kelompok umur 1-4 tahun

(60.794 kasus) kematian 13 orang sedang jumlah kasus terendah pada

kelompok umur < 1 tahun (27.029 kasus) dengan kematian 25 orang.

Situasi pemberantasan penyakit diare pada tahun 2006 tercatat

sebanyak 173.359 kasus dengan cakupan tertinggi di Kab. Enrekang

(179,46%), Kota Palopo (154,50%), Kota Makassar (142,86%) dan Kab.

Page 19: Makalah KLB DIARE klp 2

19

Soppeng (109,10%). Bila dikelompokkan ke dalam kelompok umur maka

jumlah kasus yang tertinggi berada pada kelompok umur > 5 tahun

(92.241 orang) dengan kematian terbanyak pada kelompok umur 1-4

tahun sebanyak 17 orang, pada tahun 2007 penyakit diare tercatat

mengalami penurunan yaitu sebanyak 209.435 kasus dengan jumlah

kasus tertinggi di Kab. Gowa (12.089 kasus). Bila di kelompokkan ke

dalam kelompok umur maka jumlah kasus yang tertinggi berada pada

kelompok umur < 5 tahun sebanyak 93.560 kasus.

Berdasarkan profil kesehatan kabupaten/ kota pada tahun 2008,

kasus diare kembali mengalami penurunan yaitu 209.153 kasus, tertinggi

masih di Kota Makassar (45.929 kasus) dan terendah di Kab.Enrekang

(400 kasus).Sedangkan pada tahun 2009 sebanyak 226,961 kasus,

tertinngi di Kota Makassar (45.014 kasus) dan terendah di Kab. Selayar.

BAB III

PENUTUP

Page 20: Makalah KLB DIARE klp 2

20

A. Kesimpulan

Menurut WHO (1980) Diare adalah buang air besar encer lebih dari 3

kali sehari . Diare menurut definisi Hippocrates adalah buang air besar

dengan frekuensi yang tidak normal (meningkat), konsistensi tinja menjadi

lebih lembek atau cair. Penyebab diare ditinjau dari host,

agent dan environment. Klasifikasi diare berdasarkan lama waktu diare

terdiri dari diare akut, diare prsisten, diare akut. Etiologi diare dapat dibagi

dalam beberapa faktor, yaitu : Faktor infeksi, Faktor Malabsorbsi, Faktor

makanan, Faktor psikologis, Faktor Pendidikan, Faktor pekerjaan,Faktor

umur balita, Faktor lingkungan, Faktor Gizi, Faktor sosial ekonomi

masyarakat, Faktor makanan dan minuman yang dikonsumsi. Mekanisme

dasar yang menyebabkan timbulnya diare ialah Gangguan

osmotik, Gangguan sekresi, Gangguan motilitas usus. Beberapa gejala

dan tanda penyakit diare antara lain gejala umum dan gejala khusus.

Kejadian Luar Biasa (KLB) yaitu timbulnya atau meningkatnya

kejadian kesakitan dan atau kematian yang bermakna secara

epidemiologis pada suatu daerah dalam kurun waktu tertentu, dan

merupakan keadaan yang dapat menjurus pada terjadinya wabah

(Permenkes RI No.949/Menkes/SK/VIII/2004). Adapun Tindakan atau

Tatalaksana Penderita Diare Saat KLB yaitu Penyelidikan KLB diare ,

Pemunutasan rantai penularan diare, dan Penanggulangan KLB diare.

Sistem Pencatatan atau Pelaporan Saat KLB Diare yaitu Pengumpulan

data diare, Pengolahan, analisa dan interprestasi, Penyebarluasan hasil

interprestasi. Organisasi yang terlibat dalam penganggulangan KLB diare

antara lain adalah : Unit Pelayanan Kesehatan, Dinas Kesehatan

Kabupaten/Kota, Dinas Kesehatan Propinsi dan Departemen

Kesehatan.

B. SARAN

Page 21: Makalah KLB DIARE klp 2

21

Cegahlah penyakit diare dengan selalu menjaga kebersihan lingkungan

dan asupan gizi keluarga.

DAFTAR PUSTAKA

Page 22: Makalah KLB DIARE klp 2

22

http://essyarikahayu.blogspot.co.id/2016/05/penyelidikan-klb-kejadian-

luar-biasa.html. Diambil pada Hari Kamis, 10 November 2016, pukul 20.00

WITA

https://tentangkedokteran.wordpress.com/2009/03/18/malabsorbsi-dan-

infeksi-sebagai-penyebab-tersering-diare-kronis-pada-bayi-dan-anak/.

Diambil pada Hari Kamis, 10 November 2016, pukul 20.00 WITA

http://artikelkesehatan10.blogspot.co.id/2015/11/makalah-tentang-

kejadian-luar-biasa-klb.html. Diambil pada Hari Selasa, 10 November

2016, pukul 10.00 WITA

https://datinkessulsel.wordpress.com/2010/06/25/angka-kesakitan-diare-

tertinggi-di-sulsel-3687-5513-per-1000-penduduk/ . Diambil pada Hari

Selasa, 10 November 2016, pukul 10.00 WITA

Page 23: Makalah KLB DIARE klp 2

23


Recommended