Transcript

KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Allah SWT, karena atas segala nikmat dan

kesempatan yang diberikan, kami dapat berkumpul dan mengerjakan makalah

yang berjudul “Zakat Pertanian dan Ternak” dengan tepat waktu dan sebaik

mungkin.

Makalah ini disusun guna menyelesaikan tugas Hukum Wakaf dan Zakat

yang akan dikumpulkan dalam waktu dekat ini. Makalah ini juga dikerjakan untuk

memenuhi nilai tugas dan mendapatkan nilai yang sebaik mungkin seperti yang

kami harapkan.

Terima kasih ditujukan kepada bapak Zefrizal, SH., selaku dosen Hukum

Wakaf dan Zakat atas waktu yang diberikan kepada kami untuk menyelesaikan

makalah ini. Terima kasih kepada teman-teman kelompok III yang sudah

menyisihkan waktunya untuk mencari bahan sebanyak mungkin dan bersama-

sama mengerjakan makalah ini.

Dalam penyusunan makalah ini, kami selaku penyusun masih merasa

banyak kekurangan yang harus diperbaiki. Oleh karena itu, kami dengan senang

hati menerima saran dan kritik dari para pembaca. Kami berharap agar makalah

ini dapat bermanfaat bagi para pembaca.

Medan, November 2014

Kelompok 3 1

DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR............................................................................................1

BAB I PENDAHULUAN.......................................................................................3

A. LATAR BELAKANG MASALAH..............................................................3

B. RUMUSAN MASALAH..............................................................................4

BAB II PEMBAHASAN........................................................................................5

A. TINJAUAN UMUM TENTANG ZAKAT PERTANIAN...........................5

1. DASAR HUKUM ZAKAT PERTANIAN.............................................5

2. SYARAT-SYARAT PENUNAIAN ZAKAT PERTANIAN.....................7

3. KADAR ZAKAT PERTANIAN YANG WAJIB DIKELUARKAN.........8

B. TINJAUAN UMUM TENTANG ZAKAT TERNAK...............................10

1. DASAR HUKUM ZAKAT TERNAK..................................................10

2. SYARAT-SYARAT PENUNAIAN ZAKAT TERNAK..........................11

3. NISHAB HEWAN TERNAK DAN KADAR ZAKATNYA...................13

4. ZAKAT HEWAN TERNAK MILIK BERSAMA (AL-KHALITHAIN) 17

BAB III PENUTUP..............................................................................................18

A. KESIMPULAN...........................................................................................18

B. SARAN.......................................................................................................19

DAFTAR PUSTAKA...........................................................................................20

Kelompok 3 2

BAB I

PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG MASALAH

Manusia sebagai makhluk hidup yang diciptakan Allah telah dijanjikan

rezekinya, baik rezeki dari harta yang diperolehnya maupun dari hal lain yang

tidak terduga-duga datangnya. Namun, sering kali manusia tidak menyadari

bahwa dibalik rezeki dari harta yang datang padanya bisa saja mengandung

kekotoran. Untuk membersihkan segala kekotoran itu, Allah menganjurkan

manusia untuk berzakat. Zakat adalah memberikan sebagian dari harta yang

sejenis yang sudah sampai nishab selama setahun dan diberikan kepada orang

fakir dan semisalnya.

Zakat sendiri bisa bermakna thaharah (bersuci) yang ditinjau dari segi

filsafat, dimana yang disucikan atau dibersihkan adalah kekikiran,

kebakhilan, dan sifat-sifat buruk dari manusia, serta membersihkan harta yang

mungkin saja mengandung kekotoran tanpa kita ketahui. Akan tetapi, bukan

sedikit orang yang beranggapan bahwa zakat hanya akan mengurangi harta

mereka. Padahal Allah sendiri telah menjanjikan dalam Al-Qur’an di QS. Al

Baqarah: 261 yang pada intinya menyatakan bahwa orang menafkahkan

hartanya di jalan Allah, maka Allah akan menumbuhkan hartanya serupa

dengan sebutir benih yang menumbuhkan tujuh bulir, pada tiap-tiap bulir

seratus biji. Jadi, jangan takut untuk menafkahkan harta di jalan Allah, karena

sesungguhnya Allah telah menjanjikan balasan yang demikian besar

nikmatnya. Selain itu, dengan berzakat berarti kita telah bersyukur dan

menyadari bahwa harta kita juga merupakan hak orang lain.

Zakat sendiri terbagi menjadi dua, yaitu zakat fitrah dan zakat mal

(harta). Zakat mal sendiri terbagi lagi menjadi beberapa bagian, salah satunya

yang akan menjadi topik pembahasan kali ini adalah zakat pertanian dan

ternak. Ada hasil pertanian dan ternak tertentu yang wajib dizakatkan.

Kelompok 3 3

Namun, tentunya ada syarat-syarat tertentu yang harus diikuti, seperti apa-apa

saja jenis pertanian dan binatang ternak yang wajib dizakatkan, berapa lama

batas haul, berapa nishab yang harus dicapai dan lain-lain sebagainya. Untuk

itu, disini kami akan membahas secara komprehensif mengenai zakat

pertanian dan ternak agar tidak terjadi lagi kebingungan mengenai zakat

tersebut dikemudian hari.

B. RUMUSAN MASALAH

1. Bagaimana sebenarnya tinjauan umum tentang zakat pertanian?

2. Bagaimana sebenarnya tinjauan umum tentang zakat ternak?

Kelompok 3 4

BAB II

PEMBAHASAN

A. TINJAUAN UMUM TENTANG ZAKAT PERTANIAN

1. DASAR HUKUM ZAKAT PERTANIAN

Di antara nikmat Allah yang dianugerahkan kepada hamba-Nya ialah

dihamparkannya bumi yang dapat dimanfaatkan untuk menanam

tumbuh-tumbuhan dan buah-buahan, dan yang demikian itu merupakan

karunia-Nya.1 Zakat diwajibkan pada makanan pokok dari hasil pertanian

dan buah-buahan karena dapat menguatkan badan, juga dapat memenuhi

kebutuhan pokok. 2

Zakat hasil-hasil pertanian ditetapkan berdasarkan Al-Qur’an, yaitu:

1 Abdul Aziz Muhammad Azzam dan Abdul Wahhab Sayyed Hawwas. 2010. Fiqh Ibadah: Thaharah, Shalat, Zakat, Puasa, dan Haji. Cet. 2. Jakarta: Amzah, halaman 365

2 Ibid., halaman 350

Kelompok 3 5

QS

. Al-A

n’a

am

:141

Wahuwal-ladzii ansyaa jannaatin ma'ruusyaatin waghaira ma'ruusyaatin

wannakhla wazzar'a mukhtalifan ukuluhu

wazzaituuna warrummaana mutasyaabihan waghaira mutasyaabihin kuluu min tsamarihi idzaa atsmara waaatuu haqqahu yauma hashaadihi walaa tusrifuu

innahu laa yuhibbul musrifiin(a)

�ات� ن � ج� أ �ش� �ن �ذ�ي أ و�ه�و� ال�ر� ات� و�غ�ي وش� م�ع�ر�

ع� ر� �خ�ل� و�الز� ات� و�الن وش� م�ع�ر��ون� �ت ي �ه� و�الز� �ل ك

� �ف)ا أ �ل ت م�خ��ر� �ه)ا و�غ�ي اب �ش� م�ان� م�ت و�الر,

�ذ�ا �م�ر�ه� إ �وا م�ن� ث �ل �ه� ك اب �ش� م�ت�و�م� �وا ح�ق�ه� ي �م�ر� و�آت ث

� أ�ه� ال �ن ر�ف�وا إ �س� ح�ص�اد�ه� و�ال ت

ر�ف�ين� �م�س� �ح�ب, ال ي"Dan dialah yang menjadikan kebun-kebun, yang berjunjung dan yang tidak berjunjung, pohon kurma, tanam-tanaman yang bermacam-macam buahnya, zaitun dan delima yang serupa (bentuk dan warnanya), dan tidak sama (rasanya). Makanlah dari buahnya (yang bermacam-macam itu), bila dia berbuah, dan tunaikanlah haknya di hari memetik hasilnya, (dengan dikeluarkan zakatnya); dan janganlah kamu berlebih-lebihan. Sesungguhnya Allah tidak menyukai, orang-orang yang berlebih-lebihan." – (QS.6:141)

Kelompok 3 6

QS

. Al-B

aq

ara

h:2

67

Yaa ai-yuhaal-ladziina aamanuu anfiquu min thai-

yibaati maa kasabtum wamimmaa akhrajnaa

lakum minal ardhi walaa tayammamuul khabiitsa

minhu tunfiquuna walastum biaakhidziihi ilaa

an tughmidhuu fiihi waa'lamuu annallaha ghanii-yun hamiidun

�ف�ق�وا �ن �وا أ �ذ�ين� آم�ن ,ه�ا ال ي� �ا أ ي

�م� �ت ب �س� �ات� م�ا ك Aب م�ن� ط�ي�م� م�ن� �ك �ا ل ن ج� �خ�ر� و�م�م�ا أ

�يث� ب �خ� �م�م�وا ال �ي األر�ض� و�ال ت�آخ�ذ�يه� �م� ب ت �ف�ق�ون� و�ل�س� �ن �ه� ت م�ن�م�وا �غ�م�ض�وا ف�يه� و�اع�ل �ن� ت �ال أ إ

Lح�م�يد Nي� �ه� غ�ن ن� الل� أ

"Hai orang-orang yang beriman, nafkahkanlah (di jalan Allah), sebagian dari hasil usahamu yang baik-baik, dan sebagian dari apa yang Kami keluarkan dari bumi, untuk kamu. Dan janganlah kamu memilih yang buruk-buruk, lalu kamu nafkahkan darinya, padahal kamu sendiri tidak mau mengambilnya, melainkan dengan memicingkan mata terhadapnya. Dan ketahuilah, bahwa Allah Maha Kaya, lagi Maha Terpuji." – (QS.2:267)

Selain ayat-ayat Al-Qur’an di atas, Hadist juga menyebutkan kewajiban

zakat pertanian, antara lain:

- Pada pertanian yang tadah hujan atau mata air atau yang

menggunakan penyerapan akar (atsariyan) diambil sepersepuluh

(sepuluh persen) dan yang disirami dengan penyiraman maka

diambil seperduapuluh (lima persen). [HR al-Bukhâri]

- Semua yang diairi dengan sungai dan hujan maka diambil

sepersepuluh dan yang diairi dengan disiram dengan pengairan

maka diambil seperduapuluh. [HR Muslim]

Berdasarkan nash-nash di atas, dapat dilihat bahwa penunaian zakat hasil

pertanian adalah wajib.

Kelompok 3 7

2. SYARAT-SYARAT PENUNAIAN ZAKAT PERTANIAN

Penunaian zakat pertanian memiliki syarat-syarat tertentu yang harus

dipenuhi, seperti:

a. Zakat diwajibkan pada jenis biji-bijian dan buah-buahan yang

menjadi makanan pokok bagi manusia serta dapat disimpan.

Makanan pokok itu pada umumnya makanan yang

menguatkan badan manusia. Dapat dipahami juga bahwa tak

ada zakat pada hasil pertanian yang tidak dapat disimpan,

seperti semangka, delima dan lain sebagainya, kecuali untuk

diperdagangkan maka si pedagang harus mengeluarkan zakat

perdagangan.3

b. Hasil pertanian tersebut ditanam oleh manusia.

Jika hasil pertanian itu tumbuh sendiri karena perantaraan air

atau udara maka tidak wajib dizakati. Oleh, karena itu, tidak

ada kewajiban mengeluarkan zakat pada segala sesuatu yang

tumbuh dengan sendirinya di lembah-lembah padang

pasir/pegunungan, atau yang terbawa oleh air dan udara dan

tumbuh disana. Hasil-hasil tanaman ini tidak wajib dizakati

karena ia tidak memiliki pemilik definitif.4

c. Sudah mencapai nishab.

Hasil pertanian tidak wajib dikeluarkan zakatnya sebelum

mencapai nishab, yaitu 5 wasq (1 wasq adalah 60 sha’,

sedangkan 1 sha’ sama dengan 2,2 kg, jadi 1 wasq kurang

lebih sama dengan 132,6 kg).

Jadi, kadar nishab hasil pertanian adalah 5 wasq × 132,6 kg =

663 kg.5

3 Syaikh Abdul Aziz bin Abdullah bin Baz. 2003. Tuhfatul Ikhwan bi Ajwibatin Muhammatin Tata’allaqu bi Arkanil Islam (Tanya Jawab Tentang Rukun Islam). Diterjemahkan oleh Mudzakir Muhammad Arif. Medan: IAIN Sumatera Utara, halaman 182

4 Abdul Aziz Muhammad Azzam dan Abdul Wahhab Sayyed Hawwas. Op. Cit., halaman 370

5 Ibid., halaman 372

Kelompok 3 8

Kadar tersebut ditentukan berdasarkan Hadist, yaitu:

“Tidak ada zakat pada (hasil pertanian) di bawah lima

wasq.” [HR. Al-Bukhari dan Muslim]

d. Hasil pertanian tersebut telah sampai haul.

Pembayaran zakat untuk tanaman tidak menggunakan

penghitungan satu tahun seperti zakat emas dan perak, tetapi

pada setiap kali panen.6

Pemilik hasil pertanian tidak diperkenankan memakan dan

memanfaatkan hasil panennya sebelum ia mengeluarkan

zakat atas hasil pertanian tersebut.7

Di beberapa daerah di Indonesia, setiap kali memanen padi,

pemiliknya membersihkan padinya di sawah sebelum dibawa

pulang, ditakari dan langsung dikeluarkan zakatnya dengan

diberikan kepada fakir miskin yang ada di daerah itu Mereka

takut akan termakan olehnya bagian yang harus dizakatkan

itu.8

3. KADAR ZAKAT PERTANIAN YANG WAJIB DIKELUARKAN

Pada pertanian yang tadah hujan atau mata air atau yang

menggunakan penyerapan akar (atsariyan) diambil sepersepuluh

(sepuluh persen) dan yang disirami dengan penyiraman maka diambil

seperduapuluh (lima persen). [HR al-Bukhâri]

Merujuk dari Hadist yang dipaparkan di atas, dapat disimpulkan

bahwa:

- Hasil pertanian dengan sistem non-irigasi (pengairan tanpa

menggunakan tenaga, alat, maupun biaya. Misalnya diairi dengan air

6 Syakir Jamaluddin. 2013. Kuliah Fiqh Ibadah. Cet. 3. Yogyakarta: LPPI UMY, halaman 200

7 Abdul Aziz Muhammad Azzam dan Abdul Wahhab Sayyed Hawwas. Op. Cit., halaman 371

8 Zakiah Daradjat. 1994. Zakat Pembersih Harta dan Jiwa. Cet. 6. Jakarta: CV Ruhama, halaman 42

Kelompok 3 9

sungai) kadar zakatnya adalah 10%. Jadi, yang dikenakan adalah

10% dari 663 kg, yaitu 66,3 kg.

- Hasil pertanian dengan sistem irigasi (pengairan dengan

menggunakan tenaga, alat, maupun biaya) kadar zakatnya adalah

5%. Jadi, yang dikenakan adalah 5% dari 663, yaitu 33,15 kg.

Jika kondisinya berbeda-beda mengikuti perkembangan waktu, yakni

dalam beberapa waktu ladang pertanian mendapat pengairan tanpa biaya

dan waktu lain dengan menggunakan biaya, maka kadar zakatnya

disesuaikan dengan mempertimbangkan masa hidup tanaman, atau masa

berbuah dan tumbuhnya. Jika rentang waktu sejak tanam, lalu tumbuh

hingga matang adalah 8 bulan, lalu selama 4 bulan tanaman diairi dengan

air hujan, sementara 4 bulan sisanya diairi dengan menggunakan

tenaga/alat/biaya, maka kadar zakat yang wajib adalah 7,5%.

Ada juga pendapat yang mengatakan bahwa yang dijadikan

pertimbangan adalah mana sistem yang paling banyak digunakan, apakah

irigasi atau non-irigasi. Jika paling banyak adalah non-irigasi, maka

irigasi dihapuskan dan si pemilik hasil pertanian harus menzakatkan 10%

dari hasil pertaniannya. Namun, sebagai bentuk kehati-hatian karena bisa

saja si pemilik lalai dalam membandingkan sistem mana yang paling

besar, maka zakat yang wajib dikeluarkan adalah 7,5%.9

9 Abdul Aziz Muhammad Azzam dan Abdul Wahhab Sayyed Hawwas. Op. Cit., halaman 373

Kelompok 3 10

B. TINJAUAN UMUM TENTANG ZAKAT TERNAK

1. DASAR HUKUM ZAKAT TERNAK

Hewan ternak dizakatkan karena hewan ternak memiliki banyak

manfaat seperti untuk keperluan makan, minum ataupun yang lainnya.

Allah berfirman:

QS

. Al-N

ah

l:66

Wa-inna lakum fiil an'aami la'ibratan nusqiikum

mimmaa fii buthuunihi min baini fartsin wadamin

labanan khaalishan saa-ighan li-sysyaaribiin(a)

ة) �ر� �ع�ب � ل �ع�ام �م� ف�ي األن �ك �ن� ل و�إ�ه� �ط�ون �م� م�م�ا ف�ي ب ق�يك �س� ن

)ا �ن �ب � ل ث� و�د�م �ن� ف�ر� �ي م�ن� ب�ين� ار�ب �لش� �غ)ا ل ائ خ�ال�ص)ا س�

"Dan sesungguhnya, pada binatang ternak itu benar-benar terdapat pelajaran bagi kamu. Kami memberimu minum, dari apa yang berada dalam perutnya, (berupa) susu yang bersih antara tahi dan darah, yang mudah ditelan bagi orang-orang yang meminumnya." – (QS.16:66)

Adapun yang dimaksud dengan hewan ternak disini secara khusus dalam

nash hadits adalah unta, sapi (kerbau), dan domba (kambing). Itulah jenis

hewan yang wajib zakat. Selain dari jenis hewan tersebut maka tidak

wajib zakat. Mengenai zakat untuk hewan kuda, para tokoh Islam seperti

Imam Malik, Asy-Syafi’i, dan Ahmad bin Hanbal sepakat untuk

mengklasifikasikan kuda ke zakat niaga jika kuda tersebut

diberniagakan.10

Orang-orang yang tidak mau menjalankan zakat ternak diancam

dengan hukuman di akhirat nanti. Hal tersebut dijelaskan dalam hadist di

bawah ini:

“Tiada seorang pun yang mempunyai unta, sapi, ataupun kambing

dan ia sudah berkewajiban mengeluarkan zakat, namun ia tidak

10 Ibid., halaman 351

Kelompok 3 11

mengeluarkan zakatnya, melainkan nanti pada hari kiamat akan

didatangkan apa yang dimiliki itu dalam keadaan yang lebih besar

dan gemuk dari yang ada sewaktu di dunia. Lalu, binatang yang tidak

dikeluarkan zakatnya itu menginjak-nginjak orang tersebut dengan

kuku-kuku kakinya dan menanduk dengan tanduknya. Setiap kali yang

terakhir telah melaluinya, maka dikembalikan kepadanya yang

pertama kalinya. Keadaan demikian ini terus berlangsung sehingga

diberi keputusan di antara semua manusia.” [HR. Bukhari]

2. SYARAT-SYARAT PENUNAIAN ZAKAT TERNAK

Penunaian zakat ternak memiliki syarat-syarat tertentu yang harus

dipenuhi, seperti:

a. Hewan itu termasuk hewan yang mencari rumput sendiri

(sa’imah) atau digembalakan dan bukan hewan yang diupayakan

rumputnya dengan biaya pemilik.11 Hal tersebut adalah

kesepakatan para ulama.

b. Hewan ternak tersebut dimaksudkan untuk diperoleh susunya,

anaknya, dagingnya, dan tidak untuk dipekerjakan.12 Hewan

yang digunakan untuk membajak di ladang dan dipekerjakan di

tempat lain tidak wajib zakat meskipun diternakkan.

“Sapi-sapi yang dipekerjakan tidak ada zakatnya.” [HR. Ath-

Thabarani]

“Unta dan sapi yang dipekerjakan di tanah pertanian dan sapi

yang dipekerjakan di ladang tidak ada zakatnya, karena ternak

tersebut sebagai pekerja-pekerja tanah pertanian dan ladang.”

[HR. Abu Ubaid]

11 Meria Susanti. 2012. “Zakat Hewan atau Binatang Ternak dan Cara Perhitungannya”, melalui http://meriasusanti.blogspot.com/2012/03/zakat-hewan-atau-binatang-ternak-dan.html, diakses tanggal 14 November 2014, jam 19:34 WIB

12 Abdul Aziz Muhammad Azzam dan Abdul Wahhab Sayyed Hawwas. Op. Cit., halaman 352

Kelompok 3 12

c. Telah mencapai nishab

Tiap-tiap hewan ternak yang wajib dizakatkan punya nishab

yang berbeda-beda. Kambing mulai terkena zakat jika

jumlahnya sudah 40 ekor, sapi 30 ekor, dan unta 5 ekor.

Mengenai nishab seterusnya akan dijelaskan di subjudul

pembahasan selanjutnya.

d. Telah mencapai haul, yaitu telah dimiliki selama satu tahun

penuh. Hal ini sesuai dengan Hadist:

“Tidak ada zakat pada harta sampai ia mencapai satu tahun.”

[HR. Abu Dawud]

Ada beberapa ketentuan mengenai haul zakat ternak ini, antara

lain:

- Anak hewan ternak karena haul (ukuran setahun) bagi anak-

anak hewan ternak itu mengikuti hitungan haul induknya.

Anak hewan ternak ini dihitung dalam zakat walaupun

belum mencapai usia setahun apabila induknya telah

mencapai nishab.

Contohnya seseorang memiliki 120 ekor kambing,

seharusnya zakat yang wajib dikeluarkan adalah 2 ekor

kambing, namun sebulan sebelum sempurna haulnya,

lahir 100 ekor kambing sehingga di akhir tahun (waktu

sempurnanya haul) berjumlah 220 ekor. Dalam hal ini ia

wajib mengeluarkan 3 ekor kambing walaupun yang 100

ekor belum mencapai usia setahun.

- Apabila induk-induknya belum mencapai nishab, lalu

induk-induk itu melahirkan anak-anaknya sehingga

mencapai nishab. Saat mencapai nishab itulah permulaan

haulnya.

Contohnya, seorang memiliki 30 ekor kambing lalu

kambing-kambing itu melahirkan 10 ekor, maka haul

Kelompok 3 13

kambing-kambing tersebut dihitung sejak genap empat

puluh ekor kambing.

- Apabila nishab berkurang ditengah-tengah tahun sebelum

sempurna haul, maka terputuslah haul.

Contohnya, seorang memiliki 40 ekor kambing dan

sebelum sempurna setahun berkurang seekor karena

mati, maka ia tidak wajib menzakati sisanya.

Contoh lainnya adalah  seseorang memiliki 40 ekor

kambing lalu sebelum sempurna setahun ia jual dua ekor

kambing dengan uang seharga 2 juta rupiah.13 Harus

dicatat disini bahwa penjualan tersebut bukan karena

takut untuk membayar zakat, tapi karena memang

kepentingan pemilik menghendaki untuk menjual hewan

tersebut.

3. NISHAB HEWAN TERNAK DAN KADAR ZAKATNYA

a. Unta

Nishab unta adalah 5 ekor, artinya bila seseorang telah memiliki 5

ekor unta maka ia terkena kewajiban zakat. Selanjutnya zakat itu

bertambah, jika jumlah unta yang dimilikinya juga bertambah.

Berdasarkan hadits Nabi SAW yang diriwayatkan oleh Imam

Bukhari dari Anas bin Malik, maka dapat dibuat tabel sebagai

berikut14:

13 Kholid Syamhudi. 2013. “Syarat-Syarat Wajib Zakat Mal”, melalui http://almanhaj.or.id/content/3672/slash/0/syarat-syarat-wajib-zakat-mal/, diakses tanggal 14 November 2014, jam 20:33 WIB

14 Marhamar Saleh. 2009. “Panduan Zakat”, melalui http://marhamahsaleh.files.wordpress.com/2009/09/panduan-zakat.pdf, diakses tanggal 14 November 2014, jam 21:13 WIB

Kelompok 3 14

Nishab

Unta

(ekor)

Zakatnya

UmurBilangan dan Jenis

Zakatnya

5 – 91 ekor kambing atau 2 tahun lebih

1 ekor domba 1 tahun lebih

10 – 142 ekor kambing atau 2 tahun lebih

2 ekor domba 1 tahun lebih

15 – 193 ekor kambing atau 2 tahun lebih

3 ekor domba 1 tahun lebih

20 – 244 ekor kambing atau 2 tahun lebih

4 ekor domba 1 tahun lebih

25 – 351 ekor unta betina (bintu

mukhadh)1 tahun lebih

36 – 451 ekor unta betina (bintu

labun)2 tahun lebih

46 – 60 1 ekor unta betina (hiqqah) 3 tahun lebih

61 – 75 1 ekor unta betina (jadza’ah) 4 tahun lebih

76 – 902 ekor unta betina (bintu

labun)2 tahun lebih

91 – 120 2 ekor unta betina (hiqqah) 3 tahun lebih

Selanjutnya, setiap bertambah 40 ekor unta, zakatnya juga

ditambah seekor unta betina (berumur 2 tahun lebih), dan setiap

bertambah 50 ekor unta, maka zakatnya seekor unta betina

(berumur 3 tahun lebih).

b. Sapi/Kerbau

Kelompok 3 15

Nishab kerbau disetarakan dengan nishab sapi yaitu 30 ekor.

Artinya jika seseorang telah memiliki 30 sapi/kerbau, maka ia telah

terkena wajib zakat.

Berdasarkan hadits Nabi Muhammad SAW yang diriwayatkan oleh

At Tarmidzi dan Abu Dawud dari Muadz bin Jabbal RA, maka

dapat dibuat tabel sebagai berikut15:

Nishab

Sapi/Ker

bau

(ekor)

Zakatnya

UmurBilangan dan Jenis

Zakatnya

30 – 39 1 ekor sapi/kerbau 1 tahun lebih

40 – 59 1 ekor sapi/kerbau 2 tahun lebih

60 – 69 2 ekor sapi/kerbau 1 tahun lebih

70 – 79 2 ekor sapi/kerbau

Tiap ekor terdiri

dari 1 tahun dan

2 tahun lebih

80 – 89 2 ekor sapi/kerbau 2 tahun lebih

Selanjutnya setiap jumlah itu bertambah 30 ekor, zakatnya

bertambah 1 ekor sapi/kerbau berumur 1 tahun lebih, dan jika

setiap jumlah itu bertambah 40 ekor, zakatnya bertambah 1 ekor

sapi/kerbau berumur 2 tahun lebih.

c. Kambing/Domba

Nishab kambing/domba adalah 40 ekor, artinya bila seseorang telah

memiliki 40 ekor kambing/domba maka ia telah terkena wajib

zakat.

15 Ibid.

Kelompok 3 16

Berdasarkan hadits Nabi Muhammad SAW, yang diriwayatkan

oleh Imam Bukhori dari Anas bin Malik, maka dapat dibuat tabel

sebagai berikut16:

16 Ibid.

Kelompok 3 17

Nishab

Kambing/Do

mba (ekor)

Zakatnya

UmurBilangan dan Jenis

Zakatnya

40 – 120 1 ekor kambing/domba

Kambing 2

tahun, domba

1 tahun

121 – 200 2 ekor kambing/domba

Kambing 2

tahun, domba

1 tahun

201 – 300 3 ekor kambing/domba

Kambing 2

tahun, domba

1 tahun

Selanjutnya, setiap jumlah itu bertambah 100 ekor maka zakatnya

bertambah 1 ekor.

d. Zakat Kuda, Keledai, Rusa, Ayam dan Sejenisnya

- Hewan-hewan seperti kuda, keledai, rusa, ayam dan lain-lain,

apabila sengaja dipelihara dalam usaha peternakan (baik diberi

makan dikandangnya, atau digembalakan di padang terbuka

untuk umum), maka berlaku padanya zakat perdagangan,

seperti berbagai komoditi perdagangan lainnya.

- Nishab pada ternak unggas dan perikanan tidak diterapkan

berdasarkan jumlah (ekor), sebagaimana halnya sapi, dan

kambing. Tapi dihitung berdasarkan skala usaha.

Nishab ternak unggas dan perikanan adalah setara dengan 85

gram emas. Artinya bila seorang beternak unggas atau

perikanan, dan setelah setahun ia memiliki kekayaan hasil

dari ternak unggas dan perikanan yang setara dengan 85 gram

emas murni, maka ia terkena kewajiban zakat sebesar 2,5%.

Kelompok 3 18

- Kemudian bagi binatang yang tidak disebutkan dalam hadits,

maka mayoritas ulama berpendapat bahwa zakatnya

dinisbatkan juga kepada zakat emas, yakni 2,5%.17

4. ZAKAT HEWAN TERNAK MILIK BERSAMA (AL-KHALITHAIN)

Zakat hewan ternak milik bersama nishabnya sama dengan zakat

milik satu orang. Apabila ada dua orang memiliki 40 ekor kambing,

maka zakatnya 1 ekor kambing. Jika ada tiga orang memiliki 120 ekor

kambing, maka masing-masing orang zakatnya 1 orang kambing.

Dikatakan milik bersama apabila

“Janganlah antara yang sama dipisah-pisah, dan antara yang beda

digabung-gabung hanya karena takut terkena kewajiban zakat.” [HR.

Al-Bukhari]

Ini berarti harta dua orang yang berserikat yang wajib zakat karena

penggabungan, misalnya 40 ekor kambing, masing-masing 20 ekor, maka

zakatnya seekor kambing. Harta gabungan tidak boleh dipisahkan dan

harta terpisah tidak boleh digabungkan karena khawatir mengeluarkan

zakat. Seandainya 2 orang bersaudara masing-masing memiliki 40 ekor

kambing secara terpisah maka masing-masing wajib mengeluarkan zakat

seekor kambing, tidak boleh bagi keduanya menggabungkan harta

terpisah tersebut ketika diambil zakatnya karena khawatir mengurangi

zakat yang merupakan hak orang-orang fakir dan yang lainnya.18

17 Anonim. 2011. Fiqih Zakat: Zakat Peternakan. Karya tulis yang dipublikasikan melalui ei08.files.wordpress.com/2011/04/zakat-peternakan1.docx

18 Abdul Aziz Muhammad Azzam dan Abdul Wahhab Sayyed Hawwas. Op. Cit., halaman 356-357

Kelompok 3 19

BAB III

PENUTUP

A. KESIMPULAN

1. Zakat pertanian diwajibkan berdasarkan Al-Qur’an dan Hadist yang

menganjurkan untuk menafkahkan suatu bagian tertentu dari hasil

pertanian yang diperoleh.

Syarat-syarat zakat hasil pertanian, yaitu zakat diwajibkan pada jenis biji-

bijian dan buah-buahan yang menjadi makanan pokok bagi manusia serta

dapat disimpan, hasil pertanian tersebut ditanam oleh manusia, sudah

mencapai nishab (663 kg), hasil pertanian tersebut telah sampai haul

(ketika masa panen).

Kadar zakat hasil pertanian dengan sistem non-irigasi adalah 10%,

sedangkan hasil pertanian dengan sistem irigasi adalah 5%.

2. Hewan ternak diwajibkan berdasarkan Al-Qur’an dan Hadist yang

menganjurkan untuk menafkahkan suatu bagian tertentu dari ternak yang

dimiliki.

Syarat-syarat zakat hewan ternak, yaitu hewan itu termasuk hewan yang

digembalakan, hewan ternak tersebut dimaksudkan untuk diperoleh

susunya, anaknya, dagingnya, dan tidak untuk dipekerjakan, telah

mencapai nishab (beda hewan, beda nishab), telah mencapai haul (satu

tahun).

Tiap-tiap hewan ternak yang wajib dizakatkan punya nishab yang

berbeda-beda. Misalnya kambing mulai terkena zakat jika jumlahnya

sudah 40 ekor, sapi 30 ekor, dan unta 5 ekor.

Zakat hewan ternak milik bersama nishabnya sama dengan zakat milik

satu orang.

Kelompok 3 20

B. SARAN

1. Kepada masyarakat sebaiknya lebih memahami bahwa berzakat tidak

akan membuat harta benda kita berkurang, melainkan semakin tumbuh

dan berkembang (namaa’) seperti yang telah dijanjikan oleh Allah dalam

Al-Qur’an.

2. Kepada teman-teman sekalian, ada baiknya kita semua bersama-sama

mencari informasi mengenai zakat pertanian dan ternak ataupun zakat

lainnya melalui buku, internet, atau media lainnya untuk memperluas

wawasan kita tentang zakat.

Kelompok 3 21

DAFTAR PUSTAKA

A. Buku-buku

Aziz, S. A., bin Abdullah bin Baz., 2003. Tuhfatul Ikhwan bi Ajwibatin Muhammatin Tata’allaqu bi Arkanil Islam (Tanya Jawab Tentang Rukun Islam). Diterjemahkan oleh Mudzakir Muhammad Arif. Medan: IAIN Sumatera Utara

Azzam, A. A. M., dan Abdul Wahhab Sayyed Hawwas., 2010. Fiqh Ibadah: Thaharah, Shalat, Zakat, Puasa, dan Haji. Cet. 2. Jakarta: Amzah

Daradjat, Z., 1994. Zakat Pembersih Harta dan Jiwa. Cet. 6. Jakarta: CV Ruhama

Jamaluddin, S., 2013. Kuliah Fiqh Ibadah. Cet. 3. Yogyakarta: LPPI UMY

B. Karya Tulis

Anonim. 2011. Fiqih Zakat: Zakat Peternakan. Karya tulis yang dipublikasikan melalui ei08.files.wordpress.com/2011/04/zakat-peternakan1.docx

C. Website/Situs Internet

Kholid Syamhudi. 2013. “Syarat-Syarat Wajib Zakat Mal”, melalui http://almanhaj.or.id/content/3672/slash/0/syarat-syarat-wajib-zakat-mal/, diakses tanggal 14 November 2014, jam 20:33 WIB

Marhamar Saleh. 2009. “Panduan Zakat”, melalui http://marhamahsaleh.files.wordpress.com/2009/09/panduan-zakat.pdf, diakses tanggal 14 November 2014, jam 21:13 WIB

Meria Susanti. 2012. “Zakat Hewan atau Binatang Ternak dan Cara Perhitungannya”, melalui http://meriasusanti.blogspot.com/2012/03/zakat-hewan-atau-binatang-ternak-dan.html, diakses tanggal 14 November 2014, jam 19:34 WIB

Kelompok 3 22


Recommended