Download docx - MAKALAH ENSEFALITIS

Transcript
Page 1: MAKALAH ENSEFALITIS

DISUSUN OLEH : MASRIBUANA TUNGGAL DEWI

NIM :01310053

RUMAH SAKIT CAMATHA SAIDYAH JL. JEND. A. YANI NO. 8 MUKAKUNING, KOTA BATAM 29433

TELP. (08778) 371003, FAX. (0877) 371001 AMBULACE TELP (0877) 371374

DAFTAR ISI

Page 2: MAKALAH ENSEFALITIS

Daftar isi i

Kata pengantar ii

BAB I : pendahuluan 1

Latar belakang 1.1

Pengertian dan tujuan1.11

BAB II : pembahasan 2

definisi ensefalitis 2.1

etiologi 2.2

tanda dan gejala 2.3

patofisiologi 3

pathogenesis 3.1

epidemologi 3.2

manifestasi klinik 4

penatalaksanaan 4.1

diagnosis 4.2

gejala sisa dan komplikasi 4.3

prognosis 5

BAB III : PENUTUP

Kesimpulan 6

Saran 7

DAFTAR PUSTAKA8

KATA PENGANTAR

Page 3: MAKALAH ENSEFALITIS

Assalamu’alaium Wr. Wb.

Alhamdulilllah kami panjatkan puji syukur kehadirat Allah SWT yang telah memberikan

kesempatan pada penulis untuk dapat melaksanakan dan menyelesaikan makalah ini.

Penulis menyadari bahwa dalam makalah ini masih banyak kekurangan dan

ketidaksempurnaan karena keterbatasan data dan pengetahuan penulis serta waktu yang

ada saat ini, dengan rendah hatipenulis makalah ini mengharap kritik dan saran yang

membangun dari kalangan pembimbing untuk kesempurnaan makalah yang kami kerjakan

ini.

Selanjutnya, kami mengucapkan terima kasih yang sebanyak-banyaknya kepada semua

pihak, terutama kepada pembimbing. Terlepas dari semua kekurangan penulisan maklah

ini, baik dalam susunan dan penulisanya yang salah, penulis memohon maaf dan berharap

semoga penulisan makalas ini bermanfaat khususnya kepada kami selaku penulis dan

umumnya kepada pembaca yang budiman.

Akhirnya, semoga Allah senantiasa meberikan rahmat dan hidayah-Nya kepada siapa saja

yang mencintai pendidikan. Amin Ya Robbal Alamin.

Wassalamu’alaikum Wr.Wb.

Batam,February, 2012.

Penulis

MASRIBUANA TUNGGAL DEWI

BAB I

Page 4: MAKALAH ENSEFALITIS

PENDAHULUAN

1.1 LATAR BELAKANG

1 Ensefalitis adalah jaringan otak yang dapat disebabkan oleh bakteri,cacing, protozoa,

jamur, ricketsia atau virus.Ensefalitis Arbovirus adalah infeksi otak yang berat yang

disebabkan oleh salah satu dari beberapa jenis virus.Infeksi ensefalitis virus yang paling

sering terjadi di Amerika dan ditularkan melalui gigitan serangga adalah : Ensefalitis

Ekuin Barat, Ensefalitis Ekuin Timur, Ensefalitis Santa Louis, Ensefalitis Kalifornia.

2. Ensefalitis Ekuin Barat terjadi di seluruh Amerika dan menyerang semua umur, tetapi

terutama menyerang anak usia dibawah 1 tahun.Ensefalitis Ekuin Timur terjadi terutama

di Amerika bagian timur, terutama menyerang anak-anak yang sangat muda dan diatas

usia 55 tahun, dan lebih fatal.Kedua jenis ensefalitis tersebut, cenderung lebih berat pada

anak dibawah 1 tahun, menyebabkan kerusakan saraf atau otak yang menetap.

3. Wabah ensefalitis Santa Louis pernah terjadi di seluruh Amerika, terutama di Teksas dan

beberapa negara bagian barat-tengah. Resiko kematian terbesar ditemukan pada orang

yang lebih tua.Virus kelompok Kalifornia terdiri dari : virus Kalifornia (banyak

ditemukan di AS barat), virus La Crosse (di AS barat-tengah),virus Jamestown Canyon

(di New York).

Ketiga virus ini terutama menyerang anak-anak. Di bagian dunia yang lain, arbovirus

yang berbeda tetapi masih berhubungan, menyebabkan ensefalitis yang ditularkan secara

periodik dari alamkepadamanusia.

Penyakit-penyakit tersebut adalah: Ensefalitis Ekuin Venezuela, Ensefalitis Jepan

Ensefalitis Musim Panas-Musim Semi Rusia dan Ensefalitis lainnya yang dinamai sesuai

daerah geografis dimana mereka terjadi. Satu dari infeksi arbovirus penting yang paling

dikenal dan bersejarah adalah demam kuning (yellow fever).

4. Demam kuning adalah penyakit virus yang disebarkan oleh nyamuk, menyebabkan

demam, perdarahan dan sakitkuning,Bisa berakibat fatal.

Penyakit ini banyak ditemukan di Afrika Tengah dan Amerika Tengah dan

Selatan.Demam dengue merupakan infeksi arbovirus yang terjadi di seluruh dunia, baik

di daerah tropik maupun subtropik. Infeksi ini disebarkan oleh nyamuk, menyebabkan

demam, pembesaran kelenjar getah bening dan perdarahan. Bisa terjadi nyeri otot dan

persendian yang hebat dan kadang-kadang disebut demam tulang-retak (breakbone fever).

Bisa berakibat fatal. Lebih sering menyerang anak dibawah usia 10 tahun, dan infeksi

berulang dengan jenis virus yang berbeda bisa terjadi padatahunberikutnya.

Page 5: MAKALAH ENSEFALITIS

Virus penyebab ensefalitis disebarkan oleh nyamuk jenis tertentu yang ditemukan di

daerah geografistertentu.

Penyakit ini merupakan endemis (terus menerus ada), tetapi wabah terjadi secara periodik

bila jumlah binatang yang terinfeksi bertambah.Pada manusia terjadi secara kebetulan.

5. Melihat banyaknya kasus ensefalitis yang disebabkan oleh berbagai macam

mikroorganisme yang dapat menyerang pada semua umur terutama pada anak- anak maka

penulis tertarik untuk  mengangkat permasalahan ini sebagai bahan makalah.

1.2. PENGERTIAN DAN TUJUAN

Makalah ensefalitis adalah panduan/acuan yang dapat berfungsi sebagai sumber informasi

dan petunjuk tentang ensefalitis, yang dapat bermamfaat bagi semua instansi kesehatan di

Indonesia, sehingga dapat tercapainya pelayanan kesehatan, skaligus bertambahnya

tingkat pengetahuan petugas medis dan masarakat umum.

BAB II

Page 6: MAKALAH ENSEFALITIS

2.1 DEFINISI

Ensefalitis adalah infeksi yang mengenai CNS yang disebabkan oleh virus atau mikro

organisme lain yang non purulent.

Ensefalitis adalah infeksi jaringan otak oleh berbagai macam mikroorganisme (Hassan,

1997). Pada ensefalitis terjadi peradangan jaringan otak yang dapat mengenai selaput

pembungkus otak dan medula spinalis.

Ensefalitis adalah infeksi jaringan otak oleh berbagai macam mikro-organisme (Anonim,

1985). Ensefalitis ditegakkan melalui pemeriksaan mikroskopis jaringan otak. Dalam

prakteknya di klinik, diagnosis sering dibuat berdasarkan manifestasi-manifestasi

neurologis dan temuan-temuan epidemiologis, tanpa bahan histologis. (Nelson, 1992).

2.2 ETIOLOGI

I. Infeksi-infeksi Virus

A. Penyebaran hanya dari manusia ke manusia

1. Gondongan

Sering, kadang-kadang bersifat ringan.

2. Campak

Dapat memberikan sekuele berat.

3. Kelompok virus entero

Sering pada semua umur, keadaannya lebih berat pada neonatus.

4. Rubela

Jarang; sekuele jarang, kecuali pada rubela kongenital

5. Kelompok Virus Herpes

a. Herpes Simpleks (tipe 1 dan 2) : relatif sering; sekuele sering ditemukan pada neonatus

menimbulkan kematian.

b. Virus varicela-zoster; jarang; sekuele berat sering ditemukan.

c. Virus sitomegalo-kongenital atau akuista : dapat memberikan sekuele lambat pada

CMV kongenital

d. Virus EB (mononukleosis infeksiosa) : jarang

6. Kelompok virus poks

Vaksinia dan variola ; jarang, tetapi dapat terjadi kerusakan SSP berat.

Page 7: MAKALAH ENSEFALITIS

B. Agen-agen yang ditularkan oleh antropoda

- Virus arbo : menyebar ke manusia melalui nyamuk

- Caplak : epidemi musiman tergantung pada ekologi vektor serangga.

C. Penyebaran oleh mamalia berdarah panas.

- Rabies : saliva mamalia jinak dan liar

- Virus herpes Simiae (virus “B”) : saliva kera

- Keriomeningitis limfositik : tinja binatang pengerat

II. Infeksi-infeksi Non virus

A. Riketsia

Komponen ensefalitik dari vaskulitis serebral.

B. Mycoplasma pneumoniae

Terdapat interval beberapa hari antara gejala tuberculosis dan bakteri lain; sering

mempunyai komponen ensefalitik.

C. Bakteri

Tuberculosa dan meningitis bakteri lainnya; seringkali memiliki komponen-komponen

ensefalitis.

D. Spirochaeta

Sifilis, kongenital atau akuisita; leptospirosis

E. Jamur

Penderita-penderita dengan gangguan imunologis mempunyai resiko khusus;

kriptokokosis; histoplasmosis;aspergilosis, mukor mikosis, moniliosis;

koksidioidomikosis

F. Protozoa

Plasmaodium Sp; Tyypanosoma Sp; naegleria Sp; Acanthamoeba; Toxoplasma gondii.

G. Metazoa

Trikinosis; ekinokokosis; sistiserkosis; skistosomiasis.

III. Parainfeksiosa-pascainfeksiosa, alergi

Penderita-penderita dimana agen-agen infeksi atau salah satu komponennya berperan

sebagai etiologi penyakit, tetapi agen-agen infeksinya tidak dapat diisolasi secara utuh in

vitro dari susunan syaraf. Diduga pada kelompok ini, kompleks antigen-antibodi yang

diperantarai oleh sel dan komplemen, terutama berperan penting dalam menimbulkan

kerusakan jaringan.

A. Berhubungan dengan penyakit-penyakit spesifik tertentu (Agen ini dapat pula

secara langsung menyebabkan kerusakan SSP)

Page 8: MAKALAH ENSEFALITIS

- Campak

- Rubela

- Pertusis

- Gondongan

- Varisela-zoster

- Influenza

- Mycoplas,a pneumoniae

- Infeksi riketsia

- Hepatitis

B. Berhubungan dengan vaksin

- Rabies

- Campak

- Influenza

- Vaksinis

- Pertusis

- Yellow fever

- Typhoid

IV. Penyakit-penyakit virus manusia yang lambat.

Semakin banyak bukti yang menunjukkan bahwa berbagai virus yang didapatkan pada

awal masa kehidupan, yang tidak harus disertai dengan penyakit akut, sedikit banyak ikut

berperan sebagian pada penyakit neurologis kronis di kemudian hari :

- Panensefalitis sklerosis sub akut (PESS); campak; rubela

- Penyakit Jakob-Crevtzfeldt (ensefalitis spongiformis)

- Leukoensefalopati multifokal progresif

V. Kelompok kompleks yang tidak diketahui

Contoh : Sindrom Reye, Ensefalitis Von Economo, dan lain-lain (Nelson, 1992).

Bakteri penyebab ensefaliti supuratif akut adalah Staphylococcus aureus, streptokok,

E.coli,M.tuberculosa dan T.pallidum.Tiga bakteri yang pertama merupakan penyebab

ensefalitis bakterial akut yang menimbulkan pernanahan pada korteks serebri sehingga

terbentuk abses serebri.Ensefalitis bakterial akut sering disebut ensefalitis supuratif akut.

Di bagian dunia yang lain, arbovirus yang berbeda tetapi masih berhubungan,

menyebabkan ensefalitis yang ditularkan secara periodik dari alam kepada manusia.

Penyakit-penyakit tersebut adalah : Ensefalitis Ekuin Venezuela, Ensefalitis Jepang,

Page 9: MAKALAH ENSEFALITIS

Ensefalitis Musim Panas-Musim Semi Rusia dan Ensefalitis lainnya yang dinamai sesuai

daerah geografis dimana mereka terjadi. Satu dari infeksi arbovirus penting yang paling

dikenal dan bersejarah adalah demam kuning (yellow fever).

Demam kuning adalah penyakit virus yang disebarkan oleh nyamuk, menyebabkan

demam , perdarahan dan sakitkuning .Bisa berakibatfatal.

Penyakit ini banyak ditemukan di Afrika Tengah dan Amerika Tengah dan Selatan.

Demam dengue merupakan infeksi arbovirus yang terjadi di seluruh dunia, baik di daerah

tropik maupun subtropik.

Infeksi ini disebarkan oleh nyamuk, menyebabkan demam, pembesaran kelenjar getah

bening dan perdarahan.

Bisa terjadi nyeri otot dan persendian yang hebat dan kadang-kadang disebut demam

tulang-retak(breakbonefever).

Bisa berakibat fatal. Lebih sering menyerang anak dibawah usia 10 tahun, dan infeksi

berulang dengan jenis virus yang berbeda bisa terjadi pada tahun berikutnya.

2.3 TANDA DAN GEJALA

1. Demam.

2. Sakit kepala dan biasanya pada bayi disertai jeritan.

3. Pusing.

4. Muntah.

5. Nyeri tenggorokan.

6. Malaise.

7. Nyeri ekstrimitas.

8. Pucat.

9. Halusinasi.

10. Kaku kuduk.

11. Kejang.

12. Gelisah

13. Iritable.

14. Gangguan kesadaran.

3. PATOFISIOLOGI

Page 10: MAKALAH ENSEFALITIS

Rangkaian peristiwa yang terjadi berbeda-beda, sesuai dengan agen penyakit dan pejamu.

Pada umumnya virus ensefalitis termasuk sistem limfatik, baik berasal dari menelan

enterovirus akibat gigitan nyamuk atau serangga lain. Didalam sistem limfatik ini terjadi

perkembangbiakan dan penyebaran ke dalam aliran darah yang mengakibatkan infeksi

pada beberapa organ. Pada stadium ini (fase ekstraneural), ditemukan penyakit demam

nonpleura, sistemis, tetapi jika terjadi perkembangbiakan lebih lanjut dalam organ yang

terserang, terjadi pembiakan dan penyebaran virus sekunder dalam jumlah besar. Invasi

ke susunan saraf pusat akan diikuti oleh bukti klinis adanya penyakit neurologis.

Kemungkinan besar kerusakan neurologis disebabkan oleh (1) invasi langsung dan

destruksi jaringan saraf oleh virus yang berproliferasi aktif atau (2) reaksi jaringan saraf

terhadap antigen-antigen virus. Perusakan neuron mungkin terjadi akibat invasi langsung

virus, sedangkan respon jaringan pejamu yang hebat mungkin mengakibatkan

demielinisasi, kerusakan pembuluh darah dan perivaskular. Kerusakan pembuluh darah

mengakibatkan gangguan peredaran darah dan menimbulkan tanda-tanda serta gejala-

gejala yang sesuai. Penentuan besarnya kerusakan susunan syaraf pusat yang ditimbulkan

langsung oleh virus dan bagaimana menggambarkan banyaknya perlukaan yang

diperantarai oleh kekebalan, mempunyai implikasi teraupetik; agen-agen yang membatasi

multiplikasi virus diindikasikan untuk keadaan pertama dan agen-agen yang menekan

respons kekebalan selular pejamu digunakan untuk keadaan lain. (Nelson, 1992).

Pada ensefalitis bakterial, organisme piogenik masuk ke dalam otak melalui peredaran

darah, penyebaran langsung, komplikasi luka tembus. Penyebaran melalui peredaran

darah dalam bentuk sepsis atau berasal dari radang fokal di bagian lain di dekat otak.

Penyebaran langsung dapat melalui tromboflebitis, osteomielitis, infeksi telinga bagian

tengah dan sinus paranasalis.

Mula-mula terjadi peradangan supuratif pada jaringan otak. Biasanya terdapat di bagian

substantia alba, karena bagian ini kurang mendapat suplai darah. Proses peradangan ini

membentuk eksudat, trombosis septik pada pembuluh-pembuluh darah dan agregasi

leukosit yang sudah mati.

Di daerah yang mengalami peradangan tadi timbul edema, perlunakan dan kongesti

jaringan otak disertai peradangan kecil. Di sekeliling abses terdapat pembuluh darah dan

infiltrasi leukosit. Bagian tengah kemudian melunak dan membentuk ruang abses. Mula-

mula dindingnya tidak begitu kuat, kemudian terbentuk dinding kuat membentuk kapsul

yang konsentris. Di sekeliling abses terjadi infiltrasi leukosit PMN, sel-sel plasma dan

limfosit. Abses dapat membesar, kemudian pecah dan masuk ke dalam ventrikulus atau

Page 11: MAKALAH ENSEFALITIS

ruang subarakhnoid yang dapat mengakibatkan meningitis. (Harsono, 1996). Proses

radang pada ensefalitis virus selain terjadi jaringan otak saja, juga sering mengenai

jaringan selaput otak. Oleh karena itu ensefalitis virus lebih tepat bila disebut sebagai

meningo ensefalitis. (Arif, 2000)

Virus-virus yang menyebabkan parotitis, morbili, varisela masuk ke dalam tubuh melalui

saluran pernafasan. Virus polio dan enterovirus melalui mulut, VHS melalui mulut atau

mukosa kelamin, virus yang lain masuk ke tubuh melalui inokulasi seperti gigitan

binatang (rabies) atau nyamuk. Bayi dalam kandungan mendapat infeksi melalui plasenta

oleh virus rubella atau CMV. Virus memperbanyak diri secara lokal, terjadi viremia yang

menyerang SSP melalui kapilaris di pleksus koroideus. Cara lain ialah melalui saraf

perifer (gerakan sentripetal) misalnya VSH, rabies dan herpes zoster.

Pertumbuhan virus berada di jaringan ekstraneural (usus, kelenjar getah bening,

poliomielitis) saluran pernafasan atas mukosa gastrointestinal (arbovirus) dan jaringan

lemak (coxackie, poliomielitis, rabies, dan variola). Di dalam SSP virus menyebar secara

langsung atau melalui ruang ekstraseluler.

Pada ensefalitis terdapat kerusakan neuron kemudian terjadi intracellular inclusion

bodies, peradangan otak dan medulla spinalis serta edema otak. Terdapat juga peradangan

pada pembuluh-pembuluh darah kecil, trombosis dan proliferasi astrosit dan mikroglia.

Neuron yang rusak dimakan oleh makrofag disebut neurofagia yang khas bagi ensefalitis

primer. (Harsono, 1996).

Kemampuan dari beberapa virus untuk tinggal tersembunyi (latent) merupakan hal yang

penting pada penyakit sistem saraf oleh virus. Virus herpes simplek dan herpes zoster

dapat tinggal latent di dalam sel tuan rumah pada sistem saraf untuk dapat kembali aktif

berbulan-bulan atau bertahun-tahun setelah infeksi pertama. (Khumer, 1987).

Patofisiologi Ensefalitis

Page 12: MAKALAH ENSEFALITIS

3.1. PATOGENESIS

Pada ensefalitis supuratif akut, peradangan dapat berasal dari radang, abses didalam

paru, bronkiektasis, empiema, osteomielitis tengkorak, fraktur terbuka, trauma tembus

otak,atau penjalaran langsung kedalam otak dari otitis media, mastoiditis,sinusitis.

Akibat proses ensefalitis supuratif akut ini akan terbentuk abses serebri yang biasanya

terjadi di substansia alba karena pendarahan disini kurang intensif dibandingkan dengan

substansia grisea.Reaksi dini jaringan otak terhadap kuman yang bersarang adalah edema

dan kongesti yang disusul dengan perlunakan dan pembentukan nanah.Fibroblas sekitar

pembuluh darah bereaksi dengan proliferasi.Astroglia juga ikut dan membentuk

kapsul.Bila kapsul ini pecah, nanah masuk ke ventrikel dan menimbulkan kematian.

    Virus masuk tubuh pasien melalui kulit,saluran nafas dan saluran cerna.setelah

masuk ke dalam tubuh,virus akan menyebar ke seluruh tubuh dengan beberapa cara:

  Setempat:virus alirannya terbatas menginfeksi selaput lendir permukaan atau organ

tertentu.                                                               

  Penyebaran hematogen primer:virus masuk ke dalam darah

Kemudian menyebar ke organ dan berkembang biak di organ tersebut.

Page 13: MAKALAH ENSEFALITIS

3.2. EPIDEMIOLOGI

Karena terdapat banyak penyebab ensefalitis, maka tidak terdapat pola epidemiologi yang

sama. Tetapi sebagian besar kasus yang terjadi pada musim panas dan musim gugur,

mencerminkan adanya virus arbo dan virus entero sebagai etiologi. Ensefalitis yang

disebabkan karena virus arbo terjadi dalam bentuk epidemik, dengan batas wilayah yang

ditentukan oleh batas vektor nyamuk serta prevalensi binatang reservoar alamiah.

Kasus-kasus enesefalitis yang sporadis dapat terjadi setiap musim, pertimbangan

epidemiologis yang harus ditinjau ulang dalam usaha mencari agen penyebab meliputi

wilayah geografis, iklim, pemaparan oleh binatang, air, manusia, dan bahan makanan,

tanah, manusia, dan faktor-faktor hospes (Nelson, 1992).

Angka kematian untuk ensefalitis berkisar antara 35-50%. Dari penderita yang hidup, 20-

40% mempunyai komplikasi atau gejala sisa (Anonim, 1985).

4. MANISFESTASI KLINIK

Meskipun penyebabnya berbeda, gejala klinis ensefalitis lebih kurang sama dan khas

sehingga dapat digunakan sebagai kriteria diagnostik. Secara umum gejala berupa trias

ensefalitis yang terdiri dari demam, kejang dan kesadaran menurun. (Arif, 2000).

Setelah masa inkubasi kurang lebih 5-10 hari akan terjadi kenaikan suhu yang mendadak,

seringkali terjadi hiperpireksia, nyeri kepala pada anak besar, menjerit pada anak kecil.

Ditemukan tanda perangsangan SSP (koma, stupor, letargi), kaku kuduk, peningkatan

reflek tendon, tremor, kelemahan otot dan kadang-kadang kelumpuhan (Kempe, 1982).

Manifestasi klinik ensefalitis bakterial, pada permulaan terdapat gejala yang tidak khas

seperti infeksi umum, kemudian timbul tanda-tanda peningkatan tekanan intrakranial

yaitu nyeri kepala, muntah-muntah, nafsu makan tidak ada, demam, penglihatan kabur,

kejang umum atau fokal dan kesadaran menurun. Gejala defisit nervi kranialis,

hemiparesis, refleks tendon meningkat, kaku kuduk, afasia, hemianopia, nistagmus dan

ataksia (Harsono, 1996).

Penyebab kelainan neurologis (defisit neurologis) adalah invasi dan perusakan langsung

pada jaringan otak oleh virus yang sedang berkembang biak; reaksi jaringan saraf

terhadap antigen virus yang akan berakibat demielinisasi, kerusakan vaskular, dan

paravaskular; dan karena reaksi aktivasi virus neurotropik yang bersifat laten. (Arif,

2000).

Pada ensefalitis viral gejala-gejala awal nyeri kepala ringan, demam, gejala infeksi

Page 14: MAKALAH ENSEFALITIS

saluran nafas atas atau gastrointestinal selama beberapa hari kemudian muncul tanda-

tanda radang SSP seperti kaku kuduk, tanda kernig positif, gelisah, lemah dan sukar tidur.

Defisit neurologik yang timbul bergantung pada tempat kerusakan. Selanjutnya kesadaran

mulai menurun sampai koma, dapat terjadi kejang fokal atau umum, hemiparesis,

gangguan koordinasi, kelainan kepribadian, disorientasi, gangguan bicara dan gangguan

mental (Harsono, 1996).

Temuan-temuan klinis pada ensefalitis ditentukan oleh (1) berat dan lokalisasi anatomis

susunan saraf yang terlihat (2) patogenesitas agen yang menyerang (3) kekebalan dan

mekanisme reaktif lain penderita (Nelson 1992).

4.1. PENATALAKSANAAN

           Penatalaksanaan Medis

Pada ensefalitis supuratif akut diberikan amphisilin 4x 3-4 g dan kloramfenikol 4x1 

g per 24 jam intravena,selama 10 hari.Steroid dapat diberikan untuk mengurangi edema

otak.Bila abses tunggal dan dapat dicapai dengan cara operasi sebaiknya dibuka dan

dibersikan tetapi bila multipel, yang di operasi ialah yang terbesar dan mudah di capai.

           Penatalaksanaan Penunjang

Pemeriksaan penunjang yang dilakukan pada kasus ensefalitis supuratif akut adalah

pemeriksaan yang biasa di lakukan pada kasus- kasus infeksi lainnya.Disamping itu

banyak juga di lakukan pemeriksaan elektroensefalogram (EEG),foto rontgen kepala, bila

mungkin CT-Scan otak, atau arteriografi.Pungsi lumbal tidak di lakukan bila terdapat

edema papil.Bila di lakukan pemeriksaan cairan serebrospinal maka dapat di peroleh hasil

berupa peningkatan intrakranial, pleiositosis polinuklearis,jumlah protein yang lebih besar

dari pada normal, dan kadar klorida dan glukosa dalam batas- batas normal.

4.2 DIAGNOSIS

Diagnosis pasti untuk ensefalitis ialah berdasarkan pemeriksaan patologi anatomi jaringan

otak. Scara praktis diagnostik dibuat berdasarkan manifestasi neurologik dan informasi

Page 15: MAKALAH ENSEFALITIS

epidemiologik (komite Medik RSUP Dr. Sadjito, 2000).

Hal-hal penting dalam menegakkan diagnosis ensefalitis adalah :

1. Panas tinggi, nyeri kepala hebat, kaku kuduk, stupor, koma, kejang dan gejala-gejala

kerusakan SSP.

2. Pada pemeriksaan cairan serebro spinal (CSS) terdapat pleocytosis dan sedikit

peningkatan protein (normal pada ESL).

3. Isolasi virus dari darah, CSS atau spesimen post mortem (otak dan darah)

4. Identifikasi serum antibodi dilakukan dengan 2 spesimen yang diperoleh dalam 3-4

minggu secara terpisah (Kempe, 1982).

Sebaiknya diagnosis ensefalitis ditegakkan dengan :

a. Anamnesis yang cermat, tentang kemungkinan adanya infeksi akut atau kronis,

keluhan, kemungkinan adanya peningkatan tekanan intra kranial, adanya gejala, fokal

serebral/serebelar, adanya riwayat pemaparan selama 2-3 minggu terakhir terhadap

penyakit melalui kontak, pemaparan dengan nyamuk, riwayat bepergian ke daerah

endemik dan lain-lain (Nelson, 1992)

b. Pemeriksaan fisik/neurologik, perlu dikonfirmasikan dengan hasil anamnesis dan

sebaliknya anamnesis dapat diulang berdasarkan hasil pemeriksaan.

- Gangguan kesadaran

- Hemiparesis

- Tonus otot meninggi

- Reflek patologis positif

- Reflek fiisiologis menningkat

- Klonus

- Gangguan nervus kranialis

- Ataksia (Komite Medik RSUP Dr. Sarjito, 2000)

Page 16: MAKALAH ENSEFALITIS

c. Pemeriksaan laboratorium

• Pungsi lumbal, untuk menyingkirkan gangguan-gangguan lain yang akan memberikan

respons terhadap pengobatan spesifik. Pada ensefalitis virus umumnya cairan serebro

spinal jernih, jumlah lekosit berkisar antara nol hingga beberapa ribu tiap mili meter

kubik, seringkali sel-sel polimorfonuklear mula-mula cukup bermakna (Nelson, 1992).

Kadar protein meningkat sedang atau normal, kadar protein mencapai 360 mg% pada

ensefalitis yang disebabkan virus herpes simplek dan 55 mg% yang disebabkan oleh

toxocara canis . Kultur 70-80 % positif dan virus 80% positif (Komite Medik RSUP Dr.

Sardjito, 2000).

• Darah

- Al (angka lekosit) : normal/meninggi tergantung etiologi

- Hitung jenis : normal/dominasi sel polimorfenuklear

- Kultur : 80-90 % positif (Komite Medik RSUP Dr. Sardjito, 2000)

d. Pemeriksaan pelengkap

• Isolasi virus

Virus terdapat hanya dalam darah pada infeksi dini. Biasanya timbul sebelum munculnya

gejala. Virus diisolasi dari otak dengan inokulasi intraserebral mencit dan diidentifikasi

dengan tes-tes serologik dengan antiserum yang telah diketahui.

• Serologi

Antibodi netralisasi ditemukan dalam beberapa hari setelah timbulnya penyakit. Dalam

membuat diagnosis perlu untuk menentukan kenaikan titer antibodi spesifik selama

infeksi diagnosis serologik menjadi sukar bila epidemi yang disebabkan oleh salah satu

anggota golongan serologik terjadi pada daerah dimana anggota golongan lain endemik

atau bila individu yang terkena infeksi, sebelumnya pernah terkena infeksi virus arbo

yang mempunyai hubungan dekat. Dalam keadaan tersebut, diagnostik etiologik secara

Page 17: MAKALAH ENSEFALITIS

pasti tidak mungkin dilakukan (Jawetz, 1991).

• EEG

• CT scan kepala

4.3 GEJALASISA DAN KOMPLIKASI

Gejala sisa maupun komplikasi karena ensefalitis dapat melibatkan susunan saraf pusat

dapat mengenai kecerdasan, motoris, psikiatris, epileptik, penglihatan dan pendengaran,

sistem kardiovaskuler, intraokuler, paru, hati dan sistem lain dapat terlibat secara menetap

(Nelson, 1992).

Gejala sisa berupa defisit neurologik (paresis/paralisis, pergerakan koreoatetoid),

hidrosefalus maupun gangguan mental sering terjadi (Harsono, 1996). Komplikasi pada

bayi biasanya berupa hidrosefalus, epilepsi, retardasi mental karena kerusakan SSP berat

(Kempe, 1982).

5.PROGNOSIS

Prognosis bergantung pada kecepatan dan ketepatan pertolongan. Disamping itu perlu

dipertimbangkan pula mengenai kemungkinan penyulit yang dapat muncul selama

perawatan. Edema otak dapat sangat mengancam kehidupan penderita.

Prognosis jangka pendek dan panjang sedikit banyak bergantung pada etiologi penyakit

dan usia penderita. Bayi biasanya mengalami penyulit dan gejala sisa yang berat.

Ensefalitis yang disebabkan oleh VHS memberi prognosis yang lebih buruk daripada

pognosis virus entero (Nelson, 1992).

Kematian karena ensefalitis masih tinggi berkisar antara 35-50 %. Dari penderita yang

hidup 20-40% mempunyai komplikasi atau gejala sisa. Penderita yang sembuh tanpa

kelainan neurologis yang nyata dalam perkembangan selanjutnya masih menderita

retardasi mental, epilepsi dan masalah tingkah laku (Anonim, 1985).

Page 18: MAKALAH ENSEFALITIS

BAB III

PENUTUP

6.KESIMPULAN

Ensefalitis adalah peradangan pada jaringan otak yang dapat disebabkan oleh berbagai

macam mikroorganisme(bakteri, cacing, protozoa, jamur, ricketsia atau virus). Bakteri

penyebab ensefaliti supuratif akut adalah Staphylococcus aureus, streptokok,

E.coli,M.tuberculosa dan T.pallidum.Tiga bakteri yang pertama merupakan penyebab

ensefalitis bakterial akut yang menimbulkan pernanahan pada korteks serebri sehingga

terbentuk abses serebri.Ensefalitis bakterial akut sering disebut ensefalitis supuratif akut.

Secara umum, gejala berupa trias ensefalitis yang terdiri dari demam, kejang, dan

kesadaran menurun.Pada ensefalitis supuratif akut yang berkembang menjadi abses serebri,

akan timbul gejala-gejala sesuai dengan proses patologik yang terjadi di otak.Gejala-gejala

tersebut ialah gejala-gejala infeksi umum, tanda- tanda meningkatya tekanan intrakranial

yaitu nyeri kepala yang kronik progresif, muntah, penglihatan kabur, kejang, kesadaran

menurun.Pada pemeriksaan mungkin terdapat edema papil.Tanda- tanda defisit neurologis

tergantung pada lokasi dan luas abses.

Pemeriksaan yang dilakukan pada kasus ensefalitis supuratif akut adalah pemeriksaan

yang biasa di lakukan pada kasus- kasus infeksi lainnya.Disamping itu banyak juga di

lakukan pemeriksaan elektroensefalogram (EEG),foto rontgen kepala, bila mungkin CT-Scan

otak, atau arteriografi.Pungsi lumbal tidak di lakukan bila terdapat edema papil.Bila di

lakukan pemeriksaan cairan serebrospinal maka dapat di peroleh hasil berupa peningkatan

intrakranial, pleiositosis polinuklearis,jumlah protein yang lebih besar dari pada normal, dan

kadar klorida dan glukosa dalam batas- batas normal.

7.SARAN

            Ensefalitis supuratif akut merupakan suatu penyakit peradangn yang disebabkan oleh

berbagai macam mikroorganisme yang dapat menyerang semua umur,maka kita harus

menjaga pola hidup yang baik.yaitu dari dalam diri sendiri maupun lingkungannya sehingga

terhindar dari berbagai macam penyakit.

Page 19: MAKALAH ENSEFALITIS

DAFTAR PUSTAKA

  1998 Laboratorium UPF Ilmu Kesehatan Anak, Pedoman Diagnosis dan Terapi,Fakultas

Kedokteran UNAIR Surabaya

  Ngastiyah, Perawatan Anak Sakit, Penerbit Buku Kedokteran EGC, Jakarta,1997.

  Rahman M, Petunjuk Tentang Penyakit, Pemeriksaan Fisik dan Laboratorium, Kelompok

Minat Penulisan Ilmiah Kedokteran Salemba, Jakarta, 1986.

  Sacharian, Rosa M, Prinsip Keperawatan Pediatrik, Edisi 2 Penerbit Buku Kedokteran

EGC, Jakarta ,1993.

  Sutjinigsih (1995), Tumbuh kembang Anak, Penerbit EGC, Jakarta.

  Arif mansjoer suprohaita,penerbit fakultas kedokteran universitas indonesia,kapita

selekta kedokteran,edisi 2 jilid 3,jakarta,2000.