Download docx - Makalah Dasar-dasar Sejarah

Transcript
Page 1: Makalah Dasar-dasar Sejarah

TUGAS SEJARAH

DASAR-DASAR DAN LANGKAH-LANGKAH PENELITIAN SEJARAH

Oleh :

TASHA ISTIQOMAH

X.1

SMA NEGERI 1 BANJARJl. K.H. Mustofa No. 1 Tlp. (0265) 741192

2012

Page 2: Makalah Dasar-dasar Sejarah

KATA PENGANTAR

Syukur alhamdulillah, merupakan satu kata yang sangat pantas penulis

ucakan kepada Allah STW, yang karena bimbingannyalah maka penulis bisa

menyelesaikan sebuah makalah yang berjudul “Dasar-dasar dan Langkah-langkah

Penelitian Sejarah”

Makalah ini dibuat dengan berbagai observasi dalam jangka waktu tertentu

sehingga menghasilkan karya yang bisa dipertanggungjawabkan hasilnya. Saya

mengucapkan terimakasih kepada pihak terkait yang telah membantu saya dalam

menghadapi berbagai tantangan dalam penyusunan makalah ini.

Saya menyadari bahwa masih sangat banyak kekurangan yang mendasar

pada makalah ini. Oleh karna itu saya mengundang pembaca untuk memberikan

kritik dan saran yang bersifat membangun untuk kemajuan ilmu pengetahuan ini.

Terima kasih, dan semoga makalah ini bisa memberikan sumbangsih

positif bagi kita semua

Banjar, November 2012

"Penulis"

Dasar-dasar Penelitian Sejarah i

Page 3: Makalah Dasar-dasar Sejarah

DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR .............................................................................. i

DAFTAR ISI .............................................................................................. ii

BAB I PENDAHULUAN .......................................................................... 1

BAB II PEMBAHASAN ........................................................................... 2

A. Dasar-dasar Penelitian Sejarah ..................................................... 2

1 Cara Masyarakat Masa Pra-aksara Mewariskan Masa

Lampaunya .............................................................................. 2

2 Jejak Sejarah di dalam Foklor, Mitologi, Legenda, Upacara

dan Lagu ................................................................................. 3

3 Tradisi Sejarah pada Masyarakat Masa Aksara ...................... 5

4 Perkembangan Penulisan Sejarah Indonesia ........................... 9

B. Langkah-langkah Dasar-dasar Penelitian Sejarah ........................ 12

1. Pemilihan Topik ...................................................................... 12

2. Pengumpulan Data/ Sumber ................................................... 13

3. Verifikasi ................................................................................ 14

4. Interpretasi .............................................................................. 15

5. Historiografi ............................................................................ 15

BAB III PENUTUP ................................................................................... 17

DAFTAR PUSTAKA

Dasar-dasar Penelitian Sejarah ii

Page 4: Makalah Dasar-dasar Sejarah

BAB I

PENDAHULUAN

Seseorang yang akan melakukan penelitian sejarah harus memahami

metode sejarah. Metode sejarah adalah proses menguji dan menganalisa secara

kritis rekaman dari peninggalan masa lampau. Metode tersebut terdiri dari

serangkaian langkah atau prosedur yang harus ditempuh oleh si peneliti dalam

melakukan penelitiannya agar dapat berlangsung secara objektif. Dengan

demikian metode sejarah dipandang sebagai alat atau sarana bagi peneliti untuk

melaksanakan penelitian dan penulisan sejarah.

Penelitian sejarah dapat dilihat dari segi perspektif sejarah/historis, serta

waktu terjadinya fenomena-fenomena yang diselidiki. Banyak ahli yang

mempersamakan metode sejarah dengan metode dokumenter, karena dalam

metode sejarah banyak data yang didasarkan pada dokumen-dokumen. Metode

sejarah tidak sama dengan metode dokumenter, karena metode dokumenter dapat

saja mengenai masalah maslah kini dan tidak perlu mengenai masalah lalu.

Penelitian sejarah menggunakan catatan observasi atau pengamatan catatan

observasi atau pengamatan orang lain yang tidak dapat diulang-ulang kembali.

Sejarawan Inggris E.H. Carr (dalam Gall, Gall & Borg, 2007), telah

menjawab pertanyaan “What is history?”. Sejarah adalah suatu proses interaksi

yang terus-menerus antara sejarawan dan fakta yang ada, yang merupakan dialog

tidak berujung antara masa lalu dan masa sekarang. Artinya sejarah adalah

pengetahuan yang tepat terhadap apa yang telah terjadi. Secara umum dapat

dimengerti bahwa penelitian sejarah merupakan penelaahan serta sumber-sumber

lain yang berisi informasi mengenai masa lampau dan dilaksanakan secara

sistematis. Penelitian sejarah bermaksud membuat rekontruksi masa latihan secara

sistematis dan objektif, dengan cara mengumpulkan, mengevaluasi,

mengverifikasikan serta mensintesiskan bukti-bukti untuk mendukung bukti-bukti

untuk mendukung fakta memperoleh kesimpulan yang kuat. Dimana terdapat

hubungan yang benar-benar utuh antara manusia, peristiwa, waktu, dan tempat

secara kronologis dengan tidak memandang sepotong-sepotong objek-objek yang

diobservasi.

Dasar-dasar dan Langkah-langkah Penelitian Sejarah 1

Page 5: Makalah Dasar-dasar Sejarah

BAB II

PEMBAHASAN

A. Dasar-dasar Penelitian Sejarah

1. Cara Masyarakat Masa Pra-aksara Mewariskan Masa Lampaunya

a. Salah satu fungsi sejarah adalah untuk memberikan identitas seperti

budaya, norma-norma, adat istiadat, jejak-jejak dan sejarah di masa

lampau kepada masyarakatnya.

b. Kisah sejarah sebagai pengalaman kolektif di masa lampau dapat

menjelaskan keberadaan suatu masyarakat atau tempat dianggap

penting, baik pada masa masyarakat sebelum mengenal tulisan (masa

pra-aksara) maupun sesudah mengenal tulisan (masa aksara).

c. Pada masyarakat yang belum mengenal tulisan (pra-aksara atau

prasejarah) kisah sejarah disebarluaskan secara lisan sehingga menjadi

bagian dari tradisi lisan mereka. Sebuah tradisi lisan sering kali

mengisahkan pengalaman masa lampau, yakni sejak adanya manusia

pertama di dunia.

d. Karya-karya yang disebarkan melalui tradisi lisan sering kali memuat

sesuatu yang bersifat supranatural, di luar jangkauan pemikiran

manusia. Dalam karya-karya tersebut antara fakta dan imajinasi serta

fantasi bercampur baur.

e. Tradisi lisan ini diwariskan dan disebarluaskan sebagai milik bersama

dan kemudian menjadi simbol identitas bersama. Tradisi lisan ini

antara lain berupa mitos, legenda dan dongeng.

f. Cara masyarakat mewariskan masa lampaunya dengan cara:

Penuturan yakni dengan cara menuturkan kemampuan dan

pengetahuan yang dimiliki oleh masyarakat kepada generasi

penerusnya secara lisan.

Pelatihan dan peniruan yaitu pewarisan pengetahuan dan

kemampuan lewat perkataan atau perbuatan kepada generasi

Dasar-dasar dan Langkah-langkah Penelitian Sejarah 2

Page 6: Makalah Dasar-dasar Sejarah

berikutnya. Misalnya kepandaian membuat alat-alat dari batu

maupun dari besi, kepandaian berburu, memasak makanan,

beternak, bersawah, dan sebagainya.

Hasil karya yaitu pewarisan masa lampau kepada generasi

berikutnya melalui hasil karya atau budaya yang dimilikinya

sehingga pola hidup dan kehidupan masyarakat tersebut dapat

diketahui.

2. Jejak Sejarah di dalam Foklor, Mitologi, Legenda, Upacara dan Lagu

1. Foklor ialah sebagian kebudayaan manusia (kolektif) yang diwariskan

secara turun-temurun, baik dalam bentuk lisan maupun gerak isyarat.

Ciri-ciri Foklor:

Penyebaran dan pewarisannya biasanya dilakukan secara lisan.

Anonim (penciptanya tidak diketahui).

Menjadi milik bersama dari masyarakat (kolektif) tertentu.

Bersifat tradisional, yakni disebarkan dalam bentuk relatif tetap

atau standar.

Hadir dalam versi-versi bahkan variasi yang berbeda.

Bentuk-bentuk Foklor

a. Foklor lisan adalah foklor yang berbentuk murni lisan, antara lain:

ungkapan tradisional, seperti peribahasa/pepatah.

puisi rakyat seperti pantun.

bahasa rakyat seperti logat, julukan, gelar kebangsawanan, dan

sebagainya.

pertanyaan tradisional, seperti teka-teki.

cerita prosa rakyat, seperi mite, legenda dan dongeng.

b. Foklor sebagian lisan adalah foklor yang bentuknya merupakan

campuran unsur lisan dan unsur bukan lisan, seperti: kepercayaan

rakyat (takhayul), permainan rakyat, tarian rakyat, adat istiadat,

pesta rakyat, dan sebagainya.

Dasar-dasar dan Langkah-langkah Penelitian Sejarah 3

Page 7: Makalah Dasar-dasar Sejarah

c. Foklor bukan lisan (nonverbal foklor) adalah foklor yang

berbentuk bukan lisan walaupun cara pembuatannya diajarkan

secara lisan. Contohnya arsitektur rakyat, kerajinan tangan, pakaian

dan perhiasan masing-masing daerah yang berbeda-beda sesuai

dengan situasi dan kondisi setempat.

2. Legenda adalah cerita prosa rakyat yang mirip dengan mite, yang

dianggap benar-benar terjadi tetapi tidak dianggap suci. Legenda

ditokohi oleh manusia yang adakalanya mempunyai sifat-sifat luar

biasa dan sering kali juga dihubungkan dengan makhluk ajaib.

Legenda dibagi menjadi empat kelompok:

Legenda keagamaan, contohnya legenda Wali Songo.

Legenda tentang alam gaib, contohnya legenda tentang makhluk

halus seperti peri, sundel bolong, gendruwo, hantu, dan

sebagainya.

Legenda perorangan, contohnya cerita Panji, Jayaprana, Calon

Arang, dan sebagainya.

Legenda setempat, erat hubungan dengan suatu tempat, seperti

Legenda Sangkuriang, Legenda asal mula Rawa Pening, Lara

Jonggrang, dan sebagainya.

3. Mite adalah cerita prosa rakyat yang dianggap benar-benar terjadi serta

dianggap suci oleh yang empunya cerita. Mite selalu ditokohi oleh

Dewa atau makhluk setengah dewa. Contoh: Dewi Sri (Dewi padi),

Nyai Roro Kidul (Dewi Laut Selatan), Joko Tarub, Dewi

Nawangwulan dan sebagainya.

4. Upacara adat adalah rangkaian tindakan atau perbuatan yang terikat

pada aturan-aturan tertentu berdasarkan adat-istiadat, dan agama

(kepercayaan). Jenis-jenis upacara dalam masyarakat antara lain

upacara penguburan mayat, upacara pernikahan, upacara pengukuhan

kepala suku, dan sebagainya.

5. Nyanyian rakyat/lagu adalah salah satu bentuk foklor yang terdiri atas

kata-kata dan lagu yang beredar secara lisan di antara masyarakat

Dasar-dasar dan Langkah-langkah Penelitian Sejarah 4

Page 8: Makalah Dasar-dasar Sejarah

tertentu dan banyak memiliki variasi. Nyanyian rakyat/lagu memiliki

fungsi antara lain:

sebagai pelipur lara, mengiringi tarian/permainan anak-anak, dan

untuk meninabobokan;

pembangkit semangat, perjuangan;

untuk memelihara sejarah setempat.

3. Tradisi Sejarah pada Masyarakat Masa Aksara

1. Sejak zaman dulu Bangsa Indonesia sudah mengenal kehidupan

religius dan dijadikan pedoman untuk bersikap dan berperilaku dalam

menjalani hidupnya. Hampir setiap kegiatan selalu dilandasi dengan

upacara religius gaib dalam kegiatan mata pencaharian, adat istiadat

perkawinan, tata cara penguburan, selamatan-selamatan dan kebiasaan-

kebiasaan lainnya.

2. Setelah pengaruh agama masuk, banyak adat istiadat yang disesuaikan

dengan ajaran agama tersebut sehingga tidak terdapat lagi kebiasaan-

kebiasaan upacara ritual yang mencelakakan fisik.

3. Pada zaman sekarang banyak tradisi-tradisi yang dikomersilkan

menjadi sarana hiburan bagi masyarakatnya ataupun masayarakat

pendatang. Banyak tradisi-tradisi yang dijadikan atraksi wisata oleh

pemerintah daerah sebagai salah satu upaya memperkenalkan

kekayaan budaya bangsa Indonesia.

4. Ada beberapa Tradisi sejarah masyarakat di Indonesia, antara lain

wayang, upacara Labuhan, tradisi Sadranan, upacara Grebeg dan

Sekaten, Tradisi-tradisi hari raya, adat dan tata cara penguburan, adat

perkawinan, dan masih banyak lagi.

5. Pertunjukan wayang pada mulanya merupakan upacara pemujaan

arwah nenek moyang. Sebelum pertunjukan wayang dilakukan,

terlebih dahulu seorang dalang mengadakan upacara keagamaan

dengan membakar dupa dan memberikan saji. Fungsi dan peran

Dasar-dasar dan Langkah-langkah Penelitian Sejarah 5

Page 9: Makalah Dasar-dasar Sejarah

wayang sepanjang perjalanan hidupnya tidaklah tetap dan tergantung

pada kebutuhan manusia.

Perlengkapan yang perlu dipersiapkan untuk menggelar pertunjukan

wayang:

a. dalang, yaitu orang yang memainkan lakon wayang;\

b. blencong, yaitu lampu yang dipergunakan untuk memainkan

wayang dan digantungkan di muka kelir;

c. kotak penyimpan wayang;

d. keprak atau kecrek biasanya dibuat dari kayu atau logam yang akan

digerakkan oleh dalang pada waktu ada keributan dalam

peperangan;

e. kelir yang dibuat dari mori (kain katun putih) tempat dalang

menancapkan dan memainkan wayang.

f. gamelan, terbagi ke dalam tiga bagian:

rebab, celempung, yaitu alat musik pakai senar

suling, alat tiup dari bambu atau logam

gamelan, alat pukul dari kayu atau logam

6. Ada beberapa jenis wayang, antara lain:

a. Wayang Purwa, yaitu wayang kulit yang mengambil cerita

Mahabarata dan Ramayana.

b. Wayang Orang, yatu wayang dengan pelaku manusia. Ceritanya

juga mengambil dari cerita Mahabarata dan Ramayana.

c. Wayang Klithik, yaitu wayang kecil ceritanya berkisar pada zaman

Majapahit yang mengkisahkan peperangan antara Damar Wulan

dan Raja Menak Jingga dari Blambangan untuk merebutkan Ratu

Kenaca Wungu dari Majapahit.

d. Wayang Menak, yaitu wayang yang dibuat kayu seperti boneka.

Ceritanya berkisar pada kepahlawanan Amir Hamzah, Umarmoyo

dan Umarmadi. Wayang Menak banyak mendapat pengaruh dari

agama Islam.

Dasar-dasar dan Langkah-langkah Penelitian Sejarah 6

Page 10: Makalah Dasar-dasar Sejarah

e. Wayang Gedhog, yaitu wayang yang ceritanya diambil dari

Kerajaan Daha dan Kediri, yang berisi kisah seorang putra raja atau

panji, misalnya Panji Semirang.

f. Wayang Beber, yaitu wayang yang ceritanya diambilkan dari Buku

Injil.

7. Upacara labuhan yaitu upacara mengirimkan barang-barang dan sesaji

ke tempat-tempat yang dianggap keramat sebagai penolak bala untuk

keselamatan masyarakatnya. Upacara ini dilaksanakan setiap tahun

oleh keluarga besar Keraton Yogyakarta sehari setelah penobatan dan

pada waktu ulang tahun penobatan (tingalan dalem). Upacara labuhan

diselenggarakan di empat tempat: Parang Kusumo, Gunung Lawu,

Gunung Merapi dan Dlepih.

8. Tradisi Sadranan adalah tradisi pemberian sesaji untuk anggota

keluarga yang telah meninggal dunia. Sadranan berasal dari kata srada

yang berarti upacara peringatan terhadap seseorang yang telah

meninggal dunia.

9. Upacara Grebeg dilakukan tiga kali setiap tahun oleh Keraton

Yogyakarta maupun Keraton Surakarta, yaitu pada hari kelahiran Nabi

Muhamad SAW {Grebeg Maulud) pada tanggal 12 Mulud, hari Raya

Idul Fitri (Grebeg Pasa) pada tanggal 1 Syawal setelah umat Islam

menjalankan puasa selama satu bulan, dan hari Idul Adha/Kurban

(Gerebeg Besar) pada tanggal 10 besar.

Upacara Grebeg biasanya didahului dengan Perayaan Sekaten yang

berbentuk pasar malam yang biasanya dimulai 1 atau 2 minggu

sebelum upacara tradisional Sekaten yang dilangsungkan di alun-alun

utara dengan beraneka ragam jajanan, berbagai pertunjukan,

permainan, dan pemeran yang digelar untuk menghibur masyarakat.

10. Berbagai agama mempunyai hari penting (hari raya) yang selalu

dilaksanakan dengan tradisi pola budaya masyarakat setempat. Tradisi-

tradisi tersebut adalah:

Dasar-dasar dan Langkah-langkah Penelitian Sejarah 7

Page 11: Makalah Dasar-dasar Sejarah

a. Tradisi Perayaan Lebaran (Idul Fitri) bagi umat yang beragama

Islam dilakukan setelah umat Islam selama satu bulan penuh

menjalankan ibadah puasa. Perayaan lebaran jatuh pada tanggal 1

Syawal. Setelah melaksanakan sholat Idul Fitri tradisi ini

dilanjutkan dengan kunjungan silaturahim kepada orang tua,

keluarga tetangga dan sanak saudara untuk saling memaafkan.

b. Tradisi Perayaan Natal dilaksanakan pada tanggal 25 Desember,

setelah umat Kristen (Protestan dan Katholik) melakukan Ibadat

Natal/Misa Natal di Gereja. Tanggal 25 Desember bagi umat

Kristiani diyakini sebagai hari kelahiran Sang Juru Selamat

(penyelamat dunia) yakni Yesus Kristus (Nabi Isa) yang turun ke

dunia untuk menebus dosa-dosa manusia.

c. Tradisi Perayaan Nyepi bagi umat Hindu dilasanakan dengan

serangkaian upacara yang mempunyai tujuan menjadikan alam

semesta bersih, serasi, selaras dan seimbang yang disebut

memarisudha bumi. Dengan perayaan ini diharapkan dunia bebas

dari malapetaka. kekacauan dan perang sehingga manusia hidup

sejahtera, terbebas dari kebodohan dan kemiskinan.

d. Tradisi Perayaan Waisak merupakan hari raya umat Buddha yang

biasanya jatuh pada hari purnamasidi (bulan purnama) di bulan

Mei. Pada hari tersebut ada tiga peristiwa penting, yakni kelahiran

Sang Buddha Gautama, tercapainya penerangan oleh Sang Buddha

Gautama dan wafat Sang Buddha Gautama. Itulah sebabnya

Waisak disebut juga Trisuci Waisak.

e. Tradisi Perayaan Imlek dilakukan oleh umat Konghuchu (sebagian

besar dianut oleh warga keturunan Tionghoa). Imlek adalah

pergantian tahun menurut kalender Cina, pergantian dari musim

dingin ke musim semi. Imlek tidak sekedar pergantian tahun

namun juga perubahan sikap, pergantian rezeki menuju ke arah

kehidupan yang lebih baik. Berbagai hal yang berkaitan dengan

Dasar-dasar dan Langkah-langkah Penelitian Sejarah 8

Page 12: Makalah Dasar-dasar Sejarah

tradisi perayaan Imlek ialah barongsai, angpao, kue keranjang,

lampion dan tradisi pay kui (sungkeman).

11. Adat dan tata cara penguburan di Indonesia berbeda-beda, bergantung

pada adat istiadat suku bangsa tersebut dan juga dipengaruhi oleh

kepercayaan atau agama yang dianut suatu masyarakat. Ada berbagai

cara penguburan, antara lain:

dibakar (kremasi) seperti yang dilakukan masyarakat Bali yang

disebut Ngaben, masyarakat Dayak di Kalimantan Tengah yang

dikenal dengan Tiwah dan penganut ajaran Konghuchu.

dibiarkan hancur di alam terbuka

disimpan di gua atau disimpan di bangunan khusus seperti yang

dilakukan oleh masyarakat Tana Toraja.

dikuburkan segera pada hari kematian seperti di kalangan pemeluk

agama Islam.

dikuburkan menanti berhari-hari atau berminggu-minggu sebelum

jenazah dikuburkan dalam hal ini upacara penguburan. Biasanya

upacara itu disertai dengan pengorbanan sejumlah hewan ternak

sesuai dengan tingkat sosial ekonomi pada masyarakatnya. Adat

penguburan seperti ini dikenal pada suku Nias, Batak, Sumba dan

Toraja.

12. Banyak sekali ragam adat perkawinan di Indonesia, setiap suku

mempunyai adat perkawinan sesuai dengan agama dan tradisi upacara

yang ada di daerah masing-masing, di antaranya adat perkawinan

Aceh, Batak, Dayak, Jawa, Minang, Irian, dan daerah lainnya.

4. Perkembangan Penulisan Sejarah Indonesia

1. Penulisan sejarah dikenal juga dengan istilah historiografi. Dari

berbagai penulisan sejarah, historiografi Indonesia dapat

dikelompokkan menjadi tiga, yakni historiografi tradisional,

historiografi kolonial, dan historiografi nasional.

Dasar-dasar dan Langkah-langkah Penelitian Sejarah 9

Page 13: Makalah Dasar-dasar Sejarah

2. Historiografi tradisional adalah penulisan sejarah yang berasal dari

masa tradisional, yakni masa kerajaan-kerajaan kuno. Penulisnya

adalah para pujangga atau yang lain, yang memang merupakan pejabat

dalam struktur birokrasi tradisional yang bertugas menyusun sejarah

(contohnya Babad, Hikayat).

Ciri-ciri historiografi tradisonal sebagai berikut.

Religio sentris, yakni segala sesuatu dipusatkanpada pada raja atau

keluarga raja (keluarga istana), maka sering juga disebut istana

sentris;

Religio magis, artinya dihubungkan dengan kepercayaan dan hal-

hal yang gaib;

Raja atau pemimpin dianggap mempunyai kekuatan gaib dan

kharisma (bertuah, sakti);

Bersifat regio-sentris (kedaerahan);

3. Historiografi kolonial merupakan penulisan sejarah yang membahas

masalah penjajahan. Misalnya, penjajahan Belanda di Indonesia.

Penulisan tersebut dilakukan oleh orang-orang Belanda yang tidak

banyak pernah melihat Indonesia. Sumber-sumber yang dipergunakan

ialah dari arsip negara di negeri Belanda dan di Jakarta (Batavia); pada

umumnya tidak menggunakan atau mengabaikan sumber-sumber

Indonesia.

Sifat pokok historiografi kolonial antara lain:

Eropa-sentris atau Belanda-sentris.

Permasalahan yang dibahas adalah aktivitas bangsa Belanda,

pemerintahan kolonial, aktivitas para pegawai kompeni (orang-

orang kulit putih), seluk beluk kegiatan para Gubernur Jenderal

dalam menjalankan tugasnya di tanah jajahan (Indonesia).

Aktivitas rakyat tanah jajahan (rakyat Indonesia) hampir diabaikan

sama sekali.

Dasar-dasar dan Langkah-langkah Penelitian Sejarah 10

Page 14: Makalah Dasar-dasar Sejarah

Contoh Historigrafi Kolonial, antara lain Indonesian Trade and Society

karangan J.C. Van Leur, Indonesian Sociological Studies karangan

Schrieke.

4. Historiografi nasional adalah penulisan sejarah yang mengungkapkan

kehidupan bangsa dan rakyat Indonesia dalam segala aktivitasnya, baik

politik, ekonomi, sosial maupun budaya dari sudut pandang bangsa

Indonesia.

Sifat-sifat atau ciri-ciri historiografi nasional:

Indonesia-sentris

sesuai dengan cara pandang bangsa Indonesia

mengandung character and nation-bulding (pembangunan karakter

bangsa)

disusun oleh orang-orang atau penulis-penulis Indonesia sendiri.

Contoh historiografi nasional, di antaranya Sejarah Nasional

Indonesia, Jilid I sampai dengan VI, editor Sartono Kartodirdjo;

Sekitar Perang Kemerdekaan Indonesia, Jilid I sampai dengan XI,

karya A.H. Nasution, dan masih banyak lagi.

5. Perkembangan penulisan sejarah di Indonesia juga mengalami

perkembangan sesuai perkembangan zaman yang mengalami adanya

upaya saling mendekati (reapprochement) antara ilmu sejarah dengan

ilmu-ilmu sosial.

6. Dewasa ini tidak jarang sejarah banyak menggunakan konsep-konsep

umum yang digunakan dalam ilmu sosial untuk kepentingan analisis

sehingga menambah kejelasan dalam eksplanasi atau interpretasi

sejarah.

7. Perkembangan historiografi pada abad ke-20 ditandai dengan

perluasan secara horizontal (keluasan) maupun vertikal (kedalaman)

subyek sejarah yang harus dikaji dan diteliti sehingga menuntut pula

peningkatan dan penyempurnaan metodologi sejarah agar

menghasilkan historiografi yang bervariasi dalam segi tema-tema.

Dasar-dasar dan Langkah-langkah Penelitian Sejarah 11

Page 15: Makalah Dasar-dasar Sejarah

B. Langkah-langkah Penelitian Sejarah

1. Pemilihan Topik

Sebelum melakukan peneliian sejarah, langkah pertama yang harus

dilakukan adalah menetapkan topik yang akan diteliti. Topik yang diteliti

haruslah merupakan topik yang layak untuk dijadikan bahan penelitian dan

bukan merupakan pengulangan atau duplikasi dari penelitian sebelumnya.

Kelayakan topik penelitian dapat dilihat dari ketersediaan sumber yang

dapat dijadikan bahan untuk penelitian. Jangan sampai kita menetapkan

topik yang menarik tetapi sumbernya ternyata tidak ada. Berbeda dengan

penelitian ilmu pengetahuan lainnya, penelitian sejarah sangat tergantung

kepada ketersedian sumber. Jadi topik yang diteliti harus merupakan hal

yang baru dan diharapkan dapat memberikan informasi yang baru atau

ditemukan teori baru.

Pemilihan topik harus memperhatikan hal-hal berikut :

1. Menarik untuk diteliti

2. Asli, bukan merupakan pengulangan

3. Ketersediaan sumber

4. Kedekatan emosional, misalnya yang berhubungan dengan lingkungan

sekitar kita

Pemilihan topik ini sangat penting agar peneliti lebih terarah dan

terfokus pada masalahnya. Untuk mengarahkan, dalam topik tersebut

sebaiknya kita ajukan terlebih dahulu pertanyaan yang akan menjadi

masalah yang akan diteliti. Pertanyaan itu meliputi: what (apa), why

(mengapa), who (siapa), where (dimana), when (kapan), dan how

(bagaimana).

Pertanyaan itu diajukan agar penelitian lebih bersifat ilmiah.

Misalnya kita akan meneliti tentang sejarah peristiwa Lengkong. Maka

pertanyaan yang dapat kita ajukan adalah : Apa yang dimaksud dengan

peristiwa Lengkong ? Mengapa peristiwa itu bisa terjadi ? Siapa tokoh

pelaku dalam peristiwa itu ? Dimana terjadinya peristiwa itu ? Kapan

terjadinya peristiwa itu ? Bagaimana jalannya peristiwa itu ?

Dasar-dasar dan Langkah-langkah Penelitian Sejarah 12

Page 16: Makalah Dasar-dasar Sejarah

2. Pengumpulan Data/Sumber

Setelah menetapkan topik, langkah selanjutnya adalah

pengumpulan data sebagai sumber penelitian. Tahap ini disebut juga

dengan heuristik (bhs. Yunani : Heureskein = menemukan).

Tahap heuristik adalah tindakan sejarawan untuk mengumpulkan

sumber dan jejak-jejak sejarah yang diperlukan yang terkait dengan

masalah yang diteliti. Pencarian dapat dilakukan diberbagai dokumen,

mengunjungi situs sejarah, atau dengan mewawancarai tokoh yang

menjadi saksi atau mengetahui tentang suatu peristiwa sejarah. Untuk

memudahkan penelitian, sumber-sumber sejarah yang begitu banyak dan

kompleks perlu diklasifikasikan.

Sumber sejarah adalah segala sesuatu yang secara langsung

maupun tidak menyampaikan kepada kita tentang sesuatu peristiwa dimasa

lalu. Sumber sejarah merupakan bukti dan fakta adanya kenyataan sejarah.

Tanpa adanya sumber, sejarawan tidak akan bisa berbicara apa-apa tentang

masa lalu.

Adapun sumber sejarah berasal dari bukti-bukti sejarah (evidensi),

yaitu segala sesuatu yang dapat dipandang sebagai peninggalan sejarah

yang dapat memberikan informasi tentang terjadinya peristiwa pada masa

lampau. Sumber tersebut dapat berupa sumber lisan, tulisan, dan benda-

benda peninggalan sejarah berupa artefak, fosil, prasasti, dan lain-lain.

Sumber lisan yaitu setiap tuturan lisan yang disampaikan oleh

orang atau kelompok orang tentang suatu peristiwa nyata yang terjadi pada

masa lampau. Sedangkan sumber tulisan, yaitu segala bentuk informasi

mengenai peristiwa sejarah yang diperoleh dari berbagai tulisan. Dan

sumber yang berupa benda budaya peninggalan sejarah atau artefak adalah

segala macam bentuk benda budaya yang diduga pernah digunakan oleh

masyarakat manusia pada masa lampau yang dapat memberi informasi

tentang peristiwa masa lampau.

Sumber sejarah dapat dibagi kedalam dua jenis, yaitu sumber

primer dan sumber sekunder. Sumber primer adalah sumber asli, berupa

Dasar-dasar dan Langkah-langkah Penelitian Sejarah 13

Page 17: Makalah Dasar-dasar Sejarah

kesaksian pelaku atau saksi mata yang hadir dan melihat suatu peristiwa.

Sumber ini diperoleh dan dihasilkan dari sisa atau jejak dan orang yang

sejaman dengan peristiwa itu. Sumber sekunder adalah sumber yang

diperoleh dari tangan kedua, yaitu orang yang tahu suatu peristiwa, tetapi

tidak hadir dan melihat peristiwa itu berlangsung. Dapat pula ditambahkan

bahwa sumber sejarah dapat berupa sumber formal dan non formal.

Menemukan sumber sejarah tidaklah mudah, mengingat ada

peristiwa yang sedikit sekali meninggalkan jejak, bahkan karena sesuatu

hal tidak meninggalkan jejak sama sekali. Namun ada pula peristiwa yang

meninggalkan jejak yang melimpah. Selain itu sumber sejarah ada yang

dengan cepat ditemukan dan diketahui, tetapi ada pula yang setelah

beberapa waktu yang lama kemudian baru diketahui. Hal ini bisa terjadi

karena jarak waktu. Semakin dekat jarak waktu antara sipeneliti dengan

peristiwa sejarah, semakin banyak sumber sejarah yang dapat diperoleh.

Sebaliknya, semakin jauh jarak waktunya, semakin langka dan sedikit

sumber sejarah yang didapatkan.

3. Verifikasi

Sebelum data dan sumber sejarah yang terkumpul digunakan

sebagai pendukung penelitian, terlebih dahulu dilakukan Verifikasi

(pengujian), baik dari segi kebenaran materi atau isi maupun keaslian dari

data sumber tersebut. Dalam ilmu sejarah tahap ini disebut kritik. Kritik

sejarah tersebut meliputi kritik intern yaitu kritik terhadap isi dan materi,

dan kritik ekstern yaitu kritik terhadap keaslian sumber-sumber tersebut.

Kritik intern adalah penilaian keakuratan atau keautentikan

terhadap materi sumber sejarah. Didalam proses analisa terhadap suatu

dokumen, sejarawan harus selalu memikirkan unsur-unsur yang relevan

didalam dokumen itu sendiri secara keseluruhan. Unsur didalam dokumen

dianggap relevan dan dapat dipercaya (kredibel) apabila unsur itu paling

dekat dengan apa yang telah terjadi. Identifikasi terhadap sipembuat

Dasar-dasar dan Langkah-langkah Penelitian Sejarah 14

Page 18: Makalah Dasar-dasar Sejarah

dokumen atau sumber sejarah pun perlu dilakukan untuk menguji

keautentikannya.

Kritik ekstern umumnya menyangkut keaslian bahan yang

digunakan dalam pembuatan sumber sejarah, seperti prasasti, dokumen,

dan naskah. Untuk membedakan itu suatu tipuan dari dokumen asli,

sejarawan dapat menggunakan pengujian yang biasa digunakan didalam

penyelidikan polisi dan kehakiman. Bentuk penelitian yang dapat

dilakukan sejarawan misalnya tentang waktu pembuatan dokumen, atau

penelitian tentang bahan materi pembuatan.

4. Interpretasi

Setelah memberikan kritik terhadap sumber, langkah berikutnya

adalah memberikan penafsiran atau interpretasi.

Pada tahap ini dapat berlaku sifat subjektifitas, karena sejarawan

akan melihat sumber sejarah dari sudut pandang yang berbeda. Perbedaan

penafsiran terhadap suatu peristiwa yang sama mungkin juga terjadi.

Perbedaan tersebut terjadi karena diantara para sejarawan memiliki

pandangan, wawasan, ketertarikan, ideology, kepentingan, latar belakang

sosial dan tujuan yang berbeda.

Interpretasi pada dasarnya merupakan langkah yang dilakukan

dalam menjawab permasalahan dari topik yang diteliti. Fakta yang

dihasilkan melalui kritik harus dihubungkan antara yang satu dengan yang

lainnya, terutama dalam konteks hubungan sebab akibat atau adanya

hubungan yang sangat berarti/signifikan.

5. Historiografi

Historiografi atau penulisan sejarah merupakan langkah bagaimana

sejarawan mengkomunikasikan hasil penelitiannya untuk diketahui umum.

Sejarawan melakukan penyusunan kisah sejarah sesuai dengan norma-

norma dalam disiplin ilmu sejarah. Diantaranya yang penting adalah harus

kronologis. Disamping itu harus diupayakan seobjektif mungkin.

Dasar-dasar dan Langkah-langkah Penelitian Sejarah 15

Page 19: Makalah Dasar-dasar Sejarah

Dalam menulis sejarah berarti seorang sejarawan merekonstruksi

sumber-sumber sejarah yang telah ditemukannya menjadi suatu cerita

sejarah. Kemampuan menulis merupakan syarat yang penting bagi seorang

sejarawan. Ia harus mampu berimajinasi dalam menyusun cerita sejarah.

Kemampuan berimajinasi dalam menulis menunjukan bahwa menulis

sejarah mengandung unsur seni. Bahkan apabila tulisan sejarah itu mampu

mengajak pembacanya ikut menerawang kemasa silam dapat mengandung

kesan berekreasi kemasa lampau.

Bentuk-bentuk historiografi antara lain dapat berupa: Narasi yang

isinya lebih banyak bercerita sesuai dengan apa yang diinformasikan oleh

sumber sejarah. Deskriptif yang isinya lebih detail dan kompleks

dibandingkan dengan narasi. Dan Analistis, yang isinya lebih banyak

berorientasi pada penelaahan masalah. Sehingga tidak sekedar bercerita

tetapi banyak menjawab pertanyaan-pertanyaan yang mendalam dengan

tinjauan berbagai aspek.

Penulisan yang baik adalah gabungan antar unsur naratif, deskriptif

dan analitis. Bentuk gabungan ini akan menampilkan unsur cerita, detail

sumber dan analisa terhadap peristiwa sejarah.

Dasar-dasar dan Langkah-langkah Penelitian Sejarah 16

Page 20: Makalah Dasar-dasar Sejarah

BAB III

PENUTUP

Penelitian sejarah dapat dilihat dari segi perspektif sejarah/historis, serta

waktu terjadinya fenomena-fenomena yang diselidiki. Banyak ahli yang

mempersamakan metode sejarah dengan metode dokumenter, karena dalam

metode sejarah banyak data yang didasarkan pada dokumen-dokumen. Metode

sejarah tidak sama dengan metode dokumenter, karena metode dokumenter dapat

saja mengenai masalah maslah kini dan tidak perlu mengenai masalah lalu.

Penelitian sejarah menggunakan catatan observasi atau pengamatan catatan

observasi atau pengamatan orang lain yang tidak dapat diulang-ulang kembali.

Menurut Kuntowijoyo (2000) sebelum keempat langkah itu sebenarnya

ada satu kegiatan penting, yakni pemilihan topik/judul dan rencana penelitian.

Topik atau judul penelitian memuat masalah atau objek yang harus dipecahkan

melalui penelitian. Dalam sebuah judul penelitian sejarah biasanya terdiri dari:

1 Masalah, objek atau topik penelitian

2 Subyek

3 Lokasi atau daerah

4 Tahun atau waktu terjadinya peristiwa

5 Metode penelitian

Dalam usaha penulisan sejarah, haruslah disusun berdasarkan bukti yang

berupa peninggalan-peninggalan dari perbuatan manusia di masa lampau. Dari

bukti ini disusun fakta yang merupakan pengungkapan tentang suatu keadaan atau

peristiwa sejarah. Peninggalan-peninggalan manusia dari masa lampau disebut

sebagai sumber sejarah.

Dasar-dasar dan Langkah-langkah Penelitian Sejarah 17

Page 21: Makalah Dasar-dasar Sejarah

DAFTAR PUSTAKA

Listiani, Dwi Ari. (2009). Buku Sejarah untuk SMA/MA Kelas X. Jakarta: Pusat Perbukuan Dinas Pendidikan Jawa Barat.

Agung, Leo. (2009). Mandiri Sejarah untuk SMA/MA Kelas X. Jakarta: Erlangga.

Badrika, I Wayan. (2006). Sejarah untuk SMA/MA Kelas X. Jakarta: Erlangga.

http://id.wikipedia.org

http://crayonpedia.com

Dasar-dasar dan Langkah-langkah Penelitian Sejarah 18