Transcript
Page 1: Makalah Abe Skenario 2 blok 8

Sirkulasi Darah pada Ekstremitas Inferior

Abednego Tri Novrianto

102013320/D8

Fakultas Kedokteran Universitas Kristen Krida Wacana

Arjuna Utara No. 6 Jakarta 11510

[email protected]

Abstrak : Anatomi, fisiologi, dan histologi adalah ilmu yang mempelajari tentang mahluk

hidup. Anatomi adalah cabang dari biologi dan kedokteran yang mempelajari tentang struktur

tubuh mahluk hidup. Fisiologi manusia adalah ilmu fungsi mekanik, fisik, dan biokimia

manusia, organ, dan sel-sel yang membentuknya. Pada makalah ini akan dibahas tentang

jantung, mekanisme jantung, struktur, pembuluh darah, dan berbagai pengaruh pada aliran

balik vena.

Kata Kunci : jantung, mekanisme jantung, struktur jantung, aliran balik vena.

Abstract : Anatomy, physiology, and histology is the study of living things. Anatomy is a

branch of biology and medicine that studies the structure of the living body. Human

physiology is the science of the function of mechanical, physical, and human biochemistry,

organs, and cells that make it up. This paper will discuss about the heart, the heart of the

mechanism, structure, blood vessels, and various influences on venous return.Keywords:

cardiac, cardiac mechanism, the structure of the heart, an enzyme that plays a role.

Keywords: heart, heart mechanism, the structure of the heart, venous return.

Pendahuluan

Anatomi, fisiologi, dan histologi adalah ilmu yang mempelajari tentang mahluk

hidup. Anatomi adalah cabang dari biologi dan kedokteran yang merupakan pertimbangan

struktur makhluk hidup. Fisiologi adalah ilmu fungsi sistem kehidupan, mencakup bagaimana

organisme, organ, sistem organ, sel, dan bio-molekul melaksanakan fungsi kimia atau fisik

yang ada dalam sistem hidup. Sedangkan histologi adalah studi tentang anatomi mikroskopik

Page 2: Makalah Abe Skenario 2 blok 8

sel dan jaringan tumbuhan dan hewan. Hal ini dilakukan dengan memeriksa sel dan jaringan

umum oleh sectioning dan pewarnaan, diikuti dengan pemeriksaan di bawah mikroskop

cahaya atau mikroskop elektron. Dalam kasus kali ini, akan membahas tentang

kardiovaskular dan juga tentang mekanisme kerja yang berlangsung di sistem kardiovaskular.

Selain itu akan dibahas tentang faktor-faktor yang mempengaruhi aliran balik vena.

Struktur Makroskopik Jantung

Jantung merupakan organ muscularis yang mempunyai rongga di dalamnya dan

berbentuk kerucut (conus) dengan ukuran sebesar kepalan tangan pemiliknya. Jantung

bersandar pada diaphragma di antara bagian inferior kedua paru dan dibungkus oleh

membran khusus yang disebut pericardium. Jantung terletak di dalam mediastinum media

pars inferior, di sebelah ventral ditutupi oleh sternum dan cartilago costalis III-VI.1

Bagian – Bagian Jantung

Jantung mempunyai empat ruang yaitu atrium dextrum yang mempunyai ketebalan

dinding kurang lebih 2 mm dan volume kurang lebih 57 cc, atrium sinistrum yang ukuranya

sedikit lebih kecil dibanding yang dextra, mempunyai dinding yang lebih tebal kurang lebih 3

mm, ventriculus dextrum yang menempati sebagian besar dari fascies ventralis dengan tebal

dinding 1/3 tebal dinding ventriculus sinister, ventriculus sinister yang ikut membentuk

sebagian kecil fascies sternocostalis dan separuh facies diaphragmatica, puncaknya

membentuk apex cordis. Ventriculus ini lebih panjang, lebih conus, dan dindingnya tiga kali

lebih tebal daripada yang dextra.

Di antara kedua atrium dan ventriculus dexter dan sinister dipisahkan oleh septum

interartrium dan septum interventricularis, sehingga jantung terpisah menjadi dua bagian,

dextra dan sinistra. Jantung bagian dextra di dalam tubuh letaknya lebih ke arah ventral dan

yang sisi sinistra lebih ke arah dorsal. Pada permukaan luar jantung, dapat dijumpai yaitu

Sulcus coronarius adalah sulcus yang melingkari jantung di antara ventricel atrium. Sulcus ini

ditempati oleh vasa yang mendarahi jantung. Di bagian ventral sulcus coronarius ini kurang

jelas sebab tertutup oleh conus arteriosus. Sulcus yang kedua adalah Sulcus interventricularis

anterior. Sulcus ini memisahkan kedua ventriculus dexter dan sinisttra dan terletak pada

facies sternocostalis. Sulcus ketiga yaitu Sulcus interventricularis posterior. Sulcus ini

terletak pada facies diaphragmatica, dan memisahkan ventriculus dexter dan sinistra. Kedua

sulcus ini saling bertemu di apex cordis sebagai incisura yang disebut incisura apicis cordis.2

Page 3: Makalah Abe Skenario 2 blok 8

Gambar 1. Struktur anatomi makroskopis jantung.

Sumber : www.sentra-edukasi.com

Jantung mempunyai katup tersendiri. Katup jantung terdiri atas 4 yaitu:3

1. Katup trikuspid: yang memisahkan atrium kanan dengan ventrikel kanan.

2. Katup mitral atau bikuspid : yang memisahkan antara atrium kiri dengan ventrikel kiri

serta dua katup semilunar yaitu katup pulmonal dan katup aorta.

3. Katup pulmonal : katup yang memisahkan ventrikel kanan dengan arteri pulmonalis.

4. Katup aorta adalah katup yang memisahkan ventrikel kiri dengan aorta.

Vaskularisasi Jantung4

Jantung mendapat pendarahan dari a.coronaria cordis yang merupakan cabang dari aorta

ascendens (gambar 3). a.coronaria cordis ini ada dua:

A.coronaria dextra: timbul dari sinus aorticus anterior, mula-mula berjalan ke anterior

dextra untuk muncul di antara trunctus pulmonalis dan auricula dextra, kemudian

berjalan inferior dextra pada sulcus atrioventricularis menuju pertemuan margo dextra

dan inferior cordis, untuk kemudia berputar ke sinistra sepanjang bagian posterior

jantung sampai sulcus interventricularis posterior, dimana ia beranastomosis dengan

a.coronaria sinistra.

A.coronaria sinistra: timbul dari sinus aorticus posterior sinistra, berjalan ke anterior

di antara trunctus pulmonalis dan auricula sinistra kemudian membelok ke sinistra

menuju sulcus atrioventricularis anterior sebagai a.interventricularis anterior,

kemudian berjalan posterior mengelilingi margo sinistra untuk berjalan bersama sinus

Page 4: Makalah Abe Skenario 2 blok 8

coronarius sampai sejaun sulcus interventricularis posterior sebagai

a.interventricularis posterior dimana ia akan beranastomosis dengan yang dextra.

Gambar 2. Vaskularisasi arteri coronaria dextra dan sinistra.

Sumber : www.sentra-edukasi.com

Struktur Mikroskopis jantung5

Dinding jantung terdiri dari 3 lapisan yaitu endokardium, miokardium dan

epikardium. Endokardium adalah homolog dengan tunika intima vena. Dibatasi oleh endotel,

ia terletak pada lapisan subendotel dari jaringan penyambung jarang yang tipis. Yang

menghubungkan miokardium dan lapisan subendotel adalah lapisan subendokardial dari

jaringan penyambung yang mengandung vena, nervus dan cabang-cabang sistem penghantar

impuls. Miokardium terdiri atas sel-sel otot jantung yang tersusun dalam bentuk spiral yang

kompleks. Sebagian besar lapisan ini melekatkan dirinya pada rangka fibrosa jantung. Sel-sel

otot jantung dibagi dalam 2 kelompok: sel-sel kontraktil dan sel-sel yang menimbulkan dan

menghantarkan signal, mengakibatkan denyut jantung. Epikardium adalah membran serosa

jantung, membentuk batas viseral perikardium. Di luar, dilapisi oleh epitel selapis gepeng

yang disokong oleh lapisan jaringan penyambung yang tipis.

Rangka Jantung merupakan bangunan penyokong, tempat sebagian besar otot

jantung dan katup jantung melekat,sebagian besar terdiri atas jaringan ikat padat bagian

utamanya adalah septum membranaseum, trigonum fibrosum, annulus fibrosus.

Page 5: Makalah Abe Skenario 2 blok 8

Gambar 3. Lapisan jantung

Sumber : www.sentra-edukasi.com

Struktur Mikroskopis Pembuluh Darah5

Pembuluh darah secara garis besar dibagi menjadi 3 bagian, yaitu; arteri, vena, dan

kapiler. Tiga kategori utama arteri adalah arteri elastis, arteri muskular, dan arteriol kecil.

Diameter arteri secara berangsur mengecil setiap kali bercabang sampai pembuluh terkecil,

yaitu kapiler.5

Arteri elastis adalah pembuluh paling besar di dalam tubuh. Di antaranya adalah

trunkus pulmonal dan aorta serta cabang-cabang utamanya. Dinding pembuluh ini terutama

terdiri atas serat elastis yang memberi kelenturan dan daya pegas selama aliran darah. Arteri

elastis bercabang menjadi arteri berukuran sedang yaitu arteri muskular yang merupakan

pembuluh darah terbanyak di tubuh. Arteri muskular mengandung lebih banyak serat otot

polos pada dindingnya. Arteriol adalah cabang terkecil sistem arteri. Dindingnya terdiri atas

satu-lima lapisan serat otot polos.

Struktur dinding aorta mirip dengan struktur dinding arteri, namun serat-serat elastin

coklat tua merupakan bagian terbesar tunika media, dengan sel-sel otot polos tidak sebanyak

pada arteri muskular. Jaringan lain di dalam dinding aorta tetap tidak terpulas atau hanya

terpulas lemah. Ukuran dan susunan lamina elastika di tunika media jelas terlihat dengan

pulasan elastin. Namun, sel-sel otot polos dan serabut el astin halus di antara lamina tetap

tidak terpulas. Luasnya tunika intima dapat ditetapkan, namun tetap tidak terpulas. Membran

elastika pertama adalah lamina elastika interna. Kadang-kadang lamina yang lebih kecil

tampak pada jaringan ikat subendotel, dan berangsur beralih menjadi lamina yang lebih besar

Page 6: Makalah Abe Skenario 2 blok 8

pada tunika media. Tunika adventisia juga tidak terpulas adalah zona sempit serat kolagen. Di

dalam aorta dan arteri pulmoner, tunika media yang mencakup sebagian besar dinding

pembuluh sedangkan tunika adventisia menipis.

Dinding arteri secara khas mengandung tiga lapisan tunika konsentris. Lapisan

terdalam adalah tunika intima terdiri atas endotel dan jaringan ikat subendotel dibawahnya.

Lapisan tengah adalah tunika media, terutama terdiri atas serat otot polos yang mengitari

lumen pembuluh. Lapisan terluar adalah tunika adventisia, terutama terdiri atas serat-serat

jaringan ikat. Arteri muskular berukuran sedang juga memiliki sebuah pita berombak tipis

dari serat elastis yang disebut lamina elastika interna yang bersebelahan dengan tunika

intima. Pita lain terdiri atas serat-serat elastis berombak terdapat pada perifer tunika media,

disebut juga sebagai lamina elastika eksterna.

Kapiler adalah pembuluh darah terkecil dengan diameter rata-rata 8 μm hampir sama

dengan diameter eritrosit. Terdapat tiga jenis kapiler yaitu kapiler kontinu, kapiler bertingkap,

dan sinusoid. Kapiler kontinu paling umum dan ditemukan pada kebanyakan organ dan

jaringan. Pada kapiler ini, sel-sel endotel saling menyambung membentuk lapisan yang utuh.

Sebaliknya, kapiler bertingkap memiliki lubang-lubang bulat atau fenestra (pori) pada

sitoplasma sel endotel. Kapiler bertingkap ditemukan dalam organ endokrin, usus halus, dan

glomeruli ginjal. Sinusoid adalah pembuluh darah yang berjalan berkelok-kelok, tidak teratur

dengan diameter yang jauh lebih besar dari kapiler lain. Sinusoid ditemukan di dalam hati,

limpa, dan sumsum tulang. Tautan sel endotel jarang ada pada sinusoid, dan celah-celah lebar

terdapat di antara sel endotel. Membran basaalnya juga tidak utuh bahkan kadang-kadang

tidak ada pada sinusoid.

Dinding pembuluh darah mengandung jaringan elastis dalam jumlah tertentu agar

dapat mengembang dan berkerut. Arteri dan vena muskular terpotong transversal dan sediaan

dibuat dengan pulasan elastin untuk memperlihatkan sebaran serat-serat elastin. Pada sediaan

ini, serat elastin terpulas hitam dan serat kolagennya kuning muda. Gambar ini menunjukkan

bahwa dinding arteri jauh lebih tebal dan mengandung lebih banyak serat otot polos daripada

dinding vena. Lapisan terdalam, tunika intima arteri, terpulas gelap karena lamina elastika

internanya tebal. Lapisan tengah arteri muskular yang tebal, tunika media terdiri atas

beberapa lapis serat otot polos yang tersusun melingkari lumen, berkas tipis serat-serat

elastin. Pada bagian tepi tunika media, terdapat lamina elastika eksterna yang tidak begitu

nyata. Di sekitar arteri terdapat jaringan ikat adventisia yang merupakan serat kolagen

terpulas lemah dan serat elastin terpulas gelap. Pada dinding vena juga tampak lapisan tuniak

Page 7: Makalah Abe Skenario 2 blok 8

intima, tunika media, dan tunika adventisia namun lapisannya jauh lebih tipis daripada

dinding arteri. Di sekitar kedua pembuluh terdapat kapiler, arteriol, venul, dan sel-sel jaringan

lemak.5

Kapiler berangsur-angsur membentuk venul yang lebih besar, venul umumnya

menyertai arteriol. Darah balik mula-mula mengalir ke dalam venul pascakapiler, kemudian

ke dalam vena yang makin membesar. Untuk mudahnya, vena digolongkan sebagai kecil,

sedang, dan besar. Dibandingkan arteri, vena lebih banyak, berdinding lebih tipis,

berdiameter lebih besar, dan struktur bervariasi lebih besar.5

Vena ukuran kecil dan sedang, terutama di ekstremitas, memiliki katup. Saat darah

mengalir ke arah jantung, katup terbuka. Saat akan mengalir balik, katup menutup lumen dan

mencegah aliran balik darah. Darah vena di antara katup pada ekstremitas mengalir ke arah

jantung akibat kontraksi otot. Katup tidak terdapat pada vena SSP, vena cava inferior atau

superior, dan vena visera.5

Dinding vena juga terdiri atas tiga lapisan, namun lapisan ototnya jauh lebih tipis.

Tunika intima pada vena besar terdiri atas endotel dan jaringan ikat subendotel. Tunika media

tipis dan tunika adventisia adalah lapisan paling tebal pada dindingnya.5

Dinding arteri dan vena yang lebih besar terlalu tebal untuk menerima nutrien

langsung melalui difusi dari lumennya. Itulah sebabnya dinding pembuluh darah besar

dipasok oleh pembuluh darahnya sendiri yang kecil, disebut vasa vasorum ( pembuluh darah

pada pembuluh darah).

Ciri yang mencolok pada vena besar adalah adventisia muskularnya tebal dengan

serat-serat otot polosnya tersusun memanjang. Pada gambar potongan melintang sebuah vena

porta, tampak susunan khas dindingnya serat-serat otot polos tersusun dalam berkas dan

terutama tampak pada potongan melintang dengan sejumlah jaringan ikat tunika adventisia

yang tersebar di antaranya. Vasa vasorum terdapat di antara jaringan ikat. Berbeda dengan

tunika adventisia yang tebal, tunika media adalah lapisan yang lebih tipis, terdiri atas serat-

serat otot polos melingkar dan sedikit jaringan ikat yang lebih longgar. Pada vena besar lain,

tunika media dapat sangat tipis dan padat. Seperti terlihat pada pembuluh lain, tunika intima

merupakan bagian endotel dengan sedikit jaringan penyokong. Selain itu, vena besar

umumnya memiliki lamina elastika interna yang tidak bergitu berkembang seperti pada arteri.

Vaskularisasi Ekstremitas Inferior6

Page 8: Makalah Abe Skenario 2 blok 8

Perdarahan pada ektremitas inferior berasal dari aorta descendent yang bercabang

menjadi dua arteri yaitu arteri illiaca communis yang akan bercabang menjadi A. illiaca

communis dextra dan sinistra. A. illiaca communis dextra dan sinistra akan bercabang

menjadi 2 bagian yaitu a. illiaca interna dan a. illiaca externa.

A. illiaca interna akan mempercabangkan a. glutea superior dan inferior serta a.

pudenda interna. A. glutea superior dan inferior dipisahkan oleh m. piriformis. Ketiga arteri

ini akan memberi darah pada regio glutea.

A. illiaca externa akan berlanjut menjadi a. femoralis yang akan dibedakan menjadi

cabang dangkal dan cabang dalam. Cabang dangkal dari a. femoralis adalah a. epigastrica

inferior, a. pudenda externa, dan a. circumflexa illium superficial. Cabang dalam a. femoralis

adalah a. profunda femoralis dan a. genus descendens. A. profunda femoralis akan

memoercabangkan a. circumflexa femoris medialis, a. circumflexa femoris lateralis, dan aa.

Perforantes. A. femoralis akan berjalan kearah dorsal melalui canalis adductorius yang

dibentuk oleh m. sartorius pada bagian atas dan otot-otot adductor pada bagian lantai. Di

dorsal a. femoralis akan berubah menjadi a.poplitea yang akan mempunyai cabang utama a.

tibialis anterior dan a. tibialis posterior.

A. tibialis anterior akan berjalan kearah ventral menembus membrane interossea. A.

tibialis anterior bercabang menjadi a. tarsalis medialis dan lateralis, a. fibularis, serta a.

dorsalis pedis. A. dorsalis pedis akan membentuk suatu lengkungan kearah lateral yang

bernama a. arcuata. Selain itu a. dorsalis pedis akan bercabang menjadi aa. Metatarsales

dorsales. A. fibularis bercabang menjadi a. malleolaris anterior lateralis dan medialis.

A. tibialis posterior berjalan kearah kaudal dan pada platar pedis bercabang menjadi a.

plantaris medialis dan a. plantaris lateralis. A. plantaris medialis akan membentuk

lengkungan yang dinamakan arcus plantaris profundus. Selain itu a. tibilais posterior juga

bercabang menjadi a. fibularis yang berjalan sepanjang os. Fibula.

Mekanisme Kerja Jantung

Darah mengalir melalui jantung dalam satu arah tetap yaitu dari vena ke atrium ke

ventrikel ke arteri. Adanya empat katup jantung satu arah memastikan darah mengalir ke satu

arah. Katup-katup diposisikan sedemikian sehingga mereka membuka dan menutup secara

pasif akibat perbedaan tekanan, serupa dengan pintu satu arah (gambar 1). Gradien tekanan

memaksa katup terbuka, seperti anda membuka pintu dengan mendorong salah satu sisinya,

sementara gradien tekanan yang mengarah ke belakang mendorong katup tertutup.7

Page 9: Makalah Abe Skenario 2 blok 8

Gambar 5. Mekanisme kerja katup.5

Sumber : www.sentra-edukasi.com

Terdapat dua katup, katup atrioventrikular (AV) kanan dan kiri, yang masing-masing

terletak diantara atrium dan ventrikel di sisi kanan dan kiri. Kedua katup ini membiarkan

darah mengalir dari atrium ke ventrikel selama pengisian ventrikel, tetapi mencegah aliran

balik darah dari ventrikel ke dalam atrium sewaktu pengosongan ventrikel. Dua katup lain,

katup aorta dan katup pulmonal terletak di pertemuan dimana arteri-arteri besar

meninggalkan ventrikel. Katup-katup ini dikenal dengan katup semilunar karena memiliki

tiga daun katup yang masing-masing mirip daun dangkal. Katup-katup ini dipaksa membuka

ketika tekanan ventrikel kanan dan kiri masing-masing melebihi tekanan di aorta dan arteri

pulmonalis. Penutupan terjadi ketika ventrikel melemas dan tekanan ventrikel turun di bawah

tekanan aorta dan arteri pulmonalis.7

Miocardium jantung terdiri dari berkas-berkas serat otot jantung yang saling anyam

dan tersusun spiral mengelilingi jantung. Susunan spiral ini disebabkan oleh pemuntiran

kompleks jantung sewaktu perkembanganya. Masing-masing sel otot jantung saling

berhubungan membentuk serat yang bercabang-cabang, dengan sel-sel yang berdekatan

disatukan ujungnya struktur khususyang dinamai diskus interkalaris. Di dalam ini terdapat

desmosome dan Gap Junction. Desmosome merupakan suatu tipe taut erat yang menyatukan

sel-sel, sangat banyak terdapat di jaringan seperti jantung yang mengalami stress mekanik

besar (gambar 2).

Page 10: Makalah Abe Skenario 2 blok 8

Gambar 6. Diskus interkalaris

Sumber : www.sentra-edukasi.com

Aktivitas Listrik Jantung7

Kontraksi sel otot jantung terjadi oleh adanya potensial aksi yang dihantarkan

sepanjang membran sel otot jantung. Jantung akan berkontraksi secara ritmik, akibat adanya

impuls listrik yang dibangkitkan oleh jantung sendiri atau suatu kemampuan yang disebut

autorhytmicity. Sifat ini dimiliki oleh sel khusus otot jantung. Terdapat dua jenis khusus sel

otot jantung, yaitu:

Sel kontraktil: Sel ini melakukan kerja mekanis, yaitu memompa.

Sel otoritmik: Sel ini mengkhususkan diri mencetuskan dan menghantarkan potensial

aksi yang bertanggung jawab untuk kontraksi sel-sel pekerja.

Berbeda dengan sel saraf dan sel otot rangka yang memiliki potensial membrane

istirahat yang mantap. Sel-sel khusus jantung tidak memiliki potensial membrane istirahat.

Sel-sel ini memperlihatkan aktivitas pacemaker (picu jantung), berupa depolarisasi lambat

yang diikuti oleh potensial aksi apabila potensial membrane tersebut mencapai ambang tetap.

Dengan demikian, timbul potensial aksi secara berkala yang akan menyebar ke seluruh

jantung dan menyebabkan jantung berdenyut secara teratur tanpa adanya rangsangan melalui

saraf. Mekanisme yang mendasari depolarisasi lambat pada sel jantung penghantar khusus

masih belum diketahui secara pasti. Di sel-sel otoritmik jantung, potensial membaran tidak

Page 11: Makalah Abe Skenario 2 blok 8

menetap antara potensial – potensial aksi. Setelah suatu potensial aksi, membrane secara

lambat mengalami depolarisasi atau bergeser ke ambang akibat inaktivitasi saluran K+. pada

saat yang sama ketika sedikit K+ ke luar sel karena penurunan tekanan K+ dan Na+, yang

permeabilitasnya tidak berubah, terus bocor masuk ke dalam sel. Akibatnya, bagian dalam

secara perlahan menjadi kurang negative; yaitu membrane secara bertahap mengalai

depolarisasi menuju ambang. Setelah ambang tercapai, dan saluran Ca++ terbuka, terjadilah

influks Ca++ secara cepat, menimbulkan fase naik dari potensial aksi spontan. Fase saluran

K+. inaktivitasi saluran-saluran ini setelah potensial aksi usai menimbulkan depolarisasi

lambat berikutnya mencapai ambang.5,6 Sel-sel jantung yang mampu mengalami otoritmisitas

ditemukan di lokasi-lokasi berikut:

Nodus sinoatrium (SA), daerah kecil khusus di dinding atrium kanan dekat lubang

vena kava superior.

Nodus atrioventrikel (AV), sebuah berkas kecil sel-sel otot jantung khusus di dasar

atrium kanan dekat septum, tepat di atas pertautan atrium dan ventrikel.

Berkas HIS (berkas atrioventrikel), suatu jaras sel-sel khusus yang berasal dari nodus

AV dan masuk ke septum antar ventrikel, tempat berkas tersebut bercabang

membentuk berkas kanan dan kiri yang berjalan ke bawah melalui seputum,

melingkari ujung bilik ventrikel dan kembali ke atrium di sepanjang dinding luar.

Serat Purkinje, serat-serta terminal halus yang berjalan dari berkas HIS dan menyebar

ke seluruh miokardium ventrikel seperti ranting-ranting pohon.

Berbagai sel penghantar khusus memiliki kecepatan pembentukkan impuls spontan

yang berlainan. Simpul SA memiliki kemampuan membentuk impuls spontan tercepat.

Impuls ini disebarkan ke seluruh jantung dan menjadi penentu irama dasar kerja jantung,

sehingga pada keadaan normal, simpul SA bertindak sebagai picu jantung. Jaringan

penghantar khusus lainnya tidak dapat mencetuskan potensial aksi intriksiknya karena sel-sel

ini sudah diaktifkan lebih dahulu oleh potensial aksi yang berasal dari simpul SA, sebelum

sel-sel ini mampu mencapai ambang rangsangnya sendiri.

Urutan kemampuan pembentukkan potensial aksi berbagai susunan penghantar

khusus jantung yaitu:

• Nodus SA (pemacu normal) : 80-100 kali per menit

• Nodus AV : 40-60 kali per menit

• Berkaos His dan serat purkinje : 20-40 kali per menit

Page 12: Makalah Abe Skenario 2 blok 8

Gambar 7. Potensial aksi jantung.

Sumber : www.sentra-edukasi.com

Pengaturan Intrinsik Jantung7

Pengaturan intrinsik merupakan mekanisme hukum starling atau bisa disebut

mekanisme heterometrik. Hukum starling adalah semakin besar volume ventrikel pada

diastole maka makin kuat kontraksinya sampai batas tertentu.

- Makin besar EDV → makin kuat kontraksi

- EDV naik → kontraksi naik → stroke volume naik

- Hukum Frank-Starling : EDV naik → stroke volume naik

- Venous return naik →stroke volume naik

- length-tension curva : hubungan antara EDV dengan stroke volume

Pengaturan Ekstrinsik Jantung7

Jantung juga dipersarafi oleh kedua divisi sistem saraf otonom, yang dapat

memodifikasi kecepatan (serta kekuatan) kontraksi, walaupun untuk memulai kontraksi tidak

memerlukan stimulasi saraf.

Efek Stimulasi Parasimpatis pada Jantung

Page 13: Makalah Abe Skenario 2 blok 8

Pengaruh sistem saraf parasimpatis pada nodus SA adalah untuk menurunkan

kecepatan denyut jantung.

Pengaruh parasimpatis pada nodus AV menurunkan eksitabilitas nodus tersebut,

memperpanjang transmisi impuls ke ventrikel.

Stimulasi parasimpatis pada sel-sel kontraktil atrium mempersingkat potensial aksi.7

Dengan demikian, jantung bekerja secara “lebih santai” di bawah pengaruh parasimpatis-

jantung berdenyut lebih lambat, waktu antara kontraksi atrium dan ventrikel memanjang, dan

kontraksi atrium melemah.

Efek Stimulasi Simpatis pada Jantung

Sebaliknya, sistem saraf simpatis, yang mengontrol kerja jantung pada situasi-situasi

darurat atau sewaktu berolahraga. Yaitu saat terjadi peningkatan kebutuhan akan

aliran darah, mempercepat denytu jantung melalui efeknya pada jaringan pemacu.

Efek utama stimulasi simpatis pada nodus SA adalah meningkatkan kecepatan

depolarisasi.

Stimulasi simpatis pada nodus AV mengurangi perlambatan nodus AV dengan

meningkatkan kecepatan penghantaran, mungkin melalui peningkatan arus masuk

Ca2+ yang berjalan lambat.

Demikian juga, stimulasi simpatis mempercepat penyebaran potensial aksi di seluruh

jalur penghantar khusus.

Di sel-sel kontraktil atrium dan ventrikel, yang keduanya memiliki banyak ujung saraf

simpatis, stimulasi simpatis meningkatkan kekuatan kontraktil, sehingga jantung

berdenyut lebih kuat dan memeras lebih banyak darah keluar.7

Dengan demikian, efek keseluruhan stimulasi simpatis pada jantung adalah

meningkatkan aktivitas jantung sebagai pompa dengan meningkatkan kecepatan denyut

jantung, menurunkan jeda antara kontraksi atrium dan ventrikel, menurunkan waktu hantaran

ke seluruh jantung, dan meningkatkan kekuatan kontraksi.

Faktor-faktor yang Mempengaruhi Aliran Balik Vena7

Factor-faktor yang mempengaruhi aliran balik vena antara lain pengaruh gaya

gravitasi, katup pada vena, aktivitas otot rangka, mekanisme pernafasan, pengaruh kerja saraf

simpatis.

Page 14: Makalah Abe Skenario 2 blok 8

Gaya gravitasi berperan besar dalam aliran balik vena karena gaya gravitasi yang

ditimbulkan oleh bumi akan membuat aliran balik vena menjadi lebih berat. Darah yang ada

pada vena akan tertahan dan sulit kembali kejantung karena ditarik oleh gaya gravitasi.

Katup pada vena menjadi kelebihan yang dimiliki vena jika dibandingkan dengan

arteri. Adanya katup pada vena akan mencegah darah kembali lagi atau berjalan berlawanan

arah. Pada saat darah pada vena sudah menumpuk, tekanan yang besar akan terbuka dan

mendorong darah menuju jantung, kemudian saat tekanan mulai seimbang katup akan

tertutup sehingga darah tidak kembali lagi.

Aktivitas otot rangka akan membuat vena membesar atau mengecil sehingga aliran

vena akan terpengaruhi. Saat otot rangka berkontraksi maka vena akan terjepit sehingga

terjadi venokonstriksi. Venokonstriksi akan membuat aliran vena menuju jantung menjadi

lebih cepat.

Mekanisme pernafasan berpengaruh pada aliran balik vena karrenan berhubungan

dengan tekanan intrapleura dan tekanan transmural pd vena. Ketika terjadi proses inspirasi

difragma akan turun dan rongga dada membesar. Akibatnya tekanan transmural sepanjang

vena cava superior dan vena cave inferior meningkat bersamaan dengan membesarnya atrium

dan ventrikel. Hal ini akan meningkatkan aliran balik pada vena. Demikian sebaliknya pada

saat proses ekspirasi.

Kerja saraf simpatis berpengaruh pada proses vasokonstriksi dan venokonstriksi.

Ketika tonus simpatik meningkat maka pada arteri akan terjadi vasokontriksi yang

menghambat aliran darah, namun sebaliknya pada vena. Meningkatnya tonus simpatik akan

menyebabkan terjadinya venokonstriksi yang membuat aliran balik vena meningkat.

Kesimpulan

Jantung dibagi menjadi dua bagian utama yaitu dextra dan sinistra. Pada tiap-tiap

bagian terdapat atrium dan ventrikel yang berperan dalam memompa darah keseluruh tubuh.

Aliran darah dari jantung keseluruh tubuh difasilitasi oleh pembuluh darah yang terdiri dari

arteri, vena dan kapiler. Ektremitas inferior termasuk bagian tubuh yang mendapat suplai

darah dari jantung melalui aorta descendens yang akan bercabang menjadi beberapa bagian

pada regio gluteus, tungkai atas, dan bawah. Pada aliran balik vena terdapat factor-faktor

Page 15: Makalah Abe Skenario 2 blok 8

yang mempengaruhi antara lain gaya gravitasi, pengaruh kerja saraf simpatik, kerja otot

rangka, mekanisme pernafasan dan lain-lain.

Daftar Pustaka

1. Winami W, Kindangen K, Listiawati E. Buku ajar anatomi : Sistem kardiovaskular.

Jakarta : Bagian Anatomi Fakultas Kedokteran UKRIDA ; 2013.

2. Pearce EC. Anatomi dan fisiologi untuk paramedis. Jakarta: Gramedia; 2002.h.121.

3. Faiz O, Moffat D. Anatomy at a glance. Jakarta: Erlangga; 2004.h.15.

4. Gibson J. Fisiologi dan anatomi modern untuk perawat. Edisi ke 2. Jakarta: EGC;

2002.h.97-101.

5. Junqueira,Luiz Carlos, Jose Carneiro.Histologi dasar teks dan atlas. Edisi ke 10. Jakarta:

EGC; 2007.196-197.

6. Snell, Ricard S. Anatomi klinik untuk mahasiswa kedokteran. Jakarta: EGC. 2006.

7. Ganong WF. Buku ajar fisiologi kedokteran . Edisi ke 22.Jakarta: EGC; 2008.