Download doc - Lp Stroke Infark

Transcript

LAPORAN KASUS

DENGAN STROKE INFARK

A. Pengertian

Stroke adalah sindrom klinis yang awal timbulnya mendadak progresi

cepat, yang berlangsung 24 jam atau lebih atau langsung menimbulkan

kematian dan semata-mata disebabkan oleh gangguan peredaran darah otak

non traumatik (Mansjoer, 2000)

Stroke adalah kehilangan fungsi otak secara mendadak yang diakibatkan

oleh gangguan suplay darah ke bag otak (Brunner, 2000)

Stroke adalah suatu syndroma yang mempunyai karakteristik suatu

serangan yang mendadak, nonkonvulsif yang disebabkan karena gangguan

peredaran darah otak (Tartowo, 2007)

Stroke Infark adalah sumbatan yang terjadi dijaringan arteri serebral

setempat menyebabkan iskemik serebral sementara atau infark akibat

insufisiensi varkular (Egram, 1998)

B. Etiologi

1. Infark Otak (80 %)

Emboli Emboli kardiogenik

Fibrilasi atrium/ aritimia lain

Trombus mural ventrikel kiri

Penyakit katup mitral/ aorta

Endokarditis (infeksi / non infeksi)

Emboli paradoksal (foramen ovale paten)

Emboli arkus aorta

Aterotrombotik

a) Penyakit Ekstrakranial

Arteri karotis interna

Arteri vertebralis

b) Peny. Intrakranial

Arteri karotis interna

Arteri serebri media

Arteri basilaris

Lakuner (oklusi arteri perforans kecil)

2. Perdarahan Intraserebra (15 %)

Hipertensi

Malformasi arteri – vena

Angiopati amiloid

3. Perdarahan Sub Araknoid (5 %)

4. Penyebab Lain (dapat menimbulkan infark/ perdarahan)

a) Trombosis sinus dura

b) Diseksi arteri karotis/ vertebralis

c) Vaskulistis sist. Sy. Pusat

d) Peny. moya-moya (oklusi arteri besar intra kranial yang progresif)

e) Migren

f) Kondisi hiperkongulasi

g) Penyalagunaan obat, kelainan hematologis, miksoma atrium.

(Mansjoer, 2000)

Sedangkan etiologi menurut Brunner (2001), stroke biasanya akibat

dari salah satu dari empat kejadian :

Trombosis

Embolisme serebral

Iskemia

Hemragi serebral

C. Klasifikasi

Berdasarkan jenis dan lamanya gejala stroke dikelompokkan sebagai

berikut :

1. Serangan iskemik sementara

2. Defisit neurolis iskemik dapat pulih (RIND)

3. Stroke in evolution (SIE)

4. Complete stroke (CS)

(Engram, 1998)

Berdasarkan klinik :

Stroke hemoragik (SH)

Stroke non hemoragik (SNH)

Berdasarkan perjalanan penyakit :

TIA (transient iskemik attack)

Stroke involution

Stroke complete

(Tarwoto, 2006)

D. Manifestasi Klinik

a. Stroke Non Hemoragik

Defisit neurologis secara mendadak/ sub akut

Terjadinya pada waktu istirahat/ bangun pagi

Kesadaran tidak menurun, ttp bila emolib cukup besar

Biasanya terjadi pada usia > 50 tahun

b. Stroke Hemoragik

Perdarahan intraserebral (PIS)

Nyeri kepala karena hipertensi, hebat sekali

Sering kali siang hari, saat aktivitas, emosi / marah

Mual, muntah permulaan serangan

Hemiparesis/ hemiplegi terjadi sejak permulaan serangan

Kesadaran menurun, cepat koma

Perdarahan subaraknoid (PSA)

Nyeri kepala hebat dan akut

Kesadaran sering terganggu dan sangat bervariasi

Ada gejala tanda ransangan meningeal

Edema papil

Manifestasi klinis stroke akut :

Kelumpuhan wajah/ anggota badan (biasanya hemiparesis) yang

timbul mendadak

Gangguan sensibilitas pada satu / lebih anggota badan

Perubahan mendadak ststus mental (konfusi, delirium, letargi, stupor/

koma)

Afasia (bicara tidak lancar, kurangnya ucapan, kesulitan memahami

ucapan)

Disatria (bicara pelo / cadel)

Gangg. penglihatan (hemianopia/ monokuler) diplopia

Atoksia (trunkal / agg badan)

Vertigo, mual, muntah/ nyeri kepala

E. Komplikasi

1. Hipoksia serebral

2. Penurunan aliran darah serebral

3. Embolisme serebral

(Brunner, 2001)

Komplikasi menurun Nettina (2001) adalah :

1. Aspirasi pneumonia

2. Kontraktur

3. Trombosis vena dalam

4. Embolisme pulmonal

5. Defresi

6. Herniasi batang otak

F. Penatalaksanaan

Fase akut dari stroke

Berlangsung 48 sampai 72 jam

Pertahankan jalan nafas dan ventilasi yang adekuat

Baringkan ps dalam pss lateral/ semi telungkup dengan kepala tempat

tidur sedikit ditinggikan

Intubasi endotrakela dan ventilasi mekanik

Pantau terhadap komplikasi pulmonal (aspirasi, atelektasis,

pneumonia)

Periksa jantung terhadap abnormalitas ukuran, irama dan tanda-tanda

gagal jatung kongestif

Penatalaksanaan medis

1. Diaretik

2. Anti koagulan

3. Obat-obat antiplatelet

(Brunner, 2000)

Menurut Engram (1998) adalah :

Farmakoterapi

Agen antihipertensi

Anti koagulan

Kortikosteroid

Asam amino kaproik

Pembedahan

Endarterektomi

G. Evaluasi Diagnostik

1. Angiografi serebral : menentukan penyebab stroke secara spesifik

seperti perdarahan, obstruksi arteri atau adanya

titik okslusi/ ruptur.

2. Skan CT : memperlihatkan adanya edema, hematoma,

iskemia dan infark

3. Fungsi lumbal : menunjukkan adanya tek. normal, trombosis,

embolis serebral dan TIA, jk protein meningkat

adanya proses inflamasi

4. MRI : menunjukkan adanya infark, hemoragik,

malformasi arterio vena

5. Utrasonografi Doppler : mengidentifikasi penyakit arteriovena

6. EEG : melihat lesi yang spesifik

7. Sinar X tengkorak : menggambarkan perubahan kelenjer lempeng

peneal daerah yang berlawan dari massa yang

luas

(Doenges, 2000)

H. Asuhan keperawatan (pengkajian)

1. Aktifitas/ Istirahat

Gejala : Letih, lelah ,malaise, perubahan kesadaran dan kehilangan

keseimbangan.

Sakit kepala yang hebat pada saat perunahan postur tubuh/

aktivitas.

Keterbatasan akibat keadaan.

2. Sirkulasi

Gejala : riwayat hipertensi

Tanda : Hipertensi

Denyutan vaskuler, misalnya daerah temporal.

Pucat, wajah tampak kemerahan.

3. Integritas Ego

Gejala : Perasaan ketidakmampuan, keputusasaan, ketidakberdayaan,

depresi.

Peka rangsangan selama nyeri kepala

Factor-faktor stress emosional/ lingkungan tertentu.

4. Makanan/ cairan

Gejala : Makan-makanan yang tinggi kandungan vasoaktifnya, misalnya

kafein, coklat, daging, makanan berlemak.

Mual/muntah, anoreksia

Penurunan berat badan

5. Neurosensori

Gejala : Pusing, disorientasi, tidak mampu berkosentrasi.

Riwayat cedera kepala yang baru terjadi, trauma, infeksi

intracranial,

Kraniotomy.

Penurunan tingkat kesadaran.

Perubahan visual, sensitive terhadap cahaya/ suara yang keras.

Kelemahanprogresif/ paralisi satu sis temporer

Tanda : Perubahan pola bicara/proses fakir.

Mudah terangsang, peka terhadap stimulus.

Penurunan reflektendon dalam.

Papiledema

6. Nyeri/ Kenyamanan

Karakteristik tergantung pada jenis sakit kepala :

Pascatraumatik : berat dan biasanya bersifat kronis, kontiniu atau

intermiten, setempat atau umum, intensitas beragam, diperburuk oleh

gangguan emosional, perubnahan posisi tubuh.

Tanda : Nyeri, kemerahan, pucat pada daerah wajah.

Respon emosional/ perilaku tak terarah, gelisah.

7. Interaksi Sosial :

Gejala : perubahan dalam tanggung jawab peran/ interaksi social yang

berhubungan dengan penyakit.

I. Diagnosa keperawatan

1. Perubahan perfusi jaringan serebral b/d interapsi

aliran darah, yang oklusi, hemoragi, vasospasme serebral, edema serebral

2. gangguan mobilitas fisik b/d gsnggusn

neuromuskuler, kelemahan, parestesia, paralysis.

3. Perubahan persepsi sensori b/d stres psikologis,

perubahan resepsi sensori

4. Kerusakan komunikasi verbal b/d kerusakan

neuromuskuler

5. Kurangnya perawatan diri b/d kerusakan

neuromuskuler

6. Gangguan harga diri b/d perubahan biofisik,

psikososial dll

7. Kurang pengetahuan tentang kondisi dan perubahan

pengobatan b/d kurang mengingat

8. Inkontinensia b/d kandung kemih flasid, ketidak

stabilan de trusor

9. Perubahan proses berfikir b/d kerusakan otak,

konfusi

10. Perubahan proses keluarga b/d penyakit berat,

beban pemberian perawatan

11. Perubahan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh b/d

disfagia, intake yang kurang

12. Risiko tinggi terhadap perubahan integritas kulit b/d

imobilisasi

13. Risiko tinggi terhadap cedera b/d meluasnya

gangguan perfusi jar. Serebral

14. Risiko tinggi terhadap tidak efektifnya kebersihan

jalan nafas b/d turunnya tingkat kesadaran

J. Intervensi keperawatan

1. Perubahan perfusi jaringan serebral b/d interapsi

aliran darah, yang oklusi, hemoragi, vasospasme serebral, edema serebral

Criteria hasil:

- pasien dapat

mempertahankan tingkat kesadaran, fungsi kognitif, sensorik dan

motorik

- tanda-tanda vital stabil

- gangguan lebih lanjut tidak

terjadi

intervensi:

a. kaji status neurologik setiap jam

R: menentukan perubahan defisit lebih lanjut

b. kaji tingkat kesadaran dengan GCS

R: tingkat kesadaran merupakan indikator terbaik adanya perubahan

neurologi

c. kaji pupil, ukuran, respon terhadap cahaya

R: mengetahui fungsi nervous II&III

d. kaji reflek korne dan gag refleks

R: menurunnya reflek kornea dan gag reflek indikasi kerusakan

batang otak

e. evaluasi keadaan motorik dan sensori pasien

R: gangguan motorik dapat terjadi karena edema otak

f. monitor tanda vital setiap 1 jam

R: adanya perubahan tanda vital seperti respirasi menunjukkna

kerusakan pada batang otak

g. hitung irama denyut nadi

R: bradikardi dapat diakibatkan adanya gangguan otak

h. pertahankan pasien bedrest

R: istirahat yang cukup mencegah perdarahan kembali

i. pertahankan kepala tempat tidur 30-40 derajat dengan posisi leher

tidak menekuk

R: memfasilitrasi drainase vena dari otak

j. anjurkan pasien untuk tidak menekuk lututnya

R dapat meningkatkan tekanna intrakranial

k. pertahankan suhu normal

R suhu yang meningkat akan meningkatkan aliran dasrah ke otak

sehingga TIK meningkat

-

2. gangguan mobilitas fisik b/d gsnggusn

neuromuskuler, kelemahan, parestesia, paralysis.

Kriteria hasil:

- memperahankan keutuhan

tubuh secara optimal seperti tidak adanya kontraktur

- mempertahankan kekuatan

- mempertahankan integritas

kulit

- kebutuhan ADL terpenuhi

intervensi:

a. kaji kemampuan motorik

R: mengidentifikasi kelemahan otot

b. ajarkan pasien untuk melakukan ROM miniumal 4 kali/hari

R: latihan ROM meningkatkan masa tonus, kekuatan otot, fungsi

jantung dan pernapasan

c. Ubah posisi sendi bahu setiap 2-4 jam

R: mencegah kontraktur fleksi bahu

d. Observasi daerah yang tertekan

R: mencegah luka dekubiuts

e. Lakukan mesase pada daerah tertekan

R:membantu memperlancar sirkulasi darah

f. Kilaborasi dengan ahli fisioterapi

R: mengembangkan program khusus

-

3. Perubahan persepsi sensori b/d stres psikologis,

perubahan resepsi sensori

Kriteria hasil:

- mempertahankan tingkat

kesadaran

intervensi:

a. kaji kemampuan persepsi klien dan penerimaan sensorik

R: mengantisipasi defisit dan upaya perawatan diri

b. ciptakan lingkungan yang sederhana

R: menurunkan resiko cedera

c. tempatkan barang pada posisi semula

R: menghindari kebingungan

DAFTAR PUSTAKA

Doenges. E, Marilyn. (2000). Rencana Asuhan Keperawatan. Jakarta. EGC

Engram, Barbara. (1998). Rencana Asuhan Keperawatan. Medikal bedah. Jakarta. EGC

Harrison. (2002). Prinsip-prinsip Ilmu Penyakit dalam. Jakarta. EGC

Kumar dan Robbins. (1995). Buku Ajar Patologi II. Jakarta. EGC

Mansjoer, Arif. (2000). Kapita Selekta Kedokteran. Jakarta. Media Aesculapies. FKUI

Nettina, M, Sandra. (2001). Pedoman Praktik Keperawatan. Jakarta. EGC

Suddarth dan Brunner. (2001). Buku Ajar Keperawatan. Medikal bedah. Jakarta. EGC

Tarwoto (2007). Keperawatan 11ystem11 bedah gangguan 11ystem persarafan.

Jakarta: Sagung seto.

ANALISA DATA

No DX

Data Masalah

1 DS: -

bisa digerakkan-

tiba saat dia berkebun-

dia pernah dioperasi dikepala karena terjatuh dari sepeda motor

DO:---

infark------

Gangguan perfusi jaringan

serebral b/d edema serebral,

gangguan aliran darah

2 DS:-

beraktivitas-

kanannya tidak dapat digerakkan

Gangguan mobilitas fisik b/d

kelemahan

DO:--

kanan nilai kekuatan otot 3-

3 DS:-

seperti tangannya yang telah cacat 10 tahun yang lalu

-melakukan aktivitasnya sehari hari yaitu berkebun

-keadaannya

DO:--

Gangguan harga diri b/d

perubahan fisik

4 DS:-

penyakitnya-

mengapa kakinya bisa lemahDO-

-

Kurang pengetahuan mengenai

penyakit b/d kurang informasi

RENCANA ASUHAN KEPERAWATANNama pasien : Tn ARuang : Merak IINo MR : 24 43 50No Diagnosa keperawatan Tujuan dan kriteria hasil intervensi Rasional

1 Gangguan perfusi jaringan serebral b/d edema serebral, gangguan aliran darah ditandai dengan:DS: -

digerakkan-

dia berkebun-

pernah dioperasi dikepala karena terjatuh dari sepeda motor

DO:---------

Setelah dilakukan tindakan keperawatan selama 3x24 jam perubahan perfusi jaringan serebral teratasi dengan KH:--

dan bicara kemabali normal

-

1. pantau status neurologi

2. pantau TTV

3. evaluasi pupil, ukuran bentuk dan reaksi terhadap cahaya

4. tinggikan kepala dengan posisi anatomis

5. kolaborasi dalam pemberian obat hipertensi

6. pantau laboratorium

1. mengetahui tingkat kesadaran dan potensial peningkatan TIK

2. mungkin terjadi variasi oleh karena tekanan atau trauma serebral pada daerah vasomotor otak

3. reaksi pupil diatur oleh N III untuk menentukan apakah batang oitak masih baik

4. menurunkan tekanan arteri

5. hipertensi lama perlu penanganan yang hati-hati

6. memberikan informasi tentang keefektifan terapi

2 Gangguan mobilitas fisik b/d kelemahan

DS:--

dapat digerakkanDO:--

nilai kekuatan otot 3--

-

Setelah dilakukan tindakan keperawatan selama 3x24Intolerasi aktivitas dapat teratasi dengan KH:--

kemampuan dalam beraktivitas

-

1. kaji kemampuan secara fungsional atau motorik

2. ajarkan pasien utnuk melakukan ROM minimal 4 kali sehari

3. ubah posisi minimal setiap 2 jam

4. bantu pasien mengembangkan keseimbangan

5. kolaborasi dengan fisioterapi

1. mengidentifikasi kelemahan otot dan kelemahan motorik

2. latihan ROM meningkatkan masa tonus, kekuatan otot, fungsi jantung dan pernapasan

3. mencegah kontraktur fleksi bahu

4. membantu melatioh kembali jaras syaraf, meningkatkan respon motorik

5. mengembangkan program khusus

3 Gangguan harga diri b/d perubahan biofsik ditandai denganDS:-

tangannya yang telah cacat 10 tahun yang lalu

-aktivitasnya sehari hari yaitu berkebun

Setelah dilakukan tindakan keperawatan selama 1x24 gangguan harga iri dapat teratsi denganKH:- mengungkapakan

penerimaan dirinya - mengenali perubahan

1. identifikasi arti dari kehilangan

2. tekankan keberhasilan yang kecil sekalipun baik mengenai penyembuhan fungsi tubuh

3. dorong orang terdekat

1. mengetahu arti kehilangan dalam diri klien

2. membantu menurunkan perasaan marah dan ketidakberdayaan

3. membantu

-keadaannya

-

dalam konsep diri agar memberi kesempatan dalam menyuport klien

4. beri dukungan atau reinforcement posiitf setiap klien melakukan kegiatan dalam memperbaiki fungsi tubuhnya

peningkatan rasa harga diri klien

4. memberi semangat pada klien

IMPLEMENTASI DAN EVALUASI

Nama pasien : Tn ARuang : Merak IINo MR : 24 43 50

Tanggal No DX Implementasi Evaluasi

6-05-08 1 1. mengukur tanda –tanda vital

2. mengkaji refleks pupil

3. mengatur posisi kepala saat

pasien tidur

S:

- mengatakan kakinya masih

lemah

- mengatakan

O :

- TD: 190/120 mmHg

- N: 80 x/menit

- S: 36,5 o C

- RR: 24 x/menit

- Reflek pupil isokor

- Posisi kepala sedikit ekstensi

ketika tidur

A : masalah belum teratasi

P : Tindakan keperawatan

dilanjutkan :

- Pantau tanda-tanda vital

- Pertahankan posisi pasien

- Observasi GCS

2

3

-

-

-

-

(istri) supaya selalu memberi

support kepada klien dalam

menjalani pengobatan

-

kepada klien ketika klien

semangat untuk berobat

-

S:

- mengatakan kakinya masih

lemah

- mengatakan aktivitasnya masih

dibantu oleh istrinya

O :

- TD: 190/120 mmHg

- N: 80 x/menit

- S: 36,5 o C

- RR: 24 x/menit

- Reflek pupil isokor

A : masalah belum teratasi

P : Tindakan keperawatan

dilanjutkan :

- Pantau tanda-tanda vital

- Observasi GCS

S:

- mengatakan dirinya akan

berusaha untuk tetap semangat

agar dapat berjalan seperti

semula

O :

- Pasien tampak semangat

untuk latihan pada kakinya

A : masalah belum teratasi

P : Tindakan keperawatan

dilanjutkan :

IMPLEMENTASI DAN EVALUASI

Nama pasien : Ruang : No MR :

Tanggal No DX Implementasi Evaluasi