Download doc - Lp Perforasi Gaster

Transcript
Page 1: Lp Perforasi Gaster

LAPORAN PENDAHULUAN

DENGAN KASUS PERFORASI GASTER

Di Ruang HCU RSD. dr. SOEBANDI

Disusun Oleh :

M. Fikri Rusnianto

14.401.12.060

AKADEMI KESEHATAN RUSTIDA

PRODI D III KEPERAWATAN

KRIKILAN – GLENMORE – BANYUWANGI

Page 2: Lp Perforasi Gaster

PERFORASI GASTER

A. Definisi

Perforasi gastrointestinal merupakan suatu bentuk penetrasi yang komplek dari

lambung, usus halus, usus besar, akibat dari bocornya isi dari usus ke dalam rongga perut.

Perforasi dari usus mengakibatkan secara potensial untuk terjadinya kontaminasi bakteri

dalam rongga perut (keadaan ini dikenal dengan istilah peritonitis). Perforasi lambung

berkembang menjadi suatu peritonitis kimia yang di sebabkan karna kebocoran asam

lambung ke dalam rongga perut. Perforasi dalam bentuk apapun yang mengenai saluran

cerna merupakan suatu kasus kegawatan bedah.

Perforasi pada saluran cerna sering di sebabkan oleh penyakit-penyakit seperti

ulkus gaster, appendicitis, keganasan pada saluran cerna, atau trauma.

B. Etiologi

1. Perforasi Non-Trauma, Misalnya :

a. Akibat volvulus gaster karna overdistensi dan iskemia

b. Adanya factor predisposisi : termasuk ulkus peptic.

c. Perforasi oleh malignasi intra abdomen atau limfoma.

d. Benda asing (misalnya jarum pentul) dapat menyebabkan perforasi esophagus,

gaster, atau usus, dengan infeksi antra abdomen, peritonitis, dan sepsis.

2. Perforasi Trauma (Tajam atau Tumpul), misalnya :

a. Trauma iatrogenik setelah pemasangan, pipa nasogastric saat endoskopi.

b. Luka penetrasi ke dada bagian bawah atau abdomen (misalnya tusukan pisau)

c. Trauma tumpul pada gester : trauma sepeti ini lebih umum pada anak daripada

dewasa.

Page 3: Lp Perforasi Gaster

C. Manifestasi Klinis

Tanda dan gejala perforasi gaster adalah :

1. Kesakitan hebat pada perut dan kram diperut.

2. Nyeri di daerah epigastrium.

3. Hipertermi

4. Takikardi

5. Hipotensi

6. Biasanya tampak letargik karna syok toksik.

D. Patofisologi

Dalam keadaan normal, lambung relatif bersih dari bakteri dan mikroorganisme

lain karena kadar asam intraluminalnya yang tinggi. Kebanyakan orang yang mengalami

trauma abdominal memiliki fungsi gaster normal dan tidak berada dalam resiko

kontaminasi bakteri setelah perforasi gaster. Namun, mereka yang sebelumnya sudah

memiliki masalah gaster beresiko terhadap kontaminasi peritoneal dengan perforasi

gaster. Kebocoran cairan asam lambung ke rongga peritoneal sering berakibat peritonitis

kimia yang dalam. Jika kebocoran tidak ditutup dan partikel makanan mencapai rongga

peritoneal, peritonitis kimia bertahap menjadi peritonitis bakterial. Pasien mungkin bebas

gejala untuk beberapa jam antara peritonitis kimia awal sampai peritonitis bakterial

kemudian.

Adanya bakteri di rongga peritoneal merangsang influks sel-sel inflamasi akut.

Omentum dan organ dalam cenderung untuk melokalisasi tempat inflamasi, membentuk

flegmon (ini biasanya terjadi pada perforasi usus besar). Hipoksia yang diakibatkan di

area memfasilitasi pertumbuhan bakteri anaerob dan menyebabkan pelemahan aktivitas

bakterisid dari granulosit, yang mengarah pada peningkatan aktivitas fagosit granulosit,

degradasi sel, hipertonisitas cairan membentuk abses, efek osmotik, mengalirnya lebih

banyak cairan ke area abses, dan pembesaran abses abdomen. Jika tidak diterapi,

bakteremia, sepsis general, kegagalan multi organ, dan syok dapat terjadi.

Page 4: Lp Perforasi Gaster

E. Pemeriksaan Penunjang

Sejalan dengan penemuan klinis, metode tambahan yang dapat dilakukan adalah :

1. foto polos abdomen pada posisi berdiri.

2. Ultrasonografi

Ultrasonografi adalah metode awal untuk kebanyakan kondisi akut abdomen.

Pemeriksaan ini berguna untuk mendeteksi cairan bebas dengan berbagai densitas,

yang pada kasus ini adalah sangat tidak homogen karena terdapat kandungan

lambung..

3. CT-scan

CT scan abdomen adalah metode yang jauh lebih sensitif untuk mendeteksi udara

setelah perforasi, bahkan jika udara tampak seperti gelembung dan saat pada foto

rontgen murni dinyatakan negatif. Oleh karena itu, CT scan sangat efisien untuk

deteksi dini perforasi gaster.

Page 5: Lp Perforasi Gaster

PATHWAYS

MK : Gangguan MK : Perubahan

Rasa aman nyeri MK : Resti kekurangan nutrisi kurang

Volume cairan dari kebutuhan

MK : Resti Perfusi Jaringan

Stress fisik Obat obatan Bahan kimia Trauma Bakteri, virus

Penghancuran sawar epitel

Perfusi mukosa lambung

terganggu

Melekat Pada epitel lambung

Kerusakan mukosa barier

Difusi ion balik H+

Julmah asam lambung meningkat

Iritasi mukosa lambung

Gastritis

Perlukaan pada lambung

Hematomesis

Anemis

Sianosis

Nyeri Rasa Nausea dan vomitas

anoreksia

Page 6: Lp Perforasi Gaster

F. Prognosis

Apabila tindakan operasi dan pemberian antibiotik berspektrum luas cepat dilakukan

maka prognosisnya dubia ad bonam. Sedangkan bila diagnosis, tindakan, dan pemberian

antibiotik terlambat dilakukan maka prognosisnya menjadi dubia ad malam.

Hasil terapi meningkat dengan diagnosis dan penatalaksanaan dini. Faktor-faktor berikut

akan meningkatkan resiko kematian :

• Usia lanjut

• Adanya penyakit yang mendasari sebelumnya

• Malnutrisi

• Timbulnya komplikasi

G. Penatalaksanaan

Penderita yang lambungnya mengalami perforasi harus diperbaiki keadaan

umumnya sebelum operasi. Pemberian cairan dan koreksi elektrolit, pemasangan pipa

nasogastrik, dan pemberian antibiotik mutlak diberikan. Jika gejala dan tanda-tanda

peritonitis umum tidak ada, kebijakan nonoperatif mungkin digunakan dengan terapi

antibiotik langsung terhadap bakteri gram-negatif dan anaerob.

H. Komplikasi

1. Infeksi Luka, angka kejadian infeksi berkaitan dengan muatan bakteri pada gaster

2. Kegagalan luka operasi

Kegagalan luka operasi (kerusakan parsial atau total pada setiap lapisan luka operasi)

dapat terjadi segera atau lambat

I. Konsep Asuhan Keperawatan

1. Pengkajian

a. Identitas

tidak ada batasan yang jelas antara laki-laki dan perempuan. Bisa tingkatan

segala usia. Tapi paling banyak di jumpai pada usia lansia.

b. Keluhan utama

keluhan utama yang di rasakan pada perfoasi gaster adalah nyeri pada ulu hati.

c. Riwayat Penyakit sekarang

Page 7: Lp Perforasi Gaster

1) Profoking incident : di sebabkan oleh non-trauma ; predisposisi atau

trauma ; benturan atau tertusuk menda tajam

2) Quality : pada penderita perforasi gaster nyeri pada perut terasa

seperti di tusuk-tusuk

3) Region : nyeri pada epigastrium

4) Severity : adanya keluhan tidak dapat beristirahat karna nyeri atau

regurgitasi makanan.

5) Time : nyeri biasanya timbul jika beraktifitas dan setelah

mengkonsumsi makanan yang merangsang asam lambung.

d. Riwayat penyakit keluarga

perforasi gaster bukan merupakan penyakit keturunan namun bisa di sebabkan

oleh pola hidup yang kurang kurang baik dan bisa trauma atau factor

predisposisi.

2. Pemeriksaan Fisik

a. Keadaan umum

Pada pasien perforasi gaster biasanya kesadaran baik composmentis,

terjadi kelemahan dan terjadi gangguan pola tidur akibat nyeri yang dirasakan

b. Sistem penglihatan

I : Biasanya pada pasien perforasi gaster konjungtiva pucat di curigai adanya

tanda-tanda anemia ( Tutik. 2010 : 53 ).

P : Pada palpasi tidak ditemukan kelainan pada penderita perforasi gaster.

c. Sistem pendengaran

I :Pada pasien perforasi gaster biasanya pada sistem ini tidak mengalami

gangguan.

P :Pada sistem pendengaran secara umum penderita perforasi gaster tidak

terdapat kelainan.

d. Sistem penciuman

I :Pada pasien perforasi gaster biasanya pada sistem ini tidak mengalami

ganguan, fungsi penciuman tidak mengalami gangguan.

P :Pada palpasi hidung tidak terdapat kelainan.

e. Sistem Pernafasan

Page 8: Lp Perforasi Gaster

I :Pada pasien perforasi gaster biasanya pada sistem ini tidak mengalami

ganguan, frekuensi pernafasan normal.

P :Biasanya pada palpasi thorax tidak terdapat kelainan seperti nyeri tekan.

P :Biasanya perfusi area paru norma (sonor)

A :Biasanya auskultasi paru tidak terdapat suara tambahan

f. Sistem kardiovaskuler

I :Biasanya tudak terdapat kelainan, ictus kordis nampak pada ICS 4 – 5 mid

klavikula sinistra , akan tetapi nampak tidaknya ictus kordis tergantung

pada gemuk atau kurusnya penderita.

P :Pada palpasi teraaba icyus kordis di ICS 4 – 5 mid klafikula sinistra.

Palpasi nadi biasnya melemah dan takikardi.

P :Pada perkusi jantung tidak terdapat kelainan, suara perkusi area jantung

redup.

A: Biasanya pada aukultasi jantung pada penderita perforasi gaster tidak

mengalami kelainan.

g. Sistem persyarafan

I :Kesadaran yang diamati berupa komposmentis, apatis, samnolen, bahkan

hingga coma pada perforasi gaster

h. Sistem pencernaan

I :Biasanya pada penderita perforasi gaster nampak menyeringai kesakitan

dan memegangi perut daerah ulu hati.

A : Bising usus menurun

P : Biasanya terdapat nyeri tekan daerah ulu hati ( epigastrium ).

P :Pada pemeriksaan perkusi untuk penderita perforasi gaster ditemukan

suara hipertimpani.

i. Sistem eliminasi

I :Pada eliminasi alvi terjadi gangguan defekasi akibat dari input yang tidak

adekuat.

Page 9: Lp Perforasi Gaster

j. Sistem muskuluskeletal

I :Biasanya pada perforasi gaster akut pasien masih mampu untuk

melakukan aktivitas dan tidak terlihat kekuatan otot menurun namun pada

perforasi gaster kronis hal itu dapat terjadi

k. Integumen

I :Turgor kulit menurun akibat dehidrasi

3. Diagnosa Keperawatan

a. Nyeri berhubungan dengan perlukaan pada lambung.

b. Perubahan Nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh berhubungan dengan intake

nutrisi tidak adekut.

c. Resiko kekurangan volume cairan berhubungan dengan mual dan muntah.

d. Kecemasan berhubungan dengan kurang pengetahuan

4. Intervensi

a. Nyeri berhubungan dengan adanya perlukaan di lambung.

Tujuan :Setelah dilakukkan tindakan selama 3 × 24 jam diharapkan

terdapat penurunan respon nyeri / nyeri hilang.

Kriteria hasil :Tingkat kenyamanan, (perasaan senang) tingkat persepsi positif

terhadap kemudahan fisik dan psikologis, tindakan individu untuk

mengendalikan nyeri, keparahan nyeri dapat diamati / dilaporkan,

jumlah nyeri yang dilaporkan.

Page 10: Lp Perforasi Gaster

Intervensi Keperawatan:

1) Gunakan laporan dari pasien sendiri pilihan pertama.

Rasional: Guna mengumpulkan informasi pengkajian.

2) Minta pasien untuk menilai nyeri.

Rasional: Membantu menilai nyeri atau ketidaknyamanan.

3) Gunakan lembar alur nyeri.

Rasional: Memantau pengurangan nyeri dari analgetik dan efek

sampingnya.

4) Lakukan pengkjian nyeri (lokasi, karakteristik, durasi, frekuensi, kualitas,

keparahan nyeri, faktor presipitasi).

Rasional: Membantu membedakan nyeri.

5) Dalam mengkaji pasien gunakan kata – kata yang konsisten dengan usia

dan tingkat perkembangan pasien.

Rasional: Membantu membangun suasana terapiutik.

6) Instruksikan pasien untuk menginformasikan kepada perawat jika

peredaran nyeri tidak dapat dicapai.

Rasional: Nyeri yang berkelanjutan dicurigai adanya komplikasi.

7) Ajarkan penggunaan teknik nonfarmakologi.

Rasional: Teknik distraksi relaksasi meminimalkan tingkatan rasa nyeri.

8) Observasi vital sign.

Rasional: Nadi dapat meningkat secara dini karena tingkatan nyeri

b. Perubahan Nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh berhubungan dengan intake

nutrisi tidak adekut, anaroxia.

Page 11: Lp Perforasi Gaster

Tujuan :Setelah dilakukkan tindakan selama 3 × 24 jam diharapkan

terjadi peningkatan asupan dalam pemenuhan nutrisi.

Kriteria hasil :Klien secara subjektif termotivasi untuk melakukan pemenuhan

ntrisi sesuai anjuran, asupan meningkat pada porsi makan yang

disediakan, mempertahankan berat badan, menoleransi diet yang

dianjurkan, mengungkapkan tekat untuk mematuhi diet.

Intervensi keperawatan:

1) Anjurkan agar klien memakan makanan yang disediakan di rumah

sakit.

Rasional: Untuk menghindari makanan yang justru dapat mengganggu

proses penyembuhan klien.

2) Beri makanan dalm keadaan hangat dan porsi kecil serta diet TKTP.

Rasional: Untuk meningkatkan selera dan mencegah mual,

mempercepat perbaikan kondisi.

3) Libatkan keluarga pasien dalam pemenuhan nutrisi tambahan yang

tidak bertentangan dengan penyakitnya.

Rasional: Klien kadang kala mempunyai selera makan yang sudah

terbiasa sejak dirumah. Dengan bantuan keluarga dalam pemenuhan

nutrisi dengan tidak bertentangan dengan pola diet akan meningkatkan

pemenuhan nutrisi.

4) Lakukan dan ajarkan perawatan mulut sebelum dan sesudah makan

serta sebelum dan sesudah intervensi pemeriksaan peroral.

Page 12: Lp Perforasi Gaster

Rasional: Hygiene oral yang baik akan meningkatkan nafsu makan

klien.

5) Beri motivasi dan dukungan psikologis.

Rasional: Meningkatkan secara psikologis.

6) Pencegahan dan penanganan diet yang berat dan aktivitas yang

berlebih.

Rasional: Diet yang terlalu keras meningkatkan kerja lambung

7) Timbang pasien dalam interval yang tepat.

Rasional: Membantu mengetahui adanya peningkatan atau penurunan

berat badan klien.

8) Anjurkan untuk makan porsi sedikit dengan interval sering.

Rasional: Mencegah perangsangan yang mendadak pada lambung.

c. Resiko kekurangan volume cairan berhubungan dengan mual dan muntah.

Tujuan : Setelah dilakukan tindakan keperawatan selama 3 x 24 jam

diharapakan tidak terjadi kekurangan cairan tubuh .

Kriteria hasil :Tidak memiliki konsentrasi urin yang berlebih, tidak

mengalami haus yang tidak normal, memiliki keseimbangan

asupan yang seimbang, menampilkan hidrasi yang baik,

memiliki asupan cairan oral yang adekuat.

Intervensi keperawatan:

1) Observasi output dan input cairan setiap hari terhadap dehidrasi.

Rasional: Out put yang berlebih dapat terjadinya dehidrasi.

Page 13: Lp Perforasi Gaster

2) Observasi kulit kering berlebihan dan membran mukosa, penurunan

turgor kulit, pengisian kapiler lambat.

Rasional: Menunjukkan kehilangan cairan berlebihan / dehidrasi.

3) Kaji tanda tanda vital.

Rasional: Hipotensi, demam, dapat menunjukkan terjadinya

kehilangan cairan.

4) Observasi terhadap kehilangan cairan yang tinggi elektrolit (diare).

Rasional: Untuk mengevalasi kehilangan cairan.

5) Kaji nilai elektrolit setiap 24 jam untuk ketidaksinambungan cairan.

Rasional: Mengetahui jumlah cairan yang dibutuhkan.

6) Anjurkan keluarga untuk memberi minum klien 6 – 8 gelas air putih

setiap hari.

Rasional: Mengganti cairan elektrolit yang hilang melalui oral.

d. Kecemasan berhubungan dengan kurang pengetahuan.

Tujuan : Setelah dilakukan tindakan keperawan selama 1 x 15 menit

diharapkan klien menunjukkan ansietasnya berkurang.

Kriteria hasil : Ansietas berkurang dibuktikan dengan menunjukkan kontrol

agresi, kontrol ansietas, koping, kontrol implus. Melaporkan

tidak ada manifestasi kecemasan secara fisik, manifestasi

prilaku akubat kecemasan tidak ada.

Intervensi keperawatan:

1) Beri dorongan kepada pasien untuk mengungkapkan pikiran dan

perasaan.

Page 14: Lp Perforasi Gaster

Rasional: Membantu mengeksternalisasikan ansietas.

2) Sediakan informasi faktual menyangkut diagnosis, perawatan dan

prognosis.

Rasional: Meminimalkan ansietas dengan ketidaktauan menyangkup

diagnosis, dan tindakan keperawatan.

3) Intruksikan pasien tentang penggunaan teknik relaksasi.

Rasional: Belajar cara untuk rileks dapat menbantu menurunkan

ansietas.

4) Dampingi pasien (misalnya selama prosedur).

Rasional: Meningkatkan keamanan dan mengurangi takut.

(Wilkinson. 2007 : 26)

Page 15: Lp Perforasi Gaster

DAFTAR PUSTAKA

Pieter, John, editor : Sjamsuhidajat,R. dan De Jong, Wim, Bab 31 : Lambung dan

Duodenum,

Buku Ajar Ilmu Bedah, Edisi 2, EGC : Jakarta, 2004. Hal. 541-59.

Kapita Selekta Kedokteran, Edisi Ketiga, Jilid 2, editor : Mansjoer, Arif., Suprohalta., Wardhani,

Wahyu Ika., Setiowulan, Wiwiek., Fakultas Kedokteran UI, Media Aesculapius, Jakarta : 2000

Azer, Samy A., Intestinal Perforation – emedicine available from,

http://www.emedicine.com/med/topic2822.htm

Medcyclopaedia – Gastric rupture, available from

http://www.medcyclopaedia.com/library/topics/volume_vii/g/gastric_rupture

Gharehbaghy, Manizheh M., Rafeey, Mandana., Acute Gastric Perforation in Neonatal

Period, available from http://www.medicaljournal-ias.org/14_2/Gharehbaghy.pdf

Sofić, Amela., Bešlić, Šerif., Linceder, Lidija., Vrcić, Dunja., Early radiological

diagnostics of gastrointestinal perforation, available from

http://www.onko-i.si/uploads/articles/Radiology_40_2_2.pdf

Hermana, Asep., Awas, Bahaya Jamu Oplosan! Available from http://www.pikiran-

rakyat.com/cetak/2007/072007/05/cakrawala/lainnya