Download docx - Linguistik fonologi

Transcript
Page 1: Linguistik fonologi

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang.

Linguistik umum bisa didefinisikan sebagai ilmu bahasa.Definisi

demikian mencangkup linguistik dalam kegiatan tertentu dengan disiplin-

disiplin dan ilmu-ilmu lain diluar linguistik itu sendiri dan dalam

pembagiannya menjadi berbagai cabang.Linguistik umum menelaah

bahasa manusia sebagai bagian yang universal yang dapat dikenali dari

perilaku manusia dan kemampuan manusia; bahasa manusia ini mungkin

merupakan salah satu bagian terpenting dalam kehidupan seperti yang kita

ketahui, dan salah satu kesanggupan manusia yang mempunyai efek yang

paling luas dalam kaitan dengan seluruh prestasi umat manusia.

Linguistik umum adalah ilmu yang mempelajari sekumpulan bahan

tertentu, yaitu bahasa lisan dan bahasa tulisan, serta bahwa linguistik itu

dimulai dengan kegiatan-kegiatan yang dapat disampaikan dan

dideskripsikan secara umum kepada masyarakat dan dapat dibuktikan

dengan mengacu pada prinsip-prinsip yang dapat dinyatakan dan mengacu

kepada suatu teori yang dapat dirumuskan.

Linguistik dalam menganalisis materi dan membuat pernyataan-

pernyataan umum yang meringkas dan sejauh mungkin berkaitan dengan

kaidah dan keteraturan dari gejala-gejala (tuturan- tuturan secara lisan

maupun tulisan) yang termaksud dalam ruang lingkup linguistik.

Linguistik sebagai penutur-pendengar dari bahasa yang sedang

dipelajarinya atau bahasa yang dikuasainya tidak hanya bisa mendapatkan

materi yang didapat ia hasilkan untuk dirinya sendiri tanpa menunggu

sampai materi itu ditemukan, tapi juga bisa mendapatkan reaksi dan

penilaian yang betul-betul bersifat pribadi tentang hal-hal seperti kalimat

tersusun dengan baik dan benar. Linguistik berbeda dari kajian-kajian lain

karena linguistik menggunakan bahasa dan sekaligus mempelajari bahasa

sebagai objek.

1

Page 2: Linguistik fonologi

B. Rumusan Masalah

1. Apa yang dimaksud linguistik fonologi ?

2. Apa kaitan nya dengan fonetik ?

3. Apa hubungan nya fonologi dengan fonemik ?

4. Bagaimana kaitan fonologi dengan fona ?

5. Bagaimana hubungan fonologi dengan fomen ?

C. Tujuan

1. Mengetahui apa maksud dari fonologi

2. Mengetahui kaitannya dengan fonetik

3. Mengetahui hubungan nya dengan fonemik

4. Mengetahui kaitan fonologi dengan fona

5. Mengetahui hubungan fonologi dengan fomen

D. Manfaat

a. Manfaat Teoritis.

Penelitian ini bertitik tolak dengan meragukan suatu teori tertentu

atau yang disebut dengan penelitian verifikatif.Adanya keraguan

terhadap teori itu muncul apabila yang terlibat tidak dapat lagi

menjelaskan kejadian-kejadian aktual yang tengah

dihadapi.Dilakukannya pengujian atas teori tersebut bisa melalui

penelitian secara empiris serta hasilnya dapat menolak ataupun

mengukuhkan serta merevisi teori yang berhubungan.

b. Manfaat Praktis.

Di lain sisi, penelitian juga berguna untuk memecahkan

permasalahan praktis. Semua lembaga yang bisa kita jumpai di

masyarakat, seperti lembaga pemerintahan ataupun lembaga swasta,

sadar akan manfaat tersebut dengan menempatkan suatu penelitian dan

juga pengembangan sebagai bagian dari integral organisasi merek.

Jadi kedua manfaat tersebut adalah syarat untuk dilakukannya sebuah

penelitian yang mana telah dinyatakan di dalam desain atau rancangan

penelitian.

2

Page 3: Linguistik fonologi

BAB II

KAJIAN TEORI

A. Sejarah Fonologi

Sejarah fonologi dapat dilacak melalui riwayat pemakaian istilah

fonem dari waktu ke waktu. Pada sidang Masyarakat Linguistik Paris, 24

mei 1873, Dufriche Desgenettes mengusulkan nama fonem, sebagai

padanan kata Bjm Sprachault. Ferdinand De Saussure dalam bukunya

“Memorie Sur Le Systeme Primitif Des Voyelles Dan Les Langues Indo-

Europeennes” ‘memoir tentang sistem awal vokal bahasa-bahasa Indo

eropa ‘ yang terbit pada tahun 1878, mendefinisikan fonem sebagai

prototip unik dan hipotetik yang berasal dari bermacam bunyi dalam

bahasa-bahasa anggotanya. Sejarah fonologi dalam makalah ini akan lebih

mengkhususkan membahas mengenai istilah fonem. Gambaran mengenai

perkembangan fonologi dari waktu ke waktu dapat dilihat lewat berbagai

aliran dalam fonologi.

a. Aliran Kazan

Dengan tokohnya Mikolaj Kreszewski, aliran ini

mendefinisikan fonem sebagai satuan fonetis tak terbagi yang tidak

sama dengan antropofonik yang merupakan kekhasan tiap individu.

Tokoh utama aliran kazan adalah Baudoin de Courtenay (1895).

Menurut linguis ini, bunyi-bunyi yang secara fonetis berlainan

disebut alternan, yang berkerabat secara histiris dan etimologis.

Jadi, meskipun dilafalkan berbeda, bunyi-bunyi itu berasal dari

satu bentuk yang sama. Pada 1880, Courtenay melancarkan

kritiknya terhadap presisi atas beberapa fona yang dianggapnya

tidak bermanfaat. Pada 1925, paul passy mempertegas kritik

tersebut.

3

Page 4: Linguistik fonologi

b. Ferdinand De Saussure.

Dalam bukunya “Cours de Linguistique Generale” ‘ Kuliah

Linguistik umum’, Saussure mendefinisikan fonologi sebagai studi

tentang bunyi-bunyi bahasa manusia.dari definisi tersebut

tercermin bahwa bunyi bahasa yang dimaksud olehnya hanyalah

unsur-unsur yang terdengar berbeda oleh telinga dan yang mampu

menghasilkan satuan-satuan akustik yang tidak terbatas dalam

rangkaian ujaran. Jadi dapat dikatakan bahwa Saussure

menggunaklan criteria yang semata-mata fonetis untuk

menggambarkan fonem dan memempatkannya hanya pada poros

sintagmatik.

Lalu Saussure mengoreksinya dan mengatakan bahwa pada

sebuah kata yang penting bukanlah bunyi melainkan perbedaan

fonisnya yang mampu membedakan kata itu dengan yang lain.

Dengan konsep-konsepnya, meskipun tidak pernah mencantumkan

istilah struktur maupun fungsi, Saussure dianggap telah membuka

jalan terhadap studi fonologi yang kemudian diadaptasi oleh aliran

Praha.

c. Aliran Praha

Kelahiran fonologi ditandai dengan “Proposition 22” ‘Usulan 22’

yang diajukan oleh R. Jakobson, S. Karczewski dan N. Trubetzkoy

pada konggres Internasional I para linguisdi La Haye, april 1928.

Pada 1932 jakobson mendefinisikan fonem sebagai sejumlah ciri

fonis yang mampu membedakan bunyi bahasa tertentu dari yang

lain, sebagai cara untuk membedakan makna kata. Jadi konsep

fonem merupakan sejumlah ciri pembeda (ciri distingtif).

4

Page 5: Linguistik fonologi

d. Aliran Amerika

Tokoh aliran ini adalah Edward Sapir (1925), seorang

etnolog dan linguis yang terutama memeliti bahasa-bahasa Indian

Amerika. Menurutnya, sistem fonologi bersifat bersifat fungsional.

Kiprah Sapir diteruskan oleh penerusnya dari Yale, Leonard

Bloomfield , yang karyanya “Language” menjadikan dirinya bapak

linguistik Amerika selama 25 tahun. Pada buku itu Bloomfield

menjelaskan banyak hal tentang definisi-definisi mutakhir tentang

fonem, istilah ciri pembeda, zona penyebaran fonem, kriteria dasar

dalam menentukan oposisi fonologis dan lain-lain. Sifat

behaviouris dan antimentalis Bloomfield mengantarkannya pada

konsepsi tentang komunikasi sebagai perilaku dimana sebuah

stimulus (ujaran penutur) memunculkan reaksi mitra tutur.

Menurutnya, yang penting dalam bahasa adalah fungsinya untuk

menghubungkan stimulus penutur dengan reaksi mitra tutur. Agar

fungsi itu terpenuhi, pada tataran bunyi cukuplah kiranya jika

setiap fonem berbeda dengan yang lainnya.Sehingga zona

penyebaran fonem dan sifat akustiknya bukanlah sesuatu yang

penting. Pada tataran fonologi umum, pionir fonologi Amerika

lainnya, W.F Twaddell pada 1935 menerbitkan monografi. Di

dalamnya Twaddell menegaskan bahwa satuan-satuan fonologis

bersifat relasional.  Daniel Jones dan Aliran Fonetik Inggris Sejak

1907 Daniel Jones mengajar fonetik di University of London.

Setelah itu ia kemudian lebih banyak menggelti praktek fonologi di

Inggris. Kegiatannya di jurusan fonetik di University of college

lebih difokuskan pada transkripsi fonetis dan pengajaran pelafalan

bahasa-bahasa dunia. Perhatiannya pada dua hal itu membuat

dirinya memiliki konsep tersendiri tentang fonem. Pada 1919,

dalam “ Colloquial Sinhalese Reader” yang diterbitkannya bersama

H.S Parera, Jones memberikan definisi fonem yang berciri

distribusional.

5

Page 6: Linguistik fonologi

Terinspirasi oleh Baudoin de Courtenay, yang memakai

fonem sebagai realitas psikofonetis, Jones menggambarkan fonem

sebagai realitas mental.Maksudnya, dalam studi tentang sifat

alamiah fonem, kita juga dapat menggunakan baik intuisi, rasa

bahasa maupun cara-cara lain yang bersifat psikologis.Hal ini

menunjukkan bahwa Jones lebih suka pada sifat fonem, alih-alih

fungsinya. Dengan sudut pandang seperti itu sebenarnya Jones

sudah memasuki daerah kerja fonologi, dalam analisisnya ia

memasukkan data fonologi tertentu, namun dengan menyingkirkan

sudutpandangfonologis.

B. Pengertian Fonologi

Fonologi adalah bagian tata bahasa atau bidang ilmu bahasa yang

menganalisis bunyi bahasa secara umum.Istilah fonologi ini berasal dari

gabungan dua kata Yunani yaitu phone yang berarti bunyi dan logos yang

berarti tatanan, kata, atau ilmu disebut juga tata bunyi., bunyi yang

dipelajari dalam Fonologi bukan bunyi sembarang bunyi, melainkan bunyi

bahasa yang dapat membedakan arti dalam bahasa lisan ataupun tulis yang

digunakan oleh manusia. Fonologi terbagi dari dua bagian, yaitu Fonetik

dan Fonemik.Bahkan dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia (1997)

dinyatakan bahwa fonologi adalah bidang dalam linguistik yang

menyelidiki bunyi-bunyi bahasa menurut fungsinya. Dengan demikian

fonologi adalah merupakan sistem bunyi dalam bahasa Indonesia atau

dapat juga dikatakan bahwa fonologi adalah ilmu tentang bunyi bahasa.

Bunyi yang dipelajari dalam Fonologi kita sebut dengan istilah  fonem.

Menurut Kridalaksana (2002) dalam kamus linguistik, fonologi

adalah bidang dalam linguistik yang menyelidiki bunyi-bunyi bahasa

menurut fungsinya. Sekarang coba Anda perhatikan bunyi gebrakan

tangan di atas meja.Apakah bunyi tersebut termasuk ke dalam kategori

fonem?jika Anda menjawab Iya, Anda harus membaca kembali kalimat

sebelumnya. Tapi, jika jawaban Anda Bukan..Selamat! Anda telah berhasil

6

Page 7: Linguistik fonologi

memahami tentang fonem. Bunyi gebrakan tangan di atas meja mungkin

bisa memiliki makna atau pun membedakan makna, tapi apakah bunyi

tersebut termasuk ke dalam bunyi bahasa..silahkan Anda perhatikan

dengan baik.

Fonem dalam bahasa Indonesia terdiri atas empat macam. Ada

fonem yang benar-benar asli dari bahasa Indonesia, namun ada pula fonem

yang berasal dari berbagai bahasa lain namun penggunaannya sudah

dibakukan. Dalam pembahasan berikut, saya tidak akan membedakan

antara fonem yang asli dengan fonem yang serapan.

Menurut Hierarki satuan bunyi yang menjadi objek studinya,

fonologi dibedakan menjadi fonetik dan fonemik.Secara umum fonetik

biasanya dijelaskan sebagai cabang studi fonologi yang mempelajari bunyi

bahasa tanpa memperhatikan apakah bunyi-bunyi tersebut mempunyai

fungsi sebagai pembeda makna atau tidak.Sedangkan fonemik adalah

cabang studi fonologi yang mempelajari bunyi bahasa dengan

memperhatikan fungsi bunyi tersebut sebagai pembeda makna.

Di Amerika istilah fonologi disebut fonemik (phonemics)

sedangkan di eropa disamping fonemik terdapat pula fonetik. Jadi, bagi

sarjana di eropa, misalnya Belanda dan Inggris terdapat fonetik dan

fonologi, sedangkan di Amerika Serikat, baik fonetik maupun fonemik

dibicarakan dalam satu tataran yang disebut fonologi. Di Amerika istilah

fonologi disebut fonemik (phonemics) sedangkan di eropa disamping

fonemik terdapat pula fonetik. Jadi, bagi sarjana di eropa, misalnya

Belanda dan Inggris terdapat fonetik dan fonologi, sedangkan di Amerika

Serikat, baik fonetik maupun fonemik dibicarakan dalam satu tataran yang

disebut fonologi. Fonologi mempunyai dua cabang yaitu:

1. Fonetik

Menurut Samsuri (1994), fonetik adalah studi tentang bunyi-

bunyi ujar. Sedangkan dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia

(1997), Fonetik diartikan sebagai bidang linguistik tentang

pengucapan (penghasilan) bunyi ujar atau fonetik adalah sistem

7

Page 8: Linguistik fonologi

bunyi suatu bahasa.Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa

fonetik adalah ilmu bahasa yang membahas bunyi-bunyi bahasa

yangdihasilkan alat ucap manusia, serta bagaimana bunyi itu

dihasilkan. yaitu cabang kajian yang mengkaji bagaimana bunyi-

bunyi fonem sebuah bahasa direalisasikan atau dilafalkan. Fonetik

adalah bagian fonologi yang mempelajari cara menghasilkan

bunyi bahasa atau bagaimana suatu bunyi bahasa diproduksi oleh

alat ucap manusia. Fonetik juga mempelajari cara kerja organ

tubuh manusia terutama yang berhubungan dengan penggunaan

bahasa.Fonetik diartikan sebagai bidang linguistik tentang

pengucapan (penghasilan) bunyi ujar atau fonetik adalah sistem

bunyi suatu bahasa.Chaer (2007) membagi urutan proses

terjadinya bunyi bahasa itu, menjadi tiga jenis fonetik, yaitu:

a. Fonetik artikulatoris atau fonetik organis atau fonetik

fisiologi, mempelajari bagaimana mekanisme alat-alat

bicara manusia bekerja dalam menghasilkan bunyi bahasa

serta bagaimana bunyi-bunyi itu diklasifikasikan.

b.  Fonetik akustik mempelajari bunyi bahasa sebagai

peristiwa fisis atau fenomena alam (bunyi-bunyi itu

diselidiki frekuensi getaranya.Fonetik yang mempelajari

bunyi bahasa yang berupa getaran udara dan mengkaji

tentang frekuensi getaran bunyi, amplitudo, intensitas dan

timbrenya.

c. Fonetik auditoris  mempelajari bagaimana mekanisme

penerimaan bunyi bahasa itu oleh telinga kita.

8

Page 9: Linguistik fonologi

Dari ketiga jenis fonetik tersebut yang paling berurusan

dengan dunia lingusitik adalah fonetik artikulatoris, sebab fonetik

inilah yang berkenaan dengan masalah bagaimana bunyi-bunyi

bahasa itu dihasilkan atau diucapkan manusia.Sedangkan fonetik

akustik lebih berkenaan dengan bidang fisika, dan fonetik

auditoris berkenaan dengan bidang kedokteran.

2. Fonemik yaitu  kesatuan bunyi terkecil suatu bahasa yang

berfungsi membedakan makna. Fonemik adalah ilmu bahasa yang

membahas bunyi-bunyi bahasa yangberfungsi sebagai pembeda

makna. Chaer mengatakan bahwa fonemik mengkaji bunyi bahasa

yang dapat atau berfungsi membedakan makna kata. Fonemik

adalah bagian fonologi yang mempelajari bunyi ujaran menurut

fungsinya sebagai pembeda arti.

C. Hal-hal Terkait Fonologi

Istilah lain yang berkaitan dengan Fonologi antara lain fona dan

fomen:

a. Fona.

Fona adalah bunyi ujaran yang bersifat netral, atau masih

belum terbukti membedakan arti, sedang fonem ialah satuan bunyi

ujaran terkecil yang membedakan arti. Variasi fonem karena

pengaruh lingkungan yang dimasuki disebut alofon.Gambar atau

lambang fonem dinamakan huruf.Jadi fonem berbeda dengan

huruf. Unluk menghasilkan suatu bunyi atau fonem, ada tiga unsur

yang penting yaitu :

1) udara,

2) artikulator atau bagian alat ucap yang bergerak, dan

3) titik artikulasi atau bagian alat ucap yang menjadi titik

sentuh artikulator.

9

Page 10: Linguistik fonologi

b. Fomen

Santoso (2004) menyatakan bahwa fonem adalah setiap

bunyi ujaran dalam satu bahasa mempunyai fungsi membedakan

arti. Bunyi ujaran yang membedakan arti ini disebut fonem. Fonem

tidak dapat berdiri sendiri karena belum mengandung arti.Tidak

berbeda dengan pendapat tadi, dalam Kamus Besar Bahasa

Indonesia (1997) tertulis bahwa yang dimaksud fonem adalah

satuan bunyi terkecil yang mampu menunjukkan kontras

makna.Jadi, dapat disimpulkan bahwa fonem adalah satuan bunyi

bahasa terkecil yang bersifat fungsional, artinya satuan memiliki

fungsi untuk membedakan makna.Fonem tidak dapat berdiri

sendiri karena belum mengandung arti.Fonem adalah kesatuan

bunyi yang terkecil dan sistem bunyi-bunyi bahasa yang dapat

berfungsi sebagai pembeda makna. Dan fonem juga adalah 

merupakan objek kajian dalam ilmu fonemik.

Identifikasi fomen untuk mengetahui apakah sebuah bunyi

fonem atau bukan, kita harus mencari sebuah satuan bahasa

biasanya sebuah kata, yang mengandung bunyi, lalu

membandingkannya dengan satuan kata yang lain yang mirip

dengan satuan bahasa yang pertama. kalau ternyata kedua satuan

bahasa itu mempunyai makna yang berbeda maka dapat kita

simpulkan bahwasanya bunyi tersebut adalah fonem, karena dia

bisa atau berfungsi membedakan makna kedua satuan bahasa

tersebut.

Fonem yang berbeda dalam bahasa Indonesia, Sebagai

bidang yang berkosentrasi dalam deskripsi dan analisis bunyi-

bunyi ujar, hasil kerja fonologi berguna bahkan sering

dimanfaatkan oleh cabang-cabang linguitik yang lain, misalnya

morfologi, sintaksis, dan semantik.

10

Page 11: Linguistik fonologi

Fonem dapat diklasifikasikan atas dua bagian, yaitu: fonem

segmental dan fonem suprasegmental. Adapun yang dimaksud

dengan fonem segmental adalah vokal dan konsonan dalam

fonologi ataupun fonem-fonem yang berupa bunyi yang didapat

sebagai hasil segmentasi terhadap arus ujaran. Dan yang dimaksud

dengan suprasegmental adalah jalinan atau susunan bunyi yang

dapat membedakan arti suatu kata dengan kata yang lain.

Sedangkan yang dimaksud  dengan segmen adalah satuan bahasa

yang diabstraksikan dari suatu teks, misalnya fon atau fonem

sebagai suatu bunyi, morf atau morfem sebagai satuan gramatikal.

Fomen dibagi menjadi dua yaitu:

a) Fomen konsonan

Konsonan adalah fonem yang dihasilkan dengan

menggerakkan udara keluar dengan rintangan, dalam hal ini

yang dimaksud dengan rintangan dalam hal ini adalah

terhambatnya udara keluar oleh adanya gerakan atau

perubahan posisi articulator.Konsonan dapat digolongkan

berdasarkan tiga kriteria yaiti, posisi pitasuara, tempat

artikulasi, dan cara artikulasi. Berdasarkan posisi pita suara,

bunyi bahasa dibedakan ke dalam dua macam, yakni bunyi

bersuara dan bunyi tak bersuara.(Samsuri, 1994, Supriyadi,

dkk. 1992, Santoso, 2004 dan Depdikbud,1988).

Bunyi bersuara terjadi apabila pita suara hanya

terbuka sedikit, sehingga terjadilah getaran pada pita suara

itu.Bunyi tak bersuara terjadi apabila pita suara terbuka

agak lebar, sehingga tidak ada getaran pada pita suara.

Berdasarkan tempat artikulasinya, kita mengenal empat

macam konsonan, yakni:

1) Konsonan bilabial adalah konsonan yang terjadi

dengan cara merapatkan kedua belah bibir.

11

Page 12: Linguistik fonologi

2) Konsonan labiodental adalah bunyi yang terjadi

dengan cara merapatkan gigi bawah dan bibir atas.

3) Konsonan laminoalveolar adalah bunyi yang terjadi

dengan cara menempelkan ujung lidah ke gusi.

4) Konsonan dorsovelar adalah bunyi yang terjadi

dengan cara menempelkan pangkal lidah ke langit-

langit lunak.

Menurut cara pengucapanya atau cara artikulasinya,

konsonan dapat dibedakan sebagai berikut:

1) Konsonan letupan (eksplosif) yakni bunyi yang

dihasilkan dengan menghambat udara sama sekali

ditempat artikulasi lalu dilepakan.

2) Konsonan nasal (sengau) adalah bunyi yang

dihasilkan dengan menutup alur udara keluar

melalui rongga mulut tetapi dikeluarkan melalui

rongga hidung.

3) Konsonan lateral yakni bunyi yang dihasilkan

dengan menghambat udara sehingga keluar melalui

kedua sisi lidah.

4) Konsonan frikatif yakni bunyi yang dihasilkan

dengan menghambat udara pada titik artikulasi lalu

dilepaskan secara frikatif.

5) Konsonan afrikatif yaitu bunyi yang dihasilkan

dengan melepas udara yang keluar dari paru-paru

secara frikatif.

6) Konsonan getar yakni bunyi yang dihasilkan dengan

mengartikulasikan lidah pada lengkung kaki gigi

kemudian dilepaskan secepatnya dan diartikulasikan

lagi.

12

Page 13: Linguistik fonologi

b) Fomen Vocal

Vokal adalah fonem yang dihasilkan dengan

menggerakkan udara keluar tanpa rintangan. vokal yang

dihasilkan tergantung dari beberapa hal berikut. Posisi bibir

(bentuk bibir ketika mengucapkan sesuatu bunyi).Tinggi

rendahnya lidah (posisi ujung dan belakang lidah ketika

mengucapkan bunyi). Maju-mundurnya lidah (jarak yang

terjadi antara lidah dan lengkung kaki gigi). Menurut posisi

lidah yang membentuk rongga resonansi, vokal-vokal

digolongkan:

1) Vokal tinggi depan dengan menggerakkan bagian

depan lidah ke langit- langit sehingga terbentuklah

rongga resonansi.

2) Vokal tinggi belakang diucapkan dengan kedua

bibir agak maju dan sedikit membundar.

3) Vokal sedang dihasilkan dengan menggerakkan

bagian depan dan belakang lidah ke arah langit-

langit sehingga terbentuk ruang resonansi antara

tengah lidah dan langit-langit.

4) Vokal belakang dihasilkan dengan menggerakkan

bagian belakang lidah ke arah langit-langit sehingga

terbentuk ruang resonansi antara bagian belakang

lidah dan langit-langit.

5) Vokal sedang tengah adalah vokal yang diucapkan

dengan agak menaikkan bagian tengah lidah ke arah

langit-langit.

6) Vokal rendah adalah vokal yang diucapkan dengan

posisi lidah mendatar.

13

Page 14: Linguistik fonologi

BAB III

PENUTUP

A. Kesimpulan

Fonologi adalah cabang ilmu bahasa (linguistik) yang mengkaji

bunyi-bunyi bahasa, proses terbentuknya dan perubahannya. Fonologi

mengkaji bunyi bahasa secara umum dan fungsional.

Istilah fonem dapat didefinisikan sebagai satuan bahasa terkecil

yang bersifat fungsional, artinya satuan fonem memiliki fungsi untuk

membedakan makna. Varian fonem berdasarkan posisi dalam kata, misal

fonem pertama pada kata makan dan makna secara fonetis berbeda.

Variasi suatu fonem yang tidak membedakan arti dinamakan alofon.

Kajian fonetik terbagi atas klasifikasi bunyi yang kebanyakan

bunyi bahasa Indonesia merupakan bunyi egresif. Dan yang kedua

pembentukan vokal, konsonan, diftong, dan kluster.

Dalam hal kajian fonetik, perlu adanya fonemisasi yang ditujukan

untuk menemukan bunyi-bunyi yang berfungsi dalam rangka pembedaan

makna tersebut. Dengan demikian fonemisasi itu bertujuan untuk

(1) menentukan struktur fonemis sebuah bahasa, dan

(2) membuat ortografi yang praktis atau ejaan sebuah bahasa.

Gejala fonologi Bahasa Indonesia termasuk di dalamnya yaitu

penambahan fonem, penghilangan fonem, perubahan fonem, kontraksi,

analogi, fonem suprasegmental. Pada tataran kata, tekanan, jangka, dan

nada dalam bahasa Indonesia tidak membedakan makna. Namun, pelafalan

kata yang menyimpang dalam hal tekanan, dan nada kan terasa janggal.

14

Page 15: Linguistik fonologi

A. Saran

Adapun saran yang dapat penulis sampaikan yaitu kita sebagai calon

pendidik, harus selalu menggali potensi yang ada pada diri kita. Cara

menggali potensi dapat dilakukan salah satunya dengan cara mempelajari

makalah ini. Mudah-mudahan makalah ini dapat bermanfaat untuk kita ke

depannya. Amiin.

15