Transcript
Page 1: LIFESKILL UNTUK DIFABEL MELALUI SAMPAH PLASTIK

Lembaga Penelitian dan Pengabdian kepada Masyarakat UNIPMA

93

LIFESKILL UNTUK DIFABEL MELALUI SAMPAH PLASTIK

Nuri Ati Ningsih1), Asri Musandi Waraulia2)

1,2FPBS Universitas PGRI MadiunEmail: [email protected]

AbstrakProgram IBM ini bertujuan untuk menghasilkan (1) Produk kreatif kerajinan tangan yang

berbahan dasar limbah plastik rumah tangga (2)membekali kaum difabel dengan lifeskill supayamenjadi mandiri dan percaya diri. (3) Lingkungan yang bersih, sehat dan menjadi go greenarea. Pelaksanaan IBM ini melalui beberapa tahap, yaitu; Tahap I, kegiatan observasi. Tahap 2,menyusun jadwal kegiatan dan kelompok siswa berdasarkan karakteristik siswa, motivasi daninteres siswa karena hal ini berkaitan dengan pembentukan kelompok kerja siswa. Tahap 3,pelaksanaan pelatihan dan proses. Program kegiatan pengapdian masyarakat telah berjalan sesuaidengan rencana. Kendala yang muncul adalah kendala teknis dan non teknis. Kendala tersebutdapat teratasi dengan baik karena adanya koordinasi yang baik antara tim dan pihak sekolahsehingga dapat tertangani dengan cepat tanpa menganggu adanya proses kegiatan.Kata kunci: kaum difabel, lifeskill, limbah plastik.

PENDAHULUANPada umumnya, masyarakat beranggapan bahwa kaum difabel ini adalah sekelompok

orang cacat yang memiliki kekurangan dan ketidakmampuan dalam memenuhi kebutuhanhidup. Mindset ini harus dirubah, bahwa kaum difabel itu sebagai manusia dengan kondisi fisikyang berbeda yang mampu melakukan aktivitas dengan cara dan pencapaian yang tentunyaberbeda pula. Selain itu mereka juga memiliki potensi diri dan harus digali, diasah dan didorong untuk tumbuh sehingga memunculkan ketrampilan tertentu sebagai bekal hidup. Selaianitu, mereka harus selalu dimotivasi untuk memiliki sikap positif terhadap lingkungansekitarnya. Sebagai manusiayang beradab dan beragama, kita perlu membantu kelompok difabel ini. Bantuan tidak harusberbentuk bantuan langsung tunai, memberi sedekah atau zakat saja, tetapi dengan caramemberi ruang dan kesempatan kepada kelompok orang ini untuk berkarya dan berusahaseperti halnya masyarakat lain dengan fisik yang sempurna. Hal ini telah termaktub dalam UUNo 19 Tahun 2011 bahwa negara mengamanatkan kepada pemerintah nasional dan daerahuntuk menghormati, melindungi, dan memajukan hak-hak penyandang disabilitas untukmeningkatkan kesejahteraan penyandang disabilitas.

Jumlah kelompok difabel yang terdeteksi ini semakin meningkat jumlahnya. DataKementrian Sosial RI tahun 2013 menyatakan bahwa jumlah total penduduk Indonesia yangdifabel sebanyak 1.541.942 orang. Jumlah yang cukup besar tersebut jangan sampai menjadibeban negara atau masyarakat disekitar bahkan keluarga terdekat.Upaya yang dilakukan untuk mengurangi beban tersebut maka perlu dilakukan pelatihan khususuntuk membekali kaum difabel ini semacam lifeskill yang dapat digunakan sebagai bekal utamadalam memenuhi kebutuhan hidup dimasa mendatang. Kegiatan pelatihan dilaksanakan di SLBDharma Wanita Jiwan dan SDLBN Karangrejo Wungu di Kab Madiun.

METODE PELAKSANAANUntuk mencapai target yang telah ditetapkan tersebut tentunya dibutuhkan cara atau

metode khusus. Metode yang dipilih berdasarkan hasil observasi yang telah dilakukan timabdimas pada saat proses belajar mengajar di sekolah mitra. Metode yang digunakan terbagi

Page 2: LIFESKILL UNTUK DIFABEL MELALUI SAMPAH PLASTIK

Prosiding Seminar Nasional Hasil Pengabdian Kepada Masyarakat Tahun 2017

94

dalam tiga tahap,yaitu (I) observasi bahan dan bentuk desain; (2) proses pelatihan; dan (3)adalah pendampingan. Adapun uraian detail tentang pelaksanaan program sebagai manaterdapat dalam rancangan desain program berikut ini:Program Kegiatan Tahap I:

Observasi

Program Kegiatan Tahap 2:

Pelatihan

¤

Program kegiatan Tahap 3;Pendampingan

Program

Realisasi Program

Luaran

a. Terwujudnya produk kreatif dari limbah plastik refill

b. Terwujudnya kaum difabel yang mandiri, percaya, kreatif danmempunyai lifeskill

c. c. Terwujudnya pasar nyata dan on line.

d. d.Terwujudnya go green area.

HASIL DAN PEMBAHASANTujuan utama abdimas ini untuk memberi bekal ketrampilan/life skill kepada kaum

dissabilitas supaya kedepannya dapat mandiri secara ekonomi tanpa harus menjadi bebanorang-orang atau masyarakat disekitarnya.1. Pelaksanaan bimbingan dan pengarahan pemanfaatan limbah plastik telah terlaksana sesuai

dengan sasaran yang telah direncanakan. Proses pencapaian program dilakukan timberkoordinasi dengan pihak SLB Dharma Wanita Jiwan dan SLB Karangrejo. Pihak sekolahmenunjuk guru pendamping untuk mendampingi tim abdimas selama melaksanakanprogram. Kegiatan dilaksanakan secara fleksibel sesuai dengan waktu yang disediakansupaya tidak menganggu kegiatan belajar mengajar. Penyuluhan dilaksanakan denganmenggunakan metode ceramah dan demonstrasi, kemudian didukung dengan menunjukkanmodel-model produk. Peserta pelatihan adalah semua siswa SLB Dharma Wanita Jiwan dan

Sampel limbah plastik

Dikumpulkan dan dikreasikan

Produk: tas, dompet,tempat sepatu, bross,Tempatpencil, payung.

Pendataan Kaum Difabel

Sosialisasi program

Pelaksanaan pelatihan /simulasi

Proses produksi

Page 3: LIFESKILL UNTUK DIFABEL MELALUI SAMPAH PLASTIK

Lembaga Penelitian dan Pengabdian kepada Masyarakat UNIPMA

95

SLB Karangrejo. Karakteristik siswa yang unik dengan berbagai jenis disabilitas menjadipenentu pembagian tugas siswa. Pengelompokan tugas meliputi kelompok gunting bahanmentah, kelompok cuci, kelompok pemotongan model, kelompok jahit dan kelompokfinishing.

2. Bahan baku produk didapat dari keluarga siswa, guru dan warga masyarakat di lingkungansekitar sekolah. Pemerolehan bahan baku dilaksanakan dengan surat permohonan yangdisampaikan pada wali murid, semua bapak ibu guru yang mengajar disekolah serta beberapawarga masyarakat yang tinggal disekitar sekolah.

3. Model / produk tas yang dihasilkan adalah berupa tas cantik sederhana.4. Pelaksanaan program telah terimplementasi dengan baik walau jadwal sering berubah.5. Kendala-kendala yang dihadapi selama proses adalah;

a. JadwalKarakteristik siswa yang sangat berbeda ini menyebabkan proses pelaksanaan pelatihanselalu melebihi jadwal. Waktu yang tersedia lebih banyak terserap untuk mengarahkansiswa untuk fokus pada satu objek tertentu dan butuh waktu lagi untuk beralih keobjekatau aktifitas lain. Jadi setiap kegiatan tidak bisa selesai sesuai dengan jadwal yang telahditentukan.

b. Tertundanya capaian pertemuanKarakter siswa yang sulit dialihkan pada aktifitas atau objek lain menyebabkan capaianaktifitas tiap pertemuan menjadi lambat bahkan sering tertunda.

c. Terbatasnya model produkKendala-kendala yang muncul tersebut berdampak pada terbatasnya model produk yangdipelajari serta cara membuatnya.

SIMPULAN DAN SARANProgram kegiatan pengapdian masyarakat dilapangan telah berjalan sesuai dengan

program yang disusun. Kendala yang muncul selama proses berasal dari kendala teknis yangmeliputi jadwal kegiatan yang sering berganti serta bahan baku yang sering rusak karena siswadifabel tidak mampu mengontrol tenaga yang dimiliki pada saat proses pembuatan. Sedangkankendala non teknis berasal dari sumber daya manusia yang terkait dalam kegiatan tersebut.Yaitu siswa difabel yang sulit untuk fokus pada satu kegiatan, kontrol diri yang sangat kurangserta faktor psikologis yang cepat berubah-ubah. Kendala yang dialami tim abdimas adalahdalam hal berkomunikasi. Untuk mengatasi kendala tersebut pihak sekolah dan tim abdimasmemperkuat koordinasi, dan pihak seklah menyediakan guru pendamping sehingga kalau adamasalah sewaktu-waktu dilapangan pada saat kegiatan bisa segera diatasi.

Program pelatihan lifeskill untuk kaum difabel ini perlu ada keberlanjutannya sehinggakaum difabel ini dapat turut serta dalam segala kegiatan hidup sehingga mereka mempunyairasa percaya diri dan tidak termarginalkan oleh lingkungan dan negara.

DAFTAR PUSTAKAhttps://www.kemsos.go id/modules.php?name+News&file+article&sid=1013.http://makasar.tribunnews.com/2013/10/23/UU No 19 Tahun 2011