Transcript
Page 1: LEGALITAS PENGAJUAN PAILIT PT WIRANA NUSANTARA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/41510/1/DEVI... · devi annisyah hasibuan. nim 1113048000047. “legalitas pengajuan

LEGALITAS PENGAJUAN PAILIT PT WIRANA NUSANTARA ENERGY

YANG DIDASARKAN ATAS CESSIE SEBAGIAN PIUTANG PT

TANGKUBAN PERAHU GEOTHERMAL POWER

(STUDI PUTUSAN No. 09/PDT.SUS-PAILIT/2015/PN.NIAGA.JKT.PST)

Skripsi

Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat

Memperoleh Gelar Sarjana Hukum (S.H.)

Oleh :

DEVI ANNISYAH HASIBUAN

NIM : 1113048000047

K O N S E N T R A S I H U K U M B I S N I S

PROGRAM STUDI ILMU HUKUM

FAKULTAS SYARIAH DAN HUKUM

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI

SYARIF HIDAYATULLAH

JAKARTA

1439 H/2017 M

Page 2: LEGALITAS PENGAJUAN PAILIT PT WIRANA NUSANTARA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/41510/1/DEVI... · devi annisyah hasibuan. nim 1113048000047. “legalitas pengajuan
Page 3: LEGALITAS PENGAJUAN PAILIT PT WIRANA NUSANTARA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/41510/1/DEVI... · devi annisyah hasibuan. nim 1113048000047. “legalitas pengajuan
Page 4: LEGALITAS PENGAJUAN PAILIT PT WIRANA NUSANTARA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/41510/1/DEVI... · devi annisyah hasibuan. nim 1113048000047. “legalitas pengajuan
Page 5: LEGALITAS PENGAJUAN PAILIT PT WIRANA NUSANTARA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/41510/1/DEVI... · devi annisyah hasibuan. nim 1113048000047. “legalitas pengajuan

iv

ABSTRAK

Devi Annisyah Hasibuan. NIM 1113048000047. “LEGALITAS PENGAJUAN

PAILIT PT WIRANA NUSANTARA ENERGY YANG DIDASARKAN ATAS

CESSIE SEBAGIAN PIUTANG PT TANGKUBAN PERAHU GEOTHERMAL

POWER (STUDI PUTUSAN No. 09/PDT.SUS-PAILIT/2015/PN/NIAGA/JKT.

PST)”. Konsentrasi Hukum Bisnis, Program Studi Ilmu Hukum, Fakultas Syariah dan

Hukum, Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta, 1439 H/2017 M. Ix

+74 Halaman + halaman daftar pustaka + halaman lampiran.

Studi ini bertujuan untuk menjelaskan legalitas pengajuan pailit dari PT

Wirana Nusantara Energy yang didasarkan atas cessie sebagian piutang PT

Tangkuban Perahu Geothermal Power dan dasar pertimbangan Majelis Hakim

Pengadilan Niaga memutus pailit PT Tangkuban Perahu Geothermal Power dalam

perkara Nomor 09/Pdt.Sus-Pailit/2015/PN.Niaga.Jkt.Pst. Penelitian ini menggunakan

jenis penelitian yuridis normatif dan studi kepustakaan (library research) dengan

melakukan pengkajian terhadap peraturan perundang-undangan, dan buku-buku yang

berkaitan dengan judul skripsi ini.

Hasil penelitian menunjukkan bahwa putusan Pengadilan Niaga memutus

pailit PT Tangkuban Perahu Geothermal Power telah salah menerapkan hukum yaitu

telah melanggar peraturan perundang-undangan yang berlaku dikarenakan eksistensi

utang yang dimaksud masih diperdebatkan kedua belah pihak sehingga tidak bisa

dibuktikan dengan sederhana demikian juga terhadap legalitas pengajuan pailit oleh

PT Wirana Nusantara Energy yang didasarkan atas cessie sebagian piutang PT

Tangkuban Perahu Geothermal Power telah tidak memenuhi unsur-unsur kepailitan

yaitu pasal 2 ayat (1) Undang-Undang Nomor 37 Tahun 2004 Tentang Kepailitan dan

PKPU karena diketahui legalitas cessie yang dilakukan oleh PT Wirana Nusantara

Energy dengan pihak lain yaitu PT Tridaya Sakti Mandiri telah melanggar hukum

karena pelaksanaan perjanjian cessie tersebut didasarkan atas itikad tidak baik dan

telah merugikan pihak ketiga yaitu PT Tangkuban Perahu Geothermal Power

sehingga menyebabkan terjadinya pelanggaran terhadap ketertiban umum dimana

status kepailitan yang diterima PT Tangkuban Perahu Geothermal Power

menyebabkan kehilangan haknya dalam bidang harta kekayaan.

Kata Kunci : Cessie atas sebagian piutang, kepailitan, utang, itikad tidak baik

Pembimbing : Dr.Djawahir Hejazziey, S.H., M.A., M.H.,

Daftar Pustaka : Tahun 1979 sampai Tahun 2015

Page 6: LEGALITAS PENGAJUAN PAILIT PT WIRANA NUSANTARA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/41510/1/DEVI... · devi annisyah hasibuan. nim 1113048000047. “legalitas pengajuan

v

KATA PENGANTAR

حيم حمن الر بسم هللا الر

Segala puji dan syukur kita panjatkan untuk kehadirat Allah Swt, karena

berkat rahmat, nikmat serta anugerah-Nya peneliti dapat menyelesaikan skripsi

dengan judul “LEGALITAS PENGAJUAN PAILIT PT WIRANA

NUSANTARA ENERGY YANG DIDASARKAN ATAS CESSIE SEBAGIAN

PIUTANG PT TANGKUBAN PERAHU GEOTHERMAL POWER (STUDI

PUTUSAN No. 09/PDT.SUS-PAILIT/2015/PN.NIAGA.JKT.PST)”. Salawat serta

salam kita sampaikan kepada junjungan alam semesta Nabi Muhammad Saw, yang

telah membawa umat manusia dari zaman kegelapan ke zaman yang terang

benderang ini. Dalam penelitian skripsi ini, peneliti banyak mendapatkan bimbingan,

arahan, serta bantuan dari berbagai pihak, sehingga dalam kesempatan ini peneliti

mengucapkan terima kasih yang terhormat:

1. Dr. Asep Saepudin Jahar, M.A. Dekan dan Para Wakil Dekan Fakultas Syariah

dan Hukum UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.

2. Dr. Asep Syarifuddin Hidayat,SH.,MH., Ketua Program Studi Ilmu Hukum dan

Drs. Abu Tamrin, S.H., M.Hum, Sekretaris Program Studi Ilmu Hukum UIN

Syarif Hidayatullah Jakarta yang telah berkontribusi dalam pembuatan skripsi

ini.

3. Dr. Djawahir Hejazziey, S.H, MA., M.H., Dosen Pembimbing yang telah

bersedia meluangkan waktu, tenaga, dan pikiran serta kesabaran dalam

membimbing, sehingga peneliti dapat menyelesaikan penelitian skripsi ini

dengan tepat waktu.

4. Segenap Dosen Fakultas Syariah dan Hukum UIN Syarif Hidayatullah Jakarta

khususnya dosen Program Studi Ilmu Hukum yang telah memberikan ilmu

Page 7: LEGALITAS PENGAJUAN PAILIT PT WIRANA NUSANTARA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/41510/1/DEVI... · devi annisyah hasibuan. nim 1113048000047. “legalitas pengajuan

vi

pengetahuan dengan tulus dan ikhlas, semoga Allah Swt senantiasa membalas

jasa-jasa beliau serta menjadikan semua kebaikan ini sebagai amal jariyah untuk

beliau semua.

5. Kepala dan Staff Perpustakaan Fakultas Syariah dan Hukum UIN Syarif

Hidayatullah Jakarta, Kepala dan Staff Perpustakaan Utama UIN Syarif

Hidayatullah Jakarta yang telah menyediakan fasilitas yang memadai untuk

mengadakan studi kepustakaan guna menyelesaikan skripsi ini.

6. Kedua orangtua tercinta yaitu ayahanda Samsir Hasibuan dan ibunda Yusna Sari

Harahap, serta Bouku tercinta Hj. Rosmawati Hasibuan yang telah tulus dan

sabar mendoakan agar peneliti dapat menyelesaikan pendidikan dari sekolah

dasar hingga Perguruan Tinggi dan telah memberikan semangat dan dukungan

dari segi materiil maupun moril agar skripsi ini dapat berjalan dengan lancar

hingga selesai.

7. Semua pihak yang telah memberikan semangat dan dukungan kepada peneliti

sehingga skripsi ini dapat terselesaikan dengan lancar.

Semoga skripsi ini dapat bermanfaat bagi semua pihak, khususnya bagi

peneliti dan umumnya bagi pembaca. Sekian terima kasih.

Wassalamu’alaikum Wr. Wb

Jakarta, 2017

Devi Annisyah Hasibuan

Page 8: LEGALITAS PENGAJUAN PAILIT PT WIRANA NUSANTARA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/41510/1/DEVI... · devi annisyah hasibuan. nim 1113048000047. “legalitas pengajuan

vii

DAFTAR ISI

PERSETUJUAN PEMBIMBING …………………………………...……….…… i

LEMBAR PENGESAHAN PENGUJI ………………………………………….... ii

LEMBAR PERNYATAAN …………………………………….………………….. iii

ABSTRAK …………………………………………………………………………... iv

KATA PENGANTAR …………………………………………………………….... v

DAFTAR ISI ………………………………………………………………………... vii

BAB I PENDAHULUAN 1

A. Latar Belakang Masalah ………………..……………………...... 1

B. Identifikasi, Pembatasan dan Perumusan Masalah ……………… 6

C. Tujuan Penelitian …………….………...………………………... 7

D. Manfaat Penelitian ………………………………………………. 7

E. Tinjauan (Review) Kajian Terdahulu ……….…………............... 8

F. Metode Penelitian………………………………………………... 9

G. Sistematika Penulisan ………..………………………………….. 11

BAB II KERANGKA TEORI 13

A. Kepailitan 13

1. Pengertian …………………..………………………………… 13

2. Syarat-Syarat …………………..……………………………... 15

3. Pihak yang Dapat Mengajukan Permohonan ………………… 19

4. Akibat Hukum ………………………………………………... 21

5. Pengadilan Niaga dan yurdiksinya ………………………….... 24

6. Pembuktian Sederhana ……………………………………….. 26

B. Cessie 29

1. Pengertian……………………………………………………... 29

Page 9: LEGALITAS PENGAJUAN PAILIT PT WIRANA NUSANTARA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/41510/1/DEVI... · devi annisyah hasibuan. nim 1113048000047. “legalitas pengajuan

viii

2. Cessie Sebagai Perjanjian Kebendaan ……………………….. 31

3. Mekanisme Pelaksanaan ……….……………………………… 35

BAB III

PROFIL PERUSAHAAN

42

A. PT Tngkuban Perahu Geothermal Power ……..………………… 42

B. PT Wirana Nusantara Energy……………………………………. 42

C. PT Tridaya Sakti Mandiri ……………………………………….. 43

D. Permasalahan Hukum …………………………………………… 44

BAB IV ANALISIS ASAS LEGALITAS PENGAJUAN PAILIT 54

A. Legalitas Pengajuan Pailit PT Wirana Nusantara Energy Yang

Didasarkan Atas Cessie Sebagian Piutang PT Tangkuban Perahu

Geothermal Power ……………………………………………… 54

B. Dasar Pertimbangan Majelis Hakim Pengadilan Niaga Memutus

Pailit PT Tangkuban Perahu Geohermal Power Dalam Perkara

Nomor 09/Pdt.Sus-Pailit/2015/PN.Niaga.Jkt.Pst………...……… 65

C. C. Analisa Penulis ………………………………………………….. 67

D.

BAB V PENUTUP 73

A. Kesimpulan …………...…………………………………………. 73

B. Saran …………………...………………………………………... 74

DAFTAR PUSTAKA ………………………………………………………………. 75

LAMPIRAN…………………………………………………………………………. 79

Page 10: LEGALITAS PENGAJUAN PAILIT PT WIRANA NUSANTARA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/41510/1/DEVI... · devi annisyah hasibuan. nim 1113048000047. “legalitas pengajuan

1

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Berbicara tentang utang piutang bukan hal yang asing ditelinga semua

orang, karena setiap saat selalu ada permasalahan yang terkait dengan utang

piutang. Utang piutang merupakan perjanjian antara para pihak yang satu dengan

pihak lainnya dan objek yang diperjanjikan biasanya adalah uang. Kedudukan

pihak yang satu sebagai pihak yang memberi pinjaman biasanya disebut kreditor,

dan pihak yang menerima pinjaman disebut debitor, dan biasanya uang yang

dipinjam disebuut tagihan yang akan dikembalikan dalam jangka waktu tertentu

sesuai dengan yang diperjanjikan si debitor dan kreditor.1

Di dalam suatu tagihan selalu terlibat dua pihak, yaitu pihak kreditor (si

berpiutang) dan debitor (si berutang). Tetapi praktek perdagangan pada masa kini

membutuhkan sekali adanya kemungkinan penggantian kreditor pada tagihan-

tagihan. Kemungkinan peralihan seperti itu (cessie pada tagihan atas nama) atau

memang diperjanjikan antara para pihak (kreditor dengan debitor dengan cara

menuangkan dalam suatu bentuk tertentu yang diakui dan diatur oleh undang-

undang.2

Tagihan pada masa sekarang tidak terbatas pada pinjam meminjam uang

yang dituangkan dalam suatu akta, namun tagihan sekarang bisa saja terjadi

ketika dua pihak melakukan kerjasama bisnis dimana satu pihak memberikan

jasanya kepada pihak yang lainnya sesuai yang diperjanjikan, tetapi adakalanya

salah satu pihak tidak membayar jasa yang dilakukan oleh salah satu pihak

sehingga menyebabkan adanya suatu tagihan yang harus dibayar dari salah satu

1 Gatot Supramono, Perjanjian Utang Piutang, (Jakarta : Kencana, 2013), h., 51

2 J. Satrio, Cessie, Subrogatie, Novatie, Kompensatie, & Pencampuran Hutang , (Bandung:

Alumni, 1999), h., 2

Page 11: LEGALITAS PENGAJUAN PAILIT PT WIRANA NUSANTARA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/41510/1/DEVI... · devi annisyah hasibuan. nim 1113048000047. “legalitas pengajuan

2

pihak kepada pihak lain, dengan demikian pihak yang membayar disebut dengan

kreditor dan pihak yang mendapat pembayaran disebut dengan kreditor.

Setelah salah satu pihak menjadi kreditor adakalanya ia akan mengalihkan

piutang yang dimilikinya kepada pihak lain dengan alasan karena membutuhkan

dana untuk menunjang jalannya perusahaan, pengalihan piutang yang banyak

digunakan adalah cessie atas pengalihan piutang.

Dalam dunia usaha, perusahaan dalam menjalankan kegiatan usahanya

tidak mampu membayar utang-utangnya kepada pihak kreditor dalam keadaan

seperti ini disebut insovable sedangkan perusahaan yang masih bisa dan mampu

membayar utang-utangnya kepada pihak kreditor disebut solvable. Dalam hal

perusahaan yang sudah tidak mampu membayar utang- utangnya yang telah jatuh

tempo dengan kata lain berada dalam keadaan berhenti membayar dapat saja

menjadi cikal bakal munculnya kepailitan.

Kepailitan merupakan suatu keadaan dimana debitor tidak mampu untuk

melakukan pembayaran-pembayaran terhadap utang-utang kreditornya.

Kepailitan mengakibatkan debitor yang dinyatakan pailit kehilangan hak segala

perdata untuk menguasai dan mengurus harta kekayaan yang telah dimasukkan

ke dalam harta pailit. Pembekuan hak perdata ini diberlakukan oleh pasal 22

Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 37 tahun 2004 tentang kepailitan

dan penundaan kewajiban pembayaran utang terhitung sejak saat keputusan

pernyataan pailit diucapkan.3

Pengaturan kepailitan itu sendiri pada awalnya diatur dalam

Failissementsverordening kemudian diubah dengan Peraturan pengganti

Undang-Undang Nomor 1 Tahun 1998 tentang perubahan atas Undang- undang

tentang kepailitan. Peraturan pengganti Undang-Undang ini kemudian ditetapkan

sebagai Undang- undang, yaitu Undang-Undang Nomor 4 Tahun 1998.

Sehubungan dengan banyaknya putusan Pengadilan Niaga yang kontroversial,

3Ahmad Yani dan Gunawan Widjaja, Seri Hukum Bisnis Kepailitan, (Jakarta: PT Raja

Grafindo Persada, 2002, Cet. Ketiga), h., 5

Page 12: LEGALITAS PENGAJUAN PAILIT PT WIRANA NUSANTARA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/41510/1/DEVI... · devi annisyah hasibuan. nim 1113048000047. “legalitas pengajuan

3

maka timbul niat untuk merevisi Undang-Undang tersebut. Akhirnya, pada

tanggal 18 Oktober 2004, lahirlah Undang-Undang Nomor 37 Tahun 2004

tentang Kepaillitan dan Penundaan Kewajiban Pembayaran Utang yang

selanjutnya disebut UU Kepailitan. Pada prinsipnya, pengaturan masalah

kepailitan merupakan suatu perwujudan dari Pasal 1131 dan Pasal 1132 Kitab

Undang-Undang Hukum Perdata.4

Pada dasarnya dalam hal mengajukan kepailitan ada syarat-syarat yang

harus dipenuhi terlebih dahulu apabila seseorang atau suatu badan hukum

bermaksud mengajukan permohonan pernyataan pailit melalui pengadilan niaga.

Sebagaimana terdapat dalam Pasal 2 ayat (1) Undang-Undang Republik

Indonesia Nomor 37 tahun 2004 tentang Kepailitan dan Penundaan Kewajiban

Pembayaran Utang bahwa debitor yang mempunyai dua atau lebih kreditor dan

tidak membayar lunas sedikitnya satu utang yang telah jatuh waktu dan dapat

ditagih, dinyatakan pailit dengan putusan pengadilan yang berwenang

sebagaimana dimaksud dalam pasal 2, baik atas permohonannya sendiri, maupun

atas permohonan satu atau lebih kreditornya.

Apabila permohonan pernyataan pailit tidak memenuhi syarat-syarat

tersebut, maka permohonan tersebut tidak akan dikabulkan oleh pengadilan

niaga.5 Oleh karena seiring perkembangan zaman dan ketatnya persaingan usaha

seringkali kreditor memakai cara-cara yang tidak baik dalam mempailitkan

debitornya, seperti melakukan pengalihan piutang secara cessie yang terdapat

dalam Pasal 613 Kitab Undang-Undang Hukum Perdata oleh kreditor lama

kepada kreditor baru.

Dalam hal pengalihan piutang secara cessie ini terhadap seluruh piutang

kreditor maka tidak menjadi permasalahan, akan tetapi yang terjadi biasanya

4 Jono, Hukum Kepailitan, (Jakarta: Sinar Grafika, 2013, Cet.Ketiga), h.,2

5 Sutan Remi Sjahdeini, Hukum Kepailitan : Memahami Undang-Undang Nomor 37 Tahun

2004 tentang Kepailitan, ( Jakarta: Pustaka Utama Grafiti, 2009), h., 52

Page 13: LEGALITAS PENGAJUAN PAILIT PT WIRANA NUSANTARA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/41510/1/DEVI... · devi annisyah hasibuan. nim 1113048000047. “legalitas pengajuan

4

kreditor mengalihkan sebagian piutangnya kepada kreditor baru dan biasanya

pengalihan piutang ini pihak kreditor baru maupun kreditor lama tidak

memberitahukan dan tidak mengkonfirmasi atau meminta persetujuan dari

debitor terhadap pengalihan piutang tersebut, padahal didalam Pasal 613 ayat (2)

Kitab Undang-Undang Hukum Perdata mensyaratkan harus ada pemberitahuan

dan persetujuan atau pengakuan dari debitor kemudian baru cessie itu dianggap

sah.

Dalam hal telah ada pengalihan piutang sebagian oleh kreditor, biasanya

kreditor yang ingin mempailitkan debitor tersebut telah memenuhi syarat-syarat

dalam kepailitan karena dalam mengajukan kepailitan harus mempunyai

setidaknya dua kreditor hal ini telah terpenuhi sesuai Pasal 2 ayat (1) Undang-

Undang Republik Indonesia Nomor 37 tahun 2004 tentang Kepailitan dan

Penundaan Kewajiban Pembayaran Utang. Dalam sejarah anglo saxon, cessie

atas sebagian piutang yang disebut sebagai cessie parsial ini pernah tidak

diperbolehkan, tetapi perkembangan dewasa ini, larangan cessie sudah banyak

ditinggalkan karena memang tidak mempunyai dasar yang kuat untuk

melarangnya.6

Pada awalnya sebelum perbuatan cessie atas sebagian piutang, debitor

hanya mempunyai satu kreditor, tetapi dengan dilakukannya cessie atas sebagian

piutang kreditor atas debitor tersebut maka menyebabkan debitor itu memiliki

dua kreditor yang masing- masing memiliki hak yang sama yaitu menagih

piutang debitor. Oleh karena sebab itulah apabila suatu kreditor ingin

mempailitkan debitornya maka sesuai dengan Pasal 2 ayat (1) Undang-Undang

Republik Indonesia Nomor 37 tahun 2004 tentang Kepailitan dan Penundaan

Kewajiban Pembayaran Utang telah memenuhi syarat.

Sebagaimana tercantum dalam kasus yang diangkat penulis dan telah

diputus dalam Putusan No. 09/Pdt.Sus-Pailit/2015/PN.Niaga.Jkt.Pst, awalnya

6 Munir Fuady, Hukum Kontrak : dari sudut pandang hukum bisnis, (bandung: PT citra

Aditya bakti, 2003, Cet. Pertama), h., 153

Page 14: LEGALITAS PENGAJUAN PAILIT PT WIRANA NUSANTARA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/41510/1/DEVI... · devi annisyah hasibuan. nim 1113048000047. “legalitas pengajuan

5

bermula termohon PT Tangkuban Perahu Geothermal Power memperoleh

konsesi untuk pengembangan panas bumi di gunung Tangkuban Perahu dari

Pemerintah Provinsi Jawa Barat kemudian termohon mengalihkan proyek itu

kepada pemohon PT Wirana Nusantara Energy yang dituangkan dalam

kerjasama dengan termohon di bidang pemboran panas bumi di daerah Kancah,

Jawa Barat untuk tiga titik lokasi pemboran dengan target pengeboran kedalaman

sampai dengan 1500 meter, yang kemudian pada pengeboran sekitar kedalaman

612 meter alat pengeboran (rig) terjepit, oleh karena terjepit dan rignya rusak

maka atas kesepakatan kontrak keduanya dilakukan amandemen terhadap

perjanjian kerjasama keduanya.

Seiring berjalannya waktu, pemohon pailit mendalihkan tidak mendapatkan

pembayaran atas tagihan yang sudah dikerjakannya dari termohon pailit, yang

kemudian mengalihan sebagian tagihan-tagihan itu secara cessie kepada PT

Tridaya Sakti Mandiri, namun tagihan-tagihan tersebut dibantah oleh termohon

karena menurut termohon, pemohonlah yang melakukan wanprestasi terhadap

perjanjian kerjasama keduanya.

Namun pemohon tetap melakukan penagihan-penagihan piutang kepada

termohon, yang pada akhirnya pemohon mengajukan pailit atas termohon pada

Pengadilan Niaga dengan nomor perkara 09/Pdt.Sus-Pailit/2015/PN.Niaga.Jkt

Pst. dan majelis hakim pengadilan niaga menjatuhkan pailit kepada termohon,

selanjutnya termohon tidak terima dan mengajukan kasasi ke Mahkamah Agung

pada putusan Nomor 489 K/Pdt.Sus-Pailit/2015 dan telah diputus yang

menyatakan membatalkan putusan pengadilan niaga sehingga PT Tangkuban

Perahu Geothermal Power gagal dipailitkan.

Berdasarkan hal-hal yang diuraikan dalam latar belakang tersebut peneliti

tertarik untuk melakukan penelitian dengan judul : “Legalitas pengajuan pailit PT

Wirana Nusantara Energy yang didasarkan atas cessie sebagian piutang PT

Tangkuban Perahu Geothermal Power” (Studi Putusan No. 09/Pdt.Sus-

Pailit/2015/PN.Niaga.Jkt.Pst)”.

Page 15: LEGALITAS PENGAJUAN PAILIT PT WIRANA NUSANTARA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/41510/1/DEVI... · devi annisyah hasibuan. nim 1113048000047. “legalitas pengajuan

6

B. Identifikasi, Pembatasan, dan Perumusan Masalah

1. Identifikasi Masalah

Dalam pasal 2 ayat (1) Undang-Undang Kepailitan telah menyebutkan

bahwa syarat-syarat untuk mempailitkan suatu individu atau badan hukum

adalah terpenuhinya dua persayaratan, pertama harus ada hutang yang belum

dibayar dan telah jatuh tempo, kedua adanya dua kreditor atau lebih, jika telah

terpenuhi kedua-duanya maka telah terpenuhi syarat untuk mempailitkan

suatu debitor.

Sering terjadi kreditor dalam menagih hutang-hutang debitor

menggunakan cara-cara yang tidak baik, salah satunya adalah dengan

melakukan pengalihan piutang sebagian secara cessie kepada pihak ketiga

(kreditor baru) sehingga untuk mempailitkan debitor telah memenuhi syarat

Undang-Undang Kepailitan, seperti pada putusan Nomor 09/Pdt.Sus-

Pailit/2015/PN.Niaga.Jkt.Pst pada Pengadilan Niaga debitor telah dinyatakan

pailit, sedangkan pada tingkat kasasi debitor dibebaskan dari pailit.

Berdasarkan uraian diatas maka identifikasi masalah dari penelitian ini

adalah :

a. Legalitas pengajuan pailit PT Wirana Nusantara Energy yang didasarkan

atas cessie sebagian piutang PT Tangkuban Perahu Geothermal Power.

b. Perlindungan hukum terhadap debitor berkenaan dengan cessie atas

piutang oleh kreditor yang beritikad buruk.

c. Untuk mempailitkan debitor perlu sekali memperhatikan solvable suatu

perusahaan.

d. Dasar pertimbangan majelis hakim pengadilan niaga memutus pailit PT

Tangkuban Perahu Geothermal Power dalam perkara Nomor 09/Pdt.Sus-

Pailit/2015/PN.Niaga.Jkt.Pst.

2. Pembatasan Masalah

Mengingat luasnya cakupan pembahasan terkait hukum kepailitan.

maka pokok pembahasan skripsi ini hanya menyangkut pada “Legalitas

Page 16: LEGALITAS PENGAJUAN PAILIT PT WIRANA NUSANTARA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/41510/1/DEVI... · devi annisyah hasibuan. nim 1113048000047. “legalitas pengajuan

7

pengajuan pailit PT Wirana Nusantara Energy yang didasarkan atas cessie

sebagian piutang PT Tangkuban Perahu Geothermal Power ( studi putusan

Nomor 09/Pdt.Sus-Pailit/2015/PN.Niaga.Jkt.Pst)”.

3. Perumusan Masalah

Untuk lebih mengerucutkan pokok permasalahan yang akan diteliti,

maka perlu untuk dibuat perumusan masalah terlebih dahulu. Berdasarkan

uraian latar belakang masalah, maka dapat dirumuskan permasalahan dalam

penelitian ini meliputi :

a. Bagaimana legalitas pengajuan pailit PT Wirana Nusantara Energy yang

didasarkan atas cessie sebagian piutang PT Tangkuban Perahu Geothermal

Power?

b. Bagaimana dasar pertimbangan majelis hakim pengadilan niaga memutus

pailit PT Tangkuban Perahu Geothermal Power dalam perkara nomor

09/Pdt.Sus-Pailit/2015/PN.Niaga.Jkt.Pst?

C. Tujuan Penelitian

Adapun tujuan penelitian yang ingin peneliti capai adalah:

1. Untuk mengetahui legalitas pengajuan pailit PT Wirana Nusantara Energy

yang didasarkan atas cessie sebagian piutang PT Tangkuban Perahu

Geothermal Power.

2. Untuk mengetahui dasar pertimbangan majelis hakim pengadilan niaga

memutus pailit PT Tangkuban Perahu Geothermal Power dalam perkara

Nomor 09/Pdt.Sus-Pailit/2015/PN.Niaga.Jkt.Pst.

D. Manfaat Penelitian

1. Manfaat Akademis

Hasil penelitian ini akan memberikan manfaat akademis berupa

pengetahuan juga wawasan seputar hukum kepailitan mengenai legalitas

pengajuan pailit yang didasarkan atas cessie sebagian piutang yang sah

secara hukum kepada Mahasiswa/I Syariah dan Hukum pada khususnya dan

kepada instansi terkait atau masyarakat luas pada umumnya.

Page 17: LEGALITAS PENGAJUAN PAILIT PT WIRANA NUSANTARA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/41510/1/DEVI... · devi annisyah hasibuan. nim 1113048000047. “legalitas pengajuan

8

2. Manfaat Praktis

Penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat secara praktis yang

sebesar-besarnya, yakni dapat menjadi acuan dan landasan bagi penulis

selanjutnya, dan untuk menambah wawasan ilmu pengetahuan peneliti dalam

bidang hukum kepailitan.

E. Tinjauan (Review) Kajian Terdahulu

Sejauh ini sudah ada penelitian yang berhubungan dalam bentuk:

1. Membahas penelitian dengan judul “Analisis Penolakan Permohonan

Pernyataan Pailit Perusahaan Asuransi Prisma Indonesia yang telah dicabut

izin usahanya (studi putusan mahkamah agung republic Indonesia nomor 388

K/Pdt.Sus/2010)”, yang ditulis oleh Putri Hilaliatul Badria Hakim pada tahun

2016. Penelitian ini memiliki pembahasan yang sama dengan tema yang saya

angkat, hanya saja skripsi ini fokus pada penelitian pada penolakan

pernyataan pailit PT Asuransi Prima Indonesia setelah dicabut izin usahanya

oleh menteri keuangan. Sedangkan penulis membahas legalitas pengajuan

pailit yang dilakukan oleh kreditor terhadap debitor berkenaan dengan cessie

atas sebagian piutang.

2. Membahas penelitian dengan judul “Pembatalan Status Pailit PT Cipta

Televisi Pendidikan Indonesia (studi Putusan Mahkamah Agung No.834

K/Pdt.Sus/2009)”, yang ditulis oleh Anandyta Nur Khoirunnisa pada tahun

2016. Penelitian ini memiliki pembahasan yang sama dengan tema yang saya

angkat, skripsi ini membahas mengenai pembatalan status pailit oleh hakim

mahkamah agung terhadap putusan pengadilan niaga. Sedangkan penulis

membahas mengenai pembatalan status pailit juga tetapi penulis lebih

menitikberatkan pada pertimbangan hukum yang berkenaan dengan cessie

atas sebagian piutang.

3. Membahas penelitian dengan judul “Penjelasan Hukum tentang Cessie”, yang

ditulis oleh Rachmad Setiawan, J. Satrio pada tahun 2010. Penelitian ini

memiliki pembahasan yang sama dengan tema yang saya angkat, buku ini

Page 18: LEGALITAS PENGAJUAN PAILIT PT WIRANA NUSANTARA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/41510/1/DEVI... · devi annisyah hasibuan. nim 1113048000047. “legalitas pengajuan

9

membahas mengenai penjelasan-penjeslasan cessie secara umum menurut

literatur dan Peraturan Perundang-Undangan dan Cessie dan menurut Putusan

Pengadilan. Sedangkan Penulis membahas mengenai cessie secara spesifik

yaitu legalitas cessie atas sebagian piutang.

4. Membahas penelitian dengan judul “Aspek hukum pengalihan piutang atas

nama (cessie) karena wanprestasi PT. Bank Sri Partha kepada PT. Sri Partha

Pusaka Denpasar”, yang ditulis oleh Ida Bagus Gede Partha Suwirya, I Gst.

Ayu Puspawati, Dewa Gde Rudy pada tahun 2013. Penelitian ini memiliki

pembahasan yang sama dengan tema yang saya angkat, jurnal ini membahas

mengenai akibat hukum pengalihan piutang atas nama (cessie) karena

wanprestasi. Sedangkan Penulis membahas mengenai legalitas pengajuan

pailit yang didasarkan atas cessie sebagian piutang.

F. Metode Penelitian

Untuk dapat merampungkan penyajian skripsi ini agar dapat memenuhi

kriteria sebagai tulisan ilmiah diperlukan data yang relevan dengan skripsi ini.

Dalam upaya pengumpulan data yang diperlukan itu, maka diterapkan metode

pengumpulan data sebagai berikut:

1. Tipe Penelitian

Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini menggunakan

metode pendekatan yuridis normatif (Law in book). Penelitian yuridis

normatif adalah penelitian yang dilakukan mengacu pada norma hukum yang

terdapat pada peraturan perundang-undangan dan putusan pengadilan serta

norma-norma yang berlaku di masyarakat atau juga yang menyangkut

kebiasaan yang berlaku dimasyarakat.7

Metode penelitian normatif disebut juga sebagai penelitian doktrinal

(doctrinal research) yaitu suatu penelitian yang menganalisis hukum baik

7

Soerjono Soekanto dan Sri Mahmudji, Peranan dan Penggunaan Kepustakaan didalam

Penelitian Hukum, (Jakarta:Pusat Dokumen Universitas Indonesia, 1979), h., 18

Page 19: LEGALITAS PENGAJUAN PAILIT PT WIRANA NUSANTARA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/41510/1/DEVI... · devi annisyah hasibuan. nim 1113048000047. “legalitas pengajuan

10

yang tertulis didalam buku (Law as it is written in the book), maupun hukum

yang diputuskan oleh hakim melalui proses pengadilan (Law it is decided by

the judge through judicial process)8. Penelitian hukum normatif dalam

penelitian ini didasarkan data sekunder dan menekankan pada langkah-

langkah spekulatif-teoritis dan analisis normatif-kualitatif.9

2. Pendekatan Masalah

Berkaitan dengan tipe penelitian, penulis menggunakan penelitian

yuridis normatif, maka pendekatannya menggunakan metode penelitian

kepustakaan (library research) dengan menggunakan pendekatan

Pendekatan perundang-undangan (Statute Approach), dan pendekatan

konseptual (Conceptual Approach).10

a. Sumber Data

1) Bahan hukum primer

Bahan-bahan hukum primer meliputi peraturan perundang-

undangan, catatan- catatan resmi atau risalah dalam pembuatan

perundang- undangan, dan putusan- putusan hakim. Dalam penelitian

ini, bahan hukum primer yang penulis gunakan adalah:

a) Kitab Undang-Undang Hukum Perdata.

b) Undang-Undang RI Nomor 37 tahun 2004 tentang Kepailitan dan

Penundaan Kewajiban Pembayaran Utang.

c) Putusan Mahkamah Agung Nomor 489 K/Pdt.Sus-Pailit/09/Pdt.Sus-

Pailit/2015.

8 Amiruddin dan Zainal Asikin, Pengantar Metode Penelitian Hukum, (Jakarta: Kencana,

2006), h., 118

9 J. Supranto, Metode Penelitian Hukum dan Statistik,(Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada,

2003), h., 3

10 Peter Mahmud Marzuki, Penelitian Hukum, (Jakarta: Kencana Prenada Media Group,2006

Cet. Kedua), h., 93

Page 20: LEGALITAS PENGAJUAN PAILIT PT WIRANA NUSANTARA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/41510/1/DEVI... · devi annisyah hasibuan. nim 1113048000047. “legalitas pengajuan

11

d) Putusan Pengadilan Niaga Nomor 09/Pdt.Sus-Pailit/2015/PN.Niaga.

Jkt.Pst.

2) Bahan hukum sekunder

Bahan hukum sekunder adalah bahan hukum yang diperoleh

dari literatur hukum yang erat kaitannya dengan bahan hukum primer

dan dapat membantu menganalisa, memahami, dan menjelaskan bahan

hukum primer. Bahan hukum yang paling banyak digunakan dalam

penelitian ini adalah teori atau pendapat sarjana hukum, hasil karya

dari kalangan ahli hukum, skripsi, tesis, disertasi, artikel ilmiah, jurnal,

majalah, surat kabar, makalah, penelusuran internet dan sebagainya

3) Bahan non hukum (tersier)

Bahan hukum yang memberikan petunjuk maupun penjelasan

atau bahan hukum primer dan sekunder, misalnya kamus besar Bahasa

Indonesia (KBBI), ensiklopedia, dan lain- lain.

b. Metode pengumpulan data dan bahan hukum

Pengolahan data dilakukan dengan metode kualitatif yakni

memberikan gambaran mengenai permasalahan dengan menganalisis

rujukan dalam setiap literatur dan bahan hukum yang disebutkan diatas.11

c. Metode Penulisan

Metode penulisan skripsi ini mengacu pada “Pedoman Penulisan

Skripsi Fakultas Syariah dan Hukum Universitas Islam Negeri Syarif

Hidayatullah Jakarta, 2017".

G. Sistematika Penulisan

Skripsi ini disusun dan terbagi dalam lima bab. Masing-masing bab terdiri

atas beberapa sub-sub bab guna lebih memperjelas ruang lingkup dan cakupan

permasalahan yang diteliti. Adapun urutan dan tata letak masing-masing bab

serta pokok pembahasannya sebagai berikut:

11

Burhan Ashshofa, Metode Penelitian Hukum, (Jakarta: PT.Rineka Cipta,2004).h., 104

Page 21: LEGALITAS PENGAJUAN PAILIT PT WIRANA NUSANTARA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/41510/1/DEVI... · devi annisyah hasibuan. nim 1113048000047. “legalitas pengajuan

12

BAB I: Bab ini merupakan bab Pendahuluan yang isinya antara lain

memuat, latar belakang, rumusan masalah, tujuan dan manfaat penelitian,

tinjauan kajian terdahulu, metode penelitian dan sistematika penulisan.

BAB II: Dalam bab ini akan dibahas mengenai tinjauan umum

kepailitan, dan tinjauan umum tentang cessie

BAB III: Dalam bab ini akan dibahas mengenai profil para pihak dalam

kepailitan dan permasalahan hukum antara para pihak

BAB IV: Dalam bab ini akan dibahas mengenai tinjauan atau analisis

yuridis penulis mengenai legalitas pengajuan pailit PT Wirana Nusantara Energy

yang didasarkan atas cessie sebagian piutang dan juga analisis penulis mengenai

dasar pertimbangan hakim dalam memutus perkara mengenai kesesuaian antara

putusan pengadilan niaga dengan peraturan perundang-undangan yang berlaku.

BAB V: Dalam bab ini akan berisi kesimpulan-kesimpulan yang

diperoleh dari hasil penelitian dan dilengkapi juga dengan saran-saran.

Page 22: LEGALITAS PENGAJUAN PAILIT PT WIRANA NUSANTARA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/41510/1/DEVI... · devi annisyah hasibuan. nim 1113048000047. “legalitas pengajuan

13

BAB II

KERANGKA TEORI

A. Kepailitan

1. Pengertian

Terminologi kepailitan sering dipahami secara tidak tepat oleh kalangan

umum. Sebagian dari mereka menganggap kepailitan sebagai vonis yang

berbau tindakan kriminal serta merupakan suatu cacat hukum atas subjek

hukum, oleh karena itu kepailitan harus dijauhkan serta dihindari sebisa

mungkin. Kepailitan secara apriori dianggap sebagai kegagalan yang

disebabkan karena kesalahan dari debitor dalam menjalankan usahanya

sehingga menyebabkan utang tidak mampu dibayar. Oleh karena itu,

kepailitan sering diidentikkan sebagai pengemplangan utang atau

penggelapan terhadap hak-hak yang seharusnya dibayarkan kepada kreditor.1

Secara etimologi, istilah pailit berasal dari kata Belanda failliet, yang

mempunyai arti rangkap, yaitu sebagai kata benda dan sebagai kata sifat.

Kata failliet sendiri berasal dari kata Perancis, faillite, yang berarti

pemogokan/kemacetan pembayaran, sedangkan orang yang mogok/macet

membayar dalam Bahasa Perancis disebut le failli. Kata kerja faillir berarti

gagal. Juga dalam Bahasa Inggris dikenal kata to fail dengan arti yang sama.

Demikian pula kata kerja fallire dalam Bahasa Latin. Di negara-negara yang

berbahasa Inggris, untuk pengertian yang sama dipergunakan istilah-istilah

bankrupt atau bankruptcy.2

Dalam bukunya Ahmad Yani dan Gunawan Widjaja kepailitan berasal

dari kata pailit yang berarti sesuatu yang berhubungan dengan peristiwa

keadaan berhenti membayar utang-utang debitor yang telah jatuh tempo. Si

1 M.Hadi subhan, Hukum Kepailitan, (Jakarta: Kencana, 2008) h., 2

2 Bernard Nainggolan, Perlindungan Hukum Seimbang, Debitor, Kreditor, dan Pihak-pihak

Berkepentingan dalam Kepailitan, (Bandung: PT Alumni, 2011), h., 48

Page 23: LEGALITAS PENGAJUAN PAILIT PT WIRANA NUSANTARA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/41510/1/DEVI... · devi annisyah hasibuan. nim 1113048000047. “legalitas pengajuan

14

pailit adalah debitor yang mempunyai dua orang atau lebih kreditor dan tidak

mampu membayar satu atau lebih hutangnya yang telah jatuh tempo dan dapat

ditagih.3

Dalam Black’s Law Dictionary pailit atau “Bankrupt” adalah “the state

or condition of a person (individual, partnership, corporation, municipality)

who is unable to pay its debt as they are, or become due”. The term includes a

person against whom an involuntary petition has been filed, or who has filed

a voluntary petition, or who has been adjudged a bankrupt.”

Dari pengertian yang diberikan dalam Black’s Law Dictionary di atas,

pengertian pailit dapat dihubungkan dengan ketidakmampuan membayar dari

seorang debitor atas utang-utangnya yang telah jatuh tempo. Ketidakmampuan

tersebut harus disertai dengan suatu tindakan nyata untuk mengajukan, baik

yang dilakukan secara sukarela oleh debitor sendiri, maupun atas permintaan

pihak ketiga suatu permohonan pernyataan pailit ke pengadilan. Permohonan

pengajuan ini adalah bentuk dari asas publisitas dari keadaan debitor yang

tidak mampu membayar.4

Jika dilihat dari segi Undang-Undang Kepailitan, Pengertian kepailitan

menurut Pasal 1 angka 1 Undang-Undang Nomor 37 tahun 2004 tentang

Kepailitan dan Penundaan Kewajiban Pembayaran Utang sebagai berikut :

Kepailitan adalah sita umum atas semua kekayaan debitor pailit yang

pengurusan dan pemberesannya dilakukan oleh kurator di bawah

pengawasan hakim pengawas sebagaimana diatur dalam undang-undang

ini.

Berdasarkan berbagai definisi di atas, dapat disimpulkan bahwa

kepailitan mengandung unsur-unsur sebagai berikut:

3 Zainie Asyhadie dan Budi Sutrisno, Hukum Perusahaan dan Kepailitan, (Jakarta: Erlangga,

2012), h., 213

4 Ahmad Yani dan Gunawawan Widjaja, Seri Hukum Bisnis: Kepailitan, (Jakarta:

PT.RajaGrafindo, 2002, Cet.Kedua), h., 11

Page 24: LEGALITAS PENGAJUAN PAILIT PT WIRANA NUSANTARA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/41510/1/DEVI... · devi annisyah hasibuan. nim 1113048000047. “legalitas pengajuan

15

a. Adanya ketidakmampuan debitor dalam melunasi utang-utangnya

b. Ketidakmampuan tersebut harus diajukan secara nyata ke pengadilan

c. Adanya putusan pengadilan yang menyatakan pailit

d. Dilakukan penyitaan umum atas harta debitor oleh pengadilan untuk

pengembalian utang-utangnya kepada kreditor.

2. Syarat-Syarat

Syarat-syarat untuk mengajukan permohonan pailit terhadap debitor dapat

dilihat pada pasal 2 ayat (1) Undang-Undang Nomor 37 tahun 2004 tentang

Kepailitan dan Penundaan Kewajiban Pembayaran Utang antara lain :

Debitor yang mempunyai dua atau lebih kreditor dan tidak membayar

lunas sedikitnya satu utang yang telah jatuh waktu dan dapat ditagih,

dinyatakan pailit dengan putusan pengadilan, baik atas permohonan satu

atau lebih kreditornya.

Syarat-syarat permohonan pailit sebagaimana ditentukan dalam pasal 2

ayat (1) Undang-Undang Nomor 37 tahun 2004 tentang Kepailitan dan

Penundaan Kewajiban Pembayaran Utang tersebut dapat dijelaskan sebagai

berikut:

a. Syarat adanya dua kreditor atau lebih (Concursus Creditorum)

Syarat bahwa debitor harus mempunyai minimal dua kreditor sangat

terkait dengan filosofis lahirnya hukum kepailitan. Bahwa hukum

kepailitan merupakan realisasi dari pasal 1132 KUH Perdata. Dengan

adanya pranata hukum kepailitan, diharapkan pelunasan utang-utang

debitor kepada kreditor-kreditor dapat dilakukan secara seimbang dan

adil. Setiap kreditor mempunyai hak yang sama untuk mendapatkan

pelunasan dari harta kekayaan debitor.

Jika debitor hanya mempunyai satu kreditor, maka seluruh harta

kekayaan debitor otomatis menjadi jaminan atas pelunasan utang debitor

tersebut dan tidak diperlukan pembagian secara pro rata dan pari passu.

Page 25: LEGALITAS PENGAJUAN PAILIT PT WIRANA NUSANTARA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/41510/1/DEVI... · devi annisyah hasibuan. nim 1113048000047. “legalitas pengajuan

16

Dengan demikian, jelas bahwa debitor tidak dapat dituntut pailit, jika

debitor tersebut hanya mempunyai satu kreditor.

b. Harus ada utang

Syarat lain yang harus dipenuhi bagi seorang pemohon pernyataan

pailit ialah harus adanya utang. Dalam proses acara kepailitan konsep

utang sangatlah menentukan, karena tanpa adanya utang tidaklah

mungkin perkara kepailitan akan bisa diperiksa. Tanpa adanya utang

tersebut maka esensi kepailitan menjadi tidak ada karena kepailitan

adalah merupakan pranata hukum untuk melakukan likuidasi aset debitor

untuk membayar utang-utangnya terhadap para kreditornya. Dengan

demikian utang adalah alasan dari suatu kepailitan.

Undang-undang No.4 tahun 1998 tidak memberikan definisi sama

sekali mengenai utang. Oleh karena itu, telah menimbulkan penafsiran

yang beraneka ragam dan para hakim juga menafsirkan utang dalam

pengertian yang berbeda-beda (baik secara sempit maupun luas). Apakah

pengertian utang hanya terbatas pada utang yang lahir dari perjanjian

utang piutang atau perjanjian pinjam meminjam ataukah pengertian utang

merupakan suatu prestasi/kewajiban yang tidak hanya lahir dari perjanjian

utang piutang saja.

Kontroversi mengenai pengertian utang akhirnya dapat di satu artikan

dalam pasal 1 butir 6 UU Kepailitan dan PKPU yaitu:

Utang adalah kewajiban yang dinyatakan atau dapat dinyatakan dalam

jumlah uang, baik dalam mata uang Indonesia maupun mata uang

asing baik secara langsung maupun yag akan timbul di kemudian hari

atau kontinjen, yang timbul karena perjanjian atau undang-undang dan

yang wajib dipenuhi oleh debitor dan bila tidak dipenuhi memberi hak

kepada kreditor untuk mendapat pemenuhannya dari harta kekayaan

debitor.

Dari definisi utang yang diberikan oleh UU Kepailitan dan PKPU,

jelaslah bahwa definisi utang harus ditafsirkan secara luas, tidak hanya

Page 26: LEGALITAS PENGAJUAN PAILIT PT WIRANA NUSANTARA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/41510/1/DEVI... · devi annisyah hasibuan. nim 1113048000047. “legalitas pengajuan

17

meliputi utang yang timbul dari perjanjian utang-piutang atau perjanjian

pinjam-meminjam, tetapi juga utang yang timbul karena undang-undang

atau perjanjian yang dapat dinilai dengan sejumlah uang.5

Sebenarnya dalam KUH Perdata maupun rezim hukum keperdataan

tidak dikenal utang dalam arti sempit maupun utang dalam arti luas dan

tidak ada utang dalam arti sempit. Utang adalah utang sebagaimana yang

tersurat antara lain dalam pasal 1233 KUH Perdata. Undang undang

kepailitan merupakan penjabaran lebih khusus dari KUH Perdata, maka

utang dalam UU Kepailitan dan PKPU adalah prestasi sebagaimana diatur

dalam KUH Perdata.6

Menurut pasal 1233 KUH Perdata, kewajiban atau utang dapat timbul

dari perjanjian atau dari Undang-Undang. Ada kewajiban untuk

memberikan sesuatu, untuk berbuat sesuatu dan tidak berbuat sesuatu.

Beberapa contoh kewajiban yang timbul dari perjanjian adalah sebagai

berikut:

1) Kewajiban debitor untuk membayar bunga dan utang pokok kepada

pihak yang meminjamkan;

2) Kewajiban penjual untuk menyerahkan mobil kepada pembeli mobil

tersebut;

3) Kewajiban pembangun untuk membuat rumah dan menyerahkannya

kepada pembeli rumah;

4) Kewajiban penjamin (guarantor) untuk menjamin pembayaran

kembali pinjaman debitor kepada kreditor

Bagi debitor, kewajiban tersebut adalah utang yang memberikan hak

menagih kepada kreditor (tagihan/piutang). Kegagalan debitor (yaitu

5 Jono, Hukum Kepailitan, (Jakarta: Sinar Grafika, 2013, Cet. Ketiga), h.,11

6 M.Hadi Subhan, Hukum Kepailitan, (Jakarta: Kencana, 2008) , h., 89

Page 27: LEGALITAS PENGAJUAN PAILIT PT WIRANA NUSANTARA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/41510/1/DEVI... · devi annisyah hasibuan. nim 1113048000047. “legalitas pengajuan

18

peminjam, penjual, pembangun, dan penjamin) untuk memenuhi

kewajiban sebagaimana mestinya dapat menjadi dasar suatu permohonan

kepailitan atau permohonan penundaan kewajiban pembayaran utang

(PKPU).7

Walaupun telah ada kepastian mengenai penafsiran utang dalam

Undang-Undang Nomor 37 tahun 2004 tentang Kepailitan dan PKPU,

dimana utang didefinisikan dalama arti luas yang berarti telah paralel

dengan konsep KUH Perdata, akan tetapi perubahan konsep utang ini

menjadi terdistorsi ketika dikaitkan dengan hakikat kepailitan dalam UU

Kepailitan yang hanya bertujuan untuk mempermudah mempailitkan

subjek hukum dimana syarat kepailitan hanya memiliki dua variabel,

yakni adanya utang yang telah jatuh tempo dan dapat ditagih kembali

serta memiliki setidak-tidaknya dua kreditor. Sehingga kemudahan

mempailitkan subjek hukum seakan dipermudah lagi dengan konsep

utang dalam arti luas tersebut, dan kelemahan undang-undang ini sering

disalahgunakan, dimana kepailitan bukan sebagai instrumen hukum untuk

melakukan distribusi aset debitor akan tetapi digunakan sebagai alat

untuk menagih utang atau bahkan untuk mengancam subjek hukum

kendatipun tidak berkaitan dengan utang.

c. Syarat cukup satu utang yang telah jatuh waktu dan dapat ditagih

Syarat bahwa utang harus telah jatuh waktu dan dapat ditagih

menunjukkan bahwa kreditor sudah mempunyai hak untuk menuntut

debitor untuk memenuhi prestasinya. Menurut Jono SH, syarat ini

menunjukkan bahwa utang harus lahir dari perikatan sempurna ( adanya

schuld dan hafting). Dengan demikian, jelas bahwa utang yang lahir dari

7 Imran Nating, Peranan Tanggung Jawab Kurator dalam Pengurusan dan Pemberesan

Harta Pailit, (Jakarta: PT.RajaGrafindo Persada, 2004), h., 25

Page 28: LEGALITAS PENGAJUAN PAILIT PT WIRANA NUSANTARA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/41510/1/DEVI... · devi annisyah hasibuan. nim 1113048000047. “legalitas pengajuan

19

perikatan alamiah (adanya schuld tanpa hafting) tidak dapat dimajukan

untuk permohonan pernyataan pailit. Misalnya utang yang yang lahir dari

perjudian. Meskipun utang yang lahir dari perjudian telah jatuh waktu, hal

ini tidak melahirkan hak kepada kreditor untuk menagih utang tersebut. 8

Dengan demikian, meskipun debitor mempunyai kewajiban untuk

melunasi utang itu, kreditor tidak mempunyai alas hak untuk menuntut

pemenuhan utang tersebut. Dengan demikian, kreditor tidak berhak

memajukan permohonan pailit atas utang yang lahir dari perjudian.

3. Pihak-pihak yang Dapat Mengajukan Permohonan

Seorang debitor hanya dapat dikatakan pailit apabila telah diputuskan oleh

pengadilan niaga. Adapun yang berhak mengajukan permohonan pernyataan

pailit adalah sebagai berikut:

a. Debitor sendiri

Dalam setiap hal disyaratkan bahwa debitor mempunyai lebih dari satu

orang kreditor, karena merasa tidak mampu atau sudah tidak dapat

membayar hutang-hutangnya, dapat mengajukan permohonan pailit.

Debitor harus membuktikan bahwa ia mempunyai dua atau lebih kreditor

serta utangnya telah jatuh tempo dan sudah dapat ditagih.

b. Atas permintaan seorang atau lebih kreditornya

Seorang kreditor atau lebih, baik secara sendiri-sendiri maupun secara

bersama-sama dapat mengajukan permohonan pailit selama memenuhi

syarat yang telah ditentukan oleh Undang-undang Kepailitan. Kreditor

yang mengajukan permohoan kepailitan untuk debitor harus memenuhi

syarat bahwa hak tuntutannya terbukti secara sederhana atau pembuktian

mengenai hak kreditor untuk menagih juga dilakukan secara sederhana.9

8 Jono, Hukum Kepailitan, (Jakarta: Sinar Grafika, 2013, Cet.ketiga), h., 11

9Imran Nating, Peranan Tanggung Jawab Kurator dalam Pengurusan dan Pemberesan Harta

Pailit, (Jakarta: PT.RajaGrafindo Persada, 2004), h., 37

Page 29: LEGALITAS PENGAJUAN PAILIT PT WIRANA NUSANTARA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/41510/1/DEVI... · devi annisyah hasibuan. nim 1113048000047. “legalitas pengajuan

20

c. Kejaksaan

Kepentingan umum sebagai alasan bagi kejaksaan untuk mengajukan

permohonan pailit, UU Kepailitan dan PKPU dalam penjelasan pasal 2

ayat (2) menyebutkan bahwa yang dimaksud dengan “kepentingan umum”

adalah kepentingan bangsa, dan negara dan/atau kepentingan masyarakat

luas, misalnya:

1) Debitor melarikan diri;

2) Debitor menggelapkan bagian dari harta kekayaan;

3) Debitor mempunyai utang kepada Badan Usaha Milik Negara atau

badan usaha lain yang menghimpun dana dari masyarakat;

4) Debitor mempunyai utang yang berasal dari dana dari masyarakat luas;

5) Debitor tidak beritikad baik, atau tidak kooperatif dalam

menyelesaikan masalah utang piutang yang telah jatuh waktu; atau

6) Dalam hal lainnya menurut kejaksaan merupakan kepentingan

umum.10

d. Bank Indonesia

Bank Indonesia adalah satu-satunya yang dapat mengajukan

permohonan pailit jika debitornya adalah suatu bank. Hal demikian berarti

nasabah bank tidak dapat mengajukan permohonan kepailitan bagi

banknya yang dalam keadaan berhenti membayar utangnya.

e. Badan Pengawas Pasar Modal

Dalam hal menyangkut debitor yang merupakan Perusahaan Efek,

Bursa Efek, Lembaga Kliring dan Penjaminan, Lembaga Penyimpanan

dan Penyelesaian permohonan pernyataan pailit dapat diajukan oleh

Badan Pengawas Pasar Modal.

10

H. Man S. Sastrawidjaja, Hukum Kepailitan dan Penundaan Kewajiban Pembayaran

Utang, (P.T.Alumni:Bandung, 2010, Cet.kedua), h., 92

Page 30: LEGALITAS PENGAJUAN PAILIT PT WIRANA NUSANTARA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/41510/1/DEVI... · devi annisyah hasibuan. nim 1113048000047. “legalitas pengajuan

21

f. Menteri Keuangan

Menteri keuangan dalam hal debitornya Perusahaan Asuransi,

Perusahaan Reasuransi, Dana Pensiun, atau Badan Usaha Milik Negara

yang bergerak di bidang kepentingan publik.11

4. Akibat Hukum

Pada dasarnya, sebelum pernyataan pailit, hak-hak debitor untuk

melakukan semua tindakan hukum yang berkenaan dengan harta kekayaannya

harus dihormati. Tentunya dengan memperhatikan hak-hak kontraktual serta

kewajiban debitor menurut peraturan perundang-undangan.

Semenjak pengadilan mengucapkan putusan pailit dalam sidang yang

terbuka untuk umum terhadap debitor, maka hak dan kewajiban si pailit

beralih kepada kurator untuk mengurus dan menguasai boedelnya. Kepailitan

mengakibatkan seluruh harta kekayaan debitor serta segala sesuatu yang

diperoleh selama kepailitan berada dalam sitaan umum sejak saat putusan

pernyataan pailit diucapkan, kecuali :

a. Benda, termasuk hewan yang benar-benar dibutuhkan oleh debitor

sehubungan dengan pekerjaannya, perlengkapannya, alat-alat medis yang

dipergunakan untuk kesehatan, tempat tidur dan perlengkapannya yang

dipergunakan oleh debitor dan keluarganya, dan bahan makanan untuk 30

hari bagi debitlur dan keluarganya, yang terdapat di tempat itu;

b. Segala sesuatu yang diperoleh debitor dari pekerjaannya sendiri sebagai

penggajian dari suatu jabatan atau jasa, sebagai upah, pension, uang

tunggu atau uang tunjangan, sejauh yang ditentukan oleh hakim

pengawas; atau

c. Uang yang diberikan kepada debitor untuk memenuhi suatu kewajiban

memberi nafkah menurut undang-undang.

11

Ahmad Yani dan Gunawawan Widjaja, Seri Hukum Bisnis: Kepailitan, (Jakarta:

PT.RajaGrafindo, 2002, Cet. Ketiga), h., 12

Page 31: LEGALITAS PENGAJUAN PAILIT PT WIRANA NUSANTARA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/41510/1/DEVI... · devi annisyah hasibuan. nim 1113048000047. “legalitas pengajuan

22

Tanggal putusan tersebut dihitung sejak pukul 00.00 waktu setempat.

Sejak tanggal putusan pernyataan pailit tersebut diucapkan , debitor pailit

demi hukum tidak mempunyai kewenangan lagi untuk menguasai dan

mengurus harta kekayaannya. Timbul pertanyaan, apakah debitor menjadi

tidak cakap melakukan perbuatan hukum? Mengenai hal tersebut, harus

diperhatikan bahwa debitor pailit tetap cakap dan berwenang untuk perbuatan

hukum sepanjang perbuatan hukum tersebut tidak berkaitan baik langsung

ataupun tidak langsung dengan harta kekayaannya. Dalam arti, debitor hanya

kehilangan haknya dalam lapangan hukum harta kekayaan. Seperti debitor

pailit masih cakap untuk melakukan perbuatan hukum lain sepanjang tidak

menyentuh harta kekayaannya, karena harta kekayaannya sudah berada

dibawah sitaan umum.12

Si pailit masih diperkenankan untuk melakukan perbuatan-perbuatan

hukum apabila dengan perbuatan hukum tersebut akan menambah harta

kekayaannya. Apabila ternyata di kemudian hari, perbuatan hukum itu

merugikan kekayaan pailit, curator/Balai Harta Peninggalan dapat

mengemukakan pembatalan perbuatan hukum tersebut. Pasal 36 UU

Kepailitan dan PKPU menentukan sebagai berikut:

1) Dalam hal pada saat putusan pernyataan pailit diucapkan dan terdapat

perjanjian timbal balik yang belum atau baru sebagian dipenuhi, pihak

yang mengadakan perjanjian dengan debitor dapat meminta kepada

kurator untuk memberikan kepastian tentang kelanjutan pelaksanaan

perjanjian tersebut dalam jangka waktu yang disepakati oleh curator dan

pihak tersebut. Dalam hal kesepakatan mengenai jangka waktu

sebagaimana dimaksud tidak tercapai, maka hakim pengawas menetapkan

jangka waktu tersebut. Apabila dalam jangka waktu ditentukan kemudian

12

Jono, Hukum Kepailitan, (Jakarta: Sinar Grafika, 2013, Cet. ketiga), h., 107

Page 32: LEGALITAS PENGAJUAN PAILIT PT WIRANA NUSANTARA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/41510/1/DEVI... · devi annisyah hasibuan. nim 1113048000047. “legalitas pengajuan

23

curator tidak bersedia melanjutkan perjanjian tersebut, maka perjanjian

dinyatakan berakhir dan sebagai kreditor dapat menuntut ganti rugi dan

akan diperlakukan sebagai kreditor konkuren.13

2) Dalam hal debitor telah menyewa suatu benda, baik curator maupun

pihak yang menyewakan barang/benda dapat menghentikan perjanjian

sewa, dengan syarat pemberitahuan penghentian dilakukan sebelum

berakhirnya perjanjian sesuai dengan adat istiadat setempat dalam jangka

waktu paling singkat Sembilan puluh hari. Jika pembayaran uang sewa

telah dilakukan, pemberhentian perjanjian sewa tidak bisa dilakukan

sebelum habisnya jangka waktu pembayaran sewa tersebut. Sejak

diputuskannya keadaan pailit, maka uang sewa dinyatakan sebagai boedel

pailit.

3) Pekerja/buruh yang bekerja pada debitor padat memutuskan hubungan

kerja atau curator dapat menghentikan hubungan kerja dengan

mengindahkan perjanjian kerja dan peraturan yang berlaku, dengan

pengertian bahwa hubungan kerja tersebut dapat diputuskan dengan

pemberitahuan paling singkat 45 hari sebelumnya. Sejak tanggal putusan

pailit ditetapkan, upah pekerja/buruh yang terutang sebelum maupun

sesudah pernyataan pailit dinyatakan sebagai utang boedel pailit.

4) Pembayaran suatu utang yang sudah jatuh tempo hanya dapat dibatalkan

apabila dibuktikan bahwa penerima pembayaran mengetahui bahwa

permohonan pernyataan pailit debitor sudah didaftarkan atau dalam hal

pembayaran utang tersebut merupakan akibat dari persekongkolan antara

debitor dengan kreditor dengan maksud menguntungkan kreditor

melebihi kreditor lainnya. Jika pembayaran yang sudah diterima oleh

13

Zainal asikin, Hukum Kepailitan dan Penundaaan Kewajiban Pembayaran Utang di

Indonesia, (Pustaka Reka Cipta: Bandung, 2013), h., 58

Page 33: LEGALITAS PENGAJUAN PAILIT PT WIRANA NUSANTARA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/41510/1/DEVI... · devi annisyah hasibuan. nim 1113048000047. “legalitas pengajuan

24

pemegang surat pengganti atau surat atas tunjuk karena memang sudah

jatuh tempo, pembayaran tersebut tidak dapat diambil kembali.14

5) Kemungkinan selama kepaillitan, debitor memperoleh warisan. Mengenai

hal tersebut pasal 40 UU Kepailitan dan PKPU mengaturnya dan

menyebutkan bahwa warisan yang jatuh kepada debitor selama kepailitan,

oleh kurator tidak boleh diterima, kecuali apabila harta warisan tersebut

menguntungkan harta pailit. Untuk tidak menerima warisan tersebut,

kurator memerlukan izin dari hakim pengawas.15

5. Pengadilan Niaga dan Yuridiksinya

Dalam rumusan ketentuan pasal 3 ayat (1) UU Kepailitan dan PKPU

dapat diketahui bahwa setiap permohonan pernyataan pailit harus diajukan ke

pengadilan yang daerah hukumnya meliputi daerah tempat kedudukan hukum

debitor, dengan ketentuan bahwa :

a. Dalam hal debitor telah meninggalkan wilayah Republik Indonesia,

pengadilan yang daerah hukumnya meliputi tempat kedudukan hukum

terakhir dari debitor;

b. Dalam hal debitor adalah persero atau suatu firma, pengadilan yang

daerah hukumnya meliputi tempat kedudukan hukum firma tersebut;

c. Dalam hal debitor tidak bertempat kedudukan dalam wilayah Republik

Indonesia tetapi menjalankan profesi atau usahanya dalam wilayah

Republik Indonesia, maka diajukan ke pengadilan yang daerah hukumnya

meliputi tempat kedudukan hukum kantor debitor menjalankan profesi

atau usahanya.

14

Zaini Asyhadie dan Budi Sutrisno, Hukum Perusahaan dan Kepailitan, (Jakarta: Erlangga,

2012), h., 26

15

H. Man S. Sastrawidjaja, Hukum Kepailitan dan Penundaan Kewajiban Pembayaran

Utang, (PT Alumni: Bandung, 2010, Cet.kedua), h., 118

Page 34: LEGALITAS PENGAJUAN PAILIT PT WIRANA NUSANTARA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/41510/1/DEVI... · devi annisyah hasibuan. nim 1113048000047. “legalitas pengajuan

25

d. Dalam hal debitor merupakan badan hukum, pengadilan dimana badan

hukum tersebut memiliki kedudukan hukumnya sebagaimana dimaksud

dalam anggaran dasarnya.16

Adapun yang dimaksud dengan pengadilan menurut undang undang

kepailitan ini adalah Pengadilan Niaga yang merupakan pengkhususan

pengadilan dalam bidang perniagaan yang dibentuk dalam lingkungan

peradilan umum.

Pengadilan niaga adalah pengadilan khusus yang dibentuk di

lingkungan peradilan umum yang berwenang memeriksa, mengadili dan

memberi putusan terhadap perkara kepailitan dan penundaan kewajiban dan

pembayaran utang (PKPU). Pengadilan Niaga juga berwenang menangani

sengketa-sengketa komersial lainnya seperti sengketa di bidang hak kekayaan

intelektual (HKI) dan sengketa dalam proses likuidasi bank yang

dilakukan Lembaga Penjamin Simpanan (LPS).17

Dalam memeriksa dan memutus perkara kepailitan atau PKPU pada

pengadilan niaga tingkat pertama hanya bisa dilakukan oleh hakim majelis,

sedangkan hal yang menyangkut perkara lain di bidang perniagaan, Ketua

Mahkamah Agung dapat menetapkan jenis dan nilai perkara yang pada tingkat

pertama diperiksa dan diputus oleh hakim tunggal.

Pengadilan niaga pertama kali dibentuk di Pengadilan Negeri Jakarta

Pusat yang mana Pengadilan Niaga tersebut berwenang untuk menerima

permohonan kepailitan dan PKPU yang meliputi lingkup di seluruh wilayah

Indonesia. Dalam pasal 281 ayat (2) Perpu No.1 Tahun 1998 jo. UU No.1

16

Ahmad Yani dan Gunawawan Widjaja, Seri Hukum Bisnis: Kepailitan, (Jakarta:

PT.RajaGrafindo, 2002, Cet. ketiga), h., 16

17

Pengertian Pengadilan Niaga, https://id.wikipedia.org/wiki/Pengadilan_Niaga artikel

diakses pada 26 Juli 2017

Page 35: LEGALITAS PENGAJUAN PAILIT PT WIRANA NUSANTARA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/41510/1/DEVI... · devi annisyah hasibuan. nim 1113048000047. “legalitas pengajuan

26

Tahun 1998 ditegaskan bahwa pembentukan pengadilan niaga selain

sebagaimana dimaksud dalam ayat (1), dilakukan secara bertahap dengan

Keputusan Presiden, dengan memperhatikan kebutuhan dan kesiapan sumber

daya yang diperlukan. Kemudian dengan Keputusan Presiden No.97 Tahun

1999, pemerintah membentuk pengadilan niaga pada empat wilayah

Pengadilan Negeri lainnya, yaitu di Pengadilan Negeri Ujung Pandang,

Pengadilan Negeri Medan, Pengadilan Surabaya, dan Pengadilan Semarang.

Dengan dibentuknya empat pengadilan niaga tersebut, pembagian

wilayah yuridiksi relatif bagi perkara yang diajukan kepada pengadilan niaga

menjadi sebagai berikut:18

a. Daerah hukum Pengadilan Niaga pada Pengadilan Negeri Ujung Pandang

meliputi wilayah provinsi Sulawesi Selatan, Sulawesi Tenggara, Sulawesi

Tengah, Sulawesi Utara, Maluku, dan Irian Jaya.

b. Daerah hukum Pengadilan Niaga pada Pengadilan Negeri Medan meliputi

provinsi Sumatera Utara, Riau, Sumatera Barat, Jambi, Bengkulu, dan

Daerah Istimewa Aceh.

c. Daerah hukum Pengadilan Niaga pada Pengadilan Negeri Surabaya

meliputi provinsi Jawa Timur, Kalimantan Selatan, Kalimanta Tengah,

Kalimantan Timur, Bali, Nusa Tenggara Barat, Nusa Tenggara Timur,

Timor Timur.

d. Daerah hukum Pengadilan Niaga pada Pengadilan Negeri Semarang,

meliputi provinsi Jawa Tengah dan Daerah Istimewa Yogyakarta.

6. Pembuktian Sederhana

Bukti, pembuktian atau membuktikan dalam hukum Inggris sering

menggunakan istilah dengan dua kata yaitu: proof dan evidence. Adapun

dalam hukum Belanda disebut “bewijs”. Arti membuktikan itu sendiri banyak

18

Jono, Hukum Kepailitan, (Jakarta: Sinar Grafika, 2013, Cet.ketiga), h., 83

Page 36: LEGALITAS PENGAJUAN PAILIT PT WIRANA NUSANTARA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/41510/1/DEVI... · devi annisyah hasibuan. nim 1113048000047. “legalitas pengajuan

27

sekali, dan karena itu, untuk memahami pengertian hukum pembuktian itu

sendiri tentu terlebih dahulu harus memahami arti dari pembuktian atau

membuktikan itu sendiri.19

Menurut Subekti, membuktikan adalah meyakinkan hakim tentang

kebenaran dalil-dalil yang dikemukakan dalam suatu persengketaan. Pada

dasarnya, esensi pembuktian adalah untuk menentukan hubungan hukum yang

sebenarnya antara pihak yang berperkara, meliputi kejadian atau peristiwa

serta suatu hak yang didalilkan oleh para pihak, dan menjadi objek

perselisihan. Pasal 163 HIR menyatakan:

Barangsiapa yang menyatakan mempunyai barang sesuatu hak, atau

menyebutkan sesuatu kejadian untuk meneguhkan haknya itu, atau untuk

membantah hak orang lain, maka orang itu harus membuktikan adanya

hak itu atau kejadian itu.

Dalam hukum acara pada pengadilan niaga beban pembuktian dan alat-

alat bukti tidak datur dalam Undang-Undang Nomor 4 Tahun 1998 jo Perpu

Nomor 1 Tahun 1998) kecuali dalam hal gugatan Actio Pauliana. Pembuktian

sederhana adalah pembuktian yang lazim disebut pembuktian secara sumir

merupakan syarat yang diatur dalam pasal 8 ayat (4) Undang-Undang Nomor

37 Tahun 2004 jo pasal 6 ayat (3) Undang-Undang Nomor 4 Tahun 1998 jo

Perpu Nomor 1998, yang menyatakan:

Permohonan pernyataan pailit harus dikabulkan apabila terdapat fakta

atau keadaan yang terbukti secara sederhana bahwa persyaratan untuk

dinyatakan pailit sebagaimana dimaksud dalam pasal 2 ayat (1) telah

dipenuhi.

Terkait yang dimaksud dengan fakta atau keadaan yang terbukti secara

sederhana adalah adanya fakta dua atau lebih kreditor dan fakta utang yang

telah jatuh waktu dan tidak dapat dibayar. Perbedaan besarnya jumlah utang

19

Achmad Ali dan Wiwie Heryani, Asas-asas hukum pembuktian perdata, (Jakarta:

Kencana, 2015, cet. ketiga), h., 15

Page 37: LEGALITAS PENGAJUAN PAILIT PT WIRANA NUSANTARA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/41510/1/DEVI... · devi annisyah hasibuan. nim 1113048000047. “legalitas pengajuan

28

yang didalilkan oleh pemohon dan termohon pailit tidak menghalangi

dijatuhkannya putusan pernyataan pailit.

Jika kita perhatikan ketentuan yang diatur dalam pasal 8 ayat (4) Undang-

Undang Nomor 37 Tahun 2004 tersebut diatas, maka jelas bahwa yang

dimaksudkan dengan pembuktian sederhana adalah pembuktian mengenai:

a. Eksistensi dari satu utang debitor yang dimohonkan kepailitan yang telah

jatuh tempo; dan

b. Eksistensi dari dua atau lebih kreditor dari debitor yang dimohonkan

kepailitan.20

Dalam hal adanya fakta atau keadaan bahwa debitor telah tidak

membayar utangnya yang telah jatuh tempo dan dapat ditagih pemohon harus

bisa membuktikan keadaan tersebut, jikalau pemohon tidak melakukan

pembuktian fakta atau keadaan yang diajukan itu, maka hakim terpaksa akan

menyatakan bahwa fakta atau keadaan tidak terbukti. Alasan yang layak bagi

pasal 8 ayat (4) adalah siapa yang mengemukakan fakta atau keadaan maka

harus membuktikan.

Hakim akan menentukan apa yang harus dibuktikan dan pihak mana yang

harus memberikan bukti, artinya hakim menentukan pihak mana yang akan

memikul resiko tentang pembuktian . Risiko dalam pembuktian ini tidak

boleh berat sebelah, dalam hal ini hakim harus bertindak adil dan

memperhatikan segala keadaan konkrit. Hendaknya tidak selalu satu pihak

saja yang diwajibkan memberi bukti, melainkan menurut keadaan yang

konkrit pembuktian terhadap suatu hal hendaknya itu diwajibkan kepada

pihak yang palling sedikit diberatkan.

20

Kartini Muljadi dan Gunawan Widjaja, Pedoman Menangani Perkara Kepailitan. (Jakarta:

PT RajaGrafindo Persada, 2003), h., 141

Page 38: LEGALITAS PENGAJUAN PAILIT PT WIRANA NUSANTARA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/41510/1/DEVI... · devi annisyah hasibuan. nim 1113048000047. “legalitas pengajuan

29

B. Cessie

1. Pengertian

Istilah Cessie berasal dari kata “Cedere” yang artinya melepaskan suatu

hak dan menyerahkannya pada orang lain. KUH Perdata tidak mengenal

istilah Cessie, tetapi di dalam pasal 613 ayat (1) KUH Perdata disebutkan

bahwa :

a. penyerahan akan piutang-piutang atas nama dan kebendaan tak bertubuh

lainnya, dilakukan dengan jalan membuat sebuah akta otentik atau akta di

bawah tangan, dengan mana hak-hak atas kebendaan itu dilimpahkan

kepada orang lain.

b. Penyerahan yang demikian bagi si berutang tiada akibat, melainkan

setelah penyerahan itu diberitahukan kepadanya, atau secara tertulis

disetujui dan diakui.

c. Penyerahan tiap-tiap piutang karena surat bawa dilakukan dengan

menyerahkan surat itu; penyerahan tiap-tiap piutang karena surat-surat

tunjuk dilakukan dengan penyerahan surat disertai dengan endosmen.

Dari pasal 613 ayat (1) KUH Perdata di atas dapat dilihat dua hal bahwa

disana disebutkan dua jenis penyerahan tagihan yaitu tagihan atas nama dan

penyerahan tagihan atas nama.

Rachmad Setiawan dan J.Satrio berpendapat bahwa cessie merupakan

istilah yang diciptakan oleh doktrin, untuk menunjukkan kepada tindakan

penyerahan tagihan atas nama, sebagaimana diatur oleh pasal 613 KUH

Perdata penyerahannya dilakukan dengan membuat akta penyerahan tagihan

piutang atas nama yang disebut akta cessie.21

21

J. Satrio, Rachmad Setiawan, Penjelasan Hukum Tentang Cessie, (Jakarta: PT Gramedia,

2010), h., 1

Page 39: LEGALITAS PENGAJUAN PAILIT PT WIRANA NUSANTARA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/41510/1/DEVI... · devi annisyah hasibuan. nim 1113048000047. “legalitas pengajuan

30

Dalam hal ini terdapat beberapa mengenai pengertian Cessie menurut

pakar hukum antara lain Prof. Mariam Daruz Badrulzaman mengatakan

Cessie adalah suatu perjanjian di mana kreditur mengalihkan piutangnya (atas

nama) kepada pihak lain. Cessie merupakan perjanjian kebendaan yang

didahului suatu “titel” yang merupakan perjanjian obligatoir. Ada hal

menarik, sementara dalam Pasal 613 ayat (2) KUH Perdata mewajibkan

adanya pemberitahuan pada debitur/ cessus, tetapi Prof. Mariam Daruz

menyebutkan tidak perlu pemberitahuan pada debitur/cessus.

Ahli hukum lainnya prof. Subekti, mengatakan Cessie adalah pemindahan

hak piutang, yang sebetulnya merupakan penggantian orang berpiutang lama,

yang dalam hal ini dinamakan cedent, dengan seseorang berpiutang baru, yang

dalam hubungan ini dinamakan cessionaris. Yang mana hubungan hukum

utang piutang tersebut tidak hapus satu detik pun, tetapi keseluruhannya

dipindahkan kepada kreditor baru, jadi tidak pada waktu akta itu

diberitahukan pada si berutang.22

Berdasarkan beberapa pengertian Cessie di atas dapat di simpulkan

bahwa Cessie merupakan suatu cara untuk mengalihkan piutang atas nama

dari kreditur lama (cedent) kepada kreditur baru (cessionaris) yang mana

harus dilakukan dengan memenuhi syarat sebagaimana diatur dalam pasal 613

KUH Perdata. Selain itu, dari beberapa pengertian tentang Cessie di atas dapat

pula diketahui unsur-unsur dalam peristiwa Cessie. Unsur-unsur tersebut

adalah sebagai berikut:

a. Adanya pihak cedent (pihak yang mengalihkan piutangnya atau biasa

disebut sebagai kreditur lama) dan pihak cessionaris (pihak penerima

pengalihan piutang dari cedent biasa disebut sebagai kreditur baru), serta

22

Subekti, Hukum Perjanjian, (Jakarta: Intermasa, 2005), h., 71

Page 40: LEGALITAS PENGAJUAN PAILIT PT WIRANA NUSANTARA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/41510/1/DEVI... · devi annisyah hasibuan. nim 1113048000047. “legalitas pengajuan

31

pihak cessus (pihak yang berutang kepada kreditur lama (cedent) dan di

alihkan oleh cedent kepada cessionaris);

b. Adanya piutang atau tagihan dengan titel yang sah;

c. Adanya pengalihan pituang atau tagihan;

d. Adanya akta Cessie yang otentik atau akta di bawah tangan;

e. Adanya pemberitahuan (betekening) kepada cessus (debitur);

f. Adanya persetujuan dan pengakuan tertulis dari cessus (debitur).

2. Cessie Sebagai Perjanjian Kebendaan

Cessie termasuk bagian dari hukum kebendaan karena cessie merupakan

tagihan dan merupakan benda yang disamakan dengan benda tidak berwujud

yang merupakan tagihan, selain itu cessie juga memiliki hubungan dengan

hukum perjanjian, sebab keberadaan cessie didasari oleh adanya perjanjian

antara kreditor dengan debitor dan juga perjanjian antara kreditor dan

penerima cessie (jika cessie didasari dengan peristiwa perdata berupa

perjanjian).23

Dengan demikian, walaupun cessie bukanlah perjanjian, tetapi

cessie juga tunduk terhadap ketentuan-ketentuan yang mengatur mengenai

perjanjian.

Pasal 613 KUH Perdata hanya mengatur cara melakukan cessie agar

cessie tersebut sah menurut hukum dan mempunyai akibat hukum. Pasal

tersebut tidak memberikan pengaturan mengenai jenis-jenis cessie maupun

apakah ada atau tidak cessie yang dilarang. Hal ini mengharuskan kita untuk

melihat pengaturan mengenai perjanjian dalam buku III KUH Perdata. Dalam

membuat suatu perjanjian, setiap orang bebas membuat perjanjian dengan

siapapun. Apapun isinya dan apapun bentuknya, sepanjang memenuhi syarat

sah perjanjian yang ditentukan dalam pasal 1230 KUH Perdata :

a. Kesepakatan

23

J. Satrio, Rachmad Setiawan, Penjelasan Hukum Tentang Cessie, (Jakarta: PT Gramedia,

2010), h., 55

Page 41: LEGALITAS PENGAJUAN PAILIT PT WIRANA NUSANTARA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/41510/1/DEVI... · devi annisyah hasibuan. nim 1113048000047. “legalitas pengajuan

32

b. Kecakapan

c. Suatu hal tertentu

d. Sebab yang halal

Ketentuan tersebut dikenal dengan asas kebebasan berkontrak. Asas ini

merupakan cerminan dari pasal 1338 ayat (1) KUH Perdata menyatakan

bahwa semua perjanjian yang dibuat secara sah berlaku sebagai undang-

undang bagi mereka yang membuatnya.

Berdasarkan asas kebebasan berkontrak ini, para pihak yang mengadakan

perjanjian diperbolehkan untuk menyusun dan membuat kesepakatan atau

perjanjian yang melahirkan kewajiban apa saja selama dan sepanjang prestasi

yang wajib dilakukan tersebut bukanlah suatu yang dilarang. Hal ini didukung

dengan pasal 1336 KUH Perdata yang berbunyi:

jika tidak dinyatakan suatu sebab, tetapi ada sebab yang tidak terlarang

atau jika ada sebab selain dari pada yang dinyatakan itu, perjanjian itu

adalah sah.

Dari rumusan pasal tersebut jelas dapat kita lihat bahwa memang pada

dasarnya Undang-Undang tidak mempersoalkan apa yang terjadi atau dasar

dibentuknya perjanjian tertentu yang ada diantara para pihak. Undang-Undang

hanya menentukan apakah prestasi yang disebutkan dalam perjanjian tersebut

merupakan prestasi yang tidak dilarang oleh hukum sehingga dapat

dipaksakan keberlakuannya oleh para pihak.

Kemudian pada pasal 1337 KUH Perdata memberikan pengertian yang

limitatif mengenai sebab yang halal menjadi sebab yang tidak terlarang, yaitu:

suatu sebab adalah terlarang apabila dilarang oleh undang-undang, atau

apabila berlawanan dengan kesusilaan baik atau ketertiban umum.

Page 42: LEGALITAS PENGAJUAN PAILIT PT WIRANA NUSANTARA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/41510/1/DEVI... · devi annisyah hasibuan. nim 1113048000047. “legalitas pengajuan

33

Sehingga dapat ditarik kesimpulan, bahwa pada dasarnya semua

perjanjian dapat dibuat setiap orang, asal tidak melanggar undang-undang,

kesusilaan, dan ketertiban umum.24

Mengenai hal yang bertentangan dengan kesusilaan menurut Kamus

Besar Bahasa Indonesia dapat diartikan sebagai perihal susila yang berkaitan

dengan adab dan sopan santun.25

Adab dan sopan santun di setiap masyarakat

berbeda, sehingga tidak dapat dijadikan tolak ukur yang baku, melainkan

dikembalikan kepada persepsi masayarakatnya.

Ketertiban umum dapat diartikan dengan hal dalam mana kepentingan

masyarakat sebagai kebalikan dari kepentingan orang peroangan, apakah akan

terinjak-injak atau tidak oleh suatu persetujuan.26

Hal ini dapat diperoleh

Pengertian tersebut turut menggunakan penilaian masyarakat tertentu sebagai

tolak ukurnya adanya ketertiban umum.

Sehingga dapat diambil kesimpulan bahwa cessie tidak boleh melanggar

ketentuan perundang-undangan, kesusilaan dan ketertiban umum. selain itu

cessie juga harus dilandaskan dengan asas-asas yang terkandung dalam

perjanjian, agar kelak cessie yang dilakukan oleh cedent dengan cessionaris

sah menurut hukum.

Sebagaimana telah dibahas sebelumnya, cessie merupakan istilah yang

diadopsi oleh doktrin, jadi untuk mencari ketentuan mengenai cessie sebagian,

kita harus mencari pendapat dari ahli hukum. Sayangnya, ahli hukum yang

membahas cessie sebagian sangat jarang. Salah satu ahli hukum yang

membahas tentang cessie sebagian adalah Munir Fuady.

24

Kartini Muljadi, dan Gunawan Widjaja, Perikatan yang Lahir dari Perjanjian (Jakarta:

Raja Grafindo Persada, 2008), h., 56

25

Kamus Besar Bahasa Indonesia Pengertian Asusila, http://kbbi.web.id/susila artikel diakses

pada 20 Agustus 2017

26

R. Wirjono Prodjodikoro, Azas-Azas Hukum Perjanjian, (Bandung: Mandar Maju, 2011),

h., 38

Page 43: LEGALITAS PENGAJUAN PAILIT PT WIRANA NUSANTARA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/41510/1/DEVI... · devi annisyah hasibuan. nim 1113048000047. “legalitas pengajuan

34

Menurut Munir Fuady, bahwa disamping cessie untuk seluruh tagihan

yang ada atau cessie dengan akibat hukum yang penuh, tedapat juga cessie

dengan akibat hukum terbatas (cessie parsial). Cessie dengan akibat hukum

terbatas dapat dilakukan untuk sebagian dari tagihan yang ada dari suatu

kontrak. Beliau mendasarkan bahwa cessie parsial ini tidak dilarang karena

memang tidak ada dasar yang kuat untuk melarangnya.

Terkait dengan cessie yang dilarang. Munir Fuady menyatakan bahwa

tidak selamanya cessie dibenarkan oleh hukum. Cessie yang tidak dibenarkan

yaitu:27

a. Cessie yang bertentangan dengan Undang-Undang

b. Cessie yang bertentangan dengan ketertiban umum

c. Cessie yang bertentangan dengan kesusilaan

d. Cessie yang secara signifikan dapat mengubah kewajiban dari pihak

debitor

e. Cessie yang dilarang dalam perjanjian yang menimbulkan hak yang

dialihkan.

Jadi, terlihat bahwa cessie yang tidak diperbolehkan tersebut tidak dapat

dibenarkan oleh hukum karena substansi dari objek cessienya, jadi bahwa

cessie sebagian tidak bisa dimasukkan ke dalam kategori cessie yang tidak

diperbolehkan. Hal ini dikarenakan cessie sebagian hanyalah suatu istilah

untuk prosedur cessie, bukan substansi dari objek cessie tersebut.

Sehingga dapat ditarik kesimpulan bahwa perbuatan cessie sebagian yang

memenuhi syarat sah perjanjian sebagaimana diatur dalam pasal 1230 KUH

Perdata haruslah dianggap sah dan memiliki akibat hukum yang mengikat

bagi para pihak, sepanjang pelaksanaanya tidak melanggar undang-undang,

kesusilaan, dan ketertiban umum.

27

Munir Fuady, Hukum Kontrak (Dari Sudut Pandang Hukum Bisnis) Buku Kedua (Bandung:

Citra Aditya Bakti, 2007), h., 160

Page 44: LEGALITAS PENGAJUAN PAILIT PT WIRANA NUSANTARA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/41510/1/DEVI... · devi annisyah hasibuan. nim 1113048000047. “legalitas pengajuan

35

3. Mekanisme Pelaksanaan Cessie

Pada dasarnya mekanisme pelaksanaan cessie atas seluruh piutang atau

sebagian piutang adalah sama. Cessie diatur dalam buku II, pasal 613 ayat (1)

KUH Perdata, yang menyebutkan bahwa penyerahan piutang atas nama dan

kebendaan tak bertubuh lainnya dilakukan dengan membuat akta otentik atau

akta dibawah tangan, dengan mana hak-hak kebendaan tersebut dilimpahkan

kepada orang lain. Selanjutnya pada pasal 613 ayat (2) KUH Perdata

disebutkan bahwa supaya penyerahan piutang dari kreditor lama kepada

kreditor baru mempunyai akibat hukum kepada debitor, maka penyerahan

tersebut harus diberitahukan kepada debitor, atau debitor secara tertulis telah

menyetujuinya atau mengakuinya.28

Sebelum membahas mengenai pelaksanaan cessie, yang perlu dipahami

terlebih dahulu adalah mengenai adanya hubungan hukum yang menimbulkan

utang piutang tersebut, yaitu hubungan antara kreditor dengan debitor. Dalam

hal ini bisa di contohkan dengan perjanjian antara pemberi kerja dengan

penerima kerja dalam hal pemboran sumur panas bumi, yang mana penerima

kerja belum mambayar upah penerima kerja, sehingga inilah yang menjadi

hak milik dari penerima kerja berupa utang piutang, yang nantinya akan di

cessie kan oleh penerima kerja.

Adapun setelah kreditor memiliki piutang, jika ia ingin mengalihkan

piutangnya tersebut melalui cessie, maka tahapan pelaksanaannya adalah

sebagai berikut:

a. Adanya peristiwa perdata untuk memindahkan hak milik.

Seperti yang dibahas di atas, apabila hak milik kreditor berupa

piutang telah ada, maka selanjutnya kita harus melihat peristiwa perdata

untuk memindahkan hak milik dari kreditor hal ini dapat ditemukan

dalam pasal 584 KUH Perdata yaitu:

28

Suharnoko, dan Endah Hartati, Doktrin Subrogasi, Novasi, dan Cessie, (Jakarta: Kencana,

2008), h., 102

Page 45: LEGALITAS PENGAJUAN PAILIT PT WIRANA NUSANTARA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/41510/1/DEVI... · devi annisyah hasibuan. nim 1113048000047. “legalitas pengajuan

36

…..penyerahan berdasarkan atas suatu peristiwa perdata untuk

memindahkan hak milik, dilakukan oleh seorang yang berhak

berbuat bebas terhadap kebendaan itu.

Peristiwa perdata (rechtstitel) adalah hubungan hukum obligatoir

yang menimbulkan kewajiban untuk menyerahkan (ke dalam pemilikan

oang lain,29

atau peristiwa yang menimbulkan perikatan-perikatan

diantara dua pihak, dimana pihak yang satu berkedudukan sebagai

kreditor, dan pihak lainnya berkedudukan sebagai debitor. Rechtstitel bisa

timbul dari undang-undang, seperti kewajiban mengganti rugi atas

tindakan melawan hukum (pasal 1365 KUH Perdata), atau berdasarkan

perjanjian, seperti jual beli tagihan.30

Disini rechstitel berperan sebagai

peristiwa hukum yang mendasari terjadinya cessie.

Dari pengertian rehcstitel diatas, dapat ditarik pemahaman bahwa

sebelum melakukan pengalihan, para pihak harus memiliki perikatan,

yang mana bisa diwujudkan dengan membuat perjanjian jual beli piutang

dimana kreditor menjual piutangnya atas debitor kepada pihak lain.

Perjanjian jual beli piutang ini dilakukan antara kreditor dengan

calon kreditor baru merupakan bentuk perjanjian obligatoirnya, dimana

hanya menimbulkan hak dan kewajiban para pihak, yaitu kreditor

berkewajiban menyerahkan hak milik atas piutangnya kepada pembeli

piutang dan berhak atas pembayaran atas piutang yang diperjanjikan,

sedangkan pembeli piutang berkewajiban untuk membayar harga piutang

yang diperjanjikan dan mendapatkan hak milik atas piutang tersebut.

Namun untuk mendapatkan hak milik atas piutang, pembeli piutang dan

kreditor harus membuat akta pengalihan piutang seperti yang disyaratkan

29

Wawan Iriawan, Cessie: Piutang Kredit, hak dan Perlindungan bagi Kreditur Baru,

(Jakarta: Djambatan, 2005), h., 33

30

J.Satrio, dan Rachmad Setiawan, Penjelasan Hukum Tentang Cessie, (Jakarta: PT

Gramedia, 2010), h., 10

Page 46: LEGALITAS PENGAJUAN PAILIT PT WIRANA NUSANTARA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/41510/1/DEVI... · devi annisyah hasibuan. nim 1113048000047. “legalitas pengajuan

37

dalam pasal 613 KUH Perdata agar memiliki akibat hukum antara

kreditor lama, kreditor baru dan debitor.

Jadi, dapat disimpulkan bahwa peristiwa perdata yang mendasari

terjadinya cessie adalah berupa perikatan yang didasarkan perjanjian,

maka harus tunduk pada Buku III KUH Perdata tentang perikatan, seperti

harus tunduk pada syarat sah perjanjian, asas-asas perjanjian, dan lain-

lain, sehingga tidak ada yang dirugikan dalam perjanjian tersebut berikut

juga dengan nantinya cessie yang dilakukan para pihak.

b. Dituangkan dalam suatu akta otentik atau di bawah tangan

Dalam Pasal 613 KUH Perdata disebutkan bahwa cessie harus

dilakukan dengan membuat suatu akta yaitu :

Penyerahan akan piutang-piutang atas nama dan kebendaan tak

bertubuh lainnya, dilakukan dengan jalan membuat sebuah akta

otentik atau di bawah tangan, dengan mana hak-hak atas kebendaan

itu dilimpahkan kepada orang lain.

Dari ketentuan tersebut terlihat bahwa untuk cessie ditentukan suatu

bentuk tertulis, walaupun untuk hubungan obligatoir yang menjadi dasar

cessie tidak disyaratkan suatu bentuk tertentu, jadi bisa lisan maupun

tertulis. Cessie dapat dituangkan dalam suatu akta di bawah tangan

maupun akta otentik, asal di dalamnya tegas-tegas disebutkan bahwa

kreditur lama dengan itu telah menyerahkan hak tagihnya kepada kreditur

baru. Jika cessie tidak dituangkan dalam bentuk akta, maka cessie batal

demi hukum karena melanggar ketentuan perundang-undangan.

Akta otentik adalah suatu akta yang bentuknya ditentukan undang-

undang, dibuat oleh atau dihadapan pejabat umum yang berkuasa untuk

itu di tempat mana akta dibuatnya . sedangkan akta dibawah tangan

adalah akta yang tidak dibuat oleh atau dihadapan pejabat yang

Page 47: LEGALITAS PENGAJUAN PAILIT PT WIRANA NUSANTARA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/41510/1/DEVI... · devi annisyah hasibuan. nim 1113048000047. “legalitas pengajuan

38

berwenang, dan hanya ditandatangani oleh para pihak saja.31

Akta cessie

yang dibuat dalam bentuk akta otentik maupun akta dibawah tangan

adalah sah karena pasal 613 ayat (1) KUH Perdata tidak mensyaratkan

akta cessie dibuat dalam bentuk tertentu.

c. Keharusan adanya pemberitahuan kepada debitor (cessus)

Bahwa cessie harus diberitahukan kepada debitor (cessus) agar

mempunyai akibat hukum kepadanya sebagaiman dimaksud dalam pasal

613 ayat (2) KUH Perdata yaitu sebagai berikut:

Penyerahan yang demikian bagi si berhutang tiada akibatnya,

melainkan setelah penyerahan itu diberitahukan kepadanya, atau

secara tertulis disetujui atau diakuinya.

Dari ketentuan di atas, yang perlu diperhatikan terlebih dahulu

adalah maksud dari kata “disetujui atau diakuinya”. Jadi, maksud dari

penggalan pasal tersebut adalah alternatif, bukan kumulatif. Pernyataan

diatas didukung oleh pendapat Munir Fuady, yang menganggap ketentuan

ayat tersebut bersifat alternatif. Hal ini berdasarkan pernyataan beliau

berikut:

penyerahan piutang atas nama dan barang-barang lain tidak

bertubuh, dilakukan dengan jalan membuat akta (otentik atau di

bawah tangan), yang disebut akta cessie yang melimpahkan hak-hak

atas barang-barang itu kepada orang lain. Penyerahan itu tidak akan

ada akibatnya bagi berhutang sebelum penyerahan itu diberitahukan

kepadanya, atau disetujuinya secara tertulis, atau diakuinya.32

Dilihat dari isinya, pasal 613 KUH Perdata tersebut

mengindikasikan cessie tidak mempunyai akibat hukum kepada cessus

31

Niniek Suparni, Kitab Undang-Undang Hukum Perdata, (Jakarta: Rineka Cipta,1991),

h.,465.

32

Munir Fuady, Hukum Tentang Pembiyaan, (Bandung: Citra Aditya Bakti, 2006), h., 73

Page 48: LEGALITAS PENGAJUAN PAILIT PT WIRANA NUSANTARA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/41510/1/DEVI... · devi annisyah hasibuan. nim 1113048000047. “legalitas pengajuan

39

kecuali cessie tersebut telah diberitahukan kepada cessus atau disetujui

dan diakui oleh cessus secara tertulis.

Perlu diperhatikan bahwa akibat hukum yang dikatakan dalam ayat

tersebut adalah yang berkaitan dengan hubungan hukum antara cessus

dengan cessionaris. Disisi lain, cessie merupakan hubungan hukum

langsung antara cedent dengan cessionaris. Tidak adanya akibat hukum

antara cessus tidak berarti membatalkan cessie yang dilakukan oleh

cedent dengan cessionaris. Pemahaman diatas didukung dengan

pernyataan dari J. Satrio yaitu bahwa dengan selesainya akta cessie, maka

hak milik sudah berpindah dari cedent kepada cessionaris.33

Jadi, pasal 613 ayat (2) KUH Perdata tidak mengatur hubungan

hukum antara cedent dengan cessionaris sehingga pemberitahuan atau

persetujuan cessus bukan merupakan syarat sah dari cessie. Hal ini berarti

cessus dapat menolak untuk membayar utangnya kepada cessionaris.

Akan tetapi, penolakan tersebut tidak menghilangkan kewajiban cessus

sebagai debitor untuk membayar utangnya kepada cedent selaku kreditor

yang diakuinya.

Pasal 613 KUH Perdata ayat (2) KUH Perdata tidak mengatur siapa

yang harus memberitahukan bahwa telah terjadi pengalihan hak secara

cessie kepada cessus. Dengan demikian siapa saja baik cedent maupun

cessionaris bahkan pihak ketiga diluar perjanjian cessie pun dapat

memberitahukannya kepada cessus.

Mengenai permasalahan ini, J. Satrio memberi pendapat bahwa

pemberitahuan harus melalui exploit juru sita. Hal ini disebabkan karena

dalam redaksi aslinya Burgerlijk Wetboek (BW) pemberitahuan itu harus

melalui betekening, yang maksudnya adalah pemberitahuan resmi melalui

exploit juru sita. Namun dengan semakin berkembangnya zaman dimana

33

J. Satrio, Cessie Tagihan Atas Nama, (Jakarta: Yayasan DNC, 2012), h., 31

Page 49: LEGALITAS PENGAJUAN PAILIT PT WIRANA NUSANTARA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/41510/1/DEVI... · devi annisyah hasibuan. nim 1113048000047. “legalitas pengajuan

40

tugas juru sita pengadilan yang semakin sibuk sehingga untuk dimintakan

memberitahukan telah dilakukannya cessie (dan juga masalah biaya),

maka dalam praktiknya sekarang ini, pemberitahuan telah berubah

menjadi pemberitahuan secara tertulis saja kepada cessus, yang penting

adalah adanya bukti bahwa pemberitahuan itu telah sampai pada cessus.34

Jika sudah dilakukan pemberitahuan secara tertulis terkait telah

adanya cessie, maka cessie sudah mempunyai akibat hukum yang

mengikat seluruh pihak, yaitu cessus, cessionaris, dan cedent. Sehingga,

cessus melunasi utangnya dengan pembayaran kepada cessionaris.

Dalam cessie sebagian, prosesnya hampir sama dengan cessie pada

umumnya. Hanya saja, pada cessie sebagian, cedent hanya mengalihkan

sebagian saja dari piutangnya kepada cessionaris. Hal ini berarti bahwa

cedent masih memiliki hak tagi atas piutang terhadap cessus. Jadi cessus

harus melunasi piutangnya yang telah dibagi dua, sebagian dibayarnya

kepada cedent dan sebagian lagi dibayarnya kepada cessionaris sesuai

dengan yang diperjanjikan dalam akta cessie.

Dengan telah dilakukannya cessie berasal dari suatu kontrak atau

dari perikatan lainnya bedasarkan undang-undang yang bukan perbuatan

melawan hukum, maka akibat hukumnya adalah sebagai berikut:35

1) Piutang beralih dari cedent ke cessionaris

2) Setelah terjadi cessie, kedudukan cessionaris menggantikan

kedudukan cedent, yang berarti segala hak yan dimiliki oleh cedent

terhadap cessus dapat digunakan oleh cessionaris sepenuhnya.

Sejak berlaku efektifnya suatu pengalihan piutang, kreditor awal

(cedent) tidak berhak lagi untuk menerima pembayaran atau pelunasan

34

J.Satrio Cessie Tagihan Atas Nama, (Jakarta: Yayasan DNC, 2012), h., 23

35

J. Satrio,dan Rachmad Setiawan, Penjelasan Hukum Tentang Cessie, (Jakarta: PT

Gramedia, 2010), h., 55

Page 50: LEGALITAS PENGAJUAN PAILIT PT WIRANA NUSANTARA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/41510/1/DEVI... · devi annisyah hasibuan. nim 1113048000047. “legalitas pengajuan

41

utang debitor (cessus) kepadanya. Setiap pembayaran atau pelunasan

utang debitor merupakan hak kreditor baru (cessionaris) dan dibayarkan

oleh debitor kepada kreditor baru.

Untuk mencegah terjadinya kemungkinan khilaf maupun adanya

itikad tidak baik dari para pihak yang terlibat dalam cessie, diwajibkan

adanya pemberitahuan kepada debitor bahwa telah dilakukan cessie

tersebut.36

Dengan demikian, debitor mengetahui harus membayar atau

melunasi utangnya kepada siapa (kreditor baru) dan tidak melakukan

kesalahan membayar atau melunasi utangnya kepada kreditor awalnya.

Pemberitahuan ini juga bertujuan melindungi kepentingan kreditor baru

karena ia dapat menagih piutangnya kepada debitor tidak dapat menagih

piutangnya kepada debitor dan debitor tidak dapat mengelak atau

menghindari kewajibannya karena ia sudah diberitahu mengenai adanya

cessie tersebut.

Dalam hal cessie hanya dilakukan untuk sebagian piutang saja,

maka akibat hukum yang timbul pasti berbeda dengan cessie pada

umumnya. Hal ini dikarenakan piutang yang dialihkan hanya sebagian

saja, sehingga sebagian piutang masih tetap dimiliki oleh kreditor awal

(cedent). Akibatnya, cedent masih berhak menagih sebagian

piutangnyaterhadap cessus yang belum dialihkan kepada cessionaris.

Perbuatan hukum cessie sebagian ini mengakibatkan debitor

(cessus) memiliki dua kreditor yaitu cedent dan cessionaris yang masing-

masing memiliki hak yang sama dalam melakukan penagihan kepada

cessus. Hal ini berarti bahwa debitor (cessus) harus membayar atau

melunasi utangnya kepada cedent dan juga cessionaris dikarenakan

keduanya memiliki piutang terhadap cedent.

36

J. satrio, dan Rachmad Setiawan, Penjelasan Hukum Tentang Cessie, (Jakarta: PT

Gramedia, 2010), h., 41

Page 51: LEGALITAS PENGAJUAN PAILIT PT WIRANA NUSANTARA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/41510/1/DEVI... · devi annisyah hasibuan. nim 1113048000047. “legalitas pengajuan

42

BAB III

PROFIL PERUSAHAAN

A. PT. Tangkuban Perahu Geothermal Power

PT Tangkuban Parahu Geothermal Power (TPGP) dalam perkara kepailitan

ini bertindak sebagai termohon pailit adalah sebuah perseroan terbatas yang

didirikan pada tanggal 1 Oktober 2009 berdasarkan Akta No. 2 Notaris Humberg

Lie, SH dengan kepemilikan saham Indonesia Power sebesar 50% dan Raser

Technology Inc sebesar 50%. Raser Technology Inc selanjutnya berganti nama

menjadi Cyrq Energy Inc berdasarkan Akta No. 2 Notaris Erni Rohaini, SH

tanggal 3 April 2012.

PT tangkuban Perahu Geothermal Power ini dibentuk karena PT Indonesia

Power memperoleh konsesi untuk pengembangan panas bumi di Gunung

Tangkuban Perahu berdasarkan Keputusan Gubernur Jawa Barat No.

540/Kep.1679-Adm.rek/2009 tanggal 26 Nopember 2009 menerima Izin Usaha

Pertambangan (IUP) panas bumi di WKP Panas Bumi G.Tangkuban Parahu.

PT Tangkuban Perahu Geothermal Power adalah sebuah perusahaan energi

panas bumi yang mengolah wilayah kerja pertambangan panas bumi tangkuban

perahu yang memiliki visi “Menjadi perusahaan energi terpercaya yang tumbuh

berkelanjutan, dan misi “Menyelenggarakan bisnis pembangkitan tenaga listrik

dan jasa terkait yang bersahabat dengan lingkungan.”1

B. PT Wirana Nusantara Energy

PT Wirana Nusantara Energy dalam perkara kepailitan ini bertindak sebagai

pemohon pailit untuk PT Tangkuban Perahu Geothermal Power adalah suatu

Perseroan Terbatas yang didirikan berdasarkan hukum negara Republik

Indonesia, sebagaimana dimaksud dalam Akta Pendirian Perseroan Terbatas PT

Wirana Nusantara Energy No.14 tanggal 22 Desember 2010 yang dibuat

1 Profil PT Tangkuban Perahu, http://www.indonesiapower.co.id/id/profil/Pages/Sekilas-

Indonesia-Power.aspx artikel diakses pada 19 September 2017.

Page 52: LEGALITAS PENGAJUAN PAILIT PT WIRANA NUSANTARA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/41510/1/DEVI... · devi annisyah hasibuan. nim 1113048000047. “legalitas pengajuan

43

dihadapan Notaris Sjaaf De Carya Siregar,S.H, di Tangerang dan sebagaimana

terakhir diubah dalam akta No.1 tanggal 25 Juli 2014 yang dibuat dihadapan

Notaris Yurdhanita Bachtiar S.H, di Tangerang.

PT Wirana Nusantara Energy adalah perusahaan yang memiliki keahlian non

konstruksi dalam bidang jasa operasi sumur pemboran, kerja ulang sumur

(Workover), pemboran inti (Core Drilling), pemboran darat/onshore drilling,

survei non seismik, dan pengujian atas dan lapisan bawah tanah/ Drill Stem Test.2

PT Wirana Nusantara Energy tergabung ke dalam BSA Group, suatu grup

perusahaan yang berbasis di Indonesia. Grup ini bergerak dalam jasa

pertambangan, energi, dan lingkungan. BSA Group memiliki motto “one stop

approach”,yaitu dengan perusahaan- perusahaan yang tergabung di dalam grup

ini, maka tersedia layanan terpadu yang meliputi kegiatan pertambangan dari

awal perencanaan pertambangan sampai akhir, yaitu rekonstruksi lingkungan

setelah kegiatan pertambangan3.

C. PT Tridaya Sakti Mandiri

PT Tridya Sakti Mandiri bertindak sebagai pihak ketiga dalam perkara

kepailitan antara PT Tangkuban Perahu Geothermal Power dengan PT Wirana

Nusantara Energy , PT Tridaya Sakti Mandiri (TSM) didirikan pada tahun 2012

dengan nomor akta pendirian Nomor 01 tanggal 11 Desember 2012 yang telah

mendapat pengesahan dari Kementerian Hukum dan Hak Asasi Manusia No.

AHU-06178.AH.01.01.Tahun 2013 tanggal 14 Februari 2013 tentang pengeshaan

badan hukum Perseroan Terbatas PT Tridaya Sakti Mandiri, yang

mengkhususkan diri dalam bidang environmental dredging.

Sama halnya dengan PT Wirana Nusantara Energy, PT Tridaya Sakti

Mandiri juga tergabung ke dalam BSA Group, suatu grup perusahaan yang

2 Profil PT Wirana Nusantara Energy, http://migas.esdm.go.id/apdn/uploads/Wirana%

20Nusantara %20Energy,%20PT2014.pdf, artikel diakses pada 15 Agustus 2017.

3 Profil PT Tridaya Sakti Mandiri, http://www.tsmdredging.com/aboutbsagroup.php, artikel

diakses pada 15 Agustus 2017.

Page 53: LEGALITAS PENGAJUAN PAILIT PT WIRANA NUSANTARA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/41510/1/DEVI... · devi annisyah hasibuan. nim 1113048000047. “legalitas pengajuan

44

berbasis di Indonesia. Grup ini bergerak dalam jasa pertambangan, energi, dan

lingkungan. BSA Group memiliki motto “one stop approach”,yaitu dengan

perusahaan- perusahaan yang tergabung di dalam grup ini, maka tersedia layanan

terpadu yang meliputi kegiatan pertambangan dari awal perencanaan

pertambangan sampai akhir, yaitu rekonstruksi lingkungan setelah kegiatan

pertambangan

Adapun Kegiatan usaha PT Tridaya Sakti Mandiri adalah reklamasi, yaitu

kegiatan yang dilakukan sepanjang tahapan usaha pertambangan untuk menata,

memulihkan, dan memperbaiki kualitas lingkungan dan ekosistem agar dapat

berfungsi kembali sesuai peruntukannya termasuk dalam hal ini adalah

memindahkan tanah atau sedimen yang terkena polusi.4 Pelayanan perusahaan ini

mencakup berbagai pasar, termasuk rekonstruksi lingkungan, pengerukan, supply

industry, fasilitas umum, urban development, water treatment dan lain

sebagainya.5

D. Permasalahan Hukum

Para pihak yang terlibat dalam perkara kepailitan dengan nomor putusan 489

K/Pdt.Sus-Pailit/2015 adalah sebagai berikut:

1. PT Wirana Nusantara Energy, berkedudukan di Graha Adi Media Lantai

1, Jalan Deplu Raya Nomor 6, Kelurahan Bintaro, Kecamatan

Pesanggrahan, Jakarta Selatan.-12330;

2. PT Tangkuban Perahu Geothermal Power, berkedudukan di gedung PT

Indonesia Power lantai 7, Jalan Jendral Gatot Subroto Kav.18, Jakarta

12950;

4 PT Tridaya Sakti Mandiri, https://id.wikipedia.org/wiki/pengerukan artikel diakses pada 20

Agustus 2017.

5 PT Tridaya Sakti Mandiri, http://www.tsmdredging.com/abouttsm.php. artikel diakses pada

20 Agustus 2017.

Page 54: LEGALITAS PENGAJUAN PAILIT PT WIRANA NUSANTARA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/41510/1/DEVI... · devi annisyah hasibuan. nim 1113048000047. “legalitas pengajuan

45

3. PT Tridaya Sakti Mandiri, suatu perseroan terbatas yang didirikan

berdasarkan hukum negara Republik Indonesia, berkantor di Jl.Deplu

Raya No.1, Bintaro Pesanggrahan, Jakarta Selatan-12330

Pemohon pailit PT Wirana Nunsantara Energy adalah suatu perusahaan

berbentuk perseroan terbatas yang bergerak di bidang jasa pemboran sumur

panas bumi, dan termohon pailit yaitu PT Tangkuban Perahu Geothermal Power

adalah suatu perseroan terbatas yang memperoleh konsesi untuk pengembangan

panas bumi di Gunung Tangkuban Perahu dari Pemerintah Propinsi Jawa Barat

sejak tahun 2009.

Kasus ini berawal dari PT Tangkuban Perahu mengadakan kerjasama dengan

PT Wirana Nusantara Energy untuk melakukan pengeboran sumur panas bumi di

Gunung Tangkuban Perahu, yang mana PT Tangkuban Perahu Geothermal

Power adalah pemberi kerja, sedangkan PT Wirana Nusantara Energy adalah

penerima kerja.

Sejak awal termohon pailit selalu tertarik untuk mengadakan kerjasama

dengan pemohon pailit di bidang pemboran panas bumi di daerah Kancah, Jawa

Barat untuk tiga titik lokasi pemboran, mengingat pemohon pailit dapat

menyediakan peralatan untuk pemboran panas bumi dengan RIG baru (brand

new) (yang selanjutnya disebut “Rig BSA#1”) . adapun rig tersebut telah

diperiksa kesiapannya oleh termohon pailit dan Kementerian Energi dan Sumber

Daya Mineral (ESDM) Republik Indonesia.

Setelah Rig BSA#1 tersebut dinyatakan layak untuk digunakan, maka pada

tanggal 15 April 2014 pemohon pailit dan termohon pailit melakukan kerjasama

untuk pemboran panas bumi dengan sampai kedalaman 1500 M yang dibuat dan

ditanda tangani keduanya dengan perjanjian Nomor 001.PJ/060/TPGP/2014

tentang pekerjaan pemboran Research Well dan Coring di WKP Tangkuban

Perahu, Jawa Barat dengan addendum tertanggal 16 Juni 2014.

Page 55: LEGALITAS PENGAJUAN PAILIT PT WIRANA NUSANTARA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/41510/1/DEVI... · devi annisyah hasibuan. nim 1113048000047. “legalitas pengajuan

46

Disamping itu pemohon pailit dan termohon pailit telah setuju bahwa

pelaksanaan pekerjaan pemboran panas bumi di Sumur Kancah 3 dikerjakan

dengan sistem semi IPM (Integrated Project Manajement), dengan pengertian

sebagian kegiatan sub kontraktor yang di tunjuk oleh pemohon pailit disediakan

dan ditanggung pembayarannya terlebih dahulu oleh pemohon pailit. Untuk

kemudian ditagihkan kepada termohon pailit, dan sebagian kegiatan sub

kontraktor lainnya yang ditunjuk oleh termohon pailit disediakan dan ditanggung

pembayarannya oleh termohon pailit.

Pekerjaan pemboran yang dimulai pada tanggal 22 April 2014 sampai

dengan tanggal 20 Mei 2014, segala dan setiap biaya untuk pekerjaan-pekerjaan

pemboran tersebut telah dibayar oleh termohon. Namun sangat disayangkan,

menurut pemohon pailit tarif harian operasi (THO) , tarif harian siaga (THS) dan

penagihan atas pekerjaan dan material yang sama pemohon pailit menolak untuk

membayar kepada termohon pailit.

Kemudian ternyata pada kedalaman 612 M (enam ratus dua belas meter) Rig

BSA#1 tersebut terjepit dan mengalami kerusakan yang menyebabkan pemboran

panas bumi terhenti, dan menurut penuturan PT Wirana Nusantara Energy ini

disebabkan karena kurangnya pasokan air yang disediakan oleh termohon pailit.

Oleh karena itu pemohon pailit dan termohon pailit sepakat untuk mengganti Rig

BSA#1 tersebut dengan yang baru, namun pemohon pailit dalam gugatannya

mengatakan bahwa akan mengenyampingkan penggantian Rig BSA#1 dan atas

persetujuan termohon pailit maka dilakukan perbaikan terhadap Rig BSA#1

tersebut, dan pekerjaan-pekerjaan yang timbul dari perbaikan Rig BSA#1 biaya

untuk perbaikannya ditanggung oleh termohon pailit.

Dilain pihak, PT Tangkuban Perahu Geothermal Power menyatakan bahwa

Rig BSA#1 yang terjepit adalah murni kesalahan PT Wirana Nusantara Energy,

dan disetujui bahwa pemohon pailit bersedia mengganti Rig BSA#1 dengan

Page 56: LEGALITAS PENGAJUAN PAILIT PT WIRANA NUSANTARA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/41510/1/DEVI... · devi annisyah hasibuan. nim 1113048000047. “legalitas pengajuan

47

drilling rig yang baru dengan seluruh biaya yang timbul akan menjadi tanggung

jawab PT Wirana Nusantara Energy, namun ternyata pemohon pailit tidak

melaksanakan kewajibannya. Dan pihak pemohon pailit telah meninggalkan

lokasi proyek dengan membawa semua peralatan pemboran dan pendukungnya,

pada kedalaman pemboran 612 mku jauh dari ketentuan dalam kontrak yaitu

1500 mku, tanpa ada upaya untuk mengganti dengan drilling rig yang rusak

dengan yang baru sesuai amandemen. Dan menurut PT Tangkuban Perahu

Geothermal Power, seluruh dalil-dalil pemohon pailit yang mengklaim seolah-

olah termohon pailit setuju dengan penggunaan rig lama yang diperbaiki adalah

dalil-dalil karangan belaka dengan maksud itikad buruk hendak melarikan diri

dari kewajiban dan tanggung jawabnya harus mengganti dengan rig baru yang

telah disetujui dan disepakati serta ditandatangani bersama dalam amandemen.

Adapun setelah diperhitungkan oleh pemohon pailit, bahwasanya termohon

pailit memiliki tagihan sebesar US$3,451,787,77 ( tiga juta empat ratus lima

puluh satu ribu tujuh ratus delapah puluh tujuh dan tujuh puluh tujuh sen dolar

Amerika Serikat) dan Rp618.926.875,00 (enam ratus delapan belas juta Sembilan

ratus dua puluh enam ribu delapan ratus tujuh puluh lima rupiah). Yang

kemudian pemohon pailit melakukan penagihan-penagihan berupa surat tagihan

(invoices) pada tanggal 26 September 2014 dan surat tagihan pada tanggal 12

November 2014 yang telah diterima oleh termohon pailit, dalam hal mana setelah

lima hari kerja termohon pailit sama sekali tidak mempermasalahkan perihal

invoices yang diterima oleh termohon pailit.

Mengingat termohon pailit tidak juga melakukan pembayaran atas tagihan-

tagihan yang telah disampaikan pemohon pailit maka pemohon pailit kembali

menyampaikan surat surat penagihan pada tanggal 11 Desember 2014 dan surat

penagihan pada tanggal 2 Januari 2015. Kemudiaan karena tak kunjung ada

pembayaran dari PT Tangkuban Perahu Geothermal Power maka pemohon pailit

melayangkan somasi kepada termohon pailit, sebanyak dua kali somasi yang

Page 57: LEGALITAS PENGAJUAN PAILIT PT WIRANA NUSANTARA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/41510/1/DEVI... · devi annisyah hasibuan. nim 1113048000047. “legalitas pengajuan

48

mana somasi kedua dilakukan pada tanggal 10 April 2015 melalui surat nomor

55/EMP-RS/IV/15.

Pada tanggal 16 April 2015, PT Wirana Nusantara Energy mengalihkan

sebagian hak tagihnya terhadap PT Tangkuban Perahu Geothermal Power

sebesar US$1,286,577.31 (satu juta dua ratus delapan puluh enam ribu lima ratus

tujuh puluh tujuh dan tiga puluh satu sen dolar Amerika Serikat) dan

Rp618.926.875,00 (enam ratus delapan belas juta Sembilan ratus dua puluh enam

ribu delapan ratus tujuh puluh lima rupiah) kepada PT Tridaya Sakti Mandiri

secara cessie, yang beralamat di Graha Adhi Media Office Park Unit 3, Lantai 2

(dua), Jalan Deplu Raya No.6 kelurahan Bintaro, kecamatan Pesanggrahan,

Jakarta Selatan 12330, berdasarkan akta jual beli piutang (hak tagih) Nomor 16

tertanggal 16 April 2015 dan akta pemindahan pengalihan sebagian hak tagih

Nomor 17 tertanggal 16 April 2015 yang kedua-duanya dibuat oleh dan

dihadapan Notaris Emmyra Fauzia Kariana, S.H., M.Kn.

Kemudian pada tanggal 30 April 2015, PT Wirana Nusantara Energy sebagai

kreditor mengajukan surat permohonan pailit terhadap PT Tangkuban Perahu

Geothermal Power sebagai debitor yang diajukan kepada Pengadilan Niaga

Jakarta Pusat. Dalam permohonannya, PT Wirana Nusantara Energy (selanjutny

pemohon pailit) menyatakan bahwa PT Tangkuban Perahu Geothermal Power

mempunyai utang yang dapat ditagih dan dua kreditor.

Atas permohonan pailit yang diajukan pemohon pailit tersebut, termohon

pailit lalu memberikan jawaban yang membantah bahwa dirinya telah memenuhi

syarat dijatuhi putusan pailit sebagaimana tercantum dalam pasal 2 ayat (1)

Undang-Undang Kepailitan dan Penundaan Kewajiban Pembayaran Utang.

Dalam jawabannya, termohon pailit banyak membantah pernyataan

pemohon pailit baik dalam eksepsinya maupun dalam jawaban pokok

perkaranya. Termohon pailit mempermasalahkan dalam hal perkara kepailitan

Page 58: LEGALITAS PENGAJUAN PAILIT PT WIRANA NUSANTARA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/41510/1/DEVI... · devi annisyah hasibuan. nim 1113048000047. “legalitas pengajuan

49

yang diajukan oleh pemohon pailit adalah kompetensi absolut, karena menurut

termohon pailit perkara ini harus diajukan ke dalam BANI (Badan Arbitrase

Nasional Indonesia) karena dalam klausul perjanjian nomor

001.PJ/060/TPGP/2014 menyebutkan bahwa apabila ada sengketa akan

diselesaikan di BANI, lagi pula menurut termohon pailit pekerjaan yang

dilakukan oleh pemohon pailit telah dibayar segala pekerjaannya sampai

pengeboran kedalaman 612 meter, karena sesudah kedalaman 612 meter,

pemohon pailit tidak melanjutkan pekerjaannya dengan alasan alat pengeboran

(Rig BSA#1) sudah tidak berfungsi, sehingga yang seharusnya diperkarakan

adalah pemohon pailit karena tidak menyelesaikan pekerjaan sesuai dengan

perjanjian dengan pengeboran kedalaman 1500 meter.

Selain mempermasalahkan kompetensi, termohon pailit juga

mempermasalahkan permohonan pemohon pailit yang tidak jelas dan kabur

(obscuur libel) karena menurut termohon pailit sesuai perjanjian total nilai

kontrak adalah tetap yaitu USD 2,121,135 (dua juta seratus dua puluh satu ribu

seratus tiga puluh lima dolar Amerika Serikat) dan sesuai dengan kewajibannya

dalam kontrak tersebut termohon pailit telah membayar kepada pemohon pailit

sebesar USD 979,605.15 (Sembilan ratus tujuh puluh Sembilan ribu enam ratus

lima dolar Amerika Serikat dan lima belas sen) dan Rp.260.790.004,00 (dua ratus

enam puluh juta tujuh ratus sembilan puluh ribu empat puluh empat rupiah),

sedangkan pemohon mendalilkan jumlah keseluruhan tagihan terhadap termohon

pailit sebesar US$ 3,451,787.77 (tiga juta empat ratus lima puluh satu ribu tujuh

ratus delapan puluh tujuh dan tujuh puluh tujuh sen dolar Amerika Serikat) dan

Rp.618.926.875,00 (enam ratus delapan belas juta Sembilan ratus dua puluh

enam ribu delapan ratus tujuh puluh lima rupiah).

Oleh karena tagihan tersebut masih dipersoalkan, maka termohon pailit

membantah bahwa PT Wirana Nusantara Energy adalah kreditur dari termohon

pailit, begitu juga dengan PT Tridaya Sakti Mandiri, termohon membantah

Page 59: LEGALITAS PENGAJUAN PAILIT PT WIRANA NUSANTARA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/41510/1/DEVI... · devi annisyah hasibuan. nim 1113048000047. “legalitas pengajuan

50

keberadaannya, karena menurut termohon pailit ternyata pula cessie PT. Tridaya

Sakti Mandiri berasal dari kreditor abal-abal yang sama (pemohon pailit).

Seandainya pun tagihan tersebut benar adanya, termohon pailit tetap

menolak PT Tridaya Sakti Mandiri sebagai krediturnya, karena proses jual beli

tagihan (cessie) antara Pemohon Pailit dengan PT. Tidaya Sakti Mandiri

sebagaimana yang didalilkan terlihat janggal, karena PT. Tridaya Sakti Mandiri

dalam membeli tagihan tersebut tidak mengkonfirmasi lebih dahulu kepada

termohon pailit yang dianggap sebagai debitor seperti lazimnya pihak yang

beritikad baik, kemudian termohon pailit pun tidak pernah menerima

pemberitahuan dan menyetujui tentang pengalihan piutang secara cessie yang

dilakukan oleh pemohon pailit dengan PT Tridaya Sakti Mandiri, sehingga akta

cessie tersebut tidak legal.

Pada tanggal 29 Juni 2015, Pengadilan Niaga Jakarta Pusat dalam putusan

Nomor 09/Pdt.Sus-Pailit/2015/PN.Niaga.Jkt Pst. Memutuskan untuk

mengabulkan permohonan pemohon pailit yang pertimbangannya sebagai

berikut:6

1. Menimbang, bahwa dalam eksepsi pertama termohon untuk menentukan

Pengadilan mana yang berwenang mengadili perkara Pemohon merupakan

kewenangan Pengadilan Negeri ataukah Pengadilan Niaga, maka haruslah

dipertimbangkan bersama-sama dengan pokok perkara;

2. Menimbang, bahwa mengenai materi eksepsi yang kedua berdasarkan

pertimbangan sebagaimana tersebut maka majelis berpendapat bahwa

kesepakatan penyelesaian arbitrase yang disepakati antara Pemohon dengan

Termohon tidak menghalangi diajukannya permohonan pailit dari Pemohon,

6 Pengadilan Niaga Jakarta Pusat Nomor 09/Pdt.Sus-Pailit/2015/PN.Niaga.Jkt Pst. (tanggal 20

Agustus 2017)

Page 60: LEGALITAS PENGAJUAN PAILIT PT WIRANA NUSANTARA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/41510/1/DEVI... · devi annisyah hasibuan. nim 1113048000047. “legalitas pengajuan

51

dengan demikian, maka majelis berpendapat bahwa eksepsi dari Termohon

tidak beralasan dan haruslah ditolak;

3. Menimbang, bahwa memperhatikan fakta-fakta dari bukti-bukti yang diajukan

oleh pemohon dalam perjanjian jasa pemboran panas bumi, bahwa benar

termohon tidak bisa membayar upah atas pekerjaan-pekerjaan yang dilakukan

oleh termohon, sehingga dapat disimpulkan bahwa antara Pemohon dengan

Termohon telah terdapat tagihan yang harus dibayar oleh Termohon Pailit

kepada Pemohon Pailit, dalam hal ini Pemohon Pailit sebagai yang berhak

menerima pembayaran yaitu sebagai Kreditor yang memiliki piutang kepada

Termohon (PT. Tangkuban Perahu Geothermal Power) yang dalam hal ini

disebut sebagai Debitor yang memiliki hutang;

4. Menimbang, bahwa di samping Pemohon Pailit, di persidangan dari bukti-

bukti KL - 1 sampai dengan KL -12b didapatkan fakta bahwa terdapat

Kreditur lain yaitu PT. Tridaya Sakti Mandiri, yaitu selaku pihak yang

membeli sebagian tagihan Pemohon Pailit (PT. Wirana Nusantara Energy)

kepada Termohon Pailit (PT. Tangkuban Parahu Geothermal Power) sebesar

US $ 3,451,787,77 (Tigajuta Empatratus Limapuluh Saturibu Tujuhratus

Delapanpuluh Tujuh dan Tujuhpuluh Sen US Dollar) dan Rp 618.926.875,00

(Enamratus Delapan belas juta Sembilan ratus Duapuluh Enamribu

Delapanratus Tujuhpuluh Lima Rupiah) yang dibeli oleh PT. Tridaya

Sakti Mandiri dengan sekurang- kurangnya atau setara dengan uang sebesar

Rp. 15.000.000.000,- (Limabelasmilyar Rupiah dan Rp. 5.000.000.000,-

(Limamilyar Rupiah), yaitu didapatkan berdasarkan Perjanjian Pengikatan Jual

Beli Piutang bertanggal 27 Maret 2015 ( bukti KL - 2 /P - 66); Perjanjian Jual

Beli piutang bertanggal 09 April 2015 ( bukti KL - 4/P - 67 ); Akta Jual Beli

Piutang (Hak Tagih) nomor 16 tertanggal 16 April 2015 yang dibuat oleh dan

dihadapan notaris Emmyra Fauzia Kariana,SH.Mkn (bukti KL - 6 /P - 68);

Akta Pemindahan Pengalihan Sebagian Hak Tagih (Cessie) tertanggal 16 April

2015 (bukti KL-7/P-69);

Page 61: LEGALITAS PENGAJUAN PAILIT PT WIRANA NUSANTARA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/41510/1/DEVI... · devi annisyah hasibuan. nim 1113048000047. “legalitas pengajuan

52

5. Menimbang, bahwa meskipun dibantah oleh Termohon, namun

berdasarkan bukti-bukti yang diajukan Kreditor Lain, Majelis Hakim

berpendapat dari bukti-bukti tersebut dapat disimpulkan bahwa Termohon

terbukti memiliki utang kepada Pemohon dan Kreditur lain yaitu PT. Tridaya

Sakti Mandiri dan atas hutang tersebut telah jatuh waktu dan dapat ditagih di

muka pengadilan;

6. Menimbang, bahwa berdasarkan pertimbangan-pertimbangan yang telah

diuraikan di atas maka dapat disimpulkan bahwa Permohonan Pemohon telah

dapat dibuktikan dan memenuhi syarat-syarat yang ditentukan dalam Undang-

Undang Nomor 37 Tahun 2004 Tentang Kepailitan dan Penundaan Kewajiban

Pembayaran Utang, oleh karena itu Majelis berpendapat tuntutan Pemohon

tentang agar Termohon dinyatakan pailit dengan segala akibat hukumnya dapat

dikabulkan.

Menimbang putusan pengadilan niaga tersebut, termohon mengajukan

kasasi, menurut pemohon kasasi, Majelis Hakim pada tingkat Judex Facti telah

melampaui batas dan wewenang serta telah salah menerapkan hukum yang

berlaku saat memeriksa dan mengadili permohonan pernyataan pailit yang

diajukan oleh pemohon kasasi. Menurut pemohon kasasi Majelis Hakim Judex

Facti telah melampaui wewenang dalam mengadili pokok perkara, karena pokok

perkara sebenarnya adalah sengketa wanprestasi, dan telah salah menerapkan

hukum mengenai pembuktian dalam penerapan alat bukti surat dalam

persidangan sehingga telah salah mengambil kesimpulan seolah-olah terdapat

fakta atau keadaan secara sederhana dapat membuktikan pemohon kasasi telah

memiliki dua kreditor dan tidak membayar sedikitnya satu hutang yang telah

jatuh tempo dan dapat ditagih.

Melihat alasan-alasan tersebut Mahkamah Agung berpendapat bahwa Judex

Facti telah salah dalam menerapkan hukum dan mengabulkan permohonan kasasi

PT Tangkuban Perahu Geothermal Power dan membatalkan putusan Pengadilan

Page 62: LEGALITAS PENGAJUAN PAILIT PT WIRANA NUSANTARA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/41510/1/DEVI... · devi annisyah hasibuan. nim 1113048000047. “legalitas pengajuan

53

Niaga pada Pengadilan Negeri Jakarta Pusat Nomor 09/Pdt.Sus-Pailit/2015/PN

Niaga Jkt.Pst, yang juga berakibat pembatalan status pailit PT Tangkuban Perahu

Geothermal Power

Adapun majelis hakim kasasi membatalkan status pailit PT Tangkuban

Perahu Geothermal Power dengan pertimbangan sebagai berikut:7

1. Bahwa sesuai fakta yang terungkap dalam perkara ini antara kedua belah

pihak masih terjadi beda pemahaman tentang besarnya upah/biaya pengeboran

yang telah dilakukan Pemohon, yang hal ini sesuai klausula perjanjian harus

diselesaikan oleh BANI;

2. Bahwa Lagi pula Judex Facti terlalu cepat menyimpulkan adanya utang hanya

karena argumantasi sepihak, sedangkan pengabulan kepailitan adalah

merupakan upaya terakhir;

3. Bahwa tagihan Pemohon kepada Termohon bersumber dari pelaksanaan

pekerjaan pemboran reseach well dan coring bukan hutang piutang sehingga

untuk menilai kebenaran tagihan Pemohon kepada Termohon perlu dilengkapi

dengan bukti sah mengenai volume pekerjaan yang dilaksanakan oleh

Pemohon, karena itu perkara a quo bukan berkara yang pembuktiannya dapat

dilakukan secara sederhana sebagaimana dimaksud dalam ketentuan Pasal 8

ayat (4) Undang Undang Kepailitan dan PKPU; bahwa berdasarkan

pertimbangan tersebut maka sudah selayaknya permohonan dalam perkara a

quo ditolak untuk seluruhnya.

7 Mahkamah Agung Nomor 09/Pdt.Sus-Pailit/2015/PN.Niaga.Jkt Pst, (tanggal 20 Agustus

2017)

Page 63: LEGALITAS PENGAJUAN PAILIT PT WIRANA NUSANTARA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/41510/1/DEVI... · devi annisyah hasibuan. nim 1113048000047. “legalitas pengajuan

54

BAB IV

ANALISIS ASAS LEGALITAS PENGAJUAN PAILIT

A. Legalitas Pengajuan Pailit Oleh PT Wirana Nusantara Energy yang

Didasarkan Atas Cessie Sebagian Piutang PT Tangkuban Perahu

Geothermal Power

Legalitas adalah suatu unsur yang terpenting dalam hal perbuatan hukum

seperti pengalihan piutang karena legalitas adalah jati diri yang melegalkan atau

mengesahkan suatu pengalihan piutang sehingga sesuai peraturan perundang-

undangan yang berlaku.

Sebelum membahas mengenai legalitas cessie atas sebagian piutang yang

dilakukan oleh PT Wirana Nusantara Energy dengan PT Tridaya Sakti Mandiri,

ada baiknya kita harus melihat dulu apakah benar PT Wirana Nusantara Energy

adalah kreditor dari PT Tangkuban Perahu, karena pada proses jawab menjawab

dalam persidangan Pengadilan Niaga PT Tangkuban Perahu Geothermal Power

membantah bahwa ia adalah debitor dari PT Wirana Nusantara Energy.

Majelis hakim pengadilan niaga menjatuhkan vonis pailit kepada PT

Tangkuban Perahu Geothermal Power, dalam pertimbangan hukumnya, majelis

hakim berpendapat bahwa PT Tangkuban Perahu Geothermal Power telah

memenuhi syarat untuk pailit, adapun esensi adanya utang yang didasarkan

majelis hakim bersumber dari pemenuhan upah dari pekerjaan pemboran panas

bumi yang dituangkan dalam perjanjian Nomor 001.PJ/060/TPGP/2014 beserta

addendumnya.

Berkaitan dengan pertimbangan majelis hakim tersebut, terlihat bahwa

majelis hakim dalam mendalilkan debitor mempunyai utang mendasarkan pada

pengertian utang secara luas. penulis berpendapat bahwa pertimbangan majelis

hakim tersebut telah tepat. Pada prakteknya telah dikenal dua jenis utang, yaitu

utang dalam arti luas dan utang dalam arti sempit. Utang dalam arti sempit

adalah utang berupa uang atau dapat dikatakan utang yang timbul dari konteks

Page 64: LEGALITAS PENGAJUAN PAILIT PT WIRANA NUSANTARA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/41510/1/DEVI... · devi annisyah hasibuan. nim 1113048000047. “legalitas pengajuan

55

perjanjian utang piutang saja, sedangkan utang dalam arti luas adalah utang yang

timbul tidak hanya berasal dari perjanjian utang piutang saja, melainkan juga

segala kewajiban yang merupakan debitur atas kreditur yang belum dipenuhi dan

wajib dipenuhinya.

Dalam Undang-Undang Kepailitan Nomor 37 Tahun 2004 sendiri menganut

utang dalam arti luas karena utang yang dimaksudkan dalam Undang-Undang ini

tidak hanya meliputi utang yang timbul dari perjanjian utang-piutang atau

perjanjian pinjam-meminjam, tetapi juga utang yang timbul karena undang-

undang atau perjanjian yang dapat dinilai dengan sejumlah uang,1 atau dapat di

artikan segala kewajiban yang merupakan debitur atas kreditur yang belum

dipenuhi dan wajib dipenuhinya.

Kewajiban debitur disini adalah merujuk pada ketentuan pasal 1234 KUH

Perdata, merupakan suatu kewajiban adalah kewajiban untuk memberikan

sesuatu, kewajiban melakukan sesuatu, dan/atau kewajiban untuk tidak

melakukan sesuatu, yang sama sekali belum dipenuhi oleh pihak debitor kepada

kreditor dan bila tidak dipenuhi maka sesuai dengan ketentuan pasal 1131 KUH

Perdata, kreditor berhak mendapatkan pemenuhan kewajiban debitor dari harta

kekayaan debitor.

Hal ini sejalan dengan kasus yang diangkat penulis, dimana utang yang

dimaksudkan oleh majelis hakim adalah utang dalam pengertian luas yang

berasal dari pemenuhan upah dari perjanjian kerja sama

Nomor:001.PJ/060/TPGP/2014 tentang pekerjaan pemboran Research Well dan

Coring di WKP Tangkuban Perahu Provinsi Jawa Barat dengan perubahan

(addendum) tertanggal 16 Juni 2014.

Dalam sengketa kepailitan antara PT Wirana Nusantara Mandiri Energy

dengan PT Tangkuban Perahu Geothermal Power ini, penilaian adanya utang

tersebut tidak hanya dilakukan terhadap satu kreditor, namun juga kreditor

1 Jono, Hukum Kepailitan, (Jakarta: Sinar Grafika, 2013, Cet.Ketiga), h., 11

Page 65: LEGALITAS PENGAJUAN PAILIT PT WIRANA NUSANTARA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/41510/1/DEVI... · devi annisyah hasibuan. nim 1113048000047. “legalitas pengajuan

56

lainnya karena utang yang dimaksud disini adalah adanya utang debitor kepada

lebih dari satu kreditor yaitu utang PT Tangkuban Perahu Geothermal Power

kepada PT Wirana Nusantara Energy dan Utang PT Tangkuban Perahu

Geothermal Power kepada PT Tridaya Sakti Mandiri.

Kemudian dalam pertimbangan majelis hakim selanjutnya untuk

membuktikan bahwa adanya utang yang jatuh tempo dan dapat ditagih, majelis

hakim menggunakan bukti-bukti yang diajukan oleh pemohon pailit yaitu Invoice

bukti P-1 sampai dengan P-39 serta bukti P-40 dan P-41 telah sesuai dengan

ketentuan Pasal 6 Perjanjian dan telah disampaikan kepada Termohon serta

telah diadakan somasi yang pertama (bukti P- 61) dan Somasi kedua (bukti

P- 63) tidak ada pembayaran oleh Termohon maka menurut hemat Majelis

Hakim tagihan-tagihan yang dibuat Pemohon tersebut telah jatuh tempo untuk

dibayarkan.

Dalam pertimbangan tersebut diatas, Majelis Hakim Pengadilan Niaga perlu

dipertanyakan kemandiriannya dalam menangani dan memutus suatu perkara.

Hakim tidak benar-benar memahami bagaimana klausul tentang timbulnya utang

atas tagihan-tagihan yang disampaikan pemohon tidak berdasar pada Perjanjian

Nomor 001.PJ/060/TPGP/2014 beserta addendum perjanjian tersebut,

Sebenarnya pemohon pailit lah yang melakukan cidera janji atau wanprestasi

karena telah meninggalkan pekerjaan pada kedalaman 612 meter yang

seharusnya selesai pengeboran pada kedalaman 1500 meter, hal ini telah

menunjukkan bahwa utang yang dimaksudkan majelis hakim masih

diperselisihkan para pihak.

Menurut penulis, dalam pertimbangan di atas majelis hakim hanya berat

sebelah terbukti dengan hanya melihat bukti-bukti yang diajukan oleh pemohon

pailit yaitu P1-P39,P40,P41,P61,P63, tanpa memperhatikan substansi dari

perjanjian utama dan amandemen yang dilakukan keduanya. Jadi, dapat

dikatakan utang dalam kasus ini masih membutuhkan pembuktian lebih lanjut

karena keberadaan utang masih dibantah oleh termohon pailit.

Page 66: LEGALITAS PENGAJUAN PAILIT PT WIRANA NUSANTARA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/41510/1/DEVI... · devi annisyah hasibuan. nim 1113048000047. “legalitas pengajuan

57

Menurut Kartini Muljadi dan Gunawan Widjaja , menjelaskan bahwa

mengenai pembuktian keberadaan utang, haruslah jelas bahwa utang tersebut

adalah utang yang tidak dapat dibantah lagi keberadaannya oleh debitor.

Bahwa debitor sudah ditegur oleh kreditor untuk memenuhi kewajiban

utangnya, tetapi debitor tidak memenuhi kewajibannya tersebut. Atau jika telah

ditentukan secara pasti waktu pemenuhan kewajiban debitor, setelah lewatnya

jangka waktu tersebut debitor tidak juga memenuhi kewajibannya.2

Pada dasarnya kalau utang yang telah jatuh waktu dan dapat ditagih masih

diperselisihkan kedua belah pihak, ini biasanya membutuhkan pembuktian

lanjutan yang tidak bisa sederhana dan membutuhkan waktu yang relatif lama,

sehingga penulis menarik kesimpulan bahwa karena masih ada perdebatan

dengan adanya syarat utang yang telah jatuh tempo dan dapat ditagih seharusnya

ini menjadi perkara yang tidak bisa dibuktikan dengan sederhana, oleh karena itu

seharusnya majelis hakim menolak permohonan pailit dari PT Wirana Nusantara

Energy. Dalam pasal 8 ayat (4) menegaskan :

Permohonan pernyataan pailit harus dikabulkan apabila terdapat fakta atau

keadaan yang terbukti secara sederhana bahwa persyaratan untuk dinyatakan

pailit sebagaimana dimaksud dalam Pasal 2 ayat (1) telah dipenuhi.

Berdasarkan penjelasan pasal tersebut di atas yang dimaksud dengan "fakta

atau keadaan yang terbukti secara sederhana" adalah adanya fakta dua atau lebih

Kreditor dan fakta utang yang telah jatuh waktu dan tidak dibayar, dan kalau

masih diperdebatkan adanya utang dan adanya dua kreditor itu artinya tidak

terbukti secara sederhana dan akan membutuhkan pembuktian lebih lanjut

sehingga tidak menjadi kewenangan pengadilan niaga. Sedangkan perbedaan

besarnya jumlah utang yang didalihkan oleh pemohon pailit dan termohon pailit

tidak menghalangi dijatuhkannya putusan pernyataan pailit.

2 Kartini Muljadi dan Gunawan Widjaja, Pedoman Menangani Perkara Kepailitan. (Jakarta:

PT RajaGrafindo Persada.2003), h., 143

Page 67: LEGALITAS PENGAJUAN PAILIT PT WIRANA NUSANTARA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/41510/1/DEVI... · devi annisyah hasibuan. nim 1113048000047. “legalitas pengajuan

58

Kemudian berkaitan dengan adanya minimal dua kreditor, dalam kasus

kepailitan PT Tangkuban Perahu Geothermal Power dengan PT Wirana

Nusantara Energy, PT Wirana Nusantara Energy mengakui bahwa pihaknya telah

mengalihkan sejumlah piutangnya secara cessie kepada PT. Tridaya Sakti

Mandiri sebesar US$1,286,577.31 dan Rp.618.926.875,00, dan karena hal itu

menurut PT Wirana Nusantara Energy bahwa PT Tangkuban Perahu Geothermal

Power layak untuk dipailitkan karena kondisinya sudah memenuhi persyaratan

untuk dipailitkan sesuai dengan yang diatur dalam pasal 2 ayat (1) Undang-

Undang Kepailitan.

Dalam pengalihan piutang ini, pemohon pailit tidak mengalihkan seluruh

piutangnya terhadap termohon pailit kepada PT Tridaya Sakti Mandiri, akan

tetapi hanya sebesar US$1,286,577.31 dan Rp.618.926.875,00, sehingga

pemohon pailit tetap memiliki hak tagih kepada termohon pailit. Cessie yang

demikian dikenal dengan cessie sebagian/ cessie parsial. Cessie sebagian tidak

diatur dalam peraturan perundang-undangan karena memang peraturan

perundang-undangan yang mengatur tentang cessie hanya dapat ditemukan

dalam pasal 613 ayat (1) dan ayat (2) KUH Perdata yang mana hanya mengatur

mengenai pelaksanaan/mekanisme dan akibat hukum cessie.

Cessie sebagian lahir dari praktik dalam masyarakat, dan sejauh ini tidak

terlarang karena memang tidak ada dasar hukum yang kuat untuk melarangnya.

Cessie sebagian memiliki mekanisme dan pengaturan yang hampir sama dengan

cessie pada umumnya. Hanya saja dalam cessie sebagian memang telah terjadi

penggantian kreditor, tetapi penggantian kreditornya hanya untuk sebagian

piutangnya saja, sebagian piutang yang lain masih dimiliki oleh kreditor yang

lain. Sehingga, kedudukan cedent atas sebagian dari piutangnya telah digantikan

oleh cessionaris, yang berarti cessionaris juga memiliki segala hak yang dimiliki

oleh cedent terhadap cessus dan dapat dipergunakan sepenuhnya sesuai dengan

perjanjian antara cedent dengan cessus yang menimbulkan utang piutang kecuali

Page 68: LEGALITAS PENGAJUAN PAILIT PT WIRANA NUSANTARA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/41510/1/DEVI... · devi annisyah hasibuan. nim 1113048000047. “legalitas pengajuan

59

dalam perjanjian antara cedent dengan cessionaris telah ditentukan lain mengenai

pembagian hak-haknya terhadap cessus.

Jadi, jika dilihat dari kasus yang diangkat penulis ini, cessie atas sebagian

piutang yang dilakukan oleh pemohon pailit dengan PT Tridaya Sakti Mandiri ini

dibolehkan dan legal karena tidak ada satu ketentuan pun dalam perundang-

undangan yang melarang dibuatnya cessie atas sebagian piutang.

Termohon pailit PT Tangkuban Perahu Geothermal Power dalam

jawabannya mengatakan kejanggalan dalam pengalihan piutang cessie yang

dilakukan oleh PT Wirana Nusantara Energy dengan PT Tridaya Sakti mandiri,

ini disebabkan karena termohon pailit tidak pernah menerima akta cessie antara

pemohon pailit dengan PT Tridaya Sakti Mandiri melalui exploit juru sita dan

tidak pernah mengakui/menyetujui akta cessie tersebut, sehingga menurut

termohon pailit keberadaan cessie PT Tridaya Sakti Mandiri tidak mempunyai

kekuatan mengikat apapun terhadap termohon pailit.

Cessie adalah suatu cara pemindahan piutang atas nama, dimana piutang itu

dijual oleh kreditor lama kepada orang yang nantinya menjadi kreditor baru,

namun hubungan hukum utang piutang tersebut tidak hapus sedetik pun, tetapi

dalam keseluruhannya dipindahkan kepada kreditor baru.3

Pasal 613 ayat (1) dan ayat (2) KUH Perdata adalah satu-satunya pengaturan

dalam Undang-Undang di Indonesia yang mengatur tentang cessie. Pasal tersebut

bahkan tidak menyebutkan kata cessie. Cessie sendiri merupakan istilah yang

lahir dari doktrin, sehingga untuk pengaturan mengenai cessie yang lebih

terperinci harus melihat pendapat-pendapat dan penafsiran dari ahli hukum. Pasal

613 ayat (1) KUH Perdata:

Penyerahan akan piutang-piutang atas nama dan kebendaan tak bertubuh

lainnya, dilakukan dengan jalan membuat sebuah akta otentik atau di bawah

tangan, dengan mana hak-hak atas kebendaan itu dilimpahkan kepada orang

lain.

3 Subekti, Hukum Perjanjian, (Jakarta: Intermasa, 2005), h., 71

Page 69: LEGALITAS PENGAJUAN PAILIT PT WIRANA NUSANTARA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/41510/1/DEVI... · devi annisyah hasibuan. nim 1113048000047. “legalitas pengajuan

60

Pasal 613 ayat (2) KUH Perdata:

Penyerahan yang demikian bagi si berhutang tiada akibatnya, melainkan

setelah penyerahan itu diberitahukan kepadanya, atau secara tertulis disetujui

dan diakuinya.

Pasal 613 ayat (2) KUH Perdata tersebut mengindikasikan cessie tidak

mempunyai akibat hukum kepada cessus kecuali cessie tersebut telah

diberitahukan kepada cessus atau disetujui dan diakui oleh cessus secara tertulis.

Hal ini berarti bahwa jika telah dilakukan salah satu ketentuan di atas

(pemberitahuan atau persetujuan dan pengakuan secara tertulis dari debitor)

maka cessie sudah mempunyai akibat hukum bagi debitor. Kemudian dalam

pasal 613 ayat (2) KUH Perdata tersebut tidak mengatur siapa yang harus

memberitahukan bahwa telah terjadi pengalihan hak melalui cessie kepada

cessus. Dengan demikian siapa saja baik cedent maupun cessionaris dan bahkan

pihak ketiga diluar perjanjian cessie pun dapat memberitahukan adanya cessie

tersebut kepada cessus.

Mengenai permasalahan ini, J.Satrio memberi pendapat bahwa

pemberitahuan harus melalui exploit juru sita. Hal ini disebabkan karena dalam

redaksi aslinya Burgerlijk Wetboek (BW) pemberitahuan itu harus melalui

Betekening yang maksudnya adalah pemberitahuan resmi melalui exploit juru

sita.4

Namun, dengan semakin berkembangnya zaman dimana tugas juru sita

pengadilan yang semakin sibuk sehingga sulit untuk dimintakan memberitahukan

telah dilakukannya cessie dan juga terkendala masalah biaya, maka dalam

praktiknya sekarang ini, pemberitahuan telah berubah menjadi pemberitahuan

secara tertulis saja kepada cessus, yang terpenting adalah adanya bukti bahwa

pemberitahuan itu telah sampai pada cesssus.

4 J. Satrio, Cessie Tagihan Atas Nama, (Jakarta:Yayasan DNC, 2012), h., 31

Page 70: LEGALITAS PENGAJUAN PAILIT PT WIRANA NUSANTARA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/41510/1/DEVI... · devi annisyah hasibuan. nim 1113048000047. “legalitas pengajuan

61

Jadi, dapat disimpulkan bahwa bantahan dari termohon pailit mengenai

cessie atas sebagian piutang pemohon pailit dengan PT Tridaya Sakti Mandiri

yang tidak dapat pemberitahuan dari exploit juru sita tidak beralasan. dan

berdasarkan ketentuan pasal 613 KUH Perdata cessie ini telah sesuai dikarenakan

cessie yang dibuat oleh PT Wirana Nusantara Energy dengan PT Tridaya Sakti

Mandiri berdasarkan akta jual beli piutang (hak tagih) Nomor 16 tertanggal 16

April 2015 dan akta pemindahan pengalihan sebagian hak tagih Nomor 17

tertanggal 16 April 2015 yang kedua-duanya dibuat oleh dan dihadapan Notaris

Emmyra Fauzia Kariana, S.H., M.Kn. yang kemudian PT Tridaya Sakti Mandiri

telah memberitahukan kepada termohon pailit dengan nomor surat

53/SPEM/TSM/IV/2015 pada tanggal 17 April 2015 dengan bukti tanda terima

No.05/TT-TSM.TPGP/2015 tertanggal 20 April 2015.

Majelis hakim Pengadilan niaga menganggap cessie yang dilakukan oleh

pemohon pailit sudah mempunyai legalitas karena telah memenuhi unsur-unsur

dalam pelaksanaan cessie hal ini terlihat dari pertimbangan majelis yang

menyatakan bahwa meskipun dibantah oleh Termohon, namun berdasarkan

bukti-bukti yang diajukan Kreditor Lain, Majelis Hakim berpendapat dari bukti-

bukti tersebut dapat disimpulkan bahwa Termohon terbukti memiliki utang

kepada Pemohon dan Kreditur lain yaitu PT. Tridaya Sakti Mandiri dan atas

hutang tersebut telah jatuh waktu dan dapat ditagih di muka pengadilan”.

Menurut penulis, majelis hakim hanya terfokus pada terjadinya cessie

berdasarkan unsur-unsur yang ada dalam pelaksanaan cessie, padahal jika majelis

hakim lebih jeli dalam melihat latar belakang terjadinya cessie, majelis hakim

akan melihat ada hal-hal yang patut dipertanyakan adalah pernyataan dari pihak

pemohon pailit bahwa cessie atas sebagian piutang tersebut dilakukan guna untuk

membayar operasional pekerjaan pemboran panas bumi dan membayar gaji

karyawan.

Jika memang alasan dilakukannya cessie tersebut hanya untuk membayar

operasional pekerjaan pemboran dan gaji karyawan, mengapa hanya sebagian

Page 71: LEGALITAS PENGAJUAN PAILIT PT WIRANA NUSANTARA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/41510/1/DEVI... · devi annisyah hasibuan. nim 1113048000047. “legalitas pengajuan

62

piutang saja yang dialihkan? Mengapa tidak seluruh piutangnya yang dialihkan?

Dengan adanya pengalihan seluruh piutang, pemohon pailit justru akan

mendapatkan kembali piutangnya dan otomatis uang hasil penjualan piutang

tersebut akan dapat digunakan untuk tujuan yang tidak hanya membayar

operasional pekerjaan pemboran panas bumi dan membayar gaji karyawan, akan

tetapi akan bisa mengembangkan perusahaan pemohon pailit lebih baik lagi.

Kemudian keanehan selanjutnya adalah dalam hal pembuatan cessie antara

PT Wirana Nusantara Energy dengan PT Tridaya Sakti Mandiri karena cessie

tersebut telah diberitahukan padal tanggal 17 April 2015. dan secara tiba-tiba

pada tanggal 30 April 2015 PT Wirana Nusantara Energy mengajukan

permohonan kepailitan kepada Pengadilan Niaga Jakarta Pusat. Dari tanggal

yang jaraknya sangat dekat sekali yaitu 13 hari, penulis berpendapat bahwa

proses pengalihan piutang secara cessie tersebut di indikasi ada unsur itikad tidak

baik karena seolah-olah proses cessie yang dilakukan oleh pemohon pailit

semata-mata dengan tujuan untuk mempailitkan termohon pailit, karena kalau

melalui proses perdata akan membutuhkan waktu yang lama dan proses

pembuktian yang rumit untuk menagih utang termohon pailit tersebut.

Bahwa karena cessie merupakan perjanjian kebendaan yang timbul dari

suatu peristiwa perdata yang mendasarinya, maka jelas pelaksanaan cessie atas

sebagian piutang tersebut mengandung unsur itikad tidak baik, secara otomatis

niat dari pada PT Wirana Nusantara Energy untuk mempailitkan PT Tangkuban

Perahu Geothermal Power ada sejak dibuatnya perjanjian jual beli piutang

keduanya.

Sebagaimana dipahami bahwa substansi itikad baik dalam pasal 1338 KUH

Perdata tidak harus diinterpretasikan secara gramatikal, bahwa itikad baik hanya

muncul sebatas pada tahap pelaksanaan perjanjian. Itikad baik harus dimaknai

dalam keseluruhan proses perjanjan, artinya itikad baik harus melandasi

Page 72: LEGALITAS PENGAJUAN PAILIT PT WIRANA NUSANTARA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/41510/1/DEVI... · devi annisyah hasibuan. nim 1113048000047. “legalitas pengajuan

63

hubungan para pihak pada tahap pra perjanjian, perjanjian, dan pelaksanaan

perjanjian.5

Dengan demikian, dalam pembuatan perjanjian jual beli piutang tersebut

harus tunduk pada ketentuan buku III KUH Perdata tentang perikatan. Lalu,

dengan melihat adanya itikad tidak baik dari pelaksanaan perjanjian, bukankah

hal ini telah melanggar ketentuan dalam buku III KUH Perdata?

Sebagaimana lazimnya dalam pembuatan suatu perjanjian, perjanjian tidak

boleh bertentangan dengan Undang-Undang, ketertiban umum, maupun

kesusilaan. Dengan adanya itikad tidak baik dalam pelaksanaan perjanjian

tersebut maka perjanjian jual beli piutang yang dilakukan oleh PT Wirana

Nusantara Energy dengan PT Tridaya Sakti Mandiri telah melanggar ketentuan

pasal 1338 KUH Perdata. Itikad tidak baik dalam pelaksanaan perjanjian tersebut

juga terlihat dengan telah dilanggarnya ketentuan pasal 1340 ayat (2) KUH

Perdata, yang menyatakan:

suatu perjanjian tidak dapat membawa rugi kepada pihak-pihak ketiga, tak

dapat pihak-pihak ketiga mendapat manfaat karenanya, selain dalam hal

yang diatur dalam pasal 1317.

Berdasarkan ketentuan tersebut, dalam kasus ini PT Tangkuban Perahu

Geothermal Power telah dirugikan oleh tindakan hukum PT Wirana Nusantara

Energy dalam pelaksanaan cessie atas sebagian piutangnya karena pada akhirnya

PT Wirana Nusantara Energy hanya dalam jangka waktu 13 hari setelah

dilakukan pemberitahuan adanya cessie kepada PT Tangkuban Perahu

Geothermal Power, kemudian mengajukan permohonan kepailitan terhadap PT

Tangkuban Perahu Geothermal Power.

Selain itu, dari pelaksanaan perjanjian tersebut berarti dapat disimpulkan

dalam pembuatan perjanjiannya telah ada niat tidak baik untuk menagih utang

dengan cara yang tidak biasa yaitu dengan memanfaatkan lembaga kepailitan

5 Agus Yudha Hernoko, Hukum Perjanjian Asas Proporsionalitas Dalam Kontrak Komersial,

(Jakarta: Kencana, 2014), h.139

Page 73: LEGALITAS PENGAJUAN PAILIT PT WIRANA NUSANTARA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/41510/1/DEVI... · devi annisyah hasibuan. nim 1113048000047. “legalitas pengajuan

64

untuk mempailitkan PT Tangkuban Perahu Geothermal Power. Dengan

mendasarkan pada akibat kepailitan yang diterima oleh debitor, maka dapat

dikatakan bahwa tujuan pengalihan piutang tersebut telah melanggar kepentingan

umum karena mengakibatkan debitor kehilangan haknya dalam kaitannya dengan

harta kekayaannya dan segala perikatan yang dibuat debitor sebelum putusan

pailit akan diambil alih kurator dan dipenuhi hanya apabila perikatan tersebut

membawa bagi harta pailit. Jadi, hal ini tentunya akan sangat tidak

menguntungkan para pihak yang telah mengadakan perjanjian yang telah

disepakati akan digantungkan berdasarkan ada tidaknya keuntungan yang didapat

apabila melaksanakan perjanjian tersebut.

Ditambah lagi bahwa karena dalam hal ini debitor adalah perusahaan yang

berbentuk perseroan terbatas, maka otomatis telah mempekerjakan banyak

karyawan di perusahaan. Tentunya dengan akibat kepailitan yang akan diterima

PT Tangkuban Perahu Geothermal Power dapat menimbulkan kekhawatiran

bagi para karyawannya yang awam terhadap hukum bahwa mereka akan

kehilangan pekerjaannya apabila debitor pailit. Hal tersebut tentunya akan

mengganggu ketertiban umum dalam masyarakat sehingga dapat dikatakan

bahwa pembuatan perjanjian itu sendiri secara tidak langsung telah melanggar

ketentuan pasal 1337 KUH Perdata.

Sebagaimana dijelaskan dalam pasal 1320 jo. Pasal 1337 KUH Perdata

bahwa dalam pembuatan suatu perjanjian harus memenuhi salah satu syarat

objektif, yaitu sebab yang halal, yang berarti bahwa sebab dari diadakannya

perjanjian tersebut tidak boleh bertentangan dengan Undang-Undang, ketertiban

umum, maupun kesusilaan, artinya suatu perjanjian tidak hanya melihat isi

perjanjian itu sendiri, namun tetap secara keseluruhan berpegangan pada undang-

undang, ketertiban umum, dan kesusilaan.6 Dalam hal ini, PT Tangkuban Perahu

Geothermal Power sebagai pihak ketiga dari PT Wirana Nusantara Energy

6 Abdulkadir Muhammad, Hukum Perikatan, (Bandung:PT. Citra Aditya Bakti,1990), h.94

Page 74: LEGALITAS PENGAJUAN PAILIT PT WIRANA NUSANTARA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/41510/1/DEVI... · devi annisyah hasibuan. nim 1113048000047. “legalitas pengajuan

65

dengan PT Tridaya Sakti Mandiri, dimana tidak hanya melihat isi dari perjanjian,

namun pembuatan perjanjian secara keseluruhan harus tidak bertentangan dengan

Undang-Undang, ketertiban umum, dan kesusilaan. Dengan demikian, syarat

objektif sahnya perjanjian “sebab yang halal” dalam perjanjian beli piutang

tersebut tidak terpenuhi karena bertentangan dengan ketertiban umum. oleh

karena itu, karena perjanjian pengalihan piutang cessie atas sebagian piutang

yang merupakan penyerahan dari piutang tersebut menjadi tidak sah karena

apabila peristiwa perdata yang dalam hal ini perjanjian telah melanggar undang-

undang, maka penyerahannya berupa cessie juga ikut dinyatakan tidak sah.

Dengan demikian dalam perkara tersebut seharusnya secara ex-officio

majelis hakim dapat melihat bahwa perjanjian pengalihan piutang secara cessie

yang dilakukan oleh PT Wirana Nusantara Energy dengan PT Tridaya Sakti

Mandiri telah melanggar hukum karena pelaksanaan perjanjian tersebut telah

merugikan pihak PT Tangkuban Perahu Geothermal Power. Dengan demikian

PT Wirana Nusantara seharusnya tidak berhak mengajukan kepailitan bagi PT

Tangkuban Perahu Geothermal Power dikarenakan legalitas cessie yang

didasarkan untuk memenuhi dua kreditor telah melanggar hukum.

B. Dasar Pertimbangan Majelis Hakim Pengadilan Niaga memutus pailit PT

Tangkuban Perahu Geothermal Power dalam perkara Nomor 09/Pdt.Sus-

Pailit/2015/PN.Niaga.Jkt.Pst

Pertimbangan hakim adalah alasan atau argumen hakim dalam memutus

suatu perkara. Di dalam hal ini sebelum memeriksa dan memutus pokok perkara,

majelis hakim harus terlebih dahulu mempelajari permohonan kepailitan yang

diajukan oleh pemohon. Mencermati putusan pengadilan, ratio decidendi berdiri

sebagai dasar hukum atas dasar putusan dijatuhkan. Ratio decidendi secara

hukum mengikat pengadilan yang lebih rendah melalui doktrin “stare decisis”

(untuk mengikuti apa yang telah diputuskan terdahulu), tidak seperti obiter dicta

(ketentuan untuk tidak mengikuti putusan terdahulu), seperti komentar yang

Page 75: LEGALITAS PENGAJUAN PAILIT PT WIRANA NUSANTARA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/41510/1/DEVI... · devi annisyah hasibuan. nim 1113048000047. “legalitas pengajuan

66

dibuat sehubungan dengan kasus yang mungkin relevan atau menarik, tetapi

tidak menarik dari keputusan hukum.7

Dalam perkara nomor 09/Pdt.Sus-Pailit/2015/PN.Niaga.Jkt.Pst memutuskan

untuk mengabulkan pengajuan pailit dari PT Wirana Nusantara Energy terhadap

PT Tangkuban Perahu Geothermal Power dikarenakan pengajuan kepailitan

telah sesuai dengan pasal 2 ayat (1) dan pasal 8 ayat (4) Undang-Undang Nomor

37 Tahun 2004 Tentang Kepailitan dan Penundaan Kewajiban Pembayaran

Utang. Adapun pertimbangan hukum majelis hakim pengadilan niaga

mengabulkan kepailitan PT Tangkuban Perahu adalah didasarkan atas adanya

utang dalam perjanjian jasa pemboran panas bumi, bahwa termohon tidak bisa

membayar upah atas pekerjaan-pekerjaan yang dilakukan oleh termohon,

sehingga dapat disimpulkan bahwa antara pemohon dengan termohon telah

terdapat tagihan yang harus dibayar oleh termohon pailit kepada pemohon pailit,

dan juga terhadap kreditor lain yaitu PT. Tridaya Sakti Mandiri, selaku pihak

yang membeli sebagian tagihan pemohon pailit (PT. Wirana Nusantara Energy)

kepada Termohon Pailit (PT. Tangkuban Parahu Geothermal Power) sebesar US

$ 3,451,787,77 (Tigajuta Empatratus Limapuluh Saturibu Tujuhratus

Delapanpuluh Tujuh dan Tujuhpuluh Sen US Dollar) dan Rp 618.926.875,00

(Enam ratus Delapan belas juta Sembilan ratus Dua puluh Enam ribu Delapan

ratus Tujuh puluh Lima Rupiah) yang dibeli oleh PT. Tridaya Sakti Mandiri

dengan sekurang- kurangnya atau setara dengan uang sebesar Rp.

15.000.000.000,- (Limabelasmilyar Rupiah dan Rp. 5.000.000.000,- (Limamilyar

Rupiah),

Dalam persidangan PT Tangkuban Perahu Geothermal Power membantah

bahwa ia berkewajiban membayar upah pekerjaan pemohon karena menurut PT

7 Racio Decidendi, http://www.miftakhulhuda.com/2011/03/ratio-decidendi.html artikel

diakses pada 22 Agustus 2017.

Page 76: LEGALITAS PENGAJUAN PAILIT PT WIRANA NUSANTARA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/41510/1/DEVI... · devi annisyah hasibuan. nim 1113048000047. “legalitas pengajuan

67

Tangkuban Perahu Geothermal Power, pemohon pailitlah yang melakukan

wanprestasi, bagaimana mungkin pemohon pailit mendapatkan upah pekerjaan

sedangkan ia sendiri tidak menyelesaikan pekerjaan sesuai kontrak yang

disepakati yaitu menyelesaikan pekerjaan pada kedalaman 1500 meter (hal ini

telah diakui pemohon pailit dalam gugatannya pada halaman 7). Namun majelis

Hakim yang memeriksa dan mengadili permohonan pernyataan pailit a quo

beranggapan bahwasanya utang PT Tangkuban Perahu Geothermal Power dapat

dibuktikan secara sederhana keberadaannya.

C. Analisa Penulis

Setelah mengikuti duduk perkara kasus kepailitan antara PT Tangkuban

Perahu Geothermal Power dengan PT Wirana Nusantara Energy serta PT Tridaya

Sakti Mandiri, ada beberapa hal yang menjadi perhatian penulis untuk dianalisis.

Pertama, legalitas pengajuan pailit PT Wirana Nusantara Energy yang

didasarkan atas cessie sebagian piutang, secara kasat mata memang cessie yang

dilakukan oleh PT Wirana Nusantara Energy ini sekilas telah memenuhi syarat-

syarat yang telah ditentukan dalam pasal 613 KUH Perdata yaitu penyerahan

cessie harus dibuat dengan akta otentik maupun dibawah tangan dan harus

diberitahukan kepada debitor, namun karena akta cessie ini didapat dari

melanggar hukum seharusnya cessie ini batal demi hukum. yaitu telah melanggar

ketentuan perundang-undangan hal ini didapat dari adanya itikad tidak baik dari

PT Wirana Nusantara Energy memanfaatkan lembaga kepailitan sebagai wadah

untuk menagih utang PT Tangkuban Perahu Geothermal Power.

Adanya itikad tidak baik dari PT Wirana Nusantara Energy terlihat ketika

alasan dilakukannya cessie tersebut hanya untuk membayar operasional pekerjaan

pemboran dan gaji karyawan, mengapa hanya sebagian piutang saja yang

dialihkan? Mengapa tidak seluruh piutangnya yang dialihkan? Dengan adanya

pengalihan seluruh piutang, pemohon pailit justru akan mendapatkan kembali

piutangnya dan otomatis uang hasil penjualan piutang tersebut akan dapat

digunakan untuk tujuan yang tidak hanya membayar operasional pekerjaan

Page 77: LEGALITAS PENGAJUAN PAILIT PT WIRANA NUSANTARA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/41510/1/DEVI... · devi annisyah hasibuan. nim 1113048000047. “legalitas pengajuan

68

pemboran panas bumi dan membayar gaji karyawan, akan tetapi akan bisa

mengembangkan perusahaan pemohon pailit lebih baik lagi.

Kemudian itikad tidak baik tersebut juga tercermin dalam hal pembuatan

cessie antara PT Wirana Nusantara Energy dengan PT Tridaya Sakti Mandiri

karena cessie tersebut telah diberitahukan padal tanggal 17 April 2015. dan

secara tiba-tiba pada tanggal 30 April 2015 PT Wirana Nusantara Energy

mengajukan permohonan kepailitan kepada Pengadilan Niaga Jakarta Pusat. Dari

tanggal yang jaraknya sangat dekat sekali yaitu 13 hari, penulis berpendapat

bahwa proses pengalihan piutang secara cessie tersebut di indikasi ada unsur

itikad tidak baik karena seolah-olah proses cessie yang dilakukan oleh pemohon

pailit semata-mata dengan tujuan untuk mempailitkan termohon pailit, karena

kalau melalui proses perdata akan membutuhkan waktu yang lama dan proses

pembuktian yang rumit untuk menagih utang termohon pailit tersebut.

Dengan demikian legalitas cessie yang dilakukan oleh PT Wirana Nusantara

Energy dengan PT Tridaya Sakti Mandiri telah melanggar ketentuan 1338 ayat

(3) KUH Perdata dimana suatu perjanjian harus dilaksanakan dengan itikad baik.

Selain itu, tindakan hukum cessie atas sebagian piutang PT Wirana Nusantara

Energy sebagai upaya untuk mempailitkan PT Tangkuban Perahu Geothermal

Power dapat dikatakan telah melanggar ketentuan pasal 1340 KUH Perdata

dimana pelaksanaaan suatu perjanjian tidak boleh merugikan para pihak yang ada

dalam perikatan, juga pihak ketiga yang tidak termasuk dalam perikatan tersebut.

Hal ini jelas telah merugikan PT Tangkuban Perahu Geothermal Power. Secara

tidak langsung juga akibat hukum pernyataan status kepailitan yang diterima oleh

PT Tangkuban perahu Geothermal Power mengakibatkan kekhawatiran bagi para

karyawannya yang awam terhadap hukum bahwa mereka akan kehilangan

pekerjaannya apabila debitor pailit. Hal tersebut tentunya akan mengganggu

ketertiban umum dalam masyarakat sehingga dapat dikatakan bahwa pembuatan

perjanjian itu sendiri secara tidak langsung telah melanggar ketentuan pasal 1337

KUH Perdata.

Page 78: LEGALITAS PENGAJUAN PAILIT PT WIRANA NUSANTARA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/41510/1/DEVI... · devi annisyah hasibuan. nim 1113048000047. “legalitas pengajuan

69

Kedua, Dasar Pertimbangan Majelis Hakim Pengadilan Niaga memutus

pailit PT Tangkuban Perahu Geothermal Power dalam perkara nomor

09/Pdt.Sus-Pailit/2015/PN.Niaga.Jkt.Pst adalah didasarkan atas adanya utang

dalam perjanjian jasa pemboran panas bumi, bahwa termohon tidak bisa

membayar upah atas pekerjaan-pekerjaan yang dilakukan oleh termohon,

sehingga dapat disimpulkan bahwa antara pemohon dengan termohon telah

terdapat tagihan yang harus dibayar oleh termohon pailit kepada Pemohon Pailit,

dan juga terhadap kreditor lain yaitu PT. Tridaya Sakti Mandiri, selaku pihak

yang membeli sebagian tagihan pemohon pailit secara cessie (PT. Wirana

Nusantara Energy) dengan demikian menurut majelis hakim pengadilan niaga

termohon pailit telah memenuhi syarat untuk dipailitkan karena telah sesuai

dengan pasal 2 ayat (1) dan pasal 8 ayat (4) Undang-Undang Nomor 37 Tahun

2004 Tentang Kepailitan dan Penundaan Kewajiban Pembayaran Utang.

Adanya utang merupakan suatu yang biasa terjadi dalam kehidupan begitu

pula dalam ajaran Islam. Hal ini merupakan sunnatullah yang sudah digariskan

oleh Allah. Bahkan pada awal ayat surat Al-Baqarah ayat 282, disebutkan bahwa

jika seorang yang beriman ingin berutang kepada pihak lain dalam jangka waktu

tertentu, maka hendaklah ia mencatatnya.

ى فاكتبوه يا أيها الرين آمنوا إذا تداينتم بدين إلى أجل مسم

Artinya : “Hai orang-orang yang beriman, apabila kamu bermu’amalah tidak

secara tunai untuk yang ditentukan, hendaklah kamu menuliskannya ........”

(Al- Baqarah/2: 282)

Ayat ini menjelaskan, bahwa dalam bertransaksi yang dilaksanakan idealnya

harus tercatat agar ada pegangan diantara pihak yang bertransaksi sebagai bukti

otentik. Pada era sekarang ini, sering terjadi permasalahan dikarenakan tidak ada

bukti tertulis, sehingga pihak yang bertransaksi saling menyangkal, hal ini

Page 79: LEGALITAS PENGAJUAN PAILIT PT WIRANA NUSANTARA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/41510/1/DEVI... · devi annisyah hasibuan. nim 1113048000047. “legalitas pengajuan

70

memungkinkan karena memiliki nilai yang menguntungkan pada salah satu pihak

sehingga ada pihak yang dirugikan.8

Jika dikaitkan dengan kasus yang diangkat penulis jelas terlihat bahwa esensi

adanya utang yang dimaksud pemohon pailit tidak mempunyai pembuktian yang

sempurna yaitu bukti otentik seperti yang disebutkan dalam Al-Qur’an bahwa

apabila ada utang diantara para pihak harus dicatatkan, karena diketahui utang

yang didalilkan berasal dari pemenuhan upah pekerjaan dalam perjanjian

kerjasama yang tidak ada bukti tertulis atau bukti otentik menyatakan bahwa PT

Tangkuban Perahu Geothermal Power mempunyai utang kepada PT Wirana

Nusantara Energy.

Menurut penulis, dalam hal pertimbangan majelis hakim Pengadilan Niaga

Jakarta Pusat tidaklah sesuai dengan kasus keadaan yang sebenarnya, karena

adanya pengertian yang berbeda dari masing-masing pihak terkait dengan

pengakuan utang, tentu saja hal ini menjadikan syarat yang ada pada Undang-

Undang Kepailitan yang mengharuskan adanya utang yang telah jatuh tempo dan

dapat ditagih tidak terpenuhi. Syarat yang terdapat dalam Undang-Undang

Kepailitan, yang memperluas pengertian utang yang tidak hanya lahir dari

perjanjian pinjam-meminjam, namun juga yang lahir dari suatu perikatan,

menjadikan pengakuan utang dari masing-masing pihak sangat penting

keberadaannya, dan juga mengenai apa yang majelis hakim katakan sebagai

utang.

Menurut Kartini Muljadi dan Gunawan Widjaja , menjelaskan bahwa

mengenai pembuktian keberadaan utang, haruslah jelas bahwa utang tersebut

adalah utang yang tidak dapat dibantah lagi keberadaannya oleh debitor.

Bahwa debitor sudah ditegur oleh kreditor untuk memenuhi kewajiban

utangnya, tetapi debitor tidak memenuhi kewajibannya tersebut. Atau jika telah

8 Aziz Ramdansyah, “Esensi Utang dalam Konsep Ekonomi Islam”. Vol. 4, No. 1, Juni 2016

Page 80: LEGALITAS PENGAJUAN PAILIT PT WIRANA NUSANTARA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/41510/1/DEVI... · devi annisyah hasibuan. nim 1113048000047. “legalitas pengajuan

71

ditentukan secara pasti waktu pemenuhan kewajiban debitor, setelah lewatnya

jangka waktu tersebut debitor tidak juga memenuhi kewajibannya.9

Majelis hakim menilai bahwa PT Tangkuban Perahu geothermal Power tidak

membayar upah pekerjaan dari PT Wirana Nusantara Energy ditafsirkan sebagai

utang sebagaimana yang terdapat di dalam pasal 1 ayat (6) Undang-Undang

Kepailitan, majelis hakim salah menerapkan hukum karena yang sebenarnya

terjadi adalah PT Tangkuban Perahu Geothermal Power tidak membayar upah

pekerjaan pemohon pailit dikarenakan PT Wirana Nusantara Energy tidak

menyelesaikan pekerjaan sesuai yang diperjanjikan keduanya, hal ini juga telah

menjadi fakta dipersidangan karena pemohon pailit juga mengakui bahwa ia

tidak menyelesaikan pekerjaan sesuai dengan perjanjian awal disebabkan alat

pengeboran yang digunakan rusak atau terjepit sehingga kegiatan pekerjaan

dihentikan. Sehingga jelas sekali kasus ini ada indikasi wanprestasi dari

termohon pailit, karena bagaimana mungkin termohon kasasi mendapatkan upah

pekerjaan sedangkan ia sendiri tidak menyelesaikan pekerjaan sesuai kontrak

yang disepakati yaitu menyelesaikan pekerjaan pada kedalaman 1500 meter.

Dengan demikian eksistensi utang dari upah pekerjaan pemohon masih

diperdebatkan kedua belah pihak hal ini berarti PT Wirana Nusantara Energy

masih diragukan sebgai kreditor yang sah dan juga kreditur lain yaitu PT Tridaya

Sakti Mandiri dikarenakan utang yang didalihkan berasal dari pengalihan piutang

sebagian (cessie) didapat dari upah pekerjaan yang masih diperdebatkan. Hal ini

penulis berpendapat bahwa perlu adanya pembuktian lanjut terkait dengan

eksistensi utang tersebut agar nantinya terang siapa yang menjadi kreditor dan

debitor dalam kasus ini.

Sehingga dapat ditarik kesimpulan bahwa kasus ini tidak bisa dibuktikan

secara sederhana (sumir) pada pengadilan niaga, dengan demikian seharusnya

Majelis Hakim Pengadilan Niaga menolak pailit PT Tangkuban Perahu

9 Kartini Muljadi dan Gunawan Widjaja, Pedoman Menangani Perkara Kepailitan. (Jakarta:

PT RajaGrafindo Persada.2003), h., 143

Page 81: LEGALITAS PENGAJUAN PAILIT PT WIRANA NUSANTARA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/41510/1/DEVI... · devi annisyah hasibuan. nim 1113048000047. “legalitas pengajuan

72

Geothermal Power karena persyaratan untuk dinyatakan pailit dimaksud dalam

pasal 8 ayat (4) dan pasal 2 ayat (1) Undang-Undang Nomor 37 Tahun 2004

Tentang Kepailitan dan PKPU tidak dapat terpenuhi.

Pada dasarnya dalam perkara kepailitan yang tidak memenuhi syarat

kepailitan yaitu tidak terpenuhinya syarat adanya utang yang telah jatuh tempo

dengan syarat adanya dua kreditor, biasanya Pengadilan Niaga menyarankan

untuk diselesaikan di Pengadilan Negeri, namun karena dalam kasus ini, para

pihak dalam perjanjian menghendaki BANI sebagai penyelesaian sengketa, maka

perkara ini seharusnya harus diselesaikan di BANI.

Pendapat penulis ini pun diperkuat dengan adanya pertimbangan majelis

hakim kasasi karena kasus ini sudah diputus Mahkamah Agung yang menyatakan

bahwa sengketa ini harus diselesaikan di BANI dan juga menyatakan bahwa

pengajuan kepailitan adalah upaya hukum terakhir bagi para pihak. Penulis

sependapat dengan Mahkamah Agung diatas karena pada dasarnya pengajuan

kepailitan terhadap debitor bukan merupakan upaya premium remedium, dan

seharusnya pengajuan kepailitan adalah upaya terakhir ultimatum remedium yang

harus dilakukan oleh kreditor dalam menagih utang-utangnya dikarenakan

sejatinya apabila perusahaan menyandang pailit, maka ia tidak bisa lagi

menjalankan usaha-usahanya sehingga ia akan menyerahkan kepada kurator

untuk dilakukan pembagian hartanya, namum apabila ia digugat melalui jalur

lain maka ia tetap bisa menjalankan usah-usahanya sehingga bisa membayar

utang-utangnya secara perlahan.

Page 82: LEGALITAS PENGAJUAN PAILIT PT WIRANA NUSANTARA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/41510/1/DEVI... · devi annisyah hasibuan. nim 1113048000047. “legalitas pengajuan

73

BAB V

PENUTUP

A. Kesimpulan

Berdasarkan hasil analisa pada bab- bab sebelumnya, maka dapat diambil

kesimpulan beberapa hal sebagai berikut:

1. Legalitas pengajuan pailit oleh PT Wirana Nusantara Energy yang

didasarkan atas cessie sebagian piutang PT Tangkuban Perahu Geothermal

Power adalah adalah tidak sah. Dengan melihat akibat hukum pernyataan

status kepailitan yang diterima oleh debitor dapat dikatakan bahwa cessie

atas sebagian piutang tersebut telah melanggar ketertiban umum sehingga

tidak sesuai dengan ketentuan pasal 1337 KUH Perdata. Selain itu,

tindakan hukum cessie atas sebagian piutang PT Wirana Nusantara Energy

sebagai upaya untuk mempailitkan PT Tangkuban Perahu Geothermal

Power dapat dikatakan telah melanggar ketentuan pasal 1340 KUH

Perdata dimana pelaksanaaan suatu perjanjian tidak boleh merugikan para

pihak yang ada dalam perikatan, juga pihak ketiga yang tidak termasuk

dalam perikatan tersebut. Dengan demikian, tindakan hukum cessie

tersebut juga telah melanggar pasal 1338 ayat (3) KUH Perdata

dikarenakan adanya itikad tidak baik dari PT Wirana Nusantara Energy

dalam membuat perjanjipan dengan PT Tridaya Sakti Mandiri untuk

mengalihkan piutangnya hanyalah menagih utang dengan cara yang tidak

biasa melalui kepailitan yang dapat merugikan PT Tangkuban Perahu

Geothermal Power.

2. Dasar Pertimbangan Majelis Hakim Pengadilan Niaga memutus pailit PT

Tankuban Perahu Geothermal Power dalam perkara nomor 09/Pdt.Sus-

Pailit/2015/PN.Niaga.Jkt.Pst adalah telah salah menerapkan hukum yaitu

perkara ini tidak bisa dibuktikan secara sederhana (sumir) pada pengadilan

niaga, karena syarat untuk dinyatakan pailit dimaksud dalam pasal 8 ayat

Page 83: LEGALITAS PENGAJUAN PAILIT PT WIRANA NUSANTARA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/41510/1/DEVI... · devi annisyah hasibuan. nim 1113048000047. “legalitas pengajuan

74

(4) dan pasal 2 ayat (1) Undang-Undang Nomor 37 Tahun 2004 Tentang

Kepailitan dan PKPU tidak dapat terpenuhi, dikarenakan utang yang

didasarkan pemohon pailit dari upah pekerjaan pemboran panas bumi

masih diperdebatkan kedua belah pihak karena fakta dipersidangan

membuktikan pemohon pailit tidak menyelesaikan pekerjaan sesuai

dengan perjanjian awal disebabkan alat pengeboran yang digunakan rusak

atau terjepit sehingga kegiatan pekerjaan dihentikan. Dengan demikian

eksistensi utang dari upah pekerjaan pemohon masih diperdebatkan kedua

belah pihak hal ini berarti PT Wirana Nusantara Energy masih diragukan

sebgai kreditor yang sah dan juga kreditur lain yaitu PT Tridaya Sakti

Mandiri dikarenakan utang yang didalihkan berasal dari pengalihan

piutang sebagian (cessie) didapat dari upah pekerjaan yang masih

diperdebatkan.

B. Saran

1. Pengaturan pelaksanaan cessie perlu dibuat lebih lanjut melalui peraturan

perundang-undangan karena selama ini dasar hukum pelaksanaan cessie

hanya diatur dalam pasal 613 ayat (1) dan ayat (2) KUH Perdata.

Pengaturan yang lebih lanjut hanya didapatkan dari penafsiran para ahli

hukum, padahal cessie merupakan pranata hukum yang cukup sering

digunakan dalam dunia bisnis di Indonesia.

2. Syarat-syarat kepailitan dalam Undang-Undang No. 37 Tahun 2004

tentang Kepailitan dan PKPU perlu diperjelas kembali agar individu atau

badan hukum tidak mudah dipailitkan sehingga kepailitan dapat dijadikan

sebagai upaya ultimatum remedium dalam melakukan penagihan utang

kepada debitor, dan juga majelis hakim harus lebih berhati-hati dalam

memeriksa suatu perkara tidak terbatas pada perkara kepailitan bahwa

adanya itikad tidak baik dalam melaksanakan perjanjian pengalihan

piutang secara cessie yang telah melanggar peraturan perundang-

undangan.

Page 84: LEGALITAS PENGAJUAN PAILIT PT WIRANA NUSANTARA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/41510/1/DEVI... · devi annisyah hasibuan. nim 1113048000047. “legalitas pengajuan

75

DAFTAR PUSTAKA

Buku:

Ali, Achmad dan Wiwie Heryani, Asas-asas hukum pembuktian perdata, Cet.3,

Jakarta: Kencana, 2015.

Amiruddin dan Zainal Asikin, Pengantar Metode Penelitian Hukum, Jakarta:

Kencana, 2006.

Ashshofa, Burhan, Metode Penelitian Hukum, Jakarta: PT.Rineka Cipta,2004.

Asikin, Zainal, Hukum Kepailitan dan Penundaaan Kewajiban Pembayaran Utang di

Indonesia, Bandung: Pustaka Reka Cipta, 2013.

Asyhadie, Zainie dan Budi Sutrisno, Hukum Perusahaan dan Kepailitan, Jakarta:

Erlangga, 2012.

Fuady,Munir, Hukum Kontrak : dari sudut pandang hukum bisnis, cet.1,Bandung:

PT citra Aditya bakti, 2003.

-------------- Hukum Tentang Pembiyaan, Bandung: Citra Aditya Bakti, 2006.

Hadi, M subhan, Hukum Kepailitan, Jakarta:Kencana, 2008.

Iriawan, Wawan, Cessie: Piutang Kredit, hak dan Perlindungan bagi Kreditur Baru,

Jakarta: Djambatan, 2005.

Jono, Hukum Kepailitan, Cet.3, Jakarta: Sinar Grafika,2013.

Mahmud, Peter Marzuki, Penelitian Hukum, Cet.2, Jakarta: Kencana Prenada Media

Group, 2006.

Man, H. S. Sastrawidjaja, Hukum Kepailitan dan Penundaan Kewajiban Pembayaran

Utang, Cet.2, Bandung: PT Alumni, 2010.

Muhammad, Abdul Kadir Hukum Perikatan, Bandung: PT. Citra Aditya Bakti,1990.

Page 85: LEGALITAS PENGAJUAN PAILIT PT WIRANA NUSANTARA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/41510/1/DEVI... · devi annisyah hasibuan. nim 1113048000047. “legalitas pengajuan

76

Muljadi, Kartini dan Gunawan Widjaja, Pedoman Menangani Perkara Kepailitan,

Jakarta: PT RajaGrafindo Persada.2003.

-------------- Perikatan yang Lahir dari Perjanjian, Jakarta: Raja Grafindo Persada,

2008.

Nainggolan, Bernard, Perlindungan Hukum Seimbang, Debitor, Kreditor, dan Pihak-

pihak Berkepentingan dalam Kepailitan, Bandung: PT Alumni, 2011.

Nating, Imran, Peranan Tanggung Jawab Kurator dalam Pengurusan dan

Pemberesan Harta Pailit,Jakarta : PT.RajaGrafindo Persada, 2004.

Remi, Sutan Sjahdeini, Hukum Kepailitan : Memahami Undang-Undang Nomor 37

Tahun 2004 tentang Kepailitan, Jakarta: Pustaka Utama Grafiti,2009.

Satrio, J, Cessie, Subrogatie, Novatie, Kompensatie, & Pencampuran Hutang,

Bandung: Alumni, 1999.

-------------- Cessie Tagihan Atas Nama, Jakarta:Yayasan DNC, 2012.

Satrio, J, Rachmad Setiawan, Penjelasan Hukum Tentang Cessie, Jakarta: PT

Gramedia, 2010.

Subekti, Hukum Perjanjian , Jakarta: Intermasa, 2005.

Soekanto, Soerjono dan Sri Mahmudji, Peranan dan Penggunaan Kepustakaan

didalam Penelitian Hukum, Jakarta:Pusat Dokumen Universitas Indonesia,

1979.

Suparni, Niniek, Kitab Undang-Undang Hukum Perdata, Jakarta: Rineka Cipta,1991.

Supranto, J , Metode Penelitian Hukum dan Statistik, Jakarta: PT. RajaGrafindo

Persada, 2003.

Supramono, Gatot, Perjanjian Utang Piutang, Jakarta : Kencana, 2013.

Suharnoko, dan Endah Hartati, Doktrin Subrogasi, Novasi, dan Cessie, Jakarta:

Kencana, 2008.

Page 86: LEGALITAS PENGAJUAN PAILIT PT WIRANA NUSANTARA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/41510/1/DEVI... · devi annisyah hasibuan. nim 1113048000047. “legalitas pengajuan

77

Wirjono, R Prodjodikoro, Azas-Azas Hukum Perjanjian, Bandung: Mandar Maju,

2011.

Yani, Ahmad dan Gunawan Widjaja, Seri Hukum Bisnis :Kepailitan, Cet.3, Jakarta:

PT Raja Grafindo Persada, 2002.

Yudha, Agus Hernoko, Hukum Perjanjian Asas Proporsionalitas Dalam Kontrak

Komersial, Jakarta: Kencana, 2014.

Peraturan Perundang-undangan:

Kitab Undang-Undang Hukum Perdata.

Putusan Pengadilan Niaga Jakarta Pusat, Nomor 09/Pdt.Sus-Pailit/2015.

Putusan Mahkamah Agung nomor 489 K/Pdt.Sus-Pailit/09/Pdt.Sus-Pailit/2015.

Undang-Undang RI Nomor 37 tahun 2004 tentang Kepailitan dan Penundaan

Kewajiban Pembayaran Utang.

Jurnal Ilmiah:

Ramdansyah, Aziz, “Esensi Utang dalam Konsep Ekonomi Islam”. Vol. 4, No. 1,

2016.

Suwirya, Ida Bagus Gede Partha, dkk, “Aspek hukum pengalihan piutang atas nama

(cessie) karena wanprestasi PT. Bank Sri Partha kepada PT. Sri Partha

Pusaka Denpasar”, Vol I, No. 05, 2013.

Website :

Huda, Miftahul, “Racio Decidendi”, artikel diakses pada 22 Agustus 2017 dari

http://www.miftakhulhuda.com/2011/03/ratio-decidendi.html

Kamus Besar Bahasa Indonesia, “Pengertian Asusila”, artikel diakses pada 20

Agustus 2017 dari http://kbbi.web.id/susila

Page 87: LEGALITAS PENGAJUAN PAILIT PT WIRANA NUSANTARA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/41510/1/DEVI... · devi annisyah hasibuan. nim 1113048000047. “legalitas pengajuan

78

Profil PT Tangkuban Perahu, artikel diakses pada 19 September 2017 dari

http://www.indonesiapower.co.id /id/profil/Pages/ Sekilas-Indonesia-

Power.aspx

Profil PT Tridaya Sakti Mandiri, artikel diakses pada 15 Agustus 2017 dari

http://www.tsmdredging.com/aboutbsagroup.php

PT Tridaya Sakti Mandiri, artikel diakses pada 20 Agustus 2017 dari

https://id.wikipedia.org/wiki/pengerukan

Profil PT Wirana Nusantara Energy artikel diakses pada 15 Agustus 2017 dari

http://migas.esdm.go.id/apdn/uploads/Wirana%20Nusantara %20Energy,

%20PT2014.pdf, diakses pada tanggal 15 Agustus 2017 Pukul 13.00 WIB

Wikipedia, “Pengertian Pengadilan Niaga”, artikel diakses pada 26 Juli 2017 dari

https://id.wikipedia.org/wiki/Pengadilan_Niaga

Page 88: LEGALITAS PENGAJUAN PAILIT PT WIRANA NUSANTARA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/41510/1/DEVI... · devi annisyah hasibuan. nim 1113048000047. “legalitas pengajuan

Mahka

mah

Agung R

epublik

Indones

ia

Mahka

mah

Agung R

epublik

Indones

ia

Mahka

mah

Agung R

epublik

Indones

ia

Mahka

mah

Agung R

epublik

Indones

ia

Mahka

mah

Agung R

epublik

Indones

ia

Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesiaputusan.mahkamahagung.go.id

PUTUSAN

Nomor: 09/PDT.SUS-PAILIT/2015/PN.NIAGA.JKT.PST

DEMI KEADILAN BERDASARKAN KETUHANAN YANG MAHA ESA

Pengadilan Niaga Jakarta pada Pengadilan Negeri Jakarta Pusat yang memeriksa dan mengadili permohonan

pernyataan pailit dalam tingkat pertama telah menjatuhkan putusan sebagai berikut dalam permohonan yang diajukan

oleh:

PT WIRANA NUSANTARA ENERGY, berkantor di Graha Adi Media, Lt,1 Jalan Deplu Raya No.6

Kelurahan Bintaro, Kecamatan Pesanggrahan, Jakarta Selatan yang memberikan kuasa kepada

Rubben Jeffry M. Siregar,SH, MKn, Marthion Elia.SH dan Cario T. M Batubara, Para Advokat pada

kantor hukum EMP Partnership berkantor di Jalan Mampang Prapatan Raya No.100 Jakarta Selatan

12760 berdasarkan surat kuasa khusus bertanggal 28 April 2015, selanjutnya disebut

sebagai.............................................PEMOHON;

Terhadap

PT. TANGKUBAN PARAHU GEOTHERMAL POWER, beralamat di Gedung PT. Indonesia Power, Lantai

7 JL. Jend Gatot Subroto Kav.18 Jakarta - 12950, selanjutnya disebut sebagai TERMOHON;

Pengadilan Niaga tersebut;

Setelah membaca berkas perkara;

Setelah memperhatikan alat-alat bukti yang diajukan di persidangan;

TENTANG DUDUK PERKARANYA

Menimbang, bahwa Pemohon telah mengajukan Surat Permohonan pernyataan pailit terhadap Termohon yang

terdaftar di Kepaniteraan Pengadilan Niaga pada Pengadilan Negeri Jakarta Pusat tanggal 30 April 2015 dengan

Register Nomor 09/Pdt.SUS-PAILIT/2015 /PN. Niaga Jkt.Pst. yang isinya sebagai berikut:

A. LATAR BELAKANG PERMASALAHAN

Yang Mulia Majelis Hakim yang memeriksa perkara aquo, untuk lebih jelasnya bersama ini PEMOHON PAILIT

menyampaikan duduk permasalahan atas perkara aquo, yakni sebagai berikut:

1 Sebagaimana telah PEMOHON PAILIT sampaikan sebelumnya, PEMOHON PAILIT adalah suatu perusahaan

berbentuk perseroan terbatas yang bergerak di bidang JASA PEMBORAN sumur panas bumi yang dalam

melaksanakan pekerjaannya selalu tunduk pada hukum dan peraturan perundang-undangan yang berlaku di Negara

Republik Indonesia;

2 TERMOHON PAILIT adalah suatu perusahaan berbentuk perseroan terbatas yang memperoleh konsesi untuk

pengembangan panas bumi di Gunung Tangkuban Parahu dari Pemerintah Propinsi Jawa Barat sejak tahun 2009;

3 Sejak awal TERMOHON PAILIT selalu TERTARIK untuk mengadakan kerjasama dengan PEMOHON PAILIT

di bidang pemboran panas bumi di daerah Kancah, Jawa Barat untuk 3 (tiga) titik lokasi pemboran, mengingat

PEMOHON PAILIT dapat menyediakan peralatan RIG baru (brand new) (selanjutnya disebut sebagai “Rig BSA#1”);

B RIG BSA #1 YANG DIGUNAKAN OLEH PEMOHON PAILIT DALAM RANGKA PEMBORAN TELAH

DILAKUKAN PENGECEKAN TERLEBIH DAHULU OLEH TERMOHON PAILIT DAN MEMENUHI

PERSYARATAN PERATURAN PERUNDANG-UNDANGAN YANG BERLAKU

4 Dalam menjalankan pekerjaannya sebagai JASA kegiatan pemboran, PEMOHON PAILIT telah menyediakan

dan menggunakan Rig dalam rangka mendukung kegiatan pemboran di Sumur Kancah 3 (tiga), yakni Daerah Kancah,

Kecamatan Parongpong, Kabupaten Bandung Barat (“Sumur Kancah 3”). Adapun Rig tersebut TELAH DIPERIKSA DisclaimerKepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas pelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu.Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :Email : [email protected] : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 1

Page 89: LEGALITAS PENGAJUAN PAILIT PT WIRANA NUSANTARA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/41510/1/DEVI... · devi annisyah hasibuan. nim 1113048000047. “legalitas pengajuan

Mahka

mah

Agung R

epublik

Indones

ia

Mahka

mah

Agung R

epublik

Indones

ia

Mahka

mah

Agung R

epublik

Indones

ia

Mahka

mah

Agung R

epublik

Indones

ia

Mahka

mah

Agung R

epublik

Indones

ia

Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesiaputusan.mahkamahagung.go.id

KESIAPANNYA oleh Termohon Pailit dan Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Republik

Indonesia sebagaimana dimaksud dalam;

a Berita Acara Pemeriksaan Teknik Dan Keselamatan Operasi, Pelaksanaan Uji Fungsi Dan Load Test atas

Instalasi Pemboran Rig BSA#1 tertanggal 19 Oktober 2013 yang ditandatangani oleh Direktorat Jenderal Minyak dan

Gas Bumi pada Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM), PT Bahana Selaras Alam, PT Tirtamerta

Dayautama dan Shandong Kerui Petroleum Eguipment (“Berita Acara Persetujuan Penggunaan Rig - 19 Oktober

2013”) berikut lampirannya yaitu Function Test Rig BSA #01 CBM Drilling Rig PT Bahana Selaras Alam (vide Bukti

P-56);

b Berita Acara Hasil Pemeriksaan Keselamatan Kerja Instalasi Pemboran (Rig) BSA #01 Milik PT Bahana

Selaras Alam tertanggal 10 Pebruari 2014 yang ditandatangani oleh Direktorat Panas Bumi pada KementerianHal. 2 dari 119 halaman, Rs.Perk.No.09/Pdt.Sus-PAILIT/2015/PN.Niaga.Jkt.Pst.

Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM), PT Bahana Selaras Alam (BSA), PT TANGKUBAN

PARAHU GEOTHERMAL POWER (in casu Termohon Pailit) dan PT Tirtamerta Dayautama (“Berita

Acara Persetujuan Penggunaan Rig - 10 Pebruari 2014”) (vide Bukti P-58);

c Berita Acara Pemeriksaan Keselamatan Kerja Atas Instalasi Pemboran Panas Bumi Sebelum Tajak Sumur

Kancah - 3 yang ditandatangani oleh Direktorat Panas Bumi pada Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral

(ESDM) tertanggal 21 April 2014, Tim Pemeriksa Dinas ESDM Jawa Barat, PT TANGKUBAN PARAHU

GEOTHERMAL POWER (in casu Termohon Pailit), PT Wirana Nusantara Energy (in casu PEMOHON PAILIT)

(“Berita Acara Persetujuan Penggunaan Rig - 21 April 2014”) (vide Bukti P-60);

d Sertipikat Kelayakan Penggunaan Instalasi (SKPI) No 158/IP/SKPI/18.03/DJM.T/2013 tertanggal 15

Nopember 2013 yang diterbitkan oleh Direktorat Jenderal Minyak dan Gas Bumi pada Kementerian Energi dan

Sumber Daya Mineral (ESDM) (vide Bukti P-57); dan;

e Sertipikat Kelayakan Penggunaan Instalasi (SKPI) Nomor: 04.STF/30/SKPI/DEP/2014 tertanggal 10

Maret 2014 yang diterbitkan oleh Direktorat Jenderal Energi Baru Terbarukan dan Konservasi Energi (EBTKE) pada

Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) (vide Bukti P-59);

Dengan demikian, terbukti secara SAH dan MEYAKINKAN bahwa Rig BSA #1 telah SIAP DAN LAYAK

UNTUK DIPERGUNAKAN menurut hukum dan peraturan perundang-undangan yang berlaku guna

mendukung kegiatan pemboran di Sumur Kancah 3.

F TERMOHON PAILIT TELAH SETUJU MENGGUNAKAN JASA PEMOHON PAILIT DALAM

MELAKSANAKAN KEGIATAN PEMBORAN DAN MENANGGUNG BIAYA-BIAYA YANG

DIPERLUKAN BERDASARKAN PERJANJIAN JASA PEMBORAN TERTANGGAL 15 APRIL 2014

5 Yang Mulia Majelis Hakim yang memeriksa perkara aquo, guna melaksanakan kegiatan pekerjaan pemboran

sebagaimana dikehendaki oleh Termohon Pailit maka pada tanggal 15 April 2014 telah dibuat dan ditandatangani

Perjanjian No. 001.PJ/060/TPGP/2014 antara Termohon Pailit dengan PEMOHON PAILIT tentang Pekerjaan

Pemboran Research Well dan Coring di WKP Tangkuban Parahu - Jawa Barat - Indonesia dengan perubahan

(addendum) tertanggal 16 Juni 2014 mengenai jangka waktu (“Perjanjian Jasa Pemboran Tertanggal 15Hal. 3 dari 119 halaman, Pts.Perk.No.09/Pdt.Sus-PAlLIT/2015/PN.Niaga.Jkt.Pst.

April 2014”) (vide Bukti P-55). Karenanya, berdasarkan Perjanjian Jasa Pemboran Tertanggal 15 April 2014

tersebut PEMOHON PAILIT melaksanakan pekerjaan pemboran sampai dengan kedalaman 1500 (seribu lima

ratus meter) dengan USAHA-USAHA YANG TERBAIK (BEST EFFORTS) atas permintaan dan persetujuan

dari Termohon Pailit. Sebagaimana diatur dalam Pasal 15.9 Perjanjian Jasa Pemboran Tertanggal 15 April 2014

yang berbunyi sebagai berikut:

“Pihak Kedua wajib melakukan USAHA-USAHA YANG TERBAIK dalam melaksanakan PEKERJAAN

YANG DIMINTA oleh Pihak Pertama berdasarkan tahapan pemboran yang sedang berlangsung. Pihak Kedua

wajib mempergunakan tenaga ahli yang mempunyai kualifikasi baik dalam bidang geothermal/oil and gas dan DisclaimerKepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas pelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu.Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :Email : [email protected] : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 2

Page 90: LEGALITAS PENGAJUAN PAILIT PT WIRANA NUSANTARA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/41510/1/DEVI... · devi annisyah hasibuan. nim 1113048000047. “legalitas pengajuan

Mahka

mah

Agung R

epublik

Indones

ia

Mahka

mah

Agung R

epublik

Indones

ia

Mahka

mah

Agung R

epublik

Indones

ia

Mahka

mah

Agung R

epublik

Indones

ia

Mahka

mah

Agung R

epublik

Indones

ia

Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesiaputusan.mahkamahagung.go.id

wajib memberikan pendapat dan pertimbangan terbaik untuk kegiatan selama pengeboran termasuk namun tidak

terbatas pada hal-hal yang terkait dengan pemboran dan fasilitas pendukung”;

6 PEMOHON PAILIT dan Termohon Pailit telah setuju bahwa pelaksanaan pekerjaan pemboran panas bumi di

Sumur Kancah 3 dikerjakan dengan sistem Semi IPM (Integrated Project Manajement), dengan pengertian sebagian

kegiatan sub kontraktor yang ditunjuk oleh PEMOHON PAILIT DISEDIAKAN DAN DITANGGUNG

PEMBAYARANNYA terlebih dahulu oleh PEMOHON PAILIT, untuk KEMUDIAN DITAGIHKAN kepada

Termohon Pailit. Sebagian kegiatan sub kontraktor lainnya yang ditunjuk oleh Termohon Pailit DISEDIAKAN DAN

DITANGGUNG PEMBAYARANNYA oleh Termohon Pailit. Adapun kegiatan sub kontraktor yang disediakan dan

ditanggung pembayarannya oleh PEMOHON PAILIT adalah hal-hal sebagai berikut:

Penyediaan Jasa Mobilisasi dan Demobilisasi;

Penyediaan Rig dan acc. & Tenaga Kerjanya;

Penyediaan Mud Material, Chemical dan Engineering Services;

Penyediaan Jasa Cementing dan Plug Abandon Pump (termasuk

pemasangan Welihead);

Penyediaan Mud Logging Unit dan Tenaga Kerjanya;

Penyediaan Monitoring H2S Safety Services;

Penyediaan Waste Water Treatment;

Penyediaan Cooling Tower;

Penyediaan Jasa Asuransi;

(selanjutnya, para sub kontraktor sebagaimana diuraikan di atas disebut sebagai “Para Sub Kontraktor Yang

Ditunjuk PEMOHON PAILIT”);Hal. 4 dari 119 halaman, Rs.Perk.No.09/Pdt.Sus-PAILIT/2015/PN.Niaga.Jlct.Pst.

Sedangkan kegiatan sub kontraktor yang disediakan dan ditanggung pembayarannya oleh Termohon Pailit

adalah hal-hal sebagai berikut;

Penyediaan Well pad dan akses jalan masuk;

Penyediaan Casing dan tubing;

Penyediaan Well head;

Pahat dan drill bit; and;

Penyediaan Water distribution system dari sumber air ke well pad;

7 Yang Mulia Majelis Hakim yang memeriksa perkara aquo, pekerjaan pemboran pertama kali dilangsungkan pada

tanggal 22 April 2014 dalam hal mana pekerjaan-pekerjaan tersebut dilaksanakan oleh PEMOHON PAILIT dengan

didukung oleh Para Sub Kontraktor Yang Ditunjuk PEMOHON PAILIT. Segala dan setiap BIAYA untuk pekerjaan-

pekerjaan pemboran tersebut TELAH DIBAYAR oleh Termohon Pailit untuk pekerjaan-pekerjaan pemboran yang

dilakukan sampai dengan tanggal 20 Mei 2014 atau MINGGU I (PERTAMA) SAMPAI DENGAN MINGGU V

(KELIMA), termasuk akan tetapi tidak terbatas pada pekerjaan-pekerjaan yang dilakukan berdasarkan Tarif Harian

Operasi (THO) dan materialnya seperti penyediaan MU D MATERIAL, Chemical dan Engineering Services, JASA

CEMENTING (berikut material semen itu sendiri), Plug Abandon Pump dan Waste Water Treatment serta Mob -

Demob. Atau dengan kata lain. Termohon Pailit membayar SEGALA dan SETIAP BIAYA YANG TIMBUL DARI

PEKERJAAN-PEKERJAAN PEMBORAN yang dilaksanakan Para Sub Kontraktor Yang Ditunjuk PEMOHON

PAILIT YANG MERUPAKAN TANGGUNGAN PEMOHON PAILIT. Namun sangat disayangkan, untuk penagihan

atas PEKERJAAN dan MATERIAL yang SAMA PEMOHON PAILIT MENOLAK untuk MEMBAYAR kepada

Termohon Pailit. Adapun pekerjaan pemboran telah dilakukan oleh PEMOHON PAILIT sampai dengan kedalaman

612 (enam ratus dua belas) meter;

8 Yang Mulia Majelis Hakim yang memeriksa perkara aquo, selama menjalankan pekerjaan-pekerjaan pemboran

seringkah pekerjaan tidak segera dapat dilakukan karena menunggu persetujuan dari Termohon Pailit, atau dengan kata

lain, dalam hal ini PEMOHON PAILIT menjadi berada di dalam posisi "DIAM” dan/atau STANDBY. Sehubungan DisclaimerKepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas pelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu.Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :Email : [email protected] : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 3

Page 91: LEGALITAS PENGAJUAN PAILIT PT WIRANA NUSANTARA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/41510/1/DEVI... · devi annisyah hasibuan. nim 1113048000047. “legalitas pengajuan

Mahka

mah

Agung R

epublik

Indones

ia

Mahka

mah

Agung R

epublik

Indones

ia

Mahka

mah

Agung R

epublik

Indones

ia

Mahka

mah

Agung R

epublik

Indones

ia

Mahka

mah

Agung R

epublik

Indones

ia

Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesiaputusan.mahkamahagung.go.id

dengan TINDAKAN-TINDAKAN Termohon Pailit yang membuat PEMOHON PAILIT menjadi dalam posisi diam

dan STANDBY maka berdasarkan Pasal 5.3 Perjanjian Jasa Pemboran Tertanggal 15 April 2014 terhadap Termohon

Pailit WAJIB untuk dikenakan atau dibebankan TARIF HARIAN SIAGA (THS) (“Standby Rate”);Hal. 5 dari 119 halaman, Rs.Perk.No.09/Pdt.Sus-PAlLIT/2015/PN.Niaga.Jkt.Pst.

9 Adapun ketentuan-ketentuan mengenai Standby Rate diatur di dalam Pasal 5.3 Perjanjian Jasa Pemboran

Tertanggal 15 April 2014, yang berbunyi sebagai berikut:

“Tarif Harian Siaga (THS):

THS hanya diberlakukan terhadap PEKERJAAN RIG, MUD LOGGING, H2S, CEMENTING, DRILLING

FLUID, POMPA LUMPUR dan WASTE WATER TREATMENT. THS yang berlaku dalam Perjanjian ini

dihitung: Tarif Siaga dengan tenaga kerja sebesar 75% X THO, dan berlaku apabila;

a Apabila pemboran dihentikan Pihak Pertama.

b Pada saat Pihak Kedua tidak sedang melakukan pemboran karena sedang menunggu perintah Pihak

Pertama atau menunggu penggantian pelaksana pekerjaan.

c Ketika adanya peralatan rusak yang mengakibatkan terhentinya pemboran, dengan mempertimbangkan

jasa penunjang lainnya yang mengakibatkan operasi pemboran terhenti sebagaimana diatur dalam ayat 5.7 pasal ini.”;

Keterangan:

Yang dimaksud dengan Pihak Pertama adalah Termohon Pailit. Dan yang dimaksud dengan Pihak Kedua adalah

PEMOHON PAILIT;

Segala dan setiap TAGIHAN atas Standby Rate Pekerjaan Rig, Mud Logging, H2S, Cementing, Drilling Fluid,

Pompa Lumpur Dan Waste Water Treatment TELAH DITAGIH oleh PEMOHON PAILIT sebagaimana

tertuang di dalam:

SURAT-SURAT TAGIHAN (INVOICES) yang telah disampaikan oleh PEMOHON PAILIT kepada

Termohon Pailit pada tanggal 26 September 2014 terkait pelaksanaan Perjanjian Jasa Pemboran

Tertanggal 15 April 2014 (“Invoices Yang Diterima Oleh Termohon Pailit Tanggal 26 September 2014”)

(vide Bukti P - 1 sampai dengan Bukti P - 39), dan SURAT-SURAT TAGIHAN (INVOICES) yang telah

disampaikan oleh PEMOHON PAILIT kepada Termohon Pailit pada tanggal 12 Nopember 2014 terkait

pelaksanaan Perjanjian Jasa Pemboran Tertanggal 15 April

2014 (“Invoices Yang Diterima Oleh Termohon Pailit Tanggal 12 Nopember 2014”) (vide Bukti P - 1 sampai

dengan Bukti P - 39),

Surat PEMOHON PAILIT No. 761/WNE-TPGP/XII/2014 tertanggal 11 Desember 2014 perihal

PENAGIHAN OUTSTANDING INVOICE-INVOICE Pekerjaan Pemboran Research Well dan Coring di

Sumur Kancah 3, WKP Tangkuban Perahu, Jawa Barat (fotokopi terlampir) (vide Bukti P-51), dan Surat

PEMOHON PAILIT No. 001/WNE-TPGP/I/2015 tertanggal 2 Januari

2015 perihal Penawaran PT Tangkuban Perahu Geothermal PowerHal. 6 dari 119 halaman, Pts.Perk.No.09/Pdt.Sus-PAILIT/2015/PN.Niaga.Jkt.Pst.

terhadap Penyelesaian Perselisihan Perjanjian No. 001.PJ/060/TPGP/ 2014 (vide Bukti P-56) yang pada

intinya PEMOHON PAILIT MENAGIH kepada Termohon Pailit agar MELUNASI TAGIHAN-

TAGIHAN atas pekerjaan-pekerjaan yang telah dilaksanakan oleh PEMOHON PAILIT terkait pekerjaan

pemboran di Sumur Kancah 3;

B NILAI PERJANJIAN JASA PEMBORAN TERTANGGAL 15 APRIL 2014 TELAH MELEBIHI NILAI SEBESAR

US$2,121,200.00 (DUA JUTA SERATUS DUA PULUH SATU RIBU DUA RATUS DOLLAR AMERIKA

SERIKAT) DAN TERMOHON PAILIT TIDAK PERNAH MENGGUNAKAN HAKNYA UNTUK

MEMUTUS PERJANJIAN

10 Yang Mulia Majelis Hakim yang memeriksa perkara aquo, NILAI PEKERJAAN PEMBORAN adalah sebesar

US$2,121,200.00 (Dua Juta Seratus Dua Puluh Satu Ribu Dua Ratus Dollar Amerika Serikat), dalam hal mana nilai

tersebut BUKANLAH merupakan NILAI MAKSIMAL atau DAPAT LEBIH daripada itu SEPANJANG Termohon DisclaimerKepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas pelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu.Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :Email : [email protected] : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 4

Page 92: LEGALITAS PENGAJUAN PAILIT PT WIRANA NUSANTARA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/41510/1/DEVI... · devi annisyah hasibuan. nim 1113048000047. “legalitas pengajuan

Mahka

mah

Agung R

epublik

Indones

ia

Mahka

mah

Agung R

epublik

Indones

ia

Mahka

mah

Agung R

epublik

Indones

ia

Mahka

mah

Agung R

epublik

Indones

ia

Mahka

mah

Agung R

epublik

Indones

ia

Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesiaputusan.mahkamahagung.go.id

Pailit TIDAK MENGGUNAKAN HAKNYA UNTUK MEMUTUS kontrak (in casu Perjanjian Jasa Pemboran

Tertanggal 15 April 2014) terhadap PEMOHON PAILIT. Sebagaimana diatur dalam:

• Pasal 7.1 Perjanjian Jasa Pemboran Tertanggal 15 April 2014 yang berbunyi sebagai berikut:

“Total Nilai Perjanjian sesuai dengan kesepakatan pada saat negosiasi harga adalah sebesar US$

2,121.200.00 (DUA JUTA SERATUS DUA PULUH SATU RIBU DOLLAR AMERIKA SERIKAT)

termasuk Pajak Pertambahan Nilai sebesar sepuluh persen (PPN 10%) dengan rincian pekerjaan termasuk

namun tidak terbatas pada:

Penyediaan Jasa Mobilisasi dan Demobilisasi;

Penyediaan Rig dan acc. & Tenaga Kerjanya;

Penyediaan Mud Material, Chemical dan Engineering Services; Penyediaan Jasa Cementing dan

Plug Abandon Pump;

Penyediaan Mud Logging Unit dan Tenaga Kerjanya;

Penyediaan Monitoring H2S Safety Services;

Penyediaan Waste Water Treatment;

Penyediaan Cooling Tower;

Penyediaan Jasa Asuransi”;

Keterangan:Hal. 7 dari 119 halaman, Rs.Perk.No.09/Pdt,Sus-PAILIT/2015/PN.Niaga.Jkt,Pst.

Yang dimaksud dengan “Pihak Pertama” adalah Termohon Pailit (in casu PT Tangkuban Parahu

Geothermal Power), dan “Pihak Kedua” adalah PEMOHON PAILIT (in casu PT Wirana Nusantara

Energy);

Pasal 7.2 Perjanjian Jasa Pemboran Tertanggal 15 April 2014 yang berbunyi sebagai berikut;

“Dalam hal apapun. PIHAK KEDUA TIDAK DAPAT MENUNTUT PIHAK PERTAMA UNTUK

MEREALISASIKAN SELURUH NILAI PERJANJIAN seperti pada ayat 7.1 KECUALI yang ditentukan

pada Pasal 7.3. DALAM HAL NILAI PEMBAYARAN akan MELEBIHI NILAI seperti pada ayat 7.1

maka PIHAK PERTAMA DAPAT SEGERA MEMUTUS PERJANJIAN ”; Keterangan;

Yang dimaksud dengan “Pihak Pertama” adalah Termohon Pailit (in casu PT Tangkuban Perahu

Geothermal Panas Bumi, dan “Pihak Kedua” adalah PEMOHON PAILIT (in casu PT Wirana Nusantara

Energy); Berdasarkan Pasal 7.1 dan 7.2 Perjanjian Jasa Pemboran Tertanggal 15 April 2014 di atas

terbukti secara sah dan meyakinkan bahwa NILAI PEKERJAAN PEMBORAN DAPAT LEBIH DARI

US$2,121.200.00 (Dua Juta Seratus Dua Puluh Satu Ribu Dua Ratus Dollar Amerika Serikat)

SEPANJANG Termohon Pailit TIDAK MENGGUNAKAN HAKNYA UNTUK MEMUTUS kontrak (in

casu Perjanjian Jasa Pemboran Tertanggal 15 April 2014). Mohon perhatian Yang Mulia Majelis Hakim

yang memeriksa perkara aquo, di dalam perkara aquo Termohon Pailit TIDAK PERNAH MEMUTUS

Perjanjian Jasa Pemboran Tertanggal 15 April 2014;

Pasal 29.1 huruf (g) Perjanjian Jasa Pemboran Tertanggal 15 April 2014 yang berbunyi sebagai berikut;

“Para Pihak sepakat mengesampingkan ketentuan Pasal 1266 dan 1267 Kitab Undang-undang Hukum

Perdata sehingga PIHAK PERTAMA DAPAT MEMUTUSKAN Perjanjian atau sebagian/seluruh

pelaksanaan pekerjaan berdasarkan PEMBERITAHUAN TERTULIS (7) HARI KALENDER

SEBELUMNYA dalam hal terjadinya salah satu dari peristiwa- peristiwa berikut;

a .b .

c .d .

e Pihak Kedua gagal memenuhi atau melaksanakan suatu ketentuan atau syarat dari Perjanjian ini yang

harus dipenuhi atau dilaksanakanHal. 8 dari 119 halaman, Rs.Perk.No.09/Pdt.Sus-PAILIT/2015/PN.Niaga.Jkt.Pst.

DisclaimerKepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas pelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu.Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :Email : [email protected] : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 5

Page 93: LEGALITAS PENGAJUAN PAILIT PT WIRANA NUSANTARA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/41510/1/DEVI... · devi annisyah hasibuan. nim 1113048000047. “legalitas pengajuan

Mahka

mah

Agung R

epublik

Indones

ia

Mahka

mah

Agung R

epublik

Indones

ia

Mahka

mah

Agung R

epublik

Indones

ia

Mahka

mah

Agung R

epublik

Indones

ia

Mahka

mah

Agung R

epublik

Indones

ia

Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesiaputusan.mahkamahagung.go.id

oleh Pihak Kedua termasuk dan tidak terbatas pada tidak melaksanakan ketentuan K3LL /HSE, dan /

atau tidak mencapai kemajuan seperti yang diminta dalam pelaksanaan pekerjaan dan / atau Pihak

Kedua tidak memperbaiki kelalaiannya dalam waktu yang telah ditentukan oleh Pihak Pertama

sebagaimana dinyatakan dalam pemberitahuan tertulis yang merinci sifat dari kelalaian Pihak Kedua,

termasuk mengabaikan Surat Peringatan sebagaimana ditentukan dalam Pasal 36 Perjanjian;

f Pihak Kedua menolak atau lalai melaksanakan suatu perintah, instruksi, petunjuk atau ketetapan

yang dibuat atau diberikan Pihak Pertama atau wakilnya yang berwenang berdasarkan Perjanjian ini dan yang telah

diberikan atau dibuat dengan semestinya oeh Pihak Pertama atau wakilnya;

g NILAI MAKSIMUM PERJANJIAN TERCAPAI Keterangan:

Yang dimaksud dengan “Pihak Pertama” adalah Termohon Pailit (in casu PT Tangkuban Perahu

Geothermal Power), dan “Pihak Kedua” adalah PEMOHON PAILIT (in casu PT Wirana Nusantara

Energy).

11 Yang Mulia Majelis Hakim yang memeriksa perkara aquo, sepanjang dilaksanakannya Perjanjian Jasa Pemboran

Tertanggal 15 April 2014, Termohon Pailit TIDAK PERNAH MEMUTUS Perjanjian Jasa Pemboran Tertanggal 15

April 2014 APALAGI menyampaikan PEMBERITAHUAN TERTULIS (7) HARI KALENDER SEBELUMNYA

sebagaimana diwajibkan dalam Pasal 29 Perjanjian Jasa Pemboran Tertanggal 15 April 2014 di atas. Karenanya,

PEMOHON PAILIT DAPAT MENAGIH NILAI PEKERJAAN PEMBORAN LEBIH DARI US$2,121,200.00 (Dua

Juta Seratus Dua Puluh Satu Ribu Dua Ratus Dollar Amerika Serikat);

12 Yang Mulia Majelis Hakim yang memeriksa perkara aquo, berdasarkan ketentuan sebagaimana diatur dalam

Pasal 7.1 dan Pasal 7.2 dan Pasal 29 Perjanjian Jasa Pemboran Tertanggal 15 April 2014 sebagaimana diuraikan di atas

maka diperoleh pengertian bahwa NILAI MAKSIMAL PERJANJIAN ADALAH US$ 2,121.200.00 (dua juta seratus

dua puluh satu ribu dollar amerika serikat) SEPANJANG Termohon Pailit TIDAK MEMPERGUNAKAN HAKNYA

DALAM MEMUTUS PERJANJIAN. Atau dengan kata lain, SEPANJANG Termohon Pailit TIDAK MEMUTUS

Perjanjian Jasa Pemboran Tertanggal 15 April 2014 maka NILAI MAKSIMAL PERJANJIAN DAPAT MELEBIHI

US$Hal. 9 dari 119 halaman, Pts.Perk.No.09/Pdt.Sus-PAILIT/2015/PN.Niaga.Jkt.Pst.

2,121.200.00 (DUA JUTA SERATUS DUA PULUH SATU RIBU DOLLAR AMERIKA SERIKAT);

13 Yang Mulia Majelis Hakim yang memeriksa perkara aquo, berdasarkan ketentuan-ketentuan sebagaimana

diuraikan di atas maka terbukti secara sah dan meyakinkan bahwa NILAI MAKSIMAL Perjanjian Jasa Pemboran

Tertanggal 15 April 2014 DAPAT LEBIH DARI US$2,121,200.00 (dua juta seratus dua puluh satu ribu dua ratus

Dollar Amerika Serikat), dengan ketentuan-ketentuan sebagai berikut:

i Biaya-biaya yang menggunakan sistem pembayaran LUMP SUMP HANYA meliputi bahan-bahan

material yang terdiri dari: Mob-demob, Mud Material (with excess), Cement and Chemical, dan Service Charge and

Pump Service, sedangkan biaya-biaya pekerjaan lainnya dihitung secara DAILY RATE (TIDAK LUMP SUM), dan;

ii Sepanjang Termohon Pailit TIDAK MEMPERGUNAKAN HAKNYA UNTUK MEMUTUS Perjanjian

Jasa Pemboran Tertanggal 15 April 2014;

(Selanjutnya, NILAI MAKSIMAL Perjanjian Jasa Pemboran Tertanggal 15 April 2014 yang DAPAT LEBIH

DARI US$2,121,200.00 dengan ketentuan-ketentuan sebagaimana diuraikan di atas disebut sebagai “Nilai

Asumsi Lump Sump”)

14 Yang Mulia Majelis Hakim yang memeriksa perkara aquo, hal-hal sebagaimana PEMOHON PAILIT uraikan di

atas berkesesuaian dan sejalan dengan pernyataan Termohon Pailit di dalam suratnya yang dibuat di bawah nomor

242/080/TPGP/2014 tertanggal 18 Desember 2014 (Selanjutnya disebut sebagai “Surat Termohon Pailit No 242

Tertanggal 18 Desember 2014”) (vide Bukti P-52), yang berbunyi sebagai berikut:

“Dalam surat perjanjian No. 001.PJ/060/TPGP/2014 sesuai Pasal 7 - Nilai Perjanjian yang didukung Lampiran -

A (terlampir), untuk pekerjaan berikut dihitung dan dinyatakan secara LUMP SUM:

DisclaimerKepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas pelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu.Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :Email : [email protected] : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 6

Page 94: LEGALITAS PENGAJUAN PAILIT PT WIRANA NUSANTARA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/41510/1/DEVI... · devi annisyah hasibuan. nim 1113048000047. “legalitas pengajuan

Mahka

mah

Agung R

epublik

Indones

ia

Mahka

mah

Agung R

epublik

Indones

ia

Mahka

mah

Agung R

epublik

Indones

ia

Mahka

mah

Agung R

epublik

Indones

ia

Mahka

mah

Agung R

epublik

Indones

ia

Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesiaputusan.mahkamahagung.go.id

• Mob - demob;

• Mud Material (with excess);

• Cement and Chemical;

• Service Charges and Pump Service;

Sedangkan biaya pekerjaan lainnya DIHITUNG dan DINYATAKAN secara DAILY RATE”;

Keterangan:

Yang dimaksud dengan “Daily Rate” adalah (i) Tarif Harian Operasi (THO), (ii) Standby Rate atas Tarif Harian

Siaga (THS) dan (iii) Standby Rate atas TarifHal. 10 dari 119 halaman, Pts.Perk.No.09/Pdt.Sus-PAILIT/2015/PN.Niaga.Jkt.Pst.

Harian Sewaktu Peralatan Rusak (THR), sebagaimana dimaksud dalam Perjanjian Jasa Pemboran Tertanggal 15

April 2014.

15 Yang Mulia Majelis Hakim yang memeriksa perkara aquo, berdasarkan hal-hal sebagaimana disampaikan melalui

Surat Termohon Pailit No 242 Tertanggal 18 Desember 2014 (vide Bukti P-52) tersebut maka terbukti secara sah dan

meyakinkan bahwa MEMANG BENAR NILAI Perjanjian Jasa Pemboran Tertanggal 15 April 2014 sebesar US

$2,121,200.00 (dua juta seratus dua puluh satu ribu dua ratus Dollar Amerika Serikat) (Nilai Asumsi Lump Sum)

BUKANLAH HARGA LUMPSUM yang TETAP, melainkan DAPAT LEBIH TINGGI, SEPANJANG Termohon

Pailit TIDAK PERNAH MENGGUNAKAN HAKNYA untuk melakukan PEMUTUSAN terhadap Perjanjian Jasa

Pemboran Tertanggal 15 april 2014;

B NILAI KESELURUHAN TAGIHAN DAPAT MELEBIHI NILAI ASUMSI LUMP SUMP KARENA ADANYA

DAILY RATE (TARIF HARIAN OPERASI [(THO) & TARIF HARIAN SIAGA (THS)]

16 Yang Mulia Majelis Hakim yang memeriksa perkara aquo, sebagaimana diuraikan di dalam Perjanjian Jasa

Pemboran Tertanggal 15 April 2014 (vide Bukti P-55), Termohon Pailit WAJIB MEMBAYAR Daily Rate kepada

PEMOHON PAILIT, yang terdiri dari: (i) Tarif Harian Operasi (THO), (ii) Tarif Harian Siaga (THS) dan (iii) Tarif

Harian Sewaktu Peralatan Rusak (THR). Adapun Perjanjian Jasa Pemboran Tertanggal 15 April 2014 mengatur

mengenai Daily Rate, yakni sebagai berikut:

• Pasal 5.2 Perjanjian Jasa Pemboran Tertanggal 15 April 2014 [mengenai Tarif Harian Operasi (THO)]

yang berbunyi sebagai berikut:

“TARIF HARIAN OPERASI (THO);

Tarif harian operasi yang dihitung setiap 24 (dua puluh empat) jam untuk setiap hari pemboran selama

berlangsungnya pemboran, dimana Pihak Kedua menggunakan peralatan utama, termasuk tenaga kerja,

alat angkutan berat dan alat angkutan ringan. THO ini berlaku untuk jasa PEKERJAAN RIG, MUD

LOGGING, H2S, CEMENTING, DRILLING FLUID, POMPA LUMPUR dan WASTE WATER

TREATMENT;

Keterangan:

Yang dimaksud dengan “Pihak Pertama” adalah Termohon Pailit, dan yang dimaksud dengan “Pihak

Kedua” adalah PEMOHON PAILIT;

• Pasal 5.3 Perjanjian Jasa Pemboran Tertanggal 15 April 2014 [mengenai Tarif Harian Siaga (THS)], yang

berbunyi sebagai berikut:Hal. 11 dari 119 halaman. Rs.Perk.No.09/Pdt.Sus-PAILIT/2015/PN.Niaga.Jkt.Pst.

“TARIF HARIAN SIAGA (THS);

THS hanya diberlakukan terhadap PEKERJAAN RIG, MUD LOGGING, H2S, CEMENTING,

DRILLING FLUID, POMPA LUMPUR dan WASTE WATER TREATMENT. THS yang berlaku dalam

Perjanjian ini dihitung: Tarif Siaga dengan tenaga kerja sebesar 75% X THO, dan berlaku apabila;

a Apabila pemboran dihentikan Pihak Pertama.

b PADA SAAT PIHAK KEDUA TIDAK SEDANG MELAKUKAN PEMBORAN KARENA

SEDANG MENUNGGU PERINTAH PIHAK PERTAMA atau menunggu penggantian pelaksana pekerjaan.

DisclaimerKepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas pelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu.Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :Email : [email protected] : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 7

Page 95: LEGALITAS PENGAJUAN PAILIT PT WIRANA NUSANTARA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/41510/1/DEVI... · devi annisyah hasibuan. nim 1113048000047. “legalitas pengajuan

Mahka

mah

Agung R

epublik

Indones

ia

Mahka

mah

Agung R

epublik

Indones

ia

Mahka

mah

Agung R

epublik

Indones

ia

Mahka

mah

Agung R

epublik

Indones

ia

Mahka

mah

Agung R

epublik

Indones

ia

Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesiaputusan.mahkamahagung.go.id

c Ketika adanya peralatan rusak yang mengakibatkan terhentinya pemboran, dengan

mempertimbangkan jasa penunjang lainnya yang mengakibatkan operasi pemboran terhenti sebagaimana diatur dalam

ayat 5.7 pasal ini.”

Keterangan:

Yang dimaksud dengan “Pihak Pertama” adalah Termohon Pailit, dan yang dimaksud dengan “Pihak

Kedua” adalah PEMOHON PAILIT.

Pasal 5.4 Perjanjian Jasa Pemboran Tertanggal 15 April 2014 [mengenai Tarif Harian Sewaktu Peralatan

Rusak (THR)] yang berbunyi sebagai berikut:

“Dalam hal terjadinya KERUSAKAN PADA PERALATAN, yang mana Pihak Pertama berpendapat

bahwa pemboran tidak dapat dilanjutkan atau dilaksanakan, maka TARIF YANG DIBERLAKUKAN

kepada Pihak Pertama ditetapkan sebagai berikut:

a Kerusakan yang terjadi yang mengakibatkan terhentinya proses pemboran selama 1 x 24 Jam

diberlakukan tarif sebesar 65% (enam puluh lima persen) x THO yang dihitung secara proporsional dan untuk 2 X 24

jam diberlakukan tarif 47,5% (empat puluh tujuh koma lima persen) x THO dan apabila kerusakan masih berlanjut,

maka seterusnya Pihak Kedua dikenakan zero rate;

b Bagi jasa-jasa yang tidak mengalami kerusakan diberlakukan tarif sebesar 75% (tujuh puluh lima

persen) x THO, dengan jangka waktu sesuai dengan jangka waktu sesuai dengan butir (a) Pasal 5.4.”;

Keterangan:

Yang dimaksud dengan “Pihak Pertama” adalah Termohon Pailit, dan yang dimaksud dengan “Pihak

Kedua” adalah PEMOHON PAILIT.Hal. 12 dari 119 halaman, Rs.Perk.No.09/Pdt.Sus-PAILIT/2015/PN.Niaga.Jlct.Pst.

17 Yang Mulia Majelis Hakim yang memeriksa perkara aquo, kewajiban Termohon Pailit untuk membayar Daily

Rate kepada PEMOHON PAILIT selain berdasarkan ketentuan-ketentuan di dalam Perjanjian Jasa Pemboran

Tertanggal 15 April 2014 (vide Bukti P-55) sebagaimana diuraikan di atas JUGA DIKUATKAN dengan

PERNYATAAN Termohon Pailit di dalam Surat Termohon Pailit No 242 Tertanggal 18 Desember 2014 (vide Bukti

P-52) yang berbunyi sebagai berikut:

“Dalam surat perjanjian No. 001.PJ/060/TPGP/2014 sesuai Pasal 7 - Nilai Perjanjian yang didukung Lampiran -

A (terlampir), untuk pekerjaan berikut dihitung dan dinyatakan secara LUMP SUM:

• Mob - demob;

• Mud Material (with excess);

• Cement and Chemical;

• Service Charges and Pump Service;

Sedangkan biaya pekerjaan lainnya DIHITUNG dan DINYATAKAN secara DAILY RATE.";

Keterangan;

Yang dimaksud dengan “Daily Rate” adalah (i) Tarif Harian Operasi (THO), (ii) Standby Rate atas Tarif Harian

Siaga (THS) dan (iii) Standby Rate atas Tarif Harian Sewaktu Peralatan Rusak (THR), sebagaimana dimaksud

dalam Perjanjian Jasa Pemboran Tertanggal 15 April 2014;

18 Yang Mulia Majelis Hakim yang memeriksa perkara aquo, berdasarkan hal-hal sebagaimana diuraikan di atas

maka terbukti secara sah dan meyakinkan bahwa Termohon Pailit wajib untuk membayar Daily Rate yang berupa Tarif

Harian Operasi (THO), Standby Rate atas Tarif Harian Siaga (THS) dan Standby Rate atas Tarif Harian Sewaktu

Peralatan Rusak (THR) sebagaimana telah PEMOHON PAILIT TAGIHKAN kepada Termohon Pailit melalui:

a SURAT-SURAT TAGIHAN (INVOICES) yang telah disampaikan oleh

PEMOHON PAILIT kepada Termohon Pailit pada tanggal 26 September 2014 terkait pelaksanaan

Perjanjian Jasa Pemboran Tertanggal 15 April 2014

(“Invoices Yang Diterima Oleh Termohon Pailit Tanggal 26

September 2014”) (vide Bukti P - 1 sampai dengan Bukti P - 39);DisclaimerKepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas pelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu.Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :Email : [email protected] : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 8

Page 96: LEGALITAS PENGAJUAN PAILIT PT WIRANA NUSANTARA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/41510/1/DEVI... · devi annisyah hasibuan. nim 1113048000047. “legalitas pengajuan

Mahka

mah

Agung R

epublik

Indones

ia

Mahka

mah

Agung R

epublik

Indones

ia

Mahka

mah

Agung R

epublik

Indones

ia

Mahka

mah

Agung R

epublik

Indones

ia

Mahka

mah

Agung R

epublik

Indones

ia

Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesiaputusan.mahkamahagung.go.id

b SURAT-SURAT TAGIHAN (INVOICES) yang telah disampaikan oleh

PEMOHON PAILIT kepada Termohon Pailit pada tanggai 12 Nopember 2014 terkait pelaksanaan

Perjanjian Jasa Pemboran Tertanggal 15 April 2014

(“Invoices Yang Diterima Oleh Termohon Pailit Tanggal 12

Nopember 2014”) (vide Bukti P -1 sampai dengan Bukti P - 39);Hal. 13 dari 119 halaman, Pts.Perk.No.09/Pdt.Sus-PAILIT/2015/PN.Niaga.Jkt.Pst.

c Surat PEMOHON PAILIT No. 761/WNE-TPGP/XII/2014 tertanggal 11 Desember 2014 perihal

PENAGIHAN OUTSTANDING INVOICE-INVOICE Pekerjaan Pemboran Research Well dan Coring di Sumur

Kancah 3, WKP Tangkuban Perahu, Jawa Barat (fotokopi terlampir) (vide Bukti P-51), dan;

d Surat PEMOHON PAILIT No. 001/WNE-TPGP/I/2015 tertanggal 2 Januari 2015 perihal Penawaran PT

Tangkuban Perahu Geothermal Power terhadap Penyelesaian Perselisihan Perjanjian No. 001.PJ/060/TPGP /2014 yang

pada intinya PEMOHON PAILIT MENAGIH kepada Termohon Pailit agar MELUNASI TAGIHAN-TAGIHAN atas

pekerjaan-pekerjaan yang telah dilaksanakan oleh PEMOHON PAILIT terkait pekerjaan pemboran di Sumur Kancah 3

(vide Bukti P-54);

Dengan demikian terbukti secara sah dan meyakinkan bahwa UTANG-UTANG Termohon Pailit kepada

PEMOHON PAILIT, yakni DAILY RATE yang berupa Tarif Harian Operasi (THO) dan Standby Rate atas

Tarif Harian Siaga (THS) dan Tarif Harian Sewaktu Peralatan Rusak (THS) (vide Bukti P - 1 sampai dengan

Bukti P - 39) sudah JATUH TEMPO dan DAPAT DITAGIH;

B PIPA PEMBORAN MENGALAMI MACET/TERJEPIT (STUCK PIPE) SEHINGGA HARUS DILAKUKAN

FISHING YANG SEGALA BIAYANYA WAJIB DITANGGUNG OLEH TERMOHON PAILIT

19 Yang Mulia Majelis Hakim yang memeriksa perkara aquo, PEMOHON PAILIT telah melaksanakan pekerjaan

pemboran sampai dengan kedalaman 612 (enam ratus dua belas) meter. Pada kedalaman 612 (enam ratus dua belas)

meter tersebut, pipa pemboran mengalami MACET/TERJEPIT sebagai akibat TIDAK TERSEDIANYA AIR YANG

CUKUP yang SEHARUSNYA WAJIB DISEDIAKAN oleh Termohon Pailit. Namun demikian, Rig BSA #1 MASIH

DAPAT BEKERJA SECARA MAKSIMAL untuk mengatasi permasalahan yang terjadi di dalam lubang (hole

problem);

20 Adapun akibat dari terjadinya STUCK PIPE, PEMOHON PAILIT harus melakukan tindakan FISHING

(tindakan-tindakan dalam rangka upaya mengeluarkan atau mengambil peralatan pemboran yang tertinggal di dalam

lubang). Mohon perhatian Yang Mulia Majelis Hakim yang memeriksa perkara aquo, berdasarkan Pasal 6 Perjanjian

Jasa Pemboran Tertanggal 15 April 2014 diatur bahwa:

“Dalam hal terjadi PERMASALAHAN DENGAN LUBANG, misalnya mata bor terjepit, total loss

circulation, blow out, dan lain-lainnya, sehingga proses pemboran tidak menambah kedalaman pemboran

tetapi Rig tetapHal. 14 dari 119 halamar», Rs.Perk.No.09/Pdt.Sus-PAILIT/2015/PN.Niaga.Jkt,Pst

bekerja secara maksimal untuk mengatasi hole problem tersebut maka selama terjadinya hole problem

PIHAK PERTAMA MEMBAYAR PIHAK KEDUA 75 % X THO UNTUK RIG DAN 100% X THO

UNTUK SUB KONTRAKTOR, sesuai dengan seluruh biaya yang harus dibayarkan / dikeluarkan oleh

Pihak Kedua untuk semua sistem peralatan, material dan seluruh tenaga kerja beserta sub kontraktor

sebagaimana diuraikan dalam lampiran - A.”

Keterangan:

Yang dimaksud dengan “Pihak Pertama” adalah Termohon Pailit, dan yang dimaksud dengan “Pihak

Kedua” adalah “PEMOHON PAILIT”.

21 Yang Mulia Majelis Hakim yang memeriksa perkara aquo, berdasarkan ketentuan sebagaimana diatur dalam

Pasal 6 Perjanjian Jasa Pemboran Tertanggal 15 April 2014 maka terbukti secara sah dan meyakinkan bahwa DisclaimerKepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas pelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu.Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :Email : [email protected] : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 9

Page 97: LEGALITAS PENGAJUAN PAILIT PT WIRANA NUSANTARA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/41510/1/DEVI... · devi annisyah hasibuan. nim 1113048000047. “legalitas pengajuan

Mahka

mah

Agung R

epublik

Indones

ia

Mahka

mah

Agung R

epublik

Indones

ia

Mahka

mah

Agung R

epublik

Indones

ia

Mahka

mah

Agung R

epublik

Indones

ia

Mahka

mah

Agung R

epublik

Indones

ia

Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesiaputusan.mahkamahagung.go.id

Termohon Pailit WAJIB UNTUK MEMBAYAR kegiatan FISHING dengan perhitungan 75 % X THO UNTUK RIG

DAN 100% X THO UNTUK SUB KONTRAKTOR sebagaimana telah PEMOHON PAILIT TAGIHKAN di dalam:

a SURAT-SURAT TAGIHAN (INVOICES) yang telah disampaikan oleh PEMOHON PAILIT kepada

Termohon Pailit pada tanggal 26 September 2014 terkait pelaksanaan Perjanjian Jasa Pemboran Tertanggal 15 April

2014 (“Invoices Yang Diterima Oleh Termohon Pailit Tanggal 26 September 2014”) (vide Bukti P - 1 sampai dengan

Bukti P - 39);

b SURAT-SURAT TAGIHAN (INVOICES) yang telah disampaikan oleh PEMOHON PAILIT kepada

Termohon Pailit pada tanggal 12 Nopember 2014 terkait pelaksanaan Perjanjian Jasa Pemboran Tertanggal 15 April

2014 (“Invoices Yang Diterima Oleh Termohon Pailit Tanggal 12 Nopember 2014”) (vide Bukti P - 1 sampai

dengan Bukti P - 39);

c Surat PEMOHON PAILIT No. 761/WNE-TPGP/XII/2014 tertanggal 11 Desember 2014 perihal

PENAGIHAN OUTSTANDING INVOICE-INVOICE Pekerjaan Pemboran Research Well dan Coring di Sumur

Kancah 3, WKP Tangkuban Perahu, Jawa Barat (fotokopi terlampir) (vide Bukti P-51), dan;

d Surat PEMOHON PAILIT No. 001/WNE-TPGP/I/2015 tertanggal 2 Januari

2015 perihal Penawaran PT Tangkuban Perahu Geothermal Power terhadap Penyelesaian Perselisihan

Perjanjian No. 001.PJ/060/TPGP/ 2014 yang pada intinya PEMOHON PAILIT MENAGIH kepada Termohon Pailit

agar MELUNASI TAGIHAN-TAGIHAN atas pekerjaan-pekerjaan yang telah dilaksanakan oleh PEMOHON PAILIT

terkait pekerjaan pemboran di Sumur Kancah 3 (vide Bukti P-54);Hal. 15 dari 119 halaman, Rs.Perk.No.09/Pdt.Sus-PAILIT/2015/PN.Niaga.Jkt.Pst.

22 Yang Mulia Majelis Hakim yang memeriksa perkara aquo, berdasarkan hal-hal sebagaimana diuraikan di atas

maka terbukti secara SAH dan MEYAKINKAN bahwa Termohon Pailit WAJIB untuk MEMBAYAR atas SEGALA

KEGIATAN FISHING kepada PEMOHON PAILIT berdasarkan Pasal 6 Perjanjian Jasa Pemboran Tertanggal 15

April 2014 (vide Bukti P-55) sebagaimana diuraikan di atas, dalam hal mana seluruh dan setiap tagihan tersebut sudah

JATUH TEMPO dan DAPAT DITAGIH.

F TERMOHON PAILIT WAJIB BERTANGGUNG JAWAB ATAS BIAYA-BIAYA PEKERJAAN FISHING

YANG TIMBUL SETELAH DIPERBAIKINYA RIG BSA #1 YANG DIPERGUNAKAN ATAS

PERSETUJUAN DARI TERMOHON PAILIT

23 Yang Mulia Majelis Hakim yang memeriksa perkara aquo, pada tanggal 20 Mei 2014 telah terjadi

KERUSAKAN pada Rig BSA #01, yakni jatuhnya Top Drive pada Rig BSA #1 tersebut yang mengakibatkan Rig

menjadi tidak dapat digunakan untuk mendukung kegiatan pemboran. Karenanya, dibuat kesepakatan sebagaimana

tertuang di dalam MINUTES of EMERGENCY MEETING Tanggal 21 Mei 2014 yang pada intinya menerangkan

bahwa PEMOHON PAILIT dan Termohon Pailit setuju untuk mengganti Rig BSA #01 dengan Rig yang baru

(Selanjutnya Minutes Of Emergency Meeting Tanggal 21 Mei 2014 disebut sebagai “Kesepakatan Penggantian Rig

BSA#1”) (vide Bukti P-42). Namun guna MEMPERCEPAT atau MEMPERSINGKAT DURASI WAKTU

PEMBORAN maka pada akhirnya PEMOHON PAILIT dan Termohon Pailit SETUJU untuk MENGESAMPINGKAN

Kesepakatan Penggantian Rig BSA #1. Mohon perhatian Yang Mulia Majelis Hakim yang memeriksa perkara aquo,

top drive jatuh sebagai akibat tindakan-tindakan Termohon Pailit yang terus menerus meminta kepada PEMOHON

PAILIT agar mengerjakan kegiatan pemboran DI LUAR DURASI NORMAL;

24 Yang Mulia Majelis Hakim yang memeriksa perkara aquo, PERSETUJUAN dari Termohon Pailit menyetujui

untuk MENGESAMPINGKAN Kesepakatan Penggantian Rig BSA#1 karena Termohon Pailit pun sebenarnya

MENYADARI bahwa JATUHNYA TOP DRIVE diakibatkan permintaan terus menerus dari Termohon Pailit agar

mengerjakan kegiatan pemboran di luar durasi normal. KESADARAN tersebut terbukti dengan diberikannya

KESEMPATAN oleh Termohon Pailit kepada PEMOHON PAILIT untuk melakukan PERBAIKAN Rig BSA #01

sebagaimana dimaksud dalam:

DisclaimerKepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas pelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu.Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :Email : [email protected] : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 10

Page 98: LEGALITAS PENGAJUAN PAILIT PT WIRANA NUSANTARA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/41510/1/DEVI... · devi annisyah hasibuan. nim 1113048000047. “legalitas pengajuan

Mahka

mah

Agung R

epublik

Indones

ia

Mahka

mah

Agung R

epublik

Indones

ia

Mahka

mah

Agung R

epublik

Indones

ia

Mahka

mah

Agung R

epublik

Indones

ia

Mahka

mah

Agung R

epublik

Indones

ia

Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesiaputusan.mahkamahagung.go.id

a) Surat PEMOHON PAILIT yang dibuat di bawah nomor 484AA/NE- TPGPA/2014 Tertanggal 28 Mei 2014

mengenai Izin Penggunaan LahanHal. 16 dari 119 halaman, Pts.Perk.No.09/Pdt.Sus-PAILIT/2015/PN.Niaga.Jkt.Pst.

Sementara di Lokasi Sumur Kancah 3 untuk PERBAIKAN PERALATAN RIG, (selanjutnya disebut

sebagai “Surat Permohonan Persetujuan Perbaikan Rig Lama Tertanggal 28 Mei 2014”) (vide Bukti P-43), dan;

b) Surat persetujuan dari Termohon Pailit atas perbaikan Rig BSA #1, yakni surat yang dibuat di bawah nomor

097/080/TPGP/2014 Tertanggal 30 Mei 2014, (selanjutnya disebut sebagai “Surat Persetujuan Perbaikan Rig

Lama Tertanggal 30 Mei 2014”) (vide Bukti P-44);

25 Adapun surat-surat dari Termohon Pailit yang pada intinya SETUJU atau TIDAK BERKEBERATAN atas

pemakaian atau penggunaan Rig BSA #1 (yang telah DIPERBAIKI) untuk MELANJUTKAN PEKERJAAN

PEMBORAN, yakni sebagai berikut:

a Surat Permohonan Persetujuan Perbaikan Rig Lama Tertanggal 28 Mei 2014 (vide Bukti P-43) yang

disampaikan oleh PEMOHON PAILIT kepada Termohon Pailit, yang berbunyi sebagai berikut;

“Berdasarkan Minutes of Emergency Meeting di Lokasi Kancah-3 yang menyatakan bahwa PT. Wirana

Nusantara Energy beserta sub kontraktor di Release per-tanggal 21 Mei 2014, dan mulai beroperasi

kembali setelah Hydraulic Drilling Rig pengganti atau pengantian komponen Rig selesai dilakukan, maka

bersama surat ini PT. Wirana Nusantara Energy beserta 4 (empat) sub-contractor (PT. Lintas Cakra

Gondwana), PT. Dyfco Energy, PT. Rekananda, PT. Buana Patra Yasa. Untuk unit PT. Tekno Buana

Globalindo sudah melakukan demobilisasi) MEMINTA IZIN KEPADA PIHAK TPGP AGAR DAPAT

MENGGUNAKAN AREAL KANCAH-3 UNTUK MELAKUKAN PERBAIKAN, pemasangan, dan

perawatan (maintenance) Rig BSA #01 beserta alat pendukungnya dan juga mengijinkan peralatan-

peralatan kami untuk tetap berada di lokasi Kancah-3, sampai dengan digunakan kembali untuk pekerjaan

pemboran berikutnya;

Demikian kami sampaikan, atas perhatian dan kerjasamanya kami ucapkan terima kasih.”

b Surat Percetujuan Perbaikan Rig BSA #1 Tertanggal 30 Mei 2014 (vide Bukti P-44) yang disampaikan

oleh Termohon Pailit kepada PEMOHON PAILIT, yang berbunyi sebagai berikut:

“Sesuai dengan surat saudara No.484/WNE-TPGPA//2014 Tanggal 28 Mei 2014 Perihal seperti pada

pokok surat diatas, pada prinsipnya KAMI DAPAT MENYETUJUI HAL TERSEBUT dengan syarat

harus tetap menjaga kebersihan lingkungan, kemanan, dan keharmonisan denganHal. 17 dari 119 halaman, Pts.Perk.No.09/Pdt.Sus-PAILIT/2015/PN.Niaga.Jkt.Pst.

warga sekitar lokasi;

Demikian kami sampaikan, atas perhatiannya kami ucapkan terima kasih.”

Direktur Utama

Ttd

SUGENG TRIYONO

c Surat PEMBERITAHUAN dari PEMOHON PAILIT kepada Termohon Pailit yang dibuat di bawah nomor

544/WNEA/II/2014 tertanggal 17 Juli 2014 mengenai KESIAPAN KELANJUTAN OPERASI di Area Kancah 3 TPGP

(“Surat Pemberitahuan Kesiapan Rig BSA #1 Tertanggal 17 Juli 2014”) (vide Bukti P-45), yang berbunyi sebagai

berikut:

“Bersama surat ini, kami dari PT. Wirana Nusantara Energy memberitahukan bahwa rig BSA #01 dalam

penilaian kami sudah siap untuk melanjutkan pengeboran eksplorasi (slim hole) pada area Kancah 3. PT.

Tangkuban Perahu Geothermal Power (TPGP) pada tanggal 20 Juli 2014;

Sesuai prosedur untuk melakukan operasi, maka KAMI MEMINTA PERSETUJUAN DARI PIHAK

TPGP UNTUK MELANJUTKAN KEMBALI KEGIATAN OPERASI pada area Kancah 3;

Demikian kami sampaikan. Atas perhatian dan kerjasama Bapak, kami ucapkan terima kasih”;DisclaimerKepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas pelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu.Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :Email : [email protected] : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 11

Page 99: LEGALITAS PENGAJUAN PAILIT PT WIRANA NUSANTARA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/41510/1/DEVI... · devi annisyah hasibuan. nim 1113048000047. “legalitas pengajuan

Mahka

mah

Agung R

epublik

Indones

ia

Mahka

mah

Agung R

epublik

Indones

ia

Mahka

mah

Agung R

epublik

Indones

ia

Mahka

mah

Agung R

epublik

Indones

ia

Mahka

mah

Agung R

epublik

Indones

ia

Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesiaputusan.mahkamahagung.go.id

PT. Wirana Nusantara Energy

Ttd

Rezza Soedarmintarto

d PEMBERITAHUAN pekerjaan pemboran dengan menggunakan Rig BSA #1 yang disampaikan oleh

PEMOHON PAILIT kepada Termohon Pailit melalui e-mail tertanggal 18 Agustus 2014 (“E-mail Kesiapan Pengunaan

Rig BSA #1 Tertanggal 18 Agustus 2014”) (vide Bukti P-46), yang berbunyi sebagai berikut:

“Pak Sugeng;

Sehubungan dengan SUDAH DILAKUKANNYA LOAD TEST RIG BSA#01 pada tanggal 15 Agustus

2014 lalu DENGAN HASIL BAIK YANG DILAKUKAN OLEH PAK LILIK DAN PAK DWI DARI PT.

TPGP, maka dengan ini kami meminta waktu dari Bapak/PT. TPGP untuk melakukan pertemuan bersama

antar PT.WNE-PT-TPGP dan PT PBE selaku perusahaan yang menyediakan jasa fishing dengan rincian

sebagai berikut:Hal. 18 dari 119 halaman, Rs.Perk.No.09/Pdt.Sus-PAILIT/2015/PN.Niaga.Jkt.Pst.

Tanggal: 19 Agustus 2014;

Tempat: Kantor PT TPGP, Jl. Jend. Gatot Subroto Kav 18, Jakarta 12950; Waktu: disesuaikan dengan

jadwal dari TPGP;

Kami mohon konfirmasi dari pihak PT Tangkuban Perahu Geothermal Power (PT TPGP) terkait hal ini;

Atas perhatian dan kerjasamanya kami ucapkan terima kasih;

Hormat Kami,

Rezza Soedarmintarto

Operation & Business Development Director”

e BERITA ACARA KESIAPAN OPERASI RIG yang pada intinya menerangkan bahwa Termohon Pailit

SETUJU UNTUK TETAP MENGGUNAKAN RIG BSA #1, yakni Berita Acara Kesiapan Operasi Rig Tertanggal 25

AGUSTUS 2014 yang ditandatangani oleh Termohon Pailit dan PEMOHON PAILIT (“Berita Acara Persetujuan

Termohon Pailit Menggunakan Rig BSA #1 Tertanggal 25 Agustus 2014”) (vide Bukti P- 47), yang berbunyi sebagai

berikut:

“BERITA ACARA KESIAPAN OPERASI RIG”

“PT. Wirana Nusantara Energy menyampaikan hal-hal sebagai berikut:

1 Bahwa PT. Wirana Nusantara Energy TELAH MELAKUKAN PERBAIKAN, MAINTENANCE

TERHADAP DRILLING RIG BSA #01 SERTA MELAKUKAN PENGGANTIAN TOP DRIVE YANG

SEBELUMNYA MENGALAMI KERUSAKAN dengan top drive band new langsung dari Kerui China. Seluruh

peralatan, perlengkapan dan material yang digunakan telah sesuai dengan Standard yang berlaku didalam pemboran

panas bumi;

2 Perbaikan, maintenance dan penggantian top drive maupun segala proses pengujian dilaksanakan oleh

personel yang kompeten dengan metode yang telah memenuhi kaidah yang berlaku di dalam pemboran panas bumi;

3 PT. Wirana Nusantara Energy telah melakukan pengujian terhadap kondisi, kinerja dan kemanan rig

dengan melakukan NDT dengan menggunakan jasa inspeksi pihak ketiga dari PT. Kerui Indonesia dengan hasil baik;

4 PT. Wirana Nusantara Energy atas PERMINTAAN DAN DISAKSIKAN OLEH PT. TANGKUBAN

PERAHU GEOTHERMAL POWER JUGA TELAH MELAKUKAN LOAD TEST dimana menggunakan jasa inspeksi

pihak ketiga (PT. Multi Solusi Enjinering) dengan HASIL MEMUASKAN;Hal. 19 dari 119 halaman, Pts.Perk.No.09/Pdt.Sus-PAILIT/2015/PN.Niaga.Jkt.Pst.

5 Terkait hal tersebut, PT. Wirana Nusantara Energy, secara bertanggung jawab menyatakan bahwa Drilling

Rig BSA #01 telah aman untuk dioperasikan dan telah memenuhi kaidah-kaidah K3LL (Keselamatan, Kesehatan,

Kerja dan Lingkungan Lingkungan);

Jakarta 25 Agustus 2014;

PT TANGKUBAN PERAHU GEOTHERMAL POWER PT Wirana Nusantara Energy;DisclaimerKepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas pelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu.Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :Email : [email protected] : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 12

Page 100: LEGALITAS PENGAJUAN PAILIT PT WIRANA NUSANTARA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/41510/1/DEVI... · devi annisyah hasibuan. nim 1113048000047. “legalitas pengajuan

Mahka

mah

Agung R

epublik

Indones

ia

Mahka

mah

Agung R

epublik

Indones

ia

Mahka

mah

Agung R

epublik

Indones

ia

Mahka

mah

Agung R

epublik

Indones

ia

Mahka

mah

Agung R

epublik

Indones

ia

Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesiaputusan.mahkamahagung.go.id

Ttd

Sigid D. Nugroho Mirza Achmad

Kepala Teknik Panas Bumi Sementara Drilling Manager”

26 Dengan demikian, berdasarkan bukti-bukti sebagaimana diuraikan di atas maka terbukti secara sah dan

meyakinkan bahwa TERMOHON PAILIT WAJIB untuk MEMBAYAR segala dan setiap tagihan yang TIMBUL dari

PENGGUNAAN Rig BSA#1 (yang telah diperbaiki), mengingat Termohon Pailit telah MENYETUJUI PERBAIKAN

dan PENGGUNAAN Rig BSA #1 tersebut. Karenanya, Termohon Pailit WAJIB untuk MEMBAYAR TAGIHAN-

TAGIHAN sebagaimana dimaksud dalam daftar rincian tagihan (“Daftar Rincian Tagihan”) yang merupakan satu

kesatuan dan tidak terpisahkan dalam permohonan pailit aquo;

B TERMOHON PAILIT WAJIB MEMBAYAR TAGIHAN ATAS PEKERJAAN FISHING YANG DILAKUKAN

DENGAN MENGGUNAKAN RIG BSA #1 (ATAS PERSETUJUAN TERMOHON PAILIT) YANG TELAH

DIPERBAIKI

27 Yang Mulia Majelis Hakim yang memeriksa perkara aquo, sebagaimana telah PEMOHON PAILIT sampaikan di

atas maka terbukti secara nyata-nyata bahwa Termohon Pailit wajib untuk membayar pekerjaan FISHING (upaya-

upaya mengambil peralatan di dalam lubang sumur) yang dilakukan dengan menggunakan Rig BSA #1 yang telah

diperbaiki;

28 Mengingat penggunaan Rig BSA #1 tersebut dilakukan berdasarkan PERSETUJUAN dari Termohon Pailit

sebagaimana telah PEMOHON PAILIT uraikan di atas, maka terbukti secara sah dan meyakinkan bahwa berdasarkan

Pasal 6 Perjanjian Jasa Pemboran Tertanggal 15 April 2014 (vide Bukti P-55) Termohon Pailit wajib membayar

pekerjaan FISHING (upaya-upaya mengambil peralatan di dalam lubang sumur) yang dilakukan dengan menggunakan

Rig BSA #1 yang telah DIPERBAIKI tersebut. Sebagaimana diatur di dalam Pasal 6 Perjanjian Jasa Pemboran

Tertanggal 15 April 2014 yang berbunyi sebagai berikut:

“Dalam hal terjadi PERMASALAHAN DENGAN LUBANG, misalnya mataHal. 20 dari 119 halaman, Pts.Perk.No.09/Pdt.Sus-PAILIT/2015/PN.Niaga.Jkt.Pst.

bor terjepit, total loss circulation, blow out, dan lain-lainnya, sehingga proses pemboran tidak menambah

kedalaman pemboran tetapi Rig tetap bekerja secara maksimal untuk mengatasi hole problem tersebut

maka selama terjadinya hole problem PIHAK PERTAMA MEMBAYAR PIHAK KEDUA 75 % X THO

UNTUK RIG DAN 100% X THO UNTUK SUB KONTRAKTOR, sesuai dengan seluruh biaya yang

harus dibayarkan / dikeluarkan oleh Pihak Kedua untuk semua sistem peralatan, material dan seluruh

tenaga kerja beserta sub kontraktor sebagaimana diuraikan dalam lampiran - A.”;

Keterangan:

Yang dimaksud dengan “Pihak Pertama” adalah Termohon Pailit, dan yang dimaksud dengan “Pihak

Kedua” adalah “PEMOHON PAILIT”;

29 Yang Mulia Majelis Hakim yang memeriksa perkara aquo, pekerjaan FISHING (upaya-upaya mengambil

peralatan di dalam lubang sumur) dilakukan dengan menggunakan peralatan Rig BSA #1 (yang telah diperbaiki),

dalam hal mana penggunaannya telah disetujui oleh Termohon Pailit sebagaimana telah PEMOHON PAILIT uraikan

di atas. Pekerjaan FISHING selalu dilakukan dengan membuat DAILY DRILLING REPORT (DDR) (laporan

pemboran harian) dan BERITA ACARA - BERITA ACARA yang DITANDATANGANI, DISETUJUI dan/atau

DIKETAHUI oleh Termohon Pailit dan PEMOHON PAILIT. Selain dari DAILY DRILLING REPORT (DDR)

(laporan pemboran harian) dan BERITA ACARA - BERITA ACARA, PEMOHON PAILIT juga menyampaikan

laporan mengenai kegiatan FISHING kepada Termohon Pailit sebagaimana dimaksud dalam e-mail dari PEMOHON

PAILIT kepada Termohon Pailit tertanggal 13 Oktober 2014 (vide Bukti P-92) yang dibalas oleh Termohon Pailit pada

tanggal 14 Oktober 2014, dengan subject e-mail: UPDATE FISHING / BACK OFF JOB (vide Bukti P-93);

DisclaimerKepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas pelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu.Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :Email : [email protected] : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 13

Page 101: LEGALITAS PENGAJUAN PAILIT PT WIRANA NUSANTARA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/41510/1/DEVI... · devi annisyah hasibuan. nim 1113048000047. “legalitas pengajuan

Mahka

mah

Agung R

epublik

Indones

ia

Mahka

mah

Agung R

epublik

Indones

ia

Mahka

mah

Agung R

epublik

Indones

ia

Mahka

mah

Agung R

epublik

Indones

ia

Mahka

mah

Agung R

epublik

Indones

ia

Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesiaputusan.mahkamahagung.go.id

30 Dengan demikian, SEMAKIN TERBUKTI bahwa MEMANG BENAR TAGIHAN yang timbul atas pekerjaan

FISHING (upaya-upaya mengambil peralatan di dalam lubang sumur) baik yang dilakukan sebelum jatuhnya Top

Drive maupun yang dilakukan setelah diperbaikinya Rig BSA #1 merupakan TAGIHAN yang telah JATUH TEMPO

dan DAPAT DITAGIH sebagaimana dimaksud dalam Daftar Rincian Tagihan yang merupakan satu kesatuan dan tidak

terpisahkan dalam permohonan pailit aquo;

B SECARA SESAT DAN PENUH TIPU DAYA TERMOHON PAILIT MEMBANTAH PERNAH MENYETUJUI

PENGGUNAAN RIG BSA #1 YANGHal. 21 dari 119 halaman, Rs.Perk.No.09/Pdt.Sus-PAILIT/2015/PN.Niaga.Jkt.Pst.

TELAH DIPERBAIKI DAN KARENANYA TERMOHON PAILIT KEBERATAN UNTUK MEMBAYAR

TAGIHAN-TAGIHAN YANG TIMBUL DARI PENGGUNAAN RIG BSA#1 TERSEBUT

31 Yang Mulia Majelis Hakim yang memeriksa perkara aquo, setelah dilaksanakannya pekerjaan FISHING

sebagaimana diuraikan di atas, secara MENDADAK dan TIBA-TIBA Termohon Pailit “MENJILAT AIR LIUR”-nya

sendiri dengan menyatakan bahwa TERMOHON PAILIT TIDAK SETUJU ATAS PENGGUNAAN RIG BSA #1.

Karenanya Termohon Pailit KEBERATAN atas SETIAP TAGIHAN yang disampaikan oleh PEMOHON PAILIT

kepada Termohon Pailit, yakni tagihan-tagihan sebagai berikut:

a Pekerjaan pengangkatan peralatan pemboran yang tertinggal di dalam lubang (“Fishing”) yang dasar

penagihannya telah PEMOHON PAILIT uraikan di atas dalam permohonan pailit aquo;

b Pekerjaan PENYEMENAN dan PENAMBALAN pada sisi dinding di dalam lubang sumur (Plug Job)

(“Top Job”) berdasarkan Tarif Harian Operasi (THO) sebagaimana tertuang di dalam Daily Drilling Report (DDR);

c Pekerjaan melicinkan atau melumasi peralatan pemboran dengan menggunakan material pelumas agar

pipa tidak mengalami macet (stuck pipe) pada saat dilakukannya pemboran (Pekerjaan ini selanjutnya disebut sebagai

“Pekerjaan Mud Material Black Magic”;

d Penyediaan bahan bakar SOLAR;

e Material semen-semen dan alat-alat penyemenan (“Cementing Unit Standby”);

f Pemasangan tutup sumur setelah sumur ditinggalkan (“Well Head”) sehingga sumur tidak dibiarkan dalam

keadaan terbuka, dan;

g Tarif Harian Siaga (THS) (Standby Rate);

32 Yang Mulia Majelis Hakim yang memeriksa perkara aquo, sebagaimana telah PEMOHON PAILIT sampaikan di

atas, penggunaan Rig BSA #1 untuk pekerjaan-pekerjaan sebagaimana diuraikan di atas dilakukan berdasarkan

persetujuan dan sepengetahuan dari Termohon Pailit sebagaimana telah PEMOHON PAILIT uraikan secara rinci di

dalam permohonan pailit aquo;

33 Dengan demikian, menurut hukum dan peraturan perundang-undangan yang berlaku TERBUKTI SECARA SAH

DAN MEYAKINKAN Termohon Pailit telah MENYETUJUI baik secara tegas maupun DIAM-DIAM atas

PENGGUNAAN RIG BSA #1 YANG TELAH DIPERBAIKI sebagaimana PEMOHON PAILIT sampaikan di dalam

permohonan pailit aquo. Karenanya, Termohon wajib untukHal. 22 dari 119 halaman, Pts.Perk.No.09/Pdt.Sus-PAILIT/2015/PN.Niaga.Jkt.Pst.

melakukan sejumlah pembayaran kepada PEMOHON. Hal sebagaimana PEMOHON PAILIT uraikan di atas

SEJALAN. DIKUATKAN dan BERKESESUAIAN dengan:

a PENDAPAT AHLI HUKUM PROF. SUBEKTI, S.H. dalam bukunya yang berjudul “Hukum Perjanjian”,

Penerbit PT Intermasa, cetakan XII, halaman 21 yang berbunyi sebagai berikut:“orang yang dalam perjanjian telah memberikan sepakatnya secara tidak bebas, dapat pula

menguatkan perjanjian yang dibuatnya, baik secara tegas maupun secara diam-diam”:

b Putusan Mahkamah Agung No. 2178 K/Pdt/2008, yang antara lain ada menyebutkan sebagai berikut:

“...bahwa setelah berakhirnya masa perjanjian kerja sama distributorship yang dimulai pada tanggal

1 Januari 2002 dan berakhir pada tanggal 31 Desember 2003, kedua belah pihak masih tetap DisclaimerKepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas pelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu.Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :Email : [email protected] : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 14

Page 102: LEGALITAS PENGAJUAN PAILIT PT WIRANA NUSANTARA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/41510/1/DEVI... · devi annisyah hasibuan. nim 1113048000047. “legalitas pengajuan

Mahka

mah

Agung R

epublik

Indones

ia

Mahka

mah

Agung R

epublik

Indones

ia

Mahka

mah

Agung R

epublik

Indones

ia

Mahka

mah

Agung R

epublik

Indones

ia

Mahka

mah

Agung R

epublik

Indones

ia

Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesiaputusan.mahkamahagung.go.id

melakukan perbuatan-perbuatan hukum yang dilaksanakan beritikad baik (goeder trouw, bonafide)

seperti transaksi-transaksi pemesanan barang, pembayaran dan sebagainya, selayaknya perjanjian

yang belum berakhir. Hal ini adalah mencerminkan adanya faktor Simbiosis-mutualistis, yaitu para

pihak sama-sama membutuhkan peranan salah satu pihak. Dengan adanya perbuatan hukum yang

dilakukan berupa transaksi-transaksi perdagangan biasa, maka SECARA DIAM-DIAM kedua belah

pihak telah MENYATAKAN SEPAKAT untuk dan oleh karena itu tunduk dan masuk kepada

pembaharuan perjanjian distributorsbip tahap ke-2, yakni sebagaimana yang tercantum dalam Surat Perjanjian (Vide Bukti P-l) bahwa atas kesepakatan kedua belah pihak, perjanjian ini dapat

diperbaharui untuk jangka waktu 3 (tiga) tahun berikutnya yakni sampai dengan tanggai 31

Desember 2006. Dengan kesepakatan diam-diam itu, maka BERLAKU MUTLAKLAH ASAS

KONSENSUALITAS (vide Pasal 1320 KUHPerdata) yang merupakan kekuatan Undang-Undang

bagi para pihak (vide Pasal 1338 KUHPerdata)”;

34 Dengan demikian. Termohon Pailit wajib untuk membayar setiap dan segala TAGIHAN atas pekerjaan-

pekerjaan tersebut yang telah JATUH TEMPO dan DAPAT DITAGIH sebagaimana dimaksud dalam Daftar Rincian

Tagihan yang merupakan satu kesatuan dan tidak terpisahkan dalam permohonan pailit aquo;Hal. 23 dari 119 halaman, Rs.Perk.No.09/Pdt.Sus-PAILIT/2015/PN.Niaga.Jkt.Pst.

F TERMOHON PAILIT WAJIB UNTUK MEMBAYAR PEKERJAAN TOP JOB YANG TELAH DILAKUKAN

OLEH PEMOHON PAILIT DAN DITERIMA SERTA DIKETAHUI OLEH TERMOHON PAILIT

35 Yang Mulia Majelis Hakim yang memeriksa perkara aquo, pekerjaan Top Job atau Plug Job merupakan JASA

PENYEMENAN (tidak termasuk material semen) dan PENAMBALAN pada sisi dinding di dalam lubang sumur (Plug

Job) yang perhitungannya berdasarkan Tarif Harian Operasi (THO) sebagaimana tertuang di dalam Daily Drilling

Report (DDR) dan berita acara - berita acara terkait, untuk selanjutnya dilakukan pemboran dengan luas diameter

lubang tergantung pada kebutuhan Termohon Pailit (“Top Job”). Dengan demikian, TAGIHAN Top Job terdiri dari:

a Tagihan Top Job untuk diameter lubang dengan ukuran 9 % inch;

b Tagihan Top Job untuk diameter lubang dengan ukuran 12 V4 inch, dan;

c Tagihan Top Job untuk diameter lubang dengan ukuran 13 % inch.

36 Mohon perhatian Yang Mulia Majelis Hakim yang memeriksa perkara aquo, bahkan Tagihan Top Job untuk

diameter lubang dengan ukuran 13 inch TELAH DIBAYAR oleh Termohon Pailit akan tetapi nilai yang dibayar hanya

sebesar US$ 31,544.06 (tiga puluh satu ribu lima ratus empat puluh empat dan enam sen Dolar Amerika Serikat).

PADAHAL seluruh tagihan atas Top Job (penyemenan) adalah sebesar US$ 367,049.26 (tiga ratus enam puluh tujuh

ribu empat puluh sembilan dan dua puluh enam sen Dollar Amerika Serikat). Namun dikarenakan pekerjaan Top Job

menggunakan sistem Lump Sum dengan nilai US$ 102,361.00 (seratus dua ribu tiga ratus enam puluh satu Dollar

Amerika Serikat), maka untuk pekerjaan Top Job sebelumnya terdapat kekurangan pembayaran sebesar US$ 70,816.94

(tujuh puluh ribu delapan ratus enam belas dan sembilan puluh empat sen Dollar Amerika Serikat);

37 Yang Mulia Majelis Hakim yang memeriksa perkara aquo, berdasarkan hal-hal sebagaimana diuraikan di atas

maka terbukti secara sah dan meyakinkan bahwa Termohon Pailit WAJIB untuk membayar TAGIHAN-TAGIHAN

atas PENYEMENAN (Top Job) dengan sistem Lump Sum dengan nilai US$ 102,361.00 (seratus dua ribu tiga ratus

enam puluh satu Dollar Amerika Serikat) berdasarkan Pasal 9.1 dan Lampiran A - Perjanjian Jasa Pemboran

Tertanggal 15 April 2014, dalam hal mana TAGIHAN-TAGIHAN atas PENYEMENAN (Top Job) tersebut SUDAH

JATUH TEMPO dan DAPAT DITAGIH sebagaimana dimaksud dalam Daftar Rincian Tagihan yang merupakan satu

kesatuan dan tidak terpisahkan dalam permohonan pailit aquo;Hal. 24 dari 119 halaman, Pts.Perk.No.09/Pdt.Sus-PAILIT/2015/PN.Niaga.Jkt.Pst.

• TERMOHON PAILIT WAJIB UNTUK MEMBAYAR CEMENTING UNIT STANDBY YANG TELAH

DILAKUKAN OLEH PEMOHON PAILIT DAN DITERIMA SERTA DIKETAHUI OLEH TERMOHON PAILIT

DisclaimerKepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas pelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu.Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :Email : [email protected] : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 15

Page 103: LEGALITAS PENGAJUAN PAILIT PT WIRANA NUSANTARA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/41510/1/DEVI... · devi annisyah hasibuan. nim 1113048000047. “legalitas pengajuan

Mahka

mah

Agung R

epublik

Indones

ia

Mahka

mah

Agung R

epublik

Indones

ia

Mahka

mah

Agung R

epublik

Indones

ia

Mahka

mah

Agung R

epublik

Indones

ia

Mahka

mah

Agung R

epublik

Indones

ia

Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesiaputusan.mahkamahagung.go.id

38 Yang Mulia Majelis Hakim yang memeriksa perkara aquo, CEMENTING UNIT STANDBY merupakan posisi

DIAM (MENUNGGU) dan STANDBY atas PERALATAN PENYEMENAN yang dilakukan oleh PEMOHON

PAILIT mengingat untuk melakukan tindakan penyemenan wajib menunggu persetujuan atau perintah dari Termohon

Pailit. Pembayaran atas CEMENTING UNIT STANDBY dilakukan dengan menggunakan sistem Daily Rate

sebagaimana secara tegas dinyatakan di dalam Lampiran A - Perjanjian Jasa Pemboran Tertanggal 15 April 2014 yang

pada intinya pembayaran diperhitungkan berdasarkan jumlah hari (Daily Rate). Karenanya, Termohon Pailit wajib

untuk membayar segala dan setiap TAGIHAN atas CEMENTING UNIT STANDBY yang telah JATUH TEMPO dan

DAPAT DITAGIH sebagaimana dimaksud dalam Daftar Rincian Tagihan yang merupakan satu kesatuan dan tidak

terpisahkan dalam permohonan pailit aquo;

• TERMOHON PAILIT WAJIB UNTUK MEMBAYAR PEKERJAAN MUD MATERIAL BLACK MAGIC

YANG TELAH DILAKUKAN OLEH PEMOHON PAILIT DAN DITERIMA SERTA DIKETAHUI OLEH

TERMOHON PAILIT

39 Yang Mulia Majelis Hakim yang memeriksa perkara aquo, pekerjaan Mud Material Black Magic merupakan

tindakan-tindakan yang dilakukan dalam rangka melicinkan atau melumasi peralatan pemboran dengan menggunakan

material pelumas agar pipa yang berada dalam kondisi terjepit (stuck pipe) dapat terbebaskan. Segala biaya yang

timbul sebagai akibat dilaksanakannya pekerjaan ini WAJIB DIBAYAR oleh Termohon Pailit kepada PEMOHON

PAILIT berdasarkan Lampiran A - Perjanjian Jasa Pemboran Tertanggal 15 April 2014 (vide Bukti P-55);

40 Yang Mulia Majelis Hakim yang memeriksa perkara aquo, pekerjaan Mud Material Black Magic merupakan

pekerjaan menggunakan SISTEM LUMP SUM untuk nilai sebesar US$ 127,618.00 (seratus dua puluh tujuh ribu enam

ratus delapan belas Dollar Amerika Serikat). Karenanya, walaupun pekerjaan Mud Material Black Magic MELEBIHI

NILAI LUMP SUM, Termohon Pailit WAJIB HANYA MEMBAYAR sebesar US$ 127,618.00 (seratus dua puluh

tujuh ribu enam ratus delapan belas Dollar Amerika Serikat) sebagaimana diatur di dalam Lampiran A - Perjanjian Jasa

Pemboran Tertanggal 15 April 2014. DenganHal. 25 dari 119 halaman, Pts.Perk.No.09/Pdt.Sus-PAILIT/2015/PN.Niaga.Jkt.Pst.

demikian, Termohon Pailit WAJIB UNTUK MEMBAYAR segala dan setiap pekerjaan Mud Material Black

Magic yang sudah JATUH TEMPO dan DAPAT DITAGIH sebagaimana diuraikan di atas. Apalagi FAKTA-

nya, Termohon Pailit telah menandatangani BERITA ACARA PEKERJAAN MUD MATERIAL BLACK

MAGIC;

41 Yang Mulia Majelis Hakim yang memeriksa perkara aquo, untuk pekerjaan Mud Material Termohon Pailit hanya

membayar sebesar US$ 56,151.92 (lima puluh enam ribu seratus lima puluh satu dan sembilan puluh dua sen Dolar

Amerika Serikat). Dengan demikian, TERBUKTI SECARA SAH DAN MEYAKINKAN Termohon Pailit wajib untuk

membayar TAGIHAN-TAGIHAN atas PEKERJAAN MUD MATERIAL YANG SUDAH JATUH TEMPO DAN

DAPAT DITAGIH sebagaimana dimaksud dalam Daftar Rincian Tagihan yang merupakan satu kesatuan dan tidak

terpisahkan dalam permohonan pailit aquo;

B TERMOHON PAILIT WAJIB UNTUK MEMBAYAR BAHAN BAKAR SOLAR YANG TELAH DIGUNAKAN

UNTUK KEPENTINGAN PEKERJAAN PEMBORAN

42 Yang Mulia Majelis Hakim yang memeriksa perkara aquo, dalam rangka melaksanakan pekerjaan pemboran

diperlukan bahan bakar SOLAR dalam hal mana PENGGUNAANNYA TIDAK MENGGUNAKAN SISTEM LUMP

SUM dan wajib ditanggung pembayarannya oleh Termohon Pailit. Sebagaimana disebutkan di dalam Pasal 16.15

Perjanjian Jasa Pemboran Tertanggal 15 April 2014 yang berbunyi sebagai berikut:

“Bahan bakar”PIHAK PERTAMA AKAN MENANGGUNG KEBUTUHAN BAHAN BAKAR UNTUK KEPERLUAN

PEMBORAN yang dihitung mulai dari saat Tajak, sementara penggunaan bahan bakar dalam rangka Function

Test merupakan bagian dari Mobilisasi dan ditanggung oleh Pihak Kedua. Function Test diestimasikan akan

meliputi 12 Jam Running Test dan 12 (dua belas) Jam Connection Test. Sementara itu, Tajak akan dilakukan

DisclaimerKepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas pelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu.Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :Email : [email protected] : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 16

Page 104: LEGALITAS PENGAJUAN PAILIT PT WIRANA NUSANTARA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/41510/1/DEVI... · devi annisyah hasibuan. nim 1113048000047. “legalitas pengajuan

Mahka

mah

Agung R

epublik

Indones

ia

Mahka

mah

Agung R

epublik

Indones

ia

Mahka

mah

Agung R

epublik

Indones

ia

Mahka

mah

Agung R

epublik

Indones

ia

Mahka

mah

Agung R

epublik

Indones

ia

Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesiaputusan.mahkamahagung.go.id

pada siang hari, atau pada waktu, yang disepakati para pihak. Jumlah kebutuhan bahan bakar yang akan

diberikan kepada Pihak Kedua berdasarkan konsumsi yang telah disepakati;

43 Yang Mulia Majelis Hakim yang memeriksa perkara aquo, TAGIHAN atas BAHAN BAKAR SOLAR SUDAH

PERNAH DIBAYAR sebagian oleh Termohon Pailit, sebagaimana dimaksud dalam:Hal. 26 dari 119 halaman, Rs.Perk.No.09/Pdt.Sus-PAILIT/2015/PN.Niaga.Jkt.Pst.

a Invoice No. 002AA/NE/INVA/I-14 tertanggal 13 Juni 2014 atas pekerjaan Reimbursement Solar untuk

Project TPGP (untuk penggunaan periode tanggal 21 April 2014) (vide Bukti P-94), dan;

b Invoice No. 003/WNE/INVA/I-14 tertanggal 13 Juni 2014 atas pekerjaan Reimbursement Solar untuk

Project TPGP (untuk penggunaan periode tanggal 02 Mei 2014) (vide Bukti P-95);

yang kedua-duanya TELAH DIBAYAR oleh Termohon Pailit pada tanggal 8 Juli 2014;

Dengan demikian, TERBUKTI SECARA SAH DAN MEYAKINKAN bahwa segala dan setiap tagihan atas

SOLAR tidak menggunakan sistem Lump Sum MELAINKAN sistem REIMBURSEMENT yang wajib dibayar

oleh Termohon Pailit kepada PEMOHON PAILIT;

44 Yang Mulia Majelis Hakim yang memeriksa perkara aquo, berdasarkan ketentuan sebagaimana diatur dalam

Pasal 16.15 Perjanjian Jasa Pemboran Tertanggal 15 April 2014 di atas maka TERBUKTI SECARA SAH DAN

MEYAKINKAN bahwa tagihan-tagihan atas bahan bakar SOLAR merupakan TAGIHAN-TAGIHAN yang sudah

JATUH TEMPO dan DAPAT DITAGIH oleh PEMOHON PAILIT kepada Termohon Pailit sebagaimana dimaksud

dalam Daftar Rincian Tagihan yang merupakan satu kesatuan dan tidak terpisahkan dalam permohonan pailit aquo;

B TERMOHON PAILIT PUAS DENGAN USAHA-USAHA TERBAIK (BEST EFFORTS) YANG

DILAKSANAKAN OLEH PEMOHON PAILIT

45 Yang Mulia Majelis Hakim yang memeriksa perkara aquo, PEMOHON PAILIT telah memberikan USAHA-

USAHA yang TERBAIK (BEST EFFORTS) dalam rangka mengambil peralatan pemboran yang tertinggal di dalam

lubang sumur) atas persetujuan dan sepengetahuan Termohon Pailit. Namun mengingat tingkat kesulitan yang ada

maka diperlukan metode Fishing yang lebih lanjut, yakni Wash Over Pipe (metode Fishing yang menggunakan PIPA

yang LEBIH BESAR disertai dengan AIR yang BERTEKANAN TINGGI) yang DISETUJUI oleh Termohon Pailit.

Namun dikarenakan bagi Termohon Pailit biaya-biaya yang dikeluarkan menjadi lebih besar apabila menggunakan

metode Fishing Wash Over Pipe dengan tetap menggunakan Perjanjian Jasa Pemboran Tertanggal 15 April 2014 maka

Termohon Pailit meminta PEMOHON PAILIT untuk menyampaikan PROPOSAL (vide Bukti P-50) yang baru untuk

pekerjaan pemboran hingga kedalaman 1500 (seribu lima ratus) meter dalam hal mana diHal. 27 dari 119 halaman, Pts.Perk.No.09/Pdt.Sus-PAILIT/2015/PN.Niaga.Jkt.Pst.

dalamnya sudah termasuk kegiatan Fishing Wash Over Pipe (Selanjutnya, pekerjaan paket tersebut di atas

disebut sebagai “Turn Key Project”);

46 Di dalam PROPOSAL yang baru, PEMOHON PAILIT menawarkan nilai sebesar US$ 1,760,000.00 (satu juta

tujuh ratus enam puluh ribu Dollar Amerika Serikat) ditambah dengan US$178,000.00 (seratus tujuh puluh delapan

ribu Dollar Amerika Serikat) untuk pekerjaan metode Fishing Wash Over Pipe;

47 Selanjutnya, nilai yang ditawarkan oleh PEMOHON PAILIT ditanggapi oleh Termohon Pailit dengan

MENAWAR seharga US$ 1,365,000.00 (satu juta tiga ratus enam puluh lima ribu Dollar Amerika Serikat). Apabila

diakumulasi maka harga Turn Key Project akan lebih murah daripada harga sebagaimana diatur dalam Perjanjian Jasa

Pemboran Tertanggal 15 April 2014. Adapun harga ini diajukan oleh PEMOHON PAILIT dengan IMING-IMING dari

Termohon Pailit bahwa PEMOHON PAILIT akan mendapatkan kesempatan untuk pengerjaan pemboran Sumur

Kancah #01 dan Sumur Kancah #02;

48 Yang Mulia Majelis Hakim yang memeriksa perkara aquo, UPAYA-UPAYA yang dilakukan oleh PEMOHON

PAILIT untuk kegiatan pekerjaan pemboran merupakan BEST EFFORTS karena BENAR-BENAR memberikan

KEPUASAN bagi Termohon Pailit. Sedemikian MEMUASKANNYA hingga nilai sebesar USDDisclaimerKepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas pelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu.Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :Email : [email protected] : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 17

Page 105: LEGALITAS PENGAJUAN PAILIT PT WIRANA NUSANTARA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/41510/1/DEVI... · devi annisyah hasibuan. nim 1113048000047. “legalitas pengajuan

Mahka

mah

Agung R

epublik

Indones

ia

Mahka

mah

Agung R

epublik

Indones

ia

Mahka

mah

Agung R

epublik

Indones

ia

Mahka

mah

Agung R

epublik

Indones

ia

Mahka

mah

Agung R

epublik

Indones

ia

Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesiaputusan.mahkamahagung.go.id

0 00 (satu juta tujuh ratus enam puluh ribu dollar amerika serikat) yang DITAWAR oleh Termohon

Pailit dengan harga USD 1,365,00.00 (satu juta tiga ratus enam puluh lima ribu Dollar Amerika Serikat) selanjutnya

ditawar kembali (LEBIH TINGGI) oleh Termohon Pailit dengan harga sebesar USD

0 00 (satu juta lima ratus ribu Dollar Amerika Serikat). Atau dengan kata lain, harga yang ditawarkan

oleh Termohon Pailit atas jasa PEMOHON PAILIT MENGALAMI KENAIKAN dari harga USD 1,365,00.00 (satu

juta tiga ratus enam puluh lima ribu Dollar Amerika Serikat) ke harga sebesar USD

0 00 (satu juta lima ratus ribu Dollar Amerika Serikat). Karenanya, terbukti secara sah dan

meyakinkan bahwa Termohon Pailit memiliki KETERTARIKAN YANG LUAR BIASA atas BEST EFFORTS yang

diberikan oleh PEMOHON PAILIT kepada Termohon Pailit selama ini;

49 Mohon perhatian Yang Mulia Majelis Hakim yang memeriksa perkara aquo, karenanya SEGALA DALIH-

DALIH SESAT yang diajukan oleh Termohon Pailit perihal JASA-JASA PEMOHON PAILIT yang DIBUAT

SEDEMIKIAN RUPA SEOLAH-OLAH TIDAK MEMUASKAN TIDAK-lah LEBIH DARI SEKEDAR

KEBOHONGAN BELAKA yang dilakukan oleh Termohon Pailit agar TermohonHal. 28 dari 119 halaman, Pts.Perk.No.09/Pdt.Sus-PAlLIT/2015/PN.Niaga.Jkt.Pst.

Pailit memiliki ALASAN SESAT untuk TIDAK MEMBAYAR SEGALA TAGIHAN

yang telah disampaikan oleh PEMOHON PAILIT kepada Termohon Pailit;

50 Yang Mulia Majelis Hakim yang memeriksa perkara aquo, setelah PEMOHON

PAILIT mempertimbangkan secara seksama atas penawaran senilai USD

0 00 (satu juta lima ratus ribu Dollar Amerika Serikat) yang

disampaikan oleh Termohon Pailit untuk kelanjutan kegiatan pekerjaan

pemboran, ternyata harga tersebut jauh daripada apa yang telah diperhitungkan

oleh PEMOHON PAILIT. Karenanya, PEMOHON PAILIT tidak dapat menerima

harga sebesar USD 1,500,000.00 (satu juta lima ratus ribu Dollar Amerika

Serikat) yang disampaikan dan DITAWARKAN oleh Termohon Pailit. Hal

sebagaimana PEMOHON PAILIT uraikan di atas, didukung dengan bukti surat

berupa Catatan Rapat tertanggal 20 Nopember 2014 yang telah DISETUJUI

dan DITANDATANGANI oleh PEMOHON PAILIT dengan Termohon Pailit

(“Catatan Rapat 20 Nopember 2014”) (vide Bukti P-50), yang berbunyi sebagai

berikut:

“CATATAN RAPAT”

Pada hari ini, Kamis, tanggal 20 NOVEMBER 2014 telah dilaksanakan rapat

terkait “penyelesaian Sumur Kancah - 3” di ruang rapat PT. TPGP dengan

pokok - pokok sebagai berikut:

1) PT. WNE mengajukan HARGA untuk turn - key projek sebesar 1.760

JUTA USD;

TPGP menyampaikan HARGA turnkey sebesar 1.365 JUTA USD;

Dari proses negoisasi para pihak, TPGP MENYAMPAIKAN HARGA

SEBESAR 1.5 JUTA USD dan PT. WNE akan mempertimbangkan lebih

lanjut;

Harga tersebut sudah termasuk biaya semuanya sesuai dengan kontrak

Perjanjian awal. Untuk menyelesaikan pekerjaan kancah - 3 sampai

dengan kedalaman 1500 meter menjadi beban PT. WNE, kecuali biaya

BBM dan penyediaan air yang menjadi beban TPGP;

2)

3)4)Disclaimer

Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas pelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu.Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :Email : [email protected] : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 18

Page 106: LEGALITAS PENGAJUAN PAILIT PT WIRANA NUSANTARA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/41510/1/DEVI... · devi annisyah hasibuan. nim 1113048000047. “legalitas pengajuan

Mahka

mah

Agung R

epublik

Indones

ia

Mahka

mah

Agung R

epublik

Indones

ia

Mahka

mah

Agung R

epublik

Indones

ia

Mahka

mah

Agung R

epublik

Indones

ia

Mahka

mah

Agung R

epublik

Indones

ia

Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesiaputusan.mahkamahagung.go.id

PT TANGKUBAN PARAHU

GEOTHERMAL PANAS BUMI

PT WIRANA NUSANTARA ENERGYTtd

Sugeng TriyonoTtdDjoko Anityo Wibowo

Hal. 29 dari 119 halaman, Rs.Perk.No.09/Pdt.Sus-PAILIT/2015/PN.Niaga.Jkt.Pst.

51 Mohon perhatian Yang Mulia Majelis Hakim yang memeriksa perkara aquo, pada akhirnya Termohon Pailit tidak

setuju atas harga terakhir yang disampaikan oleh PEMOHON PAILIT. Akan tetapi di lain pihak, Termohon Pailit juga

tidak memutus Perjanjian Jasa Pemboran tertanggal 15 April 2014. Padahal sebelumnya, Termohon Pailit menawar

dengan harga USD

0 00 (satu juta tiga ratus enam puluh lima ribu Dollar Amerika Serikat) dan SELANJUTNYA NAIK

MENJADI USD 1,500,000.00 (satu juta lima ratus ribu Dollar Amerika Serikat) untuk kelanjutan pekerjaan pemboran,

dalam hal mana memberikan pengertian bahwa SEBENARNYA Termohon Pailit PUAS dan TERTARIK dengan

UPAYA-UPAYA BEST EFFOTRS pekerjaan pemboran yang diberikan oleh PEMOHON PAILIT selama ini.

Mengingat, pada prinsipnya:

“TIDAK ADA PEMBELI YANG MENAWAR BERKALI-KALI

TERHADAP HARGA BARANG/J ASA YANG TIDAK MENARIK BAGINYA”

52 Dengan demikian terbukti secara sah dan meyakinkan bahwa SEGALA ALASAN KEKECEWAAN Termohon

Pailit atas kinerja PEMOHON PAILIT dalam melakukan pekerjaan pemboran di Sumur Kancah #3 adalah ALASAN-

ALASAN BUALAN BELAKA yang SECARA LICIK disampaikan oleh Termohon Pailit kepada PEMOHON PAILIT

agar Termohon Pailit MEMILIKI ALASAN UNTUK TIDAK PERLU MELAKUKAN PEMBAYARAN-

PEMBAYARAN ATAS PEKERJAAN-PEKERJAAN terkait PEMBORAN SUMUR KANCAH #3 YANG TELAH

DIKERJAKAN oleh PEMOHON PAILIT SELAMA INI. Hal ini wajar saja karena Termohon Pailit menyadari

APABILA Termohon Pailit menyampaikan SECARA TEGAS perihal KEPUASANNYA atas kinerja PEMOHON

PAILIT maka Termohon Pailit menjadi WAJIB UNTUK MEMBAYAR atas tagihan- tagihan yang telah disampaikan

oleh PEMOHON PAILIT kepada Termohon Pailit. Atau dengan kata lain, DIKARENAKAN TERMOHON PAILIT

TIDAK MAU MEMBAYARLAH MAKA TERMOHON PAILIT BERPURA-PURA MENGUNGKAPKAN

KEKECEWAANNYA atas kinerja PEMOHON PAILIT dalam melakukan kegiatan pemboran di Sumur Kancah #3;

B TERMOHON PAILIT WAJIB UNTUK MEMBAYAR WELL HEAD YANG TELAH DIKERJAKAN OLEH

PEMOHON PAILIT

53 Yang Mulia Majelis Hakim yang memeriksa perkara aquo, setelah tidak tercapai kesepakatan antara PEMOHON

PAILIT dan Termohon Pailit melaksanakan pekerjaan pemboran sampai dengan dengan selesai termasuk

melaksanakan Turn Key Project, maka demi KESELAMATAN dan KEAMANAN KERJA PEMOHON PAILIT

segera melaksanakan PEMASANGAN WELL HEADHal. 30 dari 119 halaman, Rs.Perk.No.09/Pdt.Sus-PAILIT/2015/PN.Niaga.Jkt,Pst.

(KEPALA TUTUP SUMUR). Hal ini semakin membuktikan bahwa MEMANG BENAR PEMOHON PAILIT

melaksanakan pekerjaan pemboran dengan BEST EFFORT (USAHA-USAHA TERBAIK);

54 Yang Mulia Majelis Hakim yang memeriksa perkara aquo, PEMASANGAN WELL HEAD (KEPALA TUTUP

SUMUR) sebagaimana diuraikan di atas dilakukan oleh PEMOHON PAILIT sebagai WUJUD ITIKAD BAIK

PEMOHON PAILIT yang TIDAK MUNGKIN TEGA membiarkan Sumur Kancah 3 dalam KEADAAN TERBUKA

LEBAR (MENGANGA), dalam hal mana dapat MEMBAHAYAKAN bagi KESELAMATAN orang-orang dan

lingkungan sekitarnya;

55 Yang Mulia Majelis Hakim yang memeriksa perkara aquo, berdasarkan ketentuan-ketentuan sebagaimana diatur

dalam:DisclaimerKepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas pelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu.Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :Email : [email protected] : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 19

Page 107: LEGALITAS PENGAJUAN PAILIT PT WIRANA NUSANTARA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/41510/1/DEVI... · devi annisyah hasibuan. nim 1113048000047. “legalitas pengajuan

Mahka

mah

Agung R

epublik

Indones

ia

Mahka

mah

Agung R

epublik

Indones

ia

Mahka

mah

Agung R

epublik

Indones

ia

Mahka

mah

Agung R

epublik

Indones

ia

Mahka

mah

Agung R

epublik

Indones

ia

Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesiaputusan.mahkamahagung.go.id

a Huruf 1.11 pada lampiran B - Perjanjian Jasa Pemboran Tertanggal 15 April 2014 (vide Bukti P-55) yang

berbunyi sebagai berikut:

“PENYEDIAAN JASA INSTALASI WELL HEAD KONTRAKTOR MENYEDIAKAN JASA

PEMASANGAN WELL HEAD termasuk tapi tidak terbatas pada personal welder yang bersertifikasi”;

b Pasal 2.2 Perjanjian Jasa Pemboran Tertanggal 15 April 2014 (vide Bukti P-55), yang berbunyi sebagai

berikut:

“Pihak Pertama menyerahkan pekerjaan kepada Pihak Kedua dan Pihak Kedua menyatakan menerima

serta sanggup untuk melaksanakan pekerjaan di lokasi pekerjaan sesuai dengan lingkup kerja dan syarat-

syarat dalam perjanjian dan lampiran-lampiran perjanjian, dengan pelaksanaan pekerjaan sebagaimana

diuraikan di dalam lampiran B Perjanjian ini, termasuk pengelasan (hot head) untuk casing head dan

PEMASANGAN KEPALA SUMUR”;

maka terbukti secara sah dan meyakinkan bahwa PEMOHON PAILIT memiliki hak untuk menagih

PEMASANGAN WELL HEAD (KEPALA TUTUP SUMUR) kepada Termohon Pailit, mengingat apabila

dilihat dari aspek keamanan dan keselamatan kerja PEMASANGAN WELL HEAD (KEPALA SUMUR)

WAJIB untuk dilakukan atas biaya-biaya material dari Termohon Pailit. Karenanya, tagihan-tagihan atas

PEMASANGAN WELL HEAD (KEPALA TUTUP SUMUR) tersebut merupakan TAGIHAN-TAGIHAN yang

sudah JATUH TEMPO dan DAPAT DITAGIH oleh PEMOHON PAILIT kepada Termohon Pailit sebagaimana

dimaksud dalam Daftar Rincian Tagihan yang merupakan satu kesatuan dan tidak terpisahkan dalam

permohonan pailit aquo;Hal. 31 dari 119 halaman, Rs.Perk.No.09/Pdt.Sus-PAILIT/2015/PN.Niaga.Jkt.Pst.

F FAKTANYA PEMOHON PAILIT SELALU MEMBERIKAN USAHA-USAHA YANG TERBAIK (BEST

EFFORTS) DAN KARENANYA TERMOHON PAILIT SELALU MEMPERPANJANG PERJANJIAN

PEMBORAN TERTANGGAL 15 APRIL 2014

56 Yang Mulia Majelis Hakim yang memeriksa perkara aquo, bahkan FAKTANYA setelah disampaikannya

tagihan-tagihan dan dilaksanakan setiap dan segala pekerjaan pemboran dengan menggunakan Rig BSA #1 yang telah

diperbaiki (atas persetujuan Termohon Pailit), Termohon Pailit menyatakan PERSETUJUANNYA dengan

MEMPERPANJANG KONTRAK (in casu Perjanjian Jasa Pemboran Tertanggal 15 April 2014) yang telah dibuat

antara PEMOHON PAILIT dan Termohon Pailit dengan MASA PERPANJANGAN HINGGA AKHIR BULAN

DESEMBER 2014, sebagaimana dimaksud dalam:

a Surat dari Termohon Pailit kepada PEMOHON PAILIT yang dibuat di bawah nomor 200/080/TPGP/2014

tertanggal 15 Oktober 2014 (“Surat Termohon Pailit Persetujuan Perpanjangan Perjanjian Jasa Pemboran Tertanggal 15

Oktober 2014”) (vide Bukti P-48), yang pada intinya berbunyi sebagai berikut:

“Menyetujui permintaan PT Wirana Nusantara Energy untuk memberikan surat keterangan tentang

Perjanjian Jasa Pemboran Research Well dan Coring di WKP Tangkuban Perahu - Jawa Barat - Indonesia,

no.

1 PJ/060/TPGP/2014 yang di tandatangani pada 15 April 2015 dan amandemennya yaitu Amandemen Surat

Perjanjian No.: 001/PJ/060/TPGP/2014 yang ditandatangani pada 16 Juni 2014, dengan ini disampaikan bahwa

KONTRAK PEKERJAAN dimaksud masih dalam proses PERPANJANGAN JANGKA WAKTU PERJANJIAN

SAMPAI DENGAN AKHIR OKTOBER 2014. KECUALI PERPANJANGAN JANGKA WAKTU PERJANJIAN,

TIDAK ADA PASAL - PASAL LAIN YANG MENGALAMI PERUBAHAN”:

b Surat dari Termohon Pailit kepada PEMOHON PAILIT yang dibuat di bawah nomor 211/080/TPGP/2014

tertanggal 27 Oktober 2014 (“Surat Termohon Pailit Persetujuan Perpanjangan Perjanjian Jasa Pemboran Tertanggal 27

Oktober 2014”) (vide Bukti P-49), yang berbunyi sebagai berikut:

“Maka dengan ini disampaikan bahwa kontrak pekerjaan seperti tersebut dalam Perjanjian Jasa Pemboran

Research Well dan Coring di WKP Tangkuban Perahu - Jawa Barat - Indonesia, No.001.PJ/006/TPGP/204

yang ditandatangani pada 15 April 2014 dan Amandemennya yaituHal. 32 dari 119 halaman, Rs.Perk.No.09/Pdt.Sus-PAILIT/2015/PN.Niaga.Jkt.Pst.

DisclaimerKepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas pelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu.Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :Email : [email protected] : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 20

Page 108: LEGALITAS PENGAJUAN PAILIT PT WIRANA NUSANTARA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/41510/1/DEVI... · devi annisyah hasibuan. nim 1113048000047. “legalitas pengajuan

Mahka

mah

Agung R

epublik

Indones

ia

Mahka

mah

Agung R

epublik

Indones

ia

Mahka

mah

Agung R

epublik

Indones

ia

Mahka

mah

Agung R

epublik

Indones

ia

Mahka

mah

Agung R

epublik

Indones

ia

Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesiaputusan.mahkamahagung.go.id

Amandemen Surat Perjanjian No. Amand.001.PJ/060/TPGP/2014 yang ditandatangani pada 16 Juni 2014,

akan DIPERPANJANG SAMPAI DENGAN DESEMBER 2014 KECUALI PERPANJANGAN JANGKA

WAKTU PERJANJIAN, TIDAK ADA PASAL - PASAL LAIN YANG MENGALAMI PERUBAHAN";t

57 Dengan demikian, menurut hukum dan peraturan perundang-undangan yang berlaku TERBUKTI SECARA SAH

DAN MEYAKINKAN Termohon Pailit MENYETUJUI baik secara tegas maupun DIAM-DIAM atas segala dan setiap

pekerjaan pemboran yang telah dikerjakan oleh PEMOHON PAILIT, STANDBY RATE dan DAILY RATE

sebagaimana telah PEMOHON PAILIT sampaikan di dalam permohonan pailit aquo. Karenanya, Termohon wajib

untuk melakukan sejumlah pembayaran kepada PEMOHON. Hal sebagaimana PEMOHON PAILIT uraikan di atas

SEJALAN, DIKUATKAN dan BERKESESUAIAN dengan:

a PENDAPAT AHLI HUKUM PROF. SUBEKTI, S.H. dalam bukunya yang berjudul “Hukum Perjanjian”,

Penerbit PT Intermasa, cetakan XII, halaman 21 yang berbunyi sebagai berikut:

“orang yang dalam perjanjian telah memberikan sepakatnya secara tidak bebas, dapat pula menguatkan

perjanjian yang dibuatnya, baik secara tegas maupun secara diam-diam”;

b Putusan Mahkamah Agung No. 2178 K/Pdt/2008, yang antara lain ada menyebutkan sebagai berikut:

“...bahwa setelah berakhirnya masa perjanjian kerja sama distributorship yang dimulai pada tanggal 1

Januari 2002 dan berakhir pada tanggal 31 Desember 2003, kedua belah pihak masih tetap melakukan

perbuatan- perbuatan hukum yang dilaksanakan beritikad baik (goeder trouw, bonafide) seperti transaksi-

transaksi pemesanan barang, pembayaran dan sebagainya, selayaknya perjanjian yang belum berakhir. Hal

ini adalah mencerminkan adanya faktor Simbiosis-mutualistis, yaitu para pihak sama-sama membutuhkan

peranan salah satu pihak. Dengan adanya perbuatan hukum yang dilakukan berupa transaksi-transaksi

perdagangan biasa, maka SECARA DIAM-DIAM kedua belah pihak telah MENYATAKAN SEPAKAT

untuk dan oleh karena itu tunduk dan masuk kepada pembaharuan perjanjian distributorsbip tahap ke-2,

yakni sebagaimana yang tercantum dalam Surat Perjanjian (Vide Bukti P-l) bahwa atas kesepakatan kedua

belah pihak, perjanjian ini dapat diperbaharui untuk jangka waktu 3 (tiga) tahun berikutnya yakni sampai

dengan tanggal 31 Desember 2006. Dengan kesepakatan diam-diam itu.Hal. 33 dari 119 halaman, Rs.Perk.No.09/Pdt.Sus-PAILIT/2015/PN.Niaga.Jkt.Pst.

maka BERLAKU MUTLAKLAH ASAS KONSENSUALITAS (vide Pasal 1320 KUHPerdata) yang

merupakan kekuatan Undang-Undang bagi para pihak (vide Pasal 1338 KUHPerdata)”;

58 Yang Mulia Majelis Hakim yang memeriksa perkara aquo, PEMOHON PAILIT TIDAK PERNAH

MENGALAMI KETERLAMBATAN dalam melaksanakan pekerjaan pemboran sebagaimana dimaksud dalam

Perjanjian Jasa Pemboran Tertanggal 15 April 2014 karena setiap pekerjaan-pekerjaan yang dilakukan oleh

PEMOHON PAILIT selalu berdasarkan persetujuan dan/atau sepengetahuan dari Termohon Pailit. Karenanya,

terhadap PEMOHON PAILIT TIDAK DAPAT DIKENAKAN SANKSI / DENDA apapun oleh Termohon Pailit.

BAHKAN secara TIDAK MALU-MALU Termohon Pailit MENAWARKAN kepada PEMOHON PAILIT agar

PEMOHON PAILIT menjadi BAGIAN dari Termohon Pailit dengan MEMILIKI SAHAM-SAHAM di dalam

Termohon Pailit. Hal ini wajar saja karena pada prinsipnya segala dan setiap pekerjaan yang dilaksanakan oleh

PEMOHON PAILIT selalu MEMUASKAN dan MENCAPAI HASIL yang MAKSIMAL;

59 Dengan demikian terbukti secara sah dan meyakinkan bahwa PEMOHON PAILIT selalu memberikan USAHA-

USAHA TERBAIKNYA dalam menjalankan PEKERJAAN-PEKERJA^N PEMBORAN sebagaimana dimaksud

dalam Perjanjian Jasa Pemboran Tertanggal 15 April 2014 sehingga MEMBERIKAN KEPUASAN bagi Termohon

Pailit;

B TERMOHON PAILIT MENYAMPAIKAN PENAWARAN KEPADA PEMOHON PAILIT DENGAN TUJUAN

AGAR UTANG-UTANG TERMOHON PAILIT MENJADI LUNAS

DisclaimerKepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas pelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu.Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :Email : [email protected] : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 21

Page 109: LEGALITAS PENGAJUAN PAILIT PT WIRANA NUSANTARA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/41510/1/DEVI... · devi annisyah hasibuan. nim 1113048000047. “legalitas pengajuan

Mahka

mah

Agung R

epublik

Indones

ia

Mahka

mah

Agung R

epublik

Indones

ia

Mahka

mah

Agung R

epublik

Indones

ia

Mahka

mah

Agung R

epublik

Indones

ia

Mahka

mah

Agung R

epublik

Indones

ia

Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesiaputusan.mahkamahagung.go.id

60 Yang Mulia Majelis Hakim yang memeriksa perkara aquo, setelah melalui proses negosiasi yang panjang pada

akhirnya TERMOHON PAILIT MENYAMPAIKAN PENAWARAN PELUNASAN UTANG kepada PEMOHON

PAILIT melalui suratnya yang dibuat di bawah nomor 246/080/TPGP/2014 tertanggal 24 Desember 2014 (selanjutnya

disebut sebagai “Surat Penawaran Pelunasan Utang dari Termohon Pailit Tertanggal 24 Desember 2014”) (vide Bukti

P-53) yang secara lengkapnya surat tersebut berbunyi sebagai berikut;

“Menunjuk pada Surat PT. WNE No.768/WNE - TPGP/XI/2014 tanggal 19 Desember 2014, perihal

Penyelesaian Perselisihan Perjanjian No.001.PJ/060/TPGP/2014, dengan ini dapat disampaikan beberapa

hal sebagai berikut;Hal. 34 dari 119 halaman, Pts.Perk.No.09/Pdt.Sus-PAILIT/2015/PN.Niaga.Jkt.Pst.

1 PT. TPGP telah mengirimkan surat klaim kepada PT. WNE dengan NO.242/080/TPGP/2014 tanggal

18 Desember 2004 perihal Penyelesaian Perselisihan Perjanjian No.001.PJ/060/TPGP2014, berkenaan dengan

wanprestasi PT. WNE untuk mengganti drilling rig BSA #1 dengan drilling rig yang baru untuk menyelesaikan

pekerjaan sesuai dengan amandemen perjanjian dimaksud dan klaim atas jatuhnya top drive yang menyebabkan

pemboran sumur Kancah - 3 tidak dapat dilaksanakan sesuai kedalaman pemboran yang telah disepakati;

2 Sesuai ketentuan pasal 33 butir 1 dan PT. TPGP menyambut

permintaan PT. WNE untuk menyelesaikan perselisihan secara musyawarah dan mufakat. Dengan

ini TPGP MENAWARKAN KEPADA PT. WNE UNTUK menjajaki peluang KERJASAMA yang

SALING MENGUNTUNGKAN para pihak untuk dapat

mengembangkan potensi panas bumi dalam konsesi Gn. Tangkuban Parahu dalam kerangka

mensukseskan program pemerintah sesuai Permen ESDM No. 01 tahun 2012 tentang daftar proyek

FTP - II dan turut mensukseskan program pemerintah MELALUI

PEMBANGUNAN PLTP sebagai energy baru terbarukan;

3 Namun demikian dalam hal BENTUK KERJASAMA TERSEBUT akan mengarah kepada pemilihan

partner yang stratejik bagi TPGP (strategic partner/strategic ailiance) yaitu PT. WNE DAPAT MEMILIKI SAHAM

dan atau bersama - sama mencari pendanaan dalam proyek PLTP Tangkuban Parahu, maka PT. TPGP atau PT.

Indonesia Power akan melakukan kegiatan due diligent terlebih dahulu sebelum diteruskan untuk dapat memperoleh

persetujuan RUPS PT. TPGP;

Demikian di sampaikan atas perhatian dan kerjasamanya di ucapkan

terima kasih;

PT TANGKUBAN PERAHU GEOTHERMAL PANAS BUMI

Direktur utama

TtdSugeng Triyono

61 Mohon perhatian Yang Mulia Majelis Hakim yang memeriksa perkara aquo, Surat Penawaran Pelunasan Utang

dari Termohon Pailit Tertanggal 24Hal. 35 dari 119 halaman, Rs.Perk.No.09/Pdt.Sus-PAILIT/2015/PN.Niaga.Jkt,Pst.

Desember 2014 {vide Bukti P-53) tersebut pada intinya menerangkan atau memberikan pengertian sebagai

berikut:

a Termohon Pailit MENAWARKAN PELUNASAN UTANG dengan cara mengajak PEMOHON PAILIT

BEKERJASAMA dalam proyek pembangunan PLTP agar PEMOHON PAILIT turut memperoleh KEUNTUNGAN

dari proyek tersebut;

b Adapun konsekuensinya APABILA PEMOHON PAILIT MENERIMA PENAWARAN KERJASAMA

(yang ditawarkan oleh Termohon Pailit) tersebut maka SEGALA UTANG Termohon Pailit yang TIMBUL

berdasarkan Perjanjian Jasa Pemboran Tertanggal 15 April 2014 menjadi LUNAS. Karenanya merupakan hal yang

tidak terbantahkan oleh dalih- dalih apapun juga bahwa MEMANG BENAR Surat Penawaran Pelunasan Utang dari DisclaimerKepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas pelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu.Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :Email : [email protected] : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 22

Page 110: LEGALITAS PENGAJUAN PAILIT PT WIRANA NUSANTARA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/41510/1/DEVI... · devi annisyah hasibuan. nim 1113048000047. “legalitas pengajuan

Mahka

mah

Agung R

epublik

Indones

ia

Mahka

mah

Agung R

epublik

Indones

ia

Mahka

mah

Agung R

epublik

Indones

ia

Mahka

mah

Agung R

epublik

Indones

ia

Mahka

mah

Agung R

epublik

Indones

ia

Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesiaputusan.mahkamahagung.go.id

Termohon Pailit Tertanggal 24 Desember 2014 merupakan suatu bentuk PENGAKUAN adanya UTANG Termohon

Pailit kepada PEMOHON PAILIT;

c Sistem kerjasama dilakukan dengan 2 (dua) opsi, yakni:

• PEMOHON PAILIT dapat MENJADI PEMILIK SAHAM di dalam Termohon Pailit, atau;

• Secara bersama-sama mencari sponsor atau pendanaan di dalam pengerjaan proyek tersebut;

62 Mohon perhatian Yang Mulia Majelis Hakim yang memeriksa perkara aquo, berdasarkan Surat Penawaran

Pelunasan Utang dari Termohon Pailit Tertanggal 24 Desember 2014 SEMAKIN MEMBUKTIKAN BETAPA

LICIKNYA TERMOHON PAILIT. Di SATU SISI TERMOHON PAILIT MENGUNGKAPKAN

KEKECEWAANNYA atas kinerja pekerjaan pemboran yang dilakukan oleh PEMOHON PAILIT, akan tetapi di SISI

LAINNYA TERMOHON PAILIT MEMBERIKAN PELUANG BAGI PEMOHON PAILIT UNTUK MENJADI

PEMEGANG SAHAM DI DALAM TERMOHON PAILIT (in casu PT Tangkuban Perahu Geothermal Panas Bumi).

Atau dengan kata lain FAKTANYA adalah sebagai berikut:

“DI SATU SISI TERMOHON PAILIT MENYAMPAIKAN TIDAK SUKA/ KECEWA KEPADA

PEMOHON PAILIT, AKAN TETAPI DI SISI LAINNYA TERMOHON PAILIT INGIN AGAR

PEMOHON PAILIT MENJADI BAGIAN DARIPADA TERMOHON PAILIT.”

63 Yang Mulia Majelis Hakim yang memeriksa perkara aquo, berdasarkan Surat Penawaran Pelunasan Utang dari

Termohon Pailit Tertanggal 24 DesemberHal. 36 dari 119 halaman, Pts.Perk.No.09/Pdt.Sus-PAILIT/2015/PN.Niaga.Jkt.Pst.

2014 (vide Bukti P-53) maka semakin terbukti bahwa MEMANG BENAR SEGALA KEKECEWAAN atas

kinerja PEMOHON PAILIT dalam melaksanakan kegiatan pekerjaan pemboran atas Sumur Kancah #3

sebenarnya TIDAKLAH LEBIH DARI SEKEDAR KEBOHONGAN DAN KEPURA-PURAAN dan PALSU

BELAKA. Justru sebaliknya, dikarenakan KINERJA PEMOHON PAILIT yang SANGAT LUAR BIASA-lah

maka Termohon Pailit tertarik untuk MENJADIKAN PEMOHON PAILIT SEBAGAI BAGIAN daripada

Termohon Pailit (sebagai pemegang saham di dalam Termohon Pailit) guna memajukan kegiatan usaha

Termohon Pailit di bidang pekerjaan pemboran panas bumi;

64 Yang Mulia Majelis Hakim yang memeriksa perkara aquo, SURAT PENAWARAN PELUNASAN UTANG dari

Termohon Pailit Tertanggal 24 Desember 2014 SECARA NYATA-NYATA MEMBUKTIKAN bahwa MEMANG

BENAR Termohon Pailit MEMILIKI UTANG YANG SUDAH JATUH TEMPO kepada PEMOHON PAILIT,

mengingat faktanya apabila PEMOHON PAILIT menerima PENAWARAN PELUNASAN UTANG maka segala

kewajiban Termohon Pailit kepada PEMOHON PAILIT sebagaimana dimaksud dalam tagihan-tagihan yang telah

disampaikan oleh PEMOHON PAILIT kepada Termohon Pailit selama ini menjadi LUNAS. Atau dengan kata lain,

“TIDAK ADA PIHAK YANG TIDAK BERUTANG

AKAN TETAPI MENGAJUKAN PENAWARAN PELUNASAN UTANG”

TERMOHON PAILIT MEMILIKI UTANG YANG TELAH JATUH TEMPODAN DAPAT DITAGIH

65 Yang Mulia Majelis Hakim yang memeriksa perkara aquo, berdasarkan hal-hal sebagaimana PEMOHON

PAILIT uraikan di atas maka terbukti secara sah dan meyakinkan bahwa MEMANG BENAR FAKTANYA

TERMOHON PAILIT MEMILIKI UTANG yang SUDAH JATUH TEMPO DAN DAPAT DITAGIH, yakni utang-

utang sebagai berikut:

a Pekerjaan FISHING (pengangkatan peralatan pemboran yang tertinggal di dalam lubang);

b Pekerjaan PENYEMENAN dan PENAMBALAN pada sisi dinding di dalam lubang sumur (Plug Job /

Top Job);

c Pekerjaan melicinkan atau melumasi peralatan pemboran dengan menggunakan material pelumas agar

pipa tidak mengalami macet (stuck pipe) pada saat dilakukannya pemboran (Pekerjaan Mud Material Black Magic);Hal. 37 dari 119 halaman, Pts.Perk.No.09/Pdt.Sus-PAILIT/2015/PN.Niaga.Jkt.Pst.

d Penyediaan bahan bakar SOLAR;DisclaimerKepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas pelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu.Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :Email : [email protected] : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 23

Page 111: LEGALITAS PENGAJUAN PAILIT PT WIRANA NUSANTARA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/41510/1/DEVI... · devi annisyah hasibuan. nim 1113048000047. “legalitas pengajuan

Mahka

mah

Agung R

epublik

Indones

ia

Mahka

mah

Agung R

epublik

Indones

ia

Mahka

mah

Agung R

epublik

Indones

ia

Mahka

mah

Agung R

epublik

Indones

ia

Mahka

mah

Agung R

epublik

Indones

ia

Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesiaputusan.mahkamahagung.go.id

e Material semen-semen dan alat-alat penyemenan (Cementing Unit Standby);

f Standby Rate atas Tarif Harian Siaga (THS), dan

g Pemasangan tutup sumur setelah sumur ditinggalkan (Well Head) sehingga sumur tidak dibiarkan dalam

keadaan terbuka.

66 Yang Mulia Majelis Hakim yang memeriksa perkara aquo, tagihan-tagihan atas hal-hal sebagaimana telah

PEMOHON PAILIT uraikan di atas sudah jatuh tempo berdasarkan Perjanjian Jasa Pemboran Tertanggal 15 April

2014 {vide Bukti P-55) dan penagihan-penagihan yang telah dilakukan oleh PEMOHON PAILIT, yakni:

a SURAT-SURAT TAGIHAN (INVOICES) yang telah disampaikan oleh

PEMOHON PAILIT kepada Termohon Pailit pada tanggal 26 September 2014 terkait pelaksanaan

Perjanjian Jasa Pemboran Tertanggal 15 April 2014 (“Invoices

Yang Diterima Oleh Termohon Pailit Tanggal 26

September 2014”) {vide Bukti P-1 sampai dengan Bukti P-39); dan

b SURAT-SURAT TAGIHAN {INVOICES) yang telah disampaikan oleh

PEMOHON PAILIT kepada Termohon Pailit pada tanggal 12 Nopember 2014 terkait pelaksanaan

Perjanjian Jasa Pemboran Tertanggal 15 April 2014 (“Invoices

Yang Diterima Oleh Termohon Pailit Tanggal 12

Nopember 2014”) (vide Bukti P-1 sampai dengan Bukti P-39);

67 Mohon perhatian Yang Mulia Majelis Hakim yang memeriksa perkara aquo, Invoices Yang Diterima Oleh

Termohon Pailit Tanggal 26 September 2014 dan Invoices Yang Diterima Oleh Termohon Pailit Tanggal 12 Nopember

2014 secara nyata-nyata TELAH DITERIMA DENGAN BAIK olehTermohon Pailit, dalam hal mana SETELAH 5

(UMA) HARI KERJA Termohon Pailit SAMA SEKALI TIDAK PERNAH MEMPERMASALAHKAN perihal

Invoices Yang Diterima Oleh Termohon Pailit Tanggal 26 September 2014 dan Invoices Yang Diterima Oleh

Termohon Pailit Tanggal 12 Nopember 2014 (vide Bukti P-1 sampai dengan Bukti P-39) tersebut. Dengan demikian,

segala dan setiap Invoices Yang Diterima Oleh Termohon Pailit Tanggal 26 September 2014 dan Invoices Yang

Diterima Oleh Termohon Pailit Tanggal 12 Nopember 2014 (vide Bukti P-1 sampai dengan Bukti P-39) tersebut

SUDAH JATUH TEMPO dan DAPAT DITAGIH oleh PEMOHON PAILIT kepada Termohon Pailit. Sebagaimana

diatur dalam:Hal. 38 dari 119 halaman, Rs.Perk.No.09/Pdt.Sus-PAILIT/2015/PN.Niaga.Jkt.Pst.

• Pasal 10.6 Perjanjian Jasa Pemboran Tertanggal 15 April 2014 yang berbunyi sebagai berikut:

“APABILA Pihak Pertama MEMPERMASALAHKAN BAGIAN-BAGIAN DI DALAM TAGIHAN.

Pihak Pertama WAJIB MEMBERITAHUKAN DAN MENYAMPAIKAN ALASANNYA kepada Pihak

Kedua secara tertulis dalam waktu SELAMBAT-LAMBATNYA 5 (LIMA) HARI KERJA SEJAK

DITERIMA NOTA TAGIHAN tersebut";

68 Dengan demikian, terbukti secara sah dan meyakinkan bahwa seluruh tagihan yang diajukan oleh PEMOHON

PAILIT kepada Termohon WAJIB DIBAYAR oleh Termohon, mengingat SUDAH MELAMPAUI 5 (LIMA) HARI

KERJA sejak diterimanya tagihan-tagihan tersebut oleh Termohon Pailit TIDAK ADA HAL APAPUN YANG

DIPERMASALAHKAN oleh Termohon Pailit terkait tagihan- tagihan tersebut Mohon perhatian Yang Mulia Majelis

Hakim yang memeriksa perkara aquo. Termohon Pailit menyampaikan keberatannya terhadap tagihan- tagihan yang

disampaikan oleh PEMOHON PAILIT DALAM KURUN WAKTU YANG SUDAH JAUH MELAMPAUI 5 (LIMA)

HARI KERJA SEJAK DITERIMANYA TAGIHAN-TAGIHAN tersebut oleh Termohon Pailit

69 Yang Mulia Majelis Hakim yang memeriksa perkara aquo, mengingat Termohon Pailit tidak juga melakukan

pembayaran atas tagihan-tagihan yang telah disampaikan oleh PEMOHON PAILIT maka PEMOHON PAILIT kembali

menyampaikan surat-surat penagihan, yakni:

DisclaimerKepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas pelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu.Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :Email : [email protected] : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 24

Page 112: LEGALITAS PENGAJUAN PAILIT PT WIRANA NUSANTARA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/41510/1/DEVI... · devi annisyah hasibuan. nim 1113048000047. “legalitas pengajuan

Mahka

mah

Agung R

epublik

Indones

ia

Mahka

mah

Agung R

epublik

Indones

ia

Mahka

mah

Agung R

epublik

Indones

ia

Mahka

mah

Agung R

epublik

Indones

ia

Mahka

mah

Agung R

epublik

Indones

ia

Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesiaputusan.mahkamahagung.go.id

a Surat No. 761AA/NE-TPGP/XII/2014 tertanggal 11 Desember 2014 perihal PENAGIHAN

OUTSTANDING INVOICE-INVOICE Pekerjaan Pemboran Research Well dan Coring di Sumur Kancah 3, WKP

Tangkuban Perahu, Jawa Barat (vide Bukti P-51), dan;

b Surat No. 001/WNE-TPGP/I/2015 tertanggal 2 Januari 2015 perihal Penawaran PT Tangkuban Perahu

Geothermal Power terhadap Penyelesaian Perselisihan Perjanjian No. 001.PJ/060/TPGP/2014 yang pada intinya Klien

Kami MENAGIH TPGP agar MELUNASI TAGIHAN- TAGIHAN atas pekerjaan-pekerjaan yang telah dilaksanakan

oleh Klien Kami terkait pekerjaan pemboran di Sumur Kancah 3 (vide Bukti P-54);

70 Yang Mulia Majelis Hakim yang memeriksa perkara aquo, GUNA MENEGASKAN JATUH TEMPO-nya utang-

utang Termohon Pailit sebagaimana diuraikan di dalam Daftar Rincian Tagihan maka PEMOHON telah

menyampaikan SURAT-SURAT PERINGATAN (SOMATIE), yakni sebagai berikut:Hal. 39 dari 119 halaman, Pts.Perk.No.09/Pdt.Sus-PAILIT/2015/PN.Niaga.Jkt.Pst.

a Surat yang disampaikan oleh PEMOHON PAILIT kepada Termohon Pailit yang dibuat di bawah nomor

55/EMP-RS-MI-JF/III/15 tertanggal 30 Maret 2015 perihal Somasi / Surat Peringatan (“Somasi Pertama”) {vide Bukti

P- 61), dan;

b Surat yang disampaikan oleh PEMOHON PAILIT kepada Termohon Pailit yang dibuat di bawah nomor

No.; 58/EMP-RS/IV/15 tertanggal 10 April 2015 perihal Somasi / Surat Peringatan II (Kedua) (“Somasi Kedua”) {vide

Bukti P-63);

71 Yang Mulia Majelis Hakim yang memeriksa perkara aquo, dengan dibuat dan disampaikannya Somasi Pertama

dan Somasi Kedua sebagaimana PEMOHON PAILIT uraikan di atas maka terbukti secara SAH dan MEYAKINKAN

bahwa tagihan-tagihan sebagaimana diuraikan di dalam Daftar Rincian Tagihan SEMAKIN sudah MATANG atau

JATUH TEMPO dan DAPAT DITAGIH. Hal-hal sebagaimana PEMOHON PAILIT uraikan di atas berkesesuaian dan

sejalan dengan:

• Pendapat AHLI HUKUM Bapak J. SATRIO, S.H, dalam bukunya yang berjudul “Hukum Perikatan Pada

Umumnya”, halaman 136 dan halaman 105 sampai dengan 106, yang berbunyi:

“Yang perlu juga diingat adalah, bahwa dengan suatu SOMASI, PERIKATAN dibuat menjadi

MATANG UNTUK DITAGIH dan LEWATNYA TENGGANG WAKTU yang diberikan”;

“Pasal 1238 mengatakan, bahwa debitur adalah lalai, apabila ia dengan SURAT PERINTAH atau

sebuah AKTA SEJENIS itu dinyatakan lalai,...;

sekalipun pasal ini terletak pada bagian kedua tentang perikatan untuk memberikan sesuatu, tetapi

ketentuan ini BERLAKU UNTUK SEMUA PERIKATAN;

Jadi pembuat undang-undang menciptakan suatu sarana untuk menetapkan, sejak kapan debitur

dalam keadaan lalai, yaitu dengan suatu SURAT PERINTAH atau AKTA SEJENIS. Dalam surat

atau akta itu debitur diminta/diperingatkan agar berprestasi;

Pernyataan lalai (ingerbrekestelling) sebenarnya merupakan suatu PERINGATAN dari kreditur, agar

debitur berprestasi selambat- lambatnya pada suatu saat tertentu. Teguran seperti itu disebut juga

SOMASI (SOMATIE). Atas surat seperti itu, undang-undang memberikan akibat hukum, bahwa

TIDAK DIPENUHINYA TEGURAN ITU AKAN MEMBAWA AKIBAT bahwa debitur dalamHal. 40 dari 119 halaman, Rs.Perk.No.09/Pdt.Sus-PAILIT/2015/PN.Niaga.Jkt,Pst.

keadaan lalai dan ini MEMBAWA KONSEKUENSI LEBIH LANJUT seperti yang disebut dalam

undang-undang.”

• Pendapat AHLI HUKUM Bapak PROF. SUBEKTI, S.H, dalam bukunya yang berjudul Hukum Perjanjian,

penerbit: PT Intermassa, cetakan XII, halaman 46, yang berbunyi:

“Tentang bagaimana caranya memperingatkan seorang debitur, agar JIKA IA TIDAK MEMENUHI

TEGORAN itu dapat dikatakan lalai, diberikan petunjuk oleh pasal 1238 Kitab Undang-undang

Hukum Perdata. Pasal itu berbunyi sebagai berikut: Si berutang adalah lalai, bila ia dengan surat

perintah atau dengan sebuah AKTA SEJENIS itu telah dinyatakan lalai, atau demi perikatannya DisclaimerKepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas pelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu.Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :Email : [email protected] : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 25

Page 113: LEGALITAS PENGAJUAN PAILIT PT WIRANA NUSANTARA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/41510/1/DEVI... · devi annisyah hasibuan. nim 1113048000047. “legalitas pengajuan

Mahka

mah

Agung R

epublik

Indones

ia

Mahka

mah

Agung R

epublik

Indones

ia

Mahka

mah

Agung R

epublik

Indones

ia

Mahka

mah

Agung R

epublik

Indones

ia

Mahka

mah

Agung R

epublik

Indones

ia

Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesiaputusan.mahkamahagung.go.id

sendiri jika ini menetapkan bahwa si BERUTANG akan HARUS DIANGGAP LALAI dengan

LEWATNYA WAKTU YANG DITENTUKAN”:

• Pendapat AHLI HUKUM Ibu Kartini Muljadi dan Bapak Gunawan Widjaja, dalam bukunya yang berjudul

Buku Seri Hukum Bisnis Pedoman Menangani Perkara Kepailitan, penerbit: PT Raja Grafindo Persada, cetakan I

(Pertama) - Jakarta, Tahun 2003, Halaman 153, yang berbunyi:

“Dengan demikian berarti, semenjak:

1. Dalam Perikatan untuk memberikan atau menyerahkan sesuatu serta perikatan untuk melakukan atau

tidak melakukan sesuatu:

a DALAM HAL DITETAPKANNYA SUATU WAKTU, dengan lewatnya waktu

tersebut, DEBITOR BELUM JUGA MELAKSANAKAN KEWAJIBANNYA;

b Dalam hal tidak telah ditentukan suatu waktu tertentu, setelah debitor diberitahukan

mengenai saat pelaksanaan kewajiban atau prestasinya dan dalam hal debitor tidak juga melaksanakannya, telah ditegur

dengan pantas oleh kreditor..;

Maka kewajiban atau prestasi penanggung telah LAHIR DEMI HUKUM, dan karenanya

PERIKATAN yang diatur dalam perjanjian penanggungan menjadi JATUH WAKTU dan DAPAT

DITAGIH oleh kreditor;

72 Yang Mulia Majelis Hakim yang memeriksa perkara aquo, mengenai apa yang dimaksud pengertian “UTANG”

PEMOHON PAILIT merujuk pada ketentuan Pasal 1 angka 6 Undang-Undang Kepailitan yang menyatakan :

“UTANG adalah kewajiban yang dinyatakan atau DAPAT DINYATAKAN DALAM JUMLAH UANG

baik dalam MATA UANG INDONESIA maupunHal. 41 dari 119 halaman, Pts.Perk.No.09/Pdt.Sus-PAILIT/2015/PN.Niaga.Jkt.Pst.

MATA UANG ASING, baik secara langsung maupun yang akan timbul dikemudian hari atau kontijen,

YANG TIMBUL KARENA PERJANJIAN atau Undang-Undang YANG WAJIB DIPENUHI OLEH

DEBITOR dan BILA TIDAK DIPENUHI MEMBERIKAN HAK KEPADA KREDITOR UNTUK

MENDAPAT PEMENUHANNYA DARI HARTA KEKAYAAN DEBITOR”:

maka berdasarkan YURISPRUDENSI MAHKAMAH AGUNG REPUBLIK INDONESIA dalam Putusan

perkara No.019 PK/N/1999 memberikan

penafsiran yang dimaksud utang adalah:

“SEGALA BENTUK KEWAJIBAN UNTUK MEMBAYAR SEJUMLAH UANG TERTENTU, baik

YANG TIMBUL KARENA PERIKATAN maupun karena Undang-undang”; dengan demikian DAPAT

DINILAI DENGAN UANG adalah merupakan UTANG”;

73 Yang Mulia Majelis Hakim yang memeriksa perkara aquo, dengan demikian TERPENUHILAH syarat-syarat

pengajuan permohon pernyataan pailit sebagaimana diatur dalam Pasal 2 ayat (1) Undang-undang No. 37 Tahun

2004 tentang Kepailitan dan Penundaan Kewajiban Pembayaran Utang (“Undang- undang Kepailitan”), yang

berbunyi sebagai berikut:

“Debitor yang mempunyai dua atau lebih Kreditor dan TIDAK MEMBAYAR LUNAS SEDIKITNYA

SATU UTANG YANG TELAH JATUH WAKTU DAN DAPAT DITAGIH, dinyatakan pailit dengan

putusan Pengadilan, baik atas permohonannya sendiri maupun atas permohonan satu atau lebih

kreditornya.”

74 Yang Mulia Majelis Hakim yang memeriksa perkara aquo, seandainya pun Termohon Pailit mendalihkan

SECARA SESAT dan PENUH TIPU DAYA bahwa Termohon Pailit tidak pantas dinyatakan pailit karena masih

sanggup bayar maka DALIH-DALIH SESAT tersebut TIDAKLAH MENGHALANGI PROSES KEPAILITAN karena

pada prinsipnya Termohon Pailit TIDAK BERPRESTASI LAGI PADA SAAT PERMOHONAN PAILIT AOUO

DIAJUKAN KE PENGADILAN. Hal sebagaimana PEMOHON PAILIT sampaikan berkesesuian dan sejalan dengan

YURISPRUDENSI TETAP MAHKAMAH AGUNG REPUBLIK INDONESIA yang tertuang di dalam Putusan No. DisclaimerKepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas pelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu.Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :Email : [email protected] : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 26

Page 114: LEGALITAS PENGAJUAN PAILIT PT WIRANA NUSANTARA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/41510/1/DEVI... · devi annisyah hasibuan. nim 1113048000047. “legalitas pengajuan

Mahka

mah

Agung R

epublik

Indones

ia

Mahka

mah

Agung R

epublik

Indones

ia

Mahka

mah

Agung R

epublik

Indones

ia

Mahka

mah

Agung R

epublik

Indones

ia

Mahka

mah

Agung R

epublik

Indones

ia

Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesiaputusan.mahkamahagung.go.id

43/Pailit/2010/PN.JKT.PST yang diucapkan di dalam suatu persidangan yang terbuka untuk umum pada tanggal 26 Juli

2010 (vide Bukti P-96), yang berbunyi sebagai berikut:

“debitur dikatakan BERHENTI MEMBAYAR tidak harus diartikan sebagaiHal. 42 dari 119 halaman, Rs.Perk,No.09/Pdt.Sus-PAILIT/2015/PN.Niaga.Jkt.Pst.

keadaan dimana debitur memang TIDAK MEMPUNYAI KESANGGUPAN lagi untuk membayar utang-

utangnya kepada salah seorang atau lebih kreditur, AKAN TETAPI TERMASUK PULA KEADAAN

DIMANA DEBITUR TIDAK BERPRESTASI LAGI PADA SAAT PERMOHONAN PAILIT

DIAJUKAN KE PENGADILAN”;

TERMOHON PAILIT MEMILIKI KREDITOR LAINNYA SELAIN PEMOHON75 Yang Mulia Majelis Hakim yang memeriksa perkara aquo, selama menjalankan kegiatan pekerjaan pemboran

sebagaimana dimaksud dalam Perjanjian Jasa Pemboran Tertanggal 15 April 2014 PEMOHON PAILIT menjadi

MEMILIKI BANYAK TAGIHAN-TAGIHAN YANG HARUS DILUNASI, termasuk akan tetapi tidak terbatas pada

tagihan-tagihan yang disampaikan oleh Para Sub Kontraktor Yang Ditunjuk Oleh PEMOHON PAILIT;

76 Hal ini SEMAKIN MEMPERSULIT KEADAAN KEUANGAN PEMOHON PAILIT KARENA HARUS

MELAKUKAN PENALANGAN-PENALANGAN / MELUNASI TAGIHAN-TAGIHAN DARI Para Sub Kontraktor

Yang Ditunjuk Oleh PEMOHON PAILIT PADAHAL PEMOHON PAILIT BELUM MENERIMA PEMBAYARAN-

PEMBAYARAN DALAM BENTUK APAPUN DARI TERMOHON PAILIT untuk tagihan-tagihan sebagaimana

disebutkan di dalam Daftar Rincian Tagihan yang merupakan satu kesatuan dan tidak terpisahkan dalam permohonan

pailit aquo;

77 Yang Mulia Majelis Hakim yang memeriksa perkara aquo, GUNA MELUNASI dan sekaligus MERINGANKAN

BEBAN PEMOHON PAILIT, PEMOHON PAILIT menjadi harus MENGALIHKAN dan MENJUAL SEBAGIAN

TAGIHAN- TAGIHAN yang dimiliki PEMOHON PAILIT terhadap Termohon Pailit kepada PT TRIDAYA SAKTI

MANDIRI, berkantor dan beralamat di Grha Adhi Media, Office Park Unit 3, Lantai 2 (dua). Jalan Deplu Raya No. 6

(enam). Kelurahan Bintaro, Kecamatan Pesanggrahan - Jakarta Selatan 12330 (selanjutnya PT TRIDAYA SAKTI

MANDIRI disebut sebagai “Kreditur Lain” di dalam permohonan pailit aquo). Dengan MENGALIHKAN dan

MENJUAL SEBAGIAN TAGIHAN-TAGIHAN tersebut kepada Kreditur Lain maka PEMOHON PAILIT menjadi

memiliki DANA TUNAI yang dapat digunakan untuk membayar GAJI / UPAH PARA KARYAWAN dan

MEMBIAYAI KEGIATAN OPERASIONAL PEMOHON PAILIT dalam menjalankan usahanya;

78 Yang Mulia Majelis Hakim yang memeriksa perkara aquo, jumlah keseluruhan

tagihan PEMOHON PAILIT terhadap Termohon Pailit adalah sebesar US$Hal. 43 dari 119 halaman, Rs.Perk.No.09/Pdt.Sus-PAILIT/2015/PN.Niaga.Jkt,Pst.

3,451,787.77 (tiga juta empat ratus lima puluh satu ribu tujuh ratus delapan puluh tujuh dan tujuh puluh tujuh

sen Dollar Amerika Serikat) dan Rp 618.926.875,00 (enam ratus delapan belas juta sembilan ratus dua puluh

enam ribu delapan ratus tujuh puluh lima Rupiah). Selanjutnya, PEMOHON PAILIT MENGALIHKAN dan

MENJUAL SEBAGIAN TAGIHAN-TAGIHAN kepada Kreditur Lain, yakni sebesar: (i) US$1,286,577.31

(satu juta dua ratus delapan puluh enam ribu lima ratus tujuh puluh tujuh dan tiga puluh satu sen Dollar Amerika

Serikat Serikat), dan (ii) Rp618.926.875,00 (enam ratus delapan belas juta sembilan ratus dua puluh enam ribu

delapan ratus tujuh puluh lima Rupiah) (selanjutnya disebut sebagai “Sebagian Hak Tagih”). Dengan demikian,

tagihan-tagihan yang dimiliki oleh PEMOHON PAILIT terhadap Termohon Pailit menjadi sebesar US$

2,165,210.46 (dua juta seratus enam puluh lima ribu dua ratus sepuluh dan empat puluh enam sen Dollar

Amerika Serikat) (selanjutnya disebut sebagai “Nilai Yang Ditagih Oleh PEMOHON PAILIT”);

79 Yang Mulia Majelis Hakim yang memeriksa perkara aquo, pengalihan dan penjualan Sebagian Hak Tagih yang

dilakukan oleh PEMOHON PAILIT kepada Kreditur Lain sudah SAH menurut hukum dan peraturan perundang-

undangan yang berlaku karena telah memenuhi segala hal sebagaimana dipersyaratkan dalam ketentuan Pasal 613

Burgerlijk Wetboek (BW), yang berbunyi sebagai berikut:DisclaimerKepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas pelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu.Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :Email : [email protected] : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 27

Page 115: LEGALITAS PENGAJUAN PAILIT PT WIRANA NUSANTARA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/41510/1/DEVI... · devi annisyah hasibuan. nim 1113048000047. “legalitas pengajuan

Mahka

mah

Agung R

epublik

Indones

ia

Mahka

mah

Agung R

epublik

Indones

ia

Mahka

mah

Agung R

epublik

Indones

ia

Mahka

mah

Agung R

epublik

Indones

ia

Mahka

mah

Agung R

epublik

Indones

ia

Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesiaputusan.mahkamahagung.go.id

“Penyerahan piutang-piutang atas nama dan barang-barang lain yang tidak bertubuh, dilakukan dengan

jalan membuat AKTA OTENTIK atau di BAWAH TANGAN yang melimpahkan hak-hak atas barang-

barang itu kepada orang lain. Penyerahan ini tidak ada akibatnya bagi yang berutang SEBELUM

PENYERAHAN ITU DIBERITAHUKAN KEPADANYA atau DISETUJUINYA SECARA TERTULIS

atau DIAKUINYA. Penyerahan surat-surat utang atas tunjuk dilakukan dengan memberikannya;

penyerahan surat utang atas perintah dilakukan dengan memberikannya bersama endosemen surat itu”;

80 Yang Mulia Majelis Hakim yang memeriksa perkara aquo, mengingat pengalihan tagihan-tagihan PEMOHON

PAILIT terhadap Termohon Pailit telah dialihkan kepada Kreditur Lain dalam bentuk AKTA OTENTIK, dan Kreditur

Lain telah MENYAMPAIKAN penagihan dan PEMBERITAHUAN perihal pengalihan Sebagian Hak Tagih tersebut

TELAH DISAMPAIKAN kepada Termohon Pailit maka terbukti secara sah dan meyakinkan bahwa sejak

dilakukannya pemberitahuan tersebut Kreditur Lain SECARA SAH merupakan KREDITURHal. 44 dari 119 halaman, Pts.Perk.No.09/Pdt.Sus-PAILIT/2015/PN.Niaga.Jkt.Pst.

BARU YANG MEMILIKI HAK UNTUK MELAKUKAN PENAGIHAN kepada Termohon Pailit, dalam hal

mana hak Kreditur Lain tersebut dilindungi oleh hukum dan peraturan perundang-undangan yang berlaku. Hal

sebagaimana PEMOHON PAILIT sampaikan ini dikuatkan dan sejalan dengan PENDAPAT AHLI HUKUM

PROF J. SATRIO, S.H., dalam bukunya yang berjudul Cessie, Subrogatie, Novatie, Kompensatie, &

Percampuran Hutang, Penerbit PT Alumni, cetakan ke 2 (dua), tahun 1999, Bandung, halaman 29 sampai dengan

32, yakni sebagai berikut;

“Pasal 613 menyatakan CESSIE HARUS DILAKUKAN DENGAN MEMBUAT SUATU AKTA dan akta

yang demikian dinamakan AKTA CESSIE;

Dari ketentuan tersebut nyata bahwa untuk cessie ditentukan suatu bentuk tertentu yaitu tertulis, walaupun

untuk hubungan obligatoir yang menjadi dasar cessie --- seperti misalnya jual belinya -- tidak disyaratkan

suatu bentuk tertentu (bisa lisan, bisa tertulis, bisa authentiek). CESSIE CUKUP DITUANGKAN

DALAM SUATU AKTA — baik di bawah tangan maupun AUTHENTIEK - asal di dalamnya tegas-tegas

disebutkan bahwa KREDITUR LAMA dengan itu TELAH MENYERAHKAN HAK TAGIHANNYA

KEPADA KREDITUR BARU;

Dari syarat umum maupun syarat khusus dapat kita ketahui, bahwa CESSIE DAPAT TERJADI DI LUAR

KERJASAMA DARI CESSUS (DEBITUR);

DENGAN PENANDA TANGANAN AKTA CESSIE SAJA, CESSIE SUDAH SELESAI, SUDAH SAH,

artinya SUDAH SAH DIOPERKAN HAK TAGIH DARI CEDENT KEPADA CESSIONARIES....;

Pasal 613 ayat 2 mengatakan, bahwa AKTA CESSIE TERSEBUT BARU BERLAKU TERHADAP

CESSUS (DEBITUR), KALAU KEPADANYA SUDAH DIBERITAHUKAN ADANYA CESSIE atau

secara tertulis telah disetujui atau diakui olehnya. ...;

Seperti telah dikatakan di atas, DENGAN PEMBUATAN AKTA CESSIE SEBENARNYA CESSIE

SUDAH BERALIH — tetapi menurut pasal 613 ayat 3 baru MENGIKAT CESSUS, kalau kepadanya

SUDAH DIBERITAHUKAN atau telah diakui/disetujui;

Harap diketahui, bahwa YANG DIBERITAHUKAN adalah ADANYA PENGOPERAN HAK TAGIH,

bukan akta cessienya;

81 Yang Mulia Majelis Hakim yang memeriksa perkara aquo, berdasarkan hal-hal sebagaimana diuraikan di atas

maka terbukti secara sah dan meyakinkanHal. 45 dari 119 halaman, Pts.Perk.No.09/Pdt.Sus-PAILIT/2015/PN.Niaga.Jkt.Pst.

bahwa PENGALIHAN atau PENGOPERAN segala dan setiap HAK TAGIH PEMOHON PAILIT kepada

Kreditur Lain yang sudah dilakukan berdasarkan ketentuan Pasal 613 ayat (1) Burgerlijke Wetboek

MENIMBULKAN KONSEKUENSI HUKUM YANG TIDAK DAPAT DIBANTAH DENGAN DALIH-

DALIH APAPUN JUGA bahwa Kreditur Lain merupakan atau menjadi KREDITUR YANG SAH atas

Termohon Pailit. Karenanya, Termohon Pailit WAJIB UNTUK MELUNASI segala dan setiap tagihan yang DisclaimerKepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas pelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu.Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :Email : [email protected] : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 28

Page 116: LEGALITAS PENGAJUAN PAILIT PT WIRANA NUSANTARA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/41510/1/DEVI... · devi annisyah hasibuan. nim 1113048000047. “legalitas pengajuan

Mahka

mah

Agung R

epublik

Indones

ia

Mahka

mah

Agung R

epublik

Indones

ia

Mahka

mah

Agung R

epublik

Indones

ia

Mahka

mah

Agung R

epublik

Indones

ia

Mahka

mah

Agung R

epublik

Indones

ia

Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesiaputusan.mahkamahagung.go.id

disampaikan oleh Kreditur Lain kepada Termohon Pailit sejak DIBERITAHUKANNYA perihal adanya

PENGOPERAN segala dan setiap HAK TAGIH tersebut kepada Termohon Pailit sebagaimana dimaksud dalam

Surat No. 53/SPEM/TSM/IV/2015 tertanggal 17 April 2015 berikut tanda terimanya (vide Bukti P-70);

82 Yang Mulia Majelis Hakim yang memeriksa perkara aquo, hal ini sejalan dengan Rumusan Hukum yang

dituangkan di dalam BUKU RUMUSAN HUKUM HASIL RAPAT PLENO KAMAR MAHKAMAH AGUNG

REPUBLIK INDONESIA yang diterbitkan oleh Mahkamah Agung RI Tahun 2012, halaman 1 (satu), nomor 2 (dua),

yakni sebagai berikut;

“Permasalahan;

KAPAN PENGERTIAN CESSIE DAPAT DIKATAKAN SEBAGAI

KREDITOR DARI DEBITOR YANG DIMOHONKAN PAILIT?

Pendapat;

Setelah PENYERAHAN itu DIBERITAHUKAN kepada Debitor, atau

secara tertulis disetujui dan diakuinya, (pasal 613 ayat (2) KUHPdt).”

83 Dengan demikian terbukti secara SAH dan MEYAKINKAN bahwa Termohon Pailit memiliki Kreditur Lain

(selain PEMOHON PAILIT) atas UTANG-UTANG Termohon Pailit yang telah JATUH TEMPO dan DAPAT

DITAGIH sebagaimana dimaksud dalam Akta Jual Beli Piutang (Hak Tagih) No. 16 Tertanggal 16 April 2015 {vide

Bukti P-68) dan Akta Pemindahan Pengalihan Sebagian Hak Tagih No. 17 Tertanggal 16 April 2015 {vide Bukti P-69)

yang kedua-duanya dibuat oleh dan di hadapan Notaris Emmyra Fauzia Kariana, S.H., M.Kn;

TERBUKTI SECARA SEDERHANA TERMOHON PAILIT

MEMILIKI UTANG KEPADA PEMOHON

84 Yang Mulia Majelis Hakim yang memeriksa perkara aquo sebagaimana telah PEMOHON PAILIT sampaikan di

atas, SECARA SEDERHANA TERMOHON PAILIT TERBUKTI MEMILIKI UTANG kepada PEMOHON PAILIT

yang SUDAHHal. 46 dari 119 halaman, Rs.Perk.No.09/Pdt.Sus-PAILIT/2015/PN.Niaga.Jkt.Pst.

JATUH TEMPO dan DAPAT DITAGIH sebagaimana terbukti dengan DISETUJUI dan

DITANDATANGANINYA SURAT PENAWARAN PELUNASAN UTANG oleh Termohon Pailit pada

tanggal 24 Desember 2014;

85 Dengan demikian, PERSYARATAN sebagaimana diatur dalam Pasal 8 ayat (4) Undang-undang Kepailitan

secara nyata-nyata telah TERPENUHI, mengingat pada prinsipnya:

“TIDAK ADA PIHAK YANG TIDAK BERUTANG

AKAN TETAPI MENGAJUKAN PENAWARAN PELUNASAN UTANG” maka berdasarkan SURAT

PENAWARAN PELUNASAN UTANG dari Termohon Pailit Tertanggal 24 Desember 2014 (vide Bukti P-53)

TERBUKTI SECARA SEDERHANA bahwa MEMANG BENAR FAKTANYA Termohon Pailit MEMILIKI

UTANG kepada PEMOHON PAILIT. Karenanya, merupakan tindakan yang adil dan bijaksana serta

berkesesuaian dengan hukum dan peraturan perundang-undangan yang berlaku bagi Yang Mulia Majelis Hakim

yang memeriksa perkara aquo mengabulkan permohonan pernyataan pailit aquo yang diajukan oleh PEMOHON

PAILIT. Sebagaimana diatur dalam:

• Pasal 8 ayat (4) Undang-undang Kepailitan, yang berbunyi sebagai berikut:

“PERMOHONAN PERNYATAAN PAILIT HARUS DIKABULKAN APABILA terdapat

FAKTA atau KEADAAN yang TERBUKTI SECARA SEDERHANA bahwa persyaratan

untuk dinyatakan PAILIT sebagaimana dimaksud dalam Pasal 2 ayat (1) TELAH

DIPENUHI”;

• Pasal 2 ayat (1) Undang-undang No. 37 Tahun 2004 tentang Kepailitan dan Penundaan Kewajiban

Pembayaran Utang (“Undang- undang Kepailitan”), yang berbunyi sebagai berikut:DisclaimerKepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas pelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu.Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :Email : [email protected] : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 29

Page 117: LEGALITAS PENGAJUAN PAILIT PT WIRANA NUSANTARA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/41510/1/DEVI... · devi annisyah hasibuan. nim 1113048000047. “legalitas pengajuan

Mahka

mah

Agung R

epublik

Indones

ia

Mahka

mah

Agung R

epublik

Indones

ia

Mahka

mah

Agung R

epublik

Indones

ia

Mahka

mah

Agung R

epublik

Indones

ia

Mahka

mah

Agung R

epublik

Indones

ia

Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesiaputusan.mahkamahagung.go.id

“Debitor yang mempunyai dua atau lebih Kreditor dan TIDAK MEMBAYAR LUNAS

SEDIKITNYA SATU UTANG YANG TELAH JATUH WAKTU DAN DAPAT DITAGIH,

dinyatakan pailit dengan putusan Pengadilan, baik atas permohonannya sendiri maupun atas

permohonan satu atau lebih kreditornya”;

86 Yang Mulia Majelis Hakim yang memeriksa perkara aquo, adapun PEMOHON PAILIT kembali sampaikan di

sini isi Surat Penawaran Pelunasan Utang dari Termohon Pailit Tertanggal 24 Desember 2014 {vide Bukti P-53)

berbunyi sebagai berikut:

“Menunjuk pada Surat PT. WNE No.768/WNE - TPGP/XI/2014 tanggai 19Hal. 47 dari 119 halaman, Rs.Perk.No.09/Pdt.Sus-PAILIT/2015/PN.Niaga.Jkt.Pst.

Desember 2014, perihal Penyelesaian Perselisihan Perjanjian No.001.PJ/060/TPGP/2014, dengan ini dapat

disampaikan beberapa hal sebagai berikut:

4 PT. TPGP telah mengirimkan surat klaim kepada PT. WNE dengan NO.242/080/TPGP/2014 tanggal

18 Desember 2004 perihal Penyelesaian Perselisihan Perjanjian No.001.PJ/060/TPGP2014, berkenaan dengan

wanprestasi PT. WNE untuk mengganti drilling rig BSA #1 dengan drilling rig yang baru untuk menyelesaikan

pekerjaan sesuai dengan amandemen perjanjian dimaksud dan klaim atas jatuhnya top drive yang menyebabkan

pemboran sumur Kancah - 3 tidak dapat dilaksanakan sesuai kedalaman pemboran yang telah disepakati;

5 Sesuai ketentuan pasal 33 butir 1 dan PT. TPGP menyambut

permintaan PT. WNE untuk menyelesaikan perselisihan secara musyawarah dan mufakat. Dengan

ini TPGP MENAWARKAN KEPADA PT. WNE UNTUK menjajaki peluang KERJASAMA yang

SALING MENGUNTUNGKAN para pihak untuk dapat

mengembangkan potensi panas bumi dalam konsesi Gn. Tangkuban Parahu dalam kerangka

mensukseskan program pemerintah sesuai Permen ESDM No. 01 tahun 2012 tentang daftar proyek

FTP - II dan turut mensukseskan program pemerintah MELALUI

PEMBANGUNAN PLTP sebagai energy baru terbarukan;

6 Namun demikian dalam hal BENTUK KERJASAMA TERSEBUT akan mengarah kepada

pemilihan partner yang stratejik bagi TPGP (strategic partner/strategic alliance) yaitu PT. WNE DAPAT MEMILIKI

SAHAM dan atau bersama - sama mencari pendanaan dalam proyek PLTP Tangkuban Parahu, maka PT. TPGP atau

PT. Indonesia Power akan melakukan kegiatan due diligent terlebih dahulu sebelum diteruskan untuk dapat

memperoleh persetujuan RUPS PT. TPGP.

Demikian di sampaikan atas perhatian dan kerjasamanya di ucapkan terima kasih

PT TANGKUBAN PERAHU GEOTHERMAL PANAS BUMI

Direktur utama

Ttd

Sugeng TriyonoHal. 48 dari 119 halaman, Rs.Perk.No.09/Pdt.Sus-PAILIT/2015/PN.Niaga.Jkt.Pst.

87 Mohon perhatian Yang Mulia Majelis Hakim yang memeriksa perkara aquo, Surat Penawaran Pelunasan Utang

dari Termohon Pailit Tertanggal 24 Desember 2014 (vide Bukti P-53) tersebut pada intinya menerangkan atau

memberikan pengertian sebagai berikut:

a Termohon Pailit MENAWARKAN PELUNASAN UTANG dengan cara mengajak PEMOHON

PAILIT BEKERJASAMA dalam proyek pembangunan PLTP agar PEMOHON PAILIT turut memperoleh

KEUNTUNGAN dari proyek tersebut:

b Adapun konsekuensinya APABILA PEMOHON PAILIT MENERIMA PENAWARAN

KERJASAMA (yang ditawarkan oleh Termohon Pailit) tersebut maka SEGALA UTANG Termohon Pailit yang

TIMBUL berdasarkan Perjanjian Jasa Pemboran Tertanggal 15 April 2014 menjadi LUNAS. Karenanya merupakan hal

yang tidak terbantahkan oleh dalih-dalih apapun juga bahwa MEMANG BENAR Surat Penawaran Pelunasan Utang DisclaimerKepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas pelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu.Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :Email : [email protected] : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 30

Page 118: LEGALITAS PENGAJUAN PAILIT PT WIRANA NUSANTARA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/41510/1/DEVI... · devi annisyah hasibuan. nim 1113048000047. “legalitas pengajuan

Mahka

mah

Agung R

epublik

Indones

ia

Mahka

mah

Agung R

epublik

Indones

ia

Mahka

mah

Agung R

epublik

Indones

ia

Mahka

mah

Agung R

epublik

Indones

ia

Mahka

mah

Agung R

epublik

Indones

ia

Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesiaputusan.mahkamahagung.go.id

dari Termohon Pailit Tertanggal 24 Desember 2014 merupakan suatu bentuk PENGAKUAN adanya UTANG

Termohon Pailit kepada PEMOHON PAILIT;

c Sistem kerjasama dilakukan dengan 2 (dua) opsi, yakni

• PEMOHON PAILIT dapat MENJADI PEMILIK SAHAM di dalam Termohon Pailit, atau;

• Secara bersama-sama mencari sponsor atau pendanaan di dalam pengerjaan proyek tersebut;

88 Mohon perhatian Yang Mulia Majelis Hakim yang memeriksa perkara aquo, berdasarkan Surat Penawaran

Pelunasan Utang dari Termohon Pailit Tertanggal 24 Desember 2014 {vide Bukti P-53) SEMAKIN MEMBUKTIKAN

BETAPA LICIKNYA TERMOHON PAILIT. Di SATU SISI TERMOHON PAILIT MENGUNGKAPKAN

KEKECEWAANNYA atas kinerja pekerjaan pemboran yang dilakukan oleh PEMOHON PAILIT, akan tetapi di SISI

LAINNYA TERMOHON PAILIT MEMBERIKAN PELUANG BAGI PEMOHON PAILIT UNTUK MENJADI

PEMEGANG SAHAM DI DALAM TERMOHON PAILIT (in casu PT Tangkuban Perahu Geothermal Panas Bumi).

Atau dengan kata lain FAKTANYA adalah sebagai berikut:

“DI SATU SISI TERMOHON PAILIT MENYAMPAIKAN TIDAK SUKA/KECEWA

KEPADA PEMOHON PAILIT, AKAN TETAPI DI SISI LAINNYA TERMOHON

PAILIT INGIN AGAR PEMOHON PAILIT MENJADI BAGIAN DARIPADA

TERMOHON PAILIT.”Hai. 49 dari 119 halaman, Rs.Perk.No.09/Pcft.Sus-PAiLiT/2015/PN.Niaga.Jict.Pst.

89 Yang Mulia Majelis Hakim yang memeriksa perkara aquo, berdasarkan Surat Penawaran Pelunasan Utang dari

Termohon Pailit Tertanggal 24 Desember 2014 (vide Bukti P-53) maka semakin terbukti bahwa MEMANG BENAR

SEGALA KEKECEWAAN atas kinerja PEMOHON PAILIT dalam melaksanakan kegiatan pekerjaan pemboran atas

Sumur Kancah #3 sebenarnya TIDAKLAH LEBIH DARI SEKEDAR KEBOHONGAN DAN KEPURA-PURAAN

dan PALSU BELAKA. Justru sebaliknya, dikarenakan KINERJA PEMOHON PAILIT yang SANGAT LUAR

BIASA-lah maka Termohon Pailit tertarik untuk MENJADIKAN PEMOHON PAILIT SEBAGAI BAGIAN daripada

Termohon Pailit (sebagai PEMEGANG SAHAM di dalam Termohon Pailit) guna memajukan kegiatan usaha

Termohon Pailit di bidang pekerjaan pemboran panas bumi;

90 Yang Mulia Majelis Hakim yang memeriksa perkara aquo, bahwa terhadap BESARNYA UTANG yang diajukan

oleh PEMOHON PAILIT kepada Termohon Pailit TIDAK menjadi penghalang dikabulkannya permohonan pernyataan

pailit aquo atau MENYEBABKAN HUTANG YANG TELAH JATUH TEMPO TERSEBUT MENJADI TIDAK

SEDERHANA. Hal sebagaimana PEMOHON PAILIT sampaikan ini dikuatkan dan sejalan dengan PENDAPAT

AHLI HUKUM Ricardo Simanjuntak, S.H., LL.M (Ketua Asosiasi Kurator dan Pengurus Indonesia periode 2006 -

2013) dalam bukunya yang berjudul “Prosiding Undang-undang Kepailitan dan Perkembangannya”, Periode 26 - 28

Januari 2004, yakni sebagai berikut:

“Seiring memang persoalan jumlah kerugian yang harus dibayarkan debitur kepada kreditur menjadi

permasalahan selanjutnya. Artinya, dalam hal pelunasan kewajiban debitur kepada kreditur terdapat

permasalahan mengenai JUMLAH KERUGIAN YANG HARUS DIBAYARKAN YANG SERING

MENIMBULKAN LANGKAH PEMBUKTIAN YANG TIDAK RINGAN. Akan tetapi, upaya

PEMBUKTIAN YANG SEDERHANA TIDAK MELIPUTI UPAYA HAKIM UNTUK PEMBUKTIAN

JUMLAH UTANG yang dimaksud oleh para pihak, karena JUMLAH UTANG TERSEBUT AKAN

DITEGASKAN JUMLAHNYA DALAM PROSES VERIFIKASI YANG DILAKUKAN OLEH

KURATOR SETELAH DEBITUR DINYATAKANPAILIT;

91 Yang Mulia Majelis Hakim yang memeriksa perkara aquo, berdasarkan Pasal 2 ayat (5) Undang-undang

Kepailitan, Badan Usaha Milik Negara yang bergerak di bidang kepentingan publik hanya dapat diajukan permohonan

pailit oleh Menteri Keuangan. Namun berdasarkan Pasal 1 angka (1) Undang-undang No. 19 Tahun 2003 tentang

Badan Usaha Milik Negara, diperoleh pengertian bahwaHal. 50 dari 119 halaman, Rs.Perk.No.09/Pdt.Sus-PAILIT/2015/PN.Niaga.Jkt.Pst.

Termohon Pailit BUKANLAH merupakan Badan Usaha Milik Negara karena modal dasar Termohon Pailit

DisclaimerKepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas pelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu.Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :Email : [email protected] : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 31

Page 119: LEGALITAS PENGAJUAN PAILIT PT WIRANA NUSANTARA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/41510/1/DEVI... · devi annisyah hasibuan. nim 1113048000047. “legalitas pengajuan

Mahka

mah

Agung R

epublik

Indones

ia

Mahka

mah

Agung R

epublik

Indones

ia

Mahka

mah

Agung R

epublik

Indones

ia

Mahka

mah

Agung R

epublik

Indones

ia

Mahka

mah

Agung R

epublik

Indones

ia

Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesiaputusan.mahkamahagung.go.id

tidak dimiliki dengan cara melalui penyertaan langsung oleh Negara, melainkan sebagian besar sahamnya

dimiliki oleh Badan Usaha Milik Negara (in casu PT Indonesia Power). Hal-hal sebagaimana PEMOHON

PAILIT uraikan di atas berkesesuaian dan sejalan dengan ketentuan-ketentuan sebagaimana diatur dalam:

• Pasal 1 angka (1) Undang-undang No. 19 Tahun 2003 tentang Badan Usaha Milik Negara;

“Badan Usaha Milik Negara, yang selanjutnya disebut BUMN, adalah badan usaha yang seluruh atau

sebagian besar modalnya dimiliki oleh negara melalui penyertaan secara langsung yang berasal dari

kekayaan negara yang dipisahkan”;

• Pasal angka (2) Peraturan Menteri BUMN No. PER-03/MBU/2012 Tahun 2012 tentang Pedoman

Pengangkatan Anggota Direksi dan Anggota Dewan Komisaris Anak Perusahaan Milik Negara;

“Anak Perusahaan BUMN adalah perseroan terbatas yang sebagian besar sahamnya dimiliki oleh

BUMN atau perseroan terbatas yang dikendalikan oleh BUMN”;

Dengan demikian terbukti secara sah dan meyakinkan bahwa Termohon Pailit TIDAK TERMASUK sebagai

Badan Usaha Milik Negara (BUMN) karena SAHAM-SAHAMNYA TIDAK DIMILIKI OLEH NEGARA

melalui penyertaan secara langsung, melainkan oleh PT Indonesia Power dalam hal mana PT Indonesia Power

sendiri BUKANLAH Badan Usaha Milik Negara (BUMN). Karenanya, permohonan pailit aquo telah diajukan

SECARA SAH dan BERKESESUAIAN DENGAN HUKUM DAN PERATURAN PERUNDANG-

UNDANGAN YANG berlaku;

KLAUSULA ARBITRASE TIDAK MENGHALANGI PROSES PAILIT92 Yang Mulia Majelis Hakim yang memeriksa perkara aquo, Perjanjian Jasa Pemboran Tertanggal 15 April 2014

(vide Bukti P-55) merupakan perjanjian yang mengandung KLAUSUL ARBITRASE. Namun mengingat segala utang

Termohon Pailit kepada PEMOHON PAILIT sudah JATUH TEMPO dan DAPAT DITAGIH serta terbukti secara

nyata-nyata Termohon Pailit memiliki satu kreditur lainnya, yakni PT Tridaya (Kreditur Lain) maka klausula arbitrase

tersebut TIDAK DAPAT MENGHALANGI PERMOHONAN PERNYATAAN PAILIT aquo yang diajukan oleh

PEMOHON PAILIT terhadap Termohon Pailit. Sebagaimana diatur dalam Pasal 303 Undang-undang Kepailitan yang

berbunyiHal. 51 dari 119 halaman, Pts.Perk.No.09/Pdt.Sus-PAILIT/2015/PN.Niaga.Jkt.Pst.

sebagai berikut:

“PENGADILAN TETAP BERWENANG MEMERIKSA dan MENYELESAIKAN PERMOHONAN

PERNYATAAN PAILIT dari para pihak yang TERIKAT PERJANJIAN YANG MEMUAT KLAUSULA

ARBITRASE, SEPANJANG UTANG yang menjadi dasar permohonan pernyataan pailit telah

MEMENUHI ketentuan sebagaimana dimaksud dalam PASAL 2 AYAT (1) Undang-Undang ini”;

Dengan demikian terbukti secara sah dan meyakinkan bahwa Yang Mulia Majelis Hakim yang memeriksa

perkara aquo memiliki WEWENANG PENUH DAN sempurna dalam memerksa dan mengadili perkara a quo;

PENUNJUKAN KURATOR93 Yang Mulia Majelis Hakim yang memeriksa perkara aquo, mengingat adanya ketentuan Pasal 15 ayat (2)

Undang-Undang Kepailitan yang mengatur:

“Dalam hal Debitor, Kreditor atau pihak yang berwenang mengajukan permohonan pernyataan pailit

sebagaimana dimaksud dalam Pasal 2 ayat (2), ayat (3), ayat (4) atau ayat (5), tidak mengajukan usul

pengangkatan Kurator kepada Pengadilan maka Balai Harta Peninggalan diangkat selaku Kurator”:

Maka bersama ini PEMOHON PAILIT juga memohon kepada Yang Mulia Majelis Hakim yang memeriksa

perkara aquo agar berkenan untuk mengangkat Bapak Lukman Arifin, S.H. dari Kantor Arifin & Associates,

beralamat di Jl. Raden Saleh No. 45 E, Cikini, Jakarta 10330 (selanjutnya disebut sebagai “Bapak Lukman

Arifin”) yang telah memenuhi persyaratan sebagai kurator dan pengurus sebagaimana dinyatakan dalam

Sertipikat Kurator dan Pengurus yang diberikan pada tanggal 11 Oktober 2008 {vide Bukti P-88), Surat Bukti

Pendaftaran Kurator dan Pengurus Nomor AH U. AH.04.03-55 tertanggal 16 April 2013 yang ditetapkan oleh

Menteri Hukum dan Hak Asasi Manusia Republik Indonesia {vide Bukti P-90), dan juga tercatat sebagai anggota

Asosiasi Kurator dan Pengurus Indonesia dengan nomor anggota 080304 sejak tanggal 03 Nopember 2008 {vide

Bukti P-87), yang berdasarkan keterangan sendiri berhak untuk menjabat sebagai kurator dan tidak ada benturan

DisclaimerKepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas pelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu.Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :Email : [email protected] : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 32

Page 120: LEGALITAS PENGAJUAN PAILIT PT WIRANA NUSANTARA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/41510/1/DEVI... · devi annisyah hasibuan. nim 1113048000047. “legalitas pengajuan

Mahka

mah

Agung R

epublik

Indones

ia

Mahka

mah

Agung R

epublik

Indones

ia

Mahka

mah

Agung R

epublik

Indones

ia

Mahka

mah

Agung R

epublik

Indones

ia

Mahka

mah

Agung R

epublik

Indones

ia

Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesiaputusan.mahkamahagung.go.id

kepentingan jika diangkat sebagai Kurator sehubungan dengan permohonan ini maupun permohonan pernyataan

pailit terhadap Termohon Pailit {vide Bukti P- 91), di bawah pengawasan hakim pengawas yang berwenang, hal

mana sesuai dengan ketentuan Pasal 15 Undang-undang Kepailitan. Usulan pengangkatan kurator sebagaimana

diuraikan di atas menjadi usulan pengangkatan pengurusHal. 52 dari 119 halaman, Pts.Perk.No.09/Pdt.Sus-PAILIT/2015/PN.Niaga.Jkt.Pst.

apabila Termohon Pailit mengajukan permohonan Penundaan Kewajiban Pembayaran Utang;

94 Berdasarkan hal-hal sebagaimana telah PEMOHON PALIT sampaikan di atas maka bersama ini PEMOHON

PALIT memohon yang sedalam-dalamnya agar Yang Mulia Majelis Hakim yang memeriksa perkara aquo berkenan

untuk bertindak adil dan bijaksana serta berkesesuaian dengan hukum dan peraturan perundang-undangan yang berlaku

untuk menyatakan Termohon Pailit (in casu PT TANGKUBAN PERAHU GEOTHERMAL PANAS BUMI) dalam

KEADAAN PAILIT dengan segala akibat hukumnya, mengingat segala persyaratan pengajuan permohonan

pernyataan pailit sebagaimana diatur dalam Pasal 2 ayat (1) Undang-undang Kepailitan dan Pasal 8 ayat (4) Undang-

undang Kepailitan secara nyata-nyata telah TERPENUHI;

B. PETITUM

Yang Mulia Majelis Hakim yang memeriksa perkara aquo, berdasarkan hal-hal sebagaimana PEMOHON PAILIT

uraikan di atas maka bersama ini PEMOHON PAILIT memohon agar Yang Mulia Majelis Hakim yang memeriksa

perkara aquo berkenan untuk memutuskan hal-hal sebagai berikut:

1 Mengabulkan seluruhnya;

2 Menyatakan Termohon Pailit menjadi dalam keadaan Pailit dengan segala akibat hukumnya

3 Menunjuk Bapak Lukman Arifin sebagai Kurator dalam kepailitan tersebut;

4 Mengangkat Hakim Pengawas dari lingkungan Pengadilan Niaga pada Pengadilan Negeri Jakarta Pusat yang

berwenang untuk mengawasi kepailitan Termohon Pailit, dan;

5 Menghukum Termohon Pailit untuk membayar biaya perkara ini;

Dalam hal Yang Mulia Majelis Hakim yang memeriksa perkara aquo berpendapat lain, PEMOHON PAILIT memohon

putusan yang seadil-adilnya (ex aequo et bono);

Menimbang, bahwa pada hari sidang yang telah ditetapkan telah datang menghadap ke persidangan Kuasa

Hukum Pemohon sebagaimana telah disebut di muka dan untuk Termohon hadir Kuasa Hukumnya RIZAL PATUAN

LUBIS, S.H., MEDYA RISCHA, S.H., M.H. dan MANGALABAN SILABAN, S.H., kesemuanya Advokat pada

kantor Advokat R.PATUAN & PARTNERS yang beralamat di SMEHal. 53 dari 119 halaman, Rs.Perk.No.09/Pdt.Sus-PAILIT/2015/PN.Niaga.Jkt.Pst.

Tower, Lantai 10, Jl Jend.Gatot Subroto Kav. 94 Pancoran, Jakarta Selatan yang bertindak berdasarkan Surat Kuasa

Khusus bertanggal 12 Mei 2015;

Menimbang, bahwa Majelis Hakim telah berupaya untuk mendamaikan para pihak, meskipun tidak melalui

Mediasi, karena dalam perkara Kepailitan tidak perlu ditempuh upaya mediasi, namun upaya perdamaian tersebut tidak

berhasil, oleh karena itu pemeriksaan terhadap permohonan pailit ini dilanjutkan dengan pembacaan Surat Permohonan

Pemohon di persidangan dan atas pembacaan tersebut Pemohon menyatakan tetap pada permohonannya dan tidak ada

perobahan.

Menimbang, bahwa terhadap permohonan Pemohon tersebut, Kuasa Hukum Termohon telah memberikan

jawaban bertanggal 27 Mei 2015 yang pada pokoknya mengemukakan sebagai berikut;

A. KOMPETENSI ABSOLUTDisclaimerKepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas pelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu.Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :Email : [email protected] : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 33

Page 121: LEGALITAS PENGAJUAN PAILIT PT WIRANA NUSANTARA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/41510/1/DEVI... · devi annisyah hasibuan. nim 1113048000047. “legalitas pengajuan

Mahka

mah

Agung R

epublik

Indones

ia

Mahka

mah

Agung R

epublik

Indones

ia

Mahka

mah

Agung R

epublik

Indones

ia

Mahka

mah

Agung R

epublik

Indones

ia

Mahka

mah

Agung R

epublik

Indones

ia

Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesiaputusan.mahkamahagung.go.id

Majelis Hakim Yang Mulia;

Sebelum sampai kepada pembahasan yuridis mengenai kompetensi absolut, TERMOHON PAILIT hendak

menyampaikan terlebih dahulu duduk perkara yang sebenarnya adalah sebagai berikut:

1. Bahwa PT. Tangkuban Parahu Geothermal Power (TERMOHON PAILIT) adalah anak perusahaan BUMN

(PT Indonesia Power) selaku Pemegang Izin Usaha Pertambangan Panas Bumi untuk pembangkitan

tenaga listrik di Wilayah Kerja Gunung Tangkuban Parahu, Kabupaten Bandung Barat, Propinsi Jawa

Barat. Berdasarkan Pasal 29 huruf a dan b Undang- Undang Nomor 27 Tahun 2003 tentang Panas Bumi

sebagaimana telah diganti dengan Undang-Undang No. 21 Tahun 2014 Tentang Panas Bumi

TERMOHON PAILIT berkewajiban;

a memahami dan menaati peraturan perundang-undangan di bidang keselamatan dan kesehatan kerja

serta perlindungan dan pengelolaan lingkungan hidup dan memenuhi standar yang berlaku;

b melakukan pengendalian pencemaran dan/atau kerusakan lingkungan hidup yang meliputi kegiatan

pencegahan, penanggulangan, dan pemulihan fungsi lingkungan hidup;

c melaksanakan Eksplorasi, Eksploitasi, dan pemanfaatan sesuai dengan kaidah teknis yang baik dan

benar;

d dst..... ;Hal. 54 dari 119 halaman, Pts.Perk.No.09/Pdt.Sus-PAILIT/2015/PN.Niaga.Jlct.Pst.

Bahwa dengan berpedoman pada Undang-Undang tentang Panas Bumi tersebut, maka telah dibuat

perjanjian No : 001.PJ/060/TERMOHON PAILIT/ 2014 tanggal 14 April 2014 antara PT Tangkuban

Parahu Geothermal Power (TERMOHON PAILIT) dengan PT Wirana Nusantara Energy (Pemohon Pailit)

tentang Pekerjaan Pemboran Reaserch Well dan Coring di WKP Tangkuban Parahu - Jawa Barat -

Indonesia (selanjutnya disebut "Perjanjian”) - (Bukti T.1), berikut perubahannya melalui Amandemen

Surat Perjanjian No. : Amand.001.PJ/ 060/TERMOHON PAILIT/2014 tanggal 16 Juni 2014 (selanjutnya

disebut “Amandemen”) - (Bukti T.2);

“Perjanjian dan “Amandemen” adalah keseluruhan dokumen yang mengatur hubungan hukum antara

TERMOHON PAILIT dengan Pemohon Pailit yang menjadi dasar Permohonan Pernyataan Pailit dalam

perkara a quo;

Bahwa "Amandemen” tersebut dibuat karena Pemohon Pailit dalam pelaksanakan pekerjaan pemboran di

sumur Kancah 3 tidak dapat melaksanakan kewajiban pemboran sesuai Kontrak yaitu 28 hari yang di

sebabkan oleh terjadinya kegagalan (malfunction) pada peralatan Drilling Rig secara berulang - ulang

yaitu pada peralatan utama pemboran yaitu top drive. Pada saat pemboran trayek dari kedalaman 350 m -

620 m, telah terjadi 7 (tujuh) kali kerusakan berulang pada peralatan top drive ini dimana pada tanggal 12

Mei 2015 ketika pemboran mencapai kedalaman 612 m (dalam kontrak pemboran akhir sampai kedalaman

1.500 m) terjadi kebocoran pipa (seal cover motor top drive leaking) yang menyebabkan seluruh tekanan

hydraulik yang memberikan tenaga kepada proses pemboran hilang sama sekali dan mengakibatkan

peralatan pemboran terjepit dan pengeboran terhenti (pipe stuck). Upaya pengangkatan peralatan

pemboran yang terjepit mengalami kegagalan, dan dalam upaya lanjutan untuk mengangkat rangkaian

peralatan mata bor yang tertinggal dalam lubang sumur (fishing) ternyata mengalami kegagalan. Puncak

kerusakan peralatan top drive terjadi lagi yaitu pada saat top drive jatuh pada tanggal 20 Mei 2014. Akibat

jatuhnya top drive ini maka rangkaian peralatan pemboran menancap kembali kedalam lubang pemboran

dengan akibat lebih fatal dari sebelumnya. Dalam kondisi yang sangat emergensi maka segera di sepakati

dan di putuskan bahwa peralatan Drilling Rig BSA #01 harus di ganti dengan peralatan drilling rig yang

baru untuk dapat melanjutkan pemboran, karena peralatan Drilling Rig BSA #1Hal. 55 dari 119 halaman, Pts.Perk.No.09/Pdt.Sus-PAILIT/2015/PN.Niaga.Jkt.Pst.

sangat berbahaya bagi keselamatan manusia dan keselamatan peralatan, sebagaimana dinyatakan dalam

Minutes Of Meeting tanggal 21 Mei 2014 yang termaktub dalam Pasal 2 Amandemen dengan pokok-

pokok kesepakatan sebagai berikut:

Pada hari Selasa, tanggal 20 Mei 2014 pukul 23.35 WIB telah terjadi kerusakan top drive yang

menyebabkan rig tidak dapat dioperasikan lagi karena menyangkut keselamatan kerja yang dapat

mengakibatkan kerusakan lebih lanjut pada peralatan dan kecelakaan kerja;

Perbaikan rig tidak dapat diterima karena akan diperlukan inspeksi resmi keseluruhan dan tidak hati-

hati mengingat selama melakukan pekerjaan telah terjadi beberapa kerusakan mekanis yang dapat

membahayakan keselamatan kerja;

Disetujui bahwa PT Wirana Nusantara Energy (Pemohon Pailit) bersedia mengganti Drilling Rig

BSA #1 dengan Drilling Rig yang baru untuk menyelesaikan perkerjaan. Seluruh biaya yang timbul

terkait hal ini akan menjadi tanggung jawab PT Wirana Nusantara Energy (Pemohon Pailit);

Namun ternyata Pemohon Pailit tidak melaksanakan kewajibannya yaitu; Sesuai ketentuan Pasal 16 butir 4

"Perjanjian”, ... Apabila terjadi kegagalan (“malfunction”) atas peralatan, material dan / atau fasilitas

tersebut karena kesalahan PIHAK KEDUA, maka PIHAK KEDUA wajib menyediakan

penggantinya dan mengerjakan ulang PEKERJAAN yang terhambat karena adanya kegagalan

tersebut, tanpa tambahan biaya apapun dari PIHAK PERTAMA;

Sesuai ketentuan Pasal 37.6. "Perjanjian”, Dalam hal PIHAK KEDUA tidak dapat memenuhi

kewajiban sebagaimana yang ditetapkan dalam Pasal 5 PERJANJIAN ini, termasuk dan tidak

terbatas pada ketidak sesuaian dengan spesifikasi, yang mana PIHAK PERTAMA berpendapat

bahwa pemboran tidak dapat dilanjutkan atau dilaksanakan, maka sejak PIHAK PERTAMA

berpendapat bahwa pemboran tidak dapat dilanjutkan atau dilaksanakan terhadap PIHAK KEDUA

dikenakan denda sebesar 0,1% (nol koma satu persen) per- hari dari nilai PEKERJAAN yang terkait,

dengan denda maksimal untuk setiap tidak dipenuhinya kewajiban tersebut adalah 5% (lima persen)

dari nilai PEKERJAAN yang terkait, sedangkan PEKERJAAN yang lain tidak dibayar sampai

dengan kewajiban PIHAK KEDUA tersebut dipenuhi sesuai dengan spesifikasinya atauHal. 56 dari 119 halaman, Pts.Perk.No.09/Pdt.Sus-PAILIT/2015/PN.Niaga.Jkt.Pst.

DisclaimerKepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas pelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu.Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :Email : [email protected] : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 34

Page 122: LEGALITAS PENGAJUAN PAILIT PT WIRANA NUSANTARA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/41510/1/DEVI... · devi annisyah hasibuan. nim 1113048000047. “legalitas pengajuan

Mahka

mah

Agung R

epublik

Indones

ia

Mahka

mah

Agung R

epublik

Indones

ia

Mahka

mah

Agung R

epublik

Indones

ia

Mahka

mah

Agung R

epublik

Indones

ia

Mahka

mah

Agung R

epublik

Indones

ia

Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesiaputusan.mahkamahagung.go.id

PIHAK PERTAMA berpendapat bahwa pemboran dapat dilanjutkan atau dilaksanakan. (Fakta

hukumnya TERMOHON PAILIT berpendapat dengan rig lama tidak tidak dapat dilanjutkan

pemboran, dan pemboran hanya dilaksanakan dengan rig baru);

Yang dimaksud PIHAK PERTAMA dalam Perjanjian adalah TERMOHON PAILIT;

Yang dimaksud PIHAK KEDUA dalam Perjanjian adalah PAILIT;

Dan sesuai ketentuan Pasal 2 "Amandemen” untuk mengganti rig yang baru sampai dengan

berakhirnya jangka waktu perjanjian pada tanggal 31 Agustus 2014;

Pihak PEMOHON PAILIT telah meninggalkan lokasi proyek dengan membawa semua peralatan

pemboran dan pendukungnya, pada kedalaman pemboran 612 mKU jauh dari ketentuan dalam kontrak

yaitu 1500 mKU, tanpa ada upaya untuk mengganti dengan drilling rig yang rusak dengan drilling rig yang

baru sesuai "Amandemen”; Perlu TERMOHON PAILIT tegaskan disini, seluruh dalil-dalil Pemohon Pailit

yang mengklaim seolah-olah TERMOHON PAILIT setuju penggunaan rig lama yang diperbaiki, adalah

dalil-dalil karangan belaka dengan maksud itikad buruk hendak melarikan diri dari kewajiban dan

tanggung jawabnya harus mengganti dengan rig baru yang telah disetujui dan disepakati serta

ditandatangani bersama dalam "Amandemen” (vide Pasal 2). Surat-surat TERMOHON PAILIT baik

nomor 484/WNE- TPGPA//2014 dan nomor 097/080/TPGP/2014 maupun proposal Turn Key Project dan

catatan rapat lainnya yang disebut pada halaman 23 dan 37 permohonan a quo, tidak ada satu kalimat pun

menyatakan "setuju penggunaan rig lama yang diperbaiki”, namun ternyata dipelintir oleh Pemohon Pailit

seolah-olah sebagai persetujuan dari TERMOHON PAILIT, padahal isi surat tersebut mengenai izin

PRINSIP penggunaan lahan sementara di areal luar lokasi tapak sumur adalah untuk peralatan - peralatan

yang tidak hanya peralatan rig, tetapi juga peralatan cementing unit, peralatan waste water treatmen,

peralatan mud material, dan peralatan pemboran lainnya untuk pemeliharaan. Dengan demikian izin

PRINSIP penggunaan lahan SAMA SEKALI TIDAK DAPAT DI TAFSIRKAN SEBAGAI IJIN

PENGGUNAAN RIG LAMA UNTUK MENERUSKAN PEMBORAN. Sedangkan proposal Tum Key

Project adalah wujud itikad baik dari TERMOHON PAILIT untuk membantu Pemohon Pailit

mendapatkan solusi alternatif atas permasalahan ketidakmampuannya melanjutkan pekerjaan proyek

sampai selesai.Hal. 57 dari 119 halaman, Pts.Perk.No.09/Pdt.Sus-PAILiT/2015/PN.Niaga.Jkt.Pst.

karena TERMOHON PAILIT sangat percaya dan yakin bahwa bahwa rig lama tidak dapat digunakan

untuk melanjutkan pemboran dan berbahaya bagi keselamatan peralatan dan keselamatan kerja. Proposal

Turn Key Project semata - mata dalam upaya TERMOHON PAILIT mengatasi timbulnya kerugian yang

lebih besar akibat kegagalan Pemohon Pailit tersebut, dengan konskwensi proposal Turn Key Project

adalah semua biaya pemboran akan di tanggung lebih dahulu oleh PEMOHON PAILIT berikut resikonya,

dan TERMOHON PAILIT hanya menerima dan membayar hasil pekerjaan bila pemboran telah

dilaksanakan sampai 1500 m, dengan hasil baik. Namun semuanya itu tidak mendapat respon yang baik

karena ternyata Pemohon Pailit tidak mempunyai sikap profesional dan tanggung jawab untuk

menyelesaikan pekerjaan sesuai "Perjanjian” dan "Amandemen”, malah dengan itikad buruk terus

menerus merongrong TERMOHON PAILIT dengan membuat rekayasa tagihan-tagihan (invoices) yang

tidak sesuai dengan substansi "Perjanjian” dan “Amandemen”;

Faktanya bahwa PEMOHON PAILIT telah meninggalkan pekerjaan pada kedalaman pemboran 612 m,

dari kedalaman kontrak 1500 m;

Dengan demikian peristiwa yang sesungguhnya terjadi adalah Pemohon Pailit telah melakukan

WANPRESTASI;

Bahwa berdasarkan ketentuan Pasal 300 ayat (11) Undang-Undang Nomor 37 Tahun 2004 tentang

Kepailitan dan Penundaan Kewajiban Pembayaran Utang, wewenang Pengadilan Niaga adalah memeriksa

dan memutus perkara Permohonan Pernyataan Pailit (PPP) dan Penundaan Kewajiban Pembayaran Utang DisclaimerKepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas pelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu.Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :Email : [email protected] : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 35

Page 123: LEGALITAS PENGAJUAN PAILIT PT WIRANA NUSANTARA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/41510/1/DEVI... · devi annisyah hasibuan. nim 1113048000047. “legalitas pengajuan

Mahka

mah

Agung R

epublik

Indones

ia

Mahka

mah

Agung R

epublik

Indones

ia

Mahka

mah

Agung R

epublik

Indones

ia

Mahka

mah

Agung R

epublik

Indones

ia

Mahka

mah

Agung R

epublik

Indones

ia

Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesiaputusan.mahkamahagung.go.id

(PKPU), serta perkara lain di bidang perniagaan yang penetapannya dilakukan dengan undang-undang,

sedangkan substansi perkara a quo jelas merupakan wujud sengketa wanprestasi yang sama sekali tidak

ada hubungannya dengan perkara penyelesaian utang piutang (kepailitan), dalam hal mana untuk

penyelesaian perselisihan telah disepakati oleh TERMOHON PAILIT dan Pemohon Pailit menunjuk

Badan Arbitrase Nasional Indonesia (BANI) sesuai Pasal 33 Perjanjian (pacta sunt servanda);

Bahwa keberadaan Pasal 303 UUK-PKPU tidak otomatis menyebabkan Pengadilan Niaga berwenang

mengadili permohonan pernyataan pailit dari para pihak yang terikat perjanjian dengan klausula arbitrase,

melainkan mohon kiranya dicermati terlebih dahulu oleh Majelis Hakim Yang Mulia isi klausula arbitrase

yang ada dalam "Perjanjian” apakahHal. 58 dari 119 halaman, Rs.Perk.No.09/Pdt.Sus-PAILIT/2015/PN.Niaga.Jlct.Pst.

6.hal-hal yang dijadikan dasar permohonan pernyataan pailit dalam perkara

a quo termasuk dalam klausul arbitrase. Apabila ternyata dasar fakta

(fetelijke ground) dan dasar hukum (rechts ground) yang menjadi posita

permohonan termasuk dalam lingkup klausul arbitrase yang diperjanjikan,

maka sudah semestinya pengadilan harus menyatakan tidak berwenang

mengadili perkara a quo;

Bahwa ternyata Pemohon Pailit secara sepihak menyatakan klaim

tagihan-tagihan (invoices) yang tidak didasarkan pada pengertian-

pengertian, penafsiran dan pekerjaan-perkjaan yang benar sebagaimana

ketentuan-ketentuan yang telah diatur dalam "Perjanjian” dan

"Amandemen”, dan melakukan cessie kepada Pihak Lain, yang secara

sepihak pula telah merekonstruksi seolah - oleh Termohon Pailit

menerima klaim dari lebih dari satu Pihak untuk dapat di ajukan

permohoan pailit. Pada dasarnya meskipun cessie dilakukan berkali - kali

dengan Pihak Lain, tetapi Termohon Pailit secara nyata hanya memiliki

kontrak kerja hanya kepada satu pihak yaitu Pihak Pemohon Pailit, oleh

karena itu Termohon Pailit tidak pernah kenal dan mengakui pihak - pihak

lainnya dalam kontrak kerja ini, sehingga unsur untuk dapat di ajukan

kepada Pengadialan Niaga tidak terpenuhi;

Bahwa Pasal 33 "Perjanjian” tentang Penyelesaian Perselisihan berbunyi

sebagai berikut:

1 Setiap perselisihan yang timbul selama kurun waktu PERJANJIAN

ini, termasuk tetapi tidak terbatas pada bentuk dan penafsiran

serta pelaksanaan PERJANJIAN ini harus diselesaikan melalui

perundingan bersama antara PARA PIHAK dengan usaha yang

maksimal untuk menyelesaikannya dengan cara musyawarah dan

niat yang baik serta saling percaya mempercayai sesuai dengan

prinsip-prinsip dan ketentuan-ketentuan dalam bidang panas bumi

2 Sesuatu perselisihan dalam bentuk apapun yang timbul

sehubungan atau akibat PERJANJIAN ini, baik selama maupun

setelah jangka waktu PERJANJIAN ini, yang tidak dapat

diselesaikan secara musyawarah/kesepakatan atau secara damai

oleh PARA PIHAK, akan diselesaikan menurut Aturan-aturan

Arbitrase dari Badan Arbitrase Nasional Indonesia (BANI) di

Jakarta oleh suatu panel yang terdiri dari 3 (tiga) arbiter yangDisclaimerKepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas pelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu.Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :Email : [email protected] : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 36

Page 124: LEGALITAS PENGAJUAN PAILIT PT WIRANA NUSANTARA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/41510/1/DEVI... · devi annisyah hasibuan. nim 1113048000047. “legalitas pengajuan

Mahka

mah

Agung R

epublik

Indones

ia

Mahka

mah

Agung R

epublik

Indones

ia

Mahka

mah

Agung R

epublik

Indones

ia

Mahka

mah

Agung R

epublik

Indones

ia

Mahka

mah

Agung R

epublik

Indones

ia

Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesiaputusan.mahkamahagung.go.id

diangkat sesuai dengan aturan-aturan tersebut dan menggunakan

Bahasa Indonesia baik dalam proses maupun keputusanHal. 59 dari 119 halaman, Rs.Perk.No.09/Pdt.Sus-PAILIT/2015/PN.Niaga.Jkt.Pst.

Arbitrase. Dengan demikian PARA PIHAK secara tegas setuju bahwa berdasarkan Pasal 3 dari

Undang-undang No. 30 Tahun 1999 tentang Arbitrase dan alternatif penyelesaian sengketa

(Undang-undang Arbitrase Indonesia), pengadilan manapun tidak berwenang untuk mengadili

sengketa PARA PIHAK yang telah terikat dalam perjanjian arbitrase;

3 Setiap PIHAK akan menunjuk 1 (satu) orang arbiter yang ada pada BANI dan penunjukan ini

dilakukan dalam waktu 7 (tujuh) hari dari tanggal salah satu Pihak memberitahu PIHAK lainnya tentang prakarsa

arbitrase. Kedua orang arbiter yang ditunjuk akan memilih arbiter yang ketiga yang akan bertindak selaku pimpinan

majelis arbitrase dalam waktu 7 (tujuh) hari sejak tanggal penunjukan mereka. Apabila salah satu Pihak dalam waktu

yang ditentukan tidak berhasil menunjuk arbiter atau arbiter- arbiter tidak berhasil menyetujui arbiter ketiga, Ketua

BANI akan memilih arbiter yang terkait;

4 Putusan yang diberikan oleh para arbiter tersebut adalah final dan mengikat PARA PIHAK dan

dapat diberlakukan di pengadilan manapun yang memiliki yurisdiksi. Dengan demikian PARA PIHAK dengan ini

secara tegas mengesampingkan segala peraturan perundang-undangan yang berlaku serta keputusan atau kebijakan

yang berkekuatan hukum, yang memberikan hak untuk mengajukan banding atas keputusan suatu panel Arbiter, dan

PARA PIHAK setuju bahwa, berdasarkan Pasal 60 dari Undang- undang No. 30 tahun 1999 tentang Arbitrase dan

alternatif penyelesaian sengketa (Undang-undang Arbitrase Indonesia), tidak ada pihak yang mengajukan banding di

pengadilan manapun atas keputusan yang dibuat suatu panel Arbiter dalam hal ini, sehingga atas keputusan tersebut

tidak akan ada otoritas atau dewan yang lain. PARA PIHAK akan menjaga kerahasiaan, keberadaan, proses beracara,

isi (termasuk informasi atau bahan- bahan yang diberikan) dan hasil dari Arbitrase tersebut. PARA PIHAK secara

khusus mengesampingkan keberlakuan Pasal 48 (1) dari Undang-undang Arbitrase Indonesia dan setju bahwa

Arbitrase tidak harus diselesaikan dalam waktu tertentu. Sesuai dengan Pasal 56 (1) dari Undang-undang Arbitrase

Indonesia, PARA PIHAK lebih jauh lagi secara tegas setuju bahwa paraHal. 60 dari 119 halaman, Rs.Perk.No.09/Pdt.Sus-PAILIT/2015/PN.Niaga.Jkt.Pst.

Arbiter akan terikat dan tunduk dengan ketentuan-ketentuan hukum dan syarat-syarat

PERJANJIAN ini;

5 Suatu perselisihan dianggap telah timbul, bila salah satu PIHAK memberitahu PIHAK lainnya

mengenai hal itu secara tertulis dan bila dalam waktu tiga puluh (30) hari kalender setelah pemberitahuan tersebut tidak

dicapai persetujuan, maka perselisihan tersebut dapat diajukan kepada Arbitrase oleh salah sati PIHAK dengan

pemberitahuan dalam waktu empat belas (14) hari kalender sebelumnya kepada PIHAK lainnya mengenai maksudnya

untuk penyelesaian melalui forum Arbitrase;

6 PARA PIHAK wajib terus memenuhi kewajiban-kewajiban mereka dalam PERJANJIAN ini

selama proses Arbitrase;

7 Keputusan yang diberikan oleh para arbiter bersifat final dan mengikat terhadap PARA PIHAK

dan bisa diberlakukan di dalam pengadilan manapun juga yang memiliki yirisdiksi ”;

7 Bahwa segala klaim yang ditagihkan oleh Pemohon Pailit, tidak didasarkan pada pengertian-pengertian,

penafsiran dan pekerjaan- pekerjaan yang benar sebagaimana ketentuan-ketentuan yang telah diatur dalam "Perjanjian”

dan "Amandemen”. Posita-posita yang dijadikan dasar permohonan a quo sepanjang menyangkut surat-surat tagihan

(invoices) telah memutar balikkan fakta peristiwa yang sebenarnya terjadi dengan alasan yang diada-adakan di luar

koridor hukum yang diatur dalam "Perjanjian” dan "Amandemen”. Seluruh klaim tagihan yang berkaitan dengan

pekerjaan Tarif Harian Operasi (THO) dan Tarif Harian Siaga (THS-standby rate) dan Mud Material, Chemical dan

engineering Services, Jasa Cementing, Plug Abandon Pump, Waste Water Treamnent, Mob demob dengan nilai

lumpsum sebagaimana Lampiran - A "Perjanjian”, adalah tagihan-tagihan pekerjaan yang menjadi tanggung-jawab

sepenuhnya dari Pemohon Pailit sendiri akibat ketidak-mampuan melaksanakan pekerjaan dengan baik dan sempurna,

dimana pekerjaan pemboran sumur Kancah 3 terhenti pada kedalaman 612 m sejak tanggal 12 Mei 2015 sebagaimana

DisclaimerKepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas pelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu.Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :Email : [email protected] : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 37

Page 125: LEGALITAS PENGAJUAN PAILIT PT WIRANA NUSANTARA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/41510/1/DEVI... · devi annisyah hasibuan. nim 1113048000047. “legalitas pengajuan

Mahka

mah

Agung R

epublik

Indones

ia

Mahka

mah

Agung R

epublik

Indones

ia

Mahka

mah

Agung R

epublik

Indones

ia

Mahka

mah

Agung R

epublik

Indones

ia

Mahka

mah

Agung R

epublik

Indones

ia

Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesiaputusan.mahkamahagung.go.id

diakui sendiri oleh Pemohon Pailit pada halaman 7 permohonan a quo, sedangkan dalam kontrak telah ditentukan

lingkup pekerjaan pemboran sampai kedalaman 1500 m (Vide Lampiran - B Perjanjian”);

Oleh karena karena pekerjaan-pekerjaan yang di klaim dalam permohonan a quo adalah rangkaian

pekerjaan perbaikan danHal. 61 dari 119 halaman, Rs.Perk.No.09/Pdt.Sus-PAILIT/2015/PN.Niaga.Jkt.Pst.

penyempurnaan yang disebabkan oleh kesalahan atau kelalaian Pemohon Pailit sebagaimana terurai pada

angka 3 diatas, maka berdasarkan Pasal 14 jo. Pasal 16 "Perjanjian” jo. Pasal 2 "Amandemen” segala

resiko dan biaya dari pekerjaan-pekerjaan termaksud adalah sepenuhnya menjadi tanggung-jawab PIHAK

KEDUA (Pemohon Pailit);

8 Bahwa sepanjang tahapan pelaksanaan perkerjaan Pemohon Pailit sesuai dengan ketentuan-ketentuan

dalam "Perjanjian”, TERMOHON PAILIT dengan iktikad baik telah melakukan pembayaran-pembayaran

berdasarkan ketentuan yang berlaku dalam "Perjanjian” atas tagihan yang diajukan Pemohon Pailit sebagaimana

yang telah diakui berikut:

"Segala dan setiap BIAYA untuk pekerjaan-pekerjaan pemboran tersebut TELAH DIBAYAR oleh

Termohon Pailit untuk pekerjaan-perkerjaan pemboran yang dilakukan sampai dengan tanggal 20 Mei

2014 atau MINGGU I (PERTAMA) SAMPAI DENGAN MINGGU V (KELIMA) Sedangkan

berdasarkan Daily Drilling Report (DDR) tanggal 12 Mei 2014 yang ditandatangani oleh Company Man

TERMOHON PAILIT dan Rig Supt Pemohon Pailit, pekerjaan pemboran sumur sudah terhenti (stop

drill) pada tanggal 12 Mei 2014 karena kerusakan peralatan Rig (seal cover motor top drive leaking),

kemudian diikuti dengan kesepakatan antara TERMOHON PAILIT dengan Pemohon Pailit dalam Minute

of Emergency Meeting tanggal 21 Mei 2015 yang intinya disetujui Pemohon Pailit bersedia mengganti

Drilling Rig BSA #01 dengan Drilling Rig yang baru dan SELURUH BIAYA yang timbul terkait hal ini

akan menjadi tanggung jawab PT Wirana Nusantara Energy (Pemohon Pailit) sebagaimana terurai pada

angka 3 diatas dan kesepakatan Minute of Emergency Meeting ini dituangkan dalam Pasal 2

"Amandemen” jo. Pasal 14.4 "Perjanjian”;

9 Bahwa ternyata Pemohon Pailit sesuai ketentuan Pasal 16 butir 4 "Perjanjian” jo. Pasal 2 "Amandemen”,

tidak dapat menyediakan peralatan penggantinya dan mengerjakan ulang PEKERJAAN yang terhambat karena

adanya kegagalan tersebut tanpa tambahan biaya apapun dari TERMOHON PAILIT, dan Pemohon pailit tidak

dapat menyediakan Drilling Rig yang baru, di dalam mana "Amandemen” telah tegas dan terang menyatakan

TERMOHON PAILIT tidak dapat menerima perbaikan rig (Rig Lama) mengingat selama melakukan pekerjaan

telah terjadi beberapa kerusakan mekanis yang dapat membahayakan keselamatan kerja. Di lain pihak Pemohon

Pailit dengan jelas dan terang telah menyatakanHal. 62 dari 119 halaman, Pts.Perk.No.09/Pdt.Sus-PAILIT/2015/PN.Niaga.Jkt.Pst.

menyetujui dan bersedia mengganti Drilling Rig BSA #01 (Rig Lama) dengan Drilling Rig yang baru

untuk menyelesaikan pekerjaan. Seluruh biaya yang timbul terkait hal ini menjadi tanggung jawab

Pemohon Pailit. Dalam hal ini sudah jelas dan terang sejak tanggal 12 Mei 2014 segala resiko dan biaya

yang berkaitan dengan pekerjaan perbaikan dan penyempurnaan termasuk fishing untuk dapat

menyelesaikan pekerjaan sesuai kontrak ic. segala resiko pekerjaan dan biaya yang diklaim Pemohon

Pailit dalam permohonan a quo adalah TANGGUNG JAWAB SEPENUHNYA dari Pemohon Pailit.

Dengan demikian berdasarkan "Perjanjian” dan "Amandemen” tidak ada satu pun dari surat-surat tagihan

(invoices) dalam permohonan a quo dapat diklasifikasikan sebagai utang TERMOHON PAILIT yang

telah jatuh waktu dan tidak satu pun dari tagihan-tagihan tersebut yang menjadi hak tagih dari Pemohon

Pailit;

10 Bahwa faktanya adalah TERMOHON PAILIT telah mengalami kerugian finansial dan non finansial yang

sangat besar akibat Pemohon Pailit telah melalaikan kewajiban hukumnya menyelesaikan pekerjaan sesuai

"Perjanjian” dan "Amandemen”, dimana lobang sumur menjadi sama sekali tidak berguna / tidak terpakai (lost of DisclaimerKepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas pelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu.Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :Email : [email protected] : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 38

Page 126: LEGALITAS PENGAJUAN PAILIT PT WIRANA NUSANTARA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/41510/1/DEVI... · devi annisyah hasibuan. nim 1113048000047. “legalitas pengajuan

Mahka

mah

Agung R

epublik

Indones

ia

Mahka

mah

Agung R

epublik

Indones

ia

Mahka

mah

Agung R

epublik

Indones

ia

Mahka

mah

Agung R

epublik

Indones

ia

Mahka

mah

Agung R

epublik

Indones

ia

Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesiaputusan.mahkamahagung.go.id

hole) padahal sebelumnya TERMOHON PAILIT sudah mengeluarkan biaya yang besar untuk pelaksanaan

pekerjaan pemboran sumur tersebut termasuk pembayaran- pembayaran pekerjaan kepada Pemohon Pailit sebelum

terjadinya kesalahan atau kelalaian pelaksanaan pekerjaan dimaksud pada angka 3 diatas yaitu sebesar USD

979,605.15 (sembilan ratus tujuh puluh sembilan ribu enam ratus lima Dolar Amerika Serikat dan lima belas sen)

dan Rp. 260.790.044,- (dua ratus enam puluh juta tujuhratus sembila puluh ribu empat puluh empat rupiah) sesuai

"Rekapitulasi Pembayaran Tagihan Oleh PT. Tangkuban Parahu Geothermal Power (TERMOHON PAILIT)

kepada PT. Wirana Nusantara Energy (Pemohon Pailit)” sebagai Lampiran Khusus yang merupakan satu kesatuan

tak terpisahkan dalam jawaban ini. Namun ternyata kemudian semua itu menjadi sia-sia akibat pekerjaan Pemohon

Pailit yang tidak profesional dan tidak bertanggung- jawab, hanya pandai menuntut hak tanpa dapat melaksanakan

kewajibannya. Pada kenyataannya Pemohon Pailit telah bertindak sepihak meninggalkan pekerjaan dengan

melakukan demobilisasi peralatan - peralatan pendukung pemboran (Services) dan peralatan utama Drilling Rig

dari lokasi sumur ekpiorasi Kancah-3 tanpa adanya kejelasan jawaban apakah demobilisasi yang telah dilakukan

berkaitanHal. 63 dari 119 halaman, Pts.Perk.No.09/Pdt.Sus-PAILIT/2015/PN.Niaga.Jkt.Pst.

dengan penggantian drilling rig lama dengan drilling rig baru untuk dapat melanjutkan pekerjaan

pemboran sampai ke dalaman 1500 mKU sesuai kewajibannya dalam "Perjanjian” dan "Amandemen”.

Padahal TERMOHON PAILIT telah membayar biaya demobilisasi rig yang lama untuk di ganti dengan

rig baru, tetapi rig baru tidak pernah datang;

Majelis Hakim Yang Mulia;

Berdasarkan fakta-fakta yang terurai diatas, maka jelas peristiwa yang sesungguhnya terjadi adalah sengketa

wanprestasi dimana Pemohon Pailit telah wanprestasi dalam melaksanakan isi "Perjanjian” dan "Amandemen”.

Dalam hal ini dalil-dalil posita permohonan a quo adalah menyangkut langsung sengketa wanprestasi antara

para pihak, dalam hal mana berdasarkan Pasal 33 "Perjanjian” para pihak telah mengikatkan diri bila terjadi

perselisihan diantara PARA PIHAK yang tidak dapat diselesaikan secara musyawarah, maka kedua belah pihak

memilih penyelesaian perselisihan menurut aturan-aturan Arbitrase dari Badan Arbitrase Nasional Indonesia

(BANI) di Jakarta oleh suatu panel yang terdiri dari 3 (tiga) arbiter yang diangkat sesuai dengan aturan-aturan

BANI tersebut. PARA PIHAK juga secara tegas telah menyatakan setuju bahwa berdasarkan Pasal 3 Undang-

Undang No. 30 Tahun 1999 tentang Arbitrase dan alternatif penyelesaian sengketa, pengadilan manapun tidak

berwenang untuk mengadili sengketa PARA PIHAK yang telah terikat dalam perjanjian arbitrase. Apabila

Pemohon Pailit adalah pihak yang beritikad baik sewajarnya menghormati pilihan penyelesaian perselisihan

melalui BANI di Jakarta sesuai kesepakatan yang telah jelas dan terang diatur dalam Pasal 33 Perjanjian

(expressive verbis), sedangkan peradilan yang mulia ini haruslah dipergunakan sebagai upaya hukum terakhir

setelah adanya putusan BANI apabila memungkinkan untuk itu;

Mengenai penerapan keberadaan Pasal 303 UUK-PKPU, kiranya perlu dicermati Yurisprudensi Putusan

Mahkamah Agung RI Nomor 254 K/Pdt.Sus- Pailit/2014 tanggal 03 Februari 2015 yang memberikan kaedah

hukum sebagai berikut:

"Menimbang, bahwa terhadap keberatan-keberatan tersebut. Mahkamah Agung berpendapat;

Bahwa alasan kasasi tidak dapat dibenarkan, karena meneliti dengan saksama Memori Kasasi tanggal 6 Maret

2014 dan Kontra Memori Kasasi tanggal 19 Maret 2014, dihubungkan dengan pertimbangan putusan Judex

Facti, dalam hal ini putusan Pengadilan Niaga pada Pengadilan Negeri Jakarta Pusat, ternyata tidak salah dalam

menerapkan hukum dan telah memberiHal. 64 dari 119 halaman, Pts.Perk.No.09/Pdt.Sus-PAILIT/2015/PN.Niaga.Jkt.Pst.

pertimbangan yang cukup, karena dalam surat perjanjian kerja (P1) yang menjadi dasar hubungan hukum antara

Penggugat dengan Tergugat terdapat klausula bahwa apabila terjadi perselisihan antara Para Pihak yang

mengikatkan diri, maka mereka sepakat untuk menyelesaikan perselisihan mereka melalui Badan Arbitrase

Nasional Indonesia (BANI);DisclaimerKepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas pelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu.Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :Email : [email protected] : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 39

Page 127: LEGALITAS PENGAJUAN PAILIT PT WIRANA NUSANTARA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/41510/1/DEVI... · devi annisyah hasibuan. nim 1113048000047. “legalitas pengajuan

Mahka

mah

Agung R

epublik

Indones

ia

Mahka

mah

Agung R

epublik

Indones

ia

Mahka

mah

Agung R

epublik

Indones

ia

Mahka

mah

Agung R

epublik

Indones

ia

Mahka

mah

Agung R

epublik

Indones

ia

Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesiaputusan.mahkamahagung.go.id

Menimbang, bahwa berdasarkan pertimbangan tersebut di atas, ternyata Putusan Pengadilan Niaga pada

Pengadilan Negeri Jakarta Pusat Nomor 02/Pdt.Sus/Pailit/2014/PN.Niaga.Jkt.Pst., tanggal 27 Februari 2014

dalam perkara ini tidak bertentangan dengan hukum dan/atau undang-undang, sehingga permohonan kasasi

yang diajukan oleh Pemohon Kasasi PT. X tersebut harus ditolak”;

Bahwa dalam Pasal 33.2 "Perjanjian” terdapat klausula arbitrase yang berisi sebagai berikut:

33.2. Sesuatu perselisihan dalam bentuk apapun yang timbul sehubungan atau akibat PERJANJIAN ini, baik

selama maupun setelah jangka waktu PERJANJIAN ini, yang tidak dapat diselesaikan secara

musyawarah / kesepakatan atau secara damai oleh PARA PIHAK, akan diselesaikan menurut Aturan-

aturan Arbitrase dari Badan Arbitrase Nasional Indonesia (BANI) di Jakarta oleh suatu panel yang

terdiri dari 3 (tiga) arbiter yang diangkat sesuai dengan aturan-aturan tersebut dan menggunakan

Bahasa Indonesia baik dalam proses maupun keputusan Arbitrase. Dengan demikian PARA PIHAK

secara tegas setuju bahwa berdasarkan Pasal 3 dari Undang-undang No. 30 Tahun 1999 tentang

Arbitrase dan alternatif penyelesaian sengketa (Undang-undang Arbitrase Indonesia), pengadilan

manapun tidak berwenang untuk mengadili sengketa PARA PIHAK yang telah terikat dalam

perjanjian arbitrase.

Oleh karena Perjanjian yang menjadi dasar hubungan hukum antara TERMOHON PAILIT dengan Pemohon

Pailit terdapat klausula yang berisi mengikatkan diri secara tegas untuk menyelesaikan perselisihan melalui

Badan Arbitrase Nasional Indonesia (BANI), dalam hal mana permohonan a quo mengandung fakta-fakta

perselisihan tentang klaim yang ditagihkan ternyata tidak berdasar pada pengertian-pengertian, penafsiran dan

pekerjaan- pekerjaan yang benar sebagaimana ketentuan-ketentuan yang telah diatur dalam "Perjanjian" dan

"Amandemen”, dan terdapat pula permasalahan keabsahan cessie kepada pihak lain yang bersumber dari

"Perjanjian” dan "Amandemen”, maka berdasarkan kaedah hukum Yurisprudensi Mahkamah Agung RI Nomor

254 K/Pdt.Sus-Pailit/2014 tersebut diatas Pengadilan NiagaHal. 65 dari 119 halaman, Pts.Perk.No.09/Pdt.Sus-PAILIT/2015/PN.Niaga.Jkt.Pst.

pada Pengadilan Negeri Jakarta Pusat sudah semestinya menyatakan diri tidak berwenang memeriksa dan

mengadili perkara a quo;

B. PERMOHONAN PEMOHON PAILIT KABUR (OBSCUUR LIBEL)1 Bahwa dalam penjelasan Pasal 2 ayat (1) UUK-PKPU dinyatakan : Yang dimaksud dengan ”utang yang

telah jatuh waktu dan dapat ditagih” adalah kewajiban untuk membayar utang yang telah jatuh waktu, baik karena telah

diperjanjikan, karena percepatan waktu penagihannya sebagaimana diperjanjikan, karena pengenaan sanksi atau denda

oleh instansi yang berwenang, maupun karena putusan pengadilan, arbiter, atau majelis arbitrase:

2 Bahwa dalil-dalil posita permohonan a quo adalah tidak jelas dan kabur dasar hukumnya karena dalam

Pasal 7.1. "Perjanjian” telah diperjanjikan total nilai kontrak pekerjaan USD 2,121,135 (Dua Juta Seratus Dua Puluh

Satu Ribu Seratus Tiga Puluh Lima Dollar Amerika Serikat), dan sesuai dengan kewajibannya dalam kontrak tersebut

TERMOHON PAILIT telah melakukan pembayaran kepada PEMOHON PAILIT sebesar USD 979,605.15 (sembilan

ratus tujuh puluh sembilan ribu enam ratus lima Dolar Amerika Serikat dan lima belas sen) dan Rp. 260.790.044,- (dua

ratus enam puluh juta tujuh ratus sembilan puluh ribu empat puluh empat rupiah), sedangkan pada halaman 58

permohonan a quo Pemohon Pailit mendalilkan jumlah keseluruhan tagihan terhadap TERMOHON PAILIT adalah

sebesar US$ 3,451,787.77 (tiga juta empat ratus lima puluh satu ribu tujuh ratus delapan puluh tujuh dan tujuh puluh

tujuh sen Dollar Amerika Serikat) dan Rp. 618.926.875,- (enam ratus delapan belas juta sembilan ratus dua puluh enam

ribu delapan ratus tujuh puluh lima rupiah), jumlah tagihan mana tidak ada diperjanjikan atau disepakati dalam

"Perjanjian” akan tetapi Pemohon Pailit dalam Petitum Pemohonan Pernyataan Pailit menghendaki TERMOHON

PAILIT menjadi dalam keadaan Pailit, maka dalil permohonan seperti ini tidak memiliki dasar hukum yang jelas/

kabur;

3 Bahwa dalam Pasal 7.2. "Perjanjian” telah jelas dan terang diatur : ” Dalam hal apapun, PIHAK KEDUA

tidak dapat menuntut PIHAK PERTAMA untuk merealisasikan seluruh nilai PERJANJIAN seperti pada ayat 7.1. DisclaimerKepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas pelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu.Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :Email : [email protected] : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 40

Page 128: LEGALITAS PENGAJUAN PAILIT PT WIRANA NUSANTARA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/41510/1/DEVI... · devi annisyah hasibuan. nim 1113048000047. “legalitas pengajuan

Mahka

mah

Agung R

epublik

Indones

ia

Mahka

mah

Agung R

epublik

Indones

ia

Mahka

mah

Agung R

epublik

Indones

ia

Mahka

mah

Agung R

epublik

Indones

ia

Mahka

mah

Agung R

epublik

Indones

ia

Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesiaputusan.mahkamahagung.go.id

kecuali yang ditentukan pada Pasal 7.3.” , sedangkan kalimat ” Dalam hal nilai Pembayaran akan melebihi nilai seperti

pada ayat 7.1., maka PIHAK PERTAMA dapat segera memutus PERJANJIAN ”Hal. 66 dari 119 halaman, Pts.Perk.No.09/Pdf.Sus-PAILIT/2015/PN.Niaga.JW.Pst.

merupakan penegasan bahwa tidak ada peluang apapun bagi PIHAK KEDUA (Pemohon Pailit) untuk

dapat menuntut PIHAK PERTAMA (TERMOHON PAILIT) untuk merealisasikan seluruh nilai perjanjian

kecuali yang ditentukan pada Pasal 7.3;

Bahwa Pasal 7.3. berbunyi; ’Total nilai pembayaran akan didasarkan kepada jumlah hari kerja untuk

penyelesaian pekerjaan dikalikan dengan tarif setiap sub pekerjaan / jasa sampai dengan pekerjaan

dinyatakan selesai.

Berdasarkan Pasal 7.3. ini tidak dapat ditafsirkan lain bahwa seluruh nilai Perjanjian adalah tetap dan tidak

berubah dalam hal apapun sampai dengan pekerjaan dinyatakan selesai ic. tanggal 31 Agustus 2014 (Vide

Pasal 1 Amandemen) yaitu sebesar US$ 2,121,135 (Dua Juta Seratus Dua Puluh Satu Ribu Seratus Tiga

Puluh Lima Dollar Amerika Serikat). Faktanya, bahwa PEMOHON PAILIT tidak dapat menyelesaikan

pekerjaan dan telah meninggalkan pekerjaan pada kedalaman pemboran 612 m, dari kedalaman kontrak

1500 m;

Bahwa kepastian total nilai kontrak pekerjaan adalah sebesar US$ 2,121,135 (Dua Juta Seratus Dua Puluh

Satu Ribu Seratus Tiga Puluh Lima Dollar Amerika Serikat) bersifat tetap dan tidak berubah dalam hal

apapun juga, telah dinyatakan dengan jelas dan terang maknanya (expressive verbis) dalam Pasal 15.6

"Perjanjian” yang berbunyi:

"PIHAK KEDUA (Pemohon Pailit) wajib memahami kebenaran dan kecukupan penawarannya untuk

pelaksanaan Pekerjaan dengan tarif dan harga yang tertera di dalam Perjanjian untuk menutup biaya dalam

melaksanakan semua kewajiban PIHAK KEDUA (Pemohon Pailit) menurut Perjanjian ini. Selama

melaksanakan Pekerjaan sesuai ketentuan Perjanjian ini, PIHAK KEDUA (Pemohon Pailit) tidak

diperkenankan mengajukan penambahan biaya kepada PIHAK PERTAMA (TERMOHON PAILIT),

dengan alasan apapun. ”

Maka secara konkrit terbukti sudah dalil Pemohon Pailit yang menyatakan "jumlah keseluruhan tagihan

terhadap TERMOHON PAILIT sebesar US$ 3,451,787.77 dan Rp. 618.926.875,-” sedangkan nilai kontrak

yaitu sebesar US$ 2,121,135 adalah dalil yang tidak memiliki dasar hukum yang jelas/kabur.Hal. 67 dari 119 halaman, Pts.Perk.No.09/Pdt.Sus-PAILIT/2015/PN.Niaga.Jkt.Pst.

Faktanya, bahwa PEMOHON PAILIT tidak dapat menyelesaikan pekerjaan dan telah meninggalkan

pekerjaan pada kedalaman pemboran 612 m, dari kedalaman kontrak 1500 m.

Berdasarkan fakta yuridis tersebut diatas, maka tidak dapat disangkal lagi keseluruhan tagihan Pemohon

Pailit dalam permohonan a quo adalah kabur karena tidak jelas dasar hukumnya, sementara Pemohon Pailit

telah mengakui sendiri hanya dapat melaksanakan pekerjaan pemboran sumur sampai kedalaman 612 m2

(halaman 7 permohonan a quo) dari yang seharusnya diselesaikan sampai kedalaman 1.500 m berdasarkan

Pasal 2.1 "Perjanjian”, sehingga sudah selayaknya permohonan Pemohon Pailit dinyatakan kabur (obscuur

libel) dan ditolak atau tidak dapat diterima.

DALAM POKOK PERKARA

Bahwa segala sesuatu yang diuraikan pada bagian eksepsi mohon dianggap satu kesatuan jawaban dengan pokok

perkara ini;

C. PEMOHON PAILIT DAN PT. TRIDAYA SAKTI MANDIRI

KREDITOR TERMOHON PAILIT

BUKAN1 Bahwa Pasal 1 angka 2 UUK-PKPU berbunyi : ” Kreditor adalah orang yang mempunyai piutang karena

perjanjian atau undang-undang yang dapat ditagih di muka pengadilan”;

DisclaimerKepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas pelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu.Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :Email : [email protected] : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 41

Page 129: LEGALITAS PENGAJUAN PAILIT PT WIRANA NUSANTARA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/41510/1/DEVI... · devi annisyah hasibuan. nim 1113048000047. “legalitas pengajuan

Mahka

mah

Agung R

epublik

Indones

ia

Mahka

mah

Agung R

epublik

Indones

ia

Mahka

mah

Agung R

epublik

Indones

ia

Mahka

mah

Agung R

epublik

Indones

ia

Mahka

mah

Agung R

epublik

Indones

ia

Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesiaputusan.mahkamahagung.go.id

2 Bahwa hubungan hukum antara TERMOHON PAILIT dengan Pemohon Pailit adalah bersifat timbal balik

berdasarkan "Perjanjian” dan "Amandemen” yang melahirkan hak dan kewajiban kepada masing- masing pihak, dalam

hal mana apabila Pemohon Pailit telah melakukan sesuatu/prestasi sesuai dengan ketentuan-ketentuan dalam

"Perjanjian” dan "Amandemen” baru menimbulkan kewajiban hukum bagi TERMOHON PAILIT untuk melakukan

kontra prestasi;

3 Bahwa daftar rincian tagihan-tagihan (invoices) yang terlampir dalam permohonan a quo adalah tagihan-

tagihan yang tidak sesuai dengan ketentuan-ketentuan dalam "Perjanjian” dan "Amandemen” sebagaimana

TERMOHON PAILIT tolak dengan penjelasan sebagai berikut;

Daftar Rincian tagihan-tagihan (invoices) pada lampiran permohonan:A.1)

: Tagihan Insurance;Hal. 68 dari 119 halaman, Rs.Perk.No.09/Pdt.Sus-PAILIT/2015/PN.Niaga.Jkt.Pst.

A.2) s/d 7)- Tagihan tidak didukung bukti polis asuransi dan tidak memenuhi syarat-syarat yang

ditentukan dalam Pasal 26.5 "Perjanjian” yang berbunyi:

"Selama jangka waktu Perjanjian, untuk semua jenis asuransi yang disebut diatas,

PIHAK KEDUA (Pemohon Pailit) bertanggung-jawab untuk memikul deductibles,

exclusions dan franchises. Nilai pertanggungan serta persyaratan-persyaratan dan

kondisi-kondisi lainnya harus disetujui terlebih dahulu oleh PIHAK PERTAMA

(TERMOHON PAILIT), dengan exclusions seminimal mungkin. Perubahan

asuransi yang berhubungan dengan pelaksanaan Pekerjaan dalam Perjanjian ini

harus dilakukan oleh PIHAK KEDUA pada asuransi yang disetujui oleh PIHAK

PERTAMA, dan PIHAK KEDUA diwajibkan untuk menyerahkan polis asuransi

dimaksud kepada PIHAK PERTAMA";

Mengenai tagihan ini, sebelumnya TERMOHON PAILIT tidak pernah menerima dan

memberikan persetujuan terhadap usulan jenis dan nilai pertanggungan asuransi dari

Pemohon Pailit dan tidak ada bukti polis dalam tagihan ini, maka tagihan tidak dapat

diproses karena tidak sesuai dengan Pasal 26.5 "Perjanjian”;

; Tagihan pekerjaan Plug Job# atau penambalan sisi dinding didalam lubang Tob job;

Tagihan merupakan pekerjaan yang dalihkan sebagai over volume lumsump yang tidak

termasuk dalam Lampiran - A "Perjanjian”;

Sesuai definisi PEKERJAAN PENYEMENAN, berarti seluruh atau sebagian dari

pekerjaan “Penyemenan" dan “Pemompaan" sebagaimana yang dimaksudkan

dalam PERJANJIAN ini (vide Pasal 1 huruf u). Sesuai lampiran A, Nilai Perjanjian

dan Daftar Harga, Pekerjaan lumpsum Penyemenan di bayar secara Lumpsum.

Sedangkan untuk unit stand by rate sudah di bayarkan oleh Pihak TERMOHON

PAILIT sampai Minggu ke V dan untuk pekerjaan lumpsump sampai kedalaman

612 m sudah di bayarkan olehHal. 69 dari 119 halaman, Rs.Perk.No.09/Pdt.Sus-PAILIT/2015/PN.Niaga.Jkt.Pst.

A. 8)A.9), 10)

Pihak TERMOHON PAILIT sesuai dengan Berita Acara Pemeriksaan pembayaran

cementing tanggal 10 Mei 2014 dan Berita Acara Pemeriksaan Pekerjaan Cement

And Chemical-Lumpsump tanggal 15 September 2014, Mengenai tagihan ini,

merupakan pekerjaan yang di dalihkan sebagai over volume yang tidak termasuk

dalam Lampiran - A "Perjanjian”, padahal nyata - nyata pekerjaan cementing

sesuai kontrak adalah pekerjaan lumsump, sehingga baik keuntungan atau

kekurangan dari pekerjaan menjadi menjadi tanggung jawab PEMOHON PAILIT;DisclaimerKepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas pelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu.Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :Email : [email protected] : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 42

Page 130: LEGALITAS PENGAJUAN PAILIT PT WIRANA NUSANTARA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/41510/1/DEVI... · devi annisyah hasibuan. nim 1113048000047. “legalitas pengajuan

Mahka

mah

Agung R

epublik

Indones

ia

Mahka

mah

Agung R

epublik

Indones

ia

Mahka

mah

Agung R

epublik

Indones

ia

Mahka

mah

Agung R

epublik

Indones

ia

Mahka

mah

Agung R

epublik

Indones

ia

Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesiaputusan.mahkamahagung.go.id

: Tagihan pemakaian Mud Material - Black Magic;

Tagihan diluar koridor "Perjanjian";

Sesuai lampiran A, Nilai Perjanjian dan Daftar Harga, Pekerjaan Mud material di

bayar secara Lumpsum. Sedangkan untuk pekerjaan sampai kedalaman 612 m

sudah di bayarkan oleh Pihak TERMOHON PAILIT sesuai Berita Acara

pemeriksaan pekerjaan Mud Material tanggal 15 September 2014. Mengenai

tagihan ini, merupakan pekerjaan yang nyata - nyata pekerjaan sesuai kontrak

adalah pekerjaan lumsump, sehingga baik keuntungan atau kekurangan dari

pekerjaan menjadi tanggung jawab PEMOHON PAILIT;

Tagihan standby rate setelah mobilisasi peralatan/perbaikan rig ;

Tagihan diluar koridor "Perjanjian”;

Sesuai Pasal 5.3 "Perjanjian” yang berbunyi:

Tarif Harian Siaga (THS) hanya diberlakukan terhadap pekerjaan Rig, Mud

Logging, H2S, Cementing, Drilling Fluid, Pompa Lumpur, dan Waste Water

Treatment. THS yang berlaku dalam PERJANJIAN ini dihitung: Tarif Siaga

dengan Tenaga Kerja sebesar 75% x THO, dan berlaku apabila;Hal. 70 dari 119 halaman, Pts.Perk.No.09/Pdt.Sus-PAILIT/2015/PN.Niaga.Jkt.Pst.

a Apabila pemboran dihentikan PIHAK

PERTAMA:

b Pada saat PIHAK KEDUA tidak sedang

melakukan pemboran karena sedang

menunggu perintah PIHAK PERTAMA atau menunggu penggantian

pelaksana PEKERJAAN;

c Ketika adanya PERALATAN rusak yang mengakibatkan terhentinya

pemboran, dengan mempertimbangkan jasa penunjang lainnya yang mengakibatkan operasi pemboran terhenti

sebagaimana diatur dalam Ayat 5.7 Pasal ini;

Tarif Standby hanya dapat terjadi setelah di mulai di lakukan pemboran pada hari

pertama, dan karena sesuatu hal TERMOHON PAILIT meminta untuk

menghentikan pemboran sedangkan rig dalam kondisi siap operasi maka akan

berlaku tarif standby; JADI TIDAK ADA TARIF STANDBY SETELAH

MOBILISASI DAN SEBELUM TAJAK DENGAN DALIH KARENA

MENUNGGU PERINTAH TERMOHON PAILIT SEBELUM DILAKUKAN

PEMBORAN;

Sesuai Pasal 10.2 ” Perjanjian” yang berbunyi: PIHAK KEDUA menagih kepada

PIHAK PERTAMA setiap 7 (tujuh) hari kerja untuk PEKERJAAN yang telah

dilaksanakan setelah tajak dan telah diterima dengan baik oleh PIHAK

PERTAMA dan dinyatakan di dalam sebuah Berita Acara;

Dokumen tagihan tersebut wajib diajukan secara lengkap dan benar, dibuat dalam

rangkap 3 (tiga) yang terdiri dari 1 (satu) asli dan 2 (dua) salinan, yaitu:

a Asli surat pengantar permintaan pembayaran dengan menggunakan kop

surat PIHAK KEDUA;

b Asli kwitansi bermaterai;

c Asli Berita Acara Pemeriksaan Pekerjaan yang dilampiri dengan Laporan

Harian;Hal. 71 dari 119 halaman, Rs.Perk.No.09/Pdt.Sus-PAILIT/2015/PN.Niaga.Jkt.Pst.

d Dokumentasi:

e Asli dan Salinan faktur pajak;DisclaimerKepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas pelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu.Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :Email : [email protected] : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 43

Page 131: LEGALITAS PENGAJUAN PAILIT PT WIRANA NUSANTARA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/41510/1/DEVI... · devi annisyah hasibuan. nim 1113048000047. “legalitas pengajuan

Mahka

mah

Agung R

epublik

Indones

ia

Mahka

mah

Agung R

epublik

Indones

ia

Mahka

mah

Agung R

epublik

Indones

ia

Mahka

mah

Agung R

epublik

Indones

ia

Mahka

mah

Agung R

epublik

Indones

ia

Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesiaputusan.mahkamahagung.go.id

f Foto Kopi NPWP;

g Foto Kopi PKP

Kecuali pekerjaan mobilisasi, HANYA PEKERJAAN - PEKERJAAN SETELAH

TAJAK (Waktu pertama pemboran) YANG DAPAT DI TAGIHKAN KEPADA

TERMOHON PAILIT;

JADI TIDAK ADA TARIF STANDBY SETELAH MOBILISASI DAN

SEBELUM TAJAK DENGAN DALIH KAR ENA MENUNGGU PERINTAH

TERMOHON PAILIT SEBELUM DILAKUKAN PEMBORAN:

Pasal 16.15. “Perjanjian” tentang Bahan Bakar, berbunyi:

PIHAK PERTAMA akan menanggung kebutuhan bahan bakar untuk keperluan

pemboran yang dihitung mulai dari saat TAJAK, sementara penggunaan bahan

bakar dalam rangka function test merupakan bagian dari MOBILISASI dan

ditanggung oleh PIHAK KEDUA. Function test diestimasikan akan meliputi 12

jam running test dan 12 (dua belas) jam connection test. Sementara itu, TAJAK

akan dilakukan pada siang hari, atau pada waktu yang disepakati PARA PIHAK.

Jumlah kebutuhan bahan bakar yang akan diberikan kepada PIHAK KEDUA

berdasarkan konsumsi yang telah disepakati;

JADI TIDAK ADA TARIF STANDBY SETELAH MOBILISASI DAN

SEBELUM TAJAK DENGAN DALIH KARENA MENUNGGU PERINTAH

TERMOHON PAILIT SEBELUM DILAKUKAN PEMBORAN;

Dalam BA Tanggal 26 Februari 2014 telah jelas dinyatakan, bahwa Pemohon

Pailit meminta pinjam lahan TERMOHON PAILIT untuk mobilisasi untuk

mengurangi pembayaran yard di MARUNDA. Dengan itikat baik TERMOHON

PAILIT menyetujui hal tersebut, dengan konskwensi semua biayaHal. 72 dari 119 halaman, Rs.Perk.No.09/Pdt.Sus-PAIUT/2015/PN.Niaga.Jkt.Pst.

menjadi tanggung jawab Pihak Pemohon Pailit. Meskipun TERMOHON PAILIT

membayar biaya mobilisasi:

PT Wirana Nusantara Energy (Pemohon Pailit) akan melakukan mobilisasi

peralatan rig mulai tanggal 27 Februari 2014. Pemohon Pailit menyampaikan

bahwa telah dilakukan koordinasi dan sosialisasi dengan pihak-pihak terkait dalam

kerangka pelaksanaan mobilisasi. Pemohon Pailit menyatakan bahwa mobilisasi

akan dilakukan dengan memperhatikan faktor-faktor safety sesuai dengan standar

K3 yang berlaku dan melaporkan kemajuan proses mobilisasi setiap hari dalam

bentuk lADC Report. Pemohon Pailit menyampaikan bahwa telah memiliki semua

perijinan terkait dengan mobilisasi termasuk yang berhubungan dengan pemakaian

jalan raya. Pemohon Pailit akan menjaga kondusifitas dengan aparat dan

lingkungan sekitar dalam proses mobilisasi serta menyelesaikan bila terjadi demo

ataupun konflik sosial terkait mobilisasi. Seluruh biaya yang timbul terkait hal

tersebut akan menjadi tanggung jawab PT Wirana Nusantara Energy (Pemohon

Pailit);

Dengan demikian jelas bukan kewajiban TERMOHON PAILIT membayar tagihan

ini karena diluar koridor “Perjanjian”;

A 11) : Tagihan kekurangan pembayaran Daily Rate;

Sudah dilakukan verifikasi dan penandatangan BA oleh kedua belah Pihak atas

tagihan mingguan, dan telah dibayar oleh TERMOHON PAILIT pada tanggal 30

april 2014. Kalau di kemudian Pemohon Pailit meminta kekurangan pembayaran DisclaimerKepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas pelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu.Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :Email : [email protected] : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 44

Page 132: LEGALITAS PENGAJUAN PAILIT PT WIRANA NUSANTARA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/41510/1/DEVI... · devi annisyah hasibuan. nim 1113048000047. “legalitas pengajuan

Mahka

mah

Agung R

epublik

Indones

ia

Mahka

mah

Agung R

epublik

Indones

ia

Mahka

mah

Agung R

epublik

Indones

ia

Mahka

mah

Agung R

epublik

Indones

ia

Mahka

mah

Agung R

epublik

Indones

ia

Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesiaputusan.mahkamahagung.go.id

atas tagihan yang telah di verifikasi dan telah ditandatangani BA oleh masing

masing - masing Pihak, maka TIDAK DAPAT DITERIMA;

B 12) s/d 16) : Tagihan reimbursement solar;Hal. 73 dari 119 halaman, Rs.Perk.No.09/Pdt.Sus-PAILIT/2015/PN.Niaga.Jkt.Pst.

tagihan merupakan resiko dan biaya pekerjaan perbaikan akibat kerusakan rig

menjadi tanggung jawab Pemohon Pailit (vide Pasal 2 "Amandemen” jo Pasal

14.4);

Selain itu, sesuai Pasal 10.2. "Perjanjian” harus dipenuhi proses verifikasi dan BA

untuk dapat di teruskan pembayaran. Tagihan tanpa adanya verifikasi dan BA maka

tidak dapat dilakukan pembayaran sesuai syarat - syarat pembayaran; Tagihan solar

yang disebabkan oleh kerusakan peralatan menjadi tanggung jawab Pemohon Pailit

sesuai ketentuan Pasal 16 butir 4 "Perjanjian” : ...; Apabila terjadi kegagalan

(“malfunction”) atas peralatan, material dan / atau fasilitas tersebut karena

kesalahan PIHAK KEDUA, maka PIHAK KEDUA wajib menyediakan

penggantinya dan mengerjakan ulang PEKERJAAN yang terhambat karena adanya

kegagalan tersebut, tanpa tambahan biaya apapun dari PIHAK PERTAMA;

Dengan demikian jelas bukan kewajiban TERMOHON PAILIT membayar tagihan

ini karena terkait kegagalan pekerjaan Pemohon Pailit dan tidak melalui BA

verifikasi pekerjaan;

C 17)s/d26) : Tagihan kegiatan fishing;

Tagihan merupakan resiko dan biaya pekerjaan perbaikan akibat kerusakan rig

menjadi tanggung jawab Pemohon Pailit (vide Pasal 2 "Amandemen” jo Pasal

14.4);

Selain itu, sesuai ketentuan Pasal 16 butir 4 "Perjanjian” ... Apabila terjadi

kegagalan (“malfunction”) atas peralatan, material dan / atau fasilitas tersebut

karena kesalahan PIHAK KEDUA, maka PIHAK KEDUA wajib menyediakan

penggantinya dan mengerjakan ulang PEKERJAAN yang terhambat karena adanya

kegagalan tersebut, tanpa tambahan biaya apapun dari PIHAK PERTAMA;Hal. 74 dari 119 halaman, Pts.Perk.No.09/Pdt.Sus-PAILlT/2015/PN.Niaga.Jkt.Pst.

dan sesuai ketentuan Pasal 2 "Amandemen” untuk mengganti rig yang baru

sampai dengan berakhirnya jangka waktu perjanjian pada tanggal 31 Agustus

2014;

Dengan demikian biaya yang timbul dari pekerjaan fishing akibat kesalahan/kelalaian

Pemohon Pailit melaksanakan pekerjaan pemboran sepenuhnya menjadi tanggung jawab

Pemohonan Pailit menurut "Perjanjian” seperti halnya tagihan ini, dimana faktanya

adalah Pemohon Pailit telah melakukan WANPRESTASI;

C 27) s/d 31) : Tagihan pekerjaan cementing;

Tagihan diluar koridor "Perjanjian”;

Sesuai definisi PEKERJAAN PENYEMENAN, berarti seluruh atau sebagian dari

pekerjaan “Penyemenan" dan “Pemompaan" sebagaimana yang dimaksudkan dalam

PERJANJIAN ini (vide Pasal 1 huruf u). Sesuai lampiran A, Nilai Perjanjian dan Daftar

Harga, Pekerjaan Penyemenan di bayar secara Lumpsum. Sedangkan untuk unit stand

by rate sudah di bayarkan oleh Pihak TERMOHON PAILIT sampai minggu ke V dan

untuk pekerjaan lumpsum sampai kedalaman 612 sudah di bayarkan oleh Pihak

TERMOHON PAILIT;

Tagihan ini melebihi pekerjaan lumsump sampai kedalaman 612 akibat kesalahan /

kelalaian Pemohon Pailit melaksanakan pekerjaan, maka TIDAK DAPAT DITERIMA;DisclaimerKepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas pelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu.Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :Email : [email protected] : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 45

Page 133: LEGALITAS PENGAJUAN PAILIT PT WIRANA NUSANTARA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/41510/1/DEVI... · devi annisyah hasibuan. nim 1113048000047. “legalitas pengajuan

Mahka

mah

Agung R

epublik

Indones

ia

Mahka

mah

Agung R

epublik

Indones

ia

Mahka

mah

Agung R

epublik

Indones

ia

Mahka

mah

Agung R

epublik

Indones

ia

Mahka

mah

Agung R

epublik

Indones

ia

Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesiaputusan.mahkamahagung.go.id

Padahal nyata - nyata pekerjaan cementing sesuai kontrak adalah pekerjaan lumsump,

sehingga baik keuntungan atau kekurangan dari pekerjaan menjadi menjadi tanggung

jawab PEMOHON PAILIT;

C. 32) s/d 36) ; Tagihan reimbersement solar;

Tagihan merupakan resiko dan biaya pekerjaan perbaikan akibat kerusakan rig

menjadi tanggung jawab Pemohon Pailit (vide Pasal 2 "Amandemen” jo Pasal

14.4);

Selain itu, sesuai ketentuan Pasal 16 butir 4 Perjanjian,... Apabila terjadi

kegagalan (“malfunction”) atas peralatan, material dan / atauHal. 75 dari 119 halaman, Pts.Perk.No.09/Pdt.Sus-PAILIT/2015/PN.Niaga.Jkt.Pst.

fasilitas tersebut karena kesalahan PIHAK KEDUA, maka PIHAK KEDUA

wajib menyediakan

penggantinya dan mengerjakan ulang PEKERJAAN yang terhambat karena

adanya kegagalan tersebut, tanpa tambahan biaya apapun dari PIHAK

PERTAMA:

Sesuai ketentuan Pasal 37.6. "Perjanjian” yang berbunyi ; Dalam hal PIHAK

KEDUA tidak dapat memenuhi kewajiban sebagaimana yang ditetapkan dalam

Pasal 5 PERJANJIAN ini, termasuk dan tidak terbatas pada ketidak sesuaian

dengan spesifikasi, yang mana PIHAK PERTAMA berpendapat bahwa pemboran

tidak dapat dilanjutkan atau dilaksanakan, maka sejak PIHAK PERTAMA

berpendapat bahwa pemboran tidak dapat dilanjutkan atau dilaksanakan terhadap

PIHAK KEDUA dikenakan denda sebesar 0,1% (nol koma satu persen) per-hari

dari nilai PEKERJAAN yang terkait, dengan denda maksimal untuk setiap tidak

dipenuhinya kewajiban tersebut adalah 5% (lima persen) dari nilai PEKERJAAN

yang terkait, sedangkan PEKERJAAN yang lain tidak dibayar sampai dengan

kewajiban PIHAK KEDUA tersebut dipenuhi sesuai dengan spesifikasinya atau

PIHAK PERTAMA berpendapat bahwa pemboran dapat dilanjutkan atau

dilaksanakan;

Fakta hukumnya TERMOHON PAILIT berpendapat dengan rig lama tidak dapat

dilanjutkan pemboran, dan pemboran hanya dilaksanakan dengan rig baru; Dan

sesuai ketentuan Pasal 2 "Amandemen” untuk mengganti rig yang baru sampai

dengan berakhirnya jangka waktu perjanjian pada tanggal 31 Agustus 2014,

namun faktanya Pemohon pailit meninggalkan lokasi proyek dengan membawa

seluruh peralatan pemboran, padahal pekerjaan belum selesai;

Tagihan solar ini akibat penggunaan rig lama yang sudah dinyatakan oleh TERMOHON

PAILIT tidak dapat digunakan untuk melanjutkan pemboran, dan harusHal. 76 dari 119 halaman, Rs.Perk.No.09/Pdt.Sus-PAlLIT/2015/PN.Niaga.Jkt.Pst.

D. 37)D. 38), 39)

diganti dengan rig baru sesuai Pasal 2 "Amandemen”,

maka tagihan ini TIDAK DAPAT DITERIMA;

: Tagihan pemasangan well head ;

Tagihan merupakan resiko dan biaya pekerjaan

ditanggung Pemohona Pailit akibat gagal / tidak

melanjutkan pekerjaan sampai selesai (vide Pasal

2.1. "Amandemen”);

DisclaimerKepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas pelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu.Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :Email : [email protected] : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 46

Page 134: LEGALITAS PENGAJUAN PAILIT PT WIRANA NUSANTARA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/41510/1/DEVI... · devi annisyah hasibuan. nim 1113048000047. “legalitas pengajuan

Mahka

mah

Agung R

epublik

Indones

ia

Mahka

mah

Agung R

epublik

Indones

ia

Mahka

mah

Agung R

epublik

Indones

ia

Mahka

mah

Agung R

epublik

Indones

ia

Mahka

mah

Agung R

epublik

Indones

ia

Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesiaputusan.mahkamahagung.go.id

Well head adalah bagian peralatan keamanan untuk

sumur, dan menjadi tanggung jawab Pemohon Pailit

akibat pemboran sumur tidak selesai sesuai kontrak;

; Tagihan standby rate (Tarif Harian Siaga);

Tagihan merupakan resiko dan biaya pekerjaan perbaikan akibat kerusakan rig

karena kesalahan/kelalaian melaksanakan pekerjaan menjadi tanggung jawab

Pemohon Pailit (vide Pasal 2 "Amandemen” jo Pasal 14.4);

Selain itu, sesuai ketentuan Pasal 16 butir 4 "Perjanjian”: ... Apabila terjadi

kegagalan

(“malfunction”) atas peralatan, material dan / atau fasilitas tersebut karena

kesalahan PIHAK KEDUA, maka PIHAK KEDUA wajib menyediakan

penggantinya dan mengerjakan ulang PEKERJAAN yang terhambat karena

adanya kegagalan tersebut, tanpa tambahan biaya apapun dari PIHAK

PERTAMA;

Sesuai ketentuan Pasal 37.6. "Perjanjian” yang berbunyi : Dalam hal PIHAK

KEDUA tidak dapat memenuhi kewajiban sebagaimana yang ditetapkan dalam

Pasal 5 PERJANJIAN ini, termasuk dan tidak terbatas pada ketidak sesuaian

dengan spesifikasi, yang mana PIHAK PERTAMA berpendapat bahwa pemboran

tidak dapat dilanjutkan atau dilaksanakan, maka sejak PIHAK PERTAMA

berpendapat bahwa pemboran tidak dapat dilanjutkan atau dilaksanakan terhadap

PIHAK KEDUA dikenakan denda sebesar 0,1% (nol koma satu persen) per-hari

dari nilai PEKERJAAN yang terkait, dengan denda maksimal untuk setiap tidak

dipenuhinya kewajiban tersebutHal. 77 dari 119 halaman, Pts.Perk.No.09/Pdt.Sus-PAILIT/2015/PN.Niaga.Jkt.Pst.

adalah 5% (lima persen) dari nilai PEKERJAAN yang terkait, sedangkan

PEKERJAAN yang lain tidak dibayar sampai dengan kewajiban PIHAK KEDUA

tersebut dipenuhi sesuai dengan spesifikasinya atau PIHAK PERTAMA

berpendapat bahwa pemboran dapat dilanjutkan atau dilaksanakan;

Fakta hukumnya TERMOHON PAILIT berpendapat dengan rig lama tidak tidak

dapat dilanjutkan pemboran, dan pemboran hanya dilaksanakan dengan rig baru);

Dan sesuai ketentuan Pasal 2 Amandemen untuk mengganti rig yang baru sampai

dengan berakhirnya jangka waktu perjanjian pada tanggal 31 Agustus 2014,

namun faktanya Pemohon pailit meninggalkan lokasi proyek dengan membawa

seluruh peralatan pemboran, padahal pekerjaan belum selesai;

Tagihan standby rate (Tarif Harian Siaga) di dalihkan sebagai m akibat Pemohon Pailit

telah memperbaiki rig lama, dan secara nyata telah melangar ketentuan bahwa

PEMOHON PAILIT tidak segera melaksanakan penggatian rig lama dengan rig baru

sebagaimana yang telah disetujui dan disepakati serta ditandatangani dalam

"Amandemen” (vide Pasal 2), maka tagihan ini TIDAK DAPAT DITERIMA;

4 Bahwa oleh karena seluruh tagihan-tagihan (invoices) bukan merupakan prestasi pekerjaan sebagaimana

yang diatur dalam "Perjanjian” dan "Amandemen”, maka tidak ada hak tagih atau piutang apapun yang dimiliki oleh

Pemohon Pailit terhadap TERMOHON PAILIT, sehingga berdasarkan Pasal 1 angka 2 UUK-PKPU Pemohon Pailit

bukanlah kreditor terhadap TERMOHON Pailit;

5 Bahwa oleh karena Pemohon Pailit tidak ada hak tagih atau piutang apapun terhadap TERMOHON

PAILIT, maka dengan sendirinya PT. Tridaya Sakti Mandiri yang membuat akta cessie dengan Pemohon Pailit JUGA

DisclaimerKepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas pelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu.Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :Email : [email protected] : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 47

Page 135: LEGALITAS PENGAJUAN PAILIT PT WIRANA NUSANTARA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/41510/1/DEVI... · devi annisyah hasibuan. nim 1113048000047. “legalitas pengajuan

Mahka

mah

Agung R

epublik

Indones

ia

Mahka

mah

Agung R

epublik

Indones

ia

Mahka

mah

Agung R

epublik

Indones

ia

Mahka

mah

Agung R

epublik

Indones

ia

Mahka

mah

Agung R

epublik

Indones

ia

Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesiaputusan.mahkamahagung.go.id

tidak mempunyai hak tagih atau piutang apapun terhadap TERMOHON PAILIT. Dengan demikian PT. Tridaya Sakti

Mandiri bukanlah kreditor terhadap TERMOHON PAILIT berdasarkan Pasal 1 angka 2 UUK-PKPU:Hal. 78 dari 119 halaman, Rs.Perk.No.09/Pdt.Sus-PAILiT/2015/PN.Niaga.Jkt.Pst.

Lagi pula cessie berasal dari kreditor yang sama (Pemohon Pailit), berarti sama saja hanya ada satu

kreditor dalam permohonan a quo. Selain itu, proses jual beli tagihan (cessie) antara Pemohon Pailit

dengan PT. Tidaya Sakti Mandiri sebagaimana yang didalilkan pada halaman 57 permohonan a quo

terlihat janggal, karena PT. Tridaya Sakti Mandiri untuk membeli tagihan sebesar USD 1,286,577.31 dan

Rp. 618.926.875,- tidak mengkonfirmasi lebih dahulu kepada TERMOHON PAILIT yang dianggap

sebagai debitor seperti lazimnya pihak yang beritikad baik, sehingga terkesan kuat jual beli tagihan

(cessie) tersebut hanyalah akal-akalan belaka agar dapat mengajukan permohonan a quo, maka alasan-

alasan Pemohon Pailit membuat akta cessie sangat sulit untuk dipercaya dan diterima sebagai dalil yang

jujur;

Dalam hubungan dengan keberlakuan akta cessie ini, H. Atja Sondjaja, SH dalam tulisannya berjudul

"BEBERAPA PERMASALAHAN HUKUM” pada No. 7 mengemukakan;

“Apakah pemberitahuan kepada cessus untuk berlakunya akta cessie harus melalui exploit juru sita atau

cukup dengan surat biasa?

Harus dilakukan melalui exploit juru sita sebab meskipun cessie sudah selesai dan hak tagih sudah beralih

dengan dibuatnya akta cessie menurut Pasal 613 ayat (3) KUHPerdata hal itu baru mengikat cessus apabila

kepadanya sudah diberitahukan melalui exploit juru sita atau telah diakui/disetujui oleh cessus (debitur)

tersebut”;

Dalam kaitan ini TERMOHON PAILIT (yang dianggap sebagai cessus) tidak pernah menerima

pemberitahuan akta cessie antara Pemohon Pailit dengan PT. Tridaya Sakti Mandiri melalui exploit juru

sita dan TERMOHON PAILIT tidak pernah mengakui/menyetujui akta cessie tersebut sebagaimana

dimaksud dalam tulisan H. Atja Sondjaja, SH diatas. Dengan demikian keberadaan cessie PT. Tridaya

Sakti Mandiri tidak mempunyai kekuatan mengikat apapun terhadap TERMOHON PAILIT dan dalil

Pemohon Pailit yang menyatakan ada kreditor lain PT. Tridaya Sakti Mandiri sudah seharusnya

dikesampingkan untuk tidak perlu dipertimbangkan;

Bertolak dari uraian tersebut, syarat TERMOHON PAILIT "mempunyai dua atau lebih kreditor” menurut Pasal

2 (1) UUK-PKPU tidak terpenuhi dalam perkara a quo;

D TERMOHON PAILIT TIDAK MEMPUNYAI UTANG YANG TELAH JATUH WAKTU DAN DAPAT

DITAGIHHal. 79 dari 119 halaman, Pts.Perk.No.09/Pdt.Sus-PAILIT/2015/PN.Niaga.Jkt.Pst.

1 Bahwa Pasal 1 angka 6 UUK-PKPU berbunyi: ” Utang adalah kewajiban yang dinyatakan atau dapat

dinyatakan dalam jumlah uang baik dalam mata uang Indonesia maupun mata uang asing baik secara langsung maupun

yang akan timbul dikemudian hari/kontijen, yang timbul karena perjanjian atau undang- undang dan yang wajib

dipenuhi oleh debitor dan bila tidak dipenuhi memberi hak kepada kreditor untuk mendapat pemenuhannya dari harta

kekayaan debitor;

Kemudian dalam penjelasan Pasal 2 ayat (1) UUK-PKPU dinyatakan : Yang dimaksud dengan "utang

yang telah jatuh waktu dan dapat ditagih” adalah kewajiban untuk membayar utang yang telah jatuh waktu,

baik karena telah diperjanjikan, karena percepatan waktu penagihannya sebagaimana diperjanjikan, karena

pengenaan sanksi atau denda oleh instansi yang berwenang, maupun karena putusan pengadilan, arbiter,

atau majelis arbitrase;

2 Bahwa yang menjadi persoalan adalah apakah TERMOHON PAILIT mempunyai kewajiban untuk

membayar tagihan-tagihan (invoices) Pemohon Pailit yang tidak sesuai dengan ketentuan-ketentuan "Perjanjian” dan

"Amandemen” ?;DisclaimerKepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas pelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu.Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :Email : [email protected] : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 48

Page 136: LEGALITAS PENGAJUAN PAILIT PT WIRANA NUSANTARA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/41510/1/DEVI... · devi annisyah hasibuan. nim 1113048000047. “legalitas pengajuan

Mahka

mah

Agung R

epublik

Indones

ia

Mahka

mah

Agung R

epublik

Indones

ia

Mahka

mah

Agung R

epublik

Indones

ia

Mahka

mah

Agung R

epublik

Indones

ia

Mahka

mah

Agung R

epublik

Indones

ia

Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesiaputusan.mahkamahagung.go.id

Dalam hal ini seluruh tagihan-tagihan (invoices) yang di kalim oleh Pemohon Pailit telah TERMOHON

PAILIT bantah dan tolak dengan tegas sebagaimana terurai pada bagian C. 3 diatas, maka bagi

TERMOHON PAILIT tidak ada kewajiban untuk membayar tagihan-tagihan yang tidak sesuai dengan

ketentuan-ketentuan yang berlaku dalam "Perjanjian” dan "Amandemen”. Oleh karena itu TERMOHON

PAILIT tidak mempunyai utang apapun yang telah jatuh waktu dan dapat ditagihkan oleh Pemohon Pailit;

Terkait dalil Pemohon Pailit pada halaman 50 s/d 53 permohonan a quo yang menyatakan seolah-olah

tagihan-tagihan sudah jatuh tempo dan telah dilakukan somasi melalui surat no. 55/EMP-RS-MI-JF/II/15

dan no. 58/EMP-RS/IV/15, telah dijawab oleh TERMOHON PAILIT melalui surat nomor : 053/PID.30-

TPGP/0415 tanggal 14 April 2015 yang intinya menyatakan bahwa pendirian TERMOHON PAILIT sudah

tetap dan tidak berubah menolak tegas segala klaim mengada-ngada yang dikemukakan dalam somasi

Pemohon Pailit, karena tidak berdasarkan pada ketentuan- ketentuan hukum yang benar dalam "Perjanjian”

dan "Amandemen”. Jawaban TERMOHON PAILIT tersebut sekaligus men-somasi balik kepada Pemohon

Pailit agar melaksanakan kewajibannya menggantiHal. 80 dari 119 halaman, Rs.Perk.No.09/Pdt.Sus-PAILIT/2015/PN.Niaga.Jkt.Pst.

segala kerugian Klien yang timbul dalam pelaksanaan Perjanjian akibat wanprestasi Pemohon Pailit

sebesar:

Biaya pembayaran Drilling Rig, sebesar USD 958.971,72 dan Rp, 260.709.044,-, yang telah

dibayarkan kepada PT WNE ; dan;

Biaya material casing, sebesar 916.596,00 USD; dalam tempo 7 (tujuh) hari terhitung sejak tanggal

surat diterima, secara langsung dan seketika tanpa alasan apapun, guna menghindari terjadinya tuntutan

pidana maupun perdata kepada Pemohon Pailit;

Faktanya adalah Pemohon Pailit tidak dapat / telah gagal melaksanakan pekerjaan dengan baik dan

sempurna sebagaimana yang ditentukan dalam “Perjanjian” dan “Amandemen”, terbukti dengan sederhana

Pemohon Pailit tidak berhasil mencapai kedalaman akhir 1.500 mKU sebagaimana dimaksud dalam

Lampiran B “Perjanjian” (Drilling Program) sampai dengan berakhirnya masa “Perjanjian” pada tanggal

31 Agustus 2014, dan Pemohon Pailit juga tidak dapat menyediakan Drilling Rig yang baru sesuai

“Amandemen” sehingga keadaannya sekarang lubang sumur tidak berguna / tidak terpakai (lost of hole);

Berdasarkan Pasal 1 angka 6 UUK-PKPU jo. penjelasan Pasal 2 ayat (1) UUK-PKPU tersebut diatas, maka

yang dimaksud dalam perkara a quo dengan "utang yang telah jatuh waktu dan dapat ditagih” adalah

kewajiban untuk membayar utang yang telah jatuh waktu karena telah diperjanjikan dalam "Perjanjian”

dan ”Amandemen”|, sedangkan fakta peristiwanya TERMOHON PAILIT tidak berada dalam keadaan

lalai, karena tagihan- tagihan (invoices) Pemohon Pailit tidak sesuai dengan ketentuan- ketentuan yang

diatur dalam "Perjanjian” dan "Amandemen”. Oleh karena itu tidak ada kewajiban apapun dari

TERMOHON PALIT untuk membayar tagihan tersebut, dengan kata lain tidak ada utang TERMOHON

PAILIT yang telah jatuh waktu dan dapat ditagihkan;

3 Bahwa peristiwa yang sesungguhnya terjadi adalah sebaliknya. Pemohon Pailit telah wanprestasi karena

tidak berprestasi menyelesaikan pekerjaan pemboran sumur sampai kedalaman 1.500 m sebagaimana yang telah

diperjanjikan dalam Pasal 2.1. Lampiran B "Perjanjian”, sehingga telah menimbulkan kerugian finansial dan non

finasial yang sangat besar kepada TERMOHON PAILIT berupa hilangnya lubang sumur (lost of hole) dan Izin Usaha

Pertambangan Panas Bumi untuk pembangkitan tenaga listrik yang dimiliki TERMOHON PAILIT terancam dicabut;Hal. 81 dari 119 halaman, Pts.Perk.No.09/Pdt.Sus-PAILIT/2015/PN.Niaga.Jkt.Pst.

Bagaimana mungkin Pemohon Pailit yang telah berbuat wanprestasi

tersebut memiliki tagihan terhadap TERMOHON PAILIT jauh melebihi nilai

"Perjanjian” itu sendiri sebagaimana dalil itikad buruknya pada halaman 58

permohonan a quo?;

Mohon perhatian Yang Mulia Majelis Hakim, TERMOHON PAILIT perlu

mengemukakan Asas Keseimbangan yang diakui dan dikenal dalam

DisclaimerKepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas pelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu.Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :Email : [email protected] : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 49

Page 137: LEGALITAS PENGAJUAN PAILIT PT WIRANA NUSANTARA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/41510/1/DEVI... · devi annisyah hasibuan. nim 1113048000047. “legalitas pengajuan

Mahka

mah

Agung R

epublik

Indones

ia

Mahka

mah

Agung R

epublik

Indones

ia

Mahka

mah

Agung R

epublik

Indones

ia

Mahka

mah

Agung R

epublik

Indones

ia

Mahka

mah

Agung R

epublik

Indones

ia

Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesiaputusan.mahkamahagung.go.id

Penjelasan Umum UUK-PKPU sebagai berikut : ” Undang-Undang ini

mengatur beberapa ketentuan yang merupakan penwujudan dari

keseimbangan, yaitu disatu pihak terdapat ketentuan yang dapat

mencegah terjadinya penyalahgunaan pranata dan lembaga kepailitan

oleh debitor yang tidak jujur, dipihak lain, terdapat ketentuan yang dapat

mencegah terjadinya penyalahgunaan pranata dan lembaga kepailitan

oleh kreditor yang tidak bertikad.baik;

Perwujudan norma pencegahan terjadinya penyalahgunaan pranata dan

lembaga kepailitan oleh kreditor yang tidak beritikad baik dalam Asas

Keseimbangan tersebut, sangat bersesuaian untuk mencegah

permohonan Pemohon Pailit yang dengan itikad tidak baik hendak

menyalahgunakan lembaga peradilan yang mulia ini untuk memailitkan

TERMOHON PAILIT dengan merekayasa tagihan-tagihan secara

bertentangan dengan hasil pekerjaannya yang justru telah melalaikan

kewajiban hukumnya melaksanakan Pekerjaan Pemboran Research Well

dan Coring antara lain sebagai berikut:

a Wajib melaksanakan Pekerjaan untuk memperoleh kedalaman akhir

1.500 mKU (vide Pasal 3 angka 3.1 dan Lampiran B "Perjanjian”);

b Wajib melakukan Pekerjaan sesuai dengan drilling program yang

sudah disepakati bersama (vide Pasal 15 angka 15.1 "Perjanjian”);

Wajib melaksanakan Pekerjaan sesuai schedule yang ditentukan

dalam Perjanjian (vide Pasal 15 angka 15.11 "Perjanjian”);

Wajib menjamin bahwa semua peralatan dan material yang

digunakan dalam kondisi siap operasi (VIDE Pasal 16 angka 16.6

"Perjanjian”);

Wajib mengganti Drilling Rig BSA #01 dengan Drilling Rig yang baru

untuk menyelesaikan Pekerjaan (vide Minutes of Emergency Meeting

tanggal 21 Mei 2014 sebagaimana termaktub dalam Pasal 2

"Amandemen”);

Wajib menyelesaikan Pekerjaan selambat-lambatnya 31 Agustus 2014 (vide Pasal 1 "Amandemen”);

c.d.e.f.Hal. 82 dari 119 halaman. Rs.Perk.No.09/Pdt.Sus-PAILIT/2015/PN.Niaga.Jkt.Pst.

Melihat fakta-fakta adanya itikad tidak baik dari Pemohon Pailit dalam mengajukan permohonan

pernyataan pailit terhadap TERMOHON PAILIT, dimana ternyata keadaan yang sesungguhnya terjadi

Pemohon Pailit berada dalam posisi wanprestasi dan tidak ada satu pun kewajiban TERMOHON PAILIT

yang timbul karena perjanjian untuk membayar terkait pekerjaan-perkerjaan yang ditagihkan oleh

Pemohon Pailit (invoices) akibat kesalahan maupun kelalaiannya berdasarkan Pasal 14 "Perjanjian"

maupun terhadap pekerjaan-pekerjaan yang ditagihkan setelah Pemohon Pailit tidak dapat/gagal

melanjutkan pelaksanaan pekerjaan pengeboran kedalaman sumur sejak tanggal 20 Mei 2014 akibat

kesalahan maupun kelalaian dan kerusakan pada peralatan rig yang digunakannya sebagaimana telah diatur

dalam Pasal 2 "Amandemen", maka berdasarkan Pasal 1 angka 6 jo. penjelasan Pasal 2 ayat (1) UUK-

PKPU diatas haruslah dinyatakan TERMOHON PAIUT tidak mempunyai utang yang telah jatuh waktu

dan dapat ditagihkan terhadap Pemohon Pailit maupun PT. Tridaya Sakti Mandiri;

DisclaimerKepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas pelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu.Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :Email : [email protected] : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 50

Page 138: LEGALITAS PENGAJUAN PAILIT PT WIRANA NUSANTARA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/41510/1/DEVI... · devi annisyah hasibuan. nim 1113048000047. “legalitas pengajuan

Mahka

mah

Agung R

epublik

Indones

ia

Mahka

mah

Agung R

epublik

Indones

ia

Mahka

mah

Agung R

epublik

Indones

ia

Mahka

mah

Agung R

epublik

Indones

ia

Mahka

mah

Agung R

epublik

Indones

ia

Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesiaputusan.mahkamahagung.go.id

Berdasarkan fakta-fakta yuridis tersebut, syarat adanya "kewajiban untuk membayar utang yang telah jatuh

waktu karena telah diperjanjikan” menurut Pasal 2 (1) UUK-PKPU tidak terpenuhi dalam perkara a quo;

E TIDAK TERDAPAT FAKTA ATAU KEADAAN YANG TERBUKTI SECARA SEDERHANA

1 Bahwa Pasal 8 ayat (4) UUK-PKPU berbunyi : "Permohonan pernyataan pailit harus dikabulkan apabila

terdapat fakta atau keadaan yang terbukti secara sederhana bahwa persyaratan untuk dinyatakan pailit sebagaimana

dimaksud dalam Pasal 2 ayat (1) telah dipenuhi”;

2 Bahwa TERMOHON PAILIT telah menyangkal, membantah dan menolak dengan tegas dalil-dalil

Pemohon Pailit dalam permohonan a quo seolah- olah Pemohon Pailit dan PT. Tridaya Sakti Mandiri selaku kreditor

terhadap TERMOHON PAILIT sebagaimana terurai pada huruf C dan D tersebut diatas, khususnya terkait pembuktian

tentang kebenaran adanya piutang Pemohon Pailit dan PT. Tridaya Sakti Mandiri terhadap TERMOHON PAILIT

karena "Perjanjian” dan "Amandemen”;

Tidak benar Pemohon Pailit dan PT. Tridaya Sakti Mandiri mempunyai kedudukan sebagai kreditor

terhadap TERMOHON PAILIT, karena TERMOHON PAILIT tidak pernah mempunyai hutang kepada

PemohonHal. 83 dari 119 halaman, Rs.Perk.No.09/Pdt,Sus-PAILIT/2015/PN.Niaga.Jkt.Pst.

Pailit maupun PT. Tridaya Sakti Mandiri terkait tagihan-tagihan (invoices) dalam permohonan a quo yang

ternyata tidak sesuai bahkan bertentangan dengan ketentuan-ketentuan yang berlaku dalam "Perjanjian”

dan "Amandemen” sebagaimana secara khusus telah TERMOHON PAILIT uraikan pada huruf C. 3

tersebut di atas;

Tidak ada dasar hukumnya ” SEORANG TELAH LALAI MEMENUHI KEWAJIBAN YANG

DITENTUKAN DALAM PERJANJIAN (WANPRESTASI) MEMPUNYAI PIUTANG ATAS

PEKERJAAN YANG TIDAK BERPRESTASI ” (EXCEPTIO NON ADIMPLETI CONTRACTUS);

TERMOHON PAILIT sudah berkali-kali menegur Pemohon Pailit agar segera menyelesaikan pekerjaan

pemboran dengan mendatangkan drilling rig yang baru sesuai "Amandemen” sebagaimana terbukti dari

surat-surat teguran TERMOHON PAILIT kepada Pemohon Pailit sebagai berikut:

1 Surat No. 130/090/TPGP/2014 tanggal 18 juni 2014 perihal : kesiapan Operasi Driling Rig , yang

intinya TERMOHON PAILIT memberikan teguran kepada Pemohon Pailit agar segera mendatangkan drilling rig yang

baru untuk pekerjaan pemboran;

2 Surat No. 163/090/TPGP/2014 tanggal 25 Agustus 2014 perihal : Informasi Terkait Rig Baru ,

intinya meminta kepada PEMOHON PAILIT mengenai kesiapan Rig Baru sesuai Minutes of Emergency Meeting

tanggal 21 Mei 2014;

Namun ternyata surat-surat teguran TERMOHON PAILIT tersebut tidak diindahkan dan dilaksanakan oleh

Pemohon Pailit, pada akhirnya yang terjadi malah Pemohon Pailit telah bertindak sepihak meninggalkan

pekerjaan dengan melakukan demobilisasi peralatan - peralatan pendukung pemboran (Services) dan

peralatan utama Drilling Rig dari lokasi sumur ekpiorasi Kancah-3 tanpa adanya kejelasan jawaban apakah

demobilisasi yang telah dilakukan berkaitan dengan penggantian drilling rig lama dengan drilling rig baru

untuk dapat melanjutkan pekerjaan pemboran sampai ke dalaman 1500 mKU sesuai kewajibannya dalam

"Perjanjian” dan "Amandemen”. Padahal TERMOHON PAILIT telah membayar biaya demobilisasi rig

yang lama untuk di ganti dengan rig baru, tetapi rig baru tidak pernah datang. Akibat perbuatan

wanprestasi Pemohon Pailit itu, TERMOHON PAILIT menderita kerugian financial dan non finansial

yang sangat besar karena lobang sumur menjadi sama sekali tidak berguna/tidak terpakai (lost of hole)

padahal sebelumnya TERMOHON PAILIT sudah mengeluarkan biaya yang besar untukHal. 84 dari 119 halaman, Pts.Perk.No.09/Pdt.Sus-PAILIT/2015/PN.Niaga.Jkt.Pst.

pelaksanaan pekerjaan pemboran sumur tersebut, namun ternyata kemudian semua itu menjadi sia-sia.

Lebih jauh lagi Izin Usaha Pertambangan Panas Bumi untuk pembangkitan tenaga listrik yang dimiliki

TERMOHON PAILIT menjadi terancam dicabut;DisclaimerKepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas pelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu.Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :Email : [email protected] : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 51

Page 139: LEGALITAS PENGAJUAN PAILIT PT WIRANA NUSANTARA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/41510/1/DEVI... · devi annisyah hasibuan. nim 1113048000047. “legalitas pengajuan

Mahka

mah

Agung R

epublik

Indones

ia

Mahka

mah

Agung R

epublik

Indones

ia

Mahka

mah

Agung R

epublik

Indones

ia

Mahka

mah

Agung R

epublik

Indones

ia

Mahka

mah

Agung R

epublik

Indones

ia

Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesiaputusan.mahkamahagung.go.id

Berdasarkan fakta peristiwa tersebut, maka yang sesungguhnya menjadi kreditor adalah TERMOHON

PAILIT bukan Pemohon Pailit. Dapat dikatakan dalam permohonan a quo kedudukan Pemohon Pailit

adalah kreditor abal-abal;

Fakta atau keadaan ini menunjukan Pemohon Pailit dan PT. Tridaya Sakti Mandiri tidak dapat bertindak

sebagai kreditor atas TERMOHON PAILIT, terlebih lagi ternyata pula cessie PT. Tridaya Sakti Mandiri

berasal dari kreditor abal-abal yang sama (Pemohon Pailit), berarti sama saja hanya ada satu kreditor abal-

abal dalam permohonan a quo. Selain itu, TERMOHON PAILIT (yang dianggap sebagai cessus) tidak

pernah menerima pemberitahuan akta cessie antara Pemohon Pailit dengan PT. Tridaya Sakti Mandiri

melalui exploit juru sita dan TERMOHON PAILIT tidak pernah mengakui/menyetujui akta cessie

tersebut, sehingga keberadaan cessie PT. Tridaya Sakti Mandiri tidak mempunyai kekuatan mengikat

apapun terhadap TERMOHON PAILIT

Dengan demikian kedudukan Pemohon Pailit dan PT. Tridaya Sakti Mandiri sebagai kreditor belum

bersifat pasti, dimana untuk menentukan keabsahannya sebagai kreditor dalam perkara a qo tidak dapat

diperiksa dengan pembuktian sederhana sebagaimana dimaksud dalam Pasal 8 ayat (4) UUK-PKPU,

melainkan memerlukan proses pembuktian yang tidak sederhana melalui gugatan perselisihan di BANI

Jakarta, sehingga dalam permohonan a quo tidak terdapat fakta atau keadaan yang terbukti secara

sederhana adanya dua atau lebih kreditor yang sah;

Bahwa TERMOHON PAILIT telah menyangkal, membantah dan menolak dengan tegas dalil-dalil

Pemohon Pailit dalam permohonan a quo seolah-olah ada utang yang telah jatuh waktu dan dapat ditagih

oleh Pemohon Pailit dan PT. Tridaya Sakti Mandiri kepada TERMOHON PAILIT sebagaimana terurai

pada huruf C dan D tersebut diatas, khususnya terkait pembuktian tentang kebenaran adanya tagihan-

tagihan yang sah berdasarkan "Perjanjian” dan "Amandemen”;

Dalam hal ini tagihan-tagihan (invoices) yang terlampir dalam permohonan a quo adalah tagihan-tagihan

yang tidak sesuai dengan ketentuan- Keientuan dalam "Perjanjian” dan "Amandemen” sebagaimanaHal. 85 dari 119 halaman, Pts.Perk.No.09/Pdt.Sus-PAILIT/2015/PN.Niaga.Jkt.Pst.

TERMOHON PAILIT tolak dengan penjelasan yang temrai pada huruf C. 3 tersebut diatas. Selain itu

terdapat fakta atau keadaan rekayasa jumlah tagihan (invoices) yang tidak rasional / tidak masuk akal

sehat, dimana nilai "Perjanjian” adalah bersifat tetap dan tidak berubah dalam hal apapun yaitu sebesar

US$ 2.121.135 (Dua Juta Seratus Dua Puluh Satu Ribu Seratus Tiga Puluh Lima Dollar Amerika Serikat)

namun jumlah tagihan (invoices) sebesar US$ 3,451,787,77 (tiga juta empat ratus lima puluh satu ribu

tujuh ratus delapan puluh delapan tujuh dan tujuh puluh sen Dollar Amerika Serikat) dan Rp.

618.926.875,- sebagian tagihan dijual kepada PT. Tridaya Sakti Mandiri dengan alasan-alasan hukum yang

berbelit-belit, tidak relevan bahkan bertentangan dengan substansi "Perjanjian” dan 'Amandemen” itu

sendiri, notabene justru Pemohon Pailit yang terbukti secara sederhana telah wanprestasi. Dalam hal ini

TERMOHON PAILIT tidak pernah membuat surat-surat apapun kepada Pemohon Pailit yang isinya

menyatakan "menyetujui atau menawarkan pelunasan utang” sebagaimana dalil-dalil karangan yang diada-

adakan oleh Pemohon Pailit pada halaman 62 s/d 65 permohonan a quo. Dalil- dalil karangan seperti itu

hanya untuk Pemohon Pailit sendiri, tetapi tegas dinyatakan disini tidak berlaku bagi TERMOHON

PAILIT. Yang pasti TERMOHON PAILIT tetap berpegang teguh pada apa yang tertulis dan diperjanjikan

dalam "Perjanjian” dan "Amandemen” yang berlaku sebagai undang-undang bagi para pihaknya (pacta

sunt servanda);

Dengan demikian fakta atau keadaannya adalah pembuktian adanya "utang yang telah jatuh waktu dan

tidak dibayar” dalam perkara a quo tidak dapat diperiksa dan dibuktikan secara sederhana sebagaimana

dimaksud dalam Pasal 8 ayat (4) UUK-PKPU, melainkan harus melalui proses gugatan perselisihan di

BANI Jakarta, sehingga dalam permohonan a quo tidak terdapat fakta atau keadaan yang terbukti secara

sederhana adanya utang yang telah jatuh waktu dan tidak dibayar;DisclaimerKepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas pelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu.Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :Email : [email protected] : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 52

Page 140: LEGALITAS PENGAJUAN PAILIT PT WIRANA NUSANTARA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/41510/1/DEVI... · devi annisyah hasibuan. nim 1113048000047. “legalitas pengajuan

Mahka

mah

Agung R

epublik

Indones

ia

Mahka

mah

Agung R

epublik

Indones

ia

Mahka

mah

Agung R

epublik

Indones

ia

Mahka

mah

Agung R

epublik

Indones

ia

Mahka

mah

Agung R

epublik

Indones

ia

Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesiaputusan.mahkamahagung.go.id

Oleh karena tidak terdapat fakta-fakta atau keadaan-keadaan yang terbukti secara sederhana, maka

permohonan a quo tidak memenuhi ketentuan Pasal 2 Jo Pasal 8 ayat (4) UUK-PKPU;

Majelis Hakim Yang Mulia;

Dengan bertitik tolak dari ketentuan-ketentuan Undang-Undang Nomor 37 Tahun

2004 Tentang Kepailitan Dan Penundaan Kewajiban Pembayaran Utang (UUK-

PKPU) sebagaimana terurai diatas, dapat kiranya disimpulkan bahwa permohonan a

quo tidak memenuhi ketentuan Pasal 2 ayat (1) dan Pasal 8 ayat (4) UUK-PKPU,Hal. 86 dari 119 halaman, Pts.Perk.No.09/Pdt.Sus-PAILIT/2015/PN.Niaga.Jkt.Pst.

maka dengan segala hormat TERMOHON PAILIT memohon kepada Yang Mulia Majelis Hakim agar demi hukum

berkenan memberikan putusan sebagai berikut:

DALAM EKSEPSI:

Menerima eksepsi Termohon Pailit:

DALAM POKOK PERKARA:

Menolak permohonan Pemohon Pailit; atau;

Menyatakan permohonan Pemohonan Pailit tidak dapat diterima;

Menghukum Pemohon untuk membayar biaya perkara;

Menimbang, bahwa untuk membuktikan dalil permohonannya, Pemohon mengajukan bukti surat-surat,

bertanda P - 1 sampai dengan P - 161, sebagai berikut:

1 Bukti P - 1

2 Bukti P - 2

3 Bukti P - 3

4 Bukti P - 4

5 Bukti P - 5

6 Bukti P - 6

7 Bukti P - 7

8 Bukti P - 8

9 Bukti P - 9

10 Bukti P-10

11 Bukti P - 11

Invoice No.013 /WNE/INV/IX-14 tertanggal 18 September

2014;DisclaimerKepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas pelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu.Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :Email : [email protected] : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 53

Page 141: LEGALITAS PENGAJUAN PAILIT PT WIRANA NUSANTARA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/41510/1/DEVI... · devi annisyah hasibuan. nim 1113048000047. “legalitas pengajuan

Mahka

mah

Agung R

epublik

Indones

ia

Mahka

mah

Agung R

epublik

Indones

ia

Mahka

mah

Agung R

epublik

Indones

ia

Mahka

mah

Agung R

epublik

Indones

ia

Mahka

mah

Agung R

epublik

Indones

ia

Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesiaputusan.mahkamahagung.go.id

Invoice No. 014/WNE/INV/IX-14 tertanggal 23 September

2014;

Invoice No.015/WNE/INV/IX-14 tertanggal 23 September

2014;

Invoice No.016/WNE/INV/IX-14 tertanggal 23 September

2014;

Invoice No.018/WNE/INV/IX-14 tertanggal 23 September

2014

Invoice No.019/WNE/INV/IX-14 tertanggal 23 September

2014;

Invoice No.020AA/NE/INV/IX-14 tertanggal 23 September

2014;

Invoice No.021AA/NE/INV/IX-14 tertanggal 23 September

2014;

Invoice No.022/WNE/INV/IX-14 tertanggal 25 September

2014;

Invoice No. 023/WNE/INV/IX-14 tertanggal 25 September

2014;

Invoice No. 024/WNE/INV/IX-14 tertanggal 25 September

2014;Hai. 87 dari 119 halaman, Pts.Perk.No.09/Pdt.Sus-PAILIT/2015/PN.Niaga.Jkt.Pst.

12 Bukti P -1213 Bukti P - 1314 Bukti P -1415 Bukti P - 1516 Bukti P-1617 Bukti P - 1718 Bukti P -1819 Bukti P - 1920 Bukti P - 2021 Bukti P - 2122 Bukti P - 2223 Bukti P - 2324 Bukti P - 2425 Bukti P - 2526 Bukti P - 2627 Bukti P - 2728 Bukti P - 2829 Bukti P - 2930 Bukti P - 3031 Bukti P - 31

Invoice No. 025/WNE/INV/XI -14 tertanggal 11 Nopember

2014;

Invoice No. 026AA/NE/INV/XI -14 tertanggal 11 Nopember

2014;

Invoice No.027A/VNE/INV/XI -14 tertanggal 11 Nopember

2014;

Tidak jadi/batal diajukan oleh Pemohon;

Tidak jadi/batal diajukan oleh Pemohon;DisclaimerKepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas pelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu.Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :Email : [email protected] : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 54

Page 142: LEGALITAS PENGAJUAN PAILIT PT WIRANA NUSANTARA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/41510/1/DEVI... · devi annisyah hasibuan. nim 1113048000047. “legalitas pengajuan

Mahka

mah

Agung R

epublik

Indones

ia

Mahka

mah

Agung R

epublik

Indones

ia

Mahka

mah

Agung R

epublik

Indones

ia

Mahka

mah

Agung R

epublik

Indones

ia

Mahka

mah

Agung R

epublik

Indones

ia

Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesiaputusan.mahkamahagung.go.id

Invoice No. 030/WNE/INV/XI -14 tertanggal 25 Nopember

2014;

Invoice No. 031/WNE/INV/XI -14 tertanggal 25 Nopember

2014;

Invoice No.032AA/NE/INV/XI -14 tertanggal 25 Nopember

2014;

Invoice No.033/WNE/INV/XI -14 tertanggal 25 Nopember

2014;

Invoice No.034AA/NE/INV/XI -14 tertanggal 25 Nopember

2014;

Invoice No.035AA/NE/INV/XI -14 tertanggal 25 Nopember

2014;

Invoice No.036/WNE/INV/XI -14 tertanggal 25 Nopember

2014;

Invoice No.037/WNE/INV/XI -14 tertanggal 25 Nopember

2014;

Invoice No.038/WNE/INV/XI -14 tertanggal 25 Nopember

2014;

Invoice No.039A/VNE/INV/XI -14 tertanggal 25 Nopember

2014;

Invoice No. 040/WNE/INV/XI -14 tertanggal 25 Nopember

2014;

Invoice No. 041A/VNE/INV/XI -14 tertanggal 25 Nopember

2014;

Invoice No.042A/VNE/INV/XI -14 tertanggal 25 Nopember

2014;

Invoice No.043/WNE/INV/XI -14 tertanggal 25 Nopember

2014;

Invoice No. 044/WNE/INV/XI -14 tertanggal 25 NopemberHal. 88 dari 119 halaman, Rs.Perk.No.09/Pdt.Sus-PAILIT/2015/PN.Niaga.Jkt.Pst.

32 Bukti P - 32

33 Bukti P - 33

34 Bukti P - 34

35 Bukti P - 35

36 Bukti P - 36

37 Bukti P - 37

38 Bukti P - 38

39 Bukti P - 3940 Bukti P - 40

DisclaimerKepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas pelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu.Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :Email : [email protected] : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 55

Page 143: LEGALITAS PENGAJUAN PAILIT PT WIRANA NUSANTARA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/41510/1/DEVI... · devi annisyah hasibuan. nim 1113048000047. “legalitas pengajuan

Mahka

mah

Agung R

epublik

Indones

ia

Mahka

mah

Agung R

epublik

Indones

ia

Mahka

mah

Agung R

epublik

Indones

ia

Mahka

mah

Agung R

epublik

Indones

ia

Mahka

mah

Agung R

epublik

Indones

ia

Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesiaputusan.mahkamahagung.go.id

41 Bukti P-41

42 Bukti P - 42

43 Bukti P - 4344 Bukti P - 4445 Bukti P - 4546 Bukti P - 46

2014;

Invoice No.048/WNE/INV/XII -14 tertanggal 10 Desember

2014;

Invoice No.049/WNE/INV/XII -14 tertanggal 10 Desember

2014;

Invoice No.050/WNE/INV/XII -14 tertanggal 10 Desember

2014;

Invoice No.051/WNE/INV/XII-14 tertanggal 10 Desember

2014;

Invoice No.052A/VNE/INV/XII -14 tertanggal 10 Desember

2014;

Invoice No.054/WNE/INV/ll-15 tertanggal 24 Februari 2015;

Invoice No. 055AA/NE/INV/II-15 tertanggal 24 Februari

2015,

Invoice No.056AA/NE/INV/ll-15 tertanggal 24 Februari 2015

Document Transmittal PEMOHON PAILIT kepada

Termohon Pailit tertanggal 26 September 2014;

Document Transmittal PEMOHON PAILIT kepada

Termohon Pailit tertanggal 12 Nopember 2014;

Minutes of Emergency Meeting (asli print dari e-mail)

tertanggal 21 Mei 2014

Surat Permohonan Perbaikan Rig yang dibuat di bawah

nomor 484AA/NE-TPGPA//2014 tertanggal 28 Mei 2014

perihal Izin Penggunaan Lahan Sementara di Lokasi Sumur

Kancah 3 untuk Perbaikan Peralatan Rig BSA#01;

Surat Pemberian Ijin Perbaikan Rig yang dibuat di bawah

nomor 097/080/TPGP/2014 tertanggal 30 Mei 2014 perihal

Izin Penggunaan Lahan Sumur Kancah 3 untuk Perbaikan

Peralatan Rig;

Surat Pemberitahuan dari PEMOHON PAILIT kepada

Termohon Pailit yang dibuat di bawah nomor

544/WNEA/II/2014 tertanggal 17 Juli 2014 mengenai

Kesiapan Kelanjutan Operasi di Area Kancah 3 TPGP;

Pemberitahuan pekerjaan pemboran dengan menggunakan

Rig yang telah diperbaiki, yang disampaikan oleh

PEMOHON PAILIT kepada Termohon Pailit melalui e-mail

tertanggal 18 Agustus 2014;Hal. 89 dari 119 halaman, Rs.Perk.No.09/Pdt.Sus-PAlLIT/2015/PN.Niaga.Jkt.Pst.

47 Bukti P - 47A

48 Bukti P - 47B

DisclaimerKepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas pelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu.Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :Email : [email protected] : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 56

Page 144: LEGALITAS PENGAJUAN PAILIT PT WIRANA NUSANTARA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/41510/1/DEVI... · devi annisyah hasibuan. nim 1113048000047. “legalitas pengajuan

Mahka

mah

Agung R

epublik

Indones

ia

Mahka

mah

Agung R

epublik

Indones

ia

Mahka

mah

Agung R

epublik

Indones

ia

Mahka

mah

Agung R

epublik

Indones

ia

Mahka

mah

Agung R

epublik

Indones

ia

Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesiaputusan.mahkamahagung.go.id

49 Bukti P - 4850 Bukti P - 4951 Bukti P-5051 Bukti P - 5153 Bukti P - 5254 Bukti P - 5355 Bukti P - 5456 Bukti P - 5557 Bukti P - 56

Berita Acara Kesiapan Operasi Rig tertanggal 25 Agustus

2014;

Berita Acara Load Test tertanggal 15 Agustus 2014;

Surat Termohon Pailit nomor 200/080/TPGP/2014

tertanggal 15 Oktober 2014 mengenai Perpanjangan

Perjanjian Jasa Pemboran sampai dengan akhir Oktober

2014;

Surat Termohon Pailit nomor 211/080/TPGP/2014

tertanggal 27 Oktober 2014 mengenai Perpanjangan

Perjanjian Jasa Pemboran sampai dengan akhir Desember

2014;

Catatan Rapat tertanggal 20 Nopember 2014 yang

ditandatangani oleh PEMOHON PAILIT dan Termohon

Pailit;

Surat PEMOHON PAILIT nomor 761/WNE-TPGP/XII/2014

tertanggal 11 Desember 2014 perihal Penagihan

Outstanding Invoice - Invoice Pekerjaan Pemboran

Research Well dan Coring di Sumur Kancah 3, WKP

Tangkuban Perahu, Jawa Barat;

Surat Termohon Pailit nomor 242/080/TPGP/2014

tertanggal 18 Desember 2014 perihal Penyelesaian

Perselisihan Perjanjian nomor 001.P.J/060/TPGP/2014;

Surat Termohon Pailit nomor 246/080/TPGP/2014

tertanggal 24 Desember 2014 perihal Pemberitahuan Klaim

Terhadap Wanprestasi Dan Penawaran Penyelesaian

Perselisihan;

Surat PEMOHON PAILIT nomor 001/WNE-TPGP/I/2015

tertanggal 2 Januari 2015 perihal Penawaran Termohon

Pailit terhadap Penyelesaian Perselisihan Perjanjian nomor

001.PJ/060/TPGP/2014;

Perjanjian No. 001.PJ/060/TPGP/2014 tertanggal 15 April

2014;

Berita Acara Pemeriksaan Teknik Dan Keselamatan

Operasi, Pelaksanaan Uji Fungsi Dan Load Test atas

Instalasi Pemboran Rig BSA#1 tertanggal 19 Oktober 2013

yang ditandatangani oleh Direktorat Jenderal Minyak dan

Gas pada Kementerian Energi dan Sumber Daya MineralHal. 90 dari 119 halaman, Rs.Perk.No.09/Pdt.Sus-PAILIT/2015/PN.Niaga.Jkt.Pst.

58 Bukti P - 5759 Bukti P - 5860 Bukti P - 5961 Bukti P - 6062 Bukti P - 6163 Bukti P - 62

DisclaimerKepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas pelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu.Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :Email : [email protected] : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 57

Page 145: LEGALITAS PENGAJUAN PAILIT PT WIRANA NUSANTARA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/41510/1/DEVI... · devi annisyah hasibuan. nim 1113048000047. “legalitas pengajuan

Mahka

mah

Agung R

epublik

Indones

ia

Mahka

mah

Agung R

epublik

Indones

ia

Mahka

mah

Agung R

epublik

Indones

ia

Mahka

mah

Agung R

epublik

Indones

ia

Mahka

mah

Agung R

epublik

Indones

ia

Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesiaputusan.mahkamahagung.go.id

64 Bukti P - 6365 Bukti P - 6466 Bukti P - 65

67 Bukti P - 6668 Bukti P - 6769 Bukti P - 68

(ESDM);

Sertipikat Kelayakan Penggunaan Instalasi (SKPI) No

158/IP/SKPI/18.03/DJM.T/2013;

Berita Acara Hasil Pemeriksaan Keselamatan Kerja

Instalasi Pemboran (Rig) BSA #01 Milik PT Bahana Selaras

Alam tertanggal 10 Pebruari 2014

Sertipikat Kelayakan Penggunaan Instalasi (SKPI) Nomor:

04.STF/30/SKPI/DEP/2014 tertanggal 10 Maret 2014 yang

diterbitkan oleh Direktorat Jenderal Energi Baru Terbarukan

dan Konservasi Energi (EBTKE) pada Kementerian Energi

dan Sumber Daya Mineral (ESDM);

Berita Acara Pemeriksaan Keselamatan Kerja Atas Instalasi

Pemboran Panas Bumi Sebelum Tanjak Sumur Kancah 3

Direktorat Panas Bumi pada Kementerian Energi dan

Sumber Daya Mineral (ESDM) tertanggal 21 April 2014;

Somasi I (Pertama) PEMOHON PAILIT kepada Termohon

Pailit tertanggal 30 Maret 2015 yang dibuat di bawah nomor

55/EMP-RS-Mi-JF/lll/15;

Surat Undangan Pertemuan dari Termohon Pailit kepada

PEMOHON PAILIT tertanggal 31 Maret 2015 yang dibuat di

bawah nomor 054/080/TPGP/2015;

Somasi II (Kedua) PEMOHON PAILIT kepada Termohon

Pailit tertanggal 10 April 2015 yang dibuat di bawah nomor

58/EMP-RS/IV/15;

Tanggapan Somasi dari Termohon Pailit kepada

PEMOHON PAILIT tertanggal 14 April 2015 yang dibuat di

bawah nomor 053/PID.30-TPGP/0415;

Keputusan Sirkuler Para Pemegang Saham PEMOHON

PAILIT tertanggal 14 Januari 2015;

Perjanjian Pengikatan Jual Beli Piutang tertanggal 27 Maret

2015 yang dibuat oleh dan antara PT Tridaya Sakti Mandiri

dan PEMOHON PAILIT;

Perjanjian Jual Beli Piutang tertanggal 09 April 2015 yang

dibuat oleh dan antara PT Tridaya Sakti Mandiri dan

PEMOHON PAILIT;

Akta Jual Beli Piutang (Hak Tagih) Nomor 16 tertanggal 16

April 2015 yang dibuat oleh dan di hadapan NotarisHal. 91 dari 119 halaman, Pts.Perk.No.09/Pdt.Sus-PAILIT/2015/PN.Niaga.Jkt.Pst.

70 Bukti P - 6971 Bukti P - 7072 Bukti P - 7173 Bukti P - 7274 Bukti P - 7375 Bukti P - 7476 Bukti P - 75

DisclaimerKepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas pelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu.Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :Email : [email protected] : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 58

Page 146: LEGALITAS PENGAJUAN PAILIT PT WIRANA NUSANTARA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/41510/1/DEVI... · devi annisyah hasibuan. nim 1113048000047. “legalitas pengajuan

Mahka

mah

Agung R

epublik

Indones

ia

Mahka

mah

Agung R

epublik

Indones

ia

Mahka

mah

Agung R

epublik

Indones

ia

Mahka

mah

Agung R

epublik

Indones

ia

Mahka

mah

Agung R

epublik

Indones

ia

Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesiaputusan.mahkamahagung.go.id

77 Bukti P - 7678 Bukti P - 7789 Bukti P - 78

Emmyra Fauzia Kariana, S.H., M.Kn;

Akta Pemindahan Pengalihan Sebagian Hak Tagih (Cessie)

Nomor 17 tertanggal 16 April 2015 yang dibuat oleh dan di

hadapan Notaris Emmyra Fauzia Kariana, S.H., M.Kn;

Surat No. 53/SPEM/TSM/IV/2015 yang disampaikan oleh

Tridaya Sakti Mandiri kepada Termohon Pailit pada tanggal

17 April 2015 berikut tanda terimanya yakni Tanda terima

NO.05/TT-TSM.TPGP/2015 tertanggal 20 April 2015;

Akta Pendirian Perseroan Terbatas PT Wirana Nusantara

Energy No. 14 tertanggal 22 Desember 2010 yang dibuat

oleh dan di hadapan Notaris Sjaaf De Carya Siregar, S.H.;

Akta Pernyataan Keputusan Rapat PT Wirana Nusantara

Energy No. 13 tertanggal 17 Oktober 2011 dibuat oleh dan

di hadapan Notaris Jhonny M. Sianturi, S.H.;

Akta Jual Beli Saham No. 14 tertanggal 17 Oktober 2011

dibuat oleh dan di hadapan Notaris Jhonny M. Sianturi,

S.H.;

Akta Jual Beli Saham No. 15 tertanggal 17 Oktober 2011

dibuat oleh dan di hadapan Notaris Jhonny M. Sianturi,

S.H.;

Akta Jual Beli Saham No. 16 tertanggal 17 Oktober 2011

dibuat oleh dan di hadapan Notaris Jhonny M. Sianturi,

S.H.;

Akta Jual Beli Saham No. 17 tertanggal 17 Oktober 2011

dibuat oleh dan di hadapan Notaris Jhonny M. Sianturi,

S.H.;

Akta Pernyataan Keputusan Rapat Umum Pemegang

Saham Luar Biasa PT. Wirana Nusantara Energy No. 36

tertanggal 21 Mei 2013 dibuat oleh dan di hadapan Notaris

Sjaaf De Carya Siregar, S.H. berikut surat penerimaan

pemberitahuan perubahan data perseroan PT. Wirana

Nusantara Energy;

Akta Pernyataan Keputusan Rapat Umum Luar Biasa Para

Pemegang Saham PT. Wirana Nusantara Energy No. 04

tertanggal 31 Juli 2013 dibuat oleh dan di hadapan Notaris

Yurdhanita Bachtiar, S.H. berikut surat penerimaan

pemberitahuan perubahan data perseroan PT. WiranaHal. 92 dari 119 halaman, Rs.Perk.No.09/Pdt.Sus-PAILIT/2015/PN.Niaga.Jkt.Pst.

80 Bukti P - 7981 Bukti P - 8082 Bukti P - 8183 Bukti P - 8284 Bukti P - 8385 Bukti P - 8486 Bukti P - 8587 Bukti P - 8688 Bukti P - 8789 Bukti P - 88

Nusantara Energy No. AHU-AH.01.10-46282. tertanggal 4 Nopember 2013DisclaimerKepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas pelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu.Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :Email : [email protected] : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 59

Page 147: LEGALITAS PENGAJUAN PAILIT PT WIRANA NUSANTARA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/41510/1/DEVI... · devi annisyah hasibuan. nim 1113048000047. “legalitas pengajuan

Mahka

mah

Agung R

epublik

Indones

ia

Mahka

mah

Agung R

epublik

Indones

ia

Mahka

mah

Agung R

epublik

Indones

ia

Mahka

mah

Agung R

epublik

Indones

ia

Mahka

mah

Agung R

epublik

Indones

ia

Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesiaputusan.mahkamahagung.go.id

Akta Penyimpanan No. 05 tertanggal 31 Juli 2013 dibuat oleh dan di hadapan Notaris

Yurdhanita Bachtiar, S.H.;

Akta Penyimpanan No. 06 tertanggal 31 Juli 2013 dibuat oleh dan di hadapan Notaris

Yurdhanita Bachtiar, S.H.;

Akta Pernyataan Keputusan Rapat Umum Luar Biasa Para Pemegang Saham PT. Wirana

Nusantara Energy No. 01 tertanggal 5 Desember 2013 dibuat oleh dan di hadapan Notaris

Yurdhanita Bachtiar, S.H. berikut surat penerimaan pemberitahuan perubahan data

perseroan PT. Wirana Nusantara Energy No. AHU-AH.01.10-00225. tertanggal 3 Januari

2014;

Akta Penyimpanan No. 02 tertanggal 5 Desember 2013 dibuat oleh dan di hadapan Notaris

Yurdhanita Bachtiar,

S.H.;

Akta Pernyataan Keputusan Rapat Umum Luar Biasa Para Pemegang Saham PT. Wirana

Nusantara Energy No. 01 tertanggal 25 Juli 2014 dibuat oleh dan di hadapan Notaris

Yurdhanita Bachtiar, S.H. berikut surat pengesahannya yakni Surat penerimaan

pemberitahuan perubahan data perseroan PT. Wirana Nusantara Energy No. AHU-

22240.22.2014. tertanggal 25 Juli 2014;

Akta Pengalihan Hak Atas Saham PT. Wirana Nusantara Energy No. 02 tertanggal 25 Juli

2014 dibuat oleh dan di hadapan Notaris Yurdhanita Bachtiar, S.H.;

Akta Pengalihan Hak Atas Saham PT. Wirana Nusantara Energy No. 03 tertanggal 25 Juli

2014 dibuat oleh dan di hadapan Notaris Yurdhanita Bachtiar, S.H.;

Surat No. 056/AKPI/Dir-AHU/XI/08 tertanggal 03 Nopember 2008 yang diterbitkan oleh

Asosiasi Kurator dan Pengurus Indonesia;

Surat Keterangan tertanggal 03 Nopember 2008 dengan nomor anggota Asosiasi Kurator

dan Pengurus Indonesia: 080304;

Sertipikat Kurator dan Pengurus tertanggal 11 Oktober 2008 yang diterbitkan oleh Asosiasi

Kurator dan PengurusHal. 93 dari 119 halaman, Pts.Perk.No.09/Pdt.Sus-PAILIT/2015/PN.Niaga.Jkt,Pst.

90 Bukti P - 8991 Bukti P - 9092 Bukti P-9193 Bukti P - 92A94 Bukti P - 92B95 Bukti P - 9396 Bukti P - 94

97 Bukti P - 95

98 Bukti P - 96A

99 Bukti P - 96BIndonesia;

Sertipikat Pendidikan Lanjutan Kurator dan Pengurus tertanggal 16 Desember 2010 yang

diterbitkan oleh Asosiasi Kurator dan Pengurus Indonesia;

Surat Bukti Pendaftaran Kurator dan Pengurus No: AHU.AHA.04.03-55 tertanggal 16

April 2013;

Surat Pernyataan dari kurator Bapak Lukman Arifin, S.H., tertanggal 29 April 2015;

E-mail tertanggal 13 Oktober 2014 dari PEMOHON PAILIT kepada Termohon Pailit

tentang Laporan Pekerjaan Mechanical Back Off yang telah dilaksanakan oleh

PEMOHON PAILIT dan telah dijawab oleh Termohon Pailit pada Tanggal 14 Oktober

2014

DisclaimerKepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas pelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu.Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :Email : [email protected] : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 60

Page 148: LEGALITAS PENGAJUAN PAILIT PT WIRANA NUSANTARA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/41510/1/DEVI... · devi annisyah hasibuan. nim 1113048000047. “legalitas pengajuan

Mahka

mah

Agung R

epublik

Indones

ia

Mahka

mah

Agung R

epublik

Indones

ia

Mahka

mah

Agung R

epublik

Indones

ia

Mahka

mah

Agung R

epublik

Indones

ia

Mahka

mah

Agung R

epublik

Indones

ia

Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesiaputusan.mahkamahagung.go.id

Laporan Summary of Fishing Activities Rig BSA #01 dari PEMOHON PAILIT kepada

Termohon Pailit tentang gambaran secara lengkap mengenai kegiatan fishing selama

bulan Agustus s/d September 2014;

E-mail tertanggal 14 Oktober 2014 dari Termohon Pailit kepada PEMOHON PAILIT

yang intinya menanyakan perkembangan pekerjaan fishing;

Invoice No. 002/WNE/INVA/I-14 tertanggal 13 Juni 2014; Invoice No. 003/WNE/INVA/

I-14 tertanggal 13 Juni 2014; PUTUSAN NO.43/PAILIT/2010/PN.JKT.PST dalam

Perkara antara PT. DAYA SATYA ABRASIVES dahulu bernama: PT. Saint Gobain

Norton Hamplas (“PEMOHON PAILIT”) terhadap PT. SAINT GOBAIN ABRASIVES

INDONESIA (“Termohon Pailit”) dimenangkan oleh PEMOHON PAILIT dan

PUTUSAN KASASI No.764 K/PDT.SUS/2010 dalam perkara antara PT. DAYA SATYA

ABRASIVES dahulu bernama: PT Saint Gobain Norton Hamplas (“Termohon Kasasi”)

dahulu PEMOHON PAILIT terhadap PT. SAINT GOBAIN ABRASIVES INDONESIA -

(“PEMOHON KASASI”) dahulu Termohon Pailit;

PUTUSAN No.08/Pailit/2009/PN.NIAGA.JKT.PST dalam Perkara antara Hari

Darmawan (“PEMOHON PAILIT”) terhadap PT. GEMILANG USAHA ABADI

(“Termohon Pailit”) dimenangkan oleh PEMOHON PAILIT danHal. 94 dari 119 halaman, Rs.Perk.No.09/Pdt.Sus-PAILIT/2015/PN.Niaga.Jkt.Pst.

100 Bukti p-97101 Bukti P-98102 Bukti P-99103 Bukti P-100104 Bukti P-101105 Bukti P-102106 Bukti P-103107 Bukti P-104108 Bukti P-105

PUTUSAN KASASI No.444 K/PDT.SUS/2009 dalam

perkara antara Hari Darmawan (“Termohon Kasasi”) dahulu

PEMOHON PAILIT terhadap PT. GEMILANG USAHA

ABADI (“PEMOHON KASASI”) dahulu Termohon Pailit;

Surat Termohon Pailit No.105/100/TPGP/2013 perihal

Kerjasama Pengeboran Slim Hole Panas Bumi di

Tangkuban Perahu - Jawa Barat tertanggal 25 September

2013 kepada PEMOHON PAILIT;

Surat PEMOHON PAILIT No.350/WNE-TPGP/IX/2013

perihal Kerjasama Pengeboran Slim Hole Panas Bumi di

Tangkuban Perahu - Jawa Barat tertanggal 25 September

2013 kepada Termohon Pailit;

Surat Termohon Pailit No.21/PPBJ/TPGP/X/2013 perihal

Kerjasama Pengeboran Slim Hole Panas Bumi di

Tangkuban Perahu - Jawa Barat tertanggal 31 Oktober

2013 kepada PEMOHON PAILIT;

Surat Termohon Pailit No.068/080/TPGP/2014 perihal

Inspeksi Peralatan Pengeboran Sumur Slim Hole

Geothermal Kancah #3 tertanggal 10 April 2014 kepada

PEMOHON PAILIT;

Surat Termohon Pailit No.072/080/TPGP/2014 perihal

Penjadwalan Kembali Inspeksi Peralatan Pengeboran

Sumur Slim Hole Geothermal Kancah #3 tertanggal 14 April

2014 kepada PEMOHON PAILIT;

DisclaimerKepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas pelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu.Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :Email : [email protected] : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 61

Page 149: LEGALITAS PENGAJUAN PAILIT PT WIRANA NUSANTARA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/41510/1/DEVI... · devi annisyah hasibuan. nim 1113048000047. “legalitas pengajuan

Mahka

mah

Agung R

epublik

Indones

ia

Mahka

mah

Agung R

epublik

Indones

ia

Mahka

mah

Agung R

epublik

Indones

ia

Mahka

mah

Agung R

epublik

Indones

ia

Mahka

mah

Agung R

epublik

Indones

ia

Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesiaputusan.mahkamahagung.go.id

Surat PEMOHON PAILIT No.552/WNE-TPGPA/I/2014 perihal Perpanjangan Jangka

Waktu Perjanjian Nomor 001.PJ/060/TPGP/2014 tertanggal 10 Juni 2014 kepada

Termohon Pailit;

Surat Termohon Pailit No.130/090/TPGP/2014 perihal Kesiapan Operasi Drilling Rig

tertanggal 18 Juni 2014 kepada PEMOHON PAILIT;

Surat PEMOHON PAILIT NO.560/WNEA/II/2014 perihal Tanggapan Surat Direktur

Utama PT TPGP No 130/090/TPGP/2014 tertanggal 21 Juli 2014 kepada Termohon

Pailit;

Surat PEMOHON PAILIT No.561/WNEA/ll/2014 perihal Surat Undangan Inspeksi Rig

BSA#1 di Area Kancah-3Hal. 95 dari 119 halaman, Rs.Perk.No.09/Pdt.Sus-PAILIT/2015/PN.Niaga.Jkt.Pst.

109 Bukti P-106110 Bukti P-107111 Bukti P-108112 Bukti P-109113 Bukti P-110114 Bukti P-111115 Bukti P-112116 Bukti P-113117 Bukti P-114

tertanggal 23 Juli 2014 kepada Termohon Pailit;

Surat PEMOHON PAILIT No.562/WNEA/ll/2014 perihal

Permohonan melakukan Fishing job terhadap drill string

yang tertinggal tertanggal 25 Juli 2014 kepada Termohon

Pailit;

Surat PEMOHON PAILIT No.565/WNEA/lll/2014 perihal

Pembahasan Pemahaman terhadap Perjanjian

No:001.PJ/060/TPGP/2014 tertanggal 04 Agustus 2014

kepada Termohon Pailit;

Surat Termohon Pailit No.144/090/TPGP/2014 periihal

Tanggapan Surat Wirana No.565AA/NEA/lll/2014 tanggal 04

Agustus 2014 tertanggal 06 Agustus 2014 kepada

PEMOHON PAILIT;

Surat PEMOHON PAILIT No.567/WNEA/lll/2014 perihal

Tanggapan PT WNE atas Surat PT TPGP

NO.141/090/TPGP/2014 tertanggal 06 Agustus 2014

kepada Termohon Pailit;

Surat PEMOHON PAILIT No.576/WNE-TPGPA/lll/2014

perihal Surat Undangan Load Test Rig BSA #1 di Lokasi

Kancah-3 tertanggal 12 Agustus 2014 kepada Termohon

Pailit;

Surat PEMOHON PAILIT No.579/WNE-TPGPA/l 11/2014

perihal Permohonan pertemuan koordinasi lanjutan PT

WNE - PT TPGP - PT PBE untuk melakukan fishing job

tertanggal 18 Agustus 2014 kepada Termohon Pailit;

Surat PEMOHON PAILIT No.593/WNE-TPGPA/I/2014

perihal Pemohonan Asli Amandemen No;

Amand.001.PJ/060/TPGP/2014 tertanggal 27 Agustus 2014

kepada Termohon Pailit;

Surat PEMOHON PAILIT No.610/WNE-TPGP/IX/2014

perihal Pemberitahuan Pemberhentian Pekerjaan Work on

DisclaimerKepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas pelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu.Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :Email : [email protected] : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 62

Page 150: LEGALITAS PENGAJUAN PAILIT PT WIRANA NUSANTARA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/41510/1/DEVI... · devi annisyah hasibuan. nim 1113048000047. “legalitas pengajuan

Mahka

mah

Agung R

epublik

Indones

ia

Mahka

mah

Agung R

epublik

Indones

ia

Mahka

mah

Agung R

epublik

Indones

ia

Mahka

mah

Agung R

epublik

Indones

ia

Mahka

mah

Agung R

epublik

Indones

ia

Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesiaputusan.mahkamahagung.go.id

Pipe tertanggal 01 September 2014 kepada Termohon

Pailit;

Surat Termohon Pailit No.164/080/TPGP/2014 perihal Surat

Jawaban Pemberitahuan Pemberhentian Pekerjaan Work

on Pipe tertanggal 02 September 2014 kepada PEMOHON

PAILIT;Hal. 96 dari 119 halaman. Pts.Perk.No.09/Pdt.Sus-PAlLIT/2015/PN.Niaga.Jkt.Pst.

118 Bukti P - 115119 Bukti P-116120 Bukti P-117121 Bukti P-118122 Bukti P-119123 Bukti P-120124 Bukti P-121125 Bukti P-122126 Bukti P-123127 Bukti P-124128 Bukti P-125

Surat PEMOHON PAILIT No.611/WNE-TPGP/IX/2014 perihal Permohonan pertemuan

lanjutan PT TPGP - PT WNE untuk membahas Kelanjutan kontrak No: 011.PJ/060/

TPGP/2014 tertanggal 02 September 2014 kepada Termohon Pailit;

Surat PEMOHON PAILIT No.617/WNE-TPGP/IX/2014 perihal Pembahasan Proyek Slim

Hole di Area Kancah-3 tertanggal 08 September 2014 kepada Termohon Pailit; Surat

Termohon Pailit No.175/090/TPGP/2014 perihal Pembahasan Proyek Slim Hole di Area

Kancah-3 tertanggal 11 September 2014 kepada PEMOHON PAILIT; Surat Termohon

Pailit No.181/090/TPGP/2014 perihal Penyelesaian Sumur Eksplorasi Kancah-3 tertanggal

16 September 2014 kepada PEMOHON PAILIT;

Surat PEMOHON PAILIT No.628/WNE-TPGP/IX/2014 perihal Pembahasan Proyek Slim

Hole di Area Kancah-3 tertanggal 16 September 2014 kepada Termohon Pailit; Surat

PEMOHON PAILIT No.704/WNE-TPGP/XI/2014 perihal Laporan WNE terhadap opsi

Lanjut pada pekerjaan pemboran sumur Kancah-3 tertanggal 07 November 2014 kepada

Termohon Pailit;

Surat Termohon Pailit No.222/080/TPGP/2014 perihal Penyelesaian Pemboran Sumur

Eksplorasi Kancah-3 tertanggal 12 Nopember2014 kepada PEMOHON PAILIT; Surat

PEMOHON PAILIT No.714/WNE-TPGP/XI/2014 perihal Tanggapan PT WNE atas Surat

PT TPGP No. 222/080/TPGP/2014 tertanggal 13 November 2014 kepada Termohon Pailit;

Surat PEMOHON PAILIT No.717/WNE-TPGP/XI/2014 perihal Performance Bond

tertanggal 14 November 2014 kepada Termohon Pailit;

Surat Termohon Pailit No.224/080/TPGP/2014 perihal Performance Bond dan opsi

penyelesaian pemboran sumur eksplorasi Kancah-3 tertanggal 17 Nopember 2014 kepada

PEMOHON PAILIT;

Surat PEMOHON PAILIT No.729/WNE-TPGP/XI/2014 perihal Pengangkatan Pompa Air

oleh Dewa PatriaHal. 97 dari 119 halaman, Pts.Perk.No.09/Pdt.Sus-PAILIT/2015/PN.Niaga.Jkt.Pst.

129 Bukti P-126130 Bukti P-127131 Bukti P-128132 Bukti P-129133 Bukti P-130134 Bukti P-131135 Bukti P-132136 Bukti P-133137 Bukti P-134138 Bukti P-135139 Bukti P-136

tertanggal 19 November 2014 kepada Termohon Pailit;DisclaimerKepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas pelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu.Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :Email : [email protected] : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 63

Page 151: LEGALITAS PENGAJUAN PAILIT PT WIRANA NUSANTARA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/41510/1/DEVI... · devi annisyah hasibuan. nim 1113048000047. “legalitas pengajuan

Mahka

mah

Agung R

epublik

Indones

ia

Mahka

mah

Agung R

epublik

Indones

ia

Mahka

mah

Agung R

epublik

Indones

ia

Mahka

mah

Agung R

epublik

Indones

ia

Mahka

mah

Agung R

epublik

Indones

ia

Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesiaputusan.mahkamahagung.go.id

Surat PEMOHON PAILIT No.732/WNE-TPGP/XI/2014 perihal Performance Bond dan

Opsi Penyelesaian Pemboran Sumur Kancah-3 tertanggal 19 November 2014 kepada

Termohon Pailit;

Surat PEMOHON PAILIT No.735/WNE-TPGP/XI/2014 perihal Keputusan PT. Wirana

Nusantara Energy terhadap Isi Catatan Rapat tertanggal 20 November 2014 tertanggal 21

November 2014 kepada Termohon Pailit;

Surat Termohon Pailit No.226/080/TPGP/2014 perihal Biaya Penyelesaian Pemboran

Sumur Eksplorasi Kancah-3 tertanggal 24 Nopember2014 kepada PEMOHON PAILIT;

Surat Termohon Pailit No.231/080/TPGP/2014 perihal Biaya penyelesaian pemboran

Kancah-3 tertanggal 26 Nopember 2014 kepada PEMOHON PAILIT;

Surat Termohon Pailit No.042/080/TPGP/2014 perohal Kelanjutan Pemboran Sumur

Eksplorasi Kancah-3 tertanggal 03 Desember 2014 kepada PEMOHON PAILIT; Surat

Termohon Pailit No.233/080/TPGP/2014 perihal Biaya penyelesaian pemboran sumur

Kancah - 3 tertanggal 04 Desember 2014 kepada PEMOHON PAILIT;

Surat PEMOHON PAILIT No.752/WNE-TPGP/XII/2014 perihal Permintaan Surat

Perintah Demobilisasi tertanggal 04 Desember 2014 kepada Termohon Pailit;

Surat PEMOHON PAILIT No.753/WNE-TPGP/XII/2014 perihal Permintaan Surat

Perintah Demobilisasi (Permintaan ke-2) tertanggal 08 Desember 2014 kepada Termohon

Pailit;

Surat Termohon Pailit No.236/080/TPGP/2014 perihal Perintah Demobilisasi Peralatan

Pemboran Sumur Eksplorasi Kancah-3 tertanggal 09 Desember 2014 kepada PEMOHON

PAILIT;

Surat Termohon Pailit No.239/080/TPGP/2014 perihal Permintaan Demobilisasi Peralatan

Pemboran Sumur Eksplorasi Kancah-3 tertanggal 12 Desember 2014 kepada PEMOHON

PAILIT;

Surat PEMOHON PAILIT No.763/WNE-TPGP/XII/2014Hal. 98 dari 119 halaman, Rs.Perk.No.09/Pdt.Sus-PAILIT/2015/PN.Niaga.Jkt.Pst.

140 Bukti P-137141 Bukti P-138142 Bukti P-139143 Bukti P-140144 Bukti P-141145 Bukti P-142146 Bukti P-143147 Bukti P-144148 Bukti P - 145149 Bukti P-146

perihal Demobilisasi dan Penutupan Sumur Kancah - 3 tertanggal 15 Desember 2014

kepada Termohon Pailit;

Surat Termohon Pailit No.241/080/TPGP/2014 perihal Pemasangan Well Head Pada

Sumur Eksplorasi Kancah - 3 tertanggal 16 Desember 2014 kepada PEMOHON PAILIT;

Surat PEMOHON PAILIT No.764/WNE-TPGP/XII/2014 perihal Penyelesaian

Perselisihan Perjanjian No: 001.PJ/060/TPGP/2014 tertanggal 16 Desember 2014 kepada

Termohon Pailit;

Surat PEMOHON PAILIT No.768/WNE-TPGP/XII/2014 perihal Penyelesaian

Perselisihan Perjanjian No: 001.PJ/060/TPGP/2014 tertanggal 19 Desember 2014 kepada

Termohon Pailit;

Surat PEMOHON PAILIT No.002/WNE-TPGP/I/2015 perihal Berita Acara Demobilisasi

dan Penagihan Biaya Demobilisasi tertanggal 02 Januari 2015 kepada Termohon Pailit;

DisclaimerKepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas pelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu.Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :Email : [email protected] : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 64

Page 152: LEGALITAS PENGAJUAN PAILIT PT WIRANA NUSANTARA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/41510/1/DEVI... · devi annisyah hasibuan. nim 1113048000047. “legalitas pengajuan

Mahka

mah

Agung R

epublik

Indones

ia

Mahka

mah

Agung R

epublik

Indones

ia

Mahka

mah

Agung R

epublik

Indones

ia

Mahka

mah

Agung R

epublik

Indones

ia

Mahka

mah

Agung R

epublik

Indones

ia

Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesiaputusan.mahkamahagung.go.id

Berita Acara Pemeriksaan Pekerjaan NO.019/J/BA/640/ TPGP/2014 tentang pemeriksaan

dan penilaian bersama atas kebenaran laporan kemajuan pekerjaan tertanggal 02 Mei 2014

yang ditandatangani PEMOHON PAILIT dan Termohon Pailit;

Berita Acara tentang pelaksanaan pekerjaan yang dapat dilakukan penagihan tertanggal 21

Mei 2014 yang ditandatangani PEMOHON PAILIT dan Termohon Pailit; Surat Termohon

Pailit No.234/080/TPGP/2014 perihal Permintaan Demobilisasi Peralatan Pemboran Sumur

Eksplorasi Kancah - 3 tertanggal 05 Desember 2014 kepada PEMOHON PAILIT;

Catatan Rapat tentang Penyelesaian Sumur Kancah - 3 tertanggal 02 Oktober 2014 yang

ditandatangani PEMOHON PAILIT dan Termohon Pailit;

Catatan Rapat tentang Pembahasan Kontrak Pemboran K-3 Kancah PT Tangkuban Perahu

Geothermal Power tertanggal 31 Desember 2013 yang ditandatangani PEMOHON PAILIT

dan Termohon Pailit;

Minutes Koordinasi Persiapan Pemboran di Lokasi KancahHal. 99 dari 119 halaman, Pts.Perk.No.09/Pdt.Sus-PAILITO015/PN.Niaga.Jkt.Pst.

150 Bukti P-147151 Bukti P-148152 Bukti P-149153 Bukti P-150154 Bukti P-151155 Bukti P-152156 Bukti P-153157 Bukti P-154• 3 tertanggal 22 November 2013 yang ditandatangani PEMOHON PAILIT dan

Termohon Pailit;

Berita Acara Pemeriksaan Pekerjaan Mud Material - Lumpsum No.025/J/BA/640/

TPGP/2014 tertanggal 15 September 2014 yang ditandatangani PEMOHON PAILIT dan

Termohon Pailit

Berita Acara Pemeriksaan Pekerjaan Cement and Chemical

• Lumpsum No.026/J/BA/640/TPGP/2014 tertanggal 15 September 2014 yang

ditandatangani PEMOHON PAILIT dan Termohon Pailit;

Berita Acara Pemeriksaan Pekerjaan Service Charge and Pump Service - Lumpsum

NO.027/J/BA/640/TPGP/2014

tertanggal 15 September 2014 yang ditandatangani

PEMOHON PAILIT dan Termohon Pailit Berita Acara tentang pekerjaan mengatasi

rangkaian pipa yang terjepit di kedalaman 552,59 m pada sumur Kancah # 03 tertanggal 28

Agustus 2014 yang ditandatangani PEMOHON PAILIT dan Termohon Pailit;

Email persetujuan Termohon Pailit kepada PEMOHON PAILIT untuk melakukan Load

Test penggunaan Rig BSA#01 yang telah diperbaiki tertanggal 12, 14, 15, 18, 19 Agustus

2014 dan 25 September 2014 dan Notulen Rapat tentang Pembahasan Penyelesaian Sumur

Kancah-3 tertanggal 17 September 2014 yang ditandatangani

PEMOHON PAILIT dan Termohon Pailit;

Artikel pada web-site PT Indonesia Power tertanggal 28 Januari 2015 yang intinya PT

Indonesia Power menggandeng PT. Iceland Drilling Indonesia sebagai strategic partner

guna mengembangkan dan mengerjakan Proyek Tenaga Panas Bumi yang berlokasi di

Tangkuban Parahu Jawa Barat PT Tangkuban Parahu Geothermal Power in casu Termohon

Pailit;

Keputusan Sirkuler Para Pemegang Saham PT Tridaya Sakti Mandiri tertanggal 14 Januari

2015;

Perjanjian Pengikatan Jual Beli Piutang tertanggal 27 Maret 2015 yang dibuat oleh dan

antara PT Tridaya Sakti Mandiri dan PEMOHON PAILIT;Hal. 100 dari 119 halaman, Pts.Perk.No.09/Pdt.Sus-PAILiT/2015/PN.Niaga.Jkt.Pst.

DisclaimerKepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas pelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu.Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :Email : [email protected] : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 65

Page 153: LEGALITAS PENGAJUAN PAILIT PT WIRANA NUSANTARA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/41510/1/DEVI... · devi annisyah hasibuan. nim 1113048000047. “legalitas pengajuan

Mahka

mah

Agung R

epublik

Indones

ia

Mahka

mah

Agung R

epublik

Indones

ia

Mahka

mah

Agung R

epublik

Indones

ia

Mahka

mah

Agung R

epublik

Indones

ia

Mahka

mah

Agung R

epublik

Indones

ia

Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesiaputusan.mahkamahagung.go.id

158 Bukti P-155159 Bukti P-156160 Bukti P-157161 BuktiP-158A162 BuktiP-158B163 BuktiP-159A164 BuktiP-159B165 BuktiP-160A166 BuktiP-160B167 Bukti P-161A

168 Bukti P-161BBukti transfer Bank Mandiri tertanggal 26 Maret 2015

pengirim PT Tridaya Sakti Mandiri dan penerima

PEMOHON PAILIT sebesar Rpl.000.000.000,00 (satu

milyar Rupiah);

Perjanjian Jual Beli Piutang tertanggal 09 April 2015 yang

dibuat oleh dan antara PT Tridaya Sakti Mandiri dan

PEMOHON PAILIT;

Bukti transfer Bank Mandiri tertanggal 09 April 2015

pengirim PT Tridaya Sakti Mandiri dan penerima

PEMOHON PAILIT sebesar Rp4.000.000.000,00 (empat

milyar Rupiah);

Akta Pendirian Perseroan Terbatas PT. Tridaya Sakti

Mandiri Nomor 01 tanggal 11 Desember 2012;

Surat Keputusan Menteri Hukum dan Hak Asasi Manusia

Republik Indonesia No. AHU-06178.AH.01.01.Tahun 2013

tanggal 14 Februari 2013 tentang Pengesahan Badan

Hukum Perseroan PT. Tridaya Sakti Mandiri;

Akta Pernyataan Keputusan Rapat Umum Luar Biasa Para

Pemegang Saham Perseroan Terbatas PT. Tridaya Sakti

Mandiri nomor 02 tanggal 04 Maret 2013;

Surat Keputusan Menteri Hukum dan Hak Asasi Manusia

Republik Indonesia No. AHU-14892.AH.01.02.Tahun 2013

tanggal 22 Maret 2013 tentang Persetujuan Perubahan

Anggaran Dasar Perseroan PT. Tridaya Sakti Mandiri;

Akta Pernyataan Keputusan Rapat Umum Luar Biasa Para

Pemegang Saham Perseroan Terbatas PT. Tridaya Sakti

Mandiri nomor 02 tanggal 03 Mei 2013;

Surat Keputusan Menteri Hukum dan Hak Asasi Manusia

Republik Indonesia No. AHU-AH.01.10-20851 tanggal 29

Mei 2013 tentang Penerimaan Pemberitahuan Perubahan

Data Perseroan PT. Tridaya Sakti Mandiri;

Akta Pernyataan Keputusan Rapat PT. Tridaya Sakti

Mandiri Nomor: 15, tanggal 27 Januari 2014;

Surat Keputusan Menteri Hukum dan Hak Asasi Manusia

Republik Indonesia No. AHU-16862.AH.01.02.Tahun 2014

tangga! 25 Juni 2014 tentang Persetujuan Perubahan

Anggaran Dasar Perseroan PT. Tridaya Sakti Mandiri;Hal. 101 dari 119 halaman, Pts.Perk.No.09/Pdt.Sus-PAILIT/2015/PN.Niaga.Jkt.Pst.

Menimbang, bahwa bukti surat-surat tersebut telah diteliti kesemuanya telah bermeterai cukup yang telah

dicocokkan sesuai dengan aslinya, kecuali beberapa bukti dan Pemohon yang tidak dapat menunjukkan surat aslinya,

karena hasil print out atau fotocopy, namun keberadaannya tidak dibantah oleh Termohon, oleh karenanya dapat

dipertimbangkan sebagai alat bukti yang sah menurut hukum;

Menimbang, bahwa dipersidangan Pemohon tidak mengajukan bukti saksi walaupun telah diberi kesempatan

untuk itu;

Menimbang bahwa di persidangan Pemohon mengajukan bukti adanya Kreditur Lain yaitu PT. TRIDAYA

SAKTI MANDIRI yang beralamat di Graha Adhi Media Office Park, Unit 3, Lantai 2 (dua), Jalan Deplu Raya No. 6,

Kelurahan Bintaro, Kecamatan Pesanggrahan, Jakarta Selatan, yang hadir di persidangan Direkturnya bernama

Alamsyah yang di dalam suratnya bertanggal 16 Juni 2015 menyatakan bahwa perusahaannya sebagai Pemilik

sebagian Tagihan dari jumlah keseluruhan tagihan milik Pemohon terhadap Termohon;

Menimbang, bahwa Kreditur Lain tersebut di persidangan mengajukan bukti- surat-surat, bertanda KL - 1

sampai dengan KL - 12 B, sebagai berikut:

1 Bukti KL - 12 Bukti KL - 23 Bukti KL - 34 Bukti KL - 45 Bukti KL - 56 Bukti KL - 67 Bukti KL - 7Keputusan Sirkuler Para Pemegang Saham PT Tridaya Sakti Mandiri tertanggal 14 Januari 2015;

Perjanjian Pengikatan Jual Beli Piutang tertanggal 27 Maret 2015 yang dibuat oleh dan antara PT Tridaya Sakti

Mandiri dan PEMOHON PAILIT;

Bukti transfer Bank Mandiri tertanggal 26 Maret 2015 pengirim PT Tridaya Sakti Mandiri dan penerima PEMOHON

PAILIT sebesar Rp 1.000.000.000,00 (Satumilyar Rupiah);

Perjanjian Jual Beli Piutang tertanggal 09 April 2015 yang dibuat oleh dan antara PT Tridaya Sakti Mandiri dan

PEMOHON PAILIT;

Bukti transfer Bank Mandiri tertanggal 09 April 2015 pengirim PT Tridaya Sakti Mandiri dan penerima PEMOHON

PAILIT sebesar Rp 4.000.000.000,00 (empat milyar Rupiah);

Akta Jual Beli Piutang (Hak Tagih), Tanggal 16 April 2015, Nomor: 16;

Akta Pemindahan Pengalihan Sebagian Hak tagihHal. 102 dari 119 halaman, Pts.Perk.No.09/Pdt.Sus-PAILIT/2015/PN.Niaga.Jkt.Pst.

DisclaimerKepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas pelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu.Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :Email : [email protected] : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 66

Page 154: LEGALITAS PENGAJUAN PAILIT PT WIRANA NUSANTARA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/41510/1/DEVI... · devi annisyah hasibuan. nim 1113048000047. “legalitas pengajuan

Mahka

mah

Agung R

epublik

Indones

ia

Mahka

mah

Agung R

epublik

Indones

ia

Mahka

mah

Agung R

epublik

Indones

ia

Mahka

mah

Agung R

epublik

Indones

ia

Mahka

mah

Agung R

epublik

Indones

ia

Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesiaputusan.mahkamahagung.go.id

8 Bukti KL - 8A

9 Bukti KL - 8B;10 Bukti KL-9A11 Bukti KL - 9B12 Bukti KL-10A13 Bukti KL-10B13 Bukti KL-1 IA14 Bukti KL-11B15 Bukti KL-12A16 Bukti KL-12B(Cessie), Tanggal 16 April 2015, Nomor: 17;

Akta Pendirian Perseroan Terbatas PT. Tridaya Sakti Mandiri Nomor 01 tanggal 11 Desember 2012;

Surat Keputusan Menteri Hukum dan Hak Asasi Manusia Republik Indonesia No. AHU-06178.AH.01.01.Tahun 2013

tanggal 14 Februari 2013 tentang Pengesahan Badan Hukum Perseroan PT. Tridaya Sakti Mandiri;

Akta Pernyataan Keputusan Rapat Umum Luar Biasa Para Pemegang Saham Perseroan Terbatas PT. Tridaya Sakti

Mandiri nomor 02 tanggal 04 Maret 2013 Surat Keputusan Menteri Hukum dan Hak Asasi Manusia Republik

Indonesia No. AHU-14892.AH.01.02.Tahun 2013 tanggai 22 Maret 2013 tentang Persetujuan Perubahan Anggaran

Dasar Perseroan PT. Tridaya Sakti Mandiri;

Akta Pernyataan Keputusan Rapat Umum Luar Biasa Para Pemegang Saham Perseroan Terbatas PT. Tridaya Sakti

Mandiri nomor 02 tanggal 03 Mei 2013;

Surat Keputusan Menteri Hukum dan Hak Asasi Manusia Republik Indonesia No. AHU-AH.01.10-20851 tanggal 29

Mei 2013 tentang Penerimaan Pemberitahuan Perubahan Data Perseroan PT. Tridaya Sakti Mandiri;

Akta Pernyataan Keputusan Rapat PT. Tridaya Sakti Mandiri Nomor: 15, tanggal 27 Januari 2014;

Surat Keputusan Menteri Hukum dan Hak Asasi Manusia Republik Indonesia No. AHU-16862. AH.01.02. Tahun

2014 tanggal 25 Juni 2014, tentang Persetujuan Perubahan Anggaran Dasar Perseroan PT. Tridaya Sakti Mandiri;

Surat No.Ref: 53/SPEM/TSM/IV/2015, tanggal 17 April

2015 Hal: Surat Pemberitahuan & Penagihan;

Surat Slip Pengiriman Surat No. 53/SPEM/TSM/IV/2015 dan Lampiran, melalui TIKI;

Menimbang, terhadap bukti-bukti tersebut kesemuanya telah bermeterai cukup dan telah dicocokkan sesuai

dengan aslinya, kecuali bukti KL-5 , KL-12 A tidak dapat ditunjukkan aslinya;

Menimbang, bahwa Kuasa Termohon dipersidangan mengajukan bukti surat-Hal. 103 dari 119 halaman, Pts.Perk.No.09/Pdt,Sus-PAILIT/2015/PN.Niaga.Jkt.Pst.

surat, sebaga ; bertanda TP - 1 sampai dengan TP - 40, sebagai berikut:1 Bukti TP - 1Bukti TP - 2Bukti TP - 3Bukti TP - 4Bukti TP - 56 Bukti TP - 6Bukti TP - 7Perjanjian No. 001.PJ/060/TPGP/2014, tanggal 15 April 2014, tentang “Perjanjian Antara PT. TANGKUBAN

PARAHU GEOTHERMAL POWER (TERMOHON PAILIT) Dengan PT. WIRANA NUSANTARA ENERGY

(PEMOHON PAILIT) Tentang Pekerjaan Pemboran Research Well Dan Coring Di WKP Tangkuban Parahu-Jawa

Barat-lndonesia”; Amandemen Surat Perjanjian No. Amand.001.PJ/060/TPGP/ 2014, tanggal 16 Juni 2014, tentang

“Amandemen Perjanjian Antara PT. TANGKUBAN PARAHU GEOTHERMAL POWER (TERMOHON PAILIT)

Dengan PT. WIRANA NUSANTARA ENERGY (PEMOHON PAILIT) Tentang Pekerjaan Pemboran Research Well

Dan Coring Di WKP Tangkuban Parahu-Jawa Barat-lndonesia”;

Surat Keputusan Gubernur Jawa Barat No. 540/KEP. 1679- ADMREK/2009, tanggal 26 November 2009, tentang

“IZIN USAHA PERTAMBANGAN PANAS BUMI DI WILAYAH KERJA PERTAMBANGAN PANAS BUMI

GUNUNG TANGKUBAN PARAHU KEPADA PT TANGKUBAN PARAHU GEOTHERMAL POWER”;

Surat Keputusan Gubernur Jawa Barat No. 540/KEP .05- ADMREK/2013, tanggal 3 Januari 2013, tentang

“PERUBAHAN ATAS KEPUTUSAN GUBERNUR JAWA BARAT NOMOR 540/KEP 1679-ADMREK/2009 DisclaimerKepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas pelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu.Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :Email : [email protected] : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 67

Page 155: LEGALITAS PENGAJUAN PAILIT PT WIRANA NUSANTARA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/41510/1/DEVI... · devi annisyah hasibuan. nim 1113048000047. “legalitas pengajuan

Mahka

mah

Agung R

epublik

Indones

ia

Mahka

mah

Agung R

epublik

Indones

ia

Mahka

mah

Agung R

epublik

Indones

ia

Mahka

mah

Agung R

epublik

Indones

ia

Mahka

mah

Agung R

epublik

Indones

ia

Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesiaputusan.mahkamahagung.go.id

TENTANG IZIN USAHA PERTAMBANGAN PANAS BUMI DIWILAYAH KERJA PERTAMBANGAN PANAS

BUMI GUNUNG TANGKUBAN PARAHU KEPADA PT TANGKUBAN PARAHU GEOTHERMAL POWER”;

Akta No. 2, tanggal 01 Oktober 2009, yang dibuat di hadapan Notaris HUMBERG LIE, S.H., tentang Akta Pendirian

Perseroan Terbatas PT TANGKUBAN PARAHU GEOTHERMAL POWER;

Surat Keputusan Menteri Hukum dan HAM RI No. AHU 47765.A.H.01.01 TAHUN 2009, tanggal 5 Oktober 2009,

tentang Pengesahan Badan Hukum Perseroan Terbatas PT TANGKUBAN PARAHU GEOTHERMAL POWER;

Akta No. 4, tanggal 28 Januari 2015, yang dibuat di hadapanHal. 104 dari 119 halaman, Pts.Perk.No.09/Pdt.Sus-PAILIT/2015/PN.Niaga.Jkt.Pst.

8 Bukti TP - 8Bukti TP - 910 Bukti TP-1011 Bukti TP - 1112 Bukti TP-1213 Bukti TP-1314 Bukti TP-14Yunita Sari, S.H., tentang Akta Pernyataan Keputusan Pemegang Saham Secara Sirkuler Pengganti Rapat Umum Para

Pemegang Saham Luar Biasa Perseroan Terbatas PT TANGKUBAN PARAHU GEOTHERMAL POWER;

Surat Menteri Hukum Dan HAM RI No. AHU- 0006080.AH.01.03 TAHUN 2015 tanggal 29 Januari 2015, tentang

Penerimaan Pemberitahuan Perubahan Data Perseroan PT TANGKUBAN PARAHU GEOTHERMAL POWER;

Surat dari PT TANGKUBAN PARAHU GEOTHERMAL POWER (TERMOHON PAILIT) No. 130/90/TPGP/2014,

tanggal 18 Juni 2014, perihal “Kesiapan Operasi Drilling Rig” yang ditujukan kepada PT WIRANA NUSANTARA

ENERGY (PEMOHON PAILIT);

Surat dari PT TANGKUBAN PARAHU GEOTHERMAL POWER (TERMOHON PAILIT) No. 163/090/TPGP/2014,

tanggal 25 Agustus 2014 , perihal “Informasi Terkait Rig” yang ditujukan kepada PT WIRANA NUSANTARA

ENERGY (PEMOHON PAILIT);

Pembayaran PEKERJAAN MOBILISASI (60%) sesuai pasal 10.1 Perjanjian No. 001/.PJ/060/TPGP/2014 tanggal 15

April 2014 tentang “Pekerjaan Pemboran Research Well Dan Coring Di WKP Tangkuban Parahu-Jawa Barat-

Indonesia”; Surat Termohon Pailit No. 092/173/TPGP/2014 tanggal 08 Mei 2014, ditujukan kepada BNI KLN

INDONESIA POWER tentang Pemindahan Uang sebesar USD 207,360.00 dari Rekening Termohon Pailit kepada

Pemohon Pailit untuk pembayaran Pekerjaan Mobilisasi 60%;

Pembayaran REIMBURSEMENT PEMAKAIAN BAHAN BAKAR SOLAR (Periode 21-30 April 2014), sesuai pasal

15 Perjanjian No. 001/.PJ/060/TPGP/2014 tanggal 15 April 2014 tentang “Pekerjaan Pemboran Research Well

Dan Coring Di WKP Tangkuban Parahu-Jawa Barat-Indonesia”; Pembayaran REIMBURSEMENT PEMAKAIAN

BAHAN BAKAR SOLAR (Periode 01-09 Mei 2014), sesuai pasal

15 Perjanjian No. 001/.PJ/060/TPGP/2014 tanggai 15 April 2014 tentang “Pekerjaan Pemboran Research Well

DanHal. 105 dari 119 halaman, Pts.Perk.No.09/Pdt.Sus-PAILIT/2015/PN.Niaga.Jkt.Pst.

15 Bukti TP-1516 Bukti TP-1617 Bukti TP-1718 Bukti TP-1819 Bukti TP-1920 Bukti TP - 2021 Bukti TP - 21Coring Di WKP Tangkuban Parahu-Jawa Barat-Indonesia”; Surat Termohon Pailit No. 121/173/TPGP/2014 tanggal 08

Juli 2014,ditujukan kepada BNI KLN INDONESIA POWER tentang Pemindahan Uang sebesar Rp. 260.790.044 dari

Rekening Termohon Pailit kepada Pemohon Pailit untuk pembayaran;

• Pemakaian bahan bakar periode 21-30 April 2014;

• Pemakaian bahan bakar periode 01-09 Mei 2014; Pembayaran PEKERJAAN MINGGU PERTAMA (Pekerjaan

23-29 April 2014) sesuai Lampiran A Perjanjian No. 001/.PJ/060/TPGP/2014 tanggal 15 April 2014 tentang

“Pekerjaan Pemboran Research Well Dan Coring Di WKP Tangkuban Parahu-Jawa Barat-Indonesia”;

DisclaimerKepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas pelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu.Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :Email : [email protected] : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 68

Page 156: LEGALITAS PENGAJUAN PAILIT PT WIRANA NUSANTARA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/41510/1/DEVI... · devi annisyah hasibuan. nim 1113048000047. “legalitas pengajuan

Mahka

mah

Agung R

epublik

Indones

ia

Mahka

mah

Agung R

epublik

Indones

ia

Mahka

mah

Agung R

epublik

Indones

ia

Mahka

mah

Agung R

epublik

Indones

ia

Mahka

mah

Agung R

epublik

Indones

ia

Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesiaputusan.mahkamahagung.go.id

Pembayaran PEKERJAAN MINGGU KEDUA (Pekerjaan 30 April 2014 - 06 Mei 2014) sesuai Lampiran A Perjanjian

No. 001/.PJ/060/TPGP/2014 tanggal 15 April 2014 tentang “Pekerjaan Pemboran Research Well Dan Coring Di WKP

Tangkuban Parahu-Jawa Barat-Indonesia”;

Pembayaran PEKERJAAN MINGGU KETIGA (Pekerjaan 07- 12 Mei 2014) sesuai Lampiran A Perjanjian No.

001/.PJ/060/TPGP/2014 tanggal 15 April 2014 tentang “Pekerjaan Pemboran Research Well Dan Coring Di WKP

Tangkuban Parahu-Jawa Barat-Indonesia”;

Surat Termohon Pailit No. 125/173/TPGP/2014 tanggal 15 Juli 2014,ditujukan kepada BNI KLN INDONESIA

POWER tentang Pemindahan Uang sebesar USD 379,638.03 dari Rekening Termohon Pailit kepada Pemohon Pailit

untuk pembayaran:

• Pekerjaan minggu pertama;

• Pekerjaan minggu kedua;

• PPekerjaan minggu ketiga;

Pembayaran PEKERJAAN MINGGU KEEMPAT (Pekerjaan 13-19 Mei 2014) sesuai Lampiran A Perjanjian No.

001/.PJ/060/TPGP/ 2014 tanggal 15 April 2014 tentang “Pekerjaan Pemboran Research Well Dan Coring Di WKP

Tangkuban Parahu-Jawa Barat-Indonesia”;

Pembayaran PEKERJAAN MINGGU KELIMA (Pekerjaan 20-Hal. 106 dari 119 halaman, Pts.Perk.No.09/Pdt.Sus-PAILIT/2015/PN.Niaga.Jkt.Pst.

22 Bukti TP - 2223 Bukti TP - 2324 Bukti TP - 2425 Bukti TP - 2526 Bukti TP - 2627 Bukti TP - 2721 Mei 2014) sesuai Lampiran A Perjanjian No. 001/.PJ/060/TPGP/ 2014 tanggal 15 April 2014 tentang “Pekerjaan

Pemboran Research Well Dan Coring Di WKP Tangkuban Parahu-Jawa Barat-lndonesia”;

Surat Termohon Pailit No. 193/173/TPGP/2014 tanggal 2 Oktober 2014, ditujukan kepada BNI KLN INDONESIA

POWER tentang Pemindahan Uang sebesar USD

84 dari Rekening Termohon Pailit kepada Pemohon Pailit untuk pembayaran;

• Pekerjaan minggu keempat;

• Pekerjaan minggu kelima;

Pembayaran PEKERJAAN SERVICE CHARGE AND PUMP SERVICE-LUMPSUMP (Pekerjaan 20-21 Mei 2014)

sesuai Lampiran A Perjanjian No. 001/.PJ/060/TPGP/2014 tanggal 15 April 2014 tentang “Pekerjaan Pemboran

Research Well Dan Coring Di WKP Tangkuban Parahu-Jawa Barat- lndonesia”;

Pembayaran PEKERJAAN CEMENT AND CHEMICAL- LUMPSUMP (Pekerjaan 22 April 2014 - 21 Mei 2014)

sesuai Lampiran A Perjanjian No. 001/.PJ/060/TPGP/2014 tanggal 15 April 2014 tentang “Pekerjaan Pemboran

Research Well Dan Coring Di WKP Tangkuban Parahu-Jawa Barat-

lndonesia”;

Pembayaran PEKERJAAN MUD MATERIAL - LUMPSUMP (Pekerjaan 22 April 2014 - 21 Mei 2014) sesuai

Lampiran A Perjanjian No. 001/.PJ/060/TPGP/2014 tanggal 15 April 2014 tentang “Pekerjaan Pemboran Research

Well Dan Coring Di WKP Tangkuban Parahu-Jawa Barat-lndonesia”;

Pembayaran PEKERJAAN CEMENTING 13 3/8” sesuai Lampiran A Perjanjian No. 001/.PJ/060/TPGP/2014 tanggal

15 April 2014 tentang “Pekerjaan Pemboran Research Well Dan Coring Di WKP Tangkuban Parahu-Jawa

Barat-

lndonesia”;

Surat Termohon Pailit No. 229/173/TPGP/2014 tanggal 26 November 2014, ditujukan kepada BNI KLN INDONESIA

POWER tentang Pemindahan Uang sebesar USD

85 dari Rekening Termohon Pailit kepada PemohonHal. 107 dari 119 halaman, Pte.Perk.No.09/Pdt.Sus-PAILIT/2015/PN.Niaga.Jkt.Pst.

28 Bukti TP - 2829 Bukti TP - 2930 Bukti TP - 30

DisclaimerKepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas pelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu.Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :Email : [email protected] : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 69

Page 157: LEGALITAS PENGAJUAN PAILIT PT WIRANA NUSANTARA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/41510/1/DEVI... · devi annisyah hasibuan. nim 1113048000047. “legalitas pengajuan

Mahka

mah

Agung R

epublik

Indones

ia

Mahka

mah

Agung R

epublik

Indones

ia

Mahka

mah

Agung R

epublik

Indones

ia

Mahka

mah

Agung R

epublik

Indones

ia

Mahka

mah

Agung R

epublik

Indones

ia

Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesiaputusan.mahkamahagung.go.id

31 Bukti TP - 3132 Bukti TP - 32

33 Bukti TP - 33

34 Bukti TP - 34

35 Bukti TP - 35

36 Bukti TP - 36

37 Bukti TP - 37

38 Bukti TP - 38

39 Bukti TP - 39

40 Bukti TP - 40Pailit untuk pembayaran:

• Pekerjaan Service charge & pump Service;

• Pekerjaan cement & Chemical;

• Pekerjaan mud material;

• Pekerjaan cementing 13 3/8”;

Pembayaran PEKERJAAN DEMOBILISASI sesuai Lampiran

pasal 10.1 Perjanjian No. 001/.PJ/060/TPGP/2014 tanggal 15

April 2014 tentang “Pekerjaan Pemboran Research Well Dan

Coring Di WKP Tangkuban Parahu-Jawa Barat-Indonesia”;

Surat Termohon Pailit No. 023/173/TPGP/2014 tanggal 30

Januari 2015, ditujukan kepada BNI KLN INDONESIA

POWER tentang Pemindahan Uang sebesar USD

138,240.00 dari Rekening Termohon Pailit kepada Pemohon

Pailit untuk pembayaran Pekerjaan demobilisasi 40%;

Minutes of Rig Meeting tanggal 08 Mei 2014, yang dihadiri

dan ditandatangani oleh perwakilan Pemohon Pailit dan

Termohon Pailit di lapangan, yang intinya bahwa performa

Rig BSA#01 sudah menunjukkan adanya rangkaian

kerusakan pada peralatan sehingga harus ditindak lanjuti

serta pengadaan material semen yang terlambat;

Berita Acara tanggal 21 Mei 2014, yang ditandatangani

perwakilan Pemohon Pailit dan Termohon Pailit yang pada

intinya bahwa Pemohon Pailit bersedia mengganti Drilling Rig

BSA#01 dengan Driling Rig yang baru untuk menyelesaikan

perkerjaan;

Daily Drilling Report No. 11, tanggal 03 Mei 2014;

Daily Drilling Report No. 19, tanggal 10 Mei 2014;

Daily Drilling Report No. 21, tanggal 12 Mei 2014;

Daily Drilling Report No. 22, tanggal 13 Mei 2014;

Daily Drilling Report No. 23, tanggal 14 Mei 2014;

Daily Drilling Report No. 24, tanggal 15 Mei 2014;

Daily Drilling Report No. 28, tanggal 19 Mei 2014;

Surat SOMASI Ke-2 No. 053/PID.30-TPGP/0415 tanggal 14

April 2015;

Surat PENOLAKAN HAK TAGIH No. 063/PID.30-TPGP/0415

tanggal 22 April 2015;

Menimbang, bahwa terhadap bukti-bukti surat tersebut kesemuanya telah

DisclaimerKepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas pelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu.Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :Email : [email protected] : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 70

Page 158: LEGALITAS PENGAJUAN PAILIT PT WIRANA NUSANTARA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/41510/1/DEVI... · devi annisyah hasibuan. nim 1113048000047. “legalitas pengajuan

Mahka

mah

Agung R

epublik

Indones

ia

Mahka

mah

Agung R

epublik

Indones

ia

Mahka

mah

Agung R

epublik

Indones

ia

Mahka

mah

Agung R

epublik

Indones

ia

Mahka

mah

Agung R

epublik

Indones

ia

Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesiaputusan.mahkamahagung.go.id

Hal. 108 dari 119 halaman, Pts.Perk.No.09/Pdt.Sus-PAILIT/2015/PN.Niaga.Jkt.Pst.

bermeterai cukup dan telah dicocokkan sesuai dengan aslinya kecuali beberapa bukti dan Termohon yang tidak dapat

menunjukkan surat aslinya, karena hasil print out atau fotocopy, namun keberadaannya tidak dibantah oleh Pemohon,

oleh karenanya dapat dipertimbangkan sebagai alat bukti yang sah menurut hukum;

Menimbang, bahwa di persidangan Termohon telah mengajukan seorang ahli, yang telah memberi keterangan

di bawah sumpah, pada pokoknya sebagai berikut:

Ahli: SRI JOKO SURATRI:

Bahwa yang dimaksudkan dengan DDR adalah Daily Drilling Report atau laporan harian pengeboran;

Bahwa yang dimaksudkan dengan Back Reaming Up and Down di dalam bukti TP - 32 adalah pipanya diputar

dan diangkat naik turun dari 198 m ke 90,86 m;

Bahwa yang dimaksudkan dengan Top Drive adalah kebocoran pada Drive licking (kebocoran pada top Drive

pemutar pipa). Sehingga bila ada kebocoran maka Drive tidak bisa bekerja maksimal;

Bila top Drive bocor maka didraulik tidak akan bekerja sempurna karena putaran pipa tidak sempurna;

Bila hal tersebut diatas terjadi maka pengeboran harus dihentikan karena bila tidak maka bisa merusak Top

Drive karena ada kerusakan seal;

Bahwa di dalam bukti TP-36 tertera tulisan Try to up And Down stringdue do release stuck Pipe picik uap string

f/593.20m do 591-79 mw/rotate string ram 64 max 41 ton string Weights maksudnya adalah : bahwa pipa sudah

terjepit pada kedalaman 593, pipa Cuma bisa bergerak 2 meter, putaran 64 dan diangkat tidak bisa memutar

terus karena terjepit) dan GPM-5 barrel /menit;

Bahwa diantara hal-hal yang bisa menyebabkan Top Drive jatuh dalam hal ini adalah karena Top Drive diputar

dalam keadaan terjepit;

Bahwa pipa disamping memutar karena dalam keadaan terjepit dan terdapat pukulan sehingga berakibat las-

lasan menjadi retak;

Mengenai hal tersebut bisa dicegah bila pada saat bekerja selalu dikontrol,karena bila ada kesalahan sedikit saja

akan membahayakan pekerja;

Karena top Drive adalah hydraulic maka apabila mengalami kerusakan bisa berakibat ke mana-mana;

Bahwa pipa bisa terjepit dikarenakan kurang bersihnya saat mengambil serbuk bor (bisa berupa batu dan

pasir);Hal. 109 dari 119 halaman, Pfs.Perk.No.09/Pdt.Sus-PAlLIT/2015/PN.Niaga.Jkt.Pst.

Menimbang, bahwa selanjutnya Kuasa Hukum Pemohon dan Kuasa Hukum Termohon mengajukan

kesimpulannya secara tertulis, untuk Pemohon bertanggal 23 Juni 2015 sedangkan Termohon bertanggal 24 juni 2015 ;

Menimbang, bahwa untuk mempersingkat uraian putusan ini, maka segala sesuatu yang tercantum dalam berita

acara persidangan dianggap sebagai bagian yang tidak terpisahkan dari putusan ini;

Menimbang, bahwa akhirnya para pihak tidak mengajukan apa-apa lagi dan mohon putusan ;

TENTANG PERTIMBANGAN HUKUMNYA

DALAM EKSEPSI:Menimbang bahwa Termohon di dalam Jawabannya mengajukan eksepsi yang pada pokoknya;

1 Bahwa materi perkara yang disengketakan oleh Pemohon bukanlah kewenangan Pengadilan Niaga tetapi

kewenangan Pengadilan Negeri Jakarta Pusat dikarenakan sengketa yang diuraikan dalam permohonan berkaitan

dengan wan prestasi yaitu Pemohon Pailit tidak dapat melaksanakan Perjanjian Pengeboran Research Well dan Coring

No.001.PJ/060/TERMOHON PAILIT/2014 bertanggal 14 April 2014 dan Amandemen Surat Perjanjian No.: Amand.

001.PJ/060/TERMOHON PAILIT/2014 tanggal 16 Juni 2014 yang telah disepakati antara Pemohon (PT. Wirana DisclaimerKepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas pelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu.Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :Email : [email protected] : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 71

Page 159: LEGALITAS PENGAJUAN PAILIT PT WIRANA NUSANTARA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/41510/1/DEVI... · devi annisyah hasibuan. nim 1113048000047. “legalitas pengajuan

Mahka

mah

Agung R

epublik

Indones

ia

Mahka

mah

Agung R

epublik

Indones

ia

Mahka

mah

Agung R

epublik

Indones

ia

Mahka

mah

Agung R

epublik

Indones

ia

Mahka

mah

Agung R

epublik

Indones

ia

Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesiaputusan.mahkamahagung.go.id

Nusantara Energy) dengan Termohon Pailit (PT Tangkuban Parahu Geothermal Power) sesuai kontrak selama 28 hari

yaitu dikarenakan terjadinya kegagalan pada peralatan Drilling Rig secara berulang-ulang;

2 Pengadilan Niaga tidak berwenang mengadili perkara Aqua dikarenakan di dalam perjanjian yang dibuat antara

Pemohon dengan Termohon telah disepakati bila terjadi sengketa akan diselesaikan dengan cara arbritase

Menimbang, bahwa setelah mempelajari dengan seksama eksepsi Termohon dan bukti-bukti yang diajukan

dipersidangan selanjutnya majelis mempertimbangkan sebagai berikut;

Menimbang, bahwa eksepsi yang pertama yang diajukan oleh Termohon Pailit tersebut adalah berkaitan

dengan eksepsi kompetensi absolut;

Menimbang, bahwa untuk menentukan Pengadilan mana ,yang berwenang mengadili perkara Pemohon

merupakan kewenangan Pengadilan Negeri ataukah Pengadilan Niaga, maka majelis haruslah meneliti dengan seksama

bukti-bukti yang diajukan dipersidangan karena bila permasalahan yang disengketakan merupakanHal. 110 dari 119 halaman, Pts.Perk.No.09/Pdt.Sus-PAILIT/2015/PN.Niaga.Jkt.Pst.

masalah wanprestasi maka merupakan kewenangan pengadilan Negeri dan karenanya harus diajukan dalam bentuk

gugatan perdata, namun bila materi perkaranya berkaitan dengan tagihan hutang dari dua Kreditur atau lebih yang

sudah jatuh tempo dan belum dibayar, maka merupakan materi kepailitan dan menjadi kewenangan Pengadilan Niaga;

Menimbang, bahwa karena untuk memeriksa materi eksepsi tersebut saling berkaitan dengan materi pokok

perkara maka mengenai materi eksepsi tersebut akan dipertimbangkan bersama-sama dengan materi pokok perkara

dalam artian bila setelah dipertimbangkan ternyata sengketanya adalah mengenai wanprestasi maka permohonan pailit

akan ditolak dan dianjurkan untuk diajukan gugatan wanprestasi dalam perkara perdata namun apabila merupakan

masalah kepailitan maka akan diputus sesuai dengan hukum kepailitan;

Menimbang, bahwa dengan demikian terhadap eksepsi Termohon Pailit yang pertama tersebut haruslah

dipertimbangkan bersama-sama dengan pokok perkara;

Menimbang, bahwa selanjutnya mengenai materi eksepsi yang kedua yang menyatakan bahwa yang

berwenang menyelesaikan perkara Aquo adalah Lembaga Arbitrase dan bukan Pengadilan Niaga, akan

dipertimbangkan sebagai berikut;

Menimbang, bahwa di dalam pasal 303 Undang-undang No.37 tahun 2004 telah diatur:

“Pengadilan tetap berwenang memeriksa dan menyelesaikan permohonan pernyataan pailit dari para pihak yang

terikat perjanjian yang memuat klausul arbitrase, sepanjang utang yang menjadi dasar permohonan peernyataan

pailit telah memenuhi ketentuan sebagaimana dimaksud dalam pasal 2 ayat 1”;

Menimbang, bahwa di dalam Yurisprudensi Mahkamah Agung Republik Indonesia No.45 K/Pdt-Sus/2013

dalam perkara Pupuk Indonesia Holding Company (Persero) dan PT. Pupuk Sriwijaya Palembang terhadap PT. Sri

Melamin Rejeki disebutkan dalam salah satu pertimbangannya bahwa klausul arbitrase yang terdapat dalam perjanjian

antara Pemohon dan Termohon tidak menghalangi suatu permohonan pailit yaitu dengan merujuk pasal 303 Undang-

undang 37 tahun 2004 tentang Kepailitan dan PKPU;

Menimbang, bahwa berdasarkan pertimbangan sebagaimana tersebut maka majelis berpendapat bahwa

kesepakatan penyelesaian arbitrase yang disepakati antara Pemohon dengan Termohon tidak menghalangi diajukannya

permohonan pailit dari Pemohon;Hal. 111 dari 119 halaman, Pts.Perk.No.09/Pdt.Sus-PAILIT/2015/PN.Niaga.Jkt.Pst.

Menimbang, bahwa dengan demikian, maka majelis berpendapat bahwa eksepsi dari Termohon tidak beralasan

dan haruslah ditolak;

DALAM POKOK PERKARA:Menimbang, bahwa maksud dan tujuan permohonan pailit dari Pemohon Pailit adalah sebagaimana tersebut di

atas dalam Surat Permohonannya;

DisclaimerKepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas pelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu.Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :Email : [email protected] : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 72

Page 160: LEGALITAS PENGAJUAN PAILIT PT WIRANA NUSANTARA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/41510/1/DEVI... · devi annisyah hasibuan. nim 1113048000047. “legalitas pengajuan

Mahka

mah

Agung R

epublik

Indones

ia

Mahka

mah

Agung R

epublik

Indones

ia

Mahka

mah

Agung R

epublik

Indones

ia

Mahka

mah

Agung R

epublik

Indones

ia

Mahka

mah

Agung R

epublik

Indones

ia

Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesiaputusan.mahkamahagung.go.id

Menimbang, bahwa permohonan pailit oleh Pemohon pada pokoknya adalah bahwa Pemohon (PT.WIRANA

NUSANTARA ENERGY) telah memohonkan agar Termohon (PT.TANGKUBAN PARAHU GEOTHERMAL

POWER) dinyatakan pailit dengan segala akibat hukumnya, karena Termohon memiliki 2 (dua) Kreditor dan tidak

terbayar lunas hutangnya sedikitnya 1 (satu) hutang yang telah jatuh waktu dan dapat ditagih, dimana Pemohon telah

mendalilkan pada pokoknya sebagai berikut: Termohon telah menggunakan jasa Pemohon untuk melaksanakan

pekerjaan pemboran panas bumi di Sumur Kancah 3 Jawa Barat yaitu berdasarkan Perjanjian Jasa Pemboran

bertanggal 15 April 2014;

Bahwa karena Jasa Pemboran tersebut telah dilaksanakan oleh Pemohon Pailit sebagaimana dalam Perjanjian

Pemboran No.001.PJ/060/TPGP/2014 bertanggal 15 April 2014, maka Termohon haruslah membayar imbalan

yang telah diperjanjikan;

Bahwa memang benar selama pelaksanaan pemboran pernah terjadi kerusakan Rig, namun setelah sempat

diadakan kesepakatan dengan Termohon dan disepakati untuk diganti Rig yang baru, namun setelah diadakan

perbaikan Rig dan petugas lapangan Termohon menyetujuinya untuk digunakan Rig yang telah diperbaiki, maka

pelaksanaan pekerjaan dilanjutkan; Bahwa karena pemboran telah dilaksanakan, maka Termohon haruslah

membayar tagihan-tagihan yang telah disepakati dalam perjanjian Pemboran tersebut;

Menimbang, bahwa dalil-dalil permohonan Pemohon tersebut disangkal oleh Termohon, dimana Termohon

menyatakan:

Menolak membayar tagihan-tagihan yang diajukan Pemohon dikarenakan Pemohon tidak dapat melaksanakan

kewajiban pemboran sesuai kontrak yaitu 28 hari yang disebabkan oleh terjadinya kegagalan (malfunction) pada

peralatan Drilling Rig secara berulang-ulang;

Bahwa telah ada perjanjian antara Pemohon dengan Termohon berkaitan dengan pemboran yaitu bertanggal 15

April 2014 dan amandemen perjanjian bertanggal 16 Juni 2014;Hai. 112 dari 119 halaman, Pts.Perk.No.09/Pdt.Sus-PAILIT/2015/PN.Niaga.Jlct.Pst.

Bahwa kesepakatan antara Pemohon dengan Termohon bahwa penggantian Rig yang baru biaya-biayanya

adalah tanggung jawab Pemohon;

Menimbang, bahwa guna meneguhkan dalil-dalil permohonannya Pemohon telah mengajukan bukti-bukti surat

yang diberi tanda P - 1 sampai dengan P - 161 B;

Menimbang, bahwa Termohon untuk meneguhkan sangkalannya mengajukan bukti surat bertanda TP - 1

sampai dengan TP - 40;

Menimbang, bahwa di samping mengajukan bukti surat-surat. Termohon juga mengajukan seorang ahli.

Menimbang, bahwa terhadap bukti-bukti Pemohon dan Termohon tersebut Majelis Hakim akan

mempertimbangkan sepanjang relevan dengan permasalahan dalam perkara ini;

Menimbang, bahwa selanjutnya akan dipertimbangkan apakah dapat dibuktikan Termohon dapat dinyatakan

pailit sebagaimana dimaksud dalam Undang- Undang Nomor 37 Tahun 2004 Tentang Kepailitan dan Penundaan

Kewajiban Pembayaran Utang ;

Menimbang, bahwa di dalam Pasal 2 ayat (1) Undang-Undang Nomor 37 Tahun 2004 Kepailitan dan

Penundaan Kewajiban Pembayaran Utang disebutkan: “Debitor yang mempunyai dua atau lebih Kreditor dan tidak

membayar lunas sedikitnya satu utang yang telah jatuh waktu dan dapat ditagih, dinyatakan pailit dengan putusan

Pengadilan, baik atas permohonannya sendiri maupun atas permohonan satu atau lebih Kreditornya”;

Menimbang, bahwa di samping itu di dalam Pasal 8 ayat (4) Undang-Undang Nomor 37 Tahun 2004

Kepailitan dan Penundaan Kewajiban Pembayaran Utang disebutkan : “Permohonan pernyataan pailit harus dikabulkan

apabila terdapat fakta atau kaadaan yang terbukti secara eederhona bahwa persyaratan untuk dinyalakan pailit sebagaimana

dimaksud dalam Pasal 2 ayat (1) telah dipenuhi”;

DisclaimerKepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas pelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu.Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :Email : [email protected] : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 73

Page 161: LEGALITAS PENGAJUAN PAILIT PT WIRANA NUSANTARA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/41510/1/DEVI... · devi annisyah hasibuan. nim 1113048000047. “legalitas pengajuan

Mahka

mah

Agung R

epublik

Indones

ia

Mahka

mah

Agung R

epublik

Indones

ia

Mahka

mah

Agung R

epublik

Indones

ia

Mahka

mah

Agung R

epublik

Indones

ia

Mahka

mah

Agung R

epublik

Indones

ia

Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesiaputusan.mahkamahagung.go.id

Menimbang, bahwa yang harus dipertimbangkan lebih dahulu adalah apakah benar dalam hal ini Pemohon

adalah Kreditor atas diri Termohon dan apakah benar Termohon adalah Debitor yang memiliki hutang kepada

Pemohon (Kreditor);

Menimbang, bahwa berdasarkan Pasal 1 angka 2 Undang-Undang Nomor 37 Tahun 2004 Tentang Kepailitan

dan Penundaan Kewajiban Pembayaran Utang disebutkan “Kreditor adalah orang yang mempunyai piutang karena

perjanjian atau Undang-Undang yang dapat ditagih di muka pengadilan", sedangkan berdasarkan Pasal 1 angka 3

Undang-Undang Nomor 37 Tahun 2004 Tentang Kepailitan dan Penundaan Kewajiban Pembayaran Utang disebutkan

“Debitor adalah orang yangHal. 113 dari 119 halaman, Pts.Perk.No.09/Pdt.Sus-PAILIT/2015/PN.Niaga.Jkt.Pst.

mempunyai utang karena perjanjian atau Undang-Undang yang pelunasannya dapat ditagih di muka pengadilan”:

Menimbang, bahwa yang harus dibuktikan adalah tentang apakah benar Pemohon mempunyai piutang kepada

Termohon baik karena ada perjanjian atau karena Undang-Undang dan piutang tersebut dapat ditagih di muka

Pengadilan;

Menimbang, bahwa untuk itu perlu diperhatikan fakta-fakta sebagai berikut:Menimbang, bahwa dari bukti P - 55/TP - 1 (Perjanjian Pekerjaan Pemboran Research Well dan Coring di

WKP Tangkuban Perahu Jawa Barat Indonesia ) serta bukti TP - 2 Amandemen Surat Perjanjian antara Pemohon

dengan Termohon terbukti bahwa antara Pemohon (PT. Wirana Nusantara Energy) dengan Termohon (PT. Tangkuban

Perahu Geothermal Power) telah mengadakan perjanjian pelaksanaan pemboran panas bumi di Sumur Kancah 3 Jawa

Barat dimana Termohon adalah sebagai pemberi kerja sedangkan Pemohon adalah sebagai pelaksana kerja;

Menimbang, bahwa di dalam perjanjian tersebut telah disepakati lingkup pekerjaan-pekerjaan yang harus

dilakukan oleh Pemohon dan ketentuan-ketentuan pembayarannya;

Menimbang, bahwa sebagai tindak lanjut dari perjanjian tersebut Pemohon selanjutnya melakukan pekerjaan

Pemboran dengan menggunakan alat-alat (termasuk Rig BSA # 1) yang menurut bukti-bukti (P - 58, P - 59 dan P - 60)

telah disepakati, diadakan pengecekan dan telah mendapatkan sertifikasi kelayakan dari kementrian ESDM;

Menimbang, bahwa dari jawab menjawab antara Pemohon dan Termohon di dalam permohonan dan

Jawabannya serta dari bukti-bukti P - 102, P - 105, P - 106, P - 107, TP - 30, TP - 31 didapatkan fakta bahwa pada saat

pelaksanaan pengeboran sempat terjadi kemacetan dikarenakan adanya kerusakan terhadap Rig BSA # 1 sehingga

pelaksanaan pemboran terhenti dan selanjutnya diadakan kesepakatan antara Pemohon dengan Termohon yaitu

berkaitan dengan penggantian Rig baru dan disepakati akan diganti dengan biaya Pemohon (dituangkan dalam Minute

of Emergency Meeting);

Menimbang, bahwa dari bukti-bukti P - 45, P - 46, P - 47 didapatkan fakta bahwa setelah diadakan perbaikan

terhadap Rig yang rusak tersebut selanjutnya dengan persetujuan Termohon (dalam hal ini disetujui petugas lapangan

Sigid D. Nugroho selaku Kepala Teknik Panas Bumi Sementara/Surat bertanggal 25 AgustusHal. 114 dari 119 halaman, Pts.Perk.No.09/Pdt.Sus-PAILIT/2015/PN.Niaga.Jkt.Pst.

2014 maka dilanjutkan pemboran dengan menggunakan Rig lama (yang telah diperbaiki);

Menimbang, bahwa setelah dilakukan pengeboran lanjutan ternyata akhirnya pelaksanaannya kurang lancar

dan telah dibicarakan antara Pemohon Pailit dengan Termohon pailit sebagaimana bukti P - 50, P - 51 dan P - 52 dan

dipandang perlu adanya: a). Pekerjaan finishing b). Penyemenan c). Pelumasan peralatan pemboran supaya pipa tidak

macet d) Penyediaan bahan bakar solar, e) Stanby Rate. f). Cementing unit standby dan g) Pemasangan tutup sumur

yang semuanya telah dilakukan Pemohon dan membutuhkan biaya yang harus dibayar sesuai dengan ketentuan Pasal 6

Perjanjian yang telah disepakati antara Pemohon dan Termohon;

Menimbang, bahwa selanjutnya berkaitan dengan pekerjaan yang telah dilaksanakan Pemohon dan mengenai

pembayarannya akan dipertimbangkan sebagai berikut:

Menimbang, bahwa setelah mempelajari serta mencermati bukti TP - 1, Perjanjian No. 001.PJ/060/

TPGP/2014, bertanggal 15 April 2014 serta TP - 2, Amandemen Surat Perjanjian No. 001.PJ/060/TPGP/2014, tanggai DisclaimerKepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas pelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu.Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :Email : [email protected] : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 74

Page 162: LEGALITAS PENGAJUAN PAILIT PT WIRANA NUSANTARA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/41510/1/DEVI... · devi annisyah hasibuan. nim 1113048000047. “legalitas pengajuan

Mahka

mah

Agung R

epublik

Indones

ia

Mahka

mah

Agung R

epublik

Indones

ia

Mahka

mah

Agung R

epublik

Indones

ia

Mahka

mah

Agung R

epublik

Indones

ia

Mahka

mah

Agung R

epublik

Indones

ia

Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesiaputusan.mahkamahagung.go.id

16 Juni 2014 yang dibuat antara Pemohon dan Termohon dimana di dalam perjanjian tersebut disepakati bahwa

pembayaran terhadap pekerjaan dibayar secara lumpsum;

Menimbang, bahwa dari pelaksanaan pekerjaan yang dilakukan Pemohon berkaitan dengan Perjanjian,

Pemohon mengajukan tagihan-tagihan yang harus dibayar Termohon yaitu bukti P - 1 sampai dengan P - 39;

Menimbang, bahwa mengenai Invoice/tagihan-tagihan tersebut di dalam perjanjian disepakati harus diajukan 5

(lima) hari sebelumnya dan setelah majelis mencermati tagihan-tagihan tersebut (Invoice bukti P - 1 sampai dengan P -

39 serta bukti P - 40 dan P - 41) telah sesuai dengan ketentuan Pasal 6 Perjanjian dan telah disampaikan kepada

Termohon serta telah diadakan somasi yang pertama (bukti P - 61) dan Somasi kedua (bukti P - 63) tidak ada

pembayaran oleh Termohon maka menurut hemat Majelis Hakim tagihan-tagihan yang dibuat Pemohon tersebut telah

jatuh tempo untuk dibayarkan;

Menimbang, bahwa memperhatikan fakta-fakta dari bukti-bukti sebagaimana diuraikan di atas, dapat

disimpulkan bahwa antara Pemohon dengan Termohon telah terdapat tagihan yang harus dibayar oleh Termohon Pailit

kepada Pemohon Pailit, sehingga dalam hal ini Pemohon Pailit sebagai yang berhak menerima pembayaran yaitu

sebagai Kreditor yang memiliki piutang kepada Termohon (PT. Tangkuban Perahu Geothermal Power) yang dalam hal

ini disebut sebagai Debitor yang memiliki hutang;Hal. 115 dari 119 halaman, Pts.Perk.No.09/Pdt.Sus-PAILiT/2015/PN.Niaga.Jkt.Pst.

Menimbang, bahwa di samping Pemohon Pailit, di persidangan dari bukti-bukti KL - 1 sampai dengan KL -

12b didapatkan fakta bahwa terdapat Kreditur lain yaitu PT. Tridaya Sakti Mandiri, yaitu selaku pihak yang membeli

sebagian tagihan Pemohon Pailit (PT. Wirana Nusantara Energy) kepada Termohon Pailit (PT. Tangkuban Parahu

Geothermal Power) sebesar US $ 3,451,787,77 (Tigajuta Empatratus Limapuluh Saturibu Tujuhratus Delapanpuluh

Tujuh dan Tujuhpuluh Sen US Dollar) dan Rp 618.926.875,00 (Enamratus Delapanbelasjuta Sembilanratus Duapuluh

Enamribu Delapanratus Tujuhpuluh Lima Rupiah) yang dibeli oleh PT. Tridaya Sakti Mandiri dengan sekurang-

kurangnya atau setara dengan uang sebesar Rp. 15.000.000.000,- (Limabelasmilyar Rupiah dan Rp. 5.000.000.000,-

(Limamilyar Rupiah), yaitu didapatkan berdasarkan;

Perjanjian Pengikatan Jual Beli Piutang bertanggal 27 Maret 2015 ( bukti KL - 2 /P - 66);

Perjanjian Jual Beli piutang bertanggal 09 April 2015 ( bukti KL - 4/P - 67 );Akta Jual Beli Piutang (Hak Tagih) nomor 16 tertanggal 16 April 2015 yang dibuat oleh dan dihadapan notaris

Emmyra Fauzia Kariana,SH.Mkn (bukti KL - 6 /P - 68);

Akta Pemindahan Pengalihan Sebagian Hak Tagih (Cessie) tertanggal 16 April 2015 (bukti KL-7/P-69);

Menimbang, bahwa terhadap tagihan-tagihan sebagaimana tersebut dari bukti-bukti yang diajukan Kreditur

Lain tersebut Termohon menolaknya dengan alasan tidak ada hak tagih apapun dari Pemohon Pailit terhadap

Termohon Pailit (bukti TP - 40);

Menimbang, bahwa meskipun ditabatah oleh Termohon,namanu berdasarkan bukti-bukti yang diajukan

Kreditor Lain, Majelis Hakim berpendapat dari bukti-bukti tersebut dapat disimpulkan bahwa Termohon terbukti

memiliki utang kepada Pemohon dan Kreditur lain yaitu PT. Tridaya Sakti Mandiri dan atas hutang tersebut telah jatuh

waktu dan dapat ditagih di muka pengadilan;

Menimbang, bahwa berdasarkan seluruh fakta yang diperoleh dari alat bukti yang telah diajukan oleh Pemohon

sebagaimana telah diuraikan di atas , dapat disimpulkan bahwa terdapat fakta atau keadaan yang secara sederhana

dapat membuktikan Termohon telah memiliki 2 (dua) Kreditor dan tidak membayar lunas sedikitnya satu hutang yang

telah jatuh waktu dan dapat ditagih, sehingga memenuhi persyaratan untuk Termohon dinyatakan pailit sebagaimana

dimaksud dalam Pasal 2Hal. 116 dari 119 halaman, Rs.Perk.No.09/Pdt.Sus-PAILIT/2015/PN.Niaga.Jkt.Pst.

ayat (1) jo. Pasal 8 ayat (4) Undang-Undang Nomor 37 Tahun 2004 Tentang Kepailitan dan Penundaan Kewajiban

Pembayaran Utang;

DisclaimerKepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas pelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu.Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :Email : [email protected] : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 75

Page 163: LEGALITAS PENGAJUAN PAILIT PT WIRANA NUSANTARA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/41510/1/DEVI... · devi annisyah hasibuan. nim 1113048000047. “legalitas pengajuan

Mahka

mah

Agung R

epublik

Indones

ia

Mahka

mah

Agung R

epublik

Indones

ia

Mahka

mah

Agung R

epublik

Indones

ia

Mahka

mah

Agung R

epublik

Indones

ia

Mahka

mah

Agung R

epublik

Indones

ia

Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesiaputusan.mahkamahagung.go.id

Menimbang, bahwa sehubungan dengan materi eksepsi Termohon berkaitan dengan Wanprestasi, dikarenakan

kesepakatan untuk mennyelesaikan pengeboran dalam waktu 28 hari kalender telah disepakati untuk diperpanjang

antara Pemohon dengan Termohon, sebagaimana bukti TP - 2, sedangkan ternyata Termohon mempunyai hutang

kepada 2 (Dua) kreditor yang telah jatuh tempo dan dapat ditagih, maka perkara a quo menurut hemat Majelis Hakim

adalah perkara yang berkaitan dengan kepailitan, sehingga Pengadilan Niaga berwenang untuk mengadilinya:

Menimbang, bahwa dalam mengajukan Permohonan Kepailitan atas diri Termohon terbukti Pemohon telah

diwakili oleh Advokat sebagai Kuasa Hukumnya, sehingga telah memenuhi ketentuan Pasal 7 ayat (1) Undang-Undang

Nomor 37 Tahun 2004 Tentang Kepailitan dan Penundaan Kewajiban Pembayaran Utang;

Menimbang, bahwa berdasarkan pertimbangan-pertimbangan yang telah diuraikan di atas maka dapat

disimpulkan bahwa Permohonan Pemohon telah dapat dibuktikan dan memenuhi syarat - syarat yang ditentukan dalam

Undang-Undang Nomor 37 Tahun 2004 Tentang Kepailitan dan Penundaan Kewajiban Pembayaran Utang, oleh karena

itu Majelis berpendapat tuntutan Pemohon tentang agar Termohon dinyatakan pailit dengan segala akibat hukumnya

dapat dikabulkan;

Menimbang, bahwa oleh karena tuntutan agar Termohon dinyatakan pailit dengan segala akibat hukumnya

dapat dikabulkan sebagaimana dipertimbangkan di atas, maka guna melaksanakan pengurusan dan pemberesan harta/

boedel pailit berdasarkan ketentuan Pasal 15 ayat (1) Undang-Undang Nomor 37 Tahun 2004 Tentang Kepailitan dan

Penundaan Kewajiban Pembayaran Utang haruslah ditunjuk Kurator;

Menimbang, bahwa Pemohon dalam permohonannya memohon agar diangkat LUKMAN ARIFIN, S.H., dari

Kantor Arifin & Associates, beralamat di Jl. Raden Saleh No. 45 E, Cikini, Jakarta 10330, Sertifikat Kurator dan

Pengurus, tanggal 11 Oktober 2008, Surat Bukti Pendaftaran Kurator dan Pengurus Nomor AH U. AH. 04.03-55 dari

Menteri Hukum dan Hak Asasi Manusia Republik Indonesia, tertanggal 16 April 2013, sebagai Kurator, oleh karena

menurut hukum berdasarkan bukti P - 8 , P - 88, P - 90 dan P - 91, maka Majelis Hakim menyetujuinya dan

permohonan/tuntutan Pemohon tersebut patut dikabulkan;Hal. 117 dari 119 halaman, Pts.Perk.No.09/Pdt.Sus-PAILIT/2015/PN.Niaga.Jkt.Pst.

Menimbang, bahwa di samping pengangkatan Kurator tersebut, berdasarkan ketentuan Pasal 15 ayat (1)

Undang-Undang Nomor 37 Tahun 2004 Tentang Kepailitan dan Penundaan Kewajiban Pembayaran Utang, Pengadilan

juga harus ditunjuk Hakim Pengawas;

Menimbang, bahwa Pemohon dalam permohonannya memohon agar diangkat Hakim Pengadilan Niaga pada

Pengadilan Negeri Jakarta Pusat sebagai Hakim Pengawas, maka guna memenuhi ketentuan Pasal 15 ayat (1) Undang-

Undang Nomor 37 Tahun 2004 Tentang Kepailitan dan Penundaan Kewajiban Pembayaran Utang tersebut, maka

Majelis Hakim menyetujui dan mengangkat Baslin Sinaga, S.H., M.H., Hakim Niaga Pengadilan Niaga pada

Pengadilan Negeri Jakarta Pusat sebagai Hakim Pengawas ;

Menimbang, bahwa Pemohon menuntut agar biaya perkara dibebankan kepada Termohon, oleh karena

permohonan Pemohon dapat dibuktikan dan dikabulkan maka tuntutan agar biaya perkara dibebankan kepada

Termohon patut dikabulkan;

Mengingat, ketentuan hukum yang berlaku dan Undang-Undang yang bersangkutan, khususnya Pasal 2 ayat

(1) jo. Pasal 8 ayat (4) Undang- Undang Nomor 37 Tahun 2004 Tentang Kepailitan dan Penundaan Kewajiban

Pembayaran Utang ;

MENGADILI

DALAM EKSEPSI

Menolak Eksepsi Termohon;

DALAM POKOK PERKARADisclaimerKepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas pelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu.Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :Email : [email protected] : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 76

Page 164: LEGALITAS PENGAJUAN PAILIT PT WIRANA NUSANTARA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/41510/1/DEVI... · devi annisyah hasibuan. nim 1113048000047. “legalitas pengajuan

Mahka

mah

Agung R

epublik

Indones

ia

Mahka

mah

Agung R

epublik

Indones

ia

Mahka

mah

Agung R

epublik

Indones

ia

Mahka

mah

Agung R

epublik

Indones

ia

Mahka

mah

Agung R

epublik

Indones

ia

Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesiaputusan.mahkamahagung.go.id

1 Mengabulkan Permohonan Pemohon untuk seluruhnya:

2 Menyatakan Termohon PT. Tangkuban Parahu Geothermal Power, yang beralamat di Gedung PT. Indonesia

Power Lantai 7, Jl. Jend. Gatot Subroto Kav.18 Jakarta -12950 dalam keadaan Pailit dengan segala akibat hukumnya;

3 Mengangkat Baslin Sinaga, S.H.M.H., Hakim Pengadilan Niaga pada Pengadilan Negeri Jakarta Pusat sebagai

Hakim Pengawas;

4 Mengangkat LUKMAN ARIFIN,SH dari Kantor Arifin & Associates, beralamat di Jl. Raden Saleh No. 45 E,

Cikini, Jakarta 10330, Sertifikat Kurator dan Pengurus, tanggal 11 Oktober 2008, Surat Bukti Pendaftaran Kurator dan

Pengurus Nomor AHU.AH.04.03-55 dari Menteri Hukum dan Hak AsasiHal. 118 dari 119 halaman, Pts.Perk.No.09/Pdt.Sus-PAILIT/2015/PN.Niaga.Jkt.Pst.

Manusia Republik Indonesia, tertanggal 16 April 2013, sebagai Kurator;

5 Menghukum Termohon untuk membayar biaya perkara yang timbul yang ditaksir sebesar Rp. 326.000,-

(Tigaratus Duapuluh Enamribu Rupiah);

Demikian diputuskan dalam rapat musyawarah Majelis Hakim Pengadilan Niaga pada Pengadilan Negeri

Jakarta Pusat pada hari Kamis, tanggal 25 Juni tahun 2015 oleh kami Didiek Riyono Putro, S.H., M.Hum., sebagai

Ketua Majelis, Wiwik Suhartono, S.H., M.H. dan Sugiyanto, S.H., masing-masing sebagai Hakim Anggota, putusan

tersebut diucapkan dalam persidangan yang terbuka untuk umum pada hari Senin, tanggal 29 Juni tahun 2015 oleh

Didiek Riyono Putro, S.H., M.Hum, Hakim Ketua, Wiwik Suhartono, S.H., M.H. dan Mas’ud, S.H., M.H., masing-

masing sebagai Hakim Anggota dengan dibantu Wiji Astuti, S.H., M.H., Panitera Pengganti Pengadilan Niaga pada

Pengadilan Negeri Jakarta Pusat, dihadiri oleh Kuasa Hukum Pemohon dan Kuasa Hukum Termohon.

Hakim-hakim AnggotaWiwiek Suhartono, SH., MH.Hakim KetuaDidiek Riyono Putro, SH., M.Hum.Mas’ud, SH., MH.

Panitera Pengganti,

Wiji Astuti, SH. MH.Perincian biaya.:1 PNBP....................................... Rp2 ATK ....................................... Rp3 Redaksi.................................... Rp4 Materai ................................... Rp5 Panggilan................................. Rp6 PNBP Panggilan...................... Rp30.000,75.000,0 -0 -

0 - 10.000,-Jumlah.................................. Rp 326.000,-;(Limaratus Duapuluh Enamribu Rupiah)Hal. 119 dari 119 halaman, Pfs.Perk.No.09/Pdf.Sus-PAILIT/2015/PN.Niaga.Jlct.Pst.

DisclaimerKepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas pelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu.Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :Email : [email protected] : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 77