Download docx - Lapsus DM Izzy

Transcript
Page 1: Lapsus DM Izzy

BAB I

PENDAHULUAN

Diabetes Melitus merupakan suatu penyakit kronik yang ditandai dengan

peningkatan kadar glukosa didalam darah Penyakit ini dapat menyerang segala

lapisan umur dan sosial ekonomi Di Indonesia saat ini penyakit DM belum

menempati skala prioritas utama pelayanan kesehatan walaupun sudah jelas

dampak negatifnya yaitu berupa penurunan kualitas SDM terutama akibat

penyulit menahun yang ditimbulkannya

Dari berbagai penelitian epidemiologis di Indonesia didapatkan prevalensi

DM sebesar 15 ndash 23 pada penduduk usia lebih dari 15 tahun bahkan pada

suatu penelitian epidemiologis di Manado didapatkan prevalensi DM 61

Penelitian yang dilakukan di Jakarta Surabaya Makasar dan kota-kota lain di

Indonesia membuktikan adanya kenaikan prevalensi dari tahun ketahun

Berdasarkan pola pertambahan penduduk diperkirakan pada tahun 2020 nanti

akan ada sejumlah 178 juta penduduk berusia diatas 20 tahun dan dengan asumsi

prevalensi DM sebesar 4 akan didapatkan 7 juta pasien DM suatu jumlah yang

sangat besar untuk dapat ditangani oleh dokter spesialis subspesialis

endokrinologis

Dalam strategi pelayanan kesehatan bagi penderita DM yang seyogyanya

diintegrasikan kedalam pelayanan kesehatan primer peran dokter umum adalah

sangat penting Kasus DM yang tanpa disertai dengan penyulit dapat dikelola

dengan tuntas oleh dokter umum Apalagi kalau kemudian kadar glukosa darah

ternyata dapat terkendali baik dengan pengelolaan ditingkat pelayanan kesehatan

1

primer Tentu saja harus ditekankan pentingnya tindak lanjut jangka panjang pada

para pasien tersebut Pasien yang potensial akan menderita penyulit DM perlu

secara periodik dikonsultasikan kepada dokter ahli terkait ataupun kepada tim

pengelola DM pada tingkat lebih tinggi di rumah sakit rujukan Kemudian mereka

dapat dikirim kembali kepada dokter yang biasa mengelolanya Demikian pula

pasien DM yang sukar terkendali kadar glukosa darahnya pasien DM dengan

penyulit apalagi penyulit yang potensial fatal perlu dan harus ditangani oleh

instansi yang lebih mampu dengan peralatan yang lebih lengkap dalam hal ini

Pusat DM di Fakultas Kedokteran Rumah Sakit Pendidikan RS Rujukan

Utama Untuk mendapatkan hasil pengelolaan yang tepat guna dan berhasil guna

bagi pasien DM dan untuk menekan angka penyulit diperlukan suatu standar

pelayanan minimal bagi penderita DM Diabetes Melitus adalah penyakit

menahun yang akan diderita seumur hidup sehingga yang berperan dalam

pengelolaannya tidak hanya dokter perawat dan ahli gizi tetapi lebih penting lagi

keikutsertaan pasien sendiri dan keluarganya Penyuluhan kepada pasien dan

keluarganya akan sangat membantu meningkatkan keikutsertaan mereka dalam

usaha memperbaiki hasil pengelolaan DM

2

BAB II

STATUS PENDERITA

21 Identitas Penderita

Nama Ny H

Umur 51 tahun

Jenis kelamin Perempuan

Agama Islam

Alamat Bululawang

Status Perkawinan Menikah

Suku Jawa

Tanggal MRS 11 Desember 2012

No Register 306312

22 Anamnesis

1 Keluhan Utama

Badan lemas

2 Riwayat Penyakit Sekarang

Pasien datang ke UGD RSUD Kepanjen dengan keluhan badan lemas pusing

dan perut terasa mual sejak 3 hari yang lalu Rasa pusing dirasakan hilang

timbul terlebih saat bangun tidur Badanya sering lemas dirasakan terus-

menerus

3

Pasien juga mengeluh kaki kirinya sering kesemutan Kesemutan dirasakan

sejak 3 bulan yang lalu dan memberat 1 minggu terakhir ini Kesemutan

dirasakan ketika pasien merasa kedinginan

5 tahun yang lalu pasien mulai merasa sering mudah haus dan lapar

banyak makan tetapi berat badan terus berkurang Keluhan sering kencing

dan terbangun malam untuk BAK juga dirasakan Pasien mengeluh mudah

haus dan banyak ngemil berat badan pun semakin menurun Pasien juga

mengeluh sering sulit tidur karena harus bolak-balik ke kamar mandi untuk

BAK BAK biasanya plusmn 5x dalam 1 malam Pasien kemudian memeriksakan

diri ke rumah sakit dan dinyatakan menderita sakit kencing manis Mulanya

pasien rutin kontrol kedokter namun 1 tahun ini pasien jarang kontrol karena

tidak ada yang mengantar

3 Riwayat Penyakit Dahulu

DM (+) sejak 5 tahun yang lalu

4 Riwayat Penyakit Keluarga

Kakak DM (+)

23 Anamnesis Sistemik

1 Kulit kulit gatal (-)

2 Mata pandangan mata berkunang-kunang (-) penglihatan kabur (-)

ketajaman penglihatan berkurang (-)

3 Hidung tersumbat (-) mimisan (-)

4 Telinga pendengaran berkurang (-) berdengung (-) cairan (-)

5 Mulut sariawan (-) lidah terasa pahit (-)

4

6 Tenggorokan sakit menelan (-) serak (-)

7 Leher sakit tengkuk (-) kaku (-) gondok (-)

8 Mammae nyeri (-) benjolan (-)

9 Pernafasan sesak nafas (-) batuk (-) mengi (-)

10 Jantung amp peredaran darah berdebar-debar (-) nyeri dada (-) ortopneu (-)

paroxysmal nocturnal dipsneu (-) dipsnue drsquoeffort (-)

11 Gastrointestinal mual (+) muntah (-) diare (-) nafsu makan menurun

(+) kembung (-)

12 Genitourinaria BAK spontan (+) BAB spontan (+)

13 Neurologik kejang (-) lumpuh (-) kaki kesemutan (-+) sakit kepala (-)

pusing (-)

14 Psikiatrik emosi stabil (+) mudah marah (-)

15 Muskuluskeletal kaku sendi (-) nyeri sendi pinggul (-) nyeri tangan dan

kaki (-) nyeri otot (-) lemah (+)

16 Ekstremitas atas dan bawah bengkak (-) sakit (-) ujung jari telapak tangan

dan kaki dingin (-)

17 Endokrin polidipsi (+) polifagi (+) poliuri (+)

18 Darah kepucatan (-) mudah kebiruan (-)

19 Penyakit yang pernah diderita TBC (-) alergi (-) asma (-) DM (+)

20 Makanan nasijagung (+) sayur (+) tahu (+) tempe (+) ikan (+) telur

(+) susu (-)

kwantitas cukup

5

24 Pemeriksaan Fisik

1 Keadaan Umum

Pasien tampak lemas kesadaran compos mentis (GCS 456) status gizi kesan

cukup

2 Tanda Vital

Tensi 16080 mmHg

Nadi 88 x menit

Pernafasan 24 x menit

Suhu 365 oC

3 Kulit

Turgor kulit lambat (-) ikterik (-) sianosis (-) venektasi (-) petechie (-)

spider nevi (-)

4 Kepala

Bentuk mesocephal luka (-) rambut tidak mudah dicabut keriput (+) atrofi

m temporalis (-) makula (-) papula (-) nodula (-) kelainan mimic wajah

bells palsy (-)

5 Mata

Conjunctiva anemis (--) sklera ikterik (--)

6 Hidung

Nafas cuping hidung (-) sekret (-) epistaksis (-)

7 Mulut

Bibir pucat (-) mukosa bibir kering (-) bibir cianosis (-) gusi berdarah (-)

8 Telinga

Nyeri tekan mastoid (-) sekret (-) pendengaran berkurang (-)

6

9 Tenggorokan

Tonsil membesar (-) pharing hiperemis (-)

10 Leher

JVP tidak meningkat trakea ditengah pembesaran kelenjar tiroid (-)

pembesaran kelenjar limfe (-) lesi pada kulit (-)

11 Dada

Normochest simetris pernapasan thoracoabdominal retraksi (-) spider nevi

(-) pulsasi infrasternalis (-) sela iga melebar (-)

Cor

Inspeksi ictus cordis tidak tampak

Palpasi ictus cordis tak kuat angkat

Perkusi batas kiri atas SIC II Linea Para Sternalis Sinistra

batas kanan atas SIC II Linea Para Sternalis Dextra

batas kiri bawah SIC V 1 cm medial Linea Medio Clavicularis

Sinistra

batas kanan bawah SIC IV Linea Para Sternalis Dextra

pinggang jantung SIC III Linea Para Sternalis Sinistra

(batas jantung terkesan normal)

Auskultasi Bunyi jantung IndashII intensitas normal regular bising (-)

Pulmo

Statis (depan dan belakang)

Inspeksi pengembangan dada kanan sama dengan kiri

Palpasi fremitus raba kiri sama dengan kanan

7

Perkusi sonorsonor

Auskultasi suara dasar vesikuler suara tambahan (rh -- wh --)

Dinamis (depan dan belakang)

Inspeksi pergerakan dada kanan sama dengan kiri

Palpasi fremitus raba kiri sama dengan kanan

Perkusi sonorsonor

Auskultasi suara dasar vesikuler suara tambahan (rh -- wh --)

12 Abdomen

Inspeksi dinding perut datar

Palpasi supel nyeri tekan (-) hepar tidak teraba pembesaran lien (-)

Perkusi tympani

Auskultasi bising usus (+) normal

13 Ektremitas

Palmar eritema (--)

akral dingin Oedem

- -

- -

- -

- -

14 Sistem genetalia

Dalam batas normal

25 Pemeriksaan Penunjang

251 Laboratorium

Tanggal 11 Desember 2012

Jenis pemeriksaan Hasil Nilai normal

8

GDS 460 lt 140 mgdl

Tanggal 1 1 Desember 2012

Jenis pemeriksaan Hasil Nilai normal

Hb 134 12-16 gdL

Hitung Leukosit 8230 4-11 ribu selcmm

Hitung Jenis 1--66267 1-50-13-554-6215-353-7

Laju Endap Darah 16 le 20 jam

Trombosit 336000 150-400 ribumm3

PCVHCT 36 35-47

GDP 215 lt 100 mgdL

GD 2 Jam PP 426 lt 140 mgdl

SGOT 16 L lt 43 P lt 36 UL

SGPT 21 L lt 43 P lt 36 UL

Ureum 28 20-40 mgdL

Kreatinin 053 L 06-11 P05-09 mgdL

26 Resume

Berdasarkan anamnesa didapatkan

Pasien mengeluh badan lemas pusing dan mual sejak 3 hari yang lalu Rasa

pusing dirasakan hilang timbul terlebih saat bangun tidur Badanya sering

lemas dirasakan terus-menerus

9

Pasien juga mengeluh kaki kirinya sering kesemutan Kesemutan dirasakan

sejak 3 bulan yang lalu dan memberat 1 minggu terakhir ini RPD DM(+)

sejak 5 tahun yang lalu

Berdasarkan Pemeriksaan fisik didapatkan

Kesadaran composmentis (456) tekanan darah meningkat (16080 mmHg)

konjungtiva anemis (--) nyeri tekan abdomen (-) dan kaki kiri terasa

kesemutan

Berdasarkan Pemeriksaan penunjang didapatkan

Darah lengkap terdapat peningkatan gula darah sesaat puasa dan 2 jam pp

DM tipe II

27 Diagnosis

DM tipe II

Hipertensi grade II

28 Penatalaksanaan

1 Non Medika mentosa

a Edukasi tentang penyakitnya

b Tirah baring

c Terapi diet

2 Medikamentosa

IVFD Infus RL 20 tpm

Inj Humulin R 10-10-10

Inj Humulin N 0-0-0-16

10

Inj Ranitidin 2x1 Amp

Captopril tab 3x125 mg

29 Follow Up

No Tanggal S O A P

1 11-12-2012

Badan lemas(+)Mual (+)Kaki kiri kesemutan (+)

T 16070mmhgRR 20xmenitN 88xmenitS 37 o C

DM tipe 2HT sg II

IVFD Infus RL 20 tpmInj Humulin R 10-10-10 Inj Humulin N 0-0-0-16Inj Ranitidin 2x1 AmpCaptopril tab 3x125 mg

2 12-12-2012

Badan lemas(+)Mual(-)Kaki kiri kesemutan (+)darr

T 14080mmhgRR 20xmenitN 84x menitS 367o CGDS 229

DM tipe 2HT sg II

Terapi dilanjutkanCek GDP dan GD2PP

3 13-12-2012

Badan lemas(+)Kaki kiri kesemutan (-)

T 15080mmhgRR 20xmenitN 78x menitS 365o CGDP 172GD2PP 189

DM tipe 2HT sg II

Terapi dilanjutkan

4 14-12-2012

Kel (-) T 13070mmhgRR 20xmenitN 80x menitS 363o C

DM tipe 2HT sg II

BLPLKontrol poli dalam

11

BAB III

TINJAUAN PUSTAKA

A Pengertian

Diabetes melitus (DM) merupakan suatu kelompok penyakit metabolik

dengan karakteristik hiperglikemia (meningkatanya kadar gula darah) yang terjadi

karena kelainan sekresi insulin kerja insulin atau keduanya

Diabetes mellitus (DM) merupakan penyakit kronis yang disebabkan antara

lain oleh defisiensi insulin yang dapat menimbulkan berbagai komplikasi

sehingga memerlukan manajemen terapi yang intensif Terapi yang diberikan

pada penderita DM tipe 2 adalah terapi non-obat yang berupa diet dan latihan fisik

(olahraga) dan terapi obat oral antidiabetika (OAD) Tetapi pada keadaan

dekompensasi metabolik berat maka diperlukan terapi insulin atau kombinasi

insulin OAD Karena jenis OAD maupun insulin yang tersedia cukup banyak

maka pemilihan penggunaan preparat insulin dan OAD sangat ditentukan oleh

kondisi penderita termasuk kadar glukosa darah

B Pembagian DM

DM tipe 1

Diabetes tipe 1 adalah diabetes yang bergantung pada insulin dimana

tubuh kekurangan hormon insulindikenal dengan istilah Insulin Dependent

Diabetes Mellitus (IDDM) Hal ini disebabkan hilangnya sel beta penghasil

12

insulin pada pulau-pulau Langerhans pankreas Diabetes tipe 1 banyak

ditemukan pada balita anak-anak dan remaja

Sampai saat ini Diabetes Mellitus tipe 1 hanya dapat di obati dengan

pemberian therapi insulin yang dilakukan secara terus menerus

berkesinambungan Riwayat keluarga diet dan faktor lingkungan sangat

mempengaruhi perawatan penderita diabetes tipe 1 Pada penderita diebetes

tipe 1 haruslah diperhatikan pengontrolan dan memonitor kadar gula

darahnya sebaiknya menggunakan alat test gula darah Terutama pada anak-

anak atau balita yang mana mereka sangat mudah mengalami dehidrasi

sering muntah dan mudah terserang berbagai penyakit

DM Tipe 2

Diabetes tipe 2 adalah dimana hormon insulin dalam tubuh tidak dapat

berfungsi dengan semestinya dikenal dengan istilah Non-Insulin Dependent

Diabetes Mellitus (NIDDM) Hal ini dikarenakan berbagai kemungkinan

seperti kecacatan dalam produksi insulin resistensi terhadap insulin atau

berkurangnya sensitifitas (respon) sell dan jaringan tubuh terhadap insulin

yang ditandai dengan meningkatnya kadar insulin di dalam darah

Ada beberapa teori yang mengutarakan sebab terjadinya resisten terhadap

insulin diantaranya faktor kegemukan (obesitas) Pada penderita diabetes tipe

2 pengontrolan kadar gula darah dapat dilakukan dengan beberapa tindakan

seperti diet penurunan berat badan dan pemberian tablet diabetik Apabila

dengan pemberian tablet belum maksimal respon penanganan level gula

dalam darah maka obat suntik mulai dipertimbangkan untuk diberikan

13

DM tipe lain

A Defek genetik fungsi sel beta

- Maturity Onset Diabetes of the Young (MODY) 123

- DNA mitokondria

B Defek genetik kerja insulin

C Penyakit endokrin pankreas

- Pankreatitis

- Tumor pankreas pankreatektomi

- Pankreatopati fibrokalkulus

D Endokrinopati

- Akromegali

- Sindrom Cushing

- Feokromositoma

- Hipertiroidisme

E Karena obatzat kimia

- Vacor pentamidin asam nikotinat

- Glukokortikoid hormon tiroid

14

- Tiazid dilantin interferon alfa dan lain-lain

F Infeksi

- Rubella kongenital Cytomegalovirus (CMV)

G Sebab imunologi yang jarang

- Antibodi anti insulin

H Sindrom genetik lain yang berkaitan dengan DM

- Sindrom Down sindrom Kleinfelter sindrom Turner dan lain-lain

DM pada masa kehamilan (Gestasional)

Klasifikasi DM dengan Kehamilan menurut Pyke

- Klas I Gestasional diabetes yaitu diabetes yang timbul pada waktu hamil

dan menghilang setelah melahirkan

- Klas II Pregestasional diabetes yaitu diabetes mulai sejak sebelum hamil

dan berlanjut setelah hamil

- Klas III Pregestasional diabetes yang disertai dengan komplikasi penyakit

pembuluh darah seperti retinopati nefropati penyakit pemburuh darah

panggul dan pembuluh darah perifer

90 dari wanita hamil yang menderita Diabetes termasuk ke dalam kategori

DM Gestasional (Tipe II) dan DM yang tergantung pada insulin (Insulin

Dependent Diabetes Mellitus = IDDM tipe I)

15

C Patofisiologi

Pada diabetes tipe 2 yang umumnya diawali dengan terjadinya resistensi

insulin Awalnya resistensi belum mengakibatkan diabetes secara klinis Pada saat

tersebut sel beta pancreas masih dapat mengkompensasi keadaan ini dan terjadi

suatu hiperinsulinemia dan glukosa darah masih normal atau baru sedikit

meningkat Kemudian setelah terjadi ketidak sanggupan sel beta pancreas baru

akan terjadi diabetes mellitus secara klinis yang ditandai dengan peningkatan

kadar gula darah yang memenuhi criteria diagnose diabetes

Dengan dasar pengetahuan ini maka dapat diperkirakan bahwa dalam

pengelolaan diabetes tipe 2 sesuai dengan kelainan dasar yang terjadi pada saat

tersebut

1 resistensi insulin pada jaringan lemak otot dan hati

2 kenaikan produksi glukosa oleh hati

3 kekurangan sekresi insulin oleh pancreas

16

D Penyebab DM

E Diagnosis

Kriteria Diagnosis

1 Gejala klasik DM + gula darah sewaktu gt200 mgdl Gula darah sewaktu

merupakan hasil pemeriksaan sesaat pada suatu hari tanpa memperhatikan

waktu makan terakhir

Atau

2 Kadar gula darah puasa gt 126 mgdl Puasa diartikan pasien tidak mendapat

kalori tambahan sedikitnya 8 jam

Atau

17

3 Kadar gula darah 2 jam pada TTGO gt 200 mgdl TTGO dilakukan dengan

Standard WHO menggunakan beban glukosa yang setara dengan 75 g

glukosa anhidrus yang dilarutkan dalam air

18

Pemeriksaan Laboratorium

Cara pelaksanaan TTGO (WHO 1994)

bull Tiga hari sebelum pemeriksaan tetap makan seperti kebiasaan sehari-hari

(dengan karbohidrat yang cukup) dan tetap melakukan kegiatan jasmani

seperti biasa

bull Berpuasa paling sedikit 8 jam (mulai malam hari) sebelum pemeriksaan

minum air putih tanpa gula tetap diperbolehkan

bull Diperiksa kadar glukosa darah puasa

bull Diberikan glukosa 75 g (orang dewasa) atau 175 gKg BB (anak-anak)

dilarutkan dalam 250 ml air dan diminum dalam waktu 5 menit

bull Berpuasa kembali sampai pengambilan sampel darah untuk pemeriksaan 2

jam setelah minum larutan glukosa selesai

bull Diperiksa kadar glukosa darah 2 jam sesudah beban glukosa

bull Selama proses pemeriksaan subyek yang diperiksa tetap istirahat dan tidak

merokok

19

Apabila hasil pemeriksaan tidak memenuhi criteria normal atau DM maka

dapat digolongkan kedalam kelompok TGT (Toleransi Glukosa Terganggu)

atau GDPT (Glukosa Darah Puasa Terganggu) dari hasil yang diperoleh

- TGT glukosa darah plasma 2 jam setelah pembebanan antara 140 ndash 199

mgdl

- GDPT glukosa darah puasa antara 100 ndash 125mgdl

Reduksi Urine

Pemeriksaan reduksi urine merupakan bagian dari pemeriksaan urine rutin

yang selalu dilakukan diklinik Hasil yang (+) menunjukkan adanya

glukosuria Beberapa hal yang perlu diingat dari hasil pemeriksaan reduksi

urine adalah

Digunakan pada pemeriksaan pertama sekali untuk tes skrining bukan

untuk menegakkan

Diagnosis

Nilai (+) sampai (++++)

Jika reduksi (+) masih mungkin oleh sebab lain seperti renal glukosuria

obat-obatan dan lainnya

Reduksi (++) kemungkinan KGD 200 ndash300 mg

Reduksi (+++) kemungkinan KGD 300 ndash400 mg

Reduksi (++++) kemungkinan KGD 1048725 400mg

20

Dapat digunakan untuk kontrol hasil pengobatan

Bila ada gangguan fungsi ginjal tidak bisa dijadikan pedoman

F Manifestasi Klinik

Tanda awal yang dapat diketahui bahwa seseorang menderita DM atau

kencing manis yaitu dilihat langsung dari efek peningkatan kadar gula darah

dimana peningkatan kadar gula dalam darah mencapai nilai 160 - 180 mgdL dan

air seni (urine) penderita kencing manis yang mengandung gula (glucose)

sehingga urine sering dilebung atau dikerubuti semut

Penderita kencing manis umumnya menampakkan tanda dan gejala dibawah

ini meskipun tidak semua dialami oleh penderita

1 Jumlah urine yang dikeluarkan lebih banyak (Polyuria)

2 Sering atau cepat merasa hausdahaga (Polydipsia)

3 Lapar yang berlebihan atau makan banyak (Polyphagia)

4 Frekwensi urine meningkatkencing terus (Glycosuria)

5 Kehilangan berat badan yang tidak jelas sebabnya

6 Kesemutanmati rasa pada ujung syaraf ditelapak tangan amp kaki

7 Cepat lelah dan lemah setiap waktu

8 Mengalami rabun penglihatan secara tiba-tiba

9 Apabila lukatergores (korengan) lambat penyembuhannya

10Mudah terkena infeksi terutama pada kulit

Kondisi kadar gula yang drastis menurun akan cepat menyebabkan

seseorang tidak sadarkan diri bahkan memasuki tahapan koma

21

G Penatalaksanaan

Penderita diabetes tipe 1 umumnya menjalani pengobatan therapi insulin

(LantusLevemir Humalog Novolog atau Apidra) yang berkesinambungan selain

itu adalah dengan berolahraga secukupnya serta melakukan pengontrolan menu

makanan (diet)

Pada penderita diabetes mellitus tipe 2 penatalaksanaan pengobatan dan

penanganan difokuskan pada gaya hidup dan aktivitas fisik Pengontrolan nilai

kadar gula dalam darah adalah menjadi kunci program pengobatan yaitu dengan

mengurangi berat badan diet dan berolahraga Jika hal ini tidak mencapai hasil

yang diharapkan maka pemberian obat tablet akan diperlukan Bahkan pemberian

suntikan insulin turut diperlukan bila tablet tidak mengatasi pengontrolan kadar

gula darah

Terapi farmakologis diberikan bersama dengan pengaturan makan dan latihan

jasmani (gaya hidup sehat) Terapi farmakologis terdiri dari obat oral dan bentuk

suntikan

1 Obat hipoglikemik oral

Berdasarkan cara kerjanya OHO dibagi menjadi 5 golongan

A Pemicu sekresi insulin (insulin secretagogue) sulfonylurea dan glinid

B Peningkat sensitivitas terhadap insulin metformin dan tiazolidindion

C Penghambat glukoneogenesis (metformin)

D Penghambat absorpsi glukosa penghambat glukosidase alfa

E DPP-IV inhibitor

22

2 Suntikan

A Insulin

B Agonis GLP-1incretin mimetic

A Insulin

Insulin sampai saat ini dikelompokkan menjadi beberapa jenis antara lain

1 Kerja cepat (rapid acting)

Contoh Actrapid Humulin RReguler Insulin (Crystal Zinc Insulin)

Bentuknya larutan jernih efek puncak 2-4 jam setelah penyuntikan durasi

kerja sampai 6 jam Merupakan satu-satunya insulin yang dapat dipergunakan

secara intra vena Bisa dicampur dengan insulin kerja menengah atau insulin

kerja panjang

2 Kerja menengah (intermediate acting)

23

Contoh Insulatard Monotard Humulin N NPH Insulin Lente Dengan

menambah protamin (NPH Neutral Protamin Hagedom) atau zinc (pada

insulin lente) maka bentuknya menjadi suspensi yang akan memperlambat

absorpsi sehingga efek menjadi lebih panjang Bentuk NPH tidak imunogenik

karena protamin bukanlah protein

3 Kerja panjang ( long acting)

Contoh Insulin Glargine Insulin Ultralente PZI Insulin bentuk ini diperlukan

untuk tujuan mempertahankan insulin basal yang konstan Semua jenis insulin

yang beredar saat ini sudah sangat murni sebab apabila tidak murni akan

memicu imunogenitas resistensi lipoatrofi atau lipohipertrofi

Insulin diperlukan pada keadaan

Penurunan berat badan yang cepat

Hiperglikemia berat yang disertai ketosis

Ketoasidosis diabetik

Hiperglikemia hiperosmolar non ketotik

Hiperglikemia dengan asidosis laktat

Gagal dengan kombinasi OHO dosis optimal

Stres berat (infeksi sistemik operasi besar IMA stroke)

Kehamilan dengan DMdiabetes melitus gestasional yang tidak terkendali

dengan perencanaan makan

Gangguan fungsi ginjal atau hati yang berat

Kontraindikasi dan atau alergi terhadap OHO

Cara pemberian insulin ada beberapa macam

a) intra vena bekerja sangat cepat yakni dalam 2-5 menit akan terjadi penurunan

glukosa darah

b) intramuskuler penyerapannya lebih cepat 2 kali lipat daripada subkutan

24

c) subkutan penyerapanya tergantung lokasi penyuntikan pemijatan kedalaman

konsentrasi Lokasi abdomen lebih cepat dari paha maupun lengan Jenis

insulin human lebih cepat dari insulin animal insulin analog lebih cepat dari

insulin human

Insulin diberikan subkutan dengan tujuan mempertahankan kadar gula darah

dalam batas normal sepanjang hari yaitu 80-120 mg saat puasa dan 80-160 mg

setelah makan Untuk pasien usia diatas 60 tahun batas ini lebih tinggi yaitu puasa

kurang dari 150 mg dan kurang dari 200 mg setelah makan Karena kadar

gula darah memang naik turun sepanjang hari maka sesekali kadar ini mungkin

lebih dari 180 mg (10 mmolliter) tetapi kadar lembah (through) dalam sehari

harus diusahakan tidak lebih rendah dari 70 mg (4 mmolliter) Insulin

sebaiknya disuntikkan di tempat yang berbeda tetapi paling baik dibawah kulit

perut

Dosis dan frekuensi penyuntikan ditentukan berdasarkan kebutuhan setiap

pasien akan insulin Untuk tujuan pengobatan dosis insulin dinyatakan dalam unit

(U) Setiap unit merupakan jumlah yang diperlukan untuk menurunkan kadar gula

darah kelinci sebanyak 45 mg dalam bioassay Sediaan homogen human insulin

mengandung 25-30 IUmg

H Komplikasi DM

1 Makrovaskular stroke penyakit jantung koroner ulkus gangren

2 Mikrovaskular retina (retinopati) dan ginjal (gagal ginjal kronik) syaraf

(stroke neuropati)

3 Koma hiperglikemi hipoglikemi stroke

25

BAB IV

PENUTUP

Telah dilaporkan laporan kasus seorang penderita perempuan (51 tahun)

dengan diagnosis DM type 2 telah dirawat di ruang Penyakit Dalam kelas III

RSUD ldquoKANJURUHANrdquo KEPANJEN dari tanggal 12 Desember 2012 Pasien

datang dengan keluhan badan lemas Pasien juga mengeluh pusing dan mual serta

kaki kirinya sering kesemutan terutama 1 minggu terakhir ini Hasil Pemeriksaan

laboratorium didapatkan peningkatan kadar glukosa darah sewaktu puasa dan 2

jam PP

Diabetes melitus (DM) merupakan suatu kelompok penyakit metabolik

dengan karakteristik hiperglikemia (meningkatanya kadar gula darah) yang terjadi

karena kelainan sekresi insulin kerja insulin atau keduanya Etiologinya bisa

disebabkan oleh DM type I DM type II DM type lain dan DM gestational

Manifestasi klinis penderita kencing manis umumnya menampakkan tanda

dan gejala dibawah ini meskipun tidak semua dialami oleh penderita

1 Jumlah urine yang dikeluarkan lebih banyak (Polyuria)

2 Sering atau cepat merasa hausdahaga (Polydipsia)

3 Lapar yang berlebihan atau makan banyak (Polyphagia)

4 Frekwensi urine meningkatkencing terus (Glycosuria)

5 Kehilangan berat badan yang tidak jelas sebabnya

6 Kesemutanmati rasa pada ujung syaraf ditelapak tangan amp kaki

7 Cepat lelah dan lemah setiap waktu

26

8 Mengalami rabun penglihatan secara tiba-tiba

9 Apabila lukatergores (korengan) lambat penyembuhannya

10 Mudah terkena infeksi terutama pada kulit

Diagnosis dari DM dapat ditegakkan melalui anamnesa pemeriksaan fisik

dan pemeriksaan penunjang Penderita diabetes tipe 1 umumnya menjalani

pengobatan therapi insulin yang berkesinambungan selain itu adalah dengan

berolahraga secukupnya serta melakukan pengontrolan menu makanan (diet)

Sedangkan pada penderita diabetes mellitus tipe 2 penatalaksanaan pengobatan

dan penanganan difokuskan pada gaya hidup dan aktivitas fisik Pengontrolan

nilai kadar gula dalam darah adalah menjadi kunci program pengobatan yaitu

dengan mengurangi berat badan diet dan berolahraga Jika hal ini tidak mencapai

hasil yang diharapkan maka pemberian obat tablet akan diperlukan Bahkan

pemberian suntikan insulin turut diperlukan bila tablet tidak mengatasi

pengontrolan kadar gula darah

27

DAFTAR PUSTAKA

1 Alwi Shahab 2006 Diagnosis Dan Penatalaksanaan Diabetes Melitus

httpdokter-alwicomdiabeteshtml

2 Askandar 1999 Diabetes Melitus klasifikasi Diagnosis dan Terapied 3 PT

Gramedia Pustaka Utama Jakarta

3 Danu Yudistira 27 of Sep 2010 Indikasi Penggunaan Insulin pada Penderita

Diabetes Melitus Tipe II httpindodiabetescomstandar-terbaru-kriteria-

diagnosis-diabetes-2010html

4 Harun S 2002 Buku Ajar Ilmu Penyakit Dalam Edisi II Jakarta

Departemen Ilmu Penyakit Dalam Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia

5 Konsensus Pengelolaan Dan Pencegahan Diabetes Mellitus Tipe 2 Diakses

15 desember 2012 httpwwwperkeniorg

page=proyek_improving_diabetes_health

6 Megawati Studi Penggunaan Insulin Dan Oral Antidiabetika Pada Penderita

Diabetes Mellitus Tipe 2 Di Instalasi Rawat Inap Rsu Dr Saiful Anwar

Malang httpwwwfkumyecasenet

28

Page 2: Lapsus DM Izzy

primer Tentu saja harus ditekankan pentingnya tindak lanjut jangka panjang pada

para pasien tersebut Pasien yang potensial akan menderita penyulit DM perlu

secara periodik dikonsultasikan kepada dokter ahli terkait ataupun kepada tim

pengelola DM pada tingkat lebih tinggi di rumah sakit rujukan Kemudian mereka

dapat dikirim kembali kepada dokter yang biasa mengelolanya Demikian pula

pasien DM yang sukar terkendali kadar glukosa darahnya pasien DM dengan

penyulit apalagi penyulit yang potensial fatal perlu dan harus ditangani oleh

instansi yang lebih mampu dengan peralatan yang lebih lengkap dalam hal ini

Pusat DM di Fakultas Kedokteran Rumah Sakit Pendidikan RS Rujukan

Utama Untuk mendapatkan hasil pengelolaan yang tepat guna dan berhasil guna

bagi pasien DM dan untuk menekan angka penyulit diperlukan suatu standar

pelayanan minimal bagi penderita DM Diabetes Melitus adalah penyakit

menahun yang akan diderita seumur hidup sehingga yang berperan dalam

pengelolaannya tidak hanya dokter perawat dan ahli gizi tetapi lebih penting lagi

keikutsertaan pasien sendiri dan keluarganya Penyuluhan kepada pasien dan

keluarganya akan sangat membantu meningkatkan keikutsertaan mereka dalam

usaha memperbaiki hasil pengelolaan DM

2

BAB II

STATUS PENDERITA

21 Identitas Penderita

Nama Ny H

Umur 51 tahun

Jenis kelamin Perempuan

Agama Islam

Alamat Bululawang

Status Perkawinan Menikah

Suku Jawa

Tanggal MRS 11 Desember 2012

No Register 306312

22 Anamnesis

1 Keluhan Utama

Badan lemas

2 Riwayat Penyakit Sekarang

Pasien datang ke UGD RSUD Kepanjen dengan keluhan badan lemas pusing

dan perut terasa mual sejak 3 hari yang lalu Rasa pusing dirasakan hilang

timbul terlebih saat bangun tidur Badanya sering lemas dirasakan terus-

menerus

3

Pasien juga mengeluh kaki kirinya sering kesemutan Kesemutan dirasakan

sejak 3 bulan yang lalu dan memberat 1 minggu terakhir ini Kesemutan

dirasakan ketika pasien merasa kedinginan

5 tahun yang lalu pasien mulai merasa sering mudah haus dan lapar

banyak makan tetapi berat badan terus berkurang Keluhan sering kencing

dan terbangun malam untuk BAK juga dirasakan Pasien mengeluh mudah

haus dan banyak ngemil berat badan pun semakin menurun Pasien juga

mengeluh sering sulit tidur karena harus bolak-balik ke kamar mandi untuk

BAK BAK biasanya plusmn 5x dalam 1 malam Pasien kemudian memeriksakan

diri ke rumah sakit dan dinyatakan menderita sakit kencing manis Mulanya

pasien rutin kontrol kedokter namun 1 tahun ini pasien jarang kontrol karena

tidak ada yang mengantar

3 Riwayat Penyakit Dahulu

DM (+) sejak 5 tahun yang lalu

4 Riwayat Penyakit Keluarga

Kakak DM (+)

23 Anamnesis Sistemik

1 Kulit kulit gatal (-)

2 Mata pandangan mata berkunang-kunang (-) penglihatan kabur (-)

ketajaman penglihatan berkurang (-)

3 Hidung tersumbat (-) mimisan (-)

4 Telinga pendengaran berkurang (-) berdengung (-) cairan (-)

5 Mulut sariawan (-) lidah terasa pahit (-)

4

6 Tenggorokan sakit menelan (-) serak (-)

7 Leher sakit tengkuk (-) kaku (-) gondok (-)

8 Mammae nyeri (-) benjolan (-)

9 Pernafasan sesak nafas (-) batuk (-) mengi (-)

10 Jantung amp peredaran darah berdebar-debar (-) nyeri dada (-) ortopneu (-)

paroxysmal nocturnal dipsneu (-) dipsnue drsquoeffort (-)

11 Gastrointestinal mual (+) muntah (-) diare (-) nafsu makan menurun

(+) kembung (-)

12 Genitourinaria BAK spontan (+) BAB spontan (+)

13 Neurologik kejang (-) lumpuh (-) kaki kesemutan (-+) sakit kepala (-)

pusing (-)

14 Psikiatrik emosi stabil (+) mudah marah (-)

15 Muskuluskeletal kaku sendi (-) nyeri sendi pinggul (-) nyeri tangan dan

kaki (-) nyeri otot (-) lemah (+)

16 Ekstremitas atas dan bawah bengkak (-) sakit (-) ujung jari telapak tangan

dan kaki dingin (-)

17 Endokrin polidipsi (+) polifagi (+) poliuri (+)

18 Darah kepucatan (-) mudah kebiruan (-)

19 Penyakit yang pernah diderita TBC (-) alergi (-) asma (-) DM (+)

20 Makanan nasijagung (+) sayur (+) tahu (+) tempe (+) ikan (+) telur

(+) susu (-)

kwantitas cukup

5

24 Pemeriksaan Fisik

1 Keadaan Umum

Pasien tampak lemas kesadaran compos mentis (GCS 456) status gizi kesan

cukup

2 Tanda Vital

Tensi 16080 mmHg

Nadi 88 x menit

Pernafasan 24 x menit

Suhu 365 oC

3 Kulit

Turgor kulit lambat (-) ikterik (-) sianosis (-) venektasi (-) petechie (-)

spider nevi (-)

4 Kepala

Bentuk mesocephal luka (-) rambut tidak mudah dicabut keriput (+) atrofi

m temporalis (-) makula (-) papula (-) nodula (-) kelainan mimic wajah

bells palsy (-)

5 Mata

Conjunctiva anemis (--) sklera ikterik (--)

6 Hidung

Nafas cuping hidung (-) sekret (-) epistaksis (-)

7 Mulut

Bibir pucat (-) mukosa bibir kering (-) bibir cianosis (-) gusi berdarah (-)

8 Telinga

Nyeri tekan mastoid (-) sekret (-) pendengaran berkurang (-)

6

9 Tenggorokan

Tonsil membesar (-) pharing hiperemis (-)

10 Leher

JVP tidak meningkat trakea ditengah pembesaran kelenjar tiroid (-)

pembesaran kelenjar limfe (-) lesi pada kulit (-)

11 Dada

Normochest simetris pernapasan thoracoabdominal retraksi (-) spider nevi

(-) pulsasi infrasternalis (-) sela iga melebar (-)

Cor

Inspeksi ictus cordis tidak tampak

Palpasi ictus cordis tak kuat angkat

Perkusi batas kiri atas SIC II Linea Para Sternalis Sinistra

batas kanan atas SIC II Linea Para Sternalis Dextra

batas kiri bawah SIC V 1 cm medial Linea Medio Clavicularis

Sinistra

batas kanan bawah SIC IV Linea Para Sternalis Dextra

pinggang jantung SIC III Linea Para Sternalis Sinistra

(batas jantung terkesan normal)

Auskultasi Bunyi jantung IndashII intensitas normal regular bising (-)

Pulmo

Statis (depan dan belakang)

Inspeksi pengembangan dada kanan sama dengan kiri

Palpasi fremitus raba kiri sama dengan kanan

7

Perkusi sonorsonor

Auskultasi suara dasar vesikuler suara tambahan (rh -- wh --)

Dinamis (depan dan belakang)

Inspeksi pergerakan dada kanan sama dengan kiri

Palpasi fremitus raba kiri sama dengan kanan

Perkusi sonorsonor

Auskultasi suara dasar vesikuler suara tambahan (rh -- wh --)

12 Abdomen

Inspeksi dinding perut datar

Palpasi supel nyeri tekan (-) hepar tidak teraba pembesaran lien (-)

Perkusi tympani

Auskultasi bising usus (+) normal

13 Ektremitas

Palmar eritema (--)

akral dingin Oedem

- -

- -

- -

- -

14 Sistem genetalia

Dalam batas normal

25 Pemeriksaan Penunjang

251 Laboratorium

Tanggal 11 Desember 2012

Jenis pemeriksaan Hasil Nilai normal

8

GDS 460 lt 140 mgdl

Tanggal 1 1 Desember 2012

Jenis pemeriksaan Hasil Nilai normal

Hb 134 12-16 gdL

Hitung Leukosit 8230 4-11 ribu selcmm

Hitung Jenis 1--66267 1-50-13-554-6215-353-7

Laju Endap Darah 16 le 20 jam

Trombosit 336000 150-400 ribumm3

PCVHCT 36 35-47

GDP 215 lt 100 mgdL

GD 2 Jam PP 426 lt 140 mgdl

SGOT 16 L lt 43 P lt 36 UL

SGPT 21 L lt 43 P lt 36 UL

Ureum 28 20-40 mgdL

Kreatinin 053 L 06-11 P05-09 mgdL

26 Resume

Berdasarkan anamnesa didapatkan

Pasien mengeluh badan lemas pusing dan mual sejak 3 hari yang lalu Rasa

pusing dirasakan hilang timbul terlebih saat bangun tidur Badanya sering

lemas dirasakan terus-menerus

9

Pasien juga mengeluh kaki kirinya sering kesemutan Kesemutan dirasakan

sejak 3 bulan yang lalu dan memberat 1 minggu terakhir ini RPD DM(+)

sejak 5 tahun yang lalu

Berdasarkan Pemeriksaan fisik didapatkan

Kesadaran composmentis (456) tekanan darah meningkat (16080 mmHg)

konjungtiva anemis (--) nyeri tekan abdomen (-) dan kaki kiri terasa

kesemutan

Berdasarkan Pemeriksaan penunjang didapatkan

Darah lengkap terdapat peningkatan gula darah sesaat puasa dan 2 jam pp

DM tipe II

27 Diagnosis

DM tipe II

Hipertensi grade II

28 Penatalaksanaan

1 Non Medika mentosa

a Edukasi tentang penyakitnya

b Tirah baring

c Terapi diet

2 Medikamentosa

IVFD Infus RL 20 tpm

Inj Humulin R 10-10-10

Inj Humulin N 0-0-0-16

10

Inj Ranitidin 2x1 Amp

Captopril tab 3x125 mg

29 Follow Up

No Tanggal S O A P

1 11-12-2012

Badan lemas(+)Mual (+)Kaki kiri kesemutan (+)

T 16070mmhgRR 20xmenitN 88xmenitS 37 o C

DM tipe 2HT sg II

IVFD Infus RL 20 tpmInj Humulin R 10-10-10 Inj Humulin N 0-0-0-16Inj Ranitidin 2x1 AmpCaptopril tab 3x125 mg

2 12-12-2012

Badan lemas(+)Mual(-)Kaki kiri kesemutan (+)darr

T 14080mmhgRR 20xmenitN 84x menitS 367o CGDS 229

DM tipe 2HT sg II

Terapi dilanjutkanCek GDP dan GD2PP

3 13-12-2012

Badan lemas(+)Kaki kiri kesemutan (-)

T 15080mmhgRR 20xmenitN 78x menitS 365o CGDP 172GD2PP 189

DM tipe 2HT sg II

Terapi dilanjutkan

4 14-12-2012

Kel (-) T 13070mmhgRR 20xmenitN 80x menitS 363o C

DM tipe 2HT sg II

BLPLKontrol poli dalam

11

BAB III

TINJAUAN PUSTAKA

A Pengertian

Diabetes melitus (DM) merupakan suatu kelompok penyakit metabolik

dengan karakteristik hiperglikemia (meningkatanya kadar gula darah) yang terjadi

karena kelainan sekresi insulin kerja insulin atau keduanya

Diabetes mellitus (DM) merupakan penyakit kronis yang disebabkan antara

lain oleh defisiensi insulin yang dapat menimbulkan berbagai komplikasi

sehingga memerlukan manajemen terapi yang intensif Terapi yang diberikan

pada penderita DM tipe 2 adalah terapi non-obat yang berupa diet dan latihan fisik

(olahraga) dan terapi obat oral antidiabetika (OAD) Tetapi pada keadaan

dekompensasi metabolik berat maka diperlukan terapi insulin atau kombinasi

insulin OAD Karena jenis OAD maupun insulin yang tersedia cukup banyak

maka pemilihan penggunaan preparat insulin dan OAD sangat ditentukan oleh

kondisi penderita termasuk kadar glukosa darah

B Pembagian DM

DM tipe 1

Diabetes tipe 1 adalah diabetes yang bergantung pada insulin dimana

tubuh kekurangan hormon insulindikenal dengan istilah Insulin Dependent

Diabetes Mellitus (IDDM) Hal ini disebabkan hilangnya sel beta penghasil

12

insulin pada pulau-pulau Langerhans pankreas Diabetes tipe 1 banyak

ditemukan pada balita anak-anak dan remaja

Sampai saat ini Diabetes Mellitus tipe 1 hanya dapat di obati dengan

pemberian therapi insulin yang dilakukan secara terus menerus

berkesinambungan Riwayat keluarga diet dan faktor lingkungan sangat

mempengaruhi perawatan penderita diabetes tipe 1 Pada penderita diebetes

tipe 1 haruslah diperhatikan pengontrolan dan memonitor kadar gula

darahnya sebaiknya menggunakan alat test gula darah Terutama pada anak-

anak atau balita yang mana mereka sangat mudah mengalami dehidrasi

sering muntah dan mudah terserang berbagai penyakit

DM Tipe 2

Diabetes tipe 2 adalah dimana hormon insulin dalam tubuh tidak dapat

berfungsi dengan semestinya dikenal dengan istilah Non-Insulin Dependent

Diabetes Mellitus (NIDDM) Hal ini dikarenakan berbagai kemungkinan

seperti kecacatan dalam produksi insulin resistensi terhadap insulin atau

berkurangnya sensitifitas (respon) sell dan jaringan tubuh terhadap insulin

yang ditandai dengan meningkatnya kadar insulin di dalam darah

Ada beberapa teori yang mengutarakan sebab terjadinya resisten terhadap

insulin diantaranya faktor kegemukan (obesitas) Pada penderita diabetes tipe

2 pengontrolan kadar gula darah dapat dilakukan dengan beberapa tindakan

seperti diet penurunan berat badan dan pemberian tablet diabetik Apabila

dengan pemberian tablet belum maksimal respon penanganan level gula

dalam darah maka obat suntik mulai dipertimbangkan untuk diberikan

13

DM tipe lain

A Defek genetik fungsi sel beta

- Maturity Onset Diabetes of the Young (MODY) 123

- DNA mitokondria

B Defek genetik kerja insulin

C Penyakit endokrin pankreas

- Pankreatitis

- Tumor pankreas pankreatektomi

- Pankreatopati fibrokalkulus

D Endokrinopati

- Akromegali

- Sindrom Cushing

- Feokromositoma

- Hipertiroidisme

E Karena obatzat kimia

- Vacor pentamidin asam nikotinat

- Glukokortikoid hormon tiroid

14

- Tiazid dilantin interferon alfa dan lain-lain

F Infeksi

- Rubella kongenital Cytomegalovirus (CMV)

G Sebab imunologi yang jarang

- Antibodi anti insulin

H Sindrom genetik lain yang berkaitan dengan DM

- Sindrom Down sindrom Kleinfelter sindrom Turner dan lain-lain

DM pada masa kehamilan (Gestasional)

Klasifikasi DM dengan Kehamilan menurut Pyke

- Klas I Gestasional diabetes yaitu diabetes yang timbul pada waktu hamil

dan menghilang setelah melahirkan

- Klas II Pregestasional diabetes yaitu diabetes mulai sejak sebelum hamil

dan berlanjut setelah hamil

- Klas III Pregestasional diabetes yang disertai dengan komplikasi penyakit

pembuluh darah seperti retinopati nefropati penyakit pemburuh darah

panggul dan pembuluh darah perifer

90 dari wanita hamil yang menderita Diabetes termasuk ke dalam kategori

DM Gestasional (Tipe II) dan DM yang tergantung pada insulin (Insulin

Dependent Diabetes Mellitus = IDDM tipe I)

15

C Patofisiologi

Pada diabetes tipe 2 yang umumnya diawali dengan terjadinya resistensi

insulin Awalnya resistensi belum mengakibatkan diabetes secara klinis Pada saat

tersebut sel beta pancreas masih dapat mengkompensasi keadaan ini dan terjadi

suatu hiperinsulinemia dan glukosa darah masih normal atau baru sedikit

meningkat Kemudian setelah terjadi ketidak sanggupan sel beta pancreas baru

akan terjadi diabetes mellitus secara klinis yang ditandai dengan peningkatan

kadar gula darah yang memenuhi criteria diagnose diabetes

Dengan dasar pengetahuan ini maka dapat diperkirakan bahwa dalam

pengelolaan diabetes tipe 2 sesuai dengan kelainan dasar yang terjadi pada saat

tersebut

1 resistensi insulin pada jaringan lemak otot dan hati

2 kenaikan produksi glukosa oleh hati

3 kekurangan sekresi insulin oleh pancreas

16

D Penyebab DM

E Diagnosis

Kriteria Diagnosis

1 Gejala klasik DM + gula darah sewaktu gt200 mgdl Gula darah sewaktu

merupakan hasil pemeriksaan sesaat pada suatu hari tanpa memperhatikan

waktu makan terakhir

Atau

2 Kadar gula darah puasa gt 126 mgdl Puasa diartikan pasien tidak mendapat

kalori tambahan sedikitnya 8 jam

Atau

17

3 Kadar gula darah 2 jam pada TTGO gt 200 mgdl TTGO dilakukan dengan

Standard WHO menggunakan beban glukosa yang setara dengan 75 g

glukosa anhidrus yang dilarutkan dalam air

18

Pemeriksaan Laboratorium

Cara pelaksanaan TTGO (WHO 1994)

bull Tiga hari sebelum pemeriksaan tetap makan seperti kebiasaan sehari-hari

(dengan karbohidrat yang cukup) dan tetap melakukan kegiatan jasmani

seperti biasa

bull Berpuasa paling sedikit 8 jam (mulai malam hari) sebelum pemeriksaan

minum air putih tanpa gula tetap diperbolehkan

bull Diperiksa kadar glukosa darah puasa

bull Diberikan glukosa 75 g (orang dewasa) atau 175 gKg BB (anak-anak)

dilarutkan dalam 250 ml air dan diminum dalam waktu 5 menit

bull Berpuasa kembali sampai pengambilan sampel darah untuk pemeriksaan 2

jam setelah minum larutan glukosa selesai

bull Diperiksa kadar glukosa darah 2 jam sesudah beban glukosa

bull Selama proses pemeriksaan subyek yang diperiksa tetap istirahat dan tidak

merokok

19

Apabila hasil pemeriksaan tidak memenuhi criteria normal atau DM maka

dapat digolongkan kedalam kelompok TGT (Toleransi Glukosa Terganggu)

atau GDPT (Glukosa Darah Puasa Terganggu) dari hasil yang diperoleh

- TGT glukosa darah plasma 2 jam setelah pembebanan antara 140 ndash 199

mgdl

- GDPT glukosa darah puasa antara 100 ndash 125mgdl

Reduksi Urine

Pemeriksaan reduksi urine merupakan bagian dari pemeriksaan urine rutin

yang selalu dilakukan diklinik Hasil yang (+) menunjukkan adanya

glukosuria Beberapa hal yang perlu diingat dari hasil pemeriksaan reduksi

urine adalah

Digunakan pada pemeriksaan pertama sekali untuk tes skrining bukan

untuk menegakkan

Diagnosis

Nilai (+) sampai (++++)

Jika reduksi (+) masih mungkin oleh sebab lain seperti renal glukosuria

obat-obatan dan lainnya

Reduksi (++) kemungkinan KGD 200 ndash300 mg

Reduksi (+++) kemungkinan KGD 300 ndash400 mg

Reduksi (++++) kemungkinan KGD 1048725 400mg

20

Dapat digunakan untuk kontrol hasil pengobatan

Bila ada gangguan fungsi ginjal tidak bisa dijadikan pedoman

F Manifestasi Klinik

Tanda awal yang dapat diketahui bahwa seseorang menderita DM atau

kencing manis yaitu dilihat langsung dari efek peningkatan kadar gula darah

dimana peningkatan kadar gula dalam darah mencapai nilai 160 - 180 mgdL dan

air seni (urine) penderita kencing manis yang mengandung gula (glucose)

sehingga urine sering dilebung atau dikerubuti semut

Penderita kencing manis umumnya menampakkan tanda dan gejala dibawah

ini meskipun tidak semua dialami oleh penderita

1 Jumlah urine yang dikeluarkan lebih banyak (Polyuria)

2 Sering atau cepat merasa hausdahaga (Polydipsia)

3 Lapar yang berlebihan atau makan banyak (Polyphagia)

4 Frekwensi urine meningkatkencing terus (Glycosuria)

5 Kehilangan berat badan yang tidak jelas sebabnya

6 Kesemutanmati rasa pada ujung syaraf ditelapak tangan amp kaki

7 Cepat lelah dan lemah setiap waktu

8 Mengalami rabun penglihatan secara tiba-tiba

9 Apabila lukatergores (korengan) lambat penyembuhannya

10Mudah terkena infeksi terutama pada kulit

Kondisi kadar gula yang drastis menurun akan cepat menyebabkan

seseorang tidak sadarkan diri bahkan memasuki tahapan koma

21

G Penatalaksanaan

Penderita diabetes tipe 1 umumnya menjalani pengobatan therapi insulin

(LantusLevemir Humalog Novolog atau Apidra) yang berkesinambungan selain

itu adalah dengan berolahraga secukupnya serta melakukan pengontrolan menu

makanan (diet)

Pada penderita diabetes mellitus tipe 2 penatalaksanaan pengobatan dan

penanganan difokuskan pada gaya hidup dan aktivitas fisik Pengontrolan nilai

kadar gula dalam darah adalah menjadi kunci program pengobatan yaitu dengan

mengurangi berat badan diet dan berolahraga Jika hal ini tidak mencapai hasil

yang diharapkan maka pemberian obat tablet akan diperlukan Bahkan pemberian

suntikan insulin turut diperlukan bila tablet tidak mengatasi pengontrolan kadar

gula darah

Terapi farmakologis diberikan bersama dengan pengaturan makan dan latihan

jasmani (gaya hidup sehat) Terapi farmakologis terdiri dari obat oral dan bentuk

suntikan

1 Obat hipoglikemik oral

Berdasarkan cara kerjanya OHO dibagi menjadi 5 golongan

A Pemicu sekresi insulin (insulin secretagogue) sulfonylurea dan glinid

B Peningkat sensitivitas terhadap insulin metformin dan tiazolidindion

C Penghambat glukoneogenesis (metformin)

D Penghambat absorpsi glukosa penghambat glukosidase alfa

E DPP-IV inhibitor

22

2 Suntikan

A Insulin

B Agonis GLP-1incretin mimetic

A Insulin

Insulin sampai saat ini dikelompokkan menjadi beberapa jenis antara lain

1 Kerja cepat (rapid acting)

Contoh Actrapid Humulin RReguler Insulin (Crystal Zinc Insulin)

Bentuknya larutan jernih efek puncak 2-4 jam setelah penyuntikan durasi

kerja sampai 6 jam Merupakan satu-satunya insulin yang dapat dipergunakan

secara intra vena Bisa dicampur dengan insulin kerja menengah atau insulin

kerja panjang

2 Kerja menengah (intermediate acting)

23

Contoh Insulatard Monotard Humulin N NPH Insulin Lente Dengan

menambah protamin (NPH Neutral Protamin Hagedom) atau zinc (pada

insulin lente) maka bentuknya menjadi suspensi yang akan memperlambat

absorpsi sehingga efek menjadi lebih panjang Bentuk NPH tidak imunogenik

karena protamin bukanlah protein

3 Kerja panjang ( long acting)

Contoh Insulin Glargine Insulin Ultralente PZI Insulin bentuk ini diperlukan

untuk tujuan mempertahankan insulin basal yang konstan Semua jenis insulin

yang beredar saat ini sudah sangat murni sebab apabila tidak murni akan

memicu imunogenitas resistensi lipoatrofi atau lipohipertrofi

Insulin diperlukan pada keadaan

Penurunan berat badan yang cepat

Hiperglikemia berat yang disertai ketosis

Ketoasidosis diabetik

Hiperglikemia hiperosmolar non ketotik

Hiperglikemia dengan asidosis laktat

Gagal dengan kombinasi OHO dosis optimal

Stres berat (infeksi sistemik operasi besar IMA stroke)

Kehamilan dengan DMdiabetes melitus gestasional yang tidak terkendali

dengan perencanaan makan

Gangguan fungsi ginjal atau hati yang berat

Kontraindikasi dan atau alergi terhadap OHO

Cara pemberian insulin ada beberapa macam

a) intra vena bekerja sangat cepat yakni dalam 2-5 menit akan terjadi penurunan

glukosa darah

b) intramuskuler penyerapannya lebih cepat 2 kali lipat daripada subkutan

24

c) subkutan penyerapanya tergantung lokasi penyuntikan pemijatan kedalaman

konsentrasi Lokasi abdomen lebih cepat dari paha maupun lengan Jenis

insulin human lebih cepat dari insulin animal insulin analog lebih cepat dari

insulin human

Insulin diberikan subkutan dengan tujuan mempertahankan kadar gula darah

dalam batas normal sepanjang hari yaitu 80-120 mg saat puasa dan 80-160 mg

setelah makan Untuk pasien usia diatas 60 tahun batas ini lebih tinggi yaitu puasa

kurang dari 150 mg dan kurang dari 200 mg setelah makan Karena kadar

gula darah memang naik turun sepanjang hari maka sesekali kadar ini mungkin

lebih dari 180 mg (10 mmolliter) tetapi kadar lembah (through) dalam sehari

harus diusahakan tidak lebih rendah dari 70 mg (4 mmolliter) Insulin

sebaiknya disuntikkan di tempat yang berbeda tetapi paling baik dibawah kulit

perut

Dosis dan frekuensi penyuntikan ditentukan berdasarkan kebutuhan setiap

pasien akan insulin Untuk tujuan pengobatan dosis insulin dinyatakan dalam unit

(U) Setiap unit merupakan jumlah yang diperlukan untuk menurunkan kadar gula

darah kelinci sebanyak 45 mg dalam bioassay Sediaan homogen human insulin

mengandung 25-30 IUmg

H Komplikasi DM

1 Makrovaskular stroke penyakit jantung koroner ulkus gangren

2 Mikrovaskular retina (retinopati) dan ginjal (gagal ginjal kronik) syaraf

(stroke neuropati)

3 Koma hiperglikemi hipoglikemi stroke

25

BAB IV

PENUTUP

Telah dilaporkan laporan kasus seorang penderita perempuan (51 tahun)

dengan diagnosis DM type 2 telah dirawat di ruang Penyakit Dalam kelas III

RSUD ldquoKANJURUHANrdquo KEPANJEN dari tanggal 12 Desember 2012 Pasien

datang dengan keluhan badan lemas Pasien juga mengeluh pusing dan mual serta

kaki kirinya sering kesemutan terutama 1 minggu terakhir ini Hasil Pemeriksaan

laboratorium didapatkan peningkatan kadar glukosa darah sewaktu puasa dan 2

jam PP

Diabetes melitus (DM) merupakan suatu kelompok penyakit metabolik

dengan karakteristik hiperglikemia (meningkatanya kadar gula darah) yang terjadi

karena kelainan sekresi insulin kerja insulin atau keduanya Etiologinya bisa

disebabkan oleh DM type I DM type II DM type lain dan DM gestational

Manifestasi klinis penderita kencing manis umumnya menampakkan tanda

dan gejala dibawah ini meskipun tidak semua dialami oleh penderita

1 Jumlah urine yang dikeluarkan lebih banyak (Polyuria)

2 Sering atau cepat merasa hausdahaga (Polydipsia)

3 Lapar yang berlebihan atau makan banyak (Polyphagia)

4 Frekwensi urine meningkatkencing terus (Glycosuria)

5 Kehilangan berat badan yang tidak jelas sebabnya

6 Kesemutanmati rasa pada ujung syaraf ditelapak tangan amp kaki

7 Cepat lelah dan lemah setiap waktu

26

8 Mengalami rabun penglihatan secara tiba-tiba

9 Apabila lukatergores (korengan) lambat penyembuhannya

10 Mudah terkena infeksi terutama pada kulit

Diagnosis dari DM dapat ditegakkan melalui anamnesa pemeriksaan fisik

dan pemeriksaan penunjang Penderita diabetes tipe 1 umumnya menjalani

pengobatan therapi insulin yang berkesinambungan selain itu adalah dengan

berolahraga secukupnya serta melakukan pengontrolan menu makanan (diet)

Sedangkan pada penderita diabetes mellitus tipe 2 penatalaksanaan pengobatan

dan penanganan difokuskan pada gaya hidup dan aktivitas fisik Pengontrolan

nilai kadar gula dalam darah adalah menjadi kunci program pengobatan yaitu

dengan mengurangi berat badan diet dan berolahraga Jika hal ini tidak mencapai

hasil yang diharapkan maka pemberian obat tablet akan diperlukan Bahkan

pemberian suntikan insulin turut diperlukan bila tablet tidak mengatasi

pengontrolan kadar gula darah

27

DAFTAR PUSTAKA

1 Alwi Shahab 2006 Diagnosis Dan Penatalaksanaan Diabetes Melitus

httpdokter-alwicomdiabeteshtml

2 Askandar 1999 Diabetes Melitus klasifikasi Diagnosis dan Terapied 3 PT

Gramedia Pustaka Utama Jakarta

3 Danu Yudistira 27 of Sep 2010 Indikasi Penggunaan Insulin pada Penderita

Diabetes Melitus Tipe II httpindodiabetescomstandar-terbaru-kriteria-

diagnosis-diabetes-2010html

4 Harun S 2002 Buku Ajar Ilmu Penyakit Dalam Edisi II Jakarta

Departemen Ilmu Penyakit Dalam Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia

5 Konsensus Pengelolaan Dan Pencegahan Diabetes Mellitus Tipe 2 Diakses

15 desember 2012 httpwwwperkeniorg

page=proyek_improving_diabetes_health

6 Megawati Studi Penggunaan Insulin Dan Oral Antidiabetika Pada Penderita

Diabetes Mellitus Tipe 2 Di Instalasi Rawat Inap Rsu Dr Saiful Anwar

Malang httpwwwfkumyecasenet

28

Page 3: Lapsus DM Izzy

BAB II

STATUS PENDERITA

21 Identitas Penderita

Nama Ny H

Umur 51 tahun

Jenis kelamin Perempuan

Agama Islam

Alamat Bululawang

Status Perkawinan Menikah

Suku Jawa

Tanggal MRS 11 Desember 2012

No Register 306312

22 Anamnesis

1 Keluhan Utama

Badan lemas

2 Riwayat Penyakit Sekarang

Pasien datang ke UGD RSUD Kepanjen dengan keluhan badan lemas pusing

dan perut terasa mual sejak 3 hari yang lalu Rasa pusing dirasakan hilang

timbul terlebih saat bangun tidur Badanya sering lemas dirasakan terus-

menerus

3

Pasien juga mengeluh kaki kirinya sering kesemutan Kesemutan dirasakan

sejak 3 bulan yang lalu dan memberat 1 minggu terakhir ini Kesemutan

dirasakan ketika pasien merasa kedinginan

5 tahun yang lalu pasien mulai merasa sering mudah haus dan lapar

banyak makan tetapi berat badan terus berkurang Keluhan sering kencing

dan terbangun malam untuk BAK juga dirasakan Pasien mengeluh mudah

haus dan banyak ngemil berat badan pun semakin menurun Pasien juga

mengeluh sering sulit tidur karena harus bolak-balik ke kamar mandi untuk

BAK BAK biasanya plusmn 5x dalam 1 malam Pasien kemudian memeriksakan

diri ke rumah sakit dan dinyatakan menderita sakit kencing manis Mulanya

pasien rutin kontrol kedokter namun 1 tahun ini pasien jarang kontrol karena

tidak ada yang mengantar

3 Riwayat Penyakit Dahulu

DM (+) sejak 5 tahun yang lalu

4 Riwayat Penyakit Keluarga

Kakak DM (+)

23 Anamnesis Sistemik

1 Kulit kulit gatal (-)

2 Mata pandangan mata berkunang-kunang (-) penglihatan kabur (-)

ketajaman penglihatan berkurang (-)

3 Hidung tersumbat (-) mimisan (-)

4 Telinga pendengaran berkurang (-) berdengung (-) cairan (-)

5 Mulut sariawan (-) lidah terasa pahit (-)

4

6 Tenggorokan sakit menelan (-) serak (-)

7 Leher sakit tengkuk (-) kaku (-) gondok (-)

8 Mammae nyeri (-) benjolan (-)

9 Pernafasan sesak nafas (-) batuk (-) mengi (-)

10 Jantung amp peredaran darah berdebar-debar (-) nyeri dada (-) ortopneu (-)

paroxysmal nocturnal dipsneu (-) dipsnue drsquoeffort (-)

11 Gastrointestinal mual (+) muntah (-) diare (-) nafsu makan menurun

(+) kembung (-)

12 Genitourinaria BAK spontan (+) BAB spontan (+)

13 Neurologik kejang (-) lumpuh (-) kaki kesemutan (-+) sakit kepala (-)

pusing (-)

14 Psikiatrik emosi stabil (+) mudah marah (-)

15 Muskuluskeletal kaku sendi (-) nyeri sendi pinggul (-) nyeri tangan dan

kaki (-) nyeri otot (-) lemah (+)

16 Ekstremitas atas dan bawah bengkak (-) sakit (-) ujung jari telapak tangan

dan kaki dingin (-)

17 Endokrin polidipsi (+) polifagi (+) poliuri (+)

18 Darah kepucatan (-) mudah kebiruan (-)

19 Penyakit yang pernah diderita TBC (-) alergi (-) asma (-) DM (+)

20 Makanan nasijagung (+) sayur (+) tahu (+) tempe (+) ikan (+) telur

(+) susu (-)

kwantitas cukup

5

24 Pemeriksaan Fisik

1 Keadaan Umum

Pasien tampak lemas kesadaran compos mentis (GCS 456) status gizi kesan

cukup

2 Tanda Vital

Tensi 16080 mmHg

Nadi 88 x menit

Pernafasan 24 x menit

Suhu 365 oC

3 Kulit

Turgor kulit lambat (-) ikterik (-) sianosis (-) venektasi (-) petechie (-)

spider nevi (-)

4 Kepala

Bentuk mesocephal luka (-) rambut tidak mudah dicabut keriput (+) atrofi

m temporalis (-) makula (-) papula (-) nodula (-) kelainan mimic wajah

bells palsy (-)

5 Mata

Conjunctiva anemis (--) sklera ikterik (--)

6 Hidung

Nafas cuping hidung (-) sekret (-) epistaksis (-)

7 Mulut

Bibir pucat (-) mukosa bibir kering (-) bibir cianosis (-) gusi berdarah (-)

8 Telinga

Nyeri tekan mastoid (-) sekret (-) pendengaran berkurang (-)

6

9 Tenggorokan

Tonsil membesar (-) pharing hiperemis (-)

10 Leher

JVP tidak meningkat trakea ditengah pembesaran kelenjar tiroid (-)

pembesaran kelenjar limfe (-) lesi pada kulit (-)

11 Dada

Normochest simetris pernapasan thoracoabdominal retraksi (-) spider nevi

(-) pulsasi infrasternalis (-) sela iga melebar (-)

Cor

Inspeksi ictus cordis tidak tampak

Palpasi ictus cordis tak kuat angkat

Perkusi batas kiri atas SIC II Linea Para Sternalis Sinistra

batas kanan atas SIC II Linea Para Sternalis Dextra

batas kiri bawah SIC V 1 cm medial Linea Medio Clavicularis

Sinistra

batas kanan bawah SIC IV Linea Para Sternalis Dextra

pinggang jantung SIC III Linea Para Sternalis Sinistra

(batas jantung terkesan normal)

Auskultasi Bunyi jantung IndashII intensitas normal regular bising (-)

Pulmo

Statis (depan dan belakang)

Inspeksi pengembangan dada kanan sama dengan kiri

Palpasi fremitus raba kiri sama dengan kanan

7

Perkusi sonorsonor

Auskultasi suara dasar vesikuler suara tambahan (rh -- wh --)

Dinamis (depan dan belakang)

Inspeksi pergerakan dada kanan sama dengan kiri

Palpasi fremitus raba kiri sama dengan kanan

Perkusi sonorsonor

Auskultasi suara dasar vesikuler suara tambahan (rh -- wh --)

12 Abdomen

Inspeksi dinding perut datar

Palpasi supel nyeri tekan (-) hepar tidak teraba pembesaran lien (-)

Perkusi tympani

Auskultasi bising usus (+) normal

13 Ektremitas

Palmar eritema (--)

akral dingin Oedem

- -

- -

- -

- -

14 Sistem genetalia

Dalam batas normal

25 Pemeriksaan Penunjang

251 Laboratorium

Tanggal 11 Desember 2012

Jenis pemeriksaan Hasil Nilai normal

8

GDS 460 lt 140 mgdl

Tanggal 1 1 Desember 2012

Jenis pemeriksaan Hasil Nilai normal

Hb 134 12-16 gdL

Hitung Leukosit 8230 4-11 ribu selcmm

Hitung Jenis 1--66267 1-50-13-554-6215-353-7

Laju Endap Darah 16 le 20 jam

Trombosit 336000 150-400 ribumm3

PCVHCT 36 35-47

GDP 215 lt 100 mgdL

GD 2 Jam PP 426 lt 140 mgdl

SGOT 16 L lt 43 P lt 36 UL

SGPT 21 L lt 43 P lt 36 UL

Ureum 28 20-40 mgdL

Kreatinin 053 L 06-11 P05-09 mgdL

26 Resume

Berdasarkan anamnesa didapatkan

Pasien mengeluh badan lemas pusing dan mual sejak 3 hari yang lalu Rasa

pusing dirasakan hilang timbul terlebih saat bangun tidur Badanya sering

lemas dirasakan terus-menerus

9

Pasien juga mengeluh kaki kirinya sering kesemutan Kesemutan dirasakan

sejak 3 bulan yang lalu dan memberat 1 minggu terakhir ini RPD DM(+)

sejak 5 tahun yang lalu

Berdasarkan Pemeriksaan fisik didapatkan

Kesadaran composmentis (456) tekanan darah meningkat (16080 mmHg)

konjungtiva anemis (--) nyeri tekan abdomen (-) dan kaki kiri terasa

kesemutan

Berdasarkan Pemeriksaan penunjang didapatkan

Darah lengkap terdapat peningkatan gula darah sesaat puasa dan 2 jam pp

DM tipe II

27 Diagnosis

DM tipe II

Hipertensi grade II

28 Penatalaksanaan

1 Non Medika mentosa

a Edukasi tentang penyakitnya

b Tirah baring

c Terapi diet

2 Medikamentosa

IVFD Infus RL 20 tpm

Inj Humulin R 10-10-10

Inj Humulin N 0-0-0-16

10

Inj Ranitidin 2x1 Amp

Captopril tab 3x125 mg

29 Follow Up

No Tanggal S O A P

1 11-12-2012

Badan lemas(+)Mual (+)Kaki kiri kesemutan (+)

T 16070mmhgRR 20xmenitN 88xmenitS 37 o C

DM tipe 2HT sg II

IVFD Infus RL 20 tpmInj Humulin R 10-10-10 Inj Humulin N 0-0-0-16Inj Ranitidin 2x1 AmpCaptopril tab 3x125 mg

2 12-12-2012

Badan lemas(+)Mual(-)Kaki kiri kesemutan (+)darr

T 14080mmhgRR 20xmenitN 84x menitS 367o CGDS 229

DM tipe 2HT sg II

Terapi dilanjutkanCek GDP dan GD2PP

3 13-12-2012

Badan lemas(+)Kaki kiri kesemutan (-)

T 15080mmhgRR 20xmenitN 78x menitS 365o CGDP 172GD2PP 189

DM tipe 2HT sg II

Terapi dilanjutkan

4 14-12-2012

Kel (-) T 13070mmhgRR 20xmenitN 80x menitS 363o C

DM tipe 2HT sg II

BLPLKontrol poli dalam

11

BAB III

TINJAUAN PUSTAKA

A Pengertian

Diabetes melitus (DM) merupakan suatu kelompok penyakit metabolik

dengan karakteristik hiperglikemia (meningkatanya kadar gula darah) yang terjadi

karena kelainan sekresi insulin kerja insulin atau keduanya

Diabetes mellitus (DM) merupakan penyakit kronis yang disebabkan antara

lain oleh defisiensi insulin yang dapat menimbulkan berbagai komplikasi

sehingga memerlukan manajemen terapi yang intensif Terapi yang diberikan

pada penderita DM tipe 2 adalah terapi non-obat yang berupa diet dan latihan fisik

(olahraga) dan terapi obat oral antidiabetika (OAD) Tetapi pada keadaan

dekompensasi metabolik berat maka diperlukan terapi insulin atau kombinasi

insulin OAD Karena jenis OAD maupun insulin yang tersedia cukup banyak

maka pemilihan penggunaan preparat insulin dan OAD sangat ditentukan oleh

kondisi penderita termasuk kadar glukosa darah

B Pembagian DM

DM tipe 1

Diabetes tipe 1 adalah diabetes yang bergantung pada insulin dimana

tubuh kekurangan hormon insulindikenal dengan istilah Insulin Dependent

Diabetes Mellitus (IDDM) Hal ini disebabkan hilangnya sel beta penghasil

12

insulin pada pulau-pulau Langerhans pankreas Diabetes tipe 1 banyak

ditemukan pada balita anak-anak dan remaja

Sampai saat ini Diabetes Mellitus tipe 1 hanya dapat di obati dengan

pemberian therapi insulin yang dilakukan secara terus menerus

berkesinambungan Riwayat keluarga diet dan faktor lingkungan sangat

mempengaruhi perawatan penderita diabetes tipe 1 Pada penderita diebetes

tipe 1 haruslah diperhatikan pengontrolan dan memonitor kadar gula

darahnya sebaiknya menggunakan alat test gula darah Terutama pada anak-

anak atau balita yang mana mereka sangat mudah mengalami dehidrasi

sering muntah dan mudah terserang berbagai penyakit

DM Tipe 2

Diabetes tipe 2 adalah dimana hormon insulin dalam tubuh tidak dapat

berfungsi dengan semestinya dikenal dengan istilah Non-Insulin Dependent

Diabetes Mellitus (NIDDM) Hal ini dikarenakan berbagai kemungkinan

seperti kecacatan dalam produksi insulin resistensi terhadap insulin atau

berkurangnya sensitifitas (respon) sell dan jaringan tubuh terhadap insulin

yang ditandai dengan meningkatnya kadar insulin di dalam darah

Ada beberapa teori yang mengutarakan sebab terjadinya resisten terhadap

insulin diantaranya faktor kegemukan (obesitas) Pada penderita diabetes tipe

2 pengontrolan kadar gula darah dapat dilakukan dengan beberapa tindakan

seperti diet penurunan berat badan dan pemberian tablet diabetik Apabila

dengan pemberian tablet belum maksimal respon penanganan level gula

dalam darah maka obat suntik mulai dipertimbangkan untuk diberikan

13

DM tipe lain

A Defek genetik fungsi sel beta

- Maturity Onset Diabetes of the Young (MODY) 123

- DNA mitokondria

B Defek genetik kerja insulin

C Penyakit endokrin pankreas

- Pankreatitis

- Tumor pankreas pankreatektomi

- Pankreatopati fibrokalkulus

D Endokrinopati

- Akromegali

- Sindrom Cushing

- Feokromositoma

- Hipertiroidisme

E Karena obatzat kimia

- Vacor pentamidin asam nikotinat

- Glukokortikoid hormon tiroid

14

- Tiazid dilantin interferon alfa dan lain-lain

F Infeksi

- Rubella kongenital Cytomegalovirus (CMV)

G Sebab imunologi yang jarang

- Antibodi anti insulin

H Sindrom genetik lain yang berkaitan dengan DM

- Sindrom Down sindrom Kleinfelter sindrom Turner dan lain-lain

DM pada masa kehamilan (Gestasional)

Klasifikasi DM dengan Kehamilan menurut Pyke

- Klas I Gestasional diabetes yaitu diabetes yang timbul pada waktu hamil

dan menghilang setelah melahirkan

- Klas II Pregestasional diabetes yaitu diabetes mulai sejak sebelum hamil

dan berlanjut setelah hamil

- Klas III Pregestasional diabetes yang disertai dengan komplikasi penyakit

pembuluh darah seperti retinopati nefropati penyakit pemburuh darah

panggul dan pembuluh darah perifer

90 dari wanita hamil yang menderita Diabetes termasuk ke dalam kategori

DM Gestasional (Tipe II) dan DM yang tergantung pada insulin (Insulin

Dependent Diabetes Mellitus = IDDM tipe I)

15

C Patofisiologi

Pada diabetes tipe 2 yang umumnya diawali dengan terjadinya resistensi

insulin Awalnya resistensi belum mengakibatkan diabetes secara klinis Pada saat

tersebut sel beta pancreas masih dapat mengkompensasi keadaan ini dan terjadi

suatu hiperinsulinemia dan glukosa darah masih normal atau baru sedikit

meningkat Kemudian setelah terjadi ketidak sanggupan sel beta pancreas baru

akan terjadi diabetes mellitus secara klinis yang ditandai dengan peningkatan

kadar gula darah yang memenuhi criteria diagnose diabetes

Dengan dasar pengetahuan ini maka dapat diperkirakan bahwa dalam

pengelolaan diabetes tipe 2 sesuai dengan kelainan dasar yang terjadi pada saat

tersebut

1 resistensi insulin pada jaringan lemak otot dan hati

2 kenaikan produksi glukosa oleh hati

3 kekurangan sekresi insulin oleh pancreas

16

D Penyebab DM

E Diagnosis

Kriteria Diagnosis

1 Gejala klasik DM + gula darah sewaktu gt200 mgdl Gula darah sewaktu

merupakan hasil pemeriksaan sesaat pada suatu hari tanpa memperhatikan

waktu makan terakhir

Atau

2 Kadar gula darah puasa gt 126 mgdl Puasa diartikan pasien tidak mendapat

kalori tambahan sedikitnya 8 jam

Atau

17

3 Kadar gula darah 2 jam pada TTGO gt 200 mgdl TTGO dilakukan dengan

Standard WHO menggunakan beban glukosa yang setara dengan 75 g

glukosa anhidrus yang dilarutkan dalam air

18

Pemeriksaan Laboratorium

Cara pelaksanaan TTGO (WHO 1994)

bull Tiga hari sebelum pemeriksaan tetap makan seperti kebiasaan sehari-hari

(dengan karbohidrat yang cukup) dan tetap melakukan kegiatan jasmani

seperti biasa

bull Berpuasa paling sedikit 8 jam (mulai malam hari) sebelum pemeriksaan

minum air putih tanpa gula tetap diperbolehkan

bull Diperiksa kadar glukosa darah puasa

bull Diberikan glukosa 75 g (orang dewasa) atau 175 gKg BB (anak-anak)

dilarutkan dalam 250 ml air dan diminum dalam waktu 5 menit

bull Berpuasa kembali sampai pengambilan sampel darah untuk pemeriksaan 2

jam setelah minum larutan glukosa selesai

bull Diperiksa kadar glukosa darah 2 jam sesudah beban glukosa

bull Selama proses pemeriksaan subyek yang diperiksa tetap istirahat dan tidak

merokok

19

Apabila hasil pemeriksaan tidak memenuhi criteria normal atau DM maka

dapat digolongkan kedalam kelompok TGT (Toleransi Glukosa Terganggu)

atau GDPT (Glukosa Darah Puasa Terganggu) dari hasil yang diperoleh

- TGT glukosa darah plasma 2 jam setelah pembebanan antara 140 ndash 199

mgdl

- GDPT glukosa darah puasa antara 100 ndash 125mgdl

Reduksi Urine

Pemeriksaan reduksi urine merupakan bagian dari pemeriksaan urine rutin

yang selalu dilakukan diklinik Hasil yang (+) menunjukkan adanya

glukosuria Beberapa hal yang perlu diingat dari hasil pemeriksaan reduksi

urine adalah

Digunakan pada pemeriksaan pertama sekali untuk tes skrining bukan

untuk menegakkan

Diagnosis

Nilai (+) sampai (++++)

Jika reduksi (+) masih mungkin oleh sebab lain seperti renal glukosuria

obat-obatan dan lainnya

Reduksi (++) kemungkinan KGD 200 ndash300 mg

Reduksi (+++) kemungkinan KGD 300 ndash400 mg

Reduksi (++++) kemungkinan KGD 1048725 400mg

20

Dapat digunakan untuk kontrol hasil pengobatan

Bila ada gangguan fungsi ginjal tidak bisa dijadikan pedoman

F Manifestasi Klinik

Tanda awal yang dapat diketahui bahwa seseorang menderita DM atau

kencing manis yaitu dilihat langsung dari efek peningkatan kadar gula darah

dimana peningkatan kadar gula dalam darah mencapai nilai 160 - 180 mgdL dan

air seni (urine) penderita kencing manis yang mengandung gula (glucose)

sehingga urine sering dilebung atau dikerubuti semut

Penderita kencing manis umumnya menampakkan tanda dan gejala dibawah

ini meskipun tidak semua dialami oleh penderita

1 Jumlah urine yang dikeluarkan lebih banyak (Polyuria)

2 Sering atau cepat merasa hausdahaga (Polydipsia)

3 Lapar yang berlebihan atau makan banyak (Polyphagia)

4 Frekwensi urine meningkatkencing terus (Glycosuria)

5 Kehilangan berat badan yang tidak jelas sebabnya

6 Kesemutanmati rasa pada ujung syaraf ditelapak tangan amp kaki

7 Cepat lelah dan lemah setiap waktu

8 Mengalami rabun penglihatan secara tiba-tiba

9 Apabila lukatergores (korengan) lambat penyembuhannya

10Mudah terkena infeksi terutama pada kulit

Kondisi kadar gula yang drastis menurun akan cepat menyebabkan

seseorang tidak sadarkan diri bahkan memasuki tahapan koma

21

G Penatalaksanaan

Penderita diabetes tipe 1 umumnya menjalani pengobatan therapi insulin

(LantusLevemir Humalog Novolog atau Apidra) yang berkesinambungan selain

itu adalah dengan berolahraga secukupnya serta melakukan pengontrolan menu

makanan (diet)

Pada penderita diabetes mellitus tipe 2 penatalaksanaan pengobatan dan

penanganan difokuskan pada gaya hidup dan aktivitas fisik Pengontrolan nilai

kadar gula dalam darah adalah menjadi kunci program pengobatan yaitu dengan

mengurangi berat badan diet dan berolahraga Jika hal ini tidak mencapai hasil

yang diharapkan maka pemberian obat tablet akan diperlukan Bahkan pemberian

suntikan insulin turut diperlukan bila tablet tidak mengatasi pengontrolan kadar

gula darah

Terapi farmakologis diberikan bersama dengan pengaturan makan dan latihan

jasmani (gaya hidup sehat) Terapi farmakologis terdiri dari obat oral dan bentuk

suntikan

1 Obat hipoglikemik oral

Berdasarkan cara kerjanya OHO dibagi menjadi 5 golongan

A Pemicu sekresi insulin (insulin secretagogue) sulfonylurea dan glinid

B Peningkat sensitivitas terhadap insulin metformin dan tiazolidindion

C Penghambat glukoneogenesis (metformin)

D Penghambat absorpsi glukosa penghambat glukosidase alfa

E DPP-IV inhibitor

22

2 Suntikan

A Insulin

B Agonis GLP-1incretin mimetic

A Insulin

Insulin sampai saat ini dikelompokkan menjadi beberapa jenis antara lain

1 Kerja cepat (rapid acting)

Contoh Actrapid Humulin RReguler Insulin (Crystal Zinc Insulin)

Bentuknya larutan jernih efek puncak 2-4 jam setelah penyuntikan durasi

kerja sampai 6 jam Merupakan satu-satunya insulin yang dapat dipergunakan

secara intra vena Bisa dicampur dengan insulin kerja menengah atau insulin

kerja panjang

2 Kerja menengah (intermediate acting)

23

Contoh Insulatard Monotard Humulin N NPH Insulin Lente Dengan

menambah protamin (NPH Neutral Protamin Hagedom) atau zinc (pada

insulin lente) maka bentuknya menjadi suspensi yang akan memperlambat

absorpsi sehingga efek menjadi lebih panjang Bentuk NPH tidak imunogenik

karena protamin bukanlah protein

3 Kerja panjang ( long acting)

Contoh Insulin Glargine Insulin Ultralente PZI Insulin bentuk ini diperlukan

untuk tujuan mempertahankan insulin basal yang konstan Semua jenis insulin

yang beredar saat ini sudah sangat murni sebab apabila tidak murni akan

memicu imunogenitas resistensi lipoatrofi atau lipohipertrofi

Insulin diperlukan pada keadaan

Penurunan berat badan yang cepat

Hiperglikemia berat yang disertai ketosis

Ketoasidosis diabetik

Hiperglikemia hiperosmolar non ketotik

Hiperglikemia dengan asidosis laktat

Gagal dengan kombinasi OHO dosis optimal

Stres berat (infeksi sistemik operasi besar IMA stroke)

Kehamilan dengan DMdiabetes melitus gestasional yang tidak terkendali

dengan perencanaan makan

Gangguan fungsi ginjal atau hati yang berat

Kontraindikasi dan atau alergi terhadap OHO

Cara pemberian insulin ada beberapa macam

a) intra vena bekerja sangat cepat yakni dalam 2-5 menit akan terjadi penurunan

glukosa darah

b) intramuskuler penyerapannya lebih cepat 2 kali lipat daripada subkutan

24

c) subkutan penyerapanya tergantung lokasi penyuntikan pemijatan kedalaman

konsentrasi Lokasi abdomen lebih cepat dari paha maupun lengan Jenis

insulin human lebih cepat dari insulin animal insulin analog lebih cepat dari

insulin human

Insulin diberikan subkutan dengan tujuan mempertahankan kadar gula darah

dalam batas normal sepanjang hari yaitu 80-120 mg saat puasa dan 80-160 mg

setelah makan Untuk pasien usia diatas 60 tahun batas ini lebih tinggi yaitu puasa

kurang dari 150 mg dan kurang dari 200 mg setelah makan Karena kadar

gula darah memang naik turun sepanjang hari maka sesekali kadar ini mungkin

lebih dari 180 mg (10 mmolliter) tetapi kadar lembah (through) dalam sehari

harus diusahakan tidak lebih rendah dari 70 mg (4 mmolliter) Insulin

sebaiknya disuntikkan di tempat yang berbeda tetapi paling baik dibawah kulit

perut

Dosis dan frekuensi penyuntikan ditentukan berdasarkan kebutuhan setiap

pasien akan insulin Untuk tujuan pengobatan dosis insulin dinyatakan dalam unit

(U) Setiap unit merupakan jumlah yang diperlukan untuk menurunkan kadar gula

darah kelinci sebanyak 45 mg dalam bioassay Sediaan homogen human insulin

mengandung 25-30 IUmg

H Komplikasi DM

1 Makrovaskular stroke penyakit jantung koroner ulkus gangren

2 Mikrovaskular retina (retinopati) dan ginjal (gagal ginjal kronik) syaraf

(stroke neuropati)

3 Koma hiperglikemi hipoglikemi stroke

25

BAB IV

PENUTUP

Telah dilaporkan laporan kasus seorang penderita perempuan (51 tahun)

dengan diagnosis DM type 2 telah dirawat di ruang Penyakit Dalam kelas III

RSUD ldquoKANJURUHANrdquo KEPANJEN dari tanggal 12 Desember 2012 Pasien

datang dengan keluhan badan lemas Pasien juga mengeluh pusing dan mual serta

kaki kirinya sering kesemutan terutama 1 minggu terakhir ini Hasil Pemeriksaan

laboratorium didapatkan peningkatan kadar glukosa darah sewaktu puasa dan 2

jam PP

Diabetes melitus (DM) merupakan suatu kelompok penyakit metabolik

dengan karakteristik hiperglikemia (meningkatanya kadar gula darah) yang terjadi

karena kelainan sekresi insulin kerja insulin atau keduanya Etiologinya bisa

disebabkan oleh DM type I DM type II DM type lain dan DM gestational

Manifestasi klinis penderita kencing manis umumnya menampakkan tanda

dan gejala dibawah ini meskipun tidak semua dialami oleh penderita

1 Jumlah urine yang dikeluarkan lebih banyak (Polyuria)

2 Sering atau cepat merasa hausdahaga (Polydipsia)

3 Lapar yang berlebihan atau makan banyak (Polyphagia)

4 Frekwensi urine meningkatkencing terus (Glycosuria)

5 Kehilangan berat badan yang tidak jelas sebabnya

6 Kesemutanmati rasa pada ujung syaraf ditelapak tangan amp kaki

7 Cepat lelah dan lemah setiap waktu

26

8 Mengalami rabun penglihatan secara tiba-tiba

9 Apabila lukatergores (korengan) lambat penyembuhannya

10 Mudah terkena infeksi terutama pada kulit

Diagnosis dari DM dapat ditegakkan melalui anamnesa pemeriksaan fisik

dan pemeriksaan penunjang Penderita diabetes tipe 1 umumnya menjalani

pengobatan therapi insulin yang berkesinambungan selain itu adalah dengan

berolahraga secukupnya serta melakukan pengontrolan menu makanan (diet)

Sedangkan pada penderita diabetes mellitus tipe 2 penatalaksanaan pengobatan

dan penanganan difokuskan pada gaya hidup dan aktivitas fisik Pengontrolan

nilai kadar gula dalam darah adalah menjadi kunci program pengobatan yaitu

dengan mengurangi berat badan diet dan berolahraga Jika hal ini tidak mencapai

hasil yang diharapkan maka pemberian obat tablet akan diperlukan Bahkan

pemberian suntikan insulin turut diperlukan bila tablet tidak mengatasi

pengontrolan kadar gula darah

27

DAFTAR PUSTAKA

1 Alwi Shahab 2006 Diagnosis Dan Penatalaksanaan Diabetes Melitus

httpdokter-alwicomdiabeteshtml

2 Askandar 1999 Diabetes Melitus klasifikasi Diagnosis dan Terapied 3 PT

Gramedia Pustaka Utama Jakarta

3 Danu Yudistira 27 of Sep 2010 Indikasi Penggunaan Insulin pada Penderita

Diabetes Melitus Tipe II httpindodiabetescomstandar-terbaru-kriteria-

diagnosis-diabetes-2010html

4 Harun S 2002 Buku Ajar Ilmu Penyakit Dalam Edisi II Jakarta

Departemen Ilmu Penyakit Dalam Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia

5 Konsensus Pengelolaan Dan Pencegahan Diabetes Mellitus Tipe 2 Diakses

15 desember 2012 httpwwwperkeniorg

page=proyek_improving_diabetes_health

6 Megawati Studi Penggunaan Insulin Dan Oral Antidiabetika Pada Penderita

Diabetes Mellitus Tipe 2 Di Instalasi Rawat Inap Rsu Dr Saiful Anwar

Malang httpwwwfkumyecasenet

28

Page 4: Lapsus DM Izzy

Pasien juga mengeluh kaki kirinya sering kesemutan Kesemutan dirasakan

sejak 3 bulan yang lalu dan memberat 1 minggu terakhir ini Kesemutan

dirasakan ketika pasien merasa kedinginan

5 tahun yang lalu pasien mulai merasa sering mudah haus dan lapar

banyak makan tetapi berat badan terus berkurang Keluhan sering kencing

dan terbangun malam untuk BAK juga dirasakan Pasien mengeluh mudah

haus dan banyak ngemil berat badan pun semakin menurun Pasien juga

mengeluh sering sulit tidur karena harus bolak-balik ke kamar mandi untuk

BAK BAK biasanya plusmn 5x dalam 1 malam Pasien kemudian memeriksakan

diri ke rumah sakit dan dinyatakan menderita sakit kencing manis Mulanya

pasien rutin kontrol kedokter namun 1 tahun ini pasien jarang kontrol karena

tidak ada yang mengantar

3 Riwayat Penyakit Dahulu

DM (+) sejak 5 tahun yang lalu

4 Riwayat Penyakit Keluarga

Kakak DM (+)

23 Anamnesis Sistemik

1 Kulit kulit gatal (-)

2 Mata pandangan mata berkunang-kunang (-) penglihatan kabur (-)

ketajaman penglihatan berkurang (-)

3 Hidung tersumbat (-) mimisan (-)

4 Telinga pendengaran berkurang (-) berdengung (-) cairan (-)

5 Mulut sariawan (-) lidah terasa pahit (-)

4

6 Tenggorokan sakit menelan (-) serak (-)

7 Leher sakit tengkuk (-) kaku (-) gondok (-)

8 Mammae nyeri (-) benjolan (-)

9 Pernafasan sesak nafas (-) batuk (-) mengi (-)

10 Jantung amp peredaran darah berdebar-debar (-) nyeri dada (-) ortopneu (-)

paroxysmal nocturnal dipsneu (-) dipsnue drsquoeffort (-)

11 Gastrointestinal mual (+) muntah (-) diare (-) nafsu makan menurun

(+) kembung (-)

12 Genitourinaria BAK spontan (+) BAB spontan (+)

13 Neurologik kejang (-) lumpuh (-) kaki kesemutan (-+) sakit kepala (-)

pusing (-)

14 Psikiatrik emosi stabil (+) mudah marah (-)

15 Muskuluskeletal kaku sendi (-) nyeri sendi pinggul (-) nyeri tangan dan

kaki (-) nyeri otot (-) lemah (+)

16 Ekstremitas atas dan bawah bengkak (-) sakit (-) ujung jari telapak tangan

dan kaki dingin (-)

17 Endokrin polidipsi (+) polifagi (+) poliuri (+)

18 Darah kepucatan (-) mudah kebiruan (-)

19 Penyakit yang pernah diderita TBC (-) alergi (-) asma (-) DM (+)

20 Makanan nasijagung (+) sayur (+) tahu (+) tempe (+) ikan (+) telur

(+) susu (-)

kwantitas cukup

5

24 Pemeriksaan Fisik

1 Keadaan Umum

Pasien tampak lemas kesadaran compos mentis (GCS 456) status gizi kesan

cukup

2 Tanda Vital

Tensi 16080 mmHg

Nadi 88 x menit

Pernafasan 24 x menit

Suhu 365 oC

3 Kulit

Turgor kulit lambat (-) ikterik (-) sianosis (-) venektasi (-) petechie (-)

spider nevi (-)

4 Kepala

Bentuk mesocephal luka (-) rambut tidak mudah dicabut keriput (+) atrofi

m temporalis (-) makula (-) papula (-) nodula (-) kelainan mimic wajah

bells palsy (-)

5 Mata

Conjunctiva anemis (--) sklera ikterik (--)

6 Hidung

Nafas cuping hidung (-) sekret (-) epistaksis (-)

7 Mulut

Bibir pucat (-) mukosa bibir kering (-) bibir cianosis (-) gusi berdarah (-)

8 Telinga

Nyeri tekan mastoid (-) sekret (-) pendengaran berkurang (-)

6

9 Tenggorokan

Tonsil membesar (-) pharing hiperemis (-)

10 Leher

JVP tidak meningkat trakea ditengah pembesaran kelenjar tiroid (-)

pembesaran kelenjar limfe (-) lesi pada kulit (-)

11 Dada

Normochest simetris pernapasan thoracoabdominal retraksi (-) spider nevi

(-) pulsasi infrasternalis (-) sela iga melebar (-)

Cor

Inspeksi ictus cordis tidak tampak

Palpasi ictus cordis tak kuat angkat

Perkusi batas kiri atas SIC II Linea Para Sternalis Sinistra

batas kanan atas SIC II Linea Para Sternalis Dextra

batas kiri bawah SIC V 1 cm medial Linea Medio Clavicularis

Sinistra

batas kanan bawah SIC IV Linea Para Sternalis Dextra

pinggang jantung SIC III Linea Para Sternalis Sinistra

(batas jantung terkesan normal)

Auskultasi Bunyi jantung IndashII intensitas normal regular bising (-)

Pulmo

Statis (depan dan belakang)

Inspeksi pengembangan dada kanan sama dengan kiri

Palpasi fremitus raba kiri sama dengan kanan

7

Perkusi sonorsonor

Auskultasi suara dasar vesikuler suara tambahan (rh -- wh --)

Dinamis (depan dan belakang)

Inspeksi pergerakan dada kanan sama dengan kiri

Palpasi fremitus raba kiri sama dengan kanan

Perkusi sonorsonor

Auskultasi suara dasar vesikuler suara tambahan (rh -- wh --)

12 Abdomen

Inspeksi dinding perut datar

Palpasi supel nyeri tekan (-) hepar tidak teraba pembesaran lien (-)

Perkusi tympani

Auskultasi bising usus (+) normal

13 Ektremitas

Palmar eritema (--)

akral dingin Oedem

- -

- -

- -

- -

14 Sistem genetalia

Dalam batas normal

25 Pemeriksaan Penunjang

251 Laboratorium

Tanggal 11 Desember 2012

Jenis pemeriksaan Hasil Nilai normal

8

GDS 460 lt 140 mgdl

Tanggal 1 1 Desember 2012

Jenis pemeriksaan Hasil Nilai normal

Hb 134 12-16 gdL

Hitung Leukosit 8230 4-11 ribu selcmm

Hitung Jenis 1--66267 1-50-13-554-6215-353-7

Laju Endap Darah 16 le 20 jam

Trombosit 336000 150-400 ribumm3

PCVHCT 36 35-47

GDP 215 lt 100 mgdL

GD 2 Jam PP 426 lt 140 mgdl

SGOT 16 L lt 43 P lt 36 UL

SGPT 21 L lt 43 P lt 36 UL

Ureum 28 20-40 mgdL

Kreatinin 053 L 06-11 P05-09 mgdL

26 Resume

Berdasarkan anamnesa didapatkan

Pasien mengeluh badan lemas pusing dan mual sejak 3 hari yang lalu Rasa

pusing dirasakan hilang timbul terlebih saat bangun tidur Badanya sering

lemas dirasakan terus-menerus

9

Pasien juga mengeluh kaki kirinya sering kesemutan Kesemutan dirasakan

sejak 3 bulan yang lalu dan memberat 1 minggu terakhir ini RPD DM(+)

sejak 5 tahun yang lalu

Berdasarkan Pemeriksaan fisik didapatkan

Kesadaran composmentis (456) tekanan darah meningkat (16080 mmHg)

konjungtiva anemis (--) nyeri tekan abdomen (-) dan kaki kiri terasa

kesemutan

Berdasarkan Pemeriksaan penunjang didapatkan

Darah lengkap terdapat peningkatan gula darah sesaat puasa dan 2 jam pp

DM tipe II

27 Diagnosis

DM tipe II

Hipertensi grade II

28 Penatalaksanaan

1 Non Medika mentosa

a Edukasi tentang penyakitnya

b Tirah baring

c Terapi diet

2 Medikamentosa

IVFD Infus RL 20 tpm

Inj Humulin R 10-10-10

Inj Humulin N 0-0-0-16

10

Inj Ranitidin 2x1 Amp

Captopril tab 3x125 mg

29 Follow Up

No Tanggal S O A P

1 11-12-2012

Badan lemas(+)Mual (+)Kaki kiri kesemutan (+)

T 16070mmhgRR 20xmenitN 88xmenitS 37 o C

DM tipe 2HT sg II

IVFD Infus RL 20 tpmInj Humulin R 10-10-10 Inj Humulin N 0-0-0-16Inj Ranitidin 2x1 AmpCaptopril tab 3x125 mg

2 12-12-2012

Badan lemas(+)Mual(-)Kaki kiri kesemutan (+)darr

T 14080mmhgRR 20xmenitN 84x menitS 367o CGDS 229

DM tipe 2HT sg II

Terapi dilanjutkanCek GDP dan GD2PP

3 13-12-2012

Badan lemas(+)Kaki kiri kesemutan (-)

T 15080mmhgRR 20xmenitN 78x menitS 365o CGDP 172GD2PP 189

DM tipe 2HT sg II

Terapi dilanjutkan

4 14-12-2012

Kel (-) T 13070mmhgRR 20xmenitN 80x menitS 363o C

DM tipe 2HT sg II

BLPLKontrol poli dalam

11

BAB III

TINJAUAN PUSTAKA

A Pengertian

Diabetes melitus (DM) merupakan suatu kelompok penyakit metabolik

dengan karakteristik hiperglikemia (meningkatanya kadar gula darah) yang terjadi

karena kelainan sekresi insulin kerja insulin atau keduanya

Diabetes mellitus (DM) merupakan penyakit kronis yang disebabkan antara

lain oleh defisiensi insulin yang dapat menimbulkan berbagai komplikasi

sehingga memerlukan manajemen terapi yang intensif Terapi yang diberikan

pada penderita DM tipe 2 adalah terapi non-obat yang berupa diet dan latihan fisik

(olahraga) dan terapi obat oral antidiabetika (OAD) Tetapi pada keadaan

dekompensasi metabolik berat maka diperlukan terapi insulin atau kombinasi

insulin OAD Karena jenis OAD maupun insulin yang tersedia cukup banyak

maka pemilihan penggunaan preparat insulin dan OAD sangat ditentukan oleh

kondisi penderita termasuk kadar glukosa darah

B Pembagian DM

DM tipe 1

Diabetes tipe 1 adalah diabetes yang bergantung pada insulin dimana

tubuh kekurangan hormon insulindikenal dengan istilah Insulin Dependent

Diabetes Mellitus (IDDM) Hal ini disebabkan hilangnya sel beta penghasil

12

insulin pada pulau-pulau Langerhans pankreas Diabetes tipe 1 banyak

ditemukan pada balita anak-anak dan remaja

Sampai saat ini Diabetes Mellitus tipe 1 hanya dapat di obati dengan

pemberian therapi insulin yang dilakukan secara terus menerus

berkesinambungan Riwayat keluarga diet dan faktor lingkungan sangat

mempengaruhi perawatan penderita diabetes tipe 1 Pada penderita diebetes

tipe 1 haruslah diperhatikan pengontrolan dan memonitor kadar gula

darahnya sebaiknya menggunakan alat test gula darah Terutama pada anak-

anak atau balita yang mana mereka sangat mudah mengalami dehidrasi

sering muntah dan mudah terserang berbagai penyakit

DM Tipe 2

Diabetes tipe 2 adalah dimana hormon insulin dalam tubuh tidak dapat

berfungsi dengan semestinya dikenal dengan istilah Non-Insulin Dependent

Diabetes Mellitus (NIDDM) Hal ini dikarenakan berbagai kemungkinan

seperti kecacatan dalam produksi insulin resistensi terhadap insulin atau

berkurangnya sensitifitas (respon) sell dan jaringan tubuh terhadap insulin

yang ditandai dengan meningkatnya kadar insulin di dalam darah

Ada beberapa teori yang mengutarakan sebab terjadinya resisten terhadap

insulin diantaranya faktor kegemukan (obesitas) Pada penderita diabetes tipe

2 pengontrolan kadar gula darah dapat dilakukan dengan beberapa tindakan

seperti diet penurunan berat badan dan pemberian tablet diabetik Apabila

dengan pemberian tablet belum maksimal respon penanganan level gula

dalam darah maka obat suntik mulai dipertimbangkan untuk diberikan

13

DM tipe lain

A Defek genetik fungsi sel beta

- Maturity Onset Diabetes of the Young (MODY) 123

- DNA mitokondria

B Defek genetik kerja insulin

C Penyakit endokrin pankreas

- Pankreatitis

- Tumor pankreas pankreatektomi

- Pankreatopati fibrokalkulus

D Endokrinopati

- Akromegali

- Sindrom Cushing

- Feokromositoma

- Hipertiroidisme

E Karena obatzat kimia

- Vacor pentamidin asam nikotinat

- Glukokortikoid hormon tiroid

14

- Tiazid dilantin interferon alfa dan lain-lain

F Infeksi

- Rubella kongenital Cytomegalovirus (CMV)

G Sebab imunologi yang jarang

- Antibodi anti insulin

H Sindrom genetik lain yang berkaitan dengan DM

- Sindrom Down sindrom Kleinfelter sindrom Turner dan lain-lain

DM pada masa kehamilan (Gestasional)

Klasifikasi DM dengan Kehamilan menurut Pyke

- Klas I Gestasional diabetes yaitu diabetes yang timbul pada waktu hamil

dan menghilang setelah melahirkan

- Klas II Pregestasional diabetes yaitu diabetes mulai sejak sebelum hamil

dan berlanjut setelah hamil

- Klas III Pregestasional diabetes yang disertai dengan komplikasi penyakit

pembuluh darah seperti retinopati nefropati penyakit pemburuh darah

panggul dan pembuluh darah perifer

90 dari wanita hamil yang menderita Diabetes termasuk ke dalam kategori

DM Gestasional (Tipe II) dan DM yang tergantung pada insulin (Insulin

Dependent Diabetes Mellitus = IDDM tipe I)

15

C Patofisiologi

Pada diabetes tipe 2 yang umumnya diawali dengan terjadinya resistensi

insulin Awalnya resistensi belum mengakibatkan diabetes secara klinis Pada saat

tersebut sel beta pancreas masih dapat mengkompensasi keadaan ini dan terjadi

suatu hiperinsulinemia dan glukosa darah masih normal atau baru sedikit

meningkat Kemudian setelah terjadi ketidak sanggupan sel beta pancreas baru

akan terjadi diabetes mellitus secara klinis yang ditandai dengan peningkatan

kadar gula darah yang memenuhi criteria diagnose diabetes

Dengan dasar pengetahuan ini maka dapat diperkirakan bahwa dalam

pengelolaan diabetes tipe 2 sesuai dengan kelainan dasar yang terjadi pada saat

tersebut

1 resistensi insulin pada jaringan lemak otot dan hati

2 kenaikan produksi glukosa oleh hati

3 kekurangan sekresi insulin oleh pancreas

16

D Penyebab DM

E Diagnosis

Kriteria Diagnosis

1 Gejala klasik DM + gula darah sewaktu gt200 mgdl Gula darah sewaktu

merupakan hasil pemeriksaan sesaat pada suatu hari tanpa memperhatikan

waktu makan terakhir

Atau

2 Kadar gula darah puasa gt 126 mgdl Puasa diartikan pasien tidak mendapat

kalori tambahan sedikitnya 8 jam

Atau

17

3 Kadar gula darah 2 jam pada TTGO gt 200 mgdl TTGO dilakukan dengan

Standard WHO menggunakan beban glukosa yang setara dengan 75 g

glukosa anhidrus yang dilarutkan dalam air

18

Pemeriksaan Laboratorium

Cara pelaksanaan TTGO (WHO 1994)

bull Tiga hari sebelum pemeriksaan tetap makan seperti kebiasaan sehari-hari

(dengan karbohidrat yang cukup) dan tetap melakukan kegiatan jasmani

seperti biasa

bull Berpuasa paling sedikit 8 jam (mulai malam hari) sebelum pemeriksaan

minum air putih tanpa gula tetap diperbolehkan

bull Diperiksa kadar glukosa darah puasa

bull Diberikan glukosa 75 g (orang dewasa) atau 175 gKg BB (anak-anak)

dilarutkan dalam 250 ml air dan diminum dalam waktu 5 menit

bull Berpuasa kembali sampai pengambilan sampel darah untuk pemeriksaan 2

jam setelah minum larutan glukosa selesai

bull Diperiksa kadar glukosa darah 2 jam sesudah beban glukosa

bull Selama proses pemeriksaan subyek yang diperiksa tetap istirahat dan tidak

merokok

19

Apabila hasil pemeriksaan tidak memenuhi criteria normal atau DM maka

dapat digolongkan kedalam kelompok TGT (Toleransi Glukosa Terganggu)

atau GDPT (Glukosa Darah Puasa Terganggu) dari hasil yang diperoleh

- TGT glukosa darah plasma 2 jam setelah pembebanan antara 140 ndash 199

mgdl

- GDPT glukosa darah puasa antara 100 ndash 125mgdl

Reduksi Urine

Pemeriksaan reduksi urine merupakan bagian dari pemeriksaan urine rutin

yang selalu dilakukan diklinik Hasil yang (+) menunjukkan adanya

glukosuria Beberapa hal yang perlu diingat dari hasil pemeriksaan reduksi

urine adalah

Digunakan pada pemeriksaan pertama sekali untuk tes skrining bukan

untuk menegakkan

Diagnosis

Nilai (+) sampai (++++)

Jika reduksi (+) masih mungkin oleh sebab lain seperti renal glukosuria

obat-obatan dan lainnya

Reduksi (++) kemungkinan KGD 200 ndash300 mg

Reduksi (+++) kemungkinan KGD 300 ndash400 mg

Reduksi (++++) kemungkinan KGD 1048725 400mg

20

Dapat digunakan untuk kontrol hasil pengobatan

Bila ada gangguan fungsi ginjal tidak bisa dijadikan pedoman

F Manifestasi Klinik

Tanda awal yang dapat diketahui bahwa seseorang menderita DM atau

kencing manis yaitu dilihat langsung dari efek peningkatan kadar gula darah

dimana peningkatan kadar gula dalam darah mencapai nilai 160 - 180 mgdL dan

air seni (urine) penderita kencing manis yang mengandung gula (glucose)

sehingga urine sering dilebung atau dikerubuti semut

Penderita kencing manis umumnya menampakkan tanda dan gejala dibawah

ini meskipun tidak semua dialami oleh penderita

1 Jumlah urine yang dikeluarkan lebih banyak (Polyuria)

2 Sering atau cepat merasa hausdahaga (Polydipsia)

3 Lapar yang berlebihan atau makan banyak (Polyphagia)

4 Frekwensi urine meningkatkencing terus (Glycosuria)

5 Kehilangan berat badan yang tidak jelas sebabnya

6 Kesemutanmati rasa pada ujung syaraf ditelapak tangan amp kaki

7 Cepat lelah dan lemah setiap waktu

8 Mengalami rabun penglihatan secara tiba-tiba

9 Apabila lukatergores (korengan) lambat penyembuhannya

10Mudah terkena infeksi terutama pada kulit

Kondisi kadar gula yang drastis menurun akan cepat menyebabkan

seseorang tidak sadarkan diri bahkan memasuki tahapan koma

21

G Penatalaksanaan

Penderita diabetes tipe 1 umumnya menjalani pengobatan therapi insulin

(LantusLevemir Humalog Novolog atau Apidra) yang berkesinambungan selain

itu adalah dengan berolahraga secukupnya serta melakukan pengontrolan menu

makanan (diet)

Pada penderita diabetes mellitus tipe 2 penatalaksanaan pengobatan dan

penanganan difokuskan pada gaya hidup dan aktivitas fisik Pengontrolan nilai

kadar gula dalam darah adalah menjadi kunci program pengobatan yaitu dengan

mengurangi berat badan diet dan berolahraga Jika hal ini tidak mencapai hasil

yang diharapkan maka pemberian obat tablet akan diperlukan Bahkan pemberian

suntikan insulin turut diperlukan bila tablet tidak mengatasi pengontrolan kadar

gula darah

Terapi farmakologis diberikan bersama dengan pengaturan makan dan latihan

jasmani (gaya hidup sehat) Terapi farmakologis terdiri dari obat oral dan bentuk

suntikan

1 Obat hipoglikemik oral

Berdasarkan cara kerjanya OHO dibagi menjadi 5 golongan

A Pemicu sekresi insulin (insulin secretagogue) sulfonylurea dan glinid

B Peningkat sensitivitas terhadap insulin metformin dan tiazolidindion

C Penghambat glukoneogenesis (metformin)

D Penghambat absorpsi glukosa penghambat glukosidase alfa

E DPP-IV inhibitor

22

2 Suntikan

A Insulin

B Agonis GLP-1incretin mimetic

A Insulin

Insulin sampai saat ini dikelompokkan menjadi beberapa jenis antara lain

1 Kerja cepat (rapid acting)

Contoh Actrapid Humulin RReguler Insulin (Crystal Zinc Insulin)

Bentuknya larutan jernih efek puncak 2-4 jam setelah penyuntikan durasi

kerja sampai 6 jam Merupakan satu-satunya insulin yang dapat dipergunakan

secara intra vena Bisa dicampur dengan insulin kerja menengah atau insulin

kerja panjang

2 Kerja menengah (intermediate acting)

23

Contoh Insulatard Monotard Humulin N NPH Insulin Lente Dengan

menambah protamin (NPH Neutral Protamin Hagedom) atau zinc (pada

insulin lente) maka bentuknya menjadi suspensi yang akan memperlambat

absorpsi sehingga efek menjadi lebih panjang Bentuk NPH tidak imunogenik

karena protamin bukanlah protein

3 Kerja panjang ( long acting)

Contoh Insulin Glargine Insulin Ultralente PZI Insulin bentuk ini diperlukan

untuk tujuan mempertahankan insulin basal yang konstan Semua jenis insulin

yang beredar saat ini sudah sangat murni sebab apabila tidak murni akan

memicu imunogenitas resistensi lipoatrofi atau lipohipertrofi

Insulin diperlukan pada keadaan

Penurunan berat badan yang cepat

Hiperglikemia berat yang disertai ketosis

Ketoasidosis diabetik

Hiperglikemia hiperosmolar non ketotik

Hiperglikemia dengan asidosis laktat

Gagal dengan kombinasi OHO dosis optimal

Stres berat (infeksi sistemik operasi besar IMA stroke)

Kehamilan dengan DMdiabetes melitus gestasional yang tidak terkendali

dengan perencanaan makan

Gangguan fungsi ginjal atau hati yang berat

Kontraindikasi dan atau alergi terhadap OHO

Cara pemberian insulin ada beberapa macam

a) intra vena bekerja sangat cepat yakni dalam 2-5 menit akan terjadi penurunan

glukosa darah

b) intramuskuler penyerapannya lebih cepat 2 kali lipat daripada subkutan

24

c) subkutan penyerapanya tergantung lokasi penyuntikan pemijatan kedalaman

konsentrasi Lokasi abdomen lebih cepat dari paha maupun lengan Jenis

insulin human lebih cepat dari insulin animal insulin analog lebih cepat dari

insulin human

Insulin diberikan subkutan dengan tujuan mempertahankan kadar gula darah

dalam batas normal sepanjang hari yaitu 80-120 mg saat puasa dan 80-160 mg

setelah makan Untuk pasien usia diatas 60 tahun batas ini lebih tinggi yaitu puasa

kurang dari 150 mg dan kurang dari 200 mg setelah makan Karena kadar

gula darah memang naik turun sepanjang hari maka sesekali kadar ini mungkin

lebih dari 180 mg (10 mmolliter) tetapi kadar lembah (through) dalam sehari

harus diusahakan tidak lebih rendah dari 70 mg (4 mmolliter) Insulin

sebaiknya disuntikkan di tempat yang berbeda tetapi paling baik dibawah kulit

perut

Dosis dan frekuensi penyuntikan ditentukan berdasarkan kebutuhan setiap

pasien akan insulin Untuk tujuan pengobatan dosis insulin dinyatakan dalam unit

(U) Setiap unit merupakan jumlah yang diperlukan untuk menurunkan kadar gula

darah kelinci sebanyak 45 mg dalam bioassay Sediaan homogen human insulin

mengandung 25-30 IUmg

H Komplikasi DM

1 Makrovaskular stroke penyakit jantung koroner ulkus gangren

2 Mikrovaskular retina (retinopati) dan ginjal (gagal ginjal kronik) syaraf

(stroke neuropati)

3 Koma hiperglikemi hipoglikemi stroke

25

BAB IV

PENUTUP

Telah dilaporkan laporan kasus seorang penderita perempuan (51 tahun)

dengan diagnosis DM type 2 telah dirawat di ruang Penyakit Dalam kelas III

RSUD ldquoKANJURUHANrdquo KEPANJEN dari tanggal 12 Desember 2012 Pasien

datang dengan keluhan badan lemas Pasien juga mengeluh pusing dan mual serta

kaki kirinya sering kesemutan terutama 1 minggu terakhir ini Hasil Pemeriksaan

laboratorium didapatkan peningkatan kadar glukosa darah sewaktu puasa dan 2

jam PP

Diabetes melitus (DM) merupakan suatu kelompok penyakit metabolik

dengan karakteristik hiperglikemia (meningkatanya kadar gula darah) yang terjadi

karena kelainan sekresi insulin kerja insulin atau keduanya Etiologinya bisa

disebabkan oleh DM type I DM type II DM type lain dan DM gestational

Manifestasi klinis penderita kencing manis umumnya menampakkan tanda

dan gejala dibawah ini meskipun tidak semua dialami oleh penderita

1 Jumlah urine yang dikeluarkan lebih banyak (Polyuria)

2 Sering atau cepat merasa hausdahaga (Polydipsia)

3 Lapar yang berlebihan atau makan banyak (Polyphagia)

4 Frekwensi urine meningkatkencing terus (Glycosuria)

5 Kehilangan berat badan yang tidak jelas sebabnya

6 Kesemutanmati rasa pada ujung syaraf ditelapak tangan amp kaki

7 Cepat lelah dan lemah setiap waktu

26

8 Mengalami rabun penglihatan secara tiba-tiba

9 Apabila lukatergores (korengan) lambat penyembuhannya

10 Mudah terkena infeksi terutama pada kulit

Diagnosis dari DM dapat ditegakkan melalui anamnesa pemeriksaan fisik

dan pemeriksaan penunjang Penderita diabetes tipe 1 umumnya menjalani

pengobatan therapi insulin yang berkesinambungan selain itu adalah dengan

berolahraga secukupnya serta melakukan pengontrolan menu makanan (diet)

Sedangkan pada penderita diabetes mellitus tipe 2 penatalaksanaan pengobatan

dan penanganan difokuskan pada gaya hidup dan aktivitas fisik Pengontrolan

nilai kadar gula dalam darah adalah menjadi kunci program pengobatan yaitu

dengan mengurangi berat badan diet dan berolahraga Jika hal ini tidak mencapai

hasil yang diharapkan maka pemberian obat tablet akan diperlukan Bahkan

pemberian suntikan insulin turut diperlukan bila tablet tidak mengatasi

pengontrolan kadar gula darah

27

DAFTAR PUSTAKA

1 Alwi Shahab 2006 Diagnosis Dan Penatalaksanaan Diabetes Melitus

httpdokter-alwicomdiabeteshtml

2 Askandar 1999 Diabetes Melitus klasifikasi Diagnosis dan Terapied 3 PT

Gramedia Pustaka Utama Jakarta

3 Danu Yudistira 27 of Sep 2010 Indikasi Penggunaan Insulin pada Penderita

Diabetes Melitus Tipe II httpindodiabetescomstandar-terbaru-kriteria-

diagnosis-diabetes-2010html

4 Harun S 2002 Buku Ajar Ilmu Penyakit Dalam Edisi II Jakarta

Departemen Ilmu Penyakit Dalam Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia

5 Konsensus Pengelolaan Dan Pencegahan Diabetes Mellitus Tipe 2 Diakses

15 desember 2012 httpwwwperkeniorg

page=proyek_improving_diabetes_health

6 Megawati Studi Penggunaan Insulin Dan Oral Antidiabetika Pada Penderita

Diabetes Mellitus Tipe 2 Di Instalasi Rawat Inap Rsu Dr Saiful Anwar

Malang httpwwwfkumyecasenet

28

Page 5: Lapsus DM Izzy

6 Tenggorokan sakit menelan (-) serak (-)

7 Leher sakit tengkuk (-) kaku (-) gondok (-)

8 Mammae nyeri (-) benjolan (-)

9 Pernafasan sesak nafas (-) batuk (-) mengi (-)

10 Jantung amp peredaran darah berdebar-debar (-) nyeri dada (-) ortopneu (-)

paroxysmal nocturnal dipsneu (-) dipsnue drsquoeffort (-)

11 Gastrointestinal mual (+) muntah (-) diare (-) nafsu makan menurun

(+) kembung (-)

12 Genitourinaria BAK spontan (+) BAB spontan (+)

13 Neurologik kejang (-) lumpuh (-) kaki kesemutan (-+) sakit kepala (-)

pusing (-)

14 Psikiatrik emosi stabil (+) mudah marah (-)

15 Muskuluskeletal kaku sendi (-) nyeri sendi pinggul (-) nyeri tangan dan

kaki (-) nyeri otot (-) lemah (+)

16 Ekstremitas atas dan bawah bengkak (-) sakit (-) ujung jari telapak tangan

dan kaki dingin (-)

17 Endokrin polidipsi (+) polifagi (+) poliuri (+)

18 Darah kepucatan (-) mudah kebiruan (-)

19 Penyakit yang pernah diderita TBC (-) alergi (-) asma (-) DM (+)

20 Makanan nasijagung (+) sayur (+) tahu (+) tempe (+) ikan (+) telur

(+) susu (-)

kwantitas cukup

5

24 Pemeriksaan Fisik

1 Keadaan Umum

Pasien tampak lemas kesadaran compos mentis (GCS 456) status gizi kesan

cukup

2 Tanda Vital

Tensi 16080 mmHg

Nadi 88 x menit

Pernafasan 24 x menit

Suhu 365 oC

3 Kulit

Turgor kulit lambat (-) ikterik (-) sianosis (-) venektasi (-) petechie (-)

spider nevi (-)

4 Kepala

Bentuk mesocephal luka (-) rambut tidak mudah dicabut keriput (+) atrofi

m temporalis (-) makula (-) papula (-) nodula (-) kelainan mimic wajah

bells palsy (-)

5 Mata

Conjunctiva anemis (--) sklera ikterik (--)

6 Hidung

Nafas cuping hidung (-) sekret (-) epistaksis (-)

7 Mulut

Bibir pucat (-) mukosa bibir kering (-) bibir cianosis (-) gusi berdarah (-)

8 Telinga

Nyeri tekan mastoid (-) sekret (-) pendengaran berkurang (-)

6

9 Tenggorokan

Tonsil membesar (-) pharing hiperemis (-)

10 Leher

JVP tidak meningkat trakea ditengah pembesaran kelenjar tiroid (-)

pembesaran kelenjar limfe (-) lesi pada kulit (-)

11 Dada

Normochest simetris pernapasan thoracoabdominal retraksi (-) spider nevi

(-) pulsasi infrasternalis (-) sela iga melebar (-)

Cor

Inspeksi ictus cordis tidak tampak

Palpasi ictus cordis tak kuat angkat

Perkusi batas kiri atas SIC II Linea Para Sternalis Sinistra

batas kanan atas SIC II Linea Para Sternalis Dextra

batas kiri bawah SIC V 1 cm medial Linea Medio Clavicularis

Sinistra

batas kanan bawah SIC IV Linea Para Sternalis Dextra

pinggang jantung SIC III Linea Para Sternalis Sinistra

(batas jantung terkesan normal)

Auskultasi Bunyi jantung IndashII intensitas normal regular bising (-)

Pulmo

Statis (depan dan belakang)

Inspeksi pengembangan dada kanan sama dengan kiri

Palpasi fremitus raba kiri sama dengan kanan

7

Perkusi sonorsonor

Auskultasi suara dasar vesikuler suara tambahan (rh -- wh --)

Dinamis (depan dan belakang)

Inspeksi pergerakan dada kanan sama dengan kiri

Palpasi fremitus raba kiri sama dengan kanan

Perkusi sonorsonor

Auskultasi suara dasar vesikuler suara tambahan (rh -- wh --)

12 Abdomen

Inspeksi dinding perut datar

Palpasi supel nyeri tekan (-) hepar tidak teraba pembesaran lien (-)

Perkusi tympani

Auskultasi bising usus (+) normal

13 Ektremitas

Palmar eritema (--)

akral dingin Oedem

- -

- -

- -

- -

14 Sistem genetalia

Dalam batas normal

25 Pemeriksaan Penunjang

251 Laboratorium

Tanggal 11 Desember 2012

Jenis pemeriksaan Hasil Nilai normal

8

GDS 460 lt 140 mgdl

Tanggal 1 1 Desember 2012

Jenis pemeriksaan Hasil Nilai normal

Hb 134 12-16 gdL

Hitung Leukosit 8230 4-11 ribu selcmm

Hitung Jenis 1--66267 1-50-13-554-6215-353-7

Laju Endap Darah 16 le 20 jam

Trombosit 336000 150-400 ribumm3

PCVHCT 36 35-47

GDP 215 lt 100 mgdL

GD 2 Jam PP 426 lt 140 mgdl

SGOT 16 L lt 43 P lt 36 UL

SGPT 21 L lt 43 P lt 36 UL

Ureum 28 20-40 mgdL

Kreatinin 053 L 06-11 P05-09 mgdL

26 Resume

Berdasarkan anamnesa didapatkan

Pasien mengeluh badan lemas pusing dan mual sejak 3 hari yang lalu Rasa

pusing dirasakan hilang timbul terlebih saat bangun tidur Badanya sering

lemas dirasakan terus-menerus

9

Pasien juga mengeluh kaki kirinya sering kesemutan Kesemutan dirasakan

sejak 3 bulan yang lalu dan memberat 1 minggu terakhir ini RPD DM(+)

sejak 5 tahun yang lalu

Berdasarkan Pemeriksaan fisik didapatkan

Kesadaran composmentis (456) tekanan darah meningkat (16080 mmHg)

konjungtiva anemis (--) nyeri tekan abdomen (-) dan kaki kiri terasa

kesemutan

Berdasarkan Pemeriksaan penunjang didapatkan

Darah lengkap terdapat peningkatan gula darah sesaat puasa dan 2 jam pp

DM tipe II

27 Diagnosis

DM tipe II

Hipertensi grade II

28 Penatalaksanaan

1 Non Medika mentosa

a Edukasi tentang penyakitnya

b Tirah baring

c Terapi diet

2 Medikamentosa

IVFD Infus RL 20 tpm

Inj Humulin R 10-10-10

Inj Humulin N 0-0-0-16

10

Inj Ranitidin 2x1 Amp

Captopril tab 3x125 mg

29 Follow Up

No Tanggal S O A P

1 11-12-2012

Badan lemas(+)Mual (+)Kaki kiri kesemutan (+)

T 16070mmhgRR 20xmenitN 88xmenitS 37 o C

DM tipe 2HT sg II

IVFD Infus RL 20 tpmInj Humulin R 10-10-10 Inj Humulin N 0-0-0-16Inj Ranitidin 2x1 AmpCaptopril tab 3x125 mg

2 12-12-2012

Badan lemas(+)Mual(-)Kaki kiri kesemutan (+)darr

T 14080mmhgRR 20xmenitN 84x menitS 367o CGDS 229

DM tipe 2HT sg II

Terapi dilanjutkanCek GDP dan GD2PP

3 13-12-2012

Badan lemas(+)Kaki kiri kesemutan (-)

T 15080mmhgRR 20xmenitN 78x menitS 365o CGDP 172GD2PP 189

DM tipe 2HT sg II

Terapi dilanjutkan

4 14-12-2012

Kel (-) T 13070mmhgRR 20xmenitN 80x menitS 363o C

DM tipe 2HT sg II

BLPLKontrol poli dalam

11

BAB III

TINJAUAN PUSTAKA

A Pengertian

Diabetes melitus (DM) merupakan suatu kelompok penyakit metabolik

dengan karakteristik hiperglikemia (meningkatanya kadar gula darah) yang terjadi

karena kelainan sekresi insulin kerja insulin atau keduanya

Diabetes mellitus (DM) merupakan penyakit kronis yang disebabkan antara

lain oleh defisiensi insulin yang dapat menimbulkan berbagai komplikasi

sehingga memerlukan manajemen terapi yang intensif Terapi yang diberikan

pada penderita DM tipe 2 adalah terapi non-obat yang berupa diet dan latihan fisik

(olahraga) dan terapi obat oral antidiabetika (OAD) Tetapi pada keadaan

dekompensasi metabolik berat maka diperlukan terapi insulin atau kombinasi

insulin OAD Karena jenis OAD maupun insulin yang tersedia cukup banyak

maka pemilihan penggunaan preparat insulin dan OAD sangat ditentukan oleh

kondisi penderita termasuk kadar glukosa darah

B Pembagian DM

DM tipe 1

Diabetes tipe 1 adalah diabetes yang bergantung pada insulin dimana

tubuh kekurangan hormon insulindikenal dengan istilah Insulin Dependent

Diabetes Mellitus (IDDM) Hal ini disebabkan hilangnya sel beta penghasil

12

insulin pada pulau-pulau Langerhans pankreas Diabetes tipe 1 banyak

ditemukan pada balita anak-anak dan remaja

Sampai saat ini Diabetes Mellitus tipe 1 hanya dapat di obati dengan

pemberian therapi insulin yang dilakukan secara terus menerus

berkesinambungan Riwayat keluarga diet dan faktor lingkungan sangat

mempengaruhi perawatan penderita diabetes tipe 1 Pada penderita diebetes

tipe 1 haruslah diperhatikan pengontrolan dan memonitor kadar gula

darahnya sebaiknya menggunakan alat test gula darah Terutama pada anak-

anak atau balita yang mana mereka sangat mudah mengalami dehidrasi

sering muntah dan mudah terserang berbagai penyakit

DM Tipe 2

Diabetes tipe 2 adalah dimana hormon insulin dalam tubuh tidak dapat

berfungsi dengan semestinya dikenal dengan istilah Non-Insulin Dependent

Diabetes Mellitus (NIDDM) Hal ini dikarenakan berbagai kemungkinan

seperti kecacatan dalam produksi insulin resistensi terhadap insulin atau

berkurangnya sensitifitas (respon) sell dan jaringan tubuh terhadap insulin

yang ditandai dengan meningkatnya kadar insulin di dalam darah

Ada beberapa teori yang mengutarakan sebab terjadinya resisten terhadap

insulin diantaranya faktor kegemukan (obesitas) Pada penderita diabetes tipe

2 pengontrolan kadar gula darah dapat dilakukan dengan beberapa tindakan

seperti diet penurunan berat badan dan pemberian tablet diabetik Apabila

dengan pemberian tablet belum maksimal respon penanganan level gula

dalam darah maka obat suntik mulai dipertimbangkan untuk diberikan

13

DM tipe lain

A Defek genetik fungsi sel beta

- Maturity Onset Diabetes of the Young (MODY) 123

- DNA mitokondria

B Defek genetik kerja insulin

C Penyakit endokrin pankreas

- Pankreatitis

- Tumor pankreas pankreatektomi

- Pankreatopati fibrokalkulus

D Endokrinopati

- Akromegali

- Sindrom Cushing

- Feokromositoma

- Hipertiroidisme

E Karena obatzat kimia

- Vacor pentamidin asam nikotinat

- Glukokortikoid hormon tiroid

14

- Tiazid dilantin interferon alfa dan lain-lain

F Infeksi

- Rubella kongenital Cytomegalovirus (CMV)

G Sebab imunologi yang jarang

- Antibodi anti insulin

H Sindrom genetik lain yang berkaitan dengan DM

- Sindrom Down sindrom Kleinfelter sindrom Turner dan lain-lain

DM pada masa kehamilan (Gestasional)

Klasifikasi DM dengan Kehamilan menurut Pyke

- Klas I Gestasional diabetes yaitu diabetes yang timbul pada waktu hamil

dan menghilang setelah melahirkan

- Klas II Pregestasional diabetes yaitu diabetes mulai sejak sebelum hamil

dan berlanjut setelah hamil

- Klas III Pregestasional diabetes yang disertai dengan komplikasi penyakit

pembuluh darah seperti retinopati nefropati penyakit pemburuh darah

panggul dan pembuluh darah perifer

90 dari wanita hamil yang menderita Diabetes termasuk ke dalam kategori

DM Gestasional (Tipe II) dan DM yang tergantung pada insulin (Insulin

Dependent Diabetes Mellitus = IDDM tipe I)

15

C Patofisiologi

Pada diabetes tipe 2 yang umumnya diawali dengan terjadinya resistensi

insulin Awalnya resistensi belum mengakibatkan diabetes secara klinis Pada saat

tersebut sel beta pancreas masih dapat mengkompensasi keadaan ini dan terjadi

suatu hiperinsulinemia dan glukosa darah masih normal atau baru sedikit

meningkat Kemudian setelah terjadi ketidak sanggupan sel beta pancreas baru

akan terjadi diabetes mellitus secara klinis yang ditandai dengan peningkatan

kadar gula darah yang memenuhi criteria diagnose diabetes

Dengan dasar pengetahuan ini maka dapat diperkirakan bahwa dalam

pengelolaan diabetes tipe 2 sesuai dengan kelainan dasar yang terjadi pada saat

tersebut

1 resistensi insulin pada jaringan lemak otot dan hati

2 kenaikan produksi glukosa oleh hati

3 kekurangan sekresi insulin oleh pancreas

16

D Penyebab DM

E Diagnosis

Kriteria Diagnosis

1 Gejala klasik DM + gula darah sewaktu gt200 mgdl Gula darah sewaktu

merupakan hasil pemeriksaan sesaat pada suatu hari tanpa memperhatikan

waktu makan terakhir

Atau

2 Kadar gula darah puasa gt 126 mgdl Puasa diartikan pasien tidak mendapat

kalori tambahan sedikitnya 8 jam

Atau

17

3 Kadar gula darah 2 jam pada TTGO gt 200 mgdl TTGO dilakukan dengan

Standard WHO menggunakan beban glukosa yang setara dengan 75 g

glukosa anhidrus yang dilarutkan dalam air

18

Pemeriksaan Laboratorium

Cara pelaksanaan TTGO (WHO 1994)

bull Tiga hari sebelum pemeriksaan tetap makan seperti kebiasaan sehari-hari

(dengan karbohidrat yang cukup) dan tetap melakukan kegiatan jasmani

seperti biasa

bull Berpuasa paling sedikit 8 jam (mulai malam hari) sebelum pemeriksaan

minum air putih tanpa gula tetap diperbolehkan

bull Diperiksa kadar glukosa darah puasa

bull Diberikan glukosa 75 g (orang dewasa) atau 175 gKg BB (anak-anak)

dilarutkan dalam 250 ml air dan diminum dalam waktu 5 menit

bull Berpuasa kembali sampai pengambilan sampel darah untuk pemeriksaan 2

jam setelah minum larutan glukosa selesai

bull Diperiksa kadar glukosa darah 2 jam sesudah beban glukosa

bull Selama proses pemeriksaan subyek yang diperiksa tetap istirahat dan tidak

merokok

19

Apabila hasil pemeriksaan tidak memenuhi criteria normal atau DM maka

dapat digolongkan kedalam kelompok TGT (Toleransi Glukosa Terganggu)

atau GDPT (Glukosa Darah Puasa Terganggu) dari hasil yang diperoleh

- TGT glukosa darah plasma 2 jam setelah pembebanan antara 140 ndash 199

mgdl

- GDPT glukosa darah puasa antara 100 ndash 125mgdl

Reduksi Urine

Pemeriksaan reduksi urine merupakan bagian dari pemeriksaan urine rutin

yang selalu dilakukan diklinik Hasil yang (+) menunjukkan adanya

glukosuria Beberapa hal yang perlu diingat dari hasil pemeriksaan reduksi

urine adalah

Digunakan pada pemeriksaan pertama sekali untuk tes skrining bukan

untuk menegakkan

Diagnosis

Nilai (+) sampai (++++)

Jika reduksi (+) masih mungkin oleh sebab lain seperti renal glukosuria

obat-obatan dan lainnya

Reduksi (++) kemungkinan KGD 200 ndash300 mg

Reduksi (+++) kemungkinan KGD 300 ndash400 mg

Reduksi (++++) kemungkinan KGD 1048725 400mg

20

Dapat digunakan untuk kontrol hasil pengobatan

Bila ada gangguan fungsi ginjal tidak bisa dijadikan pedoman

F Manifestasi Klinik

Tanda awal yang dapat diketahui bahwa seseorang menderita DM atau

kencing manis yaitu dilihat langsung dari efek peningkatan kadar gula darah

dimana peningkatan kadar gula dalam darah mencapai nilai 160 - 180 mgdL dan

air seni (urine) penderita kencing manis yang mengandung gula (glucose)

sehingga urine sering dilebung atau dikerubuti semut

Penderita kencing manis umumnya menampakkan tanda dan gejala dibawah

ini meskipun tidak semua dialami oleh penderita

1 Jumlah urine yang dikeluarkan lebih banyak (Polyuria)

2 Sering atau cepat merasa hausdahaga (Polydipsia)

3 Lapar yang berlebihan atau makan banyak (Polyphagia)

4 Frekwensi urine meningkatkencing terus (Glycosuria)

5 Kehilangan berat badan yang tidak jelas sebabnya

6 Kesemutanmati rasa pada ujung syaraf ditelapak tangan amp kaki

7 Cepat lelah dan lemah setiap waktu

8 Mengalami rabun penglihatan secara tiba-tiba

9 Apabila lukatergores (korengan) lambat penyembuhannya

10Mudah terkena infeksi terutama pada kulit

Kondisi kadar gula yang drastis menurun akan cepat menyebabkan

seseorang tidak sadarkan diri bahkan memasuki tahapan koma

21

G Penatalaksanaan

Penderita diabetes tipe 1 umumnya menjalani pengobatan therapi insulin

(LantusLevemir Humalog Novolog atau Apidra) yang berkesinambungan selain

itu adalah dengan berolahraga secukupnya serta melakukan pengontrolan menu

makanan (diet)

Pada penderita diabetes mellitus tipe 2 penatalaksanaan pengobatan dan

penanganan difokuskan pada gaya hidup dan aktivitas fisik Pengontrolan nilai

kadar gula dalam darah adalah menjadi kunci program pengobatan yaitu dengan

mengurangi berat badan diet dan berolahraga Jika hal ini tidak mencapai hasil

yang diharapkan maka pemberian obat tablet akan diperlukan Bahkan pemberian

suntikan insulin turut diperlukan bila tablet tidak mengatasi pengontrolan kadar

gula darah

Terapi farmakologis diberikan bersama dengan pengaturan makan dan latihan

jasmani (gaya hidup sehat) Terapi farmakologis terdiri dari obat oral dan bentuk

suntikan

1 Obat hipoglikemik oral

Berdasarkan cara kerjanya OHO dibagi menjadi 5 golongan

A Pemicu sekresi insulin (insulin secretagogue) sulfonylurea dan glinid

B Peningkat sensitivitas terhadap insulin metformin dan tiazolidindion

C Penghambat glukoneogenesis (metformin)

D Penghambat absorpsi glukosa penghambat glukosidase alfa

E DPP-IV inhibitor

22

2 Suntikan

A Insulin

B Agonis GLP-1incretin mimetic

A Insulin

Insulin sampai saat ini dikelompokkan menjadi beberapa jenis antara lain

1 Kerja cepat (rapid acting)

Contoh Actrapid Humulin RReguler Insulin (Crystal Zinc Insulin)

Bentuknya larutan jernih efek puncak 2-4 jam setelah penyuntikan durasi

kerja sampai 6 jam Merupakan satu-satunya insulin yang dapat dipergunakan

secara intra vena Bisa dicampur dengan insulin kerja menengah atau insulin

kerja panjang

2 Kerja menengah (intermediate acting)

23

Contoh Insulatard Monotard Humulin N NPH Insulin Lente Dengan

menambah protamin (NPH Neutral Protamin Hagedom) atau zinc (pada

insulin lente) maka bentuknya menjadi suspensi yang akan memperlambat

absorpsi sehingga efek menjadi lebih panjang Bentuk NPH tidak imunogenik

karena protamin bukanlah protein

3 Kerja panjang ( long acting)

Contoh Insulin Glargine Insulin Ultralente PZI Insulin bentuk ini diperlukan

untuk tujuan mempertahankan insulin basal yang konstan Semua jenis insulin

yang beredar saat ini sudah sangat murni sebab apabila tidak murni akan

memicu imunogenitas resistensi lipoatrofi atau lipohipertrofi

Insulin diperlukan pada keadaan

Penurunan berat badan yang cepat

Hiperglikemia berat yang disertai ketosis

Ketoasidosis diabetik

Hiperglikemia hiperosmolar non ketotik

Hiperglikemia dengan asidosis laktat

Gagal dengan kombinasi OHO dosis optimal

Stres berat (infeksi sistemik operasi besar IMA stroke)

Kehamilan dengan DMdiabetes melitus gestasional yang tidak terkendali

dengan perencanaan makan

Gangguan fungsi ginjal atau hati yang berat

Kontraindikasi dan atau alergi terhadap OHO

Cara pemberian insulin ada beberapa macam

a) intra vena bekerja sangat cepat yakni dalam 2-5 menit akan terjadi penurunan

glukosa darah

b) intramuskuler penyerapannya lebih cepat 2 kali lipat daripada subkutan

24

c) subkutan penyerapanya tergantung lokasi penyuntikan pemijatan kedalaman

konsentrasi Lokasi abdomen lebih cepat dari paha maupun lengan Jenis

insulin human lebih cepat dari insulin animal insulin analog lebih cepat dari

insulin human

Insulin diberikan subkutan dengan tujuan mempertahankan kadar gula darah

dalam batas normal sepanjang hari yaitu 80-120 mg saat puasa dan 80-160 mg

setelah makan Untuk pasien usia diatas 60 tahun batas ini lebih tinggi yaitu puasa

kurang dari 150 mg dan kurang dari 200 mg setelah makan Karena kadar

gula darah memang naik turun sepanjang hari maka sesekali kadar ini mungkin

lebih dari 180 mg (10 mmolliter) tetapi kadar lembah (through) dalam sehari

harus diusahakan tidak lebih rendah dari 70 mg (4 mmolliter) Insulin

sebaiknya disuntikkan di tempat yang berbeda tetapi paling baik dibawah kulit

perut

Dosis dan frekuensi penyuntikan ditentukan berdasarkan kebutuhan setiap

pasien akan insulin Untuk tujuan pengobatan dosis insulin dinyatakan dalam unit

(U) Setiap unit merupakan jumlah yang diperlukan untuk menurunkan kadar gula

darah kelinci sebanyak 45 mg dalam bioassay Sediaan homogen human insulin

mengandung 25-30 IUmg

H Komplikasi DM

1 Makrovaskular stroke penyakit jantung koroner ulkus gangren

2 Mikrovaskular retina (retinopati) dan ginjal (gagal ginjal kronik) syaraf

(stroke neuropati)

3 Koma hiperglikemi hipoglikemi stroke

25

BAB IV

PENUTUP

Telah dilaporkan laporan kasus seorang penderita perempuan (51 tahun)

dengan diagnosis DM type 2 telah dirawat di ruang Penyakit Dalam kelas III

RSUD ldquoKANJURUHANrdquo KEPANJEN dari tanggal 12 Desember 2012 Pasien

datang dengan keluhan badan lemas Pasien juga mengeluh pusing dan mual serta

kaki kirinya sering kesemutan terutama 1 minggu terakhir ini Hasil Pemeriksaan

laboratorium didapatkan peningkatan kadar glukosa darah sewaktu puasa dan 2

jam PP

Diabetes melitus (DM) merupakan suatu kelompok penyakit metabolik

dengan karakteristik hiperglikemia (meningkatanya kadar gula darah) yang terjadi

karena kelainan sekresi insulin kerja insulin atau keduanya Etiologinya bisa

disebabkan oleh DM type I DM type II DM type lain dan DM gestational

Manifestasi klinis penderita kencing manis umumnya menampakkan tanda

dan gejala dibawah ini meskipun tidak semua dialami oleh penderita

1 Jumlah urine yang dikeluarkan lebih banyak (Polyuria)

2 Sering atau cepat merasa hausdahaga (Polydipsia)

3 Lapar yang berlebihan atau makan banyak (Polyphagia)

4 Frekwensi urine meningkatkencing terus (Glycosuria)

5 Kehilangan berat badan yang tidak jelas sebabnya

6 Kesemutanmati rasa pada ujung syaraf ditelapak tangan amp kaki

7 Cepat lelah dan lemah setiap waktu

26

8 Mengalami rabun penglihatan secara tiba-tiba

9 Apabila lukatergores (korengan) lambat penyembuhannya

10 Mudah terkena infeksi terutama pada kulit

Diagnosis dari DM dapat ditegakkan melalui anamnesa pemeriksaan fisik

dan pemeriksaan penunjang Penderita diabetes tipe 1 umumnya menjalani

pengobatan therapi insulin yang berkesinambungan selain itu adalah dengan

berolahraga secukupnya serta melakukan pengontrolan menu makanan (diet)

Sedangkan pada penderita diabetes mellitus tipe 2 penatalaksanaan pengobatan

dan penanganan difokuskan pada gaya hidup dan aktivitas fisik Pengontrolan

nilai kadar gula dalam darah adalah menjadi kunci program pengobatan yaitu

dengan mengurangi berat badan diet dan berolahraga Jika hal ini tidak mencapai

hasil yang diharapkan maka pemberian obat tablet akan diperlukan Bahkan

pemberian suntikan insulin turut diperlukan bila tablet tidak mengatasi

pengontrolan kadar gula darah

27

DAFTAR PUSTAKA

1 Alwi Shahab 2006 Diagnosis Dan Penatalaksanaan Diabetes Melitus

httpdokter-alwicomdiabeteshtml

2 Askandar 1999 Diabetes Melitus klasifikasi Diagnosis dan Terapied 3 PT

Gramedia Pustaka Utama Jakarta

3 Danu Yudistira 27 of Sep 2010 Indikasi Penggunaan Insulin pada Penderita

Diabetes Melitus Tipe II httpindodiabetescomstandar-terbaru-kriteria-

diagnosis-diabetes-2010html

4 Harun S 2002 Buku Ajar Ilmu Penyakit Dalam Edisi II Jakarta

Departemen Ilmu Penyakit Dalam Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia

5 Konsensus Pengelolaan Dan Pencegahan Diabetes Mellitus Tipe 2 Diakses

15 desember 2012 httpwwwperkeniorg

page=proyek_improving_diabetes_health

6 Megawati Studi Penggunaan Insulin Dan Oral Antidiabetika Pada Penderita

Diabetes Mellitus Tipe 2 Di Instalasi Rawat Inap Rsu Dr Saiful Anwar

Malang httpwwwfkumyecasenet

28

Page 6: Lapsus DM Izzy

24 Pemeriksaan Fisik

1 Keadaan Umum

Pasien tampak lemas kesadaran compos mentis (GCS 456) status gizi kesan

cukup

2 Tanda Vital

Tensi 16080 mmHg

Nadi 88 x menit

Pernafasan 24 x menit

Suhu 365 oC

3 Kulit

Turgor kulit lambat (-) ikterik (-) sianosis (-) venektasi (-) petechie (-)

spider nevi (-)

4 Kepala

Bentuk mesocephal luka (-) rambut tidak mudah dicabut keriput (+) atrofi

m temporalis (-) makula (-) papula (-) nodula (-) kelainan mimic wajah

bells palsy (-)

5 Mata

Conjunctiva anemis (--) sklera ikterik (--)

6 Hidung

Nafas cuping hidung (-) sekret (-) epistaksis (-)

7 Mulut

Bibir pucat (-) mukosa bibir kering (-) bibir cianosis (-) gusi berdarah (-)

8 Telinga

Nyeri tekan mastoid (-) sekret (-) pendengaran berkurang (-)

6

9 Tenggorokan

Tonsil membesar (-) pharing hiperemis (-)

10 Leher

JVP tidak meningkat trakea ditengah pembesaran kelenjar tiroid (-)

pembesaran kelenjar limfe (-) lesi pada kulit (-)

11 Dada

Normochest simetris pernapasan thoracoabdominal retraksi (-) spider nevi

(-) pulsasi infrasternalis (-) sela iga melebar (-)

Cor

Inspeksi ictus cordis tidak tampak

Palpasi ictus cordis tak kuat angkat

Perkusi batas kiri atas SIC II Linea Para Sternalis Sinistra

batas kanan atas SIC II Linea Para Sternalis Dextra

batas kiri bawah SIC V 1 cm medial Linea Medio Clavicularis

Sinistra

batas kanan bawah SIC IV Linea Para Sternalis Dextra

pinggang jantung SIC III Linea Para Sternalis Sinistra

(batas jantung terkesan normal)

Auskultasi Bunyi jantung IndashII intensitas normal regular bising (-)

Pulmo

Statis (depan dan belakang)

Inspeksi pengembangan dada kanan sama dengan kiri

Palpasi fremitus raba kiri sama dengan kanan

7

Perkusi sonorsonor

Auskultasi suara dasar vesikuler suara tambahan (rh -- wh --)

Dinamis (depan dan belakang)

Inspeksi pergerakan dada kanan sama dengan kiri

Palpasi fremitus raba kiri sama dengan kanan

Perkusi sonorsonor

Auskultasi suara dasar vesikuler suara tambahan (rh -- wh --)

12 Abdomen

Inspeksi dinding perut datar

Palpasi supel nyeri tekan (-) hepar tidak teraba pembesaran lien (-)

Perkusi tympani

Auskultasi bising usus (+) normal

13 Ektremitas

Palmar eritema (--)

akral dingin Oedem

- -

- -

- -

- -

14 Sistem genetalia

Dalam batas normal

25 Pemeriksaan Penunjang

251 Laboratorium

Tanggal 11 Desember 2012

Jenis pemeriksaan Hasil Nilai normal

8

GDS 460 lt 140 mgdl

Tanggal 1 1 Desember 2012

Jenis pemeriksaan Hasil Nilai normal

Hb 134 12-16 gdL

Hitung Leukosit 8230 4-11 ribu selcmm

Hitung Jenis 1--66267 1-50-13-554-6215-353-7

Laju Endap Darah 16 le 20 jam

Trombosit 336000 150-400 ribumm3

PCVHCT 36 35-47

GDP 215 lt 100 mgdL

GD 2 Jam PP 426 lt 140 mgdl

SGOT 16 L lt 43 P lt 36 UL

SGPT 21 L lt 43 P lt 36 UL

Ureum 28 20-40 mgdL

Kreatinin 053 L 06-11 P05-09 mgdL

26 Resume

Berdasarkan anamnesa didapatkan

Pasien mengeluh badan lemas pusing dan mual sejak 3 hari yang lalu Rasa

pusing dirasakan hilang timbul terlebih saat bangun tidur Badanya sering

lemas dirasakan terus-menerus

9

Pasien juga mengeluh kaki kirinya sering kesemutan Kesemutan dirasakan

sejak 3 bulan yang lalu dan memberat 1 minggu terakhir ini RPD DM(+)

sejak 5 tahun yang lalu

Berdasarkan Pemeriksaan fisik didapatkan

Kesadaran composmentis (456) tekanan darah meningkat (16080 mmHg)

konjungtiva anemis (--) nyeri tekan abdomen (-) dan kaki kiri terasa

kesemutan

Berdasarkan Pemeriksaan penunjang didapatkan

Darah lengkap terdapat peningkatan gula darah sesaat puasa dan 2 jam pp

DM tipe II

27 Diagnosis

DM tipe II

Hipertensi grade II

28 Penatalaksanaan

1 Non Medika mentosa

a Edukasi tentang penyakitnya

b Tirah baring

c Terapi diet

2 Medikamentosa

IVFD Infus RL 20 tpm

Inj Humulin R 10-10-10

Inj Humulin N 0-0-0-16

10

Inj Ranitidin 2x1 Amp

Captopril tab 3x125 mg

29 Follow Up

No Tanggal S O A P

1 11-12-2012

Badan lemas(+)Mual (+)Kaki kiri kesemutan (+)

T 16070mmhgRR 20xmenitN 88xmenitS 37 o C

DM tipe 2HT sg II

IVFD Infus RL 20 tpmInj Humulin R 10-10-10 Inj Humulin N 0-0-0-16Inj Ranitidin 2x1 AmpCaptopril tab 3x125 mg

2 12-12-2012

Badan lemas(+)Mual(-)Kaki kiri kesemutan (+)darr

T 14080mmhgRR 20xmenitN 84x menitS 367o CGDS 229

DM tipe 2HT sg II

Terapi dilanjutkanCek GDP dan GD2PP

3 13-12-2012

Badan lemas(+)Kaki kiri kesemutan (-)

T 15080mmhgRR 20xmenitN 78x menitS 365o CGDP 172GD2PP 189

DM tipe 2HT sg II

Terapi dilanjutkan

4 14-12-2012

Kel (-) T 13070mmhgRR 20xmenitN 80x menitS 363o C

DM tipe 2HT sg II

BLPLKontrol poli dalam

11

BAB III

TINJAUAN PUSTAKA

A Pengertian

Diabetes melitus (DM) merupakan suatu kelompok penyakit metabolik

dengan karakteristik hiperglikemia (meningkatanya kadar gula darah) yang terjadi

karena kelainan sekresi insulin kerja insulin atau keduanya

Diabetes mellitus (DM) merupakan penyakit kronis yang disebabkan antara

lain oleh defisiensi insulin yang dapat menimbulkan berbagai komplikasi

sehingga memerlukan manajemen terapi yang intensif Terapi yang diberikan

pada penderita DM tipe 2 adalah terapi non-obat yang berupa diet dan latihan fisik

(olahraga) dan terapi obat oral antidiabetika (OAD) Tetapi pada keadaan

dekompensasi metabolik berat maka diperlukan terapi insulin atau kombinasi

insulin OAD Karena jenis OAD maupun insulin yang tersedia cukup banyak

maka pemilihan penggunaan preparat insulin dan OAD sangat ditentukan oleh

kondisi penderita termasuk kadar glukosa darah

B Pembagian DM

DM tipe 1

Diabetes tipe 1 adalah diabetes yang bergantung pada insulin dimana

tubuh kekurangan hormon insulindikenal dengan istilah Insulin Dependent

Diabetes Mellitus (IDDM) Hal ini disebabkan hilangnya sel beta penghasil

12

insulin pada pulau-pulau Langerhans pankreas Diabetes tipe 1 banyak

ditemukan pada balita anak-anak dan remaja

Sampai saat ini Diabetes Mellitus tipe 1 hanya dapat di obati dengan

pemberian therapi insulin yang dilakukan secara terus menerus

berkesinambungan Riwayat keluarga diet dan faktor lingkungan sangat

mempengaruhi perawatan penderita diabetes tipe 1 Pada penderita diebetes

tipe 1 haruslah diperhatikan pengontrolan dan memonitor kadar gula

darahnya sebaiknya menggunakan alat test gula darah Terutama pada anak-

anak atau balita yang mana mereka sangat mudah mengalami dehidrasi

sering muntah dan mudah terserang berbagai penyakit

DM Tipe 2

Diabetes tipe 2 adalah dimana hormon insulin dalam tubuh tidak dapat

berfungsi dengan semestinya dikenal dengan istilah Non-Insulin Dependent

Diabetes Mellitus (NIDDM) Hal ini dikarenakan berbagai kemungkinan

seperti kecacatan dalam produksi insulin resistensi terhadap insulin atau

berkurangnya sensitifitas (respon) sell dan jaringan tubuh terhadap insulin

yang ditandai dengan meningkatnya kadar insulin di dalam darah

Ada beberapa teori yang mengutarakan sebab terjadinya resisten terhadap

insulin diantaranya faktor kegemukan (obesitas) Pada penderita diabetes tipe

2 pengontrolan kadar gula darah dapat dilakukan dengan beberapa tindakan

seperti diet penurunan berat badan dan pemberian tablet diabetik Apabila

dengan pemberian tablet belum maksimal respon penanganan level gula

dalam darah maka obat suntik mulai dipertimbangkan untuk diberikan

13

DM tipe lain

A Defek genetik fungsi sel beta

- Maturity Onset Diabetes of the Young (MODY) 123

- DNA mitokondria

B Defek genetik kerja insulin

C Penyakit endokrin pankreas

- Pankreatitis

- Tumor pankreas pankreatektomi

- Pankreatopati fibrokalkulus

D Endokrinopati

- Akromegali

- Sindrom Cushing

- Feokromositoma

- Hipertiroidisme

E Karena obatzat kimia

- Vacor pentamidin asam nikotinat

- Glukokortikoid hormon tiroid

14

- Tiazid dilantin interferon alfa dan lain-lain

F Infeksi

- Rubella kongenital Cytomegalovirus (CMV)

G Sebab imunologi yang jarang

- Antibodi anti insulin

H Sindrom genetik lain yang berkaitan dengan DM

- Sindrom Down sindrom Kleinfelter sindrom Turner dan lain-lain

DM pada masa kehamilan (Gestasional)

Klasifikasi DM dengan Kehamilan menurut Pyke

- Klas I Gestasional diabetes yaitu diabetes yang timbul pada waktu hamil

dan menghilang setelah melahirkan

- Klas II Pregestasional diabetes yaitu diabetes mulai sejak sebelum hamil

dan berlanjut setelah hamil

- Klas III Pregestasional diabetes yang disertai dengan komplikasi penyakit

pembuluh darah seperti retinopati nefropati penyakit pemburuh darah

panggul dan pembuluh darah perifer

90 dari wanita hamil yang menderita Diabetes termasuk ke dalam kategori

DM Gestasional (Tipe II) dan DM yang tergantung pada insulin (Insulin

Dependent Diabetes Mellitus = IDDM tipe I)

15

C Patofisiologi

Pada diabetes tipe 2 yang umumnya diawali dengan terjadinya resistensi

insulin Awalnya resistensi belum mengakibatkan diabetes secara klinis Pada saat

tersebut sel beta pancreas masih dapat mengkompensasi keadaan ini dan terjadi

suatu hiperinsulinemia dan glukosa darah masih normal atau baru sedikit

meningkat Kemudian setelah terjadi ketidak sanggupan sel beta pancreas baru

akan terjadi diabetes mellitus secara klinis yang ditandai dengan peningkatan

kadar gula darah yang memenuhi criteria diagnose diabetes

Dengan dasar pengetahuan ini maka dapat diperkirakan bahwa dalam

pengelolaan diabetes tipe 2 sesuai dengan kelainan dasar yang terjadi pada saat

tersebut

1 resistensi insulin pada jaringan lemak otot dan hati

2 kenaikan produksi glukosa oleh hati

3 kekurangan sekresi insulin oleh pancreas

16

D Penyebab DM

E Diagnosis

Kriteria Diagnosis

1 Gejala klasik DM + gula darah sewaktu gt200 mgdl Gula darah sewaktu

merupakan hasil pemeriksaan sesaat pada suatu hari tanpa memperhatikan

waktu makan terakhir

Atau

2 Kadar gula darah puasa gt 126 mgdl Puasa diartikan pasien tidak mendapat

kalori tambahan sedikitnya 8 jam

Atau

17

3 Kadar gula darah 2 jam pada TTGO gt 200 mgdl TTGO dilakukan dengan

Standard WHO menggunakan beban glukosa yang setara dengan 75 g

glukosa anhidrus yang dilarutkan dalam air

18

Pemeriksaan Laboratorium

Cara pelaksanaan TTGO (WHO 1994)

bull Tiga hari sebelum pemeriksaan tetap makan seperti kebiasaan sehari-hari

(dengan karbohidrat yang cukup) dan tetap melakukan kegiatan jasmani

seperti biasa

bull Berpuasa paling sedikit 8 jam (mulai malam hari) sebelum pemeriksaan

minum air putih tanpa gula tetap diperbolehkan

bull Diperiksa kadar glukosa darah puasa

bull Diberikan glukosa 75 g (orang dewasa) atau 175 gKg BB (anak-anak)

dilarutkan dalam 250 ml air dan diminum dalam waktu 5 menit

bull Berpuasa kembali sampai pengambilan sampel darah untuk pemeriksaan 2

jam setelah minum larutan glukosa selesai

bull Diperiksa kadar glukosa darah 2 jam sesudah beban glukosa

bull Selama proses pemeriksaan subyek yang diperiksa tetap istirahat dan tidak

merokok

19

Apabila hasil pemeriksaan tidak memenuhi criteria normal atau DM maka

dapat digolongkan kedalam kelompok TGT (Toleransi Glukosa Terganggu)

atau GDPT (Glukosa Darah Puasa Terganggu) dari hasil yang diperoleh

- TGT glukosa darah plasma 2 jam setelah pembebanan antara 140 ndash 199

mgdl

- GDPT glukosa darah puasa antara 100 ndash 125mgdl

Reduksi Urine

Pemeriksaan reduksi urine merupakan bagian dari pemeriksaan urine rutin

yang selalu dilakukan diklinik Hasil yang (+) menunjukkan adanya

glukosuria Beberapa hal yang perlu diingat dari hasil pemeriksaan reduksi

urine adalah

Digunakan pada pemeriksaan pertama sekali untuk tes skrining bukan

untuk menegakkan

Diagnosis

Nilai (+) sampai (++++)

Jika reduksi (+) masih mungkin oleh sebab lain seperti renal glukosuria

obat-obatan dan lainnya

Reduksi (++) kemungkinan KGD 200 ndash300 mg

Reduksi (+++) kemungkinan KGD 300 ndash400 mg

Reduksi (++++) kemungkinan KGD 1048725 400mg

20

Dapat digunakan untuk kontrol hasil pengobatan

Bila ada gangguan fungsi ginjal tidak bisa dijadikan pedoman

F Manifestasi Klinik

Tanda awal yang dapat diketahui bahwa seseorang menderita DM atau

kencing manis yaitu dilihat langsung dari efek peningkatan kadar gula darah

dimana peningkatan kadar gula dalam darah mencapai nilai 160 - 180 mgdL dan

air seni (urine) penderita kencing manis yang mengandung gula (glucose)

sehingga urine sering dilebung atau dikerubuti semut

Penderita kencing manis umumnya menampakkan tanda dan gejala dibawah

ini meskipun tidak semua dialami oleh penderita

1 Jumlah urine yang dikeluarkan lebih banyak (Polyuria)

2 Sering atau cepat merasa hausdahaga (Polydipsia)

3 Lapar yang berlebihan atau makan banyak (Polyphagia)

4 Frekwensi urine meningkatkencing terus (Glycosuria)

5 Kehilangan berat badan yang tidak jelas sebabnya

6 Kesemutanmati rasa pada ujung syaraf ditelapak tangan amp kaki

7 Cepat lelah dan lemah setiap waktu

8 Mengalami rabun penglihatan secara tiba-tiba

9 Apabila lukatergores (korengan) lambat penyembuhannya

10Mudah terkena infeksi terutama pada kulit

Kondisi kadar gula yang drastis menurun akan cepat menyebabkan

seseorang tidak sadarkan diri bahkan memasuki tahapan koma

21

G Penatalaksanaan

Penderita diabetes tipe 1 umumnya menjalani pengobatan therapi insulin

(LantusLevemir Humalog Novolog atau Apidra) yang berkesinambungan selain

itu adalah dengan berolahraga secukupnya serta melakukan pengontrolan menu

makanan (diet)

Pada penderita diabetes mellitus tipe 2 penatalaksanaan pengobatan dan

penanganan difokuskan pada gaya hidup dan aktivitas fisik Pengontrolan nilai

kadar gula dalam darah adalah menjadi kunci program pengobatan yaitu dengan

mengurangi berat badan diet dan berolahraga Jika hal ini tidak mencapai hasil

yang diharapkan maka pemberian obat tablet akan diperlukan Bahkan pemberian

suntikan insulin turut diperlukan bila tablet tidak mengatasi pengontrolan kadar

gula darah

Terapi farmakologis diberikan bersama dengan pengaturan makan dan latihan

jasmani (gaya hidup sehat) Terapi farmakologis terdiri dari obat oral dan bentuk

suntikan

1 Obat hipoglikemik oral

Berdasarkan cara kerjanya OHO dibagi menjadi 5 golongan

A Pemicu sekresi insulin (insulin secretagogue) sulfonylurea dan glinid

B Peningkat sensitivitas terhadap insulin metformin dan tiazolidindion

C Penghambat glukoneogenesis (metformin)

D Penghambat absorpsi glukosa penghambat glukosidase alfa

E DPP-IV inhibitor

22

2 Suntikan

A Insulin

B Agonis GLP-1incretin mimetic

A Insulin

Insulin sampai saat ini dikelompokkan menjadi beberapa jenis antara lain

1 Kerja cepat (rapid acting)

Contoh Actrapid Humulin RReguler Insulin (Crystal Zinc Insulin)

Bentuknya larutan jernih efek puncak 2-4 jam setelah penyuntikan durasi

kerja sampai 6 jam Merupakan satu-satunya insulin yang dapat dipergunakan

secara intra vena Bisa dicampur dengan insulin kerja menengah atau insulin

kerja panjang

2 Kerja menengah (intermediate acting)

23

Contoh Insulatard Monotard Humulin N NPH Insulin Lente Dengan

menambah protamin (NPH Neutral Protamin Hagedom) atau zinc (pada

insulin lente) maka bentuknya menjadi suspensi yang akan memperlambat

absorpsi sehingga efek menjadi lebih panjang Bentuk NPH tidak imunogenik

karena protamin bukanlah protein

3 Kerja panjang ( long acting)

Contoh Insulin Glargine Insulin Ultralente PZI Insulin bentuk ini diperlukan

untuk tujuan mempertahankan insulin basal yang konstan Semua jenis insulin

yang beredar saat ini sudah sangat murni sebab apabila tidak murni akan

memicu imunogenitas resistensi lipoatrofi atau lipohipertrofi

Insulin diperlukan pada keadaan

Penurunan berat badan yang cepat

Hiperglikemia berat yang disertai ketosis

Ketoasidosis diabetik

Hiperglikemia hiperosmolar non ketotik

Hiperglikemia dengan asidosis laktat

Gagal dengan kombinasi OHO dosis optimal

Stres berat (infeksi sistemik operasi besar IMA stroke)

Kehamilan dengan DMdiabetes melitus gestasional yang tidak terkendali

dengan perencanaan makan

Gangguan fungsi ginjal atau hati yang berat

Kontraindikasi dan atau alergi terhadap OHO

Cara pemberian insulin ada beberapa macam

a) intra vena bekerja sangat cepat yakni dalam 2-5 menit akan terjadi penurunan

glukosa darah

b) intramuskuler penyerapannya lebih cepat 2 kali lipat daripada subkutan

24

c) subkutan penyerapanya tergantung lokasi penyuntikan pemijatan kedalaman

konsentrasi Lokasi abdomen lebih cepat dari paha maupun lengan Jenis

insulin human lebih cepat dari insulin animal insulin analog lebih cepat dari

insulin human

Insulin diberikan subkutan dengan tujuan mempertahankan kadar gula darah

dalam batas normal sepanjang hari yaitu 80-120 mg saat puasa dan 80-160 mg

setelah makan Untuk pasien usia diatas 60 tahun batas ini lebih tinggi yaitu puasa

kurang dari 150 mg dan kurang dari 200 mg setelah makan Karena kadar

gula darah memang naik turun sepanjang hari maka sesekali kadar ini mungkin

lebih dari 180 mg (10 mmolliter) tetapi kadar lembah (through) dalam sehari

harus diusahakan tidak lebih rendah dari 70 mg (4 mmolliter) Insulin

sebaiknya disuntikkan di tempat yang berbeda tetapi paling baik dibawah kulit

perut

Dosis dan frekuensi penyuntikan ditentukan berdasarkan kebutuhan setiap

pasien akan insulin Untuk tujuan pengobatan dosis insulin dinyatakan dalam unit

(U) Setiap unit merupakan jumlah yang diperlukan untuk menurunkan kadar gula

darah kelinci sebanyak 45 mg dalam bioassay Sediaan homogen human insulin

mengandung 25-30 IUmg

H Komplikasi DM

1 Makrovaskular stroke penyakit jantung koroner ulkus gangren

2 Mikrovaskular retina (retinopati) dan ginjal (gagal ginjal kronik) syaraf

(stroke neuropati)

3 Koma hiperglikemi hipoglikemi stroke

25

BAB IV

PENUTUP

Telah dilaporkan laporan kasus seorang penderita perempuan (51 tahun)

dengan diagnosis DM type 2 telah dirawat di ruang Penyakit Dalam kelas III

RSUD ldquoKANJURUHANrdquo KEPANJEN dari tanggal 12 Desember 2012 Pasien

datang dengan keluhan badan lemas Pasien juga mengeluh pusing dan mual serta

kaki kirinya sering kesemutan terutama 1 minggu terakhir ini Hasil Pemeriksaan

laboratorium didapatkan peningkatan kadar glukosa darah sewaktu puasa dan 2

jam PP

Diabetes melitus (DM) merupakan suatu kelompok penyakit metabolik

dengan karakteristik hiperglikemia (meningkatanya kadar gula darah) yang terjadi

karena kelainan sekresi insulin kerja insulin atau keduanya Etiologinya bisa

disebabkan oleh DM type I DM type II DM type lain dan DM gestational

Manifestasi klinis penderita kencing manis umumnya menampakkan tanda

dan gejala dibawah ini meskipun tidak semua dialami oleh penderita

1 Jumlah urine yang dikeluarkan lebih banyak (Polyuria)

2 Sering atau cepat merasa hausdahaga (Polydipsia)

3 Lapar yang berlebihan atau makan banyak (Polyphagia)

4 Frekwensi urine meningkatkencing terus (Glycosuria)

5 Kehilangan berat badan yang tidak jelas sebabnya

6 Kesemutanmati rasa pada ujung syaraf ditelapak tangan amp kaki

7 Cepat lelah dan lemah setiap waktu

26

8 Mengalami rabun penglihatan secara tiba-tiba

9 Apabila lukatergores (korengan) lambat penyembuhannya

10 Mudah terkena infeksi terutama pada kulit

Diagnosis dari DM dapat ditegakkan melalui anamnesa pemeriksaan fisik

dan pemeriksaan penunjang Penderita diabetes tipe 1 umumnya menjalani

pengobatan therapi insulin yang berkesinambungan selain itu adalah dengan

berolahraga secukupnya serta melakukan pengontrolan menu makanan (diet)

Sedangkan pada penderita diabetes mellitus tipe 2 penatalaksanaan pengobatan

dan penanganan difokuskan pada gaya hidup dan aktivitas fisik Pengontrolan

nilai kadar gula dalam darah adalah menjadi kunci program pengobatan yaitu

dengan mengurangi berat badan diet dan berolahraga Jika hal ini tidak mencapai

hasil yang diharapkan maka pemberian obat tablet akan diperlukan Bahkan

pemberian suntikan insulin turut diperlukan bila tablet tidak mengatasi

pengontrolan kadar gula darah

27

DAFTAR PUSTAKA

1 Alwi Shahab 2006 Diagnosis Dan Penatalaksanaan Diabetes Melitus

httpdokter-alwicomdiabeteshtml

2 Askandar 1999 Diabetes Melitus klasifikasi Diagnosis dan Terapied 3 PT

Gramedia Pustaka Utama Jakarta

3 Danu Yudistira 27 of Sep 2010 Indikasi Penggunaan Insulin pada Penderita

Diabetes Melitus Tipe II httpindodiabetescomstandar-terbaru-kriteria-

diagnosis-diabetes-2010html

4 Harun S 2002 Buku Ajar Ilmu Penyakit Dalam Edisi II Jakarta

Departemen Ilmu Penyakit Dalam Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia

5 Konsensus Pengelolaan Dan Pencegahan Diabetes Mellitus Tipe 2 Diakses

15 desember 2012 httpwwwperkeniorg

page=proyek_improving_diabetes_health

6 Megawati Studi Penggunaan Insulin Dan Oral Antidiabetika Pada Penderita

Diabetes Mellitus Tipe 2 Di Instalasi Rawat Inap Rsu Dr Saiful Anwar

Malang httpwwwfkumyecasenet

28

Page 7: Lapsus DM Izzy

9 Tenggorokan

Tonsil membesar (-) pharing hiperemis (-)

10 Leher

JVP tidak meningkat trakea ditengah pembesaran kelenjar tiroid (-)

pembesaran kelenjar limfe (-) lesi pada kulit (-)

11 Dada

Normochest simetris pernapasan thoracoabdominal retraksi (-) spider nevi

(-) pulsasi infrasternalis (-) sela iga melebar (-)

Cor

Inspeksi ictus cordis tidak tampak

Palpasi ictus cordis tak kuat angkat

Perkusi batas kiri atas SIC II Linea Para Sternalis Sinistra

batas kanan atas SIC II Linea Para Sternalis Dextra

batas kiri bawah SIC V 1 cm medial Linea Medio Clavicularis

Sinistra

batas kanan bawah SIC IV Linea Para Sternalis Dextra

pinggang jantung SIC III Linea Para Sternalis Sinistra

(batas jantung terkesan normal)

Auskultasi Bunyi jantung IndashII intensitas normal regular bising (-)

Pulmo

Statis (depan dan belakang)

Inspeksi pengembangan dada kanan sama dengan kiri

Palpasi fremitus raba kiri sama dengan kanan

7

Perkusi sonorsonor

Auskultasi suara dasar vesikuler suara tambahan (rh -- wh --)

Dinamis (depan dan belakang)

Inspeksi pergerakan dada kanan sama dengan kiri

Palpasi fremitus raba kiri sama dengan kanan

Perkusi sonorsonor

Auskultasi suara dasar vesikuler suara tambahan (rh -- wh --)

12 Abdomen

Inspeksi dinding perut datar

Palpasi supel nyeri tekan (-) hepar tidak teraba pembesaran lien (-)

Perkusi tympani

Auskultasi bising usus (+) normal

13 Ektremitas

Palmar eritema (--)

akral dingin Oedem

- -

- -

- -

- -

14 Sistem genetalia

Dalam batas normal

25 Pemeriksaan Penunjang

251 Laboratorium

Tanggal 11 Desember 2012

Jenis pemeriksaan Hasil Nilai normal

8

GDS 460 lt 140 mgdl

Tanggal 1 1 Desember 2012

Jenis pemeriksaan Hasil Nilai normal

Hb 134 12-16 gdL

Hitung Leukosit 8230 4-11 ribu selcmm

Hitung Jenis 1--66267 1-50-13-554-6215-353-7

Laju Endap Darah 16 le 20 jam

Trombosit 336000 150-400 ribumm3

PCVHCT 36 35-47

GDP 215 lt 100 mgdL

GD 2 Jam PP 426 lt 140 mgdl

SGOT 16 L lt 43 P lt 36 UL

SGPT 21 L lt 43 P lt 36 UL

Ureum 28 20-40 mgdL

Kreatinin 053 L 06-11 P05-09 mgdL

26 Resume

Berdasarkan anamnesa didapatkan

Pasien mengeluh badan lemas pusing dan mual sejak 3 hari yang lalu Rasa

pusing dirasakan hilang timbul terlebih saat bangun tidur Badanya sering

lemas dirasakan terus-menerus

9

Pasien juga mengeluh kaki kirinya sering kesemutan Kesemutan dirasakan

sejak 3 bulan yang lalu dan memberat 1 minggu terakhir ini RPD DM(+)

sejak 5 tahun yang lalu

Berdasarkan Pemeriksaan fisik didapatkan

Kesadaran composmentis (456) tekanan darah meningkat (16080 mmHg)

konjungtiva anemis (--) nyeri tekan abdomen (-) dan kaki kiri terasa

kesemutan

Berdasarkan Pemeriksaan penunjang didapatkan

Darah lengkap terdapat peningkatan gula darah sesaat puasa dan 2 jam pp

DM tipe II

27 Diagnosis

DM tipe II

Hipertensi grade II

28 Penatalaksanaan

1 Non Medika mentosa

a Edukasi tentang penyakitnya

b Tirah baring

c Terapi diet

2 Medikamentosa

IVFD Infus RL 20 tpm

Inj Humulin R 10-10-10

Inj Humulin N 0-0-0-16

10

Inj Ranitidin 2x1 Amp

Captopril tab 3x125 mg

29 Follow Up

No Tanggal S O A P

1 11-12-2012

Badan lemas(+)Mual (+)Kaki kiri kesemutan (+)

T 16070mmhgRR 20xmenitN 88xmenitS 37 o C

DM tipe 2HT sg II

IVFD Infus RL 20 tpmInj Humulin R 10-10-10 Inj Humulin N 0-0-0-16Inj Ranitidin 2x1 AmpCaptopril tab 3x125 mg

2 12-12-2012

Badan lemas(+)Mual(-)Kaki kiri kesemutan (+)darr

T 14080mmhgRR 20xmenitN 84x menitS 367o CGDS 229

DM tipe 2HT sg II

Terapi dilanjutkanCek GDP dan GD2PP

3 13-12-2012

Badan lemas(+)Kaki kiri kesemutan (-)

T 15080mmhgRR 20xmenitN 78x menitS 365o CGDP 172GD2PP 189

DM tipe 2HT sg II

Terapi dilanjutkan

4 14-12-2012

Kel (-) T 13070mmhgRR 20xmenitN 80x menitS 363o C

DM tipe 2HT sg II

BLPLKontrol poli dalam

11

BAB III

TINJAUAN PUSTAKA

A Pengertian

Diabetes melitus (DM) merupakan suatu kelompok penyakit metabolik

dengan karakteristik hiperglikemia (meningkatanya kadar gula darah) yang terjadi

karena kelainan sekresi insulin kerja insulin atau keduanya

Diabetes mellitus (DM) merupakan penyakit kronis yang disebabkan antara

lain oleh defisiensi insulin yang dapat menimbulkan berbagai komplikasi

sehingga memerlukan manajemen terapi yang intensif Terapi yang diberikan

pada penderita DM tipe 2 adalah terapi non-obat yang berupa diet dan latihan fisik

(olahraga) dan terapi obat oral antidiabetika (OAD) Tetapi pada keadaan

dekompensasi metabolik berat maka diperlukan terapi insulin atau kombinasi

insulin OAD Karena jenis OAD maupun insulin yang tersedia cukup banyak

maka pemilihan penggunaan preparat insulin dan OAD sangat ditentukan oleh

kondisi penderita termasuk kadar glukosa darah

B Pembagian DM

DM tipe 1

Diabetes tipe 1 adalah diabetes yang bergantung pada insulin dimana

tubuh kekurangan hormon insulindikenal dengan istilah Insulin Dependent

Diabetes Mellitus (IDDM) Hal ini disebabkan hilangnya sel beta penghasil

12

insulin pada pulau-pulau Langerhans pankreas Diabetes tipe 1 banyak

ditemukan pada balita anak-anak dan remaja

Sampai saat ini Diabetes Mellitus tipe 1 hanya dapat di obati dengan

pemberian therapi insulin yang dilakukan secara terus menerus

berkesinambungan Riwayat keluarga diet dan faktor lingkungan sangat

mempengaruhi perawatan penderita diabetes tipe 1 Pada penderita diebetes

tipe 1 haruslah diperhatikan pengontrolan dan memonitor kadar gula

darahnya sebaiknya menggunakan alat test gula darah Terutama pada anak-

anak atau balita yang mana mereka sangat mudah mengalami dehidrasi

sering muntah dan mudah terserang berbagai penyakit

DM Tipe 2

Diabetes tipe 2 adalah dimana hormon insulin dalam tubuh tidak dapat

berfungsi dengan semestinya dikenal dengan istilah Non-Insulin Dependent

Diabetes Mellitus (NIDDM) Hal ini dikarenakan berbagai kemungkinan

seperti kecacatan dalam produksi insulin resistensi terhadap insulin atau

berkurangnya sensitifitas (respon) sell dan jaringan tubuh terhadap insulin

yang ditandai dengan meningkatnya kadar insulin di dalam darah

Ada beberapa teori yang mengutarakan sebab terjadinya resisten terhadap

insulin diantaranya faktor kegemukan (obesitas) Pada penderita diabetes tipe

2 pengontrolan kadar gula darah dapat dilakukan dengan beberapa tindakan

seperti diet penurunan berat badan dan pemberian tablet diabetik Apabila

dengan pemberian tablet belum maksimal respon penanganan level gula

dalam darah maka obat suntik mulai dipertimbangkan untuk diberikan

13

DM tipe lain

A Defek genetik fungsi sel beta

- Maturity Onset Diabetes of the Young (MODY) 123

- DNA mitokondria

B Defek genetik kerja insulin

C Penyakit endokrin pankreas

- Pankreatitis

- Tumor pankreas pankreatektomi

- Pankreatopati fibrokalkulus

D Endokrinopati

- Akromegali

- Sindrom Cushing

- Feokromositoma

- Hipertiroidisme

E Karena obatzat kimia

- Vacor pentamidin asam nikotinat

- Glukokortikoid hormon tiroid

14

- Tiazid dilantin interferon alfa dan lain-lain

F Infeksi

- Rubella kongenital Cytomegalovirus (CMV)

G Sebab imunologi yang jarang

- Antibodi anti insulin

H Sindrom genetik lain yang berkaitan dengan DM

- Sindrom Down sindrom Kleinfelter sindrom Turner dan lain-lain

DM pada masa kehamilan (Gestasional)

Klasifikasi DM dengan Kehamilan menurut Pyke

- Klas I Gestasional diabetes yaitu diabetes yang timbul pada waktu hamil

dan menghilang setelah melahirkan

- Klas II Pregestasional diabetes yaitu diabetes mulai sejak sebelum hamil

dan berlanjut setelah hamil

- Klas III Pregestasional diabetes yang disertai dengan komplikasi penyakit

pembuluh darah seperti retinopati nefropati penyakit pemburuh darah

panggul dan pembuluh darah perifer

90 dari wanita hamil yang menderita Diabetes termasuk ke dalam kategori

DM Gestasional (Tipe II) dan DM yang tergantung pada insulin (Insulin

Dependent Diabetes Mellitus = IDDM tipe I)

15

C Patofisiologi

Pada diabetes tipe 2 yang umumnya diawali dengan terjadinya resistensi

insulin Awalnya resistensi belum mengakibatkan diabetes secara klinis Pada saat

tersebut sel beta pancreas masih dapat mengkompensasi keadaan ini dan terjadi

suatu hiperinsulinemia dan glukosa darah masih normal atau baru sedikit

meningkat Kemudian setelah terjadi ketidak sanggupan sel beta pancreas baru

akan terjadi diabetes mellitus secara klinis yang ditandai dengan peningkatan

kadar gula darah yang memenuhi criteria diagnose diabetes

Dengan dasar pengetahuan ini maka dapat diperkirakan bahwa dalam

pengelolaan diabetes tipe 2 sesuai dengan kelainan dasar yang terjadi pada saat

tersebut

1 resistensi insulin pada jaringan lemak otot dan hati

2 kenaikan produksi glukosa oleh hati

3 kekurangan sekresi insulin oleh pancreas

16

D Penyebab DM

E Diagnosis

Kriteria Diagnosis

1 Gejala klasik DM + gula darah sewaktu gt200 mgdl Gula darah sewaktu

merupakan hasil pemeriksaan sesaat pada suatu hari tanpa memperhatikan

waktu makan terakhir

Atau

2 Kadar gula darah puasa gt 126 mgdl Puasa diartikan pasien tidak mendapat

kalori tambahan sedikitnya 8 jam

Atau

17

3 Kadar gula darah 2 jam pada TTGO gt 200 mgdl TTGO dilakukan dengan

Standard WHO menggunakan beban glukosa yang setara dengan 75 g

glukosa anhidrus yang dilarutkan dalam air

18

Pemeriksaan Laboratorium

Cara pelaksanaan TTGO (WHO 1994)

bull Tiga hari sebelum pemeriksaan tetap makan seperti kebiasaan sehari-hari

(dengan karbohidrat yang cukup) dan tetap melakukan kegiatan jasmani

seperti biasa

bull Berpuasa paling sedikit 8 jam (mulai malam hari) sebelum pemeriksaan

minum air putih tanpa gula tetap diperbolehkan

bull Diperiksa kadar glukosa darah puasa

bull Diberikan glukosa 75 g (orang dewasa) atau 175 gKg BB (anak-anak)

dilarutkan dalam 250 ml air dan diminum dalam waktu 5 menit

bull Berpuasa kembali sampai pengambilan sampel darah untuk pemeriksaan 2

jam setelah minum larutan glukosa selesai

bull Diperiksa kadar glukosa darah 2 jam sesudah beban glukosa

bull Selama proses pemeriksaan subyek yang diperiksa tetap istirahat dan tidak

merokok

19

Apabila hasil pemeriksaan tidak memenuhi criteria normal atau DM maka

dapat digolongkan kedalam kelompok TGT (Toleransi Glukosa Terganggu)

atau GDPT (Glukosa Darah Puasa Terganggu) dari hasil yang diperoleh

- TGT glukosa darah plasma 2 jam setelah pembebanan antara 140 ndash 199

mgdl

- GDPT glukosa darah puasa antara 100 ndash 125mgdl

Reduksi Urine

Pemeriksaan reduksi urine merupakan bagian dari pemeriksaan urine rutin

yang selalu dilakukan diklinik Hasil yang (+) menunjukkan adanya

glukosuria Beberapa hal yang perlu diingat dari hasil pemeriksaan reduksi

urine adalah

Digunakan pada pemeriksaan pertama sekali untuk tes skrining bukan

untuk menegakkan

Diagnosis

Nilai (+) sampai (++++)

Jika reduksi (+) masih mungkin oleh sebab lain seperti renal glukosuria

obat-obatan dan lainnya

Reduksi (++) kemungkinan KGD 200 ndash300 mg

Reduksi (+++) kemungkinan KGD 300 ndash400 mg

Reduksi (++++) kemungkinan KGD 1048725 400mg

20

Dapat digunakan untuk kontrol hasil pengobatan

Bila ada gangguan fungsi ginjal tidak bisa dijadikan pedoman

F Manifestasi Klinik

Tanda awal yang dapat diketahui bahwa seseorang menderita DM atau

kencing manis yaitu dilihat langsung dari efek peningkatan kadar gula darah

dimana peningkatan kadar gula dalam darah mencapai nilai 160 - 180 mgdL dan

air seni (urine) penderita kencing manis yang mengandung gula (glucose)

sehingga urine sering dilebung atau dikerubuti semut

Penderita kencing manis umumnya menampakkan tanda dan gejala dibawah

ini meskipun tidak semua dialami oleh penderita

1 Jumlah urine yang dikeluarkan lebih banyak (Polyuria)

2 Sering atau cepat merasa hausdahaga (Polydipsia)

3 Lapar yang berlebihan atau makan banyak (Polyphagia)

4 Frekwensi urine meningkatkencing terus (Glycosuria)

5 Kehilangan berat badan yang tidak jelas sebabnya

6 Kesemutanmati rasa pada ujung syaraf ditelapak tangan amp kaki

7 Cepat lelah dan lemah setiap waktu

8 Mengalami rabun penglihatan secara tiba-tiba

9 Apabila lukatergores (korengan) lambat penyembuhannya

10Mudah terkena infeksi terutama pada kulit

Kondisi kadar gula yang drastis menurun akan cepat menyebabkan

seseorang tidak sadarkan diri bahkan memasuki tahapan koma

21

G Penatalaksanaan

Penderita diabetes tipe 1 umumnya menjalani pengobatan therapi insulin

(LantusLevemir Humalog Novolog atau Apidra) yang berkesinambungan selain

itu adalah dengan berolahraga secukupnya serta melakukan pengontrolan menu

makanan (diet)

Pada penderita diabetes mellitus tipe 2 penatalaksanaan pengobatan dan

penanganan difokuskan pada gaya hidup dan aktivitas fisik Pengontrolan nilai

kadar gula dalam darah adalah menjadi kunci program pengobatan yaitu dengan

mengurangi berat badan diet dan berolahraga Jika hal ini tidak mencapai hasil

yang diharapkan maka pemberian obat tablet akan diperlukan Bahkan pemberian

suntikan insulin turut diperlukan bila tablet tidak mengatasi pengontrolan kadar

gula darah

Terapi farmakologis diberikan bersama dengan pengaturan makan dan latihan

jasmani (gaya hidup sehat) Terapi farmakologis terdiri dari obat oral dan bentuk

suntikan

1 Obat hipoglikemik oral

Berdasarkan cara kerjanya OHO dibagi menjadi 5 golongan

A Pemicu sekresi insulin (insulin secretagogue) sulfonylurea dan glinid

B Peningkat sensitivitas terhadap insulin metformin dan tiazolidindion

C Penghambat glukoneogenesis (metformin)

D Penghambat absorpsi glukosa penghambat glukosidase alfa

E DPP-IV inhibitor

22

2 Suntikan

A Insulin

B Agonis GLP-1incretin mimetic

A Insulin

Insulin sampai saat ini dikelompokkan menjadi beberapa jenis antara lain

1 Kerja cepat (rapid acting)

Contoh Actrapid Humulin RReguler Insulin (Crystal Zinc Insulin)

Bentuknya larutan jernih efek puncak 2-4 jam setelah penyuntikan durasi

kerja sampai 6 jam Merupakan satu-satunya insulin yang dapat dipergunakan

secara intra vena Bisa dicampur dengan insulin kerja menengah atau insulin

kerja panjang

2 Kerja menengah (intermediate acting)

23

Contoh Insulatard Monotard Humulin N NPH Insulin Lente Dengan

menambah protamin (NPH Neutral Protamin Hagedom) atau zinc (pada

insulin lente) maka bentuknya menjadi suspensi yang akan memperlambat

absorpsi sehingga efek menjadi lebih panjang Bentuk NPH tidak imunogenik

karena protamin bukanlah protein

3 Kerja panjang ( long acting)

Contoh Insulin Glargine Insulin Ultralente PZI Insulin bentuk ini diperlukan

untuk tujuan mempertahankan insulin basal yang konstan Semua jenis insulin

yang beredar saat ini sudah sangat murni sebab apabila tidak murni akan

memicu imunogenitas resistensi lipoatrofi atau lipohipertrofi

Insulin diperlukan pada keadaan

Penurunan berat badan yang cepat

Hiperglikemia berat yang disertai ketosis

Ketoasidosis diabetik

Hiperglikemia hiperosmolar non ketotik

Hiperglikemia dengan asidosis laktat

Gagal dengan kombinasi OHO dosis optimal

Stres berat (infeksi sistemik operasi besar IMA stroke)

Kehamilan dengan DMdiabetes melitus gestasional yang tidak terkendali

dengan perencanaan makan

Gangguan fungsi ginjal atau hati yang berat

Kontraindikasi dan atau alergi terhadap OHO

Cara pemberian insulin ada beberapa macam

a) intra vena bekerja sangat cepat yakni dalam 2-5 menit akan terjadi penurunan

glukosa darah

b) intramuskuler penyerapannya lebih cepat 2 kali lipat daripada subkutan

24

c) subkutan penyerapanya tergantung lokasi penyuntikan pemijatan kedalaman

konsentrasi Lokasi abdomen lebih cepat dari paha maupun lengan Jenis

insulin human lebih cepat dari insulin animal insulin analog lebih cepat dari

insulin human

Insulin diberikan subkutan dengan tujuan mempertahankan kadar gula darah

dalam batas normal sepanjang hari yaitu 80-120 mg saat puasa dan 80-160 mg

setelah makan Untuk pasien usia diatas 60 tahun batas ini lebih tinggi yaitu puasa

kurang dari 150 mg dan kurang dari 200 mg setelah makan Karena kadar

gula darah memang naik turun sepanjang hari maka sesekali kadar ini mungkin

lebih dari 180 mg (10 mmolliter) tetapi kadar lembah (through) dalam sehari

harus diusahakan tidak lebih rendah dari 70 mg (4 mmolliter) Insulin

sebaiknya disuntikkan di tempat yang berbeda tetapi paling baik dibawah kulit

perut

Dosis dan frekuensi penyuntikan ditentukan berdasarkan kebutuhan setiap

pasien akan insulin Untuk tujuan pengobatan dosis insulin dinyatakan dalam unit

(U) Setiap unit merupakan jumlah yang diperlukan untuk menurunkan kadar gula

darah kelinci sebanyak 45 mg dalam bioassay Sediaan homogen human insulin

mengandung 25-30 IUmg

H Komplikasi DM

1 Makrovaskular stroke penyakit jantung koroner ulkus gangren

2 Mikrovaskular retina (retinopati) dan ginjal (gagal ginjal kronik) syaraf

(stroke neuropati)

3 Koma hiperglikemi hipoglikemi stroke

25

BAB IV

PENUTUP

Telah dilaporkan laporan kasus seorang penderita perempuan (51 tahun)

dengan diagnosis DM type 2 telah dirawat di ruang Penyakit Dalam kelas III

RSUD ldquoKANJURUHANrdquo KEPANJEN dari tanggal 12 Desember 2012 Pasien

datang dengan keluhan badan lemas Pasien juga mengeluh pusing dan mual serta

kaki kirinya sering kesemutan terutama 1 minggu terakhir ini Hasil Pemeriksaan

laboratorium didapatkan peningkatan kadar glukosa darah sewaktu puasa dan 2

jam PP

Diabetes melitus (DM) merupakan suatu kelompok penyakit metabolik

dengan karakteristik hiperglikemia (meningkatanya kadar gula darah) yang terjadi

karena kelainan sekresi insulin kerja insulin atau keduanya Etiologinya bisa

disebabkan oleh DM type I DM type II DM type lain dan DM gestational

Manifestasi klinis penderita kencing manis umumnya menampakkan tanda

dan gejala dibawah ini meskipun tidak semua dialami oleh penderita

1 Jumlah urine yang dikeluarkan lebih banyak (Polyuria)

2 Sering atau cepat merasa hausdahaga (Polydipsia)

3 Lapar yang berlebihan atau makan banyak (Polyphagia)

4 Frekwensi urine meningkatkencing terus (Glycosuria)

5 Kehilangan berat badan yang tidak jelas sebabnya

6 Kesemutanmati rasa pada ujung syaraf ditelapak tangan amp kaki

7 Cepat lelah dan lemah setiap waktu

26

8 Mengalami rabun penglihatan secara tiba-tiba

9 Apabila lukatergores (korengan) lambat penyembuhannya

10 Mudah terkena infeksi terutama pada kulit

Diagnosis dari DM dapat ditegakkan melalui anamnesa pemeriksaan fisik

dan pemeriksaan penunjang Penderita diabetes tipe 1 umumnya menjalani

pengobatan therapi insulin yang berkesinambungan selain itu adalah dengan

berolahraga secukupnya serta melakukan pengontrolan menu makanan (diet)

Sedangkan pada penderita diabetes mellitus tipe 2 penatalaksanaan pengobatan

dan penanganan difokuskan pada gaya hidup dan aktivitas fisik Pengontrolan

nilai kadar gula dalam darah adalah menjadi kunci program pengobatan yaitu

dengan mengurangi berat badan diet dan berolahraga Jika hal ini tidak mencapai

hasil yang diharapkan maka pemberian obat tablet akan diperlukan Bahkan

pemberian suntikan insulin turut diperlukan bila tablet tidak mengatasi

pengontrolan kadar gula darah

27

DAFTAR PUSTAKA

1 Alwi Shahab 2006 Diagnosis Dan Penatalaksanaan Diabetes Melitus

httpdokter-alwicomdiabeteshtml

2 Askandar 1999 Diabetes Melitus klasifikasi Diagnosis dan Terapied 3 PT

Gramedia Pustaka Utama Jakarta

3 Danu Yudistira 27 of Sep 2010 Indikasi Penggunaan Insulin pada Penderita

Diabetes Melitus Tipe II httpindodiabetescomstandar-terbaru-kriteria-

diagnosis-diabetes-2010html

4 Harun S 2002 Buku Ajar Ilmu Penyakit Dalam Edisi II Jakarta

Departemen Ilmu Penyakit Dalam Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia

5 Konsensus Pengelolaan Dan Pencegahan Diabetes Mellitus Tipe 2 Diakses

15 desember 2012 httpwwwperkeniorg

page=proyek_improving_diabetes_health

6 Megawati Studi Penggunaan Insulin Dan Oral Antidiabetika Pada Penderita

Diabetes Mellitus Tipe 2 Di Instalasi Rawat Inap Rsu Dr Saiful Anwar

Malang httpwwwfkumyecasenet

28

Page 8: Lapsus DM Izzy

Perkusi sonorsonor

Auskultasi suara dasar vesikuler suara tambahan (rh -- wh --)

Dinamis (depan dan belakang)

Inspeksi pergerakan dada kanan sama dengan kiri

Palpasi fremitus raba kiri sama dengan kanan

Perkusi sonorsonor

Auskultasi suara dasar vesikuler suara tambahan (rh -- wh --)

12 Abdomen

Inspeksi dinding perut datar

Palpasi supel nyeri tekan (-) hepar tidak teraba pembesaran lien (-)

Perkusi tympani

Auskultasi bising usus (+) normal

13 Ektremitas

Palmar eritema (--)

akral dingin Oedem

- -

- -

- -

- -

14 Sistem genetalia

Dalam batas normal

25 Pemeriksaan Penunjang

251 Laboratorium

Tanggal 11 Desember 2012

Jenis pemeriksaan Hasil Nilai normal

8

GDS 460 lt 140 mgdl

Tanggal 1 1 Desember 2012

Jenis pemeriksaan Hasil Nilai normal

Hb 134 12-16 gdL

Hitung Leukosit 8230 4-11 ribu selcmm

Hitung Jenis 1--66267 1-50-13-554-6215-353-7

Laju Endap Darah 16 le 20 jam

Trombosit 336000 150-400 ribumm3

PCVHCT 36 35-47

GDP 215 lt 100 mgdL

GD 2 Jam PP 426 lt 140 mgdl

SGOT 16 L lt 43 P lt 36 UL

SGPT 21 L lt 43 P lt 36 UL

Ureum 28 20-40 mgdL

Kreatinin 053 L 06-11 P05-09 mgdL

26 Resume

Berdasarkan anamnesa didapatkan

Pasien mengeluh badan lemas pusing dan mual sejak 3 hari yang lalu Rasa

pusing dirasakan hilang timbul terlebih saat bangun tidur Badanya sering

lemas dirasakan terus-menerus

9

Pasien juga mengeluh kaki kirinya sering kesemutan Kesemutan dirasakan

sejak 3 bulan yang lalu dan memberat 1 minggu terakhir ini RPD DM(+)

sejak 5 tahun yang lalu

Berdasarkan Pemeriksaan fisik didapatkan

Kesadaran composmentis (456) tekanan darah meningkat (16080 mmHg)

konjungtiva anemis (--) nyeri tekan abdomen (-) dan kaki kiri terasa

kesemutan

Berdasarkan Pemeriksaan penunjang didapatkan

Darah lengkap terdapat peningkatan gula darah sesaat puasa dan 2 jam pp

DM tipe II

27 Diagnosis

DM tipe II

Hipertensi grade II

28 Penatalaksanaan

1 Non Medika mentosa

a Edukasi tentang penyakitnya

b Tirah baring

c Terapi diet

2 Medikamentosa

IVFD Infus RL 20 tpm

Inj Humulin R 10-10-10

Inj Humulin N 0-0-0-16

10

Inj Ranitidin 2x1 Amp

Captopril tab 3x125 mg

29 Follow Up

No Tanggal S O A P

1 11-12-2012

Badan lemas(+)Mual (+)Kaki kiri kesemutan (+)

T 16070mmhgRR 20xmenitN 88xmenitS 37 o C

DM tipe 2HT sg II

IVFD Infus RL 20 tpmInj Humulin R 10-10-10 Inj Humulin N 0-0-0-16Inj Ranitidin 2x1 AmpCaptopril tab 3x125 mg

2 12-12-2012

Badan lemas(+)Mual(-)Kaki kiri kesemutan (+)darr

T 14080mmhgRR 20xmenitN 84x menitS 367o CGDS 229

DM tipe 2HT sg II

Terapi dilanjutkanCek GDP dan GD2PP

3 13-12-2012

Badan lemas(+)Kaki kiri kesemutan (-)

T 15080mmhgRR 20xmenitN 78x menitS 365o CGDP 172GD2PP 189

DM tipe 2HT sg II

Terapi dilanjutkan

4 14-12-2012

Kel (-) T 13070mmhgRR 20xmenitN 80x menitS 363o C

DM tipe 2HT sg II

BLPLKontrol poli dalam

11

BAB III

TINJAUAN PUSTAKA

A Pengertian

Diabetes melitus (DM) merupakan suatu kelompok penyakit metabolik

dengan karakteristik hiperglikemia (meningkatanya kadar gula darah) yang terjadi

karena kelainan sekresi insulin kerja insulin atau keduanya

Diabetes mellitus (DM) merupakan penyakit kronis yang disebabkan antara

lain oleh defisiensi insulin yang dapat menimbulkan berbagai komplikasi

sehingga memerlukan manajemen terapi yang intensif Terapi yang diberikan

pada penderita DM tipe 2 adalah terapi non-obat yang berupa diet dan latihan fisik

(olahraga) dan terapi obat oral antidiabetika (OAD) Tetapi pada keadaan

dekompensasi metabolik berat maka diperlukan terapi insulin atau kombinasi

insulin OAD Karena jenis OAD maupun insulin yang tersedia cukup banyak

maka pemilihan penggunaan preparat insulin dan OAD sangat ditentukan oleh

kondisi penderita termasuk kadar glukosa darah

B Pembagian DM

DM tipe 1

Diabetes tipe 1 adalah diabetes yang bergantung pada insulin dimana

tubuh kekurangan hormon insulindikenal dengan istilah Insulin Dependent

Diabetes Mellitus (IDDM) Hal ini disebabkan hilangnya sel beta penghasil

12

insulin pada pulau-pulau Langerhans pankreas Diabetes tipe 1 banyak

ditemukan pada balita anak-anak dan remaja

Sampai saat ini Diabetes Mellitus tipe 1 hanya dapat di obati dengan

pemberian therapi insulin yang dilakukan secara terus menerus

berkesinambungan Riwayat keluarga diet dan faktor lingkungan sangat

mempengaruhi perawatan penderita diabetes tipe 1 Pada penderita diebetes

tipe 1 haruslah diperhatikan pengontrolan dan memonitor kadar gula

darahnya sebaiknya menggunakan alat test gula darah Terutama pada anak-

anak atau balita yang mana mereka sangat mudah mengalami dehidrasi

sering muntah dan mudah terserang berbagai penyakit

DM Tipe 2

Diabetes tipe 2 adalah dimana hormon insulin dalam tubuh tidak dapat

berfungsi dengan semestinya dikenal dengan istilah Non-Insulin Dependent

Diabetes Mellitus (NIDDM) Hal ini dikarenakan berbagai kemungkinan

seperti kecacatan dalam produksi insulin resistensi terhadap insulin atau

berkurangnya sensitifitas (respon) sell dan jaringan tubuh terhadap insulin

yang ditandai dengan meningkatnya kadar insulin di dalam darah

Ada beberapa teori yang mengutarakan sebab terjadinya resisten terhadap

insulin diantaranya faktor kegemukan (obesitas) Pada penderita diabetes tipe

2 pengontrolan kadar gula darah dapat dilakukan dengan beberapa tindakan

seperti diet penurunan berat badan dan pemberian tablet diabetik Apabila

dengan pemberian tablet belum maksimal respon penanganan level gula

dalam darah maka obat suntik mulai dipertimbangkan untuk diberikan

13

DM tipe lain

A Defek genetik fungsi sel beta

- Maturity Onset Diabetes of the Young (MODY) 123

- DNA mitokondria

B Defek genetik kerja insulin

C Penyakit endokrin pankreas

- Pankreatitis

- Tumor pankreas pankreatektomi

- Pankreatopati fibrokalkulus

D Endokrinopati

- Akromegali

- Sindrom Cushing

- Feokromositoma

- Hipertiroidisme

E Karena obatzat kimia

- Vacor pentamidin asam nikotinat

- Glukokortikoid hormon tiroid

14

- Tiazid dilantin interferon alfa dan lain-lain

F Infeksi

- Rubella kongenital Cytomegalovirus (CMV)

G Sebab imunologi yang jarang

- Antibodi anti insulin

H Sindrom genetik lain yang berkaitan dengan DM

- Sindrom Down sindrom Kleinfelter sindrom Turner dan lain-lain

DM pada masa kehamilan (Gestasional)

Klasifikasi DM dengan Kehamilan menurut Pyke

- Klas I Gestasional diabetes yaitu diabetes yang timbul pada waktu hamil

dan menghilang setelah melahirkan

- Klas II Pregestasional diabetes yaitu diabetes mulai sejak sebelum hamil

dan berlanjut setelah hamil

- Klas III Pregestasional diabetes yang disertai dengan komplikasi penyakit

pembuluh darah seperti retinopati nefropati penyakit pemburuh darah

panggul dan pembuluh darah perifer

90 dari wanita hamil yang menderita Diabetes termasuk ke dalam kategori

DM Gestasional (Tipe II) dan DM yang tergantung pada insulin (Insulin

Dependent Diabetes Mellitus = IDDM tipe I)

15

C Patofisiologi

Pada diabetes tipe 2 yang umumnya diawali dengan terjadinya resistensi

insulin Awalnya resistensi belum mengakibatkan diabetes secara klinis Pada saat

tersebut sel beta pancreas masih dapat mengkompensasi keadaan ini dan terjadi

suatu hiperinsulinemia dan glukosa darah masih normal atau baru sedikit

meningkat Kemudian setelah terjadi ketidak sanggupan sel beta pancreas baru

akan terjadi diabetes mellitus secara klinis yang ditandai dengan peningkatan

kadar gula darah yang memenuhi criteria diagnose diabetes

Dengan dasar pengetahuan ini maka dapat diperkirakan bahwa dalam

pengelolaan diabetes tipe 2 sesuai dengan kelainan dasar yang terjadi pada saat

tersebut

1 resistensi insulin pada jaringan lemak otot dan hati

2 kenaikan produksi glukosa oleh hati

3 kekurangan sekresi insulin oleh pancreas

16

D Penyebab DM

E Diagnosis

Kriteria Diagnosis

1 Gejala klasik DM + gula darah sewaktu gt200 mgdl Gula darah sewaktu

merupakan hasil pemeriksaan sesaat pada suatu hari tanpa memperhatikan

waktu makan terakhir

Atau

2 Kadar gula darah puasa gt 126 mgdl Puasa diartikan pasien tidak mendapat

kalori tambahan sedikitnya 8 jam

Atau

17

3 Kadar gula darah 2 jam pada TTGO gt 200 mgdl TTGO dilakukan dengan

Standard WHO menggunakan beban glukosa yang setara dengan 75 g

glukosa anhidrus yang dilarutkan dalam air

18

Pemeriksaan Laboratorium

Cara pelaksanaan TTGO (WHO 1994)

bull Tiga hari sebelum pemeriksaan tetap makan seperti kebiasaan sehari-hari

(dengan karbohidrat yang cukup) dan tetap melakukan kegiatan jasmani

seperti biasa

bull Berpuasa paling sedikit 8 jam (mulai malam hari) sebelum pemeriksaan

minum air putih tanpa gula tetap diperbolehkan

bull Diperiksa kadar glukosa darah puasa

bull Diberikan glukosa 75 g (orang dewasa) atau 175 gKg BB (anak-anak)

dilarutkan dalam 250 ml air dan diminum dalam waktu 5 menit

bull Berpuasa kembali sampai pengambilan sampel darah untuk pemeriksaan 2

jam setelah minum larutan glukosa selesai

bull Diperiksa kadar glukosa darah 2 jam sesudah beban glukosa

bull Selama proses pemeriksaan subyek yang diperiksa tetap istirahat dan tidak

merokok

19

Apabila hasil pemeriksaan tidak memenuhi criteria normal atau DM maka

dapat digolongkan kedalam kelompok TGT (Toleransi Glukosa Terganggu)

atau GDPT (Glukosa Darah Puasa Terganggu) dari hasil yang diperoleh

- TGT glukosa darah plasma 2 jam setelah pembebanan antara 140 ndash 199

mgdl

- GDPT glukosa darah puasa antara 100 ndash 125mgdl

Reduksi Urine

Pemeriksaan reduksi urine merupakan bagian dari pemeriksaan urine rutin

yang selalu dilakukan diklinik Hasil yang (+) menunjukkan adanya

glukosuria Beberapa hal yang perlu diingat dari hasil pemeriksaan reduksi

urine adalah

Digunakan pada pemeriksaan pertama sekali untuk tes skrining bukan

untuk menegakkan

Diagnosis

Nilai (+) sampai (++++)

Jika reduksi (+) masih mungkin oleh sebab lain seperti renal glukosuria

obat-obatan dan lainnya

Reduksi (++) kemungkinan KGD 200 ndash300 mg

Reduksi (+++) kemungkinan KGD 300 ndash400 mg

Reduksi (++++) kemungkinan KGD 1048725 400mg

20

Dapat digunakan untuk kontrol hasil pengobatan

Bila ada gangguan fungsi ginjal tidak bisa dijadikan pedoman

F Manifestasi Klinik

Tanda awal yang dapat diketahui bahwa seseorang menderita DM atau

kencing manis yaitu dilihat langsung dari efek peningkatan kadar gula darah

dimana peningkatan kadar gula dalam darah mencapai nilai 160 - 180 mgdL dan

air seni (urine) penderita kencing manis yang mengandung gula (glucose)

sehingga urine sering dilebung atau dikerubuti semut

Penderita kencing manis umumnya menampakkan tanda dan gejala dibawah

ini meskipun tidak semua dialami oleh penderita

1 Jumlah urine yang dikeluarkan lebih banyak (Polyuria)

2 Sering atau cepat merasa hausdahaga (Polydipsia)

3 Lapar yang berlebihan atau makan banyak (Polyphagia)

4 Frekwensi urine meningkatkencing terus (Glycosuria)

5 Kehilangan berat badan yang tidak jelas sebabnya

6 Kesemutanmati rasa pada ujung syaraf ditelapak tangan amp kaki

7 Cepat lelah dan lemah setiap waktu

8 Mengalami rabun penglihatan secara tiba-tiba

9 Apabila lukatergores (korengan) lambat penyembuhannya

10Mudah terkena infeksi terutama pada kulit

Kondisi kadar gula yang drastis menurun akan cepat menyebabkan

seseorang tidak sadarkan diri bahkan memasuki tahapan koma

21

G Penatalaksanaan

Penderita diabetes tipe 1 umumnya menjalani pengobatan therapi insulin

(LantusLevemir Humalog Novolog atau Apidra) yang berkesinambungan selain

itu adalah dengan berolahraga secukupnya serta melakukan pengontrolan menu

makanan (diet)

Pada penderita diabetes mellitus tipe 2 penatalaksanaan pengobatan dan

penanganan difokuskan pada gaya hidup dan aktivitas fisik Pengontrolan nilai

kadar gula dalam darah adalah menjadi kunci program pengobatan yaitu dengan

mengurangi berat badan diet dan berolahraga Jika hal ini tidak mencapai hasil

yang diharapkan maka pemberian obat tablet akan diperlukan Bahkan pemberian

suntikan insulin turut diperlukan bila tablet tidak mengatasi pengontrolan kadar

gula darah

Terapi farmakologis diberikan bersama dengan pengaturan makan dan latihan

jasmani (gaya hidup sehat) Terapi farmakologis terdiri dari obat oral dan bentuk

suntikan

1 Obat hipoglikemik oral

Berdasarkan cara kerjanya OHO dibagi menjadi 5 golongan

A Pemicu sekresi insulin (insulin secretagogue) sulfonylurea dan glinid

B Peningkat sensitivitas terhadap insulin metformin dan tiazolidindion

C Penghambat glukoneogenesis (metformin)

D Penghambat absorpsi glukosa penghambat glukosidase alfa

E DPP-IV inhibitor

22

2 Suntikan

A Insulin

B Agonis GLP-1incretin mimetic

A Insulin

Insulin sampai saat ini dikelompokkan menjadi beberapa jenis antara lain

1 Kerja cepat (rapid acting)

Contoh Actrapid Humulin RReguler Insulin (Crystal Zinc Insulin)

Bentuknya larutan jernih efek puncak 2-4 jam setelah penyuntikan durasi

kerja sampai 6 jam Merupakan satu-satunya insulin yang dapat dipergunakan

secara intra vena Bisa dicampur dengan insulin kerja menengah atau insulin

kerja panjang

2 Kerja menengah (intermediate acting)

23

Contoh Insulatard Monotard Humulin N NPH Insulin Lente Dengan

menambah protamin (NPH Neutral Protamin Hagedom) atau zinc (pada

insulin lente) maka bentuknya menjadi suspensi yang akan memperlambat

absorpsi sehingga efek menjadi lebih panjang Bentuk NPH tidak imunogenik

karena protamin bukanlah protein

3 Kerja panjang ( long acting)

Contoh Insulin Glargine Insulin Ultralente PZI Insulin bentuk ini diperlukan

untuk tujuan mempertahankan insulin basal yang konstan Semua jenis insulin

yang beredar saat ini sudah sangat murni sebab apabila tidak murni akan

memicu imunogenitas resistensi lipoatrofi atau lipohipertrofi

Insulin diperlukan pada keadaan

Penurunan berat badan yang cepat

Hiperglikemia berat yang disertai ketosis

Ketoasidosis diabetik

Hiperglikemia hiperosmolar non ketotik

Hiperglikemia dengan asidosis laktat

Gagal dengan kombinasi OHO dosis optimal

Stres berat (infeksi sistemik operasi besar IMA stroke)

Kehamilan dengan DMdiabetes melitus gestasional yang tidak terkendali

dengan perencanaan makan

Gangguan fungsi ginjal atau hati yang berat

Kontraindikasi dan atau alergi terhadap OHO

Cara pemberian insulin ada beberapa macam

a) intra vena bekerja sangat cepat yakni dalam 2-5 menit akan terjadi penurunan

glukosa darah

b) intramuskuler penyerapannya lebih cepat 2 kali lipat daripada subkutan

24

c) subkutan penyerapanya tergantung lokasi penyuntikan pemijatan kedalaman

konsentrasi Lokasi abdomen lebih cepat dari paha maupun lengan Jenis

insulin human lebih cepat dari insulin animal insulin analog lebih cepat dari

insulin human

Insulin diberikan subkutan dengan tujuan mempertahankan kadar gula darah

dalam batas normal sepanjang hari yaitu 80-120 mg saat puasa dan 80-160 mg

setelah makan Untuk pasien usia diatas 60 tahun batas ini lebih tinggi yaitu puasa

kurang dari 150 mg dan kurang dari 200 mg setelah makan Karena kadar

gula darah memang naik turun sepanjang hari maka sesekali kadar ini mungkin

lebih dari 180 mg (10 mmolliter) tetapi kadar lembah (through) dalam sehari

harus diusahakan tidak lebih rendah dari 70 mg (4 mmolliter) Insulin

sebaiknya disuntikkan di tempat yang berbeda tetapi paling baik dibawah kulit

perut

Dosis dan frekuensi penyuntikan ditentukan berdasarkan kebutuhan setiap

pasien akan insulin Untuk tujuan pengobatan dosis insulin dinyatakan dalam unit

(U) Setiap unit merupakan jumlah yang diperlukan untuk menurunkan kadar gula

darah kelinci sebanyak 45 mg dalam bioassay Sediaan homogen human insulin

mengandung 25-30 IUmg

H Komplikasi DM

1 Makrovaskular stroke penyakit jantung koroner ulkus gangren

2 Mikrovaskular retina (retinopati) dan ginjal (gagal ginjal kronik) syaraf

(stroke neuropati)

3 Koma hiperglikemi hipoglikemi stroke

25

BAB IV

PENUTUP

Telah dilaporkan laporan kasus seorang penderita perempuan (51 tahun)

dengan diagnosis DM type 2 telah dirawat di ruang Penyakit Dalam kelas III

RSUD ldquoKANJURUHANrdquo KEPANJEN dari tanggal 12 Desember 2012 Pasien

datang dengan keluhan badan lemas Pasien juga mengeluh pusing dan mual serta

kaki kirinya sering kesemutan terutama 1 minggu terakhir ini Hasil Pemeriksaan

laboratorium didapatkan peningkatan kadar glukosa darah sewaktu puasa dan 2

jam PP

Diabetes melitus (DM) merupakan suatu kelompok penyakit metabolik

dengan karakteristik hiperglikemia (meningkatanya kadar gula darah) yang terjadi

karena kelainan sekresi insulin kerja insulin atau keduanya Etiologinya bisa

disebabkan oleh DM type I DM type II DM type lain dan DM gestational

Manifestasi klinis penderita kencing manis umumnya menampakkan tanda

dan gejala dibawah ini meskipun tidak semua dialami oleh penderita

1 Jumlah urine yang dikeluarkan lebih banyak (Polyuria)

2 Sering atau cepat merasa hausdahaga (Polydipsia)

3 Lapar yang berlebihan atau makan banyak (Polyphagia)

4 Frekwensi urine meningkatkencing terus (Glycosuria)

5 Kehilangan berat badan yang tidak jelas sebabnya

6 Kesemutanmati rasa pada ujung syaraf ditelapak tangan amp kaki

7 Cepat lelah dan lemah setiap waktu

26

8 Mengalami rabun penglihatan secara tiba-tiba

9 Apabila lukatergores (korengan) lambat penyembuhannya

10 Mudah terkena infeksi terutama pada kulit

Diagnosis dari DM dapat ditegakkan melalui anamnesa pemeriksaan fisik

dan pemeriksaan penunjang Penderita diabetes tipe 1 umumnya menjalani

pengobatan therapi insulin yang berkesinambungan selain itu adalah dengan

berolahraga secukupnya serta melakukan pengontrolan menu makanan (diet)

Sedangkan pada penderita diabetes mellitus tipe 2 penatalaksanaan pengobatan

dan penanganan difokuskan pada gaya hidup dan aktivitas fisik Pengontrolan

nilai kadar gula dalam darah adalah menjadi kunci program pengobatan yaitu

dengan mengurangi berat badan diet dan berolahraga Jika hal ini tidak mencapai

hasil yang diharapkan maka pemberian obat tablet akan diperlukan Bahkan

pemberian suntikan insulin turut diperlukan bila tablet tidak mengatasi

pengontrolan kadar gula darah

27

DAFTAR PUSTAKA

1 Alwi Shahab 2006 Diagnosis Dan Penatalaksanaan Diabetes Melitus

httpdokter-alwicomdiabeteshtml

2 Askandar 1999 Diabetes Melitus klasifikasi Diagnosis dan Terapied 3 PT

Gramedia Pustaka Utama Jakarta

3 Danu Yudistira 27 of Sep 2010 Indikasi Penggunaan Insulin pada Penderita

Diabetes Melitus Tipe II httpindodiabetescomstandar-terbaru-kriteria-

diagnosis-diabetes-2010html

4 Harun S 2002 Buku Ajar Ilmu Penyakit Dalam Edisi II Jakarta

Departemen Ilmu Penyakit Dalam Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia

5 Konsensus Pengelolaan Dan Pencegahan Diabetes Mellitus Tipe 2 Diakses

15 desember 2012 httpwwwperkeniorg

page=proyek_improving_diabetes_health

6 Megawati Studi Penggunaan Insulin Dan Oral Antidiabetika Pada Penderita

Diabetes Mellitus Tipe 2 Di Instalasi Rawat Inap Rsu Dr Saiful Anwar

Malang httpwwwfkumyecasenet

28

Page 9: Lapsus DM Izzy

GDS 460 lt 140 mgdl

Tanggal 1 1 Desember 2012

Jenis pemeriksaan Hasil Nilai normal

Hb 134 12-16 gdL

Hitung Leukosit 8230 4-11 ribu selcmm

Hitung Jenis 1--66267 1-50-13-554-6215-353-7

Laju Endap Darah 16 le 20 jam

Trombosit 336000 150-400 ribumm3

PCVHCT 36 35-47

GDP 215 lt 100 mgdL

GD 2 Jam PP 426 lt 140 mgdl

SGOT 16 L lt 43 P lt 36 UL

SGPT 21 L lt 43 P lt 36 UL

Ureum 28 20-40 mgdL

Kreatinin 053 L 06-11 P05-09 mgdL

26 Resume

Berdasarkan anamnesa didapatkan

Pasien mengeluh badan lemas pusing dan mual sejak 3 hari yang lalu Rasa

pusing dirasakan hilang timbul terlebih saat bangun tidur Badanya sering

lemas dirasakan terus-menerus

9

Pasien juga mengeluh kaki kirinya sering kesemutan Kesemutan dirasakan

sejak 3 bulan yang lalu dan memberat 1 minggu terakhir ini RPD DM(+)

sejak 5 tahun yang lalu

Berdasarkan Pemeriksaan fisik didapatkan

Kesadaran composmentis (456) tekanan darah meningkat (16080 mmHg)

konjungtiva anemis (--) nyeri tekan abdomen (-) dan kaki kiri terasa

kesemutan

Berdasarkan Pemeriksaan penunjang didapatkan

Darah lengkap terdapat peningkatan gula darah sesaat puasa dan 2 jam pp

DM tipe II

27 Diagnosis

DM tipe II

Hipertensi grade II

28 Penatalaksanaan

1 Non Medika mentosa

a Edukasi tentang penyakitnya

b Tirah baring

c Terapi diet

2 Medikamentosa

IVFD Infus RL 20 tpm

Inj Humulin R 10-10-10

Inj Humulin N 0-0-0-16

10

Inj Ranitidin 2x1 Amp

Captopril tab 3x125 mg

29 Follow Up

No Tanggal S O A P

1 11-12-2012

Badan lemas(+)Mual (+)Kaki kiri kesemutan (+)

T 16070mmhgRR 20xmenitN 88xmenitS 37 o C

DM tipe 2HT sg II

IVFD Infus RL 20 tpmInj Humulin R 10-10-10 Inj Humulin N 0-0-0-16Inj Ranitidin 2x1 AmpCaptopril tab 3x125 mg

2 12-12-2012

Badan lemas(+)Mual(-)Kaki kiri kesemutan (+)darr

T 14080mmhgRR 20xmenitN 84x menitS 367o CGDS 229

DM tipe 2HT sg II

Terapi dilanjutkanCek GDP dan GD2PP

3 13-12-2012

Badan lemas(+)Kaki kiri kesemutan (-)

T 15080mmhgRR 20xmenitN 78x menitS 365o CGDP 172GD2PP 189

DM tipe 2HT sg II

Terapi dilanjutkan

4 14-12-2012

Kel (-) T 13070mmhgRR 20xmenitN 80x menitS 363o C

DM tipe 2HT sg II

BLPLKontrol poli dalam

11

BAB III

TINJAUAN PUSTAKA

A Pengertian

Diabetes melitus (DM) merupakan suatu kelompok penyakit metabolik

dengan karakteristik hiperglikemia (meningkatanya kadar gula darah) yang terjadi

karena kelainan sekresi insulin kerja insulin atau keduanya

Diabetes mellitus (DM) merupakan penyakit kronis yang disebabkan antara

lain oleh defisiensi insulin yang dapat menimbulkan berbagai komplikasi

sehingga memerlukan manajemen terapi yang intensif Terapi yang diberikan

pada penderita DM tipe 2 adalah terapi non-obat yang berupa diet dan latihan fisik

(olahraga) dan terapi obat oral antidiabetika (OAD) Tetapi pada keadaan

dekompensasi metabolik berat maka diperlukan terapi insulin atau kombinasi

insulin OAD Karena jenis OAD maupun insulin yang tersedia cukup banyak

maka pemilihan penggunaan preparat insulin dan OAD sangat ditentukan oleh

kondisi penderita termasuk kadar glukosa darah

B Pembagian DM

DM tipe 1

Diabetes tipe 1 adalah diabetes yang bergantung pada insulin dimana

tubuh kekurangan hormon insulindikenal dengan istilah Insulin Dependent

Diabetes Mellitus (IDDM) Hal ini disebabkan hilangnya sel beta penghasil

12

insulin pada pulau-pulau Langerhans pankreas Diabetes tipe 1 banyak

ditemukan pada balita anak-anak dan remaja

Sampai saat ini Diabetes Mellitus tipe 1 hanya dapat di obati dengan

pemberian therapi insulin yang dilakukan secara terus menerus

berkesinambungan Riwayat keluarga diet dan faktor lingkungan sangat

mempengaruhi perawatan penderita diabetes tipe 1 Pada penderita diebetes

tipe 1 haruslah diperhatikan pengontrolan dan memonitor kadar gula

darahnya sebaiknya menggunakan alat test gula darah Terutama pada anak-

anak atau balita yang mana mereka sangat mudah mengalami dehidrasi

sering muntah dan mudah terserang berbagai penyakit

DM Tipe 2

Diabetes tipe 2 adalah dimana hormon insulin dalam tubuh tidak dapat

berfungsi dengan semestinya dikenal dengan istilah Non-Insulin Dependent

Diabetes Mellitus (NIDDM) Hal ini dikarenakan berbagai kemungkinan

seperti kecacatan dalam produksi insulin resistensi terhadap insulin atau

berkurangnya sensitifitas (respon) sell dan jaringan tubuh terhadap insulin

yang ditandai dengan meningkatnya kadar insulin di dalam darah

Ada beberapa teori yang mengutarakan sebab terjadinya resisten terhadap

insulin diantaranya faktor kegemukan (obesitas) Pada penderita diabetes tipe

2 pengontrolan kadar gula darah dapat dilakukan dengan beberapa tindakan

seperti diet penurunan berat badan dan pemberian tablet diabetik Apabila

dengan pemberian tablet belum maksimal respon penanganan level gula

dalam darah maka obat suntik mulai dipertimbangkan untuk diberikan

13

DM tipe lain

A Defek genetik fungsi sel beta

- Maturity Onset Diabetes of the Young (MODY) 123

- DNA mitokondria

B Defek genetik kerja insulin

C Penyakit endokrin pankreas

- Pankreatitis

- Tumor pankreas pankreatektomi

- Pankreatopati fibrokalkulus

D Endokrinopati

- Akromegali

- Sindrom Cushing

- Feokromositoma

- Hipertiroidisme

E Karena obatzat kimia

- Vacor pentamidin asam nikotinat

- Glukokortikoid hormon tiroid

14

- Tiazid dilantin interferon alfa dan lain-lain

F Infeksi

- Rubella kongenital Cytomegalovirus (CMV)

G Sebab imunologi yang jarang

- Antibodi anti insulin

H Sindrom genetik lain yang berkaitan dengan DM

- Sindrom Down sindrom Kleinfelter sindrom Turner dan lain-lain

DM pada masa kehamilan (Gestasional)

Klasifikasi DM dengan Kehamilan menurut Pyke

- Klas I Gestasional diabetes yaitu diabetes yang timbul pada waktu hamil

dan menghilang setelah melahirkan

- Klas II Pregestasional diabetes yaitu diabetes mulai sejak sebelum hamil

dan berlanjut setelah hamil

- Klas III Pregestasional diabetes yang disertai dengan komplikasi penyakit

pembuluh darah seperti retinopati nefropati penyakit pemburuh darah

panggul dan pembuluh darah perifer

90 dari wanita hamil yang menderita Diabetes termasuk ke dalam kategori

DM Gestasional (Tipe II) dan DM yang tergantung pada insulin (Insulin

Dependent Diabetes Mellitus = IDDM tipe I)

15

C Patofisiologi

Pada diabetes tipe 2 yang umumnya diawali dengan terjadinya resistensi

insulin Awalnya resistensi belum mengakibatkan diabetes secara klinis Pada saat

tersebut sel beta pancreas masih dapat mengkompensasi keadaan ini dan terjadi

suatu hiperinsulinemia dan glukosa darah masih normal atau baru sedikit

meningkat Kemudian setelah terjadi ketidak sanggupan sel beta pancreas baru

akan terjadi diabetes mellitus secara klinis yang ditandai dengan peningkatan

kadar gula darah yang memenuhi criteria diagnose diabetes

Dengan dasar pengetahuan ini maka dapat diperkirakan bahwa dalam

pengelolaan diabetes tipe 2 sesuai dengan kelainan dasar yang terjadi pada saat

tersebut

1 resistensi insulin pada jaringan lemak otot dan hati

2 kenaikan produksi glukosa oleh hati

3 kekurangan sekresi insulin oleh pancreas

16

D Penyebab DM

E Diagnosis

Kriteria Diagnosis

1 Gejala klasik DM + gula darah sewaktu gt200 mgdl Gula darah sewaktu

merupakan hasil pemeriksaan sesaat pada suatu hari tanpa memperhatikan

waktu makan terakhir

Atau

2 Kadar gula darah puasa gt 126 mgdl Puasa diartikan pasien tidak mendapat

kalori tambahan sedikitnya 8 jam

Atau

17

3 Kadar gula darah 2 jam pada TTGO gt 200 mgdl TTGO dilakukan dengan

Standard WHO menggunakan beban glukosa yang setara dengan 75 g

glukosa anhidrus yang dilarutkan dalam air

18

Pemeriksaan Laboratorium

Cara pelaksanaan TTGO (WHO 1994)

bull Tiga hari sebelum pemeriksaan tetap makan seperti kebiasaan sehari-hari

(dengan karbohidrat yang cukup) dan tetap melakukan kegiatan jasmani

seperti biasa

bull Berpuasa paling sedikit 8 jam (mulai malam hari) sebelum pemeriksaan

minum air putih tanpa gula tetap diperbolehkan

bull Diperiksa kadar glukosa darah puasa

bull Diberikan glukosa 75 g (orang dewasa) atau 175 gKg BB (anak-anak)

dilarutkan dalam 250 ml air dan diminum dalam waktu 5 menit

bull Berpuasa kembali sampai pengambilan sampel darah untuk pemeriksaan 2

jam setelah minum larutan glukosa selesai

bull Diperiksa kadar glukosa darah 2 jam sesudah beban glukosa

bull Selama proses pemeriksaan subyek yang diperiksa tetap istirahat dan tidak

merokok

19

Apabila hasil pemeriksaan tidak memenuhi criteria normal atau DM maka

dapat digolongkan kedalam kelompok TGT (Toleransi Glukosa Terganggu)

atau GDPT (Glukosa Darah Puasa Terganggu) dari hasil yang diperoleh

- TGT glukosa darah plasma 2 jam setelah pembebanan antara 140 ndash 199

mgdl

- GDPT glukosa darah puasa antara 100 ndash 125mgdl

Reduksi Urine

Pemeriksaan reduksi urine merupakan bagian dari pemeriksaan urine rutin

yang selalu dilakukan diklinik Hasil yang (+) menunjukkan adanya

glukosuria Beberapa hal yang perlu diingat dari hasil pemeriksaan reduksi

urine adalah

Digunakan pada pemeriksaan pertama sekali untuk tes skrining bukan

untuk menegakkan

Diagnosis

Nilai (+) sampai (++++)

Jika reduksi (+) masih mungkin oleh sebab lain seperti renal glukosuria

obat-obatan dan lainnya

Reduksi (++) kemungkinan KGD 200 ndash300 mg

Reduksi (+++) kemungkinan KGD 300 ndash400 mg

Reduksi (++++) kemungkinan KGD 1048725 400mg

20

Dapat digunakan untuk kontrol hasil pengobatan

Bila ada gangguan fungsi ginjal tidak bisa dijadikan pedoman

F Manifestasi Klinik

Tanda awal yang dapat diketahui bahwa seseorang menderita DM atau

kencing manis yaitu dilihat langsung dari efek peningkatan kadar gula darah

dimana peningkatan kadar gula dalam darah mencapai nilai 160 - 180 mgdL dan

air seni (urine) penderita kencing manis yang mengandung gula (glucose)

sehingga urine sering dilebung atau dikerubuti semut

Penderita kencing manis umumnya menampakkan tanda dan gejala dibawah

ini meskipun tidak semua dialami oleh penderita

1 Jumlah urine yang dikeluarkan lebih banyak (Polyuria)

2 Sering atau cepat merasa hausdahaga (Polydipsia)

3 Lapar yang berlebihan atau makan banyak (Polyphagia)

4 Frekwensi urine meningkatkencing terus (Glycosuria)

5 Kehilangan berat badan yang tidak jelas sebabnya

6 Kesemutanmati rasa pada ujung syaraf ditelapak tangan amp kaki

7 Cepat lelah dan lemah setiap waktu

8 Mengalami rabun penglihatan secara tiba-tiba

9 Apabila lukatergores (korengan) lambat penyembuhannya

10Mudah terkena infeksi terutama pada kulit

Kondisi kadar gula yang drastis menurun akan cepat menyebabkan

seseorang tidak sadarkan diri bahkan memasuki tahapan koma

21

G Penatalaksanaan

Penderita diabetes tipe 1 umumnya menjalani pengobatan therapi insulin

(LantusLevemir Humalog Novolog atau Apidra) yang berkesinambungan selain

itu adalah dengan berolahraga secukupnya serta melakukan pengontrolan menu

makanan (diet)

Pada penderita diabetes mellitus tipe 2 penatalaksanaan pengobatan dan

penanganan difokuskan pada gaya hidup dan aktivitas fisik Pengontrolan nilai

kadar gula dalam darah adalah menjadi kunci program pengobatan yaitu dengan

mengurangi berat badan diet dan berolahraga Jika hal ini tidak mencapai hasil

yang diharapkan maka pemberian obat tablet akan diperlukan Bahkan pemberian

suntikan insulin turut diperlukan bila tablet tidak mengatasi pengontrolan kadar

gula darah

Terapi farmakologis diberikan bersama dengan pengaturan makan dan latihan

jasmani (gaya hidup sehat) Terapi farmakologis terdiri dari obat oral dan bentuk

suntikan

1 Obat hipoglikemik oral

Berdasarkan cara kerjanya OHO dibagi menjadi 5 golongan

A Pemicu sekresi insulin (insulin secretagogue) sulfonylurea dan glinid

B Peningkat sensitivitas terhadap insulin metformin dan tiazolidindion

C Penghambat glukoneogenesis (metformin)

D Penghambat absorpsi glukosa penghambat glukosidase alfa

E DPP-IV inhibitor

22

2 Suntikan

A Insulin

B Agonis GLP-1incretin mimetic

A Insulin

Insulin sampai saat ini dikelompokkan menjadi beberapa jenis antara lain

1 Kerja cepat (rapid acting)

Contoh Actrapid Humulin RReguler Insulin (Crystal Zinc Insulin)

Bentuknya larutan jernih efek puncak 2-4 jam setelah penyuntikan durasi

kerja sampai 6 jam Merupakan satu-satunya insulin yang dapat dipergunakan

secara intra vena Bisa dicampur dengan insulin kerja menengah atau insulin

kerja panjang

2 Kerja menengah (intermediate acting)

23

Contoh Insulatard Monotard Humulin N NPH Insulin Lente Dengan

menambah protamin (NPH Neutral Protamin Hagedom) atau zinc (pada

insulin lente) maka bentuknya menjadi suspensi yang akan memperlambat

absorpsi sehingga efek menjadi lebih panjang Bentuk NPH tidak imunogenik

karena protamin bukanlah protein

3 Kerja panjang ( long acting)

Contoh Insulin Glargine Insulin Ultralente PZI Insulin bentuk ini diperlukan

untuk tujuan mempertahankan insulin basal yang konstan Semua jenis insulin

yang beredar saat ini sudah sangat murni sebab apabila tidak murni akan

memicu imunogenitas resistensi lipoatrofi atau lipohipertrofi

Insulin diperlukan pada keadaan

Penurunan berat badan yang cepat

Hiperglikemia berat yang disertai ketosis

Ketoasidosis diabetik

Hiperglikemia hiperosmolar non ketotik

Hiperglikemia dengan asidosis laktat

Gagal dengan kombinasi OHO dosis optimal

Stres berat (infeksi sistemik operasi besar IMA stroke)

Kehamilan dengan DMdiabetes melitus gestasional yang tidak terkendali

dengan perencanaan makan

Gangguan fungsi ginjal atau hati yang berat

Kontraindikasi dan atau alergi terhadap OHO

Cara pemberian insulin ada beberapa macam

a) intra vena bekerja sangat cepat yakni dalam 2-5 menit akan terjadi penurunan

glukosa darah

b) intramuskuler penyerapannya lebih cepat 2 kali lipat daripada subkutan

24

c) subkutan penyerapanya tergantung lokasi penyuntikan pemijatan kedalaman

konsentrasi Lokasi abdomen lebih cepat dari paha maupun lengan Jenis

insulin human lebih cepat dari insulin animal insulin analog lebih cepat dari

insulin human

Insulin diberikan subkutan dengan tujuan mempertahankan kadar gula darah

dalam batas normal sepanjang hari yaitu 80-120 mg saat puasa dan 80-160 mg

setelah makan Untuk pasien usia diatas 60 tahun batas ini lebih tinggi yaitu puasa

kurang dari 150 mg dan kurang dari 200 mg setelah makan Karena kadar

gula darah memang naik turun sepanjang hari maka sesekali kadar ini mungkin

lebih dari 180 mg (10 mmolliter) tetapi kadar lembah (through) dalam sehari

harus diusahakan tidak lebih rendah dari 70 mg (4 mmolliter) Insulin

sebaiknya disuntikkan di tempat yang berbeda tetapi paling baik dibawah kulit

perut

Dosis dan frekuensi penyuntikan ditentukan berdasarkan kebutuhan setiap

pasien akan insulin Untuk tujuan pengobatan dosis insulin dinyatakan dalam unit

(U) Setiap unit merupakan jumlah yang diperlukan untuk menurunkan kadar gula

darah kelinci sebanyak 45 mg dalam bioassay Sediaan homogen human insulin

mengandung 25-30 IUmg

H Komplikasi DM

1 Makrovaskular stroke penyakit jantung koroner ulkus gangren

2 Mikrovaskular retina (retinopati) dan ginjal (gagal ginjal kronik) syaraf

(stroke neuropati)

3 Koma hiperglikemi hipoglikemi stroke

25

BAB IV

PENUTUP

Telah dilaporkan laporan kasus seorang penderita perempuan (51 tahun)

dengan diagnosis DM type 2 telah dirawat di ruang Penyakit Dalam kelas III

RSUD ldquoKANJURUHANrdquo KEPANJEN dari tanggal 12 Desember 2012 Pasien

datang dengan keluhan badan lemas Pasien juga mengeluh pusing dan mual serta

kaki kirinya sering kesemutan terutama 1 minggu terakhir ini Hasil Pemeriksaan

laboratorium didapatkan peningkatan kadar glukosa darah sewaktu puasa dan 2

jam PP

Diabetes melitus (DM) merupakan suatu kelompok penyakit metabolik

dengan karakteristik hiperglikemia (meningkatanya kadar gula darah) yang terjadi

karena kelainan sekresi insulin kerja insulin atau keduanya Etiologinya bisa

disebabkan oleh DM type I DM type II DM type lain dan DM gestational

Manifestasi klinis penderita kencing manis umumnya menampakkan tanda

dan gejala dibawah ini meskipun tidak semua dialami oleh penderita

1 Jumlah urine yang dikeluarkan lebih banyak (Polyuria)

2 Sering atau cepat merasa hausdahaga (Polydipsia)

3 Lapar yang berlebihan atau makan banyak (Polyphagia)

4 Frekwensi urine meningkatkencing terus (Glycosuria)

5 Kehilangan berat badan yang tidak jelas sebabnya

6 Kesemutanmati rasa pada ujung syaraf ditelapak tangan amp kaki

7 Cepat lelah dan lemah setiap waktu

26

8 Mengalami rabun penglihatan secara tiba-tiba

9 Apabila lukatergores (korengan) lambat penyembuhannya

10 Mudah terkena infeksi terutama pada kulit

Diagnosis dari DM dapat ditegakkan melalui anamnesa pemeriksaan fisik

dan pemeriksaan penunjang Penderita diabetes tipe 1 umumnya menjalani

pengobatan therapi insulin yang berkesinambungan selain itu adalah dengan

berolahraga secukupnya serta melakukan pengontrolan menu makanan (diet)

Sedangkan pada penderita diabetes mellitus tipe 2 penatalaksanaan pengobatan

dan penanganan difokuskan pada gaya hidup dan aktivitas fisik Pengontrolan

nilai kadar gula dalam darah adalah menjadi kunci program pengobatan yaitu

dengan mengurangi berat badan diet dan berolahraga Jika hal ini tidak mencapai

hasil yang diharapkan maka pemberian obat tablet akan diperlukan Bahkan

pemberian suntikan insulin turut diperlukan bila tablet tidak mengatasi

pengontrolan kadar gula darah

27

DAFTAR PUSTAKA

1 Alwi Shahab 2006 Diagnosis Dan Penatalaksanaan Diabetes Melitus

httpdokter-alwicomdiabeteshtml

2 Askandar 1999 Diabetes Melitus klasifikasi Diagnosis dan Terapied 3 PT

Gramedia Pustaka Utama Jakarta

3 Danu Yudistira 27 of Sep 2010 Indikasi Penggunaan Insulin pada Penderita

Diabetes Melitus Tipe II httpindodiabetescomstandar-terbaru-kriteria-

diagnosis-diabetes-2010html

4 Harun S 2002 Buku Ajar Ilmu Penyakit Dalam Edisi II Jakarta

Departemen Ilmu Penyakit Dalam Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia

5 Konsensus Pengelolaan Dan Pencegahan Diabetes Mellitus Tipe 2 Diakses

15 desember 2012 httpwwwperkeniorg

page=proyek_improving_diabetes_health

6 Megawati Studi Penggunaan Insulin Dan Oral Antidiabetika Pada Penderita

Diabetes Mellitus Tipe 2 Di Instalasi Rawat Inap Rsu Dr Saiful Anwar

Malang httpwwwfkumyecasenet

28

Page 10: Lapsus DM Izzy

Pasien juga mengeluh kaki kirinya sering kesemutan Kesemutan dirasakan

sejak 3 bulan yang lalu dan memberat 1 minggu terakhir ini RPD DM(+)

sejak 5 tahun yang lalu

Berdasarkan Pemeriksaan fisik didapatkan

Kesadaran composmentis (456) tekanan darah meningkat (16080 mmHg)

konjungtiva anemis (--) nyeri tekan abdomen (-) dan kaki kiri terasa

kesemutan

Berdasarkan Pemeriksaan penunjang didapatkan

Darah lengkap terdapat peningkatan gula darah sesaat puasa dan 2 jam pp

DM tipe II

27 Diagnosis

DM tipe II

Hipertensi grade II

28 Penatalaksanaan

1 Non Medika mentosa

a Edukasi tentang penyakitnya

b Tirah baring

c Terapi diet

2 Medikamentosa

IVFD Infus RL 20 tpm

Inj Humulin R 10-10-10

Inj Humulin N 0-0-0-16

10

Inj Ranitidin 2x1 Amp

Captopril tab 3x125 mg

29 Follow Up

No Tanggal S O A P

1 11-12-2012

Badan lemas(+)Mual (+)Kaki kiri kesemutan (+)

T 16070mmhgRR 20xmenitN 88xmenitS 37 o C

DM tipe 2HT sg II

IVFD Infus RL 20 tpmInj Humulin R 10-10-10 Inj Humulin N 0-0-0-16Inj Ranitidin 2x1 AmpCaptopril tab 3x125 mg

2 12-12-2012

Badan lemas(+)Mual(-)Kaki kiri kesemutan (+)darr

T 14080mmhgRR 20xmenitN 84x menitS 367o CGDS 229

DM tipe 2HT sg II

Terapi dilanjutkanCek GDP dan GD2PP

3 13-12-2012

Badan lemas(+)Kaki kiri kesemutan (-)

T 15080mmhgRR 20xmenitN 78x menitS 365o CGDP 172GD2PP 189

DM tipe 2HT sg II

Terapi dilanjutkan

4 14-12-2012

Kel (-) T 13070mmhgRR 20xmenitN 80x menitS 363o C

DM tipe 2HT sg II

BLPLKontrol poli dalam

11

BAB III

TINJAUAN PUSTAKA

A Pengertian

Diabetes melitus (DM) merupakan suatu kelompok penyakit metabolik

dengan karakteristik hiperglikemia (meningkatanya kadar gula darah) yang terjadi

karena kelainan sekresi insulin kerja insulin atau keduanya

Diabetes mellitus (DM) merupakan penyakit kronis yang disebabkan antara

lain oleh defisiensi insulin yang dapat menimbulkan berbagai komplikasi

sehingga memerlukan manajemen terapi yang intensif Terapi yang diberikan

pada penderita DM tipe 2 adalah terapi non-obat yang berupa diet dan latihan fisik

(olahraga) dan terapi obat oral antidiabetika (OAD) Tetapi pada keadaan

dekompensasi metabolik berat maka diperlukan terapi insulin atau kombinasi

insulin OAD Karena jenis OAD maupun insulin yang tersedia cukup banyak

maka pemilihan penggunaan preparat insulin dan OAD sangat ditentukan oleh

kondisi penderita termasuk kadar glukosa darah

B Pembagian DM

DM tipe 1

Diabetes tipe 1 adalah diabetes yang bergantung pada insulin dimana

tubuh kekurangan hormon insulindikenal dengan istilah Insulin Dependent

Diabetes Mellitus (IDDM) Hal ini disebabkan hilangnya sel beta penghasil

12

insulin pada pulau-pulau Langerhans pankreas Diabetes tipe 1 banyak

ditemukan pada balita anak-anak dan remaja

Sampai saat ini Diabetes Mellitus tipe 1 hanya dapat di obati dengan

pemberian therapi insulin yang dilakukan secara terus menerus

berkesinambungan Riwayat keluarga diet dan faktor lingkungan sangat

mempengaruhi perawatan penderita diabetes tipe 1 Pada penderita diebetes

tipe 1 haruslah diperhatikan pengontrolan dan memonitor kadar gula

darahnya sebaiknya menggunakan alat test gula darah Terutama pada anak-

anak atau balita yang mana mereka sangat mudah mengalami dehidrasi

sering muntah dan mudah terserang berbagai penyakit

DM Tipe 2

Diabetes tipe 2 adalah dimana hormon insulin dalam tubuh tidak dapat

berfungsi dengan semestinya dikenal dengan istilah Non-Insulin Dependent

Diabetes Mellitus (NIDDM) Hal ini dikarenakan berbagai kemungkinan

seperti kecacatan dalam produksi insulin resistensi terhadap insulin atau

berkurangnya sensitifitas (respon) sell dan jaringan tubuh terhadap insulin

yang ditandai dengan meningkatnya kadar insulin di dalam darah

Ada beberapa teori yang mengutarakan sebab terjadinya resisten terhadap

insulin diantaranya faktor kegemukan (obesitas) Pada penderita diabetes tipe

2 pengontrolan kadar gula darah dapat dilakukan dengan beberapa tindakan

seperti diet penurunan berat badan dan pemberian tablet diabetik Apabila

dengan pemberian tablet belum maksimal respon penanganan level gula

dalam darah maka obat suntik mulai dipertimbangkan untuk diberikan

13

DM tipe lain

A Defek genetik fungsi sel beta

- Maturity Onset Diabetes of the Young (MODY) 123

- DNA mitokondria

B Defek genetik kerja insulin

C Penyakit endokrin pankreas

- Pankreatitis

- Tumor pankreas pankreatektomi

- Pankreatopati fibrokalkulus

D Endokrinopati

- Akromegali

- Sindrom Cushing

- Feokromositoma

- Hipertiroidisme

E Karena obatzat kimia

- Vacor pentamidin asam nikotinat

- Glukokortikoid hormon tiroid

14

- Tiazid dilantin interferon alfa dan lain-lain

F Infeksi

- Rubella kongenital Cytomegalovirus (CMV)

G Sebab imunologi yang jarang

- Antibodi anti insulin

H Sindrom genetik lain yang berkaitan dengan DM

- Sindrom Down sindrom Kleinfelter sindrom Turner dan lain-lain

DM pada masa kehamilan (Gestasional)

Klasifikasi DM dengan Kehamilan menurut Pyke

- Klas I Gestasional diabetes yaitu diabetes yang timbul pada waktu hamil

dan menghilang setelah melahirkan

- Klas II Pregestasional diabetes yaitu diabetes mulai sejak sebelum hamil

dan berlanjut setelah hamil

- Klas III Pregestasional diabetes yang disertai dengan komplikasi penyakit

pembuluh darah seperti retinopati nefropati penyakit pemburuh darah

panggul dan pembuluh darah perifer

90 dari wanita hamil yang menderita Diabetes termasuk ke dalam kategori

DM Gestasional (Tipe II) dan DM yang tergantung pada insulin (Insulin

Dependent Diabetes Mellitus = IDDM tipe I)

15

C Patofisiologi

Pada diabetes tipe 2 yang umumnya diawali dengan terjadinya resistensi

insulin Awalnya resistensi belum mengakibatkan diabetes secara klinis Pada saat

tersebut sel beta pancreas masih dapat mengkompensasi keadaan ini dan terjadi

suatu hiperinsulinemia dan glukosa darah masih normal atau baru sedikit

meningkat Kemudian setelah terjadi ketidak sanggupan sel beta pancreas baru

akan terjadi diabetes mellitus secara klinis yang ditandai dengan peningkatan

kadar gula darah yang memenuhi criteria diagnose diabetes

Dengan dasar pengetahuan ini maka dapat diperkirakan bahwa dalam

pengelolaan diabetes tipe 2 sesuai dengan kelainan dasar yang terjadi pada saat

tersebut

1 resistensi insulin pada jaringan lemak otot dan hati

2 kenaikan produksi glukosa oleh hati

3 kekurangan sekresi insulin oleh pancreas

16

D Penyebab DM

E Diagnosis

Kriteria Diagnosis

1 Gejala klasik DM + gula darah sewaktu gt200 mgdl Gula darah sewaktu

merupakan hasil pemeriksaan sesaat pada suatu hari tanpa memperhatikan

waktu makan terakhir

Atau

2 Kadar gula darah puasa gt 126 mgdl Puasa diartikan pasien tidak mendapat

kalori tambahan sedikitnya 8 jam

Atau

17

3 Kadar gula darah 2 jam pada TTGO gt 200 mgdl TTGO dilakukan dengan

Standard WHO menggunakan beban glukosa yang setara dengan 75 g

glukosa anhidrus yang dilarutkan dalam air

18

Pemeriksaan Laboratorium

Cara pelaksanaan TTGO (WHO 1994)

bull Tiga hari sebelum pemeriksaan tetap makan seperti kebiasaan sehari-hari

(dengan karbohidrat yang cukup) dan tetap melakukan kegiatan jasmani

seperti biasa

bull Berpuasa paling sedikit 8 jam (mulai malam hari) sebelum pemeriksaan

minum air putih tanpa gula tetap diperbolehkan

bull Diperiksa kadar glukosa darah puasa

bull Diberikan glukosa 75 g (orang dewasa) atau 175 gKg BB (anak-anak)

dilarutkan dalam 250 ml air dan diminum dalam waktu 5 menit

bull Berpuasa kembali sampai pengambilan sampel darah untuk pemeriksaan 2

jam setelah minum larutan glukosa selesai

bull Diperiksa kadar glukosa darah 2 jam sesudah beban glukosa

bull Selama proses pemeriksaan subyek yang diperiksa tetap istirahat dan tidak

merokok

19

Apabila hasil pemeriksaan tidak memenuhi criteria normal atau DM maka

dapat digolongkan kedalam kelompok TGT (Toleransi Glukosa Terganggu)

atau GDPT (Glukosa Darah Puasa Terganggu) dari hasil yang diperoleh

- TGT glukosa darah plasma 2 jam setelah pembebanan antara 140 ndash 199

mgdl

- GDPT glukosa darah puasa antara 100 ndash 125mgdl

Reduksi Urine

Pemeriksaan reduksi urine merupakan bagian dari pemeriksaan urine rutin

yang selalu dilakukan diklinik Hasil yang (+) menunjukkan adanya

glukosuria Beberapa hal yang perlu diingat dari hasil pemeriksaan reduksi

urine adalah

Digunakan pada pemeriksaan pertama sekali untuk tes skrining bukan

untuk menegakkan

Diagnosis

Nilai (+) sampai (++++)

Jika reduksi (+) masih mungkin oleh sebab lain seperti renal glukosuria

obat-obatan dan lainnya

Reduksi (++) kemungkinan KGD 200 ndash300 mg

Reduksi (+++) kemungkinan KGD 300 ndash400 mg

Reduksi (++++) kemungkinan KGD 1048725 400mg

20

Dapat digunakan untuk kontrol hasil pengobatan

Bila ada gangguan fungsi ginjal tidak bisa dijadikan pedoman

F Manifestasi Klinik

Tanda awal yang dapat diketahui bahwa seseorang menderita DM atau

kencing manis yaitu dilihat langsung dari efek peningkatan kadar gula darah

dimana peningkatan kadar gula dalam darah mencapai nilai 160 - 180 mgdL dan

air seni (urine) penderita kencing manis yang mengandung gula (glucose)

sehingga urine sering dilebung atau dikerubuti semut

Penderita kencing manis umumnya menampakkan tanda dan gejala dibawah

ini meskipun tidak semua dialami oleh penderita

1 Jumlah urine yang dikeluarkan lebih banyak (Polyuria)

2 Sering atau cepat merasa hausdahaga (Polydipsia)

3 Lapar yang berlebihan atau makan banyak (Polyphagia)

4 Frekwensi urine meningkatkencing terus (Glycosuria)

5 Kehilangan berat badan yang tidak jelas sebabnya

6 Kesemutanmati rasa pada ujung syaraf ditelapak tangan amp kaki

7 Cepat lelah dan lemah setiap waktu

8 Mengalami rabun penglihatan secara tiba-tiba

9 Apabila lukatergores (korengan) lambat penyembuhannya

10Mudah terkena infeksi terutama pada kulit

Kondisi kadar gula yang drastis menurun akan cepat menyebabkan

seseorang tidak sadarkan diri bahkan memasuki tahapan koma

21

G Penatalaksanaan

Penderita diabetes tipe 1 umumnya menjalani pengobatan therapi insulin

(LantusLevemir Humalog Novolog atau Apidra) yang berkesinambungan selain

itu adalah dengan berolahraga secukupnya serta melakukan pengontrolan menu

makanan (diet)

Pada penderita diabetes mellitus tipe 2 penatalaksanaan pengobatan dan

penanganan difokuskan pada gaya hidup dan aktivitas fisik Pengontrolan nilai

kadar gula dalam darah adalah menjadi kunci program pengobatan yaitu dengan

mengurangi berat badan diet dan berolahraga Jika hal ini tidak mencapai hasil

yang diharapkan maka pemberian obat tablet akan diperlukan Bahkan pemberian

suntikan insulin turut diperlukan bila tablet tidak mengatasi pengontrolan kadar

gula darah

Terapi farmakologis diberikan bersama dengan pengaturan makan dan latihan

jasmani (gaya hidup sehat) Terapi farmakologis terdiri dari obat oral dan bentuk

suntikan

1 Obat hipoglikemik oral

Berdasarkan cara kerjanya OHO dibagi menjadi 5 golongan

A Pemicu sekresi insulin (insulin secretagogue) sulfonylurea dan glinid

B Peningkat sensitivitas terhadap insulin metformin dan tiazolidindion

C Penghambat glukoneogenesis (metformin)

D Penghambat absorpsi glukosa penghambat glukosidase alfa

E DPP-IV inhibitor

22

2 Suntikan

A Insulin

B Agonis GLP-1incretin mimetic

A Insulin

Insulin sampai saat ini dikelompokkan menjadi beberapa jenis antara lain

1 Kerja cepat (rapid acting)

Contoh Actrapid Humulin RReguler Insulin (Crystal Zinc Insulin)

Bentuknya larutan jernih efek puncak 2-4 jam setelah penyuntikan durasi

kerja sampai 6 jam Merupakan satu-satunya insulin yang dapat dipergunakan

secara intra vena Bisa dicampur dengan insulin kerja menengah atau insulin

kerja panjang

2 Kerja menengah (intermediate acting)

23

Contoh Insulatard Monotard Humulin N NPH Insulin Lente Dengan

menambah protamin (NPH Neutral Protamin Hagedom) atau zinc (pada

insulin lente) maka bentuknya menjadi suspensi yang akan memperlambat

absorpsi sehingga efek menjadi lebih panjang Bentuk NPH tidak imunogenik

karena protamin bukanlah protein

3 Kerja panjang ( long acting)

Contoh Insulin Glargine Insulin Ultralente PZI Insulin bentuk ini diperlukan

untuk tujuan mempertahankan insulin basal yang konstan Semua jenis insulin

yang beredar saat ini sudah sangat murni sebab apabila tidak murni akan

memicu imunogenitas resistensi lipoatrofi atau lipohipertrofi

Insulin diperlukan pada keadaan

Penurunan berat badan yang cepat

Hiperglikemia berat yang disertai ketosis

Ketoasidosis diabetik

Hiperglikemia hiperosmolar non ketotik

Hiperglikemia dengan asidosis laktat

Gagal dengan kombinasi OHO dosis optimal

Stres berat (infeksi sistemik operasi besar IMA stroke)

Kehamilan dengan DMdiabetes melitus gestasional yang tidak terkendali

dengan perencanaan makan

Gangguan fungsi ginjal atau hati yang berat

Kontraindikasi dan atau alergi terhadap OHO

Cara pemberian insulin ada beberapa macam

a) intra vena bekerja sangat cepat yakni dalam 2-5 menit akan terjadi penurunan

glukosa darah

b) intramuskuler penyerapannya lebih cepat 2 kali lipat daripada subkutan

24

c) subkutan penyerapanya tergantung lokasi penyuntikan pemijatan kedalaman

konsentrasi Lokasi abdomen lebih cepat dari paha maupun lengan Jenis

insulin human lebih cepat dari insulin animal insulin analog lebih cepat dari

insulin human

Insulin diberikan subkutan dengan tujuan mempertahankan kadar gula darah

dalam batas normal sepanjang hari yaitu 80-120 mg saat puasa dan 80-160 mg

setelah makan Untuk pasien usia diatas 60 tahun batas ini lebih tinggi yaitu puasa

kurang dari 150 mg dan kurang dari 200 mg setelah makan Karena kadar

gula darah memang naik turun sepanjang hari maka sesekali kadar ini mungkin

lebih dari 180 mg (10 mmolliter) tetapi kadar lembah (through) dalam sehari

harus diusahakan tidak lebih rendah dari 70 mg (4 mmolliter) Insulin

sebaiknya disuntikkan di tempat yang berbeda tetapi paling baik dibawah kulit

perut

Dosis dan frekuensi penyuntikan ditentukan berdasarkan kebutuhan setiap

pasien akan insulin Untuk tujuan pengobatan dosis insulin dinyatakan dalam unit

(U) Setiap unit merupakan jumlah yang diperlukan untuk menurunkan kadar gula

darah kelinci sebanyak 45 mg dalam bioassay Sediaan homogen human insulin

mengandung 25-30 IUmg

H Komplikasi DM

1 Makrovaskular stroke penyakit jantung koroner ulkus gangren

2 Mikrovaskular retina (retinopati) dan ginjal (gagal ginjal kronik) syaraf

(stroke neuropati)

3 Koma hiperglikemi hipoglikemi stroke

25

BAB IV

PENUTUP

Telah dilaporkan laporan kasus seorang penderita perempuan (51 tahun)

dengan diagnosis DM type 2 telah dirawat di ruang Penyakit Dalam kelas III

RSUD ldquoKANJURUHANrdquo KEPANJEN dari tanggal 12 Desember 2012 Pasien

datang dengan keluhan badan lemas Pasien juga mengeluh pusing dan mual serta

kaki kirinya sering kesemutan terutama 1 minggu terakhir ini Hasil Pemeriksaan

laboratorium didapatkan peningkatan kadar glukosa darah sewaktu puasa dan 2

jam PP

Diabetes melitus (DM) merupakan suatu kelompok penyakit metabolik

dengan karakteristik hiperglikemia (meningkatanya kadar gula darah) yang terjadi

karena kelainan sekresi insulin kerja insulin atau keduanya Etiologinya bisa

disebabkan oleh DM type I DM type II DM type lain dan DM gestational

Manifestasi klinis penderita kencing manis umumnya menampakkan tanda

dan gejala dibawah ini meskipun tidak semua dialami oleh penderita

1 Jumlah urine yang dikeluarkan lebih banyak (Polyuria)

2 Sering atau cepat merasa hausdahaga (Polydipsia)

3 Lapar yang berlebihan atau makan banyak (Polyphagia)

4 Frekwensi urine meningkatkencing terus (Glycosuria)

5 Kehilangan berat badan yang tidak jelas sebabnya

6 Kesemutanmati rasa pada ujung syaraf ditelapak tangan amp kaki

7 Cepat lelah dan lemah setiap waktu

26

8 Mengalami rabun penglihatan secara tiba-tiba

9 Apabila lukatergores (korengan) lambat penyembuhannya

10 Mudah terkena infeksi terutama pada kulit

Diagnosis dari DM dapat ditegakkan melalui anamnesa pemeriksaan fisik

dan pemeriksaan penunjang Penderita diabetes tipe 1 umumnya menjalani

pengobatan therapi insulin yang berkesinambungan selain itu adalah dengan

berolahraga secukupnya serta melakukan pengontrolan menu makanan (diet)

Sedangkan pada penderita diabetes mellitus tipe 2 penatalaksanaan pengobatan

dan penanganan difokuskan pada gaya hidup dan aktivitas fisik Pengontrolan

nilai kadar gula dalam darah adalah menjadi kunci program pengobatan yaitu

dengan mengurangi berat badan diet dan berolahraga Jika hal ini tidak mencapai

hasil yang diharapkan maka pemberian obat tablet akan diperlukan Bahkan

pemberian suntikan insulin turut diperlukan bila tablet tidak mengatasi

pengontrolan kadar gula darah

27

DAFTAR PUSTAKA

1 Alwi Shahab 2006 Diagnosis Dan Penatalaksanaan Diabetes Melitus

httpdokter-alwicomdiabeteshtml

2 Askandar 1999 Diabetes Melitus klasifikasi Diagnosis dan Terapied 3 PT

Gramedia Pustaka Utama Jakarta

3 Danu Yudistira 27 of Sep 2010 Indikasi Penggunaan Insulin pada Penderita

Diabetes Melitus Tipe II httpindodiabetescomstandar-terbaru-kriteria-

diagnosis-diabetes-2010html

4 Harun S 2002 Buku Ajar Ilmu Penyakit Dalam Edisi II Jakarta

Departemen Ilmu Penyakit Dalam Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia

5 Konsensus Pengelolaan Dan Pencegahan Diabetes Mellitus Tipe 2 Diakses

15 desember 2012 httpwwwperkeniorg

page=proyek_improving_diabetes_health

6 Megawati Studi Penggunaan Insulin Dan Oral Antidiabetika Pada Penderita

Diabetes Mellitus Tipe 2 Di Instalasi Rawat Inap Rsu Dr Saiful Anwar

Malang httpwwwfkumyecasenet

28

Page 11: Lapsus DM Izzy

Inj Ranitidin 2x1 Amp

Captopril tab 3x125 mg

29 Follow Up

No Tanggal S O A P

1 11-12-2012

Badan lemas(+)Mual (+)Kaki kiri kesemutan (+)

T 16070mmhgRR 20xmenitN 88xmenitS 37 o C

DM tipe 2HT sg II

IVFD Infus RL 20 tpmInj Humulin R 10-10-10 Inj Humulin N 0-0-0-16Inj Ranitidin 2x1 AmpCaptopril tab 3x125 mg

2 12-12-2012

Badan lemas(+)Mual(-)Kaki kiri kesemutan (+)darr

T 14080mmhgRR 20xmenitN 84x menitS 367o CGDS 229

DM tipe 2HT sg II

Terapi dilanjutkanCek GDP dan GD2PP

3 13-12-2012

Badan lemas(+)Kaki kiri kesemutan (-)

T 15080mmhgRR 20xmenitN 78x menitS 365o CGDP 172GD2PP 189

DM tipe 2HT sg II

Terapi dilanjutkan

4 14-12-2012

Kel (-) T 13070mmhgRR 20xmenitN 80x menitS 363o C

DM tipe 2HT sg II

BLPLKontrol poli dalam

11

BAB III

TINJAUAN PUSTAKA

A Pengertian

Diabetes melitus (DM) merupakan suatu kelompok penyakit metabolik

dengan karakteristik hiperglikemia (meningkatanya kadar gula darah) yang terjadi

karena kelainan sekresi insulin kerja insulin atau keduanya

Diabetes mellitus (DM) merupakan penyakit kronis yang disebabkan antara

lain oleh defisiensi insulin yang dapat menimbulkan berbagai komplikasi

sehingga memerlukan manajemen terapi yang intensif Terapi yang diberikan

pada penderita DM tipe 2 adalah terapi non-obat yang berupa diet dan latihan fisik

(olahraga) dan terapi obat oral antidiabetika (OAD) Tetapi pada keadaan

dekompensasi metabolik berat maka diperlukan terapi insulin atau kombinasi

insulin OAD Karena jenis OAD maupun insulin yang tersedia cukup banyak

maka pemilihan penggunaan preparat insulin dan OAD sangat ditentukan oleh

kondisi penderita termasuk kadar glukosa darah

B Pembagian DM

DM tipe 1

Diabetes tipe 1 adalah diabetes yang bergantung pada insulin dimana

tubuh kekurangan hormon insulindikenal dengan istilah Insulin Dependent

Diabetes Mellitus (IDDM) Hal ini disebabkan hilangnya sel beta penghasil

12

insulin pada pulau-pulau Langerhans pankreas Diabetes tipe 1 banyak

ditemukan pada balita anak-anak dan remaja

Sampai saat ini Diabetes Mellitus tipe 1 hanya dapat di obati dengan

pemberian therapi insulin yang dilakukan secara terus menerus

berkesinambungan Riwayat keluarga diet dan faktor lingkungan sangat

mempengaruhi perawatan penderita diabetes tipe 1 Pada penderita diebetes

tipe 1 haruslah diperhatikan pengontrolan dan memonitor kadar gula

darahnya sebaiknya menggunakan alat test gula darah Terutama pada anak-

anak atau balita yang mana mereka sangat mudah mengalami dehidrasi

sering muntah dan mudah terserang berbagai penyakit

DM Tipe 2

Diabetes tipe 2 adalah dimana hormon insulin dalam tubuh tidak dapat

berfungsi dengan semestinya dikenal dengan istilah Non-Insulin Dependent

Diabetes Mellitus (NIDDM) Hal ini dikarenakan berbagai kemungkinan

seperti kecacatan dalam produksi insulin resistensi terhadap insulin atau

berkurangnya sensitifitas (respon) sell dan jaringan tubuh terhadap insulin

yang ditandai dengan meningkatnya kadar insulin di dalam darah

Ada beberapa teori yang mengutarakan sebab terjadinya resisten terhadap

insulin diantaranya faktor kegemukan (obesitas) Pada penderita diabetes tipe

2 pengontrolan kadar gula darah dapat dilakukan dengan beberapa tindakan

seperti diet penurunan berat badan dan pemberian tablet diabetik Apabila

dengan pemberian tablet belum maksimal respon penanganan level gula

dalam darah maka obat suntik mulai dipertimbangkan untuk diberikan

13

DM tipe lain

A Defek genetik fungsi sel beta

- Maturity Onset Diabetes of the Young (MODY) 123

- DNA mitokondria

B Defek genetik kerja insulin

C Penyakit endokrin pankreas

- Pankreatitis

- Tumor pankreas pankreatektomi

- Pankreatopati fibrokalkulus

D Endokrinopati

- Akromegali

- Sindrom Cushing

- Feokromositoma

- Hipertiroidisme

E Karena obatzat kimia

- Vacor pentamidin asam nikotinat

- Glukokortikoid hormon tiroid

14

- Tiazid dilantin interferon alfa dan lain-lain

F Infeksi

- Rubella kongenital Cytomegalovirus (CMV)

G Sebab imunologi yang jarang

- Antibodi anti insulin

H Sindrom genetik lain yang berkaitan dengan DM

- Sindrom Down sindrom Kleinfelter sindrom Turner dan lain-lain

DM pada masa kehamilan (Gestasional)

Klasifikasi DM dengan Kehamilan menurut Pyke

- Klas I Gestasional diabetes yaitu diabetes yang timbul pada waktu hamil

dan menghilang setelah melahirkan

- Klas II Pregestasional diabetes yaitu diabetes mulai sejak sebelum hamil

dan berlanjut setelah hamil

- Klas III Pregestasional diabetes yang disertai dengan komplikasi penyakit

pembuluh darah seperti retinopati nefropati penyakit pemburuh darah

panggul dan pembuluh darah perifer

90 dari wanita hamil yang menderita Diabetes termasuk ke dalam kategori

DM Gestasional (Tipe II) dan DM yang tergantung pada insulin (Insulin

Dependent Diabetes Mellitus = IDDM tipe I)

15

C Patofisiologi

Pada diabetes tipe 2 yang umumnya diawali dengan terjadinya resistensi

insulin Awalnya resistensi belum mengakibatkan diabetes secara klinis Pada saat

tersebut sel beta pancreas masih dapat mengkompensasi keadaan ini dan terjadi

suatu hiperinsulinemia dan glukosa darah masih normal atau baru sedikit

meningkat Kemudian setelah terjadi ketidak sanggupan sel beta pancreas baru

akan terjadi diabetes mellitus secara klinis yang ditandai dengan peningkatan

kadar gula darah yang memenuhi criteria diagnose diabetes

Dengan dasar pengetahuan ini maka dapat diperkirakan bahwa dalam

pengelolaan diabetes tipe 2 sesuai dengan kelainan dasar yang terjadi pada saat

tersebut

1 resistensi insulin pada jaringan lemak otot dan hati

2 kenaikan produksi glukosa oleh hati

3 kekurangan sekresi insulin oleh pancreas

16

D Penyebab DM

E Diagnosis

Kriteria Diagnosis

1 Gejala klasik DM + gula darah sewaktu gt200 mgdl Gula darah sewaktu

merupakan hasil pemeriksaan sesaat pada suatu hari tanpa memperhatikan

waktu makan terakhir

Atau

2 Kadar gula darah puasa gt 126 mgdl Puasa diartikan pasien tidak mendapat

kalori tambahan sedikitnya 8 jam

Atau

17

3 Kadar gula darah 2 jam pada TTGO gt 200 mgdl TTGO dilakukan dengan

Standard WHO menggunakan beban glukosa yang setara dengan 75 g

glukosa anhidrus yang dilarutkan dalam air

18

Pemeriksaan Laboratorium

Cara pelaksanaan TTGO (WHO 1994)

bull Tiga hari sebelum pemeriksaan tetap makan seperti kebiasaan sehari-hari

(dengan karbohidrat yang cukup) dan tetap melakukan kegiatan jasmani

seperti biasa

bull Berpuasa paling sedikit 8 jam (mulai malam hari) sebelum pemeriksaan

minum air putih tanpa gula tetap diperbolehkan

bull Diperiksa kadar glukosa darah puasa

bull Diberikan glukosa 75 g (orang dewasa) atau 175 gKg BB (anak-anak)

dilarutkan dalam 250 ml air dan diminum dalam waktu 5 menit

bull Berpuasa kembali sampai pengambilan sampel darah untuk pemeriksaan 2

jam setelah minum larutan glukosa selesai

bull Diperiksa kadar glukosa darah 2 jam sesudah beban glukosa

bull Selama proses pemeriksaan subyek yang diperiksa tetap istirahat dan tidak

merokok

19

Apabila hasil pemeriksaan tidak memenuhi criteria normal atau DM maka

dapat digolongkan kedalam kelompok TGT (Toleransi Glukosa Terganggu)

atau GDPT (Glukosa Darah Puasa Terganggu) dari hasil yang diperoleh

- TGT glukosa darah plasma 2 jam setelah pembebanan antara 140 ndash 199

mgdl

- GDPT glukosa darah puasa antara 100 ndash 125mgdl

Reduksi Urine

Pemeriksaan reduksi urine merupakan bagian dari pemeriksaan urine rutin

yang selalu dilakukan diklinik Hasil yang (+) menunjukkan adanya

glukosuria Beberapa hal yang perlu diingat dari hasil pemeriksaan reduksi

urine adalah

Digunakan pada pemeriksaan pertama sekali untuk tes skrining bukan

untuk menegakkan

Diagnosis

Nilai (+) sampai (++++)

Jika reduksi (+) masih mungkin oleh sebab lain seperti renal glukosuria

obat-obatan dan lainnya

Reduksi (++) kemungkinan KGD 200 ndash300 mg

Reduksi (+++) kemungkinan KGD 300 ndash400 mg

Reduksi (++++) kemungkinan KGD 1048725 400mg

20

Dapat digunakan untuk kontrol hasil pengobatan

Bila ada gangguan fungsi ginjal tidak bisa dijadikan pedoman

F Manifestasi Klinik

Tanda awal yang dapat diketahui bahwa seseorang menderita DM atau

kencing manis yaitu dilihat langsung dari efek peningkatan kadar gula darah

dimana peningkatan kadar gula dalam darah mencapai nilai 160 - 180 mgdL dan

air seni (urine) penderita kencing manis yang mengandung gula (glucose)

sehingga urine sering dilebung atau dikerubuti semut

Penderita kencing manis umumnya menampakkan tanda dan gejala dibawah

ini meskipun tidak semua dialami oleh penderita

1 Jumlah urine yang dikeluarkan lebih banyak (Polyuria)

2 Sering atau cepat merasa hausdahaga (Polydipsia)

3 Lapar yang berlebihan atau makan banyak (Polyphagia)

4 Frekwensi urine meningkatkencing terus (Glycosuria)

5 Kehilangan berat badan yang tidak jelas sebabnya

6 Kesemutanmati rasa pada ujung syaraf ditelapak tangan amp kaki

7 Cepat lelah dan lemah setiap waktu

8 Mengalami rabun penglihatan secara tiba-tiba

9 Apabila lukatergores (korengan) lambat penyembuhannya

10Mudah terkena infeksi terutama pada kulit

Kondisi kadar gula yang drastis menurun akan cepat menyebabkan

seseorang tidak sadarkan diri bahkan memasuki tahapan koma

21

G Penatalaksanaan

Penderita diabetes tipe 1 umumnya menjalani pengobatan therapi insulin

(LantusLevemir Humalog Novolog atau Apidra) yang berkesinambungan selain

itu adalah dengan berolahraga secukupnya serta melakukan pengontrolan menu

makanan (diet)

Pada penderita diabetes mellitus tipe 2 penatalaksanaan pengobatan dan

penanganan difokuskan pada gaya hidup dan aktivitas fisik Pengontrolan nilai

kadar gula dalam darah adalah menjadi kunci program pengobatan yaitu dengan

mengurangi berat badan diet dan berolahraga Jika hal ini tidak mencapai hasil

yang diharapkan maka pemberian obat tablet akan diperlukan Bahkan pemberian

suntikan insulin turut diperlukan bila tablet tidak mengatasi pengontrolan kadar

gula darah

Terapi farmakologis diberikan bersama dengan pengaturan makan dan latihan

jasmani (gaya hidup sehat) Terapi farmakologis terdiri dari obat oral dan bentuk

suntikan

1 Obat hipoglikemik oral

Berdasarkan cara kerjanya OHO dibagi menjadi 5 golongan

A Pemicu sekresi insulin (insulin secretagogue) sulfonylurea dan glinid

B Peningkat sensitivitas terhadap insulin metformin dan tiazolidindion

C Penghambat glukoneogenesis (metformin)

D Penghambat absorpsi glukosa penghambat glukosidase alfa

E DPP-IV inhibitor

22

2 Suntikan

A Insulin

B Agonis GLP-1incretin mimetic

A Insulin

Insulin sampai saat ini dikelompokkan menjadi beberapa jenis antara lain

1 Kerja cepat (rapid acting)

Contoh Actrapid Humulin RReguler Insulin (Crystal Zinc Insulin)

Bentuknya larutan jernih efek puncak 2-4 jam setelah penyuntikan durasi

kerja sampai 6 jam Merupakan satu-satunya insulin yang dapat dipergunakan

secara intra vena Bisa dicampur dengan insulin kerja menengah atau insulin

kerja panjang

2 Kerja menengah (intermediate acting)

23

Contoh Insulatard Monotard Humulin N NPH Insulin Lente Dengan

menambah protamin (NPH Neutral Protamin Hagedom) atau zinc (pada

insulin lente) maka bentuknya menjadi suspensi yang akan memperlambat

absorpsi sehingga efek menjadi lebih panjang Bentuk NPH tidak imunogenik

karena protamin bukanlah protein

3 Kerja panjang ( long acting)

Contoh Insulin Glargine Insulin Ultralente PZI Insulin bentuk ini diperlukan

untuk tujuan mempertahankan insulin basal yang konstan Semua jenis insulin

yang beredar saat ini sudah sangat murni sebab apabila tidak murni akan

memicu imunogenitas resistensi lipoatrofi atau lipohipertrofi

Insulin diperlukan pada keadaan

Penurunan berat badan yang cepat

Hiperglikemia berat yang disertai ketosis

Ketoasidosis diabetik

Hiperglikemia hiperosmolar non ketotik

Hiperglikemia dengan asidosis laktat

Gagal dengan kombinasi OHO dosis optimal

Stres berat (infeksi sistemik operasi besar IMA stroke)

Kehamilan dengan DMdiabetes melitus gestasional yang tidak terkendali

dengan perencanaan makan

Gangguan fungsi ginjal atau hati yang berat

Kontraindikasi dan atau alergi terhadap OHO

Cara pemberian insulin ada beberapa macam

a) intra vena bekerja sangat cepat yakni dalam 2-5 menit akan terjadi penurunan

glukosa darah

b) intramuskuler penyerapannya lebih cepat 2 kali lipat daripada subkutan

24

c) subkutan penyerapanya tergantung lokasi penyuntikan pemijatan kedalaman

konsentrasi Lokasi abdomen lebih cepat dari paha maupun lengan Jenis

insulin human lebih cepat dari insulin animal insulin analog lebih cepat dari

insulin human

Insulin diberikan subkutan dengan tujuan mempertahankan kadar gula darah

dalam batas normal sepanjang hari yaitu 80-120 mg saat puasa dan 80-160 mg

setelah makan Untuk pasien usia diatas 60 tahun batas ini lebih tinggi yaitu puasa

kurang dari 150 mg dan kurang dari 200 mg setelah makan Karena kadar

gula darah memang naik turun sepanjang hari maka sesekali kadar ini mungkin

lebih dari 180 mg (10 mmolliter) tetapi kadar lembah (through) dalam sehari

harus diusahakan tidak lebih rendah dari 70 mg (4 mmolliter) Insulin

sebaiknya disuntikkan di tempat yang berbeda tetapi paling baik dibawah kulit

perut

Dosis dan frekuensi penyuntikan ditentukan berdasarkan kebutuhan setiap

pasien akan insulin Untuk tujuan pengobatan dosis insulin dinyatakan dalam unit

(U) Setiap unit merupakan jumlah yang diperlukan untuk menurunkan kadar gula

darah kelinci sebanyak 45 mg dalam bioassay Sediaan homogen human insulin

mengandung 25-30 IUmg

H Komplikasi DM

1 Makrovaskular stroke penyakit jantung koroner ulkus gangren

2 Mikrovaskular retina (retinopati) dan ginjal (gagal ginjal kronik) syaraf

(stroke neuropati)

3 Koma hiperglikemi hipoglikemi stroke

25

BAB IV

PENUTUP

Telah dilaporkan laporan kasus seorang penderita perempuan (51 tahun)

dengan diagnosis DM type 2 telah dirawat di ruang Penyakit Dalam kelas III

RSUD ldquoKANJURUHANrdquo KEPANJEN dari tanggal 12 Desember 2012 Pasien

datang dengan keluhan badan lemas Pasien juga mengeluh pusing dan mual serta

kaki kirinya sering kesemutan terutama 1 minggu terakhir ini Hasil Pemeriksaan

laboratorium didapatkan peningkatan kadar glukosa darah sewaktu puasa dan 2

jam PP

Diabetes melitus (DM) merupakan suatu kelompok penyakit metabolik

dengan karakteristik hiperglikemia (meningkatanya kadar gula darah) yang terjadi

karena kelainan sekresi insulin kerja insulin atau keduanya Etiologinya bisa

disebabkan oleh DM type I DM type II DM type lain dan DM gestational

Manifestasi klinis penderita kencing manis umumnya menampakkan tanda

dan gejala dibawah ini meskipun tidak semua dialami oleh penderita

1 Jumlah urine yang dikeluarkan lebih banyak (Polyuria)

2 Sering atau cepat merasa hausdahaga (Polydipsia)

3 Lapar yang berlebihan atau makan banyak (Polyphagia)

4 Frekwensi urine meningkatkencing terus (Glycosuria)

5 Kehilangan berat badan yang tidak jelas sebabnya

6 Kesemutanmati rasa pada ujung syaraf ditelapak tangan amp kaki

7 Cepat lelah dan lemah setiap waktu

26

8 Mengalami rabun penglihatan secara tiba-tiba

9 Apabila lukatergores (korengan) lambat penyembuhannya

10 Mudah terkena infeksi terutama pada kulit

Diagnosis dari DM dapat ditegakkan melalui anamnesa pemeriksaan fisik

dan pemeriksaan penunjang Penderita diabetes tipe 1 umumnya menjalani

pengobatan therapi insulin yang berkesinambungan selain itu adalah dengan

berolahraga secukupnya serta melakukan pengontrolan menu makanan (diet)

Sedangkan pada penderita diabetes mellitus tipe 2 penatalaksanaan pengobatan

dan penanganan difokuskan pada gaya hidup dan aktivitas fisik Pengontrolan

nilai kadar gula dalam darah adalah menjadi kunci program pengobatan yaitu

dengan mengurangi berat badan diet dan berolahraga Jika hal ini tidak mencapai

hasil yang diharapkan maka pemberian obat tablet akan diperlukan Bahkan

pemberian suntikan insulin turut diperlukan bila tablet tidak mengatasi

pengontrolan kadar gula darah

27

DAFTAR PUSTAKA

1 Alwi Shahab 2006 Diagnosis Dan Penatalaksanaan Diabetes Melitus

httpdokter-alwicomdiabeteshtml

2 Askandar 1999 Diabetes Melitus klasifikasi Diagnosis dan Terapied 3 PT

Gramedia Pustaka Utama Jakarta

3 Danu Yudistira 27 of Sep 2010 Indikasi Penggunaan Insulin pada Penderita

Diabetes Melitus Tipe II httpindodiabetescomstandar-terbaru-kriteria-

diagnosis-diabetes-2010html

4 Harun S 2002 Buku Ajar Ilmu Penyakit Dalam Edisi II Jakarta

Departemen Ilmu Penyakit Dalam Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia

5 Konsensus Pengelolaan Dan Pencegahan Diabetes Mellitus Tipe 2 Diakses

15 desember 2012 httpwwwperkeniorg

page=proyek_improving_diabetes_health

6 Megawati Studi Penggunaan Insulin Dan Oral Antidiabetika Pada Penderita

Diabetes Mellitus Tipe 2 Di Instalasi Rawat Inap Rsu Dr Saiful Anwar

Malang httpwwwfkumyecasenet

28

Page 12: Lapsus DM Izzy

BAB III

TINJAUAN PUSTAKA

A Pengertian

Diabetes melitus (DM) merupakan suatu kelompok penyakit metabolik

dengan karakteristik hiperglikemia (meningkatanya kadar gula darah) yang terjadi

karena kelainan sekresi insulin kerja insulin atau keduanya

Diabetes mellitus (DM) merupakan penyakit kronis yang disebabkan antara

lain oleh defisiensi insulin yang dapat menimbulkan berbagai komplikasi

sehingga memerlukan manajemen terapi yang intensif Terapi yang diberikan

pada penderita DM tipe 2 adalah terapi non-obat yang berupa diet dan latihan fisik

(olahraga) dan terapi obat oral antidiabetika (OAD) Tetapi pada keadaan

dekompensasi metabolik berat maka diperlukan terapi insulin atau kombinasi

insulin OAD Karena jenis OAD maupun insulin yang tersedia cukup banyak

maka pemilihan penggunaan preparat insulin dan OAD sangat ditentukan oleh

kondisi penderita termasuk kadar glukosa darah

B Pembagian DM

DM tipe 1

Diabetes tipe 1 adalah diabetes yang bergantung pada insulin dimana

tubuh kekurangan hormon insulindikenal dengan istilah Insulin Dependent

Diabetes Mellitus (IDDM) Hal ini disebabkan hilangnya sel beta penghasil

12

insulin pada pulau-pulau Langerhans pankreas Diabetes tipe 1 banyak

ditemukan pada balita anak-anak dan remaja

Sampai saat ini Diabetes Mellitus tipe 1 hanya dapat di obati dengan

pemberian therapi insulin yang dilakukan secara terus menerus

berkesinambungan Riwayat keluarga diet dan faktor lingkungan sangat

mempengaruhi perawatan penderita diabetes tipe 1 Pada penderita diebetes

tipe 1 haruslah diperhatikan pengontrolan dan memonitor kadar gula

darahnya sebaiknya menggunakan alat test gula darah Terutama pada anak-

anak atau balita yang mana mereka sangat mudah mengalami dehidrasi

sering muntah dan mudah terserang berbagai penyakit

DM Tipe 2

Diabetes tipe 2 adalah dimana hormon insulin dalam tubuh tidak dapat

berfungsi dengan semestinya dikenal dengan istilah Non-Insulin Dependent

Diabetes Mellitus (NIDDM) Hal ini dikarenakan berbagai kemungkinan

seperti kecacatan dalam produksi insulin resistensi terhadap insulin atau

berkurangnya sensitifitas (respon) sell dan jaringan tubuh terhadap insulin

yang ditandai dengan meningkatnya kadar insulin di dalam darah

Ada beberapa teori yang mengutarakan sebab terjadinya resisten terhadap

insulin diantaranya faktor kegemukan (obesitas) Pada penderita diabetes tipe

2 pengontrolan kadar gula darah dapat dilakukan dengan beberapa tindakan

seperti diet penurunan berat badan dan pemberian tablet diabetik Apabila

dengan pemberian tablet belum maksimal respon penanganan level gula

dalam darah maka obat suntik mulai dipertimbangkan untuk diberikan

13

DM tipe lain

A Defek genetik fungsi sel beta

- Maturity Onset Diabetes of the Young (MODY) 123

- DNA mitokondria

B Defek genetik kerja insulin

C Penyakit endokrin pankreas

- Pankreatitis

- Tumor pankreas pankreatektomi

- Pankreatopati fibrokalkulus

D Endokrinopati

- Akromegali

- Sindrom Cushing

- Feokromositoma

- Hipertiroidisme

E Karena obatzat kimia

- Vacor pentamidin asam nikotinat

- Glukokortikoid hormon tiroid

14

- Tiazid dilantin interferon alfa dan lain-lain

F Infeksi

- Rubella kongenital Cytomegalovirus (CMV)

G Sebab imunologi yang jarang

- Antibodi anti insulin

H Sindrom genetik lain yang berkaitan dengan DM

- Sindrom Down sindrom Kleinfelter sindrom Turner dan lain-lain

DM pada masa kehamilan (Gestasional)

Klasifikasi DM dengan Kehamilan menurut Pyke

- Klas I Gestasional diabetes yaitu diabetes yang timbul pada waktu hamil

dan menghilang setelah melahirkan

- Klas II Pregestasional diabetes yaitu diabetes mulai sejak sebelum hamil

dan berlanjut setelah hamil

- Klas III Pregestasional diabetes yang disertai dengan komplikasi penyakit

pembuluh darah seperti retinopati nefropati penyakit pemburuh darah

panggul dan pembuluh darah perifer

90 dari wanita hamil yang menderita Diabetes termasuk ke dalam kategori

DM Gestasional (Tipe II) dan DM yang tergantung pada insulin (Insulin

Dependent Diabetes Mellitus = IDDM tipe I)

15

C Patofisiologi

Pada diabetes tipe 2 yang umumnya diawali dengan terjadinya resistensi

insulin Awalnya resistensi belum mengakibatkan diabetes secara klinis Pada saat

tersebut sel beta pancreas masih dapat mengkompensasi keadaan ini dan terjadi

suatu hiperinsulinemia dan glukosa darah masih normal atau baru sedikit

meningkat Kemudian setelah terjadi ketidak sanggupan sel beta pancreas baru

akan terjadi diabetes mellitus secara klinis yang ditandai dengan peningkatan

kadar gula darah yang memenuhi criteria diagnose diabetes

Dengan dasar pengetahuan ini maka dapat diperkirakan bahwa dalam

pengelolaan diabetes tipe 2 sesuai dengan kelainan dasar yang terjadi pada saat

tersebut

1 resistensi insulin pada jaringan lemak otot dan hati

2 kenaikan produksi glukosa oleh hati

3 kekurangan sekresi insulin oleh pancreas

16

D Penyebab DM

E Diagnosis

Kriteria Diagnosis

1 Gejala klasik DM + gula darah sewaktu gt200 mgdl Gula darah sewaktu

merupakan hasil pemeriksaan sesaat pada suatu hari tanpa memperhatikan

waktu makan terakhir

Atau

2 Kadar gula darah puasa gt 126 mgdl Puasa diartikan pasien tidak mendapat

kalori tambahan sedikitnya 8 jam

Atau

17

3 Kadar gula darah 2 jam pada TTGO gt 200 mgdl TTGO dilakukan dengan

Standard WHO menggunakan beban glukosa yang setara dengan 75 g

glukosa anhidrus yang dilarutkan dalam air

18

Pemeriksaan Laboratorium

Cara pelaksanaan TTGO (WHO 1994)

bull Tiga hari sebelum pemeriksaan tetap makan seperti kebiasaan sehari-hari

(dengan karbohidrat yang cukup) dan tetap melakukan kegiatan jasmani

seperti biasa

bull Berpuasa paling sedikit 8 jam (mulai malam hari) sebelum pemeriksaan

minum air putih tanpa gula tetap diperbolehkan

bull Diperiksa kadar glukosa darah puasa

bull Diberikan glukosa 75 g (orang dewasa) atau 175 gKg BB (anak-anak)

dilarutkan dalam 250 ml air dan diminum dalam waktu 5 menit

bull Berpuasa kembali sampai pengambilan sampel darah untuk pemeriksaan 2

jam setelah minum larutan glukosa selesai

bull Diperiksa kadar glukosa darah 2 jam sesudah beban glukosa

bull Selama proses pemeriksaan subyek yang diperiksa tetap istirahat dan tidak

merokok

19

Apabila hasil pemeriksaan tidak memenuhi criteria normal atau DM maka

dapat digolongkan kedalam kelompok TGT (Toleransi Glukosa Terganggu)

atau GDPT (Glukosa Darah Puasa Terganggu) dari hasil yang diperoleh

- TGT glukosa darah plasma 2 jam setelah pembebanan antara 140 ndash 199

mgdl

- GDPT glukosa darah puasa antara 100 ndash 125mgdl

Reduksi Urine

Pemeriksaan reduksi urine merupakan bagian dari pemeriksaan urine rutin

yang selalu dilakukan diklinik Hasil yang (+) menunjukkan adanya

glukosuria Beberapa hal yang perlu diingat dari hasil pemeriksaan reduksi

urine adalah

Digunakan pada pemeriksaan pertama sekali untuk tes skrining bukan

untuk menegakkan

Diagnosis

Nilai (+) sampai (++++)

Jika reduksi (+) masih mungkin oleh sebab lain seperti renal glukosuria

obat-obatan dan lainnya

Reduksi (++) kemungkinan KGD 200 ndash300 mg

Reduksi (+++) kemungkinan KGD 300 ndash400 mg

Reduksi (++++) kemungkinan KGD 1048725 400mg

20

Dapat digunakan untuk kontrol hasil pengobatan

Bila ada gangguan fungsi ginjal tidak bisa dijadikan pedoman

F Manifestasi Klinik

Tanda awal yang dapat diketahui bahwa seseorang menderita DM atau

kencing manis yaitu dilihat langsung dari efek peningkatan kadar gula darah

dimana peningkatan kadar gula dalam darah mencapai nilai 160 - 180 mgdL dan

air seni (urine) penderita kencing manis yang mengandung gula (glucose)

sehingga urine sering dilebung atau dikerubuti semut

Penderita kencing manis umumnya menampakkan tanda dan gejala dibawah

ini meskipun tidak semua dialami oleh penderita

1 Jumlah urine yang dikeluarkan lebih banyak (Polyuria)

2 Sering atau cepat merasa hausdahaga (Polydipsia)

3 Lapar yang berlebihan atau makan banyak (Polyphagia)

4 Frekwensi urine meningkatkencing terus (Glycosuria)

5 Kehilangan berat badan yang tidak jelas sebabnya

6 Kesemutanmati rasa pada ujung syaraf ditelapak tangan amp kaki

7 Cepat lelah dan lemah setiap waktu

8 Mengalami rabun penglihatan secara tiba-tiba

9 Apabila lukatergores (korengan) lambat penyembuhannya

10Mudah terkena infeksi terutama pada kulit

Kondisi kadar gula yang drastis menurun akan cepat menyebabkan

seseorang tidak sadarkan diri bahkan memasuki tahapan koma

21

G Penatalaksanaan

Penderita diabetes tipe 1 umumnya menjalani pengobatan therapi insulin

(LantusLevemir Humalog Novolog atau Apidra) yang berkesinambungan selain

itu adalah dengan berolahraga secukupnya serta melakukan pengontrolan menu

makanan (diet)

Pada penderita diabetes mellitus tipe 2 penatalaksanaan pengobatan dan

penanganan difokuskan pada gaya hidup dan aktivitas fisik Pengontrolan nilai

kadar gula dalam darah adalah menjadi kunci program pengobatan yaitu dengan

mengurangi berat badan diet dan berolahraga Jika hal ini tidak mencapai hasil

yang diharapkan maka pemberian obat tablet akan diperlukan Bahkan pemberian

suntikan insulin turut diperlukan bila tablet tidak mengatasi pengontrolan kadar

gula darah

Terapi farmakologis diberikan bersama dengan pengaturan makan dan latihan

jasmani (gaya hidup sehat) Terapi farmakologis terdiri dari obat oral dan bentuk

suntikan

1 Obat hipoglikemik oral

Berdasarkan cara kerjanya OHO dibagi menjadi 5 golongan

A Pemicu sekresi insulin (insulin secretagogue) sulfonylurea dan glinid

B Peningkat sensitivitas terhadap insulin metformin dan tiazolidindion

C Penghambat glukoneogenesis (metformin)

D Penghambat absorpsi glukosa penghambat glukosidase alfa

E DPP-IV inhibitor

22

2 Suntikan

A Insulin

B Agonis GLP-1incretin mimetic

A Insulin

Insulin sampai saat ini dikelompokkan menjadi beberapa jenis antara lain

1 Kerja cepat (rapid acting)

Contoh Actrapid Humulin RReguler Insulin (Crystal Zinc Insulin)

Bentuknya larutan jernih efek puncak 2-4 jam setelah penyuntikan durasi

kerja sampai 6 jam Merupakan satu-satunya insulin yang dapat dipergunakan

secara intra vena Bisa dicampur dengan insulin kerja menengah atau insulin

kerja panjang

2 Kerja menengah (intermediate acting)

23

Contoh Insulatard Monotard Humulin N NPH Insulin Lente Dengan

menambah protamin (NPH Neutral Protamin Hagedom) atau zinc (pada

insulin lente) maka bentuknya menjadi suspensi yang akan memperlambat

absorpsi sehingga efek menjadi lebih panjang Bentuk NPH tidak imunogenik

karena protamin bukanlah protein

3 Kerja panjang ( long acting)

Contoh Insulin Glargine Insulin Ultralente PZI Insulin bentuk ini diperlukan

untuk tujuan mempertahankan insulin basal yang konstan Semua jenis insulin

yang beredar saat ini sudah sangat murni sebab apabila tidak murni akan

memicu imunogenitas resistensi lipoatrofi atau lipohipertrofi

Insulin diperlukan pada keadaan

Penurunan berat badan yang cepat

Hiperglikemia berat yang disertai ketosis

Ketoasidosis diabetik

Hiperglikemia hiperosmolar non ketotik

Hiperglikemia dengan asidosis laktat

Gagal dengan kombinasi OHO dosis optimal

Stres berat (infeksi sistemik operasi besar IMA stroke)

Kehamilan dengan DMdiabetes melitus gestasional yang tidak terkendali

dengan perencanaan makan

Gangguan fungsi ginjal atau hati yang berat

Kontraindikasi dan atau alergi terhadap OHO

Cara pemberian insulin ada beberapa macam

a) intra vena bekerja sangat cepat yakni dalam 2-5 menit akan terjadi penurunan

glukosa darah

b) intramuskuler penyerapannya lebih cepat 2 kali lipat daripada subkutan

24

c) subkutan penyerapanya tergantung lokasi penyuntikan pemijatan kedalaman

konsentrasi Lokasi abdomen lebih cepat dari paha maupun lengan Jenis

insulin human lebih cepat dari insulin animal insulin analog lebih cepat dari

insulin human

Insulin diberikan subkutan dengan tujuan mempertahankan kadar gula darah

dalam batas normal sepanjang hari yaitu 80-120 mg saat puasa dan 80-160 mg

setelah makan Untuk pasien usia diatas 60 tahun batas ini lebih tinggi yaitu puasa

kurang dari 150 mg dan kurang dari 200 mg setelah makan Karena kadar

gula darah memang naik turun sepanjang hari maka sesekali kadar ini mungkin

lebih dari 180 mg (10 mmolliter) tetapi kadar lembah (through) dalam sehari

harus diusahakan tidak lebih rendah dari 70 mg (4 mmolliter) Insulin

sebaiknya disuntikkan di tempat yang berbeda tetapi paling baik dibawah kulit

perut

Dosis dan frekuensi penyuntikan ditentukan berdasarkan kebutuhan setiap

pasien akan insulin Untuk tujuan pengobatan dosis insulin dinyatakan dalam unit

(U) Setiap unit merupakan jumlah yang diperlukan untuk menurunkan kadar gula

darah kelinci sebanyak 45 mg dalam bioassay Sediaan homogen human insulin

mengandung 25-30 IUmg

H Komplikasi DM

1 Makrovaskular stroke penyakit jantung koroner ulkus gangren

2 Mikrovaskular retina (retinopati) dan ginjal (gagal ginjal kronik) syaraf

(stroke neuropati)

3 Koma hiperglikemi hipoglikemi stroke

25

BAB IV

PENUTUP

Telah dilaporkan laporan kasus seorang penderita perempuan (51 tahun)

dengan diagnosis DM type 2 telah dirawat di ruang Penyakit Dalam kelas III

RSUD ldquoKANJURUHANrdquo KEPANJEN dari tanggal 12 Desember 2012 Pasien

datang dengan keluhan badan lemas Pasien juga mengeluh pusing dan mual serta

kaki kirinya sering kesemutan terutama 1 minggu terakhir ini Hasil Pemeriksaan

laboratorium didapatkan peningkatan kadar glukosa darah sewaktu puasa dan 2

jam PP

Diabetes melitus (DM) merupakan suatu kelompok penyakit metabolik

dengan karakteristik hiperglikemia (meningkatanya kadar gula darah) yang terjadi

karena kelainan sekresi insulin kerja insulin atau keduanya Etiologinya bisa

disebabkan oleh DM type I DM type II DM type lain dan DM gestational

Manifestasi klinis penderita kencing manis umumnya menampakkan tanda

dan gejala dibawah ini meskipun tidak semua dialami oleh penderita

1 Jumlah urine yang dikeluarkan lebih banyak (Polyuria)

2 Sering atau cepat merasa hausdahaga (Polydipsia)

3 Lapar yang berlebihan atau makan banyak (Polyphagia)

4 Frekwensi urine meningkatkencing terus (Glycosuria)

5 Kehilangan berat badan yang tidak jelas sebabnya

6 Kesemutanmati rasa pada ujung syaraf ditelapak tangan amp kaki

7 Cepat lelah dan lemah setiap waktu

26

8 Mengalami rabun penglihatan secara tiba-tiba

9 Apabila lukatergores (korengan) lambat penyembuhannya

10 Mudah terkena infeksi terutama pada kulit

Diagnosis dari DM dapat ditegakkan melalui anamnesa pemeriksaan fisik

dan pemeriksaan penunjang Penderita diabetes tipe 1 umumnya menjalani

pengobatan therapi insulin yang berkesinambungan selain itu adalah dengan

berolahraga secukupnya serta melakukan pengontrolan menu makanan (diet)

Sedangkan pada penderita diabetes mellitus tipe 2 penatalaksanaan pengobatan

dan penanganan difokuskan pada gaya hidup dan aktivitas fisik Pengontrolan

nilai kadar gula dalam darah adalah menjadi kunci program pengobatan yaitu

dengan mengurangi berat badan diet dan berolahraga Jika hal ini tidak mencapai

hasil yang diharapkan maka pemberian obat tablet akan diperlukan Bahkan

pemberian suntikan insulin turut diperlukan bila tablet tidak mengatasi

pengontrolan kadar gula darah

27

DAFTAR PUSTAKA

1 Alwi Shahab 2006 Diagnosis Dan Penatalaksanaan Diabetes Melitus

httpdokter-alwicomdiabeteshtml

2 Askandar 1999 Diabetes Melitus klasifikasi Diagnosis dan Terapied 3 PT

Gramedia Pustaka Utama Jakarta

3 Danu Yudistira 27 of Sep 2010 Indikasi Penggunaan Insulin pada Penderita

Diabetes Melitus Tipe II httpindodiabetescomstandar-terbaru-kriteria-

diagnosis-diabetes-2010html

4 Harun S 2002 Buku Ajar Ilmu Penyakit Dalam Edisi II Jakarta

Departemen Ilmu Penyakit Dalam Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia

5 Konsensus Pengelolaan Dan Pencegahan Diabetes Mellitus Tipe 2 Diakses

15 desember 2012 httpwwwperkeniorg

page=proyek_improving_diabetes_health

6 Megawati Studi Penggunaan Insulin Dan Oral Antidiabetika Pada Penderita

Diabetes Mellitus Tipe 2 Di Instalasi Rawat Inap Rsu Dr Saiful Anwar

Malang httpwwwfkumyecasenet

28

Page 13: Lapsus DM Izzy

insulin pada pulau-pulau Langerhans pankreas Diabetes tipe 1 banyak

ditemukan pada balita anak-anak dan remaja

Sampai saat ini Diabetes Mellitus tipe 1 hanya dapat di obati dengan

pemberian therapi insulin yang dilakukan secara terus menerus

berkesinambungan Riwayat keluarga diet dan faktor lingkungan sangat

mempengaruhi perawatan penderita diabetes tipe 1 Pada penderita diebetes

tipe 1 haruslah diperhatikan pengontrolan dan memonitor kadar gula

darahnya sebaiknya menggunakan alat test gula darah Terutama pada anak-

anak atau balita yang mana mereka sangat mudah mengalami dehidrasi

sering muntah dan mudah terserang berbagai penyakit

DM Tipe 2

Diabetes tipe 2 adalah dimana hormon insulin dalam tubuh tidak dapat

berfungsi dengan semestinya dikenal dengan istilah Non-Insulin Dependent

Diabetes Mellitus (NIDDM) Hal ini dikarenakan berbagai kemungkinan

seperti kecacatan dalam produksi insulin resistensi terhadap insulin atau

berkurangnya sensitifitas (respon) sell dan jaringan tubuh terhadap insulin

yang ditandai dengan meningkatnya kadar insulin di dalam darah

Ada beberapa teori yang mengutarakan sebab terjadinya resisten terhadap

insulin diantaranya faktor kegemukan (obesitas) Pada penderita diabetes tipe

2 pengontrolan kadar gula darah dapat dilakukan dengan beberapa tindakan

seperti diet penurunan berat badan dan pemberian tablet diabetik Apabila

dengan pemberian tablet belum maksimal respon penanganan level gula

dalam darah maka obat suntik mulai dipertimbangkan untuk diberikan

13

DM tipe lain

A Defek genetik fungsi sel beta

- Maturity Onset Diabetes of the Young (MODY) 123

- DNA mitokondria

B Defek genetik kerja insulin

C Penyakit endokrin pankreas

- Pankreatitis

- Tumor pankreas pankreatektomi

- Pankreatopati fibrokalkulus

D Endokrinopati

- Akromegali

- Sindrom Cushing

- Feokromositoma

- Hipertiroidisme

E Karena obatzat kimia

- Vacor pentamidin asam nikotinat

- Glukokortikoid hormon tiroid

14

- Tiazid dilantin interferon alfa dan lain-lain

F Infeksi

- Rubella kongenital Cytomegalovirus (CMV)

G Sebab imunologi yang jarang

- Antibodi anti insulin

H Sindrom genetik lain yang berkaitan dengan DM

- Sindrom Down sindrom Kleinfelter sindrom Turner dan lain-lain

DM pada masa kehamilan (Gestasional)

Klasifikasi DM dengan Kehamilan menurut Pyke

- Klas I Gestasional diabetes yaitu diabetes yang timbul pada waktu hamil

dan menghilang setelah melahirkan

- Klas II Pregestasional diabetes yaitu diabetes mulai sejak sebelum hamil

dan berlanjut setelah hamil

- Klas III Pregestasional diabetes yang disertai dengan komplikasi penyakit

pembuluh darah seperti retinopati nefropati penyakit pemburuh darah

panggul dan pembuluh darah perifer

90 dari wanita hamil yang menderita Diabetes termasuk ke dalam kategori

DM Gestasional (Tipe II) dan DM yang tergantung pada insulin (Insulin

Dependent Diabetes Mellitus = IDDM tipe I)

15

C Patofisiologi

Pada diabetes tipe 2 yang umumnya diawali dengan terjadinya resistensi

insulin Awalnya resistensi belum mengakibatkan diabetes secara klinis Pada saat

tersebut sel beta pancreas masih dapat mengkompensasi keadaan ini dan terjadi

suatu hiperinsulinemia dan glukosa darah masih normal atau baru sedikit

meningkat Kemudian setelah terjadi ketidak sanggupan sel beta pancreas baru

akan terjadi diabetes mellitus secara klinis yang ditandai dengan peningkatan

kadar gula darah yang memenuhi criteria diagnose diabetes

Dengan dasar pengetahuan ini maka dapat diperkirakan bahwa dalam

pengelolaan diabetes tipe 2 sesuai dengan kelainan dasar yang terjadi pada saat

tersebut

1 resistensi insulin pada jaringan lemak otot dan hati

2 kenaikan produksi glukosa oleh hati

3 kekurangan sekresi insulin oleh pancreas

16

D Penyebab DM

E Diagnosis

Kriteria Diagnosis

1 Gejala klasik DM + gula darah sewaktu gt200 mgdl Gula darah sewaktu

merupakan hasil pemeriksaan sesaat pada suatu hari tanpa memperhatikan

waktu makan terakhir

Atau

2 Kadar gula darah puasa gt 126 mgdl Puasa diartikan pasien tidak mendapat

kalori tambahan sedikitnya 8 jam

Atau

17

3 Kadar gula darah 2 jam pada TTGO gt 200 mgdl TTGO dilakukan dengan

Standard WHO menggunakan beban glukosa yang setara dengan 75 g

glukosa anhidrus yang dilarutkan dalam air

18

Pemeriksaan Laboratorium

Cara pelaksanaan TTGO (WHO 1994)

bull Tiga hari sebelum pemeriksaan tetap makan seperti kebiasaan sehari-hari

(dengan karbohidrat yang cukup) dan tetap melakukan kegiatan jasmani

seperti biasa

bull Berpuasa paling sedikit 8 jam (mulai malam hari) sebelum pemeriksaan

minum air putih tanpa gula tetap diperbolehkan

bull Diperiksa kadar glukosa darah puasa

bull Diberikan glukosa 75 g (orang dewasa) atau 175 gKg BB (anak-anak)

dilarutkan dalam 250 ml air dan diminum dalam waktu 5 menit

bull Berpuasa kembali sampai pengambilan sampel darah untuk pemeriksaan 2

jam setelah minum larutan glukosa selesai

bull Diperiksa kadar glukosa darah 2 jam sesudah beban glukosa

bull Selama proses pemeriksaan subyek yang diperiksa tetap istirahat dan tidak

merokok

19

Apabila hasil pemeriksaan tidak memenuhi criteria normal atau DM maka

dapat digolongkan kedalam kelompok TGT (Toleransi Glukosa Terganggu)

atau GDPT (Glukosa Darah Puasa Terganggu) dari hasil yang diperoleh

- TGT glukosa darah plasma 2 jam setelah pembebanan antara 140 ndash 199

mgdl

- GDPT glukosa darah puasa antara 100 ndash 125mgdl

Reduksi Urine

Pemeriksaan reduksi urine merupakan bagian dari pemeriksaan urine rutin

yang selalu dilakukan diklinik Hasil yang (+) menunjukkan adanya

glukosuria Beberapa hal yang perlu diingat dari hasil pemeriksaan reduksi

urine adalah

Digunakan pada pemeriksaan pertama sekali untuk tes skrining bukan

untuk menegakkan

Diagnosis

Nilai (+) sampai (++++)

Jika reduksi (+) masih mungkin oleh sebab lain seperti renal glukosuria

obat-obatan dan lainnya

Reduksi (++) kemungkinan KGD 200 ndash300 mg

Reduksi (+++) kemungkinan KGD 300 ndash400 mg

Reduksi (++++) kemungkinan KGD 1048725 400mg

20

Dapat digunakan untuk kontrol hasil pengobatan

Bila ada gangguan fungsi ginjal tidak bisa dijadikan pedoman

F Manifestasi Klinik

Tanda awal yang dapat diketahui bahwa seseorang menderita DM atau

kencing manis yaitu dilihat langsung dari efek peningkatan kadar gula darah

dimana peningkatan kadar gula dalam darah mencapai nilai 160 - 180 mgdL dan

air seni (urine) penderita kencing manis yang mengandung gula (glucose)

sehingga urine sering dilebung atau dikerubuti semut

Penderita kencing manis umumnya menampakkan tanda dan gejala dibawah

ini meskipun tidak semua dialami oleh penderita

1 Jumlah urine yang dikeluarkan lebih banyak (Polyuria)

2 Sering atau cepat merasa hausdahaga (Polydipsia)

3 Lapar yang berlebihan atau makan banyak (Polyphagia)

4 Frekwensi urine meningkatkencing terus (Glycosuria)

5 Kehilangan berat badan yang tidak jelas sebabnya

6 Kesemutanmati rasa pada ujung syaraf ditelapak tangan amp kaki

7 Cepat lelah dan lemah setiap waktu

8 Mengalami rabun penglihatan secara tiba-tiba

9 Apabila lukatergores (korengan) lambat penyembuhannya

10Mudah terkena infeksi terutama pada kulit

Kondisi kadar gula yang drastis menurun akan cepat menyebabkan

seseorang tidak sadarkan diri bahkan memasuki tahapan koma

21

G Penatalaksanaan

Penderita diabetes tipe 1 umumnya menjalani pengobatan therapi insulin

(LantusLevemir Humalog Novolog atau Apidra) yang berkesinambungan selain

itu adalah dengan berolahraga secukupnya serta melakukan pengontrolan menu

makanan (diet)

Pada penderita diabetes mellitus tipe 2 penatalaksanaan pengobatan dan

penanganan difokuskan pada gaya hidup dan aktivitas fisik Pengontrolan nilai

kadar gula dalam darah adalah menjadi kunci program pengobatan yaitu dengan

mengurangi berat badan diet dan berolahraga Jika hal ini tidak mencapai hasil

yang diharapkan maka pemberian obat tablet akan diperlukan Bahkan pemberian

suntikan insulin turut diperlukan bila tablet tidak mengatasi pengontrolan kadar

gula darah

Terapi farmakologis diberikan bersama dengan pengaturan makan dan latihan

jasmani (gaya hidup sehat) Terapi farmakologis terdiri dari obat oral dan bentuk

suntikan

1 Obat hipoglikemik oral

Berdasarkan cara kerjanya OHO dibagi menjadi 5 golongan

A Pemicu sekresi insulin (insulin secretagogue) sulfonylurea dan glinid

B Peningkat sensitivitas terhadap insulin metformin dan tiazolidindion

C Penghambat glukoneogenesis (metformin)

D Penghambat absorpsi glukosa penghambat glukosidase alfa

E DPP-IV inhibitor

22

2 Suntikan

A Insulin

B Agonis GLP-1incretin mimetic

A Insulin

Insulin sampai saat ini dikelompokkan menjadi beberapa jenis antara lain

1 Kerja cepat (rapid acting)

Contoh Actrapid Humulin RReguler Insulin (Crystal Zinc Insulin)

Bentuknya larutan jernih efek puncak 2-4 jam setelah penyuntikan durasi

kerja sampai 6 jam Merupakan satu-satunya insulin yang dapat dipergunakan

secara intra vena Bisa dicampur dengan insulin kerja menengah atau insulin

kerja panjang

2 Kerja menengah (intermediate acting)

23

Contoh Insulatard Monotard Humulin N NPH Insulin Lente Dengan

menambah protamin (NPH Neutral Protamin Hagedom) atau zinc (pada

insulin lente) maka bentuknya menjadi suspensi yang akan memperlambat

absorpsi sehingga efek menjadi lebih panjang Bentuk NPH tidak imunogenik

karena protamin bukanlah protein

3 Kerja panjang ( long acting)

Contoh Insulin Glargine Insulin Ultralente PZI Insulin bentuk ini diperlukan

untuk tujuan mempertahankan insulin basal yang konstan Semua jenis insulin

yang beredar saat ini sudah sangat murni sebab apabila tidak murni akan

memicu imunogenitas resistensi lipoatrofi atau lipohipertrofi

Insulin diperlukan pada keadaan

Penurunan berat badan yang cepat

Hiperglikemia berat yang disertai ketosis

Ketoasidosis diabetik

Hiperglikemia hiperosmolar non ketotik

Hiperglikemia dengan asidosis laktat

Gagal dengan kombinasi OHO dosis optimal

Stres berat (infeksi sistemik operasi besar IMA stroke)

Kehamilan dengan DMdiabetes melitus gestasional yang tidak terkendali

dengan perencanaan makan

Gangguan fungsi ginjal atau hati yang berat

Kontraindikasi dan atau alergi terhadap OHO

Cara pemberian insulin ada beberapa macam

a) intra vena bekerja sangat cepat yakni dalam 2-5 menit akan terjadi penurunan

glukosa darah

b) intramuskuler penyerapannya lebih cepat 2 kali lipat daripada subkutan

24

c) subkutan penyerapanya tergantung lokasi penyuntikan pemijatan kedalaman

konsentrasi Lokasi abdomen lebih cepat dari paha maupun lengan Jenis

insulin human lebih cepat dari insulin animal insulin analog lebih cepat dari

insulin human

Insulin diberikan subkutan dengan tujuan mempertahankan kadar gula darah

dalam batas normal sepanjang hari yaitu 80-120 mg saat puasa dan 80-160 mg

setelah makan Untuk pasien usia diatas 60 tahun batas ini lebih tinggi yaitu puasa

kurang dari 150 mg dan kurang dari 200 mg setelah makan Karena kadar

gula darah memang naik turun sepanjang hari maka sesekali kadar ini mungkin

lebih dari 180 mg (10 mmolliter) tetapi kadar lembah (through) dalam sehari

harus diusahakan tidak lebih rendah dari 70 mg (4 mmolliter) Insulin

sebaiknya disuntikkan di tempat yang berbeda tetapi paling baik dibawah kulit

perut

Dosis dan frekuensi penyuntikan ditentukan berdasarkan kebutuhan setiap

pasien akan insulin Untuk tujuan pengobatan dosis insulin dinyatakan dalam unit

(U) Setiap unit merupakan jumlah yang diperlukan untuk menurunkan kadar gula

darah kelinci sebanyak 45 mg dalam bioassay Sediaan homogen human insulin

mengandung 25-30 IUmg

H Komplikasi DM

1 Makrovaskular stroke penyakit jantung koroner ulkus gangren

2 Mikrovaskular retina (retinopati) dan ginjal (gagal ginjal kronik) syaraf

(stroke neuropati)

3 Koma hiperglikemi hipoglikemi stroke

25

BAB IV

PENUTUP

Telah dilaporkan laporan kasus seorang penderita perempuan (51 tahun)

dengan diagnosis DM type 2 telah dirawat di ruang Penyakit Dalam kelas III

RSUD ldquoKANJURUHANrdquo KEPANJEN dari tanggal 12 Desember 2012 Pasien

datang dengan keluhan badan lemas Pasien juga mengeluh pusing dan mual serta

kaki kirinya sering kesemutan terutama 1 minggu terakhir ini Hasil Pemeriksaan

laboratorium didapatkan peningkatan kadar glukosa darah sewaktu puasa dan 2

jam PP

Diabetes melitus (DM) merupakan suatu kelompok penyakit metabolik

dengan karakteristik hiperglikemia (meningkatanya kadar gula darah) yang terjadi

karena kelainan sekresi insulin kerja insulin atau keduanya Etiologinya bisa

disebabkan oleh DM type I DM type II DM type lain dan DM gestational

Manifestasi klinis penderita kencing manis umumnya menampakkan tanda

dan gejala dibawah ini meskipun tidak semua dialami oleh penderita

1 Jumlah urine yang dikeluarkan lebih banyak (Polyuria)

2 Sering atau cepat merasa hausdahaga (Polydipsia)

3 Lapar yang berlebihan atau makan banyak (Polyphagia)

4 Frekwensi urine meningkatkencing terus (Glycosuria)

5 Kehilangan berat badan yang tidak jelas sebabnya

6 Kesemutanmati rasa pada ujung syaraf ditelapak tangan amp kaki

7 Cepat lelah dan lemah setiap waktu

26

8 Mengalami rabun penglihatan secara tiba-tiba

9 Apabila lukatergores (korengan) lambat penyembuhannya

10 Mudah terkena infeksi terutama pada kulit

Diagnosis dari DM dapat ditegakkan melalui anamnesa pemeriksaan fisik

dan pemeriksaan penunjang Penderita diabetes tipe 1 umumnya menjalani

pengobatan therapi insulin yang berkesinambungan selain itu adalah dengan

berolahraga secukupnya serta melakukan pengontrolan menu makanan (diet)

Sedangkan pada penderita diabetes mellitus tipe 2 penatalaksanaan pengobatan

dan penanganan difokuskan pada gaya hidup dan aktivitas fisik Pengontrolan

nilai kadar gula dalam darah adalah menjadi kunci program pengobatan yaitu

dengan mengurangi berat badan diet dan berolahraga Jika hal ini tidak mencapai

hasil yang diharapkan maka pemberian obat tablet akan diperlukan Bahkan

pemberian suntikan insulin turut diperlukan bila tablet tidak mengatasi

pengontrolan kadar gula darah

27

DAFTAR PUSTAKA

1 Alwi Shahab 2006 Diagnosis Dan Penatalaksanaan Diabetes Melitus

httpdokter-alwicomdiabeteshtml

2 Askandar 1999 Diabetes Melitus klasifikasi Diagnosis dan Terapied 3 PT

Gramedia Pustaka Utama Jakarta

3 Danu Yudistira 27 of Sep 2010 Indikasi Penggunaan Insulin pada Penderita

Diabetes Melitus Tipe II httpindodiabetescomstandar-terbaru-kriteria-

diagnosis-diabetes-2010html

4 Harun S 2002 Buku Ajar Ilmu Penyakit Dalam Edisi II Jakarta

Departemen Ilmu Penyakit Dalam Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia

5 Konsensus Pengelolaan Dan Pencegahan Diabetes Mellitus Tipe 2 Diakses

15 desember 2012 httpwwwperkeniorg

page=proyek_improving_diabetes_health

6 Megawati Studi Penggunaan Insulin Dan Oral Antidiabetika Pada Penderita

Diabetes Mellitus Tipe 2 Di Instalasi Rawat Inap Rsu Dr Saiful Anwar

Malang httpwwwfkumyecasenet

28

Page 14: Lapsus DM Izzy

DM tipe lain

A Defek genetik fungsi sel beta

- Maturity Onset Diabetes of the Young (MODY) 123

- DNA mitokondria

B Defek genetik kerja insulin

C Penyakit endokrin pankreas

- Pankreatitis

- Tumor pankreas pankreatektomi

- Pankreatopati fibrokalkulus

D Endokrinopati

- Akromegali

- Sindrom Cushing

- Feokromositoma

- Hipertiroidisme

E Karena obatzat kimia

- Vacor pentamidin asam nikotinat

- Glukokortikoid hormon tiroid

14

- Tiazid dilantin interferon alfa dan lain-lain

F Infeksi

- Rubella kongenital Cytomegalovirus (CMV)

G Sebab imunologi yang jarang

- Antibodi anti insulin

H Sindrom genetik lain yang berkaitan dengan DM

- Sindrom Down sindrom Kleinfelter sindrom Turner dan lain-lain

DM pada masa kehamilan (Gestasional)

Klasifikasi DM dengan Kehamilan menurut Pyke

- Klas I Gestasional diabetes yaitu diabetes yang timbul pada waktu hamil

dan menghilang setelah melahirkan

- Klas II Pregestasional diabetes yaitu diabetes mulai sejak sebelum hamil

dan berlanjut setelah hamil

- Klas III Pregestasional diabetes yang disertai dengan komplikasi penyakit

pembuluh darah seperti retinopati nefropati penyakit pemburuh darah

panggul dan pembuluh darah perifer

90 dari wanita hamil yang menderita Diabetes termasuk ke dalam kategori

DM Gestasional (Tipe II) dan DM yang tergantung pada insulin (Insulin

Dependent Diabetes Mellitus = IDDM tipe I)

15

C Patofisiologi

Pada diabetes tipe 2 yang umumnya diawali dengan terjadinya resistensi

insulin Awalnya resistensi belum mengakibatkan diabetes secara klinis Pada saat

tersebut sel beta pancreas masih dapat mengkompensasi keadaan ini dan terjadi

suatu hiperinsulinemia dan glukosa darah masih normal atau baru sedikit

meningkat Kemudian setelah terjadi ketidak sanggupan sel beta pancreas baru

akan terjadi diabetes mellitus secara klinis yang ditandai dengan peningkatan

kadar gula darah yang memenuhi criteria diagnose diabetes

Dengan dasar pengetahuan ini maka dapat diperkirakan bahwa dalam

pengelolaan diabetes tipe 2 sesuai dengan kelainan dasar yang terjadi pada saat

tersebut

1 resistensi insulin pada jaringan lemak otot dan hati

2 kenaikan produksi glukosa oleh hati

3 kekurangan sekresi insulin oleh pancreas

16

D Penyebab DM

E Diagnosis

Kriteria Diagnosis

1 Gejala klasik DM + gula darah sewaktu gt200 mgdl Gula darah sewaktu

merupakan hasil pemeriksaan sesaat pada suatu hari tanpa memperhatikan

waktu makan terakhir

Atau

2 Kadar gula darah puasa gt 126 mgdl Puasa diartikan pasien tidak mendapat

kalori tambahan sedikitnya 8 jam

Atau

17

3 Kadar gula darah 2 jam pada TTGO gt 200 mgdl TTGO dilakukan dengan

Standard WHO menggunakan beban glukosa yang setara dengan 75 g

glukosa anhidrus yang dilarutkan dalam air

18

Pemeriksaan Laboratorium

Cara pelaksanaan TTGO (WHO 1994)

bull Tiga hari sebelum pemeriksaan tetap makan seperti kebiasaan sehari-hari

(dengan karbohidrat yang cukup) dan tetap melakukan kegiatan jasmani

seperti biasa

bull Berpuasa paling sedikit 8 jam (mulai malam hari) sebelum pemeriksaan

minum air putih tanpa gula tetap diperbolehkan

bull Diperiksa kadar glukosa darah puasa

bull Diberikan glukosa 75 g (orang dewasa) atau 175 gKg BB (anak-anak)

dilarutkan dalam 250 ml air dan diminum dalam waktu 5 menit

bull Berpuasa kembali sampai pengambilan sampel darah untuk pemeriksaan 2

jam setelah minum larutan glukosa selesai

bull Diperiksa kadar glukosa darah 2 jam sesudah beban glukosa

bull Selama proses pemeriksaan subyek yang diperiksa tetap istirahat dan tidak

merokok

19

Apabila hasil pemeriksaan tidak memenuhi criteria normal atau DM maka

dapat digolongkan kedalam kelompok TGT (Toleransi Glukosa Terganggu)

atau GDPT (Glukosa Darah Puasa Terganggu) dari hasil yang diperoleh

- TGT glukosa darah plasma 2 jam setelah pembebanan antara 140 ndash 199

mgdl

- GDPT glukosa darah puasa antara 100 ndash 125mgdl

Reduksi Urine

Pemeriksaan reduksi urine merupakan bagian dari pemeriksaan urine rutin

yang selalu dilakukan diklinik Hasil yang (+) menunjukkan adanya

glukosuria Beberapa hal yang perlu diingat dari hasil pemeriksaan reduksi

urine adalah

Digunakan pada pemeriksaan pertama sekali untuk tes skrining bukan

untuk menegakkan

Diagnosis

Nilai (+) sampai (++++)

Jika reduksi (+) masih mungkin oleh sebab lain seperti renal glukosuria

obat-obatan dan lainnya

Reduksi (++) kemungkinan KGD 200 ndash300 mg

Reduksi (+++) kemungkinan KGD 300 ndash400 mg

Reduksi (++++) kemungkinan KGD 1048725 400mg

20

Dapat digunakan untuk kontrol hasil pengobatan

Bila ada gangguan fungsi ginjal tidak bisa dijadikan pedoman

F Manifestasi Klinik

Tanda awal yang dapat diketahui bahwa seseorang menderita DM atau

kencing manis yaitu dilihat langsung dari efek peningkatan kadar gula darah

dimana peningkatan kadar gula dalam darah mencapai nilai 160 - 180 mgdL dan

air seni (urine) penderita kencing manis yang mengandung gula (glucose)

sehingga urine sering dilebung atau dikerubuti semut

Penderita kencing manis umumnya menampakkan tanda dan gejala dibawah

ini meskipun tidak semua dialami oleh penderita

1 Jumlah urine yang dikeluarkan lebih banyak (Polyuria)

2 Sering atau cepat merasa hausdahaga (Polydipsia)

3 Lapar yang berlebihan atau makan banyak (Polyphagia)

4 Frekwensi urine meningkatkencing terus (Glycosuria)

5 Kehilangan berat badan yang tidak jelas sebabnya

6 Kesemutanmati rasa pada ujung syaraf ditelapak tangan amp kaki

7 Cepat lelah dan lemah setiap waktu

8 Mengalami rabun penglihatan secara tiba-tiba

9 Apabila lukatergores (korengan) lambat penyembuhannya

10Mudah terkena infeksi terutama pada kulit

Kondisi kadar gula yang drastis menurun akan cepat menyebabkan

seseorang tidak sadarkan diri bahkan memasuki tahapan koma

21

G Penatalaksanaan

Penderita diabetes tipe 1 umumnya menjalani pengobatan therapi insulin

(LantusLevemir Humalog Novolog atau Apidra) yang berkesinambungan selain

itu adalah dengan berolahraga secukupnya serta melakukan pengontrolan menu

makanan (diet)

Pada penderita diabetes mellitus tipe 2 penatalaksanaan pengobatan dan

penanganan difokuskan pada gaya hidup dan aktivitas fisik Pengontrolan nilai

kadar gula dalam darah adalah menjadi kunci program pengobatan yaitu dengan

mengurangi berat badan diet dan berolahraga Jika hal ini tidak mencapai hasil

yang diharapkan maka pemberian obat tablet akan diperlukan Bahkan pemberian

suntikan insulin turut diperlukan bila tablet tidak mengatasi pengontrolan kadar

gula darah

Terapi farmakologis diberikan bersama dengan pengaturan makan dan latihan

jasmani (gaya hidup sehat) Terapi farmakologis terdiri dari obat oral dan bentuk

suntikan

1 Obat hipoglikemik oral

Berdasarkan cara kerjanya OHO dibagi menjadi 5 golongan

A Pemicu sekresi insulin (insulin secretagogue) sulfonylurea dan glinid

B Peningkat sensitivitas terhadap insulin metformin dan tiazolidindion

C Penghambat glukoneogenesis (metformin)

D Penghambat absorpsi glukosa penghambat glukosidase alfa

E DPP-IV inhibitor

22

2 Suntikan

A Insulin

B Agonis GLP-1incretin mimetic

A Insulin

Insulin sampai saat ini dikelompokkan menjadi beberapa jenis antara lain

1 Kerja cepat (rapid acting)

Contoh Actrapid Humulin RReguler Insulin (Crystal Zinc Insulin)

Bentuknya larutan jernih efek puncak 2-4 jam setelah penyuntikan durasi

kerja sampai 6 jam Merupakan satu-satunya insulin yang dapat dipergunakan

secara intra vena Bisa dicampur dengan insulin kerja menengah atau insulin

kerja panjang

2 Kerja menengah (intermediate acting)

23

Contoh Insulatard Monotard Humulin N NPH Insulin Lente Dengan

menambah protamin (NPH Neutral Protamin Hagedom) atau zinc (pada

insulin lente) maka bentuknya menjadi suspensi yang akan memperlambat

absorpsi sehingga efek menjadi lebih panjang Bentuk NPH tidak imunogenik

karena protamin bukanlah protein

3 Kerja panjang ( long acting)

Contoh Insulin Glargine Insulin Ultralente PZI Insulin bentuk ini diperlukan

untuk tujuan mempertahankan insulin basal yang konstan Semua jenis insulin

yang beredar saat ini sudah sangat murni sebab apabila tidak murni akan

memicu imunogenitas resistensi lipoatrofi atau lipohipertrofi

Insulin diperlukan pada keadaan

Penurunan berat badan yang cepat

Hiperglikemia berat yang disertai ketosis

Ketoasidosis diabetik

Hiperglikemia hiperosmolar non ketotik

Hiperglikemia dengan asidosis laktat

Gagal dengan kombinasi OHO dosis optimal

Stres berat (infeksi sistemik operasi besar IMA stroke)

Kehamilan dengan DMdiabetes melitus gestasional yang tidak terkendali

dengan perencanaan makan

Gangguan fungsi ginjal atau hati yang berat

Kontraindikasi dan atau alergi terhadap OHO

Cara pemberian insulin ada beberapa macam

a) intra vena bekerja sangat cepat yakni dalam 2-5 menit akan terjadi penurunan

glukosa darah

b) intramuskuler penyerapannya lebih cepat 2 kali lipat daripada subkutan

24

c) subkutan penyerapanya tergantung lokasi penyuntikan pemijatan kedalaman

konsentrasi Lokasi abdomen lebih cepat dari paha maupun lengan Jenis

insulin human lebih cepat dari insulin animal insulin analog lebih cepat dari

insulin human

Insulin diberikan subkutan dengan tujuan mempertahankan kadar gula darah

dalam batas normal sepanjang hari yaitu 80-120 mg saat puasa dan 80-160 mg

setelah makan Untuk pasien usia diatas 60 tahun batas ini lebih tinggi yaitu puasa

kurang dari 150 mg dan kurang dari 200 mg setelah makan Karena kadar

gula darah memang naik turun sepanjang hari maka sesekali kadar ini mungkin

lebih dari 180 mg (10 mmolliter) tetapi kadar lembah (through) dalam sehari

harus diusahakan tidak lebih rendah dari 70 mg (4 mmolliter) Insulin

sebaiknya disuntikkan di tempat yang berbeda tetapi paling baik dibawah kulit

perut

Dosis dan frekuensi penyuntikan ditentukan berdasarkan kebutuhan setiap

pasien akan insulin Untuk tujuan pengobatan dosis insulin dinyatakan dalam unit

(U) Setiap unit merupakan jumlah yang diperlukan untuk menurunkan kadar gula

darah kelinci sebanyak 45 mg dalam bioassay Sediaan homogen human insulin

mengandung 25-30 IUmg

H Komplikasi DM

1 Makrovaskular stroke penyakit jantung koroner ulkus gangren

2 Mikrovaskular retina (retinopati) dan ginjal (gagal ginjal kronik) syaraf

(stroke neuropati)

3 Koma hiperglikemi hipoglikemi stroke

25

BAB IV

PENUTUP

Telah dilaporkan laporan kasus seorang penderita perempuan (51 tahun)

dengan diagnosis DM type 2 telah dirawat di ruang Penyakit Dalam kelas III

RSUD ldquoKANJURUHANrdquo KEPANJEN dari tanggal 12 Desember 2012 Pasien

datang dengan keluhan badan lemas Pasien juga mengeluh pusing dan mual serta

kaki kirinya sering kesemutan terutama 1 minggu terakhir ini Hasil Pemeriksaan

laboratorium didapatkan peningkatan kadar glukosa darah sewaktu puasa dan 2

jam PP

Diabetes melitus (DM) merupakan suatu kelompok penyakit metabolik

dengan karakteristik hiperglikemia (meningkatanya kadar gula darah) yang terjadi

karena kelainan sekresi insulin kerja insulin atau keduanya Etiologinya bisa

disebabkan oleh DM type I DM type II DM type lain dan DM gestational

Manifestasi klinis penderita kencing manis umumnya menampakkan tanda

dan gejala dibawah ini meskipun tidak semua dialami oleh penderita

1 Jumlah urine yang dikeluarkan lebih banyak (Polyuria)

2 Sering atau cepat merasa hausdahaga (Polydipsia)

3 Lapar yang berlebihan atau makan banyak (Polyphagia)

4 Frekwensi urine meningkatkencing terus (Glycosuria)

5 Kehilangan berat badan yang tidak jelas sebabnya

6 Kesemutanmati rasa pada ujung syaraf ditelapak tangan amp kaki

7 Cepat lelah dan lemah setiap waktu

26

8 Mengalami rabun penglihatan secara tiba-tiba

9 Apabila lukatergores (korengan) lambat penyembuhannya

10 Mudah terkena infeksi terutama pada kulit

Diagnosis dari DM dapat ditegakkan melalui anamnesa pemeriksaan fisik

dan pemeriksaan penunjang Penderita diabetes tipe 1 umumnya menjalani

pengobatan therapi insulin yang berkesinambungan selain itu adalah dengan

berolahraga secukupnya serta melakukan pengontrolan menu makanan (diet)

Sedangkan pada penderita diabetes mellitus tipe 2 penatalaksanaan pengobatan

dan penanganan difokuskan pada gaya hidup dan aktivitas fisik Pengontrolan

nilai kadar gula dalam darah adalah menjadi kunci program pengobatan yaitu

dengan mengurangi berat badan diet dan berolahraga Jika hal ini tidak mencapai

hasil yang diharapkan maka pemberian obat tablet akan diperlukan Bahkan

pemberian suntikan insulin turut diperlukan bila tablet tidak mengatasi

pengontrolan kadar gula darah

27

DAFTAR PUSTAKA

1 Alwi Shahab 2006 Diagnosis Dan Penatalaksanaan Diabetes Melitus

httpdokter-alwicomdiabeteshtml

2 Askandar 1999 Diabetes Melitus klasifikasi Diagnosis dan Terapied 3 PT

Gramedia Pustaka Utama Jakarta

3 Danu Yudistira 27 of Sep 2010 Indikasi Penggunaan Insulin pada Penderita

Diabetes Melitus Tipe II httpindodiabetescomstandar-terbaru-kriteria-

diagnosis-diabetes-2010html

4 Harun S 2002 Buku Ajar Ilmu Penyakit Dalam Edisi II Jakarta

Departemen Ilmu Penyakit Dalam Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia

5 Konsensus Pengelolaan Dan Pencegahan Diabetes Mellitus Tipe 2 Diakses

15 desember 2012 httpwwwperkeniorg

page=proyek_improving_diabetes_health

6 Megawati Studi Penggunaan Insulin Dan Oral Antidiabetika Pada Penderita

Diabetes Mellitus Tipe 2 Di Instalasi Rawat Inap Rsu Dr Saiful Anwar

Malang httpwwwfkumyecasenet

28

Page 15: Lapsus DM Izzy

- Tiazid dilantin interferon alfa dan lain-lain

F Infeksi

- Rubella kongenital Cytomegalovirus (CMV)

G Sebab imunologi yang jarang

- Antibodi anti insulin

H Sindrom genetik lain yang berkaitan dengan DM

- Sindrom Down sindrom Kleinfelter sindrom Turner dan lain-lain

DM pada masa kehamilan (Gestasional)

Klasifikasi DM dengan Kehamilan menurut Pyke

- Klas I Gestasional diabetes yaitu diabetes yang timbul pada waktu hamil

dan menghilang setelah melahirkan

- Klas II Pregestasional diabetes yaitu diabetes mulai sejak sebelum hamil

dan berlanjut setelah hamil

- Klas III Pregestasional diabetes yang disertai dengan komplikasi penyakit

pembuluh darah seperti retinopati nefropati penyakit pemburuh darah

panggul dan pembuluh darah perifer

90 dari wanita hamil yang menderita Diabetes termasuk ke dalam kategori

DM Gestasional (Tipe II) dan DM yang tergantung pada insulin (Insulin

Dependent Diabetes Mellitus = IDDM tipe I)

15

C Patofisiologi

Pada diabetes tipe 2 yang umumnya diawali dengan terjadinya resistensi

insulin Awalnya resistensi belum mengakibatkan diabetes secara klinis Pada saat

tersebut sel beta pancreas masih dapat mengkompensasi keadaan ini dan terjadi

suatu hiperinsulinemia dan glukosa darah masih normal atau baru sedikit

meningkat Kemudian setelah terjadi ketidak sanggupan sel beta pancreas baru

akan terjadi diabetes mellitus secara klinis yang ditandai dengan peningkatan

kadar gula darah yang memenuhi criteria diagnose diabetes

Dengan dasar pengetahuan ini maka dapat diperkirakan bahwa dalam

pengelolaan diabetes tipe 2 sesuai dengan kelainan dasar yang terjadi pada saat

tersebut

1 resistensi insulin pada jaringan lemak otot dan hati

2 kenaikan produksi glukosa oleh hati

3 kekurangan sekresi insulin oleh pancreas

16

D Penyebab DM

E Diagnosis

Kriteria Diagnosis

1 Gejala klasik DM + gula darah sewaktu gt200 mgdl Gula darah sewaktu

merupakan hasil pemeriksaan sesaat pada suatu hari tanpa memperhatikan

waktu makan terakhir

Atau

2 Kadar gula darah puasa gt 126 mgdl Puasa diartikan pasien tidak mendapat

kalori tambahan sedikitnya 8 jam

Atau

17

3 Kadar gula darah 2 jam pada TTGO gt 200 mgdl TTGO dilakukan dengan

Standard WHO menggunakan beban glukosa yang setara dengan 75 g

glukosa anhidrus yang dilarutkan dalam air

18

Pemeriksaan Laboratorium

Cara pelaksanaan TTGO (WHO 1994)

bull Tiga hari sebelum pemeriksaan tetap makan seperti kebiasaan sehari-hari

(dengan karbohidrat yang cukup) dan tetap melakukan kegiatan jasmani

seperti biasa

bull Berpuasa paling sedikit 8 jam (mulai malam hari) sebelum pemeriksaan

minum air putih tanpa gula tetap diperbolehkan

bull Diperiksa kadar glukosa darah puasa

bull Diberikan glukosa 75 g (orang dewasa) atau 175 gKg BB (anak-anak)

dilarutkan dalam 250 ml air dan diminum dalam waktu 5 menit

bull Berpuasa kembali sampai pengambilan sampel darah untuk pemeriksaan 2

jam setelah minum larutan glukosa selesai

bull Diperiksa kadar glukosa darah 2 jam sesudah beban glukosa

bull Selama proses pemeriksaan subyek yang diperiksa tetap istirahat dan tidak

merokok

19

Apabila hasil pemeriksaan tidak memenuhi criteria normal atau DM maka

dapat digolongkan kedalam kelompok TGT (Toleransi Glukosa Terganggu)

atau GDPT (Glukosa Darah Puasa Terganggu) dari hasil yang diperoleh

- TGT glukosa darah plasma 2 jam setelah pembebanan antara 140 ndash 199

mgdl

- GDPT glukosa darah puasa antara 100 ndash 125mgdl

Reduksi Urine

Pemeriksaan reduksi urine merupakan bagian dari pemeriksaan urine rutin

yang selalu dilakukan diklinik Hasil yang (+) menunjukkan adanya

glukosuria Beberapa hal yang perlu diingat dari hasil pemeriksaan reduksi

urine adalah

Digunakan pada pemeriksaan pertama sekali untuk tes skrining bukan

untuk menegakkan

Diagnosis

Nilai (+) sampai (++++)

Jika reduksi (+) masih mungkin oleh sebab lain seperti renal glukosuria

obat-obatan dan lainnya

Reduksi (++) kemungkinan KGD 200 ndash300 mg

Reduksi (+++) kemungkinan KGD 300 ndash400 mg

Reduksi (++++) kemungkinan KGD 1048725 400mg

20

Dapat digunakan untuk kontrol hasil pengobatan

Bila ada gangguan fungsi ginjal tidak bisa dijadikan pedoman

F Manifestasi Klinik

Tanda awal yang dapat diketahui bahwa seseorang menderita DM atau

kencing manis yaitu dilihat langsung dari efek peningkatan kadar gula darah

dimana peningkatan kadar gula dalam darah mencapai nilai 160 - 180 mgdL dan

air seni (urine) penderita kencing manis yang mengandung gula (glucose)

sehingga urine sering dilebung atau dikerubuti semut

Penderita kencing manis umumnya menampakkan tanda dan gejala dibawah

ini meskipun tidak semua dialami oleh penderita

1 Jumlah urine yang dikeluarkan lebih banyak (Polyuria)

2 Sering atau cepat merasa hausdahaga (Polydipsia)

3 Lapar yang berlebihan atau makan banyak (Polyphagia)

4 Frekwensi urine meningkatkencing terus (Glycosuria)

5 Kehilangan berat badan yang tidak jelas sebabnya

6 Kesemutanmati rasa pada ujung syaraf ditelapak tangan amp kaki

7 Cepat lelah dan lemah setiap waktu

8 Mengalami rabun penglihatan secara tiba-tiba

9 Apabila lukatergores (korengan) lambat penyembuhannya

10Mudah terkena infeksi terutama pada kulit

Kondisi kadar gula yang drastis menurun akan cepat menyebabkan

seseorang tidak sadarkan diri bahkan memasuki tahapan koma

21

G Penatalaksanaan

Penderita diabetes tipe 1 umumnya menjalani pengobatan therapi insulin

(LantusLevemir Humalog Novolog atau Apidra) yang berkesinambungan selain

itu adalah dengan berolahraga secukupnya serta melakukan pengontrolan menu

makanan (diet)

Pada penderita diabetes mellitus tipe 2 penatalaksanaan pengobatan dan

penanganan difokuskan pada gaya hidup dan aktivitas fisik Pengontrolan nilai

kadar gula dalam darah adalah menjadi kunci program pengobatan yaitu dengan

mengurangi berat badan diet dan berolahraga Jika hal ini tidak mencapai hasil

yang diharapkan maka pemberian obat tablet akan diperlukan Bahkan pemberian

suntikan insulin turut diperlukan bila tablet tidak mengatasi pengontrolan kadar

gula darah

Terapi farmakologis diberikan bersama dengan pengaturan makan dan latihan

jasmani (gaya hidup sehat) Terapi farmakologis terdiri dari obat oral dan bentuk

suntikan

1 Obat hipoglikemik oral

Berdasarkan cara kerjanya OHO dibagi menjadi 5 golongan

A Pemicu sekresi insulin (insulin secretagogue) sulfonylurea dan glinid

B Peningkat sensitivitas terhadap insulin metformin dan tiazolidindion

C Penghambat glukoneogenesis (metformin)

D Penghambat absorpsi glukosa penghambat glukosidase alfa

E DPP-IV inhibitor

22

2 Suntikan

A Insulin

B Agonis GLP-1incretin mimetic

A Insulin

Insulin sampai saat ini dikelompokkan menjadi beberapa jenis antara lain

1 Kerja cepat (rapid acting)

Contoh Actrapid Humulin RReguler Insulin (Crystal Zinc Insulin)

Bentuknya larutan jernih efek puncak 2-4 jam setelah penyuntikan durasi

kerja sampai 6 jam Merupakan satu-satunya insulin yang dapat dipergunakan

secara intra vena Bisa dicampur dengan insulin kerja menengah atau insulin

kerja panjang

2 Kerja menengah (intermediate acting)

23

Contoh Insulatard Monotard Humulin N NPH Insulin Lente Dengan

menambah protamin (NPH Neutral Protamin Hagedom) atau zinc (pada

insulin lente) maka bentuknya menjadi suspensi yang akan memperlambat

absorpsi sehingga efek menjadi lebih panjang Bentuk NPH tidak imunogenik

karena protamin bukanlah protein

3 Kerja panjang ( long acting)

Contoh Insulin Glargine Insulin Ultralente PZI Insulin bentuk ini diperlukan

untuk tujuan mempertahankan insulin basal yang konstan Semua jenis insulin

yang beredar saat ini sudah sangat murni sebab apabila tidak murni akan

memicu imunogenitas resistensi lipoatrofi atau lipohipertrofi

Insulin diperlukan pada keadaan

Penurunan berat badan yang cepat

Hiperglikemia berat yang disertai ketosis

Ketoasidosis diabetik

Hiperglikemia hiperosmolar non ketotik

Hiperglikemia dengan asidosis laktat

Gagal dengan kombinasi OHO dosis optimal

Stres berat (infeksi sistemik operasi besar IMA stroke)

Kehamilan dengan DMdiabetes melitus gestasional yang tidak terkendali

dengan perencanaan makan

Gangguan fungsi ginjal atau hati yang berat

Kontraindikasi dan atau alergi terhadap OHO

Cara pemberian insulin ada beberapa macam

a) intra vena bekerja sangat cepat yakni dalam 2-5 menit akan terjadi penurunan

glukosa darah

b) intramuskuler penyerapannya lebih cepat 2 kali lipat daripada subkutan

24

c) subkutan penyerapanya tergantung lokasi penyuntikan pemijatan kedalaman

konsentrasi Lokasi abdomen lebih cepat dari paha maupun lengan Jenis

insulin human lebih cepat dari insulin animal insulin analog lebih cepat dari

insulin human

Insulin diberikan subkutan dengan tujuan mempertahankan kadar gula darah

dalam batas normal sepanjang hari yaitu 80-120 mg saat puasa dan 80-160 mg

setelah makan Untuk pasien usia diatas 60 tahun batas ini lebih tinggi yaitu puasa

kurang dari 150 mg dan kurang dari 200 mg setelah makan Karena kadar

gula darah memang naik turun sepanjang hari maka sesekali kadar ini mungkin

lebih dari 180 mg (10 mmolliter) tetapi kadar lembah (through) dalam sehari

harus diusahakan tidak lebih rendah dari 70 mg (4 mmolliter) Insulin

sebaiknya disuntikkan di tempat yang berbeda tetapi paling baik dibawah kulit

perut

Dosis dan frekuensi penyuntikan ditentukan berdasarkan kebutuhan setiap

pasien akan insulin Untuk tujuan pengobatan dosis insulin dinyatakan dalam unit

(U) Setiap unit merupakan jumlah yang diperlukan untuk menurunkan kadar gula

darah kelinci sebanyak 45 mg dalam bioassay Sediaan homogen human insulin

mengandung 25-30 IUmg

H Komplikasi DM

1 Makrovaskular stroke penyakit jantung koroner ulkus gangren

2 Mikrovaskular retina (retinopati) dan ginjal (gagal ginjal kronik) syaraf

(stroke neuropati)

3 Koma hiperglikemi hipoglikemi stroke

25

BAB IV

PENUTUP

Telah dilaporkan laporan kasus seorang penderita perempuan (51 tahun)

dengan diagnosis DM type 2 telah dirawat di ruang Penyakit Dalam kelas III

RSUD ldquoKANJURUHANrdquo KEPANJEN dari tanggal 12 Desember 2012 Pasien

datang dengan keluhan badan lemas Pasien juga mengeluh pusing dan mual serta

kaki kirinya sering kesemutan terutama 1 minggu terakhir ini Hasil Pemeriksaan

laboratorium didapatkan peningkatan kadar glukosa darah sewaktu puasa dan 2

jam PP

Diabetes melitus (DM) merupakan suatu kelompok penyakit metabolik

dengan karakteristik hiperglikemia (meningkatanya kadar gula darah) yang terjadi

karena kelainan sekresi insulin kerja insulin atau keduanya Etiologinya bisa

disebabkan oleh DM type I DM type II DM type lain dan DM gestational

Manifestasi klinis penderita kencing manis umumnya menampakkan tanda

dan gejala dibawah ini meskipun tidak semua dialami oleh penderita

1 Jumlah urine yang dikeluarkan lebih banyak (Polyuria)

2 Sering atau cepat merasa hausdahaga (Polydipsia)

3 Lapar yang berlebihan atau makan banyak (Polyphagia)

4 Frekwensi urine meningkatkencing terus (Glycosuria)

5 Kehilangan berat badan yang tidak jelas sebabnya

6 Kesemutanmati rasa pada ujung syaraf ditelapak tangan amp kaki

7 Cepat lelah dan lemah setiap waktu

26

8 Mengalami rabun penglihatan secara tiba-tiba

9 Apabila lukatergores (korengan) lambat penyembuhannya

10 Mudah terkena infeksi terutama pada kulit

Diagnosis dari DM dapat ditegakkan melalui anamnesa pemeriksaan fisik

dan pemeriksaan penunjang Penderita diabetes tipe 1 umumnya menjalani

pengobatan therapi insulin yang berkesinambungan selain itu adalah dengan

berolahraga secukupnya serta melakukan pengontrolan menu makanan (diet)

Sedangkan pada penderita diabetes mellitus tipe 2 penatalaksanaan pengobatan

dan penanganan difokuskan pada gaya hidup dan aktivitas fisik Pengontrolan

nilai kadar gula dalam darah adalah menjadi kunci program pengobatan yaitu

dengan mengurangi berat badan diet dan berolahraga Jika hal ini tidak mencapai

hasil yang diharapkan maka pemberian obat tablet akan diperlukan Bahkan

pemberian suntikan insulin turut diperlukan bila tablet tidak mengatasi

pengontrolan kadar gula darah

27

DAFTAR PUSTAKA

1 Alwi Shahab 2006 Diagnosis Dan Penatalaksanaan Diabetes Melitus

httpdokter-alwicomdiabeteshtml

2 Askandar 1999 Diabetes Melitus klasifikasi Diagnosis dan Terapied 3 PT

Gramedia Pustaka Utama Jakarta

3 Danu Yudistira 27 of Sep 2010 Indikasi Penggunaan Insulin pada Penderita

Diabetes Melitus Tipe II httpindodiabetescomstandar-terbaru-kriteria-

diagnosis-diabetes-2010html

4 Harun S 2002 Buku Ajar Ilmu Penyakit Dalam Edisi II Jakarta

Departemen Ilmu Penyakit Dalam Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia

5 Konsensus Pengelolaan Dan Pencegahan Diabetes Mellitus Tipe 2 Diakses

15 desember 2012 httpwwwperkeniorg

page=proyek_improving_diabetes_health

6 Megawati Studi Penggunaan Insulin Dan Oral Antidiabetika Pada Penderita

Diabetes Mellitus Tipe 2 Di Instalasi Rawat Inap Rsu Dr Saiful Anwar

Malang httpwwwfkumyecasenet

28

Page 16: Lapsus DM Izzy

C Patofisiologi

Pada diabetes tipe 2 yang umumnya diawali dengan terjadinya resistensi

insulin Awalnya resistensi belum mengakibatkan diabetes secara klinis Pada saat

tersebut sel beta pancreas masih dapat mengkompensasi keadaan ini dan terjadi

suatu hiperinsulinemia dan glukosa darah masih normal atau baru sedikit

meningkat Kemudian setelah terjadi ketidak sanggupan sel beta pancreas baru

akan terjadi diabetes mellitus secara klinis yang ditandai dengan peningkatan

kadar gula darah yang memenuhi criteria diagnose diabetes

Dengan dasar pengetahuan ini maka dapat diperkirakan bahwa dalam

pengelolaan diabetes tipe 2 sesuai dengan kelainan dasar yang terjadi pada saat

tersebut

1 resistensi insulin pada jaringan lemak otot dan hati

2 kenaikan produksi glukosa oleh hati

3 kekurangan sekresi insulin oleh pancreas

16

D Penyebab DM

E Diagnosis

Kriteria Diagnosis

1 Gejala klasik DM + gula darah sewaktu gt200 mgdl Gula darah sewaktu

merupakan hasil pemeriksaan sesaat pada suatu hari tanpa memperhatikan

waktu makan terakhir

Atau

2 Kadar gula darah puasa gt 126 mgdl Puasa diartikan pasien tidak mendapat

kalori tambahan sedikitnya 8 jam

Atau

17

3 Kadar gula darah 2 jam pada TTGO gt 200 mgdl TTGO dilakukan dengan

Standard WHO menggunakan beban glukosa yang setara dengan 75 g

glukosa anhidrus yang dilarutkan dalam air

18

Pemeriksaan Laboratorium

Cara pelaksanaan TTGO (WHO 1994)

bull Tiga hari sebelum pemeriksaan tetap makan seperti kebiasaan sehari-hari

(dengan karbohidrat yang cukup) dan tetap melakukan kegiatan jasmani

seperti biasa

bull Berpuasa paling sedikit 8 jam (mulai malam hari) sebelum pemeriksaan

minum air putih tanpa gula tetap diperbolehkan

bull Diperiksa kadar glukosa darah puasa

bull Diberikan glukosa 75 g (orang dewasa) atau 175 gKg BB (anak-anak)

dilarutkan dalam 250 ml air dan diminum dalam waktu 5 menit

bull Berpuasa kembali sampai pengambilan sampel darah untuk pemeriksaan 2

jam setelah minum larutan glukosa selesai

bull Diperiksa kadar glukosa darah 2 jam sesudah beban glukosa

bull Selama proses pemeriksaan subyek yang diperiksa tetap istirahat dan tidak

merokok

19

Apabila hasil pemeriksaan tidak memenuhi criteria normal atau DM maka

dapat digolongkan kedalam kelompok TGT (Toleransi Glukosa Terganggu)

atau GDPT (Glukosa Darah Puasa Terganggu) dari hasil yang diperoleh

- TGT glukosa darah plasma 2 jam setelah pembebanan antara 140 ndash 199

mgdl

- GDPT glukosa darah puasa antara 100 ndash 125mgdl

Reduksi Urine

Pemeriksaan reduksi urine merupakan bagian dari pemeriksaan urine rutin

yang selalu dilakukan diklinik Hasil yang (+) menunjukkan adanya

glukosuria Beberapa hal yang perlu diingat dari hasil pemeriksaan reduksi

urine adalah

Digunakan pada pemeriksaan pertama sekali untuk tes skrining bukan

untuk menegakkan

Diagnosis

Nilai (+) sampai (++++)

Jika reduksi (+) masih mungkin oleh sebab lain seperti renal glukosuria

obat-obatan dan lainnya

Reduksi (++) kemungkinan KGD 200 ndash300 mg

Reduksi (+++) kemungkinan KGD 300 ndash400 mg

Reduksi (++++) kemungkinan KGD 1048725 400mg

20

Dapat digunakan untuk kontrol hasil pengobatan

Bila ada gangguan fungsi ginjal tidak bisa dijadikan pedoman

F Manifestasi Klinik

Tanda awal yang dapat diketahui bahwa seseorang menderita DM atau

kencing manis yaitu dilihat langsung dari efek peningkatan kadar gula darah

dimana peningkatan kadar gula dalam darah mencapai nilai 160 - 180 mgdL dan

air seni (urine) penderita kencing manis yang mengandung gula (glucose)

sehingga urine sering dilebung atau dikerubuti semut

Penderita kencing manis umumnya menampakkan tanda dan gejala dibawah

ini meskipun tidak semua dialami oleh penderita

1 Jumlah urine yang dikeluarkan lebih banyak (Polyuria)

2 Sering atau cepat merasa hausdahaga (Polydipsia)

3 Lapar yang berlebihan atau makan banyak (Polyphagia)

4 Frekwensi urine meningkatkencing terus (Glycosuria)

5 Kehilangan berat badan yang tidak jelas sebabnya

6 Kesemutanmati rasa pada ujung syaraf ditelapak tangan amp kaki

7 Cepat lelah dan lemah setiap waktu

8 Mengalami rabun penglihatan secara tiba-tiba

9 Apabila lukatergores (korengan) lambat penyembuhannya

10Mudah terkena infeksi terutama pada kulit

Kondisi kadar gula yang drastis menurun akan cepat menyebabkan

seseorang tidak sadarkan diri bahkan memasuki tahapan koma

21

G Penatalaksanaan

Penderita diabetes tipe 1 umumnya menjalani pengobatan therapi insulin

(LantusLevemir Humalog Novolog atau Apidra) yang berkesinambungan selain

itu adalah dengan berolahraga secukupnya serta melakukan pengontrolan menu

makanan (diet)

Pada penderita diabetes mellitus tipe 2 penatalaksanaan pengobatan dan

penanganan difokuskan pada gaya hidup dan aktivitas fisik Pengontrolan nilai

kadar gula dalam darah adalah menjadi kunci program pengobatan yaitu dengan

mengurangi berat badan diet dan berolahraga Jika hal ini tidak mencapai hasil

yang diharapkan maka pemberian obat tablet akan diperlukan Bahkan pemberian

suntikan insulin turut diperlukan bila tablet tidak mengatasi pengontrolan kadar

gula darah

Terapi farmakologis diberikan bersama dengan pengaturan makan dan latihan

jasmani (gaya hidup sehat) Terapi farmakologis terdiri dari obat oral dan bentuk

suntikan

1 Obat hipoglikemik oral

Berdasarkan cara kerjanya OHO dibagi menjadi 5 golongan

A Pemicu sekresi insulin (insulin secretagogue) sulfonylurea dan glinid

B Peningkat sensitivitas terhadap insulin metformin dan tiazolidindion

C Penghambat glukoneogenesis (metformin)

D Penghambat absorpsi glukosa penghambat glukosidase alfa

E DPP-IV inhibitor

22

2 Suntikan

A Insulin

B Agonis GLP-1incretin mimetic

A Insulin

Insulin sampai saat ini dikelompokkan menjadi beberapa jenis antara lain

1 Kerja cepat (rapid acting)

Contoh Actrapid Humulin RReguler Insulin (Crystal Zinc Insulin)

Bentuknya larutan jernih efek puncak 2-4 jam setelah penyuntikan durasi

kerja sampai 6 jam Merupakan satu-satunya insulin yang dapat dipergunakan

secara intra vena Bisa dicampur dengan insulin kerja menengah atau insulin

kerja panjang

2 Kerja menengah (intermediate acting)

23

Contoh Insulatard Monotard Humulin N NPH Insulin Lente Dengan

menambah protamin (NPH Neutral Protamin Hagedom) atau zinc (pada

insulin lente) maka bentuknya menjadi suspensi yang akan memperlambat

absorpsi sehingga efek menjadi lebih panjang Bentuk NPH tidak imunogenik

karena protamin bukanlah protein

3 Kerja panjang ( long acting)

Contoh Insulin Glargine Insulin Ultralente PZI Insulin bentuk ini diperlukan

untuk tujuan mempertahankan insulin basal yang konstan Semua jenis insulin

yang beredar saat ini sudah sangat murni sebab apabila tidak murni akan

memicu imunogenitas resistensi lipoatrofi atau lipohipertrofi

Insulin diperlukan pada keadaan

Penurunan berat badan yang cepat

Hiperglikemia berat yang disertai ketosis

Ketoasidosis diabetik

Hiperglikemia hiperosmolar non ketotik

Hiperglikemia dengan asidosis laktat

Gagal dengan kombinasi OHO dosis optimal

Stres berat (infeksi sistemik operasi besar IMA stroke)

Kehamilan dengan DMdiabetes melitus gestasional yang tidak terkendali

dengan perencanaan makan

Gangguan fungsi ginjal atau hati yang berat

Kontraindikasi dan atau alergi terhadap OHO

Cara pemberian insulin ada beberapa macam

a) intra vena bekerja sangat cepat yakni dalam 2-5 menit akan terjadi penurunan

glukosa darah

b) intramuskuler penyerapannya lebih cepat 2 kali lipat daripada subkutan

24

c) subkutan penyerapanya tergantung lokasi penyuntikan pemijatan kedalaman

konsentrasi Lokasi abdomen lebih cepat dari paha maupun lengan Jenis

insulin human lebih cepat dari insulin animal insulin analog lebih cepat dari

insulin human

Insulin diberikan subkutan dengan tujuan mempertahankan kadar gula darah

dalam batas normal sepanjang hari yaitu 80-120 mg saat puasa dan 80-160 mg

setelah makan Untuk pasien usia diatas 60 tahun batas ini lebih tinggi yaitu puasa

kurang dari 150 mg dan kurang dari 200 mg setelah makan Karena kadar

gula darah memang naik turun sepanjang hari maka sesekali kadar ini mungkin

lebih dari 180 mg (10 mmolliter) tetapi kadar lembah (through) dalam sehari

harus diusahakan tidak lebih rendah dari 70 mg (4 mmolliter) Insulin

sebaiknya disuntikkan di tempat yang berbeda tetapi paling baik dibawah kulit

perut

Dosis dan frekuensi penyuntikan ditentukan berdasarkan kebutuhan setiap

pasien akan insulin Untuk tujuan pengobatan dosis insulin dinyatakan dalam unit

(U) Setiap unit merupakan jumlah yang diperlukan untuk menurunkan kadar gula

darah kelinci sebanyak 45 mg dalam bioassay Sediaan homogen human insulin

mengandung 25-30 IUmg

H Komplikasi DM

1 Makrovaskular stroke penyakit jantung koroner ulkus gangren

2 Mikrovaskular retina (retinopati) dan ginjal (gagal ginjal kronik) syaraf

(stroke neuropati)

3 Koma hiperglikemi hipoglikemi stroke

25

BAB IV

PENUTUP

Telah dilaporkan laporan kasus seorang penderita perempuan (51 tahun)

dengan diagnosis DM type 2 telah dirawat di ruang Penyakit Dalam kelas III

RSUD ldquoKANJURUHANrdquo KEPANJEN dari tanggal 12 Desember 2012 Pasien

datang dengan keluhan badan lemas Pasien juga mengeluh pusing dan mual serta

kaki kirinya sering kesemutan terutama 1 minggu terakhir ini Hasil Pemeriksaan

laboratorium didapatkan peningkatan kadar glukosa darah sewaktu puasa dan 2

jam PP

Diabetes melitus (DM) merupakan suatu kelompok penyakit metabolik

dengan karakteristik hiperglikemia (meningkatanya kadar gula darah) yang terjadi

karena kelainan sekresi insulin kerja insulin atau keduanya Etiologinya bisa

disebabkan oleh DM type I DM type II DM type lain dan DM gestational

Manifestasi klinis penderita kencing manis umumnya menampakkan tanda

dan gejala dibawah ini meskipun tidak semua dialami oleh penderita

1 Jumlah urine yang dikeluarkan lebih banyak (Polyuria)

2 Sering atau cepat merasa hausdahaga (Polydipsia)

3 Lapar yang berlebihan atau makan banyak (Polyphagia)

4 Frekwensi urine meningkatkencing terus (Glycosuria)

5 Kehilangan berat badan yang tidak jelas sebabnya

6 Kesemutanmati rasa pada ujung syaraf ditelapak tangan amp kaki

7 Cepat lelah dan lemah setiap waktu

26

8 Mengalami rabun penglihatan secara tiba-tiba

9 Apabila lukatergores (korengan) lambat penyembuhannya

10 Mudah terkena infeksi terutama pada kulit

Diagnosis dari DM dapat ditegakkan melalui anamnesa pemeriksaan fisik

dan pemeriksaan penunjang Penderita diabetes tipe 1 umumnya menjalani

pengobatan therapi insulin yang berkesinambungan selain itu adalah dengan

berolahraga secukupnya serta melakukan pengontrolan menu makanan (diet)

Sedangkan pada penderita diabetes mellitus tipe 2 penatalaksanaan pengobatan

dan penanganan difokuskan pada gaya hidup dan aktivitas fisik Pengontrolan

nilai kadar gula dalam darah adalah menjadi kunci program pengobatan yaitu

dengan mengurangi berat badan diet dan berolahraga Jika hal ini tidak mencapai

hasil yang diharapkan maka pemberian obat tablet akan diperlukan Bahkan

pemberian suntikan insulin turut diperlukan bila tablet tidak mengatasi

pengontrolan kadar gula darah

27

DAFTAR PUSTAKA

1 Alwi Shahab 2006 Diagnosis Dan Penatalaksanaan Diabetes Melitus

httpdokter-alwicomdiabeteshtml

2 Askandar 1999 Diabetes Melitus klasifikasi Diagnosis dan Terapied 3 PT

Gramedia Pustaka Utama Jakarta

3 Danu Yudistira 27 of Sep 2010 Indikasi Penggunaan Insulin pada Penderita

Diabetes Melitus Tipe II httpindodiabetescomstandar-terbaru-kriteria-

diagnosis-diabetes-2010html

4 Harun S 2002 Buku Ajar Ilmu Penyakit Dalam Edisi II Jakarta

Departemen Ilmu Penyakit Dalam Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia

5 Konsensus Pengelolaan Dan Pencegahan Diabetes Mellitus Tipe 2 Diakses

15 desember 2012 httpwwwperkeniorg

page=proyek_improving_diabetes_health

6 Megawati Studi Penggunaan Insulin Dan Oral Antidiabetika Pada Penderita

Diabetes Mellitus Tipe 2 Di Instalasi Rawat Inap Rsu Dr Saiful Anwar

Malang httpwwwfkumyecasenet

28

Page 17: Lapsus DM Izzy

D Penyebab DM

E Diagnosis

Kriteria Diagnosis

1 Gejala klasik DM + gula darah sewaktu gt200 mgdl Gula darah sewaktu

merupakan hasil pemeriksaan sesaat pada suatu hari tanpa memperhatikan

waktu makan terakhir

Atau

2 Kadar gula darah puasa gt 126 mgdl Puasa diartikan pasien tidak mendapat

kalori tambahan sedikitnya 8 jam

Atau

17

3 Kadar gula darah 2 jam pada TTGO gt 200 mgdl TTGO dilakukan dengan

Standard WHO menggunakan beban glukosa yang setara dengan 75 g

glukosa anhidrus yang dilarutkan dalam air

18

Pemeriksaan Laboratorium

Cara pelaksanaan TTGO (WHO 1994)

bull Tiga hari sebelum pemeriksaan tetap makan seperti kebiasaan sehari-hari

(dengan karbohidrat yang cukup) dan tetap melakukan kegiatan jasmani

seperti biasa

bull Berpuasa paling sedikit 8 jam (mulai malam hari) sebelum pemeriksaan

minum air putih tanpa gula tetap diperbolehkan

bull Diperiksa kadar glukosa darah puasa

bull Diberikan glukosa 75 g (orang dewasa) atau 175 gKg BB (anak-anak)

dilarutkan dalam 250 ml air dan diminum dalam waktu 5 menit

bull Berpuasa kembali sampai pengambilan sampel darah untuk pemeriksaan 2

jam setelah minum larutan glukosa selesai

bull Diperiksa kadar glukosa darah 2 jam sesudah beban glukosa

bull Selama proses pemeriksaan subyek yang diperiksa tetap istirahat dan tidak

merokok

19

Apabila hasil pemeriksaan tidak memenuhi criteria normal atau DM maka

dapat digolongkan kedalam kelompok TGT (Toleransi Glukosa Terganggu)

atau GDPT (Glukosa Darah Puasa Terganggu) dari hasil yang diperoleh

- TGT glukosa darah plasma 2 jam setelah pembebanan antara 140 ndash 199

mgdl

- GDPT glukosa darah puasa antara 100 ndash 125mgdl

Reduksi Urine

Pemeriksaan reduksi urine merupakan bagian dari pemeriksaan urine rutin

yang selalu dilakukan diklinik Hasil yang (+) menunjukkan adanya

glukosuria Beberapa hal yang perlu diingat dari hasil pemeriksaan reduksi

urine adalah

Digunakan pada pemeriksaan pertama sekali untuk tes skrining bukan

untuk menegakkan

Diagnosis

Nilai (+) sampai (++++)

Jika reduksi (+) masih mungkin oleh sebab lain seperti renal glukosuria

obat-obatan dan lainnya

Reduksi (++) kemungkinan KGD 200 ndash300 mg

Reduksi (+++) kemungkinan KGD 300 ndash400 mg

Reduksi (++++) kemungkinan KGD 1048725 400mg

20

Dapat digunakan untuk kontrol hasil pengobatan

Bila ada gangguan fungsi ginjal tidak bisa dijadikan pedoman

F Manifestasi Klinik

Tanda awal yang dapat diketahui bahwa seseorang menderita DM atau

kencing manis yaitu dilihat langsung dari efek peningkatan kadar gula darah

dimana peningkatan kadar gula dalam darah mencapai nilai 160 - 180 mgdL dan

air seni (urine) penderita kencing manis yang mengandung gula (glucose)

sehingga urine sering dilebung atau dikerubuti semut

Penderita kencing manis umumnya menampakkan tanda dan gejala dibawah

ini meskipun tidak semua dialami oleh penderita

1 Jumlah urine yang dikeluarkan lebih banyak (Polyuria)

2 Sering atau cepat merasa hausdahaga (Polydipsia)

3 Lapar yang berlebihan atau makan banyak (Polyphagia)

4 Frekwensi urine meningkatkencing terus (Glycosuria)

5 Kehilangan berat badan yang tidak jelas sebabnya

6 Kesemutanmati rasa pada ujung syaraf ditelapak tangan amp kaki

7 Cepat lelah dan lemah setiap waktu

8 Mengalami rabun penglihatan secara tiba-tiba

9 Apabila lukatergores (korengan) lambat penyembuhannya

10Mudah terkena infeksi terutama pada kulit

Kondisi kadar gula yang drastis menurun akan cepat menyebabkan

seseorang tidak sadarkan diri bahkan memasuki tahapan koma

21

G Penatalaksanaan

Penderita diabetes tipe 1 umumnya menjalani pengobatan therapi insulin

(LantusLevemir Humalog Novolog atau Apidra) yang berkesinambungan selain

itu adalah dengan berolahraga secukupnya serta melakukan pengontrolan menu

makanan (diet)

Pada penderita diabetes mellitus tipe 2 penatalaksanaan pengobatan dan

penanganan difokuskan pada gaya hidup dan aktivitas fisik Pengontrolan nilai

kadar gula dalam darah adalah menjadi kunci program pengobatan yaitu dengan

mengurangi berat badan diet dan berolahraga Jika hal ini tidak mencapai hasil

yang diharapkan maka pemberian obat tablet akan diperlukan Bahkan pemberian

suntikan insulin turut diperlukan bila tablet tidak mengatasi pengontrolan kadar

gula darah

Terapi farmakologis diberikan bersama dengan pengaturan makan dan latihan

jasmani (gaya hidup sehat) Terapi farmakologis terdiri dari obat oral dan bentuk

suntikan

1 Obat hipoglikemik oral

Berdasarkan cara kerjanya OHO dibagi menjadi 5 golongan

A Pemicu sekresi insulin (insulin secretagogue) sulfonylurea dan glinid

B Peningkat sensitivitas terhadap insulin metformin dan tiazolidindion

C Penghambat glukoneogenesis (metformin)

D Penghambat absorpsi glukosa penghambat glukosidase alfa

E DPP-IV inhibitor

22

2 Suntikan

A Insulin

B Agonis GLP-1incretin mimetic

A Insulin

Insulin sampai saat ini dikelompokkan menjadi beberapa jenis antara lain

1 Kerja cepat (rapid acting)

Contoh Actrapid Humulin RReguler Insulin (Crystal Zinc Insulin)

Bentuknya larutan jernih efek puncak 2-4 jam setelah penyuntikan durasi

kerja sampai 6 jam Merupakan satu-satunya insulin yang dapat dipergunakan

secara intra vena Bisa dicampur dengan insulin kerja menengah atau insulin

kerja panjang

2 Kerja menengah (intermediate acting)

23

Contoh Insulatard Monotard Humulin N NPH Insulin Lente Dengan

menambah protamin (NPH Neutral Protamin Hagedom) atau zinc (pada

insulin lente) maka bentuknya menjadi suspensi yang akan memperlambat

absorpsi sehingga efek menjadi lebih panjang Bentuk NPH tidak imunogenik

karena protamin bukanlah protein

3 Kerja panjang ( long acting)

Contoh Insulin Glargine Insulin Ultralente PZI Insulin bentuk ini diperlukan

untuk tujuan mempertahankan insulin basal yang konstan Semua jenis insulin

yang beredar saat ini sudah sangat murni sebab apabila tidak murni akan

memicu imunogenitas resistensi lipoatrofi atau lipohipertrofi

Insulin diperlukan pada keadaan

Penurunan berat badan yang cepat

Hiperglikemia berat yang disertai ketosis

Ketoasidosis diabetik

Hiperglikemia hiperosmolar non ketotik

Hiperglikemia dengan asidosis laktat

Gagal dengan kombinasi OHO dosis optimal

Stres berat (infeksi sistemik operasi besar IMA stroke)

Kehamilan dengan DMdiabetes melitus gestasional yang tidak terkendali

dengan perencanaan makan

Gangguan fungsi ginjal atau hati yang berat

Kontraindikasi dan atau alergi terhadap OHO

Cara pemberian insulin ada beberapa macam

a) intra vena bekerja sangat cepat yakni dalam 2-5 menit akan terjadi penurunan

glukosa darah

b) intramuskuler penyerapannya lebih cepat 2 kali lipat daripada subkutan

24

c) subkutan penyerapanya tergantung lokasi penyuntikan pemijatan kedalaman

konsentrasi Lokasi abdomen lebih cepat dari paha maupun lengan Jenis

insulin human lebih cepat dari insulin animal insulin analog lebih cepat dari

insulin human

Insulin diberikan subkutan dengan tujuan mempertahankan kadar gula darah

dalam batas normal sepanjang hari yaitu 80-120 mg saat puasa dan 80-160 mg

setelah makan Untuk pasien usia diatas 60 tahun batas ini lebih tinggi yaitu puasa

kurang dari 150 mg dan kurang dari 200 mg setelah makan Karena kadar

gula darah memang naik turun sepanjang hari maka sesekali kadar ini mungkin

lebih dari 180 mg (10 mmolliter) tetapi kadar lembah (through) dalam sehari

harus diusahakan tidak lebih rendah dari 70 mg (4 mmolliter) Insulin

sebaiknya disuntikkan di tempat yang berbeda tetapi paling baik dibawah kulit

perut

Dosis dan frekuensi penyuntikan ditentukan berdasarkan kebutuhan setiap

pasien akan insulin Untuk tujuan pengobatan dosis insulin dinyatakan dalam unit

(U) Setiap unit merupakan jumlah yang diperlukan untuk menurunkan kadar gula

darah kelinci sebanyak 45 mg dalam bioassay Sediaan homogen human insulin

mengandung 25-30 IUmg

H Komplikasi DM

1 Makrovaskular stroke penyakit jantung koroner ulkus gangren

2 Mikrovaskular retina (retinopati) dan ginjal (gagal ginjal kronik) syaraf

(stroke neuropati)

3 Koma hiperglikemi hipoglikemi stroke

25

BAB IV

PENUTUP

Telah dilaporkan laporan kasus seorang penderita perempuan (51 tahun)

dengan diagnosis DM type 2 telah dirawat di ruang Penyakit Dalam kelas III

RSUD ldquoKANJURUHANrdquo KEPANJEN dari tanggal 12 Desember 2012 Pasien

datang dengan keluhan badan lemas Pasien juga mengeluh pusing dan mual serta

kaki kirinya sering kesemutan terutama 1 minggu terakhir ini Hasil Pemeriksaan

laboratorium didapatkan peningkatan kadar glukosa darah sewaktu puasa dan 2

jam PP

Diabetes melitus (DM) merupakan suatu kelompok penyakit metabolik

dengan karakteristik hiperglikemia (meningkatanya kadar gula darah) yang terjadi

karena kelainan sekresi insulin kerja insulin atau keduanya Etiologinya bisa

disebabkan oleh DM type I DM type II DM type lain dan DM gestational

Manifestasi klinis penderita kencing manis umumnya menampakkan tanda

dan gejala dibawah ini meskipun tidak semua dialami oleh penderita

1 Jumlah urine yang dikeluarkan lebih banyak (Polyuria)

2 Sering atau cepat merasa hausdahaga (Polydipsia)

3 Lapar yang berlebihan atau makan banyak (Polyphagia)

4 Frekwensi urine meningkatkencing terus (Glycosuria)

5 Kehilangan berat badan yang tidak jelas sebabnya

6 Kesemutanmati rasa pada ujung syaraf ditelapak tangan amp kaki

7 Cepat lelah dan lemah setiap waktu

26

8 Mengalami rabun penglihatan secara tiba-tiba

9 Apabila lukatergores (korengan) lambat penyembuhannya

10 Mudah terkena infeksi terutama pada kulit

Diagnosis dari DM dapat ditegakkan melalui anamnesa pemeriksaan fisik

dan pemeriksaan penunjang Penderita diabetes tipe 1 umumnya menjalani

pengobatan therapi insulin yang berkesinambungan selain itu adalah dengan

berolahraga secukupnya serta melakukan pengontrolan menu makanan (diet)

Sedangkan pada penderita diabetes mellitus tipe 2 penatalaksanaan pengobatan

dan penanganan difokuskan pada gaya hidup dan aktivitas fisik Pengontrolan

nilai kadar gula dalam darah adalah menjadi kunci program pengobatan yaitu

dengan mengurangi berat badan diet dan berolahraga Jika hal ini tidak mencapai

hasil yang diharapkan maka pemberian obat tablet akan diperlukan Bahkan

pemberian suntikan insulin turut diperlukan bila tablet tidak mengatasi

pengontrolan kadar gula darah

27

DAFTAR PUSTAKA

1 Alwi Shahab 2006 Diagnosis Dan Penatalaksanaan Diabetes Melitus

httpdokter-alwicomdiabeteshtml

2 Askandar 1999 Diabetes Melitus klasifikasi Diagnosis dan Terapied 3 PT

Gramedia Pustaka Utama Jakarta

3 Danu Yudistira 27 of Sep 2010 Indikasi Penggunaan Insulin pada Penderita

Diabetes Melitus Tipe II httpindodiabetescomstandar-terbaru-kriteria-

diagnosis-diabetes-2010html

4 Harun S 2002 Buku Ajar Ilmu Penyakit Dalam Edisi II Jakarta

Departemen Ilmu Penyakit Dalam Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia

5 Konsensus Pengelolaan Dan Pencegahan Diabetes Mellitus Tipe 2 Diakses

15 desember 2012 httpwwwperkeniorg

page=proyek_improving_diabetes_health

6 Megawati Studi Penggunaan Insulin Dan Oral Antidiabetika Pada Penderita

Diabetes Mellitus Tipe 2 Di Instalasi Rawat Inap Rsu Dr Saiful Anwar

Malang httpwwwfkumyecasenet

28

Page 18: Lapsus DM Izzy

3 Kadar gula darah 2 jam pada TTGO gt 200 mgdl TTGO dilakukan dengan

Standard WHO menggunakan beban glukosa yang setara dengan 75 g

glukosa anhidrus yang dilarutkan dalam air

18

Pemeriksaan Laboratorium

Cara pelaksanaan TTGO (WHO 1994)

bull Tiga hari sebelum pemeriksaan tetap makan seperti kebiasaan sehari-hari

(dengan karbohidrat yang cukup) dan tetap melakukan kegiatan jasmani

seperti biasa

bull Berpuasa paling sedikit 8 jam (mulai malam hari) sebelum pemeriksaan

minum air putih tanpa gula tetap diperbolehkan

bull Diperiksa kadar glukosa darah puasa

bull Diberikan glukosa 75 g (orang dewasa) atau 175 gKg BB (anak-anak)

dilarutkan dalam 250 ml air dan diminum dalam waktu 5 menit

bull Berpuasa kembali sampai pengambilan sampel darah untuk pemeriksaan 2

jam setelah minum larutan glukosa selesai

bull Diperiksa kadar glukosa darah 2 jam sesudah beban glukosa

bull Selama proses pemeriksaan subyek yang diperiksa tetap istirahat dan tidak

merokok

19

Apabila hasil pemeriksaan tidak memenuhi criteria normal atau DM maka

dapat digolongkan kedalam kelompok TGT (Toleransi Glukosa Terganggu)

atau GDPT (Glukosa Darah Puasa Terganggu) dari hasil yang diperoleh

- TGT glukosa darah plasma 2 jam setelah pembebanan antara 140 ndash 199

mgdl

- GDPT glukosa darah puasa antara 100 ndash 125mgdl

Reduksi Urine

Pemeriksaan reduksi urine merupakan bagian dari pemeriksaan urine rutin

yang selalu dilakukan diklinik Hasil yang (+) menunjukkan adanya

glukosuria Beberapa hal yang perlu diingat dari hasil pemeriksaan reduksi

urine adalah

Digunakan pada pemeriksaan pertama sekali untuk tes skrining bukan

untuk menegakkan

Diagnosis

Nilai (+) sampai (++++)

Jika reduksi (+) masih mungkin oleh sebab lain seperti renal glukosuria

obat-obatan dan lainnya

Reduksi (++) kemungkinan KGD 200 ndash300 mg

Reduksi (+++) kemungkinan KGD 300 ndash400 mg

Reduksi (++++) kemungkinan KGD 1048725 400mg

20

Dapat digunakan untuk kontrol hasil pengobatan

Bila ada gangguan fungsi ginjal tidak bisa dijadikan pedoman

F Manifestasi Klinik

Tanda awal yang dapat diketahui bahwa seseorang menderita DM atau

kencing manis yaitu dilihat langsung dari efek peningkatan kadar gula darah

dimana peningkatan kadar gula dalam darah mencapai nilai 160 - 180 mgdL dan

air seni (urine) penderita kencing manis yang mengandung gula (glucose)

sehingga urine sering dilebung atau dikerubuti semut

Penderita kencing manis umumnya menampakkan tanda dan gejala dibawah

ini meskipun tidak semua dialami oleh penderita

1 Jumlah urine yang dikeluarkan lebih banyak (Polyuria)

2 Sering atau cepat merasa hausdahaga (Polydipsia)

3 Lapar yang berlebihan atau makan banyak (Polyphagia)

4 Frekwensi urine meningkatkencing terus (Glycosuria)

5 Kehilangan berat badan yang tidak jelas sebabnya

6 Kesemutanmati rasa pada ujung syaraf ditelapak tangan amp kaki

7 Cepat lelah dan lemah setiap waktu

8 Mengalami rabun penglihatan secara tiba-tiba

9 Apabila lukatergores (korengan) lambat penyembuhannya

10Mudah terkena infeksi terutama pada kulit

Kondisi kadar gula yang drastis menurun akan cepat menyebabkan

seseorang tidak sadarkan diri bahkan memasuki tahapan koma

21

G Penatalaksanaan

Penderita diabetes tipe 1 umumnya menjalani pengobatan therapi insulin

(LantusLevemir Humalog Novolog atau Apidra) yang berkesinambungan selain

itu adalah dengan berolahraga secukupnya serta melakukan pengontrolan menu

makanan (diet)

Pada penderita diabetes mellitus tipe 2 penatalaksanaan pengobatan dan

penanganan difokuskan pada gaya hidup dan aktivitas fisik Pengontrolan nilai

kadar gula dalam darah adalah menjadi kunci program pengobatan yaitu dengan

mengurangi berat badan diet dan berolahraga Jika hal ini tidak mencapai hasil

yang diharapkan maka pemberian obat tablet akan diperlukan Bahkan pemberian

suntikan insulin turut diperlukan bila tablet tidak mengatasi pengontrolan kadar

gula darah

Terapi farmakologis diberikan bersama dengan pengaturan makan dan latihan

jasmani (gaya hidup sehat) Terapi farmakologis terdiri dari obat oral dan bentuk

suntikan

1 Obat hipoglikemik oral

Berdasarkan cara kerjanya OHO dibagi menjadi 5 golongan

A Pemicu sekresi insulin (insulin secretagogue) sulfonylurea dan glinid

B Peningkat sensitivitas terhadap insulin metformin dan tiazolidindion

C Penghambat glukoneogenesis (metformin)

D Penghambat absorpsi glukosa penghambat glukosidase alfa

E DPP-IV inhibitor

22

2 Suntikan

A Insulin

B Agonis GLP-1incretin mimetic

A Insulin

Insulin sampai saat ini dikelompokkan menjadi beberapa jenis antara lain

1 Kerja cepat (rapid acting)

Contoh Actrapid Humulin RReguler Insulin (Crystal Zinc Insulin)

Bentuknya larutan jernih efek puncak 2-4 jam setelah penyuntikan durasi

kerja sampai 6 jam Merupakan satu-satunya insulin yang dapat dipergunakan

secara intra vena Bisa dicampur dengan insulin kerja menengah atau insulin

kerja panjang

2 Kerja menengah (intermediate acting)

23

Contoh Insulatard Monotard Humulin N NPH Insulin Lente Dengan

menambah protamin (NPH Neutral Protamin Hagedom) atau zinc (pada

insulin lente) maka bentuknya menjadi suspensi yang akan memperlambat

absorpsi sehingga efek menjadi lebih panjang Bentuk NPH tidak imunogenik

karena protamin bukanlah protein

3 Kerja panjang ( long acting)

Contoh Insulin Glargine Insulin Ultralente PZI Insulin bentuk ini diperlukan

untuk tujuan mempertahankan insulin basal yang konstan Semua jenis insulin

yang beredar saat ini sudah sangat murni sebab apabila tidak murni akan

memicu imunogenitas resistensi lipoatrofi atau lipohipertrofi

Insulin diperlukan pada keadaan

Penurunan berat badan yang cepat

Hiperglikemia berat yang disertai ketosis

Ketoasidosis diabetik

Hiperglikemia hiperosmolar non ketotik

Hiperglikemia dengan asidosis laktat

Gagal dengan kombinasi OHO dosis optimal

Stres berat (infeksi sistemik operasi besar IMA stroke)

Kehamilan dengan DMdiabetes melitus gestasional yang tidak terkendali

dengan perencanaan makan

Gangguan fungsi ginjal atau hati yang berat

Kontraindikasi dan atau alergi terhadap OHO

Cara pemberian insulin ada beberapa macam

a) intra vena bekerja sangat cepat yakni dalam 2-5 menit akan terjadi penurunan

glukosa darah

b) intramuskuler penyerapannya lebih cepat 2 kali lipat daripada subkutan

24

c) subkutan penyerapanya tergantung lokasi penyuntikan pemijatan kedalaman

konsentrasi Lokasi abdomen lebih cepat dari paha maupun lengan Jenis

insulin human lebih cepat dari insulin animal insulin analog lebih cepat dari

insulin human

Insulin diberikan subkutan dengan tujuan mempertahankan kadar gula darah

dalam batas normal sepanjang hari yaitu 80-120 mg saat puasa dan 80-160 mg

setelah makan Untuk pasien usia diatas 60 tahun batas ini lebih tinggi yaitu puasa

kurang dari 150 mg dan kurang dari 200 mg setelah makan Karena kadar

gula darah memang naik turun sepanjang hari maka sesekali kadar ini mungkin

lebih dari 180 mg (10 mmolliter) tetapi kadar lembah (through) dalam sehari

harus diusahakan tidak lebih rendah dari 70 mg (4 mmolliter) Insulin

sebaiknya disuntikkan di tempat yang berbeda tetapi paling baik dibawah kulit

perut

Dosis dan frekuensi penyuntikan ditentukan berdasarkan kebutuhan setiap

pasien akan insulin Untuk tujuan pengobatan dosis insulin dinyatakan dalam unit

(U) Setiap unit merupakan jumlah yang diperlukan untuk menurunkan kadar gula

darah kelinci sebanyak 45 mg dalam bioassay Sediaan homogen human insulin

mengandung 25-30 IUmg

H Komplikasi DM

1 Makrovaskular stroke penyakit jantung koroner ulkus gangren

2 Mikrovaskular retina (retinopati) dan ginjal (gagal ginjal kronik) syaraf

(stroke neuropati)

3 Koma hiperglikemi hipoglikemi stroke

25

BAB IV

PENUTUP

Telah dilaporkan laporan kasus seorang penderita perempuan (51 tahun)

dengan diagnosis DM type 2 telah dirawat di ruang Penyakit Dalam kelas III

RSUD ldquoKANJURUHANrdquo KEPANJEN dari tanggal 12 Desember 2012 Pasien

datang dengan keluhan badan lemas Pasien juga mengeluh pusing dan mual serta

kaki kirinya sering kesemutan terutama 1 minggu terakhir ini Hasil Pemeriksaan

laboratorium didapatkan peningkatan kadar glukosa darah sewaktu puasa dan 2

jam PP

Diabetes melitus (DM) merupakan suatu kelompok penyakit metabolik

dengan karakteristik hiperglikemia (meningkatanya kadar gula darah) yang terjadi

karena kelainan sekresi insulin kerja insulin atau keduanya Etiologinya bisa

disebabkan oleh DM type I DM type II DM type lain dan DM gestational

Manifestasi klinis penderita kencing manis umumnya menampakkan tanda

dan gejala dibawah ini meskipun tidak semua dialami oleh penderita

1 Jumlah urine yang dikeluarkan lebih banyak (Polyuria)

2 Sering atau cepat merasa hausdahaga (Polydipsia)

3 Lapar yang berlebihan atau makan banyak (Polyphagia)

4 Frekwensi urine meningkatkencing terus (Glycosuria)

5 Kehilangan berat badan yang tidak jelas sebabnya

6 Kesemutanmati rasa pada ujung syaraf ditelapak tangan amp kaki

7 Cepat lelah dan lemah setiap waktu

26

8 Mengalami rabun penglihatan secara tiba-tiba

9 Apabila lukatergores (korengan) lambat penyembuhannya

10 Mudah terkena infeksi terutama pada kulit

Diagnosis dari DM dapat ditegakkan melalui anamnesa pemeriksaan fisik

dan pemeriksaan penunjang Penderita diabetes tipe 1 umumnya menjalani

pengobatan therapi insulin yang berkesinambungan selain itu adalah dengan

berolahraga secukupnya serta melakukan pengontrolan menu makanan (diet)

Sedangkan pada penderita diabetes mellitus tipe 2 penatalaksanaan pengobatan

dan penanganan difokuskan pada gaya hidup dan aktivitas fisik Pengontrolan

nilai kadar gula dalam darah adalah menjadi kunci program pengobatan yaitu

dengan mengurangi berat badan diet dan berolahraga Jika hal ini tidak mencapai

hasil yang diharapkan maka pemberian obat tablet akan diperlukan Bahkan

pemberian suntikan insulin turut diperlukan bila tablet tidak mengatasi

pengontrolan kadar gula darah

27

DAFTAR PUSTAKA

1 Alwi Shahab 2006 Diagnosis Dan Penatalaksanaan Diabetes Melitus

httpdokter-alwicomdiabeteshtml

2 Askandar 1999 Diabetes Melitus klasifikasi Diagnosis dan Terapied 3 PT

Gramedia Pustaka Utama Jakarta

3 Danu Yudistira 27 of Sep 2010 Indikasi Penggunaan Insulin pada Penderita

Diabetes Melitus Tipe II httpindodiabetescomstandar-terbaru-kriteria-

diagnosis-diabetes-2010html

4 Harun S 2002 Buku Ajar Ilmu Penyakit Dalam Edisi II Jakarta

Departemen Ilmu Penyakit Dalam Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia

5 Konsensus Pengelolaan Dan Pencegahan Diabetes Mellitus Tipe 2 Diakses

15 desember 2012 httpwwwperkeniorg

page=proyek_improving_diabetes_health

6 Megawati Studi Penggunaan Insulin Dan Oral Antidiabetika Pada Penderita

Diabetes Mellitus Tipe 2 Di Instalasi Rawat Inap Rsu Dr Saiful Anwar

Malang httpwwwfkumyecasenet

28

Page 19: Lapsus DM Izzy

Pemeriksaan Laboratorium

Cara pelaksanaan TTGO (WHO 1994)

bull Tiga hari sebelum pemeriksaan tetap makan seperti kebiasaan sehari-hari

(dengan karbohidrat yang cukup) dan tetap melakukan kegiatan jasmani

seperti biasa

bull Berpuasa paling sedikit 8 jam (mulai malam hari) sebelum pemeriksaan

minum air putih tanpa gula tetap diperbolehkan

bull Diperiksa kadar glukosa darah puasa

bull Diberikan glukosa 75 g (orang dewasa) atau 175 gKg BB (anak-anak)

dilarutkan dalam 250 ml air dan diminum dalam waktu 5 menit

bull Berpuasa kembali sampai pengambilan sampel darah untuk pemeriksaan 2

jam setelah minum larutan glukosa selesai

bull Diperiksa kadar glukosa darah 2 jam sesudah beban glukosa

bull Selama proses pemeriksaan subyek yang diperiksa tetap istirahat dan tidak

merokok

19

Apabila hasil pemeriksaan tidak memenuhi criteria normal atau DM maka

dapat digolongkan kedalam kelompok TGT (Toleransi Glukosa Terganggu)

atau GDPT (Glukosa Darah Puasa Terganggu) dari hasil yang diperoleh

- TGT glukosa darah plasma 2 jam setelah pembebanan antara 140 ndash 199

mgdl

- GDPT glukosa darah puasa antara 100 ndash 125mgdl

Reduksi Urine

Pemeriksaan reduksi urine merupakan bagian dari pemeriksaan urine rutin

yang selalu dilakukan diklinik Hasil yang (+) menunjukkan adanya

glukosuria Beberapa hal yang perlu diingat dari hasil pemeriksaan reduksi

urine adalah

Digunakan pada pemeriksaan pertama sekali untuk tes skrining bukan

untuk menegakkan

Diagnosis

Nilai (+) sampai (++++)

Jika reduksi (+) masih mungkin oleh sebab lain seperti renal glukosuria

obat-obatan dan lainnya

Reduksi (++) kemungkinan KGD 200 ndash300 mg

Reduksi (+++) kemungkinan KGD 300 ndash400 mg

Reduksi (++++) kemungkinan KGD 1048725 400mg

20

Dapat digunakan untuk kontrol hasil pengobatan

Bila ada gangguan fungsi ginjal tidak bisa dijadikan pedoman

F Manifestasi Klinik

Tanda awal yang dapat diketahui bahwa seseorang menderita DM atau

kencing manis yaitu dilihat langsung dari efek peningkatan kadar gula darah

dimana peningkatan kadar gula dalam darah mencapai nilai 160 - 180 mgdL dan

air seni (urine) penderita kencing manis yang mengandung gula (glucose)

sehingga urine sering dilebung atau dikerubuti semut

Penderita kencing manis umumnya menampakkan tanda dan gejala dibawah

ini meskipun tidak semua dialami oleh penderita

1 Jumlah urine yang dikeluarkan lebih banyak (Polyuria)

2 Sering atau cepat merasa hausdahaga (Polydipsia)

3 Lapar yang berlebihan atau makan banyak (Polyphagia)

4 Frekwensi urine meningkatkencing terus (Glycosuria)

5 Kehilangan berat badan yang tidak jelas sebabnya

6 Kesemutanmati rasa pada ujung syaraf ditelapak tangan amp kaki

7 Cepat lelah dan lemah setiap waktu

8 Mengalami rabun penglihatan secara tiba-tiba

9 Apabila lukatergores (korengan) lambat penyembuhannya

10Mudah terkena infeksi terutama pada kulit

Kondisi kadar gula yang drastis menurun akan cepat menyebabkan

seseorang tidak sadarkan diri bahkan memasuki tahapan koma

21

G Penatalaksanaan

Penderita diabetes tipe 1 umumnya menjalani pengobatan therapi insulin

(LantusLevemir Humalog Novolog atau Apidra) yang berkesinambungan selain

itu adalah dengan berolahraga secukupnya serta melakukan pengontrolan menu

makanan (diet)

Pada penderita diabetes mellitus tipe 2 penatalaksanaan pengobatan dan

penanganan difokuskan pada gaya hidup dan aktivitas fisik Pengontrolan nilai

kadar gula dalam darah adalah menjadi kunci program pengobatan yaitu dengan

mengurangi berat badan diet dan berolahraga Jika hal ini tidak mencapai hasil

yang diharapkan maka pemberian obat tablet akan diperlukan Bahkan pemberian

suntikan insulin turut diperlukan bila tablet tidak mengatasi pengontrolan kadar

gula darah

Terapi farmakologis diberikan bersama dengan pengaturan makan dan latihan

jasmani (gaya hidup sehat) Terapi farmakologis terdiri dari obat oral dan bentuk

suntikan

1 Obat hipoglikemik oral

Berdasarkan cara kerjanya OHO dibagi menjadi 5 golongan

A Pemicu sekresi insulin (insulin secretagogue) sulfonylurea dan glinid

B Peningkat sensitivitas terhadap insulin metformin dan tiazolidindion

C Penghambat glukoneogenesis (metformin)

D Penghambat absorpsi glukosa penghambat glukosidase alfa

E DPP-IV inhibitor

22

2 Suntikan

A Insulin

B Agonis GLP-1incretin mimetic

A Insulin

Insulin sampai saat ini dikelompokkan menjadi beberapa jenis antara lain

1 Kerja cepat (rapid acting)

Contoh Actrapid Humulin RReguler Insulin (Crystal Zinc Insulin)

Bentuknya larutan jernih efek puncak 2-4 jam setelah penyuntikan durasi

kerja sampai 6 jam Merupakan satu-satunya insulin yang dapat dipergunakan

secara intra vena Bisa dicampur dengan insulin kerja menengah atau insulin

kerja panjang

2 Kerja menengah (intermediate acting)

23

Contoh Insulatard Monotard Humulin N NPH Insulin Lente Dengan

menambah protamin (NPH Neutral Protamin Hagedom) atau zinc (pada

insulin lente) maka bentuknya menjadi suspensi yang akan memperlambat

absorpsi sehingga efek menjadi lebih panjang Bentuk NPH tidak imunogenik

karena protamin bukanlah protein

3 Kerja panjang ( long acting)

Contoh Insulin Glargine Insulin Ultralente PZI Insulin bentuk ini diperlukan

untuk tujuan mempertahankan insulin basal yang konstan Semua jenis insulin

yang beredar saat ini sudah sangat murni sebab apabila tidak murni akan

memicu imunogenitas resistensi lipoatrofi atau lipohipertrofi

Insulin diperlukan pada keadaan

Penurunan berat badan yang cepat

Hiperglikemia berat yang disertai ketosis

Ketoasidosis diabetik

Hiperglikemia hiperosmolar non ketotik

Hiperglikemia dengan asidosis laktat

Gagal dengan kombinasi OHO dosis optimal

Stres berat (infeksi sistemik operasi besar IMA stroke)

Kehamilan dengan DMdiabetes melitus gestasional yang tidak terkendali

dengan perencanaan makan

Gangguan fungsi ginjal atau hati yang berat

Kontraindikasi dan atau alergi terhadap OHO

Cara pemberian insulin ada beberapa macam

a) intra vena bekerja sangat cepat yakni dalam 2-5 menit akan terjadi penurunan

glukosa darah

b) intramuskuler penyerapannya lebih cepat 2 kali lipat daripada subkutan

24

c) subkutan penyerapanya tergantung lokasi penyuntikan pemijatan kedalaman

konsentrasi Lokasi abdomen lebih cepat dari paha maupun lengan Jenis

insulin human lebih cepat dari insulin animal insulin analog lebih cepat dari

insulin human

Insulin diberikan subkutan dengan tujuan mempertahankan kadar gula darah

dalam batas normal sepanjang hari yaitu 80-120 mg saat puasa dan 80-160 mg

setelah makan Untuk pasien usia diatas 60 tahun batas ini lebih tinggi yaitu puasa

kurang dari 150 mg dan kurang dari 200 mg setelah makan Karena kadar

gula darah memang naik turun sepanjang hari maka sesekali kadar ini mungkin

lebih dari 180 mg (10 mmolliter) tetapi kadar lembah (through) dalam sehari

harus diusahakan tidak lebih rendah dari 70 mg (4 mmolliter) Insulin

sebaiknya disuntikkan di tempat yang berbeda tetapi paling baik dibawah kulit

perut

Dosis dan frekuensi penyuntikan ditentukan berdasarkan kebutuhan setiap

pasien akan insulin Untuk tujuan pengobatan dosis insulin dinyatakan dalam unit

(U) Setiap unit merupakan jumlah yang diperlukan untuk menurunkan kadar gula

darah kelinci sebanyak 45 mg dalam bioassay Sediaan homogen human insulin

mengandung 25-30 IUmg

H Komplikasi DM

1 Makrovaskular stroke penyakit jantung koroner ulkus gangren

2 Mikrovaskular retina (retinopati) dan ginjal (gagal ginjal kronik) syaraf

(stroke neuropati)

3 Koma hiperglikemi hipoglikemi stroke

25

BAB IV

PENUTUP

Telah dilaporkan laporan kasus seorang penderita perempuan (51 tahun)

dengan diagnosis DM type 2 telah dirawat di ruang Penyakit Dalam kelas III

RSUD ldquoKANJURUHANrdquo KEPANJEN dari tanggal 12 Desember 2012 Pasien

datang dengan keluhan badan lemas Pasien juga mengeluh pusing dan mual serta

kaki kirinya sering kesemutan terutama 1 minggu terakhir ini Hasil Pemeriksaan

laboratorium didapatkan peningkatan kadar glukosa darah sewaktu puasa dan 2

jam PP

Diabetes melitus (DM) merupakan suatu kelompok penyakit metabolik

dengan karakteristik hiperglikemia (meningkatanya kadar gula darah) yang terjadi

karena kelainan sekresi insulin kerja insulin atau keduanya Etiologinya bisa

disebabkan oleh DM type I DM type II DM type lain dan DM gestational

Manifestasi klinis penderita kencing manis umumnya menampakkan tanda

dan gejala dibawah ini meskipun tidak semua dialami oleh penderita

1 Jumlah urine yang dikeluarkan lebih banyak (Polyuria)

2 Sering atau cepat merasa hausdahaga (Polydipsia)

3 Lapar yang berlebihan atau makan banyak (Polyphagia)

4 Frekwensi urine meningkatkencing terus (Glycosuria)

5 Kehilangan berat badan yang tidak jelas sebabnya

6 Kesemutanmati rasa pada ujung syaraf ditelapak tangan amp kaki

7 Cepat lelah dan lemah setiap waktu

26

8 Mengalami rabun penglihatan secara tiba-tiba

9 Apabila lukatergores (korengan) lambat penyembuhannya

10 Mudah terkena infeksi terutama pada kulit

Diagnosis dari DM dapat ditegakkan melalui anamnesa pemeriksaan fisik

dan pemeriksaan penunjang Penderita diabetes tipe 1 umumnya menjalani

pengobatan therapi insulin yang berkesinambungan selain itu adalah dengan

berolahraga secukupnya serta melakukan pengontrolan menu makanan (diet)

Sedangkan pada penderita diabetes mellitus tipe 2 penatalaksanaan pengobatan

dan penanganan difokuskan pada gaya hidup dan aktivitas fisik Pengontrolan

nilai kadar gula dalam darah adalah menjadi kunci program pengobatan yaitu

dengan mengurangi berat badan diet dan berolahraga Jika hal ini tidak mencapai

hasil yang diharapkan maka pemberian obat tablet akan diperlukan Bahkan

pemberian suntikan insulin turut diperlukan bila tablet tidak mengatasi

pengontrolan kadar gula darah

27

DAFTAR PUSTAKA

1 Alwi Shahab 2006 Diagnosis Dan Penatalaksanaan Diabetes Melitus

httpdokter-alwicomdiabeteshtml

2 Askandar 1999 Diabetes Melitus klasifikasi Diagnosis dan Terapied 3 PT

Gramedia Pustaka Utama Jakarta

3 Danu Yudistira 27 of Sep 2010 Indikasi Penggunaan Insulin pada Penderita

Diabetes Melitus Tipe II httpindodiabetescomstandar-terbaru-kriteria-

diagnosis-diabetes-2010html

4 Harun S 2002 Buku Ajar Ilmu Penyakit Dalam Edisi II Jakarta

Departemen Ilmu Penyakit Dalam Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia

5 Konsensus Pengelolaan Dan Pencegahan Diabetes Mellitus Tipe 2 Diakses

15 desember 2012 httpwwwperkeniorg

page=proyek_improving_diabetes_health

6 Megawati Studi Penggunaan Insulin Dan Oral Antidiabetika Pada Penderita

Diabetes Mellitus Tipe 2 Di Instalasi Rawat Inap Rsu Dr Saiful Anwar

Malang httpwwwfkumyecasenet

28

Page 20: Lapsus DM Izzy

Apabila hasil pemeriksaan tidak memenuhi criteria normal atau DM maka

dapat digolongkan kedalam kelompok TGT (Toleransi Glukosa Terganggu)

atau GDPT (Glukosa Darah Puasa Terganggu) dari hasil yang diperoleh

- TGT glukosa darah plasma 2 jam setelah pembebanan antara 140 ndash 199

mgdl

- GDPT glukosa darah puasa antara 100 ndash 125mgdl

Reduksi Urine

Pemeriksaan reduksi urine merupakan bagian dari pemeriksaan urine rutin

yang selalu dilakukan diklinik Hasil yang (+) menunjukkan adanya

glukosuria Beberapa hal yang perlu diingat dari hasil pemeriksaan reduksi

urine adalah

Digunakan pada pemeriksaan pertama sekali untuk tes skrining bukan

untuk menegakkan

Diagnosis

Nilai (+) sampai (++++)

Jika reduksi (+) masih mungkin oleh sebab lain seperti renal glukosuria

obat-obatan dan lainnya

Reduksi (++) kemungkinan KGD 200 ndash300 mg

Reduksi (+++) kemungkinan KGD 300 ndash400 mg

Reduksi (++++) kemungkinan KGD 1048725 400mg

20

Dapat digunakan untuk kontrol hasil pengobatan

Bila ada gangguan fungsi ginjal tidak bisa dijadikan pedoman

F Manifestasi Klinik

Tanda awal yang dapat diketahui bahwa seseorang menderita DM atau

kencing manis yaitu dilihat langsung dari efek peningkatan kadar gula darah

dimana peningkatan kadar gula dalam darah mencapai nilai 160 - 180 mgdL dan

air seni (urine) penderita kencing manis yang mengandung gula (glucose)

sehingga urine sering dilebung atau dikerubuti semut

Penderita kencing manis umumnya menampakkan tanda dan gejala dibawah

ini meskipun tidak semua dialami oleh penderita

1 Jumlah urine yang dikeluarkan lebih banyak (Polyuria)

2 Sering atau cepat merasa hausdahaga (Polydipsia)

3 Lapar yang berlebihan atau makan banyak (Polyphagia)

4 Frekwensi urine meningkatkencing terus (Glycosuria)

5 Kehilangan berat badan yang tidak jelas sebabnya

6 Kesemutanmati rasa pada ujung syaraf ditelapak tangan amp kaki

7 Cepat lelah dan lemah setiap waktu

8 Mengalami rabun penglihatan secara tiba-tiba

9 Apabila lukatergores (korengan) lambat penyembuhannya

10Mudah terkena infeksi terutama pada kulit

Kondisi kadar gula yang drastis menurun akan cepat menyebabkan

seseorang tidak sadarkan diri bahkan memasuki tahapan koma

21

G Penatalaksanaan

Penderita diabetes tipe 1 umumnya menjalani pengobatan therapi insulin

(LantusLevemir Humalog Novolog atau Apidra) yang berkesinambungan selain

itu adalah dengan berolahraga secukupnya serta melakukan pengontrolan menu

makanan (diet)

Pada penderita diabetes mellitus tipe 2 penatalaksanaan pengobatan dan

penanganan difokuskan pada gaya hidup dan aktivitas fisik Pengontrolan nilai

kadar gula dalam darah adalah menjadi kunci program pengobatan yaitu dengan

mengurangi berat badan diet dan berolahraga Jika hal ini tidak mencapai hasil

yang diharapkan maka pemberian obat tablet akan diperlukan Bahkan pemberian

suntikan insulin turut diperlukan bila tablet tidak mengatasi pengontrolan kadar

gula darah

Terapi farmakologis diberikan bersama dengan pengaturan makan dan latihan

jasmani (gaya hidup sehat) Terapi farmakologis terdiri dari obat oral dan bentuk

suntikan

1 Obat hipoglikemik oral

Berdasarkan cara kerjanya OHO dibagi menjadi 5 golongan

A Pemicu sekresi insulin (insulin secretagogue) sulfonylurea dan glinid

B Peningkat sensitivitas terhadap insulin metformin dan tiazolidindion

C Penghambat glukoneogenesis (metformin)

D Penghambat absorpsi glukosa penghambat glukosidase alfa

E DPP-IV inhibitor

22

2 Suntikan

A Insulin

B Agonis GLP-1incretin mimetic

A Insulin

Insulin sampai saat ini dikelompokkan menjadi beberapa jenis antara lain

1 Kerja cepat (rapid acting)

Contoh Actrapid Humulin RReguler Insulin (Crystal Zinc Insulin)

Bentuknya larutan jernih efek puncak 2-4 jam setelah penyuntikan durasi

kerja sampai 6 jam Merupakan satu-satunya insulin yang dapat dipergunakan

secara intra vena Bisa dicampur dengan insulin kerja menengah atau insulin

kerja panjang

2 Kerja menengah (intermediate acting)

23

Contoh Insulatard Monotard Humulin N NPH Insulin Lente Dengan

menambah protamin (NPH Neutral Protamin Hagedom) atau zinc (pada

insulin lente) maka bentuknya menjadi suspensi yang akan memperlambat

absorpsi sehingga efek menjadi lebih panjang Bentuk NPH tidak imunogenik

karena protamin bukanlah protein

3 Kerja panjang ( long acting)

Contoh Insulin Glargine Insulin Ultralente PZI Insulin bentuk ini diperlukan

untuk tujuan mempertahankan insulin basal yang konstan Semua jenis insulin

yang beredar saat ini sudah sangat murni sebab apabila tidak murni akan

memicu imunogenitas resistensi lipoatrofi atau lipohipertrofi

Insulin diperlukan pada keadaan

Penurunan berat badan yang cepat

Hiperglikemia berat yang disertai ketosis

Ketoasidosis diabetik

Hiperglikemia hiperosmolar non ketotik

Hiperglikemia dengan asidosis laktat

Gagal dengan kombinasi OHO dosis optimal

Stres berat (infeksi sistemik operasi besar IMA stroke)

Kehamilan dengan DMdiabetes melitus gestasional yang tidak terkendali

dengan perencanaan makan

Gangguan fungsi ginjal atau hati yang berat

Kontraindikasi dan atau alergi terhadap OHO

Cara pemberian insulin ada beberapa macam

a) intra vena bekerja sangat cepat yakni dalam 2-5 menit akan terjadi penurunan

glukosa darah

b) intramuskuler penyerapannya lebih cepat 2 kali lipat daripada subkutan

24

c) subkutan penyerapanya tergantung lokasi penyuntikan pemijatan kedalaman

konsentrasi Lokasi abdomen lebih cepat dari paha maupun lengan Jenis

insulin human lebih cepat dari insulin animal insulin analog lebih cepat dari

insulin human

Insulin diberikan subkutan dengan tujuan mempertahankan kadar gula darah

dalam batas normal sepanjang hari yaitu 80-120 mg saat puasa dan 80-160 mg

setelah makan Untuk pasien usia diatas 60 tahun batas ini lebih tinggi yaitu puasa

kurang dari 150 mg dan kurang dari 200 mg setelah makan Karena kadar

gula darah memang naik turun sepanjang hari maka sesekali kadar ini mungkin

lebih dari 180 mg (10 mmolliter) tetapi kadar lembah (through) dalam sehari

harus diusahakan tidak lebih rendah dari 70 mg (4 mmolliter) Insulin

sebaiknya disuntikkan di tempat yang berbeda tetapi paling baik dibawah kulit

perut

Dosis dan frekuensi penyuntikan ditentukan berdasarkan kebutuhan setiap

pasien akan insulin Untuk tujuan pengobatan dosis insulin dinyatakan dalam unit

(U) Setiap unit merupakan jumlah yang diperlukan untuk menurunkan kadar gula

darah kelinci sebanyak 45 mg dalam bioassay Sediaan homogen human insulin

mengandung 25-30 IUmg

H Komplikasi DM

1 Makrovaskular stroke penyakit jantung koroner ulkus gangren

2 Mikrovaskular retina (retinopati) dan ginjal (gagal ginjal kronik) syaraf

(stroke neuropati)

3 Koma hiperglikemi hipoglikemi stroke

25

BAB IV

PENUTUP

Telah dilaporkan laporan kasus seorang penderita perempuan (51 tahun)

dengan diagnosis DM type 2 telah dirawat di ruang Penyakit Dalam kelas III

RSUD ldquoKANJURUHANrdquo KEPANJEN dari tanggal 12 Desember 2012 Pasien

datang dengan keluhan badan lemas Pasien juga mengeluh pusing dan mual serta

kaki kirinya sering kesemutan terutama 1 minggu terakhir ini Hasil Pemeriksaan

laboratorium didapatkan peningkatan kadar glukosa darah sewaktu puasa dan 2

jam PP

Diabetes melitus (DM) merupakan suatu kelompok penyakit metabolik

dengan karakteristik hiperglikemia (meningkatanya kadar gula darah) yang terjadi

karena kelainan sekresi insulin kerja insulin atau keduanya Etiologinya bisa

disebabkan oleh DM type I DM type II DM type lain dan DM gestational

Manifestasi klinis penderita kencing manis umumnya menampakkan tanda

dan gejala dibawah ini meskipun tidak semua dialami oleh penderita

1 Jumlah urine yang dikeluarkan lebih banyak (Polyuria)

2 Sering atau cepat merasa hausdahaga (Polydipsia)

3 Lapar yang berlebihan atau makan banyak (Polyphagia)

4 Frekwensi urine meningkatkencing terus (Glycosuria)

5 Kehilangan berat badan yang tidak jelas sebabnya

6 Kesemutanmati rasa pada ujung syaraf ditelapak tangan amp kaki

7 Cepat lelah dan lemah setiap waktu

26

8 Mengalami rabun penglihatan secara tiba-tiba

9 Apabila lukatergores (korengan) lambat penyembuhannya

10 Mudah terkena infeksi terutama pada kulit

Diagnosis dari DM dapat ditegakkan melalui anamnesa pemeriksaan fisik

dan pemeriksaan penunjang Penderita diabetes tipe 1 umumnya menjalani

pengobatan therapi insulin yang berkesinambungan selain itu adalah dengan

berolahraga secukupnya serta melakukan pengontrolan menu makanan (diet)

Sedangkan pada penderita diabetes mellitus tipe 2 penatalaksanaan pengobatan

dan penanganan difokuskan pada gaya hidup dan aktivitas fisik Pengontrolan

nilai kadar gula dalam darah adalah menjadi kunci program pengobatan yaitu

dengan mengurangi berat badan diet dan berolahraga Jika hal ini tidak mencapai

hasil yang diharapkan maka pemberian obat tablet akan diperlukan Bahkan

pemberian suntikan insulin turut diperlukan bila tablet tidak mengatasi

pengontrolan kadar gula darah

27

DAFTAR PUSTAKA

1 Alwi Shahab 2006 Diagnosis Dan Penatalaksanaan Diabetes Melitus

httpdokter-alwicomdiabeteshtml

2 Askandar 1999 Diabetes Melitus klasifikasi Diagnosis dan Terapied 3 PT

Gramedia Pustaka Utama Jakarta

3 Danu Yudistira 27 of Sep 2010 Indikasi Penggunaan Insulin pada Penderita

Diabetes Melitus Tipe II httpindodiabetescomstandar-terbaru-kriteria-

diagnosis-diabetes-2010html

4 Harun S 2002 Buku Ajar Ilmu Penyakit Dalam Edisi II Jakarta

Departemen Ilmu Penyakit Dalam Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia

5 Konsensus Pengelolaan Dan Pencegahan Diabetes Mellitus Tipe 2 Diakses

15 desember 2012 httpwwwperkeniorg

page=proyek_improving_diabetes_health

6 Megawati Studi Penggunaan Insulin Dan Oral Antidiabetika Pada Penderita

Diabetes Mellitus Tipe 2 Di Instalasi Rawat Inap Rsu Dr Saiful Anwar

Malang httpwwwfkumyecasenet

28

Page 21: Lapsus DM Izzy

Dapat digunakan untuk kontrol hasil pengobatan

Bila ada gangguan fungsi ginjal tidak bisa dijadikan pedoman

F Manifestasi Klinik

Tanda awal yang dapat diketahui bahwa seseorang menderita DM atau

kencing manis yaitu dilihat langsung dari efek peningkatan kadar gula darah

dimana peningkatan kadar gula dalam darah mencapai nilai 160 - 180 mgdL dan

air seni (urine) penderita kencing manis yang mengandung gula (glucose)

sehingga urine sering dilebung atau dikerubuti semut

Penderita kencing manis umumnya menampakkan tanda dan gejala dibawah

ini meskipun tidak semua dialami oleh penderita

1 Jumlah urine yang dikeluarkan lebih banyak (Polyuria)

2 Sering atau cepat merasa hausdahaga (Polydipsia)

3 Lapar yang berlebihan atau makan banyak (Polyphagia)

4 Frekwensi urine meningkatkencing terus (Glycosuria)

5 Kehilangan berat badan yang tidak jelas sebabnya

6 Kesemutanmati rasa pada ujung syaraf ditelapak tangan amp kaki

7 Cepat lelah dan lemah setiap waktu

8 Mengalami rabun penglihatan secara tiba-tiba

9 Apabila lukatergores (korengan) lambat penyembuhannya

10Mudah terkena infeksi terutama pada kulit

Kondisi kadar gula yang drastis menurun akan cepat menyebabkan

seseorang tidak sadarkan diri bahkan memasuki tahapan koma

21

G Penatalaksanaan

Penderita diabetes tipe 1 umumnya menjalani pengobatan therapi insulin

(LantusLevemir Humalog Novolog atau Apidra) yang berkesinambungan selain

itu adalah dengan berolahraga secukupnya serta melakukan pengontrolan menu

makanan (diet)

Pada penderita diabetes mellitus tipe 2 penatalaksanaan pengobatan dan

penanganan difokuskan pada gaya hidup dan aktivitas fisik Pengontrolan nilai

kadar gula dalam darah adalah menjadi kunci program pengobatan yaitu dengan

mengurangi berat badan diet dan berolahraga Jika hal ini tidak mencapai hasil

yang diharapkan maka pemberian obat tablet akan diperlukan Bahkan pemberian

suntikan insulin turut diperlukan bila tablet tidak mengatasi pengontrolan kadar

gula darah

Terapi farmakologis diberikan bersama dengan pengaturan makan dan latihan

jasmani (gaya hidup sehat) Terapi farmakologis terdiri dari obat oral dan bentuk

suntikan

1 Obat hipoglikemik oral

Berdasarkan cara kerjanya OHO dibagi menjadi 5 golongan

A Pemicu sekresi insulin (insulin secretagogue) sulfonylurea dan glinid

B Peningkat sensitivitas terhadap insulin metformin dan tiazolidindion

C Penghambat glukoneogenesis (metformin)

D Penghambat absorpsi glukosa penghambat glukosidase alfa

E DPP-IV inhibitor

22

2 Suntikan

A Insulin

B Agonis GLP-1incretin mimetic

A Insulin

Insulin sampai saat ini dikelompokkan menjadi beberapa jenis antara lain

1 Kerja cepat (rapid acting)

Contoh Actrapid Humulin RReguler Insulin (Crystal Zinc Insulin)

Bentuknya larutan jernih efek puncak 2-4 jam setelah penyuntikan durasi

kerja sampai 6 jam Merupakan satu-satunya insulin yang dapat dipergunakan

secara intra vena Bisa dicampur dengan insulin kerja menengah atau insulin

kerja panjang

2 Kerja menengah (intermediate acting)

23

Contoh Insulatard Monotard Humulin N NPH Insulin Lente Dengan

menambah protamin (NPH Neutral Protamin Hagedom) atau zinc (pada

insulin lente) maka bentuknya menjadi suspensi yang akan memperlambat

absorpsi sehingga efek menjadi lebih panjang Bentuk NPH tidak imunogenik

karena protamin bukanlah protein

3 Kerja panjang ( long acting)

Contoh Insulin Glargine Insulin Ultralente PZI Insulin bentuk ini diperlukan

untuk tujuan mempertahankan insulin basal yang konstan Semua jenis insulin

yang beredar saat ini sudah sangat murni sebab apabila tidak murni akan

memicu imunogenitas resistensi lipoatrofi atau lipohipertrofi

Insulin diperlukan pada keadaan

Penurunan berat badan yang cepat

Hiperglikemia berat yang disertai ketosis

Ketoasidosis diabetik

Hiperglikemia hiperosmolar non ketotik

Hiperglikemia dengan asidosis laktat

Gagal dengan kombinasi OHO dosis optimal

Stres berat (infeksi sistemik operasi besar IMA stroke)

Kehamilan dengan DMdiabetes melitus gestasional yang tidak terkendali

dengan perencanaan makan

Gangguan fungsi ginjal atau hati yang berat

Kontraindikasi dan atau alergi terhadap OHO

Cara pemberian insulin ada beberapa macam

a) intra vena bekerja sangat cepat yakni dalam 2-5 menit akan terjadi penurunan

glukosa darah

b) intramuskuler penyerapannya lebih cepat 2 kali lipat daripada subkutan

24

c) subkutan penyerapanya tergantung lokasi penyuntikan pemijatan kedalaman

konsentrasi Lokasi abdomen lebih cepat dari paha maupun lengan Jenis

insulin human lebih cepat dari insulin animal insulin analog lebih cepat dari

insulin human

Insulin diberikan subkutan dengan tujuan mempertahankan kadar gula darah

dalam batas normal sepanjang hari yaitu 80-120 mg saat puasa dan 80-160 mg

setelah makan Untuk pasien usia diatas 60 tahun batas ini lebih tinggi yaitu puasa

kurang dari 150 mg dan kurang dari 200 mg setelah makan Karena kadar

gula darah memang naik turun sepanjang hari maka sesekali kadar ini mungkin

lebih dari 180 mg (10 mmolliter) tetapi kadar lembah (through) dalam sehari

harus diusahakan tidak lebih rendah dari 70 mg (4 mmolliter) Insulin

sebaiknya disuntikkan di tempat yang berbeda tetapi paling baik dibawah kulit

perut

Dosis dan frekuensi penyuntikan ditentukan berdasarkan kebutuhan setiap

pasien akan insulin Untuk tujuan pengobatan dosis insulin dinyatakan dalam unit

(U) Setiap unit merupakan jumlah yang diperlukan untuk menurunkan kadar gula

darah kelinci sebanyak 45 mg dalam bioassay Sediaan homogen human insulin

mengandung 25-30 IUmg

H Komplikasi DM

1 Makrovaskular stroke penyakit jantung koroner ulkus gangren

2 Mikrovaskular retina (retinopati) dan ginjal (gagal ginjal kronik) syaraf

(stroke neuropati)

3 Koma hiperglikemi hipoglikemi stroke

25

BAB IV

PENUTUP

Telah dilaporkan laporan kasus seorang penderita perempuan (51 tahun)

dengan diagnosis DM type 2 telah dirawat di ruang Penyakit Dalam kelas III

RSUD ldquoKANJURUHANrdquo KEPANJEN dari tanggal 12 Desember 2012 Pasien

datang dengan keluhan badan lemas Pasien juga mengeluh pusing dan mual serta

kaki kirinya sering kesemutan terutama 1 minggu terakhir ini Hasil Pemeriksaan

laboratorium didapatkan peningkatan kadar glukosa darah sewaktu puasa dan 2

jam PP

Diabetes melitus (DM) merupakan suatu kelompok penyakit metabolik

dengan karakteristik hiperglikemia (meningkatanya kadar gula darah) yang terjadi

karena kelainan sekresi insulin kerja insulin atau keduanya Etiologinya bisa

disebabkan oleh DM type I DM type II DM type lain dan DM gestational

Manifestasi klinis penderita kencing manis umumnya menampakkan tanda

dan gejala dibawah ini meskipun tidak semua dialami oleh penderita

1 Jumlah urine yang dikeluarkan lebih banyak (Polyuria)

2 Sering atau cepat merasa hausdahaga (Polydipsia)

3 Lapar yang berlebihan atau makan banyak (Polyphagia)

4 Frekwensi urine meningkatkencing terus (Glycosuria)

5 Kehilangan berat badan yang tidak jelas sebabnya

6 Kesemutanmati rasa pada ujung syaraf ditelapak tangan amp kaki

7 Cepat lelah dan lemah setiap waktu

26

8 Mengalami rabun penglihatan secara tiba-tiba

9 Apabila lukatergores (korengan) lambat penyembuhannya

10 Mudah terkena infeksi terutama pada kulit

Diagnosis dari DM dapat ditegakkan melalui anamnesa pemeriksaan fisik

dan pemeriksaan penunjang Penderita diabetes tipe 1 umumnya menjalani

pengobatan therapi insulin yang berkesinambungan selain itu adalah dengan

berolahraga secukupnya serta melakukan pengontrolan menu makanan (diet)

Sedangkan pada penderita diabetes mellitus tipe 2 penatalaksanaan pengobatan

dan penanganan difokuskan pada gaya hidup dan aktivitas fisik Pengontrolan

nilai kadar gula dalam darah adalah menjadi kunci program pengobatan yaitu

dengan mengurangi berat badan diet dan berolahraga Jika hal ini tidak mencapai

hasil yang diharapkan maka pemberian obat tablet akan diperlukan Bahkan

pemberian suntikan insulin turut diperlukan bila tablet tidak mengatasi

pengontrolan kadar gula darah

27

DAFTAR PUSTAKA

1 Alwi Shahab 2006 Diagnosis Dan Penatalaksanaan Diabetes Melitus

httpdokter-alwicomdiabeteshtml

2 Askandar 1999 Diabetes Melitus klasifikasi Diagnosis dan Terapied 3 PT

Gramedia Pustaka Utama Jakarta

3 Danu Yudistira 27 of Sep 2010 Indikasi Penggunaan Insulin pada Penderita

Diabetes Melitus Tipe II httpindodiabetescomstandar-terbaru-kriteria-

diagnosis-diabetes-2010html

4 Harun S 2002 Buku Ajar Ilmu Penyakit Dalam Edisi II Jakarta

Departemen Ilmu Penyakit Dalam Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia

5 Konsensus Pengelolaan Dan Pencegahan Diabetes Mellitus Tipe 2 Diakses

15 desember 2012 httpwwwperkeniorg

page=proyek_improving_diabetes_health

6 Megawati Studi Penggunaan Insulin Dan Oral Antidiabetika Pada Penderita

Diabetes Mellitus Tipe 2 Di Instalasi Rawat Inap Rsu Dr Saiful Anwar

Malang httpwwwfkumyecasenet

28

Page 22: Lapsus DM Izzy

G Penatalaksanaan

Penderita diabetes tipe 1 umumnya menjalani pengobatan therapi insulin

(LantusLevemir Humalog Novolog atau Apidra) yang berkesinambungan selain

itu adalah dengan berolahraga secukupnya serta melakukan pengontrolan menu

makanan (diet)

Pada penderita diabetes mellitus tipe 2 penatalaksanaan pengobatan dan

penanganan difokuskan pada gaya hidup dan aktivitas fisik Pengontrolan nilai

kadar gula dalam darah adalah menjadi kunci program pengobatan yaitu dengan

mengurangi berat badan diet dan berolahraga Jika hal ini tidak mencapai hasil

yang diharapkan maka pemberian obat tablet akan diperlukan Bahkan pemberian

suntikan insulin turut diperlukan bila tablet tidak mengatasi pengontrolan kadar

gula darah

Terapi farmakologis diberikan bersama dengan pengaturan makan dan latihan

jasmani (gaya hidup sehat) Terapi farmakologis terdiri dari obat oral dan bentuk

suntikan

1 Obat hipoglikemik oral

Berdasarkan cara kerjanya OHO dibagi menjadi 5 golongan

A Pemicu sekresi insulin (insulin secretagogue) sulfonylurea dan glinid

B Peningkat sensitivitas terhadap insulin metformin dan tiazolidindion

C Penghambat glukoneogenesis (metformin)

D Penghambat absorpsi glukosa penghambat glukosidase alfa

E DPP-IV inhibitor

22

2 Suntikan

A Insulin

B Agonis GLP-1incretin mimetic

A Insulin

Insulin sampai saat ini dikelompokkan menjadi beberapa jenis antara lain

1 Kerja cepat (rapid acting)

Contoh Actrapid Humulin RReguler Insulin (Crystal Zinc Insulin)

Bentuknya larutan jernih efek puncak 2-4 jam setelah penyuntikan durasi

kerja sampai 6 jam Merupakan satu-satunya insulin yang dapat dipergunakan

secara intra vena Bisa dicampur dengan insulin kerja menengah atau insulin

kerja panjang

2 Kerja menengah (intermediate acting)

23

Contoh Insulatard Monotard Humulin N NPH Insulin Lente Dengan

menambah protamin (NPH Neutral Protamin Hagedom) atau zinc (pada

insulin lente) maka bentuknya menjadi suspensi yang akan memperlambat

absorpsi sehingga efek menjadi lebih panjang Bentuk NPH tidak imunogenik

karena protamin bukanlah protein

3 Kerja panjang ( long acting)

Contoh Insulin Glargine Insulin Ultralente PZI Insulin bentuk ini diperlukan

untuk tujuan mempertahankan insulin basal yang konstan Semua jenis insulin

yang beredar saat ini sudah sangat murni sebab apabila tidak murni akan

memicu imunogenitas resistensi lipoatrofi atau lipohipertrofi

Insulin diperlukan pada keadaan

Penurunan berat badan yang cepat

Hiperglikemia berat yang disertai ketosis

Ketoasidosis diabetik

Hiperglikemia hiperosmolar non ketotik

Hiperglikemia dengan asidosis laktat

Gagal dengan kombinasi OHO dosis optimal

Stres berat (infeksi sistemik operasi besar IMA stroke)

Kehamilan dengan DMdiabetes melitus gestasional yang tidak terkendali

dengan perencanaan makan

Gangguan fungsi ginjal atau hati yang berat

Kontraindikasi dan atau alergi terhadap OHO

Cara pemberian insulin ada beberapa macam

a) intra vena bekerja sangat cepat yakni dalam 2-5 menit akan terjadi penurunan

glukosa darah

b) intramuskuler penyerapannya lebih cepat 2 kali lipat daripada subkutan

24

c) subkutan penyerapanya tergantung lokasi penyuntikan pemijatan kedalaman

konsentrasi Lokasi abdomen lebih cepat dari paha maupun lengan Jenis

insulin human lebih cepat dari insulin animal insulin analog lebih cepat dari

insulin human

Insulin diberikan subkutan dengan tujuan mempertahankan kadar gula darah

dalam batas normal sepanjang hari yaitu 80-120 mg saat puasa dan 80-160 mg

setelah makan Untuk pasien usia diatas 60 tahun batas ini lebih tinggi yaitu puasa

kurang dari 150 mg dan kurang dari 200 mg setelah makan Karena kadar

gula darah memang naik turun sepanjang hari maka sesekali kadar ini mungkin

lebih dari 180 mg (10 mmolliter) tetapi kadar lembah (through) dalam sehari

harus diusahakan tidak lebih rendah dari 70 mg (4 mmolliter) Insulin

sebaiknya disuntikkan di tempat yang berbeda tetapi paling baik dibawah kulit

perut

Dosis dan frekuensi penyuntikan ditentukan berdasarkan kebutuhan setiap

pasien akan insulin Untuk tujuan pengobatan dosis insulin dinyatakan dalam unit

(U) Setiap unit merupakan jumlah yang diperlukan untuk menurunkan kadar gula

darah kelinci sebanyak 45 mg dalam bioassay Sediaan homogen human insulin

mengandung 25-30 IUmg

H Komplikasi DM

1 Makrovaskular stroke penyakit jantung koroner ulkus gangren

2 Mikrovaskular retina (retinopati) dan ginjal (gagal ginjal kronik) syaraf

(stroke neuropati)

3 Koma hiperglikemi hipoglikemi stroke

25

BAB IV

PENUTUP

Telah dilaporkan laporan kasus seorang penderita perempuan (51 tahun)

dengan diagnosis DM type 2 telah dirawat di ruang Penyakit Dalam kelas III

RSUD ldquoKANJURUHANrdquo KEPANJEN dari tanggal 12 Desember 2012 Pasien

datang dengan keluhan badan lemas Pasien juga mengeluh pusing dan mual serta

kaki kirinya sering kesemutan terutama 1 minggu terakhir ini Hasil Pemeriksaan

laboratorium didapatkan peningkatan kadar glukosa darah sewaktu puasa dan 2

jam PP

Diabetes melitus (DM) merupakan suatu kelompok penyakit metabolik

dengan karakteristik hiperglikemia (meningkatanya kadar gula darah) yang terjadi

karena kelainan sekresi insulin kerja insulin atau keduanya Etiologinya bisa

disebabkan oleh DM type I DM type II DM type lain dan DM gestational

Manifestasi klinis penderita kencing manis umumnya menampakkan tanda

dan gejala dibawah ini meskipun tidak semua dialami oleh penderita

1 Jumlah urine yang dikeluarkan lebih banyak (Polyuria)

2 Sering atau cepat merasa hausdahaga (Polydipsia)

3 Lapar yang berlebihan atau makan banyak (Polyphagia)

4 Frekwensi urine meningkatkencing terus (Glycosuria)

5 Kehilangan berat badan yang tidak jelas sebabnya

6 Kesemutanmati rasa pada ujung syaraf ditelapak tangan amp kaki

7 Cepat lelah dan lemah setiap waktu

26

8 Mengalami rabun penglihatan secara tiba-tiba

9 Apabila lukatergores (korengan) lambat penyembuhannya

10 Mudah terkena infeksi terutama pada kulit

Diagnosis dari DM dapat ditegakkan melalui anamnesa pemeriksaan fisik

dan pemeriksaan penunjang Penderita diabetes tipe 1 umumnya menjalani

pengobatan therapi insulin yang berkesinambungan selain itu adalah dengan

berolahraga secukupnya serta melakukan pengontrolan menu makanan (diet)

Sedangkan pada penderita diabetes mellitus tipe 2 penatalaksanaan pengobatan

dan penanganan difokuskan pada gaya hidup dan aktivitas fisik Pengontrolan

nilai kadar gula dalam darah adalah menjadi kunci program pengobatan yaitu

dengan mengurangi berat badan diet dan berolahraga Jika hal ini tidak mencapai

hasil yang diharapkan maka pemberian obat tablet akan diperlukan Bahkan

pemberian suntikan insulin turut diperlukan bila tablet tidak mengatasi

pengontrolan kadar gula darah

27

DAFTAR PUSTAKA

1 Alwi Shahab 2006 Diagnosis Dan Penatalaksanaan Diabetes Melitus

httpdokter-alwicomdiabeteshtml

2 Askandar 1999 Diabetes Melitus klasifikasi Diagnosis dan Terapied 3 PT

Gramedia Pustaka Utama Jakarta

3 Danu Yudistira 27 of Sep 2010 Indikasi Penggunaan Insulin pada Penderita

Diabetes Melitus Tipe II httpindodiabetescomstandar-terbaru-kriteria-

diagnosis-diabetes-2010html

4 Harun S 2002 Buku Ajar Ilmu Penyakit Dalam Edisi II Jakarta

Departemen Ilmu Penyakit Dalam Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia

5 Konsensus Pengelolaan Dan Pencegahan Diabetes Mellitus Tipe 2 Diakses

15 desember 2012 httpwwwperkeniorg

page=proyek_improving_diabetes_health

6 Megawati Studi Penggunaan Insulin Dan Oral Antidiabetika Pada Penderita

Diabetes Mellitus Tipe 2 Di Instalasi Rawat Inap Rsu Dr Saiful Anwar

Malang httpwwwfkumyecasenet

28

Page 23: Lapsus DM Izzy

2 Suntikan

A Insulin

B Agonis GLP-1incretin mimetic

A Insulin

Insulin sampai saat ini dikelompokkan menjadi beberapa jenis antara lain

1 Kerja cepat (rapid acting)

Contoh Actrapid Humulin RReguler Insulin (Crystal Zinc Insulin)

Bentuknya larutan jernih efek puncak 2-4 jam setelah penyuntikan durasi

kerja sampai 6 jam Merupakan satu-satunya insulin yang dapat dipergunakan

secara intra vena Bisa dicampur dengan insulin kerja menengah atau insulin

kerja panjang

2 Kerja menengah (intermediate acting)

23

Contoh Insulatard Monotard Humulin N NPH Insulin Lente Dengan

menambah protamin (NPH Neutral Protamin Hagedom) atau zinc (pada

insulin lente) maka bentuknya menjadi suspensi yang akan memperlambat

absorpsi sehingga efek menjadi lebih panjang Bentuk NPH tidak imunogenik

karena protamin bukanlah protein

3 Kerja panjang ( long acting)

Contoh Insulin Glargine Insulin Ultralente PZI Insulin bentuk ini diperlukan

untuk tujuan mempertahankan insulin basal yang konstan Semua jenis insulin

yang beredar saat ini sudah sangat murni sebab apabila tidak murni akan

memicu imunogenitas resistensi lipoatrofi atau lipohipertrofi

Insulin diperlukan pada keadaan

Penurunan berat badan yang cepat

Hiperglikemia berat yang disertai ketosis

Ketoasidosis diabetik

Hiperglikemia hiperosmolar non ketotik

Hiperglikemia dengan asidosis laktat

Gagal dengan kombinasi OHO dosis optimal

Stres berat (infeksi sistemik operasi besar IMA stroke)

Kehamilan dengan DMdiabetes melitus gestasional yang tidak terkendali

dengan perencanaan makan

Gangguan fungsi ginjal atau hati yang berat

Kontraindikasi dan atau alergi terhadap OHO

Cara pemberian insulin ada beberapa macam

a) intra vena bekerja sangat cepat yakni dalam 2-5 menit akan terjadi penurunan

glukosa darah

b) intramuskuler penyerapannya lebih cepat 2 kali lipat daripada subkutan

24

c) subkutan penyerapanya tergantung lokasi penyuntikan pemijatan kedalaman

konsentrasi Lokasi abdomen lebih cepat dari paha maupun lengan Jenis

insulin human lebih cepat dari insulin animal insulin analog lebih cepat dari

insulin human

Insulin diberikan subkutan dengan tujuan mempertahankan kadar gula darah

dalam batas normal sepanjang hari yaitu 80-120 mg saat puasa dan 80-160 mg

setelah makan Untuk pasien usia diatas 60 tahun batas ini lebih tinggi yaitu puasa

kurang dari 150 mg dan kurang dari 200 mg setelah makan Karena kadar

gula darah memang naik turun sepanjang hari maka sesekali kadar ini mungkin

lebih dari 180 mg (10 mmolliter) tetapi kadar lembah (through) dalam sehari

harus diusahakan tidak lebih rendah dari 70 mg (4 mmolliter) Insulin

sebaiknya disuntikkan di tempat yang berbeda tetapi paling baik dibawah kulit

perut

Dosis dan frekuensi penyuntikan ditentukan berdasarkan kebutuhan setiap

pasien akan insulin Untuk tujuan pengobatan dosis insulin dinyatakan dalam unit

(U) Setiap unit merupakan jumlah yang diperlukan untuk menurunkan kadar gula

darah kelinci sebanyak 45 mg dalam bioassay Sediaan homogen human insulin

mengandung 25-30 IUmg

H Komplikasi DM

1 Makrovaskular stroke penyakit jantung koroner ulkus gangren

2 Mikrovaskular retina (retinopati) dan ginjal (gagal ginjal kronik) syaraf

(stroke neuropati)

3 Koma hiperglikemi hipoglikemi stroke

25

BAB IV

PENUTUP

Telah dilaporkan laporan kasus seorang penderita perempuan (51 tahun)

dengan diagnosis DM type 2 telah dirawat di ruang Penyakit Dalam kelas III

RSUD ldquoKANJURUHANrdquo KEPANJEN dari tanggal 12 Desember 2012 Pasien

datang dengan keluhan badan lemas Pasien juga mengeluh pusing dan mual serta

kaki kirinya sering kesemutan terutama 1 minggu terakhir ini Hasil Pemeriksaan

laboratorium didapatkan peningkatan kadar glukosa darah sewaktu puasa dan 2

jam PP

Diabetes melitus (DM) merupakan suatu kelompok penyakit metabolik

dengan karakteristik hiperglikemia (meningkatanya kadar gula darah) yang terjadi

karena kelainan sekresi insulin kerja insulin atau keduanya Etiologinya bisa

disebabkan oleh DM type I DM type II DM type lain dan DM gestational

Manifestasi klinis penderita kencing manis umumnya menampakkan tanda

dan gejala dibawah ini meskipun tidak semua dialami oleh penderita

1 Jumlah urine yang dikeluarkan lebih banyak (Polyuria)

2 Sering atau cepat merasa hausdahaga (Polydipsia)

3 Lapar yang berlebihan atau makan banyak (Polyphagia)

4 Frekwensi urine meningkatkencing terus (Glycosuria)

5 Kehilangan berat badan yang tidak jelas sebabnya

6 Kesemutanmati rasa pada ujung syaraf ditelapak tangan amp kaki

7 Cepat lelah dan lemah setiap waktu

26

8 Mengalami rabun penglihatan secara tiba-tiba

9 Apabila lukatergores (korengan) lambat penyembuhannya

10 Mudah terkena infeksi terutama pada kulit

Diagnosis dari DM dapat ditegakkan melalui anamnesa pemeriksaan fisik

dan pemeriksaan penunjang Penderita diabetes tipe 1 umumnya menjalani

pengobatan therapi insulin yang berkesinambungan selain itu adalah dengan

berolahraga secukupnya serta melakukan pengontrolan menu makanan (diet)

Sedangkan pada penderita diabetes mellitus tipe 2 penatalaksanaan pengobatan

dan penanganan difokuskan pada gaya hidup dan aktivitas fisik Pengontrolan

nilai kadar gula dalam darah adalah menjadi kunci program pengobatan yaitu

dengan mengurangi berat badan diet dan berolahraga Jika hal ini tidak mencapai

hasil yang diharapkan maka pemberian obat tablet akan diperlukan Bahkan

pemberian suntikan insulin turut diperlukan bila tablet tidak mengatasi

pengontrolan kadar gula darah

27

DAFTAR PUSTAKA

1 Alwi Shahab 2006 Diagnosis Dan Penatalaksanaan Diabetes Melitus

httpdokter-alwicomdiabeteshtml

2 Askandar 1999 Diabetes Melitus klasifikasi Diagnosis dan Terapied 3 PT

Gramedia Pustaka Utama Jakarta

3 Danu Yudistira 27 of Sep 2010 Indikasi Penggunaan Insulin pada Penderita

Diabetes Melitus Tipe II httpindodiabetescomstandar-terbaru-kriteria-

diagnosis-diabetes-2010html

4 Harun S 2002 Buku Ajar Ilmu Penyakit Dalam Edisi II Jakarta

Departemen Ilmu Penyakit Dalam Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia

5 Konsensus Pengelolaan Dan Pencegahan Diabetes Mellitus Tipe 2 Diakses

15 desember 2012 httpwwwperkeniorg

page=proyek_improving_diabetes_health

6 Megawati Studi Penggunaan Insulin Dan Oral Antidiabetika Pada Penderita

Diabetes Mellitus Tipe 2 Di Instalasi Rawat Inap Rsu Dr Saiful Anwar

Malang httpwwwfkumyecasenet

28

Page 24: Lapsus DM Izzy

Contoh Insulatard Monotard Humulin N NPH Insulin Lente Dengan

menambah protamin (NPH Neutral Protamin Hagedom) atau zinc (pada

insulin lente) maka bentuknya menjadi suspensi yang akan memperlambat

absorpsi sehingga efek menjadi lebih panjang Bentuk NPH tidak imunogenik

karena protamin bukanlah protein

3 Kerja panjang ( long acting)

Contoh Insulin Glargine Insulin Ultralente PZI Insulin bentuk ini diperlukan

untuk tujuan mempertahankan insulin basal yang konstan Semua jenis insulin

yang beredar saat ini sudah sangat murni sebab apabila tidak murni akan

memicu imunogenitas resistensi lipoatrofi atau lipohipertrofi

Insulin diperlukan pada keadaan

Penurunan berat badan yang cepat

Hiperglikemia berat yang disertai ketosis

Ketoasidosis diabetik

Hiperglikemia hiperosmolar non ketotik

Hiperglikemia dengan asidosis laktat

Gagal dengan kombinasi OHO dosis optimal

Stres berat (infeksi sistemik operasi besar IMA stroke)

Kehamilan dengan DMdiabetes melitus gestasional yang tidak terkendali

dengan perencanaan makan

Gangguan fungsi ginjal atau hati yang berat

Kontraindikasi dan atau alergi terhadap OHO

Cara pemberian insulin ada beberapa macam

a) intra vena bekerja sangat cepat yakni dalam 2-5 menit akan terjadi penurunan

glukosa darah

b) intramuskuler penyerapannya lebih cepat 2 kali lipat daripada subkutan

24

c) subkutan penyerapanya tergantung lokasi penyuntikan pemijatan kedalaman

konsentrasi Lokasi abdomen lebih cepat dari paha maupun lengan Jenis

insulin human lebih cepat dari insulin animal insulin analog lebih cepat dari

insulin human

Insulin diberikan subkutan dengan tujuan mempertahankan kadar gula darah

dalam batas normal sepanjang hari yaitu 80-120 mg saat puasa dan 80-160 mg

setelah makan Untuk pasien usia diatas 60 tahun batas ini lebih tinggi yaitu puasa

kurang dari 150 mg dan kurang dari 200 mg setelah makan Karena kadar

gula darah memang naik turun sepanjang hari maka sesekali kadar ini mungkin

lebih dari 180 mg (10 mmolliter) tetapi kadar lembah (through) dalam sehari

harus diusahakan tidak lebih rendah dari 70 mg (4 mmolliter) Insulin

sebaiknya disuntikkan di tempat yang berbeda tetapi paling baik dibawah kulit

perut

Dosis dan frekuensi penyuntikan ditentukan berdasarkan kebutuhan setiap

pasien akan insulin Untuk tujuan pengobatan dosis insulin dinyatakan dalam unit

(U) Setiap unit merupakan jumlah yang diperlukan untuk menurunkan kadar gula

darah kelinci sebanyak 45 mg dalam bioassay Sediaan homogen human insulin

mengandung 25-30 IUmg

H Komplikasi DM

1 Makrovaskular stroke penyakit jantung koroner ulkus gangren

2 Mikrovaskular retina (retinopati) dan ginjal (gagal ginjal kronik) syaraf

(stroke neuropati)

3 Koma hiperglikemi hipoglikemi stroke

25

BAB IV

PENUTUP

Telah dilaporkan laporan kasus seorang penderita perempuan (51 tahun)

dengan diagnosis DM type 2 telah dirawat di ruang Penyakit Dalam kelas III

RSUD ldquoKANJURUHANrdquo KEPANJEN dari tanggal 12 Desember 2012 Pasien

datang dengan keluhan badan lemas Pasien juga mengeluh pusing dan mual serta

kaki kirinya sering kesemutan terutama 1 minggu terakhir ini Hasil Pemeriksaan

laboratorium didapatkan peningkatan kadar glukosa darah sewaktu puasa dan 2

jam PP

Diabetes melitus (DM) merupakan suatu kelompok penyakit metabolik

dengan karakteristik hiperglikemia (meningkatanya kadar gula darah) yang terjadi

karena kelainan sekresi insulin kerja insulin atau keduanya Etiologinya bisa

disebabkan oleh DM type I DM type II DM type lain dan DM gestational

Manifestasi klinis penderita kencing manis umumnya menampakkan tanda

dan gejala dibawah ini meskipun tidak semua dialami oleh penderita

1 Jumlah urine yang dikeluarkan lebih banyak (Polyuria)

2 Sering atau cepat merasa hausdahaga (Polydipsia)

3 Lapar yang berlebihan atau makan banyak (Polyphagia)

4 Frekwensi urine meningkatkencing terus (Glycosuria)

5 Kehilangan berat badan yang tidak jelas sebabnya

6 Kesemutanmati rasa pada ujung syaraf ditelapak tangan amp kaki

7 Cepat lelah dan lemah setiap waktu

26

8 Mengalami rabun penglihatan secara tiba-tiba

9 Apabila lukatergores (korengan) lambat penyembuhannya

10 Mudah terkena infeksi terutama pada kulit

Diagnosis dari DM dapat ditegakkan melalui anamnesa pemeriksaan fisik

dan pemeriksaan penunjang Penderita diabetes tipe 1 umumnya menjalani

pengobatan therapi insulin yang berkesinambungan selain itu adalah dengan

berolahraga secukupnya serta melakukan pengontrolan menu makanan (diet)

Sedangkan pada penderita diabetes mellitus tipe 2 penatalaksanaan pengobatan

dan penanganan difokuskan pada gaya hidup dan aktivitas fisik Pengontrolan

nilai kadar gula dalam darah adalah menjadi kunci program pengobatan yaitu

dengan mengurangi berat badan diet dan berolahraga Jika hal ini tidak mencapai

hasil yang diharapkan maka pemberian obat tablet akan diperlukan Bahkan

pemberian suntikan insulin turut diperlukan bila tablet tidak mengatasi

pengontrolan kadar gula darah

27

DAFTAR PUSTAKA

1 Alwi Shahab 2006 Diagnosis Dan Penatalaksanaan Diabetes Melitus

httpdokter-alwicomdiabeteshtml

2 Askandar 1999 Diabetes Melitus klasifikasi Diagnosis dan Terapied 3 PT

Gramedia Pustaka Utama Jakarta

3 Danu Yudistira 27 of Sep 2010 Indikasi Penggunaan Insulin pada Penderita

Diabetes Melitus Tipe II httpindodiabetescomstandar-terbaru-kriteria-

diagnosis-diabetes-2010html

4 Harun S 2002 Buku Ajar Ilmu Penyakit Dalam Edisi II Jakarta

Departemen Ilmu Penyakit Dalam Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia

5 Konsensus Pengelolaan Dan Pencegahan Diabetes Mellitus Tipe 2 Diakses

15 desember 2012 httpwwwperkeniorg

page=proyek_improving_diabetes_health

6 Megawati Studi Penggunaan Insulin Dan Oral Antidiabetika Pada Penderita

Diabetes Mellitus Tipe 2 Di Instalasi Rawat Inap Rsu Dr Saiful Anwar

Malang httpwwwfkumyecasenet

28

Page 25: Lapsus DM Izzy

c) subkutan penyerapanya tergantung lokasi penyuntikan pemijatan kedalaman

konsentrasi Lokasi abdomen lebih cepat dari paha maupun lengan Jenis

insulin human lebih cepat dari insulin animal insulin analog lebih cepat dari

insulin human

Insulin diberikan subkutan dengan tujuan mempertahankan kadar gula darah

dalam batas normal sepanjang hari yaitu 80-120 mg saat puasa dan 80-160 mg

setelah makan Untuk pasien usia diatas 60 tahun batas ini lebih tinggi yaitu puasa

kurang dari 150 mg dan kurang dari 200 mg setelah makan Karena kadar

gula darah memang naik turun sepanjang hari maka sesekali kadar ini mungkin

lebih dari 180 mg (10 mmolliter) tetapi kadar lembah (through) dalam sehari

harus diusahakan tidak lebih rendah dari 70 mg (4 mmolliter) Insulin

sebaiknya disuntikkan di tempat yang berbeda tetapi paling baik dibawah kulit

perut

Dosis dan frekuensi penyuntikan ditentukan berdasarkan kebutuhan setiap

pasien akan insulin Untuk tujuan pengobatan dosis insulin dinyatakan dalam unit

(U) Setiap unit merupakan jumlah yang diperlukan untuk menurunkan kadar gula

darah kelinci sebanyak 45 mg dalam bioassay Sediaan homogen human insulin

mengandung 25-30 IUmg

H Komplikasi DM

1 Makrovaskular stroke penyakit jantung koroner ulkus gangren

2 Mikrovaskular retina (retinopati) dan ginjal (gagal ginjal kronik) syaraf

(stroke neuropati)

3 Koma hiperglikemi hipoglikemi stroke

25

BAB IV

PENUTUP

Telah dilaporkan laporan kasus seorang penderita perempuan (51 tahun)

dengan diagnosis DM type 2 telah dirawat di ruang Penyakit Dalam kelas III

RSUD ldquoKANJURUHANrdquo KEPANJEN dari tanggal 12 Desember 2012 Pasien

datang dengan keluhan badan lemas Pasien juga mengeluh pusing dan mual serta

kaki kirinya sering kesemutan terutama 1 minggu terakhir ini Hasil Pemeriksaan

laboratorium didapatkan peningkatan kadar glukosa darah sewaktu puasa dan 2

jam PP

Diabetes melitus (DM) merupakan suatu kelompok penyakit metabolik

dengan karakteristik hiperglikemia (meningkatanya kadar gula darah) yang terjadi

karena kelainan sekresi insulin kerja insulin atau keduanya Etiologinya bisa

disebabkan oleh DM type I DM type II DM type lain dan DM gestational

Manifestasi klinis penderita kencing manis umumnya menampakkan tanda

dan gejala dibawah ini meskipun tidak semua dialami oleh penderita

1 Jumlah urine yang dikeluarkan lebih banyak (Polyuria)

2 Sering atau cepat merasa hausdahaga (Polydipsia)

3 Lapar yang berlebihan atau makan banyak (Polyphagia)

4 Frekwensi urine meningkatkencing terus (Glycosuria)

5 Kehilangan berat badan yang tidak jelas sebabnya

6 Kesemutanmati rasa pada ujung syaraf ditelapak tangan amp kaki

7 Cepat lelah dan lemah setiap waktu

26

8 Mengalami rabun penglihatan secara tiba-tiba

9 Apabila lukatergores (korengan) lambat penyembuhannya

10 Mudah terkena infeksi terutama pada kulit

Diagnosis dari DM dapat ditegakkan melalui anamnesa pemeriksaan fisik

dan pemeriksaan penunjang Penderita diabetes tipe 1 umumnya menjalani

pengobatan therapi insulin yang berkesinambungan selain itu adalah dengan

berolahraga secukupnya serta melakukan pengontrolan menu makanan (diet)

Sedangkan pada penderita diabetes mellitus tipe 2 penatalaksanaan pengobatan

dan penanganan difokuskan pada gaya hidup dan aktivitas fisik Pengontrolan

nilai kadar gula dalam darah adalah menjadi kunci program pengobatan yaitu

dengan mengurangi berat badan diet dan berolahraga Jika hal ini tidak mencapai

hasil yang diharapkan maka pemberian obat tablet akan diperlukan Bahkan

pemberian suntikan insulin turut diperlukan bila tablet tidak mengatasi

pengontrolan kadar gula darah

27

DAFTAR PUSTAKA

1 Alwi Shahab 2006 Diagnosis Dan Penatalaksanaan Diabetes Melitus

httpdokter-alwicomdiabeteshtml

2 Askandar 1999 Diabetes Melitus klasifikasi Diagnosis dan Terapied 3 PT

Gramedia Pustaka Utama Jakarta

3 Danu Yudistira 27 of Sep 2010 Indikasi Penggunaan Insulin pada Penderita

Diabetes Melitus Tipe II httpindodiabetescomstandar-terbaru-kriteria-

diagnosis-diabetes-2010html

4 Harun S 2002 Buku Ajar Ilmu Penyakit Dalam Edisi II Jakarta

Departemen Ilmu Penyakit Dalam Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia

5 Konsensus Pengelolaan Dan Pencegahan Diabetes Mellitus Tipe 2 Diakses

15 desember 2012 httpwwwperkeniorg

page=proyek_improving_diabetes_health

6 Megawati Studi Penggunaan Insulin Dan Oral Antidiabetika Pada Penderita

Diabetes Mellitus Tipe 2 Di Instalasi Rawat Inap Rsu Dr Saiful Anwar

Malang httpwwwfkumyecasenet

28

Page 26: Lapsus DM Izzy

BAB IV

PENUTUP

Telah dilaporkan laporan kasus seorang penderita perempuan (51 tahun)

dengan diagnosis DM type 2 telah dirawat di ruang Penyakit Dalam kelas III

RSUD ldquoKANJURUHANrdquo KEPANJEN dari tanggal 12 Desember 2012 Pasien

datang dengan keluhan badan lemas Pasien juga mengeluh pusing dan mual serta

kaki kirinya sering kesemutan terutama 1 minggu terakhir ini Hasil Pemeriksaan

laboratorium didapatkan peningkatan kadar glukosa darah sewaktu puasa dan 2

jam PP

Diabetes melitus (DM) merupakan suatu kelompok penyakit metabolik

dengan karakteristik hiperglikemia (meningkatanya kadar gula darah) yang terjadi

karena kelainan sekresi insulin kerja insulin atau keduanya Etiologinya bisa

disebabkan oleh DM type I DM type II DM type lain dan DM gestational

Manifestasi klinis penderita kencing manis umumnya menampakkan tanda

dan gejala dibawah ini meskipun tidak semua dialami oleh penderita

1 Jumlah urine yang dikeluarkan lebih banyak (Polyuria)

2 Sering atau cepat merasa hausdahaga (Polydipsia)

3 Lapar yang berlebihan atau makan banyak (Polyphagia)

4 Frekwensi urine meningkatkencing terus (Glycosuria)

5 Kehilangan berat badan yang tidak jelas sebabnya

6 Kesemutanmati rasa pada ujung syaraf ditelapak tangan amp kaki

7 Cepat lelah dan lemah setiap waktu

26

8 Mengalami rabun penglihatan secara tiba-tiba

9 Apabila lukatergores (korengan) lambat penyembuhannya

10 Mudah terkena infeksi terutama pada kulit

Diagnosis dari DM dapat ditegakkan melalui anamnesa pemeriksaan fisik

dan pemeriksaan penunjang Penderita diabetes tipe 1 umumnya menjalani

pengobatan therapi insulin yang berkesinambungan selain itu adalah dengan

berolahraga secukupnya serta melakukan pengontrolan menu makanan (diet)

Sedangkan pada penderita diabetes mellitus tipe 2 penatalaksanaan pengobatan

dan penanganan difokuskan pada gaya hidup dan aktivitas fisik Pengontrolan

nilai kadar gula dalam darah adalah menjadi kunci program pengobatan yaitu

dengan mengurangi berat badan diet dan berolahraga Jika hal ini tidak mencapai

hasil yang diharapkan maka pemberian obat tablet akan diperlukan Bahkan

pemberian suntikan insulin turut diperlukan bila tablet tidak mengatasi

pengontrolan kadar gula darah

27

DAFTAR PUSTAKA

1 Alwi Shahab 2006 Diagnosis Dan Penatalaksanaan Diabetes Melitus

httpdokter-alwicomdiabeteshtml

2 Askandar 1999 Diabetes Melitus klasifikasi Diagnosis dan Terapied 3 PT

Gramedia Pustaka Utama Jakarta

3 Danu Yudistira 27 of Sep 2010 Indikasi Penggunaan Insulin pada Penderita

Diabetes Melitus Tipe II httpindodiabetescomstandar-terbaru-kriteria-

diagnosis-diabetes-2010html

4 Harun S 2002 Buku Ajar Ilmu Penyakit Dalam Edisi II Jakarta

Departemen Ilmu Penyakit Dalam Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia

5 Konsensus Pengelolaan Dan Pencegahan Diabetes Mellitus Tipe 2 Diakses

15 desember 2012 httpwwwperkeniorg

page=proyek_improving_diabetes_health

6 Megawati Studi Penggunaan Insulin Dan Oral Antidiabetika Pada Penderita

Diabetes Mellitus Tipe 2 Di Instalasi Rawat Inap Rsu Dr Saiful Anwar

Malang httpwwwfkumyecasenet

28

Page 27: Lapsus DM Izzy

8 Mengalami rabun penglihatan secara tiba-tiba

9 Apabila lukatergores (korengan) lambat penyembuhannya

10 Mudah terkena infeksi terutama pada kulit

Diagnosis dari DM dapat ditegakkan melalui anamnesa pemeriksaan fisik

dan pemeriksaan penunjang Penderita diabetes tipe 1 umumnya menjalani

pengobatan therapi insulin yang berkesinambungan selain itu adalah dengan

berolahraga secukupnya serta melakukan pengontrolan menu makanan (diet)

Sedangkan pada penderita diabetes mellitus tipe 2 penatalaksanaan pengobatan

dan penanganan difokuskan pada gaya hidup dan aktivitas fisik Pengontrolan

nilai kadar gula dalam darah adalah menjadi kunci program pengobatan yaitu

dengan mengurangi berat badan diet dan berolahraga Jika hal ini tidak mencapai

hasil yang diharapkan maka pemberian obat tablet akan diperlukan Bahkan

pemberian suntikan insulin turut diperlukan bila tablet tidak mengatasi

pengontrolan kadar gula darah

27

DAFTAR PUSTAKA

1 Alwi Shahab 2006 Diagnosis Dan Penatalaksanaan Diabetes Melitus

httpdokter-alwicomdiabeteshtml

2 Askandar 1999 Diabetes Melitus klasifikasi Diagnosis dan Terapied 3 PT

Gramedia Pustaka Utama Jakarta

3 Danu Yudistira 27 of Sep 2010 Indikasi Penggunaan Insulin pada Penderita

Diabetes Melitus Tipe II httpindodiabetescomstandar-terbaru-kriteria-

diagnosis-diabetes-2010html

4 Harun S 2002 Buku Ajar Ilmu Penyakit Dalam Edisi II Jakarta

Departemen Ilmu Penyakit Dalam Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia

5 Konsensus Pengelolaan Dan Pencegahan Diabetes Mellitus Tipe 2 Diakses

15 desember 2012 httpwwwperkeniorg

page=proyek_improving_diabetes_health

6 Megawati Studi Penggunaan Insulin Dan Oral Antidiabetika Pada Penderita

Diabetes Mellitus Tipe 2 Di Instalasi Rawat Inap Rsu Dr Saiful Anwar

Malang httpwwwfkumyecasenet

28

Page 28: Lapsus DM Izzy

DAFTAR PUSTAKA

1 Alwi Shahab 2006 Diagnosis Dan Penatalaksanaan Diabetes Melitus

httpdokter-alwicomdiabeteshtml

2 Askandar 1999 Diabetes Melitus klasifikasi Diagnosis dan Terapied 3 PT

Gramedia Pustaka Utama Jakarta

3 Danu Yudistira 27 of Sep 2010 Indikasi Penggunaan Insulin pada Penderita

Diabetes Melitus Tipe II httpindodiabetescomstandar-terbaru-kriteria-

diagnosis-diabetes-2010html

4 Harun S 2002 Buku Ajar Ilmu Penyakit Dalam Edisi II Jakarta

Departemen Ilmu Penyakit Dalam Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia

5 Konsensus Pengelolaan Dan Pencegahan Diabetes Mellitus Tipe 2 Diakses

15 desember 2012 httpwwwperkeniorg

page=proyek_improving_diabetes_health

6 Megawati Studi Penggunaan Insulin Dan Oral Antidiabetika Pada Penderita

Diabetes Mellitus Tipe 2 Di Instalasi Rawat Inap Rsu Dr Saiful Anwar

Malang httpwwwfkumyecasenet

28