Download pdf - Laporan Sistem Pakar

Transcript

BAB I Pendahuluan

1.1 Latar Belakang Teknologi komputer saat ini sudah semakin berkembang penggunaannya. Komputer yang pada awalnya digunakan sebagai alat hitung. Seiring dengan perkembangan zaman, komputer banyak digunakan di berbagai bidang. Misalnya pada bidang kesehatan, ekonomi dan sebagainya. Salah satu pemanfaatan teknologi komputer yaitu dapat digunakan untuk sistem pakar. Sistem pakar merupakan sistem yang berusaha mengadopsi pengetahuan manusia ke komputer, agar komputer dapat menyelesaikan masalah seperti yang biasa dilakukan oleh para ahli (Sri Kusumadewi, 2003). Sistem pakar biasanya digunakan untuk konsultasi, melakukan analisis dan diagnosis, membantu pengambilan keputusan, dan lain-lain. Salah satu implementasi sistem pakar pada bidang kesehatan yaitu untuk melakukan diagnosa dini pada penyakit kanker. Kanker serviks (kanker leher rahim) adalah tumbuhnya sel-sel tidak normal pada leher rahim. Kanker serviks merupakan kanker yang sering dijumpai di Indonesia baik di antara kanker pada perempuan dan pada semua jenis kanker. Kejadiannya hampir 27% di antara penyakit kanker di Indonesia. Namun demikian lebih dari 70% penderita datang memeriksakan diri dalam stadium lanjut, sehingga banyak menyebabkan kematian karena terlambat ditemukan dan diobati. Di mana Letak Leher Rahim? Leher rahim adalah bagian bawah rahim yang menonjol ke dalam kelamin wanita. Di tempat ini sering terjadi kanker yang disebut kanker serviks. Bagaimana Gejalanya? Kanker serviks pada stadium dini sering tidak menunjukkan gejala atau tanda-tandanya yang khas, bahkan tidak ada gejala sama sekali. Gejala yang sering timbul pada stadium lanjut antara lain adalah: a. Pendarahan sesudah melakukan hubungan intim. b. Keluar keputihan atau cairan encer dari kelamin wanita. c. Pendarahan sesudah mati haid (menopause).

d. Pada tahap lanjut dapat keluar cairan kekuning-kuningan, berbau atau bercampur darah, nyeri panggul atau tidak dapat buang air kecil. Apakah penyebabnya? Lebih dari 95 % kanker serviks berkaitan erat dengan infeksi HPV (Human Papiloma Virus) yang dapat ditularkan melalui aktivitas seksual. Saat ini sudah terdapat vaksin untuk mencegah infeksi HPV khususnya tipe 16 dan tipe 18 yang diperkirakan menjadi penyebab 70% kasus kanker serviks di Asia. Namun pengetahuan mengenai kanker ini sangat minim diketahui oleh wanita Indonesia. Sehingga terkadang mereka tidak menyadari telah terserang penyakit ini. Hal ini disebabkan oleh tidak nampak gejala yang sangat mengganggu pada stadium-stadium awal. Maka dari itu, pada penelitian ini diharapkan dapat membantu mendeteksi gejala-gejala awal pada kanker serviks, sehingga pencegahan dapat dilakukan lebih dini. Sistem pakar merupakan cabang dari Artificial Intelligence (AI) yang cukup tua karena sistem ini telah mulai dikembangkan pada pertengahan tahun 1960. Sistem pakar yang muncul pertama kali adalah General-purpose problem solver (GPS) yang dikembangkan oleh Newl dan Simon. Sampai saat ini sudah banyak sistem pakar yang dibuat, seperti MYCIN, DENDRAL, XCON & XSEL, SOPHIE, Prospector, FOLIO, DELTA, dan sebagainya (Kusumadewi, 2003) Teori Certainty Factor (Teori Kepastian) Dalam menghadapi suatu permasalahan sering ditemukan jawaban yang tidak memiliki kepastian penuh. Ketidakpastian ini dapat berupa probabilitas atau kebolehjadian yang tergantung dari hasil suatu kejadian. Hasil yang tidak pasti disebabkan oleh dua faktor, yaitu aturan yang tidak pasti dan jawaban pengguna yang tidak pasti atas suatu pertanyaan yang diajukan oleh sistem. Hal ini sangat mudah dilihat pada sistem diagnosis penyakit, dimana pakar tidak dapat

mendefinisikan hubungan antara gejala dengan penyebabnya secara pasti, dan pasien tidak dapat merasakan suatu gejala dengan pasti pula. Pada akhirnya akan ditemukan banyak kemungkinan diagnosis.

Sistem pakar harus mampu bekerja dalam ketidakpastian. Sejumlah teori telah ditemukan untuk menyelesaikan ketidakpastian, termasuk diantaranya probabilitas klasik, probabilitas bayes, teori Hartley berdasarkan himpunan klasik, teori shannon berdasakan pada probabilitas, teori Depmster-Shafer, teori fuzzy Zadeh, dan faktor kepastian (certanity factor).Faktor kepastian (Certanity Factor) diperkenalkan oleh Shortliffe Buchanan dalam pembuatan MYCIN (Kusumadewi, 2003). Certanity Factor (CF) merupakan nilai parameter klinis yang diberikan MYCIN untuk menunjukkan besarnya kepercayaan. Certanity Factor (CF) menunjukkan ukuran kepastian terhadap suatu fakta atau aturan.

1.2 Identifikasi Masalah Berdasarkan latar belakang di atas maka identifikasi masalah ini adalah sebagai berikut: 1. Kurangnya pengetahuan masyarakat tentang kanker serviks 2. Gejala yang sering timbul pada stadium lanjut 3. Penyebab tumbuhnya kanker serviks 4. Adanya keterbatasan ketersediaan maupun kesempatan seorang ahli atau pakar dalam bidang penyakit kanker 1.3 Batasan masalah Dalam batasan masalah ini penulis hanya membahas sebagai berikut: 1. System pakar yang dibuat, hanya untuk penelusuran masalah gejala

penyakit kanker serviks 2. Pengembangan sistem pakar hanya pada tahap pengujian 3. Pengembangan sistem pakar hanya pada tahap pengujian aplikasi 4. Implementasi aplikasi sistem pakar disimulasikan pada komputer stand alone 1.4 Tujuan

Tujuan dalam penulisan laporan ini adalah membuat aplikasi sistem pakar diagnosa penyakit kanker beserta solusinya yang berguna untuk dunia kedokteran dan masyarakat pada umumnya. 1.5 Metodologi Tahap Pengumpulan Data Tahap Pengumpulan Data Dalam tahap pengumpulan data penulis menggunakan data Sekunder. Data sekunder yaitu pengumpulan data yang dilakukan dengan kajian pustaka melalui buku, literarture, journal, maupun informasi dari internet yang di anggap sesuai terhadap materi pembuatan laporan Diagnosa Dini Pada Penyakit Kanker serviks.

Metodologi

Tahap Pengembangan Sistem Pakar

Tahap Pengembangan Sistem Pakar Tahap 1 Penilaian Yaitu proses untuk menentukan kelayakan dan justifikasi atas permasalahan yang akan diambil. Setelah proyek pengembangan dianggap layak dan sesuai dengan tujuan, maka selanjutnya ditentukan fitur-fitur

penting dan ruang lingkup proyek serta sumber daya yang dibutuhkan. Sumber pengetahuan yang diperlukan diidentifikasi dan ditentukan persyaratan-persyaratn proyek. Tahap 2 Akuisisi Pengetahuan Merupakn proses untuk mendapatkan pengetahuan tentang

permasalahan yang akan dibahas dan digunakansebagai panduan dalam pengembangan. Pengetahuan ini digunakan untuk memberikan informasi tentang permasalahan yang menjadi bahan acuan dalam mendesain sistem pakar. Tahap 3 Desain Berdasarkan pengetahuan yang telah didapatkan dalam proses akuisisi pengetahuan, maka desain antarmuka maupun teknik penyekesaian masalah dapat diimplementasikan kedalam sistem pakar. Dalam tahap desain ini, seluruh struktur dan organisasi harus ditetapkan dan dapat direpresentasikan keadaan sistem. Tahap 4 Penngujian Tahap ini dimaksudkan untuk menguji apakahsistem pakar yang dibangun telah sesuai dengan tujuan pengembangan maupun kesesuaian kinerja dengan sistem dengan metode penyelesaian masalah yang bersumber dari pengetahuan yang didatpkan. Tahap 5 Dokumentasi Tahap dokumentasi diperlukan untuk mengkompilasi semua informasi proyek sistem pakar kedalam dokumen yang dapat memenuhi persyaratan yang dibutuhkan pengguna pengembang sistem. Tahap 6 Pemeliharaan Pemeliharaan adalah basis pengetahuan yang mungkin telaha memilki perkembangan dan kesesuaian kebutuhan terkini, oleh sebab itu pengetahuan dalam basis pengetahuan perlu adanya pembaharuan atau penyempurnaan agar sesuai kebutuhan saat ini.

1.6 Kerangka Pemikiran

BAB II ANLISIS SISTEM 2.1 Tahap Penilaian Pada tahap ini penilaian terdiri terdiri dari kelayakan beserta analisis SWOT, Analisis penyakit, Analisis kebutuhan non fungsional, Akuisisi pengetahuan, analisis basis data dan analisis kebutuhan fungsional. 2.1.1 Justifkasi a. Kelayakan Tteknis Kelayakan Teknologi

Dalam hal kelayakan ini software yang kami gunakan yaitu microsoft visual basic 6.0 dan microsoft access yang merupakan aplikasi untuk pembuatan diagnosa penyakit kanker seviks dan cara pengobatannya baik secara hebal dan secara medis. Kelayakan Ahli

Pada kelyakan ini penulis cukup menguasai program Visual Basic 6.0 dan data base menggunakan mirosoft access sehingga pembuatan aplikasi ini cukup mudah. b. Kelayakan Jadwal c. Kelayakan Ekonomi d. Kelayakan Hukum 2.1.2 Analisis Swot a. Strength (Kekuatan) Aplikasi komputer sudah semakin memasyarakat Lebiih mudah bila ingin berkonsulatsi Dapat mengefisienkan Waktu Lebih mudah untuk mengetahui gejala-gejala penyakit yang sedang di derita.

b. Weakness (Kelemahan) Keterbatasan aplikasi yang dibuat baik dari segi informasi yang tidak online dan data base. Keterbatsan Waktu.

c. Opportunity (Peluang) Dengan adanya aplikasi system pakar diagnosa penyakit kanker dan pengobatan secara alami dan medis cukup banyak keuntungan yang didapat. Dokter yang ahli dalam penyakit kanker tidak selamanya ada jika ada yang mau berkonsultasi. d. Threat (Ancaman) Terdapat beberapa aplikasi yang berbasis web. Setiap kemajuan teknologi maka aplikasi bebrbasis dekstop ini akan mudah menurun peminatnya. 2.1.3 Analisis Penyakit Dalam diagnosa suatu penyakit perlu diketahui gejala-gejala yang ditimbulkan. Meakipun hanya dengan gejala klinis maupun gejala yang dirasakan langsung oleh penderita, dokter dapat mengambil kesimpulan penyakit apa yang diderita. Tapi ada baiknya juga dilakukan pemeriksaan lebih lanjut melalui laboratorium penyakit tertentu. Dibawah ini merupakan gejala-gejala dari penyakit kanker serviks yang dapat di diagnosa, antara lain:

munculnya rasa sakit dan perdarahan saat berhubungan intim (contact bleeding).

keputihan yang berlebihan dan tidak normal. perdarahan di luar siklus menstruasi. penurunan berat badan drastis. Apabila kanker sudah menyebar ke panggul, maka pasien akan menderita keluhan nyeri punggung

hambatan dalam berkemih, pembesaran ginjal. Mual demam Menggigil Sering Menggunakan cairan douche Pendarahan di luar mens Susah punya anak Diabetes melitus Perut bengkak/ benjolan

2.1.4 Analisis Kebutuhan Non-Fungsional a. Kebutuhan Hardware Kebutuhan peangkat yang diperlukan dalam perancangan aplikasi sistem pakar yang berbasis dekstop ini, antara lain: 1. 2. 3. 4. Prosessor intel core i3 M370 2,64 GHz Memory (RAM) 1,00 GB VGA 512 MB Monitor 12 inch

b. Kebutuhan Software Adapun software yang dibutuhkan untuk sistem pakar ini adalah : 1. 2. 3. Sistem operasi minimum Windows Xp Profesional. Microsoft Visual Basic 6.0 Microsoft office access 2003 untuk data base.

c. Kebutuhan User Analisis terlibat ini dimaksudkan untuk mengetahui siapa saja user yang karakteristiknya sehingga dapat diketahui tingkat

bserta

pengalaman dan pemahaman user terhadap penyakit kanker servisks beserta pengobatan secara medis. 2.2 Tahap Akuisisi Pengetahuan

2.2.1 Sumber Pengetahuan Pada sistem pakar yang kami buat ini banyak sumber pengetahuan yang didapat sebagai bahan referensi, sistem pakar yang kami buat ini bukan hanya pengetahuan kami saja, namun banyak pengetahuan yang kami dapat dari journal ataupun informasi dari internet yang merupakan sumber pengetahuan bertipe dokumentasi. 2.2.2 Proses akuisisi pengetahuan Sumber data yang digunakan dalam sistem pakar ini meliputi data penyakit dan data gejala yang menyerang rahim wanita. Ada beberapa data penyakit dan data gejala yang dicontohkan dalam table. Tabel Akuisisi Pengetahuan No 1. Penyakit Kanker Serviks Gejala Solusisaat rahim 2. terapi radiasi 3. terapi Kemoterapi yang 4.

1. munculnya rasa sakit 1. operasi pengangkatandan perdarahan berhubungan intim

2.

keputihan dan

memakai

vaksinasi

berlebihan normal.

tidak HPV

3. perdarahan di luar siklus menstruasi. 4. penurunan berat

badan drastis. 5. keluhan nyeri

punggung 6. hambatan dalam

berkemih, 7.pembesaran ginjal. 2. Tumor Fibroid 1. Pendarahan di luar 1. miomektomi, mens 2. Susah punya anak 3. Diabetes melitus 4. Perut bengkak/ 2. histerektomi, 3. cryosurgery 4. embolisasirahim. vena

benjolan 3. Radang Panggul 1. Mual 2. demam 3. Menggigildiberikan Antibiotik secara intravena (melalui pembuluh darah) lalu

4. Sering Menggunakan diberikan cairan douche(melalui mulut).

per-oral

BAB III DESAIN SISTEM 3.1. Tabel Dasar 3.1.1. Tabel Penyakit Kode Penyakit U01 U02 U03 Penyakit Kanker Serviks Tumor Fibroid Radang Panggul

3.1.2. Tabel Gejala Kode Gejala A01 A02 A03 A04 A05 A06 A07 A08 A09 A10 A11 A12 A13 A14 A15 Gejalamunculnya rasa sakit dan perdarahan saat berhubungan intim keputihan yang berlebihan dan tidak normal.

perdarahan di luar siklus menstruasi. penurunan berat badan drastis. keluhan nyeri punggung. hambatan dalam berkemih, pembesaran ginjal. Pendarahan di luar mens. Susah punya anak. Diabetes melitus. Perut bengkak/ benjolan. Mual. demam . Menggigil. Sering Menggunakan cairan douche.

3.1.3. Tabel Solusi Kode Solusi SO1 SO2 SO3 SO4 SO5 SO6 SO7 SO8 SO9 SolusiOperasi pengangkatan rahim Terapi radiasi Terapi Kemoterapi Memakai vaksinasi HPV Miomektomi. Histerektomi. Cryosurgery. embolisasi vena rahim. diberikan Antibiotik secara intravena (melalui pembuluh darah) lalu diberikan per-oral (melalui mulut).

3.2 Tabel KeputusanKode Penyakit

Kode Gejala

A

A

A

A

A

A

A

A 08

A

A

A

A

A

A

A

01 02 03 04 05 06 07 U01 U02 U03 X X X X X X X X

09 10 11 12 13 14 15

X

X

X X X X X

3.3 Tabel Keputusan Berdasarkan Relasi Antara Gejala dan SolusiKode Gejala

Kode Solusi

S

S

S

S

S

S

S

S 08

S 09

01 02 03 04 05 06 07A01 A02 A03

X X X

X X X

X X X

X X X

A04 A05 A06 A07 A08 A09 A10 A11 A12 A13 A14 A15

X X X X

X X X X

X X X X

X X X X X X X X X X X X X X X X X X X X X X X X

3.4 Diagram Alir Sistem pakar pendiagnosa kanker serviks dibentuk dengan arsitektur seperti yang ditunjukkan pada gambar 1.

Gambar 1. Komponen Sistem Pakar

Proses-proses yang ada pada sistem pakar dirancang dengan Diagram Alir (DataFlow iagram). Ada tiga macam proses utama yang dikembangkan pada sistempakar ini, yaitu proses pembentukan kaidah yang ditunjukan pada Gambar 2, proses penentuan penyakit yang diderita pasien dan proses penentuan terapi yang ditunjukan oleh Gambar 3. DFD keseluruhan sistem tidak disajikan pada tulisan ini

Gambar 3. Proses Pembentukan kaidah

Gambar 3. Proses Pembentukan kaidah

3.5 Kaidah Produksi Basis pengetahuan yang direpresentasikan tersebut dipakai untuk

membentuk kaidah produksi sebagai berikut:IF Masalah = munculnya rasa sakit dan perdarahan saat berhubungan intim. THEN Solusi = Jauhi Free sex, Rajin pap Smear secara berkala 2 tahun sekali,

Melakukan Vaksinasi HPVIF Masalah = Rajin memelihara Kesehatan THEN Solusi = Jauhi Free sex, Rajin pap Smear secara berkala 2 tahun sekali,

Melakukan Vaksinasi HPV.keputihan yang berlebihan dan tidak normal. THEN Solusi = Jauhi Free sex, Rajin pap Smear secara berkala 2 tahun sekali,

Melakukan Vaksinasi HPV IF Masalah =perdarahan di luar siklus menstruasi.THEN Solusi = Jauhi Free sex, Rajin pap Smear secara berkala 2 tahun sekali,

Melakukan Vaksinasi HPV IF Masalah = penurunan berat badan drastis.THEN Solusi = Jauhi Free sex, Rajin pap Smear secara berkala 2 tahun sekali,

Melakukan Vaksinasi HPV IF Masalah = keluhan nyeri punggungTHEN Solusi = Jauhi Free sex, Rajin pap Smear secara berkala 2 tahun sekali,

Melakukan Vaksinasi HPV IF Masalah = Hambatan dalam berkemih AND pembesaran ginjal.

THEN Solusi = Jauhi Free sex, Rajin pap Smear secara berkala 2 tahun sekali,

Melakukan Vaksinasi HPV IF Masalah = Pendarahan di luar mens.THEN Solusi = miomektomi, histerektomi,cryosurgery embolisasi vena rahim.

IF Masalah = Susah punya anak.THEN Solusi = miomektomi, histerektomi,cryosurgery embolisasi vena rahim.

IF Masalah = Diabetes melitus.THEN Solusi = miomektomi, histerektomi,cryosurgery embolisasi vena rahim.

IF Masalah = Perut bengkak/ benjolan.THEN Solusi = miomektomi, histerektomi,cryosurgery embolisasi vena rahim.

IF Masalah = Mual AND DemamTHEN Solusi = diberikan Antibiotik secara intravena (melalui pembuluh darah) lalu diberikan per-oral (melalui mulut).

IF Masalah = MenggigilTHEN Solusi = diberikan Antibiotik secara intravena (melalui pembuluh darah) lalu diberikan per-oral (melalui mulut).

IF Masalah = Sering Menggunakan cairan douche THEN Solusi = diberikan Antibiotik secara intravena (melalui pembuluh darah) laludiberikan per-oral (melalui mulut).

3.6 Rancangan Interface

BAB IV KESIMPULAN

Berdasarkan analisis dan perancangan sistem pakar diagnosa kanker cervix ini, mulai dari tahap analisa, perancangan sampai implementasi sistem, maka dapat ditarik beberapa kesimpulan sebagai berikut :

a) Sistem pakar diagnosa kanker serviks ini bisa menjadi suatu media informasi kemampuan, pengetahuan dan sarana deteksi (berdasarkan umur, gejala atau keluhan) bagi orang awan dalam mendeteksi kondisi awal dari kanker cervix secara mandiri dengan bantuan teknologi. b) Dengan aplikasi ini diharapkan mengurangi biaya konsultasi dan perjalanan (bagi wanita wanita yang hidup didaerah terpencil) mendapatkan informasi dan penanganan tentang kanker cervix. c) Aplikasi ini mengggunkan metode kepastian nilai (berdasarkan

pengetahuan pakar) yang diharapkan memberikan kepercayaan terhadap diagnosa tentang penyakit yang dideritanya.


Recommended