Download docx - LAPORAN SGD

Transcript
Page 1: LAPORAN SGD

LAPORAN SGD

“NERVUS CRANIAL DAN MEDICAL TERMINOLOGY”

Tutor:

drg. FANI TUTI HANDAYANI

Disusun oleh :

Kelompok 1

Oktalia Ika Puspita (G1G009003)

Annisa Yuristia (G1G009009)

Aditya Priagung (G1G009019)

Ari Wahyuda (G1G009022)

Fikratul Ulya Rahmawati (G1G009024)

Dwi Nur Hiqmah (G1G009027)

Vetria Merdiyana (G1G009035)

Oshada Dewi Herdifa (G1G009040)

Tika Wulandari (G1G009046)

Yoanita Zahra Puspita (G1G009053)

Agus Aran Prastyo (G1G009054)

Lia Agustina Assobariah (G1G008011)

JURUSAN KEDOKTERAN GIGI

FAKULTAS KEDOKTERAN DAN ILMU–ILMU KESEHATAN

UNIVERSITAS JENDERAL SOEDIRMAN

2010

Page 2: LAPORAN SGD

BAB I

PENDAHULUAN

Anatomi adalah ilmu mengenai struktur tubuh manusia. Oleh karena itu, akan

banyak istilah–istilah penting yang akan menjelaskan mengenai bagian–bagian yang

terdapat di tubuh manusia. Sebagai mahasiswa kedokteran khususnya kedokteran

gigi, maka kita harus mengenal dan mengetahui mengenai medical terminology atau

istilah kedokteran yang biasa digunakan dan diterapkan dalam kehidupan kita kelak

ketika menjadi dokter gigi. Banyak sekali istilah–istilah yang sangat berhubungan

erat dengan bidang kedokteran khususnya kedokteran gigi, antara lain berbagai jenis

nervus cranialis yang berjumlah XII, istilah mengenai arah tubuh, istilah mengenai

gerak tubuh, istilah mengenai bagian tubuh, dan istilah yang menunjukkan bentuk

atau bangunan seperti lubang, rongga, tonjolan, dan lembah. Selain istilah–istilah

tersebut, masih banyak istilah–istilah penting lainnya yang berhubungan dengan

anatomi tubuh manusia. Istilah–istilah tersebut adalah dasar untuk mahasiswa

kedokteran gigi pada khususnya agar dapat dengan mudah mempelajari mengenai

anatomi tubuh manusia.

Page 3: LAPORAN SGD

BAB II

PEMBAHASAN

A. Nervus Cranial

No.

Syaraf

Nama

Syaraf

Jenis

Syaraf

Dari Syaraf

Sensori

Dari Syaraf

MotorFungsi

I Olfakto

rius

Sensori Selaput lendir

hidung

Tidak ada Penciuman

II Opticus Sensori Retina mata Tidak ada Penglihatan

III Okulo

motoriu

s

Motor Otot penggerak bola

mata

Otot

penggerak

bola

mata,lensa

mata, pupil

mata

-Mengangkat

kelopak mata atas

-Kontriksi pupil

-Sebagian besar

gerakan

ekstraokular

IV Throchl

earis

Motor Otot penggerak bola

mata

Otot lain

pengerak bola

mata

Gerakan mata ke

bawah dan ke dalam

V Trigemi

nus

Gabun

gan

Gigi dan kulit muka Otot

pengunyah

-Motorik : Otot

temporalis dan

maseter (menutup

rahang,mengunyah)

; gerakan rahang ke

lateral

-Sensorik : 1. Kulit

wajah dan 2/3

depan kulit kepala;

mukosa mata;

mukosa hidung dan

rongga mulut, lidah

serta gigi

2. Refleks kornea

atau refleks

mengedip;

komponen sensorik

dibawa oleh syaraf

kranial V, repon

motorik melalui

syaraf cranial VII,

Page 4: LAPORAN SGD

VI Abduce

ns

Motor Otot penggerak bola

mata

Otot lain

pengerak bola

mata

Deviasi mata ke

lateral

VII Facial Gabun

gan

Lidah bagian ujung Otot

muka,kelenjar

ludah

-Motorik : 1. Otot -

otot ekspresi wajah

termasuk otot dahi,

sekeliling mata dan

mulut.

2. Lakrimasi dan

salivasi

-Sensorik :

pengecapan 2/3

depan lidah ( rasa

manis, asam, dan

asin)

VIII Vestibu

lococle

aris

Sensori Koklea dan saluran

setengah lingkaran

Tidak ada -Cabang

vestibularis :

keseimbangan

- Cabang koklearis :

pendengaran

IX Glosofa

ringeus

Gabun

gan

Lidah bagian

belakang tonsil

Kelenjar

ludah, otot

penelan di

faring

-Motorik :

1.Faring : menelan

dan refleks muntah

2. Parotis : salivasi

-Sensoris : Faring,

lidah posterior,

termasuk rasa pahit.

X Vagus Gabun

gan

Laring, paru – paru,

jantung, lambung,

pankreas,hati

Saraf simpatik

ke laring,

esofagus, paru

- paru,

jantung,

lambung, dan

pankreas.

-Motorik : Faring,

laring untuk

menelan, refleks

muntah, fonasi;

visera abdomen

- Sensorik : Faring,

laring untuk

refleeks muntah;

visera leher, toraks

dan abdomen

Page 5: LAPORAN SGD

XI Acceso

rius

Motor Otot di belikat,

laring, faring, dan

langit – langit

Otot laring,

faring, dan

langit – langit

halus

Otot

strenokleidomastoid

eus, dan bagian atas

dari otot trapezius :

peregrakan kepala

dan bahu

XII Hypogl

osus

Motor Otot lidah Otot lidah Gerakan lidah

Jembatan keledai untuk menghafal kedua belas saraf cranial :

“ Olfa mirip Tikus naik Motor nabrak Trotoar bertemu Tri dan Abdul baru Facial”,

“ Vespa Glosh milik Vagus banyak Asesoris Hip-hopnya”

Keterangan :

Olfa : Saraf Olfactorius

Tikus : Saraf Opticus

Motor : Saraf Occulomotorius

Tro : Saraf Trochlearis

Tri : Saraf Trigeminus

Abd : Saraf Abducens

Facial : Saraf Facialis

Ves : Vestibulocochlearis

Glos : Saraf Glossofaringeus

Vagus : Saraf Vagus

Asesoris : Saraf Accesorius

Hip : Saraf Hypoglosus

Gambar 1. 12 Saraf Cranialis

Page 6: LAPORAN SGD

Gambar 2. Bagian – Bagian Saraf Cranialis

Page 7: LAPORAN SGD

B. Medical Terminology

1. Arah tubuh

a. Proksimal : bagian yang dekat dengan tubuh atau pangkal

b. Distal : 1) bagian yang jauh dengan tubuh atau ujung

2) jauh; jauh dari satu titik atau pedoman, lawan proksimal

dalam Kedokteran Gigi dipakai untuk menyatakan satu

posisi pada lengkung gigi jauh dari garis median rahang,

lambang D (Dorland, 2002).

c. Eksternal : 1) bagian luar

2) terletak/terjadi disebuah luar, banyak struktur anatomis

yang dahulu diistilahkan eksterna kini secara lebih tepat

diberi istilah lateral (Dorland, 2002).

d. Internal : 1) bagian dalam

2) terletak/timbul di dalam/pada sisi dalam. Banyak struktur

anatomi yang dulu disebut internal sekarang secara tepat

disebut medial (Dorland, 2002).

e. Visceral : organ dalam

f. Parietal : 1) ke dinding

2) dari atau berkenaan dengan dinding kavum (Dorland,

2002).

3) berkenaan dengan atau terletak didekat os parietale, seperti

lobus parietalis (Dorland, 2002).

g. Medial : ke tengah

h. Lateral : ke samping

i. Dextra : kanan

j. Sinistra : kiri

k. Inferior : 1) bawah

2) terletak di bawah, atau menghadap kebawah (Dorland,

2002).

l. Superior : 1) atas

2) terletak di atas atau mengarah ke atas (Dorland, 2002).

3) istilah yang digunakan untuk menunjukkan struktur yang

menduduki posisi lebih dekat dengan verteks (Dorland,

2002).

m. Anterior : depan

n. Posterior : belakang

o. Cranial : kepala

p. Caudal : ekor

q. Dorsal : belakang

r. Ventral : depan

Page 8: LAPORAN SGD

s. Superficial : permukaan

t. Profunda : ke dalam

Gambar 3. Daerah – Daerah Tubiuh

Page 9: LAPORAN SGD

Gambar 4. Bagian – Bagian Tubuh

2. Gerak tubuh

a. Ekstensi : gerakan meluruskan

b. Flexi : 1) gerakan membengkokkan

Page 10: LAPORAN SGD

2) tindakan membengkokan/ keadaan dibengkokan (Dorland,

2002).

c. Dorsoflexi : membengkokkan punggung kaki

d. Plantarflexi : membengkokkan telapak kaki

e. Abduksi : gerakan menjauh dari tubuh

f. Adduksi : gerakan mendekat dari tubuh

g. Pronasi : gerakan tengkurap

h. Supinasi : gerakan telentang

i. Circumduksi : gerakan kombinasi antara melingkar dan memutar

j. Elevasi : gerakan mengangkat

k. Depresi : gerakan menurunkan

l. Protrusi : menarik ke depan

m. Ereksi : 1) tegak

2) keadaan menjadi kaku dan tegang seperti jaringan yang

erektil ketika terisi darah (Dorland, 2002).

n. Retraksi : menarik ke belakang

o. Rotasi : gerakan berputar

p. Eksorotasi : memutar ke luar

q. Endorotasi : memutar ke dalam

Page 11: LAPORAN SGD

Gambar 5. Gerak Tubuh

3. Lubang

a. Foramen-Foramina : lubang bersifat umum

b. Fissura : 1) lubang berbentuk celah

2) istilah umum untuk suatu celah/ parit, khususnya

lipatan yg dlam pd korteks serebri yg menyangkut

seluruh ketebalannya (Dorland, 2002).

c. Aditus : lubang masuk

d. Exitus : lubang keluar

e. Apertura : saluran lubang masuk

f. Fenestra : jendela, saluran lubang keluar

g. Orificium : lubang yang dapat dilihat dari luar seperti mulut

h. Porus : lubang kecil atau pori, lubang tertentu

i. Hiatus : gap

Page 12: LAPORAN SGD

j. Rima : celah

k. Ostium : lubang yang memiliki muara

4. Rongga

a. Cavum : rongga

b. Recessus : rongga masuk atau lekuk

c. Saccus : rongga berupa kantong

d. Vestibulum : 1) pintu masuk dari rongga atau saluran

2) istilah umum dlm tata nama anatomi untuk ruang /

kavitas/pintu masuk suatu kanalis (Dorland, 2002).

3) suatu lekuk kebawah,invaginasi,ruang/kavitas pada tubuh

organisme yg memberikan akses kelainnya seperti ruang

preoral pd protozoa bersilia tertentu (Dorland, 2002).

e. Meatus : saluran yang panjang, liang

f. Sinus : 1) rongga bentuk mangkok

2) Rongga/kanal; dlm tata nama anatomi, istilah umum untuk

ruangan seperti itu, termasuk sinus, venosa dan sinus

paranasalis (Dorland, 2002).

g. Atrium : serambi (bagian superior)

h. Ventriculus : bilik (bagian inferior)

i. Cellulae : kontainer kecil

j. Vesica : kantong

5. Tonjolan

a. Processus : tonjolan umum

b. Condylus : tonjolan yang bulat

c. Tuber : tonjolan yang besar dan tumpul

d. Tuberculum : 1) tonjolan yang kecil

2) Benjolan kecil khususnya yang berbentuk bulat dan kecil

dalam jaringan (Dorland, 2002)

3) Tonjolan bulat kecil, missal pada tulang atau gigi (Dorland,

2002)

4) Istilah umum dalam tata nama anatomi untuk tuberkel

nodul atau tonjolan kecil (Dorland, 2002).

e. Tuberositas : tonjolan yang kasar

f. Hamulus : 1) tonjolan berbentuk pacing

2) Setiap tonjolan yang berbentuk kait (Dorland, 2002).

3) Istilah umum yang menunjukaan tonjolan berbentuk kait

(Dorland, 2002).

g. Spina : tonjolan berbentuk duri

h. Crista : tonjolan yang bergerigi

i. Linea : 1) tonjolan yang berupa garis

Page 13: LAPORAN SGD

2) Suatu garis strip tanda atau tepi yang sempit (Dorland,

2002)

3) Istilah umum untuk garis yang tepi yang sempit pada

beberapa permukaan struktur (Dorland, 2002).

j. Eminentia : tonjolan yang meninggi

k. Trochanter : tonjolan berbentuk kerekan

l. Protuberantia : puncak dari tonjolan yang meninggi

6. Lembah

a. Fossa : lembah yang landai

b. Fovea : lembah yang curam

c. Foveola : lembah yang curam dan sempit

d. Facies : lembah yang datar

e. Planum : 1) permukaan

2) dalam tatanan anatomi permukaan tulang atau struktur kain

yang lebih datar (Dorland, 2002).

f. Sulcus : 1) lembah yang berupa parit

2) Alur, Parit, galur (Dorland, 2002)

3) Istilah umum untuk cekukan seperti itu, khususnya sulcus

yang ada di permukaan otak, yang memisahkan girus-girus

(Dorland, 2002).

4) Cekukan atau lembah meanjang pada permukaan oklusi

gigi, sisi landai bertemu pada suatu sudut (Dorland, 2002).

g. Incisura : lembah berbentuk lekukan

7. Bagian tubuh

a. Caput : 1) kepala

2) Kepala:ekstremitas tubuh bagian atas, terdiri dar

cranium dan wajah, berisikan otak, organ-organ

sensoris khusus dan organ utama sistem

pencernaan. 2. Istilah umum yang diterapkan untuk

bagian yang melebar atau bagian utama suatu organ

(Dorland, 2002)

b. Capitulum : kepala kecil

c. Collum : 1) leher

2) bagian badan yang menghubungkan kepala dengan

badan disebut juga servik (Dorland, 2002)

d. Angulus : sudut

e. Corpus : badan

f. Fundus : dasar

g. Plexus : anyaman

h. Ramus : cabang

Page 14: LAPORAN SGD

i. Apex : puncak

j. Margo : tepi, batas

k. Facia : wajah

l. Thoraks : dada

m. Pectoral : dada depan

n. Axilla : ketiak

o. Abdomen : perut

p. Umbilicus : 1) pusar

2) Pusar; jaringan parut yang menandai tempat

pelekatan tali pusat pada janin. Disebut juga

omphalus. (Dorland, 2002)

q. Pelvis : pinggul

r. Inguinal : 1) lipat paha

2) Berkenaan dengan inguen atau selangkangan (Batas

antara abdomen dan paha) (Dorland, 2002)

s. Perineum : 1) antara anus dan genital

2) Rantai pelvis dan struktur yang berhubungan yang

menempati pintu bawah panggul; bagian ini

dibatasi disebelaha anterior oleh simvisis pubis,

disebelah lateral oleh tuber ischiadicum, dan

disebelah posterior oleh os coccygeus. (Dorland,

2002)

3) Daerah anatara kedua belah paha, disatukan pada

pria oleh skotum dan anus serta oleh pulpa dan anus

pada wanita. (Dorland, 2002)

t. Pudendus : alat kelamin luar

u. Femur : 1) paha

2) tulang yang memanjang dari pelvis ke lutut,

merupakan tulang terpanjang dan terbesar dalam

tubuh; kaputnya berartikulasi dengan actabulu

tulang pelvis dan di distal, femur bersama dengan

platella dan tibia, membentuk sendi lutut. (Dorland,

2002)

v. Genu : 1) lutut

2) Lutut; tempat persendian antara paha (femur) dan

betis: istilh umum yang digunakan untuk

menandakan struktur anatomi yang bengkok seperti

lutut. (Dorland, 2002)

w. Cruris : tungkai bawah

x. Pedis : kaki

Page 15: LAPORAN SGD

y. Plantar : telapak kaki

z. Dorsal pedis : punggung kaki

aa. Peroneal : betis

bb. Calcaneus : tumit

cc. Nuchae : tengkuk

dd. Dorsum : punggung

ee. Lumbar : pinggang

ff. Sacral : diantara pantat

gg. Glutea : pantat

hh. Poplitea : belakang lutut

ii. Malleus : mata kaki

jj. Hallux : ibu jari kaki

kk. Pollex : ibu jari tangan

mm.Tarsal : pergelangan kaki

nn. Acromion : paling samping dari bahu

oo. Brachium : lengan atas

pp. Antebrachium : lengan bawah

qq. Olecranon : siku

rr. Manus : tangan

ss. Digiti : jari

tt. Thenar : telapak tangan pangkal ibu jari

uu. Hypothenar : telapak tangan pangkal jari kelingking

vv. Carpus : pergelangan tangan

ww.Metacarpus : telapak tangan

Page 16: LAPORAN SGD

BAB III

KESIMPULAN

Di dalam dunia kedokteran khususnya kedokteran gigi, pengenalan istilah

mengenai medical terminology wajib diberikan dan dipahami sedini mungkin. Karena

hal–hal tersebut yang menjadi dasar acuan bagi seluruh aspek medis dalam dunia

kedokteran. Medical terminology merupakan istilah–istilah yang berkaitan dengan

bidang kedokteran. Istilah–istilah tersebut mencakup istilah yang berkaitan dengan

nervus cranialis yang berjumlah XII, istilah mengenai arah tubuh, istilah mengenai

gerak tubuh, istilah mengenai bagian tubuh, dan istilah yang menunjukan bentuk atau

bangunan seperti lubang, rongga, tonjolan,dan lembah.

Jenis–jenis nervus cranial wajib dipahami oleh seluruh mahasiswa yang

berkecimpung dalam dunia kesehatan dan menjadi dasar pemahaman sebagai modal

untuk melakukan berbagai tindakan medis yang akan dilakukan nantinya. 12 macam

syaraf cranial adalah nervus I olfactorius, nervus II opticus, nervus III okulomotor,

nervus IV trochlearis, nervus V trigeminus (berisi nervus oksipitalis, nervus

maxilaris, dan nervus mandibularis), nervus VI abducens, nervus VII facialis, nervus

VIII vestibulococlearis, nervus IX glosopharingeus, nervus X vagus, nervus XI

accesorius, dan nervus XII hypoglosus.

Maka dari itu istilah–istilah kedokteran tersebut wajib dipahami dan

dimengerti oleh setiap mahasiswa kedokteran gigi agar dapat diterapkan di dalam

kehidupan kita kelak ketika telah menjadi dokter gigi.

Page 17: LAPORAN SGD

DAFTAR PUSTAKA

Dorlan, W. A. Newman. 2002. Kamus Kedokteran Dorland. Jakarta : EGC

Harti, F. J. 1995. Kamus Kedokteran Gigi. Jakarta : EGC

Novak, Praticia. 1998. Kamus Kedokteran Dorland. Jakarta : EGC

Peace, Evelyn C. 1985. Anatom dan Fisiologi Untuk Paramedis. Jakarta : Gramedia

Price, Sylvia A. 2005. Patofisiologi Volume : 2. Jakarta : EGC

Putz, Reinchard dan Reinhard Pabsy. 2006. Atlas Anatomi Manusia. Edisi 22 Jakarta : EGC

Snell, Richard S. 1997. Anatomi Klinik Untuk Mahasiswa Kedokteran Edisi 3. Jakarta : EGC

Syamsuri, Istamar. 2006. Biologi 2b. Erlangga, Jakarta

Http : //www. Scrib.Com/dot/25488772/Sistem-Saraf-Pusat diakses tanggal 4 Maret 2010

Http : Palapa66. Blogspot.com/2009/01/nervus-cranialis.html diakses tanggal 4 Maret 2010

Http : // fortebetterheralth. Wordpress. Com/2009/01/12/fisiologi-sel-saraf/ diakses tanggal 4 Maret 2010