Download docx - Laporan Lbm 1 Blok 19 Sgd 2

Transcript
Page 1: Laporan Lbm 1 Blok 19 Sgd 2

Laporan SGD

Rehabilitative

“Nenekku Sudah Banyak Kehilangan Gigi”

Disusun Oleh:

SGD 2

1. Ajeng Putri Pertiwi 11.208.00012. Faizal Reza 11.210.01303. Fania Mahardini 11.210.01314. Lita Paramita 11.210.01465. M. Ridhatul Aslam 11.210.01476. Mabrorotin B. 11.210.01487. Risky Hanugrahani Putri K. 11.210.01628. Rizka Amalia S. 11.210.01639. Rr. Monika Mahardian 11.210.016410. Yodia Prisma Anggita 11.210.0173

Fakultas Kedokteran GigiUniversitas Islam Sultan Agung

Semarang2013

Page 2: Laporan Lbm 1 Blok 19 Sgd 2

KATA PENGANTAR

Bismillahirrohmanirrohim

Alhamdulillahirobbil’alamin, segala puji bagi Allah SWT, Rob seluruh

alam yang telah memberikan karunia kepada kami hingga kami dapat

menyelesaikan laporan SGD LBM 1 blok Rehabilitative.

Laporan SGD LBM 1 blok rehabilitative ini disusun berdasarkan apa yang

telah kami bahas pada SGD yang telah kita laksanakan pada hari senin dan kamis

berdasarkan sumber belajar yang kami cari pada step belajar mandiri.

Dalam menyusun laporan ini, kami menyadari masih banyak kekurangan

baik dari segi susunan serta cara penulisan laporan ini. Karenanya saran dan kritik

yang sifatnya membangun demi kesempurnaan laporan ini sangat kami harapkan

Akhirnya, semoga laporan ini bermanfaat bagi kita semua. amin

Semarang, 2 April 2013

penyusun

2

Page 3: Laporan Lbm 1 Blok 19 Sgd 2

DAFTAR ISI

Kata pengantar................................................................................................. 2

Daftar isi.......................................................................................................... 3

Bab I pendahuluan

A. Skenario............................................................................................... 4B. Latar belakang masalah....................................................................... 4

Bab II pembahasan.......................................................................................... 5

Bab III penutup

A. Peta konsep........................................................................................ 14B. Kesimpulan........................................................................................ 15

Daftar pustaka................................................................................................ 16

3

Page 4: Laporan Lbm 1 Blok 19 Sgd 2

BAB I

PENDAHULUAN

A. Skenario

Seorang lansia wanita berusia 65 tahun dengan pipi terlihat sudah

kempot dan rahang bawah terlihat lebih maju ke depan datang ke RSGMP.

Dia ingin dibuatkan gigi tiruan supaya bicaranya lebih jelas dan kelihatan

lebih muda. Setelah dilakukan pemeriksaan dirongga mulut masih tersisa

akar gigi 12, 11, 23 dengan tinggi tulang alveolar masih cukup dan

vestibulum bagian anterior rahang bawah agak dangkal. Lansia ini dalam

berkomunikasi mudah dan kooperatif. Pasien mempunyai riwayat penyakit

DM. Dokter gigi menjelaskan tentang rencana perawatan yang harus

dijalani sebelum dibuatkan gigi tiruan dan menyarankan untuk cek gula

darah sebelum dilakukan pencabutan.

B. Latar Belakang Permasalahan

1. Definisi GTL

2. Tujuan pembuatan GTL

3. Apa saja indikasi dan kontraindikasi pemakaian gigi tiruan?

4. Faktor apa saja yang harus diperhatikan dalam pembuatan gigi palsu?

5. Bagaimana prosedure pembuatan GTL?

6. Apa yang harus diperhatikan pada pasien dengan penyakit DM dalam

pembuatan gigi palsu?

7. Apa rencana perawatan yang sebaiknya dilakukan sebelum dibuatkan

gigi tiruan?

8. Apa akibat dari seseorang yang kehilangan semua gigi?

9. Mengapa pasien memiliki rahang bawah yang lebih maju daripada

rahang atas?

10. Faktor apa saja yang mempengaruhi retensi dan stabilisasi dari GTL?

11. Perawatan apa yang harus dilakukan pasca pembuatan GTL?

4

Page 5: Laporan Lbm 1 Blok 19 Sgd 2

BAB II

PEMBAHASAN

Gigi Tiruan Lengkap (GTL) adalah gigi tiruan yang dibuat untuk

menggantikan gigi asli baik rahang atas maupun rahang bawah yang didukung

oleh jaringan keras ataupun lunak yang ada didalam rongga mulut.

Tujuan pembuatan GTL antara lain:

1. Mengembalikan atau memperbaiki fungsi pengunyahan berbicara dan

estetis

2. Memperbaiki gangguan yang disebabkan edentulous

3. Memperbaiki dimensi wajah dan kontur yang terganggu dengan

memperhatikan segi estetis

4. Meningkatkan psikis pasien karena memakai GTL dapat bertujuan

mengembalikan kepercayaan diri pasien

5. Memperbaiki kelainan pada pasien, pasien yang tidak mempunyai gigi

biasanya mengalami atropi procesus, karena penyusutan alveolaris

(residual ridge) yang biasanya berlangsung beberapa minggu hingga

beberapa bulan

Akibat dari seseorang yang kehilangan semua gigi

1. Fungsi bicara, pengunyahan, estetik berkurang

2. dimensi vertikal berubah karena otot-otot pipi akan turun dan membentuk

suatu comissure

3. Ditemukan rahang bawah yang lebih maju karena pada pasien yang

kehilangan semua giginya, akan berusaha untuk mencari kontak sehingga

mandibula kedepan. Terjadi kontak antara permukaan tulang. Lama

permukaan tulang akan mempengaruhi respon tulang tersebut, mukosa

akan mengalami penipisan karena penuaan lama kelamaan akan

mengalami resorbsi tulang alveolar dan menyebabkan tulang alveolar lebih

maju. Pada rahang atas resorbsi hanya terjadi pada korteknya saja

5

Page 6: Laporan Lbm 1 Blok 19 Sgd 2

(permukaannya saja) sedangkan pada rahang bawah resorbsi lebih banyak

hingga kedalamnya

4. Gangguan TMJ

Gigi Tiruan Lengkap diindikasi pada beberapa kondisi, antara lain:

1. Individu seluruh giginya telah tanggal atau dicabut

2. Kondisi umum pasien sehat jika pasien mengalami xerostomia maka

retensinya akan kurang

3. Individu yg masih mempunyai gigi yang harus dicabut karena kerusakan

dan tidak mungkin diperbaiki

4. Persetujuan dari pasien mengenai waktu, biaya dan prognosa yang akan

diperoleh

5. Mempunyai retensi yang cukup

6. Tulang alveolar masih cukup untuk mendukung GTL

7. Bila dibuatkan GTS maka gigi yang masih tertinggal akan mengganggu

Sedangkan kontraindikasi dari Gigi Tiruan Lengkap antara lain:

1. Pasien yang tidak kooperatif

2. OH buruk

3. Riwayat alergi bahan

4. Tidak ada perawatan alternatif lainnya

5. Lansia mempunyai mental semakin tua semakin terjadi perubahan

psikologis jadi mentalnya harus diperhatikan. Jika keadaan mentalnya

berkurang makan kesehatan rongga mulut menurun dan sulit menjaga

GTL sehingga menyebabkan candidiasis

6. Pasien dengan usia lanjut harus memperhatikan sifat dan kondisi pasien

tersebut, memperhatikan psikis dan kondisi mulut pasien (keadaan

alveolar dll)

6

Page 7: Laporan Lbm 1 Blok 19 Sgd 2

Prosedure pembuatan GTL

1. Pembuatan model study dan model kerja: pembuatan sendok cetak sendiri,

dilihat rahang atas pasien diharuskan mengucapkan huruf A karena

menentukan perbatasan palatum durum dan molle , jika saat mengucapkan

huruf A masih salah maka ditandai pada daerah yang masih salah. Pada

palatum molle terdapat otot-otot sehingga jika melebihi perbatasan tesebut

maka akan ada udara yang masuk dan terlepas.

2. Pembuatan model malam: dibuat dengan bite plane anterior sejajar dengan

garis mata sedangkan posterior sejajar dengan garis cuping hidung.

Kemudian dioklusikan. Untuk menentukan dimensi vertikal caranya

dengan membuat garis camfer 4 mm dari meatus acusticus ekternus

sampai spina nasalis anterior, pasien dipasang biterim rahang atas dan

rahang bawah, kemudian dimensi vertikalnya diukur dari jarak pupil

sampai ke sudut mulut harus sama dengan jarak spina nasalis anterior

hingga dagu. Jika sama maka dimensi vertikalnya sudah sesuai. Cara

mengecek dari pasien diinstruksikan untuk mengucapkan huruf M dan S

3. Pemasangan diartikulator

4. Penyusunan gigi dilakukan secara bertahap, dimulai dari anterior rahang

atas, anterior rahang bawah dan gigi posterior atas gigi M1 bawah dan gigi

posterior bawah lainnya (buku gigi geligi tiruan lengkap lepas

drg:itjiningsih). Pada saat menusun gigi harus memperhatikan inlinasi,

dilihat dari oklusal berada diatas lingir rahang, permukaan oklusal pada

anterior (garis datar horizontal) dan posterior (garis obliq) berbeda,

melebar 6° dari midline, hubungan dengan gigi antagonisnya

5. Wax contouring (pembuatan malam menyerupai gigi asli)

6. Penananan ke kuvet

7. Boiling out

8. Packing akrilik

9. Finishing dan poleshing

7

Page 8: Laporan Lbm 1 Blok 19 Sgd 2

Dalam pembuatan gigi tiruan ada beberapa faktor yang harus diperhatikan

dalam pembuatan gigi palsu agar tujuan dari pembuatan gigi tiruan tersebut

terpenuhi

1. Dalam pembuatan gigi tiruan perlu memperhatikan sayarat dan faktor

resiko misalnya pada pasien lansia dan menderita DM maka dirongga

mulutnya akan terjadi xerostomia, periodontitis, perubahan mukosa, sel

epitel mulut mengalami penipisan dan mengalami keratinisasi, dan suplai

darah akan berkurang. Hal ini menyebabkan jamur mudah menginfeksi

dikarenakan self cleansing yang kurang sehingga menyebabkan

candidiasis. Selain itu karena perubahan muka menyebabkan denture

stomatitis.

2. Anemia dapat menyebabkan resorbsi yang cepat, pasien mengalami suplay

darah yang berkurang hal ini menyebabkan difusi kalsium berkurang

sehingga kerja sel osteoblas terhambat, hal ini akan mengakibatkan

resorbsi terus menerus karena osteoclast bekerja tanpa hambatan osteoblas

3. Osteoartritis atau degenerasi sendi, pada TMJ discus articularis terganggu

sehingga pergerakan TMJ terganggu

4. Jenis kelamin, pada wanita bentuk giginya relatif lebih banyak

lengkungannya, sedangkan pada laki-laki lebih kasar dan persegi.

Perempuan mengalami proses resorbsi yang lebih besar daripada laki-laki.

Dalam penelitian di US ditemukan bahwa pada usia > 50 tahun sekitar

40% wanita memiliki masa tulang yang rendah. Karena pada perempuan

terjadi penurunan estrogen pada masa menopause dan memiliki ukuran

tulang yang lebih kecil. Pada perempuan kehilangan tulang terjadi pada

dekade keempat pada masas kehidupan

5. Usia, proses penuaan mempengaruhi toleransi jaringan, ukuran pulpa dan

mahkota secara klinis. Seiring pertambahan usia orang maka kualitas

tulang akan menurun karena berkurangnya kerja osteoblast, penurunan

produksi estrogen dan terjadinya reduksi kalsium pada saluran pencernaan.

8

Page 9: Laporan Lbm 1 Blok 19 Sgd 2

Menyerang pada perempuan setelah menopause karena terjadi penurunan

estrogen dan menyebabkan berkurangnya tulang yang progresif

6. Pencabutan terakhir gigi: lama pencabutan terakhir akan mempengaruhi

hasil gigi tiruan, waktu idelanya adalah setelah luka pencabutan sembuh,

waktu standartnya tidak ditentukan tergantung dari kondisi pasien, jenis

pencabutan, kesehatan gigi dan ada atau tidaknya infeksi

7. Pemilihan bahan

8. Kondisi edentulous: batas mukosa, alveolarisnya

9. Kompilkasi DM, pada penderita DM sering dijumpai edema mukosa yang

disebabkan karena suplay darah berkurang sehingga mukosa mudah

teriritasi dan mengakibatkan terjadi hiperplasi, pencetakan pada pasien

tersebut menyebabkan hasil basisnya kurang bagus sehingga retensi dan

stabilisasi kurang

Selain hal-hal diatas, penyakit sistemik juga perlu diperhatikan dalam

pembuatan gigi tiruan. Karena beberapa penyakit sistemik mempunyai manifestasi

dirongga mulut yang bisa berpengaruh pada pembuatan dan penggunaan GTL.

Penyakit sistemik yang perlu diperhatikan antara lain:

1. kardiovaskuler

2. depresi mental : biasanya menggunakan obat- obat yang mempunyai efek

samping pengeringan mukosa, mengakibatkan pengurangan retensi pada

GTL (Gunadi dkk)

3. perubahan mental, perubahan fisiologis (edema), pengaruh nutrisi:

menderita penyakit periodontal, Oh jelek dan butuh vit-C (spesialist care

dentistry)

4. Endocarditis: bakteri masuk melalui gigi yang mengalami infeksi,

menyebar melalui pembuluh darah dan menybebar

5. Diabetes Melitus: pasien lansia dan menderita DM maka dirongga

mulutnya akan terjadi xerostomia, periodontitis, perubahan mukosa, sel

epitel mulut mengalami penipisan dan mengalami keratinisasi, dan suplai

darah akan berkurang. Hal ini menyebabkan jamur mudah menginfeksi

9

Page 10: Laporan Lbm 1 Blok 19 Sgd 2

dikarenakan self cleansing yang kurang sehingga menyebabkan

candidiasis. Selain itu karena perubahan muka menyebabkan denture

stomatitis.

6. pada penderita xerostomia akan menyebabkan retensi dan stabilisasi pada

GTL. Proteksi mekanis pada gigi tiruan atau jaringan lunak akan

mengganggu retensi. Pada pseien xerostomia dianjurkan untuk menyimpan

gigi tiruan pada reservoil untuk menyimpan sediaan saliva buatan

7. hiperplasia: akibat respon fibroepitelia terhadap pemakaian gigi tiruan,

sayap yang terlalu lebar. Pertumbuhan fibrotik (basker tahun 96)

sebelum pasien dibuatkan gigi tiruan terlebih dahulu dilakukan rencana

perawatan pada pasien atau yang disebut perawatan pra insersi. Perawatan yang

dilakukan antara lain:

1. Preparasi mulut: perawatan periodontal, pasien dilakukan proses

perubahan contur dari struktur jaringan misalnya

a. menjaga OH agar menjadi baik, sehingga memperkecil resiko

candidiasis

b. Pasien diinstruksikan untuk tidak merokok karena pada perokok

mukosa didalam rongga mulut mudah teriritasi, terdapat perbedaan

buffering saliva pada perokok dan bukan perokok, toxic pada

rokok bisa menyebabkan iritasi jaringan lunak rongga mulut dan

mukosa, sehingga memeperlama penyembuhan mukosa

c. Diet gula

d. Pembuatan retensi yang baik karena pada pasien Diabetes Melitus

suplay darah berkurang sehingga mukosa mudah teriritasi.

e. Xerostomia : distimulus dengan permen karet atau saliva buatan

yang tidak mengandung glukosa

f. Pencabutan sisa akar 12, 11, 23

2. Tindakan bedah praprostetik

a. Vestibuloplasti karena mempengaruhi retensi dan stabilisasi.

Pemeriksaan dengan kaca mulut. Apabila kaca mulut terbenang

10

Page 11: Laporan Lbm 1 Blok 19 Sgd 2

>1/2 diameter kaca mulut berarti dalam dan apabila kaca mulut

yang terbenam kurang dari ½ maka termasuk dangkal.

Pemeriksaan dilakukan pada regio posterior dan anterior dimulai

dari fornix sampai puncak ridge. Vestibulum yang lbh dalam lebih

retentif daripada yang dangkal

Dalam gigi tiruan dikenal istilah retensi dan stabilisasi. Retensi merupakan

daya tahan gigi tiruan terhadap gaya yang menyebabkan pergerakan ke arah yang

berlawanan dengan arah pemasangannya. Retensi merupakan kemampuan gigi

tiruan untuk tahan terhadap gaya gravitasi, sifat adhesi makanan, dan gaya-gaya

yang erhubungan dengan pembukaan rahang, sehingga akan menghasilkan gigi

tiruan tetap pada posisinya didalam rongga mulut.

Stabilisasi merupakan kemampuan gigi tiruan untuk tetap stabil dan

konstan pada posisinya saat digunakan. Stabilias mengacu pada suatu tahanan

untuk melawan pergerakan horizontal dan tekanan yang cendrung akan mengubah

kedudukan basis gigi tiruan dan pondasi pendukungnya pada arah horizontal atau

rotasi. Ada beberapa faktor yang mempengaruhi retensi dan stabilisasi dari GTL.

Faktor-faktor yang berpengaruh terhadap retensi dan stabilisasi GTL di rongga

mulut adalah:

a. Adesi: gaya tarik fisik satu sama lain antara molekul-molekul yang

berbeda. Pada GTL terjadi pada saliva terhadap basis gigi tiruan

dan mukosa

b. Kohesi: gaya tarik fisik satu sama lain antara molekul-molekul

yang sama. Hal ini terjadi pada lapisan tipis saliva diantara basis

gigi tiruan mukosa (ui.ac.id)

c. Tegangan permukaan interfacial: merupakan tahanan terhadap

pemisahan yang dihasilkan oleh lapisan yang dapat menyebabkan

naik turunnya permukaan cairan saat berkontak dengan benda

padat

11

Page 12: Laporan Lbm 1 Blok 19 Sgd 2

d. Tekanan atmosfir: untuk memanfaatkan tekanan atmosfir secara

efektif, gigi tiruan harus memiliki penutup yang baik diseluruh

tepinya. Untuk memastikan penutup ini, batas gigi tiruan diperluas

sampai batas antara jaringan bergerak dan tidak bergerak, namun

tidak boleh sampai melukai

e. Otot-otot fasial dan rongga mulut: otor bibir lidah dan pipi yang

berinteraksi baik dengan GTLnya

f. Stabilisasi: Kualitas cetakan akhir, kontur permukaan yang halus,

susunan elemen gigi tiruan yang baik dan benar (ui.ac.id)

Setelah dilakukan pembuatan gigi tiruan, dilanjutkan perawatan pasca

pembuatan GTL berupa:

a. Instruksi pemeliharaan protesa

i. Memakai protesa siang dan malam selama 2-3 hari pertama

hanya dilepas saat pembersihan. Hal ini berfungsi untuk

menyesuaikan gigi tiruan dengan mukosa

ii. Membaca dan berbicara keras 20 menit tiap hari untuk

menyesuaikan dengan protesa

iii. Perendaman selama dilepas

b. Instruksi kepada psien

iv. Menjaga OH

v. Melepas GTL ketika tidur dan direndam dengan menggunakan

air

vi. Sering minum untuk membersihkan dan membasahi rongga

mulutnya

vii. Pada waktu malam hari dilepas untuk mengistirahatkan

jaringan otot-otot

viii. Perendaman pada larutan disinfektan untuk membersihkan

larutan hipoklorit selama 20 menit, clorhexidine 0,1 % selama

5 menit

12

Page 13: Laporan Lbm 1 Blok 19 Sgd 2

ix. Pasien kontrol 4 hari setelah dibuatkan protesa, jika pasiennya

sudah menua dan mudah luka maka kontol 1-2 hari setelah

dibuatkan protesa

x. Menyikat denture dengan sikat gigi dan pembersih khusus

dengan hipoklorit dan pembersih yang mengandung alkali

perkarbonat, bubuk dan pasta yang mengandung bahan abrasif

ringan

xi. Mukosa pendukung dibersihkan dengan sikat gigi yang halus

selama 2-3 menit tiap pagi dan malam hari

13

Page 14: Laporan Lbm 1 Blok 19 Sgd 2

Pasien lansia DM

Fx yang harus diperhatikan

Rencana perawatan

Indikasi

Kontraindikasi

Preprostetik Durate Posprostetik

Vestibuloplasti Prosedure pembuatan GTL

Edukasi

Dimensi vertikal

Retensi dan Stabilisasi

Edentulous

Bahan

Hal yang harus diperhatikan

BAB III

PENUTUP

A. Peta konsep

14

Page 15: Laporan Lbm 1 Blok 19 Sgd 2

B. Kesimpulan

Gigi Tiruan Lengkap (GTL) adalah gigi tiruan yang dibuat untuk

menggantikan gigi asli baik rahang atas maupun rahang bawah yang didukung

oleh jaringan keras ataupun lunak yang ada didalam rongga mulut.

Dalam pembuatan GTL ada indikasi dan kontraindikasi yang perlu

diperhatikan agar hasil tujuan dari pembuatan GTL tercapai. Selain itu faktor-

faktor penting seperti usia, jenis kelamin, bahan yang digunakan, penyakit

sistemik, dan keadaan edentulous juga harus diperhatikan. Hal yang penting

pada prosedure pembuatan GTL adalah menentukan dimensi vertikal, karena

dimensi vertikal akan membentuk profil wajah dan menentukan nyaman atau

tidaknya gigi tiruan tersebut digunakan..

Agar GTL nyaman digunakan, tidak mudah lepas saat makan, minum dan

berbicara maka harus diperhatikan retensi dan stabilisasinya. Beberapa faktor

yang mempengaruhi retensi dan stabilisasi antara lain adhesi, kohesi, tegangan

permukaan interfasial, tekanan atmosfer, otot-otot fasial dan rongga mulut dan

lain-lain.

15

Page 16: Laporan Lbm 1 Blok 19 Sgd 2

DAFTAR PUSTAKA

1. Soelarko, R.M. dan Wachijati, H., 1980, Diktat Prostodonsia Full Denture, FKG Unpad, Bandung

2. Itjiningsih, W.H.,1996, Geligi Tiruan Lengkap Lepas, Cetakan III, ECG, Jakarta.

3. www.ui.ac.id drg.asnul arfani sp.prost

4. www.usu.ac.id

16