Transcript

ANALISIS USAHA TANI SEMANGKA( Desa Naga Timbul Dusun V Kec. Tanjung Morawa Kab. Deli Serdang )

LAPORAN

OLEH:

LITNA NURJANNAH GINTING 090304070

PROGRAM STUDI AGRIBISNIS FAKULTAS PERTANIAN UNIVERSITAS SUMATERA UTARA MEDAN 2011

1

BAB I PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang Semangka (Citrullus lanatus, suku ketimun-ketimunan atau

Cucurbitaceae) adalah tanaman merambat yang berasal dari daerah setengah gurun di Afrika bagian selatan. Tanaman ini masih sekerabat dengan labu-labuan (Cucurbitaceae), melon (Cucumis melo) dan ketimun (Cucumis sativus). Semangka (Citrullus lunatus) merupakan salah satu buah yang sangat digemari oleh masyarakat Indonesia karena rasanya yang manis, renyah dan kandungan airnya yang banyak. Menurut asal-usulnya, tanaman semangka konon berasal dari gurun Kalahari di Afrika, kemudian menyebar ke segala penjuru dunia, terutama di daerah tropis dan sub-tropis mulai dari Jepang, Cina, Taiwan, Thailand, India, Jerman, Belandan bahkan ke Amerika. Tidaklah mengherankan bila pasar benih semangka hibrida di Indonesia didominasi oleh benih-benih impor eks-Taiwan, Thailand, Jepang, dan Belanda (Prajnanta, 2003). Di daerah Malang, Bojonegoro, dan Pasuruan (Jawa Timur) terkenal sebagai daerah semangka sehingga kemudian terkenal beberapa varietas lokal seperti sengkaling, bojonegoro dan bajulmati. Varietas semangka lokal ini dibudidayakan terus-menerus sehingga produksi yang dihasilkan semakin berkurang. Akhir-akhir ini petani condong beralih menanam benih semangka hibrida, yaitu benih yang dihasilkan dari persilangan antara dua induk atau lebih yang memiliki sifat-sifat unggul, terutama dari segi produksi. Produksi semangka

2

hibrida per hektar dapat mencapai 25-30 ton, sedangkan produksi semangka lokal per hektar biasanya berkisar 10-50 ton (Prajnanta, 2003). Daerah penanaman semangka tersebar luas mulai dari wilayah Indonesia bagian barat sampai wilayah Indonesia bagian timur. Banyaknya sentra penanaman semangka tersebut dikarenakan bertanam semangka memerlukan waktu relatif singkat (60-75 HST) dan dapat sebagai tanaman rotasi tanaman pokok dan yang jelas keuntungan yang diperoleh petani cukup besar (Prajnanta, 2003). Semangka akhir-akhir ini banyak dikembangkan di daerah-daerah sebagai tanaman penyelang dari tanaman pangan. Dari penanaman semangka tersebut mampu memberikan nilai tambah yang lumayan bagi petani kecil, terutama petani yang biasanya hanya menanam padi. Hal ini selaras dengan kebijaksanaan pemerintah dalam pengembangan tanaman hortikultura (Prajnanta, 2003). Ada beberapa persiapan penting yang harus dilakukan dalam budi daya semangka, diantaranya : 1. Hitung mundur untuk menentukan waktu tanam sehingga semangka dapat dipanen pada saat musim kemarau sekitar bulan April-Agustus sehingga banyak volume permintaan 2. Penyiapan Sarana dan Prasarana berupa modal, luas lahan, saprodi, benih, pupuk, pestisida, mulsa dan tenaga kerja 3. Membuat Jadwal pelaksanaan kerja sehingga kegiatan yang dilakukan dalam budidaya ini teratur 4. Memilih Varietas Semangka Hibrida (Prajnanta, 1999).

3

1.2 Tujuan dan Kegunaan

Tujuan disusunnya laporan analisis usahatani semangka ini adalah : Untuk mengetahui keadaan usahatani semangka yang dilakukan oleh petani serta luas usaha yang dikelola. Untuk melakukan observasi langsung dalam usahatani semangka Untuk mengetahui tenaga kerja yang terpakai baik dari dalam keluarga maupun dari luar keluarga. Untuk mengetahui besarnya pendapatan petani dalam usahatani semangka.

Untuk mengetahui layak atau tidaknya Usahatani Semangka pada petani sampel.

1.3 Kegunaan Penulisan Kegunaan disusunnya laporan analisis usahatani semangka ini adalah : Sebagai salah satu syarat untuk dapat lulus Praktikum Ilmu Usahatani di Departemen Sosial Ekonomi Pertanian Fakultas Pertanian, Universitas Sumatera Utara, Medan. Sebagai bahan informasi bagi pihak-pihak yang membutuhkan.

4

BAB II GAMBARAN UMUM

Menurut Anonimous (2009), taksonomi tanaman semangka adalah sebagai berikut: Kerajaan Divisio Kelas Ordo Famili Genus Spesies: : Plantae : Magnoliophyta : Magnoliopsida : Curcubitales : Curcubitaceae : Citrullus : Citrullus lanatus

2.1 SYARAT TUMBUH A. Iklim Factor iklim yang mempengaruhi pertumbuhan tanaman semangka, yaitu suhu, sinar matahari, ketinggian tempat, dan curah hujan. 1. Suhu Sesuai dengan daerah asalnya, Afrika, tanaman semangka memerlukan suhu yang panas dan kering untuk pertumbuhannya. Suhu pertumbuhan untuk tanaman semangka non biji memerlukan suhu 28-300C, sedangkan kisaran suhu pertumbuhan untuk semangka berbiji 25-300C. Suhu optimal untuk pertumbuhan vegetatif antara 20-250C, sedangkan suhu optimal pertumbuhan sekitar 250C. Kualitas buah semangka yang baik akan tercapai apabila selisih antara suhu siang hari dengan malam hari (amplitude harian) di lokasi penanaman cukup 5

tinggi. Suhu siang hari untuk pembesaran buah semangka yang ideal sekitar 300 C, sedangkan suhu malam harinya sebaiknya kurang dari 220C. Suhu yang tinggi pada siang hari akan meningkatkan laju fotosintesis (pembentukan makanan). Suhu malam hari yang rendah akan menurunkan laju respirasi (pembongkaran cadangan makanan) sehingga cadangan makanan yang disimpan dalam buah cukup banyak. Hal ini akan mengakibatkan ukuran buah menjadi besar dan berasa manis.

2. Sinar Matahari Tanaman semangka memerlukan sinar matahari penuh selama

pertumbuhannya. Oleh karena itu, lahan penanaman semangka harus terbuka. Sinar matahari diperlukan untuk proses pemasakan makanan (fotosintesis) tanaman. Tanaman semangka yang ternaungi akan menunjukkan gejala pertumbuhan kurang sehat, daun-daun lemas, dan tipis. Pada kondisi tersebut, tanaman semangka jarang sekali membentuk bunga dan buah (kalaupun terbentuk sering gugur) sehingga produksi per satuan luasnya rendah.

3. Ketinggian Tempat Tanaman semangka memerlukan suhu yang panas dan kering untuk pertumbuhannya. Oleh karena itu, ketinggian tempat yang optimal untuk budi daya semangka berkisar antara 0-400 m dpl. Tidaklah mengherankan bila daerah sentra penanaman semangka kebanyakan terletak di dataran rendah. Pada ketinggian 400-900 dpl, amplitude (selisih suhu) harian relatif kecil sehingga pertumbuhan tanaman kurang optimal.

6

4. Curah Hujan Tanaman semangka memerlukan curah hujan antara 120-150 mm per musim atau 40-50 mm per bulan. Curah hujan yang tinggi seringkali menggugurkan calon buah yang sudah terbentuk, bahkan memacu pertumbuhan vegetative sehingga pembentukan buah terhambat. Buah semangka yang terbentuk pada saat curah hujan tinggi biasanya daya simpannya kurang lama dan rasanya kurang manis. Curah hujan yang terlalu tinggi akan menyebabkan kelembapan tinggi di sekitar pertanaman. Kelembapan yang tinggi akan merangsang perkembangbiakan hama lalat buah (Bactrocera cucurbitae Coquilett) dan berbagai penyakit, terutama antraknosa dan penyakit kresek. Angin kencang di saat hujan akan merusakkan daun dan percabangan tanaman semangka. Untuk mendapatkan produksi yang tinggi serta kualitas buah yang baik, penanaman semangka sebaiknya dilakukan pada musim kemarau. Penanaman di musim hujan, biasanya menghasilkan produksi dan kualitas yang rendah.

B. Tanah Tanaman semangka memerlukan tanah yang gembur, berpasir

(porus/sarang), dan kaya bahan organic. Tanah yang gembur dan berpasir akan memudahkan akar berkembang sehingga penyerapan zat-zat makanan dapat berjalan lancer. Tanah yang mengandung bahan organic tinggi dicirikan dengan warna hitam. Hindari penanaman semangka di tanah yang kandungan liatnya tinggi. Tanah dengan liat tinggi akan menyulitkan perkembangan akar sehingga

7

penyerapan unsur-unsur hara terhambat. Akibat selanjutnya, tanaman tidak tumbuh dan berproduksi optimal (Prajnanta, 1999). Pertumbuahan tanaman semangka akan optimal bila ditanam pada tanah dengan kisaran pH 6,5-7,2. Pada kondisi tanah masam atau pH < 6, beberapa unsur hara sulit terserap oleh tanaman (Prajnanta, 1999).

C . Air Tanaman semangka memerlukan air dalam jumlah banyak untuk mendukung pertumbuhan dan produksinya. Hal ini tidaklah mengherankan karena lebih dari 90% kandungan buah semangka terdiri dari air. Buah semangka yang ditanam pada musim kemarau akan menghasilkan buah yang besar, manis, renyah, berwarna cerah, dan lezat karena kandungan airnya tidak berlebihan.

8

BAB III IDENTITAS PETANI

Identitas petani berisikan tentang keadaan biodata petani, serta keadaan keluarga yang dimiliki oleh petani tersebut.

3.1 Identitas Petani Nama Jenis Kelamin Umur Pendidikan formal Tempat tinggal Desa Kecamatan Kabupaten Mata pencaharian: Utama Sampingan Agama Suku Lama berkeluarga Lama bertani : Petani : : Juah Tarigan : Laki-laki : 33 Tahun : SPMA (Sederajat SMA) : : Naga Timbul Dusun V : Tanjung Morawa : Deli Serdang

: Kristen : Karo : 5 Tahun : 5 Tahun

9

3.2 Susunan Keluarga Adapun susunan keluarga bapak Juah Tarigan adalah sebagai berikut: Ketersediaan Waktu Untuk Usahatani (jam/hari) 7 5 Lamanya Bekerja dalam Usahatani 7 hari/minggu 6 hari/minggu -

N O 1 2 3 4

Nama

Umur

Pendidikan SPMA (SMA) SMA SD -

Juah Tarigan Rosianta Barus Cindy Anggrenta Tarigan Juanda Tarigan

33 Tahun 32 Tahun 7 Tahun 4 Tahun

Tabel 1.1 Susunan Keluarga Bapak Juah Tarigan

10

BAB IV SKALA USAHA DAN PROSES PRODUKSI

4.1 Luas dan Besarnya Usaha Adapun luas lahan yang dimiliki oleh bapak Juah Tarigan dan

keluarganya adalah sebagai berikut: Uraian Ladang / Lahan Satuan Rante Jumlah 7 Status Kepemilikan Milik

Tabel 1.2 Luas Lahan serta status Kepemilikannya Dari Tabel 1.2 dapat dijelaskan bahwa luas lahan usahatani milik bapak Juah ini adalah 7 rante atau 2800 m2. Lahan tersebut secara keseluruhan dimanfaatkan untuk budidaya semangka. Usaha tani ini ia jalankan bersama isterinya. Sebab anak-anaknya masih terlalu kecil untuk turut ikut dalam usaha tani ini. Dan usaha tani ini sudah ia jalankan selama hampir 5 tahun. Untuk besarnya usahatani yang dijalankan bapak Juah dan keluarganya ini termasuk kedalam usahatani skala kecil.

4.2 Proses Produksi a. Jenis komoditi yang diusahakan adalah Semangka. b. Luas lahan untuk tanaman adalah 2800 m2 (7 rante). c. Produksi rata-rata per musim tanam adalah: 5.600 kg (5,6 ton). d. Jarak tanam yang digunakan adalah 60 cm x 50 cm e. Curahan tenaga kerja yang digunakan adalah tenaga kerja yang berasal dari dalam keluarga sebanyak 2 orang, satu orang pria dan satu orang wanita. Dan

11

tenaga kerja luar keluarga yang digunakan adalah 3 orang yang diguanakan dalam pengolahan lahan. f. Sumber modal untuk usahatani semangka ini adalah berasal dari modal sendiri. g. Untuk harga semangka berfluktuatif namun, rata-rata harganya per kg adalah sebesar Rp. 2.500-3000/kg. h. Besarnya biaya Pajak Bumi dan Bangunan ( PBB ) yang harus dibayar Pak Juah Tarigan keluarkan adalah sebesar Rp. 25.000 / tahun.

12

BAB V KRONOLOGI KERJA

5.1 Tahapan Bekerja

5.1.1 Pengolahan Tanah

Dalam pengolahan lahan, pak juah menggunakan Tenaga Kerja Luar Keluarga (TKLK) sebanyak 3 orang. Dalam pengolahan lahan ini upah TKLK Rp 150.000,-/Rante. Sehingga total biaya untuk pengolahan lahan untuk usaha tani semangka adalah 7 rante x Rp 150.000,- = Rp 1.050.000.

Mula-mula tanah dibersihkan terlebih dahulu dari sisa-sisa perakaran tanaman sebelumnya dengan cara membalikkan tanah atau menggemburkan tanah dengan menggunakan cangkul. Kemudian dipetak-petak dengan tali rafia untuk membentuk bedengan.

5.1.2 Pemupukan

Pupuk yang diberikan oleh pak Juah Tarigan ada dua macam, yaitu pupuk kandang dan pupuk kimia. Pupuk diberikan 2 minggu sebelum ditanam.

a. Pupuk Kandang

Pupuk kandang ditebar di tengah-tengah bedengan penanaman secara merata. Setelah ditabur, pupuk kandang diaduk dengan cangkul agar bercampur dengan tanah. Lalu bedengan dirapikan kembali dan dibiarkan (diangin-anginkan) selama satu minggu agar gas-gas beracun hilang. Bila pupuk kandang yang

13

digunakan belum atau tidak disterilisasi, bedengan yang telah diberi pupuk kandang jangan terlalu sering disiram air. Penyiraman yang cukup sering menyebabkan benih-benih gulma, terutama teki akan segera tumbuh subur.

b. Pupuk Kimia

Pupuk kimia diberikan satu minggu setelah pembewrian pupuk kandang. Pupuk yang digunakan yaitu ZA, Urea, TSP, KCl, dan Borate. Dalam pemberian pupuk kimia pada budi daya semangka dilakukan pak Juah sekaligus (Total) karena Pak Juah menggunakan mulsa PHP. Pupuk kimia dicampur dan diaduk rata kemudian pupuk ditebar tipis-tipis dahulu, kemudian diulangi agar ketebalan penyebarannya merata. Setelah merata, tanah bedengan diaduk-aduk agar pupuk kimia bercampur rata dengan tanah.

5.1.3 Pemulsaan dengan mulsa PHP

Pak Juah menggunakan mulsa pada budi daya semangkanya. Walaupun memerlukan biaya yang cukup besar untuk membeli mulsa PHP, tetapi manfaat yang diperoleh petani dengan pemakaian mulsa PHP ini cukup besar. Sesuai namanya PHP (Plastik Hitam Perak), mulsa PHP terdiri dari dua lapisan warna yaitu warna perak pada bagian atas dan hitam pada bagian bawah. Pada saat pemasangan mulsa jangan terbalik, karena mulsa akan memiliki pengaruh yang berbeda. Manfaat penggunaan mulsa PHP tersebut adalah :

1. Merangsang perkembangan akar 2. Mempertahankan struktur, suhu dan kelembapan tanah 3. Mencegah erosi

14

4. Menekan pertumbuhan gulma 5. Mengurangi penguapan air dan pupuk 6. Meningkatkan proses fotosintesis 7. Menekan perkembangan hama dan penyakit 8. Meningkatkan kualitas buah

Adapun cara pemasangan mulsa PHP adalah Setelah pupuk kimia diaduk rata bercampur dengan tanah, bedengan dirapikan dan disirami air secukupnya agar pupuk segera beraksi. Bila pemasangan mulsa dilakukan sehari setelah pemupukan, sebagian pupuk di bedengan sudah menguap.

Mulsa dipasang dengan menarik kedua ujung mulsa pada kedua ujung bedengan. Kaitkan terlebih dahulu salah Satu ujung mulsa dengan pasak penjepit mulsa lalu disusul dengan ujung satunya lagi. Pemasangan mulsa harus pada saat ada cahaya matahari karena pada saat itu mulsa akan mudah meregang sehingga mudah ditarik kencang. Hasilnya permukaan bedengan menjadi tertutup mulsa secara kencang sehingga terkesan rapi dipandang.

Bedengan dibiarkan tertutup mulsa PHP sedikitnya 5 hari. Satu hari menjelang penanaman, dibuat lubang tanam dengan 50 cm. lubang tanam dibuat melingkar dengan diameter 10 cm. cara membuatnya dengan menggunakan kaleng bekas susu kental manis yang permukaannya bergerigi.

5.1.4 Penanaman

Setelah dipasang mulsa dan dilubangi maka bibit ditanam ke dalam lubang yang telah disediakan.

15

5.1.5 Pemeliharaan Tanaman

a. Penyulaman

Tiga hari setelah penanaman, bibit mulai beradaptasi dengan lingkungan baru. Bibit yang mati karena hama, penyakit maupun terbakar karena menempel di mulsa maka disulam dengan bibit baru.

b. Pemangkasan Cabang

Tanaman semangka memulai percabangan yang banyak. Cabang yang terlalu banyak akan mengganggu pembentukan buah. Maka dilakukan pemangkasan cabang dengan gunting.

c. Pengairan

Air merupakan fakor penting bagi tanaman hortikultura, terlebih tanaman semangka yang buahnya mengandung > 90% air. Tanaman semangka memerlukan air yang banyak untuk pertumbuhan dan produksinya. Tetapi tidak menyukai air yang tergenang. Pengairan dilakukan melalui saluran yang telah dibuat sebelumnya dengan cara dialirkan air seperti aliran irigasi.

5.1.6 Pengendalian Hama dan Penyakit Tanaman

Hama yang sering menyerang semangka adalah kumbang daun, ulat perusak daun, bunga dan buah, lalat buah. Sedangkan penyakti yang sering menyerang tanaman semangka adalah Layu fusarium, rebah batang. Untuk

16

menangani masalah hama dan penyakit tanaman tersebut dapat dilakukan dengan cara kultur teknis, biologis maupun chemist.

5.1.7 Panen Umur panen setelah 70-100 hari setelah penanaman. Ciri-cirinya: terjadi perubahan warna buah, dan batang buah mulai mengecil maka buah tersebut bisa dipetik (dipanen). Selain itu, buah yang belum masak bila diketuk dengan jari akan bersuara nyaring. Buah yang tepat masak akan bersuara agak berat. Dan buah yang terlalu masak bila diketuk dengan jari akan bersuara berat dan bergetar. Pada saat panen, pemetikan buah sebaiknya dilakukan pada saat cuaca cerah sehingga buah dalam kondisi kering permukaan kulitnya, dan tahan selama dalam penyimpananan ataupun ditangan para pengecer. Sebaiknya pemotongan buah semangka dilakukan beserta tangkainya dengan pisau. Pada saat panen, buah semangka dijaga agar jangan sampai rusak karena akan menurunkan nilai jual.

17

BAB VI ANALISIS PENCURAHAN TENAGA KERJA

6.1. Ketersediaan Tenaga Kerja dan Jumlah HKP Ketersediaan tenaga kerja yang berasal dari dalam keluarga bapak Juah adalah dua orang , yaitu bapak Juah dan istrinya. Ketersediaan waktu bapak Juah dalam menjalankan usaha taninya adalah 7 jam per hari , sedangkan istrinya memiliki ketersediaan waktu bekerja 5 jam per hari. Sehingga permusim produksi selama 70 hari ketersediaan tenaga kerja adalah :

Persiapan/Pengolahan Lahan Pada saat pengolahan/persiapan lahan, pak Juah menggunakan Tenaga Kerja Luar Keluarga (TKLK) sebanyak 3 orang yang seharinya bekerja selama 7 jam yang dikerjakan dalam waktu 3 hari . = x 1 HKP

=

1 HKP = 9 HKP

Pemupukan Pemupukan dilakukan oleh pak Juah dan istrinya. Jumlah HKP dicurahkan dalam proses pemupukan adalah sebagai berikut: Jumlah HKP Bapak Juah : = x 1 HKP yang

18

Jumlah HKP Ibu Rosianta = x 0,8 HKP

Pemulsaan Pemasangan mulsa PHP dilakukan oleh pak juah dan istrinya dengan perhitungan HKP : Jumlah HKP Bapak Juah : = x 1 HKP

=

Jumlah HKP Ibu Rosianta = x 0,8 HKP

=

Penanaman Penanaman dilakukan sendiri oleh Pak Juah yang dibantu oleh istrinya selama 3 hari, perhari 7 jam oleh pak Juah dan 5 jam oleh istrinya. Jumlah HKP Bapak Juah = x 1 HKP

19

Jumlah HKW Ibu Rosianta = x 0,8 HKP

Pemeliharaan Penyulaman Penylaman dilakukan sendiri oleh pak Juah dalam 2 hari dengan jam kerja 5 jam. Jumlah HKP Pak Juah = x 1 HKP

=

Pemangkasan Cabang Pemangkasan cabang dilakukan oleh pak juah dan istrinya selama 10 hari selama 10 Hari yang perharinya selama 5 jam. Jumlah HKP yang dicurahkan adalah : Jumlah HKP Pak Juah = x 1 HKP

20

Jumlah HKW Ibu Rosianta = x 0,8 HKP

Pengairan Untuk proses penyiraman, pak Juah tidak menggunakan Tenaga Kerja karena penyiraman tanaman semangkanya dilakukan melalui saluran irigasi.

Penyiangan Penyiangan tidak dibutuhkan tenaga kerja lagi karena telah menggunakan mulsa.

Pengendalian Hama dan Penyakit Pengendalian Hama dan Penyakit dilakukan sendiri oleh pak Juah Tarigan. Secara keseluruhan proses ini dikerjakan selama 10 hari, yang perharinya menghabiskan waktu selama 5 jam, sehingga: = x 1 HKP

Panen Secara keseluruhan pemanenan dilakukan selama 15 kali panen, dengan rata-rata waktu yang dibutuhkan 3 jam per panen. Jumlah HKP Bapak Juah dan istrinya adalah:

21

Jumlah HKP Bapak Juah = x 1 HKP

Jumlah HKW Ibu Rosianti = x 0,8 HKP

Dari penjelasan diatas, maka dapat kita tabulasi bahwa Curahan Tenaga Kerja yang digunakan pada usaha tani Semangka adalah sebagai berikut: Tenaga Kerja yang dibutuhkan Dalam Keluarga Luar Keluarga HKP HKW HKP HKW 9 3,57 1,71 3,57 2,857 3 1,71 5,71 Total HKO 9 5,28 6,427 4,71 1,429 12,85 7,14 11,842 58,678

No 1 2 3 4 4

Jenis Pekerjaan Pengolahan Tanah Pemupukan Pemulsaan Penanaman Pemeliharaan: a. Penyulaman b. Pemotongan cabang c. Pengairan d. Penyiangan Pengendalian Hama & Penyakit Tanaman Panen Total

7,14

5 6

32,278 17,4 9 Tabel 1.3: Curahan Tenaga Kerja

22

BAB VII INVENTARISASI SUMBER-SUMBER PRODUKSI

Inventarisasi dapat membantu petani untuk melihat keberhasilan dan kegagalan usaha taninya, disamping untuk merencanakan usahatani berikutnya. Inventarisasi yang dimaksud disini adalah seluruh kekayaan sumber sumber produksi yang dimiliki oleh petani tersebut. Inventarisasi kekayaan Bapak Juah Tarigan dapat diuraikan sebagai berikut :

7.1. Inventaris Awal Inventarisasi Awal Usaha Tani Tahun 2010 No 1 2 3 Jenis Harta Ladang Rumah Alat-Alat Pertanian a. Cangkul b. Arit / Sabit c. Koret d. Parang e. Gembor f. Gunting Buah Buah Buah Buah Buah Buah Total 2 2 1 2 1 2 Rp 50.000 Rp 15.000 Rp 20.000 Rp 15.000 Rp 25.000 Rp 10.000 Rp 100.000 Rp 30.000 Rp 20.000 Rp 30.000 Rp 25.000 Rp 20.000 Rp 55.225.000 2 2 1 2 2 1 Satuan Rante Buah Jumlah 7 1 Harga satuan Rp 5.000.000 Total Harga Rp 35.000.000 Rp 20.000.000 Umur Ekonomis (tahun) 25

Tabel 1.4 Inventaris Awal Usaha Tani

23

Neraca Awal Usaha Tani Tahun 2010 Aktiva - Rumah - Ladang - Peralatan Jumlah Rp 20.000.000 Rp 35.000.000 Rp 225.000 Jumlah Rp 55.225.000 Hutang Modal Passiva Rp -

Rp 55.225.000

Rp 55.225.000

7.2 Inventaris Akhir Inventarisasi Akhir Usaha Tani Tahun 2011

No 1 2 3

Jenis Harta Ladang Rumah Alat-Alat Pertanian a. Cangkul b. Arit / Sabit c. Koret d. Parang e. Gembor f. Gunting

Satuan Rante Buah

Jumlah 7 1

Harga satuan Rp 5.000.000 -

Total Harga

Penyusutan

Rp 36.000.000 Naik Rp 1.000.000 Rp 19.500.000 Rp 500.000

Buah Buah Buah Buah Buah Buah

2 2 1 2 1 2

Rp 50.000 Rp 15.000 Rp 20.000 Rp 15.000 Rp 25.000 Rp 10.000 Total

Rp 50.000 Rp 15.000 Rp 0

Rp 50.000 Rp 15.000 Rp 20.000 Rp 15.000 Rp -

Rp 15.000 Rp 25.000 Rp 0

Rp 20.000

Rp 55.605.000

Tabel 1.5: Inventaris Akhir Usaha Tani

Neraca Akhir Usaha Tani Tahun 2009 Aktiva - Rumah - Ladang - Peralatan Jumlah Rp 19.500.000 Rp 36.000.000 Rp 105.000 Jumlah Rp 55.605.000 Hutang Passiva Rp 0

Modal Akhir Rp 55.592.500

Rp 55.605.000

24

Dari data diatas maka Kenaikan Nilai Inventaris adalah : = Modal Neraca Akhir Modal Neraca Awal = Rp 55.605.000 Rp 55.225.000 = Rp 380.000

= Rp 55.415.000

25

BAB VIII EVALUASI USAHA TANI

8.1 Biaya, Pendapatan, dan Kelayakan Usahatani Dalam mengevaluasi usahatani, semua faktor produksi diperhitungkan sebagai biaya demikian pula dengan pendapatan. Agar usaha tani benar-benar dapat berlangsung dengan baik dan hasil yang didapatkan bisa menggambarkan keuntungan atau kerugian. Dalam penghitungan biaya, hal-hal yang sangat kecilpun harus diperhitungkan. Sementara evaluasi kelayakan usaha merupakan suatu analisis yang menggambarkan layak atau tidaknya sebuah usaha tani. Analisis ini bertujuan untuk menentukan apakah usaha tani yang dikerjakan dapat diteruskan atau dihentikan dan menggantinya dengan komuditi yang lain, yang lebih menguntungkan bagi petani yang bersangkutan. Berdasarkan beberapa kategori untuk manganalisis suatu usaha tani, Suatu usaha tani dapat dikatakan layak apabila memenuhi syarat-syarat sebagai berikut: 1. R/C > 1. 2. /C > bunga bank yang berlaku 3. Produktivitas tenaga kerja (Rp/HKO) lebih besar dari tingkat upah. 4. Produksi (Kg) > BEP Produksi (Kg) 5. Penerimaan (Rp) > BEP Penerimaan (Rp) 6. Harga (Rp/Kg) > BEP Harga (Rp/Kg) 7. Pendapatan (Rp) > Sewa Lahan ( karena pak Juah Tarigan menggunakan lahan sendiri, maka ini tidak diperhitungkan).

26

Secara keseluruhan, biaya, penerimaan, pendapatan usahatani, pendapatan tenaga kerja keluarga, dan pendapatan per HKO adalah sebagai berikut: No 1. Keterangan Modal investasi: a. Tanah b. Bangunan c. Alat-alat pertanian Jumlah Modal investasi 2. Penerimaan: a. Hasil Penjualan b. Dipergunakan Sendiri: c. Kenaikan Nilai Investasi Tanah Total Penerimaan, pendapatan kotor (a+b+c) Biaya Alat-alat luar: a. Benih,bibit b. Pestisida c. Pupuk d. PBB e. Mulsa f. Penyusutan g. Upah Tenaga Kerja Luar Keluarga Jumlah biaya 4. 5. Pendapatan Pak Juah Tarigan ( I II ) Bunga Investasi, Bunga Modal Sendiri 10% x Rp 55.225.000 6. 7. Pendapatan Tenaga Kerja Keluarga ( III - IV) Jumlah Tenaga Kerja Keluarga yang dicurahkan 49,678 HKP Pendapatan per HKO / Tabel 1.6 Perhitungan Biaya dan Pendapatan Usahatani Pak Juah Tarigan Rp 35.000.000 Rp 20.000.000 Rp 225.000 Nilai (Rp)

Rp 55.225.000 Rp 14.000.000 Rp 1.000.000 (I) Rp 15.000.000 Rp 920.000

3.

Rp 4.025.000 Rp 1.470.000 Rp Rp Rp 25.000 260.000 620.000

Rp 1.050.000 (II) Rp 8.370.000 (III) Rp 6.630.000 (IV) Rp 5.522.500 (V) Rp 1.107.500 Rp 22.294 / HKO

27

Tabel 6.1 dapat dijelaskan dengan melihat perhitungan- perhitungan sebagai berikut: 1. Penerimaan = (Jumlah Produksi x Harga Semangka) + Kenaikan Investasi = ( 5600 kg x Rp 2.500/kg) + Rp 1.000.000 = Rp 14.000.000 + Rp 1.000.000 = Rp 15.000.000 1. Pendapatan Bersih = Penerimaan Biaya luar = Rp 15.000.000 Rp 8.370.000 = Rp 6.630.000 2. Pendapatan Tenaga Kerja Keluarga = Pendapatan Bersih Bunga Modal = Rp 6.630.000 Rp 5.522.500 = Rp 1.107.500 3. Rata rata pendapatan keluarga per HKO

= Rp

/ HKO

28

8.2 Analisis Usaha Tani Analisis Usahatani SemangkaBapak Juah Tarigan di Desa Naga Timbul kecamatan Tanjung Morawa kabupaten Deli Serdang per 7 rante pada satu kali musim tanam adalah:

8.2.1 Analisis Biaya dan Pendapatan No 1 Uraian Penerimaan a. Produksi b. Harga c. Nilai Produksi/ Total Penerimaan 2 Biaya a. Biaya Variabel Bibit ( 8 bungkus x Rp 115.000 ) Pupuk ( 210 kg x Rp 70.000) Pestisida ( 245 botol x Rp 115.000) Plastik (10 kg x 26.000) Tenaga Kerja Luar (7 rante x 150.000) Rp 920.000 Rp Nilai 5600 kg 2.500/kg

Rp 14.000.000

Rp 1.470.000 Rp 4.025.000 Rp 260.000

Rp 1.050.000 Rp 7.725.000 Rp 1.380/kg

Total Biaya Variabel Biaya variabel per unit b. Biaya Tetap Pajak Penyusutan Alat-Alat dan Bangunan

Rp Rp Rp

25.000 620.000 645.000

Total Biaya Tetap Total Biaya 3 4 Pendapatan Bersih Produksi Bunga Modal 10% x Rp 55.255.000 5 Keuntungan Produksi () ( I II )

Rp 8.370.000 (I) Rp 5.630.000

(II) Rp 5.525.500 Rp 104.500

Tabel 1.7 Analisis Biaya dan Pendapatan

29

8.2.2 Analisis BEP dan Kelayakan Usaha Tani Analisis BEP meliputi: BEP dalam Penerimaan (Rp), BEP dalam Produksi (Kg), dan BEP dalam Harga.

(

)

= Rp 1.433.333

Dari hasil perhitungan didapat bahwa BEP Penerimaan usaha tani tanaman semangka yang dilakukan oleh pak Juah Tarigan sebesar Rp 1.433.333, dan jumlah ini lebih kecil dari jumlah penerimaan yaitu sebesar Rp 14.000.000. Artinya jumlah penerimaan pak Juah Tarigan lebih besar dari BEP penerimaan (Penerimaan > BEP Penerimaan). Berdasarkan analisis kelayakan usahatani maka usahatani pak Juah Tarigan dikategorikan Layak.

(

)

Jumlah BEP Produksi yang didapat oleh Pak Juah Tarigan adalah 577,89 kg, dan jumlah ini lebih sedikit dibandingkan dengan jumlah produksi yang diterima oleh pak Juah Tarigan yaitu sebesar 5600 kg. Itu berarti Hasil Produksi yang diterima lebih besar dari jumlah BEP Produksi (Produksi > BEP Produksi), berdasarkan kategori kelayakan maka Usahatani yang dilakukan oleh Pak Juah Tarigan dikategorikan Layak.

30

E

arga (

)

= Rp 1495 / Kg Jumlah BEP Harga yang yang harus diterima oleh Pak Juah Tarigan adalah Rp 1495/kg, dan jumlah ini lebih kecil dari harga rata-rata yang diterimah oleh Pak Juah Tarigan yaitu Rp 2.500/kg. itu artinya harga rata-rata yang diterima oleh pak Juah Tarigan lebih besar dari BEP Harga (Harga > BEP Harga). Berdasarkan kategori kelayakan maka usahatani yang dilakukan oleh Pak Juah Tarigan dikategorikan Layak.

= 1,67

Besar rasio penerimaan dengan total biaya (R/C) yang didapat adalah sebesar 1,67 ( R/C > 1 ). Jumlah ini menunjukkan bahwa penerimaan yang didapat adalah 1,67 kali dibandingkan dengan jumlah biaya yang digunakan dalam proses produksi. Berdasarkan kategori kelayakan usaha tani semangkaini dinyatakan Layak.

= 1,25% Dari asil per itungan /C rasio didapat ba wa besarnya persentasi /C rasio adalah 1,25 %, jumlah ini lebih kecil dari bunga bank pertahun yaitu sebesar

31

1 % ( /C

bunga bank). Itu berarti pak Juah Tarigan lebih mendapatkan

keuntungan ketika menabungkan uangnya di bank dibandingkan dengan menjalankan usaha tani semangka. Berdasarkan kategori kelayakan usaha tani maka Usaha tani semangkapak Juah Tarigan digolongkan Tidak Layak.

6.

Jumlah pendapatan keluarga per HKO adalah sebesar Rp 22.294 /HKO Jumlah pendapatan keluarga ini lebih kecil dari tingkat upah yang berlaku.

Menurut hasil wawancara yang dilakukan dengan Bapak Juah Tarigan bahwa tingkat upah petani adalah sebesar Rp 20.000. Berdasarkan kategori kelayakan usaha tani, usaha tani tersebut Layak

7.

Analisis ROI Analisis ROI menunjukkan rasio profitabilitas atau kemampuan dalam

memperoleh laba secara kuantitaif.

Keterangan: Y P VC = Produksi Total = Harga Output = Biaya Variabel

AVC = Biaya Variabel per unit FC TC = Biaya Tetap = Biaya Total = Keuntungan

32

No 1 2 3 4 5 6

Kategori Kelayakan A Penerimaan = Rp 14.000.000 Produksi = 5600 Kg Harga = Rp 2500/Kg R/C ratio = 1,67 /C ratio = 1,25% Produktivitas Tenaga kerja = Rp 22.294 / HKO Tabel 1.8. Kategori Kelayakan B BEP Penerimaan = Rp 1.433.333 BEP Produksi = Kg BEP Harga = Rp 1495/Kg 1 Bunga Bank = 10% Tingkat upah = Rp 20.000 /HKO

Kelayakan (A > B) Layak Layak Layak Layak Tidak Layak Layak

Dari tabel 6.3 diatas dapat dilihat bahwa secara keseluruhan Usaha Tani semangka yang dilakukan oleh bapak Juah Tarigan dapat pada lahan seluas 7 rante (2800 m2) dapat dinyatakan layak walaupun pada /C ratio tidak layak

33

BAB IX HAL-HAL YANG BERHUBUNGAN DENGAN KELUARGA1. Land Man Ratio Land man ratio adalah perbandingan luas tanah yang menunjukkan berapa luas tanah yang sebenarnya diusahakan atau dikerjakan setiap anggota keluarga dalam suatu usahatani yang dilakukan. Land Man Ratio Pak Juah Tarigan adalah : = Luas tanah yang diusahakan Jumlah anggota keluarga = 2800 m2 2 = 1400 m2/orang 2. Dependency Ratio Dependency ratio adalah perbandingan jumlah anggota keluarga yang ditanggung dengan anggota keluarga yang bertanggung jawab terhadap nafkah keluarga. Dependency ratio Pak Juah Tarigan adalah Tenaga kerja produktif Suami- isteri = 2 Anak = 0 Jumlah Depency Ratio = Anggota keluarga yang bekerja Anggota keluarga yang ditanggung = 2 orang 2 orang =1 + = 2

34

Ini berarti bahwa seorang yang bekerja aktif dalam usaha tani harus menanggungjawabi biaya hidup 1 orang.

3. Pengaruh Jumlah dan Susunan Keluarga Terhadap Ukuran Usahatani Petani sampel memiliki 2 orang anak, dimana anaknya masih kecil.

4. Pengaruh Anak-Anak Dalam Usahatani Pengaruh anak-anak dalam usahatani tidak ada, karena anak-anak Pak Juah Tarigan masih terlalu kecil untuk ikut dalam Usaha Tani Semangka tersebut.

5. Kemakmuran Petani a. Pendapatan dari usahatani Semangka Pak Juah Tarigan untuk saat ini sudah dapat mencukupi seluruh kebutuhan keluarga. b. Pendidikan Pak Juah Tarigan tamat SMA dan isterinya juga tingkat SMA

6. Motivasi Petani Mengusahakan Usahatani Ubi Jalar Tujuan usahatani SemangkaPak Juah Tarigan adalah untuk usaha komersial agar memperoleh keuntungan yang besar dan dapat membiayai keluarga. Usaha Semangka ini ada karena perawatannya yang mudah dan tidak terlalu rumit dalam penjagaan. Selain itu usaha tani semangka ini dianggap lebih menguntungkan daripada padi.

35

7. Perpindahan / Migrasi Petani merupakan orang asli Desa Naga Timbul yang dari kecil hingga berumah tangga telah tinggal desa tersebut. Dan dari sejak 5 tahun yang lalu pak Juah bertani Semangka.

8. Hubungan Sosial a. Adat-istiadat Petani termasuk orang yang tidak terlalu aktif dalam adat-istiadat yang terdapat di Desa Naga Timbul Kecamatan Tanjung Morawa kabupaten Deli Serdang.

b. Lembaga lembaga: Desa Naga Timbul tidak ada lembaga Koperasi Unit Desa maupun Koperasi Simpan Pinjam. Namun, Pak Juah Tarigan selalu belanja pupuk di grosir Saprodi Pertanian di Tanjung Merawa.

c. Adanya pola tanama yang disepakati oleh petani antar desa. Jadi setiap petani di masing-masing desa memiliki jadwal tanam yang berbeda atau memiliki selang waktu penanaman semangka di desa yang satu dengan desa yang lain. Hal ini untuk menghindari terjadinya panen raya yang akan mengakibatkan turunnya harga semangka.

36

BAB X PERENCANAAN USAHATANIDari hasil wawancara dengan Pak Juah Tarigan diperoleh gambarannya sebagai berikut:

1. Pertanian (dalam hal ini usaha tani Semangka) menjadi salah satu sumber pendapatan dalam kelurga pak Juah Tarigan. 2. Dalam pemasaran diperoleh kendala dalam hal harga, dimana pada saat saat tertentu harga dapat turun drastis yang dapat menyebabkan petani mengalami kerugian, dan kurangnya kepastian harga kurangnya kepastian pengembalian modal. 3. Pemasaran yang terapkan selama ini adalah dijual kepada agen atau agen yang langsung datang ke lahan Pak Juah Tarigan untuk membeli hasil usaha tani semangkanya. 4. Dari segi lembaga perlu perhatian yang lebih serius dengan penempatan PPL yang lebih aktif dan menciptakan lembaga penunjang permodalan seperti Koperasi yang dapat membantu permodalan petani setempat sehingga petani tidak perlu lagi meminjam ke rentenir dengan bunga yang cukup besar dan merugikan petani. yang berarti

37

BAB XI KESIMPULAN

11.1 Kesimpulan 1. Usahatani Semangka yang diusahakan oleh Pak Juah Tarigan di Desa Naga Timbul Kecamatan Tanjung Morawa Kabupaten Deli Serdang menguntungkan. 2. Tenaga Kerja yang digunakan dala musaha tani Semangka ini adalah Tenaga kerja Dalam Keluarga yaitu Pak Juah Tarigan dan Istrinya. Dan hanya memakai Tenaga Kerja Luar Keluarga pada saat pengolahan lahan. 3. Nilai produksi pada usaha tani Pak Juah Tarigan di Desa Naga Timbul Kecamatan Tanjung Morawa Kabupaten Deli Serdang adalah senilai Rp 14.000.000 4. Penerimaan Total Pak Juah Tarigan (Produksi + Kenaikan Investasi Tanah) adalah Rp 15.000.000 5. Pendapatan bersih Produksi pak Juah Tarigan adalah Rp 5.630.000 sedangkan pendapatan total (setelah ditambah kenaikan Investasi ) adalah sebesar Rp 6.630.000 (/C ratio < bunga

6. R/C Ratio = 1,67 ( R/C ratio > 1) , /C Ratio = 1,

Bank sebesar 10%), hal ini menunjukkan bahwa usaha tani semangkayang di lakukan oleh pak Juah Tarigan adalah Layak.

38

11.2 Saran 1. Pak Juah Tarigan harus mengurangi faktor input yang kurang efisien, agar pendapatan yang didapatkan akan optimal. 2. Dalam menjalankan usaha tani pak Juah Tarigan harus selalu berkoordinasi dengan patani lain dalam menjalankan usahataninya.

39

DAFTAR PUSTAKA

http://labuhanbatunews.files.wordpress.com/2007/12/budidaya-semangka.doc http://www.tokonasa.com/download/budidaya%20semangka.pdf http://id.wikipedia.org/wiki/Semangka Ken Suratiyah. 2009. Ilmu Usaha Tani. Penebar Swadaya. Jakarta Matarani, Jawaller. 1997. Pengaruh Jarak Tanam dan Dosis Kompos Terhadap Pertumbuhan dan Produksi Semangka. Media Unika. Samadi, budi. 1996. Semangka Tanpa Biji. Kanisius. Yogyakarta Soekartawi. 2003. Analisis Usaha Tani. UI Press. Jakarta Suratiyah. 2008. Ilmu Usaha Tani. Penebar Swadaya. Jakarta Wihardjo, Suwandi. 1993. Bertanam Semangka. Kanisius. Yogyakarta Winarti, M.G. 1992. Pengaruh Pupuk dan OST Terhadap Pertumbuhan dan Produksi Tanaman semangka (Citrulus Vulgaris Schrd)

40