Download pdf - Lapak Tf Retha Editor

Transcript

I. Tujuan1. Mengetahui cara pembuatan tablet dengan metode granulasi basah.2. Melakukan uji Quality Control (QC) terhadap tablet.

II. Prinsip1. Metode Granulasi BasahMetode granulasi basah yaitu proses pencampuran partikel zat aktif dan eksipien menjadi pertikel yang lebih besar dengan menambahkan cairan pengikat dalam jumlah yang tepat sehingga terjadi massa lembab yang dapat digranulasi.2. Evaluasi tabletEvaluasi tablet berdasarkan standar quality kontrol, meliputi kadar air (Loss on drying), kemampuan alir serbuk dan sudut istirahat, kompresibilitas, keseragaman bobot dan ukuran, kekerasan tablet, friabilitas, abrasi dan waktu hancur.

III. Teori DasarTablet adalah sediaan padat kompak, dibuat secara kempa cetak, dalam bentuk tabung pipih atau sirkuler, kedua permukaannya rata atau cembung. Mengandung satu jenis obat atau lebih dengan atau tanpa zat tambahan. Zat tambahan yang digunakan dapat berfungsi sebagai zat pengisi, zat pengembang, zat pengikat, zat pelicin, zat pembasah atau zat lain yang cocok (Depkes RI, 1979).Tablet adalah bentuk sediaan yang paling banyak beredar karena secara fisik stabil, mudah dibuat, lebih menjamin kestabilan bahan aktif dibandingkan bentuk cair, mudah dikemas, praktis, mudah digunakan, homogen, dan reprodusibel. Massa tablet harus mengalir dengan lancar agar dapat menjamin homogenitas dan reprodusibilitas sediaan dan harus dapat terkompresi dengan baik agar diperoleh tablet yang kuat, kompak, dan stabil selama penyimpanan dan distribusi. Metode granulasi banyak dipilih dengan tujuan memperbaiki sifat alir dan kompresibilitas massa tablet (Ilma, 2002).Tablet dicetak dari serbuk kering, kristal, atau granulat, umumnya dengan penambahan bahan pembantu, pada mesin yag sesuai, dengan menggunakan tekanan tinggi. Tablet dapat memiliki bentuk silinder, kubus, batang, atau cakram, serta bentuk seperti telur atau peluru. Garis tengah tablet pada umumnya 5-17 mm, sedangkan bobot tablet 0,1-1 g (Voigt, 1995).Tablet dibuat dengan 3 cara umum, yaitu granulasi basah, granulasi kering (mesin rol atau mesin slag), dan kempa langsung. Tujuan granulasi basah dan kering adalah untuk meningkatkan aliran campuran dan atau kemampuan kempa (Depkes RI, 1995). Butiran granulat yang diperoleh, partikel-partikelnya mempunyai daya lekat. Daya alirnya menjadi lebih baik sehingga pengisian ruang cetak dapat berlangsung secara kontiniu dan homogen. Keseragaman bentuk granulat menyebabkan keseragaman bentuk tablet (Voigt, 1995).Granulasi basah yaitu memproses campuran zat aktif dan eksipien menjadi partikel yang lebih besar dengan menambahkan cairan pengikat dalam jumlah yang tepat sehingga didapat massa lembab yang dapat digranulasi. Metode ini biasanya digunakan apabila zat aktif tahan terhadap lembab dan panas. Pada granulasi basah, zat berkhasiat, pengisi, dan penghancur dicampur homogen, lalu bila perlu ditambahkan pewarna. Diayak menjadi granul dan dikeringkan dalam lemari pengering pada suhu 40-50oC. Setelah kering diayak lagi untuk memperoleh granul dengan ukuran yang diperlukan dan ditambahkan bahan pelicin dan dicetak dengan mesin tablet (Anief, 1994).Evaluasi sediaan tablet meliputi:1. Keseragaman bobotKeseragaman sediaan dapat ditetapkan dengan salah satu dari dua metode, yaitu keseragaman bobot atau keseragaman kandungan. Persyaratan ini digunakan untuk sediaan mengandung satu zat aktif dan sediaan mengandung dua atau lebih zat aktif (Depkes RI, 1995).2. Uji kekerasanUji kekerasan tablet dapat didefinisikan sebagai uji kekuatan tablet yang mencerminkan kekuatan tablet secara keseluruhan, yang diukur dengan memberi tekanan terhadap diameter tablet. Tablet harus mempuyai kekuatan dan kekerasan tertentu serta dapat bertahan dari berbagai goncangan mekanik pada saat pembuatan, pengepakan, dan transportasi. Alat yang biasa digunakan adalah hardness tester (Banker and Anderson, 1984).3. Uji kerapuhan (friabilitas) tabletKeregasan/kerapuhan tablet dapat ditentukan dengan menggunakan alat friabilator. Pengujian dilakukan pada kecepatan 25 rpm, tablet dijatuhkan sejauh 6 inci pada setiap utaran, dijalankan sebanyak 100 putaran. Tablet ditimbang sebelum dan sesudah diputar, kehilangan berat yang dibenarkan yaitu lebih kecil dari 0,5% sampai 1% (Lachman dkk., 1994).4. Uji disolusiUji ini digunakan untuk menentukan kesesuaian dengan persyaratan disolusi yang tertera dalam masing-masing monografi untuk sediaan tablet dan kapsul, kecuali pada etiket dinyatakan bahwa tablet harus dikunyah (Lachman dkk., 2008).5. Waktu hancurWaktu hancur adalah waktu yang dibutuhkan tablet pecah menjadi partikel-partikel kecil atau granul sebelum larut dan diabsorbsi. Uji waktu hancur dilakukan dengan menggunakan alat uji waktu hancur. Masing-masing sediaan tablet mempunyai prosedur uji waktu hancur dan persyaratan tertentu. Uji waktu hancur tidak dilakukan jika pada etiket dinyatakan tablet kunyah, tablet isap, tablet dengan pelepasan zat aktif bertahap dalam jangka waktu tertentu (Siregar, 2008).

IV. Alat dan BahanA. Alat 1. Alat Uji Kekerasan 2. Alat Uji Kompresibilitas 3. Alat Uji Friabilitas4. Alat Uji LOD 5. Alat Uji Waktu Hancur6. Alat Uji Laju Alir7. Granulator 8. Jangka Sorong 9. Mesin cetak tablet 10. Pengayak B. Bahan1. Amprotab2. Amprotab pro paste3. Mg stearat4. Na-Starch Glycoat5. Parasetamol6. Pewarna7. Talkum

C. Gambar Alat Alat Uji Kekerasan Alat Uji Kompresibilitas Alat Uji Friabilitas Alat Uji LOD Alat Uji Waktu HancurAlat Uji Laju Alir

Granulator Jangka Sorong Mesin cetak tablet PengayakV. ProsedurPertama bahan-bahan ditimbang terlebih dahulu yaitu parasetamol 250 g, Amprotab 30 g danAmprotab Pro Paste15 %, Na starch glycoat 5%, talkum 2%, mg stearat 1% dan pewarna sebanyak 6,5 g/100 g pasta. Kemudian dilakukan pembuatan pasta dengan cara amprotab 15 g yang telah ditimbang, dimasukkan kedalam beaker glass 250 ml dan ditambahkan 100 ml air panas. Diaduk diatas kompor hingga membentuk campuran yang bening. Lalu ditambahkan 3 gram pewarna. Ditimbang pasta amilum yang telah terbentuk.Selanjutnya dilakukan pembuatan fase dalam. Bahan-bahan fase dalam (Parasetamol dan amprotab) dicampurkan dan diaduk hingga homogen. Lalu ditambahkan sedikit demi sedikit pasta amilum yang telah dibuat sebelumnya dan diaduk hingga rata sampai menjadi massa yang bisa dikepal dan ketika kepalan tersebut diijatuhkan tidak hancur. Ditimbang sisa pasta amilum yang tidak digunakan. Kemudian massa yang sudah dapat dikepal tersebut kemudian dibuat granul dengan granulator.Granulyang terbentuk ditampung diatas baki (Loyang) yang telah disiapkan sebelumnya. Permukaannya diratakan agar panas yang diterima merata. Granul tersebut kemudian dikeringkan dalam oven dengan suhu 40 - 50C selama 24 jam. Kemudian dilakukan evaluasi granul, seperti :a. Uji LODGranul yang telah kering diletakkan pada wadah alat uji LOD sebanyak 10 gram, granul diratakan pada tempatLOD, alat ditutup dan kemudian tekan tombol start hingga muncul tanda rest over. Lalu dilihat nilai persennya.b.Uji daya alir granulGranul ditimbang sebanyak 15 gram. Disiapkan alat untuk menentukan kecepatan alir serbuk dan sudut istirahat, pastikan bagian bawah alat (berupa corong) telah tertutup rapat. Di bawah alat diberi alas berupa kertas untuk membuat plot diameter yang berbentuk. Kemudian granul yang akan diuji dimasukkan ke dalam wadah berbentuk corong dan dibuka penutupnya. Stopwatch dinyalakan bersamaan dengan dibukanya penutup corong. Setelah granul telah mengalir semua, diukur tinggi dan diameter tumpukan granul yang dihasilkan. Hasil waktu dicatat.c.Uji Kompresibilitas GranulGranul ditimbang sebanyak 15 gram, kemudian dimasukkan pada gelas ukur penampung massa cetak. Dan dicatat volume awalnya. Kemudian tombol on pada alat ditekan, sehingga menghasilkan beberapa ketukan, dan alat dinyalakn selama 5 menit. Lalu dicatat kembali volume akhirnya dan hitung % kompresibilitas. Kemudian dilakukan penambahan fase luar. Bahan-bahan fase luar yang telah ditimbang ditambahkan ke dalam granul yang telah kering, kemudian diaduk hingga homogen.Setelah itu dilakukan pencetakan tablet. Pada alat pencetak tablet , beberapa gram granul dimasukkan kedalamnya. Cetak beberapa tablet dan ditimbang beratnya harus sesuai (dalam rentang 500-650 mg). Jika sesuai, tablet diperbanyak hingga 500 tablet. Dipisahkan 40 tablet untuk evaluasi tablet. Evaluasi tablet dilakukan, meliputi :a.Uji keseragaman bobotKaplet sebanyak 20 buah, ditimbang satu per satu diatas alat timbangan. Kemudian hasil dicatat dan dihitung rata-ratanya. Analisis keseragaman bobot kaplet dengan membandingkan bobot kaplet dalam rentang penyimpangan bobot rata-rata kaplet.b.Uji keseragaman ukuranKaplet sebanyak 20 buah diukur satu per satu menggunakan jangka sorong untuk mengetahui ukuran panjang, lebar dan tinggi kaplet, setelah itu dihitung rata-ratanya. Kemudian hasilnya dicatat.c.Uji friabilitasTimbang 6 buah kaplet, drum putar dilepaskan dari mesinnya dengan cara melonggarkan sekrup. kaplet yang akan diuji dimasukkan ke dalam drum putar, pasang kembali drum putar ke mesinnya dan kencangkan sekrup. Kecepatan putaran diatur per menit dengan memutar tombol putar SPEED. Untuk mengatur waktu putaran gunakan tombol putar hitam. Kemudian mesin dinyalakan dengan menekan tombol MAIN SWITCH dan lampu menyala. Setelah pengujian selesai mesin dimatikan dengan menekan kembali tombol MAIN SWITCH dan lampu mati. Setelah itu lepaskan drum putar dari mesin dengan melonggarkan sekrup, kaplet diambil dan drum putar dibersihkan menggunakan kuas. Setelah selesai massa kaplet ditimbang kembali.d.Uji waktu hancurAlat dinyalakan dengan menekan tombol MAIN SWITCH. Suhu diatur hingga 37 2 C dengan menekan tombol HEATER. Kemudian enam kaplet yang akan diuji dimasukkan ke dalam keranjang (sumur-sumur) pada alat dan cakram dimasukkan di atas masing-masing kaplet dengan posisi yang sama. Lalu keranjang dimasukkan ke dalam beaker glass ukuran 1 Liter yang berisi aquades yang telah dipanaskan sampai suhu 37 2 C. Penutup lubang alat uji waktu hancur dibuka dan masukkan beaker glass ke dalam alat dan gantungkan keranjang pada gantungan logam, kemudian nyalakan alat dengan menekan tombol START sambil menghitung waktu. Pengujian dihentikan saat semua kaplet telah hancur sempurna. Matikan alat dengan menekan tombol START, HEATER, MAINSWITCH. Hasil waktu dicatat.e.Uji Kekerasan tabletDisiapkan 20 kaplet untuk pengujian kekerasan kaplet. Tombol diputar ke posisi EINS dan lampu penunjuk kekerasan menyala. Jarum penunjuk kekerasan diperiksa ada di titik nol atau tidak. Bila belum tekan tombol. Kaplet diletakkan vertikal dan tepat di tengah tengah jarum penekan. Berdirikan kaplet dinaikkan dengan memutar sekrup di bawahnya sampai kaplet menekan jarum penekan dan lampu stop menyala. Lalu tombolditekan, jarum penunjuk skala bergerak dan berhenti saat kaplet pecah dan menunjukkan angka unit kekerasan dengan skala newton. Lampu stop padam. Dan tombolditekan untuk mengembalikan jarum penunjuk ke angka nol. Hasil dicatat dan dihitung rata-ratanya.VI. Data PengamatanNo.PerlakuanHasil

1. Bahan-bahan yang diperlukan ditimbang terlebih dahuluR/ Paracetamol 250 g Amylum (Amprotab) 30 g Amylum for pasta 15% q.s Na-starch glycolat 5% Talk 2% Mg Stearat 1% Pewarna (6,5 g/ 100 g pasta) q.sPCT (setelah diayak)= 250 gAmprotab (setelah diayak)= 30 grAmprotab untuk pasta= 15 gr/ 100 mLPewarna= 3,2086 gNa-starch glycolat= 14,87 gTalkum= 5,95 gMg stearat= 2,97 g

2. Pembuatan Pasta 15 gram amprotab dimasukkan ke dalam beaker glass yang telah diisi 10 mL air dingin 90 mL sisa air dipanaskan kemudian ditambahkan sedikit demi sedikit ke dalam campuran, aduk hingga homogen Ditambahkan pewarna sebanyak 3 gram ke dalam campuran, aduk hingga homogenTerbentuk pasta berwarna oranye

3.Pembuatan Fase Dalam Paracetamol dicampur dengan amprotab dan pasta hingga homogen dan membuat massa yang dapat dikepal (granul basah) Granul basah disaring Hasil saringan dikeringkan dengan menggunakan suhu 400 500 C selama 2 jamTerbentuk fase dalam berupa granul basah.Massa granul kering setelah dikeringkan= 254,8 g

4.Granul kering dicampur dengan fase luar (talkum, magnesium stearat, dan Na-starch glycolat) hingga terbentuk massa yang homogen.Terrcampurnya granul kering dengan fase luar hingga terbentuk massa homogen

5.Pencetakan Tablet Campuran granul dimasukkan ke dalam mesin pencetak tablet Cetak beberapa tablet dan ditimbang. Beratnya harus sesuai/ dalam rentang 500 -650 mgTablet dengan berat 500 650 mg

Pengujian GranulNo.PerlakuanHasil

1.Uji Daya/ Sifat Alir15 gram granul ditimbang, dimasukkan ke corong alat uji waktu alir. Buka tutup corong bersamaan dengan dinyalakannya stopwatch, tampung pada bidang datar. Waktu alir dan sudut istiahat dicatatWaktu = 3,25 detikTinggi = 2,1 cmDiameter = 7,5 cmJari-jari = 3,75 cm0 (sudut istirahat) =29,250Laju alir= 4,615 g/s

2.Tap Density15 gram sampel ditimbang, dimasukkan pada alat tap density, diratakan. Tinggi awal dicatat, alat dinyalakanselama 4 menit. Tinggi akhir sampel dicatat.Massa = 15,00 gVolume awal = 30 mLVolume akhir = 25 mLKompresibilitas = 16,67%

3.Susut Pengeringan (LOD)10 gram serbuk ditimbang, alat dinyalakan, tutup alat terbuka. Tekan tombol tare untuk menara suhu dan bobot serbuk. Serbuk dimasukkan ke wadah dalam alat, tutup alat, tekan tombol start. Catat bobot akhir serbuk pada alat saat selesai.Massa awal = 10 gMassa akhir = 9,526 gLOD = 3,07%

Pengujian TabletNo.PerlakuanHasil

1.a. Keseragaman Bobot20 tablet ditimbang satu per sat, berat tiap tablet dicatat.b. Keseragaman Ukuran20 tablet diukur diameter dan ketebalan dengan jangka sorong dan dicatat.No.Diameter (mm)Ketebalan (mm)Bobot (gram)

1.0,653112,106,44

2.0,672912,106,42

3.0,657912,106,41

4.0,676312,126,51

5.0,652312,126,43

6.0,653712,136,41

7.0,666412,136,46

8.0,646012,126,41

9.0,677512,126,56

10.0,674112,126,51

11.0,671712,126,53

12.0,640012,126,40

13.0,650712,106,40

14.0,658612,096,43

15.0,671812,096,46

16.0,657212,116,42

17.0,672712,096,51

18.0,680412,106,42

19.0,672212,106,43

20.0,677512,116,56

13,283242,19129,12

0,6641512,10956,456

2.Kekerasan Tablet20 tablet, satu per satu diletakkan di ruang penjepit antara pegas dan penekan, nyalakan alat, tunggu jarum bergerak sesuai tekanan, matikan alat, dicatat.No.Kekerasan (N)No.Kekerasan (N)

1.37,511.45

2.27,512.35

3.4513.27,5

4.4514.27,5

5.2615.35

6.4016.32,5

7.27,517.25

8.4018.45

9.42,519.30

10.22,520.30

68434,2

3.Disintegrasi Tablet6 tablet dimasukkan ke kolom, ditutup cakram. Kolom dimasukkan ke beaker dan ditambahkan 1000 mL air 370 C, alat dinyalakan.Waktu hancur =4 menit 45 detik

4.Friabilitas Tablet10 tablet ditimbang bersamaan, dicatat massa awal, lalu dimasukkan ke alat uji friabilitas, alat diatur 25rpm, dinyalakan selama 4 menit, tablet diambil, ditimbang bersamaan untuk dicatat massa akhir.Massa awal = 6,6901 gramMassa akhir = 5,4356 gramPersen Friabilitas = 18,75%

VII. PerhitunganMassa wadah kosong = 157,8487 gramMassa wadah + pasta = 281,7 gramMassa wadah + sisa pasta = 188,6 gramBerat pasta yang digunakan = 93,1 gram

Berat pewarna (teoritis)= x berat zat warna dalam formula

= x 6,5 gram = 3,2086 gram

Berat amprotab untuk pasta= 3,2086 gram x 15% = 0,48129 gram(teoritis)

Berat fase dalam (teoritis)= berat (PCT + amprotab + amprotab pro pasta + pewarna)= 250 g + 30 g + 0,48129 g + 3,2086 g= 283, 69 gram

Berat fase dalam (nyata)= 283,69 g 10 g (untuk uji LOD) = 273,69 gram

Jumlah tablet (teoritis)= x jumlah tablet dalam formula = x 500 tablet = 482,375 tablet 482 tablet

Berat fase luar (teoritis) Primogel= x berat FD (teoritis) x berat primogel dalam formula = x 283,69 x 0,05 = 15,42 gram Talkum= x 283,69 x 0,02 = 6,17 gram Mg stearat = x 283,69 x 0,01 = 3,08 gramTotal berat teoritis fase luar = 15,42 g + 6,17 g + 3,08 g = 24,67 gramBerat total tablet teoritis= FDteoritis + FLteoritis = 283,69 g + 24,67 g= 308,36 gram

Berat tablet satuan teoritis=

= = 0,6167 gram

Berat fase luar (nyata) Primogel= x FDnyata x berat primogel formula= x 273,69 x 0,05 = 14,87 gram Talkum= x 273,69 x 0,02 = 5,95 gram Mg stearat= x 273,69 x 0,01 = 2,97 gram

Total fase luar (nyata)= 14,87 g + 5,95 g + 2,97 g = 23,79 gramTotal berat tablet (nyata)= 273,69 g + 23,79 g = 297,48 gramJumlah tablet diproduksi= x total tablet teoritis = x 482 tablet = 464,99 465 tablet

Berat satuan tablet (nyata)= = = 0,6397 gramUji Granul1. Uji laju alir

2. Uji tap density

3. Uji susut pengeringan (Loss On Drying)

= x 100% = 3,07%

Uji Tablet1. Uji keseragaman bobot

2. Uji keseragaman ukuran

3. Uji kekerasan

4. Uji friabilitas

VIII. PembahasanPada praktikum kali ini dilakukan pembuatan tablet dengan metode granulasi basah. Metode granulasi basah adalah metode yang memproses campuran partikel zat aktif dan eksipien menjadi partikel yang lebih besar dengan menambahkan cairan pengikat dalam jumlah yang tepat sehingga terjadi massa lembab yang dapat digranulasi. Metode granulasi basah digunakan apabila zat aktif tahan terhadap lembab dan panas. Umumnya untuk zat aktif yang sulit dicetak langsung karena sifat aliran dan kompresibilitasnya tidak baik. Pada pembuatan tablet kali ini zat aktif yang digunakan adalah berupa parasetamol 250 mg yang di indikasikan sebagai analgetik dan antipiretik. bahan-bahan eksipien sebagai berikut: Amylum (amprotab) 30 gram Amylum for pasta 15% Na Stearat Glikolat 5% Talkum 2% Mg Stearat 1% pewarna 6,5gram/100 g pasta q.sProsedur pertama yang dilakukan adalah ditimbang paracetamol 250 gram dan amprotab 30 gram. Kemudian dilakukan pengayakan semua bahan yaitu paracetamol dan amprotab. Pengayakan dilakukan dengan tujuan menyaring partikel semua zat agar ukurannya sama dan ketika proses pencampuran bahan akan lebih mudah untuk homogen. Saat proses pengayakan berlangsung, dibuat pula pasta dengan cara melarutkan 15 gram amylum for pasta dengan 10 ml air dingin di dalam beaker glass 90 ml sisa air dipanaskan kemudian ditambahkan sedikit demi sedikit ke dalam campuran, dan ditambahkan 3,2 gram zat pewarna jingga, diaduk hingga homogen. Kemudian wadah dan pasta ditimbang beratnya. Pasta yang dibuat dari amylum tersebut berguna sebagai zat pengikat. Larutan pengikat yang akan ditambahkan (amylum) memiliki peranan yang cukup penting dimana jembatan cair yang terbentuk di antara partikel dan kekuatan ikatannya akan meningkat bila jumlah cairan yang ditambahkan meningkat, gaya tegangan permukaan dan tekanan kapiler juga hal yang penting pada awal pembentukan granul. Kemudian, bahan yang sudah diayak dan pasta yang sudah jadi dicampurkan dalam satu tempat sampai homogen. Pasta yang dimasukkan tidak boleh terlalu banyak kaena dapat menyebabkan granul yang terlalu basah. Bahan-bahan tersebut dicampur hingga membentuk massa yang dapat dikepal dengan tangan. Ditandai ketika telah dikepal dan dijatuhan kepalan tidak akan menyebarkan serbuknya ketika terbelah. Setelah diperoleh masa yang kira-kira sudah dapat dikepal, penambahan pasta dihentikan kemudian dihitung berat pasta yang digunakan dengan cara mengurangi berat wadah+pasta dengan berat wadah sisa pasta. Berat pasta yang digunakan adalah 93,1 gram. Setelah itu, granul basah diayak dengan mesh no. 16. Ukuran granul menjadi lebih kecil dari sebelumnya. Hasil ayakan dikeringkan di dalam oven pada suhu 40-50o C selama 24 jam. Tujuannya adalah agar kandungan air yang tadi digunakan saat pembuatan pasta amylum hilang. Kandungan air yang tinggi pada pasta dapat menyebabkan friabilitas tinggi dan kerapuhan pada tablet. Ukuran granul yang lebih kecil membuat luas permukaan partikelnya lebih besar sehingga pengeringan menjadi lebih cepat dilakukan.Granul yang telah dikeringkan kemudian dicampur dengan fasa luar berupa talcum, Magnesium stearat dan natrium stearat hingga distribusi fase luar merata dan homogen. Talcum berfungsi sebagai glidan dan lubrikan, sedangkan Mg Stearat dan Na Starch Glycolat digunakan sebagai glidan dan lubrikan. Lubrikan digunakan untuk menghilangkan gesekan/friksi saat pengempaan dan penarikan tablet ke luar cetakan. Glidan digunakan untuk memperbaiki laju alir hasil campuran fase luar dengan granul (fase dalam) supaya memudahkan pengaliran granul saat pencetakan talet. Camuran tersebut kemuadian diayak dengan mess no 16 untuk meyamakan ukuran granul. Setelah itu, granul yang diperoleh dari hasil pengayakan kemudian ditimbang, dan dievaluasi. Evaluasi terhadap granul ini dilakukan dengan menentukan laju alir, kompresibilitas, dan susut pengeringan atau lost of drying (LOD). Pengujian laju alir granul sangat penting untuk dilakukan dalam pembuatan tablet. Apabila granul mudah mengalir, tablet yang dihasilkan mempunyai keseragaman bobot yang baik. Laju alir ini dapat ditentukan dengan menentukan sudut istirahat dari granul dengan menggunakan metode corong, Sudut istirahat ini merupakan sudut yang dibentuk oleh tumpukan serbuk terhadap bidang datar setelah serbuk atau granul tersebut mengalir secara bebas melalui suatu celah sempit dalam hal ini adalah corong. 15 gr serbuk granul dimasukkan ke dalam corong yang ditutup , kemudian tutup tersebut dibuka, dan dihitung waktu alir serta tinggi dan diameter dari tumpukan granul yang dihasilkan.Dari hasil uji terhadap granul yang dihasilkan, diperoleh sudut istirahat granul sebesar 29,25 0C dengan waktu alir selama 3,25 detik. Sifat laju alir granul yang baik pada umumnya dikatakan mengalir baik (free flowing) apabila sudut diamnya lebih kecil dari 30 0C, sehingga granul dapat dicetak menghasilkan tablet yang homogen. Berdasarkan hasil percobaan, nilai sudut itsirahat granul yang di buat memiliki laju alur yang baik (memenuhi kriteria). Evaluasi terhadap granul yang berikutnya adalah penentuan nilai kompresibilitas dari granul dengan menggunakan alat tap density. Sebanyak 15gr granul dimasukan ke dalam gelas ukur yang ada pada alat, kemudian dicatat volume awal nya. Selanjutnya alat dinyalakan selama 4 menit dan kemudian volume akhir nya dicatat. Suatu granul yang baik memiliki nilai % kompresibilitas dibawah 20 %. Berdasarkan hasil pengukuran dan perhitungan, diperoleh nilai % kompresibilitas dari granul sebesar 16,67 %. Nilai ini menunjukan bahwa granul yang dihasilkan memenuhi kriteria nilai kompresibilitas yang baik. Selanjutnya dilakukan penentuan kadar susut pengeringan atau loss of drying (LOD) unutk menentukan kadar air yang terkandung dalam granul. Sebanyak 10 gr granul disimpan secara merata diatas piringan logam pada alat uji. Kemudian suhu diatur pada 70 0C, dan kemudian alat dinyalakan selama 10 menit. Dari hasil pengujian diperoleh % LOD atau kadar air yang terkandung dalam granul sebesar 3,07 %. Nilai ini menujukan bahwa granul memiliki kadar air yang kurang baik, karena batas maksimum kadar air untuk granul adalah 2 %. Beberapa faktor yang mempengaruhi nilai LOD dari granul tersebuat adalah proses pengayakan yang memakan waktu terlalu lama. Sehingga selama proses pengayakan, granul mengikat air di sekitanya sehingga kadar air dalam granul bertambah. Kemudian, dilakukan pencetakan tablet dengan single punch tablet press dengan cetakan tablet. Dilakukan beberapa kali pencetakan awal, dimana setiap 1 tablet yang dibuat kemudian diuji bobot dan kekerasannya. Hal ini dilakukan supaya tablet yang dicetak memenuhi rentang bobot tablet teoritis yang diizinkan, yaitu antara 599,45 mg hingga 662,55 mg.Setelah tablet dicetak seluruhnya, dilakukan evaluasi tablet. Pengujian keseragaman bobot dan ukuran dilakukan untuk melihat keseragaman dosis pada masing-masing tablet. . Pada tablet yang dibuat didapatkan bobot rata-ratanya adalah 0,66415 g . Berdasarkan FI III, untuk uji keseragaman bobot pada tablet yang telah dibuat dengan bobot rata-rata tersebut (di atas 300 mg), dinyatakan bahwa tidak boleh ada lebih dari 2 tablet yang bobotnya menyimpang dari 5% bobot rata-rata (0,03302075 g) dan tidak boleh ada 1 tablet pun yang bobotnya menyimpang dari 10% bobot rata-rata (0,066415 g). Dari data yang didapat, tidak ada satupun tablet yang bobotnya menyimpang dari 5 % dan 10% bobot rata-rata. Dengan demikian, tablet yang dibuat memenuhi syarat. Dilihat dari bobot yang didapatkan dibandingkan dengan bobot teoritis, terdapat perbedaan yang cukup jauh dengan berat nyata tablet. Hal ini dapat disebabkan oleh pengaruh zat aktif dan dari kadar air yang bertambah pada saat bentuk granul. Pada pengujian keseragaman ukuran, diperoleh diameter da tebal rata-rata adalah 12,1095 mm dan 6,456 mm. Disyaratkan tidak boleh ada diameter dan tebal yang menyimpang 1% dari rata-ratanya (d= 0,121095, t= 0.06456). Berdasarkan data pengukuran yang didapat dari percobaan, tidak ada penyimpangan hasil melewati ketentuan tersebut. Sehingga dapat dikatakan bahwa nilai keseragaamn ukuran memenuhi kriteria. Pengujian kekerasan dilakukan untuk melihat seberapa kuat tablet sehingga mempengaruhi pengemasan dan penyimpanannya. Pada pengujian kekerasan, tablet diletakan dengan posisi panjang vertikal seperti angka 0 karena pada posisi ini tekanan maksimalnya dapat terukur. Dari hasil yang didapatkan, dihasilkan kekerasan tablet yang memenuhi tidak memenuhi kriteria dengan rata-rata nilai kekearasan tablet 34,2 N dimana kekerasan tablet yang baik berkisar antara 40-80 N. hal ini dapat disebabkan oleh kurangnya zat pengikat yang ditambahkan dan juga nilai LOD besar karena mengandung air yang berlebih. Data friabilitas digunakan untuk mengukur ketahanan permukaan tablet terhadap gesekan yang dialaminya sewaktu pengemasan dan pengiriman. Pada pengujian frialbilitas, digunakan 6 tablet dengan bobot total 6,6901 g. %friabilitas tidak boleh lebih dari 1%. Setelah diuji, didapatkan % friabilitas sebesar 8,23%. Hasil ini tidak memenuhi syarat. Hal ini dikarenakan nilai LOD yang besar. Pengujian waktu hancur dilakukan untuk melihat seberapa lama tablet akan hancur pada kondisi yang menyerupai tubuh manusia. Berdasarkan FI III, waktu hancur yang baik tidak lebih dari 15 menit. Pada pengujian ini, didapatkan waktu hancur yang melebihi 4 menit 45 detik. Waktu ini menang tidak melebihi batas maksimal dari waktu hancur obat yang baik, namun terhitung terlalu cepat karena di bawah 5 menit. Waktu hancur yang terlalu cepat akan sangat mempengaruhi effeknya yang bisa jadi menghilangkan sifat teurapetik.

XI. Kesimpulan

1. Proses pembuatan tablet dengan zat aktif parasetamol dengan metode granulasi basah dapat dilakukan dengan menggunakan zat pengikat amylum.2. Uji Quality Control (QC) terhadap tablet dapat dilakukan meliputi uji keseragaman bobot dan bentuk, uji keseragaman ukuran, uji kekerasan tablet, waktu hancur, friabilitas, laju air , dan kadar air yang terkandung dalam tablet.

DAFTAR PUSTAKAAnief, Moh. 1994. Ilmu Farmasi. Yogyakarta: Gadjah Mada University Press.Banker, G.S. dan Anderson, N.R. 1984. Tablet: Teori dan Praktek Farmasi Industri. Jakarta: UI Press.Ditjen PIM. 1979. Farmakope Indonesia Edisi III. Jakarta: Departemen Kesehatan Republik Indonesia.Ditjen POM. 1995. Farmakope Indonesia Edisi IV. Jakarta: Departemen Kesehatan Republik Indonesia.Lachman, L., H.A Lieberman, dan J.L Kanig. 2008. Teori dan Praktek Farmasi Industri Edisi Ketiga. Jakarta: UI Press.Siregar, Charles J.P. 2008. Teknologi Farmasi Sediaan Tablet: Dasar-Dasar Praktis. Jakarta: Penerbit Buku Kedokteran EGC.Voigt, R. 1995. Buku Pelajaran Teknologi Farmasi. Yogyakarta: UGM Press.