Transcript
  • GLUKOKORTIKOSTEROID SISTEMIKDisusun Oleh :Adhiwinata AmanAtika PrimandinaNirtya PerwitasariPreceptor :Hartati P. Dharmadji, dr. SpKK (K)

  • PENDAHULUAN

  • Sekresi hormon kortikosteroid dirgulasi oleh 1. hipotalamus - CRH2. pituitari / hipofisis anterior ACTH3. korteks adrenalBerasal dari gugus kolesterol pregnanolon progesteron kortisol/hidrokortison

  • BIOLOGI

    Produksi glukokortikosteroid diatur oleh aksis (HPA)- hipotalamus - pituitari - adrenal

  • Pada keadaan normal hanya 5% kortisol yang bebas / tidak terikat dengan CBG molekul terapeutik aktif.Sekresi kortisol 10-20 mg/hari, puncak pada jam 8 pagi : 16g/100ml. Kadar terendah kortisol jam 4 sore : 4g/100ml.

  • Efek FarmakologiEfek anti-inflamasiEfek anti-inflamasi primer glukokortikosteroid adalah mengurangi akumulasi sel pada tempat peradangan, menghalangi perlekatan granulosit pada epitel pembuluh darah tempat peradangan, dan menghambat produksi kolagen dengan menghambat aktivitas proline hydroxylase.

  • Efek imunosupresifPada hipersensitivitas tipe lambat, kortisol dapat menghambat kelebihan limfokin sel target. Efek imunosupresif glukortikosteroid terjadi terhadap pembentukan antibodi dan imunitas selular. Efek supresi ini masih sedikit diketahui.

  • Sintesis deoxyribonucleic acid (DNA)Glukokortikosteroid dapat menghambat sintesis DNA dan mitosis epidermis dalam waktu 30 jam setelah aplikasi.VasokonstriksiFungsi ini ikut berperan pada peningkatan efek anti inflamasi.

  • MetabolismeElektrolit : Hormon ini menyebabkan retensi natrium, klor, dan cairan dengan keluarnya cairan intraselular ke ekstraselular. Hormon ini juga dapat meningkatkan produksi asam lambung dan pepsin di lambung sehingga mempermudah terjadinya ulkus peptikum.

  • Karbohidrat : Kortikosteroid menimbulkan efek katabolisme karbohidrat, sehingga mengakibatkan terjadinya hiperglikemia dan resistensi terhadap insulin. Hal ini terutama disebabkan adanya peningkatan glukoneogenesis dari protein, lemak, dan prekursor karbohidrat lain di dalam hati.

  • Lemak : Hormon ini mengakibatkan penghancuran lemak dengan membentuk badan-badan keton, peningkatan lemak serum dan kolesterol.Protein : Efek glukokortikosteroid pada metabolisme protein mengakibatkan katabolisme protein dan anti anabolisme. Oleh sebab itu, pemberian glukokortikosteroid dosis tinggi pada anak-anak akan mengakibatkan penghambatan pertumbuhan.

  • PRINSIP DASARSebelum mulai pengobatan denganglukokortikosteroid, perlu dipertimbangkankeuntungan hasil pengobatan yang diharapkanserta efek samping yang dapat timbul.

  • Tabel Perbandingan aktivitas farmakologi glukokortikosteroid sistemik

    Potensi glukokortikoid ekuivalen (mg)Potensi mineralokortikoid(mg)Plasma half-life (menit)Duration of action (jam)Short-acting Hidrokortison (kortisol)200,8908 12 Kortison251308 12Intermediate-acting Prednison50,256024 36 Prednisolon50,2520024 36 Metilprednisolon4018024 36 Triamsinolon4030024 36Long acting Deksametason0,75020036 54

  • PEMILIHAN GLUKOKORTIKOIDPilih preparat glukokortikosteroid yang efek mineralokortikoid nya minimal untuk menurunkan risiko terjadinya retensi natriumPemberian pengobatan prednison atau obat sejenisnya secara jangka panjang dengan half-life intermediate dan afinitas reseptor steroid yang relatif lemah dapat menurunkan kemungkinan timbulnya efek samping.

  • Bila penderita tidak respons terhadap kortison/prednison, perlu dipertimbangkan pemberian substitusi bentuk aktif kortisol/ prednisolon.Metilprednisolon yang berpotensi tinggi dengan kemampuan retensi natrium yang rendah dapat digunakan pada pulse-therapy.

  • CARA PEMBERIAN DAN SKEMA DOSIS

  • PEMBERIAN intra vena dilakukan pada 2 keadaan :Untuk menekan stress yang terjadi pada penderita yang menderita penyakit akut, menjalankan tindakan pembedahan atau penderita yang mengalami supresi adrenal akibat pengobatan glukokortikoid harian.Untuk penderita dengan penyakit tertentu seperti pioderma gangrenosum yang resisten, pemfigus dan pemphigoid bulosa berat, lupus eritematosus sistemik berat atau dermatomiositis

  • Efek samping yang dapat terjadi pada pemberian intravena :reaksi anafilaksis, seizure, aritmia sudden death

  • Cara pemberian preparat glukokortikosteroidsistemik:Dosis harian tunggal (single daily dose) Dosis harian terbagi (divided dose)Dosis selang-seling (alternate-day dose)

  • SKEMA DOSISMulai dengan dosis tinggi, lalu diturunkan ke dosis rendah (high-low). Mulai dari dosis rendah, lalu dinaikkan ke dosis tinggi (low-high). Dosis menetap atau konstan.Dosis intermitten.

  • INDIKASIIndikasi mayorPemfigus vulgarisPenyakit erupsi bulosa hebat yang brhubungan dengan eritema multiformeEritrodermaDermatitis eksfoliativa

  • Indikasi relatif Drug eruption, dermatitis kontak, sindrom Steven Johnson, neurodermatitis, dermatitis atopik, eksema idiopatik, dermatitis seboroik, psoriasis generalisata, liken planus, arcoidosis, alopesia

  • Interaksi obatObat seperti barbiturat, fenitoin, dan rifampin, dapat mempercepat metabolisme glukokortikoid. Obat seperti cholestyramine, colestipol, dan antasid mengganggu absorbsi glukortikoid.

  • EFEK SAMPING

  • Strategi untuk mengurangi efek samping glukokortikoidEvaluasi sebelum pengobatan.Riwayat pribadi dan keluarga.Ukur tekanan darah dan berat badan awal. Jika penggunaan jangka panjang glukokortikoid ukur densitas tulang spinal.Evaluasi selama pengobatanBerat badan dan tekanan darah harus dimonitor. Elektrolit serum, gula darah puasa, dan kadar kolesterol serta trigliserida harus diukur.

  • Tindakan PreventifDietDiet yang diberikan harus rendah kalori, lemak dan natrium dengan tinggi protein, potasium dan kalsium. Konsumsi alkohol, kopi dan nikotin harus dikurangi dan melakukan olahraga.

  • Komplikasi GastrointestinalPada penderita yang memiliki 2 atau lebih faktor risiko seperti adanya riwayat ulkus peptikum, penyakit keganasan atau dosis total glukokortikoid sistemik melebihi 1.000 mg, harus diberikan pengobatan profilaksis. Pengobatan profilaksis yang dapat diberikan termasuk pemberian antasida, H2 receptor blockers seperti cimetidine, rantidine, dll

  • Supresi adrenalPada penderita yang mendapat pengobatan glukokortikoid sistemik lebih dari 3-4 minggu harus dilakukan penilaian kemungkinan adanya supresi adrenal yang perlu dilakukan tapering glukokortikoid sistemik untuk memulihkan aksis HPA.

  • OsteoporosisUntuk mencegah terjadinya osteoporosis, pemberian suplemen kalsium dan vitamin D, sulih hormon seks, melakukan program olahraga latihan beban dan restriksi natrium merupakan pengobatan lini pertama.

  • AterosklerosisPada penderita yang mendapat pengobatan dengan glukokortikoid sistemik perlu dilakukan pemeriksaan tekanan darah, lipid serum dan kadar glukosa secara seri. Pada penderita yang merokok, harus dianjurkan untuk menghentikan kebiasaan merokok.

  • DAFTAR PUSTAKAChrousos, George. Adrenocorticosteroids and Adrencortical Antagonists. IN :Katzung BG, editor. Basic and Clinical Pharmacology. 9th ed. USA : The McGraw-Hill Companies, Inc., 2004 : 641-658.Guyton, Arthur C; Hall, John E. Buku Ajar Fisiologi Kedokteran. Jakarta. EGC. 1997 : 1203-1219.Hamzah, Mochtar. Dermatoterapi. Dalam : Djuanda, Adhi, Hamzah, Mochtar, Aisah, Siti, editor. Ilmu Penyakit Kulit dan Kelamin. Edisi 3. Jakarta. Fakultas Kedokteran Indonesia. 2002 : 326 329.Mycek, Mary, Harvey, Richard, Champe, Pamela, Fisher, Bruce. Kortikosteroid Adrenal. Dalam : Mycek, Mary, Harvey, Richard, Champe, Pamela, Fisher, Bruce, editor. Farmakologi Ulasan Bergambar. Edisi 2. Jakarta. Widya Medika. 1995 : 276 - 281.

  • TERIMA KASIH