Download pdf - Kontrasepsi Mantap

Transcript
  • 5/27/2018 Kontrasepsi Mantap

    1/25

    1

    KONTRASEPSI MANTAP

    I. PENDAHULUANPenggunaan kontrasepsi di Indonesia setiap tahunnya mengalami

    peningkatan. Hal ini terlihat dari data BKKBN Agustus 2012 mencatat setidaknya

    tercatat ada 6.152.231 peserta baru di seluruh Indonesia dari tahun sebelumnya.

    Penggunaan kontrasepsi yang terbanyak mayoritas jangka pendek dengan total

    82,26% sedangkan jangka panjang hanya 17,74%. Metode jangka panjang berupa

    IUD (Intrautrine Device), MOW (Metode Operasi Wanita) atau tubektomi,MOP(Metode Operasi Pria) atau vasektomi dan Implan.1

    Meskipun prevalensi penggunaan kontrasepsi sudah tinggi, kehamilan yang

    tidak diinginkan masih sering terjadi. Di Inggris, angka kejadian aborsi pada tahun

    2003 adalah 17,5 per 1000 wanita usia subur. Namun, tidak semua kehamilan

    yang tidak diinginkan berakhir pada aborsi. Sekitar 30% kelahiran bayi berasal

    dari kehamilan yang tidak direncanakan.2

    Keefektifan suatu alat atau metode kontrasepsi tergantung dari bagaimana

    cara kerjanya dan seberapa mudah medote kontrasepsi tersebut digunakan serta

    tingkat kegagalan dari alat kontrasepsi tersebut ketika digunakan. 2

    Ada beberapa metode dalam kontrasepsi, yaitu kontrasepsi sederhana,

    kontrasepsi efektif, dan kontrasepsi mantap. Kontrasepsi sederhana, terdiri dari

    kontrasepsi tanpa alat (metode amenorea laktasi, senggama terputus (koitus

    interuptus), pantang berkala, metode suhu badan basal, dan lendir serviks) dan

    kontrasepsi dengan menggunakan alat (kondom). Kontrasepsi efektif, terdiri dari:

    kontrasepsi hormonal (pil, injeksi, implan) dan alat kontrasepsi dalam rahim atau

    AKDR. Kontrasepsi mantap, terdiri dari tubektomi dan vasektomi.3

    Kontrasepsi mantap atau sterilisasi, yang disebut juga kontrasepsi operatif,

    telah menjadi jenis kontrasepsi yang paling populer, dan merupakan suatu metode

    kontrasepsi yang bersifat permanen. Jumlah pasien yang menjalani prosedur

    sterilisasi di Amerika Serikat, baik itu tubektomi maupun vasektomi, tidak dapat

    dihitung secara akurat karena sebagian besar dilakukan pada pusat rawat jalan.

    Namun, Westhoff dan Davis (2000) mengakses data dari National Survey of

  • 5/27/2018 Kontrasepsi Mantap

    2/25

    2

    Family of Family Growth, dan mengestimasi bahwa terdapat sekitar 700.000

    orang yang menjalani prosedur tubektomi per tahun. Sayangnya, terdapat sangat

    banyak aturan federal yang mengurungkan niat para wanita untuk melakukan

    tindakan sterilisasi secara sukarela. Dari 700.000 wanita di Amerika Serikat yang

    menjalani prosedur tubektomi, sebagian dari mereka dilakukan pasca persalinan

    dan sebagian lagi melalui rawat jalan. Sebelas juta wanita di Amerika Serikat

    yang berusia 15-44 tahun mempercayakan tubektomi bilateral sebagai metode

    kontrasepsi, dan lebih dari 190 juta pasangan di dunia menggunakan sterilisasi

    sebagai kontrasepsi permanen yang aman dan terpercaya. Sedangkan, vasektomi

    merupakan kontrasepsi permanen bagi pria. Pada tahun 2002, sekitar 526.501

    prosedur vasektomi dilakukan di Amerika Serikat.4,5,6,7

    Pada tahun-tahun terakhir ini vasektomi untuk tujuan sterilisasi makin

    banyak dilakukan di beberapa negara seperti India, Pakistan, Amerika Serikat, dan

    Korea untuk menekan laju pertambahan penduduk. Di Indonesia, vasektomi tidak

    termasuk dalam program keluarga berencana nasional.3

    Vasektomi merupakan suatu operasi kecil dan dapat dilakukan oleh

    seseorang yang telah mendapat latihan khusus untuk itu. Selain itu, vasektomi

    tidak memerlukan alat-alat yang banyak, dapat dilakukan secara poliklinis, dan

    pada umumnya dilakukan dengan menggunakan anestesi lokal.3

    II. ANATOMI ORGAN GENITALIA WANITA1.Uterus

    Pada orang dewasa berbentuk seperti buah avokad atau buah peer yang

    sedikit gepeng. Ukuran panjang uterus sekitar 7 7,5 cm, lebar ditempat yangpaling lebar 5,25 cm dan tebal 2,5 cm terdiri dari korpus uteri (2/3 bagian atas)

    dan serviks uteri (1/3 bagian bawah). Di dalam korpus uteri terdapat rongga

    (kavum uteri) yang membuka keluar melalui kanalis servikalis yang terletak di

    serviks. Bagian bawah serviks yang terletak di vagina dinamakan portio uteri

    (pars vaginalis servisis uteri), sedangkan yang di atas vagina disebut pars

    supravaginalis servisis uteri. Antara korpus dan serviks ada bagian yang disebut

    isthmus uteri.3

  • 5/27/2018 Kontrasepsi Mantap

    3/25

    3

    Bagian atas uterus disebut fundus uteri, dimana tuba Fallopii kanan dan

    kiri masuk ke uterus. Dinding uterus terutama terdiri dari miometrium yang

    mempunyai tiga lapisan otot polos (sehingga memungkinkan berkontraksi dan

    relaksasi). Kavum uteri dilapisi oleh endometrium yang terdiri atas sel-sel epitel

    kubik, kelenjar-kelenjar, dan stroma dengan banyak pembuluh darah.

    Pertumbuhan dan fungsi endometrium dipengaruhi oleh faktor-faktor steroid

    ovarium.3

    Gambar 1. Gambar penampang anatomi uterus dan tuba (diku tip dari kepustakaan 4)

    Uterus pada wanita dewasa umumnya terletak pada posisi

    anteversiofleksio (serviks ke depan atas) dan membentuk sudut dengan vagina,

    sedang korpus uteri berarah ke depan dan membentuk sudut 120 130 dengan

    serviks uteri. Kadang-kadang dijumpai uterus pada posisi retrofleksi (korpus

    uteri mengarah ke belakang) yang pada umumnya tidak memerlukan

    pengobatan. Di bagian luar uterus dilapisi oleh serosa (peritoneum viserale).Uterus mendapat aliran darah dari arteria uterine cabang dari arteria iliaka

    interna, dan dari arteri ovarika.3

    2. Tuba FallopiiMerupakan saluran telur yang secara embriologis berasal dari duktus

    Mulleri. Panjang rata-rata tuba fallopii yaitu 11-14 cm. bagian yang ada di

    dinding uterus disebut pars interstisialis, sebelah lateralnya (36 cm) terdapat

    pars isthmika yang masih sempit (diameter 2-3mm), disebelah lateralnya

  • 5/27/2018 Kontrasepsi Mantap

    4/25

    4

    terdapat pars ampularis yang lebih lebar (diameter 4-10mm) dan mempunyai

    ujung terbuka disebut infundibulum. Bagian luar tuba diliputi oleh peritoneum

    viseralis yang merupakan bagian dari ligamentum latum. Otot di dinding tuba

    terdiri dari lapisan longitudinal dan otot sirkuler. Bagian dalam dilapisi oleh

    mukosa yang terdiri atas epitel kubik sampai silindrik yang mempunyai bagian-

    bagian dengan serabut-serabut (silia) dimana gerakannya menimbulkan aliran ke

    kavum uteri.3

    3. OvariumTerdapat sepasang di sebelah kiri dan kanan dekat pada dinding pelvis di

    fossa ovarika. Ovarium berhubungan dengan uterus dengan ligamentum ovarii

    propium. Pembuluh darah ke ovarium melalui ligamentum suspensorium ovarii

    (ligamentum infundibulopelvikum). Ovarium terletak pada lapisan belakang

    ligamentum latum. Sebagian besar ovarium berada intra peritoneal dan tidak

    dilapisi peritoneum. Bagian ovarium kecil berada di ligamentum latum (hilus

    ovarii) dimana pembuluh darah dan saraf ovarium masuk. Lipatan yang

    menghubungkan lapisan belakang ligamentum latum dengan ovarium disebut

    mesovarium.3

    Ovarium berfugsi menghasilkan ovum yang dihasilkan dari folikel de

    Graff atas pengaruh hormone hipofise. Selain itu ovarium juga berfungsi untuk

    menghasilkan hormone estrogen dan progesteron.3

    III. KONTRASEPSI MANTAP PADA WANITAA.Epidemiologi

    Persentase wanita yang menggunakan sterilisasi sebagai metode

    kontrasepsi meningkat sekitar 5% (rentang usia 20-24 tahun) sampai sekitar

    50% pada wanita usia 40-44 tahun. Metode kontrasepsi ini aman (pada jangka

    waktu yang panjang), memiliki efisasi yang tinggi, dan harga murah.8

    Angka akseptor Kontap itu sendiri pada wanita atau MOW hanya 3,75%

    dari total penggunaan KB seluruh Indonesia. Meskipun jumlahnya sangat

    sedikit tetapi angka kegagalan yaitu sekitar 0-0,4% untuk teknik Poomeroy,

  • 5/27/2018 Kontrasepsi Mantap

    5/25

    5

    Madlener 1,2% dan teknik lain seperti Uchida, Kroener, Alridge tingkat

    kegagalannya sangat kecil.8

    Kemampuan sterilisasi yang unik sebagai metode kontrasepsi jangka

    panjang adalah alasan yang penting mengapa metode kontrasepsi ini menjadi

    populer. Hal ini membuat sterilisasi menjadi metode yang ideal untuk

    kontrasepsi permanen di negara-negara berkembang di mana akses ke sarana

    pelayanan kesehatan terbatas.8

    B.KeuntunganMetode sterilisasi pada wanita tidak menggunakan hormon. Metode ini

    merupakan metode kontrasepsi yang permanen. Tidak ada data yang

    melaporkan bahwa wanita yang telah menjalani sterilisasi mengalami

    perubahan libido, siklus menstruasi, atau gangguan laktasi. Motivasi juga

    hanya dilakukan sekali saja, sehingga tidak diperlukan motivasi yang berulang-

    ulang. Selalin itu, sterilisasi juga memiliki efektivitas hampir 100%. Sterilisasi

    pada wanita biasanya dilakukan dalam sehari (one day care).3,5

    Wanita yang memilih metode kontrasepsi sterilisasi tidak perlu lagi

    khawatir tentang kehamilan atau efek samping dari metode kontrasepsi yang

    telah dijalani. Sterilisasi tidak mengganggu hasrat seksual, dan banyak orang

    yang mengatakan bahwa sterilisasi dapat meningkatkan hasrat seksual karena

    dapat menghilangkan ketakutan akan kehamilan yang tidak diinginkan.9

    Keuntungan sterilisasi pada wanita yang paling populer adalah mampu

    mengurangi risiko dari kanker ovarium. Suatu penelitian prospektif yang

    diikuti oleh 396.000 wanita dalam 9 tahun menunjukkan bahwa risiko kanker

    ovarium menurun sekitar 30% pada kelompok yang menjalani ligasi tuba.

    Meskipun mekanismenya belum diketahui (beberapa orang mengatakan bahwa

    penutupan tuba melindungi ovariun dengan mencegah zat-zat karsinogen

    masuk ke traktus reproduksi bagian atas), namun ini adalah hal yang paling

    menguntungkan. Penutupan tuba tidak mencegah kolonisasi organisme

    penyakit menular seksual pada traktus reproduksi bagian bawah, tetapi dapat

    mengurangi risiko salpingitis dan peritonitis pelvis.2

  • 5/27/2018 Kontrasepsi Mantap

    6/25

    6

    C.KerugianSterilisasi pada wanita adalah suatu prosedur yang melibatkan suatu

    anestesi regional atau anestesi umum. Ini adalah suatu metode kontrasepsi yang

    permanen, sehingga pasien mungkin saja menyesal dengan keputusannya nanti,

    terutama wanita-wanita yang berusia di bawah 30 tahun. Kadar penyesalan ini

    tidak dapat diukur karena perasaan wanita dapat berubah-ubah suatu saat nanti,

    namun suatu penelitian melaporkan bahwa penyesalan terjadi pada 26%

    wanita.5

    Kerugian lainnya, antara lain:9

    Sebagian dari kegagalan prosedur ini adalah kehamilan ektopik yangmembutuhkan tindakan operasi.

    Setelah prosedur sterilisasi dilakukan, wanita tersebut mungkin sajamengalami rasa lelah, pusing, mual, dan mungkin rasa nyeri pada abdomen

    dan bahu. Tetapi gejala-gejala ini dapat menghilang dalam waktu 1-3 hari.

    Komplikasi serius dari tindakan sterilisasi pada wanita sangat jarang, dankebanyakan terjadi pada prosedur abdominal. Komplikasi-komplikasi ini

    termasuk perdarahan, infeksi, dan reaksi pada obat-obatan anestesi.

    D.IndikasiSterilisasi tuba diindikasikan pada wanita yang menginginkan metode

    kontrasepsi yang permanen dan bebas dari segala masalah ginekologi yang

    dapat menyulitkan prosedur kontrasepsi. Sterilisasi tuba juga diindikasikan

    pada wanita di mana kehamilan dapat membahayakan dirinya dari segi

    medis.6,9

    Sterilisasi tuba postpartum diindikasikan pada setiap pasien yang secara

    medis stabil setelah melahirkan pervaginam (biasanya dalam waktu 48 jam)

    dan adanya keinginan pasien untuk berkontrasepsi secara permanen. Oleh

    karena itu, pasien harus benar-benar telah diberikan informed consent tentang

    prosedur kontrasepsi.10

  • 5/27/2018 Kontrasepsi Mantap

    7/25

    7

    E.KontraindikasiPasien yang tidak ingin atau ragu-ragu dalam menjalani tindakan sterilisasi

    merupakan kontraindikasi absolut untuk dilakukan tindakan ini. Pada tindakan

    sterilisasi dengan menggunakan teknik laparoskopi, pasien-pasien dengan

    disfungsi atau penyakit-penyakit kardiopulmoner merupakan kontraindikasi

    untuk dilakukan tindakan ini.6

    Selain itu, kontraindikasi tindakan sterilisasi ditujukan terutama pada

    wanita-wanita postpartum dengan:10

    Terdapat suatu keadaan medis postpartum yang tidak stabil, misalnyaperdarahan, infeksi, hipertensi yang tidak terkontrol, HELLP syndrome).

    Pasien tidak ingin atau ragu-ragu menjalani prosedur tersebut. Terdapat atau pasien dicurigai mengalami kelainan/abnormalitas pada

    uterus, tuba fallopi, atau cavum intrabdominal

    Tidak sesuai dengan peraturan daerah setempat atau agama tertentu. Status dari bayi yang dilahirkan tidak jelas.

    F.Syarat KeikutsertaanSetiap peserta kontap harus memenuhi 3 syarat, yaitu:1

    1. SukarelaSetiap calon peserta kontrasepsi mantap harus secara sukarela menerima

    pelayanan kontap, artinya secara sadar dan dengan kemauan sendiri

    memilih kontap sebagai cara kontrasepsi.

    2.Bahagia

    Setiap calon peserta kontrasepsi mantap harus memenuhi syarat bahagia

    artinya, calon peserta tersebut dalam perkawinan yang sah dan harmonis dan

    dianugerahi sekurang-kurannya 2 orang anak yang sehat rohani dan jasmani.

    Bila hanya mempunyai 2 orang anak, maka anak yang terkecil paling sedikit

    umur sekitar 2 tahun. Umur istri paling muda sekitar 25 tahun.

  • 5/27/2018 Kontrasepsi Mantap

    8/25

    8

    3. KesehatanSetiap calon kontrasepsi mantap harus memenuhi syarat kesehatan artinya

    tidak ditemukan hambatan atau kontraindikasi untuk menjalani kontap. Oleh

    karena itu setiap calon peserta harus diperiksa dahulu kesehatannya oleh

    dokter sehingga diketahui apakah cukup sehat atau tidak. Selain itu juga

    setiap calon peserta kontrasepsi mantap harus mengikuti konseling dan

    menandatangani formulir persetujuan tindakan medik (informed consent).

    G.Prosedur1. Persiapan pasien

    Setelah informed consent, pasien diposisikan untuk melakukan tindakan

    sterilisasi. Pasien diposisikan pada posisi supine dengan kedua tangan

    berada di samping. Posisi Tredenlenburg dapat membantu agar posisi usus

    dapat terangkat ke atas. Prosedur anestesia yang dapat dilakukan meliputi

    anestesi epidural, spinal, dan anestesi umum.10,11

    2. Persiapan alatPerlengkapan standar laparotomi, seperti hemostats; klemKelly,Kocher,

    dan Allis; gunting Metzenbaum dan Mayo; needle driver dan forsep

    jaringan; skalpel. Peralatan lain meliputi klem Babcock, forsep Singley,

    catcgut plain atau klipFishiedan aplikator, retraktor kecil (Army-Navy atau

    S-shaped), catgut untuk fascia dan kulit, skin drapping, dan beberapa

    peralatan lainnya.10,11

  • 5/27/2018 Kontrasepsi Mantap

    9/25

    9

    Gambar 2. Peralatan-peralatan untuk ti ndakan steri li sasi (diku tip dari kepustakaan 10)

    3. Teknik operasia. Setelah buli-buli dikosongkan, dan pasien sudah berada di bawah

    pengaruh anestesi, kita masuk ke dalam cavum abdomen dengan cara

    melakukan insisi semilunar atau insisi vertikal dilakukan pada 2-3 cm

    infraumbilikal. Angkat kulit dengan menggunakan klemAllis.10,11

    Gambar 3. Masuk ke dalam cavum abdomen (diku tip dari kepustakaan 10)

    b. Setelah itu, kita melakukan visualisasi fundus uteri dan tuba, dengan carameletakkan dua retraktor kecil pada tempat insisi kemudian kita mulai

    mengidentifikasi fundus. Retraktor jenis Army-Navy lebih mudah

  • 5/27/2018 Kontrasepsi Mantap

    10/25

    10

    digunakan (seperti gambar di bawah ini), namun pada kasus di mana

    bagian subkutan lebih tebal, retraktor jenis S-shaped lebih efektif.10,11

    Gambar 4. Visuali sasi fundus uteri dan tuba dengan menggunakan

    retraktor Army-Navy (diku tip dari kepustakaan 10)

    Dengan menggunakan 2 retraktor, operator menarik retraktor tersebut ke

    arah adneksa sambil membuka insisi, sedangkan operator lainnya

    bersiap-siap untuk mengambil tuba fallopi yang tervisualisasi denganmenggunakan klem Babcock. Jika tuba fallopi sudah terklem dengan

    menggunakan klem Babcock, angkat dengan lembut sampai berada di

    atas luka insisi. Tuba harus dipastikan terlihat sampai fimbria untuk

    memastikan bahwa struktur yang terklem adalah struktur yang benar.10,11

    Gambar 5. Tuba fallopi diangkat melewati luka insisi (diku tip dari kepustakaan 10)

  • 5/27/2018 Kontrasepsi Mantap

    11/25

    11

    c. Kemudian, lakukan oklusi tuba (tubektomi).10 Ada beberapa metodedalam melakukan tubektomi, antara lain:3,10,11

    1)Metode Pomeroy11 Teknik ini paling disukai dan paling banyak dilakukan pada semua teknik

    tubektomi. Angka kegagalan sebesar 0 0,4%. Identifikasi tuba fallopi,

    angkat bagian proksimal tuba dengan menggunakan klem Babcock,

    bebaskan dari vaskuler yang berasal dari mesosalping.8,11(gambar A)

    Pastikan bahwa tuba fallopi yang diklem (bukan ligamen) denganmenelusuri tuba sampai ke fimbriae. Benang yang dapat diabsorpsi (plain

    catgut atau catgut 1-0) ditempatkan di sekeliling tuba kemudian diikat

    dengan kuat, dengan demikian aliran darah terhenti secara spontan.10,11

    (gambar B)

    Sebuah hemostatditempatkan pada jahitan untuk mencegah tuba tertarik keperut. Gunting Metzenbaum digunakan untuk menggunting tuba,

    menembus mesosaping sekitar 1 cm dari batas ikatan.10,11(gambar C)

    Hasil akhirnya, benang akan diserap dan tuba fallopi akan kembali ke posisianatomis semula dengan bagian proksimal dan distal.10,11(gambar D)

    Gambar 6. Tubektomi dengan metode Pomeroy (dikutip dar i kepustakaan 14)

  • 5/27/2018 Kontrasepsi Mantap

    12/25

    12

    2)Metode Parkland Metode ini hampir sama dengan metode Pomeroy. Pertama-tama,

    identifikasi bagian avaskuler dari mesosalping.8,9,11(gambar A)

    Buat lubang di daerah tersebut dengan menggunakan gunting Metzenbaumsambil mengangkat tuba dengan menggunakan klem Babcock.12(gambar B)

    Bagian tengah dari tuba sekitar 2 cm, diikat pada bagian proksimal dandistal dengan menggunakan catgut plain.9,10,11(gambar C)

    Bagian tuba yang berada di antara benang, kemudian dipotong.10,11(gambarD)

    Gambar 7. Tubektomi dengan metode Parkland (diku tip dari kepustakaan 10)

  • 5/27/2018 Kontrasepsi Mantap

    13/25

    13

    3)Metode MadlenerMetode ini lebih jarang dilakukan daripada metode Pomeroy dan metode

    Parkland. Metode ini memilki angka kegagalan sebesar 1,2%. Langkah-

    langkah yang dilakukan pada metode ini adalah8,10,11:

    Bagian ampulla dari tuba diangkat dan kedua segmen dijepit denganmenggunakan hemostat.10,11(gambar A)

    Sebuah benang yang tidak dapat diabsorpsi digunakan untuk mengikat tubayang telah dijepit. Tidak ada jaringan yang dibuang. Bagian yang telah

    diikat lama-kelamaan akan nekrosis.10,11(gambar B)

    Gambar 8. Tubektomi dengan metode Madlener (dikuti p dari kepustakaan 15)

  • 5/27/2018 Kontrasepsi Mantap

    14/25

    14

    4)Metode Irving

    Tuba fallopi dibagi pada pertemuan isthmus dan ampulla, dan pada akhirjahitan, benang tetap dibiarkan panjang untuk menarik tuba dan untuk

    langkah selanjutnya.9,11(gambar A)

    Dengan menggunakan alat yang tumpul, sebuah terowongan dibuat padamiometrium uteri dan bagian proksimal dari tuba ditarik ke dalam

    terowongan tersebut dan dijahit.9,11(gambar B)

    Bagian distal tuba kemudian disatukan dengan ligamnetum latum. Jahitantambahan mungkin diperlukan untuk menutup luka akibat insisi yang telah

    dibuat.9,11(gambar C)

    Gambar 9. Tubektomi dengan metode Ir ving (di kuti p dari kepustakaan 15)

    5)Metode Uchida Teknik yang berasal dari Jepang ini memiliki angka kegagalan yang kecil

    sekali bahkan mungkin tidak pernah gagal.8,10,11

    Larutan saline-epinefrin diinjeksi ke dalam subserosa pada bagian ampullatuba.10,11(gambar A)

    Bagian serosa kemudian diinsisi dengan menggunakan gunting, sehinggabagian muskular dari tuba terlihat. Lapisan muskular dari bagian yang

    dipotong menjadi lebih tinggi sementara bagian serosa secara simultan

    kembali ke bagian proksimal dan distal tuba.10,11(gambar B)

  • 5/27/2018 Kontrasepsi Mantap

    15/25

    15

    Bagian proksimal dari lapisan muskular tuba diikat dan dipotong.9,10(gambar C)

    Bagian proksimal tuba yang diikat kemudian dikembalikan di dalam bagianserosa.10,11 Sebuah jahitan dibuat pada bagian distal tuba dan disimpul.

    Jahitan tambahan mungkin diperlukan untuk menutup luka pada

    mesosalping.9,10,11(gambar D)

    Gambar 10. Tubektomi dengan metode Uchida (dikuti p dari kepustakaan 15)

    6)Metode Kroener FimbriektomiTeknik fimbriektomi dikemukakan oleh Kroener yang menemukan cara

    tubektomi dengan mengikat bagian distal ampulla dengan dua buah jahitan

    permanen kemudian membuang bagian infundibulum dari tuba. Ligasi dan

    hemostasis terjadi secara simultan. Keuntungan dari teknik ini adalah sangat

    kecilnya kemungkinan kesalahan mengikat ligamentum rotundum. Angka

    kegagalan 0,19%. Langkah-langkah metode ini, antara lain:

    3,8,10,11

  • 5/27/2018 Kontrasepsi Mantap

    16/25

    16

    Sebuah jahitan melewati mesosalping dan ditempatkan pada bagian distaldari ampulla tuba. Jahitan kedua ditempatkan berdekatan dengan jahitan

    pertama, kemudian potong infundibulum.10,11(gambar atas)

    Setelah bagian distal tuba dibuang, tampaklah tuba fallopi seperti digambar.10,11(gambar bawah)

    Gambar 11. Tubektomi dengan metode Kroener F imbr iektomi (diku tip dari kepustakaan 15)

    7)Metode AldridgeMetode ini angka kegagalan sangat kecil sekali dan mungkin suatu saat

    fimbria yang sudah ditanam dapat dibuka kembali (reversibel) jika ibu ingin

    mendapatkan kesuburannya. Pada metode Aldridge, peritoneum dari

    ligamentum latum dibuka dan kemudian tuba bagian distal bersama-sama

    dengan fimbriae ditanam ke dalam ligamentum latum. Langkah-langkah

    metode Aldridge, antara lain:8,10,11

    Dengan diseksi tumpul, sebuah lubang dibuat dalam ligamentum latum.

    Jahitan traksi ditempatkan dalam lapisan muskular dari bagian distal tuba

    dan digunakan untuk menarik infundibulum ke dalam peritoneum.8,10,11

  • 5/27/2018 Kontrasepsi Mantap

    17/25

    17

    Beberapa jahitan dengan menggunakan benang yang tidak dapat diabsorpsidigunakan untuk memancung infundibulum ke subperitoneal. Harusdipastikan bahwa fimbriae tuba harus benar-benar tertanam di bawah

    peritoneum.8,10,11

    Gambar 12. Tubektomi dengan metode Aldri dge (dikuti p dari kepustakaan 15)

    IV. KONTRASEPSI MANTAP PADA PRIAPada tahun-tahun terakhir ini vasektomi untuk tujuan sterilisasi makin

    banyak dilakukan di beberapa negara seperti India, Pakistan, Amerika Serikat, dan

    Korea untuk menekan laju pertambahan penduduk. Di Indonesia, vasektomi tidak

    termasuk dalam program keluarga berencana nasional.3,7

    Vasektomi merupakan suatu operasi kecil dan dapat dilakukan oleh

    seseorang yang telah mendapat latihan khusus untuk itu. Selain itu, vasektomi

    tidak memerlukan alat-alat yang banyak, dapat dilakukan secara poliklinis, dan

    pada umumnya dilakukan dengan menggunakan anestesi lokal.

    3,7

  • 5/27/2018 Kontrasepsi Mantap

    18/25

    18

    A.EpidemiologiThe national Survey of Menmelaporkan bahwa 12% dari pria usia 20-39

    tahun yang telah menikah telah menjalani vasektomi, dengan proporsi terbesar

    pada usia 35-39 tahun (21,6%). Vasektomi lebih populer dilakukan pada

    kelompok pria yang berkulit putih (13,5%) daripada yang berkulit hitam

    (1,6%). Seringnya tindakan vasektomi dilakukan juga berbanding lurus dengan

    tingginya pendidikan.13

    B.KeuntunganKeuntungan dari tindakan vasektomi adalah tidak melibatkan hormon,

    permanen, cepat, dan memiliki risiko yang minimal.5

    C.KerugianKerugian dari tindakan vasektomi adalah pasien mungkin saja menyesali

    tindakan yang telah diambilnya. Kontrasepsi alternatif diperlukan sampai

    ejakulat yang dikeluarkan terbebas dari sperma. Vasektomi, sama seperti

    metode kontrasepsi non-barier lainnya, tidak memberi perlindungan pada

    penyakit menular seksual. Selain itu, rasa tidak nyaman akan dialami oleh

    pasien pasca vasektomi bisa saja terjadi.2,5

    D.IndikasiVasektomi diindikasikan pada pria yang tidak ingin punya anak lagi dan

    bersedia untuk dilakukan tindakan sterilisasi.3,7

    E.KontraindikasiKontraindikasi tindakan vasektomi, antara lain:3,7

    Kelainan anatomis, seperti vas deferens yang tidak dapat dipalpasi, atauterdapatnya hidrokel atau varikokel dengan ukuran yang besar.

    Terdapat skar pada skotum, atau post trauma pada skrotum Infeksi lokal pada kulit skrotum

    F.ProsedurProsedur vasektomi biasanya dilakukan pada pasien dengan anestesi lokal,

    setelah melakukan asepsis pada daerah skrotum dan sekitarnya. Anestesi

  • 5/27/2018 Kontrasepsi Mantap

    19/25

    19

    dilakukan di kulit skrotum dan jaringan sekitarnya di bagian atas, dan pada

    jaringan di sekitar vas deferens. Vas deferens dicari dan setelah ditentukan

    lokasinya, dipegang sedekat mungkin di bawah kulit skrotum. Setelah itu,

    dilakukan sayatan pada kulit skrotum sepanjang 0,5 sampai 1 cm di dekat vas

    deferens. Setelah vas deferens kelihatan dijepit dan dikeluarkan dari sayatan

    (harus yakin betul bahwa yang dikeluarkan itu memang vas deferens), vas

    deferens dipotong sepanjang 1 sampai 2 cm dan kedua ujungnya diikat. Setelah

    kulit dijahit, tindakan diulangi pada skrotum di sebelahnya. Tingkat kegagalan

    vasektomi kira-kira sebesar 0,1%.3,7

    Sekarang telah dikenal teknik vasektomi tanpa menggunakan scalpel atau

    no scalpel vasectomy. Prosedur no scalpel vasectomy, adalah sebagai berikut:3,7

    Setelah melakukan tindakan asepsis dan drappingdengan memperlihatkanareaa skrotum, fiksasi vas deferens dengan menggunakan 3 jari dilakukan,

    lalu lakukan anestesi perivasal dengan menggunakan lidocain 1-2% tanpa

    epinefrine.3,7

    Gambar 13. Tekni k f iksasi 3 jar i dan anestesi peri vasal (diku tip dari kepustakaan 7)

    Arahkan ring clamp 90o, jepit vas deferens yang terdapat di bawahskrotum.3,7

  • 5/27/2018 Kontrasepsi Mantap

    20/25

    20

    Gambar 14. Penggunaan r ing clamp (diku tip dari kepustakaan 7)

    Sebuah forsep diseksi kemudian dibuka dan digunakan untuk menjepit vasdeferens dengan sudut 45o, dan kedalaman sebesar 3-4 mm, lalu tarik

    sampai vas deferens terlihat.3,7

    Gambar 15. Penggunaan for sep diseksi (dikutip dari kepustakaan 7)

    Setelah vas deferens terlihat, lepaskan ring clamp, tarik vas deferens denganlembut menggunakan forsep diseksi.3,7

  • 5/27/2018 Kontrasepsi Mantap

    21/25

    21

    Gambar 16. Setelah vas deferens tampak (dikutip dar i kepustakaan 6)

    Gunakan ring clampuntuk menjepit vas deferens searah vertikal, gunakansebuah aplikator tumpul untuk menarik vas deferens dan memisahkannya

    dari fascia yang mengelilinginya.3,7

    Gambar 17. Fascia dibebaskan dengan menggunakan apli kator tumpul

    (dikuti p dari kepustakaan 7)

    Kemudian vas deferens diligasi dengan menggunakan teknik kauterisasi.3,7

    Gambar 18. Teknik kauteri sasi pada ligasi vas deferens (dikutip dar i kepustakaan 7)

    Seseorang yang telah mengalami vasektomi baru dapat dikatakan betul-

    betul steril jika dia telah mengalami 8 sampai 12 ejakulasi setelah vasektomi.

    Oleh karena itu sebelum hal tersebut di atas tercapai, yang bersangkutan

    dianjurkan memakai alat kontrasepsi lain saat koitus.3,7

    G.Komplikasi1. Komplikasi jangka pendek

    Luka memar pada skrotum terjadi pada hampir semua kasus, sedangkan

    hematoma (1-2%) dan infeksi (

  • 5/27/2018 Kontrasepsi Mantap

    22/25

    22

    Komplikasi jangka panjang pada tindakan vasektomi, antara lain:2,7

    Timbulnya antibodi antisperma (diduga terjadi karena respon dari

    bocornya sperma) terjadi pada kebanyakan pria dan hal ini berbahaya

    Granulomata inflamasi yang kecil dapat terbentuk pada bagian akhir vasdeferens yang dipotong. Granuloma sperma bersifat nyeri dan persisten

    tetapi dapat dihilangkan dengan mudah.

    Nyeri testikular yang kronik dengan etiologi yang tidak diketahui, dapatterjadi pada beberapa pria yang menjalani tindakan vasektomi.

    Dugaan bahwa terdapat peningkatan risiko aterosklerosis, kanker testis,dan kanker prostat. Namun, hal ini masih dalam tahap penelitian.

  • 5/27/2018 Kontrasepsi Mantap

    23/25

    23

    DAFTAR PUSTAKA

    1. Santoso R, Hasil pelaksanaan sub sistem pencatatan dan pelaporanpelayanan kontrasepsi. Available fromhttp://BKKBN.go.id

    2. Glasier A. Contraception. In: Edmonds DK, editor. Dewhursts textbook ofobstetrics and gynaecology seventh edition. United Kingdom: Blackwell

    Publishing; 2007. p. 299, 311-4.

    3. Affandi B, Albar E. Kontrasepsi. Dalam: Anwar M, Baziad A, Prabowo RP,editor. Ilmu kandungan edisi kedua. Jakarta: PT Bina Pustaka SarwonoPrawirohardjo; 2008. hlm. 535-72.

    4. Cunningham FG, Leveno KJ, Bloom SL, Hauth JC, Gilstrap LC, WenstromKD, editors. Williams obstetrics twenty-second edition. New York: McGraw

    Hill; 2007.

    5. Samra-Latif OM. Contraception [online]. 2011 [cited 2014 Jan 2]. Availablefrom:http://emedicine.medscape.com/article/258507-overview#aw2aab6b7

    6. Zurawin RK. Tubal sterilization [online]. 2011 [cited 2014 jan 2]. Availablefrom:http://emedicine.medscape.com/article/266799-overview#showall

    7. Stockton MD. No scalpel vasectomy [online]. 2012 [cited 2014 Jan 2].Available from: http://emedicine.medscape.com/article/148512-

    overview#showall

    8. Mochtar R. Sinopsis obstetri Jilid 2.Edisi ke-3. Penerbit Buku KedokteranEGC. 2011

    9. Simon H, Zieve D. Birth control options for women-female sterilization[online]. 2008 [cited 2014 Jan 2]. Available from:

    http://www.umm.edu/patiented/articles/what_female_sterilization_000091_9.

    htm

    10. OConnel NG. Postpartum tubal sterilization [online]. 2011 [cited 2014 Jan2]. Available from: http://emedicine.medscape.com/article/1848524-

    overview#showall

    http://bkkbn.go.id/http://bkkbn.go.id/http://bkkbn.go.id/http://emedicine.medscape.com/article/258507-overview#aw2aab6b7http://emedicine.medscape.com/article/258507-overview#aw2aab6b7http://emedicine.medscape.com/article/258507-overview#aw2aab6b7http://emedicine.medscape.com/article/266799-overview#showallhttp://emedicine.medscape.com/article/266799-overview#showallhttp://emedicine.medscape.com/article/266799-overview#showallhttp://emedicine.medscape.com/article/148512-overview#showallhttp://emedicine.medscape.com/article/148512-overview#showallhttp://emedicine.medscape.com/article/148512-overview#showallhttp://www.umm.edu/patiented/articles/what_female_sterilization_000091_9.htmhttp://www.umm.edu/patiented/articles/what_female_sterilization_000091_9.htmhttp://www.umm.edu/patiented/articles/what_female_sterilization_000091_9.htmhttp://emedicine.medscape.com/article/1848524-overview#showallhttp://emedicine.medscape.com/article/1848524-overview#showallhttp://emedicine.medscape.com/article/1848524-overview#showallhttp://emedicine.medscape.com/article/1848524-overview#showallhttp://emedicine.medscape.com/article/1848524-overview#showallhttp://www.umm.edu/patiented/articles/what_female_sterilization_000091_9.htmhttp://www.umm.edu/patiented/articles/what_female_sterilization_000091_9.htmhttp://emedicine.medscape.com/article/148512-overview#showallhttp://emedicine.medscape.com/article/148512-overview#showallhttp://emedicine.medscape.com/article/266799-overview#showallhttp://emedicine.medscape.com/article/258507-overview#aw2aab6b7http://bkkbn.go.id/
  • 5/27/2018 Kontrasepsi Mantap

    24/25

    24

    11. Eisenberg DL, Sciarra JJ. Surgical procedures for tubal sterilization [online].2008 [cited 2014 Jan 2]. Available from:

    http://www.glowm.com/?p=glowm.cml/section_view&articleid=399

    12. Gupta S. A comprehensive textbook of obstetrics and gynecology. JaypeeMedical Publisher. 2011

    13. Schwingl PJ, Guess HA. Safety and effectiveness of vasectomy. Fertility andSterility 2000; 73, 5: 923-34.

    14. Saunders, Elsevier. Pomeroy Tehcnique. Dorlands Medical Dictionary forHealth Consumer. 2007

    http://www.glowm.com/?p=glowm.cml/section_view&articleid=399http://www.glowm.com/?p=glowm.cml/section_view&articleid=399http://www.glowm.com/?p=glowm.cml/section_view&articleid=399
  • 5/27/2018 Kontrasepsi Mantap

    25/25

    25