Transcript
Page 1: KONSTRUKSI REALITAS SOSIAL TERHADAP ISU KONFLIK SYIAH …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/41609... · 2018-09-26 · KONSTRUKSI . REALITAS SOSIAL TERHADAP . ISU

KONSTRUKSI REALITAS SOSIAL TERHADAP ISU

KONFLIK SYIAH DAN SUNI SAMPANG PADA MAJALAH

SINDO WEEKLY

Skripsi

Diajukan Kepada Fakultas Ilmu Dakwah dan Ilmu Komunikasi Untuk Memenuhi

Persyaratan Memperoleh Gelar Sarjana Komunikasi (S.Kom.I)

Oleh :

Nurul Fadhilla

NIM. 108051100039

KONSENTRASI JURNALISTIK

JURUSAN KOMUNIKASI DAN PENYIARAN ISLAM

FAKULTAS ILMU DAKWAH DAN ILMU KOMUNIKASI

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI

SYARIF HIDAYATULLAH

JAKARTA

2013 M/1434 H

 

Page 2: KONSTRUKSI REALITAS SOSIAL TERHADAP ISU KONFLIK SYIAH …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/41609... · 2018-09-26 · KONSTRUKSI . REALITAS SOSIAL TERHADAP . ISU

 

Page 3: KONSTRUKSI REALITAS SOSIAL TERHADAP ISU KONFLIK SYIAH …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/41609... · 2018-09-26 · KONSTRUKSI . REALITAS SOSIAL TERHADAP . ISU

 

Page 4: KONSTRUKSI REALITAS SOSIAL TERHADAP ISU KONFLIK SYIAH …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/41609... · 2018-09-26 · KONSTRUKSI . REALITAS SOSIAL TERHADAP . ISU

 

Page 5: KONSTRUKSI REALITAS SOSIAL TERHADAP ISU KONFLIK SYIAH …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/41609... · 2018-09-26 · KONSTRUKSI . REALITAS SOSIAL TERHADAP . ISU

ABSTRAK

KONSTRUKSI REALITAS SOSIAL TERHADAP ISU KONFLIK SYIAH

DAN SUNI SAMPANG PADA MAJALAH SINDO WEEKLY

NAMA: NURUL FADHILLA

Sepanjang dua bulan Agustus hingga September 2012, media di Indonesia

baik cetak maupun elektronik ramai mengangkat pemberitaan mengenai peristiwa

kekerasan yang disebut-sebut sebagai tragedi berdarah Sampang. Peristiwa yang

terjadi pada tanggal 26 Agustus 2012 ini diduga melibatkan dua perkumpulan

warga yang berbeda aliran mazhab dalam Islam. Sebagaimana yang ditulis dalam

satu media, peristiwa ini terjadi akibat terbitnya fatwa sesat terhadap Syiah yang

diterbitkan oleh dua perkumpulan ulama lokal.

Pertanyaannya adalah bagaimanakah majalah Sindo Weekly

mengkonstruksi realitas sosial dengan cara membingkai isu konflik Syiah dan

Suni Sampang? dan bagaimanakah isu konflik Syiah dan Suni Sampang

diproduksi oleh majalah Sindo Weekly?

Penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif deskriftif yang bertujuan

untuk membuat deskriftif secara sistematis, faktual dan akurat tentang fakta-fakta

dan sifat-sifat populasi atau objek tertentu.Sumber utama kajian ini adalah teks

pemberitaan konflik pada majalah Sindo Weekly versi Salah apa Syiah. Karena

penelitian ini menggunakan analisis framing, yaitu analisis yang melihat wacana

sebagai hasil dari konstruksi realitas sosial, maka penelitian ini termasuk ke dalam

kategori paradigma konstruktivis.

Untuk menganalisis bingkai berita ini, peneliti menggunakan analisis

framing Robert N. Entman yang melihat Framing dalam dua dimensi dasar:

seleksi isu dan penekanan atau penonjolan aspek-aspek tertentu dari realitas/isu.

Kerangka analisis framing yang terdiri dari ProblemsIdentification (pendefinisian

masalah), Causal Interpretation (memperkirakan penyebab masalah), Moral

Evolution (membuat pilihan moral), dan Treatment Recomendations (menekankan

penyelesaian).

Hasil penelitian ini menemukan adanya kepentingan ideologi, politik serta

agama pada majalah Sindo Weekly dalam mengkonstruksi isu konflik Syiah dan

Suni Sampang . Penelitian ini juga menemukan bahwa majalah Sindo Weekly

melakukan bias keberpihakan dengan cenderung berafeksi negatif terhadap

kelompok Suni terutama dalam menentukan penyebab masalah (Causal

Interpretation) dan pemilihan narasumber.

 

Page 6: KONSTRUKSI REALITAS SOSIAL TERHADAP ISU KONFLIK SYIAH …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/41609... · 2018-09-26 · KONSTRUKSI . REALITAS SOSIAL TERHADAP . ISU

ii

KATA PENGANTAR

Bismillahirrahmanirrahim

Alhamdulillah, segala puji dan syukur penulis ucapkan kepada Allah Yang

Maha Esa, Tuhan dan pencipta dan pemelihara alam semesta. Sholawat serta

salam semoga senantiasa tercurah kepada Nabi Muhammad SAW, keluarga, serta

sahabat-sahabat serta umatnya yang setia kepada agamanya hingga akhir zaman.

Skripsi ini disusun untuk melengkapi dan memenuhi persyaratan dalam

memperoleh gelar Sarjana Pendidikan pada Program Studi Jurnalistik, Jurusan

Komunikasi Penyiaran Islam, Fakultas Ilmu Dakwah dan Ilmu Komunikasi,

Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta.

Penulis menyadari bahwa selesainya skripsi ini berkat dukungan dan

bantuan berbagai pihak. Oleh karena itu, dalam kesempatan ini penulis ingin

menyampaikan terima kasih kepada:

1. Bapak Dr. H. Arif Subhan, M.A., Dekan Fakultas Ilmu Dakwah dan Ilmu

Komunikasi yang telah memberikan kesempatan untuk menempuh

pendidikan di UIN Syarif Hidayatullah Jakarta. Pembantu Dekan I Bidang

Akademik Bapak Drs. Wahidin Saputra, M.A., Pembantu Dekan II Bidang

Administrasi Umum Bapak Drs. Mahmud Jalal, M.A., serta Pembantu

Dekan III Bidang Kemahasiswaan bapak Drs. Study Rizal, L.K, M.A.

2. Rubiyanah, M.A., Ketua Prodi Jurnalistik yang senantiasa memberikan

saya pengarahan serta bimbingan dan telah memberikan kesempatan untuk

memberikan pendidikan di UIN Syarif Hidayatulla Jakarta. Ibu Ade Rida

Farida, M.Si. Sekertaris Prodi Jurnalistik yang telah memberikan

 

Page 7: KONSTRUKSI REALITAS SOSIAL TERHADAP ISU KONFLIK SYIAH …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/41609... · 2018-09-26 · KONSTRUKSI . REALITAS SOSIAL TERHADAP . ISU

iii

pelayanan terbaik, terimakasih Bu atas semua pengarahan dan

bimbingannya.

3. Ibu Bintan Humeira, M.Si. Dosen Pembimbing yang telah memberikan

bimbingan dan pengarahan, saran serta nasehat yang penulis butuhkan

selama pembuatan skripsi ini dan bantuan yang telah banyak diberikan

selama penulis menempuh studi di Fakultas ini.

4. Dosen Penguji I, Bapak Rachmat Baihaki, MA beserta Dosen Penguji II

Ibu Fita Fathurokhmah, SS, M.Si yang telah memberikan kritik, saran

serta bimbingannya. Trimakasih banyak, tentunya semua itu membangun

saya menjadi lebih baik lagi.

5. Seluruh Dosen dan Asisten Dosen FIDKOM UIN Syarif Hidayatullah

Jakarta, yang telah membimbing dan mendidik penulis dengan

memberikan bekal ilmu pengetahuan yang sangat bermanfaat.

6. Perpustakaan UIN Syarif Hidayatullah beserta stafnya, yang telah

memberikan pelayanan dalam penyediaan buku-buku yang diperlukan

penulis dalam menyelesaikan penulisan skripsi .

7. Teristimewa, my beloved Ayahanda (Alm) dan Ibunda yang telah

mendidik penulis dengan penuh kesabaran dan perhatian. Terima kasih

banyak atas kesabarannya, ketulusan dan perjuangan ayaha dan ibunda

tercinta. Semoga Allah selalu memberikan balasan yang lebih atas semua

yang telah ayah dan ibunda berikan untuk penulis. Skripsi ini untuk

Kalian..

 

Page 8: KONSTRUKSI REALITAS SOSIAL TERHADAP ISU KONFLIK SYIAH …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/41609... · 2018-09-26 · KONSTRUKSI . REALITAS SOSIAL TERHADAP . ISU

iv

8. Bapak Sururi Alfaruq Pemimpin redaksi Majalah Sindo Weekly beserta

Bapak Asep Saefullah, Redaksi Pelaksana majalah Sindo Weekly yang

telah memperkenankan penulis mengadakan penelitian dan terima kasih

atas bantuan dan kesediannya memberikan data guna melengkapi

penelitian ini.

9. Ke Sembilan kaka tersayang (kita adalah kesebalasan SUJUD),

Dra.Rohaniatussa‟diah, Sulhah S.Ag, Badru Tamam S.Ag., Farihah S.Pd.,

Fatihah S.Sos., Fasohah SH.I, Mussofa SH.I, Badru Zaman, dan

Komaruzaman, yang selalu membimbing dan memberikan limpahan

perhatian juga kasih sayang. Buat my beloved brother Sofa Arafat,

makasih ya Dek buat semangatnya walopun kadang suka nyebelin.

10. Tidak lupa semua keponakanku sayang Azkia Farhah Mazdina, Reva

Fiqra Al‟Izza, Dhia Fadhli Al- Maqdisi, Nazmi Fadhel Muhammad, Adli ,

Erin Zahrina Firzah, Dava Naftali Salsabila, Zaki, Yuan Danu Akbar,

Hably Syauqi Billah Tamam, Osama Ladun, Adiva Aulia Salma, Adiba

Aulia Salwa, Adiya Aulia , Ma‟mun Isya, Aliya Faqihah, Faris Mumtaz

„Amal, Gina „Izzatal „Ilmi, Dede Gusti Siroj Al-farizi, aa Neil Alam Al-

hafidzhi, Zaid Zidan Al-hafidzhi, dan kedua calon keponakanku yang

belum lahir..segeralah warnai dunia ini dengan tangis dan tawamu.

11. Buat keluarga besar “Bani Halim” Om dan Tante tercinta ( Nanang Haroni

M.Si dan Qorry Widianty S.Sos.i), my cousin...Aufa Maftuhah S.pd

Soulmate yang menjadi inspirasi kesuksesan untukku, Ervi Nur Azizah si

cantik yang udah mau sering direpotin, Raisa Tahfata Nada yang lucu dan

 

Page 9: KONSTRUKSI REALITAS SOSIAL TERHADAP ISU KONFLIK SYIAH …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/41609... · 2018-09-26 · KONSTRUKSI . REALITAS SOSIAL TERHADAP . ISU

v

selalu memberikan tawa dalam canda selama penulisan skripsi, Irham

Mudzakir, Faisal Fikri, serta Sirot Qudratullah SE.I yang jago berikan

petuah baik untuk penulis.

12. Sahabat-sahabat Cememeh. Dyas Mulyani Benazir si nenk”Ndut‟Q”,

Dian, Hida, Lia, Cyntia. For all the joys bring, for all your love, but must

of all, for the wonderful friend you are. Thanks for being there by my side.

13. Teman Jurnalistik 2008. Bang Tohir, teh Elly, Bunda Nissaa, Fadlun,

Faraby, Marlin, Uci, Misca, Bp, Rini, Maaf ya kalau enggak disebutin

semuanya. Senang bertemen sama kalian semua. Sukses buat kita semua.

14. Hari Elfarezi, Good Luck for U...thanks untuk semuanya.

15. Sahabat dan keluarga KKN BBM yang penuh kebersamaan. Sukses untuk

kita semua.

16. Serta segenap pihak yang tidak dapat disebutkan satu-persatu, terima kasih

atas bantuan dan motivasinya kepada penulis dalam penyusunan skripsi

ini.

Semoga segala kebaikan tersebut mendapat balasan yang setimpal dari

Allah SWT. Semoga rahmat, taufiq dan hidayah-Nya selalu dilimpahkan pada kita

semua sepanjang kehidupan kita.Amiin.

Jakarta, 2 agustus 2012

Penulis

Nurul Fadhilla

 

Page 10: KONSTRUKSI REALITAS SOSIAL TERHADAP ISU KONFLIK SYIAH …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/41609... · 2018-09-26 · KONSTRUKSI . REALITAS SOSIAL TERHADAP . ISU

vi

DAFTAR ISI

LEMBAR PERSETUJUAN PEMBIMBING

LEMBAR PENGESAHAN PANITIA UJIAN

LEMBAR PERNYATAAN

ABSTRAK

KATA PENGANTAR……………………………………………………………ii

DAFTAR ISI…………………………………………………………………......vi

DAFTAR TABEL……………………………………………………………...viii

DAFTAR GAMBAR............................................................................................ix

DAFTAR LAMPIRAN.............………………………………………………….x

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang masalah…………………………………………………...1

B. Pembatasan dan Perumusan Masalah……………………………………..5

C. Tujuan dan Manfaat penelitian…………………………………………....6

D. Tinjauan Pustaka………………………………………………………......7

E. Kerangka Pemikiran…………………………………………………….....9

F. Metodologi Penelitian……………………………………………………..9

G. Sistematika Penulisan…………………………………………………….15

BAB II TINJAUAN TEORITIS DAN KERANGKA KONSEPTUAL

A. Tinjauan Teoritis

1. Teori Konstruksi Sosial……...……………………………….......17

2. Konstruksi Realitas Sosial Media........………………………......23

3. Framing Robert N Entman..........…………...…………………...25

B. Kerangka Konseptual

1. Konflik Pada Media......……………………………………….....38

2. Ideologi Media.................................…………………………......45

3. Keberpihakan Media......................................................................51

 

Page 11: KONSTRUKSI REALITAS SOSIAL TERHADAP ISU KONFLIK SYIAH …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/41609... · 2018-09-26 · KONSTRUKSI . REALITAS SOSIAL TERHADAP . ISU

vii

BAB III PROFIL MEDIA CETAK

A. Profil Media Cetak

1. Sejarah Singkat Majalah Sindo Weekly………………………....59

2. Visi dan Misi Majalah Sindo Weekly………………….…...........61

3. Struktur Redaksional Majalah Sindo weekly………………........61

4. Kepemilikan Media........................................................................63

BAB IV ANALISIS FRAMING TERHADAP KONFLIK ISU SYIAH

SUNI SAMPANG

A. Analisis Framing Robert N Entman..........................................................64

a. Problem Identification (Identifikasi Masalah).....................................66

b. Causal Interpretation (Penyebab Masalah).........................................69

c. Moral Evalution (Penilaian Moral).....................................................75

d. Treatment Recomendation (Penyelesaian Masalah)............................78

B. Konstruksi Media Masa “Sindo Weekly” atas Isu Konflik Syiah-Sunni,

Sampang ....................................................................................................80

BAB V PENUTUP

A. Kesimpulan……………………………………………………………....92

B. Saran-Saran……………………………………………………………....94

DAFTAR PUSTAKA...........................................................................................95

LAMPIRAN-LAMPIRAN...................................................................................

 

Page 12: KONSTRUKSI REALITAS SOSIAL TERHADAP ISU KONFLIK SYIAH …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/41609... · 2018-09-26 · KONSTRUKSI . REALITAS SOSIAL TERHADAP . ISU

viii

DAFTAR TABEL

TABEL 1.1 Dimensi Framing Model Robert N Entman...................................33

TABEL 1.2 Konsep Framing Robert N Entman................................................35

TABEL 1.3 Perangkat Framing Robert N Entman............................................65

TABEL 1.4 Problem Identification...................................................................66

TABEL 1.5 Causal Interpretation.....................................................................69

TABEL 1.6 Moral Evolution.............................................................................75

TABEL 1.7 Treatmen Recomendation...............................................................78

 

Page 13: KONSTRUKSI REALITAS SOSIAL TERHADAP ISU KONFLIK SYIAH …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/41609... · 2018-09-26 · KONSTRUKSI . REALITAS SOSIAL TERHADAP . ISU

ix

DAFTAR GAMBAR

Gambar 1.1 Kerangka Pemikiran.............................................................9

Gambar 1.2 Proses Konstruksi Sosial Media Massa..............................25

 

Page 14: KONSTRUKSI REALITAS SOSIAL TERHADAP ISU KONFLIK SYIAH …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/41609... · 2018-09-26 · KONSTRUKSI . REALITAS SOSIAL TERHADAP . ISU

x

DAFTAR LAMPIRAN

1. Lampiran 1 Berita Wawancarara………………………...…………..

2. Lampiran 2 Surat Pengajuan Proposal Skripsi………………………

3. Lampiran 3 Surat Permohonan Pembimbing Skripsi……………..…

4. Lampiran 4 Surat Permohonan Penelitian…………………………...

5. Lampiran 5 Surat Selesai Penelitian……………………………..…..

6. Lampiran 7 Berita Isu Syiah Suni Sampang Pada Majalah Sindo

Weekly………………………………………………………..

 

Page 15: KONSTRUKSI REALITAS SOSIAL TERHADAP ISU KONFLIK SYIAH …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/41609... · 2018-09-26 · KONSTRUKSI . REALITAS SOSIAL TERHADAP . ISU

1

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Menurut Alex Sobur, dalam bukunya “Analisis teks Media; Suatu

Pengantar Untuk Analisis Wacana, Analisis Semiotika dan Analisis

Framing” Pekerjaan media masa pada hakikatnya adalah mengkonstruksi

realitas. Sedangkan isi media adalah hasil para pekerja media

mengontruksi berbagai realitas yang dipilihnya. Hal ini disebabkan adanya

sifat dan fakta bahwa pekerjaan media masa adalah menceritakan

peristiwa-peristiwa, maka seluruh isi media adalah realitas yang telah

dikonstruksikan. Isi media merupakan hasil konstruksi realitas dengan

bahasa sebagai perangkat dasarnya. Sedangkan bahasa bukan saja sebagai

alat merepresentasikan realitas, namun juga bisa menentukan relief seperti

apa yang diciptakan oleh bahasa tentang realitas tersebut. Akibatnya,

media masa mempunyai peluang yang sangat besar untuk memengaruhi

makna dan gambaran yang dihasilkan dari realitas yang

dikonstruksikannya.1

Media masa memiliki kekuatan untuk memilih isu apa yang

seharusnya menjadi pembicaraan publik. Sementara khalayak seringkali

tidak sadar bahwa informasi yang diperoleh dari media masa adalah

sesuatu yang sudah dipilih dan disaring dari kacamata media. Khalayak

1Alex Sobur, Analisis tks Media; Suatu Pengantar Untuk Analisis Wacana, Analisis

Semiotika dan Analisis Framing, (Bandung: PT. Remaja Rosda Karya,2006) h.91

 

Page 16: KONSTRUKSI REALITAS SOSIAL TERHADAP ISU KONFLIK SYIAH …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/41609... · 2018-09-26 · KONSTRUKSI . REALITAS SOSIAL TERHADAP . ISU

2

memang memiliki kehendak bebas untuk tidak menerima apa yang

disajikan oleh media. Namun khalayak sama sekali tidak memiliki

kebebasan untuk memilih apa yang akan diwacanakan atau tidak oleh

media. Karena penting atau tidaknya suatu peristiwa untuk diberitakan

adalah pilihan dan hak media masa.

Khalayak aktif akan mengkritisi dengan melakukan perbandingan

dengan media lain atau berdasarkan unsur subjektifitas, pengalaman dan

latar belakang khalayak tersebut. Namun, berbeda dengan khalayak tidak

aktif, mereka cenderung menerima wacana yang dihadirkan di media

tersebut. Hal ini menjadi peluang bagi media untuk mengkonstruksi suatu

peristiwa sesuai pemahaman yang dimiliki oleh media yang bersangkutan.

Salah satu peristiwa menarik yang banyak diangkat media adalah

peristiwa yang berbau konflik, terutama konflik horizontal yang terjadi

antar manusia baik individu maupun kelompok, misalnya antar partai

politik, antar suku dan ras, juga konflik antar aliran keagamaan atau

konflik berbau SARA. Belakangan ini banyak sekali konflik yang terjadi

di negeri ini mengatasnamakan agama. Isu Agama seolah-olah menjadi

komoditi media yang laku keras untuk disajikan ke khalayak publik.

Terlepas benar atau tidaknya berita tersebut.

. Lebih dari itu, persitwa-peristiwa konflik pun seringkali dijadikan

alat peralihan isu untuk mengalihkan perhatian publik teradap isu-isu

tertentu. Ketika terjadi letupan-letupan tersebut di daerah yang awalnya

bisa jadi hanyalah masalah biasa, kemudian diangkat media sehingga

 

Page 17: KONSTRUKSI REALITAS SOSIAL TERHADAP ISU KONFLIK SYIAH …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/41609... · 2018-09-26 · KONSTRUKSI . REALITAS SOSIAL TERHADAP . ISU

3

menjadi masalah yang besar dan terkesan menjadi prioritas utama.

Misalnya, kasus korupsi salah satu bendahara partai ternama yang sempat

kabur keluar negeri. Ketika sedang hangat-hangatnya pemberitaan media,

tiba-tiba ada pengalihan isu ke konflik warga dengan penganut aliran sesat

Ahmadiyah.

Jika kita analisa secara mendalam, terdapat konspirasi besar yang

ditutup-tutupi khalayak ramai. Suku merupakan area sensitif yang sangat

mudah dijadikan latar untuk mengalihkan perhatian publik.

Sejatinya, dalam memberitakan sebuah wacana mediapun harus

bersikap netral. Karena saat ini media memiliki dampak yang cukup besar

dalam memengaruhi opini publik. Para pembacapun harus pintar-pintar

menganalisa setiap berita yang muncul. Jangan mudah terprovokasi, atau

mudah menerima begitu saja pemberitaan sebelum meneliti lebih dalam.

Besarnya peluang media dalam mengkonstruksi peristiwa-peristiwa

tersebut sesuai dengan ideologi media itu sendiri. Faktor inilah yang kerap

memunculkan perbedaan antar media karena meliputi subjektifitas

individu yang bekerja dibelakang media, konteks historis, sosial kultural di

mana media massa tersebut berasal, visi dan misi organisasi media yang

bersangkutan.

Secara normatif, media massa seharusnya bersikap netral karena ia

adalah cermin realitas sosial yang hanya bertugas mereflesikan seadanya

apa yang terjadi dalam kehidupan sosial. Dalam praktiknya asas ini tidak

pernah dilakukan secara penuh. Media massa senantiasa terlibat dengan

 

Page 18: KONSTRUKSI REALITAS SOSIAL TERHADAP ISU KONFLIK SYIAH …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/41609... · 2018-09-26 · KONSTRUKSI . REALITAS SOSIAL TERHADAP . ISU

4

upaya mengkonstruksikan realitas sosial tersebut. Kepentingan-

kepentingan ideologis, agama dan keyakinan sering tak terhindarkan

memengaruhi dalam penyajian berita. Dalam kondisi seperti inilah media

massa memberikan peluang masuknya berbagai kepentingan sang

komunikator.

Misalnya, Isu konflik mengatasnamakan agama yang disebut-sebut

sebagai konflik antara penganut aliran Syiah dan Sunni di Sampang

Madura yang beredar di media masa di Indonesia, dapat dengan mudahnya

dibentuk di media massa karena media berperan besar dalam meletakkan

makna di benak publik. Media adalah subjek yang melakukan konstruksi

realitas atas suatu peristiwa.

Hal yang sangat parah adalah, konflik yang mengatasnamakan

agama terkadang oleh sekelompok orang dimanfaatkan untuk

memperkeruh suasana, atau untuk menyerang lawan politiknya. Konflik

tidak hanya menimbulkan kekacauan, pertumpahan darah, mengganggu

keamanan dan kenyamanan, sehingga memunculkan ketakutan bagi orang-

orang yang tidak bersalah, dan permusuhan yang berkepanjangan.

Melalui framing atau pembingkaian yang dilakukan atas suatu

peristiwa, media dapat memilih dengan cara apa ia akan menyampaikan

realitas kepada publik. Majalah Sindo Weekly salah satu majalah yang

memberitakan isu tersebut. Dengan memberikan judul “Salah Apa Syiah”

pada cover, majalah Sindo Weekly menyajikan pemberitaan seputar isu

 

Page 19: KONSTRUKSI REALITAS SOSIAL TERHADAP ISU KONFLIK SYIAH …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/41609... · 2018-09-26 · KONSTRUKSI . REALITAS SOSIAL TERHADAP . ISU

5

Syiah Sampang lengkap dengan gambaran data penganut Syiah diseluruh

dunia.

Hal ini menunjukkan bahwa majalah Sindo Weekly jelas

menganggap peristiwa tersebut layak dan penting untuk ditonjolkan.

Dengan sebuah analisis framing, akan diketahui bagaimana majalah Sindo

Weekly membingkai suatu peristiwa yang terfokuskan pada isu yang

disebut-sebut sebagai konflik Syiah Sampang dan konstruksi apa yang

hendak ditonjolkan oleh media ini terhadap isu konflik horizontal yang

terjadi di Sampang, Madura.

B. Batasan dan Rumusan Masalah

Majalah Sindo Weekly bukanlah model majalah yang sama sekali

baru mengusung konsep keberimbangan berita. Jauh sebelumnya GATRA

melalui rumah produksinya sudah mengeluarkan majalah dengan

contentnya secara umum kurang lebih sama yakni mengeksplorasi isu-isu

terhangat dan akurat baik informasi nasional maupun global.

Penelitian ini akan dikhususkan salah satu dari ratusan isu yang

diangkat dalam pemberitaan majalah Sindo Weekly yakni isu konflik Syiah

Sampang versi “Salah Apa Syiah”. Dengan menggunakan analisis

framing, majalah Sindo Weekly, sebagaimana diakui penggagasnya,

berusaha mengangkat konsep keseimbangan, netral, dan akurat dalam

setiap pemberitaannya. Secara sederhana, informasi mengenai konflik

pada pemberitaan media Sindo Weekly dikemas dengan tujuan pesan dapat

 

Page 20: KONSTRUKSI REALITAS SOSIAL TERHADAP ISU KONFLIK SYIAH …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/41609... · 2018-09-26 · KONSTRUKSI . REALITAS SOSIAL TERHADAP . ISU

6

tersampaikan dengan sebaik mungkin kepada khalayak tanpa ada

manipulasi data dan fakta sebenarnya.

Dari permasalahan tersebut yang akan diteliti disini adalah:

1. Bagaimanakah majalah Sindo Weekly mengkonstruksi realitas

sosial dengan cara membingkai isu konflik Syiah Suni Sampang?

2. Bagaimanakah isu konflik Syiah Suni Sampang diproduksi oleh

majalah Sindo Weekly?

C. Tujuan dan Manfaat Penelitian

a. Tujuan Penelitian

Tujuan penelitian ini adalah:

1. Untuk mengetahui bagaimana majalah Sindo Weekly

meengkonstruksi realitas sosial dengan cara membingkai

isu konflik isu Syiah Suni Sampang.

2. Untuk mengetahui bagaimana proses produksi majalah

Sindo Weekly dalam mengkonstruksi realitas sosial isu

konflik Syiah Suni Sampang.

b. Manfaat Penelitian

1. Manfaat Akademis

Penelitian ini diharapkan dapat memberikan

kontribusi pada pengembangan keilmuan komunikasi,

khususnya bagi penelitian yang bersifat framing dengan

model Robet N Entman.

 

Page 21: KONSTRUKSI REALITAS SOSIAL TERHADAP ISU KONFLIK SYIAH …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/41609... · 2018-09-26 · KONSTRUKSI . REALITAS SOSIAL TERHADAP . ISU

7

2. Manfaat Praktis

Adapun manfaat praktis penelitian ini adalah

diharapkan penelitian ini dapat digunakan oleh praktisi di

bidang jurnalistik, khususnya penelitian yang terkait

dengan telaah berita-berita konflik horizontal,

keberimbangan, netralisasi serta mengenai bias

keberpihakan dan ideologi suatu media.

Penelitian ini juga diharapkan memberikan inspirasi

media (industri percetakan khususnya) maupun industri

media lainnya untuk menciptakan keberimbangan,

netralisasi, dan akulturasi tanpa ada bias keberpihakan

secara lebih baik, proporsional, profesional dan bermanfaat

bagi orang banyak.

D. Tinjauan Pustaka

Ada beberapa penelitian terdahulu yang penulis telaah untuk

mendapat gambaran umum, perbandingan dan upaya mengisi dimensi

yang relatif belum tersentuh. penelitian-penelitian tersebut memiliki

keterkaitan baik dalam objek penelitian maupun basic teorinya. Sekedar

menyebut tiga dari banyak penelitian dimaksud adalah:

1. Skripsi karya Eti Rustiah2 berjudul Konstruksi Media Cetak Atas

Berita Meninggalnya Soeharto (Analisis Framing pada Koran

Republika). Skripsi tersebut menjelaskan dan mengkritisi praktek

2

Eti Rustiah, Konstruksi Media cetak Atas Berita Meninggalnya Soeharto (Analisis

Framing pada Koran Republika), UIN, 2009.

 

Page 22: KONSTRUKSI REALITAS SOSIAL TERHADAP ISU KONFLIK SYIAH …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/41609... · 2018-09-26 · KONSTRUKSI . REALITAS SOSIAL TERHADAP . ISU

8

konstruksi media cetak atas berita meninggalnya Soeharto dan

mengungkap motif tersembunyi dibalik argumentasi media.

2. Kedua, skripsi karya Ulul Azmi3 berjudulKonstruksi Atas Realita

Islam di Media Massa: Analisis Framing Konflik Palestina Israel

di Harian Kompas dan Republika, skripsi ini menjelaskan

bagaimana representasi sebuah realita islam pada media. Skripsi ini

membongkar bagaimana konflik Palestina dan Israel di dua harian

yakni Kompas dan Republika. Uluk Azmi secara khusus memfokuskan

telaah konstruksi atas realitas islam yang berbeda pada dua proses

produksi yang berbeda dari harian Kompas dan Republika.

3. Kemudian, skripsi karya Darwis4 berjudulAnalisis Framing

Konstruksi Berita Ahmadiyah di Surat Kabar Republika, Darwis

menjelaskan konstruksi pemberitaan mengenai Ahmadiyah pada surat

kabar Republika. Darwis menjelaskn praktik-praktik pergulatan

ideologi media yang dalam hal ini harian Republika dalam isu-isu

konflik yang berkaitan dengan isu keagamaan.

3Ulul Azmi, Konstruksi Atas realitas islam di Media Massa: Analisis Framing Konflik

Palestina Israel di Harian Kompas dan republika, UIN, 2010.

4Darwis, Analisis Framing Konstruksi Berita Ahmadiyah di Surat Kabar Republika, UIN,

2010

 

Page 23: KONSTRUKSI REALITAS SOSIAL TERHADAP ISU KONFLIK SYIAH …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/41609... · 2018-09-26 · KONSTRUKSI . REALITAS SOSIAL TERHADAP . ISU

9

E. Kerangka Pemikiran

Gambar 1.1

Kerangka Pemikiran

F. Metodologi Penelitian

1. Paradigma Penelitian

Karena penelitian ini menggunakan analisis framing, yaitu

analisis yang melihat wacana sebagai hasil dari konstruksi realitas

sosial, maka penelitian ini termasuk ke dalam kategori paradigma

konstruktivis.

Paradigma menurut Bogdan dan Biklen sebagaimana

dikutip Moleong5 adalah kumpulan longgar dari sejumlah asumsi

5Nanang Haroni, Kerelawanan dalam Televisi Indonesia, Universitas Indonesia, h. 44

Teks berita majalah Sindo Weekly

mengenai isu konflik Syiah Sampang

Proses produksi Sindo Weekly

Bingkai/Frame berita mengenai isu

konflik Syiah Sampang:

Konflik Syiah Sampang

Model Robert N Entman

1. Define problem

2. Diagnose Causes

3. Make Moral

judgemen

4. Treatmen

Recomendation

 

Page 24: KONSTRUKSI REALITAS SOSIAL TERHADAP ISU KONFLIK SYIAH …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/41609... · 2018-09-26 · KONSTRUKSI . REALITAS SOSIAL TERHADAP . ISU

10

yang dipegang bersama, konsep atau proposisi yang mengarahkan

cara berpikir dan penelitian. Menurut pemikiran Guba dan Lincoln

sebagaimana dikutip Dedy Nur Hidayat,paradigma ilmu

pengetahuan (komunikasi) terbagi ke dalam 3 bagian, (1)

paradigmma klasik (classical paradigm )yang terdiri dari positive

dan post positivis, (2) paradigm kritis (critical paradigm )dan (3)

paradigma konstruktivisme (constructivismparadigm).6

Di sisi lain Eriyanto7 mengatakan bahwa paradigma

mempunyai posisi dan pandangan tersendiri terhadap media dan

teks berita yang dihasilkannya.Konstruksionis memandang realitas

kehidupan sosial bukanlah realitas yang natural, tetapi hasil

konstruksi. Karenanya konsentrasi analisis pada paradigma

konstruksionis adalah menemukan bagaimana peristiwa atau

realitas tersebut dikonstruksi dan dengan cara apa konstruksi itu

dibentuk.Paradigma konstruktivis memandang bahwa untuk

mengetahui “dunia arti” (word meaning) mereka harus

mengartikannya. Mereka juga harus menyelidiki proses

pembentukan arti yang muncul dalam bahasa atau aksi-aksi sosial

para aktor.8

6Burhan Bungin, Sosiologi Komunikasi: Teori, Paradigma, Ideologi dan Diskursus

Teknologi Komunikasi Masyarakat (Jakarta: Kencana, 2007), h.237. 7Eriyanto, Analisis Framing: Konstruksi Ideologi, dan Politik Media (Yogyakarta: LKIS,

2007), h. 13. 8Thomas A. Scwandt, Construktivis, Interpretivist Aproach to Human Inquiry,

dalamNorman K Denzim dan Yvonna S. Lincoln, Handbook of Qualitative Research (London:

Sage Publication, 1994), h.118.

 

Page 25: KONSTRUKSI REALITAS SOSIAL TERHADAP ISU KONFLIK SYIAH …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/41609... · 2018-09-26 · KONSTRUKSI . REALITAS SOSIAL TERHADAP . ISU

11

2. Metode Penelitian

Metode yang digunakan untuk dalam penelitian ini adalah metode

analisis kualitatif. Penelitian dengan jenis kualitatif ini memiliki

karakteristik yang berbeda dengan kuantitatif yang berbasis pada

paradigma positivistik (positivisme-empiris).9 Metode kualitatif ini

bertujuan untuk mendapatkan pemahaman bersifat umum yang

diperoleh setelah melakukan analisis terhadap kenyataan sosial

yang menjadi fokus penelitian, kemudian ditarik kesimpulan

berupa pemahaman umum tentang kenyataan-kenyataan tersebut.10

Penelitian ini menggunakan analisis Framing dengan

model yang digunakan berasal dari Robert N. Entman yang melihat

Framing dalam dua dimensi dasar: seleksi isu dan penekanan atau

penonjolanaspek-aspek tertentu dari realitas/isu.

3. Pendekatan Penelitian

Penelitian ini menggunakan pendekatan deskriftif yang

bertujuan membuat deskriftif secara sistematis, faktual dan akurat

tentang fakta-fakta dan sifat-sifat populasi atau objek tertentu.11

4. Subjek dan Objek Penelitian

Subjek dari penelitian ini adalah redaksi Majalah Sindo

Weekly, sedangkan yang menjadi objek penelitian ini adalah teks

pemberitaan isu konflik Syiah Suni Sampang pada majalah Sindo

9Antonious Birowo, Metode Penelitian Komunikasi: Teori dan Aplikasi, (Yogyakarta:

GITANYALI, 2004), h. 184

10

Rosady Ruslan, Metodologi Penelitian Publik Relation dan Komunikasi, (Jakarta:

PT.Raja Grafindo Persada, 2003), h.215

11

Rachmat Kriyantoro, Teknis Praktis Riset Komunikasi, (Jakarta: Kencana, 2007), h.69

 

Page 26: KONSTRUKSI REALITAS SOSIAL TERHADAP ISU KONFLIK SYIAH …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/41609... · 2018-09-26 · KONSTRUKSI . REALITAS SOSIAL TERHADAP . ISU

12

Weekly edisi No.27 tahun 1, terbitan 6-12 September 2012 versi

Salah Apa Syiah.

5. Tahapan Penelitian

a. Teknik Pengumpulan Data

Teknik pengumpulan data merupakan teknik atau cara-cara

yang digunakan periset untuk mengumpulkan data. Teknik

pengumpulan data dibedakan dengan metodologi dari riset yang

digunakan para periset, yakni riset kualitatif dan kuantitafif.

Pada riset kualitatif yang peneliti pakai pada riset ini ialah

wawancara, dan juga dokumentasi. Ide penelitian kualitatif

adalah dengan sengaja memilih informan (atau dokumen atau

bahan-bahan visual lain) yang dapat memberikan jawaban

terbaik pertanyaan penelitian.12

Data dalam penelitian kualitatif umumnya berupa informasi

kategori substantif yang sulit dinumerisasikan. Sebagaimana

yang dikutip Haroni dalam tesisnya, menurut Neuman teknik

pengumpulan data dalam paradigma konstruktivis menggunakan

sejumlah teknik pengamatan terlibat, wawancara mendalam dan

analisis teks. Sedangkan dalam melaporkan hasil penelitiannya,

peneliti berupaya menunjukkan kenyataan yang diperkirakan

mampu membangkitkan kesadaran pembaca tentang suatu hal

yang sedang dibahas.

12

John W. Creswell, Desain Penelitian: Pendekatan Kualitatif dan Kuantitatif, (Jakarta: KIK Press, 2003) h. 143.

 

Page 27: KONSTRUKSI REALITAS SOSIAL TERHADAP ISU KONFLIK SYIAH …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/41609... · 2018-09-26 · KONSTRUKSI . REALITAS SOSIAL TERHADAP . ISU

13

Dalam hal ini peneliti menelaah teks berita yang menjadi

objek penelitian yang tertulis pada majalah Sindo Weekly.

Adapun teks berita yang peneliti telaah sebagai pendukung

analisis adalah Edisi No. 27 tahun 1 terbit tanggal 6-12

September 2012 versi Salah Apa Syiah.

Disamping itu, peneliti juga membaca sejumlah teks

berita mengenai isu yang sama pada media-media berbeda untuk

melengkapi, memperkuat dan sebagai perbandingan dalam

menganalisis.

Untuk mengetahui lebih detail mengenai data yang

dianalisis, peneliti melakukan hal-hal sebagai berikut:

1. Wawancara mendalam (in-depth interview) dengan orang-

orang yang terlibat langsung dengan proses pencarian berita,

penulis, yakni wartawan, staf redaksi, redaktur. Beberapa hal

yang diekplorasi dalam wawancara antara lain dengan

konsep awal materi berita, perkembangannya, proses

penulisan, proses konstruksi dan motivasi dibalik bingkai

berita tersebut dan hal-hal lain.

2. Dokumentasi, yakni penulis mengumpulkan dan

mempelajari data melalui literature dan sumber bacaan,

seperti buku-buku yang relevan dengan masalah yang

dibahas dan mendukung penelitian.

 

Page 28: KONSTRUKSI REALITAS SOSIAL TERHADAP ISU KONFLIK SYIAH …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/41609... · 2018-09-26 · KONSTRUKSI . REALITAS SOSIAL TERHADAP . ISU

14

b. Teknik Analisis Data

Sebagai penelitian data kualitatif, maka penelitian ini

menggunakan teknik analisis data kualitatif deskriftif. Data yang

berhasil diperoleh akan dianalisis dan diinterpretasikan secara

bertahap seperti urutan dibawah ini:

1. Teks berita dianalisis berdasarkan data permulaan yang

dapat diperoleh melalui berbagai sumber publikasi dan

wawancara. Data diseleksi berdasarkan karakter pesan yang

akan dikaji.

2. Analisis selanjutnya terkait dengan teks berita dari edisi dan

isu yang kemudian ditentukan berdasarkan pada mekanisme

analisis yang ditawarkan Entman terkait Framing

pemberitaan media cetak meliputi problem identification,

causal interpretation, treatmen recomendation dan moral

evalution.

3. Analisis juga diperkaya dengan studi pustaka dan sumber-

sumber terkait.

4. Setelah data dianalisis dan diinterpretasikan, ditarik

kesimpulan.

c. Unit analisis

Unit analisis dalam penelitian ini adalah teks berita tentang

isu SyiahSampang pada majalahSindo Weekly edisi no 27

tanggal 6-12 September 2012 versi Salah Apa Syiah.

 

Page 29: KONSTRUKSI REALITAS SOSIAL TERHADAP ISU KONFLIK SYIAH …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/41609... · 2018-09-26 · KONSTRUKSI . REALITAS SOSIAL TERHADAP . ISU

15

d. Tempat dan waktu penelitian

Penelitian akan akan dilakuakan di High and

Building, Lantai 2nd fl, Jalan Kebon Sirih No.17-19,

Jakarta 10340, Telepon: 021 314-6061, Faks. 021 314-

6411. E-mail: [email protected], website:

www.Sindoweekly-magz.com

G. Sistematika Penulisan

BAB I

PENDAHULUAN

Merupakan babyang menjadi titik pijak masalah. Dalam bab ini

akan dieksplorasi masalah yang akan diangkat, rumusan masalah, tujuan

penelitian, manfaat baik secara akademis maupun praktis, serta

metodologi penelitian.

BAB II

KAJIAN TEORI DAN KERANGKA KONSEPTUAL

Secara umum bab ini merupakan penjelajahan teori yang kelak

menjadi dasar dari pembahasan tentang konstruksi realitas di media massa,

dan Framing khususnya dalam kajian media cetak (majalah) serta teori

mengenai konflik horizontal pada pemberitaan media. Bab ini juga

berusaha mengeksplorasi teori tentang majalah sebagai media masa cetak

dan kekuatan pengaruhnya terhadap publik serta perannya dalam

sosialisasi nilai-nilai, juga ideologi dibalik itu.

BAB III

 

Page 30: KONSTRUKSI REALITAS SOSIAL TERHADAP ISU KONFLIK SYIAH …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/41609... · 2018-09-26 · KONSTRUKSI . REALITAS SOSIAL TERHADAP . ISU

16

GAMBARAN UMUM MAJALAH SINDO WEEKLY

Berisi gambaran umum objek kajian yakni majalah Sindo weekly,

mendeskripsikan konsep pemberitaan, proses produksi, mulai dari provil,

visi dan misi juga struktur organisasinya serta format beritanya. Selain itu

digambarkan pula tentang sejarah Syiah.

BAB IV

TEMUAN DAN ANALISIS DATA

Merupakan analisis dan interpretasi peneliti serta

pembahasan temuan data penelitian terkait dengan nilai-nilai

keberimbangan, netralisasi dan akulturasi pemberitaan konflik horizontal

menggunakan sudut pandang Framing sebagaimana dititiktekankan oleh

Robert N Entman.

Dalam bab ini juga dibahas bagaimana konflik realitas sebuah

konflik horizontal dikemas juga dibahas bagaimana idelogi media massa

mengambil peran tertingginya dibalik teks-teks berita dalam majalah

khususnya terkait objek kajian.

BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

Merupakan bagian akhir dari skripsi ini. Bab ini berisi kesimpulan

atas temuan-temuan yang dihasilkan dari penelitian dan saran-saran yang

dapat diambil manfaatnya atas hasil temuan tersebut serta daftar pustaka

 

Page 31: KONSTRUKSI REALITAS SOSIAL TERHADAP ISU KONFLIK SYIAH …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/41609... · 2018-09-26 · KONSTRUKSI . REALITAS SOSIAL TERHADAP . ISU

17

BAB II

KERANGKA TEORITIS

A. Teori Konstruksi Sosial

Bagi banyak orang media merupakan sumber untuk mengetahui

suatu kenyataan atau realitas yang terjadi, bagi masyarakat biasa,

pesan dari sebuah media akan dinilai apa adanya. Apa kata media dan

bagaimana penggambaran media mengenai sesuatu, begitulah realitas

yang mereka tangkap.13

Bagi masyarakat umum, berita dari sebuah media dipandang

sebagai barang suci yang penuh obyektifitas. Namun, berbeda dengan

kalangan tertentu yang memahami betul gerak pers. Mereka akan

menilai lebih dalam terhadap pemberitaan.Kenyataan ini seperti

mengamini bahwa media berhasil dalam tugasnya merekonstruksi

realitas dari peristiwa itu sendiri, sehingga pada akhirnya pembaca

terpengaruh dan memilki pandangan seperti yang diinginkan media

dalam menilai suatu peristiwa.

Melalui berbagai instrumen yang dimiliki, media berperan

membentuk realitas yang tersaji dalam berita.Konstruksi terhadap

realitas yang tersaji dalam berita. Konstruksi terhadap realitas

dipahami sebagai upaya „menceritakan‟ sebuah peristiwa, keadaan,

benda, fakta atau realitas diproduksi dan dikonstruksi dengan

13

Zulkarnaen Nasution, Sosiologi Komunikasi Massa, Jakarta: Pusat Penerbitan

Universitas Terbuka Departemen Pendidikan Nasional, 2004,h. 1-10.

 

Page 32: KONSTRUKSI REALITAS SOSIAL TERHADAP ISU KONFLIK SYIAH …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/41609... · 2018-09-26 · KONSTRUKSI . REALITAS SOSIAL TERHADAP . ISU

18

menggunakan persfektif tertentu yang akan dijadikan bahan berita

oleh wartawan. Maka tidak mengherankan jika media memberitakan

berbeda sebuah persitiwa yang sama karena masing-masing media

memiliki pemahaman dan pemaknaan sendiri.14

Sering kali sebuah peristiwa dalam media masa yang kita akses

berbeda dengan peristiwa yang terjadi dilapangan.Tanpa disadari,

ternyata berita yang kita konsumsi setiap harinya dari media masa,

baik cetak maupun elektronik adalah berita dimana fakta-faktanya

sudah mengalami proses penciptaan atau pembangunan ulang

(konstruksi) oleh media itu sendiri. Bukan merupakan fakta mentah

sebenarnya yang diperoleh dari narasumber suatu persitiwa.

Media mengkonstruksi fakta peristiwa disesuaikan dengan

ideologi, kepentingan, keberpihakan media dalam memandang sebuah

berita. Wacana atau peritiwa yang akan diberitakan tidak akan terlepas

dari pertimbangan menguntungkan tidaknya pemberitaan tersebut

terhadap media yang bersangkutan.

Isi media adalah hasil konstruksi realitas dengan bahasa sebagai

dasarnya, sedangkan bahasa bukan saja alat mempersentasikan

realitas, tetapi juga menentukan relief seperti apa yang hendak

diciptakan bahasa tentang realitas tersebut. Akibatnya media masa

14

Fahri Firdusi, Artikel: Berita sebagai Konstruksi Media, artikel diakses pada 12

November 2012 dari http:fahri99.worldpress.com/2012/po2.html

 

Page 33: KONSTRUKSI REALITAS SOSIAL TERHADAP ISU KONFLIK SYIAH …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/41609... · 2018-09-26 · KONSTRUKSI . REALITAS SOSIAL TERHADAP . ISU

19

mempunyai peluang yang sangat besar untuk mempengaruhi makna

dan gambaran yang dihasilkan dari realitas yang dikonstruksinya.15

Teori dan pendekatan konstruksi atas realitas terjadi secara

simultan melalui tiga proses sosial, yakni eksternalisasi, obyektivasi,

internalisasi. Proses ini terjadi antara individu satu dengan yang

lainnya di dalam masyarakat. bangunan realitas yang tercipta karena

proses sosial adalah objektif, subjektif, dan simbolis atau

intersubjektif.16

Menurut Peter L. Berger17

dan Thomas luckman dalam teorinya

“The Social Construction Theory of Reality” proses mengkonstruksi

berlangsung melalui interaksi sosial dialektis dari tiga bentuk realitas,

yakni symbolic reality, objective reality, dan subjective reality yang

berlangsung dalm suatu proses dengan tiga momen simultan.

Eksternalisasi (penyesuaian diri), adalah sebagaimana yang

dikatakan Berger dan Luckman adalah usaha ekspresi diri manusia ke

dalam dunia luar, keberadaan manusia tak mungkin berlangsung

dalam suatu lingkungan interioritas yang tertutup dan tanpa

gerak.Moment ini bersifat kodrati manusia.Ia selalu mencurahkan diri

ke tempat di mana ia berada. Manusia harus terus menerus

mengeksternalisasi dirinya dalam aktifitas.

15Ibnu Hamad, Muhammad Qadari dan agus Sudibyo, Kabar-Kabar Kebencian, Institut

Studi Arus Informasi, PT. Sembrani Akasara Nusantara, Jakarta: 2001, h. 74-75.

16Burhan Bungin, Sosiologi Komunikasi,Sosiologi Komunikasi, Teori Pradigma dan

Diskursus Teknologi Komunikasi di Masyarakat,h.202. 17

Dedy N. Hidayat, Konstruksi Sosial Industri Penyiaran, Jakarta: Pascasarjana Ilmu

Komunikasi UI, 2003,h. 7-8.

 

Page 34: KONSTRUKSI REALITAS SOSIAL TERHADAP ISU KONFLIK SYIAH …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/41609... · 2018-09-26 · KONSTRUKSI . REALITAS SOSIAL TERHADAP . ISU

20

Objektivasi, tahap ini merupakan produksi sosial yang terjadi

dalam dunia intersubyektif masyarakat yang dilembagakan. Pada

tahap ini sebuah produk sosial berada pada proses institusionalisasi,

sedangkan individu oleh Berger dan Luckman, dikatakan

memanifestasikan diri dalam produk-produk kegiatan manusia yang

tersedia, baik bagi produsen-produsennya, maupun bagi orang lain

sebagai unsur dari dunia bersama. Obyektivasi ini bertahan lama

sampai melampaui batas tatap muka dimana mereka dapat dipahami

secara langsung.18

Internalisasi, adalah penyerapan kembali dunia objektif ke

dalam kesadaran subyektif sedemikian rupa sehingga individu

dipengaruhi oleh struktur sosial atau dunia sosial.Salah satu wujud

internalisasi adalah sosialisasi bagaimana suatu generasi

menyampaikan nilai-nilai norma-norma sosial (termasuk budaya)

yang ada dikepala generasi berikutnya.19

Dalam realitas obyektif yang merupakan hasil dari kegiatan

eksternalisasi manusia baik mental maupun fisik, menurut Berger

realitas obyektif berbeda dengan kenyataan subyektif perorangan ,

bahwa realitas obyektif bersifat eksternal, berada di luar dan tidak

dapat kita tiadakan dari angan-angan. Kemampuan ekspresi diri dalam

produk-produk kegiatan manusia yang tersedia baik bagi produsen-

18

Burhan Bungin, Sosiologi Komunikasi, Teori Pradigma dan Diskursus Teknologi

Komunikasi di Masyarakat, h. 197-198.

19

Masnur Muslich, Kekuasaan Media Massa Mrekonstruksi realitas, Sebuah Kajian,

artikel diakses pada 10 November 2012 di www.kabmalang.go.id/10/11/2012.

 

Page 35: KONSTRUKSI REALITAS SOSIAL TERHADAP ISU KONFLIK SYIAH …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/41609... · 2018-09-26 · KONSTRUKSI . REALITAS SOSIAL TERHADAP . ISU

21

produsenya maupun bagi orang lain sebagai unsur-unsur dari dunia

bersama ini, dan dalam realitas subyektif kehidupan ini menyangkut

makna, interpretasi, dan hasil relasi antara individu dengan obyek.20

Menurut Berger dan Luckman21

, kehidupan sehari-hari terutama

adalah kehidupan melalui dan dengan bahasa, bahasa tidak hanya

mampu membangun simbol-simbol yang diabstraksikan dari

pengalaman-pengalaman sehari-hari, melainkan juga

„mengembalikan‟ simbol-simbol itu dan menghadirkannya sebagai

unsur yang obyektif dalam kehidupan sehari-hari, sehingga yang

menjadi titik perhatian dalam pandangan konstruksionis bukanlah

pesan tetapi maknanya yang ditimbulkan dari pembuatan simbol-

simbol.22

Karena itu, Berger melihat bahasa mampu mentransendensikan

kenyataan hidup sehari-hari secara keseluruhan dengan mengacu

pengalaman yang menyangkut wilayah kenyataan yang berlainan.

Bahasa disini didefinisikan sebagai sebuah sistem yang terdiri dari,

tanda-tanda suara, gerakan (ekspresi) tulisan, yang dengan mudah

dapat dilepaskan. Inilah yang menurut Berger dan Luckman sebagai

20Peter L. Berger, Thomas Luckman, Tafsir Sosial Atas Kenyataan; Sebuah Risalah

tentang Sosiologi Pengetahuan.Penerjemah hasan Basri (Jakarta: LP3S, 1990), h. 49-50. 21

Peter L. Berger, Thomas Luckman, The Social Construction Theory of Reality, dalam

eriyanto, Analisis Framing, Konstruksi Ideologi, dan Politik Media. (Yogyakarta: LkiS, 2002),h.

39-41.

22 Ibid h. 39-41

 

Page 36: KONSTRUKSI REALITAS SOSIAL TERHADAP ISU KONFLIK SYIAH …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/41609... · 2018-09-26 · KONSTRUKSI . REALITAS SOSIAL TERHADAP . ISU

22

kenyataan yang dipahami melalui bahasa simbolik (kenyataan

simbolik).23

Lebih jauh Peter Berger24

berpendapat, realitas sosial tidak

dibentuk secara ilmiah tidak juga sesuatu yang diturunkan Tuhan

tetapi sebaliknya realitas dibentuk semacam ini, realitas berwajah

ganda atau prulal. Setiap orang mempunyai konstruksi yang berbeda-

beda atas suatu realitas. Setiap orang mempunyai pengalaman,

preferensi pendidikan tertentu dan lingkungan pergaulan atau sosial

tertentu dan menafsirkan sosial itu dengan konstruksinya masing-

masing.25

Media masa cenderung melakukan konstruksi realitas atas

peristiwa yang diterimanya sebagai sumber berita. Tujuannya agar

pembaca memiliki pandangan hingga akhirnya menciptakan opini

publik setidaknya diharapkan sesuai dengan pandangan frame media

itu.

Itulah tujuan media, menciptakan agar khalayak memilki opini

yang sama dan sesuai dengan pandangan media terhadap suatu

persistiwa. Sadar atau tidak pembaca telah terperangkap oleh pola

konstruksi media.

23Peter L. Berger, Thomas Luckman, Tafsir Sosial Atas Kenyataan; Sebuah Risalah

tentang Sosiologi Pengetahuan.Penerjemah hasan Basri (Jakarta: LP3S, 1990), h. 49-50. 24

Peter L. Berger, Thomas Luckman, The Social Construction Theory of Reality, dalam

eriyanto, Analisis Framing, Konstruksi Ideologi, dan Politik Media. (Yogyakarta: LkiS, 2002),h.

39-41.

25Ibid h. 39-41

 

Page 37: KONSTRUKSI REALITAS SOSIAL TERHADAP ISU KONFLIK SYIAH …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/41609... · 2018-09-26 · KONSTRUKSI . REALITAS SOSIAL TERHADAP . ISU

23

1. Konstruksi Realitas Sosial Media Massa

Susbtansi teori dan pendekatan konstruksi sosial atas realitas

dari Berger dan Luckmann adalah pada proses simultan yang terjadi

secara alamiah melalui bahasa dalam kehidupan sehari-hari pada

sebuah komunitas primer dan semi sekunder. Basis teori sosial dalam

pendekatan ini adalah transisi-modern di Amerika pada tahun 1960-

an, di mana media masa belum menjadi sebuah fenomena yang

menarik untuk dibicarakan. Dengan demikian Berger dan Luckmann

tidak memasukan media masa sebagai variabel atau fenomena

yangberpengaruh dalam konstruksi sosial atas realitas.

Teori dan pendekatan konstruksi sosial atas realitas Peter L

Berger dan Luckmann telah direvisi dengan melihat fenomena

mediamassa sangat substantif dalam proses eksternalisasi,

subyektivasi dan internalisasi inilah yang kemudian dikenal sebagai

“konstruksi sosial media massa”. Menurut perspektif ini tahapan-

tahapan dalam proses konstruksi sosial media masa itu terjadi melalui:

tahap menyiapkanmateri konstruksi; tahap sebaran kostruksi; tahap

pembentukan kosntruksi; tahap konfirmasi.26

Penjelasannya adalah

sebagai berikut:

1. Tahap menyiapkan materi konstruksi : Ada tiga hal pentingdalam

tahapan ini yakni: keberpihakan media massa kepadakapitalisme,

26

Burhan Bungin, Sosiologi Komunikasi : Teori, Paradigma dan DiskursusTeknologi

Komunikasi di Masyarakat,( Jakarta : Kencana, 2007), hlm. 188-189

 

Page 38: KONSTRUKSI REALITAS SOSIAL TERHADAP ISU KONFLIK SYIAH …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/41609... · 2018-09-26 · KONSTRUKSI . REALITAS SOSIAL TERHADAP . ISU

24

keberpihakan semu kepada masyarakat,keberpihakan kepada

kepentingan umum.

2. Tahap sebaran konstruksi : prinsip dasar dari sebaran

konstruksisosial media massa adalah semua informasi harus sampai

padakhalayak secara tepat berdasarkan agenda media. Apa

yangdipandang penting oleh media, menjadi penting pula

bagipembaca.

3. Tahap pembentukan konstruksi realitas. Pembentukankonstruksi

berlangsung melalui: (1) konstruksi realitaspembenaran; (2) kedua

kesediaan dikonstruksi oleh mediamasa ; (3) sebagai pilihan

konsumtif.

4. Tahap Konfirmasi. Konfirmasi adalah tahapan ketika mediamassa

maupun penonton memberi argumentasi danakuntabilitas terhadap

pilihannya untuk terlibat dalampembetukan konstruksi.27

Pada

kenyataanya, realitas sosial itu berdiri sendiri tanpakehadiran

individu baik di dalam maupun di luar realitas tersebut.Realitas

sosial memiliki makna, manakala realitas sosial dikonstruksidan

dimaknai secara subyektif oleh individu lain sehinggamemantapkan

realitas itu secara obyektif. Individu mengkonstruksi realitas sosial,

dan merekonstruksinya dalam dunia realitas, memantapkan realitas

27Ibid, h. 14

 

Page 39: KONSTRUKSI REALITAS SOSIAL TERHADAP ISU KONFLIK SYIAH …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/41609... · 2018-09-26 · KONSTRUKSI . REALITAS SOSIAL TERHADAP . ISU

25

itu berdasarkan suyektivitas individu lain dalam institusi

sosialnya.28

Gambar 1.2

Proses Konstruksi Sosial Media Massa29

2. Framing Robert N Entman

Analisa Framing adalah analisis yang digunakan untuk

mengetahui bagaimana realitas (aktor, kelompok, atau apa saja)

dikonstruksi oleh media30

. Analisa framing memiliki dua konsep

yakni konsep pskiologis dan sosiologis. Konsep psikologis lebih

28Ibid, h. 188-189

29 Ibid

30 Eriyanto Analisis Framing: Konstruksi, Ideologi, dan politik Media.....h.67

P r o s e s S o s i a l S i m u l t a n

Eksternalisa

si

Objektivasi

Internalisasi

M

E

D

I

A

M

A

S

S

A

Realitas Terkonstruksi:

Lebih Cepat

Lebih Luas

Sebaran Merata

Membentuk Opini

Massa

Massa Cenderung

Terkonstruksi

- Opini Massa

Cenderung

Apriori

- Opini Massa

Cenderung

Sinis

Source Message Channel Receiver Effect

- Objektif

- Subjetif

- Inter

Subjektif

 

Page 40: KONSTRUKSI REALITAS SOSIAL TERHADAP ISU KONFLIK SYIAH …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/41609... · 2018-09-26 · KONSTRUKSI . REALITAS SOSIAL TERHADAP . ISU

26

menekankan pada bagaimana seseorang memproses informasi pada

dirinya, sedangkan konsep sosiologis lebih melihat pada bagaimana

konstruksi sosial atas realitas. Analisis Framing sendiri juga

merupakan bagian dari analisis isi yang melakukan penilaian tentang

wacana persaingan antar kelompok yang muncul atau tampak di

media.

Analisis Framing juga dikenal sebagai konsep bingkai, yaitu

gagasan sentral yang terorganisasi, dan dapat dianalisis melalui dua

turunannya, yaitu simbol berupa Framing device dan reasoning

device. Framing device menunjuk pada penyebutan istilah tertentu

yang menunjukkan “julukan” pada satu wacana, sedangkan reasoning

device menunjuk pada analisis sebab-akibat.

Framing adalah bagaimana untuk mengetahui persfektif

atau cara pandang yang digunakan oleh wartawan ketika

menyeleksi isu dan menulis berita. Konsep ini telah digunakan

secara luas dalam literatur ilmu komuikasi untuk menggambarkan

proses penyeleksian dan penyorotan aspek-aspek khusus sebuah

realita oleh media.

Gagasan mengenai Framing, pertama kali dilontarkan oleh

Baterson tahun 1955. Mulanya, frame dimaknai sebagai struktur

konseptual atau perangkat kepercayaan yang mengorganisir

pandangan politik, kebijakan, dan wacana serta yang menyediakan

kategori-kategori standar untuk mengapresiasi realitas. Konsep ini

 

Page 41: KONSTRUKSI REALITAS SOSIAL TERHADAP ISU KONFLIK SYIAH …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/41609... · 2018-09-26 · KONSTRUKSI . REALITAS SOSIAL TERHADAP . ISU

27

kemudian dikembangkan lebih jauh oleh Goffman pada1974, yang

mengandaikan frame sebagai kepingan-kepingan perilaku (strips of

behavior) yang membimbing individu dalam membaca realitas.31

Terdapat banayk definisi mengenai Framing yang

dikemukakan oleh para ahli. Todd Gitlin32

( mendefinisikan

Framing sebagai: “strategi bagaimana realitas atau dunia dibentuk

dan disederhanakan sedemikian rupa untuk ditampilkan kepada

khalayak pembaca. Peristiwa-peristiwa ditampilkan dalam

pemberitaan agar tampak menonjol dan menarik perhatian

khalayak.Itu dilakukan dengan seleksi, pengulangan, penekanan,

dan persentasi aspek tertentu dari realitas”.

Menurut Gitlin, frame adalah bagaian yang pasti hadir

dalam praktik jurnalistik. Dengan farme, jurnalis memproses

berbagai informasi yang tersedia dengan jalan mengemas

sedemikian rupa dalam kategori kognitif tertentu dan disampaikan

kepada khalayak.33

Robert N. Entman34

memberikan definisi mengenai

Framing, yakni: “Proses seleksi dari berbagai aspek realitas

sehingga bagian tertentu dari peristiwa itu lebih menonjol

dibandingkan aspek lain. Ia juga menyertakan penempatan

31

Alex Sobur, Analisis Teks Media: Suatu Pengantar Untuk Analisis Wacana, Analisis

Semiotik, dan Analisis Framing (Bandung: PT Remaja Rosdakarya, 2006),h.162,cet. IV. 32

Todd Gitlin dalam Darwis, Analisis Framing Konstruksi Berita Ahmadiyah di Surat

Kabar Republika, Skripsi S1, FIDKOM, UIN, Jakarta, 2008 33

Ibid 34

Ibid

 

Page 42: KONSTRUKSI REALITAS SOSIAL TERHADAP ISU KONFLIK SYIAH …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/41609... · 2018-09-26 · KONSTRUKSI . REALITAS SOSIAL TERHADAP . ISU

28

informasi-informasi dalam konteks yang khas sehingga sisi tertentu

mendapatkan alokasi lebih besar dari pada sisi yang lain”.

Sementara itu, G. J. Aditjondro35

mendefinisikan Framing

sebagai: “Metode penyajian realitas dimana kebenaran tentang

suatu kejadian tidak diingkari secara total, melainkan dibelokkan

secara halus, dengan memberikan sorotan terhadap aspek-aspek

tertentu saja, dengan menggunakan istilah-istilah yang punya

konotasi tertentu, dan dengan bantuan foto, karikatur, dan alat

ilustrasi lainnya”.

Pada dasarnya, framing adalah metode untuk melihat cara

berita (story telling) media atas peristiwa, cara bercerita itu

tergambar pada “cara melihat” terhadap realitas yang dijadikan

berita. “cara melihat” ini berpengaruh pada hasil akhir dari

konstruksi realitas. Analisis Framing adalah analisa yang dipakai

untuk melihat bagaimana peristiwa dipahami dan dibingkai oleh

media.36

Frame berita timbul dalam dua level.37

Pertama, konsepsi

mental yang digunakan untuk memproses informasi dan sebagai

karakteristik dari teks berita.Kedua, perangkat sepsifik dari narasi

berita yang dipakai untuk membangun pengertian mengenai

35

Ibid 36

Alex Sobur, Analisis Teks Media: Suatu Pengantar Untuk Analisis Wacana, Analisis

Semiotik, dan Analisis Framing...,h. 10.

37

Eriyanto, Analisis Framing: Konstruksi, Ideologi, dan Politik Media....,h. 68.

 

Page 43: KONSTRUKSI REALITAS SOSIAL TERHADAP ISU KONFLIK SYIAH …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/41609... · 2018-09-26 · KONSTRUKSI . REALITAS SOSIAL TERHADAP . ISU

29

peristiwa, Frame berita dibentuk dari kata kunci, metafora,

konsep.Simbol, citra yang ada dalam narasi berita.

Analisis Framing merupakan versi terbaru dari pendekatan

analisis wacana, khususnya untuk menganalisis teks media.Analisis

ini mencermati strategi seleksi, penonjolan, dan pertautan fakta ke

dalam berita agar lebih bermakna, lebih menarik, lebih berarti atau

lebih diingat, untuk menggiring interpretasi khalayak sesuai

persfektifnya.

Dengan kata lain, “Framing adalah pendekatan untuk

mengetahui bagaimana persfektif atau cara pandang yang

digunakan oleh wartawan ketika menyeleksi isu dan menulis

berita”. Cara pandang atau persfektif itu pada akhirnya menentukan

fakta apa yang diambil, bagian mana yang ditonjolkan dan

dihilangkan, serta hendak dibawa kemana berita tersebut.

Berita yang muncul di media seringkali diandaikan sebagai

suatu kebenaran yang faktual karena harus berdasarkan

fakta.Padahal, setiap media mengemas (Framing) realitas suatu

peristiwa, tidak terlepas dari bias-bias kepentingan yang dianut

media tersebut.Baik yang berkaitan dengan ideologi, politik,

ekonomi, sosial, budaya bahkan agama.Tidak satupun media yang

memiliki sikap indenpendensi dan objektifitas yang absolut.38

38

Alex Sobur, Analisis Teks Media: Suatu Pengantar Untuk Analisis Wacana, Analisis

Semiotik, dan Analisis Framing....,h. V.

 

Page 44: KONSTRUKSI REALITAS SOSIAL TERHADAP ISU KONFLIK SYIAH …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/41609... · 2018-09-26 · KONSTRUKSI . REALITAS SOSIAL TERHADAP . ISU

30

Gans, Shomaker dan Reeses39

seperti dikutip Darmanto,

menyarankan paling sedikit harus ada tiga pengaruh potensial

dalam memframing berita, yaitu:

a. Faktor Pertama, yaitu pengaruh wartawan. Wartawan akan lebih

sering membuat konstruksi analisis untuk membuat perasaan

memiliki akan kedatangan informasi. Wartawan dalam menulis

dipengaruhi oleh variabel-variabel seperti ideologi, perilaku,

norma-norma profesional dan akhirnya lebih mencirikan jalan

wartawan dalam penulisan berita sebagai mengulas berita.

b. Faktor Kedua, yang mempengaruhi penulisan berita adalah

pemilihan pendekatan yang digunakan wartawan dalam

penulisan berita sebagai konsekuensi dari tipe dan orientasi

politik atau yang disebut ”rutinitas organisasi”.

c. Faktor Ketiga, yaitu pengaruh dari sumber-sumber eksternal

misalnya, aktor politik dan otoritas.

Eriyanto menyebutkan ada dua dimensi yang mempengaruhi

konsep Framing, yaitu:40

a. Dimensi Psikologis, Framing adalah upaya atau strategi

wartawan untuk menekankan dan membuat pesan menjadi

bermakna, lebih mencolok dan diperhatikan publik. Secara

psikologis, orang cenderung menyederhanakan realitas dan

39

Darmanto, Makalah: Membongkar Ideologi di Balik Penulisan Berita dengan Analisa

Faraming (T.tp: Universitas Brawijaya-Fakultas Teknik Jurusan Teknik Mesin, 2004),h.3.

40Eriyanto, Analisis Framing: Konstruksi, Ideologi, dan Politik Media....,h. 71-80.

 

Page 45: KONSTRUKSI REALITAS SOSIAL TERHADAP ISU KONFLIK SYIAH …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/41609... · 2018-09-26 · KONSTRUKSI . REALITAS SOSIAL TERHADAP . ISU

31

dunia yang kompleks bukan hanya agar lebih sederhana dan

dapat dipahami, tetapi juga agar lebih mempunyai

persfektif/dimensi tertentu, karenanya realitas yang sama bisa

jadi digambarkan secara berbeda oleh orang yang berbeda

karena mempunyai pandangan atau persfektif yang berbeda

pula.

b. Dimensi Sosiologis, pada level ini frame dilihat terutama untuk

menjelaskan bagaimana organisasi dari ruang berita dan

pembuat berita membentuk berita secara berasama-sama. Berita

adalah produk dari intistusi lainnya. Berita adalah produk dari

profesionalisme yang menentukan bagaimana peristiwa setiap

hari dibentuk dan dikonstruk.

Dalam praktiknya framing dijalankan oleh media dengan

menyeleksi isu tertentu dan mengabaikan isu lain dan menonjolkan

aspek dari isu tersebut dengan menggunakan berbagai strategi

wacana pengulangan, pemakaian gambar untuk mendukung dan

memperkuat penonjolan, pemakaian label tertentu ketika

menggambarkan seseorang atau peristiwa yang diberitakan,

saosiasi terhadap simbol budaya , generalisasi, simplifikasi dll.

Semua aspek itu dipakai untuk membuat dimensi tertentu dari

konstruksi berita bermakna dan diingat oleh khalayak.

Media harus melihat dua aspek penting dalam mem-

framing sebuah berita, yang menjadi dasar bagaimanasebuah

 

Page 46: KONSTRUKSI REALITAS SOSIAL TERHADAP ISU KONFLIK SYIAH …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/41609... · 2018-09-26 · KONSTRUKSI . REALITAS SOSIAL TERHADAP . ISU

32

realitas dari peristiwa itu dibangun dan akhirnya ditulis sesuai

denganframe/bingkai yang dianutnya, seperti yang dijelaskan oleh

Eriyanto sebagai berikut:41

a. Memilih fakta/realitas, fakta dipilih berdasarkan asumsi bahwa

tidak mungkin melihat peristiwa tanpa persfektif. Dalam melihat

fakta selalu terkandung dua kemungkina; apa yang dipilih

(included) dan apa yang dibuang (exluded). Bagian aman yang

ditekankan dalam realitas, bagaimana dari realitas yang

diberitakan dan bagaimana yang tidak diberitakan. Penekanan

aspek tertentu itu dilakukan dengan memilih angle tertentu,

memilih fakta tertentu dan melupakan fakta yang lain hingga

peristiwa itu dilihat dari sisi tertentu, akibatnya bisa jadi

berbeda antar satu media dengan media yang lain.

b. Menulis fakta, berhubungan dengan bagaimana fakta yang

dipilih itu disajikan kepada khalayak. Gagasan itu diungkapkan

dengan kata, kalimat dan proposisi apa dengan bantuan

aksentuasi foto dan gambaran apa dan sebagainya. Bagaimana

fakta yang dipilih ditekankan dengan pemakaian perangkat

tertentu seperti: penempatan yang mencolok (headline, bagian

belakang) pengulangan. Label tertentu ketika menggambarkan

orang/peristiwa yang diberitakan, asosiasi terhadap simbol

budaya, generalisasi, simplifikasi dan pemakaian kata yang

41

Eriyanto, Analisis Framing: Konstruksi, Ideologi, dan Politik Media....,h. 69-70.

 

Page 47: KONSTRUKSI REALITAS SOSIAL TERHADAP ISU KONFLIK SYIAH …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/41609... · 2018-09-26 · KONSTRUKSI . REALITAS SOSIAL TERHADAP . ISU

33

mencolok, gambar dan sebagainya. Elemen penulisan fakta ini

berhubungan dengan penonjolan realitas.

Entman melihat Framing dalam dua dimensi dasar : seleksi

isu dan penekanan atau penonjolan aspek-aspek tertentu dari

realitas/isu. Penonjolan adalah proses membuat informasi menjadi

lebih bermakna , lebih menarik, berarti, atau lebih diingat oleh

khalayak. Realitas yang disajikan secara menonjol atau mencolok

mempunyai kemungkinan lebih besar untuk diperhatikan dan

mempengaruhi khalayak dalam memahami suatu realitas.42

Tabel 1.1

Dimensi Framing Model Robert N. Entman

Seleksi Isu

Aspek ini berhubungan dengan

pemilihan fakta.dari realitas yang

kompleks dan beragam itu, aspek mana

yang diseleksi untuk ditampilkan? Dari

proses ini selalu terkandung di

dalamnya ada bagian berita yang

dimasukkan (Iinclude), tetapi ada juga

berita yang dikeluarkan (exlude). Tidak

semua aspek atau bagian isu

ditampilkan, wartawan memilih aspek

tertentu dari suatu isu.

42Eriyanto, Analisis Framing: Konstruksi, Ideologi, dan Politik Media...,h.186.

 

Page 48: KONSTRUKSI REALITAS SOSIAL TERHADAP ISU KONFLIK SYIAH …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/41609... · 2018-09-26 · KONSTRUKSI . REALITAS SOSIAL TERHADAP . ISU

34

Penonjolan Aspek Tertentu

dari Isu

Aspek ini berhubungan dengan

penulisan fakta. Ketika aspek tertentu

dari suatu peristiwa/isu tersebut telah

dipilih, bagaimana aspek tersebut

ditulis? Hal ini sangat berkaitan dengan

pemakaian kata, kalimat, gambar, dan

citra tertentu untuk ditampilkan kepada

khalayak.

Dalam praktiknya, Framing dijalankan oleh media dengan

menyeleksi isu tertentu dan mengabaikan isu yang lain; dan

menonjolkan aspek dari isu tersebut dengan menggunakan berbagai

strategi wacana-penempatan yang mencolok (menempatkan di

Headline depan atau bagian belakang), pengulangan pemakaian grafis

untuk mendukung dan memperkuat penojolan, pemakaian label

tertentu ketika menggambarkan orang/peristiwa yang diberitakan,

asosiasi terhadap simbol budaya, generalisasi, simplifikasi, dan lain-

lain.

Semua aspek itu dipakai untuk membuat dimensi tertentu dari

konstruksi berita menjadi bernmakna dan diingat oleh khalayak. Cara

pandang atau persfektif itu pada akhirnya menentukan fakta apa yang

diambil, apayang akanditonjolkan dan dihilangkan dan hendak

dibawa kemana berita tersebut.

 

Page 49: KONSTRUKSI REALITAS SOSIAL TERHADAP ISU KONFLIK SYIAH …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/41609... · 2018-09-26 · KONSTRUKSI . REALITAS SOSIAL TERHADAP . ISU

35

Tabel 1.2

Konsep Framing Model Robert N. Entman

Define Problems

(Pendefinisian Masalah)

Bagaimana suatu peristiwa/isu dilihat?

Sebagai apa? Atau sebagai masalah

apa?

Diagnoses Causes

(memperkirakan masalah

atau sumber masalah)

Peristiwa itu disebabkan oleh apa? Apa

peristiwa yang dianggap sebagai

penyebab dari suatu masalah? Siapa

(aktor) yang dianggap sebagai penyebab

masalah?

Make Moral Judgement

(membuat keputusan

moral)

Nilai moral apa yang disajikan untuk

menjelaskan masalah? Nilai moral apa

yang dipakai untuk melegitimasi atau

mendelgitimasi suatu tindakan?

Treatmen

Recommendation

(menekankan

penyelesaian)

Penyelesaian apa yang ditawarkan

untuk mengatasi masalah/isu? Jalan apa

yang ditawarkan dan harus ditempuh

untuk mengatasi masalah?

Menurut konsepsi Entman43

, Framing pada dasarnya

merujukpada pemberian definisi, penjelasan, evaluasi, dan

43

Ibid

 

Page 50: KONSTRUKSI REALITAS SOSIAL TERHADAP ISU KONFLIK SYIAH …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/41609... · 2018-09-26 · KONSTRUKSI . REALITAS SOSIAL TERHADAP . ISU

36

rekomendasi dalam suatu wacanauntuk menekankan kerangka

berpikir tertentu terhadap peristiwa yang diwacanakan.

Define Problems (pendefinisian maslah) adalah elemen

yang pertamakali dapat kita lihat mengenai Framing. Elemen ini

merupakan master frame/bingkai yang paling utama. Ia menekankan

bagaimana peristiwa dipahami oleh wartawan ketika terjadi

peristiwa, bagaimana peristiwa atau isu tersebutdipahami. Peristiwa

yang sama dapat dipahami secara berbeda. Dan dibingkai yang

berbeda ini akan menyebabkan realitas bentukan yang berbeda pula.

Diagnoses causes (memperkirakan penyebab masalah),

merupakan elemen framing untuk membingkai siapa yang dianggap

sebagai aktor dari suatu peristiwa. Penyebab disini bisa berarti apa

(what), tapi bisa juga berarti siapa (who). Bagaimana peristiwa

dipahami, tentu saja tergantungapa dan siapa yang dianggap sebagai

sumber masalah. Karena itu, jika masalah-masalah yang dipahami

berbeda, maka penyebab masalah secara tidak langsung akan

dipahami secara berbeda pula.

Make Moral Judgement (membuat pilihan moral) adalah

elemen Framing yang dipakai untuk membenarkan atau memberi

argumentasi pada pendefinisian masalah yang sudah dibuat. Ketika

masalah sudah didefinisikan dan penyebanya sudah ditentukan,

dibutuhkan sebuah argumentasi yang kuat untuk mendukung

 

Page 51: KONSTRUKSI REALITAS SOSIAL TERHADAP ISU KONFLIK SYIAH …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/41609... · 2018-09-26 · KONSTRUKSI . REALITAS SOSIAL TERHADAP . ISU

37

gagasan tersebut.Gagasan yang dikutip berhubungan dengan sesuatu

yang familiar dan dikenal oleh khalayak.

Elemen lainnya adalah Treatment Recommendation

(menekankan penyelesaiannya). Elemen ini dipakai untuk menilai

apa yang dikehendaki wartawan. Jalan apa yang dipilih untuk

menyelesaikan masalah. Penyelesaian itu tentu saja sangat

bergantung pada bagaimana peristiwa itu dilihat dan siapa yang

dipandang sebagai penyebab masalah.44

Konsepsi mengenai Framing dari Entman tersebut

menggambarkan secara luas bagaiman peristiwa dimaknai dan

ditandakan oleh wartawan.Ada dua konsep framing yang saling

berkaitan, yaitu konsep psikologis dan sosiologis yaitu :

1. Dalam konsep psikologis, framing dilihat sebagai penempatan

informasi dalam suatu konteks khusus dan menempatkan elemen

tertentu dari suatu isu dengan penempatan lebih menonjol dalam

kognisi seseorang. Elemen-elemen yang diseleksi itu menjadi

lebih penting dalam mempengaruhi pertimbangan seseorang saat

membuat keputusan tentang realitas.

2. Sedangkan konsep sosiologis framing dipahami sebagai proses

bagaimana seseorang mengklasifikasikan, mengorganisasikan dan

menafsirkan pengalaman sosialnya untuk mengerti dirinya dan

44

Ibid.,h.186-191.

 

Page 52: KONSTRUKSI REALITAS SOSIAL TERHADAP ISU KONFLIK SYIAH …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/41609... · 2018-09-26 · KONSTRUKSI . REALITAS SOSIAL TERHADAP . ISU

38

realitas diluar dirinya Dalam Zhondhang Pan Dan Gerald M

Kosicki, kedua konsep tersebut diintegrasikan.

Secara umum konsepsi psikologis melihat frame sebagai

persoalan internal pikiran seseorang, dan konsepsi sosiologis melihat

frame dari sisi lingkungan sosial yang dikontruksi seseorang. Dalam

model ini, perangkat framing yang digunakan dibagi dalam empat

struktur besar, yaitu sintaksis (penyusunan peristiwa dalam bentuk

susunan umum berita), struktur skrip (bagaimana wartawan

menceritakan peristiwa ke dalam berita), struktur tematik (bagaimana

wartawan mengungkapkan pandangannya atas peristiwa ke dalam

proposisi, kalimat, atau antar hubungan hubungan kalimat yang

membentuk teks secara keseluruhan), dan struktur retoris

(bagaimanamenekankan arti tententu dalam berita).

3. Konflik Pada Media

Idealnya suatu berita yang baik adalah berita yang ditulis

berdasarkan fakta.Tidak dikotori oleh kepentingan segelintir orang

sehingga mendistorsi fakta tersebut. Namun dalam realita media

sebagai ruang publik kerap tidak bisa memerankan diri sebagai pihak

yang netral. Media senantiasa terlibat dengan upaya merekonstruksi

realitas sosial. Dengan berbagai alasan teknis, ekonomis, maupun

ideologis, media massa selalu terlibat dalam penyajian realitas yang

sudah diatur sedemikian rupa sehingga tidak mencerminkan realita

sesungguhnya.

 

Page 53: KONSTRUKSI REALITAS SOSIAL TERHADAP ISU KONFLIK SYIAH …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/41609... · 2018-09-26 · KONSTRUKSI . REALITAS SOSIAL TERHADAP . ISU

39

Keterbatasan ruang dan waktu juga turut mendukung kebiasaan

media untuk meringkaskan realitas berdasarkan “nilai berita”. Prinsip

berita yang berorientasi pada hal-hal yang menyimpang menyebabkan

liputan peristiwa jarang bersifat utuh, melainkan hanya mencakup hal-

hal yang menarik perhatian saja yang ditonjolkan.45

Liputan media masa dan laporan resmi pemerintah tentang

konflik umumnya juga sangat bias,tidak seimbang, dan tidak propor-

sional.Mereka cenderung hanya meliput fakta dan gejalakonflik

sebagai peristiwa penyimpangan atau kecelakaan biasa.

Selain hanya menonjolkanyang sensasional dan dramatis

kebanyakan konflik kekerasan hanya diliput sekalisebagai sebagai

peristiwa sepotong-potong terlepas dari peristiwa konflik secara

lengkap.Konflik seolah-olah hanya dilihat sebagai perititwa

kecelakaan yang tragis, kesalahan proseduratau efek samping dari

suatu kebijakan, bukannya sebagai peristiwa sengaja yang

secarasistematis melekat dalam bekerjanya suatu sistem politik,

sebagai suatu gejala yang memilikibanyak aspek dan dimensi, dan

punya akar penyebab dan pola tertentu yang bisa dicegah dandiatasi.

Kalevi J. Holsti46

mengatakan bahwa konflik timbul akibat

ketidaksamaan posisi atau suatu isu, adanya tingkah laku suatu

permusuhan, serta diperkuat oleh aksi-aksi militer antara pihak-pihak

yang bertikai.

45http://www.esaunggul.ac.id/article/konflik-dalam-pemberitaan-media-massa/

46J. Holsti, Konstruksi Realitas Politik Dalam Media Massa: Sebuah Studi Critical

Discourse Analysis terhadap Berita-Berita Politik, Jakarta, Granit, 2007,h.12.

 

Page 54: KONSTRUKSI REALITAS SOSIAL TERHADAP ISU KONFLIK SYIAH …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/41609... · 2018-09-26 · KONSTRUKSI . REALITAS SOSIAL TERHADAP . ISU

40

Sementara Louise Kriesberg47

mendefinisikan konflik sebagai

sebuah situasi dimana dua atau lebih pihak mempercayai

mempercayai bahwa mereka mempunyai tujuan yang berbeda (a

conflict is asituation in which two or more parties, or their

representative, belives they have incompatible objective).

Secara sempit, konflik memiliki pengertian perilaku

(behavior) atau aksi (action) yang tidak bersahabat antara pihak-pihak

yang bertikai.48

Dengan pengertian seperti ini, dapat disimpulkan

bahwa konflik berakhir bila perilaku demikian juga berakhir.Namun

pendapat ini masih bisa dipertanyakan, karena penghentian perilaku

tidak bersahabat tidak selalu berarti selesainya konflik. Genjatan

senjata, penghentian pernyataan verbal yang offensif

(propaganda/hasutan), mobilisasi, petisi, demonstrasi, boikot, dan

sanksi, hanya merupakan indikasi kearah penyelesaian konflik.

Namun dengan demikian perlu ditarik batasan antara perilaku tidak

bersahabat yang dimaksud dalam konflik, yaitu kekerasan

politik/militer (politic/military violance), dengan kejahatan biasa oleh

individu atau kelompok (sheer banditary, mutinies and other form of

collective violance).49

Dalam sebuah negara yang tingkat kedewasaan politiknya masih

rendah, perbedaan kepentingan dan artikulasi politik menjadi rawan

47

Louis Kriesberg, The Sociology of social Conflict, New York, Prantice Hall, 1973,h.65.

48Peter Wallensteen, Understanding Conflict Resolution: war, Peace, and the Global

System, London, Sage Publiction, 1997,h. 13.

49

Ibid.,h.25.

 

Page 55: KONSTRUKSI REALITAS SOSIAL TERHADAP ISU KONFLIK SYIAH …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/41609... · 2018-09-26 · KONSTRUKSI . REALITAS SOSIAL TERHADAP . ISU

41

konflik.Masyarakat belum terbiasa menghargai perbedaan dan

keberagaman pandangan politik,dan tingkat toleransi terhadap

perbedaan tadi masih sangat rendah.Maka minimnya toleransi ini yang

pada nantinya menjadi pemicu berbagai peristiwa konflik yang terjadi

di dalam masyarakat.

Jurnalisme konvensional menjadikan konflik sebagai tumpuan

nilai berita. Seluruh fakta sosial yang dilihat dari perspektif konflik,

memiliki nilai tinggi dalam standar kelayakan berita (news-

worthiness).Dari sini pula lahir kaidah yang paling dijunjung dalam

etika jurnalisme, yaitu asas ketidakberpihakan (impartiality) yang

mengandung aspek keseimbangan dan netralitas.

Konflik adalah sesuatu yang alamiah, ketika terjadi sesuatu

yang tidak sejalan, baik pemikiran, dan segala sesuatu yang dianggap

tabu oleh masyarakat. Dalam kondisi ini, sejatinya musyawarah

menjadi solusi dalam menyelesaikan masalah.Di sinilah letak sikap

belajar untuk saling menghargai, memahami berbagai macam

perbedaan yang ada. Belajar menjadi manusia yang bijak,

menyelesaikan segala sesuatu dengan kepala dingin, dan sikap saling

menghargai perbedaan yang ada.

Dalam perspektif konflik, fakta adalah interaksi dua pihak yang

berbeda kepentingan dalam ruang sosial.Di sini fakta hanya

menyajikan dua pihak yang bertentangan dan saling

berhadapan.Dinamika konflik seperti ini pada dasarnya dapat dilihat

 

Page 56: KONSTRUKSI REALITAS SOSIAL TERHADAP ISU KONFLIK SYIAH …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/41609... · 2018-09-26 · KONSTRUKSI . REALITAS SOSIAL TERHADAP . ISU

42

sebagai upaya satu pihak mengalahkan pihak yang lainnya.Posisi

media masa dalam konteks ini idealnya tidak terlibat dan tidak ambil

bagian dalam konflik tersebut.Profesionalitas media dapat terlihat

ketika dia bersikap netral dalam pemberitaan konflik dan kekerasan

bahkan dalam ranah yang politis sekalipun.

Ketika media massa dianggap sebagai refleksi kenyataan, maka

wajah dari masyarakat Indonesia adalah wajah yang penuh dengan

konflik dan kekerasan, sehigga konflik seakan-akan merupakan

fenomena yang hadir dalam keseharian masyarakat Indonesia.

Berita bernuansa konflik merupakan berita yang sering

disajikan.Berita konflik menjadi informasi yang paling disenangi

konsumen media.Ketika terjadi konflik, media perlu menjadikan

konflik tersebut sebagai prioritas, sehingga konflik mendapat tempat

yang menonjol di media cetak ataupun media elektronik, bukan karena

nilai jualnya, namun karena dengan begitu, masyarakat menyadari

adanya persoalan yang harus diselesaikan.

Melihat peran media sebagai penyaji fakta, media seharusnya

tidak menyajikan konflik dan penindasan hak asasi manusia (HAM)

sebagai rangkaian yang terpisah-pisah.Masyarakat sering lupa bahwa

dalam konflik ada manusia biasa yang tidak memiliki kepentingan

apa-apa justru menjadi korban.

Oleh karena itu, wartawan mempunyai tanggung jawab untuk

menyampaikan berita kebenaran berdasarkan fakta yang ada dan

 

Page 57: KONSTRUKSI REALITAS SOSIAL TERHADAP ISU KONFLIK SYIAH …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/41609... · 2018-09-26 · KONSTRUKSI . REALITAS SOSIAL TERHADAP . ISU

43

bertolak pada kepeentingan masyarakat, bukan kepentingan media

agar perdamaian diantara masyarakat tetap terjaga.

Andreas Harsono50

mengungkapkan, “seorang wartawan harus

mendahulukan jurnalisme dari segala kepentingan.Agamanya,

kewarganegaraannya, kebangsaannya, ideologinya, latar belakang

sosial, etnik, suku dan sebagainya, harus dia tinggalkan di rumah

begitu dia keluar dari pintu rumah dan jadi wartawan”.Maksud dari

pernyataan tersebut adalah penting untuk menjamin penyajian berita

yang berimbang. Dia mencontohkan, ketika meliput konflik agama,

wartawan yang terbawa dengan agamanya tentu akan menyajikan

berita yang memihak kepada agamanya tersebut. Publik akhirnya

tidak mendapatkan informasi yang berimbang.

Kegiatan jurnalisme bukan hanya pada kegiatan penulisan,

tetapi juga berkaitan dengan pemilihan fakta-fakta yang akandijadikan

informasi. Salah satu kekuatan pers adalah melakukan pembingkaian (

framing), teknik pengemasan fakta, penggambaran fakta, dan

pemilihan angle. Dengan kemampuan seperti itu, pers mempunyai

potensi untuk meredam konflik. Namun disisi lain, kekuatan

membingkai fakta dengan mengemas sedemikian rupa, juga dapat

menyebabkan pecahnya konflik.

Untuk peliputan konflik yang berbau SARA harus

mempertimbangkan posisi sebagai pekerja pers yang menjadi penyaji

50

Andreas Harsono dalamhttp://jurnalmussoffa.comWawartawan, jurnalisme dan

kepentingan diakses pada 18 Desember 2012

 

Page 58: KONSTRUKSI REALITAS SOSIAL TERHADAP ISU KONFLIK SYIAH …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/41609... · 2018-09-26 · KONSTRUKSI . REALITAS SOSIAL TERHADAP . ISU

44

dan peredam masalah.Keberpihakan tidak membenarkan pemberitaan

yang tidak benar dan akurat.Jurnalis tidak bisa menjadi sumber yang

menyebarkan kabar bohong atau membangun kesan yang

menyesatkan.Selain itu,kepentingan-kepentingan yang menekan

wartawan dalam produksi beritan begitu kuat. Maka,sebaiknya

wartawan mempertimbangkan nurani sebagai keputusan terakhir. Hati

nurani membawa kepada fakta yang diyakini benar.

Sebenarnya media massa memiliki dua pilihan tujuan ketika

memuat berita, yaitu untuk memenuhi tujuan politik keredaksian

media itu sendiri atau memenui kebutuhan khalayak pembacanya.

Media masa yang mementingkan tercapainya tujuan ekonomis

biasanya akan memilih berita yang bernilai jual tinggi.

Satu sisi ada media masa yang menginginkan agar informasi

yang disampaikan bermanfaat bagi pembaca, sehingga media tersebut

akan memuat berita-berita yang berguna bagi khalayak. Ada pula

media masa yang menganggap informasi hanya sebagai alat untuk

mencapai tujuan ideologis. Informasi disampaikan untuk

mempengaruhi dan membujuk khalayak agar berbuat dan bersikap

sesuai dengan tujuan ideologis yang hendak dicapai oleh media masa

tersebut.

Tak dapat dipungkiri bahwa setiap media pasti mempunyai

ideologinya masing-masing. Hal ini tentu saja dipengaruhi oleh

berbagai faktor yang ada disekitarnya. Dengan menggunakan

 

Page 59: KONSTRUKSI REALITAS SOSIAL TERHADAP ISU KONFLIK SYIAH …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/41609... · 2018-09-26 · KONSTRUKSI . REALITAS SOSIAL TERHADAP . ISU

45

ideologinya sendiri-sendiri dalam mengemas dan menyampaikan

berita ternyata berpengaruh sangat besar bagi khalayaknya. Masing-

masing media dengan ideologi institusinya mampu mengemas suatu

peristiwa menjadi realitas baru untuk dikonsumsi khalayak

pembacanya.

4. Ideologi Media

Secara umum dapat dikatakan bahwa ideologi memiliki dua

pengertian yang berbeda. Pengertian dalam tataran positif menyatakan

bahwa ideologi dipersepsikan sebagai realitas pandangan dunia (world

view, welltanschaung) yang menyatakan nilai sistem kelompok atau

komunitas sosial tertentu untuk melegitimasikan kepentingannya.

Sementara pengertian dalam tataran negatif menyatakan bahwa

ideologi dipersepsikan sebagai realitas kesadaran palsu. Dalam arti

bahwa ideologi merupakan sarana manipulatif dan deceptive

pemahaman manusia terhadap realitas sosial.51

Ada sejumlah definisi terkait ideologi. Raymond Williams52

menemukan tiga penggunaan utama. Pertama, suatu sistem keyakinan

yang menandai kelompok atau kelas tertentu.Kedua, ideologi

merupakan suatu sistem keyakinan ilusioner-gagasan palsu- yang bisa

dikontraskan dengan pengetahuan sejati atau pengetahuan ilmiah.

51

Karl Manheim, Ideologi and Utopia An introduction to the sociologi of

knowledge,(London, Rouledge, 1979),h. 24. 52

Raymond William dalam Haroni Kerelawanan dalam Televisi Indonesia. Jakarta:FISIP

UI, 2009.

 

Page 60: KONSTRUKSI REALITAS SOSIAL TERHADAP ISU KONFLIK SYIAH …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/41609... · 2018-09-26 · KONSTRUKSI . REALITAS SOSIAL TERHADAP . ISU

46

Ketiga, ideologi seringkali digunakan untuk sebuah proses umum

produksi makan dan gagasan.

Dalam perkembangan ilmu sosial, terminologi ideologi

mengalami banyak pemaknaan. Tapi secara ringkas, ideologi juga

dapat dilihat dalam tiga ranah acuan pokok:

Pertama, ideologi sebagai realitas yang bermakna

netral.Artinya, ideologi dimaknai sebagai keseluruhan sistem berpikir,

nilai dan sikap dasar rohani suatu kelompok sosial dan komunitas

kebudayaan tertentu.

Kedua, ideologi sebagai sebuah kesadaran palsu (false

consciousness).Pengertian ideologi sebagai sebuah kesadaran palsu

menyatakan bahwa ideologi merupakan sistem berfikir yang sudah

terdistorsi, baik secara sengaja maupun tidak disengaja.Ideologi dalam

pengertian ini adalah sarana kelas atau kelompok sosial tertentu untuk

mensahkan atau melegitimasikan asal sumber dan praksis kekuasaan

secara tidak wajar. Dalam pengertian ini, makna ideologi justeru

bernilai negatif.Artinya ideologi merupakan perangkat claim yang

tidak wajar atau sebuah teori yang tidak berorientasi pada nilai

kebenaran (meskipun kategori kebenaran sangat bernilai relatif),

melainkan sudah mengambil sikap berpihak pada kepentingan

tertentu.Objektifitaskebenaran merupakan jalinan dan rangkaian

kenbenaran subjektif yang disepakati bersama sebagai kebenaran

objektif.

 

Page 61: KONSTRUKSI REALITAS SOSIAL TERHADAP ISU KONFLIK SYIAH …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/41609... · 2018-09-26 · KONSTRUKSI . REALITAS SOSIAL TERHADAP . ISU

47

Ketiga, ideologi sebagai sistem keyakinan yang tidak

rasional. Artinya, bahwa ideologi hanya sekedar rangkaian sistem

kepercayaan dan keyakinan subjektif (believe system).

Konsekuensinya adalah ideologi tidak membuka kemungkinan

pertanggung jawaban rasional dan objektif.53

Ideologi berkaitan dengan konsep seperti “pandangan dunia”,

sistem kepercayaan, dan nilai-nilai, namun ruang lingkup ideologi

lebih luas daripada konsep-konsep tersebut. Ideologi tidak hanya

berkaitan dengan kepercayaan yang terkandung mengenai dunia, tapi

juga cara yang mendasari definisi dunia. Oleh sebab itu, ideologi tidak

hanya tentang politik.Ideologi memiliki cakupan yang lebih luas lagi

dan mengandung makna konotasi.54

Ideologi merupakan sarana yang digunakan untuk ide-ide

kelas yang berkuasa sehingga bisa diterima oleh keseluruhan

masyarakat sebagai sesuatu yang alami dan wajar.55

Menurut Antonio Gramsci56

mengenai hegemoni media masa

adalah alat yang digunakan elit berkuasa untuk “melestarikan

kekuasaan, kekayaan, dan status mereka (dengan mempopulerkan)

falsafah, kebudayaan dan moralitas mereka sendiri.57

Di satu

53

Franz Magnis Suseno, Filsafat Sebagai Ilmu Kritis, Jakarta, Kanisius, 1992,h. 230-231.

54

Ulul Azmi, “Konstruksi Realitas Islam Di Media Massa: Analisis framing; Konflik

Palestina Israel Di Harian Kompas Dan Republika,” (skripsi S 1 Fakultas Dakwah Dan

Komunikasi, Universitas Islam Negeri Jakarta,2008).

55

John Fiske, Cultural and Communication Stidiest, Sebuah Pengantar paling

Komprehensif, Jalan Sutera,h. 239. 56

James Lull, Media Komunikasi Kebudayaan: Suatu Pendekatan, Jakarta, Global,

1998,h.34

 

Page 62: KONSTRUKSI REALITAS SOSIAL TERHADAP ISU KONFLIK SYIAH …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/41609... · 2018-09-26 · KONSTRUKSI . REALITAS SOSIAL TERHADAP . ISU

48

pihakmedia masa merupakan sebuah medium penyampai informasi

dan dipihak lain media masa dapat pula dijadikan sebagai alat

penyebar luasan ideologi golongan tertentu. Oleh karena itu, media

mssa seringkalimemiliki kepentingan tertentu.

Kekuatan yang bermain di dalam dan di luar media diyakini

memiliki pengaruh terhadap proses komunikasi yang dilakukan media

masa tersebut. Dalam beberapa kasus, pemberitaan media melibatkan

dominasi kelompok-kelompok dominan. Sebagai medium

penyampaian pesan, media memang tidak bisa bersifat netral.Begitu

pula pesan-pesan yang terkandung di dalamnya juga tidak bisa

dikatakan bebas nilai karena pesan-pesan tersebut mengandung

makna-makna tertentu dan seringkali mengandung pesan yang sarat

dengan muatan ideologis.

Teori-teori klasik ideologi diantaranya mengatakan bahwa

ideologi dibangun oleh kelompok yang dominan dengan tujauan untuk

memproduksi dan melegitimasi dominasi mereka.58

Pengaruh media

masa yang begitu besar terhadap masyarakat membuat media masa

dijadikan alat oleh kelompok-kelompok tertentu dalam

mengomunikasikan ideologi-ideologi demi kepentingan mereka.

Shoemaker dan Reese59

melihat ideologi sebagai salah satu

faktor yang dapat memengaruhi isi media.Ideologi diartikan sebagai

58

Eriyanto, Analisis Wacana, Pengantar Analisis teks Media,h. 13. 59

Shoemacker dan Roses dalam Ulul Azmi, “Konstruksi Realitas Islam Di Media Massa:

Analisis framing; Konflik Palestina Israel Di Harian Kompas Dan Republika,” (skripsi S 1

Fakultas Dakwah Dan Komunikasi, Universitas Islam Negeri Jakarta,2008).

 

Page 63: KONSTRUKSI REALITAS SOSIAL TERHADAP ISU KONFLIK SYIAH …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/41609... · 2018-09-26 · KONSTRUKSI . REALITAS SOSIAL TERHADAP . ISU

49

suatu mekanisme simbolok yang berperan sebagai kekuatan pengikat

dalam masyarakat.Tingkat ideologi menekankan pada kepentingan

siapakah seluruh rutinitas dan organisasi media itu bekerja.

Hal ini tidak lepas dari unsur nilai, kepentingan dan kekuatan

atau kekuasaan apa yang ada dalam media tersebut. Kekuasaan

tersebut berusaha dijalankan dan disebarkan melalui media sehingga

media tidak lagi bersifat netral. Media bukanlah ranah netral dimana

berbagai kepentingan dan pemaknaan dari berbagai kelompok akan

mendapat perlakuan yang sama dan seimbang.60

Dari pernyataan tersebut terlihat bahwa media seringkali

dijadikan alat oleh kelompok pemegang kekuasaan dan kekuatan

dalam masyarakat. Nilai yang dianggap penting bagi pemegang

kekuasaan disebarkan melalui media, sehingga isi media

mencerminkan apa yang diinginkan oleh pemilik kekuasaan tersebut.

Ideologi bekerja melalui bahasa dan bahasa adalah medium

tindakan sosial.61

Dalam media massa, aspek-aspek ideologi dapat

dilihat dari bagaiman mereka menyampaikan pesan kepada

khalayaknya. Dalam hal ini pesan-pesan disampaikan melalui simbol-

simbol baik verbal maupun non verbal. Simbol-simbol itu dapat

mewakili ide, perasaan, pikiran serta ideologi.Ideologi secara verbal

dapat diamati dengan melihat pilihan bahasa dan struktur bahasa yang

dipakai.

60Agus Sudibyo, Politik Media dan Pertarungan Wacana,h. 55.

61

John b Thompson, Analisis Ideologi: Kritik Wacana Ideologi-Ideologi Dunia,

(Bandung, Remaja Rosdakarya, 2005),h. 19.

 

Page 64: KONSTRUKSI REALITAS SOSIAL TERHADAP ISU KONFLIK SYIAH …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/41609... · 2018-09-26 · KONSTRUKSI . REALITAS SOSIAL TERHADAP . ISU

50

Bahasa yang akan dipakai dalam media massa ditentukan

oleh awak media itu sendiri, dalam hal ini wartawan dan editor

memiliki pengaruh besar dalam menentukan pilihan dan struktur

bahasa. Wartawan dan editor memilik kewenangan untuk menentukan

pilihan kata yang akan dipergunakan. Wartawan memutuskan apa

yang akan ia beritakan, apa yang akan diliput dan apa yang harus

disembunyikan kepada khalayak.62

Proses-proses tersebut menunjukan adanya kegiatan

penyeleksian berita. Proses penyeleksian akan menentukan berita

yang akan dimuat selanjutnya, sehiingga untuk memproduksi sebuah

berita banyak pihak-pihak dan faktor-faktor yang terlibat dan bermain

di dalamnya.

Ketika masyarakat digiring oleh pemahaman tentang sesuatu,

maka sesungguhnya itu adalah sebuah ideologi yang ditentukan oleh

berbagai pengaruh yang seringkali sangat halus. Media sangat

pentingkarena mereka langsung menampilkan sebuah cara untuk

memandang realita. Meskipun media menggambarkan ideologi secara

eksplisit dan langsung, suara-suara menentang akan selalu ada sebagai

bagian dari perjuangan dialektis antara kelompok-kelompok

masyarakat.

Media tetap saja didominasi oleh ideologi penguasa dan oleh

sebab itu mereka menghadapi suara-suara yang menentang dari dalam

62

Bimo Nugroho, Eriyanto, Frans sudaris, Politik Media Mengemas Berita, (Jakarta: Arus

Stusi Informasi),h.21.

 

Page 65: KONSTRUKSI REALITAS SOSIAL TERHADAP ISU KONFLIK SYIAH …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/41609... · 2018-09-26 · KONSTRUKSI . REALITAS SOSIAL TERHADAP . ISU

51

kerangka ideologi yang dominan, yang memberikan pengaruh pada

pendefinisian kelompok-kelompok sebagai “batas”. Ironi dari

mediaadalah bahwa mereka menampilkan ilusi keberimbangan dan

obyektivitas. Sementara dalam kenyataannya mereka merupkan

instrumen yang jelas dari tatanan yang dominan.

Tak dapat dipungkiri bahwa setiap media pasti mempunyai

ideologi atau bisa disebut doktrin-doktrin tertentu yang dipegang erat

dalam menjalankan tugasnya. Hal ini tentu saja dipengaruhi oleh

berbagai faktor yang ada disekitarnya. Masing-masing media dengan

ideologi institusinya mampu mengemas suatu peristiwa menjadi

realitas baru untuk dikonsumsi khalayak pembacanya.

5. Bias Keberpihakan Pada Media

Menurut Tichenor63

dalam bukunya “Community Conflict and

the Press” bagaimanapun kecilnya sebuah kontroversi, jika diliput dan

diberitakan oleh media massa akan berubah menjadi konflik yang

lebih besar. Paling tidak keberadaannya akan memiliki

legitimasi.Tanpa media massa, konflik akan menjadi berita kecil yang

terbatas daya jangkaunya.

Lebih lanjut Tichenor menilai, efek psikologis pemberitaan

konflik jauh melebihi apa yang bisa dicapai oleh konflik itu sendiri.

Dalam konteks inilah media menjadi sarana percepatan sebuah topik

63

Thinechor dalam Iwan Awaluddin“Judul Artikel”http://bincangmedia.wordpress.com

tanggal akses 21 Desember 2012

 

Page 66: KONSTRUKSI REALITAS SOSIAL TERHADAP ISU KONFLIK SYIAH …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/41609... · 2018-09-26 · KONSTRUKSI . REALITAS SOSIAL TERHADAP . ISU

52

menuju kesadaran dan kepentingan masyarakat yang lebih tinggi dan

lebih luas64

Realitas media memberitakan konflik bukanlah persoalan

sederahana. Efek pemberitaan konflik melalui media massa memiliki

dua sisi ambivalen: mempertajam atau sebaliknya, mereduksi konflik.

Setidaknya ada tiga posisi media dalam memberitakan konflik.

Pertama, media sebagai issue intensifier: media berposisi

memunculkan konflik kemudian mempertajamnya. Dalam posisi ini,

media mengangkat realitas menjadi isu sehingga seluruh dimensi

konflik menjadi transparan.

Kedua, media sebagai conflict diminisher,yakni

menenggelamkan suatu isu atau konflik. Secara sengaja media

meniadakan isu tersebut, terutama bila menyangkut kepentingan

media bersangkutan, entah kepentingan ideologis atau pragmatis.

Ketiga, media berfungsi sebagai pengarah konflik (conflict

resolution), yakni menjadi mediator dengan menampilkan isu dari

berbagai perspektif serta mengarahkan pihak yang bertikai pada

penyelesaian konflik.Lewat pemberitaan di media, pihak yang terlibat

diharapkan memahami sudut pandang pihak lain, mengatasi prasangka

dan kecurigaan, serta mengevaluasi ulang sikap apriori yang semula

terbentuk.

64

Ibid

 

Page 67: KONSTRUKSI REALITAS SOSIAL TERHADAP ISU KONFLIK SYIAH …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/41609... · 2018-09-26 · KONSTRUKSI . REALITAS SOSIAL TERHADAP . ISU

53

Menurut konsepsi “baku” etika jurnalisme, dalam pemberitaan

konflik, media yang diwakili oleh jurnalis dituntut berada dalam

“situasi tengah” antara pihak-pihak yang terlibat konflik. Beberapa

pandangan meneguhkan bahwa tugas jurnalis yang utama adalah

menjalankan profesi secara independen dengan mengikuti kaidah-

kaidah jurnalistik. Jurnalis tidak boleh memihak salah satu pihak atau

hanya menyuarakan pihak tertentu dan menafikan keberadaan pihak

lain. Karena itu jurnalis tidak boleh membawa kepentingan salah satu

pihak yang bertikai. Semua pihak memiliki hak yang sama atas akses

informasi.65

Artinya, peran ideal seorang jurnalis dalam memberitakan

konflik adalah menjalankan tugas profesional. Saat bertugas, jurnalis

memiliki komitmen untuk mencari berita dan menginformasikannya

kepada pembaca sesuai standar teknis dan etika jurnalistik. Untuk

memenuhi tuntutan profesionalisme itu, jurnalis harus selalu menjaga

sikap netral, objektif, berimbang, akurat, dan benar sehingga jurnalis

harus berada dalam posisi independen dan tidak memihak.

Hal ini sesuai dengan pernyataan Kovach66

bahwa, komitmen

kepada warga (citizen) yang dimiliki jurnalis seharusnya lebih besar

ketimbang egoisme profesional. Artinya, tugas utama seorang jurnalis

adalah bertanggung jawab kepada kepentingan warga. Kesetiaan pada

65Ibid,

66Kovach & Rosenthiel,_____________ 2004, h.59.

 

Page 68: KONSTRUKSI REALITAS SOSIAL TERHADAP ISU KONFLIK SYIAH …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/41609... · 2018-09-26 · KONSTRUKSI . REALITAS SOSIAL TERHADAP . ISU

54

warga ini disebut Kovach sebagai independensi jurnalistik yang

sesungguhnya.

Dalam ranah kesadaran moral yang lebih luas, jurnalis

diharapkan memiliki kepekaan sosial sehingga mendorong terciptanya

arah penyelesaian konflik melalui berita yang ditulisnya. Jurnalis

bekerja tidak sekadar memberitakan tanpa memberi alternatif bagi

penyelesaian persoalan yang terjadi di ruang publik.

Sebaliknya, dengan tegas Subiakto67

menyatakan, dalam kondisi

apapun jurnalis harus tetap berpegang pada objektivitas, tidak boleh

memihak siapapun, kecuali kepada kebenaran. Jika prinsip

objektivitas berita dilakukan dengan benar, tanpa berpihak pun

pemberitaan pers akan menguntungkan publik atau rakyat.

Sebaliknya, jika jurnalis berpihak, pasti akan memunculkan persoalan.

Jurnalis akan menjadi lawan dari salah satu pihak yang yang

diberitakan. Jurnalis dianggap memusuhi suatu pihak dan membantu

pihak lain.68

Dua perspektif di atas seakan mempertajam perbedaan konsep

antara jurnalisme fakta dan jurnalisme makna, jurnalisme

konvensional dan jurnalisme modern. Ketika sebuah konflik

berkecamuk, kemanakah jurnalis harus berpihak, haruskah jurnalis

tetap menjaga dalil-dalil keseimbangan berita, sementara di satu sisi ia

punya kewajiban moral untuk aktif mereduksi konflik. Apakah tidak

67

Subiakto dalam http.MediaWatch.com diakses pada 11 Oktober 2012.

68Ibid

 

Page 69: KONSTRUKSI REALITAS SOSIAL TERHADAP ISU KONFLIK SYIAH …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/41609... · 2018-09-26 · KONSTRUKSI . REALITAS SOSIAL TERHADAP . ISU

55

terkesan berlebihan jika jurnalis dibebani misi sebagai “juru damai”

bagi pihak-pihak yang bertikai, Ataukah jurnalis harus konsisten

bersikap netral dengan menegaskan posisinya sebagai pelapor fakta.

Harus disadari bahwa di level meso institusi sendiri, media

bukanlah lembaga yang terbebas dari prasangka, subjektivitas ataupun

kepentingan-kepentingan tertentu. Pemilik media berhak menentukan

kebijaksanaan terhadap suatu berita. Akibatnya, sebagai produk akhir

(mikro), berita bisa dibuat berdasarkan ragam kepentingan, terutama

berkaitan dengan ekonomi dan politik media.

Senada dengan konsep ini, Emka69

menilai, di tengah hiruk-

pikuk pertarungan kepentingan yang ada dalam masyarakat, media

selalu memiliki kepentingan sendiri. Bisa jadi sekadar kepentingan

bisnis untuk menaikkan tiras dengan menjual isu-isu panas mengenai

konflik yang terjadi di masyarakat atau kepentingan yang lebih

bersifat ideologis, termasuk kepentingan politik. Kepentingan

semacam ini mendorong wartawan menomorduakan kontrol

profesinya sehingga kemudian lahir liputan-liputan yang bias, tidak

berimbang, tidak adil, bahkan memperparah situasi konflik. Dalam

kondisi ketika pers sudah masuk dalam keberpihakan, tindakan

menyembunyikan atau memelintir fakta kebenaran—karena

dipandang tidak menguntungkan media—menjadi jamak dilakukan.

69

Ibid

 

Page 70: KONSTRUKSI REALITAS SOSIAL TERHADAP ISU KONFLIK SYIAH …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/41609... · 2018-09-26 · KONSTRUKSI . REALITAS SOSIAL TERHADAP . ISU

56

Kenyataan demikian juga berangkat dari fungsi media yang

disadari maupun tidak, mampu menentukan pemikiran, persepsi,

opini, dan bahkan perilaku masyarakat. Pada saat itu media dipandang

sebagai penyampai imaji. Imaji ini tidak terbatas pada sesuatu yang

konkret-visual (kasat mata), melainkan juga sesuatu yang “tampak”

dan hadir pada batin sebagaimana yang sering disebut-sebut Horowitz

dengan “teori imajinasi”70

Media massa memiliki keterbatasan dalam menyajikan seluruh

realitas sosial sehingga ada proses seleksi saat para editor sebagai

gatekeeper memilih berita-berita mana saja yang akan dimuat atau

tidak. Pemilihan ini jelas sangat subjektif dan bergantung pada misi,

visi, nilai, atau ideologi yang ingin disampaikan media masa. Ketika

media menyelekasi pemuatan berita, media itu telah berpihak kepada

suatu nilai. Dalam kaitan ini, posisi media akan berada dalam tiga

kemungkinan keberpihakan, yaitu apakah media cenderung berafeksi

positif, netral,ataunegatif.

Keberpihakan yang paling mendasar terhadap suatu objek

menurut Berkowitz71

adalah perasaan mendukung (favourable)

maupun perasaan tidak mendukung (unfavourable). Lebih spesifik

lagi Thurstone mendefinisikan sikap berpihak sebagai derajat afeksi

positif atau afeksi negatif terhadap suatu objek psikologis.

70

Sobur dalam Ulul Azmi Konstruksi Realitas Islam Di Media Massa: Analisis framing;

Konflik Palestina Israel Di Harian Kompas Dan Republika, Skripsi S1, FIDKOM, UIN,

Jakarta,2008 71

Prakoso dalam Haroni Kerelawanan dalam Televisi Indonesia. Jakarta:FISIP UI,2009

 

Page 71: KONSTRUKSI REALITAS SOSIAL TERHADAP ISU KONFLIK SYIAH …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/41609... · 2018-09-26 · KONSTRUKSI . REALITAS SOSIAL TERHADAP . ISU

57

Lalu dengan melihat perbedaan dasar paradigma dan perspektif

jurnalisme, bagaimana seharusnya wartawan bersikap dan berpihak

dalam meliput dan memberitakan konflik. Dimulai dari kewajiban

wartawan memahami dan mempraktikkan jurnalisme profesional

dengan menepati prinsip objektivitas pemberitaan. Kemudian setelah

standar dasar jurnalisme tersebut terpenuhi, wartawan hendaknya

menerapkan jurnalisme damai dalam setiap pemberitaan konflik yang

ditulisnya sehingga kontroversi tidak berlangsung berlarut-larut tanpa

arah penyelesaian.

Selanjutnya, agar berita yang disajikan kepada pembaca mampu

mengungkap realitas konflik secara komprehensif, wartawan juga

perlu bereksperimen kreatif dengan teknik peliputan ala jurnalisme

investigasi. Dan sebagai titik puncak dari “perjalanan menentukan

keberpihakan” ini, terutama dalam pemberitaan mengenai kasus-kasus

yang melibatkan kepentingan masyarakat luas, jurnalis berkewajiban

menerapkan jurnalisme publik sebagai bentuk pertanggungjawaban

kepada masyarakat.

Banyak pakar yang menyadari hal ini. Gordon Shield72

menegaskan betapa sulitnya keluar dari pengaruh pandangan ataupun

kepentingan komunitas tempat seseorang hidup, pengaruh strata

sosial, serta ideologi yang dipegang. Bahkan bahasa sebagai media

formal komunikasi tidak dapat digunakan secara obyektif, karena

7272

Andi Rosadi, Problematika Keberpihakan,mizanis.wordpress.com, diakses pada 21

Desember 2012

 

Page 72: KONSTRUKSI REALITAS SOSIAL TERHADAP ISU KONFLIK SYIAH …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/41609... · 2018-09-26 · KONSTRUKSI . REALITAS SOSIAL TERHADAP . ISU

58

bahasa adalah bagian dari ekpresi budaya suatu komunitas tertentu,

yang mengandung banyak makna tersirat. Edward Car sudah

mengingatkan sejak dini bahwa penggunaan bahasa menghalangi

seseorang untuk berlaku netral.73

73Ibid

 

Page 73: KONSTRUKSI REALITAS SOSIAL TERHADAP ISU KONFLIK SYIAH …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/41609... · 2018-09-26 · KONSTRUKSI . REALITAS SOSIAL TERHADAP . ISU

59

BAB III

PROFIL MEDIA CETAK

A. Profil Media Cetak

1. Sejarah Singkat Majalah Sindo Weekly

Di dalam tatanan negara maju, pers telah menjadi bagian yang

sangat penting, karena pers memiliki kekuatan dan peranan strategis

dalam mewarnai kehidupan ketatanegaraan.Pers berperan sebagai

penyeimbang dan kontrol terhadap jalannya pemerintahan/pilar

keempat dalam komunikasi (the fourth estate).Kekuatan inilah yang

mengantarkan pers pada urutan keempat setelah eksekutif, legislatif,

dan yudikatif.

Oleh karenanya, agar kekuatan dan peran pers yang sangat

besar itu tidak disalah artikan, pers dituntut untuk menggunakan

fungsinya dengan tepat sesuai dengan standar jurnalisme yang

benar.Pers juga harus memiliki peran penyeimbang agar tidak

menjurus ke arah trial by press. Inilah amanat yang akan dan harus

diemban majalah Sindo Weekly. Sebagai majalah pendatang baru

yang lahir di tengah ketatnya persaingan industri media masa di tanah

air.

Majalah Sindo Weekly menjadi surat kabar nasional terbesar

kedu yang mengalami pertumbuhan signifikan dalam waktu singkat.

Terbit perdana pada 30 Juni 2005. Dilahirkan oleh PT. Media

Nusantara Informasi (MNI), sub-sidiary dari PT. Media Citra (MNC)

 

Page 74: KONSTRUKSI REALITAS SOSIAL TERHADAP ISU KONFLIK SYIAH …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/41609... · 2018-09-26 · KONSTRUKSI . REALITAS SOSIAL TERHADAP . ISU

60

yang menaungi RCTI, MNC TV, Global TV, dan Trijaya Network.

PT. MNC

Sebagai pendatang baru, Sindo Weekly memiliki

karakteristik tersendiri dalam pemilihan narasumber.Yaitu

kredibilitas, kualifikasi keilmuan, dan kompetensi.Ketiganya dianggap

syarat bagi tersampainya informasi yang akurat dan berimbang.Sajian

berita yang bersahabat, karena pemanfaatan bahasa dan image yang

ramah, aktual dan informatif, karena berita terkini disajikan dengan

ringkas dan jelas serta didukung dengan topik-topik yang hangat.

Majalah yang bersifat Young and Friendly Newspaper,

tercermin dari penggunaan bahasa yang renyah dan sarat dengan unsur

partisipasi publik, dan mampu menyajikan gaya hidup yang meliputi

in depthnews, lifestyle, sport, dan entertainment. Terbit selama 1 kali

selama 1 minggu, dengan format ukuran majalah pada umumnya.

Target pembaca adalah masyarakat kelas menengah ke atas,

pendidikan Sarjana, segmentasi usia 18 tahun ke atas. Dengan

diferensiasi pembaca laki-laki sebanyak 52% dan pembaca wanita

sebanyak 48%. Target distribusi Koran Seputar Indonesia adalah kota-

kota besar di seluruh Indonesia dengan jumlah pembaca sebesar 1 juta

orang.

 

Page 75: KONSTRUKSI REALITAS SOSIAL TERHADAP ISU KONFLIK SYIAH …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/41609... · 2018-09-26 · KONSTRUKSI . REALITAS SOSIAL TERHADAP . ISU

61

2. Visidan Misi Majalah Sindo Weekly

a. Visi

Sindo Weekly ingin menjadikan berita yang disuguhkan tak

hanya menjadi berita biasa, tetapi juga dijadikan sebagai sumber

referensi terpercaya.Membuat Sindo weekly sesuai dengan

motonya yaitu “Satu Majalah Segala Berita”.

Sindo juga berusaha untuk menjadikan majalahnya tidak

hanya masuk pada kalangan tertentu saja, tapi bisa masuk ke

berbagai kalangan di masyarakat baik dari pekerja kantoran,

pengusaha, ibu rumah tangga, maupun pelajar.

b. Misi

Dengan konsep sebagai majalah berita utama, Sindo

senantiasa memberi berita yang ekslusif, aktual, akurat dan

mendalam. Namun, tetap bergaya dan penuh warna.

3. Struktur Redaksional

Pemimpin Umum: Hary Tanoesoedibjo

Wakil Pemimpin Umum/Pemimpin Perusahaan: Syafril Nasution

Wakil Pemimpin Perusahaan:Henry Suparman, Priscilla Diana Airin

- Pemimpin Redaksi: Sururi Alfaruq

- Redaktur Eksekutif: Andi Reza Rohadian

- Redaktur Senior: A. Margana Wiratma

- Redaktur Pelaksana: Asep Saefullah

 

Page 76: KONSTRUKSI REALITAS SOSIAL TERHADAP ISU KONFLIK SYIAH …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/41609... · 2018-09-26 · KONSTRUKSI . REALITAS SOSIAL TERHADAP . ISU

62

- Kordinator Kompartemen: Alfian Hamzah, Asep Saefullah,

Miftah H. Yusufati, Riza Sofyat.

- Staf Redaksi: Irman Abdurrahman, Junaidi P, Hasibuan, M.

Sujai Farid, Nusantara Mulkam, Ranap Simanjuntak, Syafrizal

Arifin, Windarto.

- Reporter: Aji Nur Bramantio, Andi Panca Prasetya, Bona

Ventura, Debi Abdullah, I. Husni Isnaini, M. Restu wijaya, Oki

Akbar, Priyanto Sukandar,Wahyu Arifin, Siti Nurhayati,

Sukron Faisal, Tulus Santoso, Yohanes Tohap, Hotman

Tobing.

- Pengembangan Redaksi: Usman

- Kepala Sekertariat: Nila Kurniawati

- Redaktur Visual: Mulyawan

- Desain Grafis: Ghalih P. Wichaksono, Yoseph Mario Ricardo

- Ilustrator: Rangga Diyarto

- Pracetak: Iyet A. Hidayat, Habel Juza w, rudi Hidayat

- Fotografer: Mulyana (kordinator), Sutikno, Dimas Ramachdan,

Tatang Muchtar (riset)

- Penyunting Bahsa: Y Wahyu, Rasdi Dharma

- Dokumentasi dan riset: M. Hidayat, Saleh Suhaedi

- Teknologi Informasi: R. Yanuar Adnansyah, Slamet Gunawan

 

Page 77: KONSTRUKSI REALITAS SOSIAL TERHADAP ISU KONFLIK SYIAH …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/41609... · 2018-09-26 · KONSTRUKSI . REALITAS SOSIAL TERHADAP . ISU

63

4. Kepemilikan Media

Dilahirkan oleh PT. Media Nusantara Informasi (MNI), dari PT.

Media Citra (MNC) yang menaungi RCTI, MNC TV, Global TV, dan

Trijaya Network. Dan PT. MNC

 

Page 78: KONSTRUKSI REALITAS SOSIAL TERHADAP ISU KONFLIK SYIAH …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/41609... · 2018-09-26 · KONSTRUKSI . REALITAS SOSIAL TERHADAP . ISU

64

BAB IV

TEMUAN dan ANALISIS PENELITIAN

A. Analisis Framing Robert N Entman

Majalah Sindo Weekly (Seputar Indonesia) adalah majalah yang

terbit tiap satu kali dalam seminggu atau mingguan. Majalah ini adalah

perkembangan dari surat kabar Sindo yang terbit harian. Majalah Sindo

Weekly adalah majalah nasional satu-satunya yang terbit di daerah dengan

penyajian berita lokal yang dominan dan selalu dimuat sebagai headline

yaitu berita yang dianggap memilki syarat-syarat untuk disebut sebagai

berita terkuat juga berita-berita lainnya (bukan berupa sisipan). Berita local

majalah SindoWeekly diliput dari narasumber/ kejadian langsung secara

cepat dan akurat oleh wartawan-wartawan yang berkompeten. Majalah

Sindo Weekly memiliki sudut pandang tersendiri dalam membingkai suatu

realitas menjadi layak untuk dijadikan sebuah berita.

Disini majalah Sindo edisi No 27 tanggal 6-12 September 2012

mengangkat pemberitaan peristiwa yang berkaitan dengan aksi kekerasan

yang mengatasnamakan Agama. Salah satunya adalah yang telah terjadi

pada tanggal 26 agustus 2012, yaitu berupa aksi penyerangan terhadap

warga penganut Syiah di Sampang, Jawa Timur.

Penelitian ini menggunakan teori Framing model Robert N.

Entman. Berdasarkan pada data yang telah diperoleh dari berita-berita

majalah Sindo Weekly, maka selanjutnya yaitu melakukan analisis data

 

Page 79: KONSTRUKSI REALITAS SOSIAL TERHADAP ISU KONFLIK SYIAH …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/41609... · 2018-09-26 · KONSTRUKSI . REALITAS SOSIAL TERHADAP . ISU

65

berdasarkan analisis Framing model Robert N. Entman, memuat empat

kerangka analisis yang terdiri dari empat konsep yaitu Define Problem

(definisi masalah), Diagnose Causes (memperkirakan masalah/sumber

masalah), Make Moral Judgemen (membuat keputusan moral), Treatmen

Recomendation (menekankan penyelesaian).74

Tabel 1.3

Framing Konflik Syiah Sampang pada Majalah Sindo Weekly

Problem identification

1) Tindakkekerasan warga Sunni

terhadap Warga Syiah Sampang

mengatasnamakan agama

Causal interpretasion

1) Dua fatwa sesat dari MUI Jawa

Timur dan Pengurus Cabang

Nahdlatul Ulama Sampang ,

2) wacana pemurnian agama

3) agitasi dari kalangan

penceramah dimajelis taklim.

Moral evalution

1) Warga negara harus menghargai

setiap perbedaan keyakinan

karena setiap individu/warga

negara dilindungi haknya dalam

konstitusi untuk memeluk agama

74Ibid h. 186

 

Page 80: KONSTRUKSI REALITAS SOSIAL TERHADAP ISU KONFLIK SYIAH …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/41609... · 2018-09-26 · KONSTRUKSI . REALITAS SOSIAL TERHADAP . ISU

66

sesuai dengan keyakiannya

masing-masing.

Treatmen recomendation

1) MUI dan Kemenag dapat

mensosialisasikan tentang

ketiadaan fatwa sesat terhadap

Syiah.

(Majalah SindoWeekly No 27, Tahun 1, 6-12 September 2012)

a. Problem Identification.

Robert N Entman merumuskan cara bagaimana dan dari sudut

mana media melihat suatu kasus, dan hal itu dapat dikemukakan

dalam Problem Identification atau identifikasi masalah. Dengan

demikian, peneliti dapat mengetahui setiap masalah atau isu dikemas

dan dibingkai oleh media tersebut.

Tabel 1.4

Problem Identification

Aspek Entman Kutipan Teks

Problem Identification

1) Tragedi berdarah Sampang”

2) “Teror dan Penyerangan pada warga

Syiah”

3) “Sasaran teror berdarah”

Tabel 1.4 diatas menunjukkan bahwa Sindo Weekly pertama-

tama mengidentifikasi isu Syiah Sampang sebagai konflik yang

 

Page 81: KONSTRUKSI REALITAS SOSIAL TERHADAP ISU KONFLIK SYIAH …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/41609... · 2018-09-26 · KONSTRUKSI . REALITAS SOSIAL TERHADAP . ISU

67

melibatkan dua aliran mazhab dalam Islam. Aksi Sampang ini

dipandang Sindo weekly sebagai aksi penyerangan dan teror berdarah

yang menjadikan warga Syiah Sampang sebagai korbannya. Sindo

Weekly pada paragraf ke dua dengan tegas menyatakan bahwa konflik

tersebut adalah “Tragedi berdarah Sampang”.

Kemudian hal itu dipertegas dengan pernyataan Sindo Weekly

pada paragraf ke empat sebagai berikut.

“ Lelaki itu adalah Muhsin labib, doktor Filsafat Universitas

Islam Negri Jakarta. Suaranya nampaknya mewakili sekitar satu juta

warga Syiah di Indonesia. Ia juga sekaligus menyuarakan keprihatinan

banyak kalangan atas teror dan penyeranganpada warga Syiah yang

hidup di tiga dusun udik di Kecamatan Omben, Sampang”. (Paragraf

4)

Pernyataan diatas menyatakan bahwa keberadaan warga

Syiah di Sampang selama ini terpojok, dan akhir-akhir ini menjadi

sasaran teror . Dengan demikian, Sindo Weekly mengidentifikasi isu

tersebut sebagai masalah aliran Mazhab Syiah yang menjadi korban

teror hingga penyerangan.

Sindo menggunakan kata “Lama” pada Lama Terpojok telah

memberikan pernyataan yang kurang akurat,. Penggunaan kata „lama‟

menunjukan tidak ada pengukuran yang jelas atas kurun waktu

tertentu. Kata lama diatas menggambarkan seakan-akan teror berdarah

di Sampang sudah berlangsung sejak lalu an masih terjadi hingga kini.

sebaiknyaSindo dapat menggunakan data objektif dalam bentuk

 

Page 82: KONSTRUKSI REALITAS SOSIAL TERHADAP ISU KONFLIK SYIAH …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/41609... · 2018-09-26 · KONSTRUKSI . REALITAS SOSIAL TERHADAP . ISU

68

penjelasan tahun dan kurun waktu yang dapat diukur. Hal ini tampak

pada lead artikel seperti dibawah ini :

“Lama terpojok, warga Syiah di Sampang belakangan jadi

sasaran teror berdarah.” (Lead)

Pemilihan kata teror dalam kamus bahasa Indonesia75

perbuatan yang sewenang-wenang (kejam, bengis dan sebagainya)

bermakna suatu kondisi yang tidaklah baik bahkan sangat parah

karena kata teror merupakan kata yang berkonotasi negatif. Kata teror

sendiri dapat diartikan sebagai perbuatan yang terus menerus dalam

berbagai cara dan perilaku untuk menyakiti orang lain baik secara

fisik maupun sikologinya. Kata teror ini disandingkan dengan kata

berdarah yang membuat makna teror menjadi lebih kuat dan terkesan

mengandung aksi kekerasan yang menelan korban.

Penggunaan kata berdarah pada teks diatas juga mencoba

mengarahkan pembaca pada situasi dan kondisi yang sangat parah dan

sangat mengerikan. Meskipun pada peristiwa tersebut terdapat korban

jiwa dan korban luka-luka, namun Sindo hanya menggambarkan data

korban dari pihak Syiah, tanpa menyebutkan korban dari pihak Sunni.

Selain itu Sindo Weekly melihat isu ini sebagai aksi kekerasan

yang dilakukan berulang-ulang. Penggunaan istilah tragedi

penyerangan, terpojok, dan sasaran teror berdarah dalam satu artikel

sebanyak tiga kali mencoba mengarahkan pembaca pada fakta bahwa

75

Suharto, Tata Iryanto Kamus Besar Bahasa Indonesia Terbaru, Surabaya: PT. INDAH

Surabaya (Anggota IKAPI).

 

Page 83: KONSTRUKSI REALITAS SOSIAL TERHADAP ISU KONFLIK SYIAH …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/41609... · 2018-09-26 · KONSTRUKSI . REALITAS SOSIAL TERHADAP . ISU

69

penyerangan, dan teror berdarah itu benar-benar terjadi dan warga

Syiah sebagai sasarannya. Hal ini memunculkan citra negatif tentang

kelompok Sunni khususnya di Sampang. Seakan-akan telah ada fakta

dan penyerangan terhadap warga Syiah.

b. Causal Interpretation

Selain merumuskan sudut pandang media dalam melihat suatu

isu, Robert N Entman juga memberikan rumusan pada level mana

suatu media dalam melihat, mencari dan mengemukakan suatu

penyebab permasalahan yaitu dalam Causal Interpretation atau

penyebab masalah.

Tabel 1.5

Causal Interpretation

Aspek Framing Entman Kutipan Teks

Causal Interpretation 1) “ terbitnya dua fatwa sesat”

2) “agitasi dari kalangan

penceramah yang

menjadikan majlis taklim

dan tabligh akbar tak

ubahnya forum

pengkafiran Syiah”

3) “Fitnah pada Syiah”

4) “pisau cukur pemurnian

agama”

 

Page 84: KONSTRUKSI REALITAS SOSIAL TERHADAP ISU KONFLIK SYIAH …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/41609... · 2018-09-26 · KONSTRUKSI . REALITAS SOSIAL TERHADAP . ISU

70

5) “cap sesat”

Pada tabel 1.5 diatas menunjukkan bagaimanaSindo Weekly

mengutip beberapa pernyataan dari narasumber yang mengungkapkan

penyebab dari terjadinya konflik tersebut sebagai landasan

pernyataannya dalam menentukan penyebab permasalahan.

Sebagaimana dikutip Sindo weekly dari pernyataan narasumber,

Muhsin Labib, dibawah ini;

“Pangkal dari semua ini adalah terbitnya fatwa sesat”. (p.7)

“Fatwa sesat dari ulama lokal disebut-sebut sebagai pemicunya.

Banyak yang lupa bahwa Syiah bukan mazhab kemarin sore”. (Lead)

Kutipan dan pernyataan diatas menyebutkan penyebab

permasalahan atas kasus konflik Syiah Sampang. Beberapa pernyataan

tersebut menunjukkan penyebab yang paling kuat disebutkan Sindo

Weekly adalah lahirnya fatwa sesat terhadap Syiah yang ditelurkan

oleh dua perkumpulan ulama lokal sebagai pemicunya. Kemudian

ditambah dengan adanya tudingan pekatnya agitasi dari kalangan

penceramah yang menjadikan majlis taklim dan tabligh akbar tak

ubahnya sebagai forum pengkafiran Syiah.

Penyebutan adanya fatwa sesat dari dua perkumpulan ulama

lokal sebagai pemicu tidak didukung oleh data hasil riset atau dengan

kata lainpenyebab ini kurang akurat. Akan tetapi Sindo Weekly tetap

mengulang-ngulang pernyataan tersebut. Penyebutan fatwa sesat dari

 

Page 85: KONSTRUKSI REALITAS SOSIAL TERHADAP ISU KONFLIK SYIAH …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/41609... · 2018-09-26 · KONSTRUKSI . REALITAS SOSIAL TERHADAP . ISU

71

dua kumpulan ulama lokal sebagai penyebab dan penyebutan nama

dua aliran dalam Islam tersebut bagaimanapun dapat menimbulkan

prasangka negatif terhadap orang Islam, khususnya pada ulama-ulama

aliran mazhab Sunni yang disebut sebagai penyebab munculnya

masalah. Tampak ada pandangan stereotipes bahwa orang Sunni

melakukan aksi fitnah sebagaimana tampak pada teks dibawah ini:

“dalam draft buku mazhab Syiah yang diterima redaksi Sindo

Weekly pekan ini, intelektual dan ulama Syiah di Indonesia

menghabiskan 130 halaman lebih untuk menjawab apa yang mereka

gambarkan sebagai Fitnah pada Syiah”(paragraf 15)

Pada kutipan selanjutnya juga terdapat kata forum pengkafiran

Syiah yang bermakna sebagai perkumpulan orang yang menganggap

penganut Syiah adalah orang-orang kafir. Sementara Sindo Weekly

tidak menuliskan bukti kongkrit mengenai keberadaan forum itu

seperti bentuknya bagaimana, siapa tokohnya, dimana forum itu

dilakukan, dan sebagainya. Hal ini nampak pada teks dibawah ini:

“berbagai kalangan menuding pekatnya agitasi dari kalangan

penceramah yang menjadikan majlis-majlis taklim dan tabligh akbar

tak ubahnya forum pengkafiran Syiah” (paragraf 14)

Teks selanjutnya yakni pada paragraf ke 12, tertulis kata‟ pisau

cukur‟ pemurnian agama. Kata pisau merupakan nama benda yang

dalam kamus bahasa Indonesia76

berarti benda tajam atau alat

pemotong, alat pencukur, alat pencacah yang dapat melukai dan

menyakiti siapa saja yang menggunakannya dengan tidak hati-hati dan

76

Ibid

 

Page 86: KONSTRUKSI REALITAS SOSIAL TERHADAP ISU KONFLIK SYIAH …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/41609... · 2018-09-26 · KONSTRUKSI . REALITAS SOSIAL TERHADAP . ISU

72

benda tersebut merupakan benda berbahaya. Sindo Weekly mencoba

mengarahkan pembaca bahwa bahwa apa yang dilakukan terhadap

warga penganut Syiah merupakan perbuatan berbahaya yang dapat

melukai dan menyakiti warga Syiah.

Penggunaan kata „pemurnian‟ dapat diartikan sebagai

pembersihan, pengembalian sesuatu hal yang sudah keluar dari jalur

yang sebenarnya. Dengan kata lain, Sindo Weekly kembali

mengarahkan pembaca bahwa aliran Sunni menilai Syiah sebagai

aliran atau mazhab yang harus dibersihkan atau dikembalikan kembali

kepada jalur yang sebenarnya agar tidak sesat atau dengan kata lain

kembali menjadi Sunni. Hal ini ditunjukkan pada teks dibawah ini:

.“khususnya di Madura dalam beberapa tahun terakhir, orang-

orang Syiah menjadi pisau cukur ’pemurnian agama’. (paragraf 12)

Kesan ini semakin kuat ketika Sindo weekly menuliskan

kutipan-kutipan orasi dari Muhsin Labib, seorang Doktor Filsafat

Universitas Islam Negri Jakarta yang ditulis dengan tambahan istilah

“sinis” sebagai bentuk ekspresi dari Muhsin Labib. Pemilihan kata

“sinis” dapat memberikan makna bahwa Muhsin Labib mengucapkan

orasi tersebut dengan emosi, antipati dan kemarahan terhadap pelaku

kekerasan tersebut, yang diarahkan pada kelompok Sunni. Berikut

kutipan orasi dan penambahan istilah “Sinis” tersebut.

“menjadi non-muslim saja dibolehkan oleh konstitusi, apalagi

untuk menjadi tidak Sunni” Katanya sinis.(paragraf 2)

 

Page 87: KONSTRUKSI REALITAS SOSIAL TERHADAP ISU KONFLIK SYIAH …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/41609... · 2018-09-26 · KONSTRUKSI . REALITAS SOSIAL TERHADAP . ISU

73

“ini negara dibangun oleh jasa para pahlawan dari berbagai

agama dan ras. Tidak ada orang yang berhak menganggap negara ini

properti milik satu agama atau satu mazhab. Ini negara pancasila, ini

negara Bhineka Tunggal Ika”(paragraf 3)

Kutipan orasi dari Muhsin Labib diatas juga menjelaskan bahwa

di negeri ini, menjadi tidak muslim atau beragama selain muslim saja

diperbolehkan oleh konstitusi, terlebih untuk menjadi tidak Sunni atau

menjadi penganut aliran mazhab Islam lainnya. Dengan kata lain,

memeluk aliran Syiah adalah perbuatan yang sesuai dengan UU dan

peraturan sehingga tidak ada warga negara yang berhak untuk

melarang. Pihak Sunni maupun agama dan aliran lain tidak ada hak

untuk memaksakan kehendaknya pada kelompok lain untuk menganut

keyakinan mereka.

Pada penentuan penyebab masalah ini, tampak bagaimana sudut

pandang Sindo weekly melihat isu Syiah Sampang. Sementara itu pada

beberapa bagian teks, Sindo Weekly menuliskan beberapa alasan atau

penyebab penyerangan yang dilakukan oleh warga Sunni terhadap

warga syiah Sampang. Penyebab lainnya adalah cap sesat kejaksaan

terhadap mahzab Syiah, yang ditunjukkan pada teks dibawah ini:

“laporan Kejaksaan memberi cap sesat terhadap mazhab Syiah

yang dianut warga Sampang, sebab mereka punya rukun Iman dan

rukun Islam yang berbeda dari kalangan sunni. Syiah juga disebutkan

punya cara shalat yang berbeda, kalimat adzan yang berbeda, dan

bahkan al‟qur‟an yang „tidak Orisinil‟.” (paragraf 12)

Kutipan diatas menggambarkan bahwa kesesatan Syiah didasari

alasan yang kuat yakni adanya perbedaan rukun Iman dan Islam, cara

 

Page 88: KONSTRUKSI REALITAS SOSIAL TERHADAP ISU KONFLIK SYIAH …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/41609... · 2018-09-26 · KONSTRUKSI . REALITAS SOSIAL TERHADAP . ISU

74

shalat, adzan dan kitab suci. Bahkan Sindo Weekly memperkuat

argumen sesat ini dengan menggunakan kata “Al‟qur‟an yang tidak

orisinil” sebagai tuduhan adanya pemalsuan pada kitab suci Al‟qur‟an

yang digunakan oleh kaum Syiah.

Penyebab konflik Syiah dan Sunni yang terjadi di Sampang juga

terdapat pada paragraf ke tiga belas. Pada kutipan itu, terdapat

ungkapan bahwa kehadiran Syiah merupakan biang kerok keresahan

warga. Selain itu adanya ajaran dari seorang tokoh, Tajul Muluk, yang

disebut pinpinan warga Syiah di Sampang dan dianggap sebagai

penista dan penoda agama oleh kaum Sunni. Hal ini ditunjukkan pada

kutipan dibawah ini:

“MUI Jawa Timur menyebutkan kehadiran Syiah Sampang

sesat dan menyesatkan, biang kerok keresahan warga masyarakat.

Ajaran tajul Muluk menyesatkan, terbilang penistaan dan penodaan

terhadap agama Islam” (paragraf 13)

Pemilihan kata penista dan penoda agama memiliki makna

yang dalam. Dimana penista dalam kamus bahasa Indonesia 77

berarti

suatu perilaku yang buruk karena bisa juga diartikan sebagai

penghinaan dan penghianatan, sementara kata penodaan juga memiliki

makna mengotori, merusak, dan mencemarkan (agama Islam).

Sementara itu, pada teks diatas disebutkan nama MUI Jawa Timur

yang menyebutkan kehadiran Syiah Sampang sebagai biang kerok,

namun Sindo Weekly tidak memberikan sumber data narasumber yang

77

Suharto, Tata Iryanto Kamus Besar Bahasa Indonesia Terbaru, Surabaya: PT. INDAH

Surabaya (Anggota IKAPI).

 

Page 89: KONSTRUKSI REALITAS SOSIAL TERHADAP ISU KONFLIK SYIAH …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/41609... · 2018-09-26 · KONSTRUKSI . REALITAS SOSIAL TERHADAP . ISU

75

jelas tentang siapa nama anggota MUI Jawa Timur yang

mengungkapkan pernyataan tersebut. Penggunaan kutipan dari MUI

Jawa Timur oleh Sindo Weekly ingin mengarahkan pembaca bahwa

kutipan itu adalah pernyataan resmi dari MUI sebagai lembaga yang

memiliki kewenangan untuk melahirkan fatwa di Indonesia. Dengan

tidak ada data narasumber yang jelas maka Sindo telah melakukan

klaim tanpa fakta.

c. Moral Evalution

Selanjutnya, Robert N Entman merumuskan Moral Evolution

atau tindakan moral. Pada aspek ini, kita dapat melihat pesan moral

apa yang disajikan media terhadap penyajian dan pengemasan suatu

isu dalam pemberitaannya. Kutipan mengenai Moral Evolution

tersebut dapat dirumuskan pada tabel di bawah ini.

Tabel 1.6

Moral Evolution

Aspek Framing Entman

Moral Evolution

Kutipan Teks

1) “menjadi non-Muslim saja

dibolehkan oleh konstitusi

negara, apalagi untuk

menjadi tidak Sunni

2) “ Warga Negara Indonesia

memiliki hak, dijamin

konstitusi dan harus

 

Page 90: KONSTRUKSI REALITAS SOSIAL TERHADAP ISU KONFLIK SYIAH …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/41609... · 2018-09-26 · KONSTRUKSI . REALITAS SOSIAL TERHADAP . ISU

76

dilindungi tanpa

diskriminasi”

Majalah Sindo Weekly menilai tragedi kekerasan yang terjadi di

Sampang merupakan bukti bahwa kesadaran dan toleransi dalam

beragama di negeri ini masih patut dipertanyakan. Pertikaian yang

terjadi disampang sebagai pertikaian antar dua aliran mazhab ini

disebut sebagai pelanggaran hak asasi manusia.

Majalah Sindo Weekly mengutip beberapa pernyataan Muhsin

Labib dalam orasinya mengenai aksi kekerasan di Sampangbahwa

negeri ini menjamin hak setiap warganya dalam memeluk agama.

“menjadi non-Muslim saja dibolehkan oleh konstitusi negara,

apalagi untuk menjadi tidak Sunni” kata Muhsin Labib (paragraf 2)

Kekuatan hak asasi itu kemudian diperkuat oleh pernyataan

dari sekelompok intelektual dan tokoh lintas agama yang menyatakan

penyesalannya. Sebagaimana diungkapkan H. Achmad Zaini, ketua

Umum Forum Intelektual 45 jawa Timur:

“warga penganut Syiah di Sampang adalah warga Negara

Indonesia yang memiliki hak, dijamin konstitusi, dan harus

dilindungi tanpa diskriminasi” (paragraf 5)

Dalam kutipan pada paragraf lima, Sindo Weekly tampak

membuat penilaian moral kepada pembaca tentang bertoleransi dalam

perbedaan dan bagaimana seharusnya hidup berdampingan secara

 

Page 91: KONSTRUKSI REALITAS SOSIAL TERHADAP ISU KONFLIK SYIAH …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/41609... · 2018-09-26 · KONSTRUKSI . REALITAS SOSIAL TERHADAP . ISU

77

rukun, damai dan sejahtera dalam perbedaan. Sindo Weekly

menegaskan bahwa penyerangan yang dilakukan oleh warga Sunni

terhadap warga Syiah Sampang merupakan pelanggaran hak asasi

manusia karena UU telah menjamin setiap warga negara untuk

memeluk agama sesuai dengan keyakinan masing-masing. Pada akhir

kutipan tersebut diatas juga terdapat kata „tanpa diskriminasi‟ yang

artinya tanpa ada membeda-bedakan dan memilih warga negara hanya

karena perbedaan keyakinan, suku, adat, budaya dan sebagainya.

Pada kutipan selanjutnya dibawah ini, Sindo Weekly juga

mengutip pernyataan dari Ketua Pengurus Besar NU, K.H. Said Aqil

Siroj yang memberikan penjelasan bahwasanya Universitas-

universitas Timur Tengah mengakui Syiah adalah mazhab sah dalam

Islam , meskipun berbeda dengan Sunnah. Ditambahkan lagi dalam

pernyataan K. H . Said Aqil Siroj bahwa Islam tidak pernah

memaksakan kehendak setiap individu dalam beragama. Pernyataan

tersebut terdapat pada teks berikut.

“Islam tak pernah menolelir pemaksaan dalam beragama. Laa

Iqraha Fiddin”

Sindo Weekly juga menyebutkan bahwa tragedi Syiah Sampang

ini merupakan tragedi nasional yang memprihatinkan dan menyisakan

duka umumnya bagi seluruh warga Indonesia, khususnya bagi warga

Syiah sampang yang disebut-sebut sebagai korban. Pada aspek diatas,

Sindo mencoba memberikan nilai atau pesan moral kepada pembaca

bahwa perbuatan kekerasan tersebut bukanlah perbuatan yang positif ,

 

Page 92: KONSTRUKSI REALITAS SOSIAL TERHADAP ISU KONFLIK SYIAH …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/41609... · 2018-09-26 · KONSTRUKSI . REALITAS SOSIAL TERHADAP . ISU

78

namu justru berdampak buruk bagi siapapun khususnya warga Syiah

sebagai korban dan seluruh warga negara Indonesia. Peristiwa konflik

Sampang ini pada akhirnya hanya menyisakan rasa keprihatinan bagi

keluarga korban dan menimbulkan kerugian materil yang tidak

sedikit. Hal tersebut tampak pada teks berikut.

“Tragedi Syiah sampang ini merupakan tragedi Nasional yang

memprihatinkan. Dimana anak-anak diyatimkan, para istri dijandakan,

puluhan rumah dan segala macam hasil ternak dibumi hanguskan

seolah pelakunya tak berprikemanusiaan” (paragraf 17)

“keprihatinan baru menggema setelah ada anak diyatimkan, ada

perempuan dijandakan, puluhan rumah dibakar” (paragraf 17)

d. Treatmen Recomendation

Aspek terakhir pada model Entman adalah Treatment

recomendation atau penyelesaian yang dikemukakan suatu media

dalam penyelesaian masalah yang ada. Pada bagian ini media

memberikan penyelesaian dari permasalahan yang diberitakan. Hal ini

dapat dilihat pada tabel dibawah ini.

Tabel 1.7

Treatmen Recomendation

Aspek Framing Entman

Treatmen Recomendation

Kutipan Teks

1) “Majelis Ulama Indonesia

dan Kementrian Agama

menanggung tugas

menjelaskan ke

 

Page 93: KONSTRUKSI REALITAS SOSIAL TERHADAP ISU KONFLIK SYIAH …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/41609... · 2018-09-26 · KONSTRUKSI . REALITAS SOSIAL TERHADAP . ISU

79

masyarakat bahwa Syiah

tidak‟sesat‟ , merupakan

bagian dari Islam”

Solusi yang ditawarkan oleh Sindo Weekly ditunjukkan pada

teks dibawah ini yang mengutip pendapat Ketua DPR Marzuki Ali:

“Majelis Ulama Indonesia dan Kementrian Agama menanggung

tugas menjelaskan ke masyarakat bahwa Syiah tidak‟sesat‟ dan

merupakan bagian dari Islam” (paragraf 5)

Teks diatas menyimpulkan bahwa menurut Sindo Weekly

penyelesaian konflik Syiah di Sampang adalah tugas dari Majelis

Ulama Indonesia dan Kementrian Agama.Sindo Weekly tidak

memberikan ungkapan lain mengenai bagaimana langkah

penyelesaian terhadap masalah Syiah Sampang tersebut, melainkan

hanya memuat kutipan-kutipan dari narasumber yang bersangkutan.

Solusi terbatas yang ditawarkan oleh Sindo Weekly

diasumsikan karena pada teks berita mengenai isu Syiah Sampang ini,

Sindo Weekly tidak mencari akar penyebab masalah secara mendetail.

Hal itu juga diungkapkan secara langsung oleh Asep saefullah

Redaktur Pelaksana Sindo Weeklydalam wawancara:

” Simpel saja, kami tidak mengangkat akar permasalahan dari konflik

karena itu sudah diangkat media lain. Hal tak kalah penting, kita

sering lupa bahwa banyak orang yang bahkan tidak pernah tahu dan

mengerti apa dan siapa syiah itu sebenarnya. Hanya ingin menjelaskan

itu saja”.

 

Page 94: KONSTRUKSI REALITAS SOSIAL TERHADAP ISU KONFLIK SYIAH …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/41609... · 2018-09-26 · KONSTRUKSI . REALITAS SOSIAL TERHADAP . ISU

80

Dengan demikian, pada penyelesaian masalah yang ditawarkanpun

Sindo Weekly hanya sebatas memuat kutipan dari narasumber yang

telah ditentukan seperti kutipan dari Ketua DPR Marzuki Ali.

B. Konstruksi Media Masa “Sindo Weekly” atas Isu Konflik Syiah-Sunni,

Sampang

Di dalam industri pers terdapat banyak unsur dan faktor yang

terlibat dan berpengaruh pada sistem kerja dan produk yang dihasilkan.

Lalu bagaimana industri pers tadi menjalankan peran dan fungsinya dalam

memenuhi kebutuhan masyarakat akan informasi, terutama informasi

terkait sebuah peristiwa konflik.

Peran media massa dalam situasi konflik seperti ini menjadi sangat

penting. Dari tiga peranan media massa dalam kasus konflik, hanya dua

peran yang diambil, yakni sebagai pemertajam konflik dan sebagai

penyembunyi konflik. Tidak satupun yang menempatkan dirinya sebagai

bagian dari proses penyelesai konflik.78

Bagi masyarakat umum, berita dari sebuah media dipandang sebagai

barang suci yang penuh obyektifitas. Namun, berbeda dengan kalangan

tertentu yang memahami betul gerak pers. Mereka akan menilai lebih

dalam terhadap pemberitaan.Kenyataan ini seperti mengamini bahwa

media berhasil dalam tugasnya merekonstruksi realitas dari peristiwa itu

sendiri, sehingga pada akhirnya pembaca terpengaruh dan memilki

pandangan seperti yang diinginkan media dalam menilai suatu peristiwa.

78 Sumartono, Konflik Disajikan dalam Isi Media, http://SumartonoEsaUnggul.com

 

Page 95: KONSTRUKSI REALITAS SOSIAL TERHADAP ISU KONFLIK SYIAH …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/41609... · 2018-09-26 · KONSTRUKSI . REALITAS SOSIAL TERHADAP . ISU

81

Isi media adalah hasil konstruksi realitas dengan bahasa sebagai

dasarnya, sedangkan bahasa bukan saja alat mempersentasikan realitas,

tetapi juga menentukan relief seperti apa yang hendak diciptakan bahasa

tentang realitas tersebut. Akibatnya media masa mempunyai peluang yang

sangat besar untuk mempengaruhi makna dan gambaran yang dihasilkan

dari realitas yang dikonstruksinya.79

Framing adalah bagaimana untuk mengetahui persfektif atau cara

pandang yang digunakan oleh wartawan ketika menyeleksi isu dan

menulis berita. Konsep ini telah digunakan secara luas dalam literatur ilmu

komuikasi untuk menggambarkan proses penyeleksian dan penyorotan

aspek-aspek khusus sebuah realita oleh media. Berita yang muncul di

media seringkali diandaikan sebagai suatu kebenaran yang faktual karena

harus berdasarkan fakta.

Disinilah seorang jurnalis (wartawan) dituntut oleh masyarakat agar

dapat memberikan informasi yang cepat, akurat,seimbang dan sesuai

dengan fakta yang ada. Sehingga seorang wartawan harus mampu bersikap

obyektif dalam menjalankan tugasnya. Jika tidak demikian, maka bias

keberpihakan pada media akan nampak terlihat jelas.

Idealisme seorang jurnalis menjadi taruhannya ketika ia harus

melawan nuraninya sendiri. Di antara tuntutan profesi dan kepentingan

bisnis (keuntungan perusahaan tempat ia bekerja) yang mengharuskannya

membidik suatu peristiwa yang layak dijual. Dalam konteks ini,

79Ibnu Hamad, Muhammad Qadari dan agus Sudibyo, Kabar-Kabar Kebencian, Institut

Studi Arus Informasi, PT. Sembrani Akasara Nusantara, Jakarta: 2001, h. 74-75.

 

Page 96: KONSTRUKSI REALITAS SOSIAL TERHADAP ISU KONFLIK SYIAH …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/41609... · 2018-09-26 · KONSTRUKSI . REALITAS SOSIAL TERHADAP . ISU

82

bagaimana seorang jurnalis membidik suatu peritiwa konflik akan

berpengaruh pula pada peran institusi media tempat ia bekerja.

Banyak hal yang dapat menimbulkan berbagai perspektif tentang

bias keberpihakan media. Meskipun wartawan bekerja secara profesional

dengan mencari berita sesuai fakta dan data yang ada, namun tingkat

produksi tidak dapat dihindari sebagai proses konstruksi realitas yang

sebenarnya. Hal tersebut diliputi berbagai faktor seperti adanya

kepentingan politik media dan faktor ideologi media tersebut.

Media mengkonstruksi fakta peristiwa disesuaikan dengan ideologi,

kepentingan, keberpihakan media dalam memandang sebuah berita.

Wacana atau peritiwa yang akan diberitakan tidak akan terlepas dari

pertimbangan menguntungkan tidaknya pemberitaan tersebut terhadap

media yang bersangkutan.80

Disaat krisis, pers seharusnya memberikan informasi yang seimbang,

sehat, dan menenangkan suasana, dan bukan memprovokasi publik.

Secara ideal pers atau media seharusnya menyediakan informasi yang

jujur, jernih dan seluas mungkin mengenai apa yang layak dan perlu

diketahui oleh masyarakat sehingga dapat membantu meredakan dan

menyelesaikan krisis.

Pemberitaan media yang berisi konflik dapat membawa pengaruh

pada dua hal. Pertama pemberitaan media justru memperluas eskalasi

konflik dan kedua, dapat membantu meredakan dan menyelesaikan

80

Ibid

 

Page 97: KONSTRUKSI REALITAS SOSIAL TERHADAP ISU KONFLIK SYIAH …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/41609... · 2018-09-26 · KONSTRUKSI . REALITAS SOSIAL TERHADAP . ISU

83

konflik81

. Pendapat yang saling bertentangan diharapkan akan bermuara

pada satu kesepakatan penyelesaian. Pendapat seperti ini walaupun masuk

akal namun belum terbukti secara empiris yang dapat dijadikan pegangan

untuk membenarkan asumsi tersebut.

Berdasarkan pengalaman dari berbagai peristiwa konflik yang terjadi

di Indonesia , peran media banyak dikaburkan oleh institusi media itu

sendiri dalam meliput dan menyampaikan beritanya. Sebut saja konflik

Syiah Sampang yang terjadi di Madura, berita mengenai konflik agama

tersebut cukup banyak dimuat di media masa. Setiap media mempunyai

bingkai yang berbeda dalam melihat, mengemas hingga menyajikan suatu

peritiwa.

Konflik Syiah Suni yang digambarkan dalam pemberitaan majalah

Sindo Weekly merujuk pada asumsi yang menyatakan bahwa konflik

tersebut merupakan konflik antar dua aliran mazhab yang berbeda dalam

Islam. Di mana konflik tersebut melibatkan dua kelompok yang memiliki

pandangan berbeda terhadap sesuatu yang sama-sama mereka akui

kebenarannya.

Salah satu bukti majalah Sindo Weekly melakukan konstruksi

media terhadap realitas konflik Syiah-Sunni Sampang, yaitu majalah

tersebut tidak mengembangkan permasalahan hingga akarnya. Ditambah

lagi, konstruksi yang dilakukan majalah Sindo Weekly adalah bahwa

majalah tersebut lebih fokus menghadirkan informasi mengenai apa itu

81Sieber dalam Sumartono, Konflik Disajikan dalam Isi Media,

http://SumartonoEsaUnggul.com

 

Page 98: KONSTRUKSI REALITAS SOSIAL TERHADAP ISU KONFLIK SYIAH …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/41609... · 2018-09-26 · KONSTRUKSI . REALITAS SOSIAL TERHADAP . ISU

84

Syiah beserta konstribusi Syiah khususnya dalam perkembangan dunia

Islam lengkap dengan digambarkannya informasi tingkat penganut Syiah

di seluruh dunia.

Untuk membuktikan adanya konstruksi majalah Sindo Weekly

tersebut dapat dilihat dari hasil wawancara penulis dengan Asep Saefullah

seorang Redaktur Pelaksana majalah Sindo Weekly. Pemilihan topik, judul

berita dan narasumber memang telah memalui proses panjang yang

sebelumnya dirapatkan oleh para tim redaksi yang menurutnya kompeten.

Diangkatnya orasi Muhsin Labib dikarenakan dua alasan yakni pertama,

isi dari orasi tersebut menyuarakan aspirasi seseorang yang merasa

prihatin terhadap warga Syiah yang menjadi korban penyerangan. Kedua,

dipilihnya narasumber Muhsin Labib seorang doktor Filsafat Universitas

Islam Negeri Jakarta yang menurut tim redaksi Sindo Weekly memiliki

kredibilitas, di mana Muhsin Labib memiliki kepedulian terhadap warga

Syiah Sampang. Selain itu, Muhsin Labib sendiri merupakan narasumber

yang sudah beberapakali menulis artikel di majalah Sindo Weekly.

Kutipan orasi Muhsin Labib diatas menurut Asep Saefullah

memang sengaja diekspos. Menurutnya,” isi orasi tersebut mewakili tim

produksi untuk mempermudah menjelaskan kepada pembaca kemana arah

topik berita yang disajikan majalah Sindo Weekly, yang memang lebih

menonjolkan profil Syiah dan ingin memberitahu khalayak apa dan siapa

Syiah itu sebenarnya, di sini majalah Sindo Weekly tidak mengangkat

berita mengenai konflik Syiah Sampang itu sendiri secara detail”.

 

Page 99: KONSTRUKSI REALITAS SOSIAL TERHADAP ISU KONFLIK SYIAH …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/41609... · 2018-09-26 · KONSTRUKSI . REALITAS SOSIAL TERHADAP . ISU

85

Beberapa pernyataan dari Asep Saefullah tersebut terlihat begitu

kontras dengan apa yang ditulis pada pemberitaan majalah Sindo Weekly

mengenai isu konflik Syiah Suni Sampang. Pada lead majalah Sindo

Weekly menjelaskan kondisi warga Syiah yang menjadi korban

penyerangan dan teror berdarah, hal ini telah menggambarkan bahwa ada

konflik yang terjadi di Sampang, sementara Asep Saefullah selaku

Redaktur Pelaksana majalah Sindo Weekly menyatakan bahwa “mereka

tidak mengeksplor berita mengenai konflik melainkan lebih mengeksplor

info mengenai profil dan sejarah Syiah saja”. Dua hal yang terlihat sangat

bertolak belakang.

Pada halaman delapan belas dan sembilan belas majalah Sindo

weekly memuat kutipan wawancara dari dua narasumber. Pemilihan

narasumber tersebut adalah Hassan Alaydrus, Ketua Umum Ahlul Bait

Indonesia yang merupakan organisasi Syiah terbesar di Indonesia dan

K.H. Amidhan Ketua Majelis Ulama Indonesia. Dapat dilihat dari siapa

tokoh yang menjadi narasumber tersebut bahwasanya majalah Sindo

Weekly melakukan ketimpangan karena tidak memberikan hak suara

kepada pihak Sunni seperti yang dilakukan kepada pihak Syiah. Adapun

cuplikan wawancara dengan Ketua MUI itu bukanlah hak bicara dari pihak

Sunni karena MUI sendiri merupakan wadah untuk mengeluarkan fatwa

bagi seluruh warga pemeluk Islam di Indonesia secara umum. Jadi disini

nampak jelas adanya bias keberpihakan pihak media majalah Sindo Weekly

 

Page 100: KONSTRUKSI REALITAS SOSIAL TERHADAP ISU KONFLIK SYIAH …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/41609... · 2018-09-26 · KONSTRUKSI . REALITAS SOSIAL TERHADAP . ISU

86

dalam mengemas dan menyampaikan hingga membingkai berita mengenai

konflik Syiah Suni Sampang.

Dari pernyataan redaktur pelaksana majalah Sindo Weekly diatas,

dalam memproduksi dan mengkonstruksi realitas sosial majalah Sindo

Weekly tentunya memiliki beberapa faktor. Pertama adanya kepentingan

ideologi baik dari penulis maupun ideologi media (majalah Sindo Weekly),

kemudian, adanya kepentingan politik yang ada dalam ruang lingkup

lingkungan konflik tersebut. Dimana para aktor politik senantiasa

menjadikan konflik sebagai bentuk pengalihan isu-isu politik yang telah

ada sebelumnya. Terahir adalah faktor agama dan keyakinan. Kedua,

mengenai peran wartawan dan penulis teks berita konflik Syiah Suni

tersebut. Wartawan dan penulis memberikan pengaruh terhadap

menentukkan realitas apa yang akan diangkat kepada kahalayak. Hal

tersebut nampak pada pemilihan kata, sudut pandang dan alur

penceritaannya. Dengan demikian, dapat disimpulkan bahwa wartawan

dan penulis berita tersebut adalah seorang penganut aliran Syiah atau

bukan.

Media massa majalah Sindo Weekly telah melakukan konstruksi

realitas atas konflik Syiah-Sunni seolah Syiahlah yang benar, hal tersebut

disampaikan kepada khalayak/pembaca dengan keberpihakannya.

Tujuannya agar pembaca memiliki pandangan hingga akhirnya

menciptakan opini publik setidaknya diharapkan sesuai dengan pandangan

frame majalah Sindo Weekly itu.

 

Page 101: KONSTRUKSI REALITAS SOSIAL TERHADAP ISU KONFLIK SYIAH …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/41609... · 2018-09-26 · KONSTRUKSI . REALITAS SOSIAL TERHADAP . ISU

87

Itulah tujuan media, menciptakan agar khalayak memiliki opini

yang sama dan sesuai dengan pandangan media terhadap suatu peristiwa

berdasarkan ideologi dan kepentingan media majalah Sindo Weekly itu.

Sadar atau tidak pembaca telah terperangkap oleh pola konstruksi media.

Mencermati dua kemungkinan tersebut, tampaknya kemungkinan

pertama lebih terbuka terjadi melalui pemberitaan suatu konflik oleh

media massa. Hal ini nampak dan dapat dicermati, misalnya pada konflik

Ambon. Konflik yang semula adalah perkelahian antara pemuda Mardika

(kampung Kristen) dengan pemuda Batumerah (kampung Muslim) dalam

memperebutkan sumber daya ekonomi akhirnya berkembang menjadi

sentimen antar kelompok agama. Perkembangan selanjutnya konflik

meluas hingga ke kepulauan Maluku. Perluasan eskalasi konflik ini

kemudian meluas lagi menjadi isu nasional dan internasional.

Konflik banyak kita temukan di media massa. Tetapi dari segi

kualitas hal itu belum menjamin perbaikan situasi konflik dan krisis yang

berlangsung. Kebanyakan informasi tentang konflik yang tersaji di media

masa hanya bersifat permukaan, parsial, sepotong-potong, tidak

proporsional, sebagian besar hanya menekankan aspek kekerasan dan

konflik terbuka saja, bukan pada aspek situasi, akar masalah yang bisa

mendukung perbaikan situasi dan perdamaian.

Indonesia merupakan negara multi etnis yang memiliki aneka

ragam suku, budaya, bahasa, dan agama bersatu di bawah semboyan

Bhineka Tunggal Ika, namun tidak demikian halnya pada kenyataan.

 

Page 102: KONSTRUKSI REALITAS SOSIAL TERHADAP ISU KONFLIK SYIAH …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/41609... · 2018-09-26 · KONSTRUKSI . REALITAS SOSIAL TERHADAP . ISU

88

Keaneka-ragaman dan perbedaan itu merupakan potensi terpendam

pemicu konflik. Pakar studi konflik dari Universitas Oxford, France,

Steward82

menyebutkan empat kategori negara yang berpotensi konflik.

Keempat kategori adalah negara dengan tingkat pendapatan dan

pembangunan manusianya rendah, negara yang pernah terlibat konflik

serius dalam 30 tahun sebelumnya, negara dengan tingkat horizontal yang

tinggi, dan negara yang rezim politiknya berada dalam transisi rezim

represif menuju rezim demokratis.

Indonesia bisa masuk dalam keempat kategori tersebut sekaligus.

Dalam kungkungan rezim Orde Baru, media massa kita dipaksa untuk

berhati-hati dalam pemberitaan mereka atas kasus-kasus yang ber-nuansa

Suku, Agama, Ras dan Antar golongan (SARA). Wacana tentang etnis, ras

dan agama selama ini menjadi hal yang selalu ditutup-tutupi dan tabu di

kalangan masyarakat. Di era Reformasi, kebebasan pers telah

menghadirkan segala kekacauan yang selama era Orde Baru selalu ditutup-

tutupi.

Pemberitaan media atas sejumlah isu memperlihatkan munculnya

keberanian dan kejujuran dalam menentukan sikap. Pada era Orde Baru,

tuntutan itu coba dipenuhi dengan meman-faatkan media masa. Dalam

konteks ini media masa sebagai salah satu pilar terbentuknya negara

demokratis dan masyarakat madani. Media massa menjadi wadah

82http://Kompas.com’03 diakses pada 16 Desember 2012

 

Page 103: KONSTRUKSI REALITAS SOSIAL TERHADAP ISU KONFLIK SYIAH …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/41609... · 2018-09-26 · KONSTRUKSI . REALITAS SOSIAL TERHADAP . ISU

89

perbedaan pendapat yang sehat; tidak bertendensi memojokan kelompok

yang berseberangan dengan dirinya.83

Pada Era Reformasi krisis, dan konflik menjadi lebih tajam dan

tampak semakin dramatis diberitakan melalui liputan pers. Konflik Ambon

dan Maluku Utara yang bernuansa agama memperlihatkan dengan jelas

sikap dan posisi yang diambil oleh media massa tertentu dalam pemberi-

taannya. Dibandingkan dengan topik-topik lain para wartawan

menganggap krisis, konflik, dan perang sebagai hal yang memenuhi

banyak kriteria jurna-listik untuk membuat peristiwa menjadi berita.

Karena menarik perha-tian tentu saja peristiwa konflik tidak akan luput

dari perhatian dan pem-beritaan media massa. Konflik adalah hubungan

antara dua pihak atau lebih (individu atau kelompok), yang memiliki atau

merasa memiliki, sasaran-sasaran yang tidak sejalan84

Menurut Soerjono Soekanto85

pertentangan atau konflik

merupakan proses disosiasi yang agak tajam dalam membawa akibat

positif maupun negatif. Dalam kondisi ini terdapat kecenderungan untuk

menye-suaikan kembali pada norma-norma hubungan sosial dalam

kelompok etnis kultur. Terutama apabila individu-individu berada pada

kualitas interaksi frekuensi tinggi, maka kemungkinan konflik sangat

83Sudibyo dalam dalam Sumartono, Konflik disajikan dalam Isis Media,

http://SumartonoEsaUnggul.com

84

Fisherdalam Sumartono, Konflik disajikan dalam Isis Media,

http://SumartonoEsaUnggul.com

85

Oerjono Soekanto dalam Sumartono, Konflik disajikan dalam Isis Media,

http://SumartonoEsaUnggul.com

 

Page 104: KONSTRUKSI REALITAS SOSIAL TERHADAP ISU KONFLIK SYIAH …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/41609... · 2018-09-26 · KONSTRUKSI . REALITAS SOSIAL TERHADAP . ISU

90

terbuka yaitu karena sikap toleran yang tidak mengem-bangkan “emotional

intelegence” atau kepekaan cita rasa.

Pakar studi konflik dari Universitas Oxford, France Steward86

menyebutkan empat kategori negara yang berpotensi konflik. Keempat

kategori adalah negara dengan tingkat pendapatan dan pembangunan

manusianya rendah, negara yang pernah terlibat konflik serius dalam 30

tahun sebelumnya, negara dengan tingkat horizontal yang tinggi, dan

negara yang rezim politiknya berada dalam transisi rezim represif menuju

rezim demokratis. Indonesia serta merta bisa masuk dalam keempat

kategori tersebut sekaligus.

Dari analisis konstruksi realitas sosial bahwa media berperan

membentuk realitas yang tersaji dalam berita. Konstruksi terhadap realitas

dipahami sebagai upaya „menceritakan‟ sebuah peristiwa, keadaan, benda,

atau apapun, fakta atau realitas diproduksi dan dikonstruksi dengan

menggunakan persfektif tertentu yang akan dijadikan bahan berita oleh

wartawan. Maka tidak mengherankan jika media memberitakan berbeda

sebuah persitiwa yang sama karena masing-masing media memiliki

pemahaman dan pemaknaan sendiri.87

Menurut Peter Berger88

realitas

sosial tidak dibentuk secara ilmiah, tidak juga sesuatu yang diturunkan

Tuhan. Tetapi sebaliknya realitas dibentuk semacam realitas berwajah

86 Ibid

87Fahri Firdusi, Artikel: Berita sebagai Konstruksi Media, artikel diakses pada 12

November 2012 dari http:fahri99.worldpress.com/2012/po2.html 88

Peter L. Berger, Thomas Luckman, The Social Construction Theory of Reality, dalam

eriyanto, Analisis Framing, Konstruksi Ideologi, dan Politik Media. (Yogyakarta: LkiS, 2002),h.

39-41.

 

Page 105: KONSTRUKSI REALITAS SOSIAL TERHADAP ISU KONFLIK SYIAH …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/41609... · 2018-09-26 · KONSTRUKSI . REALITAS SOSIAL TERHADAP . ISU

91

ganda atau prulal. Setiap orang mempunyai konstruksi yang berbeda-beda

atas suatu realitas. Setiap orang mempunyai pengalaman, preferensi

pendidikan tertentu dan lingkungan pergaulan atau sosial tertentu dan

menafsirkan sosial itu dengan konstruksinya masing-masing.

Menurut Peter L. Berger dan Thomas luckman89

dalam teorinya

“The Social Construction Theory of Reality” proses mengkonstruksi

berlangsung melalui interaksi sosial dialektis dari tiga bentuk realitas,

yakni symbolic reality, objective reality, dan subjective reality yang

berlangsung dalm suatu proses dengan tiga momen simultan.

Teori dan pendekatan konstruksi sosial atas realitas Peter L Berger

dan Luckmann telah direvisi dengan melihat fenomena media massa

sangat substantif dalam proses eksternalisasi, subyektivasi dan

internalisasi inilah yang kemudian dikenal sebagai “konstruksi sosial

media massa”. Menurut perspektif ini tahapan-tahapan dalam proses

konstruksi sosial media masa itu terjadi melalui: tahap menyiapkanmateri

konstruksi; tahap sebaran kostruksi; tahap pembentukan kosntruksi; tahap

konfirmasi.90

89

Dedy N. Hidayat, Konstruksi Sosial Industri Penyiaran, Jakarta: Pascasarjana Ilmu

Komunikasi UI, 2003,h. 7-8.

90Burhan Bungin, Sosiologi Komunikasi : Teori, Paradigma dan DiskursusTeknologi

Komunikasi di Masyarakat,( Jakarta : Kencana, 2007), hlm. 188-189

 

Page 106: KONSTRUKSI REALITAS SOSIAL TERHADAP ISU KONFLIK SYIAH …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/41609... · 2018-09-26 · KONSTRUKSI . REALITAS SOSIAL TERHADAP . ISU

92

BAB V

PENUTUP

A. Kesimpulan

Berdasarkan temuan mengenai bagaimana majalah Sindo Weekly

membingkai isu konflik Syiah-Sunni Sampang melalui framing Robert N

Entman, majalah Sindo Weekly membingkai isu konflik Syiah sampang

sebagai isu konflik antar warga Sunni dan Syiah Sampang, yang diarahkan

untuk menempatkan konflik ini sebagai aksi teror dan kekerasan terhadap

warga Syiah tanpa menyelididki dan mencari tahu alasan dan sejarah

konflik itu terjadi.

Nilai keberimbangan dan objektifitas yang direpresentasikan dalam

pemberitaan majalah Sindo weekly hanya menyentuh bagian permukaan.

Majalah Sindo Weekly tampak memposisikan dirinya untuk bersifat netral

diantara kelompok Sunni dan Syiah, akan tetapi bias keberpihakan majalah

Sindo Weekly pada kelompok Syiah banyak ditemukan dalam teks.

Dengan demikian majalah Sindo Weekly dalam membingkai isu konflik

Sunni-Syiah di Sampang menempatkan Sunni sebagai pelaku kekerasan

dalam konflik dan Syiah sebagai korban. Majalah Sindo Weekly merasa

prihatin terhadap warga Syiah yang menjadi korban penyerangan Sunni.

Kemudian majalh Sindo Weekly memilih narasumber konflik Syiah-Sunni

ini, media tersebut memilih narasumber yang jelas beraliran Syiah dan pro

terhadap Syiah juga memiliki kedekatan terhadap majalah Sindo Weekly.

 

Page 107: KONSTRUKSI REALITAS SOSIAL TERHADAP ISU KONFLIK SYIAH …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/41609... · 2018-09-26 · KONSTRUKSI . REALITAS SOSIAL TERHADAP . ISU

93

Sementara itu, hasil penelitian mengenai bagaimana proses

produksi majalah Sindo Weekly mengemas dan mengkonstruksi isu konflik

Syiah Sampang, yaitu Pertama, cara majalah Sindo Weekly menyeleksi

isu cenderung memilih fakta dan realitas yang memihak kepada Syiah,

seperti pada pemilihan judul, Lead hingga pada pemilihan istilah dan kata

hingga pemilihan narasumber.Kedua, penonjolan isu yang dilakukan oleh

redaksi lebih dominan ke pihak Sunni sebagai kelompok yang melanggar

HAM yang telah diatur oleh konstitusi. Ketiga, adalah pada penilaian

sikap-sikap moral yang dijatuhkan kepada pihak Sunni, Sindo Weekly

cenderung memberikan dalih moral bahwa apa yang dilakukan oleh warga

Sunni adalah sesuatu yang memang sengaja dilakukan karena ingin

melakukan pemurnian agama sementara warga Syiah disebutkan telah

lama terpojok dan menjadi sasaran teror berdarah.

Ideologi tidak hanya berkaitan dengan kepercayaan yang

terkandung mengenai dunia, tapi juga cara yang mendasari definisi dunia.

Oleh sebab itu, ideologi tidak hanya tentang politik. Ideologi memiliki

cakupan yang lebih luas lagi dan mengandung makna konotasi.

Dalam kaitan ini posisi media akan berada dalam tiga

kemungkinan keberpihakan, yaitu apakah media cenderung berafeksi

positif, netral atau negatif. Dalam mengkonstruksi realitas social terhadap

isu konflik Syiah Suni Sampang, keberpihakan Majalah Sindo Weekly

cenderung berafeksi negative terhadapa kelompok Sunni dan memihak

kelompok Syiah.

 

Page 108: KONSTRUKSI REALITAS SOSIAL TERHADAP ISU KONFLIK SYIAH …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/41609... · 2018-09-26 · KONSTRUKSI . REALITAS SOSIAL TERHADAP . ISU

94

B. Saran

Penelitian ini hendaknya bisa dilanjutkan kepada penelitian yang

lebih mendalam seperti menggunakan analisis wacana kritis atau

menggunakan analisis sosiologi media.

Sindo Weekly hendaknya memberikan informasi yang benar,

objektif, tidak menimbulkan polemik dengan keberpihakan pada kelompok

tertentu khususnya terkait dengan isu konflik.Sindo Weekly hendaknya

menjalankan perannya sebagai kontrol sosial dan memberikan solusi

positif kepada pemerintah dan masyarakat dalam menyelesaikan kasus

yang terjadi di Indonesia.Sindo Weekly hendaknya terus berkomitmen

mengungkap kasus dengan tuntas dan jujur agar konflik horizontal yang

terjadi tidak terulang kembali.

 

Page 109: KONSTRUKSI REALITAS SOSIAL TERHADAP ISU KONFLIK SYIAH …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/41609... · 2018-09-26 · KONSTRUKSI . REALITAS SOSIAL TERHADAP . ISU

95

Daftar Pustaka

Buku

Al hasyimi, Muhammad Iqbal, Islam Syiah, Jakarta:Pustaka Ibahdah,

2003.

Anwar, Mohammad, Irfan Zidny, dkk, Mengapa Kita Menolak

Syiah,Jakarta:LPPI,2002.

Al-Musawi, Syarafudin Dialog sunnah dan Syiah, terj. Al-baqir, Bandung:

Mizan, 1983.

Berger, Peter L. Thomas Luckman, Tafsir Sosial Atas Kenyataan; Sebuah

Risalah tentang Sosiologi Pengetahuan.Jakarta: LP3S, 1990.

Bungin, Burhan.Sosiologi Komunikasi: Teori, Paradigma, Ideologi dan

Diskursus Teknologi Komunikasi Masyarakat. Jakarta: Kencana, 2007

Birowo,Antonious.Metode Penelitian Komunikasi: Teori dan Aplikasi.

Yogyakarta: GITANYALI, 2004.

Creswell, John W. Desain Penelitian: Pendekatan Kualitatif dan

Kuantitatif. Jakarta: KIK Press, 2003.

Eriyanto.Analisis Framing: Konstruksi Ideologi, dan Politik Media,

Yogyakarta: LKIS, 2007.

Fathoni, Mushlih Faham Mahdi syiah dan Ahmadiyah dalam Perspektif,

Jakarata:PT Raja Grafindo Persada, 2002.

Fiske, John Cultural and Communication Studis, Sebuah Pengantar paling

Komprehensif, Jalan Sutera:

Hamad, Ibnu .Muhammad Qadari dan agus Sudibyo, Kabar-Kabar

Kebencian, Jakarta:PT. Sembrani Akasara Nusantara, 2001.

Holsti, K.J. Konstruksi Realitas Politik Dalam Media Massa: Sebuah Studi

Critical Discourse Analysis terhadap Berita-Berita Politik, Jakarta:Granit, 2007.

Jafri, S Husain M Islam Syiah:Awal dan Sejarah Perkembangan,Pustaka

Hidayah: 1976.

Kriyantoro, Rachmat. Teknis Praktis Riset Komunikasi.Jakarta: Kencana,

2007.

 

Page 110: KONSTRUKSI REALITAS SOSIAL TERHADAP ISU KONFLIK SYIAH …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/41609... · 2018-09-26 · KONSTRUKSI . REALITAS SOSIAL TERHADAP . ISU

96

Kriesberg, Louis.The Sociology of social Conflict, New York:Prantice

Hall, 1973.

Litlejohn, Steven W. Teoris of Human Comunication. USA: Wadsworth

Publishing Company,2001.

Lull, James.Media Komunikasi Kebudayaan: Suatu Pendekatan,

Jakarta:Global, 1998.

Manheim, Karl.Ideologi and Utopia. An introduction to the sociologi of

knowledge, London:Rouledge, 1979.

Nasution, Zulkarnaen.Sosiologi Komunikasi Massa.Jakarta: Pusat

Penerbitan Universitas Terbuka Departemen Pendidikan Nasional, 2004.

Nugroho, Bimo. Eriyanto dan Frans sudaris, Politik Media Mengemas

Berita, Jakarta: Arus Stusi Informasi,

Prakoso, Jurnal ISKI, 1999.

Ruslan, Rosady.Metodologi Penelitian Publik Relation dan Komunikasi.

Jakarta: PT.Raja Grafindo Persada, 2003.

Scwandt,Thomas A., Construktivis, Interpretivist Aproach to Human

Inquiry, dalamNorman K Denzim dan Yvonna S. Lincoln, Handbook of

Qualitative Research. London: Sage Publication, 1994.

Sobur,Alex.Analisis tks Media; Suatu Pengantar Untuk Analisis Wacana,

Analisis Semiotika dan Analisis Framing. Bandung: PT. Remaja Rosda

Karya,2006.

Suseno, Franz Magnis.Filsafat Sebagai Ilmu Kritis, Jakarta:Kanisius,

1992.

Sudibyo, AgusPolitik Media dan Pertarungan Wacana,

Thompson, John B.Analisis Ideologi: Kritik Wacana Ideologi-Ideologi

Dunia,Bandung: Remaja Rosdakarya, 2005.

Wallensteen, Peter.Understanding Conflict Resolution: war, Peace, and

the Global System, London:Sage Publiction, 1997.

Zainuddin, Rahman Afdhal. M Hamdan Basyar, dkk, Syiah dan Politik di

Indonesia,Mizan: Bandung, 2000.

Zahrah, Muhammad Abu.Aliran Politik dan Aqidah dalam Islam,

Jakarta:Gaya Media Pratama, 2011.

 

Page 111: KONSTRUKSI REALITAS SOSIAL TERHADAP ISU KONFLIK SYIAH …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/41609... · 2018-09-26 · KONSTRUKSI . REALITAS SOSIAL TERHADAP . ISU

97

Zahrah, Muhammad Abu Tarikhul Mazahibul Islamiah, vol.1

Tesis dan skripsi

Azmi, Ulul Konstruksi Realitas Islam Di Media Massa: Analisis framing;

Konflik Palestina Israel Di Harian Kompas Dan Republika, FIDKOM, UIN,

Jakarta,2008.

Haroni, Nanang. Kerelawanan dalam Televisi Indonesia. Jakarta:FISIP

UI,2009.

Hidayat, Dedy N. Konstruksi Sosial Industri Penyiaran, Jakarta:

Pascasarjana Ilmu Komunikasi UI, 2003.

Darmanto, Membongkar Ideologi di Balik Penulisan Berita dengan

Analisa Faraming, Universitas Brawijaya-Fakultas Teknik Jurusan Teknik Mesin,

2004.

Internet/Media On Line

http://mizanis.wordpress.com /Problematika Keberpihakan,2012

http://bincangmedia.wordpress.com/2012/

www.kabmalang.go.id/10/11/2012 Kekuasaan Media Massa Merekonstruksi

realitas, Sebuah Kajian.

http://fahri99.worldpress.com/2012/Berita sebagai Konstruksi Media.

http://massofa.wordpress.com /2008/Metode Penelitain Komunikasi.

http://shindohjourney.wordpress.com/2010/ Metodologi Komunikasi, 2010.

http://MediaWatch.comEdisi 21, tahun III, Mei 2002.

http://SumartonoEsaUnggul.com Konflik Disajikan Dalam Isi Media

http://Kompas.com‟, 2003

 

Page 112: KONSTRUKSI REALITAS SOSIAL TERHADAP ISU KONFLIK SYIAH …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/41609... · 2018-09-26 · KONSTRUKSI . REALITAS SOSIAL TERHADAP . ISU

Lampiran 6

BERITA WAWANCARA

Wawancara : Penelitian Skripsi

Hari/tanggal : Kamis 20 Desember 2012

Tempat wawancara : Kantor Majalah Sindo Weekly

Informan : Asep Saefullah (RedPel Majalah Sindo Weekly)

1. Bagaimana Sindo Weekly menentukan topik dan pemilihan isu yang akan

diangkat menjadi berita?

Yaa..standar pembuatan berita, melalui proses sesuai prosedur. Ada isu, ada

peirtiwa, ada bagian yang meliput, kemudian kita juga ada rapat redaksi,

disanalah topik biasanya ditentukan.

2. Menurut anda, bagaimana dengan pemberitaan media mengenai isu-isu

konflik di Indonesi akhir-akhir ini?

Saya merasa lelah dan terkadang jenuh dengan hal-hal berbau konflik. Tapi

dalam berita justru isu-isu konflik itu memiliki daya tarik dan daya jual.

Mengenai pemberitaan di media, sejauh ini masih normal yah, ada isu,

kemudian media mem-blow up,

3. Apakah pemilihan kata atau memproduksi teks berita diserahkan

sepenuhnya kepada penulis, atau melalui beberapa proses editing?

Kami memberikan kesempatan kepada pemburu berita, wartawan yang

mereport. Namun naskah biasanya melalui proses editing terlebih dahulu

sebelum naik,

4. Bagaimana media membingkai konflik yang terjadi di sampang yang

diduga melibatkan dua aliran keagamaan?

Hasil analisis framingnya?Pointnya, kami ingin menunjukkan bahwa

sebenarnya konflik itu bukan konflik antara Suni dan Syiah, komunitas di

 

Page 113: KONSTRUKSI REALITAS SOSIAL TERHADAP ISU KONFLIK SYIAH …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/41609... · 2018-09-26 · KONSTRUKSI . REALITAS SOSIAL TERHADAP . ISU

Komben tersebut sudah muncul tahun 1983-an dan mereka semuanya baik-baik

saja, ini muncul setelah ada pihak-pihak lain luar yang masuk. Dan ini juga ada

berbagai aspek politik.jadi bukan hanya konflik Syiah-Sunni, ketika kasus ini

muncul, makanya kita membuat laporan ini agak panjang, tapi kalo dilihat dari

silssilah mereka, disana mereka keluarga dan baik-baik saja. Kalo kita lihat

konteks, disana juga ada pilkada dan dan kepentingan lain seperti bisnis.

5. Bagaimana dugaan penyerangan warga Sunni terhadap warga Syiah di

Sampang dipahami dan dimaknai oleh media?

Sebagaimana yang terjadi pada kasus-kasus lain, headline kami sengaja,

orang sedang membicarakan ini ko Syiah-Suni, Syiah Sunni,apa sih Syiah

itu? pagenya memang konflik itu, tapi page itu kita tidak mengakulturasi ini

syiah, ini Sunni, sebenarnya kami ingin menunjukan bahwa Apa sih Syiah

itu? dan ada masalah. Sama seperti kasus Ahmadiyah, selama ini mereka itu

baik-baik saja ,tapi ketika ada pihak luar yang masuk, inikan bukan murni

masalah keyakinan, tapi banyak unsur lain.

6. Dari sudut pandang manakah media memahami konflik tersebut?

Kami titak mengangkat konfiknya, Kami tidak mengakulturasi pihak Syiah

ataupun Sunni, kami ingin menunjukan apa sih Syiah itu? dan sama seperti

kasus Ahmadiyah, dimana ini bukan murni masalah keyakinan, tapi banyak

unsur dan berbagai kepentingan lain.

7. Apakah ada satu bagian dari isu yang ditekankan media pada

pemberitaan mengenai isu konflik Syiah Sampang tersebut?

Kami bukan ingin mengakulturasi, tapi kami ingin memberitahu apa sih Syiah

itu? makanya kami lebih memberikan ruang perhatian kepada teman-teman

disana. Kalo berbicara masalah balance atau keberimbangan, berarti kita bicara

konflik. Karena kami tidak melihat konfliknya tapi akar masalahnya. Dan itu

juga sudah diangkat media lain, jadi kami menunjukkan ini loh wajah Syiah

itu, jadi ketika banyak sumber dari pihak Syiah karena kami ingin menggali

lebih banyak perspektif dari orang itu.

 

Page 114: KONSTRUKSI REALITAS SOSIAL TERHADAP ISU KONFLIK SYIAH …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/41609... · 2018-09-26 · KONSTRUKSI . REALITAS SOSIAL TERHADAP . ISU

8. Penyelesaian macam apa yang ditawarkan media untuk mengatasi suatu

masalah atau isu khususnya isu konflik Syiah Sampang?

Sebenarnya gampang, pemerintah kalo mau tegas dan berimbang, bisa selesai

permasalahan. Kalo kita lihat akar permasalahannya, ada kecenderungan

memihak dan kalo teman-teman lihat, pelakunya itu adalah dari kalangan

pemerintah dengan berbagai kepentingan politik seperti itu. dan kalo selama

salah satu dari pihak yang berkonflik itu adalah bagian pemerintah, yaa gak

bakalan selesai, karena orang yang harusnya menyelesaikan konflik itu ya

bagian dari konflik tersebut. Harusnya, ini yaa sudah tidak ada masalah, tapi

memang sengaja dibungkus seperti itu biar rame, sebuah keluarga, punya sudut

pandang dan apiliasi politik yang berbeda, ya..biasa aja terjadi seperti itu,

cuman ingin mendapat perhatian lebih, jadilah dibawa keranah publik.

9. Menurut Sindo, dari kasus ini siapasih yang pantas dipersalahkan atau

siapa penyebab terjadinya konflik tersebut?

Akar permasalahannya bukan siapa yang pantas untuk dipermasalahkan, tapi

lebih ke aspek pidananya saja, siapa yang menyerang dan siapa yang jadi

korban penyerangan. Kalo bicara siapa yang salah, ini dulu atau ini dulu itu

sudah bukan wewenang kita, faktanya saja siapa yang menyerang dan siapa

yang diserang. Sebenranya sesederhana contoh di Uin, ada pengelola mesjid

Uin orang Muhamadiyah, lalu ada yang nyolong sendal orang Syiah, ada yang

nyolong sendal orang NU, ada yang nyolong sendal orang Muhammadiyah.

Sesederhana itu saja.

10. Saya melihat Sindo disini memberikan sudut pandang yang berbeda,

mengapa lebih mengedepankan mengangkat profil Syiah dibanding

mencari akar permasalahannya?

Selama ini kita selalui disuguhi berita-berita konflik, dan saat ini konflik

Syiah Sampang. Konflik Ahmadiyah dan sebagainya. Simpel saja, kami tidak

mengangkat akar permasalahan dari konflik karena itu sudah diangkat media

lain. hal tak kalah penting, kita sering lupa bahwa banyak orang yang bahkan

 

Page 115: KONSTRUKSI REALITAS SOSIAL TERHADAP ISU KONFLIK SYIAH …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/41609... · 2018-09-26 · KONSTRUKSI . REALITAS SOSIAL TERHADAP . ISU

tidak pernah tahu dan mengerti apa dan siapa syiah itu sebenarnya? Hanya

ingin menjelaskan itu saja.

11. Mengapa hanya profil dan gambaran tentang konstribusi Syiah dan

tidak demikian dengan Sunni?

Dari awal sasaran utama kami adalah mengangkat profil Syiah, terlepas dari

peristiwa itu Syiah disebut sebagai korban.

12. Dalam pemilihan narasumber, apakah ada kriteria tertentu? Dan

mengapa memilih mengangkat orasi Muhsin Labib?

Kredibilitas tinggi, terpercaya dan faham betul seluk-beluk permasalahannya.

isi orasi tersebut mewakili para tim produksi untuk mempermudah menjelaskan

kepada pembaca kemana arah topik berita yang disajikan Sindo Weekly yang

dalam hal ini memang lebih menonjolkan profil Syiah dan ingin memberitahu

khalayak apa dan siapa syiah itu sebenarnya, di sini Sindo Weekly tidak

mengangkat berita mengenai konflik Syiah Sampang itu sendiri secara detail

sebagaimana diberitakan oleh media-media lainnya

13. Jadi, tidak ada bias keberpihakan dari media ini mengenai kasus

tersebut?

Coba aja baca, disana lebih banyak mengangkat tentang siapa Syiah itu. itu

tidak bermaksud untuk berpihak, selama ini orang melihat di televisi, atau

dikoran seperti ini, tapi tidak banyak tau apa sih Syiah itu sebenarnya? Berapa

banyak penganutnya? meskipun Sindo Weekly tidak menyebutkan secara jelas

bahwa hal itu dimaksudkan terhadap warga sunni, namun asumsi publik seolah

dibentuk pada pandangan bahwa penganut Sunni lah yang melakukan hal

demikian. Namun sebenarnya, Sindo Weekly hanya ingin membuka pikiran

masyarakat akan kesadaran bahwasannya di negri ini kebebasan beragama

memang dilindungi hak-haknya oleh konstitusi negara sebagaimana yang

selama ini kita tahu

14. Menurut media, apakah baik pihak pemerintah pusat maupun daerah

sudah maksimal dalam menawarkan penyelesaian konflik tersebut? Dan

bagaimana media memandangnya?

 

Page 116: KONSTRUKSI REALITAS SOSIAL TERHADAP ISU KONFLIK SYIAH …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/41609... · 2018-09-26 · KONSTRUKSI . REALITAS SOSIAL TERHADAP . ISU

Ya pemerintah harus tegas. Sementara kita harus mengadvokasi, akar

permasalahannya seperti apa? Daripada mencari siapa yang salah dan siapa

yang benarkan waktunya panjang, sementara ada keluarga yang jadi korban,

dan itu manusia gitu loh, kalo dibiarin nanti bagaimana? kalo urusan APBD

dan sebagainya itu sudah bukan urusan kita lagi. Tapi kita memberitahu bahwa

nih ada orang dipengungsian, kelaparan.

 

Page 117: KONSTRUKSI REALITAS SOSIAL TERHADAP ISU KONFLIK SYIAH …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/41609... · 2018-09-26 · KONSTRUKSI . REALITAS SOSIAL TERHADAP . ISU

BERITA WAWANCARA

Wawancara : Penelitian Skripsi

Hari/tanggal : Sabtu 26 januari 2013

Tempat wawancara : -

Responden : Irman Abdurrahman

(Staf Redaksi/Penulis di Majalah Sindo Weekly)

1. Berapa lama anda bergabung dengan majalah Sindo Weekly?

Sudah lumayan lama yah, karena sebelumnya Sindo Weekly itu

namanya Trus. Jadi saya mengikuti waktu perubahan tersebut dan saya

juga tidak langsung menjadi staf redaksi, semua melalui proses

tahapan.

2. Bagaimana proses kerja anda di Sindo Weekly? Apakah anda

langsung menjadi staf redaksi atau bermula menjadi seorang

reporter?

Seperti yang saya bilang tadi, saya mengikuti alur atau proses

sesuai prosedur. ya saya juga pengalaman menjadi wartawan atau

reporter biasa sebelum seperti saat ini. Itu pekerjaan yang saya

nikmatilah.

3. Menurut anda, sebagai staf redaksi Sindo Weekly, sejauh mana

keterlibatan anda dalam proses penentuan topik dan pemilihan

isu untuk diberitakan?

Kami biasa melakukannya dalam rapat redaksi majalah. Saya

tidak dapat menentukan semuanya sendiri meskipun saya memang

terlibat didalamnya. Proses penentuan topik, pemilihan isu itu melalui

 

Page 118: KONSTRUKSI REALITAS SOSIAL TERHADAP ISU KONFLIK SYIAH …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/41609... · 2018-09-26 · KONSTRUKSI . REALITAS SOSIAL TERHADAP . ISU

dialog yang cukup alot. Karena kami harus benar-benar mengemas

semua dengan matang, tentunya melalui perencanaan dan persiapan

yang matang pula.

4. Sebagai seorang warga negara dan beragama, bagaimana anda

melihat konflik Syiah Sampang?

Bukan hal yang baru isu-isu konflik berbau agama dan berbau

sara begitu. Kasus Ahmadiyah, bom natal, dan konflik vertikalnya

seperti konflik di Bogor, Depok . Semuanya hampir sama, hanya

bagaimana kita menanggapi setiap konflik tersebut dengan kepala

sehat saja. Konflik itu karena adanya perbedaan, apapu macamnya

perbedaan tersebut.

5. Sebagai penulis teks berita, apakah penulisan anda dipengaruhi

oleh faktor ideologi dan kepentingan media lainnya? Atau murni

menulis atas dasar apa yang anda temukan dilapangan sesuai

fakta?

Saya menulis apa yang diriport, sesuai fakta dan data tentunya.

Bicara soal balance, itu hal yang sulit dihindari. Namun sebagai awak

media dan sebagai pekerja yang menulis, kita tidak boleh melakukan

pembohongan publik, bahaya itu lagipula ada etikanya juga. Memang

berbagai kepentingan terkadang menjadi masalah dalam diri sendiri

maupun media tempat saya bekerja, karena kita juga bekerja dalam

satu wadah, tidak bisa menentukan segalanya sendiri. Tapi selalu

diusahakan profesional dan tidak terjebak dalam berbagai

kepentingan. Saya bisa katakan murni, tapi kembali lagi pada

penialaian pembaca.

6. Secara pribadi, apakah anda menilai penulisan teks berita

mengenai isu Syiah Sampang benar-benar sesuai dengan fakta

atau terdapat proses konstruksi?

 

Page 119: KONSTRUKSI REALITAS SOSIAL TERHADAP ISU KONFLIK SYIAH …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/41609... · 2018-09-26 · KONSTRUKSI . REALITAS SOSIAL TERHADAP . ISU

Saya menulis, apa yang sya temukan dilapangan ya saya tulis.

Tapi tulisan saya melalui berbagai proses editing dan berbagai

pertimbangan juga. Setiap media mempunyai sudut pandang dan

penceritaan yang berbeda toh, seperti analisismu itu, beda media, beda

bingkai, beda konstruksinya.

7. Apakah anda sering menemukan perbedaan ideologi antara diri

anda dengan media yang menaungi anda bekerja?

Tentu, tentu saja. Saya juga punya pemikiran sendiri yang

terkadang terbawa dalam pekerjaan saya namun itu yang sering saya

hindari. Misalnya, saya menulis berita tentang politik, sementara saya

tidak minat pada satu tokoh atau partai politik tertentu, itu terkadang

membuat emosi saya ikut terbawa dalam proses penulisan teks. Tapi

sekarang sudah lebih terarah dan terkendali. Karena saya juga tidak

mungkin mempertaruhkan media ini.

 

Page 120: KONSTRUKSI REALITAS SOSIAL TERHADAP ISU KONFLIK SYIAH …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/41609... · 2018-09-26 · KONSTRUKSI . REALITAS SOSIAL TERHADAP . ISU

LAMPIRAN-LAMPIRAN

 


Recommended