Transcript
Page 1: KONSEP PRESCHOOL DAN PERKEMBANGAN SOSIAL …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/31/jtptiain-gdl-s1... · tatanan masa kanak-kanak awal.2 Dari sini muncullah konsep nursery

BAB II

KONSEP PRESCHOOL DAN

PERKEMBANGAN SOSIAL ANAK

A. Konsep Preschool di Indonesia

Dewasa ini seiring dengan semakin tingginya tuntutan hidup, banyak

kita jumpai orang tua, baik ayah maupun ibu, yang bekerja untuk membiayai

keluarga. Apalagi dengan makin derasnya arus pengaruh feminisme yang

menuntut emansipasi wanita, makin banyak kita temui wanita karier yang

notabene sudah berkeluarga.

Kesibukan para orang tua bekerja di luar rumah membuat mereka tidak

bisa mengasuh dan mengawasi putra-putri mereka selama 24 jam. Alternatif

yang diambil pun bervariasi, mulai menggaji pembantu, baby sitter (pengasuh

anak), sampai dengan yang saat ini menjadi tren yaitu memasukkan putra-putri

mereka ke tempat-tempat penitipan anak, baik yang sifatnya hanya penitipan

maupun yang bersifat lembaga pendidikan atau lazim disebut dengan

preschool.

Alasan para orang tua memasukkan putra-putri mereka ke preschool

ternyata tidak hanya kesibukan mereka bekerja di luar rumah. Lebih dari itu,

sekarang ini makin banyak orang tua yang menyadari betapa pentingnya

pendidikan prasekolah sebagai persiapan sebelum memasuki jenjang

pendidikan dasar. Apalagi sekarang ini makin banyak kita jumpai sekolah-

sekolah dasar yang mensyaratkan dalam penerimaan siswa baru untuk

menyertakan rapor Taman Kanak-kanak (TK). Hal ini menunjukkan bahwa

kegiatan pendidikan prasekolah termasuk hal yang dipentingkan oleh

penyelenggara pendidikan dasar. Mengapa demikian?

Dalam sebuah penelitian dikemukakan bahwa anak-anak calon siswa

kelas I SD yang berasal dari TK dibandingkan dengan yang belum pernah

mengikuti TK akan jelas perbedaannya terutama pada semester awal.

Perbedaan performa anak bisa dilihat dari ketrampilan membaca, menulis,

13

Page 2: KONSEP PRESCHOOL DAN PERKEMBANGAN SOSIAL …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/31/jtptiain-gdl-s1... · tatanan masa kanak-kanak awal.2 Dari sini muncullah konsep nursery

14

maupun kesiapan mental anak dalam mengikuti pelajaran di SD.1 Selain itu

adanya batasan usia 7 tahun untuk masuk jenjang pendidikan dasar, membuat

orang tua mencari alternatif untuk mengisi waktu anak dengan

memasukkannya ke preschool, dengan harapan dapat menyiapkan anak untuk

lebih matang ketika dia harus mulai memasuki jenjang pendidikan dasar.

1. Pengertian preschool

Berbicara mengenai pendidikan prasekolah atau yang lazim disebut

dengan preschool, seringkali terdapat kerancuan dalam penggunaan

istilah-istilah yang kebanyakan berbahasa Inggris dalam memberikan

definisi dan batasan pendidikan prasekolah.

Menurut the National Association for the Education of Young

Children (NAEYC), pendidikan prasekolah dimasukkan dalam early

childhood settings (tatanan masa kanak-kanak awal), yaitu layanan untuk

anak-anak sejak lahir sampai dengan usia 8 tahun di suatu pusat

penyelenggaraan, rumah, atau institusi, seperti Taman Kanak-kanak (TK),

baik yang sifatnya full-day school (sekolah sehari penuh) maupun paruh

waktu. Di dalamnya termasuk early childhood education (pendidikan masa

kanak-kanak awal) yang terdiri dari pelayanan yang diberikan dalam

tatanan masa kanak-kanak awal.2

Dari sini muncullah konsep nursery school dan preschool. Nursery

school adalah program untuk pendidikan anak usia 2, 3 dan 4 tahun.

Adapun preschool, dalam Webster’s Encyclopedic disebutkan mempunyai

2 arti, yaitu:

a. adjective of pertaining to, or intended for a child between infancy and school age. Artinya: “Kata sifat yang dimaksudkan untuk seorang anak yang

berada pada usia bayi dengan usia sekolah” b. a school or nursery for preschool children

Artinya: “Sekolah untuk anak-anak prasekolah”.3

1 Reni Akbar Hawadi, Psikologi Perkembangan Anak, Jakarta: PT Grasindo, 2003, hal. 2 2 George S. Morrison, Early Childhood Education Today, Merril Publishing Company,

1988, hal. 4. 3 Houston Miffling, Webster’s Encyclopedic Unabridged Dictionary of the English

Language, New York : Portland House, 1989, hal. 304

Page 3: KONSEP PRESCHOOL DAN PERKEMBANGAN SOSIAL …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/31/jtptiain-gdl-s1... · tatanan masa kanak-kanak awal.2 Dari sini muncullah konsep nursery

15

Untuk di Indonesia, preschool dalam arti yang kedualah yang

dipakai sebagai istilah lain untuk Taman Kanak-kanak (TK), sedangkan

nursery school lebih dikenal dengan play group atau kelompok bermain.

Kesemuanya itu termasuk dalam Pendidikan Anak Usia Dini (PAUD),

sebagaimana diatur dalam UU No. 20 tahun 2003 tentang Sisitem

Pendidikan Nasional. Dalam pasal 1 ayat (14) disebutkan bahwa:

“Pendidikan Anak Usia Dini adalah suatu upaya pembinaan yang ditujukan kepada anak sejak lahir sampai dengan usia 6 tahun melalui pemberian rangsangan pendidikan untuk membantu pertumbuhan dan perkembangan jasmani dan rohani agar anak memiliki kesiapan dalam memasuki pendidikan lebih lanjut.”4

Untuk memberikan batasan yang jelas, dalam pembahasan

selanjutnya akan lebih difokuskan pada preschool yang identik dengan

Taman Kanak-kanak (TK). Karena TK merupakan bentuk Pendidikan

Anak Usia Dini (PAUD) yang berada pada jalur pendidikan formal,

sebagaimana disebutkan dalam UU Sisdiknas pasal 28 ayat (3).5

Sedangkan mengenai batasan usia peserta didik di TK, di dalam

Keputusan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan RI No. 0486/ U/ 1992

Bab II pasal 4 dijelaskan bahwa peserta didik di TK adalah anak yang

berusia 4-6 tahun.6

2. Program preschool

Akhir-akhir ini berkembang kecenderungan, terutama di kalangan

tertentu dalam masyarakat kota besar, untuk memperkenalkan berbagai

cara kegiatan belajar sejak usia dini. Padahal model pendidikan anak

prasekolah sesungguhnya merupakan upaya menyiapkan anak didik untuk

menempuh pendidikan di sekolah dasar. Maka pendekatan yang digunakan

pun bukan dengan model detail, melainkan sesederhana mungkin sesuai

dengan karakteristik anak usia prasekolah.

4 Ali Aksun Widjaya, Undang-undang Republik Indonesia No. 20 Tahun 2003 tentang

Sistem Pendidikan Nasional, Semarang: CV Duta Nusindo, 2003, hal. 6 5 Ibid., hal. 16 6 Soemiarti Patmonodewo, Pendidikan Anak Prasekolah, Jakarta: PT Rineka Cipta, 2003,

hal. 44

Page 4: KONSEP PRESCHOOL DAN PERKEMBANGAN SOSIAL …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/31/jtptiain-gdl-s1... · tatanan masa kanak-kanak awal.2 Dari sini muncullah konsep nursery

16

Dunia prasekolah adalah dunia bermain, sehingga satu hal yang

salah kaprah adalah ketika preschool diidentikkan dengan tempat belajar

membaca maupun berhitung. Preschool, yang di Indonesia identik dengan

TK, bukanlah sekolah, namun merupakan tempat bermain sambil belajar,

bukan sebaliknya. Sedangkan tempat belajar dimulai dari jenjang SD.

Sebagai langkah awal penyiapan anak untuk memasuki jenjang pendidikan

dasar, pendidikan prasekolah hendaknya memperhatikan beberapa prinsip

berikut ini :7

a Perlu diciptakan situasi dan kondisi yang memberikan rasa aman dan

menyenangkan.

Sebagai salah satu bentuk awal pendidikan formal, maka dalam

penyelenggaraan preschool perlu diciptakan situasi dan kondisi yang

memberikan rasa aman dan menyenangkan bagi anak. Hal ini penting

mengingat bahwa ini adalah pengalaman pertama bagi anak untuk

mengikuti sesuatu yang baru, yang notabene tidak bersama orang tua

atau anggota keluarga yang lain, melainkan bersama orang lain yang

sama sekali asing baginya. Dengan situasi dan kondisi yang

menyenangkan akan membuat anak merasa nyaman di sekolah, tanpa

khawatir terpisah dari orang tuanya.

b Masing-masing anak perlu mendapat perhatian yang bersifat

individual, sesuai dengan kebutuhan anak usia prasekolah

Dasar individualitas ini adalah bahwa meskipun pola

perkembangannya sama bagi semua anak, setiap anak mengikuti pola

perkembangan yang berbeda walaupun hanya dalam hal kecil. Seorang

anak mungkin memberi tanggapan positif terhadap pengendalian yang

sifatnya otoriter karena hal itu memberinya rasa aman, namun

mungkin bagi anak lain hal itu ditanggapinya berbeda.8

Selain itu setiap anak mengalami perkembangan yang berbeda-

beda, sehingga pengalaman-pengalaman yang diciptakan harus

7 Ibid., hal. 69-70

Page 5: KONSEP PRESCHOOL DAN PERKEMBANGAN SOSIAL …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/31/jtptiain-gdl-s1... · tatanan masa kanak-kanak awal.2 Dari sini muncullah konsep nursery

17

fleksibel untuk memenuhi kebutuhan setiap anak. Marian Edelman

Borden mengklasifikasikan proses perkembangan anak usia 3-5 tahun,

yang berguna untuk memilih materi atau topik agar bisa diartikulasi

oleh anak-anak untuk menuju ke arah pembentukan karakter anak yang

sesuai.9

Pada usia 3 tahun, anak memiliki ciri khas intelektual, mereka

belajar tentang warna dan bentuk, kemudian dilanjutkan pada dunia

sekitarnya, seperti binatang atau tanaman. Mereka belajar tentang diri

mereka sendiri, keluarga mereka, berinteraksi dengan orang dewasa

berbagi dan bekerja sama. Pada usia 4 tahun, imajinasi anak bekerja

dan penuh dengan pertanyaan “mengapa”. Pada aspek intelektual

mereka mulai belajar mengurutkan, memilah dan mengelompokkan.

Pada klasifikasi terakhir, yaitu pada usia 5 tahun, anak lebih

terfokus dan terarah. Mereka kaya akan imajinasi, bahasa mereka lebih

ekspresif dan terperinci. Pada aspek intelektual, mereka belajar tentang

perbandingan ukuran dan jumlah, menggunakan pemikiran dan

ketrampilan dalam menyelesaikan masalah dan penjelasan sederhana

untuk fenomena sains. Dalam aspek sosial-emosional, anak belajar

untuk bertanggung jawab, mengenali dan menyatakan emosi dan

perasaan, menyatakan empati, individualitas, mengenali persamaan

dan perbedaan tentang diri dan orang lain.

8 Elizabeth B. Hurlock, Perkembangan Anak, Pent. Meitasari Tjandrasa dan Muslichah

Zarkasih, Jakarta: Erlangga, Edisi VI, 1995, hal. 261 9 Akhmad Efendi, “Pendidikan Prasekolah: Orientasikan pada Child Interest”, Quantum,

Edisi 2 Th. I/ V/ 2003, hal. 15

Page 6: KONSEP PRESCHOOL DAN PERKEMBANGAN SOSIAL …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/31/jtptiain-gdl-s1... · tatanan masa kanak-kanak awal.2 Dari sini muncullah konsep nursery

18

c Perkembangan adalah hasil proses kematangan dan belajar

Proses kematangan dan proses belajar bagaikan dua sisi mata

uang dalam perkembangan. Setiap anak mempunyai potensi masing-

masing yang sangat perlu untuk dikembangkan. Sedangkan belajar

adalah perkembangan yang berasal dari latihan dan usaha. Melalui

belajar, anak memperoleh kemampuan menggunakan sumber-sumber

potensi yang ada pada diri merseka. Kecenderungan-kecenderungan

yang diwariskan, yang menjadi sumber-sumber potensi alami tidak

akan dapat matang sepenuhnya tanpa dukungan lingkungan.

d Kegiatan belajar di preschool adalah pembentukan perilaku melalui

pembiasaan dalam kegiatan sehari-hari

Prinsip ini berlaku mengingat pada masa kanak-kanak awal,

yaitu usia 2-6 tahun, anak belajar melakukan hubungan sosial dan

bergaul dengan orang-orang di luar lingkungan rumah, terutama

dengan anak-anak sebayanya. Dengan mengikuti program preschool

diharapkan mereka mulai belajar menyesuaikan diri dan bekerja sama

dalam kegiatan bermain. Karena dalam sebuah studi dijelaskan bahwa

sikap dan perilaku sosial yang terbentuk pada usia dini biasanya

menetap dan hanya mengalami perubahan sedikit.

e Bermain adalah metode terbaik

Masa prasekolah merupakan masa-masa paling membahagiakan

dari seluruh rentetan masa kehidupan anak. Anak-anak mulai bermain

dengan imajinasi dan khayalannya dengan tidak takut melakukan apa

saja sesuai dengan khayalannya itu. Hal ini perlu dijaga agar berjalan

sebagaimana adanya agar menemukan tempat yang nyaman dan aman

untuk berkembang. Dengan bermain anak bebas bereksplorasi , dan

dengan bermain pula bisa menjadi media olah raga bagi anak, di mana

anak bermain secara sporadic dan banyak menggunakan fisik dan otot-

ototnya.

Page 7: KONSEP PRESCHOOL DAN PERKEMBANGAN SOSIAL …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/31/jtptiain-gdl-s1... · tatanan masa kanak-kanak awal.2 Dari sini muncullah konsep nursery

19

f Mengikuti karakteristik perkembangan belajar anak usia prasekolah

Pada usia prasekolah anak mempunyai karakteristik

perkembangan belajar yang dikenal dengan sebutan global learning.

Anak belajar dengan gaya mangkok terbuka. Semua yang dilihat,

didengar dan dialami oleh seorang anak akan terekam jelas dalam

benaknya. Satu contoh yang mudah, seorang anak yang normal, pada

usia 4 atau 5 tahun sudah mampu mengingat dan mempraktekkan

hampir 90 % kosa kata orang dewasa, tanpa harus duduk berjam-jam

di kelas. Dengan mengetahui karakteristik ini, gaya belajar anak yang

seperti mangkok terbuka dapat tetap terjaga, tidak berubah menjadi

seperti botol. Seperti bentuk botol, hanya ada sebuah jalan sempit

tempat informasi masuk dan keluar. Dengan gaya seperti ini,

pengalaman yang diperoleh anak menjadi sangat terbatas.10

Prinsip-prinsip di atas sangat berguna sebagai landasan pemilihan

program dalam penyelenggaraan sebuah preschool. Meskipun dunia kerja

anak prasekolah adalah bermain, pemilihan program tetap mutlak

diperlukan karena tujuan awal penyelenggaraan pendidikan prasekolah

adalah penyiapan anak secara jasmani dan rohani untuk memasuki sekolah

dasar. Sebagaimana disebutkan dalam Undang-undang Pokok Pendidikan

No. 12 tahun 1957, pasal 7 ayat (1), yaitu:

Pendidikan dan pengajaran Taman Kanak-kanak bermaksud menentukan tumbuhnya jasmani dan rohani kanak-kanak sebelum dia masuk sekolah dasar.11

Program dalam penyelenggaraan preschool sama artinya dengan

kurikulum pendidikan pada umumnya, namun dalam arti yang luas. Yaitu

bahwa kurikulum adalah usaha atau kegiatan sekolah untuk merangsang

anak supaya belajar, baik di dalam sekolah maupun di luar sekolah, dalam

rangka pengembangan aspek fisik, intelektual, sosial-emosional anak.

10 Bobbi DePorter dan Mike Hernacki, Quantum Learning, Bandung: Kaifa, 2001, hal.22-

26

Page 8: KONSEP PRESCHOOL DAN PERKEMBANGAN SOSIAL …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/31/jtptiain-gdl-s1... · tatanan masa kanak-kanak awal.2 Dari sini muncullah konsep nursery

20

Batasan kurikulum ini penting digunakan karena satu hal yang perlu

ditekankan yaitu bahwa preschool adalah tempat bermain sekaligus

belajar.

Kurikulum untuk pendidikan prasekolah, yang disebut dengan

Program Kegiatan Belajar, mencakup tiga bidang pengembangan, yaitu:

a. Pengembangan moral dan nilai-nilai agama

b. Pengembangan sosial dan emosional

c. Pengembangan kemampuan dasar12

Dalam pemilihan program sebagai pengembangan ketiga bidang tersebut,

hendaknya benar-benar diseleksi dengan seksama, sehingga setelah

mengikuti program di TK, anak diharapkan memiliki kompetensi sebagai

berikut:

a. Menunjukkan pemahaman positif tentang diri dan percaya diri

b. Menunjukkan kemampuan untuk berinteraksi dengan orang lain dan

alam sekitar

c. Menunjukkan kemampuan berpikir runtut

d. Berkomunikasi secara efektif

e. Terbiasa hidup sehat

f. Menunjukkan kematangan fisik13

Selain itu, dalam pemilihan program selanjutnya, haruslah

dikembalikan pada kepentingan anak menurut prinsip the best interest of

the child (keinginan dan minat anak). Suasana bermain yang

menyenangkan, memahami anak secara individual, menciptakan suasana

kreatif yang memungkinkan anak berekspresi dan bereksplorasi akan

memberikan suasana yang kondusif bagi proses tumbuh-kembang anak

secara optimal.

3. Tujuan dan metode pengajaran preschool

11 Team Didaktik Metodik Kurikulum IKIP Surabaya, Pengantar Didaktik Metodik

Kurikulum PBM, Jakarta: PT RajaGrafindo Persada, 1993, hal 104 12 E. Mulyasa, Kurikulum Berbasis Kompetensi, Bandung: PT Remaja Rosdakarya, 2003,

hal. 76 13 Ibid., hal. 28

Page 9: KONSEP PRESCHOOL DAN PERKEMBANGAN SOSIAL …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/31/jtptiain-gdl-s1... · tatanan masa kanak-kanak awal.2 Dari sini muncullah konsep nursery

21

Keberhasilan tujuan pendidikan ditunjang oleh banyak faktor,

seperti kurikulum yang sistematis dan relevan, sarana dan prasarana

pendidikan yang memadai, materi yang proporsional, dan satu hal yang

tak kalah pentingnya yaitu metode. Metode sebagai salah satu komponen

proses pendidikan mempunyai kedudukan yang penting, sehingga

penerapannya sangat mempengaruhi keberhasilan suatu proses

pendidikan. Penerapan metode yang tidak tepat akan berakibat fatal

dengan tidak tercapainya tujuan pendidikan yang telah ditetapkan.

Demikian juga dengan pendidikan prasekolah. Penyelenggaraan

preschool di Indonesia mempunyai dua tujuan, yaitu tujuan umum dan

tujuan khusus. Tujuan umumnya adalah membentuk manusia Pancasila

sejati, yang bertakwa kepada Tuhan YME, yang cakap, sehat dan terampil,

serta bertanggung jawab terhadap Tuhan, masyarakat dan negara.

Sedangkan tujuan khususnya yaitu:

a Memberi kesempatan pada anak untuk memenuhi kebutuhan-

kebutuhan fisik dan psikisnya serta mengembangkan potensi-potensi

yang ada padanya.

b Memberi bimbingan yang seksama agar anak memiliki sifat dan

kebiasaan yang baik.

c Mencapai kematangan mental dan fisik yang dibutuhkan agar dapat

melanjutkan pada jenjang pendidikan yang lebih tinggi.14

Selain itu, dewasa ini telah ditetapkan lima komponen sebagai

standar minimal bagi pendidikan prasekolah, yaitu daya cipta, daya

bahasa, daya ingat, pendidikan jasmani dan ketrampilan. Dengan adanya

hal-hal tersebut di atas, diperlukan metode yang tepat agar tujuan dan

standar minimal yang telah ditetapkan dapat tercapai.

Dalam pemilihan metode yang tepat seorang guru perlu

mempunyai alasan yang kuat dan faktor-faktor yang mendukung

pemilihan metode tersebut, seperti karakteristik tujuan kegiatan dan

karakteristik anak didik. Yang dimaksud dengan karakteristik tujuan

Page 10: KONSEP PRESCHOOL DAN PERKEMBANGAN SOSIAL …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/31/jtptiain-gdl-s1... · tatanan masa kanak-kanak awal.2 Dari sini muncullah konsep nursery

22

adalah pengembangan kreativitas, pengembangan bahasa, pengembangan

emosi, pengembangan motorik, pengembangan nilai dan sikap.15

Selain karakteristik tujuan, karakteristik anak didik pun patut

dijadikan bahan pertimbangan, karena penyelenggaraan preschool yang

ideal adalah berorientasikan pada anak. Sebagaimana telah diketahui

bersama bahwa anak usia prasekolah pada umumnya adalah anak yang

selalu bergerak, mempunyai rasa ingin tahu dan daya imajinasi yang kuat.

Anak prasekolah tidak dapat disuruh duduk diam selama jam kegiatan.

Bagi mereka, duduk diam selama itu merupakan pekerjaan yang amat

berat. Mereka lebih suka berlari, berjalan kesana- kemari atau segala hal

yang melibatkan koordinasi otot kasar mereka. Dengan mengetahui

karakteristik anak didik ini, guru akan mencari metode yang lebih sesuai,

dengan tidak hanya memaksa anak untuk sekedar duduk manis

mendengarkan.

Metode yang dapat dipilih antara lain:

1. Metode bermain

Bermain menjadi aktivitas wajib bagi anak usia prasekolah, dan

merupakan hak asasi bagi setiap anak. Dengan bermain anak bisa

menyalurkan keinginan yang terpendam dalam hatinya. Anak bebas

mengekspresikan daya imajinasinya, mengeksplorasi segala hal yang

ingin diketahuinya.

Bagi seorang anak, bermain adalah suatu kebutuhan yang sudah

ada dengan sendirinya, yang tumbuh secara alamiah, yang seolah

sudah menyatu dengan kehidupannya. Kegiatan bermain paling

digemari oleh anak-anak, apalagi usia prasekolah, dan sebagian waktu

anak digunakan untuk bermain, sehingga ada ahli yang berpendapat

bahwa usia prasekolah adalah usia bermain. Meski begitu, ada

beberapa kalangan yang menganggap bahwa bermain hanyalah

14 Soemiarti Patmonodewo, op.cit., hal. 58-59 15 Moeslichatoen R., Metode Pengajaran di Taman Kanak-kanak, Jakarta: PT Rineka Cipta,

1999, hal. 9

Page 11: KONSEP PRESCHOOL DAN PERKEMBANGAN SOSIAL …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/31/jtptiain-gdl-s1... · tatanan masa kanak-kanak awal.2 Dari sini muncullah konsep nursery

23

memboroskan waktu. Bahkan pada kalangan tertentu sudah

memperkenalkan berbagai cara kegiatan belajar sejak usia yang sangat

dini.

Padahal dari penelitian yang dilakukan oleh para ilmuwan,

diperoleh temuan bahwa bermain mempunyai manfaat yang besar bagi

perkembangan anak. Bermain merupakan pengalaman belajar yang

sangat berguna untuk anak, seperti belajar bersosialisasi, mengenal

bentuk dan warna, dan lain-lain. Berikut ini beberapa manfaat bermain

sesuai dengan aspek perkembangan anak :

a. Perkembangan aspek motorik kasar

Pada usia prasekolah, anak lebih suka bergerak dan tidak

tahan untuk duduk diam. Mereka akan cepat merasa gelisah, bosan

dan tidak nyaman. Namun hal ini akan berbeda bila anak akan

mendapat kesempatan untuk melakukan kegiatan yang melibatkan

gerakan-gerakan tubuh, akan membuat tubuh anak menjadi sehat,

otot-ototnya terkoordinasi dengan baik, tidak kaku. Salah satu

contoh kegiatan bermain untuk sarana menunjang kekuatan otot

tubuh, perkembangan motorik kasar antara lain dengan bermain

perosotan. Di sini anak berlatih memanjat, meniti tangga

perosotan, menjaga keseimbangan tubuh. Selain itu, ketika anak

berhasil meluncur, rasa percaya dirinya akan tumbuh karena bisa

melakukan gerakan-gerakan. Satu hal lagi yang tidak kalah

pentingnya, dengan berhasil bermain perosotan, dapat mencegah

munculnya fobia ketinggian pada anak.

b. Perkembangan aspek motorik halus

Ketika masih bayi, seorang anak hanya bisa menangis

dengan menggerak-gerakkan tangan dan kakinya, tanpa mampu

mengkoordinasikan anggota tubuh lainnya. Namun seiring

bertambahnya usia, dia sudah bisa mengkoordinasikan mata dan

tangannya untuk meraih sesuatu. Pada usia prasekolah, anak mulai

senang membuat coretan-coretan. Kegiatan ini bisa dikembangkan

Page 12: KONSEP PRESCHOOL DAN PERKEMBANGAN SOSIAL …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/31/jtptiain-gdl-s1... · tatanan masa kanak-kanak awal.2 Dari sini muncullah konsep nursery

24

untuk hal yang lebih positif, yaitu dengan mengajaknya dalam

kegiatan menggambar atau mewarnai. Dengan demikian anak

mulai belajar melakukan gerakan-gerakan motorik halus yang

diperlukan dalam menulis. Selain itu, dia mulai belajar mengenali

konsep bentuk dan warna.

c. Perkembangan aspek kognitif

Aspek kognitif di sini diartikan sebagai pengetahuan yang

luas, daya nalar, kreativitas (daya cipta), kemampuan berbahasa,

serta daya ingat.16 Bentuk permainan untuk perkembangan aspek

kognitif untuk saat ini mudah sekali kita temukan, seperti puzzle

(permainan bongkar-pasang) atau scrabble. Dalam permainan

puzzle, anak belajar merangkai kepingan-kepingan gambar agar

menjadi satu kesatuan yang utuh. Hal ini berarti dia harus

mengerahkan daya nalar dan kreativitasnya. Sedangkan untuk

permainan scrabble, anak diajak untuk menyusun huruf-huruf

untuk menjadi sebuah kata tertentu, sehingga memperoleh score.

Di sini anak belajar mengenal huruf, melatih kemampuan

berbahasanya dengan mengasah daya ingatnya tentang kosa kata.

d. Perkembangan aspek sosial

Manusia ditakdirkan untuk menjadi makhluk monodualisme,

yaitu sebagai makhluk individu dan sosial. Untuk menjadi

makhluk sosial, manusia harus berhubungan dengan manusia lain.

Hal ini bisa dipupuk sedari kecil melalui kegiatan bermain.

Melalui kegiatan bermain dengan teman sebayanya, seorang anak

belajar bersosialisasi, mengkomunikasikan apa yang dirasakannya.

Mereka juga belajar berbagi, belajar mengendalikan diri dengan

menggunakan aturan-aturan permainan yang sudah disepakati

bersama, seperti bergiliran menggunakan mainan, dan sebagainya.

e. Perkembangan aspek emosi dan kepribadian

Page 13: KONSEP PRESCHOOL DAN PERKEMBANGAN SOSIAL …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/31/jtptiain-gdl-s1... · tatanan masa kanak-kanak awal.2 Dari sini muncullah konsep nursery

25

Pada aspek ini, ada beberapa hal yang perlu dikembangkan,

yaitu:

1. Kemampuan memahami perasaan, dengan cara menyebutkan

nama perasaan, menerima perasaan, mengekspresikan secara

tepat dan memahami perasaan orang lain

2. Kemampuan berlatih membuat pertimbangan

3. Kemampuan memahami perubahan

4. Menyenangi diri sendiri17

Melalui kegiatan bermain, seperti bermain peran dengan

menggunakan boneka kertas ("bebe mini", dalam bahasa Jawa,

pen.), anak belajar mengekspresikan apa yang dirasakannya,

mencoba memahami keinginan orang lain, dan belajar memahami

perubahan-perubahan yang mungkin terjadi di lingkungan

sekitarnya.

Uraian di atas menunjukkan bahwa meskipun setiap kegiatan

dan alat permainan mempunyai kekhususan sendiri-sendiri dalam

pengembangan aspek tertentu, namun sebenarnya dalam setiap

kegiatan dan alat permainan juga bisa membantu pengembangan

aspek-aspek yang lain. Misalnya dalam permainan LASY (permainan

konstruksi), anak belajar mengenali bentuk, warna, melatih

kreativitasnya dengan membangun sesuatu, dan belajar bertanggung

jawab dengan merapikan kembali kepingan-kepingan mainan LASY.

2. Metode bercerita

Metode bercerita merupakan salah satu pemberian pengalaman

belajar bagi anak dengan membawakan cerita secara lisan. Pada usia

prasekolah daya imajinasi anak berkembang dengan pesat. Dunia anak

yang penuh fantasi dan khayalan biasanya tertarik dengan dongeng-

dongeng dan cerita. Guru bisa memanfaatkan hal ini dengan memilih

16 Mayke S. Tedjasaputra, Bermain, Mainan dan Permainan untuk Pendidikan Usia Dini,

Jakarta: PT Gramedia, 2003, hal 42. 17 Moeslichatoen R., op.cit., hal. 56-57

Page 14: KONSEP PRESCHOOL DAN PERKEMBANGAN SOSIAL …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/31/jtptiain-gdl-s1... · tatanan masa kanak-kanak awal.2 Dari sini muncullah konsep nursery

26

dongeng dan cerita, yang di samping menarik bagi anak juga sarat

dengan pesan-pesan moral yang berguna untuk membentuk

kepribadian anak.

Namun demikian, tema bercerita tidak terbatas pada dongeng-

dongeng dan cerita klasik saja. Tetapi bisa juga dengan memilih tema-

tema yang lain, seperti tentang alat transportasi, dunia binatang,

tumbuhan, dan lain-lain.

Kegiatan bercerita memberikan sejumlah manfaat bagi aspek

perkembangan kognitif dan afektif anak. Memberi pengalaman belajar

dengan menggunakan metode bercerita sangat bermanfaat untuk

mengajak anak berlatih mendengarkan. Bila anak terlatih untuk

mendengarkan dengan baik, maka ia akan terlatih untuk menjadi

pendengar yang kreatif dan kritis. Pendengar yang kreatif mampu

melakukan pemikiran-pemikiran baru berdasarkan apa yang

didengarnya. Sedangkan pendengar yang kritis mampu menemukan

ketidaksesuaian antara apa yang didengar dengan apa yang dipahami,

yang dengan demikian memunculkan keberanian untuk

mengemukakan pendapat yang berbeda.18

Dari tema-tema cerita yang disajikan guru dengan cara yang

menarik, anak memperoleh bermacam informasi tentang pengetahuan,

nilai dan sikap untuk dihayati dan diterapkan dalam kehidupan sehari-

hari. Dalam cerita “Bawang Putih dan Bawang Merah” misalnya, anak

akan memperoleh pengetahuan tentang nilai bahwa anak yang baik

adalah anak yang selalu berbakti kepada orang tua, suka menolong,

rajin bekerja, tidak pendendam, dan sebagainya, sebagaimana perilaku

Bawang Putih, pasti akan memperoleh balasan yang baik pula.

Sebaliknya, jika berperilaku seperti Bawang Merah, yaitu pemalas,

suka curang, suka menjelek-jelekkan orang lain, selalu ingin menang

sendiri, pasti juga akan membawa akibat buruk di kemudian hari. Hal

18 Moeslichatoen R., op. cit., hal. 168

Page 15: KONSEP PRESCHOOL DAN PERKEMBANGAN SOSIAL …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/31/jtptiain-gdl-s1... · tatanan masa kanak-kanak awal.2 Dari sini muncullah konsep nursery

27

ini akan membantu membentuk kepribadian anak menjadi pribadi

yang baik dan menyenangkan.

Selain pembentukan karakter, dari kegiatan bercerita anak

memperoleh pengetahuan-pengetahuan baru. Misalnya ketika guru

memilih tema binatang kupu-kupu, anak menjadi tahu bahwa kupu-

kupu termasuk dalam bangsa serangga, atau asal-usul terjadinya kupu-

kupu yang melalui proses metamorfosis.

Bermacam nilai sosial, moral dan agama dapat ditanamkan

melalui kegiatan bercerita. Nilai-nilai sosial yang dapat ditanamkan

kepada anak misalnya adalah bagaimana seharusnya sikap seseorang

dalam hidup bersama dengan orang lan, seperti saling menghormati,

saling menolong, dan lain-lain.

3. Metode karyawisata

Metode karyawisata merupakan salah satu metode pendidikan di

taman Kanak-kanak (TK) dengan cara mengamati dunia sesuai dengan

kenyataan yang ada secara langsung, yang meliputi manusia, hewan,

tumbuh-tumbuhan dan benda-benda lainnya. Dengan mengamati

secara langsung anak memperoleh kesan yang sesuai dengan

pengamatannya, yang diperoleh melalui panca indera, yaitu

penglihatan, pendengaran, pengecapan, pembauan dan perabaan.19

Melalui karyawisata anak mendapat kesempatan untuk

menumbuhkan minat tentang suatu hal, misalnya dunia binatang,

maka anak diajak ke kebun binatang. Mereka mendapat kesempatan

untuk mengamati jenis-jenis hewan yang beraneka ragam, tidak

sekedar melihatnya di gambar. Di sini anak akan memperoleh

pemahaman penuh tentang kehidupan bermacam binatang yang ada di

kebun binatang, sehingga diharapkan akan memunculkan sikap

menyayangi binatang, apalagi jika mereka mempunyai binatang

peliharaan di rumah, seperti timbulnya keinginan untuk memberi

19 Ibid., hal. 68

Page 16: KONSEP PRESCHOOL DAN PERKEMBANGAN SOSIAL …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/31/jtptiain-gdl-s1... · tatanan masa kanak-kanak awal.2 Dari sini muncullah konsep nursery

28

makan, membersihkan kandang, tempat mereka memelihara binatang

di rumah.

Selain diajak mengamati dunia binatang, anak bisa juga diajak

mengamati dunia tumbuhan. Kegiatan karyawisata ini mungkin akan

lebih simpel, karena bisa dilakukan di sekitar sekolah, yaitu di taman

atau kebun sekolah. Ketika anak diajak ke taman bunga, anak akan

memperoleh pemahaman penuh tentang kehidupan aneka macam

tanaman bunga, menimbulkan sikap menikmati keindahannya. Anak

akan menjadi tahu agar tanaman bunga tumbuh segar, maka harus

disiram, disiangi dan diberi pupuk. Maka dari sini akan timbul

motivasi anak untuk merawat, menyirami, menyiangi dan memberi

pupuk tanaman bunga yang ada di rumah masing-masing.

Lebih jauh lagi, metode karyawisata berguna juga untuk

mengembangkan aspek kognitif dan bahasa anak.20 Dengan diajak

mengamati berbagai hal secara langsung, anak memperoleh

pengetahuan-pengetahuan baru yang tentunya lebih membekas dalam

benaknya dan akan membentuk kekritisan daya berpikirnya. Dengan

bertambahnya informasi-informasi baru yang diperoleh akan

menambah perbendaharaan kosa kata sebagai bagian aspek

kemampuan berbahasa anak.

Ketiga metode di atas hanyalah beberapa di antara sekian banyak

metode yang dapat dipilih oleh guru. Yang perlu diperhatikan dalam

pemilihan metode adalah disesuaikan dengan karakteristik tujuan dan

karakteristik anak didik sebagaimana telah disebutkan sebelumnya.

B. Konsep Pendidikan Prasekolah dalam Perspektif Pendidikan Islam

Dalam Al-Qur’an, manusia menempati kedudukan istimewa dalam

jagad raya ini, yaitu sebagai khalifah di atas bumi. Sebagaimana firman Allah

dalam Q.S. Al-Baqarah : 30 :

20 Ibid., hal. 74

Page 17: KONSEP PRESCHOOL DAN PERKEMBANGAN SOSIAL …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/31/jtptiain-gdl-s1... · tatanan masa kanak-kanak awal.2 Dari sini muncullah konsep nursery

29

االية ... وِإذْ قَالَ ربك ِللْملَاِئكَِة ِإني جاِعلٌ ِفي الْأَرِض خِليفَةً

Artinya : " Ingatlah ketika Tuhanmu berfirman kepada para malaikat: “Sesungguhnya Aku hendak menjadikan seorang khalifah di muka bumi”…..”21

Agar manusia mampu menjadi khalifah atau sebagai pengemban fungsi

penciptaan dan rububiyah Allah terhadap alam semesta, maka Allah telah

menciptakan manusia dan menyiapkannya dengan menganugerahkan berbagai

potensi. Hal ini dibuktikan dengan firman Allah dalam Q.S. At-Tin: 4 yang

menyatakan bahwa manusia telah diciptakan dalam bentuk yang sebaik-

baiknya.

Proses penciptaan dan pembimbingan manusia agar mampu

melaksanakan tugas kekhalifahan di muka bumi ini, disebut sebagai proses

dan fungsi rububiyah Allah terhadap manusia, yang ini merupakan hakikat

dan sumber pendidikan menurut ajaran Islam. Jadi dapat dikatakan bahwa

pada hakikatnya pendidikan Islam adalah keseluruhan dari proses dan fungsi

rububiyah (kependidikan) Allah terhadap manusia, sejak dari proses

penciptaan serta pertumbuhan dan perkembangannya secara bertahap dan

berangsur-angsur, sampai dengan bimbingannya dalam pelaksanaan tugas

kekhalifahan dengan sebaik-baiknya.22

1. Dasar dan prinsip pendidikan prasekolah

Istilah pendidikan Islam dipahami berbagai kalangan dalam

beragam pengertian. Dr. Hasan Langgulung merumuskan pendidikan

Islam sebagai proses penyiapan generasi muda untuk mengisi peranan,

memindahkan pengetahuan dan nilai-nilai Islam yang diselaraskan dengan

fungsi manusia untuk beramal di dunia dan memetik hasilnya di akhirat.23

Pengertian ini selaras dengan hakikat pendidikan Islam sebagaimana telah

disinggung di atas, yaitu bahwa pendidikan Islam adalah suatu proses

21 Depag RI, Al-Qur’an dan Terjemahnya, Semarang: CV Toha Putra, 1996, hal. 6 22 Muhaimin, Paradigma Pendidikan Islam, Bandung: PT Remaja Rosdakarya, 2002, hal.

28

Page 18: KONSEP PRESCHOOL DAN PERKEMBANGAN SOSIAL …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/31/jtptiain-gdl-s1... · tatanan masa kanak-kanak awal.2 Dari sini muncullah konsep nursery

30

pembentukan individu berdasarkan ajaran-ajaran Allah. Melalui proses

inilah individu dibentuk agar dapat mencapai derajat yang tinggi, yaitu

sebagai khalifah Allah di muka bumi.

Lebih dari itu, pendidikan Islam berusaha membentuk pribadi

yang bernafaskan ajaran-ajaran Islam, sebagaimana pendapat Ahmad D.

Marimba tentang pengertian pendidikan Islam. Menurutnya pendidikan

Islam adalah bimbingan jasmani, rohani berdasarkan hukum-hukum

agama Islam menuju terbentuknya kepribadian utama menurut ukuran-

ukuran Islam.24

Dari dua pengertian pendidikan Islam di atas dapat dirumuskan

bahwa pendidikan Islam adalah proses transformasi dan internalisasi ilmu

pengetahuan dan nilai-nilai pada diri anak didik melalui penumbuhan dan

pengembangan potensi fitrahnya guna mencapai keselarasan dan

kesempurnaan hidup dalam segala aspeknya.25

Pada hakikatnya, pendidikan Islam adalah suatu proses pendidikan

yang berkelanjutan, sejak manusia dalam kandungan sampai meninggal

dunia. Dalam Islam, pendidikan tidak hanya terbatas pada menuntut ilmu

di sekolah saja, namun pendidikan harus selalu ada kapanpun, di manapun

manusia berada. Bahkan kita mengenal perintah untuk menuntut ilmu

sejak dalam ayunan sampai ke liang lahat. Hal ini menunjukkan bahwa

pada setiap fase kehidupan manusia ada aspek-aspek pendidikan yang

wajib didapat.

Salah satu fase dalam kehidupan manusia adalah masa prasekolah.

Pendidikan prasekolah adalah sesuatu yang sangat penting diberikan.

Karena masa prasekolah adalah masa di mana kekritisan anak meningkat

dengan pesatnya. Sehingga apa yang anak dengar, lihat, rasa dan alami

23 Azyumardi Azra, Esei-esei Intelektual Muslim Pendidikan Islam, Jakarta: PT Logos

Wacana Ilmu, 1999, hal. 5 24 Hamdani Ihsan, dan A. Fuad Ihsan, Filsafat Pendidikan Islam, Bandung: CV Pustaka

Setia, 1998, hal. 15 25 Muhaimin dan Abdul Mujib, Pemikiran Pendidikan Islam, Bandung: Trigenda Karya,

1993, hal. 136

Page 19: KONSEP PRESCHOOL DAN PERKEMBANGAN SOSIAL …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/31/jtptiain-gdl-s1... · tatanan masa kanak-kanak awal.2 Dari sini muncullah konsep nursery

31

membekas dalam ingatan anak, dan akan terlihat pengaruhnya saat dia

dewasa.

Hal ini menjadi kewajiban orang tua untuk memperhatikan

pendidikan bagi anaknya. Dalam pendidikan Islam, pendidikan diberikan

supaya anak mengerti akan tugas dan kewajibannya sebagai makhluk

Allah, yaitu untuk selalu mengabdi dan menyembah-Nya, sehingga tidak

tersesat ke jalan neraka. Sebagaimana perintah Allah:

Page 20: KONSEP PRESCHOOL DAN PERKEMBANGAN SOSIAL …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/31/jtptiain-gdl-s1... · tatanan masa kanak-kanak awal.2 Dari sini muncullah konsep nursery

32

)6: التحر مي (اال ية ... قُوا أَنفُسكُم وأَهِليكُم نارا...

Artinya: “…peliharalah dirimu dan keluargamu dari api neraka….”26

Memelihara dari api neraka di sini dimaksudkan dengan mengajar mereka

hal-hal yang dapat menyelamatkan dari api neraka. Adapun keluarga di

sini termasuk juga anak-anak. Mengajar anak-anak dengan memberi jalan

petunjuk ke arah kebaikan dan menjauhkan dari keburukan hanya akan

bisa terlaksana dengan pendidikan yang baik.27

Pendidikan yang baik akan tertanam dengan kuat jika dimulai

sejak dini, dan masa prasekolah adalah saat yang paling tepat sebagaimana

telah disebutkan sebelumnya. Para pakar pendidikan Islam, seperti Al-

Ghazali, Ibnu Khaldun dan Ibnu Maskawaih telah mengemukakan bahwa

pada usia prasekolah merupakan saat-saat yang paling baik untuk

menanamkan akhlak serta membina emosi, afektif dan kognitif (pikiran).28

Di antara pemikiran-pemikiran Ibnu Maskawaih dalam mendidik

anak-anak, beliau menyatakan bahwa:

Jiwa kanak-kanak itu sederhana belum ditulisi sesuatu, belum punya pendapat dan keputusan dari suatu kepada yang lain. Jika diukir suatu gambaran dan diterimanya, maka ia akan membawanya sampai besar dan menjadi kebiasaan baginya.29

Hal ini menggambarkan bahwa pendidikan sangat penting diberikan sejak

dini, karena akan membawa dampak yang sangat signifikan pada masa

perkembangan selanjutnya.

Penyelenggaraan pendidikan prasekolah menurut pendidikan Islam

tidak terlepas dari prinsip-prinsip berikut ini :

1. Proses transformasi dan internalisasi

26 Depag RI, op. Cit., hal. 448 27 Hasan Langgulung, Manusia dan Pendidikan, Jakarta: Al-Husna Zikra, 1995, hal. 382 28 Al-Husaini Abdul Majid Hasyim, dkk., Pendidikan Anak Menurut Islam Sebuah

Pendekatan Praktis, Pent. Abdullah Mahadi, Bandung: Sinar Baru Algensindo, t.th., hal. 77

Page 21: KONSEP PRESCHOOL DAN PERKEMBANGAN SOSIAL …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/31/jtptiain-gdl-s1... · tatanan masa kanak-kanak awal.2 Dari sini muncullah konsep nursery

33

Yaitu upaya pendidikan Islam dalam menanamkan nilai-nilai ajaran

Islam tidaklah sekedar transfer of knowledge (transfer ilmu

pengetahuan), tapi juga transfer of value (transfer nilai) yang melalui

tahapan-tahapan yang berkesinambungan dan dilakukan dengan

sistematis, terencana dan terstruktur. Sehingga apa yang berusaha

dipindahkan merasuk ke dalam jiwa anak didik untuk menuju tujuan

akhir pendidikan Islam.

2. Ilmu pengetahuan dan nilai-nilai

Yaitu materi-materi pendidikan Islam, yang berusaha ditransferkan

melalui prinsip terdahulu. Hal ini yang membedakan pendidikan Islam

dengan pendidikan pada umumnya, yaitu bahwa bukan hanya ilmu

pengetahuan yang diajarkan, namun juga penanaman nilai-nilai Ilahi

dan insani, sehingga terbentuk kepribadian muslim seutuhnya.

3. Anak didik

Yaitu bahwa pendidikan berorientasi pada anak didik. Dengan

demikian, pendidikan disesuaikan dengan kebutuhan anak didik,

sehingga akan lebih mengena pada sasaran yang diharapkan, dan

tujuan pun dapat tercapai dengan optimal.

4. Penumbuhan dan pengembangan potensi fitrah anak didik

Yaitu bahwa seorang anak terlahir telah membawa fitrahnya masing-

masing. Setiap anak terlahir dengan berbagai potensi yang

dianugerahkan oleh Allah. Di sini tugas pendidikan Islam adalah

menjaga, memelihara dan mengembangkan potensi-potensi tersebut

dengan optimal sesuai dengan tingkat kemampuan, bakat dan minat

anak didik, sehingga terbentuk dan terciptalah daya kreativitas pada

diri anak didik.

5. Guna mencapai keselarasan dan kesempurnaan hidup dalam segala

aspeknya

Yaitu tujuan akhir dari proses pendidikan Islam adalah terbentuknya

insan kamil, yaitu manusia dengan kepribadian utuh, yang seimbang

29 Hasan Langgulung, op. Cit., hal. 378

Page 22: KONSEP PRESCHOOL DAN PERKEMBANGAN SOSIAL …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/31/jtptiain-gdl-s1... · tatanan masa kanak-kanak awal.2 Dari sini muncullah konsep nursery

34

aspek jasmani dan rohaninya, sehingga dapat menjalankan fungsinya

sebagai khalifah Allah di bumi ini.

Penyelenggaraan pendidikan prasekolah yang ideal menurut

pendidikan Islam merupakan sebuah proses penanaman nilai-nilai

pengetahuan dan ajaran agama yang melalui tahapan-tahapan yang

berkesinambungan secara sistematis, terencana dan terstruktur.

Keseluruhan proses itu mengacu dan berorientasi pada anak didik yang

terlahir dengan fitrahnya masing-masing, sesuai dengan prinsip

individualitas. Dengan demikian, setiap anak akan memperoleh asupan

pendidikan yang sesuai dengan porsi kebutuhannya guna membantunya

menjadi insan kamil dalam rangka menjalankan fungsi utamanya sebagai

khalifah di bumi.

2. Tujuan dan fungsi pendidikan prasekolah

Hakikat dari pendidikan Islam adalah sebuah proses pembelajaran

yang tiada akhir dan batas sampai datang maut menjemput memisahkan

manusia dari kehidupannya di dunia. Hal ini berarti bahwa pendidikan

Islam adalah suatu proses yang berkesinambungan sejak manusia

dilahirkan, bahkan sejak dalam kandungan, sampai meninggal dunia, dan

lazim disebut dengan long life education.

Masa prasekolah adalah salah satu fase dalam rentang kehidupan

manusia. Masa prasekolah, yang juga disebut dengan masa kanak-kanak

awal dan merupakan periode awal pada kehidupan anak, merupakan

periode yang amat kritis dan paling penting. Pembentukan pribadi seorang

anak sangat berperan pada masa ini. Segala hal yang terekam dalam benak

anak pada fase prasekolah, akan terlihat pengaruhnya pada saat dia

dewasa.30

30 Yusuf Muhammad Al-Hasan, Pendidikan Anak dalam Islam, Pent. Muh. Yusuf Harun,

Jakarta: Akafa Press, 1997, hal. 31

Page 23: KONSEP PRESCHOOL DAN PERKEMBANGAN SOSIAL …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/31/jtptiain-gdl-s1... · tatanan masa kanak-kanak awal.2 Dari sini muncullah konsep nursery

35

Pendidikan prasekolah (preschool) dewasa ini semakin dirasakan

penting oleh banyak kalangan. Meskipun masih ada beberapa kalangan

yang memandang remeh penyelenggaraan preschool-preschool yang

banyak menjamur sekarang ini, namun semakin banyak pula pihak yang

menyadari betapa penting pendidikan prasekolah dalam rangka

perkembangan anak, demi menyiapkan mereka dalam menghadapi

tantangan zaman.

Dalam kaitannya dengan pendidikan Islam, ada beberapa fungsi

fundamental pendidikan prasekolah melalui preschool, di antaranya yaitu:

1. Fungsi penyederhanaan dan penyimpulan

Penyederhanaan pemahaman membutuhkan penerapan ilmu

pengetahuan tentang berbagai hal yang kemudian disarikan dalam

bentuk hukum, kaidah atau prinsip-prinsip yang mudah dipahami

anak-anak. Dengan mengikuti program preschool anak-anak belajar

pengetahuan-pengetahuan baru, mentaati peraturan yang telah

disesuaikan dengan tingkat pemahaman mereka.

2. Memperluas wawasan dan pengalaman

Seiring dengan laju perkembangan zaman sekarang ini,

penyelenggara-penyelenggara preschool pun mulai berbenah. Dalam

penyusunan programnya, pihak pengelola benar-benar selektif,

sehingga anak memperoleh wawasan baru sesuai dengan

perkembangan usia mereka. Pendidikan Islam dikemas sedemikian

rupa, sehingga dapat dengan mudah dicerna oleh anak sebagai upaya

penanaman nilai-nilai ajaran Islam sejak dini.

3. Mewujudkan keterikatan, integrasi, homogenitas dan keharmonisan

antarsiswa

Dengan mengikuti program preschool anak diajak belajar

bersosialisasi. Sosialisasi di sini dimaksudkan tidak hanya

bersosialisasi antarpersonal, namun juga anak diperkenalkan dengan

tata aturan, sebagai upaya mengajak anak belajar untuk bertanggung

jawab dalam kehidupan sosialnya.

Page 24: KONSEP PRESCHOOL DAN PERKEMBANGAN SOSIAL …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/31/jtptiain-gdl-s1... · tatanan masa kanak-kanak awal.2 Dari sini muncullah konsep nursery

36

4. Penyempurna tugas keluarga

Dalam pendidikan anak, peran keluarga sangatlah dominan,

terutama pada usia prasekolah. Di sini preschool tidaklah mengambil

alih seutuhnya peran keluarga, namun lebih pada membantu

menyempurnakan tugas keluarga. Sangatlah tidak memungkinkan bagi

orang tua untuk mengawasi dan mendidik anak selama 24 jam, dengan

segala bentuk pendidikan. Dengan mengikuti preschool, anak

diperkenalkan dengan berbagai pengetahuan baru yang mungkin saja

tidak sempat diberikan oleh orang tua.

3. Kurikulum pendidikan prasekolah

Masa prasekolah juga merupakan masa yang sangat tepat untuk

pembentukan dan pembinaan kepribadian anak. Sebelum anak dapat

berpikir logis dan memahami hal-hal yang bersifat abstrak, serta belum

sanggup membedakan hal yang baik dan buruk, maka contoh-contoh,

latihan dan pembiasaan mempunyai peranan yang sangat penting dalam

penanaman nilai-nilai pendidikan, sehingga kepribadian anak mulai

terbentuk dan akan matang pada waktunya.

Beberapa aspek pendidikan untuk anak prasekolah adalah sebagai

berikut:

1. Pendidikan agama

Bagi umat Islam, agama merupakan dasar utama dalam

pendidikan. Karena dengan menanamkan nilai-nilai agama akan sangat

membantu terbentuknya sikap dan kepribadian anak kelak pada masa

dewasa.31

Anak terlahir bersama dengan fitrahnya. Lingkungan islami

akan membentuk jiwa dan kepribadian Islami.

31 Zuhairini, dkk., Filsafat Pendidikan Islam, Jakarta: Bumi Aksara, 1995, hal. 152

Page 25: KONSEP PRESCHOOL DAN PERKEMBANGAN SOSIAL …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/31/jtptiain-gdl-s1... · tatanan masa kanak-kanak awal.2 Dari sini muncullah konsep nursery

37

م ما من مو .عن ايب هريرة انه كان يقول قال رسو ل اهللا صلو د اال يو لد على الفطر ة فا بواه يهود انه وينصر انه

) رواه مسلم(وميجسا نه

Artinya: “Dari Abu Hurairah bahwa sesungguhnya dia berkata: Rasulullah bersabda: Tidaklah anak yang dilahirkan itu kecuali telah membawa fitrah (kecenderungan untuk percaya kepada Allah). Maka kedua orang tuanyalah yang membuat dia Yahudi, Nasrani, atau Majusi.” (H.R. Muslim)32

Usia prasekolah adalah usia yang paling subur untuk

menanamkan rasa agama pada anak, usia penumbuhan kebiasaan-

kebiasaan yang sesuai dengan ajaran agama, melalui permainan dan

perlakuan orang-orang di sekitarnya. Apalagi jika anak mengikuti

program preschool (TK) yang mengajarkan pendidikan agama Islam,

akan lebih mewarnai pertumbuhan agama pada anak.

2. Pendidikan jasmani

Aspek jasmani merupakan salah satu dasar pokok untuk

mendapatkan kemajuan dan kebahagiaan dalam kehidupan manusia.

Tujuan pendidikan jasmani ini adalah untuk menyelaraskan antara

jiwa dan raga, antara jasmani dan rohani, bukan hanya kesehatan

jasmani semata-mata. Al-Ghazali memandang bahwa aspek jasmani

sebagai sarana untuk mencapai maksud manusia, dan sarana untuk

melaksanakan kewajiban-kewajiban agama. Menurut beliau lagi

bahwa aspek jasmani ini sebagai suatu amanat yang diberikan oleh

Allah kepada manusia, sehingga diharapkan dapat melaksanakan

amanat tersebut dengan sebaik-baiknya, yakni untuk menjalankan

segala perintah dan menjauhi segala larangan-Nya.

3. Pendidikan akhlak

Sebagaimana telah disebutkan sebelumnya bahwa segala hal yang

terekam dalam benak anak pada usia prasekolah akan membekas dan

32 Shahih Muslim, Juz II, hal. 458

Page 26: KONSEP PRESCHOOL DAN PERKEMBANGAN SOSIAL …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/31/jtptiain-gdl-s1... · tatanan masa kanak-kanak awal.2 Dari sini muncullah konsep nursery

38

terlihat pengaruhnya pada masa perkembangan selanjutnya. Oleh

karena itu, pada fase ini sangat perlu diperhatikan pendidikan

akhlaknya, agar pada usia baligh sudah tertanam nilai-nilai pendidikan

akhlak yang baik sebagai bekal berperilaku sosial di lingkungan yang

lebih luas dari lingkungan keluarganya. Pentingnya memberikan

pendidikan akhlak sejak dini ini karena usia prasekolah merupakan

masa paling efektif menanamkan nilai-nilai, sesuai dengan yang

diungkapkan oleh Al-Ghazali dan Ibnu Maskawaih.

4. Pendidikan aqliyah

Dalam pandangan Islam, akal merupakan potensi manusiawi

yang paling penting, karena akal jugalah yang membedakan antara

manusia dengan hewan. Aspek kognitif ini akan berkembang dengan

optimal jika dimulai sejak dini. Sehingga pada usia kanak-kanak awal

segala potensi anak yang terkait dengan aspek ini akan tergali,

sehingga daya kreativitas anak akan mulai terbentuk sejak dini. Dalam

pendidikan Islam, aspek intelektual berkembang dengan sehat dan

optimal di jalan Allah. Dengan demikian anak akan terhindar dari sifat

sombong dan hawa nafsu lainnya.

5. Pendidikan sosial

Memasuki usia prasekolah, anak mulai bergaul dengan

lingkunan yang lebih luas dari lingkungan keluarganya di rumah. Pada

saat inilah pendidikan sosial sangat perlu diperhatikan, sehingga anak

mengetahui perilaku mana yang diterima maupun yang ditolak secara

sosial. Hal ini perlu, karena nantinya anak tidak hanya hidup dalam

keluarganya saja, tapi juga bergaul dengan masyarakat luas. Karena

pada dasarnya manusia adalah makhluk monodualisme, yaitu sebagai

makhluk individu, dan juga sebagai makhluk sosial yang tidak bisa

hidup sendiri, yang selalu membutuhkan untuk berinteraksi dengan

manusia lain.

4. Metode pengajaran anak prasekolah

Page 27: KONSEP PRESCHOOL DAN PERKEMBANGAN SOSIAL …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/31/jtptiain-gdl-s1... · tatanan masa kanak-kanak awal.2 Dari sini muncullah konsep nursery

39

Adapun metode-metode dalam pengembangan aspek-aspek di atas

dapat disarikan secara global sebagai berikut:

1. Metode keteladanan

Metode keteladanan digunakan karena pada usia prasekolah

adalah masa di mana anak suka meniru (imitasi). Pada usia ini pula

segala hal yang dilihat, didengar dan dialaminya akan selalu terekam

dalam benaknya dan meninggalkan bekas. Oleh karena itu, dengan

memberikan teladan yang baik, akan membantu anak belajar hal-hal

yang baik dalam periode awal kehidupannya.

2. Metode pembiasaan

Anak dilahirkan dengan fitrah yang suci. Seorang anak

bagaikan sebuah kanvas putih yang siap untuk diwarnai oleh

lingkungannya. Ketika anak berada dalam fase pra-operasional, anak

belum dapat berpikir dengan logika. Maka metode pendidikan yang

tepat untuk masa ini adalah dengan pembiasaan-pembiasaan, sehingga

anak akan selalu terbiasa dan akan memmbawa dampaknya seiring

dengan bertambah usianya.

Al-Ghazali mengemukakan metode mendidik anak dengan

memberi contoh, latihan dan pembiasaan merupakan alat pendidikan

dalam rangka membina kepribadian anak sesuai dengan ajaran Islam.

Pembentukan kepribadian itu berlangsung secara berangsur-angsur

dan bertahap hingga menuju kematangan.

3. Metode bermain

Masa prasekolah adalah masa bermain. Hampir sebagian waktu

seorang anak dihabiskan untuk bermain. Bermain ini jika bisa disikapi

sedemikian rupa dapat menjadi salah satu metode yang efektif dalam

menanamkan nilai-nilai pendidikan dalam rangka pengembangan

aspek-aspek potensial pada diri anak. Di sini anak bermain sambil

belajar, bukan sebaliknya, belajar sambil bermain. Dalam salah satu

riwayat disebutkan bahwa dalam membimbing anak, hendaknya

Page 28: KONSEP PRESCHOOL DAN PERKEMBANGAN SOSIAL …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/31/jtptiain-gdl-s1... · tatanan masa kanak-kanak awal.2 Dari sini muncullah konsep nursery

40

melalui tahapan-tahapan, sejalan dengan tingkat usia masing-masing,

yaitu:

a. Belajar dengan cara bermain pada jenjang usia 0-7 tahun

b. Menanamkan sopan santun dan disiplin pada jenjang usia 7-14

tahun

c. Belajar dengan tukar pikiran pada usia 14-21 tahun33

Dengan bermain, perkembangan motorik anak akan

berkembang dengan semestinya. Karena dengan bergerak, otot-otot

anak akan terkoordinasi dan tidak kaku. Permainan anak di sini

hendaknya memenuhi 2 syarat, yaitu:

a. Sesuai dengan norma-norma agama dan susila

b. Sesuai dengan perkembangan usia anak, sehingga dapat

mengembangkan fungsi jasmani dan rohani secara optimal sesuai

dengan minat dan bakat, mengembangkan daya imajinasi fantasi

dan kreasi anak.

Bahkan menurut Al-Ghazali:

“Jika anak dilarang untuk bermain, maka anak itu pasti akan merasa tertekan hidupnya, sempit ruang geraknya dan bosan hatinya mengerjakan yang itu-itu yang sepanjang hari, akhirnya ia akan mencari-cari kesempatan yang tidak wajar, mencuri-curi waktu yang terluang dan membuat alasan-alasan yang bukan-bukan untuk dapat bermain dan keluar dari rumah. Dan jika anak tersebut dipaksa untuk belajar, maka pastilah akan mematikan hati dan jiwanya, menumpulkan otak dan kecerdasannya.”34

Uraian di atas memperjelas bagi kita bahwa pendidikan

prasekolah merupakan salah satu aspek yang sangat diperhatikan oleh

pendidikan Islam. Karena masa prasekolah adalah masa yang potensial

untuk pembinaan dan pembentukan kepribadian seorang anak. Dengan

pendidikan yang baik, diharapkan anak akan menjadi generasi penerus

Islam yang tangguh di tengah persaingan masyarakat global.

33 Jalaluddin, Mempersiapkan Anak Saleh: Telaah Pendidikan terhadap Sunnah Rasul

Allah SAW, Jakarta: PT RajaGrafindo Persada, 2000, hal. 115-116 34 Hamdani Ihsan, dan A. Fuad Ihsan, op. Cit., hal. 264

Page 29: KONSEP PRESCHOOL DAN PERKEMBANGAN SOSIAL …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/31/jtptiain-gdl-s1... · tatanan masa kanak-kanak awal.2 Dari sini muncullah konsep nursery

41

C. Perkembangan Sosial Anak

1. Pengertian dan prinsip-prinsip perkembangan

Istilah perkembangan seringkali penggunaannya rancu dengan

istilah pertumbuhan. Meskipun dua istilah ini dalam kenyataannya

mempunyai arti yang berbeda, namun sebenarnya keduanya bagaikan dua

sisi mata uang yang tak dapat dipisahkan. Perkembangan dapat diartikan

sebagai perubahan-perubahan yang dialami oleh individu atau organisme

menuju tingkat kedewasaannya atau kematangannya yang berlangsung

secara sistematis, progresif dan berkesinambungan, baik menyangkut fisik

maupun psikis.35 Selain itu perkembangan berkaitan dengan perubahan

kualitatif dan kuantitatif.

Adapun pertumbuhan berkaitan dengan perubahan kuantitatif yaitu

peningkatan ukuran dan struktur secara fisik.36 Satu hal lagi yang

membedakan antara perkembangan dan pertumbuhan adalah bahwa

pertumbuhan aspek tertentu akan berakhir apabila telah mencapai

kematangannya. Sedangkan perkembangan terus berlangsung sampai akhir

kehidupan seseorang.37

Perkembangan sebagai suatu proses perubahan yang progresif,

koheren dan teratur, memiliki prinsip-prinsip yang menjadi

karakteristiknya. Di antara prinsip-prinsip tersebut adalah sebagai

berikut:38

a. Perkembangan merupakan proses yang tidak pernah berhenti

Sebagaimana telah disebutkan dalam perbedaan perkembangan

dengan pertumbuhan di atas, perkembangan terus berlangsung sejak

manusia dalam kandungan sampai dengan akhir hayatnya.

b. Terdapat korelasi positif di antara semua aspek perkembangan

35 Syamsu Yusuf L.N., Psikologi Perkembangan Anak & Remaja, Bandung: PT Remaja

Rosdakarya, 2000, hal. 15 36 Elizabeth B. Hurlock, op. Cit., hal. 23 37 Nana Syaodih Sukmadinata, Landasan Psikologi Proses Pendidikan, Bandung: PT

Remaja Rosdakarya, 2003, hal. 112 38 Syamsu Yusuf L.N., op. Cit., hal 17

Page 30: KONSEP PRESCHOOL DAN PERKEMBANGAN SOSIAL …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/31/jtptiain-gdl-s1... · tatanan masa kanak-kanak awal.2 Dari sini muncullah konsep nursery

42

Setiap aspek perkembangan individu, seperti fisik, emosi, inteligensi,

sosial, satu sama lainnya saling mempengaruhi. Satu contoh misalnya,

apabila seorang anak dalam perkembangan fisiknya mengalami

gangguan (sering sakit-sakitan), maka kemungkinan besar dia akan

mengalami kemandegan dalam perkembangan aspek lainnya, seperti

perkembangan aspek motoriknya, kecerdasannya kurang berkembang

dan mengalami kelabilan emosional.

c. Perkembangan mengikuti pola tertentu

Dalam salah satu pendapat, perkembangan diartikan sebagai proses

perubahan yang progresif, koheren dan teratur. Perkembangan terjadi

secara teratur mengikuti pola atau arah tertentu. Perkembangan

berlangsung secara bertahap, dimulai dari kemampuan yang bersifat

umum menuju ke yang lebih khusus, mengikuti proses diferensiasi dan

integrasi. Setiap tahap perkembangan merupakan hasil perkembangan

dari tahap sebelumnya yang merupakan prasyarat bagi perkembangan

selanjutnya.

d. Setiap individu yang normal akan mengalami setiap fase

perkembangan

Prinsip ini berarti bahwa setiap individu yang menjalani kehidupannya

dengan normal dan berusia panjang, dia akan mengalami fase-fase

perkembangan yaitu bayi, kanak-kanak, anak, remaja, dewasa dan

masa tua.

e. Terdapat perbedaan individu dalam perkembangan39

Walaupun bagi semua individu mengikuti pola perkembangan yang

sama, setiap individu mengikuti pola tersebut dengan cara dan

kecepatan yang berbeda. Ada yang berkembang dengan lancar dan

bertahap, ada yang bergerak dengan cepat, bahkan ada pula yang

menunjukkan penyimpangan dalam proses tersebut.

2. Tugas-tugas perkembangan anak usia prasekolah

39 Elizabeth B. Hurlock, op. Cit., hal. 30

Page 31: KONSEP PRESCHOOL DAN PERKEMBANGAN SOSIAL …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/31/jtptiain-gdl-s1... · tatanan masa kanak-kanak awal.2 Dari sini muncullah konsep nursery

43

Dalam setiap periode perkembangan dalam kehidupan, setiap

individu dituntut untuk menuntaskan tugas-tugas tertentu yang merupakan

ciri khas periode tersebut. Tugas-tugas tersebut berkaitan erat dengan

aspek-aspek sebagai prasyarat untuk pemenuhan dan kebahagiaan

hidupnya. Tugas-tugas itulah yang disebut dengan tugas perkembangan,

yang oleh Robert Havighurst diartikan secara rinci sebagai berikut:

“A developmental task is a task which arises as or about a certain period in the life of the individual, successful achievement of which leads to his happiness and to success with later task, while failure leads to unhappiness in the individual, disapproval by society, and difficulty with later task.” 40

Artinya: “tugas perkembangan adalah tugas yang muncul pada periode

tertentu dalam kehidupan individu, yang apabila tugas tersebut dapat berhasil dicapai akan membawa kebahagiaan dan keberhasilan individu dalam mencapai tugas berikutnya. Sedangkan apabila gagal, maka akan membawa ketidakbahagiaan bagi individu, tidak diterima oleh lingkungan dan kesulitan menuntaskan tugas perkembangan berikutnya.”

Usia prasekolah merupakan periode kedua dalam rentang

kehidupan seseorang setelah masa bayi, yang lazim disebut dengan masa

kanak-kanak awal. Adapun tugas perkembangan pada periode ini, menurut

Carolyn Triyon dan J.W. Lilienthal adalah sebagai berikut:41

a. Berkembang menjadi pribadi yang mandiri

Yaitu berkembang menjadi pribadi yang bertanggung jawab untuk

melayani dan memenuhi kebutuhan sendiri dengan tingkat

kemandirian yang sesuai dengan usia prasekolah, seperti makan

sendiri, memakai sepatu, dan lain-lain.

b. Belajar memberi, berbagi, dan memperoleh kasih sayang

Yaitu kemampuan saling memberi dan berbagi kasih sayang di antara

teman-temannya di sekolah untuk dapat hidup bermasyarakat secara

c. Belajar bergaul dengan anak lain

40 Syamsu Yusuf L.N., op. Cit., hal 65 41 Moeslichatoen R., op. Cit., hal. 4-5

Page 32: KONSEP PRESCHOOL DAN PERKEMBANGAN SOSIAL …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/31/jtptiain-gdl-s1... · tatanan masa kanak-kanak awal.2 Dari sini muncullah konsep nursery

44

Yaitu belajar mengembangkan hubungan dengan anak lain dalam

lingkungan sekolah yang lebih luas dari lingkungan keluarga.

d. Mengembangkan pengendalian diri

Di sini anak belajar untuk memahami bahwa setiap perbuatan itu

mempunyai konsekuensi sendiri-sendiri. Bila anak memahami hal ini

dia akan mencoba bertingkah laku sesuai dengan apa yang diterima

oleh masyarakatnya, sehingga tidak mengakibatkan konsekuensi yang

tidak diharapkannya.

e. Belajar berbagai peran orang dalam masyarakat

Yaitu anak belajar bahwa ada banyak ragam pekerjaan dalam

masyarakat, yang dapat membantu anak dalam mengembangkan daya

imajinasinya.

f. Belajar untuk mengenal tubuh masing-masing

Yakni mengenal organ-organ tubuh yang dimiliki serta fungsinya,

kaitannya dengan kegiatan makan, melakukan kebersihan, memelihara

kesehatan dan lain-lain.

g. Belajar menguasai ketrampilan motorik halus dan kasar

Maksudnya adalah bahwa anak belajar mengkoordinasi otot-otot

halus, seperti belajar menggambar, menulis, melipat, dan lain-lain.

Sedangkan untuk koordinasi otot kasar, misalnya dengan berlari,

melompat, menangkap bola, dan sebagainya.

h. Belajar mengenal lingkungan fisik dan mengendalikan

Maksudnya adalah pengenalan terhadap ciri-ciri benda yang ada di

sekitarnya, membandingkan ciri benda satu dengan yang lain,

menggunakannya secara tepat. Pengenalan ciri tersebut misalnya

mengenal bentuk, ukuran dan warnanya.

i. Belajar menguasai kosa kata baru

Dengan menambah perbendaharaan kosa katanya diharapkan dapat

membantu anak mengembangkan ketrampilan berkomunikasi anak

dengan orang lain.

Page 33: KONSEP PRESCHOOL DAN PERKEMBANGAN SOSIAL …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/31/jtptiain-gdl-s1... · tatanan masa kanak-kanak awal.2 Dari sini muncullah konsep nursery

45

j. Mengembangkan perasaan positif dalam berhubungan dengan

lingkungan

Maksudnya adalah bahwa anak diajak belajar untuk selalu berpositive

thinking dalam setiap interaksinya dengan lingkungan sosialnya.

Setidaknya ada sepuluh tugas perkembangan yang diharapkan

dapat dicapai oleh seorang individu di awal rentang kehidupannya, yaitu

masa kanak-kanak awal, yang apabila dapat berhasil dituntaskan dapat

membawa kebahagiaan dan keberhasilan dalam menuntaskan tugas-tugas

perkembangan pada rentang kehidupan selanjutnya. Dengan mengetahui

tugas-tugas perkembangan dapat membawa manfaat bagi keluarga sebagai

pusat pendidikan awal seorang anak. Yaitu dapat memantau sejauh mana

anak berhasil mencapai tugas-tugas perkembangan tersebut. Selain itu juga

bermanfaat bagi lembaga pendidikan prasekolah (preschool) yaitu dapat

membantu pendidik dalam penyusunan program pendidikan prasekolah

yang meliputi tujuan, materi dan metode, dalam rangka membantu

mengembangkan kemampuan-kemampuan yang seharusnya dicapai oleh

anak pada masa ini.

3. Dimensi perkembangan anak prasekolah

Sebelum membahas dimensi perkembangan anak prasekolah,

terlebih dahulu kita definisikan siapa sebenarnya anak prasekolah.

Menurut Biechler dan Snowman, yang dimaksud dengan anak prasekolah

adalah mereka yang berusia antara 3-6 tahun. Mereka biasanya mengikuti

program prasekolah (nursery school) dan kindergarten.42 Di Indonesia,

umumnya mereka mengikuti program play group (usia 3 tahun),

sedangkan pada usia 4-6 tahun biasanya mereka mengikuti program

Taman Kanak-kanak (TK). Karena pembahasan kali ini terfokus pada

konsep preschool yang identik dengan TK, maka pembahasan dimensi

perkembangan anak prasekolah lebih difokuskan pada usia 4-6 tahun,

yang notabene adalah usia anak TK. Adapun dimensi perkembangan anak

42 Soemiarti Patmonodewo, op. Cit., hal. 19

Page 34: KONSEP PRESCHOOL DAN PERKEMBANGAN SOSIAL …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/31/jtptiain-gdl-s1... · tatanan masa kanak-kanak awal.2 Dari sini muncullah konsep nursery

46

prasekolah yang akan dibahas meliputi aspek fisik, motorik, kognitif,

bahasa, emosi dan sosial.

a. Perkembangan fisik

Perkembangan fisik merupakan dasar bagi kemajuan

perkembangan berikutnya. Dengan meningkatnya pertumbuhan tubuh,

baik menyangkut ukuran berat dan tinggi, maupun kekuatannya,

memungkinkan anak untuk dapat lebih mengembangkan daya

eksplorasinya dengan tanpa bantuan orang tuanya. Perkembangan

sistem syaraf pusat memberikannya kesiapan untuk lebih

meningkatkan pemahaman dan penguasaan terhadap tubuhnya.

Pada awal usia 4 tahun umumnya kenaikan ukuran

pertumbuhan fisiknya bersifat tetap. Proporsi tubuhnya rata-rata

tingginya sekitar 80-90 cm, dan beratnya sekitar 10-13 kg, sedangkan

pada usia 5 tahun, tingginya sudah mencapai sekitar 100-110 cm.

Setelah usia 3 tahun, pertumbuhan gigi susu sudah berhenti, lalu satu

persatu akan tanggal dan digantikan oleh gigi tetap saat anak berusia 5

atau 6 tahun. 43

b. Perkembangan motorik

Perkembangan motorik meliputi aspek motorik kasar dan

motorik halus. Pada masa kanak-kanak awal, ketrampilan motorik

kasar dan halus sangat pesat kemajuannya. Ketrampilan motorik kasar

adalah koordinasi sebagian besar otot tubuh. Pada usia 4 tahun anak-

anak telah mampu berlari dengan cepat, melambungkan dan

menangkap bola. Sedangkan untuk aspek motorik halus, pada usia

antara 4-5 tahun anak mulai belajar menggambar bentuk-bentuk

tertentu yang sifatnya tidak lagi abstrak. Selain itu mereka sudah

mampu memanipulasi objek kecil seperti kepingan-kepingan puzzle.

Pada saat anak berusia 5 tahun, belajar permainan lebih

melibatkan ketrampilan motorik. Kemampuan menjaga keseimbangan

membuat anak mencoba berbagai kegiatan dengan keyakinan yang

Page 35: KONSEP PRESCHOOL DAN PERKEMBANGAN SOSIAL …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/31/jtptiain-gdl-s1... · tatanan masa kanak-kanak awal.2 Dari sini muncullah konsep nursery

47

besar akan ketrampilan yang dimiliki. Mereka amat suka bergerak dan

tidak betah duduk lama-lama. Untuk itu dalam penyelenggaraan

preschool yang ideal perlu dirancang lingkungan pendidikan yang

kondusif bagi perkembangan motorik anak secara optimal. Perlu

disediakan ruang gerak dan perlengkapan bermain, yang memberikan

peluang kepada mereka untuk dapat bergerak dan bermain dengan

leluasa.

c. Perkembangan kognitif

Dalam perkembangan aspek kognitif ini, menurut pendapat

Piaget, yang dikutip oleh George Morrison, anak berada pada tahapan

pra-operasional, yang mempunyai karakteristik sebagai berikut:44

1. Anak sudah mampu menggunakan simbol-simbol (bahasa, gambar,

tanda atau isyarat, benda, dan lain-lain) untuk melambangkan

suatu kegiatan, benda atau peristiwa.

2. Anak belum mampu menguasai operasi mental secara logis.

Operasi di sini adalah kegiatan-kegiatan yang diselesaikan secara

mental, bukan fisik.

3. Anak masih cenderung berpikir satu dimensi. Contohnya ketika

anak ditunjukkan dua gelas yang tingginya sama berisi cairan,

anak akan menjawab bahwa isinya sama. Namun ketika air

dimasukkan ke dalam gelas lain yang lebih pendek, anak akan

menjawab bahwa isinya lebih banyak pada gelas yang semula. Ini

membuktikan bahwa anak masih terpusat pada satu dimensi, yaitu

tinggi.

4. Egosentrisme. Yang dimaksud dengan egosentris di sini bukanlah

egois (selfishness), tapi merujuk pada bahwa seorang anak usia

prasekolah cenderung berasumsi, memahami dan menafsirkan

segala sesuatu dengan sudut pandangnya sendiri. Dia beranggapan

43 Nakita, Menyiapkan Anak Milenium III, Cet. I, 2000, hal. 45 44 George Morrison, op. Cit., hal. 222

Page 36: KONSEP PRESCHOOL DAN PERKEMBANGAN SOSIAL …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/31/jtptiain-gdl-s1... · tatanan masa kanak-kanak awal.2 Dari sini muncullah konsep nursery

48

bahwa orang lain melihat apa yang dia lihat, berpikir sama dengan

yang ia pikir.

d. Perkembangan bahasa

Pada usia prasekolah, perkembangan bahasa meningkat baik

dalam kuantitas kosa kata, keluasan dan kerumitannya. Pada masa

bayi misalnya, anak menggunakan satu kata untuk mewakili satu

kalimat. Contohnya, anak hanya akan mengatakan “susu” untuk

mewakili bahwa dia ingin minum susu. Namun pada usia prasekolah

dia sudah bisa mengatakan, “Bu, aku ingin minum susu”.

Anak prasekolah biasanya telah mampu mengembangkan

ketrampilan bicara dan menggunakan bahasa dengan berbagai cara,

seperti bertanya, menyanyi. Pada masa ini anak senang sekali

menanyakan apapun yang belum pernak diketahuinya, “mengapa ini

begini?, mengapa begitu?”, dan sebagainya.

Page 37: KONSEP PRESCHOOL DAN PERKEMBANGAN SOSIAL …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/31/jtptiain-gdl-s1... · tatanan masa kanak-kanak awal.2 Dari sini muncullah konsep nursery

49

e. Perkembangan emosi dan sosial

Emosi didefinisikan sebagai pengalaman yang menyertai

penyesuaian batin yang menyeluruh dan keadaan mental dan fisiologis

yang meluap-luap pada diri individu dan yang memperlihatkan sendiri

pada tingkah laku yang jelas dan nyata.45 Beberapa jenis emosi yang

berkembang antara lain rasa takut, cemas, marah, rasa ingin tahu yang

besar, cemburu dan kasih sayang.

Perkembangan emosi yang sehat akan sangat membantu anak

dalam perkembangan sosialnya. Memasuki usia prasekolah, anak tidak

lagi hanya bergaul dengan orang tua dan keluarga dekatnya saja, tetapi

pergaulannya sudah meluas dengan teman-teman sebayanya, baik

yang ada di lingkungan rumahnya maupun di sekolahnya. Antara

perkembangan emosi dan perkembangan sosial terdapat korelasi yang

positif. Perkembangan emosi yang sehat akan sangat mempengaruhi

perkembangan sosial seorang anak. Sedangkan intensitas sosialisasi

yang tinggi akan membantu anak dalam memanage emosinya

sehingga berkembang dengan sehat dan optimal.

Adapun perkembangan sosial anak prasekolah akan dibahas

lebih terperinci dalam item berikutnya.

4. Perkembangan sosial anak prasekolah

Perkembangan sosial merupakan bagian dari berbagai bidang

perkembangan lainnya, seperti perkembangan fisik, motorik, emosi,

kognitif, dan sebagainya. Setiap individu pasti mengalaminya, tak

terkecuali juga anak prasekolah. Perkembangan sosial merupakan suatu

proses sosialisasi untuk memperoleh kemampuan berperilaku sosial yang

sesuai dengan tuntutan sosial, atau untuk menjadi orang yang

bermasyarakat. Setidaknya ada 3 proses yang harus dilalui anak untuk

menjadi orang yang mampu bermasyarakat:46

45 Lestar D. Crow, dan Alice D. Crow, Psychologi Pendidikan, Pent. Abdurrahman Abror,

Yogyakarta: Nur Cahaya, 1989, hal. 98 46 Elizabeth B. Hurlock, op. Cit., hal 251

Page 38: KONSEP PRESCHOOL DAN PERKEMBANGAN SOSIAL …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/31/jtptiain-gdl-s1... · tatanan masa kanak-kanak awal.2 Dari sini muncullah konsep nursery

50

1. Belajar berperilaku yang dapat diterima secara sosial

Setiap kelompok sosial mempunyai standar perilaku yang dapat

diterima. Untuk dapat bermasyarakat, anak tidak hanya harus

mengetahui perilaku yang dapat diterima, tetapi mereka juga harus

menyesuaikan perilaku dengan standar tersebut.

2. Memahami peran sosial yang dapat diterima

Setiap kelompok sosial mempunyai pola kebiasaan yang telah

ditentukan dan harus dipatuhi. Sebagai contoh misalnya, peran bagi

orang tua dan anak. Tentunya masing-masing pihak harus memainkan

peran sosial yang telah ditentukan secara tidak tertulis oleh suatu

kelompok sosial.

3. Perkembangan sikap sosial

Untuk bermasyarakat, mau tidak mau anak-anak harus bergaul dengan

masyarakat yang mencakup orang-orang dengan segenap aktivitas

sosialnya. Jika mereka dapat melakukannya, mereka akan berhasil

dalam penyesuaian sosial yang baik dan diterima sebagai anggota

kelompok sosial.

Dalam periode prasekolah, anak dituntut untuk mampu

menyesuaikan diri dengan berbagai tatanan, yaitu keluarga, sekolah dan

teman sebaya. Memasuki dunia prasekolah, seorang anak mulai bergaul

dalam lingkungan yang lebih luas dari lingkungan keluarganya, baik itu di

lingkungan sekolahnya (preschool), maupun lingkungan dekat tempat

tinggalnya. Dalam penyesuaian diri dengan berbagai tatanan itulah, mau

tidak mau anak perlu mengembangkan kemampuan bersosialisasinya.

Pengembangan tersebut, menurut Coudry dan Siman, bergantung

pada 4 faktor sebagai berikut:47

1. Kesempatan yang penuh untuk belajar bermasyarakat.

2. Dalam keadaan bersama-sama anak tidak hanya mampu

berkomunikasi dengan kata-kata yang dapat dimengerti oleh orang

47 Arini Hidayati, Televisi dan Perkembangan Sosial Anak, Yogyakarta: Pustaka Pelajar,

1998, hal. 33

Page 39: KONSEP PRESCHOOL DAN PERKEMBANGAN SOSIAL …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/31/jtptiain-gdl-s1... · tatanan masa kanak-kanak awal.2 Dari sini muncullah konsep nursery

51

lain, tetapi juga harus mampu berbicara tentang topik yang dapat

dipahami dan menarik bagi orang lain.

3. Anak hanya akan belajar bersosialisasi hanya apabila mereka

mempunyai motivasi untuk melakukannya.

4. Metode belajar yang efektif dengan bimbingan adalah penting.

Empat faktor tersebut akan menjadi daya dorong tersendiri bagi

anak untuk mengembangkan kemampuan sosialisasinya. Karena dengan

bersosialisasi, seorang anak akan belajar beberapa hal, yaitu:48

1. Bagaimana melakukan penyesuaian diri agar dapat bergaul dengan

orang lain.

2. Kepuasan dengan mengetahui bahwa orang lain menyukainya dan mau

berteman dengannya.

3. Mencoba menyukai dan memahami orang lain berikut aktivitas-

aktivitas sosialnya.

4. Mengetahui hal-hal yang dapat diterima dan tidak oleh orang lain.

5. Bagaimana menyesuaikan diri, dengan cara meniru cara berbicara,

berperilaku dan berpenampilan, sesuai dengan yang dapat diterima

oleh masyarakat sosialnya.

6. Rasa aman dengan memiliki teman

7. Rasa percaya diri dengan mengetahui bahwa orang lain ternyata mau

berteman dengannya.

Perkembangan sosial anak sendiri tidak lepas dari berbagai

rangkaian pola perkembangan lainnya, di antaranya adalah:49

48 Elizabeth B. Hurlock, Child Growth and Development, McGraw Hill, Inc., hal. 258 49 Arini Hidayati, op. Cit., hal. 37-39

Page 40: KONSEP PRESCHOOL DAN PERKEMBANGAN SOSIAL …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/31/jtptiain-gdl-s1... · tatanan masa kanak-kanak awal.2 Dari sini muncullah konsep nursery

52

1. Perkembangan fisik

Perkembangan fisik secara langsung maupun tidak, sedikit banyak

akan mempengaruhi perkembangan sosial anak. Apabila aspek fisik

anak berkembang dengan baik, anak akan bebas bergerak sehingga dia

dapat bermain dengan teman sebayanya sebagai salah satu jembatan

sosialisasinya.

2. Perkembangan motorik

Perkembangan motorik adalah perkembangan pengendalian gerakan

jasmaniah melalui kegaitan pusat syaraf, urat syaraf dan otot yang

terkoordinasi. Dengan perkembangan motorik yang baik, kemandirian

anak dalam bermain akan terbentuk, sehingga semakin banyak anak

melakukan sendiri, semakin besar rasa percaya dirinya. Dengan

demikian anak tidak merasa canggung untuk bergabung dengan

teman-teman sebayanya.

3. Perkembangan bicara

Salah satu alat untuk bersosialisasi adalah dengan komunikasi. Dalam

komunikasi tentu tidak hanya dengan bahasa isyarat, namun juga

dengan bahasa lisan atau dengan kata lain ketrampilan berbicara.

Dengan mempunyai ketrampilan berbicara anak akan dapat

mengkomunikasikan apa yang ada di pikirannya, sehingga orang lain

akan paham. Dengan demikian apa yang diinginkan oleh kedua belah

pihak dapat tersampaikan dan terjalinlah hubungan sosial yang baik.

4. Perkembangan emosi

Sebagaimana telah disinggung dalam item sebelumnya, perkembangan

emosi bertalian erat dengan perkembangan sosial anak. Perkembangan

emosi yang sehat akan membantu anak dalam menyesuaikan diri

dengan memahami perasaan dan keinginan orang lain.

Page 41: KONSEP PRESCHOOL DAN PERKEMBANGAN SOSIAL …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/31/jtptiain-gdl-s1... · tatanan masa kanak-kanak awal.2 Dari sini muncullah konsep nursery

53

5. Perkembangan bermain

Kaitannya dengan perkembangan sosial anak, bermain merupakan

suatu rangsangan kreativitas, dorongan berkomunikasi, dan

merupakan penyaluran kebutuhan dan keinginan bagi anak.

Perkembangan sosial anak, menurut Bridges, dapat diukur dengan

mengamati sejauh mana anak melakukan dan tidak melakukan beberapa

hal, yang secara global terangkum dalam indikator-indikator berikut ini:50

1. Ketrampilan berteman

2. Ketrampilan berkomunikasi

3. Kepedulian sosial

4. Menggunakan aturan yang ada

5. Kemampuan mengendalikan diri

6. Kemandirian

Dari hasil pengamatan tersebut, akan dapat diketahui sejauh mana

perkembangan sosial anak, apakah tinggi, sedang atau rendah. Hal ini

menunjukkan bahwa setiap anak tetap mengalami perkembangan sosial,

walaupun dengan sangat lambat, yang ditunjukkan dengan rendahnya

tingkat perkembangan sosial yang diperoleh dari hasil pengamatan. Hal

penting lainnya adalah bahwa meskipun usia prasekolah, yang pada

pembahasan ini terfokus pada usia 4-6 tahun, mengikuti pola

perkembangan sosial yang sama, namun pada aspek perkembangan sosial,

pada dataran praktisnya menunjukkan perbedaan antara usia 4-5 tahun

dengan usia 5-6 tahun.

50 Lestar D. Crow, dan Alice D. Crow, op. Cit., hal. 137-138


Recommended