Transcript
Page 1: Komunikasi Terapeutik (Buk Reflita)

Komunikasi Terapeutik

oleh

Reflita,SKpMkep

Page 2: Komunikasi Terapeutik (Buk Reflita)

KEMAMPUAN BERKOMUNIKASI

TERAPEUTIK

• Memudahkan menjalin rasa percaya dengan klien

• Memberikan kepuasan secara profesional dalam yankes

• Meningkatkan citra profesi keperawatan

• Meningkatkan citra Rumah Sakit

Page 3: Komunikasi Terapeutik (Buk Reflita)

• MEMBINA DASAR HUBUNGAN– Luangkan waktu bersama– Dorong ekspress feeling– Hargai pandangan mereka– Toleransi thdp perbedaan– Hargai privacy– Berikan contoh yg baik

• Komunikasi Efektif– Perhatian tdk terbagi– Dengar, dengar dan dengar– Ramah dan terbuka– Jangan beraksi berlebihan– Hindari mengkritik dan menghakimi– Hindari pertanyaan bertingkat

Page 4: Komunikasi Terapeutik (Buk Reflita)

DIMENSI HUBUNGANKeterampilan / kualitas terapeutik yang dimiliki oleh

perawat melalui integrasi perilaku verbal serta sikap dan perasaan yang melatarbelakangi komunikasi prwt.

ANALISA DIRI PERAWAT DLM KOMUNIKASI TERAPEUTIK kesadaran diri, klarifikasi nilai, eksplorasi perasaan, role model, altuism, tanggung jawab

1. KESADARAN DIRI Perawat harus mampu menjelaskan tentang diri sendiri, keyakinan, apa yang menurutnya penting dalam kehidupan, baru kemudian dia akan mampu menolong orang lain

Page 5: Komunikasi Terapeutik (Buk Reflita)

Kesadaran Diri

Campbell,(1980) kesadaran diri mnrt model praktik keperawatan secara holistik melihat komponen:* Psikologi “ pengetahuan, emosi, motivasi, konsep diri dan personality* Fisik : pengetahuan ttg fisiologi umum* Lingkungan : sosial budaya, hubungan antar manusia dan alam* Filosofi : perasaan ttg makna kehidupan keinsyafan diri, menerima diri, identitas diri, meningkatkan hubungan interperonal yg intim dan meningkatkan fungsi dan kemampuan u/ memenuhi kebutuhan orang lain

Page 6: Komunikasi Terapeutik (Buk Reflita)

3 Cara dlm membantu meningkatkan kesadaran diri

1 Mempelajari diri sendiri RefleksiIntrospeksi

Aktifitas ke dalam (perhatian, fikiran dan perasaan)Aktifitas ke luar ( situasi dan perilaku)

Membaca Diskusi

Meningkatkan pilihan-pilihanPenggunaan diri lbh bertujuan

Page 7: Komunikasi Terapeutik (Buk Reflita)

2 MEMBUKA DIRI teori yang dapat digunakan untuk membuka diri :

* Johary Window a Mengembangkan sikap terbuka dg perubahan

satu kuadran akan memberi efek pada kuadran lain

b Menganalisis bagaimana interaksi antara pribadi

Page 8: Komunikasi Terapeutik (Buk Reflita)

1. Di ketahui oleh ;

- diri sendiri

-orang lain

3. Di ketahui oleh ;

-diri sendiri

2. Diketahui oleh;

-orang lain

4. Tidak diketahui oleh siapapun

Page 9: Komunikasi Terapeutik (Buk Reflita)

Contoh A:

Kesadaran rendah1 2

3 4

Page 10: Komunikasi Terapeutik (Buk Reflita)

• BELAJAR DARI DIRI SENDIRI YAITU DENGAN KUADRAN 1 LEBIH DARI KEKUADRAN LAIN

Contoh B: komunikasi terbuka, individu terbuka dengan orang lain

- kapasitas kemampuan ini meliputi rasa senang- Tingkat ketergantungan, berinteraksi secara spontan

1 2

3 4

Page 11: Komunikasi Terapeutik (Buk Reflita)

* Iceberg Model of Human Personality

a Menekankan adanya sifat berlawanan dalam kepribadian seseorang, (Geldard, D., 1998).b Model ini memungkinkan perawat bisa menerima “the hidden part of me” dari dirinya maupun klien. c Dengan model ini, perawat dapat menggali dan memahami adanya sifat-sifat yang kurang baik dalam dirinya maupun klien.d Akan memudahkan perawat dalam mengubah perilakunya ke arah yang lebih baik.

Page 12: Komunikasi Terapeutik (Buk Reflita)

3 MENERIMA UMPAN BALIK Umpan balik Instrinsik dan Ekstrinsik

Prinsip Umpan balikMemberi:

- Bersifat spesifik- Seimbang antara kekuatan dan kelemahan- Tawarkan alternatif2 dan hindari nasehat2- batasan yg jelas- fikirkan apa yg akan disampaikan

Menerima :- fikiran yg terbuka- minta klarifikasi- Dengarkan lalu pertimbangkan

Page 13: Komunikasi Terapeutik (Buk Reflita)

• KESADARAN DIRI NEGATIF– Tidak dpt mengontrol dan mengendalikan diri– Komunikasi tdk efektif dan tdk produktif– Ketidaksesuaian persepsi antara perilaku dan

fikiran– Tidak pernah mampu memahami orang lain– Cendrung memaksakan nilai dan pandangan2

nya kpd orang lain– Tidak akan pernah menjadikan diri sebagai

terapi

Page 14: Komunikasi Terapeutik (Buk Reflita)

Latihan kesadaran diri

• Tujuan:– mempelajari diri sendiri– menyadari nilai yg dimiliki– membuka diri– Menerima umpan balik

• Contoh latihan jawab pertanyaan dibawah ini1 Apa pencapaian prestasi pribadi anda yg utama saat ini2 Apa pencapaian utama terbesar keluarga anda3 Sebutkan satu hal yg anda inginkan pd usia 60 th4 gambarkan 3 hal yg anda kuasai atau kebaikkan anda5 cita2 anda dan anda akan coba menggapainya6 Apa motto pribadi kehidupan anda selama ini

Page 15: Komunikasi Terapeutik (Buk Reflita)

Analisa diri (lanjutan,,,)2 KLARIFIKASI NILAI U/ Merubah cara pandang dan sikap se2org (fikiran,

emosi dan aksi), serta Menurunkan kesalahpahamanProses klarifikasi nilai

- Kenali nilai- Prngkajian eksplorasi arti nilai- Buat prioritas- pengambilan keputusan kehendak kognitif

> sangat bebas> mempunyai alternatif> bijaksana dlm mengambil keputusan dan memilih alternatif

- menghargai, bahagia dgpilihan Penghargaan Afeltif- tindakan perilaku

.> mau menguatkan pilihan > Melakukan tindakan sesuai pilihan ? Meneladani pilihan yg dilakukan

Page 16: Komunikasi Terapeutik (Buk Reflita)

Klarifikasi (lanjut…)

CARA MENINGKATKAN KLARIFIKASI NILAI> Model> Meyakinkan, tidak memaksakan> pendidikan, kultur dan agama> membatasi pilihan> peraturan> menarik ke suasana hati

DALAM KLARIFIKASI NILAI Identifikasi dan atasi> konflik> ketidakpuasan? Rasa tdk aman> keyakinan

Page 17: Komunikasi Terapeutik (Buk Reflita)

3 EKSPLORASI PERASAAN Perawat secara bertahap belajar mengenal dan mengatasi berbagai perasaan antara lain perasaan marah, berduka, frustasi

- terbuka pd perasaan- sadar akan respon- kontrol penampilam

4. MENJADI CONTOH PERANPerawat perlu mempunyai pola gaya hidup sehat termasuk mempertahankan kesehatan agar dapat dicontoh orang lain.

Page 18: Komunikasi Terapeutik (Buk Reflita)

Role model

• Ciri2 prwt yg dpt menjadi role model– Puas akan hidupnya– Tdk dinominasi oleh konflik dan stress– Mampu mengembangkan kemampuan

• EFEKTIF ‘HELPER’ u/ meningkatkan kesehatan dan kemampuan diri individu– - interaksi pd orang lain– - membantu dg tulus dan cinta kasih– - perhatian thdp kesejahteraan orang lain

Page 19: Komunikasi Terapeutik (Buk Reflita)

5 ALTRUISTIKPerawat merasakan kesiapan karna mampu menolong orang lain dengan cara Manusiawi.

6. RASA TANGGUNG JAWAB ETIK DAN MORALTiap keputusan yang dibuat harus memperhatikan prinsip – prinsip yang menjunjung tinggi kesehatan/kesejahteraan manusia

7. TANGGUNG JAWAB2 dimensi tanggung jawab yaitu tanggung jawab terhadap tindakan sendiri dan berbagi tanggung jawab dengan orang lain.

Page 20: Komunikasi Terapeutik (Buk Reflita)

• Analisa diri perawsat bertujuan u/ membantu perawat menjawab pertanyaan dibawah ini :– Siapa saya– Apa yg penting u/ saya– Bagaimana mengenal perasaan saya– Seperti apakah role model yg baik buat saya– Mengapa saya ingin menolong orang lain– Seperti apakah bentuk kesadaran diri dan penting u/

melakukan tindakan

Page 21: Komunikasi Terapeutik (Buk Reflita)

FASE RELATIONSHIP (STUART DAN

SUDDEN)

1. FASE PRA INTERAKSI

Tugas perawat adalah :• Menggali perasaan, fantasi, dan rasa takut

dalam diri sendiri• Menganalisis kekuatan dan keterbatasan

profesional diri sendiri• Mengumpulkan data tentang klien• Jika memungkinkan merencanakan pertemuan

pertama

Page 22: Komunikasi Terapeutik (Buk Reflita)

2. FASE ORIENTASI

Tugas perawat adalah :• Menetapkan alasan klien untuk mencari pertolongan• Membina rasa saling percaya, penerimaan, dan

komunikasi terbuka• Menggali pikiran, perasaan, dan tindakan klien• Mengidentifikasi masalah klien• Mengidentifikasi tujuan klien• Merumuskan bersama kontrak termasuk nama, peran,

tanggungjawab, harapan, tujuan, tempat, dan waktu kondisi untuk terminasi, kerahasiaan klien

Page 23: Komunikasi Terapeutik (Buk Reflita)

3. FASE KERJA

Tugas perawat adalah :

• Menggali stressor yang berhubungan

• Meningkatkan perkembangan dan penghayatan klien dan penggunaan koping yang konstruktif

• Membahas dan mengatasi perilaku yang resisten

Page 24: Komunikasi Terapeutik (Buk Reflita)

4. FASE TERMINASITugas perawat adalah :• Membina kenyataan tentang perpisahan• Meninjau kemajuan terapi dan pencapaian tujuan • Menggali perasaan ditolak, kehilangan, kesedihan,

kemarahan, serta peilaku terkait

DIMENSI TINDAKAN :• Konfrontasi• Kesiapan• Pengungkapan diri perawat• Katarsis emosional• Bermain peran

Page 25: Komunikasi Terapeutik (Buk Reflita)

Sikap Perawat dlm Kommunikasi Terapeutik

• Berhadapan menunjukkan perawat siap untuk klien• Mempertahankan kontak mata menunjukkan prwt

menghargai klien dan menyatrakan keinginan utk tetap berkommunikasi

• Sedikit membungkuk kearah klien menunjukkan keinginan perawat untuk mengatakan atau mendengarkan sesuatu

• Mempertahankan sikap terbuka misalnya tdk melipat kaki atau tangan menunjukkan keterbukaan dr perawat utk berkommunikasi dg klien

• Tetap relaks tetap dpt mengontrol keseimbangan antara keseimbangan dan relaksasi dlm memberi respon pd klien memberikan rasa aman dan nyaman

Page 26: Komunikasi Terapeutik (Buk Reflita)

Perilaku yg menunjang sikap prwt dlm berkommunikasi

• Gerakan tubuh . Sikap tubuh, ekspresi wajah dan sikap2 lainnya misalnya tersenyum, kontak mata, sedikit membungkuk saat berbicara, tdk melipat tangan atau memasukkan tangan ke kantong, tdk menyilangkan kaki dll

• Jarak saat berinteraksi antara perawat dan klien tdk dibatasi meja atau benda penghalang lainnya. Jarak tsb meliputi:– Ruangan intim sampai 50 cm– Ruang pribadi 50 s/d 120 cm kommunikasi

terapeutik pd umumnya terjadi di ruang pribadi– Ruang konsultasi sosial 275 s/d 365 cm

Page 27: Komunikasi Terapeutik (Buk Reflita)

Perilaku (Lanjutan)

• Sentuhan Sentuhan hrs dilakukan secara tenang sambil

menganalisis kondisi pasien dan respon yg akan dilakukan klien. Sentuhan tdk tepat pd klien yg penuh curiga dan tdk percaya org lain, klien marah, korban penganiayaan/kekerasan, klien yg budayanya melarang/membatasi sentuhancontoh sentuhan :

* bersalaman/berjabat tangan* menepuk bahu, mengangkat jempol, tepuk tangan utk memberikan pijian* memegang tangan klien saat sedih atau menangis

Page 28: Komunikasi Terapeutik (Buk Reflita)

Perilaku (lanjutan)

• Diam berguna untuk memfasilitasi klien dlm mengekspresikan pikiran dan perasaan misalnya pd klien menarik diri, depresi dan bersedih

• Volume dan nada suara dpt mempengaruhi penyampaian pesan contoh – Pada Klien lansia volume suara tinggi dg nada

rendah– Pada klien perilaku kekerasan volume dan nada

suara rendah tetapi tetap tegas

Page 29: Komunikasi Terapeutik (Buk Reflita)

Teknik-teknik Kommunikasi Terapeutik

Beberapa teknik kommunikasi terapeutik pada orang dewasa (Stuart dan Sundeen, 1995)

1. Mendengarkan– Merupakan dasar utama dlm berkommunikasi– Dg mendengarkan perawat dpt mengetahui

perasaan klien, memberi kesempatan lebih banyak pada pasien untuk bicara perawat harus bisa menjadi pendengar yg aktif

Page 30: Komunikasi Terapeutik (Buk Reflita)

TEKNIK (lanjutan)

SIKAP YG DIBUTUHKAN SAAT MENJADI PENDENGAR YG BAIK ADALAH: :

• Pandang klien ketika sedang bicara• Tidak menyilangkan kaki atau tangan• Kontak mata yang memancarkan keinginan

untuk mendengarkan• Sikap tubuh menunjukkan perhatian• Hindarkan gerakan yang tidak perlu• Mengangguk untuk hal penting• Mencondongkan tubuh ke arah klien

Page 31: Komunikasi Terapeutik (Buk Reflita)

MENUNJUKKAN PENERIMAAN saat mendengarkan klien BELUM TENTU MENYETUJUI sikap yg ditampilkan:

• Bersedia mendengar tanpa ragu• Mendengarkan tanpa memutuskan

pembicaraan• Memberi umpan balik dengan verbal dg

menampakkan pengertian• Non verbal = verbal• Tidak mendebat, ekspresi ragu, dan

mencoba mengubah pikiran klien

Page 32: Komunikasi Terapeutik (Buk Reflita)

2. Pertanyaan terbuka (pembukaan yg luas) memberikan dorongan pd klien utk memilih topik yg akan dibicarakan shg prwt mendapatkan informasi spesifik terkait dengan topik

contoh : Apa yg sedang anda fikirkan?

3 MENGULANG PERTANYAAN

Umpan balik menunjukkan perawat memahami pesan klien dan berharap komunikasi berlanjut

K : saya tidak dapat tidur semalaman

P : Pak Dedi mengalami kesulitan tidur……..

Page 33: Komunikasi Terapeutik (Buk Reflita)

4. MENGKLARIFIKASI upaya utk menjelaskan dlm kata2, ide atau fikiran klien yg tdk jelas. Dilakukan bila perawat ragu atau terjadi kesalahpahaman Tujuannya untuk menyamakan persepsi.

K : Saya tidak yakin saya mengikuti apa yang anda katakanP : Saya tidak jelas apa yg bpk maksud, dapatkah bapak

menjelaskannya kembali?

5. MENFOKUSKANTujuan membatasi bahan pembicaraan shg lbh spesifik.P : “ Apa yang pak Dedi katakan tampaknya penting, mari kita bicarakan lebih mendalam “ atau

saya fikir kita sebaiknya kita membicarakan lbh lanjut ttg

Page 34: Komunikasi Terapeutik (Buk Reflita)

6. Identifikasi TemaLatar belakang masalah yg dialami klien yg muncul berulangkali selama percakapan gunanya untuk meningkatkan pengertian dan mengeksplorasi masalah pentingContoh:

“saya perhatikan dari semua hubungan yg ibu uraikan, ibu selalu mengungkapkan rasa kecewa kpd orang tua terutama ayah. Menurut ibu apakah ini yg menjadi pokok permasalahan?

Page 35: Komunikasi Terapeutik (Buk Reflita)

7. MENYATAKAN HASIL

“ pak Dedi tampak gelisah ?”

“ Kelihatannya pak Dedi sakit ?”

“ Kelihatannya pak Dedi sedang bersedih ?”

8. MENAWARKAN INFORMASI

Untuk meningkatkan penghayatan

Page 36: Komunikasi Terapeutik (Buk Reflita)

9. DIAM• Memberi kesempatan pada klien untuk mengorganisasikan pikiran biasanya

dilakukan setelah mengajukan pertanyaan atau

• Meringkasmengingat topik sebelum ke topik lain.contoh :“ Selama beberapa jam anda dan saya telah membicarakan……”

Page 37: Komunikasi Terapeutik (Buk Reflita)

10. MEMBERIKAN PENGHARGAANMemberi salam, menyebut nama klien.

Contoh :“ Ibu tampak sudah rapi ? ““ Selamat pagi pak Dodi..”

11. MENAWARKAN DIRIMungkin klien belum siap untuk Berkomunikasi

Tertarik dan perhatian“Saya akan duduk menemani buk Yeni sebentar “

Page 38: Komunikasi Terapeutik (Buk Reflita)

12. MEMBERIKAN KESEMPATAN MENGAWALI PEMBICARAAN

“ Dari mana anda memulai pembicaraan ? “

13. MENGANJURKAN UNTUK MERUMUSKAN PEMBICARAAN

Berguna untuk mengarahkan hampir seluruh pembicaraan yang mengidentifikasikan keterkaitan perawat pada isi pembicaraan.“ lalu….“ ceritakan pada saya tentang……”

Page 39: Komunikasi Terapeutik (Buk Reflita)

14. MENEMPATKAN KEJADIANSecara berurutan menolong perawat dan klien untuk melihat dalam satu perspektif, kelanjutan kejadian apa merupakan sebab dari masalah selanjutnya.

15. MENGANJURKAN MENGURAIKAN PERSEPSIMelihat dari persepsi klien

“ Ceritakan kepada suster bagaimana persepsi Dodi ketika melihat………..”“ bapak senyum2 sendiri, apakah ada sesuatu yg bpk

lihat?”

Page 40: Komunikasi Terapeutik (Buk Reflita)

16. REFLEKSI mengarahkan kembali ide, perasaan, pertanyaan dan isi pembicaraan kpd klien

K : apakah saya harus mengingatkan hal ini pada istri saya

P : bagaimana menurut anda ?

Atau

P: anda tampak tegang dan cemas, apakah ini berhubungan dg …..

Page 41: Komunikasi Terapeutik (Buk Reflita)

17 MEMBERI INFORMASI

Memberikan informasi dan fakta untuk pendidikan kesehatan

18 SARAN Memberikan alternatif ide utk pemecahan masalah

19 HUMOR Ungkapan pembicaraan yg diungkapkan dg nada bercanda yg dpt diterima secara sosial atau tdk merendahkan klien

Page 42: Komunikasi Terapeutik (Buk Reflita)

Komunikasi pd setiap tahapan perkembangan

• Bayi libatkan keluarga u/ menginterpretasikan respon non verbal keluarga – Komunikasi non verbal– Tangisan thdp stimulus yg tdk menyenangkan– Berespon thdp kelembutan dan suara yg

lembut

Page 43: Komunikasi Terapeutik (Buk Reflita)

• Todler– Komunikasi non verbal belum efektif– Sifat egosentrik perhatian tertuju pd diri sendiri– Tekankan kom pd apa yg dpt mereka lakukan dan

rasakan– Bicara pendek, konkrit dan sederhana– Tampilkan bahasa verbal – non verbal mis menyuntik

tdk sambil tersenyum– Gunakan alat peraga dan biarkan anak menyentuh/

memegangnya misalnya boneka, stetoskop dll

Page 44: Komunikasi Terapeutik (Buk Reflita)

• PRA SEKOLAH– KOMUNIKASI VERBAL ANAK LEBIH BAIK– DAPAT JUGA DIGUNAKAN TEKNIK KOMUNIKASI

PD TODLER

• USIA SEKOLAH – Fokus pd apa yg dilihat– Rasa ingin tahu meningkat– Penuhi rasa ingin tahu anak u/ meningkatkan

kolaborasi– Jelaskan prosedur dg bahasa yg sederhana

Page 45: Komunikasi Terapeutik (Buk Reflita)

• REMAJA– Lebih terbuka pd orang di luar anggota

keluarganya– Menerima org yg sama minat dan menolak

org yg bertentangan– Punya bahasa sendiri– Punya privacy

Page 46: Komunikasi Terapeutik (Buk Reflita)

Panduan berkomunikasi dg anak

• Posisi sejajar dg mata anak• Bicara dg tenang, tdk tergesa dan percaya diri• Bicara dg jelas, spesifik gunakan kata2

sederhana dan kalimat singkat• Nyatakan arahan dan anjuran secara positif• Berilah pilihan bila benar2 ada pilihan• Jujurlah pd anak• Beri kesempatan pd anak u/ mencurahkan

kepedulian dan ketakutan/kecemasan• Gunakan berbagai teknik komunikasi yg sesuai

Page 47: Komunikasi Terapeutik (Buk Reflita)

Panduan (lanjut….)

• Bantu anak waktu u/ merasa nyaman• Hindari gerakan mendadak atau cepat, senyuman yg

terlalu lebar, kontak mata yg lama, atau postur tubuh yg mungkin terlihat mengancam

• Bicaralah dg orang tua bila anak mulanya terlihat malu2• Berkomunikasi menggunakan objek transisi seperti

boneka, puppet atau boneka binatang sebelum bertanya langsung pd anak

• Beri kesempatan anak yg lbh besar bicara tanpa kehadiran orang tua

Page 48: Komunikasi Terapeutik (Buk Reflita)

Sikap prwt saat berkomunikasi pd anak

• Jangan abaikan anak selama intervensi– Perhatikan mainan anak– Ajukan pertanyaan pd anak– Order child a/ anak active participant

• Perhatikan bahasa non verbal perasaan, sikap dan kecemasan saat berkomunikasi kalau ada samarkan krn dpt mempengaruhi komunikasi

• Berikan cukup waktu– Komunikasi awal dg ortu/kel lalu arahkan ke anak– Beri kesempatan pd anak u/ mengamati dr jauh– Berikan perhatian pd mainan anak misalnya menanyakan nama

bonekanya– Puji penampilan anak

Page 49: Komunikasi Terapeutik (Buk Reflita)

Tatanan berkomunikasi pd anak

• Perkenalan– Bersalaman, menyebutkan nama– Libatkan anak dr awal interaksi

• Klarifikasi peran dan jelaskan tujuan agar:– Orang tua aktif dan kooperatif– Tidak menolak– Interview dilakukan oleh banyak profesi

Page 50: Komunikasi Terapeutik (Buk Reflita)

Tatanan (lanjut,,,)

• Pendekatan– Mulai dr topik umum a/ merasa aman– Menilai penerimaan/respon keluarga

• Jika panjang lebar fokuskan• Jika singkat Open ended question

• Jaga privacy/keleluasaan pribadi– Minimalkan distraksi, interupsi dan keributan– Jika tdk dipenuhi interview dpt dipenuhi dg

memberikan permainan pd anak

Page 51: Komunikasi Terapeutik (Buk Reflita)

Teknik komunikasi kreatif dg anak (verbal)

• `TEKNIK “ I “ MESSAGE – Menyampaikan perasaan ttg suatu perilaku dg

pernyataan “saya”– Hindari penggunaan kata “kamu” krn bersifat

menghakimi dan menimbulkan sikap defensif

• Teknik orang ketiga– Memanfaatkan curahan perasaan dlm menggunakan

org ketiga (dia, mereka)– Dapat mengurang perasaan terancam– Memberi peluang pada anak

Page 52: Komunikasi Terapeutik (Buk Reflita)

Teknik (lanjut…)

• Fasilitasi respons– Menggunakan mendengar aktif lalu

merefleksikan kembali perasaan anak dan isi pembicaraan

– Respons yg diberikan ners : empaty, tdk menghakimi dan mengakui perasaan anak

– Contoh• Anak : “saya tdk suka ke RS dan disuntik”• Respons fasilitatif : “Kamu tdk suka krn tindakan2

yg dilakukan pd mu itu”

Page 53: Komunikasi Terapeutik (Buk Reflita)

Teknik (lanjut…)

• Story telling– Menggunakan bahasa anak u/ memeriksa apa yg

difikirkan anak dg melewati hambatan rasa takut anak– Teknik paling sederhana adalah meminta anak u/

mengaitkan cerita ttg suatu kejadian misalnya pengalaman dia dirawat di RS

– Pendekatan lain • Berikan pd anak suatu kejadian misalnya gambar RS

minta anak menjelaskan gambar tsb• Potong komik hapus kata2nya suruh anak mengisi atau

menambah kalimat pd komik strip tsn

Page 54: Komunikasi Terapeutik (Buk Reflita)

Teknik (lanjut…)

• Mutual Story telling lbh terapeutik dr story telling– Mengungkapkan fikiran anak dan mencoba megubah

perasaan takut anak dg menceritakan kembali cerita yg berbeda

– Mulai dg meminta anak bercerita ttg sesuatu diikuti cerita lain yg membantu anak dlm masalahnya

– Misalnya : Anak bercerita ttg msk RS dan tdk pernah dikunjungi ortu nya. Prwt juga bercerita ttg seorang anak (nama berbeda) ttp keadaannya sama, ortunya tdk berkunjung tiap hari ttp datang setelah selesai bekerja

Page 55: Komunikasi Terapeutik (Buk Reflita)

Teknik (lanjut…)• BIBLIOTERAPI

– Menggunakan buku dlm proses terapi dan support– Memberi anak peluang u/ mengeksplorasi suatu kejadian yg serupa dg

dirinya anak bisa mengendalikan keadaannya– Panduan umum u/ menggunakan biblioterapia.Kaji kesiapan perkembangan emosional dan kognitif anak u/ memahami

pesan bukub.Kenali isi buku (pesan atau tujuan) apa sesuai dg usia anakc.Bacakan buku u/ anak bila anak tdk mampu membacad.Eksplorasi makna buku dg anak dg cara:

> Meminta anak u/ mencerita ulang> Membaca bgn khusus dg ners atau ortu> Membuat gambar yg terkait dg cerita dan membahasnya? Membahas ttg karakter khusus> Membuat ringkasan pesan moral atau makna cerita

Page 56: Komunikasi Terapeutik (Buk Reflita)

Teknik (lanjut…)

• MIMPI– Sering mengungkapkan fikiran dan perasaan dibawah

sadar dan ditekan– Minta anak bercerita ttg mimpi buruknya– Eksplorasi dg anak kemungkinan arti mimpi

• TIGA HARAPAN/KEINGINAN– Menggunakan pertanyaan “Jika kamu punya 3

keinginan yg pasti terkabul, apa yg kamu inginkan?– Bila anak menjawab “Bila keinginan saya terkabul”

minta anak menyebutkan harapan khususnya

Page 57: Komunikasi Terapeutik (Buk Reflita)

Teknik (lanjut…)

• PERTANYAAN “jika”– Memacu anak u/ mengeksplorasi situasi

potensialterjadi dan memikirkan pilihan penyelesaian masalah yg berbeda misalnya “Bagaimana jika kamu sakit dan harus ke RS”

– Respons anak mengungkapkan apa yg telah diketahuinya dan apa yg ingin diketahuinya membantu anak belajar ttg teknik koping terutama dlm situasi yg potensial berbahaya

Page 58: Komunikasi Terapeutik (Buk Reflita)

Teknik (lanjut…)

• RATING GAME/ PERMAINAN “RENTANG”– MENGGUNAKAN SKALA RATING (ANGKA,

WAJAH DARI SEDIH KE GEMBIRA utk mengetahui rentang suatu kejadian atau perasaan

– Misalnya • Tanyakan perasaan anak, khabar mereka atau

rasa sakit anak dg menggunakan skala 1 – 10 dg 10 yg terbaik

Page 59: Komunikasi Terapeutik (Buk Reflita)

Teknik (lanjut…)

• PERMAINAN ASOSIASI KATA– Menggunakan pernyataan kata2 kunci dan

meminta anak mengungkapkan kata pertama yg difikirkannya bila dia mendengar kata2 itu

– Mulai dg kata2 yg netral lalu ke kata2 yg lbh menimbulkan ansietas spt “sakit”, “jarum suntik”, Rumah Sakit” dan “operasi”

– Pilihlah kata khusus yg terkait dg kejadian dlm kehidupan anak yg relevant

Page 60: Komunikasi Terapeutik (Buk Reflita)

Teknik (lanjut…)

• MENYELESAIKAN KALIMAT menggunakan sebagian kalimat pernyataan dan meminta anak melengkapi contoh:– Hal yg paling saya sukai/tdk disukai di sekolah adalah– Hal yg paling tdk menyenangkan yg pernah saya

alami adalah– Hal yg paling saya sukai/tdk sukai dari ortu saya

adalah– Hal yg paling ingin saya ubah dlm hidup saya adalah– Bila saya bisa memilih saya ingin menjadi– Hal yg paling saya sukai/tdk dsukai dari diri saya

adalah

Page 61: Komunikasi Terapeutik (Buk Reflita)

Teknik lanjut…)

• PRO dan KONTRA

– Menggunakan pemilihan topik seperti : dirawat inap” dan meminta anak membuat daftar 5 hal yg baik dan 5 hal yg buruk

– Merupakan teknik yg paling bermanfaat bila diterapkan pd hubungan seperti hal yg disukai dan tidak disukai satu sama lain

Page 62: Komunikasi Terapeutik (Buk Reflita)

Teknik berkomunikasi kreatif dg anak (non verbal)

• MENULIS– Merupakan pendekatan komunikasi alternatif

u/ anak remaja dan dewasa– Anjuran spesifik mencakup:

• Membuat buku harian• Menuliskan perasaan atau fikiran yg sukar u/

diucapkan• Menulis “surat’ YG TDK PERNAH DIKIRIM (bisa

juga dg pura2 punya sahabat pena• Menuliskan kemajuan anak ‘FISIK’ dan

“PSIKOSOSIAL” dari sudut pandang anak

Page 63: Komunikasi Terapeutik (Buk Reflita)

Teknik non verbal (lanjut..)

• MENGGAMBAR– Merupakan salah satu tehnik komunikasi terbaik, baik

non verbal (dr melihat gambar) dan verbal (dr cerita anak ttg gambarnya

– Gambar mengungkapkan banyak ttg dirinya karena merupakan proyeksi dr diri anak

– Menggambar spontan mencakup memberikan pd alat pasokan seni dan memberi peluang bg anak u/ menggambar

– Menggambar terarah mencakup arahan yg lbh spesifik seperti menggambar orang atau pendekatan 3 tema sebutkan 3 hal ttg anak dan minta anak memilih satu dan menggambar

Page 64: Komunikasi Terapeutik (Buk Reflita)

Panduan u/ mengevaluasi gambar

• Gunakan menggambar spontan dan evaluasi lbh dari satu gambar bila mungkin

• Interpretasikan gambar dg tambahan informasi lain ttg anak dan keluarga

• Interpretasikan gambar secara keseluruhan s/d spesifik

• Aksentuasi bagian biasanya menunjukkan kepedulian akan arena dg kepentingan khusus misalnya tangan yg besar menunjukkan agresif

Page 65: Komunikasi Terapeutik (Buk Reflita)

Panduan (lanjut…)

• Tidak adanya anggota gerak (tangan, lengan ,kaki) menunjukkan kepatuhan pasif atau imaturitas intelektual. Kaki yg kecil atau tdk stabil bisa merupakan curahan ketidakamanan atau tangan yg disembunyikan merupakan perasaan berdosa

• Peletakan gambar pd halaman dan tipe coretan . Bila bila halaman bebas dan mantap dan coretan jelas dan berkesinambungan menandakan anak merasa aman

• Ketidak pastian bayangan mencurahkan ketidak pastian/kepedulian atau cemas akan area ttt

Page 66: Komunikasi Terapeutik (Buk Reflita)

Panduan (lanjut…)

• Fikirkan elemen individual dr gambar yg mungkin bermakna– Jenis kelamin figur yg pertama kali digambar

biasanya dikaitkan dg persepsi anak ttg peran gender– Ukuran figur individual menampakan kepentingan,

kekuatan atau otoritas– Runtun gambar menunjukkan kprioritas

kepentingan– Posisi anak dikaitkann dg anggota keluarga lainnya

mencurahkan perasaannya atau statusnya di tengah keluarga

– Mengeluarkan anggota keluarga menunjukkan perasaan ketidakpemilikan/keinginan menghilangkan

Page 67: Komunikasi Terapeutik (Buk Reflita)

Teknik non verbal (lanjt..)

• MAGIS– Menggunakan teknik magik sederhana u/

membina hubungan terapeutik dg anak– Membantu kepatuhan akan intervensi

kesehatan– Memberikan interaksi efektif selama prosedur

dan proses penyakitnya

Page 68: Komunikasi Terapeutik (Buk Reflita)

Teknik non verbal (lanjut,,)

• BERMAIN

– Merupakan bahasa dan pekerjaan utama anak– Mengungkapkan banyak hal ttg anak

menggambarkan diri anak melalui aktivitas bermain– Bermain spontan memberi anak berbagai benda u/

dimainkan & memberi peluang u/ bermain– Bermain terarah memberi arahan lbh spesifik

seperti memberi alat medik atau boneka mengeksplorasi rasa takut anak

Page 69: Komunikasi Terapeutik (Buk Reflita)

TERIMA KASIH