Download docx - Ketoasidosis Diabetikum

Transcript

Ketoasidosis DiabetikumAssyifa Azizah Fernendes102012523Fakultas Kedokteran UKRIDAJl. Arjuna Utara No.6 Jakarta Barat [email protected]

PendahuluanMenurut American Diabetes Association (ADA) 2005, Diabetes mellitus merupakan suatu kelompok penyakit metabolik dengan karakteristik hiperglikemia yang terjadi karena kelainan sekresi insulin, kerja insulin atau kedua-duanya. Fungsi Insulin adalah zat utama yang bertanggung jawab dalam mempertahankan kadar gula darah yang tepat. Insulin menyebabkan gula berpindah ke dalam sel sehingga bisa menghasilkan energi atau disimpan sebagai cadangan energi.1Ketoasidosis diabetik (KAD) merupakan komplikasi akut diabetes melitus yang serius, suatu keadaan darurat yang harus segera diatasi. KAD memerlukan pengelolaan yang cepat dan tepat, mengingat angka kematiannya yang tinggi. Pencegahan merupakan upaya penting untuk menghindari terjadinya KAD.1,2,3Ketoasidosis diabetikum (KAD) adalah keadaan dekompensasi-kekacauan metabolik yang ditandai oleh trias hiperglikemia, asidosis dan ketosis, terutama disebabkan oleh defisiensi insulin absolut atau relatif. Akibat diuresis osmotik, KAD biasanya mengalami dehidrasi berat dan bahkan dapat menyebabkan syok.Skenario Seorang laki laki berusia 20 tahun datang dibawa ke RS oleh keluarganya karena tak sadarkan diri. Menurut mereka sejak dua hari yang lalu pasien lemas, nyeri ulu hati hebat, dan muntah muntah , namun tidak mau berobat ke dokter.

Anamnesis Anamnesis adalah wawancara seksama yang dilakukan pasien yang berguna untuk menunjang diagnosis penyakit seorang pasien. Seringkali, diagnosis yang baik sudah dapat menentukan penyakit seseorang. Anamnesis merupakan gabungan dari keahlian mewawancarai dan pegetahuan yang mendalam tentang gejala dan tanda suatu penyakit sehingga dapat melakukan pemeriksaan fisik dan penunjang yang sesuai untuk penyakit tersebut.Anamnesis dibedakan menjadi 2 yaitu Auto anamnesis =Anamnesis yang dilakukan kepada pasien sendiri Allo anamnesis= Anamnesis yang dilakukan terhadap keluarga atau pengantarnyaAnamnesis terdiri dari identitas, keluhan utama, riwayat penyakit sekarang dan riwayat penyakit dahulu.Pada scenario kita menggunakan allo anamnesis karena pasien dalam keadaan tidak sadar. Ketika pasien sudah sadar baru kita menerapkan auto anamnesis. Keluhan utamaKeluhan utama adalah keluhan yang dirasakan pasien yang membawa pasien pergi ke dokter atau mencari pertolongan. Dalam menuliskan keluhan utama harus disertai indicator waktu, berapa lama mengalami hal itu.Pada scenario pasien dibawa karena tak sadarkan diri. Riwayat penyakit sekarangRiwayat penyakit sekarang adalah cerita yang kronologis, terinci dan jelas mengenai kesehatan pasien sejak sebelum keluhan utama sampai pasien datang berobat. Dalam membuat riwayat penyakit sekarang, tidak boleh menggunakan bahasa kedokteran melainkan bahasa Indonesia yang baik dan benar. Sedapat mungkin, jangan membuat pertanyaan kepada pasien yang dijawab dengan ya dan tidak tetapi menggunakan kalimat tanya seperti apa, bagaimana dan lain-lain. Data dari anamnesis harus memuat ; waktu dan lamanya keluhan, sifat dan beratnya sekarang, lokalisasi dan penyebarannya, hubungan dengan waktu, aktivitas, keluhan mengenai serangan, apakah keluhan baru pertama kali atau tidak, factor resiko, apa ada saudara sedarah yang menderita penyakit, riwayat perjalanan di daerah endemic, perkembangan penyakit dan upaya yang telah dilakukan pasien.Melalui allo anamnesis diketahui kalau pasien sejak dua hari yang lalu lemas, nyeri ulu hati hebat, dan muntah - muntah. Riwayat penyakit dahuluBerguna untuk mengetahui kemungkinan adanya hubungan antara penyakit yang pernah diderita dengan penyakitnya sekarang. Ditanyakan pula apakah pernah kecelakaan, operasi, obat yang pernah diminum dan pemeriksaan yang pernah dilakukan pasien. Perlu ditanyakan : pengobatan yang pernah diperoleh sebelumnya secara lengkap, termasuk terapi gizi medis dan penyuluhan riwayat komplikasi akut (KAD, hiperosmolar hiperglikemia, hipoglikemia) riwayat infeksi sebelumnya, terutama infeksi kulit, gigi, dan traktus urogenitalis gejala dan riwayat pengobatan komplikasi kronik (komplikasi pada ginjal, mata, saluran pencernaan, dll.) riwayat penyakit dan pengobatan di luar DMpada skenario didapatkan bahwa : keluhan utama : Seorang laki laki berusia 20 tahun datang dibawa ke RS oleh keluarganya karena tak sadarkan diri. RPS : sejak dua hari yang lalu pasien lemas, nyeri ulu hati hebat, dan muntah muntah , namun tidak mau berobat ke dokter. RPD : pasien menderita penyakit DM sejak 3 tahun yang lalu dan tidak diobatiPemeriksaan Fisik1,2,4Pemeriksaan tanda tanda vital : tekanan darah, frekuensi nafas, denyut nadi, suhu, Pada skenario didapatkan : tekanan darah : 130/80 frekuensi nafas 24x/menit pernafasan cepat dan dalam nadi : 100x/ menit

1. INSPEKSI

Pada inspeksi mengamati keadaan umum pasien. Pertama amati kesadaran pasien. Tingkat kesadaran pasien : ComposMentis (conscious), yaitu kesadaran normal, sadar sepenuhnya, dapat menjawab semua pertanyaan tentang keadaan sekelilingny Apatis, yaitu keadaan kesadaran yang segan untuk berhubungan dengan sekitarnya ,sikapnya acuh tak acuh. Delirium, yaitu gelisah, disorientasi (orang, tempat, waktu), memberontak, berteriak-teriak, berhalusinasi, kadang berhayal. Somnolen (Obtundasi, Letargi), yaitu kesadaran menurun, respon psikomotor yanglambat, mudah tertidur, namun kesadaran dapat pulih bila dirangsang (mudahdibangunkan) tetapi jatuh tertidur lagi, mampumemberi jawaban verbal. Stupor (soporo koma), yaitu keadaan seperti tertidur lelap, tetapi ada respon terhadapnyeri Coma (comatose), yaitu tidak bisa dibangunkan, tidak ada respon terhadap rangsanganapapun (tidak ada respon kornea maupun reflek muntah, mungkin juga tidak ada responpupil terhadap cahaya).

Amati jenis pernapasan pasien. Pasien KAD mengalami asidosis metabolik yang ditandai dengan pernapasan cepat dan dalam ( Kusmaul).

2. PALPASIPerlu diketahui bahwa pasien dengan ketoasidosis diabetes mengalami nyeri perut yang disebabkan karena menurunya perfusi mesenterium, maka perlu dilakukan palpasi abdomenPada skenario didapatkan adanya nyeri tekan epigastrium

Ketika pasien dengan keadaan tidak sadar yang diakibatkan oleh KAD maka pada pemeriksaan fisik didapatkan :Tanda-tanda umum : Tanda-tanda vital : kulit kering- takikardi napas kussmaul - hipotensi selaput lendir kering- takipneu penurunan turgor kulit- hipotermia penurunan refleks - demam (jika infeksi) mual muntah nyeri perutTanda khusus : napas keton (bau aseton) koma

Pemeriksaan Penunjang2,5,6Laboratorium Glukosa: > 250 mg / dL. Klinisi dapat melakukan tes glukosa dengan fingerstick sambil menunggu hasil lab. Natrium: Hiperglikemia mengakibatkan efek osmotik sehingga air dari ekstravaskuler ke ruang intravaskular. Untuk setiap kelebihan 100 mg / dL, tingkat natrium serum diturunkan oleh sekitar 1,6 mEq / L. Bila kadar glukosa turun, tingkat natrium serum meningkat dengan jumlah yang sesuai. Kalium: kalium perlu diperiksa secara berkala, ketika asidosis kadar kalium normal atau sedikit meningkat (3-5 mmol per liter). Ketika diberi pemberian insulin maka kalium akan menurun. Insulin dapat diberikan jika kadar kalium di atas 3.3 mmol/L. Bikarbonat: digunakan untuk mengukur anion gap. Sehingga dapat menentukan derajat asidosis. Sel darah lengkap (CBC) menghitung: sel darah putih (> 15 X 10 9 / L), ditandai pergeseran ke kiri, mungkin infeksi yang mendasari KAD. Gas darah arteri (analisa gas darah): pH 330 mOsm / kg H 2 O. Jika osmolalitas kurang dari ini pada pasien yang koma, mencari penyebab lain. Fosfor: Jika pasien yang berisiko hypophosphatemia (misalnya, status gizi yang buruk, alkoholisme kronis), maka fosfor serum harus ditentukan. Hyperamylasemia dapat dilihat, bahkan tanpa adanya pankreatitis. BUN meningkat. kesenjangan Anion lebih tinggi dari normal. Perlu diketahui bahwa tingkat glukosa serum yang tinggi dapat menyebabkan hiponatremia pengenceran; kadar trigliserida yang tinggi dapat menyebabkan kadar gula buatan rendah dan tingkat tinggi badan keton dapat menyebabkan elevasi buatan tingkat kreatinin.

Studi imaging Radiografi dada: Gunakan ini untuk mengesampingkan infeksi paru. CT scan: ambang harus rendah untuk memperoleh CT scan kepala pada anak dengan diabetes ketoasidosis (DKA) yang telah berubah status mental, karena hal ini dapat disebabkan oleh edema serebral. Banyak perubahan dapat dilihat terlambat pada pencitraan kepala dan tidak harus menunda pemberian salin hipertonik atau manitol dalam kasus-kasus anak di mana edema serebral dicurigai.

Tes lainnya Elektrokardiografi (EKG): diabetes ketoasidosis dapat dipicu oleh peristiwa jantung, dan gangguan fisiologis diabetic ketoacidosis bisa menyebabkan komplikasi jantung signifikan. EKG cara cepat untuk menilai hipokalemia atau hiperkalemia . Telemetri: Pertimbangkan telemetri pada mereka dengan komorbiditas (terutama jantung). Kelainan elektrolit yang signifikan, dehidrasi berat, atau asidosis mendalam.Pada skenario, hasil laboratorium : Bapak A adalah GDS = 400 mg%; Keton darah(+); SGOT = 64 IU; SGPT = 67 IU; leukosit = 15.000/ul. Amylase 100

Working Diagnosis7Ketoasidosis Diabeteikum ( KAD )Adalah suatu keadaan dekompensasi metabolik yang parah akibat diabetes melitus. Keadaan ini ditandai oleh produksi benda keton dan asam keton berlebihan yang menyebabkan terjadinya asidosis metabolik , biasanya disertai oleh hipoglikemia. KAD adalah gangguan metabolik paling serius pada DMDI ( Diabetes Mellitus Dependen Insulin ). Mencegah KAD adalah tujuan utama dalam penatalaksanaan jangka panjang DMDI , dan sebagian besar orang beranggapan bahwa kekambuhan KAD pada pasien yang sudah diketahui mengidap diabetes merupakan kegagalan pengobatan.

Diagnosis Banding1. HONK (Hiperosmolar non ketotik)8Hiperosmolar non ketotik adalah salah satu dari dua keadaan akut yang disebabkan oleh gangguan metabolisme serius yang terjadi pada pasien dengan diabetes mellitus dan bisa menjadi darurat yang mengancam nyawa. Kondisi ini ditandai dengan hiperglikemia, hyperosmolarity, dan dehidrasi tanpa ketoasidosis signifikan. Hiperosmolar non ketotik biasanya menyajikan pada pasien tua dengan diabetes mellitus tipe 2 dan membawa tingkat kematian lebih tinggi daripada DKA, diperkirakan sekitar 15%.Kebanyakan pasien hadir dengan dehidrasi berat, global atau defisit neurologik fokal. Pada satu dari tiga kasus, fitur klinis KAD dan HONK saling tumpang tindih. Berdasarkan pernyataan konsensus diterbitkan oleh American Diabetes Association, fitur diagnostik HHS adalah sebagai berikut : Glukosa plasma 600 mg / dL atau lebih osmolalitas efektif serum 320 mOsm / kg atau lebih Dehidrasi berat sampai rata-rata 9L Serum pH lebih dari 7,30 Bikarbonat yang lebih besar dari 15 mEq L / Ketonuria kecil dan ketonemia dalam batas rendah atau absen Beberapa perubahan dalam kesadaran

2. Pankreatitis akut9

Pankreatitis akut adalah peradangan pancreas yang terjadi secara akut dan seringkali destruktif. Insidennya beragam mulai dari 40 sampai 500/ satu juta (berbeda beda sesuai tingkat konsumsi alcohol dan insidensi batu empedu).Etiologi pankreatitis : Batu empedu : 30 50% Alcohol 10 40% Idiopatik 15% Trauma 5%Gambaran klinis : (trias klasik pankreatitis akut ) Nyeri perut : khas berupa nyeri epigastrik denan onset mendadak (380 mOsm/l)

PemantauanPemantauan merupakan bagian yang terpenting dalam pengobatan KAD mengingat penyesuaian terapi perlu dilakukan selama terapi berlansung. Untuk itu perlu dilaksanakan pemeriksaan: kadar glukosa darah tiap jam dengan glukometer elektrolit tiap 6 jam selama 24 jam selanjutnya tergantung keadaan. Analisis gas darah, bila pH 7,1, selanjutnya setiap hari sampai keadaan stabil Vital Sign tiap jam Keadaan hidrasi, balance cairan Waspada terhadap kemungkinan DIC

Gambar 2 . Algoritma penatalaksanaan pasien dengan ketoasidosis diabetikum

Komplikasi2,5 Cerebral edema merupakan komplikasi serius, yang dapat muncul selama pengobatan diabetic ketoacidosis (KAD). Untuk menghindari edema serebral selama inisiasi terapi maka perlu pengawasan yang ketat. Penurunan tingkat kesadaran biasanya menunjukkan terjadinya edema serebral. MRI biasanya digunakan untuk mengkonfirmasi diagnosis. Edema serebral langka dan membawa angka kematian tertinggi. Meskipun manitol dan deksametason sering digunakan dalam situasi ini, namun tidak ada pengobatan khusus yang terbukti bermanfaat dalam kasus tersebut. Dysrhythmia jantung dapat terjadi karena hipokalemia yang berat dan/atau asidosis baik awalnya atau sebagai akibat dari terapi. Biasanya, koreksi penyebabnya adalah cukup untuk mengobati dysrhythmia jantung, tetapi jika masih berlangsung, maka perlu konsultasi dengan ahli jantung. Melakukan pemantauan jantung pada pasien dengan KAD selama koreksi elektrolit selalu disarankan. Edema paru dapat terjadi karena alasan yang sama seperti edema serebral. Meskipun jarang, namun perlu berhati-hati. Edema paru terjadi karena koreksi yang berlebihan untuk terapi kehilangan cairan. Diuretik dan terapi oksigen digunakan untuk pengelolaan edema paru. Cedera miokard nonspesifik dapat terjadi pada DKA berat, yang berhubungan dengan peningkatan biomarker miokard (troponin T dan CK-MB) dan perubahan EKG dengan infark miokard (MI). Asidosis dan asam lemak bebas yang sangat tinggi dapat menyebabkan ketidakstabilan membran dan kebocoran biomarker. Arteriografi koroner biasanya adalah normal, dan pasien biasanya sembuh tanpa disertai penyakit jantung iskemik. Perubahan mikrovaskuler konsisten dengan retinopati diabetes telah dilaporkan sebelum dan sesudah terapi DKA.

Prognosis2,5 Prognosis pasien diobati dengan ketoasidosis diabetes sangat baik, terutama pada pasien yang lebih muda jika infeksi intercurrent tidak ada. Prognosis terburuk adalah biasanya diamati pada pasien yang lebih tua dengan penyakit intercurrent parah, misalnya, infark miokard, sepsis, atau pneumonia.s Kehadiran koma mendalam pada saat diagnosis, hipotermia, dan oliguria merupakan tanda-tanda prognosis buruk.

Kesimpulan Ketoasidosis diabetik (KAD) merupakan komplikasi metabolik akut serius pada pasien diabetes melitus. Manifestasi utamanya adalah kekurangan insulin, hiperglikemia yang berat, dehidrasi, asidosis metabolik. KAD terjadi bila kekurangan insulin yang berat tidak saja menimbulkan hiperglikemia dan dehidrasi yang berat tapi juga mengakibatkan produksi keton meningkat serta asidosis.Diagnosis KAD ditegakkan bila ditemukan hiperglikemia ( 250 mg/dL), ketosis darah atau urin, dan asidemia (pH < 7.3)., HCO3 rendah (