Transcript
Page 1: Kelompok Neuropsikologi Hoki ^.^

BAB I

PENDAHULUAN

Bismillahirrahmanirrahim. Ribuan puji kami sembahkan kepada Allah SWT. yang

menciptakan akal untuk berpikir dan hati untuk merasa. Lantunan sholawat kami berikan

kepada junjungan nabi agung Muhammad SAW. revolusionis dunia dengan ilmu

pengetahuan.

Manusia diciptakan tanpa terdapat kejanggalan sedikit pun, dan itulah kesempurnan

yang tidak bisa dielakkan lagi. Kesempurnaan tersebut lengkap dengan hati sebagai kontrol

nafsu dan otak sebagai kontrol beberapa kebutuhan dan informasi yang didapatkan dari luar.

Hingga kemudian muncullah para ahli yang spesialis dalam pembahasannya, yang

kemudian hal tersebut dipakai sebagai rujukan untuk menemukan ilmu baru atau bahkan

pembanding teori sebelumnya. Tidak tertinggal juga pembahasan tentang daya pemikiran,

dan yang lebih spesifik pada hal-hal urjen seperti halnya saraf sebagai pusat sistem yang ada

dalam organisme.

Neurologi adalah cabang dari ilmu kedokteran yang menangani kelainan pada sistem saraf.

Dokter yang mengkhususkan pada bidang neurologi disebut neurolog dan memiliki

kemampuan untuk mendiagnosis, merawat, dan memanejemen pasien dan kelainan saraf.

Kebanyakan para neurolog dilatih untuk menangani pasien dewasa. Untuk anak-anak

dilakukan oleh neurolog pediatrik, yang merupakan cabang dari pediatri atau ilmu kesehatan

anak. Di Indonesia, dokter dengan spesialisasi neurologi diberi gelar Sp.S. atau Spesialis

Saraf.

Pemeriksaan

Selama pemeriksaan, neurolog meninjau riwayat kesehatan pasien dengan perhatian

khusus pada kondisi saat ini. Pasien akan menjalani berbagai pemeriksaan klinis seperti

pemeriksaan penglihatan, kekuatan, koordinasi, refleks, dan rangsangan. Informasi tersebut

akan membantu neurolog untuk memastikan penyakit tersebut berhubungan pada sistem

saraf. Pemeriksaan selanjutnya dilakukan untuk mendiagnosis penyakit yang diderita pasien.

 

 

Tugas Klinis

Para neurolog bertanggung jawab pada diagnosis, perawatan, manajemen kondisi

pasiennya. Bila diperlukan tindakan pembedahan, naurolog harus merujuk pasiennya pada

Page 2: Kelompok Neuropsikologi Hoki ^.^

dokter spesialisasi bedah saraf dan neuroradiolog. Di beberapa negara, neurolog diperlukan

untuk menegakkan keputusan mati batang otak. Neurolog juga bertanggung jawab untuk

beberapa tindakan medis seperti pungsi lumbal. Namun bila neurolog tidak hadir, dokter

umum yang berkemampuan dapat melakukan pungsi lumbal tersebut.

Neurologi dan psikiatri

Walau penyakit jiwa diyakini terdapat kelainan pada sistem saraf, namun hal ini

ditangani oleh psikater atau ahli penyakit jiwa. Terdapat indikasi kuat bahwa mekanisme

neuro-kimiawi berperan penting dalam penyakit jiwa seperti skizofrenia. Kelainan saraf

sering pula memiliki manifestasi penyakit jiwa seperti depresi pasca stroke, kepikunan yang

dihubungkan pada penyakit Parkinson, disfungsi kognitif pada penderita penyakit Alzheimer.

Walaupun Alzheimer hanyalah salah satu dari sekian permasalahan Neorologi, namun

kami ingin hal ini terungkap secara maksimal dan optimal.

Kemudian kami mencoba membahas tertang Neorologi, sebagai pemenuhan tugas mata

kuliah Psikologi Klinis Fakultas Psikologi. Saran dan kritik yang membangun sangat kami

tunggu sebagai pelengkap proses kami menuju proses yang lebih mantap lagi. Selamat

membaca dan terima kasih.

Page 3: Kelompok Neuropsikologi Hoki ^.^

BAB II

KAJIAN TEORI

PENGERTIAN NEUROPSIKOLOGI

Neuropsikologi adalah suatu ilmu yang mempelajari hubungan antara otak dan perilaku,

disfungsi otak  dan perilaku, dan melakukan assesmen dan treatment untuk perilaku dengan

fungsi otak yang terganggu. Sedangkan asesmen neuropsikologis adalah sebuah metode

untuk menggambarkan fungsi otak berdasarkan pada performance pasien melalui test-test

yang distandarisasi, yang telah terbukti memiliki indicator akurat mengenai hubungan otak

perilaku.

Dalam lima tahun terakhir, neuropsikologi berkembang pesat. Ini terlihat dari jumlah

anggota asosiasi Neuropsikologi, program pelatihan, makalah-makalah yang dipublikasikan,

dan posisi-posisi tugas berkaitan dengan Neuropsikologi di Amerika Serikat yang meningkat

(Phares 1992).

Sebagai ilmu, Neuropsikologi dianggap sebagai salah satu bagian dari Biopsikologi.

Bidang lain yang termasuk dalam biopsikologi antara lain; psikologi faal, psikofisiologi, dan

psikologi perbandingan. Neuropsikologi adalah interface neurologi dan neurosains, yang

dipacu oleh kemajuan yang sangat pesat dalam penelitian biokimia, ilmu faal, histologi

susunan syaraf pusat. Neuropsikolog  atau neurology berasumsi bahwa perilaku mausia,

kepribadiannya, proses psikopatologi dan strategi kognitif diantarai (mediated) oleh otak

(Carlson 1992). Neuropsikologi klinis yang bertujuan mendeteksi dan mendiagnosis  proses

neuropatologi, dan menjembatani gap antara dengan ilmu-ilmu perilaku. Neuropsikologi

klinis melakukan evaluasi kekuatan dan kelemahan aspek kognitif, aspek psikologis, serta

menentukan hubungannya dengan fungsi otak.

Para ahli neuropsikologi memiliki fungsi dalam sejumlah peran yang berbeda. Peran-

peran para neurology adalah,

o       Mambantu menegakkan peraturan dalam melakukan diagnosis  tertentu

o       Membuat prediksi mengenai prognosis maupun penyembuhannya

o       Neurology meiliki peran utama dalam memberikan intervensi dan rehabilitasi.

Page 4: Kelompok Neuropsikologi Hoki ^.^

OTAK : STRUKTUR, FUNGSI, DAN GANGGUAN

Bagan Skematis Pembagian Otak Manusia

OTAK BESAR

(SEREBRUM)

OTAK TENGAH

(MESSENSEFALON)

OTAKOTAK KECIL

(SEREBELUM)

SUMSUM SAMBUNG

(MEDULLA OBLONGATA)

JEMBATAN VAROL

(PONS VAROLI)

Berat otak kira-kira 2 % dari berat badan, tapi sekitar 18 % dari volume darah

seluruhnya beredar dalam sirkulasi darah otak. Otak juga menggunakan sekitar 20 % dari

oksigen yang dihirup melalui paru. Secara anatomi pada korteks selebri terdapat beberapa

fisura dan sulkus yang memisahkan lobus-lobus frontalis, parietalis, temporalis dan

oksipitalis. Lesi pada serebri dapat menimbulkan sindroma kortikal, lesi destruktif (paralitik)

mengakibatkan defisit neurologik, sedang iritatif mengakibatkan fenomena positif.

Fungsi Otak :

         Otak Besar (SEREBRUM)

Otak besar mempunyai fungsi dalam pengaturan semua aktifitas mental, yaitu yang

berkaitan dengan kepandaian (intelegensia), ingatan (memori), kesadaran, dan pertimbangan.

Otak besar merupakan sumber dari semua kegiatan atau gerakan sadar atau sesuai dengan

kehendak, walaupun ada juga beberapa gerakan refleks otak. Pada bagian korteks serebrum

yang berwarna kelabu terdapat bagian penerima rangsang (area sensor) yang terletak di

sebelah belakang area motor yang berfungsi mengatur gerakan sadar atau merespon

rangsangan. Selain itu terdapat area asosiasi yang menghubungkan area motor dan sensorik.

Area ini berperan dalam proses belajar, menyimpan ingatan, membuat kesimpulan, dan

Page 5: Kelompok Neuropsikologi Hoki ^.^

belajar berbagai bahasa. Di sekitar kedua area tersebut dalah bagian yang mengatur kegiatan

psikologi yang lebih tinggi. Misalnya bagian depan merupakan pusat proses berfikir (yaitu

mengingat, analisis, berbicara, kreatifitas) dan emosi. Pusat penglihatan terdapat di bagian

belakang.

         Otak Tengah (MESENSEFALON)

Otak tengah terletak di depan otak kecil dan jembatan varol. Di depan otak tengah

terdapat talamus dan kelenjar hipofisis yang mengatur kerja kelenjar-kelenjar endokrin.

Bagian atas (dorsal) otak tengah merupakan lobus optikus yang mengatur refleks mata seperti

penyempitan pupil mata, dan juga merupakan pusat pendengaran.

         Otak Kecil (SEREBELUM)

Serebelum mempunyai fungsi utama dalam koordinasi gerakan otot yang terjadi secara

sadar, keseimbangan, dan posisi tubuh. Bila ada rangsangan yang merugikan atau berbahaya

maka gerakan sadar yang normal tidak mungkin dilaksanakan.

         Sumsum Sambung (MEDULLA OBLONGATA)

Sumsum sambung berfungsi menghantar impuls yang datang dari medula spinalis

menuju ke otak. Sumsum sambung juga mempengaruhi jembatan, refleks fisiologi seperti

detak jantung, tekanan darah, volume dan kecepatan respirasi, gerak alat pencernaan, dan

sekresi kelenjar pencernaan. Selain itu, sumsum sambung juga mengatur gerak refleks yang

lain seperti bersin, batuk, dan berkedip.

         Jembatan Varol (PONS VAROLI)

Jembatan varol berisi serabut saraf yang menghubungkan otak kecil bagian kiri dan

kanan, juga menghubungkan otak besar dan sumsum tulang belakang.

Fungsi Lobus-Lobus Pada Otak Besar

Ada 4 macam lobus pada otak besar, yang masing-masing berfungsi sebagai:

1.      Lobus Frontalis (ada pada bagian depan)

      Merupakan tempat berpikir (Intelektual)

      Untuk pembentukan konsep, daya meringkas, pengambilan keputusan

      Fungsinya berhubungan dengan semua gerak dan tingkah laku motorik atau aksi-aksi motor

      Bertanggung jawab terhadap semua rencana dan pelaksanaan gerak (mengolah, memproses,

mempersiapkan, dan mengorganisasikan) yang berhubungan dengan aksi-aksi motorik secara

sadar

Page 6: Kelompok Neuropsikologi Hoki ^.^

      Sebagai pusat untuk mengendalikan kepribadian (personality) dan emosi tingkah laku

(perilaku)

      Sebagai pikiran kreatif

      Sebagai pusat konsentrasi, perluasan pikiran (meningkatnya ) kedalaman dan keabstrakan

berbagai pikiran, misalnya :

         merencanakan masa depan

         menunda tindakan sebagai respon terhadap isyarat sensoris dapat dipertimbangkan sampai

respon yang terbaik diputuskan

         Mempertimbangkan akibat-akibat kegiatan motoris bahkan sebelum kegiatan ini dilakukan

         memecahkan masalah-masalah matematis, hokum/ filosofi yang rumit

         menghubungkan semua jalan informasi dlam mendiagnosis suatu masalah

         mengatur kegiatan seseorang sesuai dengan hukum moral

2.      Lobus Oksipitalis

      Berperan utama dalam menerima informasi yang berasal dari semua yang dapat dilihat oleh

mata

      Untuk memproses dan membuat persepsi terhadap semua informasi penglihatan dan

kesadaran sensasi warna

      Untuk mengirim pesan ke mildbrain untuk membantu mengkoordinasikan dan mengontrol

gerakan mata, mengatur lubang pupil dan kemampuan akomodasi

3.      Lobus Parientalis (terbagi menjadi 2 bagian kana-kiri)

      Sebagai pusat kortex somasensoris dan berdekatan dengan kortex assosiasinya

      Untuk memproses dan membuat persepsi semua informasi yang berasal dari reseptor saraf

sensori

      Selalu berhubungan dengan bagian otak depan untuk mengklarifikasi aksi-aksi motorik yang

hendak diperbuatnya secara sadar

      Untuk membantu mengontrol dan mengendalikan gerakan yang lebih baik, cocok, pantas dan

mengandung nilai-nilai seni serta karya yang memadai

      Memproses dan mengintegrasikan informasi sensori, misalnya : rasa nyeri, suhu, raba, dan

tekan

4.      Lobus Temporalis (ada dibagian atas telingan kanan-kiri)

      Sebagai fungsi pendengaran

      Untuk meproses dan mengadakan persepsi semua informasi yang didengarnya

      Berkaitan dalam memproses informasi visual

Page 7: Kelompok Neuropsikologi Hoki ^.^

      Untuk membantu mengendalikan emosi dan tingkah laku dan mempengaruhi saraf otonom

      Berkaitan dengan proses belajar dan memori

Ada beberapa kemungkinan yang bisa menyebabkan adanya kerusakan pada otak.

Pertama adalah trauma dan luka kepala. Akibat utama dari cedera kepala bermacam-macam

diantaranya adalah terganggunya fungsi otak meskipun biasanya tidak sampai menimbulkan

kerusakan permanen. Akibat lain memar yang bahkan bisa mencapai tingkat parah diikuti

oleh keadaan koma dan delirium. Kemungkinan kedua adalah kecelakaan cerebrovaskuler.

Terhambatnya aliran darah ke otak dapat disebut dengan stroke. Hal inilah yang umunya

menyebabkan kerusakan pada orang dewasa bahkan penyakit menempati peringkat utama

sebagai penyakit mematikan. Kemungkinan ketiga adalah tumor, khususnya tumor otak yang

tumbuh baik diluar atau didalam otak atau akibat dari sel-sel yang mengalami metastatik

yang disebarkan oleh cairan tubuh dari organ lain seperti paru-paru atau payudara.

Sebab lain adalah penyakit-penyakit degeratif yang ditandai oleh adanya degenerasi

saraf-saraf disusunan saraf pusat. Penyakit-penyakit degeneratif yang umum adalah

Parkinson, Alzheimer dan demensia. Kerusakan otak dapat pula disebabkan oleh kekurangan

nutrisi, gangguan keracunan maupun penyalagunaan alkohol yang kronis.

Luka otak atau trauma dapat menghasilkan sejumlah gangguan kognitif dan behavioral.

Beberapa bentuk gangguan tersebut dapat berbentuk :

1.      gangguan orientasi, misalnya ketideakmampuan untuk mengetahui orang-orang disekitarnya,

nama hari dalam seminggu dan lain-lain.

2.      gangguan ingatan, pasien lupa kejadian-kejadian khususnya yang terbaru, terkadang juga

menunjukkan gangguan kemampuan untuk belajar dan mengingat informasi baru.

3.      gangguan fungsi intelektual ,pemahaman,berhitung mengungkapkan kalimat, dan mungkin

juga pengetahuan umumnya.

4.      gangguan penilaian,pasien sulit mengambil keputusan bahkan yang sederhana sekalipun

misalnya untuk tidur,makan, dan lain-lain.

5.      memiliki afek emosi yang labil,terlalu mudah tertawa atau menangis.

6.      kehilangan daya tahan emosi dan mental,pasien mungkin berfungsi dibawah kondisi normal.

7.      sindrom lobus frontal,adanya sekelompok simtom gangguan control impuls,

ketidakmampuan merencanakan,apatis,dan lain-lain.

Page 8: Kelompok Neuropsikologi Hoki ^.^

BAB III

STUDI KASUS

Pada 1992, Presiden Amerika Serikat Ronald Reagan terdiagnosis menderita alzheimer.

Lambat tapi pasti, penyakit ini mulai menggerogoti otak dan tubuh mantan presiden ke-40

Amerika ini.

SUAMI Nancy Reagan ini kemudian memberi tahu khalayak mengenai keadaan dirinya

pada 5 November 1994 lewat surat yang ditulisnya sendiri, yang menyatakan, dia menderita

penyakit alzheimer. Reagan tidak bisa bercakap-cakap secara lancar, hingga pada 2001 dia

terjatuh dan cedera di bagian pinggul. Insiden ini membuatnya tak dapat bergerak. Akhirnya,

Reagan meninggal di rumahnya di Los Angeles, 5 Juni2004, karena pneumonia.

Peristiwa yang dialami mantan orang nomor satu Amerika ini mengingatkan kita pada

penyakit alzheimer yang masih terlalu asing di telinga orang Indonesia. Maklum di negara

kita tercinta,penyakit tersebut masih belum terlalu banyak penderitanya. Selama ini alzheimer

identik dengan kepikunan, padahal belum tentu. Spesialis saraf dari RS Pondok Indah Dr

Witjahyakarta W SpS mengatakan, kepikunan terdiri atas dua jenis yaitu MID (multiple

infract dementia) dan alzheimer.

”Keduanya mempunyai gejala yang mirip tapi letak kerusakan di bagian otak berbeda

setelah menjalani scanning,” kata Witjahyakarta. Dia menjelaskan, pada penderita MID

terdapat titik-titik penyumbatan pembuluh darah di otak,sedangkan alzheimer terjadi

pengerutan/ penciutan otak bagian depan. Untuk memastikan seseorang mengalami

alzheimer, selain melalui scanning,juga perlu pemeriksaan dengan MRI.

Sampai saat ini, penyebab pasti penyakit degeneratif ini masih terus diteliti.

Witjahyakarta menjelaskan, untuk mendiagnosis penyakit alzheimer, dilakukan tiga

pendekat- an probable (kemungkinan), desible (kelihatan), dan definite (setelah dilakukan

biopsi otak). Alzhiemer merupakan penyakit progresif. Penyandang penyakit ini akan

semakin buruk keadaan dan tidak bisa kembali seperti sedia kala. Lantas, seperti apa gejala

Alzheimer? ”Mereka yang menyandang alzheimer mempunyai gejala seperti lupa,

kemunduran, menarik diri dari lingkungan, disorientasi lingkungan,” ujar dokter yang juga

praktik di RS Gandaria ini.

Sementara itu di Amerika, alzheimer mendapat perhatian karena jumlah penyandang

penyakit ini meningkat setiap tahun. Sekitar 500.000 kasus baru alzheimer didiagnosa tiap

tahun di AS.Sebagai perkiraan, sebanyak 78 juta bayi baru lahir yang pada 2011 akan berusia

65 tahun. Usia tersebut rentan mengalami penyakit alzheimer. ”Pada 2030 diperkirakan 8 juta

Page 9: Kelompok Neuropsikologi Hoki ^.^

penduduk Amerika mengalami alzheimer,dibandingkan saat ini yang hanya lima juta,” kata

Association Vice President Stephen McConnell. Perawatan terbaru terus diupayakan dengan

mengajak bekerja sama beberapa pihak. Peneliti dan petugas laboratorium akan mengajak

pemerintah AS untuk memberikan dana untuk mengembangkan penelitian di bidang

alzheimer.

Mereka mengatakan, hampir menemukan terobosan penemuan terbaru untuk menangani

penyakit kerusakan otak ini. ”Dengan perawatan yang tepat. Pada kenyataannya dapat

memperlambat atau menghentikan proses ini,” kata Profesor Neurologi dari Washington Paul

Aisen. Paul mengatakan bahwa peneliti hampir yakin akan kesuksesan perkembangan

terobosan perawatan. Seberapa cepat mereka sampai ke sana, masih dibutuhkan beberapa

tahun, bahkan belasan tahun tergantung hasil yang dibawa.

Peneliti memercayai bahwa sedikitnya ada tiga gen yang bertanggung jawab yang

menyebabkan meningkatnya protein pada lapisan otak yang menurun dan berubah menjadi

peptide yang akan menyerang dan merusak sel otak. Kondisi ini disebut sebagai amyloid

peptide, yang diidentifikasi para ahli sebagai molekular penyebab alzheimer. ”Kami sangat

yakin bahwa perawatan akan berhasil untuk mengurangi akumulasi dari amyloid peptide pada

otak manusia yang akan sangat lambat,bahkan berhenti akibat penyakit ini,”kata Aisen.

Page 10: Kelompok Neuropsikologi Hoki ^.^

BAB IV

SPESIFIKASI PEMBAHASAN

GANGGUAN KOGNITIF RINGAN

Penelitian terbaru menjelaskan bahwa gangguan kognitif ringan adalah keadaan

prodromal atau faktor resiko dari penyakit Alzheimer. Gejala dini demensia sering

terlewatkan karena dianggap sebagai gejala usia lanjut yang wajar atau salah diagnosa.

Deteksi awal dan pengobatan bagi yang terkena gangguan kognitif ringan memungkinkan

kesempatan baik untuk menunda perjalanan progresif dari fungsi dan penurunan kognitif.

Meskipun tidak ada rekomendasi pengobatan yang spesifik untuk kondisi ini, namun

beberapa obat masih dipelajari untuk digunakan pada kasus klinik.

Epidemiologi

Prevalensi yang tepat dari gangguan kognitif ringan pada populasi sulit untuk

ditentukan, tetapi diperkirakan sebesar 20% dari populasi non demensia di atas umur 65

tahun. Hanya sekitar sepertiga dari kasus, bagaimanapun, mempunyai variasi amnesia yang

berhubungan dengan Alzheimer. Gangguan kognitif ringan amnesia yang berkembang

menjadi penyakit Alzheimer sekitar 10-15% tiap tahun. Peneliti berharap menemukan suatu

pengobatan yang dapat memperlambat perubahan perkembangan ini atau mungkin bahkan

mencegahnya.

Penuaan dan penurunan kognitif yang normal. Sebelum membuat pernyataan disfungsi

dari fungsi kognitif, klinik harus mempunyai gambaran dari perubahan kognitif yang

mungkin terjadi pada penuaan sehat yang normal. Pada umumnya, perubahan fungsi memori

yang paling signifikan ditemukan pada memori episodik yang baru terjadi. Dewasa tua juga

mengalami penurunan kemampuan memecahkan masalah dan memproses informasi. Juga

terjadi beberapa perubahan yang berhubungan dengan usia, seperti ketajaman penglihatan,

pendengaran dan beberapa fungsi persepsi yang turut menimbulkan gangguan kognitif.

Dengan penyakit fisik yang tidak diharapkan, seperti penyakit jantung, penyakit arteri

koronaria, hipertensi, diabetes, dan penyakit lainnya yang mungkin terjadi bersamaan dengan

penurunan fungsi kognitif ringan ini. Fungsi mental, tanpa adanya penyakit fisik atau

neurologis dapat berfungsi baik hingga dekade ke 10 dari kehidupan atau lebih, tergantung

dari tingkat pendidikan, perbedaan kebudayaan, aktivitas fisik, dan faktor genetik.

Age Assosiated Memory Impairment (AAMI) / Gangguan memori yang berhubungan

dengan usia juga merupakan masalah lain pada dewasa tua, digambarkan sebagai penurunan

fungsi memori yang bertahap dalam usia tertentu. AAMI yang menunjukkan gambaran

Page 11: Kelompok Neuropsikologi Hoki ^.^

setidaknya satu standar deviasi yang lebih rendah dari nilai rata-rata tes memori yang

dilakukan pada dewasa muda atau yang sehat. Masalah muncul ketika AAMI dipercaya untuk

menggambarkan keadaan patologik yang terjadi pada penuaan. Tergantung dari tipe tes

neuropsikologi yang digunakan untuk menilai fungsi kognitif, lebih dari 90% yang kesannya

dewasa tua normal didiagnosa AAMI. Karena ketidakpastian ini, konsep ini tidak digunakan

lagi oleh beberapa peneliti. Akibatnya, banyak kejadian yang baru-baru terjadi menunjukkan

bahwa perubahan kognitif pada dewasa tua yang sedikit lebih buruk dari yang ditemukan

pada AAMI, mungkin merupakan predileksi keadaan prodromal dari penurunan yang lebih

lanjut dan didiagnosa sebagai demensia.

Gejala Dan Tanda Klinis

Dalam anamnesa, pasien gangguan kognitif ringan mempunyai keluhan subyektif

berupa kehilangan memori atau disfungsi kognitif yang spesifik, dan gangguan ini

dicocokkan juga dengan keluhan dari anggota keluarga, pengasuh atau teman. Penderita

gangguan kognitif ringan tetap terpelihara fungsi kognitif umum dan aktivitas sehari-hari,

namun sering dilaporkan bahwa gangguan memori dimulai dengan adanya gangguan fungsi.

Secara klinis, mungkin penderita gangguan kognitif ringan dapat terjadi hal-hal seperti

kesulitan menemukan barang-barang yang diletakkan salah, menyebut kembali nama dan

tempat, atau lupa kejadian sehari-hari. Anggota keluarga dan pengasuh membawa orang yang

disayangi untuk mengevaluasi kecemasan mereka tentang yang memburuk, kehilangan minat

pada aktivitas, penarikan diri dari sosial, pembicaraan yang terbatas di rumah. Penemuan ini

mengarahkan peneliti untuk meresepkan pengobatan antidepresi, yang sedikit atau tidak sama

sekali menjelaskan tentang apatis yang terjadi. Sementara apatis dikenal sebagai gejala

tingkah laku yang paling sering dari penyakit Alzheimer, namun sekarang banyak bukti

bahwa apatis dan gangguan fungsi eksekutif ditemukan pada gangguan kognitif ringan

maupun stadium awal dari penyakit Alzheimer. Tingkah laku dan masalah kognitif ini

berhubungan dengan disregulasi lobus frontal dan mungkin muncul pada stadium awal dari

gangguan kognitif. Ini dapat menjadi patokan yang membantu dalam memantau dan

menentukan pengobatan.

Faktor resiko untuk gangguan kognitif ringan :

     Riwayat keluarga.

     Genetik, orang yang mempunyai gen spesifik, apolipoprotein E lebih mudah menjadi

gangguan kognitif ringan. Gen ini juga meningkatkan kecepatan gangguan kognitif ringan

menjadi penyakit Alzheimer.

Page 12: Kelompok Neuropsikologi Hoki ^.^

     Usia. Semakin tinggi usia pasien, maka resiko semakin tinggi.

Beberapa hal yang dapat membantu diagnosis Gangguan kognitif ringan: Setelah pasien

dilakukan pemeriksaan Neuropsikologi untuk menilai gangguan fungsi kognitif, pasien dapat

dilakukan pemeriksaan darah untuk menyingkirkan penyebab gangguan yang reversibel

seperti gangguan elektrolit maupun hormonal, pasien dapat juga dilakukan pemeriksaan

diagnostik Pencitraan / Neuroimaging. Pemeriksaan Neuroimaging ini telah menjadi alat

diagnostik penting dalam menilai gangguan kognitif dan indikator diagnostik untuk

progresifitas penyakit. Computed Tomography (CT) secara rutin digunakan untuk

mengidentifikasi hematoma subdural, infark, tumor, dan neuropatologis lainnya. Magnetic

Resonance Imaging (MRI) juga rutin direkomendasikan untuk menilai kondisi yang

bervariasi. Keuntungan lain dari MRI, dapat membedakan pasien gangguan kognitif ringan

dengan pasien Alzheimer dengan derajat dari atrofi hippocampus. Atrofi seperti itu dapat

memperkirakan progresifitas gangguan kognitif ringan menjadi penyakit Alzheimer, namun

tidak spesifik.

ALZHEIMER

Salah satu penyakit yang berkaitan dengan kecederaan terhadap fungsi kognitif yang

berkenaan dengan proses berfikir, ingatan dan juga dari segi kemampuan dalam memusatkan

perhatian karena masalah organik/penyakit atau pun psikologikal adalah Alzheimer.

Penyakit Alzheimer merupakan satu penyakit yang bisa dikatakan sebagai penyakit

dimensi pra tua. Kebanyakan penyakit ini dialami oleh golongan wanita jika dibandingkan

dengan lelaki. Penyakit ini menyerang secara perlahan-lahan kepada pesakit yang sudah

berumur yaitu bermula apabila individu yang terlibat berumur 65 tahun.

Penyakit Alzheimer terjadi berkaitan dengan sistem acetylcholine neurotransmitter,

yaitu berkurangnya proses pembelajaran dan ingatan (Coyle et al., 1983). Menurut pendapat

ataupun pandangan ini, individu yang mengalami penyakit Alzheimer mempunyai jumlah

yang tidak cukup berkenaan dengan choline acetyltransferase (CAT), sehingga ia perlu untuk

sintesis di dalam acetylcholine.

Selain daripada itu, para peneliti terus membuat penyelidikan di kawasan otak pesakit

dan seterusnya melihat perubahan hubungan di antara peringkat biokimia dengan ciri-ciri

neurofibrillary dan penghasilan granulovacuolar yang mempunyai persamaan dengan

penyakit Alzheimer (Geula & Mesulam, 1989).

Page 13: Kelompok Neuropsikologi Hoki ^.^

Hal penting dalam memahami penyakit Alzheimer ini ialah banyak faktor biokimia dan

perubahan struktur di dalam otak manusia yang mengalami gangguan di bagian hippocampus,

struktur sistem limbic di dalam memori dan ilmu pengetahuan baru (Chui, 1989 ). Ia dapat

menjadi cadangan perubahan di bagian otak mungkin memainkan peranan dalam

menyebabkan hubungan di antara kekurangan pemikiran dengan penyakit Alzheimer (Martin

et al., 19870).

Jika terdapat keanehan ataupun kelainan di dalam glukosa metabolisme maka itu

merupakan peringkat permulaan seseorang itu telah menghidap penyakit Alzheimer, dan

seterusnya ia menyokong tentang wujudnya mekanisma yang menyebabkan kemerosotan

pada tisu otak akibat penyakit Alzheimer ini.

Terdapat bukti yang diperoleh dari penelitian bahwa faktor keturunan ataupun genetik

merupakan elemen utama yang memainkan peranan penting di dalam pembentukan penyakit

Alzheimer (Breitner et al., 1986).

Apa yang menarik ialah kekurangan pada otak individu yang mengalami penyakit

Alzheimer ini dapat dilihat persamaannya dengan individu yang mengalami syndrom down;

di mana kedua-duanya melibatkan kerusakan pada otak yang melibatkan proses ingatan dan

pembelajaran. Pada akhir tahun 1980-an, sesuatu keseronokan menghasilkan kemungkinan

gen yang terdapat di dalam badan seseorang yang mengalami Alzheimer ialah 21, jumlah

kromosom ini mempunyai persamaan dengan kromosom individu yang mengalami sindrom

down (St. George-Hyslop et al., 1987).

Terdapat juga teori lain yang mengatakan bahwa terdapat peningkatan aluminum

beracun di dalam sel-sel otak akibat daripada penyakit Alzheimer (Schiffman, 1986; Ward,

1986). Perbedaan pendapat berkenaan dengan isu penyakit Alzheimer ini mendapat perhatian

dan tumpuan media pada tahun 1980-an. Perbedaan ini senantiasa ada dan belum ada jalan

ataupun petunjuk yang betul-betul menerangkan sebab berlakunya penyakit Alzheimer.

Apabila obat untuk menyembuhkan penyakit Alzheimer telah dijumpai maka penyelidik akan

menggunakan perspektif teori lain untuk memahami tentang penyakit Alzheimer.

Berdasarkan perspektif psikologikal, bila penyakit ini berada di tahap permulaan,

individu ini berkemungkinan mengalami stress pada emosinya dan sedih berkenaan dengan

symptom kognitif seperti hilang ingatan (Relfer et al., 1987). Dan kemurungan ini

mempengaruhi apa sahaja yang berkaitan dengan proses kognitif.

Individu yang mengalami penyakit Alzheimer ini juga berkemungkinan mengalami

symptom yang lain berkaitan dengan kecelaruan psikologikal termasuk symptom psikotik,

Page 14: Kelompok Neuropsikologi Hoki ^.^

enxiety, gangguan tingkah laku seperti suka menyerang dan lain-lain di mana symptom ini

akan terjadi pada awal perkembangan penyakit ini (Eisdorfer et al., 1992).

Walau bagaimanapun, peneliti penyakit Alzheimer, belum bisa sepenuhnya dalam

menjelaskan sebab-sebab berlakunya penyakit ini. Mereka mempunyai pemahaman yang

mendalam dalam memahami sosial dan kesan tentang keluarga dalam penyakit ini. Penyakit

mempunyai perkaitan dengan keluarga yang melibatkan ketegangan emosi.

Ketegangan emosi ini bukan saja terbatas pada suami isteri dan ataupun orang dewasa

dan kanak-kanak tetapi ia juga melibatkan semua aspek keseluruhan ahli keluarga. Hubungan

di kalangan adik beradik boleh menjadi tegang jika ketua keluarga marah dan tidak memberi

perhatian yang sepenuhnya kepada keluarga ( Lerner et al., 1991).

Perasaan bersalah, kewajiban dan kehampaan akan terjadi di seluruh anggota keluarga

apabila ada salah seorang keluarga yang mengidap penyakit Alzheimer. Perasaan ini semakin

berada di tahap yang tinggi selaras dengan peringkat ataupun tahap penyakit ini.

Para peneliti sudah berupaya keras untuk memperoleh obat bagi mengatasi penyakit ini.

Tetapi baru dalam jumlah yang sedikit. Namun sekurang-kurangnya boleh digunakan untuk

merawat individu yang mengalami penyakit Alzheimeri.

Ada sepuluh gejala yang sering didapati dari penyakit Alzheimer, yaitu :

1.      Gangguan daya ingat.

Lupa janji, lupa nama orang, teman dan anggota keluarga, tidak dapat mengingat kejadian-

kejadian atau pembicaraan. Mudah lupa : mungkin merupakan gejala awal Alzheimer. Sekitar

40-50 % pasien dengan gangguan mudah lupa menjadi penyandang Alzheimer dalam waktu 3

tahun.

2.      Kesulitan dalam melakukan aktivitas sederhana/pekerjaan sehari-hari.

Misalnya mengendarai mobil, berbelanja, mandi, berpakaian dan lain-lain. Selain daripada

itu, kemampuan untuk melaksanakan fungsi-fungsi eksekutif terganggu, seperti membuat

perencanaan, mengorganisir, melakukan urutan pekerjaan, membuat kesimpulan, melakukan

koordinasi dan pengawasan, mengarahkan bawahan, sehingga penderita menjadi berhenti dari

pekerjaannya.

3.      Problema berbicara/berbahasa.

Gangguan keterlibatan dalam pembicaraan, pengertian, kemampuan mencari dan menemukan

kata yang tepat serta kurangnya kemampuan untuk berbicara secara lancar.

4.      Disorientasi.

Page 15: Kelompok Neuropsikologi Hoki ^.^

Gangguan mengenal waktu (tanggal, tahun, hari-hari penting), gangguan mengenal tempat,

gangguan kemampuan mengenali lingkungannya. Penderita menjadi tidak tahu dimana ia

berada, tidak tahu pulang ke rumahnya sendiri.

5.      Penampilan memburuk.

Tidak memperhatikan kebersihan diri dan salah berpakaian.

6.      Kesulitan dalam melakukan penghitungan sederhana.

7.      Salah/lupa meletakkan benda/barang, curiga seseorang telah mencurinya.

8.      Perubahan perasaan atau perilaku.

Gejala perilaku yang paling mengganggu adalah suka pergi kemana-mana, dan berulangkali

mencari pengasuhnya atau orang lain, selalu mengikuti pengasuhnya atau orang lain kemana-

mana, berkeliling rumah atau halaman tanpa tujuan, keluar rumah atau kabur malam hari,

menjadi agresif.

9.      Perubahan

Perubahan emosi secara drastis, tidak sabar, mudah putus asa dan menyalahkan orang lain,

cemas.

10.  Hilangnya minat dan inisiatif.

Berkurangnya aktivitas kesenangan pribadi/hobi yang biasa dinikmatinya.

Page 16: Kelompok Neuropsikologi Hoki ^.^

BAB IV

INTERVENSI

Cara yang paling efektif mencegah alzheimer tentu saja menghindar dari faktor-faktor

penyebabnya, meski hal ini tak mudah dipraktikkan, apalagi dengan faktor usia. Walau

demikian, berdasarkan hasil penelitian dan pengamatan klinis, penyakit alzheimer terbukti

dapat dicegah dan ditunda melalui pendekatan preventif yang terintegrasi dan terpadu.

Pendekatan tersebut setidaknya mencakup empat pilar program, yaitu diet dengan rendah

lemak, konsumsi nutrien spesifik untuk otak, meditasi, serta olahraga dan latihan untuk otak.

Kurangi Konsumsi Lemak

Diet dengan membatasi total kalori serta konsumsi lemak sebesar 15 – 20% dapat

membantu mencegah DA. Efek negatif konsumsi lemak tinggi adalah menyebabkan

terciptanya plak aterosklerosis, berkembangnya penyakit-penyakit kardiovaskuler, arteri

koronari, dan cerebrovaskuler.

Konsumsi ikan yang kaya asam lemak omega 3 dokosaheksaenoat (DHA), seperti ikan

tuna dan salmon, dapat mengurangi penurunan kinerja kognitif pada orang-orang tua. Di

otak, DHA berperan dalam mengatur fluiditas dan permeabilitas membran sel, menjaga

aktivitas enzim-enzim yang terikat membran dan kinerja neurotransmiter (dopamin dan

serotonin). Neurotransmiter ini bekerja sebagai penghubung antara otak ke seluruh jaringan

saraf dan pengendali seluruh fungsi tubuh.

Beberapa nutrien yang diketahui menjaga kesehatan otak adalah vitamin kompleks,

vitamin C dan E, fosfatidilserin, ubiquinon, asetil – L – karnitin dan ginkgo biloba.

Vitamin B kompleks berperan aktif mengatur kinerja neurotransmiter dan metabolisme

karbohidrat untuk produksi energi. Folat dapat menurunkan kadar homosistein, yang mana

pada kadar yang tinggi memiliki implikasi terhadap penyakit jantung dan DA. Kolin

berfungsi sebagai substrat untuk pembentukan neurotransmiter, asetilkolin.

Vitamin C dan E dapat bertindak sebagai antioksidan. Antioksidan dapat mencegah

kerusakan oksidatif neurotransmiter, seperti dopamin di dalam otak.

Fosfatidilserin merupakan fosfolipid bermuatan negatif yang hampir selalu ditemukan pada

membran sel. Senyawa ini berperan penting dalam memelihara kerja saraf, misalnya dalam

menstimulasi pelepasan neurotransmiter dan proses transpor ion serta meningkatan kadar

glukosa dan adenin monofosfat di otak. Dari beberapa studi diketahui fosfatidilserin

memperbaiki memori, ”mood”, kewaspadaan dan aktivitas seharihari.

Page 17: Kelompok Neuropsikologi Hoki ^.^

Ubiquinone (koenzim Q10) merupakan agen neuroprotektif yang potensial. Senyawa ini

bertindak sebagai antioksidan yang dinamis selama berlangsungnya produksi senyawa-

senyawa fosfat berenergi tinggi (ATP/ADP).

Asetil L-karnitin merupakan senyawa yang sangat penting dalam proses regenerasi energi di

dalam mitokondria sel otak. Senyawa ini menyediakan gugus asetil untuk asetil koenzim A,

dan memfasilitasi pelepasan asetilkolin, neuropeptida dan neurotransmiter lainnya, serta

dapat menurunkan level kortisol.

Ginkgo biloba mengandung senyawa flavonoid (ginkgoflavon glikosida) dan atau terpenoid

(ginkgolida dan bilobalida) yang dapat bertindak sebagai antioksidan. Konsumsi ginkobiloba

diyakini dapat meningkatkan sirkulasi darah mikrovaskuler, menangkap radikal-radikal bebas

dan membantu memperbaiki kewaspadaan (konsentrasi) dan memori pada penderita DA.

Meditasi dan Latihan

Meditasi telah berhasil menurunkan level kortisol dan memperbaiki mekanisme

pelepasan kortisol. Kortisol dalam aksinya akan mencegah/menahan penggunaan glukosa

oleh hipokampus, menghambat transisi sinapsis dan menyebabkan neuron/sel saraf luka

(injury) serta kematian sel. Di samping itu, meditasi dapat menurunkan level lipid

peroksidase, yaitu suatu enzim yang dapat menghasilkan radikal-radikal bebas dan

meningkatkan level dehidro-epiandrosteron, yaitu suatu hormon yang penting untuk

optimalisasi fungsi otak. Bagaimana dengan berdzikir secara khusuk? Mungkin efeknya sama

dengan meditasi.

Pemeliharaan suasana aerobik ternyata dapat memperbaiki aspek-aspek fungsi kognitif

sebesar 20 – 30%. Oleh karena itu, olahraga sangat disarankan karena dapat menahan laju

demensia alzheimer. Orang tua yang berusia 40 – 60 tahun dan mau melakukan olahraga

secara teratur memiliki resiko DA yang lebih rendah dibanding mereka yang tak berolahraga.

Olahraga diketahui meningkatkan aliran darah otak dan produksi faktor-faktor pertumbuhan

untuk syaraf.

Latihan otak yang ditujukan memberikan stimulasi kognitif, seperti berdiskusi tentang

topik aktual, mengisi teka-teki, main catur, mendengarkan musik dan berkesenian, dapat

membantu mempertahankan kemampuan kognitif. Latihan tersebut mendorong

berkembangnya dendrit dan meningkatnya plastisitas sistem syarat pusat.

Perhatian dan Kasih Sayang

Jane Hughes, pengajar pada Community Care Research (CCR) berpendapat bahwa obat

paling mujarab bagi penderita alzheimer adalah perhatian dan kasih sayang. Hughes sendiri

yang menjalankan layanan terapi bagi para manula (manusia usia lanjut) di Inggris

Page 18: Kelompok Neuropsikologi Hoki ^.^

berpengalaman merawat para penderita kepikunan. Dari sini diketahui bahwa perhatian dan

kasih sayang mampu memperbaiki kepikunan yang diderita para manula, lebih dari sekadar

obat-obatan biasa.

”Kita harus memperhatikan semua ucapan mereka, memberi mereka waktu, itulah yang

paling penting,” ujar Hughes kepada BBC News Online baru-baru ini. Menurut perempuan

yang membuka layanannya di Surrey, Inggris ini, pasiennya senang memandangi foto-foto

lama karena bisa membawa kenangan lama yang dulu pernah mereka alami.

Terapi yang diberikan Hughes dan kawan-kawan ini berupa kunjungan pada para

manula yang mayoritas menderita kepikunan akibat alzheimer. Mereka berusaha melakukan

pendekatan kekeluargaan dengan memberi perhatian khusus. Selain itu mereka juga

melibatkan sejumlah tes praktis untuk mengetahui kemajuan terapi yang sudah dijalani. Tes

ini bisa berupa perbincangan ringan mengenai masa lalu yang akan diulangi lagi setelah

beberapa hari kemudian. Kemajuannya lumayan menggembirakan karena beberapa pasien

yang awalnya lupa akan nama kerabat atau anggota familinya bisa perlahan mengingat

kembali setelah berusaha dibangkitkan dengan cerita.

Vaksin

Baru-baru ini peneliti berhasil membuat vaksin untuk penyakit Alzheimer dalam bentuk

plester. Cara ini mengikuti contoh sebelumnya, yaitu obat, termasuk terapi hormon, dapat

diberikan melalui plester. Menurut peneliti, plester berisi vaksin disalurkan melalui kulit.

Cara ini terbukti aman dan efektif. Ilmuwan dari University of South Florida menyimpulkan

bahwa plester ini mampu membersihkan plak-plak yang merusak otak pada tikus percobaan.

Cara ini dinilai lebih sederhana dalam melindungi pasien terhadap penyakit Alzheimer

daripada pemberian suntikan vaksin. Hasil penelitian ini diungkapkan di jurnal Proceedings

of the National Academy of Sciences. Metode baru ini merupakan pemberian vaksin secara

non-invasif (tanpa melalui suntikan).

Penyakit Alzheimer terjadi akibat penumpukan sebuah protein yang disebut beta

amiloid di otak. Penumpukan protein ini berubah menjadi gumpalan sehingga membentuk

plak-plak yang merusak otak. Vaksin terbaru, yang diberikan secara transdermal, bekerja

dengan cara memicu sistem kekebalan tubuh untuk mengenali protein beta amiloid dan me-

nyerang protein tersebut serta menguraikannya.

Vaksin melalui suntikan itu juga memicu reaksi sistem kekebalan tubuh, yang terjadi

ketika sel-sel kekebalan tubuh mengaktifkan protein-protein yang dihasilkan tubuh sebagai

respons atas vaksin itu. Dalam studi yang terakhir, peneliti mengetes plester kulit yang

dilekatkan ke kulit tikus yang mengalami degenerasi otak yang berkaitan dengan penuaan

Page 19: Kelompok Neuropsikologi Hoki ^.^

yang mirip dengan penyakit Alzheimer. Hasilnya menunjukkan cara ini tidak menunjukkan

efek taksun yang sama seperti halnya pemberian vaksin melalui suntikan.

Menurut peneliti, sel-sel kekebalan tubuh yang khusus dalam kulit ini yang disebut

Langerhans bisa memerintahkan tubuh untuk merespons secara positif terhadap vaksin itu.

Peneliti akan melakukan riset lebih lanjut untuk melihat apakah vaksin itu dapat meredam

penurunan daya ingatan pada tikus yang mengidap Alzheimer selain juga menurunkan beban

plak di otak.

Konsumsi Teh Hijau (Pers University of South Florida, 20 September 2005)

Para peneliti University of South Florida (USF) menemukan bahwa teh hijau berpotensi

menguntungkan bagi kesehatan. Salah satu diantaranya adalah melindungi otak dari penyakit

Alzheimer.

Dalam artikel Journal of Neuroscience, edisi September 2005, para peneliti USF

melaporkan bahwa ada sebuah komponen teh hijau yang dapat mencegah Alzheimer – seperti

kerusakan pada otak dari tikus yang secara genetik diprogram untuk meneliti proses penyakit

neurodegeneratif. Komponen yang disebut epigallocatechin-3-gallate (EGCG), adalah anti

oksidan utama dalam teh hijau. EGCG ini telah banyak diteliti karena diperkirakan dapat

melawan kanker.

Tim USF memperlihatkan bukti pertama bahwa EGCG dapat menurunkan produksi

protein beta-amyloid, yang secara normal dapat berakumulasi di otak dan dapat menyebabkan

gangguan saraf dan hilangnya daya ingat. Penurunan beta-amyloid ini telah diteliti baik

melalui kultur sel maupun tikus percobaan. EGCG berfungsi untuk mem-blok proses utama

pembentukan protein yang berkaitan dengan Alzheimer dalam sel otak.

 “Penemuan tersebut membuktikan bahwa komponen teh hijau dalam konsentrasi

tertentu dapat menurunkan bentuk sumbatan beta-amyloid di otak,” kata peneliti senior Jun

Tan, PhD, MD yang juga Direktur Laboratorium Neuroimunologi Silver Child Development

Center, Departemen Psikiatri, USF. “Jika patologi beta-amyloid pada tikus percobaan

tersebut sama dengan patologi penyakit Alzheimer pada manusia, maka penggantian EGCG

dapat secara efektif digunakan untuk mencegah dan mengobati penyakit tersebut,” tambah

Jun Tan.

Teh hijau mengandung banyak anti oksidan, termasuk flavanoids yang dapat mencegah

radikal bebas merusak otak. Namun Dr. Tan dan rekannya memperlihatkan bahwa ada

flavanoids dalam teh hijau yang sebenarnya melawan kemampuan EGCG alami untuk

mencegah beta-amyloid yang berbahaya. Karenanya Dr. Tan mengatakan bahwa meminum

teh hijau saja tidak sama manfaatnya jika dibandingkan dengan mekanisme kerja EGCG.

Page 20: Kelompok Neuropsikologi Hoki ^.^

BAB IV

KESIMPULAN

Hampir satu abad telah berlalu sejak ditemukannya penyakit alzheimer oleh Alois

Alzheimer, namun sampai kini belum juga diketahui penyebab pasti penyakit ini. Beribu-ribu

peneliti mencari tahu bagaimana mekanisme patofisiologi terjadinya kerusakan dan

pengerutan sel-sel otak yang berlangsung progresif, dengan harapan kelak dapat ditemukan

obat yang dapat menyembuhkan penyakit alzheimer.

Gangguan pada fungsi otak akan bermanifestasi sebagai kemunduran daya ingat,

kehilangan kemahiran berbahasa, gangguan dalam membuat keputusan dan membuat

perencanaan maupun mengatur/mengorganisasi suatu aktivitas; sehingga penderita tidak bisa

hidup mandiri lagi dan sering kali juga disertai perubahan tingkah laku/kepribadian.

Kemunduran fungsi mental ini lazim disebut "demensia" secara medik atau yang lebih

dikenal sebagai "pikun". (Kondisi demensia dapat dianalogikan dengan keadaan sebuah

ruangan yang lampu-lampunya meredup satu demi satu, dan pada suatu saat ruangan itu akan

menjadi gelap sama sekali ketika semua kecakapan mental telah menghilang).

Gejala Alzheimer

         Lupa-lupa yang amat sering dan mengganggu aktivitas

         Mulai sulit menemukan kata atau nama benda meskipun dibantu kode/isyarat.

         Sering uring-uringan, mudah marah atau menangis

         Tampak murung, sedih, dan pendiam (apatis)

         Cenderung menghindari aktivitas atau berdalih bila diminta beraktivitas.

         Perubahan sifat/kepribadian dari biasanya.

Gangguan kognitif ringan

Gangguan kognitif ringan (mild cognitive impairment/MCI) dapat menjadi salah satu

faktor risiko terjadinya demensia alzheimer.

Dari penelitian dilaporkan sekitar 15 persen per tahun penderita MCI akan berkembang

menjadi demensia alzheimer. Hal ini sangat berbeda dengan usia lanjut normal tanpa MCI

yang mempunyai tingkat konversi menjadi alzheimer hanya sebesar 1-2 persen per tahun.

Selain itu, risiko untuk mendapat alzheimer meningkat sejalan dengan bertambahnya usia.

Setiap kelipatan lima tahun, angka kejadian (prevalens) demensia meningkat dua kali (ADI,

WHO 1999). Bila pada populasi usia lanjut 65 tahun ada 5 persen penderita alzheimer, maka

Page 21: Kelompok Neuropsikologi Hoki ^.^

akan ada 10 persen penderita alzheimer pada kelompok usia 70 tahun dan 20 persen pada

kelompok usia 75 tahun.

Gangguan kognitif ringan (MCI) dapat berupa kelemahan memori saja, atau kelemahan

fungsi kognitif selain memori seperti berbahasa, merencanakan, dan mengatur rangkaian

kegiatan. Gangguan kognitif tersebut bersifat ringan, tidak sampai mengganggu aktivitas

harian rutin, namun sering kali menjengkelkan. Kondisi seperti ini tak boleh dibiarkan sebab

akan berdampak terhadap kinerja seseorang dalam pekerjaannya bila ia masih produktif.

Kualitas dari work performance dan kualitas hidup penyandang MCI akan menurun bila tidak

segera mendapat intervensi.

Terapi Yang Digunakan

         Kurangi Konsumsi Lemak

         Meditasi dan Latihan

         Perhatian dan Kasih Sayang

         Vaksin

         Konsumsi Teh Hijau (Pers University of South Florida, 20 September 2005)

Peringatan

Alzheimer adalah penyakit yang diderita sebagai akibat dari proses manusia yang lambat

laun menua. Pikun ditandai adanya kemunduran daya ingat yang berangsur-angsur makin

berat disertai penurunan fungsi mental dan mengganggu fungsi sosial.

Sesuai firman Allah disebutkan bahwa : Allah menciptakan kamu dan mematikan kamu, dan

diantara kamu ada yang dikembalikan kepada umur yang paling lemah (pikun) supaya dia

tidak mengetahui lagi sesuatupun yang pernah diketahuinya. Sesungguhnya Allah maha

mengetahui segala sesuatu (An Nahl : 70).

Page 22: Kelompok Neuropsikologi Hoki ^.^

DAFTAR PUSTAKA

     Psikologi Klinis, Graha Ilmu

     Makalah Psikologi Fa’al, oleh dr. H. Abdurrachman, M.Kes.

     http://news.indosiar.com/news_read

     http://www.waspada.co.id/serba_serbi/kesehatan/artikel

     http://www.seputar-indonesia.com/edisicetak/kesehatan/alzheimer-bukan-hanya-pikun.html

     http://www.sinarharapan.co.id/iptek/kesehatan/2004/0820/kes4.html

     http://www.beritabumi.or.id/berita3.php?idberita=406

     http://www.hmetro.com.my/Sunday/Kesihatan

     http://www.spiritia.or.id/cst/kesjiwa2.php