7/28/2019 Kelainan Refraksi SOCA
1/30
Kelainan Refraksi
DEFINISI
Kelainan refraksi adalah keadaan bayangan benda yang tidak difokuskan secara tepat di
retina. Secara umum, terjadi ketidak seimbangan sistem penglihatan pada mata sehinggamenghasilkan bayangan yang kabur. Sinar tidak dibiaskan tepat pada retina, tetapi dapat di depan
atau di belakang retina dan tidak terletak pada satu titik fokus.
Ametropia adalah suatu keadaan mata dengan kelainan refraksi sehingga pada mata yangdalam keadaan istirahat memberikan fokus yang tidak terletak pada retina. Ametropia dapat
ditemukan dalam bentuk kelainan miopia (rabun jauh), hipermetropia (rabun dekat), danastigmatisme.
1. Miopia (rabun jauh)
Bila bayangan benda yang terletak jauh difokuskan di depan retina oleh mata yangtidak berakomodasi,mata tersebut mengalami myopia,atau nearsighted.Bila mata
berukuran lebih panjang daripada normal,kelainan yang terjadi disebut myopia
aksial.Apabila unsur-unsur pembias lebih refraktif dibandingkan rata-rata, kelainanyang terjadi disebut myopia kurvatura atau myopia refraktif.
Klasifikasi
Dikenal beberapa bentuk myopia:
a. Miopia refraktif, bertambahnya indeks bias media penglihatan seperti terjadi pada
katarak intumesen dimana lensa menjadi lebih cembung sehingga pembiasan lebih kuat.
b. Myopia aksial, myopia akibat panjangnya sumbu bola mata dengan kelengkungan
kornea dan lensa normal.
c. Myopia kurvatura, besar bola mata normal tetapi kurvatura kornea dan lensa lebih
besar dari normal.
Menurut derajat beratnya myopia dibagi dalam:
a. Myopia ringan, miopianya 1-3 dioptri
b. Miopia sedang, miopinya 3-6 dioptri
7/28/2019 Kelainan Refraksi SOCA
2/30
c. Miopia berat atau tinggi, miopinya lebih besar dari 6 dioptri
Menurut perjalanan myopia dikenal bentuk
a. Myopia stasioner, myopia menetap setelah dewasa
b. Myopia progresif, myopia yang bertambah terus pada usia dewasa akibat bertambahpanjangnya bola mata
c. Myopia maligna, myopia yang berjalan progresif yang dapat mengakibatkan ablasi
retina dan kebutaan atau sama dengan myopia pernisiosa/myopia maligna/miopiadegeneratif.
Biasanya terjadi bila myopia lebih dari 6 dioptri disertai kelainan pada fundus okuli dan padapanjangnya bola mata sampai terbentuk stafiloma postikum yang terletak pada bagian
temporal papil disertai dengan atrofi korioretina.
2. Hipermetropia( rabun dekat)
Keadaan mata tak berakomodasi yang memfokuskan bayangan di belakang retina.Halini dapat disebabkan oleh berkurangnya panjang sumbu (hiperopia aksial),seperti
yang terjadi pada kelainan congenital tertentu,atau menurunnya indeks refraksi
(hiperopia refraktif), seperti pada afakia.
Klasifikasi
Berdasar struktur bola mata
1. Hipermetropi refraktif, berkurangnya indeks bias media penglihatan
2. Hipermetropi aksial, kekuatan refraksi mata normal, tetapi diameter anterior
posterior bola mata lebih pendek dari normal
3. Hipermetropi kurvatura, besar bola mata normal tetapi kurvatura kornea dan
lensa lebih lemah dari normal
3. Astigmatisme
Pada atigmatisme,mata menghasilkan suatu bayangan dengan titik atau garis focus
multiple.Pada astigmatisme regular,terdapat dua garis meridian utama,dengan
orientasi dan kekuatan konstan di sepanjang lubang pupil sehingga terbentuk duagaris focus. Selanjutnya,astigmatisme didefinisikan berdasarkan posisi garisgaris
focus ini terhadap retina. Apabila meridian-meridian utamanya saling tegak lurus dan
sumbu-sumbunya terletak di dalam 20 derajat horizontal dan vertical,
7/28/2019 Kelainan Refraksi SOCA
3/30
astigmatismenya dibagi lagi menjadi astigmatisme with the rule, dengan daya bias
yang lebih besar terletak di meridian vertical, dan astigmatism against the rule,
dengan daya bias yang lebih besar terletak di meridian horizontal. Astigmatism withthe rule lebih sering ditemukan pada pasien berusia muda dan astigmatisme against
the rule lebih sering pada orangtua. Astigmatisme oblikadalah astigmatisme regular
yang meridian-meridian utamanya tidak terletak dalam 20 derajat horizontal danvertical. Pada astigmatisme ireguler,daya atau orientasi meridian-meridian
utamanya berubah di sepanjang lubang pupil.
Astigmat adalah suatu keadaan dimana berkas sinar tidak difokuskan pada satu
titik dengan tajam pada retina akan tetapi pada 2 garis titik api yang saling tegak lurusyang terjadi akibat kelainan kelengkungan permukaan kornea.
Klasifikasi
Tipe-tipe astigmatisma:
1. Astigmatisma hipermetropikus simpleks, satu meridian utamanya emetropik, meridian
yang lainnya hipermetropik.
2. Astigmatisma miopikus simpleks, satu meridian utamanya emetropik, meridian lainnya
miopi
3. Astigmatisma hipermetropikus kompositus, kedua meridian utama hipermetropik dengan
derajat berbeda.
4. Astigmatisma miopikus kompositus, kedua meridian utamanya miopik dengan derajat
berbeda
5. Astigmatisma mikstus, satu meridian utamanya hipermetropik, meridian yang lain miopik.
4. Presbiopia
Hilangnya daya akomodasi yang terjadi bersamaan dengan proses penuaan padasemua orang disebut presbiopia.Seseorang dengan mata emetrop akan mulai
merasakan ketidakmampuan membaca huruf kecil atau membedakan benda-benda
kecil yang terletak berdekatan pada usia 44-46 tahun.Hal ini semakin buruk padacahaya temaram dan biasanya lebih nyata pada pagi hari atau saat subjeklelah.Gejala-gejala ini meningkat sampai usia 55 tahun,menjadi stabil, tetapi menetap.
7/28/2019 Kelainan Refraksi SOCA
4/30
ETIOLOGI dan FAKTOR PREDISPOSISI
1. Presbiopia :
Gangguan akomodasi pada presbiopi dapat terjadi akibat
a. Kelemahan otot akomodasi
b. Lensa mata tidak kenyal atau berkurang elastisitasnya akibat sklerosis lensa
2. Miopia : Penyebab kelainan ini sesuai jenisnya masing-masing, yaitu diameter
anterior posterior bola mata yang lebih panjang, kurvatura kornea dan lensa yang lebihbesar, dan perubahan indeks refraktif.
3. Hipermetropia : Penyebab kelainan ini sesuai jenisnya masing-masing, yaitu
diameter anterior posterior bola mata yang lebih pendek, kurvatura kornea dan lensa yang
lebih lemah, dan perubahan indeks refraktif
4. Astigmatisme : Penyebab kelainan ini adalah terdapatnya perbedaan diameter anteriorposterior bola mata, kurvatura kornea dan lensa serta indek bias kedua mata.
Kelainan refraksi dapat diakibatkan terjadinya :1. kelainan kelengkungan kornea dan lensa
2. perubahan indeks bias
3. kelainan panjang sumbu bola mata
untuk presbiopia :
Pada usia muda, lensa mata masih lunak dan lentur, sehingga bentuknya bisa berubah-
ubah guna memfokuskan objek dekat dan objek jauh. Setelah berusia 40 tahun, lensa menjadi
lebih kaku akibat elastisitas berkurang dan daya kontraksi otot akomodasi berkurang. Lensa tidak
dapat dengan mudah merubah bentuknya sehingga lebih sulit untuk membaca pada jarak dekat.
Mata sukar berakomodasi karena lensa sukar memfokuskan sinar pada saat melihat dekat.Hal ini
merupakan suatu keadaan yang normal, yang disebut dengan presbiopia. Presbiopia bisa terjadi
bersamaan dengan miopia, hiperopia maupun astigmata.
7/28/2019 Kelainan Refraksi SOCA
5/30
EPIDEMIOLOGI
Epidemiologi kesalahan bias adalah sekitar 148 juta atau 51% dari populasi di
Amerika Serikat.Penggunaan lensa kontak mencapai 34 juta orang.
Epidemiologi in Indonesia
1. Presbiopia :Terjadi mulai pada usia 40 tahun ke atas
2. Miopia : Kelainan ini menyebar merata di berbagai geografis, etnis, usia
dan jenis kelamin.
Kejadian miopia meningkat dengan usia. Jumlah pasien dengan rabun
jauh di Amerika Serikat berkisar antara 3% antara usia 5-7 tahun, 8%
antara usia 8-10 tahun, 14% antara usia 11-12 tahun dan 25% antara 12-17 tahun. Dalam etnis tertentu, insiden meningkat juga terjadi meskipun
persentase usia masing-masing berbeda. Etnis Cina memiliki insiden yang
lebih tinggi dari myopia di segala usia. Taiwan nasional studi menemukan
prevalensi 12% pada usia 6 tahun dan 84% pada usia 16-18 tahun. Angka
yang sama juga ditemukan di Singapura dan Jepang.
Miopia merupakan kelainan bawaan dan sering ditemukan pada anak-
anak ketika mereka berusia 8-12 tahun. Antara usia 13-19 tahun, ketika
tubuh mengalami pertumbuhan pesat, miopia semakin memburuk. Antara
usia 20-40 tahun, biasanya terjadi sedikit perubahan. Jika cahaya rendah
itu disebut miopia, jika berat disebut miopia tinggi. Miopia tinggi memilikirisiko lebih tinggi dari ablatio retina.
3. Hipermetropia : Kelainan ini menyebar merata di berbagai geografis, etnis,
usia dan jenis kelamin. Hiperopia juga bersifat menurun. Bayi dan anak-anak
cenderung mengalami hiperopia ringan. Sejalan dengan pertumbuhan dan
panjang peningkatan mata, hiperopia semakin berkurang.
4. Astigmatisme : Kelainan ini menyebar merata di berbagai geografis, etnis, usia dan
jenis kelamin.
PATOFISIOLOGI
1. Presbiopia
7/28/2019 Kelainan Refraksi SOCA
6/30
Akibat kelemahan otot akomodasi dan lensa mata yang berkurang
elastisitasnya menyebabkan sinar yang dating kea rah mata di biaskan di
belakang retina, sehingga bayangan tidak jatuh tepat di retina sehingga
penderita tidak mampu melihat benda dengan jelas.
2. Miopia
Diameter anterior posterior bola mata yang lebih panjang, kurvatura
kornea dan lensa yang lebih besar, dan perubahan indeks refraktif
menyebabkan sinar yang dating sejajar kearah mata dibiaskan di depan
retina, sehingga bayangan kabur pada retina.
3. Hipermetropia
Diameter anterior posterior bola mata yang lebih pendek, kurvatura
kornea dan lensa yang lebih lemah, dan perubahan indeks refraktif
menyebabkan sinar sejajar yang dating dari objek terletak jauh tak
terhingga di biaskan di belakang retina.
4. Astigmatisme
Perbedaan diameter anterior posterior bola mata, kurvatura kornea dan
lensa serta indek bias kedua mata menyebabkan sinar sejajar tidak
dibiaskan secara seimbang pada seluruh meridian.
KRITERIA DIAGNOSIS
Diagnosis dari kesalahan bias biasanya dikonfirmasi oleh seorang profesional perawatan mata
selama pemeriksaan mata menggunakan alat yang disebut phoropter yang berisi sejumlah besar
lensa dari berbagai daya optik,yaitu pemeriksaan yang bersifat subyektif,tergantung respon
pasien untuk mendapatkan koreksi refraksi yang memberikan tajam penglihatan terbaik. Dalam
kombinasi dengan retinoscope(bersifat objektif) (prosedur berjudul retinoscopy), dokter
menginstruksikan pasien untuk melihat bagan mata saat dia mengubah lensa dalam phoropter
secara objektif memperkirakan jumlah kesalahan bias pasien mungkin miliki. Setelah dokter tiba
di perkiraan, ia biasanya menunjukkan kekuatan lensa pasien semakin tinggi atau lebih lemah
dalam proses yang dikenal sebagai pembiasan atau refractometry. Agen Cycloplegic sering
digunakan untuk lebih akurat menentukan jumlah kesalahan bias, terutama pada anak .
7/28/2019 Kelainan Refraksi SOCA
7/30
Visi cacat disebabkan oleh kesalahan bias dapat dibedakan dari masalah lain
menggunakan uji pinhole, yang akan memperbaiki penglihatan hanya dalam kasus kesalahan
bias.
Gambar 4. Pemeriksaan Mata ( Optotip Snellen and
Refraksi
Uji pinhole dilakukan apabila kelainan refraksi tidak jelas.
Cara pemeriksaan :
1. Mata kanan OP disuruh melihat dari lubang kecil
2. Dilihat apakah ada perbaikan tajam penglihatan ATAU tajam penglihatan memburuk
3. Perbaikan tajam penglihatan Kelainan refraksi, diperiksa dengan optotipi snelen
4. Tajam penglihatan memburuk Gangguan media penglihatan (mis, Vitreus humor,
retina)
Snellen Chart
Visus 6/6 Visus < 6/6
7/28/2019 Kelainan Refraksi SOCA
8/30
maybe :
- Normal
- Hypermetropia
Singkirkan salah satu dulu
maybe :
- Myopia
- Hypermetropia
- Astigmatism
Pemeriksaan kelainan refraktif :
1. Pasang lensa sferis = 0,25 D di mata kiri, kemudian periksa visusnya lagi.
2. Kalau visusnya menjadi 6/6 maka OP hipermetropia
4. Kalau menderita hipermetropia koreksi dengan +0,25D belum mencukupi, maka
teruskan dengan lensa sferis + 0,5D, demikian seterusnya sampai didapatkan lensa
sferis + terbesar yang memberikan visus 6/6.
Kalau Visus < 6/6
1. Test dahulu kemungkinan menderita myopia atau hipermetropia berat atau
astigmatisme.
2. Caranya : pasang lensa sferis + 0,25D membaik hipermetropia, koreksi
dilanjutkan sampai visus 6/6
3. Bila memburuk, pasang lensa sferis 0,25DMiopia,koreksi dilanjutkan
sampai visus 6/6
4. Bila koreksi titik tercapai visus 6/6, lanjutkan dengan Lancester Regan
7/28/2019 Kelainan Refraksi SOCA
9/30
5. OP disuruh lihat kipas tersebut,bila garis hitam pada semua meridian sama
tegasnya tidak menderita astigmatisme.
6. Kalau tidak sama, Tanya garis yang paling kabur berapa derajat, diambil tegak
lurusnya, kemudian pasang lensa silindris negative atau positif tegak lurus
terhadap garis yang paling kabur.
7. Cari kekuatan lensa silindris sehingga garis semua meridian sama tegasnya
8. OP disuruh membaca kembali huruf Snellen dengan kombinasi sferis dan silindris
yang diperolehnya.
9. Bila visus 6/6 belum tercapai, tambah kekuatan lensa sferis ( BUKAN lensa
silindris)
KOMPLIKASI
Komplikasi dari masing masing kelainan refraksi adalah
Myopia : Komplikasi yang dapat timbul yaitu ablasi retina dan juling. Juling biasanya
esotropia atau juling ke dalam akibat mata berkonvergensi terus-menerus. Bila terdapat juling
keluar mungkin fungsi satu mata telah berkurang atau terdapat ambliopia.
1. Ablatio retina terutama pada myopia tinggi .
2. Strabismus
a.esotropia bila myopia cukup tinggi bilateral
b.bexotropia pada myopia dengan anisometropia
3. Ambliopia terutama pada myopia dan anisometropia(4)
4. Glaukoma
Miopia berhubungan dengan Primary Open Angle Glaucoma. (5)
7/28/2019 Kelainan Refraksi SOCA
10/30
Hypermetropia
Komplikasi yang dapat terjadi adalah esotropia dan glaucoma. Esotropia atau
juling ke dalam terjadi akibat pasien selamanya melakukan akomodasi. Glaukoma
sekunder terjadi akibat hipertrofi otot siliar pada badan siliar yang akan mempersempit
sudut bilik mata.
1.Glaukoma sudut tertutup
2.Esotropia pada hipermetropia >2.0 D
3.Ambliopia terutama pada hipermetropia dan anisotropia. Hipermetropia merupakan
penyebab tersering ambliopia pada anak dan bisa bilateral.
(4)
Astigmatism
Komplikasi astigmatism adalah ambliopia.(4)
Presbiopia ????
PENATALAKSANAAN
1. Kacamata & Lensa Kontak
Kacamata dan lensa kontak memperbaiki kelainan refraktif dengan cara menambah atau
mengurangi kekuatan fokus pada kornea dan lensa.
Kekuatan yang diperlukan untuk memfokuskan gambaran secara langsung ke retina
diukur dalam dioptri. Pengukuran ini juga dikenal sebagai resep kacamata.
Pada myopia, kornea dan lensa terlalu banyak memiliki kekuatan fokus, sehingga cahaya
7/28/2019 Kelainan Refraksi SOCA
11/30
yang dibiaskan bertemu pada suatu titik di depan retina.
Kacamata dan lensa kontak mengatasi keadaan ini dengan cara mengurangi kekuatan
fokus mata yang alami dan memungkinkan cahaya terfokus pada retina.
Untuk miopia, resepnya adalah negatif, misalnya -4,25 dioptri.
Pada hypermetropia, kacamata dan lensa kontak menambah kekuatan fokus, sehingga
kebika memasuki mata, cahaya lebih banyak dibiaskan. Proses ini memindahkan titik
fokus ke retina sehingga pandangan menjadi jelas.
Untuk hiperopia, resepnya adalah positif, misalnya +4,25 dioptri.
Pada astigmatism, bentuk lensa pada kacamata menggantikan lengkung kornea yang
ganjil dan memfokuskan cahaya pada suatu titik di retina.
Kacamata
Cara yang mudah untuk memperbaiki kelainan refraktif adalah dengan menggunakan
kacamata.
Lensa plastik untuk kacamata lebih ringan tetapi cenderung meregang, sedangkan lensa
kaca lebih tahan lama tetapi mudah pecah.
Kedua jenis lensa tersebut bisa diberi warna atau diberi bahan kimia yang secara otomatis
menggelapkan lensa jika penderita berada di bawah sinar.
Lensa juga bisa dilapisi untuk mengurangi jumlah sinarultravioletyang sampai ke mata.
Bifokus adalah kacamata yang digunakan untuk mengatasi presbiopia.
Kacamata ini memiliki 2 lensa, yaitu untuk membaca dipasang di bawah dan untuk
melihat jarak jauh di pasang di atas.
Jika penglihatan jarak jauh masih baik, bisa digunakan kacamata untuk baca yang dijual
bebas.
Tidak ada latihan atau obat-obatan yang bisa memperbaiki persbiopia.
kesimpulan :
7/28/2019 Kelainan Refraksi SOCA
12/30
1. Presbiopia : Dikoreksi dengan lensa positif terkecil yang
memberikan ketajaman penglihatan maksimal.
2. Miopia : Memberikan kacamata sferis negative terkecil
yang memberikan ketajaman penglihatan maksimal.
3. Hipermetropia : Diberikan koreksi hipermetropia manifest
dimana tanpa siklopegia didapatkan ukuran lensa positif
maksimal yang memberikan tajaman penglihatan normal.
Bila terdapat juling ke dalam atau esotropia diberikan kacamatakoreksi hipermetropia total. Bila terdapat tanda atau bakat juling
keluar (eksoforia) maka diberikan kacamata koreksi positif kurang.
4. Astigmatisme : Koreksi dengan lensa silinder bersama
dengan sferis kalau ada.
Lensa kontak
Banyak yang mengira bahwa dengan menggunakan lensa kontak maka penglihatan menjadi lebih
alami.
Lensa kontak memerlukan perawatan yang lebih teliti, bisa merusak mata dan pada orang-orang
tertentu tidak dapat memperbaiki penglihatan sebaik kacamata..
Lanjut usia dan penderita artritis mungkin akan mengalami kesulitan dalam merawat dan
memasang lensa kontak.
Macam-macam lensa kontak:
Lensa kontak yang kaku (keras) adalah lempengan tipis yang tebuat dari plastik keras
Lensa yang dapat ditembus gas terbuat dari silikon dan bahan lainnya, lensa ini kaku tetapi
memungkinkan penghantaran oksigen yang lebih baik ke kornea
Lensa kontak hidrofilik yang lunak terbuta dari plastik lentur yang lebih lebar dan menutupi
seluruh kornea
7/28/2019 Kelainan Refraksi SOCA
13/30
Lensa non-hidrofilik yang paling lunak terbuat dari silikon.
Lanjut usia biasanya lebih menyukai lensa yang lunak karena perawatannya lebih mudah dan
ukurannya lebih besar.
Lensa ini juga tidak mudah lepas atau debu atau kotoran lainnya tidak mudah masuk ke
bawahnya. Selain itu lensa kontak yang lunak memberikan kenyamanan ketika pertama kali
dipakai, meskipun memerlukan perawatan yang cermat.
Kebanyakan lensa kontak harus dilepas dan dibersihkan setiap hari.
Atau bisa digunakan lensa sekali pakai, ada yang diganti setiap 1-2 minggu sekali atau ada juga
yang diganti setiap hari. Lensa sekali pakai tidak perlu dibersihkan dan disimpan karena setiap
kali diganti dengan yang baru.
Setiap jenis lensa kontak memiliki resiko yaitu komplikasi yang serius, termasukulserasi kornea
akibat infeksi yang bisa menyebabkan kebutaan.
Resiko ini bisa dikurangi dengan mengikuti aturan pemakaian dari pembuat lensa kontak dan
petunjuk dari dokter mata.
Jika timbul rasa tidak nyaman, air mata yang berlebihan, perubahan penglihatan atau mata
menjadi merah, sebaiknya lensa segera dilepas dan periksakan mata ke dokter mata.
Cara membaca resep kacamata
Contoh 1.
Sferis Silindris Axis
OD +2,50 +1,00 180
OS +1,75 +1,50 180
7/28/2019 Kelainan Refraksi SOCA
14/30
Resep diatas dibaca sebagai berikut:
Mata kanan positif 2,50; positif 1,00; axis 180. Mata kiri positif 1,75; positif 1,5; axis 180.
Kolumsferis menunjukkan miopia atau hiperopia. Kolumsilindris menunjukkan astigmata.
Kolum axis menunjukkan orientasi dalam derajat dari bidang horisontal.
Angka silindris menunjukkan perbedaan dioptri antara lengkung kornea terrendah dan lengkung
kornea tercuram.
Kekuatan lensa diukur dalam satuan dioptri, yang berdasarkan kepada banyaknya cahaya yang
akan dibiaskan melalui lensa.
Jika kekuatan lensa meningkat, maka ketebalan lensapun bertambah.
Terdapat 3 jenis lensa:
Lensa Cembung (konveks)
Lensa ini bagian tengahnya lebih tebal, sedangkan ujungnya lebih tipis.
Cahaya dibiaskan ke 1 titik.
Lensa cembung digunakan pada kacamata untuk hiperopia dan pada resep diberi tanda positif
(+).
Lensa Cekung (konkaf)
Lensa ini memiliki bagian tengah yang lebih tipis dan cahaya dibiaskan secara tersebar.
Lensa ini digunakan untuk mengkoreksi kelainan miopia dan memiliki tanda negatif (-).
Lensa Silindris
Lensa ini salah satu sisinya lebih melengkung dibandingkan dengan sisi yang lainnya.
Lensa silindris digunakan untuk memperbaiki astigmata.
Contoh 2.
Sferis Silindris Axis
7/28/2019 Kelainan Refraksi SOCA
15/30
OD (mata kanan) -1,25 -2,50 90
OS (mata kiri) -0,75 -2,25 90
+1,50 add
Resep ini dibaca sebagai berikut:
Mata kanan minus 1,25; minus 2,5; axis 90. Mata kiri minus 0,75; minus 2,25; axis 90.
Artinya mata kanan menderita miop sebesar 1? dioptri, astigmata sebesar 2? dioptri dengan
orientasi silindris 90?. Mata kiri menderita miop sebesar ? dioptri, astigmata sebesar 2? dioptri
dengan orientasi silindris 90?. Diperlukan kacamata bifokus dengan kekuatan lensa sebesar +1?
untuk membantu membaca.
2. Pembedahan & Terapi Laser
Pembedahan dan terapi laser bisa digunakan untuk memperbaiki miopia, hiperopia dan
astigmata.
Tetapi prosedur tersebut biasanya tidak mampu memperbaiki penglihatan sebaik kacamata danlensa kontak.
Sebelum menjalani prosedur tersebut, sebaiknya penderita mendiskusikannya dengan seorang
ahli mata dan mempertimbangkan keuntungan serta kerugiannya.
Pembedahan refraktif biasanya dijalani oleh penderita yang penglihatannya tidak dapat dikoreksi
dengan kacamata atau lensa kontak dan penderita yang tidak dapat menggunakan kacamata atau
lensa kontak.
1. Keratotomi Radial&Keratotomi Astigmatik
Keratotomi adalah suatu prosedur pembedahan yang digunakan untuk mengatasi miopia
dan astigmata.
Pada keratotomi radial (KR), dibuat sayatan radial (jari-jari roda) pada kornea, biasanya
7/28/2019 Kelainan Refraksi SOCA
16/30
sebanyak 4-8 sayatan.
Keratotomi astigmatik (KA) digunakan untuk memperbaiki astigmata alami dan
astigmata setelah pembedahan katarak atau pencangkokan kornea. Pada keratotomi
astigmatik dibuat sayatan melengkung.
Karena kornea hanya memiliki ketebalan 0,5 mm, maka kedalaman sayatan harus
ditentukan secara tepat.
Lokasi sayatan ditentukan setelah dilakukan analisa terhadap bentuk kornea dan
ketajaman penglihatan penderita.
Pembedahan bertujuan mendatarkan kornea, sehingga kornea bisa lebih memfokuskan
cahaya yang masuk ke retina.
Dengan pembedahan ini penglihatan penderita menjadi lebih baik dan sekitar 90%
penderita yang menjalani pembedahan bisa mengemudi tanpa bantuan kacamata maupun
lensa kontak.
Efek samping:
- penglihatan berubah-ubah (kadang jelas, kadang kabur), terutama pada beberapa bulan
pertama setelah pembedahan
- kornea menjadi lemah, lebih mudah robek jika terpukul secara langsung
- infeksi
- kesulitan dalam memasang lensa kontak
- silau jika melihat cahaya
- nyeri yang bersifat sementara.
Komplikasi:
- katarak
- nyeri yang bersifat menetap
- infeksi serius
- robekan akibat sayatan
- hilangnya penglihatan.
7/28/2019 Kelainan Refraksi SOCA
17/30
2. Keratektomi Fotorefraktif
Prosedur pembedahan laser ini bertujuan untuk kembali membentuk kornea.
Digunakan sinar berfokus tinggi untuk membuang sebagian kecil kornea sehingga
bentuknya berubah.
Dengan merubah bentuk kornea, maka cahaya akan lebih terfokus ke retina dan
penglihatan menjadi lebih baik.
Masa penyembuhan dari terapi laser ini lebih lama dan lebih terasa nyeri dibandingkan
dengan pembedahan refraktif.
3. Laser In Situ Keratomileusis (LASIK)
LASIK tidak terlalu sakit dan penyembuhan penglihatannya lebih baik dibandingkan
dengan keratektomi fotorefraktif. LASIK berdiri untuk laser in situ keratomileusis,merupakan prosedur yang secara permanen mengubah bentuk kornea(keratomileusis),
penutup yang jelas dari depan mata. Prosedur ini menggunakan suatu laser yang
sangat khusus (excimer laser) yang diciptakan untuk mengobati refractive
error (kesalahan bias) dan mengurangi atau mengeliminasi keperluan
kacamata-kacamata atau lensa-lensa kontak.
DD
1. Presbiopia
Diagnosis banding adalah hipermetropi dan low vision jika hipermetropinya
lebih dari 3 dioptri.
2. Miopia
Diagnosis bandingnya diantaranya hipermetropi dengan kekuatan lebih dari 3
Dioptri.
3. Hipermetropia
Diagnosis Banding kelainan ini adalah Presbiopi.
4. Astigmatisme
7/28/2019 Kelainan Refraksi SOCA
18/30
Diagnosis banding kelainan ini adalah miopi dan hipermetropi.
PROGNOSIS
1. Presbiopia
Karena kelainan ini disebakan karena proses degenerasi, maka prognosisnya cukup buruk.
2. Miopia
Prognosis tergantung onset kelainan, waktu pemberian peengobatan, pengobatan yang
diberikan dan penyakit penyerta. Pada anak-anak, jika koreksi diberikan sebelum saraf
optiknya matang (biasanya pada umur 8-10 tahun), maka prognosisnya lebih baik.
3. Hipermetropia
Prognosis tergantung onset kelainan, waktu pemberian peengobatan, pengobatan yang
diberikan dan penyakit penyerta. Pada anak-anak, jika koreksi diberikan sebelum saraf
optiknya matang (biasanya pada umur 8-10 tahun), maka prognosisnya lebih baik.
4. Astigmatisme
Prognosis tergantung onset kelainan, waktu pemberian peengobatan, pengobatan yang
diberikan dan penyakit penyerta. Pada anak-anak, jika koreksi diberikan sebelum saraf
optiknya matang (biasanya pada umur 8-10 tahun), maka prognosisnya lebih baik.
TAMBAHAN INFO yang disuruh cari :
1. Status lokalis mata
Mata Kanan (OD) Keterangan Mata kiri (OS)
Sentral, normal Kedudukan Sentral,normal
5/6 Visus 5/6
Tidak dilakukan Visus koreksi Tidak dilakukan
Dalam batas normal Bulbus oculi Dalam batas normal
Dalam batas normal Supersilia Dalam batas normal
7/28/2019 Kelainan Refraksi SOCA
19/30
(-) edema Palpebra superior (-) edema
(-) edema Palpebra inferior (-) edema
(-) hiperemi Konjungtiva Palpebralis (-) hiperemi
(-) hiperemi Konjungtiva Fornics (-) hiperemi
(-) hiperemi Konjungtiva Bulbi (-) hiperemi
Putih Sklera Putih
Jernih Kornea (+)jernih,infiltrat
(-) hiperemi Limbus (-) hiperemi
Cukup Kamera okuli anterior Cukup
Reguler (normal) Iris Reguler (normal)
Jernih Lensa Jernih
Bulat
Letak di pusat mata
+ 3 mm
(+) Refleks cahaya
Pupil Bulat
Letak di pusat mata
+ 3 mm
(+) Refleks cahaya
Tidak dilakukan Funduskopi Tidak dilakukan
Tidak dilakukan Tonometri Tidak dilakukan
Tidak dilakukan Tes Fluoresen Tidak dilakukan
Normal Palpasi Normal
2. Anatomi mata
(Sherwood) + gambar dari inet
7/28/2019 Kelainan Refraksi SOCA
20/30
7/28/2019 Kelainan Refraksi SOCA
21/30
A. Keterangan gambar proses melihat :
- Keterangan faal dan anatomi SWD hal 160 dalam tabel
- Keterangan proses melihatProses penglihatan terjadi secara bertahap.
Saat mata melihat benda, kumpulan cahaya (foton) bergerak dari benda
menuju mata. Cahaya ini menembus lensa mata yang selanjutnya
membiaskannya dan menjatuhkannya secara terbalik di retina mata
bagian belakang mata. Sinar yang jatuh di retina mata ini di ubah
menjadi sinyal-sinyal listrik dan diteruskan oleh syaraf-syaraf neuron ke
sebuah bintik kecil di bagian belakang otak yang disebut pusat
penglihatan. Di dalam pusat penglihatan inilah, sinyal listrik ini diterima
sebagai sebuah bayangan setelah mengalami sederetan proses. Dalam
bintik kecil inilah sebenarnya penglihatan terjadi, di bagian belakang
otak yang sama sekali gelap dan terlindung dari cahaya.
(tambahan dari SWD)
7/28/2019 Kelainan Refraksi SOCA
22/30
7/28/2019 Kelainan Refraksi SOCA
23/30
C. Keterangan gambar Persyarafan Mata :
SWD hal 175
3. Segala sesuatu tentang refraksi
- Indeks bias absolute dalam bahan : rasio kecepatan cahaya dalam ruang hampa udara
terhadap kecepatan cahaya dalam bahan.
- Indeks bias relative : dihitung dengan mengacu pada kecepatan cahaya di udara.
- Hukum Refleksi( pemantulan) dan Refraksi (pembiasan) :
1. Berkas cahaya yang datang,dipantulkan, dan dibiaskan semua terletak pada
bidang yang dikenal sebagai bidang datang, yang normal (tegak lurus)
terhadap permukaan.
2. Sudut datang sama dengan sudut refleksi tetapi memiliki tanda yang
berlawanan : I = -I
3. Hasil kali indeks refraksi medium berkas cahaya datang dan sinus sudut
datang berkas cahaya yang dating sama dengan hasil kali besaran-besaran
yang sama pada berkas cahaya biasan.Berkas cahaya yang dibiaskan
dinyatakan oleh : n sin I = n sin I (Hukum Snell).
7/28/2019 Kelainan Refraksi SOCA
24/30
4. Berkas cahaya yang berjalan dari satu titik ke titik lain mengikuti lintasan
yang memerlukan waktu paling singkat untuk dijalani (prinsip Fermat).
Panjang lintasan optis adalah indeks refraksi dikali panjang lintasan
sebenarnya.
4. Kelainan refraksi ada macam-macam
(Udah diatas)
5. Cara pembacaan koreksi mata
Pemeriksaan kelainan refraktif :
1. Pasang lensa sferis = 0,25 D di mata kiri, kemudian periksa visusnya lagi.
2. Kalau visusnya menjadi 6/6 maka OP hipermetropia
4. Kalau menderita hipermetropia koreksi dengan +0,25D belum mencukupi, maka
teruskan dengan lensa sferis + 0,5D, demikian seterusnya sampai didapatkan lensa
sferis + terbesar yang memberikan visus 6/6.
Kalau Visus < 6/6
1. Test dahulu kemungkinan menderita myopia atau hipermetropia berat atau
astigmatisme.
2. Caranya : pasang lensa sferis + 0,25D membaik hipermetropia, koreksi
dilanjutkan sampai visus 6/6
3. Bila memburuk, pasang lensa sferis 0,25DMiopia,koreksi dilanjutkan
sampai visus 6/6
4. Bila koreksi titik tercapai visus 6/6, lanjutkan dengan Lancester Regan
7/28/2019 Kelainan Refraksi SOCA
25/30
7/28/2019 Kelainan Refraksi SOCA
26/30
Mata kanan positif 2,50; positif 1,00; axis 180. Mata kiri positif 1,75; positif 1,5; axis
180.
Kolumsferis menunjukkan miopia atau hiperopia. Kolumsilindris menunjukkan
astigmata. Kolum axis menunjukkan orientasi dalam derajat dari bidang horisontal.
Angka silindris menunjukkan perbedaan dioptri antara lengkung kornea terrendah dan
lengkung kornea tercuram.
Kekuatan lensa diukur dalam satuan dioptri, yang berdasarkan kepada banyaknya
cahaya yang akan dibiaskan melalui lensa.
Jika kekuatan lensa meningkat, maka ketebalan lensapun bertambah.
Terdapat 3 jenis lensa:
Lensa Cembung (konveks)
Lensa ini bagian tengahnya lebih tebal, sedangkan ujungnya lebih tipis.
Cahaya dibiaskan ke 1 titik.
Lensa cembung digunakan pada kacamata untuk hiperopia dan pada resep diberi
tanda positif (+).
Lensa Cekung (konkaf)
Lensa ini memiliki bagian tengah yang lebih tipis dan cahaya dibiaskan secara
tersebar.
Lensa ini digunakan untuk mengkoreksi kelainan miopia dan memiliki tanda negatif
(-).
Lensa Silindris
Lensa ini salah satu sisinya lebih melengkung dibandingkan dengan sisi yang lainnya.
Lensa silindris digunakan untuk memperbaiki astigmata.
Contoh 2.
7/28/2019 Kelainan Refraksi SOCA
27/30
Sferis Silindris Axis
OD (mata kanan) -1,25 -2,50 90
OS (mata kiri) -0,75 -2,25 90
+1,50 add
Resep ini dibaca sebagai berikut:
Mata kanan minus 1,25; minus 2,5; axis 90. Mata kiri minus 0,75; minus 2,25; axis
90.
Artinya mata kanan menderita miop sebesar 1 dioptri, astigmata sebesar 2 dioptri
dengan orientasi silindris 90. Mata kiri menderita miop sebesar dioptri, astigmatasebesar 2 dioptri dengan orientasi silindris 90. Diperlukan kacamata bifokus dengan
kekuatan lensa sebesar +1 untuk membantu membaca.
10. Gambar ( keterangan tambahan SWD hal 166-167)
a. Miopia
7/28/2019 Kelainan Refraksi SOCA
28/30
Mata miopia lebih panjang dari normal cahaya terfokus di depan
retina. Objek pada jarak pendek tampak jelas, tetapi objek pada jarak
jauh tampak buram
b. Hipermetropia
Mata hipermetropia lebih pendek dari normal Cahaya dari objek
jarak dekat (misalnya ketika membaca buku) terfokus di belakang
retina. Mata terlalu pendek sehingga objek terlihat kabur pada jarak
dekat.
c. Astigmatisme
Kornea adalah jendela mata. Kornea yang normal adalah melingkar dan licin.
Dalam astigmatisme, kornea lebih melengkung pada satu arah, sehingga
berbentuk oval. Sehingga mata menghasilkan suatu bayangan dengan titik
atau garis fokus multiple(tidak pada satu titik).Silindris menyebabkan distorsi
7/28/2019 Kelainan Refraksi SOCA
29/30
atau pandangan kabur pada objek jarak dekat dan jarak jauh. Visi penderita
hampir seperti penglihatan di rumah kaca, dimana seseorang terlihat terlalu
tinggi, terlalu lebar atau terlalu tipis.
d. Presbiopia
Pada usia muda, lensa mata lentur, sehingga dapat berubah bentuk untuk
memfokuskan objek dekat dan objek jauh. Setelah 40 tahun, lensa menjadi
lebih kaku karena elastisitas kontraksi otot mata dan akomodasi berkurang.
Lensa tidak dapat dengan mudah mengubah bentuknya sehingga lebih sulit
untuk membaca pada jarak dekat.
AMETROPIA
Ametropia adalah keadaan pembiasan mata dengan panjang bola mata yang tidak seimbang.Terjadi akibat kelainan kekuatan pembiasan sinar media penglihatan atau kelainan bentuk bola
mata.
Dikenal berbagai bentuk ametropia
a. Ametropia aksial
Yaitu ametropia yang terjadi akibat sumbu optic bola mata lebih panjang atau lebih pendeksehingga bayangan benda difokuskan di depan atau di belakang retina.
Pada myopia aksial focus akan terletak di depan retina karena bola mata lebih panjang dan pada
hipermetropia aksial focus bayangan terletak di belakang retina.
b. Ametropia refraktif
7/28/2019 Kelainan Refraksi SOCA
30/30
Yaitu ametropia akibat kelainan system pembiasan sinar di dalam mata. Bila daya bias kuat
maka bayangan benda terletak di depan retina (myopia), bila daya bias kurang maka bayangan
benda akan terletak di belakang retina (hipermetropi refraktif).
Recommended