Transcript
Page 1: kc.umn.ac.idkc.umn.ac.id/1357/5/BAB IV.pdfkc.umn.ac.id

Team project ©2017 Dony Pratidana S. Hum | Bima Agus Setyawan S. IIP 

 

 

 

 

 

Hak cipta dan penggunaan kembali:

Lisensi ini mengizinkan setiap orang untuk menggubah, memperbaiki, dan membuat ciptaan turunan bukan untuk kepentingan komersial, selama anda mencantumkan nama penulis dan melisensikan ciptaan turunan dengan syarat yang serupa dengan ciptaan asli.

Copyright and reuse:

This license lets you remix, tweak, and build upon work non-commercially, as long as you credit the origin creator and license it on your new creations under the identical terms.

Page 2: kc.umn.ac.idkc.umn.ac.id/1357/5/BAB IV.pdfkc.umn.ac.id

68

BAB IV

HASIL TUGAS AKHIR

A. Proses Pembuatan Texture

1. Pencarian Referensi Texture

Salah satu hal terpenting dalam menggabungkan 3D CGI dengan live

action footage adalah mengumpulkan referensi texture yang akan

diaplikasikan pada obyek 3D CGI, hal ini dikarenakan untuk

menghasilkan 3D CGI yang tampak menyatu alami diperlukan tampilan

texture yang nampak nyata seperti benda asli, dan oleh karenanya

diperlukan pengumpulan referensi yang menjadi dasar daripada pemilihan

texture yang digunakan.

Secara garis besar 3D CGI yang akan diproduksi terbagi menjadi

dua, yang satu berupa hard surface model 3D CGI yang merupakan

kendaraan militer dan yang satunya lagi adalah makhluk organik dengan

texture badan menyerupai batu meteor

Untuk kendaraan militer, yang menjadi referensi utama adalah

kendaraan-kendaraan militer yang diproduksi Indonesia pada saat ini.

Salah satu referensi utama adalah kendaraan ANOA APC buatan

PT.PINDAD dan juga COMBAT VEHICLE yang juga dibuat oleh

perusahaan yang sama.

Penggunaan 3D ..., Annas Armanto, FSD UMN, 2012

Page 3: kc.umn.ac.idkc.umn.ac.id/1357/5/BAB IV.pdfkc.umn.ac.id

69

Gambar 4.1 APC ANOA buatan PT.PINDAD

(sumber:wikipedia.org)

Gambar 4.2 COMBAT VEHICLE buatan PT.PINDAD

(forcesmilitary.blogspot.com)

Berdasarkan referensi yang dikumpulkan ciri-ciri utama dari

kendaraan militer adalah matte, tidak memantulkan cahaya secara

berlebihan, berbeda dengan glossy finish, hal ini dikarenakan kendaraan

Penggunaan 3D ..., Annas Armanto, FSD UMN, 2012

Page 4: kc.umn.ac.idkc.umn.ac.id/1357/5/BAB IV.pdfkc.umn.ac.id

70

militer diusahakan tidak memancing perhatian yang bisa disebebkan oleh

pantulan bayangan atau pantulan cahaya yang berlebih, oleh karenanya

hampir semua kendaraan militer dibuat matte.

Sedangkan warna yang akan digunakan adalah warna hijau,

dikarenakan militer Indonesia yaitu Tentara Nasional Indonesia identik

dengan warna hijau, baik itu pada seragam maupun kendaraan yang

digunakan.

Untuk makhluk luar angkasa, material referensinya adalah batu

meteor, hal ini dikarenakan karena konsep dari makhluk ini merupakan

makhluk yang tersusun dari kehidupan yang terletak di meteor dan

terlempar jatuh ke bumi

Meteor memiliki texture yang berbeda-beda, tergantung jenis

meteor tersebut, berdasarkan konsep cerita, batu meteor yang menyusun

makhluk luar angkasa yang dibuat 3D CGI nya tampak kasar seperti batu

karang, namun terdapat beberapa bagian yang berkilau seperti besi

Penggunaan 3D ..., Annas Armanto, FSD UMN, 2012

Page 5: kc.umn.ac.idkc.umn.ac.id/1357/5/BAB IV.pdfkc.umn.ac.id

71

Gambar 4.3 Meteor yang jatuh ke bumi

(sumber:wikipedia.org)

Selain dua garis besar material utama penyusun, juga terdapat

pendukung lainnya yaitu detail-detail kecil seperti baret dan kotoran yang

menempel baik pada makhluk luar angkasa ataupun kendaraan militer

2. Pemilihan Shader

Shader atau material pada software yang digunakan untuk membuat 3D

CGI dibuat berdasarkan referensi material yang dikumpulkan, penulis

melakukan perbandingan antara dua material, standart material standar

pada Adobe 3ds Max dan arch&design(a&d) material yang cocok

digunakan bersamaan dengan menggunakan render engine Mental Ray

Penggunaan 3D ..., Annas Armanto, FSD UMN, 2012

Page 6: kc.umn.ac.idkc.umn.ac.id/1357/5/BAB IV.pdfkc.umn.ac.id

72

Gambar 4.4 perbandingan material dari kiri ke kanan, standart, a&d glossy, a&d matte finish,

blend material a&d

Karena material tersebut akan digunakan pada 3D CGI yang akan

digabungkan dengan live action footage maka shader juga dites dengan

kondisi latar live action footage dan pencahayaan yang disesuaikan dengan

live action footage.

Gambar 4.5 penggabungan 3D material dengan live action footage

Setelah mengetes penulis memilih shader ke-4 blend material a&d,

dikarenakan, meskipun material dicat matte, mattefinish, namun tetap

Penggunaan 3D ..., Annas Armanto, FSD UMN, 2012

Page 7: kc.umn.ac.idkc.umn.ac.id/1357/5/BAB IV.pdfkc.umn.ac.id

73

tampak terlihat bagian yang terkena cahaya terik dan tidak flat murni sama

sekali tidak tampak perbedaan bagian yang terkena cahaya ataupun tidak.

Setting material yang digunakan adalah sebagai berikut,

Gambar 4.6Setting material pada 3ds Max

Material utama yang digunakan adalah BLEND, dimana blend

merupakan jenis material yang mencampurkan dua material menjadi satu

material yang dapat diatur tingkat pencampurannya dengan mask yang

digunakan. Material pertamanya adalah arch & design, dan yang kedua

juga arch & design dengan warna yang lebih terang, untuk mask

digunakan falloff.

Salah satu alasan lain mengapa penulis memilih material

arch&design karena material ini secara default telah mendukung ambient

occlusion, ambient occlusion berfungsi untuk menambahkan realism

Penggunaan 3D ..., Annas Armanto, FSD UMN, 2012

Page 8: kc.umn.ac.idkc.umn.ac.id/1357/5/BAB IV.pdfkc.umn.ac.id

74

dalam hasil renderan dengan menambahkan detail bayangan sesuai

pencahayaan dunia nyata.

Gambar 4.7 Obyek tanpa Ambient occlusion dan obyek dengan ambient occlusion

Terdapat tiga shader utama yaitu shader untuk cat warna hijau, cat

warna hitam, karet, serta kaca, ketiganya sama-sama menggunakan shader

arch&design hanya menggunakan setting berbeda sesuai dengan

karakteristik masing-masing.

Untuk shader yang digunakan pada makhluk luar angkasa tidak

jauh berbeda dengan shader yang digunakan pada kendaraan militer,

Penggunaan 3D ..., Annas Armanto, FSD UMN, 2012

Page 9: kc.umn.ac.idkc.umn.ac.id/1357/5/BAB IV.pdfkc.umn.ac.id

75

hanya saja meteor tampak sedikit lebih glossy dikarenakan lapisan besi

dan tampak lebih kasar

Gambar 4.8Shader meteor

3. UVW Mapping dan Unwrap UV

UVW mapping, dan Unwrap UV, merupakan teknik coordinate mapping,

menentukan letak dan posisi texture yang digunakan pada suatu obyek 3D,

setiap obyek yang akan ditambahkan detail dan bukan hanya sekedar

shader saja sebaiknya dimapping dengan menggunakan UVW mapping

ataupun unwrap UV sesuai dengan kebutuhan.

Penggunaan 3D ..., Annas Armanto, FSD UMN, 2012

Page 10: kc.umn.ac.idkc.umn.ac.id/1357/5/BAB IV.pdfkc.umn.ac.id

76

Gambar 4.9Perbedaan hasil akhir, kiri tanpa mapping dan kanan dengan menggunakan mapping.

a. Drone

Untuk mapping pada obyek 3D drone, penulis memilih menggunakan

UVW Mapping untuk mempersingkat waktu, dikarenakan tidak terlalu

banyak detail yang ditambahkan pada drone, ada tiga jenis mapping yang

digunakan pada obyek drone ini, yaitu planar, box serta cylindrical, yang

disesuaikan dengan bagian yang akan dimapping, untuk bidang yang datar

digunakan planar, sedang untuk yang lebih memiliki volume

menggunakan box serta untuk yang berbentuk tabung menggunakan

cylindrical

Penggunaan 3D ..., Annas Armanto, FSD UMN, 2012

Page 11: kc.umn.ac.idkc.umn.ac.id/1357/5/BAB IV.pdfkc.umn.ac.id

77

Gambar 4.10 Plannar mapping

Gambar 4.11 Box Mapping

Penggunaan 3D ..., Annas Armanto, FSD UMN, 2012

Page 12: kc.umn.ac.idkc.umn.ac.id/1357/5/BAB IV.pdfkc.umn.ac.id

78

Gambar 4.12 Cylindrical Mapping

b. Robot

Kendaraan militer lainnya selain drone adalah Robot, sekali lagi penulis

menggunakan UVW Mapping dikarenakan untuk mempersingkat waktu

pengerjaan dan bahwa menurut sutradara film untuk robot tidak diperlukan

detail yang berarti tidak dibutuhkan mapping secara rumit dikarenakan

robot hanya akan dishoot dari jarak jauh, namun sedikit berbeda dengan

drone, pada beberapa bagian penulis menggunakan teknik unwrap UV

untuk menambahkan detail di bagian tertentu.

Penggunaan 3D ..., Annas Armanto, FSD UMN, 2012

Page 13: kc.umn.ac.idkc.umn.ac.id/1357/5/BAB IV.pdfkc.umn.ac.id

79

Gambar 4.13 Box Mapping

Gambar 4.14 Unwrap UV

Penggunaan 3D ..., Annas Armanto, FSD UMN, 2012

Page 14: kc.umn.ac.idkc.umn.ac.id/1357/5/BAB IV.pdfkc.umn.ac.id

80

c. Makhluk Luar Angkasa

Untuk makhluk luar angkasa, penulis tidak melakukan proses mapping

dikarenakan proses mapping telah terlebih dahulu dilakukan oleh rekan

penulis untuk melakukan proses sculpting yang dilakukan rekan penulis.

Gambar 4.15 model 3D makhluk luar angkasa

4. Penambahan Detail

Untuk detail texture penulis menggunakan 3D TOTAL TEXTURE PACK,

untuk mendapatkan stock image penambahan detail, seperti detail dirt,

debu dan tambahan lainnya, sisanya lagi merupakan perpaduan antara

procedural map dan masking.

a. Drone

Untuk mempermudah pengaplikasian detail texture pada drone dan seluruh

obyek 3D lainnya, penulis menggunakan map composite, map ini

Penggunaan 3D ..., Annas Armanto, FSD UMN, 2012

Page 15: kc.umn.ac.idkc.umn.ac.id/1357/5/BAB IV.pdfkc.umn.ac.id

81

memungkinkan penulis. Memasukkan layer-layer detail texture, sebanyak

dan sesuai yang dibutuhkan penulis.

Gambar 4.16 Composite Map

Selain itu untuk menghemat slot map texture penulis menggunakan

material multi/sub-object, material ini memungkinkan penulis menyimpan

banyak material dalam satu slot material dan penggunaannya digunakan

dengan mengatur polygon id pada setiap modelnya.

Penggunaan 3D ..., Annas Armanto, FSD UMN, 2012

Page 16: kc.umn.ac.idkc.umn.ac.id/1357/5/BAB IV.pdfkc.umn.ac.id

82

Gambar 4.17 Multi/Sub-Object pada 3ds Max

Untuk memudahkan pengeditan material, penulis menggunakan

fitur, slate material editor pada 3ds Max, yang memungkinkan tampilan

tampak seperti node based dan memudahkan penulis memilih dan

mengedit material yang digunakan

Penggunaan 3D ..., Annas Armanto, FSD UMN, 2012

Page 17: kc.umn.ac.idkc.umn.ac.id/1357/5/BAB IV.pdfkc.umn.ac.id

83

Gambar 4.18 tampilan slate material editor pada 3ds Max

Gambar 4.19 Drone yang sudah ditambahkan detail texture

Penggunaan 3D ..., Annas Armanto, FSD UMN, 2012

Page 18: kc.umn.ac.idkc.umn.ac.id/1357/5/BAB IV.pdfkc.umn.ac.id

84

b. Robot

Sama seperti ketika menambahkan detail pada Drone, untuk

menambahkan detail pada robot penulis menggunakan fitur material

multi/sub object dan map composite untuk menambahkan detail pada robot.

Gambar 4.20 Slate material editor, multi/sub-object serta composite map

Gambar 4.21 Tampilan robot setelah diberi tambahan detail texture.

Penggunaan 3D ..., Annas Armanto, FSD UMN, 2012

Page 19: kc.umn.ac.idkc.umn.ac.id/1357/5/BAB IV.pdfkc.umn.ac.id

85

c. Makhluk Luar Angkasa

Sama seperti penambahan detail pada obyek sebelumnya penulis

menggunakan composite map hanya saja tanpa menggunakan multi/sub-

object dikarenakan tidak mungkin mengaplikasikan multi/sub-object pada

3D model makhluk luar angkasa ini dikarenakan penulis tidak bisa

merubah sama sekali pengaturan 3D model karena bisa berpengaruh

terhadap map penambahan detail yang dibuat oleh rekan penulis sebagai

pembuat asli model 3D ini.

Gambar 4.22 Slate material Editor untuk obyek 3D monster terpisah-pisah

Yang membedakan dengan model sebelumnya adalah pada model

3D makhluk luar angkasa ini ditambahkan detail berupa bump map untuk

menambahkan detail, bump map ini dibuat oleh rekan penulis yang

merupakan 3D modeler daripada semua obyek 3D yang akan digunakan

pada live action footage ini.

Penggunaan 3D ..., Annas Armanto, FSD UMN, 2012

Page 20: kc.umn.ac.idkc.umn.ac.id/1357/5/BAB IV.pdfkc.umn.ac.id

86

Gambar 4.23 Penambahan bump map

Gambar 4.24 Model 3D monster setelah ditambahkan detail

Penggunaan 3D ..., Annas Armanto, FSD UMN, 2012

Page 21: kc.umn.ac.idkc.umn.ac.id/1357/5/BAB IV.pdfkc.umn.ac.id

87

5. Shader yang digunakan pada setiap obyek 3D CGI

Berikut adalah shader material yang digunakan setiap obyek 3D CGI

Shader Keterangan

Material: Blend

Material1: arch & design

Material2: arch & design

Mask: Falloff

Material: Blend

Material1: arch & design

Material2: arch & design

Mask: Falloff

Material: Blend

Material1: arch & design

Material2: arch & design

Mask: Falloff

Penggunaan 3D ..., Annas Armanto, FSD UMN, 2012

Page 22: kc.umn.ac.idkc.umn.ac.id/1357/5/BAB IV.pdfkc.umn.ac.id

88

Material: Blend

Material1: arch & design

Material2: arch & design

Mask: Falloff

Material: Blend

Material1: arch & design

Material2: arch & design

Mask: Falloff

Material: Blend

Material1: arch & design

Material2: arch & design

Mask: Falloff

Penggunaan 3D ..., Annas Armanto, FSD UMN, 2012

Page 23: kc.umn.ac.idkc.umn.ac.id/1357/5/BAB IV.pdfkc.umn.ac.id

89

Material: Blend

Material1: arch & design

Material2: arch & design

Mask: Falloff

Material: Blend

Material1: arch & design

Material2: arch & design

Mask: Falloff

Material: Blend

Material1: arch & design

Material2: arch & design

Mask: Falloff

Penggunaan 3D ..., Annas Armanto, FSD UMN, 2012

Page 24: kc.umn.ac.idkc.umn.ac.id/1357/5/BAB IV.pdfkc.umn.ac.id

90

Material: Blend

Material1: arch & design

Material2: arch & design

Mask: Falloff

Material: arch & design

Tabel 4.1Material shader yang digunakan pada obyek 3D CGI drone

Penggunaan 3D ..., Annas Armanto, FSD UMN, 2012

Page 25: kc.umn.ac.idkc.umn.ac.id/1357/5/BAB IV.pdfkc.umn.ac.id

91

Shader Keterangan

Material: Blend

Material1: arch & design

Material2: arch & design

Mask: Falloff

Material: Blend

Material1: arch & design

Material2: arch & design

Mask: Falloff

Material: Blend

Material1: arch & design

Material2: arch & design

Mask: Falloff

Penggunaan 3D ..., Annas Armanto, FSD UMN, 2012

Page 26: kc.umn.ac.idkc.umn.ac.id/1357/5/BAB IV.pdfkc.umn.ac.id

92

Material: Blend

Material1: arch & design

Material2: arch & design

Mask: Falloff

Material: Blend

Material1: arch & design

Material2: arch & design

Mask: Falloff

Material: Blend

Material1: arch & design

Material2: arch & design

Mask: Falloff

Penggunaan 3D ..., Annas Armanto, FSD UMN, 2012

Page 27: kc.umn.ac.idkc.umn.ac.id/1357/5/BAB IV.pdfkc.umn.ac.id

93

Material: Blend

Material1: arch & design

Material2: arch & design

Mask: Falloff

Material1: arch & design

Material: arch & design

Tabel 4.2 Material shader yang digunakan pada obyek 3D CGI drone

Penggunaan 3D ..., Annas Armanto, FSD UMN, 2012

Page 28: kc.umn.ac.idkc.umn.ac.id/1357/5/BAB IV.pdfkc.umn.ac.id

94

Shader Keterangan

Material: Blend

Material1: arch & design

Material2: arch & design

Mask: Falloff

Material: Blend

Material1: arch & design

Material2: arch & design

Mask: Falloff

Material: Blend

Material1: arch & design

Material2: arch & design

Mask: Falloff

Penggunaan 3D ..., Annas Armanto, FSD UMN, 2012

Page 29: kc.umn.ac.idkc.umn.ac.id/1357/5/BAB IV.pdfkc.umn.ac.id

95

Material: Blend

Material1: arch & design

Material2: arch & design

Mask: Falloff

Material: Blend

Material1: arch & design

Material2: arch & design

Mask: Falloff

Material: Blend

Material1: arch & design

Material2: arch & design

Mask: Falloff

Penggunaan 3D ..., Annas Armanto, FSD UMN, 2012

Page 30: kc.umn.ac.idkc.umn.ac.id/1357/5/BAB IV.pdfkc.umn.ac.id

96

Material: Blend

Material1: arch & design

Material2: arch & design

Mask: Falloff

Material: Blend

Material1: arch & design

Material2: arch & design

Mask: Falloff

Material: Blend

Material1: arch & design

Material2: arch & design

Mask: Falloff

Penggunaan 3D ..., Annas Armanto, FSD UMN, 2012

Page 31: kc.umn.ac.idkc.umn.ac.id/1357/5/BAB IV.pdfkc.umn.ac.id

97

Material: Blend

Material1: arch & design

Material2: arch & design

Mask: Falloff

Material: Blend

Material1: arch & design

Material2: arch & design

Mask: Falloff

Material: Blend

Material1: arch & design

Material2: arch & design

Mask: Falloff

Penggunaan 3D ..., Annas Armanto, FSD UMN, 2012

Page 32: kc.umn.ac.idkc.umn.ac.id/1357/5/BAB IV.pdfkc.umn.ac.id

98

Material: Blend

Material1: arch & design

Material2: arch & design

Mask: Falloff

Material: Blend

Material1: arch & design

Material2: arch & design

Mask: Falloff

Material: Blend

Material1: arch & design

Material2: arch & design

Mask: Falloff

Penggunaan 3D ..., Annas Armanto, FSD UMN, 2012

Page 33: kc.umn.ac.idkc.umn.ac.id/1357/5/BAB IV.pdfkc.umn.ac.id

99

Material: Blend

Material1: arch & design

Material2: arch & design

Mask: Falloff

Material: Blend

Material1: arch & design

Material2: arch & design

Mask: Falloff

Material: Blend

Material1: arch & design

Material2: arch & design

Mask: Falloff

Penggunaan 3D ..., Annas Armanto, FSD UMN, 2012

Page 34: kc.umn.ac.idkc.umn.ac.id/1357/5/BAB IV.pdfkc.umn.ac.id

100

Material: Blend

Material1: arch & design

Material2: arch & design

Mask: Falloff

Material: Blend

Material1: arch & design

Material2: arch & design

Mask: Falloff

Material: Blend

Material1: arch & design

Material2: arch & design

Mask: Falloff

Penggunaan 3D ..., Annas Armanto, FSD UMN, 2012

Page 35: kc.umn.ac.idkc.umn.ac.id/1357/5/BAB IV.pdfkc.umn.ac.id

101

Material: Blend

Material1: arch & design

Material2: arch & design

Mask: Falloff

Material: Blend

Material1: arch & design

Material2: arch & design

Mask: Falloff

Tabel 4.3Material shader yang digunakan pada obyek 3D CGI makhluk luar angkasa

Yang perlu diperhatikan dalam pengaturan shader adalah meskipun

material utama penyusun model hard surface adalah matte material

namun material tersebut tetap bereaksi bila terkena cahaya, dan oleh

karenanya digunakan fitur blend dan mask falloff, hal ini memungkinkan

jenis material berbeda antara bagian yang terkena cahaya dan tidak terkena

cahaya. Pengaturan shader utama untuk material pada model hard surface

drone dan robot tank adalah sebagai berikut.

Penggunaan 3D ..., Annas Armanto, FSD UMN, 2012

Page 36: kc.umn.ac.idkc.umn.ac.id/1357/5/BAB IV.pdfkc.umn.ac.id

102

Gambar 4.25 Material yang digunakan pada obyek hard surface

Dengan menggunakan blend shader. Untuk material pertama

digunakan material yang sama sekali tidak memantulkan cahaya

sedangkan untuk material kedua digunakan material yang sedikit

memantulkan cahaya dan berwarna kuning, hal ini disebabkan untuk

Penggunaan 3D ..., Annas Armanto, FSD UMN, 2012

Page 37: kc.umn.ac.idkc.umn.ac.id/1357/5/BAB IV.pdfkc.umn.ac.id

103

mempercepat proses color correction, dikarenakan warna pantulan yang

dihasilkan di Indonesia pasti berwarna sedikit kekuningan dikarenakan

cahaya yang terang kekuningan khas iklim tropis Indonesia. Hal lainnya

adalah penggunaan Ambient Occlusion, untuk menambah kepekatan

bayangan di bagian yang gelap.

Pengaturan Shader pada makhluk luar angkasa juga tidak jauh

berbeda dimana material utama matte dan terlihat kasar, dan terdapat

lapisan glossy namun yang membedakan adalah pasa mask fall off yang

digunakan, dan material kedua, apabila material kedua pada hard surface

reflektifitas tetap sedikit namun pada material yang digunakan pada

makhluk luar angkasa agar terlihat seperti besi yang memantulkan cahaya

maka material kedua menggunakan material dengan tingkat reflektifitas

yang tinggi 0,5, sedangkan warnanya abu-abu agar terkesan lebih seperti

besi yang berwarna abu-abu mengkilat, sedangkan falloff di bagian map

kedua menggunakan warna abu-abu dan map cellular agar bagian yang

mengkilat tampak seperti bintik-bintik.

Penggunaan 3D ..., Annas Armanto, FSD UMN, 2012

Page 38: kc.umn.ac.idkc.umn.ac.id/1357/5/BAB IV.pdfkc.umn.ac.id

104

Gambar 4.26 Material yang digunakan pada obyek hard surface

Penggunaan 3D ..., Annas Armanto, FSD UMN, 2012

Page 39: kc.umn.ac.idkc.umn.ac.id/1357/5/BAB IV.pdfkc.umn.ac.id

105

B. Proses Matchmoving

Proses selanjutnya adalah melakukan matchmoving, mencocokkan antara kamera

live action footage dengan kamera pada software 3D, workflow pada proses

matchmoving ini secara garis besarnya adalah

1. Image Sequence

Penulis mendapatkan image sequence yang dibuat oleh teman penulis

yang bertugas untuk pengambilan gambar live action footage, total

terdapat 14 footage yang perlu ditrack

Scene Keterangan

Durasi: 1 detik 13 frame

Durasi: 1 detik 14 frame

Merubah video yang akan dimatchmoving menjadi

image sequence

Melakukan proses tracking pada software matchmoving

Mengeksport script hasil track dan memasukkannya kedalam software pembuat 3D obyek

Penggunaan 3D ..., Annas Armanto, FSD UMN, 2012

Page 40: kc.umn.ac.idkc.umn.ac.id/1357/5/BAB IV.pdfkc.umn.ac.id

106

Durasi: 1 detik 4 frame

Durasi: 1 detik 10 frame

Durasi: 2 detik 7 frame

Durasi: 3 detik 4 frame

Durasi: 3 detik 2 frame

Durasi: 1 detik 3 frame

Durasi: 20 frame

Durasi: 1 detik 11 frame

Durasi: 1 detik 10 frame

Penggunaan 3D ..., Annas Armanto, FSD UMN, 2012

Page 41: kc.umn.ac.idkc.umn.ac.id/1357/5/BAB IV.pdfkc.umn.ac.id

107

Durasi: 3 detik 9 frame

Durasi: 2 detik 17 frame

Durasi: 4 detik 2 frame

Durasi: 3 detik 4 frame

Tabel 4.4footage yang akan melalui proses matchmoving

2. Proses tracking pada PFTrack

Penulis menggunakan software PFTrack dikarenakan kemudahan

menggunakan software ini untuk proses matchmoving sebuah film yang

mempunyai banyak adegan yang perlu dimatchmoving, program ini bisa

menerima banyak image sequence secara terpisah, dan setiap image

sequence bisa diatur sesuai keinginan penulis,

Penggunaan 3D ..., Annas Armanto, FSD UMN, 2012

Page 42: kc.umn.ac.idkc.umn.ac.id/1357/5/BAB IV.pdfkc.umn.ac.id

108

Gambar 4.27 Tampilan software PFTrack

Gambar 4.28 Alur proses matchmoving pada software PFTrack

Penggunaan 3D ..., Annas Armanto, FSD UMN, 2012

Page 43: kc.umn.ac.idkc.umn.ac.id/1357/5/BAB IV.pdfkc.umn.ac.id

109

Workflow proses tracking yang digunakan adalah sebagai berikut

3. Memasukkan hasil tracking kedalam software 3ds Max

Setelah melakukan proses tracking pada software PFTrack penulis

mendapatkan hasil berupa script file .ms yang dapat digunakan pada

software 3ds Max, selanjutnya penulis melakukan penempatan kamera di

dalam software 3ds Max untuk setiap scene yang memerlukan

penggabungan antara 3D CGI dengan live action footage

Memasukkan Image sequence kedalam project file

PFTrack

Memilih proses auto track/user track sesuai

kebutuhan

melakukan camera solving

mengetes hasil camera solving dengan test object

mengeksport hasil tracking sebagai script .ms untuk

dimasukkan kedalam 3ds Max

Penggunaan 3D ..., Annas Armanto, FSD UMN, 2012

Page 44: kc.umn.ac.idkc.umn.ac.id/1357/5/BAB IV.pdfkc.umn.ac.id

110

Gambar 4.29 Script yang dapat digunakan pada software autodesk 3ds Max

Gambar 4.30 Footage yang telah dimasukkan script, gerakan kamera yang dihasilkan akan

menyerupai gerakan kamera pada live action footage

Penggunaan 3D ..., Annas Armanto, FSD UMN, 2012

Page 45: kc.umn.ac.idkc.umn.ac.id/1357/5/BAB IV.pdfkc.umn.ac.id

111

C. Lighting

1. Penggunaan Daylight System

Penulis menggunakan fitur daylight system pada software 3ds Max, fitur

ini memungkinkan penulis mengontrol arah cahaya, intensitas cahaya, dan

lokasi cahaya semirip mungkin dengan tempat pengambilan gambar

dilakukan, tantangan dalam mencocokkan cahaya dalam footage ini

adalah, penulis tidak mengikuti proses pengambilan gambar dan teman

penulis yang mengambil gambar live action footage tidak mencatat setting

kamera, serta lokasi arah datangnya cahaya, sehingga penulis bergantung

pada jam berapa adegan diambil dan arah jatuh bayangan untuk

menentukan arah datangnya cahaya, serta intensitas cahaya.

Gambar 4.31 Daylight system

Penggunaan 3D ..., Annas Armanto, FSD UMN, 2012

Page 46: kc.umn.ac.idkc.umn.ac.id/1357/5/BAB IV.pdfkc.umn.ac.id

112

Setting daylight yang digunakan bervariasi kesamaannya adalah

semua daylight system yang digunakan menggunakan sunlight mrSun, dan

skylight mr Sky. Shadows yang digunakan memiliki softness 3.0 dan

Softness sample 48, hal ini untuk menghasilkan bayangan halus dan tidak

kasar namun juga tidak terlalu tinggi dan akan memperlambat waktu

render.

Tingkat intensitas mr Sun yang digunakan standarnya adalah 3,

namun bisa bervariasi tergantung terang gelapnya suatu footage, sebagai

contoh bila menyesuaikan dengan adegan mendung atau gelap maka

mrSun akan diturunkan hingga tingkat intensitas 1 atau dibawahnya,

sedangkan bila cuaca sedang terik maka mrSun akan diatur bisa mencapai

5, sedangkan untuk mrSky standarnya digunakan 3-5, sama seperti mrSun,

intensitas mrSky juga ditentukan oleh gelap terang suatu footage tersebut.

Selain itu yang perlu diperhatikan saat menggunakan daylight

system dengan pengaturan skylight menggunakan mr Sky secara otomatis

3ds Max akan memberikan pilihan untuk menggunakan mr Physical Sky

sebagai background untuk environment.

Bila opsi ini digunakan maka 3ds max secara otomatis akan

membuat background berupa langit dengan intensitas cahaya dan matahari

sesuai setting pada daylight system dan oleh karenanya selanjutnya,

penulis menggunakan mr Physical Sky tersebut dengan menggunakan

Penggunaan 3D ..., Annas Armanto, FSD UMN, 2012

Page 47: kc.umn.ac.idkc.umn.ac.id/1357/5/BAB IV.pdfkc.umn.ac.id

113

pengaturan tambahan yaitu memasukkan custom background map berupa

gambar sequence footage yang digunakan.

Gambar 4.32Pengaturan map mr Physical Sky

Penggunaan 3D ..., Annas Armanto, FSD UMN, 2012

Page 48: kc.umn.ac.idkc.umn.ac.id/1357/5/BAB IV.pdfkc.umn.ac.id

114

Gambar 4.33 map mr Physical Sky (default) atas, map mr Physical Sky dengan pengaturan

custom background, bawah

2. Pengaturan Eksposure Control

Eksposure control pada Autodesk 3ds Max sama seperti pengaturan

eksposure pada kamera yang digunakan, bisa mengatur, shutter speed serta

hal lainnya seperti bukaan aperture dan saturation, sama seperti mengatur

daylight system kendala dalam pengaturan eksposure control ini adalah

penulis tidak mengetahui setting kamera yang digunakan dan teman

penulis yang mengambil gambar tidak mencatat setting kamera yang

digunakan, sama seperti proses sebelumnya, penulis lebih banyak

mencoba secara trial and error setting eksposure control yang digunakan.

Penggunaan 3D ..., Annas Armanto, FSD UMN, 2012

Page 49: kc.umn.ac.idkc.umn.ac.id/1357/5/BAB IV.pdfkc.umn.ac.id

115

Gambar 4.34 Tampilan mr Photographic Exposure Control

3. Gamma/Lut Setup

Tahap selanjutnya adalah mengatur gamma/lut pada 3ds Max, tanpa

pengaturan Gamma/Lut hasil yang didapat terkadang tidaklah sesuai

harapan.

Penggunaan 3D ..., Annas Armanto, FSD UMN, 2012

Page 50: kc.umn.ac.idkc.umn.ac.id/1357/5/BAB IV.pdfkc.umn.ac.id

116

Gambar 4.35 Perbandingan antara hasil render tanpa menggunakan Gamma/lut (atas) dengan

yang menggunakan Gamma/Lut(bawah)

4 Matte/Shadow/Reflection

Agar obyek 3D tampak menyatu dengan live action footage obyek 3D

harus menghasilkan bayangan, untuk mendapatkan hasil tersebut penulis

menggunakan material matte/shadow/reflection

Penggunaan 3D ..., Annas Armanto, FSD UMN, 2012

Page 51: kc.umn.ac.idkc.umn.ac.id/1357/5/BAB IV.pdfkc.umn.ac.id

117

Gambar 4.36 Matte Shadow Reflection

Dengan mengaplikasikan material ini kepada plane yang berada

dibawah obyek 3D maka penulis dapat menambahkan bayangan kedalam

live action footage

Gambar 4.37 Simulasi bayangan

Penggunaan 3D ..., Annas Armanto, FSD UMN, 2012

Page 52: kc.umn.ac.idkc.umn.ac.id/1357/5/BAB IV.pdfkc.umn.ac.id

118

Gambar 4.38 Hasil render dengan matte/shadow/reflection

Plane yang digunakan untuk menerima bayangan tidak hanya

berupa plane datar namun menyesuaikan dengan obyek yang terkena

bayangan tersebut ataupun menutupi bayangan, contohnya pada kasus

drone baru saja keluar dari lorong maka dilakukan pengaturan penyesuaian

bentuk agar arah jatuh bayangan sesuai dengan lokasi asli.

Gambar 4.39 Penyesuaian environment agar bayangan yang jatuh sesuai dengan yang diharapkan

Penggunaan 3D ..., Annas Armanto, FSD UMN, 2012

Page 53: kc.umn.ac.idkc.umn.ac.id/1357/5/BAB IV.pdfkc.umn.ac.id

119

D Rendering

Untuk proses rendering setiap scenenya penulis menggunakan pengaturan

Mental Ray sebagai berikut

Gambar 4.40 Setting render yang digunakan

Berikut adalah tabel hasil render dan waktu yang dibutuhkan untuk

merender setiap framenya

Penggunaan 3D ..., Annas Armanto, FSD UMN, 2012

Page 54: kc.umn.ac.idkc.umn.ac.id/1357/5/BAB IV.pdfkc.umn.ac.id

120

Scene Keterangan

Waktu yang dibutuhkan untuk merender

~29 detik/frame

Waktu yang dibutuhkan untuk merender

~3 menit 41 detik/frame

Waktu yang dibutuhkan untuk merender

~1 menit 58 detik frame

Waktu yang dibutuhkan untuk merender

~2 menit 40 detik/frame

Waktu yang dibutuhkan untuk merender

~59 detik/frame

Waktu yang dibutuhkan untuk merender

~2menit 5 detik/frame

Waktu yang dibutuhkan untuk merender

~1menit 15 detik/frame

Waktu yang dibutuhkan untuk merender

~52 detik/frame

Penggunaan 3D ..., Annas Armanto, FSD UMN, 2012

Page 55: kc.umn.ac.idkc.umn.ac.id/1357/5/BAB IV.pdfkc.umn.ac.id

121

Waktu yang dibutuhkan untuk merender

~1 menit 16detik/frame

Waktu yang dibutuhkan untuk merender

~1 menit 24 detik/frame

Waktu yang dibutuhkan untuk merender

~1 menit 18 detik/frame

Waktu yang dibutuhkan untuk merender

~48 detik/frame

Waktu yang dibutuhkan untuk merender

~14 menit 12 detik/frame

Waktu yang dibutuhkan untuk merender

~4 menit 28 detik/frame

Waktu yang dibutuhkan untuk merender

~7 menit 6 detik/frame

Waktu yang dibutuhkan untuk merender

~11 menit 4 detik/frame

Tabel 4.4 waktu yang dibutuhkan untuk proses renderin setiap framenya

Penggunaan 3D ..., Annas Armanto, FSD UMN, 2012

Page 56: kc.umn.ac.idkc.umn.ac.id/1357/5/BAB IV.pdfkc.umn.ac.id

122

Animasi hasil render disimpan dengan format .png setiap image

sequencenya, dimana format .png memungkinkan background transparent

yang dibutuhkan untuk proses compositing di tahapan selanjutnya

E. Compositing

Setelah obyek 3D CGI selesai dirender maka tahapan berikutnya adalah

menggabungkan semua elemen menjadi satu, compositing, compositing dilakukan

dengan menggunakan software Adobe after effect, untuk beberapa tambahan

footage menggunakan footage elemen shoot yang didapat dari Action Essential

Pack Video Copilot dan color correction dengan menggunakan Red Giant Magic

Bullet Mojo dan plugin bawaan Adobe after effect berikut adalah break down

compositing setiap scene yang melibatkan compositing 3D CGI

Penggunaan 3D ..., Annas Armanto, FSD UMN, 2012

Page 57: kc.umn.ac.idkc.umn.ac.id/1357/5/BAB IV.pdfkc.umn.ac.id

123

a. Breakdown Scene 1

Scene Keterangan

Footage asli

Penambahan 3D CGI dan element shoot

Effect: Effect Blur, Brightnest & Contrast,

Hue/Saturation

Color correction

Effect: Magic Bullet Mojo

Tabel 4.5 breakdown scene 1

Penggunaan 3D ..., Annas Armanto, FSD UMN, 2012

Page 58: kc.umn.ac.idkc.umn.ac.id/1357/5/BAB IV.pdfkc.umn.ac.id

124

b. Breakdown Scene 2

Scene Keterangan

Footage asli

Penambahan 3D CGI dan element shoot

Effect: Effect Blur, Brightnest & Contrast,

Hue/Saturation

Color correction

Effect: Magic Bullet Mojo

Penambahan Lens flare

Effect: Lens flare, Hue/Saturation

Lens flare ditracking ke mata robot dengan

menggunakan tracker Adobe after effect

Tabel 4.6 breakdown scene 2

Penggunaan 3D ..., Annas Armanto, FSD UMN, 2012

Page 59: kc.umn.ac.idkc.umn.ac.id/1357/5/BAB IV.pdfkc.umn.ac.id

125

c. Breakdown Scene 3

Scene Keterangan

Footage asli

Penambahan 3D CGI dan element shoot

Effect: Effect Blur, Brightnest & Contrast,

Hue/Saturation

Color correction

Effect: Magic Bullet Mojo

Penambahan Lens flare

Effect: Lens flare, Hue/Saturation

Lens flare ditracking ke mata robot dengan

menggunakan tracker Adobe after effect

Tabel 4.7 breakdown scene 3

Penggunaan 3D ..., Annas Armanto, FSD UMN, 2012

Page 60: kc.umn.ac.idkc.umn.ac.id/1357/5/BAB IV.pdfkc.umn.ac.id

126

d. Breakdown Scene 4

Scene Keterangan

Footage asli

Penambahan 3D CGI dan element shoot

Effect: Effect Blur, Brightnest & Contrast,

Hue/Saturation

Color correction

Effect: Magic Bullet Mojo

Penambahan Lens flare

Effect: Lens flare, Hue/Saturation

Lens flare ditracking ke mata robot dengan

menggunakan tracker Adobe after effect

Tabel 4.8 breakdown scene 4

Penggunaan 3D ..., Annas Armanto, FSD UMN, 2012

Page 61: kc.umn.ac.idkc.umn.ac.id/1357/5/BAB IV.pdfkc.umn.ac.id

127

e. Breakdown Scene 5

Scene Keterangan

Footage asli

Penambahan 3D CGI dan element shoot

Effect: Effect Blur, Brightnest & Contrast,

Hue/Saturation

Color correction

Effect: Magic Bullet Mojo

Penambahan Lens flare

Effect: Lens flare, Hue/Saturation

Lens flare ditracking ke mata robot dengan

menggunakan tracker Adobe after effect

Tabel 4.9 breakdown scene 5

Penggunaan 3D ..., Annas Armanto, FSD UMN, 2012

Page 62: kc.umn.ac.idkc.umn.ac.id/1357/5/BAB IV.pdfkc.umn.ac.id

128

f. Breakdown Scene 6

Scene Keterangan

Footage asli

Penambahan 3D CGI dan element shoot

Effect: Effect Blur, Brightnest & Contrast,

Hue/Saturation, Directional Blur

Color correction

Effect: Magic Bullet Mojo

Penambahan Lens flare

Effect: Lens flare, Hue/Saturation

Lens flare ditracking ke mata robot dengan

menggunakan tracker Adobe after effect

Tabel 4.10 breakdown scene 6

Penggunaan 3D ..., Annas Armanto, FSD UMN, 2012

Page 63: kc.umn.ac.idkc.umn.ac.id/1357/5/BAB IV.pdfkc.umn.ac.id

129

g. Breakdown Scene 7

Scene Keterangan

Footage asli

Penambahan 3D CGI dan element shoot

Effect: Effect Blur, Brightnest & Contrast,

Hue/Saturation, Directional Blur

Color correction

Effect: Magic Bullet Mojo, Curves

Penambahan Lens flare

Effect: Lens flare, Hue/Saturation

Lens flare ditracking ke mata robot dengan

menggunakan tracker Adobe after effect

Tabel 4.11 breakdown scene 7

Penggunaan 3D ..., Annas Armanto, FSD UMN, 2012

Page 64: kc.umn.ac.idkc.umn.ac.id/1357/5/BAB IV.pdfkc.umn.ac.id

130

h. Breakdown Scene 8

Scene Keterangan

Footage asli

Penambahan 3D CGI dan element shoot

Effect: Effect Blur, Brightnest & Contrast,

Hue/Saturation

Color correction

Effect: Magic Bullet Mojo, Curves

Penambahan Lens flare

Effect: Lens flare, Hue/Saturation

Lens flare ditracking ke mata robot dengan

menggunakan tracker Adobe after effect

Tabel 4.12 breakdown scene 8

Penggunaan 3D ..., Annas Armanto, FSD UMN, 2012

Page 65: kc.umn.ac.idkc.umn.ac.id/1357/5/BAB IV.pdfkc.umn.ac.id

131

i. Breakdown Scene 9

Scene Keterangan

Footage asli

Penambahan 3D CGI dan element shoot

Effect: Effect Blur, Brightnest & Contrast,

Hue/Saturation

Color correction

Effect: Magic Bullet Mojo

Tabel 4.13 breakdown scene 9

Penggunaan 3D ..., Annas Armanto, FSD UMN, 2012

Page 66: kc.umn.ac.idkc.umn.ac.id/1357/5/BAB IV.pdfkc.umn.ac.id

132

j. Breakdown Scene 10

Scene Keterangan

Footage asli

Penambahan 3D CGI dan element shoot

Effect: Effect Blur, Brightnest & Contrast,

Hue/Saturation, zoom blur

Color correction

Effect: Magic Bullet Mojo

Tabel 4.14 breakdown scene 10

Penggunaan 3D ..., Annas Armanto, FSD UMN, 2012

Page 67: kc.umn.ac.idkc.umn.ac.id/1357/5/BAB IV.pdfkc.umn.ac.id

133

k. Breakdown Scene 11

Scene Keterangan

Footage asli

Penambahan 3D CGI dan element shoot

Effect: Effect Blur, Brightnest & Contrast,

Hue/Saturation

Rotoscoping untuk bagian yang overlap dengan

masking di after effect

Color correction

Effect: Magic Bullet Mojo

Penambahan Lens flare

Effect: Lens flare, Hue/Saturation

Lens flare ditracking ke mata robot dengan

menggunakan tracker Adobe after effect

Tabel 4.15 breakdown scene 11

Penggunaan 3D ..., Annas Armanto, FSD UMN, 2012

Page 68: kc.umn.ac.idkc.umn.ac.id/1357/5/BAB IV.pdfkc.umn.ac.id

134

l. Breakdown Scene 12

Scene Keterangan

Footage asli

Penambahan 3D CGI dan element shoot

Effect: Effect Blur, Brightnest & Contrast,

Hue/Saturation

Rotoscoping untuk bagian yang overlap dengan

masking di after effect

Color correction

Effect: Magic Bullet Mojo

Penambahan Lens flare

Effect: Lens flare, Hue/Saturation

Lens flare ditracking ke mata robot dengan

menggunakan tracker Adobe after effect

Tabel 4.16 breakdown scene 12

Penggunaan 3D ..., Annas Armanto, FSD UMN, 2012

Page 69: kc.umn.ac.idkc.umn.ac.id/1357/5/BAB IV.pdfkc.umn.ac.id

135

m. Breakdown Scene 13

Scene Keterangan

Footage asli

Penambahan 3D CGI dan element shoot

Effect: Effect Blur, Brightnest & Contrast,

Hue/Saturation

Rotoscoping untuk bagian yang overlap dengan

masking di after effect

Color correction

Effect: Magic Bullet Mojo

Penambahan Lens flare

Effect: Lens flare, Hue/Saturation

Lens flare ditracking ke mata robot dengan

menggunakan tracker Adobe after effect

Tabel 4.17 breakdown scene 13

Penggunaan 3D ..., Annas Armanto, FSD UMN, 2012

Page 70: kc.umn.ac.idkc.umn.ac.id/1357/5/BAB IV.pdfkc.umn.ac.id

136

n. Breakdown Scene 14

Scene Keterangan

Footage asli

Penambahan 3D CGI dan element shoot

Effect: Effect Blur, Brightnest & Contrast,

Hue/Saturation

Rotoscoping untuk bagian yang overlap dengan

masking di after effect

Color correction

Effect: Magic Bullet Mojo

Penambahan Lens flare

Effect: Lens flare, Hue/Saturation

Lens flare ditracking ke mata robot dengan

menggunakan tracker Adobe after effect

Tabel 4.18 breakdown scene 14

Penggunaan 3D ..., Annas Armanto, FSD UMN, 2012

Page 71: kc.umn.ac.idkc.umn.ac.id/1357/5/BAB IV.pdfkc.umn.ac.id

137

o. Breakdown Scene 15

Scene Keterangan

Footage asli

Penambahan 3D CGI dan element shoot

Effect: Effect Blur, Brightnest & Contrast,

Hue/Saturation

Rotoscoping untuk bagian yang overlap dengan

masking di after effect

Color correction

Effect: Magic Bullet Mojo

Tabel 4.19 breakdown scene 15

Penggunaan 3D ..., Annas Armanto, FSD UMN, 2012

Page 72: kc.umn.ac.idkc.umn.ac.id/1357/5/BAB IV.pdfkc.umn.ac.id

138

p. Breakdown Scene 16

Scene Keterangan

Footage asli

Penambahan 3D CGI dan element shoot

Effect: Effect Blur, Brightnest & Contrast,

Hue/Saturation, Zoom blur

Color correction

Effect: Magic Bullet Mojo

Tabel 4.12 breakdown scene 16

Penambahan blur untuk menambahkan depth of field dilakukan pada

tahapan compositing berbeda dengan kebanyakan workflow, dimana penambahan

depth of field dilakukan pada tahapan rendering dengan penyesuaian kamera, hal

ini dikarenakan bila penulis melakukan proses penambahan depth of field dengan

menggunakan kamera pada software 3ds Max yang penulis gunakan maka waktu

yang dibutuhkan untuk rendering akan bertambah lama, dan oleh karenanya blur

ditambahkan pada tahapan compositing dengan bantuan software Adobe after

effect.

Penggunaan 3D ..., Annas Armanto, FSD UMN, 2012

Page 73: kc.umn.ac.idkc.umn.ac.id/1357/5/BAB IV.pdfkc.umn.ac.id

139

F. Look and Dev

Look and Dev merupakan tahapan untuk memastikan apakah 3D CGI sudah

tampak menyatu alami dengan live action footage, pada tahapan ini penulis

berkonsultasi dengan rekan penulis yang berposisi sebagai sutradara untuk

memastikan bahwa tidak ada perbedaan pendapat mengenai apakah 3D CGI sudah

benar tampak menyatu alami ataukah masih belum cukup tampak menyatu,

selanjutnya hasil compositing tersebut akan dapat diserahkan ke editor untuk di

color grading dan cut disesuaikan dengan kebutuhan film dalam format RGB +

alpha quicktime movie dengan format animation.

G. Perbandingan Waktu Render

Alternatif lain dalam melakukan rendering adalah dengan menggunakan Jasa

render farm, render farm adalah sebuah jasa dimana kita bisa melakukan render

di tempat tersebut apabila komputer kita tidak mampu untuk melakukan proses

rendering atau terlalu lama waktu yang dibutuhkan untuk merender suatu adegan,

render farm tentunya membutuhkan biaya tambahan yang bervariasi, penulis

memasukkan harga dua render farm, dimana yang satunya adalah render farm

yang berlokasi di Jakarta sedangkan yang satunya lagi berlokasi di luar Indonesia.

Kalkulasi dilakukan dengan perhitungan rata-rata setiap framenya

membutuhkan waktu 4 menit untuk merender, dan total terdapat 850 frame yang

harus dirender.

Penggunaan 3D ..., Annas Armanto, FSD UMN, 2012

Page 74: kc.umn.ac.idkc.umn.ac.id/1357/5/BAB IV.pdfkc.umn.ac.id

140

Gambar 4.41Tampilan calculate cost di rebusfarm, render farm yang berlokasi di luar Indonesia

Bila menggunakan jasa rebusfarm maka waktu yang dibutuhkan untuk

merender keseluruhan film hanya dibutuhkan 0,04 jam. Sedangkan biaya

tambahan yang dibutuhkan adalah sekitar 26,17 Euro

Gambar 4.42 Tampilan calculate cost di renderbolt, render farm yang berlokasi di Jakarta

Penggunaan 3D ..., Annas Armanto, FSD UMN, 2012

Page 75: kc.umn.ac.idkc.umn.ac.id/1357/5/BAB IV.pdfkc.umn.ac.id

141

Bila menggunakan jasa renderbolt maka waktu yang dibutuhkan untuk

merender keseluruhan film dibutuhkan waktu sekitar 9,5 jam Sedangkan biaya

tambahan yang dibutuhkan adalah sekitar Rp 712.500 rupiah.

H. Workflow Proses Penggabungan 3D CGI dengan Live Action Footage

Berdasarkan proses penggabungan 3D CGI dengan live action footage

yang dilakukan maka penulis menyusun workflow proses penggabungan 3D CGI

dengan live action footage sebagai berikut.

Penggunaan 3D ..., Annas Armanto, FSD UMN, 2012

Page 76: kc.umn.ac.idkc.umn.ac.id/1357/5/BAB IV.pdfkc.umn.ac.id

142

Pengaplikasian texture pada model

Melakukan Proses Matchmoving

Melakukan Pengaturan Lighting

Melakukan Pengaturan Rendering

Melakukan Proses Rendering

Melakukan Proses Compositing

Menyerahkan hasil compositing kepada editor film

Penggunaan 3D ..., Annas Armanto, FSD UMN, 2012


Recommended