Download pptx - KASUS INTRAPARTUM

Transcript
Page 1: KASUS INTRAPARTUM

KASUS INTRAPARTUM III

KEL G

Page 2: KASUS INTRAPARTUM

ADRIANA VIRANI JEUMPA (2009730005)FITRIYATI LATIF(2009730080)MUTMAINAH IQBAL (2009730036)ULFANI OCTRIANI (2009730053)MAWAR ASTUTI(2008730024)RIFQI HARY ZULFIKAR (2009730109)

Page 3: KASUS INTRAPARTUM

KASUS INTRAPARTUM III

Pasien hamil 36 minggu dengan perdarahan antepartum. Pada pemeriksaan suhu tubuuh 36.8 C, frekuensi denyut nadi 116x/menit, frekuensi DJJ turun menjadi 133 dpm selama kontraksi uterus dan kembali ke nilai dasar 35 detik setelah kontraksi uterus berakhir.

Page 4: KASUS INTRAPARTUM

PERTANYAAN

1. Hasil observasi maternal mana yang abnormal dan apa penyebab dari temuan klinis yang abnormal tersebut ?

2. Hasil observasi janin yang abnormal ?3. Bagaimana anda dapat menegetahui

terjadinya deselerasi terhambat ?4. Mengapa solusio plasenta dapat

menyebabkan gawat janin ?

Page 5: KASUS INTRAPARTUM

Analisa Masalah

Pasien hamil 38 minggu

Perdarahan antepartum

Pemfis :• T : 36.8C• TD : 120/80

mmHg• Abdomen tegang• DJJ : 166x/menit

133 dpm selama kontaksi uterus & menjadi 131 setelah kontraksi uterus berakhir

Page 6: KASUS INTRAPARTUM

PERDARAHAN ANTEPARTUM

Perdarahan pervaginam yang terjadi pada paruh pertama kehamilan atau usia kehamilan lebih dari 24 minggu.

ETIOLOGI

1.Solutio plasenta : Lepasnya plasenta dari tempat implantasi yang normal sebelum anak lahir

2.Plasenta previa 3.Vasa previa

Page 7: KASUS INTRAPARTUM

ANAMNESIS

- Identitas pasien Umur : Wanita dengan umur > 35 tahun memiliki resiko untuk

menjadi solutio plasenta 3x4 lebih besar daripada usia < 35 tahun Pekerjaan : Untuk menentukan estimasi nutrisi dan tingkat aktivitas1. Keluhan utama :

Terjadi pada usia kehamilan lebih dari 5 bulan (20 minggu)Darah keluar pervaginam berwarnamerah kehitamanIbu mengatakan perutnya nyeri

2. Riwayat Kesehatan Sekaranganemis, perut terasa nyeri, trauma (kecelakaan, manipulasi obstetric-versi luar), ibu dengan tumor dan polip endometrium

3. Riwayat Kesehatan DahuluTerjadi pada ibu hamil dengan riwayat hipertensi kehamilan, anemis, trauma langsung saat kehamilan seperti jatuh, mioma sub mukosum, uterus berseptum.

4. Riwayat Kesehatan KeluargaDalam keluarga ibu atau suami biasanya ada riwayat hipertensi

Page 8: KASUS INTRAPARTUM

ANAMNESIS

5. Riwayat Menstruasi6. Riwayat Perkawinan7. Riwayat Obstetri : (r. Kehamilan, persalinan, dan nifas)

Biasanya terjadi pada ibu hamil usia lanjut dan multiparitas8. Riwayat kehamilan sekarang

Tanyakan mengenai kunjungan ANC, biasanya pasien mengeluh sering kencing dan perdarahan keluar kehitaman dari kemaluan dan perut terasa nyeri

9. Pola kegiatan sehari-hari- malnutrisi : pola nutrisi yaitu makanan yang kurang/jenis makanan yang tidak bergizi - Aktivitas yang tinggi

10. Riwayat psikososialmerokok, alkohol, drugs

Page 9: KASUS INTRAPARTUM

PEMERIKSAAN FISIK

1. Pemeriksaan umum - Keadaan umum pasien tampak anemis, lemas- Tanda vital (TD (menurun), nadi (cepat), pernafasan, suhu)

2. Pemeriksaan Fisik- Muka : ibu tampak pucat- Mata : konjungtiva pucat- Abdomen : perut terasa tegang, fundus uteri semakin naik. auskultasi djj dapat normal/gawat janin (bradikardi), dinding perut terasa nyeri , nyeri tekan, nyeri tekan lepas- Genitalia : Perdarahan +/- , berwarna kehitaman sedikit/banyak, VT untuk mengetahui sudah ada tanda inpartu apa belum.

Page 10: KASUS INTRAPARTUM

PEMERIKSAAN PENUNJANG

1. Pemeriksaan USGUntuk mengetahui seberapa banyak bagian plasenta yang lepas (hanya sedikit, ruptur sinus marginalis 1/2, 2/3, atau seluruhnya), kondisi janin (baik, fetal distress, mati), cairan amnion

2. Pemeriksan darah- Hb dan hematokrit untuk mengetahui derajat anemi pada ibu hamil- Golongan darah dan rhesus : digunakan untuk menyiapkan darah 2-4 unit untuk tranfusi darah dan luasnya perdarahan menentukan perlunya penggantian darah.

Page 11: KASUS INTRAPARTUM

CTG/ Cardiotokografi

Suatu alat untuk mengetahui kesejahteraan janin di dalam rahim, dengan merekam pola denyut jantung janin dan hubungannya dengan gerakan janin atau kontraksi rahim.

Page 12: KASUS INTRAPARTUM

CTG/ Cardiotokografi

Indikasi Syarat Persiapan Pasien

• IbuPreeklampsia-eklampsiaKPDDMKehamilan >40 mngVitium cordisAsma bronkialInkompatibilitas Rhesus/ABOInfeksi TORCHBekas SC

• JaninPJTGerakan janin berkurangSuspek lilitan tali pusatAritmia, bradikardi, takikardiHidrops fetalis

• usia kehamilan >28 mng• punktum DJJ diketahui• Kriteria Dawes/ Redman :Harus ada episode variasi tinggiTidak boleh ada deselerasi >20 detikFrekuensi DJJ normalPaling sedikit harus ada 1x gerak janin/3 gambaran akselerasi DJJTidak boleh ada deselerasi pd akhir rekaman CTGTidak boleh ada gambaran ritme sinussoidal pd rekaman DJJHarus ada akselerasi

• Kosongkan kandung kencing•Periksa kesadaran & tanda vital ibu•Pemeriksaan leopold•Hitung DJJ 1 mnt•Pasang transduser untuk tokometri di daerah fundus uteri dan DJJ di daerah punktum maksimum•Setelah terpasang baik, rubah posisi menjadi setengah duduk dan beri tahu ibu bila janin terasa bergerak, tekan bel yang disediakan serta hitung brp lama gerakan bayi yang dirasakan ibu•Lakukan perekaman selama 30 mnt

Page 13: KASUS INTRAPARTUM

Deselerasi Lambat

• Deselerasi lambat adalah penurunan frekuensi DJJ selama kontraksi uterus dan frekuensi DJJ akan kembali ke nilai normal ≥ 30 detik setelah kontraksi uterus berakhir.

• Deselerasi lambat tanda adanya GAWAT JANIN dan disebabkan oleh hipoksia. Derajat tingkat penurunan frekuensi DJJ bukan nilai penting untuk menegakkan diagnosa GAWAT JANIN.

• Dengan menggunakan mesin CTG, deselerasi lambat dikenali bila titik terendah deselerasi terjadi ≥ 30 detik setelah puncak kontraksi uterus.

Page 14: KASUS INTRAPARTUM

Deselerasi dini

Deselerasi dini ditandai dengan pelambatan frekuensi DJJ

pada saat permulaan kontraksi uterus dan kembali ke

nilai normal pada akhir kontraksi uterus. Deselerasi dini

umumnya disebabkan oleh kompresi kepala sehingga

terjadi stimulasi vagal dan manifestasinya adalah

penurunan frekuensi DJJ.

Page 15: KASUS INTRAPARTUM

Deselerasi variabel

Deselerasi variabel tidak memiliki kaitan tetap

dengan kontraksi uterus. Dengan demikian maka

pola deselerasi berubah dari waktu ke waktu.

Deselerasi variabel biasanya disebabkan oleh

kompresi talipusat dan bukan merupakan tanda

gawat janin. Akan tetapi, adanya deselerasi

variabel ini merupakan indikasi untuk melakukan

observasi ketat oleh karena janin akan berada

pada resiko tinggi menderita gawat janin.

Page 16: KASUS INTRAPARTUM

Manajemen Solusio Plasenta

Stabil Progresif

Tindakan Ekspektatif Tindakan Gawat Darurat

Hanya Dibenarkan Bila :

Kondisi Ibu StabilJanin ImaturTidak Terdapat Gangguan Pada Janin

Rehidrasi cepat dengan infus 2 saluranSiapkan tranfusi darahSiapkan SC

Perdarahan Bertambah Banyak Uterus Tegang

Gawat Janin

AmniotomiMenurunkan Tekanan IntrauterinMerangsang Persalinan

Page 17: KASUS INTRAPARTUM

Persalinan Pervaginam

Dilakukan bila derajat separasi plasenta tidak terlalu luas yg dapatdiperkirakan dengan melihat kondisi ibu dan atau janin baik

Dan atau bila persalinan diperkirakan akan segera berakhir ataumenjelang pembukaan lengkap

Sectio Cesaria

Dilakukan bila derajat separasi plasenta yang luas dan dapatdiperkirakan dengan melihat kondisi ibu dan atau janin yang memburuk

Dan atau bila persalinan diperkirakan tidak akan berakhir dalam waktusingkat atau masih berada pada fase lambat

Page 18: KASUS INTRAPARTUM

Terima kasih…