Transcript
Page 1: KAJIAN JEMBATAN PENYEBERANGAN ORANG (JPO) PADA … · Jalur pejalan kaki merupakan salah satu komponen lalu lintas yang sangat penting terutama di perkotaan. Keberadaan pejalan kaki

Kajian Jembatan Penyebrangan........(Sri Sularti & Fauzia Mulyawati)

SOSIOHUMANITAS, XIII (2), Agustus 2011

141

KAJIAN JEMBATAN PENYEBERANGAN ORANG (JPO)

PADA ZONA PENDIDIKAN DI KOTA BANDUNG

(Studi kasus: JPO di Jalan H.H. Mustopha dan di Jalan Merdeka)

Oleh:

Sri Sularti, Fauzia Mulyawati

Fakultas Teknik Universitas Langlangbuana Bandung

ABSTRAK

Jalur pejalan kaki merupakan salah satu komponen lalu lintas yang sangat penting

terutama di perkotaan. Keberadaan pejalan kaki biasanya terkonsentrasi pada

fasilitas umum seperti pusat pendidikan. Jembatan penyeberangan merupakan salah

satu fasilitas penyeberangan tak sebidang bagi pejalan kaki untuk dapat beralih ke

sisi lain jalan raya tanpa terganggu oleh lalu lintas yang ada. Fasilitas Jembatan

Penyeberangan Orang (JPO) diperlukan apabila jalur penyeberangan dengan

menggunakan zebra atau pelikan sudah mengganggu lalu lintas kendaraan dan lokasi

berada pada ruas jalan yang mempunyai arus lalulintas serta arus pejalan kaki yang

padat. Peryaratan JPO harus memenuhi aspek keselamatan, kenyamanan dan

kemudahan bagi pejalan kaki. Penelitian dilakukan dengan membuat kajian dari 2

JPO yang berada pada zona pendidikan, yaitu JPO-1 pada lokasi Jalan PHH

Mustopha dan JPO-2 pada lokasi Jalan Merdeka Bandung. Tujuan penelitian untuk

mengetahui keberadaan 2 JPO yang ditinjau dari aspek perkotaan & kriteria

rancangan, identifikasi dari aspek struktur&konstruksi, identifikasi dari aspek

keamanan dan kenyamanan serta aspek estetika kota. Hasil penelitian menunjukkan

bahwa keberadaan JPO-1 dan JPO-2 masih diperlukan. Identifikasi aspek struktur

dan konstruksi JPO-1 sebagian besar memenuhi persyaratan, JPO-2 memenuhi

persyaratan. Identifikasi dari aspek keamanan & kenyamanan JPO-1 kurang

memenuhi peryaratan, JPO-2 sebagian besar memenuhi persyaratan. Identifikasi dari

aspek estetika kota JPO-1 sangat kurang memenuhi persyaratan ,JPO-2 memenuhi

persyaratan.

Kata Kunci : JPO, lokasi, struktur & konstruksi, aman & nyaman, estetika kota.

ABSTRACT

Pedestrian path is one of the most important traffic components, especially in urban

area. Pedestrian are usually concentrated on public facilities such as educational

center. A pedestrian bridge is a facility for pedestrian so they can move to the other

side of the road safely without being distracted by the existing traffic. This pedestrian

crossing bridge (Jembatan Penyeberangan Orang- JPO) is required if another road

crossing facility (such as zebra cross and pelican) is disrupting the traffic or located

in a crowded area. Pedestrian crossing bridge must meet the requirements of safety,

comfort and convenience for pedestrians. Research carried out by studying two

Page 2: KAJIAN JEMBATAN PENYEBERANGAN ORANG (JPO) PADA … · Jalur pejalan kaki merupakan salah satu komponen lalu lintas yang sangat penting terutama di perkotaan. Keberadaan pejalan kaki

Kajian Jembatan Penyebrangan........(Sri Sularti & Fauzia Mulyawati)

SOSIOHUMANITAS, XIII (2), Agustus 2011

142

pedestrian crossing bridge at educational zones, JPO-1 on JL PHH Mustopha and

JPO-2 on Jl Merdeka. The purposes of this research is to determined all aspects of

these 2 bridge, viewed from design, structure & construction, safety & comfort, and

city aesthetic side. The result showed that the presence of both bridges is still

needed. From the structure & construction criteria, both JPO-1 and JPO-2 comply.

In security & comfort aspect, JPO-1 haven’t complied, JPO-2 comply. In aesthetic

aspect, JPO-1 haven’t complied, JPO-2 comply.

Keyword : pedestrian crossing bridge, location, structure & construction, safety &

comfort, aesthetic.

PENDAHULUAN

Latar Belakang

Transportasi merupakan sektor

pendukung dalam setiap aktivitas

manusia, baik kegiatan pekerjaan

rutin, bisnis, pendidikan, sosial dan

lain sebagainya. Peningkatan sistem

transportasi memerlukan penanganan

secara menyeluruh, mengingat bahwa

transportasi timbul karena adanya

perpindahan manusia dan barang dari

satu tempat ke tempat lain. Meningkat

nya perpindahan tersebut dituntut

penyediaan fasilitas penunjang laju

perpindahan manusia dan barang yang

memenuhi ketentuan keselamatan,

salah satunya adalah bagi pejalan kaki,

dimana pejalan kaki merupakan salah

satu komponen lalu lintas yang sangat

penting terutama di perkotaan.

Pergerakan pejalan kaki meliputi per-

gerakan-pergerakan menyusuri jalan,

memotong jalan dan persimpangan.

Keberadaan pejalan kaki ini biasanya

terkonsentrasi pada fasilitas umum

seperti terminal, pusat pertokoan,

pusat pendidikan serta tempat-tempat

fasilitas umum lainnya. Keberadaan

pejalan kaki tersebut memerlukan

fasilitas, termasuk fasilitas penye-

berangan jalan seperti zebra cross,

pelikan cross atau Jembatan

Penyeberangan Orang (JPO).

JPO dipasang apabila diharuskan

tidak ada pertemuan sebidang antara

arus pejalan kaki dengan arus lalu

lintas. Agar pejalan kaki mau untuk

menggunakan JPO harus dijamin

keamanan dan jarak berjalan tidak

terlalu bertambah jauh. JPO dirancang

dengan kriteria tertentu. Selain dapat

memenuhi dari segi fungsi, stardar

konstruksi, keamanan juga faktor

estetika yang berhubungan dengan

keindahan kota maupun kelengkapan

Page 3: KAJIAN JEMBATAN PENYEBERANGAN ORANG (JPO) PADA … · Jalur pejalan kaki merupakan salah satu komponen lalu lintas yang sangat penting terutama di perkotaan. Keberadaan pejalan kaki

Kajian Jembatan Penyebrangan........(Sri Sularti & Fauzia Mulyawati)

SOSIOHUMANITAS, XIII (2), Agustus 2011

143

street furniture dari lokasi jalan

tersebut.

Dari beberapa artikel dikoran

maupun penelitian JPO antara lain

menyebutkan bahwa JPO kurang

dimanfaatkan secara maksimal oleh

pejalan kaki. Dari persepsi para

pengguna antara lain menyebutkan

alasan kurang aman dan kurang

nyaman. Belum pernah dilakuan

tinjauan fisik dari JPO sendiri apakah

sudah memenuhi standar keamanan,

kenyamanan dan kriteria rancangan

bangunannya. Dari pengamatan di

kota Bandung ada beberapa JPO yang

sudah ada, tetapi kondisi fisik dan

penempatannya seperti kurang

terencana dengan baik.

Pada penelitian ini akan

dilakukan kajian fisik JPO di Kota

Bandung yang berada dizona

pendidikan pada dua lokasi yaitu:

didepan kompleks Yayasan Atikan

Sunda (YAS) dijalan PHH.Mustopha

dan didepan kompleks SD Banjarsari,

dijalan Merdeka. Lokasi tersebut

dipilih karena pada lokasi pertama

terdapat tiga buah unit jenjang

pendidikan (SD, SMP, SMA) dan

lokasi kedua terdiri dari enam buah

unit SD (SD Negeri 1 s/d SD Negeri

6) sehingga pada zona tersebut

terkonsentrasi jumlah orang yang

banyak, terutama anak-anak sekolah.

Perumusan Masalah

Dari latar belakang yang telah

diuraikan diatas dapat dirumuskan

permasalahannya sebagai berikut:

a. Bagaimana keberadaan 2 buah

JPO dengan lokasi yang berbeda

dilihat dari aspek perkotaan dan

kriteria rancangan.

b. Bagaimana kondisi fisik JPO

dilihat dari aspek persyaratan

teknik dan konstruksi.

c. Bagaimana kondisi fisik JPO di

lihat dilihat dari aspek persyaratan

keamanan dan kenyamanan

bangunan.

d. Bagaimana ekspresi JPO dilihat

aspek estetika dan keindahan kota.

Tujuan Penelitian

Tujuan penelitian ini ialah:

a. Mengidentifikasi keberadaan 2

buah JPO dengan lokasi yang ber-

beda dilihat dari aspek perkotaan

kriteria rancangan.

Page 4: KAJIAN JEMBATAN PENYEBERANGAN ORANG (JPO) PADA … · Jalur pejalan kaki merupakan salah satu komponen lalu lintas yang sangat penting terutama di perkotaan. Keberadaan pejalan kaki

Kajian Jembatan Penyebrangan........(Sri Sularti & Fauzia Mulyawati)

SOSIOHUMANITAS, XIII (2), Agustus 2011

144

b. Mengidentifikasi kondisi fisik JPO

dilihat dilihat dari aspek per-

syaratan teknik dan konstruksi.

c. Mengidentifikasi kondisi fisik JPO

dilihat dilihat dari aspek keamanan

dan kenyamanan bangunan.

d. Mengidentifikasi ekspresi JPO di

lihat aspek estetika dan keindahan

kota.

Kontribusi Penelitian

Kontribusi penelitian ini di-

harapkan:

a. Hasil penelitian diharapkan men-

jadi awal bagi penelitian selanjut-

nya dengan semakin lengkap dan

teruji.

b. Hasil penelitian berupa diskripsi

yang berisi evaluasi kondisi fisik,

bentuk dan ekspresi dari JPO

dipakai sebagai pertimbangan

untuk perancangan berikutnya.

c. Manfaat lain diharapkan dari hasil

penelitian ini adalah dapat menjadi

masukan bagi perancang dan

Pemda untuk merancang bangunan

sejenis

d. Untuk menambah atau melengkapi

teori-teori yang telah ada tentang

JPO, juga supaya pemerintah lebih

memperhatikan fasilitas umum

bagi masyarakat khususnya

mengenai JPO.

TINJAUAN PUSTAKA

Teori Perancangan Kota

Menurut Lynch (1960) elemen-

elemen pembetuk ruang kota atau

biasa disebut dengan citra kota dibagi

dalam lima elemen, yaitu:

1) Path (Jalur)

Path merupakan rute-rute

sirkulasi yang biasanya digunakan

orang untuk melakukan pergerakan

secara umum, yakni jalan, gang-gang

utama, jalan transit, lintasan kereta

api, saluran dan lain sebagainya.

Karakteristik Path meliputi Pola

Jaringan jalan, Pencapaian bangunan,

dan kekhasan Jalan.

2) Edges

Edges adalah elemen linier yang

tidak dipakai sebagai path. Edge

berada pada batas antara dua kawasan

tertentu dan berfungsi sebagai

pemutus linier, misalnya: pantai,

tembok, lintasan jalan, dan jalur kereta

api.

Page 5: KAJIAN JEMBATAN PENYEBERANGAN ORANG (JPO) PADA … · Jalur pejalan kaki merupakan salah satu komponen lalu lintas yang sangat penting terutama di perkotaan. Keberadaan pejalan kaki

Kajian Jembatan Penyebrangan........(Sri Sularti & Fauzia Mulyawati)

SOSIOHUMANITAS, XIII (2), Agustus 2011

145

3) District (kawasan)

Sebuah district memiliki ciri

khas yang mirip (bentuk, pola dan

wujudnya) dan khas pula dalam

batasnya, orang akan merasa harus

mengakhiri atau memulainya. District

mempunyai identitas yang baik jika

batasnya dibentuk dengan jelas

tampilannya dan dapat dilihat

homogen, serta fungsi dan posisinya

jelas (introvert atau ekstrovert; berdiri

sendiri atau dikaitkan dengan yang

lain). Citra distrik ini tidak boleh

hilang, karena bila hal ini terjadi akan

mengaburkan citra kawasan.

4) Nodes (Simpul)

Nodes merupakan simpul atau

lingkaran daerah strategis yang arah

atau aktivitasnya saling bertemu dan

dapat dirubah ke arah atau ke aktivitas

lain, misalnya persimpangan lalu

lintas, pasar, taman dan lain sebagai-

nya. Adalah suatu tempat yang orang

mempunyai perasaan “masuk” dan

“keluar” dalam tempat yang sama.

Nodes mempunyai identitas yang lebih

baik jika tempatnya memiliki bentuk

yang jelas karena lebih mudah diingat

serta tampilan berbeda dari

lingkungannya.

5) Landmark (Tanda)

Landmark merupakan titik

referensi, atau elemen eksternal dan

merupakan bentuk visual yang paling

menonjol dari sebuah kota. Landmark

adalah elemen penting dari bentuk

kota karena membantu orang untuk

mengorientasikan diri di dalam kota

dan membantu orang mengenali suatu

daerah. Landmark mempunyai

identitas yang lebih baik jika

bentuknya jelas dan unik dalam

lingkungannya, ada sekuens dari

beberapa landmark serta ada

perbedaan skala.

Tinjauan Jembatan Penyeberangan

Orang (JPO)

Jembatan Penyeberangan Orang

adalah jembatan yang letaknya

bersilangan dengan jalan raya atau

jalur kereta api, letaknya berada di

atas kedua objek tersebut, dan hanya

diperuntukkan bagi pejalan kaki yang

melintas atau menyeberang jalan raya

dan jalur kereta api. JPO juga dapat

diartikan sebagai fasilitas pejalan kaki

untuk menyeberang jalan yang ramai

dan lebar, menyeberang jalan tol, atau

jalur kereta api dengan menggunakan

Page 6: KAJIAN JEMBATAN PENYEBERANGAN ORANG (JPO) PADA … · Jalur pejalan kaki merupakan salah satu komponen lalu lintas yang sangat penting terutama di perkotaan. Keberadaan pejalan kaki

Kajian Jembatan Penyebrangan........(Sri Sularti & Fauzia Mulyawati)

SOSIOHUMANITAS, XIII (2), Agustus 2011

146

jembatan tersebut, sehingga alur

sirkulasi orang dan lalu lintas

kendaraan dipisah secara fisik dan

kemungkinan terjadi kecelakaan dapat

dikurangi. Karena posisinya yang

lebih tinggi dari tanah, untuk

memberikan akses kepada penderita

cacat yang menggunakan kursi roda,

di dekat tangga jembatan terdapat

ramp dengan kelandaian tertentu.

Langkah lain yang juga dilakukan

untuk memberikan kemudahan akses

bagi penderita cacat adalah dengan

menggunakan tangga berjalan ataupun

dengan menggunakan lift.

Tata Cara Perencanaan Jem- batan

Penyeberangan Untuk Pejalan Kaki

di Perkotaan (Ditjen Bina Marga,

1995)

Tata cara ini memuat ketentuan-

ketentuan tentang perencanaan teknik

jembatan penyeberangan untuk

pejalan kaki di perkotaan, yang

melintas di atas jalan raya atau jalan

kereta api meliputi bangunan atas,

bangunan bawah, pondasi dan tangga

penghubung serta lingkungan di

sekitarnya.

Tujuan tata cara ini adalah untuk

menjamin perencanaan teknis

jembatan penyeberangan yang

memenuhi ketentuan kekuatan dan

estetika, keseragaman bentuk dan tipe,

serta keselamatan, keamanan, dan

kenyamanan bagi pemakai jalan.

Faktor-faktor yang harus

dipertimbangkan dalam perencanaan

teknik jembatan penyeberangan untuk

pejalan kaki di perkotaan berdasarkan

ketentuan tata cara perencanaan

adalah sebagai berikut:

1) Ketentuan pembangunan JPO dari

aspek lokasi disarankan memenuhi

kriteria sebagai berikut :

a) Bila fasilitas penyeberangan

dengan menggunakan zebra

cross dan pelikan cross sudah

mengganggu lalu lintas

kendaraan yang ada.

b) Pada ruas jalan dimana frekuensi

terjadinya kecelakaan yang

melibatkan pejalan kaki cukup

tinggi.

c) Pada ruas jalan yang mempunyai

arus lalu lintas dan arus pejalan

kaki yang tinggi, serta arus

kendaraan memiliki kecepatan

tinggi.

Page 7: KAJIAN JEMBATAN PENYEBERANGAN ORANG (JPO) PADA … · Jalur pejalan kaki merupakan salah satu komponen lalu lintas yang sangat penting terutama di perkotaan. Keberadaan pejalan kaki

Kajian Jembatan Penyebrangan........(Sri Sularti & Fauzia Mulyawati)

SOSIOHUMANITAS, XIII (2), Agustus 2011

147

2) Pelaksanaan Jembatan penye-

berangan untuk pejalan kaki

a) Pelaksanaannya cepat dan lebih

mudah

b) Tidak mengganggu kelancaran

lalu lintas

c) Memenuhi kriteria keselamatan

dan kenyamanan para pemakai

jembatan serta keamanan bagi

pemakai jalan yang melintas di

bawahnya

d) Pemeliharaan cepat dan mudah

tidak perlu dilakukan secara

intensif.

3) Memenuhi tuntutan estetika dan

keserasian dengan lingkungan dan

sekitarnya.

4) Standar ketinggian bagian bawah

jembatan penyeberangan orang

(JPO):

a) Jalan Raya: 4,6 meter (tidak

dilalui bus tingkat)/5,1 meter

(dilalui bus tingkat)

b) Jalur kereta: 6,5 meter

5) Ketentuan jembatan penyeberangan

yang melintas di atas jalan raya:

a) Tangga dan kepala jembatan

diletakkan di luar jalur trotoar

b) Pilar tengah diletakkan di tengan

median.

6) Ketentuan lebar badan jembatan

a) Pada kedua sisi jalur pejalan

kaki dan tangga harus dipasang

sandaran yang mempunyai

ukuran sesuai ketentuan yang

berlaku.

b) Pada jembatan penyeberangan

pejalan kaki yang melintas di

atas jalan, sepanjang bagian

bawah sisi luar sandaran dapat

dipasang elemen yang berfungsi

untuk menanam tanaman hias

yang bentuk dan dimensinya

harus sesuai dengan ketentuan

yang berlaku

7) Perencanaan sandaran

Perencanaan sandaran jembatan

penyeberangan pejalan kaki harus

mengikuti ketentuan sebagai

berikut:

a. Tinggi minimum sandaran

jembatan penyeberangan untuk

pejalan kaki adalah 1,35 m

terhitung mulai dari permukaan

lantai sampai dengan tepi atas

sandaran.

b. Setiap batang sandaran harus

diperhitungkan mampu memikul

gaya vertikal dan horizontal

yang bekerja secara bersamaan

sebesar 0,75 kN/m

Page 8: KAJIAN JEMBATAN PENYEBERANGAN ORANG (JPO) PADA … · Jalur pejalan kaki merupakan salah satu komponen lalu lintas yang sangat penting terutama di perkotaan. Keberadaan pejalan kaki

Kajian Jembatan Penyebrangan........(Sri Sularti & Fauzia Mulyawati)

SOSIOHUMANITAS, XIII (2), Agustus 2011

148

c. Tipe sandaran dapat dipilih salah

satu dari bentuk yang tercantum

dalam standar dari pipa logam,

alloy yang menumpu di atas

beton.

8) Pada jembatan penyeberangan yang

melintas di atas jalan raya dengan

lalu lintas kecepatan tinggi, struktur

sandaran harus berfungsi sebagai

dinding pengaman yang dilapisi

kawat kasa 12 x 12 mm serta tinggi

minimum 3 m.

9) Bila panjang jembatan lebih dari

40 m, harus dipasang pelindung

terhadap panas matahari dan hujan

10) Persyaratan Mutu Bahan

Perencanaan tumpuan gelagar

jembatan penyeberangan harus

mengacu pada ketentuan sebagai

berikut:

a. Pemilihan tipe tumpuan harus

dilakukan dengan pertimbangan

- Memenuhi kriteria kekuatan,

keawetan, dan deformasi

maksimum selama masa

pelayanan.

- Pemeliharaan sedikit mungkin.

- Penggantian dapat dilakukan

dengan cepat dan mudah

b. Penggunaan tumpuan tipe

bantalan elestomer dari neoprane

maupun karet alam harus

memenuhi ketentuan yang

tercantum pada Standard

Specification for Highway

Bridges 1992 Section 18

11) Perencanaan tangga

Perencanaan tangga penghubung

jembatan penyeberangan harus

dilakukan mengikuti ketentuan

sebagai berikut:

a. Tangga direncanakan untuk

memikul beban hidup nominal

sebesar 5 kPa.

b. Lebar bebas untuk jalur pejalan

kaki minimum adalah 2 m.

c. Perencanaan dimensi tanjakan

dan injakan harus mengacu pada

ketentuan:

- Tinggi tanjakan minimum 15

cm dan maksimum 21,5 cm

- Lebar injakan minimum 21,5

cm dan maksimum adalah

30,5 cm

- Jumlah tanjakan dan injakan

ditetapkan berdasarkan tinggi

lantai jembatan yang di-

rencanakan.

Dimensi perencanaan tangga

dapat dilihat pada grafik Gambar 2.1.

Page 9: KAJIAN JEMBATAN PENYEBERANGAN ORANG (JPO) PADA … · Jalur pejalan kaki merupakan salah satu komponen lalu lintas yang sangat penting terutama di perkotaan. Keberadaan pejalan kaki

Kajian Jembatan Penyebrangan........(Sri Sularti & Fauzia Mulyawati)

SOSIOHUMANITAS, XIII (2), Agustus 2011

149

Gambar 2.1.

Grafik Perencanaan Tangga JPO

METODA PENELITIAN

Tempat dan Waktu Penelitian

Penelitian ini dilaksanakan pada

dua lokasi zona pendidikan yaitu:

1) Lokasi didepan kompleks Yayasan

Atikan Sunda (YAS) di jalan

PHH. Mustopha Bandung (JPO-1).

2) Lokasi di depan kompleks SD

Banjarsari, di jalan Merdeka,

Bandung (JPO-2).

Pengukuran (pengambilan data

di lapangan) dilakukan sekitar 3

minggu. Analisis dilakukan selama 4

minggu, dan Pembahasan dengan

laporan dilakukan selama 5 minggu.

Semua kegiatan tahapan penelitian

dilakukan secara fast track atau secara

tumpang tindih (overlapping) waktu,

sehingga keseluruhan penelitian

direncanakan berlangsung tiga bulan,

dilaksanakan dari tanggal 26 Mei

sampai dengan 25 Agustus 2011.

Alat Penelitian

Alat yang digunakan :

Kamera Nikon Coolpix2, diguna-

kan untuk dokumentasi.

Alat tulis

Perangkat PC

Page 10: KAJIAN JEMBATAN PENYEBERANGAN ORANG (JPO) PADA … · Jalur pejalan kaki merupakan salah satu komponen lalu lintas yang sangat penting terutama di perkotaan. Keberadaan pejalan kaki

Kajian Jembatan Penyebrangan........(Sri Sularti & Fauzia Mulyawati)

SOSIOHUMANITAS, XIII (2), Agustus 2011

150

Printer HP Deskjet F 2276

Roll Meter, Leica Disto, untuk

mengukur panjang, lebar dan

tinggi jembatan.

Stigmat, untuk mengukur diameter

besi.

Metoda Penelitian

Penelitian ini dilakukan dengan

menggunakan metode analisis

deskriptif. Data kuantitatif akan

dianalisis dengan tabulasi dan data

kualitatif dianalisis secara naratif.

Pengumpulan data akan menggunakan

pengukuran langsung, pengamatan

lapangan, serta studi literatur.

Rancangan Penelitian

Proses penelitian ini dilaksana-

kan sesuai dengan rancangan

penelitian seperti yang terlihat di

dalam Gambar 3.1.

Gambar 3.1. Diagram Rancangan Penelitian

MULAI

STUDI

KEPUSTAKAAN

SURVAI LAPANGAN

KOMPILASI

DATA:

Data Kepustakaan

Data lapangan

ANALISIS

DATA DAN

NARATIF

KESIMPULAN

REKOMENDASI

Page 11: KAJIAN JEMBATAN PENYEBERANGAN ORANG (JPO) PADA … · Jalur pejalan kaki merupakan salah satu komponen lalu lintas yang sangat penting terutama di perkotaan. Keberadaan pejalan kaki

Kajian Jembatan Penyebrangan........(Sri Sularti & Fauzia Mulyawati)

SOSIOHUMANITAS, XIII (2), Agustus 2011

151

Cara Kerja

Cara Pengumpulan data

Cara mengumpulkan data dari

penelitian ini sebagai berikut:

1) Data primer

Data primer diperoleh dari:

Pengukuran langsung bangunan

JPO dengan menggunakan alat-alat:

roll meter, Leyca Disto untuk

panjang, lebar, dan tinggi JPO.

Pengukuran situasi lahan pada

lokasi JPO

Pengukuran detail-detail konstruksi

menggunakan meteran dan stigmat

Penggambaran menggunakan

program AutoCad.

Foto-foto dokumentasi

2) Data sekunder

Untuk memperoleh data

sekunder, dilakukan penelitian dengan

metode library research (studi

pustaka), yaitu mengumpulkan data-

data dari sumber pustaka maupun hasil

penelitian yang berhubungan dengan

masalah yang akan diteliti.

Cara analisis data

Data kuantitatif akan dianalisis

dengan tabulasi dan data kualitatif

dianalisis secara naratif. Data yang

diperoleh di analisis dengan cara

mengelompokan dari berbagai apek

yang ditinjau yaitu aspek perkotaan &

kriteria rancangan, aspek persyaratan

teknik dan konstruksi, aspek per-

syaratan keamanan dan kenyamanan

bangunan dan aspek estetika kota.

Cara analisis hasil penelitian

Data yang telah disusun dalam

tabel dianalisis dengan cara mem-

bandingkan kondisi fisik yang ditinjau

dari berbagai aspek yang telah

ditetapkan dengan dengan persyaratan

-persyaratan atau kriteria dari Tata

Cara Perencanaan Jembatan

Penyeberangan Untuk Pejalan Kaki di

Perkotaan (Ditjen Bina Marga, 1995)

dan acuan dari buku pustaka.

Page 12: KAJIAN JEMBATAN PENYEBERANGAN ORANG (JPO) PADA … · Jalur pejalan kaki merupakan salah satu komponen lalu lintas yang sangat penting terutama di perkotaan. Keberadaan pejalan kaki

Kajian Jembatan Penyebrangan........(Sri Sularti & Fauzia Mulyawati)

SOSIOHUMANITAS, XIII (2), Agustus 2011

152

HASIL PENELITIN

Evaluasi JPO-1 dibandingkan

dengan standar persyaratan

1. Keberadaan JPO-1 dilihat dari

aspek perkotaan dan kriteria

rancangan

Lokasi JPO-1 terletak pada zona

pendidikan, terdapat kompleks

Sekolah Yas yang meliputi SD, SMP

dan SMA. Situasi jalan P.H.H.

Mustopha sangat padat tetapi dari segi

fungsi tetap berjalan, walaupun

kemacetan sering terjadi. Pada ruas

jalan tersebut mempunyai arus lalu

lintas dan arus pejalan kaki yang

cukup padat, dengan penyeberangan

menggunakan zebra sangat meng-

ganggu lalu lintas kendaraan yang ada.

Dari fungsi pokok sebagai fasilitas

pejalan kaki untuk menyeberang jalan

yang ramai dan lebar, peranan

jembatan penyeberangan pada lokasi

tersebut masih sangat dibutuhkan,

karena dapat menjadi alternative

keselamatan dalam menghindari

kecelakaan lalu-lintas dan kemacetan

jalan.

Dilihat dari persyaratan jalan

masih ada kekurangan fasilitas pejalan

kaki dan kelengkapan jalan (street

furniture). Akses ke JPO kurang

terlihat dengan jelas, sempit dan

tertutup kaki lima dan akses tidak

lewat trotoar.

Posisi tangga berada di atas

sungai yang memotong jalan PHH.

Mustopha sangat berbahaya apabila

ada yang terperosok. Tipe tangga lurus

tanpa bordes, naik tangga menjadi

capai. Idealnya ketinggian tangga

yang sudah melebihi 2.00 m harus ada

tempat pemberhentian sementara atau

bordes. Dilihat dari aspek perkotaan

dan kriteria rancangan kurang

memenuhi persyaratan, khususnya

untuk lokasi tangga tidak memenuhi

persyaratan, lahan untuk JPO kurang

luas.

2. Kondisi fisik JPO-1 ditinjau dari

aspek teknik dan konstruksi

Untuk jalan kolektor geometri

jalan sudah memenuhi ROW minimal

15.00 m, tetapi untuk kelengkapan

jalan yaitu trotoar, bahu jalan dan

saluran drainase masih kurang dan

belum tertata dengan baik. Struktur

dan konstruksi Jembatan memenuhi

peryaratan. Struktur dan konstruksi

tangga juga memenuhi persyaratan,

Page 13: KAJIAN JEMBATAN PENYEBERANGAN ORANG (JPO) PADA … · Jalur pejalan kaki merupakan salah satu komponen lalu lintas yang sangat penting terutama di perkotaan. Keberadaan pejalan kaki

Kajian Jembatan Penyebrangan........(Sri Sularti & Fauzia Mulyawati)

SOSIOHUMANITAS, XIII (2), Agustus 2011

153

hanya kurang nyaman karena tidak

ada bordes. Akses kearah tangga

kurang jelas dan kurang terlihat, tidak

ada ruang bebas dikaki jembatan.

Orang enggan untuk melewati JPO

karena arah masuknya tidak kelihatan.

Jembatan dinaungi atap, dengan

konstruksi rangka baja siku, penutup

atap polycarbonat, diatasnya terpasang

papan iklan berupa billboard, dibuat

dari rangka baja siku dan didepannya

dipasang cat walk dari pipa besi untuk

pijakan perawatan. Kondisi ini

memenuhi peryaratan konstruksi yang

dianjurkan.

3. Kondisi fisik JPO-1 ditinjau

dari aspek keamanan dan

kenyamanan

Kondisi JPO aman karena

memenuhi semua persyaratan standar

ukuran, lebar lembatan minimum 2.00

meter, standar ketinggian bagian

bawah JPO 4,6 meter. Akses ke JPS

kurang nyaman.

Konstruksi tangga kokoh karena

sudah sesuai dengan persyaratan dan

aman karena ada sandaran, railing

serta balustrade. Nyaman karena ada

penutup atap yang melindungi dari

panas dan hujan. Akses ke tangga

tidak nyaman karena arah masuk

kurang terlihat, dan naik tangga

kurang nyaman karena tidak ada

bordes.

4. Kondisi ditinjau dari aspek

estetika kota

Selain fungsi pokok, jembatan

penyeberangan mempunyai peranan

sekunder yang cukup penting, yaitu

sebagai elemen pembentuk ruang

kota/citra kota, street furniture dan

pelengkap kota. Di samping itu JPO

berperan sebagai sarana komersial,

dengan ditempatkannya papan-papan

reklame/iklan yang dipasang pada

badan jembatan yang menghadap

keluar pada kedua sisinya. Sebaiknya

bentuk dan ekspresi JPO dapat

mevisualkan peran-peran tersebut.

Bentuk JPO di Jl.PHH. Mustopha

sangat standar, kurang megah dan

kurang menarik. Area lokasi JPO

sangat terbatas, bahkan ruang tangga

dipaksakan pada posisi diatas sungai

yang ada. Trotoar sebagai jalur kaki

tidak tertata dengan baik, satu sisi

berupa perkerasan paving, sisi lain

berupa jalan tanah. Fasilitas street

Page 14: KAJIAN JEMBATAN PENYEBERANGAN ORANG (JPO) PADA … · Jalur pejalan kaki merupakan salah satu komponen lalu lintas yang sangat penting terutama di perkotaan. Keberadaan pejalan kaki

Kajian Jembatan Penyebrangan........(Sri Sularti & Fauzia Mulyawati)

SOSIOHUMANITAS, XIII (2), Agustus 2011

154

furniture tidak ada. Situasi lingkungan

belum tertata dengan baik, banyak

bangunan liar dipinggir jalan dan

kesan semrawut, tidak ada peng-

hijauan dan view tidak bagus.

Posisi papan iklan berupa

billboard berada diatas atap jembatan

dengan tinggi bebas pandangan 2.40m,

sehingga pengguna bisa menikmati

view dari atas jembatan tanpa

terhalang.

Evaluasi JPO-2 dibandingkan

dengan standar persyaratan

1) Keberadaan JPO-1 dilihat dari

aspek perkotaan dan kriteria

rancangan

Lokasi JPO-2 terletak pada zona

pendidikan, perkantoran dan pusat

pemerintahan kota Bandung. Terdapat

kompleks Sekolah SD. Banjarsari

(terdapat 6 SD), kompleks Sekolah

Santa Angela (terdiri dari SD, SMP

dan SMA). Situasi jalan PHH.

Mustopha sangat padat tetapi dari segi

fungsi tetap berjalan, walaupun

kemacetan sering terjadi. Pada ruas

jalan tersebut mempunyai arus lalu

lintas satu arah dan arus pejalan kaki

yang cukup padat, dengan

penyeberangan menggunakan zebra

sangat mengganggu lalu lintas

kendaraan yang ada. Dari fungsi

pokok sebagai fasilitas pejalan kaki

untuk menyeberang jalan yang ramai

dan lebar, peranan jembatan

penyeberangan pada lokasi tersebut

masih sangat dibutuhkan, karena dapat

menjadi alternative keselamatan dalam

menghindari kecelakaan lalu-lintas

dan kemacetan jalan.

Dilihat dari persyaratan jalan,

fasilitas pejalan kaki dan kelengkapan

jalan (street furniture) cukup

memadai. Ditepi jalan terdapat trotoar,

bahu jalan dan saluran drainase.

Akses ke JPO melalui halaman

Sekolah, trotoar dan halaman Taman

Balaikota. Akses dari trotoar kurang

terlihat dengan jelas, walaupun ada

ruang bebas dikaki tangga tetapi agak

sempit. Akses dari Taman cukup baik

karena area taman luas, sehigga dapat

digunakan dengan nyaman.

Posisi tangga berada di halaman

sekolah, trotoar dan taman balaikota,

cukup mudah diakses oleh pejalan

kaki. Tipe tangga lurus L dengan

bordes, pengguna naik tangga ada

kesempatan untuk bernafas sejenak.

Persyaratan ukuran anak tinggi kurang

Page 15: KAJIAN JEMBATAN PENYEBERANGAN ORANG (JPO) PADA … · Jalur pejalan kaki merupakan salah satu komponen lalu lintas yang sangat penting terutama di perkotaan. Keberadaan pejalan kaki

Kajian Jembatan Penyebrangan........(Sri Sularti & Fauzia Mulyawati)

SOSIOHUMANITAS, XIII (2), Agustus 2011

155

baik, karena sudut kemiringan 35o,

walaupun masih masuk dalan range

kemiringan tangga dipersyaratkan, tapi

hal ini membuat pengguna cepat capai,

apalagi sebagian pengguna adalah

anak-anak SD dan SMP yang

mempunyai standar ergonomic yang

berbeda dengan orang dewasa. Dilihat

dari aspek perkotaan dan kriteria

rancangan memenuhi persyaratan,

lokasi tangga terlihat jelas dan lahan

cukup luas, hanya perlu melengkapi

kekurangan yang ada.

2) Kondisi fisik JPO-2 ditinjau

dari aspek teknik dan konstruksi

Ditinjau dari aspek teknik dan

konstruksi, untuk jalan kolektor

geometri jalan sedikit kurang

memenuhi ROW minimal 15.00 m,

tetapi untuk kelengkapan jalan yaitu

trotoar, bahu jalan dan saluran

drainase sudah tertata dengan baik.

Struktur dan konstruksi Jembatan

memenuhi peryaratan. Struktur dan

konstruksi secara teknis tangga juga

memenuhi persyaratan, hanya kurang

nyaman karena sudut kemiringan

tangga cukup besar. Akses kearah

tangga cukup terlihat, ada ruang bebas

dikaki jembatan walaupun agak

sempit.

Jembatan dinaungi atap, dengan

konstruksi rangka baja siku, penutup

Atap Polycarbonat, diatasnya ter-

pasang papan iklan berupa billboard,

dibuat dari rangka baja siku, tidak ada

cat walk untuk pijakan perawatan.

Kondisi ini memenuhi peryaratan

konstruksi yang dianjurkan.

3) Kondisi fisik JPO-1 ditinjau

dari aspek keamanan dan

kenyamanan

Ditinjau dari aspek keamanan

dan kenyamanan, kondisi JPO aman

karena memenuhi semua persyaratan

standar ukuran, Lebar Jembatan

minimum 2.00 meter, standar

ketinggian bagian bawah JPO 4,6

meter. Akses ke JPS cukup nyaman.

Konstruksi tangga kokoh karena sudah

sesuai dengan persyaratan dan aman

karena ada sandaran, railing serta

balustrade. Nyaman karena ada

penurtup atap yang melindungi dari

panas dan hujan. Akses ke tangga

cukup nyaman karena arah masuk

terlihat dengan baik, dan naik tangga

Page 16: KAJIAN JEMBATAN PENYEBERANGAN ORANG (JPO) PADA … · Jalur pejalan kaki merupakan salah satu komponen lalu lintas yang sangat penting terutama di perkotaan. Keberadaan pejalan kaki

Kajian Jembatan Penyebrangan........(Sri Sularti & Fauzia Mulyawati)

SOSIOHUMANITAS, XIII (2), Agustus 2011

156

agak kurang nyaman karena

kemiringan tangga yang agak tinggi.

4) Kondisi ditinjau dari aspek

estetika kota

Selain fungsi pokok, jembatan

penyeberangan mempunyai peranan

sekunder yang cukup penting, yaitu

sebagai elemen pembentuk ruang kota/

citra kota, street furniture dan

pelengkap kota. Disamping itu JPO

berperan sebagai sarana komersial,

dengan ditempatkannya papan-papan

reklame/iklan yang ditempatkan pada

badan jembatan yang menghadap

keluar pada kedua sisinya. Sebaiknya

bentuk dan ekspresi JPO dapat

mevisualkan peran-peran tersebut.

Bentuk JPO di Jalan Merdeka, cukup

megah, tetapi kurang terlihat dengan

jelas karena rimbunnya pepohonan

dari Taman Balaikota yang menutupi.

Area lokasi JPO cukup memenuhi

persyaratan. Trotoar sebagai jalur kaki

sudah tertata dengan baik, yang

berupa perkerasan paving, dan fasilitas

street furniture ada, berupa lampu-

lampu, bak bunga dan halte. Situasi

lingkungan sudah tertata dengan baik,

tidak ada bangunan liar dipinggir jalan

dan kesan rapi. Penghijauan dan view

pada lokasi tersebut bagus.

Posisi papan iklan berupa

billboard berada diatas atap jembatan

agak rendah, dengan tinggi bebas

pandangan 1.20 m, sehingga meng-

halangi pandangan pengguna untuk

menikmati view dari atas jembatan.

Padahal lokasi tersebut mempunya

view yang bagus, sehingga kurang

bisa dinikmati.

KESIMPULAN DAN SARAN

Kesimpulan

Hasil penelitian menunjukkan

bahwa:

1) Keberadaan 2 buah JPO dengan

lokasi yang berbeda dilihat dari

aspek perkotaan dan kriteria

rancangan adalah sebagai berikut:

a. Keberadaan JPO-1 di Jalan

PHH Mustopha masih diperlu-

kan, tetapi lokasi dan

penempatan kurang memenuhi

persyaratan.

b. Keberadaan JPO-2 di Jalan

Merdeka masih diperlukan,

lokasi dan penempatan

memenuhi persyaratan.

Page 17: KAJIAN JEMBATAN PENYEBERANGAN ORANG (JPO) PADA … · Jalur pejalan kaki merupakan salah satu komponen lalu lintas yang sangat penting terutama di perkotaan. Keberadaan pejalan kaki

Kajian Jembatan Penyebrangan........(Sri Sularti & Fauzia Mulyawati)

SOSIOHUMANITAS, XIII (2), Agustus 2011

157

2) Identifikasi kondisi fisik JPO

dilihat dari aspek persyaratan

teknik dan konstruksi adalah

sebagai berikut:

a. Lokasi JPO-1 di Jalan PHH.

Mustopha ditinjau dari aspek

teknik dan konstruksi me-

menuhi peryaratan. Struktur

dan konstruksi tangga secara

teknis juga memenuhi per-

syaratan, hanya kurang

nyaman karena tidak ada

bordes. Akses ke arah tangga

kurang jelas dan kurang

terlihat, tidak ada ruang bebas

di kaki jembatan. Konstruksi

penutup atap dan kelengkapan-

nya memenuhi peryaratan

konstruksi yang dianjurkan.

b. Lokasi JPO-2 di Jalan Merdeka

ditinjau dari aspek teknik dan

konstruksi memenuhi per-

syaratan. Struktur dan

konstruksi tangga secara teknis

juga memenuhi persyaratan,

hanya kurang nyaman karena

kemiringan tangga cukup

besar. Akses ke JPO melalui

halaman sekolah, trotoar dan

halaman Taman Balaikota ada

yang kurang terlihat dengan

jelas, walaupun ada ruang

bebas dikaki tangga tetapi agak

sempit. Konstruksi penutup

atap dan kelengkapannya me-

menuhi peryaratan konstruksi

yang dianjurkan.

3) Identifikasi kondisi fisik JPO

dilihat dari aspek keamanan dan

kenyamanan bangunan

a. Lokasi JPO-1 di Jalan PHH.

Mustopha ditinjau dari aspek

kemanan dan kenyamanan

adalah: konstruksi tangga

kokoh karena sudah sesuai

dengan persyaratan dan aman

karena ada sandaran, railing

serta balustrade. Nyaman

karena ada penurtup atap yang

melindungi dari panas dan

hujan. Akses ke tangga tidak

nyaman karena arah masuk

kurang terlihat, dan naik

tangga kurang nyaman karena

tidak ada bordes.

b. Lokasi JPO-2 di Jalan Merdeka

adalah konstruksi tangga

kokoh karena sudah sesuai

dengan persyaratan dan aman

karena ada sandaran, railing

serta balustrade. Nyaman

karena ada penurtup atap yang

Page 18: KAJIAN JEMBATAN PENYEBERANGAN ORANG (JPO) PADA … · Jalur pejalan kaki merupakan salah satu komponen lalu lintas yang sangat penting terutama di perkotaan. Keberadaan pejalan kaki

Kajian Jembatan Penyebrangan........(Sri Sularti & Fauzia Mulyawati)

SOSIOHUMANITAS, XIII (2), Agustus 2011

158

melindungi dari panas dan

hujan. Akses kearah tangga

cukup terlihat, ada ruang bebas

dikaki jembatan walaupun

agak sempit tetapi naik tangga

kurang nyaman karena sudut

kemiringan tangga cukup

besar, padahal pengguna

jembatan sebagian besar anak-

anak yang mempunyai standar

ergonomic berbeda dengan

orang dewasa.

4) Identifikasi ekspresi JPO dilihat

aspek estetika dan keindahan kota

a. Lokasi JPO-1 di Jalan PHH.

Mustopha ditinjau dari aspek

estetika dan keindahan kota

adalah sebagai berikut:

Selain fungsi pokok,

jembatan penyeberangan

mempunyai peranan

sekunder yang cukup

penting, yaitu sebagai

elemen pembentuk ruang

kota/citra kota, street

furniture dan pelengkap

kota. Di samping itu JPO

berperan sebagai sarana

komersial, dengan

ditempatkannya papan-

papan reklame/iklan yang

ditempatkan pada badan

jembatan yang menghadap

keluar pada kedua sisinya.

Bentuk dan ekspresi JPO

kurang mevisualkan peran

-peran tersebut.

Bentuk JPO di Jl.PHH.

Mustopha sangat standar,

kurang megah dan kurang

menarik.

Fasilitas street furniture

tidak ada. Situasi ling-

kungan belum tertata

dengan baik, banyak

bangunan liar dipinggir

jalan dan kesan semrawut,

tidak ada penghijauan,

view buruk.

Posisi papan iklan berupa

billboard berada diatas atap

jembatan dengan tinggi

bebas pandangan 2.40 m,

sehingga pengguna bisa

menikmati view dari atas

jembatan tanpa terhalang.

b. Lokasi JPO-2 di Jalan Merdeka

ditinjau dari aspek estetika

dan keindahan kota adalah

sebagai berikut:

Page 19: KAJIAN JEMBATAN PENYEBERANGAN ORANG (JPO) PADA … · Jalur pejalan kaki merupakan salah satu komponen lalu lintas yang sangat penting terutama di perkotaan. Keberadaan pejalan kaki

Kajian Jembatan Penyebrangan........(Sri Sularti & Fauzia Mulyawati)

SOSIOHUMANITAS, XIII (2), Agustus 2011

159

Selain fungsi pokok,

jembatan penyeberangan

mempunyai peranan

sekunder yang cukup

penting, yaitu sebagai

elemen pembentuk ruang

kota/citra kota, street

furniture dan pelengkap

kota. Di samping itu JPO

berperan sebagai sarana

komersial, dengan

ditempatkannya papan-

papan reklame/ iklan yang

ditempatkan pada badan

jembatan yang menghadap

keluar pada kedua sisinya.

Bentuk dan ekspresi JPO

kurang mevisualkan peran

-peran tersebut.

Bentuk JPO di Jalan

Merdeka cukup megah,

tetapi kurang terlihat

dengan jelas karena rimbun

nya pepohonan dari Taman

Balaikota yang menutupi.

Area lokasi JPO cukup

memenuhi persyaratan.

Trotoar sebagai jalur kaki

sudah tertata dengan baik,

yang berupa perkerasan

paving, dan fasilitas street

furniture ada, berupa

lampu-lampu, bak bunga

dan halte. Situasi

lingkungan sudah tertata

dengan baik, tidak ada

bangunan liar dipinggir

jalan dan kesan rapi.

Penghijauan dan view pada

lokasi tersebut bagus.

Posisi papan iklan berupa

billboard berada di atas

atap jembatan agak rendah,

dengan tinggi bebas pan-

dangan 1.20m, sehingga

menghalangi pandangan

pengguna untuk menik-

mati view dari atas

jembatan. Padahal lokasi

tersebut mempunya view

yang bagus, sehingga

kurang bisa dinikmati.

Dari hasil penelitian 2 buah JPO

tersebut bahwa masing-masing mem-

punyai kekurangan dan kelebihan,

sehingga perlu dioptimalkan jembatan

yang sudah ada dengan dilakukan

renovasi dan memperbaiki kekurangan

yang ada yang berupa fisik teknis

dengan menyesuaikan standar per-

Page 20: KAJIAN JEMBATAN PENYEBERANGAN ORANG (JPO) PADA … · Jalur pejalan kaki merupakan salah satu komponen lalu lintas yang sangat penting terutama di perkotaan. Keberadaan pejalan kaki

Kajian Jembatan Penyebrangan........(Sri Sularti & Fauzia Mulyawati)

SOSIOHUMANITAS, XIII (2), Agustus 2011

160

syaratan yang ideal. Untuk estetika

perlu finishing yang lebih baik dengan

melibatkan ahlinya.

Untuk lokasi JPO-1diusahakan

perluasan area lokasi yang lebih

memadai dan penataan yang lebih

baik. Apabila perluasan lahan tidak

memungkinkan, dengan bertahan pada

lahan lebih sempit akses menggunakan

tangga diusulkan diganti dengan lift.

Untuk peran sekunder, khususnya

sarana reklame perlu penertiban dan

perbaikan dan koordinasi pengelolaan

yang intergral dengan pengelola JPO.

Saran

Hasil penelitian yang telah

dilakukan dirasakan masih jauh dari

sempurna, maka perlu dilakukan

penelitian lanjutan yang mencakup

aspek-aspek lain yang lebih lengkap.

Untuk mendapatkan kontribusi yang

lebih luas dapat dilakukan penelitian

JPO seluruh kota Bandung dengan

penegelompokan zona yang berbeda.

DAFTAR PUSTAKA

Lynch, K., (1960). The Image of the

City, MIT Press, Cambridge

MA.

Direktorat Jenderal Binamarga,

(1995). Tata Cara Perencanaan

Jembatan Penyeberangan untuk

Pejalan kaki di perkotaan,

Departemen Pekerjaan Umum.


Recommended