Transcript
Page 1: jurnal EVALUASI PENJADWALAN WAKTU DAN BIAYA PROYEK DENGAN METODE PERT DAN CPM.docx

EVALUASI PENJADWALAN WAKTU DAN BIAYA PROYEK

DENGAN METODE PERT DAN CPM

(STUDY KASUS : Proyek Pembangunan Gedung Kantor Badan Pusat

Statistik Kota Medan di JL. Gaperta Medan, Sumatera Utara.)

MUHAMMAD RIZKI RIDHO

DOSEN PEMBIMBIMBING : IR. SYAHRIZAL, MT

DEPARTEMEN TEKNIK SIPIL FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS

SUMATERA UTARA

ABSTRAK

Proyek konstruksi adalah suatu kegiatan yang memiliki jangka waktu dalam penyelesaiaannya. Suatu proyek konstruksi dikerjakan dengan perencanaan yang matang agar proyek selesai sesuai dengan jangka waktu yang telah ditentukan. Penjadwalan proyek adalah suatu bentuk perencanaan proyek yang dibuat dengan tujuan agar proyek selesai tepat waktu. Critical Path Method dan Project Evaluation Review Technic ( PERT ) adalah dua dari beberapa metode yang digunakan untuk membuat penjadwalan proyek. Dua metode penjadwalan proyek ini memiliki dua pendekatan berbeda dalam pembuatannya, dimana CPM menggunakan pendekatan deterministik dan PERT menggunakan pendekatan probabilistik. Sering dalam suatu proyek terjadi keterlambatan dalam penyelesaiaannya karena faktor – faktor yang tidak diperhitungkan sebelumnya sehingga kontraktor perlu membuat alternatif lain dalam pengerjaan proyek agar selesai sesuai dengan rencana. Salah satu alternatif untuk mempercepat penyelesaian proyek adalah dengan penambahan jam kerja sehingga membutuhkan biaya lebih besar dari perencanaan sebelumnya agar proyek selesai tepat waktu. Penelitian ini akan mengkaji bagaimana penjadwalan proyek dapat dibuat pada pembangunan gedung Badan Pusat Statistik kota Medan yang terletak di jalan Gaperta Medan dengan menggunakan metode PERT dan CPM, dan bagaimana proyek dapat di percepat dengan penambahan jam kerja jika terjadi keterlambatan.Kata kunci : Penjadwalan, Critical Path Method, Project Evaluation Review Technic, CPM, PERT, Percepatan Proyek, Biaya.

Page 2: jurnal EVALUASI PENJADWALAN WAKTU DAN BIAYA PROYEK DENGAN METODE PERT DAN CPM.docx

I. PENDAHULUAN

Proyek dalam analisis jaringan kerja adalah serangkaian kegiatan-kegiatan yang

bertujuan untuk menghasilkan produk yang unik dan hanya dilakukan dalam periode tertentu

(temporer) (Maharesi, 2002). Dalam pengerjaannya suatu proyek dikerjakan berdasarkan

perencanaan yang telah dibuat oleh perencana proyek. Perencanaan merupakan bagian

terpenting untuk mencapai keberhasilan proyek konstruksi. Pengaruh perencanaan terhadap

proyek konstruksi akan berdampak pada pendapatan dalam proyek itu sendiri Salah satu

bentuk dari perencanaan suatu proyek adalah penjadwalan proyek.

Penjadwalan proyek merupakan salah satu elemen hasil perencanaan, yang dapat

memberikan informasi tentang jadwal rencana dan kemajuan proyek dalam hal kinerja sumber

daya berupa biaya, tenaga kerja, peralatan dan material serta rencana durasi proyek dengan

progress waktu untuk penyelesaian proyek. Critical Path Method (CPM) dan Project

Evaluation Review Technic ( PERT ) merupakan dua metode penjadwalan proyek yang

menggunakan pendekatan berbeda dalam pengerjaanya. Dimana metode CPM menggunakan

pendekatan deterministik sedangkan metode PERT menggunakan pendekatan probabilistik.

Proyek pada umumnya memiliki batas waktu (deadline), artinya proyek harus

diselesaikan sebelum atau tepat pada waktu yang telah ditentukan. Namun pada kenyataannya

di lapangan, suatu proyek tidak selalu berjalan sesuai dengan penjadwalan yang telah dibuat.

Ada banyak faktor yang mengakibatkan hal tersebut terjadi, salah satu yang paling sering

terjadi adalah karena turunnya hujan yang mengakibatkan proses kegiatan konstruksi harus

ditunda.

Salah satu cara untuk mempercepat waktu pelaksanaan proyek yang telah terunda

diantaranya dengan menambah waktu kerja dengan tenaga yang tersedia (kerja lembur)

Penambahan jam kerja bisa dilakukan dengan penambahan 1 jam, 2 jam, 3jam dan 4 jam

penambahan sesuai dengan waktu penambahan yang diinginkan. Tetapi dengan adanya

penambahan jam kerja ini otomatis biaya untuk pengerjaan proyek juga akan bertambah.

Penelitian ini akan mengkaji bagaimana penjadwalan proyek dapat dibuat pada

pembangunan gedung Badan Pusat Statistik kota Medan yang terletak di jalan Gaperta Medan

Page 3: jurnal EVALUASI PENJADWALAN WAKTU DAN BIAYA PROYEK DENGAN METODE PERT DAN CPM.docx

dengan menggunakan metode PERT dan CPM, dan bagaimana proyek dapat di percepat

dengan penambahan jam kerja jika terjadi keterlambatan.

II. KAJIAN PUSTAKA

Proyek didefinisikan sebagai kombinasi kegiatan-kegiatan yang saling berkaitan yang

harus dilakukan dalam urutan waktu tertentu sebelum keseluruhan tugas diselesaikan (Taha,

2007).

Proyek merupakan suatu rangkaian kegiatan yang mempunyai saat awal, akan dilaksanakan

serta diselesaikan dalam jangka waktu tertentu untuk mencapai suatu tujuan (Ali, 1997).

Menurut Kinkinzaen (2004) proyek (Project) adalah mendefinisikan suatu kombinasi

kegiatan-kegiatan yang saling berkaitan yang harus dilakukan dalam urutan-urutan tertentu

sebelum keseluruhan tugas-tugas proyek dapat diselesaikan. Kegiatan-kegiatan dalam proyek

ini saling berkaitan dan berhubungan dalam suatu urutan yang logis, dalam artian bahwa

beberapa kegiatan tidak dapat di mulai sampai kegiatankegiatan yang lainnya terlebih dahulu

di selesaikan

Penjadwalan proyek merupakan bagian yang paling penting dari sebuah perencanaan

proyek, yaitu untuk menentukan kapan sebuah proyek dilaksanakan berdasarkan urutan

tertentu dari awal sampai akhir proyek. Jadi penjadwalan proyek meliputi kegiatan

menetapkan jangka waktu kegiatan proyek yang harus diselesaikan dan waktu yang

dibutuhkan oleh setiap aktivitas dalam proyek.

2.1 Metode Penjadwalan Proyek

2.1.1 Critical Path Metod ( CPM )

Critical Path Method merupakan sebuah model ilmu manajemen untuk perencanaan

dan pengendalian sebuah proyek, yang dikembangkan sejak tahun 1957 oleh perusahaan Du

Pont untuk membangun suatu pabrik kimia dengan tujuan untuk menentukan jadwal kegiatan

Page 4: jurnal EVALUASI PENJADWALAN WAKTU DAN BIAYA PROYEK DENGAN METODE PERT DAN CPM.docx

beserta anggaran biayanya dengan maksud pekerjaan-pekerjaan yang telah dijadwalkan itu

dapat diselesaikan secara tepat waktu serta tepat biaya (Siswanto, 2007).

Menurut Levin dan Kirkpatrick (1972), metode Jalur Kritis (Critical Path Method - CPM),

yakni metode untuk merencanakan dan mengawasi proyek, merupakan sistem yang paling

banyak dipergunakan diantara semua sistem lain yang memakai prinsip pembentukan

jaringan. Dengan CPM, jumlah waktu yang dibutuhkan untuk menyelesaikan berbagai tahap

suatu proyek dianggap diketahui dengan pasti, demikian pula hubungan antara sumber yang

digunakan dan waktu yang diperlukan untuk menyelesaikan proyek

Dalam menentukan perkiraan waktu penyelesaian akan dikenal istilah jalur kritis yakni jalur

yang memiliki rangkaian kegiatan dengan total jumlah waktu terlama dan waktu penyelesaian

proyek yang tercepat (Taha, 2007). Oleh karena itu dapat dikatakan bahwa jalur kritis

merupakan jalur yang melalui kegiatan-kegiatan kritis dari awal sampai akhir jalur yang

sangat berpengaruh pada waktu penyelesaian proyek, walaupun dalam sebuah jaringan kerja

dapat saja terjadi beberapa jalur kritis. Identifikasi terhadap jalur kritis harus mampu

dilakukan oleh seorang manajer proyek dengan baik, sebab pada jalur ini terdapat kegiatan

yang jika pelaksanaannya terlambat maka akan mengakibatkan keterlambatan seluruh proyek.

Jaringan Kerja

Menurut Eka, Network planning (Jaringan Kerja) pada prinsipnya adalah hubungan

ketergantungan antara bagian-bagian pekerjaan yang digambarkan atau divisualisasikan dalam

diagram network. Dengan demikian dapat dikemukakan bagian-bagian pekerjaan yang harus

didahulukan, sehingga dapat dijadikan dasar untuk melakukan pekerjaan selanjutnya dan

dapat dilihat pula bahwa suatu pekerjaan belum dapat dimulai apabila kegiatan sebelumnya

belum selesai dikerjakan.

Simbol-simbol yang digunakan dalam menggambarkan suatu network adalah sebagai berikut

(Hayun, 2005) :

(anak panah/busur), mewakili sebuah kegiatan atau aktivitas yaitu tugas

yang dibutuhkan oleh proyek. Kegiatan di sini didefinisikan sebagai hal yang

memerlukan duration (jangka waktu tertentu) dalam pemakaian sejumlah resources

(sumber tenaga, peralatan, material, biaya). Kepala anak panah menunjukkan arah tiap

kegiatan, yang menunjukkan bahwa suatu kegiatan dimulai pada permulaan dan

Page 5: jurnal EVALUASI PENJADWALAN WAKTU DAN BIAYA PROYEK DENGAN METODE PERT DAN CPM.docx

berjalan maju sampai akhir dengan arah dari kiri ke kanan. Baik panjang maupun

kemiringan anak panah ini sama sekali tidak mempunyai arti. Jadi, tak perlu

menggunakan skala.

(lingkaran kecil/simpul/node), mewakili sebuah kejadian atau peristiwa atau

event. Kejadian (event) didefinisikan sebagai ujung atau pertemuan dari satu atau

beberapa kegiatan. Sebuah kejadian mewakili satu titik dalam waktu yang menyatakan

penyelesaian beberapa kegiatan dan awal beberapa kegiatan baru. Titik awal dan akhir

dari sebuah kegiatan karena itu dijabarkan dengan dua kejadian yang biasanya dikenal

sebagai kejadian kepala dan ekor. Kegiatan-kegiatan yang berawal dari saat kejadian

tertentu tidak dapat dimulai sampai kegiatan-kegiatan yang berakhir pada kejadian

yang sama diselesaikan. Suatu kejadian harus mendahulukan kegiatan yang keluar dari

simpul/node tersebut.

(anak panah terputus-putus), menyatakan kegiatan semu atau dummy

activity. Setiap anak panah memiliki peranan ganda dalam mewakili kegiatan dan

membantu untuk menunjukkan hubungan utama antara berbagai kegiatan. Dummy di

sini berguna untuk membatasi mulainya kegiatan seperti halnya kegiatan biasa,

panjang dan kemiringan dummy ini juga tak berarti apa-apa sehingga tidak perlu

berskala. Bedanya dengan kegiatan biasa ialah bahwa kegiatan dummy tidak memakan

waktu dan sumbar daya, jadi waktu kegiatan dan biaya sama dengan nol.

(anak panah tebal), merupakan kegiatan pada lintasan kritis.

Dalam penggunaannya, simbol-simbol ini digunakan dengan mengikuti aturan-aturan sebagai

berikut (Hayun, 2005) :

a. Di antara dua kejadian (event) yang sama, hanya boleh digambarkan satu anak panah.

b. Nama suatu aktivitas dinyatakan dengan huruf atau dengan nomor kejadian.

c. Aktivitas harus mengalir dari kejadian bernomor rendah ke kejadian bernomor tinggi.

d. Diagram hanya memiliki sebuah saat paling cepat dimulainya kejadian (initial event)

dan sebuah saat paling cepat diselesaikannya kejadian (terminal event).

Ervianto (2004) menjelaskan dalam CPM (Critical Path Method) dikenal EET

( Earliest Event Time) dan LET (Last Event Time), Total Float, Free Float, dan Float

Page 6: jurnal EVALUASI PENJADWALAN WAKTU DAN BIAYA PROYEK DENGAN METODE PERT DAN CPM.docx

Interferen, EET itu sendiri adalah peristiwa paling awal atau waktu tercepat dari event. LET

adalah peristiwa paling akhir atau waktu paling lambat dari event.

EET dan LET suatu Kegiatan

X /(i, j) = nama kegiatan

i = Peristiwa awal kegiatan X

j = Peristiwa akhir kegiatan X

Lij = Durasi kegiatan (i, j)

Jalur Kritis

Dalam metode CPM (Critical Path Method - Metode Jalur Kritis) dikenal dengan adanya jalur

kritis, yaitu jalur yang memiliki rangkaian komponen-komponen kegiatan dengan total jumlah

waktu terlama. Jalur kritis terdiri dari rangkaian kegiatan kritis, dimulai dari kegiatan pertama

sampai pada kegiatan terakhir proyek (Soeharto, 1999).

Lintasan kritis (Critical Path) melalui aktivitas-aktivitas yang jumlah waktu pelaksanaannya

paling lama. Jadi, lintasan kritis adalah lintasan yang paling menentukan waktu penyelesaian

proyek secara keseluruhan, digambar dengan anak panah tebal (Badri,1997).

Jalur kritis dalam suatu diagram jaringan adalah lintasan yang terdiri dari kegiatan-kegiatan

kritis dan peristiwa-peristiwa kritis yang sangat sensitif terhadap keterlambatan, sehingga bila

sebuah kegiatan kritis terlambat satu hari saja, sedangkan kegiatan-kegiatan lainnya tidak

terlambat maka proyek akan mengalami keterlambatan satu hari juga (Ali, 1997). Sedangkan

peristiwa kritis merupakan peristiwa yang memiliki EET i = LETi sehingga EETi - LETi = 0

hal ini menyebabkan waktu yang diperlukan untuk menyelesaikan satu lintasan kritis sama

dengan waktu yang diperlukan untuk menyelesaikan seluruh proyek. (Siagian, 1998).

Page 7: jurnal EVALUASI PENJADWALAN WAKTU DAN BIAYA PROYEK DENGAN METODE PERT DAN CPM.docx

2.1.2 Program Evaluation Review Technic ( PERT )

Pada tahun 1958, Booz Allen Hamilton menemukan sebuah metode penjadwalan yang

diberi nama diagram PERT, merupakan singkatan dari Program Evaluation and Review

Technique. Diagram PERT dapat digunakan untuk mempermudah proses perencanaan dan

penjadwalan untuk proyek dengan kapasitas besar dan kompleks karena mampu mengatasi

ketidakpastian dalam proyek tanpa perlu tahu durasi dari setiap aktifitas.

Menurut Gusti Ayu metode PERT memberikan perkiraan waktu dengan menggunakan

tiga angka estimasi untuk menyelesaikan suatu kegiatan yaitu PERT juga memperkenalkan

parameter lain yang mencoba mengukur ketidakpastian secara kuantitatif seperti deviasi

standar dan varians. Dengan demikian metode PERT bermaksud menampung adanya unsur-

unsur yang belum pasti, kemudian menganalisis kemungkinan-kemungkinan sejauh mana

proyek menyimpang atau memenuhi

Probabiiitas Dalam Penjadwalan Proyek

Gusti Ayu menjelaskan bahwa teori Probabilitas dengan kurva distibusinya bermaksud untuk

mengkaji dan mengukur ketidakpastian serta menjelaskannya secara kuantitatif. Pada

dasarnya prinsip jaringan kerja dan jalur kritis pada metode PERT dan CPM hamper sama

yang mebedakannya adalah dalam metode PERT, diketahui tiga angka estimasi setiap

kegiatan. Tujuan dari penggunaan tiga angka estimasi adalah untuk memberikan rentang

waktu yang paling lebar dalam melakukan sasaran dalam melakukan estimasi kurun waktu

kegiatan. Ketiga

estimasi durasi tersebut adalah:

Kurun waktu optimistic (optimistic duration time)

Kurun waktu optimistik adalah durasi yang tercepat untuk menyelesaikan suatu

kegiatan jika segala sesuatunya berjalan dengan baik. Durasi yang digunakan hanya

sekali dalam seratus kali kegiatan yang dilakukan berulang-ulang dengan kondisi

yang hampir sama

Kurun waktu paling mungkin (most likely time)

Page 8: jurnal EVALUASI PENJADWALAN WAKTU DAN BIAYA PROYEK DENGAN METODE PERT DAN CPM.docx

Kurun waktu paling mungkin adalah durasi yang paling sering terjadi dibanding

dengan yang lain bila kegiatan dilakukan berulang-ulang dengan kondisi yang hampir

sama.

Kurun waktu pesimistik (pessimistic duration time)

Kurun waktu pesimistik adalah durasi yang paling lama untuk menyelesaikan

kegiatan, bila segala sesuatunya serba tidak baik. Durasi disini dilampaui hanya sekali

dalam seratus kali, bila kegiatan tersebut dilakukan berulang-ulang dengan kondisi

yang hampir sama.

Selanjutnya ketiga perkiraan waktu itu dirumuskan menjadi satu angka yang disebut (te) atau

kurun waktu yang diharapkan (expected duration time).

Dalam menentukan nilai (te) dipakai asumsi bahwa kemungkinan terjadinya peristiwa

optimistik (a) dan pesimistik (b) adalah sama. Sedangkan kemungkinan terjadinya peristiwa

paling mungkin adalah empat kali lebih besar dari kedua peristiwa optimistik dan pesimistik

sehingga apabila dijumlah akan bernilai 6 (enam) sesuai dengan rentang kurva distribusi

peristiwa yang telah di standarkan.

Rumusannya adalah ( Yamit, 2003):

te=a+4 m+b6

Deviasi Standar dan Varians Kegiatan

Gusti Ayu menjelaskan estimasi kurun waktu kegiatan pada metode PERT memakai rentang

waktu. Rentang waktu ini menandai derajat ketidakpastian yang berkaitan dengan proses

estimasi kurun waktu kegiatan. Besarnya ketidakpastian ini tergantung pada besarnya angka

yang diperkirakan untuk a dan b. Parameter yang menjelaskan masalah ini dikenal sebagai

deviasi standar dan varians. Berdasarkan ilmu statistik, angka deviasi standar adalah sebesar

1/6 dari rentang distribusi (b-a) atau bila ditulis dengan rumus adalah sebagai berikut

(Soeharto,1995):

Deviasi Standar Kegiatan

S=16

(b−a )

Varians Kegiatan

V (te )=S2

Page 9: jurnal EVALUASI PENJADWALAN WAKTU DAN BIAYA PROYEK DENGAN METODE PERT DAN CPM.docx

Dimana :

S = deviasi standar kegiatan

V(te) = varians kegiatan

Kemungkinan/ketidakpastian mencapai target jadwal pada metode PERT dinyatakan dengan z

yaitu hubungan antara waktu yang diharapkan (EET) dengan target T(d) dengan rumus

sebagai berikut:

Deviasi z=T (d )−EET

S

Dimana :

z = Kemungkinan target yang hendak dicapai

T(d) = Target waktu penyelesaian proyek

EET = Waktu paling awal peristiwa

S = Standar Deviasi

Dengan menggunakan table Comulative Normal Distribution akan dapat menentukan

persentase (%) proyek selesai pada target T(d).

2.2 Mempercepat Waktu Proyek (Crashing Project)

Dalam suatu proyek yang dikehendaki selesai dalam jangka waktu yang telah

ditentukan, dapat dilakukan percepatan durasi kegiatan dengan konsekuensi akan terjadi

peningkatan biaya. Percepatan durasi pelaksanaan proyek dengan biaya serendah mungkin

dinamakan Crashing Project (Badri, 1991). Pada CPM, untuk mempercepat waktu pengerjaan

proyek maka diadakan percepatan durasi kegiatan pada jalur-jalur kritis, dengan syarat bahwa

pengurangan waktu tidak akan menimbulkan jalur kritis baru. Salah satu cara untuk

mempercepat waktu pelaksanaan proyek diantaranya dengan menambah waktu kerja dengan

tenaga yang tersedia (kerja lembur)

Penambahan jam kerja bisa dilakukan dengan penambahan 1 jam, 2 jam, 3jam dan 4 jam

penambahan sesuai dengan waktu penambahan yang diinginkan.

Dengan adanya penambahan jam kerja, maka akan mengurangi produktivitas tenaga kerja, hal

ini disebabkan karena adanya faktor kelelahan oleh para pekerja. Adapun indikasi penurunan

Page 10: jurnal EVALUASI PENJADWALAN WAKTU DAN BIAYA PROYEK DENGAN METODE PERT DAN CPM.docx

produktivitas pekerja terhadap penambahan jam kerja dapat dilihat pada gambar grafik

dibawah ini:

Indeks Produktivitas

1,3 Proyek Besar

1,2

1,1

Jam Lembur

1,0 2,0 3,0

Gambar 2.10. Indikasi menurunnya produktivitas akibat penambahan jam kerja (Sumber : Soeharto, 1997)

Dari uraian diatas dapat ditulis sebagai berikut:

a. Produktivitas Harian

¿ VolumeDurasi Normal

b. Produktivitas Tiap Jam

¿ Produktivitas Harian7 jam

c. Produktivitas Harian Sesudah crash

¿ (7 jam x Produktivitas tiap jam )+(a x b x Produktivitas tiap jam)

Dimana:

Page 11: jurnal EVALUASI PENJADWALAN WAKTU DAN BIAYA PROYEK DENGAN METODE PERT DAN CPM.docx

a=Lama penamba han jam krja

b=Koefisien penurunan Produktivitas Penamba h an jam kerj a

d. Crash Duration

¿ VolumeProduktivitas HarianSesuda hCras h

Koefisien Penurunan Produktifitas

Jam Lembur

(jam)

Penurunan

Indeks

Produktifitas

Prestasi Kerja

(%)

1 0.1 90

2 0.2 80

3 0.3 70

4 0.4 60

2.2.1 Biaya Tambahan Pekerja (Crash Cost)

Dengan adanya penambahan waktu kerja, maka biaya untuk tenaga kerja akan bertambah dari

biaya normal tenaga kerja. Berdasarkan Keputusan Mentri Tenaga Kerja dan Transmigrasi

Republik Indonesia Nomor KEP. 102/MEN/VI/2004 bahwa upah penambahan kerja

bervariasi, untuk penambahan waktu kerja satu jam pertama, pekerja mendapatkan tambahan

upah 1,5 kali upah perjam waktu normal, dan untuk penambahan waktu kerja berikutnya

pekerja mendapatkan 2 kali upah perjam waktu normal.

Adapun perhitungan biaya tambahan pekerja dapat dirumuskan sebagai berikut, yaitu:

1. Normal ongkos pekerja perhari

¿ Produktivitas Harian x HargaSatuanUpa h Pekerja

Page 12: jurnal EVALUASI PENJADWALAN WAKTU DAN BIAYA PROYEK DENGAN METODE PERT DAN CPM.docx

2. Normal ongkos pekerja perjam

¿ Produktivita s Perjam x HargaSatuan Upah Pekerja

3. Biaya Lembur pekerja

¿1,5 xupa h sejamnormaluntuk jam kerja lembur pertama+¿

2 xn xupa h sejamnormaluntuk jam kerja lemburberikutnya

Dimana:

n = jumlah penambahan jam kerja

4. Crash Cost pekerja perhari

¿ (7 jam x normalcost pekerja )+(n x biayalembur perjam)

5. Cost Slope (Penambahan biaya langsung untuk mempercepat suatu aktifitas persatuan

waktu)

¿ cras h cost−normal costnormalduration−cra hduration

2.2.2 Hubungan Antara Biaya dan Waktu

Biaya total proyek sama dengan jumlah biaya langsung ditambah biaya tidak langsung. Biaya

total proyek sangat tergantung terhadap waktu penyelesaian proyek, semakin lama proyek

selesai makan biaya yang dikeluarkan akan semakin besar. Hubungan antara biaya dengan

waktu dapat dilihat pada gambar 2.17. Titik A mnunjukkan titik normal, sedangkan titik B

adalah titik dipersingkat. Garis yang menghubungkan antara titik Adan titik B disebut kurva

waktu-biaya.

Page 13: jurnal EVALUASI PENJADWALAN WAKTU DAN BIAYA PROYEK DENGAN METODE PERT DAN CPM.docx

Biaya

Biaya waktu B

Dipersingkat Titik Dipersingkat

Biaya Dipercepat A Titik Normal

Waktu Waktu Waktu

Dipercepat Normal

Hubungan waktu-biaya normal dan dipersingkat untuk suatu kegiatan (Sumber :

Soeharto ,1997)

III. HASIL DAN PEMBAHASAN

Penelitian dilakukan pada pembangunan gedung Badan Pusat Statistik Kota Medan

yang terletak di jalan Gaperta Medan. Adapun dari data yang di peroleh pada proyek tersebut

diketahui bahwa durasi proyek adalah selama 16 minggu atau 112 hari dengan total biaya

sebesar Rp. 1.809.701.725,55. Dari data tersebut akan dibuat dua bentuk penjadwalan proyek

baru dengan metode CPM dan metode PERT. Dan jika proyek diprediksi akan terjadi

keterlambatan dalam penyelesaiaanya maka dibuatlah suatu percepatan proyek dengan

alternative penambahan 1 jam dan 3 jam waktu kerja.

3.1 Jaringan Kerja Dengan Metode CPM

Sebelum membuat sebuah jaringan kerja, maka perlu diketahui dahulu ketergantungan

setiap itempekerjaan pada proyek. Hal ini bertujuan untuk mengetahui pekerjaan mana yang

harus dikerjakan dahulu sebelum di pekerjaan lain dikerjakan atau pekerjaan mana yang dapat

Page 14: jurnal EVALUASI PENJADWALAN WAKTU DAN BIAYA PROYEK DENGAN METODE PERT DAN CPM.docx

dikerjakan bersamaan. Maka dari data time schedule proyek yang telah didapat diketahui

logika ketergantungan seperti pada table dibawah ini

ITEM PEKERJAAN SIMBOL KETERGANTUNGANDURASI

(hari)

A. PEKERJAAN PENDAHULUAN A - 14

B. PEKERJAAN LANTAI I       I. PEKERJAAN GALIAN DAN TIMBUNAN B1 - 21 II. PEKERJAAN PONDASI / BETON (MUTU K-175) B2 A 35 III. PEKERJAAN BATA / PLESTERAN B3 A,B1 35 IV. PEKERJAAN LANTAI DAN KERAMIK B4 B10,C1,C2 21 V. PEKERJAAN PINTU DAN JENDELA B5 B1,B2 21 VI. PEKERJAAN ATAP FIBER GLASS B6 B5,B10,C2,C6 7 VII. PEKERJAAN PLAFOND B7 B1,B2 21 VIII. PEKERJAAN PENGECATAN B8 B4,C3,C4,C5,C8,C9 14 IX. PEKERJAAN ELECTRIKAL B9 B10,C1 21X. PEKERJAAN SANITAIR B10 B1,B2 14

C. PEKERJAAN LANTAI II       I. PEKERJAAN BETON (MUTU K-175) C1 A,B1 35 II. PEKERJAAN BATA / PLESTERAN C2 B1,B2 21 III. PEKERJAAN LANTAI DAN KERAMIK C3 B10,C1,C2 21 IV. PEKERJAAN PINTU DAN JENDELA C4 B10,C1,C2 14 V. PEKERJAAN ATAP / KUDA-KUDA C5 B1,B2 28 VI. PEKERJAAN PLAFOND C6 B1,B2 21 VII. PEKERJAAN PENGECATAN C7 B4,B6,B9,C3,C4,C5 21 VIII. PEKERJAAN ELECTRIKAL C8 B5,B10,C2,C6 21IX. PEKERJAAN SANITAIR C9 B10,C1,C2 21

D. PEKERJAAN LAIN - LAIN     112

Ketergantungan Item Pekerjaan

Page 15: jurnal EVALUASI PENJADWALAN WAKTU DAN BIAYA PROYEK DENGAN METODE PERT DAN CPM.docx

Diagram Jaringan Kerja Dengan Metode CPM

Adapun bentuk jaringan kerja yang dibuat dengan metode CPM adalah seperti gamar

diatas. Dengan jalur kritis berada pada kegiatan A-B1-C1-C5-B8.

3.2 Jaringan Kerja Dengan Metode PERT

Penjadwalan proyek dengan metode PERT, dimulai dengan mengestimasi waktu

penyelesaian setiap item kegiatan proyek kedalam 3 jenis estimasi waktu yaitu waktu optimis

(a), waktu yang paling mungkin (m), dan waktu pesimis (b). Dimana estimasi ini didapat dari

hasil wawancara dari responden yang memiliki pengalaman dalam pengerjaan proyek.

Page 16: jurnal EVALUASI PENJADWALAN WAKTU DAN BIAYA PROYEK DENGAN METODE PERT DAN CPM.docx

Adapun hasil analisa keseluruhan proyek untuk estimasi durasi optimis (a), durasi

paling memungkinkan (m) dan durasi pesimis (b) dapat dilihat pada tabel berikut

ITEM PEKERJAAN SIMBOL

DURASI DURASI DURASI

OPTIMIS

(a)

YANG PALING

MUNGKIN (m)

PESIMIS

(b)

(HARI) (HARI) (HARI)

A. PEKERJAAN PENDAHULUAN A 14 14 17

B. PEKERJAAN LANTAI I        

I. PEKERJAAN GALIAN DAN TIMBUNAN B1 14 21 25

II. PEKERJAAN PONDASI / BETON

(MUTU K-175) B231 35 43

III. PEKERJAAN BATA / PLESTERAN B3 33 35 47

IV. PEKERJAAN LANTAI DAN KERAMIK B4 18 21 24

V. PEKERJAAN PINTU DAN JENDELA B5 19 21 23

VI. PEKERJAAN ATAP FIBER GLASS B6 5 7 9

VII. PEKERJAAN PLAFOND B7 17 21 26

VIII. PEKERJAAN PENGECATAN B8 10 14 21

IX. PEKERJAAN ELECTRIKAL B9 18 21 24

X. PEKERJAAN SANITAIR B10 10 14 20

C. PEKERJAAN LANTAI II        

I. PEKERJAAN BETON (MUTU K-175) C1 30 35 43

II. PEKERJAAN BATA / PLESTERAN C2 17 21 23

III. PEKERJAAN LANTAI DAN KERAMIK C3 18 21 24

IV. PEKERJAAN PINTU DAN JENDELA C4 11 14 16

V. PEKERJAAN ATAP / KUDA-KUDA C5 25 28 30

VI. PEKERJAAN PLAFOND C6 17 21 26

VII. PEKERJAAN PENGECATAN C7 17 21 25

VIII. PEKERJAAN ELECTRIKAL C8 18 21 24

IX. PEKERJAAN SANITAIR C9 17 21 26

Tabel 4.4 Estimasi waktu pada metode PERT

Setelah membuat estimasi waktu maka dicari niali te (waktu yang diharapkan) dengan

menggunakan rumus

Page 17: jurnal EVALUASI PENJADWALAN WAKTU DAN BIAYA PROYEK DENGAN METODE PERT DAN CPM.docx

te=a+4 m+b6

Dimana:

te = waktu yang diharapkan

a = waktu optimis

b = waktu pesimis

m = waktu paling mungkin

maka didapat nilai te untuk masing-masing kegiatan dalam bentuk tabel

ITEM PEKERJAAN te

A. PEKERJAAN PENDAHULUAN 11.8

B. PEKERJAAN LANTAI I  

I. PEKERJAAN GALIAN DAN TIMBUNAN 17.0

II. PEKERJAAN PONDASI / BETON (MUTU K-175) 33.7

III. PEKERJAAN BATA / PLESTERAN 35.7

IV. PEKERJAAN LANTAI DAN KERAMIK 19.5

V. PEKERJAAN PINTU DAN JENDELA 20.0

VI. PEKERJAAN ATAP FIBER GLASS 6.0

VII. PEKERJAAN PLAFOND 19.2

VIII. PEKERJAAN PENGECATAN 12.5

IX. PEKERJAAN ELECTRIKAL 19.5

X. PEKERJAAN SANITAIR 12.3

C. PEKERJAAN LANTAI II  

I. PEKERJAAN BETON (MUTU K-175) 33.0

II. PEKERJAAN BATA / PLESTERAN 18.7

III. PEKERJAAN LANTAI DAN KERAMIK 19.5

IV. PEKERJAAN PINTU DAN JENDELA 12.3

V. PEKERJAAN ATAP / KUDA-KUDA 26.3

VI. PEKERJAAN PLAFOND 19.2

VII. PEKERJAAN PENGECATAN 19.0

VIII. PEKERJAAN ELECTRIKAL 19.5

IX. PEKERJAAN SANITAIR 19.2

Page 18: jurnal EVALUASI PENJADWALAN WAKTU DAN BIAYA PROYEK DENGAN METODE PERT DAN CPM.docx

Tabel 4.5 Nilai waktu yang diharapkan (te)

Dengan menggunakan nilai te ( durasi waktu yang diharapkan ) maka dibuatlah sebuah

diagram jaringan kerja proyek. Dimana prinsip pembuatan jaringan kerja ini sama seperti pada

metode CPM.

Diagram Jaringan Kerja Dengan Metode PERT

Dari hasil analisa penjadwalan dengan metode PERT dengan nilai te sebagai durasi

yang digunakan dalam perhitungan, maka diketahui penyelesaian proyek (TE) selama 103.7

hari dan diperoler jalur kritis pada diagram jaringan kerja pada kegiatan A-B2-B5-C9-C7 .

Berdasarkan lintasan kritis yang telah didapat pada perhitungan, kemudian tentukan

nilai deviasi standard dan varians pada proyek secara keseluruhan.

Page 19: jurnal EVALUASI PENJADWALAN WAKTU DAN BIAYA PROYEK DENGAN METODE PERT DAN CPM.docx

Nilai deviasi standard dapat dicari dengan rumus

S=16

(b−a )

Dan nilai varians kegiatan dapat dicari dengan rumus

V ( te )=S2

Maka kedua variable ini dapatdilihat dalam bentuk table sebagai berikut

ITEM PEKERJAAN SIMBOLa

(hari)

b

(hari)S V(te)

PEKERJAAN PENDAHULUAN A 10 17 1.2 1.36

PEKERJAAN PONDASI / BETON (MUTU K-175) B2 31 43 2.0 4.00

PEKERJAAN PINTU DAN JENDELA B5 19 23 0.7 0.44

PEKERJAAN SANITAIR C7 17 25 1.3 1.78

PEKERJAAN PENGECATAN C9 17 26 1.5 2.25

Ʃ V(te) 9.83

Standard Deviasi 3.14

Nilai Standard Deviasi dan Varians Kegiatn pada metode PERT

Dari table diatas dapat diketahui nilai total varians ( Ʃ V(te) ) = 9.83 dan deviasi

standar ( S ) = 3.14. Dari sifat kurva distribusi normal dimana 99,7 % area berada dalam

interval (TE - 3S) dan (TE + 3S) maka besar rentang 3S adalah 3 x 3.14 = 9.41. Maka kurun

waktu penyelesaian proyek adalah 103.7 ± 9.41 hari. Perkiraan penyelesaian proyek paling

cepat adalah 103.7 – 9.41 = 94.29 hari ~ 95 hari. Dan perkiraan penyelesaian proyek paling

lambat adalah 103.7 + 9.41 = 113.11 hari ~ 114 hari. Jika dalam hal ini target yang ingin

dicapai adalah kurun waktu yang paling cepat, maka nilai T(d) = 95 hari.

Kemungkinan/ketidakpastian mencapai target jadwal pada metode PERT dinyatakan

dengan z

Page 20: jurnal EVALUASI PENJADWALAN WAKTU DAN BIAYA PROYEK DENGAN METODE PERT DAN CPM.docx

Deviasi z=T (d )−TE

S

Deviasi z=95−103.73.14

Deviasi z=−2.77

Dengan menggunakan tabel distribusi normal komulatif dengan harga z = -2,77 maka

diperoleh hasil 0,0028. Ini kemungkinan proyek untuk selesai dalam jangka watu 95 hari

hanya

sekitar

0,28%.

Untuk

analisis

selengkapnya dapat dilihat pada tabel berikut

Tabel 4.10 Target dan Kemungkinan Penyelesaiaan Proyek

No Target Deviasi Distribusi Normal Probabilitas/kemungkinan

  Penyelesaian z KomulatifProyek Dapat Selesai

100%  hari     (%)

1 95 -2.77 0.0028 0.28

2 96 -2.45 0.0071 0.71

3 97 -2.13 0.0164 1.64

4 98 -1.82 0.0344 3.44

5 99 -1.50 0.0643 6.43

6 100 -1.18 0.119 11.90

7 101 -0.86 0.1949 19.49

8 102 -0.54 0.2946 29.46

9 103 -0.22 0.4129 41.29

10 103.47 -0.07 0.4721 47.21

11 104 0.10 0.5398 53.98

12 105 0.41 0.6591 65.91

13 106 0.73 0.6443 64.43

14 107 1.05 0.8531 85.31

15 108 1.37 0.9147 91.47

16 109 1.69 0.9545 95.45

17 110 2.01 0.9778 97.78

18 111 2.32 0.9898 98.98

19 112 2.64 0.9959 99.59

20 113 2.96 0.9985 99.85

21 114 3.28 0.99948 99.95

Page 21: jurnal EVALUASI PENJADWALAN WAKTU DAN BIAYA PROYEK DENGAN METODE PERT DAN CPM.docx

Dari hasil analisis diatas dapat diketahui bahwa

1. kemungkinan proyek dapat diselesaiakan dalam waktu 95 hari adalah 0.28%.

2. kemungkinan proyek dapat diselesaiakan dalam waktu 103.47 harhari atau 104

ah adalah 47.21%.

3. kemungkinan proyek dapat diselesaiakan dalam waktu 114 hari adalah 99.95

%.

4.4 Menghitung Percepatan Waktu dan Biaya Proyek

Setelah sebelumnya telah dibentuk suatu penjadwalan proyek dengan metode CPM

dan PERT, maka disini akan dibuat suatu cara untuk mempercepat penyelesaian waktu proyek

Page 22: jurnal EVALUASI PENJADWALAN WAKTU DAN BIAYA PROYEK DENGAN METODE PERT DAN CPM.docx

dengan alternative penambahan jam kerja yaitu selama 1 jam dan 3 jam waktu kerja. Dalam

percepatan proyek untuk alternative penambahan jam kerja ini hanya berlaku pada kegiatan-

kegiatan yang berada pada lintasan kritis karena kegiatan pada lintasan kritis adalah kegiatan

yang tidak boleh tertunda. Maka akan diambil salah satu lintasan kritis yang didapat dari

pembuatan penjadwalan proyek dengan 2 metode sebelumnya.

Jika dibandingkan dengan metode PERT yang menggunakan konsep probabilitas

(kemungkinan), metode CPM lebih valid digunakan untuk dipercepat penyelesaiannya.

Adapun lintasan kritis yang didapat pada metode CPM tersebut terletak pada kegiatan A-B1-

C1-C5-B8.

Hanya kelima kegiatan yang berada pada lintasan kritis diatas yang dipercepat dengan

alternative penambahan 1 jam dan 3 jam waktu kerja.

Dari hasil analisa dan perhitungan maka diperoleh hasil percepatan waktu proyek

dengan penambahan 1 jam waktu kerja sebagai berikut

No ITEM PEKERJAAN VOLUM

E UNI

T

DURASI UNIT

CRASH UNI

T NORMAL

DURATION

A PEKERJAAN PENDAHULUAN            

1 Pagar Sementara 45.00 Ls 1 hari 0.89 hari

2 Pembersihan Lokasi 252.00 m2 1 hari 0.89 hari

3 Pengukuran Bowplank 72.00 M 1 hari 0.89 hari

4 Gudang dan Los Kerja 21.00 Ls 7 hari 6.20 hari

5 Pengadaan Air Kerja 1.00 Ls 4 hari 3.54 hari

B PEKERJAAN LANTAI I            

I PEKERJAAN GALIAN DAN TIMBUNAN            

  Galian Tanah Pondasi 64.49 M3 7 hari 6.20 hari

  Timbunan Tanah Kembali 16.12 M3 4 hari 3.54 hari

  Urugan Tanah 136.39 M3 7 hari 6.20 hari

  Urugan Pasir 36.12 M3 3 hari 2.66 hari

VIII PEKERJAAN PENGECATAN       hari   hari

1 Cat Tembok Dinding ex Vinilex (Setara) 986.60 M2 11 hari 9.75 hari

2 Cat Tembok Plafond ex Vinilex (Setara) 3.00 M2 2 hari 1.77 hari

3 Cat Melamine 52.58 M2 1 hari 0.89 hari

C PEKERJAAN LANTAI II            

I PEKERJAAN BETON (MUTU K-175)            

Page 23: jurnal EVALUASI PENJADWALAN WAKTU DAN BIAYA PROYEK DENGAN METODE PERT DAN CPM.docx

1 Balok Beton 19.28 M3 10 hari 8.86 hari

2 Plat Lantai 26.58 M3 5 hari 4.43 hari

3 Kolom Beton 6.21 M3 5 hari 4.43 hari

4 Kolom Praktis 2.64 M1 3 hari 2.66 hari

5 Balok Latei 43.40 M1 3 hari 2.66 hari

6 Balok Beton (Locker) 0.80 M3 2 hari 1.77 hari

7 Plat Beton (Locker) 3.75 M3 2 hari 1.77 hari

8 Ring Balok Beton 134.70 M1 2 hari 1.77 hari

9 Talang Beton 6.97 M3 3 hari 2.66 hari

V PEKERJAAN ATAP / KUDA-KUDA            

1 Rangka Atap Zincalume 238.51 M2 12 hari 10.63 hari

2 Atap Super Dex t= 0.3 mm 238.51 M2 12 hari 10.63 hari

3 Rabung Super Dex 17.00 M1 1 hari 0.89 hari

4 Talang Tegak Pipa PVC 3" 84.00 M1 3 hari 2.66 hari

durasi total pengerjaan proyek     112 hari    

durasi total pengerjaan proyek setelah         99.24 hari

di percepat dengan penambahn 1 jam kerja       dibulatkan menjadi 100 hari

Perhitungan Biaya Tambahan Penambahan 1 Jam Kerja

No ITEM PEKERJAAN

TOTAL TOTAL CRASH

TAMBAHAN BIAYA

NORMAL COST PEKERJA COST PER PEKERJAAN

     A PEKERJAAN PENDAHULUAN      

1 Pagar Sementara 7,875,000.00

-

-

2 Pembersihan Lokasi 2,142,000.00

2,304,683.54

162,683.54

3 Pengukuran Bowplank 4,870,440.00

1,017,546.84

71,826.84

4 Gudang dan Los Kerja 7,875,000.00

-

-

5 Pengadaan Air Kerja 1,000,000.00

-

-

B PEKERJAAN LANTAI I     -

I PEKERJAAN GALIAN DAN TIMBUNAN      

  Galian Tanah Pondasi 2,531,232.50

2,723,478.01

192,245.51

  Timbunan Tanah Kembali 459,491.25

494,389.32

34,898.07

  Urugan Tanah

Page 24: jurnal EVALUASI PENJADWALAN WAKTU DAN BIAYA PROYEK DENGAN METODE PERT DAN CPM.docx

15,152,929.00 2,303,955.13 162,632.13

  Urugan Pasir 4,012,932.00

610,153.67

43,069.67

VIII PEKERJAAN PENGECATAN      

1 Cat Tembok Dinding ex Vinilex (Setara) 23,453,455.20

12,188,506.35

860,365.15

2 Cat Tembok Plafond ex Vinilex (Setara) 5,082,453.60

2,641,296.03

186,444.43

3 Cat Melamine 9,727,300.00

-

-

C PEKERJAAN LANTAI II      I PEKERJAAN BETON (MUTU K-175)      

1 Balok Beton 110,488,869.64

12,418,587.84

876,606.20

2 Plat Lantai 154,342,152.45

13,959,113.65

985,349.20

3 Kolom Beton 37,014,410.03

3,261,327.91

230,211.38

4 Kolom Praktis 295,986.24

40,622.08

2,867.44

5 Balok Latei 5,505,941.00

1,102,730.82

77,839.82

6 Balok Beton (Locker) 4,584,600.40

515,294.10

36,373.70

7 Plat Beton (Locker) 21,775,134.38

1,969,400.91

139,016.53

8 Ring Balok Beton 17,088,715.50

3,422,530.92

241,590.42

9 Talang Beton 40,472,716.43

3,660,459.82

258,385.40

V PEKERJAAN ATAP / KUDA-KUDA      

1 Rangka Atap Zincalume 44,124,350.00

-

-

2 Atap Super Dex t= 0.3 mm 20,443,884.65

4,582,033.72

323,437.67

3 Rabung Super Dex 815,787.50

458,878.96

32,391.46

4 Talang Tegak Pipa PVC 3" 4,258,716.00

1,344,760.25

94,924.25

Dari hasil analisa dan perhitungan maka diperoleh nilai cost slope untuk masing-masing

penambahan jam kerja seperti table dibawah ini

No.

Keterangan Waktu penyelesaian

proyek (hari)

Jumlah waktu yang dipercepat

(hari)

Besar biaya proyek

Biaya tambahan

Cost Slope

(Rupiah) (Rupiah) (Rupiah)

1 waktu normal 112 0 1,809,701,725.

55 0 -

2penambahan 1 jam 100 12

1,814,714,884.36

5,013,158.81

417,763.23

Page 25: jurnal EVALUASI PENJADWALAN WAKTU DAN BIAYA PROYEK DENGAN METODE PERT DAN CPM.docx

3penambahan 3 jam 87 25

1,834,363,528.80

24,661,803.25

986,472.13

Cost Slope Penambahan Jam Kerja

IV. KESIMPULAN DAN SARAN

4.1 KESIMPULAN

Berdasarkan penelitian yang telah dilakukan terhadap proyek pembangunan gedung Badan

Pusat Statistik kota Medan yang terletak di jalan Gaperta Medan maka didapat

disimpulkan

1. Dengan menggunakan metode CPM proyek pembangunan gedung Badan Pusat

Statistik kota Medan dapat selesai dalam jangka waktu 112 hari, dan lintasan kritis

terletak pada kegiatan A-B1-C1-C5-B8. Dengan menggunakan metode PERT, proyek

pembangunan Gedung Badan Pusat Statistik kota Medan paling cepat dapat

diselesaikan selama 95 hari dengan kemungkinan 0,28 %, paling lambat dapat

diselesaiakn selama 114 hari dengan kemungkinan 99,98 %, paling mungkin

diselesaikan selama 103,47 hari ~ 104 hari dengan kemungkinan 47,21 %.

2. Dengan alternatif penambahan 1 jam waktu kerja maka proyek dapat diselesaikan

selama 100 hari atau dapat di percepat selama 12 hari dengan penambahan biaya

sebesar Rp. 5,013,158.81 dan besar cost slope Rp.417.763.23/hari. Dengan alternatif

penambahan 3 jam waktu kerja maka proyek dapat diselesaikan selama 87 hari atau

dapat di percepat selama 25 hari dengan penambahan biaya sebesar Rp. 24,661,803.25

dan besar cost slope Rp.986,472.13/hari.

4.1 SARAN

Logika ketergantungan dibuat lebih simpel dan tidak berbelit-belit sehingga

mekanisme pembuatan penjadwalan tidak menjadi rumit dan hasil penjadwalan

yang dibuat lebih mudah dimengerti.

Analisa penambahan jam kerja hanya dilakukan pada kegiatan-kegiatan yang

berda pada lintasan kritis, karena jika dilakukan pada kegiatan yang tidak kritis

tidak mempengaruhi terhadap penyelesaian proyek.

Page 26: jurnal EVALUASI PENJADWALAN WAKTU DAN BIAYA PROYEK DENGAN METODE PERT DAN CPM.docx

V DAFTAR PUASTAKA

Ervianto, Wulfram I. 2009. Manajemen Proyek Konstruksi, Edisi Revisi. Yogyakarta : Andi.

Willis, Edward M. 1986. Scheduling Construction Projects. John Wiley & Sons, New York.

(http://eprints.uny.ac.id/7338/1/t-30.pdf). Analisis Jaringan Kerja Untuk Penjadwalan

Kegiatan Dan Alokasi Pembiayaan Pada Proyek Pembangunan Komplek Gedung

SerbagunaMenggunakan Critical Path Method. Diakses 27 Maret 2013.

Mahanavami, Gusti Ayu. Perencanaan Waktu Pelaksanaan Proyek Dengan Metode Pert

(Studikasus Graha Miracle Denpasar)

Ps Vincentia, L Lilik, Rs Leopoldus. ( Prosiding) Analisis Jaringan Kerja Untuk Penjadwalan

Kegiatan Dan Alokasi Pembiayaan Pada Proyek Pembangunan Komplek Gedung

Serbaguna Menggunakan Critical Path Method. Salatiga : Fakultas Sains dan Matematika

Universitas Kristen Satya Wacana


Recommended