Download pdf - iskemik serebral

Transcript
  • 1 Referat Ilmu Penyekit Saraf Infark Serebral

    LEMBAR PENGESAHAN

    Telah dipresentasikan refarat dengan judul Infark serebral oleh Arlando M. Anapaku dan

    Berland P.E. Candra pada hari..

    Kupang, Oktober 2014

    Mengetahui,

    Pembimbing

    dr. Johana Herlin Sp.S

  • 2 Referat Ilmu Penyekit Saraf Infark Serebral

    KATA PEGANTAR

    Puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa karena atas rahmat dan karunia- Nya penulis

    dapat menyelesaikan referat dengan judul Infark serebral, Terapi Intensif Dan Management Nyeri

    RSUD Prof W.Z. Johannes/ FK Universitas Nusa Cendana.Dengan ketulusan hati penulis juga

    ingin menyampaikan rasa terima kasih kepada :

    1 dr. Johana Herlin Sp.S selaku pembimbing penyusunan refarat ini.

    2. Segenap staf Kedokteran Bagian Saraf RSUD Prof W.Z Johannes Kupang.

    3. Seluruh pihak yang telah membantu terselesaikannya referat ini.

    Penulis menyadari bahwa referat ini tentu tidak terlepas dari kekurangan karena

    keterbatasan waktu, tenaga, dan pengetahuan penulis.Maka sangat diperlukan masukan dan saran

    yang membangun.Semoga referat ini dapat memberikan manfaat bagi kita semua.

    Kupang, Oktober 2014

    Penulis

  • 3 Referat Ilmu Penyekit Saraf Infark Serebral

    Daftar Isi

    Lembar Pengesahan .............................................................................................................. 1

    Kata Pengantar ...................................................................................................................... 2

    Daftar Isi ............................................................................................................................... 3

    Daftar Gambar ...................................................................................................................... 4

    Daftar Singkatan ................................................................................................................... 5

    Bab 1 Pendahuluan ............................................................................................................... 6

    Bab 2 Tinjauan Pustaka ........................................................................................................ 8

    2.1 Anatomi ........................................................................................................................... 8

    2.2 Fungsi bagian-bagian otak .............................................................................................. 9

    2.3 Neuropatofisiologi ........................................................................................................ 16

    2.4 Diagnostik Infark serebri .............................................................................................. 21

    2.5 Komplikasi .................................................................................................................... 23

    2.6 Tata Laksana Stroke Iskemik ........................................................................................ 24

    Bab 3 Penutup ..................................................................................................................... 26

    Daftar Pustaka ..................................................................................................................... 27

  • 4 Referat Ilmu Penyekit Saraf Infark Serebral

    Daftar Gambar

    Gambar 2.1 Pembagian Otak ................................................................................................ 9

    Gambar 2.2 Penampang Pembagian Lobus Otak dan fungsinya ........................................ 11

    Gambar 2.3 Pembagain Girus Otak .................................................................................... 13

    Gambar 2.4 Potongan Melintang Otak dan Lapisannya ..................................................... 15

  • 5 Referat Ilmu Penyekit Saraf Infark Serebral

    Daftar Singkatan

    TIA (transient Ischaemic Attack) ......................................................................................... 16

    PRIND (prolonged reversible ischemic neurogical deficit) ................................................ 16

    Computerized tomography (CT) ......................................................................................... 22

    Magnetic Resonance Imaging (MRI) ................................................................................... 22

    Digital Substraction Angiografi (DSA) .............................................................................. 22

  • 6 Referat Ilmu Penyekit Saraf Infark Serebral

    BAB I

    Pendahuluan

    Otak adalah organ yang luar biasa, bekerja mengkoordinasikan seluruh yang terjadi di

    dalam tubuh kita, kepribadian, metabolisme, tekanan darah, emosi, hormon, ingatan , bekerja

    melebihi komputer manapun didunia ini. Kelainan kecil pada otak akan mempengaruhi aktifitas

    tubuh, karenanya kita harus selalu menjaga nutrisinya dan menjaga kesehatannya dan

    mengembangkannya.

    Otak manusia mempunyai berat 2% dari berat badan orang dewasa (3 pon) , menerima 20

    % curah jantung dan memerlukan 20% pemakaian oksigen tubuh dan sekitar 400 kilokalori energi

    setiap harinya. Otak merupakan jaringan yang paling banyak memakai energi dalam seluruh tubuh

    manusia dan terutama berasal dari proses metabolisme oksidasi glukosa. Jaringan otak sangat

    rentan terhadap perubahan oksigen dan glukosa darah, aliran darah berhenti 10 detik saja sudah

    dapat menghilangkan kesadaran manusia. Berhenti dalam beberapa menit , merusak permanen

    otak. Hipoglikemia yang berlangsung berkepanjangan juga merusak jaringan otak.

    Otak mengatur dan mengkordinir sebagian besar, gerakan, perilaku dan fungsi tubuh

    homeostasis seperti detak jantung, tekanan darah, keseimbangan cairan tubuh dan suhu tubuh.

    Otak juga bertanggung jawab atas fungsi seperti pengenalan, emosi. ingatan, pembelajaran

    motorik dan segala bentuk pembelajaran lainnya.Otak terbentuk dari dua jenis sel: glia dan neuron.

    Glia berfungsi untuk menunjang dan melingungi neuron, sedangkan neuron membawa informasi

    dalam bentuk pulsa listrik yang di kenal sebagai potensial aksi. Mereka berkomunikasi dengan

    neuron yang lain dan keseluruh tubuh dengan mengirimkan berbagai macam bahan kimia yang

    disebut neurotransmitter . Neurotransmitter ini dikirimkan pada celah yang di kenal sebagi

    sinapsis.

    Infark serebri adalah kematian neuron-neuron, sel glia dan sistem pembuluh darah yang

    disebabkan kekurangan oksigen dan nutrisi. Berdasarkan penyebabnya Infark dapat dibagi

    menjadi 3, yaitu:

    http://id.wikipedia.org/w/index.php?title=Gerakan&action=edithttp://id.wikipedia.org/w/index.php?title=Perilaku&action=edithttp://id.wikipedia.org/w/index.php?title=Homeostasis&action=edithttp://id.wikipedia.org/w/index.php?title=Pengenalan&action=edithttp://id.wikipedia.org/w/index.php?title=Emosi&action=edithttp://id.wikipedia.org/w/index.php?title=Ingatan&action=edithttp://id.wikipedia.org/w/index.php?title=Pembelajaran_motorik&action=edithttp://id.wikipedia.org/w/index.php?title=Pembelajaran_motorik&action=edithttp://id.wikipedia.org/wiki/Pembelajaranhttp://id.wikipedia.org/wiki/Sel_%28biologi%29http://id.wikipedia.org/w/index.php?title=Glia&action=edithttp://id.wikipedia.org/wiki/Neuronhttp://id.wikipedia.org/w/index.php?title=Potensial_aksi&action=edithttp://id.wikipedia.org/w/index.php?title=Neurotransmitter&action=edithttp://id.wikipedia.org/w/index.php?title=Sinapsis&action=edit

  • 7 Referat Ilmu Penyekit Saraf Infark Serebral

    1. Infark anoksik, disebabkan kekurangan oksigen, walaupun aliran darahnya normal,

    misalnya asfiksia

    2. Infark hipoglikemik, terjadi bila kadar glukosa darah dibawah batas kritis untuk waktu

    yang lama, misalnya koma hipoglikemik

    3. Infark iskemik, terjadi gangguan aliran darah yang menyebabkan berkurangnya aliran

    oksigen dan nutrisi.

    Luasnya infark bergantung pada faktor-faktor seperti lokasi dan besarnya pembuluh darah

    dan adekuatnya sirkulasi kolateral terhadap area yang disuplai oleh pembuluh darah yang

    tersumbat. Supali darah ke otak dapat berubah (makin lambat atu cepat) pada gangguan lokal

    (trombus, emboli, perdarahan, dan spasme vaskuler) atau karena gangguan umum (hipoksia

    karena gangguan paru dan jantung). Aterosklerosis sering sebagai faktor penyebab infark pada

    otak. Trombus dapat berasal dari plak arterosklerotik, atau darah dapat beku pada area yang

    stenosis, tempat aliran darah mengalami pelambatan atau terjadi turbulensi.

    Lesi yang terjadi pada susunan saraf hanya mempunyai dua sifat yaitu lesi irritatif yang

    merupakan lesi yang bersifat menstimulasi sel saraf untuk melakukan stimulasi kerja berlebih

    sehingga dalam klinis akan didapatkan respon persepsi dari motorik, sensorik maupun otonom

    yang meningkat. Sedangkan lesi yang kedua yaitu lesi paralitik yang memberikan respon

    kehilangan fungsi baik pada susunan yang bersifat sensorik, motorik maupun otonom.

    Tujuan referat ini untuk lebih mengetahui perubahan yang terjadi pada Infark serebri

    karena iskemik, serta tanda-tanda klinis dan penegakkan diagnostiknya dengan harapan dapat

    dipakai untuk penatalaksanaan yang lebih baik, prediksi prognosa yang lebih tepat,

    penanggulangan komplikasi yang lebih terarah.

  • 8 Referat Ilmu Penyekit Saraf Infark Serebral

    Bab II

    Tinjauan Pustaka

    2.1 Anatomi

    Berikut adalah pembagian otak :

    a. Telensefalon (endbrain), termasuk didalamnya adalah :

    o Hemisferum serebri

    o Korteks serebri

    o Rhinensefalon (sistem limbik)

    o Basal Ganglia

    o Nukleus Kaudatus

    o Nukleus lentikularis

    o Klaustrum

    o Amigdala

    b. Diensefalon (interbrain)

    o Epitalamus

    o Talamus

    o Subtalamus

    o Hipotalamus

    c. Mesensefalon (midbrain)

    o Korpora quadrigemina

    o Kolikulus superior

    o Kolikulus inferior

    o Tegmentum

    o Nukleus ruber

    o Substantia nigra

    o Pedunkulus serebri

    d. Metensefalon (afterbrain)

    o Pons

    o Serebelum

    e. Mienlesefalon (marrow brain)

    o Medula Oblongata

  • 9 Referat Ilmu Penyekit Saraf Infark Serebral

    Gambar 2.1 Pembagian Otak

    2.2 Fungsi Bagian-bagian Otak

    a. Otak besar (serebrum)

    Cerebrum Atau otak besar terdapat dua buah yang kita kenal sebagai dua hemisfer yaitu

    otak kiri dan otak kanan. Keduanya dihubungkan oleh sebuah commisura yaitu corpus calosum.

    Masing masing otak besar terdiri dari susunan yang disebut kortek serebri , jaringan masa putih

    atau white matter dan ganglia basalis.

    Kedua otak ini dalam menjalankan fungsinya mempunyai domain yang berbeda, di mana

    otak kiri mempunyai peranan fungsi kognitif yang dominan di samping fungsi-fungsi lain.

    Sedangkan otak kanan lebih berperan dalam fungsi seni (Art) disamping fungsi fungsi lainnya.

    Adanya korpus kalosum yang menjembatani kedua hemisphere otak yaitu otak kanan dan otak kiri

    dalam setiap informasi yang dimiliki selalu mendapatkan fissure balik penuh baik dari otak kanan

    maupun otak kiri.

    Permukaan luar otak besar terdapat lekukan-lekukan ke dalam yang disebut sulkus dan

    apabila sulkus ini lebih dalam disebut fissure. Tujuan diari adanya sulkus atau fissure ialah untuk

  • 10 Referat Ilmu Penyekit Saraf Infark Serebral

    memperluas permukaan otak yang berada pada rongga yang relative kecil. Di antara dua sulkus

    terdapat sebuah tonjolan yang disebut girus. Girus mempunyai nama-nama spesifik yang

    berhubungan dengan fungsi daerah otak setempat seperti girus presentralis, girus post sentralis dan

    sebagainya. Permukaan otak berwarna abu-abu sehingga disebut subtansia grisea, warna abu-abu

    ini disebabkan karena permukaan otak tersebut mengandung badan sel saraf seluruhnya dan

    selanjutnya permukaan luar otak ini disebut sebagai cortex, sedangkan bagian dibawahnya

    berwarna putih dan disebut sebagai subtansia alba dikarenakan mengandung serabut-serabut saraf

    yang bermielin. Di dalam bangunan berwarna putih yang disebut sebagai subtansia alba ini akan

    ditemukan kelompok-kelompok atau pulau-pulau yang mempunyai komponen sel neuron dan

    disebut sebagai ganglia basalis.

    Otak besar berdasarkan luas wilayahnya dapat dibagi menjadi bagian-bagian yang disebut

    dengan lobus antara lain :

    1. Lobus frontal

    2. Lobus parietal

    3. Lobus oksipital

    4. Lobus temporal

    Masing-masing lobus tersebut akan dipisahkan oleh celah yang disebut sebagai sulkus atau

    fissure sebagai contoh pemisah antara lobus frontalis dan lobus parietalis disebut sulkus centralis.

    Pemisah lobus parietalis dengan lobus oksipitalis disebut sulkus paritooksipitalis. Sedangkan

    pemisah antara lobus temporal dengan lobus yang lain disebut sulkus lateralis .

  • 11 Referat Ilmu Penyekit Saraf Infark Serebral

    Gambar 2.2 Penampang Pembagian lobus otak dan fungsinya

    Lobus frontalis

    Lobus frontalis merupakan daerah otak yang terbesar yang terletak di muka dari belakang

    orbita sampai dengan pertengahan kepala yaitu sulkus sentralis. Bagian ini mempunyai peran

    penting sebagai pusat dari :

    1. Perintah gerak

    2. Pusat pergerakan

    3. Pusat bicara (broka)

    4. Pusat emosi

    5. Pusat berfikir

    6. Pusat pengatur gerak mata

    7. Pusat perilaku

    8. Pusat inisiatif

    9. Pusat reaksi terhadap jatuh

    10. Pusat untuk mengatur kondisi tubuh

    11. Dan pusat-pusat lainnya

  • 12 Referat Ilmu Penyekit Saraf Infark Serebral

    Lobus Parietalis

    Dibatasi bagian depan oleh sulkus sentralis dan dibagian belakang dibatasi oleh sulkus

    paritooksipitalis dan bagian samping dibatasi oleh sulkus lateralis. Bagian otak ini yang paling

    menonjol adalah daerah yang paling muka yang dikenal dengan girus post sentralis yang

    mempunyai fungsi sebagai pusat analisator dari sensasi somato sensorik yang meliputi untuk

    perasaan nyeri, suhu, perasaan taktil atau menilai objek. Sebagian kecil yang bersebelah dengan

    lobus temporalis juga berfungsi dalam proses bicara (speech)

    Lobus Temporalis

    Merupakan bagian otak yang terdapat pada lateral bawah yang mempunyai peran dalam

    sebagai pusat pendengaran dan berperan dalam mengerti kata atau pembicaraan (speech),

    memahami suara, memahami irama musik, memahami tinggi rendahnya nada, mengerti nama,

    mengetahui posisi kiri-kanan, dan sebagainya.

    Dengan adanya sulkus temporalis superior dan inferior maka lobus temporalis dari bagian

    samping terbagi menjadi tiga, yaitu : gyrus temporalis superior, gyrus temporalis media, dan gyrus

    temporalis inferior. Sedangkan pada bagian bawah dalam akan terdapat gyrus parahipocampus

    yang dipisahkan oleh sulkus collateral dengan gyrus occipito-temporal media, sedangkan gyrus

    occipito-temporal media oleh sulkus occipito-temporal dipisahkan dengan gyrus occipito-

    temporal lateral. Bagian ujung depan dari gyrus parahypocampus terdapat pemisah yang disebut

    sulkus rhinal, sulkus ini memisahkan gyrus parahypocampus dengan ujung lobus temporal yang

    disebut uncus. Sedangkan bagian belakang dari gyrus parahypocampus disebut gyrus lingual.

  • 13 Referat Ilmu Penyekit Saraf Infark Serebral

    Gambar 2.3 Pembagian Girus otak

    Lobus oksipitalis

    Lobus oksipitalis adalah bagian otak yang paling belakang, di anterior (bagian media)

    dipisahkan dengan lobus parietalis oleh sulkus paritoaksipitalis sedangkan dibagian samping atau

    lateral dipisahkan dari lobus temporalis oleh preoksipital incisures (lekukan halus). Lobus oksipital

    peranan utamanya adalah sebagai pusat penerimaan dan analisa penglihatan dikenal sebagai kortek

    calcarina dan pengenalan penglihatan serta warna. Dikenalsebagai area 17 sebagai pusat

    penglihatan primer dan area 18, 19 sebagai pusat penglihatan sekunder dan tersier dengan peran

    utama sebagai pusat memori penglihatan. Pada stimulasi elektrik di area 18,19 akan menimbulkan

    aura penglihatan dalam bentuk kilatan cahaya, warna dan garis, sedangkan kerusakan daerah ini

    akan menimbulkan gangguan berupa kemunduran kemampuan pengenal obyek, bentuk dan

    ukuran benda (optical agnosia, alexia)

    a. Otak tengah (mesensefalon)

    Otak tengah terletak di depan otak kecil dan jembatan varol. Di depan otak tengah terdapat

    talamus dan kelenjar hipofisis yang mengatur kerja kelenjar-kelenjar endokrin. Bagian atas

  • 14 Referat Ilmu Penyekit Saraf Infark Serebral

    (dorsal) otak tengah merupakan lobus optikus yang mengatur refleks mata seperti penyempitan

    pupil mata, dan juga merupakan pusat pendengaran.

    b. Otak kecil (serebelum)

    Serebelum mempunyai fungsi utama dalam koordinasi gerakan otot yang terjadi secara

    sadar, keseimbangan, dan posisi tubuh. Bila ada rangsangan yang merugikan atau berbahaya maka

    gerakan sadar yang normal tidak mungkin dilaksanakan.

    c. Medulla oblongata (medulla oblongata)

    Medulla oblongata berfungsi menghantar impuls yang datang dari medula spinalis menuju

    ke otak. Medulla oblongata juga mempengaruhi jembatan, refleks fisiologi seperti detak jantung,

    tekanan darah, volume dan kecepatan respirasi, gerak alat pencernaan, dan sekresi kelenjar

    pencernaan. Selain itu, Medulla oblongata juga mengatur gerak refleks yang lain seperti bersin,

    batuk, dan berkedip.

    d. Jembatan varol (pons varoli)

    Pons berisi serabut saraf yang menghubungkan otak kecil bagian kiri dan kanan, juga

    menghubungkan otak besar dan sumsum tulang belakang.

    o Otak dan sumsum tulang belakang mempunyai 3 materi esensial yaitu:

    1. badan sel yang membentuk bagian materi kelabu (substansi grissea)

    2. serabut saraf yang membentuk bagian materi putih (substansi alba)

    3. sel-sel neuroglia, yaitu jaringan ikat yang terletak di antara sel-sel saraf di dalam sistem

    saraf pusat

    o Ketiga lapisan membran meninges dari luar ke dalam adalah sebagai berikut:

    1. Durameter; merupakan selaput yang kuat dan bersatu dengan tengkorak.

    2. Araknoid; disebut demikian karena bentuknya seperti sarang labah-labah. Di dalamnya

    terdapat cairan serebrospinalis; semacam cairan limfa yang mengisi sela sela membran

  • 15 Referat Ilmu Penyekit Saraf Infark Serebral

    araknoid. Fungsi selaput araknoid adalah sebagai bantalan untuk melindungi otak dari

    bahaya kerusakan mekanik.

    3. Piameter. Lapisan ini penuh dengan pembuluh darah dan sangat dekat dengan permukaan

    otak. Agaknya lapisan ini berfungsi untuk memberi oksigen dan nutrisi serta mengangkut

    bahan sisa metabolisme.

    Gambar 2.4 Potongan Melintang Otak dan lapisannya

  • 16 Referat Ilmu Penyekit Saraf Infark Serebral

    2.3 Neuropatofisiologi

    Sistem saraf pusat memiliki kebutuhan energi yang sangat tinggi yang hanya terpenuhi

    oleh suplai substrat metabolik yang terus menerus dan tidak terputus. Pada keadaan normal, energi

    tersebut semata-mata berasal dari metabolisme aerob glukosa. Otak tidak memiliki persediaan

    energi untuk digunakan saat terjadi gangguan penghantaran substrat. Jika tidak mendapatkan

    glukosa dan oksigen dalam jumlah yang cukup, fungsi neuron akan menurun dalam beberapa detik.

    Kebutuhan aliran darah minimal otak untuk memelihara strukturalnya adalah 5-8 ml per

    100 g per menit. Karena itu dapat terlihat adanya defisit fungsional tanpa terjadinya kematian

    jaringan (infark). Jika aliran darah yang terancam kembali pulih dengan cepat, misalnya oleh

    trombolisis spontan atau secara terapeutik, jaringan otak tidak rusak dan akan kembali berfungsi

    seperti sebelumnya. Hal ini terjadi pada transient ischemic attack (TIA), yang secara klinis

    didefinisikan sebagai defisit neurologis sementara dengan durasi tidak lebih dari 24 jam. Delapan

    puluh persen dari seluruh TIA berlangsung sekitar 30 menit.

    Defisit neurologis akibat iskemia kadang-kadang dapat berkurang meskipun telah lebih

    dari 24 jam, pada kasus tersebut bukan disebut sebagai TIA tetapi PRIND (prolonged reversible

    ischemic neurogical deficit). Jika hipoperfusi berlangsung lebih lama dari yang dapat ditoleransi

    otak maka akan terjadi kematian sel.

    Penyebab utama dari infark serebral adalah kegagalan suplai oxigen ke otak (juga suplai

    glukosa). Infark berada pada area yang disuplai oleh pembuluh darah terminal. Penyebab paling

    umum adalah adanya gangguan lokal pada aliran darah karena pembuluh darah (oklusi). Penyakit

    kardiovaskular sentral memiliki kontribusi yang besar pada gangguan perfusi ini. Akibatnya akan

    terjadi nekrosis pada jaringan yang disuplai oleh pembuluh darah terminal. Patofisiologi dari

    gangguan ini dapat disederhanakan sebagai : faktor resiko- gangguan perfusi- infark (necrosis

    atau iskemik). Berdasarkan penyebab iskemiknya, infark dibagi menjadi infark embolik, infark

    hemodinamik, dan infark lakunar.

    Umumnya terdapat oklusi arterial atau stenosis arterial. Oklusi arterial biasanya

    disebabkan oleh thrombosis pada plak atheroumatous atau embolisasi. Bekuan darah atau serpihan

  • 17 Referat Ilmu Penyekit Saraf Infark Serebral

    debris yang lepas dari plak atehromatosa di dinding pembuluh dara besar terbawa aliran darah ke

    otak dan menjadi sumbatan di end artery fungsional. Oklusi embolik parosimal pada trunkus

    utama arteri serebri menyebabkan infark luas pada seluruh teritori pembuluh darah disebut

    teritorial. Infark yang kecil dapat merupakan akibat dari emboli oleh plak atheroumatous pada

    regio arteri karotis internal. Kadang- kadang dapat berasal dari vena perifer yang terbawa aliran

    darah ke otak (emboli paradoksal).

    Trombus dapat pecah dari dinding pembuluh darah terbawa sebagai emboli dalam aliran

    darah. Trombus mengakibatkan iskemia jaringan otak yang disuplai oleh pembuluh darah yang

    bersangkutan dan edema dan kongesti di sekitar area. Area edema ini menyebabkan disfungsi yang

    lebih besar daripada area infark itu sendiri. Edema dapat berkurang dalam beberapa jam atau

    kadang-kadang sesudah beberapa hari. Dengan berkurangnya edema pasien mulai menunjukkan

    perbaikan. Oleh karena trombosis biasanya tidak fatal, jika tidak terjadi perdarahan masif. Oklusi

    pada pembuluh darah serebral oleh embolus menyebabkan edema dan nekrosis diikuti trombosis.

    Jika terjadi septik infeksi akan meluas pada dinding pembuluh darah maka akan terjadi abses atau

    ensefalitis, atau jika sisa infeksi berada pada pembuluh darah yang tersumbat menyebabkan

    dilatasi aneurisma pembuluh darah. Hal ini akan menyebabkan perdarahan serebral, jika aneurisma

    pecah atau ruptur.

    Arterial stenosis umumnya muncul pada kasus atheromatosis karena atheroma

    menyebabkan aliran darah yang turbulent pada area yang menyempit sehingga menyebabkan

    gangguan pada anastomosis pembuluh darah. Namun tidak berarti bahwa semua area yang

    menyempit karena atheroma akan selalu menjadi infark. Infark biasanya muncul ketika ada

    insufisiensi kardiovaskular utama yang berkontribusi pada penyempitan tersebut. Infark serebral

    biasanya muncul saat tekanan darah sedang rendah seperi saat sedang tidur atau saat tekanan darah

    turun pada kasus shock karena infark miokard. Penyebab lain dari infark serebral adalah

    aneurisma, arteritis dan jarang disebabkan oleh spasme vaskular.

    Perdarahan pada otak disebabkan oleh ruptur arteriosklerotik dan hipertensi pembuluh darah.

    Perdarahan intraserebral yang sangat luas akan lebih sering menyebabkan kematian dibandingkan

    keseluruhan penyakit serebrovaskuler, karena perdarahan yang luas teradi destruksi massa otak,

    peningkatan tekanan intrakranial dan yang lebih berat dapat menyebabkan herniasi otak pada falk

    serebri atau pada foramen magnum.

  • 18 Referat Ilmu Penyekit Saraf Infark Serebral

    Kematian dapat disebabkan oleh kompresi batang otak, hemisfer otak, dan perdarahan batang

    otak sekunder atau ekstensi perdarahan ke batang otak. Perembesan darah ke ventrikel otak terjadi

    pada sepertiga kasus perdarahan otak di nukleus kaudatus, talamus, dan pons.

    Jika sirkulasi serebral terhambat, dapat berkembang anoreksia serebral. Perubahan yang

    disebabkan oleh anoreksia serebral dapat reversibel untuk waktu 4-6 menit. Perubahan ireversibel

    jika anoreksia lebih dari 10 menit. Anoreksia serebral dapat terjadi oleh karena gangguan yang

    bervariasi salah satunya henti jantung.

    Selain kerusakan parenkim otak, akibat volume perdarahan yang relatif banyak akan

    mengakibatkan peningkatan tekanan intrakranial dan penurunan tekanan perfusi otak serta

    gangguan drainase otak. Elemen-elemen vasoaktif darah yang keluar dan kaskade iskemik akibat

    penurunannya tekanan perfusi, menyebabkan saraf di area yang terkena darah dan sekitarnya

    tertekan lagi.

    Jumlah darah yang keluar menentukan prognosis. Jika volume darah lebih dari 60 cc maka

    risiko kematian sebesar 93% pada perdarahan dalam dan 71% pada perdarahan lobar. Sedangkan

    jika terjadi perdarahan serebral dengan volume antara 30-60 cc diperkirakan kemungkinan

    kematian sebesar 75%, namun volume darah 5 cc dan terdapat di pons sudah berakibat fatal.

    Infark hemodinamik disebabkan oleh penurunan tekanan perfusi secara kritis pada segmen

    arteri distal akibat stenosis pada arteri yang lebih prosksimal. Keadaan semacam ini biasanya

    terjadi pada teritori arteri perforans profunda longus dalam substantia alba serebri. Infark yang

    terlihat seperti rantai di substantia alba sentrum semiovale. Infark ini jauh lebih jarang

    dibandingkan infark emboli.

    Infark lakunar adalah infark yang disebabkan oleh perubahan mikroangiopatik arteri-arteri

    kecil dengan penyempitan lumen yang progresif dan oklusi yang diakibatkannya. Faktor resiko

    terpenting adalah hipertensi arterial yang menyebabkan hyalinosis dinding vaskular arteri kecil.

    Pasien dengan hipertensi memiliki resiko tinggi mengalami infark serebral, yang

    dikarenakan peningkatan kecepatan pembentukan atherosclerosis dan atheroma. Dalam kasus ini

    munculnya infark serebral yang kecil dan besar seperti demensia yang disebabkan ateriopaty. Pada

    kasus hipertensi maligna dapat timbul ensefalopaty hipertensi. Penyebab timbulnya adalah

    peningkatan yang sangat cepat dari tekanan darah yang menyebabkan gangguan autoregulasi

  • 19 Referat Ilmu Penyekit Saraf Infark Serebral

    sirkulasi serebral. Akan terjadi dilatasi fokal dari pembuluh darah kecil, kerusakan endotel dan

    peningkatan permeabilitas dinding vaskuler yang berujung pada keluarnya protein dan elektrolit

    ke ruang interstisiel yang menyebabkan edema otak. Kondisi ini biasanya ditandai dengan tanda

    neurologis focal, spasme, suppor sampai koma.

    Gambaran klinis dapat berbeda-beda tergantung bagian yang terkena. Kerusakan dapat

    mengenai area mana saja pada otak dan biasanya area disekitarnya ikut terlibat. Kerusakan

    biasanya muncul pada area arteri serebri media dan banyak arteri yang menyuplai ganglia basal

    dan capsula interna. Perubahan jaringan serebral kerena usia akan berlipat ganda seperti

    mikroemboli yang menyebabkan mikcroinfark diikuti penurunan fungsi serebral. Penurunan

    fungsi paling besar muncul mengikuti munculnya infark. Selama periode ini, situasi diperburuk

    oleh adanya edem otak dan gangguan suplai pembuluh darah otak (iskemik, hipoxia, hipoglikemia

    dan lain-lain). Pada infark yang luas biasanya terdapat tanda klinis hipertensi intrakranial seperti

    penurunan kesadaran, mual muntah dan sakit kepala.

    Korteks serebral secara relativ dilindungi oleh jaringan kolateral yang kaya pembuluh

    darah. Suplai darah kolateral dapat berasal dari pembuluh darah lingkaran anastomosis (sirkulus

    wilisi) atau dari anastomosis leptomeningeal superfisial arteri serebri. Pada umumnya sirkulasi

    kolateral di perifer infark lebih baik daripada di bagian tengahnya. Jaringan otak yang iskemik di

    perifer beresiko mengalami kematian sel, namun karena adanya sirkulasi kolateral, belum

    mengalami kerusakan yang ireversibel disebut sebagai penumbra (half shadow) infark.

    Secara patologi Infark serebri dibagi 2:

    1. Secara makroskopik

    2. Secara mikroskopik

    1. Secara Makroskopik

    Perubahan yang terjadi pada Infark serebri tergantung dari lamanya Infark, pada 3 jam

    pertama fokus-fokus yang berwarna pucat di kortikal bersatu/bergabung membentuk suatu daerah

    iskemik yang luas. Infark serebri yang kurang dari 12 jam sulit/tidak dapat diketahui dengan CT

    Scan.

    Jaringan Infark selanjutnya menjadi jaringan nekrotik kemudian menjadi kolaps dikelilingi

    oleh edem, sehingga gyrus menjadi datar dan sulkus menghilang. Gyrus cingulus mungkin

  • 20 Referat Ilmu Penyekit Saraf Infark Serebral

    bergeser dibawah falk serebri dan terjadi herniasi girus hippokampus melalui tentorium menekan

    a. Serebri posterior, menyebabkan iskemik lobus oksipitalis, apabila aliran darah lancar kembali

    dapat terjadi Infark berdarah.

    Perubahan awal yang terlihat dengan mata biasa adalah pembengkakan pada masa kelabu

    dan masa putih, massa putih tampak pucat dan pada tahap awal sulit membedakan dengan yang

    normal, daerah ini disebut daerah iekemik nekrosis.

    2. Secara mikroskopik

    Perubahan-perubahan yang terjadi karena iskemik merupakan kelanjutan perubahan yang

    terjadi karena hipoksia. Tidak ada perubahan secara mikroskopik dalam 6 jam setelah serangan.

    Neuron kemudian membengkak dalam waktu 24 jam menjadi mengkerut, hiperkromasi dan

    piknotik dapat terlihat kromatolisis dan inti yang eksentrik, astrosit membengkak dan berfragmen,

    terjadi degenerasi selubung mielin.

    Setelah 48 jam mikroglia berproliferasi dan memasuki jaringan Infark untuk memakan

    lemak yang dihasilkan dari penghancuran myelin, setelah 3 minggu makrophage lemak berkurang

    secara bertahap sampai beberapa bulan, sel sel polimorhonuklear tampak berlebihan pada (24-26

    jam) pertama. Setelah beberapa hari timbul kapiler-kapiler baru. Disekitar jaringan yang

    sehat/tidak rusak astrosit mulai berproliferasi menbentuk sel yang besar dengan sitoplasma yang

    berwarna pucat, serat-serat astroglia terdapat pada batas dari daerah Infark, kapiler didalam daerah

    Infark diselubungi jaringan kollagen fibroglial yang halus membentuk jaringan trabekula, bahan-

    bahan nekrotik hilang dan makrophage berkurang.

    Setelah 2-3 bulan bahan-bahan nekrotik diserap dan terjadi rongga, leptomening yang

    menutupinya menjadi lebih tebal dan pada tahap lanjut korteks tertekan dan ventrikel menjadi

    dilatasi. Secara mikroskopik ada 3 daerah yang tampak berbeda pada Infark serebri:

    a. Area pusat nekrosis, pada area ini semua sel (termasuk kapiler) mempunyai nukleus yang tak

    berwarna/bersih

    b. Daerah reaktif (daerah perifer ke daerah sentral) berisi neurophil yang bervakuola, infiltrasi

    leukosit, axon-axon yang membengkak dan kapiler-kapiler yang menebal

    c. Dareah marginal (daerah perifer ke daerah reaktif) berisi astrositastrosit yang hiperplastik

  • 21 Referat Ilmu Penyekit Saraf Infark Serebral

    2.4 Diagnostik Infark serebri

    Dalam melakukan diagnosa penyakit susunan saraf diperlukan penetapan topis kelainan yang ada.

    Penentuan topis didasarkan atas temuan-temuan baik secara anamnesis maupun dalam

    pemeriksaan fisik. Dengan mengetahui fungsi anatomi dan susunan saraf akan memudahkan

    dalam diagnosis dan dapat melakukan satu anjuran dalam menentukan pola pemeriksaan

    penunjang yang akan dilakukan selanjutnya. Pengetahuan topografis ini di samping untuk

    menentukan diagnosis juga dapat digunakan untuk menentukan prognosis kasus yang

    bersangkutan. Kemampuan menentukan letak topis suatu penyakit saraf harus didasarkan

    pengetahuan tentang neuroanatomi dan neurofisiologi yang tepat. Susunan saraf terdiri dari 3

    bangun utama yaitu susunan saraf pusat, perifer dan otonom. Ketiga susunan saraf ini saling

    terkaitan satu dengan yang lain nya.

    Adanya gangguan pada susunan saraf pusat akan memberikan gejala dan tanda-tanda yang

    berbeda dengan susunan saraf perifer, demikian pula dengan susunan saraf otonom akan tetapi

    keberadaan gangguan susunan saraf dengan topis yang berbeda dapat memberikan manifestasi

    klinik yang hampir bersamaan. Ada kalanya satu penyakit akan bermanifestasi lebih dari satu topis

    anatomi yang berbeda, sehingga memberikan manifestasi klinik yang berbeda-beda dari satu jenis

    penyakit. Ada kalanya seorang penderita penyakit membawa lebih dari satu penyakit yang

    topisnya berbeda sehingga ditemukan manifestasi klinis pada waktu yang bersamaan yang berbeda

    pula atau memberikan gambaran manifestasi klinis yang tercampur. Oleh karena nya diperlukan

    pengetahuan yang cukup mendalam dari anatomi susunan saraf dan fungsinya dalam melakukan

    diagnose suatu penyakit susunan saraf.

    Seperti kita ketahui lesi susunan saraf pusat akan memberikan peningkatan reflex,

    peningkatan tonus, sedangkan lesi susunan saraf perifer akan memberikan tonus yang menurun

    dan reflex yang menurun. Kedua hal ini dapat kita temukan pada satu jenis penyakit secara

    bersamaan misalnya pada motor neuron disease. Demikian juga halnya seorang penderita

    polineuropati diabetika yang disertai dengan penyakit stroke maka akan ditemukan manifestasi

    kelainan yang bersifat ganda hal ini tidak akan mengganggu kita dalam menegakkan diagnose

    apabila pengetahuan mengenai neuroanatomi dan neurofisiologi.

    Keberadaan susunan saraf dalam mengantarkan impuls membutuhkan neurotransmitter

    sebagai mediasi yang memberikan titik awal untuk penyebaran impuls tersebut. Diketahui

  • 22 Referat Ilmu Penyekit Saraf Infark Serebral

    neurotransmitter mempunyai peran yang berbeda-beda dalam susunan saraf ada kalanya

    neurotransmitter untuk satu sistim berbeda pada sistim yang sama pada tempat yang berbeda.

    Sebagai contoh neurotransmitter untuk simpatis adalah norepineprin, tetapi untuk produksi

    keringat diperlukan saraf simpatis memerlukan neurotransmitter asetilkolin, dengan demikian

    keberadaan neurotransmitter mempunyai peran yang sangat penting untuk dapat diketahui dengan

    jelas sehingga gangguan manifestasi klinis yang ditimbulkan dapat diketahui seakurat mungkin.

    Tujuan diagnostik adalah untuk menentukan lokasi dan luas lesi iskemik dan penyebabnya.

    Diagnosis etiologi yang tepat dapat memberikan terapi yang sesuai. Untuk memastikan diagnostik

    penyakit sistem saraf maka dapat dilakukan pemeriksaan imaging yang lebih akurat.

    a. Computerized tomography (CT)

    Menunjukan area iskemik tidak lebih cepat dari 2 jam setelah onset hipoperfusi, namun

    menunjukan perdarahan secara cepat dan sahih. Setiap pasien dengan onset defisit neurologis akut

    atau sub akut sebaiknya dilakukan pemeriksaan CT scan sesegera mungkin sehingga perdarahan

    dapat terdiagnosis atau disingkirkan.

    b. Magnetic Resonance Imaging (MRI)

    Menunjukkan iskemik dalam beberapa menit setelah onset. MRI diffusion weighted mendeteksi

    iskemia dengan sangat baik di bagian otak manapun, juga mampu menunjukkan infark yanng tidak

    terlihat oleh CT pada pasien dengan defisit neurologis transient atau ringan. Kelemahannya adalah

    keterbatasan ketersediaannya sebagai pemeriksaan darurat dan waktu yang relatif lama.

    c. Digital Substraction Angiografi (DSA)

    Yaitu visualisasi pembuluh darah otak dengan medium kontras radiografik intraarterial yang

    diinjeksi. Memberikan gambaran morfologi yang baik pada perubahan patologis pembuluh darah.

    d. Pemeriksaan radionuklida

    Kedokteran nuklir memberikan metode baru mempelajari parameter fungsional seperti aliran

    darah serebri regional (rCBF). Perlu diperhatikan bahwa sebagian besar stroke disebabkan emboli

    daripada defisiensi perfusi regional yang telah ada sebelumnya, pengukuran aliran darah umumnya

  • 23 Referat Ilmu Penyekit Saraf Infark Serebral

    tidak berguna dalam memperkirakan stroke sehingga tehnik ini hanya diindikasikan pada situasi

    tertentu.

    2.5 KOMPLIKASI

    1. Pembengkakan otak

    Kematian pasien dalam waktu 48 jam setelah keadan hipoksia iskemik akan memperlihatkan

    gambaran pembengkakan otak yang ditandai dengan mendatarnya fissura dan sulkus korteks

    serebri, pembengkakan akan mencapai puncaknya setelah 2-3 hari, dapat mengakibatkan

    pergeseran otak dan hernisi tentorial. Pembengkakan otak terjadi karena peningkatan volume

    darah intravaskuler dalam otak.

    2. Edema serebri

    Edema serebri adalah bertambahnya cairan didalam jaringan otak. Macam-macam edema:

    - Vasogenik

    - Sitotoksik

    - Hidrostatik

    - Interstitial

    - Hipoosmotik

    Dalam pembahasan akan dijelaskan tentang edema vasogenik dan edema sitotoksik saja, karena

    yang berhubungan dengan Infark serebri.

    a. Edema vasogenik

    Cairan secara pasif terkumpul di ruang interstitiel setelah pecahnya sawar darah otak, hal tersebut

    disebabkan meningkatnya tekanan hidrostatik misalnya karena:

    - sistematik hipertensi

    - sumbatan aliran darah vena

    - tumor otak

    - trauma kapitis

  • 24 Referat Ilmu Penyekit Saraf Infark Serebral

    b. Edema sitotoksik

    Terjadi kegagalan pompa dan transportasi khlorida, bikarbonat, natrium, kalsium, sehingga

    terjadi akumulasi cairan intra selluler, karena cairan dari ekstraselluler termasuk ke intraselluler.

    3. Infark berdarah

    Segera setelah terjadi obstruksi dari arteri, aliran darah melalui arteriol dan kapiler terhenti,

    jaringan sekitar kapiler tidak mendapatkan oksigen, terkumpul hasil katabolisme dan terjadi

    kerusakan sel saraf, oligodendroglia, astrosit, mikroglia dandinding kapiler, terjadi pembukaan

    pembuluh darah anatomosis disekitar daerah iskemik, apabila tekanan darah arteri sekitar daerah

    iskemik tidak rendah, darah akan mengalir melalui pembuluh darah anatomosis, sehingga terdapat

    aliran darah kembali ke jaringan pembuluh darah kapiler. Pembuluh kapiler ini tidak selalu normal

    (pada beberapa pembuuh kapiler dindingnya dapat dilalui plasma dan benda benda darah),

    akibatnya terjadi bendungan, pembengkakan jaringan karena keluarnya plasma dan juga terjadi

    perdarahan kecil karena diapedesis sel darah merah, keadaan ini disebut Infark merah atau Infark

    berdarah. Sepuluh hari kemudian darah Infark di massa kelabu (pada daerah yang diperdarahi

    arteri tersumbat) tampak pucat, menandakan darah tak menembus sirkulasi anastomosis. Infark

    berdarah pada massa kelabu dapat terjadi secara langsung karena sejumlah darah masuk ke

    seluruh/sebagian daerah yang mengalami Infark, hal ini terjadi karena disintegrasi embolus.

    Vaskularisasi daerah massa putih memiliki anastomosis yang lebih sedikit dibandingkan pada

    daerah massa kelabu dan pembuluh darahnya merupakan arteri akhir (end artery). Sehingga hanya

    sedikit darah yang mengalir kembali ketika sirkulasi anastomosis terjadi, pada massa kelabu

    banyak terdapat sirkulasi anastomosis.

    2.6 Tata laksana stroke iskemik

    Terapi akut stroke iskemik terutama adalah untuk membatasi kehilangan neuronal ireversibel di

    daerah iskemik seluas mungkin dengan cara mengembalikan sirkulasi normal ke area iskemik

    secepat mungkin. Jika pembuluh darah tersumbat oleh embolus misalnya, embolus dapat diuraikan

    oleh sistem fibrinolitik tubuh. Zat trombolitik baik recombinant tissue plasminogen activator

    (rTPA) dapat diberikan secara intravena maupun intra arterial. Namun hanya 5-7% pasien yang

    dapat menjadi kandidat terapi karena terapi ini hanya efektif bila diberikan sesuai kriteria

  • 25 Referat Ilmu Penyekit Saraf Infark Serebral

    pemeriksaan yaitu segera setelah onset dan gejala neurologis dalam 3 jam untuk trombosis sistemik

    dan dalam 6 jam untuk trombosis lokal. Perdarahan intrakranial harus disingkirkan dengan

    pemeriksaan CT atau MRI sebelum dilakukan trombolisis.

    Secara umum tekanan perfusi yang adekuat harus dipertahankan di area otak yang beresiko

    dengan demikian tekanan darah harus dikontrol ketat dan tidak diberikan terapi antihipertensif

    kecuali jjika tekanan darah sistolik melebihi 180 mmHg.

    Pencegahan primer

    Tujuan pencegahan primer adalah untuk mencegah stroke pertama dengan mengobati

    faktor resiko predisposisi. Komponen paling penting adalah terapi hipertensi arterial secara efektif

    yang merupakan faktor resiko stroke terpenting selain usia. Faktor resiko lain yang dapat dikontrol

    adalah merokok, diabetes melitus dan fibrilasi atrium.

    Pencegahan sekunder

    Tujuan pencegahan sekunder adalah untuk mencegah stroke setelah setidaknya satu

    episode iskemia serebri. Metode medis dan bedah digunakan sebagai pencegahan sekunder.

    Pemberian aspirin dan anti agregasi trombosit merupakan komponen dari pencegahan ini.

    Kegunaan medikasi atau operasi untuk pencegahan sekunder hanya dapat dinyatakan

    dalam istilah penurunan resiko stroke secara statistik. Stroke tidak dapat diramalkan dengan pasti

    pada masing-masing kasus.

  • 26 Referat Ilmu Penyekit Saraf Infark Serebral

    BAB III

    Penutup

    Kesimpulan

    Infark serebral adalah kematian jaringan otak akibat kurangnya oksigen dan nutrisi.

    Pengetahuan akan anatomi dan patofisiologi infark serebral yang baik sangat dibutuhkan dalam

    menilai gejala dan tanda-tanda perlangsungannya infark serta menegakkan diagnostik terjadinya

    infark sehingga dapat melakukan penatalaksanaan dan pencegahan terjadinya infark yang lebih

    luas. Tujuan dari tata laksana infark adalah meminimalkan disfungsi otak yang diakibatkan

    kematian sel sehingga dapat memaksimalkan kualitas hidup pasien.

  • 27 Referat Ilmu Penyekit Saraf Infark Serebral

    Daftar Pustaka

    1. Review of Medical Physiology, William F. Gannong, 22 edition, 2005.

    2. Stroke, A Practical Guide to Management, Second edition, CP. Warlow, et. Al, 2001.

    3. Topical Diagnosis in Neurology, Mathias Baehr, MD. Et all.,

    4th complete revised edition.

    4. Topical Diagnosis in Neurology, Peter Duus, June 1989.

    5. Neuropatologi infark serebri, Japardi Iskandar, 2002, Repository fakultas Kedokteran

    Universitas Sumatera Utara.

    6. Phatophysiology of Nervous System, M. Benadict, et al. 1999


Recommended