Download doc - Isi LapKas Stroke Infark

Transcript
Page 1: Isi LapKas Stroke Infark

BAB I

LAPORAN KASUS

1.1 Keterangan Umum Pasien

• Nama : Tn.K

• Umur : 59 tahun

• Jenis Kelamin : Laki - laki

• Alamat : Cianjur

• Pekerjaan : Wiraswasta

• Pendidikan : S1

• Agama : Islam

• Tanggal MRS : 24 - 03 - 2010

1.2 Anamnesis

Keluhan Utama :

Tangan dan kaki kiri tiba-tiba lemas 1 hari sebelum masuk RS.

Riwayat Penyakit Sekarang :

Pasien dibawa oleh keluarganya ke RSUD Cianjur dikarenakan tangan dan

kaki kiri pasien tiba - tiba lemas 1 hari sebelum masuk RS. Sebelumnya os

mengeluh kedua kaki gemetar & lalu os jatuh lemas ke kursi. Keluhan mual

bahkan sampai muntah disangkal. Keluhan nyeri kepala yang teramat sangat

disangkal. Keluhan kejang disangkal pasien. BAB dan BAK dalam batas

normal.

1

Page 2: Isi LapKas Stroke Infark

Riwayat Penyakit Dahulu :

Pasien menderita darah tinggi semenjak 6 tahun yang lalu dan tidak terkontrol

(pasien hanya meminum captopril kalau sedang pusing saja dan terakhir

minum obat 2 minggu yang lalu).

Riwayat Penyakit Keluarga :

Dalam kelurga tidak ditemukan yang memiliki riwayat kencing manis, darah

tinggi atau penyakit Jantung.

1.3 Pemeriksaan Fisik

• Keadaan umum : tampak sakit sedang

• Kesadaran : composmentis

• GCS : 15

• Tanda vital

Tekanan darah : 200/180 mmHg

Nadi : 86 x / menit

Respirasi : 20 x/menit

Suhu : 36,7˚C

• BB : 13 kg

• TB : 165 cm

• Kepala :

Rambut : alopesia (-)

Mata : konjungtiva tidak anemis, sklera tidak ikterik

Hidung : sekret (-)

Mulut : hiperemis (-), tonsil T1/T1 tidak hiperemis,

faring tidak hiperemis

Gigi : karies (-), berlubang (-)

• Leher

KGB: tidak teraba membesar, massa (-)

Kelenjar tiroid : tidak teraba membesar

JVP : ± 2cm H2O

2

Page 3: Isi LapKas Stroke Infark

• Thoraks

Bentuk dan gerak simetris

Paru :

• Vocal Fremitus ka = ki

• Perkusi à sonor pada kedua lapang paru

• VBS kanan = kiri, wheezing (-/-), ronkhi (-/-)

Cor :

• Ictus cordis terlihat di ICS V

• Ictus cordis teraba di ICS V, reguler

• Batas jantung dbn

• BJ I &II murni reguler, murmur (-/-), gallop (-/-)

• Abdomen

Datar, lembut

BU (+) normal

N.T (-)

H/L : tidak teraba membesar

Perkusi : Tymphani di seluruh kuadran abdomen

• Ekstremitas

Atas

• Deformitas (-/-)

• Udema (-/-)

• RCT < 2 dtk

Bawah

• Deformitas (-/-)

• Udema (-/-)

• RCT < 2 dtk

1.4 Status Neurologik

RANGSANG MENINGEAL

Kaku Kuduk : (-)

Bruinski I, II,II : (-)

Kernig : (-)

3

Page 4: Isi LapKas Stroke Infark

Laseque : (-)

Patrick : (-)

Kontra patrick : (-)

SARAF CRANIAL

N.I (OLFAKTORIUS) daya Pembau : kanan dan kiri baik

N.II (OPTIKUS ) KANAN KIRI

Ketajaman penglihatan : baik / baik

Lapang pandang : baik / baik

Funduskopi

Papil : dalam batas normal / dalam batas normal

Arteri : Vena : 1:3 / 1:3

Perdarahan : - / -

N.III (OKULOMOTORIUS) KANAN KIRI

Ptosis : - -

Gerakan Bola Mata

Atas : baik / baik

Bawah : baik / baik

Medial : baik / baik

Ukuran pupil : 3 mm / 3 mm

Refleks cahaya langsung : + / +

Refleks cahaya tdk langsung : + / +

Refleks Akomodasi : +

Diplopia : - / -

Strabismus Divergen : - / -

N.IV (TROKHLEARIS) KANAN KIRI

Gerakan mata ke lateral bawah : + / +

Strabismus konvergen : - / -

Diplopia : - / -

4

Page 5: Isi LapKas Stroke Infark

N.V (TRIGEMINUS) KANAN KIRI

Menggigit : +

Membuka Mulut : +

Reflek kornea : + / +

Refleks bersin : + / +

Jaw refleks : - / -

Sensibilitas

Atas : baik / baik

Tengah : baik /

baik

Bawah : baik / baik

N.VI (ABDUSEN) KANAN KIRI

Gerakan mata ke lateral : baik / baik

Strabismus konvergen : - / -

N.VII (FASIALIS) KANAN KIRI

Kerutan kulit dahi : + / +

Kedipan mata : + / +

Lipatan nasolabialis : + / lebih dangkal

Menutup mata : + / +

Lakrimasi : + / +

Reflex glabella : + / +

Reflex chvostek : - / -

Daya kecap lidah 2/3 depan : baik

N.VIII (Vestibulochoclearis) KANAN KIRI

Tes Bisik : + / +

Tes rinne : + / +

Tes weber : lateralisasi telinga kanan = telinga kiri

Tes Schawabach : + / +

Nistagmus : - / -

5

Page 6: Isi LapKas Stroke Infark

NIX (GLOSOFARINGEUS) KANAN KIRI

Arkus farings : + / +

Reflex muntah : ada / ada

Daya kecap lidah 1/3 belakang : baik

N.X(VAGUS) KANAN KIRI

Denyut Nadi : reguler / reguler

Menelan : + / +

Arkus faring : + / +

N.XI (ASESORIUS) KANAN KIRI

Memalingkan Kepala : baik / baik

Mengangkat Bahu : + / +

Sikap Bahu : baik / baik

N.XII(HIPOGLOSUS)

Sikap lidah : deviasi ke kiri

Atropi otot lidah : (-)

Fasikulasi lidah : (-)

MOTORIK

Kekuatan Otot : 5 1

5 1

Atropi : - -

- -

Klonus

Kaki : -/-

6

Page 7: Isi LapKas Stroke Infark

Patella : -/-

SENSORIK

Nyeri : - -

- -

Raba : + -

+ -

Suhu : + -

+ -

Propioseptik : + -

+ -

REFLEK FISIOLOGIS

Reflek bisep : +/+

Reflek trisep : +/+

Reflek radius : +/+

Reflek patella : +/-

Reflek akhilles : +/-

Reflek abdomen : +

REFLEK PATOLOGIS

Babinski : -/-

Chaddock : -/-

Oppenheim : -/-

Gardon : -/-

Gonda : -/-

7

Page 8: Isi LapKas Stroke Infark

Shcaeffer : -/-

GANGGUAN KOORDINASI

Tes tunjuk hidung : normal

Tes tumit lutut : normal

Tes romberg : normal

Tes tandem : normal

Tes disdiadokinesia : normal

FUNGSI VEGETATIF

Miksi : baik

Defekasi : baik

1.6 Resume

Tn.K 59 tahun dibawa oleh keluarganya dengan keluhan tangan dan kaki kiri

yang tiba - tiba lemas dan tidak bisa digerakkan. Sebelumnya pasien mengeluh

kedua kaki dan tangan gemetar, lalu pasien jatuh lemas ke kursi. Riwayat

hipertensi sejak ± 6 tahun yang lalu.

Pemeriksaan Fisik

Kesadaran : Composmentis

TTV : 200/180 mmHg, 88x/mnt, 20x/mnt, 36,7oc

Status Neurologik

R.M : KK -, Brudzinski/chaddock -/-

S.O : parese N.VII sentral dan N.XII sentral

Sensorik : hemihipestesi kiri

Motorik : 5 1

5 1

Vegetatif : baik

Reflek fisiologis : +/-

Reflek patologis : -

8

Page 9: Isi LapKas Stroke Infark

1.4 Diagnosa

Diagnosa Klinis : Stroke

Diagnosa Etiologi : Infark serebri

Diagnosa Lokalisasi : Sistem carotis kanan

Diagnosa Faktor resiko : Hipertensi

1.5 Diagnosa Banding

Stroke hemoragik serebri

1.6 Pemeriksaan Penunjang

• EKG

• CT Scan

• Foto Thoraks

• Lab darah lengkap

1.6 Penatalaksanaan

IVFD Nacl 0,9%

Captopril 2 x 25 mg

Piracetam 3 x 400 mg

9

Page 10: Isi LapKas Stroke Infark

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Definisi

Stroke adalah sindrom yang disebabkan oleh gangguan peredaran darah otak

(GPDO) dengan awitan akut, disertai manifestasi klinis berupa deficit

neurologis dan bukan sebagai akibat tumor, trauma ataupun infeksi susunan

saraf pusat.

2.2 Klasifikasi

Klasifikasi berdasarkan waktu:

- TIA (Transient Ischemic Attack)

- RIND (Reversible Ischaemic Neurological Deficit)

- Stroke in evolution

- Completed stroke

Klasifikasi berdasarkan Etiologi

- Trombosis

- Emboli

Klasifikasi berdasarkan patologi anatomi

- Iskemik

- Hemoragik

2.3 Etiologi

Stroke iskemik (50%): trombus atherosklerosis, penyakit kolagen,

vaskulitis, tromboemboli (25%) dari arteri intra dan ekstrakranial,

jantung, emboli lain lemak, udara, dan tumor. 5% gangguan koagulasi,

trombosis vena, dan kegagalan perfusi (aritmia jantung).

10

Page 11: Isi LapKas Stroke Infark

Stroke hemoragik (20%) hipertensi sistemik, aneurisma pembuluh

darah otak, arteriovenosus malformation, hemofilia, dll.

2.4 Faktor Resiko

T idak dapat dimodifikasi : usia, jenis kelamin.

D apat dimodifikasi :penyakit metabolik seperti diabetes mellitus,

hipertensi, dislipidemia, penyakit tiroid, aritmia jantung, penyakit

jantung koroner, kebiasaan merokok dan minum alkohol, kondisi

hiperkoagulabilitas darah, kontrasepsi oral, dan kurangnya aktivitas

tubuh serta olahraga.

2.5 Gejala Klinis

Timbul mendadak (terutama emboli), atau diketahui saat bangun tidur.

Defisit neurologik biasanya sentral (kontralateral). Sangat jelas pada

sistim karotis , perlu lebih teliti pada sistem vertebrobasiler sebab

banyak inti nervus kranial yang dipendarahi sistem vertebrobasiler.

Kesadaran rnenurun sampai koma pada stroke hemoragi (kecuali

sedikit), iskemi pusat kesadaran atau hemisfer bilateral luas

S ist e m karotis / stroke hemisferik

a. lobus frontalis, parietalis, ganglia basal dan lobus temporalis.

b. hemiparesis, hemiihipestesi, bicara pelo, serta sering disertai gangguan neurobehavior, paresis N. VII dan N. XII tipe sentral

c. Gangguan konjugat gerak bola mata deviatio konjugae, gaze paresis kekiri atau kekanan, sindroma Horner pada penyakit pembuluh karotis.

d. Gangguan lapangan pandang: Tergantung letak lesi, hemianopia kongruen atau tidakàprognostik kurang baik

S ist e m vertebrobasiler / fossa posterior

a. Cabang panjang (A. serebeli inferior): sindroma Wallenberg, daerah dorso-lateral tegmentum medula oblongata.

11

Page 12: Isi LapKas Stroke Infark

b. Cabang pendek (paramedian): sindroma Weber, hemiparesis alternans karena lesi pada traktus kortikobulber dari berbagai nervus kranialis.

c. Cabang tembus (perforating branches) memberi gejala sangat kecil dan fokal internuclear ophtalmoplegie (INO).

d. Keadaan umum lebih buruk

e. Dapat terjadi penurunan kesadaran (terlibatnya ARAS)

f. Kombinasi kelainan beberapa saraf otak: vertigo, diplopia, dan gangguan traktus kortikobulber lainnya.

g. "long-tract sign”: vertigo dengan parestesi keempat ujung-ujung distal anggota gerak.

h. Gangguan N. kranial:parestesia perioral, hemianopia altitudinal, dan skew deviation (vertical displacement of one eye).

2.6 Penatalaksanaan

Pada Stroke Iskemik Akut

1. penatalaksanaan peningkatan tekanan darah

Pada penderita dengan tekanan darah diastolik > 140 mmHg (atau >

110mmHg bila akan dilakukan terapi trombolisis) diperlakukan sebagai

penderita hipertensi emergensi berupa drip kontinyu nikardipin, diltiazem,

nimodipin dan lain-lain

Jika tekanan darah sistolik >220 mmHg dan atau tekanan diastolik >120

mmHg, berikan Labetalol iv selama 1-2 menit. Dosis Labetatol dapat

diulang atau digandakan setiap 10-20 menit sampai penurunan tekanan

darah yang memuaskan dapat dicapai atau sampai titik kumulatif 300 mg

yang diberikan melalui teknik bolus mini. Setelah dosis awal, labetalol

dapat diberikan 6-8 jam bila diperlukan. Pilihan obat lain bisa dilihat di

tabel

Jika tekanan sis tolik < 220 mmHg atau tekanan diastolik < 120 mmHg

terapi darurat harus ditunda kecuali adanya bukti perdarahan intraserebal,

gagal ventrikel jantung kiri, infark miokard akut, gagal ginjal akut, edema

12

Page 13: Isi LapKas Stroke Infark

paru, diseksi aorta, ensefalopati hipertensi dan sebagainya. Jika peninggian

tekanan darah tersebut menetap pada 2 kali pengukuran selam waktu 60

menit, maka diberikan 200-300 mg Labetalol 2-3 kali sehari sesuai

kebutuhan. Pengobatan alternatif yang memuaskan selain Labetalol adalah

nifedipin oral 10 mg setiap 6 jam atau 6,25-25 mg Kaptopril setiap 8 jam.

Jika monoterapi oral tidak berhasil atau jika obat tidak dapat diberikan per

oral, maka diberikan Labetalol iv seperti diatas atau obat pilihan lainnya

(urgensi)

Batas penurunan tekanan darah sebanyak banyaknya sampai 20-25% dari

tekanan darah arterial rerata pada jam pertama dan tindakan selanjutnya

ditentukan kasus per kasus.

Berdasarkan penelitian ACCESS study, bahwa pemberian candesartan

cilexetil pada stroke akut terbukti meskipun penurunan level tekanan darah

tak berbeda bermakna dengan plasebo, penilaian outcome setelah 1 tahun

memperlihatkan hasil yang memuaskan. Kita menunggu penelitian

lanjutan skala yang lebih luas dan besar mengenai peranan Angitensin

Receptor Blocker pada stroke akut.

2. penatalaksanaan penurunan tekanan darah

pastikan tekanan darah oenderita rendah yaitu dibawah 120 mmHg (pada

pengukuran tekanan darah brakhial kanan dan kiri yang digunakan sebagai

pedoman adalah tekanan darah yang tinggi).

Penggunaan obt-obat vasoaktif dapat diberikan dalam bentuk infus dan

disesuaikan dengan efek samping yang akan ditimbulkan seperti takikardi

Pemberian dopamin drip diawali dengan dosis kecil dan dipertahankan

pada tekanan darah optimal yaitu berkisar 140 sistolik pada kondisi stroke

akut

Pada Stroke Perdarahan IntraSerebral

Hilangkan faktor-faktor yang berisiko meningkatkan tekanan darah

seperti retensi urin, nyeri, febris, peningkatan tekanan intrakranial,

emosional stres dan sebagainya

13

Page 14: Isi LapKas Stroke Infark

Bila tekanan darah sistolik > 220 mmHg atau tekanan diastolik >

140 mmHg atau tekanan darah arterial rata-rata > 145 mmHg berikan

Nikardipin, Diltiazem atau Nimodipin

Bila tekanan sistolik 180-220 mmHg atau tekanan diastolik 105-

140mmHg atau tekanan arterial rata-rata 130mmHg :

a. labetalol 10-20 mg IV selama 1-2 menit ulangi atau gandakan setiap 10

menit sampai maksimum 300 mg atau berikan dosis awal bolus diikuti

oleh Labetalol drip 2-8 mg/menit, atau

b. Nikardipin Diltiazem

c. Nimodipin

Pada fase tekanan darah tak boleh diturunkan lebihd ari 20-25% dari

tekanan darah arteri rerata dalam 1 jam pertama

Bila tekanan sistolik <180mmHg dan tekanan diastolik <105 mmH,

tangguhkan pemberian obat antihipertensi

Bila terdapat fasilitas pemantauan tekananintrakranial, tekanan perfusi

otak harus dipertahankan > 70mmHg

Pada penderita dengan riwayat hipertensi, penurunan tekanan darah harus

dipertahankan dibawah tekanan arterial rata-rata 130mmHg

Tekanan darah arterial rata-rata lebih dari 110 mmHg harus dicegah segera

pada waktu pasca operasi dekompresi

Bila tekanan darah arterial sistolik turun < 90 mmHg harus diberikan obat

menaikan tekanan darah (vasopresor)

Perhatian:

1. peningkatan tekanan darah dapat disebabkan oleh stres akibat stroke,

kandung kencing penuh , nyeri, respon fisiologi dari hipoksia atau

peningkatan tekanan intrakranial

2. dengan memperhatikan dan melakukan penanganan pada keadaan tersebut

di atas akan banyak berpengaruh pada tekanan darah sistemik pada fase

menunggu 5-20 menit pengukuran berikutnya.

14