Transcript
  • 5/20/2018 Intervensi Minimal Di Kedokteran Gigi

    1/3

    Intervensi Minimal di KedokteranGigi

    HL| 02 March 2010 | 06:54 Dibaca: 1462 Komentar: 12 4

    Kemarin sore saat menyusuri Kampus FKM UI Depok menuju parkiran, taksengaja saya bertemu dengan kawan lama satu almamater dari Univ.Hasanuddin Makassar yang sedang mengambil S2 juga di UI. Pembicaraanyang awalnya sekedar menanyakan kabar, kemudian berlanjut ke masalahkesehatan gigi yang di derita sang kawan ini.

    Bukan, bukan karena giginya yang sangat berantakan dan tak terurus, tapikawan ini bercerita tentang keluhan saat ke dokter gigi waktu di Makassarbeberapa bulan yang lalu saat dia mudik ke kampung halaman. Sang kawan

    ini sempat komplain kenapa gigi geraham kanannya saat ke dokter gigilubangnya hanya kecil dan terasa sedikit ngilu, kemudian oleh dokter giginyadi bor lebih besar dan lebih lebar, kemudian ditumpat/ditambal. Sang kawanini, merasa tidak terima, karena giginya hanya lubang kecil saja dan tidakperlu memakan waktu lama untuk direparasi oleh sang dokter.

    Jadilah, saya yang ditempati curhat sore kemarin.

    Dari hasil berdiskusi dengan kawan itu, saya ingin berbagi dengan teman-teman di Kompasiana mengenai Konsep Intervensi Minimal di bidang

    Kedokteran Gigi.

    Sejak era tahun 1890 an, konsep preparasi kavitas (pengambilan bagian gigiyang berlubang dengan bur gigi) yang dikembangkan oleh GV.Black mulaidigunakan luas di dunia kedokteran gigi, konsepnya yang terkenal denganprinsip extention for prevention alias dengan membuat kavitas yang besaruntuk bahan tumpat amalgam sangat sesuai dengan pemahaman untukmencegah terjadinya karies sekunder (alias karies yang dapatterjadi/terbentuk lagi setelah preparasi ataupun penumpatan gigi).

    http://www.kompasiana.com/posts/headlines/http://www.kompasiana.com/posts/headlines/http://www.kompasiana.com/posts/headlines/
  • 5/20/2018 Intervensi Minimal Di Kedokteran Gigi

    2/3

    Preparasi GV. Black

    Namun, fakta yang muncul belakangan bahwa struktur dan jaringan gigi yangsehat yang tersisa akibat pengambilan yang banyak tersebut dapat membuat

    jaringan gigi yang tersisa tersebut menjadi rapuh dan tidak kuat menahan

    beban akibat proses pengunyahan dan ikatan bahan tumpatan gigi denganstruktur gigi, akibatnya resiko fraktur gigi menjadi lebih besar.

    Lantas, bagaimanakah dokter gigi dapat bekerja dengan fakta tersebut?

    Filosofi dari perawatan profesional pada konsep Minimal Intervention inDentistry (MID) memberikan perhatian utama pada gejala awal, deteksi dinidan perawatan segera pada tingkat mikro (tahap yang paling kecil), diikutidengan invasi yang paling minimal dan patient friendly sebagai pilihan untukmemperbaiki kerusakan ireversibel yang disebabkan oleh penyakit

    Jika ada penyakit gigi seperti karies (gigi berlubang) harus segera dilakukanperawatan. Tidakan ekstraksi (pencabutan gigi) adalah tahap akhir jika gigitsb sudah tidak dapat dipertahankan lagi. Pembuangan jaringan gigi padasaat perparasi dilakukan seminimal mungkin. Restorasi atau bahan tumpatanyang diberikan setelah gigi selesai dipreparasi harus menjamin pencegahanatau eliminasi penyakit.

    Olehnya itu, The World Dental Federation (FDI) membuat lima prinsip MinimalIntervention dalam penanganan karies, yaitu:

    1. Mengurangi bakteri kariogenik. Dental caries adalah penyakit infeksi,maka fokus utama adalah mengontrol infeksi, kontrol plak, danmengurangi makanan karbohidrat

    2. Pendidikan kepada pasien, memberitahukan penyebab karies.Sehingga ada tindakan pencegahan yang lebih dini dari pasien

    3. Remineralisasi dari lesi non-cavitated pada enamel dan dentin

    http://stat.ks.kidsklik.com/files/2010/03/preparasi-klas-i-gv-black.jpghttp://stat.ks.kidsklik.com/files/2010/03/preparasi-klas-i-gv-black.jpg
  • 5/20/2018 Intervensi Minimal Di Kedokteran Gigi

    3/3

    4. Minimum surgical intervention dan tindakan bedah dilakukan bila perlu,misalnya lesi cavitas tidak dapat dipertahankan dan keperluan untukfungsi dan estetik

    5. Memperbaiki restorasi yang rusak berfungsi untuk mencegah perluasankaries, memperbaiki fungsi dan estetik.

    Prinsip restorasi pada minimal intervention (MID) :

    Hanya degraded enamel dan infected dentin yang dibuang, sedangkanaffected dentin ditinggalkan.

    Bentuk kavitas dibuat sesuai dengan bentuk karies Dasar enamel didukung oleh bahan adhesif restoratif

    Minimal intervention pada akhirnya mempunyai keuntungan biaya lebihmurah, trauma yang kecil pada pasien dan konsep ini merupakan pendekatan

    biologik, bukan mekanis.