Transcript
Page 1: HUBUNGAN INTERAKSI TEMAN SEBAYA DENGAN PERCAYA DIRI …

HUBUNGAN INTERAKSI TEMAN SEBAYA DENGAN

PERCAYA DIRI ANAK USIA 5-6 TAHUN DI TK

KELURAHAN PONDOK CABE ILIR

Skripsi

Diajukan Kepada Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan Untuk Memenuhi Syarat

Mencapai Gelar Sarjana Pendidikan Islam anak Usia Dini (S.Pd)

Oleh

Warda Daulay

11140184000015

JURUSAN PENDIDIKAN ISLAM ANAK USIA DINI

FAKULTAS ILMU TARBIYAH DAN KEGURUAN

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH

JAKARTA

1441H / 2019 M

Page 2: HUBUNGAN INTERAKSI TEMAN SEBAYA DENGAN PERCAYA DIRI …
Page 3: HUBUNGAN INTERAKSI TEMAN SEBAYA DENGAN PERCAYA DIRI …
Page 4: HUBUNGAN INTERAKSI TEMAN SEBAYA DENGAN PERCAYA DIRI …
Page 5: HUBUNGAN INTERAKSI TEMAN SEBAYA DENGAN PERCAYA DIRI …
Page 6: HUBUNGAN INTERAKSI TEMAN SEBAYA DENGAN PERCAYA DIRI …

ABSTRAK

Warda Daulay, NIM: 11140184000015. Hubungan Antara Interaksi Teman

Sebaya Dengan Percaya Diri Anak Usia 5-6 Tahun Di TK Kelurahan Pondok

Cabe Ilir. Jurusan Pendidikan Islam Anak Usia Dini, Universitas Islam

Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta.

Penelitian kuantitatif ini bertujuan untuk mengetahui ada atau

tidaknya hubungan yang signifikansi antara interaksi teman sebaya dengan

percaya diri anak usia 5-6 tahun di TK kelurahan Pondok Cabe Ilir. Jenis

penelitian yang dilakukan adalah metode kuantitatif dengan desain

korelasional, penelitian ini dilakukan di TK Kelurahan Pondok Cabe Ilir.

Pemilihan Sampel dilakukan dengan metode multistage random sampling,

jumlah sampel yang diambil adalah 47 responden anak usia 5-6 tahun.

Instrumen penelitian yang dilakukan adalah kuesioner

interaksi teman sebaya

dan percaya diri anak. Teknik analisis data yang dilakukan menggunakan uji

statistik Kolmogrov Smirnov dengan perhitungan SPSS. Hasil penelitian

menunjukkan bahwa terdapat hubungan yang signifikan antara interaksi

teman sebaya dengan percaya diri anak usia 5-6 tahun di TK Kelurahan

Pondok Cabe Ilir. Berdasarkan hasil uji korelasi interaksi teman sebaya

dengan percaya diri anak, didapatkan nilai r hitung 0,781 dan nilai r tabelnya

0,288, dengan signifikansi hitung 0,000 < 0,05. Maka dapat disimpulkan,

terdapat korelasi atau hubungan positif antara interaksi teman sebaya dengan

percaya diri anak. Artinya jika anak memiliki percaya diri yang tinggi maka

diikuti dengan interaksi teman sebaya yang tinggi juga, atau sebaliknya.

Determinasi yang dihasilkan adalah 60% maka dapat diketahui bahwa

interaksi teman sebaya memberi kontribusi sebesar 60% terhadap percaya diri

anak.

Kata kunci : Interaksi Teman Sebaya, Percaya Diri Anak

Page 7: HUBUNGAN INTERAKSI TEMAN SEBAYA DENGAN PERCAYA DIRI …

ii

KATA PENGANTAR

Bismillahirrahmanirrahiim

Assalaamu’alaikum warahmatullahi wabarokatuh

Alhamdulillahi robbil ‘alamiin, puji syukur kehadirat Allah SWT yang

telah melimpahkan rahmad, taufiq dan hidayah-Nya sehingga penulisan skripsi

dengan judul “Hubungan antara Interaksi Teman Sebaya dengan Percaya Diri

Anak Usia 5-6 Tahun di TK Kelurahan Pondok Cabe Ilir” ini dapat terselesaikan

dengan baik.

Shalawat serta salam senantiasa dihaturkan kepada Nabi Muhammad

SAW yang telah menuntun ummatnya menuju jalan yang dirahmati Allah.

Semoga syafaatnya terlimpahkan kepada kita semua.

Penulisan skripsi ini bertujuan untuk memenuhi salah satu persyaratan

dalam menyelesaikan program Sarjana Pendidikan Islam Anak Usia Dini di UIN

Syarif Hidayatullah Jakarta dan sebagai wujud serta partisipasi penulis untuk

mengimplementasikan ilmu-ilmu yang telah diperoleh selama di bangku kuliah.

Penulis sadar bahwa dalam hal ini tidaklah mungkin dapat menyelesaikan

skripsi ini tanpa bantuan, arahan dan bimbingan dari berbagai pihak. Oleh

karenanya, penulis mengucapkan terimakasih kepada :

1. Siti Khadijah, MA Sebagai Ketua Jurusan Pendidikan Islam anak Usia

Dini (PIAUD), penulis mengucapkan banyak terima kasih atas ilmu

dan support yang telah diberikan selama penulis kuliah di kampus ini.

2. Ratna Faeruz, M.Pd dan Yubaedi Siron, M.Pd sebagai dosen

pembimbing yang luar biasa baik dan luar biasa hebat, penulis juga

mengucapkan terim kasih karena telah membimbing dan mensupport

penulis sehingga dapat menyelesaikan skripsi ini.

3. Para dosen dan staf UIN Jakarta yang telah mengajar di Fakultas Ilmu

Tarbiyah dan Keguruan. Khususnya yang mengajar di jurusan

Pendidikan Islam Anak Usia Dini. Penulis banyak mengucapkan

banyak terima kasih atas ilmu yang telah diberikan selama penulis

kuliah dikampus tercinta ini.

Page 8: HUBUNGAN INTERAKSI TEMAN SEBAYA DENGAN PERCAYA DIRI …

iii

4. Kepada kedua orangtua penulis ucapkan terima kasih, karena sudah

memberikan dukungan, doa, cinta dan kasih sayang serta biaya yang

tidak bisa penulis ganti dengan apapun. Semoga Allah memberikan

umur yang panjang untuk kalian.

5. Kepala sekolah TK Islam Ummul Qura, TK Almuta’allimin, dan Tk

Al-Karim, terima kasih penulis ucapkan karena sudah memberikan

penulis kesempatan untuk melakukan penelitian.

6. Teman-teman seperjuangan semasa kuliah PIAUD angkatan 2014,

terima kasih sudah menjadi bahagian dari perjalanan perjuangan ini.

7. Kepada Laznas BSM, terima kasih penulis ucapkan karena telah

memberikan beasiswa sehingga penulis tidak mengalami kesulitan

dalam biaya perkuliahan.

8. Kepada keluarga Alfatih Laznas BSM, terima kasih penulis ucapkan

karena sudah menjadi keluarga sekaligus teman.

9. Kepada keluarga Konkret Academi, penulis ucapkan terima kasih

karena telah banyak memberikan pengalaman-pengalaman serta ilmu

untuk berwirausaha.

10. Kepada keluarga HIMAPALAS Jabodetabek, terima kasih penulis

ucapkan untuk pertemuan/agenda yang di dakan HIMAPALAS

sehingga penulis tidak merasa sendirian di rantau orang.

11. Kepada keluarga IKAPA Jabodetabek, terima kasih penulis ucapkan

karena sudah mendukung penulis agar dapat menyelesaikan skripsi ini.

12. Fikri Amalia Siregar terima kasih untuk persahabatan yang selama ini.

13. Kepada Suciani, penulis mengucapkan terima kasih karena sudah sabar

menghadapi tingkah laku penulis, sekaligus penulis minta maaf karena

sudah sering jahilin suci.

14. Nabighoh Khoirunnisa, terima kasih penulis ucapkan karena sudah

sering membawa beras dan makanan ke kosan.

15. Memey terima kasih sudah sabar mengajari penulis untuk pengolahan

data dalam skripsi ini.

Page 9: HUBUNGAN INTERAKSI TEMAN SEBAYA DENGAN PERCAYA DIRI …

iv

16. Kepada guru-guru TK Dua Mei, terima kasih telah memberikan

dukungan untuk selalu semangat dalam menjalani perkuliahan.

17. Kepada guru-guru TK Islam Aqilah Legoso sekaligus Partner

mengajar, miss Nadia dan miss Iis, dan miss Ika, terima kasih banyak

sudah mendukung dan memberi saran kepada penulis.

18. Kepada seluruh teman-teman kosan, Rani terima kasih sudah

membantu dalam penulisan skripsi ini.

19. Sakinah terima kasih sudah sabar merapikan dan melihat poto copyan

buku yang bersebaran di kosan.

20. Lanma terima kasih sudah membantu dan menemani penulis mencari

buku referensi untuk penulisan skripsi ini.

21. Hamisa terima kasih telah membantu membaca typo dan cara

penulisan skripsi penulis.

22. Kepada Muhammad Rio Alfin Pulungan terima kasih sudah membantu

penulis selama menjalani perkuliahan.

23. Kepada Muhammad Gadafi Pulungan terima kasih sudah memberi

dukungan untuk penulisan skripsi ini.

24. Terima kasih untuk seluruh teman-teman yang tidak penulis sebut

namanya satu persatu.

Dalam penyusunan skirpsi ini tentunya masih jauh dari kata sempurna, meskipun

penulis telah berusaha semaksimal mungkin memberikan yang terbaik. Oleh

karena itu, penulis sangat mengharapkan saran dan kritik yang sebagai tambahan

pengetahuan dan penerapan disiplin ilmu pada lingkungan yang lebih luas. Akhir

kata dengan segala kerendahan hati, penulis berharap semoga dengan skripsi ini

dapat bermanfaat bagi penulis sendiri khususnya dan kepada semua pembaca

skripsi pada umumnya.

Wassalaamu ‘alaikum warohmatullahi wabarokatuh

Ciputat, 24 Oktober 2019

Penulis

Warda Daulay

Page 10: HUBUNGAN INTERAKSI TEMAN SEBAYA DENGAN PERCAYA DIRI …

v

DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL

ABSTRAK

KATA PENGANTAR

DAFTAR ISI

DAFTAR TABEL

DAFTAR LAMPIRAN

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah .................................................................. 1

B. Identifikasi Masalah ......................................................................... 5

C. Pembatasan Masalah ........................................................................ 5

D. Perumusan Masalah ......................................................................... 6

E. Tujuan Penelitian ............................................................................. 6

F. Kegunaan Penelitian ......................................................................... 6

BAB II KAJIAN TEORI DAN PENGAJUAN HIPOTESIS

A. Deskripsi Teoritik

1. Hakikat Percaya Diri Anak Usia Dini

a. Pengertian Percaya Diri Anak Usia Dini ............................... 8

b. Aspek-Aspek Percaya Diri Anak Usia Dini ......................... 10

c. Ciri-Ciri Percaya Diri Anak Usia Dini ................................. 12

d. Faktor-Faktor Yang Membangun Percaya Diri Anak

Usia Dini ............................................................................ 16

2. Interaksi Teman Sebaya

a. Pengertian Interaksi Teman Sebaya..................................... 19

b. Aspek-Aspek Interaksi Teman Sebaya ............................... 22

c. Pola Interaksi Teman Sebaya............................................... 22

d. Fungsi Interaksi Teman Sebaya .......................................... 24

e. Karateristiik Interaksi Teman Sebaya Anak

Usia 5-6 Tahun ..................................................................... 27

B. Hasil Penelitian Yang Relevan ...................................................... 29

Page 11: HUBUNGAN INTERAKSI TEMAN SEBAYA DENGAN PERCAYA DIRI …

vi

C. Kerangka Berpikir .......................................................................... 31

D. Hipotesis Penelitian ....................................................................... 33

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

A. Tempat Dan Waktu Penelitian ....................................................... 34

B. Metode Dan Desain Penelitian ....................................................... 34

C. Populasi Dan Sampel ..................................................................... 35

D. Teknik Pengumpulan Data ............................................................. 36

1. Variabel Percaya Diri ................................................................ 36

a. Definisi Konseptual .............................................................. 36

b. Definisi Operasional ............................................................. 36

c. Uji Validitas .......................................................................... 38

d. Uji Reliabilitas ....................................................................... 40

2. Variabel Interaksi Teman Sebaya

a. Definisi Konseptual ............................................................. 41

b. Deinisi operasional ............................................................... 41

c. Uji Validitas .......................................................................... 42

d. Uji Reliabilitas ...................................................................... 44

E. Teknik Analisis Data ...................................................................... 45

F. Hipotesis Penelitian ....................................................................... 47

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

A. Deskripsi Data

...................................................................................48

B. Pengujian Persyaratan Analisis dan Pengujian Hipotesis ... 51

1. Uji Normalitas ........................................................................... 51

2. Uji Hipotesis .............................................................................. 51

C. Pembahasan Penelitian ................................................................... 55

D. Keterbatasan Penelitian .................................................................. 58

Page 12: HUBUNGAN INTERAKSI TEMAN SEBAYA DENGAN PERCAYA DIRI …

vii

BAB V KESIMPULAN, IMPLIKASI, DAN SARAN

A. Kesimpulan .................................................................................... 59

B. Implikasi ........................................................................................ 59

C. Saran .............................................................................................. 60

DAFTAR PUSTAKA ........................................................................................ 62

Page 13: HUBUNGAN INTERAKSI TEMAN SEBAYA DENGAN PERCAYA DIRI …

viii

DAFTAR TABEL

Tabel 2.1 : Penelitian Yang Relevan

Tabel 3.1 : Jadwal Kegiatan Penelitian

Tabel 3.2 : Kisi-Kisi Instrumen Percaya Diri

Tabel 3.3 : Hasil Uji Validitas Percaya Diri Anak

Tabel 3.4 : Reliabilitas Percaya Diri Anak

Tabel 3.5 : Kisi-Kisi Instrumen Interaksi Teman Sebaya

Tabel 3.6 : Hasil Uji Validitas Interaksi Teman Sebaya

Tabel 3.7 : Reliabilitas Interaksi Teman Sebaya

Tabel 3.8 : Interpretasi Nilai Tabel “r”

Tabel 4.1 : Distribusi Frekuensi Skor Variabel Interaksi Teman Sebaya

Tabel 4.2 : Distribusi Frekuensi Percaya Diri Anak

Tabel 4.3 : Uji Signifikansi Normalitas Data

Tabel 4.4 : Interpretasi nilai r

Tabel 4.5 : Hasil uji korelasi variabel interaksi teman sebaya dengan percaya diri

anak

Page 14: HUBUNGAN INTERAKSI TEMAN SEBAYA DENGAN PERCAYA DIRI …

ix

DAFTAR LAMPIRAN

LAMPIRAN 1 Kisi-Kisi Instrumen Interaksi Teman Sebaya dan Percaya Diri

Anak

LAMPIRAN 2 Lembar Observasi Interaksi Teman Sebaya dan Percaya Diri

Anak

LAMPIRAN 3 Penjelasan Skala Nilai Lembar Observasi Interaksi Teman Sebaya

dan Percaya Diri Anak

LAMPIRAN 4 Uji Validitas Interaksi Teman Sebaya dan Percaya Diri Anak

LAMPIRAN 5 Hasil Uji Validitas Interaksi Teman Sebaya dan Percaya Diri

Anak

LAMPIRAN 6 Uji Realibilitas Instrumen Penelitian Interaksi Teman Sebaya dan

Percaya Diri Anak

LAMPIRAN 7 Uji Normalitas Interaksi Teman Sebaya dan Percaya Diri Anak

LAMPIRAN 8 Uji Signifikansi Interaksi Teman Sebaya Dengan Percaya Diri

Anak

LAMPIRAN 9 Hasil Uji Signifikansi Interaksi Teman Sebaya Dengan Percaya

Diri Anak

LAMPIRAN 10 Surat Izin Permohonan Penelitian

LAMPIRAN 11 Surat Keterangan Penelitian

LAMPIRAN 12 Uji Referensi

Page 15: HUBUNGAN INTERAKSI TEMAN SEBAYA DENGAN PERCAYA DIRI …

1

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Anak usia dini merupakan sosok individu yang sedang mengalami

suatu proses perkembangan dengan pesat dan fundamental bagi kehidupan

selanjutnya.1 Setiap anak memiliki pribadi yang sangat unik dan memiliki

karakteristik yang beraneka ragam. Karakter yang dimiliki anak terdiri dari

beberapa aspek. Aspek perkembangan anak meliputi perkembangan

kognitif, bahasa, fisik/motorik, sosial, emosional, nilai moral dan agama.

Aspek yang ada pada anak perlu dikembangkan sesuai dengan tahapannya.

Salah satunya yaitu aspek perkembangan sosial, dimana anak tidak hanya

berinteraksi dengan satu lingkungan saja, namun berbagai macam

lingkungan yang ada disekitarnya. Selain itu anak harus mengetahui

kemampuan dan kelemahan yang ada pada dirinya.

Perkembangan sosial dan emosional memiliki beberapa dimensi, salah

satunya adalah rasa percaya diri. Rasa percaya diri merupakan suatu

kepercayaan akan kemampuan diri sendiri dan menyadari kemampuan yang

dimiliki serta dapat mengekspresikan kemampuannya.2

Kepercayaan diri tidak dibawa sejak lahir. Kepercayaan diri mulai

ditumbuhkan dan distimulasi sejak dini. Kepercayaan diri merupakan hal

yang penting bagi anak untuk menapaki roda kehidupan. Kepercayaan diri

akan menjadi modal untuk kesuksesan anak kelak. Anak akan lebih cepat

bergaul, akan lebih cepat menguasai keahlian dan lebih siap menghadapi

masalah. Anak yang memiliki kepercayaan diri maka akan mampu

menguasai bidang tertentu dan lebih mudah menyerap hal yang

diinformasikan padanya. Saat dewasa anak juga akan lebih mampu

menghadapi berbagai tantangan kehidupan secara maksimal tanpa meminta

1 Yuliani Nurani, Konsep Dasar Pendidikan Anak Usia Dini, (Jakarta : PT Indeks 2013),

h. 6. 2 Sri Wahyuni, Upaya Meningkatkan Kepercayaan Diri Anak Usia Dini Melalui Metode

Bercerita, Jurnal Raudhah, Vol. 5 2017, h. 2

Page 16: HUBUNGAN INTERAKSI TEMAN SEBAYA DENGAN PERCAYA DIRI …

2

bantuan yang berlebihan pada orang lain. Anak yang memiliki percaya diri

yang baik akan bisa dan mampu untuk belajar serta berhubungan positif

dengan orang lain. Sedangkan anak yang memiliki indikasi kurang percaya

diri sering menunjukkan sikap kurang baik terhadap orang lain atau orang

disekitarnya.

Lauster mengemukakan rasa percaya diri bukan merupakan sifat yang

diturunkan melainkan diperoleh dari pengalaman hidup, serta dapat diajarkan

dan ditanamkan melalui pendidikan, sehingga upaya-upaya tertentu dapat

dilakukan guna untuk membentuk dan meningkatkan rasa percaya diri.3

Percaya diri dapat tumbuh dikarenakan adanya pengalaman dan interaksi

dengan lingkungannya. Pengalaman tersebut menjadi sebuah pengalaman

untuk anak. Hal-hal yang dialami anak untuk pertama kalinya dalam

kehidupan terutama dalam mengatasi hambatan memberi pengaruh yang

sangat besar terhadap kemampuan anak selanjutnya. Pengalaman-pengalaman

yang dialami seseorang terutama pada saat kanak-kanak menjadi langkah

awal perkembangan percaya diri.

Menurut Elfiky rasa percaya diri merupakan kekuatan yang

mendorong seseorang untuk maju dan berkembang serta selalu memperbaiki

diri.4 Pearce juga mengemukakan bahwa kepercayaan diri berasal dari

tindakan, kegiatan dan usaha untuk bertindak bukannya menghindari

keadaan dan bersifat pasif. Pernyataan tersebut kemudian diperkuat oleh

Hakim yang menyatakan bahwa kepercayaan diri adalah keyakinan

seseorang terhadap aspek kelebihan yang dimilikinya dan membuat

kemampuan untuk mencapai berbagai tujuan hidup.5 Pernyataan tersebut

dapat diartikan bahwa tingkat percaya diri yang baik dapat memudahkan

individu dalam mengambil sebuah keputusan dan dapat memudahkan

3 Muzdalifah M. Rahman, Peran Orangtua Dalam Membangun Kepercayaan Diri Pada

Anak Usia Dini, vol 8, 2013, h. 377. 4 Ibrahim Elfiky, Terapi Berpikir Positif, (Jakarta: Serambi Ilmu Semesta 2009) h. 54.

5 Aprianti Yofita Rahayu, Menumbuhkan Kepecayaan Diri Melalui Kegiatan Bercerita,

(Jakarta: PT Indeks 2011), h. 63.

Page 17: HUBUNGAN INTERAKSI TEMAN SEBAYA DENGAN PERCAYA DIRI …

3

individu untuk memertahankan kesuksesan dalam pembelajaran dan

pekerjaan.

Salah satu hal yang dapat mempengaruhi tinggi rendahnya percaya

diri seorang anak adalah teman sebaya, hal ini dikarenakan anak banyak

menghabiskan waktu dengan teman sebayanya. Santrock mengemukakan

bahwa dukungan sosial yang berpengaruh terhadap rasa percaya diri pada

yang seusia dan kematangannya sama dari pengaruh dukungan sosial dan

persetujuan sosial dalam bentuk konfirmasi dari orang lain.6 Melalui interaksi

dengan teman sebaya anak merasa banyak mendapatkan keuntungan

diantaranya anak dapat belajar lebih mandiri, anak juga dapat belajar

memecahkan masalah dengan caranya sendiri atau dengan cara melihat

bagaimana teman-temannya memecahkan masalah mereka.

Percaya diri penting bagi anak dalam hubungannya dengan proses

sosialisasi dan adaptasi dengan teman-teman dan lingkungannya, terutama

ketika anak memasuki pendidikan formal. Untuk melakukan kegiatan

disekolah khususnya belajar anak perlu melakukan interaksi dengan teman,

guru dan lingkungannya sesuai dengan kemampuannya. Anak diharapkan

mampu menyesuaikan diri dengan lingkungan khususnya di lingkungan

sekolah, dimana anak tampil dan berkomunikasi dengan baik serta

mengekspresikan keinginan dan harapan-harapan. Apabila kepercayaan diri

semakin kuat, anak akan semakin dirangsang untuk berani mencoba dan

menghadapi masalah baru yang ada di dalam kehidupan sehari-harinya.

Sebagaimana hasil penelitian yang dilakukan oleh Tawalujan, Kundre

& Rompas menunjukkan bahwa terdapat hubungan antara bullying dengan

kepercayaan diri pada remaja di SMP Negeri 10 Manado.7

Penelitian lain tentang hubungan dukungan sosial dengan kepercayaan

diri pada masa kanak-kanak akhir di sekolah dasar negeri Jember. Oleh

6 Marizki Putri, Hubungan Kepercayaan Diri dan Dukungan Teman Sebaya dengan Jenis

Perilaku Bullying di MTsN Lawang Mandiiling Kec. Silimpaung, Menara Ilmu, Vol XII, 2018. h.

110 7 Aprilia Eunike Tawalujan, Rina Kundre, Sefti Rompas, Hubungan Bullying dengan

Kepercayaan Diri pada Remaja di SMP Negeri 10 Manado, Jurnal Keperawatan, Vol 6, 2018, h.

1

Page 18: HUBUNGAN INTERAKSI TEMAN SEBAYA DENGAN PERCAYA DIRI …

4

Ernawati, dkk, menyebutkan bahwa terdapat hubungan dukungan sosial

dengan kepercayaan diri pada masa kanak-kanak akhir di SDN Jember. Anak

yang memperoleh dukungan sosial berpeluang 6.266 kali untuk memiliki

kepercayaan diri, sehingga diharapkan lingkungan sosial meliputi orangtua,

teman sebaya, dan masyarakat dapat memberikan dukungan yang dapat

meningkatkan kepercayaan diri anak.8

Hasil penelitian yang dilakukan oleh Elyana Nur Rohmah

menyebutkan bahwa teknik diskusi kelompok berpengaruh untuk

meningkatkan kepercayaan diri yang dimiliki siswa kelas VIII-D SMPN 8

Kediri tahun ajaran 2016/2017. Oleh karena itu untuk meningkatkan dan

menumbuhkan kepercayan diri yang dimiliki oleh siswa agar dapat meraih

prestasi yang membanggakan disarankan kepada guru agar menerapkan

teknik diskusi kelompok untuk meningkatkan kepercayaan diri yang dimiliki

oleh siswa.9

Penelitian yang dilakukan oleh Anggraeni pada TK usia 4-5 tahun di

PAUD Puspa Adi Surabaya mengenai pengaruh sentra balok terhadap rasa

percaya diri anak dengan skor post test menunjukkan 18,86. Hasil ini

tergolong kriteria rasa percaya diri anak muncul karena penyediaan mainan

yang bervariasi, sehingga memberikan kesempatan kepada anak untuk

menuangkan imajinasinya seperti yang pernah anak lihat, serta menghargai

hasil kerja anak.10

Frobel mengutarakan bahwa ketika anak bermain dengan

temannya, mereka akan berani mengekspresikan ide, rasa percaya diri tinggi,

merasa nyaman jika dihargai. Karena dapat bergerak dengan sesuai

petualangan mereka.11

8 Yuyun Ernawati, Hanny Rasni, Ratna Sari Hardiani, Hubungan Dukungan Sosial

dengan Keprcayaan Diri pada Masa Kanak-Kanak Akhir di Sekolah Dasar Negeri Jember Lor 1

Kecamatan Patrang Kabupaten Jember, Artikel Ilmiah, 2012. h. 1 9 Elyana Nur Rohmah, Pengaruh Teknik Permainan Kerjasama Terhadap Keampuan

Komunikasi Interpersonal Siswa Kelas VII SMP Negeri 2 Gurah Tahun Pelajaran 2017/2018,

Simki-Pedagogia, Vol 02, 2018. h. 2.. 10

Made Ayu Anggraeni, Penerapan Bermain Untuk Membangun Rasa Percaya Diri

anak Usia Dini, Jurnal of Early Childhood and Inclusive Education, Vol 1, 2017. h. 2. 11

Ibid,. 2

Page 19: HUBUNGAN INTERAKSI TEMAN SEBAYA DENGAN PERCAYA DIRI …

5

Manfaat percaya diri bagi anak usia dini adalah anak akan mampu

menjadi pemimpin dalam kelompok teman sebayanya. Dikarenakan anak

mampu untuk membuat keputusan yang tepat tanpa ragu-ragu hal tersebut

akan diikuti oleh temannya yang lain, disamping itu anak akan dicontoh oleh

anak yang lain karena apa yang yang dilakukan oleh anak yang memiliki rasa

percaya diri akan menjadi acuan bagi anak lain agar mampu melakukannya.

Selain itu, juga dapat menjadi modal dasar bagi anak apabila anak beranjak

dewasa kelak, anak akan mampu menyelesaikan segala tantangan yang akan

dihadapinya dimasa yang akan datang.

Berdasarkan uraian tersebut, penelitian ini penting diungkapkan dalam

rangka menggambarkan bagaimana hubungan interaksi teman sebaya dengan

percaya diri anak usia 5-6 tahun. Melalui penelitian ini diharapkan akan

menemukan pola dan besaran hubungan interaksi teman sebaya dengan

percaya diri anak usia 5-6 tahun.

B. Identifikasi Masalah

Berdasarkan uraian latar belakang tersebut, maka penulis dapat

mengidentifikasikan permasalahan yang berkaitan dengan hubungan antara

interaksi teman sebaya dengan percaya diri anak usia 5-6 tahun di TK

kelurahan Pondok Cabe Ilir adalah:

1. Terdapat 7 siswa yang percaya dirinya rendah.

2. Terdapat 3 anak yang memilih bermain sendiri daripada bermain

bersama.

3. Terdapat 4 anak yang kurang berinteraksi dengan teman-temannya.

4. Terdapat 2 anak yang malu ketika disuruh maju ke depan kelas.

5. Pentingnya peran teman sebaya dalam membangun percaya diri anak.

Page 20: HUBUNGAN INTERAKSI TEMAN SEBAYA DENGAN PERCAYA DIRI …

6

C. Pembatasan Masalah

Berdasarkan latar belakang dan identifikasi masalah yang diperoleh

oleh peneliti, maka penelitian ini dibatasi pada hubungan antara interaksi

teman sebaya dengan percaya diri anak usia 5-6 tahun di TK kelurahan

Pondok Cabe Ilir.

D. Perumusan Masalah

Berdasarkan batasan masalah tersebut dapat di uraikan rumusan

masalah sebagai berikut

1. Apakah terdapat hubungan interaksi teman sebaya dengan

percaya diri anak usia 5-6 tahun di TK kelurahan Pondok Cabe

Ilir.

2. Bagaimana hubungan interaksi teman sebaya dengan percaya diri

anak usia 5-6 tahun di TK kelurahan Pondok Cabe Ilir.

E. Tujuan Penelitian

Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui:

1. adanya hubungan interaksi teman sebaya dengan perkembangan

sosial anak usia 5-6 tahun di TK kelurahan Pondok Cabe Ilir .

2. Bagaimana hubungan interaksi teman sebaya dengan

perkembangan sosial anak usia 5-6 tahun di TK kelurahan Pondok

Cabe Ilir.

F. Kegunaan Penelitian

Adapun kegunaan yang didapat adalah sebagai berikut:

a. Kegunaan teoritis

1) Untuk menambah referensi terhadap kajian interaksi teman sebaya

dengan percaya diri anak usia dini.

2) Sebagai bahan acuan dan referensi untuk penelitian sejenis yang

akan dilakukan peneliti berikutnya.

Page 21: HUBUNGAN INTERAKSI TEMAN SEBAYA DENGAN PERCAYA DIRI …

7

b. Kegunaan praktis

Penelitian ini diharapkan berguna bagi peneliti, prodi, guru, dan

sekolah.

1) Bagi peneliti, diharapkan menambah pengetahuan tentang

hubungan antara interaksi teman sebaya dengan percaya diri anak.

Serta memberi pengalaman dan pendalaman keilmuan di bidang

sosial anak usia dini.

2) Bagi Prodi, berguna untuk menambah wawasan dan informasi bagi

jurusan tentang hubungan interaksi teman sebaya dengan percaya

diri anak.

3) Bagi Guru, berguna sebagai pedoman bagi guru TK kelurahan

Pondok Cabe Ilir untuk mengembangkan percaya diri anak melalui

interaksi dengan teman sebaya.

4) Bagi Sekolah, berguna untuk meningkatkan percaya diri anak

dalam berinteraksi dengan teman sebaya.

Page 22: HUBUNGAN INTERAKSI TEMAN SEBAYA DENGAN PERCAYA DIRI …

8

BAB II

KAJIAN TEORI DAN PENGAJUAN HIPOTESIS

A. Deskripsi Teoritik

1. Hakikat Percaya Diri Anak Usia Dini

a. Pengertian Percaya Diri Anak Usia Dini

Kepercayaan diri merupakan hal terpenting yang harus dimiliki

anak untuk menapaki roda kehidupan selanjutnya. Kepercayaan diri

memiliki fungsi langsung dari interpretasi seseorang terhadap

keterampilan atau kemampuan yang dimiliki untuk penampilan

perilaku tertentu atau untuk mencapai target dalam kehidupan. Rasa

percaya diri berpengaruh terhadap mental dan karakter mereka. Anak

yang memiliki mental dan karakter yang kuat akan menjadi modal

penting dalam kehidupan dimasa mendatang ketika menginjak usia

dewasa, sehingga mampu merespon semua tantangan dengan

realistis.

Kepercayaan diri berasal dari tindakan, kegiatan dan usaha

untuk bertindak bukan untuk menghindari keadaan dan bersifat tidak

peduli. Dengan kata lain anak dapat dikatakan percaya diri jika anak

berani melakukan suatu hal yang baik bagi dirinya sesuai dengan

pengetahuan dan kemampuan yang dimilikinya. Selain itu anak yang

percaya diri mampu menyelesaikan tugas sesuai tahap

perkembangannya dengan baik dan tidak bergantung pada orang lain.

Kepercayaan diri merupakan suatu kemampuan yang dimiliki

untuk berinteraksi terhadap lingkungan sekitar. Memiliki

kepercayaan diri anak bisa membedakan mana yang baik dan mana

yang tidak baik. Kepercayaan sebagai suatu perasaan yang berisi

kekuatan, kemampuan dan keterampilan untuk melakukan atau

menghasilkan sesuatu yang dilandasi keyakinan untuk sukses.

Kepercayan diri sangat bermanfaat dalam setiap keadaan, percaya diri

juga menyatakan seseorang bertanggung jawab atas pekerjaan karena

Page 23: HUBUNGAN INTERAKSI TEMAN SEBAYA DENGAN PERCAYA DIRI …

9

semakin individu kehilangan suatu kepercayaan diri, maka akan

semakin sulit untuk memutuskan yang terbaik bagi diri mereka.

Pearce mengemukakan bahwa kepercayaan diri berasal dari

tindakan, kegiatan dan usaha untuk bertindak bukannya menghindari

keadaan dan bersifat pasif. Pernyataan tersebut kemudian diperkuat

oleh Hakim yang menyatakan bahwa kepercayaan diri adalah

keyakinan seseorang terhadap aspek kelebihan yang dimilikinya dan

membuat kemampuan untuk mencapai berbagai tujuan hidup.1

Pernyataan tersebut dapat diartikan bahwa tingkat percaya diri yang

baik dapat memudahkan individu dalam mengambil sebuah

keputusan dan dapat memudahkan individu untuk memertahankan

kesuksesan dalam pembelajaran dan pekerjaan.

Yoder dan Proctor mengemukakan bahwa anak dapat dikatakan

memiliki kepercayaan diri jika anak tersebut aktif namun tidak

berlebihan dalam beraktivitas, tidak mudah terpengaruh oleh orang

lain, mudah bergaul, berpikir positif, memiliki tanggung jawab,

energik dan tidak mudah putus asa, dapat bekerja sama serta

mempunyai jiwa pemimpin.2 Pernyataan tersebut dapat dijelaskan

bahwa percaya diri adalah aktif, ekspresi yang efektif dari perasaan

diri, dan harga diri. Anak yang percaya diri berperan aktif dan

berekspresi dalam mengajarkan atau melakukan sesuatu, anak yang

dapat mengerti dalam menghargai diri dan orang lain, sehingga anak

yakin akan kemampuan yang dimilikinya untuk menghadapi

kehidupan yang dijalaninya.

Syaifullah menyatakan bahwa pribadi yang percaya diri adalah

mereka yang memiliki optimisme jiwa dan mental yang siap

mengahadapi segala kemungkinan yang akan terjadi.3 Pernyataan

tersebut dapat dijelaskan bahwa orang yang memiliki kepercayaan

diri memiliki keyakinan pada kemampuan yang ada di dalam dirinya,

1 Aprianti Yofita Rahayu, Loc. Cit, h. 63.

2 Ibid, h. 69.

3 Ach Syaifullah, Tips Bisa Percaya Diri, (Jakarta: Gara Ilmu, 2010), h. 11.

Page 24: HUBUNGAN INTERAKSI TEMAN SEBAYA DENGAN PERCAYA DIRI …

10

sehingga seseorang memiliki jiwa dan mental yang siap dalam

mengahadapi segala kemungkinan yang akan terjadi pada dirinya.

Menurut Alfiyatin dan Andayani kepercayaan diri merupakan

aspek kepribadian yang berisi keyakinan tentang kekuatan, yaitu

keyakinan dan keterampilan yang dimiliki individu.4 Seseorang yang

memiliki kepercayaan diri biasanya menganggap bahwa dirinya

mampu melakukan segala sesuatu yang dihadapinya dengan

kemampuan yang dimilikinya. Sesuai dengan pendapat Kumara

bahwa kepercayaan diri merupakan ciri kepribadian yang

mengandung arti keyakinan terhadap kemampuan diri sendiri.

Berdasarkan pernyataan-pernyataan definisi percaya diri dari

para ahli yang telah diuraikan diatas, maka dapat disimpulkan bahwa

percaya diri adalah keyakinan seorang anak akan kelebihan dan

kemampuan yang dimilikinya untuk dapat melakukan segala sesuatu

secara maksimal. Anak yang memiliki percaya diri akan mampu

menyeimbangkan tingkah laku, emosi dalam dirinnya, dan percaya

diri akan membawa seseorang ke jalan kesuksesan dalam

kehidupannya.

b. Aspek-Aspek Percaya Diri Anak Usia Dini

Setiap anak mempunyai tahapan perkembangan dalam segala

aspek perkembangannya, begitu pula pada bidang sosialnya.

Perkembangan tersebut didasarkan pada usia dari masing-masing

anak. Charlotte Buhler menjelaskan tingkatan perkembangan sosial

anak menjadi empat tingkatan sebagai berikut,

“Tingkatan pertama, dimulai sejak umur 0:4/0:6 tahun, anak

mulai mendapatkan reaksi positif terhadap orang lain, antara lain ia

tertawa karena mendengar suara orang lain. Tingkatan kedua, adanya

rasa bangga dan segan yang terpancar dalam gerakan dan mimiknya,

jika anak menang dari lomba akan kegirangan dalam gerak dan

mimiknya, tingkata ini biasanya terjadi pada anak usia kuran lebih 2

4 Risnawati, Rini, & M. Nur Ghufron, Teori-Teori Psikologi, (Yogyakarta:Ar-Ruzz

Media Grup, 2010), h. 34

Page 25: HUBUNGAN INTERAKSI TEMAN SEBAYA DENGAN PERCAYA DIRI …

11

tahun. Tingkatan ketiga, jika anak telah lebih dari umur 2 tahun,

mulai timbul perasaan simpati (rasa setuju) atau rasa antipati (rasa

tidak setuju) kepada orang lain, baik yang sudah dikenal atau belum.

Tingkatan keempat, pada masa akhir tahun kedua, anak setelah

menyadari akan pergaulannya dengan anggota keluarga makan akan

timbul keinginan untuk ikut campur dalan gerak dan lakunya. Dan

pada usia 4 tahun anak makin senang bergaul dengan anak lain

terutama terhadap teman yanng usianya sebaya. Ia dapat bermain

dengan anak lain berdua atau bertiga. Kemudia pada usia 5-6 tahun

ketika anak memasuki usia sekolah, anak juga mulai memilih teman

bermainnya”.5

Kepercayaan diri yang kuat sebenarnya muncul karena adanya

beberapa aspek dalam kehidupan individu tersebut dimana seorang

anak memiliki kompetensi. Lauster berpendapat orang yang memiliki

kepercayaan diri berlebihan, bukanlah sikap positif. Pada umumnya

akan menjadikan orang tersebut kadang kurang berhati-hati dan akan

berbuat seenaknya sendiri. Hal ini menyebabkan sebuah tingkah laku

yang menyebabkan konflik dengan orang lain.6

Percaya diri juga dilihat dari bagaimana seseorang dapat lebih

mengembangkan kemampuan yang dimilikinya, dapat berinteraksi

sosial dengan baik dengan lingkungan sekitarnya, dan bagaimana

seseorang memiliki pandangan yang positif terhadap dirinya sendiri.

Menurut Lauster orang yang mempunyai rasa percaya diri yang tinggi

pada umumnya mudah bergaul secara fleksibel, mempunyai toleransi

yang cukup baik, bersikap positif, dan tidak mudah terpengaruh oleh

orang lain dalam bertindak serta mampu menentukan langkah-

langkah dalam menyelesaikan suatu masalah.7 Seseorang yang

percaya diri selalu mengimbangi antara cara bergaul, bertoleransi,

bersikap positif serta kemampuan pribadi. Sikap percaya diri ini

menjadi sangat penting dalam mengembangkan percaya diri, karena

tanpa mengetahui bagaimana cara bergaul, bertoleransi, bersikap

5 Abu Ahmadi Munawar S, Psikologi Perkembangan, (Jakarta: PT Rineka Cipta), h. 102-

103. 6 Ibid, h. 35.

7 Ibid, h. 35

Page 26: HUBUNGAN INTERAKSI TEMAN SEBAYA DENGAN PERCAYA DIRI …

12

positif dan memiliki kemampuan pribadi seseorang tidak akan

mampu mengembangkan sikap percaya dirinya.

Menurut Maslow kepercayaan diri memiliki kemerdekaan

psikologis, yang berarti kebebasan mengarahkan pikiran dan

mencurahkan tenaga berdasarkan pada kemampuan dirinya, untuk

melakukan hal-hal yang produktif, menyukai pengalaman baru, suka

megahadapi tantangan, pekerjaan yang efektif, dan bertanggung

jawab terhadap tugas yang diberikan.8 Terbentuknya percaya diri

selalu diawali dengan bagaimana seseorang menyimpulkan, melihat

potret diri, dan mengkonsepsikan diri secara keseluruhan, dengan

begitu akan muncul perasaan positif untuk menghargai diri sendiri

dan menganggap dirinya itu bernilai dan akan muncul keyakinan

dalam dirinya bahwa dirinya mampu untuk melaksanakan dan

menyelesaikan tugas dengan baik dan meyakini apa yang

dikerjakannya akan berhasil.

Seorang anak memiliki kepercayaan diri tentunya tidak akan

ragu untuk menunjukkan kemampuan atau bakatnya kepada orang

lain. Anak yang memiliki kepercayaan diri juga akan mudah menjalin

interaksi dan komunikasi dengan orang-orang yang ada di sekitarnya,

hal ini dikarenakan anak mampu mengubah suatu kondisi yang

canggung menjadi menyenangkan. Anak juga mampu menilai dirinya

sendiri atas kemampuannya, anak mengetahui sampai dimana

kemampuannya dalam menyelesaikan tugas dan selalu berpikir

positif dalam menerima serta menyelesaikan tugas dengan baik.

Percaya diri tidak hanya berani tampil di depan banyak orang

dan menunjukkan kemampuan tetapi percaya diri juga meliputi

kemampuan dalam menghadapi masalah. Seseorang yang percaya

diri akan dengan tenang menyelesaikan setiap permasalahan yang

datang kepada dirinya, hal itu dikarenakan orang tersebut percaya

8 Aprianti Yofita Rahayu, Op.Cit, h. 69.

Page 27: HUBUNGAN INTERAKSI TEMAN SEBAYA DENGAN PERCAYA DIRI …

13

bahwa dengan kemampuannya dia mampu untuk menyelesaikan

suatu masalah.

Berdasarkan pernyataan-pernyataan mengenai aspek-aspek

percaya diri menurut para ahli di atas maka dapat disimpulkan bahwa

percaya diri merupakan keyakinan seorang anak akan kemampuan

yang dimilikinya yaitu dengan menunjukkan kondisi mental dan fisik

yang baik, mampu menyesuaikan diri, bereaksi positif,

berkomunikasi di berbagai situasi, dan kemampuan sosialisasi yang

baik.

c. Ciri-Ciri Percaya Diri Anak Usia Dini

Setiap individu memiliki percaya diri yang berbeda, ada yang

memiliki percaya diri yang tinggi ada pula yang memiliki percaya diri

yang rendah. Beberapa tahapan perkembangan menurut Erikson

memiliki ciri utama setiap tahapannya adalh di satu pihak bersifat

biologis dan di lain pihak bersifat sosial. Adapun tingkatan tahapan

perkembangan yang dilalui oleh setiap manusia menurut Erikson

adalah sebagai berikut:

1. Trust Vs Mistrus (Kepercayaan vs kecurigaan)

Masa bayi ditandai dengan kecenderungan trus-mistrust.

Perilaku bayi didasari oleh dorongan mempercayai atau tidak

mempercayai orang-orang disekitarnya.

2. Otonomi vs Perasaan Malu dan Ragu-Ragu

Masa kannak-kanak awal (early childhood) ditandai adanya

kecenderuga autonomy-shame, doubt. Pada masa ini sampai

batas-batas tertentu anak sudah bisa berdiri sendiri, dalam arti

duduk, berdiri, berjalan, bermain, minum dari botol sendiri

tanpa bantuan. Akan tetapi dipihak lain dia telah mulai memiliki

rasa malu dan keraguan dalam berbuat.

Page 28: HUBUNGAN INTERAKSI TEMAN SEBAYA DENGAN PERCAYA DIRI …

14

3. Inisiatif vs Kesalahan

Masa sekolah (Preschool age) ditandai adanya kecenderungan

initiative-guilt. Pada masa ini anak telah memiliki beberapa

kecakapan, dengan kecakapan-kecakapan tersebut dia terdorong

melakukan beberapa kegiatan, tetapi karena kemampuan anak

tersebut masih terbatas adakalanya dia mmengalami kegagalan.

Kegagalan tersebut menyebabkan ia merasa bersalah.

4. Kerajinan vs Inferioritas

Masa sekolah (school age) ditandai adanya kecenderungan

industry-inferiority,. Sebagai kelanjutan dari perkembangan

tahap sebelumnya, pada masa ini sangat aktif mempelajari apa

saja yang ada di lingkungannya.9

Lie mengemukakan ciri-ciri perilaku yang mencerminkan

percaya diri yaitu: paham dengan keadaan diri, tidak tergantung pada

orang lain, tidak ragu-ragu, selalu berpikir positif, bersemangat dalam

melakukan sesuatu, dan memiliki rasa keberanian untuk bertindak.10

a) Ciri-ciri orang yang memiliki percaya diri menurut Lauster:11

1. Keyakinan akan kemampuan diri.

2. Bersifat optimis dan gembira.

3. Tidak perlu mencemaskan diri untuk memberikan kesan

yang menyenangkan.

4. Tidak membutuhkan dukungan orang lain secara berlebihan.

5. Tidak ragu pada diri sendiri.

b) Ciri-ciri orang yang percaya diri menurut Wahyudi:

1. Mampu melihat kekurangan dirinya, namun bukan untuk

merasa rendah diri tetapi untuk memperbaiki diri.

9 Galih Pamungkas.2012.Teori Perkembangan Menurut Erik Ericson dan Sigmund

Frued (anyblog-pemungkas.blogspot.com diakses 08 november 2019

Jess Feist., Gregory J. Feist. 2010. Teori kepribadian.Jakarta: Salemba humanika 10

Ibid, h. 68. 11

Risnawati, Rini, M. Nur Ghufron, Loc.Cit. h. 35.

Page 29: HUBUNGAN INTERAKSI TEMAN SEBAYA DENGAN PERCAYA DIRI …

15

2. Mampu melihat kelebihan diri namun bukan untuk

menyombongkan diri, tetapi dimanfaatkan untuk kebaikan.

3. Memiliki keyakinan bahwa seluruh kekuatan ada pada

Allah, hal ini sesuai dengan firman Allah Q.S. Yunus

(10):65.

c) Menurut Mardatillah seseorang yang memiliki kepercayaan diri

tentunya memiliki ciri-ciri:12

1. Mengenal dengan baik kekurangan dan kelebihan yang

dimilikinya lalu mengembangkan potensi yang

dimilikinya.

2. Membuat standar atas pencapaian tujuan hidupnya lalu

memberikan penghargaan jika berhasil dan berusaha lagi

apabila tidak tercapai.

3. Tidak menyalahkan orang lain atas kekalahan namun lebih

banyak mengintrospeksi diri.

4. Mampu mengatasi perasaan tertekan, kecewa dan ketidak

mampuannya.

5. Mampu mengatasi kecemasan dalam dirinya.

6. Tenang dalam menjalankan dan menghadapi segala

sesuatunya.

7. Berpikir positif.

8. Maju terus tanpa harus menoleh kebelakang.

d). Sedangkan Dariyo mengatakan bahwa percaya diri (self

confidence) ialah kemampuan individu untuk dapat memahami

dan meyakini seluruh potensinya agar dapat dipergunakan dalam

menghadapi penyesuaian diri dengan lingkungan.13

Anak yang

mempunyai percaya diri biasanya memiliki ciri mempunyai

12

Asrullah Syam, & Amri, Pengaruh Kepercayaan Diri (Self Confidence) Berbasis

Kaderisasi IMM Terhadap Prestasi Belajar Mahasiswa (Studi Kasus Di Program Pendidikan

Biologi Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Muhammadiyah Parepare), h. 92. 13

Agoes Dariyo, Psikologi Perkembangan Anak Tiga Tahun Pertama, Cet I (Bandung:

PT Refika Aditama, 2006), h. 206.

Page 30: HUBUNGAN INTERAKSI TEMAN SEBAYA DENGAN PERCAYA DIRI …

16

inisitif, kreatif dan optimis terhadap masa depan, mampu

menyadari kelemahan dan kelebihan diri sendiri, berpikir positif

dan menganggap semua permasalahan pasti dapat diatasi dengan

baik.

Berikut ini adalah karakteristik percaya diri menurut McPheat,

yaitu:

”(1) Focus on their strength while managing their weakness, (2)

aren’t afraid to take risk, (3) enjoy challenging themselves and

setting high goals, (4) seek out self improvement opportunities, (5)

aren’t afraid to admid when they don’t know something, (7)

something make good team leaders or mentors, (8) can relate to

others, (9) are honest about their shortcomings”.14

Karakteristik pertama, fokus pada kekuatan ketika mereka

mengatur kelemahan. Maksud dari pernyatan tersebut adalah dengan

mengalihkan kelemahan yang ada pada diri dengan kekuatan yang

dimiliki, sehingga yang terlihat pada diri bukanlah kelemahan akan

tetapi kekuatan.

Karakteristik kedua adalah tidak takut mengambil resiko. Orang

yang percaya diri selalu yakin akan kemampuan untuk mengerjakan

sesuatu hal dengan baik, tanpa memaksakan hal-hal yang tidak dapat

dilakukan, sehingga saat mengambil resiko orang tersebut akan

mengetahui apa yang akan diperolehnya tanpa takut akan kegagalan.

Orang yang percaya diri senantiasa memiliki percaya diri yang

positif, jadi ketika orang tersebut mengalami kegagalan dan resiko

yang telah diambil, orang tersebut akan mengambil nilai positif dari

kejadian tersebut.

Karakteristik ketiga adalah menikmati tantangan dan mengatur

tujuan yang besar. Orang percaya diri tidak akan khawatir dan takut

14

Sean McPheat, Personal Confidence & Motivation, (United Kingdom: MTD Training

& Ventus Publishing Aps, 2010), h. 10-11.

Page 31: HUBUNGAN INTERAKSI TEMAN SEBAYA DENGAN PERCAYA DIRI …

17

akan mengalami kegagalan, sebaliknya orang tersebut akan

menikmati proses yang berjalan sembari belajar dari proses yang

sedang berlangsung.

Karakteristik keempat adalah mencari peluang untuk

memperbaiki diri. Orang yang percaya diri bukanlah orang yang

sempurna, namun orang tersebut akan belajar untuk memperbaiki diri

menjadi pribadi yang lebih baik.

Karakteristik kelima adalah tidak takut untuk mengakui ketika

berbuat kesalahan. Orang yang percaya diri akan senantiasa berbuat

jujur pada diri sendiri dan orang lain. Sehingga jika orang tersebut

berbuat kesalahan, orang tersebut tidak akan segan untuk meminta

maaf dan mengakui kesalahan.

Karakteristik keenam adalah tidak takut untuk belajar atau

bahkan bertanya apabila tidak tahu akan suatu hal. Orang yang

percaya diri akan senang jika mendapat pengetahuan dan informasi

yang belum diketahuinya dan tidak akan segan untuk bertanya

apabila tidak mengetahui informasi atau pengetahuan akan suatu hal.

Karakteristik ketujuh adalah menjadi ketua kelompok yang baik.

Orang yang percaya diri akan berusaha menjadi pemimpin atau ketua

yang baik bagi anggotanya. Bahkan orang yang memiliki percaya diri

tidak akan segan apabila mendapat pendapat, kritik atau saran yang

membangun bagi dirinya.

Karakteristik kedelapan adalah dapat berhubungan baik dengan

orang lain. Orang yang percaya diri akan mampu menjalin

persahabatan dengan orang lain dan memulai pertemanan baru. Orang

tersebut tidak akan khawatir dan cemas apabila tidak diterima oleh

orang lain. Hal ini dikarenakan orang tersebut memiliki sikap positif

terhadap orang lain.

Kerakteristik kesembilan adalah jujur akan kelemahan diri.

Orang yang memiliki percaya diri bukanlah pahlawan super yang

memiliki kekuatan tanpa memiliki kelemahan. Namun orang yang

Page 32: HUBUNGAN INTERAKSI TEMAN SEBAYA DENGAN PERCAYA DIRI …

18

percaya diri akan jujur pada diri sendiri akan kelemahan yang

dimiliki, sehingga tidak akan memaksakan diri ketika tidak sanggup

mengerjakan suatu hal diluar kemampuannya.

Berdasarkan pernyataan yang diungkapkan oleh para ahli

peneliti menyimpulkan bahwa anak yang memiliki ciri-ciri percaya

diri adalah anak memiliki keyakinan terhadap diri sendiri, tidak

pernah ragu dengan keputusan yang diambil, tegas dalam bersikap,

mempunya rasa toleransi kepada orang lain, optimis, menerima

kekurangan, dan mampu membuat pertemanan dengan orang lain.

d. Faktor-Faktor Yang Membangun Percaya Diri Anak Usia Dini

Rasa percaya diri tidak akan muncul begitu saja pada seseorang.

Ada proses tertentu dalam pribadi seserang sehingga terjadilah

pembentukan rasa percaya diri. Percaya diri merupakan modal dasar

seorang anak dalam memenuhi kebutuhan hidupnya, dimana hal

tersebut akan membantu anak dapat diterima di lingkungan hidupnya.

Percaya diri pada anak tidak akan lepas dari lingkungannya.

Sebagaimana yang dikemukakan oleh Hendra Surya yang

menyatakan bahwa terbentuknya percaya diri merupakan suatu proses

belajar bagaimana merespon berbagai rangsangan dari luar dirinya

melalui interaksi dengan lingkungannya. Jadi pembentukan percaya

diri seseorang perlu campur tangan dari orang lain.15

Perkembangan menurut Erikson dikenal dengan teori

perkembangan psiko sosial. Teori perkembangan psiko sosial ini

adalah yang terbaik. Erikson memiliki kepercayaan bahwa

kepribadian berkembang dalam beberapa tingkatan. Salah satunya

adalah perkembangan persamaan ego, perkembangan ego merupakan

perasaan yang berkembang dari interaksi sosial. Perkembangan ego

berubah berdasarkan pengalaman, interaksi sosial, dan informasi-

15

Surya Hendra, Percaya Diri itu Penting Peran Orangtua Dalam Membangun Percaya

Diri Anak, (Jakarta: PT Elex Media Komputindo, 2007), h. 2

Page 33: HUBUNGAN INTERAKSI TEMAN SEBAYA DENGAN PERCAYA DIRI …

19

informasi baru yang didapatkan. Menurut Hurlock, perkembangan

sosial berarti perolehan kemampuan berperilaku yang sesuai dengan

tuntutan sosial. Menjadi orang yang mampu bermasyarakat

memerlukan tiga proses. Diantaranya adalah berperilaku yang dapat

diterima secara sosial, memainkan peran sosial yang dapat diterima,

dan perkembangan sifat sosial.16

Proses terbentuknya rasa percaya diri menurut Hakim adalah

sebagai berikut: 1). Terbentuknya kepribadian yang baik sesuai

dengan proses perkembangan yang melahirkan kelebihan-kelebihan

tertentu. 2). Pemahaman seseorang terhadap kelebihan-kelebihan

yang dimilikinya dan melahirkan keyakinan kuat untuk bisa berbuat

segala sesuatu dengan memanfaatkan kelebihan-kelebihannya. 3).

Pemahaman dan reaksi positif seseorang terhadap kelemahan-

kelemahan yang dimilikinya agar tidak menimbulkan rasa sulit

menyesuaikan diri. 4). Pengalaman di dalam menjalani berbagai

aspek kehidupan dengan menggunakan segala kelebihan yang ada

pada dirinya.17

Percaya diri yang kuat dapat terbentuk dengan bagaimana

seseorang terutama anak sesuai proses perkembangannya dapat

memahami kelebihan dan kekurangan dirinya, kemudian anak

menggali kelebihannya lebih dalam dan yakin akan kemampuan yang

dimilikinya, mencari dan menambah pengalaman hidup dengan

menggunakan kelebihan yang ada pada diri sendiri.

Ghufron & Risnawati menyebutkan bahwa kepercayaan diri

dipengaruhi oleh beberapa faktor, yaitu: a). Pengalaman; pengalaman

dapat menjadi faktor munculnya rasa percaya diri, sebaliknya

pengalaman juga dapat menjadi faktor menurunnya rasa percaya diri

seseorang. b). Pendidikan; tingkat pendidikan terhadap tingkat

16

Elizabeth B. Hurlock, Perkembangan Anak Jilid 1, (Jakarta:Penerbit Erlangga, 1995).

h. 250. 17

Thursan Hakim, Mengatasi Rasa Tidak Percya Diri, (Yogyakarta: Torren Book, 2002),

h. 6

Page 34: HUBUNGAN INTERAKSI TEMAN SEBAYA DENGAN PERCAYA DIRI …

20

percaya diri seseorang. tingkat pendidikan yang rendah akan

menjadikan orang tersebut tergantung dan berada di bawah

kekuasaan orang lain yang lebih pandai darinya. Sebaliknya orang

yang mempunyai pendidikan tinggi akan memiliki tingkat

kepecayaan diri yang lebih dibandingkan yang berpendidikan

rendah.18

Faktor dalam membangun percaya diri perlu mendapat

dukungan dari lingkungan keluarga dan lingkungan sekolah, peran

keluarga merupakan faktor tepenting dalam membangun percaya diri

anak, lingkungan keluarga merupakan pendidikan pertama dan utama

yang sangat menentukan baik dan buruknya kepribadian anak.

Seperti yang dikemukakan oleh Lie ada beberapa faktor yang

mempengaruhi kemampuan percaya diri anak: 1). Lingkungan

Keluarga; perhatian orang tua sangat berpengaruh terhadap

kemampuan anak akan berpengaruh positif terhadap percaya diri

anak, sedangkan ketidak percayaan orang tua terhadap kemampuan

anak akan berpengaruh negatif pada rasa pecaya diri anak.

2). Lingkungan sekolah; program sekolah yang telah dibuat dan telah

digunakan untuk pembelajaran adalah sebuah program yang dapat

memotivasi anak untuk menyukai belajar dan merasa tertarik dalam

melaksanakan tugas-tugas sekolah, dikarenakan sekolah tersebut

menggunakan metode pembelajaran yang menarik sehingga anak

terlibat aktif dalam pembelajaran, hal tersebut dapat mendorong anak

untuk mengembangkan kemampuan percaya dirinya dengan baik.

Kedua faktor diatas mempunyai peranan penting dalam

mengasah percaya diri anak. Oleh karena itu, baik orang tua maupun

pihak sekolah harus bekerjasama dalam proses perkembangan anak-

anaknya.

Berdasarkan pernyataan-pernyataan yang diungkapkan oleh para

ahli peneliti menyimpulkan bahwa anak yang percaya diri memiliki

18

Risnawati, Rini, M, Nur Ghufron, Op. Cit. h. 37

Page 35: HUBUNGAN INTERAKSI TEMAN SEBAYA DENGAN PERCAYA DIRI …

21

keyakinan akan kelebihan dan kemampuan yang dimilikinya untuk

dapat melakukan segala sesuatu secara maksimal. Dengan aspek-

aspek: (1). Menunjukkan kondisi mental dan fisik yang baik, (2).

Mampu menyesuaikan diri, (3). bereaksi positif, (4) berkomunikasi di

berbagai situasi, (5). Dan kemampuan sosialisasi yang baik. Dengan

ciri-ciri yang diambil dari beberapa ahli: (a). Memperlihatkan rasa

senang, (b). Menghargai diri sendiri, (c). Menyadari kelebihan dan

kekurangan diri sendiri, (d). Menerima dan memberi kritik dan saran,

(e). Berani menghadapi keadaan, (f). Kepekaan menguasai emosi dan

perasaan, (g). Tekun dan aktif, (h). Optimis dalam mengerjakan dan

menyelesaikan tugas, (i). Berpikir positif dalam bertindak, (j). Tegas

dalam berbicara, (k). Berani menyatakan sesuatu dengan secara

langsung dan terus terang, (l). Mudah mendapatkan teman baru, (m).

Bersikap baik dilingkungan sosial, (n). Bersedia memberi dan

menerima bantuan.

2. Interaksi Teman Sebaya

a. Pengertian Interaksi Teman Sebaya

Para ahli psikolog sosial seperti Forsyth menyebutkan bahwa

interaksi adalah kegiatan yang saling mempengaruhi diantara anggota

kelompok.19

Sedangkan Desmita menyebutkan bahwa kecenderungan

interaksi teman sebaya akan muncul jika tinggal dilingkungan yang

sama, sekolah yang sama, dan berpartisipasi dalam kelompok yang

sama.20

Menurut Soerjono Soekanto interaksi sosial adalah kunci dari

semua kehidupan sosial, oleh karena tanpa interaksi, tidak akan

mungkin akan ada kehidupan bersama.21

Pernyataan tersebut dapat

19

Sofyan, S Willis, Psikologi Pendidikan, cet, I (Bandung: Alfabeta, 2012), h. 130. 20

Setiawati Eka and Suparno, „Interaksi Sosial Dengan Teman Sebaya Pada Anak

Homeschooling Dan Anak Sekolah Reguler‟, Jurnal Ilmiah Berkala Psikologi, Vol 12., 2010. h.

57. 21

Soerjono Soekanto, sosiologi Suatu Pengantar, (Jakarta: Raja Grafindo Persada, 2002).

h. 60-61.

Page 36: HUBUNGAN INTERAKSI TEMAN SEBAYA DENGAN PERCAYA DIRI …

22

diartikan sebagai hubungan antara dua orang atau lebih, perorang

atau kelompok yang saling bertukar informasi atau saling

mengirimkan dan menerima pesan merupakan hal yang penting

dalam kehidupan.

Pendapat lain tentang interaksi dijelaskan oleh Waluyo dkk,

bahwa interaksi adalah hubungan antara dua individu atau lebih untuk

mencapai tujuan.22

Pernyataan tersebut menjelaskan bahwa di dalam

interaksi yang terjadi ada tujuan yang ingin dicapai. Tujuan yang

ingin dicapai baik oleh satu pihak ataupun kedua belah pihak.

Interaksi yang terjadi pada anak semula hanya berkisar pada

interaksi yang terjadi antara orangtua dan anak. Seiring bertambah

usia anak bertambah pula interaksi anak. Selain orang tua, anak akan

berinteraksi dengan teman sebaya. Menurut Santrock, dukungan

teman sebaya merupakan sumber penting atas dukungan sosial yang

berpengaruh terhadap rasa percaya diri seseorang yang usia dan

kematangannya sama dari pengaruh dukungan sosial dan persetujuan

sosial dalam bentuk konfirmasi dari orang lain. Pernyataan tersebut

menyatakan bahwa dukungan teman sebaya adalah teman dengan

rentang usia yang relatif sama serta sifat-sifat dan sikap yag relatif

sama sehingga berpengaruh terhadap percaya diri seseorang.

Teman sebaya atau kelompok sebaya adalah lingkungan sosial

selain keluarga dimana dari lingkungan seseorang dapat belajar dan

menambah kemampuan yang akan mengarahkannya menuju perilaku

yang lebih baik melalui koreksi dan masukan yang akan membawa

dampak positif terhadap dirinya. Menurut Usman kelompok teman

sebaya adalah sekelompok teman yang memiliki ikatan emosional

yang kuat dan anak dapat berinteraksi, bergaul, bertukar pikiran dan

22

Waluyo, et, al., Ilmu Pengetahuan Sosial, (Jakarta: PT Gramedia, 2008), h. 43.

Page 37: HUBUNGAN INTERAKSI TEMAN SEBAYA DENGAN PERCAYA DIRI …

23

pengalaman dalam memberikan perubahan dan pengembangan dalam

kehidupan sosial dan pribadinya.23

Menurut Setiawati & Suparno Interaksi dengan teman sebaya

adalah proses timbal balik antar individu dengan kelompok sosialnya

yang seusia, yang di dalamnya mencakup adanya keterbukaan dalam

kelompok, kerjasama dalam kelompok dan frekuensi hubungan

individu dengan kelompok, yang mana interaksi dengan teman

sebaya tersebut dapat mengajarkan kepada anak tentang cara bergaul

di lingkungan baik dalam keluarga, sekolah dan maupun

masyarakat.24

Interaksi teman sebaya dari kebanyakan anak usia sekolah ini

terjadi dalam grup atau kelompok, sehingga periode ini sering disebut

“usia kelompok”. Pada masa ini anak tidak lagi puas bermain

sendirian dirumah, atau melakukan kegiatan-kegiatan dengan anggota

keluarga. Hal ini adalah karena anak memiliki keinginan yang kuat

untuk diterima sebagai anggota kelompok, serta merasa tidak puas

bila tidak bersama teman-temannya. Elfiky menjelaskan jika terjadi

sikap saling menghormati diantara dua anak maka akan melahirkan

sikap saling menyayangi dan menyepakati. Perasaan itu menjadikan

satu pihak sama-sama memiliki perasaan positif kepada pihak lain.

Dari situ lahirlah interaksi dan kerja sama yang lebih baik dalam hal

pengalaman, pemikiran dan pengetahuan.25

Berdasarkan beberapa pendapat di atas maka dapat disimpulkan

bahwa interaksi teman sebaya merupakan sebuah kelompok yang

dibentuk oleh beberapa anggota yang terdiri dari anak-anak yang

memiliki usia yang kurang lebih sama serta terdapat tindakan yang

saling mempengaruhi antara anak yang memiliki tingkat usia dan

23

Irvan Usman, Kepribadian, Komunikasi, Kelompok Teman Sebaya, Iklim Sekolah dan

Perilaku Bullying, Jurnal Humanitas, Vol 5, 2013, h. 58. 24

Setiawati Eka and Suparno, Op. Cit, h. 57. 25

Ibrahim Elfiky, Terapi Kebiasaan Positif, (PT Bentara Aksara Cahaya: Jombang,

2019), h. 171.

Page 38: HUBUNGAN INTERAKSI TEMAN SEBAYA DENGAN PERCAYA DIRI …

24

kematangan kurang lebih sama, saling berbagi informasi, membuat

aturan bersama agar menjadi pribadi yang baik.

b. Aspek-Aspek Interaksi Teman Sebaya

Interaksi sosial merupakan dasar hubungan sosial, dalam

melakukan interaksi sosial harus ada hubungan, karena tanpa adanya

hubungan antara individu satu dengan individu lain maka interaksi

sosial tidak akan terjadi. Partowisastro merumuskan aspek-aspek

interaksi teman sebaya sebagai berikut:

a) Keterbukaan individu dalam kelompok, dimana individu mampu

menjalin hubungan akrab, mendapatkan dukungan, penerimaan

individu, serta dapat terbuka terhadap kelompoknya.

b) Kerjasama individu dalam kelompok, individu akan terlibat

dalam berbagai kegiatan kelompok dan saling berbagi pikiran

serta ide untuk kemajuan kelompoknya, serta saling berbicara

dalam hubungan yang erat.

c) Frekuensi hubungan individu dalam kelompok, yaitu intensitas

individu dalam bertemu anggota kelompoknya, dan saling

berbicara dalam hubungan yang dekat.

Uraian aspek interaksi teman sebaya terdapat individu yang

melakukan hubungan timbal balik dan saling mempengaruhi

adanya frekuensi dan kerjasama serta mencapai tujuan.

c. Pola Interaksi Teman Sebaya

Interaksi yang semula terjadi kepada anak dengan orang dewasa,

seperti orang tua mulai tergantikan oleh interaksi teman sebaya.

”Strategies imployedduring peer interaction to promote mutual

comprehensionhighlight the differences between peer and native

Page 39: HUBUNGAN INTERAKSI TEMAN SEBAYA DENGAN PERCAYA DIRI …

25

speaker learner interaction”.26

Pendapat tersebut dapat diartikan

bahwa semakin bertambah usia anak maka interaksi dengan teman

sebaya akan bertambah lebih banyak dan mengambil tempat

pengaruh orang dewasa. Hal ini dinyatakan bahwa pengaruh yang

selama ini diterima oleh anak didominasi pengaruh orang dewasa,

seiring bertambah usia anak akan mulai tergantikan dengan pengaruh

teman sebaya.

pendapat diatas diperkuat oleh pendapat Hurlock yang

menyatakan bahwa umur 6-12 tahun anak disebut juga sebagai usia

kelompok (gang age), dimana anak mulai mengalihkan perhatian dan

hubungan intim dalam keluarga ke kerja sama antar teman dan sikap-

sikap terhadap keluarga atau belajar.27

Pernyataan tersebut berarti

bahwa anak mulai mengalihkan perhatian yang semula ke dalam

keluarga ke antar teman sebaya. Perhatian anak juga mulai teralihkan

oleh kerja sama yang terjadi dengan teman sebaya serta hubungannya

dengan sekolah.

Desmita menyatakan pendapat yang sama mengenai interaksi

teman sebaya, bahwa, “the social relation of Children and adolescent

are centered on their friends as well as their families”.28

Pernyataan

tersebut menyatakan bahwa hubungan sosial anak-anak dan remaja

berpusat pada teman sebaya sebaik hubungan mereka dengan

keluarga. Hal ini menandakan bahwa anak-anak dengan teman sebaya

tak kalah penting dengan hubungan anak dengan keluarga.

Anak yang memiliki teman sebaya mulai membentuk kelompok,

serta mulai menerapkan aturan-aturan dalam kelompok. Menurut

Gunarsa anak yang membentuk kelompok teman sebaya akan

cenderung lebih senang memilih aturan-aturan yang diterapkan

26

Jenefer Philp. Et, al., Peer Interaction and Second Language Learning (New York:

Routledge, 2017), h. 51. 27

Singgih D. Gunarsa and Yulia Singgih Gunarsa, Psikologi Perkembangan Anak Dan

Remaja (Jakarta: Gunung Mulia, 2008), h. 13. 28

Desmita, Psikologi Perkembangan Peserta Didik, h. 224.

Page 40: HUBUNGAN INTERAKSI TEMAN SEBAYA DENGAN PERCAYA DIRI …

26

dikelompoknya daripada apa-apa yang diatur oleh orangtuanya

(misalnya dalam cara berpakaian, berdandan, berbicara, bertingkah

laku dan sebagainya ).29

Pernyataan tersebut berarti bahwa anak

mulai membuat peraturan dengan menetapkan peraturan yang sesuai

dengan kelompoknya. Dalam kelompok teman sebaya akan ada

model percontohan yang akan ditiru oleh anggota kelompoknya.

Model tersebut akan dicontoh oleh anggota kelompok mulai dari

gaya berpakaian, berbicara dan bertingkah laku.

Berdasarkan pernyataan diatas maka dapat disimpulkan bahwa

pola interaksi teman sebaya bermula dari interaksi orang dewasa.

Kemudian pengaruh dari orang dewasa tersebut akan mulai

tergantikan oleh pengaruh teman sebaya. Dalam interaksinya dengan

teman sebaya, anak akan mulai membentuk kelompok teman sebaya

yang sesuai dengan minat anak terhadap anak lain. Kelompok teman

sebaya yang terbentuk akan mulai menjadikan satu anak sebagai

contoh model bagi anak agar diterima dalam kelompok. Contoh

model tersebut akan menjadi acuan bagi anak yang lain dalam

berbusana, berbicara dan bersikap.

d. Fungsi Interaksi Teman Sebaya

Teman sebaya bagi anak bukan hanya sekedar teman yang

menemani saat anak bermain. Interaksi teman sebaya juga sebagai

tempat anak berbagi dan mendapat informasi yang bermanfaat

lainnya.

Hartub, dkk, menulis: “The social relations of children and

adolescnts are centered on their friends as well as their families”.30

pernyataan tersebut dapat diartikan sebagai hubungan sosial anak

dengan orang dewasa dipusatkan pada pertemanan mereka sama

seperti keluarga mereka. Sebab bagaimana pun bagi anak usia

29

Singgih D. Gunarsa and Yulia Singgih Gunarsa, Op. Cit., h. 15 30

Desmita, Op.Cit, h. 224.

Page 41: HUBUNGAN INTERAKSI TEMAN SEBAYA DENGAN PERCAYA DIRI …

27

sekolah teman sebaya mempunyai fungsi yang hampir sama dengan

orangtua. Teman bisa memberikan ketenangan ketika mengalami

kekhawatiran. Tidak jarang terjadi seorang anak yang tadinya

penakut berubah menjadi pemberani berkat teman sebaya.

Rubin dan Krasnor mencatat adanya perubahan sifat dari

kelompok teman sebaya pada anak usia sekolah. Ketika anak berusia

6 sampai 7 tahun, kelompok teman sebaya tidak lebih daripada

kelompok bermain, mereka memiliki sedikit peraturan dan tidak

terstruktur untuk menjelaskan peran dan kemudahan berinteraksi

diantara angota-anggotanya.31

Fungsi lain dari interaksi teman sebaya menurut Santrock

adalah: (1) untuk menyediakan berbagai informasi mengenai dunia

diluar keluarga, (2) memudahkan proses penyatuan dirinya ke dalam

aktivitas teman sebaya yang sedang berlangsung, (3) anak-anak

belajar mengenai pola hubungan yang timbal balik dan setara, (4)

anak-anak menggali prinsip-prinsip kejujuran dan keadilan dengan

cara mengatasi ketidaksetujuan dengan teman sebaya, (5)

menciptakan persahabatan yang lebih dekat dengan teman sebaya

yang dipilih.32

Pernyataan diatas menjelaskan bahwa fungsi interaksi teman

sebaya menghasilkan fungsi yang beragam pada anak. Pertama,

interaksi teman sebaya dapat memberikan informasi mengenai dunia

luar di luar keluarga. Kedua belah pihak mendapatkan informasi yang

mereka butuhkan. Informasi yang didapat bukan hanya informasi

mengenai kehidupan keluarga tetapi juga informasi mengenai

pengalaman masing-masing pihak diluar keluarga.

Kedua, informasi teman sebaya memudahkan proses penyatuan

anak kedalam aktivitas teman sebaya yang sedang berlangsung.

Berinteraksi dengan teman sebaya membuat anak menjadi lebih

31

Ibid. 225 32

John W. Santrock, Adolesence; Perkembangan anak & Remaja, (Jakarta: Erlangga,

2003). H. 219-220

Page 42: HUBUNGAN INTERAKSI TEMAN SEBAYA DENGAN PERCAYA DIRI …

28

paham aktivitas apa yang sedang dilakukan teman sebaya. Aktivitas

yang dilakukan teman sebaya menarik minat anak dan

mengembangkan kemampuan anak akan aktivitas yang dilakukan

bersama dengan teman sebaya.

Ketiga, interaksi teman sebaya memberi manfaat untuk anak

dengan belajar mengenai pola hubungan yang timbal balik dan setara.

Interaksi teman sebaya menghasilkan informasi yang didapatkan dari

pihak lain, pihak lain mendapatkan informasi pula dari anak,

sehingga menghasilkan hubungan yang timbal balik. Interaksi yang

berlangsung setara, hal ini dikarenakan usia anak yang berinteraksi

relatif sama.

Keempat, interaksi teman sebaya menggali prinsip-prinsip

kejujuran dan keadilan dengan cara mengatasi ketidaksetujuan akan

hal-hal yang tidak sesuai dengan kejujuran dan keadilan. Hal ini

dikarenakan usia mereka yang relatif sama membuat anak merasa

nyaman dengan teman sebaya. Anak tidak perlu sungkan dengan

teman sebaya.

Kelima, interaksi teman sebaya menciptakan persahabatan yang

lebih dekat dengan teman sebaya yang dipilih. Interaksi teman sebaya

membuat anak lebih dekat dengan teman sebaya. Kedekatan itulah

yang membuat anak mampu menjalin persahabatan dengan teman

sebaya.

Interaksi dengan teman sebaya memberikan manfaat lain selain

mendapatkan informasi. Interaksi dengan teman sebaya membuat

anak membentuk dirinya menjadi pribadi yang lebih baik. Menurut

Gunarsa dengan berinteraksi dengan teman sebaya anak belajar

bagaimana berinteraksi dengan orang lain, dan bagaimana ia

mengemukakan identitas diri dan peran jenis kelaminnya, bagaimana

ia melatih otonomi, sikap mandiri dan inisiatif, bagaimana mengatasi

Page 43: HUBUNGAN INTERAKSI TEMAN SEBAYA DENGAN PERCAYA DIRI …

29

kecemasan anak dalam konflik secara cepat.33

Anak yang berinteraksi

dengan teman sebaya mampu membuat anak menjadi pribadi yang

komunikatif. Hal ini dikarenakan seringnya anak berinteraksi dengan

orang lain anak mulai memahami informasi yang diterima serta lebih

memahami situasi pada saat interaksi terjadi. Serta mengetahui cara

menempatkan diri ketika berbicara kepada orang yang lebih tua, lebih

muda atau teman sebaya.

Interaksi teman sebaya juga membuat anak lebih paham akan

identitas diri serta jenis kelamin anak. Melalui interaksi teman sebaya

anak akan paham siapa dirinya dan dengan siapa anak berinteraksi.

Interaksi juga semakin membuat anak paham akan jenis kelaminnya

sendiri, bahwa dirinya akan lebih sering bermain dengan teman dari

jenis kelaminnya sendiri serta paham jenis permainan yang akan anak

mainkan dengan teman sebaya sesuai dengan jenis kelaminnya.

Berdasarkan pernyataan-pernyataan diatas dapat disimpulkan

bahwa fungsi interaksi teman sebaya adalah selain mendapatkan

informasi, anak juga belajar berinteraksi dengan orang lain, baik itu

lebih muda, lebih tua atau bahkan teman sebaya.

e. Karakteristik Interaksi Teman Sebaya Anak Usia 5-6 tahun

Karakteristik interaksi teman sebaya anak usia 5-6 tahun

ditandai dengan terbentuknya kelompok bermain anak yang memiliki

usia yang relatif sama. Lebih jauh Hartup Shareif menjelaskan dalam

Shaffer bahwa karakteristik interaksi teman sebaya pada kelompok

teman sebaya, yaitu :

“(1) Interact on a regular basis (2) Previde a sense of belonging

(3) formulate norms that specify how members are supposed to dress,

think, and (4) develop a hierarchical organization (such as leader

33

Singgih D. Gunarsa and Yulia Singgih Gunarsa, Op. Cit., h. 15.

Page 44: HUBUNGAN INTERAKSI TEMAN SEBAYA DENGAN PERCAYA DIRI …

30

and other roles) that helps group members to work together towards

shared goals”.34

Pernyataan diatas dapat diartikan bahwa interaksi termasuk

kedalam dasar yang tetap, menyediakan rasa kebersamaan,

merumuskan aturan yang spesifik tentang bagaimana anggota

seharusnya berpakaian, berpikir dan bersikap, mengembangkan

tingkatan organisasi (seperti pemimpin dan peran lainnya) yang

membantu anggota kelompok bekerja bersama untuk mencapai

tujuan.

Hal ini menyatakan bahwa interaksi merupakan hal yang

mendasar yang dilakukan para anggota di dalam kelompok. Harus

terjalin komunikasi dalam kelompok. Dalam berinteraksi para aggota

akan saling membagi pengalaman serta berbagi pendapat dalam

kelompok. Interaksi dengan para anggota juga dibutuhkan ketika

kelompok ini harus memutuskan suatu hal yang penting seperti

membuat peraturan dalam kelompok.

Kelompok yang dibuat oleh anak dengan teman sebaya

menunjukkan bahwa anak membutuhkan kebersamaan dengan orang

lain terutama yang memiliki usia dan kematangan yang relatif sama.

Adanya kelompok teman sebaya anak akan belajar kebersamaan

dengan anggota lain dalam mencapai tujuan serta menghargai

persahabatan dan kebersamaan.

Kelompok teman juga secara tidak langsung akan membentuk

anak menjadi apa yang diinginkan dalam kelompok. Anak juga akan

merubah penampilan diri guna untuk bertahan didalam kelompok.

Secara tidak langsung cara berpikir anak sama dengan pikiran aggota

kelompok yang lain. Cara bersikap akan seragam dengan anggota

kelompok yang lain. Hal ini dikarenakan berbagai kegiatan dan

34

David R. Shaffer and Katherine Kipp, Developmental Psychology: Childhood &

Adolescence 9th

Edition, (USA: Cengage Leaming, 2014), h.572

Page 45: HUBUNGAN INTERAKSI TEMAN SEBAYA DENGAN PERCAYA DIRI …

31

tujuan yang telah dilalui bersama membuat gaya berpakaian, berpikir

serta berperilaku anak dengan anggota kelompok lain sama.

Anak usia 5-6 tahun mulai merubah cara permainannya jika

sebelumnya anak masih menikmati kegiatannya secara individu maka

pada masa ini anak lebih menyukai kegiatan yang melibatkan

kelompok, kegiatan yang membutuhkan kerja sama dengan teman

sebaya. Anak juga menyukai diskusi dengan temannya mengenai

apapun dan juga senang untuk berkompetisi untuk memperlihatkan

siapa yang terbaik, anak juga senang untuk mengikuti gaya yang

dianggapnya bagus.

Berdasarkan pernyataan-pernyataan di atas, maka dapat

disimpulkan bahwa interaksi teman sebaya merupakan sebuah

kelompok yang dibentuk oleh beberapa anggota yang terdiri dari

anak-anak yang memiliki usia yang kurang lebih sama serta terdapat

tindakan yang saling mempengaruhi antara anak yang memiliki

tingkat usia dan kematangan kurang lebih sama, saling berbagi

informasi, membuat aturan bersama agar menjadi pribadi yang baik

di dalamnya terdapat keterbukaan individu dalam kelompok,

kerjasama individu dalam kelompok, frekuensi hubungan individu

dalam kelompok. Dengan indikator: (a). Penerimaan kehadiran dalam

kelompok, (b). Keterlibatan individu dalam kegiatan kelompok, (c).

Mampu memberikan ide bagi kemajuan kelompok, (d). Intensitas

individu dalam bertemu anggota kelompoknya, (e). Saling berbicara

dalam huunga yang dekat.

B. Hasil Penelitian yang Relevan

1. Penelitian yang dilakukan oleh Adhita Restu Hanum Prawistri yang

berjudul upaya meningkatkan rasa percaya diri anak kelompok B melalui

kegiatan bermain aktif di TK Pembina kecamatan Bantul tahun 2013.

Model penelitian ini menggunakan pendekatan PTK dengan model

Kemmis dan Mc. Taggart. Jenis penelitian ini merupakan penelitian

Page 46: HUBUNGAN INTERAKSI TEMAN SEBAYA DENGAN PERCAYA DIRI …

32

tindakan kelas secara kolaboratif antara peneliti dan guru kelas. Subjek

pada penelitian ini adalah anak kelompok B TK Pembina kecamatan

Bantul berjumlah 24 anak, yaitu 14 anak perempuan, 10 anak laki-laki,

dengan rentan usia 5-6 tahun. Objek penelitian adalah rasa pecaya diri.

Dalam penelitan ini peneliti menggunakan metode observsi dan

dokumentasi dalam pengumpulan data. Teknik analisis data dilakukan

secara deskriptif, kualitatif, dan kuantitatif. Persamaan penelitian ini

adalah variabel penelitian (percaya diri), subjek penelitian (kelompok B).

Sedangkan perbedaan penelitian ini dalam lokasi penelitian, jenis

penelitian tindakan kelas, variabel penelitian (kegiatan bermain aktif).

Hasil penelitian menunjukkan bahwa kegiatan bermain aktif yang

dilakukan dalam dua siklus dapat meningkatkan rasa percaya diri anak.

Peningkatan rasa percaya diri dapat dilihat dari data observasi yang

diperoleh setiap siklus mengalami peningkatan. Sebelum tindakan

ketuntasan rasa percaya diri anak pada kriteria belum berkembang 2 anak

(8,33%), mulai berkembang 14 anak (58,3%), berkembang sesuai harapan

7 anak (29,17%), dan kriteria berkembang sangat baik hanya terdapat 1

anak (4,17%).

2. Penelitian yang dilakukan oleh Nyi Ayu Revi Soraya yng berjudul

pengaruh interaksi sosial terhadap percaya diri siswa kelas VII SMP

Negeri 21 Bandar Lampung tahun ajaran 2015/2016. Metode penelitian

ini menggunakan kuantitatif, populasi berjumlah 320 siswa dengan

sampel penelitian 20% atau sebanyak 64 siswa, yang ditentukan dengan

teknik simple random sampling. Persamaan penelitian ini adalah variabel

penelitian (percaya diri) metode penelitian korelasional. Sedangkan

perbedaan penelitian ini adalah lokasi penelitian (Bandar Lampung),

variabel penelitian (interaksi sosial), subjek penelitian (siswa SMP kelas

VII). Hasil penelitian menunjukkan bahwa adanya pengaruh interaksi

sosial terhadap kepercayaan diri siswa kelas VII SMP Negeri 21 Bandar

Lampung tahun ajaran 2015/2016. Hal ini ditunjukkan hasil perhitungan

korelasi interaksi sosial dengan kepercayaan diri menggunakan regresi

Page 47: HUBUNGAN INTERAKSI TEMAN SEBAYA DENGAN PERCAYA DIRI …

33

linear sederhana yaitu nilai koefisien korelasi 0,617 sedangkan nilai

koefisien determinasi yang diperoleh dalam perhitungan tersebut adalah

0,371 atau 37,1% yang adapat ditafsirkan bahwa interaksi sosial memiliki

kontribusi sebesar 37,1% terhadap variabel kepercayaan diri dan nilai

signifikan adalah p=0,002 ; p < 0,05. Jadi dapat disimpulkan penelittian

ini terdapat pengaruh interaksi sosial terhadap kepercayaan diri siswa

kelas VII SMP Negeri 21 Bandar Lampung tahhun ajaran 2015/2016.

3. Sedangkan penelitian yang dilakukan oleh Xsanitus Megantoro yang

berjudul hubungan interaksi teman sebaya dengan penyesuaian diri di

sekolah pada siswa baru di SMK Kristen Salatiga tahun ajaran 2015/2016.

Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah kuantitatif

korelasional. Subjek dalam penelitian ini adalah siswa kelas X SMK

Kristen Salatiga. Subjek dalam penelitian ini berjumlah 95 siswa,

pengambilan dengan menggunakan teknik ninprobability sampling.

Dalam pengumpulan data, peneliti menggunakn meode angket berupa

skala likert untuk interaksi teman dan penyesuaian. Persamaan penelitian

ini adalah variabel penelitian (interaksi teman sebaya), metode penelitian

(kuantitatif korelasional). Sedangkan perbedaan penlitian ini adalah lokasi

penelitia, variabel penelitian (penyesuaian diri) subjek penelitian (siswa

SMK kelas X). Hasil penelitianmenunjukkan bahwa r = 0,384, p = 0,000

(p < 0,05). Hal ini dapat diartikan bahwa terdapat hubungan positif yang

signifikan antara interaksi teman sebaya dengan penyesuaian diri pada

siswa.

C. Kerangka Berpikir

Interaksi merupakan hal yang tidak dapat dilepaskan dari kehidupan

manusia, karena dengan berinteraksi manusia akan belajar megembangkan

kemampuan mereka di lingkungan sosial dan membantu manusia untuk

beradaptasi dengan lingkungan sosial yang baru. Interaksi juga penting bagi

anak, anak akan belajar bagaimana berperilaku dengan baik terhadap orang

lain terutama dengan teman sebayanya. Melalui interaksi dengan teman

Page 48: HUBUNGAN INTERAKSI TEMAN SEBAYA DENGAN PERCAYA DIRI …

34

sebaya anak akan mampu mengembangkan segala aspek perkembangan

seperti mengembangkan kemandirian, dan juga dapat membangun percaya

diri anak.

Interaksi teman sebaya merupakan kelompok yang dibentuk dengan

beberapa anggota yang terdiri dari anak-anak yang memiliki usia kurang lebih

sama serta mendapat tindakan yang saling mempengaruhi satu sama lain.

Pada masa ini anak akan belajar mengembangkan kerja sama diantara teman

dan belajar bagaimana berbagi dengan teman. Pada masa ini akan sering

bermain dengan teman sebayanya dan juga bermain dengan permainan yang

biasa dimainkan bersama.

Banyak manfaat yang akan didapat anak melalui interaksi teman sebaya

diantaranya adalah anak mampu memahami perilaku dirinya sendiri, seperti

anak sebelumnya berperilaku tidak mau mengalah dan bekerjasama dengan

orang lain namun pada saat anak bermain dengan teman sebayanya maka

anak akan belajar bagaimana menghilangkan rasa egoisnya, anak juga akan

mendapatkan beberapa keahlian baru yang belum pernah didapatkan anak

sebelumnya, seperti pada saat anak diajarkan permainan baru oleh teman

sebayanya, dari situ anak akan mendapatkan keahlian baru bermain suatu

permainan atau adanya suatu transfer informasi karena seringnya komunikasi

yang terjadi antara anak dengan teman sebayanya. Melalui interaksi dengan

teman sebaya anak belajar untuk mandiri dan mampu menyelesaikan

masalahnya dengan caranya sendiri dan hal tersebut juga membantu anak

untuk meningkatkan rasa percaya dirinya bahwa anak yakin akan

kemampuannya sendiri.

Anak yang percaya diri biasanya mempunyai sifat yakin akan

kemampuannya, mampu menyelesaikan tugas karena anak yakin bahwa tugas

yang diberikan kepadanya dapat diselesaikan dengan baik, anak selalu mudah

untuk bergaul dengan orang lain dan cenderung mudah diterima di

lingkungan teman sebayanya dan mudah untuk mendapatkan teman baru.

Anak yang memiliki rasa percaya diri yang tinggi tidak hanya berguna

bagi diri sendiri, melainkan mampu membawa perubahan bagi

Page 49: HUBUNGAN INTERAKSI TEMAN SEBAYA DENGAN PERCAYA DIRI …

35

lingkungannya. Anak yang percaya diri dapat dijadikan contoh atau acuan

bagi anak yang lain agar bisa memiliki rasa percaya yang sama atau bahkan

lebih. Bahkan anak yang percaya diri mampu membuat orang-orang yang

disekitarnya menjadi percaya diri.

Anak berusia 5-6 tahun merupakan usia yang masih labil dalam

menerima semua pendapat atau kritikan dari luar. Masukan yang berasal dari

teman sebaya akan langsung diterima oleh anak, menjadi pikiran dan perilaku

anak. Teman sebaya berperan cukup penting dalam membentuk rasa percaya

diri anak. Anak cenderung akan menjadikan teman sebaya sebagai acuan

dalan berbusana, bertutur kata dan bertingkah laku.

D. Hipotesis Penelitian

Hipotesis yang peneliti ajukan dalam penelitian ini adalah;

H0 : Tidak terdapat hubungan antara interaksi teman sebaya dengan percaya

diri anak usia 5-6 tahun di TK kelurahan Pondok Cabe Ilir.

H1 : Terdapat hubungan antara interaksi teman sebaya dengan percaya diri

anak usia 5-6 tahun di TK kelurahan Pondok Cabe Ilir.

Page 50: HUBUNGAN INTERAKSI TEMAN SEBAYA DENGAN PERCAYA DIRI …

36

BAB III

METODOLOGI PENELITIAN

A. Tempat dan Waktu Penelitian

1. Tempat Penelitian

Penelitian ini dilakukan di TK Kelurahan Pondok Cabe Ilir. Adapun

alasan peneliti menggunakan wilayah ini karena di kelurahan Pondok

Cabe Ilir terdapat banyak sekolah yang memiliki siswa dengan percaya

diri rendah, hal ini dilihat dari anak yang malu ketika disuruh maju

kedepan, tidak suka bergabung dalam kelompok, lebih suka menyendiri

dalam bermain.

2. Waktu Penelitian

Penelitian dimulai dari bulan Maret-April 2019, diawali dengan

identifikasi masalah, seminar Proposal, pengumpulan data, dilanjutkan

dengan penulisan laporan penelitian.

Tabel 3.1

Jadwal Kegiatan Penelitian

No Kegiatan Maret April Mei-Agust Sep-Okt

1

Identifikasi

Masalah

2 Seminar Proposal

3 Pengumpulan Data

4 Hasil Laporan

B. Metode Penelitian

Metode penelitian secara umum diartikan sebagai cara ilmiah untuk

mendapatkan data dengan tujuan dan kegunaan tertentu.1 digunakan metode

lapangan (Penggunaan metode yang dimaksud adalah untuk menemukan data

yang valid, akurat dan signifikan dengan permasalahan, sehingga dapat

1 Sugiyono, Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif, dan R&D (Bandung: Alfabeta,

2009). h. 2.

Page 51: HUBUNGAN INTERAKSI TEMAN SEBAYA DENGAN PERCAYA DIRI …

37

mengungkapkan masalah yang diteliti. Dalam pengumpulan data penelitian

ini digunakan metode lapangan (field research) dengan pendekatan kuantitatif

korelasional, yakni penelitian yang menghubungkan dua variabel atau lebih

agar dapat menemukan tingkat hubungan antara variabel-variabel tersebut.

Variabel tersebut adalah interaksi teman sebaya sebagai variabel X

(independent variabel) dan percaya diri sebagai variabel Y (dependent

variabel). Data yang diperoleh akan dianalisa dengan mnggunakan teknik

statistik, kemudian dilakukan interpretasi data.

C. Populasi dan sampel

1. Populasi

Menurut Sugiyono populasi adalah wilayah generalisasi yang terdiri

atas obyek/subyek yang mempunyai kualitas dan karakteristik tertentu

yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan kemudian ditarik

kesimpulannya.2 Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh anak usia

5-6 tahun di TK kelurahan Pondok Cabe Ilir yang berjumlah 13 sekolah,

dimana sekolah memiliki masing-masing akreditasi dengan akreditasi

yang beragam.

2. Sampel

Sampel adalah bagian dari jumlah dan karakteristik yang dimiliki

oleh populasi tersebut, dan peneliti tidak mungkin mempelajari semua

yang ada pada populasi, misalnya karena keterbatasan dana, tenaga dan

waktu, maka peneliti dapat menggunakan sampel yang diambil dari

populasi itu.3

Teknik yang digunakan dalam penelitian ini yaitu multistage random

sampling. Teknik yang digunakan ini dilakukan secara bertingkat,

pertama-tama wilayah yang luas dibagi menjadi daerah yang kecil.

Setelah diidentifikasi tiap-tiap sekolah terdapat 1 sekolah yang

terakreditasi A, 3 sekolah yang terakreditasi B, dan 9 sekolah yang belum

2 Sugiyono, Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif, dan R&D (Bandung: Alfabeta,

2016). h. 80. 3 Ibid. h. 81.

Page 52: HUBUNGAN INTERAKSI TEMAN SEBAYA DENGAN PERCAYA DIRI …

38

terakreditasi. Akreditasi sekolah ini dijadikan sebagai cluster. Setiap

cluster dibagi kuota sesuai dengan jumlah perbandingan akreditasinya.

Cluster A (akreditasi A & B) diambil kuota 1 sekolah, cluster B (tidak

terakreditasi) diambil kuota sebanyak 2 sekolah.

D. Teknik Pengumpulan Data

Supaya memperoleh data yang akurat, sehingga memenuhi persyaratan

hasil penelitian, maka pada pelaksanaan penelitian ini penulis melakukan

langkah dengan memberikan angket yaitu berupa pertanyaan-pertanyaan yang

tertulis untuk memperoleh informasi dari responden siswa TK di kelurahan

Pondok Cabe Ilir dengan beberapa pilihan.

1) Variabel percaya Diri (Y)

a. Definisi Konseptual

Percaya diri adalah keyakinan seseorang akan kemampuan yang

dimilikinya untuk dapat melakukan segala sesuatu secara maksimal.

b. Definisi Operasional

Percaya diri adalah skor total yang menunjukkan keyakinan

seseorang akan kemampuan yang dimilikinya yaitu menunjukkan

kondisi mental dan fisik yang baik, mampu menyesuaikan diri,

bereaksi positif, berkomunikasi di berbagai situasi, dan kemampuan

sosialisasi yang baik. Dengan indikator : (a). Memperlihatkan rasa

senang, (b). Menghargai diri sendiri, (c). Menerima dan memberi

kritik dan saran, (d). Berani menghadapi keadaan, (e). Kepekaan

mengusai emosi dan perasaan, (f). Tekun dan aktif, (g). Optimis

dalam mengerjakan dan menyelesaikan tugas, (h). Tegas dalam

berbicara, (i). Berani menyatakan sesuatu dengan secara langsung

dan terus terang, (j). Mudah mendapatkan teman baru, (k). Bersikap

baik dilingkungan sosial.

Cara mengisi kuesioner dengan model skala Likert dalam

instrumen penelitian telah disediakan alternatif jawaban dari butir

pertanyaan dan responden dapat memilih satu dari 4 jawaban sesuai.

Page 53: HUBUNGAN INTERAKSI TEMAN SEBAYA DENGAN PERCAYA DIRI …

39

Pernyataan berupa pernyataan positif, bila jawabannya selalu =4,

sering =3, kadang-kadang =2, tidak pernah =1. Pernyataan negatif, bila

jawabannya selalu =1, sering =2, kadang-kadang =3, tidak pernah =4.

Adapun kisi-kisi instrumen percaya diri dapat dilihat pada tabel

sebagai berikut.

Tabel 3.2

Kisi-Kisi Instrumen Percaya Diri Sebelum Uji Validitas

Dimensi Indikator Butir

Jumlah (+) (-)

Kondisi mental

dan fisik yang

baik

a. Memperlihatkan rasa

senang. 1,2,3

7 b. Menyadari kelebihan

dan kekurangan diri. 4 5

c. Menerima dan memberi

kritik dan saran. 6, 7

Mampu

menyesuaikan

diri

a. Berani menghadapi

keadaan. 8 9

7 b. Kepekaan menguasai

emosi atau perasaan. 10 11

c. Tekun dan aktif. 12,14 13

Bereaksi

positif

a. Optimis dalam

mengerjakan dan

menyelesaikan tugas.

15 16 2

Berkomunikasi

di berbagai

situasi

a. Tegas dalam berbicara. 17,18

5 b. Berani menyatakan

sesuatu secara langsung

dan terus terang.

19 20,21

Kemampuan

sosialisasi

a. Mudah mendapatkan

teman baru. 22 23 5

Page 54: HUBUNGAN INTERAKSI TEMAN SEBAYA DENGAN PERCAYA DIRI …

40

b. Bersikap baik di

lingkungan sosial. 24 25,26

Jumlah 16 10 26

c. Uji Validitas

Menurut Sugiyono penelitian yang valid itu apabila terdapat kesamaan

antara data yang terkumpul dengan data yang sesungguhnya terjadi pada

obyek yang diteliti. Instrumen dikatakan valid apabila instrumen tersebut

telah sesuai mengukur apa yang hendak diukur.4 Teknik yang digunakan

untuk mengetahui kesejajaran adalah teknik korelasi product moment yang

dikemukakan oleh Pearson. Yaitu dengan mengkorelasikan jumlah skor

tiap butir dengan jumlah skor total. Butir-butir instrumen yang valid akan

digunakan dalam penelitian, sedangkan butir instrumen yang tidak valid

akan dibuang dan tidak dipakai.

Pengujian ini dilakukan dengan cara membandingkan antara kriteria

koefisien korelasi penerimaan butir dengan koefisien korelasi perhitungan.

Butir instrumen akan dinyatakan valid apabila r.hitung merujuk pada tabel

nilai-nilai r Product moment dengan taraf kesalahan 5% dan n=30. Dengan

Rumus korelasi product moment sebagai berikut:

Keterangan :

rxy : Koefisien validitas

N : Banyaknya subjek

X : Nilai pembanding

Y : Nilai dari instrumen yang akan dicari validitasnya

4 Ibid. hal.121

Page 55: HUBUNGAN INTERAKSI TEMAN SEBAYA DENGAN PERCAYA DIRI …

41

Tabel 3.3

Kisi-Kisi Instrumen Percaya Diri Anak Setelah Uji Validitas

Dimensi Indikator

Butir Soal

Valid Tidak

Valid

Kondisi

mental dan

fisik yang

baik

a. Memperlihatkan rasa

senang. 1,2,3

b. Menyadari kelebihan

dan kekurangan diri. 4,5

c. Menerima dan

memberi kritik dan

saran.

6,7

Mampu

menyesuaika

n diri

a. Berani menghadapi

keadaan. 8,9

b. Kepekaan menguasai

emosi atau perasaan. 10,11

c. Tekun dan aktif. 12,14 13

Bereaksi

positif

a. Optimis dalam

mengerjakan dan

menyelesaikan tugas.

15,16

Berkomunika

si di berbagai

situasi

b. Tegas dalam berbicara. 17,18

c. Berani menyatakan

sesuatu secara

langsung dan terus

terang.

19,21 20

Kemampuan

sosialisasi

a. Mudah

mendapatkan

teman baru.

22,23

Page 56: HUBUNGAN INTERAKSI TEMAN SEBAYA DENGAN PERCAYA DIRI …

42

b. Bersikap baik di

lingkungan sosial.

24,25,2

6

Jumlah 24 2

Tabel diatas menunjukkan bahwa dari 26 item skala yang diuji

cobakan terdapat 2 item skala yang tidak memenuhi syarat rhtung > rtabel yaitu

pada nomor 13 dan 20.

d. Uji Reliabilitas

Uji reliabilitas dilakukan untuk mengetahui seberapa jauh hasil

pengukuran tetap konsisten apabila dilakukan pengukuran dua kali atau

lebih terhadap gejala yang sama dengan menggunakan alat pengukur

sama. Instrumen yang memiliki hasil yang tinggi menunjukkan bahwa

instrumen tersebut baik dan mampu data yang dapat dipercaya. Teknik

yang digunakan dalam penelitian ini adalah koefisien alpha cronbach

dengan perhitungannya mengggunakan program komputer statistical

packegs for social science (SPSS) for windows version 22. Dengan rumus

sebagai berikut:

Dimana :

r11 = Reliabilitas Instrumen

k = banyaknya butir pertanyaan

∑b2 =

jumlah varians butir

t = varian total

pengujian realibilitas dilakukan dengan menggunakan Alpha

Cronbach. Jika koefisien Alpha Cronbach > 0,60 menunjukkan

kehandalan (reliabilitas) instrumen (jika dilakukan penelitian ulang

dengan waktu dan dimensi yang berbeda akan menunjukkan hasil yang

sama). Selain itu, Alpha Cronbach yang semakin mendekati 1

menunjukkan semakin tinggi konsistensi internal realibilitasnya. Maka

Page 57: HUBUNGAN INTERAKSI TEMAN SEBAYA DENGAN PERCAYA DIRI …

43

dapat disimpulkan, jika hasil koefisien realibilitasnya (r11) > 0,6 maka

instrumen dapat dinyatakan reliabel.

Tabel 3.4

Hasil Uji Reliabilitas Percaya Diri Anak

Cronbach's

Alpha N of Items

,949 24

Data tabel diatas menunjukkan nilai cronbachh’s alpha > 0,60. Pada

Variabel pola asuh percaya diri anak menghasilkan nilai cronbachh’s alpha

sebesar 0,943 yang berarti bahwa instrumen yang dipakai dalam penelitian ini

adalah reliabel dan dapat digunakan untuk mengukur variabel yang

bersangkutan, dengan instrumen yang telah dinyatakan valid dan reliabel

inilah penulis mengukur masing-masig variabel.

2) Variabel Interaksi Teman Sebaya (X)

a. Definisi Konseptual

Interaksi teman sebaya adalah sebuah kelompok yang dibentuk

oleh beberapa anggota yang terdiri dari anak-anak yang memiliki usia

yang kurang lebih sama serta terdapat tindakan yang saling

mempengaruhi antara anak yang memiliki tingkat usia dan

kematangan kurang lebih sama, saling berbagi informasi, membuat

aturan bersama agar menjadi pribadi yang baik.

b. Definisi Operasional

Interaksi teman sebaya merupakan skor total yang menunjukkan

sebuah kelompok yang dibentuk oleh beberapa anggota yang di

dalamnya terdapat keterbukaan individu dalam kelompok, kerjasama

individu dalam kelompok, frekuensi hubungan individu dalam

kelompok. Dengan indikator: (a). Penerimaan kehadiran dalam

kelompok, (b). Keterlibatan individu dalam kegiatan kelompok,

Page 58: HUBUNGAN INTERAKSI TEMAN SEBAYA DENGAN PERCAYA DIRI …

44

(c). Mampu memberikan ide bagi kemajuan kelompok, (d). Intensitas

individu dalam bertemu anggota kelompoknya, (e). Saling berbicara

dalam hubungan yang dekat.

Tabel 3.5

Kisi-Kisi Instrumen Interaksi Teman Sebaya Sebelum Uji Validitas

Dimensi Indikator Butir

Jumlah (+) (-)

Keterbukaan

a. Penerimaan

kehadiran individu

dalam kelompok

1,2 3,5

7

b. Mendapatkan

dukungan 6,7 4

Kerjasama

a. Keterlibatan

individu dalam

kegiatan kelompok

8 9

4

b. Mampu memberikan

ide bagi kemajuan

kelompoknya

10 11

Frekuensi

hubungan

a. Intensitas individu

dalam bertemu

anggota

kelompoknya

12,14 13,15,16

7

b. Saling berbicara

dalam hubungan

yang dekat

17 18

Jumlah 9 9 18

Page 59: HUBUNGAN INTERAKSI TEMAN SEBAYA DENGAN PERCAYA DIRI …

45

c. Uji Validitas

Menurut Sugiyono penelitian yang valid itu apabila terdapat

kesamaan antara data yang terkumpul dengan data yang sesungguhnya

terjadi pada obyek yang diteliti. Instrumen dikatakan valid apabila

instrumen tersebut telah sesuai mengukur apa yang hendak diukur.5.

Teknik yang digunakan untuk mengetahui kesejajaran adalah teknik

korelasi product moment yang dikemukakan oleh Pearson. Yaitu dengan

mengkorelasikan jumlah skor tiap butir dengan jumlah skor total. Butir-

butir instrumen yang valid akan digunakan dalam penelitian, sedangkan

butir instrumen yang tidak valid akan dibuang dan tidak dipakai.

Pengujian ini dilakukan dengan cara membandingkan antara

kriteria koefisien korelasi penerimaan butir dengan koefisien korelasi

perhitungan. Butir instrumen akan dinyatakan valid apabila rhitung merujuk

pada tabel nilai-nilai r Product moment dengan taraf kesalahan 5% dan

n=47. Dengan Rumus korelasi product moment sebagai berikut:

Keterangan :

rxy : Koefisien validitas

N : Banyaknya subjek

X : Nilai pembanding

Y : Nilai dari instrumen yang akan dicari

5 Ibid. h.121

Page 60: HUBUNGAN INTERAKSI TEMAN SEBAYA DENGAN PERCAYA DIRI …

46

Tabel 3.6

Kisi-Kisi Instrumen Interaksi Teman Sebaya Setelah Uji Validitas

Dimensi Indikator

Butir Soal

Valid Tidak

Valid

Keterbukaan

a. Penerimaan

kehadiran individu

dalam kelompok

1,2,3,4,5

6 7

Kerjasama

a. Keterlibatan

individu dalam

kegiatan

kelompok

8,9,10,11

b. Mampu

memberikan ide

bagi kemajuan

kelompoknya

Frekuensi

hubungan

a. Intensitas individu

dalam bertemu

anggota

kelompoknya

12,13,14,

15 16

b. Saling berbicara

dalam hubungan

yang dekat

17,18

Jumlah 16 2

Tabel diatas menunjukkan bahwa dari 26 aitem skala yang diuji

cobakan terdapat 2 aitem skala yang tidak memenuhi syarat rhtung > rtabel yaitu

pada nomor 13 dan 20.

d. Uji Reliabilitas

Page 61: HUBUNGAN INTERAKSI TEMAN SEBAYA DENGAN PERCAYA DIRI …

47

Uji reliabilitas dilakukan untuk mengetahui seberapa jauh hasil

pengukuran tetap konsisten apabila dilakukan pengukuran dua kali atau

lebih terhadap gejala yang sama dengan menggunakan alat pengukur

sama. Instrumen yang memiliki hasil yang tinggi menunjukkan bahwa

instrumen tersebut baik dan mampu data yang dapat dipercaya. Teknik

yang digunakan dalam penelitian ini adalah koefisien alpha cronbach

dengan perhitungannya mengggunakan program komputer statistical

packegs for social science (SPSS) for windows version 22. Dengan rumus

sebagai berikut:

Dimana :

r11 = Reliabilitas Instrumen

k = banyaknya butir pertanyaan

∑b2 =

jumlah varians butir

t = varian total

pengujian realibilitas dilakukan dengan menggunakan Alpha

Cronbach. Jika koefisien Alpha Cronbach > 0,60 menunjukkan

kehandalan (reliabilitas) instrumen (jika dilakukan penelitian ulang dengan

waktu dan dimensi yang berbeda akan menunjukkan hasil yang sama).

Selain itu, Alpha Cronbach yang semakin mendekati 1 menunjukkan

semakin tinggi konsistensi internal realibilitasnya. Maka dapat

disimpulkan, jika hasil koefisien realibilitasnya (r11) >0,6 maka instrumen

dapat dinyatakan reliabel.

Tabel 3.7

Hasil Uji Reliabilitas Interaksi

Teman Sebaya

Cronbach's

Alpha N of Items

,879 16

Page 62: HUBUNGAN INTERAKSI TEMAN SEBAYA DENGAN PERCAYA DIRI …

48

Data tabel diatas menunjukkan nilai cronbachh’s alpha > 0,60.

Pada Variabel pola asuh percaya diri anak menghasilkan nilai cronbachh’s

alpha sebesar 0,943 yang berarti bahwa instrumen yang dipakai dalam

penelitian ini adalah reliabel dan dapat digunakan untuk mengukur

variabel yang bersangkutan, dengan instrumen yang telah dinyatakan valid

dan reliabel inilah penulis mengukur masing-masig variabel.

E. Teknik Analisis Data

Setelah data terkumpul dan diklasifikasikan antara jawaban kemudian

diolah dan di analisa. Hal ini dimaksudkan untuk memudahkan peneliti dalam

memahami dan menafsirkan makna yang terungkap dalam permasalahan

penelitian.

Untuk menganalisis data di tempuh melalui langkah-langkah sebagai berikut:

a) Memeriksa kelengkapan jawaban-jawaban yang diberikan pada

responden dalam daftar isian (lembar observasi).

b) Mengklasifikasikan jawaban-jawaban tersebut untuk dapat dijadikan data

yang mudah dianalisis dan disimpulkan.

c) Penulis memberikan skor terhadap butir-butir pertanyaan yang terdapat

dalam lembar observasi.

Adapun untuk mengetahui hubungan maka menggunakan rumus korelasi

product moment sebagai berikut:

Keterangan :

rxy : Koefisien validitas

N : Banyaknya subjek

X : Nilai pembanding

Y : Nilai dari instrumen yang akan dicari

Page 63: HUBUNGAN INTERAKSI TEMAN SEBAYA DENGAN PERCAYA DIRI …

49

Menurut Sugiyono pedoma untuk memberikan interpretasi tingkat

korelasi dan kekuatan hubungan yaitu pada tabel: 6

Tabel 3.8

Interpretasi Nilai Tabel “r”

Besarnya “r” product moment Interpretasi

0,00-0,199 Sangat Rendah

0,20-0,399 Rendah

0,40-0,599 Sedang

0,60-0,799 Kuat

0,80-1,000 Sangat Kuat

F. Hipotesis Statistik

Berdasarkan kerangka berpikir di atas, maka rumusan masalah hipotesis

yang diajukan dalam penelitian ini adalah :”Apakah terdapat hubungan antara

interaksi teman sebaya dengan percaya diri anak usia 5-6 tahun di tk

kelurahan Pondok Cabe Ilir?”

Hipotesis statistiknya adalah:

Ho = tidak ada hubungan antara interaksi teman sebaya dengan

percaya diri anak usia 5-6 tahun di tk kelurahan Pondok Cabe Ilir.

H1 = terdapat hubungan antara interaksi teman sebaya dengan percaya

diri anak usia 5-6 tahun di tk kelurahan Pondok Cabe Ilir.

6 Ibid., h. 121

Page 64: HUBUNGAN INTERAKSI TEMAN SEBAYA DENGAN PERCAYA DIRI …

50

BAB IV

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

A. Deskripsi Data

Deskripsi data pada bagian ini meliputi data varriabel X (interaksi teman

sebaya) sebagai variabel terikat (endogenous) dan variabel Y (percaya diri

anak) sebagai variabel bebas (exsogenous). Deskripsi masing-masing variabel

disajikan secara berturut-turut mulai dari dari variabel X dan Y.

1. Interaksi Teman Sebaya

Data interaksi teman sebaya diperoleh dari hasil tes angket yag

berlangsung selama 3 hari. Seluruh data dari 47 anak yang menjadi

subjek penelitian dikumulatifkan hingga diperoleh skor untuk setiap

anak. Berdasarkan hasil analisis dari data yang diperoleh, diketahui skor

terendah yaitu 52, sedangkan skor tertinggi yaitu 93. Nilai rata-rata

sebesar 74,66 dengan standar deviasi sebesar 9,75 dimana nilai

variansinya sebesar 95,186, nilai median 73 dan nilai modus 70.

Pengelompokan data dapat terlihat pada tabel distribusi frekuensi berikut

ini.

Tabel 4.1

Distribusi Frekuensi Skor Variabel Interaksi Teman Sebaya

kelas

interval

Batas Frekuensi

Bawah Atas absolut Komulatif Relatif

52 – 58 51,5 58,5 1 1 2,12%

59 – 65 58,5 65,5 7 8 14,89%

66 – 72 65,5 72,5 13 21 27,65%

73 – 79 72,5 79,5 12 33 25,53%

80 – 86 79,5 86,5 6 39 12,76%

87 – 93 86,5 93,5 8 47 17,02%

Berdasarkan tabel di 4.1 atas, selanjutnya akan dibuat

histogramnya. Ada dua sumbu yang diperlukan dalam pembuatan

histogram yaitu sumbu vertikal sebagai sumbu frekuensi absolut, dan

Page 65: HUBUNGAN INTERAKSI TEMAN SEBAYA DENGAN PERCAYA DIRI …

51

sumbu horizontal sebagai sumbu skor perolehan instrumen. Dalam hal ini

pada sumbu horizontal tertulis batas-batas kelas interval yaitu mulai dari

51,5 sampai 93,5. Harga-harga tersebut diperoleh dengan jalan

mengurangkan angka 0,5 dari data terkecil dan menambahkan angka 0,5

lima setiap batas kelas pada batas tertinggi. Grafik histogram dari sebaran

data instrumen interaksi teman sebaya adalah sebagai berikut:

Histogram Variabel Interaksi Teman Sebaya

Gambar 4.1

2. Percaya Diri

Dari data yang telah diperoleh di lapangan yang kemudian

diolah secara statistik ke dalam distribusi frekuensi, banyaknya kelas

dihitung menurut aturan strugs, diperoleh lima kelas dengan nilai

skor maksimum 64 dan minimum 35, sehingga rentang skor sebesar

29. Berdasarkan hasil perhitungan statistik deskriptif bahwa

instrumen interaksi teman sebaya mempunyai nilai rata-rata (mean)

sebesar 49,19 dengan nilai standar deviasi 6,34 dimana nilai

variansnya sebesar 40,289 nilai median 49 dan nilai modus 50.

Page 66: HUBUNGAN INTERAKSI TEMAN SEBAYA DENGAN PERCAYA DIRI …

52

Pengelompokan data dapat terlihat pada tabel distribusi frekuensi

berikut ini.

Tabel 4.2

Distribusi Frekuensi Skor Percaya Diri Anak

Kelas

Interval

Batas Frekuensi

Bawah Atas Absolut Komulatif Relatif

35 – 40 34,5 40,5 3 3 6,38%

41 – 46 40,5 46,5 15 18 31,91%

47 - 52 46,5 52,5 18 36 38,29%

53 – 58 52,5 58,5 7 43 14,89%

59 - 64 58,5 64,5 4 47 8,51%

Berdasarkan tabel 4.2 di atas, maka akan dibuat histogramnya.

Ada dua sumbu yang diperlukan dalam pembuatan histogram yaitu sumbu

vertikal sebagai sumbu frekuensi absolut, dan sumbu horizontal sebagai

sumbu skor perolehan instrumen. Dalam hal ini pada sumbu horizontal

tertulis batas-batas kelas interval yaitu mulai dari 34,5 sampai 64,5. Harga-

harga tersebut diperoleh dengan jalan mengurangkan angka 0,5 dari data

terkecil dan menambahkan angka 0,5 setiap batas kelas pada batas

tertinggi. Grafik histogram dari sebaran data instrumen interaksi teman

sebaya adalah sebagai berikut

Gambar 4.2

Page 67: HUBUNGAN INTERAKSI TEMAN SEBAYA DENGAN PERCAYA DIRI …

53

A. Pengujian Persyaratan Analisis dan Pengujian Hipotesis

1. Uji Normalitas

Uji normalitas dilakukan apakah data dari sampel memenuhi

distribusi normal atau tidak. Pada penelitian ini, uji normalitas dilakukan

dengan menggunakan rumus uji Liliefors pada data interaksi teman sebaya

(X) dan percaya diri (Y). Tabel berikut menunjukkan hasil dari uji

normalitas .

Tabel 4.3

Uji Normalitas Data

Data Variabel Lhitung > < Ltabel Kesimpulan

Interaksi Teman

Sebaya 0,0930 0,1282 Distribusi Normal

Percaya Diri 0,1088 0,1282 Distribusi Normal

Populasi berdistribusi normal apabila Lhitung < Ltabel. Apabila Ltabel

lebih besar maka data berdistribusi tidak normal. Berdasarkan hasil perhitungan

data interaksi teman sebaya dengan rumus uji Liliefors diperoleh Lhitung =

0,0930 dan Ltabel = 0,1282 pada taraf signifikansi = 0,05 dan n = 47. Ini berarti

Lhitung (0,0930) < Ltabel (0,1282). Artinya sebaran data interaksi teman sebaya

berdistribusi normal, dan berdasarkan perhitungan percaya diri dengan rumus uji

Liliefors diperoleh Lhitung = 0,1088 dan Ltabel = 0,1282 dengan taraf

signifikansi = 0,05 dan n = 47. Ini berarti Lhitung (0,1088) < Ltabel (0,1282),

artinya sebaran data percaya diri berdistribusi normal.

2. Uji Hipotesis

Teknik statistik yang digunakan dalam analisis korelasi pada

penelitian ini menggunakan korelasi pearson product moment, yaitu salah

satu teknik yang dikembangkan oleh Karl Pearson untuk menghitung

koefisien korelasi. Kegunaan uji pearson product moment atau analisis

korelasi adalah untuk mencari hubungan variabel bebas (X) dengan

Page 68: HUBUNGAN INTERAKSI TEMAN SEBAYA DENGAN PERCAYA DIRI …

54

variabel terikat (Y) dan data berbentuk interval dan ratio, rumus yang

dikemukakan adalah sebagai berikut :

Keterangan :

rxy : Koefisien validitas

N : Banyaknya subjek

X : Nilai pembanding

Y : Nilai dari instrumen yang akan dicari

Korelasi pearson product moment dilambangkan r, dengan

ketentuan nilai r tidak lebih dari harga (-1≤ r ≤ + 1). Apabila r = -1 artinya

korelasi negatif sempurna, r = 0 artinya tidak ada korelasi, dan r = 1 berarti

korelasinya sempurna positif (kuat). Atau dengan kata lain, koefisien

korelasi itu bergerak antara 0,000 sampai +1,000 atau antara 0,000 sampai

-1,000, tergantung kepada arah korelasi, nihil, positif, atau negatif.

Adapun kriteria pengujiannya adalah jika r hitung > r tabel maka Ha

dierima dan Ho ditolak, sebaliknya jika r hitung < r tabel maka Ha ditolak

dan Ho diterima. Koefisien yang bertanda positif menunjukkan arah

korelasi yang positif.

Koefisien yang bertanda negatif menunjukkan arah korelasi yang

negatif. Sedangkan koefisien yang bernilai 0,000 menunjukkan tidak

adanya korelasi antara X dan Y. Sedangkan harga r akan dikonsultasikan

dengan tabel interpretasi nilai r sebagai berikut.

Tabel 4.4

Interpretasi nilai r

Besarnya “r” product

moment

Interpretasi

0,00-0,199 Sangat Rendah

Page 69: HUBUNGAN INTERAKSI TEMAN SEBAYA DENGAN PERCAYA DIRI …

55

0,20-0,399 Rendah

0,40-0,599 Sedang

0,60-0,799 Kuat

0,80-1,00 Sangat Kuat

Uji hipotesis digunakan untuk mengetahui tingkat signifikan

hubungan antara variabel X (interaksi teman sebaya) dengan Y (percaya

diri anak), maka terlebih dahulu dirumuskan Ho dan Ha.

Ho = Tidak terdapat korelasi yang signifikan antara interaksi teman sebaya

dengan percaya diri anak di TK kelurahan Pondok Cabe Ilir.

Ha = Terdapat korelasi yang signifikan antara interaksi teman sebaya

dengan percaya diri anak di TK kelurahan Pondok Cabe Ilir.

Adapun langkah selanjutnya, setelah data yang diperoleh dari

setiap responden, dianalisis deskriptif dengan menggunakan nilai

presentasi frekuensi, maka selanjutnya penulis akan mencari korelasi

antara dua variabel penelitian dengan menggunakan rumus korelasi

product moment, penelitian ini menggunakan teknik analisis software

SPSS versi 22. Untuk mendapatkan nilai koefisien korelasi, berikut adalah

tabel hasil uji korelasi interaksi teman sebaya dengan percaya diri anak.

Tabel 4.5

Hasil Uji Korelasi Variabel Interaksi Teman Sebaya Dengan Percaya Diri

Anak

interaksi

teman sebaya

percaya diri

anak

interaksi teman

sebaya

Pearson Correlation 1 ,781**

Sig. (2-tailed) ,000

N 47 47

percaya diri anak Pearson Correlation ,781**

1

Sig. (2-tailed) ,000

N 47 47

Page 70: HUBUNGAN INTERAKSI TEMAN SEBAYA DENGAN PERCAYA DIRI …

56

Interpretasi output SPSS pada tabel 4.4 diperoleh harga koefisien

korelasi sebesar 781 dengan signifikansi sebesar 0,000. Berdasarkan data

tersebut maka dapat dilakukan pengujian hipotesis dengan

membandingkan taraf signifikansi (p-value) menggunakan rumusnya.

Hasil perhitungan korelasi didapatkan angka sebesar 781 dengan

signifikansi 0,000. Karena signifikansi < 0,05 maka Ho ditolak dan Ha

diterima. Artinya ada hubungan yang signifikan antara interaksi teman

sebaya dengan percaya diri anak di TK Kelurahan Pondok Cabe Ilir.

Pengujian:

Jika r hitung > r tabel, maka Ho ditolak

Jika r hitung < r tabel, maka Ho diterima

Perhitungan korelasi dengan taraf kepercayaan 0,05 (5%), maka

dapat diperoleh harga r tabel sebesar 0,288. Ternyata harga r hitung lebih

besar daripada r tabel (0,781 > 0,288), sehingga Ho ditolak dan Ha

diterima. Artinya ada hubungan yang signifikan antara interaksi teman

sebaya dengan percaya diri anak usia 5-6 tahun di TK kelurahan Pondok

Cabe Ilir. Seberapa besar kontribusi antara interaksi teman sebaya dengan

percaya diri anak dapat digunakan koefisien determinasi.

KD = r2 x 100%

= (0,781)2 x 100%

= 60 %

Hal ini menunjukkan bahwa antara interaksi teman sebaya dengan

percaya diri anak di kelurahan Pondok Cabe Ilir adalah relatif besar yaitu

60 %, ini artinya terdapat faktor lain yang dapat mempengaruhi interaksi

teman sebaya, sedangkan kontribusi percaya diri anak pengaruhnya pada

interaksi teman sebaya menunjukkan persentase 60 %, selebihnya

dipengaruhi oleh faktor lain.

Data dan harga koefisien yang diperoleh mencerminkan keadaan

populasi. Berdasarkan koefisien korelasi tersebut dapat dipahami bahwa

Page 71: HUBUNGAN INTERAKSI TEMAN SEBAYA DENGAN PERCAYA DIRI …

57

korelasinya bersifat positif, artinya semakin tinggi interaksi teman sebaya

maka akan semakin tinggi juga percaya diri anak. Dengan memperhatikan

harga koefisien korelasi sebesar 0,781 berarti korelasinya bersifat kuat.

B. Pembahasan Penelitian

Tujuan penelitian ini adalah untuk mencari besaran dan signifikansi

hubungan antara interaksi teman sebaya (variabel X) dan percaya diri anak

(variabel Y). Hasil pengujian hipotesis membuktikan bahwa interaksi teman

sebaya memiliki hubungan yang positif dan signifikan terhadap percaya diri

anak.

Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan terdapat perbedaan

antara percaya diri anak yang berinteraksi dengan teman sebaya tinggi dengan

percaya diri anak yang berinteraksi rendah. Semakin tinggi interaksi teman

sebaya maka semakin tinggi percaya diri anak dan begitu juga sebaliknya.

Dengan kata lain anak yang berinteraksi dengan teman sebaya tinggi

berpengaruh pada tingginya percaya diri anak.

Berdasarkan hasil pengujian yang dilakukan dengan teknik product

moment diperoleh rxy 0,781 dengan p= 0,000 (p < 0,000). Hal ini

menunjukkan adanya hubungan yang kuat antara interaksi teman sebaya

dengan percaya diri anak usia 5-6 tahun di TK kelurahan Pondok Cabe Ilir.

Hal ini menunjukkan hipotesis diterima, yakni adanya hubungan positif

antara interaksi teman sebaya dengan percaya diri anak usia 5-6 tahun di TK

Kelurahan Pondok Cabe Ilir.

Hasil penelitian ini mendukung hasil penelitian sebelumnya bahwa

adanya hubungan positif antara interaksi teman sebaya dengan percaya diri

anak di kelurahan Pondok Cabe Ilir. Semakin tinggi interaksi teman sebaya

maka semakin tinggi pula percaya diri anak, begitu juga sebaliknya.

Kepercayaan diri adalah salah satu faktor penting dalam perkembangan anak,

baik untuk mengoptimalkan kemampuan dalam diri maupun dalam

berhubungan dengan lingkungan sekitar. Menurut sabtosa dan Satiadarma

kepercayaan diri adalah keadaan dimana seseorang mampu mengendalikan

Page 72: HUBUNGAN INTERAKSI TEMAN SEBAYA DENGAN PERCAYA DIRI …

58

segala perilaku dirinya, mampu menampilkan suatu aktivitas tertentu serta

mempunyai kontrol diri yang baik.1 Kepercayaan diri memampukan

seseorang dalam mengatasi tantangan baru, meyakini diri sendiri dalam masa

sulit, melewati batasan yang menghambat, menyelesaikan hal yang belum

pernah dilakukan dan mengeluarkan kemampuan sepenuhnya.

Surya juga menyatakan bahwa percaya diri ini menjadi bagian

terpenting dari perkembangan kepribadian seseorang, sebagai penentu atau

penggerak bagaimana seseorang bersikap dan bertingkah laku baik dengan

lingkungan sekitarnya.2 Kepercayaan diri anak bisa dilihat dari bagaimana

interaksi anak dengan teman sebayanya, ketika di sekolah anak biasanya

banyak berinteraksi dengan teman sebayanya, oleh sebab itu interaksi yang

dilakukan oleh anak dengan teman sebayanya akan mempengaruhi rasa

percaya diri anak tersebut.

Sudirman menjelaskan bahwa hubungan interaksi teman sebaya

mempunyai berbagai macam fungsi yang banyak diantaranya dapat

memfasilitasi proses belajar dan perkembangan anak.3 Melalui hubungan

teman sebaya, anak memperoleh kesempatan untuk belajar keterampilan

sosial yang penting untuk kehidupannya. Terutama keterampilan yang

dibutuhkan untuk memulai dan memelihara hubungan sosial dan untuk

memecahkan masalah.

Menurut Hong hubungan persahabatan serta dukungan teman sebaya

sangatlah penting sehingga akan membuat anak lebih mandiri dan tidak

bergantung kepada orangtua serta berusaha dekat dengan teman-temannya

untuk mendapatkan dukungan sosial.4 Hubungan teman sebaya yang tidak

sehat serta kurangnya dukungan dari lingkungan sosial akan berdampak

signifikan pada resiko rendahnya percaya diri anak. Tarsidi menyatakan,

adanya interaksi antara teman sebaya dapat memperkenalkan kepada anak

1 Marizki Putri, Op.Cit, h. 112.

2 Eva Nita, Devi Risma, & Zulkifli N, Hubungan Interaksi Teman Sebaya dengan

Kepercayaan Diri Anak Usia 5-6 Tahun di TK Pertiwi Kota Pekanbaru, JOM FKIP, Vol 6, 2019.

h. 10. 3 Ibid, h. 11.

4 Marizki Putri, Op.Cit., h. 112.

Page 73: HUBUNGAN INTERAKSI TEMAN SEBAYA DENGAN PERCAYA DIRI …

59

perilaku saling memberi dan menerima, yang sangat penting untuk

menumpuk sosialisasi dan menekan agresi.5

Penelitian ini mendukung penelitian yang dilakukan oleh Eva, dkk

yang berjudul “hubungan interaksi teman sebaya dengan kepercayaan diri

anak usia 5-6 tahun di TK Pertiwi kota Pekanbaru”. Pada penelitiannya Eva

menyatakan bahwa terdapat hubungan antara interaksi teman sebaya dengan

kepercayaan diri anak usia 5-6 tahun di TK Pertiwi Kota Pekanbaru. Hal ini

dapat diketahui dari nilai koefisien korelasi sebesar 0,682 dan taraf

signifikansi 0,000 < 0,05. Tingkat hubungan antara interaksi teman sebaya

dengan kepercayaan diri anak termasuk dalam kategori kuat dengan nilai

koefisien determinan yang dihasilkan adalah sebesar KD – r2 x 100% =

46,6%, memiliki makna bahwa interaksi teman sebaya memberi pengaruh

sebesar 46,6% terhadap kepercayaan diri anak.6

Penelitian lain yang dilakukan oleh Priliana yang berjudul “pengaruh

perilaku prososial dan kepercayaan diri tehadap penerimaan teman sebaya”.

Berdasarkan hasil analisa dapat disimpulkan bahwa 1) perilaku prososial

berpengaruh secara signifikan terhadap penerimaan teman sebaya ditunjukkan

oleh R= 0,468 dan p= 0,000. 2) kepercayaan diri berpengaruh signifikan

terhadap penerimaan teman sebaya ditunjukkan oleh R = 0,310 dan p = 0,000.

3) terdapat pengaruh perilaku prososial dan kepercayaan diri terhadap

penerimaan teman sebaya siswa kelas V SD, ditunjukkan oleh R= 0,703 dan

p= 0,000 dengan sumbangan efektif perilaku prososial dan kepercayaan diri

terhadap penerimaan teman sebaya sebesar 70%. Hal itu berarti masih ada

sumbangan efektif sebesar 29, 7% berasal dari faktor lain.7

Selain itu, penelitian yang dilakukan oleh Sahrip yang berjudul

“pengaruh interaksi dalam keluarga dan percaya diri anak terhadap

kemandirian anak“. Hasil penelitian secara umum dapat disimpulkan bahwa,

1) tidak ada pengaruh langsung antara interaksi dalam keluarga dengan

5 Ibid., h. 112

6 Eva Nita, Devi Risma, & Zulkifli N, Op.Cit, h. 2.

7 Priliana Handayani, Pengaruh Perilaku Prososial dan Kepercayaan Diri Terhadap

Penerimaan Teman Sebaya, Jurnal Pendidikan Guru Sekolah Dasar, 2016. h. 1.

Page 74: HUBUNGAN INTERAKSI TEMAN SEBAYA DENGAN PERCAYA DIRI …

60

kemandirian anak, 2) terdapat pengaruh langsung positif antara percaya diri

dengan kemandirian anak, 3) terdapat pengaruh langsung positif interaksi

dalam keluarga terhadap percaya diri anak. Semakin baik interaksi yang

dibangun oleh anak maka semakin baik pula kepercayaan diri anak.8

C. Keterbatasan Penelitian

Peneliti telah berusaha melakukan penelitian ini dengan semaksimal

mungkin, namun peneliti menyadari masih banyak terdapat keterbatasan pada

aspek-aspek tertententu antara lain.

1. Penelitian ini hanya dilakukan pada tiga sekolah saja, yaitu TK Al-

Karim, TK Islam Ummul Qura dan TK Raudhatul muta’allimin usia 5-6

tahun di TK kelurahan Pondok Cabe Ilir, maka generalisasi yang

diperoleh hanya terbatas populasi yang memiliki karakter dan kondisi

yang sama dengan sampel penelitian ini.

2. Variabel terikat percaya diri anak usia 5-6 tahun tidak sepenuhnya

dipengaruhi oleh variabel bebas yaitu interaksi teman sebaya, tetapi ada

variabel-variabel lain yang juga mempengaruhi sehingga sedikit banyak

mempengaruhi hasil penelitian.

3. Untuk mengunpulkan data dalam penelitian ini hanya menggunakan

lembar observasi, sehingga tidak sepenuhnya dapat mengukur variabel

yang akan diteliti. Oleh sebab itu, diharapkan kepada peneliti selanjutnya

untuk menggunakan instrumen pelengkap seperti wawancara atau

cacatan lapangan.

8 Sahrip, Pengaruh Interaksi dalam Keluarga dan Percaya Diri Anak Terhadap

Kemandirian Anak, Jurnal Golden Age Universitas Hamzanwadi, Vol 1, 2017. h. 17.

Page 75: HUBUNGAN INTERAKSI TEMAN SEBAYA DENGAN PERCAYA DIRI …

61

BAB V

KESIMPULAN, IMPLIKASI DAN SARAN

A. KESIMPULAN

Berdasarkan hasil uji korelasi interaksi teman sebaya dengan percaya

diri anak, didapatkan nilai r hitung 0,781 dan nilai r tabelnya 0,288, dengan

signifikansi hitung 0,000 < 0,05. Maka dapat disimpulkan, terdapat korelasi

atau hubungan positif antara interaksi teman sebaya dengan percaya diri anak

usia 5-6 tahun di TK Kelurahan Pondok Cabe Ilir. Artinya jika anak memiliki

percaya diri yang tinggi maka diikuti dengan interaksi teman sebaya yang

tinggi juga, atau sebaliknya. Dari hasil perhitungan uji determinasi diperoleh

koefisien determinasi adalah sebesar 60% maka dapat diketahui bahwa

interaksi teman sebaya memberi kontribusi sebesar 60% terhadap percaya diri

anak.

Pada penelitian ini hipotesis yang diajukan adalah Ha bahwa terdapat

hubungan yang positif antra interaksi teman sebaya dan percaya diri anak usia

5-6 tahun di TK Kelurahan Pondok Cabe Ilir. Hasil pengujian hipotesis

menunjukkan bahwa interaksi teman sebaya memiliki hubungan yang positif

dengan percaya diri anak usia 5-6 tahun di TK Kelurahan Pondok Cabe Ilir.

Ini berarti hipotesis (Ha) yang diajukan dalam penelitian ini diterima dan

sebaliknya hipotesisi nol (H0) ditolak.

B. IMPLIKASI

Berdasarkan pembahasan dan kesimpulan yang diambil dalam

penelitian ini, terdapat implikasi yang dapat dikemukakan. Penelitian ini

menemukan hubungan interaksi teman sebaya dengan percaya diri anak.

Anak yang memiliki interaksi yang baik dengan teman sebayanya akan

memiliki percaya diri yang tinggi. Dengan adanya interaksi anak dengan

teman sebaya yang positif yaitu terciptanya suasana saling mendukung antar

teman, bermain dalam kelompok, membantu sesama, saling berbagi maka

akan menciptakan anak yang percaya diri pula.

Page 76: HUBUNGAN INTERAKSI TEMAN SEBAYA DENGAN PERCAYA DIRI …

62

Hasil penelitian ini secara teoritis memberikan gambaran tentang

hubungan interaksi teman sebaya dengan percaya diri anak. Melalui

pengkajian ini dapa dilihat bahwa interaksi teman sebaya memiliki kontribusi

yang besar terhadap percaya diri anak. Dengan kata lain, interaksi teman

sebaya merupaka hal yang penting diperhatikan dalam mengembangkan

percaya diri anak. Anak yang memiliki interaksi yang baik dengan teman

sebaya maka anak tersebut juga memiliki percaya diri yang tinggi pula,

sebaliknya anak yang memiliki interaksi yang kurang baik akan memiliki

percaya diri yang rendah. Hal ini sesuai dengan hasil penelitian yang

membuktikan bahwa terdapat hubungan yang positif dan signifikan antara

interaksi teman sebaya dengan percaya diri anak.

C. SARAN-SARAN

Berdasarkan hasil penelitian tentang interaksi teman sebaya dengan

percaya diri anak usia 5-6 tahun, maka diperoleh beberapa saran sebagai

berikut:

1. Bagi pihak sekolah di TK Kelurahan Pondok Cabe Ilir diharapkan dapat

merancang kurikulum untuk meningkatkan percaya diri anak melalui

interaksi teman sebaya. Misalnya membuat kegiatan-kegiatan

klasikal/membuat kelompok dalam setiap aktivitas anak sehingga dari

kegiatan tersebut dapat memungkinkan anak dan teman sebaya memiliki

percaya diri yang baik.

2. Kepada guru agar lebih memperhatikan lagi tentang interaksi teman

sebaya dan percaya diri anak. Serta menentukan strategi pembelajaran

yang tepat misalnya melalui permainan dalam kelompok sehingga

interaksi teman sebaya dengan percaya diri anak usia 5-6 tahun di TK

Kelurahan Pondok Cabe Ilir lebih meningkat lagi.

3. Kepada peneliti berikutnya diharapkan dapat melakukan penelitian ulang

tentang dimensi pecaya diri anak. Misalnya penyesuaian diri.

Page 77: HUBUNGAN INTERAKSI TEMAN SEBAYA DENGAN PERCAYA DIRI …

63

DAFTAR PUSTAKA

Buku

Dariyo, Ahmad, dkk, Psikologi Pengembangan Anak Tiga Tahun Pertama, Cet I,

Bandung: PT Refika 2007.

Desmita, Psikologi Perkembangan Peserta Didik, Bandung: PT Remaja Rosdakarya,

2016.

Elfiky, Ibrahim, Terapi Berpikir Positif, Jakarta: Serambi Ilmu Semesta, 2017.

Elfiky, Ibrahim, Terapi Kebiasaan Positif, Jombang: PT Bentara Aksara Cahaya,

2019.

Elizabeth B. Hurlock, Perkembangan Anak Jilid 1, Jakarta:Penerbit Erlangga, 1995.

Ghufron, M. Nur. Risnawati, Rini, Teori-Teori Psikologi, Yogyakarta: Ar-Ruzz

Media Grup, 2010.

Gunawan, Ary H, Sosiologi Pendidikan, cet ke-2, Jakarta: PT Rieneka Cipta, 2010.

Hakim, Thursan, Mengatasi Rasa Tidak Percaya Diri, Yogyakarta: Torren Book,

2002.

Hendra, Surya, Percaya Diri Itu Penting Peran Orangua Dalam Membangun Percaya

Diri Anak, Jakarta: PT Elex Media Komputindo, 2007.

Nurani, Yuliani, Konsep Dasar Pendidikan Anak Usia Dini, Jakarta: PT Indeks, 2013.

Philp, Jennefer, Et. Al, Peer Interaction And Second Language Learning, New York:

Routledge, 2014.

Rahayu, Aprianti Yofita, Menumbuhkan Kepercayaan Diri Melalui Kegiaan

Bercerita, Jakarta: PT indeks, 2011.

Santrock, W. John, Adolecence: Perkembangan Remaja (Oleh Sinto B Adelar dan

Sherky Sarangih), Jakarta: Erlangga, 2011.

Santrock, W. John, Adolecence: Perkembangan Remaja, Jakarta: Erlangga, 2003.

Sean, McPheat Personal Confidence & Motivation, United Kingdom: MTD Training

& Ventus Publishing Aps, 2010.

Shaffer, David. R. Kipp, Katherine, Developmental Psycology: Childhood &

Adolesence 9th

Edition, USA:Cengage Learning, 2014.

Singgih, Gunarsa. Yulia Singgih Gunarsa, Psikologi Perkembangan Anak Dan

Remaja, Jakarta: Gunung Mulia, 2008.

Soekanto, Soerjono, Sosiologi Suatu Pengantar, Jakarta: Raja Grafindo Persada,

2013.

Page 78: HUBUNGAN INTERAKSI TEMAN SEBAYA DENGAN PERCAYA DIRI …

64

Sugiyono, Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif dan R&D, Bandung: Alfabeta,

2010.

Sugiyono, Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif dan R&D, Bandung: Alfabeta,

2016.

Syaifullah, Ach, Tips Bisa Percaya Diri, Jakarta: Gara Ilmu, 2010.

Waluyo,t.al, Ilmu Pengetahuan Sosial, Jakarta: PT Gramedia, 2008.

Willis Sofyan S, Psikologi Pendidikan, Cet 1, Bandung: Alfabeta, 2012.

Jurnal

Anggraeni, Made Ayu, Penerapan Bermain Untuk Membangun Rasa Percaya Diri

Anak Usia Dini, Jurnal Of Early Childood and Inclusive Education, Vol 1, 2017

Eka, Setiawati. Suparno, Interaksi Sosial Dengan Teman Sebaya Pada Anak

Homeschooling Dan Anak Sekolah Reguler, Jurnal Ilmiah Berkala Psikologi, Vol 12, 2010.

Ernawati, Yuyun. Rasni Hanny. Hardiani Ratna S, Hubungan Dukungan Sosial

Dengan Percaya Diri Pada Masa Kanak-Kanak Akhir Di Sekolah Dasar Negeri Jember Lor

1 Kecamatan Patrang, Kabupaten Jember, Artikel Ilmiah, 2012.

Handayani, Priliana, Pengaruh Perilaku Prososial Dan Kepercayaan Diri Terhadap

Penerimaan Teman Sebaya, Jurnal Pendidikan Guru Sekolah dasar, 2016.

Jess Feist., Gregory J. Feist.. Teori kepribadian.Jakarta: Salemba humanika, 2010.

Megantoro, Xnatius, Hubungan Interaksi Teman Sebaya Dengan Penyesuaian Diri Di

Sekolah Pada Siswa Baru Di SMK Kristen Salatiga Tahun Ajaran 2015/2016, Skripsi, 2015.

Nita, Eva, Risma, & Zulkifli N, Hubungan Interaksi Teman Sebaya Dengan

Kepercayaan Diri Anak Usia 5-6 Tahun di TK Pertiwi Kota Pekanbaru, JOM FKIP, Vol,

2019.

Nita, Eva. Et.Al, Hubungan Interaksi Teman Sebaya Dengan Kepercayaan Diri Anak

Usia 5-6 Tahun di TK Pertiwi Kota Pekan Baru, JOM FKIP, Vol 6, 2019.

Nur Rohmah, Elyana, Pengaruh Teknik Diskusi Kelompok Terhadap Kepercayaan

Diri Siswa Kelas VIII-D SMPN 8 Kediri Tahun Ajaran 2016/2017, Simki-Pedagogia, Vol 2,

2018.

Pamungkas, Galih, Teori Perkembangan Menurut Erik Ericson dan Sigmund

Frued (anyblog-pemungkas.blogspot.com diakses 08 november 2019

Prawisti, Adhita R.H, Upaya Meningkatkan Rasa Percaya Diri Anak Kelompok B

Melalui Kegiatan Bermain Aktif di TK Pembina Kecamatan Bantul, Skripsi, 2013.

Page 79: HUBUNGAN INTERAKSI TEMAN SEBAYA DENGAN PERCAYA DIRI …

65

Putri, Mrizki, Hubungan Kepercayaan Diri dan Dukungan Teman Sebaya Dengan

Jenis Perilaku Bullying di MTsN Lawang Mandailing Kec.Silimpang, Menara Ilmu, Vol XII,

2018.

Rahman, Muzdalifah M, Peran Orangtua Dalam Membangun Kepercayaan Diri

Pada Anak Usia Dini, Vol 8, 2013.

Sahrip, Pengaruh Interaksi Dalam Keluarga Dan Percaya Diri Anak Terhadap

Kemandirian Anak, Jurnal Golden Age Universitas Hamzanwadi, V0l 1, 2017.

Soraya, Nyi Revi, Pengaruh Interaksi Sosial Terhadap Kepercayaan Diri Siswa

Kelas VII SMP Negeri 21 Bandar Lampung Tahun Pelajaran 2015/20016, Skripsi, 2016.

Syam, Asrullah. Amri, Pengaruh Kepercayaan Diri (Self Confidence) Berbasis

Kaderisasi IMM Terhadap Prestasi Belajar Mahasisiwa (Studi Kasus di Program

Pendidikan Biologi Fakultas Kedokteran dan Ilmu Pendidikan Universitas Muhammadiyah

Parepare, Jurnal Biotek, Vol 5, 2017.

Tawalujan, Aprilia Eunike, Kundre Rina, Rompas Sefti, Hubungan Bullying Dengan

Kepercayaan Diri Pada Remja Di SMP Negeri 10 Manado, Jurnal Keperawatan, Vol 6,

2018.

Usman, Irvan, Kepribadian, Komunikasi, Kelompok Teman Sebaya, Iklim Sekolah

dan Perilau Bullying, Jurnal Humanitas, Vol 5, 2013.

Wahyuni, Sri, Upaya Meningkatkan Kepercayaan Diri Anak Usia Dini Melalui

Metode Bercerita, Jurnal Raudhah,Vol 5, 2017.

Page 80: HUBUNGAN INTERAKSI TEMAN SEBAYA DENGAN PERCAYA DIRI …

Kisi-Kisi Instrumen Percaya Diri Sebelum Uji Validitas

Dimensi Indikator Butir

Jumlah (+) (-)

Kondisi mental

dan fisik yang

baik

a. Memperlihatkan rasa

senang. 1,2,3

7 b. Menyadari kelebihan

dan kekurangan diri. 4 5

c. Menerima dan memberi

kritik dan saran. 6, 7

Mampu

menyesuaikan

diri

a. Berani menghadapi

keadaan. 8 9

7 b. Kepekaan menguasai

emosi atau perasaan. 10 11

c. Tekun dan aktif. 12,14 13

Bereaksi

positif

a. Optimis dalam

mengerjakan dan

menyelesaikan tugas.

15 16 2

Berkomunikasi

di berbagai

situasi

a. Tegas dalam berbicara. 17,18

5 b. Berani menyatakan

sesuatu secara langsung

dan terus terang.

19 20,21

Kemampuan

sosialisasi

a. Mudah mendapatkan

teman baru. 22 23

5 b. Bersikap baik di

lingkungan sosial. 24 25,26

Jumlah 16 10 26

Page 81: HUBUNGAN INTERAKSI TEMAN SEBAYA DENGAN PERCAYA DIRI …

Kisi-Kisi Instrumen Percaya Diri Anak Setelah Uji Validitas

Dimensi Indikator

Butir Soal

Valid Tidak

Valid

Kondisi

mental dan

fisik yang

baik

a. Memperlihatkan rasa

senang. 1,2,3

b. Menyadari kelebihan dan

kekurangan diri. 4,5

c. Menerima dan memberi

kritik dan saran. 6,7

Mampu

menyesuaika

n diri

a. Berani menghadapi

keadaan. 8,9

b. Kepekaan menguasai

emosi atau perasaan. 10,11

c. Tekun dan aktif. 12,14 13

Bereaksi

positif

a. Optimis dalam

mengerjakan dan

menyelesaikan tugas.

15,16

Berkomunika

si di berbagai

situasi

b. Tegas dalam berbicara. 17,18

c. Berani menyatakan

sesuatu secara langsung

dan terus terang.

19,21 20

Kemampuan

sosialisasi

a. Mudah mendapatkan

teman baru. 22,23

b. Bersikap baik di

lingkungan sosial. 24,25,26

Jumlah 24 2

Page 82: HUBUNGAN INTERAKSI TEMAN SEBAYA DENGAN PERCAYA DIRI …

Kisi-Kisi Instrumen Interaksi Teman Sebaya Sebelum Uji Validitas

Dimensi Indikator Butir

Jumlah (+) (-)

Keterbukaan

a. Penerimaan

kehadiran individu

dalam kelompok

1,2 3,5

7

b. Mendapatkan

dukungan 6,7 4

Kerjasama

a. Keterlibatan

individu dalam

kegiatan kelompok

8 9

4

b. Mampu memberikan

ide bagi kemajuan

kelompoknya

10 11

Frekuensi

hubungan

a. Intensitas individu

dalam bertemu

anggota

kelompoknya

12,14 13,15,16

7

b. Saling berbicara

dalam hubungan

yang dekat

17 18

Jumlah 9 9 18

Page 83: HUBUNGAN INTERAKSI TEMAN SEBAYA DENGAN PERCAYA DIRI …

Kisi-Kisi Instrumen Interaksi Teman Sebaya Setelah Uji Validitas

Dimensi Indikator

Butir Soal

Valid Tidak

Valid

Keterbukaan

a. Penerimaan

kehadiran individu

dalam kelompok

1,2,3,4,5

6 7

Kerjasama

a. Keterlibatan

individu dalam

kegiatan

kelompok

8,9,10,11

b. Mampu

memberikan ide

bagi kemajuan

kelompoknya

Frekuensi

hubungan

a. Intensitas individu

dalam bertemu

anggota

kelompoknya

12,13,14,

15 16

b. Saling berbicara

dalam hubungan

yang dekat

17,18

Jumlah 16 2

Page 84: HUBUNGAN INTERAKSI TEMAN SEBAYA DENGAN PERCAYA DIRI …

Lembar Observasi Interaksi Teman Sebaya

Data responden

Nama responden :

Jenis Kelamin :

Alamat :

Nama sekolah :

Petunjuk pengisian!

Jawablah pertanyaan-pertanyaan dibawah ini dengan jujur dan sesuai dengan

keadaan kalian yang sebenarnya dengan melingkari / memberi tanda silang (√)

pada salah satu jawaban dikolom berikut.

No. Pernyataan Penilaian

SL SR KD TP

1 Anak memiliki banyak teman

2 Teman-teman senang dengan kehadiran anak

3 Anak sulit mendapatkan teman baru

4 teman-temannya tidak suka jika anak bergabung dalam

kelompok

5 Anak menyembunyikan barang temannya

6 Anak melaporkan kepada guru ketika menemukan barang

7 Anak mengembalikan mainan yang dipinjamnya

8 Anak melibatkan dirinya dalam kegiatan kelompok

9 Anak mengganggu teman yang sedang bermain

10 Anak memberikan pendapat dalam kegiatan diskusi

11 Anak merasa dirinya lebih pintar diantara temannya

12 Anak berperilaku apa adanya kepada temannya

13 Anak tidak peduli kepada temannya yang sedang menangis

Page 85: HUBUNGAN INTERAKSI TEMAN SEBAYA DENGAN PERCAYA DIRI …

14 Anak suka berbagi makanan kepada temannya

15 Anak mengikuti perilaku negatif temannya

16 Anak merendahkan teman-temannya

17 Anak senang bercerita di depan teman-temannya

18 Anak tidak mendengarkan cerita temannya

Keterangan :

SL : Selalu

SR : Sering

KD : Kadang-Kadang

TP : Tidak Pernah

Page 86: HUBUNGAN INTERAKSI TEMAN SEBAYA DENGAN PERCAYA DIRI …

PENJELASAN SKALA NILAI

LEMBAR OBSERVASI INTERAKSI TEMAN SEBAYA

1. Pernyataan : Anak memiliki banyak teman

Penjelasan :

Anak mempunyai teman laki-laki dan perempuan

Anak bersedia bermain bersama

Anak mudah berteman dengan siapapun

Skala Penilaian Penjelasan

1 Tidak ada deskriptor yang tampak

2 Satu deskriptor yang tampak

3 Dua deskriptor yang tampak

4 Tiga deskriptor yang tampak

2. Pernyataan : teman-teman senang dengan kehadiran anak

Penjelasan :

Anak diajak bermain bersama

Teman-teman bertanya kepada guru ketika anak tidak masuk

sekolah

Teman-teman sedih ketika anak tidak masuk sekolah

Skala Penilaian Penjelasan

1 Tidak ada deskriptor yang tampak

2 Satu deskriptor yang tampak

3 Dua deskriptor yang tampak

4 Tiga deskriptor yang tampak

3. Pernyataan : Anak sulit mendapatkan teman baru

Penjelasan :

Anak tidak bisa berbaur dengan kelompok

Anak suka menyendiri dalam kelas

Anak tidak melibatkan dirinya dalam bermain

Page 87: HUBUNGAN INTERAKSI TEMAN SEBAYA DENGAN PERCAYA DIRI …

Skala Penilaian Penjelasan

1 Tidak ada deskriptor yang tampak

2 Satu deskriptor yang tampak

3 Dua deskriptor yang tampak

4 Tiga deskriptor yang tampak

4. Pernyataan : Teman-temannya tidak suka jika anak bergabung dalam

kelompok

Penjelasan :

Anak mengganggu teman

Anak marah jika pendapatnya tidak sesuai dengan teman lainnya

Anak menjelekkan temannya

Skala Penilaian Penjelasan

1 Tidak ada deskriptor yang tampak

2 Satu deskriptor yang tampak

3 Dua deskriptor yang tampak

4 Tiga deskriptor yang tampak

5. Pernyataan : Anak menyembunyikan barang temannya

Penjelasan :

Anak menyembunyikan mainan temannya

Anak menyembunyikan pensil temannya

Anak menyembunyikan buku temannya

Skala Penilaian Penjelasan

1 Tidak ada deskriptor yang tampak

2 Satu deskriptor yang tampak

3 Dua deskriptor yang tampak

4 Tiga deskriptor yang tampak

Page 88: HUBUNGAN INTERAKSI TEMAN SEBAYA DENGAN PERCAYA DIRI …

6. Pernyataan : Anak melaporkan kepada guru ketika menemukan

barang

Penjelasan :

Anak tidak menyembunyikan barang temuannya

Anak memberitahukan kepada guru jika melihat sesuatu yang baru

Anak jujur ketika ditanya oleh guru

Skala Penilaian Penjelasan

1 Tidak ada deskriptor yang tampak

2 Satu deskriptor yang tampak

3 Dua deskriptor yang tampak

4 Tiga deskriptor yang tampak

7. Pernyataan : Anak mengembalikan mainan yang dipinjamnya

Penjelasan :

Anak tidak menyembunyikan mainan teman

Temannya berbagi mainan dengan anak

Anak menjaga mainan yang dipinjamnya

Skala Penilaian Penjelasan

1 Tidak ada deskriptor yang tampak

2 Satu deskriptor yang tampak

3 Dua deskriptor yang tampak

4 Tiga deskriptor yang tampak

8. Pernyataan : Anak melibatkan dirinya dalam kegiatan kelompok

Penjelasan :

Anak berbaur dengan kelompok

Anak tidak sendiri dalam bermain

Anak tidak mengganggu teman yang sedang bermain

Skala Penilaian Penjelasan

Page 89: HUBUNGAN INTERAKSI TEMAN SEBAYA DENGAN PERCAYA DIRI …

1 Tidak ada deskriptor yang tampak

2 Satu deskriptor yang tampak

3 Dua deskriptor yang tampak

4 Tiga deskriptor yang tampak

9. Pernyataan : Anak mengganggu teman yang sedang bermain

Penjelasan :

Anak menyerobot mainan temannya

Anak mengambil mainan temannya

Anak merusak mainan temannya

Skala Penilaian Penjelasan

1 Tidak ada deskriptor yang tampak

2 Satu deskriptor yang tampak

3 Dua deskriptor yang tampak

4 Tiga deskriptor yang tampak

10. Pernyataan : Anak memberikan pendapat dalam kegiatan diskusi

Penjelasan :

Anak melibatkan dirinya dalam kegiatan diskusi

Anak berani memberikan pendapat

Anak diberi kesempatan untuk memberi pendapat

Skala Penilaian Penjelasan

1 Tidak ada deskriptor yang tampak

2 Satu deskriptor yang tampak

3 Dua deskriptor yang tampak

4 Tiga deskriptor yang tampak

11. Pernyataan : Anak merasa dirinya lebih pintar diantara teman-

temannya

Penjelasan :

Page 90: HUBUNGAN INTERAKSI TEMAN SEBAYA DENGAN PERCAYA DIRI …

Anak tidak suka jika temannya dipuji oleh guru

Anak menjelekkan hasil karya teman

Anak tidak menerima apabila nilai temannya lebih baik

Skala Penilaian Penjelasan

1 Tidak ada deskriptor yang tampak

2 Satu deskriptor yang tampak

3 Dua deskriptor yang tampak

4 Tiga deskriptor yang tampak

12. Pernyataan : Anak berperilaku apa adanya kepada teman

Penjelasan :

Anak merendahkan hati kepada teman-temannya

Anak bersedia bermain dengan siapa saja

Anak tidak pilih-pilih teman

Skala Penilaian Penjelasan

1 Tidak ada deskriptor yang tampak

2 Satu deskriptor yang tampak

3 Dua deskriptor yang tampak

4 Tiga deskriptor yang tampak

13. Pernyataan : Anak tidak peduli kepada teman yang sedang menangis

Penjelasan :

Anak tidak mengajak temannya bermain bersama

Anak tetap asyik bermain walaupun temannya menangis

Anak acuh terhadap temannya yang sedang sedih

Skala Penilaian Penjelasan

1 Tidak ada deskriptor yang tampak

2 Satu deskriptor yang tampak

3 Dua deskriptor yang tampak

4 Tiga deskriptor yang tampak

Page 91: HUBUNGAN INTERAKSI TEMAN SEBAYA DENGAN PERCAYA DIRI …

14. Pernyataan : Anak suka berbagi makanan kepada temannya

Penjelasan :

Anak berbagi bekal kepada temannya

Anak membantu teman yang kesulitan

Anak bertukar bekal dengan temannya

Skala Penilaian Penjelasan

1 Tidak ada deskriptor yang tampak

2 Satu deskriptor yang tampak

3 Dua deskriptor yang tampak

4 Tiga deskriptor yang tampak

15. Pernyataan : Anak mengikuti perilaku negatif temannya

Penjelasan :

Anak tidak mencuci tangan apabila temannya tidak mencuci tangan

Anak tidak menghabiskan bekal apabila temannya tidak

menghabiskan makanan

Anak tidak berdoa apabila temannya tidak berdoa

Skala Penilaian Penjelasan

1 Tidak ada deskriptor yang tampak

2 Satu deskriptor yang tampak

3 Dua deskriptor yang tampak

4 Tiga deskriptor yang tampak

16. Pernyataan : Anak merendahkan teman-temannya

Penjelasan :

Anak menertawakan hasil karya temannya

Anak tidak menghargai hasil karya teman

Anak tidak bersedia mendengarkan cerita teman-temannya

Page 92: HUBUNGAN INTERAKSI TEMAN SEBAYA DENGAN PERCAYA DIRI …

Skala Penilaian Penjelasan

1 Tidak ada deskriptor yang tampak

2 Satu deskriptor yang tampak

3 Dua deskriptor yang tampak

4 Tiga deskriptor yang tampak

17. Pernyataan : Anak senang bercerita didepan teman-temannya

Penjelasan :

Anak senang tampil di depan kelas

Anak bercerita dengan senang di depan teman-temannya

Anak berani bercerita di depan teman-temannya

Skala Penilaian Penjelasan

1 Tidak ada deskriptor yang tampak

2 Satu deskriptor yang tampak

3 Dua deskriptor yang tampak

4 Tiga deskriptor yang tampak

18. Pernyataan : Anak tidak mendengarkan cerita temannya

Penjelasan :

Anak fokus dengan kegiatannya sendiri

Anak tetap bermain walaupun temannya sedang bercerita

Anak menertawakan temannya yang sedang bercerita

Skala Penilaian Penjelasan

1 Tidak ada deskriptor yang tampak

2 Satu deskriptor yang tampak

3 Dua deskriptor yang tampak

4 Tiga deskriptor yang tampak

Page 93: HUBUNGAN INTERAKSI TEMAN SEBAYA DENGAN PERCAYA DIRI …

Lembar Observasi Percaya Diri Anak

Data responden

Nama responden :

Jenis Kelamin :

Alamat :

Nama sekolah :

Petunjuk pengisian!

1. Jawablah pertanyaan-pertanyaan dibawah ini dengan jujur dan sesuai

dengan keadaan kalian yang sebenarnya dengan melingkari / memberi

tanda silang (√) pada salah satu jawaban pada kolom berikut.

No. Pernyataan Penilaian

SL SR KD TP

1 Anak mengerjakan tugas dengan senang

2 Anak membuat teman menjadi gembira dengan

meminjamkan barangnya

3 Anak senang dengan mainan yang dimilikinya

4 Anak belajar untuk memperbaiki kekurangan

5 Anak membenci teman yang mendapat pujian dari guru

6 Anak tidak menerima saran / kritik dari temannya

7 Anak mengakui kesalahan yang dilakukan

8 Anak meminta bantuan kepada orang lain apabila tidak

mampu menyelesaikan tugas

9 Anak malu ketika diminta maju ke depan kelas

10 Anak mampu menenangkan teman yang sedang sedih

11 Anak berprasangka buruk kepada temannya

12 Anak belajar untuk mendapatkan nilai yang baik

Page 94: HUBUNGAN INTERAKSI TEMAN SEBAYA DENGAN PERCAYA DIRI …

13 Anak tidak yakin dengan hasil kerjanya sendiri

14 Anak senang belajar untuk mempersiapkan diri dalam

penampilan lomba

15 Anak mengerjakan tugas dengan perasaan tenang

16 Anak tidak mengerjakan tugas hingga selesai

17 Anak bertanya kepada guru apabila sala satu temannya

tidak masuk sekolah

18 Anak menyampaikan pendapat kepada teman lawan

bicaranya

19 Anak berani menolak sesuatu yang tidak disukainya

20 Anak tidak menegur teman apabila melakukan kesalahan

21 Anak tidak memberikan semangat kepada temannya

22 Anak tidak canggung berada dekat dengan teman baru

23 Anak memberitahu guru jika merasa tidak nyaman dengan

teman

24 Anak melarang temannya untuk bermain bersama

25 Anak senang mempunyai teman baru

26 Anak menyapa teman baru ketika bertemu

Keterangan :

SL : Selalu

SR : Sering

KD : Kadang-Kadang

TP : Tidak Pernah

Page 95: HUBUNGAN INTERAKSI TEMAN SEBAYA DENGAN PERCAYA DIRI …

PENJELASAN SKALA NILAI

LEMBAR OBSERVASI PERKEMBANGAN SOSIAL

19. Pernyataan : Anak mengerjakan tugas dengan senang

Penjelasan :

Anak bersedia mengerjakan tugas sendiri

Anak mengerjakan tugas dengan rapi

Anak tidak menangis dalam mengerjakan tugas

Skala Penilaian Penjelasan

1 Tidak ada deskriptor yang tampak

2 Satu deskriptor yang tampak

3 Dua deskriptor yang tampak

4 Tiga deskriptor yang tampak

20. Pernyataan : Anak membuat teman menjadi gembira dengan

meminjamkan barangnya

Penjelasan :

Temannya tersenyum ketika dipinjamkan pensil

Temannya mengucapkan terima kasih kepadanya

Temannya menjaga pensilnya supaya tidak hilang

Skala Penilaian Penjelasan

1 Tidak ada deskriptor yang tampak

2 Satu deskriptor yang tampak

3 Dua deskriptor yang tampak

4 Tiga deskriptor yang tampak

21. Pernyataan : Anak senang dengan mainan yang dimilikinya

Penjelasan :

Anak menjaga mainannya agar tidak rusak

Anak bermain dengan mainan yang dimilikinya

Page 96: HUBUNGAN INTERAKSI TEMAN SEBAYA DENGAN PERCAYA DIRI …

Anak memperlihatkan mainannya kepada teman

Skala Penilaian Penjelasan

1 Tidak ada deskriptor yang tampak

2 Satu deskriptor yang tampak

3 Dua deskriptor yang tampak

4 Tiga deskriptor yang tampak

22. Pernyataan : Anak belajar untuk memperbaiki kekurangan

Penjelasan :

Anak mengerjakan tugas dengan tepat waktu

Anak meminta maaf ketika berbuat kesalahan

Anak menerima saran dari guru

Skala Penilaian Penjelasan

1 Tidak ada deskriptor yang tampak

2 Satu deskriptor yang tampak

3 Dua deskriptor yang tampak

4 Tiga deskriptor yang tampak

23. Pernyataan : Anak membenci teman yang mendapat pujian dari guru

Penjelasan :

Anak memperlihatkan wajah marah kepada teman

Anak bermalas-malasan dalam mengerjakan tugas

Anak membuat keributan di dalam kelas

Skala Penilaian Penjelasan

1 Tidak ada deskriptor yang tampak

2 Satu deskriptor yang tampak

3 Dua deskriptor yang tampak

4 Tiga deskriptor yang tampak

Page 97: HUBUNGAN INTERAKSI TEMAN SEBAYA DENGAN PERCAYA DIRI …

24. Pernyataan : Anak tidak menerima saran / kritik dari temannya

Penjelasan :

Anak tidak mendengarkan temannya

Anak menangis apabila ditegur oleh temannya

Anak marah ketika ditegur oleh temannya

Skala Penilaian Penjelasan

1 Tidak ada deskriptor yang tampak

2 Satu deskriptor yang tampak

3 Dua deskriptor yang tampak

4 Tiga deskriptor yang tampak

25. Pernyataan : Anak mengakui kesalahan yang dilakukan

Penjelasan :

Anak tidak menyangkal ketika ditanya oleh guru

Anak mendengarkan ketika ditanya oleh guru

Anak menundukkan kepala ketika ditanya oleh guru

Skala Penilaian Penjelasan

1 Tidak ada deskriptor yang tampak

2 Satu deskriptor yang tampak

3 Dua deskriptor yang tampak

4 Tiga deskriptor yang tampak

26. Pernyataan : Anak meminta bantuan kepada teman apabila tidak

mampu menyelesaikan tugas

Penjelasan :

Anak tidak malu meminta tolong kepada temannya

Anak mengucapkan kata “tolong” ketika ingin meminta tolong

Anak mendekati orang yang ingin diminta tolong

Skala Penilaian Penjelasan

1 Tidak ada deskriptor yang tampak

Page 98: HUBUNGAN INTERAKSI TEMAN SEBAYA DENGAN PERCAYA DIRI …

2 Satu deskriptor yang tampak

3 Dua deskriptor yang tampak

4 Tiga deskriptor yang tampak

27. Pernyataan : Anak malu ketika diminta maju ke depan kelas

Penjelasan :

Anak ragu-ragu untuk maju ke depan

Anak menangis ketika diminta maju ke depan

Anak maju ke depan dengan menundukkan kepala dan berjalan

pelan-pelan

Skala Penilaian Penjelasan

1 Tidak ada deskriptor yang tampak

2 Satu deskriptor yang tampak

3 Dua deskriptor yang tampak

4 Tiga deskriptor yang tampak

28. Pernyataan : Anak mampu menenangkan teman yang sedang sedih

Penjelasan :

Anak mengajak temannya bermain

Anak membuat temannya tertawa dengan cara membuat adegan

lucu

Anak menanyakan keadaan temannya

Skala Penilaian Penjelasan

1 Tidak ada deskriptor yang tampak

2 Satu deskriptor yang tampak

3 Dua deskriptor yang tampak

4 Tiga deskriptor yang tampak

29. Pernyataan : Anak berprasangka buruk kepada temannya

Page 99: HUBUNGAN INTERAKSI TEMAN SEBAYA DENGAN PERCAYA DIRI …

Penjelasan :

Anak menuduh temannya mengambil barang miliknya

Anak menyebut salah satu nama teman yang dituduh mengambil

barangnya

Anak tidak bermain dengan teman yang dituduh mengambil

barangnya

Skala Penilaian Penjelasan

1 Tidak ada deskriptor yang tampak

2 Satu deskriptor yang tampak

3 Dua deskriptor yang tampak

4 Tiga deskriptor yang tampak

30. Pernyataan : Anak belajar untuk mendapatkan nilai yang baik

Penjelasan :

Anak mengerjakan tugas dengan rapih

Anak mengerjakan tugas dengan mengikuti arahan guru

Anak mentaati peraturan di dalam kelas

Skala Penilaian Penjelasan

1 Tidak ada descriptor yang tampak

2 Satu descriptor yang tampak

3 Dua descriptor yanag tampak

4 tiga descriptor yanag tampak

31. Pernyataan : Anak tidak yakin dengan hasil kerjanya sendiri

Penjelasan :

Anak tidak memperlihatkan hasil kerjanya kepada teman

Anak tidak berani memperlihatkan hasil kerjanya kepada guru

Anak tidak membawa pulang hasil kerjanya

Skala Penilaian Penjelasan

Page 100: HUBUNGAN INTERAKSI TEMAN SEBAYA DENGAN PERCAYA DIRI …

1 Tidak ada deskriptor yang tampak

2 Satu deskriptor yang tampak

3 Dua deskriptor yang tampak

4 Tiga deskriptor yang tampak

32. Pernyataan : Anak senang belajar untuk mempersiapkan diri dalam

penampilan lomba menari

Penjelasan :

Anak rajin untuk latihan lomba menari

Anak mengulang-ulang gerakan menari

Anak meniru gerakan menari dengan baik

Skala Penilaian Penjelasan

1 Tidak ada deskriptor yang tampak

2 Satu deskriptor yang tampak

3 Dua deskriptor yang tampak

4 Tiga deskriptor yang tampak

33. Pernyataan : Anak mengerjakan tugas dengan perasaan tenang

Penjelasan :

Anak mengerjakan tugas dengan pelan

Anak berhati-hati dalam menyelesaikan tugas agar tidak terjadi

kesalahan

Anak tidak terganggu oleh temannya yang sedang bermain, ketika

anak sedang menyelesaikan tugas

Skala Penilaian Penjelasan

1 Tidak ada deskriptor yang tampak

2 Satu deskriptor yang tampak

3 Dua deskriptor yang tampak

4 Tiga deskriptor yang tampak

Page 101: HUBUNGAN INTERAKSI TEMAN SEBAYA DENGAN PERCAYA DIRI …

34. Pernyataan : Anak tidak mengerjakan tugas hingga selesai

Penjelasan :

Konsentrasi anak terganggu melihat teman-temannya bermain

Anak terburu-buru dalam menyelesaikan tugas

Anak mengerjakan tugas dengan sembarangan

Skala Penilaian Penjelasan

1 Tidak ada deskriptor yang tampak

2 Satu deskriptor yang tampak

3 Dua deskriptor yang tampak

4 Tiga deskriptor yang tampak

35. Pernyataan : Anak menyampaikan pendapat kepada teman lawan

bicaranya

Penjelasan :

Anak mengangkat tangan untuk menyampaikan pendapatnya

Teman memberi senyuman kepada lawan bicaranya sebelum

menyampaikan pendapat

Anak tidak memotong pembicaraan temannya

Skala Penilaian Penjelasan

1 Tidak ada deskriptor yang tampak

2 Satu deskriptor yang tampak

3 Dua deskriptor yang tampak

4 Tiga deskriptor yang tampak

36. Pernyataan : Anak bertanya kepada guru apabila salah satu temannya

tidak masuk sekolah

Page 102: HUBUNGAN INTERAKSI TEMAN SEBAYA DENGAN PERCAYA DIRI …

Penjelasan :

Anak memperhatikan teman disekitarnya

Anak menghitung temannya yang tidak masuk sekolah

Anak menjadi pendiam selama pembelajaran di kelas

Skala Penilaian Penjelasan

1 Tidak ada deskriptor yang tampak

2 Satu deskriptor yang tampak

3 Dua deskriptor yang tampak

4 Tiga deskriptor yang tampak

37. Pernyataan : Anak berani menolak mainan yang tidak disukainya

Penjelasan :

Anak tidak bermain dengan mainan yang tidak disukainya

Anak memilih-milih mainan

Anak mengajak temannya untuk bermain yang mereka sama-sama

sukai

Skala Penilaian Penjelasan

1 Tidak ada deskriptor yang tampak

2 Satu deskriptor yang tampak

3 Dua deskriptor yang tampak

4 Tiga deskriptor yang tampak

38. Pernyataan : Anak tidak menegur teman apabila melakukan kesalahan

ketika bermain

Penjelasan :

Anak tidak memberikan contoh yang benar

Anak tidak memberikan arahan kepada teman yang melakukan

kesalahan

Anak tidak memperagakan cara bermain

Page 103: HUBUNGAN INTERAKSI TEMAN SEBAYA DENGAN PERCAYA DIRI …

Skala Penilaian Penjelasan

1 Tidak ada deskriptor yang tampak

2 Satu deskriptor yang tampak

3 Dua deskriptor yang tampak

4 Tiga deskriptor yang tampak

39. Pernyataan : Anak tidak memberikan semangat kepada temannya yang

sedang tampil

Penjelasan :

Anak tidak memberikan pujian terhadap teman yang ingin tampil

Anak tidak bersorak memanggil nama teman yang sedang tampil

Anak tidak memberikan tepuk tangan yang meriah kepada

temannya

Skala Penilaian Penjelasan

1 Tidak ada deskriptor yang tampak

2 Satu deskriptor yang tampak

3 Dua deskriptor yang tampak

4 Tiga deskriptor yang tampak

40. Pernyataan : Anak tidak canggung berada dekat dengan teman baru

Penjelasan :

Anak bersedia menegur teman barunya

Anak mengajak teman barunya bermain bersama

Anak memberikan senyuman ketika disapa oleh teman baru

Skala Penilaian Penjelasan

1 Tidak ada deskriptor yang tampak

2 Satu deskriptor yang tampak

3 Dua deskriptor yang tampak

4 Tiga deskriptor yang tampak

Page 104: HUBUNGAN INTERAKSI TEMAN SEBAYA DENGAN PERCAYA DIRI …

41. Pernyataan : Anak memberitahu guru jika merasa tidak nyaman

dengan temannya

Penjelasan :

Anak tidak bersedia dekat dengan temannya

Anak meminta guru membuat batasan dengan temannya

Anak menangis mendekati guru

Skala Penilaian Penjelasan

1 Tidak ada deskriptor yang tampak

2 Satu deskriptor yang tampak

3 Dua deskriptor yang tampak

4 Tiga deskriptor yang tampak

42. Pernyataan : Anak melarang temannya untuk bermain bersama

Penjelasan :

Anak tidak mengajak teman bermain bersama

Anak marah ketika temannya ikut bermain bersama

Anak tidak berbagi mainan kepada temannya

Skala Penilaian Penjelasan

1 Tidak ada deskriptor yang tampak

2 Satu deskriptor yang tampak

3 Dua deskriptor yang tampak

4 Tiga deskriptor yang tampak

43. Anak senang mempunyai teman baru

Penjelasan :

Anak menceritakan kegiatan selama bermain dengan teman baru

Anak ramah terhadap teman baru

Anak berbagi cerita tentang kegiatan sehari-hari di rumah

Page 105: HUBUNGAN INTERAKSI TEMAN SEBAYA DENGAN PERCAYA DIRI …

Skala Penilaian Penjelasan

1 Tidak ada deskriptor yang tampak

2 Satu deskriptor yang tampak

3 Dua deskriptor yang tampak

4 Tiga deskriptor yang tampak

44. Pernyataan : Anak menyapa teman baru ketika bertemu

Penjelasan :

Anak mengucapkan kata sapaan kepada teman baru

Anak melambaikan tangan kepada teman baru

Anak memberi senyuman kepada teman baru

Skala Penilaian Penjelasan

1 Tidak ada deskriptor yang tampak

2 Satu deskriptor yang tampak

3 Dua deskriptor yang tampak

4 Tiga deskriptor yang tampak

Page 106: HUBUNGAN INTERAKSI TEMAN SEBAYA DENGAN PERCAYA DIRI …

Uji Validitas Percaya Diri

NO. NM P1 P2 P3 P4 P5 P6 P7 P8 P9 P10 P11 P12 P13 P14 P15 P16 P17 P18 P19 P20 P21 P22 P23 P24 P25 P26 TOTAL

1 NR 4 4 4 3 2 3 4 4 2 4 4 3 3 2 4 4 2 4 3 3 4 4 1 4 4 3 86

2 IA 4 4 4 3 3 3 4 4 3 2 4 3 3 2 4 4 3 4 1 3 3 3 1 4 4 3 83

3 RM 4 3 4 4 4 2 4 4 4 4 3 2 4 3 4 4 3 2 4 2 4 4 1 4 4 4 89

4 PA 2 2 2 2 1 2 2 2 1 1 2 2 3 2 2 2 2 2 3 4 3 2 3 3 3 3 58

5 IF 4 3 4 2 3 4 4 4 3 3 3 4 4 3 4 1 3 4 4 3 4 1 1 4 4 4 85

6 JR 2 2 2 1 3 2 2 2 3 1 2 2 3 1 2 1 1 2 2 3 2 2 1 1 2 1 48

7 ZK 3 4 3 2 3 3 3 3 3 2 4 3 3 3 3 4 3 3 3 3 4 3 1 4 4 4 81

8 ZK 3 2 3 2 3 2 3 3 3 2 2 2 3 3 3 3 3 3 3 4 4 2 1 2 4 4 72

9 FNZ 4 4 4 3 2 3 4 4 2 4 4 3 3 4 4 2 4 4 3 3 4 2 2 3 4 4 87

10 AK 4 4 4 2 2 2 4 4 2 4 4 2 3 3 4 4 3 3 3 2 4 2 3 4 4 2 82

11 MF 4 3 4 3 4 4 4 4 4 3 3 4 3 4 4 3 4 3 3 4 4 4 3 3 4 4 94

12 SN 4 4 4 4 3 3 4 4 3 4 4 3 3 4 4 3 4 4 3 4 4 4 4 4 4 4 97

13 MK 3 3 3 3 4 4 3 3 4 4 3 4 4 4 3 3 4 3 4 2 4 4 4 4 4 4 92

14 KM 4 4 4 3 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 3 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 102

15 CH 4 4 4 4 3 4 4 4 3 3 4 4 4 4 4 4 4 4 4 2 4 3 3 4 4 4 97

16 MF 3 3 3 3 4 3 3 3 4 2 3 3 4 3 3 3 3 3 4 4 3 3 3 3 3 3 82

17 AH 4 4 4 3 4 4 4 4 4 3 4 4 4 4 3 3 4 3 4 2 4 4 4 3 4 4 96

18 BN 4 4 4 3 3 4 4 4 3 3 4 4 4 4 4 4 4 4 4 2 4 3 4 4 4 4 97

19 AL 4 4 4 3 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 3 4 4 4 4 4 4 3 4 4 4 101

20 SH 4 3 4 3 4 2 4 4 4 3 3 2 3 4 4 4 4 4 3 3 4 4 4 3 4 3 91

21 NAY 4 2 4 3 3 3 4 4 3 3 2 3 3 4 4 3 4 4 3 3 4 4 3 4 4 2 87

22 LN 4 4 4 4 3 3 4 4 3 3 4 3 4 4 4 3 4 4 4 3 3 3 3 4 3 4 93

23 SR 4 4 4 3 4 4 4 4 4 4 4 4 3 4 4 3 4 4 3 4 4 4 4 4 4 4 100

24 YAS 4 4 4 3 3 3 4 4 3 4 4 3 4 4 4 4 4 4 4 4 4 3 2 4 4 4 96

25 NA 4 3 4 3 4 3 4 4 4 3 3 3 3 3 4 3 3 4 3 3 4 4 4 4 4 4 92

26 MA 4 4 4 4 3 4 4 4 3 3 4 4 3 4 4 4 4 4 3 4 4 4 4 4 4 4 99

27 RN 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 2 3 3 2 3 3 4 3 3 3 3 3 3 77

28 AG 4 4 4 3 3 3 4 4 3 4 4 3 3 4 4 3 4 4 3 3 4 4 4 4 4 3 94

29 ABI 4 4 4 3 4 3 4 4 4 3 4 3 3 4 4 4 4 4 3 3 4 4 3 3 4 4 95

30 GN 2 4 2 4 2 3 2 2 2 2 4 3 2 2 3 2 2 3 2 4 2 4 2 3 2 2 67

Page 107: HUBUNGAN INTERAKSI TEMAN SEBAYA DENGAN PERCAYA DIRI …

Uji Validitas Interaksi Teman Sebaya

NO. NM P1 P2 P3 P4 P5 P6 P7 P8 P9 P10 P11 P12 P13 P14 P15 P16 P17 P18 TOTAL

1 NR 4 3 3 4 4 3 3 3 3 4 4 3 4 4 4 3 4 4 64

2 IA 4 4 4 4 4 4 4 3 3 4 4 3 4 4 4 3 4 4 68

3 RM 4 4 4 4 4 4 4 3 4 4 4 3 4 4 4 3 4 4 69

4 PA 1 2 3 4 2 3 4 2 3 2 1 1 4 4 2 2 4 4 48

5 IF 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 3 4 4 71

6 JR 4 2 3 2 3 3 2 3 3 3 4 3 3 3 3 3 3 3 53

7 ZK 3 3 3 3 2 3 4 3 3 2 3 2 4 3 2 2 2 4 51

8 ZK 3 2 3 3 4 3 2 3 3 4 3 3 4 3 4 3 3 3 56

9 FNZ 4 4 3 4 4 3 3 3 3 4 4 3 4 4 4 3 4 4 65

10 AK 4 4 4 4 4 4 4 3 3 3 4 3 4 3 3 3 3 4 64

11 MF 4 4 3 4 3 3 3 2 3 3 4 3 3 4 3 4 4 3 60

12 SN 4 4 4 4 3 4 3 4 3 3 4 4 4 4 3 4 4 4 67

13 MK 4 4 3 4 3 3 3 4 4 3 4 4 4 4 3 4 4 4 66

14 KM 4 3 4 4 3 4 3 3 3 3 4 3 4 3 3 3 4 4 62

15 CH 4 4 4 4 4 4 4 3 3 4 4 3 4 4 4 3 4 4 68

16 MF 3 3 2 3 4 2 3 3 3 4 3 3 3 3 4 3 3 3 55

17 AH 3 3 4 3 4 4 4 4 4 4 3 4 4 3 4 3 4 4 66

18 BN 4 4 4 4 3 4 3 3 3 3 4 3 3 3 3 3 4 3 61

19 AL 4 4 4 4 3 4 4 4 4 3 4 4 4 4 3 4 4 4 69

20 SH 4 4 4 4 4 4 3 4 3 4 4 3 4 4 4 3 3 4 67

21 NAY 3 4 4 3 3 4 4 3 3 3 3 3 2 2 3 4 3 2 56

22 LN 3 4 4 3 4 4 4 3 3 4 3 3 4 4 4 3 4 4 65

23 SR 4 4 4 4 4 4 4 3 3 4 4 3 4 4 4 3 4 4 68

24 YAS 4 4 4 4 3 4 3 3 3 3 4 3 3 4 3 3 4 3 62

25 NA 4 4 4 4 3 4 3 3 3 3 4 3 4 4 3 3 3 4 63

26 MA 4 4 4 4 4 4 4 3 3 3 4 3 4 4 3 3 4 4 66

27 RN 4 4 3 4 3 3 3 3 2 4 4 3 3 3 4 4 3 3 60

28 AG 4 4 3 4 3 3 4 3 3 4 4 3 4 3 4 3 4 4 64

29 ABI 4 4 4 4 4 4 3 3 3 4 4 3 3 3 4 3 4 3 64

30 GN 3 4 3 3 3 3 3 3 2 2 3 3 3 3 2 3 3 3 52

Page 108: HUBUNGAN INTERAKSI TEMAN SEBAYA DENGAN PERCAYA DIRI …

Uji Reliabilitas Interaksi Teman Sebaya

NO. NM P1 P2 P3 P4 P5 P6 P7 P8 P9 P10 P11 P12 P13 P14 P15 P16 TOTAL

1 NR 4 3 3 4 4 3 3 3 4 4 3 4 4 4 4 4 58

2 IA 4 4 4 4 4 4 3 3 4 4 3 4 4 4 4 4 61

3 RM 4 4 4 4 4 4 3 4 4 4 3 4 4 4 4 4 62

4 PA 1 2 3 4 2 3 2 3 2 1 1 4 4 2 4 4 42

5 IF 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 64

6 JR 4 2 3 2 3 3 3 3 3 4 3 3 3 3 3 3 48

7 ZK 3 3 3 3 2 3 3 3 2 3 2 4 3 2 2 4 45

8 ZK 3 2 3 3 4 3 3 3 4 3 3 4 3 4 3 3 51

9 FNZ 4 4 3 4 4 3 3 3 4 4 3 4 4 4 4 4 59

10 AK 4 4 4 4 4 4 3 3 3 4 3 4 3 3 3 4 57

11 MF 4 4 3 4 3 3 2 3 3 4 3 3 4 3 4 3 53

12 SN 4 4 4 4 3 4 4 3 3 4 4 4 4 3 4 4 60

13 MK 4 4 3 4 3 3 4 4 3 4 4 4 4 3 4 4 59

14 KM 4 3 4 4 3 4 3 3 3 4 3 4 3 3 4 4 56

15 CH 4 4 4 4 4 4 3 3 4 4 3 4 4 4 4 4 61

16 MF 3 3 2 3 4 2 3 3 4 3 3 3 3 4 3 3 49

17 AH 3 3 4 3 4 4 4 4 4 3 4 4 3 4 4 4 59

18 BN 4 4 4 4 3 4 3 3 3 4 3 3 3 3 4 3 55

19 AL 4 4 4 4 3 4 4 4 3 4 4 4 4 3 4 4 61

20 SH 4 4 4 4 4 4 4 3 4 4 3 4 4 4 3 4 61

21 NAY 3 4 4 3 3 4 3 3 3 3 3 2 2 3 3 2 48

22 LN 3 4 4 3 4 4 3 3 4 3 3 4 4 4 4 4 58

23 SR 4 4 4 4 4 4 3 3 4 4 3 4 4 4 4 4 61

24 YAS 4 4 4 4 3 4 3 3 3 4 3 3 4 3 4 3 56

25 NA 4 4 4 4 3 4 3 3 3 4 3 4 4 3 3 4 57

26 MA 4 4 4 4 4 4 3 3 3 4 3 4 4 3 4 4 59

27 RN 4 4 3 4 3 3 3 2 4 4 3 3 3 4 3 3 53

28 AG 4 4 3 4 3 3 3 3 4 4 3 4 3 4 4 4 57

29 ABI 4 4 4 4 4 4 3 3 4 4 3 3 3 4 4 3 58

30 GN 3 4 3 3 3 3 3 2 2 3 3 3 3 2 3 3 46

Page 109: HUBUNGAN INTERAKSI TEMAN SEBAYA DENGAN PERCAYA DIRI …

Uji Reliabilitas Percaya Diri

NO. NM P1 P2 P3 P4 P5 P6 P7 P8 P9 P10 P11 P12 P13 P14 P15 P16 P17 P18 P19 P20 P21 P22 P23 P24 TOTAL

1 NR 4 4 4 3 2 3 4 4 2 4 4 3 2 4 4 2 4 3 4 4 1 4 4 3 81

2 IA 4 4 4 3 3 3 4 4 3 2 4 3 2 4 4 3 4 1 3 3 1 4 4 3 79

3 RM 4 3 4 4 4 2 4 4 4 4 3 2 3 4 4 3 2 4 4 4 1 4 4 4 86

4 PA 2 2 2 2 1 2 2 2 1 1 2 2 2 2 2 2 2 3 3 2 3 3 3 3 55

5 IF 4 3 4 2 3 4 4 4 3 3 3 4 3 4 1 3 4 4 4 1 1 4 4 4 83

6 JR 2 2 2 1 3 2 2 2 3 1 2 2 1 2 1 1 2 2 2 2 1 1 2 1 48

7 ZK 3 4 3 2 3 3 3 3 3 2 4 3 3 3 4 3 3 3 4 3 1 4 4 4 82

8 ZK 3 2 3 2 3 2 3 3 3 2 2 2 3 3 3 3 3 3 4 2 1 2 4 4 73

9 FNZ 4 4 4 3 2 3 4 4 2 4 4 3 4 4 2 4 4 3 4 2 2 3 4 4 90

10 AK 4 4 4 2 2 2 4 4 2 4 4 2 3 4 4 3 3 3 4 2 3 4 4 2 87

11 MF 4 3 4 3 4 4 4 4 4 3 3 4 4 4 3 4 3 3 4 4 3 3 4 4 98

12 SN 4 4 4 4 3 3 4 4 3 4 4 3 4 4 3 4 4 3 4 4 4 4 4 4 102

13 MK 3 3 3 3 4 4 3 3 4 4 3 4 4 3 3 4 3 4 4 4 4 4 4 4 99

14 KM 4 4 4 3 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 3 4 4 4 4 4 4 4 4 4 108

15 CH 4 4 4 4 3 4 4 4 3 3 4 4 4 4 4 4 4 4 4 3 3 4 4 4 106

16 MF 3 3 3 3 4 3 3 3 4 2 3 3 3 3 3 3 3 4 3 3 3 3 3 3 90

17 AH 4 4 4 3 4 4 4 4 4 3 4 4 4 3 3 4 3 4 4 4 4 3 4 4 107

18 BN 4 4 4 3 3 4 4 4 3 3 4 4 4 4 4 4 4 4 4 3 4 4 4 4 109

19 AL 4 4 4 3 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 3 4 4 4 4 4 3 4 4 4 112

20 SH 4 3 4 3 4 2 4 4 4 3 3 2 4 4 4 4 4 3 4 4 4 3 4 3 105

21 NAY 4 2 4 3 3 3 4 4 3 3 2 3 4 4 3 4 4 3 4 4 3 4 4 2 102

22 LN 4 4 4 4 3 3 4 4 3 3 4 3 4 4 3 4 4 4 3 3 3 4 3 4 108

23 SR 4 4 4 3 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 3 4 4 3 4 4 4 4 4 4 116

24 YAS 4 4 4 3 3 3 4 4 3 4 4 3 4 4 4 4 4 4 4 3 2 4 4 4 112

25 NA 4 3 4 3 4 3 4 4 4 3 3 3 3 4 3 3 4 3 4 4 4 4 4 4 111

26 MA 4 4 4 4 3 4 4 4 3 3 4 4 4 4 4 4 4 3 4 4 4 4 4 4 118

27 RN 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 2 3 3 2 3 3 3 3 3 3 3 3 97

28 AG 4 4 4 3 3 3 4 4 3 4 4 3 4 4 3 4 4 3 4 4 4 4 4 3 116

29 ABI 4 4 4 3 4 3 4 4 4 3 4 3 4 4 4 4 4 3 4 4 3 3 4 4 118

30 GN 2 4 2 4 2 3 2 2 2 2 4 3 2 3 2 2 3 2 2 4 2 3 2 2 91

Page 110: HUBUNGAN INTERAKSI TEMAN SEBAYA DENGAN PERCAYA DIRI …

No NM P1 P2 P3 P4 P5 P6 P7 P8 P9 P10 P11 P12 P13 P14 P15 P16 P17 P18 P19 P20 P21 P22 P23 P24 total

1 AA 3 4 4 3 4 3 4 4 3 4 4 3 4 3 4 4 4 4 4 2 4 3 4 4 87

2 AP 2 3 3 3 3 2 4 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 2 2 2 4 3 69

3 KN 2 2 3 2 3 2 2 3 2 4 3 4 3 4 3 3 2 3 2 2 2 2 2 3 63

4 SK 4 3 2 2 3 4 3 3 2 3 3 2 4 3 2 2 3 3 3 4 4 4 3 2 71

5 RSP 3 4 3 3 2 3 2 2 4 2 4 3 3 2 3 3 3 4 3 3 3 3 2 3 70

6 AP 3 3 3 3 3 3 3 3 2 3 3 3 2 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 70

7 AD 4 4 3 4 3 4 4 3 3 4 4 3 3 4 3 3 4 4 4 4 4 4 4 3 87

8 RA 3 3 3 2 3 3 2 3 2 2 3 3 2 2 3 3 2 3 2 2 2 2 2 3 60

9 HA 2 1 3 3 3 2 1 3 3 3 1 2 2 3 3 3 2 1 1 2 2 2 1 3 52

10 AR 3 3 2 3 3 3 3 3 2 2 3 2 3 2 2 2 3 3 3 3 3 3 3 2 64

11 AKR 3 3 4 3 2 3 3 2 4 2 3 4 3 2 4 4 3 3 3 3 3 3 3 4 74

12 DB 2 3 3 2 3 2 3 3 3 3 4 3 3 3 3 3 2 3 2 2 2 2 3 3 65

13 ARS 3 3 3 2 2 3 3 2 4 3 3 4 4 3 3 3 3 3 3 3 3 3 2 3 71

14 AF 4 3 2 3 3 4 2 3 4 2 3 2 2 2 2 2 3 3 3 4 4 4 2 2 68

15 HR 4 3 4 4 4 4 3 4 4 4 3 4 4 4 4 4 4 3 4 4 4 4 3 4 91

16 PF 3 4 4 3 4 3 3 4 3 4 4 4 4 4 4 4 3 4 3 3 3 3 3 4 85

17 NA 4 3 3 4 4 4 4 4 4 4 3 3 3 4 3 3 3 3 4 4 4 4 4 3 86

18 BG 4 2 4 3 3 4 2 3 4 3 2 4 2 3 4 4 3 2 3 4 4 4 4 4 79

19 BA 3 4 3 3 4 3 3 4 4 2 4 3 3 2 3 3 3 4 3 3 3 3 3 3 76

20 ER 4 4 3 3 3 4 3 3 2 4 4 3 2 4 3 3 3 4 3 4 4 4 3 3 80

21 NH 4 4 4 4 4 3 4 4 3 4 4 4 3 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 93

22 IR 4 4 4 3 4 4 3 4 3 4 4 4 4 4 4 4 3 4 3 4 4 4 3 4 90

23 SP 3 3 3 3 4 3 3 4 4 2 3 3 3 2 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 73

24 MH 4 3 4 3 3 4 3 3 3 4 3 4 3 4 4 4 3 3 3 4 4 4 3 4 84

25 AR 3 3 3 4 4 3 1 4 3 2 3 3 3 2 3 3 4 3 4 3 3 3 3 3 73

26 TM 4 3 3 4 4 4 3 4 4 2 3 3 3 2 3 3 4 3 4 4 4 4 3 3 81

27 KR 3 3 3 3 3 3 3 3 3 2 3 3 3 2 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 70

28 SR 3 2 4 4 3 3 3 3 3 2 4 4 4 2 4 4 4 3 4 3 3 3 3 4 79

29 CS 4 2 3 3 3 4 4 3 3 3 2 3 3 3 3 3 3 2 3 4 4 4 4 3 76

30 SBR 4 4 3 3 4 4 3 4 3 4 4 3 4 4 3 3 3 2 3 4 4 4 3 3 83

31 MS 3 3 4 3 3 3 4 3 3 3 3 4 3 3 4 4 3 3 3 3 3 3 3 4 78

32 NR 3 3 1 3 2 3 3 2 2 3 3 3 3 3 1 1 3 3 3 3 3 3 3 1 61

Page 111: HUBUNGAN INTERAKSI TEMAN SEBAYA DENGAN PERCAYA DIRI …

33 MS 2 2 2 3 2 2 4 2 3 4 2 2 2 4 2 2 3 2 3 2 2 2 3 2 59

34 MZ 3 3 4 3 3 3 3 3 4 3 3 4 3 3 4 4 3 3 3 3 3 3 3 4 78

35 ZH 3 3 2 2 4 3 3 4 4 3 3 4 4 3 2 2 2 3 2 3 3 3 3 2 70

36 DS 2 3 3 2 2 2 2 2 3 3 3 3 3 3 3 3 2 3 2 2 2 2 2 3 60

37 HN 2 3 3 3 3 2 3 3 2 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 2 2 2 3 3 66

38 SR 4 3 2 4 2 4 4 2 3 2 3 2 3 2 2 2 4 3 4 4 4 4 4 2 73

39 SQ 3 3 3 2 3 3 3 3 2 4 3 3 3 4 3 3 2 3 2 3 3 3 3 3 70

40 AF 4 3 3 3 4 4 3 4 3 3 3 3 2 3 3 3 3 2 3 2 2 2 3 3 71

41 HK 4 4 4 3 4 4 4 4 4 3 4 4 4 3 4 4 1 4 1 4 4 4 4 4 87

42 SB 3 3 3 3 3 3 3 3 2 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 71

43 AN 3 3 3 3 3 3 3 3 4 3 3 3 4 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 74

44 BNC 3 4 2 3 3 3 3 3 1 3 4 2 3 3 2 2 3 2 3 3 3 3 3 2 66

45 HN 3 4 4 4 4 3 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 3 3 3 3 4 90

46 AW 4 4 4 3 4 4 3 4 4 3 4 4 4 3 4 4 3 4 3 4 4 4 3 4 89

47 NP 3 3 4 4 3 3 3 3 2 3 3 4 4 3 4 4 2 3 2 3 3 3 3 4 76

Page 112: HUBUNGAN INTERAKSI TEMAN SEBAYA DENGAN PERCAYA DIRI …

No NM P1 P2 P3 P4 P5 P6 P7 P8 P9 P10 P11 P12 P13 P14 P15 P16 total

1 AA 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 64

2 AP 4 4 4 3 3 2 4 3 3 3 3 3 3 3 2 3 50

3 KN 3 2 2 2 1 2 2 2 2 4 3 4 3 4 3 4 43

4 SK 3 4 3 3 3 4 3 3 3 3 3 2 3 2 3 3 48

5 RSP 4 4 4 3 2 3 2 3 3 4 4 3 3 4 3 3 52

6 AP 4 4 4 3 3 3 3 4 4 3 3 3 2 3 3 3 52

7 AD 4 4 4 4 3 4 4 4 4 4 4 4 3 4 4 4 62

8 RA 4 4 3 2 2 2 2 2 3 3 3 3 2 2 3 2 42

9 HA 4 3 2 1 1 2 1 2 3 1 1 3 2 3 3 3 35

10 AR 3 3 3 3 3 3 3 3 2 3 3 2 3 2 3 2 44

11 AKR 4 4 4 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 2 3 3 50

12 DB 3 3 2 2 3 2 3 3 2 3 3 3 3 2 2 2 41

13 ARS 2 3 3 3 3 3 2 3 3 2 3 3 3 3 3 2 44

14 AF 4 4 3 3 3 4 2 3 2 4 3 2 2 2 2 3 46

15 HR 4 4 4 4 4 4 3 3 4 3 3 4 4 2 4 3 57

16 PF 4 4 3 3 3 3 3 4 4 4 4 4 4 4 4 4 59

17 NA 4 4 3 4 3 4 4 4 3 4 3 3 3 4 3 4 57

18 BG 4 4 4 3 3 4 4 3 4 3 2 4 2 3 3 3 53

19 BA 4 4 4 3 3 3 3 3 3 3 4 3 3 2 2 2 49

20 ER 4 4 3 3 2 4 3 4 3 4 4 3 2 4 4 4 55

21 NH 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 64

22 IR 4 4 3 3 2 4 3 4 3 4 4 4 4 4 4 4 58

23 SP 4 4 4 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 2 2 3 49

24 MH 3 3 3 3 3 4 3 3 3 3 3 3 3 2 2 2 46

25 AR 3 3 3 4 3 3 3 3 3 3 3 3 3 2 2 3 47

26 TM 4 4 4 4 4 4 3 3 3 3 3 3 3 2 2 3 52

27 KR 4 4 3 3 3 3 3 2 3 3 3 3 3 2 3 3 48

28 SR 4 4 4 4 3 3 3 3 3 3 3 3 3 2 2 3 50

29 CS 4 4 4 3 3 4 4 3 4 4 2 3 3 3 3 3 54

30 SBR 4 4 3 3 2 4 3 3 3 3 2 3 2 2 1 2 44

31 MS 3 3 3 3 2 3 3 2 3 3 3 3 3 3 3 3 46

32 NR 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 48

Page 113: HUBUNGAN INTERAKSI TEMAN SEBAYA DENGAN PERCAYA DIRI …

33 MS 3 3 3 3 3 2 3 2 2 2 2 2 2 3 2 2 39

34 MZ 4 4 3 3 3 3 3 4 3 3 3 3 3 3 3 3 51

35 ZH 3 3 2 2 2 3 3 2 2 2 3 2 2 3 4 2 40

36 DS 3 3 2 2 2 2 2 3 2 3 3 3 3 3 3 3 42

37 HN 3 3 3 3 2 2 3 3 3 3 3 3 3 3 3 2 45

38 SR 4 3 4 4 4 4 4 4 3 2 3 2 3 2 3 2 51

39 SQ 4 3 2 2 2 3 3 3 3 2 3 3 3 4 3 3 46

40 AF 3 3 3 3 2 2 3 3 3 3 2 3 2 3 3 3 44

41 HK 2 1 1 1 2 4 4 2 4 4 4 4 4 3 4 4 48

42 SB 4 4 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 50

43 AN 4 3 3 3 4 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 50

44 BNC 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 2 2 3 3 3 3 46

45 HN 2 2 1 4 2 3 3 4 2 4 4 4 4 4 3 4 50

46 AW 3 4 3 3 3 4 3 3 3 4 4 4 4 3 4 4 56

47 NP 3 2 2 2 3 3 3 3 3 3 3 2 3 3 3 4 45

Page 114: HUBUNGAN INTERAKSI TEMAN SEBAYA DENGAN PERCAYA DIRI …

Uji Signifikansi Normalitas Data Interaksi Teman Sebaya

Xi Zi F(Zi) S(Si) I F(Zi) – S (Zi) I

87 -2,32255 0,0101016 0,021277 0,011175

69 -1,60507 0,0542394 0,042553 0,011686

63 -1,50257 0,0664749 0,06383 0,002645

71 -1,50257 0,0664749 0,085106 0,018632

70 -1,40007 0,0807457 0,106383 0,025637

70 -1,19508 0,1160283 0,12766 0,011631

87 -1,09258 0,137289 0,148936 0,011647

60 -0,99008 0,1610668 0,170213 0,009146

52 -0,88759 0,1873819 0,191489 0,004107

64 -0,88759 0,1873819 0,212766 0,025384

74 -0,68259 0,2474329 0,234043 0,01339

65 -0,58009 0,2809261 0,255319 0,025607

71 -0,4776 0,3164692 0,276596 0,039873

68 -0,4776 0,3164692 0,297872 0,018597

91 -0,4776 0,3164692 0,319149 0,00268

85 -0,4776 0,3164692 0,340426 0,023956

86 -0,4776 0,3164692 0,361702 0,045233

79 -0,3751 0,353794 0,382979 0,029185

76 -0,3751 0,353794 0,404255 0,050461

80 -0,3751 0,353794 0,425532 0,071738

93 -0,3751 0,353794 0,446809 0,093015

90 -0,1701 0,4324648 0,468085 0,03562

73 -0,1701 0,4324648 0,489362 0,056897

84 -0,1701 0,4324648 0,510638 0,078173

73 -0,0676 0,4730501 0,531915 0,058865

81 -0,0676 0,4730501 0,553191 0,080141

70 0,13739 0,5546389 0,574468 0,019829

79 0,13739 0,5546389 0,595745 0,041106

76 0,13739 0,5546389 0,617021 0,062382

83 0,342386 0,6339696 0,638298 0,004328

78 0,342386 0,6339696 0,659574 0,025605

61 0,444883 0,6717979 0,680851 0,009053

59 0,444883 0,6717979 0,702128 0,03033

78 0,547381 0,7079414 0,723404 0,015463

70 0,649878 0,7421146 0,744681 0,002566

60 0,854873 0,8036894 0,765957 0,037732

66 0,957371 0,83081 0,787234 0,043576

73 1,059869 0,8553978 0,808511 0,046887

70 1,162366 0,8774566 0,829787 0,047669

71 1,264864 0,8970399 0,851064 0,045976

87 1,264864 0,8970399 0,87234 0,024699

71 1,264864 0,8970399 0,893617 0,003423

74 1,469859 0,9292 0,914894 0,014306

66 1,572356 0,942066 0,93617 0,005896

90 1,572356 0,942066 0,957447 0,015381

89 1,674854 0,9530186 0,978723 0,025705

76 1,879849 0,9699357 1 0,030064

Keterangan : L HITUNG 0,0930 < LTABEL = 0,1282

Page 115: HUBUNGAN INTERAKSI TEMAN SEBAYA DENGAN PERCAYA DIRI …

Uji Signifikansi Normalitas Data Percaya Diri Anak

Yi Zi F(Zi) S(Si) I F(Zi) – S (Zi) I

64 -2,23582 0,012682 0,021277 0,008594803

50 -1,60563 0,054177 0,042553 0,011624027

43 -1,44809 0,073796 0,06383 0,009966559

48 -1,29054 0,098432 0,085106 0,013325132

52 -1,13299 0,128608 0,106383 0,022225393

52 -1,13299 0,128608 0,12766 0,000948797

62 -0,97545 0,164669 0,148936 0,015732981

42 -0,8179 0,206707 0,170213 0,036494081

35 -0,8179 0,206707 0,191489 0,015217485

44 -0,8179 0,206707 0,212766 0,006059111

50 -0,8179 0,206707 0,234043 0,027335707

41 -0,66035 0,254513 0,255319 0,000805978

44 -0,66035 0,254513 0,276596 0,022082574

46 -0,50281 0,30755 0,297872 0,009677287

57 -0,50281 0,30755 0,319149 0,011599309

59 -0,50281 0,30755 0,340426 0,032875905

57 -0,50281 0,30755 0,361702 0,0541525

53 -0,50281 0,30755 0,382979 0,075429096

49 -0,34526 0,364949 0,404255 0,039306428

55 -0,18771 0,42555 0,425532 0,021258473

64 -0,18771 0,42555 0,446809 0,021258473

58 -0,18771 0,42555 0,468085 0,042535069

49 -0,18771 0,42555 0,489362 0,063811664

46 -0,03017 0,487966 0,510638 0,022671955

47 -0,03017 0,487966 0,531915 0,043948551

52 0,127378 0,550679 0,553191 0,002512091

48 0,127378 0,550679 0,574468 0,023788686

50 0,127378 0,550679 0,595745 0,045065282

54 0,127378 0,550679 0,617021 0,066341878

44 0,127378 0,550679 0,638298 0,087618474

46 0,127378 0,550679 0,659574 0,108895069

48 0,284925 0,612149 0,680851 0,068702039

39 0,284925 0,612149 0,702128 0,089978635

51 0,442471 0,670926 0,723404 0,05247844

40 0,442471 0,670926 0,744681 0,073755036

42 0,442471 0,670926 0,765957 0,095031631

45 0,600018 0,725753 0,787234 0,061481305

51 0,757564 0,775644 0,808511 0,032866633

46 0,915111 0,819933 0,829787 0,00985402

44 1,072657 0,858288 0,851064 0,007223675

48 1,230204 0,89069 0,87234 0,018349143

50 1,230204 0,89069 0,893617 0,002927453

50 1,38775 0,917393 0,914894 0,002499811

46 1,545297 0,938863 0,93617 0,002692524

50 2,017936 0,978201 0,957447 0,020754238

56 2,333029 0,990177 0,978723 0,01145329

45 2,333029 0,990177 1 0,009823306

Keterangan : L HITUNG 0,1088 < LTABEL 0,1282

Page 116: HUBUNGAN INTERAKSI TEMAN SEBAYA DENGAN PERCAYA DIRI …

Hasil Uji Signifikan Normalitas Data

Data Variabel Lhitung > < Ltabel Kesimpulan

Interaksi Teman

Sebaya 0,0930 0,1282 Distribusi Normal

Percaya Diri 0,1088 0,1282 Distribusi Normal

Populasi berdistribusi normal apabila Lhitung < Ltabel. Apabila Ltabel lebih besar

maka data berdistribusi tidak normal. Berdasarkan hasil perhitungan data interaksi teman

sebaya dengan rumus uji Liliefors diperoleh Lhitung = 0,0930 dan Ltabel = 0,1282 pada taraf

signifikansi = 0,05 dan n = 47. Ini berarti Lhitung (0,0930) < Ltabel (0,1282). Artinya

sebaran data interaksi teman sebaya berdistribusi normal, dan berdasarkan perhitungan

percaya diri dengan rumus uji Liliefors diperoleh Lhitung = 0,1088 dan Ltabel = 0,1282

dengan taraf signifikansi = 0,05 dan n = 47. Ini berarti Lhitung (0,1088) < Ltabel (0,1282),

artinya sebaran data percaya diri berdistribusi normal.

Page 117: HUBUNGAN INTERAKSI TEMAN SEBAYA DENGAN PERCAYA DIRI …
Page 118: HUBUNGAN INTERAKSI TEMAN SEBAYA DENGAN PERCAYA DIRI …
Page 119: HUBUNGAN INTERAKSI TEMAN SEBAYA DENGAN PERCAYA DIRI …
Page 120: HUBUNGAN INTERAKSI TEMAN SEBAYA DENGAN PERCAYA DIRI …
Page 121: HUBUNGAN INTERAKSI TEMAN SEBAYA DENGAN PERCAYA DIRI …
Page 122: HUBUNGAN INTERAKSI TEMAN SEBAYA DENGAN PERCAYA DIRI …
Page 123: HUBUNGAN INTERAKSI TEMAN SEBAYA DENGAN PERCAYA DIRI …
Page 124: HUBUNGAN INTERAKSI TEMAN SEBAYA DENGAN PERCAYA DIRI …
Page 125: HUBUNGAN INTERAKSI TEMAN SEBAYA DENGAN PERCAYA DIRI …
Page 126: HUBUNGAN INTERAKSI TEMAN SEBAYA DENGAN PERCAYA DIRI …
Page 127: HUBUNGAN INTERAKSI TEMAN SEBAYA DENGAN PERCAYA DIRI …
Page 128: HUBUNGAN INTERAKSI TEMAN SEBAYA DENGAN PERCAYA DIRI …
Page 129: HUBUNGAN INTERAKSI TEMAN SEBAYA DENGAN PERCAYA DIRI …
Page 130: HUBUNGAN INTERAKSI TEMAN SEBAYA DENGAN PERCAYA DIRI …
Page 131: HUBUNGAN INTERAKSI TEMAN SEBAYA DENGAN PERCAYA DIRI …

Recommended